BUKU PANDUAN TEHNIS CABANG OLAHRAGA...
Transcript of BUKU PANDUAN TEHNIS CABANG OLAHRAGA...
GANTOLEBUKU PANDUAN TEHNIS CABANG OLAHRAGA
Panitia Besar Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat XIII 2018
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN …………………………………………………………………….…….2
B. INFORMASI UMUM ………………………… .......................................................9
C. INFORMASI TEHNIS. …………………..………………………………………….…...18
D. KONTAK PERSON ……………………………………………………………….....36
1
A. PENDAHULUAN
1. Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Ridho-Nya,
Jawa Barat telah menjadi Provinsi yang terdepan dalam bidang olahraga prestasi. Hal ini
tentu dengan bukti nyata Jawa Barat menjadi juara umum PON XIX Tahun 2016 di “Tanah
Legenda” Jawa Barat.
Prestasi ini harus terus kita jaga dan kita pertahankan diajang PON yang akan datang yaitu
PON ke XX di Provinsi Papua tahun 2020. Olehkarena itu dalam ajang Pekan Olahraga
Daerah Jawa Barat (PORDA) ke XIII tahun 2018 di Kabupaten Bogor dalam pelaksanaannya
harus menjadi miniaturnya PON. Yang artinya gambaran hasil prestasi PORDA XIII
merupakan gambaran kekuatan Jawa Barat dalam persiapan menuju PON XX tahun 2020 di
Provinsi Papua.
Buku panduan teknis (Technical Handbook) PORDA XIII-2018 telah disusun untuk masing-
masing cabang olahraga yang akan bertanding di PORDA XIII – tahun 2018, dengan tujuan
agar Perlombaan PORDA XIII berjalan dengan baik dan menggunakan Rule Of The Games
masing-masing cabang olahraga. Buku pedoman ini memuat hal–hal yang berkaitan dengan
perencanaan dan pelaksanaan teknis Perlombaan PORDA XIII 2018 Jawa Barat, baik yang
bersifat umum sesuai dengan ketetapan KONI Jawa Barat, maupun yang bersifat khusus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam cabang olahraga bersangkutan.
Akhirnya pada kesempatan ini kami sampaikan penghargaan yang setinggi – tingginya dan
ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya, Ketua Umum PB PORDA XIII dan jajarannya,
pengurus KONI Jawa Barat, Ketua Umum Pengprov cabang Olahraga, Supervisor, dan
Technical Delegate cabang olahraga yang telah bekerja sama dan memberikan dukungan
moril maupun materil dalam upaya penyusunan Technical Handbook ini, serta kegiatan –
kegiatan lainnya yang berkaitan dengan Pembinaan Prestasi atlet Jawa Barat.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kemudahan, kelancara, dan
meridhoi pelaksanaan PORDA XIII-2018 di Kabupaten Bogor.
Aamiin…
2
PENANGGUNG JAWAB :
:
Gubernur Jawa Barat
Ketua Umum KONI Provinsi Jawa Barat
Kadispora Provinsi Jawa Barat
Kadistarkim Provinsi Jawa Barat
PENASEHAT : 1. Ketua DPRD Kabupaten Bogor
2. Ketua Pengadilan Negeri Cibinong
3. Kepala Kejaksaan Negeri Cibinong
4. Dandim 0621 Kabupaten Bogor
5. Kepala Kepolisian Resort Bogor
6. Danlanud Atang Sendjaja Bogor
PANITIA PENGARAH
Ketua : M. Budiana, S.Ip., M.Si
Wakil Ketua I : Dr. Dani Ramdan, MT
Wakil Ketua II : Ir. Verdia Yosep, SE
Wakil Ketua III : Yeyen Rusyana Diyan
Wakil Ketua IV : Drs. Haifendri Putih,MM.,AIFO
Sekretaris : Gianto Hartono, SE
Wakil Sekretaris I : H. Zulkifly Chaniago, BE
Wakil Sekretaris II : Dr. Boyke Mulyana, M.Pd
Wakil Sekretaris III : Nandang Saptari
Wakil Sekretaris IV : Dr. H. Emed Taryaman, SE.,MM
Bendahara : M. Teguh Prawira
Wakil Bendahara : Kol. Czi Dwiono Agus Rahardjo
Anggota : 1. Kol. Inf. Yudi Zanibar
2. Mohammad Amin Fauzi
3. Marsma (Purn) Bambang Sri Nugroho
4. Dra. Hj. Lily Rolina
5. Dr. Yunyun Yudiana
6. Dr. Trio Arsefto, S.Pt.,MP
7. Drs. Maryatno
8. Letkol Tek. Gunaryo, ST.MT
9. Prof. Dr. A.Purba, M.S.,AIFO.,ASM
10. Ir. Prina Nugraha
11. Ir. Ahmad Darajat
12. Ir. Diding Djunaedi, MM
13. Kol. Kav. Yusuf, S.Sos
2. PANITIA BESAR PEKAN OLAHRAGA DAERAH JAWA BARAT XIII 2018
3
PANITIA PENYELENGGARA
Ketua Umum : Hj. Nurhayanti, SH.,MM.,M.Si
Ketua Harian : Drs. Burhanudin, M.Si
Wakil Ketua Harian : Drs. H. M. Rusdi,AS
Ketua I : Drs. Rustandi, M.Si
Ketua II : Ati Guniarwaty, SH.,MH
Sekretaris : Drs. Yusuf Sadeli,MM
Wakil Sekretaris : Drs. Nandang Roekanda
Bendahara : Bedsy Alwin Rumate, S.Psi
BIDANG I
1. Bidang Administrasi & Kesekretariatan
Ketua : Hendrik Sopian, SE
Anggota : 1. Robbi Meliala, S.Pd
2. Laili Fikriyah, SE.,MM
3. Irlan Mulyana, SE
4. Ucok Pradiansyah
5. Asep Kusnandi
6. Yanto Karyanto
7. H. Eman Suyono
8. Sunarto
2. Bidang Upacara, Protokol dan Hubungan Daerah
Ketua : Drs. Rahmat Sujana, M.Si
Anggota : 1. Drs. Hilman Setiawan, MM
2. Nuryani, SH
3. Doris Sundari, S.Pd, MM
4. Anni Sukarni
5. Mayor Caj. (K) Siti Suwarniningsih
6. Achjar Sutisna
3. Bidang Hukum
Ketua : Drs.Benny Delyuzar,MM
Anggota : 1. Drs. Ade Jaya Munadi, SH, MH
2. Drs. Cecep Jatmika
3. Irwan S. Indrapraja, SH., MH
4. Agus Salide, SH., MH
5. Elsza Yustisia R, SH
4. Bidang Keamanan
Ketua : Drs. H. Herdi, MM
Anggota : 1. Asnan, AP
2. Kompol Mujianto, SIK
3. Dan Sub Denpom Cibinong
4. Pasi Opsdim 0621 Bogor
5. Abdul Hakim
6. Kol. (Purn) Bambang Sriyono, S. Ip
7. Kol. Czi. Sugeng Santoso
4
3. Bidang Kesehatan
Ketua : drg. Tri Wahyu Harini, MM, M. Kes
Anggota : 1. dr. Hj. Camelia W Sumaryana, MKM
2. dr. H. Kusnadi
3. dr. Rohjayanti
4. Ummu Aeman, S.Kep, Ners
5. Saadiyah, STP
6. Asep Noviantara S, SKM
7. Tri Wahyuningsih, S. Si, MH, Apt
8. Dr. Leonardo Lubis, M.Kes
4. Bidang Penyiaran, Pelayanan Media & Teknologi Informasi
Ketua : Drs. Wawan Munawar Sidik, MM
Anggota : 1. Moch. Dadang Iwa, S.Sos, M.Si
2. Irwan Natsir
3. Asep Syahmid
4. Zaenal Abidin
5. Irfan Suryadiredja
6. Dicky Irvan Firmansyah, ST.,PMP
7. Fathorrahman, SE
8. Drs. Agus Jumaedi, M.Si
BIDANG II
1. Bidang Perlombaan
Ketua : Drs. Yadi Mulyadi, AR., MM
Anggota : 1. Sahabudin, M.Pd
2. Damar Arum Dwiaryani, M.Psi
3. Del Asri, M.Pd
4. Budiman Agung, M.OR
5. Arif Fajri Rakhman, SE
6. Reynaldo Carol, SE
7. Drs. Teddy Cherawan, SH, S.Pd, M.Pd
8. Gumelar Agusman, S.Pd
9. Hidayat, SE
10. Sopiana, S.Pd
11. Endang Pratiwi, M.OR
12. Melly Destiana, M.OR
13. Muhamad Umar, SE
14. Devi Wardiani
15. Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO
16. Dede Iman Nurgana
2. Bidang Pengawasan & Pengendalian
Ketua : H. Didi Kurnia, SH, M,Si
Anggota : 1. Drs. Susanto, Ak
2. H. Zaenal Syafrudin, M.Si
3. Drs. S. Dedi Budiman, MM
4. Drs. H. Sihabudin Ma’mun
5. Ir. R. Darwin Suratman
6. Ardanti Ratna Widyastuti Dra., Psi
7. H. Aceng Roni
5
BIDANG III
1. Bidang Sarana & Prasarana
Ketua : Ir. Yani Hassan
Anggota : 1. Ir. Hj. Lita Ismu Yulitanti, MM
2. H. Rudy Achdiat, BE, SE, M.Si
3. Asep Ruhiyat, S.Sos., MM
4. Dedi Supriadi, S.Sos., M.Si
5. Herdi Sukriadi, SH
6. Abdul Bahar Lestaluhu
7. Binsar Mangaratua Siagian, ST
8. Ir. Dadang Satria Kamajaya
2. Bidang Transportasi
Ketua : Eddy Wardani, SH, MM
Anggota : 1. Iman Wahyu Budiana, ST.MM
2. Elwi Sulitiyanto, S.Sos, M.Si
3. Misgianto
4. Ferdi Herdian, SE
5. Herry Mulyadi, SE
3. Bidang Akomodasi & Konsumsi
Ketua : Drs. Mohammad Makmur Rozak
Anggota : 1. Dindin Jaenudin, S.Sos
2. Rini Dwi Oktaviani
3. Tanti Kurniasari
4. Dadang Syarief Hidayat, Dipl
5. Iwan Hermawan, SE
4. Bidang Pengerahan Massa
Ketua : TB. Lutfhie Syam
Anggota 1. Drs. Deni Ardiana
2. Drs. Asep Achadiat Sudrajat, M.Pd
3. I Wayan Sudiana
4. Herru Djoko Hidayuntoro, SE
6
BIDANG IV
1. Bidang Pemasaran, Dana & Usaha
Ketua : Dedi Ade Bachtiar, SE, MM, M. BA
Anggota 1. DR. Ir. Syarifah Sopiah, Msi
2. Dace Supriyadi, SH, M.Si
3. Iwan Gunawan
4. Kiki Nurjaman, S.Sos
2. Bidang Sumberdaya Manusia
Ketua
Anggota
:
:
M. Ichsan Thayeb, S.Kom.M.Si
1. R. Indra Nurcahya, S.Hut.MA
2. Christian Rinaldus, A.MTrU.M.Si
3. Iwan Pramono, SE
4. Miswadi
5. Wartini, S.Kep,Ners
6. Kompol Agus Suhendar, SH, MH
7. Drs. Asep Sutrisna, M.Pd
8. Ir. Darius Kridanu Purwana, SE.,
M.Si
7
No Kode Kabupaten/Kota
1 KBGR Kabupaten Bogor
2 KSKB Kabupaten Sukabumi
3 CJR Kabupaten Cianjur
4 KAB Kabupaten Bandung
5 GRT Kabupaten Garut
6 KTSK Kabupaten Tasikmalaya
7 CMS Kabupaten Ciamis
8 KNG Kabupaten Kuningan
9 KCRB Kabupaten Cirebon
10 MJL Kabupaten Majalengka
11 SMD Kabupaten Sumedang
12 IDM Kabupaten Indramayu
13 SBG Kabupaten Subang
14 PWK Kabupaten Purwakarta
15 KWG Kabupaten Karawang
16 KBKS Kabupaten Bekasi
17 KBB Kabupaten Bandung Barat
18 PGD Kabupaten Pangandaran
19 BGR Kota Bogor
20 SKB Kota Sukabumi
21 BDG Kota Bandung
22 CRB Kota Cirebon
23 BKS Kota Bekasi
24 DPK Kota Depok
25 CMH Kota Cimahi
26 TSK Kota Tasikmalaya
27 BJR Kota Banjar
2.2 KODE KOTA/KABUPATEN DAERAH DI JAWA BARAT
8
B INFORMASI UMUM
1. Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat XIII 2018 di Kabupaten Bogor
1.1 Gambaran
Lama Penyelenggaraan : 6 – 15 Oktober 2018 (10 Hari)
Tuan Rumah : Kabupaten Bogor
Total Venue Pertandingan : 59 Venue Pertandingan
Cabor/Nomor Pertandingan : 60 Cabor/ 879 Nomor Pertandingan
Pelindung : KONI Jawa Barat
1.2 Tujuan
Sebagai puncak prestasi pembinaan olahraga di daerah Jawa Barat
1.3 Slogan
Mengukir Prestasi di Bumi Tegar Beriman
1.4 Logo
Design obor merupakan perwujudan dari semangat untuk memperoleh prestasi setinggi
mungkin. Api obor terdiri dari beberapa warna, yang mana
• Warna hijau melambangkan kedamaian dan harmoni atau keselarasan tujuan,
• Warna biru mudamelambangkan keyakinan, keseriusan dalam mewujudkan
kepercayaan akan tercapainya tujuan yang diharapkan oleh seluruh elemen yang
terlibat.
• Warna biru tua melambangkan jati diri yang tangguh serta bertanggungjawab, dan
warna kuning melambangkan kegembiraan dan sikap optimis.
Untuk pegangan obor di beri warna oranye yang mana melambangkan antusiasme dan
kepercaya diri. Sehingga warna oranye member kesan hangatdan bersemangat.
Three Ring pada Logo Porda XIII melambangkan Multi Even Kecabangan Olahraga
(Ketangkasan, Permainan dan Terukur) menjadi satu keasatuan meraih prestasi olahraga
di Jawa Barat.
9
1.5 Maskot
Harimau Jawa atau javan tiger (Panthera Tigris Sundaica)
adalah satwa endemic Pulau Jawa termasuk di Jawa Barat
yang hidup terbatas akibat perburuan dan perkembangan
lahan pertanian yang mengurangi habitat binatang ini
secara drastis. Harimau yang dalam bahasa Sunda disebut
“Maung, Lodaya, dan Sancang”, tidak terlepas dari konteks
keperkasaan dan kepahlawanan.
• Maskot terdiri dari harimau betina yang di beri nama
Weladan harimau jantan diberi nama Weli.
• Maskot tersebut di dominasi warna oranye member kesan
hangat dan bersemangat. Warna ini merupakan symbol dari
petualangan, optimisme, percaya diri dan kemampuan dalam
bersosialisasi. Warna putih yang dikenakan pada pakaian
Weladan Welime lambangkan kejujuran dengan tulisan “Bogor
Kabupatenku” sebagai identitas Kabupaten Bogor. Maskot
menggunakan sepatu olahraga dengan warna berbeda
melambangkan semangat berolahraga.
2. Registrasi dan Akreditasi
Registrasi dan akreditasi akan dilaksanakan dengan menggunakan system online
(aplikasi mobile phone). PB PORDA akan melaksanakan Bintek penggunaan aplikasi
registrasi mobile phone terlebih dulu, dan akan dilaksanakan pada 10 April 2018.
FORM A
adalah Formulir registrasi cabang olahraga yang akan diikuti oleh setiap peserta daerah
Kabupaten/Kota, serta menyampaikan jumlah atlet dan official di setiap cabang olahraga
yang disertakannya.
Mulai dilaksanakan pada 24 April 2018.
FORM B
adalah Formulir registrasi cabang olahraga, nomor dipertandingkan, dan nama alet
(Biodata lengkap) yang sudah pasti akan mengikuti PORDA Jabar XII-2014 dan dilampiri
oleh :
• Foto KK / Upload
• Foto KTP/ Upload
• 2 (dua) dokumen diantara ijazah SD/SMP/SMA (sederajat) akta kelahiran/paspor;
• Pas Foto 4x6 berwarna
• Surat Pernyataan Kesediaan memperkuat Jawa Barat di PON XX 2020.
• Bagi Atlet yang mutasi dari/antar Kabupaten/Kota diwilayah Jawa Barat, dan dari/antar
Provinsi harus disertai dokumen persyaratan mutasi yang lengkap.
Mulai dilaksanakan pada 1 Mei 2018.
10
FORM C
Adalah Format registrasi nama (biodata lengkap) dan jabatan untuk official serta
kontingen setiap peserta daerah Kabupaten/Kota. Dengan melampirkan
Foto KTP (Upload)
Foto Sertifikat (Upload) Khusus pelatih.
Mulai dilaksanakan pada 18 Juni 2018.
FORM D
Adalah Format Rekapitulasi jumlah atlet dan Official, tanggal kedatangan kontingen, dan
informasi tentang alamat Posko kontingen utama dari masing – masing daerah
Kabupaten/Kota,
Mulai dilaksanakan pada 1 Juli 2018.
3. KeabsahanProses keabsahan dilaksanakan oleh tim Keabsahan (SK KONI Jawa Barat) dan hasilnya
akan sampaikan kepada masing-masing peserta daerah Kabupaten/kota melauli aplkiasi
mobil phone.
4. Pelaksanaan Perlombaan
Pelaksanaan Perlombaan dijadwalkan berdasarkan cabang olahraganya masing-masing,
peserta porda wajib mengikuti rangkaian acara yang dijadwalkan oleh panitia pelaksana
cabang olahraganya masing-masing, seperti (manager meeting, technical meeting dan
penimbangan badan ataupun alat)
5. Kode Etik
Wasit/juri/dewan hakim harus dilindungi dari berbagai intervensi dalam melaksanakan
tugasnya baik dari aspek fisik maupun prilaku nonverbal
• Wasit/juri/dewan hakin harus mentaati kode etik dalam melaksanakan tugasnya
termasuk menjaga integritas, ketidakberpihakan dan fairplay
• Pelatih, para official juga harus mentaati kode etik sebagai pelatih dan official guna
menjamin integritas dan fairplay
• Atlet harus mentaati kode etik sebagai atlet, berprilaku sportif agar menjadi model bagi
anak-anak muda, termasuk menjaga integritas seperti menjauhi prilaku social,
narkoba, dan doping.
• Penonton harus mentaati kode etik sebagai penonton, berprilaku sportif menjaga
ketertiban dan menghindari perilaku kekerasan baik secara fisik maupun ungkapan
verbal.
6.Keamanan
PB PORDA XIII menyiapkan keamanan di setiap Venues Perlombaan, dan dikawasan
tempat tinggal atlet. Akan tetapi diharapkan setiap peserta untuk menjaga diri dari hal-hal
yang memancing terjadinya tindakan keributan ataupun pencurian.
11
7. Kesehatan
PB PORDA menyiapkan tim medis di masing-masing venues Perlombaan, dengan
dilengkapi mobil ambulance serta menyediakan rumahsakit rujukan untuk tindakan
pertama pertolongan.
8. Media Centre & Game Result
PB PORDA menyediakan kemudahan dalam hal informasi, baik informasi dalam berita,
jadwal Perlombaan, hasil Perlombaan, raihan medali emas, serta peringkat peserta
berdasarkan raihan medali. Selain itu PB PORDA menyediakan Call center bagi semua
peserta untuk bantuan informasi selama pelaksanaan PORDA XIII-2018.
Semua kebutuhan informasi tersebut terintegrasi dalam satu aplikasi mobile phone
(android). Dan dapat dimiliki seluruh peserta maupun masyarakat umum melalui unduhan
gratis yang tersedia di playstore.
12
10.. PETA LOKASI
Kabupaten Bogor
Kota Bogor
14
Kota Depok
Kabupaten Karawang
15
Kota Cimahi
Kota Bandung
16
Kabupaten Pangandaran
17
C. INFORMASI TEKNIS
1. TANGGAL PERLOMBAAN
Perlombaan Atletik akan diselenggarakan di Kabupaten Bogor dari tanggal 6 – 15
Oktober 2018.
2. TEMPAT PERLOMBAAN
2.1. Perlombaan gantole akan digelar Gunung Mas Cisarua Jl. Raya Puncak Bukit
Gantole Puncak Pas Kabupaten Bogor.
2.2. Tempat latihan letaknya tidak jauh dari Puncak Bukit Gantole Puncak Pas
Kabupaten Bogor.
3. MANAJEMEN LOMBA
SUPERVISOR : Fernando
TECHNICAL DELEGATE : Ir. Eris Budi Utomo
KETUA PANPEL : Yadi Mulyadi
SEKRETARIS : Fadhilah A.N
BENDAHARA : M. Reza Karlevi
KETUA BIDANG PERLOMBAAN : Ali Rahman
KETUA BIDANG PERWASITAN : Nana Suryana
4. PERATURAN PERLOMBAAN
18
5. NOMOR LOMBA
Gantole akan memperlombakan enam belas (16) nomor lomba, termasuk delapan (8)
kelas high performance (A) dan delapan (8) kelas intermediate (B).
19
HIGH PERFORMANCE (A) INTERMEDIATE (B)
1 Lintas alam jarak terbatas
perorangan
1 Lintas alam jarak terbatas
perorangan
2 Lintas alam jarak terbatas
beregu
2 Lintas alam jarak terbatas
beregu
3 Ketepatan mendarat
perorangan
3 Ketepatan mendarat
perorangan
4 Ketepatan mendarat
beregu
4 Ketepatan mendarat beregu
5 Sambar pita perorangan 5 Sambar pita perorangan
6 Sambar pita beregu 6 Sambar pita beregu
7 Lama terbang perorangan 7 Lama terbang perorangan
8 Lama terbang beregu 8 Lama terbang beregu
6. JADWAL PERLOMBAAN
.
20
NO TANGGAL JAM KEGIATAN
1 6 Oktober 08.00 – 17.00 Pertandingan Nomor Sambar Pita Perorangan dan
Beregu Klas A, B
2 7 Oktober
08.00 – 12.00
13.00 – 17.00
Pertandingan Nomor Sambar Pita
Perorangan dan Beregu Klas A, B
Pertandingan Nomor Ketepatan Mendarat perorangan
dan Beregu Klas A, B
3 8 Oktober 08.00 – 17.00Pertandingan Nomor Ketepatan Mendarat Perorangan
dan Beregu Klas A, B
4 9 Oktober 08.00 – 17.00Pertandingan Nomor Ketepatan Mendarat Perorangan
dan Beregu Klas A, B
5 10 Oktober 08.00 – 17.00Pertandingan Nomor Sambar Pita Perorangan dan
Beregu Klas A, B
6 11 Oktober 08.00 – 17.00
Pertandingan Nomor XC Jarak Terbatas Perorangan
dan Beregu Klas A, B
Pertandingan Lama Terbang Perorangan dan Beregu
Klas A, B
7 12 Oktober 08.00 – 17.00
Pertandingan Nomor XC Jarak Terbatas Perorangan
dan Beregu Klas A, B
Pertandingan Lama Terbang Perorangan dan Beregu
Klas A, B
8 13 Oktober 08.00 – 17.00
Pertandingan Nomor XC Jarak Terbatas Perorangan
dan Beregu Klas A, B
Pertandingan Lama Terbang Perorangan dan Beregu
Klas A, B
9
14 Oktober
08.00 – 17.00 Pertandingan Nomor XC Jarak Terbatas Perorangan
dan Beregu Klas A, B
Pertandingan Lama Terbang Perorangan dan Beregu
Klas A, B
10
15 Oktober
08.00 – 15.00
17.00 – 18.00
Pertandingan Nomor XC Jarak Terbatas Perorangan
dan Beregu Klas A, B
Pertandingan Lama Terbang Perorangan dan Beregu
Klas A, B
UPP
7. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
Ketentuan Umum
a. Peserta PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor cabang olahraga
Gantolle adalah manager, pelatih, mekanik (crew) dan atlet/penerbang yang terdaftar
sebagai peserta Babak Kualifikasi Porda XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten
Bogor.
b. Atlet/penerbang adalah atlet/penerbang gantolle yang mewakili Kabupaten/Kota.
c. Atlet/penerbang wajib mendaftarkan diri pada nomor pertandingan yang akan diikuti.
d. Atlet/Penerbang wajib menggunakan peralatan gantolle (pabrikan) sesuai dengan
kualifikasi dan ketentuan yang berlaku.
e. Atlet/penerbang diperkenankan mengganti pesawat gantolle sesuai dengan
kualifikasinya dan harus terdata pada saat pendaftaran.
f. Seluruh peserta team/kontingen wajib menjaga sikap dan tindakannya sesuai dengan
tata tertib Technical Hand Book PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten
Bogor.
g. Panitia pelaksana PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor cabang
olahraga Gantolle dibentuk dengan struktur organisasi yang terdiri atas berbagai
bidang. Peserta dapat berhubungan dengan bagian organisasi panitia pelaksana
sesuai kebutuhannya.
h. Selama kegiatan berlangsung, peserta team/kontingen diwajibkan menggunakan
atribut kepesertaannya yang berlaku.
i. Registrasi peserta team/kontingen akan dilakukan sebelum pertandingan berlangsung
dengan kewajiban melengkapi syarat administrasi pendaftaran dengan membuktikan
keabsahannya sebagai team/kontingen resmi daerahnya serta melampirkan foto copy
Kartu Tanda Penduduk (KTP) setiap anggotanya.
j. Setiap atlet/penerbang wajib menunjukkan kartu rating yang masih berlaku dan
dikeluarkan oleh PP. Gantolle – PB. FASI dengan syarat minimal tingkatan penerbang
H3 dan melampirkan foto copynya.
21
Ketentuan Teknis
a. Atlet/penerbang wajib melengkapi semua peralatan yang diperlukan untuk mengikuti
pertandingan.
b. Setiap melaksanakan pertandingan, atlet/penerbang wajib memakai nomor/atribut
peserta.
c. Atlet/penerbang wajib hadir dilokasi pertandingan 30 (tiga puluh) menit sebelum
pertandingan dimulai. Keterlambatan akan mengakibatkan atlet/penerbang tidak
diperbolehkan mengikuti pertandingan (DNF – Did Not Fly).
d. Atlet/penerbang yang telah hadir dilokasi pertandingan, namun pada saat urutan
terbang tidak/belum siap melakukan penerbangan dikarenakan kesalahan sendiri
dapat dikenakan sanksi berupa pemindahan pada urutan terbang paling akhir .
e. Siapapun yang tidak berkepentingan dilarang berada disekitar area pertandingan
(dalam batas yang ditentukan) kecuali peserta yang sedang bertanding, mekanik
(crew), wasit, juri dan panitia pelaksana dengan atribut kepesertaan PORDA XIII Jawa
Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor.
f. Setiap atlet/penerbang hanya boleh dibantu mekanik (crew) dari team/ kontingennya
yang telah diregistrasi.
g. Pihak yang memprovokasi secara fisik terjadinya perkelahian antar peserta
team/kontingen yang sedang bertanding, semuanya akan di diskualifikasi pada babak
tersebut dan tidak akan dilaksanakan pertandingan ulang.
h. Informasi tentang pelaksanaan pertandingan berikut perubahan yang terjadi (jadwal,
pengumuman dan lainnya) akan disampaikan melalui technical meeting, manager
briefing, penerbang briefing dan pengumuman resmi panitia. Peserta team/kontingen
diwajibkan untuk mengutus wakilnya melakukan pengecekan setiap hari. Kerugian
karena ketidaktahuan akan perubahan yang terjadi merupakan tanggung jawab
peserta team/kontingen.
i. Pertandingan dapat dihentikan/ditunda jika terganggu oleh alasan cuaca (arah angin,
kecepatan, hujan, jarak pandang) atau alasan lain, dimana sepenuhnya merupakan
keputusan bersama Safety Officer dan Ketua Pertandingan (Meet Director).
j. Dalam kasus-kasus tersebut diatas, panitia pelaksana tidak diharuskan mengulangi
pertandingan. Suatu pertandingan dinyatakan terganggu dapat dilanjutkan kembali
oleh Ketua Pertandingan (Meet Director) jika keadaan cuaca sudah mulai membaik.
22
k. Pesawat gantolle, pesawat cadangan dan peralatan yang akan dipergunakan dalam
pertandingan harus teregistrasi dan mendapat tanda pengesahan dari Safety Officer
atau Ketua Pertandingan (Meet Director).
l. Pesawat Gantolle yang tidak dilengkapi dengan tanda pengesahan dari panitia
dianggap bukan pesawat gantolle atlet/penerbang dan tidak boleh dipergunakan
selama pertandingan.
m. Ketua Pertandingan (Meet Director) atau Safety Officer berhak melarang dan
menghentikan suatu penerbangan yang membahayakan diri sendiri atau terhadap
penerbang lain.
n. Semua atlet/penerbang yang tidak melengkapi dirinya dengan peralatan standard
sesuai kualifikasinya atau tidak bertanding sesuai dengan persyaratan pertandingan
akan di diskualifikasi pada babak tersebut.
Ketentuan Penerbangan
a. Pemasangan Pesawat
Untuk kelancaran pertandingan semua atlet/penerbang wajib bekerjasama dengan Safety
Officer dan Ketua Pertandingan (Meet Director). Persiapan peralatan penerbangan pada
lokasi yang ditentukan sesuai urutan terbang. Bagi atlet/penerbang yang tidak mentaati
pengarahan tersebut akan dikenakan sanksi berupa penempatan pada urutan terakhir.
Sebelum melakukan penerbangan, pesawat yang akan digunakan wajib menjalani
pemeriksaan termasuk semua peralatan terbang dan posisi menggantung
atlet/penerbang (Hooked In).
b. Peraturan Lalu Lintas Udara (Air Law)
Demi keamanan dan kelancaran pertandingan, atlet/penerbang wajib memahami dan
mentaati setiap aturan hukum penerbangan (Air Law). Safety Officer dan/atau Ketua
Pertandingan (Meet Director) akan memberikan peringatan sampai pada batas toleransi
hingga keputusan
diskualifikasi, jika terdapat penerbang dengan sengaja membahayakan diri sendiri atau
penerbang lain.
c. Keadaan darurat
Bila terjadi keadaan darurat menyangkut kondisi cuaca dan lainnya sampai terjadi adanya
penundaan/pembatalan pertandingan, maka Safety Officer dan/atau Ketua Pertandingan
(Meet Director) bersama Safety Committee dapat membuat keputusan dan
menyampaikan informasi melalui radio komunikasi.
23
8. TECHNICAL MEETING
8.1. Technical Meeting akan dilaksanakan pada hari Jumat ,tanggal 5 Oktober 2018
bertempat di Area Bukit Gantole, Puncak Pas, Kabupaten Bogor
8.2. Technical Meeting akan dihadiri oleh:
• Technical Delegate (sebagai pemimpin pertemuan)
• Perwakilan KONI Jawa Barat dan Pengda
• Dua orang Official (Manager dan Pelatih)
8.3. Technical Meeting bertujuan memberikan informasi yang diperlukan tentang
perkembangan acara serta penjelasan yang terkait dengan pelaksanaan aturan
federasi internasional dan ketentuan regulasi teknis.
9. Sistem Perlombaan
9.1. LINTAS ALAM JARAK TERBATAS
9.1.1 Nomor Pertandingan
a. Lintas Alam Jarak Terbatas Perorangan Kelas A dan Kelas B
Penilaian Lintas Alam Jarak Terbatas secara perorangan berdasar akumulasi
perolehan nilai akhir dari atlet/penerbang pada setiap kelas yang diikuti oleh
team/kontingen Kabupaten/Kota.
b. Lintas Alam Jarak Terbatas Beregu Kelas A dan Kelas B
Penilaian Lintas Alam Jarak Terbatas secara beregu berdasar akumulasi
perolehan nilai akhir 2 (dua) atlet/penerbang perorangan yang terdaftar sebagai peserta
beregu setiap kelas yang diikuti oleh team/kontingen Kabupaten/Kota.
Apabila peserta beregu beranggotakan 1 (satu) atlet/penerbang pada kelas yang
diikuti maka atlet/penerbang yang tidak terwakili akan mendapatkan nilai 0 (nol)
setiap babak pertandingannya.
9.1.2. Ketentuan Babak Pertandingan
Jumlah babak pertandingan nomor Lintas Alam Jarak Terbatas Kelas A dan Kelas B
adalah 5 (lima) babak dengan minimal 1 (satu) babak pertandingan dinyatakan valid.
Waktu penentuan Window Open, Window Close, Waktu Keberangkatan (Start), batas
akhir tugas penerbangan (Task dead line) dan tugas penerbangan (Task) setiap babak
pertandingan merupakan kewenangan Ketua Pertandingan (Meet Director).
9.1.3. Tugas Lintas Alam Jarak Terbatas
Penentuan tugas akan diberikan setiap babak pertandingan oleh Ketua Pertandingan
(Meet Director) bersama Task Committee dan Safety Officer.
Jumlah tugas pada setiap babak pertandingan ditentukan oleh Komite Tugas (Task
Committee).
24
9.1.4. Validitas
Keputusan valid suatu tugas merupakan otoritas Ketua Pertandingan (Meet Director).
Setiap babak pertandingan, sebuah tugas dinyatakan valid jika telah dilaksanakan
minimal oleh 3 (tiga) atlet/penerbang yang melakukan penerbangan secara sah dan telah
menempuh jarak minimum yang ditetapkan.
Penerbangan sah adalah :
Atlet/penerbang yang telah didaftarkan oleh official team/kontingen untuk lepas landas
(take off) dan melakukan keberangkatan (start) pada tugas penerbangan (task) tersebut.
Atlet atau penerbang dan perlengkapannya dalam kondisi layak terbang.
Telah terbang melengkapi jarak minimum yang ditetapkan.
Atlet/penerbang layak terbang adalah :
Atlet/penerbang yang hadir dan siap terbang dilokasi lepas landas/ peluncuran (take off
area).
Kondisi kesehatan dinyatakan baik.
Peralatan yang digunakan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
9.1.5. Persiapan Pertandingan
Sebelum melaksanakan pertandingan, Ketua Pertandingan (Meet Director) menentukan
tugas penerbangan (Task) :
Diadakan meeting penentuan tugas penerbangan (task) oleh Ketua Pertandingan (Meet
Director), Task Committee dan Safety Officer.
Tugas yang telah ditetapkan kemudian disahkan berupa berita acara tugas dan dituliskan
pada papan tugas (task board) dilokasi lepas landas atau peluncuran (take off area).
Jenis tugas adalah Lintas Alam Jarak Terbatas dengan route penerbangan yang
ditentukan melalui titik belok (Turn Point).
9.1.6. Waktu Keberangkatan
Waktu keberangkatan (start) nomor pertandingan lintas alam jarak terbatas akan
menerapkan sistem :
Keberangkatan udara perorangan (Individual Air Start) Elapse Time yaitu waktu
keberangkatan diudara dengan catatan waktu secara perorangan dan dihitung saat
melintasi radius koordinat (start gate) yang telah ditetapkan sebagai start marker yaitu :
Atlet/penerbang diberi kebebasan menentukan waktu keberangkatan selama dalam
batasan waktu yang ditentukan (window).
Contoh :
Start gate open jam 11.00 atlet/penerbang melakukan start jam 11.25 maka waktu
keberangkatan dihitung mulai jam 11.25 dan seterusnya.
25
9.1.7. Briefing Penerbang
Dilakukan setelah penentuan tugas, sebelum open window.
Diikuti oleh semua penerbang, dipimpin oleh Ketua Pertandingan (Meet Director) dengan
informasi tugas penerbangan yang disampaikan di papan pengumuman tugas (Task
Board).
Jenis tugas yang akan dilaksanakan.
Waktu open window, close window dan waktu lapor setelah landing.
Waktu keberangkatan (start) yang dipergunakan.
Batas akhir tugas penerbangan (Task Dead Line).
Penggunaan frekuensi radio komunikasi.
Tata cara dan urutan lepas landas (take off).
Emergency Call.
Penjelasan kondisi cuaca.
Tata cara mengulang lepas landas (relaunch).
Kemungkinan adanya Cancel Task dan Task Stop
Dan lain-lain.
9.1.8. Open Window
Diberikan peringatan 15 menit sebelum open window.
Diumumkan lewat radio komunikasi atau megaphone.
Setiap penerbang yang melakukan lepas landas (take off) wajib memberitahukan kepada
Safety Officer atau Ketua Pertandingan (Meet Director).
9.1.9. Menyela Tugas
Ketua Pertandingan (Meet Director) bersama Safety Committee mempunyai otoritas
menyela tugas (task cancel), menutup tugas (task stop) dan menutup window untuk
alasan keselamatan ataupun memperpanjang window sesuai dengan waktu tugas yang
dinyatakan terganggu.
9.1.10. Mengulang Lepas Landas (Relaunch)
a. Didalam pertandingan, apabila ada permasalahan yang memaksa seorang
atlet/penerbang mendarat kembali setelah lepas landas (take off) atlet/penerbang
tersebut dapat meminta ijin kepada Ketua Pertandingan (Meet Director) untuk
mengulang lepas landas (relaunch).
b. Relaunch hanya diberikan apabila atlet/penerbang belum melakukan start (pada
posisi melintas start gate) yang telah ditentukan.
c. Relaunch hanya akan diberikan apabila atlet/penerbang setelah lepas landas (take
off) langsung mengarah ke landing area (landing official).
d. Apabila kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan lepas landas (take off),
Ketua Pertandingan (Meet Director) dapat memutuskan untuk mengulang waktu lepas
landas bagi semua penerbang.
26
9.1.11. Penggunaan GPS/Vario
Setiap atlet/penerbang diwajibkan menggunakan GPS/Vario sebagai alat untuk
pencatatan secara elektronik bukti pelaksanaan dan pencapaian penerbangan sesuai
tugas yang diberikan.
Atlet/penerbang berhak untuk menggunakan GPS/Vario cadangan yang mempunyai
standard pertandingan.
Atlet/penerbang wajib menetapkan GPS/Vario utamanya dan menyampaikan kepada
Ketua Pertandingan (Meet Director).
Pencatatan hasil tugas sesuai yang ditunjukkan oleh GPS/Vario utama. GPS/Vario
cadangan hanya diperiksa jika terjadi permasalahan teknis pada GPS/Vario utama atau
pada saat yang diperlukan untuk proses penyelesaian protes.
Kegagalan pencatatan hasil tugas yang diakibatkan karena kesalahan teknis GPS/Vario
merupakan tanggung jawab atlet/penerbang.
9.1.12. Laporan Pendaratan
Seluruh atlet/penerbang diwajibkan melapor kembali kepada petugas pendaratan dengan
segera setelah melakukan pendaratan, baik menggunakan telepon ataupun radio
komunikasi dengan frekwensi yang telah ditentukan.
9.1.13. Check In dan Download Score GPS/Vario
Check-in merupakan kewajiban dari setiap atlet/penerbang yang telah lepas landas (take
off) untuk pelaksanaan suatu tugas. Hal ini dilakukan secara perorangan dan disertai
bukti laporan setelah melakukan pendaratan dengan menyerahkan GPS/Vario untuk
verifikasi data penerbangan yang telah dilakukan disertai tanda tangan atlet/penerbang.
Laporan pendaratan palsu dan rekayasa penggunaan GPS/Vario yang menjurus
manipulasi data akan dikenakan sanksi.
9.1.14. Task Cancel dan Task Stop
a. Task Cancel
Apabila cuaca tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pertandingan, maka Ketua
Pertandingan (Meet Director) berhak untuk melakukan Task Cancel dan menunggu
hingga cuaca memungkinkan untuk dilaksanakan pertandingan.
Apabila seluruh peserta telah melakukan penerbangan dan terjadi cuaca yang tidak
memungkinkan, Safety Officer bersama Meet Director dapat memutuskan untuk Task
Cancel.
b. Task Stop
Apabila terjadi cuaca yang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan pertandingan maka
Ketua Pertandingan (Meet Director) berhak menentukan Task Stop.
Penghitungan nilai akan dihitung sampai batas dikeluarkannya Task Stop.
Bagi penerbang yang belum melaksanakan penerbangan maka penerbang tersebut tidak
akan mendapatkan nilai.
Apabila atlet/penerbang sedang melaksanakan penerbangan dan ditengah
melaksanakan tugasnya Ketua Pertandingan (Meet Director) mengeluarkan Task Stop
maka penilaian akan diambil dari pertama atlet/penerbang take off sampai
dikeluarkannya Task Stop.
27
9.1.15. Hasil Penilaian
Proses penilaian hanya menggunakan data GPS/Vario.
Penilaian dari tugas ini adalah tiba tercepat sampai tujuan (Goal). Start Marker (Start
Gate) dilakukan secara perorangan diudara sesuai dengan ketentuan. Hasil pencapaian
setiap tugas penerbangan dihitung dengan formula FAI CIVL’s GAP 2014 scouring
software-FS.
Nilai akhir yang didapat atlet/penerbang pada satu babak nomor pertandingan lintas alam
jarak terbatas adalah akumulasi nilai jarak terbang (distance), kecepatan (speed),
kedatangan (arrival) dan pencapaian pada tujuan (goal) dari semua tugas penerbangan
yang dinyatakan valid.
9.1.16. Pemenang
Pemenang Lintas Alam Jarak Terbatas perorangan adalah peraih akumulasi nilai akhir
yang tertinggi secara perorangan dari atlet/penerbang setiap kelas yang diikuti oleh
team/kontingen Kabupaten/Kota.
Pemenang Lintas Alam Jarak Terbatas beregu adalah peraih akumulasi nilai akhir yang
tertinggi dari 2 (dua) atlet/penerbang perorangan yang terdaftar sebagai peserta beregu
setiap kelas yang diikuti oleh team/kontingen Kabupaten/Kota.
Setiap nomor pertandingan ditetapkan 3 (tiga) urutan ranking terbaik.
Jika dalam penentuan pemenang perorangan ataupun beregu terdapat nilai yang sama,
maka akan dilakukan perhitungan kembali agar terjadi selisih nilai yaitu dengan cara
menghilangkan nilai secara bertahap mulai dari perolehan nilai babak pertandingan yang
terakhir.
9.2. KETEPATAN MENDARAT
9.2.1 Nomor Pertandingan
a. Ketepatan Mendarat Perorangan Kelas A dan Kelas B
Penilaian ketepatan mendarat secara perorangan berdasar akumulasi perolehan nilai
akhir dari atlet/penerbang pada setiap kelas yang diikuti oleh team/kontingen
Kabupaten/Kota.
b. Ketepatan Mendarat Beregu Kelas A dan Kelas B
Penilaian ketepatan mendarat secara beregu berdasar akumulasi perolehan nilai akhir
2 (dua) atlet/penerbang perorangan yang terdaftar sebagai peserta beregu dari setiap
kelas yang diikuti oleh team/kontingen Kabupaten/kota.
Apabila peserta beregu beranggotakan 1 (satu) atlet/penerbang pada kelas yang diikuti
maka atlet/penerbang yang tidak terwakili akan mendapatkan maksimum nilai 2.001
setiap babak pertandingannya.
9.2.2 Ketentuan Babak Pertandingan
Pelaksanaan pertandingan ketepatan mendarat setiap kelas adalah 5 (lima) babak
pertandingan valid.
Batas waktu menentukan babak selanjutnya adalah jam 15.30 WIB.
Otoritas dimulai babak selanjutnya merupakan kewenangan Ketua Pertandingan (Meet
Director).
28
9.2.3. Sasaran Pendaratan
Titik pusat pendaratan berupa lingkaran warna hitam berdiameter 30 cm.
Lingkaran terluar pendaratan berdiameter 2.030 cm.
9.2.4. Pendaratan Benar dan Sempurna
Pendaratan benar yaitu pendaratan menggunakan kaki dan berdiri, tidak terjatuh, tidak
tersentuh base bar/control bar dan nose pesawat pada area pendaratan.
Pendaratan sempurna yaitu pendaratan menggunakan kaki dengan berhenti dan berdiri
secara sempurna, tidak terjatuh, tidak tersentuh base bar/control bar dan nose pesawat
pada area pendaratan.
9.2.5. Validitas
Setiap babak pertandingan dinyatakan valid jika jumlah atlet/penerbang yang melakukan
penerbangan telah mencapai 100% terbang dan mendarat secara sah, serta
atlet/penerbang yang telah dinyatakan Did Not Fly (DNF) oleh Ketua Pertandingan (Meet
Director).
9.2.6.Urutan Terbang
Urutan penerbangan babak pertama ditentukan berdasarkan undian dan urutan babak
selanjutnya ditentukan berdasar ranking yang diperoleh pada babak sebelumnya.
Ketentuan urutan terbang merupakan kewenangan Ketua Pertandingan (Meet Director).
9.2.7. Penerbangan ulang (Relaunch)
Atlet/penerbang dapat mengajukan relaunch sebelum nilainya ditanda tangani oleh
atlet/penerbang dan wasit. Pengajuan relaunch dilakukan sebelum berbicara dengan
orang lain kecuali wasit. Jika relaunch diterima, nilai babak saat pengajuan relaunch akan
dinyatakan gugur. Jika relaunch ditolak dan atlet/penerbang tidak menyetujui untuk
menandatangani nilainya, maka dianggap sebagai protes.
Relaunch akan diberikan Ketua Pertandingan apabila :
a. Kecepatan angin berubah mendadak melebihi batas yang diperkenankan (maksimal
25 km/jam) atau arah berubah 90o dari tempat pendaratan 30 detik sebelum
mendarat. Atlet/penerbang berhak mengajukan relaunch atau tetap dengan nilai yang
diperolehnya tersebut.
b. Pencegahan tabrakan antar atlet/penerbang pada saat pendekatan akhir (Final
approach) dimana masing-masing ingin melakukan pendaratan secara bersamaan
yang dimungkinkan akan membahayakan keselamatan penerbangan, salah satu
atlet/penerbang atau keduanya akan diberikan kesempatan relaunch. Keputusan
atlet/penerbang harus dilakukan bila masih dalam posisi terbang dengan gerakan
tidak mengarah pada target pendaratan.
c. Target pendaratan terhalang atlet/penerbang lain saat melakukan pendekatan akhir
atau jika ada gangguan lain secara signifikan yang secara langsung dapat
mengganggu saat pendekatan ke target pendaratan. Hal ini harus ditandai dengan
tidak mengarahkan penerbangan pada target pendaratan.
29
9.2.8. Pendekatan Akhir (Final Approach)
Atlet/Penerbang dianggap mulai pendekatan akhir ketika menghadap langsung ke arah
target pendaratan. Pendekatan pendaratan (Landing Approach) harus dilakukan melalui
sisi terbaik sesuai arah angin dan tetap menggunakan standard approach secara
konsisten (downwind, best leg dan final leg). Prioritas mendarat diberikan kepada
atlet/penerbang yang mempunyai ketinggian lebih rendah.
Menjadi tanggung jawab setiap atlet/penerbang untuk membuat komunikasi dengan
atlet/penerbang lain agar dapat melakukan pendekatan akhir dan mendarat dengan aman
secara berurutan.
Setiap atlet/penerbang setelah mendarat dan dinilai oleh wasit harus segera menjauh dari
target pendaratan dan segera menandatangani nilai yang diperoleh sebagai tanda
persetujuan. Apabila atlet/penerbang melakukan penerbangan babak selanjutnya tanpa
menandatangani nilai sebelumnya maka dianggap menyetujui.
9.2.9. Sistem Penilaian Pendaratan
a. Ketepatan mendarat dinilai bedasarkan perolehan jarak pendaratan sesuai kriteria
pendaratan yang benar dan sempurna pada area pendaratan yang ditentukan.
b. Nilai setiap atlet/penerbang akan dihitung dengan jarak dalam satuan centimeter dari
target lingkaran pusat pendaratan.
c. Nilai pendaratan 0 (nol) apabila atlet/penerbang berhasil mendarat secara sempurna
pada lingkaran pusat pendaratan. Penilaian didasarkan pada pijakan kaki pertama
atlet/penerbang saat mendarat pada lingkaran pusat pendaratan.
d. Nilai perolehan pendaratan selanjutnya dihitung berdasarkan capaian jarak
pendaratan atau pada sentuhan kaki terjauh dari lingkaran pusat pendaratan.
e. Pendaratan dinilai dengan jarak maksimum 2.000 (dua ribu) cm dari lingkaran pusat
pendaratan.
f. Pendaratan lebih dari 2.000 cm, pendaratan tidak benar (Penerbang jatuh, CB Drop,
Nose Drop), Did Not Fly (DNF) dan diskualifikasi akan dinilai 2.001 (dua ribu satu).
g. Setiap babak valid akan menghasilkan satu nilai pada setiap atlet/ penerbang.
h. Nilai akhir atlet/penerbang pada nomor pertandingan perorangan dan beregu adalah
akumulasi dari seluruh babak yang dinyatakan valid.
9.2.10. Diskualifikasi
Atlet/penerbang akan mendapat sanksi diskualifikasi dan memperoleh
nilai maksimum 2.001, apabila :
a. Atlet/penerbang dinyatakan telah dengan sengaja melakukan maneuver penerbangan
soaring dan tidak mengindahkan peringatan Ketua Pertandingan (Meet Director) dan
atau Safety Officer untuk segera menurunkan ketinggian dengan menuju area
pendaratan.
b. Atlet/Penerbang dengan sengaja dipandu/diarahkan oleh team/ kontingennya baik
melalui radio komunikasi ataupun dengan gerakan/tanda lainnya saat melakukan
pendekatan akhir (final approach) dan pendaratan menuju target pendaratan.
c. Atlet/penerbang dengan sengaja mengganggu/memotong lintasan jalur penerbangan
dan pendekatan akhir (final approach) pendaratan atlet/penerbang lain sesuai prioritas
peraturan penerbangan.
d. Tidak dengan segera atau sengaja memperlambat gerakan pemindahan pesawatnya
setelah pendaratan dinyatakan sah dan telah diminta segera meninggalkan target
pendaratan oleh wasit.
e. Tidak segera melakukan penerbangan setelah mendapat sanksi pengalihan pada
urutan terakhir penerbangan yaitu tidak mengindahkan panggilan terbang 2 x (dua
kali) 5 menit pemanggilan saat waktu urutan terbangnya.30
9.2.11. Pemenang
Pemenang Ketepatan Mendarat Perorangan adalah peraih akumulasi nilai akhir terkecil
secara perorangan dari atlet/penerbang setiap kelas yang diikuti oleh team/kontingen
Kabupaten/Kota.
Pemenang Ketepatan Mendarat Beregu adalah peraih akumulasi nilai akhir terkecil dari
2 (dua) atlet/penerbang perorangan yang terdaftar sebagai peserta beregu dari setiap
kelas yang diikuti oleh team/kontingen Kabupaten/Kota.
Pemenang ditetapkan berdasar tiga urutan ranking terbaik.
Jika dalam penentuan pemenang perorangan ataupun beregu terdapat dua atau lebih
yang mempunyai nilai sama, maka penentuan ranking akan dilakukan dengan
perhitungan untuk mencari selisih nilai dengan cara melakukan pengurangan nilai yang
dimulai dari babak terakhir dan seterusnya secara bertahap sampai terdapat selisih nilai.
9.3. SAMBAR PITA
9.3.1 Nomor Pertandingan
a. Sambar Pita Perorangan Kelas A dan B
Penilaian sambar pita secara perorangan berdasar akumulasi akhir perolehan pita
dari atlet/penerbang setiap kelas yang diikuti oleh team/kontingen Kabupaten/ Kota.
b. Sambar Pita Beregu Kelas A dan Kelas B
Penilaian sambar pita secara beregu berdasar akumulasi akhir perolehan
pita dari 2 (dua) atlet/penerbang perorangan yang terdaftar sebagai peserta beregu
setiap kelas yang diikuti oleh team/kontingen Kabupaten/Kota.
Apabila peserta beregu beranggotakan 1 (satu) atlet/penerbang pada kelas yang
diikuti maka atlet/penerbang yang tidak terwakili akan mendapatkan nilai pita 0
(nol) setiap babak pertandingannya.
9.3.2 Ketentuan Pertandingan
a. Nomor pertandingan sambar pita dinilai berdasarkan kemampuan dari
atlet/penerbang dalam menyambar pita diudara sebanyak mungkin.
b. Panitia menyiapkan 6 gulung pita dengan ukuran lebar 5 centimeter dan panjang 500
centimeter pada setiap babak pertandingan, dengan ketentuan :
• Pita tidak tersangkut pada bagian bawah layar/sayap pesawat seperti pada bagian
flying wire (kabel bawah pesawat), control bar dan badan atlet/penerbang.
• Pelepasan pita tidak secara bersamaan (satu persatu) dan disambar saat terbang
diudara.
c. Jumlah perolehan pita hanya akan dihitung apabila pita tetap menempel pada bagian
pesawat yang dinyatakan benar sampai saat mendarat dan atlet/penerbang
melakukan pendaratan pada area yang ditentukan.
d. Babak pertandingan nomor sambar pita perorangan maupun beregu adalah 5
(lima) babak pertandingan dengan minimal 1 babak pertandingan dinyatakan
valid.
31
9.3.3. Pemenang
a. Pemenang perorangan adalah akumulasi akhir perolehan pita terbanyak secara
perorangan dari atlet/penerbang setiap kelas yang diikuti oleh team/kontingen
Kabupaten/Kota.
b. Pemenang Beregu adalah akumulasi akhir perolehan pita terbanyak dari 2 (dua)
atlet/penerbang perorangan yang terdaftar sebagai peserta beregu pada setiap
kelas yang diikuti oleh team/kontingen Kabupaten/ Kota.
c. Pemenang ditetapkan berdasar tiga urutan ranking terbaik.
d. Jika dalam penentuan pemenang perorangan ataupun beregu terdapat dua atau lebih
yang mempunyai nilai sama, maka penentuan ranking akan dilakukan dengan
perhitungan untuk mencari selisih nilai dengan cara melakukan pengurangan
perolehan pita yang dimulai dari babak terakhir dan seterusnya secara bertahap
sampai terdapat selisih nilai.
9.4. LAMA TERBANG
9.4.1. Nomor Pertandingan
a. Lama Terbang Perorangan Kelas A dan Kelas B
Lama terbang secara perorangan berdasar akumulasi akhir perolehan waktu
terbang terlama dari atlet/penerbang secara perorangan sesuai waktu
penerbangan yang
ditentukan (window).
b. Lama Terbang Beregu Kelas A dan Kelas B
Lama Terbang secara beregu berdasar akumulasi akhir perolehan waktu terbang
terlama dari 2 (dua) atlet/penerbang yang terdaftar sebagai peserta beregu dari
team/kontingen Kabupaten/Kota.
Apabila peserta beregu beranggotakan 1 (satu) atlet/penerbang pada kelas yang
diikuti maka atlet/penerbang yang tidak terwakili akan mendapatkan waktu terbang
0 (Nol) detik setiap babak pertandingannya.
9.4.2. Ketentuan Pertandingan
a. Sistem penerbangan yang dilaksanakan adalah open window dimana atlet/penerbang
dapat menentukan saat lepas landas (take off).
b. Window merupakan otoritas Ketua Pertandingan (Meet Director) yang ditentukan
bersama safety officer berdasar kondisi cuaca pada waktu berlangsungnya setiap
babak pertandingan.
c. Perhitungan waktu terbang dimulai saat atlet/penerbang lepas landas (take off)
sampai atlet telah melaksanakan pendaratan.
d. Cara perhitungan waktu berdasar catatan waktu penerbangan yang ditunjukkan oleh
data penerbangan pada GPS/Vario atlet/penerbang dengan perhitungan nilai satuan
detik (second).
e. Apabila terjadi kesalahan dari GPS yang mengakibatkan tidak tercatatnya waktu
atlet/penerbang dalam melaksanakan penerbangan maka catatan waktu akan
dinyatakan nilainya 0 (nol) detik.
f. Babak pertandingan nomor Lama Terbang adalah 5 (lima) babak pertandingan
dengan minimal 1 (satu) babak pertandingan dinyatakan valid.
32
9.4.3 Pemenang
a. Pemenang Lama Terbang Perorangan adalah peraih akumulasi akhir waktu terbang
terlama secara perorangan dari atlet/penerbang setiap kelas yang diikuti oleh
team/kontingen Kabupaten/Kota.
b. Pemenang Lama Terbang Beregu adalah peraih akumulasi akhir waktu terbang
terlama dari 2 (dua) atlet/penerbang yang terdaftar sebagai peserta beregu setiap kelas
yang diikuti oleh team/kontingen Kabupaten/Kota.
c. Pemenang ditetapkan berdasar tiga urutan ranking terbaik.
d. Jika dalam penentuan pemenang perorangan ataupun beregu terdapat dua atau lebih
yang mempunyai waktu sama, maka penentuan ranking akan dilakukan dengan
perhitungan untuk mencari selisih waktu dengan cara melakukan pengurangan waktu
yang dimulai dari babak terakhir dan seterusnya secara bertahap sampai terdapat selisih
nilai.
33
10. PERLENGKAPAN LOMBA
10.1. Peralatan
Pertandingan PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor cabang
olahraga Gantolle diklasifikasikan dalam 2 (dua) jenis/Kelas Pesawat :
1) Pesawat High Performance – Kelas A
Pesawat Gantolle layar ganda (double surface), layar bagian bawah > 30% dan
dengan/tanpa Variable Geometri (VG).
Pesawat Gantolle tanpa king post tidak diperbolehkan mengikuti pertandingan.
2) Pesawat Intermediate – Kelas B
Pesawat Gantolle layar tunggal (single surface), cross bar tidak tertutup layar dengan
kingpost.
10.2. Perlengkapan
1. Harness, pelepas harness, gantungan (hang point), helmet dan sepatu yang
dipergunakan harus memenuhi kriteria standard kelayakan.
2. Parasut cadangan wajib digunakan dan telah diperiksa ulang minimal dalam
jangka waktu 90 (Sembilan puluh) hari sebelum pelaksanaan pertandingan.
3. Instrumen penerbangan GPS/Vario wajib dipergunakan yang dilengkapi dengan
koordinat, kompas, waktu dan mempunyai kemampuan mengukur ketinggian
(altitude) secara barometric pressure.
4. Radio Komunikasi (HT) 2 meter wajib dipergunakan untuk kelancaran komunikasi,
instruksi dan keamanan selama pertandingan.
5. Penggunaan pemberat (ballast) diperbolehkan selama pertandingan.:
11. PERANGKAT PERLOMBAAN
1. Wasit yang bertugas pada PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor
cabang olahraga Gantolle adalah wasit yang mempunyai sertifikasi PP. Gantolle -
PGPI FASI dan ditetapkan oleh PB. PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten
Bogor serta telah mengikuti penyegaran wasit sebelum pelaksanaan PORDA XIII
Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor.
2. Wasit yang memimpin pertandingan harus bertindak jujur, adil dan tidak memihak
siapapun sesuai dengan ketentuan janji wasit.
3. Wasit yang bertugas saat berlangsungnya pertandingan, tidak
4. diperbolehkan berkomunikasi menyangkut hasil pertandingan dengan atlet atau
official team/kontingen dari daerah manapun.
5. Wasit yang dipanggil oleh Pengurus Provinsi Gantolle Jawa Barat untuk bertugas
memimpin pertandingan PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor harus
tidak mempunyai ikatan dengan team/kontingen Kabupaten/Kota manapun.
12. DEWAN HAKIM PANPEL CABOR
1. Dewan Hakim PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor cabang
olahraga Gantolle dalam menjalankan tugasnya bersifat independen.
2. Bertugas menyelesaikan dan memutuskan segala permasalahan/sengketa bersifat
teknis dan non teknis yang terjadi dalam pelaksanaan pertandingan cabang olahraga
Gantolle.
3. Apabila para pihak yang bersengketa tidak menerima keputusan Dewan Hakim
cabang olahraga Gantolle dapat mengajukan banding ke Dewan Hakim PORDA XIII
Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten Bogor. Ketentuan selanjutnya akan diatur dalam
peraturan secara tersendiri.
13. PROTES & PENGAJUAN KEBERATAN
1. Protes diajukan secara tertulis oleh manager/pelatih team/kontingen Kabupaten/Kota
peserta kepada administrator pertandingan dengan disertai uang administrasi protes
sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah).
2. Protes yang bersifat non teknis pertandingan akan diterima oleh Ketua Pertandingan
(Meet Director) maksimal saat pelaksanaan Technical Meeting dan selanjutnya akan
diteruskan kepada Dewan Hakim PORDA XIII Jawa Barat Tahun 2018 Kabupaten
Bogor.
3. Protes yang bersifat pada teknis pertandingan dan penilaian adalah pada penilaian
sementara (un-official) yang akan diumumkan selama waktu 12 (dua belas) jam
sebelum ditetapkan sebagai pengumuman resmi (official). Protes tidak akan diterima
setelah dikeluarkannya pengumuman hasil resmi official. Selanjutnya protes akan
diteruskan kepada Ketua Pertandingan (Meet Director) dan Dewan Hakim
pertandingan cabang olahraga Gantolle.
4. Jika keputusan Dewan Hakim membenarkan protes yang diajukan maka uang protes
akan dikembalikan.
5. Keputusan Dewan Hakim bersifat final dan mengikat.
6. Hasil pertandingan hanya dapat dirubah jika terdapat kesalahan administrasi panitia
dan hasil protes yang dinyatakan benar/diterima.
34
14. MEDALI, PIAGAM, DAN UPACARA PENGHORMATAN PEMENANG
a.. Upacara kemenangan akan diadakan langsung setelah akhir setiap kompetisi
final. pemenang harus mengenakan pakaian pelatihan atau pakaian resmi mereka
b. Pemenang dalam perlombaan atletik akan diberikan hadiah berikut:
1) Tempat pertama: Medali Emas dan Piagam
2) Tempat kedua: Medali Perak dan Piagam
3) Tempat ketiga Medali Perunggu dan Piagam
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Khusus Pertandingan Cabang Olahraga
di dalam buku ini, akan diatur tersendiri oleh Panpel Cabor dan Pengurus Provinsi
Cabang Olahraga dengan delegasinya yaitu Supervisor dan Technical Delegate.
2. Khusus Informasi Umum dan teknis pertandingan yang ada di dalam buku ini berlaku
sejak dan sampai berakhirnya PORDA XIII Tahun 2018, Kabupaten Bogor.
35
D. KONTAK PERSON
TECHNICAL DELEGATE
Ir. Eris Budi Utomo
KETUA PANITIA PELAKSANA
Yadi Mulyadi
36
0818 0434 4038
0818 0434 4038
0858 1121 4369
0858 1121 4369
PANITIA BESAR
PEKAN OLAHRAGA DAERAH JAWA BARAT XIII
2 0 1 8