bukuplc umum
-
Upload
sutikno-blank -
Category
Documents
-
view
126 -
download
9
description
Transcript of bukuplc umum
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 1 dari 71
,
DASAR - DASAR PEMROGRAMAN
PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER
Revisi-1
Disusun oleh
S u p r i y a n a
NPK : 8502460
DEPARTEMEN PEMELIHARAAN LISTRIK/INTRUMENT
PT. PUPUK KALTIM Tbk
B O N T A N G - 2 0 0 2
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 2 dari 71
DASAR - DASAR PEMROGRAMAN
PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER
Revisi-1
Mengetahui/Menyetujui
Departement Pemeliharaan Listrik/Instrument PT Pupuk Kaltim
M U J I A R T O, BE
Kepala
DEPARTEMEN PEMELIHARAAN LISTRIK/INTRUMENT
PT. PUPUK KALTIM Tbk
B O N T A N G - 2 0 0 2
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 3 dari 71
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum warrohmatullohi wabarokatuh.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadlirot Alloh Yang Maha Kuasa , sehingga atas
berkah dan rahmahnya buku ini dapat terselesaikan. Besar harapan penulis agar buku
ini bermanfaat bagi yang berkesempatan membaca dan berkeinginan memahami
isinya atau lebih jauh mempraktekkan pemrograman yang ada didalam contoh-
contohnya serta mengembangkannya sendiri menjadi program-program yang lebih
rumit.
Pendekatan yang ditempuh dalam penulisan buku ini adalah untuk membuka
wawasan tentang perkembangan teknologi PLC dan hal-hal yang terkait dengan hal
tersebut, serta menanamkan minat mempelajari dan mencermati perkembangan
teknologi instrumentasi. Sedangkan titik berat dari penulisan buku ini adalah
memberikan pengertian kepada para pembaca terutama para teknisi instrumentasi
untuk dapat mengenal teknik-teknik dasar pemrograman pada berbagai jenis PLC
dan mampu mempraktekkannya sendiri agar mereka dengan mudah bisa mengenal
dan mampu memprogram berbagai jenis PLC yang ada di dunia industri baik dari
jenis yang sudah sangat familier pemakainnya maupun dari jenis yang belum mereka
kenal sama sekali sebelumnya.
Kecenderungan terhadap merek PLC tertentu dalam contoh-contoh pada buku ini
tidak dapat dihindari karena tidaklah memungkinkan untuk membuat pengertian yang
benar-benar bersifat universal dan ditambah dengan keterbatasan pengalaman yang
ada pada penulis. Namun penulis berharap apa yang ada didalam buku ini mampu
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 4 dari 71
mewakili dasar-dasar pemrograman PLC dan memberi informasi jalannya
perkembangan teknologi PLC sampai pada saat sekarang ini.
Penulis akan dengan senang hati dan bersyukur untuk menerima dari setiap pembaca
yang menemukan kesalahan dalam buku ini , kemudian menyampaikan saran, kritik
beserta jalan pemecahannya secara tertulis demi memperkaya dan menyempurnakan
isi buku ini.
Sebagai penutup kata tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak
Mujiarto,BE selaku Kepala Departemen Listrik/Instrument PT. Pupuk Kaltim yang
telah sudi meluangkan waktunya setiap saat untuk membimbing dan melakukan
penyelarasan pada susunan, isi maupun penggunaan bahasa dalam buku ini.
Akhir kata Wassalamu'alaikum Warrohmatullohi wabarokatuh.
Bontang 19 Juli 2005
S u p r i y a n a
NPK : 8502460
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 5 dari 71
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar isi v
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Abstraksi 1
I.2 Materi 2
I.3 Tujuan Penulisan 3
BAB II DASAR-DASAR GERBANG LOGIKA
II.1 Gerbang OR 4
II.1.1 Gerbang OR Dengan Dioda 5
II.1.2 Gerbang or dengan transistor 6
II.2 Gerbang AND 7
II.2.1 Gerbang AND dengan Dioda 8
II.2.2 Gerbang OND dengan Transistor 9
II.3 Gerrbang NOT 10
II.4 Penganalan simbol-simbol Aljabar Boolean 11
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 6 dari 71
BAB III PROGAMABLE LOGIC CONTROLLER
III.1 Bagian-bagian dari PLC 13
III.1.1 Perangkat Keras (Hardware) 13
III.1.1.1 Central Processing Unit 14
III.1.12 System bus 16
III.1.1.3 Memory 17
III.1.1.4 I/O Module 19
III.2 Programmer 22
III.4 Software 23
BAB IV PRINSIP KERJA DAN CARA PEMROGRAMAN PLC
IV.1 Prinsip Kerja PLC 24
IV.2 Mengenal macam-macam sinyal pada PLC 24
IV.2.1 sinyal-sinyal Analog 25
IV.2.2 sinyal-sinyal Digital 25
IV.2.3 sinyal-sinyal Biner 26
IV.3 Mengenal adress-adress didalam PLC 27
IV.4 Mengenal Instruksi-instruksi dasar pada PLC 29
IV.5 Metoda Pemrroraman PLC 33
IV.5.1 Metoda Pemrograman dengan Ladder Diagram (LDR) 33
IV.5.2 Metoda Pemrograman dengan Function block (FBD) 34
IV.5.3 Metoda Pemrograman dengan Statement List (STL) 35
IV.6 Prosedur Standar Pemrograman PLC 36
IV.7 Contoh-contoh Program Sederhana 39
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 7 dari 71
IV.7.1 Contoh 1 40
IV.7.2 Contoh 2 44
BAB V MEMILIH PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER
V.1 Keuntungan dan kerugian menggunakan PLC 53
V.1.1 Keuntungan pemakaian PLC 53
V.1.2 Kerugian Pemakaian PLC 54
V.2 Macam-macam PLC 55
V.3 Cara Memilih PLC 57
V.4 Penggunaan PLC di PT. Pupuk Kaltim 58
V.5 Redundant PLC di PT. Pupuk Kaltim 59
DAFTAR PUSTAKA 62
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 8 dari 71
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 ABSTRAKSI
Suatu pengaturan dan penganmanan proses baik yang sederhana maupun yang
kompleks merupakan sesuatu yang merepotkan dan tidak dapat lepas dari campur
tangan dan usaha manusia untuk dapat menyelesaikannya . Untuk itu diperlukan
standar prosedur pengoperasian yang dapat menjamin keamanan dari proses tersebut
dengan tidak membahayakan manusia yang mengoperasikannya maupun lingkungan
disekitarnya. Berangkat dari pemikiran bahwa sangatlah tidak effektif untuk
sepenuhnya mengandalkan pengoperasian dan pengamanan proses dengan
menggunakan sepenuhnya tenaga manusia juga karena akan diperlukan jumlah
manusia yang cukup banyak untuk melakukan pengoperasian suatu proses yang
besar, serta konsistensi penangan dengan tenaga manusia yang kurang dapat
diandalkan, maka memaksakan menggunakan sepenuhnya tenaga manusia akan dapat
menimbulkan bahaya terhadap jalannya proses operasi ataupun lingkungan sekitarnya
termasuk manusia disekelilingnya. Oleh sebab itu dalam perkembangannya untuk
membantu usaha manusia tersebut dan memberikan kepastian pengamanan sebuah
proses berkembanglah suatu sistem pengaturan dan pengamanan yang merupakan
gabungan peralatan-peralatan yang bekerja dengan sistem mekanis dan sistem
elektrik. Pemakaian peralatan ini terus berkembang dan mengalami beberapa evolusi
& penyempurnaan.
Ditemukannya teknologi semikonduktor dan mikroprocessor ikut mewarnai
perkembangan dan perjalanan teknik pengaturan dan pengamanan dari suatu proses,
sampai pada awal tahun 80-an ditemukan alat baru yang disebut PLC (Programable
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 9 dari 71
Logic Controller). Saat awal ditemukan penggunaan PLC dirasa masih sangat sulit
dan terbatas penggunaanya. Hal tersebut adalah dikarenakan pemrogramannya masih
mengunakan bahasa pemrograman yang menyerupai bahasa basic sehingga untuk
melakukan pengecheckan isi program (debuging) diperlukan usaha yang keras dan
waktu yang lama, sehingga menggunakan PLC terasa menjadi rumit dan tidak effisien
waktu. Namun demikian pesatnya perkembangan teknologi berbasis mikroprocessor
dan ketatnya persaingan bisnis dari industri pembuat hardware dan software
komputer mendorong pula perkembangan jenis-jenis PLC baik menyangkut kapasitas
memorinya maupun kecanggihan dan kemudahan dalam pemrogramannya.
Dari segi hardare saat ini terdapat berbagai jenis PLC dari system Simplex , system
Dual Redundancy sampai system Triple Modular Redundancy (TMR). Dan bahkan
dalam perkembangannya system tersebut tidak dapat lagi dibakukan simplex atau
Redundant karena saat ini berbagai type PLC menjadi customize sehingga pengguna
PLC dapat menentukan sendiri mana yang akan dikonfigurasi secara redundant dan
mana yang akan dikonfigurasi secara simplex. Oleh karenanya pemilihannya harus
dilakukan secara jeli dan dengan pertimbangan yang masak.
Dari segi CPU capability dewasa ini telah berkembang sistem PLC yang mampu
mengolah sinyal-sinyal analog dan digital secara bersamaan sehingga dapat berfungsi
sebagai control PID maupun interlock system menyerupai operasi sebuah DCS yang
mampu mengendalikan , mengamankan sekaligus melakukan pengaturan proses
secara otomatis dalam satu peralatan, dan dalam perkembangannya saat ini DCS dan
PLC sedang menuju arah yang sama. Dan dari segi sotware hampir semua PLC saat
ini dapat diprogram dengan memakai pheripheral yang sangat mudah pemakaianya
seperti HHT ( Hend Held Terminal) atau PC dengan memakai bahasa pemrograman
yang user frienly seperti Ladder Diagram dan Function block (Function Block).
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 10 dari 71
Pemrograman PLC menjadi cukup mudah, melalui instruction manual yan dibuat oleh
hardware manufacrure seorang teknisi instrument dapat mempelajari cara
memprogram PLC baru yang mereka miliki.
Namun demikian menguasai teknologi yang baru juga tidak semudah membalikkan
tangan diperlukan usaha-usaha serius, waktu yang cukup, latihan dengan intensitas
yang memadai dan tentu kemauan menjadi kunci utama dari kesemuannya.
Perkembangan teknologi sistem instrumentasi saat ini seluruhnya menuju era
microprocessor base dan embeded graphics man machine interface sehingga mau
tidak mau dan bisa tidak bisa harus diikuti dan mutlak dikenali untuk dapat
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari baik
dari segi perkembangan teknologi maupun cara-cara perawatannya dan juga
mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga (vendor) minimal untuk problem-
problem yang sifatnya insidental dan harus segera teratasi saat itu. Sebagai tenaga
dibidang instrumentasi juga dituntut harus dapat menentukan langah-langkah terbaik
dalam menentukan pemilihan jenis-jenis peralatan yang akan dipakai dengan
pertimbangan-pertimbangan yang cukup matang dari segi penerapan teknologi ,
kemudahan perawatan, maupun harga peralatannya jika harus melakukan
penggantian, up-grading dan atau dalam rancang bangun sebuah pabrik baru.
Pengetahuan mengenai dasar komputer , communication interface, dan software-
software tertentu menjadi hal yang wajib untuk dikembangkan baik dari diri sendiri
maupun program reguler perusahaan.
Peralatan seperti HHT, PC dan Hart communicator sudah merupakan Basic Tool bagi
teknisi instrumentasi dewasa ini, seorang teknisi instrument tidak boleh lagi merasa
asing ,dan merasa enggan mempelajari serta berusaha melatih diri menggunakan alat-
alat tersebut sehingga menjadi familier dan mahir menggunakannya.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 11 dari 71
II.2 TUJUAN PENULISAN
Hampir seluruh teknisi instrumentasi mengenal dengan baik istilah PLC cara kerja
maupun aplikasinya dalam bidang industri. Sebagian memahaminya dengan baik dan
mampu mengaplikasikannya dengan sangat baik dan sebagian yang lainnya dapat
memahami secara baik tetapi belum dapat mengaplikasikannya . Oleh sebab itu
dalam penulisannya buku bertujuan untuk melengkapi dasar-dasar pemahaman baik
sistem kerja maupun pemrograman dari sebuah PLC terutama untuk yang belum
dapat memahami secara benar sisem kerjanya.
I.3 MATERI
Materi penulisan diambil dari beberapa instruction manual maupun materi training
mengenai PLC yang telah dijalani oleh beberapa karyawan dan ditambah beberapa
literatur yang penulis kenal. Cakupan isi buku meliputi dasar-dasar logic, Hardware
PLC serta metoda-metoda pemrogramannya. Contoh-contoh dalam buku ini
mengambil suatu sistem yang sederhana dan mudah dipahami dengan asumsi bahwa
pembaca buku ini sudah mampu & terbiasa membaca gambar-gambar logic diagram
maupun ladder diagram, sehingga meskipun hanya dengan contoh-contoh yang
sederhana tetapi diharapkan pembacanya dapat mengembangkan sendiri dan mampu
mengaplikasikannya kedalam suatu sistem yang relatif cukup kompleks.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 12 dari 71
BAB II
DASAR-DASAR GERBANG LOGIKA (LOGIC GATE)
Gerbang logika adalah suatu rangkaian listrik, elektronik ataupun mekanik yang
berfungsi mengambil keputusan terhadap kombinasi adanya sinyal-sinyal input.
Dengan kata lain sinyal output akan muncul akibat adanya suatu kombinasi sinyal-
sinyal input yang sesuai dengan fungsi gerbang logikanya.
Beberapa contoh sistem peralatan yang dapat digunakan sebagai gerbang logika
adalah Electric Relay , pneumatic logic, dan komponen-komponen elektronik seperti
TTL (tansistor transistor logic), ECL (Emiter Coupled Logic), MOS (Metal Oxide
Semiconductor) dan CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor). Pada
prinsipnya gebang logika adalah rangkaian dengan dua kemungkinan dan rangkaian
tersebut diberi simbol yang saling berlawanan seperti “1” dan “0” , “on” dan “off” ,
“Closed” dan “Open” , “High dan “Low”, “Plus” dan “minus” , atau “True” dan
“False” bergantung pada aplikasinya.
Jenis-jenis gerbang logika antara lain adalah OR , AND, NOT,NOR, NAND dan
Exclusive OR (EXOR). Tiga jenis gerbang logika dasar yaitu OR, AND, dan NOT
akan dibahas secara detail dalam bab ini .
II.1 Gerbang OR (OR Gate)
Untuk dapat memahami gerbang ini dengan mudah dapat dilihat dari gambar 2.1a,
2.1b, 2.1c, serta tabel 2.1. Dari symbol dan tabel kebenaran gerbang logika tersebut
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa prinsip operasi dari gerbang OR adalah : “
Output akan “0” jika dan hanya jika seluruh inputnya adalah bernilai “0”.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 13 dari 71
Dengan prinsip tersebut adalah mudah untuk mengaplikasikannya .
a b c a b c
0 0 0 open open off
0 1 1 open closed on
1 0 1 closed open on
1 1 1 closed closed on
Tabel 2.1
Tabel Keenaran Gerbang OR
II.1.2 Gerbang OR dengan Rangkaian Dioda.
Gerbang OR dengan menggunakan komponen dioda dapat diilustrasikan seperti
gambar 2.2
c
b
a
Gambar 2.2Gerbang OR dengan Rangkaian Dioda
D1
D25 V
+
R
-
ab
a
b
Lampu
(a) symbol Gerbang OR (b) Gerbang OR pada
Rangkaian electrik
(c) Gerbang OR pada
bidang Pneumatik
(Shuttle Valve)
Gambar 2.1Rangkaian Gerbang OR
c
ba
a+b=c
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 14 dari 71
- Jika a = 5 volt (‘1’) maka D1 menjadi conduct dan dengan demikian akan
mengakibatkan arus mengalir melalui dropping resistant R sehingga menimbulkan
beda potensial di titik C menjadi 5 volt .
- Jika b = 5 volt (‘1’) maka D2 menjadi conduct dan dengan demikian akan
mengakibatkan arus mengalir melalui dropping resistant R sehingga menimbulkan
beda potensial di titik C menjadi 5 volt .
- Jika a=1 dan b=1 maka kedua dioda menjadi conduct dan Vc=5 volt.
- Jika a=0 dan b=0 maka tidak ada arus yang nengalir sehingga Vc=0.
II.1.2 Gerbang OR dengan Rangkaian Transistor.
Untuk bisa mengerti cara kerja rangkaian gerbang OR dengan transistor tidaklah
terlalu sulit . Perhatikan ilustrasi gambar 2.3 dan ikuti keterangan aliran arusnya.
- Saat a=+5 volt maka Q1 menjadi conduct sehingga menyebabkan R1 terhubung
langsung ke tanah . Hal tersebut menyebabkan Q3 menjadi cut-off dan
menyebabkan timbulnya beda potensial di titik C terhadap tanah sebesar +5volt.
R2
Gambar 2.3
Gerbang OR dengan Rangkaian Transistor
R1
ba
Q1 Q3Q2
NMc
Vcc = +5 V
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 15 dari 71
- Saat b=+5 volt maka Q2 menjadi conduct sehingga menyebabkan R1 terhubung
langsung ke tanah . Hal tersebut menyebabkan Q3 menjadi cut-off dan
menyebabkan timbulnya beda potensial di titik C terhadap tanah sebesar +5 volt.
- Jika kedua input tersebut di ketanahkan maka Q1 dan Q2 akan akan menjadi Cut-
off dan menyebabkan tegangan di titik N=+5 volt . Hal tersebut mengakibatkan
Q3 mendapatkan bias maju dan menjadi conduct. Selanjutnya arus akan mengalir
dari Vcc menuju ketanah melalui R2 sehingga tegangan pada titik C menjadi 0
volt.
II.2 GERBANG AND
Symbol-symbol gerbang AND untuk beberapa penggunaaan secara umum dapat
dilihat pada gambar 2.4 dan tabel 2.2 . Dari keduanya dengan mudah dapat ditarik
kesimpulan bahwa gerbang AND akan memiliki output =”1” jika dan hanya jika
seluruh inputnya sama dengan “1”.
ab
c
a b
Lampu
(a) symbol gerbang AND (b) Gerbang AND pada rangkaian
Elektrik
(b) Gerbang AND pada
Bidang Pneumatik
(Dual Press Valve)
Gambar 2.4
Rangkaian AND Gate
a.b=ca
c
b
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 16 dari 71
Tabel 2.2
Tabel Kebenaran Gerbang AND
a b C a b C
0 0 0 Open Open Off
1 0 0 Closed Oppen Off
0 1 0 Open Closed Off
1 1 1 Closed Closed On
II.2.1 Gerbang AND Dengan Dioda
Rangkaian AND dengan dioda terdiri dari dua buah dioda atau lebih yang dipasang
secara terbalik (reverse) dengan input-inputnya seperti gambar 2.5
- Jika a=0 Volt, maka D1menjadi conduct dan arus mengalir melalui R sehingga
beda potensial pada titik C menjadi 0 volt.
- Jika b=0 Volt, maka D2 menjadi conduct dan arus mengalir melalui R sehingga
beda potensial pada titik C menjadi 0 volt.
- Jika a dan b keduanya sama dengan “0” maka kedua dioda conduct dan tegangan
di titik c= 0 Volt.
b
c
a5 VR
-
+Vcc= +5 V
D2
D1
Gambar 2.5
Gerbang AND dengan Rangkaian Dioda
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 17 dari 71
- Jika a dan b keduanya sama dengan “1” maka kedua dioda menjadi blocking dan
tidak ada ada arus yang mengalir. Hal tersebut menyebabkan tegangan pada titik
C menjadi = 5 Volt.
II.2.2 Gerbang AND dengan Rangkaian Transistor.
- Jika A & B diberikan tegangan sebesar +5 Volt maka transistor Q1 dan Q2 akan
conduct, sehingga menyebabkan titik N terhubung ke tanah dan menjadikan Q3
cut-off . Hal tersebut menyebabkan tegangan pada titik C naik menjadi +5 Volt.
- Jika salah satu dari titik A atau B diberikan tegangan 0 Volt (di ketanahkan) maka
Q1 atau Q2 akan menjadi cut-off sehingga tegangan pada titik N menjadi = +5
Volt . Hal ini mengakibatkan transistor Q3 mendapatkan bias maju dan arus dari
Vcc akan mengalir ke tanah melalui R2 & titik M yang menyebabkan tegangan
pada titik C = 0 Volt.
R2
Gambar 2.6
Gerbang AND dengan Rangkaian Transistor
R1
b
a Q1
Q3Q2
Nc
Vcc = +5 V
M
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 18 dari 71
II.3 Gerbang NOT
Gerbang ini disebut juga Inverter karena berfungsi membalik sinyal input Simbol
dari gerbang ini adalah sebuah lingkaran kecil seperti terlihat pada gambar 2.7.
Untuk simbol pada rangkaian elektrik gerbang ini digambarkan sebagai sebuah kontak
dalam keadaan tertutup (normally Closed).
II.4 Pengenalan Symbol-symbol aljabar Boolean.
Gerbang logika AND, OR dan NOT didalam operasi aljabar boolean akan
dilambangkan dengan notasi-notasi bilangan dan simbol-simbol seperti berikut ini
- Gerbang OR di tuliskan sebagai operasi penjumlahan atau tanda "+" . Contoh
pemakainya dapat dilihat pada gambar 2.9.
- Gerbang AND dituliskan sebagai operasi perkalian dengan tanda "." atau dot dan
contoh pemakaianya dapat dilihat pada gambar 2.9.
a b
a
Lampu
(a) symbol Gerbang NOT (b) Gerbang NOT pada
Rangkaian electrik
(c) Gerbang NOT pada bidang Pneumatik
(3/2 Directional Control Valve)
Gambar 2.7
Rangkaian Gerbang NOT
1
a+=b
2 3
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 19 dari 71
- Gerbang NOT di tuliskan sebagai operasi Negasi atau dengan tanda "overbar"
Penggunaan dari operasi aljabar boolean tidak dibahas secara detail didalam buku ini ,
tetapi melihat contoh-contoh yang ada diatas dapat dimengerti bahwa penggunaanya
tidaklah terlalu sulit walaupun dalam prakteknya untuk rangkaian-rangkaian yang
kompleks operasi ini menjadi rumit dan membingungkan, tetapi akan sangat
membantu dalam menyederhanakan rangkaian maupun membantu melacak gangguan.
A
A
A + 1 = 11
A
0
A + A = A
A + 0 = A
A
A
A . 1 = A1
A
0
A . A = A
A . 0 = 0
A
AA = A
Gambar 2.9
Contoh -contoh Operasi Aljabar Boolean
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 20 dari 71
BAB III
PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)
Pemanfaatan teknologi Programable Logic Controller (PLC) telah menjadi bagian
yang penting dalam kapasitasnya sebagai peralatan pengendalian dan otomatisasi
sebuah proses. Alat ini adalah alat yang berbasis mikro prosesor , bekerja dengan
memproses sinyal input biner dan menghasilkan sinyal output yang tepat sesuai
dengan urut-urutan proses atau pengamanan operasi suatu pengontrolan proses.
Secara teori penggunaan PLC adalah tidak terbatas dan dapat diterapkan dalam segala
bidang baik industri, perkantoran, dunia kelautan, dirgantara maupun perumahan.
Akan tetapi dalam prakteknya PLC dipakai secara luas hanya pada bidang-bidang
berikut :
1. Mengedalikan urut-urutan (squence) suatu proses. Contohnya adalah Pengaturan
Conveyor, pengantongan suatu hasil produksi, proses regenerasi gas dan lain-lain.
2. Sebagai interface control & Proteksi suatu mesin yang dicontrol dengan CNC atau
pengontrol lain yang juga berbasis micro processor seperti pada mesin milling,
mesin grinding, mesin bor dan bahkan sampai pada DCS sebagai pengontrolan
suatu process Plant.
Penemuan mesin ini sangat membantu dan mempermudah perancangan suatu
pengendali maupun pengaman suatu proses dan juga sangat memudahkan dalam hal
pengembangannya dimasa yang akan datang jika akan dilakukan expansi atau akan
dilakukan modifikasi pada bagian-bagaian tertentu.
III.1 Bagian-bagian dari PLC
Komponen dasar dari sebuah PLC tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya
bergantung kepada besarnya kapasitas memori maupun mereknya. Akan tetapi secara
umum sebuah PLC sekurang-kurangnya memiliki 3 bagian yaitu :
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 21 dari 71
1. Perangkat Keras (Hard Ware)
2. Perangkat Lunak (Soft Ware)
3. Pemrogram (Programer)
Ketiga komponen dasar tersebut akan selalu ada dalam setiap PLC jenis apapun juga
baik yang berkapasitas memori besar maupun kecil dari merek apapun juga.
III.1.1 Perangkat Keras (Hard Ware)
Mengikuti perkembangan jenisnya maka perangat keras dari sebuah PLC pun sangat
beragam terutama pada sistem komunikasi antar modulnya. Tatapi secara umum ada
empat bagian penting yaitu :
1. Central Processing Unit (CPU)
2. Memory
3. System Bus
4. Input/Output Module (I/O Module)
Kerja dari tiap-tiap bagian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Central Processing Unit (CPU)
Sebuah program PLC dituliskan dengan suatu peripheral yang disebut Programmer.
Program tersebut selanjutnya dipakai sebagai input pada CPU (Controller) . Sinyal-
sinyal input diproses oleh CPU untuk menghasilkan sinyal-sinyal output yang
spesifik (tepat sama dengan kehendak si pemrogram). CPU akan memproses suatu
program dengan urut-urutan sebagai berikut (lihat gambar 3.4).
• Program memori yang berisi instruksi-instruksi akan di acess oleh CPU dan akan
diproses kedalam CPU tersebut.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 22 dari 71
• Input-input biner yang berasal dari proses melalaui input module akan diambil
oleh CPU untuk selanjutnya di lewatkan ke Arithmetic Logic Unit (ALU) .
Didalam ALU ini sinyal-sinyal input biner akan mengalami proses perhitungan
secara aritmatik seperti penambahan ,pengurangan, negasi dan sebagainya sesuai
instruksi-instruksi yang didapat dari program memori untuk selanjutnya input-
input tersebut akan di interlink seseaui dengan instruksi-instruksi yang tersimpan
dalam program memory maupun dalam data memory.
Output Module
Input Module
Pro
gra
m M
em
ory
Central ProcessingUnit
Da
ta M
em
ory
ArithmeticAnd LogicUnit (ALU)
Processing Unit
Gambar 3.4
Central Processing Unit (CPU)
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 23 dari 71
• Melalui Central Processing Unit dan Output Module, output data kemudian
ditransmisikan ke peralatan-peralatan pengendali ataupun pengaman proses
sehingga dengan demikian CPU mampu berkomunikasi dengan peralatan-
peralatan mekanis yang akan bergerak sesuai dengan instruksi-instruksi program
didalamnya.
2. System Bus
Agar sebuah program dapat berjalan sebagaimana yang seharusnya maka setiap
komponen (modul-modul) dari PLC harus di hubungkan satu dengan yang lainnya.
Penghubung antar modul ini disebut sebagai Bus. Didalam PLC pada umumya
system Bus dipisahkan menjadi 3 yaitu :
1. Control Bus
2. Adress Bus
3. Data Bus
Kerja dan fungsi dari masing-masing bus dapat dilihat pada gambar 3.5
What Is tobe done ? Where is it tobe done ? Which Information ?
Data BusAdress BusControl Bus
Gambar 3.5 System Bus
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 24 dari 71
Sebagai contoh sebuah instruksi "SET 145" harus diproses oleh PLC, maka control
bus akan mengambil instruksi SET-RESET (Flip-flop) dan selanjutnya adress bus
akan membawa dan menempatkan output ke adress 146. Pada akhirnya data bus akan
memilih informasi yang mana yang diperlukan (dalam hal ini data bus memilih
instruksi "SET" dan bukan "RESET").
3. Memory
Beberapa data biner tidak akan dipakai secara langsung untuk menghasilkan output
tetapi akan dipakai hanya pada suatu kondisi tertentu yang memenuhi suatu
persyaratan tertentu, maka data tersebut harus disimpan pada suatu bagian tertentu
dari sebuah PLC. Alat untuk menyimpan data-data sementara tersebut disebut
memory.
Ada dua type memory yang dipakai dalam PLC yaitu :
1. Read & Write Memories (RAMs- Random Access Memories) dan
2. Read Only Memories (ROMs)
Data didalam RAM dapat dibaca dan ditulis beberapa kali , maka memory ini akan
selalu dipakai pada PLC sebagai Working Memory.
ROM memiliki isi program yang yang tetap (biasanya diisi oleh pabrik pembuatnya),
dan hanya bisa dibaca tetapi tidak dapat ditulisi . Akan tetapi dalam
perkembangannya ditemukan jenis ROM yang isinya dapat diprogram oleh
pemakainya. Jenis ROM tersebut disebut Programable Read Only Memories (PROM)
Memory didalam PROM dapat dihapus untuk kemudian diisi dengan program yang
baru, dan menurut cara penghapusannya PROM dibagi menjadi dua jenis yaitu :
• PROM yang isinya dapat dihapus dengan sinar Ultra Violete ( EPROM dan
RPROM).
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 25 dari 71
• PROM yang isinya dapat dihapus dengan memutuskan supply elektrik yang
mencatunya (EEPROM dan EAPROM).
PLC dari jenis apapun akan memakai dua buah memory yaitu RAM dan PROM
(kebanyakan jenis EEPROM).
RAM adalah jenis Volatile memory artinya jika catu tegangan dimatikan isi
programnya akan terhapus, dan ROM adalah Non Volatile Memory yang berarti isinya
tidak dapat hilang (hanya dapat dihilangkan dengan metoda tertentu).
Jenis-jenis memori selengkapnya dapat dilihat pada tabel III.2
Tabel III.2 Jenis-jenis Memory
JENIS MEMORY
CARA PENG
HAPUSAN
PEMRO-
GRMAN
POWER SUPPLY
OFF
RAM Random Acces Memory
Read Write Memory
Electrical Electrical Volatile
ROM Read Only Memory Saat proses
pembuatan
PROM Programable ROM
Tidak dapat
dihapus
EPROM Erasable PROM
RPROM Reprogramable PROM
EEPROM Electricaly Erasable PROM
EAPROM Electricaly Alterable PROM
Dengan Sinar
Ultra Violet
Secara
Electrik
Non Volatile
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 26 dari 71
4. Input / Output Module
Sinyal-sinyal proses tidak dapat diolah secara langsung oleh prosessor oleh sebab itu
sinyal-sinyal ini harus melalui sebuah buffer dan peralatan penyesuai untuk dirubah
menjadi sinyal-sinyal yang dapat diterima oleh prosesor . Selanjutnya informasi
sinyal-sinyal input tersebut akan dirubah oleh prosesor untuk dapat menghasilkan
suatu keluaran sesuai dengan urutan isi program . Melalui Output modul selanjutnya
sinyal-sinyal yang dihasilkan oleh prosesor akan menggerakkan "output device"
seperti lampu-lampu, alarm dan actuator.
Didalam sebuah PLC input modul maupun output modul dilengkapi dengan
pengaman untuk memproteksi terhadap kemungkinan kerusakan CPU. Pengaman
tersebut pada umumnya adalah :
- Pengaman terhadap adanya Input Over Voltage dan Faulty Voltage
- Filter terhadap adanya impuls-impuls interferency dari peralatan yang tidak
dikehendaki.
Konfigurasi pengaman ini untuk masing-masing manufacture tidaklah selalu sama
akan tetapi pada prinsipnya hampir sama.
a. Input Module
Rangkaian pengaman dari sebuah input modul secara block diagram dapat dilihat
pada gambar 3.6 berikut ini :
Sinyal InputError VoltageRecognition
Sinyal Delayto CPU
Opto Coupler
Gambar 3.6
Block Diagram Input Module
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 27 dari 71
Error Voltage Recognition adalah berfungsi untuk mendeteksi adanya Over Voltage
atau adanya faulty Voltage , Sinyal Delay berfungsi sebagai filter untuk menekan
adanya interferency dan selanjutnya sebelum sampai pada CPU sinyal tersebut harus
melalui sebuah Opto-coupler untuk mengisolasi secara elektrik tegangan input dan
menyesuaikan tegangan input sistem dengan tegangan input CPU yaitu sebesar 5 Volt
(sesuai karakteristik kerja TTL dan CMOS) .
b. Output Module
Berbeda dengan input module, maka prinsip pengaman pada output module adalah
kebalikan dari input module seprti terlihat pada gambar 3.7
Sinyal-sinyal dari CPU akan diproses melalui tahapan-tahapan berikut ini :
- CPU memberikan sinyal ke Opto-coupler pada internal circuit
- Sinyal tersebut selanjutnya dikuatkan oleh sebuah amplifier (biasanya adalah
sebuah Power Amplifier) untuk merubah tegangan dari tegangan kerja TTL
menjadi tegangan kerja peralatan output yang akan menyertainya.
- Terakhir sebelum dihubungkan ke peralatan output terdapat sebuah pengaman dari
adanya gangguan hubung singkat. Adakalanya untuk Output modul pemakaiannya
dikombinasikan dengan Elektrik Relay sebagai proteksi akan adanya surja
From CPUAmplifier
OutputOpto Coupler
Short CircuitMonitoring
Gambar 3.7
Block Diagram Output Module
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 28 dari 71
hubung listrik ( Electrical Surge) yang dapat merusakkan peralatan terutama
peralatan yang dalam operasinya memerlukan power yang besar. Fungsi lain dari
elektrik relay tersebut adalah seagai interpose dimana tegangan pemakaian
berbeda dengan tegangan supply dari PLC.
Dari penjelasan-penjelasan diatas dapatlah di mengerti bahwa I/O module hanyalah
sebuah peralatan pengaman dan penyesuai proses utama sebuah PLC adalah terjadi
pada bagian CPU.
4.1 Jenis-jenis I/O Module
Jenis I/O module untuk PLC konvensional (jenis simplex dengan kapasitas memori
dibawah 8 Kbyte) umumnya hanya ada dua yaitu :
1. Digital Input Module
2. Digital Output Module & Relay Output Module
Dimana kedua module tersebut hanya bisa mengolah sinyal-sinyal biner, sehingga
PLC jenis ini tidak dapat dipakai sabagai pengolah sinyal-sinyal analog. Sedangkan
untuk jenis-jenis PLC dengan kapasitas memori dan kecepatan CPU yang tinggi jenis
I/O module ditambah dengan pengolah sinyal-sinyal analog antara lain:
1. Analog Input Module
2. Pulse Input Module
3. Thermocouple input
4. Analog Output
Dengan ditambahkannya modul-modul tersebut maka jenis-jenis PLC jenis terakhir
juga mampu melakukan pengontrolan proses seperti pada PID Controller ,bahkan
untuk jenis PLC yang memiliki kapasitas memory diatas 8 Kbyte rata-rata dilengkapi
dengan Communucation port sehingga data-data yang ada didalamnya dapat
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 29 dari 71
dimonitor dengan sebuah komputer secara terus-menerus dengan sistem data
aquisition .
III.2 Programer
Programer adalah alat yang dipergunakan untuk memasukkan informasi-informasi
(program) kedalam memory dari sebuah PLC. Setiap jenis PLC memiliki alat
pemrogram masing-masing dan sangat jarang yang bisa kompatibel antara yang satu
dengan yang lainnya kecuali untuk merk dagang yang sama. Secara umum terdapat
tiga jenis programmer yaitu :
- Built-in Programmer adalah programmer yang dipasang menjadi satu dengan
PLCnya dan tidak dapat dilepaskan. Peralatan ini pada umunya memakai metoda
statement list sebagai bahasa pemrogramannya , jenis ini sangat jarang ditemui
dan jarang dipilih oleh konsumen karena setiap pembelian PLC harus pula
membeli programernya begitu pula jika terjadi penggantian.
- Hand Helt Terminal (Comunicator) yaitu jenis programer yang portable dan
dapat dibawa kemana-mana sehingga pemakaianyapun dapat dipindah-pindahkan.
Programmer ini ada yang menggunakan bahasa pemrograman Statement List
maupun Ladder diagram dan banyak dipakai pada PLC dengan kapasitas memori
8 Kilo byte kebawah.
- Programmer PC yaitu jenis programer yang meggunakan PC sebagai alat
pemrogramannya. Karena menggunakan PC maka pastilah ada jenis software
program tertentu yang dipakai sebagai bahasa pemrograman. Jenis-jnis PLC
dengan kapasitas memory diatas 8 kilo Byte kebanyakan memakai PC sebagai
pemrogramnya. Programer jenis ini memliki banyak keuntungan diantaranya
adalah dapat sebagai unit Stand Alone sehingga tanpa harus dihubungkan dengan
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 30 dari 71
Main Chasis dari PLC dapat dilihat konfigurasi program yang ada di PLC dan
dapat dilakukan modifikasi pada isi programnya jika diperlukan, pada PLC jenis-
jenis tertentu bahkan perubahan program dapat dilakuakan pada saat pabrik dalam
kondisi beroperasi normal.
III.3 Software
Tentang software sebenarnya telah banyak disinggung yaitu kumpulan instruksi-
instruksi yang dituliskan dengan programer dan selanjutnya disimpan kedalam
memory atau disimpan kedalam peralatan-peralatan penyimpan lainnya seperti pita
tape-recorder, Floppy disk, Hard Disk dan sebagainya. Didalam PLC software
tersimpan dalam bentuk kumpulan data-data biner akan tetapi software yang
tersimpan pada peripheral diluar PLC seperti pada floppy disk atau Hard Disk
biasanya perlu software lain untuk tranfer dari bahasa mesin menjadi High Level
Language yaitu bahasa yang dengan mudah dapat dimengerti dan dikenali oleh
pemrogramnya. Oleh sebab itu dikenal beberapa software pemrogram seperti MS-
Loader untuk memprogram PLC Honneywell IPC-623-60, Multi System Workstation
(MSW) dan TS-1311 untuk memprogram PLC Triconex , Modsoft untuk PLC
Modicon, RS Logix untuk PLC Allen Bradly dan software-software yang lain .
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 31 dari 71
BAB IV
PRINSIP KERJA DAN CARA PEMROGRAMAN PLC
IV.1 Prinsip Kerja PLC
Suatu besaran proses misalnya tekanan , suhu, dan laju suatu aliran dirubah menjadi
suatu besaran listrik tertentu untuk selanjutnya besaran tersebut diterima oleh CPU
melalui input module dan oleh control bus dikenali jenis sinyalnya, kemudian melalui
adress bus sinyal tersebut ditempatkan pada suatu adress tertentu sesuai dengan
instruksi yang ada pada program memory dan oleh data bus diperlakukan sebagai
suatu data input . Data ini akan dikombinasikan dengan data-data lain sesuai dengan
instruksi-instruksi program yang tersimpan didalam program memory dan setelah
mengalami proses perhitungan didalam ALU ( Arithmatic Logical Unit) akan
menghasilkan suatu data output. Data output ini dengan perantara output module akan
meggerakkan peralatan output tertentu. Kerja PLC tersebut selanjutnya dimanfaatkan
sebagai pengatur atau pengaman jalannya suatu proses.
IV.2 Mengenal Macam-macam sinyal pada PLC
Sinyal adalah informasi yang diberikan mengenai suatu nilai , jumlah parsial atau
jumlah keseluruhan dari suatu besaran fisik tertentu seperti tekanan, aliran fluida,
suhu dan lain-lain. Terdapat tiga sinyal yang dapat diproses oleh sebuah PLC melalui
beberapa peralatan pengubah yaitu :
1. Sinyal-sinyal Analog.
2. Sinyal-sinyal Digital.
3. Sinyal-sinyal Biner.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 32 dari 71
III.2.1 Sinyal-sinyal analog
Suatu pengukuran tekanan dengan barometer jenis jarum memiliki daerah pengukuran
dari 0 sampai dengan 6 bar. Nilai-nilai parsial dari seluruh daerah pengkuran tersebut
disebut sebagai nilai analog (sinyal analog). Demikian pula pengukuran-pengukuran
besaran lain seperti suhu, tinggi permukaan atau kecepatan yang memakai jarum
penunjuk yang mewakili besaran terukurnya adalah sinyal analog.
II.2.2 Sinyal-sinyal Digital
Sebuah arloji digital besaran waktunya ditunjukkan dengan angka-angka. Hal tersebut
tidaklah sama dengan penunjuk kecepatan pada sebuah sepeda motor yang
ditunjukkan dengan jarum penunjuk. Dalam hal pengukuran suatu tekanan dengan
daerah ukur 0-6 bar seperti pada sinyal analog diatas, sinyal digital dinyatakan
sebagai hasil kali suatu interger (bilangan bulat) dengan basis unit 'U". (gambar 4.1b).
Nilai "U" dapat dirubah rubah dan merupakan friksi (bagian terkecil) dari keseluruhan
P
t
P
t
a. sinyal Analog b. sinyal Digital
Gambar 4.1
Perbandingan Sinyal Analog dan Sinyal Digital
u
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 33 dari 71
nilai. Representasi dan perbandingan sinyal analog dengan digital secara grafis dapat
dilihat pada gambar 4.1.a dan 4.1.b.
III.2.3 Sinyal-sinyal Biner.
Sinyal biner adalah sebuah sinyal yang spesifik dan hanya memiliki dua kemungkinan
nilai yang saling berlawanan yaitu "1" dan "0" atau "yes" dan "No" atau "on" dan
"off" dan lain-lain. Satu kemungkinan tersebut adalah merupakan satu bit data. Sinyal
tersebut dapat digambarkan seperti gambar 4.2.
Dalam hal sinyal biner yang dinyatakan dengan suatu nilai tegangan (misalnya pada
digital input 24 Volt DC) maka sinyal biner memiliki dua range yang berbeda yaitu
Low Range dan High Range (lihat gambar 4.3).
Gambar 4.2
Sinyal Biner
P
t
1
0
1
0
1
V
t
safety zone
High Range Value(1-signal)
Low Range Value(0-signal)
5
13
30
0
Gambar 4.3
Daerah Nilai dari Sinyal Biner
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 34 dari 71
Nilai Low Range (sinyal 0) adalah berkisar antara 0 sampai dengan 5 Volt , dan High
Range (sinyal 1) besarnya antara 13-30 Volt. Daerah aman dari kedua range tersebut
harus bernilai sekurang-kurangnya 8 Volt seperti gambar 4.3.
IV.3 Mengenal Adress-adress didalam PLC
Susunan data-data didalam PLC dikenali dengan cara memberikan adress-adress
yang merupakan tanda pengenal suatu bit data didalam memory . Adress-adress
tesebut dapat berupa suatu kombinasi konstanta numerik, suatu variabel ataupun
kombinasi konstanta numerik dan variabel mengikuti standar yang dipakai oleh
pembuat PLC. Beberapa jenis PLC (terutama untuk kapasitas memory yang rendah),
kadang-kadang menyebut adress-adress ini dengan istilah Mnemonic code.
Oleh karena setiap merek dan jenis PLC memiliki cara pengelompokan dan
pemberian nama adress yang berbeda-beda maka , seorang teknisi harus terlebih
dahulu mengenali cara penomoran adress dan cara pengelompokannya agar tidak
melakukan kesalahan dalam pemrograman sebuah PLC.
Pada umumnya sebuah memory didalam PLC dikelompokkan berdasarkan suatu
kelompok urutan numerik tertentu untuk input, output , register, timer , internal relay
dan sebagainya sehingga seorang pemrogram dengan mudah dapat mengetahui fungsi
dari adress tersebut. Sebagai contoh PLC merek Omron Sysmac P5R mebagi adress-
adess dalam memory seperti pada tabel IV.1 . Didalam pemrograman pengelompokan
seperti ini mutlak harus dikenali agar tidak sampai terjadi kesalahan pemakaian
nomor adress. Pada jenis PLC yang berkapasitas memory yang besar dan
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 35 dari 71
menggunakan konfigurasi multi chasis biasanya akan ada adress-adress tertentu yang
dipakai untuk
Tabel IV.1
Adress-adress dalam PLC merek Omron Sysmac P5R
Nama Jumlah Symbol Adress Terminasi
Input Relay 48 - 000 - 047 Terminal Input
Output Relay 48 - 050 - 097 Terminal Output
Internal Auxilary
Relay
152 - 098 - 247 Memory CPU
Timer / Conter 64 TIM/CNT 00 - 63 Memory CPU
Latcing Relay 64 KR 00 - 63 Memory CPU
Shift Register 8 bitsx8 SR 00 - 77 Memory CPU
250 0.1 sec clock
251 1 sec clock
252 1 minute clock
253 "on" when batt. abnormal
254 24 hour clock abnormal
Special Auxilary
Relay
6 -
255 Normally "on"
Temporary
Memory Relay
8 TR 0 - 7 Memory CPU
keperluan khusus seperti diagnostic, control redundant, komunikasi antar chasis dan
lain sebagainya. Fungsi-fungsi ini biasanya akan disebutkan dalam instruction manual
PLC tersebut. Apabila terjadi kesalahan dalam menggunakan adres atau menggunakan
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 36 dari 71
adress ganda ( satu adress untuk lebih dari satu macam I/O) maka PLC tidak akan
bekerja (error).Pemrogram harus berhati-hati dalam memilih adress yang akan
digunakan terutama pada PLC jenis Redundant karena akan banyak ditemukan
adress-adress yang dipakai untuk keperluan khusus tersebut.
IV.4 Mengenal Instruksi-Instruksi Dasar Pada PLC
Instruksi-instruksi pada PLC cukup banyak dan beragam dari yang umum sampai
pada yang bersifat khusus, macam dan ragamnya bergantung pada manufacture yang
membuatnya. Buku ini hanya akan memuat instruksi-instruksi dasar yang hampir
selalu ada didalam PLC manufacture apapun juga. Secara umum terdapat tujuh
kelompok instruksi yang hampir selalu ada dalam software PLC yaitu :
a) Kelompok Logical State.
b) Kelompok Timer&Counter.
c) Kelompok Getting&Moving Data.
d) Kelompok Number Conversion.
e) Kelompok Shit Register.
f) Kelompok Math & Advance Math.
g) Kelompok Special Function.
a). Instruksi Kelompok Logical State.
Termasuk dalam kelompok ini adalah instruksi-instruksi yang sangat umum kita
jumpai dan digunakan secara luas seperti Contact Normally Open (LOAD, XIC, STR
dll), Contact NormallyClosed (LOAD NOT, XIO, STR NOT dll), AND, OR, NOT,
EXOR, NOR, EXNOR, LATCH/UNLATCH, SET/RESET (Flip-Flop) dan logical-
logical yang lainnya.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 37 dari 71
b). Instruksi Kelompok Timer/Counter.
Timer, didalam PLC ada bermacam-macam timer antara lain Timer ON (TON, TIM,
TMR), Timer OFF (TOF), dan Retentive /Accumulating Timers dimana timer ini akan
menyimpan nilai accumuatornya pada saat catu listrik pada PLC dimatikan. Timer
ON dan OFF memiliki 2 input, input pertama adalah sebagai enable sekaligus reset
dan input kedua berupa pulsa dengan base clock time tertentu biasanya 1msec atau
1sec. Sedangkan Retentive Timer mempunyai tiga input yaitu input enable,
pembangkit pulsa dan Reset.
Counter, secara umum dikenal ada empat counter yaitu Up-Counter (CTU), Down-
Counter (CTD), Up-down Counter (UDC), dan High Speed Counter (HSC). Counter
menyerupai retentive timer punya tiga input (untuk CTU & CTD) yaitu input enable,
Reset dan pembangkit pulsa akan tetapi pulsa pada counter tidak selalu menggunakan
base clock time seperti pada timer. Khusus untuk Up-Down Counter mempunyai
empat input yaitu up-enable, down Enable, Reset dan pembangkit pulsa.
c). Instruksi Kelompok Getting & Moving Data.
Instruksi Moving Data (MOV) relative mudah dipahami yaitu memindahkan data dari
satu register ke register yang lainnya. Beberapa PLC memakai instruksi tunggal
(MOV) dan ada yang menggunakan sepasang instruksi (MOV,@MOV atau LDA,STA
dll). Hal tersebut tidaklah menjadi masalah karena kesemuanya hanyalah notasi atau
operand yang di berikan oleh masing-masing manufacture PLC dan hampir selalu
berbeda antara manufacture yang satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan namanya
maka instruksi ini punya dua input yaitu satu input enable dan satu input data yang
akan dipindahkan bisa berupa binery data/Register, BCD, ataupun Interger/Decimal
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 38 dari 71
dan selanjutnya satu output berupa data output dalam format yang sama atau berbeda
dengan inputnya.
d). Instruksi Kelompok Number Conversion
Kelompok instruksi ini pada umumnya berupa konversi bilangan misalnya dari biner
ke hexadecimal dan sebaliknya , dari biner ke BCD dan sebaliknya, dari Desimal ke
BCD dan sebaliknya dan operasi-operasi yang menyerupai hal-hal diatas serta operasi
Encoder/Decoder yang pada prinsipnya juga merupakan konversi bilangan. Cara
kerjanya secara jelas tergambarkan dari instruksi yang dipakai misalnya
BCDL(59),@BCDL(59) adalah instruksi dari PLC Omron untuk merubah data biner
kedalam data BCD. Instruksi ini akan dieksekusi dengan melihat dua input yaitu
input enable dan input data yang berupa data biner dan selanjutnya outputnya akan
diperlihatkan berupa data BCD yang merupakan hasil konvesi dari data input (biner).
e). Instruksi Kelompok Shift Register.
Instruksi kelompok ini penggunaannya sangat luas dan populer dalam industri-
industri pengalengan , bottling,& conveyor system umumnya terdiri dari dua instruksi
yaitu Shift Left (BSL) yaitu menggeser satu bit didalam satu word ke arah kiri dan
Shift Right (BSR) menggeser satu bit kearah kanan. Shift Register umumnya
mempunyai tiga input yaitu enable(data), clock pulse, & Reset serta satu output yang
merupakan satu word data bit array atau satu barisan bit-bit yang membentuk satu
word dan ouputnya dapat dipergunakan secara utuh satu word atau bisa juga beberapa
bit saja. Enable input pada shift register disebut sebagai juga input data karena
pergerakan dari register ditentukan oleh input enable tersebut dengan kata lain
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 39 dari 71
kombinasi isi register sangat ditentukan oleh berapa kali enable on dan berapa lama
enable on .
f). Instruksi Kelompok Math dan Advance Math.
Sesuai namanya maka instruksi-instruksi ini dipergunakan untuk melakukan operasi
perhitungan matematis dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian,
negasi/inversi, komparasi dan perhitungan-perhitungan matematis lanjut lain seperti
square root, cosinus, sinus , tangen, arctangen , scalling dan lain-lain. Instruksi
operasi matetmatis dasar hampir selalu ada dalam setiap PLC akan tetapi untuk
advance math tidak semua PLC dilengkapi dengan instruksi-instruksi tersebut.
Instruksi-instruksi adavnce math juga sangat sedikit penggunaanya.
g). Instruksi kelompok special function.
Kelompok instruksi ini sangat berbeda antara PLC yang satu dengan yang lainnya dan
jumlahnya cukup banyak. Instruksi ini pada umumnya dipakai untuk organisasi
program ,penggunaan khusus dan diagnostic. Sebagai contoh instruksi JMP/JME,
IL/ILC, STEP , DIFU,DIFD, END, NOP pada PLC OMRON, kemudian Squencer,
JSR/SBR, RET, SVC, MCR,SUS,TND,COP dalam PLC Allen Bradley dan masih
banyak lagi yang lain-lain yang harus dibaca dan dipahami dari instruction manual
dari PLC yang di pakai. Disamping itu masih ada instruksi-instruksi khusus yang
dipakai untuk sistem komunikasi antar hardware PLC dan PLC dengan peripheral
lain diluar PLC (terutama) untuk PLC multichasis dan PLC redundant serta PLC yang
diprogram menggunakan PC dengan software tertentu yang biasanya secara jelas
ataupun embeded akan menggunakan adress tertentu untuk komunikasinya.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 40 dari 71
IV.4 Metoda pemrograman PLC
Setelah membahas panjang lebar mengenai teori dan prinsip kerja dari PLC maka
sampailah kita untuk membahas lebih lanjut mengenai pemrograman dari sebuah
PLC. Didalam pemrograman PLC dikenal tiga macam metoda pemrograman yaitu :
1. Metoda Ladder Diagram (LDR)
2. Metoda Function block (FBD-Logic Diagram)
3. Metoda Statement List (STL)
Ketiga metoda tersebut akan dibahas satu persatu dengan dilengkapi contoh
pemakaianya dalam bantuk yang sederhana.
IV.4.1 Metoda Ladder Diagram (LDR)
Ladder Diagram seperti namanya adalah diagram yang menyerupai sebuah tangga
mempunyai dua buah garis vertical dimana garis sebelah kiri sebagai sumber
tegangan positif dan garis sebelah kanan menggambarkan tegangan negatif. Diantara
kedua garis tersebut secara horisotal dapat dikonfigurasai current path (rung) yang
merupakan rangkaian kombinasi antara coil dan contact.
Diagram ini lebih banyak menyerupai wiring diagram sebuah sistem interlock dengan
menggunakan elektrik relay dan merupakan metoda pemrograman yang paling
populer saat ini. Contoh gambar diagram jenis ini dapat dilihat pada gambar 4.1.
Simbol-simbol gerbang logika yang dipakai untuk metoda ini dapat dilihat juga pada
gambar tersesebut.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 41 dari 71
IV.4.2 Metoda Function block (FBD- Logic Diagram)
Metoda Function block lebih menyerupai Flow Chart lebih sederhana dan dapat
merepresentasikan squence program dan lebih mudah dimengerti daripada jenis
program yang lain . Gambar dari program ini menyerupai logic diagram dan
penggambaranya menyerupai gambar elektronik logic diagram.
Contoh gambar program jenis ini dapat dilihat pada gambar 4.2
1665000
C 1
5000271
SV-10110 OPEN
269
SV-10104 FOPEN
5000
132
5001
130
ZSL-1002 BZSL-10111
5612
PERMISIVESTART
5000
5001
5612272
AND GATE
NOT GATE
OR GATE
Gambar 4.1
Contoh Ladder Diagram
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 42 dari 71
IV.4.3 Metoda Statement List
Sangat berbeda dengan metoda ladder maupun function block dimana representasi
nya digambarkan secara grafis maka metoda ini sepenuhnya dinyatakan secara verbal
dengan serangkaian instruksi-instruksi tertulis. Metoda statement list terdiri dari
beberapa baris instruksi dan didalamnya disertakan keterangan (remark) disebelah
kanan dari baris-baris instruksi tersebut yang berfungsi untuk memudahkan
memahami dan mengingat baris baris tertentu yang dianggap penting. Contoh
pegrograman jenis ini dapat dilihat pada tabel IV.1
Tabel IV.1 Statement List Program
L 11
A N 12
= 111
L 13
O 14
= 112
&
&
>1
>1
Gambar 4.2
Contoh Diagram Function Chart
11
111
15
14
12
13
>1& AND NOTOR
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 43 dari 71
Huruf-huruf pada setiap baris instruksi adalah merupakan singkatan dari fungsi-fungsi
gerbang logika seperti L=load, A=AND , N=NOT, O=OR, "=" = Set dan lain-lain
dapat dilihat pada standard DIN 19239 Operation Part dan Operand Part (appenix-A)
IV.4 Prosedur Standard Pemrograman PLC.
Bagaimana langkah-langkah pembuatan program dari sebuah PLC dapat dilihat pada
gambar flow chart 4.3
Control Task
Prior Consideration Discription ofThe Porblem
PLC Program
Commisioning
Allocation List
Programing(STL, LAD, FUC )
Transmision to the Control System
step 1
step 3
step 2
step 4
Gambar 4.3
Flow Chart Langkah-langkah pemgograman
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 44 dari 71
Langkah 1 Pengumplan Bahan , Problem dan Data
Langkah ini adalah langkah pengumpulan bahan-bahan dan masalah. Sistem kerja
dari peralatan yang akan dikontrol atau diproteksi harus secara jelas tergambarkan,
dan data-datanya pendukung dari jenis-jenis peralatan yang akan dipakai juga harus
tersedia secara lengkap. Circuit diagram , P&ID dan petunjuk operasi merupakan
bahan dasar dari langkah awal pemrograman PLC.
Langkah 2 Allocation List (I/O Assignment).
Untuk membuat suatu allocation list yang benar dapat dipergunakan suatu tabel
seperti tabel IV.2
Tabel IV.2 Allocation List
Keterangan I/O Singkatan Nama Adress Fungsi/ catatan
Push Botton S1 S1 I0
Push Botton S2 S2 I1
Pusu Botton S3 S3 I2
I0,I1,I2 = Logic "1"
Jika tombol ditekan
Lampu H1 H1 O0 Lamapu "on" Jika O0 = logic "1"
Kolom 1 diisi dengan nama-nama peralatan input maupun output seperti tombol,
switch, lampu, solenoid valve dan lain sebagainya dengan nama sebenarnya .
Kolom 2 berisi singkatan atau simbol dari peralatan input/output. Simbol ini dapat
secara bebas dipilih oleh pemrogram apakah merupakan simbol dari singkatan nama
Input/Output atau simbol-simbol lain yang mudah dimengerti.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 45 dari 71
Kolom3 berisi adress-adress Input/Output dengan nama-nama yang dikenal atau
ditentukan oleh pabrik pembuat PLC yang akan diprogram. Hal ini biasanya dengan
mudah dapat dilihat pada buku petunjuk PLC yang akan diprogram.
Kolom 4 adalah berisi keterangan dari status Input/Output atau sebuah catatan memori
dari pemrogramnya untuk memudahkan pelacakan kembali jika terjadi kesalahan
pembuatan program atau ditujukan memudahkan dalam hal trouble shooting.
Langkah 3 Pemrograman.
Pada langkah ini pemrogram harus terlebih dahulu mengenali jenis PLC yang akan
diprogram dan selanjutnya dapat menentukan metoda pemrograman mana yang akan
H1S2S1
Metoda Ladder Diagram
S3
L S1
A (S2
O S3)
= H1
Metoda Statement List
&
>1
Metoda Function Chart
S3
S2
S1
Gambar 4.4
Contoh Sket Program
H1
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 46 dari 71
dipakai apakah metoda statement list atau function block atau metoda ladder diagram
untuk selanjutnya mulai membuat sket programnya seperti pada gambar IV.4 .
Dari sket yang telah dibuat tersebut selanjutnya dituliskan kedalam sebuah programer
yang kompatibel dengan PLC yang akan diprogram tentunya dengan memperhatikan
penamaan adress Input/Output karena setiap PLC memiliki sistem penamaan yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Langkah 4 Memasukkan Program dari Programer ke Controller
Langkah ini adalah merupakan langkah akhir dari pemrograman yaitu proses
pentransferan ( down loading ) program dari programer ke controller (CPU). Proses
pentransferan pada PLC kecil pada umumnya adalah transfer per rung ( Download
Change) yaitu proses pentransferan setiap baris program, akan tetapi pada PLC
dengan kapasitas memori yang besar biasanya proses pentransferan dapat berlangsung
sekaligus (Download All) ataupun pentanferan sebagian (Download Append),
terutama yang menggunakan jenis pemrogram PC.
Setelah seluruh langkah pemrograman dari 1 sampai dengan 4 selesai selanjutnya
untuk meyakinkan bahwa pemrograman yang dilakukan sudah sepenuhnya benar,
maka harus dilakukan pengetesan atau simulasi sebelum PLC tersebut dipasang
untuk pengontrolan atau proteksi suatu proses produksi.
IV.6 Contoh-contoh program sederhana
Untuk memudahkan pemahaman tentang pemrogaman ini berikut akan diberikan dua
contoh pemrograman yang sederhana. Contoh pertama adalah sebuah rangkaian
autostart motor dan contoh kedua merupakan satu pengontrolan yang memnggunakan
perulangan secara terus-menerus (proses batch).
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 47 dari 71
Contoh 1.
Problem :
Sebuah motor listrik yang menggerakkan pompa oil akan mengalami auto jika
tekanannya terlalu rendah. Untuk mendapatkan sinyal start yang akurat maka sensor
tekanan dilakukan oleh tiga buah pressure switch dengan konfigurasi 2 diantara tiga
switch tersebut menyatakan tekanan redah maka motor akan autostart dan lampu
indiksi motor running akan menyala.
Penyelesaian :
Mengikuti langkah-langkah yang telah diuraikan didepan maka untuk memecahkan
masalah tersebut ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Pengumpulan bahan dan data
Bahan dan data peralatan karena jumlahnya tidak banyak akan sekaligus dimasukkan
.kedalam langkah-2 yaitu pada allocation list.
Langkah 2 Allocation list
Keterangan I/O
Singkatan
Nama
Adress Fungsi
Pressure Switch No-1 PSLL-1 001
Pressure Swich No-2 PSLL-2 002
Pressure Switch No-3 PSLL-3 003
Aux. Contact MCB Motor C-1 004
001,002,003 = Logic "1"
Jika tekanan oil rendah.
004 = Logic "1" jika motor start
Contact to MCC D-1 050 "1" motor running
Lampu H1 H1 051 Lampu "on" Jika motor running
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 48 dari 71
Adress-adress yang disebutkan dalam allocation list diatas mengambil contoh untuk
adress PLC Omron Sysmac P5R.
Langkah 3 Pemrograman.
Dalam contoh ini pemrograman akan dilakukan untuk tiga metoda sekaligus, untuk
metoda statement list pemrograman memakai sistem penomoran adress dan simbol
dari PLC merek Omron Sysmac P5R, metoda function block dipakai simbol-simbol
dari Woodward Netcon FT/5000 dengan program GAP, dan metoda ladder dipakai
PLC merek Honneywell IPC-620 menggunakan software MS-Loader.
• Program 1 Metoda function block
Pemrograman dengan metoda function block dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah
ini :
Gambar 4.5
Pemrograman dengan metoda function block
AUTOSTART
AND
2 OF 3
AND
IN_2
IN_1
IN_3
AUTOSTART
OR
PSLL-1
OR
IN_2
IN_1
AUTOSTART
OR
PSLL-3
OR
IN_2
IN_1
AUTOSTART
OR
PSLL-2
OR
IN_2
IN_1
PSLL-1
PSLL-3
PSLL-2
MOTOR AUTO
START
AUTOSTART
OR
PSLL-3
OR
IN_2
IN_1
MOTOR
RUN
C-1 R
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 49 dari 71
• Program 2 Metoda Ladder Diagram
Pemrograman dengan metoda ladder diagram untuk kasus contoh 1 dapat dilihat pada
gambar 4.6 , Untuk PLC merek Honeywell dengan processor IPC-620 adress nomor
0-7 (byte pertama) tidak boleh dipakai sebagai input maupun output karena adress ini
akan dipakai sebagai adress-adress dalam system diagnostic.
Gambar 4.6
Pemrograman dengan metoda ladder diagram
HONEYWELL 623-60 MS-DOS LOADER
Version 4.3
Stand-alone Mode - Diagnosic Do not apply
Line # 1
Line # cross-refference adress of 100
*1
( 100 )
PSLL-1 PSLL-3PSLL-2
10 1211
( 0 ) ( 0 )( 0 )
PSLL-2 PSLL-1PSLL-3
11 1012
( 0 ) ( 0 )( 0 )
( 101 )
C-1
14
( 0 )
Line # 1
Line # cross-refference adress of 101
*2
to MCC
Lamp-1
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 50 dari 71
• Program 3 Metoda Statement List
Pemrograman dengan metoda ini dapat dilihat pada tabel IV.3 :
Pemakaian adress dalam pemrograman dengan metoda ini tidak sama dengan pada
pemrograman sebelumnya . Petunjuk pemakaian adress-adress pada metoda ini
dengan PLC merek Omron sysmac P5R dapat dilihat pada tabel IV.1.
Tabel IV.3
Pemrograman Metoda Statement List
Operand Data Remarks
LD 001 PSLL-1 (DI)
OR 002 PSLL-2 (DI)
LD 002 -
OR 003 PSLL-2 (DI)
AND-LD - BLOCK 1
LD 003
OR 001
AND-LD - BLOK 2
OUT 050 Motor Auto start (DO)
LD 004 C-1
OUT 051 Motor Run (Lamp)
Langkah 4 Memasukkan program dari programer ke controller.
Setelah program-program tersebut diatas ditulis dengan pemrogramnya maka langkah
selanjutnya adalah memasukkan program tersebut kedalam processor PLC. Setelah
dilakukan pengujian berfungsi secara benar maka selesailah pemrograman kita.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 51 dari 71
Contoh 2
Problem :
PLC akan diminta membuat suatu program untuk pengecapan (stamped) pada kotak-
kotak sebuah kemasan. Urut-urtan programnya adalah sebagai berikut mesin
dihidupkan dengan cara menekan tombol start, benda yang akan dicap diposisikan
oleh silinder A dan kemudian dikunci pada posisi tertentu (clamped) dan selanjutnya
silinder B akan melakukan pengecapan. Setelah proses pengecapan selesai pengunci
silinder A dilepas dan setelah itu benda tersebut disingkirkan dari papan pengecapan
oleh oleh silinder C (ejected). Hal ini berlangsung secara berulang-ulang secara
kontinyu. Untuk lebih jelas mengenai contoh 2 lihat gambar 4.7 halaman 45.
Penyelesaian :
Langkah 1 Pengumpulan Bahan dan Data
Karena peralatan yang dipakai pada penyelesaian program ini cukup banyak maka
perlu untuk diuraikan satu persatu peralatan input dan outputnya.
Output adalah :
- Silinder A dioperasikan dengan double solenoid valve yang dilengkapi dua coil.
Coil pertama adalah pengunci (clamp) dan coil kedua adalah pelepas (unclamp).
- Silinder B dan silinder C akan terdorong arah maju oleh sebuah coil dan kembali
keposisi semula dengan pegas (spring return).
Selanjutnya posisi valve akan dimonitor oleh limit switch untuk kedua posisinya
apakah sedang dalam kondisi langkah maju atau kembali keposisi langkah mundur.
Input adalah: satu push-botton dan enam buah limit swicth untuk Cylinder position.
Dari data-data peralatan yang dipergunakan dan problem yang ada selanjutnya kita
pelajari dan menentukan allocation list seperti pada langkah 2.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 52 dari 71
1 35
24
ZS-1
XV-1
SV-2SV-1
1 35
24
ZS-3
XV-2
SV-3
1 35
24
ZS-5
XV-3
SV-4
+ -
2
3
7
6
5
4
1
0
DI
+ -
2
3
7
6
5
4
1
0
DO
CPU
PSU
START PB
ZS-1
ZS-4
ZS-3
ZS-2
ZS-5
ZS-6
Gambar 4.7
Contoh Soal 2
ZS-6ZS-4ZS-2
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 53 dari 71
Langkah- 2 Allocation List
Tabel IV.4
Allocation List untuk penyelesaian contoh 2
Keterangan I/O
Singkatan
Nama
Adress Fungsi
Sart botton START PB 000
Limit switch silinder A forward ZS-1 001
Limit switch silinder A backward ZS-2 002
Limit switch silinder B forward ZS-3 003
Limit switch silinder B backrward ZS-4 004
Limit switch silinder C forward ZS-5 005
Limit switch silinder C backward ZS-6 006
input = Logic "1"
Jika posisi valve
terpenuhi (limit switch
tersetuh oleh tuas dari
silinder)
Solenoid valve Coil 1 silinder A SV-1/1 050 Sil A anvanced
Solenoid valve Coil 2 silinder A SV-1/2 051 Sil A retracted
Solenoid valve Coil 1 silinder B SV-3 052 Sil B advanced
Solenoid valve Coil 1 silinder C SV-4 053 Sil C advanced
Langkah -3 Pemrograman
- Metoda function block.
Pemrograman dengan metoda function block untuk problem contoh 2 dapat dilihat
pada gambar 4.8. pada halaman 47.
- Metoda ladder diagram
Pemrograman metoda ini dapat dilihat pada gambar 4-9. Pada halaman 48-50.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 54 dari 71
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 55 dari 71
HONEYWELL 623-60 MS-DOS LOADER
Version 4.3
Stand-alone Mode - Diagnosic Do not apply
Line # 1
Line # cross-refference adress of 100
/ 1 , 1, *1 , 2
( 100 )
STEP-1 ZS-1START PB
100 1110
( 1 ) ( 0 )( 0 )
STEP-1
100
( 1 )
( 101 )
ZS-2
12
( 0 )
Line # 2
Line # cross-refference adress of 101
2 , *2 , 3 , 9
ZS-3 ZS-5
13 15
( 0 ) ( 0 )
STEP-6
105
( 6 )
STEP-1
STEP-2
101
( 2 )
STEP-2STEP-1
100
( 1 )
( 102 )
ZS-4
14
( 0 )
Line # 3
Line # cross-refference adress of 102
3 , *3 , 4 , / 9
STEP-3
102
( 3 )
STEP-3STEP-2
101
( 1 )
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 56 dari 71
( 103 )
ZS-3
13
( 0 )
Line # 4
Line # cross-refference adress of 103
4 , *4 , 5 , / 7 , 8
STEP-4
103
( 4 )
STEP-4STEP-3
102
( 3 )
( 104 )
ZS-2
11
( 0 )
Line # 5
Line # cross-refference adress of 104
5 , *5 , 6 , 10
STEP-5
104
( 5 )
STEP-5STEP-4
103
( 4 )
( 106 )
STEP-1
100
( 1 )
Line # 7
Line # cross-refference adress of 106
*7
SV-1/1STEP-4
103
( 4 )
( 105 )
ZS-6
16
( 0 )
Line # 6
Line # cross-refference adress of 105
/1 , /8 , /10
STEP-6STEP-5
104
( 5 )
( 107 )
STEP-4
103
( 4 )
Line # 8
Line # cross-refference adress of 107
*8
SV-1/2STEP-6
105
( 6 )
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 57 dari 71
Gambar 4.8
Pemrograman metoda Ladder Diagram untuk contoh 2
- Metoda Statement list
Hasil pemrogramannya dapat dilihat pada tabel IV.5. berikut ini
Tabel IV.5
Pemrograman denan metoda statement list untuk contoh 2
Operand Data Remarks
LD-NOT 100 -
AND 000 Start button
AND 001 ZS-1
AND 003 ZS-3
( 109 )
STEP-5
104
( 5 )
Line # 10
Line # cross-refference adress of 109
*10
SV-3STEP-6
105
( 6 )
( 108 )
STEP-2
101
( 2 )
Line # 9
Line # cross-refference adress of 108
*9
SV-2STEP-3
102
( 3 )
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 58 dari 71
AND 005 ZS-5
OR 100
AND-NOT 105
OUT 100 STEP-1
LD 002 ZS-2
OR 101 -
AND 100 -
OUT 101 STEP-2
LD 004 ZS-4
OR 102 -
AND 101 -
OUT 102 STEP-3
LD 003 ZS-3
OR 103 -
AND 102 -
OUT 103 STEP-4
LD 002 -
OR 104 -
AND 103 -
OUT 104 STEP-5
LD 006 ZS-6
AND 104 -
OUT 105 STEP-6
LD 100 -
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 59 dari 71
AND-NOT 103 -
OUT 050 SV-1/1
LD 103 -
AND-NOT 105 -
OUT 051 SV-1/2
LD 101 -
AND-NOT 102 -
OUT 052 SV-2
LD 104 -
AND-NOT 105 -
OUT 053 SV-3
Langkah-4 Memasukkan program ke controller.
Sebelum program dimasukkan ke controller maka terlebih dahulu program tersebut
diteliti kembali secara seksama agar terhindar dari adanya kesalahan. Meneliti
kembali program tersebut dalam metoda statement list sering disebut dengan
debuging. Setelah diteliti selanjutnya dimasukkan ke controller dan akan tersimpan
didalam program memory PLC.
Langkah terakhir adalah melakukan pengetesan apakah progran yang dibuat sudah
sesuai dengan yang dimaksud atau masih ada bagian-bagian tertentu yang masih
terjadi kesalahan. Jika masih ada kesalahan dapat dilakukan modifikasi program
menurut metoda pemrograman yang dipakai. Pengetesan ulang adalah suatu
keharusan untuk mendapatkan hasil pemrograman yang benar benar tanpa kesalahan.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 60 dari 71
BAB V
MEMILIH PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER
V.1 Keuntungan dan Kerugian menggunakan Programable Logic Controller.
Sebelum membahas lebih lanjut aspek-aspek apa saja yang mendasari cara pemilihan
PLC yang sesuai dengan kebutuhan pemakaian dan telah menerapkan teknologi yang
baik maka akan kita tengok sejenak keuntungan dan kerugian dari penggunaan PLC
ini. Adapun keuntungan dan kerugian tersebut adalah :
V.1.1 Keuntungan yang dapat diperoleh dengan penggunaan PLC adalah :
• Tingkat flexibilitas dalam penggunaanya sangat tinggi karena dapat digunakan
dalam berbagai bidang , memudahkan sistem perencanaan pengendalian proses
dengan squence tertentu secara kontinyu dan juga untuk pengamanan proses .
• Memudahkan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat modifikasi maupun perubahan
sistem tanpa harus menganggu proses yang sedang berjalan.
• Pengawatan sistem PLC jauh lebih sederhana jika dibandingkan dengan sistem
elektrik relay ataupun pneumatik sehingga memudahkan dalam hal perawatan
maupun pelacakan adanya gangguan.
• Terhadap suatu keadaan gangguan penggunaan alat ini akan sangat memudahkan
pelacakan gangguan terutama pada jenis-jenis PLC yang dapat berkomunikasi
dengan Komputer .
• Dapat dihubungkan dengan peripheral (peralatan) lain yang berbasis
microprosesor untuk bekerja secara bersama-sama (integrated) dan melakukan
komunikasi data dengan cara saling mengirim maupun menerima sinyal-sinyal
yang bersesuaian dengan proses yang dikehendaki seperti dengan DCS, CNC,
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 61 dari 71
individual PID Controller dan lain-lain. Hal ini dimungkinkan karena penggunaan
sistem bus pada sistem komunikasi PLC.
• Dilengkapi dengan system diagnostic sehingga memudahkan pelacakan bila ada
masalah pada hardware PLC (membantu trouble shooting).
• Pada jenis-jenis PLC tertentu perubahan sistem pengaturan maupun interlock
dapat dilakukan pada saat plant dalam kondisi normal operasi . Hal ini sangat
menguntungkan karena down time pabrik yang disebabkan adanya perubahan
sistem pengaman dapat ditekan dan adanya rencana-rencana perubahan sistem
pengaman pemasangannya tidak harus menunggu saat pabrik shut down.
• Dalam hal dokumentasi, terutama untuk PLC yang berkapasitas besar sangat baik,
karena rata-rata dilengkapi dengan communication port yang dapat dihubungkan
ke komputer dan printer sehingga dapat diketahui urut-urutan kejadian (squence of
event) jika suatu ketika proses terhenti (trip) karena sesuatu yang sulit dipastikan
asal penyebabnya (terutama pada kejadian adanya equipment error)
• Dalam hal konstruksi pemakaian PLC akan sangat efisien terhadap waktu .
V.1.2 Kerugian pemakian PLC
Secara teknis adalah sangat kecil , walaupun demikian tentu setiap sistem memiliki
suatu kelemahan . Adapun kelemahan penggunaan PLC ini antara lain:
• Investasi awal dari pemakaian alat ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan
elektical relay.
• Program PLC disimpan dalam memory (EEPROM) sehingga program tersebut
dapat hilang oleh karena hilangnya catu daya . Hal tersebut mengakibatkan PLC
tidak bekerja dan perlu pemrograman ulang. Untuk itu diperlukan menyelamatkan
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 62 dari 71
isi program dalam peralatan penyimpan useperti pita kaset, Floppy Disk atau Hard
Disk .
• Diperlukan man power dengan sedikit keahlian khusus dalam bidang mikro
prosesor maupun organisasi komputer untuk melakukan pemrograman maupun
pelacakan gangguannya terutama akibat ketidaksamaan bahasa pemrograman
yang diterapkan pada berbagai jenis PLC.
• Bekerja secara seri berdasarkan waktu scan sehingga sedikit terjadi delay, akan
tetapi karena scan time dari PLC ini sangat tinggi maka hal tersebut bisa
dieliminir.
• Diperlukan syarat-syarat khusus untuk Hardware yaitu :
- Terhindar dari adanya gangguan Radio Frequency ( walaupun hampir seluruh
jenis PLC saat ini telah memiliki kekebalan terhadap gangguan ini ).
- Tersedia Back-up Power Supply.
- Tegangan supply harus stabil ( memiliki ripple factor yang rendah)
- Terhindarkan dari adanya EMF Interference.
- Memiliki system grounding yang bagus untuk menghindari adanya intermitent
problem akibat electrical surge dan EMF interference.
V.2 Macam-macam PLC
Secara umum cara mengenali PLC adalah dengan melihat secara phisik rak maupun
cara penyambungan antar modulnya dari kedua alasan tersebut dikenal beberapa type
PLC sebagai berikut.
Jika dilihat dari kerangka (chasis)nya maka PLC dapat dibedakan dalam dua
klasifikasi yaitu :
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 63 dari 71
• Single chasis PLC ( kerangka tunggal ). Jenis PLC ini kebanyakan adalah jenis
PLC yang berkapasiotas memori rendah dan hanya digunakan untuk keperluan
khusus seperti misalnya : annunciator. Control air dryer, dan berbagai mesin-
mesin kecil yang lain.
• Multi chasis PLC ( kerangka banyak ). Jenis ini kebanyakan adalah jenis PLC
yang berkapasitas memori sedang sampai tinggi dimana I/O module rack nya
dapat ditambah sampai beberapa rack sesuai dengan besar memorinya.
Sedangkan jika dilihat dari hubungan antar modulnya dikenal dua jenis PLC yaitu :
� Serial link ( penyambungan secara serie) dan
� Paralell link (penyambungan secara shunt).
Namun demikian secara khusus masih ada bermacam type PLC yang dapat dibedakan
dari cara pemrogramannya dan juga sistem pemakaian suku cadangnya.
Dari cara pemrogramanya dapat dibedakan dalam tiga jenis PLC yaitu :
- Built-in Programer PLC
- Hand held Programer PLC
- PC Programer PLC
Terakhir dari sistem suku cadangnya dikenal dua macam PLC yaitu :
� Non Redundant PLC (simplex) , dimana setiap modulnya hanya ada satu card dan
untuk penggantian cardnya maka PLC harus dimatikan telebih dahulu.
� Redundant PLC (Double/ Triple), jenis ini masih dibagi lagi dala dua kelompok
yaitu :
♦ Processor redundant , dimana PLC menggunakan dua atau lebih processor
yang bekerja secara simultan dan saling memback-up jika salah satu
processornya terjadi kegagalan.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 64 dari 71
♦ Total Redundant, dimana seluruh card pada PLC berjumlah dua atau lebih
dan bekerja secara simultan.
Dalam redundant PLC juga dikenal istilah cold spare (card cadangan
disimpan pada gudang penyimpanan card ) dan hot spare ( card cadangan terpasanag
dan secara aktif mem back-up card yang sedang aktif.
V.3 Cara Memilih Programable Logic Controller (PLC).
Setelah mengetahui kentungan dan kerugian daripada penggunaan PLC dan juga
macam-macamnya maka selanjutnya hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
PLC adalah aspek kesesuaian, aspek teknis dan aspek ekonomis.
1. Aspek Kesesuaian
Pemilihan PLC harus disesuaikan dengan kebutuhan pemakaiannya mengacu pada
hal-hal berikut ini :
- Berapa besar Input & output yang akan di pakai
- Dimana penggunaan dari PLC tersebut apakah untuk pengontrolan dan proteksi
alat-alat yang sensitif seperti pada turbo machinery, boiler, Generator dan
sebagainya atau hanya dipakai untuk pengontrolan dan proteksi terhadap alat-alat
yang tidak terlalu riskan akibatnya atau bahkan hanya dipakai untuk indiktor saja.
- Seberapa tinggi tingkat kehandalan peralatan yang di perlukan
2. Aspek Teknis
Aspek ini sebenarnya erat hubunganya dengan aspek kesesuaian namun lebih spesifik
terhadap spesifikasi peralatan . Termasuk dalam aspek ini antara lain :
- Equipment architecture yang simple dan kemudahan dalam system wiringnya.
- Total Scan time dari prosessor yang dipakai pada PLC
- Besarya memory yang dipakai dalam PLC
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 65 dari 71
- Kemampuan terhadap monitor log-event baik untuk system log-event maupun I/O
log event.
- Performance dari alat, dimana hal ini hanya dapat diketahui dari pengalaman dan
bonafisitas dari pabrik pembuatanya.
- Kemudahan dalam perawatan (maintenance)nya termasuk penggantian pelatan
dan ketersediaan suku cadangnya jika terjadi kerusakan.
- Kemudahan cara pemrogramannya, sehinga mudah melakukan modifikasi bila
diperlukan.
- Kemungkinan ekspansi jika di kemudian hari ada penambahan atau modifikasi
dalam jumlah yang cukup besar.
3. Aspek Ekonomis
Hal terakhir dari pemilihan PLC adalah aspek ekonomis . Aspek ini menjadi penentu
terakhir dalam pengambilan keputusan pemilihan PLC sebab pemilihan menurut
aspek ekonomis harus tetap memperhatikan dua aspek sebelumnya sebagai
pertimbangan utama karena mungkin saja harga pembelian murah tetapi
performancenya tidak bagus sehingga boros terhadap suku cadang dan dapat
mengakibatkan down time mesin yang dikontrolnya menjadi cukup tinggi.
V.4 Penggunaan PLC di Pupuk Kaltim.
Intelock system sebagai persyaratan pengamanan sebuah proses di pupuk kaltim
adalah merupakan produk engineering era awal tahun 80-an dimana meskipun
teknologi PLC telah berkembang namun belum dipakai secara luas karena
kemampuan memory PLC pada era tersebut masih kecil. System interlock yang
diterapkan di pabrik kaltim-1 adalah sistem yang berbasis IC TTL (IC Logic) dan
kaltim-2 menggunakan elektrik relay .
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 66 dari 71
Memasuki pertengahan tahun '80-an saat dimulainya engineering pabrik kaltim-3,
penggunaan PLC mulai diterapkan untuk pengotrolan dan pengendalian pada
beberapa unit pabrik kaltim-3 maupun proyek-proyek yang pelaksanaannya hampir
berbarengan dengan proyek kaltim-3 seperti Air Separation Unit (ASU), Hydrogen
Recovery Unit (HRU) , dan Syncronizing.
Jenis PLC yang dipakai dalam unit-unit tersebut rata-rata berkemampuan memori
4Kbyte dan dipakai sebagai pengontrol suatu proses yang memiliki urut-urutan
tertentu dan memiliki perulangan secara terus-menerus ( Batch Process). Seperti pada
Demmin Plant ( Proses Regenerasi Air), ASU & HRU ( Proses Regenerasi Gas), dan
Syncronizer (Proses Pengaturan Jarak Kantong-Kantong Urea ).
Jumlah pemakain PLC di Pupuk Kaltim meningkat baik dari segi jumlah maupun
kapasitas memorinya setelah pada awal tahun '90-an suku cadang peralatan-peralatan
sistem kontrol maupun interlock di pabrik kaltim-1 sudah tidak diproduksi lagi oleh
pabrik pembuatnya dan diambilnya keputusan untuk mengganti secara bertahap
sistem kontrol maupun proteksi dengan jenis-jenis yang baru dan dapat
mengantisipasi perkembangan teknologi maupun kesulitan pengadaan suku
cadangnya. Demikian pula hadirnya proyek-proyek baru baik proyek milik PT Pupuk
Kaltim maupun Joint Venture telah ikut memberikan andil pada keragaman merek
dan jenis PLC di kawasan Pupuk Kaltim. Jenis-jenis maupun merk-merk PLC yang
ada di pupuk kaltim selengkapnya dapat dilihat pada tabel V.1.
Berangakat dari kenyataan telah berkembangnya secara luas pemakain PLC tersebut
maka sebagai teknisi instrumentasi dituntut untuk dapat menyerap dan minimal dapat
mengikuti perkembangan aplikasinya dalam dunia industri
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 67 dari 71
V.4.1 Redundant PLC di PKT
Tuntutan akan kehandalan pengamanan sebuah proses terhadap adanya equipment
error telah mengilhami ide pembuatan dua atau lebih peralatan yang bekerja secara
simultan agar jika terjadi kesalahan atau kerusakan pada salah satu dari peralatan
tersebut maka masih ada peralatan lain yang masih bekerja dan menjamin terus
Tabel V.1
Jenis-Jenis dan merek PLC yang dipakai di PT PUPUK KALTIM
PLANT AREA UNIT MEREK PROGRAMER SOFTWARE
NH3 Reformer
CO2 Removal
CO2 Compressor
Air Compressor
Syngas Comp.
NH3 Compressor
Auxilary Boiler
Honneywell LC-
620-35
PC
MS-DOS Loader
ver 4.3
NH3 Air compressor
Antisurge Control
Triconex TS-3000 PC (Tristation)
Multi System Work
station (MSW) ver.3
UTL
Borsig Generator Triconex TS-3000
PC (Tristation)
Multi System Work
station (MSW) ver.3
ASU MS- ADSORBER
MITHSUBHISI
Melsec HP-16C
-
Synchronizer OMRON
SYSMAC C-200H
PR 027-E LSS
K-1
G&P
Paletizer ALLAN BRADLY
SLC-5/2
HHT RS Logix 500
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 68 dari 71
K-1 UREA K-2102/ G-1063
WOODWARD
MICRONET
PC
GAP
APPLICATION
NH3 HRU-2 SLC -5/3 RS Logix 500
NH3 HRU-1
OMRON SYMAC
P5R
Built in
- K-2
UTL DESAL-IV SLC-5/3 RS Logix 500
K-3 UTL DEMIN GE SERIES ONE Built in -
POPKA MAIN PLANT
ALLAN BRADLY
PLC 5/40
KDM DEMIN PLANT OMRON C-200HS PR-027 E LSS
KDM HRSG SIEMENS
SYMATIC S-5 &S-7
beroperasinya proses tersebut. Kerja dua atau lebih peralatan secara simultan
tersebut di sebut Redundant. Seperti telah dijelaskan dalam type-type PLC
sebelumnya ada dua macam type redudant pada PLC yaitu pertama adalah Processor
Redundant dimana sebuah PLC menggunakan CPU lebih dari satu. Contoh dari
redundant jenis ini yang ada di PKT adalah Honeywell LC 620-35 (Dual Processor
redundantcy ) dan yang kedua adalah Total Redundant dimana seluruh perlatan yang
ada baik Prosesor maupun I/O modulnya lebih dari satu . Contoh dari peralatan
tersebut adalah Triconex Version 9 Main Chasis TS-3000 (Triple Redundant) dan
Woodward Netcon FT/5000 ( Triple Processor Redundancy & Dual I/O Mudule
redundancy), Micronet TM (Triple Redundant), yang sangat unggul dalam bidang
pengontrolan untuk turbo machinery.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 69 dari 71
DAFTAR PUSTAKA
1. -------, Tristation Multi System Work Station (MSW) version 3.0 user's manual
release 2, Triconex Coorporation, USA,February 1996.
2. -------, Omron User Manual Programable Controller Model Sysmac P5R,
OMRON Tayeisi Electronics Co.
3. -------, Woodward Menu Oriented Editor (MOE) Netcon 5000 Version 2.0 Blocks,
Woodward Governor Company,1990.
4. -------, 620 Logic Controller, 623 MS-DOS Loader Version 4.X, Honeywell Inc,
U S A, 1993
5. Ackerman R, Frans J, Hartman T, Hopf A, Rantel M, Plagenum B, Training
System Text Book for Control Technologi Programable Logic Controller Basic
Level TP-301 , Festo Didactic KG, Esslingen , 1987.
6. Theraja B.L & Theraja A.K , A Text Book of Electrical Technologi Vol IV, Nirja
Construction & Development, Raam Nagar-New Delhi, 1993.
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 70 dari 71
Appendix A
Operand dan Operation Part dalam DIN 19239 dipakai dalam bahasa pemrograman
Statement List (lebih tepatnya Structured Text yang lebih menyerupai bahasa basic).
OPERAND PART
Disignation Characters
Constant K
Input I
Output O
Flag F
Timer T
Counter C
Program Module P
Function Module F
Byte (8 bit) B
Word (2 byte) W
Double Word D
Analog A
Pulse P
Load L
Bracket Open (
Bracket Close )
Jump JP
Program END EP
Comment "
OPERATION PART
Operation Part Characters
AND A
OR O
NOT N
Exclussive-OR XO
Assignment =
SET S
Reset R
Count (Forw\ard) CU
Count (Backward) CD
Add ADD
Subtract SUB
Multiply MUL
Divide DIV
Greater Than GT
Greather Than Equal GTE
_________________________________________________________________________________ Dasar-dasar Pemrograman PLC Halaman 71 dari 71
Equal to EQ
Smaller Than LT
Smaller Than Equal LTE
Decimal to Binary DEB
Binary to Decimal BID
DIN. 19239 Operand & Operation Part dipakai pada pemrograman PLC 8 bit dari
manufacture FESTO . dan berbagai manufacture PLC kecil (8bit) yang banyak berear
dipasaran negara negara Eropa pada era pertengahan tahun 70 an.
Operand dan Operation Part pada PLC Allen Bradly & OMRON
Operand pada PLC AB dinamai dengan istilah identifier dan dipergunakan pada
pemrograman ladder diagram. AB mengelompokkan identifier sebagai berikut :
Operand/ Identifier Character No. File
Output O 0
Input I 1
Status S 2
Bit B 3
Timer T 4
Counter C 5
Control R 6
Interger N 7
User Define File B,T,C,R,N 9~255
Operand pada PLC OMRON (bahasa penrograman statement list) dikelompokkan
sebagai berikut :
Operand/ Relay Area Character
Internal Auxilary Relay IR
Holding Relay HR
Auxilary Relay AR
Laching Relay LR
Timer/Counter TC
Data Memory DM
Shift Register SR
PLC OMRON memakai sistem pengelompokkan file dengan numeric code sehingga
bit-bit yang akan dipakai mengikuti operand tersebut ditulis secara langsung
dibelakang operandnya (PLC OMRON juga lazim menyebut operand dengan istilah
relay area dan operation part dengan istilah yang sama yaitu operation).