Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur...

20
Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018 1 I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN JUNI 2018 A. Monitoring Dinamika Atmosfer Juni 2018 Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan Juni 2018: El Nino Southern Oscillation (ENSO) Selama Juni 2018, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) menunjukkan kecenderungan normal. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat +0.53°C dan nilai bulanan Juni 2018 adalah +0.4 sehingga termasuk kategori Normal. Hal ini juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana semuanya menunjukkan kondisi Netral namun ada kecenderungan El Nino lemah. Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada Juni tercatat -5.5 yang juga menunjukkan kondisi Normal. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang normal diprediksi kondisi Netral masih berlangsung hingga September 2018. Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar Pasifik Ekuatorial sampai akhir Juni 2018 (Sumber : BoM)

Transcript of Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur...

Page 1: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

1

I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN JUNI 2018 A. Monitoring Dinamika Atmosfer Juni 2018

Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan Juni 2018:

El Nino Southern Oscillation (ENSO)

Selama Juni 2018, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) menunjukkan kecenderungan normal. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat +0.53°C dan nilai bulanan Juni 2018 adalah +0.4 sehingga termasuk kategori Normal. Hal ini juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana semuanya menunjukkan kondisi Netral namun ada kecenderungan El Nino lemah. Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada Juni tercatat -5.5 yang juga menunjukkan kondisi Normal. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang normal diprediksi kondisi Netral masih berlangsung hingga September 2018.

Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar

Pasifik Ekuatorial sampai akhir Juni 2018 (Sumber : BoM)

Page 2: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

2

Dipole Mode

Dipole Mode Indeks (DMI) di Samudera Hindia pada petengahan Juni 2018

menunjukkan penurunan dan masih di kisaran normal. Indeks minggu terakhir Juni 2018 tercatat -0.28, penurunan ini menunjukkan adanya sedikit kontribusi penambahan massa udara dari Samudera Hindia ke sebagian wilayah Indonesia bagian barat. Kondisi DMI normal ini diprediksi masih berlangsung hingga November 2018.

Gambar 2. Indeks Dipole Mode hingga akhir Juni 2018 (Sumber : BoM)

Madden-Jullan Oscillation (MJO) dan Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Posisi aktifitas MJO selama Juni 2018 tidak aktif di Benua Maritim Indonesia (BMI), yang artinya kurang berkontribusi pada kondisi liputan awan di wilayah Benua Maritim Indonesia. Dari rata-rata anomali OLR wilayah Indonesia, terlihat warna coklat muda hingga tua mendominasi wilayah Selatan Jawa hingga Papua, namun untuk wilayah Sumatera bagian Barat didominasi warna biru muda hingga tua. Hal ini menunjukkan wilayah Selatan Jawa cenderung lebih kering terkait sedikitnya daerah liputan awan pada Juni 2018.

Gambar 3. Siklus posisi MJO dan anomali OLR selama Juni 2018, Warna biru adalah OLR negatif, warna coklat adalah OLR positif (Sumber : BoM & NOAA)

Page 3: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

3

Sirkulasi Monsun Asia – Australia

Pada Juni 2018, aliran massa udara didominasi monsun Timuran hampir di seluruh wilayah Indonesia. Namun masih adanya pusaran angin di Samudera Hindia hingga wilayah Sumatera selama Juni menyebabkan monsun Timuran sedikit terganggu. Kondisi tersebut mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Memasuki awal Juli monsun Timuran terlihat tetap stabil diseluruh wilayah Indonesia dimana mulai sering terbentuknya tekanan rendah di Utara ekuator, yang berdampak pada berkurangnya kejadian hujan terutama di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

Gambar 4. Grafik indeks Monsun Australia harian yang dihitung dari data angin zonal arah barat-timur (komponen U) pada lapisan 850 mb (sumber: IPRC), dan normal streamline angin gradien

Juni (sumber: NOAA)

Gambar 5. Anomali angin zonal dan meridional Juni 2018 lapisan 850 mb

(sumber: ESRL NOAA)

Pola aliran massa udara komponen zonal (timur – barat) di seluruh wilayah Jawa Timur selama Juni 2018 (rata-rata bulanan) kondisinya terjadi anomali negatif yang mengindikasikan massa udara dari timur sudah dominan. Untuk komponen meridional (Utara – Selatan) di mayoritas Jawa Timur terjadi anomali positif artinya massa udara dominan dari Selatan. Kondisi tersebut juga turut berperan dalam variabilitas hujan di Jawa Timur selama Juni 2018.

Page 4: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

4

Suhu muka laut perairan Indonesia

Kondisi anomali suhu muka laut di perairan Indonesia pada Juni 2018 berkisar antara -1.5 hingga +0.5º C yang masih dikisaran normal (tidak ada anomali) sehingga kondisinya

sama dengan kondisi normalnya. Untuk perairan sekitar Selatan Jawa cenderung mendingin namun perairan Utara Papua cenderung menghangat. Dengan suhu muka laut kisaran 26 – 29°C di wilayah perairan Jawa, menunjukkan potensi penguapan masih cukup dalam pembentukan awan. Hangatnya suhu perairan ini menjadi salah satu faktor dalam membentuk awan hujan di Jawa Timur selama Juni 2018 walaupun pola angin sudah dominan timuran, selain kondisi dinamika atmosfer skala global hingga lokal lainnya.

Gambar 6. Suhu Muka Laut Perairan Indonesia dan Anomalinya bulan Juni 2018 (sumber: NOAA)

Gangguan Tropis

Selama Juni 2018 tidak terdapat aktifitas gangguan tropis berupa badai tropis di wilayah Samudera Hindia selatan Indonesia. Adapun aktifitas siklon tropis terjadi di Belahan Bumi Utara yaitu Siklon EWINIAR pada 6-8 Juni, Siklon MALIKSI pada 7-11 Juni, Siklon SEVEN pada 14–15 Juni, Siklon GAEMI pada 15–16 Juni dan Siklon PRAPIROON aktif pada 29 Juni 2018. Secara langsung dampak pada kondisi cuaca di Indonesia yaitu terjadinya pemampatan angin di wilayah Kalimantan dan Sulawesi yang membentuk awan hujan. Namun di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara hanya berdampak pada meningkatnya kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan. Di wilayah Banyuwangi secara umum tidak terpengaruh selama periode terjadinya siklon tropis tersebut.

Gambar 7. Lintasan Siklon Tropis selama bulan Juni 2018 (sumber: MSS dan WU)

TC GAEMI TC MALIKSI

TC EWINIAR

TC PRAPIROON TC SEVEN

Page 5: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

5

Kelembaban udara

Kelembaban udara relatif selama Juni 2018 di Jawa Timur umumnya lebih basah dibanding bulan sebelumnya dengan rata-rata kisaran 65 – 71 %. Dari peta anomali terlihat di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini berkorelasi positif dengan kejadian hujan dan sebaran pertumbuhan awan selama Juni 2018 dimana wilayah Jawa Timur dan perairan Laut Jawa banyak sebaran awan dan hujannya.

Gambar 8. Kelembaban Udara Relatif Juni 2018 dan Anomalinya pada level 850 mb

(Sumber: ESRL NOAA)

Aktivitas Cuaca

Selama bulan Juni 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan bervariasi yaitu skala rendah, menengah, tinggi hingga sangat tinggi. Hujan yang terjadi di beberapa wilayah bervariasi dari kategori rendah yaitu di sebagian besar wilayah Banyuwangi, kecuali Banyuwangi bagian tengah dan barat dalam skala tinggi hingga sanat tinggi (Bayulor). Secara umum kondisi cuaca harian di wilayah Banyuwangi selama bulan Juni 2018 masih terjadi hujan dengan intensitas ringan – sangat lebat (Bayulor – Songgon).

Hujan yang mayoritas terjadi pada malam hingga dini hari tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa sebagian besar wilayah di Banyuwangi memasuki Musim Kemarau, kecuali wilayah Banyuwangi bagian tengah dan barat masih berpotensi terjadi hujan. Hal tersebut cenderung diakibatkan oleh faktor lokal yaitu topografi yang tinggi/ pegunungan. Pada Juli 2018 Monsun Timuran mulai stabil dengan sifat yang kering dan membawa sedikit uap air berakibat mulai berkurangnya pembentukan awan-awan hujan sehingga jumlah hujan akan berkurang.

Kondisi ini jika dibandingkan dengan kondisi normal/ rata-rata bulan Juni secara spasial hujan yang terjadi seluruh wilayah Banyuwangi dalam kondisi Bawah Normal, Normal dan Atas Normal. Hangatnya suhu muka laut di perairan utara Bali hingga perairan utara Jawa Timur khususnya di perairan utara Banyuwangi serta pengaruh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Hal inilah yang mengakibatkan wilayah Banyuwangi pada Juni 2018 masih terjadi pembentukan awan-awan hujan dan terjadi hujan di wilayah Banyuwangi. Pada bulan Juli 2018 diprakirakan sebagian besar wilayah Banyuwangi dominan berada pada masa Musim Kemarau.

Untuk wilayah perairan selatan Banyuwangi tetap perlu diwaspadai terjadinya gelombang tinggi serta tingginya kecepatan angin yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana. Hal tersebut disebabkan oleh angin Monsun Australia telah stabil (dari arah Tenggara-Selatan) dan diprediksi cenderung menguat.

Page 6: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

6

B. Pantauan Kondisi Cuaca Bulan Juni 2018 di Kota Banyuwangi

Dari rentetan peta synoptic selama bulan Juni 2018 menunjukan bahwa wilayah kota Banyuwangi telah memasuki Musim Kemarau, hal tersebut di tandai oleh jumlah curah hujan yang kurang dari 150 mm/ bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah yang bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Selatan, dengan kecepatan 3 – 9 knots. Kondisi cuaca cerah, berawan, dan hujan intensitas sangat ringan hingga Ringan. Angin maksimum terjadi pada 19 Juni 2018 yaitu dari arah Tenggara dengan kecepatan maximum 11 knots. Jumlah Hujan di Kota Banyuwangi dalam satu bulan sebanyak 33.1 mm (Bawah Normal). Suhu tertinggi 32.2 °C terjadi pada 09 Juni 2018, suhu terendah sebesar 22.4 ºC terjadi pada 17 Juni 2018.

Berikut adalah rekap data meteorologi yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Banyuwangi pada bulan Juni 2018, di mana pada tabel ini ditampilkan parameter hasil observasi yang merupakan hasil pengamatan di lapangan dan data normal/ rata- rata yang merupakan keadaan normal pada bulan yang bersangkutan.

Tabel 1. Rekap Data Meteorologi Stasiun Meteorologi Banyuwangi Juni 2018

NO PARAMETER HASIL OBSERVASI

JUNI 2018 NORMAL JUNI

(1981-2010)

1 Temperatur rata-rata 27.0 ⁰C 26.4 ⁰C

2 Temperatur maksimum 30.4 ⁰C 31.6 ⁰C

3 Temperatur minimum 24.1 ⁰C 21.6 ⁰C

4 Temp. maks. absolut 32.2 ⁰C 33.5 ⁰C

5 Temp. min. absolut 22.4 ⁰C 19.5 ⁰C

6 Tekanan udara rata-rata * 1012.5 mb 1010.7 mb

7 Kecepatan angin rata-rata 2.9 knots 3.0 knots

8 Arah angin terbanyak Selatan Tenggara

9 Kelembaban rata-rata 78 % 79 %

10 Curah hujan 33.1 mm 65.0 mm

11 Jumlah hari hujan 11 hari hujan 10 hari hujan

Page 7: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

7

Page 8: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

8

Gambar 10. Grafik parameter cuaca dan mawar angin di kota Banyuwangi hasil observasi Juni 2018 (Sumber: BMKG)

Penguapan yang terjadi selama Juni 2018 mencapai 119.7 mm dengan rata-rata harian 4.0 mm, penguapan tertinggi 7.0 mm terjadi pada 09 Juni 2018.

Penyinaran matahari rata-rata Juni 2018 ra ta - ra ta 75 %. Peny ina ran Ma taha r i te r t ingg i mencapai 100 % terjadi pada antara dasarian I, II dan III sedangkan yang terendah 0 % terjadi pada dasarian III Juni 2018.

Tekanan udara (QFF) r a t a - r a t a 1 0 1 2 . 5 m b , tertinggi 1014.1 mb pada 11 Juni 2018 dan terendah 1010.5 mb pada 04 Juni 2018.

Rata-rata kelembaban udara relative (RH) Juni 2018 adalah 7 8 % dengan RH tertinggi 90 % pada 25 Juni, dan RH terendah 67 % pada 14 Juni 2018.

Dari gambar mawar angin (windrose) terlihat arah angin bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Barat , kecepatan angin 2 - 7 knots sebesar 61.4 %. Kecepatan angin tertinggi 11 knots dari arah Barat.

C. Evaluasi Kondisi Cuaca Bandara Banyuwangi.

Bandar Udara Banyuwangi (IATA: BWX, ICAO: WADY) terletak di Desa

Blimbingsari, Kec. Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada

koordinat 8°18′38.16″ LS 114°20′24.64″ BT dengan elevasi 25.66 meter (84.19 feet). Bandara dengan landas pacu saat ini 2.250 meter tersebut dibuka pada 29 Januari 2010. Hingga Juni 2018 terdapat tiga maskapai penerbangan komersial yaitu Garuda Indonesia, Wings Air, NAM Air (Sriwijaya Group) dan yang terbaru adalah Citilink (Garuda Indonesia Group). Selain itu juga terdapat 3 sekolah penerbangan yaitu Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B), Bali International Flight Academy (BIFA), dan Nusa Flying.

Kondisi parameter cuaca selama Juni 2018 di Bandara Banyuwangi dari data hasil

pengamatan BMKG pos meteorologi penerbangan bandara Banyuwangi dengan durasi

pengamatan 12 jam (00.00 – 11.00 UTC) adalah sebagai berikut :

Wilayah Bandara Banyuwangi pada bulan Juni 2018 normalnya berada pada masa musim

Kemarau. Pada Juni 2018 di Bandara Banyuwangi jumlah hujan 15.0 mm / bulan dan

untuk bulan Juni 2018 berada pada masa kemarau.

Page 9: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

9

Curah hujan selama Juni 2018 mencapai 14.6 mm, dengan intensitas hujan ringan.

Hujan Ringan di Bandara Banyuwangi terjadi pada 19 Juni 2018 sebesar 7.8 mm. Kelembaban

udara relatif rata-rata 87 %. RH tertinggi 96 % tanggal 27 26 Juni 2018, terendah 75 % tanggal

1 4 da n 1 5 J un i 2018. Tekanan udara (QNH) rata-rata 1013.6 mb, tertinggi 1015.2 mb

dan terendah 1011.5 mb. Suhu rata–rata 26.4 °C dengan suhu maksimum absolut 32.2 °C

terjadi pada 06 Juni 2018, suhu minimum absolut 19.6 °C pada 13 Juni 2018. Arah angin

bervariasi, kecepatan angin 2 – 17 knots. Angin dominan bertiup dari arah Tenggara. Mayoritas

kecepatan angin mencapai 55.2 % berkisar antara 2 – 7 knots. Kecepatan angin tertinggi 12

knots, terjadi pada 10 Juni 2018 dari arah Tenggara.

Gambar 11. Grafik parameter cuaca hasil observasi Juni 2018 di

Banyuwangi Airport (Sumber: BMKG)

Page 10: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

10

D. Evaluasi Kondisi Cuaca Penyeberangan Selat Bali Berdasarkan pantauan data AWS maritim di pelabuhan penyeberangan Ketapang

Banyuwangi, menunjukkan selama bulan Juni 2018 angin dominan dari arah Selatan dengan kecepatan angin bervariasi 1 – 13 knots. Suhu berkisar antara 22.7 – 29.9°C, Kelembaban Udara Relatif 62 – 100 %, dan tekanan udara berkisar 1007.9 – 1014.6 mb. Kondisi cuaca dominan Berawan. Berikut grafik parameter cuaca selat Bali :

Gambar 12. Grafik Parameter Cuaca Penyeberangan Selat Bali (Sumber : AWS BMKG)

Page 11: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

11

E. Analisa Hujan Juni 2018 daerah Banyuwangi Berdasarkan data curah hujan bulan Juni 2018 dari stasiun BMKG dan pos-pos hujan

kerjasama di Banyuwangi dapat disajikan evaluasinya sebagai berikut :

Jumlah Curah hujan tertinggi 607 mm/bulan terjadi di BayuLor dengan 12 hari hujan dengan sifat hujan Bawah Normal. Sementara curah hujan terendah 3 mm/bulan yang terjadi di Bajulmati.

Gambar 13. Peta Distribusi Curah Hujan Juni 2018

dan Sifat Hujan Juni 2018 di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial mayoritas wilayah Banyuwangi pada Juni 2018 menerima curah hujan yang bervariasi yaitu kategori Rendah, Menengah, Tinggi, dan Sangat Tinggi (Bayulor - Songgon). Jumlah curah hujan yang terjadi di wilayah Banyuwangi pada Juni 2018 berkisar antara 3 – 607 mm/bulan dengan sifat hujan Bawah Normal, Normal dan Atas Normal (Songgon dan Kalibaru).

Page 12: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

12

F. Monitoring Hari tanpa Hujan Berturut-turut

Gambar 14. Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut Juni 2018 di Banyuwangi

(Sumber: BMKG Banyuwangi)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial beberapa wilayah Banyuwangi pada Juni 2018 masih menerima hujan dalam kategori sangat pendek hingga pendek, sehingga daerah yang mengalami kekeringan pada Juni 2018 tidak ada. Masih terjadinya hujan di sebagian besar wilayah Banyuwangi pada Juni 2018 lebih disebabkan oleh hangatnya suhu muka laut di perairan utara Bali dan perairan utara Jawa Timur khususnya di perairan utara Banyuwangi. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi.

Page 13: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

13

II. PROSPEK CUACA BULAN JULI 2018

A. Prediksi Dinamika Atmosfer Juli 2018

Monitoring perkembangan ENSO dari BMKG menunjukkan bahwa periode Normal /

Netral masih terjadi pada Juli 2018 hingga September 2018, sehingga tidak ada suplai massa udara dari Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia. Sementara itu Dipole Mode Indeks (DMI) yang terpantau adanya sedikit penurunan pada Juni 2018, diprediksi masih tetap pada kisaran normal hingga November 2018, mengindikasikan tidak adanya penambahan massa uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia bagian Barat hingga November 2018.

Suhu muka laut (Sea Surface Temperature/ SST) perairan Indonesia pada Juli 2018 di perairan bagian Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara diprediksi cenderung negatif atau mendingin sedangkan perairan Barat Sumatera dan Utara Papua diprediksi cenderung positif atau menghangat, sedangkan di Wilayah Nino 3.4 Samudera Pasifik masih cenderung pada kondisi netral. Pola kondisi Netral diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun 2018.

Madden Jullian Oscillation pada bulan Juni 2018 tidak aktif di Benua Maritim Indonesia (BMI), dan diprediksi aktif pada pertengahan Juli 2018. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR hingga akhir Juli 2018 perairan Indonesia bagian Barat dan Utara cenderung masih terjadi pertumbuhan awan konvektif, terutama wilayah Utara Sumatera dan Kalimantan bagian Utara. Untuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara cenderung sedikit terdapat wilayah pertumbuhan awan konvektif.

Pada skala regional secara normal pola tekanan udara rendah selama bulan Juli 2018 akan mulai sering muncul di Belahan Bumi Utara (BBU). Seiring pergerakan semu matahari yang berada di Utara potensi terjadinya gangguan tropis di BBS sudah berkurang yang tentunya membuat monsun timuran stabil dan berdampak terhadap berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia. Kondisi tersebut dapat berdampak pada seringnya terjadi peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut secara fluktuatif di wilayah Indonesia umumnya, akibat gradien tekanan udara yang cukup tinggi antara Belahan Bumi Selatan dan Belahan Bumi Utara.

Melihat perkembangan dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kondisi cuaca iklim Jawa Timur dan Banyuwangi khususnya, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wilayah Banyuwangi pada bulan Juli 2018 akan mengalami kemarau, hanya sebagian kecil wilayah yang masih mengalami hujan ringan. Masih perlu kewaspadaan menghadapi potensi terjadinya cuaca ekstrim. Untuk prakiraan curah hujan bulanan, sebagai dampak pola monsun timuran yang stabil maka diprediksi akumulasi curah hujan bulan Juli 2018 sebagian wilayah diprediksi curah hujannya berada pada kondisi bawah normalnya. Hanya sebagian kecil wilayah yang masih berada dibawah kondisi rata-rata / normalnya.

Page 14: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

14

Gambar 15. Prediksi ENSO dan anomali Suhu Permukaan Laut (Sumber : BMKG, NCEP - NOAA)

Page 15: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

15

B. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Banyuwangi bulan Juli 2018 Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pantauan kondisi fisis dan dinamis atmosfer

di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya serta kondisi lokal masing-masing wilayah terutama topografi daerah Jawa Timur, maka curah hujan daerah Banyuwangi untuk bulan Juli 2018 diprakirakan sebagai berikut :

Curah Hujan 0 mm hingga 100 mm

Sifat Hujan dominan Bawah Normal

Gambar 16. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Juli 2018 Banyuwangi

(Sumber Data: BMKG Staklim Malang)

Page 16: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

16

C. Prakiraan Potensi Banjir Juli 2018 Berikut adalah peta prakiraan potensi Banjir bulan Juli 2018. Dari peta terlihat wilayah di

Banyuwangi diprediksi tidak berpotensi banjir (aman). Memasuki bulan Juli 2018 mayoritas wilayah Banyuwangi berada pada masa musim kemarau.

Gambar 17. Prakiraan Daerah Potensi Banjir Juli 2018 (Sumber:BMKG)

III. INFORMASI TERBIT-TERBENAM MATAHARI JULI 2018

Berikut adalah data terbit terbenamnya matahari, selama bulan Juli 2018 di wilayah Kota Banyuwangi :

Page 17: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

17

IV. KEJADIAN GEMPABUMI DIRASAKAN SIGNIFIKAN DI WILAYAH BANYUWANGI

Gambar 18. Kejadian Gempabumi yang signifikan di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Kejadian Gempa Bumi yang signifikan dirasakan sampai di Wilayah Kabupaten Banyuwangi pada bulan Juni 2018 adalah NIHIL/ tidak ada kejadian Gempabumi yang dirasakan signifikan sampai ke wilayah Kabupaten Banyuwangi.

V. KEJADIAN CUACA EKSTRIM JUNI 2018

Cuaca / Iklim Ekstrim adalah suatu kondisi meteorologi yang menyimpang dari nilai rata-ratanya atau menyimpang terhadap nilai batas ambang meteorologi di wilayah tersebut. Dampak pemanasan global yang berlanjut pada perubahan iklim diyakini sebagai salah satu pemicu munculnya cuaca/iklim ekstrim baik dari tingkat keseringan, cakupan luas wilayah maupun nilainya, dimana cuaca/iklim ekstrim tersebut berpotensi menimbulkan bencana dan kerugian bahkan korban jiwa.

Tabel 2. Cuaca/ Iklim Ekstrim Bulan Juni 2018 Banyuwangi

KRITERIA KETERANGAN

Angin dengan kecepatan > 45 Km/jam -

Suhu udara > 35˚ C -

Suhu udara < 15˚ C -

Kelembaban udara < 30 % -

Curah Hujan >100 mm / hari Bayulor – Songgon, 23 Juni 2018 115 mm/ hari

Tanah Longsor -

Banjir Bandang Desa Alas Malang, Kec. Singojuruh 22 Juni 2018

Waterspout -

Page 18: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

18

DAFTAR ISTILAH INFORMASI CUACA, IKLIM DAN GEMPABUMI

ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation. Secara umum para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat (El-Nino) dan ENSO dingin (La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal. Referensi penggunaan kata hangat dan dingin adalah berdasarkan pada nilai anomali suhu permukaan laut (SPL) di daerah NINO di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur. Pada saat fenomena El Nino berlangsung, kondisi atmosfer di wilayah Indonesia cenderung kering, sehingga potensi kondisi curah hujannya berkurang atau lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata normalnya. Kondisi sebaliknya terjadi ketika fenomena La Nina berlangsung, dimana atmosfer wilayah Indonesia umumnya akan cenderung basah, sehingga bisa berpotensi menyebabkan intensitas curah hujan yang lebih banyak dibanding rata-rata normalnya.

Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia yang

dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut tersebut selanjutnya dikenal sebagai Dipole Mode Indeks (DMI), dimana DMI positif berdampak berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, DMI negatif berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

Asian Cold Surge atau seruakan dingin Asia digunakan untuk menggambarkan

penjalaran massa udara dari Asia akibat adanya tekanan tinggi di daerah tersebut dan menjalar ke arah selatan menuju ekuator dengan membawa massa udara dingin. Indeks yang digunakan untuk identifikasi aktivitas cold surge adalah dengan menghitung indeks monsun yaitu selisih nilai tekanan antara Titik 115° BT/ 30° LU (didekati dengan data dari stasiun Wuhan di daratan China) dengan tekanan di Hongkong (116° BT/ 22° LU). Threshold value yang digunakan untuk indeks monsun dari gradient tekanan adalah ≥10 mb sebagai indikator adanya cold surge.

MJO singkatan dari Madden Jullian Oscillation adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan fluktuasi antar musiman yang terjadi di sekitar wilayah tropis. Keberadaan MJO ditandai dengan adanya penjalaran pada arah timuran di wilayah tropis dimana terjadinya penambahan intensitas curah hujan pada daerah tersebut, terutama di atas Samudera Hindia dan Pasifik. Anomali curah hujan seringkali merupakan indikator pertama dalam mengindikasikan kejadian MJO, dimana pada mulanya intensitas curah hujan tinggi terjadi di Samudera Hindia dan kemudian menjalar ke arah timur melewati wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik barat dan tengah panjang siklus MJO diperkirakan sekitar 30-60 harian. Penemu dari fenomena MJO ini adalah Madden dan Jullian.

OLR singkatan dari Outgoing Longwave Radiation adalah istilah yang digunakan untuk

menyatakan intensitas atau banyaknya radiasi gelombang panjang dari bumi ke atmosfer. Anomali OLR yang bernilai negatif menunjukkan jumlah radiasi yang terukur di atmosfer sangat sedikit karena terhalang oleh intensitas perawanan yang cukup tinggi di atmosfer. Sedangkan anomali OLR positif menunjukkan jumlah radiasi dari bumi yang cukup banyak karena tidak terhalang oleh kondisi perawanan di atmosfer. Satuan OLR adalah weber/m-2.

Monsun adalah sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah secara periodik setiap

setengah tahun sekali. Sirkulasi angin Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.

Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (ITCZ/ Inter Tropical Convergence Zone)

merupakan daerah tekanan udara rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi semu matahari ke arah utara dan selatan

Page 19: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

19

khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan.

Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan

pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter.

Zona Musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan

yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan. Dengan demikian satu kabupaten/ kota dapat saja terdiri dari beberapa ZOM dan sebaliknya satu ZOM dapat terdiri dari beberapa kabupaten.

Dasarian adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi

menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10 b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20 c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang

ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971 - 2000). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya b. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya c. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-

ratanya Gempa adalah getaran bumi yang terjadi sebagai akibat penjalaran gelombang

seimik/gempa yang terpancar dari sumbernya/sumber energi elastik

Gempa Tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran atau pergerakan lempeng bumi

Magnitude adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan

gempa di sumbernya. Ada beberapa jenis magnitude, yaitu: magnitude lokal (ML), magnitude gelombang permukaan (Ms), magnitude gelombang badan (mb), magnitude momen (Mw), magnitude durasi (Md).

Intensitas gempa adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa

berdasarkan tingkat kerusakan dan reaksi manusia yang disebabkan oleh gempa tersebut.

Skala Richter Suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan magnitudenya, dikemukan oleh Richter (1930).

Skala MMI (Modified Mercally Intensity) adalah suatu ukuran subyektif kekuatan gempa

dikaitkan dengan intensitasnya

Page 20: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 JUL 2018.pdf · di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 3 % dari rata-ratanya, hal ini ... membawa sedikit

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Jnli 2018

20

Tabel Skala Intensitas Gempabumi BMKG dalam MMI

---ABCD : Act Beyond your Common Duties---