Buku wajib tahu agar sukses wawancara kerja ( )
Click here to load reader
Transcript of Buku wajib tahu agar sukses wawancara kerja ( )
WAJIB TAHU AGAR SUKSES WAWANCARA KERJA
Setelah melakukan networking, mengirimkan resume, dan menunggu dengan sabar panggilan
wawancara kerja, akhiri usaha Anda dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Untuk
mengetahui kesiapan Anda dalam menangkap peluang kerja, ikuti tips berikut ini.
1. Saya akan terlihat desperate bila terlalu heboh melakukan persiapan. (Benar/Salah?)
Salah! Tak ada yang lebih buruk dari orang yang diwawancara tanpa persiapan apa pun. Fakta
juga menunjukkan lebih banyak orang yang berhasil berkat persiapan yang mereka lakukan. Pelaj
ari informasi mengenai perusahaan yang akan dimasuki serta keterampilan apa saja yang
dibutuhkan untuk posisi yang diincar. Hal ini akan membantu Anda menjawab pertanyaan
seperti, "Mengapa Anda ingin bekerja di sini?". Selain itu, Anda juga bisa mengajukan
pertanyaan saat tiba giliran Anda bertanya.
2. Tempatkan diri Anda seolah Anda adalah pewawancara agar bisa melihat dari sudut
pandangnya. (Benar/Salah?)
Benar! Biasanya, pewawancara punya jadwal yang ketat. Anda mungkin saja adalah orang ke-
10 yang ditanyainya selama tiga jam terakhir. Karena itu, berikan jawaban yang ringkas, tepat,
dan tidak bertele-tele.
3. Berlatih menjawab pertanyaan tipikal. (Benar/Salah?)
Benar! Melatih jawaban-jawaban yang akan Anda berikan dalam menjawab pertanyaan 'standar' w
awancara adalah hal yang penting. Minta teman mengevaluasi cara Anda menjawab pertanyaan.
4. Harus menjawab jujur. (Benar/Salah?)
Benar/Salah. Anda memang tak disarankan untuk berbohong hanya untuk memesona si
pewawancara. Tapi, sebaiknya Anda juga tidak membuka semua kelemahan yang dimiliki. Bila
ada "dosa" di kantor lama, tunjukkan pula bahwa Anda telah mengambil pelajaran dan siap
membuka lembaran baru.
5. Wawancara kerja bersifat komunikasi satu arah, seperti talk show. (Benar/Salah?)
Salah! Wawancara kerja yang bersifat satu arah akan membuat kedua belah pihak merasa lelah. K
arena itu, persiapkan diri untuk memberi pertanyaan balik yang relevan.
6. Pewawancara mampu melihat ketakutan kita. (Benar/Salah?)
Benar! Para pewawancara memang punya kemampuan dalam menilai rasa percaya diri Anda. Bah
asa tubuh Anda mencerminkan tingkat kepercayaan diri. Karena itu hindari sikap keragu-raguan,
apalagi ketidaktahuan, seperti menjawab dengan nada suara bergetar, atau menggaruk kepala
karena tidak yakin dengan jawaban yang diberikan.
7. Kelebihan saya akan tetap terpancar meski saya memakai baju seadanya. (Benar/Salah?)
Salah! Suka atau tidak, apa yang Anda kenakan saat wawancara sangat menentukan impresi
orang terhadap Anda. Sebelum hari H, cari tahu dress code yang berlaku di perusahaan tersebut. B
ila Anda tak punya informasi, pilihlah pakaian yang formal. Berdandanlah sepantasnya dan
tidak berlebihan untuk mencerminkan sikap profesional.
8. Mengajukan kompensasi minimal saat wawancara sebaiknya dihindari. (Benar/Salah?)
Benar! Sangat beresiko bila saat wawancara Anda sudah mengajukan syarat gaji dan tunjangan
yang diinginkan. Sebelum ada lampu hijau bahwa Anda adalah kandidat yang tepat, hindari
meminta nominal gaji, kecuali bila memang ditanya. Tunjukkan pula sikap negosiasi dalam
subjek ini.
9. Terlambat 5 menit tidak apa-apa, semua orang maklum betapa macetnya Jakarta. (Benar/
Salah?)
Salah! Untuk pewawancara memang tak masalah bila mereka terlambat, tapi sebagai pihak yang
diwawancara sebaiknya Anda datang 5-10 menit lebih awal. Meski Anda punya alasan kuat
untuk datang terlambat, pewawancara akan menilai cara Anda sebagai calon kandidat yang
kurang tepat.
Meski Anda merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua pintu perusahaan akan
terbuka secara otomatis untuk Anda.
Sebab kenyataannya, orang-orang seperti ini seringkali gagal dalam wawancara. Alasannya ? Tid
ak smart dan taktis dalam menjawab pertanyaan.
Seorang agen rekruitmen menyatakan seringkali ada perbedaan yang mengejutkan antara ketika
kita membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar.
“Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu menunjukkan bahwa
pelamarnya juga sama optimisnya.
Ketika pewawancara menanyakan hal yang sederhana seperti “Di mata anda, siapa anda?” atau
“Ceritakan sesuatu tentang anda”, banyak pelamar menatap pewawancaranya dengan bingung
dan lalu seketika menjadi tak percaya diri. “Saya merasa biasa-biasa saja” atau “tak banyak yang
bisa saya ceritakan tentang diri saya” seringkali menjadi jawaban yang dipilih pelamar sebagai
upaya merendahkan diri.
Selama ini banyak artikel yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan diri sebisa
mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara.
“Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak basi-basi hanya
menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan diri anda. Dan perusahaan masa kini
tidak butuh karyawan seperti itu.
Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New York mungkin menarik
untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu menit untuk bercerita tentang dirinya,
Eliana mengatakan “Saya Eliana Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya
aktif di koran sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya dan
berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah menariknya bisa bertemu dengan
orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari mereka. Diluar itu, saya senang musik,
membaca dan traveling.
Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan saya, atau sekedar memberi referensi
kaset yang sedang laris untuk koran kampus saya.”
Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan Eliana tentang
dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya rasa ingin tahu. “Jawaban itu
cerdas dan efektif untuk menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa
dirinya merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya.
Pewawancara butuh jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang
alamiah.
Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan baik.
Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Pew
awancara tidak butuh jawaban yang berbunga-bunga, berapi-api apalagi munafik.
Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai diri
sendiri.
Sebab itu, buatlah beberapa poin tentang kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan
untuk masa depan anda.
Kalau telah menemukan poin-poin itu, berlatihlah mengemukakan semua itu dalam sebuah
jawaban singkat yang cerdas dan optimis.
Hati-hati pertanyaan jebakan
Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan.
Tapi begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara. Seringkali banyak hal tak terduga yang
dilontarkan si pewawancara dan membuat anda seringkali kelepasan bicara.
Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai seorang pelamar
tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja. “Ketika itu saya tanya ‘apa yang membuat anda
memutuskan pindah kerja? tadi anda bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?’ dan
pelamar itu menjawab ‘saya tidak suka bos saya.
Seringkali ia membuat saya jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itu pun tidak
membuat gaji saya naik.’
Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika suatu saat keluar dari perusahaan saya
tentulah tak beda buruknya dengan apa yang dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan
lamanya,” ungkap Erina.
Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban.
Jangan pernah memberi jawaban yang menjelekkan tempat kerja anda yang lama atau apapun
yang konotasinya negatif. Lebih baik kalau anda menjawab “saya menginginkan ritme kerja
yang teratur dan terjadwal.
Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah, tapi tentu saya senang
kalau ada peluang untuk peningkatan gaji.” Atau kalau anda ditanya tentang kelemahan anda,
lebih baik tidak menjawab “saya sering telat dan lupa waktu.” Tetapi jawablah lebih taktis,
misalnya “kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah membaik karena saya
selalu mencatat segalanya di buku agenda.” atau “saya sering kesal kalau kerja dengan rekan
yang lamban, tetapi sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan
lebih cepat.”
Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat mungkin tentang
kepribadian pelamar.
Kadang pertanyaan sepele seperti “Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?”
sering ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya “Sudah, rencananya
kami akan menikah akhir tahun ini.”
Padahal, menurut Erina, jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. “Perusahaan selalu
ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan mereka, terutama
pada awal masa kerja.
Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan bahwa perusahaan
bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya seperti selingan,” ujar Erina sambil
menambahkan bahwa akan lebih baik kalau anda menjawab “sudah, tapi sebenarnya saya ingin
mempunyai pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah.”
Semangat dan bahasa tubuh
Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi menjadi pendukung
yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak
pernik, tunjukkan bahasa tubuh yang baik.
Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara, karena memberi kesan bahwa anda
seorang yang kaku dan defensif.
Idealnya, tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja dengan
tidak berlebihan.
Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens.
Pelamar yang sering membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya serta kesung
guhan memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum untuk menunjukkan bahwa anda
pribadi yang hangat.
Umumnya, perusahaan menyukai pelamar yang menyenangkan.
Kurangi kata-kata “saya merasa…” atau “saya kurang…” dan sebaiknya gunakan “saya pikir…”,
“menurut pendapat saya..”, “saya yakin…”, “saya optimis…”. Kata-kata “saya merasa…” atau
“saya kurang…” mengesankan anda lebih sering menduga, menggunakan perasaan, tidak terlalu
percaya diri dan tidak menguasai persoalan. Saat baru pertama kali melamar kerja, perhatikan
sikap Anda di hadapan pewawancara.
Jaga kontak mata, perkenalkan diri dengan jelas, dan menjabat tangan pewawancara dengan
penuh keyakinan. Jangan ragu ketika berjabat tangan atau malah mengguncangkan lengan tangan
mereka.
Coba jabat tangan mereka secara perlahan dan buat kontak mata dengannya sambil tersenyum. Ja
ngan Gugup! Anda perlu rileks saat wawancara kerja.
Jangan duduk dengan tatapan mata yang kaku karena terlalu gugup.
Duduk dengan posisi tubuh yang baik sambil membuat kontak mata dengan pewawancara. Pastik
an Anda tidak gemetaran ketika memegang pulpen atau menggoyangkan kaki yang bisa
mengganggu pelamar lainnya.
Hal itu dapat membuat Anda gagal melalui tahap wawancara.
Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja
Wawancara kerja berguna tidak hanya untuk menilai kemampuan Anda, tapi juga perilaku. Banya
k hal harus dipersiapkan agar momen yang menentukan ini berjalan lancar. Salah satunya,
mengetahui bahasa tubuh yang sebaiknya dihindari.
Profesor Mehrabian, ahli psikologi dari Universitas UCLA, Amerika, bahasa tubuh sangat
menentukan penilaian terhadap diri Anda ketimbang kata-kata yang terucap. Menurut
penelitiannya, gerak tubuh dan ekspresi wajah memiliki pengaruh 55 persen sementara kata-kata
yang diucapkan hanya 7 persen. Kesempatan untuk menciptakan kesan pertama yang baik tak
memakan lama.
Menurut penelitian, 30 detik hingga empat menit pertama merupakan waktu kritis yang sangat
menentukan. Nah, agar tak salah langkah saat wawancara kerja, hindarilah beberapa gerak tubuh
yang bisa mengundang penafsiran negatif pada diri Anda.
Senyum palsu Masuklah ke ruangan wawancara dengan percaya diri dan senyum yang tulus. Seny
um yang terpaksa akan sangat terlihat dan membuat Anda terlihat seperti orang yang suka
berpura-pura. Senyum yang tulus mengesankan Anda orang yang percaya diri, terbuka, dan
nyaman dengan keadaan sekitar.
Tapi hindari juga tersenyum terus-menerus yang bisa memberikan sinyal yang salah pada calon
atasan Anda.
Gerakan dan posisi tangan Gerakan tangan memegang peranan penting dalam mengekspresikan
bahasa tubuh Anda.
Melipat tangan di dada merupakan bahasa tubuh yang wajib dihindari. Melipat tangan di dada
mengesankan Anda menjaga jarak, bersikap tertutup, atau malah terkesan bosan dengan
pembicaraan ini.
Mungkin saran ini sudah sering Anda dengar, tapi kenyataannya saat sedang gugup masih
banyak orang melakukannya. Menepuk-nepukkan tangan atau terus menggerakkan tangan
menandakan Anda sangat gelisah.
Gerakan ini secara tidak langsung juga bisa membuat orang yang mewawancarai Anda menjadi
tidak nyaman dan terganggu.
Hindari juga mengetuk-ketukan tangan ke meja saat proses wawancara. Melakukan hal ini secara
tidak langsung Anda mengirimkan sinyal kalau Anda bosan atau merasa lebih tahu dari si
pewawancara. Sebaiknya letakkan tangan Anda secara santai dan terbuka di posisi yang paling
membuat Anda santai.
Hindari terlalu banyak menggunakan gerakan tangan atau jari untuk menghindari kesan yang
salah. Jabatan tangan Saat memulai dan mengakhiri wawancara jangan lupa jabat tangan si
pewawancara dan ucapkan terimakasih. Jabat tangan dengan erat namun wajar.
Jangan biarkan tangan terlalu lemas atau mencengkeram terlalu keras. Jika telapak tangan Anda
berkeringat, seka dahulu keringat di tangan Anda sebelum masuk ke ruang wawancara. Menyentu
h wajah Menyentuh wajah sebaiknya dihindari saat wawancara kerja. Gerakan ini dapat
menyiratkan Anda gugup atau tidak jujur terhadap pernyataan Anda.
Posisi kaki
Duduklah dengan kedua kaki menyentuh lantai yang menggambarkan Anda nyaman dan
percaya diri. Saat gugup atau cemas Anda sering tak membuat gerak tubuh secara tidak sadar.
Salah satu yang paling sering ditemui adalah menggerak-gerakan kaki tanpa henti.
Gerakan kaki ini menandakan Anda sangat tidak nyaman bahkan tak sabar ingin keluar dari
ruangan.
Kontak mata & posisi duduk Kontak mata dengan si pewawancara memang baik.
Tapi terus-menerus menatap si pewawancara tanpa henti juga bisa membuat dia tidak nyaman.
Ahli gerak tubuh Janine Driver mengatakan, 60 persen kontak mata sudah cukup membuat Anda
terlihat antusias. Selain mata, fokuskan tatapan pada segitiga bagian atas wajah yaitu area
sekitar alis kanan-kiri dan pertengahan hidung.
Jangan terlalu sering menatap bagian bawah wajah terutama bagian mulut dan dahi yang bisa
membuat si pewawancara menjadi tidak nyaman.
Jika pewawancara Anda lebih dari satu, tatap mereka secara bergantian. Hindari tatapan kosong
yang membuat lawan bicara Anda kurang nyaman.
Duduklah dengan posisi yang nyaman, tidak terlalu tegak maupun tidak terlalu bersandar. Condon
gkan tubuh sedikit (sedikit saja) ke arah pewawancara untuk menandakan Anda fokus dan
antusias.
12 Cara Ampuh untuk Menggapai DREAM JOB . AGAR TIDAK MISKIN MELULU!!!
TEMUKAN RAHASIANYA DISINI