Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria
-
Upload
muhammad-naseer -
Category
Documents
-
view
239 -
download
101
description
Transcript of Buku Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria
PEDOMAN
PENYELENGGARAANSURVEILANS DAN SISTEMINFORMASI MALARIA
DAERAH PEMBERANTASAN danDAERAH ELIMINASI MALARIA
DI INDONESIA
DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBERBINATANGDIREKTORAT JENDERAL PP&PLKEMENTERIAN KESEHATAN RI2013
2
KATA PENGANTAR
Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalahkesehatan masyarakat di Indonesia dan menjadi ancaman di daerah tropisdan subtropics yang mempengaruhi angka kematian bayi, anak umur dibawah lima tahun dan ibu melahirkan serta menurunkan produktifitaskerja.
Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria masih sering terjadi, pada tahun 2012terdapat dua kejadian KLB malaria yaitu di Provinsi Sumatera Utaradengan 57 kasus dan di Provinsi Yogyakarta dengan 85 kasus. Hal inidisebabkan antara lain adanya perubahan lingkungan, tingginya mobilisasipenduduk dan kewaspadaan yang belum optimal. Untuk itu diperlukansurveilans yang baik agar KLB dapat di deteksi dini dan ditanggulangidengan cepat.
Program Pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasimalaria yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah,pemerintah daerah bersama mitra kerja pembangunan dan masyarakat.Eliminasi malaria tersebut dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota,provinsi dari satu pulau ke pulau yang lain sampai seluruh wilayahIndonesia pada tahun 2030. Pentahapan eliminasi terdiri dari tahappemberantasan, pre-eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan.
Masing-masing tahapan mempunyai tujuan dan sasaran yang berbedasesuai Permenkes No. 293 tahun 2009. Kegiatan surveilans pundisesuaikan berdasarkan tahapan eliminasi tersebut, dan surveilansmerupakan hal yang sangat penting untuk ditingkatkan dalam pencapaianeliminasi karena salah satu syarat eliminasi adalah adanya surveilansyang baik.
Dalam rangka peningkatan surveilans malaria tersebut, maka disusunlahbuku pedoman.
Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibatdalam pelayanan kesehatan masyarakat khususnya dalam pelaksanaanpengendalian malaria.
Jakarta, Juli 2013Direktur PPBB
Dr.Andi Muhadir, MPHNIP 195504251982031005
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
3
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dankaruniaNya buku Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan SistemInformasi Malaria ini dapat diselesaikan.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas baik globalmaupun nasional. Hal ini tercantum dalam target 6c MDGs (MilleniumDevelopment Goals) dan RPJMN serta Renstra Kemenkes. AnnualParasite Incidens (API) Indonesia mengalami penurunan yaitu 3.620/00
pada tahun 2000 menjadi 1.69 0/00 pada tahun 2012. Kabupaten/Kotayang API nya sudah dibawah 1 per 1000 penduduk pada tahun 2012adalah 68%. Dan ditargetkan bahwa pada tahun 2030 Indonesia dapatmencapai eliminasi malaria.
Upaya untuk percepatan pencapaian eliminasi malaria dilakukan melaluikegiatan diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans,pengendalian vector, peningkatan peran serta masyarakat dan kemitraan.
Salah satu komponen penting dalam pengendalian malaria adalahtersedianya data yang valid tentang perencanaan, monitoring danevaluasi serta respon dan tindakan terhadap peningkatan kasus yangmengarah kepada Kejadian Luar Biasa (KLB). Ini dapat diperoleh melaluipenyelenggaraan surveilans terpadu.
Buku pedoman ini merupakan acuan teknis bagi tenaga kesehatan yangterlibat dalam pelaksanaan pengendalian malaria khususnya pelaksanasurveilans malaria.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi diterbitkannya bukupedoman ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Juli 2013Direktur Jenderal PP dan PL
Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama
4
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 5A. Latar Belakang..................................................................................................... 5B. Pengertian............................................................................................................ 7
II. TUJUAN ................................................................................................................. 131. Tujuan Umum :................................................................................................... 132. Tujuan Khusus : ................................................................................................. 13
III. DASAR HUKUM..................................................................................................... 14IV. RUANG LINGKUP.................................................................................................. 15V. KEBIJAKAN TEKNIS.............................................................................................. 16VI. STRATEGI ............................................................................................................. 17VII. PENGORGANISASIAN.......................................................................................... 18VIII. TEKNIS OPERASIONAL PENYELENGGARAAN SURVEILANS.......................... 19
A. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria PadaTahap Pemberantasan .................................................................................... 20
B. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria DiDaerah Pada Tahap Pre-Eliminasi, Eliminasi Dan Pemeliharaan.................... 37
IX. POKOK-POKOK KEGIATAN PENGUATAN KINERJA SURVEILANSDAN SISTEM INFORMASI MALARIA.................................................................... 58
X. PERAN................................................................................................................... 62XI. INDIKATOR KINERJA............................................................................................ 68
LAMPIRAN.................................................................................................................... 69TIM PENYUSUN........................................................................................................... 71
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
5
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadimasalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dankematian yang tinggi, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa.Sampai tahun 2011 65 % dari 497 Kabupaten/Kota di Indonesia termasukwilayah endemis malaria.
Sampai akhir tahun 2011 terdapat 106 negara endemis malaria di seluruhdunia,sementara itu pada tahun 2010 jumlah penderita mencapai 216 jutaorang dan 665.000 penderita diantaranya meninggal, terutama anak-anakberumur kurang dari lima tahun (86%).(http://www.who.int/malaria/world_malaria_report_2011/WMR2011_factsheet.pdf)
Selama tahun 2005 – 2011, kejadian malaria di seluruh Indonesiacenderung menurun, yaitu 4,10 kasus per 1000 penduduk pada tahun2005 menjadi 1,75 kasus per 1000 penduduk pada tahun 2011. Jumlahpemeriksaan sediaan darah dengan uji diagnosis malaria meningkat, dari47% (982.828 pemeriksaan sediaan darah dari 2.113.265 penderita klinis)pada tahun 2005, menjadi 63 % (1.164.405 pemeriksaan sediaan darahdari 1.849.062 penderita klinis) pada tahun 2011. Walaupun demikianselama tahun 2011 masih sering tejadi KLB malaria di 9 kabupaten/kotadari 7 Provinsi dengan penderita mencapai 1.139 kasus dengan 14 kasusdiantaranya meninggal ( CFR= 1,22 % ) (Subdit Malaria, 2011)
B. Program Pengendalian Malaria
Program pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasimalaria sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang hidup sehat, yangterbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030.Eliminasi malaria tersebut dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oelhPemerintah, pemerintah daerah, bersama mitra kerja pembangunan,termasuk LSM, dunia usaha, lembaga donor, organisasi profesi,organisasi kemasyarakatan dan masyarakat.Eliminasi malaria dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota, provinsi,dan dari satu pulau ke pulau yang lebih luas sampai seluruh wilayahIndonesia, sesuai dengan situasi malaria dan ketersediaan sumber dayayang tersedia.
Untuk mencapai tujuan pengendalian malaria diterapkan strategipengendalian malaria sebagai berikut :
1. penemuan dini dan pengobatan yang tepat, dengan aksespelayanan kesehatan berkualitas,
6
2. penurunan risiko penularan dengan memanfaatkan forum gebrakmalaria,
3. memperkuat sistem surveilans, monitoring dan evaluasi,4. memperkuat SDM dan pengembangan teknologi,5. advokasi dan sosialiasi,6. penggalangan kemitraan,7. pemberdayaan dan penggerakan masyarakat
Kondisi endemisitas malaria di berbagai wilayah di Indonesia bervariasidan ini mengharuskan perbedaan strategi pengendalian yang lebih sesuaiantara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu,kabupaten/kota di Indonesia perlu ditetapkan status endemisitasnya atautahapan eliminasi malaria yang telah dicapainya. Daerah Jawa-Bali yangsebagian besar telah berada pada tahapan pra-eliminasi, tentu berbedastrategi pengendaliannya dengan daerah-daerah lain yang masih beradapada tahapan pemberantasan. Kriteria umum tahapan eliminasi daerahkabupaten/kota dan karakteristik epidemiologinya dapat dilihat pada tabelberikut :
Tabel. 1Kriteria Umum Daerah Kabupaten/Kota Sesuai Tahapan Eliminasi
Tahapan Eliminasi Kabupaten/KotaKriteria Pemberantasan PreEliminasi Eliminasi Pemeliharaan
SPR (%) 5% - lebih <5% --- Tidak adakasusindigenous> 3 tahun
API(/1000)
--- --- <1/1000pddk
Kasusindigenous
--- --- Kasusmasihditemukansampai dg3 thpertamatidak adakasusindigenous
Tabel 2Karakteristik Epidemiologi Daerah Kabupaten/Kota Sesuai Tahapan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
7
Eliminasi
Tahapan Eliminasi Kabupaten/KotaKriteria Pemberantasan PreEliminasi Eliminasi PemeliharaanPenularansetempat
Tinggi rendah sangatrendah
tidak ada
Kejadianmalaria
Menyebar rata,terutama balita
Terkonsentrasi di daerahreseptifmalaria
terbatas,jarang,sporadis
Hanya kasusimpor
% kasusmalaria/kasusdemam diPuskesmas
Tinggi kecil Sangat kecil Tidak ada
Pemeriksaanmikroskopis
Belum semuaPuskesmas
SemuaPuskesmas,belum semuakasus suspek
SemuaPuskesmas,semuakasussuspek
SemuaPuskesmas,semua kasussuspek
Perekamandan pelapor-an Data
Agregat Agregat –sebagianindividual
individual individual
Kriteria KLBdaninvestigasi
Berdasarkanpeningkatanjumlah kasus
Berdasarkanpeningkatanjumlah kasus
Satu kasusindigenous
Satu kasusindigenous
Informasi tentang besarnya jumlah dan kematian kejadian malaria,beserta distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapatmenentukan kondisi endemisitas wilayah-wilayah di Indonesia dan sangatdiperlukan dalam merumuskan perencanaan, pelaksanaaan danmonitoring evaluasi program pengendalian malaria. Oleh karena itu, perludiselenggarakan sistem pencatatan dan pelaporan yang didukung olehsuatu sistem yang handal dalam penyelenggaraan sistem surveilans dansistem informasi malaria (sismal) berdasarkan tahapan eliminasi malariadi indonesia
C. Pengertian
1. Surveilans adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terusmenerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dankondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularanpenyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapatmelakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisienmelalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaraninformasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan 1
1Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
8
2. Surveilans malaria adalah kegiatan analisis secara sistematis danterus menerus terhadap penyakit malaria dan faktor-faktor yangmempengaruhi, termasuk pola perubahan dan distribusinya, agardapat melakukan tindakan pengendalian malaria secara efektif danefisien melalui proses penemuan penderita, pengumpulan data,pengolahan dan penyebaran informasi kepada lintas program danlintas sektor terkait dalam pengendalian malaria
3. Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLBMalaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malariabeserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkanteknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untukmeningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dantindakan penanggulangan KLB malaria yang cepat dan tepat 2.
4. Kasus tersangka malaria (malaria suspek) seseorang yang tinggaldi daerah endemis malaria atau adanya riwayat bepergian ke daerahendemis malaria dalam empat minggu terakhir sebelum menderitasakit, menderita sakit dengan gejala demam atau riwayat demamdalam 48 jam terakhir
5. Kasus malaria konfirmasi atau disebut kasus malaria positifadalah seseorang dengan hasil pemeriksaan sediaan darah positifmalaria berdasarkan pengujian mikroskopis ataupun rapid diagnostictest/RDT. Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malariaindigenous, kasus malaria impor dan kasus malaria konfirmasiasimtomatis
6. Kasus malaria indigenous adalah kasus malaria positif yangpenularannya terjadi di wilayah setempat dan tidak ada bukti langsungberhubungan dengan kasus impor. Secara teknis, kasus malariaindigenous adalah kasus tersangka malaria yang tidak memilikiriwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam empat minggusebelum sakit dan hasil pemeriksaan sediaan darah adalah positifmalaria
7. Kasus malaria impor adalah kasus malaria positif yangpenularannya terjadi di luar wilayah. Secara teknis kasus malariaimpor adalah kasus tersangka malaria dengan riwayat bepergian kedaerah endemis malaria dalam 4 minggu terakhir sebelum menderitasakit dan hasil pemeriksaan sediaan darah adalah positif malaria
2Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 042/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit Malaria
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
9
8. Kasus Introduce adalah kasus indigenous yang tertular langsungoleh kasus impor. Secara teknis, kasus introduce adalah seseorangyang :
Yang tinggal di daerah tahap eliminasi atau pemeiliharaan,yang
Menderita sakit demam dan positif malaria, dan dengan riwayat tinggal dalam radius 100 meter dari kasus
impor, pada 2-8 minggu sebelum mulai demam, dan tidak ada riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria 4
minggu terakhir sebelum demam
9. Kejadian luar biasa (KLB) malaria adalah timbulnya ataumeningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian penyakit malariayang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurunwaktu tertentu.
Secara teknis KLB malaria berbeda setiap daerah berdasarkantahapan eliminasi malaria :
a. Pada daerah tahap pemberantasan dan pre-eliminasi, terjadi KLBmalaria jika :
Pada suatu desa atau kelurahan(1) terjadi peningkatan jumlah penderita dalam sebulan sebanyak
2 kali atau lebih dibandingkan dengan salah satu keadaandibawah ini : Jumlah penderita dalam sebulan pada bulan sebelumnya Jumlah penderita dalam sebulan, pada bulan yang sama
tahun sebelumnya Jumlah penderita maksimum pada pola maksimum dan
minimum
dan slide positivity rate pada Kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) lebih dari 20% dan parasit Plasmodiumfalsiparum dominanatau
(2) terjadi peningkatan jumlah penderita malaria meninggal dalamperiode tertentu (satu bulan) lebih dari 50 % dibandingkeadaan sebelumnya dalam periode yang sama
b. Pada daerah tahap eliminasi, terjadi KLB malaria jika :Pada suatu desa atau kelurahan :
10
(1) Terjadi peningkatan jumlah penderita indigenous dalamsebulan sebanyak 2 kali atau lebih dibandingkan dengan salahsatu keadaan dibawah ini : Jumlah penderita indigenous dalam sebulan pada bulan
sebelumnya Jumlah penderita indigenous dalam sebulan, pada bulan
yang sama tahun sebelumnya Jumlah penderita indigenous maksimum pada pola grafik
maksimum-minimum,
dan slide positivity rate pada Kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) atau pada Penemuan Kasus MalariaSecara Aktif (ACD) lebih dari 20% dan parasit Plasmodiumfalsiparum dominanatau
(2) terjadi peningkatan jumlah penderita malaria (indigenous,impor) meninggal dalam periode tertentu lebih dari 50 %dibanding keadaan sebelumnya dengan periode yang sama
c. Pada daerah tahap pemeliharaan, terjadi KLB malaria jikaditemukan satu atau lebih penderita malaria indigenous
10. Jejaring Surveilans dan Sistem Informasi Malaria adalah jejaringdalam satu kesatuan sistem yang melakukan pertukaran data,informasi, teknologi dan keahlian terkait dengan kegiatanpengendalian malaria di Indonesia yang meliputi:a. Jaringan kerjasama antara unit-unit pelaksana surveilans dan
sistem informasi malaria dengan unit-unit pelaksana pelayanankesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, laboratorium dan unitpenunjang lainnya.
b. Jaringan kerjasama antara unit-unit pelaksana surveilans dansistem informasi malaria dengan pusat-pusat penelitian dan kajian
c. Jaringan kerjasama antara unit-unit pelaksana surveilans dansistem informasi malaria yang ada di kabupaten/Kota, provinsi danpusat
d. Jaringan kerjasama unit pelaksana surveilans dan sistem informasimalaria dengan berbagai lintas sektor terkait nasional, bilateralnegara, regional dan internasional
11. Eliminasi Malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan penularanmalaria setempat (indigenous) dalam satu wilayah geografis tertentu,dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
11
vektor malaria di wilayah tersebut sehingga tetap dibutuhkan kegiatankewaspadaan untuk mencegah penularan kembali 3
12. API (Annual Parasite Incidence) adalah jumlah penderita positifmalaria dalam satu tahun per 1000 penduduk (tengah tahun) di suatuwilayah tertentu. Wilayah API adalah desa/kelurahan,kecamatan/wilayah puskesmas, kabupaten/kota.
13. ABER (Annual Blood Examination Rate) adalah prosentase jumlahsediaan darah yang diperiksa untuk pengujian malaria (mikroskopisdan RDT) dalam satu tahun terhadap jumlah penduduk (tengah tahun)dalam suatu wilayah tertentu.
14. SPR (Slide Positivity Rate) adalah prosentase jumlah sediaan darahpositif terhadap jumlah sediaan darah yang diperiksa.
15. Fokus malaria aktif adalah wilayah masih terjadi penularan malaria.Secara teknis fokus malaria aktif adalah wilayah (desa/kelurahan)yang mempunyai riwayat adanya kasus malaria indigenous dalam 3tahun terakhir.
16. Wilayah reseptif malaria adalah wilayah yang memiliki vektormalaria dengan kepadatan tinggi dan terdapat faktor lingkungan sertaiklim yang menunjang terjadinya penularan malaria
17. Wilayah vulnerabel malaria adalah wilayah yang rawan terjadinyapenularan malaria karena berdekatan dengan wilayah yang masihterjadi penularan malaria, atau masih tingginya kasus impor dan/ataumasih tingginya vektor infektif yang masuk ke wilayah ini
18. Daerah berdasarkan tahapan pengendalian malaria atau tahapaneliminasi adalah daerah yang menerapkan pengendalian malariasesuai dengan salah satu dari 4 tahapan eliminasi, yaitu tahappemberantasan, tahap preeliminasi, tahap eliminasi dan tahappemeliharaan.
19. Daerah endemis malaria adalah wilayah puskesmas, ataukabupaten/kota yang masih terjadi penularan malaria. Secara teknisdaerah endemis malaria diartikan sebagai wilayah seluasPuskesmas/Kecamatan, kabupaten/kota atau provinsi yangmempunyai fokus malaria aktif
3Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 293/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria
Indonesia
12
20. Unit pelaksana surveilans adalah kelompok kerja teknis strukturalatau fungsional, dengan dukungan sarana dan sistem kerja tertentuyang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan sistem surveilans,baik berlangsungnya mekanisme kerja surveilans, maupun upayapenguatan kinerja surveilans.
21. Unit sumber data surveilans adalah kelompok kerja teknis strukturalatau fungsional, dengan dukungan sarana dan sistem kerja tertentuyang bertugas menyediakan data surveilans sesuai ketentuan dalampenyelanggaraan sistem surveilans
22. Surveilans rutin adalah surveilans yang seluruh proses kegiatansurveilans dilaksanakan sepanjang tahun
23. Surveilans khusus adalah surveilans yang seluruh proses kegiatansurveilans dilaksanakan dalam periode waktu terbatas.
24. Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap kemungkinanterjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasi pemantauansecara terus menerus dan sistematis terhadap perkembanganpenyakit berpotensi KLB agar dapat mengetahui secara dini danrespon terjadinya KLB
25.Deteksi dini kondisi rentan KLB merupakan kewaspadaan terhadapkemungkinan terjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasipemantauan secara terus menerus dan sistematis terhadap perubahankondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini kondisi yangrentan terjadinya KLB, tindakan pencegahan dan atau antisipasi yangsesuai.
26.Kondisi rentan KLB adalah kondisi masyarakat, lingkungan-perilakudan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merupakan faktorrisiko terjadinya KLB
27.Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada saatterjadi KLB malaria untuk menangani penderita, mencegah perluasankejadian dan timbulnya penderita atau kematian baru
28.Peringatan Kewaspadaan Dini KLB merupakan pemberian informasiadanya ancaman terjadinya KLB malaria pada suatu daerah dalamperiode waktu tertentu
29.Program penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemenyang bertujuan agar daerah yang KLB malaria tidak lagi menjadimasalah kesehatan masyarakat.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
13
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Terselenggaranya sistem surveilans, sistem informasi dan SKD-KLBberdasarkan tahapan eliminasi malaria di indonesia
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya pemahaman petugas terhadap pelaksanaansurveilans dan sistem informasi malaria berdasarkan tahapaneliminasi
b. Tersedianya data penyakit dan faktor risiko malaria serta dataterkait lainnya dalam pengendalian malaria
c. Terlaksananya kegiatan pengolahan dan analisis data secara rutind. Diperolehnya peta stratifikasi malaria menurut desa, kecamatan
dan kabupaten/kotae. Meningkatnya Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
(SKD-KLB) malariaf. Terlaksananya diseminasi informasi data dan informasi serta
rekomendasi kepada pelaksana program pengendalian malaria,lintas program dan lintas sektor terkait dalam pengendalian malaria
14
III. DASAR HUKUM
Dalam pelaksanaan surveilans dan sistem informasi malaria mengacukepada dasar hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan3. PP No 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman PenyelenggaraanSistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor293/Menkes/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria Di Indonesia
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010tentang jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkanwabah dan upaya penanggulangannya
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 275/MENKES/III/2007 tentangsurveilans malaria
8. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 443.41/465/SJ Tahun2010 tentang Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria Di Indonesia
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
15
IV. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malariameliputi kebijakan teknis, strategi, pengorganisasian, jenispenyelenggaraan, pokok kegiatan penguatan kinerja, dan indikator kinerja
16
V.KEBIJAKAN TEKNIS
1. Surveilans dan sistem informasi malaria merupakan bagian integraldari sistem surveilans epidemiologi nasional untuk mendukungtersedianya data dan informasi yang cepat dan akurat, sebagaidasar pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pengendalianmalaria, termasuk SKD-KLB
2. Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria sesuaidengan tahapan eliminasi masing-masing wilayah
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
17
VI. STRATEGI
1. Advokasi, sosialisasi, dan dukungan peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaran surveilans dan sistem informasimalaria
2. Pengembangan surveilans dan sistem informasi malaria sesuaidengan kebutuhan program
3. Peningkatan mutu data dan informasi4. Peningkatan kompentensi tenaga pelaksana surveilans dan sistem
informasi malaria5. Pengembangan tim pelaksana surveilans dan sistem informasi
malaria6. Penguatan jejaring surveilans dan informasi malaria7. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi bagi pelaksanaan
surveilans dan sistem informasi malaria
18
VII. PENGORGANISASIAN
Sesuai dengan peran dan fungsinya, setiap fasilitas pelayanankesehatan pemerintah dan swasta, unit pelaksana teknis daerah danpusat, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dankementerian kesehatan melaksanakan surveilans dan sisteminformasi malaria.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
19
VIII. TEKNIS OPERASIONAL PENYELENGGARAANSURVEILANS
Berdasarkan tahapan eliminasi malaria pada masing-masing daerah,penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria terdiri atas :
a. Surveilans malaria di daerah pada tahap pemberantasanb. Surveilans malaria di daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan
pemeliharaan
Masing-masing penyelenggaraan surveilans tersebut memiliki sumber-sumber data dan pemanfaatan data dengan teknis analisis yang berbeda.Data yang berasal dari berbagai sumber data surveilans dihimpun, diolahdan dilaporkan dalam 2 kelompok kegiatan surveilans, yaitu surveilansrutin, dan surveilans khusus. Sementara pemanfatan data surveilanstersebut dibagi dalam 2 bagian, yaitu pemanfaatan data untuk mendukungkegiatan perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria (informasi kinerja program), dan pemanfaatan datasurveilans untuk mendukung pelaksanaaan sistem kewaspadaan dinikejadian luar biasa (SKD-KLB) malaria
GambarPenyelenggaraan Surveilans Malaria
Keterangan :Sumber Data : Perekaman, pengumpulan, pengolahan dan pelaporanPemanfaatan Data : penyajian dan analisis
A. Surveilans Tahap Pemberantasan
Sumber Data Pemanfaatan Data
1.Surveilans Rutin 1.Diseminasi Informasi
2.Surveilans Khusus 2.Informasi Kinerja Program
3.SKD-KLB Malaria
B. Surveilans Tahap PreEliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan
Sumber Data Pemanfaatan Data
1.Surveilans Rutin 1.Diseminasi Informasi
2.Surveilans Khusus 2.Informasi Kinerja Program
3.SKD-KLB Malaria
20
A. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem InformasiMalaria Pada Tahap Pemberantasan
Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria di daerahprogram pengendalian malaria tahap pemberantasan malaria terdiri darisurveilans rutin, surveilans khusus, data dan informasi kinerja programdan SKD KLB malaria.
1. Surveilans Rutin
Surveilans rutin terdiri dari jenis surveilans rutin (sumber data, variabel,perekaman dan pengolahan data) , pelaporan data, danpenyebarluasan informasi
a. Jenis Surveilans
(1) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataPenemuan Penderita Malaria Di Puskesmas Dan RumahSakit Serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah penderita yangberobat ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatanlainnya yang didiagnosis sebagai penderita malaria.Penderita malaria terdiri dari kasus malaria suspek, kasusmalaria suspek dengan pengujian mikroskopis/ pemeriksaancepat dan kasus malaria positif
(b) VariabelVariabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek.Variabel data kasus malaria dengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepat dan kasus malaria positif terdiri atasidentitas penderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin,tanggal berobat, tanggal mulai sakit, gejala, hasilpemeriksaan mikroskopis (jenis parasit) dan ataupemeriksaan cepat, obat yang diterima penderita sertavariabel lain yang diperlukan, sesuai Kartu Penderita MalariaPositif (contoh lampiran 10.1)
(c) Perekaman dan Pengolahan DataKasus malaria suspek berobat ke Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan lainnya direkam pada RegisterPenderita Berobat Di Puskesmas/Fasilitas Pelayanan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
21
Kesehatan dengan keterangan diagnosis kasus malariasuspekKasus malaria suspek berobat ke Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat, direkam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis Malaria Puskesmas (PCD).Data kasus malaria suspek pada Register Penderita Berobatdi Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (PCD)dan data kasus malaria positif pada Kartu Penderita MalariaPositif (contoh lampiran 10.1) atau Register PemeriksaanMikroskopis Malaria Puskesmas (PCD), kemudiandirekapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita MalariaPuskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan (PCD) setiap akhirminggu dan setiap akhir bulan (lampiran 10.4)
GambarAlur Perekaman dan Pengolah Data Malaria
Berdasarkan Penemuan Penderita di PuskesmasDaerah Tahap Pemberantasan
Kasus Malaria Suspekdi Puskesmas
Rujuk PemeriksaanMikroskopis
Rekapitulasi Penderita MalariaPuskesmas (PCD)
Rekam dalam RegisterPenderita BerobatPuskesmas (PCD)
Rekam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis
Puskesmas (PCD)
Kasus malaria positifRekam dalam Kartu
Penderita Malaria Positif
(2) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(Active Case Detection)
Kegiatan Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif diLapangan menjadi alternatif pengendalian malaria pada tahappemberantasan, antara lain karena sangat tingginya risiko sakitberat atau meninggal, dan kegiatan penemuan penderitamalaria secara pasif tidak efektif menurunkan risiko penularanmalaria di daerah tersebut
(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah penderita malariayang ditemukan saat melaksanakan kunjungan dari rumah
22
ke rumah atau yang berkunjung ke pos-pos pelayanankesehatan yang dilaksanakan dalam rangka kegiatanPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di LapanganPenderita malaria terdiri dari kasus malaria suspek, kasusmalaria dengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepatdan kasus malaria positif
(b) VariabelVariabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek.Variabel data kasus malaria dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat dan kasus malaria positifterdiri atas identitas penderita, alamat desa/dusun, umur,jenis kelamin, tanggal berobat, tanggal mulai sakit, gejala,hasil pemeriksaan mikroskopis (jenis parasit) dan ataupemeriksaan cepat, obat yang diterima penderita sertavariabel lain yang diperlukan
(c) Perekaman dan Pengolahan DataKasus malaria suspek yang ditemukan saat melaksanakankegiatan penemuan penderita malaria secara aktif dilapangan direkam pada Register Penderita Malaria PadaPenemuan Penderita Secara Aktif di Lapangan (ACD).Kasus malaria suspek dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat direkam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis Malaria Pada PenemuanPenderita Malaria Secara Aktif di Lapangan (ACD).Data kasus malaria suspek yang telah direkam padaRegister Penderita Malaria Pada Penemuan PenderitaSecara Aktif di Lapangan (ACD) dan data kasus malariapositif pada Register Pemeriksaan Mikroskopis Malaria PadaPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangandirekapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita MalariaPada Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD) setiap akhir minggu dan setiap akhir bulan (lampiran10.4)
(3) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataProgram Pengendalian Malaria
(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini terdiri atas : Distribusi kelambu pada kegiatan ante natal care,
bersumber dari laporan Cohort Ibu pada ProgramKesehatan Ibu Hamil
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
23
Distribusi kelambu pada kegiatan imunisasi, bersumberdari laporan Rekapitulasi Bayi Puskesmas ProgramImunisasi
Distribusi kelambu pada penderita malaria berobat,bersumber dari catatan Kartu Penderita Malaria
Distribusi kelambu melalui kegiatan lainnya, bersumberdari laporan hasil kegiatan, seperti : kampanye kelambumasal, penanggulangan KLB.
(b) VariabelVariabel perekaman data program pengendalian malariaterdiri atas distribusi kelambu masing-masing wilayah (desa)dari berbagai program terkait (ante natal care, Imunisasi, KIAdan lain sebagainya)
(c) Perekaman dan Pengolahan DataData jumlah kelambu yang didistribusikan pada pelaksaaankegiatan pengendalian malaria direkam dan dikompilasikedalam formulir Rekapitulasi Data Program MalariaPuskesmas (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contohlampiran 10.5)
(d) Analisis Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu
menurut desa/kelurahan pertahun. Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu dalam
kerangka menurunkan risiko penularan malaria, dianalisisbersama dengan cakupan penyemprotan insektisida,cakupan pengobatan massal dan perbaikan kegiatanmasyarakat yang berisiko penularan malaria.
(4) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataLogistik Obat
(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah LaporanPenggunaan Obat Malaria di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(b) VariabelVariabel perekaman Data Logistik Obat Malaria terdiri ataspenerimaan, pemanfaatan dan sisa
(c) Perekaman dan Pengolahan Data
24
Data logistik obat malaria direkam dan dikompilasi kedalamformulir Rekapitulasi Data Program Malaria Puskesmas(Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contoh lampiran 10.5)
(d) AnalisisMonitoring penerimaan, pemanfaatan dan sisa obat berkalabulanan dan tahunan pada masing-masing fasilitaspelayanan kesehatanJumlah obat yang dimanfaatkan dibandingkan dengancakupan pengobatan
(5) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Berdasarkan HasilPengamatan Vektor Malaria
Daerah pada tahap pemberantasan, melaksanakanpengamatan vektor di seluruh wilayah dengan menetapkan titik-titik pengamatan (sentinel) yang ditetapkan oleh DinasKesehatan Kabupaten/Kota
(a) Sumber DataSumber data pengamatan vektor adalah pengukuran vektoryang dilaksanakan pada lokasi-lokasi pengamatan yangtelah ditentukan berdasarkan riwayat kejadian KLB atautingginya kejadian malaria.
(b) VariabelVariabel perekaman data pengamatan vektor adalah rata-rata kepadatan vektor (nyamuk dan jentik) per bulan padawilayah dusun/desa (kelurahan) atau atas dasar lokasipengamatan vektor yang telah ditentukan
(c) Perekaman dan Pengolahan DataData pengamatan vektor direkam dan dikompilasi kedalamformulir Rekapitulasi Pengamatan Vektor Puskesmas(contoh lampiran 10.7)
(d) Analisis Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan
lokasi pengamatan vektor Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan
wilayah Puskesmas Peta kepadatan vektor menurut wilayah pengamatan
vektor
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
25
(6) Surveilans MigrasiTidak dilaksanakan di daerah pada tahap pemberantasan
b. Analisis
Data yang diperoleh dari pelaksanaan surveilans rutindimanfaatkan untuk menyediakan data-informasi indikator kinerjaprogram dan untuk keperluan SKD-KLB malaria
c. Pelaporan
(1) Puskesmas, RS dan fasilitas pelayanan kesehatan yang telahmerekam dan merekapitulasi Data Surveilans Rutin, segeramengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya. Beberapadaerah, Fasilitas Pelayanan Kesehatan bukan Rumah Sakitmengirimkan laporan ke Puskesmas dimana FasilitasPelayanan Kesehatan berada.
(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi dataRekapitulasi Data Surveilans Rutin, dan segera mengirimkannyake Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan), selambat-lambatnya tanggal 10 bulanberikutnya. Pengiriman laporan dilakukan melalui e-mail dalambentuk file excel dan file scanning laporan resmi yang sudahditandatangani oleh pejabat berwenang.
(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi data RekapitulasiData Surveilans Rutin, dan segera mengirimkannya ke Pusat(Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan), selambat-lambatnyatanggal 15 bulan berikutnya. Pengiriman laporan dilakukanmelalui e-mail dalam bentuk file excel dan file scanning laporanresmi yang sudah ditandatangani oleh pejabat berwenang.
26
GambarAlur Pelaporan Bulanan Data Penderita Malaria
PuskesmasRumah Sakit
Dinas KesehatanKabupaten/Kota
Dinas KesehatanProvinsi
Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan
FasilitasPelayananKesehatanlain
d. Penyebarluasan Informasi
Data dan analisis data surveilans rutin diinformasikan padaberbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalamperencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembanganMinimal, Puskesmas/RS, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, DinasKesehatan Provinsi dan Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatanmenerbitkan :
(1) Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan dan informasi lainyang diperlukan secara periodik bulanan, antara lain meliputi(a) % jumlah kasus malaria suspek yang diperiksa RDT atau
mikroskopis per jumlah kasus malaria suspek (% sediaandarah per bulan)
(b) jumlah kasus malaria positif per 1.000 kasus suspekdiperiksa dengan RDT atau mikroskopis (slide positivity rateper bulan)
(c) % kasus malaria dg Plasmodium falsiparum per jumlahkasus malaria positif (% Pfalsiparum per bulan)
(d) % kasus malaria positif <5 tahun per total kasus malariapositif
(e) % kasus malaria positif ibu hamil per total kasus malariapositif
(f) % kasus malaria positif perempuan per total kasus malariapositif
(g) % jml kasus malaria positif rawat inap per total penderitarawat inap
(h) % jml kasus malaria positif rawat inap meninggal per totalpenderita rawat inap meninggal,
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
27
(i) curah hujan perbulan(j) data kepadatan vektor perbulan
(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.1. Tabel AnalisisIndikator Malaria Bulanan)
(2) Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunan, Profil Malaria daninformasi lain yang diperlukan secara periodik tahunan, antaralain meliputi(a) data jumlah penduduk,(b) data jumlah penduduk di wilayah reseptif,(c) jumlah kasus malaria suspek,(d) jumlah kasus malaria suspek dengan RDT dan mikroskopis
(% sediaan darah tahunan),(e) jumlah kasus malaria positif,(f) jumlah kasus malaria positif ibu hamil,(g) jumlah kasus malaria positif berumur <5 tahun,(i) % jumlah kasus malaria positif per total jumlah kasus
malaria suspek diperiksa (dengan RDT+mikroskopis) (slidepositivity rate per tahun)
(j) % jumlah kasus malaria positif Plasmodium falsiparum perjumlah kasus malaria positif (% Pfalsiparum per tahun),
(k) Annual parasit incidence (API) per total penduduk dan desa,puskesmas, atau kabupaten/kota
(l) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap,(m) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap meninggal
per 100.000 penduduk,(n) jumlah laporan unit sumber data bulanan yang diterima
(kelengkapan laporan),(o) jumlah laporan unit sumber data bulanan diterima tepat
waktu (ketepatan laporan)
(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.2. Tabel AnalisisIndikator Malaria Tahunan)
2. Surveilans Khusus
Surveilans khusus terdiri dari jenis surveilans khusus (metode danformat laporan), pelaporan data, dan penyebarluasan informasi
a. Jenis Surveilans, Metode dan Format Pelaporan
Daerah pada tahap pemberantasan, melaksanakan kegiatanSurveilans Khusus, antara lain : Surveilans Pada Saat KLB, SurveiVektor, Pemeriksaan Darah Massal (Mass Blood Survey),Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever Survey), Survei
28
Dinamika Penularan Malaria, Survei Pengetahuan, Sikap danPerilaku Masyarakat, Monitoring Efikasi Obat dan Resistensi Obat,Monitoring Resisten Insektisida dan Kelambu Berinsektisida, sertapenelitian-penelitian
Tujuan, metode, sumber data dan variabel serta pelaporannyaadalah spesifik masing-masing jenis Surveilans Khusus, dandilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayahdan permasalahannya
(1) Surveilans Pada Situasi KLB MalariaMerupakan bagian dari penyelidikan dan penanggulangan KLB,dan wajib dilaksanakan selama periode KLB. Setelah KLBdinyatakan selesai, kegiatan surveilans kembali pada sistemsurveilans dalam keadaan normal
Kegiatan penyelidikan-penanggulangan dan surveilans selamaperiode KLB adalah sebagai berikut :
(a) Puskesmas yang mengetahui adanya indikasi KLB malaria,segera membuat laporan adanya KLB malaria kepada DinasKesehatan Kabupaten/Kota (laporan KLB 24 jam/W1)Pada daerah tahap pemberantasan, indikasi KLB malariaadalah terdapat peningkatan jumlah kasus malaria positifpada wilayah dan periode waktu tertentu, atau adanyapeningkatan jumlah kematian karena malaria.
(b) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmasmelaksanakan penyelidikan epidemiologi segera setelahLaporan KLB 24 Jam/W1 diterima Dinas KesehatanKabupaten/Kota.Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat dapatdilaksanakan bersama dengan kegiatan penyelidikanepidemiologi
(c) Melaksanakan berbagai upaya pengobatan penderita danpengendalian penularan malaria, disesuaikan dengan situasidan kebutuhan penanggulangan KLB, antara lain :
Mendirikan pos-pos pelayanan kesehatan dekatdengan pemukiman penduduk (metode PenemuanPenderita Demam Massal/MFS), terutama pada lokasiyang diduga terjadi penularan yang tinggi
Pemeriksaan Darah Massal (MBS), terutama padawilayah-wilayah KLB dengan attack rate dan ataucase fatality rate yang tinggi
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
29
Mendistribusikan kelambu berinsektisida, Melaksanakan Penyemprotan Insektisida (IRS)
(d) Melaksanakan surveilansSecara umum, surveilans selama periode KLB malariaadalah memanfaatkan data yang diperoleh saatmelaksanakan kegiatan penanggulangan KLB malaria,antara lain,
data penderita berdasarkan kegiatan PenemuanPenderita Malaria di Pos-pos Kesehatan dan atauFasilitas Kesehatan Lain;
data penderita berdasarkan kegiatan PemeriksaanDarah Massal (MBS),
jumlah rumah/keluarga terlindungi menurutdusun/desa KLB sebagai hasil kegiatanpenyemprotan rumah (IRS), distribusi kelambu,perbaikan kegiatan masyarakat dan sebagainya
(e) Sesuai dengan kebutuhan penyelidikan dapat dilakukanberbagai penyelidikan lebih luas :
Melakukan kajian jangkauan dan kualitas pelayanankesehatan dan pengaruhnya terhadap menculnyaKLB malaria
Melaksanakan Survei Pengetahuan, Sikap danPerilaku Masyarakat, dan pengaruhnya terhadapmunculnya KLB malaria
Melaksanakan kajian kondisi lingkungan pemukiman,curah hujan dan migrasi penduduk, dan pengaruhnyaterhadap munculnya KLB malaria, terutama untukmengetahui adanya lingkungan sebagai sumber-sumber penularan
Melakukan survei dinamika penularan Melaksanakan pengamatan dan survei vektor Melaksanakan verbal otopsi
Kriteria KLB malaria pada daerah tahap pemberantasan, sertatatacara pelaksanaan surveilans selama periode KLB malariadisesuaikan dengan kondisi dan keperluan analisis KLB yangterjadi. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3
(2) Survei Vektor Penular MalariaMerupakan kajian dan penelitian vektor penular malaria padasuatu wilayah tertentu yang diduga telah terjadi penularanmalaria.
30
Daerah pada tahap pemberantasan melaksanakan survei vektorsesuai kebutuhan berdasarkan analisis situasi malaria danpengamatan vektor, terutama pada daerah yang terjadipeningkatan kasus malaria sangat tinggi atau terjadi KLBmalaria, daerah-daerah yang sering terjadi KLB, daerah denganangka kejadian malaria cukup tinggi dan tidak menunjukkanadanya perbaikan dari waktu ke waktu.
(3) Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever Survey)
Penemuan penderita demam massal adalah menemukan kasusmalaria positif diantara penduduk pada suatu wilayah tertentudengan cara memeriksa semua penderita demam suspekmalaria (kasus malaria suspek) pada suatu wilayah tertentu, danmemastikan diagnosis malaria (jenis parasit) melaluipemeriksaan mikroskopis atau pemeriksaan cepat (RDT).Semua kasus malaria positif mendapat pengobatan standar.Tujuan kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal adalahmengukur besarnya risiko penularan malaria di wilayah tertentu.
Kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal pada daerahtahap pemberantasan dilaksanakan pada wilayah yang didugaterjadi KLB malaria, terutama sebagai metodepembuktian/konfirmasi terjadinya KLB malaria(4) Pemeriksaan Darah Massal (Mass Blood Survey)
Pemeriksaan darah massal adalah menemukan dan mengobatikasus malaria positif (simtomatis dan asimtomatis) diantarapenduduk pada wilayah tertentu dengan cara melakukanpemeriksaan sediaan darah semua anggota masyarakat yangberada pada wilayah tertentu dan dalam periode waktu terbatas.Seseorang yang ditemukan parasit pada sediaan darahnyaadalah kasus malaria positif, dan setiap kasus malaria positifmendapat pengobatan standar. Tujuan kegiatan PemeriksaanDarah Massal adalah menurunkan risiko penularan dengancepat pada suatu wilayah tertentu.
Daerah pada tahap pemberantasan, melaksanakan kegiatanPemeriksaan Darah Massal (MBS) pada :(a) Wilayah desa/dusun endemis tinggi malaria, tetapi sebagian
besar penderita tidak menunjukkan gejala.(b) Daerah yang sedang terjadi peningkatan jumlah penderita
malaria atau berjangkit KLB malaria
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
31
(c) Daerah yang sulit terjangkau pelayanan (remote area) diwilayah endemis tinggi malaria.
(5) Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat
Setiap wilayah mempunyai spesifikasi budaya dan perilakupenduduk berisiko penularan malaria, dan oleh karena itu, perlumelaksanakan survei Pengetahuan, Sikap dan PerilakuMasyarakat untuk mengetahui strategi pengendalian malariayang lebih tepatPrioritas melaksanakan survei Pengetahuan, Sikap dan PerilakuMasyarakat didaerah pada tahap pemberantasan antara lain :
(a) Wilayah-wilayah tertentu dimana upaya pengendalianmalaria tidak menunjukkan perbaikan
(b) Wilayah-wilayah yang akan melaksanakan pengendalianmalaria
(6) Survei Dinamika Penularan Malaria
Survei Dinamika Penularan Malaria adalah kajian menyeluruhdan sistematis terhadap perubahan tingkat dampak penularanmalaria di suatu wilayah agar dapat diperoleh cara-carapengendalian malaria yang tepat.
Di daerah tahap pemberantasan, prioritas Survei DinamikaPenularan Malaria adalah pada wilayah-wilayah denganpenularan malaria tinggi dan tidak menunjukkan perbaikansetelah dilaksanakan berbagai upaya pengendalian malaria,atau daerah yang akan menerapkan upaya pengendalianmalaria dimana informasi epidemiologi dan atau cara-carapengendalian yang tepat belum diketahui dengan baik.
(7) Surveillans Obat dan Insektisidaa. Efikasi Obat
Daerah tahap pemberantasan melaksanakan MonitoringEfikasi Obat sesuai dengan penetapan daerah SentinelMonitoring Efikasi Obat yang yang ditentukan secara nasionaloleh Kementerian KesehatanDaerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakanMonitoring Efikasi Obat yang tetap menjadi bagian integraldari kegiatan Monitoring Efikasi Obat Nasional
b. Resistensi Obat
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
33
(8) PenelitianHasil penelitian malaria wajib dilaporkan dan dimanfaatkandalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupunnasional
b. Analisis
Data surveilans khusus dikompilasi, dilaporkan dan dimanfaatkandalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupunnasional, sesuai dengan metode surveilans dan desain analisispada masing-masing surveilans khusus, baik menurut waktu,tempat dan kelompok masyarakat
Sasaran. metode dan desain analisis data Surveilans Khusus lihatpada lampiran masing-masing Surveilans Khusus
c. Pelaporan
(1) Pelaksana surveilans khusus membuat laporan hasilpelaksanaan kegiatan Surveilans Khusus, dan segeramengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,selambat-lambatnya 1 bulan sejak pelaksanaan SurveilansKhusus tersebut selesai.
(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi DataSurveilans Khusus dan segera mengirimkannya ke DinasKesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL, KementerianKesehatan
(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi Data SurveilansKhusus tersebut dan segera mengirimkannya ke Pusat (DitjenPP&PL, Kementerian Kesehatan)
d. Penyebarluasan Informasi
Data dan analisis data surveilans khusus diinformasikan padaberbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalamperencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan
3. Data dan Informasi Indikator Kinerja Program
Surveilans untuk perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasiprogram pengendalian malaria, atau disebut surveilans untuk
34
manajemen adalah surveilans dan sistem informasi malaria terhadapindikator kinerja program pengendalian malariaIndikator kinerja utama program pengendalian malaria yang wajibdilaksanakan pemantauan di daerah tahap pemberantasan adalah:
a.API berdasarkan analisis menurut kabupaten,Puskesmas/kecamatan dan desa/kelurahan
b. SPR (slide positivity rate) berdasarkan analisis menurutkabupaten/kota sebagai bahan untuk menentukan status tahapaneliminasi
c. Cakupan pengobatan menurut desa/kelurahan, menurut Puskesmasdan kabupaten/kota
d. Cakupan konfirmasi mikroskopis/RDT/PCR menurut Puskesmasdan kabupaten/kota
e. Error rate pemeriksaan mikroskopis, berdasarkan pemeriksaanulang terhadap hasil pemeriksaan mikroskopis malaria positif(100%) dan hasil pemeriksaan mikroskopis malaria negatif (5%).
f. Cakupan pencegahan (IRS atau kelambu/LLIN’s) menurutdesa/dusun, Puskesmas dan kabupaten/kota
4. SKD KLB
Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLBMalaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malariabeserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkanteknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untukmeningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dantindakan penanggulangan KLB malaria yang cepat dan tepat 4. SKD-KLB malaria merupakan salah satu pilar penting programpenanggulangan KLB malaria.
Pada daerah tahap pemberantasan, SKD-KLB malaria dilaksanakanpada semua wilayah, terutama wilayah yang sering terjadi peningkatankasus malaria atau KLB malaria, fokus malaria aktif, wilayah reseptifmalaria dan wilayah vulnerabel malaria.
Secara umum, metode SKD-KLB malaria di daerah pada tahappemberantasan, tidak berbeda dengan tahap lain.
(1) Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadapperkembangan penyakit malaria, riwayat KLB malaria dan kondisi
4Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 042/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit Malaria
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
35
lingkungan dan masyarakat yang merupakan faktor risikoterjadinya KLB agar dapat menentukan adanya daerah ataukelompok masyarakat yang rentan terjadinya KLB malaria, yaituwilayah yang sering terjadi peningkatan kasus malaria, fokus-fokusmalaria aktif, wilayah reseptif malaria dan wilayah vulnerabelmalaria.
(2) Memberikan peringatan pada pengelola program malaria, programterkait lainnya, sektor terkait dan masyarakat tentang adanyadaerah atau kelompok masyarakat yang rentan terjadinya KLBmalaria agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaanterhadap munculnya KLB malaria
(3) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadapmunculnya KLB malaria, terutama di Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatanlainnya serta masyarakat di daerah rentan KLB malaria, yaitu :
(a) Melaksanakan berbagai upaya pencegahan terjadinya KLBmalaria (merupakan bagian dari program penanggulanganKLB)
(b) Memperkuat kesiapsiagaan terhadap kemungkinanterjadinya KLB (merupakan bagian dari programpenanggulangan KLB)
(c) Melaksanakan sistem deteksi dini timbulnya kondisi rentanterjadinya KLB dan respon, terutama dengan melaksanakanpemantauan wilayah setempat rentan terjadinya KLBmalaria, terutama terhadap muncul atau berkembangnyafokus malaria aktif, wilayah reseptif malaria, wilayahvulnerabel malaria, curah hujan dan perubahan kegiatanmasyarakat yang berpotensi terjadinya KLB malaria
(d) Melaksanakan sistem deteksi dini adanya KLB dan respon,terutama melaksanakan pemantauan wilayah setempatkasus malaria di Puskesmas dan fasilitas pelayanankesehatan lain, serta mengembangkan sistem informasidugaan adanya KLB malaria dari masyarakat
(e) Melaksanakan penyelidikan dugaan KLB malaria, terutamapada kejadian peningkatan kasus malaria, dan ataupeningkatan kasus malaria meninggal dengan faktor risikoterjadinya KLB malaria. Dugaan adanya KLB malaria jugabisa terjadi dengan ditemukannya satu kasus malaria padawilayah yang tidak pernah terdapat kasus malaria di wilayahtersebut, tetapi memiliki faktor risiko terjadinya KLB malaria
36
SKD-KLBMalaria
Kajian Epidmenentu-kan daerah/masyarakatrentanterjadi KLBmalaria
Peringatankewaspadaanpada daerahyg rentanKLB malaria
UpayaPencegahan KLB
KesiapsiagaanmenghadapiKLB
SistemDeteksiDiniKondisiRentanKLB
SistemDeteksiDini KLB
Penyelidikan- dugaan KLB
12
3
4
6
PWS kasusmalaria
IndentifikasiKLB dimasyarakat
Penyelidikanrentan KLB
5
PWS rentanmalaria
Indentifikasirentan KLB dimasyarakat
Secara lengkap, metode dan pelaksanaan SKD-KLB dapat dipelajaripada lampiran 3a. SKD-KLB Malaria
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
37
B. Penyelenggaraan Surveilans Dan Sistem InformasiMalaria Di Daerah Pada Tahap Pre-Eliminasi, EliminasiDan Pemeliharaan
Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria di daerah padatahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan malaria terdiri darisurveilans rutin, surveilans khusus, data dan informasi indikator kinerjaprogram serta SKD KLB Malaria.
1. Surveilans Rutin
a. Jenis Surveilans
(1) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataMalaria Di Puskesmas Dan Rumah Sakit Serta FasilitasPelayanan Kesehatan Lainnya
(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah penderita yangberobat ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatanyang didiagnosis sebagai penderita malaria. Penderitamalaria terdiri atas kasus malaria suspek, kasus malariasuspek dengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepatdan kasus malaria positif
(b) VariabelVariabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek.Variabel data kasus malaria dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, tanggal mulai sakit, gejala, hasil pemeriksaanmikroskopis (jenis parasit) dan atau pemeriksaan cepat, obatyang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukanVariabel data kasus malaria positif terdiri atas identitaspenderita, tanggal mulai sakit, gejala, faktor risiko dan obatyang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukansesuai Kartu Penderita Malaria Positif (contoh lampiran 10.1)
(c) Perekaman dan Format PelaporanKasus malaria suspek berobat ke Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan lainnya direkam pada Register
38
Penderita Berobat di Puskemas/fasilitas pelayanankesehatan lainnya dengan keterangan diagnosis kasusmalaria suspekKasus malaria suspek berobat ke Puskesmas atau fasilitaspelayanan kesehatan dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat direkam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis Malaria di Puskesmas (PCD).Kasus malaria positif berobat ke Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan lainnya diwawancara dan direkamdatanya dalam Kartu Penderita Malaria Positif diPuskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (PCD)Data kasus malaria suspek pada Register Penderita Berobatdi Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (PCD)dan data kasus malaria positif pada Register PemeriksaanMikroskopis Malaria Puskesmas direkapitulasi dalam formulirRekapitulasi Penderita Malaria Klinik Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan (PCD) setiap akhir minggu dan setiapakhir bulan (lampiran 10.4)Data penderita malaria positif yang direkam pada KartuPenderita Malaria Positif (lampiran 10.1), kemudian dihimpundalam Register Harian Penderita Malaria di FasilitasPelayanan Kesehatan (contoh lampiran 10.3) dan kemudiandirekapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita Malaria(lampiran 10.4)
Alur Perekaman dan Pengolah Data MalariaBerdasarkan Penemuan Penderita di PuskesmasTahap Preeliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan
Kasus Malaria Suspekdi Puskesmas
Rujuk PemeriksaanMikroskopis
Kasus Malaria Positif
Rekam Pada Register Harianpenderita Malaria (PCD)
Rekam dalam RegisterPenderita BerobatPuskesmas (PCD)
Rekam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis
Puskesmas (PCD)
Rekam dengan Kartu Pende-rita Malaria Positif (PCD)
Rekapitulasi PenderitaMalaria Puskesmas (PCD)
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
39
(2) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(Active Case Detection)
Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan (ACD)adalah kunjungan secara aktif dan berkala 2-4 minggu sekali kesetiap rumah penduduk untuk menemukan dan mengobatipenderita demam dengan malaria positif (kasus malaria positif).Kegiatan Penemuan Kasus Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD) menjadi salah satu cara pengendalian malaria padatahap preeliminasi, dan eliminasi, terutama di fokus malariaaktif, dimana upaya pengendalian dengan penemuan penderitamalaria pasif di Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatanlain tidak efektif menurunkan risiko penularan malaria
(a) Sumber DataSumber data surveilans ini adalah penderita malaria yangditemukan pada saat kunjungan dari rumah ke rumah atauyang berkunjung ke pos-pos pelayanan kesehatan yangdilaksanakan dalam rangka kegiatan Penemuan PenderitaMalaria Secara Aktif di Lapangan. Penderita malaria adalahseseorang yang didiagnosis oleh petugas sebagai penderitamalaria. Penderita malaria terdiri dari kasus malaria suspek,kasus malaria suspek dengan pemeriksaanmikroskopis/pemeriksaan cepat, dan kasus malaria positif
(b) VariabelVariabel data kasus malaria suspek terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, gejala, serta diagnosis kasus malaria suspek sertastatus penemuan penderita secara aktif (ACD).Variabel data kasus malaria dengan pengujianmikroskopis/pemeriksaan cepat terdiri atas identitaspenderita, alamat desa/dusun, umur, jenis kelamin, tanggalberobat, tanggal mulai sakit, gejala, hasil pemeriksaanmikroskopis (jenis parasit) dan atau pemeriksaan cepat, obatyang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukan,serta status penemuan penderita secara aktif (ACD). (contohlampiran 10.1)Variabel data kasus malaria positif terdiri atas identitaspenderita, tanggal mulai sakit, gejala, faktor risiko dan obatyang diterima penderita serta variabel lain yang diperlukan,serta status penemuan penderita secara aktif (ACD). sesuaiKartu Penderita Malaria Positif (contoh lampiran 10.1)
40
(c) Perekaman dan Pengolahan DataKasus malaria suspek yang ditemukan pada saat kunjunganrumah direkam pada Register Penderita Malaria PenemuanPenderita Malaria Secara Aktif (ACD) dengan keterangandiagnosis kasus malaria suspekKasus malaria suspek tersebut yang dirujuk dan diperiksadengan pengujian mikroskopis/pemeriksaan cepat direkamdalam Register Pemeriksaan Mikroskopis Malaria PadaPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD).Kasus malaria positif yang ditemukan diwawancara dandirekam datanya dalam Kartu Penderita Malaria Positif PadaPenemuan Penderita Secara Aktif di Lapangan (ACD)Data kasus malaria suspek pada Register Penderita MalariaPada Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD) dan data kasus malaria positif pada RegisterPemeriksaan Mikroskopis Malaria Pada PenemuanPenderita malaria Secara Aktif di Lapangan (ACD)direkapitulasi dalam formulir Rekapitulasi Penderita MalariaPada Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Lapangan(ACD) setiap akhir minggu dan setiap akhir bulan (lampiran10.4)Data penderita malaria positif yang direkam pada KartuPenderita Malaria Positif (lampiran 10.1), dihimpun dalamRegister Harian Penderita Malaria Pada PenemuanPenderita Secara Aktif di Lapangan (contoh lampiran 10.3)dan kemudian direkapitulasi dalam formulir RekapitulasiPenderita Malaria dengan kode ACD (lampiran 10.4)
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
41
Alur Perekaman dan Pengolah Data MalariaBerdasarkan Penemuan Penderita di LapanganTahap Preeliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan
Kasus Malaria Suspekdi Lapangan
Rujuk PemeriksaanMikroskopis
Kasus Malaria Positif
Rekam Pada Register Harianpenderita Malaria (ACD)
Rekam dalam RegisterPenderita Malaria ACD
Rekam dalam RegisterPemeriksaan Mikroskopis
di Lapangan (ACD)
Rekam dengan Kartu Pende-rita Malaria Positif (ACD)
Rekapitulasi PenderitaMalaria Puskesmas (ACD)
(d) AnalisisSecara umum, analisis data Penemuan Penderita SecaraAktif di Lapangan sama dengan analisis data bersumberdata Penemuan Penderita Malaria Di Puskesmas DanRumah Sakit Serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
(3) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataProgram Pengendalian Malaria
(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini terdiri atas : Distribusi kelambu pada kegiatan ante natal care,
bersumber dari laporan Cohort Ibu pada programKesehatan Ibu Hamil
Distribusi kelambu pada kegiatan imunisasi, bersumberdari laporan Rekapitulasi Bayi Puskesmas ProgramImunisasi
Distribusi kelambu pada penderita malaria berobat,bersumber dari catatan pada Kartu Penderita Malaria
Distribusi kelambu melalui kegiatan lainnya, bersumberdari laporan hasil kegiatan, seperti : kampanye kelambumasal, penanggulangan KLB.
(b) VariabelVariabel perekaman data program pengendalian malariaterdiri atas distribusi kelambu masing-masing wilayah (desa)
42
dari berbagai program terkait (ante natal care, Imunisasi, KIAdan lain sebagainya)
(c) Perekaman dan Pengolahan DataData jumlah kelambu yang didistribusikan dalampelaksanaan program pengendalian malaria, direkam dandikompilasi kedalam formulir Rekapitulasi Data ProgramMalaria Puskesmas (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contohlampiran 10.5)
(d) Analisis Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu
menurut karakteristik wilayah berdasarkan dusun (API),fokus malaria aktif, wilayah-wilayah reseptif dan wilayahberisiko lainnya pertahun
Cakupan penduduk yang menggunakan kelambu dalamkerangka menurunkan risiko penularan malaria, dianalisisbersama dengan cakupan penyemprotan insektisida,cakupan pengobatan massal dan perbaikan kegiatanmasyarakat yang berisiko penularan malaria.
(4) Surveilans Dan Sistem Informasi Malaria Bersumber DataLogistik Obat
(a) Sumber DataSumber data surveilans rutin ini adalah LaporanPenggunaan Obat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(b) VariabelVariabel perekaman Data Logistik Obat Malaria terdiri ataspenerimaan, pemanfaatan dan sisa
(c) Perekaman dan Format PelaporanData logistik obat malaria direkam dan dikompilasi kedalamformulir Rekapitulasi Data Program Malaria Puskesmas(Fasilitas Pelayanan Kesehatan) (contoh lampiran 10.5)
(d) AnalisisAnalisis data untuk memonitor penerimaan, pemanfaatandan sisa obat malaria secara berkala bulanan dan tahunanpada masing-masing Puskesmas/fasilitas pelayanankesehatan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
43
Analisis juga dilakukan pada jumlah obat yang dimanfaatkandibandingkan dengan cakupan pengobatan menurutPuskesmas dan kabupaten/kota
(5) Surveilans dan Sistem Informasi Malaria Berdasarkan HasilPengamatan Vektor Malaria
Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeiliharaanmelaksanakan pengamatan vektor, terutama di fokus malariaaktif dan atau sering terjadi KLB malaria, wilayah reseptif danwilayah vulnerabel malaria karena banyaknya kasus impor danmigrasi, dengan menetapkan titik-titik pengamatan (sentinel)yang ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
(a) Sumber DataSumber data pengamatan vektor adalah pengukurankepadatan vektor yang dilaksanakan pada lokasi-lokasipengamatan yang telah ditentukan dinas kesehatankabupaten/kota.
(b) VariabelVariabel perekaman data pengamatan vektor adalah rata-rata kepadatan vektor (nyamuk dan jentik) per bulan danwilayah dusun/desa (kelurahan) atau atas dasar lokasipengamatan vektor yang telah ditentukan
(c) Perekaman dan Pengolahan DataData pengamatan vektor direkam dan dikompilasi kedalamformulir Rekapitulasi Pengamatan Vektor Puskesmas(contoh lampiran 10.7)
(d) Analisis Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan
lokasi pengamatan vektor Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan
wilayah Puskesmas Peta kepadatan vektor menurut wilayah pengamatan
vektor
(6) Surveilans MigrasiSurveilans migrasi adalah memantau besarnya ancaman ataurisiko terjadinya penularan malaria yang disebabkan karenatingginya jumlah penduduk migrasi dari daerah endemis malariake wilayah-wilayah reseptif malaria, mendeteksi adanya
44
penularan malaria dan melakukan tindakan penanggulanganyang cepat, rasional, efektif dan efisien.Surveilans migrasi dilaksanakan pada daerah pada tahappreeliminasi, eliminasi malaria dan tahap pemeliharaan
(a) Sumber DataSumber data surveilans migrasi adalah : Data wilayah reseptif yang memungkinkan menjadi tujuan
penduduk migrasi Data jumlah penduduk migrasi dari daerah endemis
malaria ke wilayah-wilayah reseptif malaria, antara laintempat usaha, pertambangan, dan sebagainya,berdasarkan informasi dari berbagai pihak
Data penapisan penduduk migrasi dari daerah endemismalaria yang positif malaria (kasus malaria positif),terutama di wilayah-wilayah reseptif yang menjadi tujuanpenduduk migrasi. Penapisan penduduk migrasi dapatdilakukan dengan Pemeriksaan Darah Massal (MBS),Penemuan Penderita Demam Massal (MFS) ataumelaksanakan pelayanan pengobatan pada lokasi ini.
Surveilans berbasis masyarakat di wilayah-wilayahreseptif terhadap kemungkinan adanya penduduk migrasidari daerah endemis malaria, termasuk dengan hotel,tempat penginapan, tempat kost dan sebagainya.Penduduk migrasi dari daerah endemis malaria diwilayah reseptif dilakukan pemeriksaan mikroskopis.
Data Penemuan Penderita Malaria di Puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan lainnya. Penderita malaria terdiridari kasus malaria indigenous dan kasus malaria impor,dan perlu dilakukan penyelidikan lebih luas untukmemastikan tidak adanya penularan setempat danmengurangi sumber-sumber penularan malaria.
(b) Variabel Variabel perekaman data jumlah penduduk migrasi terdiri
atas jumlah penduduk migrasi berdasarkan daerah-daerah yang dikunjungi dan bulan kunjungan
Variabel penapisan malaria pada penduduk migrasi terdiriatas jumlah penduduk migrasi diperiksa, kasus malariaindigenous dan kasus malaria impor menurut wilayahpenularan dan bulan kejadian
Variabel data Penemuan Penderita Malaria diPuskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuaidengan variabel pada surveilans rutin bersumber dataPenemuan Penderita Malaria di Puskesmas/fasilitas
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
45
pelayanan kesehatan lainnya, dan variabel jumlah kasusmalaria impor dan kasus malaria indigenous
Variabel data Penemuan Penderita Malaria Secara Aktifdi Lapangan, Penemuan Penderita Demam Massal danPemeriksaan Darah Massal, sesuai dengan masing-masing surveilans khusus tersebut dan variabel jumlahkasus malaria impor dan kasus malaria indigenous .
(c) Perekaman dan Pengolahan Data Data penapisan penduduk migrasi direkam
sebagaimana Pemeriksaan Darah Massal (MBS),Pemeriksaan Demam Massal (MFS) dan laporankegiatan pelayanan pengobatan Puskesmas
Data Penemuan Penderita Malaria di Puskesmassesuai dengan surveilans rutin bersumber dataPenemuan Penderita Malaria di Puskesmas. Setiapkasus malaria positif dilakukan wawancara dandirekam dalam Kartu Penderita Malaria.
Data Penemuan Penderita Maria Secara Aktif diLapangan, Penemuan Penderita Demam massal danPemeriksaan Darah Malaria direkam dan diolahsesuai dengan masing-masing metode surveilanskhusus tersebut.
(d) Analisis Perkembangan penduduk migrasi menurut bulan, asal
penularan (daerah endemik yang dikunjungi sebelumsakit) dan lokasi kunjungan (daerah di daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan)
Perkembangan jumlah kasus impor menurut bulankejadian, umur, jenis kelamin dan lain sebagainya
Deteksi kasus malaria positif indigenous. Satu kasusindigenous perlu perhatian dan penyelidikanepidemiologi.
b. Analisis
Data yang diperoleh dari pelaksanaan surveilans rutindimanfaatkan untuk menyediakan data-informasi indikator kinerjaprogram dan untuk keperluan SKD-KLB malaria
c. Pelaporan
(1) Fasiltas Pelayanan Kesehatan yang mengetahui adanyakejadian malaria atau dugaan adanya kejadian malaria ditempat kerjanya, segera menginformasikannya kepadaPuskesmas dan atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimanapenderita itu bertempat tinggal saat sakit.
46
(2) Puskesmas yang mengetahui adanya kejadian malaria positifindigenous di wilayah kerjanya, segera melakukan penyelidikanepidemiologi awal dan mengirimkan laporan adanya kejadianmalaria dengan menggunakan formulir laporan KLB 24 jam(W1) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
(3) Puskesmas, RS dan fasilitas pelayanan kesehatan yang telahmerekam dan merekapitulasi Data Surveilans Rutin, segeramengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya, denganmelampirkan hasil perekaman dalam formulir RegisterHarian Malaria di Puskesmas/RS
(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi dataRekapitulasi Data Surveilans Rutin, dan segera mengirimkannyake Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan), selambat-lambatnya tanggal 10 bulanberikutnya. Pengiriman laporan dilakukan melalui e-mail dalambentuk excel dan scanning laporan resmi yang sudahditandatangani oleh pejabat berwenang, dengan melampirkandaftar penderita pada Register Harian Malaria DinasKesehatan Kabupaten/Kota
(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi data RekapitulasiData Surveilans Rutin, dan segera mengirimkannya ke Pusat(Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan), selambat-lambatnyatanggal 15 bulan berikutnya. Pengiriman laporan dilakukanmelalui e-mail dalam bentuk excel dan scanning laporan resmiyang sudah ditandatangani oleh pejabat berwenang, denganmelampirkan daftar penderita pada Register Harian MalariaDinas Kesehatan Provinsi
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
47
GambarAlur Pelaporan Bulanan Data Penderita Malaria
PuskesmasRumah Sakit
Dinas KesehatanKabupaten/Kota
Dinas KesehatanProvinsi
Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan
FasilitasPelayananKesehatanlain
c. Penyebarluasan Informasi
Data dan analisis data surveilans rutin diinformasikan padaberbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalamperencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan
Minimal, Puskesmas/RS, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, DinasKesehatan Provinsi dan Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatanmenerbitkan :(1) Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan dan informasi lain
yang diperlukan secara periodik bulanan, antara lain meliputi(a) % jumlah kasus malaria suspek yang diperiksa RDT atau
mikroskopis per jumlah kasus malaria suspek (% sediaandarah per bulan)
(b) kasus malaria positif per jumlah kasus suspek diperiksadengan RDT atau mikroskopis (slide positivity rate perbulan)
(c) % kasus malaria dg Plasmodium falsiparum per jumlahkasus malaria positif (% Pfalsiparum per bulan)
(d) % kasus malaria positif <5 tahun per total kasus malariapositif
(e) % kasus malaria positif ibu hamil per total kasus malariapositif
(f) % kasus malaria positif perempuan per total kasus malariapositif
(g) % jml kasus malaria positif rawat inap per total penderitarawat inap
48
(h) % jml kasus malaria positif rawat inap meninggal per totalpenderita rawat inap meninggal,
(i) curah hujan(j) data kepadatan vektor
(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.1. Tabel AnalisisIndikator Malaria Bulanan)
(2) Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunan, Profil Malaria daninformasi lain yang diperlukan secara periodik tahunan, antaralain meliputi(a) data jumlah penduduk,(b) data jumlah penduduk di wilayah reseptif,(c) jumlah kasus malaria suspek,(d) jumlah kasus malaria suspek dengan RDT dan mikroskopis
(% sediaan darah tahunan),(e) jumlah kasus malaria positif,(f) jumlah kasus malaria positif ibu hamil,(g) jumlah kasus malaria positif berumur <5 tahun,(i) % jumlah kasus malaria positif per total jumlah kasus
malaria suspek diperiksa (dengan RDT+mikroskopis) (slidepositivity rate per tahun)
(j) % jumlah kasus malaria positif Plasmodium falsiparum perjumlah kasus malaria positif (% Pfalsiparum per tahun),
(k) Annual parasit incidence (API) per total penduduk dan desa,puskesmas, atau kabupaten/kota
(l) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap,(m) jumlah kasus malaria positif yang dirawat inap meninggal
per 100.000 penduduk,(n) jumlah laporan unit sumber data bulanan yang diterima
(kelengkapan laporan),(o) jumlah laporan unit sumber data bulanan diterima tepat
waktu (ketepatan laporan)
(contoh pada lampiran 1. Tabel Analisis, III.2. Tabel AnalisisIndikator Malaria Tahunan)
2. Surveilans Khusus
a. Jenis Surveilans, Metode dan Format Laporan
Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan,melaksanakan kegiatan Surveilans Khusus, antara lain : SurveilansPada Saat KLB, Survei Vektor, Penemuan Penderita MalariaSecara Aktif (ACD), Pemeriksaan Darah Massal (Mass BloodSurvey), Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
49
Survey), Survei Dinamika Penularan Malaria, Survei KAP,Monitoring Efikasi Obat, Monitoring Resistensi Insektisida danpenelitian-penelitian survei untuk
Tujuan, metode, sumber data dan variabel serta pelaporannyaadalah spesifik masing-masing jenis Surveilans Khusus, dandilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayahdan permasalahannya
(1) Surveilans Pada Situasi KLB malariaMerupakan bagian dari penyelidikan dan penanggulangan KLB,dan wajib dilaksanakan selama periode KLB. Setelah KLBdinyatakan selesai, kegiatan surveilans kembali pada sistemsurveilans dalam keadaan normal
Kegiatan penyelidikan-penanggulangan dan surveilans selamaperiode KLB adalah sebagai berikut :
(a) Puskesmas yang mengetahui adanya indikasi KLB malaria,segera membuat laporan adanya KLB malaria kepada DinasKesehatan Kabupaten/Kota (laporan KLB 24 jam/W1) diikutidengan penyelidikan epidemiologi
Pada daerah pada tahap pre eliminasi dan tahapeliminasi, indikasi KLB malaria adalah jika ditemukanadanya peningkatan jumlah kasus malaria positifindigenous,
Pada daerah pada tahap pemeliharaan, indikasi KLBmalaria jika ditemukan satu atau lebih penderitamalaria positif indigenous
(b) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmasmelaksanakan penyelidikan epidemiologi segera setelahLaporan KLB 24 Jam/W1 diterima Dinas KesehatanKabupaten/Kota.Survei Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat dapatdilaksanakan bersama dengan kegiatan penyelidikanepidemiologi
(c) Melaksanakan berbagai upaya pengobatan penderita danpengendalian penularan malaria, disesuaikan dengan situasidan kebutuhan penanggulangan KLB, antara lain :
Mendirikan pos-pos pelayanan kesehatan dekatdengan pemukiman penduduk (metode PenemuanPenderita Demam Massal/MFS), terutama pada lokasiyang diduga terjadi penularan yang tinggi
50
Pemeriksaan Darah Massal (MBS), terutama padawilayah-wilayah KLB dengan attack rate dan ataucase fatality rate yang tinggi
Mendistribusikan kelambu berinsektisida, Melaksanakan Penyemprotan Insektisida (IRS)
(d) Melaksanakan surveilansSecara umum, surveilans selama periode KLB malariaadalah memanfaatkan data yang diperoleh saatmelaksanakan kegiatan penanggulangan KLB malaria,antara lain,
data penderita berdasarkan kegiatan PenemuanPenderita Malaria di Pos-pos Kesehatan dan atauFasilitas Kesehatan Lain;
data penderita berdasarkan kegiatan PemeriksaanDarah Massal (MBS),
jumlah rumah/keluarga terlindungi menurutdusun/desa KLB sebagai hasil kegiatanpenyemprotan rumah (IRS), distribusi kelambu,perbaikan kegiatan masyarakat dan sebagainya
(e) Sesuai dengan kebutuhan penyelidikan dapat dilakukanberbagai penyelidikan lebih luas :
Melakukan kajian jangkauan dan kualitas pelayanankesehatan dan pengaruhnya terhadap KLB malaria
Melaksanakan Survei Pengetahuan, Sikap DanPerilaku Masyarakat, dan pengaruhnya terhadappenularan malaria dan KLB malaria
Melaksanakan kajian kondisi lingkungan pemukiman,curah hujan dan migrasi penduduk, dan pengaruhnyaterhadap KLB malaria, terutama untuk mengetahuiadanya lingkungan sebagai sumber-sumberpenularan
Melakukan survei dinamika penularan Melaksanakan pengamatan dan survei vektor Melaksanakan verbal otopsi
Kriteria KLB malaria pada daerah tahap preeliminasi, eliminasidan pemeliharaan, serta tatacara pelaksanaan surveilansselama periode KLB malaria disesuaikan dengan kondisi dankeperluan analisis KLB yang terjadi. Selengkapnya dapat dilihatpada lampiran 3
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
51
(2) Survei Vektor Penular Malaria
Merupakan kajian dan penelitian vektor penular malaria padasuatu wilayah tertentu yang diduga telah terjadi penularanmalaria.
Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan survei vektor sesuai kebutuhan berdasarkananalisis situasi malaria dan pengamatan vektor, terutama padawilayah reseptif malaria, fokus malaria aktif, terutama jika upayapengendalian malaria tidak menunjukkan perbaikan dari waktuke waktu
(3) Penemuan Penderita Demam Massal (Mass Fever Survey)
Penemuan Penderita Demam Massal adalah menemukan kasusmalaria positif diantara penduduk pada suatu wilayah tertentudengan cara memeriksa semua penderita demam suspekmalaria (kasus malaria suspek) pada suatu wilayah tertentu, danmemastikan diagnosis malaria (jenis parasit) melaluipemeriksaan mikroskopis atau pemeriksaan cepat (RDT).Semua kasus malaria positif mendapat pengobatan standar.Tujuan kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal adalahmengukur besarnya risiko penularan malaria di wilayah tertentu.
Daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan,melaksanakan kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal(MFS) untuk :(a) memastikan tidak terjadinya penularan setempat malaria
pada suatu wilayah reseptif malaria(b) membuktikan bahwa desa/dusun tertentu yang telah
mencapai kondisi penularan rendah adalah benarmenunjukkan penularan malaria rendah
(c) membuktikan adanya KLB malaria
(4) Pemeriksaan Darah Massal (Mass Blood Survey)
Pemeriksaan darah massal adalah menemukan dan mengobatikasus malaria positif (simtomatis dan asimtomatis) diantarapenduduk pada wilayah tertentu dengan cara melakukanpemeriksaan sediaan darah semua anggota masyarakat yangberada pada wilayah tertentu dan dalam periode waktu terbatas.Seseorang yang ditemukan parasit pada sediaan darahnyaadalah kasus malaria positif, dan setiap kasus malaria positif
52
mendapat pengobatan standar. Tujuan kegiatan PemeriksaanDarah Massal adalah menurunkan risiko penularan dengancepat pada suatu wilayah tertentu.
Daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan kegiatan Pemeriksaan Darah Massal (MBS)untuk :(a) Penanggulangan KLB malaria(b) Menemukan dan mengobati penderita malaria positif
(simtomatis dan asimtomatis) pada fokus malaria aktif untukmenurunkan besarnya risiko penularan
(c) Menemukan dan mengobati penderita malaria positif(simtomatis dan asimtomatis) pada wilayah reseptif dengandugaan terjadi penularan setempat yang disebabkan karenatingginya migrasi penduduk dari daerah endemis malaria,agar penularan malaria dapat dihentikan
(5) Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat
Setiap wilayah mempunyai spesifikasi budaya dan perilakupenduduk berisiko penularan malaria, dan oleh karena itu, perlumelaksanakan survei Pengetahuan, Sikap dan PerilakuMasyarakat untuk mengetahui strategi pengendalian malariayang lebih tepatPrioritas melaksanakan survei Pengetahuan, Sikap dan PerilakuMasyarakat di daerah pada tahap preeliminasi, eliminasi danpemeliharaan, antara lain :
(a) Wilayah-wilayah tertentu dimana upaya pengendalianmalaria tidak menunjukkan perbaikan
(b) Wilayah-wilayah yang akan melaksanakan upayapengendalian malaria
(c) Wilayah-wilayah dengan risiko penularan tinggi karenamerupakan wilayah reseptif malaria dan tingginya migrasipenduduk dari daerah endemis malaria
(6) Survei Dinamika Penularan Malaria
Survei Dinamika Penularan Malaria adalah kajian menyeluruhdan sistematis terhadap dinamika penularan malaria di suatuwilayah agar dapat diperoleh cara-cara pengendalian malariayang tepat.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
53
Di daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemiliharaanmelaksanakan Survei Dinamika Penularan Malaria denganprioritas pada wilayah-wilayah dengan penularan setempatmalaria tinggi, terutama adanya kasus-kasus malaria indigenousdan tidak menunjukkan perbaikan setelah dilaksanakanberbagai upaya pengendalian malaria.Survei Dinamika Penularan Malaria dapat diterapkan sebelummenerapkan suatu upaya pengendalian malaria, dimanainformasi epidemiologi dan atau cara-cara pengendalian yangtepat belum diketahui dengan baik.
(7) Surveillans Obat dan Insektisida
a. Efikasi ObatDaerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan Monitoring Efikasi Obat sesuai denganpenetapan daerah Sentinel Monitoring Efikasi Obat yang yangditentukan secara nasional oleh Kementerian KesehatanDaerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakanMonitoring Efikasi Obat, yang tetap menjadi bagian integraldari kegiatan Monitoring Efikasi Obat Nasional
b. Resistensi InsektisidaDaerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan Monitoring Resistensi Obat sesuai denganpenetapan daerah Sentinel Monitoring Resistensi Obat yangditentukan secara nasional oleh Kementerian KesehatanDaerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakanMonitoring Resistensi Obat secara mandiri, yang tetapmenjadi bagian integral dari kegiatan Monitoring ResistensiObat Nasional
c. Efek Samping ObatDaerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan melaksanakan monitoring efek samping obat.Monitoring tersebut dilakukan terhadap obat malaria yangdigunakan oleh program Pengendalian Malaria. Hal inidilakukan dengan pemantauan terus menerus, untukmenjaring kemungkinan adanya risiko efek samping obatmalaria yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.
d. Kualitas ObatSalah satu aspek penting dalam keberhasilan pengobatanmalaria adalah mutu obat yang digunakan selain ketepatan
54
diagnosis dan ketepatan pemilihan dan penggunaan obat.Saat ini beredar beberapa jenis obat malaria baik yangdigunakan sendiri oleh masyarakat maupun yang digunakanmelalui resep dokter. Obat-obat malaria yang beredar tersebutpada kenyataannya dapat diakses oleh masyarakat secaralangsung baik melalui sarana sarana pelayanan kesehatanmaupun melalui toko atau kios.Pemerintah wajib menjamin bahwa mutu obat malaria yangberedar tersebut bermutu baik sehingga dapat memberikanefek yang diharapkan.Saat ini pengawasan mutu melalui sampling dan pengujianmutu obat dilakukan oleh Badan POM
e. Resistensi InsektisidaDaerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaanmelaksanakan Monitoring Resistensi Insektisida sesuaidengan penetapan daerah Sentinel Monitoring ResistensiInsektisida yang ditentukan secara nasional oleh KementerianKesehatanDaerah dan atau lembaga tertentu dapat melaksanakanMonitoring Resistensi Insektisida secara mandiri, yang tetapmenjadi bagian integral dari kegiatan Monitoring ResistensiInsektisida Nasional
(8) PenelitianHasil penelitian malaria wajib dilaporkan dan dimanfaatkandalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupunnasional
b. Analisis
Data surveilans khusus dikompilasi, dilaporkan dan dimanfaatkandalam analisis surveilans malaria, baik lokal, regional maupunnasional, sesuai dengan metode surveilans dan desain analisispada masing-masing surveilans khusus, baik menurut waktu,tempat dan kelompok masyarakat
Sasaran. metode dan desain analisis data Surveilans Khusus lihatpada lampiran masing-masing Surveilans Khusus
c. Pelaporan
(1) Pelaksana surveilans khusus membuat laporan hasilpelaksanaan kegiatan Surveilans Khusus, dan segeramengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
55
selambat-lambatnya 1 bulan sejak pelaksanaan SurveilansKhusus tersebut selesai.
(2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkompilasi DataSurveilans Khusus dan segera mengirimkannya ke DinasKesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL, KementerianKesehatan
(3) Dinas Kesehatan Provinsi mengkompilasi Data SurveilansKhusus tersebut dan segera mengirimkannya ke Pusat (DitjenPP&PL, Kementerian Kesehatan)
d. Penyebarluasan Informasi
Data dan analisis data surveilans khusus diinformasikan padaberbagai pihak yang memerlukan agar dapat digunakan dalamperencanaan, pengendalian dan monitoring evaluasi programpengendalian malaria, SKD-KLB, penelitian dan pengembangan
3. Data dan Informasi Indikator Kinerja Program
Surveilans untuk perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasiprogram pengendalian malaria, atau disebut surveilans untukmanajemen adalah surveilans dan sistem informasi malaria terhadapindikator kinerja program pengendalian malariaIndikator kinerja utama program pengendalian malaria yang wajibdilaksanakan pemantauan di daerah tahap preeliminasi, eliminasi danpemeliharaan adalah:
a. API berdasarkan analisis menurut kabupaten,Puskesmas/kecamatan dan desa/kelurahan
b. SPR (slide positivity rate) berdasarkan analisis menurutkabupaten/kota sebagai bahan untuk menentukan status tahapaneliminasi
c. Cakupan pengobatan menurut desa/kelurahan, terutama di fokusmalaria aktif, menurut Puskesmas dan kabupaten/kota
d. Cakupan konfirmasi mikroskopis/RDT/PCR menurut Puskesmasdan kabupaten/kota
e. Error rate pemeriksaan mikroskopis, berdasarkan pemeriksaanulang terhadap hasil pemeriksaan mikroskopis malaria positif(100%) dan hasil pemeriksaan mikroskopis malaria negatif (5%).
f. Cakupan pencegahan (IRS atau kelambu/LLIN’s) menurutdesa/dusun, Puskesmas, teruatama daerah endemis malaria, dankabupaten/kota
56
4. SKD KLB
Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLBMalaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malariabeserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkanteknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untukmeningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dantindakan penanggulangan KLB malaria yang cepat dan tepat 5.
Pada daerah tahap preeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan, SKD-KLB malaria dilaksanakan pada semua wilayah, terutama fokusmalaria aktif, wilayah reseptif malaria dan wilayah vulnerabel malaria.Secara umum, metode SKD-KLB malaria di daerah pada tahappreeliminasi, eliminasi dan pemeliharaan, tidak berbeda dengan tahaplain.
(1) Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadapperkembangan penyakit malaria, riwayat KLB malaria dan kondisilingkungan dan masyarakat yang merupakan faktor risiko terjadinyaKLB agar dapat menentukan adanya daerah atau kelompokmasyarakat yang rentan terjadinya KLB malaria, yaitu wilayah yangsering terjadi peningkatan kasus malaria, fokus-fokus malaria aktif,wilayah reseptif malaria dan wilayah vulnerabel malaria.
(2) Memberikan peringatan pada pengelola program malaria, programterkait lainnya, sektor terkait dan masyarakat tentang adanyadaerah atau kelompok masyarakat yang rentan terjadinya KLBmalaria agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaanterhadap munculnya KLB malaria
(3) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadapmunculnya KLB malaria, terutama di Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatanlainnya serta masyarakat di daerah rentan KLB malaria, yaitu :
(a) Melaksanakan berbagai upaya pencegahan terjadinya KLBmalaria (merupakan bagian dari program penanggulanganKLB)
(b) Memperkuat kesiapsiagaan terhadap kemungkinanterjadinya KLB (merupakan bagian dari programpenanggulangan KLB)
(c) Melaksanakan sistem deteksi dini timbulnya kondisi rentanterjadinya KLB dan respon, terutama melaksanakankegiatan pemantauan wilayah setempat rentan KLB malaria,terutama muncul atau berkembangnya fokus malaria aktif,wilayah reseptif malaria, wilayah vulnerabel malaria, curah
5Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 042/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit Malaria
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
57
hujan dan perubahan kegiatan masyarakat yang berpotensiterjadinya KLB malaria
(d) Melaksanakan sistem deteksi dini adanya KLB dan respon,terutama melaksanakan kegiatan pemantauan wilayahsetempat kasus malaria di Puskesmas dan fasilitaspelayanan kesehatan lain, serta mengembangkan sisteminformasi dugaan adanya KLB malaria dari masyarakat
(e) Melaksanakan penyelidikan dugaan KLB malaria, terutamapada kejadian peningkatan kasus malaria indigenous, danatau peningkatan kasus malaria meninggal dengan faktorrisiko terjadinya KLB malaria. Dugaan adanya KLB malariajuga bisa terjadi dengan ditemukannya satu kasus malariaindigenous pada wilayah yang tidak pernah terdapat kasusmalaria di wilayah tersebut, tetapi memiliki faktor risikoterjadinya KLB malaria
SKD-KLBMalaria
Kajian Epidmenentu-kan daerah/masyarakatrentanterjadi KLBmalaria
Peringatankewaspadaanpada daerahyg rentanKLB malaria
UpayaPencegahan KLB
KesiapsiagaanmenghadapiKLB
SistemDeteksiDiniKondisiRentanKLB
SistemDeteksiDini KLB
Penyelidikan- dugaan KLB
12
3
4
6
PWS kasusmalaria
IndentifikasiKLB dimasyarakat
Penyelidikanrentan KLB
5
PWS rentanmalaria
Indentifikasirentan KLB dimasyarakat
Secara lengkap, metode dan pelaksanaan SKD-KLB dapat dipelajaripada lampiran 3a. SKD-KLB Malaria
58
IX. POKOK-POKOK KEGIATAN PENGUATAN KINERJASURVEILANS DAN SISTEM INFORMASI MALARIA
1. Advokasi dan sosialisasi, serta dukungan peraturanperundang-undangan
Pokok kegiatan ini bertujuan untuk :a. Adanya pemahaman dan komitmen pimpinan di pusat dan
daerah, tentang pentingnya penyelenggaraan surveilans dansistem informasi malaria berdasarkan tahapan eliminasidalam upaya pengendalian malaria
b. Adanya peraturan perundangan di pusat dan daerah dalamupaya penguatan kinerja surveilans dan sistem informasimalaria sehingga dapat berperan nyata dalam upayapengendalian malaria
c. Adanya pemahaman, komitmen dan dukungan pelaksanaprogram pengendalian malaria dalam pelaksanaansurveilans dan sistem informasi malaria
d. Adanya dukungan pembiayaan dan ketersediaan sumberdaya
Pokok kegiatan advokasi, sosialisasi serta dukungan peraturanperundangan di pusat dan daerah terdiri :
a. advokasi dan sosialisasi penyelenggaraan surveilans dansistem informasi malaria melalui berbagai berbagai mediasesuai dengan kondisi setempat
b. merumuskan rencana kerja strategis dan rencana kerjatahunan surveilans dan sistem informasi malaria yang jelas,obyektif, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan besertakebutuhan anggaran biaya yang diperlukan disetiap unitpelaksana dan sumber data surveilans dan sistem informasimalaria
c. laporan kinerja surveilans dan sistem informasi malariatahunan di setiap unit pelaksana surveilans dan sisteminformasi malaria dilengkapi dengan laporan profil malariadaerah dan hasil kerja lainnya
d. Desiminasi informasi ke pemangku kepentingan dan institusiterkait.
2. Pengembangan surveilans dan sistem informasi malariasesuai dengan kebutuhan program pengendalian malaria dankondisi daerah
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
59
Pokok kegiatan pengembangan surveilans dan sistem informasimalaria antara lain :
a. Melaksanakan evaluasi dan penyempurnaan berkalapedoman penyelengggaraan surveilans dan sistem informasimalaria, minimal 5 tahun sekali
b. Mendorong pengembangan surveilans dan sistem informasimalaria inovatif sesuai dengan kondisi, kebutuhan dankemampuan daerah dengan tetap mengacu pada pedomanpenyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria ini
3. Peningkatan mutu data dan informasi yang bertujuan untukmenjamin validitas data (pengelolaan program, lingkungan,pengamatan vektor, KIA dan Imunisasi) dengan melaksanakankegiatan sebagai berikut :
a. Memperkuat kemampuan pengumpulan dan pengolahanserta pelaporan data disetiap unit sumber data dan unitpelaksana surveilans, baik perbaikan sistem, mekanismekerja, dukungan kelengkapan sarana, penerapan teknologitepat guna informasi dan komunikasi serta sumberdayamanusia
b. Pertemuan berkala petugas teknis unit sumber data dan unitpelaksana surveilans dalam rangka validasi data,peningkatan kemampuan dan keterampilan, pertukaran datadan informasi
c. Pengendalian kelengkapan dan mutu data-informasi melaluisistem umpan balik, supervisi dan konsultasi
d. Kajian kinerja penyelenggaraan surveilans dan sisteminformasi di unit penyelenggara surveilans dan sisteminformasi, unit sumber data dan penyelenggara programpengendalian malaria, baik di pusat maupun di daerah,secara berkala dan atau sesuai kebutuhan
4. Peningkatan kompetensi tenaga pelaksana surveilans dansistem informasi malaria bertujuan untuk membentuk tenagapelaksana yang profesional, memiliki kemampuan danketerampilan dalam pelaksanaan surveilans malaria
Pokok kegiatan peningkatan kompetensi tenaga pelaksanasurveilans
a. Menjamin tersedianya jumlah dan jenis tenaga surveilansdan sistem informasi malaria di setiap unit pelaksana danunit sumber data di pusat dan daerah serta unit pelaksanateknisnya sesuai standar
60
b. Mendorong dan memfasilitasi sumber daya manusiasurveilans dan sistem informasi agar mendapat pendidikan,pelatihan dasar dan pelatihan berkelanjutan yang diperlukan.
c. Menyelenggarakan pertemuan teknis surveilans dan sisteminformasi malaria berkala minimal 3 bulanan untuk evaluasikinerja, peningkatan kapasitas dan pertukaran informasitehnik pelaksanaan surveilans dan sistem informasi malaria
d. Menyediakan referensi malaria dan informasi terkait lainnyadengan penguatan kepustakaan, konsultasi dan aksesinternet untuk mengetahui perkembangan situasi malariaterkini di berbagai Negara, lintas batas daerah dan informasilainnya
e. Melaksanakan supervisi dan bimbingan kinerja surveilansdan sistem informasi malaria
f. Monitoring dan evaluasi ketenagaan yang mendukungpelaksanaan surveilans dan sistem informasi malaria
5. Pengembangan unit pelaksana surveilans malaria bertujuanmembentuk unit pelaksana surveilans malaria yang mampuberkontribusi dalam upaya pengendalian malaria dengandidukung ketersediaan tenaga, alat dan bahan, dan perangkatsistem.
Pokok kegiatan antara lain :a. membentuk unit pelaksana surveilans dan sistem informasi
malaria di kementerian kesehatan, dinas kesehatan provinsi,dinas kesehatan kabupaten/kota dan fasilitas pelayanankesehatan, termasuk unit pelaksana teknis pusat dandaerah, dengan jumlah dan jenis ketenagaan sertasumberdaya lain yang diperlukan (standar)
b. membangun, monitoring dan evaluasi kerjasama internal timpelaksana surveilans dan sistem informasi malaria dankerjasama eksternal tim penyelenggara programpengendalian malaria, lintas program dan lintas sektor terkait
6. Penguatan jejaring surveilans dan sistem informasi malariabertujuan meningkatkan kerjasama unit pelaksana surveilansdengan rumah sakit, puskesmas, laboratorium, klinik danpraktek swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembagapenelitian dan lembaga terkait lainnya
Pokok kegiatan antara lain :a. Menyelenggarakan kegiatan pencatatan, perekaman,
pengolahan data di unit-unit sumber data surveilans dan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
61
pelaporan kepada unit-unit pelaksana surveilans dan sisteminformasi malaria
b. Menyelenggarakan pertukaran data dan informasi malariaantar negara, daerah, antar program dan antar sektor terkait,terutama pusat-pusat kajian, dan pusat pusat penelitian
c. Pertemuan kajian situasi malaria dan rekomendasi secarateratur dengan semua anggota jejaring surveilans malaria
7. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi
a. Mengembangkan sistem aplikasi pencatatan dan pelaporanberbasis elektronik (e-sismal)
b. Mengembangkan sistem pemetaan dan analisis spasialdengan GIS (Geographic Information System)
c. Inovasi pemanfaatan teknologi informasi di pusat dan daerah
62
X. PERAN
Peran masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut :
1. Puskesmas
a. Merupakan unit pelaksana surveilans terdepan.b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagai
sumber data surveilans rutin, surveilans khusus dan SKD-KLB,meliputi antara lain kejadian malaria, vektor, perilaku penduduk,lingkungan, dan lain sebagainya, dan melaporkan bulanan dantahunan serta laporan khusus kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kota
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penerimaan danpemanfaatan logistik program pengendalian malaria kepada DinasKesehatan Kabupaten/Kota
d. Melaksanakan analisis kejadian malaria di wilayahnya, membuatpeta endemisitas wilayah kerja menurut desa (stratifikasi) tahunandan melaksanakan sistem deteksi dini KLB dengan pemantauanwilayah setempat kejadian malaria harian, mingguan atau bulanandan informasi silang kejadian malaria dengan puskesmas berbatasansesuai situasi malaria di daerahnya
e. Membuat peta lokasi tempat perindukan nyamuk penular malariatahunan dan melaksanakan sistem deteksi dini kondisi rentanterjadinya KLB melalui pemantauan wilayah setempat terhadap faktorrisiko malaria, baik berdasarkan kelompok masyarakat maupunberdasarkan wilayah dusun/Rt/RW dan desa/kelurahan
f. Pembinaan kader dan masyarakat di wilayah kerjanya untukberperan secara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilansberdasarkan partisipasi masyarakat)
2. Rumah Sakit
a. Merupakan unit pelaksana surveilans terdepan.b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagai
sumber data surveilans rutin, surveilans khusus dan SKD-KLB,meliputi antara lain kejadian malaria, dan melaporkan bulanan dantahunan serta laporan khusus kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, serta Pusat (DitjenPP&PL, Kementerian Kesehatan)
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penerimaan danpemanfaatan logistik program pengendalian malaria secara berkalabulanan dan tahunan
d. Melaksanakan analisis kejadian malaria berdasarkan data malariarumah sakit, terutama melaksanakan sistem deteksi dini KLB malaria
64
hasil penyelidikan epidemiologi KLB dan kajian lainnya, danmelaporkan setiap bulan dan setiap tahun serta laporan khususkepada dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi,serta pusat (Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan)
b. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penerimaan danpemanfaatan logistik program pengendalian malaria secara berkalabulanan dan tahunan
c. Melaksanakan analisis kejadian malaria di wilayahnya, terutamamelaksanakan sistem deteksi dini KLB malaria denganmelaksanakan pemantauan wilayah setempat kejadian malariaberdasarkan uji laboratorium, hasil penyelidikan epidemiologi dankajian lainnya secara harian, mingguan atau bulanan danmemberikan informasi silang pada dinas kesehatan kabupaten/kotaatau puskesmas setempat
d. Membuat laporan monitoring resistensi dan efikasi obat, resistensiinsektisida dan efikasi kelambu berinsektisida (LLIN’s) ke pusat(Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan)
6. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
a. Melaksanakan penelitian, kajian dan pengembangan yang berkaitandengan upaya pengendalian malaria, dan membuat laporan khususdisampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, DinasKesehatan Provinsi, serta Pusat (Ditjen PP&PL, KementerianKesehatan).
7. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. Melaksanakan pengendalian kegiatan surveilans dan sisteminformasi malaria di wilayah kerjanya, termasuk upaya penguatankinerja surveilans dan sistem informasi puskesmas dan rumah sakitserta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagaisumber data surveilans rutin, surveilans khusus, indikator kinerjaprogram dan SKD-KLB, dan melaporkan data tersebut berkala setiapbulan dan tahun serta laporan khusus kepada dinas kesehatanprovinsi dan pusat (Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan)
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan berkala setiap bulan dantahun terhadap penerimaan dan pemanfaatan logistik programpengendalian malaria
d. Melaksanakan analisis terhadap indikator utama pengendalianmalaria, antara lain, data kejadian malaria dan peta stratifikasiwilayah kerja menurut desa dan puskesmas/kecamatan berdasarkantingkat endemisitasnya (API); slide positifity rate (SPR)
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
65
kabupaten/kota; cakupan pengobatan; cakupan konfirmasimikroskopis/RDT/PCR; error rate pemeriksaan mikroskopis dancakupan pencegahan (IRS atau kelambu)
e. Melaksanakan evaluasi dan menetapkan pencapaian indikatortahapan eliminasi malaria (pemberantasan, pre eliminasi, eliminasi,dan pemeliharaan) kabupaten/kota berkala tahunan
f. Melaksanakan SKD KLB malaria, terutama melakukan analisispotensi terjadinya KLB malaria secara berkala setiap bulan,melaksanakan sistem deteksi dini KLB malaria, dan kondisi rentan(faktor risiko) malaria, baik berdasarkan kelompok masyarakatmaupun berdasarkan wilayah dusun/Rt/RW, desa/kelurahan danwilayah puskesmas/kecamatan serta informasi silang kejadianmalaria antar dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai situasi malariadidaerahnya
g. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malaria diwilayah kerjanya
h. Mendistribusikan informasi malaria kepada lintas program dan lintassektor, terutama kepada puskesmas dan rumah sakit secara berkalasetiap bulan dan tahun dalam kerangka peningkatan kewaspadaandini KLB malaria
i. Membina jejaring kerja surveilans di wilayah kerjanya, baik lintasprogram, lintas sektor dan media masa/masyarakat
j. Membina kader dan masyarakat perorangan dan kelompok untukberperan secara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilansberdasarkan partisipasi masyarakat)
l. Pemantauan mutu laboratorium dan laboratorum rujukan di wilayahkerja kabupaten/kota
8. Dinas Kesehatan Provinsi
a. Melaksanakan pengendalian kegiatan surveilans dan sisteminformasi malaria di wilayah kerjanya
b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagaisumber data surveilans rutin, surveilans khusus, indikator kinerjaprogram dan SKD-KLB, dan melaporkan data tersebut berkala setiapbulan dan tahun serta laporan khusus kepada pusat (Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan)
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan berkala bulanan dantahunan terhadap penerimaan dan pemanfaatan logistik programpengendalian malaria
d. Melaksanakan analisis terhadap indikator utama pengendalianmalaria, antara lain, data kejadian malaria dan peta stratifikasiwilayah kerja menurut puskesmas/kecamatan dan kabupaten/kotaberdasarkan tingkat endemisitasnya (API); slide positifity rate (SPR)
66
provinsi; cakupan pengobatan; cakupan konfirmasimikroskopis/RDT/PCR; error rate pemeriksaan mikroskopis dancakupan pencegahan (IRS atau kelambu) berkoordinasi dengandinas kesehatan kabupaten/kota
e. Melaksanakan evaluasi dan menetapkan pencapaian indikatortahapan eliminasi malaria (pemberantasan, pre eliminasi, eliminasi,dan pemeliharaan) kabupaten/kota berkala tahunan berkoordinasidengan dinas kesehatan kabupaten/kota setempat
f. Melaksanakan SKD-KLB, terutama melaksanakan analisis potensiterjadinya KLB malaria di wilayah kerjanya secara berkala setiapbulan serta informasi silang kejadian malaria antar dinas kesehatankabupaten/kota dan provinsi sesuai situasi malaria didaerahnya
g. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malariaberkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota di wilayahkerjanya.
h. Mendistribusikan informasi malaria di wilayah kerja dinas kesehatanprovinsi kepada lintas program dan lintas sektor, terutama dinaskesehatan kabupaten/kota, UPT pusat dan daerah di wilayahkerjanya, secara berkala setiap bulan dan tahun dalam kerangkapeningkatan kewaspadaan dini KLB malaria
i. Membina jejaring kerja surveilans di wilayah kerjanya, baik lintasprogram, lintas sektor dan media masa/masyarakat
j. Membina masyarakat perorangan dan kelompok untuk berperansecara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilansberdasarkan partisipasi masyarakat) di tingkat provinsi.
l. Pemantauan mutu laboratorium dan laboratorum rujukan di wilayahkerja provinsi
9. Pusat
a. Pengendalian kegiatan surveilans dan sistem informasi malariasecara nasional
b. Melaksanakan perekaman, pencatatan dan pengolahan data sebagaisumber data surveilans rutin, surveilans khusus, indikator kinerjaprogram dan SKD-KLB, berkala setiap bulan dan tahun
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan berkala bulanan dantahunan terhadap penerimaan dan pemanfaatan logistik programpengendalian malaria
d. Melaksanakan analisis terhadap indikator utama pengendalianmalaria, antara lain, data kejadian malaria dan peta stratifikasiwilayah kerja menurut kabupaten/kota dan provinsi berdasarkantingkat endemisitasnya (API); slide positifity rate (SPR) provinsi;cakupan pengobatan; cakupan konfirmasi mikroskopis/RDT/PCR;error rate pemeriksaan mikroskopis dan cakupan pencegahan (IRS
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
67
atau kelambu) berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dandinas kesehatan kabupaten
e. Melaksanakan evaluasi dan menetapkan tahapan eliminasi malaria(pemberantasan, pre eliminasi, eliminasi, dan pemeliharaan)kabupaten/kota berkala setiap tahun berkoordinasi dengan dinaskesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
f. Melaksanakan SKD-KLB, terutama melaksanakan analisis potensiterjadinya KLB malaria nasional secara berkala bulanan
g. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malariaberkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatankabupaten/kota.
h. Mendistribusikan informasi perkembangan malaria nasional dannegara-negara lain yang berisiko penularan malaria ke wilayahIndonesia kepada lintas program dan lintas sektor, terutama kepadadinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, UPTpusat dan daerah terkait, secara berkala setiap bulan dan tahundalam kerangka peningkatan kewaspadaan dini KLB malaria
i. Membina jejaring kerja surveilans secara nasional, baik lintasprogram, lintas sektor dan media masa/masyarakat
j. Membina masyarakat perorangan dan kelompok untuk berperansecara aktif melaksanakan surveilans malaria (surveilansberdasarkan partisipasi masyarakat) secara nasional
k. Kajian, penelitian dan pengembangan dalam rangka pengendalianmalaria, termasuk pengembangan sistem pencatatan dan pelaporanberbasis teknologi informasi dan komunikasi (e-sismal)
l. Pemantauan mutu laboratorium dan laboratorum rujukan secaranasional
68
XI. INDIKATOR KINERJA1. Masukan (Input)
a. Ketersediaan petugas pada unit pelaksana surveilans dan sisteminformasi malaria, minimal terdiri atas :
Pusat tediri atas 6 orang (2 dokter, 2 epidemiolog, 2entomolog)
Provinsi terdiri atas 3 orang (1 dokter, 1 epidemiolog, 1entomolog)
Kabupaten/Kota terdiri atas 2 orang (1 epidemiolog, 1entomolog)
Puskesmas 1 orang (epidemiolog/entomolog) UPT BLK/BTKLPP terdiri atas 4 orang (1 dokter, 1
epidemiolog, 1 entomolog, 1 pranata laboratorium)b. Ketersediaan pedoman surveilans dan sistem informasi malaria di
semua unit pelaksana surveilans dan sistem informasi malariac. Ketersediaan sarana pengolahan data & komunikasi (komputer-
printer-software program, telepon dan internet) pada setiap unitpelaksana surveilans dan sistem informasi malaria
2. Prosesa. Setiap petugas di unit pelaksana surveilans dan sistem informasi
malaria telah mengikuti pelatihan standarb. Terlaksananya kegiatan surveilans dan sistem informasi sesuai
standarc. Terselenggaranya pertemuan teknis surveilans dan sistem
informasi malaria di setiap kabupaten/kota dalam rangkapenguatan kinerja surveilans, validasi data dan pertukaraninformasi minimal enam bulan sekali
3. Keluaran (Output)a. Kelengkapan laporan :
(1) Jumlah puskesmas/rumah sakit/fasilitas pelayanan kesehatandengan laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotasecara lengkap pertahun sebesar minimal 80%
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan lengkap pertahun =
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan lengkap (12 bl)----------------------------------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes yang ada pada awal tahun
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
69
(2) Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota dg laporan bulanan ke DinasKesehatan Provinsi secara lengkap pertahun sebesar 100%
Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota dg laporan lengkap pertahun =
Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota dg laporan lengkap (12 bl)-------------------------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota yang ada pada awal tahun
b. Ketepatan laporan(1) Jumlah Puskesmas/RS/Fasilitas dengan laporan tepat waktu
laporan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota minimal sebesar 80%
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan tepat waktu pertahun =
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes dg laporan tepat waktu---------------------------------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah Puskesmas/RS/Fasyankes yang ada pada awal tahun
c. Laporan KLB/dugaan KLB dari Puskesmas ke Dinas KesehatanKab/kota kurang dari 24 jam sejak diketahui minimal 80%
(1) Jumlah laporan KLB malaria dilaporkan <24 jam sejakdiketahui oleh Puskesmas =
Jml lap KLB malaria dilaporkan <24 jam sejak diketahui Puskesmas------------------------------------------------------------------------------------------x100%
Jml KLB malaria yang ada (dilaporkan)
d. Distribusi informasi malaria dari unit pelaksana surveilans(Pusat/Dinas Kesehatan Provinsi/Dinas KesehatanKabupaten/Kota) bulanan lengkap sebesar 100 %
(1) Jumlah distribusi informasi malaria per tahun =
Jumlah unit pelaksana surveilans dengan distribusiinformasi malaria lengkap (12 bl)
--------------------------------------------------------------------- x 100 %Jml unit pelaksana surveilans
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tehnik Analisis (Lp_Tehnik Analisis)Lampiran 2. Pengamatan dan Survei Vektor (Lp_Survei Vektor)
70
Lampiran 3. Penyelidikan & Penanggulangan KLB serta Surveilans(Lp_KLB)Lampiran 3a. SKD-KLB malariaLampiran 4. Penemuan Penderita Secara Aktif (Lp_ACD)Lampiran 5. Penemuan Penderita Demam Massal (Lp_Survei DemamMassal)Lampiran 6. Pemeriksaan Darah Massal (Lp_Survei Darah Massal)Lampiran 7. Survei KAP Malaria (Lp_Survei KAP Malaria)Lampiran 8. Surveilans Migrasi (Lp_Surv Migrasi)Lampiran 9. Survei Dinamika Penularan (Lp_Survei Dinamika Penularan)Lampiran 10. Formulir Pencatatan dan Pelaporan Surveilans Rutin(Lp_formulir)
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
71
TIM PENYUSUN
Pengarah : dr. Andi Muhadir, MPH (Direktur PPBB)Penanggung jawab : dr. Asik, MPPM (Kasubdit Malaria)Koordinator : dr. Elvieda Sariwati, M.Epid (Kasie Bimbingan dan
Evaluasi)
Editor : 1. Dr. Asik Surya, MPPM, Kepala Subdit. PengendalianMalaria
2. Dr. Sholah Imari, MSc, PAEI
Kontributor1. Dr. Niken Wastu Palupi, MKM, Subdit. Pengendalian
Malaria2. Dr. Elvieda Sariwati, MEpid, Subdit. Pengendalian
Malaria3. Adhi Sambodo, SKM, MKes, Subdit. Pengendalian
Malaria4. Drs. Budi Pramono, MKes, Subdit. Pengendalian
Malaria5. Dr.Marti Kusumaningsih, MSc, Subdit. Pengendalian
Malaria6. Yetty Intarti, MKes, Subdit. Pengendalian Malaria7. Dewa Made Angga Wisnawa, BSc,MScPH, Subdit.
Pengendalian Malaria8. Dr.Pranti Sri Mulyani, MSc, Subdit. Pengendalian
Malaria9. Dr.Worowijat, MKM, Subdit. Pengendalian Malaria10.Dr.Minerva Theodora PS, Subdit. Pengendalian
Malaria11.Hanifah Rogayah, SKM, Subdit. Pengendalian
Malaria12.Hermawan Susanto,SSi, Subdit. Pengendalian
Malaria13.Nur Asni, AMAK, Subdit. Pengendalian Malaria14.Abdurrahman, Subdit Surveilans dan Respon KLB15.Aris Munanto, Subdit Pengendalian Vektor16.Budi Santoso, SKM, MKes, Subdit Pengendalian
Vektor17.Dr.Iqbal Djakaria, Bagian PI18.Dr. Ferdinand Laihad, UNICEF19.Dr. Erfandi, PAEI
72
Lampiran 1. Tehnik Analisis
Lampiran 1. Tehnik Analisis .............................................................. 72
I. Indikator Analisis Malaria................................................................ 73A. Indikator Analisis Malaria Berdasarkan Periode Pelaksanaan...... 73B.Pengukuran Indikator Analisis Malaria........................................... 74C.Pelaksana Analisis Berdasarkan Indikator Analisis Malaria .......... 79
II. Tehnik Analisis dan Penerapannya di Lapangan .......................... 81A. Prinsip Analisis Epidemiologi Malaria ........................................... 81B. Sumber Data Malaria.................................................................... 82
III. Tabel Analisis Indikator Bulanan dan Tahunan ............................ 84A. Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan...................................... 84B.Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunan...................................... 87
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
73
LAMPIRAN 1. Tehnik Analisis
I. Indikator Analisis Malaria
Pada daerah dengan pengendalian tahap pemberantasan, memilikiendemisitas yang masih sangat tinggi, sehingga tidak memungkinkandilakukan pemeriksaan dan tindakan perorangan. Analisis data biasanyadalam bentuk data agregat (jumlah) kasus dan kematian, dan upayapenanggulangan dilakukan pada sekelompok populasi, misalnya tindakanindoor residual spraying pada semua rumah di daerah rentan penularanmalaria.
Pada daerah endemis rendah atau sudah memasuki daerah denganprogram pengendalian malaria sesuai dengan tahap pre eliminasi,eliminasi dan pemeliharaan akan semakin memerlukan analisis individual,walaupun analisis data agregat masih dipertahankan
A. Indikator Analisis Malaria Berdasarkan PeriodePelaksanaan
Pada daerah dengan endemisitas sangat tinggi ini, berbagai bentukanalisis perlu dilakukan :
Mingguan dan Bulanan1. Kecenderungan jumlah kasus malaria (+) mingguan dan atau bulanan
serta deteksi dini adanya KLB malaria pada masing-masing fasilitaspelayanan kesehatan dan masyarakat serta proporsinya terhadap totaljumlah kunjungan ke fasilitas pelayanan
2. Kecenderungan kejadian malaria menurut jenis parasit bulanan dandeteksi dini peningkatan P.falciparum, masing-masing fasilitaspelayanan dan masyarakat
3. Kecenderungan kejadian malaria (+) ibu hamil dan proporsinyaterhadap total kasus malaria (+)
4. Kecenderungan kejadian malaria menurut usia dan proporsinyaterhadap total kasus malaria (+)
5. Kecenderungan kejadian malaria (+) menurut jenis kelamin danproporsinya terhadap total kasus malaria (+)
6. Kecenderungan kejadian malaria meninggal mingguan, bulanan dandeteksi dini adanya KLB malaria, masing-masing fasilitas pelayanandan masyarakat serta proporsinya terhadap total jumlah meninggal difasilitas pelayanan kesehatan
7. Kecenderungan kejadian malaria menurut wilayah (peta) secaraberkala bulanan dan atau tahunan
74
8. Kecenderungan kasus malaria (+) rawat inap (RI) dan kasus malaria(+) meninggal serta proporsinya terhadap kunjungan ke fasilitaspelayanan kesehatan per bulan
9. Perkembangan curah hujan bulanan10.Perkembangan vektor bulanan11.Kelengkapan laporan bulanan (Absensi)Tahunan
1. Identifikasi dusun, desa dan Puskesmas reseptif malaria danjumlah penduduknya
2. Jumlah kasus suspek yang diuji (Pemeriksaan) dengan RDT +mikroskopis
3. Jumlah kasus malaria (+) dan proporsinya terhadap suspek malaria4. Jumlah kasus malaria (+) berdasarkan tipe parasit serta
proporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+)5. Jumlah kasus malaria (+) menurut jenis kelamin dan proporsinya
terhadap total jumlah kasus malaria (+)6. Jumlah kasus malaria (+) menurut golongan umur dan prorsinya
terhadap total jumlah kasus malaria (+)7. Jumlah kasus malaria (+) ibu hamil dan proporsinya terhadap total
jumlah kasus malaria (+)8. Annual Parasite Incidence (API) (Jumlah kasus malaria (+) per
10.000 penduduk pertahun (5 tahun terakhir)9. Peta stratifikasi endemisitas malaria, tingkat Desa,
Puskesmas/Kecamatan dan kabupaten/kotaa. Endemis tinggi – API >5/1,000 penduduk berisikob. Endemis sedang – API 1 – 5/1,000 penduduk berisikoc. Endemis rendah – API <1/1,000 penduduk berisikod. Non-endemis (tidak ditemukan penderita indegeneus)
10.Proporsi sediaan darah positif / Slide Positive Rate (SPR)11.Jumlah kasus malaria (+) Rawat Inap (RI) dan jumlah kasus
malaria (+) Rawat Inap per 10.000 penduduk pertahun12.Jumlah kasus malaria (+) meninggal dan jumlah kasus malaria (+)
Rawat Inap meninggal, dan jumlah kasus (+) meninggal per-totaljumlah kasus malaria (+)
13.Kelengkapan laporan tahunan14.Cakupan pengobatan malaria sesuai standard15.Cakupan penggunaan kelambu berinsektisida16.Kelengkapan dan ketepatan laporan17.Kelengkapan laporan18.Absensi mingguan dan bulanan19.Indikator kinerja surveilans malaria
B. Pengukuran Indikator Analisis Malaria
Secara umum indikator analisis malaria dan periode pengukuran analisismalaria dapat dilihat pada tabel berikut :
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
75
TabelIndikator Analisis Malaria
NoIndikatorAnalisis
Pengukuran IndikatorTampilanAnalisis
PeriodeAnalisis
1 Kasusmalaria positifbulanan per1.000penduduk(MoPI)
Jumlah penderitamalaria positifselama satu bulan------------------------ x 1000 x 12Jumlah pendudukberisiko dalamwilayah kerja
GrafikkecenderunganMoPI
Bulanan
2 ProporsiSediaanDarah Positif
Jumlah sediaan darahdiperiksa positif----------------------------- x 100Jumlah sediaan darahDiperiksa
Grafikkecenderunganproporsisediaan darahpositif
Bulanan
3 ProporsiMalariaPositifmenurutgolonganumur
Jumlah kasus malariapositif pada golonganumur tertentu----------------------------- x 100Jumlah kasus malariapositif pada semuagolongan umur
golongan umur : <1 tahun, 1-4tahun, 5-14 tahun, 15-24 tahun,25-44 tahun, 45 th atau lebih
Grafikkecenderunganproporsi malariapositif menurutgolongan umur
Bulanan
4 ProporsiMalaria positifmenurutjenis kelamin
Jumlah kasus malariapositif pada jenis kelamintertentu----------------------------- x 100Jumlah kasus malariapositif pada semuajenis kelamin
Grafikkecenderunganproporsi malariapositif menurutjenis kelamin
Bulanan
76
NoIndikatorAnalisis
Pengukuran IndikatorTampilanAnalisis
PeriodeAnalisis
5 Angkakejadian(incidencerate) malariamenurutgolonganumur (APIper golonganumur)
Jumlah kasus malariapositifpada golonganumur tertentu------------------------------- x 1000Jumlah pendudukBerisiko pada golonganumur yang sama
Grafik Bar padatahun tertentudanGrafikkecenderunganAPI selama 5tahun terakhir
Tahunan
6 Angkakejadian(incidencerate) malariamenurut jeniskelamin
Jumlah kasus malariapositif pada jenis kelamintertentu------------------------------- x 1000Jumlah penduduk beri-siko pada jenis kelaminyang sama
Grafik Bar padatahun tertentudanGrafikkecenderunganAPI selama 5tahun terakhir
Tahunan
7 Angkakejadian(incidencerate) malaria(API)
Jumlah kasus malariaPositif selama setahun------------------------------ x 1000Jumlah pendudukberisiko
Peta stratifikasiPuskesmas/Kecamatan,Dinkes Kab/KotaGrafikkecenderunganAPI selama 5tahun terakhir
Tahunan
8 ProporsiMalariaPositifmenurutpekerjaan
Jumlah kasus malariapositif pada pekerjaantertentu--------------------------------- x 100Jumlah kasus malariapositif pada semuapekerjaan
Grafikkecenderunganproporsi malariamenurutpekerjaan
Bulanan
9 Kasusmeninggaldiantaramalaria positif(case fatalityrate)
Jumlah kasus malariapositif meninggal dalamsetahun--------------------------------- x 100Jumlah kasus malariapositif dalam satu tahunyang sama
Tahunan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
77
NoIndikatorAnalisis
Pengukuran IndikatorTampilanAnalisis
PeriodeAnalisis
10 Proporsicakupananak < 1tahun yang dilindungikelambu
Jumlah kelambu yangdibagikan dalam kegiatanImunisasi selama satutahun--------------------------------- x 100Jumlah anak < 1 tahundalam tahun yang sama
11 HasilPengobatanPenderita
grafik
12 Rujukan Dari Grafik
13 Di Rujuk Ke grafik
14 ProporsiJenis Parasit
Jumlah sediaan darahpositif jenis parasittertentu--------------------------------- x 100Jumlah sediaan darahdiperiksa
Grafikkecenderungan
Bulanan
15 ABER Jumlah sediaan darahpositif + negatif--------------------------------- x 100Jumlah penduduk
Tahunan
16 ProporsiCakupan IbuHamil yang dilindungikelambu
Kelambu yang dibagikandalam kegiatan ANC-------------------------------- x 100Jumlah Ibu Hamil
Tahunan
17 ProporsipenggunaanRDT
Jumlah penggunaan RDT--------------------------------- x 100Jumlah pemeriksaanmikroskopis+RDT
Bulanan
18 Proporsi ibuhamil denganmalaria
Jumlah ibu hamil positif malaria--------------------------------- x 100Jumlah ibu hamildiperiksa
Tahunan
78
NoIndikatorAnalisis
Pengukuran IndikatorTampilanAnalisis
PeriodeAnalisis
19 Proporsiskrining ibuhamil
Jumlah ibu hamildiskrining----------------------- x 100Jumlah sasaranibu hamil
20 KelengkapanLaporanBulanan
Jumlah laporan yangditerima pada bulantertentu------------------------------- x 100Jumlah laporan yangseharusnya pada bulanyang sama
Tabel absensidan grafikkecenderungan
Bulanan
21 KelengkapanLaporanTahunan
Jumlah fasilitas pelayanandengan laporan lengkap12 bulan pada tahuntertentu--------------------------------- x 100Jumlah fasilitas pelayanankesehatan pada awaltahun yang sama
Tabel Daftardan petakelengkapanlaporan fasilitaspelayanan dangrafikkecenderungan
Tahunan
Dengan menggunakan software e-sismal, keluaran dari analisis tersebutdapat langsung terhitung secara otomatis.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
79
C. Pelaksana Analisis Berdasarkan Indikator Analisis Malaria
TabelDaftar Pelaksana Indikator Analisis Malaria
NoIndikatorAnalisis
PeriodeAnalisis
Pelaksana
Puskesmas
RSDinkes
Kab/KotaDinkes
ProvinsiPusat
1 Kasus malariapositif bulananper 1.000penduduk (MoPI)
Bulanan v - v v v
2 Proporsi SediaanDarah Positif
Bulanan v v v v v
3 Proporsi Malariapositif menurutgolongan umur
Bulanan v v v v V
4 Proporsi Malariapositif menurutjenis kelamin
Bulanan v v v v V
5 Angka kejadian(incidence rate)malaria menurutgolongan umur(API per golonganumur)
Tahunan v - v v V
6 Angka kejadian(incidence rate)malaria menurutjenis kelamin (APIper jenis kelamin)
Tahunan v - v v v
7 Angka kejadian(incidence rate)malaria (API)
Tahunan v - v v v
8 Proporsi MalariaPositif menurutpekerjaan
Bulanan - - v v v
9 Kasus meninggaldiantara malariapositif (casefatality rate)
Tahunan v v v v v
80
NoIndikatorAnalisis
PeriodeAnalisis
Pelaksana
Puskesmas
RSDinkes
Kab/KotaDinkes
ProvinsiPusat
10 Proporsi cakupananak < 1 tahunyang di lindungikelambu
Tahunan v - v v v
11 Hasil PengobatanPenderita
Bulanan v v v v v
12 Rujukan Dari Tahunan
13 Di Rujuk Ke Tahunan
14 Proporsi JenisParasit
Bulanan v v v v v
15 ABER Tahunan v - v v v
16 Proporsi CakupanIbu Hamil yang dilindungi kelambu
Tahunan v - v v V
17 Proporsipenggunaan RDT
Bulanan v - v v V
18 Proporsi ibu hamildengan malaria
Tahunan v - v v V
19 Proporsi skriningibu hamil
v - v v V
20 Kelengkapanlaporan bulanan Bulanan
- - v v V
21 Kelengkapanlaporan tahunan
Tahunan - - v v V
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
81
II. Tehnik Analisis dan Penerapannya di Lapangan
A. Prinsip Analisis Epidemiologi Malaria
Surveilans Epidemiologi Malaria adalah :a. analisis terus menerus secara sistematis terhadap penyakit malaria
dan kondisi yang mempengaruhinyab. agar dapat melaksanakan upaya pengendalian malaria, termasuk
SKD-KLB malaria, dengan efektif dan efisienc. dengan melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan
penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingandalam penyelenggaraan pengendalian malaria.
Pengertian penyakit malaria meliputi parasit, penderita dan distribusiparasit serta distribusi penderita.
Parasit malaria meliputi tipe, subtype, potensi mutasi genetic,perkembangbiakan, siklus hidup didalam dan diluar tubuh manusia, cara-cara penularan, resistensi terhadap obat dan lain sebagainya.
Penderita penyakit malaria adalah karakteristik seseorang ketikamenderita penyakit, daya tahan, imunitas, masa inkubasi parasit ketikamenginfeksi seseorang, pola gejala dan patofisiologi tubuh, perubahanberatnya sakit dan risiko meninggal, masa infektif dan lain sebagainya.
Distribusi penyakit malaria adalah mencakup distibusi parasit malariadan distribusi penderita malaria yang digambarkan dalam bentukepidemiologi deskriptif menurut ciri-ciri waktu, tempat dan orang, baikdalam angka absolut atau dalam bentuk rate (angka kesakitan/insidencerate, angka kematian/mortality rate, case fatality rate, dan sebagainya).
Kondisi yang mempengaruhi pada definisi surveilans tersebut adalahberpengaruh terhadap munculnya atau terjadinya perubahankarakateristik parasit malaria, perubahan karakteristik penderita dandistribusinya (parasit dan penderita).
Surveilans adalah melakukan analisis dengan cermat, kritis dan obyektifterhadap penyakit malaria dan kondisi yang mempengaruhinya padasuatu populasi atau wilayah tertentu. “Analisis” menjadi bagian sangatpenting dari proses kegiatan surveilans malaria. Analisis mencakup aspekcukup luas dan komplek diantara ketersediaan data dan informasi yangtersedia tepat waktu, kemampuan individu atau suatu unit surveilansmalaria menguasai dan memanfaatkan metode analisis surveilansmalaria, penguasaan terhadap ilmu penyakit malaria dan faktor-faktoryang berpengaruh penyakit tersebut, penguasaan terhadap kondisi
82
masyarakat yang berhubungan dengan malaria, disamping faktorketerampilan dan pengalamannya.
Kompleksitas proses “analisis” tersebut dapat digambarkan dalam skemaberikut :
GambarAnalisis Malaria
Data yg akandianalisis
TampilanAnalisis
Interpretasi
Informasi
Keterampilan& pengalaman
Strategianalisis
Data terkaitlainnya
Hasilpenelitian
Penduduk &lingkungan
Surveilans malaria sebagaimana dimaksud tersebut diatas, bukan sajamemerlukan data yang dapat diperoleh dalam Sistem Informasi danSurveilans Malaria (SISMAL), tetapi juga sangat diperlukanpengembangan model-model analisis malaria, meningkatkan jangkauaninformasi untuk memperoleh berbagai referensi yang diperlukan, perlunyapelatihan, standarisasi pengalaman petugas (jam terbang) dan jejaringinformasi untuk melengkapi data dan informasi kondisi yang dapatmempengaruhi kejadian malaria.
B. Sumber Data Malaria
Pengumpulan dan Pengolah Data Malaria dalam Sistem Informasi danSurveilans Malaria (SISMAL)
Data yang dapat dianalisis dalam surveilans malaria, perlu dihimpun dandiolah sedemikian rupa, sehingga dapat tersedia pada petugas atau timanalisis surveilans tepat waktu di Puskesmas, Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, Pusat dan unit terkait lainnyadalam pengendalian malaria.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
83
Secara umum, sumber data surveilans malaria dapat digambarkan dalamskema dibawah ini :
GambarSumber Data Malaria
ProgramPengendalian
MalariaPelaksanaanSurveilans
KIA-Imunisasi
PengamatanVektor
ProgramPenyehatanLingkungan
PerekamanPengolahan
Data Dasar SISMAL
Analisis Malaria
SISMAL: Sistem Informasi dan Surveilans Malaria
Data Dasar SISMAL didistribusikan kepada berbagai unit terkait dalampengendalian malaria di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, DinasKesehatan Provinsi, dan lain sebagainya.Analisis malaria dapat menghasilkan informasi penting dalam rangkaperencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program serta dalamrangka monitoring evaluasi. Informasi ini juga sangat penting dalamrangka pelaksanaan kewaspadaan dini KLB malaria.
84
III. Tabel Analisis Indikator Bulanan dan Tahunan
A. Tabel Analisis Indikator Malaria Bulanan
a. Analisis Indikator Malaria Bulanan di Dinas Kesehatan Kab/Kota
Setiap Dinas Kesehatan Kab/Kota membuat tabel analisis malaria bulananberdasarkan situasi masing-masing wilayah Puskesmas dan Rumah Sakit.Analisis ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yang sesuai, sehinggadapat membantu interpretasi adanya masalah malaria dan mengukurkinerja pengendalian malaria di masing-masing Puskesmas dan DinasKesehatan Kab/Kota.Tabel analisis ini dikirim setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Provinsidan semua Puskesmas serta Rumah Sakit di wilayah kerja DinasKesehatan Kab/Kota
TabelAnalisis Bulanan Indikator Malaria Kabupaten/Kota
No
NamaPuskesmas
danRumahSakit
Kasus
suspek
dip
eriksa
RD
T+
mik
roskopis
Kasus
mala
ria
(+)
%kasus
mala
ria
(+)
per
jum
lah
ks
suspek
dip
eriksa
Kasus
mala
ria
dg
pfa
lsip
aru
m(+
)
%kasus
ma
lari
adg
Pfa
lsip
aru
mper
jmlk
sm
ala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
beru
mur
<5
th
%ks
mala
ria
(+)
<5
thp
er
tota
lkasus
mala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
ibu
ham
il
%ks
mala
ria
(+)
ibu
ham
ilper
tota
lks
mala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
pere
mp
uan
%ks
mala
ria
(+)
pere
mpu
an
per
tota
lks
ma
lari
a(+
)
Jum
lah
pend
erita
raw
at
ina
p
Jum
lah
pend
erita
raw
at
ina
pm
enin
gg
al
Jum
lah
kasus
ma
lari
a(+
)ra
wat
ian
p(R
I)
%jm
lks
ma
lari
a(+
)R
Iper
tota
lpend
erita
raw
at
inap
Jm
lks
ma
lari
a(+
)R
Im
enin
gga
l
%Jm
lks
ma
lari
a(+
)m
en
ingga
lper
tota
lR
Im
enin
gg
al
Tin
gg
inya
cura
hh
uja
n
Kep
adata
nvekto
rm
ala
ria
1 A2 B3 C.. …..
Total
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
85
b. Analisis Indikator Malaria Bulanan di Dinas Kesehatan Provinsi
Setiap Dinas Kesehatan Provinsi membuat tabel analisis malaria bulananberdasarkan situasi masing-masing wilayah Dinas Kesehatan Kab/Kota,Puskesmas dan Rumah Sakit. Analisis ini diikuti dengan tampilan grafikdan peta yang sesuai, sehingga dapat membantu interpretasi adanyamasalah malaria dan mengukur kinerja pengendalian malaria di masing-masing Dinas Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.Tabel analisis ini dikirim setiap bulan kepada Dirjen PP&PL KementerianKesehatan dan tembusan BTKLPP setempat dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi.
TabelAnalisis Bulanan Indikator Malaria Provinsi
No
NamaDinas
KesehatanKab/Kota,
Puskesmasdan
RumahSakit
Kasus
suspek
dip
eriksa
RD
T+
mik
roskopis
Kasus
mala
ria
(+)
%kasus
mala
ria
(+)
per
jum
lah
ks
suspek
dip
eriksa
Kasus
mala
ria
dg
pfa
lsip
aru
m(+
)
%kasus
ma
lari
adg
Pfa
lsip
aru
mper
jmlk
sm
ala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
beru
mur
<5
th
%ks
mala
ria
(+)
<5
thp
er
tota
lkasus
mala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
ibu
ham
il
%ks
mala
ria
(+)
ibu
ham
ilper
tota
lks
mala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
pere
mp
uan
%ks
mala
ria
(+)
pere
mpu
an
per
tota
lks
ma
lari
a(+
)
Jum
lah
pend
erita
raw
at
ina
p
Jum
lah
pend
erita
raw
at
ina
pm
enin
gg
al
Jum
lah
kasus
ma
lari
a(+
)ra
wat
ian
p(R
I)
%jm
lks
ma
lari
a(+
)R
Iper
tota
lpend
erita
raw
at
inap
Jm
lks
ma
lari
a(+
)R
Im
enin
gga
l
%Jm
lks
ma
lari
a(+
)m
en
ingga
lper
tota
lR
Im
enin
gg
al
Tin
gg
inya
cura
hh
uja
n
Kep
adata
nvekto
rm
ala
ria
1 Kab I1. Pkm A2. RS B
.. …..2 Kota II
1. RS UD2. Pkm X…..Total
c. Analisis Indikator Malaria Bulanan di Nasional
86
Pusat membuat tabel analisis malaria bulanan berdasarkan situasimasing-masing wilayah Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas KesehatanKab/Kota. Analisis ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yang sesuai,sehingga dapat membantu interpretasi adanya masalah malaria danmengukur kinerja pengendalian malaria di masing-masing DinasKesehatan Provinsi dan nasional.Tabel analisis ini dikirim setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Provinsidan BTKLPP.
TabelAnalisis Bulanan Indikator Malaria Nasional
No
NamaDinas
KesehatanProvinsi dan
DinasKesehatanKab/Kota
Kasus
suspek
dip
eriksa
RD
T+
mik
roskopis
Kasus
mala
ria
(+)
%kasus
mala
ria
(+)
per
jum
lah
ks
suspek
dip
eriksa
Kasus
mala
ria
dg
pfa
lsip
aru
m(+
)
%kasus
ma
lari
adg
Pfa
lsip
aru
mper
jmlk
sm
ala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
beru
mur
<5
th
%ks
mala
ria
(+)
<5
thp
er
tota
lkasus
mala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
ibu
ham
il
%ks
mala
ria
(+)
ibu
ham
ilper
tota
lks
mala
ria
(+)
Kasus
mala
ria
(+)
pere
mp
uan
%ks
mala
ria
(+)
pere
mpu
an
per
tota
lks
ma
lari
a(+
)
Jum
lah
pend
erita
raw
at
ina
p
Jum
lah
pend
erita
raw
at
ina
pm
enin
gg
al
Jum
lah
kasus
ma
lari
a(+
)ra
wat
ian
p(R
I)
%jm
lks
ma
lari
a(+
)R
Iper
tota
lpend
erita
raw
at
inap
Jm
lks
ma
lari
a(+
)R
Im
enin
gga
l
%Jm
lks
ma
lari
a(+
)m
en
ingga
lper
tota
lR
Im
enin
gg
al
Tin
gg
inya
cura
hh
uja
n
Kep
adata
nvekto
rm
ala
ria
Jum
lah
lapora
nP
uskesm
as
dan
RS
yan
gd
iteri
ma
1 Provinsi I1. Kab A2. Kota B
.. …..2 Provinsi II
1. Kab X2. Kab Y…..
Total
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
87
B. Tabel Analisis Indikator Malaria Tahunana. Analisis Indikator Malaria Tahunan Dinas Kesehatan Kab/Kota
Setiap Dinas Kesehatan Kab/Kota membuat tabel analisis malariatahunan berdasarkan situasi masing-masing wilayah Puskesmas. Analisisini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yang sesuai, sehingga dapatmembantu interpretasi adanya masalah malaria dan mengukur kinerjapengendalian malaria di masing-masing Puskesmas dan Dinas KesehatanKab/Kota.
TabelAnalisis Indikator Malaria Kabupaten/Kota
NoNama
Puskesmas
Jm
lPdd
Jm
lPdd
Reseptif
Jm
lU
jiR
DT
+M
ikro
skop
is
Jm
lKasus
Ma
lari
a(+
)
Jm
lKs
dg
P.F
als
iparu
m(+
)
Jm
lKs
Ibu.H
am
il
Jm
lKs
<5
th
%K
sM
ala
ria
(+)
per
Tota
lU
jiR
DT
+m
ikro
skop
is
%K
sdg
Pfa
lsip
aru
mp
er
Jm
lK
sM
al(
+)
%K
sIb
uH
am
ilp
er
jml
ks
malr
ia(+
)
AP
Iper
tota
lpe
nd
uduk
AP
Iper
pdd
daera
hre
sep
tif
Jm
lKs
mal(+
)ra
watin
ap
Jm
lks
ma
l(+
)ra
watin
ap
menin
gg
al
Jm
lKs
mal(+
)ra
watin
ap
per
10.0
00
pdd
Jm
lks
ma
l(+
)ra
watin
ap
menin
gg
alper
100.0
00
pdd
Jum
lah
lapora
nb
ula
na
nd
iterim
a
Jum
lah
lapora
nb
ula
na
nd
iterim
ate
patw
aktu
1 A2 B3 C.. …..
Total
b. Analisis Indikator Malaria Tahunan di Dinas Kesehatan Provinsi
Setiap Dinas Kesehatan Provinsi membuat tabel analisis malaria tahunanberdasarkan situasi masing-masing wilayah Kabupaten/Kota danPuskesmas. Analisis ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yangsesuai, sehingga dapat membantu interpretasi adanya masalah malariadan mengukur kinerja pengendalian malaria di masing-masing DinasKesehatan Kab/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi.
88
TabelAnalisis Indikator Malaria Provinsi
No
NamaKab/Kota
danPuskesmas
Jm
lPdd
Jm
lPdd
Reseptif
Jm
lU
jiR
DT
+M
ikro
skop
is
Jm
lKasus
Ma
lari
a(+
)
Jm
lKs
dg
P.F
als
iparu
m(+
)
Jm
lKs
Ibu.H
am
il
Jm
lKs
<5
th
%K
sM
ala
ria
(+)
per
Tota
lU
jiR
DT
+m
ikro
skop
is
%K
sdg
Pfa
lsip
aru
mp
er
Jm
lK
sM
al(
+)
%K
sIb
uH
am
ilp
er
jml
ks
malr
ia(+
)
AP
Iper
tota
lpe
nd
uduk
AP
Iper
pdd
daera
hre
sep
tif
Jm
lKs
mal(+
)ra
watin
ap
Jm
lks
ma
l(+
)ra
watin
ap
menin
gg
al
Jm
lKs
mal(+
)ra
watin
ap
per
10.0
00
pdd
Jm
lks
ma
l(+
)ra
watin
ap
menin
gg
alper
100.0
00
pdd
Jm
llapora
nb
ula
na
nd
iteri
ma
Jm
llapora
nb
ula
na
nte
pat
waktu
I Kab. I1. Pkm A2. Pkm B
.. …..II Kab II
1. Pkm X2. Pkm Y…..
TOTAL
c. Analisis Indikator Malaria Tahunan Nasional dan Regional
Pusat (Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan) membuat tabel analisismalaria tahunan berdasarkan situasi masing-masing wilayah Provinsi danKabupaten/Kota. Analisis ini diikuti dengan tampilan grafik dan peta yangsesuai, sehingga dapat membantu interpretasi adanya masalah malariadan mengukur kinerja pengendalian malaria di masing-masing DinasKesehatan Provinsi dan Nasional. Hal yang sama dilaksanakan olehBBTKLPP dalam wilayah regionalnya masing-masing.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
89
TabelAnalisis Indikator Malaria Nasional
No
NamaProvinsi
danKab/Kota
Jm
lPend
uduk
Jm
lPend
uduk
Daera
hR
eseptif
Jm
lU
jiR
DT
+M
ikro
skop
is
Jm
lKasus
Ma
lari
a(+
)
Jm
lKs
dg
P.F
als
iparu
m(+
)
Jm
lKs
Ibu.H
am
il
Jm
lKs
<5
th
%K
sM
ala
ria
(+)
per
Tota
lU
jiR
DT
+m
ikro
skop
is
%K
sdg
Pfa
lsip
aru
mp
er
Jm
lK
sM
al(
+)
%K
sIb
uH
am
ilp
er
jml
ks
malr
ia(+
)
AP
Iper
tota
lpe
nd
uduk
AP
Iper
pdd
daera
hre
sep
tif
Jm
lKs
mal(+
)ra
watin
ap
Jm
lks
ma
l(+
)ra
watin
ap
menin
gg
al
Jm
lKs
mal(+
)ra
watin
ap
per
10.0
00
pdd
Jm
lks
ma
l(+
)ra
watin
ap
menin
gg
alper
100.0
00
pdd
Jm
llapora
nb
ula
na
nd
iteri
ma
Jm
llapora
nb
ula
na
nd
iteri
ma
tepat
waktu
Jm
lla
pora
nbula
nan
Puskesm
as
yang
diteri
ma
Jm
lPuskesm
as
deng
an
l12
ap
ora
nbula
na
n
I Provinsi I1. Kab A2. Kab B
.. …..II Provinsi II
1. Kota X2. Kab Y…..
TOTAL
90
Lampiran 2 : Pengamatan dan Survei Vektor Malaria
A. Pengamatan Vektor
1. Pengertian dan Tujuan
Walaupun secara umum, malaria ditularkan oleh nyamuk, terutamanyamuk anopheles, tetapi jenis nyamuk penular malaria tersebut adalahspesifik pada masing-masing daerah, kepadatan bervariasi, dan sangatbesar pengaruh kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.Mencermati keberadaan nyamuk tersebut, sangat diperlukanpengamatan vektor sebagai bagian dari penyelenggaraan surveilansmalaria
TujuanMemantau secara terus menerus dan sistematis terhadap kepadatannyamuk menurut wilayah dan perkembangannya dari waktu ke waktudan hubungannya dengan perkembangan kejadian malaria
2. PelaksanaPuskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi,BTKLPP dan Pusat
3. Sumber Data, Variabel, Perekaman dan Pengolahan Data
a. Sumber DataPengukuran kepadatan vektor pada titik/lokasi pengamatan vektorrata-rata perhari dan perbulan. Pemilihan lokasi pengamatan vektoradalah sebagai berikut :
(1) Pada daerah pada tahap pemberantasan, lokasi pengamatanditentukan berdasarkan riwayat terjadinya KLB malaria atautingginya kejadian malaria (fokus malaria aktif)
(2) Pada daerah pada tahap pre eliminasi, eliminasi danpemeilharaan, lokasi pengamatan vektor juga berdasarkanriwayat terjadinya KLB malaria, tingginya kejadian malaria, tetapijuga diprioritaskan pada wilayah (dusun/desa) reseptif malariaatau wilayah vulnerabel
(3) Lokasi pengamatan vektor dapat merupakan sentinelpengamatan vektor pada wilayah lebih luas, terutama untuk
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
91
memantau perkembangan vektor musiman dan hubungannyadengan penentuan kegiatan penemuan dan pengobatan kasusmalaria melalui Penemuan Penderita Demam Massal atauPemeriksaan Darah Massal
Hasil Pengamatan Vektor (Lihat Pedoman Pemberantasan Vektor,Dit. P2B2, Ditjen PP&PL, Departemen Kesehatan, 2006)
b. VariabelVariabel perekaman data pengamatan vektor adalah rata-ratakepadatan vektor (nyamuk dan jentik) per bulan pada wilayahdusun/desa (kelurahan) atau atas dasar lokasi pengamatan vektoryang telah ditentukan
c. Perekaman dan Pengolahan DataData hasil pengukuran kepadatan vektor pada masing-masing lokasidirekam dalam formulir Pengamatan Kepadatan Vektor Harian (tabel2.1)Rata-rata hasil pengukuran kepadatan vektor masing-masing lokasidikompilasi kedalam formulir Kepadatan Vektor Bulanan (tabel 2.2)
92
Tabel 2.1Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor Harian
Provinsi : ………………..Kab/Kota : ………………...Kecamatan/Puskesmas : ………………../………………..Puskesmas : ………………../………………..Tahun/Bulan : ……../…….
TanggalKepadatan Vektor Per Lokasi Pengamatan
Lokasi 1 Lokasi-2 Lokasi-3 Lokasi-4Rata-Rata
1234..31
Rata-rataper bulan
Tabel 2.2Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor Bulanan
Provinsi : ………………..Kab/Kota : ………………...Kecamatan/Puskesmas : ………………../………………..Puskesmas : ………………../………………..Tahun : …….
TanggalKepadatan Vektor Per Lokasi Pengamatan
Lokasi-1 Lokasi-2 Lokasi-3 Lokasi-4 Rata-Rata
JanuariFebruari
MaretAprilMeiJuni
..Desember
Rata-rata per haridalam sebulan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
93
4. Tampilan AnalisisBentuk tampilan analisis sebagai berikut :a. Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan lokasi
pengamatan vektorb. Perkembangan kepadatan vektor menurut bulan dan wilayah
Puskesmasd. Perkembangan kepadatan vektor, perkembangan kasus malaria
bulanan dan curah hujan bulananc. Peta kepadatan vektor menurut wilayah pengamatan vektor dan
penetapan wilayah reseptif malaria
5. Langkah-langkaha. Menentukan lokasi pengukuran vektor sesuai dengan kebutuhan dan
kriteriab. Pengukuran kepadatan vektor dilakukan pada malam hari, diamati
jenis vektor dewasa dan kepadatannya, sekaligus denganpengukuran kelembapan, curah hujan dan kondisi lingkungan yangberpengaruh terhadap perkembangan vektor (lihat PedomanPemberantasan Vektor)
b. Setiap hari pengukuran, dihitung kepadatan rata-rata dari semualokasi pengamatan vektor.
c. Setiap akhir bulan pengukuran, dihitung kepadatan rata-rata per hariper lokasi pengamatan dalam sebulan, juga rata-rata perhari semualokasi pengamatan dalam waktu sebulan
c. Pindahkan data pengukuran pengamatan vektor rata-rata perharisemua lokasi dalam setahun kedalam tabel Pengamatan KepadatanVektor Bulanan (Tabel 2.2)
d. Buat grafik fluktuasi kepadatan vektore. Hasil pengamatan vektor digunakan untuk menentukan dusun, desa
dan Puskesmas reseptif malaria
Contoh Analisis :
a. Grafik Fluktuasi Kepadatan Vektor perhari
Kepadatan nyamuk Anopheles diperoleh dengan pengamatan padabeberapa titik pengamatan di wilayah reseptif dengan umpan manusia,kemudian diambil rata dalam sehari (semalam) dan kemudian dirata-ratakan perhari dalam sebulan pengamatan.
94
b. Wilayah reseptif adalah wilayah yang memiliki vektor malaria dengankepadatan tinggi dan terdapat faktor lingkungan serta iklim yangmenunjang terjadinya penularan malaria.Data wilayah reseptif, sebaiknya setingkat desa, walaupun sebenarnyahanya sebagian dari desa. Desa ditetapkan sebagai wilayah reseptif,karena di desa tersebut yang pernah berjangkit penularan malaria,
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
95
yang kemudian diteliti dengan cermat pada kondisi lingkungan danperkembangan vector nyamuk malaria yang berpotensi terjadinyapenularan malaria
Contoh Daftar Wilayah Desa Reseptif malaria di Puskesmas Jaya
TabelWilayah Reseptif Malaria, Puskesmas Jaya, 2010-2011
No Desa
2011 2012
JmlPdd
JmlDusun
JmlDusun
Reseptif
Jml PddReseptif
JmlPdd
JmlDusun
JmlDusun
Reseptif
Jml PddReseptif
Total 36700 47 13 6100 36700 47 10 5600
1 AMAN 2000 4 4 2000 2000 4 4 20002 BIDAI 6000 4 3 3000 6000 4 3 30003 CHARL 500 3 2 400 500 3 2 4004 DENAH 700 4 2 200 700 4 1 1005 ELOK 2000 4 2 500 2000 4 0 06 ERNAN 4500 6 0 0 4500 6 0 07 GALUH 7000 8 0 0 7000 8 0 08 HANNA 9000 7 0 0 9000 7 0 09 INTAN 5000 7 0 0 5000 7 0 0
96
Peta Wilayah Reseptif Malaria
GambarPeta Desa Reseptif dan Insidens Malaria
Puskesmas Jaya, 2012
<1
1-4>4
Incidance rateper 1000 pop
NonReseptif
Reseptif
Desa Reseptif
GambarWilayah Reseptif Menurut Puskesmas
Kabupaten Jaya, 2012
NonReseptif
Reseptif
Puskesmas reseptif adalah Puskesmas yang terdapat wilayah reseptif,baik desa reseptif maupun dusun reseptif
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
97
B. Survei Vektor
Merupakan kajian dan penelitian vektor penular malaria pada suatuwilayah tertentu yang diduga telah terjadi penularan malaria. Survei vektordapat dilaksanakan survei vektor spot dan survei vektor berkala.
1. Tujuan SurveiSurvei Vektor diharapkan dapat mengidentifikasi bionomik vektor(nyamuk anopheles) yang terdiri atas :
(1) Tempat berkembang biak nyamuk(2) Jenis nyamuk(3) Siklus hidup nyamuk(4) Kepadatan nyamuk malam hari di dalam dan di luar rumah
serta tempat-tempat berisiko penularan (lihat hasil surveiperilaku penduduk)
(5) Kebiasaan nyamuk istirahat di dalam dan di luar rumah(6) Kebiasaan nyamuk menggigit di dalam dan di luar rumah(7) Kebiasaan menggigit manusia (antopofilik) dan hewan
(zoofilik)
2. Sasaran SurveiDaerah pada tahap pemberantasan melaksanakan survei vektor sesuaikebutuhan berdasarkan analisis situasi malaria dan pengamatan vektor,terutama pada daerah yang terjadi peningkatan luar biasa, daerah-daerah yang sering terjadi KLB, daerah dengan angka kejadian malariacukup tinggi dan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari waktu kewaktu.
Daerah pada tahap eliminasi melaksanakan survei vektor, sesuaikebutuhan berdasarkan analisis situasi malaria dan pengamatan vektor,terutama di wilayah reseptif malaria, atau fokus malaria aktif
Waktu survei sebelum puncak jumlah kasus malaria (pemantauanmingguan/bulanan wabah malaria) atau puncak kepadatan vektor(pengamatan vektor).
3. Metode dan Desain AnalisisMetode dan desain analisis Survei Vektor lihat pada pedoman terkait.Petugas surveilans malaria, perlu memahami siklus hidup nyamuk, danmetode serta desain analisis survei vektor ini agar hasil survei vektordapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis situasi malaria sehari-hari(surveilans rutin) maupun surveilans khusus
98
Referensi
Siklus Hidup NyamukNyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, mengalami 4 stadiadengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidupdialam bebas :
1. Nyamuk dewasa :Proporsi keberadaan nyamuk jantan dan betina dewasa adalah sama,nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusulnyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekatsarang, sampai nyakum betina keluar dari kepompong. Setelah jenisbetina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betinasebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekalikawin.Perkembangan telur menjadi nyamuk dewasa tergantung kepadabeberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban serta speciesdari nyamuk.
2. Telur nyamuk.Stadium telur ini memakan waktu 1 – 2 hari.Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempatkering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur iniberbeda – beda tergantung dari jenisnya.
- Nyamuk anopeles meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatuatau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyaialat pengapung.
- Nyamuk culex akan meletakkan telur diatas permukaan air secarabergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untukmengapung.
- Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada benda-bendayang terapung dipermukaan air atau pada dinding penampungan airsedikit diatas permukaan air.
- Sedangkan nyamuk mansonia meletakkkan telurnya menempel padatumbuhan – tumbuhan air, secara bergerombol berbentuk karanganbungan.
3. Jentik nyamukStadium jentik memerlukan waktu 1 minggu. Pertumbuhan jentikdipengaruhi faktor temperatur, nutrien, ada tidaknya binatang predator.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
99
4. KepompongStadium kepompong lebih kurang 1 – 2 hari. Merupakan stadiumterakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pada stadum initerbentuk sayap hingga dapat terbang,.
Tempat Berkembang Biak (Breeding Places)Dalam siklus hidup nyamuk memerlukan tiga tempat hidup, yaitu tempatberkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkanumpan/darah (feeding places) dan tempat untuk beristirahat (reestingpalces).
Nyamuk mempunyai tipe breeding places yang berlainan, culex dapatberkembang di sembarangan tempat air, Aedes hanya dapat berkembangbiak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah langsung,mansonia senang berkembang biak di kolam – kolam, rawa – rawa, danauyang banyak tanaman airnya dan Anopeheles memiliki bermacambreeding places, sesuai dengan jenis anophelesnya sebagai berikut :
1. Air payau adalah tempat berkembang biak yang disukai Anophelessundaicus, Anopheles subpictus dan Anopheles vagus
2. Tempat yang langsung mendapat sinar matahari disukai Anophelessundaicus dan Anopheles maculatus
3. Tempat yang terlindung dari sinar matahari disenangi Anophelesvagus, Anopheles umbrosus untuk berkembang biak.
4. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk Anophelesvagus, indefinitus, letifer untuk tempat berkembang biak.
5. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangatdisenangi Anopheles aconitus, vagus, barbirostris, dan anullarisuntuk berkembang biak.
Kebiasaan menggigitWaktu aktif mencari darah dari masing – masing nyamuk berbeda – beda,anopheles dan colex merupakan nyamuk yang aktif pada malam hari,adalah sedangkan Aedes merupakan nyamuk yang aktif pada siang hari,dan pada umumnya nyamuk yang menghisap darah adalah nyamukbetina.
100
Tempat beristirahat (resting places)Setelah nyamuk betina menggigit orang/hewan, nyamuk tersebut akanberistirahat selama 2 – 3 hari. Tempat beristirahat bisa bagian dalamrumah atau diluar rumah, seperti gua, lubang lembab, tempat yangberwarna gelap dan lain – lain
Bionomik Nyamuk (kebiasaan hidup)Pemahaman bionomik ini merupakan informasi penting dalam upayapengendalian vektor, misalnya dalam pemberantasan nyamuk denganinsektisida. Nyamuk mempunyai bermacam-macam kebiasaan yang perludiketahui untuk pengendalian malaria, misalnya :
a. Kebiasaan yang berhubungan dengan perkawinan/mencari makan,dan lamanya hidup.
b. Kebiasaan kegiatan diwaktu malam, dan perputaran menggigitnya.c. Kebiasaan berlindung diluar rumah dan di dalam rumah.d. Kebiasaan memilih mangsa.e. Kebiasaan yang berhubungan dengan iklim, suhu, kelembaban dll.f. Kebiasaan di dalam rumah atau di luar rumah.
Metode Pengendalian VektorPengendalian vektor sampai tuntas (pembasmian) adalah sangat sulitdilakukan, yang dapat dilakukan adalah usaha mengurangi danmenurunkan populasi vektor sampai tingkat yang tidak membahayakankehidupan manusia.Prinsip dasar dalam pengendalian vektor :
1. Pengendalian vektor dilakukan dengan berbagai macam cara agarvektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak membahayakankehidupan manusia
2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.
Cara-cara pengendalian vektor malaria, antara lain :
1. manipulasi lingkungan terhadap jentik dan nyamuk. Baik carasederhana dengan pengaturan tanam, menjaga irigasi, pengeringansawah, atau yang canggih dengan pengaturan irigasi, pembangunandan sebagainya
2. penyemprotan insektisida pada nyamuk dan larvasida terhadap jentik(IRS-indoor residual spraying)
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
101
3. umpan binatang ternak, sehingga nyamuk menggigit hewan dan tidakpada manusia
4. rumah terproteksi dari masuknya nyamuk anopheles
5. menghindar dari tempat dengan kepadatan nyamuk tinggi atau denganobat pelindung diri
Untuk mengetahui strategi pengendalian vektor yang tepat, perludilakukan pengamatan dan survei vektor
102
Lampiran 3 : Penyelidikan, Penanggulangan KLBMalaria dan Surveilans
I. Pendahuluan
Pada saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria, maka segeradilakukan upaya penanggulangan KLB yang secara umum terdiri dari :
1. Penyelidikan epidemiologi2.Upaya penemuan dan pengobatan penderita3.Upaya pengendalian agar KLB tidak berkembang luas
(pencegahan)4.Surveilans
Keempat kegiatan tersebut dilaksanakan serentak dan salingmendukung satu dengan yang lainnya. Biasanya penyelidikanepidemiologi dilaksanakan sesegera mungkin, dan informasi awal hasilpenyelidikan disampaikan pada tim penanggulangan. Misalnyakepastian tentang diagnosis etiologi KLB, ditetapkannnya luas darahberjangkit dan kelompok populasi yang mendapat serangan palingparah.Adanya informasi awal, segera diikuti dengan menyelenggarakansurveilans epidemiologi, terutama data penderita berobat dan mendapatperawatan intensif
Hubungan keempat kegiatan tersebut, secara skematis dapatdigambarkan sebagai berikut :
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
103
GambarPenanggulangan KLB Malaria
PenyelidikanEpidemiologi
Pengobatan danPerawatan
Pengendalian danPencegahan
SurveilansEpidemiologi
Surveilans epidemiologi yang baik, akan membantu upayapenanggulangan dan penyelidikan epidemiologi lebih focus, efektif danefisien. Kegiatan penyelidikan epidemiologi dan surveilans epidemiologisaling memberi informasi, dan pada upaya penanggulangan KLB malariadilaksanakan dalam satu paket kegiatan
II. Pengertian KLB Malaria
Kasus Malaria Suspek pada KLB adalah : Seseorang bertempattinggal di daerah KLB (ditetapkan) dan dalam periode KLB (ditetapkan)yang menunjukkan gejala demam (37,5-400C) atau riwayat demamdalam 48 jam terakhir, disertai menggigil dan berkeringat. Gejala lainyang bisa muncul adalah sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot,pegel-pegel 6 .
Kasus malaria positif (simtomatis) pada KLB malaria adalah kasussuspek malaria yang pada pengujian sediaan darah (mikroskopis) ataupengujian cepat RDT, ditemukan adanya parasit malaria atau jejakparasit malaria (Plasmodium falsiparum)
Kasus malaria indigenous pada KLB malaria adalah kasus malariapositif yang penularannya terjadi di wilayah setempat dan tidak adabukti langsung berhubungan dengan kasus impor. Secara teknis,kasus malaria indigenous pada KLB malaria adalah kasus malariapositif (simtomatis) yang tidak memiliki riwayat bepergian ke daerahendemis malaria dalam empat minggu terakhir sebelum sakit (demam)
6Depkes RI. Pedoman SKD-KLB Malaria, tahun 2007
104
Kriteria teknis KLB malaria dibedakan antara daerah tahappemberantasan, pre eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan
1. Kriteria KLB Malaria Pada Daerah Tahap Pemberantasan DanPreeliminasi
Pada Desa atau Kelurahana. Terjadi peningkatan jumlah penderita dalam sebulan sebanyak 2
kali atau lebih dibandingkan dengan salah satu keadaan dibawahini: Jumlah penderita dalam sebulan pada bulan sebelumnya Jumlah penderita dalam sebulan, pada bulan yang sama
tahun sebelumnya Jumlah maksimum penderita pada pola maksimum dan
minimum danslide positivity rate pada Kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) lebih dari 20%; danparasit Plasmodium falsiparum dominan
atau
b. terjadi peningkatan jumlah penderita malaria meninggal dalamperiode tertentu lebih dari 50 % dibanding keadaan sebelumnyadalam periode yang sama;dan
slide positivity rate pada Kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) lebih dari 20% ;
danparasit Plasmodium falsiparum dominan
Secara skematis penentuan adanya KLB malaria dapat dilihat padagambar Alur Penetapan KLB Malaria Pada Daerah TahapPemberantasan, dibawah ini :
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
105
GambarAlur Penetapan KLB Malaria
Pada Daerah Tahap pemberantasan, Pre Eliminasi dan Eliminasi
MFS : PR>20%Pf dominan
Jumlah kasus >2 kali dibanding bulan sebelumnya/bulan sama tahun sebelumnya/maksimum kurvapada periode waktu yang sama/
Peningkatan Kasus Malaria Positif
Perkembanganmingguan/bulanan malaria
Laporanmasyarakat
Laporandokter/petugas
Kematian > 50%dibanding bulan
sebelumnya
Kewaspadaan tinggi
KLBMalaria
Tidak Ya
Tidak Ya
Ya Tidak
atau
*) pada daerah tahap eliminasi : peningkatan kasus malaria poitif indigenous
2. Kriteria KLB Malaria Pada Daerah Tahap Eliminasi
Pada Desa atau Kelurahan :a. Terjadi peningkatan jumlah penderita malaria indigenous di suatu
wilayah tertentu dalam sebulan sebanyak 2 kali atau lebihdibandingkan dengan salah satu keadaan dibawah ini:
Jumlah penderita malaria indigenous di wilayah yang samadalam sebulan pada bulan sebelumnya
Jumlah penderita malaria indigenous di wilayah yang samadalam sebulan, pada bulan yang sama tahun sebelumnya
Jumlah maksimum penderita malaria indigenous di wilayahyang sama pada pola maksimum dan minimum
dan slide positivity rate pada kegiatan Penemuan PenderitaDemam Massal (MFS) lebih dari 20%; dan parasit Plasmodiumfalsiparum dominan
atau
b. terjadi peningkatan jumlah penderita malaria (indigenous dan atauimpor) meninggal dalam periode tertentu lebih dari 50 %dibanding keadaan sebelumnya dalam periode yang sama;dan
slide positivity rate pada kegiatan Penemuan Penderita DemamMassal (MFS) lebih dari 20% ; dan parasit Plasmodiumfalsiparum dominan
106
Secara skematis penentuan adanya KLB malaria tahap Eliminasidapat dilihat pada gambar Alur Penetapan KLB Malaria Pada DaerahTahap Pemberantasan, Pre-eliminasi, dan Eliminasi
3. Pada Daerah Pengendalian Malaria Tahap Pemeliharaan
Terjadi KLB malaria jika : ditemukan satu atau lebih penderita malariaindigenous (termasuk penderita malaria introduce)
III. Tujuan Penyelidikan Epidemiologi Dan Surveilans
1. Memastikan adanya KLB malaria2. Menetapkan etiologi KLB malaria (jenis parasit)3. Penemuan penderita4. Mengetahui gambaran epidemiologi KLB berdasarkan karakteristik
waktu (kurva), tempat (dusun/desa) dan orang (umur, jenis kelamin)dan faktor risikonya
5. Mengidentifikasi kelompok rentan KLB malaria6. Mengetahui pola musiman dan bionomik vektor7. Mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap
malaria8. Mengetahui musim dan curah hujan dan pengaruhnya terhadap
perkembangan malaria9. Identifikasi penduduk migrasi dan hubungannya dengan
perkembangan malaria10.Mengetahui sumber-sumber dan cara penularan malaria
(identifikasi penularan setempat)11.Rekomendasi upaya penanggulangan yang lebih baik
IV. Metode
A. Sumber Informasi Adanya KLB Malaria1. Sistem deteksi dini KLB malaria di Puskesmas, rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan (SKD-KLB malaria) melaluikegiatan pemantauan adanya KLB di masyarakat, PemantauanWilayah Setempat Kasus Malaria dan penyelidikan dugaanadanya KLB malaria
2. Laporan masyarakat
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
107
B. Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan KLB Malaria
1. Puskesmas segera membuat laporan adanya KLB malariakepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (laporan KLB 24jam/W1)
2. Melaksanakan penyelidikan epidemiologi segera setelahLaporan KLB 24 Jam/W1 dikirim ke Dinas KesehatanKabupaten/Kota.Survei pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dapatdilaksanakan bersama dengan kegiatan penyelidikanepidemiologi
3. Mendirikan pos-pos pelayanan kesehatan dekat denganpemukiman penduduk (metode Penemuan Penderita DemamMassal/MFS), terutama pada lokasi yang diduga terjadipenularan yang tinggi
a. Tujuan(1) memastikan adanya KLB malaria(2) mencari, menemukan dan mengobati penderita malaria,
sehingga dapat menurunkan risiko penularan setempat(menghilangkan sumber-sumber penularan)
b. Pelaksanaan(1) Penderita berobat ke pos-pos kesehatan direkam dalam
Register Berobat Pos Kesehatan. Penderita demam(kasus malaria suspek) diberi tanda sebagai kasusmalaria suspek
(2) Setiap penderita demam (kasus malaria suspek)diwawancarai dengan menggunakan formulir wawancaraForm Penyelidikan Epidemiologi KLB Malaria (lampiranlpklb-01)
(3) Setiap penderita demam (kasus malaria suspek) diambilspesimen darah dan diuji secara mikroskopis atau RDTyang sesuai
(4) Setiap kasus malaria positif mendapat pengobatanstandar
(5) Penderita demam yang tidak datang ke pelayanankesehatan didatangi ke rumah penderita.
(6) Setiap kasus malaria positif diikuti dengan pemeriksaankontak dengan menguji sediaan darah penghuni rumah(3-5 rumah) yang berdekatan dengan rumah kasusmalaria positif. Kasus malaria positif (simtomatis danasimtomatis) harus mendapat pengobatan standar.
108
(7) Rangkaian kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal(MFS) diselesaikan dalam waktu secepatnya tidak lebihdari 7 hari sejak kegiatan ini dilaksanakan, termasukpemberian obat kepada penderita malaria positif untukmenghilangkan parasit malaria dari penderita. Cara inidiharapkan dapat menurunkan risiko penularan danmencegah terjadinya reinfeksi.
(8) Melakukan analisis untuk memastikan adanya KLBMalaria dan atau evaluasi dampak terhadapperkembangan dan perluasan KLB malaria (lihat analisispada kegiatan Penemuan Penderita Demam Massal/MFS)
(9) Jika diperlukan, mengintensifkan kegiatan PenemuanPenderita Demam Massal (MFS) di seluruh wilayah KLBmalaria, sehingga seluruh penderita malaria dapat ditemukandan diobati dalam waktu kurang dari 7 hari sejak mulaimelaksanakan Penemuan Penderita Demam Massal, sehinggadampak pengobatan dapat menurunkan risiko penularanmalaria dan mencegah reinfeksi di seluruh wilayah KLB
7. Melaksanakan upaya penanggulangan KLB malaria denganmenerapkan Pemeriksaan Darah Massal (MBS), sesuai hasilanalisis dan keputusan tim penanggulangan KLB, terutamapada wilayah-wilayah KLB dengan attack rate dan atau casefatality rate yang tinggi
8. Melaksanakan upaya penanggulangan KLB malaria denganmendistribusikan kelambu berinsektisida, sesuai analisis dankeputusan tim penanggulangan KLB
9. Melaksanakan upaya penanggulangan KLB Malaria denganmelaksanakan Penyemprotan Insektisida (IRS), sesuai analisisdan keputusan tim penanggulangan KLB
10.Sesuai dengan kebutuhan penyelidikan dapat dilakukanberbagai penyelidikan lebih luas :a. Melakukan kajian pengaruh jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan terhadap KLB malaria
b. Melaksanakan survei pengaruh pengetahuan, sikap danperilaku masyarakat terhadap malaria dan KLB malaria
c. Melaksanakan kajian pengaruh kondisi lingkunganpemukiman, curah hujan dan migrasi penduduk terhadapKLB malaria, terutama untuk mengetahui adanya lingkungansebagai sumber-sumber penularan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
109
d. Melakukan survei dinamika penularan
e. Melaksanakan pengamatan dan survei vektorData vektor yang dikumpulkan adalah meliputi spesies vektor,bionomik dan tempat perkembangbiakan. Data tersebutdikumpulkan dari hasil kegiatan survey vektor pada saatkonfirmasi KLB dan akhir KLB. (Lihat pada Pengamatan danSurvei Vektor)
f. Melaksanakan verbal otopsi
11. Melaksanakan surveilans
Secara umum, surveilans selama periode KLB malaria adalahmemanfaatkan data yang diperoleh saat melaksanakankegiatan penanggulangan KLB malaria, antara lain, kegiatanPenemuan Penderita Malaria Secara Aktif di Pos-posKesehatan dan atau Fasilitas Kesehatan Lain; PemeriksaanDarah Massal (MBS), kegiatan penyemprotan rumah (IRS),penyelidikan epidemiologi, pengamatan vektor dan sebagainya
GambarSurveilans Pada Saat KLB Malaria Di Daerah Tahap Pemberantasan
Penanggulangan KLB
Pengamatan danobservasi lapangan
petugas
KLB MalariaPelaksanaan Surveilans
Data PenemuanKasus Secara Aktif
(Pos Kesehatan)
Survei kontak
Pengamatan dansurvey Vektor
Penyelidikanepidemiologi
Intervensi MBS
Intervensi Kelambu
Intervensi IRS
Analisis
Sumber Data Epid.Laporan Png.KLB
IntervensiLingkungan
C. Analisis Hasil Penemuan Penderita Demam MassalPada penemuan kasus malaria secara pasif di Puskesmas, RumahSakit dan Fasilitas lainnya mempunyai register pasien rawat jalan/inapharian standar. Demikian juga, pada pelayanan kesehatan di pos-pos
110
pelayanan kesehatan dalam rangka Penemuan Penderita DemamMassal, menggunakan register pasien rawat jalan/inap harian standarSetiap penderita demam pada register pasien rawat jalan/inap harianyang diyakini sebagai kasus malaria suspek, diwawancara lebih jauhdengan menggunakan formulir wawancara Kasus Malaria Suspek PadaKLB malaria (lihat pada Lampiran 3.1)Data terekam dalam register rawat jalan/inap harian,dipindahkan/direkam ulang dalam Daftar Penderita Demam MassalPada KLB Malaria sebagai master data penyelidikan KLB malaria ini.Data dalam Daftar Penderita Demam Massal diolah sedemikian rupasesuai dengan kebutuhan analisis yang dibahas pada pokok bahasananalisis dibawah ini :
1. Penetapan Etiologi KLB Malaria
Etiologi KLB malaria dapat ditegakkan jika distribusi gejala kasus-kasus yang dicurigai menunjukkan gejala demam adalah dominan,dan gejala lain yang menonjol adalah menggigil, dan berkeringat,tetapi beberapa daerah bisa mempunyai gejala dan tanda lebihspesifik .
Sumber data analisis etiologi KLB malaria dapat berdasarkan dataPenemuan Kasus Malaria Secara Pasif di Fasilitas PelayananKesehatan, atau Penemuan Penderita Demam Massal.
Setiap penderita yang dicurigai dilakukan uji diagnostic denganpemeriksaan mikroskopis sediaan darah, RDT atau pengujian lainyang sesuai
Gejala klinis penderita malaria bisa rancu dengan gejala klinis DBD,oleh karena itu, distribusi gejala dan hasil pengujian laboratoriummenjadi sangat penting untuk menentukan etiologi KLB malaria.
Gejala dan tanda penyakit lain yang dicurigai atau mirip dengangambaran klinis malaria juga perlu ditanyakan pada saatmewawacarai penderita yang dicurigai, sehingga pada waktu analisisdistribusi gejala dapat dimanfaatkan untuk menyingkirkankemungkinan penyakit lain sebagai etiologi KLB ini. Misalnya, jikajuga curiga dengan DBD, maka wajib ditanyakan bercak kemerahan,tanda-tanda perdarahan, dan perlunya pemeriksaan trombosit danhematokrit.
Gejala dan tanda klinis tersebut ditanyakan pada setiap penderitayang dicurigai (suspek malaria). Gejala dan tanda klinis ini sebaiknyaditanyakan pada semua penderita, tetapi apabila jumlah kasus
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
111
malaria pada KLB ini cukup besar, gejala dan tanda klinis ini bisaditanyakan pada sebagian penderita sampai jumlah cukup memadaiuntuk analisis etiologi KLB malaria (minimal 25 suspek malaria),tetapi gejala dan tanda klinis yang merupakan kriteria kasus malaria,wajin ditanyakan pada semua penderita, misalnya gejala demamdalam 48 jam terakhir, menggigil, sakit kepala dan ikterik
Gambaran distribusi gejala malaria pada KLB malaria dapatdimanfaatkan untuk menentukan etiologi KLB malaria. Contoh dapatdilihat pada tabel dibawah ini :
Distribusi Gejala Pada KLB Malaria
No GejalaJumlah Kasus
Dicurigai%
1 Demam (37,5-400C)2. Menggigil3 Berkeringat4 Sakit kepala5 Mual6 Muntah7 Diare8 Nyeri otot9 Anemi (pucat)10 Mata/Kulit kuning (ikterus)
11Air kencing seperti air teh/hitam
12 Gangguan kesadaran13 Meninggal
Jumlah kasus yang diperiksa 100%
Hasil Pengujian Laboratorium
Hasil Pengujian Laboratorium
No Metode PemeriksaanJumlah Kasus
DiperiksaJumlah HasilPemeriksaan
RDTMikroskopis :P falsiparumP. vivak
112
2. Memastikan adanya KLB Malaria
Penetapan KLB Malaria dilaksanakan secara bertahap sejak adanyadugaan adanya KLB Malaria, sampai KLB dinyatakan berakhir. Adanyadugaan KLB Malaria sudah memerlukan penyelidikan danpenanggulangan KLB sesuai dengan kondisinya
a. Memantau perkembangan jumlah absolut kasus malaria suspek dankasus malaria positif dari waktu ke waktu (harian, mingguan danbulanan) berdasarkan Penemuan Kasus Malaria di FasiltasKesehatan atau informasi lain.
b. Apabila terdapat indikasi KLB malaria, maka(1) Memeriksa penderita dicurigai, rumah tempat tinggalnya dan
lingkungan sekitarnya untuk mengidentifikasi adanya tempat-tempat perindukan nyamuk.
(2) Memeriksa warga dari rumah ke rumah di sekitar rumahpenderita dicurigai untuk menemukan penderita suspek malaria(demam), setiap penderita suspek dilakukan pemeriksaan RDTatau mikroskopis. Setidak-tidaknya harus menemukan 5 kasussuspek malaria yang diperiksa RDT/mikroskopis.
(3) Jika terdapat kasus malaria positip lainnya, maka investigasidiperluas untuk menentukan besar masalah KLB malaria(epidemiologi deskriptif menurut waktu, tempat, orang), luaswilayah yang berjangkit KLB malaria dan risiko beratnya penyakitdan kematian.
c. Menentukan waktu mulai KLB malaria, memantau perkembanganluas daerah berjangkit KLB dan memantau perkembangan besarnyaattack rate kasus malaria suspek dan kasus malaria positif selamaperiode KLB (harian. mingguan dan bulanan)
d. Memantau perkembangan slide positivity rate (SPR) dan proporsiPlasmodium falsiparum dari waktu ke waktu (harian, mingguan danbulanan)
e. Jika diperlukan, melakukan penyelidikan lebih luas untuk mengetahuipengaruh faktor risiko tertentu dan identifikasi sumber-sumberpenularan
3. Menetapkan luasnya KLB berdasarkan waktu, tempat dan orang(epidemiologi deskriptif)
Secara umum, data penderita malaria berdasarkan kegiatan PenemuanPenderita Demam Massal dapat diolah dan disajikan dalam berbagaibentuk tampilan analisis yang memberikan gambaran luasnya KLBmalaria :
--------------------------------------------------------------------------------------
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
113
a. Kurva epidemi atau grafik fluktuasi kasus mingguan, ataubulanan
b. Distribusi Kasus KLB malaria menurut hasil pengujianlaboratorium
c. Distribusi Kasus KLB malaria menurut umur dan jenis kelamind. Distribusi Kasus KLB malaria menurut Desa/Dusun dan waktue. Distribusi Kasus KLB malaria menurut karakteristik khusus
lainnya---------------------------------------------------------------------------------------
a. Kurva epidemi atau grafik fluktuasi kasus mingguan, atau bulananGrafik
Kurva Epidemi Kasus Malaria PositifKLB Malaria, Puskesmas Jaya, 2012
0
20
40
60
80
100
120
140
12 13 14 15 16 17 18 19
JU
ML
AH
KA
SU
S
MINGGUKasus Suspek Kasus Positif Kasus Meninggal
Laporan mingguan Puskesmas
PenemuanDemam Massal
Analisis pada contoh grafik Kurva Epidemi Kasus MalariaPada KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012 :(1) KLB Malaria dimulai pada minggu ke 16, 2012, dan
masih berlangsung tinggi saat penyelidikan (minggu ke19, 2012)
(2) Jumlah kasus malaria suspek adalah jumlah kasusmalaria suspek antara minggu ke 16-19, 2012. Kasusmalaria suspek pada minggu 12-15, 2012, bukan kasusKLB (tidak masuk dalam periode KLB). Satuannyaadalah kasus
(3) Jumlah kasus malaria positif adalah jumlah kasusmalaria positif antara minggu ke 16-19, 2012, dan attackrate adalah per 1000 penduduk di daerah (dusun/desa)yang berjangkit KLB malaria
114
b. Distribusi Kasus KLB malaria menurut hasil pengujian laboratorium
TabelDistribusi Kasus Malaria Menurut Minggu Mulai Sakit
KLB Malaria di Puskesmas Jaya, 2012
KasusMalaria
Minggu Mulai Sakit
12 13 14 15 16 17 18 19 20
KasusSuspek
20 22 20 18 25 40 100 120
KasusPositif
6 6 6 8 16 20 60 50
Pf 2 2 1 4 10 18 50 40
% Pf 33 33 17 50 63 90 84 80
Analisis pada contoh tabel Distribusi Kasus Malaria Menurut MingguMulai Sakit Pada KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012 :(1) Periode KLB 16-19, 2012(2) Jumlah kasus malaria positif pada periode KLB (minggu 16-19,
2012) adalah 146 kasus. Ini menunjukkan attack rate ….. per1.000 penduduk wilayah KLB
(3) Jumlah kasus malaria positif Plasmodium falsiparum selamaperiode KLB adalah 118 kasus, % Pf terhadap kasus malariapositif adalah 80,8 % (118 ks /146 ks %)
c. Distribusi Kasus KLB malaria menurut umur dan jenis kelamin
TabelDistribusi Kasus Menurut Jenis Kelamin
KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012
JenisKelamin
PopulasiBerisiko
*)
Kasuspositif
**)
Meninggal**)
AttackRate per
1.000pdd
CaseFatality
Rate (%)
Laki-laki 1400 80 1 57,1 1,2Perempuan 1600 28 3 17,5 10,7Total 3000 118 4 39,3 3,4*) dusun-dusun berjangkit KLB (terjadi peningkatan kasus)**) kasus selama periode KLB
Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118kasus, attack rate total sebesar 39,3 per 1000 populasi berisiko.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
115
Risiko sakit pada laki-laki lebih besar dibanding perempuan, tetapirisiko meninggal diantara kasus malaria lebih besar padaperempuan.
TabelDistribusi Kasus Menurut Umur
KLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012Gol.Umur(tahun)
PopulasiBerisiko
*)
Kasuspositif
**)
Meninggal**)
AttackRate per
1.000 pdd
CaseFatality
Rate (%)<1 60 0 0 01-4 240 0 0 05-9 200 10 2 50 2010-14 180 8 2 44 2515-24 350 40 114 025-44 1000 40 40 045 + 1970 20 10 0Total 3000 118 4 39,3 3,4*) dusun-dusun berjangkit KLB (terjadi peningkatan kasus)**) kasus selama periode KLB
Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118kasus, attack rate total sebesar 39,3 per 1000 populasi berisiko.Risiko sakit terberat adalah pada usia 15-24 tahun, risiko sakit cukuptinggi pada usia <10 tahun.
d. Distribusi Kasus KLB malaria menurut Desa/Dusun dan waktu
TabelDistribusi Kasus Menurut Dusun/DesaKLB Malaria Puskesmas Jaya, 2012
Desa/DusunPopulasiBerisiko
*)
Kasuspositif
**)
Meninggal**)
AttackRate per
1.000pdd
CaseFatality
Rate (%)
Labu/Meriah 500 80 4 160 5Labu/DsTuo 800 20 0 25 0Damai/Kwt1 1700 18 10,6 0Total 3000 118 4 39,3 3,4*) dusun-dusun berjangkit KLB (terjadi peningkatan kasus)**) kasus selama periode KLB
116
Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118kasus, attack rate total sebesar 39,3 per 1000 populasi berisiko.Risiko sakit terberat adalah pada dusun Merah Desa Labu
GrafikKurva Epidemi Kasus Malaria PositifKLB Malaria, Puskesmas Jaya, 2012
0
10
20
30
40
50
60
70
12 13 14 15 16 17 18 19
JU
ML
AH
KA
SU
S
MINGGU
Total Kasus
Mirah
Tuo
KW1
Laporan mingguan Puskesmas
PenemuanDemam Massal
Analisis : Sampai minggu ke 19, 2012, jumlah kasus seluruhnya 118kasus. Risiko sakit terberat adalah pada dusun Merah Desa Labu,peningkatan kasus sudah dimulai sejak minggu 15, sementara DusunTuo dan KW1 baru terjadi peningkatan kasus pada minggu 17
e. Distribusi Kasus KLB malaria menurut karakteristik khusus lainnya
Terutama analisis untuk mengidentifikasi dugaan sumber-sumberpenularan malaria.
Berdasarkan analisis terhadap data epidemiologi deskriptif dapatditentukan :
1. kapan terjadi KLB, kapan KLB dimulai dan KLB berakhir2. bagaimana kecenderungan KLB saat ini (meningkat, tetap,
menurun atau sudah berakhir)3. bagaimana perluasan KLB saat ini (menyebar, tetap, semakin
menyempit daerah berjangkitnya atau sudah berakhir)4. berapa besar Attack Rate, Case Fatality Rate, Mortality Rate,
termasuk kesimpulan analisis spesifik menurut umur, jeniskelamin, desa/dusun dan khusus lainnya
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
117
D. Analisis Lain
1. Analisis karakteristik penularan
a. Penularan setempatIndikasi penularan setempat antara lain :(1) ditemukan sejumlah kasus malaria positif, terutama bayi dan
anak < 9 tahun positif malaria(2) ditemukan vektor atau tersangka vektor(3) ditemukan tempat perindukan potensial(4) banyak kasus pada kelompok wanita
b. Penularan di luar wilayah KLBtidak ada indikasi penularan setempat(1) tidak terdapat vektor penular(2) kasus malaria pada umumnya laki-laki(3) kasus malaria pada umumnya dewasa
2. Analisis Sumber dan Cara Penularan
Dimaksudkan sumber penularan adalah lokasi dimana penularan dariorang (penderita) – nyamuk - orang lain (penderita baru) terjadi. Artinyalokasi tersebut banyak terdapat kasus malaria ditempat tersebut ataubanyak kasus malaria yang berhubungan dengan tempat tersebut, adatempat dimana nyamuk berkembang biak (tempat perindukan nyamuk),dan terjadi hubungan antara kasus yang digigit nyamuk, dan nyamukinfected tersebut mengigit calon kasus baruInformasi adanya sumber dan cara penularan, sangat penting dalamupaya memutus rantai penularan malaria.
Langkah analisis sumber dan cara penularan :
a. Mengembangkan hipotesis sumber dan cara penularan bersasarkananalisis terpadu terhadap perkembangan kasus, distribusi kasusberdasarkan lokasi (dusun/desa), distribusi kasus menurutkarakteristik penduduk (jenis kelamin, umur, tempat bekerja danfaktor lain yang dicurigai), hasil survei bionomic vektor, hasilpengamatan kebiasaan penduduk, perubahan lingkungan dansebagainya
b. Membuktikan hipotesis yang telah disusun dengan survei dinamikapenularan, baik berdasarkan data yang telah diperoleh, maupunmengembangkan survei baru untuk melengkapi hasil pendataansebelumnya
118
V. Pelaporan
Contoh Format pelaporan
Judul : Laporan KLB Malaria Di ……………………., tahun …………..
Daftar Tim : Nama, gelar, satuan tugas, jabatan dan kedudukan dalamtim penyelidikan, handphone dan email
Laporan Ringkas(Untuk Pimpinan)Dibuat secara ringkas memuat bagian-bagian penting hasil penyelidikanyang perlu disampaikan pada pimpinan dengan bahasa “umum”
Laporan
Tanggal : ……………....Puskesmas : ……………....Kecamatan :…… …………Kab/Kota : ………………Provinsi : ………………
I. AbstrakII. Kepastian adanya KLB malaria
III. Penetapan etiologi KLB malariaIV. Kurva epidemiV. Gambaran epidemiologi secara umum (jumlah kasus dan
meninggal, periode KLB, wilayah penularan KLB malaria)VI. Gambaran epidemiologi menurut umur, jenis kelamin serta menurut
variabel penting lainnyaVII. Gambaran epidemiologi menurut daerah (peta) atau lokasi khusus
lainnyaVIII. Keadaan KLB saat penyelidikan dilakukan (kecenderungan,
perluasan)IX. Sumber (asal) dan cara penularanX. Rekomendasi cara-cara penanggulangan
XI. Rekomendasi penyelidikan lebih luas atau lebih teliti
Masing pembahasan tersebut sesuai dengan kaidah pelaporan penelitianepidemiologi sesuai dengan hasil penyelidikan epidemiologi. Pokokbahasan dapat dilihat pada lampiran lampiran lpklb-03
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
119
Lampiran lpklb-01-------------------------------------------------------------------------------------------------
FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIKEJADIAN LUAR BIASA MALARIA
Puskesmas : ………………………….Kabupaten/Kota : …………………………Tanggal Penyelidikan : …………………………
A. IDENTITAS PENDERITA
1. Nama : …………………2. Umur (tahun + bulan) : …………………3. Status dalam keluarga : …………………4. Alamat
RT/RW : ….……………… Kelurahan-Desa :………………….Kecamatan : ………………….. Kab/Kota:…………………..
Provinsi : …………………..
5. Pekerjaan Utama :………………….Alamat tempat kerja :………………….
6. Pekerjaan Sampingan : …………………Alamat Tempat Kerja :………………….
7. Hubungan dengan penderita : ………………………(diisi apabila responden adalah orang-orang kontak)a. Hubungan sedarah serumah (orang tua, anak, saudara, bukan
saudara)b. Hubungan tidak serumah (tetangga, teman kantor, teman
sekolah, lainnya sebutkan : …………………….
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Sakit yang sekarang sudah berapa lama ? …… hari
2. Antara 2-4 minggu sebelum sakit yang sekarang, apakah pergibermalam ke luar daerah/desa ? Ya/Tidak
3. Jika Ya, sebutkan alamatnya !
RT/RW/Dusun : ………………….
120
Desa/Kelurahan : ………………….Kecamatan : ….………………Kabupaten : ..…..……………Provinsi :..…. ……………..
4. Apa gejala yang timbul pada sakit yang sekarang ?a. Demam b. Pusing c. Muald. Muntah e. menggigil f. Pegal-pegalg. Diare
5. Pernahkan sakit dengan gejala seperti sakit yang sekarang ? Ya/Tidak
6. Jika Ya, kapan/tanggal berapa sakit yang terakhir ? …………………
7. Tempat tinggal saat sakit tersebut dimana ?
RT/RW/Dusun : ………………….Desa/Kelurahan : ………………….Kecamatan : ….………………Kabupaten : ..…..……………Provinsi :..…. ……………..
8. Diagnosis yang dibuat Puskesmas : Pf/Pv/Mx
9. Tanggal Sediaan Darah dibuat : ……………Nomor slide Sediaan darah : ………………
10. Tanggal pemeriksaan Sediaan Darah : ……………….Laboratorium Pemeriksa : ………………………
11. Klasifikasi penderita : a. indigenousb. relapsc.Impor
12. Daftar Spesimen Sediaan Darah semua penghuni rumah penderita :
No.No.SD
Nama UmurJenis
KelaminKlinis Diagnosis Obat
12345
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
121
13. Aktivitas rutin di luar rumah pada malam hari
Jam Kegiatan Tempat Kegiatan18.00-20.0020.00-22.0022.00-24.0000.00-02.0002.00-04.0004.00-06.00
10. Kondisi sekitar rumah :a. ada genangan air berjentikb. ada tambak tidak terurus dan berjentikc. banyak semak bernyamukd. dekat dengan hutan : ……. Kme. lainnya : …………………………..
11. Kegiatan kumpul-kumpul (kegiatan sosial) yang selalu dihadiri :
a. ……………………………………………………………………………b. ……………………………………………………………………………c. ……………………………………………………………………………
Pewawancara : …………………………………..
122
Lampiran lpklb-02--------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada KLB malaria dimana jumlah kasus cukup banyak, sehinggakemampuan wawancara dan perekaman data menjadi kendala,maka dapat menggunakan formulir dalam bentuk daftar. Misalnyapada daerah tahap pemberantasan,
Perekaman data dibuat pada 2 tabel terpisah :1. Register Keluarga,
Ini digunakan jika kegiatan dilaksanakan dengan melakukankunjungan dari rumah ke rumah. Penderita dengan riwayatdemam 48 jam terakhir dilakukan wawancara danpemeriksaan khusus dengan Form Penyelidikan KLB Malaria
2. Register Kunjungan Penderita Berobat.Ini digunakan jika kegiatan penemuan kasus malaria denganmelaksanakan kegiatan pos pengobatan di pemukiman yangterjadi KLB malaria. Penderita demam (kasus malariasuspek) diberi tanda sebagai kasus malaria suspek untukdiwawancara
3. Form Penyelidikan KLB Malaria(Register Penderita Malaria Pada Penyelidikan KLB Malaria)
Register KeluargaKLB Malaria di Puskesmas Jaya, 2012
Nama Desa : ……………Tanggal PE : ……………
No Nama KK DusunAnggotaKeluarga
JenisKelamin
UmurRiwayat
Demam 48jam terakhir
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
123
Register Penderita MalariaKLB Malaria di …………………, tahun ………
Nama Desa : ……………..
Tanggal PE : ………………
No
Nama KK DusunNamaKasus
Demam Um
ur
Jenis
kela
min
Tglm
ula
isakit
Gejala
KodeSlide
klasifikasi
HasilPf,Pv,Po,Pm
Obat
Dem
am
pusin
g
mua
l
munta
h
meng
gig
il
pega
l
dia
re
124
Lampiran LpKLB-03--------------------------------------------------------------------------------------------------
Panduan Pokok Bahasan dan Ruang Lingkup Pelaporan
Pokok Bahasan Pelaporan Ruang Lingkup Pelaporan
Sumber Informasi adanyaKLB
Informasi melalui :a. Petugas Puskesmas …….b. Kunjungan ke lokasi KLB
Lokasii KLB dan jumlahpenduduk berisiko
a. KLB malaria terjadi di Dusun …. Dusun…., Dusun ….., Desa ……, Kecamatan……. Kab/Kota …….
b. Jumlah penduduk masing-masingDusun :Dusun ………… : ….. OrangDusun …………..: …. OrangDusun …………..: …. Orang
c. Kondisi geografi : ……..Faktor yang berpotensimenimbulkan KLB
a. Status sosial ekonomi pendudukb. Distribusi penduduk menurut jenis
pekerjaannyac. Perilaku, kebiasaan, atau pekerjaan
masyarakat yang menunjang atauberkaitan dengan penularan penyakitmalaria, misalnya perilakudankebiasaan pada malam hari, adanyapekerja musiman, bekerja ke hutan, dsb
d. Sarana kesehatan, cara minum obate. Faktor cuaca, musim, curah hujan saat
terjadi KLBf. Faktor lingkungan, tempat perindukan
nyamuk potensialSituasi Penyakit a. Data kasus penyakit minimal dalam 3
bulan terakhirb. data kasus kematian sejak mulai KLB
hingga situasi terakhirUpaya penanggulangan yangtelah dilakukan
a. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukanoleh Puskesmas, Dinkes Kab, DinkesProvinsi
Pihak-pihak yang memberbantuan
a. Bantuan pusatb. Bantuan Dinkesc. Bantuan lain
Bantuan yang diharapkan(bila ada)
a. Pengadaan kelambub. Insektisida
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
125
Pokok Bahasan Pelaporan Ruang Lingkup Pelaporan
c. Tambahan alat/perlengkapanpenyemprotand. Obat artemeter injeksi, artesdiaquinedsbe. RDT/alat laboratoium lainnyaf. Dana operasionalg. Bimbingan teknish. Bahan penyuluhan-promosii. dsb
Kesimpulan Faktor-faktor yang menyebabkan KLBbertambah buruk, atau dapatditanggulangia. Perilaku dan kebiasaan masyarakatb. Tempat perindukan nyamukc. Penanggulangan KLB oleh Pemda
setempat sudah atau belum optimalkarena keterbatasan tenaga, sarana,dan lain-lain nyang menjadi kendaladalam penanggulangan KLB
Saran-Rekomendasi a. Usulan kepada program terkait diKab/Kota, Provinsi dan Pusat
b. Usulan kepada lintas programc. Usulan kepada lintas sektor
126
Lampiran 3a. SKD-KLB Malaria
I. Pendahuluan
Pada bahasan SKD-KLB perlu dibahas terlebih dahulu konsep dasarprogram penanggulangan KLB malaria. Program penanggulangan KLBmalaria, berbeda dengan kegiatan penyelidikan dan penanggulanganmalaria. Kegiatan penyelidikan dan penanggulangan KLB adalah tindakanyang diambil ketika terjadi KLB malaria, sementara programpenanggulangan KLB malaria adalah merencanakan dan melaksanakankegiatan (pengorganisasian) yang terarah, terpadu dan sistematis dalamperiode waktu tertentu (proses manajemen) agar KLB-KLB malaria padasuatu daerah dapat dikurangi dampaknya, atau bahkan dapat dicegahjangan sampai terjadi lagi (tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat).Program penanggulangan KLB malaria bisa berjangka waktu rencanakerja tahunan atau lima tahunan, termasuk bagaimana melaksanakanpenyelidikan dan penanggulangan suatu KLB malaria dengan rasional,cepat, efektif dan efisien.
Pokok program penanggulangan KLB malaria mencakup 5 pilarkegiatan utama :
1. Melakukan kajian atau analisis epidemiologi untuk mengetahui danmenentukan daerah-daerah yang sering terjadi KLB malaria,termasuk masalah dan cara-cara penanggulangannya
2. Memprogramkan upaya-upaya pencegahan (pengendalian faktorrisiko malaria) agar dimasa yang akan datang tidak terjadi KLBmalaria, terutama di daerah-daerah yang sering terjadi KLB malaria
3. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini (SKD) KLB malaria danrespon, sehingga munculnya KLB malaria dapat segera diketahuidini dan dilakukan tindakan penanggulangan KLB tersebut
4. Memperkuat kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan munculnyaKLB malaria
5. Melaksanakan penyelidikan dan penanggulangan KLB malariasecara rasional, cepat, efektif dan efisien (jika terjadi)
Secara skematis program penanggulangan KLB malaria tersebut dapatdilihat pada skema :
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
127
Gambar 1Program Penanggulangan KLB Malaria
Kajia
nE
pid
em
iolo
gi Upaya Pencegahan KLB Malaria *)
SKD KLBMalaria
Penang-gulangan
KLBmalariaKesiapsiagaan
menghadapi KLBmalaria
Tid
ak
Menja
di
Masasla
hK
esM
as
*) pengobatan massal, kelambu berinsektisida, penyemprotan rumah,perbaikan lingkungan dan kegiatan masyarakat, dan lain-lain
Mencermati konsep program penanggulangan KLB malariatersebut, maka sistem kewaspadaan dini (SKD) malariamerupakan bagian dari program penanggulangan KLB.
II. Pengertian
Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap kemungkinanterjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasi pemantauan secaraterus menerus dan sistematis terhadap perkembangan penyakitberpotensi KLB agar dapat mengetahui secara dini dan respon terjadinyaKLB
Deteksi dini kondisi rentan KLB merupakan kewaspadaan terhadapkemungkinan terjadinya KLB dengan cara melakukan intensifikasipemantauan secara terus menerus dan sistematis terhadap perubahankondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini kondisi yang rentanterjadinya KLB, tindakan pencegahan dan atau antisipasi yang sesuai.
Kejadian luar biasa (KLB) malaria adalah muncul atau meningkatnyajumlah kasus malaria dan atau kematian pada periode waktu dan wilayahtertentu yang bermakna secara epidemiologi sesuai dengan tahapanpengendalian malaria suatu daerah.
128
Kondisi rentan KLB adalah kondisi masyarakat, lingkungan-perilaku danpenyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merupakan faktor risikoterjadinya KLB
Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada saatterjadi KLB malaria untuk menangani penderita, mencegah perluasankejadian dan timbulnya penderita atau kematian baru
Peringatan Kewaspadaan Dini KLB merupakan pemberian informasiadanya ancaman terjadinya KLB malaria pada suatu daerah dalamperiode waktu tertentu
Program penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen yangbertujuan agar daerah yang KLB malaria tidak lagi menjadi masalahkesehatan masyarakat.
Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria (SKD-KLBMalaria) merupakan sistem kewaspadaan dini terhadap KLB malariabeserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkanteknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk meningkatkansikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dan tindakan penanggulanganKLB malaria yang cepat dan tepat 7.
III. Tujuan
Terselenggaranya kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadapkemungkinan terjadinya KLB malaria, sehingga dapat dilaksanakanupaya-upaya pencegahan dan antisipasi, serta penanggulangan KLBmalaria secara dini, rasional, efektif dan efisien
Khusus1. Teridentifikasi daerah retan terjadinya KLB malaria2. Terselenggaranya peringatan kewaspadaan terjadinya KLB di
daerah rentan KLB malaria3. Terselenggaranya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan
terjadinya KLB malaria4. Terdeteksi secara dini adanya kondisi faktor risiko yang rentan
terjadi KLB malaria5. Terdeteksi secara dini adanya KLB malaria6. Terselenggaranya penyelidikan dugaan KLB malaria7. Terselenggaranya upaya-upaya pencegahan dan antisipasi
kemungkinan terjadinya KLB malaria
7Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 042/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit Malaria
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
129
8. Terselenggaranya upaya penanggulangan KLB malaria secara dini,rasional, efektif, efisien
IV. MetodeSecara operasional kegiatan SKD-KLB dibagi dalam 2 periode :periode pelaksanaan SKD-KLB Malaria dan periode penyelidikanepidemiologi KLB malaria.SKD-KLB pada periode penyelidikan epidemiologi KLB dibahas dalampembahasan tentang Penyelidikan, Penanggulangan KLB malaria danSurveilans (lampiran 3). Pada pembahasan ini, hanya dibahas SKD-KLB malaria periode pelaksanaan SKD-KLB malaria
A. Pelaksanaan SKD-KLB Malaria
Secara umum pelaksanaan SKD-KLB malaria terdiri dari kegiatan :
1. Kajian epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadappenyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB agar dapatmenentukan adanya daerah atau kelompok masyarakat yangrentan terjadinya KLB malaria
2. Memberikan peringatan pada pengelola program dan sektor sertamasyarakat adanya daerah atau kelompok rentan KLB malaria agarmeningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLBmalaria
3. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di DinasKesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitaskesehatan lainnya serta masyarakat di daerah rentan KLB malariaterhadap kemungkinan terjadinya KLB malaria, yaitu :3a. Melaksanakan berbagai upaya pencegahan terjadinya KLB
(merupakan bagian dari program penanggulangan KLB)3b. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya
KLB (merupakan bagian dari program penanggulangan KLB)3c. Melaksanakan sistem deteksi dini timbulnya kondisi rentan
terjadinya KLB dan respon3d. Melaksanakan sistem deteksi dini adanya KLB dan respon3e. Melaksanakan penyelidikan dugaan KLB malaria
130
SKD-KLBMalaria
Kajian Epidmenentu-kan daerah/masyarakatrentanterjadi KLBmalaria
Peringatankewaspadaanpada daerahyg rentanKLB malaria
UpayaPencegahan KLB
KesiapsiagaanmenghadapiKLB
SistemDeteksiDiniKondisiRentanKLB
SistemDeteksiDini KLB
Penyelidikan- dugaan KLB
12
3
4
6
PWS kasusmalaria
IndentifikasiKLB dimasyarakat
Penyelidikanrentan KLB
5
PWS rentanmalaria
Indentifikasirentan KLB dimasyarakat
B. Teknis Pelaksanaan SKD-KLB Malaria
1. Teknis Pelaksanaan Kajian Epidemiologi
a. Tujuan Kajian Epidemiologi
Tujuan melaksanakan kajian epidemiologi adalah mengidentifikasidan menentukan adanya daerah atau kelompok masyarakat tertentuyang rentan terjadi KLB malaria.
Daerah atau kelompok masyarakat rentan terjadi KLB malaria : Daerah rentan KLB malaria dapat seluas regional, provinsi, atau
kabupaten/kota, tetapi juga dapat seluas kecamatan, desa ataubahkan dusun-dusun, sesuai dengan wilayah analisisnya
Penentuan daerah atau masyarakat rentan KLB malaria sangatpenting untuk mendorong semua pihak agar meningkatkanupaya-upaya pencegahan dan antisipasi kemungkinanterjadinya KLB sebagai prioritas program, dan memperkuatkemampuan mendeteksi dini munculnya kondisi rentan KLB dankemampuan mendeteksi dini munculnya KLB serta memperkuatkesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya KLB
Daerah dan atau kelompok masyarakat rentan terjadinya KLBmalaria dapat ditentukan untuk perkembangan situasi 5 tahunke depan, 1 tahun ke depan dan 3-6 bulan ke depan.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
131
Penentuan daerah rentan KLB malaria dalam masa 5 tahun dan1 tahun ke depan dapat memberi waktu yang cukup untukmenghadapi kemungkinan terjadinya KLB malaria dimasa yangakan datang, terutama untuk menyiapkan sumber dayamanusia, infrastruktur, pedoman dan perencanaan anggaranyang lebih baik. Disamping itu, upaya pencegahan terjadinyaKLB malaria di daerah dan atau kelompok masyarakat rentanKLB tersebut dapat dilaksanakan dan dimasukkan dalamrencana strategis dan rencana tahunan program pengendalianmalariaPenentuan daerah rentan KLB malaria 3-6 bulan kedepan dapatmendorong program lebih fokus atau memprioritaskan daerahini dalam pelaksanaan sistem deteksi dini terjadinya KLBmalaria dan responnya serta menempatkan logistik dan sumberdaya penanggulangan KLB malaria
b. Sumber Data Kajian Epidemiologi
Untuk melakukan kajian epidemiologi dalam menentukan daerahatau kelompok masyarakat rentan KLB dapat bersumber dari datadan informasi sebagai berikut :(1) Laporan data Penemuan Penderita Malaria Di Puskesmas Dan
Rumah Sakit Serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnyaselama 5 tahun terakhir
(2) Laporan Hasil Penemuan Penderita Malaria melalui bergaikegiatan Penemuan Penderita Secara Aktif (ACD), kegiatanPenemuan Penderita Demam Massal (MFS), dan kegiatanpemeriksaan Darah Massal (MBS)
(3) Laporan hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB malariaselama 5 tahun terakhir
(4) Laporan data KLB malaria Kabupaten/Kota selama 5 tahunterakhir
(5) Pengamatan dan survei vektor(6) Kajian terhadap perubahan lingkungan, curah hujan,
pemukiman(7) Demografi dan perubahan adat istiadat serta perilaku penduduk
berisiko terhadap penularan malaria, termasuk migrasipenduduk antar wilayah
(8) Cakupan program malaria dan pembangunan daerah yangberhubungan dengan ancaman penularan malaria
(9) Data dan informasi lain yang diperlukan
132
c. Analisis Kajian Epidemiologi
Melaksanakan analisis terhadap data yang diperoleh dari berbagaisumber data.
(1) Annual Parasite Incidence (API) (Jumlah kasus malaria (+) per1000 penduduk pertahun (5 tahun terakhir)
(2) Peta stratifikasi endemisitas malaria, tingkat desa, Puskesmas/kecamatan dan kabupaten/kota (5 tahun terakhir) Endemis tinggi – API ≥5/1,000 penduduk Endemis sedang – API 1 – 5/1,000 penduduk Endemis rendah – API <1/1,000 penduduk Non-endemis (tidak ditemukan penderita indegenous)
(3) Jumlah kasus malaria (+) berdasarkan tipe parasit sertaproporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+) (proporsiFalciparum)
(4) Jika diperlukan, dapat dilakukan analisis tambahan padaberbagai indikator :(a) Identifikasi desa dan Puskesmas reseptif malaria, daerah
fokus malaria aktif dan jumlah penduduknya(b) Jumlah kasus suspek yang diuji (Pemeriksaan) dengan RDT
+ mikroskopis dibanding jumlah suspek malaria (% SDKonfirmasi)
(c) Jumlah kasus malaria (+) dan proporsinya terhadap suspekmalaria yang diperiksa sediaan darahnya (SPR)
(d) Jumlah kasus malaria (+) menurut jenis kelamin danproporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+)
(e) Jumlah kasus malaria (+) menurut golongan umur danproporsinya terhadap total jumlah kasus malaria (+)
(f) Jumlah kasus malaria (+) ibu hamil dan proporsinyaterhadap total jumlah kasus malaria (+)
(g) Jumlah kasus malaria (+) Rawat Inap (RI) per 10.000penduduk pertahun
(h) Jumlah kasus malaria (+) meninggal karena malaria dibagijumlah seluruh kasus rawat inap yang meninggal
(5) Jika diperlukan, dapat dilakukan analisis kinerja programtahunan, antara lain :(a) Cakupan pengobatan malaria sesuai standard(b) Cakupan penggunaan kelambu berinsektisida(c) Cakupan IRS = jumlah rumah yang disemprot dibanding
jumlah total seluruh rumah di desa
(6) Analisis Data KLB Malaria Tahunan(a) Peta daerah berjangkit KLB malaria selama 5 tahun terakhir,
menurut daerah kabupaten/kota dan atau Puskesmas,
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
133
termasuk luas wilayah kejadian, populasi berisiko, frekuensikejadian, jumlah kasus dan kematian serta jenis parasitnya.
(b) Data KLB dapat dipisah untuk analisis terhadap semua KLBdan analisis terhadap KLB dengan jumlah kasus besar saja
(7) Analisis perkembangan malaria bulanan selama 3-5 tahunterakhir, untuk mengetahui pola kecenderungan dan periodewaktu yang tepat melaksanakan upaya pencegahan penularan,baik kabupaten/kota dan puskesmas
(8) Jika diperlukan, dapat melakukan analisis Data SurveilansKhusus
(9) Jika diperlukan, dapat melakukan analisis curah hujan, suhuudara dan kelembapan serta kondisi lain yang berhubungandengan perkembangbiakan nyamuk/vektor penular malaria
Berdasarkan kajian epidemiologi, dapat disusun klasifikasi daerahkabupaten/kota, puskesmas dan atau desa/dusun berdasarkantingkat kerentanan daerah atau kelompok masyarakat terhadapkemungkinan terjadinya KLB malariaPelaksana(1) Program Pengendalian Malaria Pusat (Ditjen PP&PL)
melaksanakan kajian epidemiologi daerah berisiko terjadinya KLBmalaria secara nasional setiap bulan
(2) Program Pengendalian Malaria Provinsi (Dinas KesehatanProvinsi) melaksanakan kajian epidemiologi daerah berisikoterjadinya KLB malaria di wilayah kerjanya setiap bulan menurutkabupaten/kota dan Puskesmas
(3) Program Pengendalian Malaria Kabupaten (Dinas KesehatanKabupaten/Kota) melaksanakan kajian epidemiologi daerahberisiko terjadinya KLB malaria di wilayah kerjanya setiap bulanmenurut Puskesmas, desa dan dusun
2. Tehnik Pelaksanaan Peringatan Kewaspadaan Daerah Rentan KLBMalaria
Informasi adanya daerah atau kelompok masyarakat rentan KLBmalaria, sebagai hasil kajian epidemiologi, disampaikan pada berbagaipihak, terutama kepada penanggungjawab program pengendalianmalaria setempat, agar dapat melaksanakan upaya-upaya pencegahanterjadinya KLB malaria, meningkatkan kesiapsiagaan menghadapikemungkinan adanya KLB malaria dan memperkuat sistem deteksi dinimunculnya KLB malaria serta sistem deteksi munculnya kondisi rentanterjadinya KLB malaria
134
Secara teknis penyampaian informasi adanya daerah atau kelompokmasyarakat rentan KLB malaria adalah dengan secara teraturmendistribusikan hasil analisis indikator malaria yang dilaksanakansecara teratur setiap bulan dan setiap tahun beserta profil tahunanmalaria dari masing-masing wilayah
3. Tehnik Pelaksanaan Upaya Pencegahan Terjadinya KLB Malaria
Dalam kerangka pelaksanaan program penanggulangan KLB malaria,penyelenggara program pengendalian malaria memproritaskan upaya-upaya pencegahan malaria pada daerah-daerah atau kelompokmasyarakat rentan terjadi KLB malaria.
Upaya pencegahan dimaksud antara lain, penemuan dan pengobatanpenderita malaria melalui kegiatan Pemeriksaan Darah Massal (MBS),kegiatan Penemuan Penderita Malaria Secara Aktif untuk menurunkanrisiko penularan malaria (ACD), program pengendalian vektor malaria,baik melalui distribusi kelambu berinsektisida, penyemprotan insektisida(IRS), perbaikan lingkungan yang berisiko penularan malaria,perubahan perilaku penduduk dan lain sebagainya.
Surveilans atau analisis epidemiologi dapat membantu menentukanbagaimana, kapan dan pada daerah mana upaya pencegahan malariadapat dilaksanakan. Hasil analisis penting antara lain :a. Menentukan daerah fokus malaria aktifb. Menentukan daerah reseptif malariac. Menentukan luas daerah atau kelompok masyarakat yang sering
terjadi KLB malariad. Menentukan masa penularan berdasarkan pola musiman kasus
malaria bulanan, maupun pola musiman vektor malaria berdasarkanpengamatan vektor. MBS akan efektif jika dilaksanakan sebelumpuncak masa penularan
e. Melakukan monitoring dan evaluasi dampak upaya pencegahanterjadinya KLB malaria
4. Tehnik Pelaksanaan Kesiapsiagaan Menghadapi KemungkinanTerjadinya KLB Malaria
Upaya pencegahan terjadinya KLB malaria seringkali tidak berjalansepenuhnya, sehingga risiko terjadinya KLB malaria masih cukupbesar. Mencermati kondisi tersebut, maka dalam kerangka pelaksanaanprogram penanggulangan KLB malaria, penyelenggara programpengendalian malaria yang memiliki daerah-daerah rentan terjadinya
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
135
KLB malaria perlu memperkuat kesiapsiagaan menghadapikemungkinan terjadinya KLB malaria.
Maksud kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadnya KLBmalaria adalah apabila terjadi KLB malaria, maka upayapenanggulangan KLB malaria dapat dilakukan dengan segera, rasional,efektif, efisien, sehingga KLB malaria yang terjadi dapat segeradihentikan, jumlah kasus dan jumlah kasus meninggal dapat diturunkanhanya sedikit, tidak menyebar terlalu luas, dan periode KLB lebihsingkat.
Kesiapsiagaan menghadapi KLB malaria terdiri atas :
a. Kesiapsiagaan Sumber Daya Manusia
Tenaga yang harus disiapkan dalam penanggulangan KLB malariaadalah tenaga dokter, perawat, surveilans epidemiologi, sanitariandan entomologi serta tenaga lain sesuai dengan kebutuhan. Tenagaini menguasai pengendalian malaria dan terampil melaksanakanpenyelidikan-penanggulangan KLB malaria.
Keterampilan melaksanakan penyelidikan-penanggulangan KLBmalaria harus selalu terjaga dengan :
(1) melaksanakan pelatihan teknis penyelidikan –penanggulangan KLB malaria secara berkala
(2) peningkatan keahlian dengan memperoleh informasi terkinimengenai malaria, ketersediaan kepustakaan dan sumber-sumber referensi, ketersediaan daftar tenaga ahli yang dapatmenjadi tempat berkonsultasi dan rujukan
(3) pemutakhiran pengalaman dengan melaksanakanpenyelidikan-penanggulangan KLB malaria minimal sekalisetahun.
Pada daerah pada tahap pemberantasan dan pre-eliminasi harusmemperkuat sumber daya manusia sampai Puskesmas, rumahsakit, bahkan di masyarakat. Sementara pada daerah tahapeliminasi dan pemeiliharaan, SDM perlu diperkuat sampaikabupaten/kota atau provinsi, dan daerah-daerah yang rentanterjadinya KLB malaria, tergantung besarnya risiko terjadinya KLBmalaria pada masing-masing wilayah.
136
b. Kesiapsiagaan Sistem Konsultasi dan Referensi
Setiap daerah memiliki pola KLB malaria yang berbeda-beda. Olehkarena itu, tim penyelidikan-penanggulangan KLB malaria memilikidaftar para ahli terkait yang dapat menjadi tempat berkonsultasimenghadapi suatu KLB malaria, baik ahli setempat, regional,nasional dan internasional, termasuk rujukan laboratorium.Disamping itu, tim penyelidikan – penanggulangan KLB malariamempersiapkan kepustakaan dengan referensi yang sesuai,termasuk ketersediaan sarana yang memungkinkan tim yang beradadi lapangan dapat memperoleh konsultasi dan referensi melaluikomunikasi internet (media maya)
c. Kesiapsiagaan Sarana Penunjang dan Anggaran Biaya
Sarana penunjang penting yang harus dimiliki adalah peralatankomunikasi, transportasi, obat-obatan malaria, alat dan mediadiagnostik, laboratoium penunjang mikroskopis malaria, bahan danperalatan lainnya, termasuk pengadaan anggaran dalam jumlahyang memadai apabila terjadi suatu KLB malaria.
d. Kesiapsiagaan Strategi dan Tim Penanggulangan KLB
Setiap daerah memiliki pola KLB malaria yang berbeda-beda, jugaterdapat kekhususan tatahubungan kerja dalam tim, inter dan antarprogram dan dengan sektor lain. Oleh karena itu, setiap daerahmenyiapkan pedoman operasional baku penyelidikan-penanggulangan KLB malaria dan membentuk tim penyelidikan-penanggulangan KLB malaria yang melibatkan lintas program danfasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, rumah sakit, dsb)
e. Kesiapsiagaan Kerjasama Penanggulangan KLBKabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat
Malaria sering menimbulkan KLB yang terjadi pada daerahperbatasan, baik karena perpindahan penduduk (migrasiperbatasan) maupun distribusi vektor penular malaria yang dapatmenjangkau wilayah yang luas. Kasus-kasus KLB malaria dari suatudaerah endemis tinggi, bisa ditemukan di daerah lain sebagai kasusimpor dan berpotensi terjadinya penularan dan KLB malaria baru.Menghadapi situasi KLB malaria tersebut diperlukan kerjasamapenyelidikan –penanggulangan kedua daerah, baik antarkabupaten/kota, antar provinsi dan bahkan antar negara berbatasanIndonesia.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
137
5. Tehnik Pelaksanaan Kewaspadaan Terhadap KLB Malaria
Upaya pencegahan terjadinya KLB malaria, misalnya cakupan kelambu,dan penyemprotan rumah secara massal, seringkali tidak berjalansepenuhnya, sehingga risiko terjadinya KLB malaria masih cukupbesar. Mencermati kondisi tersebut, maka dalam kerangka pelaksanaanprogram penanggulangan KLB malaria, penyelenggara program malariayang memiliki daerah-daerah rentan KLB malaria perlu memperkuatkewaspadaan terhadap KLB malaria.
Kewaspadaan terhadap KLB malaria meliputi peningkatan kegiatansurveilans (pemantauan) untuk mendeteksi dini munculnya kondisirentan KLB malaria dan respon, dan peningkatan kegiatan surveilansuntuk mendeteksi dini munculnya KLB malaria dan respon.
Kewaspadaan terhadap munculnya KLB malaria, terutamadilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan semua fasilitaspelayanan kesehatan, terutama Puskesmas di daerah yang rentanterjadinya KLB malaria
a. Deteksi Dini Kondisi Rentan KLB Malaria
Deteksi dini kondisi rentan KLB malaria merupakan kewaspadaanterhadap timbulnya perubahan kegiatan masyarakat, perubahankonisi lingkungan, perubahan perilaku masyarakat dan penurunanjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dapatmenimbulkan terjadinya KLB malaria. Deteksi di ni kondisi rentanKLB malaria tersebut dapat dilaksanakan dengan menerapkan cara-cara surveilans epidemiologi atau sering disebut PemantauanWilayah Setempat (PWS) kondisi rentan KLBDengan diketahuinya daerah yang mengalami kondisi rentan KLBmalaria tersebut, maka manajer program malaria mendorong upaya-upaya pencegahan terjadinya KLB malaria dan meningkatkankewaspadaan berbagai pihak terhadap KLB malaria :
(1) Memantau Munculnya Daerah/Lokasi Yang Mengalami KondisiRentan KLB Malaria
Mencermati secara terus menerus perubahan kondisi lingkunganyang berpotensi menimbulkan KLB malaria antara lain :
(a) memantau munculnya daerah-daerah reseptif malaria,kondisi perumahan dan perilaku penduduk yang rentan atauberpotensi terjadinya penularan malaria,
138
(b) melakukan analisis pola curah hujan, dan menganalisispengaruhnya terhadap penularan malaria
(c) memantau penurunan kualitas dan kwantitas pelayanankesehatan (keterjangkauan pelayanan, cakupanpengobatan, jumlah dan jenis ketenagaan, ketersediaanobat dan sarana), dan menganalisis pengaruhnya terhadaptimbulnya KLB malaria
(d) memantau penurunan kondisi status kesehatan masyarakat(kemiskinan), dan menganalisis pengaruhnya terhadaptimbulnya KLB malaria
(2) Pemantauan Wilayah Setempat Kondisi Rentan KLB Malaria
Merupakan bagian dari kegiatan memantau munculnya kondisirentan KLB malaria, tetapi lebih intensif pada beberapa indikatorutama munculnya kondisi rentan KLB malaria
Setiap Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnyasecara terus menerus dan sistematis merekam dan melakukananalisis data perubahan kondisi rentan KLB malaria menurutdesa/kelurahan atau lokasi tertentu lainnya, terutama di daeranrentan KLB malaria, dengan cara menyusun tabel dan grafik PWSkondisi rentan KLB. Setiap kondisi rentan KLB dianalisis terusmenerus dan sistematis untuk mengetahui secara dini adanyaancaman KLB
Contoh PWS kondisi rentan KLB malaria :Pengamatan kepadatan vektor bulananPengamatan tingginya curah hujan bulananPengamatan migrasi pendudukPengamatan terhadap kegiatan masyarakat berisiko penularanmalaria
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
139
GrafikFluktuasi Kepadatan Anopheles Perhari dan Kasus Malaria
Puskesmas Jaya, 2012
20 20
40
60
99
9086 88
6065
40
3035
0
100
200
300
400
500
600
700
0
25
50
75
100
125
150
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Ju
mla
hK
as
us
Ma
lari
a
Kep
ad
ata
nn
yam
uk
(rata
-rata
)
Bulan Pengamatan
Kepadatan Vektor
Kasus malaria
Data Kepadatan Vektor di Puskesmas Jaya, 2011-2012
DesaRentan KLB
Kepadatan Vektor Menurun Bulan
No
v
De
s
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
s
Se
p
Okt
No
v
De
s
A 15
15
40
95
99
85
91
96
80
90
40
40
40
C 20
15
50
70
99
95
81
96
90
80
50
40
30
G 25
25
40
80
99
85
92
80
90
90
40
50
35
H 20
25
30
95
99
95
80
80
60
75
30
30
35
Puskesmas
20
20
40
80
99
90
86
88
80
85
40
30
35
Sumber : Puskesmas Jaya, 2012 (contoh)
(3) Penyelidikan Dugaan Kondisi Rentan KLBApabila mengetahui adanya dugaan kondisi rentan KLB malaria,maka Dinas Kesehatan dan Puskesmas melakukan penyelidikan:(a) Secara aktif mengumpulkan informasi tentang dugaan daerah
atau lokasi terjadi kondisi rentan KLB malaria dari berbagaisumber, termasuk laporan masyarakat tentang kegiatan
140
masyarakat yang berpotensi timbulnya KLB malaria, naik olehmasyarakat perorangan atau kelompok
(b) Mempelajari data PWS kondisi rentan KLB malaria yangdimilikinya, terutama data perkembangan daerah reseptifmalaria, lokasi-lokasi fokus malaria aktif, cakupan pengobatandan distribusi kelambu serta upaya pencegahan lainnya, sertastatus pelayanan kesehatan di daerah-daerah rentan KLBmalaria tersebut
(c) Mewawancarai pihak-pihak terkait yang patut didugamengetahui adanya perubahan kondisi rentan KLB malariatersebut
(c) Mengunjungi dan melakukan penyelidikan di daerah yangdiduga terdapat perubahan kondisi rentan KLB malaria
b. Deteksi Dini Munculnya KLB MalariaDeteksi dini munculnya KLB merupakan kewaspadaan terhadapmunculnya KLB malaria dengan memantau muncul danmeningkatnya jumlah kasus malaria atau terjadinya KLB malaria dimasyarakat, melaksanakan pemantauan wilayah setempat terhadapkasus malaria dan penyelidikan dugaan KLB :
(1) Memantau Munculnya KLB Malaria di MasyarakatPetugas kesehatan di Puskesmas dan fasilitas pelayanankesehatan mewawancarai setiap kasus malaria yang datangberobat, guru, dan atau sumber informasi lain, tentangkemungkinan adanya penderita penyakit dengan gejala yangsama di tempat tinggalnya dan didiagnosis sebagai kasus malariasuspek, misalnya demam, mengigil, dan sebagainya, terutamamunculnya kasus-kasus tersebut pada kelompok anak-anak,kelompok wanita hamil atau kasus-kasus yang meninggal, yangkemudian dapat disimpulkan adanya dugaan KLB. Adanyadugaan KLB malaria pada suatu lokasi tertentu diikuti denganpenyelidikan
(2) Pemantauan Wilayah Setempat Kasus MalariaMerupakan bagian dari memantau munculnya KLB malaria, tetapidilaksanakan lebih intensif pada beberapa indikator utama deteksidini adanya KLB malaria
(a) Pemantauan wilayah setempat mingguan/bulanan terhadapperkembangan kasus malaria, bersumber pada laporan dataPenemuan Penderita Malaria di Puskesmas, rumah sakit danfasilitas kesehatan lainnya : Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
merekam data penderita malaria mingguan/bulanan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
141
menurut desa /kelurahan. Data yang direkam fasilitaspelayanan kesehatan dikirim secara teraturmingguan/bulanan kepada Puskesmas setempat
Data penderita malaria yang telah direkam, disusun dalamtabel dan grafik Pemantauan Wilayah Setempat KLBmalaria (W2)
Secara teknis PWS KLB malaria adalah melakukanAnalisis Kecenderungan Kejadian Malaria Mingguan,atau Bulanan
Puskesmas melakukan analisis terus menerus dansistematis terhadap perkembangan penyakit malaria diwilayahnya untuk mengetahui secara dini adanya KLBmalaria
Adanya dugaan peningkatan penyakit malaria ataudugaan KLB malaria diikuti dengan penyelidikan
GrafikKasus Malaria Menurut Bulan, Puskesmas Jaya, 2012
8050
30
100
150
200
500
450
600
300
200
100 100
0
100
200
300
400
500
600
700
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jum
lah
Kasus
Mala
ria
Bulan Pengamatan
Sumber : Puskesmas Jaya, 2012 (contoh)
TabelData Kasus Malaria di Puskesmas Jaya, 2011-2012
DesaRentanKLB
Jumlah Kasus Menurun Bulan
No
v
De
s
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
s
Se
p
Okt
No
v
De
s
A 90 30 60 150 200 300 600 600 800 350 300 100 100
C 70 70 50 75 250 400 700 600 600 300 200 150 150
G 80 80 40 150 150 200 750 450 500 400 400 100 100
H 80 50 60 100 200 300 600 500 700 400 200 150 100
Puskesmas
80 50 30 100 150 200 500 450 600 300 200 100 100
Sumber : Puskesmas Jaya, 2012 (contoh)
142
(b) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif menurutjenis parasit secara periodik bulanan, diikuti dengan analisis %kasus malaria positif Plasmodium falsiparum per jumlah kasusmalaria positif per bulan, pada masing-masing fasilitaspelayanan dan kelompok masyarakat tertentu
(c) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif ibu hamilsecara periodik bulanan, diikuti dengan analisis proporsi kasusmalaria positif ibu hamil terhadap total kasus malaria poditif
(d) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif menurutusia secara periodik bulanan, diikuti dengan analisis proporsikasus malaria positif bayi/balita terhadap total kasus malariapositif
(e) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif menurutjenis kelamin secara periodik bulanan dan proporsinyaterhadap total kasus malaria positif
(f) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif meninggaldi fasilitas pelayanan setiap bulan, diikuti dengan proporsikasus malaria positif meninggal terhadap total kasusmeninggal di fasilitas pelayanan kesehatan yang sama
(g) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif menurutwilayah (peta) secara periodik bulanan dan atau tahunan
(h) Pemantauan perkembangan kasus malaria positif rawat inap(RI), diikuti analisis kasus malaria positif rawat inap terhadaptotal kasus rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan yangsama per bulan
(3) Penyelidikan Dugaan KLBApabila diketahui adanya dugaan KLB malaria, maka DinasKesehatan dan Puskesmas melakukan penyelidikan :(a) Secara aktif mengumpulkan informasi tentang dugaan KLB
malaria dari berbagai sumber, termasuk dari masyarakatperorangan dan kelompok
(b) Mewawancarai setiap pengunjung Puskesmas dan fasilitaskesehatan lainnya tentang kemungkinan adanyapeningkatan sejumlah penderita penyakit malaria padalokasi tertentu yang dicurigai terdapat dugaan adanya KLBmalaria
(c) Mempelajari register rawat inap dan rawat jalan terhadapkemungkinan adanya peningkatan kasus malaria pada lokasitertentu yang dicurigai terjadi dugaan KLB malariaberdasarkan alamat penderita, umur dan jenis kelamin ataukarakteristik lainnya
(d) Mewawancarai kepala desa, guru sekolah dan setiap orangyang mengetahui keadaan masyarakat tentang adanyapeningkatan penderita malaria
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
143
(e) Membuka pos pelayanan di lokasi yang diduga terjadi KLBmalaria dan menganalisis data penderita berobat untukmengetahui kemungkinan adanya peningkatan penyakitmalaria (Penemuan Penderita Demam Massal)
(f) Mengunjungi rumah-rumah penderita demam yang dicurigai(Penemuan Penderita Demam Massal) atau kunjungan darirumah ke rumah terhadap semua penduduk (PemeriksaanDarah Massal) tergantung pilihan tim penyelidikan
(4) Deteksi Dini KLB Malaria Melalui Pelaporan Kewaspadaanoleh Masyarakat
Masyarakat yang mengetahui adanya seseorang atausekelompok orang yang menderitas sakit malaria (kasus malariasuspek) memberitahu Puskesmas atau Dinas KesehatanKabupaten/Kota sebagai laporan kewaspadaan oleh masyarakat.Isi laporan kewaspadaan terdiri dari penyakit (dugaan penderitamalaria), gejala, alamat/desa/kelurahan, kecamatan, dankabupaten/kota tempat kejadian, waktu kejadian, jumlah penderitadan jumlah meninggal.Masyarakat yang berperan memberikan laporan adanyaseseorang atau sekelompok orang menderita malaria antara lain :(a) Kepala keluarga, kepala RT/RW dan kepala desa/lurah yang
mengetahui adanya penderita malaria(b) Kader malaria desa/kelurahan(c) Petugas kesehatan yang memeriksa penderita malaria(d) Kepala fasilitas pelayanan kesehatan
Secara umum pelaksanaan Sistem Deteksi Dini KLB Malaria padaberbagai tahap pengendalian adalah sebagai berikut :
KegiatanSurveilans
Tahapan Pengendalian Malaria
Pemberantasan
PreEliminasi(penderitaindigenousdan impor)
Eliminasi(penderitaindigenousdan impor)
Pemeliharaan
(penderitaimpor danintroduce)
Kajian Epidemiologi :Sasaran Semua
wilayahSemuawilayah
Semuawilayah
Semuawilayah
Deteksi Dini Munculnya Kondisi Rentan KLB Malaria :a. Pemantauan
KondisiRentan KLB
Semuawilayah
Semuawilayah
Semuawilayah
Semuawilayah
144
KegiatanSurveilans
Tahapan Pengendalian Malaria
Pemberantasan
PreEliminasi(penderitaindigenousdan impor)
Eliminasi(penderitaindigenousdan impor)
Pemeliharaan
(penderitaimpor danintroduce)
b. PWS kondisirentan KLBmalaria
Semuawilayah
Semuawilayah,terutamadaerahreseptif danfokusmalaria aktifkasusindigenous
Daerahreseptifdan fokusmalariaaktif kasusindigenous
(-)
c. Penyelidikandugaankondisirentan KLB
Semuawilayah
Semuawilayah
Semuawilayah
(-)
Deteksi Dini Munculnya KLB Malaria :a. Pemantauan
munculnyaKLB malaria
Semuawilayah
Semuawilayah
Semuawilayah
Semuawilayah
b. PWS KLB(analisismingguandan bulanankasusmalaria)
Semuawilayah
Semuawilayah,terutamadesa rentanKLB, fokusmalaria aktifdan daerahreseptifmalaria
desarentanKLB, fokusmalariaaktif dandaerahreseptifmalaria
(-)
c. Penyelidikandugaan KLBmalaria
Apabilaterdapatpeningkatan kasusmalaria,terutamaPlasmodiumfalsiparum
Apabilaterdapatpeningkatan kasusmalariaindigenous,terutamaPlasmodiumfalsiparum
Apabilaterdapatpeningkatan kasusmalariaindigenous,terutamaPlasmodiumfalsiparum
Apabilaterdapatsatu kasusintroduce/indigenous
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
145
Lampiran 3a/SKD-KLB 1. Berbagai Bentuk Kajian Epidemiologi
A. Annual Parasite Incidence
1. Pengertian dan Tujuan
Annual Parasite Incidense (API) adalah jumlah penderita malaria(konfirmasi) per 1.000 penduduk pertahun
Jumlah penderita malaria (konfirmasi) dalam satu tahunAPI = -------------------------------------------------------------------------- x 1.000
Jumlah penduduk (tengah tahun)
Tujuana. Mengetahu besarnya masalah malaria di setiap wilayah tertentu
(desa, puskesmas/kecamatan, kabupaten/kota)b. Mengetahui perkembangan kasus malaria dari tahun ke tahun
dalam satuan wilayah tertentu
2. PelaksanaPuskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas KesehatanProvinsi dan Pusat serta UPT yang bertugas melakukan surveilansmalaria
3. Sumber DataLaporan Rekapitulasi Penderita Malaria Puskesmas dan Rumah Sakit
4.Tampilan Analisis
a. Bentuk Tabel Analisis APITabel
Annual Parasite Incidence Kabupaten Jaya, 2007-2011
NoPuskesmas
Pdd2007 2008 2009 2010 2011
Ks API Ks API Ks API Ks API Ks API1 Andika 20000 10 0,5 5 0,3 2 0,1 0 0 0 02 Budijaya 15000 10 0,7 10 0,7 10 0,7 10 0,7 10 0,73 Laweyan 60000 10 0,2 10 0,2 0 0 5 0,1 2 0,04 Senen 10000 20 2 20 2 20 2 10 1 5 0,55 Teluk 5000 50 10 70 14 60 12 40 8 20 4
Total 110000 100 0,9 115 1,0 92 0,8 65 0,5 37 0,3
146
b. Bentuk Grafik Analisis Perkembangan Daerah Berdasarkan API
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
147
c. Bentuk Peta Analisis Perkembangan Malaria Berdasarkan API
2007 2010
2011
5 /lebih
1-4
<1
API per 100.000
Peta Annual Parasite IncidenceKab. Jaya 2007-2011
5. Langkah-langkah Analisis Perkembangan Malaria Berdasarkan API
a. Laporan Rekapitulasi Bulanan Malaria di Unit Pelayanan(Puskesmas)
b. Buat tabel analisis perkembangan malaria menurut API yang terdiridari kolom No, nama daerah, data penduduk, tahun dan jumlahkasus serta API masing-masing tahun (setidaknya dibuat selama 5tahun terakhir). API dihitung kemudian setelah data jumlah kasusdan data penduduk tersedia
c. Buat grafik analisis perkembangan malaria berdasarkan APIselama beberapa tahun. Dibuat untuk satu wilayah secara keseluruhan, misalnya
perkembangan malaria satu wilayah Kabupaten. Kemudian dibuat juga grafik analisis perkembangan malaria
berdasarkan API untuk masing-masing sub-wilayah dari wilayahtersebut.
Seringkali dua grafik analisis tersebut diatas dijadikan dalamsatu grafik
d. Buat peta perkembangan malaria berdarkan API selama beberapatahun. Ini hampir sama dengan grafik analisis sub-wilayah dalambentuk peta. Peta API dibuat dalam model area map.
148
Lampiran 3a/SKD-KLB 2. Berbagai Bentuk PemantauanWilayah Setempat Kasus Malaria
A. Pemantauan perkembangan jumlah kasus malaria positifmingguan/bulanan dan proporsinya terhadap total jumlahkunjungan ke fasilitas pelayanan
1. Tujuana. Mengetahui pola musiman kejadian malariab. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malariac. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB
2. Pelaksanaa. Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kab/Kota, terutama
dalam rangka pola musiman dan deteksi dini peningkatan malariadan KLB malaria
b. BTKLPP, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL),terutama dalam rangka identifikasi kecenderungan jangka panjangdalam rangka SKD-KLB dan informasi untuk merumuskan rencanaprogram pengendalian malaria
3. Sumber Dataa. Laporan Mingguan Malariab. Laporan Bulanan Penderita Malaria Puskesmas dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan lain Secara Bulanan
4. Tampilan Analisis
a. Pemantauan perkembangan kasus malaria positif dan kasusmalaria meninggal (mingguan atau bulanan) serta deteksi diniadanya KLB malaria
(1) Tabel Analisis Perkembangan Malaria Menurut Bulan danWilayah (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan/Kab-Kota)Tabel dibuat untuk data Kasus (Tabel Analisis PerkembanganKasus Malaria Menurut Bulan dan Desa) dan data KasusMeninggal (Tabel Analisis Perkembangan Kasus MalariaMeninggal Menurut Bulan dan Desa), dan berdasarkan tabelini dibuat grafik
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
149
(2) Grafik/Kurva Perkembangan Malaria Menurut Bulan pada suatuwilayah tertentu (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan,Kabupaten-Kota)
Tabel Analisis Perkembangan Kasus Malaria Menurut Bulan dan DesaPuskesmas : Puskesmas Jaya
Tahun : 2012 (Januari- November)Sumber : Rekapitulasi Penderita Malaria di Puskesmas - 1
No
NamaDesa
Jumlah Penderita Per Bulan PddIR /1000
Jan
Feb
Mar
Ap
r
Me
i
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
No
v
De
s
Total
Total 20 20 25 39 37 26 11 3 7 9 10 207 36700 5,6
AMAN 12 16 20 30 27 20 10 3 6 9 10 163 2000 81
BIDAI 6 3 4 6 6 4 0 0 1 0 0 30 6000 5
CHARLI 2 1 1 3 4 2 1 0 0 0 0 14 500 28
DENAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 700 0
ELOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2000 0
ERNAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4500 0
GALUH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7000 0
HANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9000 0
INTAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5000 0
Tabel Analisis Perkembangan Kasus Malaria Meninggal Menurut Bulan dan DesaPuskesmas : Puskesmas Jaya
Tahun : 2012 (Januari-November)Sumber : Rekapitulasi Penderita Malaria di Puskesmas - 1
No
NamaDesa
Jumlah Penderita Meninggal Per Bulan CFR/100
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Total Kasus
Total 2 1 0 1 0 2 2 2 1 0 0 11 207 5.3
AMAN 2 1 0 0 0 2 1 2 0 0 0 8 163 4.9
BIDAI 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 30 6.7
CHARLI 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 14 7.1
DENAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ELOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ERNAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
GALUH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HANNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
INTAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
150
Kurva malaria menurut bulan dibuat setiap tahun berjalan, dandibuat selambat-lambatnya satu minggu setelah data direkamdan diolah. Sebaiknya juga disertakan kurva yang samaselama 3-5 tahun terakhir.Kurva yang sama juga dibuat di Dinas KesehatanKabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, BTKLPP dan Pusatsesuai keperluannya masing-masing.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
151
Pada kurva ini, juga ditampilkan kurva kunjungan Puskesmasnon malaria. Kurva jumlah kunjungan Puskesmas non malariarelatif tetap setiap bulan, sehingga dapat digunakan untukmemperkirakan kelengkapan laporan Puskesmas, danmemperkirakan pengaruh kelengkapan laporan tersebutterhadap kurva malaria. Jika kelengkapan laporan turun, artinyajumlah Puskesmas yang melapor berkurang, maka jumlahkunjungan turun, dan jumlah kasus malaria juga mengalamipenurunan. Penurunan jumlah kasus malaria terakhir ini, lebihdisebabkan karena jumlah Puskesmas yang melapor turun
b. Perkembangan kasus malaria menurut wilayah (peta) secaraberkala bulanan dan atau tahunan
(1) Tabel Analisis Perkembangan Malaria Menurut Bulan danWilayah (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan/Kab-Kota)Tabel dibuat untuk analisis terhadap kasus dan kasusmeninggal, dan berdasarkan tabel ini dibuat peta
(2) Peta (Spot Map) Perkembangan Malaria Menurut Bulan padasuatu wilayah tertentu (Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan,Kabupaten-Kota)
Peta Sebaran MalariaPuskesmas Jaya, 2012
= 1 kasus= 1 ks meninggal
September Oktober
November Desember
152
Perkembangan kasus malaria dari bulan ke bulan dan wilayah(Desa) dapat dibuat dalam seri beberapa peta spot map.Tampilan seri peta tersebut, dapat dimanfaatkan untukmenganalisis perkembangan sekaligus sebaran kasus-kasusmalaria dalam suatu wilayah tertentu secara cepat
5. Langkah-langkah Analisisa. Kasus malaria direkam dalam Register Harian Penderita Malaria 1-
2b. Data pada register tersebut dihimpun dalam Laporan Rekapitulasi
Penderita Malaria di Puskesmas 1-4c. Berdasarkan laporan rekapitulasi tersebut dibuat Tabel Analisis
Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan Wilayah (Desa), sepertipada contoh Tabel Analisis
d. Berdasarkan tabel analisis tersebut dapat dibuat Grafik/KurvaPerkembangan Malaria Menurut Bulan pada suatu wilayah tertentu(Desa/Kelurahan, Puskesmas/Kecamatan, Kabupaten-Kota). Lihatpada contoh tabel
e. Pada analisis tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat, seringkalipada kurva juga dicantumkan kurva kunjungan Puskesmas. Kurvakunjungan Puskesmas biasanya dalam jumlah yang selalu samasetiap bulannya, jika terjadi peningkatan atau penurunan tajam,kemungkinan besar kelengkapan laporan Puskesmas berbedasangat tajam, bisa semakin lengkap atau semakin banyak yangtidak melapor.
f. Berdasarkan tabel analisis perkembangan malaria tersebut (point3) dapat juga dibuat Peta (Spot Map) Perkembangan MalariaMenurut Bulan. Lihat pada contoh Peta dibawah ini
Tampilan tabel, kurva dan peta ini dimanfaatkan untuk menentukanpola musiman malaria, dan perkiraan kemungkinan telah terjadi KLBmalaria, sehingga program bisa menentukan langkah penanggulanganlebih tepat dan kapan kesiapsiagaan operasional menghadapi KLBperlu diperketat.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
153
B. Perkembangan Kejadian Malaria Menurut Jenis Parasit BerkalaBulanan, Terutama Plasmodium Falsiparum
1. Tujuan :a. Mengetahui pola musiman kejadian malaria berdasarkan jenis
parasitb. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malaria P.
falsiparumc. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB
2. Pelaksanaa. Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kab/Kota, terutama
dalam rangka pola musiman dan deteksi dini peningkatan malariadan KLB malaria
b. BTKLPP, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL),terutama dalam rangka identifikasi kecenderungan jangka panjangdalam rangka SKD-KLB dan informasi untuk merumuskan rencanaprogram pengendalian malaria
3. Sumber DataLaporan Bulanan Penderita Malaria Puskesmas dan fasilitas pelayanankesehatan
4. Tampilan Analisis
a. Tabel Analisis Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan JenisParasit
b. Grafik/Kurva Perkembangan Malaria Menurut Bulan dan JenisParasit
154
TabelAnalisis Perkembangan Malaria Plasmodium falsifarum
Menurut Bulan dan DesaPuskesmas : Jaya
Tahun : 2011
Sumber Data : Rekapitulasi Penderita Malaria di Puskesmas - 4
NoJenis
Parasit
Jumlah Penderita Per Bulan
% Pf
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
s
Se
p
Okt
No
v
De
s
To
tal
1 Total 17 22 20 22 41 42 28 18 15 4 8 7 256 100.00
2 Pf 5 6 10 18 25 22 18 12 5 4 8 7 140 54.69
3 Non Pf 12 8 5 2 8 10 5 3 5 0 0 0 58
Pv 4 8 5 2 8 10 5 3 5 0 0 0 50 19.53
Pm 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 3.13
Po 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00
Pk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00
Mix 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
155
5. Langkah-langkah Analisis
a. Kasus malaria direkam dalam Register Harian Penderita Malaria 1-2
b. Data pada register tersebut dihimpun dalam Laporan RekapitulasiPenderita Malaria di Puskesmas 1-4
c. Berdasarkan laporan rekapitulasi tersebut dibuat Tabel AnalisisPerkembangan Malaria Menurut Bulan dan Jenis Parasit . Lihatcontoh tabel analisis dibawah
d. Berdasarkan tabel analisis tersebut dapat dibuat Grafik/KurvaPerkembangan Malaria Menurut Bulan dan Jenis Parasit(P.falsiparum, Non P.falsiparum dan Jenis Parasit Tidak Jelas.
e. Tampilan tabel, kurva dan peta ini dimanfaatkan untuk menentukanpola musiman malaria, dan perkiraan kemungkinan telah terjadiKLB malaria, sehingga program bisa menentukan langkahpenanggulangan lebih tepat dan kapan kesiapsiagaan operasionalmenghadapi KLB perlu diperketat.
156
C. Perkembangan Kasus Malaria Positif Ibu Hamil DanProporsinya Terhadap Total Kasus Malaria Positif
1. Pengertian dan Tujuan
Ibu hamil menderita malaria berisiko anemi, gangguan kelahiran, dankeguguran. Oleh karena itu, ibu hamil menderita malaria perlumendapat perawatan yang memadai. Adanya peningkatan ibu hamilmenderita sakit malaria, dapat menjadi indikasi awal adanya KLBmalaria
Tujuana. Mendeteksi kecenderungan jumlah dan proporsi ibu hamil
menderita malariab. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malariac. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB
2. Sumber DataRekapitulasi laporan bulanan penderita malaria di fasilitas pelayanankesehatan
3. PelaksanaPuskesmas, RS, Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi
4.Tampilan Analisis
a. Tabel analisis kejadian malaria di fasilitas pelayanan kesehatan
b. Grafik kecenderungan proporsi kejadian malaria berdasarkanproporsi status kehamilannya
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
157
Kecenderungan MalariaPuskesmas Jaya, tahun 2012
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Sep Okt Nov Des
PR
OP
OR
SIi
(%)
BULAN
Hamil Tidak Hamil
0
10
20
30
40
Sep Okt Nov DesJ
UM
LA
HK
SU
S
BULAN
Proporsi Ibu Hamil Jumlah Kasus Malaria
Kejadian malaria meningkat, tetapi proporsi ibu hamil yang berobatkarena malaria positif malah turun. Ini mengindikasikan ibu hamilyang sedang sakit malaria banyak yang tidak mendapat pelayananSebaliknya, jika jumlah kasus malaria ibu hami meningkat, terutamaproporsinya terhadap total ibu hamil meningkat, ini dapat menjadiinidkasi awal dugaan KLB malaria. Adanya dugaan KLB perludilakukan penyelidikan.
5. Langkah-langkah Rekapitulasi Laporan Bulanan Penderita Malaria Tabel analisis distribusi malaria berdasarkan status kehamilan dan
total (setahun sekali) Tabel analisis jumlah kasus malaria menurut status kehamilan dan
bulan Grafik kecenderungan proporsi ibu hamil menderita malaria
158
E. Perkembangan Kejadian Malaria Positif Menurut Usia DanProporsinya Terhadap Total Kasus Malaria Positif
1. Pengertian dan Tujuan
Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik epidemiologi malariayang sangat penting. Adanya sejumlah anak-anak yang menderita sakitmalaria, terutama pada anak balita, menunjukkan adanya penularansetempat, karena anak-anak biasanya belum bepergian jauh darirumah. Adanya banyak anak-anak yang menderita sakit malaria, dapatmenjadi indikasi awal adanya KLB malaria
Analisis epidemiologi berdasarkan jenis kelamin dan umur juga bisamenunjukkan pencarian pengobatan pada kelompok-kelompok tertentudalam masyarakat. Pada kelompok masyarakat tertentu, perempuanakan datang berobat jika sudah menunjukkan sakit yang beratdibanding laki-laki yang segera berobat ketika menderita sakit belumterlalu berat.
Tujuana. Mendeteksi kecenderungan jumlah dan proporsi kasus malaria
menurut umur dan jenis kelaminb. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malariac. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB
2. Sumber DataRekapitulasi Laporan Penderita Malaria Bulanan atau SurveilansKhusus (Survei Darah Massal, Survei Demam Massal, dsb)Data demografi (BPS)
3. Pelaksana Dilaksanakan di semua tingkat Setahun sekali sebagai profil tahunan malaria Mingguan atau Bulanan sesuai kebutuhan setempat
4. Tampilan Analisis
a. Tabel analisis Menurut Jenis Kelaminb. Tabel analisis menurut umur, grafik proporsi dan insidens malaria
menurut umurc. Tabel perkembangan jumlah dan proporsi kasus malaria menurut
umur dan bulan kejadian, grafik perkembangan jumlah dan proporsikasus malaria menurut umur
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
159
TabelDistribusi Malaria Menurut Jenis Kelamin
Puskesmas Jaya, Tahun 2012
NoJenis
KelaminJumlah
PendudukJumlahKasus
JumlahMeninggal
ProporsiInsidens
/1000CFR/100
Laki-laki 16700 100 3 48,3% 6,0 3,0Perempuan 20000 107 8 51,7% 5,4 7,5Total 36700 207 11 100% 3,0 5,3
Jumlah penduduk diperoleh dari BPS, merupakan total penduduk. Seringkalisebagai populasi berisiko digunakan penduduk di desa atau dusun-dusunreseptif saja atau yang terdapat kasus malaria
TabelDistribusi Malaria Menurut Golongan Umur
Puskesmas Jaya, Tahun 2012
NoGolonganUmur (th)
JumlahPenduduk
JumlahKasus
JumlahMeninggal
ProporsiInsidens
/1000CFR/100
1 < 1 1000 2 0 0,9% 2 02 1-4 3000 15 7 7,2% 5 46,73 5-14 8000 40 2 19,3% 5 54 15-24 7000 50 0 24,2% 7,1 05 25-44 13000 80 0 38,7% 6,2 06 45/lebih 4700 20 2 9,7% 4,3 10
Total 36700 207 11 100% 3,0 5,3Jumlah penduduk diperoleh dari BPS, merupakan total penduduk. Seringkalisebagai populasi berisiko digunakan penduduk di desa atau dusun-dusunreseptif saja atau yang terdapat kasus malaria
160
Grafik Proporsi dan Insiden Malaria Menurut Umur tersebut berasaldari sumber data yang sama. Untuk menunjukkan risiko terjadinyamalaria pada populasi di Puskesmas Jaya, lebih baik digunakananalisis insidens, sedangkan pengerahan sumber daya, obat-obatan,lebih banyak memanfaatkan analisis proporsi.Analisis proporsi dapat juga dimanfaatkan dalam menentukanbesarnya masalah malaria pada suatu wilayah, misalnya proporsiyang tinggi pada anak-anak balita menunjukkan adanya penularansetempat yang serius.Berdasarkan pemikiran tersebut terakhir ini, analisis kecenderunganperkembangan malaria bulanan berdasarkan proporsi menurut umur,dapat dimanfaatkan sebagai deteksi dini adanya masalah malariayang serius
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
161
Kecenderungan MalariaPuskesmas Jaya, tahun 2012
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Sep Okt Nov Des
PRO
PO
RSIi
(%)
BULAN
<1 1-4 5-14 15/lebih
0
10
20
30
40
Sep Okt Nov Des
JUM
LAH
KSUS
BULAN
Proporsi Golongan Umur Jumlah Kasus Malaria
Berdasarkan analisis kecenderungan proporsi malaria menurut umur,dapat diketahui pada bulan November 2012 terjadi peningkatannyata proporsi anak balita yang menderita sakit malaria. Apabilaanalisisnya berdasarkan analisis kecenderungan jumlah kasus(absolut), seringkali terjadi keraguan apakah terjadi peningkatanorang sakit atau hanya karena minat berobat meningkat
162
Peningkatan proporsi anak menderita sakit malaria dapat menjadiindikasi penularan setempat yang serius, dan dapat menjadi indikasiawal adanya KLB malaria, yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut
Kecenderungan Jml Kasus Malaria Menurut Umur
Puskesmas Jaya, tahun 2012
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sep Okt Nov Des
JU
ML
AH
KA
SU
S
BULAN
<1
1-4
5-14
15/lebih
5. Langkah-langkaha. Merekam data kasus malariab. Rekapitulasi laporan bulanan penderita malariac. Tabel analsisisd. Grafik kecenderungan proporsi malaria menurut umur dan jenis
kelamine. Grafik kecenderungan jumlah kasus menurut umur dan jenis
kelamin
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
163
F. Perkembangan Kasus Malaria Positif Rawat Inap/Meninggal danProporsinya Terhadap Total Kasus Rawat Inap/Meninggal diFasilitas Pelayanan Kesehatan Per Bulan
1. Pengertian dan TujuanSeperti halnya pada analisis kejadian malaria pada anak balita, analisisterhadap proporsi sakit berat (rawat inap) dan meninggal karenamalaria sangat penting untuk mendeteksi adanya masalah malaria padasuatu wilayah.Analisis kejadian malaria pada kelompok khusus ini dilaksanakandengan ketat, setidak-tidaknya dalam periode waktu bulanan ataubahkan mingguan jika terdapat indikasi meningkatnya kejadian malaria.
Tujuana. Mendeteksi kecenderungan jumlah dan proporsi kasus malaria
sakit berat (rawat inap) dan meninggal di fasilitas pelayanankesehatan
b. Deteksi adanya peningkatan malaria atau KLB malariac. Analisis kecenderungan jangka panjang dalam rangka SKD-KLB
2. Sumber Data Rekapitulasi laporan bulanan penderita malaria di Puskesmas,
Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan Surveilans khusus (Penemuan Penderita Demam Massal,
Pemeriksaan Darah Massal, Penemuan Penderita Secara Aktif)
3. PelaksanaPuskesmas, RS, Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi
4.Tampilan Analisis
164
TabelDistribusi Kasus Malaria Rawat Inap Menurut Bulan
Puskesmas : JayaTahun : 2011
No Rawat
Jumlah Penderita Malaria Per BulanJa
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
s
Se
p
Okt
No
v
De
s
To
tal
1 KasusmalariaRawat Inap
2 4 4 12 10 16 12 8 5 1 0
2 KasusmalariaRawat InapMeninggal
0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0
3 TotalKasusMalaria
17 22 20 22 41 42 28 18 15 4 8
4 TotalpenderitaRawat Inap(semuapenyakit)
95 68 90 80 96 95 85 98 95 65 75
5 TotalPenderitaRawat InapMeninggal(semuapenyakit)
6 7 9 10 12 8 9 7 6 2 1
6 % KasusRawat Inapper Totalpenderitarawat inap
2.1 5.9 4.4 15.0 10.4 16.8 14.1 8.2 5.3 1.5 0.0
7 % KasusMeninggalper totalpenderitameninggal
0.0 0.0 0.0 20.0 8.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
165
Kecenderungan Malaria Rawat Inap dan TotalPuskesmas Jaya, tahun 2012
0
10
20
30
40
Jan
Fe
b
Ma
r
Apr
Me
i
Jun
Jul
Ag
s
Se
p
Okt
No
v
De
s
JU
ML
AH
KA
SU
S
BULAN
R. INAP
Meninggal
TOTAL
Grafik kecenderungan rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan cukupsensitif menggambarkan timbulnya masalah malaria di masyarakat.Surveilans terhadap kasus malaria rawat inap juga lebih sederhana,karena penderita secara pasif datang berobat, sehingga tidak memerlukansurvei ke lapangan dengan biaya dan tenaga yang cukup besar.
166
Kecenderungan % Malaria Rawat Inap dan MeninggalPuskesmas Jaya, tahun 2012
0.0
10.0
20.0
Jan
Feb
Ma
r
Ap
r
Mei
Jun
Jul
Ags
Se
p
Okt
No
v
De
s
PR
OS
EN
TA
SE
(%)
BULAN
% R. Inap
% Meninggal
Kecenderungan proporsi Jumlah Kasus Malaria Rawat InapterhadapJumlah Semua Kasus Rawat Inap ini dapat digunakan mendeteksi adanyamasalah malaria di masyarakat lebih tepat dibanding kecenderunganabsolut jumlah kasus rawat inap. Hal ini disebabkan karenakecenderungan absolut jumlah kasus rawat inap terpengaruh olehfluktuasi kunjungan ke pelayanan kesehatan bukan karena terjadinyapeningkatan masalah malaria di masyarakat. Sementara padakecenderungan proporsi jumlah kasus malaria rawat inap terhadap jumlahsemua kasus rawat inap, sama-sama terpengaruh fluktuasi kunjungan,sehingga fluktuasi kunjungan tersebut dapat terkontrol cukup baik.Demikian juga dengan kecenderungan proporsi jumlah kasus malariarawat inap meninggal terhadap jumlah semua kasus rawat inap meninggaldalam periode yang sama.
5. Langkah-langkah Rekapitulasi laporan bulanan penderita malaria Tabel distribusi kasus malaria rawat ianp dan total menurut bulan Grafik kecenderungan malaria rawat inap dan total Grafik kecenderungan proporsi jumlah kasus malaria rawat inap
dan jumlah kasus malaria rawat inap meninggal
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
167
Lampiran 3a/SKD-KLB 3. Berbagai bentuk PemantauanWilayah Setempat Faktor Risiko KLB Malaria
A. Perkembangan Curah Hujan
1. PendahuluanIndonesia memiliki variasi musim, mesim penghujan dan musimkemarau serta pancaroba atau pergantian musim. Salah satu indikasiperubahan musim dapat diukur dengan besarnya curah hujan masing-masing wilayah dalam periode waktu bulanan.Perubahan musim dari waktu ke waktu berpengaruh terhadapperkembangan malaria pada suatu wilayah, baik pengaruhnya terhadapsifat-sifat parasit, nyamuk penular dan daya tahan pendudukCurah hujan pada suatu wilayah, misalnya kabupaten/kota, dapatdibuat dalam beberapa metode : rata, poligon atau cara isoheat. Untukkeperluan ini, yang digunakan umumnya cara rata-rata yang dapatdiperoleh dari BMKG atau Dinas Pertanian masing-masing daerahMencermati hubungan curah hujan dan perkembangan malaria, makapemantauan curah hujan dapat digunakan untuk antisipasikecenderungan malaria dan upaya-upaya penanggulangannya
Tujuan1. Mendapatkan perkembangan curah hujan kabupaten/Kota2. Tingginya curah hujan berhubungan dengan peningkatan terjadinya
KLB malaria3. Mengetahui pola musiman curah hujan yang berperan penting
dalam analisis SKD-KLB malaria
2. PelaksanaDinas Kesehatan kabupaten/Kota
3. Sumber DataDinas Pertanian Kab/kotaBMKG
Dibawah ini terdapat contoh Informasi curah hujan yang dapat diunduhdari BMKG
168
Informasi Curah Hujan Wilayah-wilayah Indonesiahttp://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Informasi_Hujan_Bulanan.bmkg
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
169
Contoh Informasi Curah Hujan Dari Dinas Pertanian kab/Kota
Banyaknya Curah Hujan Menurut Bulan dan KecamatanDi Kabupaten Klaten Tahun 2004 (mm)
No. Kecamatan
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
t
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
Rata2
01 Prambanan - - - - - - - - - - - - -
02 Gantiwarno 378258248 31 37 0 14 - - - 118328 118
03 Wedi - - - - - - - - - - - - -
04 Bayat - - - - - - - - - - - - -
05 Cawas 192238128 58 - - 13 - 28 25 143460 107
06 Trucuk 158178100 28 - - 19 - - - 144330 80
07 Kalikotes - - - - - - - - - - - - -
08 Kebonarum 418458234 49 290 12 11 - - 49 152481 179
09 Jogonalan - - - - - - - - - - - - -
10 Manisrenggo - - - - - - - - - - - - -
11 Karangnongko191 - - - 46 - - - - 87 287330 74
12 Ngawen - - - - - - - - - - - - -
13 Ceper - - - - - - - - - - - - -
14 Pedan 258138306134125 7 33 - 1 68 263490 154
15 Karangdowo 346221361 94 85 5 17 - - 28 307446 159
16 Juwiring 221225232154118 7 104 - - 92 351548 171
17 Wonosari 215230258170149 6 114 - - 74 360555 177
18 Delanggu 245236229164121 6 102 - - 95 370561 177
19 Polanharjo - - - - - - - - - - - - -
20 Karanganom 308226295 70 123 0 55 - - 65 232339 143
21 Tulung 285457302252166 0 78 - 5 40 225482 190
22 Jatinom 343281318135136 0 50 - 11 91 236483 174
23 Kemalang - - - - - - - - - - - - -
24 Klaten Selatan - - - - - - - - - - - - -
25 Klaten Tengah - - - - - - - - - - - - -
26 Klaten Utara - - - - - - 6 - - - - - -
Rata – Rata 2004 276262251111135 7 51 - 13 65 245449 146
2003 241506227 50 65 13 - - - 34 193293 137
2002 204216138101 34 3 - - - 6 65 135 75
2001 352155224165 83 57 29 - - 145250 42 105
2000 250375378327 35 22 - - 1 39 204 125
Sumber : Klaten Dalam Angka
170
4. Tampilan Analiis
a. Tabel Analisis Curah Hujanb. b. Grafik Analisis
No Kab/Kota
Bulan
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
s
Se
p
Okt
No
v
De
s
1 Krdowo 346 221 361 94 85 5 17 - - 28 307 4462 Juwiring 221 225 232 154 118 7 104 - - 92 351 5483 Wonosari 215 230 258 170 149 6 114 - - 74 360 5554 Delanggu 245 236 229 164 121 6 102 - - 95 370 561
5. Langkah-langkaha. Merekam data curah hujan dari sumber resmi (misalnya Dinas
Pertanian Kab/kota, BMKG). Perekaman dilakukan setiap bulan,karena biasanya beberapa sumber data curah hujan hanyamenerbitkan data curah hujan dalam beberapa bulan saja)
b. Memindahkan data curah hujan kedalam tabel curah hujan setiapbulan berjalan
c. Membuat grafik Curah Hujan Kab/Kota atau Provinsi.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
171
d. Menghubungkan atau melakukan analisis perkembangan curahhujan dengan perkembangan malaria dari bulan ke bulan. Grafikcurah hujan dan grafik perkembangan malaria dapat dibuat dalamsatu grafik.
172
B. Pengamatan Vektor Malaria
1. Pengertian dan Tujuan
Walaupun secara umum, malaria ditularkan oleh nyamuk, terutamanyamuk anopheles, tetapi jenis nyamuk penular malaria tersebut adalahspesifik pada masing-masing daerah, kepadatan bervariasi, dan sangatbesar pengaruh kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.Mencermati keberadaan nyamuk tersebut, sangat diperlukanpengamatan vector sebagai bagian dari penyelenggaraan surveilansmalaria
Tujuana. Memantau secara terus menerus dan sistematis terhadap
nyamuk, distribusi dan perkembangannya serta kondisilingkungan yang berpenmgaruh terhadap keberadaan nyamuk,distribusi dan perkembangannya tersebut.
b. Kepadatan nyamuk yang tinggi berpengaruh terhadap risikopenularan malaria dan terjadinya KLB malaria
c. Kecenderungan pola hujan yang sangat penting melakukan kajianepidemiologi
2. PelaksanaPuskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi,BTKLPP dan Pusat
3. Sumber DataDaerah reseptif malariaPengamatan Vektor
Hasil Pengamatan Vektor (Lihat Pedoman Pemberantasan Vektor, Dit.P2B2, Ditjen PP&PL, Departemen Kesehatan, 2006)
4. Tampilan Analiis
Wilayah reseptif adalah wilayah yang memiliki vektor malaria dengankepadatan tinggi dan terdapat faktor lingkungan serta iklim yangmenunjang terjadinya penularan malaria.Data wilayah reseptif, sebaiknya setingkat desa, walaupun sebenarnyahanya sebagian dari desa. Desa ditetapkan sebagai wilayah reseptif,karena di desa tersebut yang pernah berjangkit penularan malaria, yangkemudian diteliti dengan cermat pada kondisi lingkungan dan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
173
perkembangan vector nyamuk malaria yang berpotensi terjadinyapenularan malaria
a. Daftar Wilayah Desa Reseptif malaria di Puskesmas Jayab. Peta Wilayah Reseptif Malariac. Grafik Fluktuasi kepadatan nyamuk perhari
Kepadatan nyamuk Anopheles diperoleh dengan pengamatan padabeberapa titik pengamatan di wilayah reseptif dengan umpan manusia,kemudian diambil rata dalam sehari (semalam) dan kemudian diratakanperhari dalam sebulan pengamatan
TabelWilayah Reseptif Malaria, Puskesmas Jaya, 2010-2011
No Desa
2011 2012
JmlPdd
JmlDusun
JmlDusun
Reseptif
Jml PddReseptif
JmlPdd
JmlDusun
JmlDusun
Reseptif
Jml PddReseptif
Total 36700 47 13 6100 36700 47 10 5600
1 AMAN 2000 4 4 2000 2000 4 4 20002 BIDAI 6000 4 3 3000 6000 4 3 30003 CHARL 500 3 2 400 500 3 2 4004 DENAH 700 4 2 200 700 4 1 1005 ELOK 2000 4 2 500 2000 4 0 06 ERNAN 4500 6 0 0 4500 6 0 07 GALUH 7000 8 0 0 7000 8 0 08 HANNA 9000 7 0 0 9000 7 0 09 INTAN 5000 7 0 0 5000 7 0 0
174
GambarPeta Desa Reseptif dan Insidens Malaria
Puskesmas Jaya, 2012
<1
1-4>4
Incidance rateper 1000 pop
NonReseptif
Reseptif
Desa Reseptif
GambarWilayah Reseptif Menurut Puskesmas
Kabupaten Jaya, 2012
NonReseptif
Reseptif
Puskesmas reseptif adalah Puskesmas yang terdapat wilayah reseptif,baik desa reseptif maupun dusun reseptif
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
175
5. Langkah-langkah
a. Pengamatan vektor dilakukan pada malam hari, diamati jenis dankepadatannya, sekaligus dengan pengamatan kelembapan, curahhujan dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadapperkembangan vektor (lihat Pedoman Pemberantasan Vektor)
b. Setiap hari pengamatan, hasil pengamatan vektor dibuat rata-rataperhari, kemudian setiap bulan, hasil pengamatan vektor dirata-ratakan dalam sebulan (per-malam per-bulan)
c. Pindahkan data pengamatan vektor kedalam tabel FluktuasiKepadatan Vektor
d. Buat grafik fluktuasi kepadatan vektore. Hasil pengamatan vektor digunakan untuk menentukan dusun, desa
dan Puskesmas reseptif malaria
176
Lampiran 4. Penemuan Penderita Secara Aktif diLapangan (Active Case Detection/ACD)
I. PendahuluanDeteksi Aktif Kasus Malaria adalah upaya mencari dan menemukanpenderita demam (suspek malaria) dengan aktif mengunjungi pendudukdari rumah-ke rumah yang dilaksanakan secara berkala. Penduduk yangmenderita demam dan hasil pengujian darah menyatakan bahwa malariapositif, maka penderita ini wajib segera mendapat pengobatan yangsesuai
II. Tujuan1. Menemukan semua penderita malaria2. Memberikan obat yang sesuai3. Menurunkan risiko terjadinya peningkatan penularan malaria dengan
tatalaksana kasu malaria dengan tepat
III. SasaranKegiatan penemuan kasus malaria dengan ACD dilaksanakan di daerahpengendalian malaria tahap pre eliminasi, eliminasi dan pemeliharaanSasaran ACD adalah semua penduduk pada wilayah rawan penularanmalaria. Wilayah rawan penularan malaria antara lain : wilayah reseptifatau vulnerabel, wilayah fokus yaitu wilayah yang diduga terjadi penularansetempat baru, atau wilayah yang terjadi peningkatan kejadian malaria.
IV. MetodePenentuan wilayah rawan penularan malaria berdasarkan pada analisissurveilans rutin, surveilans migrasi, survei vektor (spot dan longitudinal),riwayat terjadinya KLB malaria dan kondisi lingkungan serta perilakupenduduk yang berpotensi terjadinya penularan malaria (lihat surveidinamika penularan)
Pada dasarnya kegiatan ACD adalah :a. mengunjungi penduduk secara berkala untuk menemukan penderita
demam (suspek malaria). Kunjungan ke penduduk dapat berbentukkunjungan dari rumah ke rumah, atau mendirikan pos pelayanankesehatan sedekat mungkin dengan pemukiman penduduk.
b. Setiap penduduk yang menderita demam diambil sediaan darahnyauntuk pemeriksaan mikroskopis malaria dan atau pengujian denganRDT
c. Setiap penduduk yang menderita demam dan positif malaria mendapatpengobatan standar
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
177
Berdasarkan status wilayahnya, kegiatan penemuan kasus malaria dibagimenjadi dua cara atau langkah-langkah kegiatan :
A. Langkah-langkah kegiatan ACD pada wilayah fokus yang didugaterjadi penularan setempat (baru) atau wilayah yang terjadipeningkatan malaria adalah :1. Persiapan lapangan
a. Menetapkan wilayah-wilayah sasaran kegiatan ACD, dapat satudesa fokus atau beberapa dusun fokus dalam satu desa.
b. Satu dusun fokus dilaksanakan oleh satu tim ACD untukmelaksanakan kunjungan rumah ke rumah, dengan perkiraanjumlah petugas pelaksana ACD adalah :
jumlah rumah x jumlah siklus per bulan= ------------------------------------------------------
40 rumah x 25 hari
c. Mendata penduduk perdusun menurut Rumah/Kepala Keluargadan membuat peta rumah (berikan kode rumah untuk setiapKepala Keluarga) (lihat formulir ACD-1)
d. Berdasarkan data bulanan penderita malaria Puskesmas(surveilans rutin) yang berasal dari fokus atau representasifokus dibuat kurva mingguan/bulanan selama 3-5 tahun terakhir
e. Berdasarkan data pengamatan vektor (survei vektorlongitudinal) juga dibuat fluktuasi nyamuk menurut rata-ratabulanan untuk 3-5 tahun terakhir
f. Tentukan periode penularan tinggi dan periode penularanrendah. Periode penularan tinggi dilaksanakan ACD dengankunjungan rumah siklus 2 mingguan, sementara periodepenularan rendah dilaksanakan ACD dengan kunjungan rumahsiklus 4 mingguan (1 bulan)
g. Siapkan sarana pemeriksaan dalam ACD, formulir KunjunganRumah ACD (formulir ACD-2) dan formulir PemeriksaanDemam (formulir ACD-3) serta brosur atau buku saku sosialisasipengendalian malaria
h. Buatlah jadwal kunjungan rumah, sehingga setiap KepalaKeluarga akan dikunjungi kembali sesuai dengan sikluskunjungan. Sesuaikan jadwal kunjungan dengan letak rumahpada peta dusun
i. Buatlah perencanaan kegiatan ACD bersama kepala dusun dankader setempat
j. Sampaikan jadwal kunjungan rumah dalam rangka ACD inikepada masyarakat yang akan dikunjungi
178
2. Pelaksanaan lapangan
a. Pastikan bahwa warga yang akan dikunjungi mengetahui jadwalkunjungan rumah dalam rangka ACD
b. Sosialisasi pengendalian malaria dan kegiatan pemeriksaan danpengobatan penderita demam (suspek malaria)
c. Lakukan kunjungan rumah ke rumah sesuai jadwal padamasing-masing anggota tim ACD
d. Setiap rumah yang dikunjungi, lakukan wawancara danpemeriksaan serta pengambilan sediaan darah per-kepalakeluarga(1) Pada kunjungan pertama, catat data keluarga dalam formulir
kunjungan rumah ACD (formulir ACD-2). Anggota keluargayang sedang bepergian, tetap harus dicatat.
(2) Tanyakan kembali, apakah ada anggota keluarga yangmenderita sakit demam dalam 48 jam terakhir. Sebutkannama setiap anggota keluarga, dan tandai anggota keluargayang menderita demam.
(3) Setiap anggota keluarga yang menderita sakit demam :(a) Isi formulir Pemeriksaan Sakit Demam (formulir ACD-3)(b) Ambil sediaan darah sesuai pedoman yang berlaku
untuk pemeriksaan mikroskopis. Pastikan label padaslide sediaan darah telah tercatat sesuai dengan nama,KK dan dusun pada formulir Pemeriksaan Sakit Demam(formulir ACD-3)
(c) Lakukan pemeriksaan dengan RDT (jika dilakukan)(d) Berikan obat penurun demam, atau berikan obat
malaria standar jika telah diketahui ada tidaknya parasitdalam darah penderita.
(e) Semua Sediaan Darah disimpan dalam tempat slidedan segera dibawa ke Puskesmas untuk dilakukanpemeriksaan mikroskopis.
(f) Pada setiap penderita malaria positif (konfirmasi), Wawancara penderita dan Isi Kartu Penderita Malaria
(terlampir) dan Otopsi Verbal pada kasus meninggal Berikan pengobatan standar Laksanakan pemeriksaan kontak (5 orang kontak)
untuk memastikan ada tidaknya penularansetempat, sumber penularan (indigenous/impor) danpengobatan kontak yang positip malaria
Lakukan crossnotificasion (jika diperlukan) Penderita yang mendapat pengobatan standar, harus
di follow up :o Penderita Plasmodium falsiparum (+) difollow up
pada hari ke 7 dan ke 28 setelah pengobatan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
179
o Penderita Plasmodium vivak (+) difollow up padahari ke 7, 28 dan 3 bulan setelah pengobatan
B. Langkah-langkah kegiatan ACD pada wilayah reseptif atau vulnerabel
1. Persiapan lapangana. Menetapkan wilayah-wilayah sasaran kegiatan ACD, dapat satu
desa merupakan satu wilayah reseptif/vulnerabel atau beberapadusun reseptif/vulnerabel dalam satu desa.
b. Satu dusun reseptif/vulnerabel dilaksanakan oleh satu tim ACDuntuk melaksanakan pelayanan kesehatan pasif (PosPelayanan Kesehatan) agar penderita demam dapat datangberobat
c. Mendata penduduk perdusun menurut Rumah/Kepala Keluargadan membuat peta rumah (berikan kode rumah untuk setiapKepala Keluarga) (lihat formulir ACD-1)
d. Berdasarkan data bulanan penderita suspek dan malaria(positif) Puskesmas (surveilans rutin) yang berasal dari wilayahreseptif/vulnerabel atau representasi wilayah reseptif/vulnerabel,dibuat kurva mingguan/bulanan selama 3-5 tahun terakhir
e. Berdasarkan data pengamatan vektor (survei vektorlongitudinal) juga dibuat fluktuasi nyamuk menurut rata-ratabulanan untuk 3-5 tahun terakhir
f. Tentukan periode potensi penularan tinggi dan periode potensipenularan rendah. Periode potensi penularan tinggidilaksanakan ACD dengan mendirikan Pos PelayananKesehatan dengan siklus 1 bulan sekali
g. Siapkan sarana pemeriksaan dalam ACD, formulir PemeriksaanDemam (formulir ACD-3) serta brosur atau buku saku sosialisasipengendalian malaria
h. Tetapkan jumlah, lokasi dan jadwal kegiatan Pos PelayananKesehatan, sehingga semua penduduk akses terhadappelayanan kesehatan
i. Buatlah perencanaan kegiatan Pos Pelayanan Kesehatanbersama kepala dusun dan kader setempat dan masyarakat,sehingga Pos Pelayanan Kesehatan dapat dikunjungi semuapenderita demam.
j. Sampaikan jadwal kegiatan Pos Pelayanan Kesehatan dalamrangka ACD ini kepada masyarakat yang akan dikunjungi. PosPelayanan Kesehatan juga akan melayani penderita sakitlainnya.
180
2. Pelaksanaan lapangana. Pastikan bahwa warga diwilayah yang akan dilaksanakan
kegiatan ACD telah mengetahui lokasi dan jadwal kegiatan PosPelayanan Kesehatan
b. Sosialisasikan Program Pengendalian Malaria dan pelaksanaankegiatan Pos Pelayanan Kesehatan agar penduduk yangmenderita demam (suspek malaria) datang berobat. Sosialisasidapat melalui berbagai pertemuan warga (masjid, pertemuanwarga, dsb) dan publikasi lain
c. Laksanakan kegiatan di Pos Pelayanan Kesehatan. Pastikanpapan nama Pos Pelayanan Kesehatan terpampang denganjelas.
d. Setiap anggota keluarga yang menderita sakit demam :(1) Isi formulir Pemeriksaan Sakit Demam (formulir ACD-3)(2)Ambil sediaan darah sesuai pedoman yang berlaku untuk
pemeriksaan mikroskopis. Pastikan label pada slide sediaandarah telah tercatat sesuai dengan nama, KK dan dusunpada formulir Pemeriksaan Sakit Demam (formulir ACD-3)
(3)Lakukan pemeriksaan dengan RDT (jika dilakukan)(4)Berikan obat penurun demam, atau berikan obat malaria
standar jika telah diketahui ada tidaknya parasit dalam darahpenderita.
(5)Kunjungi penduduk yang menderita demam (suspek malaria)yang tidak bisa datang ke Pos Pelayanan Kesehatan, danlakukan kegiatan (1) s/d (4) diatas
(6)Semua Sediaan Darah disimpan dalam tempat slide dansegera dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaanmikroskopis.
(7)Pada setiap penderita malaria positif (konfirmasi), Wawancara penderita dan Isi Kartu Penderita Malaria
(terlampir) dan Otopsi Verbal pada kasus meninggal Berikan pengobatan standar Laksanakan PE KLB atau pemeriksaan kontak (5 orang
kontak) untuk memastikan ada tidaknya penularansetempat, sumber penularan (indigenous/impor), danpengobatan kontak yang positip malaria
Laksanakan crossnotificasion (jika diperlukan) Penderita yang mendapat pengobatan standar, harus di
follow up :oPenderita Plasmodium falsiparum (+) difollow up pada
hari ke 7 dan ke 28 setelah pengobatanoPenderita Plasmodium vivax (+) difollow up pada hari
ke 7, 28 dan 3 bulan setelah pengobatan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
181
C. Analisis Hasil ACD pada wilayah kegiatan
1. Proporsi Keluarga diperiksa
Jumlah keluarga diperiksa= ----------------------------------------- x 100%
Jumlah keluarga seluruhnya** Dimanfaatkan untuk mengkur kinerja ACD per bulan
2. Proporsi kasus malaria konfirmasi
Jumlah kasus demam positif malaria= ---------------------------------------------------- x 100%
Jumlah penduduk sakit demam
3. Rate Prevalensi kasus malaria(Parasit Rate) per bulan
Jumlah kasus malaria (+) dalam sebulan= ------------------------------------------------------------------------ x 1000
Jumlah penduduk diperiksa dalam bulan yang sama
Dibuat kurva prevalence rate untuk menentukan kecenderunganpenularan malaria, sebagai bahan evaluasi kegiatan ACD dalamupaya menurunkan tingginya risiko penularan
4. Proporsi Plamodium falsiparum
Jumlah kasus malaria P. falsiparum (+)+ jumlah kasus malaria campuran per bulan
= ------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah kasus malaria semua parasitpada bulan yang sama
Dibuat kurva proporsi Plasmodium falsiparum menurut bulan, untukmenentukan besarnya risiko penularan dan tindakan yangdiperlukan
5. Proporsi kasus malaria konfirmasi umur < 5tahun
Jumlah kasus malaria konfirmasi berumur <5 thper bulan
= ----------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah kasus malaria konfirmasi semuagolongan umur pada bulan yang sama
182
Dibuat kurva proporsi kasus malaria menurut umur, untukmenentukan besarnya risiko penularan dan tindakan yangdiperlukan
6. Prevalence Rate (Parasit Rate) per tahun menurut umur/jeniskelamin/faktor risiko lain
Prevalence Rate Kasus Malaria (Konfirmasi)Puskesmas : ……… Desa : …………Tahun : ……… Dusun : …………
UmurJumlahPopulasiberisiko
Jml KasusMalaria(Konfirmasi)
Jml KasusMalariaMeninggal
PrevalenceRateper 1000
CasefatalityRate (%)
< 1th1-4 th5-1415-2425-4445 +Total
V. Pencatatan dan Pelaporan
1. Penderita malaria sebagai hasil kegiatan ACD direkam dalamKartu Penderita Malaria di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dankemudian direkam dalam E-sismal sebagai register harianpenderita malaria dengan kode ACD. Oleh karena itu, datapenderita malaria dilaporkan ke Puskesmas setiap hari,termasuk hasil pemeriksaan mikroskopis.
2. Disamping itu, setiap bulan, hasil kegiatan ACD direkapitulasiterpisah dan dibuat laporan bulanan pelaksanaan ACD
VI. Petugas Pelaksana
1. Petugas kesehatan terlatih ACD dan petugas terlatihmikroskopis
2. Masyarakat terlatih (kader, JMD) untuk wilayah yang sulitterjangkau oleh petugas kesehatan dibawah pengawasanpetugas kesehatan terlatih
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
183
Lampiran
Formulir ACD-1Daftar Kepala Keluarga dan Kode Rumah
Daftar Kepala Keluarga, Jumlah Anggota dan Kode Rumah
Kab/Kota :Puskesmas :Tgl. Pendataan:
…………….…………….…………….
Desa :Dusun/RT-RW :
…………..……………
NoNama KepalaKeluarga
JumlahAnggotaKeluarga
KodeRumah
Keterangan
Lampiran : Penemuan Penderita Demam Masssal 184
Deteksi Penderita Malaria Aktif (ACD)Daftar Kepala Keluarga, Anggota dan Pemantauan DemamPada Siklus Pertama ACD
ACD-2
Puskesmas : ……………….. Desa/Dusun: …………..
Kab/Kota : ……………….. Tgl Pendataan: …………..
NoNamaKepalaKeluarga
Nama AnggotaKeluarga *)
Umur Sex Pekerjaan **)Pemeriksaan Siklus 1
Tgl DemamSD/RDT ***)
*) termasuk kepala keluarga**) terkait dengan risiko penularan***) sebagai kolom control, tandai √ jika demam dan telah diambil sediaan darah dan atau RDT
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Lampiran : Penemuan Penderita Demam Masssal 185
Lampiran 5. Penemuan Penderita Demam Massal(Mass Fever Survey/MFS)
Penemuan Penderita Demam Massal merupakan kegiatan pencarian danpenemuan penderita demam positif parasit malaria diantara penduduk
Tujuan1. Memastikan desa dengan jumlah kasus rendah adalah benar
menunjukkan tingkat transmisi rendah (konfirmasi)2. Menemukan penderita demam positif parasit malaria pada populasi
rawan untuk mendapat pengobatan dan menghilangkan sumberpenularan malaria. Ini dilaksanakan jika pengendalian malariadengan PCD dan ACD dan penanggulangan KLB tidak berhasil
3. Mendapatkan prevalensi kasus malaria pada populasi rawan
Sasaran1. MFS konfirmasi
a. Dilaksanakan pada daerah endemis yang sudah menunjukkantransmisi rendah, dengan kriteria :(1) Desa/dusun pernah endemis tinggi(2) Wilayah reseptif malaria(3) Mobilitas penduduk tinggi(4) Surveilans dengan kinerja rendah
b. Dilaksanakan pada saat puncak penularan malaria berdasarkankurva bulanan penderita malaria
c. Memastikan KLB malaria
2. MFS khusus mengurangi sumber penularan dan mencegah KLBa. Dilaksanakan pada daerah fokus yang menunjukkan
kecenderungan kenaikan jumlah penderita, dengan kriteria :(1) Ditemukan satu kasus indigenous bayi(2) MOPI kumulatif dua bulan berturut-turut 3% atau dua kali
MOPI bulan sebelumnyab. Dilaksanakan sebelum puncak penularan malaria, berdasarkan
kurva bulanan penderita malaria dan atau potensi terjadinyapenularan meningkat
MetodePada prinsipnya, MFS adalah memeriksa adanya parasit malaria padasediaan darah setiap orang yang menderita demam yang ada padapopulasi tertentu.
Langkah Persiapan
1. Tentukan batas daerah yang akan dilaksanakan MFS berdasarkan:a. Sebaran penderita malaria berdasarkan penemuan pasifb. Sebaran nyamuk penular malaria di daerah tersebutc. Keadaan lingkungan dan sosial ekonomi yang berpengaruh
terhadap penularan malaria2. Hitung jumlah penduduk berdasarkan data pemerintahan desa
setempat dan perkiraan adanya penderita demam rata-rata setiaphari
3. Siapkan kebutuhan tenaga dan logistik :a. Jumlah tenagab. Spesifikasi tenaga (beri keterangan)c. Jumlah slide kaca sebesar jumlah penduduk + 10 % per pos
pelayanand. Jumlah formulir MFS
4. Pelatihan dan pembahasan dengan kader malaria5. Penyuluhan pelaksanaan MFS (sasaran, mekanisme, pos
pelayanan dan jadwal)6. Menjelang hari pelaksanaan MFS, kader mendata penduduk dari
rumah ke rumah warga, dan mencatat warga menderita demamatau riwayat menderita demam dalam 48 jam terakhir
Langkah Pelaksanaan1. Menyiapkan pos-pos pelayanan, termasuk tenaga dan logistik serta
formulir MFS2. Warga yang menderita demam yang akan diperiksa dicatat dalam
formulir MFS dan diberikan kartu berisi nama dan kode3. Warga yang akan diperiksa mendatangi meja pemeriksaan sediaan
darah yang telah ditentukan4. Petugas di meja pemeriksaan sediaan darah mengambil sediaan
darah dan tulis di bagian pinggir slide : nama, kode dan tanggalpengambilan sediaan darah (dapat sekaligus diperiksa denganRDT)
5. Slide disimpan pada tempatnya untuk pemeriksaan lebih lanjut6. Mendatangi ke rumah warga yang tercatat oleh kader (menderita
demam) yang belum mengikuti pemeriksaan7. Pemeriksaan mikroskopis Sediaan Darah sesuai pedoman terkait8. Setelah diperoleh hasil pemeriksaan sediaan darah, warga yang
positif parasit malaria segera mendapat pengobatan standar (jikadengan pengujian RDT, penderita positif langsung diberikan obat)
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Lampiran : Penemuan Penderita Demam Masssal 187
Pelaporan
Hasil Pelaksanaan MFS segera dilaporkan kepada Dinas KesehatanKab/kota dan Puskesmas dimana MFS dilaksanakan, selambat-lambatnya1 minggu setelah pelaksanaan MFS. Laporan MFS berisi :
1. Daftar Nama Tim MFS2. Laporan pelaksanaan3. Analisis MFS4. Lampiran Daftar Peserta Survei Demam Massal
Pada daerah pengendalian tahap eliminasi dan pemeliharaan, laporanditembuskan pada Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat (Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan)
Tindakan Pasca MFS
Dilaksanakan Surveilans pasif dengan melaksanakan pelayananpengobatan (Puskesmas Keliling) di daerah tersebut setidak-tidaknyasetiap bulan selama 3 bulan berturut-turut setelah MFS dilaksanakan
Format Analisis MFSProsentase Penduduk Demam Diperiksa Sediaan Darah (SD)
Jumlah SD yang diperoleh= ------------------------------------- x 100
Jumlah penduduk
Point Prevalence Rate (Parasit Rate)
Jumlah SD+RDT positif parasit malaria= ----------------------------------------------------- x 1000
Jumlah SD diperiksa
Proporsi parasit falsiparum
Jumlah SD positif parasit falsiparum= -------------------------------------------------- x 100
Jumlah SD positif parasit malaria
Proporsi Pengobatan
Jumlah SD positif parasit malaria mendapat obat= ------------------------------------------------------------------ x 100
Jumlah SD positif parasit malaria
Referensi
Depkes RI. Pedoman Penemuan Penderita. Direktorat PemberantasanPenyakit Bersumber Binatang, Ditjen PP&PL, Depkes RI. Tahun 2007
Lampiran : Penemuan Penderita Demam Masssal 189
Formulir Penemuan Penderita Demam Massal sebagai berikut :
Penemuan Penderita Demam MassalDaftar Kepala Keluarga dan Anggota
Puskesmas : ……………….. Desa/Dusun: …………..
Kab/Kota : ……………….. Tanggal MFS : …………..
NoNama Kepala
KeluargaNama Anggota
Keluarga *)Umur Sex Pekerjaan **)
Demam(Y/T)
Tgl MulaiDemam
DiambilSD ***)
*) termasuk kepala keluarga**) terkait dengan risiko penularan***) sebagai kolom control, tandai √ jika demam dan telah diambil sediaan darah
Penemuan Penderita Demam MassalDaftar Pemeriksaan Sediaan Darah Penduduk Demam
Puskesmas :………………….. Desa/Dusun :………………….
Kab/Kota :………………….. Tgl MFS :………………….
NoNama
AnggotaKeluarga
NamaKepala
Keluarga
Dusun/RT/RW U
mur
Sex Tanggal
MulaiDemam
Gejala TambahanTanggalPemerik
saan
JenisPemerik
saanHasil Pemeriksaan Pengobatan
RDT SD RDT SD Jenis Tanggal Jenis obat
Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 190
Penemuan Penderita Demam MassalData Penduduk
Kab/Kota :Puskesmas :
Desa :Tahun :
…………………………………………….
No DusunUmur (Tahun) Jenis Kelamin
<1 1-4 5-9 10-14 15+ L P
12
... Dst
Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 194
Formulir MBS sebagai berikut :
Pemeriksaan Darah Massal (MBS) MalariaDaftar Kepala Keluarga, Anggota dan Pemeriksaan
Puskesmas :………………….. Desa /Dusun :…………………/ ………………………..
Kab/Kota :………………….. Tgl Survei :………………….
NoNamaKepala
Keluarga
NamaAnggota
*) Um
ur
Sex
Pekerjaan
Gejala Sakit dalam 48jam terakhir
TanggalPemeriksaan **)
JenisPemerik
saanHasil Pemeriksaan Pengobatan
Demam RDT SD RDT SD Jenis Tanggal Jenis obat
*) termasuk Kepala Keluarga**) periksa semua anggota keluarga, jika tidak diperiksa, tuliskan disini alasannya
Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 195
Format Analisis Pemeriksaan Darah Massal
Prosentase Penduduk Diperiksa SD (Sediaan Darah)Jumlah SD yang diperoleh
= ------------------------------------- x 100Jumlah penduduk
Point Prevalence Rate (Parasit Rate)Jumlah SD positif parasit malaria
= --------------------------------------------- x 1000Jumlah SD diperiksa
Proporsi parasit falsiparumJumlah SD positif parasit falsiparum
= -------------------------------------------------- x 100Jumlah SD positif parasit malaria
Proporsi kasus malaria konfirmasi (demam)Jumlah penduduk demam yang positif malaria
= ---------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah penduduk positif malaria
Proporsi PengobatanJumlah SD positif parasit malaria mendapat obat
= ------------------------------------------------------------------ x 100Jumlah SD positif parasit malaria
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 196
Lampiran 8. Surveilans Migrasi
I. Pendahuluan
Pada wilayah dengan kasus indigenous sudah tidak pernah ditemukan ataukejadiannya sangat rendah, tetapi kasus impor masih sering terjadi, dan kondisiwilayah tersebut berpotensi terjadinya perkembangbiakan vektor penular malaria,maka wilayah ini merupakan wilayah rentan terjadinya penularan malariaSurveilans migrasi merupakan bagian dari SKD-KLB malaria, yaitu melakukananalisis secara terus menerus dan sistematis terhadap kecenderungan migrasipenduduk, kecenderungan kasus impor dan deteksi dini adanya penularan setempatserta deteksi dini perubahan kondisi lingkungan, vektor dan perilaku penduduk yangberpotensi terjadinya penularan malaria.
II. Tujuan1. Menemukan penderita malaria yang baru datang dari daerah endemis malaria
yang datang ke daerah reseptif malaria2. Memberikan pengobatan standar pada penderita malaria3. Kecenderungan kasus malaria impor, introduce dan indigenous (penularan
setempat) di wilayah reseptif4. Kecederungan (pola musiman) vektor malaria di wilayah reseptif5. Pola musiman migrasi penduduk wilayah reseptif dari dan ke daerah endemis
malaria
III. Sasaran
Surveilans migrasi dilaksanakan pada daerah dengan pengendalian malaria tahappre eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan yang memiliki wilayah reseptif danvulnerabel
IV. Metode1. Melaksanakan kegiatan ACD pada wilayah reseptif malaria2. Melaksanakan kegiatan ACD pada fokus, jika diduga terjadi penularan
setempat atau peningkatan kasus indigenous3. Melaksanakan pengawasan dan survei vektor4. Melaksanakan pemantauan pola musiman migrasi penduduk dari dan ke
daerah endemis malaria
V. Pencatatan dan Pelaporan1. Data penemuan kasus malaria konfirmasi merupakan bagian dari laporan
penderita malaria di Puskesmas dengan kode ACD2. Laporan dan analisis tersendiri perlu dilakukan setiap bulan untuk peningkatan
kewaspadaan dini dan respon kemungkinan terjadinya penularan setempat
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 197
VI. PelaksanaPetugas Puskesmas terlatih atau kader kesehatan/JMD terlatih
ReferensiPedoman Penemuan Penderita Malaria
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 198
Lampiran 9. SURVEI DINAMIKA PENULARAN MALARIA
Malaria merupakan salah satu penyakit menular di Indonesia yang tersebarsangat luas, angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi dan faktor risikoyang komplek.Untuk mendapatkan alternatif strategi pengendalian malaria yang efektif danefisien di suatu wilayah diperlukan kajian menyeluruh dan berorientasi padaidentifikasi dan upaya pemutusan mata rantai penularan malaria yang lebihdikenal sebagai Survei Dinamika Penularan Malaria.
II. Pengertian :
Dinamika penularan malaria adalah pola dan intensitas penularan malaria disuatu wilayah tertentu dan pengaruh adanya penderita atau carrier malariasebagai sumber penularan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya penularantersebut. Kondisi yang mempengaruhi terjadinya penularan malaria meliputijumlah dan sebaran penderita/carrier, perilaku penduduk berisiko penularan,jenis, penyebaran dan kepadatan vektor penular, lingkungan rentan penularandan jangkauan/mutu pelayanan kesehatan
Survei Dinamika Penularan adalah kajian menyeluruh dan sistematis terhadapdinamika penularan malaria agar dapat diperoleh cara-cara pengendalian malariadi suatu wilayah tertentu
III. Tujuan dan Manfaat
Tujuan1. Mengetahui distribusi malaria menurut waktu, tempat dan ciri-ciri penduduk
(orang)2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penularan malaria3. Mengetahui sumber (penderita/carier, vektor, lingkungan) dan cara penularan
malaria4. Menentukan metode intervensi yang tepat5. Menentukan mitra strategis pengendalian malaria
Manfaat• Mengetahui metode pemberantasan yang tepat guna• Membuat perencanaan yang tepat sasaran berdasarkan fakta• Mengetahui program/sektor lain yang terlibat dalam pengendalian malaria
I. Pendahuluan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 199
IV. Kerangka Pikir
MalariaAdalah penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai jenis parasit malaria :Plasmodium vivax, P. malariae, P. falciparum dan P. ovale; parasit golongansporozoa.
ReservoirHanya manusia menjadi reservoir terpenting untuk malaria. Primata secara alamiahterinfeksi berbagai jenis malaria termasuk P. knowlesi, P. brazilianum, P. inui, P.schwetzi dan P. simium yang dapat menginfeksi manusia di laboratorium percobaan,akan tetapi jarang terjadi penularan/transmisi secara alamiah.
Masa inkubasiWaktu antara gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis sekitar 7-14 hari untuk P.falciparum, 8-14 hari untukP. Vivax dan P. ovale, dan 7-30 hari untuk P. malariae.Masa inkubasi ini dapat memanjang antara 8-10 bulan terutama pada beberapastrain P. vivax di daerah tropis
Masa PenularanNyamuk dapat terinfeksi apabila dalam darah penderita malaria, yang dihisap olehnyamuk terdapat gametosit. Keadaan ini bervariasi tergantung pada spesies danstrain dari parasit serta respons seseorang terhadap pengobatan. Pada penderitamalaria dengan Plasmodium malariae yang tidak diobati atau tidak diobati denganbenar dapat menjadi sumber penularan selama 3 tahun. Sedangkan untuk vivaxberlangsung selama 1-2 tahun dan untuk malaria falciparum umumnya tidak lebihdari satu tahun.
PenularanMelalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif. Sebagian besar spesiesmenggigit pada senja hari dan menjelang malam.
Perkembangan Parasit Dalam Tubuh NyamukSetelah nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung parasit padastadium seksual (gametosit), gamet jantan (mikrogametosit) dan betina(makrogametosit) bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang kemudianmenembus dinding perut nyamuk dan membentuk kista (oocyst) yang berada padalapisan luar, yang nantinya akan memproduksi ribuan sporosoit. Ini membutuhkanwaktu 8-35 hari tergantung pada jenis parasit dan suhu lingkungan tempat dimanavektor berada. Sporosoit-sporosoit yang telah diproduksi tersebut berpindah keseluruh organ tubuh nyamuk dan beberapa sporozoit mencapai kelenjar ludahnyamuk, menjadi matang dan apabila nyamuk menggigit orang tersebut, makasporosoit siap ditularkan.
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 200
Perkembangan Parasit Dalam Tubuh ManusiaDalam tubuh manusia, sporozoit yang berasal dari nyamuk saat menghisap darahmanusia, akan memasuki sel-sel hati dan membentuk stadium yang disebut skisoneksoeritrositer.Sel-sel hati akan pecah dan parasit aseksual (skison) memasuki aliran darah,berkembang dalam sel darah (eritrosit) dari bentuk tropzoit immature menjaditropozoit matur (siklus eritrositik). Sel darah merah kemudian pecah, dan skison akanmenyerang sel darah merah yang lain. Umumnya perubahan dari troposoit menjadiskison yang matang dalam darah memerlukan waktu 48-72 jam, sebelummelepaskan 8-30 merosoit eritrositik (tergantung spesies) untuk menyerang eritrosit-eritrosit lain.Gejala klinis terjadi pada tiap siklus karena pecahnya sebagian besar skison-skisoneritrositik. Didalam eritrosit-eritrosit yang terinfeksi, beberapa merosoit berkembangmenjadi bentuk seksual yaitu gamet jantan (mikrogametosit) dan gamet betina(makrogametosit).
Siklus Hidup Parasit Malaria
Periode antara gigitan nyamuk yang terinfeksi dengan ditemukannya parasit dalamsediaan darah tebal disebut “periode prepaten” yang biasanya berlangsung antara 6-12 hari pada P. falciparum, 8-12 hari pada P. vivax dan P. ovale, 12-16 hari pada P.malariae (mungkin lebih singkat atau lebih lama).Gametosit biasanya muncul dalam aliran darah dalam waktu 3 hari setelahparasitemia pada P. vivax dan P. ovale, dan setelah 10-14 hari pada P. falciparum.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 201
Beberapa bentuk eksoeritrositik pada P. vivax dan P. ovale mengalami bentuk tidakaktif (hipnosoit) yang tinggal dalam sel-sel hati dan menjadi matang dalam waktubeberapa bulan atau beberapa tahun yang menimbulkan relaps. Fenomena ini tidakterjadi pada malaria falciparum dan malaria malariae,
Kondisi yang berpengaruh terhadap penularan malaria
1. Distribusi penderita malaria menurut waktu, tempat dan orang2. Distribusi penderita menurut jenis parasit malaria3. Tempat perkembangbiakan nyamuk4. Kebiasan nyamuk (waktu dan tempat) menggigit orang,5. Kebiasaan nyamuk (waktu dan tempat) istirahat,6. Perilaku penduduk sehari-hari berada pada lokasi digigit nyamuk7. Kondisi rumah, tempat tinggal, tempat bekerja penduduk yang potensi digigit
nyamuk
Faktor Risiko Penularan Malaria
TertularMalaria
Tempat berkembang-biak nyamuk Nyamuk
distribusiks Malaria
Jenis nyamuk
JenisParasit
Kebiasaan orang beradapada lokasi digigit nyamuk
Kebiasaan waktu dantempat menggigit
Kondisi tempattinggal penduduk
Curahhujan
Malaria, reservoir, masa inkubasi, penularan dapat dipelajari pada dalam tatalaksanamalaria
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 202
V. Pelaksanaan SurveiEntomologi, epidemiologi, dokter yang menguasai program pengendalian malariadan pengelola program setempat (Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota)
A. Persiapan1. Menentukan gambaran epidemiologi kasus malaria menurut
Puskesmas/Kecamatan :a. Peta stratifikasi Puskesmas/Kecamatan dalam satu Kab/Kotab. Tabel prevalensi rate malaria menurut golongan umur dan jenis kelaminc. Kurva mingguan atau bulanan kasus malaria suspek dan konfirmasi,
terutama pada Puskesmas/kecamatan dengan strattifikasi tinggi,sehingga dapat diukur kinerja program dan kecenderungan malaria
Berdasarkan data dan informasi diatas dapat ditentukanPuskesmas/Kecamatan dengan masalah malaria dan memerlukan SurveiDinamika Penularan
2. Pada Puskesmas/Kecamatan terpiliha. Peta stratifikasi desab. Tabel prevalensi rate menurut golongan umur, jenis kelamin, dllc. Buat kurva mingguan atau bulanan kasus malaria konfirmasid. Curah hujan (Kabupaten/Kota)
Berdasarkan informasi tersebut dapat ditentukan desa sasaran SurveiDinamika Penularan. Kriteria desa yang akan disurvei : :
a. Menggambarkan keadaan yang sama (representative) dengan daerahsekitarnya (optional)
b. Dimungkinkan kerjasama dengan perangkat desa, kader danmasyarakat
c. Survei dilaksanakan pada puncak penularan malaria (berdasarkankurva mingguan atau kurva bulanan)
3. Persiapan survei integrasiMenentukan jenis survei, metode, jadwal serta persiapan pelaksanaan dilapangan, yang pada dasarnya adalah melakukan survei untuk mengukurbesarnya masing-masing faktor risiko penularan malariaJenis survei sesuai dengan kebutuhan analisis dinamika penularan masing-masing wilayah yang ditetapkan oleh tim survei
a. Data umumData demografiData fasilitas umumData rumah menurut jenis rumahTransportasi, perdagangan, sekolah dan perpindahan penduduk lain
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 203
b. Peta wilayah Survei Dinamika PenularanPeta wilayah dengan gambaran ketinggian, perbukitan, jalan, sungai, parit,kolam, danau, pantai, kebun, sawah, semak, semua rumah, fasilitaspelayanan kesehatan, fasilitas umum lainnya (sekolah, pasar, masjid,tempat pertemuan).Kondisi lokasi ini diharapkan dapat menuntun pada tempat-tempatberkembangbiaknya nyamuk, tempat-tempat penularan, dan pencarianpertolonganLetak rumah diberi kode, sehingga letak kasus sesuai dengan tempattinggalnya dapat diketahui dengan tepat.
c. Distribusi kasus malariaBersumber pada data harian malaria fasilitas pelayanan kesehatan (PCD)Berdasarkan data ini dapat ditentukan :
(1) Grafik mingguan/bulanan perkembangan kasus malaria 3-5 tahunterakhir sesuai dengan jenis parasit
(2) Grafik kecenderungan malaria menurut % jenis parasit(3) Grafik kecenderungan malaria menurut % umur(4) Jumlah dan prevalens rate malaria menurut desa, umur dan jenis
kelamin selama 3-5 tahun terakhir(5) Jumlah dan prevalens rate malaria menurut kondisi yang dicurigai
berhubungan dengan faktor risiko malaria(6) Peta sebaran malaria (spot map) atau area map 3-5 tahun terakhir
berdasarkan kasus malaria konfirmasi, jenis parasit, kasus meninggal
d. Mendirikan pos-pos pelayanan kesehatan statis selama periode waktutertentu atau pos-pos pelayanan kesehatan keliling berkalaMaksud mendirikan pos adalah memberikan pelayanan kepadamasyarakat agar dapat berobat, terutama jika menderita sakit demam ataumalariaBerdasarkan kegiatan ini juga akan diperoleh data harian malaria di pos-pos kesehatan, sehingga diperoleh informasi sama dengan data distribusikasus malaria selama periode pelayanan
e. Pengamatan vektor penular malariaDapat diketahui kurva kepadatan nyamuk (pola musiman) secara umumberdasarkan pada pengamatan kepadatan vektor di beberapa titikpengamatan selama 3-5 tahun terakhir (setidak-tidaknya data Puskesmas)
f. Active Case DetectionMenempatkan petugas khusus untuk menemukan penderita demam(suspek malaria) berdasarkan kunjungan rumah secara berkala danlaporan masyarakat. Setiap kasus demam dilakukan pemeriksaan RDTdan pengujian mikroskopis serta pengobatan standar.Adanya kegiatan ACD yang dilaksanakan dalam periode waktu tertentu,misalnya selama 3 bulan, akan diperoleh data penderita demam, dan
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 204
konfirmasi malaria, sehingga dapat menjadi sumber data survei dinamikapenularan. Bentuk analisisnya sama dengan Survei Demam Massal
g. Survei Demam MassalSurvei ini lebih tepat sebagai upaya pencarian penderita malaria di tengah-tengah masyarakat, tetapi bisa juga dimanfaatkan sebagai upayamengidentifikasi gambaran distribusi malaria berdasarkan data masyarakat(data berbasis masyarakat).Survei diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Jumlah dan prevalens rate kasus malaria konfirmasi (positif) malaria
menurut jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan faktor risiko penularanlainnya yang dicurigai
(2) Case fatality rate dan mortality rate menurut umur, jenis kelamin danfaktor risiko lainnya yang dicurigai
(3) Peta sebaran kasus malaria konfirmasi malaria (spot map tempattinggal) atau area map berdasarkan kasus malaria konfirmasi, jenisparasit, kasus meninggal
Kasus konfirmasi malaria mendapat pengobatan standarSurvei Demam Massal sebaiknya sekaligus dengan survei KAPmenggunakan daftar pertanyaan, bukan fokus group discussion danwawancara mendalamMetode dapat dipelajari pada lampiran Survei Demam Massal. Sasaransurvei bisa survei total penduduk atau survei sampel sesuai metodesampling.
h. Survei Darah MassalSurvei ini lebih tepat sebagai upaya pencarian penduduk positif malaria ditengah-tengah masyarakat, tetapi bisa juga dimanfaatkan sebagai upayamengidentifikasi gambaran distribusi malaria berdasarkan data masyarakat(data berbasis masyarakat).Survei diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Jumlah dan prevalens rate penduduk positif malaria menurut jenis
kelamin, umur, pekerjaan, dan faktor risiko penularan lainnya yangdicurigai
(2) Jumlah dan prosentase kasus malaria terhadap total penduduk positifmalaria
(3) Case fatality rate dan mortality rate menurut umur, jenis kelamin danfaktor risiko lainnya yang dicurigai
(4) Peta sebaran penduduk positip malaria (spot map tempat tinggal) atauarea map berdasarkan kasus malaria konfirmasi, jenis parasit, kasusmeninggal
Penduduk positip malaria mendapat pengobatan standarSurvei Darah Massal sebaiknya sekaligus dengan survei KAPmenggunakan daftar pertanyaan, bukan focus group discussion danwawancara mendalam
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 205
Metode dapat dipelajari pada lampiran Survei Darah Massal. Survei dapatsurvei total penduduk atau survei sampel sesuai metode sampling
i. Survei vektor penular malariaSebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengamatan vektor (sering disebutsebagai survei vektor longitudinal), tetapi survei vektor lebih fokus padasatu periode waktu survei saja, sehingga lebih teliti dalam mengidentifikasigambaran keberadaan vektor di wilayah tersebut.Survei diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Tempat berkembang biak nyamuk(2) Jenis nyamuk(3) Kepadatan nyamuk malam hari di dalam dan di luar rumah serta
tempat-tempat berisiko penularan (lihat hasil survei perilakupenduduk)
(4) Kebiasaan nyamuk istirahat di dalam dan di luar rumah(5) Kebiasaan nyamuk menggigit di dalam dan di luar rumah
j. Kajian perilaku penduduk (KAP)Kajian ini diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) KAP malaria(2) KAP berisiko penularan malaria(3) KAP tatalaksana penderita dan pencarian pertolongan
k. Kajian pelayanan kesehatanKajian ini diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Jenis dan frekuensi pelayanan kesehatan umum bagi penduduk
wilayah Survei Dinamika Penularan(2) Jenis dan frekuensi pelayanan kesehatan khusus terkait dengan
tatalaksana kasus malaria, termasuk kemampuan penegakandiagnosis, obat, tenaga medis, rujukan dan pencatatan dan pelaporan
l. Kajian program pengendalian malariaKajian ini diharapkan dapat mengidentifikasi :(1) Kegiatan program pengendalian malaria yang dilaksanakan dalam 3-5
tahun terakhir di daerah Survei Dinamika Penularan, antara lain :distribusi kelambu, penyemprotan rumah, ACD, MFS, MBS, larvasidasidan pengendalian lingkungan lainnya, termasuk kegiatan penyuluhanterkait
(2) Dampak program terhadap kejadian malaria
m. Penyelidikan KLB malariaMereview hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB malaria yangpernah terjadi di daerah survei atau sekitarnyaJika pada saat Survei Dinamika Penularan Malaria terjadi KLB malaria,maka dapat dilakukan penyelidikan KLB malaria
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 206
B. Pelaksanaan Lapangana. Koordinasi internal tim Survei Dinamika Penularan yangkemungkinan terdiri
dari beberapa tim dengan jadwal masing-masing.b. Koordinasikan jadwal kegiatan Survei Dinamika Penularan Malaria dengan
kader dan pelaksana lapangan, pastikan kesiapan masyarakatc. Lakukan monitoring dan evaluasi setiap hari dan minggu, agar proses
pelaksanaan survei sesuai jadwal
C. Pembahasan Survei Dinamika Penularana. Menetapkan besar masalah malaria berdasarkan kajian epidemiologi (waktu,
tempat dan orang), jenis parasit dan tatalaksana penderita.b. Menentapkan peta entomologi dan identifikasi waktu, tempat dan kondisi yang
dicurigai terjadinya penularanc. Menetapkan hubungan (deskriptif) distribusi kasus malaria menurut waktu,
tempat dan orang terhadap peta entomologi dan identifikasi waktu, tempatdan kondisi yang dicurigai terjadinya penularan (sumber dan cara penularan)
d. Menentukan strategi penanggulangan yang tepat sesuai temuan sumber dancara penularan
e. Melakukan pembahasan (seminar) bersama pengelola program, kader, tokoh,camat, lurah, guru, dan masyarakat di lokasi Survei Dinamika Penularan untukmendapatkan kesamaan pemahaman, tambahan informasi dan masukanpengendalian malaria
D. Kesimpulana. Besar masalah malaria di wilayah Survei Dinamika Penularan Malariab. Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap kejadian penularan malariac. Rekomendasi pengendalian malaria di wilayah Survei Dinamika Penularan
dan sekitarnya
E. Laporan----
Kepustakaan1. Adhi S. Dokumen bahan-bahan Pelatihan Survei Dinamika Penularan (tidak
dipublikasi)2. ICDC. Final Report of Supprt for Expansion and Strengthening of Micreoscopy
and Entomology (training, workshop and supervision) on Malaria TransmisionDynamic Survey. Subdirectorate of Malaria, Directorate VBDC, DG CDC & EH,MOH. RI, 2006
3. Lukman Hakim, Sukmono, dkk. Dinamika Penularan malaria di desa TafanutuKecamatan Moti Kota Ternate Tahun 2004. Laporan Proyek, Jakarta, 2004
4. David L, Heymann. Control of Communicable Diseases Manual. 19th Ed.American Public Association. Washington, 2008
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 207
Lampiran 10. Formulir Perekaman, Pencatatan dan Pelaporan Surveilans RutinMalaria
Lampiran 10.1 Kartu Penderita Malaria ...........................................208Lampiran 10.2 Formulir Autopsi Verbal ...........................................212Lampiran 10.3 Formulir Register Harian Malaria di Puskesmas......214Lampiran 10.4 Formulir Rekapitulasi Penderita Malaria Puskesmas Bulanan...... 215Lampiran 10.5 Formulir Rekapitulasi Data Program Puskesmas Bulanan ........... 217Lampiran 10.5 Formulir Rekapitulasi Penderita Malaria RS/Fasyankes Bulanan. 218Lampiran 10.6 Formulir Rekapitulasi Penderita Malaria Kab/Kota Bulanan ......... 220Lampiran 10.7. Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor................222Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan Publikasi Bulanan Malaria di
Kab/Kota ...................................................................................224Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan Publikasi Bulanan Malaria di
Provinsi .....................................................................................225Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan Publikasi Bulanan Malaria di
Pusat (Nasional) .......................................................................226Laporan Cohort Ibu Program Kesehatan Ibu Hamil.........................227Laporan Rekapitulasi Bayi Puskesmas Program Imunisasi.............228Formulir Logistik Obat Malaria.........................................................229ALur Pelaporan................................................................................236
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 208
Lampiran 10.1 Kartu Penderita Malaria
KARTU PENDERITA MALARIA
Tahap pengendalian malaria *) : Pemberantasan/Preeliminasi/Eliminasi/Pemeliharaan
Nomor Register **) : .........................................................
Tanggal : ……………………….
1. Puskesmas/Pustu/Poskesdes/RS/Lab *) :
2. Kecamatan :
3. Kabupaten/Kota :
4. Provinsi :
5. Nama Penderita :
6. Umur : ..... tahun ..... bulan
7. Jenis Kelamin *) : laki-laki/perempuan
Jika penderita perempuan *) : hamil/tidak hamil
Jika hamil, usia kehamilan : ….. minggu
8. Alamat lengkap :
Desa/kelurahan *) :
Dusun/RW-RT *) :
9. Titik koordinat rumah penderita ***)
Lintang derajat :
Bujur derajat :
*)Lingkari yang dipilih
**)Diisi dengan kode puskesmas - tahun - bulan - nomor urut (contoh : P190113010-12012-02-001)
Kode Puskesmas sesuai dengan kode yang ditetapkan Kementerian Kesehatan***)
Koordinat rumah penderita dan tempat penularan serta tempat perkembangbiakan wajib diisi pada daerahyang berada pada tahap eliminasi dan pemeliharaan.
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 209
10. Pekerjaan penderita *) Nelayan Buruh tambang
Ibu rumah tangga Pegawai
TNI POLRI
Berkebun Perambah hutan
Petani Petambak
Pedagang
11. Pemeriksa *) dokter bidan perawat
12. Gejala *)(bisa lebih dari satu)
demam menggigil berkeringat
diare Sakit kepala Nyeri sendi
mual muntah Tidak nafsu makan
13. Tanggal mulai timbul gejala **) : ……………………………………...
14. Riwayat bepergian dan bermalam di daerah endemis
malaria dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit ? **) ***)
: Ya/Tidak
Bila ya, sebutkan nama wilayah dan tanggal berkunjung
No Desa Kecamatan Kabupten/kota Tanggal Berkunjung
15. Riwayat pernah menderita penyakit malaria sebelumnya : Ya/Tidak
Bila Ya, sebutkan waktunya (Tgl-Bulan-Tahun) : …………………
16. Obat malaria yang pernah diterima : ...……………….
17. Pemeriksaan Laboratorium
a. Tanggal pemeriksaan :
b. Metode Pemeriksaan : RDT Mikroskopis PCR
c. Hasil : pos neg pos neg pos neg in imp
*)beri tanda centang () pada kotak yang dipilih
**)diisi tahap pengendalian eliminasi dan pemeliharaan
***)lingkari yang dipilih
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 210
d.Kepadatan parasit :
e. Jenis parasit : Pf Pv Pm Po
Lain : .... Mix : ....
18. Pengobatan : ACT Primaquine Kina
(ACT:DHP, AAQ,) Lain (sebutkan) : ....
19. Keadaan malaria : tanpa komplikasi dengan komplikasi
20. Follow Up Pengobatan
Hari 4 : pos neg kepadatan parasit :
Hari 14 : pos neg kepadatan parasit :
Hari 28 : pos neg kepadatan parasit :
3 bulan : pos neg Kepadatan :
21. Efek samping obat : mual lemas Pusing
: muntah pingsan Kejang
: Sakit kepala Primaquine Kina
22. Rujukan penderita : Primaquine Kina
a. Dirujuk dari : Pustu Poskesdes Polindes/bidan
Klinik praktek swasta Kader/posmaldes
b. Dirujuk ke : Rumah Sakit Puskesmas lain
23. Hasil Akhir Pengobatan
Kondisi akhirpengobatan
: Sembuh
(diisi saat follow up terakhirmerujuk pertanyaan no.19)
Gagal, karena : faktor kepatuhan
Meninggal
Follow up tidak lengkap
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 211
24. Kasifikasi asal penderita : indigenous impor tidak diketahui
(diisi pada daerah pengendalian eliminasi dan pemeliharaan)
25. Asal kegiatan penemuan penderita
: PCD ACD MBS
: MFSSurveikontak
Kina
: kader Follow up PE KLB
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 212
Lampiran 10.2 Formulir Autopsi Verbal
FORMULIR AUTOPSI VERBAL
A. RESPONDEN
1. Nama : ....
2. Alamat : ....
3. Umur : ...
4. Hubungan dengan penderita : 1. Ayah 4. Bibi2. Ibu 5. Lain-lain : ....3. Paman
B. KEADAAN PENDERITA SAAT SAKIT
1. Nama penderita meninggal : ....
2. Jenis kelamin : 1. laki-laki2. perempuan
3. Tanggal lahir (tg/bl/th)
4. Tanggal meningggal (tg/bl/th)
5. Dimana tempat meninggal : 1. Fasilitas kesehatanSebutkan nama, alamat : .....
2. Di rumah3. Dalam perjalanan4. Lain, sebutkan : .....
6. Pekerjaan :
B. KEADAAN PENDERITA SAAT SAKIT
1. Gejala awal dan utama saat sakit(demam, menggigil, sakit kepala,muntah, dll)
: .....
2. Lama menderita sakit : ...... hari
3. Gejala berat selama sakit : 1. Kejang, lama : ......2. Kencing berwarna hitam, lama : .....3. Muntah-muntah, lama : ......
4. Apakah dilakukan pemeriksaansediaan darah ?
: 1. Ya, Nama tempat : ......Cara pemeriksaan : 1. Mikroskopis
2. Lab.2. Tidak
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 213
5. Apakah nama tempat pelayanan(Puskesmas, RS, BP)
: .....
6. Apakah mendapat pengobatan : 1. Ya, nama obat :2. Tidak
7. Dari mana penderita mendpatobat ?
: 1. Apotik2. Puskesmas3. RS4. Lain-lain, sebutkan : ........
C. KEADAAN DI SEKITAR PENDERITA
1. Apakah ada penderita dengangejala yang sama tinggalberdekatan dengan penderita ?
: 1. Ya, a. Serumah c. Satu desab. Tetangga d. Lain
2. Tidak
2. Apakah penderita baru pulangdari melancong ?
: 1. Ya, nama lokasi : .....................Lama perjalanan : ...... hari
2. Tidak
3. Apakah sebelumnya, penderitapernah menderita penyakitdengan gejala yang sama ?
: 1. Ya, kapan : .......Apakah minum obat ?1. Ya, nama obat : .................2. Tidak
2. Tidak
D. RESUME RIWAYAT SAKIT1. Gejala utama2. Komplikasi/gejala berat3. Penyebab kematian (dokter)
a. Penyakit penyebab kematianlangsung
b. Penyakit perantarac. Penyakit penyebab utama
kematiand. Penyakit yan berkontribusi
terhadap kematian, tetapi tidakberhubungan dengan a, b dan c
Pelaksana Auto Verbal
....................................
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 214
Lampiran 10.3 Formulir Register Harian Malaria diPuskesmas
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 215
Lampiran 10.4 Formulir Rekapitulasi Penderita MalariaPuskesmas Bulanan
(Lp_rekapPu)
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 216
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 217
Lampiran 10.5 Formulir Rekapitulasi Data ProgramPuskesmas Bulanan
(Lp_rekapPu)
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 218
Lampiran 10.5 Formulir Rekapitulasi Penderita MalariaRS/Fasyankes Bulanan
(Lp_rekapRS)
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 219
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 220
Lampiran 10.6 Formulir Rekapitulasi Penderita MalariaKab/Kota Bulanan
Lp_rekapKa
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 221
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 222
Lampiran 10.7. Formulir Pengamatan Kepadatan Vektor
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 223
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 224
Lampiran 3d
Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan PublikasiBulanan Malaria di Kab/Kota
Lp_kelengkapan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 225
Lampiran 3e
Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan PublikasiBulanan Malaria di Provinsi
Lp_kelengkapan
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 226
Lampiran 3f
Formulir Monitoring Kelengkapan Laporan dan PublikasiBulanan Malaria di Pusat (Nasional)
Lp_kelengkapan
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 227
Lampiran 4
Laporan Cohort Ibu Program Kesehatan Ibu Hamil
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 228
Lampiran 5
Laporan Rekapitulasi Bayi Puskesmas Program Imunisasi
Pedoman Penyelenggaraan Surveilans dan Sistem Informasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 229
Lampiran 5a
Formulir Logistik Obat Malaria
Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 230
Formulir Logistik Obat Malaria
Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 231
Formulir Logistik Obat Malaria
Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 232
Formulir Logistik Obat Malaria
Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 233
Formulir Logistik Obat Malaria
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 234
Formulir Logistik Obat Malaria
Lampiran : Pemeriksaan Darah Massal 235
Formulir Logistik Obat Malaria
Daerah Pemberantasan dan Daerah Eliminasi Malaria
Kementerian Kesehatan RI 236
Lampiran
ALur Pelaporan
GambarAlur Pelaporan Data Penderita Malaria
PuskesmasRumah Sakit
Dinas KesehatanKabupaten/Kota
Dinas KesehatanProvinsi
Ditjen PP&PL,Kementerian Kesehatan
FasilitasPelayananKesehatanlain