Buku Pos Sehat- 23 Mei

82
i Buku Pos Sehat

description

Menceritakan kiprah LKC menjangkau kantong dhuafa

Transcript of Buku Pos Sehat- 23 Mei

Page 1: Buku Pos Sehat- 23 Mei

i

Buku Pos Sehat

Page 2: Buku Pos Sehat- 23 Mei

ii iii

Buku Pos SehatBuku Pos Sehat

PoS Sehat : Menyehatkan Dhuafa Lewat Masjid

Penulis:Yadi Sastro, Hayat Fakhrurrozi, Maifil Eka Putra

Desain Cover & Lay Out: Kurniawan Fadillah

Copyright © 2011Penerbit LKC-Dompet DhuafaCetakan pertama: Mei 2011

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)Hak cipata dilindungi oleh Undang-UndangDilarang memperbanyak buku ini tanpa izin dari Penerbit

ISBN: XXX-YYY-ZZZ-ABC-D

PeNGaNtaR

eksistensi Pos Sehat bagi Dhuafa

Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD) yang lahir 6 November 2001 menjadi hal yang menyejukkan. Layanan kesehatan gratis ini yang pertama di tanah air. Bahkan saat program jaminan kesehatan sosial belum digulirkan pemerintah.

Dompet Dhuafa (DD) sebagai pemegang amanah para donatur yang menyalurkan dananya berupa zakat, infak, sedekah maupun wakaf, tampil menjadi pionir memecahkan masalah krusial yang dihadapi dhuafa. LKC yang berupa klinik/gerai sehat di Megamal Ciputat, Kota Tangerang Selatan, merupakan peningkatan program bukan sekadar sumbangan kesehatan.

Sebagaimana induknya DD yang penuh inovasi, LKC juga berkarya dengan program-program menarik, terukur, sistematis dan memberikan sebanyak mungkin manfaat bagi dhuafa. Tak segan-segan pula tim LKC memodifikasi program agar sesuai dengan target sasaran. Termasuk adalah program Pos Sehat, yang dikembangkan berbasis komunitas, khususnya masjid.

Memakmurkan masjid, salah satunya dapat pula diisi dengan kegiatan layanan kesehatan cuma-cuma. Ini pemikiran yang menarik. LKC menggodoknya, menguji coba dan kemudian membuat sistem agar mudah direplikasi. Pos Sehat didirikan di kantong-kantong kemiskinan karena di sanalah persoalan dhuafa menumpuk.

Page 3: Buku Pos Sehat- 23 Mei

iv v

Buku Pos SehatBuku Pos Sehat

Pos Sehat lebih mengedepankan upaya promotif dan preventif, agar masyarakat memiliki kesadaran terhadap kesehatan dirinya, keluarga dan lingkungannya. Tentu sangat menggembirakan bila saat ini Pos Sehat LKC sudah terbentuk di 25 tempat. Sebagian besar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), dan di luar Jabodetabek, yakni Cikampek, Sukabumi dan Yogyakarta.

Pos Sehat biasanya lahir dari inisiatif pengurus masjid, majelis taklim atau yayasan sosial yang memiliki kepekaan tinggi akan persoalan di sekitarnya. Terutama kenyataan banyaknya dhuafa dan sulitnya akses pelayanan kesehatan. Pos Sehat akan sangat membantu terutama bila masyarakat terkendala untuk menjangkau Puskesmas.

Sejauh ini eksistensi Pos Sehat belum secara baik dikomunikasikan kepada umum. Padahal komunikasi adalah langkah penting untuk membangun sinergi dari berbagai potensi sehingga menjadi energi yang luar biasa. LKC menyadari, sosialisai dalam bentuk publikasi saat ini masih kurang.

Namun demikian, LKC sebagai lembaga yang ramah, amanah dan profesional, terus berupaya melakukan dokumentasi program dengan baik. Dokumentasi program yang baik adalah bagian dari profesionalisme itu sendiri. Sambil membenahi manajamen dokumentasi program, LKC juga mencanangkan akan mempublikasikan program dan aktivitasnya melalui berbagai cara.

Buku ini diterbitkan untuk mencatat sepak terjang program Pos Sehat LKC. Kami berharap, dengan terbitnya buku ini, banyak komunitas yang terinspirasi sehingga segera lahir pos-pos sehat yang lain. Kami berprinsip: lebih banyak Pos Sehat, lebih baik.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada tim penulis yang telah bekerja keras menyiapkan buku ini. Akhirnya, dengan senantiasa memohon ridho dan pertolongan Allah SWT, kami mengajak seluruh jajaran manajemen LKC dan karyawan serta mitra khususnya Pos Sehat untuk terus berpacu mengukir prestasi, fastabiqul khairat, dengan cara memberdayakan dhuafa.

dr Yahmin Setiawan, MARS

Direktur LKC

Page 4: Buku Pos Sehat- 23 Mei

vi vii

Buku Pos SehatBuku Pos Sehat

DaFtaR ISI

PENGANTAR Eksistensi Pos Sehat bagi Dhuafa......................................................................................... i

BAB 1 Pos Sehat: Menyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan................................................... 1

BAB 2 Lahirnya Pos Sehat............................................................................................................... 2

BAB 3 Proses Pendirian Pos Sehat................................................................................................. 3

BAB 4 Cerita Pengalaman Pos Sehat.............................................................................................. 4

(1) Pos Sehat Al-Islah, Matraman ............................................................................. 5(2) Pos Sehat At-Taubah, Pamulang ......................................................................... 6(3) Pos Sehat Al-Munawwarah, Pamulang................................................................ 7(4) Pos Sehat Al-Makmuriyah, Jatinegara ................................................................ 8(5) Pos Sehat Ikhwan, Parung, Bogor ....................................................................... 9(6) Pos Sehat LKMAT, Bintaro Jaya ............................................................................ 10(7) Pos Sehat Baitussalam, Bogor.............................................................................. 11(8) Pos Sehat Al-Mujahidin, Depok........................................................................... 12

( 9) Pos Sehat MRPI, Pondok Indah ........................................................................... 13(10) Pos Sehat Al-Musyawarah, Kelapa Gading........................................................... 14(11) Pos Sehat Darun Ni’mah, Lebak Bulus................................................................. 15(12) Pos Sehat Miftahul Jannah, Koja.......................................................................... 16(13) Pos Sehat Nurul Hikmah, Depok.......................................................................... 17(14) Pos Sehat Al-Mudawa, Depok.............................................................................. 18(15) Pos Sehat Baiturrahman, Bintaro ........................................................................ 19(16) Pos Sehat Baitul Maal Pupuk Kujang, Cikampek ................................................. 20(17) Pos Sehat As-Salam, Ciomas, Bogor .................................................................... 21(18) Pos Sehat Nurul Falah, Cilincing .......................................................................... 22(19) Pos Sehat Al-Mubar, Ciledug ............................................................................... 23(20) Pos Sehat Kulon Progo, Yogyakarta ..................................................................... 24(21) Pos Sehat IKPT, Cawang ...................................................................................... 25(22) Pos Sehat Fisioterapi, Ciseeng, Bogor ................................................................. 26(23) Pos Sehat Ad-Dakwah, Sukabumi ....................................................................... 27(24) Pos Sehat Baitul Ihsan, Bank Indonesia .............................................................. 28(25) Pos Sehat LAZISa, Cipadu, Tangerang ................................................................. 29

BAB 5 Pos Sehat di Masa Datang................................................................................................... 30

LAMPIRAN .......................................................................................................................... 31

Page 5: Buku Pos Sehat- 23 Mei

viii 1

BAB 1

Menyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan

Buku Pos Sehat

Page 6: Buku Pos Sehat- 23 Mei

2 3

BaB 1Menyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan

Memberdayakan dhuafa bukan pekerjaan ringan. Bukan pula pekerjaan semusim lalu berakhir. Melainkan pekerjaan dengan banyak tantangan dan penuh dinamika serta harus berkesinambungan. Mengatasi persoalan dhuafa membutuhkan komitmen kuat. Oleh karena itu berbagai terobosan harus lahir agar derita dhuafa dapat teratasi.

Di bidang kesehatan, persoalannya lebih pelik lagi karena sulitnya akses pelayanan kesehatan. Adalah fakta bila faktor biaya selalu menjadi kendala utama. Semua tahu, banyak orang sakit menjadi tak berdaya menghadapi mahalnya biaya obat, tenaga medis, dan penggunaan peralatan di rumah sakit. Bahkan dana yang harus dikeluarkan menjadi ”rasa sakit” tersendiri bagi pasien dan keluarganya. Tak terbayangkan, apabila yang sakit itu adalah kaum dhuafa.

Apa boleh buat, seringkali dhuafa akhirnya hanya bisa pasrah digerogoti penyakit. Padahal komunitas kaum miskin ini rentan terhadap berbagai penyakit. Jumlah mereka banyak, tersebar di mana-mana. Ada di gang-gang sempit di tengah kota hingga bertumpuk di pinggiran kota, juga di pelosok-pelosok desa.

Menyehatkan Dhuafa dengan PemberdayaanMenyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan

Page 7: Buku Pos Sehat- 23 Mei

4 5

Sejak 6 November 2001, sebagai lembaga yang mengelola dana umat, Dompet Dhuafa (DD) menawarkan konsep kesehatan gratis bagi dhuafa melalui Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC). Jumlah penerima manfaat dari berbagai program LKC, baik anggota (member) maupun masyarakat luas (non anggota) terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun pertama member LKC tercatat sebanyak 3.000-an KK. Kini, di usia menjelang 10 tahun member itu telah mencapai 15.618 KK yang setara dengan 78.090 jiwa. Data ini cukup untuk mengatakan bahwa eksistensi LKC sangat dibutuhkan dhuafa. Adapun layanan luar gedung seperti Aksi Layanan Sehat (ALS) dan Aksi Tanggap Bencana (SIGAB) menjangkau sekitar 4.000-5.000 orang penerima manfaat setiap tahunnya di seluruh Indonesia.

Saat ini LKC, yang berupa klinik gratis, masih berpusat di Megamal Ciputat (Tangerang Selatan, Banten) dengan beberapa cabang seperti di Bekasi dan Bogor. Sebagai mitra, ada jejaring DD Bandung yang sudah mendirikan Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC yakni LKC khusus bersalin). RBC juga didirikan di Makassar dan Depok. Bersamaan dengan itu dikembangkan pula LKC di Yogyakarta, Makassar dan Palembang. Selanjutnya Klinik LKC (Ciputat) ditingkatkan menjadi Rumah Sehat Terpadu (RST) di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Cita-cita mulia LKC ini akan terus diperjuangkan agar semakin banyak dhuafa mendapatkan haknya. Namun demikian, LKC tidak mungkin berjalan sendiri. LKC terus menggandeng semua pihak untuk mencari solusi bagi kesehatan dhuafa. Salah satu program yang digulirkan sejak tahun-tahun awal LKC adalah Pos Sehat dengan memberdayakan elemen lokal.

Bila di klinik LKC layanan utama berupa kuratif, maka di Pos Sehat lebih ditujukan untuk promotif dan preventif. LKC menyadari bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya bergantung pada upaya menyediakan akses pelayanan kesehatan semata. Lebih dari itu intervensi terhadap lingkungan dan perilaku hidup sehat juga perlu ditempuh.

Pos Sehat merupakan upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat miskin, terutama melalui promotif dan preventif. Melengkapi klinik LKC, Pos Sehat dirancang khusus untuk menjemput bola, sehingga sebagian besar didirikan di kantong-kantong kemiskinan. Untuk tahap awal hanya mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), dan secara perlahan dikembangkan di luar Jabodetabek.

Langkah yang ditempuh LKC adalah menggandeng masjid atau majelis taklim, yayasan sosial, karang taruna dan Lazis perusahaan atau program Coorporate Social Responsibility (CSR). LKC lebih berperan menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam mengembangkan Pos Sehat. Melalui Pos Sehat, LKC bertekad menumbuhkan kesadaran masyarakat miskin terhadap permasalahan kesehatan yang mereka hadapi.

Kesadaran yang telah tumbuh menjadi modal awal. Langkah selanjutnya adalah membangun inisitif masyarakat miskin untuk bersama-sama memecahkan masalahnya. Upaya promotif dan preventif yang berbasis pasrtisipasi masyarakat ini diharapkan akan lebih berkesinambungan. Konsep Pos Sehat adalah pemberdayaan kesehatan yang berakar dari masyarakat. Oleh karena itu program utama yang dipilih cukup fleksibel, meyesuaikan dengan kondisi masyarakat.

Menyehatkan Dhuafa dengan PemberdayaanMenyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan

Page 8: Buku Pos Sehat- 23 Mei

6 7

Tentu saja Pos Sehat juga melakukan kegiatan kuratif berupa pengobatan gratis secara periodik dengan melibatkan dokter yang tergabung dalam relawan LKC. Biasanya seminggu sekali hingga dua kali. Sedangkan promotif dan preventif dilakuakn melalui edukasi dan pelatihan kader sehat. Pada kader-kader sehat inilah LKC menaruh harapan besar demi terwujudnya dhuafa yang sehat.

Kini, selain mengkampanyekan layanan kesehatan gratis yang ada, LKC juga mendorong lahirnya Pos Sehat di berbagai tempat, terutama lewat masjid. Tujuannya, agar semakin banyak dhuafa terberdayakan. Syukur alhamdulillah, 25 Pos Sehat sudah berkiprah menjadi mata rantai dari LKC.

Pos Sehat adalah kegiatan pelayanan kesehatan berbentuk balai kesehatan cuma-cuma dengan konsep pelayanan terpadu mencakup promotif, prefentif, kuratif, rehabilitatif, sosio ekonomi dan spiritual kepada kaum dhuafa. Seperti induknya (LKC), Pos Sehat menggunakan sistem kepersertaan melalui verifikasi.

Banyak tantangan, banyak juga dukungan

Dengan filosofi kemitraan dan pemberdayaan, LKC memang membangun Pos Sehat yang berfokus pada pemberdayaan kader kesehatan. Jadi, Pos Sehat hadir mendayagunakan potensi masyarakat yang selama ini terpendam. Dari sejumlah laporan para kader sehat, terbukti keberadaan Pos Sehat LKC mampu mengoptimalkan kepedulian dan pemberdayaan masyarakat untuk siap bertindak dalam penanganan permasalahan kesehatan di masyarakat secara kolektif dan terintegrasi.

Memang keberadaan Pos Sehat terkadang masih dipandang sebelah mata oleh sebagian pihak. Itu dialami Pos Sehat Al-Ikhwan, Bojong Indah, Parung, Bogor, yang berdiri sejak 2007. ”Sebelum Pos Sehat ini membuka praktek, saya mendapat teguran dari pengurus Puskesmas,” kata Ana Mulyana (40), Ketua Pos Sehat Al Ikhwan.

Padahal Pos Sehat tersebut lahir dari niat baik membantu masyarakat Bojong dalam mengatasi jauhnya akses menuju Puskesmas Kecamatan. Pos Sehat Al-Ikhwan ini awalnya merupakan hasil sinergi LKC dengan beberapa lembaga seperti UIN Jakarta dan LKMAT Bintaro Jaya Sektor 3 serta PT Mutualplus Global Resource (Mutual+) yang hingga kini masih membiayai keperluan Pos Sehat— yang peduli dengan kondisi masyarakat Bojong.

Tapi, lanjut Ana, akhirnya berjalan dengan baik sampai sekarang. Saat ini tenaga medis yang bertugas adalah dr Desky dari LKC. Pasien yang datang rata-rata 30 orang. “Meraka bisa merasakan manfaatnya,” tegas Ana yang merelakan rumah almarhum orangtuanya untuk dijadikan Pos Sehat.

Menyehatkan Dhuafa dengan PemberdayaanMenyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan

Page 9: Buku Pos Sehat- 23 Mei

8 9

Ketimpangan hidup di kawasan Pelabungan Tanjung Priok, Jakarta Utara, juga tak kalah memprihatinkan. Di tengah hiruk pikuknya pelabuhan itu terdapat pula kaum urban yang kerap terpinggirkan dan mendapat tempat kurang layak. Termasuk masalah kesehatan tentunya.

Dari sanalah, Pos Sehat Kita yang terletak di Masjid Miftahul Jannah, Rawabinangun, Koja, hadir. Pos Sehat ini berdiri Juni 2009 dan menjadi tempat kaum dhuafa berlabuh. “Pos Sehat prakteknya seminggu dua kali, setiap Senin dan Jumat. Ada dokter jaga dua orang,” ujar Eti, seorang kader sehat dari Pos Sehat Kita.

Lain halnya dengan cerita Bambang Purnomo, Ketua Pos Sehat Al-Mubar, perumahan Barata, Karang Tengah, Kota Tangerang, mengenai awal kehadiran Pos Sehat yang dikelola Yayasan Al-Mubar. Menurutnya, lembaga ini telah memiliki tempat, namun hingga saat itu belum terpikirkan untuk membuat Pos Sehat. Rupanya, gayung bersambut, ketika keinginan itu mendapat tawaran dari LKC. Berdirilah Pos Sehat –yang buka praktek seminggu dua kali— yang berlokasi di kawasan Masjid Al-Muhajirin.

Bahkan Pos Sehat yang berdiri di penghujung tahun 2009 lalu ini, lanjut Bambang, sudah mendapat tawaran dari dokter gigi dan non medis. “Dokter umum ada empat. Dokter gigi baru akan, mau dibuatkan tempatnya dulu,” kata Bambang yang didampingi Supangkat, Ketua Yayasan Al-Mubar.

Pos Sehat di Kawasan Elit

Di mana ada si kaya, di situ pulalah si papa berada. Ya, inilah keseimbangan yang diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pun dengan keberadaan kawasan elit sekelas Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tak jauh dari kawasan itu kerap ditemui kaum dhuafa. Bahkan keberadaan Masjid Raya Pondok Indah kerap menjadi sasaran para kaum papa ini untuk melabuhkan harapan ketika terkena musibah sakit. “Banyak kaum dhuafa yang minta bantuan kesehatan di Masjid PI. Akhirnya kita masukkan dalam program kesehatan bekerja sama dengan LKC,” tegas H Purwoto, SH, Ketua Pos Sehat Masjid Raya Pondok Indah, sekaligus Sekretaris Direktur Eksekutif, Yayasan Pondok Mulia.

Memang, awalnya setiap peringatan hari besar Islam, pihaknya kerap menggelar layanan kesehatan dan pengobatan gratis bagi sekitar 100 orang dhuafa. ”Kini sudah dua tahun lebih, Pos Sehat Masjid Pondok Indah membuka praktek setiap Senin dan Kamis pukul 17.00 sampai dengan 19.00 malam,” ujar Purwoto yang mengakui pihaknya menganggarkan dana dari hasil pengumpulan zakat, infak dan sedekah (ZIS) sebesar Rp 119 juta per tahunnya untuk kegiatan Pos Sehat ini.

Begitu pula yang dilakukan masyarakat perumahan mewah yang ada di selatan Jakarta, semisal Bintaro Jaya. Kawasan ini pun tak luput dari keberadaan kaum dhuafa mengadukan nasibnya kala mendapat musibah sakit maupun keperluan sosial ekonomi lainnya. Bahkan boleh jadi, Pos Sehat, yang didirikan oleh dr Jumpa Utama Amrannur dan dr Yahmin Setiawan, yang berlokasi di di Masjid At-Taqwa ini seumur dengan LKC.

Menyehatkan Dhuafa dengan PemberdayaanMenyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan

Page 10: Buku Pos Sehat- 23 Mei

10 11

Ya, balai pengobatan bernama Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Masjid At-Taqwa atau lebih dikenal dengan LKMAT ini berdiri sejak tahun 2001 silam. Hingga kini, nama LKMAT pun tetap melekat di Pos Sehat yang dimotori ibu-ibu warga sekitar jalan Camar, Bintaro Jaya Sektor 3. Demikian ditegaskan Wati Idris, Ketua LKMAT.

Paling tidak, lewat Pos Sehat yang merupakan pengembangan program layanan kesehatan yang diselenggarakan LKC ini akan mewujudkan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan. Di samping tentunya, sinergisitas seluruh Pos Sehat LKC akan memberi suatu energi yang luar biasa. Semoga.

Pos Sehat Mitra LKC

No Pos Sehat Lokasi Wilayah Relawan Member [KK]1 Al-Ishlah KITA Menteng Jakarta Pusat 10 2002 Baitul Ihsan Budi Kemuliaan, BI Jakarta Pusat 15 1003 LKMAT Bintaro Jakarta Selatan 10 2004 MRPI Pondok Indah Jakarta Selatan 16 2005 An-Ni'mah Lebak Bulus Jakarta Selatan 4 2006 Al-Musyawarah Kelapa Gading Jakarta Utara 3 2007 Miftahul Jannah KITA Koja Jakarta Utara 13 1328 Nurul Falah KITA Cilincing Jakarta Utara 20 1509 Al-Makmuriyah KITA Jatinegara Jakarta Timur 7 200

10 IKPT Cawang Jakarta Timur 15 15011 At-Taubah Pamulang Tangerang Selatan 14 20012 Al-Munawwaroh Pamulang Tangerang Selatan 10 200

No Pos Sehat Lokasi Wilayah Relawan Member [KK]13 Baiturrahman Bintaro Tangerang Selatan 15 10014 Al-Mubar Ciledug Tangerang 15 15015 LAZISa Cipadu Tangerang 6 25016 Al-Ikhwan KITA Parung Bogor 7 20017 Baitussalam Bogor Barat Bogor 3 20018 As-Salam Ciomas Bogor 15 5019 Fisioterapi Ciseeng Bogor 2 10020 Al-Mujahidin Depok Timur Depok 5 20021 Nurul Hikmah Depok 2 Depok 20 10022 Al-Mudawa Sukamaju Depok 17 10023 Baitul Mal Pupuk Kujang Cikampek Karawang 16 20024 Ad-Dakwah Cicurug Sukabumi 20 15025 PS KITA Kulon Progo Kulon Progo Yogyakarta 6 100

Menyehatkan Dhuafa dengan PemberdayaanMenyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan

Page 11: Buku Pos Sehat- 23 Mei

12 13

BAB 2

Lahirnya Pos SehatHalaman ini sengaja dikosongkan

Menyehatkan Dhuafa dengan Pemberdayaan

Page 12: Buku Pos Sehat- 23 Mei

14 15

BaB 2Lahirnya Pos Sehat

Tak bisa dipungkiri, dewasa ini layanan kesehatan kian menjadi barang mahal. Upaya pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat masih banyak mengalami kendala. Mulai dari lokasi yang terpusat, birokrasi yang berbelit hingga ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitas layanan kesehatan itu sendiri.

Sementara itu peran layanan kesehatan yang dikelola pihak swasta lebih mengedepankan keuntungan semata. Kaum papa semakin sulit untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Memang, tak sedikit lembaga yang menyalurkan dananya untuk layanan kesehatan bagi kaum marjinal. Namun, lagi-lagi ada banyak kepentingan serta adanya anggapan untuk berjalan sendiri-sendiri dalam menjalankan aksi sosialnya, sehingga tak heran bila terjadi salah sasaran, atau bahkan disinyalir sekaligus melancarkan misi-misi tersembunyi berdalih kemanusiaan. Tentu saja, hal ini mengkhawatirkan banyak pihak, khususnya kaum muslimin yang memiliki populasi terbesar di negeri ini, termasuk yang hidup di dalam kategori ekonomi lemah alias dhuafa.

Lahirnya Pos SehatLahirnya Pos Sehat

Page 13: Buku Pos Sehat- 23 Mei

16 17

Berawal dari semangat dan keinginan untuk terus membantu kaum dhuafa, serta adanya permintaan dukungan kerja sama beberapa layanan kesehatan gratis yang dijalankan oleh lembaga seperti masjid, majelis taklim dan yayasan dalam menjalankan aktivitas sosialnya, maka lahirlah Pos Sehat. Di samping itu, kegiatan aksi sosial yang digelar oleh Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) ke beberapa lokasi sebelumnya kian memperkuat alasan didirikannya balai kesehatan cuma-cuma.

Konsep Pos Sehat dirumuskan sebagai kegiatan pelayanan kesehatan berbentuk balai kesehatan cuma-cuma yang memberikan pelayanan terpadu mencakup promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, sosio ekonomi dan spiritual kepada kaum dhuafa (menggunakan sistem kepesertaan melalui verifikasi). Fokusnya pada pemberdayaan kader kesehatan yang berbasis masjid. Berkembangnya setiap Pos Sehat selalu dilandasi oleh filosofi “kemitraan dan pemberdayaan potensi masyarakat dan masjid.”

Kisah lahirnya Pos Sehat, tak lepas dari sosok dokter muda kala itu, yakni dr Yahmin Setiawan. Bahkan Yahmin sudah diminta menggagas dan bergabung ke LKC sejak ia tingkat akhir kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Yahmin tahu bahwa Dompet Dhuafa punya ide untuk membuat LKC. “Saya diajak senior saya dr Piprim (direktur pertama LKC) untuk ikut merancang LKC, tapi saya harus ikut PTT dulu. Sepulangnya dari PTT, dr Piprim memberitahukan ada lowongan sebagai ketua layanan dalam gedung. Saya mendaftar, lalu bergabung di LKC pada 2004,” kisahnya.

Lahirnya Pos Sehat

Dokter Yahmin mengaku, ia total siap menyumbangkan apa saja yang ia mampu lakukan untuk kemajuan LKC dan teratasinya masalah dhuafa. Di LKC ia dapat mengamalkan ilmu, sekaligus menggapai keberkahan sebagai nilai lebih. “Penghasilan standar, tapi dengan adanya keberkahan itu saya bisa melanjutkan S2 dan juga bisa naik haji,” kata lulusan FKUI (2001) dan meraih Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) di Fakulktas Kesehatan Masyarakat UI (2009).

Dengan tekad membara, dr Yahmin membidani sejumlah Pos Sehat LKC, setelah mempelajari keberadaan institusi-institusi serupa berdasarkan pengalamannya. Dedikasi pria kelahiran Jakarta, 3 Desember 1976 ini mendapat perhatian dari lembaga sehingga ia selanjutnya dipercaya menjadi Manajer Pelayanan Medik hingga menempati posisi puncak sebagai Direktur LKC pada akhir 2010 menggantikan drg Imam Rulyawan, MARS.

Pada tahap awal dr. Yahmin mempelajari aktivitas Masjid At-Taqwa di Bintaro, Tangerang, yang punya pelayanan mirip dengan LKC, sehingga terjalin kerja sama. Ia pun berpikir apakah konsep kerja sama ini bisa dikembangkan. Intinya apakah model yang ada bisa dikembangkan menjadi pos sehat berbasis masjid. Singkat cerita, ia pun segera merancang sebuah program yang bisa dibilang sebagai gebrakan. LKC bisa memakmurkan masjid dengan layanan kesehatan rutin, sepekan dua kali, ada dokternya, ada kadernya. Begitulah ide-ide yang akhirnya membuahkan berdirinya program Pos Sehat yang dikembangkan LKC.

Harus dicatat, inisiatif awal memang bergelora dalam diri sekelompok ibu-ibu majelis taklim Masjid At-Taqwa, Bintaro. Mereka datang ke LKC menyampaikan maksud dan tujuannya untuk bekerja sama dalam pelayanan kesehatan cuma-cuma bagi kaum dhuafa di wilayah pemukiman

Lahirnya Pos Sehat

Page 14: Buku Pos Sehat- 23 Mei

18 19

Bintaro Jaya dan sekitarnya. Tentunya, upaya mereka tidak lain adalah untuk meningkatkan pengelolaan serta layanan kesehatan yang sebelumnya telah dilakukan oleh Lembaga Kesehatan Masjid At-Taqwa (LKMAT).

Aktivitas ibu-ibu di LKMAT itu dalam rangka membentengi kaum dhuafa yang selama ini bergantung pada layanan kesehatan yang diberikan lembaga non muslim. Di LKC mereka bertemu dengan dr Yahmin dan dr Jumpa Utama Amrannur. Pertemuan dan diskusi lanjutan pun berlangsung beberapa kali hingga ditemukan sebuah konsep yang mantap. Dari Bintaro itulah embrio Pos Sehat diuji coba, yang kemudian dengan penyempurnaan terus-menerus kini telah ada 25 unit Pos Sehat, hadir melayani kesehatan kaum dhuafa khususnya di wilayah Jabodetabek.

Tak mau kalah dengan LKMAT, keinginan serupa disampaikan oleh majelis taklim di lingkungan Masjid Al-Munawaroh Pamulang, beberapa waktu kemudian. Rupanya, program yang dijalankan LKMAT dan LKC menjadi inspirasi bagi pengurus masjid dan majelis taklim untuk membuka layanan sejenis di wilayah Pamulang dan sekitarnya. Gayung pun bersambut, LKC seakan mendapat sokongan energi baru dalam menyampaikan amanah dana yang dihimpun Dompet Dhuafa dengan misinya untuk melayani kesehatan kaum dhuafa. Baru dari situlah nama Pos Sehat digaungkan sebagai balai kesehatan cuma-cuma. Tentunya, keberadaan Masjid At-Taqwa disusul dengan Masjid Al-Munawaroh sebagai lokasi Pos Sehat kian penting bagi berdirinya beberapa Pos Sehat berikutnya.

Lahirnya Pos Sehat

Seiring berjalannya waktu, kemitraan yang dibangun LKC dengan beberapa lembaga layanan kesehatan, khususnya yang ada di lingkungan masjid, berhasil menjadikan masjid sebagai bagian penting dalam pembentukan Pos Sehat itu sendiri. Setiap masjid bisa memanfaatkan potensi jamaah untuk diberdayakan sebagai kader kesehatan yang menjadi ujung tombak dari Pos Sehat.

Meski demikian, LKC selaku induk Pos Sehat juga menyadari, memang tak mudah untuk menciptakan kader sehat seperti yang diharapkan.. Namun, dengan adanya pembinaan dan monitoring dari pihak LKC, perlahan kehadiran Pos Sehat tak sekadar menjadi tempat pelayanan kesehatan dasar belaka, tapi juga sebagai sarana pengembangan program kesehatan yang diselenggarakan oleh LKC dan pemerintah serta lembaga layanan kesehatan lainnya dalam rangka gerakan promotif dan preventif.

Secara umum, Pos Sehat bertujuan mewujudkan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan. Di mana secara khusus, tujuan tersebut dijabarkan dalam beberapa hal sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemauan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.

2. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang menimbulkan gangguan kesehatan.

3. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan serta pola hidup bersih dan sehat

Lahirnya Pos Sehat

Page 15: Buku Pos Sehat- 23 Mei

20 21

Keberadaan Pos Sehat sendiri tidak serta merta hadir begitu saja. Begitu pula dengan tujuan yang ingin dicapainya, tentu tak semudah dengan apa yang dibayangkan. Banyak hal yang masih harus dibenahi baik internal maupun eksternal. Selain adanya keterlibatan LKC selaku induknya, dukungan serta kerja sama pihak terkait pun diperlukan demi kelangsungan Pos Sehat sebagai tempat layanan kesehatan primer masyarakat, khususnya kaum dhuafa.

Selama ini kerja sama Pos Sehat dengan Puskesmas maupun lembaga sosial atau layanan sejenis yang ada di wilayah lokasi Pos Sehat tetap berjalan lancar. Pos Sehat secara berkala melaporkan aktivitasnya tak hanya ke LKC, tapi juga ke Puskesmas maupun lembaga atau korporasi yang bermitra. Dengan laporan berikut evaluasinya ini, maka akan ada kesinambungan manfaat yang saling menunjang di antara pihak yang terkait.

Setidaknya, kehadiran Pos Sehat begitu penting di tengah keterbatasan akses masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang dijalankan pemerintah, dalam hal ini Puskesmas. Pun bagi Puskesmas itu sendiri, diakui atau tidak, terbantu dari laporan tembusan yang disampaikan Pos Sehat yang ada di wilayah kerjanya. Puskesmas akan memiliki lebih banyak informasi, bahkan data statistik, tentang kesehatan masyarakat marjinal yang terpantau oleh Pos Sehat tersebut.

Lahirnya Pos Sehat

Dalam perjalanannya masing-masing Pos Sehat tentu memiliki tantangan dan masalah sendiri, termasuk kondisi kesehatan masyarakatnya, baik terhadap penerima manfaat (kaum dhuafa) maupun masyarakat lingkungan sekitarnya. Mengingat, sesuai prinsip dasar dari Pos Sehat, selain melayani kesehatan kaum dhuafa secara cuma-cuma, juga melibatkan potensi “dari-oleh-untuk” masyarakat.

Secara umum, kebedaraan sumber daya manusia yang menjadi kader sehat kerap menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan operasional Pos Sehat. Para kader sehat itu kebanyakan adalah kaum ibu rumah tangga, sehingga Pos Sehat kerap mengalami kesulitan baik secara manajemen maupun teknis di lapangan.

Di samping itu, belum adanya tenaga khusus surveyor yang dimiliki setiap Pos Sehat. Hal ini menyebabkan data member tidak seperti yang diharapkan. Sejauh ini baru 10 persen saja member Pos Sehat yang secara otomatis juga menjadi member LKC. Faktanya memang, kemampuan kader tenaga survei member di setiap Pos Sehat tidak merata.

Beberapa langkah ditempuh LKC untuk mengatasi kendala yang dihadapi masing-masing Pos Sehat. Antara lain, setiap enam bulan diadakan pertemuan rutin seluruh Pos Sehat. Kegiatan ini dilakukan bergiliran di setiap masing-masing Pos Sehat yang ada. Selain itu juga ada upaya untuk meningkatkan kapabilitas kader sehat, seperti pelatihan soal pengetahuan gizi, laktasi, kampanye pentingnya ASI, kampanye PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan sebagainya.

Lahirnya Pos Sehat

Page 16: Buku Pos Sehat- 23 Mei

22 23

LKC selaku induk juga siap membantu pengadaan keperluan alat kesehatan dan obat-obatan bagi Pos Sehat yang membutuhkan. Di samping secara berkala LKC juga bekerja sama dengan Pos Sehat menggelar pengobatan massal, sesuai dengan kebutuhan masing-masing Pos Sehat. Dari sisi dokter yang bertugas di Pos Sehat juga diberikan penyegaran, up-grade bidang kedokteran yang dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan mendatangkan pakar kesehatan ataupun sharing pengetahuan dari setiap dokter yang menjadi relawan LKC.

Segala upaya itu bermuara pada satu hal, yakni dhuafa yang sehat serta sadar akan kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya. Keberhasilan sekecil apapun, akan membuat Pos Sehat dan LKC semakin terpacu memberikan yang terbaik bagi dhuafa.

Lahirnya Pos Sehat Lahirnya Pos Sehat

Page 17: Buku Pos Sehat- 23 Mei

24 25

BAB 3

Proses Pendirian Pos Sehat

Foto-Foto SUaSaNa DUaFa dll

Lahirnya Pos Sehat

Page 18: Buku Pos Sehat- 23 Mei

26 27

BaB 3Proses Pendirian Pos Sehat

Setiap lembaga sosial kemasyarakatan, yayasan, masjid, majelis taklim maupun lembaga pendidikan (sekolah) yang ada di seluruh wilayah Indonesia bisa berperan serta dalam memberikan layanan kesehatan berbentuk balai kesehatan cuma-cuma, yakni Pos Sehat. Pada prinsipnya, Pos Sehat diprioritaskan untuk kawasan “pak kumis” alias padat penduduk, kumuh dan miskin.

Bagaimana caranya? Bagi yang memiliki ide dan keinginan untuk membangun Pos Sehat, silakan menjalin kontak dengan LKC. Namun, dengan membaca Panduan Pendirian Pos Sehat yang disampaikan Mirna Peni, S.Si, Apt, Ketua Pos Sehat LKC, ini akan sangat membantu. Informasinya cukup komprehensif.

Proses Pendirian Pos SehatProses Pendirian Pos Sehat

Page 19: Buku Pos Sehat- 23 Mei

28 29

Jenis Pos Sehat

Dalam rangka kerja sama dan kemitraan yang akan dibangun di Pos Sehat, setidaknya ada dua jenis Pos Sehat yang dikembangkan LKC yakni; Pos Sehat Mandiri dan Pos Sehat Stimulan.

1. Pos Sehat MaNDIRI

a. organisasi

1. Penawaran datang dari mitra berupa yayasan di bawah naungan masjid atau kelompok masyarakat keagamaan (majelis taklim).

2. Mitra memiliki struktur organisasi yang jelas dan sumber pendanaan yang rutin dan berkesinambungan yang tidak melanggar ketentuan syariat.

3. Mitra dapat melibatkan anggota masyarakat sekitar mereka berada untuk menjadi kader kesehatan penggerak aktivitas di Pos Sehat.

4. Pos sehat berlokasi di masjid atau sekitar masjid.

B. Wilayah

1. Wilayah Pos Sehat akan berdiri dekat dan atau berada di tengah komunitas dhuafa atau setidaknya mudah dijangkau oleh dhuafa.

2. Masyarakat di wilayah akan berdirinya Pos Sehat memiliki masalah untuk mengakses pelayanan kesehatan.

Proses Pendirian Pos Sehat

3. Dalam satu kecamatan wilayah tempat Pos Sehat akan berdiri, belum ada Pos Sehat lain.

4. Berlokasi di seluruh wilayah Indonesia.

C. Prosedur

1. Setiap calon mitra harus mempresentasikan dirinya untuk memberikan gambaran kondisi organisasi dan sumber pendanaan.

2. Tim Pos Sehat harus melakukan Presentasi Konsep Pos Sehat kepada calon mitra.

3. Setelah dicapai kesepakatan, Tim Pos Sehat akan melakukan survei kelayakan wilayah Pos Sehat

4. Tim menghasilkan rekomendasi kelayakan berdirinya Pos Sehat atau tidak.

2. Pos Sehat StIMULaN

a. organisasi

1. Permintaan datang dari mitra berupa yayasan di bawah naungan masjid atau kelompok masyarakat keagamaan (majelis taklim).

2. Mitra memiliki struktur organisasi yang jelas namun belum memiliki sumber pendanaan yang rutin dan berkesinambungan .

3. Mitra dapat melibatkan anggota masyarakat sekitar mereka berada untuk menjadi kader kesehatan penggerak aktifitas di Pos Sehat.

4. Pos sehat berlokasi di masjid atau sekitar masjid.

Proses Pendirian Pos Sehat

Page 20: Buku Pos Sehat- 23 Mei

30 31

B. Wilayah

1. Wilayah Pos Sehat akan berdiri dekat dan atau berada di tengah komunitas dhuafa atau setidaknya mudah dijangkau oleh dhuafa

2. Masyarakat di wilayah akan berdirinya Pos Sehat memiliki masalah untuk mengakses pelayanan kesehatan.

3. Dalam satu kecamatan wilayah tempat Pos Sehat akan berdiri, belum ada Pos Sehat lain.

4. Berlokasi di seluruh wilayah Indonesia.

C. Prosedur

1. Setiap calon mitra harus mempresentasikan dirinya untuk memberikan gambaran kondisi organisasi dan sumber pendanaan.

2. Tim Pos Sehat harus melakukan Presentasi Konsep Pos Sehat kepada calon mitra.

3. Setelah dicapai kesepakatan, Tim Pos Sehat akan melakukan survei kelayakan wilayah Pos Sehat

4. Tim menghasilkan rekomendasi kelayakan berdirinya Pos Sehat atau tidak.

Proses Pendirian Pos Sehat

Proses Pendirian

Dalam pendiriannya, baik Pos Sehat Mandiri maupun Stimulan pada dasarnya harus melalui proses yang sama, yakni sebagai berikut:

1. Setelah adanya pengajuan dari calon mitra dan atau LKC sendiri, maka akan dilakukan pertemuan antara kedua belah pihak untuk membahas berbagai keperluan dan jadwal pendirian. Adapun yang dibahas dalam pertemuan tersebut di antaranya:

a. Anggaran pendirian Pos Sehat, operasionalisasi per bulan dan program promosi kesehatan.

b. Pembagian tanggung jawab masing-masing pihak

c. Persiapan setting ruangan dan alat-alat kesehatan (lihat lampiran)serta alur pelayanan

d. Rekrutmen kader kesehatan.

e. Pelatihan surveyor, asisten dokter, Ilmu resep, pencatatan dan pelaporan.

f. Survey peserta/anggota.

g. Persiapan obat-obatan dan administrasi lainnya (lihat lampiran).

h. Silaturahim ke Puskesmas.

i. Penyusunan Memorandum of Understanding (MoU).

j. Menyebar undangan atau sosialisasi Launching.

k. Launching Pos Sehat dan Penandatangan MoU.

l. Pelaksanaan.

Proses Pendirian Pos Sehat

Page 21: Buku Pos Sehat- 23 Mei

32 33

2. Setelah dicapai kesepakatan mengenai pendirian Pos Sehat, maka selanjutnya tim akan melakukan monitoring dan pendampingan persiapan pendirian Pos Sehat, terhadap beberapa hal diantaranya:

a. Kelengkapan alkes dan obat-obatan.

b. Skema ruangan pelayanan.

c. Kelengkapan administrasi.

d. Penetapan jadwal dan dokter jaga.

e. Pendampingan ke Puskesmas.

f. Acara Peresmian.

3. Tim melakukan pelatihan surveyor, asisten dokter, ilmu resep, pencatatan dan pelaporan sesuai jadwal yang disepakati.

4. Tim melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan survei keanggotaan.

5. Penetapan status keanggotaan peserta Pos Sehat dengan jumlah minimal 100 KK.

6. Tim Pos Sehat memberikan draft MoU.

7. MoU disepakati sebelum tanggal peresmian.

8. Bentuk peresmian Pos Sehat disepakati oleh kedua belah pihak.

9. Tim Pos Sehat membuat dokumentasi dalam bentuk foto atau film untuk setiap kegiatan yang dilakukan Pos Sehat.

Proses Pendirian Pos Sehat

Proses persiapan pendirian Pos Sehat setidaknya akan memakan waktu paling lama 3 bulan sampai dengan diresmikannya Pos Sehat tersebut.

Syarat-Syarat

Adapun syarat-syarat yang harus dipersiapkan oleh masjid, yayasan atau majelis taklim yang hendak membuka Pos Sehat, selain lokasinya di kawasan ”pak kumis” alias padat penduduk kumuh dan miskin, yang harus dipersiapkan adalah:

1. Menyediakan tempat berupa bangunan atau ruangan yang terdiri dari:

a. Ruang pemeriksaan pasien minimal berukuran 2 x 3 meter.

b. Ruang penyimpanan obat minimal berukuran 2 x 2 meter.

c. Ruang tunggu berukuran bebas.

d. Ruang penyimpanan rekam medik dan administrasi berukuran 2 x 1,5 meter.

e. Kamar mandi berukuran 2 x 1,5 meter.

2. Menyediakan alat kesehatan (alkes) dasar dan obat-obatan serta perlengkapan penunjang Pos Sehat mulai dari meubeler, administrasi, dan komunikasi. (lihat lampiran).

3. Tersedianya sumber dana operasional rutin dan berkesinambungan. (lihat lampiran).

4. Memiliki kader, minimal 5 orang.

Proses Pendirian Pos Sehat

Page 22: Buku Pos Sehat- 23 Mei

34 35

Sistem Pendanaan

Sistem pendanaan Pos Sehat yang diberlakukan biasanya bersifat fluktuatif setiap bulannya. Hingga saat ini, pendanaan tersebut bersumber dari :

1. Dana pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang dikelola masjid, yayasan atau lembaga sosial keagamaan.

2. Dana CSR (Corporate Social Responsibility) baik yang bermitra dengan LKC maupun dengan pihak Pos Sehat secara langsung.

3. Dana stimulan dari LKC maupun mitra LKC baik di awal pendirian maupun berkelanjutan.

Dari 25 Pos Sehat yang ada hingga saat ini, sebanyak 6 (enam) Pos Sehat dalam operasionalnya mendapatkan bantuan dana CSR perusahaan yang menjadi mitra LKC. Di antaranya adalah Pos Sehat Al-Islah Matraman, Al-Makmuriyah Jatinegara, Al-Ikhwan Parung, Miftahul Jannah Koja, Nurul Falah Cilincing dan Catur Dusun.

Sejak awal kehadiran Pos Sehat, beragam pengalaman terus memberikan pelajaran berharga bagi tim Pos Sehat di LKC maupun para kader sehat itu sendiri. Seperti Pos Sehat Al-Islah Matraman, Menteng yang dikelola oleh kader yang sudah sepuh-sepuh. Pos Sehat hasil kerja sama antara LKC dengan mitra, selain memberikan layanan kesehatan cuma-cuma, Pos Sehat Al-Islah pun melayani pemberian makanan kepada para manula, majelis taklim dan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Proses Pendirian Pos Sehat

Selain itu ada Pos Sehat Al-Makmuriyah yang memiliki kader sekaligus pengurus hirauan yang sepuh, tetapi ini tak pernah absen untuk melaporkan kegiatan layanan kesehatan setiap bulannya. Bahkan untuk keperluan itu, kader pun datang langsung ke LKC. Tentu saja masih banyak lagi pengalaman unik yang dialami tim Pos Sehat maupun para kader di lapangan mulai dari proses pendirian hingga berjalan sampai saat ini.

Tak dipungkiri memang, untuk mendirikan Pos Sehat itu suatu hal yang relatif mudah. Namun tidak demikian halnya, dengan menjaga dan pengelolaan operasionalnya. Tidak sedikit Pos Sehat yang mengalami kendala, kesulitan baik manajemen maupun realitas yang dihadapinya. Untuk itu, setelah Pos Sehat terbentuk dan berdiri, tahap berikutnya LKC melakukan monitoring, pendampingan dan pembinaan.

Beberapa pembinaan yang dilakukan LKC kepada Pos Sehat adalah sebagai berikut :

1. Pembinaan dan pendampingan kader-kader pada saat pertama kali Pos Sehat operasional dilangsungkan.

2. Penyuluhan dan pelatihan kepada para kader sehat, seperti pelatihan survei member, pengetahuan laktasi, gizi, ASI serta manajemen administrasi Pos Sehat

Proses Pendirian Pos Sehat

Page 23: Buku Pos Sehat- 23 Mei

36 37

3. Pertemuan rutin yang dirangkai dalam bentuk sarasehan, atau bentuk lainnya dilakukan setiap 6 bulan sekali.

4. Pengayaan pengetahuan, upgrade skill dokter-dokter yang jaga di Pos Sehat setiap 3 bulan sekali dan atau jika ada perkembangan baru di dunia medis.

5. Penyelenggaraan bersama dalam kegiatan seperti penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai kondisi setempat, Aksi Layan Sehat (ALS), pengobatan massal, sunatan massal dan yang lainnya.

Proses Pendirian Pos Sehat Proses Pendirian Pos Sehat

Page 24: Buku Pos Sehat- 23 Mei

38 39

BaB 4

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Foto-Foto RUaNG PeLaYaNaN PS

Proses Pendirian Pos Sehat

Page 25: Buku Pos Sehat- 23 Mei

40 41

Bab 4Cerita Pengalaman Pos Sehat

Manajemen LKC serta pengurus dan kader Pos Sehat sadar dari awal, bahwa di depan mereka adalah persoalan besar yang tak mudah dipecahkan. Tak hanya keyakinan kuat yang diperlukan, tapi juga keberanian evaluasi terus-menerus agar Pos Sehat dapat memberikan peran maksimal. Sebesar apapun tantangan yang ada, LKC terus bertekad mengembangkan Pos Sehat di Jakarta dan sekitarnya, dan kelak di daerah-daerah lain.

Berikut ini adalah kisah apa adanya dari Pos Sehat yang relatif sudah memberikan kontribusi yang baik bagi pelayanan kesehatan dhuafa di wilayah masing-masing. Pemaparan kisah-kisah ini diharapkan menjadi bagian untuk saling belajar. Bagaimanapun pengalaman adalah guru yang terbaik.

Inilah warna-warni Pos Sehat dalam menjalankan misinya menebar kebaikan bagi kaum dhuafa.

Cerita Pengalaman Pos SehatCerita Pengalaman Pos Sehat

Page 26: Buku Pos Sehat- 23 Mei

42 43

(1) POS SEHAT AL-ISLAH, MATRAMAN Tak Sekadar Mengobati Kaum Dhuafa

Ide awal untuk mendirikan Pos Sehat berangkat dari keinginan almarhumah Indrawati Sukahar yang selama ini mengelola Yayasan Al-Islah yang membina anak-anak yatim dan kaum manula (jompo). Rupanya, gayung bersambut, ketika ide itu diutarakan kepada sahabatnya, Zainal yang tak lain seorang Direktur dan sekaligus owner dari PT Mutualplus Global Resource (Mutual+) meresponnya dengan mengundang LKC untuk memaparkan seputar program Pos Sehat.

Tak lama kemudian, pertemuan antara Yayasan Al-Islah, Mutual+ dan LKC pun berlangsung pada Maret 2008. Dua bulan kemudian, tepatnya pada bulan Mei dilakukan pelatihan kader Pos Sehat. Setelah segala keperluan Pos Sehat dinyatakan siap, akhirnya pada 16 Juli 2008, Pos Sehat Al-Islah yang berlokasi di jalan Matraman Dalam I, No 4 RT 003/08 Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat resmi berdiri. Dalam peresmian itu sekaligus digelar bakti sosial berupa pengobatan gratis bagi warga sekitar.

Cerita Pengalaman Pos SehatCerita Pengalaman Pos Sehat

Page 27: Buku Pos Sehat- 23 Mei

44 45

Pos Sehat yang buka setiap Rabu pukul 14.00 – 16.00 sore dan Sabtu pukul 10.00 – 12.00 siang ini kerap didatangi warga dari RW 04, 06, 06, 07 dan 08 Kelurahan Pegangsaan dan sekitarnya. Biasanya, mereka datang yang kebanyakan berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, buruh cuci, tukang sapu jalanan, tukang sampah, tukang ojek dan kaum manula dengan keluhan hipertensi, batuk, penyakit kulit dan gangguan ISPA. Di Pos Sehat ini dr Ridho dan dr Niken bertugas sebagai dokter jaga secara bergantian.

Sejak beroperasi, Pos Sehat yang digerakkan oleh 8 orang kader ini selalu dikunjungi setidaknya sekitar 40 orang pasien per minggunya. Keberadaannya pun kian mendapat respon dari warga sekitar. Pasalnya, selain tetap menjalankan aktivitas penyantunan terhadap anak yatim dan manula, dengan ditambah adanya Pos Sehat masyarakat sekitar merasa terbantu dalam hal kesehatan. Meski, menurut Ketua Pos Sehat Al-Islah, Endang Umar, banyak di antara mereka yang tak mau mengikuti prosedur yang berlaku. ”Hal ini sering merepotkan kita untuk pendataan,” ujarnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kader Pos Sehat biasanya mengadakan kunjungan ke rumah-rumah pasien. Selain bersilaturahmi, dari sana diperoleh kesan betapa berartinya keberadaan Pos Sehat ini bagi masyarakat. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, para kader Pos Sehat Al-Islah tak pernah absen mengikuti kegiatan pelatihan, penyuluhan maupun sarasehan yang digelar LKC Pusat.

Cerita Pengalaman Pos SehatCerita Pengalaman Pos Sehat

”Keberadaan Pos Sehat, tak sekedar mengobati pasien saja, tapi jauh lebih dari itu, atas keikhlasan dan keramahan para dokter senatiasa dapat merubah tabiat keluarga pasien dari tak acuh sama sekali menjadi peduli dengan kesehatan,” imbuh Zurijati Dahlan, kader yang sudah tiga tahun ikut membantu kegiatan Pos Sehat Al-Islah.

Sekretariat Pos Sehat al-IslahYayasan Al-IslahJl. Matraman Dalam I, No 4 RT 003/08 Kel. Pegangsaan, Kec. Menteng, Jakarta PusatTelp: 021-3904674Kontak: Ibu Hartono 021-98092862

Page 28: Buku Pos Sehat- 23 Mei

46 47

(2) Pos sehat At-Taubah, Pamulang

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Arti Penting Kesehatan

Kondisi hidup yang serba susah yang dihadapi kaum marjinal, menyebabkan mereka melupakan pentingnya kesehatan. Tak hanya itu, tingkat kesadaran terhadap pentingnya kebersihan lingkungan serta rendahnya tingkat pendidikan kian memperparah kondisi tersebut.

Berawal dari Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (LAZIS) di bawah naungan Masjid At-Taubah, Pamulang yang menyalurkan dananya kepada para mustahik, para pengurus menyadari pentingnya kebutuhan kesehatan untuk kelangsungan hidup. Akhirnya dari dana ZIS tersebut pengurus masjid bekerja sama dengan dokter praktek yang ada di sekitar komplek Vila Pamulang untuk memberikan pengobatan gratis, sunatan massal, pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, pengurus pun mendengar dan mengenal LKC yang memiliki program Pos Sehat –yang berawal dari kegiatan Aksi Layanan Sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis. Hingga pada 1 Juli 2006, berdirilah Pos Sehat di masjid At-Taubah yang terletak di Jalan Pandawa Lima Raya, Vila Pamulang, Tangerang Selatan. Sejak saat itu pula, setiap hari Selasa dan Kamis, Pos Sehat At-Taubah melayani kaum dhuafa dengan jangkauan meliputi kelurahan Pondok Benda, Pondok Kemiri, Pondok Petir, hingga Rawa Kalong. Setidaknya, setiap bulannya tak kurang dari 95 orang pasien mendapat layanan kesehatan secara gratis.

Page 29: Buku Pos Sehat- 23 Mei

48 49

Selain melayani kesehatan, Pos Sehat yang dipimpin Titik Nihayati dengan kader sebanyak 14 orang ini juga memberikan penyuluhan TB, ASI, kebersihan lingkungan, dan pemberian makanan tambahan untuk balita juga penyuluhan rohani kepada member. Tidak hanya itu, Pos Sehat ini kerap membantu kegiatan sosial lainnya bekerja sama dengan LAZIS At-Taubah, seperti sunatan massal, pembagian sembako, beasiswa, hingga penyebaran hewan kurban.

Tentu saja, dengan kegiatan tersebut, respon masyarakat kian meningkat. Seiring dengan itu, bertambah pula jumlah penerima manfaat dan grafik angka kehadiran member pada setiap kegiatan yang digelar Pos Sehat. Di antara kaum dhuafa yang menjadi member berprofesi sebagai petugas kebersihan, petugas keamanan, tukang ojek, pembantu rumah tangga, petani penggarap, tukang sayur dan pemulung. Setidaknya, dari sebanyak 350 KK yang menjadi penerima manfaat Pos Sehat, sebanyak 95 KK telah terdaftar sebagai member LKC.

Apa yang dilakukan oleh kader Pos Sehat, yang bertugas sebagai tim survei yakni Nani Saifullah dan Afriza Wardani, memang layak diacungi jempol dalam hal mendapatkan informasi yang jelas calon member. Mereka dengan jeli mengetahui orang yang benar-benar dhuafa dan membutuhkan pertolongan. Ketika calon member baru datang untuk mendapatkan layanan kesehatan, mereka dengan sigap menanyakan data-data calon pasien yang dibutuhkan. Tidak hanya itu, mereka pun tak segan-segan mengingatkan calon untuk mengenakan jilbab dan atau tidak merokok. Tak berhenti sampai di situ, usai menerima calon member, mereka pun langsung membuntuti pasien hingga ke rumahnya, untuk memverifikasi sang calon penerima manfaat. Meski harus ke pelosok, mereka akan datangi saat itu juga.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat at-taubahMasjid At-TaubahJl. Pandawa Lima Raya, Vila Pamulang, Tangerang SelatanTelp/Fax: 021-74703853Kontak: Titik Nihayati 081316261377, Luki 08568808481

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 30: Buku Pos Sehat- 23 Mei

50 51

Cerita Pengalaman Pos Sehat

(3) POS SEHAT AL-MuNAwAROH, PAMuLANg

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Upaya Menyelamatkan akidah Kaum Dhuafa

Kondisi sosial masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, tentunya rentan dalam segala hal. Tak hanya soal kebutuhan ekonomi, atau kesehatan, keselamatan akidah pun terancam. Realitasnya memang demikian, kondisi tersebut banyak dimanfaatkan oleh nonmuslim melancarkan aksinya berkedok pengobatan.

Gelagat yang tak baik itu pun direspon oleh para pengurus Masjid Al-Munawwaroh, Pamulang Barat, Tangerang Selatan dengan segera merapatkan barisan untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Upaya menyelamatkan akidah kaum dhuafa pun dirancang sedemikian rupa. Sebagai jalan keluar pencegahan tersebut, pengurus masjid sepakat untuk menghadirkan pengobatan gratis yang selama ini sudah dilakukan oleh LKC bagi kaum dhuafa. Awalnya, mereka menggandeng LKC dan Puskesmas setempat untuk menggelar aksi sosial berupa pengobatan gratis.

”Syukur alhamdulillah, kegiatan bakti sosial pengobatan gratis mendapat respon positif dari jamaah dan warga sekitar masjid ini,” ujar Rina yang ditunjuk sebagai Ketua Pos Sehat Al-Munawwaroh.

Page 31: Buku Pos Sehat- 23 Mei

52 53

Al-Munawwaroh sendiri diambil dari nama masjid di mana Pos Sehat ini bernaung, yang terletak di Jalan Witana Harja Raya No 6, Komplek Perumahan Witana Harja, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan dengan cakupan pasien yang meliputi Pamulang Barat, Pamulang Timur, Bambu Apus, Pondok Benda, Pondok Petir, Serua, Sawangan, Buaran dan sekitarnya.

Setidaknya, sejak berdiri pada 5 Maret 2006 lalu, setiap harinya Pos Sehat ini didatangi lima belas orang pasien per minggunya. Sementara rata-rata per bulannya Pos Sehat yang buka setiap hari Senin dan Jumat dari pukul 16.00 hingga 18.00 sore ini ada sekitar 115 orang pasien. Biasanya para pasien datang dari kalangan tukang beca, tukang ojek, tukang sapu jalanan, juru parkir, buruh bangunan, buruh cuci dan pemulung yang ada di sekitar Pamulang dengan keluhan seputar gangguan saluran pernapasan (ISPA), hipertensi, gastritis, dermatitis dan reumatik.

Untuk menggerakkan layanan Pos Sehat ini, pengurus Masjid Al-Munawwaroh mempercayakan kepada kaum ibu-ibu yang tergabung dalam majelis taklim, sekitar sepuluh orang kader yang dikomandoi Rina, seorang ahli farmasi yang berkhidmat untuk membantu antar sesama khususnya kaum dhuafa yang ada di lingkungan sekitarnya.

Selain memberikan layanan bantuan pengobatan, kegiatan rutin Pos Sehat pun kerap melakukan gerakan promotif dan preventif dalam hal kesehatan, seperti penyuluhan TB, sanitasi lingkungan hingga kegiatan khitanan massal. Pos Sehat pun selalu menyambut setiap program yang dicanangkan oleh LKC pusat, termasuk merujuk pasien ke LKC. ”Meski terkadang kita terkendala dengan sistem member yang diberlakukan oleh LKC, tapi alhamdulillah dengan kesigapan kita pasien pun bisa ditangani,” tegas Rina.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat al-MunawwarohMasjid Al-MunawwarohJl. Witana Harja Raya No 6, Perumahan Witana HarjaKel. Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Tangerang SelatanKontak: Rina 081543326698

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 32: Buku Pos Sehat- 23 Mei

54 55

Cerita Pengalaman Pos Sehat

(4) Pos Sehat Al-Makmuriyah, Jatinegara

Cerita Pengalaman Pos Sehat

antusiasme Warga

Al-Makmuriyah adalah nama majelis taklim yang berlokasi di kawasan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur. Awalnya, selain menggelar kegiatan pengajian, beberapa kali majelis taklim ini mendapat bantuan berupa sembako, santunan dan bantuan modal dari Mutual+. Namun entah kenapa sepertinya tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Kemudian ada usulan dari Bapak Zainal –selaku owner sekaligus Direktur Mutual+ dan Ishak, karyawan Mutual+, untuk mengalihkan bantuan dalam bentuk layanan kesehatan. Keduanya pun mengusulkan untuk membuka Pos Sehat, sebagaimana yang dilakukan perusahaan tersebut di beberapa lokasi sebelumnya bekerja sama dengan LKC. Kesepakatan pun dicapai setelah kedua belah pihak bertemu dengan pihak LKC untuk membuka Pos Sehat.

Tak lama kemudian, setelah segala persiapan tuntas, pada 17 April 2006 hadirlah Pos Sehat dengan dukungan dari Mutual+ selaku mitra LKC. Lokasinya, di Jalan Pedati I RT 005/010, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, menempati bangunan majelis taklim pimpinanan H Nur Ponco. Pimpinan majelis taklim sekaligus juga diserahi untuk menjadi ketua Pos Sehat.

Kawasan ini khususnya RT 004 dan 005 merupakan pemukiman padat penduduk dan terdapat banyak kaum dhuafa. Karena itu, selain kegiatan rutin pengajian, dan pendidikan anak usia dini, dengan adanya Pos Sehat dan Posyandu, majelis taklim ini kerap didatangi warga. Terlebih pada hari praktek yakni Rabu dan Sabtu dibawah binaan dr Mohammad Alkaf dan dr Amelia Fitri.

Page 33: Buku Pos Sehat- 23 Mei

56 57

Bahkan, boleh jadi saking antusiasnya terhadap kehadiran Pos Sehat ini, membuat pengurus kewalahan dalam melayani. Pasalnya, tak hanya kaum dhuafa yang menyambangi Pos Sehat, tapi warga yang mampu pun seakan ketagihan untuk mendapatkan layanan kesehatan dari Pos Sehat ini saat mengalami keluhan sakit.

Menghadapi hal tersebut, Ali Sastra selaku pengurus harian dari Pos Sehat berinisiatif tetap menerima warga yang mampu tersebut, hanya saja untuk obat-obatan harus ditebus di luar alias beli sendiri. Hal ini dilakukan disamping untuk meredam situasi juga kondisi sosial ekonomi warga yang selalu pasang surut.

Dalam hal pelaporan, Al-Makmuriyah termasuk Pos Sehat yang rajin melaporkan kegiatan dan perkembangan setiap bulannya baik ke LKC maupun Puskesmas. Terdata, setiap minggu ada 30, dan setiap bulannya rata-rata 120 pasien. Ke depannya, Pos Sehat yang memiliki 10 kader ini, tengah mengajukan penambahan peralatan kesehatan, baik kepada LKC maupun Mutual+ selaku donatur, berupa alat cek gula darah.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat al-Makmuriyah KItaMajelis Taklim Al-MakmuriyahJl. Pedati I RT 005/010, Kelurahan Bidara Cina Kecamatan Jatinegara, Jakarta TimurKontak: Ali 021-95464537, 94800685

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 34: Buku Pos Sehat- 23 Mei

58 59

Cerita Pengalaman Pos Sehat

(5) POS SEHAT AL-IKHwAN, PARuNg, BOgOR

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kader Pernah Ditegur Puskesmas

Pos Sehat Al-Ikhwan hadir berawal dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di kawasan Kampung Bojong Indah, Parung, Bogor, sekitar lima tahun silam. Peserta KKN UIN Jakarta memiliki beberapa program, namun tidak berjalan dengan baik bahkan ada yang mandeg.

Akhirnya, setelah diadakan diskusi dengan beberapa pihak, diputuskan untuk memberi bantuan kesehatan bagi kaum dhuafa. Pilihan pun tertuju pada Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD). Adalah Ana Mulyana (50), yang tampil sebagai pelopornya dan kemudian menjadi Ketua Pos Sehat Al-Ikhwan.

Masyarakat Bojong, pada awalnya mendapat program pemberdayaan ekonomi, namun tak berlanjut. Lalu disusul dengan peningkatan keterampilan dalam bentuk bantuan pemberian mesin jahit. Bantuan ini hanya berjalan sebentar, lagi-lagi tak ada pembinaan yang berlanjut karena kendala pemasaran. Kemudian program anak asuh bagi keluarga tidak mampu. Sayang, program ini pun tak berjalan. Maka, program layanan kesehatan ala LKC diperkenalkan kepada masyarakat.

Sebelumnya untuk keperluan itu kader melakukan pertemuan dengan pihak terkait, seperti LKC, UIN dan LKMAT Bintaro Jaya Sektor 3. Dari pertemuan itu disepakati, Al-Ikhwan mendapatkan bantuan dana dari LKMAT yang saat itu tengah menggelar Bakti Sosial.

Page 35: Buku Pos Sehat- 23 Mei

60 61

Di awal kehadiran Pos Sehat, bahkan sebelum buka praktek, Ana Mulyana sebagai kader mendapat teguran dari Puskesmas setempat. Pihak Puskesmas mempermasalahkan perizinan Pos Sehat itu sendiri. Usai mendapat teguran pihak Puskesmas, ia pun langsung berkordinasi dengan pihak UIN, LKC dan LKMAT. Akhirnya disepakati untuk mengadakan pertemuan dengan dr Permana yang mewakili Puskesmas Kecamatan Parung. Dari pertemuan tersebut, segala hal dapat dikomunikasikan dengan baik. Ana dipersilahkan untuk terus membuka Pos Sehat.

Akhirnya, pada 22 Mei 2007 Pos Sehat Al-Ikhwan diresmikan. Pos Sehat ini berlokasi di Jalan Haji Mawi RT 005/04, Kelurahan Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, yang tak lain adalah rumah peninggalan almarhum orangtua Ana Mulyana. Sebulan kemudian, Pos Sehat Al Ikhwan mulai buka praktek.

Dalam operasionalnya, Pos Sehat ini mendapat dukungan dari mitra LKC, yakni Mutual+. Hingga saat ini, Pos Sehat yang buka praktek setiap hari Selasa ini memiliki 7 orang kader di bawah binaan dokter Desky yang ditugaskan LKC. Setiap buka praktek Pos Sehat ini melayani rata-rata 30 orang pasien.

Dengan adanya Pos Sehat Al-Ikhwan, banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kampung Bojong Indah, Parung khususnya di bidang kesehatan. Tidak hanya itu, keberadaan Pos Sehat ini pun membantu Puskesmas yang lokasinya jauh di kota kecamatan Parung. Warga Bojong bisa menghemat ongkos dan waktu untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat al-Ikhwan KItaJl. H Mawi RT 005/04 Kelurahan Bojong IndahKecamatan Parung, Kabupaten BogorKontak: Sukaesih 081314384878

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 36: Buku Pos Sehat- 23 Mei

62 63

Cerita Pengalaman Pos Sehat

(6) Pos Sehat LKMAT, Bintaro Jaya

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Seumur dengan LKC

Sembilan tahun sudah, Pos Sehat ini memberikan layanan kesehatan gratis untuk kaum dhuafa di sekitaran Bintaro Jaya. Ya, tak berselang lama memang, setelah LKC berdiri, Pos Sehat –yang tetap menggunakan nama Layanan Kesehatan Cuma-cuma Masjid At-Taqwa (LKMAT) ini— hadir di kawasan perumahan Bintaro Jaya Sektor 3. Bahkan, layak dicatat bahwa LKMAT adalah inspirasi bagi program Pos Sehat yang dikembangkan LKC.

Awalnya ada keinginan pengurus majelis taklim Masjid At-Taqwa untuk memberikan bantuan layanan kesehatan untuk masyarakat sekitar komplek yang lebih banyak mendapatkan layanan kesehatan kalangan non muslim. Di samping untuk membentengi akidah kaum muslim dhuafa, juga adanya keinginan untuk memaksimalkan dana yang berhasil dihimpun ibu-ibu maupun masjid di mana majelis taklim itu bernaung.

Untuk mewujudkan niat tersebut dan meningkatkan mutu layanan yang sudah ada, beberapa ibu majelis taklim dipimpin Ibu Puji mendatangi LKC. Mereka saat itu diterima oleh dokter Yahmin dan dokter Jumpa. Setelah bertemu beberapa kali, disepakati untuk mendirikan Pos Sehat dengan tetap menggunakan nama LKMAT yang diresmikan pada tahun 2001 lalu.

Page 37: Buku Pos Sehat- 23 Mei

64 65

Memang, dapat dimaklumi jika di lingkungan komplek sendiri belum banyak warga yang memanfaatkannya. Kalaupun ada, lebih banyak dari kalangan pembantu rumah tangga yang ada di komplek tersebut. Tapi tidak dengan warga di luar sekitar perumahan menengah ke atas itu, kehadiran LKMAT begitu berarti.

Pos Sehat yang berlokasi di Jalan Camar 13, Taman Bintaro Jaya Sektor 3, Tangerang Selatan ini memiliki 10 orang kader di bawah pimpinan Wati Idris. Pos Sehat ini siap melayani kaum dhuafa dalam bidang kesehatan setiap hari, kecuali hari Minggu, di bawah tanggung jawab dokter Indar Jo dan dokter Dikcy. Setiap harinya, LKMAT dikunjungi rata-rata sekitar 10 orang pasien.

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat LKMatMasjid At-Taqwa BintaroJl. Camar 13 Taman Bintaro Jaya Sektor 3 Tangerang SelatanTelp/Fax: 021-7357063Kontak : Wati Idris 081519512424

Page 38: Buku Pos Sehat- 23 Mei

66 67

Cerita Pengalaman Pos Sehat

(7) POS SEHAT BAITuSSALAM, BOgOR

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kepedulian Kaum Mampu

Tentunya, keberadaan kaum dhuafa tak sekadar menjadikan rasa prihatin bagi yang mampu. Terlebih di kala si miskin itu membutuhkan tindakan medis. Jangan sampai, keterbatasan terhadap akses layanan kesehatan kian menambah rasa sakit mereka. Karena itulah, almarhum H Hidayat Muchtar, yang kala itu menjabat sebagai Ketua MAZ (Majelis Amil Zakat) Yayasan Masjid Baitussalaam menggandeng jamaah untuk mendirikan klinik.

Rupanya, informasi seputar keberadaan LKC, kian menambah semangat jamaah Masjid Baitussalam untuk segera menghadirkan klinik khusus dhuafa. Setelah mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan pihak LKC dalam hal ini dr Yahmin Setiawan, MARS dan dr Widia, akhirnya lahirlah Pos Sehat yang diberi nama Baitussalam. Tentu, program ini pun seiring dengan apa yang dilakukan oleh pengurus MAZ dalam rangka menyalurkan dana zakat kepada yang benar-benar berhak yakni kaum dhuafa.

Akhirnya, pada tanggal 16 Agustus 2008, Pos Sehat Baitussalam resmi beroperasi di masjid Baitussalam yang beralamat di Perum Bogor Raya Permai Blok FF1, No 1, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Dalam peresmian yang dihadiri Walikota Bogor itu, dilangsungkan pula Aksi Layanan Sehat (ALS) berupa pengobatan gratis dan penyuluhan TB dari LKC. Pos Sehat yang ditangani empat orang kader dan dua orang dokter ini kerap dikunjungi warga dari sekitar komplek meliputi Kelurahan Curug, Curug Mekar dan Cibadak. Biasanya, Pos Sehat ini buka praktek setiap hari Selasa dan Sabtu pukul 09.00 – 12.00 siang. Setidaknya, setiap minggunya Pos Sehat Baitussalam dikunjungi sekitar 30 orang pasien.

Page 39: Buku Pos Sehat- 23 Mei

68 69

Menurut dr Fauzia, keberadaan Pos Sehat di kawasan Bogor Barat ini seakan menjadi penggerak kaum mampu yang ada di perumahan tersebut untuk terus beramal. Di samping tentunya menjadi obat bagi kaum dhuafa kala menderita sakit. Seperti yang dialami oleh Sapri penderita hernia dan Kusnadi penderita wasir, keduanya dioperasi di LKC Ciputat yang seluruh akomodasinya ditanggung oleh Pos Sehat. Padahal sebelumnya, untuk berobat, mereka harus ke Puskesmas yang jaraknya cukup jauh. Dengan adanya Pos Sehat, mereka lebih dekat dan tidak perlu mngeluarkan uang sepeserpun.

”Mereka mendapat solusi yang sebelumnya tidak pernah terpikir untuk operasi, kini dengan adanya Pos Sehat Baitussalaam mereka mendapat fasilitas itu dengan cuma-cuma,” ujar dokter yang jaga sekaligus Ketua Pos Sehat ini.

Namun sayangnya, hingga kini para kader Pos Sehat masih merasakan kurangnya kesadaran warga sekitar yang berprofesi sebagai buruh kasar, pedagang keliling, pemulung, dan ojek akan kesehatan dan beribadah. Untuk itu, kader Pos Sehat kerap memberikan penyuluhan kepada mereka untuk selalu berprilaku hidup bersih dan sehat.

Dalam menjalankan kegiatan Pos Sehat, sejak berdiri sudah mengalami tiga kali pindah lokasi. Tak hanya itu, kondisi serta perilaku pasien terhadap apa yang para kader lakukan sering membuat kesal. Namun semua itu tak lantas menyurutkan semangat para kadernya. ”Yang jelas membutuhkan kesabaran dan keikhlasan. Senang karena bisa ikut serta meringankan penderitaan orang lain. Sedih jika melihat kondisi pasien, kadang juga kesal dengan tingkah mereka,” ujar dr Fauzia yang juga juga kepala Puskesmas setempat.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Menurut dr Fauzia, kehadiran surveyor sebagai ujung tombak Pos Sehat sangat membantu dalam mendapatkan dan melayani kaum dhuafa yang sesungguhnya yang ada di lingkungan sekitar perumahan. Ini tak lepas dari sosok Masykur, kader yang bertugas sebagai surveyor ini memberikan kontribusi yang luar biasa. Berkat kerjanya, Pos Sehat ini memiliki 210 KK.

Sekretariat Pos Sehat BaitussalamMasjid BaitussalamPerum Bogor Raya Permai Blok FF1, No 1, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota BogorKontak: Nuruddin 0813 1718 2167, dr. Fauzia 0815 7414 9697

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 40: Buku Pos Sehat- 23 Mei

70 71

(8) POS SEHAT AL-MuJAHIDIN, DEPOK

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kader yang Solid dan Loyal

Sekitar tahun 2007, dr Lusi, Sp.p, salah satu relawan medis LKC melakukan pendekatan ke pengurus Masjid Al-Mujahidin, yang ada di lingkungan tempat tinggalnya di kawasan Taman Depok Permai. Tujuannya adalah mengajak kerja sama untuk membuka Pos Sehat di lingkungan masjid. Lama tak mendapat respon, tak membuat ia menyerah begitu saja. Selain tetap menjalankan tugasnya praktek di LKC Ciputat, dokter spesialis paru-paru ini menawarkan program Pos Sehat ke Al-Qolam, sekolahan anaknya.

Tak lama kemudian, dengan dukungan dari para orang tua murid, pihak sekolah mengizinkan Pos Sehat hadir di lingkungan sekolah pada sekitar Maret 2008. Pos Sehat Al-Qolam pun akhirnya beroperasi dengan dukungan para orang tua murid. Ketika sudah dirasa berjalan lancar, dr Lusi pun mengundang pengurus Masjid Al-Mujahidin dalam sebuah kegiatan untuk melihat sendiri tentang program Pos Sehat yang dulu ia ajukan. Upayanya berhasil menarik minat pengurus masjid untuk menindaklanjuti usulan dokter yang buka praktek di Mitra Keluarga Depok ini.

Tiga bulan berikutnya, hadirlah Pos Sehat Al-Mujahidin yang menempati sebuah ruangan di Masjid Al-Mujahidin yang berlokasi di Blok C1-2, Taman Depok Permai, Depok Timur. Seiring berjalannya waktu, karena berkaitan dengan kebijakan yayasan yang menaungi sekolah Al-Qolam, pada tahun 2010 lalu Pos Sehat Al-Qolam tidak beroperasi lagi. Melihat kondisi seperti ini, sementara para kader Pos Sehat Al-Qolam yang sudah solid dan loyal, dr Lusi pun menawarkan

Page 41: Buku Pos Sehat- 23 Mei

72 73

Cerita Pengalaman Pos Sehat

rekan-rekan kader Pos Sehat untuk melebur dengan Pos Sehat Al-Mujahidin. ”Alhamdulillah, kedua belah pihak sepakat melebur menjadi Pos Sehat Al-Mujahidin. Tentunya kehadiran kader Pos Sehat Al-Qolam sangat membantu pelaksanaan pos sehat ini,” ujar dr Lusi.

Pos Sehat yang ditangani sebanyak delapan orang dokter yang bertugas secara bergilir ini biasa buka praktek setiap Kamis dan Minggu, pukul 08.00 – 11.00 pagi. Menurut dr Lusi yang juga mendapat giliran praktek di minggu keempat, biasanya Pos Sehat ini kerap didatangi sekitar 20-30 orang pasien pada hari Kamis, tapi untuk hari Minggu rata-rata 10 orang pasien.

”Kebanyakan mereka mengeluhkan pegal linu, hipertensi dan reumatik. Namun saya sendiri juga sering menerima limpahan pasien dari LKC yang sakit paru-paru,” ujar dokter spesialis paru yang dulu praktek di LKC, tapi kini pasien LKC Ciputat kerap dirujuk kepadanya jika ada yang harus dilakukan tindakan. ”Biasanya LKC menghubungi saya jika ada pasien yang perlu diambil tindakan. Saya lagi ada di mana, ya ke situlah LKC mengantarkan pasiennya untuk saya tangani,” imbuh dokter yang membuka klinik paru-paru dan asma ini.

Dalam operasionalnya, Pos Sehat Al-Mujahidin mendapat dukungan dari dana ZIS yang dihimpun pengurus masjid. Selain itu beberapa donatur baik perorangan maupun lembaga seperti PT PLN, turut membantu jalannya Pos Sehat ini. ”Alhamdulillah saya punya teman, tetangga, yang punya jiwa sosial, sehingga penderitaan kaum dhuafa sedikit teratasi lewat layanan kesehatan gratis yang ada di Pos Sehat,” ujarnya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat al-MujahidinMasjid Al-MujahidinTaman Depok Permai, Blok C1-2, Depok TimurKontak: dr Lusi 08184111274

Page 42: Buku Pos Sehat- 23 Mei

74 75

(9) Pos Sehat MRPI, Pondok Indah

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kiprah Masjid Kawasan elit

Keberadaan dan aktivitas Masjid Raya Pondok Indah (MRPI), yang menjadi bagian dari kawasan elit di wilayah Jakarta Selatan, memang sangat mencolok. Lokasinya yang tak jauh dengan pemukiman padat penduduk membuat masjid ini kerap menjadi sasaran kaum dhuafa untuk meminta bantuan, termasuk masalah kesehatan. Tak heran memang, pasalnya setiap peringatan hari besar Islam, pengurus kerap menggelar Layanan Kesehatan Gratis bekerja sama dengan LKC. Melihat animo masyarakat yang tinggi, atas saran LKC akhirnya kegiatan pengobatan gratis itu ditingkatkan dengan membuka Pos Sehat.

Akhirnya, pada 22 Maret 2008, Pos Sehat MRPI diresmikan dan seminggu kemudian mulai membuka praktek dengan melayani 33 pasien di hari pertama. Setidaknya, Pos Sehat yang buka setiap hari Senin dan Kamis pukul 17.00 – 19.00 malam ini didatangi sekitar 140 orang pasien per bulannya. Tidak hanya itu, pengurus pun mengadakan penyuluhan kesehatan dan layanan Posyandu bagi kaum dhuafa yang kebanyakan berprofesi sebagai pembantu, tukang cuci, tukang sampah, atau pemulung.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan ini, MRPI mempercayakan pada dr Yahmin dan dr Widarni sebagai dokter jaganya. Sebagai penggantinya jika kedua dokter tersebut berhalangan adalah dr Novi dan dr Roni.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 43: Buku Pos Sehat- 23 Mei

76 77

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Memang, Pos Sehat yang berada di lingkungan masjid lebih menyasar kepada kaum dhuafa yang ada di sekitar Pondok Indah. Di sisi utara seberang jalan terdapat lingkungan RT 01-06 RW 03 Kelurahan Pondok Pinang Kebayoran Lama. Sementara di sisi selatan seberang sungai terdapat lingkungan RT 001-012 RW 011, dan RT 005, 09, 012 RW 09 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan. Namun tidak menutup kemungkinan, Pos Sehat ini pun melayani para musafir yang mengalami masalah kesehatan.

Untuk menunjang operasional Pos Sehat yang dipimpin H Purwoto SH (47) –sekaligus sebagai Sekretaris Direktur Eksekutif Yayasan Pondok Mulya yang menaungi MRPI ini— menganggarkan dana sebesar Rp 119 juta per tahun. Dana ini diambil dari dana ZIS yang dihimpun Masjid Raya Pondok Indah.

Rencananya, Pos Sehat MRPI juga akan dilengkapi dengan fasilitas armada ambulance. Dengan tersediannya ambulance tersebut, maka akan sangat memudahkan bila ada pasien yang harus dirujuk ke Rumah Sehat Terpadu (RST) yang berlokasi di Parung, atau ke tempat lain. Kader Pos Sehat MRPI tidak perlu repot-repot mencari bantuan ke penyedia jasa ambulance.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat MRPIMasjid Raya Pondok IndahJl. Sultan Iskandar Muda No 1, Pondok Indah, Jakarta SelatanTelp: 021-7666166 Fax: 021-7666167Kontak: Purwoto 081511317400

Page 44: Buku Pos Sehat- 23 Mei

78 79

(10) POS SEHAT AL-MuSYAwARAH, KELAPA gADINg

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Layanan Lebih Lengkap

Pos Sehat Al-Musyawarah merupakan salah satu bentuk kegiatan pelayanan sosial Masjid Raya Al-Musyawarah, yang ada di lingkungan perumahan elit Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam pelaksanaanya Pos Sehat ini mengikuti aturan yang diberlakukan oleh LKC yakni sistem membership yang diseleksi melalui metode survei. Layanan ini hadir sebagai kepedulian kepada kaum dhuafa yang ada di sekitar kawasan Kelapa Gading.

Layanan yang di Pos Sehat ini termasuk paling lengkap. Selain membuka prakter poli umum, Pos Sehat Al-Musyarawah juga membuka praktek poli kebidanan dan poli gigi. Setidaknya, ada sekitar 200-250 keluarga atau setara dengan sekitar 495 orang yang sudah tercatat menjadi member Pos Sehat yang buka setiap Senin, Selasa, Rabu dan Kamis pukul 16.00 – 18.00 sore. Pada hari Senin, Pos Sehat membuka praktek layanan poli umum dan poli gigi yang ditangani oleh dr Vitri dan drg Masita. Keesokan harinya, Selasa, giliran khusus poli kebidanan yang dijaga oleh Bidan Restuti. Pun pada Rabu, layanan kebidanan pun praktek kembali ditambah dengan poli umum dengan dr Ridho sebagai dokter jaganya. Sementara pada hari Kamis, Pos Sehat buka praktek khusus layanan poli gigi bersama drg Aryani.

Page 45: Buku Pos Sehat- 23 Mei

80 81

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat al-MusyawarahMasjid Raya Al-MusyawarahJl. Raya Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara Telp. 021-4531924 Fax : 021-45843325Kontak: Armawan 081384047866

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Selain memberikan layanan kesehatan secara cuma-cuma, Pos Sehat Al-Musyawarah juga menggelar kegiatan penyuluhan kepada penghuni perumahan maupun para penerima manfaat. Salah satunya adalah penyuluhan TB (Tuberkolosis) pada peringatan hari TB sedunia beberapa waktu lalu. Bahkan kegiatan tersebut, hingga kini berkelanjutan seiring dengan program LKC bersama Pos Sehat Al-Musyawarah yang dijadikan sebagai sekretariat PITMAS (Pusat Informasi Tuberkolosis Masyarakat).

Pos Sehat Al-Musyawarah sendiri menempati salah satu ruangan di Masjid Raya Al-Musyawarah yang beralamat di Jalan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam operasionalnya, Pos Sehat ini didanai dari ZIS yang dihimpun pengurus masjid dari kaum muslimin yang ada di beberapa komplek perumahan di sekitar Kelapa Gading. Selain Pos Sehat, di masjid besar ini kerap digelar aksi sosial berupa khitanan massal, donor darah, seminar dan pemberian beasiswa bagi kaum dhuafa yang berprestasi.

Page 46: Buku Pos Sehat- 23 Mei

82 83

(11) Pos Sehat Darun Ni’mah, Lebak Bulus

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Membentengi akidah Kaum Dhuafa

Kehadiran Pos Sehat yang berlokasi di Masjid Darun Ni’mah berangkat dari keinginan untuk membantu meringankan masyarakat sekitar dalam mendapatkan fasilitas kesehatan tanpa biaya alias gratis. Di samping itu, sebelumnya banyak masyarakat yang kurang mampu dan menderita penyakit kerap mendapatkan pengobatan dan atau berobat ke klinik yang didirikan oleh lembaga non muslim yang letaknya tak jauh dari masjid. Melihat kondisi tersebut, maka pengurus masjid berinisiatif untuk mendirikan balai kesehatan cuma-cuma yang berafiliasi ke LKC sebagai upaya membentengi akidah umat.

Pada 6 Agustus 2008, Pos Sehat Darun Ni’mah pun diresmikan dengan menggunakan salah satu ruangan yang ada di masjid yang beralamat di Jalan Lebak Indah Raya, RT 001/07 Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Sejak saat itu, warga khususnya kaum dhuafa begitu antusias memeriksakan kesehatannya. Kebanyakan dari mereka menderita hipertensi, gangguan ISPA, diabetes dan Tuberkolosis (TB).

Page 47: Buku Pos Sehat- 23 Mei

84 85

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat Darun Ni’mahMasjid Darun Ni’mahJl. Lebak Indah Raya RT 010/07 Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan 12440Telp: 021-7510538Kontak: Uminah 081281899044, Mulyati 081218912012

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Selain memberikan layanan kesehatan, Pos Sehat Darun Ni’mah juga mulai mengadakan penyuluhan mengenai penyakit TB. Ada juga layanan Posyandu dan pemeriksaan kesehatan berupa asam urat, gula darah dan kolesterol. Meski disayangkan, banyak di antara member yang masih belum memanfaatkan kegiatan tersebut. Bahkan tak sedikit pula pasien yang rewel dan memilih-milih obat. Pun ketika mereka dirujuk ke LKC, namun kerap tak mengindahkannya.

Pos Sehat yang diketuai oleh H Bowo Waluyo ini memiliki kader sebanyak 4 orang yang siap melayani kaum dhuafa setiap hari Selasa dan Sabtu pukul 16.00 sore dengan dua orang dokter jaga yakni dr Widarni dan dr Dini. Setiap bulannya, Pos Sehat ini dikunjungi sekitar 60 orang pasien. Semoga kehadiran Pos Sehat ini, setidaknya memberikan bantuan layanan kepada kaum dhuafa yang tak sanggup berobat ke rumah sakit yang biayanya kian menggigit.

Page 48: Buku Pos Sehat- 23 Mei

86 87

(12) Pos Sehat Miftahul Jannah, Koja

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kader yang Bersemangat

Bersahabat dengan kaum dhuafa memang dibutuhkan semangat yang terus membara. Setidaknya, apa yang dijalani kala membuka program Pos Sehat tak lain adalah sarat dengan nuansa sosial kemanusiaan. Inilah yang ditunjukkan oleh kader-kader Pos Sehat Miftahul Jannah, Koja, Jakarta Utara yang berdiri sejak 6 Juni 2009 lalu.

Pos Sehat hasil kerja sama antara Mutual+ selaku mitra LKC ini berlokasi di Masjid Miftahul Jannah, di Jalan Pembangunan 2 No 27, RT 008/09, Kelurahan Rawabinangun, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Keberadaan Pos Sehat ini memang berada di lingkungan padat penduduk di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok. Setiap hari Senin dan Jumat, pukul 16.00 sore, Pos Sehat ini selalu ramai dikunjungi penerima manfaat, rata-rata 30 orang per minggunya.

Di Pos Sehat yang dijaga dua dokter, yakni dr Sunaryo dan dr Ridho ini lebih banyak menangani penyakit gangguan ISPA. Terlebih jika paska lebaran, Pos Sehat Miftahul Jannah kerap kebanjiran pasien. Untungnya, Pos Sehat ini memiliki kader yang lumayan banyak. Ada 13 orang kader yang siap membantu kegiatan layanan kesehatan bagi kaum dhuafa di kawasan tersebut.

Page 49: Buku Pos Sehat- 23 Mei

88 89

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat Miftahul Jannah KITAMasjid Miftahul JannahJl. Pembangunan 2 No 27, RT 008/09, Kelurahan RawabinangunKecamatan Koja, Jakarta UtaraTelp: 021-68902408Kontak: Yani 081585531328

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 50: Buku Pos Sehat- 23 Mei

90 91

(13) POS SEHAT NuRuL HIKMAH, DEPOK

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Memberdayakan Fungsi Masjid

Diakui atau tidak keberadaan masjid selama ini belum dimanfaatkan dengan maksimal. Masjid hanya sebatas bangunan untuk ibadah rutin, padahal lebih dari itu masjid bisa difungsikan untuk segala kegiatan umat islam. Inilah yang menjadi keprihatinan sejumlah warga Perumnas Depok 2 akan keberadaan Masjid Nurul Hikmah.

Berangkat dari keprihatinan itu, akhirnya pengurus masjid Nurul Hikmah, mencoba mengadakan kegiatan yang tak sekadar ibadah keagamaan tapi lebih bersifat sosial. Dalam pelaksanaanya, aksi sosial berupa pemeriksaan gratis seperti bagi kaum dhuafa tersebut dilakukan selepas pengajian rutin Minggu subuh. Layanan kesehatan itu berjalan lancar dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat sekitar lingkungan masjid dan kompleks.

Suatu ketika, pengurus diundang ke suatu kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan salah satu masjid. Ternyata di sana ada yang namanya Pos Sehat yang memberikan layanan kesehatan cuma-cuma yang dikembangkan LKC. ”Sepulangnya dari acara tersebut, kami berdiskusi soal peningkatan layanan kesehatan yang kita adakan sebelumnya untuk ditingkatkan menjadi Pos Sehat,” ujar Syukur, yang hingga kini masih menjabat sebagai Ketua Pos Sehat.

Setelah mengadakan pertemuan secara intens dengan pihak LKC, akhirnya pada 2009 lalu, berdirilah Pos Sehat di Masjid Nurul Hikmah yang berlokasi di Jalan Dempo 7, Depok Timur, Kelurahan Abadi Jaya, Kecamatan Sukmajaya. Dalam peresmian tersebut, dirangkai dengan

Page 51: Buku Pos Sehat- 23 Mei

92 93

Cerita Pengalaman Pos Sehat

kegiatan Aksi Layan Sehat (ALS) berupa pengobatan gratis dari LKC. Sejak saat itu, Pos Sehat ini melayani berbagai keluhan kesehatan masyarakat khususnya kaum dhuafa dari sekitar Kampung Bojong maupun yang ada di komplek.

Menurut Syukur, ada yang unik dalam pelaksanaan Pos Sehat ini yakni untuk mendapatkan nomer urut antri pada hari praktek, pengurus memberikan antrian nomer pertama bagi mereka yang datang sekaligus jamaah sholat subuh di masjid. ”Bahkan, akhirnya ada yang menunaikan tahajud di masjid itu, otomatis orang itu mendapat nomer urut pertama,” ungkapnya. ”Semua itu kami lakukan dalam rangka mengajak umat untuk semangat ibadah ke masjid,” imbuhnya.

Pos Sehat yang diambil dari nama masjid ini buka praktek sekali seminggu yakni hari Minggu dari jam 08.00 – 10.00 pagi dengan ditangani oleh dokter Lusi dan dr Ridho. Setidaknya, setiap Minggu pagi, Pos Sehat dikunjungi sekitar 20-30 pasien yang rata-rata mengeluhkan sakit hipertensi, gangguan ISPA dan reumatik. Hingga kini, member Pos Sehat yang ditangani sekitar 100 KK.

Syukur menambahkan, lingkungan sekitar masjid Nuruh Hikmah sendiri, pernah meraih sebagai penghargaan RW Siaga se-Indonesia. Ternyata, keberadaan Pos Sehat itulah yang memang real sebagai bentuk kepedulian dan kesiagaan warga khususnya dalam layanan kesehatan. ”Bagi kami, Pos Sehat mampu membantu dan menyemangati kaum dhuafa untuk tetap dapat hidup layak. Kami menyebutnya sebagai ladang amal,” pungkasnya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat Nurul hikmahMasjid Nurul HikmahJl. Dempo 7, Perumnas Depok TimurKel. Abadi Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok.Kontak: Syukur 021-70870650

Page 52: Buku Pos Sehat- 23 Mei

94 95

(14) POS SEHAT AL-MuDAwA, DEPOK

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kiprah Remaja Masjid

Kiprah remaja masjid An-Nur Depok dalam pemberdayaan masyarakat sekitar boleh diacungi jempol. Pasalnya, dari sekian banyak Pos Sehat, maka Pos Sehat inilah yang secara realitas digerakkan oleh remaja masjid. Keberadaan Pos Sehat yang diberi nama Al-Mudawa ini tak lepas dari keterlibatan seorang tokoh masyarakat yang juga sekaligus aktivis HAM, Bambang Widjayanto.

Setelah disepakati bentuk kerja sama antara pengurus masjid, remaja masjid dan LKC, maka dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan dari tim LKC untuk persiapan pembukaan Pos Sehat. ”Awalnya, memang kita diajak oleh Pak Bambang. Setelah berdiskusi panjang dan dilatih oleh LKC, akhirnya kita siap untuk menjalankan Pos Sehat,” ujar Rahmat, remaja masjid yang ditunjuk sebagai Ketua Pos Sehat Al-Mudawa yang berdiri sejak 2009 lalu.

Pos sehat yang berlokasi di Kampung Bojong Lio, RT 006/028 No. 5, Kelurahan Sukamaju Depok, tepat di depan Masjid An-Nur. Biasanya, Pos Sehat ini dikunjungi oleh masyarakat yang ada di sekitar Kampung Bojong Lio, khususnya RW 028, 009 dan 020. Setiap buka praktek pada Jumat, pukul 16.00 sore setidaknya ada sekitar 20 orang pasien yang ditangani oleh dr Nizar dan dr Maria.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 53: Buku Pos Sehat- 23 Mei

96 97

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Dari sekian warga yang datang, biasanya mengeluhkan sakit gangguan ISPA, reumatik dan hipertensi. Menurut Rahmat, pada masa-masa awal buka praktek, Pos Sehat ini kerap didatangi lebih dari 25 orang dari 100 KK yang telah terdata sebagai member. Tak hanya itu, yang datang pun tak hanya member, tapi warga yang belum menjadi member. ”Tentu saja membuat kami dan dokter yang jaga kewalahan, akhirnya atas saran LKC, dibatasi 20 orang saja,” ungkapnya.

Dalam operasionalnya, Pos Sehat mendapat dukungan dari Bambang Widjayanto yang menjadi pembina sekaligus donatur dan beberapa jamaah masjid An-Nur. Selain itu, tim Pos Sehat Al-Mudawa pun menyediakan kotak amal di lokasi praktek. ”Seikhlasnya saja, dan itu pun mereka yang datang tidak wajib mengisinya,” terang Rahmat yang dibantu oleh 10 orang kader.

Bagi warga Kampung Bojong Lio, menurut Rahmat, keberadaan Pos Sehat sangat membantu kaum dhuafa yang memiliki keterbatasan dalam mendapatkan layanan kesehatan yang semakin mahal biayanya. ”Alhamdulillah, kami sebagai remaja bisa membantu banyak orang,” ujarnya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat al-MudawaKampung Lio, RT 006/028, No 5 Depan Masjid An-NurKel. Sukamaju, Kec. Cilodong, Depok Telp: 021-95820102Kontak: Rahmat 021-94224873

Page 54: Buku Pos Sehat- 23 Mei

98 99

(15) POS SEHAT BAITuRRAHMAN, BINTARO

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Menyeimbangkan hidup

Aktivitas sosial yang digerakan kaum muslimin, jamaah Masjid Baituraahman, Bintaro Sektor IV, Tangerang Selatan, memang sudah berlangsung sejak keberadaan masjid di komplek tersebut. Terlebih kegiatan yang menitikberatkan pada pembinaan terhadap warga yang kurang mampu di sekitar komplek. Memang, di sekitar komplek tersebut terdapat pemukiman pendatang yang berprofesi sebagai pemulung, di samping warga miskin lainnya.

Dalam perjalanannya, sekitar pertengahan 2009, ada usulan untuk memaksimalkan pemanfaatan dana ZIS yang dihimpun pengurus masjid untuk mendirikan Pos Sehat sebagai lanjutan dari kegiatan layanan pengobatan gratis sebelumnya. Akhirnya pada Juli 2009, diresmikanlah Pos Sehat bernama Baiturrahman yang menempati salah satu ruangan di sisi kanan masjid yang berlokasi di Jalan Cucur Timur III, Blok A4, No 2 Bintaro Jaya Sektor IV, Tangerang Selatan.

Menurut drg Elly Syafriani Siregar, delapan bulan kemudian, dirinya dipercaya untuk melanjutkan pelaksanaan Pos Sehat menggantikan H. Gani yang kala itu diangkat menjadi Ketua Masjid. ”Sejak saat itu, saya yang bertanggung jawab atas Pos Sehat, dengan dua orang dokter jaga, dibantu sekitar 20 orang kader dan pegawai yang sengaja kami rekrut,” ujar dokter gigi sekaligus dokter jaga di Pos Sehat tersebut.

Page 55: Buku Pos Sehat- 23 Mei

100 101

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Selain drg Elly, Pos Sehat ini juga ditangani dua orang dokter jaga yakni dr Dini dan dr Septi. Biasanya, Pos Sehat yang buka hari Kamis dan Sabtu dari pukul 10.00-12.00 siang ini kerap dikunjungi sekitar 10-15 orang pasien yang datang lingkungan sekitar komplek. Selain member yang berjumlah sekitar 100 KK, Pos Sehat juga melayani dhuafa yang belum menjadi member atau siapapun yang sifatnya emergency. ”Bagi yang tidak menjadi member pun kita terima,” imbuhnya.

Menurut drg Elly, apa yang dilakukan kaum muslim perumahan Bintaro Sektor IV, dengan aktivitas Pos Sehat dalam melayani kaum dhuafa adalah untuk menyeimbangkan hidup. ”Dengan aktifis ini, saya merasa balance saja hidup kita antara dunia akhirat,” katanya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat BaiturrahmanMasjid BaiturrahmanJl Cucur Timur III Blok A4 No 2, Bintaro Sektor IVBintaro, Tangerang SelatanTelp: 021-7363033Kontak: drg Elly 021-7363034

Page 56: Buku Pos Sehat- 23 Mei

102 103

(16) POS SEHAT BAITuL MAAL PuPuK KuJANg, CIKAMPEK

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Pertama di Luar Jabodetabek

Pemberdayaan masyarakat dikembangkan di daerah sekitar pabrik PT Pupuk Kujang, Masyarakat miskin di sekitar pabrik yang berlokasi di Dawuan, Cikampek, Jawa Barat itu pasti mengenal Jully Wachyudi (54). Ia dipercaya menjadi Ketua Dewan Kemakmuran Masjid di lingkungan PK. Selain itu, karyawan bagian pemasaran ini memegang amanah sebagai Ketua Baitul Mal sekaligus yang kemudian menjadi pendiri Pos Sehat Baitul Mal Pupuk Kujang.

Jabatannya sebagi pimpinan Baitul Mal dan pendiri Pos Sehat membuatnya selalu bersentuhan dengan warga sekitar. Baitul Mal PK didirikan pada 14 Oktober 1994, setahun setelah berdirinya Dompet Dhuafa (DD). Sebagai Ketua Baitul Mal, Jully sendiri sudah termasuk angkatan keempat. Bagi Jully, keberadaan DD dan LKC bukan asing lagi, karena ia intens memantau dan mengikuti aktivitas DD sejak berdirinya.

Dari Baitul Mal kemudian lahir Pos Sehat pada 25 Juli 2009, yang berlokasi di Desa Pagadugan, Purwasari, Cikampek. Sejak saat itulah hubungan kerja sama atau kemitraan dengan LKC dimulai. Seperti diketahui, LKC membentuk Pos Sehat dengan para mitra agar semakin banyak kader-kader sehat di dekat dhuafa. Tujuannya, tentu saja agar semakin banyak dhuafa mendapat pelayanan kesehatan. Namun, lebih penting lagi adalah semakin banyak ilmu untuk sehat ditularkan kepada dhuafa dan masyarakat umum sebagai langkah preventif.

Page 57: Buku Pos Sehat- 23 Mei

104 105

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Jully berkisah, peluang untuk mendirikan Pos Sehat ini cukup besar. Pihaknya mempunyai dana yang digunakan untuk santunan kesehatan. Jadi, Pos Sehat itu semacam diversifikasi dari santunan yang selama ini dilakukan untuk pengobatan dhuafa.

Selain itu, Baitul Mal juga dimungkinan menghimpun dana untuk mendirikan Rumah Sehat, yang terinspirasi dari kenyataan bahwa banyak kaum dhuafa yang ketika berobat ke mana pun perlu pakai jaminan. ”Sebagai solusi, kami mempermudah mereka agar punya akses ke rumah sakit rujukan, meski tidak seluruh dana ditanggung Baitul Mal,” ungkap kakek lima cucu ini.

Bersamaan dengan itu, hal yang tak kalah penting adalah melakukan edukasi kepada kaum dhuafa bahwa mereka punya hak atas kesehatan yang diberikan pemerintah melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (Jamkesnas). Itulah sebabnya Jully dan timnya di Pos Sehat ikut memproses administrasinya, termasuk untuk pengurusan kartu Jamkesnas atau Jamkesda.

Jully menjelaskan, meskipun ada nama Pupuk Kujang, Baitul Mal maupun Pos Sehat ini didirikan bukan sebagai bagian dari Corporate Sosial Responsibility PT Pupuk Kujang. Baitul Mal dan Pos Sehat PK merupakan badan otonom yang didanai para muzaki dan donatur.

Menurut Ketua Pos Sehat PK, Hj Ucu Saptanawati (37), memang sebelumnya Baitul Mal melayani pengobatan, tapi berobatnya ke dokter-dokter sekitar Cikampek atau Karawang. “Jadi kalau ada orang minta bantuan pengobatan, maka mereka dirujuk, penyakitnya apa, pengobatan bagaiamana, baru kemudian di-reimburse,” katanya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Hingga suatu hari, di koran PR (Pikiran Rakyat) tertulis bahwa di wilayah Karawang ada pasien sudah bertahun-tahun tidak ada yang menolong, maka Ucu dan tim mendatangi. Ternyata, di Karawang tidak bisa menangani, lalu Ucu minta bantuan ke DD. Di DD disarankan untuk ke LKC. Akhirnya, Baitul Mal minta agar ada Pos Sehat di Pupuk Kujang, supaya kalau ada orang minta bantuan bisa dirujuk ke LKC dengan lebih mudah. “Jadi, saya mencari jalan kemudahan untuk masyarakat sekitar Pupuk Kujang,” kisah Ucu seraya menegasnya PS-nya yang pertama di luar Jabodetabek.

Begitulah awalnya. Kini PS Pupuk Kujang yang buka setiap pukul 9 sampai pukul 13, sudah bergulir dengan baik. Namun, satu-satunya dokter yang ada saat ini dr Susatyo Jati Pratomo, jadwalnya Senin dan Kamis. Tiap praktek ia menangani sekitar 20 pasien. Sebulan rata-rata 170 pasien

Keberadan Pos Sehat di kawasan PK ini dinilai dr Susatyo Jati Pratomo, sangat strategis. Banyak anggota masyarakat yang kemudian menjadi lebih peduli. Dokter Tomi, demikian panggilan akrabnya, mencatat setidaknya dari 300 penguna layanan Pos Sehat Baitul Mal PK sebagian sudah baik sikapnya, seperti mau kontrol rutin.

Menurut Tomi, saat ini sebagaian besar atu lebih dari 70 persen dana Pos Sehat masih untuk keperluan kuratif (penyembuhan). Namun pihaknya sudah mulai mengembangkan cara untuk menanamkan budaya sehat kepada masyarakat. Masyarakat harus dididik bahwa jika mereka mau hidup sehat perlu ada upaya, misalnya kalau disuruh kontrol maka harus datang. ”Jika mau berlibur untuk jangka waktu tertentu ke luar kota, mereka lapor sehingga kesehatannya terpantau. Itu perilaku yang baik,” katanya.

Page 58: Buku Pos Sehat- 23 Mei

106 107

Tomi, adalah mantan Manager Gerai Sehat Bekasi, salah satu Cabang LKC, dan kini masih setia menjadi relawan sebagai dokter di Pos Sehat. “Saya ini keluar masuk sebagai relawan,” tandasnya. Tomi berharap Pos Sehat ini dapat ditingkatkan fungsinya. Sebuah harapan yang bukan mustahil akan terlaksana dengan dukungan donatur dan muzaki.

Lantas, bagaimana dengan kader sehat di kawasan Pupuk Kujang ini? Untuk menjaring kader, Jully menjalin kerja sama dengan majelis-majelis taklim yang ada di sekitar PK dan kader-kader Posyandu setempat. Roswati (57 tahun) adalah kader Posyandu yang kemudian tertarik menjadi kader LKC di Pos Sehat Pupuk Kujang (PK) sejak 2009. Menurut Roswati, baik Posyandu maupun Pos Sehat sama-sama mengajak masyarakat agar menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan.

Hingga kini pun Roswati masih aktif di Posyandu di dekat rumahnya di Desa Dawuan. Isteri pensiun pegawai PK ini mengaku bergabung dengan LKC untuk menambah ilmu tentang kesehatan. ”Saya juga ingin mengajak masyarakat, khususnya kaum dhuafa, supaya tahu kesehatan. Jadi, sebelum penyakit datang, kita sudah ada pengetahuan,” tandasnya.

Hal yang membuat Roswati terkadang gundah adalah jika ada pasien yang sulit diajak berobat, dan ketika penyakitnya sudah kian parah, baru minta bantuan. Roswati sendiri datang ke LKC/Pos Sehat dua kali dalam sepekan. Ia juga bisa datang di luar jadwal bila ada yang membutuhkan bantuan, atau bila ikut pelatihan.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Semangat tinggi menjadi kader LKC juga ditunjukkan Dewi Kencana Wati. Sehari-hari ia adalah kepala sekolah sebuah SMP. Ia juga seorang ustazah dan Ketua Majelis Ta’lim Baitul Mal PK. Sejak 2009, Dewi ikut aktif mensosialisasikan manfaat LKC bagi masyarakat, terutama ketika menggelar acara pengajian. Seperti dilakukan pada saat pembukaan majelis taklimnya, sampai-sampai banyak orang jompo yang antusias. ”Mereka antre untuk jadi member di LKC dan di Baitul Mal,” tuturnya.

Sekretariat Pos Sehat Baitul Maal Pupuk Kujang:Pabrik PT PUPUK KUJANGDesa Pagadungan, Kecamatan Dawuan, Cikampek – Karawang – Jawa BaratTelp/Fax: 0264- 314235Kontak: Ucu Saptanawati 08161863213

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 59: Buku Pos Sehat- 23 Mei

108 109

(17) POS SEHAT AS-SALAM, CIOMAS

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sempat Ditentang Sebagian Warga

Kehadiran Pos Sehat As-Salam di lingkungan warga perumahan Villa Ciomas Indah, Ciomas, Bogor di masa-masa awal memang sempat mendapat pertentangan dari sebagian warga. Namun berkat kegigihan dan semangat pengurus, Pos Sehat yang digerakan ibu-ibu majelis taklim As-Salam ini tetap berjalan hingga kini. Nama As-Salam sendiri diambil dari nama majelis taklim ibu-ibu yang ada dibawah binaan masjid Nurussalam.

Pos Sehat yang hingga kini masih didanai hasil dari urunan jamaah ibu-ibu ini diresmikan pada 29 Oktober 2009. Dalam kesempatan itu, peresmian dirangkai dengan kegiatan pengobatan gratis bagi warga sekitar perumahan yakni kampung Pagentongan, Lembur Asem dan beberapa warga perumahan yang sudah sepuh. Pos Sehat yang buka praktek setiap Kamis, pukul 10.00-12.00 siang dan ditangani oleh dr Umi Zakiyah ini selalu didatangi warga sekitar 15 orang pasien setiap harinya. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan penyakit masalah ISPA, gangguan pencernaan dan reumatik.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 60: Buku Pos Sehat- 23 Mei

110 111

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Menurut Handianti, Ketua Pos Sehat As-Salam, Pos Sehat yang menempati sebuah rumah yang beralamat di Jalan Garuda Raya, Vila Ciomas Indah, Bogor ini memerlukan pembenahan. Pasalnya, kesibukan para kader yang berjumlah sebanyak 15 orang sering menjadi hambatan dalam menyusun laporan. ”Di samping mereka bekerja dan sibuk mengurus keluarga, terkadang hingga ada lupa untuk jaga, termasuk saya,” katanya.

Namun demikian, menurut Denti demikian panggilan akrabnya, perlahan hal itu bisa diatasi. Terlebih setelah berkonsultasi dengan pihak LKC, meski lewat komunikasi telepon. ”Selain senang bisa membantu warga yang membutuhkan, rasanya ada kebahagiaan tersendiri, meski harus bersusah payah membagi waktunya,” kata ibu dua anak ini.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat as-SalamMajelis Taklim As-SalamJl. Garuda Raya Villa Ciomas Indah, Ciomas BogorKontak: Denti 081282356492 ****

Page 61: Buku Pos Sehat- 23 Mei

112 113

(18) POS SEHAT NuRuL FALAH, CILINCINg

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Biasa dengan Rewelnya Warga

Perkampungan nelayan Cilincing memang termasuk kawasan ”kumis” alias kumuh dan miskin. Melihat realitas tersebut, membuat salah seorang anak pengurus RW merasa prihatin. Ia pun teringat dengan salah satu rekannya yakni dr Ridho yang aktif di LKC dan pernah menawarkan program Pos Sehat. Kesempatan itu tak disia-siakan untuk mengajak sang dokter melihat kondisi kampungnya.

Setelah berembug dengan pengurus sejumlah elemen masyarakat, akhirnya ditunjuklah majelis taklim ibu-ibu Nurul Falah sebagai tempat dan sekaligus pelaksana dari Pos Sehat. Pos Sehat pun resmi berdiri atas bantuan dari Mutual+ dan menempati majelis taklim yang berlokasi di Jalan Kalibaru IX, RT 005/014, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Peresmian Pos Sehat pada 19 Desember 2009 itu dirangkai dengan kegiatan Aksi Layan Sehat dari LKC berupa pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan.

Menurut Deti yang ditunjuk sebagai koordinator Pos Sehat menegaskan, jumlah peserta penerima manfaat terus meningkat hingga kini mencapai sekitar 500 orang. ”Jumlah tersebut, kami menghitungnya dari jumlah total bukan per KK,” ujar ibu rumah tangga yang aktif dalam kegiatan warga ini.

Page 62: Buku Pos Sehat- 23 Mei

114 115

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Dari sekian banyak member tersebut, Pos Sehat yang buka praktek setiap Rabu dan Jumat pukul 16.00 sore ini kerap dikunjungi 25 orang pasien per harinya. Sementara penyakit yang sering dialami warga tak jauh dari seputar gatal-gatal, reumatik, asam urat, jantung dan hipertensi. Dokter yang menangani Pos Sehat ini adalah dr Ridho dan dr Sunaryo secara bergiliran. Dalam menjalankan tugasnya, kedua dokter tersebut dibantu oleh sekitar 20 orang kader yang kebanyakan adalah ibu-ibu majelis taklim dan sekaligus kader PKK.

Bagi Deti dan kader lainnya, pengalaman suka duka dalam menjalani Pos Sehat kian menguatkan mereka dalam melayani sesama kaum muslim khususnya kaum dhuafa. ”Yang sering kami hadapi biasanya, sikap warga yang rewel dan tidak sabar. Namun di sisi lain, saya jadi mempunyai wawasan lebih tentang kesehatan dibanding warga lain,” ujarnya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat Nurul Falah KItaMajelis Taklim Nurul FalahJl. Kalibaru IX RT 005/014 Kel. KalibaruKec. Cilincing, Jakarta UtaraKontak: Deti 081385170763

Page 63: Buku Pos Sehat- 23 Mei

116 117

(19) POS SEHAT AL-MuBAR, CILEDug

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Gayung Bersambut

Sejak berdirinya Masjid Al-Muhajirin yang ada di kawasan perumahan Barata, Karang Tengah, Ciledug, pengurusnya memang sudah menyiapkan satu tempat, tapi belum terpikirkan dimanfaatkan untuk apa. Memang, jauh sebelum itu, ada keinginan untuk membangun balai layanan kesehatan. Namun, karena belum terpikir seperti apa bentuknya, maka keinginan tersebut tertunda sementara. Tapi, ketika ada tawaran dari LKC soal program Pos Sehat, pengurus Yayasan Al-Mubar, yang ada di lingkungan Masjid Al-Muhajirin, yang dimotori Supangkat (63) dan Bambang Purnomo (59) langsung menyambut tawaran tersebut.

Tak butuh waktu lama bagi Supangkat dan Bambang Purnomo untuk mewujudkan cita-cita membantu kaum dhuafa dalam hal layanan kesehatan. Akhirnya setelah mengadakan pertemuan dengan pihak LKC, pada tanggal 27 Desember 2009 diresmikanlah Pos Sehat Al-Mubar, mengambil dari nama yayasan yang menaungi Pos Sehat ini. Bambang Purnomo pun dipercaya untuk mengomandoi operasional Pos Sehat Al-Mubar.

Meski baru setahun berjalan, namun kini sudah ada tawaran dari dokter gigi dan layanan non medis untuk membuka praktek di Pos Sehat yang kini memiliki member 58 orang. Memang, setelah mendapat tawaran LKC soal Pos Sehat, pengurus yayasan kian termotivasi untuk mengembangkan lebih jauh. Termasuk dengan tawaran dari dokter gigi itu. Namun untuk saat ini, baru untuk dokter umum, sementara untuk dokter gigi akan dibuatkan dulu ruangannya.

Page 64: Buku Pos Sehat- 23 Mei

118 119

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat al-MubarMasjid Al-Muhajirin, BarataJl. Barata Raya RT 007/07, Kelurahan Karang TengahKecamatan Ciledug, Kota Tangerang 15157Telp: 021-73445683Kontak: Supangkat 085697949897, Handoyo 081280373213

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kehadiran Pos Sehat yang buka praktek seminggu dua kali ini kerap dimanfaatkan masyarakat sekitar komplek. Setidaknya setiap buka, rata-rata 20 orang pasien mendapatkan layanan kesehatan cuma-cuma. Menurut Bambang, para penerima manfaat Pos Sehat ini kebanyakan dari luar komplek –yang hadir 30 tahun silam ini— yakni sekitar Pondok Pucung. Pasalnya, jumlah kaum dhuafa di yang ada di komplek tak terlalu banyak.

Meski terbilang baru, Pos Sehat Al-Mubar terus berbenah dan selalu berpartisipasi aktif diberbagai kegiatan yang digelar LKC maupun Pos Sehat lainnya. Termasuk berinisiatif menggelar kegiatan seperti pelatihan, penyuluhan, atau bakti sosial, sekaligus memperkenalkan diri kepada jejaring Pos Sehat yang telah ada terlebih dulu. Untuk menjalankan beragam program Pos Sehat ini, pengurus didukung kader sebanyak 15 orang.

Page 65: Buku Pos Sehat- 23 Mei

120 121

(20) POS SEHAT KuLON PROgO, YOgYAKARTA

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

LKC Satelit

Meski hadir sebagai layanan kesehatan cuma-cuma, namun layanan yang diberikan Pos Sehat ini setidaknya tak kalah dengan Puskesmas. Terlebih, Pos Sehat ini ditangani oleh tenaga medis yang berpengalaman yang tergabung dalam Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC ) Dompet Dhuafa Cabang Yogyakarta. Kehadirannya berfungsi sebagai LKC satelit yang berada di tengah masyarakat dengan standar pelayanan yang diberlakukan LKC.

Pos Sehat yang diberi nama Pos Sehat KITA Catur Dusun ini merupakan kerja sama antara LKC dan Mutual+ yang diresmikan pada tanggal 5 Juni 2010 lalu. Dalam peresmian tersebut, ditandai dengan ALS (Aksi Layan Sehat) LKC berupa pengobatan gratis yang diikuti sebanyak 100 orang. Sepekan kemudian, Pos Sehat menempati rumah Ibu Maryo, yang berada di Dusun Jetis, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo.

Page 66: Buku Pos Sehat- 23 Mei

122 123

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat Catur Dusun KItaDusun Jetis Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon ProgoKontak: Ahmad Taryanto 08156802365

Cerita Pengalaman Pos Sehat

”Harapan kami, Pos Sehat ini dapat membantu warga yang kurang mampu, dan walaupun cuma-cuma, pelayanan yang diberikan tak kalah dengan Puskesmas,” ujar Kepala Desa Pagerharjo dalam sambutannya saat pembukaan Pos Sehat kala itu.

Dalam realiasinya, Pos Sehat ini melayani kaum dhufa yang ada di wilayah Catur Dusun yang terdiri dari Dusun Jetis, Kali Rejo Utara, Kali Rejo Selatan dan Kalinongko. Namun tak menutup kemungkinan masyarakat di seluruh Desa Pagerharjo dan sekitarnya. Pos Sehat yang buka praktek setiap hari Selasa dan Jumat pukul 15.00 sore ini melayani rata-rata sekitar 30 orang pasien dari sekitar 100 KK yang sudah terdaftar menjadi membernya.

Page 67: Buku Pos Sehat- 23 Mei

124 125

(21) POS SEHAT IKPT, CAwANg

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kepedulian Korporasi

Sebagai wujud kepedulian sosial terhadap sesama, sebagai perusahaan, PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) pun mengalokasikan sebagian laba usahanya untuk membantu kaum dhuafa yang ada di sekitar perusahaan. Begitu pula ZIS yang dihimpun dari para karyawan diberdayakan untuk menunjang aktivitas sosial perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontruksi dan teknik ini.

Pada tahun 2008 lalu, LKC pun menawarkan program Pos Sehat sebagai salah satu aktivitas sosial yang selama ini dilakukan IKPT kepada masyarakat sekitar. Namun karena berbagai hal, akhirnya tawaran program itu baru direspon oleh IKPT dua tahun berikutnya. Di tahun 2010, IKPT memutuskan untuk mendirikan layanan kesehatan ala Pos Sehat yang dikembangkan oleh LKC. Tepat pada 16 Desember 2010, IKPT dan LKC meresmikan berdirinya Pos Sehat di daerah Cawang yang menjadi binaan IKPT selama ini. Dalam peresmian tersebut, digelar pula kegiatan Aksi Layan Sehat berupa pengobatan gratis dan penyuluhan TB yang diikuti oleh sekitar 200 orang warga.

Page 68: Buku Pos Sehat- 23 Mei

126 127

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Di Pos Sehat IKPT yang didukung oleh sekitar 10-15 orang kader ini siap melayani kaum dhuafa pada hari Senin dan Jumat pukul 14.00 siang di bawah pengawasan dr Fauzia sebagai dokter jaganya. Biasanya pasien yang datang mengeluhkan sakit pegal-pegal, gatal, hipertensi dan gangguan ISPA. Pos Sehat ini tak hanya melayani kaum dhuafa yang menjadi member, tapi bagi yang belum menjadi member pun akan dilayani. Namun masalahnya, untuk yang non-member jika pasien harus dirujuk ke LKC pusat maupun ke rumah sakit rujukan.

Pos Sehat ini menempati Posyandu Anyelir II yang berlokasi di RW 01 Kelurahan Cawang, Jakarta Timur. Setidaknya memiliki member sekitar 150 KK yang berasal dari kawasan Cawang dan sekitarnya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat IKPtPosyandu Anyelir 2Kelurahan Cawang, RW 01Telp: 021-41324428Kontak: Robayani 085715848936

Page 69: Buku Pos Sehat- 23 Mei

128 129

(22) POS SEHAT FISIOTERAPI, CISEENg

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Khusus untuk Gangguan tumbuh Kembang

Sejak tahun 2008 lalu, di kawasan Ciseeng berdirilah sebuah layanan fisioterapi bagi anak-anak yang menderita gangguan tumbuh kembang akibat kelumpuhan otak (cerebral palsy) dari kalangan keluarga miskin. Tak dinyana, layanan terapi –yang dimotori oleh ibu-ibu majelis taklim dan kader Puskesmas— itu ditunggangi oknum-oknum yang membawa misi keagamaan. Kabar itu bukan sekadar isapan jempol belaka. Karena, dalam perjalannnya, diam-diam lokasi yang menjadi tempat layanan fisioterapi tersebut akan dibangun rumah ibadah. Hal ini diketahui dari surat izin tentang renovasi bangunan yang dikeluarkan oleh pihak kecamatan. Melihat gelagat tersebut, masyarakat dan kader Puskesmas pun menolaknya.

Seiring berjalannya waktu, pihak Puskesmas selaku pembina rumah layanan terapi tersebut menemui LKC yang waktu itu masih dipimpin oleh drg Imam Rulyawan, MARS. Dalam pertemuan tersebut, pihak Puskesmas mengajukan penawaran kepada LKC untuk melanjutkan program fisioterapi. Setelah melalui pembicaraan baik internal LKC maupun dengan pihak puskesmas setempat, akhirnya LKC menyanggupi untuk melanjutkan program tersebut. Maka pada tanggal 11 Januari 2011, program Fisioterapi di Ciseeng, Bogor kembali beroperasi dengan nama Pos Sehat Fisioterapi.

Page 70: Buku Pos Sehat- 23 Mei

130 131

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Di Pos Sehat khusus menangani anak-anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang ini ditangani oleh dua orang tenaga terapis, yakni Johan Novari dan Agung. Selain itu, setiap dua minggu sekali, LKC juga menugaskan dr Erna Cipta praktek di Pos Sehat Fisioterapi yang buka setiap hari Kamis pukul 10.00 pagi ini. Kini Pos Sehat yang berada di majelis taklim Al-Qobuliyah, Kampung Cibogo RT 001/03 No. 52 Ciseeng, Bogor, tepat di depan kantor Kecamatan dan Puskesmas Ciseeng, kerap didatangi sekitar 15 orang anak-anak untuk mendapatkan layanan terapi dari dua orang kader yang bertugas sebagai terapis handal.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat FisioterapiMajelis Taklim Al-QobuliyahKampung Cibogo Desa CiseengKecamatan Ciseeng, Kabupaten BogorKontak: Sinta 087770216547

Page 71: Buku Pos Sehat- 23 Mei

132 133

(23) POS SEHAT AD-DAKwAH, SuKABuMI

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Dukungan Mantan anggota Dewan

Kesehatan memang mahal. Bahkan sebagian masyarakat kerap mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses layanan tersebut. Terlebih masyarakat pedesaan, apalagi kaum dhuafa. Dari realitas yang ada itulah, para pengurus Yayasan Ad-Dakwah memfasilitasi masyarakat untuk bisa menikmati layanan kesehatan tanpa harus terbebani biaya.

Yayasan yang dimotori Lukman Hakiem, mantan anggota DPR-RI ini menjalin kerja sama dengan LKC dan RS Bakti Medicare Cicurug mendirikan Pos Sehat di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Sukabumi. Pos Sehat bernama Ad-Dakwah ini diresmikan pada tanggal 26 Februari 2011. Pos Sehat Ad-Dakwah yang melayani masyarakat Desa Benda dan sekitarnya ini merupakan Pos Sehat ke-23 yang dikembangkan oleh LKC. Dalam peresmian tersebut, digelar pula Aksi Layan Sehat berupa pengobatan gratis bagi warga Desa Benda dan sekitarnya. Tentu saja kesempatan ini dimanfaatkan oleh warga yang antusias mengikuti jalannya kegiatan hingga selesai.

Page 72: Buku Pos Sehat- 23 Mei

134 135

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Menurut Lukman Hakim, keberadaan Pos Sehat Ad-Dakwah ini secara tidak langsung membantu pemerintah mengentaskan persoalan kesehatan di Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, masyarakat Kabupaten Sukabumi rata-rata enggan melakukan pengobatan karena keterbatasan ekonomi. ”Dengan Pos Sehat ini masyarakat dapat memanfaatkanya dan menerima manfaat,” ujarnya.

Pos Sehat yang didukung oleh sebanyak 20 orang kader dan dibantu tenaga medis dari RS Bakti Medicare ini buka praktek dua kali seminggu. Selain melayani warga yang telah menjadi penerima manfaat yang berjumlah sekitar 150 KK, Pos Sehat juga semua masyarakat kurang mampu yang ada di Sukabumi. Bagi pasien yang harus dilakukan tindakan dan rawat inap, Pos Sehat akan merujuknya ke RS Bakti Medicare sebagai mitra medis dari Pos Sehat dan LKC. ”Pos sehat dapat melayani semua kalangan masyarakat,” imbuhnya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat ad-DakwahYayasan Ad-DakwahDesa Benda, Kec. Cicurug, Kab. SukabumiKontak: Lukman Hakim 0811816720

Page 73: Buku Pos Sehat- 23 Mei

136 137

(24) POS SEHAT BAITuL IHSAN, BANK INDONESIA

Cerita Pengalaman Pos Sehat Cerita Pengalaman Pos Sehat

Kiprah Masjid Perkantoran

Keberadaan Pos Sehat Baitul Ihsan tidak terlepas dari kontribusi Manajemen Masjid Baitul Ihsan (MMBI)-Bank Indonesia, selama ini. Kala itu, pengurus MMBI menawarkan armadanya berupa mobil jenazah untuk digunakan LKC saat harus membawa pasien-pasien ke rumah sakit rujukan. Tentu saja, Bagian Penghimpunan Dana LKC dalam hal ini Muhammad menyambutnya dengan gembira. Namun dalam pertemuan itu, Muhammad selaku Ketua Penghimpunan Dana LKC menjelaskan kepada MMBI, bahwa LKC juga memiliki beberpa Pos Sehat yang tersebar di wilayah Jabodetabek, yang berfungsi agar pelayanan kesehatan bisa lebih menjangkau masyarakat luas.

Dari penjelasan itu, rupanya pengurus MMBI tertarik untuk mempelajari lebih lanjut seputar Pos Sehat. Untuk lebih mendalami tentang Pos Sehat, akhirnya pengurus MMBI disarankan untuk melihat-lihat aktivitas Pos Sehat yang sudah berjalan, di antaranya Pos Sehat Masjid Raya Pondok Indah dan Pos Sehat Al-Musyawarah, Kelapa Gading.

Page 74: Buku Pos Sehat- 23 Mei

138 139

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Setelah mendapat gambaran dari kedua Pos Sehat yang direkomendasikan LKC, maka pertemuan demi pertemuan terus dilakukan kedua pihak. Akhirnya pada tanggal 19 Januari 2011, kedua belah pihak melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka pendirian Pos Sehat. Usai penandatangan kesepakatan, tim Pos Sehat LKC mempersiapkan segala keperluan mulai dari administrasi hingga logistik berupa alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Pun tim surveyor dan verifikator mulai menyisir calon member berdasarkan data yang diberikan pihak MMBI. Pos Sehat ini akan melayani pengobatan gratis bagi kaum dhuafa di sekitar Petojo Selatan, Kampung Bali, Gambir dan Tanah Abang.

Akhirnya pada tanggal 25 Maret 2011, lepas sholat Jumat, Pos Sehat Baitul Ihsan resmi didirikan. Peresmian Pos Sehat sendiri dirangkai dengan kegiatan Aksi Layan Sehat untuk masyarakat sekitar komplek perkantoran Bank Indonesia (BI). Selanjutnya, Pos Sehat yang berlokasi di Masjid Baitul Ihsan yang ada di komplek perkantoran Bank Indonesia ini mulai beroperasi pada Jumat 1 April 2011. Untuk menunjang aktivitas Pos Sehat yang buka setiap hari Selasa dan Jumat pukul 16.00 sore ini dibantu sekitar 15 orang yang merupakan anggota majelis taklim Masjid Baitul Ihsan di bawah pengawasan dr Yeni Rachmania sebagai dokter jaganya.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Sekretariat Pos Sehat Baitul IhsanMasjid Baitul IhsanKomplek Perkantoran Bank IndonesiaJl. Budi Kemuliaan No 23, Jakarta PusatTelp: 021-3866374Kontak: Agung 0811861405

Page 75: Buku Pos Sehat- 23 Mei

140 141

(25) POS SEHAT LAZISA, CIPADu TANgERANg

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Klinik yang Memilih Bermitra

Jauh sebelum bermitra dengan LKC untuk mendirikan Pos Sehat, Yayasan LAZISa (Lembaga Amil Zakat Insan Sejahtera) sudah membuka layanan kesehatan berupa klinik yang bernama LAZISa. Klinik tersebut buka tiga kali dalam sepekan untuk melayani kaum dhuafa sekitar Cipadu hingga Ciledug. Seiring berjalannya waktu, ada keinginan dari pengurus yayasan untuk bermitra dengan LKC sebagai lembaga yang sama-sama concern mengurusi dhuafa. Akhirnya setelah melalui diskusi panjang dengan tim Pos Sehat LKC, maka disepakati bahwa klinik tersebut menjadi bagian dari LKC dan menjadi Pos Sehat. Dalam kerja sama ini, LKC membantu dalam penyediaan obat-obatan secara rutin.

Tak lama kemudian, sebagai tindak lanjutnya, LKC memberikan pelatihan kader yang dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2011. Pelatihan bagi pengurus dan calon kader Pos Sehat tersebut lebih menitikberatkan pada pengenalan Pos Sehat, pencatatan dan pelaporan serta survei calon member. Pasalnya, pengurus LAZISa, tentunya sudah cukup menguasai seputar aktivitas pengobatan dan administrasi klinik, sehingga pelatihan yang seharusnya ada lima materi, dalam kesempatan itu hanya diberikan tiga materi saja.

Akhirnya, pada tanggal 27 Maret 2011 Pos Sehat LAZISa pun diresmikan yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Yayasan LAZISa dan LKC. Selain itu, peresmian Pos Sehat yang ke-25 ini diisi dengan kegiatan penyuluhan TB dan pengobatan gratis untuk warga sekitar.

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Page 76: Buku Pos Sehat- 23 Mei

142 143

Cerita Pengalaman Pos Sehat

Pos sehat ini didukung oleh enam orang kader, buka praktek setiap hari Selasa dan Kamis pukul 16.00 sore. Sejak dibuka, setidaknya Pos Sehat ini telah memiliki member sebanyak 150 KK yang berasal dari sekitar wilayah Cipadu, Kota Tangerang.

Sekretariat Pos Sehat LaZISaYayasan LazisaKomplek Ruko Cipadu, Ciledug Telp: 021-70535174Kontak: Budi 081514667963

BAB 5

Pos Sehat di Masa Datang

Page 77: Buku Pos Sehat- 23 Mei

144 145

Bab 5 Pos Sehat di Masa Datang

Puaskah LKC dengan capaian Pos Sehat saat ini? Tentu belum, karena dari sisi jumlah Pos Sehat yang ada masih jauh dibandingkan populasi kaum miskin. Belum lagi kalau bicara sinergitasnya yang masih rendah. Namun, dari sisi semangat dan inovasi yang muncul, tentu layak disyukuri. Ternyata semangat kader sehat demikian tingginya untuk berbagi ilmu dan menolong sesama.

Menjaga amanah sekaligus menolong kaum lemah, sungguh memberikan kepuasan tersendiri. Di banyak tempat, Pos Sehat langsung mengena di hati kaum dhuafa, karena program ini sangat membantu mereka. Ditambah lagi dengan keramahan dan juga ketulusan para pengelolanya. Memang upaya sosialisasi dan edukasi harus dengan semangat ekstra. Maklum saja sebagian besar mereka berpendidikan rendah atau pas-pasan.

Sebagai layanan kesehatan dasar secara cuma-cuma untuk kaum dhuafa, dengan mendayagunakan potensi masyarakat baik materi maupun non materi, berbasiskan keanggotaan dengan pendekatan pelayanan yang holistik (kuratif, promotif, preventif dan rehabilitatif) dan pembentukan kader sehat dari masyarakat, Pos Sehat pun punya mimpi besar. Mimpi itu adalah menjadi balai layanan kesehatan yang mandiri bagi dhuafa dan tersebar secara nasional yang saling bersinergi antara Pos Sehat satu dengan yang lainnya sehingga menjadikan Pos Sehat sebagai suatu kekuatan yang luar biasa.

Pos Sehat Di Masa Datang Pos Sehat Di Masa Datang

Page 78: Buku Pos Sehat- 23 Mei

146 147

Memasuki sepuluh tahun perjalanan LKC, mimpi untuk membesarkan Pos Sehat hingga tingkat nasional itu semakin mendapat porsi dalam rapat-rapat manajemen. Selain itu, dari aspek layanan yang sudah ada, kian banyak usulan untuk ditingkatkan tidak hanya sebatas layanan umum. Berdasarkan evaluasi bersama antara kader sehat dan LKC, sudah banyak keinginan untuk menambah waktu pelayanan, jenis layanan seperti kebidanan, dan atau gigi di samping layanan umum yang sudah berjalan.

Gagasan menambah layanan itu tak lain karena adanya manfaat yang betul-betul dirasakan baik oleh pengurus masjid, majelis taklim atau yayasan yang membuka Pos Sehat maupun penerima manfaat. Seperti misalnya yang kini dikembangkan oleh Pos Sehat Al-Musyawarah di kawasan Kelapa Gading yang membuka pelayanan baru berupa kebidanan dan gigi. Tentu saja, hal ini merupakan respon positif atas keberadaan Pos Sehat.

Sementara, sistem pelaporan aktivitas Pos Sehat baik kepada LKC maupun ke Puskesmas sebagai tembusan hingga kini masih dilakukan dengan periode enam bulan sekali. Hanya ada beberapa yang Pos Sehat yang secara rutin melaporkannya setiap bulan. Dengan kenyataan seperti ini, tim Pos Sehat LKC memandang perlu adanya peningkatan monitoring. Bahkan sepertinya harus jemput bola dalam hal pelaporan. Di samping tentunya, format laporan yang ada mesti disederhanakan guna memudahkan kader. Diharapkan, ke depan setiap Pos Sehat bisa melaporkan aktivitasnya tiap bulan sekali.

Catatan lain adalah selama ini keberadaan Pos Sehat nyaris tak terpublikasi ke khalayak umum. Kalaupun ada, kurang maksimal dan hanya dikenal oleh kaum dhuafa yang menjadi penerima manfaat sekitar lokasi Pos Sehat berada. Maka dipandang perlu untuk mempublikasikan apa yang sudah dilakukan oleh Pos Sehat melalui media, sehingga tak terkesan hanya kalangan internal saja tapi bisa dikonsumsi publik. Dapat dibayangkan jika hal ini dilakukan, pertumbuhan sebaran Pos Sehat akan kian meluas dan manfaat keberadaannya makin dirasakan oleh banyak pihak.

Tentu hal ini merupakan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan Pos Sehat. Di samping pelaksanaan survei member Pos Sehat di lapangan dan pelaporan yang masih belum maksimal. Tantangan lainnya adalah sumber daya manusia (kader) maupun pendanaan yang terbatas, membuat beberapa Pos Sehat hanya berjalan apa adanya.

Selain sebaran yang masih terbatas sekitaran Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) Pos Sehat juga masih terkesan berjalan sendiri-sendiri. Untuk itu, diperlukan adanya sinergi antar Pos Sehat yang dimulai dari pertemuan rutin seluruh Pos Sehat setiap enam bulan sekali.

Adanya sinergi itu, menjadi modal penting dalam mewujudkan mimpi untuk menghadirkan Pos Sehat di seluruh wilayah nusantara. Perlahan tapi pasti, kini Pos Sehat sudah hadir di beberapa kawasan di luar Jabodetabek, yakni di Karawang, Yogyakarta dan Sukabumi.

Pos Sehat Di Masa Datang Pos Sehat Di Masa Datang

Page 79: Buku Pos Sehat- 23 Mei

148 149

Ke depan, diharapkan Pos Sehat mampu mandiri baik dalam hal tempat, layanan hingga pendanaan. Di samping itu, Pos Sehat menjadi bagian dari tahapan layanan (pertama) di LKC bagi kaum dhuafa dan terintegrasi dengan Rumah Sehat Terpadu (RST) –yang tengah dikembangkan oleh Dompet Dhuafa— yang ada di Parung, Bogor.

Selain itu, setidaknya hingga akhir tahun 2011 nanti akan ada penambahan sekitar 8 Pos Sehat baru. Diharapkan dalam waktu 2-5 tahun mendatang bisa bertambah 10-12 Pos Sehat baru setiap tahunnya dan tersebar secara nasional. Untuk mewujudkannya, LKC menggalakkan upaya penguatan tim Pos Sehat, penguatan konsep dan peningkatan soliditas Pos Sehat yang ada. Selain itu, upaya marketing dan publikasi keberadaan dan manfaat Pos Sehat akan lebih dimaksimalkan baik oleh LKC maupun DD.

Pos Sehat Di Masa Datang

Foto-Foto tRaINING DaN MeetING PS dll

Page 80: Buku Pos Sehat- 23 Mei

150 151

LAMPIRAN

Lampiran

Foto-Foto tRaINING DaN MeetING PS dll

Page 81: Buku Pos Sehat- 23 Mei

152 153

Daftar Perlengkapan Periksa Pasien

No Nama Alat Jumlah Keterangan

1 Kertas Resep Cetak dan tersedia cukup Buku

2 Kertas status pasien/Rekam medis Cetak dan tersedia cukup Cetakan A4

3 Surat Keterangan Sakit/istirahat Cetak dan tersedia cukup Buku

4 Kartu Anggota Print out Cetakan

5 Alat tulis kantor (ATK) Tersedia

6 Meja Periksa 1 Buah

7 Kursi Periksa 2 Buah

8 Lemari obat 1 Buah

9 Meja pendaftaran 1 Buah

10 Kursi untuk pendaftaran 2 Buah

11 Ruang tunggu dan ruang periksa Tersedia

12 Tempat tidur 1 Buah

13 Pijakan kaki 1 Buah

14 Wastafel (cuci tangan bahan stainless) 1 Buah

Lampiran

No Nama Alat Jumlah Keterangan

15 Tensi meter digital 1 Buah

16 Stetoskop 1 Buah

17 Tensimeter 1 Buah

18 Senter 1 Buah

19 Refleks hammer 1 Buah

20 Meteran/alat tinggi badan 1 Buah

21 Timbangan BB dewasa 1 Buah

22 Timbangan BB anak 1 Buah

23 Termometer digital 1 Buah

24 Handuk cuci tangan 1 Buah

Lampiran

Page 82: Buku Pos Sehat- 23 Mei

154

Kebutuhan operasional Pos Sehat per bulan

No Kegiatan Frekuensi Satuan (Rp) Keterangan

1 Jasa dokter 8 x praktek 150.000,- Sesuai kesepakatan

2 Pembelian Obat awal 1 kali 6.000.000,- Asumsi

3 Pembelian Alkes awal 1 kali 5.100.000,- Asumsi

4 Rumah tangga/operasional 1 kali 200.000,- Sesuai kesepakatan

asumsi area Pelayanan

No Kebutuhan Ruangan Perkiraan

1 Ruang Pemeriksaan Pasien 2 x 3 meter

2 Ruang Penyimpanan Obat 2 x 2 meter

3 Ruang Tunggu Bebas

4 Ruang Penyimpanan rekam medik dan administrasi 2 x 1,5 meter

5 Kamar mandi 2 x 1,5 meter

Lampiran