BULAN JULI 2016

19
0 LAPORAN HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH BULAN JULI 2016 Website: pusfatja.lapan.go.id/simba pusfatja.lapan.go.id/sisdal BIDANG DISEMINASI PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JAKARTA Jalan Kalisari No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710 Tel/Fax: 021-8722733, 021-8722733

Transcript of BULAN JULI 2016

Page 1: BULAN JULI 2016

0

LAPORAN

HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM

BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

BULAN JULI 2016

Website: pusfatja.lapan.go.id/simba pusfatja.lapan.go.id/sisdal

BIDANG DISEMINASI PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JAKARTA

Jalan Kalisari No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710 Tel/Fax: 021-8722733, 021-8722733

Page 2: BULAN JULI 2016

1

1. PEMANTAUAN AKUMULASI CURAH HUJAN

Curah Hujan < 150 mm /bulan :

Provinsi NTT

Provinsi NTB

Provinsi DKI Jakarta

Provinsi Jawa Timur

Provinsi Bali

Provinsi Gorontalo

Provinsi DI Yokyakarta

Provinsi Lampung

Provinsi Sul. Barat

Provinsi Sul. Selatan

Provinsi Kep. Ba-Bel

Provinsi Jawa Tengah

Provinsi Sum. Selatan

Provinsi Sul. Utara

Provinsi Kal. Selatan

Provinsi Jambi

Provinsi Banten

Provinsi NAD

Provinsi Jawa Barat

Provinsi Bengkulu

Provinsi Sul. Tengah

Provinsi Sul. Tenggara

Provinsi Riau

Provinsi Maluku

Curah Hujan >250 mm/bulan:

Provinsi Papua

Provinsi Papua Barat

Curah Hujan 150 - 250 mm /bulan:

Provinsi Sum. Barat

Provinsi Kalimantan Tengah

Provinsi Kep. Riau

Provinsi Maluku Utara

Provinsi Sum. Utara

Provinsi Kal. Timur

Provinsi Kal. Barat

Selengkapnya Akumulasi Curah hujan dapat

dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/curahhujan.php

Page 3: BULAN JULI 2016

2

2. PEMANTAUAN DAERAH POTENSI BANJIR DI INDONESIA

Hasil analisis potensi banjir harian berdasarkan data potensi

hujan dari data Satelit Himawari-8, data Landsat-7, DEM-SRTM

USGS dan batas Administrasi dari BIG. Berikut hasil analisis

daerah potensi banjir pada beberapa provinsi.

(selengkapnyapada,http://pusfatja.lapan.go.id/simba/data/banjir.php):

Gambar 2.1: Potensi Banjir di Pulau Jawa

Minggu-I, 1-3Juli 2016

Gambar 2.2: Potensi Banjir di Pulau Sumatera

Minggu-II, 4-10 Juli 2016

Gambar 2.3: Potensi Banjir di Pulau Kalimantan

Minggu-III, 11- 17 Juli 2016

Gambar 2.4: Potensi Banjir di Pulau Sulawesi

Minggu-IV, 18- 24 Juli 2016

Gambar 2.5: Potensi Banjir di Pulau Jawa

Minggu-V, 25 - 31 Juli 2016

Page 4: BULAN JULI 2016

3

3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN) 3.1. FFMC = Fine Fuel Moisture Code(Kondisi Potensi Tingkat Kemudahan Penyulutan Api)

Peringkat numerik dari kandungan kadar air bahan bakaran halus. FFMC digunakan sebagai indikator kemudahan

tersulut dan tersebarnya api (kebakaran). Peringkat FFMC tinggi biasanya terjadi pada rerumputan dan bahan

bakaran halus lainnya yang kering/mati dan terdapat pada wilayah terbuka.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I

(1-10 Juli 2016): FFMC ekstrim terpantau di pesisir

NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Bengkulu, sebagian besar Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Kep. Bangka-

Belitung, Kep. Riau, Lampung, sebagian

besar P. Kalimantan, kecuali Kalimantan

Utara dan sebagian Kalimantan Timur.

Dasarian-II

(11-20 Juli 2016):

FFMC ekstrim terpantau disebagian

Sumatera Utara, Jambi, Sumatera

Selatan, Lampung, Kep. Bangka-Belitung,

Kep. Riau, sebagian kecil Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

Dasarian-III

(21-30 Juli 2016):

FFMC ekstrim terpantau di pesisir NAD,

Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera

Selatan, Kep. Bangka-Belitung,

Kalimantan Tengah bagian selatan, dan

Kalimantan Selatan.

Gambar 3.1.a. Kondisi FFMC pada Dasarian-I Juli 2016 Gambar 3.1.b. Kondisi FFMC pada Dasarian-II Juni 2016 Gambar 3.1.c. Kondisi FFMC pada Dasarian-III Juli 2016

Page 5: BULAN JULI 2016

4

3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN) 3.2. DC= Drought Code (Potensi Tingkat Kekeringan dan Asap )

Peringkat numerik dari kandungan kadar air di lapisan organik yang berada di bawah permukaan tanah. DC digunakan

sebagai indikator kekeringan dan potensi terjadinya kabut asap. Peringkat DC yang tinggi biasanya terjadi pada

kebakaran lahan gambut.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I

(1-10 Juli 2016):

DC ekstrim terpantau NAD, Riau, Jambi,

sebagian kecil pesisir Sumatera Barat,

dan sebagian kecil di Kalimantan Utara

dan Kalimantan Timur.

Dasarian-II

(11-20 Juli 2016):

DC ekstrim terpantau di NAD, bagian

barat Sumatera Utara, Riau, Sumatera

Selatan, Kalimantan Utara dan Kalimantan

Timur.

Dasarian-III

(21-30 Juli 2016):

DC ekstrim terdapat dalam luasan kecil

di pesisir barat NAD, Sumatera Barat,

Riau, Jambi, Sumatera Selatan,

Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan

Kalimantan Selatan.

Gambar 3.2.a. Kondisi DC pada Dasarian-I Juli 2016 Gambar 3.2.b. Kondisi DC pada Dasarian-II Juli 2016 Gambar 3.2.c. Kondisi DC pada Dasarian-III Juli 2016

Page 6: BULAN JULI 2016

5

3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN) 3.3. ISI = Initial Spread Index(Kesulitan Pengendalian)

Peringkat numerik dari penyebaran api/kebakaran untuk bahan bakaran halus (rerumputan).

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I

(1-10 Juli 2016):

ISI ekstrim terpantau kecil Sumatera

Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Lampung, Kep.

Bangka-Belitung, Kep. Riau, Hampir

seluruh Provinsi Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

dan sebagian Kalimantan Timur.

Dasarian-II

(11-20 Juli 2016):

ISI ekstrim terpantau berkurang drastis,

terpantau kecil Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, Lampung, P. Bangka,

Kep. Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Utara, Kalimantan Timur dan cukup luas di

Kalimantan Selatan.

Dasarian-III

(21-30 Juli 2016):

ISI ekstrim terpantau kecil di bagian

barat NAD, Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Riau, Sumatera Selatan, P.

Bangka, dan cukup luas di bagian selatan

Kalimantan Tengah dan Kalimantan

Selatan.

Gambar 3.3.a. Kondisi ISI pada Dasarian-I Juli 2016 Gambar 3.3.b. Kondisi ISI pada Dasarian-II Juli 2016 Gambar 3.3.c. Kondisi ISI pada Dasarian-III Juli 2016

Page 7: BULAN JULI 2016

6

3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN) 3.4. FWI= Fire Weather Index(Index Cuaca Kebakaran)

Peringkat numerik dari intensitas kebakaran. FWI merupakan peringkat bahaya kebakaran secara umum.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada:http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I

(1-10 Juli 2016):

FWI ekstrim dalam spot-spot kecil di NAD-

Sumatera Utara, cukup luas di Sumatera

Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep.

Bangka-Belitung, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan

sebagian Kalimantan Timur.

Dasarian-II

(11-20 Juli 2016):

FWI ekstrim hanya terpantau Sumatera

Selatan, Lampung, P. Bangka, Kep. Riau,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara dan

Kalimantan Timur.

Dasarian-III

(21-30 Juli 2016):

FWI ekstrim hanya terpantau bagian

barat NAD, dalam luasan kecil di Riau,

Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

bagian Selatan Kalimantan Barat-

Kalimantan Tengah-Kalimantan

Selatan.

Gambar 3.4.a. Kondisi FWI pada Dasarian-I Juli 2016 Gambar 3.4.b. Kondisi FWI pada Dasarian-II Juli 2016 Gambar 3.4.c. Kondisi FWI pada Dasarian-III Juli 2016

Page 8: BULAN JULI 2016

7

4. PEMANTAUAN TITIK API (HOT-SPOT) Informasi titikpanas di peroleh dari data Terra/Aqua-MODIS dan SNPP-VIIRS, selengkapnya dapat dilihat pada, http://pusfatja.lapan.go.id/karhutla.php

Hasil pengamatan bulan Juli 2016 menunjukkan, di P. Sumatera terpantau 403 titik panas, di P. Kalimantan terpantau 46 titik panas, di P. Jawa terpantau 2 titik panas,

di P. Sulawesi terpantau 68 titik panas, NTT terpantau 4 titik panas, Papua terpantau 5 titik panas dan Maluku 1 titik panas.

Gambar 4.1: Sebaran titik panas di Indonesia bulan Juli 2016

PROVINSI JUMLAH HOTSPOT

SUMATERA UTARA 120

RIAU 105

SULAWESI SELATAN 68

SUMATERA BARAT 62

N A DARUSSALAM 37

JAMBI 23

KALIMANTAN BARAT 20

SUMATERA SELATAN 18

BENGKULU 16

KALIMANTAN TENGAH 16

BANGKA-BELITUNG 15

KALIMANTAN TIMUR 10

LAMPUNG 7

PAPUA 5

NUSA TENGGARA TIMUR 4

JAWA BARAT 2

MALUKU 1

JUMLAH 529

Tabel 4.1: Jumlah titik panas per-provinsi

Di Indonesia Juli 2016

Page 9: BULAN JULI 2016

8

5. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. JAWA Kondisi Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di di Pulau Jawa dan Bali bulan Juli 2016 selama 4

periode 8 harian, yaitu 03 – 10 Juli 2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016

masih didominasi bera dan TKV sangat rendah.

Lahan sawah dengan kelas Bera masih mendominasi di Provinsi Banten yaitu Kabupaten Serang, Tangerang,

dan Pandeglang. Provinsi Jawa Barat yaitu di Kabupaten Indramayu, Cireboon, dan Bekasi. Provinsi Jawa

Tengah yaitu di Kabupaten Grobogan, Pati, dan Brebes. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kabupaten Sleman,

Kulonprogo, dan Gunung Kidul. Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, dan Jember.

Provinsi Bali yaitu Kabupaten Tabanan, Badung, dan Gianyar.

Untuk TKV sangat rendah masih didominasi Provinsi Banten yaitu Kabupaten Serang, Tangerang, dan

Pandeglang. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kabupaten Sleman, Kulonprogo, dan Gunung Kidul. Provinsi Bali

yaitu Kabupaten Tabanan, Badung, dan Gianyar.

Beberapa daerah yg didominasi oleh fase air terdapat di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Demak,

Brebes, dan Grobogan. Sementara itu TKV tinggi mendominasi di Provinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten

Karawang, Subang, dan Bekasi.

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Jawa

bulan Juli 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10 Juli 2016,

11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016.

Page 10: BULAN JULI 2016

9

6. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. JAWA Informasi Fase Tanaman Padi selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php

Kondisi fase lahan sawah di Pulau Jawa dan Bali bulan Juli 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu 03 – 10 Juli

2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016 yang didominasi oleh vegetatif-1

dan vegetatif-2, namun ada beberapa daerah yang masih mengalami bera.

Vegetatif-1 mendominasi di Provinsi Banten yaitu di Kabupaten Serang, Tanggerang dan Pandeglang. Provinsi

Jawa Barat yaitu Kabupaten Indramayu, Subang, dan Karawang. Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Blora,

Grobogan, dan Kebumen. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu di Kabupaten Kulon Progo, Sleman, dan Bantul.

Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember dan Lamongan. Provinsi Bali yaitu Kabupaten Tabanan,

Bulengleng, dan Gianyar.

Vegetatif-2 mendominasi di Provinsi Banten yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, dan Tangerang. Jawa Barat

yaitu Kabupaten Indramayu, Subang, dan Ciamis. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kabupaten Gunung Kidul dan

Kulon Progo. Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember dan Bondowoso. Provinsi Bali yaitu Kabupaten

Tabanan, Bulengleng, dan Gianyar.

Sementara itu untuk bera didominasi Provinsi Banten yaitu Kabupaten Tanggerang, Serang, dan Pandeglang.

Provinsi Jawa Timur yaitu di Kabupaten Ngawi dan Lamongan. Provinsi Bali yaitu di Kabupaten Tabanan,

Badung, dan Gianyar.

Pemantauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Jawa bulan Juli

2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10 Juli 2016,11 – 18 Juli

2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016.

Page 11: BULAN JULI 2016

10

7. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. JAWA

Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php

Pada Bulan Juli 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu 03 – 10 Juli 2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016

dan 27 Juli – 03 Agustus 2016, sudah mengalami musim kemarau dengan intensitas curah hujan yang semakin

menurun sehingga mempengaruhi kondisi lahan sawah di Pulau Jawa dan Bali. Pada periode bulan Juli 2016

berpotensi mengalami rawan kekeringan ringan/sedang.

Kekeringan ringan/sedang terdapat di Provinsi Jawa Barat yaitu di Kabupaten Bekasi, Majalengka, dan

Karawang. Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Kudus, Demak, dan Grobogan. Provinsi Jawa Timur yaitu di

Kabupaten Bojonegoro, Lamogan, dan Tuban.

Pemantauan Potensi banjir/Kering lahan sawah di P. Jawa bulan Juli

2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10 Juli 2016,11 – 18 Juli

2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016

.

Page 12: BULAN JULI 2016

11

8. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA

Kondisi Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di Pulau Sumatera bulan Juli 2016 selama 4 periode 8

harian, yaitu 03 – 10 Juli 2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016 yang

masih didominasi TKV sangat rendah dan TKV rendah.

Untuk Periode bulan Juli 2016 TKV rendah masih mendominasi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu

Kabupaten Pidie, Aceh Tamiang dan Aceh Timur. Provinsi Sumatera Utara di dominasi oleh TKV sedang

yaitu di Kabupaten Tapanuli Selatan, Simalungun dan Serdang Begadai. Sedangkan pada Provinsi Sumatera

Barat di dominasi oleh TKV sedang yaitu di Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman Barat, dan Limapuluhkoto.

Sementara itu di Provinsi Riau di dominasi oleh TKV sedang yaitu Kabupaten Pelalawan, Rokan Hilir, dan

Kuantan Singin. Pada Provinsi Jambi di dominasi oleh TKV sedang yaitu di Kabupaten Tanjungjabung Timur,

Tanjungjabung Barat dan Kuantan Singin. Di Provinsi Bengkulu di dominasi oleh TKV rendah yaitu di

Kabupaten Rajang Lebong, Bengkulu Utara dan Kaur. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan di dominasi oleh

TKV sedang yaitu di Kabupaten Ogan Komering, Ogan Komering Ulu Selatan dan Ogan Komering Ulu Timur.

TKV rendah masih mendominasi Provinsi Bangka Belitung yaitu di Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung

Timur. Sedangkan pada Provinsi Lampung di dominasi oleh TKV sedang yaitu Kabupaten Lampung Timur,

Lampung Selatan, dan Tanggamus.

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P.

Sumatera bulan Juli 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10

Juli 2016,11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus

2016

Page 13: BULAN JULI 2016

12

9. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. SUMATERA Informasi Fase Tanaman Padi selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php

Kondisi fase lahan sawah di Pulau Sumatera pada bulan Juli 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu 03 – 10

Juli 2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016 didominasi oleh generatif-1

dan generatif-2.

Fase generatif-1 didominasi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Pidie, Aceh Utara, dan

Aceh tenggara. Provinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten Labuhanbatu, Tapanuli Selatan dan

Simalungun. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Tanah Datar dan Padang Pariaman.

Provinsi Riau yaitu Kabupaten Indragiri Hilir, Siak dan Bengkalis. Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur, dan Tanjung Jabung Barat dan Kerinci. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Bengkulu Utara,

Rejanglebong dan Lebong. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan

Komering dan Musirawas. Provinsi Bangka Belitung yaitu di Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka. Provinsi

Lampung yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Lampung Timur.

Sedangkan generatif-2 mendominasi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Aceh Utara,

Pidie dan Aceh Selatan. Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Simalungun dan

Labuhanbatu. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pasaman Barat, Tanah Datar dan Padang Pariaman.

Provinsi Riau yaitu Kabupaten Indragiri Hilir, Kuantan Singin dan Rokan Hilir. Provinsi Jambi yaitu di

Kabupaten Tanjungjabung Timur, Tanjungjabung Barat dan Kerinci. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten

Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, dan Seluma. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten

Ogan Komering, Banyuasin dan Ogan Komering Ulu Timur. Provinsi Bangka Belitung di Kabupaten Bangka

Selatan dan Belitung Timur. Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan

Tulangbawang.

Pemantauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Sumatera bulan Juli

2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10 Juli 2016,11 – 18 Juli

2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016.

Page 14: BULAN JULI 2016

13

10. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA

Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php

Lahan sawah di Pulau Sumatera selama bulan Juli 2016 dalam 4 periode 8 harian, yaitu 03 – 10 Juli 2016,

11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016 berpotensi mengalami rawan kekeringan.

Lahan sawah yang berpotensi mengalami kekeringan pada Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yaitu

Kabupaten Pidie, Aceh Utara, dan Bireun. Provinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten Serdang Bedagai,

Deliserdang, dan Langkat. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Dhamasraya, Tanah Datar dan Solok.

Provinsi Riau yaitu Kabupaten Kuantan Singin, Pelalawan dan Indragili Hilir. Provinsi Jambi yaitu di

Kabupaten Merangin, TanjungJabung Timur, dan Muarojambi. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Bengkulu

Selatan dan Muko-Muko. Kemudian Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan ilir dan

Ogan Komering. Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Tulangbawang, Lampung Tengah, dan Lampung Timur.

Provinsi Bangka Belitung yaitu di Kabupaten Belitung Timur.

Pemantauan Potensi banjir/Kering lahan sawah di P. Sumatera bulan

Juli 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10 Juli 2016,11 – 18

Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016.

Page 15: BULAN JULI 2016

14

11. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI

Kondisi Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di Pulau Sulawesi bulan Juli 2016 selama 4

periode 8 harian, yaitu 03 – 10 Juli 2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus

2016 yang masih didominasi TKV rendah dan TKV sedang.

Hasil pengamatan menunjukkan, TKV rendah mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten

Boolang Mongondow, Minahasa dan Minahasa Selatan. Provinsi Gorontalo yaitu terdapat di Kabupaten

Gorontalo, Pohuwato dan Boalemo. Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di kabupaten Donggala, Banggai dan

Porigomoutong. Provinsi Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Poliwaliwamasa, Mamasa dan Mamuju.

Provinsi Sulawesi Selatan yaitu terdapat di Kabupaten Wajo, Bone dan Gowa. Provinsi Sulawesi

Tenggara yaitu terdapat di Kabupaten Kendari, Konawe Selatan dan Kolaka.

Sedangkan TKV sedang mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow,

Minahasa Selatan dan Minahasa. Provinsi Gorontalo yaitu terdapat di Kabupaten Gorontalo, Boalemo

dan Pohuwato. Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kabupaten Donggala, Porigomoutong dan Toli-toli.

Provinsi Sulawesi Barat yaitu terdapat di Kabupaten Mamuju, Polewaliwamasa dan Mamasa. Provinsi

Sulawesi Selatan yaitu terdapat di kabupaten Bone, Wajo dan Sidenrengrappa. Provinsi Sulawesi

Tenggara yaitu di kabupaten Kendari, Konawe Selatan dan Bombana.

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P.

Sulawesi bulan Juli 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10 Juli

2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus

2016.

Page 16: BULAN JULI 2016

15

12. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. SULAWESI Informasi Fase Tanaman Padi selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php

Hasil pemantauan fase tanaman padi sawah di Pulau Sulawesi bulan Juli 2016 selama 4 periode 8 harian,

yaitu 03 – 10 Juli 2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016 menunjukkan,

lahan lahan sawah di P. Sulawesi didominasi oleh fase vegetatif-2 dan generatif-1.

Fase tanaman padi sawah vegetatif-2 mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten

Bolaang Mongondow, Minahasa dan Minahasa Selatan. Provinsi Gorontalo yaitu di Kabupaten Gorontalo,

Boalemo dan Pohuwato. Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kabupaten Donggala, Banggai dan Toli-toli.

Provinsi Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Mamuju, Polewaliwamasa dan Mamasa. Provinsi Sulawesi

Selatan yaitu di Kabupaten Wajo, Bone dan Sindenrengrappa. Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu di

Kabupaten Kendari, Kolaka dan Konawe Selatan.

Sementara itu, fase tanaman padi sawah generatif-1 mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di

Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa Selatan dan Minahasa. Provinsi Gorontalo yaitu di Kabupaten

Gorontalo, Boalemo dan Pohuwato. Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kabupaten Donggala,

Porigomoutong dan Banggai. Provinsi Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Polewaliwamasa, Mamuju dan

Mamasa. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten Wajo, Bone dan Sindenrengrappa. Provinsi

Sulawesi Tenggara yaitu di Kabupaten Kendari, Konawe Selatan dan Kolaka.

Pemantauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Sulawesi bulan Juli 2016

selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10 Juli 2016,11 – 18 Juli 2016, 19 –

26 Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016.

Page 17: BULAN JULI 2016

16

13. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI

Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php

Selama bulan Juli 2016, P. Sulawesi mendapat limpahan curah hujan kurang dari 400 mm yang

mengakibatkan lahan sawah berpotensi rawan terhadap kekeringan. Meskipun pada minggu ke dua di

bulan juli 2016 terdapat curah hujan yg cukup tinggi.

Hasil pemantauan selama bulan Juli 2016, lahan sawah yang berpotensi mengalami kekeringan

ringan/sedang terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di kabupaten Donggala, dan Kota Palu.

Selain itu, terdapat juga di Provinsi Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Polewaliwamasa, Provinsi

Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten Takalar, Jeneponto dan Maros dan Provinsi Sulawesi Tenggara

yaitu di Kabupaten Bombana dan Konawe Selatan.

Sementara itu, lahan sawah yang berpotensi banjir ringan/sedang yang terjadi di minggu ke dua di

bulan Juli 2016 terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kabupaten Donggala, Morowali dan

Porigomoutong. Di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat di Kabupaten Tanatoraja dan Luwu Timur.

Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu di Kabupaten Kendari dan Kolaka Utara.

Pemantauan Potensi banjir/Kering lahan sawah di P. Sulawesi bulan Juli 2016

selama 4 periode 8 harian, yaitu; 03 – 10 Juli 2016, 11 – 18 Juli 2016, 19 – 26

Juli 2016 dan 27 Juli – 03 Agustus 2016.

Page 18: BULAN JULI 2016

17

14. PEMANTAUAN ZPPI (ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN)

Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/zppi.php

Berdasarkan analisis data suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil permukaan dari satelit

NOAA-AVHRR dan Terra/Aqua MODIS, pada bulan Juli 2016 dihasilkan informasi Zona Potensi

Penangkapan Ikan (ZPPI) yaitu project area PA03, PA05, PA06, PA07, PA10, PA11, PA12, PA13,

PA14, PA15, PA16,PA19, PA20,PA21 dan PA24 sebanyak 81 buah. Jumlah lembar informasi ZPPI

harian tiap projek area yang dihasilkan pada bulan Juli 2016 dan daerah-daerah tujuan pengiriman

ditampilkan pada Tabel 14.1.

Gambar 14.1. Projek Area ZPPI

Tabel 14.1. Jumlah Lembar Informasi ZPPI dan daerah tujuan

Page 19: BULAN JULI 2016

18

Projek Area

PA01, PA02, PA03, PA10, PA11

dan PA19

Projek Area

PA07, PA15, PA16 dan PA24

Projek Area

PA05, PA06, PA12, PA13, PA14,

PA20 dan PA21