BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI...

36
Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 Penetapan SNI 2013 > > > Daftar Isi 2013 Buletin Informasi SNI Terbaru Buletin Informasi SNI Terbaru di terbitkan 3 bulan sekali Buletin ini tersedia dalam bahasa Indonesia. Edisi elektronik (file PDF) Buletin SNI dapat diakses secara gratis di website www.bsn.go.id atau hubungi kami: Badan Standardisasi Nasional Badan Standardisasi Nasional Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi Gdg. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt.3 Jl. Jend. Gatot Subroto Senayan Jakarta 10270 Telp. 021-574 7043/44 ext. 144, 312 & 148 Faks: 021-574 7045, Website: www.bsn.go.id E-mail: [email protected] Pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) menjadikan ASEAN steril terhadap aneka hambatan, baik tarif maupun non-tarif termasuk penerapan regulasi yang mempengaruhi kelancaran perdagangan barang dan jasa di kawasan ASEAN. Regulasi dimaksud bisa berupa pajak atau bea masuk, kuota ekspor dan impor, peraturan negara tentang proteksi, dan peraturan lain yang bersifat menghambat perdagangan. Dalam praktek, perdagangan bebas bersifat komplek dan sarat kepentingan. Sekalipun segala bentuk hambatan perdagangan tidak diizinkan untuk diberlakukan, atas dasar suatu kepentingan tertentu suatu negara memberlakukan regulasi teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian yang berlebihan. [email protected] +62 21 574 7043-44 Penerapan standar dan peraturan teknis yang melebihi dari apa yang dibutuhkan harus dihindari agar tidak menjadi hambatan teknis bagi perdagangan. Untuk itu, harmonisasi standar dan peraturan teknis memainkan peranan penting dalam fasilitasi perdagangan. Harmonisasi di sini adalah harmonisasi standar dan regulasi teknis di masing-masing anggota ASEAN kepada standar internasional. Dalam Buletin Volume 1 No. 3 ini menyajikan informasi tentang SNI yang ditetapkan pada periode Juli - September 2013, antara lain SNI yang sudah harmonis dengan standar Internasional (ISO). (sumber : SNI Valuasi Vol.7/No.3/2013) ISSN 2337-960X Standard Facing ASEAN Economic Community S N I m e m p e r k u a t i n d u s t r i u n t u k m e n g h a d a p i A S E A N E c o n o m i c C o m m u n i t y

Transcript of BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI...

Page 1: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

Standard Facing ASEAN Economic Community

BULETIN INFORMASI SNI TERBARUCurrent Awareness Service Bul let inVolume 1 No. 3 , November 2013

Penetapan SNI 2013>>> Daftar Is i

2013

Buletin Informasi SNI Terbaru

Buletin Informasi SNI Terbaru di terbitkan 3 bulan sekaliBuletin ini tersedia dalam bahasa Indonesia.

Edisi elektronik (file PDF) Buletin SNI dapat diakses secara gratis di website www.bsn.go.id

atau hubungi kami:

Badan Standardisasi Nasional

Badan Standardisasi NasionalPusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi

Gdg. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt.3 Jl. Jend. Gatot Subroto Senayan Jakarta 10270Telp. 021-574 7043/44 ext. 144, 312 & 148 Faks: 021-574 7045, Website: www.bsn.go.id E-mail: [email protected]

Pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) menjadikan ASEAN steril terhadap aneka hambatan, baik tarif maupun non-tarif termasuk penerapan regulasi yang mempengaruhi kelancaran perdagangan barang dan jasa di kawasan ASEAN. Regulasi dimaksud bisa berupa pajak atau bea masuk, kuota ekspor dan impor, peraturan negara tentang proteksi, dan peraturan lain yang bersifat menghambat perdagangan. Dalam praktek, perdagangan bebas bersifat komplek dan sarat kepentingan. Sekalipun segala bentuk hambatan perdagangan tidak diizinkan untuk diberlakukan, atas dasar suatu kepentingan tertentu suatu negara memberlakukan regulasi teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian yang berlebihan.

[email protected]

+62 21 574 7043-44

Penerapan standar dan peraturan teknis yang melebihi dari apa yang dibutuhkan harus dihindari agar tidak menjadi hambatan teknis bagi perdagangan. Untuk itu, harmonisasi standar dan peraturan teknis memainkan peranan penting dalam fasilitasi perdagangan. Harmonisasi di sini adalah harmonisasi standar dan regulasi teknis di masing-masing anggota ASEAN kepada standar internasional. Dalam Buletin Volume 1 No. 3 ini menyajikan informasi tentang SNI yang ditetapkan pada periode Juli - September 2013, antara lain SNI yang sudah harmonis dengan standar Internasional (ISO).

(sumber : SNI Valuasi Vol.7/No.3/2013)

ISSN 2337-960X Standard Facing ASEAN Economic Community

atau hubungi kami:

SNI m

empe

rkua

t ind

us

tri untuk menghadapi ASEAN

Economic Com

m

unity

Page 2: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN.

Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu meliputi:

a). Openess (keterbukaan);b). Transparency (transparansi);

c). Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak);d). Effectiveness and relevance;

e). Coherence; f) . Development dimension (berdimensi pembangunan)

SNI selalu berkembang sesuai dengan perubahan yang ada, baik di tingkat nasional maupun internasional. Perkembangan tersebut perlu diketahui oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, melalui Buletin Informasi SNI terbaru yang

hadir secara berkala, kami memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat luas, khususnya stakeholder BSN

Tentang SNITentang SNI

i

Penerbit :

Pusat Informasi dan Dokumentasi StandardisasiBadan Standardisasi Nasional (BSN)

Penanggungjawab : Dra. Dewi Odjar Ratna Komala, MMPimpinan redaksi : Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.Editor : Titin Resmiatin & Sri Lestari HandayaniDesain/Artistik : Dedy Maulana

Alamat :

Pusat Informasi dan Dokumentasi StandardisasiGedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270

Telp. 021-5747043, Fax. 021-5747045Email : dokinfo.bsn.go.id, Website : www.bsn.go.id

Page 3: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

Penetapan SNI Tahun 2013Penetapan SNI Tahun 2013

ii

SNI Per Sektor Jumlah

03 Sosiologi. Jasa. Organisasi Dan Manajemen Perusahaan 1

07 Matematika. Ilmu Pengetahuan Alam 3

13 Perlindungan Lingkungan Dan Kesehatan. Keselamatan 5

19 Pengujian 4

23 Sistem Fluida & Komponen untuk Penggunaan Umum 1

27 Rekayasa Energi Dan Pemindahan Panas 3

29 Rekayasa Listrik 8

59 Teknologi Tekstil Dan Kulit 8

61 Industri Pakaian 1

65 Pertanian 60

67 Teknologi Pangan 8

79 Teknologi Kayu 7

81 Industri Kaca Dan Keramik 1

83 Industri Karet Dan Plastik 5

91 Bahan Konstruksi dan Bangunan 1

Total 116

Pada tahun 2013 periode Juli - September, BSN telah menetapkan 116 judul SNI, dengan rincian menurut sektor ICS sebagai berikut :

Page 4: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

Halaman

Tentang SNI ................................................................................................................ i

Penetapan SNI Tahun 2013 ......................................................................................... ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

Daftar SNI Terbaru Tahun 2013 Periode Juli - September ........................................... 1

ICS 3 Sosiologi. Jasa. Organisasi dan Manajemen Perusahan ................................. 1

ICS 7 Matematika. Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................ 1

ICS 13 Perlindungan Lingkungan dan Kesehatan. Keselamatan ............................... 2

ICS 19 Pengujian ........................................................................................................ 3

ICS 23 Sistem Fluida dan Komponen untuk Penggunaan Umum .............................. 4

ICS 27 Rekayasa Energi dan Pemindahan Panas ....................................................... 4

ICS 29 Rekayasa Listrik .............................................................................................. 5

ICS 59 Teknologi Tekstil dan Kulit ............................................................................. 7

ICS 61 Industri Pakaian .............................................................................................. 9

ICS 65 Pertanian ........................................................................................................ 9

ICS 67 Teknologi Pangan ........................................................................................... 25

ICS 79 Teknologi Kayu ............................................................................................... 27

ICS 81 Industri Kaca dan Keramik ............................................................................. 29

ICS 83 Industri Karet dan Plastik .............................................................................. 29

ICS 91 Bahan Konstruksi dan Bangunan .................................................................. 30

Daftar IsiDaftar Isi

iii

SNI Per Sektor Jumlah

03 Sosiologi. Jasa. Organisasi Dan Manajemen Perusahaan 1

07 Matematika. Ilmu Pengetahuan Alam 3

13 Perlindungan Lingkungan Dan Kesehatan. Keselamatan 5

19 Pengujian 4

23 Sistem Fluida & Komponen untuk Penggunaan Umum 1

27 Rekayasa Energi Dan Pemindahan Panas 3

29 Rekayasa Listrik 8

59 Teknologi Tekstil Dan Kulit 8

61 Industri Pakaian 1

65 Pertanian 60

67 Teknologi Pangan 8

79 Teknologi Kayu 7

81 Industri Kaca Dan Keramik 1

83 Industri Karet Dan Plastik 5

91 Bahan Konstruksi dan Bangunan 1

Total 116

Page 5: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

Daftar SNI yang ditetapkan tahun 2013 periode Juli - SeptemberDaftar SNI yang ditetapkan tahun 2013 periode Juli - September

1

03 SOSIOLOGI. JASA. ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

SNI ISO/IEC TS 17021-2:2012, Penilaian Kesesuaian - Persyaratan lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem manajemen Bagian 2: Persyaratan kompetensi untuk audit dan sertifikasi sistem manajemen ling-kungan

Abstrak : Standar SNI ISO/IEC TS 17021-2:2012 merupakan adopsi identik dari ISO/IEC TS 17021-2:2012 (E) dan merupakan pelengkap dari SNI ISO/IEC 17021:2011. Standar ini menjelaskan persyaratan kompetensi tambahan untuk personel yang terlibat dalam proses audit dan proses sertifikasi untuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML) serta melengkapi persyaratan ISO/IEC 17021 yang berlaku. Dalam standar ini dinyatakan bahwa persyaratan kompetensi untuk setiap fungsi dinyatakan dalam teks utama dari standar ini, dan menjadi referensi persyaratan spesifik (tabel lampiran A pada standar ini).

07 MATEMATIKA. ILMU PENGETAHUAN ALAM

SNI 7802:2013, Prosedur pemotretan udara analogAbstrak : SNI 7802:2013 merupakan standar baru tentang prosedur pemotretan udara analog yang meliputi

persyaratan, proses, dan spesifikasi luaran pemotretan udara dengan menggunakan kamera udara metrik analog. Standar ini berlaku untuk pemotretan udara menggunakan metode pemotretan vertikal.

Persyaratan umum standar ini diantaranya adalah bahwa sebelum melaksanakan pemotretan udara, pelaksana kerja wajib:

1) mendapatkan security clearance, yaitu perizinan dari pihak berwenang yang diperlukan untuk melakukan pemotretan udara;

2) memiliki sertifikat kalibrasi kamera udara metrik yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat kamera udara metrik udara atau badan kalibrasi yang diakui.

Selain itu, harus memenuhi persyaratan teknis diantarnya:1) Kamera udara metrik yang didesain sedemikian rupa sehingga distorsi radial tidak melampui 5

mikrometer;2) Film yang digunakan berukuran foto udara 23 cm x 23 cm, jenis pankromatis, warna, atau

inframerah false colour ;3) Navigasi satelit. Jika pemotretan udara memanfaatkan GPS atau satelit navigasi lainnya, maka

harus ada sinkronisasi atau hubungan antara posisi antena GPS dengan posisi pusat proyeksi pada saat bukaan foto;

4) Kontrol tanah.

SNI 7924:2013, Instalasi stasiun pasang surutAbstrak : Standar ini adalah standar baru yang berisi klasifikasi, ketentuan, dan spesifikasi teknis yang

berhubungan dengan pembangunan stasiun pasut (tempat pengamatan pasut dilakukan). Acuan normatif yang digunakan dalam standar ini yaitu SNI 6988:2004, Jaring kontrol vertikal dengan

metode sipat datar. Pada standar ini stasiun pasut di klasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1) Stasiun pasut permanen

dan 2) Stasiun pasut temporer. Dalam standar ini, berdasarkan ketentuannya, lokasi stasiun pasut harus:

- Tidak berada pada muara sungai untuk menghindari pengaruh debit sungai terhadap pasut laut yang diamati.

- Terlindung atau dilindungi dari gelombang laut, namun tetap memiliki akses langsung ke lautan baik pada keadaan pasang ataupun surut.

- Mudah diakses pada segala cuaca dan keadaan.- Memiliki sedimen dasar laut yang stabil (tidak berlumpur) dan keras untuk menghindari turunnya

kedudukan alat pengamat pasut.- Kedalaman laut di daerah sekitar stasiun pasut relatif homogen (tidak ada variasi kedalaman yang

ekstrim).- Lokasi harus memudahkan untuk pelaksanaan pengawasan dan pemeliharaan stasiun.

Page 6: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

1 2

SNI 7925:2013, Pemetaan lahan gambut skala 1:50.000 berbasis citra penginderaan jauhAbstrak : SNI 7925:2013 menetapkan definisi istilah, sumber data yang digunakan, dan proses pemetaan lahan

gambut, yang meliputi kompilasi data, interpretasi citra satelit, survei lapangan, perbaikan peta lahan gambut , penyusunan basis data, dan penyajian peta lahan gambut.

Standar baru ini berisi rangkaian proses yang digunakan untuk memetakan lahan gambut di Indonesia dan berlaku untuk skala 1:50.000, yang menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam melakukan pemetaan lahan gambut sehingga menghasilkan informasi yang akurat dan berkualitas. Informasi hasil pemetaan dikelompokkan menjadi informasi spasial dan informasi deskriptif.

Yang dimaksud informasi spasial dalam standar ini yaitu informasi yang menjadi satuan unit pemetaan, sementara informasi deskriptif merupakan penjelasan dari setiap unit pemetaan.

13 PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN. KESELAMATAN

SNI ISO 17874-3:2013, Peralatan penanganan jarak jauh untuk bahan radioaktif - Bagian 3: Manipulator master-slave elektrisAbstrak : SNI ISO 17874-3:2013 merupakan adopsi identik dari ISO 17874-3:2011 dengan metode terjemahan,

yang menetapkan fitur utama dari manipulator master-slave listrik untuk digunakan dalam aplikasi nuklir. Standar ini menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang berhubungan dengan fitur desain manipulator master-slave listrik untuk aplikasi baik di dalam dan di luar bangunan pabrik nuklir.

Standar ini tidak membahas prototipe, peralatan eksperimen dan jenis yang lama/usang, melibatkan variasi dalam desain yang menghilangkan satu atau lebih fitur yang penting dari manipulator master-slave elektris (misalnya kekuatan refleksi gaya).

SNI ISO 2919, Proteksi radiologi - Sumber radioaktif terbungkus - Persyaratan umum dan klasifikasiAbstrak : Standar ini merupakan revisi dari SNI 18-6650.1-2002 dengan cara adopsi identik ISO 2919:2012

dengan metode terjemahan. Standar ini menetapkan suatu sistem klasifikasi untuk sumber radioaktif terbungkus yang didasarkan pada persyaratan kinerja uji dan menentukan persyaratan umum, uji kinerja, uji produksi, penandaan dan sertifikasi.

Sistem tingkat klasifikasi SNI ISO 2919:2013 ini didasarkan pada kondisi uji lingkungan, diantaranya: suhu, tekanan eksternal, tumbuk, getar, tusuk, dan tekuk, yang disusun berdasarkan tingkat keparahan. dengan persyaratan kinerja yang tidak mempertimbangkan pengaruh kebakaran, ledakan dan korosi (sebagaimana terlampir dalam tabel 3 standar ini).

SNI 7859:2013, Peranti listrik rumah tangga dan sejenis-Keselamatan-Bagian 1: Persyaratan umumAbstrak : SNI 7859:2013 merupakan standar hasil dari adopsi secara modifikasi dari IEC 60335-1:2010;

Household and similar electrical appliances – Safety – Part 1: General requirements, yang merupakan revisi dari SNI IEC 60335-1: 2010 Piranti listrik rumah tangga dan sejenis –Keselamatan – Bagian 1: Persyaratan umum.

Standar ini berkaitan dengan keamanan peralatan listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya, tegangan mereka menjadi tidak lebih dari 250 V untuk peranti fase tunggal dan 480 V untuk peranti lain. Peralatan yang dioperasikan dengan baterai dan peralatan DC lainnya yang diberikan ada dalam ruang lingkup standar ini. Peralatan tidak dimaksudkan untuk penggunaan rumah tangga normal tetapi yang tetap bisa menjadi sumber bahaya bagi publik, misalnya peranti yang dimaksudkan untuk digunakan oleh orang awam di toko-toko, di industri ringan dan pertanian, termasuk dalam ruang lingkup standar ini. Contoh peralatan seperti peralatan katering, peralatan pembersih untuk penggunaan komersial, dan peralatan untuk penata rambut.

Perubahan mendasar dalam Standar ini dibandingkan dengan edisi sebelumnya adalah sebagai berikut:

- Updated teks standar untuk menyesuaikan dengan edisi terbaru dari referensi normatif tanggal;

- Memodifikasi persyaratan keselamatan fungsional menggunakan sirkuit elektronik diprogram termasuk persyaratan validasi perangkat lunak;

- Diperbarui Klausul 29 untuk menutupi kebutuhan isolasi mengalami tegangan frekuensi tinggi seperti dalam modus saklar sirkuit listrik;

- Diperbarui Sub-pasal 30.2 untuk lebih menyelaraskan pilihan pra-seleksi dengan opsi pengujian produk akhir;

- Menghapus beberapa catatan dan dikonversi banyak catatan lain untuk teks normatif; - Menjelaskan persyaratan untuk konstruksi kelas III.

Page 7: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

43

SNI 7896:2013, Pengelolaan hutan lindung lestariAbstrak : SNI 7896:2013 merupakan standar baru yang menetapkan prinsip, kriteria dan indikator pengelolaan

hutan lindung lestari sebagai panduan pengelolaan hutan lindung lestari untuk digunakan pemangku kepentingan.

Prinsip dan kriteria pengelolaan hutan lindung lestari mencakup: 1) Kelestarian fungsi ekologis dan tata air; 2) Kelestarian fungsi sosial dan ekonomi; dan 3) Prasyarat pengelolaan hutan lindung lestari.

Berdasarkan standar ini, kriteria dan indikator pengelolaan hutan lindung lestari meliputi:1) Terpeliharanya sumber daya hutan lindung; 2) Terpeliharanya fungsi tata air;3) Terpeliharanya fungsi lingkungan lainnya;4) Terpeliharanya akses pengelolaan dan pemanfaatan masyarakat yang adil;5) Terpeliharanya sumber-sumber ekonomi masyarakat;6) Terpeliharanya integrasi sosial budaya masyarakat;7) Penataan organisasi;8) Penyiapan sumber daya manusia;9) Dukungan pendanaan.

SNI 7897:2013, Tanaman penghasil gaharu yang berasal dari hasil propagasi (budidaya) - Panduan penelusuranAbstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan panduan penelusuran tanaman penghasil

gaharu yang berasal dari hasil propagasi (budidaya) meliputi informasi penanaman, perlakuan/pemeliharaan, pemanenan dan peredaran dalam perdagangan untuk digunakan oleh para pemangku kepentingan.

Yang dimaksud gaharu dalam SNI 7897:2013 adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar resin wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari suatu proses infeksi oleh jamur (Fungi) yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria spp. dan Gyrinops spp. (nama daerah: karas, alim, garu, dan lain-lain)

Persyaratan bagi penghasil gaharu, meliputi: 1) Pelaku penanaman skala kecil, 2) Pelaku penanaman skala besar, dan 3) Pengumpul/pengolah dan/atau eksportir. Sedangkan prosedur penelusuran tanaman penghasil gaharu terdiri atas penyediaan informasi, pelaporan dan verifikasi.

19 PENGUJIAN

SNI ISO/TS 11774:2013, Uji tak rusak - Kualifikasi berbasis kinerjaAbstrak : Standar ini merupakan adopsi identik dari ISO/TS 11774:2011 dengan metode terjemahan, yang

menyediakan metode untuk kualifikasi personel uji tak rusak (UTR), prosedur dan peralatan UTR spesifik yang dilakukan sesuai dengan prosedur terdokumentasi yang ditetapkan dalam program kualifikasi berbasis kinerja.

Implementasi standar ini mensyaratkan kerjasama antara Komite Sektor Industri (KSI) dan lembaga kualifikasi untuk memastikan kinerja spesifik yang diharapkan dapat dipenuhi.

Metodologi kualifikasi yang dijelaskan dalam standar ini berdasarkan pada kemampuan kandidat dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk mendeteksi dan mengukur diskontinuitas kritis yang ekivalen dengan diskontinuitas yang dapat dideteksi dan diukur dalam program kualifikasi berbasis kinerja yang ditetapkan oleh KSI.

Kualifikasi berbasis kinerja memungkinkan bahwa kualifikasi dan persetujuan pihak kedua (berbasis perusahaan) misalnya, sesuai dengan ANSI/ASNT CP-189[3] atau kualifikasi dan sertifikasi pihak ketiga (misalnya, sesuai dengan ISO 9712[1] atau EN 473[2], dilanjutkan dengan pelatihan kerja (on-the-job) yang tidak menyediakan tingkat kepercayaan yang disyaratkan untuk melakukan inspeksi kritis yang terkait keselamatan, dan standar ini menyediakan kriteria untuk membantu persiapan seseorang dalam pengujian kualifikasi berbasis kinerja.

Kualifikasi standar ini terbatas untuk aplikasi spesifik, menggunakan prosedur spesifik terdokumentasi dalam program kualifikasi berbasis kinerja.

SNI ISO 16526-1:2013, Uji tak rusak - Pengukuran dan evaluasi tegangan tabung sinar-X - Bagian 1: Metode pembagi teganganAbstrak : SNI ISO 16526-1:2013 merupakan adopsi identik dari ISO 16526-1:2011, Non-destructive testing

– Measurement and evaluation of the X-ray tube voltage – Part 1: Voltage divider method, dengan

Page 8: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

4

metode terjemahan. Standar ini menetapkan metode untuk pengukuran langsung dan absolut dari tegangan tinggi rata-rata konstan potensial (DC) sistem X-ray pada sisi sekunder generator tegangan tinggi. Tujuannya adalah untuk memeriksa kesesuaian dengan nilai tegangan tinggi yang ditunjukkan pada unit kendali sistem sinar-X.

Metode ini diterapkan untuk menjamin suatu hasil operasi sistem sinar-X mampu-ulang karena tegangan mempengaruhi penetrasi terhadap bahan dan kontras citra sinar-X dan juga persyaratan terkait proteksi radiasi.

SNI ISO 16526-2:2013, Uji tak rusak - Pengukuran dan evaluasi tegangan tabung sinar-X - Bagian 2: Pemeriksaan kekonstanan dengan metode filter tebalAbstrak : SNI ISO 16526-2:2013 merupakan merupakan adopsi identik dari ISO 16526-2:2011, Non-destructive

testing – Measurement and evaluation of the X-ray tube voltage – Part 2: Constancy check by the thick filter method, dengan metode terjemahan. Standar ini menentukan pemeriksaan kekonstanan sistem sinar-X terutama pemeriksaan tegangan, dan arus tabung sinar-X serta target yang dapat berubah akibat penuaan tabung. Metode ini direkomendasikan untuk memeriksa stabilitas sistem sinar-X secara berkala.

Metode ini dapat diterapkan untuk semua jenis sistem sinar-X, yaitu untuk generator potensial konstan, setengah gelombang dan gelombang impuls dengan arus tabung lebih besar dari 1 mA.

SNI ISO 16526-3:2013, Uji tak rusak - Pengukuran dan evaluasi tegangan tabung sinar-X - Bagian 3: Metode spektrometriAbstrak : Standar ini merupakan adopsi identik dari ISO 16526-3:2011 dengan metode terjemahan, menentukan

metode uji untuk pengukuran tegangan tabung sinar-X tanpa mengganggu sistem (non-invasif) dengan menggunakan spektrum energi sinar-X (metode spektrometri). Bagian dari standar ini mencakup rentang tegangan dari 10 kV sampai dengan 500 kV.

Tujuannya adalah untuk memeriksa hubungan tegangan aktual dengan nilai yang ditunjukkan pada panel kendali dari unit sinar-X. Hal ini dimaksudkan hanya untuk mengukur energi maksimum dan tidak untuk mengukur spektrum sinar-X secara keseluruhan.Prosedur diterapkan untuk unit sinar-X tipe tangki dan potensial konstan.

23 SISTEM FLUIDA DAN KOMPONEN UNTUK PENGGUNAAN UMUM

SNI 0068:2013, Pipa baja untuk konstruksi umumAbstrak : SNI 0068:2013 merupakan revisi SNI 0068:2007, Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, yang

direvisi dengan tujuan untuk penyesuaian terhadap perkembangan teknologi dan penyelarasan dengan standar internasional yang berlaku.

Standar ini menetapkan acuan normatif, definisi, syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, syarat lulus uji, pengemasan dan syarat penandaan pada pipa baja konstruksi umum yang digunakan untuk pekerjaan sipil, arsitektur, tiang listrik/ telepon, scaffolding, menara, dan keperluan konstruksi umum lainnya kecuali untuk pipa pancang.

Syarat mutu komposisi kimia bahan baku pipa baja untuk konstruksi umum harus sesuai dengan yang tercantum pada Tabel 1 dan Tabel 2 standar ini, diantaranya: Kelas 1 komposisi P dan S maks. 0,050. Sedang Kelas 2 - 5 komposisi P dan S maks. 0,040

Pengambilan contoh dilakukan untuk pipa bulat dan pipa persegi dengan cara pengujian terhadap : 1) Sifat tampak; 2) Pengujian dimensi; 3) Pengujian tarik; 4) Uji lengkung; dan 5) Uji linyak

27 REKAYASA ENERGI DAN PEMINDAHAN PANAS

SNI IEC 61194:2013, Parameter karakteristik sistem fotovoltaik yang berdiri sendiriAbstrak : SNI IEC 61194:2013 merupakan standar mengenai “Parameter karakteristik sistem fotovoltaik yang

berdiri-sendiri”, diadopsi secara identik dengan metode terjemahan dari standar IEC 61194:1992: Characteristic Parameters of stand-alone photovoltaic (PV) system. Standar ini mendefinisikan parameter listrik, mekanik dan lingkungan utama untuk deskripsi dan analisis kinerja sistem fotovoltaik yang berdiri sendiri.

Pada standar ini, parameter diperlihatkan dalam format standar untuk kebutuhan pengadaan dan analisa kinerja, berupa:

- Pengukuran kinerja sistem fotovoltaik yang berdiri sendiri untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Page 9: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

5

- Perbandingan kinerja hasil perhitungan yang diharapkan dengan pengukuran di lokasi, keduanya diextrapolasi terhadap kondisi STC (Standard Test Condition).

SNI IEC 61215:2013, Modul fotovoltaik silikon kristal - Kualifikasi desain dan pengesahan jenisAbstrak : SNI IEC 61215:2013 merupakan standar mengenai “ Modul fotovoltaik silikon kristal – Kualifikasi

desain dan pengesahan jenis”, yang diadopsi secara identik dengan metode terjemahan dari standar IEC 61215:2005; Crystalline silicon terrestrial photovoltaic (PV) modules – Design qualification and type approval.

Standar ini menetapkan persyaratan kualifikasi desain dan persetujuan jenis modul fotovoltaik terestrial yang cocok untuk operasi jangka panjang dalam iklim terbuka umum, sebagaimana didefinisikan dalam IEC 60721-2-1. Selain itu juga menentukan karakteristik listrik dan termal modul serta menunjukkan, sejauh mungkin, bahwa modul mampu menahan kontak yang terlalu lama di iklim tertentu.

10.1.3 Dipersyaratan dalam standar ini, bahwa kondisi visual selain cacat berat yang tercantum pada tabel

dalam klausul 7 standar ini, dapat diterima untuk keperluan pengesahan. Sedang Persyaratan Pengujian yang harus dipenuhi:

- Tidak ada dielektrik breakdown (kerusakan dielektrik yang ditunjukkan dengan hilangnya tegangan akibat hubung singkat sebelum 1 menit pengujian) atau surface tracking (kerusakan atau cacat pada permukaan dielektrik) selama pengujian c);

- Untuk modul surya dengan luas lebih kecil dari 0,1 m2 tahanan insulasi yang terukur tidak lebih kecil dari 400 MΩ;

- Untuk modul surya dengan luas lebih besar dari 0,1 m2, tahanan insulasi yang terukur dikalikan dengan luas modul surya tidak lebih kecil dari 40 MΩ m2.

SNI IEC 62006:2013, Mesin hidrolik - Uji keberterimaan instalasi pembangkit listrik tenaga air skala kecilAbstrak : SNI IEC 62006:2013 ini diadopsi secara identik dengan metode terjemahan dari IEC 62006:2010;

Hydraulic machines – Acceptance tests of small hydroelectric installations”. Standar ini mendefinisikan pengujian, metode pengukuran dan kondisi jaminan kontrak untuk uji penerimaan bidang mesin pembangkit di instalasi pembangkit listrik tenaga air kecil, dan berlaku untuk instalasi yang berisi dorongan atau reaksi turbin dengan unit daya hingga sekitar 15 MW dan diameter referensi dari sekitar 3 m. Generator yang dijalankan dapat dari jenis sinkron atau asinkron.

Standar ini berisi informasi tentang sebagian besar uji yang dibutuhkan untuk penerimaan dari turbin hidrolik seperti tes keselamatan persetujuan, operasi percobaan dan uji reliabilitas, serta untuk verifikasi kavitasi, kebisingan dan getaran kondisi, jika diperlukan.

29 REKAYASA LISTRIK

SNI IEC 60034-1:2013, Mesin listrik berputar - Bagian 1: Pengenal dan unjuk kerjaAbstrak : Standar yang diadopsi secara identik dengan metode terjemahan dari standar IEC 60034-1:2010

Rotating electrical machines - Part 1: Rating and performance ini merupakan revisi dari SNI IEC 60034-1:2009 Mesin listrik berputar - Bagian 1: Pengenal dan kinerja. Standar ini berlaku untuk semua mesin listrik berputar kecuali yang dicakup oleh SNI IEC lain, misalnya, SNI IEC 60349.

Mesin dalam ruang lingkup standar ini juga dapat dikenakan untuk menggantikan, memodifikasi atau persyaratan tambahan dalam publikasi lain, misalnya, SNI IEC 60079. Perubahan sehubungan dengan edisi sebelumnya adalah: klarifikasi suhu air pendingin, pengakuan kode IE, dan klarifikasi istilah “toleransi”.

SNI IEC 60034-2-1:2013, Mesin listrik berputar - Bagian 2-1: Metode standar untuk menentukan rugi-rugi dan efisiensi dari pengujian (tidak termasuk mesin untuk kendaraan traksi)Abstrak : Standar ini merupakan adopsi secara identik dengan metode terjemahan dari standar IEC 60034-2-

1:2007 Rotating electrical machines - Part 2-1: Standard methods for determining losses and efficiency from tests (excluding machines for traction vehicles yang merupakan revisi dari SNI 04-0918.2A-2000 Mesin listrik berputar - Bagian 2A: Metode untuk menentukan rugi-rugi dan efisiensi mesin listrik berputar berdasarkan pengujian (tidak termasuk mesin untuk kendaraan traksi ) - Penentuan rugi-rugi dengan metode kalorimetrik.

Dalam standar ini, frekuensi 60 Hz tidak digunakan karena sistem frekuensi yang berlaku di Indonesia adalah 50 Hz.

SNI IEC 60034-2-1:2013 dibuat dengan tujuan untuk menghasikan metode yang menentukan efisiensi dari pengujian dan juga untuk menentukan metode untuk mendapatkan rugi-rugi yang spesifik, yang

Page 10: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

65

berlaku untuk mesin a.s. serta mesin induksi dan mesin sinkron a.b dari semua ukuran yang termasuk kedalam lingkup standar IEC 60034-1.

SNI IEC 60034-3:2013, Mesin listrik berputar - Bagian 3: Persyaratan khusus untuk generator sinkron yang diputar oleh turbin uap atau turbin gas bakarAbstrak : SNI IEC 60034-3:2013 merupakan standar yang diadopsi secara identik dengan metode terjemahan dari

standar International IEC 60034-3 : 2007 Rotating electrical machines – Part 3: Specific requirements for synchronous generators driven by steam turbines or combustion gas turbines yang merupakan revisi dari SNI IEC 60034-3:2009, Mesin listrik berputar - Bagian 3: Persyaratan khusus mesin sinkron rotor silindris.

Standar ini berlaku untuk tiga fase generator sinkron, setelah dinilai output dari 10 MVA dan di atas didorong oleh turbin uap atau turbin gas pembakaran. Menyediakan persyaratan umum serta persyaratan khusus untuk udara, hidrogen atau liquid cooled generator sinkron dan suplemen persyaratan dasar yang ada dalam SNI IEC 60034-1.

Dalam standar ini, frekuensi 60 Hz tidak digunakan karena sistem frekuensi yang berlaku di Indonesia adalah 50 Hz. Standar ini juga memberikan tindakan pencegahan yang harus diambil ketika menggunakan generator yang didinginkan dengan hidrogen termasuk:

- penguat berputar yang digerakkan generator sinkron;- perlengkapan bantu yang diperlukan untuk mengoperasikan generator;- bagian dari bangunan yang mungkin mengakumulasikan hidrogen;

SNI IEC 60076-1:2013, Transformator daya - Bagian 1: umumAbstrak : SNI IEC 60076-1:2013 ini merupakan revisi dari SNI 04-6954-1:2003 Tranformator tenaga - Bagian 1:

umum dengan mengadopsi identik IEC 60076-1:2011 Power transformers - Part 1: General. Standar ini berlaku untuk transformator daya fase-tiga dan fase-tunggal (termasuk oto-transformator)

dengan pengecualian kategori tertentu dari transformator kecil dan khusus seperti: a) transformator fase-tunggal dengan daya pengenal kurang dari 1 kVA dan transformator fase-tiga

kurang dari 5 kVA;b) transformator yang tidak memiliki belitan dengan tegangan pengenal lebih besar dari 1000 V;c) transformator instrumen;d) transformator traksi yang dipasang pada bantalan gelinding (rolling stock); e) transformator pengasut; f) transformator uji;g) transformator las; h) transformator tahan ledakan dan pertambangan; i) transformator untuk aplikasi di air dalam (terendam);j) fasilitas untuk pemantauan kondisi dan pertimbangan lingkungan dan keselamatan.

SNI IEC 60079-14:2013, Atmosfer ledak-Bagian 14: desain, pemilihan dan pemasangan instalasi listrikAbstrak : SNI IEC 60079-14:2013 merupakan standar adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO

60079-14:2007 Explosive atmospheres - Part 14: Electrical installations design, selection and erection, yang merupakan bagian dari SNI IEC 60079. Standar ini berisi persyaratan khusus untuk desain, pemilihan dan pemasangan instalasi listrik di area berbahaya terkait dengan ledakan. Peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kondisi lingkungan lainnya, misalnya, perlindungan terhadap masuknya air dan ketahanan terhadap korosi, metode tambahan perlindungan mungkin diperlukan. Metode yang digunakan seharusnya tidak mempengaruhi integritas kandang.

Persyaratan standar ini hanya berlaku untuk penggunaan peralatan dalam kondisi atmosfer normal atau mendekati normal.

SNI IEC 60137:2013, Busing berinsulasi untuk arus bolak balik voltase diatas 1000 VAbstrak : SNI IEC 60137:2013 adalah standar mengenai “Busing berinsulasi untuk arus bolak-balik voltase di atas

1000 V”, diadopsi secara identik dengan metode terjemahan dari standar IEC 60137 Ed.6.0 (2008-07) : Insulated bushing for alternating voltages above 1000 V yang merupakan revisi dari SNI IEC 60137:2009 Busing Penginsulasi untuk tegangan bolak-balik diatas 1000 V.

Standar ini memberikan karakteristik dan tes untuk bushing terisolasi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam peralatan listrik, mesin, transformer, switchgear dan instalasi untuk tiga fase bolak sistem saat ini, memiliki tegangan tertinggi untuk peralatan di atas 1 000 V dan daya frekuensi 15 Hz sampai dengan dan termasuk 60 Hz.

Persyaratan khusus dan tes untuk bushing transformator dalam standar ini berlaku juga untuk reaktor bushing. Edisi ini mencakup perubahan teknis yang signifikan berikut ini sehubungan dengan edisi

Page 11: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

7

sebelumnya: - Durasi panjang daya frekuensi untuk bushing transformator;- Persyaratan khusus untuk jenis dan penerimaan tes yang berlaku untuk transformator dan bushing

GIS;- Tingkat isolasi khusus untuk bushing dipasang ke transformer dan GIS;- Menurut IEC Guide 111, pasal-pasal yang berkaitan dengan keselamatan dan lingkungan telah

ditambahkan, dan;- Prosedur koreksi ketinggian telah dihapus dari standar ini (> 1 000 m).

SNI IEC 60669-1:2013, Sakelar untuk instalasi listrik magun rumah tangga dan sejenis - Bagian 1: Persyaratan umumAbstrak : SNI IEC 60669-1:2013 merupakan standar yang diadopsi secara identik dengan metode terjemahan

dari IEC 60669-1:2007; Switches for household and similar fixed-electrical Installations – Part 1: General requirements, untuk merevisi SNI IEC 60669-1:2009, Sakelar untuk instalasi rumah-tangga dan instalasi listrik magun sejenisnya - Bagian 1: Persyaratan umum.

Standar ini merupakan bagian dari SNI IEC 60669 yang berlaku untuk tujuan umum yang dioperasikan dengan switch manual, untuk AC hanya dengan tegangan yang tidak melebihi 440 V dan arus pengenal tidak melebihi 63 A. Ditujukan untuk rumah tangga dan instalasi listrik tetap sama, baik di dalam ruangan atau di luar ruangan.

Sakelar yang dicakup oleh standar ini dimaksudkan untuk kendali dalam penggunaan normal dari:- sirkit untuk beban lampu filamen tungsten; atau- sirkit untuk beban lampu fluoresen (termasuk balas elektronik); atau- sirkit untuk beban resistif murni dengan faktor daya tidak kurang dari 0,95; atau- sirkit monofase untuk beban motor dengan arus pengenal sampai dengan 10 A dan faktor daya

tidak kurang dari 0,6; atau- kombinasi dari semua itu.

SNI 7857:2013, Mesin listrik berputar - Bagian 30: Kelas efisiensi motor induksi sangkar, fase-tiga, kecepatan tunggal (kode - IE) Abstrak : SNI 7857:2013 diadopsi secara modifikasi dari standar International IEC 60034–30:2008; Rotating

electrical machines – Part 30: Efficiency classes of single-speed, three-phase, cage-induction motors (IE - code). Standar ini menentukan kelas efisiensi untuk single-speed, tiga fase, 50 Hz dan 60 Hz, motor kandang induksi.

Standar SNI 7857:2013 menyatakan kelas efisiensi energi yang tidak tergantung batasan dimensi, suatu hal yang tidak mungkin di semua pasar untuk memproduksi motor dengan kelas efisiensi yang lebih tinggi dengan tetap menjaga dimensi mekanikal dari standar nasional/regional.

59 TEKNOLOGI TEKSTIL DAN KULIT

SNI ISO 17229:2013, Kulit - Uji fisis dan mekanis - Penentuan penyerapan uap airAbstrak : SNI ISO 17229:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 17229:2002, Leather – Physical and

mechanical test – Determination of water vapour absorption, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini ini menetapkan metode untuk menentukan penyerapan uap air kulit. Metode ini berlaku untuk semua kulit tetapi sangat relevan untuk kulit yang digunakan pada bagian atas dan lapis alas kaki.

Pada prinsipnya, metode ini dilakukan dengan cara cuplikan dan bahan kedap air dijepit pada mulut sebuah wadah logam yang berisi 50 ml air selama waktu tertentu. Penyerapan uap air cuplikan ditentukan oleh peningkatan massa.

SNI ISO 20433:2013, Kulit - Uji tahan luntur warna - Ketahanan luntur warna terhadap penggosokanAbstrak : SNI ISO 20433:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 20433:2005 Leather – Test for colour

fastness – Colour fastness to crocking, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan metode untuk menentukan banyaknya warna yang berpindah dari permukaan kulit berwarna ke permukaan lainnya dengan penggosokan. Melalui standar ini, dua pengujian dilakukan, satu dengan kain penggosok kering dan satu dengan kain penggosok basah.

Metode ini berlaku untuk semua jenis kulit berwarna. Karena perlakuan akhir dari kulit termasuk finishing pada permukaan dapat mempengaruhi tingkat perpindahan warna, pengujian dapat dilakukan sebelum dan/atau setelah perlakuan tersebut.

Page 12: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

8

SNI ISO 3377-1:2013, Kulit - Metode uji fisis dan mekanis - Penentuan kekuatan sobek - Bagian 1: Sobek satu pinggiranAbstrak : SNI ISO 3377-1:2013 menentukan metode untuk menentukan kekuatan sobek kulit menggunakan air

mata-single edge. Metode ini kadang-kadang digambarkan sebagai sobek celana panjang. Hal ini berlaku untuk semua jenis kulit.

Standar ini merupakan bagian dari adopsi identik standar seri ISO 3377, Leather – Physical and mechanical test – Determination of tear load- Part 1: Single edge tear. Bagian dari seri standar SNI ISO 3377 ini menetapkan metode untuk menentukan kuat sobek kulit dengan menggunakan sobek satu pinggiran (single edge tear). Metode ini kadang-kadang disebut sebagai sobek lidah dan dapat digunakan untuk semua jenis kulit.

SNI ISO 4044:2013, Kulit - Uji kimiawi - Persiapan contoh uji kimiawiAbstrak : SNI ISO 4044:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 4044:2008 Leather – Chemical test –

Preparation of chemical test samples, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan suatu metode untuk persiapan sampel uji kulit untuk analisis kimia yang berlaku untuk semua jenis kulit.

Pada prinsipnya untuk mempersiapkan sampel uji, kulit digiling dalam alat pencacah untuk membentuk “kulit giling” atau “serbuk kulit”, dengan menggunakan alat pencacah, yang memiliki pisau dengan frekuensi rotasi 700 – 1 000 putaran per menit dan sebuah plat pengayakan dengan diameter lubang 4 mm (± 0,5 mm). Pisau cacah harus tajam. Pastikan bahwa alat pencacah dan peralatan penampung contoh dalam keadaan bersih. Air sebaiknya tidak digunakan untuk pembersihan.

SNI ISO 4684:2013, Kulit - Uji kimiawi - Penentuan bahan mudah menguapAbstrak : SNI ISO 4684:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 4684 : 2005 Leather – Chemical test

- Determination of volatile matter, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan metode penentuan zat terbang yang berlaku bagi semua jenis kulit.

Tidaklah mustahil untuk menentukan kadar air yang tepat dari kulit dengan metode ini. Hal ini karena pada temperatur tinggi zat volatil lainnya melarikan diri dan tanin dan lemak dapat teroksidasi. Beberapa air yang diserap mungkin tertinggal di kulit setelah pengeringan.

Yang dimaksud dengan bahan mudah menguap (kulit) adalah hilangnya massa kulit jika dikeringkan hingga massa konstan pada 102 ºC ± 2 ºC, sebagaimana dijelaskan dalam metode ini.

SNI ISO 5398-1:2013, Kulit - Penentuan kimiawi kadar krom oksida - Bagian 1: Kualifikasi dengan cara titrasiAbstrak : SNI ISO 5398-1:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 5398-1: 2007(E) Leather – Chemical

determination of chromic oxide content - Part 1: Quantification by titration, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini menjelaskan suatu metode untuk penentuan kadar krom dalam larutan encer (aqueous solution) yang diperoleh dari kulit. Metode ini adalah analisis untuk krom total pada kulit, bukan senyawa spesifik atau khusus untuk bilangan oksidasinya.

Metode ini menjelaskan penentuan krom dengan titrasi iodometri dan dapat diterapkan pada kulit kromium-samak yang diharapkan memiliki isi kromat oksida lebih dari 0,3%. Dua metode yang berbeda digambarkan sebagai alternatif untuk mendapatkan kromium dalam solusi yang cocok. Sangat tepat untuk menggunakan metode tersebut.

SNI ISO 5398-3:2013, Kulit - Penentuan kimiawi kandungan krom oksida - Bagian 3: Kuantifikasi dengan spektrometri serapan atomAbstrak : SNI ISO 5398-3:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 5398-3: 2007 Leather – Chemical

determination of chromic oxide content - Part 3. Quantification by atomic absorption spectrometry, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini menjelaskan suatu metode untuk penentuan kadar krom dalam larutan encer (aqueous solution) yang diperoleh dari kulit. Metode ini adalah analisis untuk krom total pada kulit, bukan senyawa spesifik atau khusus untuk bilangan oksidasinya.

Metode ini menjelaskan penentuan kromium dengan spektrometri serapan atom dan berlaku untuk kulit yang diharapkan memiliki isi kromat oksida lebih dari 5 mg / kg. Dua teknik penyusunan solusi untuk dianalisis disertakan. Dalam kondisi yang berbeda, teknik oksidasi basah yang akan digunakan.

SNI ISO 5402-1:2013, Kulit - Penentuan ketahanan bengkuk - Bagian 1: Metode fleksometerAbstrak : SNI ISO 5402-1:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 5402-1:2011, Leather – Determination

of flex resistance – Part 1: Flexometer method, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual).

Page 13: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

9

Standar ini menjelaskan metode untuk menentukan ketahanan bengkuk basah atau kering dari kulit dan lapisan finishing kulit. Standar ini dapat diterapkan untuk semua jenis kulit yang lentur dengan tebal kurang dari 3,0 mm.

61 INDUSTRI PAKAIAN

SNI ISO 9407:2013, Ukuran sepatu - Pengukuran dan penandaan sistem mondopointAbstrak : SNI ISO 9407:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 9407: 1991, Shoes sizes - Mondopoint

system of sizing and marking, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan karakteristik dasar dari sebuah sistem pengukuran sepatu yang dikenal sebagai

Mondopoint, serta menetapkan metode pengukuran dan penandaan sepatu yang berlaku untuk semua jenis sepatu tanpa pengecualian.

65 PERTANIAN

SNI 6729:2013, Sistem pertanian organikAbstrak : Standar ini menetapkan sistem produksi pangan organik pada produk berikut :

a. Tanaman segar dan produk tanaman, ternak dan produk peternakan yang prinsip-prinsip produksi dan aturan inspeksi spesifiknya diuraikan dalam Lampiran A dan Lampiran C;

b. Input produksi (benih, pupuk dan pestisida) sesuai dengan prinsip-prinsip produksi, sebagaimana diuraikan dalam Lampiran A, Lampiran B dan Lampiran C;

c. Produk olahan tanaman dan ternak untuk tujuan konsumsi manusia yang dihasilkan dari butir (a) di atas;

d. Produk pertanian yang tidak dibudidayakan. Dalam standar ini, suatu produk dianggap memenuhi persyaratan produksi pertanian organik, apabila

dalam pelabelan atau pernyataan pengakuannya, termasuk iklan atau dokumen komersil menyatakan bahwa produk atau komposisi bahannya disebutkan dengan istilah organik, biodinamik, biologi, ekologi, atau kata-kata yang bermakna sejenis, yang memberikan informasi kepada konsumen bahwa produk atau komposisi bahannya sesuai dengan persyaratan produksi pertanian organik.

SNI 3545:2013 Madu Abstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, cara

uji, higiene, penandaan dan pengemasan untuk madu. Persyaratan mutu produk madu diantaranya: 1) Bau dan rasa: khas madu, 2) Aktivitas enzim diastase

DN min 3*), 3) Hidroksimetilfurfural (HMF) maks 50 mg/kg, dan 4) Kadar air (b/b) maks 22 %. Pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0428, dengan cara pengujian: 1) Uji organoleptik; 2) Aktivitas

enzim diastase; 3) Hidroksimetilfurfural (HMF); 4) Kadar air; 5) Kadar gula pereduksi; 6) Kadar sukrosa 7) Keasaman; 8) Padatan tak larut dalam air; 9) Kadar abu; 10) Cemaran logam dalam makanan; 11) Cemaran arsen; 12) Kloramfenikol; dan 13) Cemaran mikroba.

Syarat penandaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang Label dan Iklan Pangan.

SNI 7899:2013 Pengelolaan madu sebagai bahan baku Abstrak : Standar ini meliputi proses panen dan pasca panen madu sebagai bahan baku dari lebah ternak

maupun lebah hutan. Standar ini disusun karena adanya kebutuhan akan pedoman untuk pengelolaan madu pasca panen agar dapat diperoleh madu yang berkualitas dan memenuhi standar.

Yang dimaksud dengan pengelolaan madu dalam standar ini yaitu proses panen sampai dengan pasca panen, yang meliputi 1) Cara mengeluarkan madu dari sarang dan 2) Penyimpanan madu

SNI 7856:2013, Bungkil inti sawit - Bahan pakan ternakAbstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu, pengambilan

contoh dan analisis, serta penandaan dan pengemasan bungkil inti sawit sebagai bahan pakan ternak.

Klasifikasi mutu bungkil inti sawit berdasarkan standar ini yaitu sebagai bahan pakan ternak yang didasarkan atas kandungan gizi dan ada tidaknya zat atau bahan lain yang tidak diinginkan, dengan persyaratan mutu bungkil inti sawit sebagai bahan pakan ternak harus menjamin kesehatan dan ketenteraman masyarakat, diantaranya: 1) Kadar air (maks) 12,0 %; 2) Abu (maks) 6,0 %; 3) Protein kasar (min) 14,0 %; 4) Kadar lemak kasar 10,0 % ; dan 5) Kadar cangkang (maks) % 15,0.

Analisis dilakukan terhadap 1) kadar air, dengan metoda menurut SNI 01-2891; dan 2) protein

Page 14: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

10

kasar, lemak kasar dan abu dengan metoda AOAC 2005, AOAC Official Methods Chapter 4 Animal Feed.

Bungkil inti sawit sebagai bahan pakan ternak yang beredar, dilengkapi penandaan etiket/label yang minimal mencantumkan:

a) nama dagang atau merek;b) nama dan alamat perusahaan/produsen dan/atau importir;c) kandungan: - kadar air, - lemak kasar, - protein kasar, - abu, - cangkang.d) berat bersih;

Sedang untuk pengemasan, dapat dengan dikemas atau tidak dikemas (curah). namun, bila dikemas menggunakan bahan yang tidak bersifat toksik (racun) dan tidak menurunkan mutu dan daya simpan.

SNI 3178:2013, Dedak padi - Bahan pakan ternakAbstrak : SNI 3178:2013 menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu, pengambilan contoh dan analisis, serta

penandaan dan pengemasan pada dedak padi sebagai bahan pakan ternak. Standar ini merupakan revisi SNI 01-3178-1996 Dedak padi - Bahan baku pakan, dan disusun sebagai upaya untuk memberikan jaminan mutu bagi produsen dan konsumen.

Mutu dedak padi sebagai bahan pakan ternak didasarkan atas kandungan gizi dan ada tidaknya zat atau bahan lain yang tidak diinginkan, yang digolongkan dalam 3 (tiga) tingkatan mutu, yaitu: mutu I, mutu II dan mutu III. Persyaratan mutu dedak padi sebagai bahan pakan ternak No Parameter Satuan

Persyaratan mutu dedak padi diantaranya: 1) Kadar air (maks) 13,0 %; 2) Abu maks (%): 11,0 (mutu I); 13,0 (mutu II); dan 15,0 (mutu III), sedang 3) Protein kasar min (%) 12,0 (mutu I); 10,0 (mutu II); dan 8,0 (mutu III).

Pengambilan contoh dilakukan oleh pengawas mutu pakan, petugas pengambil contoh atau petugas yang ditunjuk oleh instansi berwenang, dengan mengacu pada SNI 19-0428.

Sedang analisis dilakukan melalui: 1) analisis kadar air dan serat kasar berdasarkan metoda pada SNI 01-2891; 2) analisis abu dan protein kasar dilakukan dengan metoda AOAC 2005, AOAC Official Methods Chapter 4 Animal Feed; dan 3) analisis kadar sekam dilakukan dengan menggunakan uji floroglucinol.

SNI 4227:2013, Bungkil kedelai - Bahan pakan ternakAbstrak : SNI 4227:2013 merupakan revisi dari SNI 01-4227-1996 Bungkil kedelai - Bahan baku pakan, sebagai

upaya untuk memberikan jaminan mutu bagi produsen dan konsumen. Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu, pengambilan contoh dan analisis, serta penandaan dan pengemasan bungkil kedelai sebagai bahan pakan ternak.

Mutu bungkil kedelai sebagai bahan pakan ternak didasarkan atas kandungan gizi dan ada tidaknya zat atau bahan lain yang tidak diinginkan, yang diklasifikasikan dalam 2 (dua) tingkatan mutu, yaitu: 1) mutu I dan 2) mutu II.

Persyaratan mutu bungkil kedelai sebagai bahan pakan ternak harus menjamin kesehatan dan ketenteraman masyarakat, diantaranya: 1) Kadar air maks 12,0 % (mutu I) dan 13,0 % (mutuII); 2) Abu maks 6,0 % (mutu I) dan 8,0 % (mutu II); 3) Protein kasar min 46,0% (mutu I) dan 42,0% (mutu II); dan 4) lemak kasar maks 2,0 % (mutu I) dan 3,0 % (mutu II).

Sedang analisa dengan melalui: 1) Analisis kadar air dan serat kasar dilakukan dengan metoda menurut SNI 01-2891; 2) Analisis abu, protein kasar, dan lemak kasar, dilakukan dengan metoda AOAC 2005, AOAC Official Methods Chapter 4 Animal Feed; dan 3) Analisis kelarutan protein dalam KOH dilakukan dengan metode Clarke dan Wiseman, 1998.

Bungkil kedelai dilengkapi dengan penandaan atau etiket/label yang minimal mencantumkan: a) nama dagang atau merek; b) nama dan alamat perusahaan/produsen dan/atau importir; c) kandungan: (kadar air; protein kasar; serat kasar; abu; lemak; kelarutan protein dalam KOH. d) berat bersih. Pengemasan bungkil kedelai menggunakan bahan yang tidak bersifat toksik (racun) dan tidak

menurunkan mutu dan daya simpan, atau dapat juga tidak dikemas (curah).

Page 15: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

11

SNI 4483:2013, Jagung - Bahan pakan ternakAbstrak : SNI 4483:2013 merupakan hasil revisi dari SNI 01-4483-1998 Jagung - bahan baku pakan, berdasarkan

usulan dari seluruh pemangku kepentingan sebagai upaya untuk memberikan jaminan mutu bagi produsen dan konsumen. Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu, pengambilan contoh dan analisis, serta penandaan dan pengemasan pada jagung sebagai bahan pakan ternak.

Klasifikasi mutu jagung sebagai bahan pakan ternak didasarkan atas kandungan gizi dan ada tidaknya zat atau bahan lain yang tidak diinginkan yang digolongkan dalam 2 (dua) tingkatan mutu, yaitu: Mutu I dan Mutu II.

Persyaratan mutu jagung sebagai bahan pakan ternak harus menjamin kesehatan dan ketenteraman masyarakat, diantaranya: 1) Kadar air maks 14,0 % (mutu I) dan 16,0 % (mutu II); 2) Protein kasar min 8,0 % (mutu I) dan 7,0 % (mutu II).

Analisa dilakukan melalui: 1) Analisis kadar air dilakukan dengan metoda menurut SNI 01-2891; 2) Analisis protein kasar dilakukan dengan metoda AOAC 2005, AOAC Official Methods Chapter 4 Animal Feed; dan 3) Analisis aflatoksin dan okratoksin dilakukan dengan metodaAOAC 2005, AOAC Official Methods Chapter 49 Natural Toxins.

SNI 7674:2013, Pakan buatan untuk pembesaran ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch)Abstrak : SNI 7674:2013 merupakan standar baru yang menetapkan klasifikasi, syarat mutu, pengambilan

contoh, cara uji dan pengukuran, syarat penandaan dan pengemasan pakan buatan untuk pembesaran ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch).

Yang dimaksud ikan Kakap Putih dalam standar ini adalah jenis ikan yang secara taksonomi adalah species Lates calcarifer, Bloch dan merupakan jenis ikan karnivora yang bersifat katadromous yang hidup diperairan tropis Indopasifik. Sedang pakan buatan dalam standar ini merupakan campuran dari berbagai bahan baku pakan yang diformulasikan dengan kandungan nutrisi tertentu dalam bentuk pelet dengan tidak mengandung zat atau senyawa yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ikan kakap putih serta memenuhi persyaratan keamanan pangan dan lingkungan. Sifat pakan ini tenggelam secara perlahan (slow sinking) dan atau mengapung (floating).

Persyaratan mutu pakan ikan kakap putih yang ditentukan dalam standar ini diantaranya: 1) Kadar air, maks 12%; 2) Kadar lemak, min 10%; 3) Kadar serat kasar, maks 5%; 4) Nitrogen bebas, maks 0,20%; 5) Kandungan cemaran mikroba/toksin - salmonella (kol/g) negatif dengan aflatoksin, maks < 50 µg/25 g; 6) Kadar protein, min 42% (Ukuran ikan 7,5 cm – 15 cm), 43% (Ukuran ikan >20 cm) dan 40% (Ukuran ikan >25 cm); dan 7) Kadar abu, maks 12% (Ukuran ikan 7,5 cm – 15 cm), 13% (Ukuran ikan >20 cm) dan 13% (Ukuran ikan >25 cm).

SNI 7675:2013, Pakan buatan untuk lobster air tawar (Cherax sp)Abstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh,

cara uji dan pengukuran, syarat penandaan dan pengemasan pakan buatan untuk lobster air tawar (Cherax sp).

Pakan buatan yang dimaksud dalam standar ini yaitu campuran dari berbagai bahan baku, bahan imbuhan dan bahan pelengkap pakan yang diformulasikan dengan kandungan nutrisi tertentu dalam bentuk remah (crumble) dan pelet yang mampu mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan lobster air tawar. Pakan ini mempunyai sifat tenggelam dan tidak mengandung zat atau senyawa yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada lobster air tawar serta memenuhi persyaratan keamanan pangan dan lingkungan (bahan baku yang halal).

Persyaratan mutu pakan cherax yang ditetapkan dalam standar ini diantaranya: 1) Kadar air, maks 12%; 2) Kadar abu, maks 14%; 3) Kadar lemak, min 5%; 4) Kadar serat kasar, maks 4%; 5) Nitrogen bebas, maks 0,20%; dan 6) Kadar protein, min 40% (untuk lobster ukuran < 25 cm), 36% (untuk lobster ukuran 2,5 cm - 5 cm), 34% (untuk lobster ukuran 6 cm-10 cm), 30% (untuk lobster ukuran >10 cm), dan 35% (untuk lobster Induk).

SNI 7768:2013, Pakan buatan untuk pembesaran ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum)Abstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan klasifikasi, syarat mutu, cara uji dan pengukuran,

syarat penandaan dan cara pengemasan pakan buatan untuk pembesaran ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum).

Persyaratan mutu pakan ikan bawal air tawar diantaranya adalah: 1) Kadar air maks. 12%; 2) Kadar abu maks.12%; 3) Nitrogen bebas(N2 bebas) maks. 0,20%; 4) Kandungan cemaran mikroba/toksin aflatoksin maks.50 µg/kg; 5) Kadar protein min. 30% (untuk pendederan) dan min. 24% (untuk pembesaran); dan 6) Kadar lemak min. 6% (untuk pendederan) dan min. 5% (untuk pembesaran).

Page 16: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

1211

SNI 7813:2013, Pakan buatan untuk produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei)Abstrak : Standar ini menetapkan persyaratan mutu, cara pengujian dan pengukuran, persyaratan penandaan

dan cara pengemasan pakan buatan untuk produksi benih udang vaname. Pakan ini dapat berbentuk tepung (powder) dan lempengan tipis (flake) serta ukurannya disesuaikan dengan ukuran bukaan mulut benih udang vaname.

Persyaratan mutu pakan buatan untuk produksi benih udang vaname diantaranya adalah: 1) kandungan air maks. 12%, 2) kadar lemak min. 6%, 3) kadar abu maks. 12%, 4) kadar serat kasar maks. 6%, 5) Nitrogen bebas maks. 0.2%, 6) kandungan cemaran mikroba/toksin untuk Aflatoksin, maks. 50µg/kg, Kapang, maks 50 kol/g, dan Salmonela negatif, sedang 7) kandungan antibiotik tidak terdeteksi.

Cara pengukuran dan pengujian dilakukan berdasarkan pada: 1) Ukuran pakan, menggunakan alat micrometer, dinyatakan dalam mikrometer; 2) Kandungan nutrisi (melihat kandungan kadar: abu, air, lemak, protein, serat kasar dan nitrogen bebas); 3) Kandungan antibiotik; serta 4) Cemaran mikroba/toksin.

Sedang persyaratan penandaan mengikuti ketentuan yang berlaku tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan Ikan. Pakan buatan ini harus dikemas dalam wadah kedap air dan tertutup rapat, tidak dipengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.

SNI 7814:2013, Pakan buatan untuk produksi benih kerapu bebek (Cromileptes altivelis)Abstrak : Standar ini merupakan SNI penetapan baru menetapkan persyaratan mutu,cara pengujian dan

pengukuran,persyaratan penandaan serta cara pengemasan pakan buatan untuk produksi benih ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis).

Persyaratan mutu pakan buatan untuk produksi benih ikan kerapu diantaranya meliputi: 1) kandungan air maks. 10%, 2) kadar lemak min. 12%, 3) kadar abu maks. 14%, 4) Nitrogen bebas (N-Amoniak) maks. 0.2%, dengan 5) kandungan cemaran mikroba/toksin untuk Aflatoksin, maks. 50µg/kg, Kapang, maks 50 kol/g, dan Salmonela negatif, sedang 6) kandungan antibiotik tidak terdeteksi.

Cara pengujian dan pengukuran pakan buatan ini berdasarkan pada: 1) ukuran pakan, menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan alat mikrometer, dinyatakan dalam mikro meter (µm); 2) kandungan kadar abu, air, lemak, protein, serat kasar, dan nitrogen bebas pada pakan; 3) Kandungan antibiotik (Oxytetracycline, dan Residu chloramphenicol (CAP), Nitrofuran); dan 4) Cemaran mikroba/toksin.

Pakan buatan ini harus memenuhi syarat penandaan mengikuti ketentuan yang berlaku tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan Ikan, dan dikemas dalam wadah kedap air dan tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman dalam penyimpanan, dan pengangkutan.

SNI 7771:2013, Pakan buatan untuk pembesaran ikan bawal bintang (Trachinatus blochii Lacepede)Abstrak : SNI 7771:2013 merupakan standar yang menetapkan klasifikasi, syarat mutu, cara uji dan pengukuran,

syarat penandaan dan cara pengemasan pakan buatan untuk pembesaran ikan bawal bintang (Trachinotus blochii Lacepede).

Sifat pakan ini tenggelam secara perlahan (slow sinking) dengan klasifikasi yang digolongkan menjadi 1 (satu) tingkatan mutu. Persyaratan mutu pakan ikan bawal bintang diantaranya meliputi: 1) Kadar air maks. 12; 2) Kadar serat kasar maks. 5%; 3) Nitrogen bebas (N2 bebas) maks. 0,2%; 4) Kandungan cemaran mikroba/toksin : Aflatoksin maks. 50 µg/kg dan Salmonella dengan kol/g negatif; sedang 5) Kadar protein min. 42% (untuk ukuran panjang ikan 3 cm - 18 cm) dan min. 36% (untuk ukuran panjang ikan >18 cm).

SNI 6488.6:2013, Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) - Bagian 6: Hasil pembesaran di karamba jaring apung (KJA)

Abstrak : SNI 6488.6:2013 ini merupakan revisi SNI 01-6488-2000 Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus, Forskall) kelas pembesaran, yang disusun agar dapat digunakan oleh pembudidaya, pelaku usaha dan instansi lainnya yang memerlukan serta digunakan untuk pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi. Standar ini menetapkan klasifikasi, kriteria cara pengukuran dan pemeriksaan untuk ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) hasil pembesaran di KJA. Ikan kerapu macan hasil pembesaran yang dimaksud dalam standar ini adalah jenis ikan karang yang secara taksonomi termasuk spesies Epinephelus fuscoguttatus, hidup di perairan tropis dan sub tropis dengan ukuran 15 g sampai dengan 25 g dan seterusnya sampai dengan 1 200 g.

Klasifikasi Ikan kerapu macan adalah sebagai berikut:a) Ikan kerapu macan hasil pembesaran ukuran 15 g sampai dengan 25 g digolongkan dalam satu

Page 17: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

13

tingkatan mutu berdasarkan kriteria kualitatif dan kuantitatif.b) Ikan kerapu macan hasil pembesaran ukuran 75 g sampai dengan 100 g digolongkan dalam satu

tingkatan mutu berdasarkan kriteria kualitatif dan kuantitatif.c) Ikan kerapu macan hasil pembesaran ukuran 450 g sampai dengan 1 200 g digolongkan dalam

satu tingkatan mutu berdasarkan kriteria kualitatif dan kuantitatif. Kriteria pengukuran dan pemeriksaan ikan kerapu berdasarkan kuantitatif dan kualitatif dengan indikasi

diantaranya: 1) Warna cerah kecoklatan, 2) Bentuk tubuh normal, proporsional antara panjang dengan berat tubuh, 3) Kesehatan gejala klinis visual, rentan terhadap parasit, tidak ada bintik, dan 4) Gerakan/perilaku aktif, lincah dan bergerombol.

SNI 6494:2013, Pembesaran ikan mas (Cyprinus carpio L) strain majalaya di karamba jaring apung (KJA)Abstrak : SNI 6494:2013 menetapkan persyaratan produksi dan cara pengukuran produksi ikan mas strain

majalaya (Cyprinus carpio L) di karamba jaring apung (KJA). Standar ini merupakan revisi SNI 01-6494.1-2000 Produksi ikan mas (Cyprinus carpio L) strain majalaya kelas pembesaran di karamba jaring apung, yang dimaksudkan untuk digunakan pada pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi.

Persyaratan kualitas air untuk produksi ikan mas strain majalaya dalam standar ini diantaranya: 1) Suhu 25 – 32°C; 2) pH: 6,5 – 8,6; 3) Oksigen terlarut min. 3 mg/l; 4) Amoniak (NH3–N) maks. 0,02 mg/l; 5) Kecerahan min. 30 cm dan 6) Warna air - kehijauan.

Sedang cara pengukuran produksi ikan mas strain majalaya dilakukan berdasarkan pada: 1) Amoniak (NH3–N); 2) Bobot tubuh; 3) Jumlah pakan; 4) Pemeriksaan kesehatan; 5) Kebutuhan pakan; 6) Oksigen terlarut; 7) Padat tebar; 8) Panjang total; 9) pH; 10) Sintasan; 11) Suhu; 12) Waktu pemeliharaan; 13) Kecerahan air; dan 14) Warna air.

Pengambilan contoh tembakau diambil 5 % - 10 % dari berat kemudian dianalisa untuk menentukan mutunya, yang dilakukan oleh petugas pengambil contoh, bersertifikat dan kompeten dibidangnya. Pengujian tembakau cerutu Besuki asalan dilakukan oleh petugas bersertifikat dan kompeten dibidangnya, dengan cara uji sesuai dengan Lampiran A standar ini.

Pengemasan tembakau cerutu Besuki asalan diunting berdasarkan kelas mutu dan dikemas dalam bentuk bangkelan kemudian diberi tanda kelas mutunya.

SNI 7772:2013, Pembesaran udang vaname (Litopenaeus nannamei) semi intensif di tambakAbstrak : Standar ini menetapkan persyaratan produksi serta cara pengukuran dan pemeriksaan untuk produksi

udang vaname (Litopenaeus vannamei) semi intensif di tambak. Persyaratan produksi dalam standar ini diantaranya meliputi:

1) Tanah dengan pH 5,5 - 7,0 dan redoks potensial minimal +50 mV; 2) Air pasok: suhu 28-30 °C, salinitas 10-35 g/l, pH 7,5 - 8,5, alkalinitas 80-150 mg/l, dan BOD maksimal

3,0 mg/l; 3) Air pemeliharaan: suhu 28-31,5 °C, salinitas 10-35 g/l, pH 7,5- 8,5; oksigen terlarut di dasar min.3,5

mg/l; 4) Bak tandon pasok: kedap air, mudah mendapatkan air sumber dan mudah dialirkan kepetak

pemeliharaan, serta mempunyai kapasitas tampung air minimal 10% dari volume air petak pemeliharaan

5) Petak pemeliharaan: kedap air, dengan luas petakan 0,25 ha – 1,0 ha 6) Benih udang vaname sesuai dengan SNI 01-7252-2006.

SNI 7773:2013, Pembesaran ikan bawal bintang (Trachinatus blochii Lacepede) di karamba jaring apung (KJA)Abstrak : Standar ini menetapkan persyaratan produksi serta cara pengukuran dan pemeriksaan produksi ikan

bawal bintang (Trachinotus blochii Lacepede) di karamba jaring apung. Persyaratan produksi dalam standar ini meliputi:

1) Praproduksi diantaranya: a) Lokasi pantai yang terlindung untuk menghindari adanya gelombang dan angin kencang dengan kedalaman perairan minimal 7 m; b) Wadah berupa karamba jaring apung dengan persyaratan sesuai tabel 1 pada standar ini; c) Benih berasal dari hasil pembenihan, ukuran tebar minimal 2,5 cm atau 3 g, seragam, sehat dan tidak cacat.

2) Proses produksi diantaranya: a) Kualitas air diupayakan suhu 26 – 32 °C, salinitas 10 – 32 g/l pH 7,5 – 8,5 dengan kecepatan arus 20 – 25 cm/detik; b) Padat tebar yang digunakan selama proses produksi sesuai Tabel 3 pada standar ini; c) 3.2.3 Pakan dengan dosis pemberian pakan sesuai Tabel 4 pada standar ini; d) Waktu pemeliharaan selama proses produksi sesuai Tabel 5 pada standar ini; e) grading dilakukan setiap 2 minggu – 3 minggu sekali pada ukuran ikan dibawah 50 g, 1 bulan sekali untuk ukuran ikan 50 g – 200 g.

Page 18: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

1413

SNI 7774:2013, Pembesaran ikan lele (Clarias spp) di kolam terpalAbstrak : Standar ini menetapkan persyaratan produksi dan cara pengukuran produksi ikan lele (Clarias spp) di

kolam terpal. Persyaratan produksi dalam standar ini diantaranya meliputi: 1) Praproduksi: Lokasi merupakan area kolam bebas banjir, wadah berupa kolam terpal kedap air

dengan luas minimal 10 m2 dan ketinggian minimal 100 cm, bahan berupa benih lele ukuran 8 cm - 12 cm sesuai SNI 01-6484.2-2000, peralatan pengukur kualitas air: pH meter atau pH indikator (kertas lakmus), thermometer, DO meter, water test kit;

2) Proses produksi: persiapan kolam pada bagian dasar dan pinggir kolam, kualitas air yang dipersyaratkan selama proses produksi sesuai tabel 1 pada standar ini, tahapan pembesaran sesuai Tabel 2 pada standar ini dan grading dilakukan setiap 3 minggu – 1 bulan sekali pada ukuran ikan 30 g – 50 g dan 1 bulan berikutnya ukuran ikan 75 g – 100 g dengan parameter kualitas air sesuai dengan tabel 1.

SNI 7769:2013, Sarana budidaya - Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan di lautAbstrak : Standar ini menetapkan persyaratan konstruksi, tata cara pembuatan rakit dan karamba, tata cara

penempatan rakit dan karamba jaring apung kayu untuk pembesaran ikan di laut. Karamba jaring apung yang dimaksud dalam standar ini adalah sarana budidaya untuk pembesaran ikan yang terdiri dari rakit, pelampung, kantong jaring, pemberat jaring dan jangkar.

Persyaratan konstruksi yang harus dipenuhi berdasarkan standar ini diantaranya meliputi: 1) Rakit berasal dari kayu balok dengan serat halus, lurus, kuat, tahan air laut dan daya tahan minimal 5 tahun dan kayu papan dengan kualitas yang sama dengan kayu balok sebagai papan pijakan ukuran 400 cm x 3 cm x 20 cm sebanyak 44 lembar; 2) Baut yang digunakan adalah baut besi dengan diameter 1 cm (baut 19) kekuatan baut bisa bertahan 4 tahun dilengkapi double ring dan mur; 3) Paku : yang digunakan adalah paku galvanis berukuran 5 cm - 12,5 cm memiliki daya tahan 4 tahun; 4) Pelampung : berbahan Styrofoam (diameter 0,5 meter dan panjang 1 meter); 5) Tali : yang digunakan adalah tali polyethylene dengan daya tahan 5 tahun; 6) Kantong jaring dengan jaring berbahan dasar polyethylene (PE), ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan ukuran ikan; dan 7) pemberat berupa : bandul dengan berat tertentu dan atau bingkai berbentuk bujur sangkar (3 m x 3 m) terbuat dari bahan pipa PVC diameter 1,5 inchi, tebal 1 mm.

SNI 7770.1:2013, Sarana budidaya rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 1: Metode long-lineAbstrak : Standar ini menetapkan kriteria bahan, peralatan dan konstruksi untuk sarana long-line. Berdasarkan

standar ini, kriteria bahan diantaranya meliputi: 1) Tali dari bahan polyethilene (PE), kuat dan elastis; 2) Jangkar atau pemberat berasal dari bahan yang terbuat dari beton atau besi atau karung pasir dengan berat minimal 50 kg/buah atau pancang (kayu, besi); 3) Pelampung berasal dari bahan yang mempunyai daya apung besar, tahan lama dalam perairan laut, dapat berbentuk bola atau kubus, jenis pelampung harus ramah lingkungan dengan:

- pelampung utama: meliputi pelampung bola berdiameter 35 cm, jerigen plastik minimal 25 liter; - pelampung pembantu: pelampung bola diameter 35 cm, jerigen plastik minimal 25 liter; - pelampung ris bentang : botol plastik bervolume 600 ml.

SNI 7775:2013, Produksi ikan hias koi (Cyprinus carpio) Abstrak : Standar ini menetapkan persyaratan produksi serta cara pengukuran dalam proses produksi ikan hias

koi (Cyprinus carpio). Persyaratan produksi dalam standar ini diantaranya meliputi: 1) Praproduksi: - Persyaratan kolam air tenang dengan jenis dasar kolam tanah, bebas banjir dan bebas pengaruh

pencemaran dengan keasaman tanah (pH) 6,5 - 8,0 dan kandungan pyrite (FeS) maksimal 1,0 mg/l

- Persyaratan karamba jaring apung (KJA) dengan lokasi di danau atau waduk yang tidak mengandung bahan cemaran dan memenuhi syarat minimal baku mutu air budidaya; untuk kolam air deras (KAD) di kawasan lingkungan : bebas banjir dan bebas pengaruh pencemaran.

2) Wadah : - untuk kolam air tenang, luas minimal 50 m2, kedalaman kolam minimal 1,0 m, bentuk bervariasi

dengan kemiringan dasar kolam : ± 2% ke arah pembuangan; - untuk KJA ukuran KJA 8,2 m x 8,2 m, ukuran kantong jaring : 7 m x 7m x 4 m dengan ukuran

mata jaring 2,5 cm (inci), dan bentuk wadah empat persegi. - Sedang untuk KAD berupa kolam bak permanen dengan luas : minimal 12 m2 / petak, kedalaman air 1,0- 1,5 m dan berbentuk sedemikian rupa sehingga menghindari sudut mati.

Page 19: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

SNI 7776:2013, Produksi ikan hias discus (Symphysodon discus) Abstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan persyaratan produksi dan cara pengukuran

dalam proses produksi ikan hias discus (Symphysodon discus) ukuran minimal 5 cm (2 inci). Standar ini dirumuskan sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat proses produksi mempunyai pengaruh terhadap mutu ikan hias discus yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu.

Di dalam standar ini, dipersyaratkan pengelolaan kualitas air diantaranya mencakup : 1) ketinggian air dalam wadah induk minimal 35 cm sedangkan dalam wadah burayak lepas asuh minimal 15 cm; 2) Suhu 27 - 30 °C; 3) pH 6 - 7; 4) oksigen terlarut min. 3 mg/l; 5) kesadahan maks. 50 mg/l; 6) Volume wadah untuk proses penebaran dengan tinggi air, dan padat tebar sesuai Tabel 2 dalam standar ini.

SNI 7777:2013, Produksi ikan cupang hias (Betta splendens) Abstrak : SNI 7777:2013 merupakan standar baru yang menetapkan persyaratan produksi dan cara pengukuran

dalam proses produksi ikan cupang hias (Betta splendens) ukuran kecil (S), sedang (M), dan besar (L). Standar ini dirumuskan sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat produk ikan tersebut banyak diperdagangkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu dalam proses budidayanya. Persyaratan produksi ikan cupang hias ini diantaranya meliputi: 1) Pra produksi: lahan bebas banjir dan bebas dari pencemaran dan sumber air tersedia sepanjang tahun, memenuhi persyaratan baku mutu air budidaya; 2) Proses produksi dengan persyaratan air, yaitu:

a) pengelolaan kualitas air yang digunakan selama proses produksi suhu 24 – 27,5 °C; pH 6,5 – 7,5; kesadahan 75 - 150 mg/l

b) ketinggian air: Untuk proses pemijahan, volume wadah min. 4 liter, tinggi air 10 - 20 cm, dengan padat tebar (ekor)

adalah 1 pasang; dan untuk proses pendederan, volume wadah min. 120 liter, tinggi air 35 - 40 cm, dengan padat tebar adalah 500 ekor; sedang untuk proses pembesaran volume wadah min. 0,5 liter, tinggi air maks. 10 cm, padat tebar 1 ekor (untuk botol/toples) dan volume wadah min 3 liter, tinggi air maks. 15 cm, padat tebar 1 ekor (untuk akuarium).

SNI 7778:2013, Produksi ikan hias nemo/clownfish (Amphiprion ocellaris) Abstrak : SNI 7778:2013 merupakan standar baru yang menetapkan persyaratan produksi, yang terdiri dari

praproduksi dan produksi ikan ukuran sedang (M) dan ukuran besar (L), cara pemeriksaan dan pengukuran dalam proses produksi ikan hias nemo/clownfish (Amphiprion ocellaris) dan diperuntukkan bagi pelaku usaha serta instansi lainnya yang memerlukan untuk pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi. Dalam standar ini di persayaratkan proses pra produksi dilakukan pada lahan bebas banjir dan bebas pencemaran, sumber air berasal dari air laut dan air tawar yang tersedia sepanjang tahun dan memenuhi persyaratan baku mutu air budidaya. Sedangkan untuk proses produksi kualitas air pemeliharaan ikan ukuran S, M, L dipersyaratkan memiliki suhu 27 °C - 31 °C dengan baku mutu alami; salinitas 29 g/l - 32 g/l dengan baku mutu 30 g/l – 34 g/l; DO min. 3,0 mg/l dengan baku mutu min. 3,0 mg/l; amoniak <0,3 mg/l dengan baku mutu <0,300 mg/l.

SNI 7779:2013, Produksi ikan hias black ghost (Apteronotus albifrons) Abstrak : SNI 7779:2013 menetapkan persyaratan produksi dan cara pengukuran dalam proses produksi ikan

hias black ghost (Apteronotus albifrons) ukuran 5 cm (2 inci) dan 7,5 cm (3 inci), yang dirumuskan sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat proses produksi mempunyai pengaruh terhadap mutu ikan hias black ghost yang dihasilkan selain itu, jenis ikan hias ini banyak diperdagangkan. Pada tahap pra produksi dipersyaratkan lokasi berada pada ruang tertutup dan gelap agar dapat menjaga kestabilan suhu dan cahaya dengan sumber air tersedia sepanjang tahun, memenuhi persyaratan baku mutu air budidaya, benih yang digunakan ukuran 2,5 cm (1 inci ) dan 5,0 cm (2 inci ). Sedangkan pada proses produksi, pengelolaan kualitas air yang digunakan harus memenuhi suhu 26 - 27 °C, pH 6 - 7, oksigen terlarut min. 3 mg/l, dengan ketinggian air maks. 25 cm dan kesadahan 70 - 140 mg/l.

SNI 7815.1:2013, Huna capit biru (Cherax albertisii) - Bagian 1: IndukAbstrak : Standar Huna capit biru (Cherax albertisii) – Bagian 1: Induk, merupakan standar baru yang disusun

dan diperuntukkan bagi pembudidaya, pelaku usaha dan instansi lainnya, untuk tujuan pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi oleh yang memerlukan. Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan serta cara pengukuran dan pemeriksaan induk huna capit biru. Yang dimaksud huna capit biru dalam standar ini adalah jenis lobster air tawar termasuk spesies Cherax albertisii yang habitat aslinya di perairan Papua dan memiliki capit berwarna biru.

Induk huna capit biru digolongkan/diklasifikasikan dalam 1 (satu) tingkatan mutu berdasarkan kriteria

15

Page 20: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

kualitatif dan kuantitatif, dengan persyaratan: 1) kualitatif: a) berasal dari alam atau hasil pembesaran benih; b) Warna: hijau kecoklatan pada

permukaan tubuh, capit berwarna biru muda; c) kesehatan yang meliputi: anggota atau organ lengkap, tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tidak terdapat jasad patogen, tidak ada bercak hitam, tidak berlumut,dan insang bersih; d) gerakan: aktif.

2) kuantitatif: a) umur produktif 7 - 31 bulan (jantan dan betina): b) bobot induk min. 70 g (jantan) dan min. 55 (betina); c) panjang total min.12 cm; d) fekunditas betina min.6 butir/g bobot induk dengan e) diameter telur min.2,6 mm.

Cara pengukuran dan pemeriksaan dilakukan dengan memperhitungkan umur, panjang total, bobot induk, diameter telur, fekunditas, dan kesehatan.

SNI 7815.2:2013, Huna capit biru (Cherax albertisii) - Bagian 2: BenihAbstrak : SNI 7815.2:2013 merupakan standar baru yang menetapkan klasifikasi, persyaratan serta cara

pengukuran dan pemeriksaan benih huna capit biru. Standar ini disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat produk huna capit biru banyak diperdagangkan serta sangat berpengaruh terhadap produksi kegiatan budidaya yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu. yang dimaksud benih dalam standar ini adalah huna berukuran maksimal 5 cm (2 inchi), dengan klasifikasi yang digolongkan dalam 1 (satu) tingkatan mutu berdasarkan kriteria kualitatif dan kriteria kuantitatif. Kriteria kualitatifnya terbagi atas:

1) benih lepas asuh dengan: a) warna putih keabu-abuan; b) gerakan merayap; c) kesehatan dan kondisi tubuh sehat, bersih, anggota tubuh normal dan lengkap.

2) benih 2,5 cm (1 inchi) dengan: a) warna abu-abu; b) gerakan responsif, bergerak aktif bila ada rangsangan (pakan, gerakan dan cahaya); c) kesehatan dan kondisi tubuh sehat, bersih, anggota tubuh normal dan lengkap.

3) benih 5 cm (2 inchi): a) warna hijau keabu-abuan; b) gerakan bergerak aktif bila ada rangsangan (gerakan, pakan dan cahaya); c) kesehatan dan kondisi tubuh sehat, bersih, anggota tubuh normal dan lengkap.

Sedangkan kriteria kuantitatif benih lepas asuh, benih 2,5 cm (1 inchi) dan benih 5 cm (2 inchi) huna capit biru, yaitu: a) Kesehatan/bebas penyakit 100%; b) Keseragaman populasi 95% (benih lepas asuh), 80% untuk benih 2,5 cm (1 inchi) dan benih 5 cm (2 inchi); dengan c) Umur 1 hari (benih lepas asuh), 25-30 hari untuk benih 2,5 cm (1 inchi), dan 50-60 hari untuk benih 5 cm (2 inchi); d) Panjang total 0,6 - 0,8 cm (benih lepas asuh), 2,5-3 cm untuk benih 2,5 cm (1 inchi), dan 5-6 cm untuk benih 5 cm (2 inchi).

Cara pengukuran dan pemeriksaan dilakukan dengan memperhitungkan umur, panjang total, kesehatan, dan keseragaman.

SNI 7815.3:2013, Huna capit biru (Cherax albertisii) - Bagian 3: Produksi benihAbstrak : Standar ini menetapkan persyaratan produksi, cara pengukuran dan pemeriksaan benih huna capit biru.

SNI Huna capit biru (Cherax albertisii) – Bagian 3: Produksi benih, disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat produk huna capit biru banyak diperdagangkan serta sangat berpengaruh terhadap produksi kegiatan budidaya yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu.

Persyaratan produksi benih huna capit biru diantara meliputi: 1) Tahap Praproduksi: a) Lokasi di kawasan bebas banjir dan pencemaran dengan ketinggian lahan: maksimum 700 m

diatas permukaan laut dan sumber air yang tersedia sepanjang tahun serta memenuhi persyaratan baku mutu air budidaya;

b) Wadah pemijahan untuk benih lepas asuh berupa akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm dan tinggi air 20 cm - 30 cm, bak beton/fibre glass (200 cm x 100 cm x 50 cm) tinggi air 20 cm -30 cm, sedang wadah penetasan telur dan pemeliharaan berupa akuarium (100 cm x 50 cm x 35 cm), bak fiber glass ukuran (100 cm x 100 cm x60 cm) dengan tinggi air 20 cm -30 cm;

c) Pelindung (shelter) terdiri dari paranet, pipaPVC dengan diameter ¾ inci – 2 inci dan roster tanah liat; serta d) Induk huna capit biru sesuai dengan SNI 7815.1:2013.

2) Tahap produksi: sesuai tabel 1 dalam standar ini. Pengukuran dan pemeriksaan dilakukan dengan memperhitungkan suhu, pH air, Oksigen terlarut,

jumlah pakan, padat tebar benih dan keseragaman, Jumlah tebar dan bobot benih.

SNI 7816.1:2013, Huna capit merah (Cherax quadricarinatus) - Bagian 1: IndukAbstrak : Standar SNI 7816.1:2013 adalah standar baru yang dirumuskan, untuk dapat dipergunakan oleh

pembudidaya, pelaku usaha dan instansi lainnya yang memerlukan untuk pembinaan mutu dalam

1615

Page 21: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

rangka sertifikasi. Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan, serta cara pengukuran dan pemeriksaan induk huna capit merah.

Klasifikasi induk huna capit merah digolongkan dalam 1 (satu) tingkatan mutu berdasarkan kriteria kualitatif dan kuantitatif. Persyarataan untuk kriteria kualitatif induk huna capit merah, yaitu 1) berasal dari alam atau hasil pembesaran benih; 2) warna kulit biru kecoklatan atau hijau kecoklatan; 3) anggota atau organ lengkap, tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, tidak ada bercak hitam, tidak berlumut dan insang bersih; dan 4) gerakan aktif.

Sedangkan kriteria kuantitatif, diantaranya meliputi: 1) umur produktif 7-31 bulan; 2) panjang total min. 12cm; 3) bobot indukmin. 100 g (jantan) dan min. 80 (betina); 4) fekunditas min.8 butir/g bobot induk; dengan 5) diameter telur min.2 mm.

SNI 7816.2:2013, Huna capit merah (Cherax quadricarinatus) - Bagian 2: BenihAbstrak : SNI 7816.2:2013 menetapkan klasifikasi dan persyaratan serta cara pengukuran dan pemeriksaan benih

huna capit merah. Standar ini disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat produk huna capit biru banyak diperdagangkan serta sangat berpengaruh terhadap produksi kegiatan budidaya yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu.

Klasifikasi benih huna capit merah digolongkan dalam 1 (satu) tingkatan mutu berdasarkan kriteria kualitatif dan kriteria kuantitatif. Persyaratan kriteria kualitatif benih huna capit merah terbagi menjadi

a) benih lepas asuh; b) benih 2,5 cm (1 inci); c) benih 5 cm (2 inci), dengan kriteria kuantitatif pada setiap tingkatan benih diantaranya: 1) bebas penyakit 100%; 2) keseragaman populasi 80-95%; 3) panjang total 0,6 - 0,8 cm (benih lepas asuh), 25 - 30 cm (benih 2,5 cm (1 inci)) dan 50 - 60

cm (benih 5 cm (2 inci)). Cara pengukuran dan pemeriksaan dilakukan berdasarkan aspek umur, panjang total, kesehatan, dan keseragaman populasi.

SNI 7816.3:2013, Huna capit merah (Cherax quadricarinatus) - Bagian 3: Produksi benihAbstrak : SNI Huna capit merah (Cherax quadricarinatus) – Bagian 3: Produksi benih, disusun sebagai upaya

meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat produk huna capit merah banyak diperdagangkan serta mempunyai pengaruh terhadap benih yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu. Standar ini menetapkan persyaratan produksi, cara pengukuran dan pemeriksaan produksi benih huna capit merah. Persyaratan produksi terdiri dari:

1) Tahap Praproduksi yang meliputi: a) Lokasi berada di kawasan bebas banjir dan pencemaran, dengan b) ketinggian lahan maksimum 700 m diatas permukaan laut dan c) sumber air yang tersedia sepanjang tahun serta memenuhi persyaratan baku mutu air budidaya.

2) Tahap Proses Produksi diantaranya: Padat tebar 6 - 12 ekor/m² untuk proses pemijahan, 4 - 9 ekor/m² untuk proses pengeraman induk, 150 – 175 ekor/m² untuk produksi benih 2,5 cm (1 inchi), dan 75 - 100 ekor/m² untuk produksi benih 5 cm (2 inchi).

Pengukuran dan pemeriksaan dilakukan berdasarkan: 1) suhu air, pH air, oksigen terlarut, jumlah pakan, padat tebar benih, jumlah tebar dan bobot benih.

SNI 7819.1:2013, Metode uji residu antibakterial secara enzyme linked immunoassay (ELISA) pada daging ikan dan udang - Bagian 1: TetracyclineAbstrak : SNI 7819.1:2013 merupakan standar baru yang disusun dalam rangka usaha budidaya keberlanjutan,

meningkatkan produktivitas, dan memberikan jaminan mutu komoditas perikanan serta memberikan hasil uji yang akurat bagi setiap pengujian di laboratorium acuan dan uji. Standar ini menetapkan prosedur pengujian residu antibakterial tetracycline pada daging ikan dan udang dengan metode enzyme linked immunoassay (ELISA).

Metode ini mampu menguji pada rentang 2 ng/ml sampai dengan 180 ng/ml. Proses pengujian ini mencakup 4 tahapan, yaitu tahap: 1) Preparasi contoh uji; 2) ekstraksi; 3) pemurnian filtrat dengan C18 column; dan 4) proses pengujian ELISA.

SNI 7819.2:2013, Metode uji residu antibakterial secara enzyme linked immunoassay (ELISA) pada daging ikan dan udang - Bagian 2: SulfonamideAbstrak : SNI 7819.2:2013 merupakan standar baru yang menetapkan pengujian residu antibakterial sulfonamide

pada daging ikan dan udang dengan metode enzyme linked immunoassay (ELISA). Metode ini mampu menguji pada rentang 0,1 ng/ml sampai dengan 8,1 ng/ml. Standar ini disusun dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas, dan memberikan jaminan mutu komoditas perikanan serta memberikan

17

Page 22: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

hasil uji yang akurat bagi setiap pengujian di laboratorium acuan dan uji, Proses pengujian ini meliputi tahapan: 1) preparasi contoh uji; 2) ekstraksi; dan 3) proses pengujian ELISA.

SNI 7819.3:2013, Metode uji residu antibakterial secara enzyme linked immunoassay (ELISA) pada daging ikan dan udang - Bagian 3: EnrofloxacinAbstrak : Standar ini menetapkan prosedur pengujian residu Enrofloxacin pada daging ikan dan udang dengan

metode enzyme linked immunoassay (ELISA). Standar ini merupakan standar metode baru yang mampu menguji pada rentang 1 ng/ml sampai dengan 50 ng/ml.

Prosedur pengujian residu ini, dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu mencakup tahap: 1) preparasi contoh uji; 2) ekstraksi; dan 3) proses pengujian ELISA. Standar ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, dan memberikan jaminan mutu komoditas perikanan serta memberikan hasil uji yang akurat bagi setiap pengujian di laboratorium acuan dan uji.

SNI 7820.1:2013, Identifikasi Channel Catfish Virus (CCV) - Bagian 1: Metode netralisasiAbstrak : SNI 7820.1:2013 merupakan standar baru yang menetapkan identifikasi Channel Catfish Virus (CCV)

dengan menggunakan metode netralisasi. Standar ini disusun untuk meningkatkan produktivitas dan memberikan jaminan mutu komoditas perikanan serta memberikan hasil uji yang akurat bagi setiap pengujian di Laboratorium acuan dan uji.

Prinsip dari standar ini adalah mengisolasi dan memurnikan virus ikan yang digunakan pada kultur kemudian diidentifikasi dengan metoda uji netralisasi, melalui tahap 1) Metode diagnosa CCV; dan 2) Identifikasi CCV dengan metode netralisasi.

SNI 7820.2:2013, Identifikasi Channel Catfish Virus (CCV) - Bagian 2: Metode Indirect Fluorescent Antibody (IFA)Abstrak : Standar baru ini menetapkan mengenai identifikasi Channel Catfish Virus (CCV) dengan menggunakan

metode Indirect Fluorescent Antibody (IFA). Pada prinsipnya, standar ini menetapkan cara mengisolasi dan memurnikan virus ikan yang digunakan pada kultur kemudian diidentifikasi dengan metoda uji IFA. Prosedur yang digunakan dalam standar ini, yaitu melalui tahapan: 1) Metode screening; dan 2) Metode diagnostik.

SNI 7822.1:2013, Identifikasi Rhabdovirus carpio - Bagian 1: Metode kultur selAbstrak : Standar ini menjelaskan identifikasi Rhabdovirus carpio dengan metode kultur sel. Rhabdovirus carpio

dalam standar ini merupakan jasad penyebab penyakit dari spring viraemia of carp (SVC). Pada standar ini, Prosedur dalam penerapan metode kultur sel dilakukan melalui tahap: 1) Inokulasi contoh pada sel monolayer; 2) Pengamatan CPE; dan 3) Subkultivasi.

SNI 7822.2:2013, Identifikasi Rhabdovirus carpio - Bagian 2: Metode Indirect Fluorescent Antibody (IFA)Abstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menjelaskan identifikasi Rhabdovirus carpio dengan metode

IFA. Standar ini disusun sebagai salah satu upaya meningkatkan produktivitas dan jaminan mutu komoditas perikanan serta memberikan hasil uji yang akurat bagi setiap pengujian laboratorium uji dalam usaha budidaya keberlanjutan. Yang dimaksud dengan Rhabdovirus carpio dalam standar ini, merupakan jasad penyebab penyakit dari spring viraemia of carp (SVC). Sedangkan indirect fluorescent antibody (IFA) adalah deteksi antibodi terhadap bahan antigenik tertentu dalam suatu substrat menggunakan mikroskop fluorescent. Sebagai identifikasi, SVCV positif ditandai adanya konjugasi antara virus dengan antibodi yang sudah di label dengan fluorescein isothiocyanate (FITC) sehingga terlihat berpendar hijau saat pengamatan.

SNI 7822.3:2013, Identifikasi Rhabdovirus carpio - Bagian 3: Metode netralisasiAbstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan identifikasi Rhabdovirus carpio dengan metode

netralisasi. Standar ini merupakan standar baru yang disusun untuk meningkatkan produktivitas dan jaminan mutu komoditas perikanan serta memberikan hasil uji yang akurat bagi setiap pengujian laboratorium uji dalam usaha budidaya keberlanjutan di bidang perikanan. Yang dimaksud dengan Rhabdovirus carpio dalam standar ini merupakan jasad penyebab penyakit dari spring viraemia of carp (SVC). Sedangkan spring viraemia of carp (SVC) adalah penyakit ikan yang disebabkan oleh infeksi spring viraemia of carp virus (SVCV), termasuk dalam famili Rhabdoviridae dan secara sementara dimasukkan dalam genus Vesiculovirus, merupakan single strand (ss) RNA virus dengan polaritas negatif, yang dapat menyebabkan infeksi sistemik.

18

Page 23: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

Dalam standar ini, virus yang diuji diidentifikasi sebagai SVCV bila CPE tidak terbentuk atau terjadi perlambatan pertumbuhan pada kultur sel yang telah diberi campuran suspensi virus dan antibodi spesifik SVCV. Sementara CPE muncul pada kultur sel yang lain (yang tidak diberi antibodi).

SNI 7823:2013, Deteksi Rhabdovirus carpio - Metode Reverse Transcription - polymerase chain reaction (RT-PCR)Abstrak : Standar ini menetapkan deteksi Rhabdovirus carpio pada ikan dengan metode Reverse Transcription

- polymerase chain reaction (RT- PCR). PCR dalam standar baru ini adalah suatu metode in vitro yang digunakan untuk mensintesis sekuen tertentu DNA dengan menggunakan dua primer oligonukleotida yang menghibridisasi pita yang berlawanan dan mengapit dua target DNA. Organ target dalam standar ini berupa jaringan ginjal, insang, limpa, hati, otak, seluruh bagian tubuh ikan (larva) atau pelet hasil sentrifus kultur sel terinfeksi, melalui reaksi sintesa cDNA (transkripsi balik) pada suhu 37 °C selama 1 jam dengan komposisi seperti pada Tabel 1 standar ini. Berdasarkan pola pita pada gel agarose setelah proses elektroforesis terhadap produk PCR yang diamati dengan uv transilluminator, maka pada kontrol positif (DNA Rhabdovirus carpio): terlihat adanya pita berukuran 714 bp dan 606 bp.

SNI 7824:2013, Deteksi Monodon baculovirus (MBV) pada udang dengan metode polymerase chain reaction (PCR)Abstrak : SNI 7824:2013 merupakan standar baru yang menetapkan deteksi monodon baculovirus (MBV) pada

udang dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Monodon baculovirus (MBV) adalah virus yang termasuk dalam genus Nucleopolyhardovirus, mempunyai materi genetik DNA untai ganda, beramplop dan virion berbentuk polyhedral. PCR adalah suatu metode in vitro yang digunakan untuk mensintesis sekuen tertentu DNA dengan menggunakan dua primer oligonukleotida yang menghibridisasi pita yang berlawanan dan mengapit dua target DNA. Pada prinsipnya metode ini mengisolasi dan memurnikan virus udang kemudian dideteksi dengan metoda uji PCR. Berdasarkan pola pita pada gel agaros, setelah proses elektroforesis terhadap produk PCR yang diamati dengan uv transilluminator, maka: jika kontrol positif (DNA MBV): terlihat adanya pita berukuran 261 bp.

SNI 7821:2013, Deteksi Channel Catfish Virus (CCV) - Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)Abstrak : Standar ini menetapkan deteksi Channel Catfish Virus (CCV) dengan menggunakan metode Polymerase

Chain Reaction (PCR). Yang dimaksud dengan PCR dalam standar ini adalah suatu metode in vitro yang digunakan untuk mensintesis sekuen tertentu DNA dengan menggunakan dua primer oligonukleotida yang menghibridisasi pita yang berlawanan dan mengapit dua target DNA. Standar ini merupakan standar baru yang prosedur pelaksanaan metodenya meliputi tahapan: 1) Persiapan contoh uji dari kultur sel; 2) Persiapan contoh uji dari jaringan; dan 3) Persiapan PCR.

SNI 7851:2013, Tanaman palem waregu (Raphis excelsa)Abstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, pengemasan

dan pelabelan pada tanaman palem waregu (Raphis excelsa), dan berlaku untuk palem warege dari famili Aracaceae (Palmaceae), yang dipasarkan setelah penanganan pasca panen. Tanaman palem waregu diklasifikasikan dalam 2 (dua) kelas mutu, yaitu: kelas 1 dan kelas 2. Persyaratan umum yang harus dipenuhi untuk semua kelas tanaman tersebut antara lain adalah:

1) Rangkaian tanaman utuh dengan komposisi tanaman proporsional; 2) Penampilan segar, memiliki bentuk daun sempurna dan warna daun hijau mengkilap; 3) Bersih; 4) Memiliki perakaran baru yang tumbuh aktif minimum 50 % dari volume wadah; 5) Bebas dari kerusakan fisik, biologis, kimia dan hama penyakit.

Persyaratan khusus yang harus dipenuhi diantaranya adalah batas toleransi untuk: - Kelas 1, semua ukuran: < 5 % - Kelas 2, semua ukuran: 5-10%

SNI 7852:2013, Daun potong pakis leather leafAbstrak : SNI 7852:2013 merupakan standar baru yang menetapkan ketentuan mengenai mutu, toleransi,

penampilan, penandaan dan pelabelan pada daun potong pakis leather leaf yang dipasarkan setelah proses penanganan pasca panen. Persyaratan umum yang harus dipenuhi untuk semua kelas daun potong pakis leather leaf adalah

19

Page 24: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

mempunyai tampilan : 1) Daun utuh dan kompak; 2) Daun segar; 3) Daun berwarna hijau tua; 4) Daun mengembang penuh dan tegak; 5) Warna daun dalam satu ikatan seragam; 6) Daun simetris; 7) Tangkai daun lurus dan keras; dan 8) Bersih

SNI 7880.1:2013, Embrio ternak - Bagian 1: SapiAbstrak : SNI 7880.1:2013 merupakan standar baru yang disusun untuk mendukung : 1) Pelestarian sumber

daya genetik sapi; 2) Peningkatan mutu genetik; 3) Peningkatan produktivitas; dan 4) Perlindungan konsumen.

Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengemasan dan penyimpanan untuk embrio sapi, yaitu embrio hasil fertilisasi sel telur oleh spermatozoa melalui proses in vivo atau in vitro yang telah berkembang mencapai tahap morula sampai blastosis expand dalam bentuk segar maupun beku.

Persyaratan mutu khusus yang harus dipenuhi berdasarkan standar ini diantaranya: 1) Memiliki perkembangan embrio dari morula sampai blastosis expand yang sempurna seperti ditunjukkan pada Gambar 1 standar ini; 2) Mempunyai blastomer (BL) dan zona pellucida (ZP) utuh; 3) Mempunyai bentuk simetris dan bulat dengan blastomer seragam dalam ukuran, warna dan kepadatan; 4) Blastomer hidup dan utuh minimal 50 %; dan 5) Penentuan mutu embrio dilakukan dengan pengamatan secara morfologi menggunakan mikroskop oleh petugas terlatih.

Pengemasan embrio dilakukan dengan keterntuan: 1) dalam straw transparan dengan ukuran 0,25 ml; 2) kondisi kemasan harus tertutup; 3) Setiap straw berisi satu embrio; dan 4) Kemasan harus dilengkapi dengan identitas .

Sedang penyimpanan embrio dilakukan dengan: 1) Straw embrio disimpan menggunakan goblet/cassete dalam canister serta terendam penuh dalam nitrogen cair suhu -196 °C pada container kriogenik (cryogenic) dilengkapi dengan kartu petunjuk; 2) Kartu petunjuk menerangkan isi container; dan 3) produsen harus menyertakan informasi dan petunjuk tata cara pemanfaatan embrio.

SNI 7651.3:2013, Bibit sapi potong - Bagian 3: AcehAbstrak : SNI 7651.3:2013 merupakan standar baru yang menetapkan persyaratan mutu dan cara pengukuran

permukaan tubuh bibit sapi Aceh. Bibit sapi Aceh yang dimaksud dalam standar ini adalah sapi Aceh yang mempunyai sifat unggul dan

mewariskannya serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan, dengan persyaratan mutu umum:

1. Sehat dan bebas dari penyakit hewan menular strategis yang dinyatakan dengan surat keterangan kesehatan hewan oleh dokter hewan yang ditunjuk oleh pejabat berwenang;

2. Bibit sapi jantan bebas dari cacat fisik dan cacat alat reproduksi, memiliki libido yang baik, kualitas dan kuantitas semen baik, dan tidak mempunyai silsilah cacat genetik;

3. Bibit sapi betina bebas dari cacat fisik dan cacat alat reproduksi, ambing normal dan tidak menunjukkan gejala kemajiran serta tidak mempunyai silsilah cacat genetik.

Cara pengukuran bibit sapi Aceh dilakukan pada posisi sapi berdiri sempurna (keempat kaki berbentuk empat persegi panjang) diatas permukaan yang rata, yang didasarkan pada: 1) umur; 2) lingkar dada; 3) tinggi pundak; 4) panjang badan; 5) lebar pinggul; dan 6) lingkar skrotum.

SNI 7855.1:2013, Bibit babi - Bagian 1: LandraceAbstrak : SNI 7855.1:2013 adalah suatu standar baru yang menetapkan persyaratan mutu dan cara pengukuran

bibit babi Landrace. Persyaratan mutu yang harus dipenuhi berdasarkan standar ini, diantaranya bahwa bibit harus:

- bebas dari penyakit hewan menular strategis dan zoonosis; - tidak cacat fisik; - tidak mempunyai riwayat cacat genetik dari tetuanya. - seluruh tubuh berwarna putih- bentuk telinga terkulai kedepan

Cara pengukuran bibit babi Landrace dilakukan dengan memperhitungkan: 1) jumlah total anak babi yang lahir (Litter size); 2) bobot lahir setiap ekor anak babi paling lambat 24 jam setelah lahir menggunakan timbangan dengan satuan gram (g) yang sudah ditera; 3) umur pada saat bobot badan (90 ± 2,5) kg; 4) rataan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH); 5) rataan Rasio Konversi Ransum

20

Page 25: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

(RKR); 6) rataan Efisiensi Penggunaan Ransum (EPR); 7) rataan Tebal Lemak Punggung (TLP); dan 8) Seleksi indeks (SI) / Index selection (IS).

SNI 7855.2:2013, Bibit babi - Bagian 2: YorkshireAbstrak : Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan cara pengukuran bibit babi Yorkshire, yaitu babi yang

berasal dari turunan Sus scrofa dan telah dikembangbiakkan melalui proses seleksi berdasarkan parameter yang diperoleh pada saat uji penampilan (performance test)

Persyaratan mutu berdasarkan standar ini diantaranya:- bebas dari penyakit hewan menular strategis dan zoonosis;- tidak cacat fisik;- organ reproduksi normal; - memiliki libido yang baik;- tidak mempunyai riwayat cacat genetik dari tetuanya. - memiliki surat keterangan kesehatan hewan yang menyatakan bebas dari penyakit hewan menular

strategis dan zoonosis, yang dikeluarkan oleh dokter hewan berwenang. Cara pengukuran bibit babi Yorkshire dilakukan dengan memperhitungkan: 1) jumlah total anak

babi yang lahir (Litter size); 2) bobot lahir setiap ekor anak babi paling lambat 24 jam setelah lahir menggunakan timbangan dengan satuan gram (g) yang sudah ditera; 3) umur pada saat bobot badan (90 ± 2,5) kg; 4) rataan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH); 5) rataan Rasio Konversi Ransum (RKR); 6) rataan Efisiensi Penggunaan Ransum (EPR); 7) rataan Tebal Lemak Punggung (TLP); dan 8) Seleksi indeks (SI) / Index selection (IS).

SNI 7855.3:2013, Bibit babi - Bagian 3: DurocAbstrak : Standar ini merupakan standar baru yang menetapkan persyaratan mutu dan cara pengukuran bibit

babi Duroc, yaitu babi yang berasal dari turunan Sus scrofa dan telah dikembangbiakkan melalui proses seleksi berdasarkan parameter yang diperoleh pada saat uji penampilan (performance test).

Persyaratan mutu yang harus dipenuhi, berdasarkan standar ini, diantaranya: - bebas dari penyakit hewan menular strategis dan zoonosis;- tidak cacat fisik;- organ reproduksi normal - tidak mempunyai riwayat cacat genetik dari tetuanya.- memiliki surat keterangan kesehatan hewan yang menyatakan bebas dari penyakit hewan menular

strategis dan zoonosis, yang dikeluarkan oleh dokter hewan berwenang.- seluruh tubuh berwarna coklat dan bervariasi dari kuning keemasan- bentuk telinga terkulai kedepan

Cara pengukuran bibit babi Duroc dilakukan dengan memperhitungkan: 1) jumlah total anak babi yang lahir (Litter size); 2) bobot lahir setiap ekor anak babi paling lambat 24 jam setelah lahir menggunakan timbangan dengan satuan gram (g) yang sudah ditera; 3) umur pada saat bobot badan (90 ± 2,5) kg; 4) rataan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH); 5) rataan Rasio Konversi Ransum (RKR); 6) rataan Efisiensi Penggunaan Ransum (EPR); 7) rataan Tebal Lemak Punggung (TLP); dan 8) Seleksi indeks (SI) / Index selection (IS).

SNI 7855.4:2013, Bibit babi - Bagian 4: HampshireAbstrak : SNI 7855.4:2013 menetapkan persyaratan mutu dan cara pengukuran bibit babi Hampshire, yaitu babi

yang berasal dari turunan Sus scrofa dan telah dikembangbiakkan melalui proses seleksi berdasarkan parameter yang diperoleh pada saat uji penampilan (performance test).

Persyaratan mutu yang harus dipenuhi berdasarkan standar ini:- bebas dari penyakit hewan menular strategis dan zoonosis;- tidak cacat fisik;- organ reproduksi normal; - tidak mempunyai riwayat cacat genetik dari tetuanya;- memiliki surat keterangan kesehatan hewan yang menyatakan bebas dari penyakit hewan menular

strategis dan zoonosis, yang dikeluarkan oleh dokter hewan berwenang;- tubuh berwarna hitam dengan warna putih melingkari bahu sampai kaki depan;- bentuk telinga agak tegak.

Cara pengukuran bibit babi Hampshire dilakukan dengan memperhitungkan: 1) jumlah total anak babi yang lahir (Litter size); 2) bobot lahir setiap ekor anak babi paling lambat 24 jam setelah lahir menggunakan timbangan dengan satuan gram (g) yang sudah ditera; 3) umur pada saat bobot badan (90 ± 2,5) kg; 4) rataan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH); 5) rataan Rasio Konversi Ransum (RKR); 6) rataan Efisiensi Penggunaan Ransum (EPR); 7) rataan Tebal Lemak Punggung (TLP); dan

21

Page 26: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

8) Seleksi indeks (SI) / Index selection (IS).

SNI 7879:2013, Tembakau Jatim NO-VOAbstrak : SNI 7879:2013 merupakan SNI baru. Standar ini menetapkan, persyaratan mutu, pengambilan contoh,

cara uji, pengemasan dan penandaan pada tembakau Jatim NO-VO dengan mutu preblended dan siap ekspor.

Yang dimaksud dengan tembakau Jatim NO-VO adalah campuran krosok tembakau Besuki NO dan Jatim VO yang digunakan sebagai filler cerutu, dengan persyaratan mutu, diantaranya: 1) Lasioderma serricorne F. hidup: tidak ada; 2) Kapang: tidak ada; 3) warna hijau mati/hitam busuk: tidak ada; 4) bau duf dan bau muf: tidak ada; 5) benda asing: tidak ada; 6) tingkat kekeringan: kering; dan 7) Fermentasi: masak

Pengambilan contoh uji harus mewakili lot yang diuji, seperti ditetapkan pada Tabel 2 dalam standar ini. Contoh tembakau diambil oleh petugas pengambil contoh bersertifikat dan kompeten dibidangnya.

Sedang pengemasan harus dilakukan dengan menggunakan kemasan baru, bersih tanpa noda/flek, kuat, warna seragam dan mudah untuk perlakuan fumigasi dan pengujian. Tembakau dikemas dengan berat 100 kg, 200 kg atau sesuai dengan permintaan dan dilengkapi dengan penandaan yang diletakkan pada bagian luar kemasan dengan menggunakan bahan yang baik, berwarna hitam, jelas terbaca. Penandaan minimal mencantumkan :

- jenis tembakau, - tahun panen,- daerah asal tembakau,- nomor kemasan, - tanda pengenal eksportir.

SNI 7882.1:2013, Tembakau cerutu Besuki - Bagian 1: AsalanAbstrak : SNI 7882.1:2013 merupakan standar baru. Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu,

pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan penandaan pada tembakau cerutu Besuki asalan. Tembakau cerutu Besuki asalan merupakan daun yang berasal dari tanaman tembakau (Nicotiana tabacum Linn) yang ditanam di daerah Jember, Bondowoso dan Banyuwangi, yang lazim ditanam pada akhir musim kemarau dan dipanen pada musim penghujan (Na-Oogst) dan atau ditanam akhir musim penghujan dipanen musim kemarau (NOTA/Na-Oogst Tanaman awal) yang di proses di gudang pengering dalam bentuk lembaran daun kering yang digunakan sebagai bahan baku cerutu.

Klasifikasi tembakau cerutu Besuki asalan diklasifikasi menjadi 3 klasifikasi besar, yaitu: a. Bahan Dekblad yang diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kelas mutu; b. Bahan Omblad yang diklasifikasikan dalam 2 (dua) kelas mutu; c. Bahan Filler yang diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kelas mutu dan harus memenuhi persyaratan

umum, diantaranya: 1) Lasioderma serricorne F hidup: tidak ada; 2) kapang : tidak ada; 3) warna hijau mati dan hitam busuk: tidak ada; 4) bau duf dan bau muf: tidak ada; serta 5) benda asing: tidak ada.

Pengambilan contoh tembakau diambil 5 % - 10 % dari berat kemudian dianalisa untuk menentukan mutunya, yang dilakukan oleh petugas pengambil contoh, bersertifikat dan kompeten dibidangnya. Pengujian tembakau cerutu Besuki asalan dilakukan oleh petugas bersertifikat dan kompeten dibidangnya, dengan cara uji sesuai dengan Lampiran A standar ini.

Pengemasan tembakau cerutu Besuki asalan diunting berdasarkan kelas mutu dan dikemas dalam bentuk bangkelan kemudian diberi tanda kelas mutunya.

SNI 7883.1:2013, Tembakau rajangan - Bagian 1: MaesanAbstrak : SNI 7883.1:2013 ini menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu, pengambilan contoh, cara uji,

pengemasan dan penandaan pada tembakau rajangan Maesan, dengan menggunakan acuan normatif pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, 2006. Yang dimaksud dengan tembakau rajangan Maesan dalam standar ini adalah daun tembakau yang berasal dari tanaman tembakau (Nicotiana tabacum Linn) Maesan yang ditanam di daerah Maesan Bondowoso dan sekitarnya, ditanam pada akhir musim penghujan dan dipanen pada musim kemarau, diperam dan dirajang serta dikeringkan dengan sinar matahari (sun-curing).

Berdasarkan standar ini, tembakau rajangan Maesan harus memenuhi persyaratan umum, diantaranya: 1) Tidak ada Lasioderma serricorne F. yang hidup; 2) Tidak ada kapang; 3) Tidak ada warna hijau mati/hitam busuk; 4) Bau duf dan bau muf tidak ada; 5) Benda asing: tidak ada; 6) Kemurnian: murni; 7) Lebar rajangan: 1 – 3 mm; dan 8) Tingkat kekeringan: Kering. Tembakau rajangan Maesan diklasifikasi dalam 10 (sepuluh) kelas mutu, yaitu : Mutu 1 - 9 dan ND.

Contoh tembakau diambil dari bagian atas, tengah dan bawah maksimum 250 gram dari setiap kemasan

2221

Page 27: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

dan kelas mutu, oleh petugas pengambil contoh bersertifikat dan kompeten dibidangnya, dengan cara uji sesuai lampiran A dalam standar ini untuk pengamatan secara visual adanya hama Lasioderma serricorne F. hidup.

Pengemasan menggunakan bahan yang tidak mencemari produk dengan ukuran 10 kg - 50 kg tiap kemasan yang dilengkapi penandaan pada bagian luar kemasan tembakau dengan menggunakan bahan yang baik, jelas terbaca dan minimal mencantumkan: - jenis tembakau,

- tahun panen,- berat produk,- kelas mutu.

SNI 7898:2013 Kulit gemor Abstrak : Standar ini menetapkan istilah dan definisi, klasifikasi, persyaratan, cara uji, penandaan dan

pengemasan kulit gemor jenis Nothophoebe coriacea Kosterm, dan Nothophoebe umbelliflora Blume famili Lauraceae.

Yang dimaksud kulit gemor dalam standar ini adalah bagian kulit dalam (inner bark) batang pohon Nothophoebe coriacea Kosterm, warna kulit kuning pucat dan Nothophoebe umbelliflora Blume, warna kulit kemerahan.

Klasifikasi mutu kulit gemor terbagi menjadi 3 (tiga ) mutu, yaitu mutu A, mutu B dan mutu C yang didasarkan pada tingkat kebersihan, keseragaman, ketebalan kulit dan ada tidaknya butiran pasir yang terbawa, kadar air, kadar resin.

Syarat mutu kulit gemor berdasarkan penampilan (visual), meliputi: 1) Ketebalan kulit min 3mm (mutu A), 1-3mm (mutu B dan C); 2) Warna: Merah kehitam-hitaman (mutu A), Merah kecoklatan (mutu B) dan Coklat muda keputih-putihan (mutu C); dengan 3) Kadar kotoran maks 2% (mutu A), 2-4% (mutu B) dan maks 10% (mutu C). Sedang syarat mutu berdasar pengujian laboratorium meliputi: 1) Kadar air maks 20% (untuk ketiga mutu) dengan 2) Kadar resin min. 3% (mutu A), 2 - < 3 % (mutu B) dan < 2 % (mutu C).

Pengujian kulit gemor berdasarkan standar ini dilakukan terhadap 1) Ketebalan kulit, 2) Warna, 3) Kadar kotoran, 4) Kadar air, dan 5) Kadar resin.

Pengemasan dilakukan dengan memasukkan kulit gemor yang berupa potongan alam karung plastik yang baru, bersih, dijahit rapat dan kuat (tahan dalam setiap pemuatan dan pembongkaran). Bobot setiap kemasan 20 kg. Sedang penandaan dilakukan dengan mencantumkan pada satu sisi kemasan (menggunakan cat/bahan yang tidak luntur) yang meliputi:

a) nama perusahaan b) nama produk c) nomor kemasan/kode partai (lot)d) kelas mutue) bobot kotor /bersihf) tujuan pengiriman (pelabuhan tujuan)g) HS Code

SNI 7892:2013, Alat pemadam kebakaran hutan - Kepyok/pemukul api - Spesifikasi teknisAbstrak : SNI 7892:2013 ini ini menetapkan spesifikasi teknis kepyok/pemukul api kebakaran hutan dengan bilah

pemukul api (flaper) yang terbuat dari anyaman/ram kawat galvanis (kawat kasa) sebagai pedoman peralatan untuk kegiatan pemadaman kebakaran hutan.

Kepyok merupakan peralatan tangan (hand tools) yang digunakan untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan terutama untuk memadamkan jenis api permukaan sampai tinggi 1-1,5 m dan akan lebih efektif jika digunakan bersinergi dengan alat lainnya seperti pompa punggung.

Spesifikasi teknik kepyok diantaranya mencakup: 1) Dimensi keseluruhan dengan panjang 2000-2500 mm, lebar 250-300 mm, bobot maksimal 2 kg; 2) Gagang/tangkai dengan panjang 1800-2200 mm, diameter 20-40 mm, panjang pegangan masuk ikatan anyaman/ram kawat galvanis (kawat kassa) 200-240 mm, klem besi min. 20 mm; dan 3) Bilah pemukul dengan panjang 450-500 mm, lebar bilah pemukul 250-300 mm, diameter kawat kasa min. 1,5 mm.

SNI 7893:2013, Alat pemadam kebakaran hutan - pompa punggung (backpack pump) - Unjuk kerjaAbstrak : Standar ini merupakan standar baru yang digunakan sebagai pedoman peralatan pemadaman

kebakaran hutan, yang menetapkan unjuk kerja dan cara uji pompa punggung sebagai pedoman untuk peralatan pemadaman kebakaran hutan.

Pompa punggung merupakan peralatan tangan (hand tools) yang digunakan untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan terutama untuk memadamkan jenis api permukaan sampai tinggi 1-1,5 m

23

Page 28: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

dan akan lebih efektif jika digunakan bersinergi dengan alat lainnya seperti kepyok. Secara visual, pompa punggung harus memenuhi syarat mutu sebagai berikut :

a. Tidak boleh ada bagian komponen yang tajam, yang dapat melukai operatorb. Tidak boleh ada kerusakan pada komponen pompa punggung seperti bengkok, retak, bocor, kendor,

dan macet. Pompa punggung secara garis besar konstruksinya terdiri atas 3 bagian yaitu : pompa tangan, kantung

air, dan selang pompa. Persyaratan untuk kerja pompa punggung, meliputi: 1) Debit aliran rata-rata min. 2.0 liter/menit, 2) Jangkauan horizontal min. 8 m dan vertikal min. 6 m.

SNI 7894:2013, Alat pemadam kebakaran hutan - Suntikan gambut/peat injector - Spesifikasi teknis Abstrak : SNI 7894:2013 merupakan standar baru yang menetapkan spesifikasi suntikan gambut (peat injector)

sebagai pedoman untuk peralatan pemadaman kebakaran hutan. Suntikan gambut (peat injector), yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pemadaman api dalam lahan gambut yang sudah terbakar lebih dari 3 hari.

Spesifikasi teknis suntikan gambut, meliputi: 1) Panjang keseluruhan 1200-1600 mm; 2) Diameter pipa galvanis 40-50 mm; 3) Diameter pegangan min. 15 mm; 4) Panjang pegangan 150-200 mm (1 sisi); 5) Bobot maks. 5 kg; 6) Diameter lubang dinding pipa 5-10 mm; dan 7) Jumlah lubang 10-20 lubang tersebar di bagian atas dan bawah.

SNI 7895:2013, Alat pemadam kebakaran hutan - Tangki air lipat (collapsible tank) - SpesifikasiAbstrak : Standar ini merupakan standar baru, menetapkan spesifikasi kantong air lipat (collapsible water tank)

sebagai pedoman untuk peralatan menampung air/cairan pembasmi api dalam kegiatan pemadaman kebakaran hutan. Secara visual tangki air (penampung air/cairan pembasmi api) harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Tidak boleh ada bagian komponen yang tajam, yang dapat melukai operator. b. Tidak boleh ada kerusakan kantong air seperti bocor. Spesifikasi tangki air lipat, meliputi: 1) Bahan terbuat dari terpal/double PVC; 2) Tipe: bulat lonjong

atau kotak (open top, tidak memakai rangka atau frame, menggunakan outlet valve di bagian samping bawah); dan 3) Kapasitas 1000 liter - 4000 liter.

SNI 7908:2013, Alat dan mesin persemaian padi sistem kotak (dapok) - Bagian 2: Kotak penabur tanah dan benih - Syarat mutu dan metode ujiAbstrak : Standar ini menetapkan syarat mutu dan metode uji mesin penabur tanah dan benih untuk persiapan

persemaian padi sistem kotak (dapok), dengan syarat mutu terkait: 1) konstruksi; 2) Spesifikasi teknis; 3) Bahan konstruksi; 4) Persyaratan unjuk kerja; dan 5) Keselamatan kerja dan pelayanan.Metode uji

Metode uji dilakukan terhadap: 1) Peralatan uji yang digunakan terkait ketelitian peralatan uji mesin penabur tanah dan benih untuk

persiapan persemaian padi sistem kotak (dapok);2) Uji verifikasi terhadap kesesuaian spesifikasi teknis dan perlengkapan mesin penabur tanah dan

benih untuk persiapan persemaian padi sistem kotak (dapok);3) Uji unjuk kerja, terkait bahan yang digunakan untuk pengujian mesin penabur tanah dan benih

untuk persiapan persemaian padi sistem kotak (dapok) ini adalah tanah kering halus dan benih padi yang telah direndam dengan air selama 24 jam;

4) Cara pengukuran dan perhitungan.

SNI 7607:2013, Mesin tanam bibit padi tipe dorong - Syarat mutu dan metode ujiAbstrak : Standar ini merupakan revisi SNI 7607: 2010, Mesin tanam bibit padi tipe dorong - Syarat mutu dan

metode uji, yang menetapkan syarat mutu dan metode uji mesin tanam bibit padi tipe dorong yang dioperasikan oleh operator yang berjalan di belakang mesin.

Syarat mutu dalam standar ini meliputi:1) Spesifikasi teknis mesin tanam padi tipe dorong, terkait dimensi dan spesifikasi teknis berdasarkan

jumlah alur tanam sebagaimana tercantum dalam tabel 1 standar ini.2) Konstruksi mesin tanam bibit padi tipe dorong 3) Unjuk kerja terkait pola penanaman di lapangan dan pelaksanaan operasi mesin tanam bibit padi

tipe dorong untuk uji unjuk kerja;4) Persyaratan pelayanan mesin tanam padi tipe dorong.

Metode uji meliputi: 1) Peralatan uji; 2) Bahan uji; 3) Tempat pengujian ; 4) Uji verifikasi; 5) Uji unjuk kerja; 6) Uji pelayanan; dan 7) Cara perhitungan.

2423

Page 29: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

67 TEKNOLOGI PANGAN

SNI 2908:2013, Dendeng sapi Abstrak : Standar ini merupakan revisi SNI 01 – 2908 – 1992 Dendeng sapi, yang menetapkan istilah dan definisi,

syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji dendeng sapi. Dendeng sapi yang dimaksud dalam standar ini adalah produk makanan yang berbentuk lempengan terbuat dari daging sapi segar dan atau daging sapi beku, yang diiris atau digiling, ditambah bumbu dan dikeringkan dengan sinar matahari atau alat pengering, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan.

Berdasarkan standar ini, syarat mutu dendeng sapi diantaranya meliputi: 1). Bau dan warnanya normal; 2). Kadar air (b/b) maks. 12% ; 3). Kadar lemak (b/b) maks. 3%; dan 4). Kadar protein (Nx 6,25) (b/b) min. 18%.

Sedangkan cara pengambilan contoh, sesuai dengan SNI 0428. Pengujian dendeng sapi dilakukan dengan pengujian:1) keadaan, 2) bau, 3) warna, 4) kadar air , 5) kadar lemak, 6) kadar protein (Nx6,25), 7) abu tidak larut dalam asam, 8) cemaran logam (kadmium (Cd) dan timbal (Pb), timah (Sn), dan merkuri (Hg) ), 8) cemaran arsen (As), 9) cemaran mikroba (yang meliputi: Persiapan dan homogenisasi contoh, uji angka lempeng total, uji Escherichia coli, uji Salmonella sp., uji Staphylococcus aureu, dan uji Bacillus cereus).

SNI 3707:2013, Abon sapiAbstrak : SNI 3707:2013 merupakan revisi SNI 01 – 3707 – 1995 Abon. Standar ini menetapkan istilah dan

definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji abon sapi. Yang dimaksud dengan abon sapi dalam standar ini, yaitu produk makanan kering yang berbentuk khas dibuat dari daging sapi segar dan atau daging sapi beku, melalui proses pemotongan, perebusan, penyuwiran, pemberian bumbu dan penggorengan, dapat melalui pengepresan dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan.

Berdasarkan standar ini, syarat mutu abon sapi diantaranya: 1) keadaan bau, rasa dan warnanya normal, 2) Kadar air (b/b) maks. 7 %, 3) Kadar lemak (b/b) maks. 25 %, 4) Kadar protein (N x 6,25) (b/b) min. 18 %, 5) Abu tidak larut dalam asam (b/b) maks. 0,1 %, dan 6) Serat kasar maks. 3,0 %.

Sedang pengujian dilakukan terhadap:1) keadaan (bau, rasa dan warna); 2) kadar air; 3) kadar lemak; 4) kadar protein; 5) abu tidak larut dalam asam; 6) serat kasar; 7) asam lemak bebas dihitung sebagai asam oleat; 8) cemaran logam (kadmium (Cd) dan timbal (Pb), timah (Sn), merkuri (Hg), cemaran arsen (As)); 9) cemaran mikroba (angka lempeng total, Escherichia coli, Salmonella sp., dan Staphylococcus aureus).

SNI 2986:2013, Dodol beras ketanAbstrak : SNI 2986:2013 merupakan revisi dari SNI 01-2986-1992, Dodol. Standar ini menetapkan istilah dan

definisi, komposisi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji dodol beras ketan. Yang dimaksud dengan dodol beras ketan dalam standar ini, yaitu produk pangan yang dibuat dari tepung beras ketan, santan kelapa dan gula melalui proses pemasakan hingga mencapai tekstur yang diinginkan, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan.

Komposisi dodol berdasarkan standar ini, meliputi : 1) Bahan baku (tepung beras ketan, santan kelapa dan gula), 2) Bahan pangan lain (bahan pangan yang diizinkan untuk dodol beras ketan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku), dan 3) Bahan tambahan pangan.

Syarat mutu dodol beras ketan diantaranya meliputi: 1) Bau dan rasa, normal; 2) Kadar air (b/b) maks. 20 %; 3) Abu (b/b) maks. 1,5 %; 4) Gula dihitung sebagai sukrosa min.30 %; dan 5) Asam lemak bebas (sebagai asam laurat) maks.0,5 %.

Cara pengambilan contoh dilakukan sesuai dengan SNI 0428, terhadap: bau, rasa, kadar air, abu, gula dihitung sebagai sukrosa, asam lemak bebas (sebagai asam laurat), cemaran logam (meliputi: kadmium (Cd) dan timbal (Pb), timah (Sn), merkuri (Hg)), cemaran arsen (As), cemaran mikroba (meliputi uji angka lempeng total, uji bakteri Coliform dan Escherichia coli, uji Salmonella sp., uji Staphylococcus aureus, uji Bacillus cereus, serta uji kapang dan khamir).

25

Page 30: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

SNI 7713:2013, Bawang merah gorengAbstrak : SNI 7713:2013 merupakan SNI baru, yang disusun dengan tujuan:

- Melindungi konsumen;- Menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab;- Mendukung perkembangan dan diversifikasi produk industri bawang merah goreng dan industri

pengguna bawang merah goreng. Standar ini menetapkan istilah dan definisi, komposisi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara

uji bawang merah goreng, dengan menggunakan SNI 19-0428-1998 , Petunjuk pengambilan contoh padatan sebagai acuan normatifnya.

Yang dimaksud dengan bawang merah goreng dalam standar ini adalah produk olahan dari umbi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L. atau Allium cepa L.) yang dibuat dengan cara pengirisan dan penggorengan dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Komposisi dari bawang goreng itu sendiri meliputi: bahan baku (bawang merah), bahan pangan lain (bahan pangan yang diizinkan untuk bawang merah goreng sesuai dengan ketentuan yang berlaku), dan (bahan tambahan pangan (bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk bawang merah goreng sesuai dengan ketentuan yang berlaku)

Persyaratan mutu bawang merah goreng sesuai standar ini, diantaranya: 1) Keadaan (Bau: normal; warna: kuning hingga kuning kecoklatan; Rasa: normal); 2) Kadar air (b/b) maks. 5 % ; dan 3) kadar lemak (b/b) maks. 40 %.

SNI 6945:2013, Jamur merang segarAbstrak : SNI 6945:2013 merupakan revisi dari SNI 01-6945-2003 Jamur merang segar, berdasarkan usulan

dari seluruh pemangku kepentingan sebagai upaya untuk mendorong peningkatan mutu jamur merang segar sesuai permintaan konsumen. Standar ini menetapkan ketentuan tentang mutu, penandaan dan pelabelan metode pengambilan contoh dan pengujian pada jamur merang famili Plutaceae, dan berlaku untuk jamur merang yang dipasarkan untuk konsumsi segar dan sebagai bahan baku industri pengolahan.

Persyaratan umum untuk semua kelas jamur merang, yang harus dipenuhi adalah :- tubuh buah segar tanpa perlakuan;- pada tahapan stadia kancing atau stadia telur;- bebas dari kotoran;- bebas dari kerusakan;- bebas dari hama dan penyakit.

Sedang persyaratan khusus pada jamur merang dalam standar ini mencakup: (1) Kelas 1: fase generatif pada stadia kancing dan memenuhi persyaratan umum dengan toleransi

3% ; (2) Kelas 2: fase generatif pada stadia telur dan memenuhi persyaratan umum dengan toleransi 10%.

Penandaan dan pelabelan kemasan untuk konsumen pada produk ini memenuhi standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Amd 2010.

SNI 3179:2013, Jahe putih besarAbstrak : SNI 3179:2013 merupakan hasil revisi dari SNI 01-3179-1992 Jahe segar, berdasarkan usulan dari

seluruh pemangku kepentingan sebagai upaya untuk mendorong peningkatan mutu jahe putih besar. Standar ini menetapkan ketentuan tentang mutu, penandaan dan pelabelan, metode pengambilan contoh dan pengujian pada jahe putih besar (Z. officinale var. officinale) famili Zingiberaceae. Standar ini berlaku untuk jahe putih besar yang dipasarkan untuk konsumsi segar.

Persyaratan umum untuk semua kelas jahe putih besar, yang harus dipenuhi adalah :- rimpang segar dan utuh;- tidak ada bagian kulit rimpang yang berwarna hijau; - bebas hama dan penyakit; - bersih dan bebas kotoran;- bebas dari tumbuhnya tunas;

Sedang persyaratan khusus pada jahe putih besar mencakup: 1) Kelas Super: berat > 300 gr, diameter > 400 mm, dengan toleransi ukuran 5%; 2) Kelas 1: berat 200 - 300 gr, diameter 300 - 400 mm, dengan toleransi ukuran 10% ; 3) Kelas 2: berat 150 - <200 gr, diameter 300 - 400 mm, dengan toleransi ukuran 10%.

Penandaan dan pelabelan pada kemasan memenuhi standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Amd 2010. Apabila isi kemasan tidak tampak dari luar, maka kemasan harus diberi label yang berisi informasi

2625

Page 31: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

jahe putih besar yang dikemas. Sedang pengambilan contoh sesuai SNI 0428.

SNI 7853:2013, Metode pengujian kadar logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dalam daging, telur, susu dan olahannya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Abstrak : SNI 7853:2013 merupakan standar baru yang disusun bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan dan mutu pangan asal hewan terhadap komoditas yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri, maka perlu disusun suatu SNI metode pengujian.

Standar ini menetapkan metode pengujian untuk menentukan kadar logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dalam daging, telur, susu, dan olahannya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)/Graphite Furnace (GF) dengan rentang uji Pb: 0,1 mg/kg sampai dengan 0.5 mg/kg, Cd: 0,1 mg/kg sampai dengan 0.5 mg/kg.Prinsip

Pada prinsipnya metode pengujian ini menetapkan jumlah (kuantitas) unsur-unsur logam dilakukan dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)/(Atomic Absorption Spectrophotometer/ (AAS)/Graphite Furnace (GF ) yang dilengkapi dengan background correction.

SNI 7854:2013, Metode pengujian kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn) besi (Fe) dalam daging, telur, susu dan olahannya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Abstrak : SNI 7854:2013 merupakan standar yang menetapkan metode pengujian untuk menentukan kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dalam daging, telur, susu, dan olahannya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).

Pada prinsipnya, standar baru ini merupakan penetapan jumlah (kuantitas) unsur-unsur logam yang dilakukan dengan spektrofotometer serapan atom (SSA)/Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Unsur logam tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), dilepaskan dari matriks contoh dengan cara destruksi basah menggunakan asam kuat pekat dan oksidator kuat, atau destruksi kering dengan pengabuan atau microwave. Hasil destruksi diatomisasi pada nyala api yang berasal dari udara dan asetilen.

79 TEKNOLOGI KAYU

SNI 0197:2013, Bantalan kayu rel kereta apiAbstrak : Standar ini menetapkan istilah, definisi, persyaratan, penandaan, dan cara uji bantalan kayu rel kereta

api. Yang dimaksud dengan bantalan kayu rel kereta api disini adalah kayu gergajian (sortimen broti) yang

dipergunakan untuk menyangga dan mempertahankan posisi rel kereta api, dengan persyaratan: 1) kekuatan, keawetan; 2) ukuran; 3) toleransi; 4 kadar air maksimum yang diperkenankan adalah kadar air kering udara; dan 5) mutu penampilan yang bebas dari cacat berat sesuai SNI 7538.1 dan SNI 7539.1.

SNI 7900.1:2013, Venir lamina - Mutu perekatan - Bagian 1: Cara ujiAbstrak : Standar ini merupakan modifikasi dengan metode terjemahan dari 10033-1:2011 Laminated veneer

lumber (LVL) –Bonding quality – Part 1: Test methods, yang menspesifikasikan cara uji untuk menentukan mutu perekatan venir lamina yang direkat dengan perekat lentuk bahang (thermosetting). Sebagai catatan bahwa, jika terdapat hubungan antara metode yang ditetapkan pada ISO 10033 dengan metode lainnya, maka metode tersebut dapat digunakan.

Pengambilan contoh sesuai dengan ISO 16999:2003 Wood-based panels -- Sampling and cutting of test pieces. Tiap contoh uji venir lamina harus berbentuk persegi dengan ukuran (75 ± 1) mm ´ (75 ± 1) mm dan ketebalan sama dengan tebal venir lamina.

SNI ISO 10033.2:2013, Venir lamina - Mutu perekatan - Bagian 2: PersyaratanAbstrak : SNI ISO 10033:2013 merupakan hasil adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 10033-

2:2011 Laminated veneer lumber (LVL) – Bonding quality – Part 2: Requirements. Alasan adopsi standar ini adalah harmonisasi standar, sehingga memudahkan transaksi perdagangan dan kebutuhan di lapangan.

Standar ini bagian dari SNI ISO 10033 yang menetapkan persyaratan untuk menentukan kualitas kelas Venir Lamina ikatan Lumber (LVL) terikat dengan resin thermosetting, menurut penggunaan akhir yang diinginkan.

Persyaratan umum untuk setiap mutu perekatan, setelah dilakukan perlakuan pendahuluan (sesuai

27

Page 32: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

tabel 1 pada bagian ISO 10033 ini dan prosedur ISO 10033-1), rasio delaminasi (%) ditentukan baik untuk setiap garis rekat maupun total panjang dari seluruh garis rekat. Minimum dua contoh uji per potongan uji harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan pada klausa ini.

SNI ISO 18776:2013, Venir lamina - SpesifikasiAbstrak : SNI ISO 18776:2013 merupakan hasil adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 18776:2008;

Laminated veneer lumber (LVL) - Specifications. Alasan diadopsinya standar ini adalah harmonisasi standar, sehingga memudahkan transaksi perdagangan dan kebutuhan di lapangan.

Standar ini menetapkan persyaratan untuk Laminated Veneer Lumber (LVL) untuk keperluan umum dan aplikasi struktural, dalam kondisi kelembaban/eksterior kering, tropical-dry/humid atau tinggi. Venir lamina (Laminated Veneer Lumber - LVL) adalah gambaran umum untuk perakitan venir dilaminasi dengan perekat, dimana arah serat dari venir luar dan sebagian venir lainnya adalah dalam arah membujur.

Persyaratan yang ditetapkan terkait: - Mutu venir- Keteguhan rekat- Toleransi dimensi, dan- Karakteristik struktural

sedang nilai karakteristik, digunakan untuk tujuan desain, didasarkan pada hasil uji dan evaluasi venir lamina.

SNI ISO 5328:2013, Paving blok kayu solid - Paving blok kayu daun jarum - Persyaratan mutu Abstrak : SNI ISO 5328:2013 merupakan hasil adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 5328:1978

Solid wood paving blocks - Softwood paving blocks - Quality requirements. Alasan diadopsinya standar ini adalah harmonisasi standar dan kebutuhan di lapangan.

Standar ini menetapkan persyaratan mutu paving blok dari kayu daun jarum yang digunakan untuk lantai di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor).

Kayu atau cacat menggergaji yang diizinkan dan kondisi penerimaan yang sesuai tercantum dalam tabel pada standar ini, dengan persyaratan mutu:

1) Paving blok tidak diperkenankan mempunyai cacat-cacat lebih dari yang tercantum pada tabel.

2) Paving blok dengan cacat-cacat melebihi yang tercantum dalam tabel tidak boleh dikirim dengan menggunakan label “SNI paving blok kayu solid dari kayu daun jarum”.

SNI 7906.1:2013, Bare core - Bagian 1: Istilah, definisi, klasifikasi, persyaratan, pengemasan dan penandaan

Abstrak : SNI 7906.1:2013 merupakan standar baru yang disusun karena keperluan di lapangan. Standar ini menetapkan istilah, definisi, klasifikasi, persyaratan, pengemasan, dan penandaan bare

core. Yang dimaksud bare core dalam standar ini adalah panel hasil perekatan strip pendek kayu gergajian

ke arah lebar dan penyambungan ke arah panjang dengan arah serat sejajar terutama sambungan datar, dengan klasifikasi berdasarkan mutu yang terbagi menjadi: Mutu A dan Mutu B

Persyaratan bare core berdasarkan ukuran diantaranya: panjang, lebar, dan tebal bare core adalah 2440 mm x 1220 mm x 13 mm, dengan toleransi ukuran:1) Panjang: - 0, + 50 mm; 2) Lebar: - 0, + 30 mm; 3) tebal - 0, + 0,2 mm; dan kesikuan (beda diagonal) maks 20 mm.

Bare core dikemas sesuai dengan cara pengemasan yang disepakati oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu dilengkapi dengan penandaan yang menginformasikan:

a) Buatan Indonesiab) Nama perusahaanc) Jenis atau kelompok jenis kayud) Mutue) Ukuranf) Jenis perekat yang digunakan

SNI 7906.2:2013, Bare core - Bagian 2: Cara ujiAbstrak : Standar ini menetapkan cara uji bare core. Pengujian dilakukan untuk: 1) Penentuan kekuatan

sambungan; 2) Penentuan ukuran; 3) Penentuan mutu bare core; 4) Penentuan kadar air; 5) Penentuan emisi formaldehida; dan 6) Penentuan keteguhan rekat.

2827

Page 33: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

81 INDUSTRI KACA DAN KERAMIK

SNI ISO 21690:2013, Kaca untuk bangunan - Blok kaca - Spesifikasi dan metode ujiAbstrak : SNI ISO 21690:2013 merupakan revisi SNI 4757:1998, Roster gelas untuk bangunan. SNI ini adalah

hasil adopsi identik dengan metode terjemahan (bilingual) dari ISO 21690:2006, Glass in building –– Glass blocks – Spesifications and test method.

Standar nasional ini menetapkan persyaratan untuk sifat-sifat blok kaca yang digunakan untuk konstruksi dinding yang tidak menahan beban dan panel yang membentang secara horizontal. Standar ini juga menetapkan metode uji yang digunakan untuk menilai sifat-sifat blok kaca yang berpenampang bujur sangkar, persegi panjang dan lingkaran.

83 INDUSTRI KARET DAN PLASTIK

SNI ISO 1656:2013, Karet alam, mentah dan lateks karet, alam - Penentuan kadar nitrogenAbstrak : SNI ISO 1656:2013 merupakan hasil adopsi identik dari ISO 1656:1996 Rubber, raw natural, and rubber

latex, natural – Determination of nitrogen content, dengan metode 2 (dua) bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan metode makro dan metode semi-mikro untuk menentukan nitrogen di dalam

karet alam mentah dan di dalam lateks karet alam menggunakan beragam proses Kjeldahl. Prada prinsipnya proses tersebut dilakukan dengan mencampur sejumlah tertentu contoh yang telah diketahui massanya didestruksi dengan campuran dari asam sulfat, kalium sulfat, dan sejumlah katalis tembaga sulfat dan selenium atau natrium selenat, dengan demikian dapat mengubah senyawa nitrogen menjadi hidrogen ammonium sulfat dimana amoniak didistilasi setelah suasana campuran menjadi alkali. Amoniak yang terdistilasi diserap.

SNI ISO 1795:2013, Karet alam, dan sintetik, mentah - Pengambilan dan tata cara persiapan contoh karetAbstrak : SNI ISO 1795:2013 merupakan standar yang diadopsi secara identik dari ISO 175: 2007(E) Rubber,

raw natural and raw synthetic – Sampling and further preparative procedures dengan metode 2 (dua) bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan suatu metode untuk pengambilan contoh karet mentah dari bandela, bongkahan atau kemasan dan tata cara persiapan contoh karet untuk uji kimia dan fisika.

Yang dimaksud contoh uji dalam standar ini adalah karet yang diambil dari contoh laboratorium atau gabungan contoh laboratorium untukpengujian, termasuk penyiapan potongan uji. Setiap contoh laboratorium harus diuji dan dilaporkan secara terpisah.

SNI ISO 248-1:2013, Karet alam, mentah - Penentuan kadar zat menguap - Bagian 1: Metode Gilingan - panas dan metode oven

Abstrak : SNI ISO 248-1:2013 merupakan standar yang diadopsi secara identik dari ISO 248-1:2011(E) Rubber, raw natural – Determination of volatile-matter content dengan metode 2 (dua) bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan dua metode untuk penentuan kadar zat menguap pada karet mentah dengan menggunakan metode gilingan-panas dan metode oven.

Metode ini sesuai untuk penentuan kadar zat menguap dalam kelompok karet R yang terdaftar dalam ISO 1629, diantaranya adalah jenis karet yang memiliki rantai karbon tak jenuh, misalnya karet alam dan karet sintetis yang berasal setidaknya sebagian dari diolefin. Metode ini juga dapat berlaku untuk karet mentah lain, tetapi dalam kasus ini diperlukan untuk menunjukkan bahwa perubahan massa adalah karena semata-mata untuk hilangnya zat volatil yang sebenarnya dan bukan terhadap degradasi karet. karena kerusakan karet.

Metode gilingan-panas tidak dapat digunakan untuk karet alam, untuk karet sintetis yang susah ditangani pada gilingan panas atau untuk karet sintetis dalam bentuk serbuk atau bentuk kepingan.

SNI ISO 2930:2013, Karet alam, mentah - Penentuan plasticity retention index (PRI)Abstrak : SNI ISO 2930:2013 merupakan standar yang diadopsi secara identik dari ISO 2930:2009 Rubber, raw

natural – Determinations of plasticity retention index (PRI) dengan metode 2 (dua) bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan suatu metode untuk menentukan plasticity retention index (PRI) karet alam mentah.

29

Page 34: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

PRI merupakan ukuran ketahanan karet alam mentah terhadap oksidasi panas. Ketahanan oksidasi panas yang tinggi ditunjukkan dengan nilai indeks yang tinggi.

Pada prinsipnya nilai plastisitas cepat dari potongan contoh uji yang tidak mengalami pengusangan dan potongan contoh uji yang mengalami pengusangan karena panas di dalam oven pada suhu 1400C ditentukan dengan menggunakan plastimeter piringan paralel dengan diameter silinder 10 mm dan sesuai dengan prosedur yang diterangkan dalam ISO 2007.

SNI ISO 4660:2013, Karet alam, mentah - Uji indeks warnaAbstrak : SNI ISO 4660:2011 merupakan standar yang diadopsi secara identik dari ISO 4660:2011 Rubber raw,

natural – Colour index test dengan metode 2 (dua) bahasa (bilingual). Standar ini menetapkan metode penentuan warna pada karet alam mentah sesuai dengan skala warna standar.

Pada prinsipnya metode ini dilakukan dengan cara karet mentah disiapkan dalam bentuk lempengan yang telah dicetak dengan ketebalan tertentu, dan warna lempengan ini dibandingkan dan dicocokkan semirip mungkin dengan kaca berwarna standar. Pencocokkan warna dilakukan di bawah pancaran cahaya terhadap alas yang berwarna putih.

Kaca berwarna standar yang digunakan dikalibrasi sesuai intensitas dari warnanya untuk memberikan skala indeks warna. Semakin tinggi nilai indeks, menunjukkan warna yang semakin gelap.

ICS 91 BAHAN KONSTRUKSI DAN BANGUNAN

SNI 0225:2011/Amd 1:2013, Persyaratan umum instalasi listrik (PUIL) 2011 - Amandemen 1Abstrak : SNI 0225:2011/Amd 1:2013 berkaitan dengan pemilihan dan pemasangan sistem kabel dan

merupakan pembahasan teknis. Standar ini diadopsi secara modifikasi dari IEC 60364-5-52:2009; Low-voltage electrical installations – Part 5-52 : Selection and erection of electrical equipment – Wiring systems.

Standar ini juga berlaku secara umum untuk konduktor proteksi, sedangkan Bagian 5-54 berisi persyaratan lebih lanjut untuk konduktor tersebut.

3029

Page 35: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

Buku Sistem Manajemen Mutu

SNI ISO 9001:2008Penerapan pada Usaha Kecil dan Menengah

Badan Standardisasi Nasional (BSN) selaku instansi yang bertanggung jawab dalam pengembangan standardisasi nasional di tanah air menaruh kepedulian dan apresiasi pada Usaha Kecil dan Menen-gah (UKM), berkomitmen membantu UKM untuk memperkuat posisi serta daya saing di tengah arus globalisasi dan perda-gangan bebas sebagaimana mengemuka saat ini. Salah satu wujud kepedulian, apresiasi dan komitmen tersebut, BSN menu-angkan gagasan ke dalam Buku yang diberi judul Sistem Manaje-men Mutu SNI ISO 9001:2008: Penerapan Pada Usaha Kecil Dan Menengah.

Buku ini dimaksudkan menyediakan rujukan yang aplikatif dan disesuaikan dengan konteks UKM sehingga dapat memberikan pemahaman bagi kalangan UKM mengenai Sistem Manajemen Mutu. Pemahaman ini merupakan langkah awal untuk mem-bantu UKM menerapkan SNI ISO 9001:2008. Penerapan SNI ISO 9001:2008 diyakini bermanfaat meningkatkan daya saing produk UKM sehingga dapat diterima dan memenuhi harapan konsumen di tengah situasi persaingan yang semakin ketat serta konsumen yang semakin cerdas dengan tuntutan dan harapan yang kian meningkat. Menjadi sasaran buku ini adalah pembaca kalangan UKM yang berupaya memahami Sistem Manajemen Mutu secara benar dan memberi manfaat saat menerapkan Sistem Manajemen Mutu di lingkungan kerja masing-masing.

Informasi lebih lanjut :

Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi - BSNGd. Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3Jl. Jend. Gatot Subroto Senayan JakartaTelp. : 021 574 7043/44Fax : 021 574 7045E-mail : [email protected] : www.bsn.go.id

Page 36: BULETIN INFORMASI SNI TERBARU...Standard Facing ASEAN Economic Community BULETIN INFORMASI SNI TERBARU Current Awareness Service Bulletin Volume 1 No. 3, November 2013 > >Daftar Isi

PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASISTANDARDISASIREFERENSISTANDARDISASITERLENGKAP DI INDONESIA FASILITAS TERBUKA UNTUK UMUM

Badan Standardisasi Nasional

Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3 Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270, Indonesia

Telp : 021-5747044 ext. 144, Fax : 021-5747045e-mail : [email protected]

website : www.bsn.go.id

Jam Buka Perpustakaan:Senin - Jum’at: 08.30 - 15.00 WIB

setiap tanggal 1 perpustakaan tutup untuk melakukan stock opname