Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

237

description

Pedoman malaria

Transcript of Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Page 1: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria
Page 2: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

PEDOMAN

PENYELENGGARAANSURVEILANS DAN SISTEMINFORMASI MALARIA

DAERAH PEMBERANTASAN danDAERAH ELIMINASI MALARIA

DI INDONESIA

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBERBINATANGDIREKTORAT JENDERAL PP&PLKEMENTERIAN KESEHATAN RI2013

Page 3: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

2

KATA PENGANTAR

Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalahkesehatan masyarakat di Indonesia dan menjadi ancaman di daerah tropisdan subtropics yang mempengaruhi angka kematian bayi, anak umur dibawah lima tahun dan ibu melahirkan serta menurunkan produktifitaskerja.

Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria masih sering terjadi, pada tahun 2012terdapat dua kejadian KLB malaria yaitu di Provinsi Sumatera Utaradengan 57 kasus dan di Provinsi Yogyakarta dengan 85 kasus. Hal inidisebabkan antara lain adanya perubahan lingkungan, tingginya mobilisasipenduduk dan kewaspadaan yang belum optimal. Untuk itu diperlukansurveilans yang baik agar KLB dapat di deteksi dini dan ditanggulangidengan cepat.

Program Pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasimalaria yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah,pemerintah daerah bersama mitra kerja pembangunan dan masyarakat.Eliminasi malaria tersebut dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota,provinsi dari satu pulau ke pulau yang lain sampai seluruh wilayahIndonesia pada tahun 2030. Pentahapan eliminasi terdiri dari tahappemberantasan, pre-eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan.

Masing-masing tahapan mempunyai tujuan dan sasaran yang berbedasesuai Permenkes No. 293 tahun 2009. Kegiatan surveilans pundisesuaikan berdasarkan tahapan eliminasi tersebut, dan surveilansmerupakan hal yang sangat penting untuk ditingkatkan dalam pencapaianeliminasi karena salah satu syarat eliminasi adalah adanya surveilansyang baik.

Dalam rangka peningkatan surveilans malaria tersebut, maka disusunlahbuku pedoman.

Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibatdalam pelayanan kesehatan masyarakat khususnya dalam pelaksanaanpengendalian malaria.

Jakarta, Juli 2013Direktur PPBB

Dr.Andi Muhadir, MPHNIP 195504251982031005

Page 4: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

3

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dankaruniaNya buku Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan SistemInformasi Malaria ini dapat diselesaikan.

Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas baik globalmaupun nasional. Hal ini tercantum dalam target 6c MDGs (MilleniumDevelopment Goals) dan RPJMN serta Renstra Kemenkes. AnnualParasite Incidens (API) Indonesia mengalami penurunan yaitu 3.620/00

pada tahun 2000 menjadi 1.69 0/00 pada tahun 2012. Kabupaten/Kotayang API nya sudah dibawah 1 per 1000 penduduk pada tahun 2012adalah 68%. Dan ditargetkan bahwa pada tahun 2030 Indonesia dapatmencapai eliminasi malaria.

Upaya untuk percepatan pencapaian eliminasi malaria dilakukan melaluikegiatan diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans,pengendalian vector, peningkatan peran serta masyarakat dan kemitraan.

Salah satu komponen penting dalam pengendalian malaria adalahtersedianya data yang valid tentang perencanaan, monitoring danevaluasi serta respon dan tindakan terhadap peningkatan kasus yangmengarah kepada Kejadian Luar Biasa (KLB). Ini dapat diperoleh melaluipenyelenggaraan surveilans terpadu.

Buku pedoman ini merupakan acuan teknis bagi tenaga kesehatan yangterlibat dalam pelaksanaan pengendalian malaria khususnya pelaksanasurveilans malaria.

Kepada semua pihak yang telah berkontribusi diterbitkannya bukupedoman ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Juli 2013Direktur Jenderal PP dan PL

Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama

Page 5: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

4

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 5A. Latar Belakang..................................................................................................... 5B. Pengertian............................................................................................................ 7

II. TUJUAN ................................................................................................................. 131. Tujuan Umum :................................................................................................... 132. Tujuan Khusus : ................................................................................................. 13

III. DASAR HUKUM..................................................................................................... 14IV. RUANG LINGKUP.................................................................................................. 15V. KEBIJAKAN TEKNIS.............................................................................................. 16VI. STRATEGI ............................................................................................................. 17VII. PENGORGANISASIAN.......................................................................................... 18VIII. TEKNIS OPERASIONAL PENYELENGGARAAN SURVEILANS.......................... 19

A. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria PadaTahap Pemberantasan .................................................................................... 20

B. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria DiDaerah Pada Tahap Pre-Eliminasi, Eliminasi Dan Pemeliharaan.................... 37

IX. POKOK-POKOK KEGIATAN PENGUATAN KINERJA SURVEILANSDAN SISTEM INFORMASI MALARIA.................................................................... 58

X. PERAN................................................................................................................... 62XI. INDIKATOR KINERJA............................................................................................ 68

LAMPIRAN.................................................................................................................... 69TIM PENYUSUN........................................................................................................... 71

Page 6: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

5

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadimasalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dankematian yang tinggi, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa.Sampai tahun 2011 65 % dari 497 Kabupaten/Kota di Indonesia termasukwilayah endemis malaria.

Sampai akhir tahun 2011 terdapat 106 negara endemis malaria di seluruhdunia,sementara itu pada tahun 2010 jumlah penderita mencapai 216 jutaorang dan 665.000 penderita diantaranya meninggal, terutama anak-anakberumur kurang dari lima tahun (86%).(http://www.who.int/malaria/world_malaria_report_2011/WMR2011_factsheet.pdf)

Selama tahun 2005 – 2011, kejadian malaria di seluruh Indonesiacenderung menurun, yaitu 4,10 kasus per 1000 penduduk pada tahun2005 menjadi 1,75 kasus per 1000 penduduk pada tahun 2011. Jumlahpemeriksaan sediaan darah dengan uji diagnosis malaria meningkat, dari47% (982.828 pemeriksaan sediaan darah dari 2.113.265 penderita klinis)pada tahun 2005, menjadi 63 % (1.164.405 pemeriksaan sediaan darahdari 1.849.062 penderita klinis) pada tahun 2011. Walaupun demikianselama tahun 2011 masih sering tejadi KLB malaria di 9 kabupaten/kotadari 7 Provinsi dengan penderita mencapai 1.139 kasus dengan 14 kasusdiantaranya meninggal ( CFR= 1,22 % ) (Subdit Malaria, 2011)

B. Program Pengendalian Malaria

Program pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasimalaria sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang hidup sehat, yangterbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030.Eliminasi malaria tersebut dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oelhPemerintah, pemerintah daerah, bersama mitra kerja pembangunan,termasuk LSM, dunia usaha, lembaga donor, organisasi profesi,organisasi kemasyarakatan dan masyarakat.Eliminasi malaria dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota, provinsi,dan dari satu pulau ke pulau yang lebih luas sampai seluruh wilayahIndonesia, sesuai dengan situasi malaria dan ketersediaan sumber dayayang tersedia.

Untuk mencapai tujuan pengendalian malaria diterapkan strategipengendalian malaria sebagai berikut :

1. penemuan dini dan pengobatan yang tepat, dengan aksespelayanan kesehatan berkualitas,

Page 7: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

6

2. penurunan risiko penularan dengan memanfaatkan forum gebrakmalaria,

3. memperkuat sistem surveilans, monitoring dan evaluasi,4. memperkuat SDM dan pengembangan teknologi,5. advokasi dan sosialiasi,6. penggalangan kemitraan,7. pemberdayaan dan penggerakan masyarakat

Kondisi endemisitas malaria di berbagai wilayah di Indonesia bervariasidan ini mengharuskan perbedaan strategi pengendalian yang lebih sesuaiantara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu,kabupaten/kota di Indonesia perlu ditetapkan status endemisitasnya atautahapan eliminasi malaria yang telah dicapainya. Daerah Jawa-Bali yangsebagian besar telah berada pada tahapan pra-eliminasi, tentu berbedastrategi pengendaliannya dengan daerah-daerah lain yang masih beradapada tahapan pemberantasan. Kriteria umum tahapan eliminasi daerahkabupaten/kota dan karakteristik epidemiologinya dapat dilihat pada tabelberikut :

Tabel. 1Kriteria Umum Daerah Kabupaten/Kota Sesuai Tahapan Eliminasi

Tahapan Eliminasi Kabupaten/KotaKriteria Pemberantasan PreEliminasi Eliminasi Pemeliharaan

SPR (%) 5% - lebih <5% --- Tidak adakasusindigenous> 3 tahun

API(/1000)

--- --- <1/1000pddk

Kasusindigenous

--- --- Kasusmasihditemukansampai dg3 thpertamatidak adakasusindigenous

Tabel 2Karakteristik Epidemiologi Daerah Kabupaten/Kota Sesuai Tahapan

Page 8: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

7

Eliminasi

Tahapan Eliminasi Kabupaten/KotaKriteria Pemberantasan PreEliminasi Eliminasi PemeliharaanPenularansetempat

Tinggi rendah sangatrendah

tidak ada

Kejadianmalaria

Menyebar rata,terutama balita

Terkonsentrasi di daerahreseptifmalaria

terbatas,jarang,sporadis

Hanya kasusimpor

% kasusmalaria/kasusdemam diPuskesmas

Tinggi kecil Sangat kecil Tidak ada

Pemeriksaanmikroskopis

Belum semuaPuskesmas

SemuaPuskesmas,belum semuakasus suspek

SemuaPuskesmas,semuakasussuspek

SemuaPuskesmas,semua kasussuspek

Perekamandan pelapor-an Data

Agregat Agregat –sebagianindividual

individual individual

Kriteria KLBdaninvestigasi

Berdasarkanpeningkatanjumlah kasus

Berdasarkanpeningkatanjumlah kasus

Satu kasusindigenous

Satu kasusindigenous

Informasi tentang besarnya jumlah dan kematian kejadian malaria,beserta distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapatmenentukan kondisi endemisitas wilayah-wilayah di Indonesia dan sangatdiperlukan dalam merumuskan perencanaan, pelaksanaaan danmonitoring evaluasi program pengendalian malaria. Oleh karena itu, perludiselenggarakan sistem pencatatan dan pelaporan yang didukung olehsuatu sistem yang handal dalam penyelenggaraan sistem surveilans dansistem informasi malaria (sismal) berdasarkan tahapan eliminasi malariadi indonesia

C. Pengertian

1. Surveilans adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terusmenerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dankondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularanpenyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapatmelakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisienmelalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaraninformasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan 1

1Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan

Page 9: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

8

2. Surveilans malaria adalah kegiatan analisis secara sistematis danterus menerus terhadap penyakit malaria dan faktor-faktor yangmempengaruhi, termasuk pola perubahan dan distribusinya, agardapat melakukan tindakan pengendalian malaria secara efektif danefisien melalui proses penemuan penderita, pengumpulan data,pengolahan dan penyebaran informasi kepada lintas program danlintas sektor terkait dalam pengendalian malaria

3. Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLBMalaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malariabeserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkanteknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untukmeningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dantindakan penanggulangan KLB malaria yang cepat dan tepat 2.

4. Kasus tersangka malaria (malaria suspek) seseorang yang tinggaldi daerah endemis malaria atau adanya riwayat bepergian ke daerahendemis malaria dalam empat minggu terakhir sebelum menderitasakit, menderita sakit dengan gejala demam atau riwayat demamdalam 48 jam terakhir

5. Kasus malaria konfirmasi atau disebut kasus malaria positifadalah seseorang dengan hasil pemeriksaan sediaan darah positifmalaria berdasarkan pengujian mikroskopis ataupun rapid diagnostictest/RDT. Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malariaindigenous, kasus malaria impor dan kasus malaria konfirmasiasimtomatis

6. Kasus malaria indigenous adalah kasus malaria positif yangpenularannya terjadi di wilayah setempat dan tidak ada bukti langsungberhubungan dengan kasus impor. Secara teknis, kasus malariaindigenous adalah kasus tersangka malaria yang tidak memilikiriwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam empat minggusebelum sakit dan hasil pemeriksaan sediaan darah adalah positifmalaria

7. Kasus malaria impor adalah kasus malaria positif yangpenularannya terjadi di luar wilayah. Secara teknis kasus malariaimpor adalah kasus tersangka malaria dengan riwayat bepergian kedaerah endemis malaria dalam 4 minggu terakhir sebelum menderitasakit dan hasil pemeriksaan sediaan darah adalah positif malaria

2Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 042/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit Malaria

Page 10: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

9

8. Kasus Introduce adalah kasus indigenous yang tertular langsungoleh kasus impor. Secara teknis, kasus introduce adalah seseorangyang :

Yang tinggal di daerah tahap eliminasi atau pemeiliharaan,yang

Menderita sakit demam dan positif malaria, dan dengan riwayat tinggal dalam radius 100 meter dari kasus

impor, pada 2-8 minggu sebelum mulai demam, dan tidak ada riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria 4

minggu terakhir sebelum demam

9. Kejadian luar biasa (KLB) malaria adalah timbulnya ataumeningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian penyakit malariayang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurunwaktu tertentu.

Secara teknis KLB malaria berbeda setiap daerah berdasarkantahapan eliminasi malaria :

a. Pada daerah tahap pemberantasan dan pre-eliminasi, terjadi KLBmalaria jika :

Pada suatu desa atau kelurahan(1) terjadi peningkatan jumlah penderita dalam sebulan sebanyak

2 kali atau lebih dibandingkan dengan salah satu keadaandibawah ini : Jumlah penderita dalam sebulan pada bulan sebelumnya Jumlah penderita dalam sebulan, pada bulan yang sama

tahun sebelumnya Jumlah penderita maksimum pada pola maksimum dan

minimum

dan slide positivity rate pada Kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) lebih dari 20% dan parasit Plasmodiumfalsiparum dominanatau

(2) terjadi peningkatan jumlah penderita malaria meninggal dalamperiode tertentu (satu bulan) lebih dari 50 % dibandingkeadaan sebelumnya dalam periode yang sama

b. Pada daerah tahap eliminasi, terjadi KLB malaria jika :Pada suatu desa atau kelurahan :

Page 11: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

10

(1) Terjadi peningkatan jumlah penderita indigenous dalamsebulan sebanyak 2 kali atau lebih dibandingkan dengan salahsatu keadaan dibawah ini : Jumlah penderita indigenous dalam sebulan pada bulan

sebelumnya Jumlah penderita indigenous dalam sebulan, pada bulan

yang sama tahun sebelumnya Jumlah penderita indigenous maksimum pada pola grafik

maksimum-minimum,

dan slide positivity rate pada Kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) atau pada Penemuan Kasus MalariaSecara Aktif (ACD) lebih dari 20% dan parasit Plasmodiumfalsiparum dominanatau

(2) terjadi peningkatan jumlah penderita malaria (indigenous,impor) meninggal dalam periode tertentu lebih dari 50 %dibanding keadaan sebelumnya dengan periode yang sama

c. Pada daerah tahap pemeliharaan, terjadi KLB malaria jikaditemukan satu atau lebih penderita malaria indigenous

10. Jejaring Surveilans dan Sistem Informasi Malaria adalah jejaringdalam satu kesatuan sistem yang melakukan pertukaran data,informasi, teknologi dan keahlian terkait dengan kegiatanpengendalian malaria di Indonesia yang meliputi:a. Jaringan kerjasama antara unit-unit pelaksana surveilans dan

sistem informasi malaria dengan unit-unit pelaksana pelayanankesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, laboratorium dan unitpenunjang lainnya.

b. Jaringan kerjasama antara unit-unit pelaksana surveilans dansistem informasi malaria dengan pusat-pusat penelitian dan kajian

c. Jaringan kerjasama antara unit-unit pelaksana surveilans dansistem informasi malaria yang ada di kabupaten/Kota, provinsi danpusat

d. Jaringan kerjasama unit pelaksana surveilans dan sistem informasimalaria dengan berbagai lintas sektor terkait nasional, bilateralnegara, regional dan internasional

11. Eliminasi Malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan penularanmalaria setempat (indigenous) dalam satu wilayah geografis tertentu,dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada

Page 12: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

11

vektor malaria di wilayah tersebut sehingga tetap dibutuhkan kegiatankewaspadaan untuk mencegah penularan kembali 3

12. API (Annual Parasite Incidence) adalah jumlah penderita positifmalaria dalam satu tahun per 1000 penduduk (tengah tahun) di suatuwilayah tertentu. Wilayah API adalah desa/kelurahan,kecamatan/wilayah puskesmas, kabupaten/kota.

13. ABER (Annual Blood Examination Rate) adalah prosentase jumlahsediaan darah yang diperiksa untuk pengujian malaria (mikroskopisdan RDT) dalam satu tahun terhadap jumlah penduduk (tengah tahun)dalam suatu wilayah tertentu.

14. SPR (Slide Positivity Rate) adalah prosentase jumlah sediaan darahpositif terhadap jumlah sediaan darah yang diperiksa.

15. Fokus malaria aktif adalah wilayah masih terjadi penularan malaria.Secara teknis fokus malaria aktif adalah wilayah (desa/kelurahan)yang mempunyai riwayat adanya kasus malaria indigenous dalam 3tahun terakhir.

16. Wilayah reseptif malaria adalah wilayah yang memiliki vektormalaria dengan kepadatan tinggi dan terdapat faktor lingkungan sertaiklim yang menunjang terjadinya penularan malaria

17. Wilayah vulnerabel malaria adalah wilayah yang rawan terjadinyapenularan malaria karena berdekatan dengan wilayah yang masihterjadi penularan malaria, atau masih tingginya kasus impor dan/ataumasih tingginya vektor infektif yang masuk ke wilayah ini

18. Daerah berdasarkan tahapan pengendalian malaria atau tahapaneliminasi adalah daerah yang menerapkan pengendalian malariasesuai dengan salah satu dari 4 tahapan eliminasi, yaitu tahappemberantasan, tahap preeliminasi, tahap eliminasi dan tahappemeliharaan.

19. Daerah endemis malaria adalah wilayah puskesmas, ataukabupaten/kota yang masih terjadi penularan malaria. Secara teknisdaerah endemis malaria diartikan sebagai wilayah seluasPuskesmas/Kecamatan, kabupaten/kota atau provinsi yangmempunyai fokus malaria aktif

3Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 293/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria

Indonesia

Page 13: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

12

20. Unit pelaksana surveilans adalah kelompok kerja teknis strukturalatau fungsional, dengan dukungan sarana dan sistem kerja tertentuyang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan sistem surveilans,baik berlangsungnya mekanisme kerja surveilans, maupun upayapenguatan kinerja surveilans.

21. Unit sumber data surveilans adalah kelompok kerja teknis strukturalatau fungsional, dengan dukungan sarana dan sistem kerja tertentuyang bertugas menyediakan data surveilans sesuai ketentuan dalampenyelanggaraan sistem surveilans

22. Surveilans rutin adalah surveilans yang seluruh proses kegiatansurveilans dilaksanakan sepanjang tahun

23. Surveilans khusus adalah surveilans yang seluruh proses kegiatansurveilans dilaksanakan dalam periode waktu terbatas.

24. Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap kemungkinanterjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasi pemantauansecara terus menerus dan sistematis terhadap perkembanganpenyakit berpotensi KLB agar dapat mengetahui secara dini danrespon terjadinya KLB

25.Deteksi dini kondisi rentan KLB merupakan kewaspadaan terhadapkemungkinan terjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasipemantauan secara terus menerus dan sistematis terhadap perubahankondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini kondisi yangrentan terjadinya KLB, tindakan pencegahan dan atau antisipasi yangsesuai.

26.Kondisi rentan KLB adalah kondisi masyarakat, lingkungan-perilakudan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merupakan faktorrisiko terjadinya KLB

27.Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada saatterjadi KLB malaria untuk menangani penderita, mencegah perluasankejadian dan timbulnya penderita atau kematian baru

28.Peringatan Kewaspadaan Dini KLB merupakan pemberian informasiadanya ancaman terjadinya KLB malaria pada suatu daerah dalamperiode waktu tertentu

29.Program penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemenyang bertujuan agar daerah yang KLB malaria tidak lagi menjadimasalah kesehatan masyarakat.

Page 14: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

13

II. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Terselenggaranya sistem surveilans, sistem informasi dan SKD-KLBberdasarkan tahapan eliminasi malaria di indonesia

2. Tujuan Khusus :

a. Meningkatnya pemahaman petugas terhadap pelaksanaansurveilans dan sistem informasi malaria berdasarkan tahapaneliminasi

b. Tersedianya data penyakit dan faktor risiko malaria serta dataterkait lainnya dalam pengendalian malaria

c. Terlaksananya kegiatan pengolahan dan analisis data secara rutind. Diperolehnya peta stratifikasi malaria menurut desa, kecamatan

dan kabupaten/kotae. Meningkatnya Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

(SKD-KLB) malariaf. Terlaksananya diseminasi informasi data dan informasi serta

rekomendasi kepada pelaksana program pengendalian malaria,lintas program dan lintas sektor terkait dalam pengendalian malaria

Page 15: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

14

III. DASAR HUKUM

Dalam pelaksanaan surveilans dan sistem informasi malaria mengacukepada dasar hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan3. PP No 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman PenyelenggaraanSistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor293/Menkes/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria Di Indonesia

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010tentang jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkanwabah dan upaya penanggulangannya

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 275/MENKES/III/2007 tentangsurveilans malaria

8. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 443.41/465/SJ Tahun2010 tentang Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria Di Indonesia

Page 16: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

15

IV. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malariameliputi kebijakan teknis, strategi, pengorganisasian, jenispenyelenggaraan, pokok kegiatan penguatan kinerja, dan indikator kinerja

Page 17: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

16

V.KEBIJAKAN TEKNIS

1. Surveilans dan sistem informasi malaria merupakan bagian integraldari sistem surveilans epidemiologi nasional untuk mendukungtersedianya data dan informasi yang cepat dan akurat, sebagaidasar pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pengendalianmalaria, termasuk SKD-KLB

2. Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria sesuaidengan tahapan eliminasi masing-masing wilayah

Page 18: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

17

VI. STRATEGI

1. Advokasi, sosialisasi, dan dukungan peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaran surveilans dan sistem informasimalaria

2. Pengembangan surveilans dan sistem informasi malaria sesuaidengan kebutuhan program

3. Peningkatan mutu data dan informasi4. Peningkatan kompentensi tenaga pelaksana surveilans dan sistem

informasi malaria5. Pengembangan tim pelaksana surveilans dan sistem informasi

malaria6. Penguatan jejaring surveilans dan informasi malaria7. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi bagi pelaksanaan

surveilans dan sistem informasi malaria

Page 19: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

18

VII. PENGORGANISASIAN

Sesuai dengan peran dan fungsinya, setiap fasilitas pelayanankesehatan pemerintah dan swasta, unit pelaksana teknis daerah danpusat, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dankementerian kesehatan melaksanakan surveilans dan sisteminformasi malaria.

Page 20: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

19

VIII. TEKNIS OPERASIONAL PENYELENGGARAANSURVEILANS

Berdasarkan tahapan eliminasi malaria pada masing-masing daerah,penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria terdiri atas :

a. Surveilans malaria di daerah pada tahap pemberantasanb. Surveilans malaria di daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan

pemeliharaan

Masing-masing penyelenggaraan surveilans tersebut memiliki sumber-sumber data dan pemanfaatan data dengan teknis analisis yang berbeda.Data yang berasal dari berbagai sumber data surveilans dihimpun, diolahdan dilaporkan dalam 2 kelompok kegiatan surveilans, yaitu surveilansrutin, dan surveilans khusus. Sementara pemanfatan data surveilanstersebut dibagi dalam 2 bagian, yaitu pemanfaatan data untuk mendukungkegiatan perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria (informasi kinerja program), dan pemanfaatan datasurveilans untuk mendukung pelaksanaaan sistem kewaspadaan dinikejadian luar biasa (SKD-KLB) malaria

GambarPenyelenggaraan Surveilans Malaria

Keterangan :Sumber Data : Perekaman, pengumpulan, pengolahan dan pelaporanPemanfaatan Data : penyajian dan analisis

A. Surveilans Tahap Pemberantasan

Sumber Data Pemanfaatan Data

1.Surveilans Rutin 1.Diseminasi Informasi

2.Surveilans Khusus 2.Informasi Kinerja Program

3.SKD-KLB Malaria

B. Surveilans Tahap PreEliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan

Sumber Data Pemanfaatan Data

1.Surveilans Rutin 1.Diseminasi Informasi

2.Surveilans Khusus 2.Informasi Kinerja Program

3.SKD-KLB Malaria

Page 21: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

20

A. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem InformasiMalaria Pada Tahap Pemberantasan

Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria di daerahprogram pengendalian malaria tahap pemberantasan malaria terdiri darisurveilans rutin, surveilans khusus, data dan informasi kinerja programdan SKD KLB malaria.

1. Surveilans Rutin

Surveilans rutin terdiri dari jenis surveilans rutin (sumber data, variabel,perekaman dan pengolahan data) , pelaporan data, danpenyebarluasan informasi

a. Jenis Surveilans

(1) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataPenemuan Penderita Malaria Di Puskesmas Dan RumahSakit Serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya

(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah penderita yangberobat ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatanlainnya yang didiagnosis sebagai penderita malaria.Penderita malaria terdiri dari kasus malaria suspek, kasusmalaria suspek dengan pengujian mikroskopis/ pemeriksaancepat dan kasus malaria positif

(b) VariabelVariabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek.Variabel data kasus malaria dengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepat dan kasus malaria positif terdiri atasidentitas penderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin,tanggal berobat, tanggal mulai sakit, gejala, hasilpemeriksaan mikroskopis (jenis parasit) dan ataupemeriksaan cepat, obat yang diterima penderita sertavariabel lain yang diperlukan, sesuai Kartu Penderita MalariaPositif (contoh lampiran 10.1)

(c) Perekaman dan Pengolahan DataKasus malaria suspek berobat ke Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan lainnya direkam pada RegisterPenderita Berobat Di Puskesmas/Fasilitas Pelayanan

Page 22: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

21

Kesehatan dengan keterangan diagnosis kasus malariasuspekKasus malaria suspek berobat ke Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat, direkam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis Malaria Puskesmas (PCD).Data kasus malaria suspek pada Register Penderita Berobatdi Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (PCD)dan data kasus malaria positif pada Kartu Penderita MalariaPositif (contoh lampiran 10.1) atau Register PemeriksaanMikroskopis Malaria Puskesmas (PCD), kemudiandirekapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita MalariaPuskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan (PCD) setiap akhirminggu dan setiap akhir bulan (lampiran 10.4)

GambarAlur Perekaman dan Pengolah Data Malaria

Berdasarkan Penemuan Penderita di PuskesmasDaerah Tahap Pemberantasan

Kasus Malaria Suspekdi Puskesmas

Rujuk PemeriksaanMikroskopis

Rekapitulasi Penderita MalariaPuskesmas (PCD)

Rekam dalam RegisterPenderita BerobatPuskesmas (PCD)

Rekam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis

Puskesmas (PCD)

Kasus malaria positifRekam dalam Kartu

Penderita Malaria Positif

(2) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(Active Case Detection)

Kegiatan Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif diLapangan menjadi alternatif pengendalian malaria pada tahappemberantasan, antara lain karena sangat tingginya risiko sakitberat atau meninggal, dan kegiatan penemuan penderitamalaria secara pasif tidak efektif menurunkan risiko penularanmalaria di daerah tersebut

(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah penderita malariayang ditemukan saat melaksanakan kunjungan dari rumah

Page 23: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

22

ke rumah atau yang berkunjung ke pos-pos pelayanankesehatan yang dilaksanakan dalam rangka kegiatanPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di LapanganPenderita malaria terdiri dari kasus malaria suspek, kasusmalaria dengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepatdan kasus malaria positif

(b) VariabelVariabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek.Variabel data kasus malaria dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat dan kasus malaria positifterdiri atas identitas penderita, alamat desa/dusun, umur,jenis kelamin, tanggal berobat, tanggal mulai sakit, gejala,hasil pemeriksaan mikroskopis (jenis parasit) dan ataupemeriksaan cepat, obat yang diterima penderita sertavariabel lain yang diperlukan

(c) Perekaman dan Pengolahan DataKasus malaria suspek yang ditemukan saat melaksanakankegiatan penemuan penderita malaria secara aktif dilapangan direkam pada Register Penderita Malaria PadaPenemuan Penderita Secara Aktif di Lapangan (ACD).Kasus malaria suspek dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat direkam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis Malaria Pada PenemuanPenderita Malaria Secara Aktif di Lapangan (ACD).Data kasus malaria suspek yang telah direkam padaRegister Penderita Malaria Pada Penemuan PenderitaSecara Aktif di Lapangan (ACD) dan data kasus malariapositif pada Register Pemeriksaan Mikroskopis Malaria PadaPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangandirekapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita MalariaPada Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD) setiap akhir minggu dan setiap akhir bulan (lampiran10.4)

(3) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataProgram Pengendalian Malaria

(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini terdiri atas : Distribusi kelambu pada kegiatan ante natal care,

bersumber dari laporan Cohort Ibu pada ProgramKesehatan Ibu Hamil

Page 24: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

23

Distribusi kelambu pada kegiatan imunisasi, bersumberdari laporan Rekapitulasi Bayi Puskesmas ProgramImunisasi

Distribusi kelambu pada penderita malaria berobat,bersumber dari catatan Kartu Penderita Malaria

Distribusi kelambu melalui kegiatan lainnya, bersumberdari laporan hasil kegiatan, seperti : kampanye kelambumasal, penanggulangan KLB.

(b) VariabelVariabel perekaman data program pengendalian malariaterdiri atas distribusi kelambu masing-masing wilayah (desa)dari berbagai program terkait (ante natal care, Imunisasi, KIAdan lain sebagainya)

(c) Perekaman dan Pengolahan DataData jumlah kelambu yang didistribusikan pada pelaksaaankegiatan pengendalian malaria direkam dan dikompilasikedalam formulir Rekapitulasi Data Program MalariaPuskesmas (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contohlampiran 10.5)

(d) Analisis Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu

menurut desa/kelurahan pertahun. Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu dalam

kerangka menurunkan risiko penularan malaria, dianalisisbersama dengan cakupan penyemprotan insektisida,cakupan pengobatan massal dan perbaikan kegiatanmasyarakat yang berisiko penularan malaria.

(4) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataLogistik Obat

(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah LaporanPenggunaan Obat Malaria di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

(b) VariabelVariabel perekaman Data Logistik Obat Malaria terdiri ataspenerimaan, pemanfaatan dan sisa

(c) Perekaman dan Pengolahan Data

Page 25: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

24

Data logistik obat malaria direkam dan dikompilasi kedalamformulir Rekapitulasi Data Program Malaria Puskesmas(Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contoh lampiran 10.5)

(d) AnalisisMonitoring penerimaan, pemanfaatan dan sisa obat berkalabulanan dan tahunan pada masing-masing fasilitaspelayanan kesehatanJumlah obat yang dimanfaatkan dibandingkan dengancakupan pengobatan

(5) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Berdasarkan HasilPengamatan Vektor Malaria

Daerah pada tahap pemberantasan, melaksanakanpengamatan vektor di seluruh wilayah dengan menetapkan titik-titik pengamatan (sentinel) yang ditetapkan oleh DinasKesehatan Kabupaten/Kota

(a) Sumber DataSumber data pengamatan vektor adalah pengukuran vektoryang dilaksanakan pada lokasi-lokasi pengamatan yangtelah ditentukan berdasarkan riwayat kejadian KLB atautingginya kejadian malaria.

(b) VariabelVariabel perekaman data pengamatan vektor adalah rata-rata kepadatan vektor (nyamuk dan jentik) per bulan padawilayah dusun/desa (kelurahan) atau atas dasar lokasipengamatan vektor yang telah ditentukan

(c) Perekaman dan Pengolahan DataData pengamatan vektor direkam dan dikompilasi kedalamformulir Rekapitulasi Pengamatan Vektor Puskesmas(contoh lampiran 10.7)

(d) Analisis Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan

lokasi pengamatan vektor Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan

wilayah Puskesmas Peta kepadatan vektor menurut wilayah pengamatan

vektor

Page 26: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

25

(6) Surveilans MigrasiTidak dilaksanakan di daerah pada tahap pemberantasan

b. Analisis

Data yang diperoleh dari pelaksanaan surveilans rutindimanfaatkan untuk menyediakan data-informasi indikator kinerjaprogram dan untuk keperluan SKD-KLB malaria

c. Pelaporan

(1) Puskesmas, RS dan fasilitas pelayanan kesehatan yang telahmerekam dan merekapitulasi Data Surveilans Rutin, segeramengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya. Beberapadaerah, Fasilitas Pelayanan Kesehatan bukan Rumah Sakitmengirimkan laporan ke Puskesmas dimana FasilitasPelayanan Kesehatan berada.

(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi dataRekapitulasi Data Surveilans Rutin, dan segera mengirimkannyake Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan), selambat-lambatnya tanggal 10 bulanberikutnya. Pengiriman laporan dilakukan melalui e-mail dalambentuk file excel dan file scanning laporan resmi yang sudahditandatangani oleh pejabat berwenang.

(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi data RekapitulasiData Surveilans Rutin, dan segera mengirimkannya ke Pusat(Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan), selambat-lambatnyatanggal 15 bulan berikutnya. Pengiriman laporan dilakukanmelalui e-mail dalam bentuk file excel dan file scanning laporanresmi yang sudah ditandatangani oleh pejabat berwenang.

Page 27: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

26

GambarAlur Pelaporan Bulanan Data Penderita Malaria

PuskesmasRumah Sakit

Dinas KesehatanKabupaten/Kota

Dinas KesehatanProvinsi

Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan

FasilitasPelayananKesehatanlain

d. Penyebarluasan Informasi

Data dan analisis data surveilans rutin diinformasikan padaberbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalamperencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembanganMinimal, Puskesmas/RS, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, DinasKesehatan Provinsi dan Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatanmenerbitkan :

(1) Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan dan informasi lainyang diperlukan secara periodik bulanan, antara lain meliputi(a) % jumlah kasus malaria suspek yang diperiksa RDT atau

mikroskopis per jumlah kasus malaria suspek (% sediaandarah per bulan)

(b) jumlah kasus malaria positif per 1.000 kasus suspekdiperiksa dengan RDT atau mikroskopis (slide positivity rateper bulan)

(c) % kasus malaria dg Plasmodium falsiparum per jumlahkasus malaria positif (% Pfalsiparum per bulan)

(d) % kasus malaria positif <5 tahun per total kasus malariapositif

(e) % kasus malaria positif ibu hamil per total kasus malariapositif

(f) % kasus malaria positif perempuan per total kasus malariapositif

(g) % jml kasus malaria positif rawat inap per total penderitarawat inap

(h) % jml kasus malaria positif rawat inap meninggal per totalpenderita rawat inap meninggal,

Page 28: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

27

(i) curah hujan perbulan(j) data kepadatan vektor perbulan

(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.1. Tabel AnalisisIndikator Malaria Bulanan)

(2) Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunan, Profil Malaria daninformasi lain yang diperlukan secara periodik tahunan, antaralain meliputi(a) data jumlah penduduk,(b) data jumlah penduduk di wilayah reseptif,(c) jumlah kasus malaria suspek,(d) jumlah kasus malaria suspek dengan RDT dan mikroskopis

(% sediaan darah tahunan),(e) jumlah kasus malaria positif,(f) jumlah kasus malaria positif ibu hamil,(g) jumlah kasus malaria positif berumur <5 tahun,(i) % jumlah kasus malaria positif per total jumlah kasus

malaria suspek diperiksa (dengan RDT+mikroskopis) (slidepositivity rate per tahun)

(j) % jumlah kasus malaria positif Plasmodium falsiparum perjumlah kasus malaria positif (% Pfalsiparum per tahun),

(k) Annual parasit incidence (API) per total penduduk dan desa,puskesmas, atau kabupaten/kota

(l) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap,(m) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap meninggal

per 100.000 penduduk,(n) jumlah laporan unit sumber data bulanan yang diterima

(kelengkapan laporan),(o) jumlah laporan unit sumber data bulanan diterima tepat

waktu (ketepatan laporan)

(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.2. Tabel AnalisisIndikator Malaria Tahunan)

2. Surveilans Khusus

Surveilans khusus terdiri dari jenis surveilans khusus (metode danformat laporan), pelaporan data, dan penyebarluasan informasi

a. Jenis Surveilans, Metode dan Format Pelaporan

Daerah pada tahap pemberantasan, melaksanakan kegiatanSurveilans Khusus, antara lain : Surveilans Pada Saat KLB, SurveiVektor, Pemeriksaan Darah Massal (Mass Blood Survey),Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever Survey), Survei

Page 29: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

28

Dinamika Penularan Malaria, Survei Pengetahuan, Sikap danPerilaku Masyarakat, Monitoring Efikasi Obat dan Resistensi Obat,Monitoring Resisten Insektisida dan Kelambu Berinsektisida, sertapenelitian-penelitian

Tujuan, metode, sumber data dan variabel serta pelaporannyaadalah spesifik masing-masing jenis Surveilans Khusus, dandilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayahdan permasalahannya

(1) Surveilans Pada Situasi KLB MalariaMerupakan bagian dari penyelidikan dan penanggulangan KLB,dan wajib dilaksanakan selama periode KLB. Setelah KLBdinyatakan selesai, kegiatan surveilans kembali pada sistemsurveilans dalam keadaan normal

Kegiatan penyelidikan-penanggulangan dan surveilans selamaperiode KLB adalah sebagai berikut :

(a) Puskesmas yang mengetahui adanya indikasi KLB malaria,segera membuat laporan adanya KLB malaria kepada DinasKesehatan Kabupaten/Kota (laporan KLB 24 jam/W1)Pada daerah tahap pemberantasan, indikasi KLB malariaadalah terdapat peningkatan jumlah kasus malaria positifpada wilayah dan periode waktu tertentu, atau adanyapeningkatan jumlah kematian karena malaria.

(b) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmasmelaksanakan penyelidikan epidemiologi segera setelahLaporan KLB 24 Jam/W1 diterima Dinas KesehatanKabupaten/Kota.Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat dapatdilaksanakan bersama dengan kegiatan penyelidikanepidemiologi

(c) Melaksanakan berbagai upaya pengobatan penderita danpengendalian penularan malaria, disesuaikan dengan situasidan kebutuhan penanggulangan KLB, antara lain :

Mendirikan pos-pos pelayanan kesehatan dekatdengan pemukiman penduduk (metode PenemuanPenderita Demam Massal/MFS), terutama pada lokasiyang diduga terjadi penularan yang tinggi

Pemeriksaan Darah Massal (MBS), terutama padawilayah-wilayah KLB dengan attack rate dan ataucase fatality rate yang tinggi

Page 30: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

29

Mendistribusikan kelambu berinsektisida, Melaksanakan Penyemprotan Insektisida (IRS)

(d) Melaksanakan surveilansSecara umum, surveilans selama periode KLB malariaadalah memanfaatkan data yang diperoleh saatmelaksanakan kegiatan penanggulangan KLB malaria,antara lain,

data penderita berdasarkan kegiatan PenemuanPenderita Malaria di Pos-pos Kesehatan dan atauFasilitas Kesehatan Lain;

data penderita berdasarkan kegiatan PemeriksaanDarah Massal (MBS),

jumlah rumah/keluarga terlindungi menurutdusun/desa KLB sebagai hasil kegiatanpenyemprotan rumah (IRS), distribusi kelambu,perbaikan kegiatan masyarakat dan sebagainya

(e) Sesuai dengan kebutuhan penyelidikan dapat dilakukanberbagai penyelidikan lebih luas :

Melakukan kajian jangkauan dan kualitas pelayanankesehatan dan pengaruhnya terhadap menculnyaKLB malaria

Melaksanakan Survei Pengetahuan, Sikap danPerilaku Masyarakat, dan pengaruhnya terhadapmunculnya KLB malaria

Melaksanakan kajian kondisi lingkungan pemukiman,curah hujan dan migrasi penduduk, dan pengaruhnyaterhadap munculnya KLB malaria, terutama untukmengetahui adanya lingkungan sebagai sumber-sumber penularan

Melakukan survei dinamika penularan Melaksanakan pengamatan dan survei vektor Melaksanakan verbal otopsi

Kriteria KLB malaria pada daerah tahap pemberantasan, sertatatacara pelaksanaan surveilans selama periode KLB malariadisesuaikan dengan kondisi dan keperluan analisis KLB yangterjadi. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3

(2) Survei Vektor Penular MalariaMerupakan kajian dan penelitian vektor penular malaria padasuatu wilayah tertentu yang diduga telah terjadi penularanmalaria.

Page 31: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

30

Daerah pada tahap pemberantasan melaksanakan survei vektorsesuai kebutuhan berdasarkan analisis situasi malaria danpengamatan vektor, terutama pada daerah yang terjadipeningkatan kasus malaria sangat tinggi atau terjadi KLBmalaria, daerah-daerah yang sering terjadi KLB, daerah denganangka kejadian malaria cukup tinggi dan tidak menunjukkanadanya perbaikan dari waktu ke waktu.

(3) Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever Survey)

Penemuan penderita demam massal adalah menemukan kasusmalaria positif diantara penduduk pada suatu wilayah tertentudengan cara memeriksa semua penderita demam suspekmalaria (kasus malaria suspek) pada suatu wilayah tertentu, danmemastikan diagnosis malaria (jenis parasit) melaluipemeriksaan mikroskopis atau pemeriksaan cepat (RDT).Semua kasus malaria positif mendapat pengobatan standar.Tujuan kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal adalahmengukur besarnya risiko penularan malaria di wilayah tertentu.

Kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal pada daerahtahap pemberantasan dilaksanakan pada wilayah yang didugaterjadi KLB malaria, terutama sebagai metodepembuktian/konfirmasi terjadinya KLB malaria(4) Pemeriksaan Darah Massal (Mass Blood Survey)

Pemeriksaan darah massal adalah menemukan dan mengobatikasus malaria positif (simtomatis dan asimtomatis) diantarapenduduk pada wilayah tertentu dengan cara melakukanpemeriksaan sediaan darah semua anggota masyarakat yangberada pada wilayah tertentu dan dalam periode waktu terbatas.Seseorang yang ditemukan parasit pada sediaan darahnyaadalah kasus malaria positif, dan setiap kasus malaria positifmendapat pengobatan standar. Tujuan kegiatan PemeriksaanDarah Massal adalah menurunkan risiko penularan dengancepat pada suatu wilayah tertentu.

Daerah pada tahap pemberantasan, melaksanakan kegiatanPemeriksaan Darah Massal (MBS) pada :(a) Wilayah desa/dusun endemis tinggi malaria, tetapi sebagian

besar penderita tidak menunjukkan gejala.(b) Daerah yang sedang terjadi peningkatan jumlah penderita

malaria atau berjangkit KLB malaria

Page 32: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

31

(c) Daerah yang sulit terjangkau pelayanan (remote area) diwilayah endemis tinggi malaria.

(5) Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat

Setiap wilayah mempunyai spesifikasi budaya dan perilakupenduduk berisiko penularan malaria, dan oleh karena itu, perlumelaksanakan survei Pengetahuan, Sikap dan PerilakuMasyarakat untuk mengetahui strategi pengendalian malariayang lebih tepatPrioritas melaksanakan survei Pengetahuan, Sikap dan PerilakuMasyarakat didaerah pada tahap pemberantasan antara lain :

(a) Wilayah-wilayah tertentu dimana upaya pengendalianmalaria tidak menunjukkan perbaikan

(b) Wilayah-wilayah yang akan melaksanakan pengendalianmalaria

(6) Survei Dinamika Penularan Malaria

Survei Dinamika Penularan Malaria adalah kajian menyeluruhdan sistematis terhadap perubahan tingkat dampak penularanmalaria di suatu wilayah agar dapat diperoleh cara-carapengendalian malaria yang tepat.

Di daerah tahap pemberantasan, prioritas Survei DinamikaPenularan Malaria adalah pada wilayah-wilayah denganpenularan malaria tinggi dan tidak menunjukkan perbaikansetelah dilaksanakan berbagai upaya pengendalian malaria,atau daerah yang akan menerapkan upaya pengendalianmalaria dimana informasi epidemiologi dan atau cara-carapengendalian yang tepat belum diketahui dengan baik.

(7) Surveillans Obat dan Insektisidaa. Efikasi Obat

Daerah tahap pemberantasan melaksanakan MonitoringEfikasi Obat sesuai dengan penetapan daerah SentinelMonitoring Efikasi Obat yang yang ditentukan secara nasionaloleh Kementerian KesehatanDaerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakanMonitoring Efikasi Obat yang tetap menjadi bagian integraldari kegiatan Monitoring Efikasi Obat Nasional

b. Resistensi Obat

Page 33: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria
Page 34: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

33

(8) PenelitianHasil penelitian malaria wajib dilaporkan dan dimanfaatkandalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupunnasional

b. Analisis

Data surveilans khusus dikompilasi, dilaporkan dan dimanfaatkandalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupunnasional, sesuai dengan metode surveilans dan desain analisispada masing-masing surveilans khusus, baik menurut waktu,tempat dan kelompok masyarakat

Sasaran. metode dan desain analisis data Surveilans Khusus lihatpada lampiran masing-masing Surveilans Khusus

c. Pelaporan

(1) Pelaksana surveilans khusus membuat laporan hasilpelaksanaan kegiatan Surveilans Khusus, dan segeramengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,selambat-lambatnya 1 bulan sejak pelaksanaan SurveilansKhusus tersebut selesai.

(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi DataSurveilans Khusus dan segera mengirimkannya ke DinasKesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL, KementerianKesehatan

(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi Data SurveilansKhusus tersebut dan segera mengirimkannya ke Pusat (DitjenPP&PL, Kementerian Kesehatan)

d. Penyebarluasan Informasi

Data dan analisis data surveilans khusus diinformasikan padaberbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalamperencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan

3. Data dan Informasi Indikator Kinerja Program

Surveilans untuk perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasiprogram pengendalian malaria, atau disebut surveilans untuk

Page 35: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

34

manajemen adalah surveilans dan sistem informasi malaria terhadapindikator kinerja program pengendalian malariaIndikator kinerja utama program pengendalian malaria yang wajibdilaksanakan pemantauan di daerah tahap pemberantasan adalah:

a.API berdasarkan analisis menurut kabupaten,Puskesmas/kecamatan dan desa/kelurahan

b. SPR (slide positivity rate) berdasarkan analisis menurutkabupaten/kota sebagai bahan untuk menentukan status tahapaneliminasi

c. Cakupan pengobatan menurut desa/kelurahan, menurut Puskesmasdan kabupaten/kota

d. Cakupan konfirmasi mikroskopis/RDT/PCR menurut Puskesmasdan kabupaten/kota

e. Error rate pemeriksaan mikroskopis, berdasarkan pemeriksaanulang terhadap hasil pemeriksaan mikroskopis malaria positif(100%) dan hasil pemeriksaan mikroskopis malaria negatif (5%).

f. Cakupan pencegahan (IRS atau kelambu/LLIN’s) menurutdesa/dusun, Puskesmas dan kabupaten/kota

4. SKD KLB

Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLBMalaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malariabeserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkanteknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untukmeningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dantindakan penanggulangan KLB malaria yang cepat dan tepat 4. SKD-KLB malaria merupakan salah satu pilar penting programpenanggulangan KLB malaria.

Pada daerah tahap pemberantasan, SKD-KLB malaria dilaksanakanpada semua wilayah, terutama wilayah yang sering terjadi peningkatankasus malaria atau KLB malaria, fokus malaria aktif, wilayah reseptifmalaria dan wilayah vulnerabel malaria.

Secara umum, metode SKD-KLB malaria di daerah pada tahappemberantasan, tidak berbeda dengan tahap lain.

(1) Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadapperkembangan penyakit malaria, riwayat KLB malaria dan kondisi

4Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 042/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit Malaria

Page 36: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

35

lingkungan dan masyarakat yang merupakan faktor risikoterjadinya KLB agar dapat menentukan adanya daerah ataukelompok masyarakat yang rentan terjadinya KLB malaria, yaituwilayah yang sering terjadi peningkatan kasus malaria, fokus-fokusmalaria aktif, wilayah reseptif malaria dan wilayah vulnerabelmalaria.

(2) Memberikan peringatan pada pengelola program malaria, programterkait lainnya, sektor terkait dan masyarakat tentang adanyadaerah atau kelompok masyarakat yang rentan terjadinya KLBmalaria agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaanterhadap munculnya KLB malaria

(3) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadapmunculnya KLB malaria, terutama di Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatanlainnya serta masyarakat di daerah rentan KLB malaria, yaitu :

(a) Melaksanakan berbagai upaya pencegahan terjadinya KLBmalaria (merupakan bagian dari program penanggulanganKLB)

(b) Memperkuat kesiapsiagaan terhadap kemungkinanterjadinya KLB (merupakan bagian dari programpenanggulangan KLB)

(c) Melaksanakan sistem deteksi dini timbulnya kondisi rentanterjadinya KLB dan respon, terutama dengan melaksanakanpemantauan wilayah setempat rentan terjadinya KLBmalaria, terutama terhadap muncul atau berkembangnyafokus malaria aktif, wilayah reseptif malaria, wilayahvulnerabel malaria, curah hujan dan perubahan kegiatanmasyarakat yang berpotensi terjadinya KLB malaria

(d) Melaksanakan sistem deteksi dini adanya KLB dan respon,terutama melaksanakan pemantauan wilayah setempatkasus malaria di Puskesmas dan fasilitas pelayanankesehatan lain, serta mengembangkan sistem informasidugaan adanya KLB malaria dari masyarakat

(e) Melaksanakan penyelidikan dugaan KLB malaria, terutamapada kejadian peningkatan kasus malaria, dan ataupeningkatan kasus malaria meninggal dengan faktor risikoterjadinya KLB malaria. Dugaan adanya KLB malaria jugabisa terjadi dengan ditemukannya satu kasus malaria padawilayah yang tidak pernah terdapat kasus malaria di wilayahtersebut, tetapi memiliki faktor risiko terjadinya KLB malaria

Page 37: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

36

SKD-KLBMalaria

Kajian Epidmenentu-kan daerah/masyarakatrentanterjadi KLBmalaria

Peringatankewaspadaanpada daerahyg rentanKLB malaria

UpayaPencegahan KLB

KesiapsiagaanmenghadapiKLB

SistemDeteksiDiniKondisiRentanKLB

SistemDeteksiDini KLB

Penyelidikan- dugaan KLB

12

3

4

6

PWS kasusmalaria

IndentifikasiKLB dimasyarakat

Penyelidikanrentan KLB

5

PWS rentanmalaria

Indentifikasirentan KLB dimasyarakat

Secara lengkap, metode dan pelaksanaan SKD-KLB dapat dipelajaripada lampiran 3a. SKD-KLB Malaria

Page 38: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

37

B. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem InformasiMalaria Di Daerah Pada Tahap Pre-Eliminasi, EliminasiDan Pemeliharaan

Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria di daerah padatahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan malaria terdiri darisurveilans rutin, surveilans khusus, data dan informasi indikator kinerjaprogram serta SKD KLB Malaria.

1. Surveilans Rutin

a. Jenis Surveilans

(1) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataMalaria Di Puskesmas Dan Rumah Sakit Serta FasilitasPelayanan Kesehatan Lainnya

(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah penderita yangberobat ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatanyang didiagnosis sebagai penderita malaria. Penderitamalaria terdiri atas kasus malaria suspek, kasus malariasuspek dengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepatdan kasus malaria positif

(b) VariabelVariabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek.Variabel data kasus malaria dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, tanggal mulai sakit, gejala, hasil pemeriksaanmikroskopis (jenis parasit) dan atau pemeriksaan cepat, obatyang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukanVariabel data kasus malaria positif terdiri atas identitaspenderita, tanggal mulai sakit, gejala, faktor risiko dan obatyang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukansesuai Kartu Penderita Malaria Positif (contoh lampiran 10.1)

(c) Perekaman dan Format PelaporanKasus malaria suspek berobat ke Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan lainnya direkam pada Register

Page 39: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

38

Penderita Berobat di Puskemas/fasilitas pelayanankesehatan lainnya dengan keterangan diagnosis kasusmalaria suspekKasus malaria suspek berobat ke Puskesmas atau fasilitaspelayanan kesehatan dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat direkam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis Malaria di Puskesmas (PCD).Kasus malaria positif berobat ke Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan lainnya diwawancara dan direkamdatanya dalam Kartu Penderita Malaria Positif diPuskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (PCD)Data kasus malaria suspek pada Register Penderita Berobatdi Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (PCD)dan data kasus malaria positif pada Register PemeriksaanMikroskopis Malaria Puskesmas direkapitulasi dalam formulirRekapitulasi Penderita Malaria Klinik Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan (PCD) setiap akhir minggu dan setiapakhir bulan (lampiran 10.4)Data penderita malaria positif yang direkam pada KartuPenderita Malaria Positif (lampiran 10.1), kemudian dihimpundalam Register Harian Penderita Malaria di FasilitasPelayanan Kesehatan (contoh lampiran 10.3) dan kemudiandirekapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita Malaria(lampiran 10.4)

Alur Perekaman dan Pengolah Data MalariaBerdasarkan Penemuan Penderita di PuskesmasTahap Preeliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan

Kasus Malaria Suspekdi Puskesmas

Rujuk PemeriksaanMikroskopis

Kasus Malaria Positif

Rekam Pada Register Harianpenderita Malaria (PCD)

Rekam dalam RegisterPenderita BerobatPuskesmas (PCD)

Rekam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis

Puskesmas (PCD)

Rekam dengan Kartu Pende-rita Malaria Positif (PCD)

Rekapitulasi PenderitaMalaria Puskesmas (PCD)

Page 40: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

39

(2) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(Active Case Detection)

Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan (ACD)adalah kunjungan secara aktif dan berkala 2-4 minggu sekali kesetiap rumah penduduk untuk menemukan dan mengobatipenderita demam dengan malaria positif (kasus malaria positif).Kegiatan Penemuan Kasus Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD) menjadi salah satu cara pengendalian malaria padatahap preeliminasi, dan eliminasi, terutama di fokus malariaaktif, dimana upaya pengendalian dengan penemuan penderitamalaria pasif di Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatanlain tidak efektif menurunkan risiko penularan malaria

(a) Sumber DataSumber data surveilans ini adalah penderita malaria yangditemukan pada saat kunjungan dari rumah ke rumah atauyang berkunjung ke pos-pos pelayanan kesehatan yangdilaksanakan dalam rangka kegiatan Penemuan PenderitaMalaria Secara Aktif di Lapangan. Penderita malaria adalahseseorang yang didiagnosis oleh petugas sebagai penderitamalaria. Penderita malaria terdiri dari kasus malaria suspek,kasus malaria suspek dengan pemeriksaanmikroskopis/pemeriksaan cepat, dan kasus malaria positif

(b) VariabelVariabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek sertastatus penemuan penderita secara aktif (ACD).Variabel data kasus malaria dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, tanggal mulai sakit, gejala, hasil pemeriksaanmikroskopis (jenis parasit) dan atau pemeriksaan cepat, obatyang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukan,serta status penemuan penderita secara aktif (ACD). (contohlampiran 10.1)Variabel data kasus malaria positif terdiri atas identitaspenderita, tanggal mulai sakit, gejala, faktor risiko dan obatyang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukan,serta status penemuan penderita secara aktif (ACD). sesuaiKartu Penderita Malaria Positif (contoh lampiran 10.1)

Page 41: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

40

(c) Perekaman dan Pengolahan DataKasus malaria suspek yang ditemukan pada saat kunjunganrumah direkam pada Register Penderita Malaria PenemuanPenderita Malaria Secara Aktif (ACD) dengan keterangandiagnosis kasus malaria suspekKasus malaria suspek tersebut yang dirujuk dan diperiksadengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepat direkamdalam Register Pemeriksaan Mikroskopis Malaria PadaPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD).Kasus malaria positif yang ditemukan diwawancara dandirekam datanya dalam Kartu Penderita Malaria Positif PadaPenemuan Penderita Secara Aktif di Lapangan (ACD)Data kasus malaria suspek pada Register Penderita MalariaPada Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD) dan data kasus malaria positif pada RegisterPemeriksaan Mikroskopis Malaria Pada PenemuanPenderita malaria Secara Aktif di Lapangan (ACD)direkapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita MalariaPada Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD) setiap akhir minggu dan setiap akhir bulan (lampiran10.4)Data penderita malaria positif yang direkam pada KartuPenderita Malaria Positif (lampiran 10.1), dihimpun dalamRegister Harian Penderita Malaria Pada PenemuanPenderita Secara Aktif di Lapangan (contoh lampiran 10.3)dan kemudian direkapitulasi dalam formulir RekapitulasiPenderita Malaria dengan kode ACD (lampiran 10.4)

Page 42: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

41

Alur Perekaman dan Pengolah Data MalariaBerdasarkan Penemuan Penderita di LapanganTahap Preeliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan

Kasus Malaria Suspekdi Lapangan

Rujuk PemeriksaanMikroskopis

Kasus Malaria Positif

Rekam Pada Register Harianpenderita Malaria (ACD)

Rekam dalam RegisterPenderita Malaria ACD

Rekam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis

di Lapangan (ACD)

Rekam dengan Kartu Pende-rita Malaria Positif (ACD)

Rekapitulasi PenderitaMalaria Puskesmas (ACD)

(d) AnalisisSecara umum, analisis data Penemuan Penderita SecaraAktif di Lapangan sama dengan analisis data bersumberdata Penemuan Penderita Malaria Di Puskesmas DanRumah Sakit Serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya

(3) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataProgram Pengendalian Malaria

(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini terdiri atas : Distribusi kelambu pada kegiatan ante natal care,

bersumber dari laporan Cohort Ibu pada programKesehatan Ibu Hamil

Distribusi kelambu pada kegiatan imunisasi, bersumberdari laporan Rekapitulasi Bayi Puskesmas ProgramImunisasi

Distribusi kelambu pada penderita malaria berobat,bersumber dari catatan pada Kartu Penderita Malaria

Distribusi kelambu melalui kegiatan lainnya, bersumberdari laporan hasil kegiatan, seperti : kampanye kelambumasal, penanggulangan KLB.

(b) VariabelVariabel perekaman data program pengendalian malariaterdiri atas distribusi kelambu masing-masing wilayah (desa)

Page 43: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

42

dari berbagai program terkait (ante natal care, Imunisasi, KIAdan lain sebagainya)

(c) Perekaman dan Pengolahan DataData jumlah kelambu yang didistribusikan dalampelaksanaan program pengendalian malaria, direkam dandikompilasi kedalam formulir Rekapitulasi Data ProgramMalaria Puskesmas (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contohlampiran 10.5)

(d) Analisis Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu

menurut karakteristik wilayah berdasarkan dusun (API),fokus malaria aktif, wilayah-wilayah reseptif dan wilayahberisiko lainnya pertahun

Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu dalamkerangka menurunkan risiko penularan malaria, dianalisisbersama dengan cakupan penyemprotan insektisida,cakupan pengobatan massal dan perbaikan kegiatanmasyarakat yang berisiko penularan malaria.

(4) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataLogistik Obat

(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah LaporanPenggunaan Obat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

(b) VariabelVariabel perekaman Data Logistik Obat Malaria terdiri ataspenerimaan, pemanfaatan dan sisa

(c) Perekaman dan Format PelaporanData logistik obat malaria direkam dan dikompilasi kedalamformulir Rekapitulasi Data Program Malaria Puskesmas(Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contoh lampiran 10.5)

(d) AnalisisAnalisis data untuk memonitor penerimaan, pemanfaatandan sisa obat malaria secara berkala bulanan dan tahunanpada masing-masing Puskesmas/fasilitas pelayanankesehatan

Page 44: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

43

Analisis juga dilakukan pada jumlah obat yang dimanfaatkandibandingkan dengan cakupan pengobatan menurutPuskesmas dan kabupaten/kota

(5) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Berdasarkan HasilPengamatan Vektor Malaria

Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeiliharaanmelaksanakan pengamatan vektor, terutama di fokus malariaaktif dan atau sering terjadi KLB malaria, wilayah reseptif danwilayah vulnerabel malaria karena banyaknya kasus impor danmigrasi, dengan menetapkan titik-titik pengamatan (sentinel)yang ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota

(a) Sumber DataSumber data pengamatan vektor adalah pengukurankepadatan vektor yang dilaksanakan pada lokasi-lokasipengamatan yang telah ditentukan dinas kesehatankabupaten/kota.

(b) VariabelVariabel perekaman data pengamatan vektor adalah rata-rata kepadatan vektor (nyamuk dan jentik) per bulan danwilayah dusun/desa (kelurahan) atau atas dasar lokasipengamatan vektor yang telah ditentukan

(c) Perekaman dan Pengolahan DataData pengamatan vektor direkam dan dikompilasi kedalamformulir Rekapitulasi Pengamatan Vektor Puskesmas(contoh lampiran 10.7)

(d) Analisis Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan

lokasi pengamatan vektor Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan

wilayah Puskesmas Peta kepadatan vektor menurut wilayah pengamatan

vektor

(6) Surveilans MigrasiSurveilans migrasi adalah memantau besarnya ancaman ataurisiko terjadinya penularan malaria yang disebabkan karenatingginya jumlah penduduk migrasi dari daerah endemis malariake wilayah-wilayah reseptif malaria, mendeteksi adanya

Page 45: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

44

penularan malaria dan melakukan tindakan penanggulanganyang cepat, rasional, efektif dan efisien.Surveilans migrasi dilaksanakan pada daerah pada tahappreeliminasi, eliminasi malaria dan tahap pemeliharaan

(a) Sumber DataSumber data surveilans migrasi adalah : Data wilayah reseptif yang memungkinkan menjadi tujuan

penduduk migrasi Data jumlah penduduk migrasi dari daerah endemis

malaria ke wilayah-wilayah reseptif malaria, antara laintempat usaha, pertambangan, dan sebagainya,berdasarkan informasi dari berbagai pihak

Data penapisan penduduk migrasi dari daerah endemismalaria yang positif malaria (kasus malaria positif),terutama di wilayah-wilayah reseptif yang menjadi tujuanpenduduk migrasi. Penapisan penduduk migrasi dapatdilakukan dengan Pemeriksaan Darah Massal (MBS),Penemuan Penderita Demam Massal (MFS) ataumelaksanakan pelayanan pengobatan pada lokasi ini.

Surveilans berbasis masyarakat di wilayah-wilayahreseptif terhadap kemungkinan adanya penduduk migrasidari daerah endemis malaria, termasuk dengan hotel,tempat penginapan, tempat kost dan sebagainya.Penduduk migrasi dari daerah endemis malaria diwilayah reseptif dilakukan pemeriksaan mikroskopis.

Data Penemuan Penderita Malaria di Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan lainnya. Penderita malaria terdiridari kasus malaria indigenous dan kasus malaria impor,dan perlu dilakukan penyelidikan lebih luas untukmemastikan tidak adanya penularan setempat danmengurangi sumber-sumber penularan malaria.

(b) Variabel Variabel perekaman data jumlah penduduk migrasi terdiri

atas jumlah penduduk migrasi berdasarkan daerah-daerah yang dikunjungi dan bulan kunjungan

Variabel penapisan malaria pada penduduk migrasi terdiriatas jumlah penduduk migrasi diperiksa, kasus malariaindigenous dan kasus malaria impor menurut wilayahpenularan dan bulan kejadian

Variabel data Penemuan Penderita Malaria diPuskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuaidengan variabel pada surveilans rutin bersumber dataPenemuan Penderita Malaria di Puskesmas/fasilitas

Page 46: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

45

pelayanan kesehatan lainnya, dan variabel jumlah kasusmalaria impor dan kasus malaria indigenous

Variabel data Penemuan Penderita Malaria Secara Aktifdi Lapangan, Penemuan Penderita Demam Massal danPemeriksaan Darah Massal, sesuai dengan masing-masing surveilans khusus tersebut dan variabel jumlahkasus malaria impor dan kasus malaria indigenous .

(c) Perekaman dan Pengolahan Data Data penapisan penduduk migrasi direkam

sebagaimana Pemeriksaan Darah Massal (MBS),Pemeriksaan Demam Massal (MFS) dan laporankegiatan pelayanan pengobatan Puskesmas

Data Penemuan Penderita Malaria di Puskesmassesuai dengan surveilans rutin bersumber dataPenemuan Penderita Malaria di Puskesmas. Setiapkasus malaria positif dilakukan wawancara dandirekam dalam Kartu Penderita Malaria.

Data Penemuan Penderita Maria Secara Aktif diLapangan, Penemuan Penderita Demam massal danPemeriksaan Darah Malaria direkam dan diolahsesuai dengan masing-masing metode surveilanskhusus tersebut.

(d) Analisis Perkembangan penduduk migrasi menurut bulan, asal

penularan (daerah endemik yang dikunjungi sebelumsakit) dan lokasi kunjungan (daerah di daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan)

Perkembangan jumlah kasus impor menurut bulankejadian, umur, jenis kelamin dan lain sebagainya

Deteksi kasus malaria positif indigenous. Satu kasusindigenous perlu perhatian dan penyelidikanepidemiologi.

b. Analisis

Data yang diperoleh dari pelaksanaan surveilans rutindimanfaatkan untuk menyediakan data-informasi indikator kinerjaprogram dan untuk keperluan SKD-KLB malaria

c. Pelaporan

(1) Fasiltas Pelayanan Kesehatan yang mengetahui adanyakejadian malaria atau dugaan adanya kejadian malaria ditempat kerjanya, segera menginformasikannya kepadaPuskesmas dan atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimanapenderita itu bertempat tinggal saat sakit.

Page 47: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

46

(2) Puskesmas yang mengetahui adanya kejadian malaria positifindigenous di wilayah kerjanya, segera melakukan penyelidikanepidemiologi awal dan mengirimkan laporan adanya kejadianmalaria dengan menggunakan formulir laporan KLB 24 jam(W1) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

(3) Puskesmas, RS dan fasilitas pelayanan kesehatan yang telahmerekam dan merekapitulasi Data Surveilans Rutin, segeramengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya, denganmelampirkan hasil perekaman dalam formulir RegisterHarian Malaria di Puskesmas/RS

(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi dataRekapitulasi Data Surveilans Rutin, dan segera mengirimkannyake Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan), selambat-lambatnya tanggal 10 bulanberikutnya. Pengiriman laporan dilakukan melalui e-mail dalambentuk excel dan scanning laporan resmi yang sudahditandatangani oleh pejabat berwenang, dengan melampirkandaftar penderita pada Register Harian Malaria DinasKesehatan Kabupaten/Kota

(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi data RekapitulasiData Surveilans Rutin, dan segera mengirimkannya ke Pusat(Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan), selambat-lambatnyatanggal 15 bulan berikutnya. Pengiriman laporan dilakukanmelalui e-mail dalam bentuk excel dan scanning laporan resmiyang sudah ditandatangani oleh pejabat berwenang, denganmelampirkan daftar penderita pada Register Harian MalariaDinas Kesehatan Provinsi

Page 48: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

47

GambarAlur Pelaporan Bulanan Data Penderita Malaria

PuskesmasRumah Sakit

Dinas KesehatanKabupaten/Kota

Dinas KesehatanProvinsi

Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan

FasilitasPelayananKesehatanlain

c. Penyebarluasan Informasi

Data dan analisis data surveilans rutin diinformasikan padaberbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalamperencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan

Minimal, Puskesmas/RS, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, DinasKesehatan Provinsi dan Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatanmenerbitkan :(1) Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan dan informasi lain

yang diperlukan secara periodik bulanan, antara lain meliputi(a) % jumlah kasus malaria suspek yang diperiksa RDT atau

mikroskopis per jumlah kasus malaria suspek (% sediaandarah per bulan)

(b) kasus malaria positif per jumlah kasus suspek diperiksadengan RDT atau mikroskopis (slide positivity rate perbulan)

(c) % kasus malaria dg Plasmodium falsiparum per jumlahkasus malaria positif (% Pfalsiparum per bulan)

(d) % kasus malaria positif <5 tahun per total kasus malariapositif

(e) % kasus malaria positif ibu hamil per total kasus malariapositif

(f) % kasus malaria positif perempuan per total kasus malariapositif

(g) % jml kasus malaria positif rawat inap per total penderitarawat inap

Page 49: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

48

(h) % jml kasus malaria positif rawat inap meninggal per totalpenderita rawat inap meninggal,

(i) curah hujan(j) data kepadatan vektor

(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.1. Tabel AnalisisIndikator Malaria Bulanan)

(2) Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunan, Profil Malaria daninformasi lain yang diperlukan secara periodik tahunan, antaralain meliputi(a) data jumlah penduduk,(b) data jumlah penduduk di wilayah reseptif,(c) jumlah kasus malaria suspek,(d) jumlah kasus malaria suspek dengan RDT dan mikroskopis

(% sediaan darah tahunan),(e) jumlah kasus malaria positif,(f) jumlah kasus malaria positif ibu hamil,(g) jumlah kasus malaria positif berumur <5 tahun,(i) % jumlah kasus malaria positif per total jumlah kasus

malaria suspek diperiksa (dengan RDT+mikroskopis) (slidepositivity rate per tahun)

(j) % jumlah kasus malaria positif Plasmodium falsiparum perjumlah kasus malaria positif (% Pfalsiparum per tahun),

(k) Annual parasit incidence (API) per total penduduk dan desa,puskesmas, atau kabupaten/kota

(l) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap,(m) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap meninggal

per 100.000 penduduk,(n) jumlah laporan unit sumber data bulanan yang diterima

(kelengkapan laporan),(o) jumlah laporan unit sumber data bulanan diterima tepat

waktu (ketepatan laporan)

(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.2. Tabel AnalisisIndikator Malaria Tahunan)

2. Surveilans Khusus

a. Jenis Surveilans, Metode dan Format Laporan

Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan,melaksanakan kegiatan Surveilans Khusus, antara lain : SurveilansPada Saat KLB, Survei Vektor, Penemuan Penderita MalariaSecara Aktif (ACD), Pemeriksaan Darah Massal (Mass BloodSurvey), Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever

Page 50: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

49

Survey), Survei Dinamika Penularan Malaria, Survei KAP,Monitoring Efikasi Obat, Monitoring Resistensi Insektisida danpenelitian-penelitian survei untuk

Tujuan, metode, sumber data dan variabel serta pelaporannyaadalah spesifik masing-masing jenis Surveilans Khusus, dandilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayahdan permasalahannya

(1) Surveilans Pada Situasi KLB malariaMerupakan bagian dari penyelidikan dan penanggulangan KLB,dan wajib dilaksanakan selama periode KLB. Setelah KLBdinyatakan selesai, kegiatan surveilans kembali pada sistemsurveilans dalam keadaan normal

Kegiatan penyelidikan-penanggulangan dan surveilans selamaperiode KLB adalah sebagai berikut :

(a) Puskesmas yang mengetahui adanya indikasi KLB malaria,segera membuat laporan adanya KLB malaria kepada DinasKesehatan Kabupaten/Kota (laporan KLB 24 jam/W1) diikutidengan penyelidikan epidemiologi

Pada daerah pada tahap pre eliminasi dan tahapeliminasi, indikasi KLB malaria adalah jika ditemukanadanya peningkatan jumlah kasus malaria positifindigenous,

Pada daerah pada tahap pemeliharaan, indikasi KLBmalaria jika ditemukan satu atau lebih penderitamalaria positif indigenous

(b) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmasmelaksanakan penyelidikan epidemiologi segera setelahLaporan KLB 24 Jam/W1 diterima Dinas KesehatanKabupaten/Kota.Survei Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat dapatdilaksanakan bersama dengan kegiatan penyelidikanepidemiologi

(c) Melaksanakan berbagai upaya pengobatan penderita danpengendalian penularan malaria, disesuaikan dengan situasidan kebutuhan penanggulangan KLB, antara lain :

Mendirikan pos-pos pelayanan kesehatan dekatdengan pemukiman penduduk (metode PenemuanPenderita Demam Massal/MFS), terutama pada lokasiyang diduga terjadi penularan yang tinggi

Page 51: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

50

Pemeriksaan Darah Massal (MBS), terutama padawilayah-wilayah KLB dengan attack rate dan ataucase fatality rate yang tinggi

Mendistribusikan kelambu berinsektisida, Melaksanakan Penyemprotan Insektisida (IRS)

(d) Melaksanakan surveilansSecara umum, surveilans selama periode KLB malariaadalah memanfaatkan data yang diperoleh saatmelaksanakan kegiatan penanggulangan KLB malaria,antara lain,

data penderita berdasarkan kegiatan PenemuanPenderita Malaria di Pos-pos Kesehatan dan atauFasilitas Kesehatan Lain;

data penderita berdasarkan kegiatan PemeriksaanDarah Massal (MBS),

jumlah rumah/keluarga terlindungi menurutdusun/desa KLB sebagai hasil kegiatanpenyemprotan rumah (IRS), distribusi kelambu,perbaikan kegiatan masyarakat dan sebagainya

(e) Sesuai dengan kebutuhan penyelidikan dapat dilakukanberbagai penyelidikan lebih luas :

Melakukan kajian jangkauan dan kualitas pelayanankesehatan dan pengaruhnya terhadap KLB malaria

Melaksanakan Survei Pengetahuan, Sikap DanPerilaku Masyarakat, dan pengaruhnya terhadappenularan malaria dan KLB malaria

Melaksanakan kajian kondisi lingkungan pemukiman,curah hujan dan migrasi penduduk, dan pengaruhnyaterhadap KLB malaria, terutama untuk mengetahuiadanya lingkungan sebagai sumber-sumberpenularan

Melakukan survei dinamika penularan Melaksanakan pengamatan dan survei vektor Melaksanakan verbal otopsi

Kriteria KLB malaria pada daerah tahap preeliminasi, eliminasidan pemeliharaan, serta tatacara pelaksanaan surveilansselama periode KLB malaria disesuaikan dengan kondisi dankeperluan analisis KLB yang terjadi. Selengkapnya dapat dilihatpada lampiran 3

Page 52: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

51

(2) Survei Vektor Penular Malaria

Merupakan kajian dan penelitian vektor penular malaria padasuatu wilayah tertentu yang diduga telah terjadi penularanmalaria.

Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan survei vektor sesuai kebutuhan berdasarkananalisis situasi malaria dan pengamatan vektor, terutama padawilayah reseptif malaria, fokus malaria aktif, terutama jika upayapengendalian malaria tidak menunjukkan perbaikan dari waktuke waktu

(3) Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever Survey)

Penemuan Penderita Demam Massal adalah menemukan kasusmalaria positif diantara penduduk pada suatu wilayah tertentudengan cara memeriksa semua penderita demam suspekmalaria (kasus malaria suspek) pada suatu wilayah tertentu, danmemastikan diagnosis malaria (jenis parasit) melaluipemeriksaan mikroskopis atau pemeriksaan cepat (RDT).Semua kasus malaria positif mendapat pengobatan standar.Tujuan kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal adalahmengukur besarnya risiko penularan malaria di wilayah tertentu.

Daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan,melaksanakan kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal(MFS) untuk :(a) memastikan tidak terjadinya penularan setempat malaria

pada suatu wilayah reseptif malaria(b) membuktikan bahwa desa/dusun tertentu yang telah

mencapai kondisi penularan rendah adalah benarmenunjukkan penularan malaria rendah

(c) membuktikan adanya KLB malaria

(4) Pemeriksaan Darah Massal (Mass Blood Survey)

Pemeriksaan darah massal adalah menemukan dan mengobatikasus malaria positif (simtomatis dan asimtomatis) diantarapenduduk pada wilayah tertentu dengan cara melakukanpemeriksaan sediaan darah semua anggota masyarakat yangberada pada wilayah tertentu dan dalam periode waktu terbatas.Seseorang yang ditemukan parasit pada sediaan darahnyaadalah kasus malaria positif, dan setiap kasus malaria positif

Page 53: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

52

mendapat pengobatan standar. Tujuan kegiatan PemeriksaanDarah Massal adalah menurunkan risiko penularan dengancepat pada suatu wilayah tertentu.

Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan kegiatan Pemeriksaan Darah Massal (MBS)untuk :(a) Penanggulangan KLB malaria(b) Menemukan dan mengobati penderita malaria positif

(simtomatis dan asimtomatis) pada fokus malaria aktif untukmenurunkan besarnya risiko penularan

(c) Menemukan dan mengobati penderita malaria positif(simtomatis dan asimtomatis) pada wilayah reseptif dengandugaan terjadi penularan setempat yang disebabkan karenatingginya migrasi penduduk dari daerah endemis malaria,agar penularan malaria dapat dihentikan

(5) Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat

Setiap wilayah mempunyai spesifikasi budaya dan perilakupenduduk berisiko penularan malaria, dan oleh karena itu, perlumelaksanakan survei Pengetahuan, Sikap dan PerilakuMasyarakat untuk mengetahui strategi pengendalian malariayang lebih tepatPrioritas melaksanakan survei Pengetahuan, Sikap dan PerilakuMasyarakat di daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi danpemeliharaan, antara lain :

(a) Wilayah-wilayah tertentu dimana upaya pengendalianmalaria tidak menunjukkan perbaikan

(b) Wilayah-wilayah yang akan melaksanakan upayapengendalian malaria

(c) Wilayah-wilayah dengan risiko penularan tinggi karenamerupakan wilayah reseptif malaria dan tingginya migrasipenduduk dari daerah endemis malaria

(6) Survei Dinamika Penularan Malaria

Survei Dinamika Penularan Malaria adalah kajian menyeluruhdan sistematis terhadap dinamika penularan malaria di suatuwilayah agar dapat diperoleh cara-cara pengendalian malariayang tepat.

Page 54: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

53

Di daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemiliharaanmelaksanakan Survei Dinamika Penularan Malaria denganprioritas pada wilayah-wilayah dengan penularan setempatmalaria tinggi, terutama adanya kasus-kasus malaria indigenousdan tidak menunjukkan perbaikan setelah dilaksanakanberbagai upaya pengendalian malaria.Survei Dinamika Penularan Malaria dapat diterapkan sebelummenerapkan suatu upaya pengendalian malaria, dimanainformasi epidemiologi dan atau cara-cara pengendalian yangtepat belum diketahui dengan baik.

(7) Surveillans Obat dan Insektisida

a. Efikasi ObatDaerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan Monitoring Efikasi Obat sesuai denganpenetapan daerah Sentinel Monitoring Efikasi Obat yang yangditentukan secara nasional oleh Kementerian KesehatanDaerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakanMonitoring Efikasi Obat, yang tetap menjadi bagian integraldari kegiatan Monitoring Efikasi Obat Nasional

b. Resistensi InsektisidaDaerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan Monitoring Resistensi Obat sesuai denganpenetapan daerah Sentinel Monitoring Resistensi Obat yangditentukan secara nasional oleh Kementerian KesehatanDaerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakanMonitoring Resistensi Obat secara mandiri, yang tetapmenjadi bagian integral dari kegiatan Monitoring ResistensiObat Nasional

c. Efek Samping ObatDaerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan melaksanakan monitoring efek samping obat.Monitoring tersebut dilakukan terhadap obat malaria yangdigunakan oleh program Pengendalian Malaria. Hal inidilakukan dengan pemantauan terus menerus, untukmenjaring kemungkinan adanya risiko efek samping obatmalaria yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.

d. Kualitas ObatSalah satu aspek penting dalam keberhasilan pengobatanmalaria adalah mutu obat yang digunakan selain ketepatan

Page 55: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

54

diagnosis dan ketepatan pemilihan dan penggunaan obat.Saat ini beredar beberapa jenis obat malaria baik yangdigunakan sendiri oleh masyarakat maupun yang digunakanmelalui resep dokter. Obat-obat malaria yang beredar tersebutpada kenyataannya dapat diakses oleh masyarakat secaralangsung baik melalui sarana sarana pelayanan kesehatanmaupun melalui toko atau kios.Pemerintah wajib menjamin bahwa mutu obat malaria yangberedar tersebut bermutu baik sehingga dapat memberikanefek yang diharapkan.Saat ini pengawasan mutu melalui sampling dan pengujianmutu obat dilakukan oleh Badan POM

e. Resistensi InsektisidaDaerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan Monitoring Resistensi Insektisida sesuaidengan penetapan daerah Sentinel Monitoring ResistensiInsektisida yang ditentukan secara nasional oleh KementerianKesehatanDaerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakanMonitoring Resistensi Insektisida secara mandiri, yang tetapmenjadi bagian integral dari kegiatan Monitoring ResistensiInsektisida Nasional

(8) PenelitianHasil penelitian malaria wajib dilaporkan dan dimanfaatkandalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupunnasional

b. Analisis

Data surveilans khusus dikompilasi, dilaporkan dan dimanfaatkandalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupunnasional, sesuai dengan metode surveilans dan desain analisispada masing-masing surveilans khusus, baik menurut waktu,tempat dan kelompok masyarakat

Sasaran. metode dan desain analisis data Surveilans Khusus lihatpada lampiran masing-masing Surveilans Khusus

c. Pelaporan

(1) Pelaksana surveilans khusus membuat laporan hasilpelaksanaan kegiatan Surveilans Khusus, dan segeramengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

Page 56: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

55

selambat-lambatnya 1 bulan sejak pelaksanaan SurveilansKhusus tersebut selesai.

(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi DataSurveilans Khusus dan segera mengirimkannya ke DinasKesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL, KementerianKesehatan

(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi Data SurveilansKhusus tersebut dan segera mengirimkannya ke Pusat (DitjenPP&PL, Kementerian Kesehatan)

d. Penyebarluasan Informasi

Data dan analisis data surveilans khusus diinformasikan padaberbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalamperencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan

3. Data dan Informasi Indikator Kinerja Program

Surveilans untuk perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasiprogram pengendalian malaria, atau disebut surveilans untukmanajemen adalah surveilans dan sistem informasi malaria terhadapindikator kinerja program pengendalian malariaIndikator kinerja utama program pengendalian malaria yang wajibdilaksanakan pemantauan di daerah tahap preeliminasi, eliminasi danpemeliharaan adalah:

a. API berdasarkan analisis menurut kabupaten,Puskesmas/kecamatan dan desa/kelurahan

b. SPR (slide positivity rate) berdasarkan analisis menurutkabupaten/kota sebagai bahan untuk menentukan status tahapaneliminasi

c. Cakupan pengobatan menurut desa/kelurahan, terutama di fokusmalaria aktif, menurut Puskesmas dan kabupaten/kota

d. Cakupan konfirmasi mikroskopis/RDT/PCR menurut Puskesmasdan kabupaten/kota

e. Error rate pemeriksaan mikroskopis, berdasarkan pemeriksaanulang terhadap hasil pemeriksaan mikroskopis malaria positif(100%) dan hasil pemeriksaan mikroskopis malaria negatif (5%).

f. Cakupan pencegahan (IRS atau kelambu/LLIN’s) menurutdesa/dusun, Puskesmas, teruatama daerah endemis malaria, dankabupaten/kota

Page 57: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

56

4. SKD KLB

Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLBMalaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malariabeserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkanteknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untukmeningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dantindakan penanggulangan KLB malaria yang cepat dan tepat 5.

Pada daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan, SKD-KLB malaria dilaksanakan pada semua wilayah, terutama fokusmalaria aktif, wilayah reseptif malaria dan wilayah vulnerabel malaria.Secara umum, metode SKD-KLB malaria di daerah pada tahappreeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan, tidak berbeda dengan tahaplain.

(1) Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadapperkembangan penyakit malaria, riwayat KLB malaria dan kondisilingkungan dan masyarakat yang merupakan faktor risiko terjadinyaKLB agar dapat menentukan adanya daerah atau kelompokmasyarakat yang rentan terjadinya KLB malaria, yaitu wilayah yangsering terjadi peningkatan kasus malaria, fokus-fokus malaria aktif,wilayah reseptif malaria dan wilayah vulnerabel malaria.

(2) Memberikan peringatan pada pengelola program malaria, programterkait lainnya, sektor terkait dan masyarakat tentang adanyadaerah atau kelompok masyarakat yang rentan terjadinya KLBmalaria agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaanterhadap munculnya KLB malaria

(3) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadapmunculnya KLB malaria, terutama di Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatanlainnya serta masyarakat di daerah rentan KLB malaria, yaitu :

(a) Melaksanakan berbagai upaya pencegahan terjadinya KLBmalaria (merupakan bagian dari program penanggulanganKLB)

(b) Memperkuat kesiapsiagaan terhadap kemungkinanterjadinya KLB (merupakan bagian dari programpenanggulangan KLB)

(c) Melaksanakan sistem deteksi dini timbulnya kondisi rentanterjadinya KLB dan respon, terutama melaksanakankegiatan pemantauan wilayah setempat rentan KLB malaria,terutama muncul atau berkembangnya fokus malaria aktif,wilayah reseptif malaria, wilayah vulnerabel malaria, curah

5Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 042/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit Malaria

Page 58: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

57

hujan dan perubahan kegiatan masyarakat yang berpotensiterjadinya KLB malaria

(d) Melaksanakan sistem deteksi dini adanya KLB dan respon,terutama melaksanakan kegiatan pemantauan wilayahsetempat kasus malaria di Puskesmas dan fasilitaspelayanan kesehatan lain, serta mengembangkan sisteminformasi dugaan adanya KLB malaria dari masyarakat

(e) Melaksanakan penyelidikan dugaan KLB malaria, terutamapada kejadian peningkatan kasus malaria indigenous, danatau peningkatan kasus malaria meninggal dengan faktorrisiko terjadinya KLB malaria. Dugaan adanya KLB malariajuga bisa terjadi dengan ditemukannya satu kasus malariaindigenous pada wilayah yang tidak pernah terdapat kasusmalaria di wilayah tersebut, tetapi memiliki faktor risikoterjadinya KLB malaria

SKD-KLBMalaria

Kajian Epidmenentu-kan daerah/masyarakatrentanterjadi KLBmalaria

Peringatankewaspadaanpada daerahyg rentanKLB malaria

UpayaPencegahan KLB

KesiapsiagaanmenghadapiKLB

SistemDeteksiDiniKondisiRentanKLB

SistemDeteksiDini KLB

Penyelidikan- dugaan KLB

12

3

4

6

PWS kasusmalaria

IndentifikasiKLB dimasyarakat

Penyelidikanrentan KLB

5

PWS rentanmalaria

Indentifikasirentan KLB dimasyarakat

Secara lengkap, metode dan pelaksanaan SKD-KLB dapat dipelajaripada lampiran 3a. SKD-KLB Malaria

Page 59: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

58

IX. POKOK-POKOK KEGIATAN PENGUATAN KINERJASURVEILANS DAN SISTEM INFORMASI MALARIA

1. Advokasi dan sosialisasi, serta dukungan peraturanperundang-undangan

Pokok kegiatan ini bertujuan untuk :a. Adanya pemahaman dan komitmen pimpinan di pusat dan

daerah, tentang pentingnya penyelenggaraan surveilans dansistem informasi malaria berdasarkan tahapan eliminasidalam upaya pengendalian malaria

b. Adanya peraturan perundangan di pusat dan daerah dalamupaya penguatan kinerja surveilans dan sistem informasimalaria sehingga dapat berperan nyata dalam upayapengendalian malaria

c. Adanya pemahaman, komitmen dan dukungan pelaksanaprogram pengendalian malaria dalam pelaksanaansurveilans dan sistem informasi malaria

d. Adanya dukungan pembiayaan dan ketersediaan sumberdaya

Pokok kegiatan advokasi, sosialisasi serta dukungan peraturanperundangan di pusat dan daerah terdiri :

a. advokasi dan sosialisasi penyelenggaraan surveilans dansistem informasi malaria melalui berbagai berbagai mediasesuai dengan kondisi setempat

b. merumuskan rencana kerja strategis dan rencana kerjatahunan surveilans dan sistem informasi malaria yang jelas,obyektif, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan besertakebutuhan anggaran biaya yang diperlukan disetiap unitpelaksana dan sumber data surveilans dan sistem informasimalaria

c. laporan kinerja surveilans dan sistem informasi malariatahunan di setiap unit pelaksana surveilans dan sisteminformasi malaria dilengkapi dengan laporan profil malariadaerah dan hasil kerja lainnya

d. Desiminasi informasi ke pemangku kepentingan dan institusiterkait.

2. Pengembangan surveilans dan sistem informasi malariasesuai dengan kebutuhan program pengendalian malaria dankondisi daerah

Page 60: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

59

Pokok kegiatan pengembangan surveilans dan sistem informasimalaria antara lain :

a. Melaksanakan evaluasi dan penyempurnaan berkalapedoman penyelengggaraan surveilans dan sistem informasimalaria, minimal 5 tahun sekali

b. Mendorong pengembangan surveilans dan sistem informasimalaria inovatif sesuai dengan kondisi, kebutuhan dankemampuan daerah dengan tetap mengacu pada pedomanpenyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria ini

3. Peningkatan mutu data dan informasi yang bertujuan untukmenjamin validitas data (pengelolaan program, lingkungan,pengamatan vektor, KIA dan Imunisasi) dengan melaksanakankegiatan sebagai berikut :

a. Memperkuat kemampuan pengumpulan dan pengolahanserta pelaporan data disetiap unit sumber data dan unitpelaksana surveilans, baik perbaikan sistem, mekanismekerja, dukungan kelengkapan sarana, penerapan teknologitepat guna informasi dan komunikasi serta sumberdayamanusia

b. Pertemuan berkala petugas teknis unit sumber data dan unitpelaksana surveilans dalam rangka validasi data,peningkatan kemampuan dan keterampilan, pertukaran datadan informasi

c. Pengendalian kelengkapan dan mutu data-informasi melaluisistem umpan balik, supervisi dan konsultasi

d. Kajian kinerja penyelenggaraan surveilans dan sisteminformasi di unit penyelenggara surveilans dan sisteminformasi, unit sumber data dan penyelenggara programpengendalian malaria, baik di pusat maupun di daerah,secara berkala dan atau sesuai kebutuhan

4. Peningkatan kompetensi tenaga pelaksana surveilans dansistem informasi malaria bertujuan untuk membentuk tenagapelaksana yang profesional, memiliki kemampuan danketerampilan dalam pelaksanaan surveilans malaria

Pokok kegiatan peningkatan kompetensi tenaga pelaksanasurveilans

a. Menjamin tersedianya jumlah dan jenis tenaga surveilansdan sistem informasi malaria di setiap unit pelaksana danunit sumber data di pusat dan daerah serta unit pelaksanateknisnya sesuai standar

Page 61: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

60

b. Mendorong dan memfasilitasi sumber daya manusiasurveilans dan sistem informasi agar mendapat pendidikan,pelatihan dasar dan pelatihan berkelanjutan yang diperlukan.

c. Menyelenggarakan pertemuan teknis surveilans dan sisteminformasi malaria berkala minimal 3 bulanan untuk evaluasikinerja, peningkatan kapasitas dan pertukaran informasitehnik pelaksanaan surveilans dan sistem informasi malaria

d. Menyediakan referensi malaria dan informasi terkait lainnyadengan penguatan kepustakaan, konsultasi dan aksesinternet untuk mengetahui perkembangan situasi malariaterkini di berbagai Negara, lintas batas daerah dan informasilainnya

e. Melaksanakan supervisi dan bimbingan kinerja surveilansdan sistem informasi malaria

f. Monitoring dan evaluasi ketenagaan yang mendukungpelaksanaan surveilans dan sistem informasi malaria

5. Pengembangan unit pelaksana surveilans malaria bertujuanmembentuk unit pelaksana surveilans malaria yang mampuberkontribusi dalam upaya pengendalian malaria dengandidukung ketersediaan tenaga, alat dan bahan, dan perangkatsistem.

Pokok kegiatan antara lain :a. membentuk unit pelaksana surveilans dan sistem informasi

malaria di kementerian kesehatan, dinas kesehatan provinsi,dinas kesehatan kabupaten/kota dan fasilitas pelayanankesehatan, termasuk unit pelaksana teknis pusat dandaerah, dengan jumlah dan jenis ketenagaan sertasumberdaya lain yang diperlukan (standar)

b. membangun, monitoring dan evaluasi kerjasama internal timpelaksana surveilans dan sistem informasi malaria dankerjasama eksternal tim penyelenggara programpengendalian malaria, lintas program dan lintas sektor terkait

6. Penguatan jejaring surveilans dan sistem informasi malariabertujuan meningkatkan kerjasama unit pelaksana surveilansdengan rumah sakit, puskesmas, laboratorium, klinik danpraktek swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembagapenelitian dan lembaga terkait lainnya

Pokok kegiatan antara lain :a. Menyelenggarakan kegiatan pencatatan, perekaman,

pengolahan data di unit-unit sumber data surveilans dan

Page 62: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

61

pelaporan kepada unit-unit pelaksana surveilans dan sisteminformasi malaria

b. Menyelenggarakan pertukaran data dan informasi malariaantar negara, daerah, antar program dan antar sektor terkait,terutama pusat-pusat kajian, dan pusat pusat penelitian

c. Pertemuan kajian situasi malaria dan rekomendasi secarateratur dengan semua anggota jejaring surveilans malaria

7. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi

a. Mengembangkan sistem aplikasi pencatatan dan pelaporanberbasis elektronik (e-sismal)

b. Mengembangkan sistem pemetaan dan analisis spasialdengan GIS (Geographic Information System)

c. Inovasi pemanfaatan teknologi informasi di pusat dan daerah

Page 63: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

62

X. PERAN

Peran masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut :

1. Puskesmas

a. Merupakan unit pelaksana surveilans terdepan.b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagai

sumber data surveilans rutin, surveilans khusus dan SKD-KLB,meliputi antara lain kejadian malaria, vektor, perilaku penduduk,lingkungan, dan lain sebagainya, dan melaporkan bulanan dantahunan serta laporan khusus kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kota

c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penerimaan danpemanfaatan logistik program pengendalian malaria kepada DinasKesehatan Kabupaten/Kota

d. Melaksanakan analisis kejadian malaria di wilayahnya, membuatpeta endemisitas wilayah kerja menurut desa (stratifikasi) tahunandan melaksanakan sistem deteksi dini KLB dengan pemantauanwilayah setempat kejadian malaria harian, mingguan atau bulanandan informasi silang kejadian malaria dengan puskesmas berbatasansesuai situasi malaria di daerahnya

e. Membuat peta lokasi tempat perindukan nyamuk penular malariatahunan dan melaksanakan sistem deteksi dini kondisi rentanterjadinya KLB melalui pemantauan wilayah setempat terhadap faktorrisiko malaria, baik berdasarkan kelompok masyarakat maupunberdasarkan wilayah dusun/Rt/RW dan desa/kelurahan

f. Pembinaan kader dan masyarakat di wilayah kerjanya untukberperan secara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilansberdasarkan partisipasi masyarakat)

2. Rumah Sakit

a. Merupakan unit pelaksana surveilans terdepan.b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagai

sumber data surveilans rutin, surveilans khusus dan SKD-KLB,meliputi antara lain kejadian malaria, dan melaporkan bulanan dantahunan serta laporan khusus kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, serta Pusat (DitjenPP&PL, Kementerian Kesehatan)

c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penerimaan danpemanfaatan logistik program pengendalian malaria secara berkalabulanan dan tahunan

d. Melaksanakan analisis kejadian malaria berdasarkan data malariarumah sakit, terutama melaksanakan sistem deteksi dini KLB malaria

Page 64: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria
Page 65: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

64

hasil penyelidikan epidemiologi KLB dan kajian lainnya, danmelaporkan setiap bulan dan setiap tahun serta laporan khususkepada dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi,serta pusat (Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan)

b. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penerimaan danpemanfaatan logistik program pengendalian malaria secara berkalabulanan dan tahunan

c. Melaksanakan analisis kejadian malaria di wilayahnya, terutamamelaksanakan sistem deteksi dini KLB malaria denganmelaksanakan pemantauan wilayah setempat kejadian malariaberdasarkan uji laboratorium, hasil penyelidikan epidemiologi dankajian lainnya secara harian, mingguan atau bulanan danmemberikan informasi silang pada dinas kesehatan kabupaten/kotaatau puskesmas setempat

d. Membuat laporan monitoring resistensi dan efikasi obat, resistensiinsektisida dan efikasi kelambu berinsektisida (LLIN’s) ke pusat(Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan)

6. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

a. Melaksanakan penelitian, kajian dan pengembangan yang berkaitandengan upaya pengendalian malaria, dan membuat laporan khususdisampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, DinasKesehatan Provinsi, serta Pusat (Ditjen PP&PL, KementerianKesehatan).

7. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

a. Melaksanakan pengendalian kegiatan surveilans dan sisteminformasi malaria di wilayah kerjanya, termasuk upaya penguatankinerja surveilans dan sistem informasi puskesmas dan rumah sakitserta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagaisumber data surveilans rutin, surveilans khusus, indikator kinerjaprogram dan SKD-KLB, dan melaporkan data tersebut berkala setiapbulan dan tahun serta laporan khusus kepada dinas kesehatanprovinsi dan pusat (Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan)

c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan berkala setiap bulan dantahun terhadap penerimaan dan pemanfaatan logistik programpengendalian malaria

d. Melaksanakan analisis terhadap indikator utama pengendalianmalaria, antara lain, data kejadian malaria dan peta stratifikasiwilayah kerja menurut desa dan puskesmas/kecamatan berdasarkantingkat endemisitasnya (API); slide positifity rate (SPR)

Page 66: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

65

kabupaten/kota; cakupan pengobatan; cakupan konfirmasimikroskopis/RDT/PCR; error rate pemeriksaan mikroskopis dancakupan pencegahan (IRS atau kelambu)

e. Melaksanakan evaluasi dan menetapkan pencapaian indikatortahapan eliminasi malaria (pemberantasan, pre eliminasi, eliminasi,dan pemeliharaan) kabupaten/kota berkala tahunan

f. Melaksanakan SKD KLB malaria, terutama melakukan analisispotensi terjadinya KLB malaria secara berkala setiap bulan,melaksanakan sistem deteksi dini KLB malaria, dan kondisi rentan(faktor risiko) malaria, baik berdasarkan kelompok masyarakatmaupun berdasarkan wilayah dusun/Rt/RW, desa/kelurahan danwilayah puskesmas/kecamatan serta informasi silang kejadianmalaria antar dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai situasi malariadidaerahnya

g. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malaria diwilayah kerjanya

h. Mendistribusikan informasi malaria kepada lintas program dan lintassektor, terutama kepada puskesmas dan rumah sakit secara berkalasetiap bulan dan tahun dalam kerangka peningkatan kewaspadaandini KLB malaria

i. Membina jejaring kerja surveilans di wilayah kerjanya, baik lintasprogram, lintas sektor dan media masa/masyarakat

j. Membina kader dan masyarakat perorangan dan kelompok untukberperan secara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilansberdasarkan partisipasi masyarakat)

l. Pemantauan mutu laboratorium dan laboratorum rujukan di wilayahkerja kabupaten/kota

8. Dinas Kesehatan Provinsi

a. Melaksanakan pengendalian kegiatan surveilans dan sisteminformasi malaria di wilayah kerjanya

b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagaisumber data surveilans rutin, surveilans khusus, indikator kinerjaprogram dan SKD-KLB, dan melaporkan data tersebut berkala setiapbulan dan tahun serta laporan khusus kepada pusat (Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan)

c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan berkala bulanan dantahunan terhadap penerimaan dan pemanfaatan logistik programpengendalian malaria

d. Melaksanakan analisis terhadap indikator utama pengendalianmalaria, antara lain, data kejadian malaria dan peta stratifikasiwilayah kerja menurut puskesmas/kecamatan dan kabupaten/kotaberdasarkan tingkat endemisitasnya (API); slide positifity rate (SPR)

Page 67: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

66

provinsi; cakupan pengobatan; cakupan konfirmasimikroskopis/RDT/PCR; error rate pemeriksaan mikroskopis dancakupan pencegahan (IRS atau kelambu) berkoordinasi dengandinas kesehatan kabupaten/kota

e. Melaksanakan evaluasi dan menetapkan pencapaian indikatortahapan eliminasi malaria (pemberantasan, pre eliminasi, eliminasi,dan pemeliharaan) kabupaten/kota berkala tahunan berkoordinasidengan dinas kesehatan kabupaten/kota setempat

f. Melaksanakan SKD-KLB, terutama melaksanakan analisis potensiterjadinya KLB malaria di wilayah kerjanya secara berkala setiapbulan serta informasi silang kejadian malaria antar dinas kesehatankabupaten/kota dan provinsi sesuai situasi malaria didaerahnya

g. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malariaberkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota di wilayahkerjanya.

h. Mendistribusikan informasi malaria di wilayah kerja dinas kesehatanprovinsi kepada lintas program dan lintas sektor, terutama dinaskesehatan kabupaten/kota, UPT pusat dan daerah di wilayahkerjanya, secara berkala setiap bulan dan tahun dalam kerangkapeningkatan kewaspadaan dini KLB malaria

i. Membina jejaring kerja surveilans di wilayah kerjanya, baik lintasprogram, lintas sektor dan media masa/masyarakat

j. Membina masyarakat perorangan dan kelompok untuk berperansecara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilansberdasarkan partisipasi masyarakat) di tingkat provinsi.

l. Pemantauan mutu laboratorium dan laboratorum rujukan di wilayahkerja provinsi

9. Pusat

a. Pengendalian kegiatan surveilans dan sistem informasi malariasecara nasional

b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagaisumber data surveilans rutin, surveilans khusus, indikator kinerjaprogram dan SKD-KLB, berkala setiap bulan dan tahun

c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan berkala bulanan dantahunan terhadap penerimaan dan pemanfaatan logistik programpengendalian malaria

d. Melaksanakan analisis terhadap indikator utama pengendalianmalaria, antara lain, data kejadian malaria dan peta stratifikasiwilayah kerja menurut kabupaten/kota dan provinsi berdasarkantingkat endemisitasnya (API); slide positifity rate (SPR) provinsi;cakupan pengobatan; cakupan konfirmasi mikroskopis/RDT/PCR;error rate pemeriksaan mikroskopis dan cakupan pencegahan (IRS

Page 68: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

67

atau kelambu) berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dandinas kesehatan kabupaten

e. Melaksanakan evaluasi dan menetapkan tahapan eliminasi malaria(pemberantasan, pre eliminasi, eliminasi, dan pemeliharaan)kabupaten/kota berkala setiap tahun berkoordinasi dengan dinaskesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota

f. Melaksanakan SKD-KLB, terutama melaksanakan analisis potensiterjadinya KLB malaria nasional secara berkala bulanan

g. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malariaberkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatankabupaten/kota.

h. Mendistribusikan informasi perkembangan malaria nasional dannegara-negara lain yang berisiko penularan malaria ke wilayahIndonesia kepada lintas program dan lintas sektor, terutama kepadadinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, UPTpusat dan daerah terkait, secara berkala setiap bulan dan tahundalam kerangka peningkatan kewaspadaan dini KLB malaria

i. Membina jejaring kerja surveilans secara nasional, baik lintasprogram, lintas sektor dan media masa/masyarakat

j. Membina masyarakat perorangan dan kelompok untuk berperansecara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilansberdasarkan partisipasi masyarakat) secara nasional

k. Kajian, penelitian dan pengembangan dalam rangka pengendalianmalaria, termasuk pengembangan sistem pencatatan dan pelaporanberbasis teknologi informasi dan komunikasi (e-sismal)

l. Pemantauan mutu laboratorium dan laboratorum rujukan secaranasional

Page 69: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

68

XI. INDIKATOR KINERJA1. Masukan (Input)

a. Ketersediaan petugas pada unit pelaksana surveilans dan sisteminformasi malaria, minimal terdiri atas :

Pusat tediri atas 6 orang (2 dokter, 2 epidemiolog, 2entomolog)

Provinsi terdiri atas 3 orang (1 dokter, 1 epidemiolog, 1entomolog)

Kabupaten/Kota terdiri atas 2 orang (1 epidemiolog, 1entomolog)

Puskesmas 1 orang (epidemiolog/entomolog) UPT BLK/BTKLPP terdiri atas 4 orang (1 dokter, 1

epidemiolog, 1 entomolog, 1 pranata laboratorium)b. Ketersediaan pedoman surveilans dan sistem informasi malaria di

semua unit pelaksana surveilans dan sistem informasi malariac. Ketersediaan sarana pengolahan data & komunikasi (komputer-

printer-software program, telepon dan internet) pada setiap unitpelaksana surveilans dan sistem informasi malaria

2. Prosesa. Setiap petugas di unit pelaksana surveilans dan sistem informasi

malaria telah mengikuti pelatihan standarb. Terlaksananya kegiatan surveilans dan sistem informasi sesuai

standarc. Terselenggaranya pertemuan teknis surveilans dan sistem

informasi malaria di setiap kabupaten/kota dalam rangkapenguatan kinerja surveilans, validasi data dan pertukaraninformasi minimal enam bulan sekali

3. Keluaran (Output)a. Kelengkapan laporan :

(1) Jumlah puskesmas/rumah sakit/fasilitas pelayanan kesehatandengan laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotasecara lengkap pertahun sebesar minimal 80%

Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan lengkap pertahun =

Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan lengkap (12 bl)----------------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes yang ada pada awal tahun

Page 70: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

69

(2) Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota dg laporan bulanan ke DinasKesehatan Provinsi secara lengkap pertahun sebesar 100%

Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota dg laporan lengkap pertahun =

Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota dg laporan lengkap (12 bl)-------------------------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota yang ada pada awal tahun

b. Ketepatan laporan(1) Jumlah Puskesmas/RS/Fasilitas dengan laporan tepat waktu

laporan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota minimal sebesar 80%

Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan tepat waktu pertahun =

Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan tepat waktu---------------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes yang ada pada awal tahun

c. Laporan KLB/dugaan KLB dari Puskesmas ke Dinas KesehatanKab/kota kurang dari 24 jam sejak diketahui minimal 80%

(1) Jumlah laporan KLB malaria dilaporkan <24 jam sejakdiketahui oleh Puskesmas =

Jml lap KLB malaria dilaporkan <24 jam sejak diketahui Puskesmas------------------------------------------------------------------------------------------x100%

Jml KLB malaria yang ada (dilaporkan)

d. Distribusi informasi malaria dari unit pelaksana surveilans(Pusat/Dinas Kesehatan Provinsi/Dinas KesehatanKabupaten/Kota) bulanan lengkap sebesar 100 %

(1) Jumlah distribusi informasi malaria per tahun =

Jumlah unit pelaksana surveilans dengan distribusiinformasi malaria lengkap (12 bl)

--------------------------------------------------------------------- x 100 %Jml unit pelaksana surveilans

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tehnik Analisis (Lp_Tehnik Analisis)Lampiran 2. Pengamatan dan Survei Vektor (Lp_Survei Vektor)

Page 71: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

70

Lampiran 3. Penyelidikan & Penanggulangan KLB serta Surveilans(Lp_KLB)Lampiran 3a. SKD-KLB malariaLampiran 4. Penemuan Penderita Secara Aktif (Lp_ACD)Lampiran 5. Penemuan Penderita Demam Massal (Lp_Survei DemamMassal)Lampiran 6. Pemeriksaan Darah Massal (Lp_Survei Darah Massal)Lampiran 7. Survei KAP Malaria (Lp_Survei KAP Malaria)Lampiran 8. Surveilans Migrasi (Lp_Surv Migrasi)Lampiran 9. Survei Dinamika Penularan (Lp_Survei Dinamika Penularan)Lampiran 10. Formulir Pencatatan dan Pelaporan Surveilans Rutin(Lp_formulir)

Page 72: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

71

TIM PENYUSUN

Pengarah : dr. Andi Muhadir, MPH (Direktur PPBB)Penanggung jawab : dr. Asik, MPPM (Kasubdit Malaria)Koordinator : dr. Elvieda Sariwati, M.Epid (Kasie Bimbingan dan

Evaluasi)

Editor : 1. Dr. Asik Surya, MPPM, Kepala Subdit. PengendalianMalaria

2. Dr. Sholah Imari, MSc, PAEI

Kontributor1. Dr. Niken Wastu Palupi, MKM, Subdit. Pengendalian

Malaria2. Dr. Elvieda Sariwati, MEpid, Subdit. Pengendalian

Malaria3. Adhi Sambodo, SKM, MKes, Subdit. Pengendalian

Malaria4. Drs. Budi Pramono, MKes, Subdit. Pengendalian

Malaria5. Dr.Marti Kusumaningsih, MSc, Subdit. Pengendalian

Malaria6. Yetty Intarti, MKes, Subdit. Pengendalian Malaria7. Dewa Made Angga Wisnawa, BSc,MScPH, Subdit.

Pengendalian Malaria8. Dr.Pranti Sri Mulyani, MSc, Subdit. Pengendalian

Malaria9. Dr.Worowijat, MKM, Subdit. Pengendalian Malaria10.Dr.Minerva Theodora PS, Subdit. Pengendalian

Malaria11.Hanifah Rogayah, SKM, Subdit. Pengendalian

Malaria12.Hermawan Susanto,SSi, Subdit. Pengendalian

Malaria13.Nur Asni, AMAK, Subdit. Pengendalian Malaria14.Abdurrahman, Subdit Surveilans dan Respon KLB15.Aris Munanto, Subdit Pengendalian Vektor16.Budi Santoso, SKM, MKes, Subdit Pengendalian

Vektor17.Dr.Iqbal Djakaria, Bagian PI18.Dr. Ferdinand Laihad, UNICEF19.Dr. Erfandi, PAEI

Page 73: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

72

Lampiran 1. Tehnik Analisis

Lampiran 1. Tehnik Analisis .............................................................. 72

I. Indikator Analisis Malaria................................................................ 73A. Indikator Analisis Malaria Berdasarkan Periode Pelaksanaan...... 73B.Pengukuran Indikator Analisis Malaria........................................... 74C.Pelaksana Analisis Berdasarkan Indikator Analisis Malaria .......... 79

II. Tehnik Analisis dan Penerapannya di Lapangan .......................... 81A. Prinsip Analisis Epidemiologi Malaria ........................................... 81B. Sumber Data Malaria.................................................................... 82

III. Tabel Analisis Indikator Bulanan dan Tahunan ............................ 84A. Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan...................................... 84B.Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunan...................................... 87

Page 74: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

73

LAMPIRAN 1. Tehnik Analisis

I. Indikator Analisis Malaria

Pada daerah dengan pengendalian tahap pemberantasan, memilikiendemisitas yang masih sangat tinggi, sehingga tidak memungkinkandilakukan pemeriksaan dan tindakan perorangan. Analisis data biasanyadalam bentuk data agregat (jumlah) kasus dan kematian, dan upayapenanggulangan dilakukan pada sekelompok populasi, misalnya tindakanindoor residual spraying pada semua rumah di daerah rentan penularanmalaria.

Pada daerah endemis rendah atau sudah memasuki daerah denganprogram pengendalian malaria sesuai dengan tahap pre eliminasi,eliminasi dan pemeliharaan akan semakin memerlukan analisis individual,walaupun analisis data agregat masih dipertahankan

A. Indikator Analisis Malaria Berdasarkan PeriodePelaksanaan

Pada daerah dengan endemisitas sangat tinggi ini, berbagai bentukanalisis perlu dilakukan :

Mingguan dan Bulanan1. Kecenderungan jumlah kasus malaria (+) mingguan dan atau bulanan

serta deteksi dini adanya KLB malaria pada masing-masing fasilitaspelayanan kesehatan dan masyarakat serta proporsinya terhadap totaljumlah kunjungan ke fasilitas pelayanan

2. Kecenderungan kejadian malaria menurut jenis parasit bulanan dandeteksi dini peningkatan P.falciparum, masing-masing fasilitaspelayanan dan masyarakat

3. Kecenderungan kejadian malaria (+) ibu hamil dan proporsinyaterhadap total kasus malaria (+)

4. Kecenderungan kejadian malaria menurut usia dan proporsinyaterhadap total kasus malaria (+)

5. Kecenderungan kejadian malaria (+) menurut jenis kelamin danproporsinya terhadap total kasus malaria (+)

6. Kecenderungan kejadian malaria meninggal mingguan, bulanan dandeteksi dini adanya KLB malaria, masing-masing fasilitas pelayanandan masyarakat serta proporsinya terhadap total jumlah meninggal difasilitas pelayanan kesehatan

7. Kecenderungan kejadian malaria menurut wilayah (peta) secaraberkala bulanan dan atau tahunan

Page 75: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

74

8. Kecenderungan kasus malaria (+) rawat inap (RI) dan kasus malaria(+) meninggal serta proporsinya terhadap kunjungan ke fasilitaspelayanan kesehatan per bulan

9. Perkembangan curah hujan bulanan10.Perkembangan vektor bulanan11.Kelengkapan laporan bulanan (Absensi)Tahunan

1. Identifikasi dusun, desa dan Puskesmas reseptif malaria danjumlah penduduknya

2. Jumlah kasus suspek yang diuji (Pemeriksaan) dengan RDT +mikroskopis

3. Jumlah kasus malaria (+) dan proporsinya terhadap suspek malaria4. Jumlah kasus malaria (+) berdasarkan tipe parasit serta

proporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+)5. Jumlah kasus malaria (+) menurut jenis kelamin dan proporsinya

terhadap total jumlah kasus malaria (+)6. Jumlah kasus malaria (+) menurut golongan umur dan prorsinya

terhadap total jumlah kasus malaria (+)7. Jumlah kasus malaria (+) ibu hamil dan proporsinya terhadap total

jumlah kasus malaria (+)8. Annual Parasite Incidence (API) (Jumlah kasus malaria (+) per

10.000 penduduk pertahun (5 tahun terakhir)9. Peta stratifikasi endemisitas malaria, tingkat Desa,

Puskesmas/Kecamatan dan kabupaten/kotaa. Endemis tinggi – API >5/1,000 penduduk berisikob. Endemis sedang – API 1 – 5/1,000 penduduk berisikoc. Endemis rendah – API <1/1,000 penduduk berisikod. Non-endemis (tidak ditemukan penderita indegeneus)

10.Proporsi sediaan darah positif / Slide Positive Rate (SPR)11.Jumlah kasus malaria (+) Rawat Inap (RI) dan jumlah kasus

malaria (+) Rawat Inap per 10.000 penduduk pertahun12.Jumlah kasus malaria (+) meninggal dan jumlah kasus malaria (+)

Rawat Inap meninggal, dan jumlah kasus (+) meninggal per-totaljumlah kasus malaria (+)

13.Kelengkapan laporan tahunan14.Cakupan pengobatan malaria sesuai standard15.Cakupan penggunaan kelambu berinsektisida16.Kelengkapan dan ketepatan laporan17.Kelengkapan laporan18.Absensi mingguan dan bulanan19.Indikator kinerja surveilans malaria

B. Pengukuran Indikator Analisis Malaria

Secara umum indikator analisis malaria dan periode pengukuran analisismalaria dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 76: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

75

TabelIndikator Analisis Malaria

NoIndikatorAnalisis

Pengukuran IndikatorTampilanAnalisis

PeriodeAnalisis

1 Kasusmalaria positifbulanan per1.000penduduk(MoPI)

Jumlah penderitamalaria positifselama satu bulan------------------------ x 1000 x 12Jumlah pendudukberisiko dalamwilayah kerja

GrafikkecenderunganMoPI

Bulanan

2 ProporsiSediaanDarah Positif

Jumlah sediaan darahdiperiksa positif----------------------------- x 100Jumlah sediaan darahDiperiksa

Grafikkecenderunganproporsisediaan darahpositif

Bulanan

3 ProporsiMalariaPositifmenurutgolonganumur

Jumlah kasus malariapositif pada golonganumur tertentu----------------------------- x 100Jumlah kasus malariapositif pada semuagolongan umur

golongan umur : <1 tahun, 1-4tahun, 5-14 tahun, 15-24 tahun,25-44 tahun, 45 th atau lebih

Grafikkecenderunganproporsi malariapositif menurutgolongan umur

Bulanan

4 ProporsiMalaria positifmenurutjenis kelamin

Jumlah kasus malariapositif pada jenis kelamintertentu----------------------------- x 100Jumlah kasus malariapositif pada semuajenis kelamin

Grafikkecenderunganproporsi malariapositif menurutjenis kelamin

Bulanan

Page 77: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

76

NoIndikatorAnalisis

Pengukuran IndikatorTampilanAnalisis

PeriodeAnalisis

5 Angkakejadian(incidencerate) malariamenurutgolonganumur (APIper golonganumur)

Jumlah kasus malariapositifpada golonganumur tertentu------------------------------- x 1000Jumlah pendudukBerisiko pada golonganumur yang sama

Grafik Bar padatahun tertentudanGrafikkecenderunganAPI selama 5tahun terakhir

Tahunan

6 Angkakejadian(incidencerate) malariamenurut jeniskelamin

Jumlah kasus malariapositif pada jenis kelamintertentu------------------------------- x 1000Jumlah penduduk beri-siko pada jenis kelaminyang sama

Grafik Bar padatahun tertentudanGrafikkecenderunganAPI selama 5tahun terakhir

Tahunan

7 Angkakejadian(incidencerate) malaria(API)

Jumlah kasus malariaPositif selama setahun------------------------------ x 1000Jumlah pendudukberisiko

Peta stratifikasiPuskesmas/Kecamatan,Dinkes Kab/KotaGrafikkecenderunganAPI selama 5tahun terakhir

Tahunan

8 ProporsiMalariaPositifmenurutpekerjaan

Jumlah kasus malariapositif pada pekerjaantertentu--------------------------------- x 100Jumlah kasus malariapositif pada semuapekerjaan

Grafikkecenderunganproporsi malariamenurutpekerjaan

Bulanan

9 Kasusmeninggaldiantaramalaria positif(case fatalityrate)

Jumlah kasus malariapositif meninggal dalamsetahun--------------------------------- x 100Jumlah kasus malariapositif dalam satu tahunyang sama

Tahunan

Page 78: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

77

NoIndikatorAnalisis

Pengukuran IndikatorTampilanAnalisis

PeriodeAnalisis

10 Proporsicakupananak < 1tahun yang dilindungikelambu

Jumlah kelambu yangdibagikan dalam kegiatanImunisasi selama satutahun--------------------------------- x 100Jumlah anak < 1 tahundalam tahun yang sama

11 HasilPengobatanPenderita

grafik

12 Rujukan Dari Grafik

13 Di Rujuk Ke grafik

14 ProporsiJenis Parasit

Jumlah sediaan darahpositif jenis parasittertentu--------------------------------- x 100Jumlah sediaan darahdiperiksa

Grafikkecenderungan

Bulanan

15 ABER Jumlah sediaan darahpositif + negatif--------------------------------- x 100Jumlah penduduk

Tahunan

16 ProporsiCakupan IbuHamil yang dilindungikelambu

Kelambu yang dibagikandalam kegiatan ANC-------------------------------- x 100Jumlah Ibu Hamil

Tahunan

17 ProporsipenggunaanRDT

Jumlah penggunaan RDT--------------------------------- x 100Jumlah pemeriksaanmikroskopis+RDT

Bulanan

18 Proporsi ibuhamil denganmalaria

Jumlah ibu hamil positif malaria--------------------------------- x 100Jumlah ibu hamildiperiksa

Tahunan

Page 79: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

78

NoIndikatorAnalisis

Pengukuran IndikatorTampilanAnalisis

PeriodeAnalisis

19 Proporsiskrining ibuhamil

Jumlah ibu hamildiskrining----------------------- x 100Jumlah sasaranibu hamil

20 KelengkapanLaporanBulanan

Jumlah laporan yangditerima pada bulantertentu------------------------------- x 100Jumlah laporan yangseharusnya pada bulanyang sama

Tabel absensidan grafikkecenderungan

Bulanan

21 KelengkapanLaporanTahunan

Jumlah fasilitas pelayanandengan laporan lengkap12 bulan pada tahuntertentu--------------------------------- x 100Jumlah fasilitas pelayanankesehatan pada awaltahun yang sama

Tabel Daftardan petakelengkapanlaporan fasilitaspelayanan dangrafikkecenderungan

Tahunan

Dengan menggunakan software e-sismal, keluaran dari analisis tersebutdapat langsung terhitung secara otomatis.

Page 80: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

79

C. Pelaksana Analisis Berdasarkan Indikator Analisis Malaria

TabelDaftar Pelaksana Indikator Analisis Malaria

NoIndikatorAnalisis

PeriodeAnalisis

Pelaksana

Puskesmas

RSDinkes

Kab/KotaDinkes

ProvinsiPusat

1 Kasus malariapositif bulananper 1.000penduduk (MoPI)

Bulanan v - v v v

2 Proporsi SediaanDarah Positif

Bulanan v v v v v

3 Proporsi Malariapositif menurutgolongan umur

Bulanan v v v v V

4 Proporsi Malariapositif menurutjenis kelamin

Bulanan v v v v V

5 Angka kejadian(incidence rate)malaria menurutgolongan umur(API per golonganumur)

Tahunan v - v v V

6 Angka kejadian(incidence rate)malaria menurutjenis kelamin (APIper jenis kelamin)

Tahunan v - v v v

7 Angka kejadian(incidence rate)malaria (API)

Tahunan v - v v v

8 Proporsi MalariaPositif menurutpekerjaan

Bulanan - - v v v

9 Kasus meninggaldiantara malariapositif (casefatality rate)

Tahunan v v v v v

Page 81: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

80

NoIndikatorAnalisis

PeriodeAnalisis

Pelaksana

Puskesmas

RSDinkes

Kab/KotaDinkes

ProvinsiPusat

10 Proporsi cakupananak < 1 tahunyang di lindungikelambu

Tahunan v - v v v

11 Hasil PengobatanPenderita

Bulanan v v v v v

12 Rujukan Dari Tahunan

13 Di Rujuk Ke Tahunan

14 Proporsi JenisParasit

Bulanan v v v v v

15 ABER Tahunan v - v v v

16 Proporsi CakupanIbu Hamil yang dilindungi kelambu

Tahunan v - v v V

17 Proporsipenggunaan RDT

Bulanan v - v v V

18 Proporsi ibu hamildengan malaria

Tahunan v - v v V

19 Proporsi skriningibu hamil

v - v v V

20 Kelengkapanlaporan bulanan Bulanan

- - v v V

21 Kelengkapanlaporan tahunan

Tahunan - - v v V

Page 82: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

81

II. Tehnik Analisis dan Penerapannya di Lapangan

A. Prinsip Analisis Epidemiologi Malaria

Surveilans Epidemiologi Malaria adalah :a. analisis terus menerus secara sistematis terhadap penyakit malaria

dan kondisi yang mempengaruhinyab. agar dapat melaksanakan upaya pengendalian malaria, termasuk

SKD-KLB malaria, dengan efektif dan efisienc. dengan melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan

penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingandalam penyelenggaraan pengendalian malaria.

Pengertian penyakit malaria meliputi parasit, penderita dan distribusiparasit serta distribusi penderita.

Parasit malaria meliputi tipe, subtype, potensi mutasi genetic,perkembangbiakan, siklus hidup didalam dan diluar tubuh manusia, cara-cara penularan, resistensi terhadap obat dan lain sebagainya.

Penderita penyakit malaria adalah karakteristik seseorang ketikamenderita penyakit, daya tahan, imunitas, masa inkubasi parasit ketikamenginfeksi seseorang, pola gejala dan patofisiologi tubuh, perubahanberatnya sakit dan risiko meninggal, masa infektif dan lain sebagainya.

Distribusi penyakit malaria adalah mencakup distibusi parasit malariadan distribusi penderita malaria yang digambarkan dalam bentukepidemiologi deskriptif menurut ciri-ciri waktu, tempat dan orang, baikdalam angka absolut atau dalam bentuk rate (angka kesakitan/insidencerate, angka kematian/mortality rate, case fatality rate, dan sebagainya).

Kondisi yang mempengaruhi pada definisi surveilans tersebut adalahberpengaruh terhadap munculnya atau terjadinya perubahankarakateristik parasit malaria, perubahan karakteristik penderita dandistribusinya (parasit dan penderita).

Surveilans adalah melakukan analisis dengan cermat, kritis dan obyektifterhadap penyakit malaria dan kondisi yang mempengaruhinya padasuatu populasi atau wilayah tertentu. “Analisis” menjadi bagian sangatpenting dari proses kegiatan surveilans malaria. Analisis mencakup aspekcukup luas dan komplek diantara ketersediaan data dan informasi yangtersedia tepat waktu, kemampuan individu atau suatu unit surveilansmalaria menguasai dan memanfaatkan metode analisis surveilansmalaria, penguasaan terhadap ilmu penyakit malaria dan faktor-faktoryang berpengaruh penyakit tersebut, penguasaan terhadap kondisi

Page 83: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

82

masyarakat yang berhubungan dengan malaria, disamping faktorketerampilan dan pengalamannya.

Kompleksitas proses “analisis” tersebut dapat digambarkan dalam skemaberikut :

GambarAnalisis Malaria

Data yg akandianalisis

TampilanAnalisis

Interpretasi

Informasi

Keterampilan& pengalaman

Strategianalisis

Data terkaitlainnya

Hasilpenelitian

Penduduk &lingkungan

Surveilans malaria sebagaimana dimaksud tersebut diatas, bukan sajamemerlukan data yang dapat diperoleh dalam Sistem Informasi danSurveilans Malaria (SISMAL), tetapi juga sangat diperlukanpengembangan model-model analisis malaria, meningkatkan jangkauaninformasi untuk memperoleh berbagai referensi yang diperlukan, perlunyapelatihan, standarisasi pengalaman petugas (jam terbang) dan jejaringinformasi untuk melengkapi data dan informasi kondisi yang dapatmempengaruhi kejadian malaria.

B. Sumber Data Malaria

Pengumpulan dan Pengolah Data Malaria dalam Sistem Informasi danSurveilans Malaria (SISMAL)

Data yang dapat dianalisis dalam surveilans malaria, perlu dihimpun dandiolah sedemikian rupa, sehingga dapat tersedia pada petugas atau timanalisis surveilans tepat waktu di Puskesmas, Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, Pusat dan unit terkait lainnyadalam pengendalian malaria.

Page 84: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

83

Secara umum, sumber data surveilans malaria dapat digambarkan dalamskema dibawah ini :

GambarSumber Data Malaria

ProgramPengendalian

MalariaPelaksanaanSurveilans

KIA-Imunisasi

PengamatanVektor

ProgramPenyehatanLingkungan

PerekamanPengolahan

Data Dasar SISMAL

Analisis Malaria

SISMAL: Sistem Informasi dan Surveilans Malaria

Data Dasar SISMAL didistribusikan kepada berbagai unit terkait dalampengendalian malaria di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, DinasKesehatan Provinsi, dan lain sebagainya.Analisis malaria dapat menghasilkan informasi penting dalam rangkaperencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program serta dalamrangka monitoring evaluasi. Informasi ini juga sangat penting dalamrangka pelaksanaan kewaspadaan dini KLB malaria.

Page 85: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

84

III. Tabel Analisis Indikator Bulanan dan Tahunan

A. Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan

a. Analisis Indikator Malaria Bulanan di Dinas Kesehatan Kab/Kota

Setiap Dinas Kesehatan Kab/Kota membuat tabel analisis malaria bulananberdasarkan situasi masing-masing wilayah Puskesmas dan Rumah Sakit.Analisis ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yang sesuai, sehinggadapat membantu interpretasi adanya masalah malaria dan mengukurkinerja pengendalian malaria di masing-masing Puskesmas dan DinasKesehatan Kab/Kota.Tabel analisis ini dikirim setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Provinsidan semua Puskesmas serta Rumah Sakit di wilayah kerja DinasKesehatan Kab/Kota

TabelAnalisis Bulanan Indikator Malaria Kabupaten/Kota

No

NamaPuskesmas

danRumahSakit

Kasus

suspek

dip

eriksa

RD

T+

mik

roskopis

Kasus

mala

ria

(+)

%kasus

mala

ria

(+)

per

jum

lah

ks

suspek

dip

eriksa

Kasus

mala

ria

dg

pfa

lsip

aru

m(+

)

%kasus

ma

lari

adg

Pfa

lsip

aru

mper

jmlk

sm

ala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

beru

mur

<5

th

%ks

mala

ria

(+)

<5

thp

er

tota

lkasus

mala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

ibu

ham

il

%ks

mala

ria

(+)

ibu

ham

ilper

tota

lks

mala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

pere

mp

uan

%ks

mala

ria

(+)

pere

mpu

an

per

tota

lks

ma

lari

a(+

)

Jum

lah

pend

erita

raw

at

ina

p

Jum

lah

pend

erita

raw

at

ina

pm

enin

gg

al

Jum

lah

kasus

ma

lari

a(+

)ra

wat

ian

p(R

I)

%jm

lks

ma

lari

a(+

)R

Iper

tota

lpend

erita

raw

at

inap

Jm

lks

ma

lari

a(+

)R

Im

enin

gga

l

%Jm

lks

ma

lari

a(+

)m

en

ingga

lper

tota

lR

Im

enin

gg

al

Tin

gg

inya

cura

hh

uja

n

Kep

adata

nvekto

rm

ala

ria

1 A2 B3 C.. …..

Total

Page 86: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

85

b. Analisis Indikator Malaria Bulanan di Dinas Kesehatan Provinsi

Setiap Dinas Kesehatan Provinsi membuat tabel analisis malaria bulananberdasarkan situasi masing-masing wilayah Dinas Kesehatan Kab/Kota,Puskesmas dan Rumah Sakit. Analisis ini diikuti dengan tampilan grafikdan peta yang sesuai, sehingga dapat membantu interpretasi adanyamasalah malaria dan mengukur kinerja pengendalian malaria di masing-masing Dinas Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.Tabel analisis ini dikirim setiap bulan kepada Dirjen PP&PL KementerianKesehatan dan tembusan BTKLPP setempat dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi.

TabelAnalisis Bulanan Indikator Malaria Provinsi

No

NamaDinas

KesehatanKab/Kota,

Puskesmasdan

RumahSakit

Kasus

suspek

dip

eriksa

RD

T+

mik

roskopis

Kasus

mala

ria

(+)

%kasus

mala

ria

(+)

per

jum

lah

ks

suspek

dip

eriksa

Kasus

mala

ria

dg

pfa

lsip

aru

m(+

)

%kasus

ma

lari

adg

Pfa

lsip

aru

mper

jmlk

sm

ala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

beru

mur

<5

th

%ks

mala

ria

(+)

<5

thp

er

tota

lkasus

mala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

ibu

ham

il

%ks

mala

ria

(+)

ibu

ham

ilper

tota

lks

mala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

pere

mp

uan

%ks

mala

ria

(+)

pere

mpu

an

per

tota

lks

ma

lari

a(+

)

Jum

lah

pend

erita

raw

at

ina

p

Jum

lah

pend

erita

raw

at

ina

pm

enin

gg

al

Jum

lah

kasus

ma

lari

a(+

)ra

wat

ian

p(R

I)

%jm

lks

ma

lari

a(+

)R

Iper

tota

lpend

erita

raw

at

inap

Jm

lks

ma

lari

a(+

)R

Im

enin

gga

l

%Jm

lks

ma

lari

a(+

)m

en

ingga

lper

tota

lR

Im

enin

gg

al

Tin

gg

inya

cura

hh

uja

n

Kep

adata

nvekto

rm

ala

ria

1 Kab I1. Pkm A2. RS B

.. …..2 Kota II

1. RS UD2. Pkm X…..Total

c. Analisis Indikator Malaria Bulanan di Nasional

Page 87: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

86

Pusat membuat tabel analisis malaria bulanan berdasarkan situasimasing-masing wilayah Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas KesehatanKab/Kota. Analisis ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yang sesuai,sehingga dapat membantu interpretasi adanya masalah malaria danmengukur kinerja pengendalian malaria di masing-masing DinasKesehatan Provinsi dan nasional.Tabel analisis ini dikirim setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Provinsidan BTKLPP.

TabelAnalisis Bulanan Indikator Malaria Nasional

No

NamaDinas

KesehatanProvinsi dan

DinasKesehatanKab/Kota

Kasus

suspek

dip

eriksa

RD

T+

mik

roskopis

Kasus

mala

ria

(+)

%kasus

mala

ria

(+)

per

jum

lah

ks

suspek

dip

eriksa

Kasus

mala

ria

dg

pfa

lsip

aru

m(+

)

%kasus

ma

lari

adg

Pfa

lsip

aru

mper

jmlk

sm

ala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

beru

mur

<5

th

%ks

mala

ria

(+)

<5

thp

er

tota

lkasus

mala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

ibu

ham

il

%ks

mala

ria

(+)

ibu

ham

ilper

tota

lks

mala

ria

(+)

Kasus

mala

ria

(+)

pere

mp

uan

%ks

mala

ria

(+)

pere

mpu

an

per

tota

lks

ma

lari

a(+

)

Jum

lah

pend

erita

raw

at

ina

p

Jum

lah

pend

erita

raw

at

ina

pm

enin

gg

al

Jum

lah

kasus

ma

lari

a(+

)ra

wat

ian

p(R

I)

%jm

lks

ma

lari

a(+

)R

Iper

tota

lpend

erita

raw

at

inap

Jm

lks

ma

lari

a(+

)R

Im

enin

gga

l

%Jm

lks

ma

lari

a(+

)m

en

ingga

lper

tota

lR

Im

enin

gg

al

Tin

gg

inya

cura

hh

uja

n

Kep

adata

nvekto

rm

ala

ria

Jum

lah

lapora

nP

uskesm

as

dan

RS

yan

gd

iteri

ma

1 Provinsi I1. Kab A2. Kota B

.. …..2 Provinsi II

1. Kab X2. Kab Y…..

Total

Page 88: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

87

B. Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunana. Analisis Indikator Malaria Tahunan Dinas Kesehatan Kab/Kota

Setiap Dinas Kesehatan Kab/Kota membuat tabel analisis malariatahunan berdasarkan situasi masing-masing wilayah Puskesmas. Analisisini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yang sesuai, sehingga dapatmembantu interpretasi adanya masalah malaria dan mengukur kinerjapengendalian malaria di masing-masing Puskesmas dan Dinas KesehatanKab/Kota.

TabelAnalisis Indikator Malaria Kabupaten/Kota

NoNama

Puskesmas

Jm

lPdd

Jm

lPdd

Reseptif

Jm

lU

jiR

DT

+M

ikro

skop

is

Jm

lKasus

Ma

lari

a(+

)

Jm

lKs

dg

P.F

als

iparu

m(+

)

Jm

lKs

Ibu.H

am

il

Jm

lKs

<5

th

%K

sM

ala

ria

(+)

per

Tota

lU

jiR

DT

+m

ikro

skop

is

%K

sdg

Pfa

lsip

aru

mp

er

Jm

lK

sM

al(

+)

%K

sIb

uH

am

ilp

er

jml

ks

malr

ia(+

)

AP

Iper

tota

lpe

nd

uduk

AP

Iper

pdd

daera

hre

sep

tif

Jm

lKs

mal(+

)ra

watin

ap

Jm

lks

ma

l(+

)ra

watin

ap

menin

gg

al

Jm

lKs

mal(+

)ra

watin

ap

per

10.0

00

pdd

Jm

lks

ma

l(+

)ra

watin

ap

menin

gg

alper

100.0

00

pdd

Jum

lah

lapora

nb

ula

na

nd

iterim

a

Jum

lah

lapora

nb

ula

na

nd

iterim

ate

patw

aktu

1 A2 B3 C.. …..

Total

b. Analisis Indikator Malaria Tahunan di Dinas Kesehatan Provinsi

Setiap Dinas Kesehatan Provinsi membuat tabel analisis malaria tahunanberdasarkan situasi masing-masing wilayah Kabupaten/Kota danPuskesmas. Analisis ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yangsesuai, sehingga dapat membantu interpretasi adanya masalah malariadan mengukur kinerja pengendalian malaria di masing-masing DinasKesehatan Kab/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi.

Page 89: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

88

TabelAnalisis Indikator Malaria Provinsi

No

NamaKab/Kota

danPuskesmas

Jm

lPdd

Jm

lPdd

Reseptif

Jm

lU

jiR

DT

+M

ikro

skop

is

Jm

lKasus

Ma

lari

a(+

)

Jm

lKs

dg

P.F

als

iparu

m(+

)

Jm

lKs

Ibu.H

am

il

Jm

lKs

<5

th

%K

sM

ala

ria

(+)

per

Tota

lU

jiR

DT

+m

ikro

skop

is

%K

sdg

Pfa

lsip

aru

mp

er

Jm

lK

sM

al(

+)

%K

sIb

uH

am

ilp

er

jml

ks

malr

ia(+

)

AP

Iper

tota

lpe

nd

uduk

AP

Iper

pdd

daera

hre

sep

tif

Jm

lKs

mal(+

)ra

watin

ap

Jm

lks

ma

l(+

)ra

watin

ap

menin

gg

al

Jm

lKs

mal(+

)ra

watin

ap

per

10.0

00

pdd

Jm

lks

ma

l(+

)ra

watin

ap

menin

gg

alper

100.0

00

pdd

Jm

llapora

nb

ula

na

nd

iteri

ma

Jm

llapora

nb

ula

na

nte

pat

waktu

I Kab. I1. Pkm A2. Pkm B

.. …..II Kab II

1. Pkm X2. Pkm Y…..

TOTAL

c. Analisis Indikator Malaria Tahunan Nasional dan Regional

Pusat (Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan) membuat tabel analisismalaria tahunan berdasarkan situasi masing-masing wilayah Provinsi danKabupaten/Kota. Analisis ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yangsesuai, sehingga dapat membantu interpretasi adanya masalah malariadan mengukur kinerja pengendalian malaria di masing-masing DinasKesehatan Provinsi dan Nasional. Hal yang sama dilaksanakan olehBBTKLPP dalam wilayah regionalnya masing-masing.

Page 90: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

89

TabelAnalisis Indikator Malaria Nasional

No

NamaProvinsi

danKab/Kota

Jm

lPend

uduk

Jm

lPend

uduk

Daera

hR

eseptif

Jm

lU

jiR

DT

+M

ikro

skop

is

Jm

lKasus

Ma

lari

a(+

)

Jm

lKs

dg

P.F

als

iparu

m(+

)

Jm

lKs

Ibu.H

am

il

Jm

lKs

<5

th

%K

sM

ala

ria

(+)

per

Tota

lU

jiR

DT

+m

ikro

skop

is

%K

sdg

Pfa

lsip

aru

mp

er

Jm

lK

sM

al(

+)

%K

sIb

uH

am

ilp

er

jml

ks

malr

ia(+

)

AP

Iper

tota

lpe

nd

uduk

AP

Iper

pdd

daera

hre

sep

tif

Jm

lKs

mal(+

)ra

watin

ap

Jm

lks

ma

l(+

)ra

watin

ap

menin

gg

al

Jm

lKs

mal(+

)ra

watin

ap

per

10.0

00

pdd

Jm

lks

ma

l(+

)ra

watin

ap

menin

gg

alper

100.0

00

pdd

Jm

llapora

nb

ula

na

nd

iteri

ma

Jm

llapora

nb

ula

na

nd

iteri

ma

tepat

waktu

Jm

lla

pora

nbula

nan

Puskesm

as

yang

diteri

ma

Jm

lPuskesm

as

deng

an

l12

ap

ora

nbula

na

n

I Provinsi I1. Kab A2. Kab B

.. …..II Provinsi II

1. Kota X2. Kab Y…..

TOTAL

Page 91: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

90

Lampiran 2 : Pengamatan dan Survei Vektor Malaria

A. Pengamatan Vektor

1. Pengertian dan Tujuan

Walaupun secara umum, malaria ditularkan oleh nyamuk, terutamanyamuk anopheles, tetapi jenis nyamuk penular malaria tersebut adalahspesifik pada masing-masing daerah, kepadatan bervariasi, dan sangatbesar pengaruh kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.Mencermati keberadaan nyamuk tersebut, sangat diperlukanpengamatan vektor sebagai bagian dari penyelenggaraan surveilansmalaria

TujuanMemantau secara terus menerus dan sistematis terhadap kepadatannyamuk menurut wilayah dan perkembangannya dari waktu ke waktudan hubungannya dengan perkembangan kejadian malaria

2. PelaksanaPuskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi,BTKLPP dan Pusat

3. Sumber Data, Variabel, Perekaman dan Pengolahan Data

a. Sumber DataPengukuran kepadatan vektor pada titik/lokasi pengamatan vektorrata-rata perhari dan perbulan. Pemilihan lokasi pengamatan vektoradalah sebagai berikut :

(1) Pada daerah pada tahap pemberantasan, lokasi pengamatanditentukan berdasarkan riwayat terjadinya KLB malaria atautingginya kejadian malaria (fokus malaria aktif)

(2) Pada daerah pada tahap pre eliminasi, eliminasi danpemeilharaan, lokasi pengamatan vektor juga berdasarkanriwayat terjadinya KLB malaria, tingginya kejadian malaria, tetapijuga diprioritaskan pada wilayah (dusun/desa) reseptif malariaatau wilayah vulnerabel

(3) Lokasi pengamatan vektor dapat merupakan sentinelpengamatan vektor pada wilayah lebih luas, terutama untuk

Page 92: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

91

memantau perkembangan vektor musiman dan hubungannyadengan penentuan kegiatan penemuan dan pengobatan kasusmalaria melalui Penemuan Penderita Demam Massal atauPemeriksaan Darah Massal

Hasil Pengamatan Vektor (Lihat Pedoman Pemberantasan Vektor,Dit. P2B2, Ditjen PP&PL, Departemen Kesehatan, 2006)

b. VariabelVariabel perekaman data pengamatan vektor adalah rata-ratakepadatan vektor (nyamuk dan jentik) per bulan pada wilayahdusun/desa (kelurahan) atau atas dasar lokasi pengamatan vektoryang telah ditentukan

c. Perekaman dan Pengolahan DataData hasil pengukuran kepadatan vektor pada masing-masing lokasidirekam dalam formulir Pengamatan Kepadatan Vektor Harian (tabel2.1)Rata-rata hasil pengukuran kepadatan vektor masing-masing lokasidikompilasi kedalam formulir Kepadatan Vektor Bulanan (tabel 2.2)

Page 93: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

92

Tabel 2.1Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor Harian

Provinsi : ………………..Kab/Kota : ………………...Kecamatan/Puskesmas : ………………../………………..Puskesmas : ………………../………………..Tahun/Bulan : ……../…….

TanggalKepadatan Vektor Per Lokasi Pengamatan

Lokasi 1 Lokasi-2 Lokasi-3 Lokasi-4Rata-Rata

1234..31

Rata-rataper bulan

Tabel 2.2Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor Bulanan

Provinsi : ………………..Kab/Kota : ………………...Kecamatan/Puskesmas : ………………../………………..Puskesmas : ………………../………………..Tahun : …….

TanggalKepadatan Vektor Per Lokasi Pengamatan

Lokasi-1 Lokasi-2 Lokasi-3 Lokasi-4 Rata-Rata

JanuariFebruari

MaretAprilMeiJuni

..Desember

Rata-rata per haridalam sebulan

Page 94: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

93

4. Tampilan AnalisisBentuk tampilan analisis sebagai berikut :a. Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan lokasi

pengamatan vektorb. Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan wilayah

Puskesmasd. Perkembangan kepadatan vektor, perkembangan kasus malaria

bulanan dan curah hujan bulananc. Peta kepadatan vektor menurut wilayah pengamatan vektor dan

penetapan wilayah reseptif malaria

5. Langkah-langkaha. Menentukan lokasi pengukuran vektor sesuai dengan kebutuhan dan

kriteriab. Pengukuran kepadatan vektor dilakukan pada malam hari, diamati

jenis vektor dewasa dan kepadatannya, sekaligus denganpengukuran kelembapan, curah hujan dan kondisi lingkungan yangberpengaruh terhadap perkembangan vektor (lihat PedomanPemberantasan Vektor)

b. Setiap hari pengukuran, dihitung kepadatan rata-rata dari semualokasi pengamatan vektor.

c. Setiap akhir bulan pengukuran, dihitung kepadatan rata-rata per hariper lokasi pengamatan dalam sebulan, juga rata-rata perhari semualokasi pengamatan dalam waktu sebulan

c. Pindahkan data pengukuran pengamatan vektor rata-rata perharisemua lokasi dalam setahun kedalam tabel Pengamatan KepadatanVektor Bulanan (Tabel 2.2)

d. Buat grafik fluktuasi kepadatan vektore. Hasil pengamatan vektor digunakan untuk menentukan dusun, desa

dan Puskesmas reseptif malaria

Contoh Analisis :

a. Grafik Fluktuasi Kepadatan Vektor perhari

Kepadatan nyamuk Anopheles diperoleh dengan pengamatan padabeberapa titik pengamatan di wilayah reseptif dengan umpan manusia,kemudian diambil rata dalam sehari (semalam) dan kemudian dirata-ratakan perhari dalam sebulan pengamatan.

Page 95: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

94

b. Wilayah reseptif adalah wilayah yang memiliki vektor malaria dengankepadatan tinggi dan terdapat faktor lingkungan serta iklim yangmenunjang terjadinya penularan malaria.Data wilayah reseptif, sebaiknya setingkat desa, walaupun sebenarnyahanya sebagian dari desa. Desa ditetapkan sebagai wilayah reseptif,karena di desa tersebut yang pernah berjangkit penularan malaria,

Page 96: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

95

yang kemudian diteliti dengan cermat pada kondisi lingkungan danperkembangan vector nyamuk malaria yang berpotensi terjadinyapenularan malaria

Contoh Daftar Wilayah Desa Reseptif malaria di Puskesmas Jaya

TabelWilayah Reseptif Malaria, Puskesmas Jaya, 2010-2011

No Desa

2011 2012

JmlPdd

JmlDusun

JmlDusun

Reseptif

Jml PddReseptif

JmlPdd

JmlDusun

JmlDusun

Reseptif

Jml PddReseptif

Total 36700 47 13 6100 36700 47 10 5600

1 AMAN 2000 4 4 2000 2000 4 4 20002 BIDAI 6000 4 3 3000 6000 4 3 30003 CHARL 500 3 2 400 500 3 2 4004 DENAH 700 4 2 200 700 4 1 1005 ELOK 2000 4 2 500 2000 4 0 06 ERNAN 4500 6 0 0 4500 6 0 07 GALUH 7000 8 0 0 7000 8 0 08 HANNA 9000 7 0 0 9000 7 0 09 INTAN 5000 7 0 0 5000 7 0 0

Page 97: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

96

Peta Wilayah Reseptif Malaria

GambarPeta Desa Reseptif dan Insidens Malaria

Puskesmas Jaya, 2012

<1

1-4>4

Incidance rateper 1000 pop

NonReseptif

Reseptif

Desa Reseptif

GambarWilayah Reseptif Menurut Puskesmas

Kabupaten Jaya, 2012

NonReseptif

Reseptif

Puskesmas reseptif adalah Puskesmas yang terdapat wilayah reseptif,baik desa reseptif maupun dusun reseptif

Page 98: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

97

B. Survei Vektor

Merupakan kajian dan penelitian vektor penular malaria pada suatuwilayah tertentu yang diduga telah terjadi penularan malaria. Survei vektordapat dilaksanakan survei vektor spot dan survei vektor berkala.

1. Tujuan SurveiSurvei Vektor diharapkan dapat mengidentifikasi bionomik vektor(nyamuk anopheles) yang terdiri atas :

(1) Tempat berkembang biak nyamuk(2) Jenis nyamuk(3) Siklus hidup nyamuk(4) Kepadatan nyamuk malam hari di dalam dan di luar rumah

serta tempat-tempat berisiko penularan (lihat hasil surveiperilaku penduduk)

(5) Kebiasaan nyamuk istirahat di dalam dan di luar rumah(6) Kebiasaan nyamuk menggigit di dalam dan di luar rumah(7) Kebiasaan menggigit manusia (antopofilik) dan hewan

(zoofilik)

2. Sasaran SurveiDaerah pada tahap pemberantasan melaksanakan survei vektor sesuaikebutuhan berdasarkan analisis situasi malaria dan pengamatan vektor,terutama pada daerah yang terjadi peningkatan luar biasa, daerah-daerah yang sering terjadi KLB, daerah dengan angka kejadian malariacukup tinggi dan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari waktu kewaktu.

Daerah pada tahap eliminasi melaksanakan survei vektor, sesuaikebutuhan berdasarkan analisis situasi malaria dan pengamatan vektor,terutama di wilayah reseptif malaria, atau fokus malaria aktif

Waktu survei sebelum puncak jumlah kasus malaria (pemantauanmingguan/bulanan wabah malaria) atau puncak kepadatan vektor(pengamatan vektor).

3. Metode dan Desain AnalisisMetode dan desain analisis Survei Vektor lihat pada pedoman terkait.Petugas surveilans malaria, perlu memahami siklus hidup nyamuk, danmetode serta desain analisis survei vektor ini agar hasil survei vektordapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis situasi malaria sehari-hari(surveilans rutin) maupun surveilans khusus

Page 99: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

98

Referensi

Siklus Hidup NyamukNyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, mengalami 4 stadiadengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidupdialam bebas :

1. Nyamuk dewasa :Proporsi keberadaan nyamuk jantan dan betina dewasa adalah sama,nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusulnyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekatsarang, sampai nyakum betina keluar dari kepompong. Setelah jenisbetina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betinasebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekalikawin.Perkembangan telur menjadi nyamuk dewasa tergantung kepadabeberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban serta speciesdari nyamuk.

2. Telur nyamuk.Stadium telur ini memakan waktu 1 – 2 hari.Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempatkering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur iniberbeda – beda tergantung dari jenisnya.

- Nyamuk anopeles meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatuatau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyaialat pengapung.

- Nyamuk culex akan meletakkan telur diatas permukaan air secarabergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untukmengapung.

- Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada benda-bendayang terapung dipermukaan air atau pada dinding penampungan airsedikit diatas permukaan air.

- Sedangkan nyamuk mansonia meletakkkan telurnya menempel padatumbuhan – tumbuhan air, secara bergerombol berbentuk karanganbungan.

3. Jentik nyamukStadium jentik memerlukan waktu 1 minggu. Pertumbuhan jentikdipengaruhi faktor temperatur, nutrien, ada tidaknya binatang predator.

Page 100: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

99

4. KepompongStadium kepompong lebih kurang 1 – 2 hari. Merupakan stadiumterakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pada stadum initerbentuk sayap hingga dapat terbang,.

Tempat Berkembang Biak (Breeding Places)Dalam siklus hidup nyamuk memerlukan tiga tempat hidup, yaitu tempatberkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkanumpan/darah (feeding places) dan tempat untuk beristirahat (reestingpalces).

Nyamuk mempunyai tipe breeding places yang berlainan, culex dapatberkembang di sembarangan tempat air, Aedes hanya dapat berkembangbiak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah langsung,mansonia senang berkembang biak di kolam – kolam, rawa – rawa, danauyang banyak tanaman airnya dan Anopeheles memiliki bermacambreeding places, sesuai dengan jenis anophelesnya sebagai berikut :

1. Air payau adalah tempat berkembang biak yang disukai Anophelessundaicus, Anopheles subpictus dan Anopheles vagus

2. Tempat yang langsung mendapat sinar matahari disukai Anophelessundaicus dan Anopheles maculatus

3. Tempat yang terlindung dari sinar matahari disenangi Anophelesvagus, Anopheles umbrosus untuk berkembang biak.

4. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk Anophelesvagus, indefinitus, letifer untuk tempat berkembang biak.

5. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangatdisenangi Anopheles aconitus, vagus, barbirostris, dan anullarisuntuk berkembang biak.

Kebiasaan menggigitWaktu aktif mencari darah dari masing – masing nyamuk berbeda – beda,anopheles dan colex merupakan nyamuk yang aktif pada malam hari,adalah sedangkan Aedes merupakan nyamuk yang aktif pada siang hari,dan pada umumnya nyamuk yang menghisap darah adalah nyamukbetina.

Page 101: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

100

Tempat beristirahat (resting places)Setelah nyamuk betina menggigit orang/hewan, nyamuk tersebut akanberistirahat selama 2 – 3 hari. Tempat beristirahat bisa bagian dalamrumah atau diluar rumah, seperti gua, lubang lembab, tempat yangberwarna gelap dan lain – lain

Bionomik Nyamuk (kebiasaan hidup)Pemahaman bionomik ini merupakan informasi penting dalam upayapengendalian vektor, misalnya dalam pemberantasan nyamuk denganinsektisida. Nyamuk mempunyai bermacam-macam kebiasaan yang perludiketahui untuk pengendalian malaria, misalnya :

a. Kebiasaan yang berhubungan dengan perkawinan/mencari makan,dan lamanya hidup.

b. Kebiasaan kegiatan diwaktu malam, dan perputaran menggigitnya.c. Kebiasaan berlindung diluar rumah dan di dalam rumah.d. Kebiasaan memilih mangsa.e. Kebiasaan yang berhubungan dengan iklim, suhu, kelembaban dll.f. Kebiasaan di dalam rumah atau di luar rumah.

Metode Pengendalian VektorPengendalian vektor sampai tuntas (pembasmian) adalah sangat sulitdilakukan, yang dapat dilakukan adalah usaha mengurangi danmenurunkan populasi vektor sampai tingkat yang tidak membahayakankehidupan manusia.Prinsip dasar dalam pengendalian vektor :

1. Pengendalian vektor dilakukan dengan berbagai macam cara agarvektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak membahayakankehidupan manusia

2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

Cara-cara pengendalian vektor malaria, antara lain :

1. manipulasi lingkungan terhadap jentik dan nyamuk. Baik carasederhana dengan pengaturan tanam, menjaga irigasi, pengeringansawah, atau yang canggih dengan pengaturan irigasi, pembangunandan sebagainya

2. penyemprotan insektisida pada nyamuk dan larvasida terhadap jentik(IRS-indoor residual spraying)

Page 102: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

101

3. umpan binatang ternak, sehingga nyamuk menggigit hewan dan tidakpada manusia

4. rumah terproteksi dari masuknya nyamuk anopheles

5. menghindar dari tempat dengan kepadatan nyamuk tinggi atau denganobat pelindung diri

Untuk mengetahui strategi pengendalian vektor yang tepat, perludilakukan pengamatan dan survei vektor

Page 103: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

102

Lampiran 3 : Penyelidikan, Penanggulangan KLBMalaria dan Surveilans

I. Pendahuluan

Pada saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria, maka segeradilakukan upaya penanggulangan KLB yang secara umum terdiri dari :

1. Penyelidikan epidemiologi2.Upaya penemuan dan pengobatan penderita3.Upaya pengendalian agar KLB tidak berkembang luas

(pencegahan)4.Surveilans

Keempat kegiatan tersebut dilaksanakan serentak dan salingmendukung satu dengan yang lainnya. Biasanya penyelidikanepidemiologi dilaksanakan sesegera mungkin, dan informasi awal hasilpenyelidikan disampaikan pada tim penanggulangan. Misalnyakepastian tentang diagnosis etiologi KLB, ditetapkannnya luas darahberjangkit dan kelompok populasi yang mendapat serangan palingparah.Adanya informasi awal, segera diikuti dengan menyelenggarakansurveilans epidemiologi, terutama data penderita berobat dan mendapatperawatan intensif

Hubungan keempat kegiatan tersebut, secara skematis dapatdigambarkan sebagai berikut :

Page 104: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

103

GambarPenanggulangan KLB Malaria

PenyelidikanEpidemiologi

Pengobatan danPerawatan

Pengendalian danPencegahan

SurveilansEpidemiologi

Surveilans epidemiologi yang baik, akan membantu upayapenanggulangan dan penyelidikan epidemiologi lebih focus, efektif danefisien. Kegiatan penyelidikan epidemiologi dan surveilans epidemiologisaling memberi informasi, dan pada upaya penanggulangan KLB malariadilaksanakan dalam satu paket kegiatan

II. Pengertian KLB Malaria

Kasus Malaria Suspek pada KLB adalah : Seseorang bertempattinggal di daerah KLB (ditetapkan) dan dalam periode KLB (ditetapkan)yang menunjukkan gejala demam (37,5-400C) atau riwayat demamdalam 48 jam terakhir, disertai menggigil dan berkeringat. Gejala lainyang bisa muncul adalah sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot,pegel-pegel 6 .

Kasus malaria positif (simtomatis) pada KLB malaria adalah kasussuspek malaria yang pada pengujian sediaan darah (mikroskopis) ataupengujian cepat RDT, ditemukan adanya parasit malaria atau jejakparasit malaria (Plasmodium falsiparum)

Kasus malaria indigenous pada KLB malaria adalah kasus malariapositif yang penularannya terjadi di wilayah setempat dan tidak adabukti langsung berhubungan dengan kasus impor. Secara teknis,kasus malaria indigenous pada KLB malaria adalah kasus malariapositif (simtomatis) yang tidak memiliki riwayat bepergian ke daerahendemis malaria dalam empat minggu terakhir sebelum sakit (demam)

6Depkes RI. Pedoman SKD-KLB Malaria, tahun 2007

Page 105: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

104

Kriteria teknis KLB malaria dibedakan antara daerah tahappemberantasan, pre eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan

1. Kriteria KLB Malaria Pada Daerah Tahap Pemberantasan DanPreeliminasi

Pada Desa atau Kelurahana. Terjadi peningkatan jumlah penderita dalam sebulan sebanyak 2

kali atau lebih dibandingkan dengan salah satu keadaan dibawahini: Jumlah penderita dalam sebulan pada bulan sebelumnya Jumlah penderita dalam sebulan, pada bulan yang sama

tahun sebelumnya Jumlah maksimum penderita pada pola maksimum dan

minimum danslide positivity rate pada Kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) lebih dari 20%; danparasit Plasmodium falsiparum dominan

atau

b. terjadi peningkatan jumlah penderita malaria meninggal dalamperiode tertentu lebih dari 50 % dibanding keadaan sebelumnyadalam periode yang sama;dan

slide positivity rate pada Kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) lebih dari 20% ;

danparasit Plasmodium falsiparum dominan

Secara skematis penentuan adanya KLB malaria dapat dilihat padagambar Alur Penetapan KLB Malaria Pada Daerah TahapPemberantasan, dibawah ini :

Page 106: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

105

GambarAlur Penetapan KLB Malaria

Pada Daerah Tahap pemberantasan, Pre Eliminasi dan Eliminasi

MFS : PR>20%Pf dominan

Jumlah kasus >2 kali dibanding bulan sebelumnya/bulan sama tahun sebelumnya/maksimum kurvapada periode waktu yang sama/

Peningkatan Kasus Malaria Positif

Perkembanganmingguan/bulanan malaria

Laporanmasyarakat

Laporandokter/petugas

Kematian > 50%dibanding bulan

sebelumnya

Kewaspadaan tinggi

KLBMalaria

Tidak Ya

Tidak Ya

Ya Tidak

atau

*) pada daerah tahap eliminasi : peningkatan kasus malaria poitif indigenous

2. Kriteria KLB Malaria Pada Daerah Tahap Eliminasi

Pada Desa atau Kelurahan :a. Terjadi peningkatan jumlah penderita malaria indigenous di suatu

wilayah tertentu dalam sebulan sebanyak 2 kali atau lebihdibandingkan dengan salah satu keadaan dibawah ini:

Jumlah penderita malaria indigenous di wilayah yang samadalam sebulan pada bulan sebelumnya

Jumlah penderita malaria indigenous di wilayah yang samadalam sebulan, pada bulan yang sama tahun sebelumnya

Jumlah maksimum penderita malaria indigenous di wilayahyang sama pada pola maksimum dan minimum

dan slide positivity rate pada kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) lebih dari 20%; dan parasit Plasmodiumfalsiparum dominan

atau

b. terjadi peningkatan jumlah penderita malaria (indigenous dan atauimpor) meninggal dalam periode tertentu lebih dari 50 %dibanding keadaan sebelumnya dalam periode yang sama;dan

slide positivity rate pada kegiatan Penemuan Penderita DemamMassal (MFS) lebih dari 20% ; dan parasit Plasmodiumfalsiparum dominan

Page 107: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

106

Secara skematis penentuan adanya KLB malaria tahap Eliminasidapat dilihat pada gambar Alur Penetapan KLB Malaria Pada DaerahTahap Pemberantasan, Pre-eliminasi, dan Eliminasi

3. Pada Daerah Pengendalian Malaria Tahap Pemeliharaan

Terjadi KLB malaria jika : ditemukan satu atau lebih penderita malariaindigenous (termasuk penderita malaria introduce)

III. Tujuan Penyelidikan Epidemiologi Dan Surveilans

1. Memastikan adanya KLB malaria2. Menetapkan etiologi KLB malaria (jenis parasit)3. Penemuan penderita4. Mengetahui gambaran epidemiologi KLB berdasarkan karakteristik

waktu (kurva), tempat (dusun/desa) dan orang (umur, jenis kelamin)dan faktor risikonya

5. Mengidentifikasi kelompok rentan KLB malaria6. Mengetahui pola musiman dan bionomik vektor7. Mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap

malaria8. Mengetahui musim dan curah hujan dan pengaruhnya terhadap

perkembangan malaria9. Identifikasi penduduk migrasi dan hubungannya dengan

perkembangan malaria10.Mengetahui sumber-sumber dan cara penularan malaria

(identifikasi penularan setempat)11.Rekomendasi upaya penanggulangan yang lebih baik

IV. Metode

A. Sumber Informasi Adanya KLB Malaria1. Sistem deteksi dini KLB malaria di Puskesmas, rumah sakit dan

fasilitas pelayanan kesehatan (SKD-KLB malaria) melaluikegiatan pemantauan adanya KLB di masyarakat, PemantauanWilayah Setempat Kasus Malaria dan penyelidikan dugaanadanya KLB malaria

2. Laporan masyarakat

Page 108: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

107

B. Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan KLB Malaria

1. Puskesmas segera membuat laporan adanya KLB malariakepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (laporan KLB 24jam/W1)

2. Melaksanakan penyelidikan epidemiologi segera setelahLaporan KLB 24 Jam/W1 dikirim ke Dinas KesehatanKabupaten/Kota.Survei pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dapatdilaksanakan bersama dengan kegiatan penyelidikanepidemiologi

3. Mendirikan pos-pos pelayanan kesehatan dekat denganpemukiman penduduk (metode Penemuan Penderita DemamMassal/MFS), terutama pada lokasi yang diduga terjadipenularan yang tinggi

a. Tujuan(1) memastikan adanya KLB malaria(2) mencari, menemukan dan mengobati penderita malaria,

sehingga dapat menurunkan risiko penularan setempat(menghilangkan sumber-sumber penularan)

b. Pelaksanaan(1) Penderita berobat ke pos-pos kesehatan direkam dalam

Register Berobat Pos Kesehatan. Penderita demam(kasus malaria suspek) diberi tanda sebagai kasusmalaria suspek

(2) Setiap penderita demam (kasus malaria suspek)diwawancarai dengan menggunakan formulir wawancaraForm Penyelidikan Epidemiologi KLB Malaria (lampiranlpklb-01)

(3) Setiap penderita demam (kasus malaria suspek) diambilspesimen darah dan diuji secara mikroskopis atau RDTyang sesuai

(4) Setiap kasus malaria positif mendapat pengobatanstandar

(5) Penderita demam yang tidak datang ke pelayanankesehatan didatangi ke rumah penderita.

(6) Setiap kasus malaria positif diikuti dengan pemeriksaankontak dengan menguji sediaan darah penghuni rumah(3-5 rumah) yang berdekatan dengan rumah kasusmalaria positif. Kasus malaria positif (simtomatis danasimtomatis) harus mendapat pengobatan standar.

Page 109: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

108

(7) Rangkaian kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal(MFS) diselesaikan dalam waktu secepatnya tidak lebihdari 7 hari sejak kegiatan ini dilaksanakan, termasukpemberian obat kepada penderita malaria positif untukmenghilangkan parasit malaria dari penderita. Cara inidiharapkan dapat menurunkan risiko penularan danmencegah terjadinya reinfeksi.

(8) Melakukan analisis untuk memastikan adanya KLBMalaria dan atau evaluasi dampak terhadapperkembangan dan perluasan KLB malaria (lihat analisispada kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal/MFS)

(9) Jika diperlukan, mengintensifkan kegiatan PenemuanPenderita Demam Massal (MFS) di seluruh wilayah KLBmalaria, sehingga seluruh penderita malaria dapat ditemukandan diobati dalam waktu kurang dari 7 hari sejak mulaimelaksanakan Penemuan Penderita Demam Massal, sehinggadampak pengobatan dapat menurunkan risiko penularanmalaria dan mencegah reinfeksi di seluruh wilayah KLB

7. Melaksanakan upaya penanggulangan KLB malaria denganmenerapkan Pemeriksaan Darah Massal (MBS), sesuai hasilanalisis dan keputusan tim penanggulangan KLB, terutamapada wilayah-wilayah KLB dengan attack rate dan atau casefatality rate yang tinggi

8. Melaksanakan upaya penanggulangan KLB malaria denganmendistribusikan kelambu berinsektisida, sesuai analisis dankeputusan tim penanggulangan KLB

9. Melaksanakan upaya penanggulangan KLB Malaria denganmelaksanakan Penyemprotan Insektisida (IRS), sesuai analisisdan keputusan tim penanggulangan KLB

10.Sesuai dengan kebutuhan penyelidikan dapat dilakukanberbagai penyelidikan lebih luas :a. Melakukan kajian pengaruh jangkauan dan kualitas

pelayanan kesehatan terhadap KLB malaria

b. Melaksanakan survei pengaruh pengetahuan, sikap danperilaku masyarakat terhadap malaria dan KLB malaria

c. Melaksanakan kajian pengaruh kondisi lingkunganpemukiman, curah hujan dan migrasi penduduk terhadapKLB malaria, terutama untuk mengetahui adanya lingkungansebagai sumber-sumber penularan

Page 110: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

109

d. Melakukan survei dinamika penularan

e. Melaksanakan pengamatan dan survei vektorData vektor yang dikumpulkan adalah meliputi spesies vektor,bionomik dan tempat perkembangbiakan. Data tersebutdikumpulkan dari hasil kegiatan survey vektor pada saatkonfirmasi KLB dan akhir KLB. (Lihat pada Pengamatan danSurvei Vektor)

f. Melaksanakan verbal otopsi

11. Melaksanakan surveilans

Secara umum, surveilans selama periode KLB malaria adalahmemanfaatkan data yang diperoleh saat melaksanakankegiatan penanggulangan KLB malaria, antara lain, kegiatanPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Pos-posKesehatan dan atau Fasilitas Kesehatan Lain; PemeriksaanDarah Massal (MBS), kegiatan penyemprotan rumah (IRS),penyelidikan epidemiologi, pengamatan vektor dan sebagainya

GambarSurveilans Pada Saat KLB Malaria Di Daerah Tahap Pemberantasan

Penanggulangan KLB

Pengamatan danobservasi lapangan

petugas

KLB MalariaPelaksanaan Surveilans

Data PenemuanKasus Secara Aktif

(Pos Kesehatan)

Survei kontak

Pengamatan dansurvey Vektor

Penyelidikanepidemiologi

Intervensi MBS

Intervensi Kelambu

Intervensi IRS

Analisis

Sumber Data Epid.Laporan Png.KLB

IntervensiLingkungan

C. Analisis Hasil Penemuan Penderita Demam MassalPada penemuan kasus malaria secara pasif di Puskesmas, RumahSakit dan Fasilitas lainnya mempunyai register pasien rawat jalan/inapharian standar. Demikian juga, pada pelayanan kesehatan di pos-pos

Page 111: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

110

pelayanan kesehatan dalam rangka Penemuan Penderita DemamMassal, menggunakan register pasien rawat jalan/inap harian standarSetiap penderita demam pada register pasien rawat jalan/inap harianyang diyakini sebagai kasus malaria suspek, diwawancara lebih jauhdengan menggunakan formulir wawancara Kasus Malaria Suspek PadaKLB malaria (lihat pada Lampiran 3.1)Data terekam dalam register rawat jalan/inap harian,dipindahkan/direkam ulang dalam Daftar Penderita Demam MassalPada KLB Malaria sebagai master data penyelidikan KLB malaria ini.Data dalam Daftar Penderita Demam Massal diolah sedemikian rupasesuai dengan kebutuhan analisis yang dibahas pada pokok bahasananalisis dibawah ini :

1. Penetapan Etiologi KLB Malaria

Etiologi KLB malaria dapat ditegakkan jika distribusi gejala kasus-kasus yang dicurigai menunjukkan gejala demam adalah dominan,dan gejala lain yang menonjol adalah menggigil, dan berkeringat,tetapi beberapa daerah bisa mempunyai gejala dan tanda lebihspesifik .

Sumber data analisis etiologi KLB malaria dapat berdasarkan dataPenemuan Kasus Malaria Secara Pasif di Fasilitas PelayananKesehatan, atau Penemuan Penderita Demam Massal.

Setiap penderita yang dicurigai dilakukan uji diagnostic denganpemeriksaan mikroskopis sediaan darah, RDT atau pengujian lainyang sesuai

Gejala klinis penderita malaria bisa rancu dengan gejala klinis DBD,oleh karena itu, distribusi gejala dan hasil pengujian laboratoriummenjadi sangat penting untuk menentukan etiologi KLB malaria.

Gejala dan tanda penyakit lain yang dicurigai atau mirip dengangambaran klinis malaria juga perlu ditanyakan pada saatmewawacarai penderita yang dicurigai, sehingga pada waktu analisisdistribusi gejala dapat dimanfaatkan untuk menyingkirkankemungkinan penyakit lain sebagai etiologi KLB ini. Misalnya, jikajuga curiga dengan DBD, maka wajib ditanyakan bercak kemerahan,tanda-tanda perdarahan, dan perlunya pemeriksaan trombosit danhematokrit.

Gejala dan tanda klinis tersebut ditanyakan pada setiap penderitayang dicurigai (suspek malaria). Gejala dan tanda klinis ini sebaiknyaditanyakan pada semua penderita, tetapi apabila jumlah kasus

Page 112: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

111

malaria pada KLB ini cukup besar, gejala dan tanda klinis ini bisaditanyakan pada sebagian penderita sampai jumlah cukup memadaiuntuk analisis etiologi KLB malaria (minimal 25 suspek malaria),tetapi gejala dan tanda klinis yang merupakan kriteria kasus malaria,wajin ditanyakan pada semua penderita, misalnya gejala demamdalam 48 jam terakhir, menggigil, sakit kepala dan ikterik

Gambaran distribusi gejala malaria pada KLB malaria dapatdimanfaatkan untuk menentukan etiologi KLB malaria. Contoh dapatdilihat pada tabel dibawah ini :

Distribusi Gejala Pada KLB Malaria

No GejalaJumlah Kasus

Dicurigai%

1 Demam (37,5-400C)2. Menggigil3 Berkeringat4 Sakit kepala5 Mual6 Muntah7 Diare8 Nyeri otot9 Anemi (pucat)10 Mata/Kulit kuning (ikterus)

11Air kencing seperti air teh/hitam

12 Gangguan kesadaran13 Meninggal

Jumlah kasus yang diperiksa 100%

Hasil Pengujian Laboratorium

Hasil Pengujian Laboratorium

No Metode PemeriksaanJumlah Kasus

DiperiksaJumlah HasilPemeriksaan

RDTMikroskopis :P falsiparumP. vivak

Page 113: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

112

2. Memastikan adanya KLB Malaria

Penetapan KLB Malaria dilaksanakan secara bertahap sejak adanyadugaan adanya KLB Malaria, sampai KLB dinyatakan berakhir. Adanyadugaan KLB Malaria sudah memerlukan penyelidikan danpenanggulangan KLB sesuai dengan kondisinya

a. Memantau perkembangan jumlah absolut kasus malaria suspek dankasus malaria positif dari waktu ke waktu (harian, mingguan danbulanan) berdasarkan Penemuan Kasus Malaria di FasiltasKesehatan atau informasi lain.

b. Apabila terdapat indikasi KLB malaria, maka(1) Memeriksa penderita dicurigai, rumah tempat tinggalnya dan

lingkungan sekitarnya untuk mengidentifikasi adanya tempat-tempat perindukan nyamuk.

(2) Memeriksa warga dari rumah ke rumah di sekitar rumahpenderita dicurigai untuk menemukan penderita suspek malaria(demam), setiap penderita suspek dilakukan pemeriksaan RDTatau mikroskopis. Setidak-tidaknya harus menemukan 5 kasussuspek malaria yang diperiksa RDT/mikroskopis.

(3) Jika terdapat kasus malaria positip lainnya, maka investigasidiperluas untuk menentukan besar masalah KLB malaria(epidemiologi deskriptif menurut waktu, tempat, orang), luaswilayah yang berjangkit KLB malaria dan risiko beratnya penyakitdan kematian.

c. Menentukan waktu mulai KLB malaria, memantau perkembanganluas daerah berjangkit KLB dan memantau perkembangan besarnyaattack rate kasus malaria suspek dan kasus malaria positif selamaperiode KLB (harian. mingguan dan bulanan)

d. Memantau perkembangan slide positivity rate (SPR) dan proporsiPlasmodium falsiparum dari waktu ke waktu (harian, mingguan danbulanan)

e. Jika diperlukan, melakukan penyelidikan lebih luas untuk mengetahuipengaruh faktor risiko tertentu dan identifikasi sumber-sumberpenularan

3. Menetapkan luasnya KLB berdasarkan waktu, tempat dan orang(epidemiologi deskriptif)

Secara umum, data penderita malaria berdasarkan kegiatan PenemuanPenderita Demam Massal dapat diolah dan disajikan dalam berbagaibentuk tampilan analisis yang memberikan gambaran luasnya KLBmalaria :

--------------------------------------------------------------------------------------

Page 114: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

113

a. Kurva epidemi atau grafik fluktuasi kasus mingguan, ataubulanan

b. Distribusi Kasus KLB malaria menurut hasil pengujianlaboratorium

c. Distribusi Kasus KLB malaria menurut umur dan jenis kelamind. Distribusi Kasus KLB malaria menurut Desa/Dusun dan waktue. Distribusi Kasus KLB malaria menurut karakteristik khusus

lainnya---------------------------------------------------------------------------------------

a. Kurva epidemi atau grafik fluktuasi kasus mingguan, atau bulananGrafik

Kurva Epidemi Kasus Malaria PositifKLB Malaria, Puskesmas Jaya, 2012

0

20

40

60

80

100

120

140

12 13 14 15 16 17 18 19

JU

ML

AH

KA

SU

S

MINGGUKasus Suspek Kasus Positif Kasus Meninggal

Laporan mingguan Puskesmas

PenemuanDemam Massal

Analisis pada contoh grafik Kurva Epidemi Kasus MalariaPada KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012 :(1) KLB Malaria dimulai pada minggu ke 16, 2012, dan

masih berlangsung tinggi saat penyelidikan (minggu ke19, 2012)

(2) Jumlah kasus malaria suspek adalah jumlah kasusmalaria suspek antara minggu ke 16-19, 2012. Kasusmalaria suspek pada minggu 12-15, 2012, bukan kasusKLB (tidak masuk dalam periode KLB). Satuannyaadalah kasus

(3) Jumlah kasus malaria positif adalah jumlah kasusmalaria positif antara minggu ke 16-19, 2012, dan attackrate adalah per 1000 penduduk di daerah (dusun/desa)yang berjangkit KLB malaria

Page 115: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

114

b. Distribusi Kasus KLB malaria menurut hasil pengujian laboratorium

TabelDistribusi Kasus Malaria Menurut Minggu Mulai Sakit

KLB Malaria di Puskesmas Jaya, 2012

KasusMalaria

Minggu Mulai Sakit

12 13 14 15 16 17 18 19 20

KasusSuspek

20 22 20 18 25 40 100 120

KasusPositif

6 6 6 8 16 20 60 50

Pf 2 2 1 4 10 18 50 40

% Pf 33 33 17 50 63 90 84 80

Analisis pada contoh tabel Distribusi Kasus Malaria Menurut MingguMulai Sakit Pada KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012 :(1) Periode KLB 16-19, 2012(2) Jumlah kasus malaria positif pada periode KLB (minggu 16-19,

2012) adalah 146 kasus. Ini menunjukkan attack rate ….. per1.000 penduduk wilayah KLB

(3) Jumlah kasus malaria positif Plasmodium falsiparum selamaperiode KLB adalah 118 kasus, % Pf terhadap kasus malariapositif adalah 80,8 % (118 ks /146 ks %)

c. Distribusi Kasus KLB malaria menurut umur dan jenis kelamin

TabelDistribusi Kasus Menurut Jenis Kelamin

KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012

JenisKelamin

PopulasiBerisiko

*)

Kasuspositif

**)

Meninggal**)

AttackRate per

1.000pdd

CaseFatality

Rate (%)

Laki-laki 1400 80 1 57,1 1,2Perempuan 1600 28 3 17,5 10,7Total 3000 118 4 39,3 3,4*) dusun-dusun berjangkit KLB (terjadi peningkatan kasus)**) kasus selama periode KLB

Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118kasus, attack rate total sebesar 39,3 per 1000 populasi berisiko.

Page 116: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

115

Risiko sakit pada laki-laki lebih besar dibanding perempuan, tetapirisiko meninggal diantara kasus malaria lebih besar padaperempuan.

TabelDistribusi Kasus Menurut Umur

KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012Gol.Umur(tahun)

PopulasiBerisiko

*)

Kasuspositif

**)

Meninggal**)

AttackRate per

1.000 pdd

CaseFatality

Rate (%)<1 60 0 0 01-4 240 0 0 05-9 200 10 2 50 2010-14 180 8 2 44 2515-24 350 40 114 025-44 1000 40 40 045 + 1970 20 10 0Total 3000 118 4 39,3 3,4*) dusun-dusun berjangkit KLB (terjadi peningkatan kasus)**) kasus selama periode KLB

Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118kasus, attack rate total sebesar 39,3 per 1000 populasi berisiko.Risiko sakit terberat adalah pada usia 15-24 tahun, risiko sakit cukuptinggi pada usia <10 tahun.

d. Distribusi Kasus KLB malaria menurut Desa/Dusun dan waktu

TabelDistribusi Kasus Menurut Dusun/DesaKLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012

Desa/DusunPopulasiBerisiko

*)

Kasuspositif

**)

Meninggal**)

AttackRate per

1.000pdd

CaseFatality

Rate (%)

Labu/Meriah 500 80 4 160 5Labu/DsTuo 800 20 0 25 0Damai/Kwt1 1700 18 10,6 0Total 3000 118 4 39,3 3,4*) dusun-dusun berjangkit KLB (terjadi peningkatan kasus)**) kasus selama periode KLB

Page 117: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

116

Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118kasus, attack rate total sebesar 39,3 per 1000 populasi berisiko.Risiko sakit terberat adalah pada dusun Merah Desa Labu

GrafikKurva Epidemi Kasus Malaria PositifKLB Malaria, Puskesmas Jaya, 2012

0

10

20

30

40

50

60

70

12 13 14 15 16 17 18 19

JU

ML

AH

KA

SU

S

MINGGU

Total Kasus

Mirah

Tuo

KW1

Laporan mingguan Puskesmas

PenemuanDemam Massal

Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118kasus. Risiko sakit terberat adalah pada dusun Merah Desa Labu,peningkatan kasus sudah dimulai sejak minggu 15, sementara DusunTuo dan KW1 baru terjadi peningkatan kasus pada minggu 17

e. Distribusi Kasus KLB malaria menurut karakteristik khusus lainnya

Terutama analisis untuk mengidentifikasi dugaan sumber-sumberpenularan malaria.

Berdasarkan analisis terhadap data epidemiologi deskriptif dapatditentukan :

1. kapan terjadi KLB, kapan KLB dimulai dan KLB berakhir2. bagaimana kecenderungan KLB saat ini (meningkat, tetap,

menurun atau sudah berakhir)3. bagaimana perluasan KLB saat ini (menyebar, tetap, semakin

menyempit daerah berjangkitnya atau sudah berakhir)4. berapa besar Attack Rate, Case Fatality Rate, Mortality Rate,

termasuk kesimpulan analisis spesifik menurut umur, jeniskelamin, desa/dusun dan khusus lainnya

Page 118: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

117

D. Analisis Lain

1. Analisis karakteristik penularan

a. Penularan setempatIndikasi penularan setempat antara lain :(1) ditemukan sejumlah kasus malaria positif, terutama bayi dan

anak < 9 tahun positif malaria(2) ditemukan vektor atau tersangka vektor(3) ditemukan tempat perindukan potensial(4) banyak kasus pada kelompok wanita

b. Penularan di luar wilayah KLBtidak ada indikasi penularan setempat(1) tidak terdapat vektor penular(2) kasus malaria pada umumnya laki-laki(3) kasus malaria pada umumnya dewasa

2. Analisis Sumber dan Cara Penularan

Dimaksudkan sumber penularan adalah lokasi dimana penularan dariorang (penderita) – nyamuk - orang lain (penderita baru) terjadi. Artinyalokasi tersebut banyak terdapat kasus malaria ditempat tersebut ataubanyak kasus malaria yang berhubungan dengan tempat tersebut, adatempat dimana nyamuk berkembang biak (tempat perindukan nyamuk),dan terjadi hubungan antara kasus yang digigit nyamuk, dan nyamukinfected tersebut mengigit calon kasus baruInformasi adanya sumber dan cara penularan, sangat penting dalamupaya memutus rantai penularan malaria.

Langkah analisis sumber dan cara penularan :

a. Mengembangkan hipotesis sumber dan cara penularan bersasarkananalisis terpadu terhadap perkembangan kasus, distribusi kasusberdasarkan lokasi (dusun/desa), distribusi kasus menurutkarakteristik penduduk (jenis kelamin, umur, tempat bekerja danfaktor lain yang dicurigai), hasil survei bionomic vektor, hasilpengamatan kebiasaan penduduk, perubahan lingkungan dansebagainya

b. Membuktikan hipotesis yang telah disusun dengan survei dinamikapenularan, baik berdasarkan data yang telah diperoleh, maupunmengembangkan survei baru untuk melengkapi hasil pendataansebelumnya

Page 119: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

118

V. Pelaporan

Contoh Format pelaporan

Judul : Laporan KLB Malaria Di ……………………., tahun …………..

Daftar Tim : Nama, gelar, satuan tugas, jabatan dan kedudukan dalamtim penyelidikan, handphone dan email

Laporan Ringkas(Untuk Pimpinan)Dibuat secara ringkas memuat bagian-bagian penting hasil penyelidikanyang perlu disampaikan pada pimpinan dengan bahasa “umum”

Laporan

Tanggal : ……………....Puskesmas : ……………....Kecamatan :…… …………Kab/Kota : ………………Provinsi : ………………

I. AbstrakII. Kepastian adanya KLB malaria

III. Penetapan etiologi KLB malariaIV. Kurva epidemiV. Gambaran epidemiologi secara umum (jumlah kasus dan

meninggal, periode KLB, wilayah penularan KLB malaria)VI. Gambaran epidemiologi menurut umur, jenis kelamin serta menurut

variabel penting lainnyaVII. Gambaran epidemiologi menurut daerah (peta) atau lokasi khusus

lainnyaVIII. Keadaan KLB saat penyelidikan dilakukan (kecenderungan,

perluasan)IX. Sumber (asal) dan cara penularanX. Rekomendasi cara-cara penanggulangan

XI. Rekomendasi penyelidikan lebih luas atau lebih teliti

Masing pembahasan tersebut sesuai dengan kaidah pelaporan penelitianepidemiologi sesuai dengan hasil penyelidikan epidemiologi. Pokokbahasan dapat dilihat pada lampiran lampiran lpklb-03

Page 120: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

119

Lampiran lpklb-01-------------------------------------------------------------------------------------------------

FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIKEJADIAN LUAR BIASA MALARIA

Puskesmas : ………………………….Kabupaten/Kota : …………………………Tanggal Penyelidikan : …………………………

A. IDENTITAS PENDERITA

1. Nama : …………………2. Umur (tahun + bulan) : …………………3. Status dalam keluarga : …………………4. Alamat

RT/RW : ….……………… Kelurahan-Desa :………………….Kecamatan : ………………….. Kab/Kota:…………………..

Provinsi : …………………..

5. Pekerjaan Utama :………………….Alamat tempat kerja :………………….

6. Pekerjaan Sampingan : …………………Alamat Tempat Kerja :………………….

7. Hubungan dengan penderita : ………………………(diisi apabila responden adalah orang-orang kontak)a. Hubungan sedarah serumah (orang tua, anak, saudara, bukan

saudara)b. Hubungan tidak serumah (tetangga, teman kantor, teman

sekolah, lainnya sebutkan : …………………….

B. RIWAYAT PENYAKIT

1. Sakit yang sekarang sudah berapa lama ? …… hari

2. Antara 2-4 minggu sebelum sakit yang sekarang, apakah pergibermalam ke luar daerah/desa ? Ya/Tidak

3. Jika Ya, sebutkan alamatnya !

RT/RW/Dusun : ………………….

Page 121: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

120

Desa/Kelurahan : ………………….Kecamatan : ….………………Kabupaten : ..…..……………Provinsi :..…. ……………..

4. Apa gejala yang timbul pada sakit yang sekarang ?a. Demam b. Pusing c. Muald. Muntah e. menggigil f. Pegal-pegalg. Diare

5. Pernahkan sakit dengan gejala seperti sakit yang sekarang ? Ya/Tidak

6. Jika Ya, kapan/tanggal berapa sakit yang terakhir ? …………………

7. Tempat tinggal saat sakit tersebut dimana ?

RT/RW/Dusun : ………………….Desa/Kelurahan : ………………….Kecamatan : ….………………Kabupaten : ..…..……………Provinsi :..…. ……………..

8. Diagnosis yang dibuat Puskesmas : Pf/Pv/Mx

9. Tanggal Sediaan Darah dibuat : ……………Nomor slide Sediaan darah : ………………

10. Tanggal pemeriksaan Sediaan Darah : ……………….Laboratorium Pemeriksa : ………………………

11. Klasifikasi penderita : a. indigenousb. relapsc.Impor

12. Daftar Spesimen Sediaan Darah semua penghuni rumah penderita :

No.No.SD

Nama UmurJenis

KelaminKlinis Diagnosis Obat

12345

Page 122: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

121

13. Aktivitas rutin di luar rumah pada malam hari

Jam Kegiatan Tempat Kegiatan18.00-20.0020.00-22.0022.00-24.0000.00-02.0002.00-04.0004.00-06.00

10. Kondisi sekitar rumah :a. ada genangan air berjentikb. ada tambak tidak terurus dan berjentikc. banyak semak bernyamukd. dekat dengan hutan : ……. Kme. lainnya : …………………………..

11. Kegiatan kumpul-kumpul (kegiatan sosial) yang selalu dihadiri :

a. ……………………………………………………………………………b. ……………………………………………………………………………c. ……………………………………………………………………………

Pewawancara : …………………………………..

Page 123: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

122

Lampiran lpklb-02--------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada KLB malaria dimana jumlah kasus cukup banyak, sehinggakemampuan wawancara dan perekaman data menjadi kendala,maka dapat menggunakan formulir dalam bentuk daftar. Misalnyapada daerah tahap pemberantasan,

Perekaman data dibuat pada 2 tabel terpisah :1. Register Keluarga,

Ini digunakan jika kegiatan dilaksanakan dengan melakukankunjungan dari rumah ke rumah. Penderita dengan riwayatdemam 48 jam terakhir dilakukan wawancara danpemeriksaan khusus dengan Form Penyelidikan KLB Malaria

2. Register Kunjungan Penderita Berobat.Ini digunakan jika kegiatan penemuan kasus malaria denganmelaksanakan kegiatan pos pengobatan di pemukiman yangterjadi KLB malaria. Penderita demam (kasus malariasuspek) diberi tanda sebagai kasus malaria suspek untukdiwawancara

3. Form Penyelidikan KLB Malaria(Register Penderita Malaria Pada Penyelidikan KLB Malaria)

Register KeluargaKLB Malaria di Puskesmas Jaya, 2012

Nama Desa : ……………Tanggal PE : ……………

No Nama KK DusunAnggotaKeluarga

JenisKelamin

UmurRiwayat

Demam 48jam terakhir

Page 124: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

123

Register Penderita MalariaKLB Malaria di …………………, tahun ………

Nama Desa : ……………..

Tanggal PE : ………………

No

Nama KK DusunNamaKasus

Demam Um

ur

Jenis

kela

min

Tglm

ula

isakit

Gejala

KodeSlide

klasifikasi

HasilPf,Pv,Po,Pm

Obat

Dem

am

pusin

g

mua

l

munta

h

meng

gig

il

pega

l

dia

re

Page 125: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

124

Lampiran LpKLB-03--------------------------------------------------------------------------------------------------

Panduan Pokok Bahasan dan Ruang Lingkup Pelaporan

Pokok Bahasan Pelaporan Ruang Lingkup Pelaporan

Sumber Informasi adanyaKLB

Informasi melalui :a. Petugas Puskesmas …….b. Kunjungan ke lokasi KLB

Lokasii KLB dan jumlahpenduduk berisiko

a. KLB malaria terjadi di Dusun …. Dusun…., Dusun ….., Desa ……, Kecamatan……. Kab/Kota …….

b. Jumlah penduduk masing-masingDusun :Dusun ………… : ….. OrangDusun …………..: …. OrangDusun …………..: …. Orang

c. Kondisi geografi : ……..Faktor yang berpotensimenimbulkan KLB

a. Status sosial ekonomi pendudukb. Distribusi penduduk menurut jenis

pekerjaannyac. Perilaku, kebiasaan, atau pekerjaan

masyarakat yang menunjang atauberkaitan dengan penularan penyakitmalaria, misalnya perilakudankebiasaan pada malam hari, adanyapekerja musiman, bekerja ke hutan, dsb

d. Sarana kesehatan, cara minum obate. Faktor cuaca, musim, curah hujan saat

terjadi KLBf. Faktor lingkungan, tempat perindukan

nyamuk potensialSituasi Penyakit a. Data kasus penyakit minimal dalam 3

bulan terakhirb. data kasus kematian sejak mulai KLB

hingga situasi terakhirUpaya penanggulangan yangtelah dilakukan

a. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukanoleh Puskesmas, Dinkes Kab, DinkesProvinsi

Pihak-pihak yang memberbantuan

a. Bantuan pusatb. Bantuan Dinkesc. Bantuan lain

Bantuan yang diharapkan(bila ada)

a. Pengadaan kelambub. Insektisida

Page 126: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

125

Pokok Bahasan Pelaporan Ruang Lingkup Pelaporan

c. Tambahan alat/perlengkapanpenyemprotand. Obat artemeter injeksi, artesdiaquinedsbe. RDT/alat laboratoium lainnyaf. Dana operasionalg. Bimbingan teknish. Bahan penyuluhan-promosii. dsb

Kesimpulan Faktor-faktor yang menyebabkan KLBbertambah buruk, atau dapatditanggulangia. Perilaku dan kebiasaan masyarakatb. Tempat perindukan nyamukc. Penanggulangan KLB oleh Pemda

setempat sudah atau belum optimalkarena keterbatasan tenaga, sarana,dan lain-lain nyang menjadi kendaladalam penanggulangan KLB

Saran-Rekomendasi a. Usulan kepada program terkait diKab/Kota, Provinsi dan Pusat

b. Usulan kepada lintas programc. Usulan kepada lintas sektor

Page 127: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

126

Lampiran 3a. SKD-KLB Malaria

I. Pendahuluan

Pada bahasan SKD-KLB perlu dibahas terlebih dahulu konsep dasarprogram penanggulangan KLB malaria. Program penanggulangan KLBmalaria, berbeda dengan kegiatan penyelidikan dan penanggulanganmalaria. Kegiatan penyelidikan dan penanggulangan KLB adalah tindakanyang diambil ketika terjadi KLB malaria, sementara programpenanggulangan KLB malaria adalah merencanakan dan melaksanakankegiatan (pengorganisasian) yang terarah, terpadu dan sistematis dalamperiode waktu tertentu (proses manajemen) agar KLB-KLB malaria padasuatu daerah dapat dikurangi dampaknya, atau bahkan dapat dicegahjangan sampai terjadi lagi (tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat).Program penanggulangan KLB malaria bisa berjangka waktu rencanakerja tahunan atau lima tahunan, termasuk bagaimana melaksanakanpenyelidikan dan penanggulangan suatu KLB malaria dengan rasional,cepat, efektif dan efisien.

Pokok program penanggulangan KLB malaria mencakup 5 pilarkegiatan utama :

1. Melakukan kajian atau analisis epidemiologi untuk mengetahui danmenentukan daerah-daerah yang sering terjadi KLB malaria,termasuk masalah dan cara-cara penanggulangannya

2. Memprogramkan upaya-upaya pencegahan (pengendalian faktorrisiko malaria) agar dimasa yang akan datang tidak terjadi KLBmalaria, terutama di daerah-daerah yang sering terjadi KLB malaria

3. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini (SKD) KLB malaria danrespon, sehingga munculnya KLB malaria dapat segera diketahuidini dan dilakukan tindakan penanggulangan KLB tersebut

4. Memperkuat kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan munculnyaKLB malaria

5. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malariasecara rasional, cepat, efektif dan efisien (jika terjadi)

Secara skematis program penanggulangan KLB malaria tersebut dapatdilihat pada skema :

Page 128: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

127

Gambar 1Program Penanggulangan KLB Malaria

Kajia

nE

pid

em

iolo

gi Upaya Pencegahan KLB Malaria *)

SKD KLBMalaria

Penang-gulangan

KLBmalariaKesiapsiagaan

menghadapi KLBmalaria

Tid

ak

Menja

di

Masasla

hK

esM

as

*) pengobatan massal, kelambu berinsektisida, penyemprotan rumah,perbaikan lingkungan dan kegiatan masyarakat, dan lain-lain

Mencermati konsep program penanggulangan KLB malariatersebut, maka sistem kewaspadaan dini (SKD) malariamerupakan bagian dari program penanggulangan KLB.

II. Pengertian

Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap kemungkinanterjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasi pemantauan secaraterus menerus dan sistematis terhadap perkembangan penyakitberpotensi KLB agar dapat mengetahui secara dini dan respon terjadinyaKLB

Deteksi dini kondisi rentan KLB merupakan kewaspadaan terhadapkemungkinan terjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasipemantauan secara terus menerus dan sistematis terhadap perubahankondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini kondisi yang rentanterjadinya KLB, tindakan pencegahan dan atau antisipasi yang sesuai.

Kejadian luar biasa (KLB) malaria adalah muncul atau meningkatnyajumlah kasus malaria dan atau kematian pada periode waktu dan wilayahtertentu yang bermakna secara epidemiologi sesuai dengan tahapanpengendalian malaria suatu daerah.

Page 129: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

128

Kondisi rentan KLB adalah kondisi masyarakat, lingkungan-perilaku danpenyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merupakan faktor risikoterjadinya KLB

Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada saatterjadi KLB malaria untuk menangani penderita, mencegah perluasankejadian dan timbulnya penderita atau kematian baru

Peringatan Kewaspadaan Dini KLB merupakan pemberian informasiadanya ancaman terjadinya KLB malaria pada suatu daerah dalamperiode waktu tertentu

Program penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen yangbertujuan agar daerah yang KLB malaria tidak lagi menjadi masalahkesehatan masyarakat.

Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLBMalaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malariabeserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkanteknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk meningkatkansikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dan tindakan penanggulanganKLB malaria yang cepat dan tepat 7.

III. Tujuan

Terselenggaranya kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadapkemungkinan terjadinya KLB malaria, sehingga dapat dilaksanakanupaya-upaya pencegahan dan antisipasi, serta penanggulangan KLBmalaria secara dini, rasional, efektif dan efisien

Khusus1. Teridentifikasi daerah retan terjadinya KLB malaria2. Terselenggaranya peringatan kewaspadaan terjadinya KLB di

daerah rentan KLB malaria3. Terselenggaranya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan

terjadinya KLB malaria4. Terdeteksi secara dini adanya kondisi faktor risiko yang rentan

terjadi KLB malaria5. Terdeteksi secara dini adanya KLB malaria6. Terselenggaranya penyelidikan dugaan KLB malaria7. Terselenggaranya upaya-upaya pencegahan dan antisipasi

kemungkinan terjadinya KLB malaria

7Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 042/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit Malaria

Page 130: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

129

8. Terselenggaranya upaya penanggulangan KLB malaria secara dini,rasional, efektif, efisien

IV. MetodeSecara operasional kegiatan SKD-KLB dibagi dalam 2 periode :periode pelaksanaan SKD-KLB Malaria dan periode penyelidikanepidemiologi KLB malaria.SKD-KLB pada periode penyelidikan epidemiologi KLB dibahas dalampembahasan tentang Penyelidikan, Penanggulangan KLB malaria danSurveilans (lampiran 3). Pada pembahasan ini, hanya dibahas SKD-KLB malaria periode pelaksanaan SKD-KLB malaria

A. Pelaksanaan SKD-KLB Malaria

Secara umum pelaksanaan SKD-KLB malaria terdiri dari kegiatan :

1. Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadappenyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB agar dapatmenentukan adanya daerah atau kelompok masyarakat yangrentan terjadinya KLB malaria

2. Memberikan peringatan pada pengelola program dan sektor sertamasyarakat adanya daerah atau kelompok rentan KLB malaria agarmeningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLBmalaria

3. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di DinasKesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitaskesehatan lainnya serta masyarakat di daerah rentan KLB malariaterhadap kemungkinan terjadinya KLB malaria, yaitu :3a. Melaksanakan berbagai upaya pencegahan terjadinya KLB

(merupakan bagian dari program penanggulangan KLB)3b. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya

KLB (merupakan bagian dari program penanggulangan KLB)3c. Melaksanakan sistem deteksi dini timbulnya kondisi rentan

terjadinya KLB dan respon3d. Melaksanakan sistem deteksi dini adanya KLB dan respon3e. Melaksanakan penyelidikan dugaan KLB malaria

Page 131: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

130

SKD-KLBMalaria

Kajian Epidmenentu-kan daerah/masyarakatrentanterjadi KLBmalaria

Peringatankewaspadaanpada daerahyg rentanKLB malaria

UpayaPencegahan KLB

KesiapsiagaanmenghadapiKLB

SistemDeteksiDiniKondisiRentanKLB

SistemDeteksiDini KLB

Penyelidikan- dugaan KLB

12

3

4

6

PWS kasusmalaria

IndentifikasiKLB dimasyarakat

Penyelidikanrentan KLB

5

PWS rentanmalaria

Indentifikasirentan KLB dimasyarakat

B. Teknis Pelaksanaan SKD-KLB Malaria

1. Teknis Pelaksanaan Kajian Epidemiologi

a. Tujuan Kajian Epidemiologi

Tujuan melaksanakan kajian epidemiologi adalah mengidentifikasidan menentukan adanya daerah atau kelompok masyarakat tertentuyang rentan terjadi KLB malaria.

Daerah atau kelompok masyarakat rentan terjadi KLB malaria : Daerah rentan KLB malaria dapat seluas regional, provinsi, atau

kabupaten/kota, tetapi juga dapat seluas kecamatan, desa ataubahkan dusun-dusun, sesuai dengan wilayah analisisnya

Penentuan daerah atau masyarakat rentan KLB malaria sangatpenting untuk mendorong semua pihak agar meningkatkanupaya-upaya pencegahan dan antisipasi kemungkinanterjadinya KLB sebagai prioritas program, dan memperkuatkemampuan mendeteksi dini munculnya kondisi rentan KLB dankemampuan mendeteksi dini munculnya KLB serta memperkuatkesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya KLB

Daerah dan atau kelompok masyarakat rentan terjadinya KLBmalaria dapat ditentukan untuk perkembangan situasi 5 tahunke depan, 1 tahun ke depan dan 3-6 bulan ke depan.

Page 132: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

131

Penentuan daerah rentan KLB malaria dalam masa 5 tahun dan1 tahun ke depan dapat memberi waktu yang cukup untukmenghadapi kemungkinan terjadinya KLB malaria dimasa yangakan datang, terutama untuk menyiapkan sumber dayamanusia, infrastruktur, pedoman dan perencanaan anggaranyang lebih baik. Disamping itu, upaya pencegahan terjadinyaKLB malaria di daerah dan atau kelompok masyarakat rentanKLB tersebut dapat dilaksanakan dan dimasukkan dalamrencana strategis dan rencana tahunan program pengendalianmalariaPenentuan daerah rentan KLB malaria 3-6 bulan kedepan dapatmendorong program lebih fokus atau memprioritaskan daerahini dalam pelaksanaan sistem deteksi dini terjadinya KLBmalaria dan responnya serta menempatkan logistik dan sumberdaya penanggulangan KLB malaria

b. Sumber Data Kajian Epidemiologi

Untuk melakukan kajian epidemiologi dalam menentukan daerahatau kelompok masyarakat rentan KLB dapat bersumber dari datadan informasi sebagai berikut :(1) Laporan data Penemuan Penderita Malaria Di Puskesmas Dan

Rumah Sakit Serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnyaselama 5 tahun terakhir

(2) Laporan Hasil Penemuan Penderita Malaria melalui bergaikegiatan Penemuan Penderita Secara Aktif (ACD), kegiatanPenemuan Penderita Demam Massal (MFS), dan kegiatanpemeriksaan Darah Massal (MBS)

(3) Laporan hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB malariaselama 5 tahun terakhir

(4) Laporan data KLB malaria Kabupaten/Kota selama 5 tahunterakhir

(5) Pengamatan dan survei vektor(6) Kajian terhadap perubahan lingkungan, curah hujan,

pemukiman(7) Demografi dan perubahan adat istiadat serta perilaku penduduk

berisiko terhadap penularan malaria, termasuk migrasipenduduk antar wilayah

(8) Cakupan program malaria dan pembangunan daerah yangberhubungan dengan ancaman penularan malaria

(9) Data dan informasi lain yang diperlukan

Page 133: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

132

c. Analisis Kajian Epidemiologi

Melaksanakan analisis terhadap data yang diperoleh dari berbagaisumber data.

(1) Annual Parasite Incidence (API) (Jumlah kasus malaria (+) per1000 penduduk pertahun (5 tahun terakhir)

(2) Peta stratifikasi endemisitas malaria, tingkat desa, Puskesmas/kecamatan dan kabupaten/kota (5 tahun terakhir) Endemis tinggi – API ≥5/1,000 penduduk Endemis sedang – API 1 – 5/1,000 penduduk Endemis rendah – API <1/1,000 penduduk Non-endemis (tidak ditemukan penderita indegenous)

(3) Jumlah kasus malaria (+) berdasarkan tipe parasit sertaproporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+) (proporsiFalciparum)

(4) Jika diperlukan, dapat dilakukan analisis tambahan padaberbagai indikator :(a) Identifikasi desa dan Puskesmas reseptif malaria, daerah

fokus malaria aktif dan jumlah penduduknya(b) Jumlah kasus suspek yang diuji (Pemeriksaan) dengan RDT

+ mikroskopis dibanding jumlah suspek malaria (% SDKonfirmasi)

(c) Jumlah kasus malaria (+) dan proporsinya terhadap suspekmalaria yang diperiksa sediaan darahnya (SPR)

(d) Jumlah kasus malaria (+) menurut jenis kelamin danproporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+)

(e) Jumlah kasus malaria (+) menurut golongan umur danproporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+)

(f) Jumlah kasus malaria (+) ibu hamil dan proporsinyaterhadap total jumlah kasus malaria (+)

(g) Jumlah kasus malaria (+) Rawat Inap (RI) per 10.000penduduk pertahun

(h) Jumlah kasus malaria (+) meninggal karena malaria dibagijumlah seluruh kasus rawat inap yang meninggal

(5) Jika diperlukan, dapat dilakukan analisis kinerja programtahunan, antara lain :(a) Cakupan pengobatan malaria sesuai standard(b) Cakupan penggunaan kelambu berinsektisida(c) Cakupan IRS = jumlah rumah yang disemprot dibanding

jumlah total seluruh rumah di desa

(6) Analisis Data KLB Malaria Tahunan(a) Peta daerah berjangkit KLB malaria selama 5 tahun terakhir,

menurut daerah kabupaten/kota dan atau Puskesmas,

Page 134: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

133

termasuk luas wilayah kejadian, populasi berisiko, frekuensikejadian, jumlah kasus dan kematian serta jenis parasitnya.

(b) Data KLB dapat dipisah untuk analisis terhadap semua KLBdan analisis terhadap KLB dengan jumlah kasus besar saja

(7) Analisis perkembangan malaria bulanan selama 3-5 tahunterakhir, untuk mengetahui pola kecenderungan dan periodewaktu yang tepat melaksanakan upaya pencegahan penularan,baik kabupaten/kota dan puskesmas

(8) Jika diperlukan, dapat melakukan analisis Data SurveilansKhusus

(9) Jika diperlukan, dapat melakukan analisis curah hujan, suhuudara dan kelembapan serta kondisi lain yang berhubungandengan perkembangbiakan nyamuk/vektor penular malaria

Berdasarkan kajian epidemiologi, dapat disusun klasifikasi daerahkabupaten/kota, puskesmas dan atau desa/dusun berdasarkantingkat kerentanan daerah atau kelompok masyarakat terhadapkemungkinan terjadinya KLB malariaPelaksana(1) Program Pengendalian Malaria Pusat (Ditjen PP&PL)

melaksanakan kajian epidemiologi daerah berisiko terjadinya KLBmalaria secara nasional setiap bulan

(2) Program Pengendalian Malaria Provinsi (Dinas KesehatanProvinsi) melaksanakan kajian epidemiologi daerah berisikoterjadinya KLB malaria di wilayah kerjanya setiap bulan menurutkabupaten/kota dan Puskesmas

(3) Program Pengendalian Malaria Kabupaten (Dinas KesehatanKabupaten/Kota) melaksanakan kajian epidemiologi daerahberisiko terjadinya KLB malaria di wilayah kerjanya setiap bulanmenurut Puskesmas, desa dan dusun

2. Tehnik Pelaksanaan Peringatan Kewaspadaan Daerah Rentan KLBMalaria

Informasi adanya daerah atau kelompok masyarakat rentan KLBmalaria, sebagai hasil kajian epidemiologi, disampaikan pada berbagaipihak, terutama kepada penanggungjawab program pengendalianmalaria setempat, agar dapat melaksanakan upaya-upaya pencegahanterjadinya KLB malaria, meningkatkan kesiapsiagaan menghadapikemungkinan adanya KLB malaria dan memperkuat sistem deteksi dinimunculnya KLB malaria serta sistem deteksi munculnya kondisi rentanterjadinya KLB malaria

Page 135: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

134

Secara teknis penyampaian informasi adanya daerah atau kelompokmasyarakat rentan KLB malaria adalah dengan secara teraturmendistribusikan hasil analisis indikator malaria yang dilaksanakansecara teratur setiap bulan dan setiap tahun beserta profil tahunanmalaria dari masing-masing wilayah

3. Tehnik Pelaksanaan Upaya Pencegahan Terjadinya KLB Malaria

Dalam kerangka pelaksanaan program penanggulangan KLB malaria,penyelenggara program pengendalian malaria memproritaskan upaya-upaya pencegahan malaria pada daerah-daerah atau kelompokmasyarakat rentan terjadi KLB malaria.

Upaya pencegahan dimaksud antara lain, penemuan dan pengobatanpenderita malaria melalui kegiatan Pemeriksaan Darah Massal (MBS),kegiatan Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif untuk menurunkanrisiko penularan malaria (ACD), program pengendalian vektor malaria,baik melalui distribusi kelambu berinsektisida, penyemprotan insektisida(IRS), perbaikan lingkungan yang berisiko penularan malaria,perubahan perilaku penduduk dan lain sebagainya.

Surveilans atau analisis epidemiologi dapat membantu menentukanbagaimana, kapan dan pada daerah mana upaya pencegahan malariadapat dilaksanakan. Hasil analisis penting antara lain :a. Menentukan daerah fokus malaria aktifb. Menentukan daerah reseptif malariac. Menentukan luas daerah atau kelompok masyarakat yang sering

terjadi KLB malariad. Menentukan masa penularan berdasarkan pola musiman kasus

malaria bulanan, maupun pola musiman vektor malaria berdasarkanpengamatan vektor. MBS akan efektif jika dilaksanakan sebelumpuncak masa penularan

e. Melakukan monitoring dan evaluasi dampak upaya pencegahanterjadinya KLB malaria

4. Tehnik Pelaksanaan Kesiapsiagaan Menghadapi KemungkinanTerjadinya KLB Malaria

Upaya pencegahan terjadinya KLB malaria seringkali tidak berjalansepenuhnya, sehingga risiko terjadinya KLB malaria masih cukupbesar. Mencermati kondisi tersebut, maka dalam kerangka pelaksanaanprogram penanggulangan KLB malaria, penyelenggara programpengendalian malaria yang memiliki daerah-daerah rentan terjadinya

Page 136: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

135

KLB malaria perlu memperkuat kesiapsiagaan menghadapikemungkinan terjadinya KLB malaria.

Maksud kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadnya KLBmalaria adalah apabila terjadi KLB malaria, maka upayapenanggulangan KLB malaria dapat dilakukan dengan segera, rasional,efektif, efisien, sehingga KLB malaria yang terjadi dapat segeradihentikan, jumlah kasus dan jumlah kasus meninggal dapat diturunkanhanya sedikit, tidak menyebar terlalu luas, dan periode KLB lebihsingkat.

Kesiapsiagaan menghadapi KLB malaria terdiri atas :

a. Kesiapsiagaan Sumber Daya Manusia

Tenaga yang harus disiapkan dalam penanggulangan KLB malariaadalah tenaga dokter, perawat, surveilans epidemiologi, sanitariandan entomologi serta tenaga lain sesuai dengan kebutuhan. Tenagaini menguasai pengendalian malaria dan terampil melaksanakanpenyelidikan-penanggulangan KLB malaria.

Keterampilan melaksanakan penyelidikan-penanggulangan KLBmalaria harus selalu terjaga dengan :

(1) melaksanakan pelatihan teknis penyelidikan –penanggulangan KLB malaria secara berkala

(2) peningkatan keahlian dengan memperoleh informasi terkinimengenai malaria, ketersediaan kepustakaan dan sumber-sumber referensi, ketersediaan daftar tenaga ahli yang dapatmenjadi tempat berkonsultasi dan rujukan

(3) pemutakhiran pengalaman dengan melaksanakanpenyelidikan-penanggulangan KLB malaria minimal sekalisetahun.

Pada daerah pada tahap pemberantasan dan pre-eliminasi harusmemperkuat sumber daya manusia sampai Puskesmas, rumahsakit, bahkan di masyarakat. Sementara pada daerah tahapeliminasi dan pemeiliharaan, SDM perlu diperkuat sampaikabupaten/kota atau provinsi, dan daerah-daerah yang rentanterjadinya KLB malaria, tergantung besarnya risiko terjadinya KLBmalaria pada masing-masing wilayah.

Page 137: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

136

b. Kesiapsiagaan Sistem Konsultasi dan Referensi

Setiap daerah memiliki pola KLB malaria yang berbeda-beda. Olehkarena itu, tim penyelidikan-penanggulangan KLB malaria memilikidaftar para ahli terkait yang dapat menjadi tempat berkonsultasimenghadapi suatu KLB malaria, baik ahli setempat, regional,nasional dan internasional, termasuk rujukan laboratorium.Disamping itu, tim penyelidikan – penanggulangan KLB malariamempersiapkan kepustakaan dengan referensi yang sesuai,termasuk ketersediaan sarana yang memungkinkan tim yang beradadi lapangan dapat memperoleh konsultasi dan referensi melaluikomunikasi internet (media maya)

c. Kesiapsiagaan Sarana Penunjang dan Anggaran Biaya

Sarana penunjang penting yang harus dimiliki adalah peralatankomunikasi, transportasi, obat-obatan malaria, alat dan mediadiagnostik, laboratoium penunjang mikroskopis malaria, bahan danperalatan lainnya, termasuk pengadaan anggaran dalam jumlahyang memadai apabila terjadi suatu KLB malaria.

d. Kesiapsiagaan Strategi dan Tim Penanggulangan KLB

Setiap daerah memiliki pola KLB malaria yang berbeda-beda, jugaterdapat kekhususan tatahubungan kerja dalam tim, inter dan antarprogram dan dengan sektor lain. Oleh karena itu, setiap daerahmenyiapkan pedoman operasional baku penyelidikan-penanggulangan KLB malaria dan membentuk tim penyelidikan-penanggulangan KLB malaria yang melibatkan lintas program danfasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, rumah sakit, dsb)

e. Kesiapsiagaan Kerjasama Penanggulangan KLBKabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat

Malaria sering menimbulkan KLB yang terjadi pada daerahperbatasan, baik karena perpindahan penduduk (migrasiperbatasan) maupun distribusi vektor penular malaria yang dapatmenjangkau wilayah yang luas. Kasus-kasus KLB malaria dari suatudaerah endemis tinggi, bisa ditemukan di daerah lain sebagai kasusimpor dan berpotensi terjadinya penularan dan KLB malaria baru.Menghadapi situasi KLB malaria tersebut diperlukan kerjasamapenyelidikan –penanggulangan kedua daerah, baik antarkabupaten/kota, antar provinsi dan bahkan antar negara berbatasanIndonesia.

Page 138: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

137

5. Tehnik Pelaksanaan Kewaspadaan Terhadap KLB Malaria

Upaya pencegahan terjadinya KLB malaria, misalnya cakupan kelambu,dan penyemprotan rumah secara massal, seringkali tidak berjalansepenuhnya, sehingga risiko terjadinya KLB malaria masih cukupbesar. Mencermati kondisi tersebut, maka dalam kerangka pelaksanaanprogram penanggulangan KLB malaria, penyelenggara program malariayang memiliki daerah-daerah rentan KLB malaria perlu memperkuatkewaspadaan terhadap KLB malaria.

Kewaspadaan terhadap KLB malaria meliputi peningkatan kegiatansurveilans (pemantauan) untuk mendeteksi dini munculnya kondisirentan KLB malaria dan respon, dan peningkatan kegiatan surveilansuntuk mendeteksi dini munculnya KLB malaria dan respon.

Kewaspadaan terhadap munculnya KLB malaria, terutamadilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan semua fasilitaspelayanan kesehatan, terutama Puskesmas di daerah yang rentanterjadinya KLB malaria

a. Deteksi Dini Kondisi Rentan KLB Malaria

Deteksi dini kondisi rentan KLB malaria merupakan kewaspadaanterhadap timbulnya perubahan kegiatan masyarakat, perubahankonisi lingkungan, perubahan perilaku masyarakat dan penurunanjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dapatmenimbulkan terjadinya KLB malaria. Deteksi di ni kondisi rentanKLB malaria tersebut dapat dilaksanakan dengan menerapkan cara-cara surveilans epidemiologi atau sering disebut PemantauanWilayah Setempat (PWS) kondisi rentan KLBDengan diketahuinya daerah yang mengalami kondisi rentan KLBmalaria tersebut, maka manajer program malaria mendorong upaya-upaya pencegahan terjadinya KLB malaria dan meningkatkankewaspadaan berbagai pihak terhadap KLB malaria :

(1) Memantau Munculnya Daerah/Lokasi Yang Mengalami KondisiRentan KLB Malaria

Mencermati secara terus menerus perubahan kondisi lingkunganyang berpotensi menimbulkan KLB malaria antara lain :

(a) memantau munculnya daerah-daerah reseptif malaria,kondisi perumahan dan perilaku penduduk yang rentan atauberpotensi terjadinya penularan malaria,

Page 139: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

138

(b) melakukan analisis pola curah hujan, dan menganalisispengaruhnya terhadap penularan malaria

(c) memantau penurunan kualitas dan kwantitas pelayanankesehatan (keterjangkauan pelayanan, cakupanpengobatan, jumlah dan jenis ketenagaan, ketersediaanobat dan sarana), dan menganalisis pengaruhnya terhadaptimbulnya KLB malaria

(d) memantau penurunan kondisi status kesehatan masyarakat(kemiskinan), dan menganalisis pengaruhnya terhadaptimbulnya KLB malaria

(2) Pemantauan Wilayah Setempat Kondisi Rentan KLB Malaria

Merupakan bagian dari kegiatan memantau munculnya kondisirentan KLB malaria, tetapi lebih intensif pada beberapa indikatorutama munculnya kondisi rentan KLB malaria

Setiap Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnyasecara terus menerus dan sistematis merekam dan melakukananalisis data perubahan kondisi rentan KLB malaria menurutdesa/kelurahan atau lokasi tertentu lainnya, terutama di daeranrentan KLB malaria, dengan cara menyusun tabel dan grafik PWSkondisi rentan KLB. Setiap kondisi rentan KLB dianalisis terusmenerus dan sistematis untuk mengetahui secara dini adanyaancaman KLB

Contoh PWS kondisi rentan KLB malaria :Pengamatan kepadatan vektor bulananPengamatan tingginya curah hujan bulananPengamatan migrasi pendudukPengamatan terhadap kegiatan masyarakat berisiko penularanmalaria

Page 140: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

139

GrafikFluktuasi Kepadatan Anopheles Perhari dan Kasus Malaria

Puskesmas Jaya, 2012

20 20

40

60

99

9086 88

6065

40

3035

0

100

200

300

400

500

600

700

0

25

50

75

100

125

150

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Ju

mla

hK

as

us

Ma

lari

a

Kep

ad

ata

nn

yam

uk

(rata

-rata

)

Bulan Pengamatan

Kepadatan Vektor

Kasus malaria

Data Kepadatan Vektor di Puskesmas Jaya, 2011-2012

DesaRentan KLB

Kepadatan Vektor Menurun Bulan

No

v

De

s

Ja

n

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Ju

n

Ju

l

Ag

s

Se

p

Okt

No

v

De

s

A 15

15

40

95

99

85

91

96

80

90

40

40

40

C 20

15

50

70

99

95

81

96

90

80

50

40

30

G 25

25

40

80

99

85

92

80

90

90

40

50

35

H 20

25

30

95

99

95

80

80

60

75

30

30

35

Puskesmas

20

20

40

80

99

90

86

88

80

85

40

30

35

Sumber : Puskesmas Jaya, 2012 (contoh)

(3) Penyelidikan Dugaan Kondisi Rentan KLBApabila mengetahui adanya dugaan kondisi rentan KLB malaria,maka Dinas Kesehatan dan Puskesmas melakukan penyelidikan:(a) Secara aktif mengumpulkan informasi tentang dugaan daerah

atau lokasi terjadi kondisi rentan KLB malaria dari berbagaisumber, termasuk laporan masyarakat tentang kegiatan

Page 141: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

140

masyarakat yang berpotensi timbulnya KLB malaria, naik olehmasyarakat perorangan atau kelompok

(b) Mempelajari data PWS kondisi rentan KLB malaria yangdimilikinya, terutama data perkembangan daerah reseptifmalaria, lokasi-lokasi fokus malaria aktif, cakupan pengobatandan distribusi kelambu serta upaya pencegahan lainnya, sertastatus pelayanan kesehatan di daerah-daerah rentan KLBmalaria tersebut

(c) Mewawancarai pihak-pihak terkait yang patut didugamengetahui adanya perubahan kondisi rentan KLB malariatersebut

(c) Mengunjungi dan melakukan penyelidikan di daerah yangdiduga terdapat perubahan kondisi rentan KLB malaria

b. Deteksi Dini Munculnya KLB MalariaDeteksi dini munculnya KLB merupakan kewaspadaan terhadapmunculnya KLB malaria dengan memantau muncul danmeningkatnya jumlah kasus malaria atau terjadinya KLB malaria dimasyarakat, melaksanakan pemantauan wilayah setempat terhadapkasus malaria dan penyelidikan dugaan KLB :

(1) Memantau Munculnya KLB Malaria di MasyarakatPetugas kesehatan di Puskesmas dan fasilitas pelayanankesehatan mewawancarai setiap kasus malaria yang datangberobat, guru, dan atau sumber informasi lain, tentangkemungkinan adanya penderita penyakit dengan gejala yangsama di tempat tinggalnya dan didiagnosis sebagai kasus malariasuspek, misalnya demam, mengigil, dan sebagainya, terutamamunculnya kasus-kasus tersebut pada kelompok anak-anak,kelompok wanita hamil atau kasus-kasus yang meninggal, yangkemudian dapat disimpulkan adanya dugaan KLB. Adanyadugaan KLB malaria pada suatu lokasi tertentu diikuti denganpenyelidikan

(2) Pemantauan Wilayah Setempat Kasus MalariaMerupakan bagian dari memantau munculnya KLB malaria, tetapidilaksanakan lebih intensif pada beberapa indikator utama deteksidini adanya KLB malaria

(a) Pemantauan wilayah setempat mingguan/bulanan terhadapperkembangan kasus malaria, bersumber pada laporan dataPenemuan Penderita Malaria di Puskesmas, rumah sakit danfasilitas kesehatan lainnya : Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

merekam data penderita malaria mingguan/bulanan

Page 142: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

141

menurut desa /kelurahan. Data yang direkam fasilitaspelayanan kesehatan dikirim secara teraturmingguan/bulanan kepada Puskesmas setempat

Data penderita malaria yang telah direkam, disusun dalamtabel dan grafik Pemantauan Wilayah Setempat KLBmalaria (W2)

Secara teknis PWS KLB malaria adalah melakukanAnalisis Kecenderungan Kejadian Malaria Mingguan,atau Bulanan

Puskesmas melakukan analisis terus menerus dansistematis terhadap perkembangan penyakit malaria diwilayahnya untuk mengetahui secara dini adanya KLBmalaria

Adanya dugaan peningkatan penyakit malaria ataudugaan KLB malaria diikuti dengan penyelidikan

GrafikKasus Malaria Menurut Bulan, Puskesmas Jaya, 2012

8050

30

100

150

200

500

450

600

300

200

100 100

0

100

200

300

400

500

600

700

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Jum

lah

Kasus

Mala

ria

Bulan Pengamatan

Sumber : Puskesmas Jaya, 2012 (contoh)

TabelData Kasus Malaria di Puskesmas Jaya, 2011-2012

DesaRentanKLB

Jumlah Kasus Menurun Bulan

No

v

De

s

Ja

n

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Ju

n

Ju

l

Ag

s

Se

p

Okt

No

v

De

s

A 90 30 60 150 200 300 600 600 800 350 300 100 100

C 70 70 50 75 250 400 700 600 600 300 200 150 150

G 80 80 40 150 150 200 750 450 500 400 400 100 100

H 80 50 60 100 200 300 600 500 700 400 200 150 100

Puskesmas

80 50 30 100 150 200 500 450 600 300 200 100 100

Sumber : Puskesmas Jaya, 2012 (contoh)

Page 143: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

142

(b) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif menurutjenis parasit secara periodik bulanan, diikuti dengan analisis %kasus malaria positif Plasmodium falsiparum per jumlah kasusmalaria positif per bulan, pada masing-masing fasilitaspelayanan dan kelompok masyarakat tertentu

(c) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif ibu hamilsecara periodik bulanan, diikuti dengan analisis proporsi kasusmalaria positif ibu hamil terhadap total kasus malaria poditif

(d) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif menurutusia secara periodik bulanan, diikuti dengan analisis proporsikasus malaria positif bayi/balita terhadap total kasus malariapositif

(e) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif menurutjenis kelamin secara periodik bulanan dan proporsinyaterhadap total kasus malaria positif

(f) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif meninggaldi fasilitas pelayanan setiap bulan, diikuti dengan proporsikasus malaria positif meninggal terhadap total kasusmeninggal di fasilitas pelayanan kesehatan yang sama

(g) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif menurutwilayah (peta) secara periodik bulanan dan atau tahunan

(h) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif rawat inap(RI), diikuti analisis kasus malaria positif rawat inap terhadaptotal kasus rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan yangsama per bulan

(3) Penyelidikan Dugaan KLBApabila diketahui adanya dugaan KLB malaria, maka DinasKesehatan dan Puskesmas melakukan penyelidikan :(a) Secara aktif mengumpulkan informasi tentang dugaan KLB

malaria dari berbagai sumber, termasuk dari masyarakatperorangan dan kelompok

(b) Mewawancarai setiap pengunjung Puskesmas dan fasilitaskesehatan lainnya tentang kemungkinan adanyapeningkatan sejumlah penderita penyakit malaria padalokasi tertentu yang dicurigai terdapat dugaan adanya KLBmalaria

(c) Mempelajari register rawat inap dan rawat jalan terhadapkemungkinan adanya peningkatan kasus malaria pada lokasitertentu yang dicurigai terjadi dugaan KLB malariaberdasarkan alamat penderita, umur dan jenis kelamin ataukarakteristik lainnya

(d) Mewawancarai kepala desa, guru sekolah dan setiap orangyang mengetahui keadaan masyarakat tentang adanyapeningkatan penderita malaria

Page 144: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

143

(e) Membuka pos pelayanan di lokasi yang diduga terjadi KLBmalaria dan menganalisis data penderita berobat untukmengetahui kemungkinan adanya peningkatan penyakitmalaria (Penemuan Penderita Demam Massal)

(f) Mengunjungi rumah-rumah penderita demam yang dicurigai(Penemuan Penderita Demam Massal) atau kunjungan darirumah ke rumah terhadap semua penduduk (PemeriksaanDarah Massal) tergantung pilihan tim penyelidikan

(4) Deteksi Dini KLB Malaria Melalui Pelaporan Kewaspadaanoleh Masyarakat

Masyarakat yang mengetahui adanya seseorang atausekelompok orang yang menderitas sakit malaria (kasus malariasuspek) memberitahu Puskesmas atau Dinas KesehatanKabupaten/Kota sebagai laporan kewaspadaan oleh masyarakat.Isi laporan kewaspadaan terdiri dari penyakit (dugaan penderitamalaria), gejala, alamat/desa/kelurahan, kecamatan, dankabupaten/kota tempat kejadian, waktu kejadian, jumlah penderitadan jumlah meninggal.Masyarakat yang berperan memberikan laporan adanyaseseorang atau sekelompok orang menderita malaria antara lain :(a) Kepala keluarga, kepala RT/RW dan kepala desa/lurah yang

mengetahui adanya penderita malaria(b) Kader malaria desa/kelurahan(c) Petugas kesehatan yang memeriksa penderita malaria(d) Kepala fasilitas pelayanan kesehatan

Secara umum pelaksanaan Sistem Deteksi Dini KLB Malaria padaberbagai tahap pengendalian adalah sebagai berikut :

KegiatanSurveilans

Tahapan Pengendalian Malaria

Pemberantasan

PreEliminasi(penderitaindigenousdan impor)

Eliminasi(penderitaindigenousdan impor)

Pemeliharaan

(penderitaimpor danintroduce)

Kajian Epidemiologi :Sasaran Semua

wilayahSemuawilayah

Semuawilayah

Semuawilayah

Deteksi Dini Munculnya Kondisi Rentan KLB Malaria :a. Pemantauan

KondisiRentan KLB

Semuawilayah

Semuawilayah

Semuawilayah

Semuawilayah

Page 145: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

144

KegiatanSurveilans

Tahapan Pengendalian Malaria

Pemberantasan

PreEliminasi(penderitaindigenousdan impor)

Eliminasi(penderitaindigenousdan impor)

Pemeliharaan

(penderitaimpor danintroduce)

b. PWS kondisirentan KLBmalaria

Semuawilayah

Semuawilayah,terutamadaerahreseptif danfokusmalaria aktifkasusindigenous

Daerahreseptifdan fokusmalariaaktif kasusindigenous

(-)

c. Penyelidikandugaankondisirentan KLB

Semuawilayah

Semuawilayah

Semuawilayah

(-)

Deteksi Dini Munculnya KLB Malaria :a. Pemantauan

munculnyaKLB malaria

Semuawilayah

Semuawilayah

Semuawilayah

Semuawilayah

b. PWS KLB(analisismingguandan bulanankasusmalaria)

Semuawilayah

Semuawilayah,terutamadesa rentanKLB, fokusmalaria aktifdan daerahreseptifmalaria

desarentanKLB, fokusmalariaaktif dandaerahreseptifmalaria

(-)

c. Penyelidikandugaan KLBmalaria

Apabilaterdapatpeningkatan kasusmalaria,terutamaPlasmodiumfalsiparum

Apabilaterdapatpeningkatan kasusmalariaindigenous,terutamaPlasmodiumfalsiparum

Apabilaterdapatpeningkatan kasusmalariaindigenous,terutamaPlasmodiumfalsiparum

Apabilaterdapatsatu kasusintroduce/indigenous

Page 146: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

145

Lampiran 3a/SKD-KLB 1. Berbagai Bentuk Kajian Epidemiologi

A. Annual Parasite Incidence

1. Pengertian dan Tujuan

Annual Parasite Incidense (API) adalah jumlah penderita malaria(konfirmasi) per 1.000 penduduk pertahun

Jumlah penderita malaria (konfirmasi) dalam satu tahunAPI = -------------------------------------------------------------------------- x 1.000

Jumlah penduduk (tengah tahun)

Tujuana. Mengetahu besarnya masalah malaria di setiap wilayah tertentu

(desa, puskesmas/kecamatan, kabupaten/kota)b. Mengetahui perkembangan kasus malaria dari tahun ke tahun

dalam satuan wilayah tertentu

2. PelaksanaPuskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas KesehatanProvinsi dan Pusat serta UPT yang bertugas melakukan surveilansmalaria

3. Sumber DataLaporan Rekapitulasi Penderita Malaria Puskesmas dan Rumah Sakit

4.Tampilan Analisis

a. Bentuk Tabel Analisis APITabel

Annual Parasite Incidence Kabupaten Jaya, 2007-2011

NoPuskesmas

Pdd2007 2008 2009 2010 2011

Ks API Ks API Ks API Ks API Ks API1 Andika 20000 10 0,5 5 0,3 2 0,1 0 0 0 02 Budijaya 15000 10 0,7 10 0,7 10 0,7 10 0,7 10 0,73 Laweyan 60000 10 0,2 10 0,2 0 0 5 0,1 2 0,04 Senen 10000 20 2 20 2 20 2 10 1 5 0,55 Teluk 5000 50 10 70 14 60 12 40 8 20 4

Total 110000 100 0,9 115 1,0 92 0,8 65 0,5 37 0,3

Page 147: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

146

b. Bentuk Grafik Analisis Perkembangan Daerah Berdasarkan API

Page 148: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

147

c. Bentuk Peta Analisis Perkembangan Malaria Berdasarkan API

2007 2010

2011

5 /lebih

1-4

<1

API per 100.000

Peta Annual Parasite IncidenceKab. Jaya 2007-2011

5. Langkah-langkah Analisis Perkembangan Malaria Berdasarkan API

a. Laporan Rekapitulasi Bulanan Malaria di Unit Pelayanan(Puskesmas)

b. Buat tabel analisis perkembangan malaria menurut API yang terdiridari kolom No, nama daerah, data penduduk, tahun dan jumlahkasus serta API masing-masing tahun (setidaknya dibuat selama 5tahun terakhir). API dihitung kemudian setelah data jumlah kasusdan data penduduk tersedia

c. Buat grafik analisis perkembangan malaria berdasarkan APIselama beberapa tahun. Dibuat untuk satu wilayah secara keseluruhan, misalnya

perkembangan malaria satu wilayah Kabupaten. Kemudian dibuat juga grafik analisis perkembangan malaria

berdasarkan API untuk masing-masing sub-wilayah dari wilayahtersebut.

Seringkali dua grafik analisis tersebut diatas dijadikan dalamsatu grafik

d. Buat peta perkembangan malaria berdarkan API selama beberapatahun. Ini hampir sama dengan grafik analisis sub-wilayah dalambentuk peta. Peta API dibuat dalam model area map.

Page 149: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

148

Lampiran 3a/SKD-KLB 2. Berbagai Bentuk PemantauanWilayah Setempat Kasus Malaria

A. Pemantauan perkembangan jumlah kasus malaria positifmingguan/bulanan dan proporsinya terhadap total jumlahkunjungan ke fasilitas pelayanan

1. Tujuana. Mengetahui pola musiman kejadian malariab. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malariac. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB

2. Pelaksanaa. Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kab/Kota, terutama

dalam rangka pola musiman dan deteksi dini peningkatan malariadan KLB malaria

b. BTKLPP, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL),terutama dalam rangka identifikasi kecenderungan jangka panjangdalam rangka SKD-KLB dan informasi untuk merumuskan rencanaprogram pengendalian malaria

3. Sumber Dataa. Laporan Mingguan Malariab. Laporan Bulanan Penderita Malaria Puskesmas dan Fasilitas

Pelayanan Kesehatan lain Secara Bulanan

4. Tampilan Analisis

a. Pemantauan perkembangan kasus malaria positif dan kasusmalaria meninggal (mingguan atau bulanan) serta deteksi diniadanya KLB malaria

(1) Tabel Analisis Perkembangan Malaria Menurut Bulan danWilayah (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan/Kab-Kota)Tabel dibuat untuk data Kasus (Tabel Analisis PerkembanganKasus Malaria Menurut Bulan dan Desa) dan data KasusMeninggal (Tabel Analisis Perkembangan Kasus MalariaMeninggal Menurut Bulan dan Desa), dan berdasarkan tabelini dibuat grafik

Page 150: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

149

(2) Grafik/Kurva Perkembangan Malaria Menurut Bulan pada suatuwilayah tertentu (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan,Kabupaten-Kota)

Tabel Analisis Perkembangan Kasus Malaria Menurut Bulan dan DesaPuskesmas : Puskesmas Jaya

Tahun : 2012 (Januari- November)Sumber : Rekapitulasi Penderita Malaria di Puskesmas - 1

No

NamaDesa

Jumlah Penderita Per Bulan PddIR /1000

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

No

v

De

s

Total

Total 20 20 25 39 37 26 11 3 7 9 10 207 36700 5,6

AMAN 12 16 20 30 27 20 10 3 6 9 10 163 2000 81

BIDAI 6 3 4 6 6 4 0 0 1 0 0 30 6000 5

CHARLI 2 1 1 3 4 2 1 0 0 0 0 14 500 28

DENAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 700 0

ELOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2000 0

ERNAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4500 0

GALUH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7000 0

HANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9000 0

INTAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5000 0

Tabel Analisis Perkembangan Kasus Malaria Meninggal Menurut Bulan dan DesaPuskesmas : Puskesmas Jaya

Tahun : 2012 (Januari-November)Sumber : Rekapitulasi Penderita Malaria di Puskesmas - 1

No

NamaDesa

Jumlah Penderita Meninggal Per Bulan CFR/100

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Total Kasus

Total 2 1 0 1 0 2 2 2 1 0 0 11 207 5.3

AMAN 2 1 0 0 0 2 1 2 0 0 0 8 163 4.9

BIDAI 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 30 6.7

CHARLI 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 14 7.1

DENAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ELOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ERNAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

GALUH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

HANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INTAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 151: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

150

Kurva malaria menurut bulan dibuat setiap tahun berjalan, dandibuat selambat-lambatnya satu minggu setelah data direkamdan diolah. Sebaiknya juga disertakan kurva yang samaselama 3-5 tahun terakhir.Kurva yang sama juga dibuat di Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, BTKLPP dan Pusatsesuai keperluannya masing-masing.

Page 152: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

151

Pada kurva ini, juga ditampilkan kurva kunjungan Puskesmasnon malaria. Kurva jumlah kunjungan Puskesmas non malariarelatif tetap setiap bulan, sehingga dapat digunakan untukmemperkirakan kelengkapan laporan Puskesmas, danmemperkirakan pengaruh kelengkapan laporan tersebutterhadap kurva malaria. Jika kelengkapan laporan turun, artinyajumlah Puskesmas yang melapor berkurang, maka jumlahkunjungan turun, dan jumlah kasus malaria juga mengalamipenurunan. Penurunan jumlah kasus malaria terakhir ini, lebihdisebabkan karena jumlah Puskesmas yang melapor turun

b. Perkembangan kasus malaria menurut wilayah (peta) secaraberkala bulanan dan atau tahunan

(1) Tabel Analisis Perkembangan Malaria Menurut Bulan danWilayah (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan/Kab-Kota)Tabel dibuat untuk analisis terhadap kasus dan kasusmeninggal, dan berdasarkan tabel ini dibuat peta

(2) Peta (Spot Map) Perkembangan Malaria Menurut Bulan padasuatu wilayah tertentu (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan,Kabupaten-Kota)

Peta Sebaran MalariaPuskesmas Jaya, 2012

= 1 kasus= 1 ks meninggal

September Oktober

November Desember

Page 153: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

152

Perkembangan kasus malaria dari bulan ke bulan dan wilayah(Desa) dapat dibuat dalam seri beberapa peta spot map.Tampilan seri peta tersebut, dapat dimanfaatkan untukmenganalisis perkembangan sekaligus sebaran kasus-kasusmalaria dalam suatu wilayah tertentu secara cepat

5. Langkah-langkah Analisisa. Kasus malaria direkam dalam Register Harian Penderita Malaria 1-

2b. Data pada register tersebut dihimpun dalam Laporan Rekapitulasi

Penderita Malaria di Puskesmas 1-4c. Berdasarkan laporan rekapitulasi tersebut dibuat Tabel Analisis

Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan Wilayah (Desa), sepertipada contoh Tabel Analisis

d. Berdasarkan tabel analisis tersebut dapat dibuat Grafik/KurvaPerkembangan Malaria Menurut Bulan pada suatu wilayah tertentu(Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan, Kabupaten-Kota). Lihatpada contoh tabel

e. Pada analisis tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat, seringkalipada kurva juga dicantumkan kurva kunjungan Puskesmas. Kurvakunjungan Puskesmas biasanya dalam jumlah yang selalu samasetiap bulannya, jika terjadi peningkatan atau penurunan tajam,kemungkinan besar kelengkapan laporan Puskesmas berbedasangat tajam, bisa semakin lengkap atau semakin banyak yangtidak melapor.

f. Berdasarkan tabel analisis perkembangan malaria tersebut (point3) dapat juga dibuat Peta (Spot Map) Perkembangan MalariaMenurut Bulan. Lihat pada contoh Peta dibawah ini

Tampilan tabel, kurva dan peta ini dimanfaatkan untuk menentukanpola musiman malaria, dan perkiraan kemungkinan telah terjadi KLBmalaria, sehingga program bisa menentukan langkah penanggulanganlebih tepat dan kapan kesiapsiagaan operasional menghadapi KLBperlu diperketat.

Page 154: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

153

B. Perkembangan Kejadian Malaria Menurut Jenis Parasit BerkalaBulanan, Terutama Plasmodium Falsiparum

1. Tujuan :a. Mengetahui pola musiman kejadian malaria berdasarkan jenis

parasitb. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malaria P.

falsiparumc. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB

2. Pelaksanaa. Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kab/Kota, terutama

dalam rangka pola musiman dan deteksi dini peningkatan malariadan KLB malaria

b. BTKLPP, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL),terutama dalam rangka identifikasi kecenderungan jangka panjangdalam rangka SKD-KLB dan informasi untuk merumuskan rencanaprogram pengendalian malaria

3. Sumber DataLaporan Bulanan Penderita Malaria Puskesmas dan fasilitas pelayanankesehatan

4. Tampilan Analisis

a. Tabel Analisis Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan JenisParasit

b. Grafik/Kurva Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan JenisParasit

Page 155: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

154

TabelAnalisis Perkembangan Malaria Plasmodium falsifarum

Menurut Bulan dan DesaPuskesmas : Jaya

Tahun : 2011

Sumber Data : Rekapitulasi Penderita Malaria di Puskesmas - 4

NoJenis

Parasit

Jumlah Penderita Per Bulan

% Pf

Ja

n

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Ju

n

Ju

l

Ag

s

Se

p

Okt

No

v

De

s

To

tal

1 Total 17 22 20 22 41 42 28 18 15 4 8 7 256 100.00

2 Pf 5 6 10 18 25 22 18 12 5 4 8 7 140 54.69

3 Non Pf 12 8 5 2 8 10 5 3 5 0 0 0 58

Pv 4 8 5 2 8 10 5 3 5 0 0 0 50 19.53

Pm 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 3.13

Po 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00

Pk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00

Mix 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00

Page 156: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

155

5. Langkah-langkah Analisis

a. Kasus malaria direkam dalam Register Harian Penderita Malaria 1-2

b. Data pada register tersebut dihimpun dalam Laporan RekapitulasiPenderita Malaria di Puskesmas 1-4

c. Berdasarkan laporan rekapitulasi tersebut dibuat Tabel AnalisisPerkembangan Malaria Menurut Bulan dan Jenis Parasit . Lihatcontoh tabel analisis dibawah

d. Berdasarkan tabel analisis tersebut dapat dibuat Grafik/KurvaPerkembangan Malaria Menurut Bulan dan Jenis Parasit(P.falsiparum, Non P.falsiparum dan Jenis Parasit Tidak Jelas.

e. Tampilan tabel, kurva dan peta ini dimanfaatkan untuk menentukanpola musiman malaria, dan perkiraan kemungkinan telah terjadiKLB malaria, sehingga program bisa menentukan langkahpenanggulangan lebih tepat dan kapan kesiapsiagaan operasionalmenghadapi KLB perlu diperketat.

Page 157: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

156

C. Perkembangan Kasus Malaria Positif Ibu Hamil DanProporsinya Terhadap Total Kasus Malaria Positif

1. Pengertian dan Tujuan

Ibu hamil menderita malaria berisiko anemi, gangguan kelahiran, dankeguguran. Oleh karena itu, ibu hamil menderita malaria perlumendapat perawatan yang memadai. Adanya peningkatan ibu hamilmenderita sakit malaria, dapat menjadi indikasi awal adanya KLBmalaria

Tujuana. Mendeteksi kecenderungan jumlah dan proporsi ibu hamil

menderita malariab. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malariac. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB

2. Sumber DataRekapitulasi laporan bulanan penderita malaria di fasilitas pelayanankesehatan

3. PelaksanaPuskesmas, RS, Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi

4.Tampilan Analisis

a. Tabel analisis kejadian malaria di fasilitas pelayanan kesehatan

b. Grafik kecenderungan proporsi kejadian malaria berdasarkanproporsi status kehamilannya

Page 158: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

157

Kecenderungan MalariaPuskesmas Jaya, tahun 2012

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Sep Okt Nov Des

PR

OP

OR

SIi

(%)

BULAN

Hamil Tidak Hamil

0

10

20

30

40

Sep Okt Nov DesJ

UM

LA

HK

SU

S

BULAN

Proporsi Ibu Hamil Jumlah Kasus Malaria

Kejadian malaria meningkat, tetapi proporsi ibu hamil yang berobatkarena malaria positif malah turun. Ini mengindikasikan ibu hamilyang sedang sakit malaria banyak yang tidak mendapat pelayananSebaliknya, jika jumlah kasus malaria ibu hami meningkat, terutamaproporsinya terhadap total ibu hamil meningkat, ini dapat menjadiinidkasi awal dugaan KLB malaria. Adanya dugaan KLB perludilakukan penyelidikan.

5. Langkah-langkah Rekapitulasi Laporan Bulanan Penderita Malaria Tabel analisis distribusi malaria berdasarkan status kehamilan dan

total (setahun sekali) Tabel analisis jumlah kasus malaria menurut status kehamilan dan

bulan Grafik kecenderungan proporsi ibu hamil menderita malaria

Page 159: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

158

E. Perkembangan Kejadian Malaria Positif Menurut Usia DanProporsinya Terhadap Total Kasus Malaria Positif

1. Pengertian dan Tujuan

Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik epidemiologi malariayang sangat penting. Adanya sejumlah anak-anak yang menderita sakitmalaria, terutama pada anak balita, menunjukkan adanya penularansetempat, karena anak-anak biasanya belum bepergian jauh darirumah. Adanya banyak anak-anak yang menderita sakit malaria, dapatmenjadi indikasi awal adanya KLB malaria

Analisis epidemiologi berdasarkan jenis kelamin dan umur juga bisamenunjukkan pencarian pengobatan pada kelompok-kelompok tertentudalam masyarakat. Pada kelompok masyarakat tertentu, perempuanakan datang berobat jika sudah menunjukkan sakit yang beratdibanding laki-laki yang segera berobat ketika menderita sakit belumterlalu berat.

Tujuana. Mendeteksi kecenderungan jumlah dan proporsi kasus malaria

menurut umur dan jenis kelaminb. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malariac. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB

2. Sumber DataRekapitulasi Laporan Penderita Malaria Bulanan atau SurveilansKhusus (Survei Darah Massal, Survei Demam Massal, dsb)Data demografi (BPS)

3. Pelaksana Dilaksanakan di semua tingkat Setahun sekali sebagai profil tahunan malaria Mingguan atau Bulanan sesuai kebutuhan setempat

4. Tampilan Analisis

a. Tabel analisis Menurut Jenis Kelaminb. Tabel analisis menurut umur, grafik proporsi dan insidens malaria

menurut umurc. Tabel perkembangan jumlah dan proporsi kasus malaria menurut

umur dan bulan kejadian, grafik perkembangan jumlah dan proporsikasus malaria menurut umur

Page 160: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

159

TabelDistribusi Malaria Menurut Jenis Kelamin

Puskesmas Jaya, Tahun 2012

NoJenis

KelaminJumlah

PendudukJumlahKasus

JumlahMeninggal

ProporsiInsidens

/1000CFR/100

Laki-laki 16700 100 3 48,3% 6,0 3,0Perempuan 20000 107 8 51,7% 5,4 7,5Total 36700 207 11 100% 3,0 5,3

Jumlah penduduk diperoleh dari BPS, merupakan total penduduk. Seringkalisebagai populasi berisiko digunakan penduduk di desa atau dusun-dusunreseptif saja atau yang terdapat kasus malaria

TabelDistribusi Malaria Menurut Golongan Umur

Puskesmas Jaya, Tahun 2012

NoGolonganUmur (th)

JumlahPenduduk

JumlahKasus

JumlahMeninggal

ProporsiInsidens

/1000CFR/100

1 < 1 1000 2 0 0,9% 2 02 1-4 3000 15 7 7,2% 5 46,73 5-14 8000 40 2 19,3% 5 54 15-24 7000 50 0 24,2% 7,1 05 25-44 13000 80 0 38,7% 6,2 06 45/lebih 4700 20 2 9,7% 4,3 10

Total 36700 207 11 100% 3,0 5,3Jumlah penduduk diperoleh dari BPS, merupakan total penduduk. Seringkalisebagai populasi berisiko digunakan penduduk di desa atau dusun-dusunreseptif saja atau yang terdapat kasus malaria

Page 161: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

160

Grafik Proporsi dan Insiden Malaria Menurut Umur tersebut berasaldari sumber data yang sama. Untuk menunjukkan risiko terjadinyamalaria pada populasi di Puskesmas Jaya, lebih baik digunakananalisis insidens, sedangkan pengerahan sumber daya, obat-obatan,lebih banyak memanfaatkan analisis proporsi.Analisis proporsi dapat juga dimanfaatkan dalam menentukanbesarnya masalah malaria pada suatu wilayah, misalnya proporsiyang tinggi pada anak-anak balita menunjukkan adanya penularansetempat yang serius.Berdasarkan pemikiran tersebut terakhir ini, analisis kecenderunganperkembangan malaria bulanan berdasarkan proporsi menurut umur,dapat dimanfaatkan sebagai deteksi dini adanya masalah malariayang serius

Page 162: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

161

Kecenderungan MalariaPuskesmas Jaya, tahun 2012

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Sep Okt Nov Des

PRO

PO

RSIi

(%)

BULAN

<1 1-4 5-14 15/lebih

0

10

20

30

40

Sep Okt Nov Des

JUM

LAH

KSUS

BULAN

Proporsi Golongan Umur Jumlah Kasus Malaria

Berdasarkan analisis kecenderungan proporsi malaria menurut umur,dapat diketahui pada bulan November 2012 terjadi peningkatannyata proporsi anak balita yang menderita sakit malaria. Apabilaanalisisnya berdasarkan analisis kecenderungan jumlah kasus(absolut), seringkali terjadi keraguan apakah terjadi peningkatanorang sakit atau hanya karena minat berobat meningkat

Page 163: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

162

Peningkatan proporsi anak menderita sakit malaria dapat menjadiindikasi penularan setempat yang serius, dan dapat menjadi indikasiawal adanya KLB malaria, yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut

Kecenderungan Jml Kasus Malaria Menurut Umur

Puskesmas Jaya, tahun 2012

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Sep Okt Nov Des

JU

ML

AH

KA

SU

S

BULAN

<1

1-4

5-14

15/lebih

5. Langkah-langkaha. Merekam data kasus malariab. Rekapitulasi laporan bulanan penderita malariac. Tabel analsisisd. Grafik kecenderungan proporsi malaria menurut umur dan jenis

kelamine. Grafik kecenderungan jumlah kasus menurut umur dan jenis

kelamin

Page 164: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

163

F. Perkembangan Kasus Malaria Positif Rawat Inap/Meninggal danProporsinya Terhadap Total Kasus Rawat Inap/Meninggal diFasilitas Pelayanan Kesehatan Per Bulan

1. Pengertian dan TujuanSeperti halnya pada analisis kejadian malaria pada anak balita, analisisterhadap proporsi sakit berat (rawat inap) dan meninggal karenamalaria sangat penting untuk mendeteksi adanya masalah malaria padasuatu wilayah.Analisis kejadian malaria pada kelompok khusus ini dilaksanakandengan ketat, setidak-tidaknya dalam periode waktu bulanan ataubahkan mingguan jika terdapat indikasi meningkatnya kejadian malaria.

Tujuana. Mendeteksi kecenderungan jumlah dan proporsi kasus malaria

sakit berat (rawat inap) dan meninggal di fasilitas pelayanankesehatan

b. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malariac. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB

2. Sumber Data Rekapitulasi laporan bulanan penderita malaria di Puskesmas,

Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan Surveilans khusus (Penemuan Penderita Demam Massal,

Pemeriksaan Darah Massal, Penemuan Penderita Secara Aktif)

3. PelaksanaPuskesmas, RS, Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi

4.Tampilan Analisis

Page 165: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

164

TabelDistribusi Kasus Malaria Rawat Inap Menurut Bulan

Puskesmas : JayaTahun : 2011

No Rawat

Jumlah Penderita Malaria Per BulanJa

n

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Ju

n

Ju

l

Ag

s

Se

p

Okt

No

v

De

s

To

tal

1 KasusmalariaRawat Inap

2 4 4 12 10 16 12 8 5 1 0

2 KasusmalariaRawat InapMeninggal

0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0

3 TotalKasusMalaria

17 22 20 22 41 42 28 18 15 4 8

4 TotalpenderitaRawat Inap(semuapenyakit)

95 68 90 80 96 95 85 98 95 65 75

5 TotalPenderitaRawat InapMeninggal(semuapenyakit)

6 7 9 10 12 8 9 7 6 2 1

6 % KasusRawat Inapper Totalpenderitarawat inap

2.1 5.9 4.4 15.0 10.4 16.8 14.1 8.2 5.3 1.5 0.0

7 % KasusMeninggalper totalpenderitameninggal

0.0 0.0 0.0 20.0 8.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Page 166: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

165

Kecenderungan Malaria Rawat Inap dan TotalPuskesmas Jaya, tahun 2012

0

10

20

30

40

Jan

Fe

b

Ma

r

Apr

Me

i

Jun

Jul

Ag

s

Se

p

Okt

No

v

De

s

JU

ML

AH

KA

SU

S

BULAN

R. INAP

Meninggal

TOTAL

Grafik kecenderungan rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan cukupsensitif menggambarkan timbulnya masalah malaria di masyarakat.Surveilans terhadap kasus malaria rawat inap juga lebih sederhana,karena penderita secara pasif datang berobat, sehingga tidak memerlukansurvei ke lapangan dengan biaya dan tenaga yang cukup besar.

Page 167: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

166

Kecenderungan % Malaria Rawat Inap dan MeninggalPuskesmas Jaya, tahun 2012

0.0

10.0

20.0

Jan

Feb

Ma

r

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ags

Se

p

Okt

No

v

De

s

PR

OS

EN

TA

SE

(%)

BULAN

% R. Inap

% Meninggal

Kecenderungan proporsi Jumlah Kasus Malaria Rawat InapterhadapJumlah Semua Kasus Rawat Inap ini dapat digunakan mendeteksi adanyamasalah malaria di masyarakat lebih tepat dibanding kecenderunganabsolut jumlah kasus rawat inap. Hal ini disebabkan karenakecenderungan absolut jumlah kasus rawat inap terpengaruh olehfluktuasi kunjungan ke pelayanan kesehatan bukan karena terjadinyapeningkatan masalah malaria di masyarakat. Sementara padakecenderungan proporsi jumlah kasus malaria rawat inap terhadap jumlahsemua kasus rawat inap, sama-sama terpengaruh fluktuasi kunjungan,sehingga fluktuasi kunjungan tersebut dapat terkontrol cukup baik.Demikian juga dengan kecenderungan proporsi jumlah kasus malariarawat inap meninggal terhadap jumlah semua kasus rawat inap meninggaldalam periode yang sama.

5. Langkah-langkah Rekapitulasi laporan bulanan penderita malaria Tabel distribusi kasus malaria rawat ianp dan total menurut bulan Grafik kecenderungan malaria rawat inap dan total Grafik kecenderungan proporsi jumlah kasus malaria rawat inap

dan jumlah kasus malaria rawat inap meninggal

Page 168: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

167

Lampiran 3a/SKD-KLB 3. Berbagai bentuk PemantauanWilayah Setempat Faktor Risiko KLB Malaria

A. Perkembangan Curah Hujan

1. PendahuluanIndonesia memiliki variasi musim, mesim penghujan dan musimkemarau serta pancaroba atau pergantian musim. Salah satu indikasiperubahan musim dapat diukur dengan besarnya curah hujan masing-masing wilayah dalam periode waktu bulanan.Perubahan musim dari waktu ke waktu berpengaruh terhadapperkembangan malaria pada suatu wilayah, baik pengaruhnya terhadapsifat-sifat parasit, nyamuk penular dan daya tahan pendudukCurah hujan pada suatu wilayah, misalnya kabupaten/kota, dapatdibuat dalam beberapa metode : rata, poligon atau cara isoheat. Untukkeperluan ini, yang digunakan umumnya cara rata-rata yang dapatdiperoleh dari BMKG atau Dinas Pertanian masing-masing daerahMencermati hubungan curah hujan dan perkembangan malaria, makapemantauan curah hujan dapat digunakan untuk antisipasikecenderungan malaria dan upaya-upaya penanggulangannya

Tujuan1. Mendapatkan perkembangan curah hujan kabupaten/Kota2. Tingginya curah hujan berhubungan dengan peningkatan terjadinya

KLB malaria3. Mengetahui pola musiman curah hujan yang berperan penting

dalam analisis SKD-KLB malaria

2. PelaksanaDinas Kesehatan kabupaten/Kota

3. Sumber DataDinas Pertanian Kab/kotaBMKG

Dibawah ini terdapat contoh Informasi curah hujan yang dapat diunduhdari BMKG

Page 169: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

168

Informasi Curah Hujan Wilayah-wilayah Indonesiahttp://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Informasi_Hujan_Bulanan.bmkg

Page 170: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

169

Contoh Informasi Curah Hujan Dari Dinas Pertanian kab/Kota

Banyaknya Curah Hujan Menurut Bulan dan KecamatanDi Kabupaten Klaten Tahun 2004 (mm)

No. Kecamatan

Ja

n

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Ju

n

Ju

l

Ag

t

Se

p

Ok

t

No

v

De

s

Rata2

01 Prambanan - - - - - - - - - - - - -

02 Gantiwarno 378258248 31 37 0 14 - - - 118328 118

03 Wedi - - - - - - - - - - - - -

04 Bayat - - - - - - - - - - - - -

05 Cawas 192238128 58 - - 13 - 28 25 143460 107

06 Trucuk 158178100 28 - - 19 - - - 144330 80

07 Kalikotes - - - - - - - - - - - - -

08 Kebonarum 418458234 49 290 12 11 - - 49 152481 179

09 Jogonalan - - - - - - - - - - - - -

10 Manisrenggo - - - - - - - - - - - - -

11 Karangnongko191 - - - 46 - - - - 87 287330 74

12 Ngawen - - - - - - - - - - - - -

13 Ceper - - - - - - - - - - - - -

14 Pedan 258138306134125 7 33 - 1 68 263490 154

15 Karangdowo 346221361 94 85 5 17 - - 28 307446 159

16 Juwiring 221225232154118 7 104 - - 92 351548 171

17 Wonosari 215230258170149 6 114 - - 74 360555 177

18 Delanggu 245236229164121 6 102 - - 95 370561 177

19 Polanharjo - - - - - - - - - - - - -

20 Karanganom 308226295 70 123 0 55 - - 65 232339 143

21 Tulung 285457302252166 0 78 - 5 40 225482 190

22 Jatinom 343281318135136 0 50 - 11 91 236483 174

23 Kemalang - - - - - - - - - - - - -

24 Klaten Selatan - - - - - - - - - - - - -

25 Klaten Tengah - - - - - - - - - - - - -

26 Klaten Utara - - - - - - 6 - - - - - -

Rata – Rata 2004 276262251111135 7 51 - 13 65 245449 146

2003 241506227 50 65 13 - - - 34 193293 137

2002 204216138101 34 3 - - - 6 65 135 75

2001 352155224165 83 57 29 - - 145250 42 105

2000 250375378327 35 22 - - 1 39 204 125

Sumber : Klaten Dalam Angka

Page 171: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

170

4. Tampilan Analiis

a. Tabel Analisis Curah Hujanb. b. Grafik Analisis

No Kab/Kota

Bulan

Ja

n

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Ju

n

Ju

l

Ag

s

Se

p

Okt

No

v

De

s

1 Krdowo 346 221 361 94 85 5 17 - - 28 307 4462 Juwiring 221 225 232 154 118 7 104 - - 92 351 5483 Wonosari 215 230 258 170 149 6 114 - - 74 360 5554 Delanggu 245 236 229 164 121 6 102 - - 95 370 561

5. Langkah-langkaha. Merekam data curah hujan dari sumber resmi (misalnya Dinas

Pertanian Kab/kota, BMKG). Perekaman dilakukan setiap bulan,karena biasanya beberapa sumber data curah hujan hanyamenerbitkan data curah hujan dalam beberapa bulan saja)

b. Memindahkan data curah hujan kedalam tabel curah hujan setiapbulan berjalan

c. Membuat grafik Curah Hujan Kab/Kota atau Provinsi.

Page 172: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

171

d. Menghubungkan atau melakukan analisis perkembangan curahhujan dengan perkembangan malaria dari bulan ke bulan. Grafikcurah hujan dan grafik perkembangan malaria dapat dibuat dalamsatu grafik.

Page 173: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

172

B. Pengamatan Vektor Malaria

1. Pengertian dan Tujuan

Walaupun secara umum, malaria ditularkan oleh nyamuk, terutamanyamuk anopheles, tetapi jenis nyamuk penular malaria tersebut adalahspesifik pada masing-masing daerah, kepadatan bervariasi, dan sangatbesar pengaruh kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.Mencermati keberadaan nyamuk tersebut, sangat diperlukanpengamatan vector sebagai bagian dari penyelenggaraan surveilansmalaria

Tujuana. Memantau secara terus menerus dan sistematis terhadap

nyamuk, distribusi dan perkembangannya serta kondisilingkungan yang berpenmgaruh terhadap keberadaan nyamuk,distribusi dan perkembangannya tersebut.

b. Kepadatan nyamuk yang tinggi berpengaruh terhadap risikopenularan malaria dan terjadinya KLB malaria

c. Kecenderungan pola hujan yang sangat penting melakukan kajianepidemiologi

2. PelaksanaPuskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi,BTKLPP dan Pusat

3. Sumber DataDaerah reseptif malariaPengamatan Vektor

Hasil Pengamatan Vektor (Lihat Pedoman Pemberantasan Vektor, Dit.P2B2, Ditjen PP&PL, Departemen Kesehatan, 2006)

4. Tampilan Analiis

Wilayah reseptif adalah wilayah yang memiliki vektor malaria dengankepadatan tinggi dan terdapat faktor lingkungan serta iklim yangmenunjang terjadinya penularan malaria.Data wilayah reseptif, sebaiknya setingkat desa, walaupun sebenarnyahanya sebagian dari desa. Desa ditetapkan sebagai wilayah reseptif,karena di desa tersebut yang pernah berjangkit penularan malaria, yangkemudian diteliti dengan cermat pada kondisi lingkungan dan

Page 174: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

173

perkembangan vector nyamuk malaria yang berpotensi terjadinyapenularan malaria

a. Daftar Wilayah Desa Reseptif malaria di Puskesmas Jayab. Peta Wilayah Reseptif Malariac. Grafik Fluktuasi kepadatan nyamuk perhari

Kepadatan nyamuk Anopheles diperoleh dengan pengamatan padabeberapa titik pengamatan di wilayah reseptif dengan umpan manusia,kemudian diambil rata dalam sehari (semalam) dan kemudian diratakanperhari dalam sebulan pengamatan

TabelWilayah Reseptif Malaria, Puskesmas Jaya, 2010-2011

No Desa

2011 2012

JmlPdd

JmlDusun

JmlDusun

Reseptif

Jml PddReseptif

JmlPdd

JmlDusun

JmlDusun

Reseptif

Jml PddReseptif

Total 36700 47 13 6100 36700 47 10 5600

1 AMAN 2000 4 4 2000 2000 4 4 20002 BIDAI 6000 4 3 3000 6000 4 3 30003 CHARL 500 3 2 400 500 3 2 4004 DENAH 700 4 2 200 700 4 1 1005 ELOK 2000 4 2 500 2000 4 0 06 ERNAN 4500 6 0 0 4500 6 0 07 GALUH 7000 8 0 0 7000 8 0 08 HANNA 9000 7 0 0 9000 7 0 09 INTAN 5000 7 0 0 5000 7 0 0

Page 175: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

174

GambarPeta Desa Reseptif dan Insidens Malaria

Puskesmas Jaya, 2012

<1

1-4>4

Incidance rateper 1000 pop

NonReseptif

Reseptif

Desa Reseptif

GambarWilayah Reseptif Menurut Puskesmas

Kabupaten Jaya, 2012

NonReseptif

Reseptif

Puskesmas reseptif adalah Puskesmas yang terdapat wilayah reseptif,baik desa reseptif maupun dusun reseptif

Page 176: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

175

5. Langkah-langkah

a. Pengamatan vektor dilakukan pada malam hari, diamati jenis dankepadatannya, sekaligus dengan pengamatan kelembapan, curahhujan dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadapperkembangan vektor (lihat Pedoman Pemberantasan Vektor)

b. Setiap hari pengamatan, hasil pengamatan vektor dibuat rata-rataperhari, kemudian setiap bulan, hasil pengamatan vektor dirata-ratakan dalam sebulan (per-malam per-bulan)

c. Pindahkan data pengamatan vektor kedalam tabel FluktuasiKepadatan Vektor

d. Buat grafik fluktuasi kepadatan vektore. Hasil pengamatan vektor digunakan untuk menentukan dusun, desa

dan Puskesmas reseptif malaria

Page 177: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

176

Lampiran 4. Penemuan Penderita Secara Aktif diLapangan (Active Case Detection/ACD)

I. PendahuluanDeteksi Aktif Kasus Malaria adalah upaya mencari dan menemukanpenderita demam (suspek malaria) dengan aktif mengunjungi pendudukdari rumah-ke rumah yang dilaksanakan secara berkala. Penduduk yangmenderita demam dan hasil pengujian darah menyatakan bahwa malariapositif, maka penderita ini wajib segera mendapat pengobatan yangsesuai

II. Tujuan1. Menemukan semua penderita malaria2. Memberikan obat yang sesuai3. Menurunkan risiko terjadinya peningkatan penularan malaria dengan

tatalaksana kasu malaria dengan tepat

III. SasaranKegiatan penemuan kasus malaria dengan ACD dilaksanakan di daerahpengendalian malaria tahap pre eliminasi, eliminasi dan pemeliharaanSasaran ACD adalah semua penduduk pada wilayah rawan penularanmalaria. Wilayah rawan penularan malaria antara lain : wilayah reseptifatau vulnerabel, wilayah fokus yaitu wilayah yang diduga terjadi penularansetempat baru, atau wilayah yang terjadi peningkatan kejadian malaria.

IV. MetodePenentuan wilayah rawan penularan malaria berdasarkan pada analisissurveilans rutin, surveilans migrasi, survei vektor (spot dan longitudinal),riwayat terjadinya KLB malaria dan kondisi lingkungan serta perilakupenduduk yang berpotensi terjadinya penularan malaria (lihat surveidinamika penularan)

Pada dasarnya kegiatan ACD adalah :a. mengunjungi penduduk secara berkala untuk menemukan penderita

demam (suspek malaria). Kunjungan ke penduduk dapat berbentukkunjungan dari rumah ke rumah, atau mendirikan pos pelayanankesehatan sedekat mungkin dengan pemukiman penduduk.

b. Setiap penduduk yang menderita demam diambil sediaan darahnyauntuk pemeriksaan mikroskopis malaria dan atau pengujian denganRDT

c. Setiap penduduk yang menderita demam dan positif malaria mendapatpengobatan standar

Page 178: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

177

Berdasarkan status wilayahnya, kegiatan penemuan kasus malaria dibagimenjadi dua cara atau langkah-langkah kegiatan :

A. Langkah-langkah kegiatan ACD pada wilayah fokus yang didugaterjadi penularan setempat (baru) atau wilayah yang terjadipeningkatan malaria adalah :1. Persiapan lapangan

a. Menetapkan wilayah-wilayah sasaran kegiatan ACD, dapat satudesa fokus atau beberapa dusun fokus dalam satu desa.

b. Satu dusun fokus dilaksanakan oleh satu tim ACD untukmelaksanakan kunjungan rumah ke rumah, dengan perkiraanjumlah petugas pelaksana ACD adalah :

jumlah rumah x jumlah siklus per bulan= ------------------------------------------------------

40 rumah x 25 hari

c. Mendata penduduk perdusun menurut Rumah/Kepala Keluargadan membuat peta rumah (berikan kode rumah untuk setiapKepala Keluarga) (lihat formulir ACD-1)

d. Berdasarkan data bulanan penderita malaria Puskesmas(surveilans rutin) yang berasal dari fokus atau representasifokus dibuat kurva mingguan/bulanan selama 3-5 tahun terakhir

e. Berdasarkan data pengamatan vektor (survei vektorlongitudinal) juga dibuat fluktuasi nyamuk menurut rata-ratabulanan untuk 3-5 tahun terakhir

f. Tentukan periode penularan tinggi dan periode penularanrendah. Periode penularan tinggi dilaksanakan ACD dengankunjungan rumah siklus 2 mingguan, sementara periodepenularan rendah dilaksanakan ACD dengan kunjungan rumahsiklus 4 mingguan (1 bulan)

g. Siapkan sarana pemeriksaan dalam ACD, formulir KunjunganRumah ACD (formulir ACD-2) dan formulir PemeriksaanDemam (formulir ACD-3) serta brosur atau buku saku sosialisasipengendalian malaria

h. Buatlah jadwal kunjungan rumah, sehingga setiap KepalaKeluarga akan dikunjungi kembali sesuai dengan sikluskunjungan. Sesuaikan jadwal kunjungan dengan letak rumahpada peta dusun

i. Buatlah perencanaan kegiatan ACD bersama kepala dusun dankader setempat

j. Sampaikan jadwal kunjungan rumah dalam rangka ACD inikepada masyarakat yang akan dikunjungi

Page 179: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

178

2. Pelaksanaan lapangan

a. Pastikan bahwa warga yang akan dikunjungi mengetahui jadwalkunjungan rumah dalam rangka ACD

b. Sosialisasi pengendalian malaria dan kegiatan pemeriksaan danpengobatan penderita demam (suspek malaria)

c. Lakukan kunjungan rumah ke rumah sesuai jadwal padamasing-masing anggota tim ACD

d. Setiap rumah yang dikunjungi, lakukan wawancara danpemeriksaan serta pengambilan sediaan darah per-kepalakeluarga(1) Pada kunjungan pertama, catat data keluarga dalam formulir

kunjungan rumah ACD (formulir ACD-2). Anggota keluargayang sedang bepergian, tetap harus dicatat.

(2) Tanyakan kembali, apakah ada anggota keluarga yangmenderita sakit demam dalam 48 jam terakhir. Sebutkannama setiap anggota keluarga, dan tandai anggota keluargayang menderita demam.

(3) Setiap anggota keluarga yang menderita sakit demam :(a) Isi formulir Pemeriksaan Sakit Demam (formulir ACD-3)(b) Ambil sediaan darah sesuai pedoman yang berlaku

untuk pemeriksaan mikroskopis. Pastikan label padaslide sediaan darah telah tercatat sesuai dengan nama,KK dan dusun pada formulir Pemeriksaan Sakit Demam(formulir ACD-3)

(c) Lakukan pemeriksaan dengan RDT (jika dilakukan)(d) Berikan obat penurun demam, atau berikan obat

malaria standar jika telah diketahui ada tidaknya parasitdalam darah penderita.

(e) Semua Sediaan Darah disimpan dalam tempat slidedan segera dibawa ke Puskesmas untuk dilakukanpemeriksaan mikroskopis.

(f) Pada setiap penderita malaria positif (konfirmasi), Wawancara penderita dan Isi Kartu Penderita Malaria

(terlampir) dan Otopsi Verbal pada kasus meninggal Berikan pengobatan standar Laksanakan pemeriksaan kontak (5 orang kontak)

untuk memastikan ada tidaknya penularansetempat, sumber penularan (indigenous/impor) danpengobatan kontak yang positip malaria

Lakukan crossnotificasion (jika diperlukan) Penderita yang mendapat pengobatan standar, harus

di follow up :o Penderita Plasmodium falsiparum (+) difollow up

pada hari ke 7 dan ke 28 setelah pengobatan

Page 180: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

179

o Penderita Plasmodium vivak (+) difollow up padahari ke 7, 28 dan 3 bulan setelah pengobatan

B. Langkah-langkah kegiatan ACD pada wilayah reseptif atau vulnerabel

1. Persiapan lapangana. Menetapkan wilayah-wilayah sasaran kegiatan ACD, dapat satu

desa merupakan satu wilayah reseptif/vulnerabel atau beberapadusun reseptif/vulnerabel dalam satu desa.

b. Satu dusun reseptif/vulnerabel dilaksanakan oleh satu tim ACDuntuk melaksanakan pelayanan kesehatan pasif (PosPelayanan Kesehatan) agar penderita demam dapat datangberobat

c. Mendata penduduk perdusun menurut Rumah/Kepala Keluargadan membuat peta rumah (berikan kode rumah untuk setiapKepala Keluarga) (lihat formulir ACD-1)

d. Berdasarkan data bulanan penderita suspek dan malaria(positif) Puskesmas (surveilans rutin) yang berasal dari wilayahreseptif/vulnerabel atau representasi wilayah reseptif/vulnerabel,dibuat kurva mingguan/bulanan selama 3-5 tahun terakhir

e. Berdasarkan data pengamatan vektor (survei vektorlongitudinal) juga dibuat fluktuasi nyamuk menurut rata-ratabulanan untuk 3-5 tahun terakhir

f. Tentukan periode potensi penularan tinggi dan periode potensipenularan rendah. Periode potensi penularan tinggidilaksanakan ACD dengan mendirikan Pos PelayananKesehatan dengan siklus 1 bulan sekali

g. Siapkan sarana pemeriksaan dalam ACD, formulir PemeriksaanDemam (formulir ACD-3) serta brosur atau buku saku sosialisasipengendalian malaria

h. Tetapkan jumlah, lokasi dan jadwal kegiatan Pos PelayananKesehatan, sehingga semua penduduk akses terhadappelayanan kesehatan

i. Buatlah perencanaan kegiatan Pos Pelayanan Kesehatanbersama kepala dusun dan kader setempat dan masyarakat,sehingga Pos Pelayanan Kesehatan dapat dikunjungi semuapenderita demam.

j. Sampaikan jadwal kegiatan Pos Pelayanan Kesehatan dalamrangka ACD ini kepada masyarakat yang akan dikunjungi. PosPelayanan Kesehatan juga akan melayani penderita sakitlainnya.

Page 181: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

180

2. Pelaksanaan lapangana. Pastikan bahwa warga diwilayah yang akan dilaksanakan

kegiatan ACD telah mengetahui lokasi dan jadwal kegiatan PosPelayanan Kesehatan

b. Sosialisasikan Program Pengendalian Malaria dan pelaksanaankegiatan Pos Pelayanan Kesehatan agar penduduk yangmenderita demam (suspek malaria) datang berobat. Sosialisasidapat melalui berbagai pertemuan warga (masjid, pertemuanwarga, dsb) dan publikasi lain

c. Laksanakan kegiatan di Pos Pelayanan Kesehatan. Pastikanpapan nama Pos Pelayanan Kesehatan terpampang denganjelas.

d. Setiap anggota keluarga yang menderita sakit demam :(1) Isi formulir Pemeriksaan Sakit Demam (formulir ACD-3)(2)Ambil sediaan darah sesuai pedoman yang berlaku untuk

pemeriksaan mikroskopis. Pastikan label pada slide sediaandarah telah tercatat sesuai dengan nama, KK dan dusunpada formulir Pemeriksaan Sakit Demam (formulir ACD-3)

(3)Lakukan pemeriksaan dengan RDT (jika dilakukan)(4)Berikan obat penurun demam, atau berikan obat malaria

standar jika telah diketahui ada tidaknya parasit dalam darahpenderita.

(5)Kunjungi penduduk yang menderita demam (suspek malaria)yang tidak bisa datang ke Pos Pelayanan Kesehatan, danlakukan kegiatan (1) s/d (4) diatas

(6)Semua Sediaan Darah disimpan dalam tempat slide dansegera dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaanmikroskopis.

(7)Pada setiap penderita malaria positif (konfirmasi), Wawancara penderita dan Isi Kartu Penderita Malaria

(terlampir) dan Otopsi Verbal pada kasus meninggal Berikan pengobatan standar Laksanakan PE KLB atau pemeriksaan kontak (5 orang

kontak) untuk memastikan ada tidaknya penularansetempat, sumber penularan (indigenous/impor), danpengobatan kontak yang positip malaria

Laksanakan crossnotificasion (jika diperlukan) Penderita yang mendapat pengobatan standar, harus di

follow up :oPenderita Plasmodium falsiparum (+) difollow up pada

hari ke 7 dan ke 28 setelah pengobatanoPenderita Plasmodium vivax (+) difollow up pada hari

ke 7, 28 dan 3 bulan setelah pengobatan

Page 182: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

181

C. Analisis Hasil ACD pada wilayah kegiatan

1. Proporsi Keluarga diperiksa

Jumlah keluarga diperiksa= ----------------------------------------- x 100%

Jumlah keluarga seluruhnya** Dimanfaatkan untuk mengkur kinerja ACD per bulan

2. Proporsi kasus malaria konfirmasi

Jumlah kasus demam positif malaria= ---------------------------------------------------- x 100%

Jumlah penduduk sakit demam

3. Rate Prevalensi kasus malaria(Parasit Rate) per bulan

Jumlah kasus malaria (+) dalam sebulan= ------------------------------------------------------------------------ x 1000

Jumlah penduduk diperiksa dalam bulan yang sama

Dibuat kurva prevalence rate untuk menentukan kecenderunganpenularan malaria, sebagai bahan evaluasi kegiatan ACD dalamupaya menurunkan tingginya risiko penularan

4. Proporsi Plamodium falsiparum

Jumlah kasus malaria P. falsiparum (+)+ jumlah kasus malaria campuran per bulan

= ------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah kasus malaria semua parasitpada bulan yang sama

Dibuat kurva proporsi Plasmodium falsiparum menurut bulan, untukmenentukan besarnya risiko penularan dan tindakan yangdiperlukan

5. Proporsi kasus malaria konfirmasi umur < 5tahun

Jumlah kasus malaria konfirmasi berumur <5 thper bulan

= ----------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah kasus malaria konfirmasi semuagolongan umur pada bulan yang sama

Page 183: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

182

Dibuat kurva proporsi kasus malaria menurut umur, untukmenentukan besarnya risiko penularan dan tindakan yangdiperlukan

6. Prevalence Rate (Parasit Rate) per tahun menurut umur/jeniskelamin/faktor risiko lain

Prevalence Rate Kasus Malaria (Konfirmasi)Puskesmas : ……… Desa : …………Tahun : ……… Dusun : …………

UmurJumlahPopulasiberisiko

Jml KasusMalaria(Konfirmasi)

Jml KasusMalariaMeninggal

PrevalenceRateper 1000

CasefatalityRate (%)

< 1th1-4 th5-1415-2425-4445 +Total

V. Pencatatan dan Pelaporan

1. Penderita malaria sebagai hasil kegiatan ACD direkam dalamKartu Penderita Malaria di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dankemudian direkam dalam E-sismal sebagai register harianpenderita malaria dengan kode ACD. Oleh karena itu, datapenderita malaria dilaporkan ke Puskesmas setiap hari,termasuk hasil pemeriksaan mikroskopis.

2. Disamping itu, setiap bulan, hasil kegiatan ACD direkapitulasiterpisah dan dibuat laporan bulanan pelaksanaan ACD

VI. Petugas Pelaksana

1. Petugas kesehatan terlatih ACD dan petugas terlatihmikroskopis

2. Masyarakat terlatih (kader, JMD) untuk wilayah yang sulitterjangkau oleh petugas kesehatan dibawah pengawasanpetugas kesehatan terlatih

Page 184: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

183

Lampiran

Formulir ACD-1Daftar Kepala Keluarga dan Kode Rumah

Daftar Kepala Keluarga, Jumlah Anggota dan Kode Rumah

Kab/Kota :Puskesmas :Tgl. Pendataan:

…………….…………….…………….

Desa :Dusun/RT-RW :

…………..……………

NoNama KepalaKeluarga

JumlahAnggotaKeluarga

KodeRumah

Keterangan

Page 185: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Penemuan Penderita Demam Masssal 184

Deteksi Penderita Malaria Aktif (ACD)Daftar Kepala Keluarga, Anggota dan Pemantauan DemamPada Siklus Pertama ACD

ACD-2

Puskesmas : ……………….. Desa/Dusun: …………..

Kab/Kota : ……………….. Tgl Pendataan: …………..

NoNamaKepalaKeluarga

Nama AnggotaKeluarga *)

Umur Sex Pekerjaan **)Pemeriksaan Siklus 1

Tgl DemamSD/RDT ***)

*) termasuk kepala keluarga**) terkait dengan risiko penularan***) sebagai kolom control, tandai √ jika demam dan telah diambil sediaan darah dan atau RDT

Page 186: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Penemuan Penderita Demam Masssal 185

Lampiran 5. Penemuan Penderita Demam Massal(Mass Fever Survey/MFS)

Penemuan Penderita Demam Massal merupakan kegiatan pencarian danpenemuan penderita demam positif parasit malaria diantara penduduk

Tujuan1. Memastikan desa dengan jumlah kasus rendah adalah benar

menunjukkan tingkat transmisi rendah (konfirmasi)2. Menemukan penderita demam positif parasit malaria pada populasi

rawan untuk mendapat pengobatan dan menghilangkan sumberpenularan malaria. Ini dilaksanakan jika pengendalian malariadengan PCD dan ACD dan penanggulangan KLB tidak berhasil

3. Mendapatkan prevalensi kasus malaria pada populasi rawan

Sasaran1. MFS konfirmasi

a. Dilaksanakan pada daerah endemis yang sudah menunjukkantransmisi rendah, dengan kriteria :(1) Desa/dusun pernah endemis tinggi(2) Wilayah reseptif malaria(3) Mobilitas penduduk tinggi(4) Surveilans dengan kinerja rendah

b. Dilaksanakan pada saat puncak penularan malaria berdasarkankurva bulanan penderita malaria

c. Memastikan KLB malaria

2. MFS khusus mengurangi sumber penularan dan mencegah KLBa. Dilaksanakan pada daerah fokus yang menunjukkan

kecenderungan kenaikan jumlah penderita, dengan kriteria :(1) Ditemukan satu kasus indigenous bayi(2) MOPI kumulatif dua bulan berturut-turut 3% atau dua kali

MOPI bulan sebelumnyab. Dilaksanakan sebelum puncak penularan malaria, berdasarkan

kurva bulanan penderita malaria dan atau potensi terjadinyapenularan meningkat

MetodePada prinsipnya, MFS adalah memeriksa adanya parasit malaria padasediaan darah setiap orang yang menderita demam yang ada padapopulasi tertentu.

Page 187: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Langkah Persiapan

1. Tentukan batas daerah yang akan dilaksanakan MFS berdasarkan:a. Sebaran penderita malaria berdasarkan penemuan pasifb. Sebaran nyamuk penular malaria di daerah tersebutc. Keadaan lingkungan dan sosial ekonomi yang berpengaruh

terhadap penularan malaria2. Hitung jumlah penduduk berdasarkan data pemerintahan desa

setempat dan perkiraan adanya penderita demam rata-rata setiaphari

3. Siapkan kebutuhan tenaga dan logistik :a. Jumlah tenagab. Spesifikasi tenaga (beri keterangan)c. Jumlah slide kaca sebesar jumlah penduduk + 10 % per pos

pelayanand. Jumlah formulir MFS

4. Pelatihan dan pembahasan dengan kader malaria5. Penyuluhan pelaksanaan MFS (sasaran, mekanisme, pos

pelayanan dan jadwal)6. Menjelang hari pelaksanaan MFS, kader mendata penduduk dari

rumah ke rumah warga, dan mencatat warga menderita demamatau riwayat menderita demam dalam 48 jam terakhir

Langkah Pelaksanaan1. Menyiapkan pos-pos pelayanan, termasuk tenaga dan logistik serta

formulir MFS2. Warga yang menderita demam yang akan diperiksa dicatat dalam

formulir MFS dan diberikan kartu berisi nama dan kode3. Warga yang akan diperiksa mendatangi meja pemeriksaan sediaan

darah yang telah ditentukan4. Petugas di meja pemeriksaan sediaan darah mengambil sediaan

darah dan tulis di bagian pinggir slide : nama, kode dan tanggalpengambilan sediaan darah (dapat sekaligus diperiksa denganRDT)

5. Slide disimpan pada tempatnya untuk pemeriksaan lebih lanjut6. Mendatangi ke rumah warga yang tercatat oleh kader (menderita

demam) yang belum mengikuti pemeriksaan7. Pemeriksaan mikroskopis Sediaan Darah sesuai pedoman terkait8. Setelah diperoleh hasil pemeriksaan sediaan darah, warga yang

positif parasit malaria segera mendapat pengobatan standar (jikadengan pengujian RDT, penderita positif langsung diberikan obat)

Page 188: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Penemuan Penderita Demam Masssal 187

Pelaporan

Hasil Pelaksanaan MFS segera dilaporkan kepada Dinas KesehatanKab/kota dan Puskesmas dimana MFS dilaksanakan, selambat-lambatnya1 minggu setelah pelaksanaan MFS. Laporan MFS berisi :

1. Daftar Nama Tim MFS2. Laporan pelaksanaan3. Analisis MFS4. Lampiran Daftar Peserta Survei Demam Massal

Pada daerah pengendalian tahap eliminasi dan pemeliharaan, laporanditembuskan pada Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan)

Tindakan Pasca MFS

Dilaksanakan Surveilans pasif dengan melaksanakan pelayananpengobatan (Puskesmas Keliling) di daerah tersebut setidak-tidaknyasetiap bulan selama 3 bulan berturut-turut setelah MFS dilaksanakan

Format Analisis MFSProsentase Penduduk Demam Diperiksa Sediaan Darah (SD)

Jumlah SD yang diperoleh= ------------------------------------- x 100

Jumlah penduduk

Point Prevalence Rate (Parasit Rate)

Jumlah SD+RDT positif parasit malaria= ----------------------------------------------------- x 1000

Jumlah SD diperiksa

Proporsi parasit falsiparum

Jumlah SD positif parasit falsiparum= -------------------------------------------------- x 100

Jumlah SD positif parasit malaria

Proporsi Pengobatan

Jumlah SD positif parasit malaria mendapat obat= ------------------------------------------------------------------ x 100

Jumlah SD positif parasit malaria

Page 189: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Referensi

Depkes RI. Pedoman Penemuan Penderita. Direktorat PemberantasanPenyakit Bersumber Binatang, Ditjen PP&PL, Depkes RI. Tahun 2007

Page 190: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Penemuan Penderita Demam Masssal 189

Formulir Penemuan Penderita Demam Massal sebagai berikut :

Penemuan Penderita Demam MassalDaftar Kepala Keluarga dan Anggota

Puskesmas : ……………….. Desa/Dusun: …………..

Kab/Kota : ……………….. Tanggal MFS : …………..

NoNama Kepala

KeluargaNama Anggota

Keluarga *)Umur Sex Pekerjaan **)

Demam(Y/T)

Tgl MulaiDemam

DiambilSD ***)

*) termasuk kepala keluarga**) terkait dengan risiko penularan***) sebagai kolom control, tandai √ jika demam dan telah diambil sediaan darah

Penemuan Penderita Demam MassalDaftar Pemeriksaan Sediaan Darah Penduduk Demam

Puskesmas :………………….. Desa/Dusun :………………….

Kab/Kota :………………….. Tgl MFS :………………….

NoNama

AnggotaKeluarga

NamaKepala

Keluarga

Dusun/RT/RW U

mur

Sex Tanggal

MulaiDemam

Gejala TambahanTanggalPemerik

saan

JenisPemerik

saanHasil Pemeriksaan Pengobatan

RDT SD RDT SD Jenis Tanggal Jenis obat

Page 191: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 190

Penemuan Penderita Demam MassalData Penduduk

Kab/Kota :Puskesmas :

Desa :Tahun :

…………………………………………….

No DusunUmur (Tahun) Jenis Kelamin

<1 1-4 5-9 10-14 15+ L P

12

... Dst

Page 192: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria
Page 193: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria
Page 194: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria
Page 195: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 194

Formulir MBS sebagai berikut :

Pemeriksaan Darah Massal (MBS) MalariaDaftar Kepala Keluarga, Anggota dan Pemeriksaan

Puskesmas :………………….. Desa /Dusun :…………………/ ………………………..

Kab/Kota :………………….. Tgl Survei :………………….

NoNamaKepala

Keluarga

NamaAnggota

*) Um

ur

Sex

Pekerjaan

Gejala Sakit dalam 48jam terakhir

TanggalPemeriksaan **)

JenisPemerik

saanHasil Pemeriksaan Pengobatan

Demam RDT SD RDT SD Jenis Tanggal Jenis obat

*) termasuk Kepala Keluarga**) periksa semua anggota keluarga, jika tidak diperiksa, tuliskan disini alasannya

Page 196: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 195

Format Analisis Pemeriksaan Darah Massal

Prosentase Penduduk Diperiksa SD (Sediaan Darah)Jumlah SD yang diperoleh

= ------------------------------------- x 100Jumlah penduduk

Point Prevalence Rate (Parasit Rate)Jumlah SD positif parasit malaria

= --------------------------------------------- x 1000Jumlah SD diperiksa

Proporsi parasit falsiparumJumlah SD positif parasit falsiparum

= -------------------------------------------------- x 100Jumlah SD positif parasit malaria

Proporsi kasus malaria konfirmasi (demam)Jumlah penduduk demam yang positif malaria

= ---------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah penduduk positif malaria

Proporsi PengobatanJumlah SD positif parasit malaria mendapat obat

= ------------------------------------------------------------------ x 100Jumlah SD positif parasit malaria

Page 197: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 196

Lampiran 8. Surveilans Migrasi

I. Pendahuluan

Pada wilayah dengan kasus indigenous sudah tidak pernah ditemukan ataukejadiannya sangat rendah, tetapi kasus impor masih sering terjadi, dan kondisiwilayah tersebut berpotensi terjadinya perkembangbiakan vektor penular malaria,maka wilayah ini merupakan wilayah rentan terjadinya penularan malariaSurveilans migrasi merupakan bagian dari SKD-KLB malaria, yaitu melakukananalisis secara terus menerus dan sistematis terhadap kecenderungan migrasipenduduk, kecenderungan kasus impor dan deteksi dini adanya penularan setempatserta deteksi dini perubahan kondisi lingkungan, vektor dan perilaku penduduk yangberpotensi terjadinya penularan malaria.

II. Tujuan1. Menemukan penderita malaria yang baru datang dari daerah endemis malaria

yang datang ke daerah reseptif malaria2. Memberikan pengobatan standar pada penderita malaria3. Kecenderungan kasus malaria impor, introduce dan indigenous (penularan

setempat) di wilayah reseptif4. Kecederungan (pola musiman) vektor malaria di wilayah reseptif5. Pola musiman migrasi penduduk wilayah reseptif dari dan ke daerah endemis

malaria

III. Sasaran

Surveilans migrasi dilaksanakan pada daerah dengan pengendalian malaria tahappre eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan yang memiliki wilayah reseptif danvulnerabel

IV. Metode1. Melaksanakan kegiatan ACD pada wilayah reseptif malaria2. Melaksanakan kegiatan ACD pada fokus, jika diduga terjadi penularan

setempat atau peningkatan kasus indigenous3. Melaksanakan pengawasan dan survei vektor4. Melaksanakan pemantauan pola musiman migrasi penduduk dari dan ke

daerah endemis malaria

V. Pencatatan dan Pelaporan1. Data penemuan kasus malaria konfirmasi merupakan bagian dari laporan

penderita malaria di Puskesmas dengan kode ACD2. Laporan dan analisis tersendiri perlu dilakukan setiap bulan untuk peningkatan

kewaspadaan dini dan respon kemungkinan terjadinya penularan setempat

Page 198: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 197

VI. PelaksanaPetugas Puskesmas terlatih atau kader kesehatan/JMD terlatih

ReferensiPedoman Penemuan Penderita Malaria

Page 199: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 198

Lampiran 9. SURVEI DINAMIKA PENULARAN MALARIA

Malaria merupakan salah satu penyakit menular di Indonesia yang tersebarsangat luas, angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi dan faktor risikoyang komplek.Untuk mendapatkan alternatif strategi pengendalian malaria yang efektif danefisien di suatu wilayah diperlukan kajian menyeluruh dan berorientasi padaidentifikasi dan upaya pemutusan mata rantai penularan malaria yang lebihdikenal sebagai Survei Dinamika Penularan Malaria.

II. Pengertian :

Dinamika penularan malaria adalah pola dan intensitas penularan malaria disuatu wilayah tertentu dan pengaruh adanya penderita atau carrier malariasebagai sumber penularan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya penularantersebut. Kondisi yang mempengaruhi terjadinya penularan malaria meliputijumlah dan sebaran penderita/carrier, perilaku penduduk berisiko penularan,jenis, penyebaran dan kepadatan vektor penular, lingkungan rentan penularandan jangkauan/mutu pelayanan kesehatan

Survei Dinamika Penularan adalah kajian menyeluruh dan sistematis terhadapdinamika penularan malaria agar dapat diperoleh cara-cara pengendalian malariadi suatu wilayah tertentu

III. Tujuan dan Manfaat

Tujuan1. Mengetahui distribusi malaria menurut waktu, tempat dan ciri-ciri penduduk

(orang)2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penularan malaria3. Mengetahui sumber (penderita/carier, vektor, lingkungan) dan cara penularan

malaria4. Menentukan metode intervensi yang tepat5. Menentukan mitra strategis pengendalian malaria

Manfaat• Mengetahui metode pemberantasan yang tepat guna• Membuat perencanaan yang tepat sasaran berdasarkan fakta• Mengetahui program/sektor lain yang terlibat dalam pengendalian malaria

I. Pendahuluan

Page 200: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 199

IV. Kerangka Pikir

MalariaAdalah penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai jenis parasit malaria :Plasmodium vivax, P. malariae, P. falciparum dan P. ovale; parasit golongansporozoa.

ReservoirHanya manusia menjadi reservoir terpenting untuk malaria. Primata secara alamiahterinfeksi berbagai jenis malaria termasuk P. knowlesi, P. brazilianum, P. inui, P.schwetzi dan P. simium yang dapat menginfeksi manusia di laboratorium percobaan,akan tetapi jarang terjadi penularan/transmisi secara alamiah.

Masa inkubasiWaktu antara gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis sekitar 7-14 hari untuk P.falciparum, 8-14 hari untukP. Vivax dan P. ovale, dan 7-30 hari untuk P. malariae.Masa inkubasi ini dapat memanjang antara 8-10 bulan terutama pada beberapastrain P. vivax di daerah tropis

Masa PenularanNyamuk dapat terinfeksi apabila dalam darah penderita malaria, yang dihisap olehnyamuk terdapat gametosit. Keadaan ini bervariasi tergantung pada spesies danstrain dari parasit serta respons seseorang terhadap pengobatan. Pada penderitamalaria dengan Plasmodium malariae yang tidak diobati atau tidak diobati denganbenar dapat menjadi sumber penularan selama 3 tahun. Sedangkan untuk vivaxberlangsung selama 1-2 tahun dan untuk malaria falciparum umumnya tidak lebihdari satu tahun.

PenularanMelalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif. Sebagian besar spesiesmenggigit pada senja hari dan menjelang malam.

Perkembangan Parasit Dalam Tubuh NyamukSetelah nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung parasit padastadium seksual (gametosit), gamet jantan (mikrogametosit) dan betina(makrogametosit) bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang kemudianmenembus dinding perut nyamuk dan membentuk kista (oocyst) yang berada padalapisan luar, yang nantinya akan memproduksi ribuan sporosoit. Ini membutuhkanwaktu 8-35 hari tergantung pada jenis parasit dan suhu lingkungan tempat dimanavektor berada. Sporosoit-sporosoit yang telah diproduksi tersebut berpindah keseluruh organ tubuh nyamuk dan beberapa sporozoit mencapai kelenjar ludahnyamuk, menjadi matang dan apabila nyamuk menggigit orang tersebut, makasporosoit siap ditularkan.

Page 201: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 200

Perkembangan Parasit Dalam Tubuh ManusiaDalam tubuh manusia, sporozoit yang berasal dari nyamuk saat menghisap darahmanusia, akan memasuki sel-sel hati dan membentuk stadium yang disebut skisoneksoeritrositer.Sel-sel hati akan pecah dan parasit aseksual (skison) memasuki aliran darah,berkembang dalam sel darah (eritrosit) dari bentuk tropzoit immature menjaditropozoit matur (siklus eritrositik). Sel darah merah kemudian pecah, dan skison akanmenyerang sel darah merah yang lain. Umumnya perubahan dari troposoit menjadiskison yang matang dalam darah memerlukan waktu 48-72 jam, sebelummelepaskan 8-30 merosoit eritrositik (tergantung spesies) untuk menyerang eritrosit-eritrosit lain.Gejala klinis terjadi pada tiap siklus karena pecahnya sebagian besar skison-skisoneritrositik. Didalam eritrosit-eritrosit yang terinfeksi, beberapa merosoit berkembangmenjadi bentuk seksual yaitu gamet jantan (mikrogametosit) dan gamet betina(makrogametosit).

Siklus Hidup Parasit Malaria

Periode antara gigitan nyamuk yang terinfeksi dengan ditemukannya parasit dalamsediaan darah tebal disebut “periode prepaten” yang biasanya berlangsung antara 6-12 hari pada P. falciparum, 8-12 hari pada P. vivax dan P. ovale, 12-16 hari pada P.malariae (mungkin lebih singkat atau lebih lama).Gametosit biasanya muncul dalam aliran darah dalam waktu 3 hari setelahparasitemia pada P. vivax dan P. ovale, dan setelah 10-14 hari pada P. falciparum.

Page 202: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 201

Beberapa bentuk eksoeritrositik pada P. vivax dan P. ovale mengalami bentuk tidakaktif (hipnosoit) yang tinggal dalam sel-sel hati dan menjadi matang dalam waktubeberapa bulan atau beberapa tahun yang menimbulkan relaps. Fenomena ini tidakterjadi pada malaria falciparum dan malaria malariae,

Kondisi yang berpengaruh terhadap penularan malaria

1. Distribusi penderita malaria menurut waktu, tempat dan orang2. Distribusi penderita menurut jenis parasit malaria3. Tempat perkembangbiakan nyamuk4. Kebiasan nyamuk (waktu dan tempat) menggigit orang,5. Kebiasaan nyamuk (waktu dan tempat) istirahat,6. Perilaku penduduk sehari-hari berada pada lokasi digigit nyamuk7. Kondisi rumah, tempat tinggal, tempat bekerja penduduk yang potensi digigit

nyamuk

Faktor Risiko Penularan Malaria

TertularMalaria

Tempat berkembang-biak nyamuk Nyamuk

distribusiks Malaria

Jenis nyamuk

JenisParasit

Kebiasaan orang beradapada lokasi digigit nyamuk

Kebiasaan waktu dantempat menggigit

Kondisi tempattinggal penduduk

Curahhujan

Malaria, reservoir, masa inkubasi, penularan dapat dipelajari pada dalam tatalaksanamalaria

Page 203: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 202

V. Pelaksanaan SurveiEntomologi, epidemiologi, dokter yang menguasai program pengendalian malariadan pengelola program setempat (Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota)

A. Persiapan1. Menentukan gambaran epidemiologi kasus malaria menurut

Puskesmas/Kecamatan :a. Peta stratifikasi Puskesmas/Kecamatan dalam satu Kab/Kotab. Tabel prevalensi rate malaria menurut golongan umur dan jenis kelaminc. Kurva mingguan atau bulanan kasus malaria suspek dan konfirmasi,

terutama pada Puskesmas/kecamatan dengan strattifikasi tinggi,sehingga dapat diukur kinerja program dan kecenderungan malaria

Berdasarkan data dan informasi diatas dapat ditentukanPuskesmas/Kecamatan dengan masalah malaria dan memerlukan SurveiDinamika Penularan

2. Pada Puskesmas/Kecamatan terpiliha. Peta stratifikasi desab. Tabel prevalensi rate menurut golongan umur, jenis kelamin, dllc. Buat kurva mingguan atau bulanan kasus malaria konfirmasid. Curah hujan (Kabupaten/Kota)

Berdasarkan informasi tersebut dapat ditentukan desa sasaran SurveiDinamika Penularan. Kriteria desa yang akan disurvei : :

a. Menggambarkan keadaan yang sama (representative) dengan daerahsekitarnya (optional)

b. Dimungkinkan kerjasama dengan perangkat desa, kader danmasyarakat

c. Survei dilaksanakan pada puncak penularan malaria (berdasarkankurva mingguan atau kurva bulanan)

3. Persiapan survei integrasiMenentukan jenis survei, metode, jadwal serta persiapan pelaksanaan dilapangan, yang pada dasarnya adalah melakukan survei untuk mengukurbesarnya masing-masing faktor risiko penularan malariaJenis survei sesuai dengan kebutuhan analisis dinamika penularan masing-masing wilayah yang ditetapkan oleh tim survei

a. Data umumData demografiData fasilitas umumData rumah menurut jenis rumahTransportasi, perdagangan, sekolah dan perpindahan penduduk lain

Page 204: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 203

b. Peta wilayah Survei Dinamika PenularanPeta wilayah dengan gambaran ketinggian, perbukitan, jalan, sungai, parit,kolam, danau, pantai, kebun, sawah, semak, semua rumah, fasilitaspelayanan kesehatan, fasilitas umum lainnya (sekolah, pasar, masjid,tempat pertemuan).Kondisi lokasi ini diharapkan dapat menuntun pada tempat-tempatberkembangbiaknya nyamuk, tempat-tempat penularan, dan pencarianpertolonganLetak rumah diberi kode, sehingga letak kasus sesuai dengan tempattinggalnya dapat diketahui dengan tepat.

c. Distribusi kasus malariaBersumber pada data harian malaria fasilitas pelayanan kesehatan (PCD)Berdasarkan data ini dapat ditentukan :

(1) Grafik mingguan/bulanan perkembangan kasus malaria 3-5 tahunterakhir sesuai dengan jenis parasit

(2) Grafik kecenderungan malaria menurut % jenis parasit(3) Grafik kecenderungan malaria menurut % umur(4) Jumlah dan prevalens rate malaria menurut desa, umur dan jenis

kelamin selama 3-5 tahun terakhir(5) Jumlah dan prevalens rate malaria menurut kondisi yang dicurigai

berhubungan dengan faktor risiko malaria(6) Peta sebaran malaria (spot map) atau area map 3-5 tahun terakhir

berdasarkan kasus malaria konfirmasi, jenis parasit, kasus meninggal

d. Mendirikan pos-pos pelayanan kesehatan statis selama periode waktutertentu atau pos-pos pelayanan kesehatan keliling berkalaMaksud mendirikan pos adalah memberikan pelayanan kepadamasyarakat agar dapat berobat, terutama jika menderita sakit demam ataumalariaBerdasarkan kegiatan ini juga akan diperoleh data harian malaria di pos-pos kesehatan, sehingga diperoleh informasi sama dengan data distribusikasus malaria selama periode pelayanan

e. Pengamatan vektor penular malariaDapat diketahui kurva kepadatan nyamuk (pola musiman) secara umumberdasarkan pada pengamatan kepadatan vektor di beberapa titikpengamatan selama 3-5 tahun terakhir (setidak-tidaknya data Puskesmas)

f. Active Case DetectionMenempatkan petugas khusus untuk menemukan penderita demam(suspek malaria) berdasarkan kunjungan rumah secara berkala danlaporan masyarakat. Setiap kasus demam dilakukan pemeriksaan RDTdan pengujian mikroskopis serta pengobatan standar.Adanya kegiatan ACD yang dilaksanakan dalam periode waktu tertentu,misalnya selama 3 bulan, akan diperoleh data penderita demam, dan

Page 205: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 204

konfirmasi malaria, sehingga dapat menjadi sumber data survei dinamikapenularan. Bentuk analisisnya sama dengan Survei Demam Massal

g. Survei Demam MassalSurvei ini lebih tepat sebagai upaya pencarian penderita malaria di tengah-tengah masyarakat, tetapi bisa juga dimanfaatkan sebagai upayamengidentifikasi gambaran distribusi malaria berdasarkan data masyarakat(data berbasis masyarakat).Survei diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Jumlah dan prevalens rate kasus malaria konfirmasi (positif) malaria

menurut jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan faktor risiko penularanlainnya yang dicurigai

(2) Case fatality rate dan mortality rate menurut umur, jenis kelamin danfaktor risiko lainnya yang dicurigai

(3) Peta sebaran kasus malaria konfirmasi malaria (spot map tempattinggal) atau area map berdasarkan kasus malaria konfirmasi, jenisparasit, kasus meninggal

Kasus konfirmasi malaria mendapat pengobatan standarSurvei Demam Massal sebaiknya sekaligus dengan survei KAPmenggunakan daftar pertanyaan, bukan fokus group discussion danwawancara mendalamMetode dapat dipelajari pada lampiran Survei Demam Massal. Sasaransurvei bisa survei total penduduk atau survei sampel sesuai metodesampling.

h. Survei Darah MassalSurvei ini lebih tepat sebagai upaya pencarian penduduk positif malaria ditengah-tengah masyarakat, tetapi bisa juga dimanfaatkan sebagai upayamengidentifikasi gambaran distribusi malaria berdasarkan data masyarakat(data berbasis masyarakat).Survei diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Jumlah dan prevalens rate penduduk positif malaria menurut jenis

kelamin, umur, pekerjaan, dan faktor risiko penularan lainnya yangdicurigai

(2) Jumlah dan prosentase kasus malaria terhadap total penduduk positifmalaria

(3) Case fatality rate dan mortality rate menurut umur, jenis kelamin danfaktor risiko lainnya yang dicurigai

(4) Peta sebaran penduduk positip malaria (spot map tempat tinggal) atauarea map berdasarkan kasus malaria konfirmasi, jenis parasit, kasusmeninggal

Penduduk positip malaria mendapat pengobatan standarSurvei Darah Massal sebaiknya sekaligus dengan survei KAPmenggunakan daftar pertanyaan, bukan focus group discussion danwawancara mendalam

Page 206: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 205

Metode dapat dipelajari pada lampiran Survei Darah Massal. Survei dapatsurvei total penduduk atau survei sampel sesuai metode sampling

i. Survei vektor penular malariaSebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengamatan vektor (sering disebutsebagai survei vektor longitudinal), tetapi survei vektor lebih fokus padasatu periode waktu survei saja, sehingga lebih teliti dalam mengidentifikasigambaran keberadaan vektor di wilayah tersebut.Survei diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Tempat berkembang biak nyamuk(2) Jenis nyamuk(3) Kepadatan nyamuk malam hari di dalam dan di luar rumah serta

tempat-tempat berisiko penularan (lihat hasil survei perilakupenduduk)

(4) Kebiasaan nyamuk istirahat di dalam dan di luar rumah(5) Kebiasaan nyamuk menggigit di dalam dan di luar rumah

j. Kajian perilaku penduduk (KAP)Kajian ini diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) KAP malaria(2) KAP berisiko penularan malaria(3) KAP tatalaksana penderita dan pencarian pertolongan

k. Kajian pelayanan kesehatanKajian ini diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Jenis dan frekuensi pelayanan kesehatan umum bagi penduduk

wilayah Survei Dinamika Penularan(2) Jenis dan frekuensi pelayanan kesehatan khusus terkait dengan

tatalaksana kasus malaria, termasuk kemampuan penegakandiagnosis, obat, tenaga medis, rujukan dan pencatatan dan pelaporan

l. Kajian program pengendalian malariaKajian ini diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Kegiatan program pengendalian malaria yang dilaksanakan dalam 3-5

tahun terakhir di daerah Survei Dinamika Penularan, antara lain :distribusi kelambu, penyemprotan rumah, ACD, MFS, MBS, larvasidasidan pengendalian lingkungan lainnya, termasuk kegiatan penyuluhanterkait

(2) Dampak program terhadap kejadian malaria

m. Penyelidikan KLB malariaMereview hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB malaria yangpernah terjadi di daerah survei atau sekitarnyaJika pada saat Survei Dinamika Penularan Malaria terjadi KLB malaria,maka dapat dilakukan penyelidikan KLB malaria

Page 207: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 206

B. Pelaksanaan Lapangana. Koordinasi internal tim Survei Dinamika Penularan yangkemungkinan terdiri

dari beberapa tim dengan jadwal masing-masing.b. Koordinasikan jadwal kegiatan Survei Dinamika Penularan Malaria dengan

kader dan pelaksana lapangan, pastikan kesiapan masyarakatc. Lakukan monitoring dan evaluasi setiap hari dan minggu, agar proses

pelaksanaan survei sesuai jadwal

C. Pembahasan Survei Dinamika Penularana. Menetapkan besar masalah malaria berdasarkan kajian epidemiologi (waktu,

tempat dan orang), jenis parasit dan tatalaksana penderita.b. Menentapkan peta entomologi dan identifikasi waktu, tempat dan kondisi yang

dicurigai terjadinya penularanc. Menetapkan hubungan (deskriptif) distribusi kasus malaria menurut waktu,

tempat dan orang terhadap peta entomologi dan identifikasi waktu, tempatdan kondisi yang dicurigai terjadinya penularan (sumber dan cara penularan)

d. Menentukan strategi penanggulangan yang tepat sesuai temuan sumber dancara penularan

e. Melakukan pembahasan (seminar) bersama pengelola program, kader, tokoh,camat, lurah, guru, dan masyarakat di lokasi Survei Dinamika Penularan untukmendapatkan kesamaan pemahaman, tambahan informasi dan masukanpengendalian malaria

D. Kesimpulana. Besar masalah malaria di wilayah Survei Dinamika Penularan Malariab. Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap kejadian penularan malariac. Rekomendasi pengendalian malaria di wilayah Survei Dinamika Penularan

dan sekitarnya

E. Laporan----

Kepustakaan1. Adhi S. Dokumen bahan-bahan Pelatihan Survei Dinamika Penularan (tidak

dipublikasi)2. ICDC. Final Report of Supprt for Expansion and Strengthening of Micreoscopy

and Entomology (training, workshop and supervision) on Malaria TransmisionDynamic Survey. Subdirectorate of Malaria, Directorate VBDC, DG CDC & EH,MOH. RI, 2006

3. Lukman Hakim, Sukmono, dkk. Dinamika Penularan malaria di desa TafanutuKecamatan Moti Kota Ternate Tahun 2004. Laporan Proyek, Jakarta, 2004

4. David L, Heymann. Control of Communicable Diseases Manual. 19th Ed.American Public Association. Washington, 2008

Page 208: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 207

Lampiran 10. Formulir Perekaman, Pencatatan dan Pelaporan Surveilans RutinMalaria

Lampiran 10.1 Kartu Penderita Malaria ...........................................208Lampiran 10.2 Formulir Autopsi Verbal ...........................................212Lampiran 10.3 Formulir Register Harian Malaria di Puskesmas......214Lampiran 10.4 Formulir Rekapitulasi Penderita Malaria Puskesmas Bulanan...... 215Lampiran 10.5 Formulir Rekapitulasi Data Program Puskesmas Bulanan ........... 217Lampiran 10.5 Formulir Rekapitulasi Penderita Malaria RS/Fasyankes Bulanan. 218Lampiran 10.6 Formulir Rekapitulasi Penderita Malaria Kab/Kota Bulanan ......... 220Lampiran 10.7. Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor................222Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan Publikasi Bulanan Malaria di

Kab/Kota ...................................................................................224Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan Publikasi Bulanan Malaria di

Provinsi .....................................................................................225Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan Publikasi Bulanan Malaria di

Pusat (Nasional) .......................................................................226Laporan Cohort Ibu Program Kesehatan Ibu Hamil.........................227Laporan Rekapitulasi Bayi Puskesmas Program Imunisasi.............228Formulir Logistik Obat Malaria.........................................................229ALur Pelaporan................................................................................236

Page 209: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 208

Lampiran 10.1 Kartu Penderita Malaria

KARTU PENDERITA MALARIA

Tahap pengendalian malaria *) : Pemberantasan/Preeliminasi/Eliminasi/Pemeliharaan

Nomor Register **) : .........................................................

Tanggal : ……………………….

1. Puskesmas/Pustu/Poskesdes/RS/Lab *) :

2. Kecamatan :

3. Kabupaten/Kota :

4. Provinsi :

5. Nama Penderita :

6. Umur : ..... tahun ..... bulan

7. Jenis Kelamin *) : laki-laki/perempuan

Jika penderita perempuan *) : hamil/tidak hamil

Jika hamil, usia kehamilan : ….. minggu

8. Alamat lengkap :

Desa/kelurahan *) :

Dusun/RW-RT *) :

9. Titik koordinat rumah penderita ***)

Lintang derajat :

Bujur derajat :

*)Lingkari yang dipilih

**)Diisi dengan kode puskesmas - tahun - bulan - nomor urut (contoh : P190113010-12012-02-001)

Kode Puskesmas sesuai dengan kode yang ditetapkan Kementerian Kesehatan***)

Koordinat rumah penderita dan tempat penularan serta tempat perkembangbiakan wajib diisi pada daerahyang berada pada tahap eliminasi dan pemeliharaan.

Page 210: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 209

10. Pekerjaan penderita *) Nelayan Buruh tambang

Ibu rumah tangga Pegawai

TNI POLRI

Berkebun Perambah hutan

Petani Petambak

Pedagang

11. Pemeriksa *) dokter bidan perawat

12. Gejala *)(bisa lebih dari satu)

demam menggigil berkeringat

diare Sakit kepala Nyeri sendi

mual muntah Tidak nafsu makan

13. Tanggal mulai timbul gejala **) : ……………………………………...

14. Riwayat bepergian dan bermalam di daerah endemis

malaria dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit ? **) ***)

: Ya/Tidak

Bila ya, sebutkan nama wilayah dan tanggal berkunjung

No Desa Kecamatan Kabupten/kota Tanggal Berkunjung

15. Riwayat pernah menderita penyakit malaria sebelumnya : Ya/Tidak

Bila Ya, sebutkan waktunya (Tgl-Bulan-Tahun) : …………………

16. Obat malaria yang pernah diterima : ...……………….

17. Pemeriksaan Laboratorium

a. Tanggal pemeriksaan :

b. Metode Pemeriksaan : RDT Mikroskopis PCR

c. Hasil : pos neg pos neg pos neg in imp

*)beri tanda centang () pada kotak yang dipilih

**)diisi tahap pengendalian eliminasi dan pemeliharaan

***)lingkari yang dipilih

Page 211: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 210

d.Kepadatan parasit :

e. Jenis parasit : Pf Pv Pm Po

Lain : .... Mix : ....

18. Pengobatan : ACT Primaquine Kina

(ACT:DHP, AAQ,) Lain (sebutkan) : ....

19. Keadaan malaria : tanpa komplikasi dengan komplikasi

20. Follow Up Pengobatan

Hari 4 : pos neg kepadatan parasit :

Hari 14 : pos neg kepadatan parasit :

Hari 28 : pos neg kepadatan parasit :

3 bulan : pos neg Kepadatan :

21. Efek samping obat : mual lemas Pusing

: muntah pingsan Kejang

: Sakit kepala Primaquine Kina

22. Rujukan penderita : Primaquine Kina

a. Dirujuk dari : Pustu Poskesdes Polindes/bidan

Klinik praktek swasta Kader/posmaldes

b. Dirujuk ke : Rumah Sakit Puskesmas lain

23. Hasil Akhir Pengobatan

Kondisi akhirpengobatan

: Sembuh

(diisi saat follow up terakhirmerujuk pertanyaan no.19)

Gagal, karena : faktor kepatuhan

Meninggal

Follow up tidak lengkap

Page 212: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 211

24. Kasifikasi asal penderita : indigenous impor tidak diketahui

(diisi pada daerah pengendalian eliminasi dan pemeliharaan)

25. Asal kegiatan penemuan penderita

: PCD ACD MBS

: MFSSurveikontak

Kina

: kader Follow up PE KLB

Page 213: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 212

Lampiran 10.2 Formulir Autopsi Verbal

FORMULIR AUTOPSI VERBAL

A. RESPONDEN

1. Nama : ....

2. Alamat : ....

3. Umur : ...

4. Hubungan dengan penderita : 1. Ayah 4. Bibi2. Ibu 5. Lain-lain : ....3. Paman

B. KEADAAN PENDERITA SAAT SAKIT

1. Nama penderita meninggal : ....

2. Jenis kelamin : 1. laki-laki2. perempuan

3. Tanggal lahir (tg/bl/th)

4. Tanggal meningggal (tg/bl/th)

5. Dimana tempat meninggal : 1. Fasilitas kesehatanSebutkan nama, alamat : .....

2. Di rumah3. Dalam perjalanan4. Lain, sebutkan : .....

6. Pekerjaan :

B. KEADAAN PENDERITA SAAT SAKIT

1. Gejala awal dan utama saat sakit(demam, menggigil, sakit kepala,muntah, dll)

: .....

2. Lama menderita sakit : ...... hari

3. Gejala berat selama sakit : 1. Kejang, lama : ......2. Kencing berwarna hitam, lama : .....3. Muntah-muntah, lama : ......

4. Apakah dilakukan pemeriksaansediaan darah ?

: 1. Ya, Nama tempat : ......Cara pemeriksaan : 1. Mikroskopis

2. Lab.2. Tidak

Page 214: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 213

5. Apakah nama tempat pelayanan(Puskesmas, RS, BP)

: .....

6. Apakah mendapat pengobatan : 1. Ya, nama obat :2. Tidak

7. Dari mana penderita mendpatobat ?

: 1. Apotik2. Puskesmas3. RS4. Lain-lain, sebutkan : ........

C. KEADAAN DI SEKITAR PENDERITA

1. Apakah ada penderita dengangejala yang sama tinggalberdekatan dengan penderita ?

: 1. Ya, a. Serumah c. Satu desab. Tetangga d. Lain

2. Tidak

2. Apakah penderita baru pulangdari melancong ?

: 1. Ya, nama lokasi : .....................Lama perjalanan : ...... hari

2. Tidak

3. Apakah sebelumnya, penderitapernah menderita penyakitdengan gejala yang sama ?

: 1. Ya, kapan : .......Apakah minum obat ?1. Ya, nama obat : .................2. Tidak

2. Tidak

D. RESUME RIWAYAT SAKIT1. Gejala utama2. Komplikasi/gejala berat3. Penyebab kematian (dokter)

a. Penyakit penyebab kematianlangsung

b. Penyakit perantarac. Penyakit penyebab utama

kematiand. Penyakit yan berkontribusi

terhadap kematian, tetapi tidakberhubungan dengan a, b dan c

Pelaksana Auto Verbal

....................................

Page 215: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 214

Lampiran 10.3 Formulir Register Harian Malaria diPuskesmas

Page 216: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 215

Lampiran 10.4 Formulir Rekapitulasi Penderita MalariaPuskesmas Bulanan

(Lp_rekapPu)

Page 217: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 216

Page 218: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 217

Lampiran 10.5 Formulir Rekapitulasi Data ProgramPuskesmas Bulanan

(Lp_rekapPu)

Page 219: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 218

Lampiran 10.5 Formulir Rekapitulasi Penderita MalariaRS/Fasyankes Bulanan

(Lp_rekapRS)

Page 220: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 219

Page 221: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 220

Lampiran 10.6 Formulir Rekapitulasi Penderita MalariaKab/Kota Bulanan

Lp_rekapKa

Page 222: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 221

Page 223: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 222

Lampiran 10.7. Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor

Page 224: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 223

Page 225: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 224

Lampiran 3d

Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan PublikasiBulanan Malaria di Kab/Kota

Lp_kelengkapan

Page 226: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 225

Lampiran 3e

Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan PublikasiBulanan Malaria di Provinsi

Lp_kelengkapan

Page 227: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 226

Lampiran 3f

Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan PublikasiBulanan Malaria di Pusat (Nasional)

Lp_kelengkapan

Page 228: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 227

Lampiran 4

Laporan Cohort Ibu Program Kesehatan Ibu Hamil

Page 229: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 228

Lampiran 5

Laporan Rekapitulasi Bayi Puskesmas Program Imunisasi

Page 230: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 229

Lampiran 5a

Formulir Logistik Obat Malaria

Page 231: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 230

Formulir Logistik Obat Malaria

Page 232: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 231

Formulir Logistik Obat Malaria

Page 233: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 232

Formulir Logistik Obat Malaria

Page 234: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 233

Formulir Logistik Obat Malaria

Page 235: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 234

Formulir Logistik Obat Malaria

Page 236: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 235

Formulir Logistik Obat Malaria

Page 237: Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria

Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria

Kementerian Kesehatan RI 236

Lampiran

ALur Pelaporan

GambarAlur Pelaporan Data Penderita Malaria

PuskesmasRumah Sakit

Dinas KesehatanKabupaten/Kota

Dinas KesehatanProvinsi

Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan

FasilitasPelayananKesehatanlain