MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

29
MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN PENGUKURAN KINERJI\ DI SEKTOR PUBLIK DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Oleh : J\IEGA LIZARDO 3203005125 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA 2009

Transcript of MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

Page 1: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

PENGUKURAN KINERJI\ DI SEKTOR PUBLIK

DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Oleh :

J\IEGA LIZARDO

3203005125

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

2009

Page 2: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASlKAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI SEKTOR PUBLlK DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

TUGAS AKHIR MAKALAH Diajukan kcpada

FAKULTAS EKONOivlI UNIVERSITAS KA TOLlK WIDY A MANDALA WRAGA Y A

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratall Memperolch Gelar Smjana EkonUl'1i Jurusan Akulltansi

OLEII:

MEGA LlZARDO

3203005125

JURUSAN AKUNTANSJ FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KATOLlK WIDYA MANDALA SURABAYf

2009

Page 3: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR MAKALAH

MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASlKAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI SEKTOR PUBLIK DENGAN MET ODE BALANCED SCORECARD

OLEH:

MEGA LIZARDO

3203005125

Telah Disetujui dan Diterima dengan Baik untuk Diajukan Kepada Tim Penguji

Pembimbing,

g~--------- ------ . Y1Ju.~ Yoh,n~' ,ri urt;, SE., M.S;., Ai<.

Tanggal: )7 }z,d1' tel)

Page 4: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir Makalah yang ditulis oleh: Mega Lizardo

NRP 3203005125

Telah diujikan pada tangga129 Agustus 2009 di hadapan Tim Penguji

Dekan,

Dr.. ' .. Whidya Utami, MM NIf .. " .11.92.0185

¥ .

Ketua Tim Penguji

Mengetahui:

Ketua Jurusan,

Yohanes Harimurti, SE., M.Si.,Ak NIK.321.99.0392

Page 5: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

PERNY AT AAN KEASLIAN KAR Y A ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama NRP J udul Makalah

Mega Lizardo 3203005125 Mengukur dan Mengimplementasikan Sistem Pengukuran Kinerja di Sektor Publik dengan Metode Balanced Scorecard

Menyatakan bahwa tugas akhir makalah ini adalah ASLI karya tulis saya. Apabila terbukti karya ini merupakan plagiarisme saya bersedia menerima sanksi yang akan diberikan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Surabaya,

Page 6: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

NATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Fsa atas segala berkat dR.1 rahmat yang

telah dianugerahkan, penulisan makalah Plgas akltir ini dapat disebaikan dcngan haik.

Penulisan makalah tugas akhir ini sangat penting, karena merllpakan syarat kellllu~all

untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Faku1ta~ Ekonomi.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya makalah illl tidak terlep"s dari bantuw

pihak lain. Oleh karena itu penulis ingin menr;ucapkan tcrima kasth yang sebesar­

besamya kepada:

I. Ibu Dr. Chr. Whidya Utall1i, Ora, Ec, MM, sclaku Dc\,;all Fakt.Ilas Lkollllilli

Unika Widya Mandala Surabaya

2. Bapak Yohanes Harimurti, SE, M.Si, Ak, selab Kctua Ju~usan Akunt:lllsi

Fakultas Ekonomi Unika Widya MAndal<t Surab«ya

3. Bapak Yohanes Harimurti, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen pr,mbirr.bing yang telah

membimbing penulis, ~ehingga tersust:nnya mablah ttlgas akhir l\1i.

4. Scluruh Bapak dan lou D03cn di Fakllitas Ekor.nml Uni!w Widya Mandala

Surabaya yang telah membagikan ilmu kep3da penult;; ~elall1a pro5es perkuliahan.

5. Orang tua dan saudara-saudaraku yang teJah m~mberikan sell1anga~ dan doa tanpa

putus-putusnya.

Sell10ga Tuhan Yang Maha Esa memberi rahmat dan membalas setiap kebaikan

dari setiap pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini rr.asih jauh dari sell1purna dan

banyak kekurangan, untuk itu penulis rnen<:rima segal", kritik dan S'lfUll demi

kesempumaan makalah ini. Akhimya penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Surahaya, JUlli 2009

Penuiis

Page 7: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

VI

DAFTAR lSI

Ilalaman

HALAMAN JUDUL. .................................................................... ..

HALAMAN PERSETUJUAN.... ............................... ................................. ........... II

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

llERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILML\H........................... ..................... IV

'<.ATA PENGANTAR........................................................................................... V

1)AFT AR 1S1.............................................................. ...................................... ..... VI

DAFT AR GAMBAR.............................. ..................... .......................................... VII

DAFT AR TABEL...................................................... ............................................ Vlll

DAFTAR LAMP1RAN.......................................................................................... IX

ABSTRAK..................................................................... ....................................... X

1. LA T AR BELAKANG ...................................................................................... ..

1. POKOK BAHASAN........................ ........................ ... ...... .... ..... 4

J. TUJUAN PEMBAHASAN...................................................... .... 4

4. KAJIAN LITERA TUR.................. .......... . ................. ....... . ... ..... . 4

5. PEMBAHASAN....................................................................... 11

6. S1MPULAN............................................................... 16

DAFTAR KEPU3TAKAAN................................................................................. 19

LAMP1RAN

VI

Page 8: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

DAFT AR GAMBAR

l-Ialaman

Gambal" I. I'erkembangan l'eran /la/allced Scol'ccal'd .................................. ............ 7 dalam Sistem Manajemen Str'ltegik

vii

Page 9: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

DAFTAR TABEL

!-1 a 1 U 111 an

Tabel l. forllllllasi Aplikatif Pcnglikurull Kinclja Dcngan Mclodl: I3SC Di dinas Pemadam Kebakaran.......................................... .................... l4

VIII

Page 10: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

DAFTAR LAMPIRAN

I. Implcmentasi Balallced Scorecard Pada Orgallisasi Scktor Pllblik

2 Manajcmen Strategik Sektor Publik: Lnngkah Tcpnt MCl1uju (;(}oi/ U(}l'cmilIlLc

IX

Page 11: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

ABSTRAK

Balanced Scorecard l11erupakan salah satll model pengukuran kincrja scbllah organisasi, yang bukan hanya l11enekankan pada scberapa jauh keberhasilan organis<!si dilihat dari segi keuangan saja, akan tetapi !cbih ditekankan pada kescimhangan (fla/al/ced) antara hasil yang dicapai dcngan f~lklor pcndomllg llIlluk IllClJi:apai hasil te,sebut. Balanced Scorecard l11enggambarkan scperangkat tujuan yang [IJelampa,li u1.,.uran keuangan. Konsep Balanced scorecard l11cnguknr kinerja suatu organisasi dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, persptktif pelallggan, perspekhf proses bisnis internaL pcrspektif pertul11buhan dan pembelajaran. Scbuah orgisasi dapat cUlC:ngukur seberapa besar berbagai usaha dapat l11enciptakan nihti bagi para ~)elanggan atau masyarakat umUl11 pada saat ini dan masa yang akan datang.

Balanced Scorecard tak hanya merupakan system manajel'1en kinclja ya!lg diperlukan bila suatu organisasi ingin berinvestasi jangka panjang demi I1lcmperolch l:wsil keuangan yang mel11ungkinkan perkembangan organisasi bisnisnya dan bila organisasi pemerintah ingin l11eningkatkan kinerjal1ya dalam era otonomi daerah sekarang ini. Konsep Balanced Scorecard pada dasarnya mempakan penerJemahan strategi dan tujuan yalig ingin dicap'li aleh suatu organisasi dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimunitor sccara berkelal;jutan. TllIisHn IIlI menitikberatkan pada bagaimana mengukur dan m(mgimplementasikan konscp fla/'/lJccd Scorecard di organisasi ~ckt(/r plIblik. Berhagai kClII.lala dan pcrlllasalahan yang timbul c1ari pcngimplcmcntasian konscp Ra/allccd Scorecurd Illcnj,'.di lllaSUkaIl '.Jagi suatu organisasi yang in8in menerJpkan konsep ini. Konsep ini akall I11cmbantu oIgaI1ISaSI unluk mclakukan pcngllkllran kincrja sccara !cbih kOIl1PfChcIlSiC da!l akurat.

Kata Kunci: Balanced Scorecard, Pengukuran Kinelja, Organis,~si Sektor Publik

x

Page 12: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

2

Banyak metode yang bisa digunakan dalam sistcm p:::ngllkuran kinclja di

sektor publik. Metode pengukuran yang digunakan di sektor pubiik yang pcrtamil

adalah value for money. Value for nioney be,arti diterapkannya tiga prinsip dalam

proses penganggaran yaitu ekonomi, efisiensi, dan etektivitas (A bi!wtisa, 2009).

Indikasi keberhasilan suatu organi~asi adalah lp,ljadinya pcningkatan pclayanan dill.

kesejahteraan masyarakat (social we!jare) yang semakin baik, kchidupae dcnlOkntsi

yang semakin maju, keadilan, pemerataan, sel1a ~.danya hubungall yang serasi anUm,

pusat dan daerah serta antar daerah. Keadaan tcrsebut hanya al<.an tercapai apabila

lembaga sektor publik dikelola dengan memperhatikan konsep vallie .for money.

Vallie for money merupakan jembatan untuk mcnghantarkan pCI11C'l'il1lah I11cncapai

good governance. Unluk mendukung dilakuklinnya pcngd01aan dana puhlik yang

mendasarkan konsep vallie for money, maka diptrlukan sistem pengelolpa'.l kClIJngan

dan anggaran yang baik. Hal tersebut dapat tercapai apabila pel1ler;ntah daerah

memiliki sistem akuntansi yang baik.

Metode pengukuran kinerja yang keaua adalah dengan me;lggllnakan analisis

social cost benefit. Metode ini terkait dcngan proses pengambilan keplltllsan

mengenai kelayakan suatu proyek atau program. Analisis ini um'll:.1 dj.gunakan di

suatu instansi pemerintah untuk menentukan kelayakan pengembangan ~ualu proyek.

Selain metode pengukuran yang dijelaskan sebelumnya, perIu diketahui juga

bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 disebutkan bahwa

dalam paradigma kepemerintahan yang baik terdapat prinsip-prinsip profesionalitas,

akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, ctemokrasi, efisiensi, efektivitas, dan

supremasi hukul11 (Suhadi & Desi, 200 I; dalam Solikin, 200G). Oalam bahasa yang

lebih sederhana, terdapat tiga prinsip utama dalam kepemerintahan yang baik yaitu

partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas (Simanjuntak, 1005). Saat ini hal yang

menonjol adalah masih enggalUlya pimpinan instansi pernerintah untuk menetapkan

ukuran kinerja dan target-targetnya pada ,,\Val periode pelaksanaan anggaran.

Akibatnya hingga kini masih banyak instansi p-:mcrintali bd':clja tanpa Ilkman dan

target kinerja yang jelas. Untuk itu kiranya dipc:rlukan suatu pcnetapan I<inclja ynllg

Page 13: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

3

1l11!l'upukun kOlllilllll!n I'l!nCana kinclja laltullall yang abn dicapai (dclt illslallsi

pemerintah sebagai upaya untu!( meningkatkan dektivitas impl~mentasi akuntabilitas

kineIj a instansi pemerintah.

Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan p~lllel'intalian yang lehih

berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, pClllcrintah

mengeluarkan Inpres No. 7 tahun 1999, yang mewajibkaa setiap pcnycknggara

Negara mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fllngsi dan

kewenangannya dalam bentuk Laporan Akuntahilitas Kinelja [nstansi PClllerintah

(LAKIP). Laporan akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawabal'. pemcrintah

kepada masyarakat yang telah memberikan mandat unluk I11cnjalankan roda

pemerintahan.

Hal menarik yang terungkap dalam pelatihan penyusunan LAKIP adalah

LAKIP merupakan laporan yang berbasis akuntansi, sehingga bagi mereka yang tidak

memiliki pengetahuan akuntansi sang at sulit untuk memahami per.yusunannya.

Pemerintahan daerah prOpl!1S1, kabupatl!n, kola, Illl!ngevaluasi Li\KIP IIHL,ih Iebih

dititikberatkan pada evaluasi terhadap kualitOls penerapaJ1 kO 'l1ponen-komponen

utama dalam sistem AKIP, dan belm:'1 paca analisis capaian kinerjOlnya. Hal ini

dimaksudkan untuk dapat lebih mendoro!1g perbaikan-perbaikan substansi

pereneanaan strate gis, reneana kinerj a, perull11isan indikator kinerj c. (alit put dan

outcomes), pengukuran kineIja, dan kualitas informasi kinerja dalam LAKIP. Seem'a

kualitas, dari hasil evaluasi terhadap instansi yang telah mengimplementasikan sistem

AKIP, terlihat kondisi-kondisi yang menyebabkan LAKIP sulit untuk di

implementasikan, yaitu ukuran keberhasilan instansi masih mengarah pada

terlaksananya kebijakanlprogranvkegiatan daripada orientasi kepada hasil.

Oleh karena itu, dikembangkan metode pengukuran kinerja lain yang dapat

memudahkan dalam proses implementasil.ya. Metode pengukuran ierscbut

dinamakan Balanced Scorecard. Balanced S{xJr'eca,~d biasanya diaplikasikan dOllalI'.

suatu perusahaan karena tidak hanya meneakllp aspek keuangan saja mc!ainkan aspck

Page 14: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

non keuangan. Balanc.:ed scorecard semula mcrupabn aktivitas tcn;cndiri yang

terkait dengan penentuan sasaran, tetapi kct11udian diintegrasikall dengan sistem

ll1anajell1en strategi~. Balanc.:ed scorecard bahbn dikell10angkan lcbih Janjut scbagai

sarana untuk berkoll1unkasi dari berbagai unit dalam snalu organisasi . /la/llllced

scorecard juga dikemballgkan sebagai alat b<:gi organisasi unluk berfokus pada

strategi.

2. POKOK BAHASAN

Pokok bahasan dalam makalah adalah mengukur dan mengill1plemcntasikan

sistem pengukuran kinelja di sektor publik dengan mctod;! hdallced sc()rt~C([/'d.

3. TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan pembahasan yang diharapkan daiJat dicJpai ddlam pen'bahasan adalah

ll1ell1berikan pell1ahaman akan ukuran yang dig1lnaka!l untuk pencapaian kinelja di

scktor publik dan bagaill1ana ll1engill1plementasikannya di sektor publik.

4. KAJIAN LITERATUR

4.1. Balanced Scorecard Sebagai alat Ukur Kinerja

Setiap ll1allajemen suatu org:misasi mell1erIukan suatu alat ukur untuk

mengetahui seberapa baik performa organisasi:lya. Objek yang selalu diukur aclalah

bagian keuangan, ll1engapa hanya bagiall keuangan? lawab:mnya seclerhana karen a

keuangan berbicara menger,ai angka, sesuatu yang ll1udah dihitung clall clianalisa.

Dengan perkell1bangan ilmu manajell1en dan kemajuan tebologi infonnasi, sistem

pengukuran kinerja organisasi yang hanya ll1engancl~lkan perspektif keuangdn

dirasakan banyak mell1iliki kelemaha.n dan keterbatas'"n. Sesu!lgguhnya acla

perspektif non keuangan yang lebiil penting yang clapat digllnakall c!alam I11cllgukur

kinerja suatu organisasi. Kenyataan inilah yang ll1enjacii awal terciptanya konsep

balanced scorecard. Oleh karena itu. balanced scorecard digunakan sebagai alat ukur

Page 15: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

5

kinerja yang dapat memberikan pemahaman secm'u IUDs tentll1g per{rmll(//lce suatlJ

orgal1IsasI.

Balanced Scorecard adalah suatu sistel11 l11aJ1aJcmcn IllltL:!~ mcngelola

il11plementasi strategi, mengukur killelja ser::ara utuh, ll1engkomun;kasikan '/isi,

strategi dan sasaran keparia stakeholders p.1clallli ell1pat perspektif, yaitl! pcrspektif

keuangan, pelanggan, proses bi3nis intenlill serta proses pembelajaran dan

peltumbuhan (Kaplan dan NOlton, 1996). Semcnta;'a, Tunggal (2003 :L)

mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai sckelol11pok tolak ukur i<inelja yal~g

terintegrasi yang erasal dari strategi organisa:;i dan menc!ukung s/ra;c;,!,: organis:lsi

untuk dapat mencapai tujuan organisasi.

Pengukuran kinerja dengan metodc halanced scorecard memandang suatu

unit dari empat perspektif, yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal, proses

pembelajaran dan pertumbuhan serta perspcktif kcuan~an.

Mcnurut Yuwono et.a!. (2002:31-39), terdapat el11jJut peLipeklif indikator

keberhasilan instansi pemerintah sebegaimana diadaptasi dari metodolvgi halanced

scorecard:

1. Perspektif Keuangan

Berfokus pada bagaimana eara mel11enuhi kebutuhan pelayanan seem'a efisien.

Perspektif ini melihat pada kinerja dari sudut pandallg penyedia sumber daya

dan menunjukkan hasil dari apa yang ingin dieapai dalam perspektif lainnya

2. Perspektif Pelanggan

Indikator yang dapat digunakan untuk men.ilai bagaimana pelanggan

memandang organisasi adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui

melalui survey pelanggan, sikap dan perilaku mereka dapat dii<etahui dari

keluhan-keluhan yang mereka sampaikan

3. Perspektif Proses Bisr.is Internal

Perspektif ini mencakup indikator produktivitas, kuali~as, waktu pcnyerahan,

waktu tunggu dan sebagaillya. lndikator ini mcmungkinkan kit,! ~lIltlik

Page 16: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

mcncntukun apakah proscs tcluh mcngulami pcningbllan, dan llIl:ncapai [C1rgd

dan sasaran

4. PerspektifInovasi dan Pembelajaran

Kemampuan organisasi Entuk meningkatkan dun memenuhi pcrtnintaJn

masyarakat terkait secara langsung c!e!lgan kemampuan :(Jryawan untuk

memenuhi pennintaan itu. Perspektif ini m~muat indikator 3~bcrapa jauh

manfaat dari pengcmbangan b~m alau bagaim<l:la hal ini lllcmbcrikan

kontribusi bagi keberhasilan di masa depan. Mengukur hasil dari ,indakan dan

aktiviV.ls yang dicapai.

Apabila target-target diatas dapat terpcnuhi mak<: debya :Ibn Illcllgilllba,

pada perspektif finansial juga. Hal tcrpentiIlg yang harus kita pahami ada!ah

bagaimana suatu organisasi mendefinisikan apa yang ingin dicapai ~erta mClllbuat

ukurannya yang selanjutnya terus memonitor hasil yang tdah dicapal. Sclanjutnya

kita bisa melihat apakah tujuan kita 8.kan tercapai atau tidal;:.

Selain sebagai alat ukur kellangan dan non keuangal1 seperti yang dijelaskan

sebelumnya, Balanced Scorecard juga merupakan alat st;'atcgis pengukuran sccara

komprehensif, dimana sistem manaJemen strategis c!isini bcrfungsi untuk

menterjemahkan visi dan strategi suatu orgallisasi kedalam tujuan dan ukuran

operasional (Hansen dan Mowen, 2003; dalam. Imelda, 2004). Umumnya Bcdanced

Scorecard dimasukkan oalam kerangka manajemen strategik. Manajemen strategik

adalah pola pengelolaan strategi organisasi jangka. pendek dan panjang. Terdiri dari 4

langkah utama dalam menciptakan mas a dt::pan organisasi seperti juga terdapat pada

gambar 1:

1. Perencanaan jangka panjal1g, terdiri dari: perumusan strategi, perencanaan

strategi, dan penyusunan program

2. Perencanaan laba jangka pendek

3. Implementasi

4. Pemantauan

Page 17: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

Pemantauan

Gambar 1

Pada pcrkembangar, :,ebnjutnya (1993-1095), Balan,c Scorecard ditera[lk'ln untuk l'1epg:1Clsilkan renCJna strategik yang korr.pr~hcnsif dan koh~ren

I Pada perkemeangan awal (1990-19')2), Bainll,'('(i Scorecllrd

ditela[lk"n untuk pellgukuran secara k;)n1prehensif kinerja eksekutif

Perkembangan Peran Balanced Scorecard d'llam Sistem Manaj<!mcn Strategik Sumber: Mulyadi (2001)

7

Gambar 1 menjelaskan bahwa konsep Balanced Scorecard dapat merubah

fokus perspektifperencanaan dari sel<:edar pada fokusjinancial anggaran tJhunan dan

beljangka pendek, menjadi perspektif perencanaan komprchensif yang mencakup

aspekfinansial, bisnis internal, dan pell1belajaranlpertumbuban.

Pada dasamya menurut Sofian (2006) keunggulan pcndeka~aJ1 !la/i/I/ced

scorecard dalam sistem manajemen strategik aualah mampu menghasilkan rencana

strategik yang memiliki brakteristik sebagai bCJ'ikut:

Page 18: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

8

I. Komprehensif

Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan

strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pad a persp~ktif keuaI,gan,

meluas ke perspektif lain.

2. Koheren

Di dalam balanced scorecurd dikenal d::ngan istilah hubungan <;ehab akihat

(causal relationship). Setiap perspektif (Keuangc:n, cos/llmer, proses blsnis.

dan pembelajaran-pertumbuhan) mempur,yai suatu sasaran strategik (strategic

objective) yang mungkin jumlahnya lebih dari sah;. Definisi clari sasarm;

strategik adalah keadaan atau kondisi yang akan cliwujudkan eli 111.;sa yang

akan datang yang merupakan penjabaran dari tujuan ~uatu org.mis<lsi. Sasc,ran

strategik untuk setiap perspektif harus dapat dijelaskan hubu;lgan scbab

akibatnya, sebagai contoh pertul11buhan Re/Ilm Oil il/ves/men (R01) ditcntukan

oleh l11eningkatnya kualitas pelayanan kl':lJada clls/omer.

3. Seimbang

Keseimbangan sasaran strategik yal.g dihasilkan cleh sisten: perencanaan

strategik peating untuk menghesilkan kinerja keuangan berjan.gka panjang.

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam 4 perspek[if l11eliputi

Jangka pendek dan panjang yang berfokus pada faktor internal dan eksternal.

Keseil11bangan dalam balanced scorecard juga tercennin dengan sel&rasnya

scorecard personal staff dengan scorecard suatu organisasi sehingga setiap

personal yang ada di dalarn organisasi bertanggungiawab untuK mem<tiukan

organisasinya.

4. Terukur

Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk

diukur. Sasaran-sasaran strategik di perspektif customers, proses bisni~lintern,

serta pCl11belajaran dan pertumbuhan l11erupakan sa~;"ran yang tidak nludah

diukur, namun dalal11 pendekatan Baiallced Scorec(/rd. sasnran (ii kctig<,

Page 19: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

9

perspektif non keua:1gan tersebut ditel1tukan uKuramya agar dap1t dike lola,

sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian, ketelUkurae sasaran-sasaran

strategik di ketiga perspektif tersebl't menjanjikan perwujudan berbagai

sasaran strategik nonkeaangan, sehingga kiliclja keuaI~gan dapa!

berlipatganda dan berjangka paqiang.

4.2 Sistem Pengukuran Kinerja di Sektor Puhlik

Pengukuran kinerja adalah proses sistc:matis dan herkesinamb'-lI1gan untuk

menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proses,

kebijkaan, sasm'an dan tUJuun yU~1g teluh ditetupkun dulam mcwujudkan visi, lIlisi dan

strategi suatu organisasi/instansi pemerintah (LAN, 2003). Sementarn itu, Peno!

(2008) mendefinisikan pengukuran kinerju sebagai suatu proses penilaian kcmajLlan

pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah diteatuka!1 sebelumnya, termas:.Jk

informasi utas: efisiensi penggunmlll sumber daya dalam 1ilt'l1ghasilkan hal'ang dan

jasa; kualitas baraug dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang

diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.

Dari definisi-definisi diatas dapat menyimpulkan babwa pel~gukuran kinelja

adalah aktivitas pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aictivitas rantai nilai

yang ada di dalam suatu organisasi yang dimana hasil pengukuran tersehut kcmudian

digunakan sebagai llmpan balik yang akan mec1berikan iniormasi tentang prestasi

pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana suatu organisasi memcrlukan

penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Ada beberapa kendala pengukunm kinerja organisasi sektor publik, yaitu; 0)

Tidak bermotif mencari keuntungan. (2) Adanya pertimbangan kU1lSUS dalam

pembebanan pajak. (3) Ada ker.enderungan berorientasi semata - mata pana

pelayanan. (4) Banyak menghadapi kendala yang besar parla tujuan dan strategi. (5)

Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan bantuan

keuangan (6) Dominasi profesiol1al. (7) Pengaruh politik biasanya memainkan

peranan yang sang at penting (Salusu, 2003; dahl'11 Bawono, 2004).

Page 20: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

[0

Scpcrli yang sudah dijclaskull scbclull'.llya bahwa scklor puhlik ilu salah

satunya adalah tidak berorientasi pada laba, maka pengukuran kiuelja d\ ~ektor publik

meliputi aspek-aspck, autara lain;

1. KeIompok masukan adaIah segaIa seSUJtu yang dibutuhkan agJr pelaks~naan

kegiatan dapat beljaIan untuk meng!-lUsiIkan kduaran

2. KeIompok proses adaIah ukuran kegiatm"!, baik dari segi keccpatan, ketepatan,

maupun tingkat akurasi relaksanaan kegiatan tersebut

3. KeIompok keIuaran adaIah sesuatn yang diharaphn Iangsung ciapat dieap<:i

dari suatu kegiatan yang dapat berwujucl maupUD tidak hCIWUjud

4. KeIompok hasiI adaIah segaln sesuatu yang meIlecnninkan berflIllgsinya

keIuaran kegiatan pada jangka mcnen~ah yang I1lcmpur,yai efek langsung

5. KeIompok manfaat adaIah sesuatu yang t~rkait dengJn tujuan ~:khir dari

peIaksanaan kegiatan

6. Kclompok dampak adaIah pengarllh yang ditimblllkan baik positif I11<1l1[llin

Negatif

Sektor pubIik tidak bisa Iepas dari kcpentingan UmlIil1 sehingga lJcngukuran

kinerja mutiak diperlukan untuk mengetahui seberapa bcchasiI misi sektor publik

tersebut dapat dicapai penyedia jasa dan baral'.g-barang publik.

Manfaat pengukuran kin~rja baik untuk internal maupun eksternal organisasi (Lynch

dan Cross, 1993; daIaJl1 Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan), yaitu:

1. Memastikan pemahaman para peIaksana akan ukuran yang digunakal1 untuk

pencapaian kinetja

2. Memastikan tercapainya reneana kinerja yang teIGh cliscpakati

3. Memantau dan mengevaluasi peIaksanaan kincrja ciaull1embandingl<annya

dengan rem'ana ketja serta melakukal'. tmdaka!1 untuk Illcmperbaiki kinelja

4. Memberikan penghm·gaan dan hukuman yang obyck:ii' atas prcsta~i pcIaksana

Page 21: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

II

yang telah diukur sesuai dengan system pengukllran kineria yang tclah

disepakati

5. Mel~adi alat kOl11unikasi antara bawahan dan pllnplllar. dalal11 upaya

memperbaiki kinelja organisasi

6. Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan ~udah krpcnuhi

7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintJh

8. Memastikan bahwaa pengambilan keputusan dih;kukan s'xarJ obyektif

9.

10.

Menunjukkan peningkatan yang

Mengungkapkan pennasalahan yang teljadi.

5. PEMHAHASAN

peril! dilakllbn

5.1 Organisasi Sektor Publik Dalam Mellghadapi Kendltia Pcngukul'an Kincrja

Pcmilihan indikator dan ukuran kinelja dan penelapan target 11l1tllk setiap

ukurall merupakan upaya konkret dalam memformulasikan tujuan strat(;;gis organisasi

sehingga lebih terwujud dan terukur. Pengukurui1 kinerja jl;ga harus ciidasarkan rada

karakteristik operasional organisasi. Hal 1111 terutama diperlukun untuk

mendefinisikan indikator dan ukuran kinerja yar.g digunakan.

Pengukuran kinelja pada orgenisasi bisnis herbeda d(;;llgan pengukman kinelja

di sektor publik, di mana pada sektor bisnis itu pengukuran kineljanya bisa dikatakan

lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan organisasi sektor p'.lblik. Pada

organisasi bisnis, kinerja penyelenggaranya dapat dilakukan dengan C8ra misalnya

melihat tingkat laba yang berhasil diperolehnya sedangka1l pada organisasi sektor

publik, pengukuran kebe~hasilannya lebib kompleks, karen a hal-hal yang dapat

diukur lebih beraneka ngam dan kadang·kadang ber~ifat abstrak schingga

pcngukuran tidak bisa dilakukan hanya dengan mcnggunakal1 satu variabel saja.

Kendala pel1gukural1 kineIja di sektor publik selain (1) Tidak bennotif

mencari kcuntungan. (2) Adanya pcrtimbanljan khuslls dalnl1l pcmbchulI<,!l paj ak. (3)

Ada kecenderungan bcrorientasi sernata - mata puda pelaYRnan. (4) Banyak

Page 22: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

12

menghadapi kendala yang besar pad a tujuan dan stnm;gi. (5) Kllrang banyak

menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan b&ntuan keuangan (6)

Dominasi profesional. (7) Pengaruh politik biasanya memRinkan peraaan yang sangat

penting (Salusu, 2003; dalam Bawono, 2004), sebenamya ada hal lail~ yang bisa

dijadikan kendala pengukuran kineIja di sektor publik, yaitu:

1. Sifat output adalah kualitatif, intangible clan indireci

Output disini bukan berbentuk fisik atau barallg, melainkan berbentuk

pelayanan. Karena pelayan1il disini sifat!1ya adalah kllalitatif. tidak hL'rwujud

can indirect, maka sulit untuk diukur.

2. Antara input dan amput tidak mempunY:Ji hubung,m secara langsung

Maksud dari tidak adanya hubungan antam inpllt d:lil olltPllt scC<1i"a lang,ung

adalah bahwa karakteristik in:J1it(biaya) yang teljadi sebagian hesar tidak bisa

ditelusur atau dibandingkan secm·a lang sung deng:m output nya.

Dengan dilakukannya pengukuran kinefja maka kit" bisa memastikan apakah

pengambilan keputusan sudah di ambil secara tepat atau tidak. Selain itu kila juga

bisa memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja serta melakukan tindakan

untuk memperbaiki kinerja di periode yang berikutnya. Dall yang hams kita ketahui

adalah ada beberapa informasi penting ya::g harus di pahami dala1l1 melakukan

pengukuran kineIja. InfOimasi yang termasuk dalam pengukuran kineljR :wt:lra lain:

1. Efisiensi

2. Kuahtas

3. Efekti vitas

5.2 Balanced Scorecard di Organisasi Sektor Publik

Balanced Scorecard buka.."1 hanya sebagai pengukuran kineria orgal11SJSI

bisnis atau profit akan tetapi dalam jangka palljang penerapannya darat c1igllnakan

pacla organisasi pllblik. Salah satu contohnya adalah Dinas PemJdam Kebilkaran.

Page 23: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

13

Dinas 1\:madall1 Kcbakaran I11crupakan salah salu c;ollioh inslansi pClllcrillt:dl

yang bertujunn melayani masyarabt. Tujuan organisasi scpcrli ini udalah scrupa

dengan tujuan instansi pemerintah pada umumr.ya yaitu kepuasan bagi stakeholders

ekstemal yang menyediakan sumber daya bagi organisasi. Namun seperti kcbanyckan

organisasi laba lainnya, identifikasi stakeholders ekst':!mal iebih remit daripada

organisasi bisnis.

Dibawah ini terdapat ilustrasi yang meneerminkan [idanya E:>'jJcct(/lioll Gap

Pengukuran Kinerja Kantor Pemadam Kebakaral~:

"Kebakaran yang menimpa Kawasan bcdeng padat penduduk di JI Tuhagus Angke RT 08/01 depan Stasiun KA Angke Bar~t, Jakarta Barat, sckitar puku114.30 WIB dilalap api, Sabtu (25/4) merup&kan bt:kti be:=,itu 10)0 dan amburadul-nya pelayanan pemadarn kebakaran. Si jago mcrah akhirnya bcrhasil dipadamkan sckitar pukul 17.30 dcngan banl.uun 2\) kClldaraall pemadam kebakaran. "Kebakaran tersebut melalap bedeng yang ada di RT 8, 9, lO, 11, 12 dan 13 di RW 01 Angke Barat, labrta Barat," ujar allggota polisi Briptu Yoka M l:epada Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. Petugas kesulitan untuk memndamkan kobamll api karena lokasi yang susah terjangkau akibat sempitnya jalan masuK ke lokasi. Kebakaran tersebut tidal( menill1bulkan korban jiwa dan sehab-sebGb kebakaran masih dalam penyelidikan polisi.

(Harian KOll1pas, 25 April 2009)

Ilustrasi di atas menunjukkan belum <"danya kejelasan tentang indikator

kinerja atau keberhasilan suatu Dinas Pemadam Kebakann. Keluhan masyarakat

seperti yang terjadi di Kawasan Bedeg tersebut membuktikan tingkat pclayanan yang

tidak memuaskan. Suatu pelayanap. dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Kasus di atas memberikan pelajaran

yang sangat berharga bahwa formulasi pengukuran kinerja harus memperhatikan

keinginan dan harapan publik

Dalam rangka memperoleh hasil pengukuran yang obyektif dan ll1enyell!ruh

l1Iencakup semua aspek maka ada beberapa metode pengukuran kinerja yang bisa

digunakan, salah satunya adalah dengan mcnggunakan metod:: balal/ced scorecard.

Balanced scorecard pada Kantor Pemadar:1 Kebakaran berlujuan l:ntuk mcngukur

Page 24: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

14

kinelja berdasarkan p<lda I:mpat J'crspe~tif yuitu, perspektif kcuanG<:n, pclanggan,

proses bisnis internal serta inovasi dan pembclai aran (Tube: II

Kenapa balanced scorecard? karen a Balanced scoreca,'d diyakini dapat

mengubah strategi menjadi tindakan, menjudikan stratcgi scbagai pusnt organisasi,

mendorong terjadinya komunikasi yang lebih baik antar karyawan dan manajcmen,

meningkatkan mutu pengambilan keputusan dan memberikan infoflllJsi pcringatan

dini, serta mengubah budaya kerja. Dengan balanced scorecard. suatu

organisasi/instansi lebih transpanm, iuforn;<:si dapat di'lkses dellr;an ll1udah,

pembelajaran organisasi dipercepat, umpan balik menjadi obyektif, ~eriadwaL clan

tepat untuk organisasi clan individu.

Mengapa institusi pemerintah contl)hnya Dinas PePladam Kcbakaran peril!

mcngadopsi bala/lced scorecard? Karl:na pcml:rintah pada I:ra sl'karallg ini,

diharapkan untuk menjacli: akuntabd, kompetitif, ramah I'akyat, dan ocrfokus pada

kinelja. Tuntutan ini menghamskan organisasi pemefiniah untuk bertil1 dak

profesional sebagaimana yang dilakukan olch organisasi swasta.

No.

1.

Tabel 1 Fonnulasi AplikatifPengukuran Kinelja Dengan ~letode BSC

Dinas Pemaclam Kebakaran

Perspektif Evaluasi

Selisih / Ket

iIndikator Realisasi

Finansial

1. Pengadaan Rp.xxx Rpxxx Berpedoman peralatan (anggman) pada 2. Pemeliharaan Rpxxx Rpxxx anggaran dan (anggaran) untuk menilai perbaikan selisih clg 3. Dan sebagainya Rpxxx I R2 xxx .-

Page 25: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

~ - _. ----(anggarap

2. Pelanggan

1. Kepuasan Rasio keluhan masyarakat masyarakat (korban bene ana kurang dari x% kebakaran)

2. Kepedulian Rasio keluhan msyarakat masyarakat atas manfaat kurang dari x% Pemadam Kebakaran lapangan

3. Penilaian petani Tk. Minimal terhadap kualitas kerugian yang Jasa diderita korban Dinas Pemadam Kebakaran

3. Proses Internal

I 1. Ketepatan waktu Prosentase telp proses masuk dijwb

dIm waktu maks I menit

2. Pegawai terIat:h Sediki tn ya 1 % dan I peg lapangau berkualitas memenuhi std

kompetensi

3. Ketersediaan Inforn1asi yang sistem dibutuhkan per periode dapat tersedia

dalam waktu maksimal 5 meni!

--

Data hasii Survey lapangan

Data hasil Survey Rasio

])~ta h~sil

Survey Rasio

-~

PerIu survey lapangan

PerIu survt:y lupangan

PerIu survey lapangull

n.:aii

Rasi o keluhan= jml kclu han / jml

ban kor

Rasi o kelu han= jml

hall / jml kelll kor bal'

Tk kerugi'lI1 n1ln pros e:l:ase

19ian adap total t korhall

ken terh asse

Me asp

nuqjukkan ek

pda Y'lnan

Me nllnjukkan li,25 kua

peg awai

Seh mel Sis! dat'

artlsnya l1]Wl1yUI

em abase

yan g nac!ai mel

15

I

l

Page 26: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

r-

4. Inovasi & Pembclajaran

1. Jumlah pclatihan pegawai setahun

2. Lingkungan kerja yang up to date

3. Jml. Peningkatan teknologi yg bisa meningkatkan efisiensi

Sumber: Bastian (2006)

6. SIMP ULAN

Proporsi peg. yang dilatih minimd 00%

Benckmarks dg kantor hukuPl swasta terbaik min.5x setahul1

Peningkatan teknologi sebesar 10% setahur,

Data hasil Surv~y

lapangan

Data hasil Survey Japangan

Data tcntang pengadaar. dan pemanf aatan teknologi !TI1;iu

16

._---

ProPOl8i ini adalail raslO pegaWJl yang ikut pelatihan dg peg. Total

Lingklingan kClja sa:lgat m empC:llgaru h i prodllk1ivitas

Adopsi I'asil ita,; tekno!Ggi yg bisa mengur8ngi kelelllJllan kelja

Balanced scorecard adalah metode yang cukup f1eksibel diterapkan bagi

organisasi sektor publik yang tidak hanya sekedar ml':!1gukur aspek keuallgan semilta

namun ingin mengetahui berbagai ma.::am aspek lain yang bcrsifat non keuangan.

Selama ini penilaian atau pengukuran hanya untuk mengetahui posisi kelja

suatu program, mulai aspek input, proses sampai output. Fenilaian tersebut tidak

sampai menggambarkan persoalan di balik kinerJa suatu intaasi. BalL7nced scorecard

memberikan prosedur bag aim ana tujuan organisasi dirinci ke dalam sasnran-sasaran

dalam berbagai perspektif secarn lengkap, dengan ukuran-ukuran yang jdas.

Balanced scorecard merJpakan mekanisme untuk membuat organisasi, termasuk

organisasi pemerintah, berfokus pada strategi, hrc:na penerapan balanced scorecard

Page 27: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

17

memungkinkan semua unit dalam organisasi I11cmberikan kontribus; sccara tcrukur

pada pelaksanan strategi organisa:;i. Balallced sc()recard scbuiknya dikcmbJngkan

oleh setiap organisasi pemerintah untuk mempcrtajam pera:mya dalul1l mcnjalankan

filngsi-fungsi pemerintahan, sehingga membedakannya deng(ln organisasi pcmerintah

lain.

Page 28: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

DAFT An. P(lSTAKA

Ahinafisa., 2009, Rcjorlllasi ManiljclI/cli Kcuangall Dacmli: SUIl/1l Pcngani(/r, diaksl:s 9 J uli, 2009, http://abinafisa. wordfJress.com 12 009/09/091 re formas i-mana j em en­keuangan-daerah-suatu-pengantar/.

Anonim., 2009, Si Jago Merah Mengamuk Ji Angke Barat, Hariclll Kompfls, 25 April.

Bastian, Indra., 2006, Akllntansi Sekfor pliblik di Illdonesia: S"bltah Penga'IIIII'. Jakarta: Erlangga.

Bawono, Icuk Rangga., 2004, Manajemen Strategik Sektcr Pliblik: LangkC/1i Tcpal Menujll Good Governance.

Imelda., 2004, Implementasi Balanced Scorecard Pada Organisasi Sektor Pub1ik, .filmed Akllntansi dan Kellangan, Vol. 6, No.2, November: 106- i 22.

LAN., 2003, Pee/oman dan PcnYII,\'(lIl<lIl Pcla{J(JI'(:J/ .Iklllllllllhililil,\' f:ilu'lj.t 1/I.\lill/si

Pell/erin/al,. Jakarta: Lcmbaga Administmsi ~egara.

Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan, STAN., Modul Analisa Lapul'<l1l Kincrja PEMDA, JlIl'lla/ Aklllllilllsi Dall KC(I<II:KW(. Voi. I, !illJlJ/.lV\\~\J)l)dk..: stan.com/artikel/tiles/buKu I ALKP.pdf.

Mulyadi., 2001, Balanced Scorecard, EdlSi p'::rtama, Jakarta: Saiemha Empal.

Xaplai1, Robert S., dan David, P. Norton., 1996, &tlanced Scorecard: MellcrapkclII Stratcgi MClljadi Aksi, Massachusetts, Harvai'c! Bw:incss School Pre"s.

Penot., 2008, Definsi Kinerja Dan Penguku/'{ln Kincr;a Akuntans; Sektor PlIb/i,i(, cliakses 15 April, 2009, http://one.indoskripsi.comlnoC!cIl024.

Simanjuntak, Billsar H., 2005, Menyongsong Era Barn Akuntansi re~lle!'il1tahan di Indonesia, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. I, No.1, Mei: 1-15.

Sofian, Jonathan., 2006, Berkenalan Dengan Ba!anced Scorecard, diakses 7 April, 2009, http://jsofian.wordpress . cornl2 006/07 / 19/berkenalan-dengan -bal anced -~ coresarcl­bsc/.

~olikia, Ahmad., 2006, Penggabungan Laporan Keunngan dan Laporan Kinc\ja Instansi Pemerintah: Perkcmbangan dan Pefmasalaltun, Jllrna! Akllntansi PClllcrilllah, Vol. 2, No.2, November: 1-15.

18

Page 29: MENGUKUR DAN MENGIMPLEMENTASIKAN SISTE~1

J9

Tunggal, A.W., 2003, Pengllkllran Kinerja Del/gal/ Ba/al/ced SC()I\·(';m!. HalYdrindo

YUWOllO, Sony., dan Edy, SU!<arno., dan Muhammad, Jehs'!'l .. 2002, I'dl ll//II/i I'm/ili,I' PellYlIsllIlil1i Ba/anced Scorecard Menlljll Orgallisasi yaJlg BeJ,i'i)/ws pm/u Strategi, Jakarta: PT Gramedia Pllstaka Tam".