Buku Wakaf

30
1 LEMBAGA WAKAF MODERN REVISI MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Lembaga Keuangan Syariah non Bank”  Oleh : Karmila Yaumi Nurjanah (C34209028) Vidya Mardiyana (C34209047) Dosen Pengampu : Bapak Sirajul Arifin FAKULTAS SYARI’AH PRODI EKONOMI SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2011

Transcript of Buku Wakaf

Page 1: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 1/30

1

LEMBAGA WAKAF MODERN

REVISI MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Lembaga Keuangan Syariah non Bank” 

Oleh :

Karmila Yaumi Nurjanah (C34209028)

Vidya Mardiyana (C34209047)

Dosen Pengampu :

Bapak Sirajul Arifin

FAKULTAS SYARI’AH 

PRODI EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2011

Page 2: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 2/30

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji tidak lupa kita ucapkan kepada Allah SWT yang masih

memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga dengan kesehatan dan

kesempatan itu penulis masih sempat menyelesaikan revisi makalah ini dengan baik.

Sholawat beserta salam penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad, Rasulullah

SAW, karena dengan syafa‟atnyalah kita bisa diringankan dalam memperoleh ridho Allah

sehingga bisa masuk ke dalam surga Allah.

Dengan selesainya revisi makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada

Bapak Sirajul Arifin yang telah membimbing dan memberikan support kepada kami,

sehingga kami bisa menyusun revisi makalah ini. Semoga bimbingan yang bapak berikan

dapat bermanfaat, Amin. 

kami menyadari bahwa revisi makalah ini masih kurang dari sempurna dan masih

 banyak kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu dengan penuh rendah hati kami mohon

agar dosen pembimbing berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna

sempurnanya tugas ini .

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, semoga revisi makalah ini dapat

 bermanfaat dan berguna terutama bagi para mahasiswa, Amin.

Surabaya, 07 Desember 2011

Penyusun

Page 3: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 3/30

3

DAFTAR ISI

Halaman cover ...................................................................................................... i

Kata Pengantar ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A.  Latar belakang ........................................................................................... 1

B.  Rumusan masalah ..................................................................................... 1

C.  Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2

A.  Pengertian ................................................................................................. 2B.  Sejarah....................................................................................................... 3

C.  Dasar Hukum ............................................................................................ 5

D.  Prinsip –  Prinsip Pengelolaan Wakaf ........................................................ 6

E.  Perkembangan Pengelolaan Harta Benda Wakaf di beberapa Negara ..... 7

F.  Profil Lembaga dan sistem Pengelolaan Wakaf di indonesia ................... 7

G.  Rukun dan Syarat ...................................................................................... 8

H.  Bentuk-bentuk wakaf, Harta Benda Wakaf dan Pemanfaatannya ......... 10

I.  Prospek, Kendala dan Strategi Pengelolaan Wakaf ............................. 13

J. 

Peraturan Per-Undang-Undangan ..................................................... 15K.  Wakaf Tunai .................................................................................. 16

L.  Wakaf: Institusi Baru dalam Praktik ................................................. 23 

M. Perbedaan Wakaf dengan Shodaqoh …………………………………... 23 

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 24

A.  Kesimpulan ............................................................................................... 24

B.  Saran dan Kritik ........................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 4/30

4

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar belakang

Di Indonesia telah mengenal wakaf baik setelah Islam masuk maupun sebelum

Islam masuk. Di tanah jawa, lembaga-lembaga wakaf telah dikenal pada masa Hindu-

Buddha yaitu dengan istilah Sima dan Dharma. Akan tetapi lembaga tersebut tidak

 persis sama dengan lembaga wakaf dalam hukum Islam. Dan peruntukannya hanya

 pada bidang tanah hutan saja atau berupa tanah saja. Umumnya, wakaf yang dikenal

 pada masa sebelum Islam atau oleh agama-agama lain diluar Islam hampir sama

dengan Islam, yaitu untuk peribadatan. Dengan kata lain lambaga wakaf telah dikenal

oleh masyarakat pada peradaban yang cukup jauh dari masa sekarang. Namun tujuan

utama dari wakafnya yang berbeda-beda (untuk mendapat pahala, hanya untuk

masyarakat umum, dll). Sedangkan setelah masuknya Islam istilah wakaf mulai

dikenal. Menurut (Abdoerraoef) wakaf adalah menyediakan suatu harta benda yang

dipergunakan hasilnya untuk kemaslahatan umat. Sehingga ketika wakaf dikenal di

Indonesia juga mempengaruhi pengaturan perwakafan tanah di Indonesia yang

 peruntukannya sebagai tempat-tempat peribadatan dan sosial yang dibuatnya

 peraturan-peraturan yang lebih khusus mengenai wakaf di era setelah kemerdekaan.

Hal ini dapat dilihat dari UU No. 5 Tahun 1960 (UUPA) yang terdapat pada Pasal 49

tentang Hak-hak tanah untuk keperluan suci dan sosial.

B.  Rumusan Masalah

1.  Apa Pengertian wakaf serta Bagaimana Prinsip –  prinsip pengelolaan wakaf? 

2.  Aplikasi dan pengelolaan wakaf tunai? 

3.  Jelaskan Peraturan perwakafan dan profil pengelola wakaf serta prospek

 perwakafan di indonesia? 

C.  Tujuan

Pemanfaatan wakaf tidak hanya sebatas untuk kegiatan-kegiatan keagamaan

dan sosial belaka, namun juga hendaknya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

ekonomi yang bersifat makro. Selain itu, dengan dilakukannya investasi terhadap

tanah wakaf. Sehingga tujuan dan manfaat diadakannya wakaf tersebut dapat

terlaksana dengan baik dan benar-benar berguna bagi masyarakat umum. 

Page 5: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 5/30

5

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian

Secara etimologi, wakaf berasal dari “Waqf” yang berarti “al-Habs”.

Merupakan kata yang berbentuk masdar (infinitive noun) yang pada dasarnya berarti

menahan, berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti

tanah, binatang dan yang lain, ia berarti pembekuan hak milik untuk faedah tertentu.

Dalam pengertian hukum Islam wakaf adalah melepas kepemilikan atas harta yang

dapat bermanfaat dengan tanpa mengurangi bendanya untuk diserahkan kepada

 perorangan atau kelompok (organisasi) agar dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang

tidak bertentangan dengan syari‟at. Definisi wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai

 berikut:

Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-

„ain) milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun

yang diinginkan untuk tujuan kebajikan. Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa

kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri.Dengan artian, Wakif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala

 perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset

hartanya.

Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta

yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada

orang yang berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai

dengan keinginan Wakif. Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf

kepada orang atau tempat yang berhak saja.

Ketiga, Syafi„iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa

memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-„ain) dengan cara memutuskan hak

 pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang

dibolehkan oleh syariah. Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus

harta yang kekal materi bendanya (al-„ain) dengan artian harta yang tidak mudah

rusak atau musnah serta dapat diambil manfaatnya secara berterusan.

Page 6: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 6/30

6

Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu

menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan. Itu menurut

 para ulama ahli fiqih.

Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan

 perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta

 benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum

menurut syariah.

Wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta

 benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat, bantuan kepada fakir miskin.1 

B.  Sejarah Wakaf  

Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena

wakaf disyariatkan setelah nabi SAW tahun kedua Hijriyah. Ada dua pendapat yang

 berkembang di kalangan Fuqaha tentang siapa yang pertama kali melaksanakan

syariat wakaf. Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertama

kali melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW ialah wakaf tanah milik Nabi SAWuntuk dibangun masjid. Keberadaan wakaf sejak masa Rasulullah saw, telah

diriwayatkan oleh Abdullah Bin Umar, bahwa umar bin khatab mendapat sebidang

tanah di khaibar. Lalu umar bin kahatab menghadap Rasul untuk memohon petunjuk

tentang apa yang sepatutnya dilakukan terhadap tanah tersebut. Lalu Rasul menjawab

 jika engkau mau tahanlah tanah itu laku engkau sedekahkan. Lalu umar

menyedekahkan dan mensyaratkan bahwa tanah itu tidak boleh diwariskan. Umara

saluran hasil tanah itu untuk orang-orang fakir, ahli familinya, membebaskan budak,

orang-orang yang berjuang fisabililah. Masa-masa itu wakaf pertama dalam islam

yang dilakukan oleh Umar Bin khatab, kemudian disusul oleh abu thalhah dan

sahabat-sahabat nabi Masa dinasti islam Praktek wakaf menjadi lebih luas pada masa

dinasti Umayah dan dinasti Abbasiyah, semua orang berduyun-duyun untuk

melaksanakan wakaf, dan wakaf tidak hanya untuk orang-orang fakir dan miskin saja,

1  No name, ” Pengertian Wakaf”, Dalam

http:///F:/wakaf%20makalah/bahan%20wakaf/Pengertian%20Wakaf%20%C2%AB.htm.  (4 januari 2011)

Page 7: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 7/30

7

tetapi wakaf menjadi modal untuk membangun lembaga pendidikan, membangun

 perpustakaan dan membayar gaji para statnya, gaji para guru dan beasiswa untuk para

siswa dan mahasiswa. Wakaf pada mulanya hanyalah keinginan seseorang yang ingin

 berbuat baik dengan kekayaan yang dimilikinya dan dikelola secara individu tanpa

ada aturan yang pasti. Namun setelah masyarakat Islam merasakan betapa manfaatnya

lembaga wakaf, maka timbullah keinginan untuk mengatur perwakafan dengan baik.

Kemudian dibentuk lembaga yang mengatur wakaf untuk mengelola, memelihara dan

menggunakan harta wakaf, baik secara umum seperti masjid atau secara individu atau

keluarga Pada masa dinasti Umayyah, terbentuk lembaga wakaf tersendiri

sebagaimana lembaga lainnya dibawah pengawasan hakim. Lembaga wakaf inilah

yang pertama kali dilakukan dalam administrasi wakaf di Mesir, bahkan diseluruh

negara Islam. Pada masa dinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang disebut

dengan “shadr al-Wuquuf” yang mengurus administrasi dan memilih staf pengelola

lembaga wakaf. Demikian perkembangan wakaf pada masa dinasti Umayyah dan

Abbasiyah yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, sehingga lembaga

wakaf berkembang searah dengan pengaturan administrasinya.2 

Pada masa dinasti Ayyubiyah di Mesir perkembangan wakaf cukup

menggembirakan, dimana hampir semua tanah-tanah pertanian menjadi harta wakafdan semua dikelola oleh negara dan menjadi milik negara (baitul mal). Lembaga

wakaf yang berasal dari agama Islam ini telah diterima menjadi hukum adat bangsa

Indonesia sendiri. Di samping itu, suatu kenyataan pula bahwa di Indonesia terdapat

 banyak benda wakaf, baik wakaf benda bergerak ataupun benda tak bergerak. Dalam

 perjalanan sejarah wakaf terus berkembang dan akan selalu berkembang bersamaan

dengan laju perubahan zaman dengan berbagai inovasi-inovasi yang relevan seperti

 bentuk wakaf uang, wakaf Hak atas Kekayaan Intelektual (Haki). Di Indonesia sendiri

saat ini wakaf kian mendapat perhatian yang cukup serius dengan diterbitkannya

Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf dan PP No. 42 Tahun 2006

tentang pelaksanaannya.3 

2 Abdul gani abdullah, wakaf produktif   (bandung: simbiosa rekatama media, 2008), 493 Hendra kholid, “ lembaga pengelolaan wakaf ” dalam http://hendrakholid.net/blog/2011/04/16/lembaga-pengelola-wakaf-

2/ (13 desember 2011)

Page 8: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 8/30

8

C.  Dasar Hukum Wakaf  

Secara umum tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan konsep wakaf

secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar yang

digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada

keumuman ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang infaq fi sabilillah.

 Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

 sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami

keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu

kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya

melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah

 Maha Kaya lagi Maha Terpuji."  (Q.S al-Baqarah:267).

 Artinya : "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),

 sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang

kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya."  (Q.S ali Imran:92).

Adapun Hadis yang menjadi dasar dari wakaf yaitu Hadis yang menceritakan tentang

kisah Umar bin al-Khaththab ketika menerima tanah di Khaibar.

 Bahwa sahabat Umar ra. memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian

Umar ra. menghadap Rasulullah saw. untuk meminta petunjuk. Umar berkata: "Hai

 Rasulullah saw., saya mendapat sebidang tanah di Khaibar, saya belum mendapatkan

harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku?" Rasulullah saw.

bersabda: "Bila engkau suka, kau tahan (pokoknya) tanah itu, dan engkau

 sedekahkan (hasilnya). "kemudian Umar mensedekahkan (tanahnya untuk dikelola),

tidak dijual, tidak di hibahkan dan tidak di wariskan. Ibnu Umar berkata: "Umar

menyedekahkannya (hasil pengelolaan tanah) kepada orang-orang fakir, kaum

kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang

mengelola (Nadhir) wakaf makan dari hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya)

atau memberi makan orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta"   (HR.

Muslim).

Dalil Ijma' : Imam Al-Qurthuby berkata: Sesungguhnya permasalahan wakaf

adalah ijma (sudah disepakati) diantara para sahabat Nabi; yang demikian karena

 Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Aisyah, Fathimah, Amr ibn Al-Ash, Ibnu Zubair, dan

 Jabir, seluruhnya mengamalkan syariat wakaf, dan wakaf-wakaf mereka, baik di

 Makkah maupun Madinah, sudah dikenal masyhur oleh khalayak ramai. (Lihat:

Page 9: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 9/30

9

Tafsir Al-Qurthuby: 6/339, Al-Mustadrah 4/200, Sunan Al-Daraquthny 4/200, Sunan

 Al-Baihaqy 6/160, Al-Muhalla 9/180).4 

D.  Prinsip –  Prinsip Pengelolaan Wakaf  

Ada beberapa hal yang menjadi pokok pikiran dari undang-undang tersebut,

 paling tidak meliputi lima prinsip yaitu :

1.  Untuk menciptakan tertib hukum dan administrasi wakaf guna melindungi

harta benda wakaf, hal tersebut dapat dilihat adanya penegasan dalam undang-undang

ini agar wajib dicatat dan dituangkan dalam akta ikrar wakaf dan didaftarkan serta

diumumkan yang pelaksanaannnya dilakukan sesuai dengan tata cara yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai wakaf yang harus

dilaksanakan.

2.  Ruang lingkup wakaf yang selama ini dipahami secara umum cenderung

terbatas pada wakaf benda tidak bergerak, menurut undang-undang ini wakif dapat

 pula mewakafkan sebagian kekayaan berupa harta benda bergerak, baik berwujud dan

tak berwujud yaitu uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak kekayaan

intelektual, hak sewa dan benda bergerak lainnya. Dalam hal benda bergerak berupa

uang, wakif dapat mewakafkan melalui Lembaga Keuangan Syariah. Yang dimaksud

dengan Lembaga Keuangan Syariah di sini adalah badan hukum Indonesia yang

dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bergerak di

 bidang keuangan syari‟ah, misalnya badan hukum di bidang perbankan syari‟ah. 

3.  Peruntukan harta wakaf tidak semata-mata kepentingan sarana ibadah dan

sosial, tetapi juga dapat diperuntukkan memajukan kesejahteraan umum dengan cara

mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf.

4.  Untuk mengamankan harta benda wakaf dan campurtangan pihak ketiga yang

merugikan kepentingan wakaf, perlu meningkatkan kemampuan profesional Nazhir.

5.  Undang-undang ini juga mengatur pembentukan Badan Wakaf Indonesia yang

dapat mempunyai perwakilan di daerah sesuai dengan kebutuhan. Badan tersebut

merupakan lembaga independen yang melaksanakan tugas di bidang perwakafan yang

melakukan pembinaan terhadap Nazhir, melakukan pengelolaan dan pengembangan

harta benda wakaf berskala nasional dan internasional, memberikan persetujuan atas

4

 Ibid hal 2

Page 10: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 10/30

10

 perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf dan memberikan saran dan

 pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.

(Lihat penjelasan dari UU No.41 tahun 2004 tentang wakaf).

E.  Perkembangan Pengelolaan Harta Wakaf di Beberapa Negara Muslim

Wakaf mengalami kemajuan dan pengelolaan yang semakin profesional di

 banyak negara muslim, seperti Arab Saudi, Mesir, Turki, Kuwait, dll. Harta wakaf

digunakan untuk membangun rumah sakit, hotel, sekolah, persawahan, jembatan,

 jalan, dan sarana umum lainnya. Bahkan tanah wakaf di beberapa negara tersebut

lebih dari ¾ menjadi lahan produktif di negara tersebut. Di Mesir dan kuwait bahkan

APBN negara mereka ditopang oleh Wakaf, dan di Universitas Aljazair Kairo Mesir

Mahasiswa bahkan dibiayai oleh negara dengan dana Wakaf. Prof. Dr. Abdul Manan

(Bangladesh) membuat terobosan baru dengan membuat Social Investment Bank Ltd

(SIBL) yaitu sebuah bank sosial yang mengelola wakaf tunai. Walaupun Bangladesh

termasuk negara miskin tetapi masyarakatnya cukup antusias dalam membayar wakaf,

karena SIBL mengeluarkan sertifikat wakaf yang dapat digunakan untuk mengurangi

 pajak penghasilan orang yang sudah berwakaf, dan selain itu karena dana wakaf yang

dikelola secara profesional dapat berperan dalam peningkatan perekonomian umat

Islam Bangladesh.5 

F.  Profil Lembaga dan Sistem Pengelolaan Wakaf di Indonesia

1.  Profil Lembaga

Tabungan Wakaf Indonesia merupakan lembaga wakaf yang didirikan oleh

Dompet Dhuafa dan diresmikan pada tanggal 14 Juli 2005. Berperan sebagai lembaga

yang melakukan sosialisasi, edukasi dan advokasi wakaf kepada masyarakat sekaligus

 berperan sebagai lembaga penampung dan pengelola harta wakaf. Visi dalam

tabungan wakaf Indonesia ini adalah menjadi lembaga wakaf berorientasi global yang

mampu menjadi wakaf sebagai salah satu pilar kebangkitan ekonomi umat yang

 berbasiskan sistem ekonomi berkeadilan. Misinya itu mendorong pertumbuhan

ekonomi umat serta optimalisasi peran wakaf dalam sektor sosial dan ekonomi

 produktif

5 M. Syafi‟i antonio, menuju era wakaf produktif   (jakarta selatan: mitra abadi press, 2006), 27

Page 11: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 11/30

11

2. Sistem Pengelolaan Wakaf

Karena pada dasarnya lembaga ini adalah amil zakat, maka pengelolaan wakaf

 juga baru ada setelah ada demand wakaf dari jamaah. Demikian terus berlanjut hinga

sekarang. Laporan kegiatannya pun belum ada mengingat tanah wakaf yang terletak

di bilanagn Ciputat itu baru dibangun sarana dan prasarananya. Wakaf dalam lembaga

ini nantinya akan dikelola secara produktif yaitu nanti didalamnya akan ada sarana

ibadah dan sarana pelatihan MQ, pendidikan formal, Balai Latiahan Kerja, dan

Sebagian Pemanfaatan Lahan untuk perikanan.

G.  Rukun dan Syarat

Rukun wakaf ada empat, yaitu: pertama, orang yang berwakaf (al - wakif).

Kedua, benda yang diwakafkan (al - mauquf). Ketiga, orang yang menerima manfaat

wakaf (al –  mauquf „alaihi). Keempat, lafaz atau ikrar wakaf (sighah).

1.  Syarat-syarat orang yang berwakaf (al-waqif)Syarat-syarat al-waqif ada

empat, pertama orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu,

artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia

kehendaki. Kedua dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh,

orang gila, atau orang yang sedang mabuk. Ketiga dia mestilah baligh. Dan

keempat dia mestilah orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid).

Implikasinya orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan

tidak sah mewakafkan hartanya.

2.  Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf)Harta yang diwakafkan itu

tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi beberapa persyaratan

yang ditentukan oleh ah; pertama barang yang diwakafkan itu mestilah barangyang berharga Kedua, harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi

apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada

ketika itu tidak sah. Ketiga, harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang

yang berwakaf (wakif). Keempat, harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat

kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut juga dengan istilah (ghaira shai‟). 6 

3.  Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaih) Dari

segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, pertama

6 Didin hafidhuddin, hukum wakaf   (jakarta: iiman dan dompet duafa republika, 2004), 148

Page 12: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 12/30

12

tertentu (mu‟ayyan) dan tidak tertentu (ghaira mu‟ayyan). Yang dimasudkan

dengan tertentu ialah, jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua

orang atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak boleh dirubah.

Sedangkan yang tidak tentu maksudnya tempat berwakaf itu tidak ditentukan

secara terperinci, umpamanya seseorang sesorang untuk orang fakir, miskin,

tempat ibadah, dll. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tertentu ini (al-

mawquf mu‟ayyan) bahwa ia mestilah orang yang boleh untuk memiliki harta

(ahlan li al-tamlik), Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang

memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf. Adapun orang bodoh, hamba

sahaya, dan orang gila tidak sah menerima wakaf. Syarat-syarat yang berkaitan

dengan ghaira mu‟ayyan; pertama ialah bahwa yang akan menerima wakaf itu

mestilah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya dapat

mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan

Islam saja.

4.  Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan (sighah) perlu ada beberapa

syarat. Pertama, ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan

kekalnya (ta‟bid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu.

Kedua, ucapan itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau

digantungkan kepada syarat tertentu. Ketiga, ucapan itu bersifat pasti. Keempat,

ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan

diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf

adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu telah

 berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut adalah orang yang

menerima wakaf secara umum ia dianggap pemiliknya tapi bersifat ghaira

tammah.7 

7Anne Ahira, ” Pengertian wakaf”, Dalam

http:///F:/wakaf%20makalah/bahan%20wakaf/Pengertian%20Wakaf%20dan%20Ketentuannya.htm.  (28 november 2011)

Page 13: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 13/30

13

H.  Bentuk-bentuk wakaf, Harta Benda Wakaf dan Pemanfaatannya.

Bentuk-bentuk wak af  

1.  Wakaf Ahli

Wakaf ahli yaitu wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang

atau lebih, baik keluarga si wakif atau bukan. Wakaf ahli juga sering disebut wakaf

dzurri atau wakaf „alal aulad yakni wakaf yang diperuntukan bagi kepentingan dan

 jaminan sosial dalam lingkungan keluarga atau lingkungan kerabat sendiri.  Dalam

satu segi, wakaf ahli ini mempunyai dua aspek kebaikan, yaitu (1) kebaikan sebagai

amal ibadah wakaf, (2) kebaikan silaturrahmi terhadap keluarga yang diberikan harta

wakaf.

2.  Wakaf Khoiri  

Wakaf khoiri yaitu wakaf yang secara tegas untuk kepentingan keagamaan

atau kemasyarakatan (kepentingan umum). Wakaf ini ditujukan untuk kepentingan

umum dengan tidak terbatas pada aspek penggunannya yang mencakup semua aspek

untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia pada umumnya.

Harta Benda Wakaf dan Pemanfaatannya 

Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan

manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang

diwakafkan oleh wakif.

1.  Wakaf benda tidak bergerak , yaitu

a.  Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan yang

 berlaku, baik yang sudah maupun yang belum terdaftar.

 b.  Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah.

c.  Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.

d.  Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan

 perundang –  undangan yang berlaku.

Tata cara perwakafan tanah milik secara berurutan dapat diuraikan sebagai

 berikut:

a.  Perorangan atau badan hukum yang mewakafkan tanah hak miliknya

diharuskan datang sendiri dihadapan PPAIW untuk melaksanakan ikrar Wakaf.

Page 14: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 14/30

14

 b.  Calon wakif sebelum mengikrarkan wakaf, terlebih dahulu harus menyerahkan

surat –  surat (sertifikat, surat keterangan dll) kepada PPAIW.

c.  PPAIW meneliti surat dan syarat –  syaratnya dalm memenuhi untuk pelepasan

hak atas tanah.

d.  Dihadapan PPAIW dan dua orang saksi, wakif mengikrarkan dengan jelas,

tegas dan dalam bentuk tertulis. Apabila tidak dapat menghadap PPAIW maka

dapat membuat ikrar secra tertulis dengan persetujuan dari kandepag.

e.  PPAIW segera membuat akta ikrar wakaf dan mencatat dalam daftar akta ikrar

wakaf dan menyimpannya bersama aktanya dengan baik.

  Sertifikasi Tanah Wakaf

Dalam praktek di Indonesia, masih sering ditemui tanah wakaf yang

tidak disertifikatkan. Sertifikasi wakaf diperlukan demi tertib administrasi dan

kepastian hak bila terjadi sengketa atau masalah hukum. Sertifikasi tanah

wakaf dilakukan secara bersama oleh Departemen Agama dan Badan

Pertanahan Nasional (BPN). Pada tahun 2004, kedua lembaga ini

mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala BPN

 No. 422 Tahun 2004 tentang Sertifikasi Tanah Wakaf. Proses sertifikasi tanahwakaf dibebankan kepada anggaran Departemen Agama.8 

  Ruilslag Tanah Wakaf

 Nadzir wajib mengelola harta benda wakaf sesuai peruntukan. Ia dapat

mengembangkan potensi wakaf asalkan tidak mengurangi tujuan dan

 peruntukan wakaf. Dalam praktek, acapkali terjadi permintaan untuk menukar

guling (ruilslag) tanah wakaf karena alasan tertentu. Peraturan Pemerintah No.

42 Tahun 2006 memperbolehkan tukar guling atau penukaran harta benda

wakaf dengan syarat harus ada persetujuan dari Menteri Agama.

  Sengketa Wakaf

Penyelesaian sengketa wakaf ditempuh dengan beberapa tahapan yang

dilakukan secara stratifikatif:

1.  Musyawarah untuk mencapai mufakat

8 Adijani al –  alabij,  perwakafan tanah di indonesia (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 25

Page 15: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 15/30

15

2.  Mediasi, (mediasi yang dimaksud adalah penyelesaian sengketa dengan

 bantuan pihak ketiga (mediator) yang disepakati oleh para pihak yang

 bersengketa).

3.  Arbitrase (Arbitrase yang dimaksud adalah Badan Arbitrase Syariah

 Nasional (BASYARNAS))

4.  Pengadilan (Pengadilan yang dimaksud adalah Pengandilan Agama (PA)

atau Mahkamah Syari‟iyah). 

5.  Terkait dengan persoalan sengketa wakaf, keberadaan dokumen (sertifikat)

dan saksi menjadi persoalan terpenting yang tidak bisa diabaikan,

mengingat kultur sosial yang mengatasnamakan ibadah (tabarru‟ )

semuanya serba lisan. Sengketa yang muncul kemudian -diharapkan tidak

muncul- dapat mengajukan dokumen dan saksi sebagai alat bukti untuk

menyelesaikan sengketa, meskipun proses penyelesaiannya mungkin tidak

sederhana.

2.  Wakaf benda bergerak  

a.  Uang. Wakaf uang dilakukan oleh LKS yang ditunjuk oleh Menteri Agama.

Dana wakaf berupa uang dapat diinvestasikan pada aset  –  aset financial dan pada

asset riil.

 b.  Logam mulia, yaitu logam dan batu mulia yang sifatnya memiliki manfaat

 jangka panjang.

c.  Surat berharga, kendaraan.

d.  Hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Haki mencakup hak cipta, hak paten,

merek dan desain produk industri.

e.  Hak sewa seperti wakaf bangunan dalam bentuk rumah.

Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan di indonesia

keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia sesuai dengan

Keputusan Presiden (Kepres) No.75/ M tahun 2007, yang di tetapkan di Jakarta,

13 Juli 2007 sebagai amanah Undang  –  Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang

Wakaf.9 

9 Andri soemitra,  Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Jakarta: Kencana , 2009), 439 

Page 16: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 16/30

16

I.  Prospek, Kendala dan Strategi Pengelolaan Wakaf

1.  Prospek Wakaf

Tabungan Wakaf Indonesia Dumpet Dhuafa ini semakin hari

menunjukan perkembangan yang bagus, dimana wakif yang terdaftar semakin

 bertambah dan lumayan banyak, dan pendapatanpun semakin bertambah. Dan

kedepan TWI berencana mendirikan bangunan-bangunan dan usaha-usaha

yang produktif yang dapat meningkatkan pedapatan sehingga dapat mandiri

dan berdiri sendiri dan membentuk cabang-cabang baru. 

2.  Prospek Perwakafan di Indonesia

Syafi‟i Antonio mengklasifikasikan tahap pengolahan wakaf di negeri

ini menjadi tiga periode dalam perkembangannya, antara lain; pertama periode

tradisonal. Pada periode ini wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran yang

murni dimasukkan dalam kategori ibadah mahdhah. Kebanyakan benda wakaf

diperuntukkan untuk pembangunan fisik, seperti masjid, mushola, pesantren,

kuburan, yayasan, dan sebagainya. Sehingga keberadaan wakaf belum

memberikan kontribusi social yang lebih luas karena hanya untuk kepentingan

konsumtif. Selanjutnya periode semi professional, dimana pengelolaan wakaf

secara umum masih sama dengan periode tradisional, namun mulai

dikembangkan pola pemberdayaan wakaf secara produktif, meski belum

maksimal. Pada tahap ini mulai dikembangkan pemberdayaan tanah-tanah

wakaf untuk bidang pertanian, pendirian usaha kecil seperti toko ritel, koerasi,

 penggilingan padi, usaha bengkel, dan sebagainya yang hasilnya untuk

kepentingan pengembangan di bidang pendidikan. Pola pemberdayaan wakaf

seperti ini sudah dilakukan oleh Pondok Pesantren Modern As-Salam Gontor.

Adapun secara khusus mengembangkan wakaf dengan kesehatan dan

 pendidikan dilakukan oleh Yayasan wakaf Sultan Agung, Semarang.

Sementara yang memberdayakan wakaf dengan pola pengkajian dan penelitian

terhadap pengembangan pemikiran Islam modern dilakukan oleh Yayasan

wakaf Paramadina. Selanjutnya pada periode professional, pengelolaannya

dilakukan secara professional ditandai dengan pemberdayaan potensi

masyarakat secara produktif.10 

10

 Ibid hal 7

Page 17: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 17/30

17

Prediksi klasik yang kita gunakan adalah bahwa di Indonesia berdiam

lebih kurang 200 juta umat Islam. 10 % dari mereka punya potensi untuk

 berwakaf. Artinya ada 20 juta umat Islam diharap dapat berpartisipasi

menggalang dana secara besar-besaran untuk wakaf tunai. Kalau msing-

masing mereka secara merata bisa berwakaf Rp 10.000,- perbulan berwakaf,

tentu lembaga wakaf mampu mengumpulkan uang sekitar Rp 200 milyard

 perbulan, artinya Rp 2,4 Triliun pertahun. Uang sebesar ini tentu dapat

membangun komplek pertokoan muslim dengan biaya rendah dan akan

memperlancar transaksi perdagangan diklangan masyarakat muslim, sekaligus

ia mampu menyaingi para pedagang non muslim yang selama ini punya

kekuatan dalam memegang jalur distribusi barang.  Sendainya masyarakat

Islam atau pemerintah mampu mewujudkan suatu lembaga yang terpercaya

dan profesional dalam menangani potensi wakaf, tentulah hitung-hitungan

yang dibuat mampu diraih, paling tidak sekitar 10% dari target maksimal.

Langkah pemberdayaan wakaf di Indonesia semakin mantap sejak

adanya dukungan pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang No 41

tahun 2004 tentang Wakaf. Selanjutnya maih terdapat pula aturan lain yang

mendukung optimalisasi pelaksanaan pemberdayaan wakaf ini dengan adanya

UU Otonomi daerah, Kebijakan Moneter Nasional, dan sebagainya.

3.  Kendala

Dalam pengelolaan wakaf yaitu Masyarakat masih memahami bahwa

wakaf berhubungan dengan harta-harta yang memiliki nilai tinggi, Wakaf

 berdampak langsung dari masyarakat yang belum terasa, Lembaga wakaf

masih di pahami sebagai lembaga zakat, dan tidak ada konsekuensi hukum

yang mengikat kepada individu untuk mewafakan sebagian hartanya.

4.  Strategi

Dalam Pengelolaan wakaf yaitu Mensosialisasikan dan memberi

 pemahaman kepada masyarakat tentang wakaf, mempromosikan lembaganya

 beserta kegiatan-kegiatan, produk-produk yang sudah dihasilkan melalui

media, sehingga dapat menggugah hati masyarakat untuk membayar wakaf,

dan perlu adanya koordinasi dengan lembaga zakat untuk menjalin kerjasama

dan Meningkatkan kinerja antara kedua lembaga tersebut.

Page 18: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 18/30

18

J.  Peraturan Per-Undang-Undangan, Peraturan Pemerintah dan PMA

tentang Wakaf.

Peraturan Perundang-undang dan Peraturan Pemerintah (PP)

Peraturan pemerintah tentang wakaf yaitu No. 28 Tahun 1977 yang isinya

 perwakafan tanah milik ini terdiri dari tujuh bab, delapan belas pasal, dengan susunan

sebagai berikut :

a.  Bab I ketentuan umum yang berisi definisi tentang wakaf, wakif, ikrar, dan

nadzir.

 b.  Bab II berjudul fungsi wakaf terdiri dari tuga bagian, bagian yang pertama

memuat rumusan tentang fungsi wakaf, bagian kedua unsur-unsur dan

syarat-syarat wakaf, bagian ketiga kewajiban dan hak-hak nadzir.

c.  Bab III tentang tata cara mewakafkan dan pendaftarannya, terdiri dari dua

 bagian. Bagian pertama mengenai tata cara perwakafan tanah milik, bagian

kedua tentang pendaftaran tanah milik.

d. 

Bab IV tentang perubahan, penyelesaian perselisihan dan pengawasan perwakafan tanah milik. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian

 pertama perubahan perwakafan tanah milik, bagian kedua penyelesaian

 perselisihan perwakafan tanah milik, dan bagian ketiga mengenai

 pengawasan perwakafan tanah milik.

e.  Bab V tentang ketentuan pidana

f.  Bab VI tentang ketentuan peralihan11 

Peraturan Menteri Agama (PMA) Tentang Wakaf  

Peraturan menteri agama tentang wakaf yaitu No. 1 Tahun 1978. Peraturan

menteri agama tentang pelaksanaan peraturan pemerintah mengenai perwakafan tanahmilik ini terdiri dari sepuluh bab, dua puluh pasal. Susunannya sebagai berikut :

a.  Bab I tentang ketentuan umum memuat rumusan berbagai istilah dalam

 perwakafan.

 b.  Bab II mengenai ikrar wakaf dan aktanya.

c.  Bab III tentang pejabat pembuat akta ikrar yaitu kepala kantor urusan agama dan

tugasnya sebagai pejabat pembuat akta ikrar wakaf.

d.  Bab IV tentang nadzir, kewajiban dan hak-haknya.

e.  Bab V perubahan perwakafan tanah milik

f.  Bab VI tentang pengawasan dan bimbingan

g.  Bab VII tata cara pendaftaran wakaf yang terjadi sebelum Peraturan Pemerintah

 No 28 Tahun 1977 diundangkan

h.  Bab VIII tentang penyelesaian perselisihan perwakafan

i.  Bab IX biaya.12 

11 Ujang sutaryat, “hukum wakaf di indonesia” dalam http://hukum-wakaf-di-indonesia.html  (10 desember 2011)12  No name, “praktek pengelolaan wakaf” dalam http://Makalah-Hasan-Wakaf.htm (10 desember 2011)

Page 19: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 19/30

19

K.  Wakaf Tunai

Di Indonesia, dalam memasuki milenium ketiga ini, berbagai elemen

masyarakat mencoba mensosialisasikan wakaf tunai dengan berbagai cara. Bukan saja

tahap sosialisasi ini berjalan tanpa aplikasi, malah sudah ada lembaga tertentu yang

mencoba mengaplikasikannya, dan banyak juga masyarakat yang tertarik untuk ikut

serta berkontribusi untuk itu.

Institusi yang menangani wakaf tunai  bisa berupa institusi seperti lembaga

zakat yang dikelola secara profesional oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan,

ia bisa juga dikelola oleh lembaga seperti reksa dana dengan syarat-syarat tertentu

 pula atau oleh suatu institusi yang ditetapkan oleh pemerintah yang bekerjasama

dengan bank. Ia bisa berdiri sendiri atau ia juga menjadi bagian dari institusi

keuangan lain yang bisa saling membantu untuk meningkatkan pendapatan wakaf

tersebut. Agar ia dikelola secara profesional, maka yang terbaik ia mesti berdiri

sendiri, jangan bercampur dengan lembaga keuangan lain seperti, zakat, atau langsung

dibawah bank, asuransi dll, dan yang terbaik ia dikendalikan oleh suatu lembaga yang

dibentuk oleh pemerintah dan dijalankan dengan profesional dan pemerintah bertugas

hanya sebagai pengawas terhadap badan itu.

Agar kesalahan-kesalahan fatal jangan terjadi, maka mekanisme yang sesuai

dengan aturan waqaf secara menyeluruh perlu ada pengaturan. Diantara beberapa

alternative pengaturan misalnya uang yang dikumpul digunakan untuk membangun

harta waqaf yang sudah ada. Mungkin ada sebidang tanah yang sudah diwakafkan

terlebih dahulu, diatas tanah ini tentu lebih baik dibangun kelinik, sekolah, atau ruko,

dan sebagainya.

Seandainya ia terletak pada posisi yang strategis, ruko bisa disewakan,

sewanya dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Atau adanya klinik,

masyarakat Islam bisa memberikan pengobatan yang murah kepada orang Islam yang

membutuhkan, atau dengan adanya sekolah, anak-anak muslim bisa dididik dengan

 biaya rendah dengan kualitas prima. Atau bisa saja uang wakaf dibelikan kepada

 bangunan atau apa saja yang bisa melahirkan keuntungan. Dari keuntungan tersebut

 pengelola bisa mengeluarkan biaya pengelolaan, bisa membiayai aktivitas sosial, bisa

memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. Harta atau uang waqaf

tunai bisa juga diinvestasikan pada sektor lain yang menguntungkan seperti obligasi

Page 20: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 20/30

20

syariah. Adanya jaminan bahwa uang modal dari waqaf tidak hilang merupakan

 prinsip utama yang mesti dipegang.13 

Jadi secara makro wakaf diharapkan mampu mempengaruhi kegiatan

ekonomi masyarakat. Orang-orang yang perlu bantuan berupa makanan, perumahan,

sarana umum seperti masjid, rumah sakit, sekolah, pasar dll, bahkan modal untuk

kepentingan pribadi dapat diberikan, bukan dalam bentuk pinjaman, tapi murni

sedekah di jalan Allah. Kondisi demikian akan memperingan beban ekonomi

masyarakat. Kalau ia bergerak secara teratur tentu akan lahir ekonomi masyarakat

dengan biaya murah.

Menurut Syafi‟i Antonio, setidaknya ada tiga filosofi dasar yang harus

ditekankan ketika hendak memberdayakan wakaf,  pertama  managemennya harus

dalam bingkai „proyek yang terintegrasi‟, kedua azas kesejahteraan nadzir, dan yang

ketiga  azas transparansi dan accountability  dimana badan wakaf dan lembaga yang

dibantunya harus melaporkan setiap tahun tentang proses pengelolaan dana kepada

umat dalam bentuk audited financial report   termasuk kewajaran dari masing-masing

 pos biaya.

Fatwa MUI Tentang Wakaf Tunai : 

Keputusan Komisi Fatwa MUI tanggal 11 Mei 2002 M mengenai wakaf uang

(wakaf tunai) adalah sebagai berikut:

1.  Wakaf Uang (Cash Wakaf/Waqf al-Nuqud ) adalah wakaf yang dilakukan

seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang

tunai.

2.  Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.

3.  Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh)

4.  Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang

dibolehkan secara syar'i

5.   Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual,

dihibahkan, dan atau diwariskan.

13  No name, “ Perkembangan Wakaf dalam Wacana Fiqh Islam dan  Pemberdayaannya dalam Pembangunan”  dalam

http://Diskusi%201.htm(13 desember 2011).

Page 21: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 21/30

21

Urgensi Wakaf Tunai

Wakaf Tunai (cash waqf ) sudah dipraktekkan sejak awal abad kedua hijriyah.

Imam az Zuhri (wafat 124 H) salah seorang ulama terkemuka dan peletak dasar

tadwin al   hadits memfatwakan, dianjurkan wakaf dinar dan dirham untuk

 pembangunan sarana dakwah, sosial, dan pendidikan umat Islam. Adapun caranya

adalah dengan menjadikan uang tersebut sebagai modal usaha kemudian menyalurkan

keuntungannya sebagai wakaf. Adapun manfaat utama wakaf tunai adalah:

a. seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana

wakafnya tanpa harus menunggu menjadi tuan tanah terlebih dahulu.

 b. melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa mulai

dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian.

c. dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam.

d. umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa

harus terlalu tergantung pada anggaran pendidikan negara yang memang semakin

lama semakin terbatas14 

Kendala pengembangan wakaf tunai:

1. State of mind

Kuatnya pengaruh bahwa wakaf identik dengan wakaf harta benda tak

 bergerak khususnya tanah dan bangunan. Hal ini dipengaruhi oleh 2 aspek (1)

keyakinan ajaran (madzhab) yang dianut yakni mayoritas madzhab Syafii, (2) budaya

lokal (local culture/community image).

2. Model pendayagunaan (peruntukan)

Tidak mudah memang mengelola investasi untuk disalurkan pada sektor riil.

 Namun demikian bidang-bidang tertentu bisa dijadikan lahan untuk menyalurkan

manfaat wakaf tunai agar bisa cepat dirasakan oleh masyarakat. Misalnya, dalam hal

usaha kecil mikro, peruntukan dana wakaf sedianya untuk masyarakat kecil, namun

sayangnya mereka tidak bisa menunjukkan kelayakan usaha yang hendak dibantu.

Sasaran akhirnya adalah kemandirian, sementara atas nama wakaf, masyarakat selalu

 bergantung sebagai amal jariyah.

14 Idrus andy rahman, “wakaf uang dalam perspektif fikih” dalam http://Makalah.htm (10 desember 2011)

Page 22: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 22/30

22

3. Nadzir hanya Lembaga Keuangan Syariah

Berdasarkan UU No. 41 tahun 2004, bahwa untuk kasus wakaf tunai nadzir

yang diberi wewenang untuk mengelola adalah lembaga keuangan syariah yang

ditunjuk oleh menteri. Pemerintah menyatakan bahwa pengelolaan wakaf tunai

melalui lembaga keuangan syariah ini atas dasar pertimbangan keuangan. Mestinya

 penyerahan dan pengelolaan wakaf tunia tak hanya diserahkan kepada lembaga

keuangan syariah, karena ada lembaga lain yang mampu mengelola wakaf tunai

tersebut dengan profesional dan diyakini mampu menjaga keamanan wakaf. Ada dua

hal yang dicermati dari penyerahan dan pengelolaan wakaf tunai oleh lembaga

keuangan syariah, (1) lembaga keuangan syariah adalah lembaga profit dan komersial,

ia juga harus memikirkan pendayagunaan sosial wakaf, yang ditakutkan adalah dana

wakaf tersebut justru menyokong kegiatan komersialnya sendiri, sehingga bahwa

wakaf itu harus diberikan manfaat ekonomi bagi umat, ddan (2) tereduksinya peran

dan pemberdayaan masyarakat dalam hal-hal produktif, sementara intinya adalah

kapabilitas, kredibilitas, profesionalitas dari nadzir, bukan status nadzir yang akan

mengelola wakaf tunai.

4. Perangkat aturan hukum

Sebagai acuan bertindak dalam masalah wakaf di Indonesia, UU No. 41 tahun

2004 belum memiliki aturan turunan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) sebagai

 petunjuk pelaksana (juklak) operasional. Beberapa pasal yang disebutkan bergantung

 pada kehadiran Peraturan Pemerintah, misalnya tentang detail mengenai ketentuan

wakaf benda bergerak berupa uang. Namun demikian haruslah mengalahkan

segalanya demi kepentingan sosial dan yang terpenting adalah prinsip kemaslahatan

harus selalu dikedepankan, sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.

Sasaran Wakaf Tunai

Adapun sasaran wakaf tunai, para praktisi pengelola wakaf masih menjadikan

 pendapat Prof. Dr. M.A Manan, pakar ekonomi Islam dari Bangladesh ini, sebagai

rujukan penting.

Pertama: kemanfaatan bagi kesejahteraan pribadi (dunia-akhirat).

Kedua, kemanfaatan bagi kesejahteraan keluarga (dunia akhirat).

Ketiga, pembangunan sosial. Wakaf tunai bisa membuka banyak peluang untuk

membantu masyarakat. Dari profit wakaf tunai, seseorang dapat membantu

Page 23: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 23/30

23

memberikan bantuan yang berharga bagi pendirian atau pun operasionalisasi

lembaga-lembaga pendidikan maupun masjid. Wakaf tunai dapat pula membantu

terlaksananya proyek-proyek pendidikan, riset, keagamaan, kesejahteraan sosial,

 pengobatan dan perawatan kesehatan bagi kaum dhuafa, dan penghapusan

kemiskinan. Wakaf tunai juga bisa dimanfaatkan untuk beasiswa pelajar/mahasiswa.

Keempat, membangun masyarakat sejahtera: jaminan sosial bagi si miskin dan

 jaminan keamanan sosial bagi si kaya. Wakaf tunai dalam tahap yang makin baik,

menjadi wahana terciptanya kepedulian dan kasih sayang si kaya terhadap si miskin,

sehingga tercipta hubungan harmonis dan kerjasama yang baik.

Pengelolaan Wakaf Tunai 

Prof M.A. Mannan sebagai pakar ekonomi Islam terkemuka, melakukan

terobosan baru dalam aplikasi wakaf ini. Beliau mengembangkan apa yang disebut

dengan wakaf tunai dengan menggunakan mekanisme bank (Social Investment Bank

Limited, Bangladesh). Wacana ini sebenarnya sudah dibahas dalam literatur Hanafi

dan Maliki. Dalam dua literatur tersebut disebutkan bahwa wakaf tunai selain dapat

digunakan dalam pembiayaan pembangunan sarana dalam bentuk pinjaman, juga

dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan mudharabah. Kontroversi yang

mengemuka dalam mekanisme wakaf tunai ini berkisar pada sah tidaknya

menggunakan dana wakaf untuk diinvestasikan, yang secara logika memiliki resiko

musnah (kefitrahan usaha yaitu untung dan rugi).

Selain itu, dengan melakukan investasi berarti dana wakaf akan selamanya

 berbentuk uang, hal ini akan menimbulkan pertanyaan tentang nilai intrinsik uang

yang pada hakikatnya tidak memiliki nilai. Berbeda dengan kasus klasik (yang

dijadikan landasan dalam implementasi wakaf tunai) yang nota bene nilai uang

terjaga akibat logam yang digunakan sebagai uang adalah logam mulia; emas dan

 perak (dinar dan dirham). Jadi, wakaf tunai dengan sistem mata uang yang ada saat

ini, implementasinya memiliki resiko nilai uang tereduksi akibat inflasi, disamping

resiko pelanggaran kaidah syariat ketika mekanismenya melalui investasi.15 

Secara logika wakaf tunai dengan memutarkan dana wakaf pada aktivitas

investasi, sebenarnya aktivitas penggunaan harta wakaf terletak pada aktivitas

investasi bukan pada aktivitas pengambilan manfaat dari returns (bagi hasil) investasi

15  No name, “Perkembangan Pengelolaan Wakaf Di Indonesia”, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006)

Page 24: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 24/30

24

tersebut. Hal ini merujuk dari pengertian harta dalam fikih muamalah, yang membagi

harta menjadi harta umum (yang tak dapat dimiliki secara perorangan) atau malul ashl

dan harta hasil dari harta ashl (yang dapat dimiliki secara perorangan) atau malul  

tsamarah. Dalam konteks wakaf yang diinvestasikan, harta wakaf termasuk harta ashl

sedangkan returns-nya merupakan harta tsamarah.16 

Dengan demikian mekanisme wakaf hakikatnya ada pada aktifitas investasi

tadi yang menggunakan harta ashl . Jadi, kalaupun disepakati mekanisme wakaf tunai

 jenis ini, sepatutnya pemegang amanah harta wakaf memfokuskan pada usaha-usaha

investasi harta wakaf yang memberikan manfaat besar kepada umat. Pengelolaan

wakaf menggunakan institusi bank menerapkan semacam deposito berjangka

(temporer wakaf deposits) dalam pengelolaan wakaf tunai. Yang pertama deposito

wakaf temporer yang berbasis pinjaman, dimana uang yang disimpan oleh nasabah di

 bank diikhlaskan dengan niat wakaf untuk diambil manfaatnya oleh pengguna dalam

membiayai program-program pembangunan sarana umum (awqaf   properties), tanpa

ada biaya tambahan kecuali biaya administrasi yang diperbolehkan syariat. Yang

kedua deposito wakaf temporer yang berbasis investasi, ia mengkhususkan

 penggunaan depositonya hanya untuk investasi sarana umum, dimana keuntungannya

adalah juga menjadi hak wakif . Keduanya tetap mensyaratkan penggunaan dana

wakaf tersebut harus pada proyek untuk kepentingan umum, seperti proyek bangunan

sekolah, jalan, jembatan, pasar dan fasilitas umumlainnya. Jadi bukan proyek-proyek

komersil, seperti pembiayaan sebuah perusahaan, kredit perorangan dan lain

sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan jenis-jenis wakaf tunai yang dapat

dilakukan:

1. Wakaf Tunai dengan tujuan membeli awqaf properties.

2. Wakaf Tunai dalam bentuk Pinjaman (Temporary Wakaf Deposits in Loan Basis).

3. Wakaf Tunai dalam bentuk Investasi (Temporary Wakaf Deposits in Investment

 Basis).

Jadi untuk sementara ini pada isu wakaf tunai, institusi wakaf dapat mengelola

wakaf tunai definitive (jelas niat dan tujuan penyalurannya) dan wakaf tunai mutlak.

Dengan demikian sebenarnya terdapat potensi atas alasan syar‟i wakaf barang untuk

16

 Pasaribu Chairuman dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam. ( Jakarta: Sinar Grafika, 2004)

Page 25: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 25/30

25

dikelola seperti mengelola wakaf tunai yang mutlak.17  Misalkan atas alasan biaya

 pemeliharaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang didapat,

sebuah gedung wakaf dapat disewakan yang hasilnya dipergunakan sesuai dengan

tujuan akad wakaf.

Contoh Fakta Pemberdayaan Wakaf Tunai

Salah satu tindakan riil operasional wakaf tunai adalah sertifikat wakaf tunai

yang dipelopori oleh M.A Manan dengan Social Investment Bank. Ltd (SIBL)−nya.

Operasionalisasi Sertifikat Wakaf Tunai sebagaimana yang diterapkan oleh SIBL

adalah sebagai berikut:

1) Wakaf Tunai harus diterima sebagai sumbangan sesuai dengan shari'ah. Bank harus

mengelola Wakaf tersebut atas nama Wakif.

2) Wakaf dilakukan dengan tanpa batas waktu dan rekeningnya harus terbuka dengan

nama yang ditentukan oleh Wakif.

3) Wakif mempunyai kebebasan memilih tujuan−tujuan yang diinginkan asal tidak

 bertentangan dengan shari'ah.

4) Wakaf Tunai selalu menerima pendapatan dengan tingkat (rate) tertinggi yang

ditawarkan oleh bank dari waktu kewaktu.

5) Kuantitas wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan dibelanjakan

untuk tujuan−tujuan yang telah ditentukan oleh wakif. Bagian keuntungan yang tidak

dibelanjakan akan secara otomatis ditambahkan pada wakaf dan profil yang diperoleh

akan bertambah terus.

6) Wakif dapat meminta bank mempergunakan keseluruan profil untuk tujuan−tujuan

yang telah ia tentukan.

7) Wakif dapat memberikan wakaf tunai untuk sekali saja, atau ia dapat juga

menyatakan akan memberikan sejumlah wakaf dengan cara melakukan deposit

 pertama kalinya dengan jumlah tertentu. Deposit−deposit berikutnya juga dapat

dilakukan dengan jumlah setoran pertama atau kelipatannya.

8) Wakif dapat juga meminta kepada bank untuk merealisasikan wakaf tunai pada

 jumlah tertentu untuk dipindahkan dari rekening wakif pada SIBL.

9) Atas setiap setoran wakaf tunai harus diberikan tanda terima dan setelah jumlah

wakaf tersebut mencapai jumlah yang ditentukan, barulah diterbitkan sertifikat.

17 Suparman usman,”  Hukum Perwakafan Di Indonesia” (  Kudus: Darul Ulum Press, 1994)

Page 26: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 26/30

26

10) Prinsip dan dasar−dasar peraturan shari'ah wakaf tunai dapat ditinjau kaembali

dan dapat berubah.

L.  Wakaf: Institusi Baru dalam Praktik  

Badan Wakaf Indonesia (BWI) 

Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan badan bentukan pemerintah untuk

melakukan pembinaan dan pengawasan nadzir dan pengelolaan harta benda wakaf.

Beberapa kasus terjadi misalnya, para nadzir baik perorangan maupun lembaga tidak

 bertanggung jawab atas harta benda wakaf yang dikelola, perubahan peruntukan harta

 benda wakaf dikarenakan -salah satunya- misalnya ada perubahan tata ruang kota,

sehingga harus digusur atau dipindahkan.18 

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) 

Diakomodasinya wakaf dalam bentuk benda bergerak. Namun, masalah wakaf

uang, amanat UU menyebutkan pengelola (nadzir) adalah hanya lembaga keuangan

syariah. Hal ini menimbulkan dua implikasi yang serius.  Pertama, LKS adalah

lembaga profit dan komersial, boleh jadi (dan kemungkinan besar) menggunakan

dana wakaf menjadi suntikan dana likuiditas maupun dana investasi sektor riil, yang

melupakan esensi dari wakaf uang untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat,

kedua, tereduksinya potensi kemandirian dalam rangka pemberdayaan umat yang

 boleh jadi secara manajemen keuangan lebih baik dan akuntabel ketimbang LKS,

sebagai contoh Dompet Dhuafa Republika, dan lembaga yang lain.

18 Rizal , “wakaf” dalam http://makalah-hukum-i.patdn.htm  (10 desember 2011)

Page 27: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 27/30

27

M. Perbedaan antara Wakaf dengan Shodaqoh

Berikut adalah perbedaan wakaf dan shodaqoh:

Wakaf Shodaqoh

a.  Menyerahkan kepemilikan

suatu barang kepada orang lain.

 b.  Hak milik atas barang

dikembalikan kepada Allah.

c.  Objek wakaf tidak boleh

diberikan atau dijual kepada

 pihak lain.

d.  Manfaat barang biasanya

dinikmati untuk kepentingan

sosial.

e.  Objek wakaf biasanya kekal

zatnya.

f.  Pengelolaan objek wakaf

diserahkan kepada

administratur yang disebut

nadzir/mutawalli.

a.  Menyerahkan kepemilikan

suatu barang kepada pihak

lain

 b.  Hak milik atas barang

diberikan kepada penerima

shadaqah/hibah.

c.  Objek shadaqah/hibah

 boleh diberikan atau dijual

 pada pihak lain.

d.  Manfaat barang dinikmati

oleh penerimashadaqah/hibah.

e.  Objej shadaqah/hibah tidak

harus kekal zatnya.

f.  Pengelolaan

shadaqah/hibah diserahkan

kepada penerima.

Page 28: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 28/30

28

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan

 perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta

 benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum

menurut syariah.

Prinsip-prinsip Pengelolaan Wakaf adalah Seluruh harta benda wakaf harus

diterima sebagai sumbangan dari wakif dengan status wakaf sesuai dengan syariah,

Wakaf dilakukan dengan tanpa batas waktu, Wakif mempunyai kebebasan memilih

tujuan-tujuan sebagaimana yang diperkenankan oleh Syariah, Jumlah harta wakaf

tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan dibelanjakan untuk tujuan-tujuan

yang telah ditentukan oleh Wakif, dan Wakif dapat meminta keseluruhan

keuntungannya untuk tujuan-tujuan yang telah ia tentukan.

Menurut pandangan dari DT wakaf sangat menarik untuk dikembangkan dan

disosialisasikan kepada masyarakt khususnya untuk wakaf yang dikelola secara

 produktif dan hasilnya untuk kegiatan social. DPU Dt memandang wakaf boleh dikata

tidak memiliki kendala, namun tantangan selalu ada karena mereka berfikir bagaiman

wakaf ini bias berkembang dan terus mengalirakn manfaat bagi ummat dan

menghasilkan pahala bagi Muwakif. Strategi dan Rencana kedepan DPU DT dalam

mengelola Wakaf adalah Perbanyak sosialisasi dan promosi tentang wakaf,

Pembuatan akuntabilitas dalam kinerja lembaga, Buat replikasi di Tanah wakaf

tertentu yang telah ada atqau sedang dikembangkan untuk dikloning ditempat lain.

Page 29: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 29/30

29

B.  Saran dan Kritik

Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan

 jauh dari kesempurnaan,. Saran dan kritik yang konstruktif sangat diperlukan demi

kesempurnaan makalah sehingga akan lebih bermanfaat dalam kontribusinya bagi

keilmuan. Wallahu‟alam. 

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdul gani. 2008. wakaf produktif . bandung: simbiosa rekatama media.

Al –  alabij, adijani. 2002. perwakafan tanah di indonesia. jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Antonio, Syafi‟i. 2006. menuju era wakaf produktif. Jakarta selatan: mitra abadi press.

Chairuman, Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, 2004,  Hukum Perjanjian dalam Islam,

Jakarta: Sinar Grafika.

Soemitra, andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.

Hafidhuddin, Didin. 2004. hukum wakaf . jakarta: iiman dan dompet duafa republika.

Usman, Suparman. 1994. Hukum Perwakafan Di Indonesia. Kudus: Darul Ulum Press.

 No name, 2006, Perkembangan Pengelolaan Wakaf Di Indonesia,Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf.

 No name. ” Pengertian Wakaf”. Dalam

http:///F:/wakaf%20makalah/bahan%20wakaf/Pengertian%20Wakaf%20%C2%AB.htm 

Hendra kholid, “ lembaga pengelolaan wakaf ” dalam

http://hendrakholid.net/blog/2011/04/16/lembaga-pengelola-wakaf-2/.htm 

Anne Ahira. ” Pengertian wakaf”. Dalam

http:///F:/wakaf%20makalah/bahan%20wakaf/Pengertian%20Wakaf%20dan%20Ketentuann

 ya.htm. 

Ujang sutaryat, “hukum wakaf di indonesia” dalam http://hukum-wakaf-di-indonesia.html  

 No name, “praktek pengelolaan wakaf” dalam http://Makalah-Hasan-Wakaf.htm

Page 30: Buku Wakaf

7/22/2019 Buku Wakaf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-wakaf 30/30

 No name, “ Perkembangan Wakaf dalam Wacana Fiqh Islam dan Pemberdayaannya dalam

 Pembangunan” dalam http://Diskusi%201.htm

Idrus andy rahman, “wakaf uang dalam perspektif fikih” dalam http://Makalah.htm

Usman, Suparman. 1994. Hukum Perwakafan Di Indonesia. Kudus: Darul Ulum Press.

Rizal , “wakaf” dalam http://makalah-hukum-i.patdn.htm