Buku Petujuk Teknis PROPER 2013

download Buku Petujuk Teknis PROPER 2013

of 132

Transcript of Buku Petujuk Teknis PROPER 2013

  • 1

    Petunjuk Teknis Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam

    Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER)

    2013

  • 2

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi

    BAB I Pendahuluan .................................................................... 4

    A. Latar Belakang .................................................................... 4

    B. Tujuan .................................................................................. 5

    C. Ruang Lingkup ................................................................... 5

    BAB II Mekanisme Pelaksanaan Proper Dekonsentrasi 2013 6

    BAB III Tahap Persiapan ............................................................. 10

    A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER ............................. 10

    B. Penguatan Kapasitas ......................................................... 10

    C. Sosialisasi ............................................................................ 11

    BAB IV Inspeksi Lapangan dan Supervisi ............................... 13

    A. Pengumpulan Data Awal ................................................. 13

    B. Pelaksanaan Inspeksi ........................................................ 13

    C. Penyusunan Laporan Inspeksi ......................................... 16

    D. Supervisi .............................................................................. 17

    BAB V Pemeringkatan ................................................................ 18

    A. Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara .............................................................

    18

    B. Pemberitahuan Hasil Peringkat Sementara ................... 19

    C. Sanggahan/Klarifikasi ...................................................... 20

    D. Review hasil sanggahan oleh Dewan PROPER .............. 20

    BAB VI Peningkatan Kapasitas Kabupaten/Kota .................. 21

    BAB VII Jadual Kegiatan Proper 2013 ....................................... 22

    BAB VIII Evaluasi dan Pelaporan ............................................... 23

  • 3

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran ALLAH SWT, Petunjuk Teknis Kegiatan Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, Tahun 2013 dapat kami susun tepat pada waktunya. Dalam rangka menjawab pengelolaan lingkungan yang lebih baik, Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan mengupayakan perencanaan program dan kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, dapat dilaksanakan secara terarah dan terukur oleh Pemerintah Provinsi sesuai sasaran kinerja Kementerian Lingkungan Hidup. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah Provinsi dalam melaksanakan kegiatan dekonsentrasi di daerah dalam upaya meningkatkan ketaatan perusahaan terhadap lingkungan hidup dan menjaga agar pencemaran lingkungan hidup dapat dicegah sejak dini. Akhir kata kami berharap Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi para pihak dalam mengupayakan perbaikan kualitas lingkungan demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Saran dan masukan terhadap Petunjuk Teknis ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja PROPER.

    Jakarta, Januari 2013 Deputi MENLH Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

    M.R. Karliansyah

  • 4

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dimaknai sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Pusat terhadap Daerah melalui pendelegasian kewenangan yang dimiliki dalam rangka mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah agar terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Tujuan utama penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas perbantuan adalah untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah, sebagaimana dimaksud dalam konsideran Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, serta penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

    Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, telah menetapkan urusan bidang lingkungan hidup yang menjadi Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berdasarkan kriteria eksternal, akuntabilitas dan efisiensi.

    Dalam pelaksanaan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup, Menteri memandang perlu untuk menyelenggarakan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah.

    Dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menjunjung pencapaian sasaran prioritas nasional yang termuat dalam Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup yang diukur berdasarkan indikator kinerja utama meningkatnya pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi; menurunnya pencemaran lingkungan pada air, udara, sampah, dan limbah B3; memastikan penghentian kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai (DAS); tersedianya kebijakan di bidang perlindungan atmosfir dan pengendalian dampak perubahan iklim; dan meningkatnya kapasitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

    Pengawasan pengendalian pencemaran air dan udara serta limbah B3 melalui mekanisme PROPER merupakan satu dari Program Nasional yang dilaksanakan secara dekonsentrasi. Untuk menstandarkan pelaksanaan dekonsentrasi tersebut perlu disusun petunjuk teknis yang akan menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah

  • 5

    (SKPD) Provinsi dalam melaksanakan lingkup penyelenggaraan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup.

    B. Tujuan

    Tujuan petunjuk teknis ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi institusi pengelola lingkungan hidup tingkat Provinsi dalam melaksanakan tugas dekonsentrasi PROPER.

    C. Ruang Lingkup

    Petunjuk teknis dekonsentrasi ini memuat langkah-langkah dan standar teknis pelaksanaan PROPER di Provinsi. Petunjuk teknis terdiri dari BAB I Pendahuluan yang menjelaskan mekanisme umum Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER. BAB II Mekanisme Pelaksanaan Dekonsentrasi Proper 2013, BAB III menjelaskan tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk persiapan pelaksanaan PROPER. BAB IV menjelaskan tentang mekanisme dan prosedur pelaksanaan inspeksi lapangan dan supervisi. Langkah setelah inspeksi lapangan dan supervisi dijelaskan dalam BAB V tentang Pemeringkatan. Salah satu tugas dekonsentrasi adalah peningkatan kapasitas Kabupaten/Kota. Langkah-langkah peningkatan kapasitas di jelaskan pada Bab VI. Sedangkan Bab VII menjelaskan tentang Jadual Pelaksanaan dan selanjutnya pada Bab VIII dijelaskan tentang Evaluasi & Pelaporan. Untuk kepraktisan buku ini, maka Lampiran-lampiran dipisahkan dari Buku Petunjuk Teknis.

  • 6

    BAB II MEKANISME PELAKSANAAN DEKONSENTRASI PROPER 2013

    Pada periode penilaian PROPER tahun 2012-2013, Kementerian Lingkungan Hidup menargetkan akan melakukan evaluasi kinerja lingkungan terhadap 2168 perusahaan dengan ketentuan: a. 1238 perusahaan pengawasan penaatan dilakukan oleh 32 provinsi; b. 476 perusahaan pengawasan penaatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan

    Hidup; c. 454 perusahaan yang memperoleh peringkat taat dalam 3 periode PROPER

    terakhir, pengawasan penaatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui mekanisme self assesment;

    d. Pengawasan dan usulan peringkat Biru, Merah dan Hitam dilakukan oleh 32 Provinsi dan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup;

    e. Penilaian Hijau dan Emas dilakukan oleh Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup;

    f. Penetapan peringkat dilakukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Penetapan provinsi yang berperan serta pada pelaksanaan Dekonsentrasi PROPER 2013 telah ditentukan melalui Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pengendalian Pencemaran yang dilakukan di Jakarta pada tahun 2012. Pada Rakernis tersebut telah disetujui jumlah dan nama perusahaan yang akan dilakukan pengawasan penaatan oleh 32 Provinsi. Untuk memperbaharui data perusahaan yang mutakhir, Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan telah mengirimkan surat No. B-296 /Dep.II/LH/PDAL/01/2013 Perihal Permohonan Rapor PROPER 2012-2013 dan Kandidat Industri PROPER 2012-2013 untuk meminta masing-masing Provinsi mengajukan daftar nama perusahaan yang akan di PROPER pada periode 2012-2013. Seluruh provinsi telah memberikan respon dengan rekapitulasi jumlah industri yang diusulkan sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi perusahaan peserta PROPER melalui mekanisme dekonsentrasi.

    No. PROVINSI KESEPAKATAN RAKERNIS

    2012 USULAN PROVINSI

    2013 1 Aceh 20 10 2 Bali 37 36 3 Banten 100 78 4 Bengkulu 15 20 5 D.I. Yogyakarta 25 21 6 DKI Jakarta - 85 7 Gorontalo 10 10 8 Jambi 49 49 9 Jawa Barat 120 115 10 Jawa Tengah 62 76

  • 7

    No. PROVINSI KESEPAKATAN RAKERNIS

    2012 USULAN PROVINSI

    2013 11 Jawa Timur 95 75 12 Kalimantan Barat 30 32 13 Kalimantan Selatan 55 55 14 Kalimantan Tengah 19 19 15 Kalimantan Timur - 25 16 Kep. Bangka Belitung 25 26 17 Kepulauan Riau 21 20 18 Lampung 75 75 19 Maluku 22 26 20 NTB 40 31 21 Papua Barat - 10 22 Riau 75 100 23 Sulawesi Barat 6 7 24 Sulawesi Selatan 35 35 25 Sulawesi Tengah 16 12 26 Sulawesi Tenggara 10 10 27 Sulawesi Utara 31 31 28 Sumatera Barat 30 35 29 Sumatera Selatan 51 50 30 Sumatera Utara 80 40 TOTAL 1178 1238

    Keterangan : MPJ = Sektor Manufaktur Prasarana Jasa; PEM = Sektor Pertambangan Energi Migas; AGRO = Sektor Agroindustri

    Adapun daftar lengkap perusahaan peserta PROPER yang didekonsentrasikan kepada Provinsi terdapat pada Lampiran 1.

    Dekonsentrasi PROPER dilaksanakan dengan melaksanakan 4 tahapan pelaksanaan PROPER sebagai berikut : 1. Persiapan; 2. Inspeksi Lapangan dan Supervisi; 3. Pemeringkatan Penaatan; 4. Peningkatan Kapasitas.

  • 8

    Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Dekonsentrasi PROPER 2013

    Dalam melaksanakan dekonsentrasi PROPER terdapat beberapa prinsip dasar yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaannya. Salah satu prinsip dasar adalah pelaksanaan PROPER yang didekonsentrasikan kepada 30 Provinsi tersebut di atas, Kriteria Penilaian PROPER dan Mekanisme Pelaksanaan PROPER wajib mengikuti ketentuan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup. Untuk menjamin kredibilitas dan akuntabilitas pelaksanaan PROPER, semua aparat yang terlibat dalam pelaksanaan PROPER wajib melaksanakan etika Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup, yakni: 1. Menaati semua ketentuan disiplin dan sumpah pegawai negeri; 2. Menghindari setiap pertentangan kepentingan karena faktor finansial atau

    kepentingan lainnya yang berkaitan dengan hasil pengawasan; 3. Berkomunikasi secara sopan dan profesional dengan petugas dari penanggung

    jawab usaha dan/atau kegiatan;

    PENETAPAN TIM TEKNIS & TIM PELAKSANA

    PENGUATAN KAPASITAS SOSIALISASI

    PERSIAPAN

    PENGUMPULAN DATA

    PENYUSUNAN RAPORT

    SEMENTARA

    REVIEW PERINGKAT

    TAHAP I

    PENENTUAN PERINGKAT SEMENTARA

    PEMBERITAHUAN PERINGKAT SEMENTARA

    MASASANGGAHAN

    REVIEW SANGGAHAN

    REVIEW PERINGKAT

    TAHAP II

    PEMERINGKATAN PENAATAN

    INSPEKSI TAHAP I

    SUPERVISI TAHAP I

    INSPEKSI TAHAP II

    SUPERVISI TAHAP II

    INSPEKSI TAHAP III

    SUPERVISI TAHAP III

    INSPEKSI LAPANGAN & SUPERVISI

    USULAN PERINGKAT

    PENINGKATAN KAPASITAS

    KABUPATEN / KOTA

    PENINGKATAN KAPASITAS

  • 9

    4. Menguasai dan menerapkan konsep K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) selama melaksanakan pengawasan;

    5. Melaporkan fakta-fakta hasil pengawasan secara lengkap, akurat, dan obyektif; 6. Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan profesional dan keterampilan teknis; 7. Berpenampilan pantas termasuk mengenakan pakaian dan peralatan pelindung

    untuk keselamatan kerja; 8. Melengkapi diri dengan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan

    pengawasan yang mudah dibawa untuk menghindari hutang budi terhadap usaha dan atau kegiatan.

  • 10

    BAB III TAHAP PERSIAPAN

    Tahap persiapan pada dasarnya adalah persiapan untuk melaksanakan kegiatan PROPER selanjutnya. Perangkat lunak seperti Kriteria Penilaian, perusahaan yang akan di PROPER, Sumberdaya manusia yang akan melaksanakan PROPER perlu disiapkan agar pelaksanaan PROPER sesuai dengan target dan jadual yang ditetapkan. Adapun langkah-langkah tahap persiapan antara lain adalah:

    A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER Tahap pertama dalam persiapan pelaksanaan dekonsentrasi PROPER 2013 adalah melakukan penyusunan Tim Pelaksana PROPER Provinsi. Langkah-langkah penyusunan tim adalah sebagai berikut : 1. Kepala Institusi Lingkungan Hidup Provinsi menetapkan susunan Tim Pelaksana

    PROPER Provinsi dalam suatu surat keputusan dengan susunan sebagai berikut:

    a. Ketua Tim Pelaksana PROPER, adalah Kepala Bidang yang menangani pengawasan.

    b. Sekretariat Tim Pelaksana PROPER Provinsi:

    1) Staf administrasi yang bertugas menyelesaikan urusan administrasi dan keuangan.

    2) Tim Pengolah Data yang bertugas mengelola data hasil pengawasan lapangan dan menyiapkan Rapor, Tim Pengolah Data harus menguasai komputer terutama aplikasi Ms Word dan Ms Excel.

    c. Tim Inspeksi PROPER Provinsi, adalah pejabat pengawas lingkungan hidup daerah atau staf teknis yang memperoleh pelatihan pengawasan PROPER.

    d. Khusus untuk penilaian aspek kerusakan lingkungan kegiatan pertambangan dapat dilakukan bekerjasama dengan inspektur tambang pada instansi pertambangan Provinsi.

    2. Kepala Intitusi Lingkungan Hidup Provinsi menyampaikan Surat Keputusan Tim

    Pelaksana PROPER Provinsi kepada Ketua Tim Teknis PROPER melalui Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.

    B. Penguatan Kapasitas

    Dalam rangka menjaga kualitas pelaksanaan PROPER, maka sumberdaya manusia pelaksana harus memenuhi persyaratan kompetensi yang standar. Pelaksanaan penguatan kapasitas PROPER dilakukan kepada 8 provinsi baru (Sulawesi Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau dan Papua Barat), sedangkan provinsi (Bali, Banten, Bengkulu, D.I.

  • 11

    Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Maluku, NTB, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara) yang telah melaksanakan PROPER tahun 2011-2012 akan dilakukan penyegaran (refreshment) di Jakarta. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penguatan kapasitas dan penyegaran dengan ketentuan: I. Penguatan Kapasitas Petugas Inspeksi PROPER Provinsi (10 Provinsi Baru)

    1. Tim teknis PROPER KLH melakukan penguatan kapasitas sumberdaya manusia kepada Petugas Inspeksi PROPER Provinsi.

    2. Sekretariat PROPER KLH mengkoordinasikan pelaksanaan penguatan kapasitas dan sertifikasi Petugas Inspeksi PROPER Provinsi.

    3. Sertifikasi Petugas Inspeksi PROPER didasarkan atas uji kompetensi dan tingkat kehadiran peserta dalam kegiatan peningkatan kapasitas.

    4. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi yang telah memperoleh sertifikasi dapat melakukan peningkatan kapasitas kepada Petugas Inspeksi PROPER Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi yang ditetapkan oleh Tim Teknis PROPER KLH.

    II. Penyegaran Petugas Inspeksi PROPER Provinsi (22 Provinsi Lama)

    1. Sekretariat PROPER KLH mengkoordinasikan pelaksanaan penyegaran (refreshment) PROPER kepada Petugas Inspeksi PROPER Provinsi.

    2. Kepala Badan Lingkungan Hidup menugaskan maksimal 5 orang Petugas Inspeksi PROPER Provinsi yang telah bersertifikat penguatan kapasitas tahun 2012, untuk mengikuti penyegaran (refreshment) PROPER di Jakarta.

    3. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi yang telah mengikuti penyegaran (refreshment) PROPER melakukan sosialisasi PROPER kepada Petugas Inspeksi PROPER Provinsi yang tidak mengikuti penyegaran yang dilakukan oleh Sekretariat PROPER KLH.

    Output kegiatan: 1. Jumlah orang yang mengikuti penyegaran PROPER dan penguatan kapasitas; 2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat penguatan kapasitas PROPER; 3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas dan penyegaran PROPER. C. Sosialisasi Petugas Inspeksi PROPER Provinsi mengadakan sosialisasi PROPER kepada perusahaan dalam rangka menginformasikan keikutsertaan dan kriteria serta mekanisme PROPER dengan ketentuan:

  • 12

    1. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi mengundang perusahaan peserta PROPER tahun 2012-2013 di wilayahnya.

    2. Pelaksanaan Sosialisasi menggunakan narasumber dari Petugas Inspeksi PROPER Provinsi yang telah memiliki sertifikat penguatan kapasitas/PPLHD.

    3. Tidak diperkenankan memungut anggaran dari perusahaan atau peserta untuk pelaksanaan sosialisasi.

    4. Sekretariat PROPER Provinsi mendokumentasikan jumlah dan kehadiran/absensi perusahaan yang memperoleh sosialisasi, peserta sosialisasi dan menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi.

    Petugas Inspeksi PROPER Provinsi dapat melaksanakan sosialisasi kepada pemangku kepentingan lain dalam rangka mendukung pelaksanaan PROPER melalui berbagai metode seperti pencetakan dan penyebaran leaflet dan booklet, seminar dan workshop, dan kegiatan dengan media massa. Output: 1. Jumlah perusahaan yang memperoleh sosialisasi; 2. Jumlah peserta sosialisasi; 3. Laporan Pelaksanaan kegiatan sosialisasi.

  • 13

    BAB IV INSPEKSI LAPANGAN DAN SUPERVISI

    A. Pengumpulan Data Awal

    Pengumpulan data awal bertujuan mengumpulkan informasi awal, yang digunakan untuk menyusun strategi inspeksi lapangan. Persiapan yang baik dengan informasi awal yang lengkap merupakan faktor penentu utama pelaksanaan inspeksi yang efektif dan efisien. Pengumpulan data awal dilaksanakan dengan ketentuan : 1. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi mengumpulkan data awal berupa :

    a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER bagi perusahaan yang telah diperingkat periode penilaian sebelumnya.

    b. Laporan Pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL.

    c. Laporan Pelaksanaan Izin.

    d. Profil Perusahaan yang memuat informasi dasar seperti nama dan alamat perusahaan, kapasitas produksi atau jasa, proses produksi atau jasa, upaya pengendalian penemaran yang dilakukan dan upaya penanganan limbah B3.

    2. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi dapat mengumpulkan data dengan kuisioner untuk perusahaan baru dan menyampaikan hasil kuesioner kepada Sekretariat PROPER.

    Output: Data kuesioner yang telah diisi oleh perusahaan. B. Pelaksanaan inspeksi

    Dalam rangka pengambilan data sekunder dan primer Petugas Inspeksi PROPER Provinsi melakukan inspeksi lapangan dengan ketentuan:

    1. Setiap Tim Inspeksi terdiri atas:

    a. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi: 2 (dua) orang yang telah memperoleh sertifikat pelatihan PROPER dan/atau PPLHD;

    b. Petugas Inspeksi PROPER Kabupaten/Kota : 1 (satu) orang yang telah memperoleh sertifikat pelatihan PROPER dan/atau PPLHD.

    Untuk melakukan pengawasan Aspek Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara dan Pengelolaan Limbah B3 serta pengendalian kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan);

  • 14

    2. Ketua tim inspeksi Provinsi harus Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Provinsi atau petugas inspeksi PROPER provinsi yang telah lulus penguatan kapasitas.

    3. Tim Inspeksi lapangan harus dilengkapi dengan surat tugas dengan ketentuan: a. Nama petugas tim inspeksi lapangan harus sesuai dengan yang tercantum

    dalam SK Tim Inspeksi PROPER Provinsi. b. Nama petugas yang menandatangani Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER

    harus sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat tugas.

    4. Pelaksanaan inspeksi yang dilakukan harus mengacu pada panduan inspeksi PROPER.

    5. Pelaksanaan inspeksi dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

    a. Tahap I : 15 April s/d 15 Mei 2013;

    b. Tahap II : 1 Juni s/d 1 Juli 2013;

    c. Tahap III : 17 Juli s/d 24 Agustus 2013.

    6. Pada setiap akhir tahap inspeksi, Petugas Inspeksi PROPER Provinsi sudah harus menyelesaikan inspeksi dengan target sebagai berikut :

    Tabel 2. Tahapan Inspeksi

    TAHAP INSPEKSI

    TARGET INSPEKSI

    KETERANGAN

    I 25 %

    II 70 %

    III 100 %

    7. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan inspeksi kepada Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup setiap bulan.

    8. Pengujian sampel air limbah wajib dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi atau laboratorium yang ditunjuk oleh Gubernur.

    9. Lokasi pengambilan sampel air limbah wajib dilakukan pada titik penaatan.

    10. Seluruh biaya pelaksanaan inspeksi ditanggung oleh biaya APBN Kementerian Lingkungan Hidup melalui dana dekonsentrasi.

    C. Penyusunan Berita Acara

    1. Pada akhir pengawasan harus disusun Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER, yang didalamnya paling tidak memuat informasi : a. Halaman Berita Acara Pengawasan; b. Informasi umum usaha dan atau kegiatan yang dinilai; c. Bagian 1 memuat:

    1) Kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran air dan data perhitungan beban pencemaran air;

  • 15

    2) Kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran udara dan data perhitungan beban pencemaran udara;

    3) Kinerja penaatan pengendalian pencemaran air dan udara dihitung berdasarkan matriks penaatan;

    4) Kinerja penaatan pengelolaan limbah B3; 5) Dokumen/Izin Lingkungan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan; 6) Kinerja penaatan dalam pengendalian kerusakan lingkungan (khusus untuk

    kegiatan pertambangan); d. Bagian 2 memuat:

    1) Foto-foto hasil pengawasan lapangan; 2) Lampiran data Swa Pantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang

    dinilai; 3) Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3; 4) Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan

    Lahan (khusus untuk kegiatan pertambangan).

    2. Format Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER sesuai lampiran I dan II.

    3. Kinerja penaatan pengendalian pencemaran air dan udara dihitung berdasarkan matriks penaatan sesuai lampiran III;

    4. Jika perusahaan menolak untuk dilakukan pengawasan, Tim Inspeksi Lapangan wajib membuat Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER sesuai lampiran IV.

    5. Sekretariat PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER. Sekretariat PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER dalam bentuk data elektronik (discan) selain tetap mendokumentasikan berkas dalam bentuk manual (hard copy).

    6. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER wajib disampaikan kepada Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dapat berupa data elektronik (soft copy) maupun manual (hard copy).

    7. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup mempunyai hak penuh untuk mengakses dokumentasi Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER.

    Output kegiatan:

    1. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER atau Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER;

    2. Foto-foto hasil pengawasan lapangan;

    3. Data Swa Pantau (dalam form berita acara) yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai;

  • 16

    4. Data hasil pengambilan sampel oleh instansi lingkungan hidup daerah;

    5. Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3 (dalam form berita acara);

    6. Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan;

    7. Data Perhitungan Beban Pencemaran.

    D. Penyusunan Laporan Inspeksi Laporan inspeksi adalah laporan Tim Inspeksi lapangan kepada atasan masing-masing untuk melaporkan hasil pengawasannya sehingga atasan dapat segera mengambil tindakan jika ditemukan hasil pengawasan yang berpotensi atau telah melanggar peraturan lingkungan hidup dan berpotensi atau telah menyebabkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.

    Pada setiap akhir kunjungan inspeksi lapangan, petugas inspeksi wajib menyelesaikan laporan inspeksi berupa ringkasan ketaatan perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, dan pengendalian kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan) serta hal-hal yang perlu mendapat perhatian kepada atasan masing-masing dengan dilampiri oleh:

    a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER.

    b. Foto-foto hasil pengawasan lapangan. c. Data Swapantau (dalam form berita acara) yang dilaporkan usaha dan atau

    kegiatan yang dinilai.

    d. Data hasil pengambilan sampel oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi1. e. Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3 (dalam form berita

    acara).

    f. Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan. g. Data Perhitungan Beban Pencemaran.

    Laporan inspeksi wajib didokumentasikan oleh Sekretariat Tim Pelaksana PROPER Provinsi secara sistematis sehingga mudah ditelusuri. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup memiliki hak penuh untuk mengakses laporan inspeksi ini.

    Output Kegiatan: Dokumentasi laporan inspeksi lapangan

    1 Karena proses analisis laboratorium biasanya memerlukan waktu 1 bulan, maka hasil analisis ini dapat disusulkan.

  • 17

    E. Supervisi Kegiatan Supervisi dilakukan untuk merekapitulasi hasil inspeksi dan menyusun Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. Supervisi dilaksanakan secara bertahap pada setiap akhir tahapan inspeksi lapangan dengan jadual pelaksanaan sebagai berikut:

    Tabel 3. Tahapan Supervisi

    SUPERVISI TANGGAL

    Tahap I 16 Mei ------- 31 Mei 2013 Tahap II 2 Juli ------- 16 Juli 2013

    Tahap III 26 Agustus ---- 9 September 2013 Pelaksanaan Supervisi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi menyiapkan materi supervisi sebagai berikut :

    a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER beserta lampirannya.

    b. Laporan hasil inspeksi. c. Data-data kualitas air limbah, emisi dan pengelolaan limbah B3. d. Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. Format dan

    ketentuan tentang Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara mengacu kepada Sub Bab Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara pada bagian selanjutnya petunjuk teknis ini.

    2. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi

    terhadap proses penyusunan Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara.

    3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup menyusun Rekapitulasi Status Penaatan Awal Perusahaan (Lampiran V) dan Berita Acara Supervisi.

    4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melaporkan hasil supervisi kepada Kepala

    Instansi Lingkungan Hidup Provinsi, sedangkan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan hasil supervisi kepada Ketua Tim Teknis PROPER melalui Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.

    5. Sekretariat PROPER Provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup wajib mendokumentasikan Laporan Hasil Supervisi.

    Output kegiatan: 1. Kumpulan Hasil Inspeksi. 2. Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. 3. Rekapitulasi Status Penaatan Awal Perusahaan 4. Berita Acara Supervisi.

  • 18

    BAB V PEMERINGKATAN

    A. Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara

    Langkah pertama untuk pemeringkatan adalah penyusunan Rapor sementara. Pada tahapan ini sebenarnya adalah tahapan untuk memutakhirkan Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara yang telah disusun pada saat supervisi dengan memasukkan data-data pemantauan dan neraca limbah B3 yang terbaru. Adapun pelaksanaan penyusunan Rapor Sementara dilakukan dengan ketentuan : 1. Petugas inspeksi PROPER wajib menyelesaikan Rapor Sementara berdasarkan

    Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER, foto-foto hasil pengawasan lapangan, Data Swa Pantau yang dilaporkan perusahaan, Data hasil pengambilan sampel oleh instansi lingkungan hidup, Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3, Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan dan perbaikan yang telah dilakukan perusahaan dalam bentuk form Isian umum, Pengendalian Pencemaran Air, udara, dokumen/izin lingkungan dan Pengelolaan Limbah B3.

    2. Rapor Sementara adalah penilaian sementara kinerja pengelolaan lingkungan aspek Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Dokumen/izin lingkungan, Pengelolaan limbah B3 dan pengendalian kerusakan lahan (khusus kegiatan pertambangan) sesuai dengan kriteria penilaian PROPER.

    3. Format Rapor Sementara yang memuat kinerja perusahaan dalam pengendalian pencemaran air, udara dan limbah B3 serta pengendalian kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan) mengacu pada : a. Format Rapor Sementara yang ditetapkan oleh Tim Teknis; b. Dihitung dengan menggunakan matrik pengendalian pencemaran air dan

    udara sesuai lampiran III. 4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi kemudian menyusun status penaatan/peringkat

    awal perusahaan sesuai lampiran V, yang merupakan hasil rekapitulasi dari Rapor Sementara.

    5. Tim Pelaksana PROPER Provinsi selanjutnya melaporkan secara tertulis hasil status penaatan / peringkat awal perusahaan kepada Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi, untuk kemudian disampaikan kepada Sekretariat PROPER.

    6. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan penyusunan Rapor Sementara sesuai

    Lampiran VI .

  • 19

    7. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi kepada Tim Pelaksana PROPER Provinsi untuk memastikan kesesuaian Rapor Sementera dengan kriteria penilaian PROPER, validitas data dan menjamin kredibilitas pelaksanaan PROPER serta kesesuaian dengan jadual pelaksanaan PROPER yang telah ditetapkan.

    8. Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup menyusun status penaatan/peringkat awal perusahaan, yang merupakan hasil rekapitulasi dari rapor sementara dan Berita Acara Penyusunan Peringkat Sementara.

    Output kegiatan: 1. Rapor Sementara hasil evaluasi pengawasan kinerja penaatan PROPER; 2. Rekapitulasi status penaatan; 3. Berita Acara Penyusunan Peringkat Sementara; 4. Surat penyampaian status penaatan usaha dan atau kegiatan yang dinilai dan

    peringkat awal usaha dan atau kegiatan. B. Pemberitahuan hasil peringkat sementara

    Setelah Rapor Sementara diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menyampaikan Rapor tersebut kepada perusahaan untuk memperoleh tanggapan. Langkah langkah untuk memberitahukan hasil peringkat sementara adalah sebagai berikut : 1. Kepala institusi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan secara tertulis hasil

    status sementara penaatan Perusahaan beserta Rapor Sementara kepada Ketua Tim Teknis melalui Sekretariat PROPER tanggal 16 September 2013.

    2. Rapor Sementara disampaikan kepada Perusahaan pada tanggal 20 Agustus - 22 Agustus 2013.

    3. Pemberitahuan peringkat sementara secara tertulis ke Perusahaan dilakukan melalui surat Ketua Tim Teknis PROPER.

    4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib memiliki sistem untuk memastikan Peringkat Kinerja Sementara dan Rapor Kinerja Sementara dapat diterima oleh Perusahaan yang dinilai.

    Output kegiatan: 1. Berita acara penerimaan Rapor Sementara; 2. Tanda terima pengiriman dokumen.

  • 20

    C. Sanggahan/Klarifikasi Untuk menciptakan keadilan dalam pelaksanaan PROPER, Perusahaan yang dinilai diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan terhadap hasil penilaian peringkat kinerja sementara. Langkah-langkah untuk menampung dan menanggapi sanggahan perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi menerima sanggahan tertulis dari Perusahaan

    pada tanggal 23 Agustus - 29 Agustus 2013. 2. Sanggahan ini harus dalam bentuk tertulis yang diantar langsung ataupun dikirim

    melalui fax dan pos untuk selanjutnya mendapat bukti tanda terima dokumen sanggah. Apabila tidak ada sanggahan dalam jangka waktu 23 Agustus - 29 Agustus 2013, maka Perusahaan dianggap menerima hasil Peringkat Kinerja Sementara dan Rapor Kinerja Sementara.

    3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan evaluasi terhadap dokumen sanggahan pada tanggal 23 Agustus - 29 Agustus 2013. Hasil evaluasi dokumen sanggahan didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER untuk menyepakati usulan peringkat akhir pada tanggal 30 Agustus - 5 September 2013.

    4. Sanggahan tertulis dapat dilakukan setelah dilakukan kesepakatan dengan Tim Teknis PROPER KLH.

    5. Perbaikan peringkat perusahaan hanya dapat dilakukan jika : a. Terdapat kesalahan data yang dimasukkan kedalam Rapor sementara oleh Tim

    Pelaksana PROPER Provinsi, b. Melengkapi data yang masih belum dimasukkan oleh Tim Pelaksana PROPER

    Provinsi. 6. Jika terdapat sanggahan yang tidak berkaitan dengan ketentuan angka 5, maka

    wajib didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup untuk menentukan perlu atau tidaknya perubahan peringkat perusahaan.

    Output kegiatan: 1. Tanda terima dokumen sanggahan; 2. Jawaban atas sanggahan. D. Review hasil sanggahan oleh Dewan PROPER Berdasarkan hasil verifikasi sanggahan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER. Adapun langkah-langkah review hasil sanggahan adalah sebagai berikut : 1. Dewan pertimbangan akan melakukan review terhadap usulan peringkat akhir Perusahaan. 2. Dalam melakukan review terhadap usulan peringkat akhir Perusahaan, Dewan

    Pertimbangan dapat melakukan verifikasi langsung ke Perusahaan yang bersangkutan.

    3. Ketua Tim Teknis menetapkan daftar usulan peringkat akhir PROPER dan daftar kandidat Hijau dan Emas PROPER dari hasil review Dewan Pertimbangan PROPER.

  • 21

    BAB VI PENINGKATAN KAPASITAS KABUPATEN/KOTA

    Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan peningkatan kapasitas kepada Tim Pelaksana PROPER Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi yang ditetapkan oleh Ketua Tim Teknis PROPER. Lingkup peningkatan kapasitas mencakup : a. Kriteria dan mekanisme pelaksanaan PROPER; b. Tata cara pengawasan penaatan lingkungan hidup (pengendalian pencemaran air,

    pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, serta pengendalian kerusakan lingkungan, khusus kegiatan pertambangan);

    c. Cara penyusunan Berita Acara Hasil Pengawasan; d. Cara pengolahan data hasil pengawasan; e. Cara penyusunan Rapor Sementara dan, f. Cara penyusunan Rapor final. Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi memberikan sertifikat kepada para peserta penguatan kapasitas yang lulus. Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan laporan hasil pelaksanaan penguatan kapasitas kepada Ketua Tim Teknis PROPER. Output kegiatan: 1. Jumlah orang yang dilatih; 2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat; 3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas.

  • 22

    BAB VII JADUAL KEGIATAN PROPER 2013

    Pelaksanaan kegiatan PROPER periode 2012 2013 dilaksanakan dengan jadual sebagai berikut :

    Kegiatan Waktu

    Provinsi Baru* Peningkatan Kapasitas dan Sosialisasi Mekanisme dan Kriteria PROPER kepada Perusahaan 1 April - 12 April 2013

    Kunjungan Lapangan I Provinsi Baru 15 April - 15 Mei 2013

    Supervisi I Provinsi Baru 16 Mei - 31 Mei 2013

    Kunjungan Lapangan II Provinsi Baru 3 Juni - 1 Juli 2013

    Supervisi II Provinsi Baru 2 Juli - 16 Juli 2013

    Sanggahan

    Provinsi Lama**

    Refreshment 20 Maret - 22 Maret 2013

    Kunjungan Lapangan I Provinsi Lama 8 April - 22 April 2013

    Supervisi I Provinsi Lama 29 April - 3 Mei 2013

    Kunjungan Lapangan II Provinsi Lama 6 Mei - 5 Juni 2013

    Supervisi II Provinsi Lama 11 Juni - 14 Juni 2013

    Kunjungan Lapangan III Provinsi Lama 17 Juni - 26 Juli 2013

    Supervisi III Provinsi Lama 13 Agustus - 16 Agustus 2013

    Provinsi Baru dan Lama

    Pengiriman Raport Sementara Provinsi dan KLH 20 Agustus - 22 Agustus 2013

    Masa Sanggah 23 Agustus - 29 Agustus 2013

    Evaluasi Sanggahan 30 Agustus - 5 September Keterangan: *Sulawesi Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau dan Papua Barat

    **Bali, Banten, Bengkulu, D.I. Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Maluku, NTB, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara

  • 23

    BAB VIII EVALUASI DAN PELAPORAN

    Laporan dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2013. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis semua output tahapan kegiatan dan Tim PROPER Kementerian Lingkungan Hidup berhak secara penuh untuk mengakses dokumentasi pelaksanaan PROPER.

  • 24

    Sekretariat PROPER KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER, dapat menghubungi:

    Sekretariat PROPER Telp./Fax. : (021) 8520-886 Email: [email protected] Alamat: Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Gd. B Lt. 4 Kebon Nanas Jakarta 13410.

  • 26

    LAMPIRAN

  • 27

    LAMPIRAN I

    FORMAT BERITA ACARA HASIL PENGAWASAN PROPER

    Pada hari ini, .......... tanggal .... Bulan ..... tahun ......., pukul ......, di Kab/Kota..... Provinsi ......., kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ............................................................................................................................................ Instansi : ............................................................................................................................................ NIP./No. PPLH : .................................. /........................................................................................................ Pangkat/Gol. : .........................../................................................................................................................ Jabatan : ............................................................................................................................................ Beserta anggota pengawas:

    Nama NIP/PPLH Jabatan

    ............................ .................................. ..........................................

    secara bersama-sama telah melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap:

    Perusahaan : ............................................................................................................................................

    Alamat : ............................................................................................................................................ Telp./Fax./HP : ............................................................................................................................................ e-mail : ............................................................................................................................................ Pihak Perusahaan Nama : ............................................................................................................................................ Jabatan : ............................................................................................................................................ No. Hp : ............................................................................................................................................

    Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER), yang terdiri dari pemantauan, pemeriksaan dan verifikasi teknis terhadap pelaksanaan kegiatan Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara dan Pengelolaan Padat/Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Catatan temuan-temuan lapangan selama pengawasan dan pemantauan tersebut disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini. Demikian Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan disaksikan oleh yang bertanda tangan di bawah ini.

    Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Provinsi

    Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Kab/Kota

    Pihak Perusahaan

    Nama : ...........

    Ttd: .

    Nama : ...........

    Ttd: .

    Nama : ...........

    Ttd: . Nama : ................

    Ttd: .

    Nama : ...........

    Ttd: .

    Nama : ...........

    Ttd: .

    BERITA ACARA

    PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP

  • 28

    Lampiran1. Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup

    PROFIL PERUSAHAAN

    Nama Perusahaan :

    Alamat lokasi kegiatan :

    Telp./Fax. :

    Alamat Kantor Pusat/Perwakilan :

    Telp./Fax. :

    Nama Holding Company :

    Alamat Kantor Holding Company

    Telp./Fax. :

    Tahun Berdiri Perusahaan/ Beroperasi Perusahaan :

    Jenis Industri :

    Status Permodalan

    Luas Area Pabrik/Lokasi Kegatan :

    Jumlah Karyawan :

    Kapasitas Produksi :

    Terpasang :

    Senyatanya :

    Bahan Baku Utama :

    Bahan Penolong :

    Prosentase Pemasaran Eksport :

    Prosentase Pemasaran Domestik/Lokal :

    Dokumen Lingkungan yang dimiliki :

    Nama Personal Kontak :

    Nomor HP dan e-mail Personal Kontak :

  • 29

    HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN Periode 1 Juli 2012 30 Juni 2013

    Nama Perusahaan : PT . ABC123 Jenis Industri : Minyak Goreng Lokasi Kegiatan : KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

    I. DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN LINGKUNGAN

    No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/2012

    Penaatan Temuan

    1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Lingkungan.

    Taat Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKL-UPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas Lingkunga Hidup, Pertambangan dan Energi Kabupaten Lombok Timur

    2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin lingkungan: A. Deskripsi kegiatan (luas area dan

    kapasitas produksi) B. Pengelolaan lingkungan terutama

    terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3

    Tidak Taat Belum melaksanakan ketentuan secara rutin pelaksanaan UKL-UPL

    3. Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

    Tidak Taat Belum melaporkan secara rutin pelaksanaan UKL-UPL

    II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air

    No. Pengelolaan Limbah Cair Penaatan Temuan

    1. Ketaatan terhadap Izin Tidak Taat Izin pembuangan No 660.31/2875/203.2/2010 namun sudah habis masa berlakunya pada tanggal 29 Maret 2012 dan belum memperpanjang

    2. Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan

    100% Perusahaan mempunyai 10 (sepulu) titik outlet IPAL dan seluruhnya sudah dilakukan pemantauan

    3. Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu

    100% Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai dengan Permen LH No 04 Tahun 2010

    4. Ketaatan terhadap pelaporan 83% Sepanjang masa evaluasi parameter TSS dua bulan tidak dilaporkan

    5. a. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu

    80%

    b. Pemenuhan Baku Mutu berdasarkan Pemantauan Tim PROPER

    ------ - Dilakukan/Tidak dilakukan pengambilan sampel air limbah.

    - Parameter yang diuji ... - Menunggu hasil laboratorium.

    6. Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis

    Tidak Taat Ditemukan bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL dan belum memasang alat ukur debit

  • 30

    B. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan 1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL 2. Perusahaan wajib segera mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten

    Lombok Timur 3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi

    BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri LH No 04 Tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri minyak goreng

    4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah Industri minyak goerng CPO ,dan memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi.

    5. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit, /kuantitas limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan.

    6. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian, kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.

    C. Perhitungan Beban Pencemaran Air (Ton/periode)

    No Parameter Beban Inlet Beban Outlet

    III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara

    No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Temuan

    1. Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan

    100% Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi gliserin, 2 unit genset

    Seluruh sumber emisi sudah dipantau 2. Ketaatan terhadap pelaporan

    100% Semua parameter dari hasil

    pemantauan semua sumber emisi sudah dilaporkan sesuai peraturan

    3. Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu Emisi

    100% Parameter yang dipantau dari semua sumber emisi sudah sesuai peraturan

    4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu Emisi

    100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber emisi telah memenuhi baku mutu emisi

    5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis yang dipersyaratkan

    Taat Semua cerobong sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sampling

    B. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan 1. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi Boiler, Heather yang aktif dengan parameter dan

    frekuensi minimal 6 bulan sekali sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 07 tahun 2007. 2. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi genset dan dryer yang aktif dengan parameter

    dan frekuensi sesuai peraturan yang berlaku.

  • 31

    3. Perusahaan wajib menjaga kualitas emisinya sehingga memenuhi Baku Mutu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    4. Perusahaan wajib tetap melakukan pengukuran kualitas udara ambien sekurang-kurangnya 6 bulan sekali sesuai dengan PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

    5. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pengujian emisi udara dari semua sumber emisi dan pengujian kualitas udara ambien sekurang-kurangnya enam bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.

    C. Perhitungan Beban Pencemaran Udara (Ton/periode)

    No Parameter Beban Outlet

    IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3) A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

    Pengelolaan Limbah B3

    Status Perizinan

    No. SK/ No. Surat Masa

    Berlaku Keterangan

    Penyimpanan Sementara

    Surat Keputusan Kepala BLH Kabupaten XXX nomor: XXX//SK/TPS-LB3/2011 pada tanggal 27 Desember 2011

    2 (dua) tahun

    Izin tempat penyimpanan sementara limbah B3 untuk sludge hasil kegiatan sendiri

    --- --- --- Belum memiliki TPS Limbah B3 untuk penyimpanan abu batubara

    --- --- --- Belum memiliki izin penyimpanan sementara untuk limbah B3 lainnya (oli bekas, bekas kemasan bahan kimia, aki bekas, majun terkontaminasi limbah B3, drum bekas oli bekas, limbah elektronik

    B. Sumber Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

    No. Sumber Jenis Limbah Estimasi Timbulan

    Kemasan Konversi

    ke ton1. Boiler Abu batubara 0.20 ton/ hari Karung plastik 2. IPAL Sludge IPAL 0.02 ton/ hari Karung plastik 3. Proses produksi Bekas kemasan bahan kimia 0.09 ton/ 8 bulan

    (30 pieces) ---

    4. Genset, forklift Oli bekas 0.45 ton/ 10 bulan Drum 5. Workshop Drum bekas oli bekas --- --- 6. Workshop Kain majun terkontaminasi

    limbah B3 Belum dihasilkan ---

    7. Genset, forklift Aki bekas Belum dihasilkan --- 8. Kantor Limbah elektronik Belum dihasilkan ---

    Catatan: - Sejak bulan September 2012 perusahaan menggunakan batubara sebagai bahan bakar boiler

    dikarenakan kesulitan untuk mendapatkan cangkang. - Perusahaan tidak menggunakan lampu yang mengandung merkuri.

  • 32

    C. Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 30 Juni 2013

    Jenis Limbah Satuan Limbah

    Dihasilkan Limbah Dikelola

    Limbah Belum

    Dikelola Perlakuan

    A. Sumber Dari Proses Produksi --- --- --- --- --- --- B. Sumber Dari Luar Proses Produksi Abu batubara Ton 30.00 0 30.00 Ditempatkan dalam karung plastik di

    lokasi terbuka di lingkungan pabrikSludge IPAL Ton 7.54 2.00

    5.54 0 - Disimpan di TPS

    - Diserahkan ke CV. Gema Putra Buana (pengangkut/ AAT), PT. Bata Kuo Shin

    Oli bekas Ton 0.45 0 0.45 Disimpan di gudang workshop Drum bekas oli bekas Ton 0.03 0 0.03 Disimpan di gudang workshop Bekas kemasan bahan kimia

    Ton 0.09 0 0.09 Disimpan di gudang workshop

    Majun terkontaminasi limbah B3

    Ton 0 0 0 Belum dihasilkan

    Aki bekas Ton 0 0 0 Belum dihasilkan Limbah elektronik Ton 0 0 0 Belum dihasilkan TOTAL Ton 38.11 7.54 30.57

    Persentase % 19.79 80.21

    Ket : 14.54% limbah B3 yang diserahkan ke pihak ke tiga yang memiliki izin, 5.25% limbah B3 masih tersimpan di TPS dan 80,21% limbah B3 belum dikelola sesuai ketentuan. Secara umum 80.21% limbah B3 belum dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin. D. Temuan dan Rekomendasi

    No Aspek Penilaian Temuan Lapangan Rencana Tindak Lanjut

    1 a. Pendataan Jenis dan Volume Limbah yang dihasilkan

    Identifikasi jenis limbah B3 - Telah melakukan identifikasi terhadap limbah B3 sludge, oli bekas, kemasan bekas bahan kimia, drum bekas oli bekas, aki bekas, abu batubara

    - Belum melakukan identifikasi terhadap limbah elektronik dan majun terkontaminasi limbah B3

    Wajib melakukan identifikasi terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan

    Pencatatan Jenis dan Volume limbah B3 yang dihasilkan

    Belum melakukan pencatatan terhadap seluruh jenis dan volume limbah B3 yang dihasilkan.

    Wajib melakukan pencatatan terhadap seluruh jenis dan volume limbah B3 yang dihasilkan.

    Pendataan pengelolaan lanjutan limbah B3

    Belum melakukan pengelolaan lanjutan terhadap seluruh limbah B3 selain limbah B3 sludge.

    Wajib melakukan pengelolaan lanjutan terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan sesuai ketentuan.

    b. Pelaporan Belum melakukan pelaporan realisasi pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya, termasuk untuk sludge IPAL yang sudah memiliki izin TPS LB3.

    Wajib melaporkan realisasi pengelolaan semua limbah B3 yang dihasilkan dengan menyampaikan neraca limbah B3, logbook, dan manifest salinan #2 per triwulan kepada BLH XXXtembusan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan BLH

  • 33

    XXX. 2. Perizinan Pengelolaan

    Limbah B3

    Kepemilikan izin PLB3 yang dipersyaratkan

    - Sudah memiliki Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 untuk sludge IPAL sesuai Surat Keputusan Kepala BLH Kabupaten XXX nomor: XXX//SK/TPS-LB3/2011 pada tanggal 27 Desember 2011

    - Belum memiliki Izin Penyimpanan Sementara untuk limbah abu batubara

    - Belum memiliki Izin Penyimpanan Sementara untuk limbah B3 oli bekas, aki bekas, majun terkontaminasi, bekas kemasan bahan kimia, drum bekas oli bekas dan limbah elektronik

    - Wajib membangun TPS Limbah B3 untuk limbah B3 abu batubara, oli bekas, aki bekas, majun terkontaminasi, bekas kemasan bahan kimia, drum bekas oli bekas dan limbah elektronik sesuai KEP-01/BAPEDAL/09/1995 dan mengajukan permohonan Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 kepada BLH Kabupaten XXX.

    - Tidak menyimpan limbah B3 melebihi jangka waktu 90 hari kecuali jika limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg per hari maka dapat disimpan selama 180 hari

    Masa berlaku izin 2 (dua) tahun untuk Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 untuk sludge IPAL

    3. Pelaksanaan ketentuan izin :

    a. Pemenuhan terhadap ketentuan teknis dalam izin selain Baku Mutu Emisi, Effluent dan Standard Mutu (check list)

    - TPS Sludge memenuhi 57.70% ketentuan teknis

    - Belum memiliki TPS Limbah B3 untuk penyimpanan abu batubara, oli bekas, aki bekas, majun terkontaminasi, bekas kemasan bahan kimia, drum bekas oli bekas dan limbah elektronik

    Wajib membangun TPS Limbah B3 yang memenuhi ketentuan teknis di TPS Limbah B3 sesuai KEP-01/BAPEDAL/09/1995.

    b. Emisi dari kegiatan pengolahan dan/atau pemanfaatan limbah B3:

    --- Apabila perusahaan ingin melakukan kegiatan pengolahan dan/ atau pemanfaatan limbah B3, maka wajib mengajukan permohonan izin kepada Kementerian Lingkungan Hidup

    - Pemenuhan terhadap BME --- --- - Jumlah parameter yang diukur

    dan dianalisa --- ---

    - Frekuensi pengukuran --- --- c. Effluent dari kegiatan

    pengolahan dan/atau penimbunan dan/atau pengelolaan limbah B3 lainnya :

    --- ---

    d. Standar Mutu Produk

    dan/atau kualitas limbah B3 untuk pemanfaatan

    --- ---

  • 34

    4. Open dumping, pengelolaan tumpahan, dan penanganan media/tanah terkontaminasi limbah B3 :

    Menyimpan limbah B3 abu batubara dalam kemasan karung plastik di lokasi terbuka di lingkungan pabrik

    - Menghentikan kegiatan menyimpan limbah abu batubara di tempat terbuka

    - Segera memindahkan limbah abu batubara yang disimpan di lokasi terbuka ke dalam TPS yang berizin

    - Menyampaikan progress pemindahan limbah B3 abu batubara ke dalam TPS berizin kepada Kementerian Lingkungan Hidup dengan tembusan ke BLH Kabupaten XXX

    - Menyampaikan rencana penyelesaian pemindahan limbah B3 abu batubara ke dalam TPS berizin kepada Kementerian Lingkungan Hidup dengan tembusan ke BLH Kabupaten XXX

    Jenis limbah dan jumlah limbah yang di open dumping

    Limbah abu batubara sebanyak 30 ton

    Rencana pengelolaan lahan terkontaminasi

    ---

    Kesesuaian rencana dengan pelaksanaa pengelolaan lahan terkontaminasi

    --- ---

    Jumlah total limbah dan tanah terkontaminasi yang dilakukan pengelolaan

    --- ---

    Perlakuan pengelolaan limbah dan tanah terkontaminasi yang diangkat sesuai perencanaan

    --- ---

    SSPLT (surat status pemulihan lahan terkontaminasi)

    --- ---

    Ketentuan dalam SSPLT --- --- 5. Jumlah limbah B3 yang

    dikelola (Neraca Limbah B3) 19.79% limbah B3 dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Perusahaan wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah B3 yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan.

    6. Pengelolaan limbah B3 oleh

    pihak ke-3

    a. Pengelolaan melalui pengumpul limbah B3

    --- ---

    Masa berlaku izin --- --- Kesesuaian jenis limbah B3

    yang dikumpul dengan izin yang berlaku

    --- ---

    Kontrak kerjasama penghasil limbah dan pengumpul limbah

    --- ---

    Kontrak kerjasama antara pengumpul dengan pihak pemanfaat, pengolah atau penimbun

    --- ---

    Ada/tidak masalah pencemaran lingkungan

    --- ---

    b. Pihak ke-3 pengelola lanjut

    limbah B3 (pemanfaat/ pengolah/ penimbun)

    PT. Bata Kuo Shin ---

  • 35

    Masa berlaku izin Perusahaan tidak memiliki salinan izin pihak ketiga pengelola lanjut

    Wajib memiliki salinan izin pihak ketiga pengelola lanjut dan menyampaikan salinan izin tersebut ke Kementerian Lingkungan Hidup

    Kesesuaian jenis limbah B3 yang dikelola

    --- ---

    Kontrak kerjasama penghasil dan pengolah/ pemanfaat/ penimbun

    --- ---

    Ada/tidak masalah pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pengelola limbah B3

    --- ---

    Pihak ke-3 Jasa

    Pengangkutan CV. Gema Putra Buana ---

    Ada/tidak izin dari Kementerian Perhubungan

    Memiliki izin pengangkutan dari Kementerian Perhubungan

    ---

    Ada/tidak rekomendasi dari KLH Memiliki rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup

    ---

    Kesesuaian jenis limbah yang diangkut dengan izin

    Sesuai dengan izin dan rekomendasi

    ---

    Kesesuaian alat angkut dengan yang tercantum dalam izin (No polisi, no rangka, no mesin)

    Sesuai dengan izin dan rekomendasi

    ---

    Rute pengangkutan sesuai dengan izin

    Sesuai dengan izin dan rekomendasi

    ---

    Penggunaan dokumen/manifest yang sah

    Penggunaan dokumen manifest tidak sesuai dengan Kep-02/BAPEDAL/09/1995 dimana dokumen manifest #2 dan #3 sudah terisi penuh dan dicap oleh perusahaan pengelola akhir limbah B3

    Wajib memenuhi ketentuan sesuai Kep-02/BAPEDAL/09/1995 dalam penggunaan dokumen manifest.

    7. Dumping, injeksi dan

    pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu:

    --- ---

    Izin dumping/izin pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu

    --- ---

    Jumlah/volume limbah B3 yang di dumping

    --- ---

    8. Pengelolaan Limbah B3

    lainnya --- ---

    E. Penaatan

    No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Taat Belum Taat

    Keterangan

    1. a. Pendataan jenis dan volume limbah yang dihasilkan

    ---

    - Belum melakukan identifikasi limbah elektronik dan majun terkontaminasi limbah B3

    - Belum melakukan pencatatan seluruh limbah B3 yang dihasilkan

  • 36

    b. Pelaporan ---

    Belum melakukan pelaporan realisasi pengelolaan limbah B3 sludge IPAL sesuai dengan izin

    2. Status perizinan pengelolaan limbah B3 ---

    Untuk TPS Limbah B3 Sludge IPAL

    3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin a. Pemenuhan Ketentuan Teknis

    ---

    - TPS Sludge memenuhi 57.70% ketentuan teknis

    - Belum memiliki TPS Limbah B3 untuk penyimpanan abu batubara dan limbah B3 lainnya

    b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi --- --- c. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah --- --- d. Pemenuhan Pemanfaatan --- ---

    4. Penanganan open dumping, pengelolaan tumpahan, dan penanganan media terkontaminasi LB3

    ---

    Menyimpan limbah B3 abu batubara dalam kemasan karung plastik di lokasi terbuka di lingkungan pabrik

    a. Rencana pengelolaan --- --- b. Pelaksanaan pengelolaan --- --- c. Jumlah tanah terkontaminasi yang dikelola --- --- d. Pelaksanaan ketentuan SSPLT --- ---

    5. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai dengan peraturan ---

    19.79% limbah B3 dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3 dan pengangkutan limbah B3

    ---

    7. Pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu (antara lain : Dumping, Re-injeksi, dll)

    --- ---

    F. Kesimpulan Segera melakukan perbaikan sesuai dengan rencana tindak lanjut pada tabel D. dan menyampaikan hasil perbaikan Tindak lanjut dari berita acara beserta data-data pendukung dan foto perbaikan tersebut kepada Deputi IV MENLH c.q. Asdep Pengelolaan Limbah B3 dan Pemulihan Kontaminasi Limbah B3 (alamat : Gd.C, Lt. 2, JL. D.I. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur 13410; Telp./Fax. 021-85904932) dengan tembusan kepada BLH Provinsi XXX dan BLH Kabupaten XXX.

    LAMPIRAN 1. Check list pengelolaan limbah B3 (TPS Limbah B3) yang telah ditandatangani oleh pengawas dan

    perusahaan. 2. Foto temuan lapangan. FOTO TEMUAN LAPANGAN

    Kondisi TPS Limbah B3 Keterangan Tindak Lanjut

  • 37

    - Membuang air limbah hasil pengolahan IPAL (drying bed) ke lingkungan tanpa ada izin pembuangan limbah cair

    - Dilakukan analisa pH pada air limbah yang dibuang ke lingkungan menggunakan kertas lakmus dengan hasil pH 7

    - Tidak melakukan pembuangan air limbah dari proses IPAL secara langsung ke lingkungan tanpa ada izin pembuangan limbah cair

    - Menutup saluran air limbah dari proses drying bed ke lingkungan selama izin pembuangan limbah cair belum ada dan mengalirkan kembali ke IPAL.

    TPS Sludge tidak sesuai dengan ketentuan teknis dalam Kep-01/BAPEDAL/09/1995

    Wajib memenuhi ketentuan teknis di TPS sesuai Kep-01/BAPEDAL/09/1995

    Terdapat tumpahan/ ceceran sludge IPAL di sekitar TPS Sludge.

    Melakukan pembersihan sludge IPAL yang tercecer di lokasi TPS Sludge.

    House keeping di sekitar TPS Sludge tidak terawat.

    Menjaga kebersihan di TPS Sludge dan sekitarnya.

    Menyimpan limbah oli bekas, drum bekas oli bekas, kemasan bekas bahan kimia di gudang workshop dan bercampur dengan limbah non B3.

    Wajib membangun TPS Limbah B3 untuk menyimpan oli bekas, drum bekas oli bekas, kemasan bekas bahan kimia, majun terkontaminasi limbah B3, aki bekas, dan limbah elektronik.

  • 38

    - House keeping di lokasi boiler kurang terawat

    - Banyak batubara yang disimpan di luar lokasi boiler

    - Menyimpan limbah abu batubara di lokasi boiler

    - Banyak limbah abu batubara yang tercecer di sekitar lokasi boiler

    - Menjaga house keeping di lokasi boiler agar terawat, rapi dan bersih sehingga tidak ada ceceran batubara dan limbah abu batubara ke lingkungan

    - Membangun TPS limbah B3 khusus untuk abu batubara sesuai ketentuan Kep-01/BAPEDAL/09.1995

  • 39

    - Menyimpan limbah B3 abu batubara dalam kemasan karung plastik di lokasi terbuka di lingkungan pabrik, di antaranya dekat lokasi boiler dan di samping bangunan pabrik

    - Menyimpan limbah B3 abu batubara dalam kemasan karung plastik di lokasi terbuka di lingkungan pabrik

    - Menyimpan limbah B3 abu batubara dalam kemasan karung plastik di lokasi terbuka di lingkungan pabrik

    - Menyimpan limbah B3 abu batubara dalam kemasan karung plastik di lokasi terbuka di lingkungan pabrik

    - Menghentikan kegiatan menyinpan limbah abu batubara di lokasi terbuka.

    - Segera memindahkan limbah abu batubara ke dalam TPS yang berizin.

    - Menyampaikan progress pemindahan limbah B3 abu batubara ke dalam TPS berizin kepada Kementerian Lingkungan Hidup dengan tembusan ke BLH Kabupaten XXX

    - Menyampaikan rencana penyelesaian pemindahan limbah B3 abu batubara ke dalam TPS berizin kepada Kementerian Lingkungan Hidup dengan tembusan ke BLH Kabupaten XXX

    PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (KHUSUS KEGIATAN PERTAMBANGAN)

    A. Rekapitulasi Penilaian

    No. Tahapan Lokasi Nilai Total

    X 80 55 < x < 80 X 55 Keterangan

    1. Pembersihan Lahan

    Lokasi 1 98 1 Taat

    2. Penggalian Tanah Penutup

    Lokasi 1

    81 1 Taat

    3. Penambangan Lokasi 1

    88 1 Taat

    4. Penimbunan Lokasi 1

    78 1 Tidak Taat

    5. Pengupasan Tanah Pucuk

    Lokasi 1

    98 1 Taat

    6. Reklamasi Lokasi 1 88 1 Taat

  • 40

    7. Pembersihan

    Lahan Lokasi 2

    100 1 Taat

    8. Pengupasan Tanah Pucuk

    Lokasi 2

    100 1 Taat

    9. Penggalian Tanah Penutup

    Lokasi 2

    81 1 Taat

    10. Penambangan Lokasi 2

    90 1 Taat

    11. Penimbunan Lokasi 2

    53 1 Taat

    12. Reklamasi Lokasi 2

    86 1 Taat

    13. Pembersihan Lahan

    Lokasi 3

    100 1 Taat

    14. Pengupasan Tanah Pucuk

    Lokasi 3

    100 1 Taat

    15. Penggalian Tanah Penutup

    Lokasi 3

    81 1 Taat

    16. Penambangan Lokasi 3

    73 1 Taat

    17. Penimbunan Lokasi 3

    83 1 Taat

    18. Reklamasi Lokasi 3

    86 1 Taat

    19. Pembersihan Lahan

    Lokasi 4

    98 1 Taat

    20. Penimbunan Lokasi 4

    91 1 Taat

    21. Reklamasi Lokasi 4

    100 1 Taat

    22. Pengupasan Tanah Pucuk

    Lokasi 5

    98 1 Taat

    23. Penggalian Tanah Penutup

    Lokasi 5

    91 1 Taat

    24. Penambangan Lokasi 5

    98 1 Taat

    25. Pembersihan Lahan

    Lokasi 6 100 1 Taat

    26. Pengupasan Tanah Pucuk

    Lokasi 6 100 1 Taat

    27. Penggalian Tanah Penutup

    Lokasi 6 83 1 Taat

    28. Penambangan Lokasi 6 88 1 Taat 29. Penimbunan Lokasi 6 83 1 Taat 30. Reklamasi Lokasi 6 88 1 Taat

    JUMLAH DATA 30 27 2 1 Tidak Taat

    Persentase 90% 6,67% 3,3% Tidak Taat

  • 41

    B. Ringkasan Penaatan Pengendalian Kerusakan Lahan 1. Pada aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan

    lingkungan 2. Untuk aspek Teknis:

    a) Kriteria K3 (Potensi Longsor) terlihat longsoran batuan pada dinding yang ditinggal b) Kriteria K4 (Potensi Pencemaran AAT) tidak mendapatkan nilai karena belum dilakukan

    upaya penanganan batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang. c) Kriteria K5 (Erosi): terdapat indikasi adanya erosi didinding lereng penggalian tanah

    penutup d) Kriteria K6 (Kebencanan); jauh dari pemukiman penduduk dan sarana vital lain/memiliki

    sistem tanggap darurat (sarana, personil, SOP, dll)

    c. Tindaklanjut yang harus dilakukan 1. Mempertahankan kinerja terkait aspek manajemen 2. Melakukan pembenahan pada lereng-lereng yang tinggi atau sudutnya melebihi rekomendasi

    FS dan terlihat adanya longsoran batuan didaerah tersebut. 3. Melakukan upaya penanganan batuan yang berpotensi pencemar dengan mengikuti langkah

    langkah sebagai berikut ;

    Identifikasi semua batuan limbah yang dihasilkan dari penambangan Melakukan karakteristik batuan penutup tersebut, batuan potensi pembentuk AAT dan

    batuan tidak berpotensi membentuk AAT Memilih teknologi penanganan batuan potensi pembentuk AAT tersebut, untuk

    menghindari terbentuknya AAT

    4. Upaya Pengolahan AAT :

    Melakukan pengumpulan AAT yang ada Melakukan pengolahan air leachet (AAT) yang sudah terbentuk hingga memenuhi BMAL

    sebelum dibuang ke lingkungan.

  • 111

    LAMPIRAN II BERITA ACARA PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP

    A. AIR

    1. Titik Penaatan dan Izin

    No Sumber

    Air

    Limbah

    Nama

    Titik

    Penatan

    Koordinat Status Izin Nomor Sertifikat Hasil Uji

    Nomor

    Izin

    Instansi

    Penerbit

    Izin

    Tanggal

    Izin

    Terbit

    Tanggal

    Berakhir

    Jul-12

    Agust-

    12

    Sep-

    12

    Okt-

    12

    Nop-

    12

    Des-

    12

    Jan-

    13

    Feb-

    13

    Mar-

    13

    Apr-

    13

    Mei-

    13

    Jun-

    13

    2. Parameter No Titik

    Penaatan

    (outlet)

    Parameter

    yang

    diwajibka

    n dalam

    izin

    Parameter

    yang

    dipantau

    Konsentrasi

    Karakteristik Air Limbah/INLET

    (sebelum diolah di IPAL)

    Konsentrasi

    Titik Penaatan/OUTLET

    Baku

    Mutu

    Satuan

    Baku

    Mutu

    Peraturan Baku

    Mutu yang

    diacu

    Jul-

    12

    Agust-

    12

    Sep-

    12

    Okt-

    12

    Nop-

    12

    Des

    -12

    Jan-

    13

    Feb

    -13

    Mar

    -13

    Apr

    -13

    Mei-

    13

    Jun-

    13

    Jul-

    12

    Agust-

    12

    Sep

    -12

    Okt

    -12

    Nop-

    12

    Des-

    12

    Jan-

    13

    Feb-

    13

    Mar-

    13

    Apr-

    13

    Mei

    -13

    Jun-

    13

    COD

    Debit

    (m3/bulan)

    Produksi

    (Ton/bulan)

    /

    (MW/bulan)

    / (m3/bulan)

  • 112

    Lanjutan tabel Parameter

    No Titik Penaatan

    (outlet)

    Parameter yang

    diwajibkan

    dalam izin

    Parameter yang dipantau Hasil Perhitungan Beban Pencemaran

    (Debit x Konsentrasi)

    Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13

    COD

    Debit (m3/bulan

    Produksi (Ton/bulan) /

    (MW/bulan) / (m3/bulan)

    3. Bukti Pelaporan

    Bukti Pelaporan Hasil Pemantauan

    Instansi

    Triwulan III-

    2012

    Triwulan IV-

    2012

    Triwulan I-

    2013

    Triwulan II-

    2013 Keterangan

    Kabupaten

    Provinsi

    Kementerian Lingkungan Hidup

    Keterangan: *Triwulanan : berupa nomor dan tanggal surat pengiriman laporan

  • 113

    4. Ketentuan Teknis

    Tabel 1.

    NO KETENTUAN TEKNIS Laboratorium 1 Laboratorium 2 Laboratorium 3

    1 Laboratorium penguji

    Nama Laboratorium penguji

    Nomor akreditasi

    laboratorium

    penguji/laboratorium

    rujukan Gubernur

    Tanggal Berakhir Akreditasi

    laboratorium

    Bulan pengujian

    7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

    Tabel 2.

    NO KETENTUAN TEKNIS STATUS

    (Ya/Tidak)

    Dokumen Pendukung

    2 Memisahkan saluran air limbah dengan limpasan air hujan Layout saluran air limbah dan

    drainase dan Foto

    3 Membuat saluran air limbah yang kedap air Layout saluran air limbah dan

    drainase dan Foto

    4 Memasang alat pengukur debit (flowmeter) Foto flowmeterpada seluruh

    saluran outlet

    5 Memantau pH dan debit harian

    6 Tidak melakukan pengenceran

    7 Tidak melakukan by pass air limbah

  • 114

    Tabel 3. Khusus untuk Industri Sawit melakukan Land Aplikasi ditambahkan

    NO KETENTUAN TEKNIS STATUS

    (Ya/Tidak)

    Dokumen

    Pendukung

    8 Dilakukan pada lahan selain lahan gambut

    9 Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih

    besar 15 cm/jam

    10 Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang

    1,5 cm/jam

    11 Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah

    kurang dari 2 meter

    12 Pembuatan sumur pantau di 3 lokasi yang diwajibkan

    13 Tidak ada air larian (run off) yang masuk ke sungai

    14 Tidak melakukan pengenceran air limbah yang dimanfaatkan

    15 Tidak membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yang

    ditetapkan dalam Keputusan

    16 Tidak membuang air limbah ke sungai bila melebihi ketentuan

    yang berlaku

    17 Tidak melakukan pengaplikasian air limbah pada lahan diluar lahan

    dalam izin

    Tabel 4. Khusus untuk Industri Petrokimia ditambahkan

    NO KETENTUAN TEKNIS STATUS

    (Ya/Tidak)

    Dokumen

    Pendukung

    18 Pemantauan harian pH dan COD

  • 115

    5. Penurunan Beban Pencemaran

    No. KEGIATAN PENURUNAN

    BEBAN PENCEMARAN AIR

    TAHUN SATUAN BUKTI PERHITUNGAN

    2009 2010 2011 2012

    B. UDARA

    1. Titik Penaatan No Nama

    Sumber

    Emisi

    Kode

    Cerobong

    Kapasitas

    Sumber

    Emisi

    Bahan

    bakar

    Waktu

    Operasi

    (Jam/Tahun)

    Lokasi Koordinat Bentuk Cerobong

    (kotak/silinder/Kerucut)

    Tinggi/Panjang

    Cerobong

    (m)

    Diameter

    Cerobong

    (m)

    Posisi

    (ketinggian/kepanjangan)

    Lubang Sampling

    (m)

    Data

    Pemantauan

    (dipantau/tid

    ak dipantau)

    Keterangan

    2. a. Parameter dan Baku Mutu

    No Nama

    Sumber

    Emisi

    Kode

    Cerobong

    Parameter

    yang

    dipantau

    Konsentrasi Hasil Pengujian

    (mg/Nm3)

    Baku

    Mutu

    Satuan

    Baku

    Mutu

    Peraturan

    Baku Mutu

    yang diacu

    Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13

    Genset

    201

    SOx

  • 116

    Nox

    b. Perhitungan Beban Emisi

    No Nama Sumber

    Emisi

    Kode Cerobong Parameter

    yang

    dipantau

    Hasil Perhitungan Beban Emisi

    (lampirkan bukti perhitungan)

    Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13

    Laju Alir

    c. Perhitungan Beban Emisi GRK

    Rangkuman Hasil Perhitungan Beban Emisi No Nama Sumber Emisi Parameter BEBAN EMISI TAHUN 2011 BEBAN EMISI TAHUN 2012

    BEBAN EMISI

    (Ton)

    BEBAN EMISI

    (Ton eq. CO2)

    BEBAN EMISI

    (Ton)

    BEBAN EMISI

    (Ton eq. CO2)

    Keterangan: Metodologi perhitungan mengacu pada Peraturan Menteri LH No. 12 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri LH No. 21 Tahun 2008. Parameter: CO2, CH4, N2O. Periode: Januari - Desember 2011; Januari - Desember 2012

  • 117

    3. a.Pelaporan Hasil Pemantauan dan BM CEMS

    Tabel 1. Ketaatan Pelaporan Semester 2-2012

    (Ya/Tidak)

    Semester 1-

    2013

    (Ya/Tidak)

    Keterangan

    Melaporkan (6 bulanan) data pemantauan Emisi

    (manual/Non CEMS)

    KLH

    Provinsi

    Kabupaten/Kota

    Keterangan: Bukti pelaporan berupa nomor dan tanggal surat pengiriman laporan Tabel 2. Ketaatan Pelaporan Triwulan III-2012

    (Ya/Tidak)

    Triwulan IV-

    2012

    (Ya/Tidak)

    Triwulan I-

    2013

    (Ya/Tidak)

    Triwulan II-

    2013

    (Ya/Tidak)

    Melaporkan secara periodik (3 bulanan) data

    pemantauan harian CEMS

    KLH

    Provinsi

    Kabupaten/Kota

    Keterangan: Bukti pelaporan berupa nomor dan tanggal surat pengiriman laporan

  • 118

    Lanjutan no.3a Tabel 3. Ketaatan Pemantauan CEMS Triwulan III-2012

    (Ya/Tidak)

    Triwulan IV-

    2012

    (Ya/Tidak)

    Triwulan I-

    2013

    (Ya/Tidak)

    Triwulan II-

    2013

    (Ya/Tidak)

    Keterangan

    Jumlah data parameter pemantauan harian

    CEMS selama 3 bulanan

    SOx

    NOx

    Partikulat

    Jumlah data pemantauan yang memenuhi Baku

    Mutu CEMS

    SOx

    NOx

    Partikulat

    b.Pelaporan CEMS Parameter: Partikulat, SOx, NOx, CS2, H2S, CL2

    Konsentrasi Hasil Pengukuran : Partikulat / SOx / NOx / CS2 / H2S / CL2 Sumber Emisi 1 Nama Sumber Emisi : Bahan Bakar :

    Jenis Sumber Emisi : Kapasitas :

    Nama/Kode Cerobong : Kandungan Sulfur dalam bahan bakar :

    Dimensi Cerobong

    (diameter) :

    Waktu Operasional (jam) :

    Dimensi Cerobong (Panjang x

    Lebar) :

    Dimensi Cerobong (Tinggi) :

  • 119

    Lanjutan tabel Konsentrasi Hasil Pengukuran : Partikulat / SOx / NOx / CS2 / H2S / CL2

    No Triwulan Waktu

    Pengukuran

    Konsentrasi

    Rata-rata

    Harian

    (mg/Nm3)

    Laju Alir Rata-rata

    Harian (m/detik)

    Persentase Data

    Melebihi Baku

    Mutu dalam Satu

    Hari

    Persentase CEMS

    Tidak Beroperasi

    dalam Satu Hari

    Waktu Operasi

    dalam Satu Hari

    (jam)

    Baku Mutu Satuan Baku

    Mutu

    Peraturan

    Baku

    Mutu

    yang

    diacu

    1 Triwulan III 2012

    01 Juli 2012

    2 Triwulan III 2012 02 Juli 2012

    3 Triwulan III 2012 03 Juli 2012

    4 Triwulan III 2012 04 Juli 2012

    5 Triwulan III 2012

    05 Juli 2012

    6 Triwulan III 2012

    06 Juli 2012

    7 Triwulan III 2012

    07 Juli 2012

    8 Triwulan III 2012 08 Juli 2012

    9 Triwulan III 2012 09 Juli 2012

    10 Triwulan III 2012 10 Juli 2012

    11 Triwulan III 2012

    11 Juli 2012

    12 Triwulan III 2012

    12 Juli 2012

    13 Triwulan III 2012

    13 Juli 2012

    14 Triwulan III 2012 14 Juli 2012

    15 Triwulan III 2012 15 Juli 2012

    16 Triwulan III 2012 16 Juli 2012

    17 Triwulan III 2012

    17 Juli 2012

    18 Triwulan III 2012

    18 Juli 2012

    19 Triwulan III 2012

    19 Juli 2012

    20 Triwulan III 2012 20 Juli 2012

    21 Triwulan III 2012 21 Juli 2012

    22 Triwulan III 2012 22 Juli 2012

    ...... ......

    Keterangan: Data Harian meliputi Triwulan III 2012, Triwulan IV 2012, Triwulan I 2013 dan Triwulan II 2013 per sumber emisi.

  • 120

    4. Ketentuan Teknis

    NO KETENTUAN TEKNIS STATUS

    (Ya/Tidak)

    Keterangan

    1 Memasang dan mengoperasikan CEMS*

    2 Peralatan CEMS* beroperasi normal

    3 Membuang seluruh emisi melalui cerobong

    4 Persyaratan teknis cerobong Melampirkan bukti berupa foto dan

    spesifikasi teknis

    Memiliki lubang sampling

    Memiliki tangga sampling

    Memiliki platform

    Memiliki sumber listrik untuk pengambilan sampel

    5 Semua sumber emisi non fugitive emisi harus dibuang melalui

    cerobong

    6 Menggunakan jasa laboratorium terakreditasi/laboratorium yang

    ditunjuk oleh Gubernur

    Catatan: *Khusus bagi industri: 1. Unit regenerator katalis (unit perengkahan katalitik air); 2. Unit pentawaran sulfur; 3. Proses pembakaran dengan kapasitas 25 MW atau kapasitas < 25 MW dengan kandungan sulfur dalam bahan bakar > 2%; 4. Peleburan baja; 5. Pulp dan kertas; 6. Pupuk; 7. Semen; 8. Carbon black; 9. Rayon.

  • C. LIMBAH B3

    I. Umum

    Jelaskan gambaran secara umum pengelolaan untuk masing-masing jenis limbah B3 yang dilakukan perusahaan Saudara, dan lengkapi dengan diagram

    proses produksi (maksimal 1 lembar A4):

    II. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

    No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /

    LAMPIRAN

    1 a. Pendataan dan identifikasi jenis dan volume limbah B3 YA/TIDAK

    - Telah melakukan identifikasi jenis limbah B3 Logbook Limbah B3

    selama periode

    penilaian (Lampiran

    Format Neraca)

    - Telah melakukan pencatatan jenis dan volume limbah B3 Neraca Limbah B3

    selama periode

    penilaian

    - Telah melakukan pendataan pengelolaan lanjut limbah B3 Neraca Limbah B3

    selama periode

    penilaian

    b. Pelaporan kegiatan pengelolaan limbah B3 TW 3 TH 2012 TW 4 TH 2012 TW 1 TH 2013 TW 2 TH 2013

    - KLH Copy surat

    penyampaian laporan

    triwulan (bukti tanda

    terima/pengiriman)

    - Provinsi Copy surat

    penyampaian laporan

    triwulan (bukti tanda

    terima/pengiriman)

    - Kabupaten/Kota Copy surat

    penyampaian laporan

    triwulan (bukti tanda

    terima/pengiriman)

    2 Perizinan Pengelolaan Limbah B3

    - Memiliki izin pengelolaan limbah B3 Jika "YA" diisi:

    - Jenis pengelolaan LB3 :

    - Izin Nomor :

    - Instansi yang mengeluarkan izin :

    (jika izin lebih dari satu, silahkan

    menambahkan baris)

    Copy SK Perizinan

    Pengelolaan Limbah B3

    Jenis Pengelolaan

    Limbah B3

    :(Penyimpanan

    Sementara/

    Pemanfaatan/

    Insinerator/

    Bioremediasi/Penimbu

    nan)

    Jika "TIDAK" diisi:

    Alasan :

    Jika "IZIN SEDANG DALAM PROSES"

    diisi:

    - Jenis Pengelolaan LB3 :

    (Penyimpanan/Pemanfaatan/Pengol

    ahan/ Penimbunan)

    - Surat Pengajuan izin Nomor :

    - Surat tanggapan proses perizinan

    Nomor :

    - BA Verifikasi Perizinan Nomor :

    - Surat Pengajuan Izin

    (jika baru mengajukan

    izin)

    - Status permohonan

    izin (BA

    verifikasi/rapat/ surat

    balasan dari BLH/KLH)

    3 Pemenuhan ketentuan izin

  • No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /

    LAMPIRAN

    a. Mengisi cheklist sesuai pengelolaan limbah B3 yang

    dilakukan (Form terlampir)

    Foto-foto yang

    berhubungan dengan

    persyaratan teknis

    yang tertuang dalam

    izin (Penyimpanan

    sementara/

    insinerator/

    bioremediasi/

    pemanfaatan/

    penimbunan)

    - Persentase pemenuhan ketentuan teknis pengelolaan

    limbah B3sesuai checklist yang telah diisi

    (jika izin lebih dari satu, silahkan menambahkan baris)

    %

    b. Emisi/Effluent Pengelohan Limbah B3 Lampirkan copy hasil

    uji laboratorium yang

    diwajibkan dalam

    pengelolaan limbah B3

    (mis : TCLP/uji kuat

    tekan untuk

    pemanfaatan sebagai

    batako/paving block,

    uji emisi insinerator, uji

    air lindi

    Penimbunan/Bioremed

    iasi, sumur pantau

    penimbunan, dll)

    Jumlah Parameter yang diuji sesuai dengan izin

    Seluruh parameter memenuhi Baku Mutu Emisi/Effluent

    Frekuensi pengukuran sesuai dengan izin/peraturan

    4 Open Dumping, Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah

    B3

    - Melakukan open dumping limbah B3 jika YA,

    - apa jenis

    limbah B3 yang

    di open dumping

    :

    - Perkiraan

    jumlah/volume

    limbah B3 yang

    di open dumping

    :

    Foto-foto limbah yang

    di open dumping

    - Apakan akan melakukan pembersihan pada lahan open

    dumping

    - Menyampaikan

    rencana pembersihan

    lahan dan pemulihan

    lahan terkontaminasi

    (termasuk volume dan

    jumlah limbah B3 yang

    sudah dikelola/belum

    dikelola)

    - Menyampaikan

    progress pembersihan

    lahan dan pemulihan

    lahan terkontaminasi

    (termasuk volume dan

    jumlah limbah B3 yang

    sudah dikelola/belum

    dikelola)

    - Menyampaikan hasil

    analisa sumur pantau,

    kualitas tanah di area

    bekas open dumping

    (jika ada)

    - Bukti pengelolaan

    lanjut limbah B3 yang

    di angkat

    - Jika limbah B3 hasil

    pengangkatan dikirim

    ke pihak ketiga agar

    menyampaikan

    dokumen manifest

    salinan 2, dan

    menunjukkan copy

    manifest salinan 3 dan

  • No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /

    LAMPIRAN

    7

    - Apakah pernah melakukan pemulihan lahan

    terkontaminasi dan diterbitkan SSPLT (Surat Status

    Penyelesaian Lahan Terkontaminasi)

    jika ya, sebutkan

    nomor surat dan

    tanggal SSPLT :

    Menyampaikan copy

    SSPLT

    - Apakah sudah melakukan pelaporan terkait SSPLT yang

    telah diterbitkan

    Menyampaikan copy

    surat penyampaian

    laporan

    5 Jumlah limbah B3 yang dikelola

    - Apakah memiliki pencatatan jumlah limbah B3 yang telah

    dikelola selama periode penilaian

    Menyampaikan neraca

    pengelolaan limbah B3

    periode penilaian Juli

    2012 - Juni 2013

    -Prosentase Limbah B3 yang dikelola sesuai dengan

    ketentuan

    %

    6 Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3

    a. Pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun

    - Apakah limbah B3 dikelola oleh pihak ketiga

    (pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun) yang berizin

    Jika "YA" diisi:

    - Nama pihak ketiga :

    - Izin/SK Nomor :

    - Jenis Limbah B3 yang diizinkan

    dikelola oleh pihak ketiga :

    - Instansi yang mengeluarkan izin :

    Menyampaikan copy

    perizinan pihak ketiga

    dari KLH/BLH

    Jika "TIDAK" diisi:

    Alasan :

    - Apakah memiliki kontrak kerja sama antara penghasil

    dengan pihak ketiga yang mengelola limbah B3

    (pengumpul/pengolah/pemanfaat/penimbun)

    Jika "YA" diisi:- Nomor surat kontrak

    kerja sama :- Tanggal pembuatan

    kontrak kerja sama :- Masa berlaku

    kontrak kerja sama :- Jenis Limbah

    B3 yang dikelola sesuai kontrak kerja

    sama :

    Copy Surat Kontrak

    Kerja sama antara

    penghasil dan pihak

    ketiga (pengumpul/

    pengolah/ pemanfaat/

    penimbun

    Jika "TIDAK" diisi:

    Alasan :

    - Apakah pihak ketiga (pengumpul/pengolah/pemanfaat/

    penimbun) sedang memiliki permasalahan pencemaran

    lingkungan

    Surat pernyataan dari

    pihak ketiga

    (pengumpul/pengolah/

    pemanfaat/penimbun)

    yang menyatakan tidak

    sedang dalam masalah

    pencemaran

    lingkungan

    b. Pengangkut

    - Apakah pihak pengangkut memiliki rekomendasi

    pengangkutan limbah B3 dari KLH

    Jika "YA" diisi:

    - Nomor Surat Rekomendasi :

    - Tanggal terbit surat :

    - Masa berlaku surat :

    Menyampaikan copy

    surat rekomendasi

    pengangkutan dari KLH

    Jika "TIDAK" diisi:

    Alasan :

    - Apakah pihak pengangkut memiliki izin pengangkutan

    limbah B3 dari kementerian perhubungan

    Jika "YA" diisi:

    - Tanggal terbit izin :

    - Masa berlaku izin :

    Menyampaikan izin

    pengangkutan limbah

    B3 dari Kementerian

  • No PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 KINERJA DATA PENDUKUNG /

    LAMPIRAN

    Perhubungan

    Jika "TIDAK" diisi:

    Alasan :

    - Apakah jenis limbah B3 yang diangkut telah sesuai dengan

    rekomendasi dan izin yang dimiliki oleh pihak pengangkut

    Jika "YA" diisi:

    Sebutkan jenis limbah B3 apa saja

    yang diizinkan untuk diangkut :

    Jika "TIDAK" diisi:

    Alasan :

    - Apakah pihak pengangkut memiliki dokumen manifest

    yang syah sesuai dengan ketentuan kep.Ka. Bapedal Nomor:

    Kep-02/Bapedal/09/1995

    Jika "YA" diisi:

    Sebutkan kode manifest pengangkut

    yang dimiliki :

    Jika "TIDAK" diisi:

    Alasan :

    - Apakah pihak pengangkut sedang memiliki permasalahan

    pencemaran lingkungan

    Surat pernyataan dari

    pihak pengangkut yang

    menyatakan tidak

    sedang dalam masalah

    pencemaran

    lingkungan

    7 Dumping, Open burning dan Pengelolaan Limbah B3 cara

    tertentu

    - Apakah melakukan dumping jika YA, apa jenis

    limbah B3 yang

    di dumping :

    - Menyampaikan copy

    izin pengelolaan limbah