Buku Saku Pembangunan Budaya Integritasbpsdm.riau.go.id/melayu-integritas/wp-content/uploads/... ·...

38

Transcript of Buku Saku Pembangunan Budaya Integritasbpsdm.riau.go.id/melayu-integritas/wp-content/uploads/... ·...

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah

dan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Buku Saku Pembangunan Budaya

Integritas dapat diselesaikan.

Provinsi Riau memiliki posisi yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi

dimana terletak ditengah pulau Sumatera yang berbatasan langsung dengan

selat Malaka. Posisi ini memberikan keuntungan untuk kemajuan Provinsi

Riau dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan untuk

mensejahterakan masyarakat.

Aparatur selaku ujung tombak roda pemerintahan dan pembangunan

dituntut mempunyai kompetensi manajerial, teknis dan fungsional sehingga

memiliki daya saing. Disamping itu aparatur diharapkan memiliki integritas

yang tinggi dalam pelaksanaan tugas khususnya dibidang pelayan publik

sehingga penyimpangan tidak terjadi.

Kondisi hari ini masih dirasakan Integritas Aparatur masih rendah yang

tergambar dari tuntutan masyarakat dalam memperoleh pelayanan Publik

dari pemerintah.

Menyadari akan hal tersebut, diperlukan media untuk membekali

pemahaman aparatur terhadap integritas yang salah satunya dengan

menerbitkan Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas.

Pekanbaru, Juli 2017

Kepala BPSDM Provinsi Riau,

Drs. ASRIZAL, M.Pd

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................. iii

Latar Belakang....................................................................................... 1

Dasar Hukum dan Peraturan Perundang-undangan................................ 2

Yel-Yel.................................................................................................. 4

Penegasan Istilah...................................................................................

5

Defenisi Aparatur Sipil Negara............................................................... 7

Prinsip ASN........................................................................................... 9

Nilai Dasar ASN.................................................................................... 10

Kode Etik ASN...................................................................................... 11

Defenisi Integritas................................................................................. 13

Nilai Dasar Integritas............................................................................. 14

Kadar Nilai Integritas............................................................................. 15

Visi Misi RPJPD Riau............................................................................. 17

Visi Misi RPJMD Provinsi Riau.............................................................. 18

Budaya Melayu Berintegritas................................................................. 19

LHKASN..............................................................................................

24

Testimoni.............................................................................................

31

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 1

Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas juga dapat

diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang dalam

kehidupan sehari-hari. Batasan di atas menunjukan kepada kita bahwa

integritas pada diri seorang manusia memegang peranan penting pada

kemuliaannya sebagai seorang manusia. Kemudian bagi kehidupan

bermasyarakat, adanya integritas pada orang-orangnya akan menjamin

adanya tatanan masyarakat yang baik. Ini berarti integritas adalah salah satu

penentu keberadaban dan kehebatan suatu bangsa.

Aparatur selaku garda terdepan penyelenggaraan pemerintahan harus

memiliki konsistensi keberadaannya yang berperilaku arif dengan

menjunjung tinggi nilai luhur Pancasila dan UUD 1945, sehingga mampu

menancapkan dijiwa nilai-nilai integritas baik secara struktural maupun

kultural.

Sampai saat ini terlihat upaya pemerintah dengan segenap daya untuk

menumbuhkan kembali rasa, etika, moral dan karakter serta membudayakan

kembali nilai-nilai yang dirasa sudah terkikis dan tergerus dengan

perkembangan zaman.

Berdasarkan hal tersebut diatas, salah satu cara internalisasi nilai-nilai

integritas dalam melaksanakan tugas dan fungsi, guna mewujudkan sosok

individu aparatur yang profesional, berempati, religius dan berintegritas

adalah dengan membuat Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas.

LATAR BELAKANG

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 2

DASAR HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

“Itulah adat sebenar adat

Adat diturun dari syarak

Dilihat dengan hukum syariat

Itulah pusaka turun menurun”

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 3

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi;

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen

Pegawai Negeri Sipil;

8. Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran,

Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara;

9. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Kewajiban Penyampaian

Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di Lingkungan

Instansi Pemerintah.

DASAR HUKUM

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 4

“RIAU PRIORITAS...”

“BISA... BISA... BISA...”!!!

Yel-Yel Integritas

Provinsi Riau

PRIORITAS “Profesional, Religius & Integritas”

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 5

1. Modal dasar adalah potensi dan fitrah yang melekat pada setiap insan

atau pribadi berupa pendengaran, penglihatan, dan raga/kinestetis yang

perlu diaktualisasikan seoptimal mungkin dalam membentuk karakter

insan yang jujur, konsisten, dan berani;

2. Azas/Prinsip/Dasar adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir

dan bertindak yang digunakan dalam pembangunan budaya integritas;

3. Penyelenggara pemerintahan adalah setiap insan yang oleh peraturan

perundangan berkerja dalam menjalankan tugas-tugas penyelenggaraan

urusan pemerintahan dengan menggunakan dana yang bersumber dari

pemerintah dan masyarakat berdasarkan peraturan perundangan;

4. Profesional adalah hal bersangkutan dengan profesi yang memerlukan

kepandaian khusus untuk menjalankannya yang dilandasi pendidikan

keahlian tertentu (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya);

5. Berintegritas adalah suatu sifat, sikap, dan tindakan keseharian setiap

insan sebagai wujud aktualisasi dan optimalisasi modal dasar yang

ditunjukkan melalui kejujuran, konsistensi, dan keberanian dalam

berbuat serta menjaga kebaikan;Integritas : kondisi ketika ketika seluruh

komponen bangsa melakukan tindakan sesuai dengan nilai, aturan,

budaya, dan tugas yang diemban melalui keselarasan dan pengendalian

untuk mencapai tujuan nasional; sehingga suatu kondisi seluruh

komponen bangsa sesuai dengan nilai, aturan, budaya, dan tugas yang

diemban;

6. Budaya Integritas adalah kesatuan nilai-nilai yang membudaya, hidup

dan berjalan serta mendarah-daging dalam perilaku keseharian setiap

insan penyelenggara pemerintahan, masyarakat, dan organisasi

pemerintah daerah;

7. Pembangunan Budaya Integritas adalah proses meningkatkan atau

mempertahankan kebiasaan yang baik yang ada pada indvidu dan

organisasi yang menggambarkan bagaimana integritas terjaga dan kuat

dari waktu ke waktu yang tetap selaras dengan pengaruh global;

PENEGASAN ISTILAH

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 6

Tunas Integritas

Penggerak Integritas

Agen Penggerak Integritas

Duta Integritas

8. Panduan Komite Integritas Provinsi Riau adalah sebuah dokumen yang

disusun oleh serta digunakan sebagai panduan Komite Integritas dalam

upaya membangun budaya integritas di Provinsi Riau;

9. Komite Integritas adalah wadah yang dibentuk sebagai tempat

bernaungnya para Tunas Integritas;

10. Masyarakat adalah warga masyarakat yang bernaung dalam

suatuorganisasi kemasyarakatan, organisasi pemuda, organisasi wanita,

LSM, dan tokoh masyarakat/tokoh adat/tokoh agama yang berada

dan/atau berdomisili serta beraktivitas di Daerah;

11. Penggerak Integritas (PI) adalah para TI yang dipilih organisasi dengan

tujuan menyebarkan nilai-nilai integritas organisasi serta menjalankan

pembangunan sistem integritas pada organisasi masing-masing;

12. Agen Penggerak Integritas (API) adalah para PI yang sudah berhasil

membangun sistem integritas dan dipilih atas usulan pimpinan organisasi

atau atas penunjukan Komite Integritas;

13. Duta Integritas (DI) adalah para API yang dipilih Komite Integritas untuk

mewakili Provinsi Riau berkolaborasi dengan Kementerian, Lembaga,

Organisasi, Pemerintah Daerah (KLOP).

14. Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN), dokumen

penyampaian daftar harta kekayaan ASN yang dimiliki dan dikuasai

sebagai bentuk transparansi Aparatur Sipil Negara;

Keterangan: - Penggerak Integritas

membangun KLOP masing- Masing.

- Agen Penggerak Integritas membangun di sektor Pilar.

- Duta Integritas membangun Integritas Nasional

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 7

DEFINISI APARATUR SIPIL NEGARA

•Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai

negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja

yang bekerja pada instansi pemerintah

•Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya

disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang

memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan

perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka

melaksanakan tugas pemerintahan

•Pegawai Aparatur Sipil Negara selanjutnya disebut Pegawai

ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah

dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina

kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 8

PRINSIP, NILAI DASAR DAN KODE ETIK

BAGI APARATUR SIPIL NEGARA

“Rumah ada adatnya

Tepian ada bahasanya

Tebing ditingkatkan dengan undang

Negeri dipenuhi dengan lembaga

Kampung dikungkung dengan adat”

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 9

Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai profesi berlandaskan pada prinsip,

sebagai berikut:

1. Nilai dasar;

2. Kode etik dan kode prilaku;

3. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;

4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

5. Kualifikasi akademik;

6. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan

7. Profesionalitas jabatan.

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 10

Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki nilai dasar,

sebagai berikut:

1. Memegang teguh ideologi Pancasila;

2. Setia dan mempertahankan UUD Tahun 1945 serta pemerintahan yang

sah;

3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;

4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;

7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah;

10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;

11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;

13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan

15. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai

perangkat sistem karier.

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 11

Adapun kode etik dan kode perilaku ditetapkan untuk mengatur prilaku

Aparatur Sipil Negara (ASN), agar dalam:

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan

berintegritas tinggi;

2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang

Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan etika pemerintahan;

6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan negara;

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung

jawab, efektif dan efesien;

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan

tugasnya;

9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada

pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan

dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat

bagi diri sendiri atau orang lain;

11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan

integritas ASN;

12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

disiplin Pegawai ASN.

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 12

KONSEPSI INTEGRITAS

NILAI DASAR INTEGRITAS

KADAR NILAI INTEGRITAS

“Barang siapa mengenal dunia

Tahulah ia barang terperdaya

Barang siapa mengenal akhirat

Tahulah ia dunia mudarat”

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 13

Integritas adalah keselaraskan pikiran, perasaan, ucapan, dan tindakannya

dengan nilai-nilai universal (hati nurani), yaitu selalu berusaha untuk

mempunyai niat pikiran dan tindakan yang positif, sehingga mampu untuk

menjauhkan dirinya dari keserakahan dan godaan korupsi dalam kehidupan

sehari-hari, baik sebagai bagian dari suatu organisasi maupun sebagai bagian

masyarakat umum. Integritas dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, terdiri dari :

• Integritas Individu adalah keselarasan elemen manusia (pikiran, perasaaan,

ucapan, tindakan) dengan hati nurani (standar kebaikan universal atau nilai-

nilai yang disepakati);

• Integritas Organisasi adalah kondisi ketika organisasi dalam melakukan

tindakan konsisten sesuai dengan nilai, tujuan dan tugas yang diemban oleh

organisasi tersebut melalui penyelerasan dan pengadilan;

• Integritas Pilar dan Nasional adalah sinergi dari beragam organisasi yang

berintegritas tinggi untuk mewujudkan sasaran (pilar) bangsa dan suatu

kondisi ketika korupsi di Indonesia terkendali.

DEFINISI INTEGRITAS

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 14

Konsep integritas pada Executive Brain Assessment diklasifikasikan

menjadi 3 (tiga) dimensi yaitu :

Kejujuran (honesty) adalah dimensi potensi integritas yang

menunjukkan aspek komponen integritas pada kesadaran

kebenaran dalam sikap kejujuran, yang terdiri dari aspek empati

(empathy), tidak mudah untuk menuduh orang lain bersalah (lack

of blame) dan rendah hati (humility).

Konsistensi (concistency) adalah dimensi potensi integritas yang

menunjukkan komponen integritas pada konsistensi dalam

perbuatan, yang terdiri dari aspek pengendalian emosi

(emotional mastery), akuntabel (accountability), dan fokus

menyeluruh (focus on the whole).

Keberanian (courage) adalah dimensi potensi integritas yang

menunjukan komponen integritas pada keberanian menegakan

kebenaran secara terbuka, yang terdiri dari aspek keberanian

(courage), dan percaya diri (self confidence).

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 15

Hasil diskusi stakeholder integritas diIndonesia dirumuskan konsep kadar

integritas yang teridiri dari 3 (tiga) tingkat :

1. Rendah : Jujur mengikuti nurani, yang selalu pasti mengarahkan pada

kebaikan dan kebenaran (nilai-nilai universal);

2. Sedang : Konsisten untuk jujur mengikuti nurani walaupun datang

godaan;

3. Tinggi : Berani untuk konsisten jujur mengikuti nurani walaupun

harus menanggung risiko.

KADAR NILAI INTEGRITAS

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 16

VISI MISI RIAU 2020

VISI MISI RPJMD RIAU

2014-2019

“Yang dulu jangan menunjang

Yang tengah jangan membelok

Yang dibelakang jangan menumit

Yang lupa diingatkan

Yang bengkok diluruskan

Yang tidur dijagakan

Yang salah tegur menegur

Yang rendah angkat mengangkat

Yang tinggi junjung menjunjung

Yang tua memberi wasiat

Yang alim memberi amanat

Yang berani memberi kuat

Yang berkuasa memberi daulat”

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 17

VISI RIAU 2020

“Terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan

Kebudayaan Melayu dalam Lingkungan Masyarakat yang

Agamis, Sejahtera Lahir dan Bathin, di Asia Tenggara Tahun

2020.”

Untuk mewujudkan VISI RIAU 2020 ditetapkan misi, sebagai berikut :

1. Mewujudkan Provinsi Riau sebagai pusat kegiatan perekonomian

(Pembangunanan ekonomi yang mengentaskan kemiskinan);

2. Mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan dan bersaing

(Pembangunanan ekonomi yang mengentaskan kemiskinan);

3. Mewujudkan masyarakat Riau yang mandiri dan sejahtera

(Pembangunanan ekonomi yang mengentaskan kemiskinan);

4. Mewujudkan keseimbangan pembangunan antar wilayah;

5. Mewujudkan kerjasama pembangunan antar wilayah;

6. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berakhlak;

7. Mewujudkan kebudayaan Melayu sebagai paying kebudayaan;

8. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi Pemerintah daerah;

9. Mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat;

10. Mewujudkan masyarakat madani;

11. Mewujudkan lingkungan yang lestari Mewujudkan dukungan sistem

informasi pembangunan yang handal.

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 18

VISI RPJMD PROVINSI RIAU

2014-2019

“Terwujudnya Pembangunan Ekonomi yang mapan dan

Pengembangan Budaya Melayu secara Proporsional melalui

Kesiapan Infrastruktur dan Peningkatan Pembangunan

Pendidikan dalam Masyarakat yang Agamis”

MISI RPJMD PROVINSI RIAU 2014-2019

Meningkatkan Pembangunan Insfrastruktur

Meningkatkan Pelayanan Pendidikan

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan

Menurunkan Kemiskinan

Mewujudkan Pemerintahan yang Handal dan Terpercaya serta

Pemantapan Kehidupan Politik

Pembangunan Masyarakat yang Berbudaya Melayu, Beriman

dan Bertaqwa

Memperkuat Pembangunan Pertanian dan Perkebunan

Meningkatkan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Serta Pariwisata

Meningkatkan Peran Swasta Dalam Pembangunan.

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 19

BUDAYA MELAYU BERINTEGRITAS

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 20

1. Adat Sebenar Adat

Merupakan prinsip adat Melayu yang tidak dapat diubah-

ubah. Prinsip tersebut tersimpul dalam adat bersendikan

syarak. Dalam ungkapan dinyatakan:

Adat berwaris kepada Nabi

Adat berkhalifah kepada Adam

Adat berinduk ke ulama

Adat bersurat dalam kertas

Adat tersirat dalam sunah

Adat dikungkung kitabullah

Itulah adat yang tahan banding

Itulah adat yang tahan asak

Dari ungkapan di atas jelas terlihat betapa bersebatinya adat

Melayu dengan ajaran Islam. Prinsip itu tidak dapat diubah,

tidak dapat dibuang, apalagi dihilangkan, itulah yang disebut

adat sebenar adat. Ini tercermin dalam pengambilan

keputusan berdasarkan norma dan aturan yang

mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

2. Adat yang Diadatkan

Adat yang diadatkan adalah adat yang dibuat oleh penguasa

pada suatu kurun waktu dan adat itu terus berlaku selama

tidak diubah oleh penguasa berikutnya. Dalam ungkapan

disebutkan:

Adat yang diadatkan

Adat yang turun dari raja

Adat yang datang dari datuk

Adat yang cucur dari penghulu

Adat yang dibuat kemudian

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 21

Raja Ali Haji dalam Gurindam Dua Belas mengajarkan orang

Melayu bersikap dan bertingkah-laku sesuai dengan adat

Melayu. Dalam ungkapan dinyatakan:

Jika hendak mengenal orang yang berbangsa

Lihat kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia

sangat memeliharakan yang sia-sia

(Pasal lima)

Selanjutnya para penguasa (raja) mengatur hak dan kewajiban

para kawula menurut tingkat sosial mereka. Yang diwujudkan

dalam bentuk rumah, bentuk dan warna pakaian, kedudukan

dalam upacara-upacara, dan larangan bagi rakyat biasa untuk

memakai atau mempergunakan jenis yang sama. Dengan

demikian tercipta ketentuan-ketentuan yang berisi suruhan

dan pantangan.

3. Adat yang Teradat

Adat ini merupakan konsensus bersama yang dirasakan baik,

sebagai pedoman dalam menentuhan sikap dan tindakan

dalam menghadapi setiap peristiwa dan masalah-masalah yang

dihadapi oleh masyarakat. Konsensus itu dijadikan pegangan

bersama, sehingga merupakan kebiasaan turun-temurun.

Ketentuan adat ini biasanya tidak tertulis, sehingga

pengukuhannya dilestarikan dalam ungkapan yang disebut

“pepatah adat” atau “undang adat”. Apabila terjadi kasus,

maka diadakan musyawarah. Dalam musyawarah digunakan

“ungkapan adat” yang disebut “bilang undang”. Hal ini

dijelaskan dalam ungkapan berikut:

Rumah ada adatnya

Tepian ada bahasanya

Tebing ditingkat dengan undang

Negeri dihuni dengan lembaga

Kampung dikungkung dengan adat

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 22

Selanjutnya “bilang undang” itu mempunyai sifat-sifat petunjuk,

seperti yang tersirat dalam ungkapan berikut:

Hukum sipalu palu ular

Ular dipalu tidak mati

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa ketentuan-ketentuan adat

yang lebih dikenal sebagai hukum tidak tertulis telah diwariskan

dalam bentuk undang-undang, ungkapan, atau pepatah-petitih.

Penerapan budaya melayu dalam penyelenggaraan Pemerintahan,

yaitu :

1. Bertutur Kata

Tinggi rendah budi seseorang diukur dari cara berkata-kata

terutama Para pejabat administrasi harus memiliki tutur kata

yang baik untuk menjadi orang berderajat. Pejabat administasi

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat haruslah

dengan sopan santun, menarik dan selalu berkata benar,

seperti ungkapan :

Hidup sekandang sehalaman

tidak boleh tengking-menengking

tidak boleh tindih-menindih

tidak boleh dendam kesumat

2. Cara Berpakaian

Para pejabat haruslah memakai pakaian yang baik, sopan dan

dapat menutup auratnya. Para pejabat harus dapat

menyesuaikan peraturan yang telah ditentukan. Para pejabat

harus memberikan contoh atau keteladanan dalam

berpakaian. Sehingga membentuk perilaku yang baik ketika

berpakaian sesuai dengan tempat dan waktunya karena Dalam

masyarakat Melayu, kesempurnaan berpakaian menjadi

ukuran bagi tinggi rendahnya budaya seseorang. Makin tinggi

kebudayaannya, akan semakin sempurna pakaiannya. Selain

itu, sopan-santun berpakaian menurut Islam telah menyatu

dengan adat, seperti dinyatakan dalam ungkapan:

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 23

Elok sanggam menutup malu

Sanggam dipakai helat jamu

Elok dipakai berpatut-patut

Letak tidak membuka aib

3. Adat Pergaulan

Karakter anggota masyarakat Riau dibentuk oleh norma-

norma ini. Dengan demikian tercipta pola sikap dalam

pergaulan, seperti sikap terhadap orang tua, terhadap ibu

bapak, terhadap penguasa atau pejabat, terhadap orang

sebaya, terhadap orang yang lebih muda, antara pria dan

wanita, bertamu ke rumah orang, dalam upacara, dan

sebagainya. Seperti dinyatakan ungkapan sebagai berikut

(Effendy, 1985):

Guru kencing berdiri

Murid kencing berlari

Kalau menyengat kupiah imam

Akan melintang kupiah makmum

Berseloroh sama sebaya

Berunding sama setara

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 24

Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara

(LHKASN)

“Elok budi karena ikhlas

Elok kerja karena niat

Elok langkah karena pedoman

Elok laku karena beramal”

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 25

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 26

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 27

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 28

TUGASAPIPDALAMLHKASN

MemonitorkepatuhanpenyampaianLHKASN;

BerkoordinasidenganunitkoordinatorLHKASN;

MelakukanverifikasiataskewajaranLHKASN;

Melakukanklarifikasikepadawajiblaporyangmengindikasikanadanyake dakwajaran;

Melakukanpemeriksaandengantujuantertentuterkaitmengindikasikanadanyake dakwajaran;

Menyampaikanlaporanpadase apakhirtahunataspelaksanaanedaraninikepadaPimpinanInstansidanditembusankepadaMenteriPANdanRB.

FORMLHKASN

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 29

FORMLHKASN

FORMLHKASN-HARTA

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 30

FORMLHKASN-HARTA

FORMLHKASN-PENGHASILAN

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 31

TESTIMONI

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 32

TESTIMONI

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 33

TESTIMONI

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 34

TESTIMONI

Buku Saku Pembangunan Budaya Integritas

Pemerintah Provinsi Riau 35

TESTIMONI