BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK...

57
BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH

Transcript of BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK...

Page 1: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMANMANAJEMEN PIUTANG

PAJAK DAERAH

Page 2: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

LATAR BELAKANGSUB BAB : AHALAMAN : 1

Undang-undang No. 25 tahun 1999 jo Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah secara khusus mengatur mengenaiprinsip desentralisasi fiskal yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada daerahmelakukan optimalisasi sumber dana berdasar kebutuhan daerah yang membawakonsekuensi pada kemandirian daerah. Manifestasi dari desentralisasi fiskal tersebut antaralain tercermin dari dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah (UU PDRD) pada tanggal 15 Desember 2009, dan berlakumulai 1 Januari 2010.

UU PDRD diantaranya mengatur mengenai peralihan administrasi PBB sektor Pedesaandan Perkotaan (PBB P2) dan BPHTB menjadi pajak daerah. Adapun dasar pemikiranperalihan tersebut adalah mengingat secara teoretis PBB P2 dan BPHTB lebih bersifat lokal,visibilitas dan objek pajak yang tidak berpindah-pindah, serta terdapat hubungan erat antarapembayar pajak dan yang menikmati hasil pajak tersebut. Dengan pengalihan tersebutdiharapkan akan lebih meningkatkan akuntabilitas, transparasi serta pelayanan kepadamasyarakat dalam pengelolaan PBB P2 dan BPHTB.

Peralihan tersebut juga menandai bertambahnya tanggung jawab pemerintah daerah,khususnya dalam penyusunan kebijakan pengelolaan PBB P2, termasuk menyiapkanadministrasi dalam bentuk peraturan daerah dan instrumen pendukung terkait denganpendataan dan penilaian untuk pemungutan pajak serta pengelolaan tunggakan yang ada.Validitas objek pajak dalam pendataan PBB P2 menjadi faktor yang menentukan besaranpenilaian pajak terutang, termasuk adalah apabila data PBB P2 yang tidak valid dan akurattersebut akan mempengaruhi kualitas penyajian piutang PBB P2. Sehubungan dengantransfer administrasi tersebut, maka peralihan PBB P2 yang tidak disertai data yang validdan akurat hanya akan memindahkan masalah ke daerah, termasuk dengan penumpukandata piutang yang tidak terverifikasi dengah baik.

Amanah UU PDRD tidak terbatas kepada PBB P2 dan BPHTB semata, namun kepadabeberapa jenis pungutan pajak dan retribusi lainnya sesuai dengan ketentuan tersebut.Tantangan terbesar yang selama ini dihadapi oleh administrasi pajak daerah dalamimplementasi UU PDRD adalah meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak dalammelaksanakan kewajiban perpajakannya, yang terwujud dalam bentuk ketaatan pelaporandan pembayaran pajak. Semakin rendahnya rasio pembayaran pajak dibandingkan dengankewajiban (atau tingginya rasio piutang pajak) berindikasi kepada semakin pentingnyamanajemen untuk melakukan konversi piutang menjadi pembayaran pajak, penagihan pajakyang berkualitas dalam struktur dan infrastrukturnya, serta sekaligus bermakna pentingnyaarti validitas database yang dimiliki oleh administrasi pajak daerah.

Page 3: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

LATAR BELAKANGSUB BAB : AHALAMAN : 2

Tidak adanya mekanisme standar dalam manajemen piutang pajak daerah selama inimenyebabkan perselisihan atau sengketa baik antara Wajib Pajak dan administrasi pajakdaerah, ataupun antara pemerintah daerah dan aparatur pemeriksa eksternal pemerintah,yang pada akhirnya berdampak kepada laporan keuangan yang disajikan belummenggambarkan kondisi yang riil sebagaimana diharapkan dalam sistem akuntansipemerintah. Apabila kondisi ini terus berlanjut maka akan timbul risiko operasional danhukum dalam masyarakat yang berpotensi untuk menurunkan kepercayaan masyarakatkepada pemerintah daerah.

Sebagai suatu institusi, sudah saatnya administrasi pajak daerah memiliki standar dalammanajemen piutang pajak daerah dengan pertimbangan:

1. Administrasi pajak daerah senantiasa berpotensi berhadapan dengan piutang yangdapat mengganggu operasional administrasi pajak daerah

2. Volume administrasi pajak daerah yang semakin besar memerlukan suatu pedomandan prosedur penanganan piutang pajak untuk menjamin terciptanya tata kelolayang baik dan benar

3. Administrasi pajak daerah membutuhkan suatu acuan untuk menjamin agar aktifitaspelayanan kepada masyarakat yang merupakan prioritas dapat terus terjaga.

Page 4: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

MAKSUD DAN TUJUANSUB BAB : BHALAMAN : 1

Buku Pedoman Manajemen Piutang Pajak Daerah merupakan pedoman dan kebijakanumum untuk penanganan piutang pajak daerah, disusun dengan tujuan untuk:

1. Memastikan bahwa pelayanan kepada masyarakat Wajib Pajak tetap berjalanseoptimal mungkin pada saat aktivitas penagihan pajak dilaksanakan

2. Memberikan gambaran yang memadai mengenai posisi piutang daerah yang berasaldari tunggakan Wajib Pajak.

3. Memastikan bahwa penyelesaian penagihan piutang dilaksanakan secara sungguh-sungguh demi terciptanya kepastian hukum

4. Pengkoordinasian pelaksanaan penagihan piutang pajak dilaksanakan secaraterintegrasi

5. Memberikan kepastian bahwa administrasi pajak memenuhi tanggung jawab hukumdalam hal pelayanan penagihan piutang kepada Wajib Pajak

6. Meminimalkan potensi kerugian daerah dan munculnya tuntutan hukum di masamendatang.

Page 5: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

DASAR HUKUMSUB BAB : CHALAMAN : 1

Ketentuan tentang pengelolaan keuangan negara diatur dalam lebih dari satu Undang-Undang, diantaranya seperti Undang-Undang tentang Keuangan Negara, Undang-Undangtentang Perbendaharaan Negara, undang-undang lain yang terkait dengan perpajakan,Undang-Undang tentang Kepabeanan, Undang-undang tentang Penerimaan Negara BukanPajak, dan Undang-Undang tentang PUPN. Sebagian dari Undang-Undang tersebutmengatur ketentuan tentang piutang negara yang secara spesifik berbeda jenis satu samalainnya (misalnya piutang pajak, piutang bea dan cukai, dan piutang negara versi Undang-Undang PUPN).

PERTAMAKITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

Pasal 1381Perikatan hapus karena pembayaran, karena penawaran pembayaran tunai diikuti denganpenyimpanan atau penitipan, karena pembaharuan hutang, karena perjumpaan hutang ataukompensasi, karena percampuran hutang, karena pembebasan hutang, karena musnahnyabarang yang terhutang, karena kebatalan atau pembatalan, karena berlakunya suatu syaratpembatalan, atau karena lewat waktu.

Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa perikatan/perjanjian hutang piutang dapathapus karena berbagai cara. Perikatan hutang piutang antara pemerintah daerah danpenanggung hutang dapat hapus karena penanggung hutang melakukan pembayaranpelunasan hutangnya, negara membebaskan penanggung hutang dari kewajiban untukmelunasi hutangnya, umur piutang telah lewat waktu (daluwarsa) atau sebab lain yangdiijinkan berdasarkan Pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut di atas.

Melalui penghapusan piutang daerah yang dilakukan secara sepihak oleh pemerintahdaerah selaku pemilik piutang, kewajiban penanggung hutang untuk menyelesaikanhutangnya menjadi hapus. Dalam hal ini, penghapusan piutang daerah merupakanpembebasan hutang Wajib Pajak sebagai penanggung hutang. Dengan hapusnyakewajiban penanggung hutang, maka hapus juga perikatan/perjanjian hutang piutang antarapemerintah daerah dan penanggung hutang. Oleh karena itu, penghapusan piutang daerahdapat dikatakan sebagai penghapusan suatu perikatan/perjanjian karena pembebasanhutang.

Page 6: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

DASAR HUKUMSUB BAB : CHALAMAN : 2

KEDUAUNDANG-UNDANG PERBENDAHARAAN INDONESIA (INDISCHE COMPTABILTEITWET) S.1864-106 YANG DIUBAH DENGAN UU NO. 9 TAHUN 1968

Pasal 19Pemerintah dapat memberikan pembebasan penagihan (atau dengan kata lain,menghapuskan piutang negara) dengan ketentuan:

1. Pemerintah telah mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan ataspembebasan tersebut; dan

2. Pembebasan penagihan dengan jumlah melebihi f.10.000,00 ditetapkan denganundang-undang.

Undang-undang Perbendaharaan Indonesia tersebut sudah tidak berlaku lagi dan digantikandengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

KETIGAUNDANG-UNDANG PERBENDAHARAAN NEGARA NO. 1 TAHUN 2004

Pasal 1 angka 7Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerahdan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjianatau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibatlainnya yang sah.

Pasal 37 ayat (1)Piutang negara/daerah dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat dari pembukuan,kecuali mengenai piutang negara/daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalamundang-undang

KEEMPATUNDANG-UNDANG NO.49 PRP TAHUN 1960 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANGNEGARA

Pasal 8Yang dimaksud dengan piutang Negara atau hutang kepada Negara oleh Peraturan ini,ialah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Negara atau badan-badan yang baik secaralangsung atau tidak langsung dikuasai oleh Negara berdasarkan suatu Peraturan, perjanjianatau sebab apapun

Page 7: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

DASAR HUKUMSUB BAB : CHALAMAN : 3

Undang-undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tersebut tidak membedakan piutang negaradan piutang daerah, sehingga semua piutang yang diurus oleh PUPN didefinisikan sebagaipiutang negara, sedangkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 membedakan pengertianpiutang negara (yang hanya terbatas pada piutang instansi pemerintah pusat saja) denganpengertian piutang daerah (yang merupakan piutang instansi pemerintah daerah).

KELIMAPENJELASAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH NO. 14 TAHUN 2005 TENTANGTATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH

Alinea 6Pengelolaan Piutang Negara/Daerah yang menganut asas-asas umum pengelolaankeuangan negara, juga mengikuti sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntasikeuangan yang berlaku. Berdasarkan standar akuntasi tersebut di dalam pengelolaanpiutang dimungkinkan adanya penghapusan piutang dari pembukuan dengan tidakmenghapuskan hak tagih Negara (didefinisikan sebagai penghapusbukuan secarabersyarat).

Alinea 7Piutang-piutang yang telah dihapuskan secara bersyarat dari pembukuan tersebut, tetapdikelola dan diupayakan penyelesaiannya. Dalam hal upaya-upaya penyelesaian tersebuttidak berhasil, dan kewajiban Penanggung Utang tetap tidak terselesaikan, serta diperolehketerangan dari Pejabat yang berwenang bahwa Penanggung Utang yang bersangkutantidak mempunyai kemampuan lagi untuk menyelesaikan utangnya, dimungkinkandilaksanakannya penghapusan hak tagih Negara (didefinisikan sebagai penghapusbukuansecara mutlak).

KEENAMPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Paragraf 8Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan untukmemberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupunpemeriksa laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Halini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang dikeluarkansebanding dengan manfaat yang diperoleh.

Page 8: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

DASAR HUKUMSUB BAB : CHALAMAN : 4

KETUJUHKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO. 565/KMK.04/2001 TENTANG CARAPENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAN PENETAPAN BESARNYA PENGHAPUSAN

Pasal 1 ayat (2)Piutang pajak yang menurut data administrasi Kantor Pelayanan Pajak atau KantorPelayanan Pajak Bumi dan Bangunan yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi,disebabkan karena:a. Wajib Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak

mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan,b. Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi,c.hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa; ataud. sebab lain sesuai hasil penelitian.

Pasal 2 ayat (1)Untuk memastikan keadaan Wajib Pajak atau piutang pajak yang tidak dapat atau tidakmungkin ditagih lagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, wajib dilakukan penelitiansetempat atau penelitian administrasi oleh Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor PelayananPajak Bumi dan Bangunan dan hasilnya dilaporkan dalam Laporan Hasil Penelitian

Pasal 2 ayat (2)Laporan Hasil Penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menggambarkankeadaan Wajib Pajak atau Piutang Pajak yang bersangkutan sebagai dasar untukmenentukan besarnya Piutang Pajak yang tidak dapat ditagih lagi dan diusulkan untukdihapus.

Page 9: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

DASAR HUKUMSUB BAB : CHALAMAN : 5

KEDELAPANPERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 68/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARAPENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAN PENETAPAN BESARNYA PENGHAPUSAN

Pasal 1 ayat (2)Piutang pajak yang dapat dihapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk WajibPajak orang pribadi adalah piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena:a. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai harta

warisan atau kekayaan;b. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan;c. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;d. dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan

penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidangperpajakan; atau

e. hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena kondisitertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau berdasarkanpertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Pasal 1 ayat (3)Piutang pajak yang dapat dihapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk WajibPajak badan adalah piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena:a. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan;b. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;c. dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan

penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidangperpajakan; atau

d. hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena kondisitertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau berdasarkanpertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Page 10: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

DASAR HUKUMSUB BAB : CHALAMAN : 6

KESEMBILANSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKNO. SE-02/PJ.6/2001 TENTANG USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG PBB

1. Untuk mendapatkan data piutang pajak yang menjadi hak negara yang memungkinkandapat ditagih kepada Wajib Pajak, diperlukan tatausaha piutang pajak yangmencerminkan jumlah piutang pajak yang benar dan dapat ditagih atau dicairkansecara efektif. Oleh karena itu piutang pajak yang sudah tidak dapat ditagih atau tidakmungkin ditagih lagi harus dihapuskan dari tatausaha piutang Pajak Bumi danBangunan. Dengan demikian diharapkan data tunggakan yang ada adalah daftartunggakan riel yang masih dapat ditagih.

2. Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang dapat diusulkan penghapusannya adalahpiutang Pajak Bumi dan Bangunan sampai dengan Ketetapan Tahun Pajak 1994(sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983) dengan daluwarsa setelah lampauwaktu 5 (lima) tahun. Untuk piutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 1995 danseterusnya dapat diajukan usulan penghapusannya setelah lampau waktu (daluwarsa)10 tahun (sesuai Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994).

KESEPULUHKOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHANBULETIN TEKNIS 06 AKUNTANSI PIUTANGBAB VII B PEMBERHENTIAN PENGAKUAN

Pemberhentian pengakuan atas piutang dilakukan berdasarkan sifat dan bentuk yangditempuh dalam penyelesaian piutang dimaksud. Secara umum penghentian pengakuanpiutang dengan cara membayar tunai (pelunasan) atau melaksanakan sesuatu sehinggatagihan tersebut selesai/lunas. Pemberhentian pengakuan piutang selain pelunasan jugadikenal dengan dua cara yaitu penghapustagihan (write-off) dan penghapusbukuan (writedown).

Prosedur hapus tagih piutang negara harus dirancang sebagai prosedur yang taat-hukum,selaras dengan semangat pembangunan perbendaharaan yang sehat, diaplikasikan denganpenuh ketelitian, berbasis Good Corporate Governance (GCG), dengan dokumenpenghapusan yang formal, transparan & akuntabel, dan harus berdampak positif bagipemerintah.

Page 11: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPENDAHULUAN BAB : I

DASAR HUKUMSUB BAB : CHALAMAN : 7

Hapus tagih yang berkaitan dengan perdata dan hapus buku yang berkaitan denganakuntansi untuk piutang, merupakan dua hal yang harus diperlakukan secara terpisah.Penghapusbukuan piutang adalah kebijakan intern manajemen, merupakan proses dankeputusan akuntansi yang berlaku agar nilai piutang dapat dipertahankan sesuai dengan netrealizable value-nya.

Tujuan hapus buku adalah menampilkan aset yang lebih realistis dan ekuitas yang lebihtepat, dan kemungkinan berdampak pula pada besaran pendapatan (revenue) padaLaporan Realisasi Anggaran.

Neraca menggambarkan substansi ekonomik piutang. Substansi ekonomik piutang taktertagih menggambarkan pengakuan kreditur akan substansi ketidakmampuan debitur untukmembayar, ditambah/dilengkapi substansi hukum subyek/debitur misalnya pailit, sakitberkepanjangan, hilang, meninggal dunia tanpa pewaris atau penanggung renteng utang.

Penghapustagihan piutang berkonotasi penghapusan hak tagih atau upaya tagih secaraperdata atas suatu piutang. Substansi hukum penghapustagihan mempunyai konsekuensimenghapuskan catatan (penghapusbukuan). Aset adalah hak, maka hapusnya hak tagihberarti menghapus hak/piutang dari neraca. Apabila pemerintah menerbitkan suatukeputusan penghapusan atau pembebasan bayar bagi debitur, tetapi tidak melakukanhapus-buku piutang, berarti akan menyajikan neraca yang lebih saji (overstated), sehinggatidak menyajikan informasi secara andal.

Penghapusbukuan piutang tidak otomatis menghapus hak tagih yuridis-formil. Di lain pihak,upaya penagihan tetap dilakukan walaupun pemerintah sebagai kreditur sudah putus asadan menghapus buku. Oleh karena itu, terhadap piutang yang sudah dihapusbukukan inimasih dicatat secara ekstra comptabel.

Secara umum, kriteria penghapusbukuan adalah sebagai berikut:a. Penghapusbukuan harus memberi manfaat, yang lebih besar daripada kerugian

penghapusbukuan.b. Memberi gambaran obyektif tentang kemampuan keuangan entitas akuntansi dan

entitas pelaporan.c. Memberi gambaran ekuitas lebih obyektif, tentang penurunan ekuitas.d. Mengurangi beban administrasi/akuntansi, untuk mencatat hal-hal yang tak mungkin

terealisasi tagihannya.

Page 12: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHKEBIJAKAN UMUM BAB : II

PENGERTIANSUB BAB : AHALAMAN : 1

1. Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas laintermasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

2. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerahdan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibatperjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yangberlaku atau akibat lainnya yang sah.

3. Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang kemungkinan tidakdapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang dan/ataukorporasi dan/atau entitas lain. Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak bersifatakumulatif tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran sesuai perkembangankualitas piutang

4. Manajemen piutang pajak daerah adalah semua tindakan yang dilakukan olehadministrasi pajak daerah dalam rangka menjaga kualitas aktiva berupa piutangpajak dapat terjaga dengan baik untuk melindungi kepentingan daerah.

5. Penghapusbukuan adalah pernyataan keputusan tentang penagihan suatu piutang,dapat diawali/diiringi suatu pengumuman yuridis - formil tentang suatu pembebasanpiutang kepada pihak tertentu, sebagian atau seluruhnya, disertai alasan dan lataryabelakang keputusan

6. Penghapusan secara bersyarat dilakukan dengan menghapuskan Piutang Daerahdari pembukuan tanpa menghapuskan hak tagih.

7. Penghapusan secara mutlak dilakukan dengan menghapuskan hak tagih Daerah

Page 13: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHKEBIJAKAN UMUM BAB : II

KEBIJAKAN DAN PRINSIP-PRINSIP UMUMPENANGANAN PIUTANG PAJAK

SUB BAB : BHALAMAN : 1

KEBIJAKAN UMUMUpaya memelihara kelangsungan kegiatan operasional dan aktivitas dari seluruh unit kerjadalam organisasi administrasi pajak adalah bentuk implementasi dari visi, misi, dan strategiadministrasi pajak daerah, yang merupakan tanggung jawab seluruh jajaran administrasipajak daerah.

Setiap unit operasional pada administrasi pajak daerah wajib untuk mengerti dan memahamikebijakan penanganan piutang pajak serta mengimplmenetasikannya, melalui pelaksanaantugas melayani nasabah secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab, sesuai dengantugasnya masing-masing. Implementasi dari penanganan piutang pajak daerah harusmengedepankan aspek minimalisasi kerugian daerah dengan bukti-bukti yang sah.

Pedoman penanganan piutang pajak daerah merupakan implementasi dari kebijakanmanajemen yang dibuat untuk setiap unit operasional dan digunakan sebagai pedomanpelaksanaan penanganan piutang pajak untuk menjamin kelangsungan protes bisnis danaktivitas unit kerja operasional.

PRINSIP-PRINSIP UMUMPedoman penanganan piutang pajak daerah ditetapkan berdasarkan skala prioritas dariperspektif administrasi pajak daerah, dengan memperhatikan perubahan organisasi dankeseimbangan antara manfaat dan biaya.

Setiap unit kerja dalam administrasi pajak daerah harus memperhatikan aspek kecepatanbereaksi terhadap setiap terjadinya piutang pajak daerahguna mengambil langkah-langkahyang telah ditetapkan dalam pedoman penanganan piutang pajak deaerah

Page 14: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

ANALISIS PIUTANGSUB BAB : AHALAMAN : 1

Sesuai dengan Pasal 1381 dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, suatuperikatan dapat hapus karena pembayaran, karena penawaran pembayaran tunai diikutidengan penyimpanan atau penitipan, karena pembaharuan hutang, karena perjumpaanhutang atau kompensasi, karena percampuran hutang, karena pembebasan hutang,karena musnahnya barang yang terhutang, karena kebatalan atau pembatalan, karenaberlakunya suatu syarat pembatalan, atau karena lewat waktu.

Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa perikatan/perjanjian hutang piutangdapat hapus karena berbagai cara. Demikian halnya dalam perikatan hutang piutangantara pemerintah daerah dan penanggung hutang dapat hapus karena penanggunghutang melakukan pembayaran pelunasan hutangnya, pemerintah daerahmembebaskan penanggung hutang dari kewajiban untuk melunasi hutangnya, umurpiutang telah lewat waktu (daluwarsa) atau sebab lain yang diijinkan berdasarkan Pasal1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut di atas. Analisis piutang pajakdilakukan untuk mencari mekanisme pelunasan piutang pajak daerah sehinggaperikatan hutang piutang pajak daerah dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuanyang berlaku dan mencerminkan prinsip transparansi, akuntabilitas dan keadilan.

Pada dasarnya tidak dilunasinya pajak sehingga menimbulkan tunggakan kewajibanpajak kepada pemerintah daerah disebabkan karena Wajib Pajak tidak mau membayardan/atau tidak mampu membayar. Sehingga kedua hal inilah yang menjadi dasar utamadalam analisis piutang pajak.

Wajib Pajak tidak mau membayar bisa jadi disebabkan karena dalam perhitungannyakewajiban yang dibebankan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, atau tidakmencerminkan azas keadilan yang dalam perspektif Wajib pajak bersangkutan harusditerima. Dalam beberapa kasus ketidakmauan membayar juga dikarenakan adanyamoral hazard, yaitu upaya untuk menghindari dari pajak dengan cara melanggarketentuan perundangan yang berlaku. Apabila dalam analisis ditemukan bahwaketidakmauan ini disebabkan karena kebijakan pemerintah daerah yang tidakmencerminkan prinsip pemungutan pajak, maka dapat dilakukan koreksi piutang pajak.Namun apabila ketidakmauan dikarenakan adanya penghindaran dari ketentuan, makapenegakan hukum yang tegas harus dilaksanakan.

Page 15: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

ANALISIS PIUTANGSUB BAB : AHALAMAN : 2

Pada sisi yang lain ketidakmampuan Wajib pajak dalam melunaskan kewajiban yangtertunggak berhubungan dengan ketiadaan sumber dananya, dengan kata lain tidak terdapatdana tunai untuk membayar kewajibannya sampai dengan batas waktunya.Ketidakmampuan ini ada yang bersifat temporer, namun ada juga yang permanen.Ketidakmampuan yang bersifat permanen dapat menjurus kepada dilakukannyapenghapusan piutang yang bersangkutan. Oleh karenanya analisis menyeluruh terhadapketidakmampuan ini menjadi prasyarat utama untuk melakukan tindakan penagihan piutangpajak selanjutnya.

Agar dapat memahami secara jelas permasalahan yang dihadapi Wajib Pajak sehinggatimbul piutang pajak, maka perlu dilakukan penilaian permasalahan secara menyeluruh,cepat dan tepat. Penilaian terhadap Wajib Pajak dalam penanganan piutang pajak dilakukandengan menganalisa dan menilai pilar-pilar kelaikan piutang pajak atas dasar analisatunggakan data internal, kunjungan setempat (on the spot), komunikasi dengan Wajib Pajakmelalui berbagai mekanisme, maupun data dari pihak eksternal (misalnya data dari institusilain).

Page 16: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

ANALISIS PIUTANG SUB BAB : A

ANALISIS MAKRO SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 1

Analisis Makro adalah analisis yang dilakukan terhadap total piutang secara keseluruhan.Analisis makro ini bermanfaat untuk menentukan kebijakan umum kondisi piutang pajakyang ada pada suatu institusi, termasuk institusi perpajakan daerah. Analisis ini secaraumum dilakukan dengan membagi piutang yang ada berdasar kepada umur piutangnya,dengan pertimbangan bahwa semakin lama usia piutang maka semakin tingkatketertagihannya semakin rendah. Analisis piutang berdasar umur ini juga dilakukan untukmelakukan klasterisasi terhadap piutang yang telah daluwarsa dan belum daluwarsa sesuaidengan peraturan perundangan yang berlaku.

Analisis secara makro juga dilakukan dengan membagi piutang berdasar kepada jenispajaknya, sehingga dapat diketahui jenis pajak dengan tingkat piutang yang tertinggi. Selainbermanfaat kepada fokus untuk proses penagihannya, analisis sesuai jenis pajak ini jugabermanfaat untuk melakukan mitigasi risiko secara lebih baik untuk penagihan pajakberikutnya. Analisis makro lainnya dapat dilakukan dengan mendasarkan piutang pajaksesuai dengan geografis, dimana ditinjau dari daerah letak objek atau penanggung pajakberdomisili.

Untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih optimal, maka model-model analisis tersebutdiatas dapat dikombinasikan dengan klasifikasi piutang berdasar materialitas dari jumlahrupiah nilai piutangnya. Hal ini sebagai implementasi dari prinsip pareto dalam piutangpajak, dimana secara umum sebagian besar dari total rupiah nominal piutang pajakdihasilkan oleh sedikit Wajib Pajak, demikian sebaliknya sebagian besar dari kumpulanWajib Pajak yang mempunyai piutang hanya berkontribusi kepada sebagian kecil rupiah daritotal keseluruhan tunggakan piutang pajak.

Berdasar pada best practice untuk materialitas piutang dapat diklasifikasikan dalam 5tingkatan, yaitu:

1. Piutang pajak dibawah Rp.100.000,002. Piutang pajak antara Rp.100.000,00 sampai dengan Rp.500.000,003. Piutang pajak antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,004. Piutang pajak antara Rp.1.000.000,00 sampai dengan Rp.5.000.000,005. Piutang pajak diatas Rp.5.000.000,00

Dalam beberapa kasus untuk lebih meningkatkan kecermatan analisis maka untuk piutangpajak tingkatan 2 (piutang pajak antara Rp.100.000,00 sampai dengan Rp. 500.000,00) dantingkatan 5 (piutang pajak diatas Rp.5.000.000,00) dapat dikelompokkan kembali ke dalampembagian sebagai berikut:

Page 17: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

ANALISIS PIUTANG SUB BAB : A

ANALISIS MAKRO SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 2

Tingkatan 2:1. Piutang pajak antara Rp.100.000,00 sampai dengan Rp.250.000,002. Piutang pajak antara Rp.250.000,00 sampai dengan Rp.500.000,00

Tingkatan 5:1. Piutang pajak antara Rp.5.000.000,00 sampai dengan Rp.25.000.000,002. Piutang pajak antara Rp.25.000.000,00 sampai dengan Rp.50.000.000,003. Piutang pajak antara Rp.50.000.000,00 sampai dengan Rp.100.000.000,006. Piutang pajak antara Rp.100.000.000,00 sampai dengan Rp.500.000.000,007. Piutang pajak diatas Rp.500.000.000,00

Sebagai catatan dapat disampaikan bahwa nilai materialitas tersebut dapat berbeda darisatu daerah kepada daerah lainnya bergantung kepada besaran piutang pajaknya.

Page 18: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

ANALISIS PIUTANG SUB BAB : A

ANALISIS MIKRO SUB SUB BAB : 2HALAMAN : 1

Analisis mikro dilakukan untuk melihat secara lebih detail mengenai posisi dari piutang untuksetiap Wajib Pajak tertentu. Analisis ini bermanfaat sebagai dasar untuk melakukan tindakanyang diperlukan, termasuk namun tidak terbatas kepada penagihan atau penghapusan,terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan. Analisis mikro diantaranya mencakup data subjekpajak dan objek pajak, kemauan dan tingkat kooperatif dari Wajib Pajak, serta kemampuanpendanaan dalam melakukan pembayaran dan harta lainnya yang dimiliki sebagai sumberlain untuk pelunasan piutangnya.

Analisis mikro merupakan bagian yang sangat penting dalam penyelesaian piutang karenasebagai dasar dalam penetapan strategi penagihan untuk memperkecil timbulnya kerugiandaerah. Analisis mikro terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu identifikasi masalah dan diagnosamasalah. Identifikasi masalah bertujuan untuk memfokuskan permasalahan yang dihadapiwajib pajak sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban pembayarannya yaitu dengan carameneliti gejala timbulnya piutang yang timbul secara jelas dan menentukan letakpermasalahan yang sebenarnya. Dengan identifikasi masalah diharapkan dapat diketahuimasalah yang sebenarnya.

Bagian kedua dalam analisis mikro yaitu diagnosa masalah yang dilakukan dengan caraidentifikasi gejala yang terkait dengan bidang lain dan menentukan sebab-sebabpermasalahan yang timbul sehingga piutang pajak tersebut terjadi. Dengan menyusundiagnosa dapat diketahui sebab-sebab, berat atau tidaknya masalah dan caramenyelesaikannya.

Analisis mikro dalam penyelesaian piutang pajak melalui mekanisme pembayaran ataupelunasan uang dapat ditinjau dari 3 pilar, yaitu kemampuan membayar kembali, hartatetap yang dimiliki, dan kredibilitas Wajib Pajak dalam bekerja sama untukmenyelesaikan piutang pajak tersebut.

1. Pilar kemampuan membayar kembali menunjukkan kemampuan membayar baikdalam jangka pendek (pelunasan seketika dan sekaligus) dan jangka menengah(melalui pelunasan secara angsuran). Untuk mekanisme pelunasan melaluiangsuran maka dipengaruhi oleh proyeksi kondisi keuangan Wajib Pajak dalam1 tahun ke depan. Dalam pelunasan angsuran maka diperlukan analisis likuiditasuntuk menunjukkan kemampuan Wajib Pajak membayar tunggakan pajaknyadalam suatu periode yang disepakati bersama, diantarnya apakah arus kasmasuk cukup memadai dan apakah dana digunakan secara effisien sehinggamasih tersedia dana untuk melunasi tunggakan pajaknya.

Page 19: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

ANALISIS PIUTANG SUB BAB : A

ANALISIS MIKRO SUB SUB BAB : 2HALAMAN : 2

2. Pelunasan melalui pembayaran mungkin tidak dapat dipenuhi dengan kas yangtersedia, namun demikian tanggungan pajak tersebut dapat dilunasi melaluipenjualan harta yang dimiliki oleh Wajib Pajak melalui mekanisme sita danlelang. Dalam pilar penjualan harta tetap ini perlu diverifikasi dengan baikmengenai integritas dokumen harta tetap untuk menentukan penguasaan/kontroldan nilai yang diperkirakan akan diperoleh terhadap harta tetap tersebut.Integritas dokumen harta diantaranya meliputi:

a. Kesempurnaan, dimana dilakukan analisa dengan menilai danmemeriksa hak yuridis, dokumentasi (kebenaran komparisi, kelemahanakte notaris), termasuk ada tidaknya pengikatan ganda dan penipuan.

b. Mudah tidaknya dicairkan, dinilai untuk mengetahui apakah harta tetaptersebut dapat dicairkan. Apabila dalam harta yang bersangkutan masihterdapat perselisihan hukum, maka analisis diperlukan untuk menilaikemampuan dalam memperoleh Keputusan Pengadilan yangmenguntungkan (lobbying power nasabah yang dapat mengancamkepentingan pemerintah daerah diperhatikan) dan lamanya proseshukum.

c. Memberikan perkiraan harga jual yang mendekati nilai jual dan waktupenjualan yang dibutuhkan untuk melakukan konversi harta tetaptersebut menjadi uang tunai.

3. Analisis mikro dalam penyelesaian piutang pajak melalui mekanismepembayaran atau pelunasan uang menjadi kurang dalam maknanya apabilatidak dilengkapi dengan analisa mengenai kredibilitas Wajib Pajak dalam bekerjasama untuk menyelesaikan piutang pajak tersebut. Setidaknya terdapat duaparameter untuk menilai pilar kredibilitas Wajib Pajak, yaitu terdiri dari

a. Integritas, untuk mengukur kejujuran Wajib Pajak dimana dinilai untukmengetahui apakah negosiasi dengan Wajib Pajak dapat dilakukandengan benar yang difokuskan pada:- Wajib Pajak menyampaikan informasi yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya atau menyampaikan informasitidak tepat waktu atau bahkan tidak menyampaikan informasi samasekali.

- Reputasi (karakter) Wajib Pajak di masyarakat.

Page 20: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

ANALISIS PIUTANG SUB BAB : A

ANALISIS MIKRO SUB SUB BAB : 2HALAMAN : 3

b. Kerjasama Wajib Pajak, dianalisa untuk mengetahui tingkat kepatuhanWajib Pajak yang difokuskan pada:- Komunikasi Wajib Pajak dengan administrasi pajak (misal selalu

menghindar dari telepon/kunjungan setempat)- Kesediaan Wajib Pajak untuk membantu (misal menyampaikan

dokumen)

c. Kecakapan, untuk mengukur kemampuan Wajib Pajak dimana dianalisauntuk menentukan apakah Wajib Pajak sanggup melakukan perbaikanuntuk memperoleh pembayaran yang diperlukan untuk melunasi piutangpajaknya.

Page 21: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

TINDAK LANJUT HASIL ANALISASUB BAB : BHALAMAN : 1

Analisis secara makro dan mikro akan menghasilkan data mengenai kualitas piutang yangtidak saja bermanfaat untuk membantu penanganan penagihannya tetapi juga memudahkanpencatatan akuntansinya. Secara akuntansi piutang disajikan sebesar nilai bersih yangdapat direalisasikan (net realizable value), yaitu selisih antara nilai nominal piutang denganpenyisihan piutang.

Kualitas piutang dikelompokkan menjadi 4 (empat) dengan klasifikasi sebagai berikut:1. Kualitas Piutang Lancar;2. Kualitas Piutang Kurang Lancar;3. Kualitas Piutang Diragukan;4. Kualitas Piutang Macet.

Penggolongan kualitas piutang pajak yang pemungutannya ditetapkan oleh Kepala Daerah(self assessment) dilakukan dengan ketentuan:

Kualitas Lancar, dengan kriteria:1. Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau2. Wajib Pajak menyetujui hasil pemeriksaan; dan/atau3. Wajib pajak kooperatif; dan/atau4. Wajib pajak likuid; dan/atau5. Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.

Kualitas Kurang Kurang Lancar, dengan kriteria:1. Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau2. Wajib pajak kurang kooperatif; dan/atau3. Wajib Pajak menyetujui sebagian hasil pemeriksaan; dan/atau Wajib pajak mengajukan

keberatan/banding.

Kualitas Diragukan, dengan kriteria:1. Umur piutang 3 sampai dengan 5 tahun; dan/atau2. Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau3. Wajib Pajak tidak menyetujui seluruh hasil pemeriksaan; dan/atau Wajib pajak

mengalami kesulitan likuiditas

Kualitas Macet, dengan kriteria:1. Umur piutang diatas 5 tahun; dan/atau2. Wajib pajak tidak ditemukan; dan/atau3. Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau4. Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).

Page 22: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

TINDAK LANJUT HASIL ANALISASUB BAB : BHALAMAN : 2

Penggolongan kualitas piutang pajak yang pemungutannya ditetapkan oleh Kepala Daerah(official assessment) dilakukan dengan ketentuan:Kualitas Lancar, dengan kriteria:1. Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau2. Wajib pajak kooperatif; dan/atau3. Wajib pajak likuid; dan/atau4. Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.

Kualitas Kurang Kurang Lancar, dengan kriteria:1. Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau2. Wajib pajak kurang kooperatif; dan/atau3. Wajib pajak mengajukan keberatan/banding.

Kualitas Diragukan, dengan kriteria:1. Umur piutang 3 sampai dengan 5 tahun; dan/atau2. Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau3. Wajib pajak mengalami kesulitan likuiditas

Kualitas Macet, dengan kriteria:1. Umur piutang diatas 5 tahun; dan/atau2. Wajib pajak tidak ditemukan; dan/atau3. Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau4. Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).

Berdasarkan klasifikasi atau penggolongan dan analisis piutang tersebut maka terhadappiutang dapat dilakukan beberapa perlakuan diantaranya adalah:

1. Usulan Penghapusan piutangPenghapusan Piutang Pajak Daerah yang tidak dapat atau tidak mungkin lagi ditagihdilakukan apabila:a. Wajib Pajak/Penanggung Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta

warisan dan tidak mempunyai ahli waris.b. Wajib Pajak/Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi.c. Wajib Pajak/Penanggung Pajak dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan,

dan dari hasil penjualan harta tidak mencukupi untuk melunasi utang pajaknya.d. Wajib Pajak/Penanggung Pajak tidak dapat/sulit diketemukan lagi karena:

1) Wajib Pajak/Penanggung Pajak pindah alamat dan tidak mungkin diketemukanlagi.

2) Wajib Pajak/Penanggung Pajak meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.

Page 23: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

TINDAK LANJUT HASIL ANALISASUB BAB : BHALAMAN : 3

2. Penagihan piutang secara aktifPenagihan piutang secara aktif diantaranya dilakukan melalui surat tegoran, suratpaksa, tindakan sita, dan tindakan pelelangan terhadap harta yang dimiliki oleh WajibPajak atau penanggung pajak.

3. Pemeriksaan PajakPemeriksaan pajak bertujuan untuk melihat kapasitas Wajib Pajak dalam melaksanakanketentuan perundangan perpajakan, sekaligus untuk mengevaluasi kemampuan WajibPajak atau penanggung pajak dalam memenuhi pembayaran yang tertunggak

4. Penerbitan Secara SelektifBerdasarkan hasil analisis mengenai piutang pajak, maka dapat dilakukan penerbitanketetapan pajak secara selektif untuk menghindari dari pajak yang tidak dapat dibayaroleh Wajib Pajak

Page 24: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : IIIPENGHAPUSAN PIUTANG SUB BAB : C

USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 1

A. DeskripsiProsedur operasi ini menguraikan rangkaian aktivitas yang dilakukan dalamtata cara pengusulan penghapusan piutang pajak.Pengusulan penghapusan piutang pajak dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.Piutang pajak yang dapat diusulkan untuk dihapuskan adalah piutang pajak yangberdasarkan hasil penelitian dinyatakan tidak dapat ditagih lagi. PengusulanPenghapusan piutang pajak dilakukan Dinas terkait kepada Pimpinan Daerah..

B. Dasar Hukum1) Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

C. Input1) Berita Acara Penelitian Usulan Penghapusan Piutang Pajak.2) Daftar Usulan Piutang Pajak yang dihapuskan.3) Data Piutang Pajak.

D. Output1) Konsep Surat Keputusan Kepala Daerah.2) Surat Perintah Penelitian Setempat.3) Laporan Hasil Penelitian Administrasi.4) Laporan Hasil Penelitian Setempat.5) Daftar Rekapitulasi Piutang Pajak yang dihapuskan.6) Rincian Piutang Pajak yang dihapuskan.

E. Prosedur Kerja1) Melakukan penelitian terhadap piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi dalam

rangka pengusulan penghapusan piutang pajak.Catatan: Dalam hal penelitian yang dilakukan adalah penelitian setempat makaterlebih dahulu diterbitkan Surat Perintah Penelitian Setempat

2) Melakukan penelitian terhadap piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagidalam rangka pengusulan penghapusan piutang pajak, baik melaluipenelitian setempat maupun penelitian administrasi.

3) Membuat Laporan Hasil Penelitian Administrasi dan/atau Laporan Hasil PenelitianSetempat.

4) Membuat Usulan Penghapusan Piutang Pajak yang berisi Daftar RekapitulasiPiutang Pajak yang dihapuskan dan Rincian Piutang Pajak yang dihapuskan.

5) Mengirimkan Usulan Penghapusan Piutang Pajak yang berisi Daftar RekapitulasiPiutang Pajak yang dihapuskan dan Rincian Piutang Pajak yang dihapuskan sertaKonsep Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Piutang Pajakkepada Kepala Daerah.

6) Proses selesai.

Page 25: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : IIIPENGHAPUSAN PIUTANG SUB BAB : C

USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 2

F. Jangka Waktu Penyelesaian1) Surat Pengusulan penghapusan piutang pajak disampaikan 2 (dua) kali setahun.

a. Usulan pertama disampaikan paling lambat tanggal 31 Maret.b. Usulan kedua disampaikan paling lambat tanggal 30 Septem ber.

Page 26: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : IIIPENGHAPUSAN PIUTANG SUB BAB : C

TINDAK LANJUT PENGHAPUSAN PIUTANG SUB SUB BAB : 2HALAMAN : 1

A. DeskripsiProsedur operasi ini menguraikan rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam tatacara tindak lanjut keputusan penghapusan piutang pajak.Penghapusan piutang pajak merupakan salah satu bentuk penghentian pengakuanpiutang pajak. Tujuan penghapusan piutang pajak adalah untuk kepastianhukum atas hak melakukan penagihan pajak dan untuk mencerminkan saldopiutang pajak yang dapat ditagih/dicairkan. Keputusan Kepala Daerah tentangPenghapusan Piutang adalah dokumen sah untuk melakukan penghapusanPiutang Pajak.

B. Dasar Hukum1) Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

C. Input1) Keputusan Kepala Daerah tentang Usulan Penghapusan Piutang Pajak.2) Lampiran Keputusan Kepala Daerah berupa Daftar Rekapitulasi Penghapusan

Piutang Pajak.

D. Output1) Daftar Piutang Pajak yang Dihapuskan.2) Data Piutang Pajak.

E. Prosedur Kerja1) Setelah menerima Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Piutang

Pajak, Pejabat menugaskan petugas untuk menghapuskan piutang pajakpada sistem yang ada.

2) Petugas mengadministrasikan Keputusan Kepala Daerah tentang PenghapusanPiutang Pajak beserta lampirannya.

3) Proses selesai.

F. Jangka Waktu PenyelesaianPaling lambat 1 (satu) bulan semenjak Kepala Daerah tentang Penghapusan PiutangPajak beserta lampirannya diterima.

Page 27: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : D

SURAT TEGURAN SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 1

A. DeskripsiProsedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan dan penyampaian SuratTeguran terhadap Wajib Pajak yang tidak melunasi jumlah pajak yang masih harusdibayar setelah melewati jangka waktu pelunasan. Surat Teguran, Surat Peringatanatau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat untukmenegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya.

B. Dasar Hukum1) Undang-Undang nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat

Paksa s.t.d.d. Undang-Undang nomor 19 Tahun 2000.2) Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

C. Input1) Surat Tagihan Pajak Daerah.2) Surat Ketetapan Pajak Daerah.3) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan.4) Surat Keputusan Pembetulan.5) Surat Keputusan Keberatan.6) Putusan Banding.7) Putusan Peninjauan Kembali.8) Surat Setoran Pajak.9) Bukti Pemindahbukuan.

D. OutputSurat Teguran

E. Prosedur Kerja1) Melakukan penelitian kemudian menyusun dan menyerahkan konsep Surat

Teguran. Dalam melakukan penelitian, Petugas melakukan koordinasi antarbagian yang terkait untuk memperoleh data yang valid tentang nama dan alamatWajib Pajak; Laporan Hasil Pemeriksaan dan Nota Penghitungan; dan statuspengajuan keberatan atau pengajuan permohonan banding..

2) Melakukan penerbitan Surat Teguran atas dasar penagihan pajak yang telahmelewati jangka waktu pelunasan.

3) Beberapa ketentuan terkait dengan penerbitan Surat Teguran adalah sebagaiberikut:

Page 28: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : D

SURAT TEGURAN SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 2

a. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan dan tidak mengajukanpermohonan banding, pelunasan atas jumlah pajak yang belum dibayardilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan SuratKeputusan Keberatan.

b. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, pelunasan atasjumlah pajak yang belum dibayar dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejaktanggal penerbitan Putusan Banding.

c. Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harusdibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau PembahasanAkhir Hasil Verifikasi, pelunasan atas jumlah pajak yang masih harus dibayardilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan surat ketetapanpajak.

d. Dalam hal Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentumenyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalamPembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau Pembahasan Akhir HasilVerifikasi, pelunasan atas jumlah pajak yang masih harus dibayar dilakukanpaling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak.

e. Dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih harusdibayar dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b,huruf c, dan huruf d, pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih denganterlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran.

f. Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada huruf e disampaikan setelah 7(tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran sebagaimana dimaksud padahuruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.

g. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajakyang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir HasilPemeriksaan atau Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi dan Wajib Pajak tidakmengajukan keberatan, Surat Teguran disampaikan setelah 7 (tujuh) harisejak saat jatuh tempo pengajuan keberatan.

h. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajakyang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir HasilPemeriksaan atau Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi dan Wajib Pajak tidakmengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan, Surat Tegurandisampaikan setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pengajuanpermohonan banding.

Page 29: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : D

SURAT TEGURANSUB SUB BAB : 1HALAMAN : 3

i. Apabila sanksi administrasi dalam Surat Tagihan Pajak dikenakan sebagaiakibat diterbitkan surat ketetapan pajak, yang pajak terutangnya tidakdisetujui oleh Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atauPembahasan Akhir Hasil Verifikasi dan atas surat ketetapan pajakdiajukan keberatan dan/atau banding, tindakan penagihan atas SuratTagihan Pajak tersebut ditangguhkan sampai dengan surat ketetapan pajaktersebut mempunyai kekuatan hukum tetap.

4) Melakukan penandatanganan Surat Teguran.5) Melakukan kegiatan penatausahaan dan pengiriman Surat Teguran kepada

Wajib Pajak.6) Proses selesai.

F. Jangka Waktu PenyelesaianSurat Teguran disampaikan setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempopembayaran.

Page 30: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : D

SURAT TEGURAN SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 4

G. Flowchart

Page 31: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : DPENERBITAN DAN PEMBERITAHUAN

SURAT PAKSASUB SUB BAB : 2HALAMAN : 1

A. DeskripsiProsedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan dan pemberitahuan SuratPaksa. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biayapenagihan pajak. Dalam hal jumlah utang pajak tidak dilunasi oleh WajibPajak/Penanggung Pajak setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggaldisampaikan Surat Teguran, Surat Paksa diterbitkan dan diberitahukan secaralangsung oleh Jurusita Pajak kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak. Selain itu,Surat Paksa juga dapat diterbitkan dalam hal :1) terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan

Sekaligus; atau2) Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum

dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

B. Dasar Hukum1) Undang-Undang nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat

Paksa s.t.d.d. Undang-Undang nomor 19 Tahun 2000.2) Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

C. Input1) Surat Teguran.2) Surat Tagihan Pajak Daerah.3) Surat Ketetapan Pajak Daerah.4) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan.5) Surat Keputusan Pembetulan.6) Surat Keputusan Keberatan.7) Putusan Banding.8) Putusan Peninjauan Kembali.9) Surat Setoran Pajak.10) Bukti Pemindahbukuan.

D. Output1) Surat Paksa2) Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa.3) Laporan Pelaksanaan Surat Paksa.

Page 32: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : DPENERBITAN DAN PEMBERITAHUAN

SURAT PAKSASUB SUB BAB : 2HALAMAN : 2

E. Prosedur Kerja1) Melakukan penelitian kemudian menyusun dan menyerahkan konsep Surat

Paksa dan konsep Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa. Dalam melakukanpenelitian, Petugas melakukan koordinasi antar bagian terkait untuk memperolehdata yang valid tentang nama, alamat serta harta kekayaan WajibPajak/Penanggung Pajak.

2) Penerbitan Surat Paksa atas utang pajak yang tidak dilunasi oleh WajibPajak/Penanggung Pajak setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu) hari sejaktanggal disampaikan Surat Teguran.

3) Petugas melakukan penerbitan Surat Paksa atas utang pajak yang tidak dilunasioleh Wajib Pajak/Penanggung Pajak setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu) harisejak tanggal disampaikan Surat Teguran.

4) Pejabat menyetujui dan menandatangani kemudian menugaskan Petugasuntuk melakukan pemberitahuan Surat Paksa kepada Wajib Pajak/PenanggungPajak.

5) Petugas melakukan pemberitahuan Surat Paksa dengan membacakan isi SuratPaksa dan menyerahkan salinan Surat Paksa kepada Wajib Pajak/PenanggungPajak. Selanjutnya Petugas menuangkan pelaksanaan pemberitahuan SuratPaksa tersebut dalam Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa danmenandatangani Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa bersama-samadengan Wajib Pajak/Penanggung Pajak. Setelah melakukan pemberitahuanSurat Paksa, Petugas menyusun, menandatangani dan menyerahkan konsepLaporan Pelaksanaan Surat Paksa kepada atasannya.a. Dalam hal Wajib Pajak/Penanggung Pajak atau pihak lain yang terhadapnya

bisa diberitahukan Surat Paksa menolak untuk menerima Surat Paksa,Petugas meninggalkan Surat Paksa dimaksud dan mencatatnya dalamBerita Acara Pemberitahuan Surat Paksa bahwa Penanggung Pajak tidakmau menerima Surat Paksa.

b. Dalam hal pemberitahuan Surat Paksa atas Wajib Pajak Orang Pribadi atauBadan tidak dapat dilaksanakan, misalnya Petugas tidak menjumpaiseorangpun sebagai pihak yang dapat diberikan dan diberitahukan SuratPajak dimaksud, maka salinan Surat Paksa disampaikan kepadaPenanggung Pajak melalui aparat Pemerintah Daerah setempat.

c. Dalam hal Wajib Pajak/Penanggung Pajak tidak diketahui tempattinggalnya, tempat usaha, atau tempat kedudukannya, penyampaian SuratPaksa dilaksanakan dengan menempelkan salinan Surat Paksa pada papanpengumuman di kantor Pejabat yang menerbitkannya, denganmengumumkan melalui media massa, atau dengan cara lain.

Page 33: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : DPENERBITAN DAN PEMBERITAHUAN

SURAT PAKSASUB SUB BAB : 2HALAMAN : 3

6) Petugas melakukan penatausahaan Surat Paksa, Berita AcaraPemberitahuan Surat Paksa dan Laporan Pelaksanaan Surat Paksa.

7) Proses selesai.

F. Jangka Waktu PenyelesaianSurat Paksa diterbitkan setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggalSurat Teguran disampaikan atau diterbitkan dalam hal :1) Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan

Sekaligus; atau2) Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam

keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

G. Flowchart

Page 34: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : DPENERBITAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PERINTAH

MELAKUKAN PENYITAANSUB SUB BAB : 3HALAMAN : 1

A. DeskripsiProsedur operasi ini menguraikan tata cara Penerbitan dan Penyampaian SuratPerintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) yang dilaksanakan apabila setelahlewat waktu 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam sejak Surat Paksa diberitahukankepada Penanggung Pajak dan utang pajak tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak.

B. Dasar Hukum1) Undang-Undang nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat

Paksa s.t.d.d. Undang-Undang nomor 19 Tahun 2000.2) Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.3) Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tanggal 20 Desember 2000

tentang Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan Pajak dengan SuratPaksa.

C. Input1) Surat Teguran.2) Surat Paksa.3) Surat Tagihan Pajak Daerah.4) Surat Ketetapan Pajak Daerah.5) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan.6) Surat Keputusan Pembetulan.7) Surat Keputusan Keberatan.8) Putusan Banding.9) Putusan Peninjauan Kembali.10) Surat Setoran Pajak.11) Bukti Pemindahbukuan.

D. Output1) Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP).

Page 35: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : DPENERBITAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PERINTAH

MELAKUKAN PENYITAANSUB SUB BAB : 3HALAMAN : 2

E. Prosedur Kerja1) Melakukan penelitian kemudian menyusun dan menyerahkan konsep Surat

Perintah Melaksanakan Penyitaan.2) Penerbitan penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dalam hal Wajib

Pajak/Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak setelah lewat waktu 2 x 24(dua kali dua puluh empat) jam sejak Surat Paksa diberitahukan kepadaPenanggung Pajak.

3) Petugas melakukan penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan atasdasar penagihan pajak yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak/Penanggung Pajaksetelah lewat waktu 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam sejak Surat Paksadiberitahukan kepada Penanggung Pajak.

4) Pejabat menyetujui dan menandatangani kemudian menugaskan Petugasuntuk melakukan pemberitahuan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan kepadaWajib Pajak/Penanggung Pajak serta melakukan penyitaan terhadap barangmilik Wajib Pajak/Penanggung Pajak..

5) Proses selesai.

F. Jangka Waktu PenyelesaianSurat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) diterbitkan apabila setelah lewat 2x 24 (dua kali dua puluh empat) jam sejak Surat Paksa diberitahukankepada Penanggung Pajak dan utang pajak tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak

Page 36: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : DPENERBITAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PERINTAH

MELAKUKAN PENYITAANSUB SUB BAB : 3HALAMAN : 3

G. Flowchart

Page 37: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : D

PELAKSANAAN LELANG SUB SUB BAB : 4HALAMAN : 1

A. DeskripsiProsedur operasi ini menguraikan tata cara pelaksanaan lelang. Lelang adalahsetiap penjualan barang dimuka umum dengan cara penawaran lisan dan atautertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli. Lelangdilaksanakan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan biayapenagihan pajak setelah 14 (empat belas) hari sejak pelaksanaan penyitaan.

B. Dasar Hukum1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2000 tanggal 20

Desember 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan PajakDengan Surat Paksa

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 136 Tahun 2000 tanggal 20Desember 2000 Tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan yangDikecualikan dari Penjualan Secara Lelang dalam Rangka Penagihan Pajakdengan Surat Paksa

C. Input1) Bukti Pelunasan (SSPD).2) Bukti pengurangan (Keputusan Pembetulan/Keputusan Keberatan/Putusan

Banding/Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak/ KeputusanPengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi).

3) Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang.4) Risalah Lelang.5) Surat Ketetapan Pajak Daerah.6) Surat Tagihan Pajak.

D. Output1) Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan.2) Pengumuman Lelang.3) Surat Kesempatan Terakhir.4) Surat Penetapan Harga Limit.

Page 38: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : D

PELAKSANAAN LELANG SUB SUB BAB : 4HALAMAN : 2

E. Prosedur Kerja1) Berdasarkan data dari sistem yang menunjukkan bahwa Wajib

Pajak/Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajaksetelah 14 (empat belas) hari sejak pelaksanaan penyitaan, Jurusita Pajakmembuat konsep Surat Kesempatan Terakhir sebelum tanggal/hari PelaksanaanLelang dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Penagihan.

2) Pejabat menyetujui dan menandatangani Surat Kesempatan Terakhir.3) Petugas menatusahakan dan mengirimkan Surat Kesempatan Terakhir

kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak.4) Dalam hal Wajib Pajak/Penanggung Pajak melunasi utang pajaknya, maka

proses akan dilanjutkan dengan ketentuan mengenai Pencabutan Sita.5) Dalam hal Penanggung Pajak tetap tidak melunasi utang pajaknya, maka

Jurusita Pajak akan membuat konsep Surat Penetapan Harga Limit terhadapbarang-barang yang telah disita dan akan dijual melaui lelang sertamenyampaikannya kepada Pejabat.

6) Pejabat menyetujui dan menandatangani Surat Penetapan Harga Limit.7) Pejabat menugaskan dan memberi disposisi kepada Jurusita Pajak untuk

menginventarisasi aset-aset Penanggung Pajak yang akan dilelang danmembuat konsep Surat permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan

8) Jurusita Pajak menginventarisasi aset-aset Penanggung Pajak yang akandilelang, meneliti dengan melihat data tunggakan beserta pelunasan(SSPD/STTS/SSB/bukti Pbk) atau pengurangan (keputusan pembetulan/keputusan keberatan/putusan banding/keputusan pengurangan atau pembatalanketetapan pajak/keputusan pengurangan atau penghapusan sanksiadministrasi), membuat konsep Surat Permohonan Jadwal Waktu dan TempatPelelangan yang disertai dengan salinan data tunggakan beserta pelunasan ataupengurangan.

9) Pejabat menyetujui dan menandatangani Surat Permohonan Jadwal Waktudan Tempat Pelelangan.

10) Jurusita Pajak menyampaikan Surat Permohonan Jadwal Waktu dan TempatPelelangan beserta kelengkapannya kepada Kantor Pelayanan Piutang danLelang Negara.

11) Setelah menerima Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang, Pejabatmeneruskan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang kepada Jurusita Pajak.

12) Jurusita Pajak membuat konsep Pengumuman Lelang dengan tanggal/hari14 (empat belas) hari sebelum tanggal/hari berdasarkan Surat Penetapan Haridan Tanggal Lelang dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.

13) Pejabat menyetujui dan menandatangani Pengumuman Lelang danmeneruskan kepada Jurusita Pajak.

Page 39: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : D

PELAKSANAAN LELANG SUB SUB BAB : 4HALAMAN : 3

14) Jurusita Pajak mengirimkan Pengumuman Lelang ke penerbit Surat KabarHarian untuk diiklankan atau ditempel di papan pengumuman kantor dalam halPengumuman Lelang terhadap barang dengan nilai paling banyakRp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). Pengumuman Lelang untuk barangbergerak dilakukan 1 (satu) kali dan untuk barang tidak bergerak dilakukan 2(dua) kali.

15) Pelaksanaan Lelang dipimpin oleh Pejabat Lelang dengan didampingi olehPejabat sebagai Penjual Barang Sitaan.

16) Hasil Lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihanpajak yang belum dibayar dan sisanya untuk membayar utang pajak.

17) Pejabat menerima Risalah Lelang dari Kantor Pelayanan Piutang dan LelangNegara dan meneruskan kepada Jurusita Pajak untuk mengupdate datatunggakan pajak dan menatausahakan.

18) Proses selesai.

F. Jangka Waktu PenyelesaianPaling lama 20 (dua puluh) hari kerja

Page 40: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PENAGIHAN PIUTANG SECARA AKTIF SUB BAB : D

PELAKSANAAN LELANG SUB SUB BAB : 4HALAMAN : 4

G. Flowchart

Page 41: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PEMERIKSAAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG SUB BAB : E

KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 1

A. DeskripsiProsedur operasi ini menguraikan tata cara penyusunan kebijakan pemeriksaan.Pemeriksaan yang disusun merupakan Kebijakan Umum sampai denganPenugasan Pemeriksaan. Kebijakan Pemeriksaan disusun dalam rangkapengendalian dan merupakan pedoman serta petunjuk teknis bagi pemeriksa dalampelaksanaan penugasan pemeriksaan Pajak, memberikan kepastian hukum,pelayanan dan pembinaan kepatuhan perpajakan kepada Wajib Pajak.

B. Dasar HukumUndang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

C. Input-

D. OutputSurat Keputusan Kepala Daerah tentang Kebijakan Pemeriksaan Pajak Daerah.

E. Prosedur Kerja1) Melakukan penelitian, mengumpulkan data-data/ketentuan-ketentuan, dan

membuat konsep Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Kebijakan PemeriksaanPajak Daerah.Catatan: Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan terhadapketentuan Pajak Daerah, untuk penagihan pajak, dan untuk tujuan lain(penghapusan piutang Pajak Daerah).

2) Meminta co sign/pendapat atas konsep Surat Keputusan Kepala Daerah tentangKebijakan Pemeriksaan Pajak Daerah.

3) Kepala Daerah menyetujui dan menandatangani konsep Surat Keputusan KepalaDaerah tentang Kebijakan Pemeriksaan Pajak Daerah.

4) Proses selesai.

F. Jangka Waktu PenyelesaianPaling lama 3 (tiga) bulan (Proses penyusunan Kebijakan Pemeriksaan PajakDaerah).

Page 42: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PEMERIKSAAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG SUB BAB : E

KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH SUB SUB BAB : 1HALAMAN : 2

Page 43: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PEMERIKSAAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG SUB BAB : E

PEMERIKSAAN PAJAK DAERAHSUB SUB BAB : 2HALAMAN : 1

G. DeskripsiProsedur operasi ini menguraikan tata cara pemeriksaan pajak daerah, yang dapatdilakukan dalam hal:1) Pengujian kepatuhan terhadap ketentuan/peraturan Pajak Daerah.2) Penagihan Pajak.3) Tujuan lain : Penghapusan Piutang Pajak Daerah.

H. Dasar HukumUndang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

I. Input3) Buku Register Pemeriksaan Pajak Daerah.4) Kertas Kerja Pemeriksaan Pajak Daerah.

J. Output3) Surat Perintah Pemeriksaan Pajak Daerah (SP2PD).4) Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak Daerah (SP3D).5) Surat Panggilan Pemeriksaan Pajak Daerah (SPgPD).6) Kertas Kerja Pemeriksaan Pajak Daerah (KKPPD).7) Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak Daerah (LHPPD).8) Nata Penghitungan Pajak Daerah.

K. Prosedur Kerja4) Melakukan penelitian, kemudian menyusun daftar Wajib Pajak yang memenuhi

kriteria untuk dilakukan pemeriksaan.5) Menugaskan Tim Pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan terhadap Wajib

Pajak yang memenuhi kriteria dengan menerbitkan Surat Perintah PemeriksaanPajak Daerah (SP2PD) dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak Daerah(SP3D).

6) Tim Pemeriksa menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak Daerah(SP3D) kepada Wajib Pajak.

7) Tim Pemeriksa meneliti data dan dokumen yang ada di kantor. Dari hasilpenelitian tersebut diputuskan apakah akan dilakukan Pemeriksaan Kantor atauPemeriksaan Lapangan.

8) Apabila diperlukan, Tim Pemeriksa dapat melakukan pemanggilan kepada WajibPajak dengan menyampaikan Surat Panggilan Pemeriksaan Pajak Daerah(SPgPD) Wajib Pajak.

Page 44: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHPROSEDUR PELAKSANAAN BAB : III

PEMERIKSAAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG SUB BAB : E

PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH SUB SUB BAB : 2HALAMAN : 2

9) Tim Pemeriksa melakukan Pemeriksaan Pajak Daerah (Pemeriksaan Kantor atauPemeriksaan Lapangan) kemudian menuangkan dalam Kertas KerjaPemeriksaan Pajak Daerah (KKPPD).

10) Berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan Pajak Daerah (KKPPD) yang telahdisetujui oleh Pejabat, Tim Pemeriksa membuat Laporan Hasil PemeriksaanPajak Daerah (LHPPD) dan Nota Penghitungan Pajak Daerah.

11) Tim Pemeriksa menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak Daerah(LHPPD) kepada Wajib Pajak.

12) Proses selesai.

L. Jangka Waktu Penyelesaian1) Pemeriksaan Kantor adalah paling lama 2 (dua) bulan yang dihitung sejak

tanggal Surat Perintah Pemeriksaan Pajak Daerah (SP2PD) sampai dengantanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak Daerah (LHPPD).

2) Pemeriksaan Lapangan adalah paling lama 3 (tiga) bulan yang dihitung sejaktanggal Surat Perintah Pemeriksaan Pajak Daerah (SP2PD) sampai dengantanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak Daerah (LHPPD).

Page 45: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 1

TAHUNPAJAK

PIUTANG POKOKPAJAK

POTENSI DENDAPAJAK

JUMLAHNOP

1995 912 (474) 11996 585,754,183 258,022,726 14,3101997 242,690,096 94,874,668 10,2981998 432,371,275 188,079,915 21,3681999 880,029,131 400,643,573 30,9512000 1,089,651,605 494,278,116 35,4572001 2,049,053,333 843,705,762 45,1382002 2,054,019,105 683,419,527 33,7432003 1,538,413,661 622,427,635 24,2422004 1,961,451,232 792,418,659 32,5792005 1,824,938,263 846,791,621 26,8102006 3,058,179,447 1,433,748,647 31,9392007 5,766,996,228 2,680,214,877 48,0322008 6,458,290,073 2,952,416,725 37,7192009 9,145,582,944 4,321,924,978 42,8192010 12,835,506,236 6,112,969,708 46,2092011 21,071,740,362 7,675,382,916 57,6022012 36,076,726,438 16,220,625,888 69,3502013 28,105,390,598 12,727,729,885 57,1782014 30,666,877,388 14,096,485,163 62,1632015 36,349,633,820 16,523,127,762 69,0892016 38,732,461,960 7,449,263,652 81,583

GrandTotal 240,925,758,290 97,418,551,929 878,580

Page 46: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 2

TAHUNPAJAK

JUMLAH NOP PER NOMINAL TUNGGAKAN

GRANDTOTAL

A B1 B2 C D E

(s.d.100,000)

(100,001s.d.

250,000)

(250,001s.d.

500,000)

(500,001s.d.

1,000,000)

(1,000,001s.d.

5,000,000)

(diatas5,000,001)

1995 1 - - - - - 11996 13,517 472 177 86 51 7 14,3101997 9,964 226 65 33 8 2 10,2981998 21,008 256 66 27 10 1 21,3681999 30,010 650 177 73 37 4 30,9512000 33,970 1,112 241 88 45 1 35,4572001 42,333 2,033 476 191 80 25 45,1382002 31,167 1,675 517 242 116 26 33,7432003 22,220 1,280 443 188 84 27 24,2422004 29,978 1,663 508 292 108 30 32,5792005 24,353 1,526 558 232 97 44 26,8102006 28,350 2,130 742 356 291 70 31,9392007 42,590 3,320 1,033 398 522 169 48,0322008 28,289 6,080 1,763 912 528 147 37,7192009 31,016 7,506 2,100 1,202 739 256 42,8192010 29,910 10,269 3,086 1,648 981 315 46,2092011 33,103 15,161 4,780 2,476 1,555 527 57,6022012 34,571 20,115 7,021 3,779 2,642 1,222 69,3502013 29,675 15,802 5,654 2,957 2,192 898 57,1782014 31,982 17,148 6,277 3,353 2,427 976 62,1632015 35,080 19,151 7,275 3,827 2,693 1,063 69,0892016 41,817 22,526 8,506 4,563 2,983 1,188 81,583

Grand Total 624,904 150,101 51,465 26,923 18,189 6,998 878,580

Page 47: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 3

No LamaMenunggak Jumlah NOP Jumlah Piutang Pokok

PajakJumlah Potensi Denda

Pajak

1 1 tahun 24,542 10,073,714,807 3,259,501,0022 2 tahun 18,580 17,711,582,676 5,362,927,4143 3 tahun 15,571 13,790,641,481 5,502,937,6954 4 tahun 13,323 14,122,148,362 5,867,414,5085 5 tahun 11,509 21,866,047,851 5,069,378,8776 6 tahun 9,726 18,064,764,588 7,772,085,4357 7 tahun 8,792 16,901,608,160 7,415,878,1648 8 tahun 6,740 15,641,203,572 6,910,772,1899 9 tahun 6,240 17,232,923,565 7,622,650,359

10 10 tahun 5,857 18,036,014,128 7,987,709,40411 11 tahun 5,747 18,585,139,891 8,304,665,74512 12 tahun 4,980 15,065,110,807 6,727,537,17813 13 tahun 4,405 15,305,976,211 6,842,850,67014 14 tahun 4,195 11,316,531,555 5,065,217,46715 15 tahun 3,187 7,230,478,161 3,244,168,02816 16 tahun 2,151 3,826,653,358 1,708,513,09217 17 tahun 1,363 2,448,186,864 1,098,154,37118 18 tahun 791 1,738,077,166 776,205,94819 19 tahun 380 1,124,962,701 499,289,08420 20 tahun 210 790,051,668 356,173,63221 21 tahun 36 53,940,718 24,521,667

Grand Total 148,325 240,925,758,290 97,418,551,929

Page 48: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 4

TahunPajak

Ketetapan PBB Piutang PBBPotensi Denda

% Piutang/ Ketetapan

Jumlah Ketetapan JumlahNOP Jumlah Piutang Jumlah

NOPJumlah

RpJumlah

NOP1995 87,100 2 912 1 (474) 1.0% 50.0%1996 3,155,756,639 63,988 585,754,183 14,310 258,022,726 18.6% 22.4%1997 3,400,171,216 72,006 242,690,096 10,298 94,874,668 7.1% 14.3%1998 3,754,327,732 79,993 432,371,275 21,368 188,079,915 11.5% 26.7%1999 4,511,576,097 98,506 880,029,131 30,951 400,643,573 19.5% 31.4%2000 6,320,193,440 118,856 1,089,651,605 35,457 494,278,116 17.2% 29.8%2001 23,237,281,400 141,941 2,049,053,333 45,138 843,705,762 8.8% 31.8%2002 31,507,227,423 135,203 2,054,019,105 33,743 683,419,527 6.5% 25.0%2003 33,614,127,549 140,577 1,538,413,661 24,242 622,427,635 4.6% 17.2%2004 35,718,168,082 142,950 1,961,451,232 32,579 792,418,659 5.5% 22.8%2005 39,947,220,182 148,764 1,824,938,263 26,810 846,791,621 4.6% 18.0%2006 46,114,111,672 154,951 3,058,179,447 31,939 1,433,748,647 6.6% 20.6%2007 57,976,088,223 158,353 5,766,996,228 48,032 2,680,214,877 9.9% 30.3%2008 72,719,087,506 162,548 6,458,290,073 37,719 2,952,416,725 8.9% 23.2%2009 94,775,668,209 167,371 9,145,582,944 42,819 4,321,924,978 9.6% 25.6%2010 107,590,928,478 171,993 12,835,506,236 46,209 6,112,969,708 11.9% 26.9%2011 134,562,938,881 176,221 21,071,740,362 57,602 7,675,382,916 15.7% 32.7%2012 187,440,808,375 195,168 36,076,726,438 69,350 16,220,625,888 19.2% 35.5%2013 177,419,643,208 174,791 28,105,390,598 57,178 12,727,729,885 15.8% 32.7%2014 182,275,098,746 179,158 30,666,877,388 62,163 14,096,485,163 16.8% 34.7%2015 219,003,866,979 183,908 36,349,633,820 69,089 16,523,127,762 16.6% 37.6%2016 221,859,302,061 188,247 38,732,461,960 81,583 7,449,263,652 17.5% 43.3%2017 218,258,013,187 79,558 - - - 0.0% 0.0%

GrandTotal 1,905,161,692,385 3,135,053 240,925,758,290 878,580 97,418,551,929 12.6% 28.0%

Page 49: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 5

TahunPajak Golongan PIUTANG_POKOK_PAJAK POTENSI_DENDA_PAJAK NOP

1995 A 912 (474) 1

1996

A 201,318,376 90,998,852 13,517B1 75,050,681 35,300,966 472B2 61,283,051 28,603,608 177C 62,306,373 28,882,523 86D 99,174,251 47,603,641 51E1 38,084,902 3,335,592 6E2 48,536,549 23,297,544 1

1997

A 134,458,480 60,069,539 9,964B1 34,919,280 15,948,270 226B2 22,220,544 10,256,840 65C 23,939,402 10,658,192 33D 13,827,650 6,637,272 8E1 13,324,740 (8,695,445) 2

1998

A 322,823,966 152,145,802 21,008B1 38,201,947 17,358,211 256B2 23,335,980 10,476,559 66C 19,924,865 9,563,935 27D 20,611,937 9,893,730 10E1 7,472,580 (11,358,322) 1

1999

A 522,044,487 245,607,825 30,010B1 99,020,073 46,230,516 650B2 60,422,966 28,228,300 177C 50,075,350 23,398,000 73D 68,768,786 31,006,989 37E1 17,260,469 (3,797,817) 3E3 62,437,000 29,969,760 1

2000

A 695,198,004 323,881,958 33,970B1 166,706,406 77,120,826 1,112B2 83,057,016 38,542,009 241C 60,086,587 28,549,152 88D 79,312,392 23,644,395 45E1 5,291,200 2,539,776 1

2001

A 916,066,780 430,090,453 42,333B1 306,835,309 140,972,536 2,033B2 164,080,122 76,124,465 476C 131,052,576 54,375,008 191D 241,217,411 108,473,041 80E1 243,799,733 74,069,102 24E2 46,001,402 (40,398,843) 1

Page 50: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 6

TahunPajak Golongan PIUTANG_POKOK_PAJAK POTENSI_DENDA_PAJAK NOP

2002

A 676,600,534 308,077,928 31,167B1 254,054,255 108,015,948 1,675B2 178,745,887 79,776,460 517C 166,623,870 72,496,965 242D 301,958,941 98,254,789 116E1 243,756,024 103,105,926 24E2 34,476,900 16,548,912 1E4 197,802,694 (102,857,401) 1

2003

A 490,507,054 206,999,819 22,220B1 194,035,547 86,207,202 1,280B2 154,844,477 66,681,050 443C 127,558,014 47,255,194 188D 237,163,524 76,920,852 84E1 268,295,753 106,679,058 25E2 66,009,292 31,684,460 2

2004

A 680,007,323 315,311,339 29,978B1 249,054,316 112,035,547 1,663B2 176,235,394 82,254,060 508C 196,218,284 86,131,593 292D 292,501,514 110,317,888 108E1 272,019,682 125,305,421 27E2 95,414,719 (38,937,189) 3

2005

A 562,066,531 265,481,122 24,353B1 233,375,978 110,121,547 1,526B2 194,299,306 92,449,147 558C 158,168,142 73,575,811 232D 259,011,174 119,328,804 97E1 392,447,702 173,561,864 43E2 25,569,430 12,273,326 1

2006

A 697,663,047 329,044,998 28,350B1 327,143,822 155,838,939 2,130B2 257,240,305 123,142,400 742C 239,210,267 108,322,819 356D 828,175,625 389,822,671 291E1 606,283,833 278,394,797 67E2 102,462,548 49,182,023 3

Page 51: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 7

TahunPajak Golongan PIUTANG_POKOK_PAJAK POTENSI_DENDA_PAJAK NOP

2007

A 1,194,441,266 543,726,858 42,590B1 498,575,096 229,059,201 3,320B2 359,651,060 169,611,896 1,033C 260,597,712 124,959,556 398D 1,517,312,526 713,134,725 522E1 1,375,574,068 630,517,281 157E2 294,146,000 141,190,080 9E3 130,544,800 62,661,504 2E4 136,153,700 65,353,776 1

2008

A 1,143,730,808 506,835,302 28,289B1 913,674,638 416,284,040 6,080B2 617,634,331 278,885,417 1,763C 624,617,138 280,937,864 912D 1,538,681,104 702,544,084 528E1 1,173,192,012 553,146,206 136E2 323,092,862 154,423,566 9E3 123,667,180 59,360,246 2

2009

A 1,308,346,307 597,653,945 31,016B1 1,119,030,600 529,092,745 7,506B2 731,821,826 341,888,779 2,100C 830,016,383 393,155,176 1,202D 2,215,035,658 1,048,318,603 739E1 2,127,325,166 1,021,092,368 238E2 414,921,298 199,162,224 13E3 158,202,082 75,936,999 3E4 240,883,624 115,624,139 2

2010

A 1,374,020,321 635,535,608 29,910B1 1,560,784,427 742,389,733 10,269B2 1,068,102,637 511,783,678 3,086C 1,152,987,604 553,187,554 1,648D 2,901,286,556 1,376,485,428 981E1 2,621,530,162 1,258,326,332 293E2 382,751,387 183,720,666 12E3 352,085,734 169,001,153 6E4 298,708,384 143,380,024 2E5 1,123,249,024 539,159,532 2

Page 52: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 8

TahunPajak Golongan PIUTANG_POKOK_PAJAK POTENSI_DENDA_PAJAK NOP

2011

A 1,419,318,058 650,367,952 33,103B1 2,315,367,745 1,108,105,091 15,161B2 1,640,876,941 786,137,070 4,780C 1,733,758,754 827,690,418 2,476D 4,623,070,884 2,215,691,596 1,555E1 4,318,048,107 2,072,219,831 486E2 798,182,526 383,127,614 24E3 609,627,440 292,621,171 9E4 935,187,900 448,890,192 6E5 2,678,302,007 (1,109,468,019) 2

2012

A 1,704,763,343 798,538,652 34,571B1 3,137,124,629 1,499,810,076 20,115B2 2,419,863,996 1,159,728,760 7,021C 2,652,539,875 1,270,037,945 3,779D 7,883,444,404 3,774,168,988 2,642E1 10,581,974,012 5,076,301,955 1,107E2 2,498,054,862 1,199,066,336 76E3 1,881,012,263 902,885,886 26E4 1,568,576,730 752,916,830 10E5 1,749,372,324 (212,829,540) 3

2013

A 1,449,242,397 693,673,191 29,675B1 2,449,868,760 1,172,291,076 15,802B2 1,942,943,443 930,022,334 5,654C 2,083,282,810 996,867,816 2,957D 6,397,795,306 3,052,339,158 2,192E1 7,752,363,674 3,643,809,518 805E2 1,903,714,082 901,605,820 58E3 1,618,375,252 747,346,088 23E4 1,569,250,850 753,240,408 10E5 938,554,024 (163,465,524) 2

2014

A 1,565,237,593 749,820,905 31,982B1 2,665,593,520 1,275,895,157 17,148B2 2,167,082,902 1,036,535,925 6,277C 2,362,009,902 1,130,730,848 3,353D 7,084,170,192 3,379,478,375 2,427E1 8,494,896,629 4,054,550,582 878E2 2,016,830,686 955,901,790 61E3 1,715,836,368 794,127,423 25E4 1,744,375,780 837,300,374 10E5 850,843,816 (117,856,216) 2

Page 53: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 9

TahunPajak Golongan PIUTANG_POKOK_PAJAK POTENSI_DENDA_PAJAK NOP

2015

A 1,716,667,205 788,092,307 35,080B1 2,980,052,171 1,367,297,842 19,151B2 2,516,042,651 1,153,774,342 7,275C 2,691,320,165 1,235,264,352 3,827D 7,847,193,483 3,587,905,917 2,693E1 9,080,938,434 4,161,590,382 938E2 2,733,793,152 1,219,246,470 81E3 1,773,911,330 787,928,703 27E4 2,251,856,230 1,035,853,865 14E5 2,757,858,999 1,186,173,582 3

2016

A 2,052,114,628 451,201,230 41,817B1 3,504,132,417 770,091,980 22,526B2 2,939,528,261 646,007,127 8,506C 3,219,458,880 706,759,195 4,563D 8,651,530,655 1,900,364,842 2,983E1 10,141,177,654 2,213,890,315 1,059E2 2,944,529,413 638,236,497 86E3 1,680,807,431 318,447,359 26E4 2,325,027,870 511,506,132 15E5 1,274,154,751 (707,241,025) 2

Grand Total 240,925,758,290 97,418,551,929 878,580

Page 54: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 10

KETETAPAN PAJAK DAERAH

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak

201 1045 2011 2012 2013Air Tanah 29,093,723,451 33,125,351,999 37,726,279,351Hiburan 5,347,306,623 2,163,302,567Hotel 182,831,106,284 77,487,124,498Mineral Bukan Logam danBatuan 71,032,750Parkir 2,401,551,835 229,275,829Reklame 3,222,528,031 6,605,691,092Restoran 1,147,600 104,501,339 28,445,681,984 18,649,266,215Penerangan Jalan

Grand Total 1,147,600 104,501,339 29,093,723,451 255,373,526,757 142,931,972,302

PIUTANG PAD

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak

201 1045 2011 2012 2013Air Tanah 519,986,216 764,132,546 966,846,721Hiburan 275,781,446 112,603,579Hotel 3,312,423,215 2,580,190,346Mineral Bukan Logam danBatuanParkir 115,406,000ReklameRestoran 1,147,600 104,501,339 706,493,161 1,299,886,906Penerangan Jalan

Grand Total 1,147,600 104,501,339 519,986,216 5,174,236,368 4,959,527,552

PERSENTASE PIUTANG TERHADAP KETETAPAN PAD

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak

201 1045 2011 2012 2013Air Tanah #DIV/0! #DIV/0! 1.79% 2.31% 2.56%Hiburan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5.16% 5.21%Hotel #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.81% 3.33%Mineral Bukan Logam danBatuan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00%Parkir #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.81% 0.00%Reklame #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00% 0.00%Restoran 100.00% 100.00% #DIV/0! 2.48% 6.97%Penerangan Jalan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Grand Total 100.00% 100.00% 1.79% 2.03% 3.47%

Page 55: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 11

KETETAPAN PAJAK DAERAH

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak

Grand Total2014 2015 2016 2017

Air Tanah 45,845,926,200 55,462,486,750 59,211,649,839 50,372,378,372 310,837,795,962Hiburan 3,904,024,302 4,757,479,615 8,268,393,362 5,074,685,762 29,515,192,232Hotel 89,650,710,089 94,697,789,125 297,895,306,058 163,807,807,977 906,369,844,032Mineral Bukan Logam danBatuan 320,687,700 100,211,250 4,995,000 13,323,000 510,249,700Parkir 364,289,500 1,447,107,688 2,130,341,375 213,676,959 6,786,243,186Reklame 2,717,873,279 3,138,459,109 3,106,361,922 4,302,362,105 23,093,275,538Restoran 28,644,926,521 29,638,439,333 43,718,319,709 37,102,496,819 186,304,779,520Penerangan Jalan 8,986,297,987 10,759,510,255 19,745,808,242

Grand Total 180,434,735,579 189,241,972,870 414,335,367,265 271,646,241,249 1,483,163,188,412

PIUTANG PAD

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak

Grand Total2014 2015 2016 2017

Air Tanah 1,209,956,398 1,500,114,100 1,780,211,380 6,833,344,529 13,574,591,888Hiburan 106,118,788 188,085,110 1,337,557,965 714,024,076 2,734,170,964Hotel 9,233,640,686 12,233,425,174 23,469,649,676 17,508,927,561 68,338,256,659Mineral Bukan Logam danBatuan 97,413,750 97,413,750Parkir 3,656,650 31,201,956 11,479,000 161,743,606Reklame 1,850,580 49,194,652 51,045,232Restoran 2,817,667,207 6,274,564,028 19,138,196,932 10,923,876,711 41,266,333,884Penerangan Jalan - - -

Grand Total 13,367,383,079 20,297,258,812 45,758,668,489 36,040,846,528 126,223,555,983

PERSENTASE PIUTANG TERHADAP KETETAPAN PAD

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak

Grand Total2014 2015 2016 2017

Air Tanah 2.64% 2.70% 3.01% 13.57% 4.37%Hiburan 2.72% 3.95% 16.18% 14.07% 9.26%Hotel 10.30% 12.92% 7.88% 10.69% 7.54%Mineral Bukan Logam danBatuan 0.00% 97.21% 0.00% 0.00% 19.09%Parkir 0.00% 0.25% 1.46% 5.37% 2.38%Reklame 0.00% 0.00% 0.06% 1.14% 0.22%Restoran 9.84% 21.17% 43.78% 29.44% 22.15%Penerangan Jalan 0.00% #DIV/0! #DIV/0! 0.00% 0.00%

Grand Total 7.41% 10.73% 11.04% 13.27% 8.51%

Page 56: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB

BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHLAMPIRAN BAB : IV

ANALISIS MAKRO PIUTANG PAJAKSUB BAB : AHALAMAN : 12

JUMLAH KETETAPAN YANGDITERBITKAN

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak Grand

Total201 1045 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017Air Tanah 4,490 5,217 5,938 8,284 12,536 16,378 16,285 69,128Hiburan 1,061 563 450 488 654 547 3,763Hotel 3,673 2,521 2,414 2,488 3,400 3,024 17,520Mineral Bukan Logamdan Batuan 7 13 9 2 6 37Parkir 43 42 30 28 64 41 248Reklame 539 612 200 194 235 152 1,932Restoran 1 1 2,418 2,037 1,747 1,433 2,314 1,948 11,899Penerangan Jalan 1 1 2Grand Total 1 1 4,490 12,951 11,720 13,139 17,176 23,047 22,004 104,529

JUMLAH PIUTANG

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak Grand

Total201 1045 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017Air Tanah 229 267 242 288 396 746 2,624 4,792Hiburan 145 83 67 81 157 119 652Hotel 185 182 289 436 877 827 2,796Mineral Bukan Logamdan Batuan 7 7Parkir 7 4 24 15 50Reklame 1 5 6Restoran 1 1 284 359 307 319 479 466 2,216Penerangan JalanGrand Total 1 1 229 888 866 951 1,243 2,284 4,056 10,519

PERSENTASE PIUTANG TERHADAP KETETAPANPAD

Jenis Pajak DaerahTahun Pajak Grand

Total201 1045 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017Air Tanah #DIV/0! #DIV/0! 5.10% 5.12% 4.08% 3.48% 3.16% 4.55% 16.11% 6.93%Hiburan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.67% 14.74% 14.89% 16.60% 24.01% 21.76% 17.33%Hotel #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5.04% 7.22% 11.97% 17.52% 25.79% 27.35% 15.96%Mineral Bukan Logamdan Batuan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00% 0.00% 77.78% 0.00% 0.00% 18.92%Parkir #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16.28% 0.00% 0.00% 14.29% 37.50% 36.59% 20.16%Reklame #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.43% 3.29% 0.31%Restoran 100.00% 100.00% #DIV/0! 11.75% 17.62% 17.57% 22.26% 20.70% 23.92% 18.62%Penerangan Jalan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00% #DIV/0! #DIV/0! 0.00% 0.00%Grand Total 100.00% 100.00% 5.10% 6.86% 7.39% 7.24% 7.24% 9.91% 18.43% 10.06%

Page 57: BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAHpad.djpk.kemenkeu.go.id/asset_front/pdf/TRAMPIL_Arrears... · 2019. 3. 19. · BUKU PEDOMAN MANAJEMEN PIUTANG PAJAK DAERAH PENDAHULUAN BAB