BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca...

99
BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2018 fakultas ekonomi dan bisnis islam

Transcript of BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca...

Page 1: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

BUKU PEDOMANKARYA TULIS ILMIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2018

fakultas ekonomi dan bisnis islam

Page 2: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

BUKU PEDOMANPENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PONOROGO2018

Page 3: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAHFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM©2018

Tim Penyusun:Dr. Lutfi Hadi Aminudin, M.Ag.Dr. Aji Damanuri, M.Ag.Dr. Ely MasykurohRidho Rokamah, M.Si.Unun Roudhotul Jannah, M.Si.Agung Eka Purwana, M.Si.Ika Susilawati, M.M.

Desain sampul dan Layout:Muhtadin Amri, M.S.Ak.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

Page 4: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

iii

KATA PENGANTAR

Menulis karya ilmiah merupakan bagian yang tak dapatdilepaskan dari kehidupan akademik seorang mahasiswa saat menjalaniperkuliahan. Berbagai bentuk tulisan akademik menjadi hal yang perludipahami oleh setiap mahasiswa, mengingat karya tulis yang dibuatmenjadi refleksi pemahaman dari setiap bidang ilmu yang dipelajari.Karya ilmiah merupakan suatu tulisan ataupun karangan yang didapatkansesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari dari berbagai hasilpengamatan, penelitian, dan peninjauan terhadap bidang ilmu tertentu,yang disusun dengan menggunakan metode tertentu denganmemperhatikan sistematika penulisan yang baik dan santun, serta dapatdipertanggungjawabkan keilmiahannya. Penulisan karya ilmiah memilikiperanan dan kedudukan yang sangat penting dan merupakan bagian darituntutan formal akademik. Penulisan karya ilmiah dapat berupa bagiandari tugas kuliah yang diberikan dosen kepada mahasiswa, yakni dalambentuk esai, anotasi bibliografi, reviu buku, dan artikel ilmiah, ataumerupakan salah satu syarat penyelesaian studi untuk memperoleh gelarsarjana, dalam bentuk skripsi.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini disusun sebagai rujukanbagi mahasiswa di lingkungan FEBI IAIN Ponorogo dalam menuliskarya ilmiah seperti esai, reviu buku, anotasi bibliografi dan artikelilmiah. Dengan hadirnya pedoman yang jelas, diharapkan terciptakeseragaman tata cara penulisan karya ilmiah oleh para mahasiswa yangsesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang berlaku dan diakui dalamdunia akademik. Pedoman ini memberikan rambu-rambu umum yangmemuat hal-hal pokok yang berkaitan dengan penulisan karya ilmiahyang umumnya ditulis oleh mahasiswa selama proses perkuliahan.

Page 5: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

iv

Pedoman ini disusun untuk memberikan panduan umum kepadasivitas akademika FEBI IAIN Ponorogo terutama para mahasiswa dalammenulis karya ilmiah. Melalui rambu-rambu umum yang disampaikan didalamnya, diharapkan muncul persamaan persepsi para mahasiswa lintasfakultas dan program studi yang ada di lingkungan FEBI IAIN Ponorogodalam menulis karya ilmiah, terutama dari segi karakteristik dansistematika penulisannya.

Adapun kegunaan karya ilmiah bagi penulis dan pembacaadalah:1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil

penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis danmetodologis.

2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidakhanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampumenjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalambidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahanatransformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atauorang-orang yang berminat membacanya.

4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswadalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karyailmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan danpendidikan dari jurusannya.

5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.6. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;7. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;8. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;9. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan

sistematis;10. Memperoleh kepuasan intelektual;11. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

Page 6: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

v

12. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitianselanjutnya

13. Pembaca dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulisankarya ilmiah.

14. Pembaca dapat mengetahui dan memahami naskah ilmiah, jenis-jenis dan ciri-ciri serta syarat-syarat dalam penulisan karya ilmiah.

15. Pembaca dapat mengetahui, memahami dan mampumengimplementasikan teori, konsep dan langkah-langkah penulisankarya ilmiah dan unsur-unsurnya.

16. Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajiankepustakaan untuk mengimplementasikan dalam penulisan karyailmiah.

17. Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentangpembuatan skipsi, tesis, disertasi jurnal.

Akhirnya, terima kasih disampaikan kepada tim penyusunPedoman Penulisan Karya Ilmiah yang telah bekerja keras dalammenyelesaikan pedoman ini. Semoga pedoman yang telah dibuat dapatbermanfaat bagi seluruh sivitas akademika FEBI IAIN Ponorogoterutama bagi para mahasiswa.

Ponorogo, 21 Agustus 2018

Team penyusun

Page 7: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................iiiDAFTAR ISI..........................................................................................

BAB IPENULISAN TUGAS-TUGAS DALAM PERKULIAHAN..............1A. Prinsip-prinsip penting dalam menulis.................................................1B. Jenis-jenis karya ilmiah........................................................................3C. Menyusun Gagasan Dan Argumen.....................................................10

BAB IISISTEMATIKA PENULISAN.............................................................16A. Sistematika Penulisan Subbagian Karya Ilmiah...............................16B. Catatan Kaki dan Pengutipan...........................................................17C. Identitas Buku dan Penulis...............................................................17D. Pengutipan Artikel............................................................................20E. Pengutipan Terjemahan....................................................................21F. Penulisan Gelar dan Nama................................................................21G. Bibilography.....................................................................................30H. Translitersi........................................................................................32I. Petunjuk Menggunakan Software Transliterasi................................36J. Tabel dan Gambar.............................................................................41K. Pencetakan dan Penjilidan................................................................44

BAB IIITEKNIK PENULISAN.........................................................................47A. Penomoran Bab dan Sub-bab...........................................................47B. Penomoran Halaman........................................................................49

Page 8: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

vii

C. Pengetikan dan Tata-letak (Lay-out)................................................49D. Penulisan Terjemah..........................................................................50E. Penulisan Sumber Kutipan...............................................................50F. Pembuatan Daftar Rujukan/Daftar Pustaka......................................56G. Transliterasi......................................................................................58H. Penulisan Huruf................................................................................59

BAB IVKUTIPAN...............................................................................................69A. Pengertian.........................................................................................69B. Jenis-jenis kutipan............................................................................70C. Ellipsis..............................................................................................70D. Interpolasi.........................................................................................71E. Kutipan Tidak Langsung..................................................................73

BAB VBAHASA KARYA ILMIAH.................................................................77A. Bahasa...............................................................................................77B. Kalimat..............................................................................................80C. Paragraf (Alinea)...............................................................................81D. Khalayak Sasaran..............................................................................83

BAB VIPLAGIASI..............................................................................................84A. Pentingnya Orisinalitas Tulisan........................................................84B. Pengertian Plagiarisme......................................................................85C. Bentuk-Bentuk Tindakan Plagiat......................................................86D. Sanksi bagi Tindakan Plagiat............................................................89

Page 9: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

1

BAB I

PENULISAN TUGAS-TUGASDALAM PERKULIAHAN

Dalam keseharian pelaksanaan perkuliahan, mahasiswa seringmendapatkan tugas membuat berbagai jenis tulisan. Ada beragam bentuktugas menulis yang lazim diberikan oleh para dosensesuai dengan bidang keilmuan masing-masing, dengan bentuk tulisanyang khas pula.

A. Prinsip-prinsip penting dalam menulis

Menulis sebagai sebuah bentuk tugas kuliah sering kali menjadibeban dan tantangan tersendiri bagi para mahasiswa. Sebelumberbicara secara lebih khusus mengenai berbagai bentuk tulisanyang biasa ditugaskan, alangkah baiknya para mahasiswa memahamisedikit mengenai klaim-klaim filosofis tentang menulis.1. Menulis berarti mengonstruksi. Klaim ini menyatakan bahwa

menulis bukan sekedar mengeluarkan ide atau pendapat secarabebas, melainkan proses mengomposisi, dalam kata lain sebuahketerampilan untuk membuat atau membangun sesuatu. Dalamproses membangun ini seorang penulis perlu melakukan kontrolterhadap beberapa hal utama, yakni argument, struktur informasi,struktur teks, gaya bahasa, tata bahasa dan teknik penulisan sertapenyajiannya.

2. Menulis melibatkan proses rekonstruksi yang berkelanjutan.Kebanyakan proses menulis. apa pun jenis tulisannya. mengalami

Page 10: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

2

proses revisi secara berulang. Proses menulis yang diikuti kegiatanmembaca hasil tulisan secara berulang menjadi suatu tahapan yanglumrah dalam melihat hal-hal yang masih memerlukan perbaikan.penekanan dan penguatan dari segi makna pilihan kata gaya bahasaatau aspek penulisan lainnya.

3. Menulis adalah cara berpikir. Dalam hal ini menulis dipandangsebagai alat. Seperti halnya berbagai bentuk diagram visual danhasil penghitungan angka. Praktik berpikir dapatdilakukan dengan cara menulis. Menulis membantu penulis dalammengorganisasikan ide ke dalam urutan atau sistematika tertentuyang tidak mudah dilakukan secara simultan dalampikirannya. Karena itulah pikiran memerlukan alat untuk dapatmuncul dan terefleksi. Pada dasarnya pembaca dapat melihatbagaimana cara berpikir penulis melalui tulisan yang dibuatnya.

4. Menulis berbeda dengan berbicara. Saat berkomunikasi secara lisan.pendengar dapat menginterupsi pembicara untuk memberikanklarifikasi mengenai berbagai hal yang dibicarakan sehinggapemahaman dapat berjalan lebih mudah. Berbeda dengankomunikasi tertulis. pembaca tidak dapat melakukan klarifikasiseperti yang dilakukan saat orang mendengarkan dan berbicara. Halini kemudian mengharuskan penulis untuk menyediakansemaksimal mungkin hal-hal yang menguatkan pemahamanpembacanya. Itu lah mengapa menulis sifatnya cenderung lebihformal dan lebih terikat oleh banyak aturan.Dengan membaca dan memahami klaim-klaim tersebut secara

kritis, diharapkan saat menjalani proses menulis nantinya, mahasiswadapat secara cermat menyadari bahwa menulis pada dasarnya lebihmerupakan proses yang memiliki tujuan dan cirri khas tertentudibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.

Page 11: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

3

B. Jenis-jenis karya ilmiah1. Esai

Secara sederhana, esai dapat dimaknai sebagai bentuk tulisanlepas, yang lebih luas dari paragraf, yang diarahkan untukmengembangkan ide mengenai sebuah topic. Esai merupakan salahsatu bentuk tulisan yang sering kali ditugaskan kepada paramahasiswa. Esai dianggap memiliki peranan penting dalampendidikan di banyak negara untuk mendorong pengembangan dirimahasiswa. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa denganmenulis esai, mahasiswa mengungkapkan apa yang dipikirkanbeserta alasannya, dan mengikuti kerangka penyampaian pikiranyang selain memerlukan teknik, juga memerlukan kualitas personal,kemauan, serta kualitas pemikiran. Dalam hal ini esai dianggappula sebagai cara untuk menguji atau melihat kualitas ide yangdituliskan oleh penulisnya.

Esai memang sering dianggap sebagai bentuk tulisan yangmendorong penulisnya untuk menguji ide yang mereka milikimengenai suatu topik. Dalam menulis esai, mahasiswa diharuskanmembaca secara cermat, melakukan analisis, melakukanperbandingan, menulis secara padat dan jelas, dan memaparkansesuatu secara seksama. Tanpa menulis esai dikatakan bahwamahasiswa tidak akan mampu "merajut" kembali potongan-potongan pemahaman yang mereka dapatkan selama belajar kedalam sebuah bentuk yang utuh.

Di antara berbagai alasan mengapa penulisan esai seringkalidiberikan menyatakan bahwa esai dapat membuat mahasiswabelajar tiga hal penting. Yakni:(1) bagaimana mengeksplorasi area kajian dan menyampaikan

penilaian mengenai sebuah isu.(2) bagaimana merangkai argumen untuk mendukung penilaian

tersebut berdasarkan pada nalar dan bukti.

Page 12: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

4

(3) bagaimana menghasilkan esai yang menarik dan memilikistruktur koheren.

2. Struktur umum esaiJumlah kata yang lazim dalam penulisan esai sebagai tugas

kuliah adalah antara 300 - 600 kata untuk esai pendek dan lebihdari 600 kata. tergantung penugasan dan kajian keilmuan. Untukesai yang lebih panjang. Secara umum struktur esai. baik esaipendek maupun esai panjang. Memiliki tiga bagian utama. Selainjudul sebuah esai memiliki bagian secara berurutan berupa:

(1) pendahuluan(2) bagian inti(3) kesimpulanDalam penulisannya. label pendahuluan bagian inti. dan

kesimpulan tidak dimunculkan karena esai adalah tulisan yangtidak disusun dalam bab dan subbab.

Bagian pendahuluan sebuah esai berisikan identifikasi topicyang akan diangkat dengan memberikan latar belakang berupapenggambaran situasi atau kondisi terkini terkait topik tersebut.Penggambaran latar belakang ini beranjak dari penjelasan secaraumum ke arah yang lebih sempit. Pada titik ini juga dilakukanupaya menarik perhatian pembaca dengan menekankan mengapatopik tersebut penting untuk diangkat sekaligus memberikangambaran mengenai apa yang akan dibahas terkait topik tersebutdalam kalimat yang disebut thesis statement. Lazimnya thesisstatement ini muncul di bagian akhir pendahuluan dari sebuah esai.

Bagian kedua, yakni bagian inti, berisikan bagianpengembangan ide yang dimuat dalam thesis statement. Padabagian inilah isi utama tulisan dikupas dan dikembangkan sesuaidengan jenis esai yang ditulis. Perlu diingat, pada bagian inipengembangan ide dilakukan dengan cara menyampaikan pikiranutama yang kemudian dikemas dan diperkuat melalui satu atau

Page 13: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

5

lebih kalimat pendukung. Pikiran utama yang dimunculkantentunya sangat bergantung pada topik yang menjadi focuspenulisan. Pikiran utama tersebut harus merupakan pemetaan logisdari topik yang hendak dibahas sesuai tujuan jenis esainya.

Bagian ketiga dari sebuah esai adalah penarikan kesimpulan.Bagian ini merupakan bagian tempat penulis melakukan penguatanterhadap topik yang telah dinyatakan pada thesis statement dantelah dibahas pada bagian inti esai. Ringkasan pembahasan padaumumnya menjadi penutup pada bagian ini. Secara skematis,struktur esai dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Pada dasarnya jenis esai yang mungkin ditulis olehmahasiswa dapat sangat beragam. sesuai dengan sudut pandang dantujuan penulisannya. Namun demikian pada pedoman ini hanya akandijelaskan 3 jenis esai yang sering kali menjadi tugas bagimahasiswa di antara berbagai jenis esai yang ada. yakni (1) esaieksposisi. yang memuat argumen atau pendapat penulis tentangsesuatu. (2) esai diskusi. yang menampilkan cara membahas suatu

Pendahuluan: Latar belakang/ situasi terkini terkait topik. Alasan mengapa topik yang diangkat sesuatu yang penting Perkenalan topik melalui thesis statement

Bagian Inti: Pengembangan topik yang disampaikan pada thesis statement Dikemas dalam pikiran utama dan pikiran penunjang sesuai topik yang

dikembangkan

Kesimpulan: Penguatan/ penekanan kembali topik yang disampaikan pada thesis statement Ringkasan inti topik yang telah dibahas

Page 14: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

6

isu berdasarkan berbagai perspektif. minimal dua perspektif.misalnya konvergen (persamaan) dan divergen(perbedaan). dan (3)esai eksplanasi, yang menerangkan bagaimana sesuatu terjadi danapa konsekuensi dari kejadian tersebut. Masing-masing jenis esaitersebut lebih lanjut diuraikan pada bagian di bawah ini.a. Esai eksposisi, bertujuan untuk mengemukakan pendapat

penulis secara eksplisit tentang sebuah isu. Dalam hal ini.pembaca diarahkan untuk meyakini pendapatyang disampaikanterkait sebuah isu atau topik. Argumen penulis didukung olehdata. fakta. dan referensi para ahli atau pengalaman pribadipenulis.

Ada dua jenis esai eksposisi yakni eksposisi analitis daneksposisi hortatori. Pada esai eksposisi analitis penulis berusahameyakinkan pembaca bahwa sebuah isu itu benar atau tidak,penting atau tidak. Sementara itu. pada esai eksposisi hortatorypenulis berusaha meyakinkan pembaca untuk melakukan sesuatuseperti yang disarankan olehnya.

Struktur esai eksposisi meliputi tiga bagian sebagai berikut:1) kalimat pendahuluan (thesis statement) yang berisi

pernyataan atau pendapat atau pandangan penulis mengenaisuatu isu atau topik yang ditulis;

2) argumen yang memaparkan argumen penulis untukmendukung pernyataan atau pendapat atau keyakinan yangdiungkapkan dalam kalimat pendahuluan;

3) pernyataan penutup atau simpulan yang merupakanpenekanan kembali pendapat yang dinyatakan dipendahuluan (restatement of thesis).

b. Esai diskusi, ditulis untuk mengemukakan pendapat atau argumenmengenai sebuah isu atau topik dari berbagai perspektif,setidaknya dari dua perspektif, terutamaperspektif yangmendukung dan yang menentang, dengan diakhiri olehrekomendasi penulis.

Page 15: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

7

Struktur esai diskusi terdiri atas empat bagian sebagaiberikut:1) bagian pendahuluan yang memuat penjelasan singkat

mengenai isu yang dibahas;2) argumen yang mendukung, yang dapat memuat fakta, data,

hasil penelitian, atau referensi dari para ahli atau berbasispengalaman pribadi;

3) argumen yang menentang, yang secara serupa dapatdidukung oleh fakta, data atau hasil penelitian, referensipara ahli atau pengalaman pribadi;

4) simpulan dan rekomendasi, yang terutama berisipengungkapan kembali inti argumen dan rekomendasiterhadap isu yang dibahas beserta usulan kerangka dalammenyikapi atau mengatasi isu tersebut.

c. Esai eksplanasi, ditulis untuk menjelaskan serangkaian tahapandari sebuah fenomena, atau bagaimana sesuatu beroperasi(sequence explanation-explaining how), atau mengungkapkanalasan dan dampak terjadinya suatu fenomena (consequentialexplanation-explaining why), atau gabungan dari kedua jenispenjelasan itu.

Esai eksplanasi terdiri atas dua bagian utama sebagaiberikut:1) identifikasi fenomena. yang berisi identifikasi apa yang

akan diterangkan atau dijelaskan;2) urutan kejadian (sequential explanation) yang merupakan

uraian yang menggambarkan tahapankejadian yang relevandengan fenomena yang digambarkan atau alasan ataudampak dari suatu fenomena (consequential explanation).

2. Reviu Buku/ Bab Buku/ ArtikelDalam setiap mata kuliah, membaca buku yang menjadi

bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yangdirekomendasikan merupakan hal yang penting bagi setiap

Page 16: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

8

mahasiswa. Ada kalanya dosen memberikan bentuk tugas kepadamahasiswa berupa penulisan reviu buku, bab buku, atau artikel.Pada bagian di bawah ini disampaikan uraian mengenai penulisanlaporan buku, bab buku, atau laporan artikel penelitian.

Melakukan review terhadap buku/ bab buku/ artikel padadasarnya adalah upaya untuk membaca secara seksama kemudianmelakukan evaluasi terhadap buku/ bab buku/ artikel yang dibacatersebut. Sedikit berbeda dengan laporan buku / bab buku/ artikelyang lebih cenderung bersifat deskriptif dalam artian lebih melihatapa yang dikatakan oleh penulis buku/ bab buku/artikeldan bagaimana mereka mengatakannya reviu buku/ bab buku/artikel dibuat dengan tujuan untuk menilai dan memberikanrekomendasi apakah buku/ bab buku/ artikel tersebut layak untukdibaca atau tidak.

Jumlah kata dalam penulisan reviu buku/ bab buku/ artikelpada umumnya berada dalam kisaran 500 - 750 kata. Jumlah inidapat lebih rendah atau lebih tinggi tergantung penugasan yangdiberikan oleh dosen.

Dari segi struktur. reviu buku/ bab buku/ artikel biasanyaterdiri atas beberapa bagian yang dijelaskan di bawah ini.a. Bagian pertama adalah pendahuluan, yang berisi identifikasi

buku atau bab buku, atau artikel (penulis, judul, tahunpublikasi dan informasi lain yang dianggap penting).

b. Bagian kedua merupakan ringkasan atau uraian pendekmengenai isi argumen dari buku/ bab buku/ artikel.

c. Bagian ketiga adalah inti reviu, berupa inti pembahasan buku/bab buku/ artikel yang merupakan analisis kritis dari aspekpokok yang dibahas dalam buku/ bab buku/ artikel itu. Padabagian ini penulis reviu menyampaikan bukti analisis daridalam buku/ bab buku/ artikel atau membandingkannya dengansumber ilmiah lain. Pada bagian ini juga penulis reviu dapatmengungkapkan kelebihan serta kekurangan dari buku/ babbuku/ artikelyang dia analisis.

Page 17: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

9

d. Bagian terakhir adalah simpulan, yang berisi evaluasi ringkasatas kontribusi buku/ bab buku/ artikel secara keseluruhanterhadap perkembangan topik yang dibahas terhadappemahaman pereviu, dan perkembangan keilmuan.

3. Artikel Ilmiah Berbasis PenelitianDewasa ini dalam dunia pendidikan di dalam dan di luar

negeri, para akademisi dituntut untuk memiliki kemampuanmenerapkan langkah-langkah ilmiah dalam menjawab pertanyaanatau menyelesaikan masalah sesuai dengan bidang keilmuan yangmereka kaji. Penerapan langkah ilmiah dalam mengupas sebuahmasalah, penyusunan laporannya, serta diseminasi terhadap apayang telah dihasilkan, terutama dalam bentuk artikel ilmiahbelakangan ini menjadi tuntutan yang mengemuka sebagai salahsatu syarat penyelesaian studi. Bagian ini akan memaparkankonsep-konsep penting terkait artikel ilmiah berbasis penelitianbeserta struktur yang umumnya digunakan dalam penulisannya.

Artikel ilmiah berbasis penelitian adalah bentuk tulisan yangmemaparkasn hasil penelitian yang telah dilakukan. Dapatdikatakan bahwa artikel jenis ini merupakan bentuk ringkasanlaporan penelitian yang dikemas dalam struktur yang lebih ramping.

Pada dasarnya artikel jenis ini dapat dibagi ke dalam duakategori, yakni (1) artikel yang memuat kajian hasil penelusuranpustaka, dan (2) artikel yang berisikan ringkasan hasil penelitianyang memang dilakukan oleh penulis secara langsung.

Sedangkan sistematika penyusunan artikel ilmiah cenderungmengikuti pola yang serupa, Yaitu: Abstrak, Pendahuluan, MetodePenelitian, Temuan dan Pembahasan. Bagian yang umumnyamuncul setelah pembahasan adalah simpulan, rekomendasi atauimplikasi hasil penelitian.

Untuk artikel yang menyajikan hasil penelurusan pustakasitematika yang umumnya diikuti adalah setelah penulisan abstrak

Page 18: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

10

dan pendahuluan bagian metode penelitian. temuan danpembahasan diganti dengan poin-poin teori atau konsep yangdihasilkan dari penelusuran pustaka yang telah dilakukan. Bagianini dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian antara dua ataulebih sub bagian. menyesuaikan dengan kerumitan topik yangdibahas dalam artikel yang ditulis.

C. Menyusun Gagasan Dan Argumen

Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragrafdalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan ataumembujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupapenjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimanadisertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. Tujuannya adalah agarpembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalahbenar dan terbukti.Cara Menemukan Gagasan1. Memperkaya diri dengan membaca.

Membaca dan menulis diibaratkan seperti dua sisi mata uang.Keduanya tidak dapat dipisahkan. Menulis membutuhkanmembaca dan begitu pula sebaliknya, membaca membutuhkanmenulis. Kegemaran membaca akan membekali seorang penulisdengan wawasan dan pengetahuan yang luas. Dengan membaca,hal-hal baru diperoleh dan munculnya ide baru pun sangatmemungkinkan. Dan jangan lupa untuk mencatat poin-poinpenting dari apa yang sudah dibaca. Catatan-catatan tersebut akanmenjadi referensi dalam menemukan gagasan baru yang akanditulis.

2. Menyadari semua hal di sekitar.Jangan pernah abaikan apa yang terjadi dan yang ada di sekitarkita. Hal-hal tersebut merupakan sumber gagasan untuk menulis.

Page 19: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

11

Coba perhatikan dan rasakan sejuknya udara pagi hari, indahnyakicauan burung, perhatikan pula aktivitas pagi yang mulaimenggeliat. Catatlah apa yang dilihat dan rasakan, kelak bisa sajahal-hal tersebut menjadi benih ide tulisan. Orang-orang, binatang,alam bisa menjadi sumber inspirasi untuk karya fiksi denganlatihan dan sedikit imajinasi.

3. Melihat ke dalam hidup pribadi.Sumber gagasan lainnya adalah hidup kita. Penulis dapat memulaimenulis dengan menceritakan dirinya sendiri. Misalnya denganmenceritakan mengenai kelahiran, arti nama, mengapa orang tuamemberikan nama tersebut, dan lain sebagainya. Bisa juga Andamenulis mengenai pengalaman pribadi yang menyedihkan,menyenangkan, bahkan memalukan. Semuanya merupakansumber gagasan yang tidak akan ada habisnya.

Sebuah gagasan dapat dijelaskan dengan cara: (1) definisi, (2)deskripsi, (3) contoh, (4) ilustrasi, (5) perbandingan, (6) kontras, (7)eksplanasi, (8) analisis.a. Definisi: Pemberian definisi merupakan suatu cara yang paling

awal harus dilakukan untuk menjelaskan sebuah konsep atauistilah ketika pertama kali digunakan. Definisi terdiri dari satuatau beberapa kalimat yang memberi batasan pada sebuah konsepatau istilah sehingga pembaca tidak memahaminya secara laindaripada yang dimaksudkan penulis.

b. Deskripsi merupakan suatu uraian yang terdiri dari beberapakalimat yang dimaksudkan untuk memberi gambaran yang jelasmengenai suatu hal. Deskripsi yang baik adalah yang mampumemberi gambaran kepada pembaca tentang suatu hal persisseperti yang keadaan yang dilihat atau dialami penulis sendiri.

Page 20: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

12

c. Pemberian contoh atau misal adalah suatu cara untuk menjelaskansuatu hal dengan memberi padanan yang lebih konkrit terhadapsesuatu yang dimaksudkan melalui sebuah kata atau kalimat

d. Pemberian ilustrasi adalah suatu cara untuk menjelaskkan suatuhal melalui beberapa kalimat. Ilustrasi hanya perlu diberikanuntuk suatu hal apabila penulis menganggap penjelasan melaluidefinisi dan contoh masih belum memadai.

e. Pembandingan adalah suatu cara yang dilakukan untukmenjelaskan sesuatu melalui penyandingan dengan hal lain yanghampir sama. Pembandingan dapat dilakukan melalui satu ataubeberapa kalimat, yang diawali dengan kata-kata seperti “Samahalnya dengan….”

f. Kontras adalah suatu cara yang dilakukan untuk menjelaskansesuatu melalui penyandingan dengan hal lain yang berbeda.Kontras dapat dilakukan melalui satu kalimat atau lebih yangdiawali dengan kata-kata seperti “Berbeda halnya dengan …”atau “Sebaliknya ….”

g. Eksplanasi adalah menjelaskan sesuatu secara lebih detil denganmenggambarkan kaitannya dengan berbagai hal yang lain. Dalamsebuah laporan penelitian eksplanasi berarti melihat hubunganantara satu variabel dengan satu atau beberapa variabel lainnya.Hubungan dengan variabel-variabel lainnya itu bisa berupaasosiasi, korelasi atau kausalitas.

h. Analisis adalah cara untuk menjelaskan bagaimana dan mengapasesuatu terjadi. Analisis yang baik adalah yang dapat menjelaskanfaktor-faktor apa saja mempengaruhi atau menyebabkan sesuatuterjadi. Analisis mengenai perubahan sosial, misalnya,menjelaskan faktor-faktor apa saja–yang dominan dan yangikutan–yang dianggap mempengaruhi atau menyebabkanterjadinya suatu perubahan sosial tertentu.

Adapun struktur argument terdiri dari:

Page 21: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

13

1) Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca,memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akandisampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapaargumentasi dikemukakan.

2) Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaranyang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehinggakesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yangdisampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun,dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen,penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.

3) Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikankepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikanmelalui proses penalaran memang dapat diterima sebagaisesuatu yang logis.Setiap paragraf dalam karya ilmiah memuat argumen yang

kuat. Paragraf Argumentatif adalah paragraf yangmengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengandisertai bukti dan fakta. Deskripsi merupakan suatu karanganyang memberikan alasan kuat dan meyakinkan. Dalamargumentatif, penulis menyampaikan pendapat yang disertaipenjelasan dan alasan yang kuat dengan maksud agar pembacabisa terpengaruh.

Sedangkan ciri-ciri paragraph argumentativea) Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin mengenai topik

yang dibahas.b) Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik,

dan lain-lain.c) Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan

penelitian.d) Penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara

logis.

Page 22: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

14

e) Penutup berisi kesimpulan.Langkah-Langkah Penulisan Paragraf Argumentatif dimulai

dengan membuat daftar topik-topik pendapat yang dapatdikembangkan. Kemudian menyusun kerangka paragraf yang akandibuat. Kita dapat menggunakan kata penghubung antar kalimat(oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dan lain-lain).

Sebuah argumen juga memiliki sebuah pola tertentu. Palingtidak paragraf argumentasi mempunyai dua pola pengembangan,yaitu sebagai berikut:1. Sebab ke Akibat, yaitu jenis pola pengembangan paragraf

argumentasi yang berawal dari peristiwa yang dianggap sebagaipenyebab, lalu menuju kepada kesimpulan yang berupa efekatau akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.

Contoh Paragraf Argumentasi Sebab Akibat:Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu majumundurnya suatu bangsa. Adalah sebuah fakta yang takterbantahkan lagi bahwa pendidikan di indonesia adalahpendidikan yang sangat mahal dan tak terjangkau bagimasyarakat tak mampu. Pada tahun 2010 saja terdapat 1,08 jutasiswa SD hingga SMA yang putus sekolah. Biaya pendidikanyang mahal diperkirakan menjadi sebab tingginya angka putussekolah di tahun 2010 tersebut.

2. Akibat ka Sebab, merupakan kebalikan dari pola pengembanganparagraf argumentasi yang sebelumnya. Paragraf ini dimulai darimenjelaskan suatu masalah yang dianggap sebagai akibat lalubergerak menuju hal-hal yang dianggap sebagai penyebabmasalah tadi.

Contoh Paragraf Argumentasi Akibat Sebab:Kerusakan lingkungan merupakan salah satu masalah terbesaryang dihadapi oleh umat manusia di era modern sekarang ini.Hampir setiap hari kita selalu disuguhi dengan berita-berita

Page 23: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

15

tentang berbagai macam bencana alam seperti banjir, tanahlongsor, kekeringan dan berbagai macam bencana alam lainyang telah memakan banyak sekali korban baik harta maupunnyawa. Bencana-bencana alam "buatan" yang sering terjadi saatini, tak lain dan tak bukan adalah akibat dari pola hidup sebagianbesar manusia modern yang tidak ramah lingkungan.

Page 24: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

16

BAB II

SISTEMATIKA PENULISAN

A. Sistematika Penulisan Subbagian Karya Ilmiah

Penulisan subbagian skripsi diatur dengan pola berikut ini:1. Peringkat 1 (judul bab) ditulis dengan huruf besar semua, bold,

dan diletakkan di tengah.2. Peringkat 2 (subbab) ditunjukkan dengan huruf besar (A,B,C

dst.) memakai titik dan ditulis dengan huruf besar kecil danbold.

3. Peringkat 3 (bagian subbab) ditunjukkan dengan urutan angka(1,2,3,dst.) memakai titik dan ditulis dengan huruf besar kecildan bold.

4. Peringkat 4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a,b,c,dst.)memakai titik dan ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.

5. Peringkat 5 ditunjukkan dengan urutan angka (1,2,3,dst.)memakai kurung tutup tanpa titik, ditulis dengan huruf besarkecil dan bold.

6. Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hirarkhis (sepertiurutan kegiatan dan jadwal) dan butir non hirarkhis (seperticontoh-contoh yang memiliki kedudukan setara). Butirhirarkhis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurungseperti (1) dan (a); sedangkan butir non hirarkhis dinyatakandengan bullet seperti dan .Baris pertama pada setiap awalparagraf dimulai tujuh ketukan dari tepi kiri. Baris selanjutnyadimulai dari tepi kiri.

Page 25: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

17

B. Catatan Kaki dan Pengutipan

Catatan kaki (footnote) adalah salah satu dari tiga teknikpenulisan yang dapat dipakai untuk menandai identitas sumberdata. Di samping catatan kaki, terdapat dua teknik lain, yaitucatatan akhir (endnote) dan catatan tengah (innote). Padaprinsipnya catatan kaki dan catatan akhir tidak berbeda, kecualihanya pada letaknya. Catatan kaki terletak di bagian bawahpada setiap halaman, sedangkan catatan akhir terletak padabagian belakang. Dibandingkan dengan catatan akhir, catatankaki lebih praktis, sebab pembaca dapat langsung mengetahuiidentitas sumber yang disebutkan dalam halaman yang samadengan kutipan, dan selain itu pembaca dapat secara langsungmembaca penjelasan dan catatan tambahan yang dibuatpenulisnya. Karena itulah karya ilmiah cenderung lebih banyakmenggunakan model catatan kaki, dibandingkan dengan duamodel yang lain tadi. Karena itu pula, catatan kaki dipilihsebagai teknik yang diberlakukan dalam penulisan karya-karyailmiah di lingkungan Jurusan Syari’ah dan Ekonomi IslamSTAIN Ponorogo.

C. Identitas Buku dan Penulis

Untuk menuliskan identitas sebuah buku, ada beberapa halyang perlu diperhatikan. Nama penulis harus ditulis sepertisusunan nama aslinya [dengan tidak mendahulukan nama akhir(last name)] kemudian diikuti koma, judul buku yang ditulismiring, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit,koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dantitik.Contoh:

Page 26: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

18

1 Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises Over the BanyanTree: A Study of the Muhammadiyah Movement in aCentral Javanese Town (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1983), 45.2 Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum(Jakarta: Erlangga, 1985), 60.Kekeliruan yang sering terjadi adalah susunan nama

penulis dibalik (nama akhir kemudian nama awal), antara kataterakhir judul buku dan “kurung buka” diselingi dengan koma,dan nomor halaman didahului dengan kata “hal”. Memang antarakata akhir dalam judul buku dan “kurung buka” kadang-kadangdiselingi dengan koma jika sumber tersebut memiliki volume(vol.). Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah contoh penulisanyang salah, karena membalik nama penulis, mencantumkankoma dan kata “hal”, seperti dalam penjelasan di atas.

1Nakamura, Mitsuo, The Crescent Arises Over the BanyanTree: A Study of the Muhammadiyah Movement in aCentral Javanese Town, (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1983), hal. 45.2Adji, Oemar Seno, Peradilan Bebas Negara Hukum,(Jakarta: Erlangga, 1985), hal. 60.Jika terdapat kutipan lagi dan buku tersebut (The Crescent

Arises Over the Banyan Tree atau Peradilan Bebas NegaraHukum) dan diselingi dengan kutipan dan sumber lain, makayang disebutkan adalah nama akhir penulis (last name), koma,beberapa kata dan judul buku, koma, nomor halaman buku dantitik.

1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises Over the BanyanTree: A Study of the Muhammadiyah Movement in aCentral Javanese Town (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1983), 45.

Page 27: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

19

2Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum(Jakarta: Erlangga, 1985), 60.3Montgomery Watt, Islamic Theology and Philosophy(Edinburgh: Edinburgh University Press, 1963), 67.4Nakamura, The Crescent Arises Over the Banyan Tree, 46.5Adji, Peradilan, 60.Namun jika kutipan kedua tersebut langsung mengikuti

kutipan pertama, karena tidak diselingi dengan kutipan dansumber lain, maka dalam kutipan kedua ditulis kata Ibid. (ditulisbiasa tidak miring atau bergaris bawah), kemudian diikuti titik,koma dan nomor halaman buku dan titik, jika berbeda dengannomor halaman kutipan pertama, atau tanpa nomor halaman jikasama dengan halaman pada kutipan sebelumnya.

1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises Over the BanyanTree: A Study of the Muhammadiyah Movement in aCentral Javanese Town (Yogyakarta: Gajah Mada Press,1983), 45.2Ibid., 32.3Ibid.Jika seorang penulis memiliki dua karya tulis atau lebih

dan disebutkan untuk yang pertama kali secara berurutan dalamsatu nomor catatan kaki, maka nama penulis tersebut digantidengan kata idem.

Titik koma ditulis untuk memisahkan antara kata idemdengan kata atau angka yang menjadi bagian dari identitassumber sebelumnya.

1 Howard M. Federspiel, The Persatuan Islamic Reform inTwentieth Century Indonesia (Ithaca, New York: CornellUniversity Modern Indonesia Project, 1970), 109; Idem,Popular Indonesia Literature of the Quran (Ithaca, New

Page 28: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

20

York: Cornell University Modern Indonesia Project, 1994),142.2 M. Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum Islam(Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), 45; Idem, KedudukanKewenangan dan Acara Peradilan Agama (Jakarta:Pustaka Kartini, 1990), 89.

D. Pengutipan Artikel

Kutipan yang diambil dari artikel sebuah jurnal memilikiketentuan teknik tertentu. Ketentuan dimaksud adalah:menyebutkan nama penulis persis seperti susunan nama aslinya,koma, tanda kutip buka, judul artikel (ditulis biasa, tidak miringatau bergaris bawah), tanda kutip tutup, koma, nama jurnal yangditulis miring atau digaris bawahi, koma, ed. (singkatan editor)nama editor, kurung buka, bulan (kalau ada), koma, dan tahunpenerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik. Perludisebutkan bahwa jurnal ditulis dengan angka Arab (ArabicNumber) dan bukan Angka Romawi (Roman Number).

1George Makdisi, “The Hanbali School and Sufism”,Humaniora Islamica, 2 (Januari, 1974), 61.2Wael B. Hallaq, “A Tenth-Eleventh Century Treatise onJuridical Dialectic”, Muslim World, 77 (1987), 197-228.Jika artikel yang dikutip dimuat dalam buku, maka

ketentuannya adalah menyebutkan nama penulis artikel persisseperti susunan nama aslinya, koma, tanda kutip buka, judulartikel (ditulis biasa, tidak miring atau bergaris bawah), tandakutip tutup, koma, dalam, judul buku yang ditulis miring ataudigarisbawahi koma, ed. (singkatan editor), nama editor, kurungbuka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahunpenerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.

Page 29: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

21

1Abdus Subhan, “Social and Religious ReformMovements in the 19th Century Among the Muslim”,dalam Social and Religious Movements, ed. S.P. Sen(Calcutta: Institute of Historical Studies, 1979), 485.Kutipan lain dalam artikel yang sama, baik yang langsung

mengikuti kutipan pertama atau diselingi dengan kutipan daribuku, dituliskan sebagaimana ketentuan pengutipan buku (bukanartikel dalam buku). Demikian juga jika penulis artikel memilikidua karya tulis artikel atau lebih dan disebutkan untuk yangpertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki,maka penulis tersebut diganti kata idem.

E. Pengutipan Terjemahan

Untuk sumber yang diterjemahkan dari bahasa asing,judul sumber yang ditulis adalah judul terjemahannya. Judulaslinya dalam bahasa asing tidak boleh disebutkan. Carapenulisan identitas sumber persis sama dengan ketentuan yangsudah diberikan, hanya ada tambahan ter, untuk tandapenerjemah.

1C. Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, ter. S.Gunawan (Jakarta: Bhratara Aksara, 1983), 45.

F. Penulisan Gelar dan Nama

Segala macam gelar yang dicantumkan di depan atau dibelakang nama seorang penulis tidak perlu disebutkan dalamkutipan.

1Moh. Koesnoe, “Kedudukan Kompilasi Hukum Islamdalam Sistem Hukum Nasional”, Varia Peradilan, 22(1995), 78.

Page 30: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

22

Bukan1Prof. Dr. H. Moh. Koesno SH, “Kedudukan KompilasiHukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional”, VariaPeradilan, 122 (1995), 78.Jika penulis hanya memiliki satu nama (single name),

maka nama satu-satunya tersebut disebutkan.1Hazairin, Hukum Kekeluargaan Nasional (Jakarta:Tintamas, 1974), 50.Untuk penulis Arab Klasik dan Pertengahan yang dikenal

melalui satu nama saja, walaupun ia memiliki nama lebih darisatu, maka nama yang terkenal itu saja yang disebutkan. Namadiri (given name) boleh disebutkan, jika memang diperlukansebagai penguat.

1Al-Ghaza>li>, al-Makhu>l min Ta’li>qa>t al-Us}u>l(Damaskus: Dar al-Fikr, 1980), 982Al-Shawka>ni>, Irsha>d al-Fuh}u>l (Kairo: Mus}t}afa>al-Ba>bi> al-H}alabi>, 1937), 563Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i>, al-Durr al-Manthu>r al-Tafsi>r al-Ma’thu>r, vol. 5 (Beirut: Da>r al-Ma’rifah,1965), 89.Namun jika kebetulan nama yang satu tersebut sama atau

mirip dengan nama penulis lain yang buku atau artikelnya jugadipakai sebagai sumber, maka nama diri perlu disebutkan.

1Abu> H}a>mid al-Ghaza>li>, al-Mustas}fa> min ‘Ilm al-Us}u>l, vol. 2 (Kairo: Mat}ba’ Bula>q, 1976), 892Muh}ammad al-Ghaza>li>, al-Sunnah al-NabawiyahBayn Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadi>th (Kairo: Da>r al-Shuru>q, 1990),78Perlu disebutkan bahwa penyebutan nama sering rancu,

bukan hanya pada catatan kaki tetapi juga pada bodi tulisan (thebody of the writing). Nama yang disebutkan dalam bodi tulisan

Page 31: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

23

harus ditulis semua (nama awal, tengah dan akhir). Jika nama itudisebutkan lagi, maka salah satu nama saja yang ditulis. Jikanama adalah orang Indonesia, maka nama yang lebih dikenalyang ditulis. Namun jika nama asing (Inggris atau Arab), makayang disebutkan adalah nama akhirnya. Segala macam gelar yangdimiliki oleh penulis tersebut, baik yang terletak di depan atau dibelakang namanya, seperti doktor, profesor dan yang lain, tidakboleh disebutkan.

Hasbi Ash-Shiddieqy menulis beberapa bukutentang fikih, di antaranya adalah al-Ahkam. Hasbimenulis al-Ahkam, yang terdiri dari lima jilid itu, ketikadia masih tinggal di daerah asalnya, Aceh.1

Wilfred Cantwel Smith ternyata memiliki aksesuntuk mengkaji tema hukum. Dia memiliki beberapa,resensi buku tentang hukum Islam yang dimuat dibeberapa jurnal terbitan Amerika Utara dan Eropa Barat.Smith selama ini hanya dikenal melalui karya-karya yangmengangkat isu masyarakat muslim di kawasan AsiaSelatan.2

Muhammad al-Bahi menulis sebuah monographberbahasa Inggris dengan judul, “Factors of IslamicMovements in the Arab World.” Dalam karya satu-satunyayang berbahasa Inggris itu, dia menganalisis pergolakanpemikiran Islam modern dari satu tahapan waktu ketahapan yang lain. Al-Bahi menulis buku tersebut, ketika

1 Hasbi Ash-Shiddieqy, al-Ahkam : Pedoman Muslimin, 4 vol. (Medan: Islamiyah,1953).2 Giovani Solomon, Middle Eastern Studies (London : Oxford University Press, 1978),98.

Page 32: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

24

dia menjadi dosen tamu di Institute of Islamic Studies,McGill University, Montreal awal tahun 1950-an.3

Jika sebuah buku ditulis, diedit atau diterjemahkan olehdua orang, maka dua nama tersebut harus disebutkan semua.Namun jika jumlah penulis, editor atau penterjemahnya tigaorang ke atas, maka hanya nama penulis, editor atau penterjemahpertama yang disebutkan kemudian diikuti dengan et. al. sebagaiganti nama-nama lain yang tidak disebutkan.

1Fazlur Rahman, “Revival and Reform in Islam," dalamThe Cambridge History of Islam, vol. 2, ed. P. M. Holt et.al. (Cambridge: Cambridge University Press, 1970), 632-638.Untuk menulis sumber data artikel dan surat kabar disusun

sebagai berikut: nama penulis, koma, artikel dalam tanda koma,nama surat kabar, koma, tanggal bulan dan tahun, koma, sertahalaman, titik.Contoh:

1Fahri Hamzah, “Pemuda dan Usia Suatu Bangsa”,Republika, 28 Oktober 2000,15.Bila hanya menuliskan data saja, bukan artikel dari surat

kabar maka ditulis sebagaimana berikut: nama surat kabar, koma,tanggal dan tahun, koma, halaman, titik.Contoh:

Republika, 1 Nopember 2002,17.Sumber data artikel dan email disusun sebagai berikut:

alamat email, titik dua, dua garis miring, alamat email, kurungbuka, bulan, koma, tahun, kurung tutup, koma, halaman, titik.

Contoh :http://www.ciaonet.org/pub/hur01.html(January,2002),20.

3 Muh}ammad al-Ba>hi>, “Factors Of The Islamic Movements in The Arab World,”(Montreal: McGill University Press, 1956).

Page 33: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

25

1. Pengutipan EnsiklopediKutipan yang diambil dari Encyclopedia ditulis nama

penulis entry, tanda kutip buka, koma, judul entry, tanda, kutiptutup, koma, nama encyclopaedia, vol. (volume) (jika ada), ed.(editor), et al. (jika diperlukan), kurung buka, tempat penerbit,titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbit, kurung tutup,koma, nomor halaman dan titik.

1A. J. Wensink, “Kufr”, The First Encyclopaedia of Islam,vol. 7, ed. M. Th. Houtsma, et. al. (Leiden: E. J. Brill,1987), 234.

2. Pengutipan Skripsi dan TesisKutipan yang diambil dari skripsi atau Tesis yang tidak

diterbitkan, caranya adalah dengan menuliskan nama penulisskripsi atau disertasi, koma, tanda kutip buka, judul skripsiatau disertasi (ditulis biasa tidak miring atau digaris bawahi),tanda kutip tutup, kurung buka, Skripsi atau Disertasi, koma,nama perguruan tinggi, tempat perguruan tinggi, tahunpenulisan skripsi atau disertasi, kurung tutup, koma, nomorhalaman dan titik.

1Bisri Affandi, “Shaykh Ahmad al-Shurkati: His Role inalIrshad Movement”, (Skripsi, McGill University,Montreal, 1976), 34.2Nurcholish Madjid, “Ibn Taymiyya on Kalam and Falsafa:Problem of Reason and Revelation in Islam”, (Disertasi,Chicago University, Chicago, 1984), 45.

3. Pengutipan Identitas Sumber yang tidak jelasJika unsur dalam identitas sumber data ada yang tidak

jelas atau hilang, maka harus dicantumkan tanda

Page 34: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

26

“kehilangannya”. Misalnya jika tempat, nama atau tahunpenerbitan tidak ada dalam sebuah buku jurnal, maka harusdiberi tanda t.tp. (tanpa tempat [penerbit]), t.p. (tanpa [nama]penerbit) dan t.t. (tanpa tahun [penerbitan]). Di samping itutanda tanya (?) juga harus dipakai, jika salah satu unsur dalamidentitas tersebut diragukan karena tidak tertulis dengan jelas.

1Al-Nawa>wi>, al-Majmu> Sharh} al-Muhadhdhab, vol.5 (t.tp.: al-Maktabah al-Salafiyah, 1950), 34.2H. A. R. Gibb, Modern Trend in Islam (Chicago: t.p.,1947), 67.3S.D. Gotein, Studies in Islamic History and Institutions(Leiden: E. J. Brill, t.t.), 34.4M. Hatta, “Politik Sintesa”, Aliran Islam (Februari 194?),45.

4. Pengutipan ayat al –Qur’anKutipan dari al-Qur’an dilakukan dengan cara menuliskan

kata al-Qur’an (ditulis biasa tidak miring atau digaris bawahi)kemudian diikuti koma, nomor surat, titik dua, nomor ayat dantitik.

Jika dalam satu nomor catatan kaki terdapat dua atau lebihkutipan al-Qur’an, maka kutipan berikutnya ditulis persis sepertikutipan pertama, hanya tidak perlu menyebutkan kata al-Qur’anlagi dan antara kedua kutipan tersebut dipisahkan dengan titikkoma. Kutipan lain yang disebutkan dalam nomor selanjutnyaditulis Ibid., titik, koma, nomor surat, titik dua, nomor ayat dantitik. Perlu diketahui bahwa huruf “a” dalam kata sandangdefinite article “al”-Qur’an harus ditulis dengan huruf kecil,sebab “al” dari sudut gramatika bukan bagian dari kata dimaksud,kecuali jika “al’ ada di awal kalimat. Di samping itu perludiingat bahwa nomor yang dipakai untuk menunjukkan ayat dan

Page 35: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

27

surat adalah Angka Arab (Arabic Number) dan bukan AngkaRomawi (Roman Number).

1Al-Qur’an, 2: 34; 12:42Ibid., 5:14

5. Pengutipan langsung dan tidak langsungKutipan ada dua macam, langsung dan tidak langsung.

Kutipan langsung adalah kutipan yang dinukil sama persisseperti bunyi yang dinyatakan dalam teks aslinya. Kutipanlangsung ada yang terdiri dari enam baris ke atas atau kurangdari enam baris. Kutipan langsung yang kurang dari enam barisditulis sama dengan teks yang lain dan diletakkan di antara duatanda kutip. Kutipan langsung yang terdiri dari enam baris keatas, ditulis dengan spasi lebih rapat (1,5 spasi) dari teks yanglain (2 spasi) dan margin kiri masuk 4 (empat) ketukan ke kanan.Berbeda dengan kutipan langsung yang kurang dari enam baris,kutipan langsung yang terdiri dari enam baris ke atas tidakdiletakkan di antara tanda kutip. Berikut ini adalah contoh duamacam kutipan langsung tersebut.

Islam meletakkan nilai moral universal yang jikadikembangkan dalam format peradaban modern bisamenjadi acuan moral alternatif. Oleh karena itu dikatakanbahwa “Islam adalah sumber nilai yang memiliki potensiuntuk menjadi acuan baru, menggantikan paradigma lamayang dibesarkan dalam setting secular materialist.”1

“Semenanjung Arabia adalah kawasan yang selaludijadikan ajang pertikaian politik oleh Emperium Romawidan Persi dalam era pra-kedatangan Islam. KelahiranIslam bukan saja telah mengakhiri posisi Arabia sebagai“wilayah sengketa,” tetapi juga menjadikan wilayah itu

1 M. Arshad, Islam and the Future of Humanity (London : Zed Books, 1987), 34.

Page 36: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

28

sebagai pusat kekuatan politik baru, di mana dasar-dasarEmperium Islam, yang akhirnya bisa mengakhiri riwayatEmperium Persi dan mengurangi wilayah teritorialEmperium, Romawi, dikodifikasikan.”2

Kutipan langsung dari sumber tidak berbahasa Indonesia(Arab, Inggris, bahasa daerah atau yang lain) perlu ditulis aslinya,dan disertai terjemahannya. Terutama jika kutipan tersebutdinukil dari teks al-Qur’an, Hadis atau teks dokumentatif. Iniuntuk memastikan keakuratan terjemah dengan teks aslinya. Kata,phrase (ungkapan), singkatan (acronym) atau istilah (technicalterms) yang berasal dari bahasa asing atau daerah ditulis miringatau digaris bawahi. Ketentuan seperti itu dimaksudkan untukmenjaga otentisitas penelitian. Otentisitas sebuah penelitiandibuktikan, di antaranya, dengan menunjukkan bahwa kata,phrase, singkatan (acronym) atau istilah (technical terms) yangdisebutkan, namun dipinjam atau berasal dari bahasa asing,memang terbukti keasingannya. Karena itu, dalam menuliskanunsur-unsur asing atau daerah tersebut tidak boleh terjadi salahejaan (misspelling).

6. Penulisan Sumber ArabCara penulisan sumber Arab sedikit berbeda dengan

sumber non-Arab. Identitas sumber tersebut, misalnya, harusditransliterasikan dengan mengikuti skema transliterasi Arab-Indonesia yang diberikan dalam pedoman ini. Setiap bagiandalam identitas sumber ditransliterasikan persis seperti aslinya,kecuali nama tempat penerbitannya. Tempat penerbitandisesuaikan dengan nama tempat yang dibakukan dalam bahasaIndonesia. Misalnya, al-Qahirah berubah menjadi Kairo, Bayrut

2 John L. Esposito, Islam: The Straight Path (London : Oxford University Press, 1991), 56.

Page 37: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

29

menjadi Beirut, Dimasq menjadi Damaskus, Baghdad menjadiBagdad, Halb menjadi Alepo dan seterusnya. Kadang-kadangnama tempat (kota) penerbit tidak disebutkan dalam buku-bukuArab terbitan lama. Sebagai gantinya disebutkan nama negara.Untuk kasus seperti ini, nama negara itulah yang harus dipakai.

1Ibn S}a>lih}, Fatwa> wa Masa>'il Ibn S}alah fi al-Tafsi>r wa al-Hadi>th wa Us}u>l al-Fiqh, vol. 1 (Beirut:Da>r al-Ma’rifah, 1986), 57.2Ibn Qayyim al-Jawziyah, al-Mana>r al-Munif fi> al-S}ah}i>h wa al-D}a’i>f (Alepo: Mat}ba’at al-Mat}bu>’ah al-Isla>miyah, 1970), 23.3Rashid Rida, al-Khila>fah aw al-‘Ima>mah al- ‘Uz}ma(Mesir: Mat}ba’at al-Mana>r, 1928), 80, 102.

7. Penulisan nomor catatan kakiPenomoran catatan kaki dimulai dengan nomor 1 pada

setiap bab. Angka (nomor urut) dalam catatan kaki dicetaksedikit lebih tinggi (superscript) dan permukaan rata-rata katadalam nomor itu. Di samping itu, antara nomor catatan kakidengan huruf pertama nama penulis sumber tidak perlu diberispasi. Nomor urut catatan kaki juga tidak perlu diikuti dengantitik. Antara catatan kaki dalam satu nomor urut dengan catatankaki dalam nomor urut yang lain tidak perlu diberi jarak.

1Afaf Lutfi al-Sayyid Marsot, A Short History of ModernEgypt (London: Cambridge University Press, 1985), 78.2John A. Haywood, Modern Arabic Literature (1800-1970)(New York: St. Martin’s Press, 1972), 90.3W. M. Watt dan R. Bell, Introduction to the Qur’an(Edinburgh: Edinburgh University Press, 1990), 15.

Page 38: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

30

8. Penulisan Hasil WawancaraMenuliskan hasil wawancara diatur dengan menyebutkan

yang diwawancarai, tanpa menyebut gelaran seperti bapak,ustadh dan lain-lain, kemudian koma, wawancara, ditulis denganhuruf italic, koma, tempat wawancara, koma dan tanggalwawancara, titik.Contoh:

Kasiman, wawancara, Gresik, 13 Desember 2000.Adapun siapa, Kasiman itu? Identitas dirinya ditulis dalam daftarresponden. Contoh : Kasiman adalah seorang pedagang sayur danmenjabat sebagai sekretaris Rukun Tetangga (RT) nomor x dusuny.

G. Bibilography

Semua sumber yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisanmakalah, skripsi dan disertasi harus dicantumkan dalambibliography. Dalam bibliography, sumber diklasifikasikan antarasumber primer dengan sekunder. Sumber primer diletakkan padabagian pertama, kemudian disusuli dengan sumber sekunder.Sumber biasanya juga dipisahkan antara sumber dalam bentuk buku,artikel dan pamflet. Pengklasifikasian seperti ini dilakukan untukmembantu pembaca agar dengan mudah mengecek letak sumberyang dikehendaki, karena telah diklasifikasikan sesuai denganjenisnya. Klasifikasi seperti ini berlaku hanya jika jenis sumberyang dipakai dalam skripsi dan disertasi memang bervariasi. Jikajenis sumber yang dominan adalah buku, sedangkan jumlah artikelatau pamflet relatif sedikit, maka tidak perlu dilakukan klasifikasi .

Teknik penulisan sumber dalam bibliography pada dasarnyatidak berbeda jauh dengan teknik penulisan catatan kaki. Untukmenulis identitas sumber dalam bentuk buku, maka susunan nama

Page 39: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

31

penulis dibalik, nama akhir (last name) kemudian diikuti nama awal(first name). Jika penulis buku tersebut mempunyai nama tengah(middle name), maka nama tengah ditulis setelah nama awal. Setiapunsur identitas dalam bibliography selalu diakhiri dengan titik.Koma dipakai hanya ketika, menengahi nama akhir dan awalpenulisan serta nama penerbit dan tahun penerbitan. Sedangkanantara tempat penerbitan dan nama penerbitan ditulis titik dua.

Basyir, Ahmad Azhar. Refleksi Atas Persoalan Ke-Islaman.Bandung: Mizan, 1993.

Gani Bustami A. Beberapa Aspek ilmiah tentang al-Qur’anJakarta: Litera Antar Nusa, 1994.

Hasan, Fuad. Heteronomia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1997.Mendahulukan nama akhir penulis dalam bibliography

berlaku dengan mutlak, sekalipun seorang penulis lebih dikenalnama awalnya.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. Kriteria antara Sunnah dan Bid’ah.Jakarta: Bulan Bintang, 1967.

Jika seorang penulis mempunyai beberapa sumber yangdicantumkan dalam bibliography, maka nama penulisnya hanyadicantumkan pada sumber pertama saja. Sedangkan pada sumberkedua dan seterusnya, nama tersebut diganti dengan tanda yangdibuat sebanyak 9 (sembilan) kali ketukan kemudian diikuti titik.

Nasution, Harun. Akal dan Wahyu. Jakarta: UI Press, 1986.________. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.________. Muhammad Abduh dan Teologi Rasional

Mu’tazilah Jakarta: UI Press, 1987.Perlu disebutkan bahwa jika sebuah sumber dalam

bibliography tertulis lebih dari satu baris (contoh nomor tiga diatas), maka, baris kedua dan seterusnya, ditulis masuk empatketukan dari margin kiri dan jarak antara baris pertama dengan

Page 40: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

32

berikutnya, lebih sempit dibandingkan, dengan jarak antara, sumbertersebut dengan sumber yang lain.

Jika sumber yang dikutip dalam bentuk artikel, baik yangberasal dan jurnal atau buku, maka halaman artikel harusdicantumkan mulai dari halaman pertama sampai terakhir dansebelumnya titik dua.

Shiner, P. "Traditional and Reformist Mawlid Celebrationsin the Maghrib." Dalam Studies in Memory of CrestonMet. Ed. Myriam Rosen-Ayalon. Jerusalem: Instituteof Asian and African Studies, the Hebrew University,Jerusalem, 1977:371-413.

Van Bruinessen, Martin. "Pesantren dan Kitab Kuning:Pemeliharaan dan Kesinambungan Tradisi Pesantren."Ulumul Qur’an. 4 (1994): 75-85.

Wachid, Abdurrachman, "Menjadikan Hukum Islam SebagaiPenunjang Pembangunan” dalam Agama danTantangan Zaman: Pilihan Artikel Prisma,1975-1984.Jakarta: LP3ES, 1985:64-79.

H. Translitersi

Berikut ini adalah skema transliterasi Arab-Indonesia yangditetapkan dalam pedoman ini.

No Arab Indonesia Arab Indonesia

1 � ` � t}

2 � b � z}

Page 41: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

33

3 � t � ‘

4 � th � gh

5 � j � f

6 � h} � q

7 � kh � k

8 � d � l

9 � dh � m

10 � r � n

11 � z � w

12 � s � h

13 � sh � ‘

14 � d} � y

15 � d

Untuk menunjukkan bunyi hidup panjang (madd) caranyadengan menuliskan coretan horisontal (macron) di atas huruf a>,i>dan u> (�,��,��).

Semua nama Arab dan istilah teknis (technical terms) yangberasal dari bahasa Arab harus ditulis dengan transliterasi ArabIndonesia. Di samping itu, kata dan istilah yang berasal dari bahasaasing (Inggris dan Arab) juga harus dicetak miring ataudigarisbawahi. Karenanya, kata dan istilah Arab terkena dua

Page 42: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

34

ketentuan tersebut, transliterasi dan cetak miring. Namun untuknama diri, nama tempat dan kata Arab yang sudah terserap ke dalambahasa Indonesia cukup ditransliterasikan saja.1

Bunyi hidup dobel diftong} Arab ditransliterasikan denganmenggabung dua huruf ay dan aw.

Shay’, ayn, maymu>n, 'alayhim, qawl, d}aw’, mawd}u>‘ah,mas}nu>’ah, rawd}ahBunyi hidup (vocalization atau harakah) huruf konsonan

akhir pada sebuah kata tidak dinyatakan dalam transliterasi.Transliterasi hanya berlaku pada huruf konsonan (consonant letter)akhir tersebut. Sedangkan bunyi (hidup) huruf akhir tersebut tidakboleh ditransliterasikan. Dengan demikian, maka kaidah gramatikaArab tidak berlaku untuk kata, ungkapan atau kalimat yangdinyatakan dalam bentuk transliterasi Latin.

Khawa>riq al-‘a>dah bukan khawa>riqu al-‘a>dati; inna>al-di>n‘inda Alla>h al-Isla>m bukan inna> al-di>na 'inda Alla>hialIsla>mu;, wa ha>dha> shay’ 'inda ahl al-‘ilm fahuwawa>jibbukan wa ha>dha>shay’un 'inda ahli al- ‘ilmi fahuwawa>jbun.Sekalipun demikian dalam transliterasi tersebut terdapat

kaidah gramatika Arab yang masih difungsikan yaitu untuk katadengan akhiran ta’ marbu>t}ah yang bertindak sebagai s}ifahmodifier maka ta>’ marb>ut}ah ditranslitertasikan dengan "ah'.Kata yang berakhiran ta>' marbu>t}ah dan berfungsi sebagaimud}a>f, maka ta>’ marbu>t}ah diteransliterasikan dengan "at".Sedangkan ta>’ marbu>t}ah pada kata yang berfungsi sebagaimud}a>f ilayh ditransliterasikan dengan "ah'. Ketentuan

Page 43: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

35

transliterasi seperti dalam penjelasan tersebut mengikuti kaidahgramatika Arab yang mengatur kata yang berakhiran ta>’marbu>t}ah ketika berfungsi sebagai s}ifah dan id}a>fah.

Sunnah sayyi’ah, naz}rah 'a>mmah, al-la'a>li’ 'al-masnu>’ah, al-kutub al-muqaddasah, al-h}a>di>th al-mawdu>’ah, al-Maktabah al-Mis}ri>yah, al-siya>sah al-shar’i>yah dan seterusnyaMat}ba'at Bu>laq, Ha>shiyat Fath al-mu ‘i>m, Silsilat al-Aha>di>th al-S}ahi>h}ah Tuhfat al-Tulla>b, 1'a>nat al-T}a>libi>n, Niha>yat al-Us}u>l, Nashat al-Tafsi>r,Gha>yat al-Wusu>l dan seterusnya. Matba’at al-Ama>nahMat}ba’at al-'As}imah, Mat}ba’at al Istiqa>mah danseterusnya.Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan)

atau kalimat yang ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesiamengikuti ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Hurufawal (initial letter) untuk nama diri, tempat, judul buku, lembagadan yang lain ditulis dengan huruf besar.

Jama>l-Din al-Isna>wi, Niha>yat al-Su>fi Sharh Minhaj>al-Wusu>l ila> ‘ilm al-Us}u>l (Cairo: Matba 'at al-Tawfiqal-Adabi>yah 1954); Ibn Taymi>yah, Raf' al-Mala>m ‘anA’immat al-A’la>m (Damaskus: Manshu>rat al-Maktabah al-Isla>mi>, 1932).Ra>bitat al-A1am al-Isla>mi>, Jam‘i>ya al-Rifq bi al-Ha}yawa>n Hay’at Kiba>r ‘Ulama>’ Mis}r, Munazz}}amatal-Umam al-Muttah}idah, Majma'al-Lughah al-‘Arabiyah.Kata Arab yang diakhiri dengan ya>’ mushaddadah

ditransliterasikan dengan i> Jika ya>’ mushaddadah yang masukpada huruf terakhir sebuah kata tersebut diikuti dengan ta'marbu>t}ah, maka transliterasinya adalah iyah. Sedangkan ya>’

Page 44: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

36

mushaddadah yang terdapat pada huruf yang terletak ditengahsebuah kata ditransliterasikan dengan yy.

Al-Ghaza>li>, al-San'a>ni>, al-Nawawi>, Wahha>bi>,Sunni> Shi>’i>, Mis}ri>, al-Qushayiri> Ibn Taymi>yah, IbnQayyim al-Jawzi>yah, al-Ishtira>ki>yah, sayyid, sayyit,mu'ayyid, muqayyid dan seterusnya.

Kata depan (preposition atau harf jarr) yangditransliterasikan boleh dihubungkan dengan kata benda yang jatuhsesudahnya dengan memakai tanda hubung (-) atau dipisah dari kata,tersebut, jika, kata, diberi kata sandang (ada>t al-ta’ri>j).

Fi-al-adab al-'arabi> atau fi al-adab al'arabi>, min-al-mushkila>t al-iqtis}a>di>yah atau, min al-mushkila>t al-iqtis}a>diyah, bi-al-madha>hib al-arba‘ah atau bi al-madha>hib al-arba‘ahKata “ibn” memiliki dua versi penulisan. Jika Ibn terletak di

depan nama diri, maka kata tersebut ditulis Ibn. Jika kata Ibnterletak di antara dua nama diri dan kata, Ibn berfungsi sebagai'atfal-baya>n atau badal, maka ditulis bin atau b. Dalam kasusnomor dua, kata Ibn tidak berfungsi sebagai predicative (khabar)sebuah kalimat, tetapi sebagai ‘atfal-baya>n atau badal.

Ibn Taymi>yah, Ibn ‘Abd al-Ba>rr, Ibn al-Athi>r, IbnKathi>r, Ibn Quda>mah, Ibn Rajab, Muhammad bin/b. 'AbdAlla>h, 'Umar bin/b. al-Khat}t}ab, Ka'ab bin/b. Ma>lik.

I. Petunjuk Menggunakan Software Transliterasi

Untuk lebih memudahkan pengetikan transliterasi,mahasiswa harus sudah memastikan bahawa font Times New Arabictelah terinstal dalam komputer yang dipakai. Selanjutnya untuk

Page 45: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

37

memudahkan penulisan, mahasiswa cukup menuliskan simbol-simbol transliterasi dalam font Times New Roman. Setelah selesaipenulisan satu file simbol transliterasi diubah dengan tools dalamMicrosoft word yaitu find and replace. Penjelasannya adalahsebagai berikut:

1. Pilih menu Edit pada lembar kerja MS Word

2. Pada posisi di bawah ini, klick Replace

Page 46: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

38

3. Kemudian akan muncul tampilan berikut. Pada tampilanini, ketik pada Word find what dan replace with dengantanda “>” (macron/ garis horizontal huruf kecil),”<”(macron/garis horizontal huruf besar), “}”(titik bawahhuruf kecil), “{“ (titik bawah huruf besar).

Page 47: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

39

4. Pada posisi ini, klick More, kemudian Format

5. Setelah klick Format, klick Font.

Page 48: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

40

6. Setelah itu muncul pilihan jenis font berikut.

7. Pilih jenis font Time New Roman (cursor pada posisi >atas) klick OK dan pindahkan cursos pada posisi > bawahkemudian jenis font Time New Arabic klick OK untukhuruf kecil seperti dalam gambar berikut. Demikian pulauntuk huruf besar.

Page 49: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

41

8. Kemudian klik Replace All

J. Tabel dan Gambar

1. Penulisan TabelDalam menyajikan data, informasi, atau fakta-kata penulis

dapat menyajikannya dalam bentuk tabel. Dengan menggunakan tabel,pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat,dan mencari hubungannya.

Tabel yang baik disajikan dalam bentuk yang sederhana dandifokuskan pada beberapa ide. Oleh karenanya lebih baikmenggunakan banyak tabel daripada sedikit tabel dengan isi yangterlalu padat.

Jika tabel yang digunakan cukup besar (lebih dari setengahhalaman), maka penyajiannya ditempatkan pada halaman tersendiri.Namun jika tebel cukup pendek dapat diintegrasikan dengan teks.Teks isi tabel menggunakan spasi tunggal (1 spasi).

Page 50: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

42

Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan judul tabel) danditempatkan di atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudah kanperujukan. Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian kepalatabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya.Akhir tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horisontal.Pada halaman berikutnya, tuliskan Lanjutan tabel… pada tepi kiri.Kata “Tabel” ditulis dipinggir, diikuti nomor dan judul tabel. Judultabel ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada awal katanyakecuali kata penghubung dan dicetak tebal. Jika judul tabel lebih satubaris ditulis dengan satu spasi, dan baris kedua sejajar dengan barispertama. Judul tabel tanpa diakhiri titik. Jarak tabel dengan tekssebelum dan sesudahnya 3 spasi. Nomor tabel terdiri dari dua digitdipisah dengan tanda titik. Digit pertama sama dengan urutan bab, dandigit kedua nomor urutan tabel yang dimulai dengan nomor 1 padasetiap bab.Contoh:

Tabel 4.1 Tingkat Perkembangan Jumlah Mahasiswa JurusanSyari’ah dan Ekonomi Islam

STAIN Ponorogo Tahun 2014-2015

Prodi Tahun 2014 Tahun 2015 JumlahAS 120 125 245Muamalah 260 160 420

Total 380 285 665

Nomor Tabel menunjukkan bahwa tabel terletak pada Bab IV,nomor urut tabel yang pertama. Pengacuan tabel menggunakan angka,bukan dengan menggunakan kata tabel di atas atau tabel di bawah ini.

Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keteranganmengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halamantabel asli di bawah tabel mulai dari tepi kiri.

Page 51: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

43

2. Penyajian GambarIstilah gambar mengacu kepada foto, grafik, chart, peta, sketsa,

diagram, bagan, dan gambar lainnya. Beberapa pedoman penggunaangambar dapat dikemukakan seperti berikut.

a. Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukandiatasnya. Cara penulisan judul gambar sama denganpenulisan judul tabel

b. Gambar harus sederhana untuk menyampaikan ide denganjelas dan dapat dipahami tanpa dilengkapi penjelasantekstual.

c. Gambar harus digunakan secara efisien sesuai dengankebutuhan.

d. Gambar yang memerlukan lebih dari setengah halamanperlu ditempatkan pada halaman tersendiri.

e. Penyebutan adanya gambar disajikan mendahului gambar.f. Gambar diacu menggunakan angka, bukan dengan

menggunakan kata gambar di atas atau gambar di bawahini.

Page 52: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

44

Contoh:Perkembangan

JumlahMahasiswa

IAINPonorogo

Tahun 2017-2018

Gambar 4.1 Perkembangan Jumlah Mahasiswa STAIN Ponorogo Tahun2014-2015

K. Pencetakan dan Penjilidan

1. Pencetakana. Kertas, Bidang Pengetikan, dan Naskah Akhir

Kertas yang digunakan HVS putih ukuran A4 (21 cm X29,7 cm), minimal 70 gram. Bidang pengetikan berjarak 4cm daritepi kiri kertas, dan 3 cm dari tepi atas, tepi bawah dan tepi kanan.

b. Jenis HurufPenulisan skripsi yang menggunakan huruf latin, dipilih

huruf (font) Times New Roman atau sejenisnya antara lain Times,CG Times, dan Dutc, sedangkan penulisan yang menggunakanhuruf arab mengguakan huruf (font) Traditionl Arabic. Penulisanskripsi menggunakan huruf nonproporsional seperti courier tidakdiperkenankan.

c. Ukuran Huruf

Page 53: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

45

Bagian-bagian suatu bab skripsi menggunakan ukuran hurufyang berbeda dengan ketentuan sebagai berikut

Untuk font Times12 point judul bab, judul subbab, teks induk, abstrak skripsi,

lampiran, daftar rujukan10 point kutipan blok, judul tabel, judul gambar, teks tabel,

teks gambar, catatan akhir, dan catatan kaki.Adapun font Traditional Arabic26 point judul bab18 point judul subbab, judul abstrak, judul daftar rujukan, judul

tabel, dan judul gambar16 point teks induk

d. Modus HurufPenggunaan huruf normal, miring (italic), tebal (bold) dan

garis bawah diatur sebagai berikut.Normal

1) Teks induk, abstrak, kata-kata kunci, tabel, gambar,bagan, catatan, lampiran.

Miring (Italic)1) Kata non Indonesia (bahasa asing dan bahasa daerah)2) Istilah yang belum lazim3) Bagian penting4) Contoh yang disajikan pada teks utama5) Judul buku, jurnal, majalah, dan surat kabar dalam teks

utama dan dafar rujukan.Tebal (bold)

1) Judul bab dan subbab2) Bagian penting dari suatu contohGaris bawah

Page 54: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

46

3) Garis bawah tidak boleh digunakan kecuali dalam halyang sangat khusus.

e. SpasiSpasi antar baris dalam penulisan skripsi dipilih spasi 2

(ganda), kecuali keterangan gambar, lampiran tabel, dan daftarrujukan. Jarak antara akhir judul bab dengan subbab atau awalteks adalah 4 spasi. Jarak antara akhir teks dengan subbab 3 spasidan jarak antara sub judul dengan awal teks 2 spasi. Jarak antarparagraf juga 2 spasi

Page 55: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

47

BAB III

TEKNIK PENULISAN

Bab mengenai teknik penulisan ini merupakan bab yang secarakhusus ditujukan untuk memberikan rambu-rambu umum terkaitpenulisan dengan menggunakan kaidah penulisan dalam bahasaIndonesia secara baik dan benar.

A. Penomoran Bab dan Sub-bab

Penomoran Bab, Sub-bab dan halaman, teknik penulisannyadiatur sebagai berikut:1. Penulisan Bab diberi nomor (lambang) dengan angka romawi

besar dan ditulis dengan huruf kapital, seperti BAB I, BAB II danseterusnya yang terletak pada bagian tengah atas halaman di atasjudul bab yang ditulis dengan huruf kapital secara keseluruhantanpa diakhiri titik. Penulisan Bab, selalu dimulai dengan halamanBaru.Contoh :

BAB ISUMBER AJARAN ISLAM

2. Sub-bab diberi lambang kategorisasi huruf alfabet kapital yangdiakhiri dengan titik, ditulis pada margin pertama dan dikutidengan judul sub-bab yang ditulis dengan huruf kecil kecualipada awal setiap kata dengan huruf kapital.Contoh :

Page 56: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

48

BAB ISUMBER AJARAN ISLAM

A. Pengertian dan Sumber Ajaran Islam.

3. Anak Sub-bab diberi lambang kategorisasi angka arab yangdiakhiri dengan titik, ditulis pada margin keempat dan dikutidengan judul anak sub-bab yang ditulis dengan huruf kecilkecuali pada awal setiap kata dengan huruf kapital.Contoh :

BAB ISUMBER AJARAN ISLAM

A. Pengertian dan Sumber Ajaran Islam.1. Pengertian Al-Qur’an.

Kategori untuk pecahan-pecahan berikutnya secara urutmenggunakan lambang-lambang huruf alfabet kecil yang diakhirititik pada margin 10, angka arab yang diakhiri dengan kurung tutuppada margin 13, huruf alfabet kecil yang diakhiri dengan kurungtutup pada margin 16, angka arab yang diakhiri dengan dua kurungpada margin 19, huruf alfabet kecil yang diakhiri dengan duakurung pada margin 22.Contoh :

BAB ISUMBER AJARAN ISLAM

A. Pengertian dan Sumber Ajaran Islam.1. Pengertian al-Qur’an

a. Menurut ulama salaf dan modern1) …………………….. …………… .

a) ……………. ………………………… .(1) ………….. ……………………… .

(a) ………….. ……………. …………… .

Page 57: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

49

B. Penomoran Halaman

1. Halaman-halaman dari bagian awal (halaman judul sampaidengan halaman daftar isi), nomor halamannya berupa angkaromawi kecil, yakni, i, ii, iii, iv dan seterusnya ditulis ditengahbagian bawah halaman.

2. Pada bagian teks, (mulai dari pendahuluan) penomoran halamanmenggunakan angka arab, yakni : 1, 2, 3 dst. ditulis pada sudutkanan atas kecuali pada halaman bab baru dan daftar pustaka,ditulis pada bagian bawah tengah halaman.

C. Pengetikan dan Tata-letak (Lay-out)

1. Naskah skripsi diketik pada kertas HVS 70 gram, warna putih,ukuran kuarto dengan spasi ganda dengan pola rata kiri dankanan.

2. Baris pertama pada setiap paragrap ditulis masuk 5 ketukan daripias kiri karangan.

3. Lampiran atau lainnya yang berukuran lebih besar dilipat sesuaidengan ukuran kertas kuarto

4. Naskah skripsi diketik komputer dengan menggunakan huruf(font) Times New Roman atau Times New Roman Arabic,ukuran huruf 12 untuk, sub-bab, anak sub-bab dan naskah, dan14 untuk judul halaman dan judul bab. Untuk naskah arabukuran huruf adalah 16, menggunakan font standar ( TradisionalArabic).

5. Pias kiri dan atas area penulisaan naskah berjarak 4 cm,sedangkan pias kanan dan bawah berjarak 3 cm.

6. Semua unsur dalam daftar isi, ditulis dengan huruf kapitalkecuali sub-bab dan anak sub-bab, ditulis dengan kapital hanyapada awal tiap kata.

Page 58: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

50

7. Jarak antara kata “bab” dengan judul bab dan antara judul babdengan judul sub-bab adalah empat spasi. Adapun jarak antaraakhir teks karangan dengan anak sub-bab dan antara paragrapsatu dengan paragrap berikutnya adalah 3 spasi.

8. Kata, ungkapan, singkatan atau istilah (technical term) yangberasal dari bahasa asing atau daerah boleh ditulis miring. Katayang dicetak miring tersebut bisa berupa transliterasi atau katayang bukan transliterasi tetapi kata yang menjadikan penulissangat bergantung pada kata tersebut (technical term).

D. Penulisan Terjemah

1. Terjemah yang berasal dari kutipan langsung ditulis dalamparagraf tersendiri dengan spasi satu (1) dan margin kiri masuk4 ketukan ke kanan, ditulis miring.

2. Terjemah yang berasal dari terjemahan penulis, ditulis sepertipenulisan teks biasa.

E. Penulisan Sumber Kutipan

Penulisan sumber kutipan dipakai untuk menandai identitassumber data. Jenis penulisan sumber kutipan terdiri dari 3 macam,yaitu catatan kaki (footnote), catatan tengah (middlenote) dan catatanakhir (endnote). Pada prinsipnya ketiga jenis penulisan sumberkutipan ini tidak berbeda sama sekali melainkan hanya letaknya sajayang berbeda. Catatan kaki terletak di bagian bawah pada setiaphalaman, sedangkan catatan akhir terletak pada bagian akhir teks.Sementara itu catatan tengah ditulis pada tengah-tengah teks. Dalamhal ini, STAIN Ponorogo, Jurusan Syari’ah –dalam penuilsanskripsi—memilih menggunakan catatan kaki dalam penulisansumber kutipan, dengan pertimbangan pembaca dapat langsung

Page 59: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

51

mengetahui identitas sumber data yang dipakai pada halamantersebut.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan denganpenulisan catatan kaki, yaitu :1. Nomor catatan kaki, berupa nomor arab, ditulis agak naik ke

atas, Nama penulis buku ditulis sesuai dengan nama aslinya(tanpa dibalik), kemudian dikuti koma (,), judul buku yangditulis miring atau digaris bawah kemudian kurung buka, tempatpenerbit, titik dua (:), nama penerbit, koma (,) tahun penerbitan,kurung tutup, koma (,) nomor halaman dan titik (.).

2. Antara naskah dan catatan kaki diberi pembatas, berupa garislurus mendatar yang ditarik dari pias kiri teks sampai sepanjang30 ketukan.

3. Penulisan catatan kaki dimulai pada ketukan ke tujuh darimargin/pias kiri naskah, berjarak 1,5 spasi dari garis pembatas.

4. Apabila penulisan catatan kaki lebih dari satu baris, maka baris-baris berikutnya, dimulai dari margin/pias paling kiri.

Tehnik Penulisan sumber kutipan berhubungan dengan beberapahal yang harus diperhatikan.1. Berhubungan dengan Nama

a. Segala macam gelar yang dicantunkan di depan atau dibelakang nama penulis tidak perlu disebutkan dalamkutipan.

Contoh:--------------------------------

1H. Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih (Jakarta: KalamMulia, 1992), 82.

atau2H. Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih (Jakarta: Kalam

Mulia, 1992), 82.

Page 60: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

52

bukan3Drs. H. Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih (Jakarta:

Kalam Mulia, 1992), 82.b. Untuk penulis Arab Klasik dan Pertengahan yang

dikenal melalui satu nama, (walaupun ia memiliki lebihdari satu nama), maka boleh nama yang terkenal sajayang disebutkan.

Contoh:--------------------------------

1Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1980),53.

a Apabila nama yang satu tersebut sama atau mirip dengannama penulis lain yang bukunya (tulisannya) jugadipakai sebagai sumber, maka nama diri secara utuhdisebutkan.

Contoh:--------------------------------

1Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumuddin (Damaskus: Dar al-Fikr, 1980), 53.

2Muhammad Ghazali, Al-Sunnah al-Nabawiyah bayna ahl al-Fiqh wa ahl al-Hadis, (Kairo: Dar al-Shuruq, 1990), 78.

2. Berhubungan dengan Bukua. Untuk sumber yang diterjemahkan dari bahasa asing

(Arab maupun Inggris) judul sumber yang ditulisadalah judul terjemahannya. Judul aslinya dlam bahasaasing tidak boleh disebutkan. Cara penulisan identitassumber sama dengan ketentuan yang sudah ada, danditambah kata “terj”. untuk tanda terjemah.

Contoh:

Page 61: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

53

--------------------------------1Mahmud Syaltut, Akidah dan Syari’ah Islam, terj. Fachruddien

(Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 53.b. Jika terdapat kutipan lagi dari buku yang sudah dikutip

dan diselingi dengan kutipan dari sumber lain, makayang disebutkan adalah nama yang paling terkenal(untuk nama Indonesia) dan nama akhir penulis (untuknama asing), koma (,) diikuti beberapa kata judul buku,koma (,), nomor halaman, titik (.)

Contoh:--------------------------------

1H. Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih (Jakarta: KalamMulia, 1992), 82.

2Masfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Jakarta: Haji Masagung,1991), 36.

3Mudjib, Kaidah-Kaidah, 76.c. Jika kutipan kedua langsung mengikuti kutipan yang

pertama terhadap buku yang sama, maka --apabilanomor halamannya berbeda--, dalam kutipan keduaditulis kata Ibid, titik (.), koma (,), nomor halaman, titik(.). Apabila antara kutipan kedua dan kutipan pertamamemiliki halaman sama, cukup ditulis Ibid, titk (.).

Contoh:--------------------------------

1H. Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih (Jakarta: KalamMulia, 1992), 82.

2Ibid., 81.3Ibid.

Page 62: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

54

d. Jika kutipan di ambil dari jurnal, maka penulisan adalahnama penulis (seperti aslinya), koma (,) tanda kutipbuka (“), judul artikel (ditulis biasa tidak miring), koma(,), tanda kutip tutup (“), nama jurnal (dicetak mirngatau digaris bawah), nomor jurnal, kurung buka, bulan(kalau ada) dan tahun penerbitan, kurung tutup, koma(,), nomor halaman dan titik (.).

Contoh:--------------------------------

1Moh. Koesnoe,”Kedudukan Kompilasi Hukum Islam dalamSistem Hukum Nasional,” Varia Peradilan, 122 (1995), 67.

b Jika kutipan di ambil artikel yang dimuat dalam buku,maka penulisan adalah nama penulis (seperti aslinya),koma (,) tanda kutip buka, judul artikel (ditulis biasatidak miring), koma (,), tanda kutip tutup, (ditulis kata)dalam judul buku (dicetak mirng atau digaris bawah),koma (,), (ditulis kata) ed., nama editor, kurung buka,tempat penerbit, tahun penerbitan, kurung tutup, koma(,),nomor halaman dan titik (.).

Contoh:--------------------------------

1Arief Budiman,”Gerakan Sosial dan Demokrasi di Indonesia,”dalam Dimensi Kritis Proses Pembangunan di Indonesia, ed.Johanes Mardimin (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 56.

e. Kutipan yang diambil dari Encyclopedia ditulis namapenulis entri, koma (,), tanda kutip buka (“), judul entry,koma (,), tanda kutip tutup (“), nama encyclopedia, vol.(volume) –jika ada--, ed. (editor), kurung buka, tempatpenerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun

Page 63: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

55

penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dantitik (.).

Contoh:-------------------------------

1A.J. Wensinck, “Kufr,” The Encyclopedia of Islam, vol. 7, ed.M. Th. Houtsma, (Leiden: E. J. Brill, 1987), 253.

f. Kutipan yang diambil dari tesis magister atau disertasidoktor yang tidak diterbitkan, dilakukan dengan caramenuliskan nama penulis tesis atau disertasi, koma (,),tanda kutip buka (“), judul tesis atau disertasi (ditulisbiasa tidak miring atau digaris bawah), koma (,), tandakutip tutup, kurung buka, tesis atau doktor, koma, namaperguruan tinggi, tempat perguruan tinggi, tahunpenulisan tesis atau disertasi, kurung tutup, koma (,),nomor halaman dan titik.

Contoh:--------------------------------

1Edi Safri,” Al-Syafi’I Metode Penyelesaian Hadis-HadisMukhtalif,” (Disertasi Doktor, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,1990), 32.

g. Kutipan dari al-Qur’an dilakuakan dengan caramenuliskan kata al-Qur’an (ditulis biasa tidak miringdan bergaris bawah), kemudian koma (,), nomor surat,titk dua (:), nomor ayat dan titik.

Contoh:--------------------------------

1al-Qur’an, 2: 34; 12: 54.h. Jika sebuah buku ditulis, diedit atau diterjemahkan oleh

dua orang, maka nama kedua orang tersebut ditulissemuanya. Namun jika jumlah penulis, editor, atau

Page 64: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

56

penterjemahnya terdiri tiga orang ke atas, maka hanyanama penulis,editor dan penterjemah pertama yangdisebutkan dan diikuti dengan (kata) et. al.

Contoh:--------------------------------

1Mahmud Syaltut, Akidah dan Syari’ah Islam, terj. Fachruddien,et. al. (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 53.

i. Jika salah satu unsur dari sumber yang akan dikutip –seperti tempat penerbitan, tahun, dsb.-- hilang atautidak jelas, maka harus dijelaskan dengan memberikantanda. Untuk tempat penerbit yang tidak ada diganti(t.t.), tanpa nama penerbit (t.p.), tanpa tahun (t.t.).

Contoh:--------------------------------

1Mahmud Syaltut, Akidah dan Syari’ah Islam (t.t.: BumiAksara, t.t.), 53.

F. Pembuatan Daftar Rujukan/Daftar Pustaka

Teknik penulisaan daftar rujukan/Daftar Pustaka padaprinsipnya tidak berbeda jauh dengan teknik penulisan catatan kaki.1. Secara umum, daftar pustaka ditulis dengan pola urut alfabetis,

dimulai dari huruf A.2. Sumber dalam bentuk buku yang nama pengarangnya lebih dari

2 suku kata susunannya adalah nama penulis dibalik, --namapaling akhhir (last name) didahulukan--, koma (,) nama awaldan tengah (kalau ada), titik (.), judul, titik (.) tempat penerbit,titik dua (:), nama penerbit, koma (,), tahun penerbitan, titik (.).

3. Jika sebuah sumber tertulis lebih dari satu baris, maka bariskedua dan seterusnya ditulis masuk 4 ketukan dari margin kiri

Page 65: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

57

dengan spasi tunggal. Sedangkan anatara satu sumber dengansumber yang lain ditulis dengan spasi ganda.Contoh :Basyir, Ahmad Azhar. Refleksi Atas Persoalan Keislaman.

Bandung: Mizan, 1993.Wachid, Abdurrahman. “Menjadikan Hukum Islam Sebagai

Penunjang Pembangunan.” DalamAgama Dan TantanganZaman: Pilihan Artikel Prisma, 1975-1984. Jakarta: LP3ES,1985: 64-79.

4. Jika seorang penulis mempunyai beberapa tulisan yangdicantumkan dalam dafatar pustaka, maka nama penulisnyahanya ditulis ada sumber yang pertama saja. Sedangkan padasumber kedua dan seterusnya nama tersebut diganti dengantanda – yang dibuat sebanyak 9 kali.dan diikuti dengan titik (.).

Contoh:Nasution, Harun. Akal danWahyu. Jakarta: UI Press, 1986.---------. Filsafat Agama. Bulan Bintang, 1975.

5. Jika sumber yang dikutip adalah artikel baik dalam jurnalataupun buku maka halaman artikel nya disebutkan mulaihalaman pertama sampai terakhir. Cara penulisannya adalahsama seperti pengutipan dalam catatan kaki dengan sedikitperubahan.

Contoh:Wachid, Abdurrahman. “Menjadikan Hukum Islam Sebagai

Penunjang Pembangunan.” Dalam Agama Dan TantanganZaman: Pilihan Artikel Prisma, 1975-1984. Jakarta: LP3ES,1985: 64-79.

Page 66: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

58

G. Transliterasi

1. Pedoman transliterasi yang digunakan adalah :Arab Indonesia Arab Indonesia� ` � D� B � T� T � Z� Th � �� J � Gh� H � F� Kh � Q� D � K� Dh � L� R � M� Z � N� S � H� Sh � W� S � Y

2. Untuk menunjukkan bunyi hidup panjang caranya denganmennuliskan coretan horisontal di atas huruf û, î dan â.

3. Bunyi hidup dobel (diftong) Arab ditransliterasikan denganmenggabung dua huruf “ay” dan “aw”Contoh :Bayna, `alayhim, qawl.mawduah

4. Kata yang ditransliterasikan dan kata-kata dalam bahasa asing yangbelum terserap menjadi bahasa baku Indonesiaa harus dicetakmiring

5. Bunyi huruf hidup akhir sebuah kata tidak dinyatakan dalamtransliterasi. Transliterasi hanya berlaku pada huruf konsonan akhir.Contoh ;

Page 67: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

59

Ibn Taymiyah bukan Ibnu Taymiyah. Inna al-din `inda Allah al-Islam bukan Inna al-dina `inda Allahi al-Islamu. …. Fahuwa wâjibbukan Fahuwa wâjibu atau Fahuwa wâjibun

6. Kata yang berakhir dengan ta’marbuthah dan berkedudukansebagai sifat (na’at) dan idhafah ditransliterasikan dengan “ah”sedangkan mudhaf ditransliterasikan dengan “at”.Contoh ;1. Na’at dan Mudâf iIayh : Sunnah sayyi’ah, al-maktabah al-misriyah.

2. Mudaf : matba’at al-‘ âmmah.7. Kata yang berakhir dengan ya’ mushaddadah (ya’ bertashdid)

ditransliterasikan dengan î. Jika î diikuti dengan ta’ marbuthahmaka translitarsinya adalah îyah. Jika ya’ bertashdid beradaditengah kata ditransliterasikan dengan yy.Contoh ;1. al- Ghazâlî, al-Nawawî2. Ibn Taymîyah. Al-Jawzîyah.

H. Penulisan Huruf

Penulisan huruf yang dibahas dalam pedoman ini terutama berkaitandengan penggunaan (1) huruf kapital. (2) huruf miring. dan (3) huruftebal.

1. Huruf kapitalHuruf kapital digunakan dalam beberapa kondisi penulisansebagai berikut:a. huruf pertama pada awal kalimat (misalnya: Penelitian ini

dilakukan selama lima bulan);b. huruf pertama petikan langsung (misalnya: Ayah bertanya,

"Mengapa kamu terlihat sedih?");

Page 68: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

60

c. huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungandengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata gantiuntuk Tuhan (misalnya: Islam,Kristen, Quran, dll.);

d. huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dankeagamaan yang diikuti nama orang (Misalnya: SultanHasanudin, Haji Agus Salim);

e. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelarkehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikutinama orang (misalnya: Dia baru saja menunaikan ibadahhaji);

f. huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang,nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagaipengganti nama orang tertentu (misalnya:Gubernur Jawa Barat, Jenderal Sudirman);

g. huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujukkepada bentuk lengkapnya (misalnya: (1) Rapat itu dipimpinoleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, (2) Rapat itudipimpin oleh Menteri);

h. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama namajabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang,nama instansi, atau nama tempat tertentu(misalnya: Sejumlah menteri hadir dalam rapat cabinetkemarin sore);

i. huruf pertama unsur-unsur nama orang (misalnya: ChairilAnwar, Imam 5onjol);

j. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama sepertipada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalamnama Jerman), atau da (dalam nama Portugal) (misalnya:Robin van Persie);

Page 69: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

61

k. huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertamakata bin atau binti (misalnya: Abdullah bin Abdul Musthafa,Fatimah binti Muhammad Husen);

l. huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagainama jenis atau satuan ukuran (misalnya: joule per Kelvin.Newton);

m. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orangyang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran(misalnya: 15 watt. mesin diesel);

n. huruf pertama nama bangsa. suku bangsa. dan bahasa(misalnya: suku Batak. bahasa Sunda. bangsa Afrika);

o. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama namabangsa. suku. dan bahasa yang digunakan sebagai bentukdasar kata turunan (misalnya: pengindonesiaan kataasing. keinggris-inggrisan);

p. huruf pertama nama tahun. bulan. hari. dan hari raya(misalnya: bulan Mei. hari Idul Fitri);

q. huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa sejarah (misalnya:Perang Teluk. Konferensi Meja Bundar);

r. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwasejarah yang tidak digunakan sebagai nama (misalnya: Parapahlawan berjuang demi kemerdekaanIndonesia);

s. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsurnama diri geografi (misalnya: Jawa Barat. Bandung);

t. huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti namadiri geografi (misalnya: Sungai Citarum. GunungGalunggung);

u. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsuregeografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi (misalnya:Adik suka berenang di sungai);

Page 70: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

62

v. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama dirigeografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis(misalnya: kunci inggris. pisang ambon);

w. huruf pertama semua unsur nama resmi negara. Lembagaresmi. lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumenresmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh,atau, dan untuk(misalnya: Republik Indonesia, Badan Kesejahteraan Ibu danAnak);

x. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama katayangbukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembagaketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi(misalnya: kerja sama antara pemerintah dan rakyat);

y. huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yangterdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,badan, dokumen resmi, dan judulkarangan (misalnya: Perserikatan 5angsa-Bangsa, Dasar-Dasar Ilmu Hukum);

z. huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulangsempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, danmakalah, kecuali kata tugas seperti di, ke,dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisiawal (misalnya: Dia suka membaca buku Dari Ave Maria keJalan Lain ke Roma) ;

aa. huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dansapaan yang digunakan dengan nama diri (misalnya:Dr.untuk doktor, S.E. untuk sarjana ekonomi);

ab. huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, sepertibapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yangdigunakan dalam penyapaan atau pengacuan(misalnya: (1) Surat Saudara sudah saya terima, (2) "Kapan5apak berangkat?" tanya Andi);

Page 71: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

63

ac. huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama katapenunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalampengacuan atau penyapaan (misalnya: Kami akan berkunjungke rumah paman dan bibi di Jakarta);

ad. huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan(misalnya: Berapa lama Anda tinggal di Bandung?).

2. Huruf miringPenggunaan huruf miring dilakukan pada kondisi

penulisan di bawah ini:a. untuk menuliskan nama buku. majalah. dan surat kabar

yang dikutip dalam tulisan (misalnya: Gosip itu bermuladari berita di surat kabar Pos Kota);

b. untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf bagian kata,kata atau kelompok kata (misalnya: (1) Huruf pertama kataabad adalah a. (2) Susunlah sebuah kalimat denganmenggunakan kata moratorium);

c. untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasaIndonesia (misalkan: nama ilmiah buah manggis ialahCarcinia mangostana);

d. untuk ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasaIndonesia dan penulisannya diperlakukan sebagai kataIndonesia (misalnya: Korps diplomatik memperolehperlakuan khusus).

3. Huruf tebalPenggunaan huruf tebal dilakukan pada kondisi penulisan

di bawah ini:a. untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi,

daftar table, daftar lambing, daftar pustaka, indeks danlampiran;

Page 72: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

64

b. tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan ataumengkhususkan huruf. bagian kata. kata. atau kelompokkata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring;

c. huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskanlema dan sublema serta untuk menuliskan lambangbilangan yang menyatakan polisemi.

4. Penulisan Angka dan BilanganMenurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan ada beberapa hal yang perlu dicermati terkaitpenulisan angka dan bilangan. Bilangan dalam penulisan dapatdinyatakan dalam angka atau kata. Dalam hal ini angkaberperan sebagai lambang bilangan atau nomor dengan jenislazim yang digunakan yakni angka Arab atau angka Romawi.Lihat contoh di berikut ini:Angka Biasa : 0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10Angka Romawi : I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X.

Beberapa ketentuan terkait penulisan angka dan bilanganadalah sebagai berikut:a. bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau

dua kata ditulis dengan huruf. kecuali jika bilangan itudipakai secara berurutan seperti dalam perincian ataupaparan (misalnya: (1) Saya menonton film tersebut sampailima kali. (2) Dari 50 peserta lomba 12 orang anak-anak, 28orang remaja dan 10 orang dewasa);

b. bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebihdari dua kata. susunan kalimat diubah agar bilangan yangtidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awalkalimat (misalnya: Tiga puluh siswa kelas 9 lulusUjian Akhir Nasional);

Page 73: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

65

c. angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat diejasebagian supaya lebih mudah dibaca (misalnya: Perusahanintu merugi sebesar 250 milyar rupiah);

d. angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang,berat, luas dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d)jumlah (misalnya: 10 liter, Rp 10.000,00, tahun 1981);

e. angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah,apartemen, atau kamar (misalnya: Jalan Mahmud V No.15);

f. angka digunakan untuk menomori bagian karangan atauayat kitab suci (misalnya: Bab IX, Pasal 3, halaman 150);

g. penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan angkaRomawi kapital atau huruf dan angka Arab (misal: abad XX,abad ke-20, abad kedua puluh);

h. penulisan bilangan yang mendapat akhiran –an dipisahkanoleh tanda hubung (misalnya: tahun 1980-an, pecahan5.000-an) bilangan tidak perlu ditulis dengan angka danhuruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumenresmi, seperti akta dan kuitansi);

5. Penggunaan Tanda Bacaa. Penggunaan tanda titik

Tanda titik digunakan dalam kondisi penulisan sebagaiberikut:1) pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau

seruan (misalnya: Ibuku seorang guru.);2) tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang

unsur akhirnya sudah bertanda titik (misalnya:Penulis itu bernama Ibnu Jamil, M.A.);

3) di belakang angka atau huruf dalam suatubagan,ikhtisar, atau daftar;

Page 74: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

66

4) untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yangmenunjukkan waktu (misalnya: pukul 8.00 pagi);

5) tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu(misalnya: 1.25.45 jam untuk menunjukkan 1 jam, 25menit, 45 detik);

6) untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannyayang menunjukkan jumlah (misalnya: Warga miskindi provinsi ini berjumlah 5.300 orang.).

b. Penggunaan tanda komaTanda koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagaiberikut:1) di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan (misalnya: Dia ditugaskan membelibuku, pensil, tinta, dan penggaris.);

2) untuk memisahkan kalimat setara yang satu darikalimat setara berikutnya yang didahului dengan kataseperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali(misalnya: Aku ingin pergi, tetapi banyak pekerjaanyang harusdiselesaikan dulu.);

3) untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatjika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya(misalkan: Karena lelah, saya tidak jadi pergi kerumah dia.);

4) di belakang kata atau ungkapan penghubungantarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, sepertioleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungandengan itu, dan meskipun begitu;

Page 75: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

67

5) untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya,wah,aduh,dan kasihan, atau kata-kata yang digunakansebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari katalain yang terdapat di dalam kalimat;

6) untuk memisahkan petikan langsung dari bagian laindalam kalimat (misalnya: Kata Adik, "Aku mau pergike Ponorogo".);

7) tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikanlangsung dari bagian lain yang mengiringinya dalamkalimat jika petikan langsung itu berakhir dengantanda tanya atau tanda seru (misalnya: "Di manaKamu sekolah?" tanya Pak Agus.);

8) di antara (a) nama dan alamat. (b) bagian-bagianalamat. (c) tempat dan tanggal. serta (d) nama tempatdan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan(misalnya: Sdr. Egan. Jl. Mahmud V. Madiun);

9) di antara nama orang dan gelar akademik yangmengikutinya untuk membedakannya dari singkatannama diri. keluarga. atau marga (misalnya: MiraRahmani. M.Pd.);

10)di muka angka desimal atau di antara rupiah dan senyang dinyatakan dengan angka (misalnya: 10.5 m. Rp5000.50);

11)untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnyatidak membatasi (misalnya: Dosen kami, Pak Iwa,tegas sekali.).

c. Penggunaan tanda titik komaTanda titik koma digunakan dalam kondisi penulisansebagai berikut:

Page 76: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

68

1) sebagai pengganti kata penghubung untukmemisahkan kalimat yang setara di dalam kalimatmajemuk setara (misalnya: Andi membersihkankamarnya; Putrimerapikan buku di ruang baca);

2) untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimatyang berupa frasa atau kelompok kata (Dalamhubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perludigunakan kata dan);

3) untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebihapabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah olehtanda baca dan kata hubung (misalnya: Rapat ini akanmembahas pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;penyusunan rancangan anggaran dasar, anggaranrumah tangga dan program kerja).

Page 77: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

69

BAB IV

KUTIPAN

A. Pengertian

Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagaisumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itubisa diambil dari kamus, ensiklopedia, artikel, laporan, buku, majalah,internet, dan lain sebagainya. Menyisipkan kutipan-kutipan dalamsebuah tulisan ilmiah bukanlah merupakan suatu keaiban. Tidak jarangpendapat, konsep, dan hasil penelitian dikutip kembali untuk dibahas,ditelaah, dikritik, dipertentangkan, atau diperkuat.a. Kutipan haruslah relevan dengan masalah yang sedang dibahas dan

hendaknya tidak terlampau panjang.b. Jika penyaduran (kutipan tidak langsung) mengakibatkan perubahan

arti dan kesalapahaman, maka kutipan langsung merupakan pilihanterbaik.

Kutipan dapat berfungsi sebagai :a. Landasan teorib. Sebagai penjelasanc. Penguat pendapat yang dikemukakan penulis

Prinsip Kutipana. Tidak boleh mengubah pendapat orang yang dikutipb. Sekiranya ada kesalahan harus ditulis kata (sic!) dalam kurung di

belakang kata yang salah tersebut.c. Bagian yang tidak dikutip diganti dengan titik tiga (…)

Page 78: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

70

B. Jenis-jenis kutipan

1. Dalam tulisan ilmiah dikenal 2 model kutipan, langsung dantidak langsung.

2. Kutipan langsung adalah kutipan yang dilakukan denganmenukil secara sempurna (tanpa mengurangi dan menambahdari segi kalimat maupun isi). Adapun kutipan tidak langsungadalah kutipan yang dilakukan dengan cara mengambil isi (sari)dari sebuah pendapat atau tulisan dengan bahasa yang berbedaatau menulis kembali sebuah pendapat yang telah diinterpretasioleh penulis.

3. Kutipan langsung yang panjangnya kurang dari enam barisdimasukkan ke dalam paragraf yang ada (ditulis seperti biasa)dan diapit dengan dua tanda petik, sedangkan kutipanlangsung yang lebih dari enam baris ditulis dalam paragraftersendiri dengan spasi satu (1) dan margin kiri masuk 4ketukan ke kanan, tanpa ditulis miring.

4. Kutipan tidak langsung ditulis biasa, seperti kutipan langsungyang kurang dari enam baris dan tidak diapit oleh tanda petik (“).

5. Kutipan langsung yang diambil dari sumber bukanberbahasa Indonesia (Arab, Inggris, Daerah) perlu ditulisaslinya dan disertai terjemahnya. Ini untuk memastikankeakuratan terjemah dengan teks aslinya.

C. Ellipsis

Untuk menghindari kutipan panjang yang sama sekali tidakrelevan dengan apa yang sedang ditulis oleh penulis, atau penulismerasa perlu mengambil bagian-bagian penting dari suatu uraiankalimat yang panjang dari karangan asli, maka seorang penulis dapat

Page 79: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

71

menghilangkan bagian-bagian tertentu dari kalimat panjang yangdikutipnya.

Contoh ellipsis: (1) Kutipan kalimat panjang dari tulisan asli:Kebutuhan Pokok belum diakui sebagai suatu teori pembangunan.Perdebatan dengan menggunakan argumen-argumen yang bersifatfalsafati, semantik maupun definisi dapat berkembang menjadiperdebatan tak berujung. Ketimbang demikian, saya akan berargumenbahwa dibandingkan dengan teori pertumbuhan ekonomi maupunteori distribusi pendapatan beserta ukuran-ukurannya (apakah denganoptimalitas Pareto, Indeks Gini dan sebagainya) konsep KebutuhanPokok belum cukup dibahas sebagai teori dalam kepustakaanpembangunan (Syahrir 1986, hal 35)

(2) Kutipan kalimat panjang setelah di-elipsis: Kebutuhan Pokokbelum diakui sebagai suatu teori pembangunan ... dibandingkandengan teori pertumbuhan ekonomi maupun teori distribusipendapatan beserta ukuran-ukurannya (apakah dengan optimalitasPareto, Indeks Gini dan sebagainya) konsep Kebutuhan Pokok belumcukup dibahas sebagai teori dalam kepustakaan pembangunan.

D. Interpolasi

Metode interpolasi artinya melakukan penyisipan kata sendirioleh pengutip dalam upaya untuk memperjelas, mempertegas ataupunmengoreksi pengetikan asli yang dikutipnya tanpa menghilangkanatau mengaburkan makna asli dari penulisnya. Secara teknis,interpolasi atau penyisipan kata harus diletakkan pada tanda kurungpersegi [...], bukan tanda kurung parentheses (...), ataupun kurungkurawal {...}. Ada tiga bentuk interpolasi yang biasa dilakukan dalampenulisan ilmiah; (a) penggunaan sic untuk sebuah koreksi terhadapkesalahan kata pada kalimat asli, (b) penggunaan komentar pada kata

Page 80: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

72

yang dipakai dalam kalimat asli, dan (c) penggunaan antecedent ataukata penjelas pada kata yang dipakai dalam kalimat asli.

Contoh interpolasi dg sic

Contoh penggunaan [sic] dalam pengutipan kalimat panjang

Cara lain penghitungan manfaat penguasaan [sic] adalah menentukan“rate of return” atau nilai r dengan membuat nilai PVb sama dengannol. Pengusahaan akan memberikan manfaat jika “rate of return”tersebut lebih tinggi daripada tingkat bunga yang berlaku.(Reksohadiprojo dan Pradono 1998, 53)

Contoh penggunaan [komentar] dalam kutipan kalimat panjang

Although there are many different versions of neoliberalism, it mostcommonly means support of "market deregulation, statedecentralization, and reduced state [or political] intervention intoeconomic affairs" (Campbell and Pedersen 2001, 1)

Contoh penambahan [antesenden] dalam pengutipan kalimat panjang

Kedua-duanya [model Arthur Lewis dan model Harrod-Domar]sama-sama mencoba membangun suatu model pertumbuhan ekonomiakan mengikuti jalan optimal (an optimal path) dalam dua sektorekonomi; pertanian dan industri (diartikan oleh Lewis sebagai sektorkapitalis) (Syahrir 1986, hal 11)

Suatu karya ilmiah yang baik, sebaiknya menghindaripengutipan dari kutipan yang telah dilakukan penulis lain. Hal inihanya boleh ditoleransi pada saat sumber aslinya termasuk langkadan sulit diperoleh lagi. Apabila terpaksa dilakukan pengutipan darikutipan, maka pengutip terakhir yang paling bertanggung jawabterhadap kalimat-kalimat yang dikutipnya.

Page 81: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

73

E. Kutipan tidak langsungParafrase (paraphrase) artinya mengekspresikan ide pemikiran

dari penulis asli dengan menggunakan kata-kata sendiri yang lebihmudah dimengerti tanpa mengubah makna aslinya dan tetapmenyatakan sumber referensinya. Untuk melakukan parafraseterhadap satu kalimat dari penulis asli memerlukan ketrampilanteknis yang harus sering dipraktekkan, karena dalam satu tulisanilmiah seorang penulis harus lebih banyak melakukan parafrasedibanding dengan pengutipan (citation).

1. Menggunakan kata sinonim pada semua kata yang tidak umumdigunakan dalam karangan asli. Kata-kata seperti orang, dunia,makanan adalah kata-kata umum yang tidak perlu lagi dicarisinonimnya.

2. Mengubah struktur kalimat.

3. Mengubah tekanan kalimat dari aktif menjadi pasif atausebaliknya.

4. Mengurangi anak-anak kalimat yang tidak perlu untuk diuraikanatau dimaknakan kembali oleh penulis (pengutip).

5. Mengubah bagian-bagian pembicaraan yang diurai penulis asli.

6. Menulis sumber bacaan dengan lengkap.

7. Bacalah berkali-kali tulisan orang lain yang ingin kitaparaphrase sampai kita mendapatkan maknanya;

8. Selama membaca, buatlah catatan tentang kata-kata kunci daritulisan tersebut; kemudian, tutup buku tersebut dan jauhkanlahdari sisi kita;

Page 82: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

74

9. Mulailah menuliskan makna dari tulisan yang kita baca tersebutdengan menggunakan kata-kata dan gaya bahasa kita sendiri;

10. Setelah selesai, bandingkanlah tulisan versi kita dengan versiaslinya, untuk meyakinkan bahwa versi kita maknanya samadengan versi aslinya;

11. Catat kepustakaan aslinya untuk digunakan dalam kepustakaanartikel kita.

Kutipan dari internet dapat dilakukan dengan beberapa syarat:

1. Merujuk pada web resmi lembaga-lembaga terkait seperti IAEI,MES, MUI, NU, Muhammadiyah, HTI dll

2. Dari Blog penulis/tokoh yang telah diketahui secara mutawatirintegritas dan otoritas keilmuan pada bidangnya.

3. Mencantumkan alamat, hari dan tanggal akses.

Page 83: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

75

BAB V

BAHASA KARYA ILMIAH

A. Bahasa

Bahasa digunakan untuk memahami dunia melalui pendengarandan bacaaan, dan untuk mengkomunikasikan perasaan, kebutuhandan keinginan melalui ucapan dan tulisan. Ketrampilanmenggunakan bahasa secara baik memungkinkan orang untukmemahami dan dipahami, dan mendapatkan apa yang inginkan danbutuhkan dari orang-orang sekeliling kita.

Banyak cara untuk menggolongkan bahasa ketika orang belajaruntuk menguasainya: menurut tingkatannya seperti bahasa, informal,bahasa pasaran, slang; atau menurut nadanya: seperti kaku,bersahabat, blak-blakan, langsung, impersonal.

Bahasa lisan lebih mudah dipahami karena konteks dan suasanalingkungan serta gerakan-gerakan tubuh membantu memberi artitentang apa yang ada dalam pikiran atau perasaan pembicara.

Pemahaman terhadap bahasa tulisan sepenuhnya tergantungpada bagaimana penulisnya menggunakan kata-kata dan istilah yangmudah dipahami pembaca, penyusunan kalimat dengan struktur atautatabahasa yang lazim dikenal penutur bahasa pada umumnya, urutanberpikir yang sistematik, serta gaya bahasa yang dapat membantumenekankan apa yang dimaksud penulis.

Dalam komunikasi lisan ketidakjelasan akan maksud pembicarasegera bisa diperbaiki dengan memintanya menjelaskan ulang, tetapi

Page 84: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

76

dalam bahasa tulisan penjelasan tidak bisa diberikan dengan segeraatau bahkan tidak mungkin diberikan samasekali.

Oleh karena itu ketrampilan menuangkan pikiran dan gagasandalam bentuk tulisan merupakan suatu proses yang tidak bisa sekalijadi, tetapi harus mengalami koreksi berulang-ulang sampai benar-benar menghasilkan sebuah tulisan yang dapat dipahami dengan baikdan enak dibaca.

Mendekati bahasa dengan istilah-istilah seperti di atas penting,karena dengan demikian kita mengenal bahasa seperti apa yangkemungkinan lebih dipahami dan seperti mana pula yang bisamenimbulkan kesalahpahaman.

Semakin abstrak atau umum bahasa yang digunakan, semakintidak jelas dan membosankan bagi orang lain. Semakin konkrit danspesifik bahasa yang digunakan, semakin jelas dan hidup bahasa itu.

Bahasa yang digunakan dalam penulisan artikel adalah ragambahasa formal yang lugas. Setiap kata yang dicantumkan harusmemiliki arti yang jelas dan tidak memberi peluang bagi penafsikranganda.

Setiap gagasan harus dinyatakan secara eksplisit sehinggamemiliki makna yang pasti. Ketidakpastian bisa memberi kesempatankepada pembaca untuk menafsirkan sebuah kalimat sesuai denganpersepsi yang dimilinya yang belum tentu sama dengan yangdimaksudkan penulis.

Bahasa yang digunakan harus singkat dan padat atau concise.Kalimat yang too flowery atau terlalu berbunga-bunga dan terlalupanjang akan dapat menyebabkan pernyataan-pernyataan yang dibuatmenjadi kurang tegas dan kehilangan fokus dan makna

Bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian adalah ragambahasa formal yang lugas. Setiap kata yang dicantumkan harusmemiliki arti yang jelas dan tidak memberi peluang bagi penafsikranganda.

Page 85: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

77

Setiap gagasan harus dinyatakan secara eksplisit sehinggamemiliki makna yang pasti. Ketidakpastian bisa memberi kesempatankepada pembaca untuk menafsirkan sebuah kalimat sesuai denganpersepsi yang dimilinya yang belum tentu sama dengan yangdimaksudkan penulis.

Bahasa yang digunakan harus singkat dan padat atau concise.Kalimat yang too flowery atau terlalu berbunga-bunga dan terlalupanjang akan dapat menyebabkan pernyataan-pernyataan yang dibuatmenjadi kurang tegas dan kehilangan fokus dan makna.1. Komunikasi yang jelas lewat tata bahasa tulis yang baik.2. Alur pernyataan yang mulus dengan kontinuitas yang terpelihara

antara satu gaghasan dengan gagasan yang lainnya.3. Hemat kata-kata.4. Pemilihan kata-kata yang komunikatif dan tidak bermakna ganda

(ambiguous).5. Tidak menggunakan kata-kata yang sensitive, stereotype dan sara.6. Menggunakan kosa kata teknis7. Mengemukakan fakta serta deduksi dan induksi yang didasari

oleh fakta.8. Tidak bias dalam memilih fakta demi menciptakan kesan tertentu.

Ciri-ciri tulisan yang baik:1. Komunikasi yang jelas lewat tata bahasa tulis yang baik.2. Alur pernyataan yang mulus dengan kontinuitas yang terpelihara

antara satu gagasan dengan gagasan yang lainnya.3. Hemat kata-kata.4. Pemilihan kata-kata yang komunikatif dan tidak bermakna

ganda (ambigous).5. Tidak menggunakan kata-kata yang sensitive, stereotype dan

sara.6. Menggunakan kosa kata teknis

Page 86: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

78

7. Mengemukakan fakta serta deduksi dan induksi yang didasarioleh fakta.

8. Tidak bias dalam memilih fakta demi menciptakan kesantertentu.

9. Bahasa laporan penelitian adalah bahasa tulisan yangmenggunakan ragam bahasa formal.

10. Bahasa laporan penelitian juga adalah bahasa lingkunganakademis yang harus memenuhi ketentuan baku dalam teknikpenulisan dan penggunaan istilah-istilah.

11. Bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian harus dapatmenjelaskan secara komprehensif dan sistematik tentang prosesperjalanan penelitian mulai pernyataan permasalahan,pendekatan, metodologi sampai pada temuan dan kesimpulanpenelitian.

12. Berbagai cara dan gaya bahasa digunakan dalam penulisanpenulisan laporan, tergantung pada target audience ataukhalayak sasaran

13. Sebuah laporan dapat diumpamakan sebagai sebuah bangunan,yakni berupa sebuah struktur yang terdiri dari bagian-bagian,mulai dari bagian-bagian terkecil dan membentuk bagian yanglebih besar dan selanjutnya menjadi bagian yang lebih besar lagisehingga menjadi sebuah bangunan yang utuh.

14. Bagian-bagian dari bahasa dalam sebuah laporan mulai dariyang terkecil sampai yang terbesar adalah kata, frasa, klausa,kalimat, paragraf, sub-heading, heading, bab, yang akhirnyamembentuk laporan lengkap.

15. Penyusunan kata-kata, frasa dan klausa sehingga menjadi sebuahkalimat mengikuti kaidah suatu baku, yang disebut tatabahasa.Sedangkan penyusunan kalimat-kalimat untuk menyampaikansebuah pikiran, baik dalam bentuk paragraf maupun beberapaparagraf yang berhubungan disebut tatawacana.

Page 87: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

79

16. Kemampuan bahasa dalam kaitan dengan penyusunan laporanpenelitian pada dasarnya menyangkut kemampuan membuatstruktur kalimat dan struktur wacana yang baik.

17. Kata: Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki artitetap, artinya dipahami dengan makna yang sama oleh seluruhpenutur bahasa bersangkutan.

18. Sebuah kata tertentu dapat memiliki makna berbeda sesuaidengan konteks kalimat di mana kata tersebut terdapat.

19. Sebuah kata bisa memiliki arti denotatif, yaitu arti asal atau yangsebenarnya, dan juga memiliki arti konotatif, yaitu arti lain yangbukan arti asalnya.

20. Dalam penggunaannya ada kemungkinan sebuah kata memilikimakna ganda (ambiguity). Penulisan laporan harus mewaspadaikemungkinan adanya kata-kata yang bermakna ganda ini.

21. Kata majemuk adalah satu kata dengan tambahan satu kata ataulebih dengan fungsi memberi arti khusus pada kata pertama.

22. Frasa: Frasa adalah gabungan beberapa kata yang dalam sebuahkalimat berfungsi sebagai sebuah kata. Misalnya, “rumah baruitu” adalah kata majemuk. “Rumah baru yang ada di seberangjalan itu” adalah frasa.

23. Frasa diperlukan untuk menunjukkan arti yang lebih spesifikpada sebuah kata tunggal atau majemuk.

24. Ketrampilan seorang penulis antara lain terlihat dari bagaimanafrasa yang terdapat dalam tulisannya membuat informasi yanghendak disampaikannya menjadi lebih jelas dan lengkap.

25. Dalam penulisan laporan perlu diperhatikan bagaimana frasaditempatkan sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalammemahami sebuah kalimat, atau membuat sebuah kalimatmenjadi sangat panjang sehingga kehilangan fokus.

26. Klausa: Klausa adalah sekumpulan kata yang mempunyai ciridan fungsi yang sama dengan sebuah kalimat tunggal.

Page 88: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

80

Maksudnya, sebuah klausa terdiri dari subyek, predikat, danobyek untuk kalimat transitif; subyek dan predikat, untukkalimat intransitif.

27. Disebut klausa karena merupakan bagian dari sebuah kalimatmajemuk, baik kalimat majemuk setara maupun bertingkat.

28. Penggabungan beberapa klausa dalam sebuah kalimat majemukperlu mempertimbangkan kesinambungan gagasan, agar tidakterjadi kekeliruan yang disebut “nonsequitur”, atau dalam istilahbahasa harian “tidak nyambung”.

29. Banyak kasus menunjukkan bahwa sebuah tulisan tidak dapatdipahami dengan mudah karena di dalamnya terdapat banyakkalimat yang tidak “nyambung” ini.

B. Kalimat

• Kalimat adalah satu rangkaian kata-kata, frasa-frasa atau klausa-klausa yang memiliki satu pikiran yang utuh.

• Kalimat bisa terdiri dari beberapa kata atau frasa dalam bentukkalimat tunggal, tetapi ada pula yang terdiri dari dua klausa ataulebih dalam bentuk kalimat majemuk.

• Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari duaklausa atau lebih yang masing-masing memiliki kedudukan yangsama, yang satu tidak menjelaskan atau menjadi kondisi bagiyang lain.

• Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang salah satuklausa menjadi bagian yang dijelaskan atau dikondisikan,sedangkan klausa lainnya berfungsi menjelaskan ataumengondisikan.

• Klausa-klausa dalam sebuah kalimat majemuk ada yangdihubungkan dengan kata perangkai dan ada yang hanya denganmenggunakan tanda koma (,).

Page 89: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

81

• Ketrampilan seorang penulis juga terlihat dari kemampuannyamenggunakan kata-kata perangkai (konjungsi) dengan baik untukmembuat kalimat majemuk.

• Kalimat-kalimat dalam sebuah tulisan yang baik biasanya tidakpendek-pendek, tetapi juga tidak panjang-panjang.

• Kalimat-kalimat yang pendek dalam sebuah tulisanmencerminkan bahwa penulisnya belum mampu membuatkalimat-kalimat majemuk yang menggunakan berbagai kataperangkai.

• Kalimat yang panjang-panjang mencerminkan ketidaksabaranpenulisnya dalam menyampaikan gagasan. Tidak mau membagipeyampaikan sebagian gagasan itu pada kalimat berikutnya, tetapimenyatukannya dalam sebuah kalimat sehingga kalimat itu bisamenjadi sangat panjang.

• Tulisan yang kalimat majemuknya terdiri dari dua atau tiga klausadianggap cukup baik. Apabila lebih dari itu, ada kemungkinankalimat akan kehilangan fokus, sehingga sulit dipahami danmembosankan bagi pembacanya

C. Paragraf (Alinea)

• Paragraf atau alinea pada umumnya adalah gabungan beberapakalimat yang digunakan untuk menyampaikan satu gagasan.

• Dalam satu paragraf terdapat satu kalimat topik yang merupakaninti dari gagasan yang disampaikan, dan satu atau lebih kalimatkomentar yang berfungsi untuk menjelaskan gagasan yangdikemukakan dalam kalimat topik.

• Kalimat-kalimat komentar atau penjelas harus diurutkansedemikian rupa sehingga mencerminkan keruntutan pikiran.

Page 90: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

82

• Tergantung pada panjangnya satu tulisan, gabungan beberapaparagraf bisa menjadi bagian dari sub-heading, heading, atausebuah tulisan singkat.

• Paragraf dalam sebuah tulisan harus diurutkan sedemikian rupasecara sistematis sehingga mencerminkan keruntutan berpikir. \

Jenis-jenis paragraphSesuai dengan tempat (urutan) dan fungsinya dalam sebuah

tulisan, paragraf dapat dibedakan menjadi (1) paragraf pembuka, (2)paragraf uraian, (3) paragraf transisi, dan (4) paragraf penutup.

Paragraf pembuka adalah paragraf pertama dari sebuah tulisanatau bagian tulisan yang berfungsi menjelaskan secara singkat apayang hendak dibahas dalam beberapa paragraf berikutnya, danadakalanya juga mencantumkan hal-hal yang dianggap terpentingdalam pembahasan (highlights) tersebut.

• Paragraf uraian adalah beberapa paragraf setelah paragrafpembuka yang menjelaskan beberapa gagasan seperti yang telahdisebutkan dalam paragraf pembuka. Paragraf uraian harusdiurutkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca untukmemahami gagasan yang dikemukakan.

• Bila paragraf cukup banyak dan memuat beberapa urutan gagasan,maka perlu diselingi dengan sebuah paragraf transisi yang akanmengantarkan pembaca pada gagasan yang akan dikemukakandalam beberapa paragraf berikutnya

• Paragraf penutup merupakan paragraf terakhir dari sebuah tulisanatau bagian tulisan, yang berfungsi merangkum secara singkatberbagai gagasan yang telah disampaikan dalam beberapaparagraf sebelumnya. Paragraf ini juga penting untukmengantarkan pembaca kepada gagasan yang akan dikemukakanpada bagian tulisan berikutnya.

Page 91: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

83

D. Khalayak Sasaran

Laporan penelitian dapat ditulis dalam beberapa format,tergantung pada target audience atau khalayak yang dituju.Khalayak sebuah penelitian ditentukan antara lain oleh pemberi dana,kegunaan penelitian dan kesempatan yang dapat digunakan olehkhalayak untuk membaca. Secara garis besar khalayak sasaran dapatdikelompokkan sebagai berikut:1. Dunia akademis. Laporan penelitian yang ditujukan untuk para

pembaca di lingkungan perguruan tinggi atau lembaga penelitianmenuntut uraian yang sangat lengkap mengenai pendekatan teoriatau kerangka konseptual, serta metodologi yang digunakandalam penelitian.

2. Sponsor. Sponsor banyak sekali ragamnya. Misalnya, pemerintahdan berbagai instansi yang ada di dalamnya yang menghendakiperlunya dilakukan penelitian untuk menemukan cara pemecahanatas berbagaio masalah yang ada dalam masyarakat. Sponsor bisajuga berupa lembaga-lembaga donor nasional atau internasionalyang telah menetapkan bidang-bidang tertentu untuk diberibantuan dan biaya penelitian.

3. Eksekutif. Seorang eksekutif baik di lingkungan instansipemerintah maupun lembaga-lembaga swasta pada umumnyaadalah orang-orang yang sangat sibuk. Oleh karena itu laporanpeneltian yang dibuat untuk mereka harus begitu singkat danpadat, serta ditekankan pada temuan-temuan penting (highlights)dan rekomendasi untuk pemecahan masalah. Laporan eksekutifbiasanya terdiri dari dua sampai, paling banyak, sepuluh halamansaja.

Page 92: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

84

BAB VI

PLAGIASI

A. Pentingnya Orisinalitas Tulisan

Istilah orisinalitas tulisan mengemuka di sekitar tahun 1500-andi Inggris. Saat itu istilah orisinalitas mengacu pada pengertianbahwa hasil tulisan yang dibuat seseorang tidak pernah dibuatsebelumnya oleh orang lain secara tertulis. Isu orisinalitas inimengemuka hingga mendorong munculnya kesadaran akanpentingya melindungi orisinalitas pemikiran atau tulisanseseorang secara hukum di akhir tahun 1790-an (Sutherland-Smith. 2008. hlm. 43).

Orisinalitas merupakan kriteria utama dan kata kunci dari hasilkarya akademik terutama pada tingkat doktoral (Murray. 2002.hlm. 52-53). Karya ilmiah. khususnya skripsi. tesis. atau disertasisemaksimal mungkin harus memperlihatan sisi orisinalitasnya.Sebuah skripsi. tesis. atau disertasi bisa dikatakan orisinal apabilamemenuhi beberapa kriteria seperti yang diajukan oleh Murray(2002. hlm. 53. lihat juga Phillips & Pugh. 1994. hlm. 61-62)sebagai berikut:1. penulis mengatakan sesuatu yang belum pernah

dikatakan oleh orang lain;2. penulis melakukan karya empiris yang belum dilakukan

sebelumnya;3. penulis menyintesis hal yang belum pernah disintesis

sebelumnya;

Page 93: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

85

4. penulis membuat interpretasi baru dari gagasan atau hasilkarya orang lain;

5. penulis melakukan sesuatu yang baru dilakukan dinegara lain. tetapi di belum dilakukan di negaranya;

6. penulis mengambil teknik yang ada untukmengaplikasikannya dalam bidang atau area yang baru;

7. penulis melakukan penelitian dalam berbagai displinilmu dengan menggunakan berbagai metodologi;

8. penulis meneliti topik yang belum diteliti oleh orangdalam bidang ilmu yang ditekuninya;

9. penulis menguji pengetahuan yang ada dengan caraorisinal;

10. penulis menambah pengetahuan dengan cara yang belumdilakukan sebelumnya;

11. penulis menulis informasi baru untuk pertama kali;12. penulis memberi eksposisi terhadap gagasan orang lain;13. penulis melanjutkan hasil sebuah karya yang orisinal.

B. Pengertian Plagiarisme

Kata plagiarisme sesungguhnya berasal dari sebuah kata daribahasa Latin plagiarius, yang artinya seseorang yang menculikanak atau budak orang lain. Istilah ini kemudian mulaimengemuka dan umum dipakai untuk menggambarkan apa yangkadang-kadang disebut sebagai "pencurian karya sastra" sekitartahun 1600-an (lihat Weber-Wulff, 2014).

Pemerintah Indonesia sendiri melalui Permendiknas No. 17tahun 2010, mendefinisikan plagiat sebagai berikut:

“Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalammemperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilaiuntuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau

Page 94: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

86

seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakuisebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secaratepat dan memadai.” (hlm. 2)

Di berbagai universitas di belahan bumi ini, isu plagiarismemulai mendapatkan perhatian yang serius. Istilah plagiarismekerap dimaknai sebagai academic cheating atau kecuranganakademik, dengan berbagai asosiasi makna seperti kebohongan,pencurian. ketidakjujuran. dan penipuan (lihat Sutherland-Smith.2008).

Pada mulanya plagiarisme memang tidak dianggap sebagaimasalah serius pada masa lalu. Mengambil ide hasil pemikiranorang lain dan menuliskannya kembali dalam tulisan barumenjadi hal yang didorong sebagai bentuk realisasi konsepmimesis (imitasi) oleh para penulis terdahulu. Pandangan yangmengemuka saat itu adalah bahwa pengetahuan atau pemikiranmengenai kondisi manusia harus dibagikan oleh semua orang.bukan untuk mereka miliki sendiri (lihat Williams. 2008).Namun demikian. dalam konteks dunia akademik sekarang initindakan tersebut perlu dihindari karena dapat membawa masalahserius bagi para pelakunya.

C. Bentuk-Bentuk Tindakan Plagiat

Tindakan yang dapat masuk ke dalam jenis plagiat cukupberagam dan luas. Jenis-jenis tindakan tersebut menurut Weber-Wulff (2014) meliputi tindakan-tindakan atau hal-hal berikut ini.

1. Copy & paste. Tindakan ini adalah yang paling populerdan sering dilakukan. Plagiator mengambil sebagianporsi teks yang biasanya dari sumber online kemudiandengan dua double keystrokes (CTRL + C dan CTRL +V) salinan dokumen kemudian diambil dan disisipkan ke

Page 95: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

87

dalam tulisan yang dibuat. Dari penggabungan dokumenini sebenarnya dosen sering kali dapat melihatkejomplangan ide dan gaya penulisan. Di bagian tertentutulisan terlihat sangat baik sementara di bagian lainnyatidak.

2. Penerjemahan. Penerjemahan tanpa mengutip ataumerujuk secara tepat juga sering dilakukan. Plagiatorbiasanya memilih bagian teks dari bahasa sumber yangakan diterjemahkan kemudian secara manual atau melalui softwarepenerjemah melakukan penerjemahan ke dalam draft kasar. Takjarang karena menggunakan software yang tidak peka terhadapkonteks kalimat, misalnya, hasil terjemahan pun menjadi rancu.

3. Plagiat terselubung. Yang dimaksud plagiat terselubungdi sini adalah tindakan mengambil sebagian porsi tulisanorang lain untuk kemudian mengubah beberapa kata ataufrasa dan menghapus sebagian lainnya tanpa mengubahsisa dan konstruksi teks lainnya.

4. Shake & paste collections. Tindakan ini mengacu padapengumpulan beragam sumber tulisan untuk kemudianmengambil darinya ide dalam level paragraf bahkankalimat untuk menggabungkannya menjadi satu. Seringkali hasil teks dari penggabungan ini tidak tersusunsecara logis dan menjadi tidak koheren secara makna.

5. Clause quilts. Tindakan ini adalah mencampurkan kata-kata yang dibuat dengan potongan tulisan dari sumber-sumber yang berbeda. Potongan teks dari berbagaisumber digabungkan dan tak jarang sebagian merupakankalimat yang belum tuntas digabung dengan potonganlain untuk melengkapinya. Beberapa ahli menamakannyamosaic plagiarism.

Page 96: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

88

6. Plagiat struktural. Jenis tindakat plagiat ini adalahterkait peniruan pola struktur tulisan, dari mulai strukturretorika, sumber rujukan, metodologi, bahkan sampaitujuan penelitian.

7. Pawn sacrifice. Tindakan ini merupakan upayamengaburkan berapa banyak bagian dari teks yangmemang digunakan walaupun penulis menuliskansumber kutipannya. Sering kali bagian teks dari sumberlain yang dikutip dan diberi pengakuan hanya sebagiankecil saja, padahal bagian yang diambil lebih dari itu.

8. Cut & slide. Pada dasarnya mirip dengan pawn sacrificedengan sedikit perbedaan. Plagiator biasanya mengambilsatu porsi teks dari sumber lain. Sebagian teks tersebut

9. dikutip dan diberi pengakuan dengan cara yang benardengan kutipan langsung. sementara sebagian lain yangjelas-jelas diambil langsung tanpa modifikasi dibiarkanbegitu saja masuk dalam tulisannya.

10. Self-plagiarism. Jenis tindakan ini adalah menggunakanide dari tulisan-tulisan sendiri yang telah dibuatsebelumnya namun menggunakannya dalam tulisan barutanpa kutipan dan pengakuan yang tepat. Walaupunpenulis merasa bahwa ide tersebut adalah miliknyadalam tulisan sebelumnya dan dapat menggunakannyasecara bebas sesuai keinginannya. hal ini dianggapsebagai praktik akademik yang tidak baik.

11. Other dimensions. Jenis-jenis tindakan plagiat lainnyadapat dilakukan dengan berbagai cara. Plagiator dapatmenjiplak dari satu sumber atau lebih. ataumenggabungkan dua atau lebih bentuk plagiat yangdisebutkan di atas dalam tulisan yang dia buat. Yangpasti. tindakan plagiat masih memungkinkan untuk

Page 97: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

89

berkembang dengan modifikasi dimensi daritindakannya.

D. Sanksi bagi Tindakan Plagiat

Apabila memang terbukti secara jelas dan sah seseorangmelakukan tindakan plagiat dalam karya ilmiahnya. pihakUniversitas akan melakukan tindakan tegas dengan merujuk padaaturan yang berlaku. yakni Permendiknas No. 17 Tahun 2010tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di perguruanTinggi. Dalam aturan tersebut. pada Pasal 12 Ayat 1 dan 2dinyatakan secara eksplisit mengenai sanksi tindakan plagiat baikuntuk mahasiswa. dosen. peneliti. maupun tenaga kependidikan.

Menurut Pasal 12 Ayat 1 disebutkan bahwa mahasiswa yangterbukti melakukan tindakan plagiat dapat diberikan sanksiberupa:1. Teguran;2. Peringatan tertulis;3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa;4. Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang

diperoleh mahasiswa;5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai

mahasiswa;6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai

mahasiswa; atau7. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari

suatu program.Sementara itu, sanksi bagi dosen/peneliti/ tenaga kependidikan

yang terbukti melakukan tindakan plagiat menurut Pasal 12 Ayat2 dapat berupa:1. Teguran;

Page 98: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

Pedoman Penulisan Skripsi FEBI

90

2. Peringatan tertulis;3. Penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan;4. Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;5. Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru

besar/ profesor/ahli peneliti utama bagi yang memenuhi syarat;6. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/

peneliti/ tenaga kependidikan;7. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status

sebagai dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan; atau8. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan

tinggi yang bersangkutan.Pada Pasal 12 Ayat 3 peraturan yang sama disebutkan juga

bahwa:“Apabila dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf f. huruf g. dan huruf h menyandangsebutan guru besar/ profesor/ ahli peneliti utama. maka dosen/peneliti/ tenaga kependidikan tersebut dijatuhi sanksi tambahanberupa pemberhentian dari jabatan guru besar/ profesor/ ahlipeneliti utama oleh Menteri atau pejabat yang berwenang atas usulperguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau atasusul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakatmelalui Koordinator Perguruan Tinggi Swasta.”

Page 99: BUKU PEDOMAN KARYA TULIS ILMIAHps.iainponorogo.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/... · 16.Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI fakultas ekonomi dan bisnis islam

ponorogoKampus II IAIN POnorogo: Jl. Niken Gandini, Desa Pintu Jenangan Ponorogo