BUKU MATERI FIQIH 09 · Buku Materi FIQIH ini disusun guna memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran...
Transcript of BUKU MATERI FIQIH 09 · Buku Materi FIQIH ini disusun guna memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran...
A. Rofik Husen
BUKU MATERI
FIQIH 09
Untuk digunakan di :
MADRASAH TSANAWIYAH, DINIYYAH TAKMILYAH WUSTHO,
& JENJANG YANG SEDERAJAT
MANBA’UL HUDA pUBLisHer
2
BUKU MATERI
FIQIH 09
SUMBER MATERI UTAMA :
KITAB BULUGHUL MAROOM
karya Ibnu Hajar Al Asqolany
- Disusun sebagai wakaf untuk umat Islam
- Digunakan untuk kemaslahatan Ummat
- Bagi yang ingin memperbanyak / mengcopy / menyebarluaskan, dipersilakan
Didistribusikan oleh :
MANBA’UL HUDA publisher Jl. Cijawura Girang IV No. 21 Bandung 40286 Telp. 022-7506158
e-mail : [email protected]
web site : http://www.manbaul-huda.com
: http://rofikhusen.blog.com
3
KATA PENGANTAR
Buku Materi FIQIH ini disusun guna memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran
bidang FIQIH di lingkungan sekolah/madrasah berbasis ajaran Al Quran & As Sunnah
Shohihah yang selama ini sangat jarang ditemui.
Sumber utama materi buku ini adalah dari Kitab Bulughul Maroom susunan
Ibnu Hajar Al Asqolany yang diselaraskan dengan kebutuhan materi
pembelajaran berdasarkan Silabus Kementerian Agama RI.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa buku ini masih banyak kelemahan, oleh
karena itu saran guna perbaikan sangat kami harapkan.
Bandung, Juli 2014
Penyusun
4
DAFTAR ISI Kata Pengantar 3
Daftar Isi 4
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar 5
Materi 1 Jual Beli 6
Materi 2 Khiyar 13
Materi 3 Sewa & Pinjam 14
Materi 4 Upah 16
Materi 5 Riba 18
Materi 6 Orang Sakit 21
Materi 7 Jenazah 25
Materi 8 Adab Pergaulan Remaja 34
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar 39
Materi 1 Jinayah 40
Materi 2 Diyat 44
Materi 3 Khomer 47
Materi 4 Pencuri 49
Materi 5 Zina 52
Materi 6 Hukuman 56
Materi 7 Negara & Warga negara 57
Materi 8 Lingkungan 67
5
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Kelas : IX Semester : 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami jual beli sesuai
syariat Islam - Menjelaskan ketentuan-ketentuan jual beli
- Menjelaskan ketentuan-ketentuan khiyar
dalam jual beli
- Menjelaskan ketentuan-ketentuan qiradh
dalam jual beli
- Mensimulasikan tata cara jual beli
2. Memahami hukum Islam
tentang pinjam-meminjam
dan sewa menyewa
- Menjelaskan hukum pinjam meminjam
- Menjelaskan hukum sewa menyewa, gadai dan
borg
- Mensimulasikan pinjam meminjam, sewa
menyewa gadai dan borg
3. Memahami tata cara
pelaksanaan upah, hiwalah dan
luqatah
- Menjelaskan ketentuan-ketentuan upah
- Menjelaskan ketentuan-ketentuan hiwalah
- Menjelaskan ketentuan-ketentuan luqhathah
- Mendemonstrasikan pelaksanaan upah,
hiwalah dan luqathah
4. Menjauhi perbuatan riba - Menjelaskan ketentuan-ketentuan riba
- Menjelaskan bunga bank
- Menjelaskan pendapat ulama tentang bunga
bank
- Mendemonstrasikan perbuatan riba
5. Memahami kewajiban-
kewajiban terhadap orang
sakit
- Menjelaskan ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan terhadap orang sakit
- Mempraktekkan menjenguk orang sakit
6. Memahami hukum Islam
tentang jenazah - Menjelaskan tata cara mengurus jenazah
- Menjelaskan tata cara ta’ziyah dan ziarah
kubur
- Mempraktekkan, tata cara mengurus jenazah,
berta'ziyah dan ziarah kubur
7. Memahami tata cara bergaul
di kalangan remaja sesuai
ajaran Islam
- Menjelaskan ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan akhlak pergaulan di
kalangan remaja
- Membiasakan bergaul di kalangan remaja
sesuai dengan ajaran Islam
6
MATERI 1
JUAL & BELI
Dari Rifa'ah Ibnu Rafi' bahwa Nabi SAW pernah ditanya : Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau bersabda : "Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual-beli yang bersih."
صل عي رفحعس ذي رجفع رض هللا ع أى جلر
ي جل د أ د : هللا عل ولن وث ? أ
ؾ ذ ): حا ع هرلر , عو جلل ك ي ذ )
ك جلكحكن صك جر ج جلر .ر
Dari Jabir Ibnu Abdullah RA bahwa ia mendengar Rosululloh SAW bersabda di Mekkah pada tahun penaklukan kota itu : "Sesungguhnya Alloh melarang jual-beli minuman keras, bangkai, babi dan berhala." Ada orang bertanya : Wahai Rosululloh, bagaimana pendapat baginda tentang lemak bangkai karena ia digunakan untuk mengecat perahu, meminyaki kulit dan orang-orang menggunakannya untuk menyalakan lampu?. Beliau bersabda : "Tidak, ia haram." Kemudian setelah itu Rosululloh SAW bersabda : "Alloh melaknat orang-orang Yahudi, karena ketika Alloh mengharamkan atas mereka (jual-beli) lemak bangkai mereka memprosesnya dan menjualnya, lalu mereka memakan hasilnya."
عي ؾحذل ذي عر هللا وح- ع هللا ; -رض
صل هللا عل ولن قا عحم ووع روا هللا أ
س , جل طف ذو :
ع جل ول ) م ذ رول قل طس , ئى هللا جلو ,
ل جل جاصحم فق , : ص ! ح روا هللا أرأ
طس ض ل ذح جل ي ي , كم جلو ض ي ذح , فا ط رف ذح جلحا , جلؿلو قلجم : فقحا ? , ل
ل صل هللا عل ولن ع حض : غن حا روا هللا
جلو ن كهح ؾول , هللا م عل ح قل لو غن , ئى هللا
(فأكلج غو , ذحع
هط عل
Ibnu Mas'ud RA berkata : Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda : "Apabila dua orang yang berjual beli berselisih, sedang di antara mereka tidak ada keterangan yang jelas, maka perkataan yang benar ialah apa yang dikatakan oleh pemilik barang atau mereka membatalkan transaksi."
عي جذي ه و رض هللا ع حا وو ص روا :
صل هللا عل ولن قا ئ ج جخطلف ): هللا
س وح ذي ذ ا هح قا رخي , جلوطرح حى ل فحلق
ططحركحى ل س أ (جل ي
ج جل و س ك جلكحكن , ر صك
Dari Abu Mas'ud al-Anshory RA bahwa Rosululloh SAW melarang mengambil uang penjualan anjing, uang pelacuran, dan upah pertenungan.
عي أذ ه و رض هللا ع ( أى روا هللا
ل , صل هللا عل ولن عي غوي جل لد ه ي ي , جلر جى جل ح قل ) هط عل
7
Dari Jabir Ibnu Abdullah RA bahwa ia menumpang untanya yang lemah dan membiarkannya. Ia berkata : Aku bertemu Nabi SAW lalu beliau berdoa untukku dan memukul untaku. Kemudian unta itu berjalan tidak seperti biasanya. Lalu beliau bersabda : "Juallah ia padaku dengan satu uqiyyah." Aku berkata : Tidak. Beliau bersabda lagi : "Juallah ia padaku." Lalu aku menjualnya dengan satu uqiyyah, namun dengan syarat aku membawanya dulu pada keluargaku. Setelah aku melakukannya aku datang pada beliau dengan unta itu dan beliau membayar kepadaku. Kemudian aku pulang dan beliau mengirim seseorang membuntutiku. Lalu beliau bersabda : "Apakah engkau mengira aku menawarmu untuk mengambil untamu ? Ambillah untamu dan uangmu, ia hadiah untukmu."
عي ؾحذل ذي عر هللا وح- ع هللا ; -رض
كحى ) فأرجو أى . عل ؾو ل أعح] ل [أ
. ير
ي صل هللا عل ولن ف عح ل: حا , فلكق جلر
لجا لن ل هػل ضلذ ف حر و س : حا , ذ ذ
س : غن حا . ل : لص فر ط ذ ج طل ص , ذ ل ط ذحلؿو , قول ئل أ ح ذل ص أض فق , فلو
أضلج : فقحا . غن رؾ ص فأرو ف أغل, غو
خ ؾول و ? هحك ط ورج . خ ؾول ف
(ل
حا لو لن , هط عل ج جل ي
Dari Maimunah istri Nabi SAW bahwa ada seekor tikus yang jatuh ke dalam samin (sejenis mentega), lalu mati. Kemudian hal itu ditanyakan kepada Nabi SAW dan beliau menjawab : "Buanglah tikus dan samin yang ada di sekitarnya, dan makanlah (samin yang tersisa)."
ي ؼ جلر وس ز عي ه ولن - عل , صل هللا
ح ع رض ص ف ووي ); - فوحضص , أى فأرزا
ح, ف ي صل هللا عل ولن ع : فقحا . ف ث جلر
لح هح ق كل , ألقح )
زجو أقو ي ج جلر حر ي . ر جل حت ف ووي ؾحه :
Abu al-Zubair berkata : Aku bertanya Jabir RA tentang harga kucing dan anjing. Ia berkata: Rosululloh SAW melarang hal itu. Riwayat Muslim dan Nasa'i dengan tambahan : Kecuali anjing pemburu.
ل حا ذ عي أذ جل ي :
جل لد ر ج عي غوي جل ي ? وألص ؾحذلا
ي صل هللا عل ولن عي ل ): فقحا (زؾل جلر
زجو ي جل حت ج ه لن ): ر (ئل كلد ص
Dari Ibnu Umar RA bahwa Rosululloh SAW melarang menjual-belikan hewan yang akan dikandung oleh hewan yang masih dalam kandungan. Ini adalah jual-beli yang dilakukan masyarakat jahiliyyah, yaitu seseorang membeli unta yang akan dibayar nanti bila ia melahirkan, kemudian anak yang masih berada dalam perut itu juga melahirkan.
ع صل هللا عل ولن ); أى روا هللا
ع قر جلكرلس لس , عي ذ جلؿح حا طرح أ كحى ذ :
طؽ جلح س ؾ رطحا جلؿ ر ئل أى ض طؽ , كحى جلل غن ض
(جلط ف ذ ح
ي , هط عل جلل للر حر
Dari Ibnu Umar RA bahwa Rosululloh SAW melarang menjual-belikan wala' dan menghadiahkannya. Wala adalah orang yang mendapatkan warisan dari bekas budak yang pernah dimerdekakannya karena ketika bekas budak tersebut meninggal dunia tidak meninggalkan seorangpun dari ahli waris yang akan mewarisi harta peninggalannya.
ع ;
ع ) صل هللا عل ولن عي ذ أى روا هللا
ل , جل رط عي )
هط عل
8
Abu Hurairah RA berkata : Rosululloh SAW melarang jual-beli dengan cara melempar batu dan jual-beli gharar (yang belum jelas harga, barang, waktu dan tempatnya).
لز رض هللا ع حا عي أذ ل روا ):
ع جلك حز صل هللا عل ولن عي ذ ع , هللا عي ذ ج ه لن (جل لر ر
Ibnu Umar RA berkata: Rosululloh SAW melarang dua jual-beli dalam satu transaksi jual-beli.
حا ع صل هللا عل ولن ): روا هللا
س ي ف ذ ط (عي ذج أقو ي , ر جل حت ي , ك جلطيله صك جذي قرحى ,
Dalam Abu Dawud : Barangsiapa melakukan dua jual-beli dalam satu transaksi, maka baginya harga yang murah atau ia termasuk riba'.
و اذ وج :
ك وح ) س فل أ ي ف ذ ط ذح, هي ذحا ذ جللي (أ
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari
kakeknya RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Tidak dihalalkan meminjam dan menjual, dua syarat dalam satu transaksi jual-beli, keuntungan yang belum dapat dijamin, dan menjual sesuatu yang tidak engkau miliki."
د ذي عي عول , حا , عي أذ حا : عي ؾ ي
صل هللا عل ولن ع )روا هللا ذ ل ك ي ولف
ع ل ل حى ف ذ ل رذف هح لن وي , ع , ل ذ ع (هح لج جل و س ي , ر ك جلطيله صك وس , جذي خ جلكحكن , .
Hadits tersebut juga dikeluarkan dari kitab Ulumul Hadits riwayat Abu Hanifah dari 'Amr dengan lafaz : Rosululloh SAW melarang berjual-beli dengan syarat.
جس أذ ق س أخلؾ ف علم جلك ع هي ر عي ,
: عول جلو كر ذل
أخلؾ ؾ هي ج جل ل ع عي ذ
لد و ي ف جا جل رلج Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya RA berkata : Rosululloh SAW melarang jual-beli 'urban (memberikan panjar/persekot terlebih dahulu dan jika jual-beli itu tidak jadi maka uang panjar tersebut hangus).
حا ع :
ع ) صل هللا عل ولن عي ذ روا هللا
(جل لذحى
ج هحل د : حا , ر , ذل عي عول ذي ذ Ibnu Umar RA berkata : Aku pernah membeli minyak di pasar dan ketika minyak itu telah menjadi hak milikku aku bertemu dengan seseorang yang akan membelinya dengan keuntungan yang baik. Ketika aku hendak mengiyakan tawaran orang tersebut, ada seseorang dari belakang yang memegang lenganku. Aku berpaling dan ternyata ia adalah Zaid Ibnu Tsabit. Lalu ia berkata : Jangan menjualnya di tempat engkau membeli, sampai engkau membawanya ke tempatmu, sebab Rosululloh SAW melarang menjual barang di tempat barang itu dibeli sampai para pedagang membawanya ke tempat mereka.
وح حا ع هللا عي جذي عول رض :
طحا ف جل يا ) ؾرط لق رؾ , جذط ص ز ح جوط فلو
رذكحا ق حا فأروش أى أضلخ عل فأع ح ذ
ؾ فأخ رؾ هي خل ذ رجع فحلط صي فا ج , جلل
ذي غحذص ز ع جذط ط قط : فقحا , ل ضر ق
صل هللا عل ; ضكز ئل رقل فاى روا هللا
ع ضرطحا لع ق قط كزح , ولن أى ضرحا جل ي
ن حر ئل رقحل (جلطيؿج أقو جلل ل , ر و أذ وج ك جذي قرحى , صك جلكحكن
9
Ibnu Umar RA berkata : Aku berkata, wahai Rosululloh, aku menjual unta di Baqi'. Aku menjual dengan dinar tapi aku menerima dirham, aku menjual dengan dirham tapi aku menerima dinar, aku mengambil ini dari ini tapi aku menerima itu dari itu. Lalu Rosululloh SAW bersabda : "Tidak apa-apa engkau mengambilnya dengan harga pada hari itu selama engkau berdua belum berpisah dan antara kamu berdua tidak masalah."
حا ع :
: لص ) حل , ئي أذع ذحلرقع ! ح روا هللا فأذع ذحل
ن رج حل , خ جل خ جل ن رج أذع ذحل خ ج ,
هي ج أع ? هي صل -فقحا روا هللا
ولن عل هح هح لن -: هللا ل ذأا أى ضأخ ح ذ ل
وح ذ (ضط ل ح
ج جل و س ك جلكحكن , ر صك
Ibnu Umar RA berkata : Rosululloh SAW melarang berjualan dengan najasy (memuji barang dagangan secara berlebihan).
حا ع ( صل هللا عل ولن عي جلؿش ):
هط عل
Dari Jabir RA bahwa Nabi SAW melarang jual-beli dengan cara muhaqalah (menjual biji atau tanaman dengan borongan yang masih samar ukurannya), muzabanah (menjual buah yang masih segar dengan yang sudah kering dicampur), mukhobarah (menyewakan tanah untuk ditanami tumbuhan dengan syarat si pemilik tanah mendapat keuntungan setengah atau lebih dari hasilnya), dan tsunaya (penjualan dengan memakai pengecualian), kecuali jika ia jelas.
عي ؾحذل ذي عر هللا وح- ع هللا ; -رض
صل هللا عل ولن عي جلوكح لس ) , أى جلر
جلو جذس جلو حذلز , ح, عي جلػي (ئل أى ض لن ,
ج جل و س ئل جذي هحؾ ي , ر ك جلطيله صك
Anas berkata : Rosululloh SAW melarang jual-beli dengan cara muhaqalah, muhadlarah (menjual buah-buahan yang belum masak yang belum tentu bisa dimakan), mulamasah (menjual sesuatu dengan hanya menyentuh), munabadzah (membeli sesuatu dengan sekedar lemparan), dan muzabanah.
عي أ رض هللا ع حا :
صل هللا عل ولن عي جلوكح لس ) , روا هللا
جلو حضلز جلوله س , جلوحذ ز , جلو جذس , )
ي ج جلر حر ر
Dari Thawus, dari Ibnu Abbas RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Janganlah engkau menghadang kafilah di tengah perjalanan (untuk membeli barang dagangannya), dan janganlah orang kota menjual kepada orang desa." Aku bertanya kepada Ibnu Abbas : Apa maksud sabda beliau "Janganlah orang kita menjual kepada orang desa?". Ibnu Abbas menjawab: Janganlah menjadi makelar
ا عي ح وح-عي جذي عرحا , ع هللا - رض
صل هللا عل ولن : حا حا روا هللا
كرحى ) ج جللي ل رع قحضل لرحو لص لذي , ل ضلق ل : عرحا ل رع قحضل لرحو : هح ل ى : حا ?
ج (ل وو حرا
ي جلل للر حر هط عل
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Janganlah menghadang barang dagangan dari luar kota. Barangsiapa di hadang, kemudian sebagian barangnya dibeli, maka jika pemilik barang telah datang ke pasar, ia boleh memilih (antara membatalkan atau tidak)."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل : حا روا هللا
)صل هللا عل ولن ج جلؿلد فوي ضلقي ل ضلق
ه , فح طل ا ف فا ج أض وي جل ي
ج ه لن (ذحل حر ر
10
Abu Hurairah RA berkata : Rosululloh SAW melarang orang kota menjual kepada orang desa, jangan melakukan jual-beli dengan najasy, janganlah seseorang menjual sesuatu yang dijual oleh orang lain, dan janganlah seorang perempuan meminta thalaq saudaranya agar ia menjadi gantinya. Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim : Janganlah seorang muslim menawar atas tawaran saudaranya.
حا ع :
صل هللا عل ولن أى رع ) روا هللا
ل ضحؾشج, قحضل لرحو ع , ؾ عل ذ ل رع جلل , أخ ل د عل خ رس أخ ل ض أا جلولأز ,
( لا أخطح لط أ هح ف ئحتح
هط عل
لو لن م جلو لن ): (ل ن جلو لن عل و
Abu Ayyub al-Anshory RA berkata : Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda : "Barangsiapa memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, Alloh akan memisahkan dia dari kekasihnya pada hari kiamat."
ي رض هللا ع حا حر خ جا عي أذ أي :
صل هللا عل ولن قا هي ): وو ص روا هللا
ل ح جل ز ي ا ذ م , فل ي أقرط ذ ذ ا هللا فل
(جلقحهس
ج أقو ي , ر ك جلطيله صك جلكحكن , ل ي ف , ل ح هقحا ئوحو
Ali Ibnu Abu Thalib RA berkata : Rosululloh SAW pernah menyuruhku untuk menjual dua orang budak kecil bersaudara. Lalu aku menjualnya secara terpisah dan aku beritahukan hal itu kepada Nabi SAW. Beliau bersabda : "Susullah dan ambillah kembali, dan jangan menjual mereka kecuali dengan bersama-sama."
ي ذي أذ حلد رض هللا ع حا عي عل :
صل هللا عل ولن أى أذع ) أهل روا هللا
ي ي أخ وح ف كلش ل , فر طوح, له ص ذ ف ل
ي صل هللا عل ولن فقحا , أوركوح: للر
ح, فحرضؿ وح ل ضر وح ئل ؾو ا )
ج أقو رؾحل غقحش , ر وس , ك جذي خ , صك
جذي جلؿحرو جذي قرحى , جلكحكن , ي , جل رلج ,
جذي جلق حى
Anas Ibnu Malik berkata : Pada zaman Rosululloh pernah terjadi kenaikan harga barang-barang di Madinah. Maka orang-orang berkata : Wahai Rosululloh, harga barang-barang melonjak tingi, tentukanlah harga bagi kami. Lalu Rosululloh SAW bersabda : "Sesungguhnya Alloh-lah penentu harga, Dialah yang menahan, melepas dan pemberi rizki. Dan aku berharap menemui Alloh dan berharap tiada seorangpun yang menuntutku karena kasus penganiayaan terhadap darah maupun harta benda."
عي أ ذي هحل رض هللا ع حا :
صل هللا ) روا هللا ل ذحلو س عل ع ل جل ي
: عل ولن فقحا جلحا ل ! ح روا هللا , ل جل ي
ل لح صل هللا عل ولن ئى , ف ي فقحا روا هللا
ل جلو ي جزا , جلرحو , جلقحذ , هللا ئي , جلل ن لر , -ض حل-ارؾ أى ألق هللا أق ه ل
ل هحا (ذوظلوس ف وم
ج جل و س ئل جل حت ك جذي قرحى , ر صك
Dari Ma'mar Ibnu Abdullah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Tidak akan menimbun (barang) kecuali orang yang berdosa."
رض هللا ع عي روا عي ه ول ذي عر هللا صل هللا عل ولن حا (ل كط ل ئل خح ة ): هللا
ج ه لن ر
11
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Janganlah menahan susu unta dan kambing. Barangsiapa membelinya ia boleh memilih yang lebih baik antara dua hal, setelah memeras susunya ; yaitu jika ia mau, ia boleh menahannya dan jika tidak ia boleh mengembalikannya dengan satu sho' kurma." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim : "Ia boleh memilih selama tiga hari." Menurut riwayatnya yang dikomentari oleh Bukhari: "Ia mengembalikannya beserta satu sho' makanan tanpa gandum."
ي صل هللا لز رض هللا ع عي جلر عي أذ ل جل ن ): عل ولن حا ذ ج ج فوي , ل ض لي
ي ذ أى كلرح ل جلظل ذ ئى , جذطحعح ذ فا
ح هي ضول , ح أه ح صحعا ئى ح روح )
هط عل
لو لن ذحل حر غلغس أحم ): (ف
جس ف ر ي (علقح, ل ): رو ه ح ): جلر حر
(ل وولج , صحعحا هي حم
ي جلطول أكػل : حا جلر حر Ibnu Mas'ud RA berkata : Barangsiapa membeli seekor kambing yang penuh susunya (tidak diperas), lalu ia mengembalikannya, maka hendaknya ia mengembalikannya beserta satu sho'. Al-Isma'ily menambahkan: (Satu sho' kurma)
عي جذي ه و رض هللا ع حا هي ج طل ):
ح , فلوح, حزا هك لسا ج (فللو ه ح صحعا ر
ي . جلر حر
ي ووحعل زجو ج هي ضول: Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW pernah melewati sebuah tumpukan makanan, lalu memasukkan tangannya ke dalam tumpukan tersebut dan jari-jarinya basah. Maka beliau bertanya : "Apa ini wahai penjual makanan?". Ia menjawab : Terkena hujan wahai Rosululloh. Beliau bersabda : "Mengapa tidak kau letakkan di atas agar orang-orang dapat melihatnya ? Siapa menipu maka ia bukan termasuk golonganku."
لز رض هللا ع عي أذ ل
صل هللا عل ولن هل عل صرلز ) أى روا هللا
هح : فقحا , فحلص أصحذ ذللا , فأوخ فح, حم
وح ح : حا ? ج ح صحقد جل حم أصحذط جل
ا جل حم : فقحا . روا هللا لج ; أفل ؾ لط ف ك
هي ? جلحا (هي ش فل
ج ه لن ر
Dari Abdullah Ibnu Buraidah, dari ayahnya bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Barangsiapa membiarkan anggurnya pada musim panen untuk dijual kepada orang-orang yang membuat minuman keras, maka sesungguhnya ia telah menempuh api neraka dengan sengaja."
ز ذي ذل عي عر هللا رض هللا ع حا , : عي أذ
صل هللا عل ولن هي قر ) حا روا هللا
ي ط خولجا , جل د أحم جلق حا فق , قط ر هو
ن جلحر عل ذ لز (ضقك
و ذاوحو ق ي ي ف جا ج جل رلج ر
Dari Urwah al-Bariqy RA bahwa Nabi SAW pernah memberinya satu dinar untuk dibelikan seekor hewan kurban atau kambing. Ia membeli dengan uang tersebut dua ekor kambing dan menjual salah satunya dengan harga satu dinar. Lalu ia datang kepada beliau dengan seekor kambing dan satu dinar. Beliau mendoakan agar jual-belinya diberkahi Alloh, sehingga kalaupun ia membeli debu, ia akan memperoleh keuntungan.
ي رض هللا ع ز جلرحر عي عل صل ) أى جلر
أضكسا ج شطل ذ , هللا عل ولن أع ح وحرا أ
ي , حزا فأضح ذشحز , فرحا ئق جوح ذ حر , فح طل حض
وحر , ج طل , ف عح ل ذحلرلكس ف ذ ف حى ل
(ضلجذاح للذف ف
ج جل و س ئل جل حت ي . ر أخلؾ جلر حرلن ل ظ , ضوي ق ع
12
Dari Abu Said al-Khudry RA bahwa Nabi SAW melarang melakukan jual-beli anak yang masih berada dalam kandungan hewan sebelum dilahirkan, susu yang masih berada dalam teteknya, seorang hamba yang melarikan diri, harta rampasan yang belum dibagi, zakat yang belum diterima, dan hasil seorang penyelam.
ي رض هللا ع عي أذ و جل ر ( أى جلر
صل هللا عل ولن عي لج هح ف ذ ى
حم قط ض ع ع هح ف ضلعح, جا عي ذ عي , ذ عي لج جلو حن قط ضق ن , لج جل ر ,
حش قط ضقر عي لج جل عي ضلذس , (جل حتص
ج جذي هحؾ جر , ر جلر ي ذاوحو ض ف, جر جل Dari Ibnu Mas'ud RA berkata bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Janganlah membeli ikan dalam air karena ia tidak jelas."
عي جذي ه و رض هللا ع حا : حا روا هللا
; ل ضشطلج جل و ف جلوح )صل هللا عل ولن
لر (فا
ج أقو , ر جخ أ حر ئل أى جل Ibnu Abbas RA berkata : Rosululloh SAW melarang menjual buah-buahan hingga masak, bulu yang masih melekat di punggung (hewan hidup), dan susu dalam tetek hewan yang belum diperas.
عي جذي عرحا وح- ع هللا : حا - رض
صل هللا عل ولن أى ضرحا غولز ) روا هللا
ل , قط ض ن ل رحا صا عل ل لري ف , (ضلا
أخلؾ أذ ي جر جل و ي ف جا ج جل رلج ر
و ف جلولجو ل لهس جؾف , وج جلل أخلؾ . ي فحا عل جذي عرحا ذاوحو حا ه ك , أ رؾ
ي ق جلر Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW melarang jual-beli anak hewan dalam kandungan dan sperma ternak jantan.
لز رض هللا ع عي أذ ل صل هللا ) أى جلر
ع جلو حهي جلول ف , عل ولن عي ذ )
جر ج جلر ض ف , ر ف ئوحو
13
MATERI 2
K H I Y A R (memilih antara membatalkan atau meneruskan jual-beli)
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Barangsiapa membebaskan jual-beli seorang muslim, Alloh akan membebaskan kesalahannya."
لز رض هللا ع حا : عي أذ ل حا روا هللا
ط )صل هللا عل ولن , هي أ حا ه لوحا ذ أ حل هللا
(عػلض و ج أذ وج , ر جذي هحؾ ك جذي قرحى , صك جلكحكن ,
Dari Ibnu Umar RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Apabila dua orang melakukan jual-beli, maka masing-masing orang mempunyai hak khiyar (memilih antara membatalkan atau meneruskan jual-beli) selama mereka belum berpisah dan masih bersama; atau selama salah seorang di antara keduanya tidak menentukan khiyar pada yang lain, lalu mereka berjual-beli atas dasar itu, maka jadilah jual-beli itu. Jika mereka berpisah setelah melakukan jual-beli dan masing-masing orang tidak mengurungkan jual-beli, maka jadilah jual-beli itu."
عي جذي عول وح- ع هللا , -رض عي روا هللا
: صل هللا عل ولن حا
ؾلى ) وح ذحل حر هح لن , ئ ج ضرحع جلل جق ه ف ي
كحح ؾو حا خل , ط ل ح يل أق وح ج فاى خل , أ
ع ؾد جلر خل فطرح ح عل ل فق ئى , أق وح ج ع فق , ض ل ح ذ أى ضرح ح وح جلر جق ه لن طل
ع ؾد جلر )
جلل لو لن , هط عل
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Penjual dan pembeli mempunyai hak khiyar sebelum keduanya berpisah, kecuali telah ditetapkan khiyar dan masing-masing pihak tidak diperbolehkan pergi karena takut jual-beli dibatalkan." Dalam suatu riwayat: "Hingga keduanya meninggalkan tempat mereka."
د عي عول ذي , , عي أذ ; عي ؾ ي أى جلر
جلورطحا ذحل حر ): صل هللا عل ولن حا جلرحتع
ل ك ي ل , ئل أى ض ى ص قس خحر , قط ط ل ح ج جل و س ئل جذي (أى حر خشس أى طقل ر
ي , هحؾ جر جل وس , جذي خ جذي جلؿحرو , .
جس ف ر وح ): (قط ط ل ح هي ه ح
Ibnu Umar RA berkata : Ada seseorang mengadu kepada Rosululloh SAW bahwa ia tertipu dalam jual beli. Lalu beliau bersabda : "Jika engkau berjual-beli, katakanlah: Jangan melakukan tipu daya."
عي جذي عول وح- ع هللا كل رؾ : حا - رض
ا ف جلرا فقحا ي صل هللا عل ولن أ : للر
(ل خلذس : ئ ج ذح ص فق ) هط عل
14
MATERI 3
SEWA & PINJAM
Ibnu Abbas berkata : Nabi SAW datang ke Madinah dan penduduknya biasa meminjamkan buahnya untuk masa setahun dan dua tahun. Lalu beliau bersabda : "Barangsiapa meminjamkan buah maka hendaknya ia meminjamkannya dalam takaran, timbangan, dan masa tertentu." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Bukhari: "Barangsiapa meminjamkan sesuatu."
وح-عي جذي عرحا ع هللا : حا - رض
ي صل هللا عل ولن جلو س ن ل ى , م جلر ي ط جل س هي أولف ف ضول ): فقحا , ف جلػيوحر جل
ه لم زى ه لم , فل لف ف ك ئل أؾ ,
(ه لم
ي . هط عل للر حر : هي أولف ف
Abdurrahman Ibnu Abza dan Abdullah Ibnu Aufa RA berkata : Kami menerima harta rampasan bersama Rosululloh SAW. Dan datanglah beberapa petani dari Syam, lalu kami beri pinjaman kepada mereka berupa gandum, sya'ir, dan anggur kering -dalam suatu riwayat- dan minyak untuk suatu masa tertentu. Ada orang bertanya : Apakah mereka mempunyai tanaman ? Kedua perawi menjawab: Kami tidak menanyakan hal itu kepada mereka.
ف ذي أذ أ عر هللا قوي ذي أذ عي عر جلل وح- ع هللا : حل - رض
صل هللا عل ) كح د جلو حن هع روا هللا
حم رح جلش رح هي أ كحى أضح أ ف ل ن ف , ولن
ذد جل ل جلش س جس - جلك ف ر ص : جل -
هح كح : حل ? أكحى لن زرا : . ئل أؾ ه وا
( ألن عي ل
ي ج جلر حر ر
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Barangsiapa mengambil harta orang dengan maksud mengembalikannya, maka Alloh akan menolongnya untuk dapat mengembalikannya ; dan barangsiapa mengambilnya dengan maksud menghabiskannya, maka Alloh akan merusaknya."
ي صل هللا لز رض هللا ع عي جلر عي أذ ل جا جلحا ل أوج ح ): عل ولن حا , هي أخ أه
ع هي أخ ح ل ئضلفح, أو هللا , (أضل هللا
ي ج جلر حر ر
'Aisyah RA berkata : Aku berkata, wahai Rosululloh, sesungguhnya barang-barang pakaian telah datang pada si Fulan dari Syam. Seandainya baginda mengutus seseorang kepadanya, baginda akan dapat mengambil dua buah pakaian dengan pembayaran nanti pada saat kemudahan. Lalu beliau mengutus seseorang kepadanya, namun pemiliknya menolak.
عي عحتشس ح- ع هللا : حلص - رض
: لص ) حم ! ح روا هللا , ئى فلحا م ل ذ ز هي جلش
ذ ػص ئل لز , فل ي ذ ثس ئل ه ذ غ ? فأخ ش ه
(فحهطع , فأرو ئل
ي ق جلر رؾحل غقحش , أخلؾ جلكحكن
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW
bersabda : "Punggung hewan yang digadaikan boleh dinaiki dengan membayar dan susu hewan yang digadaikan boleh diminum dengan membayar. Bagi orang yang menaiki dan meminumnya wajib membayar."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل :
صل هللا عل ولن ل لكد ) حا روا هللا جلظ
ئ ج كحى هلاح ئ ج , ذ قط لري جل ري شلخ ذ قط شلخ جل قس , كحى هلاح عل جل لكد )
ي ج جلر حر ر
15
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Barang gadaian tidak menutup pemilik yang menggadaikannya, keuntungan untuknya dan kerugiannya menjadi tanggungannya."
حا ع : ولن - حا روا هللا عل ل ): صل هللا
جل ر ي هي صحقر و , ل جلل , ل عل ي ( له جر ج جل جلكحكن , ر رؾحل غقحش , .
ئروحل ل و أذ وج ئل أى جلوك ع
Dari Abu Rafi' RA bahwa Nabi SAW pernah meminjam unta muda dari seseorang. Kemudian beliau menerima unta zakat, lalu beliau menyuruh Abu Rafi' untuk mengembalikan hutang untanya kepada orang tersebut. Abu Rafi' berkata : Aku hanya menemukan unta berumur empat tahun. Beliau bersabda : "Berikanlah kepadanya, karena sebaik-baik orang ialah yang paling baik melunasi hutang."
عي أذ رجفع
صل هللا عل ولن جوط لف هي رؾ ) أى جلر
س ئذ هي جل ج فق هص عل فأهل أذح رجفع أى , ذ لا
ؾ ذ ل جلل ج: فقحا , ق : حا . ل أؾ ئل خحرا
ئح " (فاى خحر جلحا أق ن ح ا , أع
ج ه لن .ر
Dari Ali RA bahwa Rosululloh saaw. bersabda : "Setiap hutang yang menarik manfaat adalah riba."
ي رض هللا ع حا عي عل : صل - حا روا هللا
ولن عل سا )هللا رذاح, ك ي ل ؾل ه (ف
ج جلكحرظ ذي أذ أوحهس ئوحو وح , ر Catatan :
1. Qiradh ialah mempekerjakan seseorang dengan bagi keuntungan. Qiradh ini di sebut juga Mudharabah di ambil dari istilah dhorbun fil ardhi (perjalanan di muka bumi) karena keuntungan itu biasanya di peroleh dengan melalui perjalanan. Dalam pengertian lain Qiradh itu adalah pemberian modal kepada seseorang untuk di perdagangkan dengan system bagi laba sesuai dengan perjanjian. Menurut pengertian Syar’i yaitu akad yang mengharuskan seseorang yang memiliki harta memberikan hartanya kepada seorang pekerja untuk dia berusaha, sedangkan keuntungan di bagi sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yakni sepertiga, seperempat, atau separuh umpamanya. Qiradh (sleeping partnership) adalah kesepakatan diantara dua orang untuk memutar modal usaha, yang satu menyiapkan modal sedang yang lain bekerja, jika rugi menjadi tanggungan pemilik modal. Rosululloh telah melakukannya, Khadijah memberikan modal kepada beliau sewaktu beliau berniaga ke Syam.
2. Hiwalah berarti pengalihan, kadang di baca hawalah. Yang di maksud dengan hiwalah adalah pengalihan hutang dari tanggungan seseorang kepada tanggungan orang lain. Pengalihan utang mengharuskan keberadaan orang yang mengalihkan utang (muhil), orang yang piutangnya dialihkan (muhtal), dan orang yang kepadanya utang dialihkan (muhtal ‘alaih). Muhil adalah debitur, Muhtal adalah kreditur, dan Muhtal ‘alaih adalah orang yang akan membayar hutang.
3. Luqathah yaitu barang yang didapat dari tempat yang tidak dimiliki seseorang yakni barang tersebut ditinggal oleh pemiliknya dan tidak diketahui dimana dan siapa pemiliknya.
16
MATERI 4
U P A H
Dari Ibnu Umar RA bahwa Rosululloh SAW pernah mempekerjakan penduduk Khaibar dengan memperoleh setengah dari hasilnya berupa buah-buahan dan tanaman. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Bukhari-Muslim : Mereka meminta beliau menetapkan mereka mengerjakan tanah (Khaibar) dengan memperoleh setengah dari hasil kurma, maka Rosululloh SAW bersabda : "Kami tetapkan kalian dengan ketentuan seperti itu selama kami menghendaki." Lalu mereka mengakui dengan ketetapan itu sampai Umar mengusir mereka. Menurut riwayat Muslim : Bahwa Rosululloh SAW memberikan pohon kurma dan tanah Khaibar kepada kaum Yahudi di Khaibar dengan perjanjian mereka mengerjakan dengan modal mereka dan bagi mereka setengah dari hasil buahnya.
وح-عي جذي عول ع هللا ; -رض
رل ) خ صل هللا عل ولن عحه أ أى روا هللا
ح هي غول زرا , ذش ل هح لؼ ه (أ
. هط عل
جس لوح ف ر ن ذح عل أى ج : ف ألج أى قل
لن ف جلػول صل , عولح فقحا لن روا هللا
كن ذح عل ل هح ثح )هللا عل ولن ج , قلي فقلي
. (قط أؾلن عول , ذح
لو لن صل هللا عل ولن وفع ): أى روا هللا
أرضح عل أى رل رل خ ئل و خ
ن جل ل ل غولح , طولح هي أه )
Hanzholah Ibnu Qais RA berkata : Aku bertanya kepada Rafi' Ibnu Khadij tentang menyewakan tanah dengan emas dan perak. Ia berkata : Tidak apa-apa. Orang-orang pada zaman Rosululloh SAW menyewakan tanah dengan imbalan pepohonan yang tumbuh di tempat perjalanan air, pangkal-pangkal parit, dan aneka tumbuhan. Lalu dari tetumbuhan itu ada yang hancur dan ada yang selamat, sedang orang-orang tidak mempunyai sewaan lainnya kecuali ini. Maka Rosululloh SAW melarang hal itu. Adapun imbalan dengan barang yang nyata dan terjamin, maka tidak apa-apa.
حا ظلس ذي عي ق :
وألص رجفع ذي خ ؽ رض هللا ع عي كلج )
س جل : فقحا ? جار ذحل د ئوح كحى , ل ذأا ذ
صل هللا عل روا هللا جلحا إجؾلى عل ع
ا , ولن عل جلوح ححش أ رحا جلؿ ج أ ح هي , را لن ج, جل ل ج ل ج, ف لن ج ,
لن ي للحا كلج ئل ج , ح , فل ل زؾل ع فأه
ه لم ه وى فل ذأا ذ ج ه لن ( . ر
هي ئ لا جل ذحى لوح أؾو ف جلوط عل ف .عي كلج جار
Dari Tsabit Ibnu ad-Dlahak RA bahwa Rosululloh
SAW melarang muzara'ah (sama dengan musaqat, yaitu memberikan tanah garapan kepada orang lain dengan bagi hasil menurut perjanjian) dan memerintahkan sewa-menyewa.
ح رض هللا ع ك عي غحذص ذي جل
صل هللا عل ولن عي ) أى روا هللا
ح ا ج ه لن أ أهل ذحلوإجؾلز ر جلو جرعس
Ibnu Abbas berkata: Rosululloh SAW berbekam dan memberikan upah kepada orang yang membekamnya. Seandainya hal itu haram beliau tidak akan memberinya upah.
عي جذي عرحا وح- ع هللا حا ; -رض : أ
أع ) صل هللا عل ولن جقطؿن روا هللا
(جل قؿو أؾل كحى قلجهحا لن ل .
ي ج جلر حر ر
17
Dari Rafi' Ibnu Khodij RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Pekerjaan tukang bekam adalah jelek." (kesimpulannya : yang membekam tidak boleh menetapkan tarif, tapi kalau dikasih oleh yang dibekam, maka boleh)
عي رجفع ذي خ ؽ رض هللا ع حا حا روا :
صل هللا عل ولن حم خرع )هللا (ك د جلكؿ
ج ه لن ر
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW
bersabda : "Alloh 'Azza wa Jalla berfirman : Tiga orang yang Aku menjadi musuhnya pada hari kiamat ialah : Orang yang memberi perjanjian dengan nama-Ku kemudian berkhianat, orang yang menjual orang merdeka lalu memakan harganya, dan orang yang mempekerjakan seorang pekerja, lalu pekerja itu bekerja dengan baik, namun ia tidak memberikan upahnya."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل : حا روا هللا
صل هللا عل ولن
م جلقحهس ) ض حل غلغس أح خ ون رؾ : حا هللا
ج , أع ذ غن ر رؾ ذحا قلا فأك غو ,
ج رؾ جوطأؾل أؾلا , ف ه , فحوط لن ج ه لن (أؾل ر
Dari Ibnu Abbas RA bahwa Rosululloh SAW
bersabda : "Hal yang paling patut kamu ambil upahnya ialah Kitabullah."
عي جذي عرحا رض هللا ع حا : حا روا هللا
ققاح )صل هللا عل ولن ئى أق هح أخ ضن عل
ي (كطحخ هللا أخلؾ جلر حر
Dari Ibnu Umar RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Berikanlah kepada pekerja upahnya sebelum mengering keringatnya."
عي جذي عول وح- ع هللا حا روا : حا - رض
صل هللا عل ولن أع ج جاؾل أؾل ر )هللا
(أى ؿف عل ج جذي هحؾ ر
Dari Abu Said Al-Khudry RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Barangsiapa mempekerjakan seorang pekerja hendaknya ia menentukan upahnya."
ي رض هللا ع أى جلر عي أذ و جل ر -
ولن حا عل , هي جوطأؾل أؾلجا ): صل هللا
ق حا (فل لين ل أؾلض ج ف جا ز ج عر جلل , ر
ي هي ل أذ ق س ق صل جلر
18
MATERI 5
R I B A
Jabir RA berkata : Rosululloh SAW melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda : "Mereka itu sama."
: عي ؾحذل رض هللا ع حا
ذح ) صل هللا عل ولن ك جللي , ل ي روا هللا
هكل كحضر , , ح ج : حا , (ن و
ج ه لن ر
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Riba itu mempunyai 73 pintu, yang paling ringan ialah seperti seorang laki-laki menikahi ibunya dan riba yang paling berat ialah merusak kehormatan seorang muslim."
ي ذي ه و رض هللا ع عي جلر عي عر هللا ور ى ذحذاح ): صل هللا عل ولن حا ذح غلغس جللي
ؾ أه ف جلل لح هػ أى ذح , أ ئى أرذ جللي ؾ جلو لن (عل جلل
ه ط لجا ج جذي هحؾ ك , ر صك جلكحكن ذطوحه
Dari Abu Said Al-Khudry RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Janganlah menjual emas dengan emas kecuali yang sama sebanding dan jangan menambah sebagian atas yang lain ; janganlah menjual perak dengan perak kecuali yang sama sebanding dan jangan menambah sebagian atas yang lain, dan janganlah menjual perak yang tidak tampak dengan yang tampak."
ي رض هللا ع أى روا عي أذ و جل ر صل هللا عل ولن حا ل ضر ج جل د ): هللا
ج ذ ح عل ذ , ذحل د ئل هػلا ذوػ ل ضش ي ,
را ئل هػلا ذوػ را ذحل ل ضر ج جل ج , ل ضش ي ح حترحا ذحؾ , ذ ح عل ذ ل ضر ج ه )
هط عل
Dari Ubadah al-Shomit bahwa Rosululloh SAW bersabda : "(Diperbolehkan menjual) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, sama sebanding, sejenis, dan ada serah terima."
حهص رض هللا ع حا عي عرحوز ذي جل حا :
صل هللا عل ولن روا هللا
س , جل د ذحل د ) س ذحل جل جلرلي ذحلرلي , ,
ل ذحلش ل جلش جلطول ذحلطول , جلولف ذحلولف , هػلا ,
ج , ذوػ ج ا ذ ج ذ , و , ا فا ج جخطل ص
ج ذ ف ثطن ئ ج كحى ا (جاصحا فر ج ك
ج ه لن ر
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "(Diperbolehkan menjual) emas dengan emas yang sama timbangannya dan sama sebanding, dan perak dengan perak yang sama timbangannya dan sama sebanding. Barangsiapa menambah atau meminta tambahan maka itu riba."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل : حا روا هللا
صل هللا عل ولن
س ) جل زى هػلا ذوػ زحا ذ جل د ذحل د
زى هػلا ذوػ زحا ذ س جوط جو , ذحل فوي زجو أ
رذاح (ف
ج ه لن ر
19
Dari Abu Said al-Khudry dan Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW mengangkat seorang amil zakat untuk daerah Khaibar. Ia kemudian membawa kepada beliau kurma yang bagus ; Lalu Rosululloh SAW bertanya : "Apakah setiap kurma khaibar seperti ini?". Ia menjawab : Demi Alloh tidak, wahai Rosululloh. Kami menukar satu sho' seperti ini dengan dua sho', dan dua sho' dengan tiga sho'. Lalu Rosululloh SAW bersabda : "Jangan lakukan itu, juallah semuanya dengan dirham, kemudian belilah kurma yang bagus dengan dirham tersebut." Beliau bersabda : "Demikian juga dengan benda-benda yang ditimbang." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Demikian pula benda-benda yang ditimbang."
عي أذ و لز , أذ ل وح- ع هللا - رض
صل هللا عل ولن جوط و رؾلا ; ) أى روا هللا
رل صل , فؿح ذطول ؾد , عل خ فقحا روا هللا
رل ج ح , ل : فقحا ? هللا عل ولن أك ي ضول خ هللا ي , روا هللا حع حا هي ج ذحل ئح لأخ جل
صل هللا عل ولن ل جلػلغس فقحا روا هللا ن رج ن ؾراح , ض ذع جلؿوع ذحل رج (غن جذطع ذحل
. حا ف جلو جى هػ ل
. هط عل
لو لن ك ل جلو جى :
Jabir Ibnu Abdullah RA berkata : Rosululloh SAW melarang jual-beli setumpuk kurma yang tidak diketahui takarannya dengan kurma yang diketahui takarannya.
عي ؾحذل ذي عر هللا وح- ع هللا : حا - رض
ع ) صل هللا عل ولن عي ذ روا هللا
جلو و هي رلز هي جلطول ل لن ه لح ذحل جل ي
(جلطول
ج ه لن ر
Ma'mar Ibnu Abdullah RA berkata : Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda : "Makanan dengan makanan yang sama sebanding." Makanan kami pada hari itu adalah sya'ir.
رض هللا ع حا عي ه ول ذي عر هللا ص : ئي ك
صل هللا عل ولن قا جل حم ): أووع روا هللا
هث جلش ل كحى حهح (ذحل حم هػلا ذوػ
ج ه لن ر
Fadlalah Ibnu Ubaid RA berkata : Pada hari perang Khaibar aku membeli kalung emas bermanik seharga dua belas dinar. Setelah manik-manik itu kulepas ternyata ia lebih dari dua belas dinar. Lalu aku beritahukan hal itu kepada Nabi SAW, dan beliau bersabda : "Tidak boleh dijual sebelum dilepas."
رض هللا ع حا عي ف حلس ذي عر :
عشل وحرجا ) رل لوزا ذحغ م خ ص فح , ج طل
ؾ ش فح أكػل هي جغ خلز ف لطح ف د
ي صل هللا عل ولن , عشل وحرجا ف كلش ل للر
(ل ضرحا قط ض : فقحا
ج ه لن ر
Ibnu Umar RA berkata : Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda : "Jika engkau sekalian berjual-beli dengan 'inah (hanya sekedar mengejar keuntungan materi belaka), selalu membuntuti ekor-ekor sapi, hanya puas menunggui tanaman, dan meninggalkan jihad maka Alloh akan meliputi dirimu dengan suatu kehinaan yang tidak akan dicabut sebelum kamu kembali kepada agamamu."
عي جذي عول وح- ع هللا - رض
صل هللا عل ولن قا : حا : وو ص روا هللا
أخ ضن أ حخ جلرقل , ئ ج ضرح طن ذحل س ) رضطن , را ضلكطن جلؿحو , ذحل ع , ن لا ل عل ول هللا
(قط ضلؾ ج ئل و ن
جس حفع ع و هي ر ج أذ وج هقحا , ر ف ئوحو .
اقو جس ع ح : هي ر رؾحل غقحش , ك ك جذي جلق حى صك
20
Dari Abu Umamah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Barangsiapa memberi syafa'at (menjadi perantara untuk suatu kebaikan) kepada saudaranya, lalu ia diberi hadiah dan diterimanya, maka ia telah mendatangi sebuah pintu besar dari pintu-pintu riba."
ي صل هللا عي أذ أهحهس رض هللا ع عي جلر : عل ولن حا
حعسا ) ل سا , هي ع اخ فق , فقرلح, فأ
ذح جخ جللي (أض ذحذاح عظوحا هي أذ
ج أقو و , ر أذ وج هقحا , ف ئوحو
Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash RA bahwa Rosululloh SAW melaknat orang yang memberi dan menerima suap.
ذي عول عي عر هللا وح- ع هللا : حا - رض
ج ) صل هللا عل ولن جلل ل ي روا هللا
جلولضش )
و ج أذ وج ك , ر صك ي جلطيله
Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash RA bahwa Nabi SAW menyuruhnya untuk menyiapkan pasukan tentara, tetapi unta-unta telah habis. Lalu beliau menyuruhnya agar menghutang dari unta zakat. Ia berkata : Aku menghutang seekor unta akan dibayar dengan dua ekor unta zakat.
ذي عول عي عر هللا وح- ع هللا ; -رض
أى روا صل هللا عل ولن أهل أى ؿي )
ذ فأهل أى أخ عل لتص ح ف ش ج شا ؾ
س ي ئل ئذ : حا . جل ص خ جلر ل ذحلر ل ف
س (جل
ي ق جلر ج جلكحكن رؾحل غقحش , ر
Ibnu Umar RA berkata : Rosululloh SAW melarang jual-beli muzabanah, yaitu seseorang yang menjual buah kebunnya, jika kurma basah dijual dengan kurma kering bertakar, anggur basah dijual dengan anggur kering bertakar, dan tanaman kering dijual dengan makanan kering bertakar. Beliau melarang itu semua.
عي جذي عول وح- ع هللا : حا - رض
صل هللا عل ولن عي جلو جذس ) ; روا هللا
لا ئى كحى لا ذطول ك ئى كحى , أى رع غول قحت لا ئى كحى زرعحا أى ر , كلهحا أى ر ذ ذد ك
حم , ذ ( عي ل كلي
هط عل
Sa'ad Ibnu Abu waqqash RA berkata : Aku mendengar Rosululloh SAW ditanya tentang hukumnya membeli kurma basah dengan kurma kering. Beliau bersabda : "Apakah kurma basah itu berkurang jika mengering?". Ia menjawab: Ya. Lalu beliau melarang hal itu.
حا رض هللا ع حا عي و ذي أذ :
صل هللا عل ولن وث عي ) وو ص روا هللا
قص جللي د ئ ج : ج طلج جللي د ذحلطول فقحا أ
(ف عي ل . ن : حلج? ر
ج جل و س ي , ر ك جذي جلو صك ي , جلطيله ,
جذي قرحى جلكحكن ,
21
MATERI 6
ORANG SAKIT
(diambil dari : http://sahabatsejatimayah.blogspot.com/2012/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html)
Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi dan situasi yakni
sehat, sakit atau mati. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan perintah
Alloh SWT, sebaliknya pada kondisi sakit dianggap sebuah beban penderitaan, malapetaka dan wujud
kemurkaan Alloh SWT.
Dalam Q.S. Saad: 27 Alloh SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada
hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua.
ا الس اطا يو ا و واه ا ط ا و واه ا ا و و ق لاال س ط يو ا اس ط يو ين ا و اط وا ا و لو ه و ا و اط ال ا و و ا و ق واق و ا و اق لو ا الس و او و و ا و و ق
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh Alloh SWT kepada
hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda Rosululloh SAW yang artinya “Dan sesungguhnya bila Alloh
SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia
akan memperoleh keridhoan Alloh. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh
kemurkaan Alloh SWT” (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi).
Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap manusia. Alloh
SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda:
ا ولق و وااو ها ط و االا ا ط س ها و اال و ا ولق و وا س
Alloh SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari)
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Alloh SWT berupa penghapusan dosa apabila ia
bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan
Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Alloh
hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon
menggugurkan daunnya.”
Jenis Penyakit
a. Penyakit fisik/ lahir b. Penyakit batin/ hati, seperti syirik, kufur, iri atau dengki, dan lain sebagainya
22
Macam-macam Orang Sakit
a. Orang yang sakit ringan, b. Orang yang sakit berat atau keras, dan c. Orang yang sedang menghadapi sakaratul maut
Anjuran Bagi Orang yang Sakit
a. Berbaik sangka kepada Alloh SWT b. Bersabar atas apa yang menimpanya dan tidak berputus asa c. Menerima takdir Alloh SWT atasnya d. Bersyukur kepada Alloh SWT atas nikmat yang telah diberikan sebelum ditimpa musibah e. Memperbanyak istighfar f. Memperbanyak doa g. Banyak muhasabah diri (mengingat dosa dan kesalahan) h. Senantiasa mengharapkan rahmat Alloh SWT atasnya i. Tawakkal j. Tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan k. Membaca buku-buku agama untuk menguatkan batinnya l. Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran m. Tidak boleh mengharapkan kematian bagi dirinya n. Hendaklah segera menunaikan segala tanggungan-tanggungan (utang) kepada orang lain atau memberi wasiat
kepada keluarganya atau yang lainnya
Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit
a. Ikhlas b. Penuh kasih sayang c. Pemaaf d. Cermat/ teliti e. Penuh tanggung jawab f. Patuh pada peraturan g. Menyimpan rahasia
Perawatan Bagi Orang Sakit
a. Pengobatan Medis b. Pengobatan Non Medis, meliputi:
- Doa-doa
- Mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an c. Pengobatan alternatif lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam
Pendampingan Terhadap Orang Sakit
Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu hendaknya didampingi
dan diberi perhatian lebih, serta dorongan motivasi untuk kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa
mampu mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu
ikhlas sebagai hamba Alloh SWT yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-Nya. Kita dapat
23
mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Alloh swt dan menyadari segalanya
kembali atas kehendaknya.
Pengertian Sakaratul Maut
- Sakaratun jamak dari sakratun = ‘keadaan mabuk’
- Naza’ = mencabut, mencopot, melepaskan, menghilangkan
- Wafat (wafaa) = sempurna/ lengkap (tamma)
- Ajal = batas waktu, akhir waktu
Imam Al Gazali berbicara tentang maut, “sesungguhnya diketahui dari jalan-jalan yang menjadi
pedoman dan al-quranul karim menyatakannya pula bahwa maut tidak lebih perubahan keadaan manusia
semata. Setelah berpisahnya jasad, wujudnya tetap, hanya masalahnya dia tersiksa atau didalam nikmat
Alloh”.
Arti perpisahan dengan jasad adalah berakhirnya kekuasaan atas jasad bersamaan dengan keluarnya
roh dari jasad tersebut atas kehendak masa yang telah ditetapkan baginya. Anggota badan merupakan alat
bagi manusia, seperti tangan dipergunakan untuk memukul dan perbuatan-perbuatan lainnya, telinga untuk
mendengar, mata untuk melihat, dan yang sebenarnya untuk memahami segala sesuatu adalah hati. Hati
disini diibaratkan sebagai roh karena itu disebut hati rohani bukan hati jasmani, dan roh dengan sendirinya
dapat mengetahui segala sesuatu tanpa bantuan alat atau indera.
Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut
- Kakinya terasa lebih dingin
- Jari kaki dan tangan nampak hijau kebiru-biruan
- Mata membalik
- Denyut nadi mulai tidak teraba
- Telinganya tampak lemas (pipih)
- Sekali-kali merasa panas, minta dikipasi
- Tampak kesehatannya lebih baik, kadang minta makan atau minum
Bimbingan Terhadap orang yang Sakaratul Maut
a. Mendampinginya dengan tegar b. Apabila diperkenankan, membisikkan kalimat atau bacaan Tauhid ditelinga c. Pasrah dan ikhlas atas segala yang terjadi, serta menyadari bahwa semua takdir yang terjadi merupakan
kehendak-Nya d. Adapun bimbingan bagi keluarga orang yang sakaratul maut:
- Mengajak keluarga untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien sakaratul maut dengan ridho dan ikhlas atas apa yang terjadi
- Menghimbau untuk menciptakan suasana yang tenang
- Ajak untuk berdoa bersama serta pasrah dengan apa yang akan terjadi dan menyadari bahwa semata-mata atas kehendak-Nya
24
Tuntunan Merawat Orang Sekarat
Fiqih Islam memberikan tuntunan terkait tindakan yang dilakukan terhadap orang yang sakit keras/
sekarat (muhtadlir). Apabila nampak tanda-tanda ajalnya sudah tiba, maka tindakan yang sunah dilakukan
oleh orang yang sedang menungguinya adalah:
a. Membaringkan muhtadlir pada lambung sebelah kanan untuk menghadapkannya ke arah kiblat. Jika tidak memungkinkan, misalnya disebabkan karena tempatnya terlalu sempit atau ada semacam gangguan pada lambung kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung sebelah kiri. Dan jika masih tidak memungkinkan, maka tidurkanlah dengan melentangkan menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar wajahnya bisa lurus menghadap ke arah tersebut.
b. Men-talqin dengan kalimat Tahlil secara santun (lembut) tidak menampakkan kesan memaksa. Misalnya, mulaqqin (orang yang mentalqin) mengingatkan disampingnya dengan ucapan: “ dzikir kepada Alloh itu amat diberkahi”. Dalam talqinnya, Mulaqqin tidak perlu menambahkan lafadz Asyhadu kecuali muhtadlir bukan seorang mukmin dan ada harapan ia masuk Islam, maka talqinnya disamping harus mencantumkan lafadz tersebut juga harus disempurnakan menjadi dua kalimat syahadat agar ia meninggal dalam keadaan Islam. Talqin ini tidak usah diulang kembali jika muhtadlir telah mampu mengucapkannya, selama ia tidak berbicara lagi dan menurut Ulama’ Jumhur, walaupun mengenai hal-hal yang berkenaan dengan akhirat. Karena tujuan talqin ini, agar kalimat Tahlil menjadi penutup kalimat yang terucap dari mulutnya. Rosululloh bersabda :
لس وا ا ا و و وا اق و ا ط س ا طاو و ا و و ط طا و ا طاه ا و يو يق و
Barang siapa yang akhir perkataannya adalah “Laa ilaaha illallâh”, maka dia masuk sorga.
c. Sunah memberi minum, jika nampak gejala ia menginginkannya. Karena dalam kondisi seperti itu, syaitan bisa saja menawarkan minuman yang akan ditukar dengan keimanannya.
Sesaat Setelah Ajal Tiba
Setelah muhtadhir telah melalui kematiannya, seperti adanya tanda-tanda mengendurnya telapak
tangan dan kaki, cekungnya pelipis dan hidung yang tampak lemas, tindakan berikutnya yang sunah dilalukan
adalah:
1. Memejamkan kedua matanya. Jika sampai terlambat hingga kedua matanya tidak bisa dipejamkan, maka cara memejamkannya dengan menarik kedua lengan serta kedua ibu jari kakinya secara bersamaan, niscaya kedua mata tersebut akan terpejam dengan sendirinya.
2. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan memakai kain yang agak lebar agar mulutnya tidak terbuka. 3. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut ke paha dan paha ke perut. Setelah itu
dibujurkan kembali, kemudian jari-jari tangannya dilemaskan. Jika agak terlambat sehingga tubuhnya sudah kaku, maka sunah dilemaskan memakai minyak. Hikmah dari pelemasan ini agar mempermudah proses pemandian dan pengkafanannya nanti.
4. Melepaskan pakaiannya secara perlahan. Kemudian disedekapkan lalu mengganti pakaian tersebut dengan kain tipis, yang ujungnya diselipkan di bawah kepala dan kedua kakinya (menutupi semua tubuh). Kecuali jika ia sedang menunaikan ibadah Ihram, maka kepalanya harus dibiarkan tetap terbuka.
5. Meletakkan beban seberat 20 dirham (20gr x 2,75gr = 54,300 gr) atau secukupnya di atas perutnya dengan dibujurkan dan diikat agar perutnya tidak membesar.
6. Membebaskan segala tanggungan hutang atau lainnya. Dan jika tidak mungkin dilakukan pada saat itu, maka segeralah ahli warisnya melakukan aqad Hawalah (pelimpahan tanggungan hutang) dengan orang-orang yang bersangkutan. Dan sunah bagi mereka menerima tawaran tersebut.
25
MATERI 7
J E N A Z A H
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Perbanyaklah menyebut pelebur kenikmatan, yaitu : mati."
لز رض هللا ع حا : عي أذ ل حا روا هللا
صل هللا عل ولن
ش : أكػلج كل ح م جلل جش ) (جلو
ي ج جلطيله ي , ر جل حت ك جذي قرحى , صك
Dari Anas RA bahwa Rosululloh bersabda : "Janganlah seseorang di antara kamu menginginkan mati karena kesusahan yang menimpanya, bila benar-benar menginginkannya hendaknya berdoa : Ya Alloh hidupkanlah aku jika kehidupan lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku jika sekiranya lebih baik bagiku."
عي أ رض هللا ع حا صل : حا روا هللا
هللا عل ولن
( ا ذ ش ل لي ي أق كن جلو فاى كحى ل , ل طو
اح فلق ج ل: ذ هطوي لا ن أق هح كحص جلكحز خ , جلل
ج ل لا فحز خ ئ ج كحص جل ف ض )
هط عل
Dari Buraidah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Orang yang beriman itu mati dengan peluh di dahi."
ي صل هللا عل ز رض هللا ع عي جلر عي ذل (جلوإهي وش ذ لا جلؿري ): ولن حا
ك جذي قرحى صك ج جلػلغس ر
Dari Abu Said dan Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Tuntunlah orang yang hampir mati di antara kamu dengan Laa ilaaha illalloh."
وح حل ع هللا لز رض أذ ل عي أذ و :
صل هللا عل ولن حا روا هللا
( ضحكن ل ئل ئل هللا ج ه (لقي
ج ه لن جارذ س , ر
Dari Ma'qil Ibnu Yasar bahwa Nabi SAW bersabda : "Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara kamu."
صل عي ه ق ذي حر رض هللا ع أى جلر ضحكن ): هللا عل ولن حا (ج لؤج عل ه
و ج أذ وج ي , ر جل حت ك جذي قرحى , صك
Ummu Salamah RA berkata : Rosululloh masuk ke rumah Abu Salamah sewaktu matanya masih terbuka, lalu beliau memejamkan matanya. Lalu berkata : "Sesungguhnya ruh itu bila dicabut maka pandangannya mengikutinya." Maka menjeritlah orang dari keluarganya, lalu bersabda : "Janganlah kamu berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi kebaikan, karena sesungguhnya malaikat itu mengamini apa yang kamu ucapkan." Kemudian berdoa : "Ya Alloh berilah ampunan pada Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah kuburnya, terangilah didalamnya, dan berilah penggantinya dalam turunannya."
ح حلص ع هللا عي أمي ولوس رض :
صل هللا عل ولن عل أذ ) وخ روا هللا
ذ ل فأ و غن , ولوس رض هللا ع
ـ ئ ج ر : " حا ف ؽ حا " جضر جلر ل , ئى جللي
ل ل : "فقحا , هي أ ن ئل ذ فاى . ل ض عج عل أ
ي عل هح ضقلى ن ج ل : "غن حا ". جلولت س ضإهي جلل
ي , اذ ولوس ي جرفع ورؾط ف جلو جف ف ل , , ف رل ر ل ف ي , جخل ف عقر )
ج ه لن ر
26
Dari 'Aisyah RA bahwa Nabi SAW ketika wafat ditutup dengan kain bermotif dari Yaman.
ح ع هللا عي عحتشس رض :
( في صل هللا عل ولن قي ض أى روا هللا
ذرلو قرلز (وؿي هط عل
Dari 'Aisyah RA bahwa Abu Bakar RA mencium Nabi SAW setelah beliau wafat.
ح ع رض هللا ع ر ) أى أذح ذ ل جل ي ي
ض صل هللا عل ولن ذ ه (جلر
ي ج جلر حر ر
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Ruh orang mati itu tergantung dengan hutangnya sampai hutang itu dilunasi untuknya."
ي صل هللا لز رض هللا ع عي جلر عي أذ ل ): عل ولن حا قط , جلوإهي ه لقس ذ
ج أقو (ق ع , ر ق ي جلطيله
Dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Mengenai orang yang terjatuh dari kendaraannya kemudian meninggal, mandikanlah ia dengan air dan bidara, dan kafankanlah dengan dua lapis kainnya."
وح ع هللا عي جذي عرحا رض صل : أى جلر
فوحش : هللا عل ولن حا ف جل وق عي رجقلط
و ر ) ي , ج ل ذوح ذ ف غ ك ي )
هط عل
Dari 'Aisyah RA bahwa ketika mereka akan memandikan jenazah Rosululloh SAW, mereka bertanya-tanya : Demi Alloh kami tidak mengerti, apakah kami harus melucuti pakaian Rosululloh SAW sebagaimana kami melucuti pakaian mayit kami atau tidak ?
ح حلص ع هللا عي عحتشس رض ح أرجوج ): لو
ي صل هللا عل ولن حلج هح : جلر هللا صل هللا عل ولن كوح , ر و روا هللا ؿلي
ضحح و ه (أم ل؟ , ؿلي
ج أقو و , جلك ع ر أذ وج
Ummu Athiyyah RA berkata : Nabi SAW masuk ketika kami sedang memandikan jenazah puterinya, lalu beliau bersabda : "Mandikanlah tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu. Jika kamu pandang perlu pakailah air dan bidara, dan pada yang terakhir kali dengan kapur barus atau campuran dari kapur barus." Ketika kami telah selesai, kami beritahukan beliau, lalu beliau memberikan kainnya pada kami seraya bersabda : "Bungkuslah ia dengan kain ini." Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat: "Dahulukan bagian-bagian yang kanan dan tempat-tempat wudlu." Dalam suatu lafadz menurut Bukhari: Lalu kami pintal rambutnya tiga pintalan dan kami letakkan di belakangnya.
ح حلص ع هللا عي أمي ع س رض :
( كي ي ي صل هللا عل ولن ح جلر وخ عل
جذط
ح, ج لح غلغاح: "فقحا خو ا أكػل هي ل ئى , أ أ
طي ل و ر , رأ ج, ذوح خلز كحفرا جؾ لي ف ج ,
ثاح هي كحفر ح فل ح ح "أ ح , فلو فألق ئل
(" أ لح ئح : "فقحا .قق . هط عل
جس ف ر ض ): جضع جل ه جذ أى ذوحهح
ح . (ه
ي ف ل للر حر , ف لح لح غلغس لى ):
ح خل ح (فألق
Aisyah RA berkata : Rosululloh SAW dikafani dengan tiga kain putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan surban padanya.
ح حلص ع هللا عي عحتشس رض :
صل هللا عل ولن ف غلغس ) ك يي روا هللا
جخ ذ وكلس هي كلوف فح وص , أغ ل
ل عوحهس .) هط عل
27
Dari Ibnu Umar RA bahwa ketika Abdullah Ibnu Ubay wafat, puteranya datang kepada Rosululloh SAW dan berkata : Berikan baju baginda padaku untuk mengkafaninya. Lalu beliau memberikan kepadanya.
عي جذي عول وح- ع هللا : حا - رض
( ي ؾح جذ ئل روا هللا ذي أذ عر هللا في ح ض لو
: فقحا . صل هللا عل ولن أع و أك ي
( [ئح [فأع ح , ف هط عل
Dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Pakailah pakaianmu yang putih karena ia adalah pakaianmu yang terbaik, dan jadikan ia sebagai kain kafan mayit-mayitmu."
صل هللا وح أى جلر ع هللا عي جذي عرحا رض ح هي , جلر ج هي غحذ ن جلرح ): عل ولن حا فا
ل غحذ ن ضحكن , خ ج فح ه ك ي )
ج جل و س ئل جل حت ي , ر ك جلطيله صك
Dari Jabir RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Apabila seseorang di antara kamu mengkafani saudaranya, hendaknya ia memilih yang paling baik."
عي ؾحذل رض هللا ع حا صل : حا روا هللا
(ئ ج ك ي أق كن أخح فلك ي ك )هللا عل ولن
ج ه لن ر
Jabir berkata : Nabi SAW pernah mengumpulkan dua orang yang gugur dalam perang Uhud dalam satu pakaian. Kemudian beliau bertanya : "Siapakah di antara mereka yang paling banyak menghapal al-Qur'an?" Lalu beliau mendahulukannya untuk dimasukkan ke dalam lahat, mereka tidak dimandikan dan tidak disholatkan.
حا ع :
ي ) ؾل ي جلل ي صل هللا عل ولن ؿوع ذ كحى جلر
جق خ ج : غن قا , هي طل أق ف غ ن أكػل أخ ا أي
ه ف جللك , للقل ى؟ لج, فق ي لن لن ي , ن (عل
ي ج جلر حر ر
Dari Ali RA bahwa dia mendengar Nabi SAW
bersabda : "Janganlah memilih yang mahal untuk kain kafan, karena ia akan lekas rusak."
ي رض هللا ع حا عي عل صل ): وو ص جلر
لد , ل ض حلج ف جل ي : هللا عل ولن قا فا
ح و (ول ا ج أذ وج ر
Dari 'Aisyah RA bahwa Nabi SAW bersabda kepadanya : "Jika engkau mati sebelumku, aku akan memandikanmu."
ح ع هللا عي عحتشس رض صل هللا ; أى جلر
لط ): عل ولن حا لح هصي رل ف (ل
ج أقو . جلك ع , ر جذي هحؾ ك جذي قرحى , صك
Dari Asma' binti Umais RA bahwa Fatimah RA berwasiat agar ia dimandikan oleh Ali RA
ح ع هللا رض ص عو عي أووح ذ :
ز ) لح عل صص أى ي لم أ ح جل أى فح وس عل
ض حل ع هللا (رض
ي جر ج جل ر
28
Dari Buraidah tentang kisah al-Ghomidiyyah yang mati karena Nabi SAW menyuruh untuk merajamnya lantaran berzina. Buraidah berkata: Kemudian beliau memerintahkan untuk menyolatkan dan memakamkannya.
ز رض هللا ع عي ذل س جل حه س جلط - ف
ح ي صل هللا عل ولن ذلؾوح ف جل ي - أهل جلر
وفص ): حا ح عل (غن أهل ذح ف لي
ج ه لن ر
Jabir Ibnu Samurah RA berkata : Pernah dibawa kepada Nabi SAW seorang laki-laki yang mati bunuh diri dengan tombak, lalu beliau tidak menyolatkannya.
وح حا ع هللا عي ؾحذل ذي وولز رض :
ي صل هللا عل ولن ذلؾ ط ) جلر أض
, ذوشح ص ج ه لن (فلن ي عل ر
Dari Abu Hurairah RA tentang seorang wanita yang
biasa membersihkan masjid. Nabi SAW menanyakan wanita tersebut, lalu mereka menjawab : Ia telah meninggal. Maka beliau bersabda : "Mengapa kalian tidak memberitahu aku?" Mereka seakan-akan meremehkan urusannya. Beliau lalu bersabda : "Tunjukkan aku makamnya." Lalu mereka menunjukkannya, kemudian beliau menyolatkannya. Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan: Kemudian bersabda : "Sungguh kuburan-kuburan ini penuh dengan kegelapan atas penghuninya dan sungguh Alloh akan meneranginya untuk mereka dengan sholatku atas mereka."
لز رض هللا ع عي أذ ل س جلولأز - ف
: حا - جلط كحص ضقني جلو ؿ
ي صل هللا عل ولن ) ح جلر : فقحلج[ف أا ع
لج : فقحا , هحضص ن ص طو؟ ف أ طن أفل ك
[أهلح
عل رلح: فقحا , ولي ح, ف لي (ف ل عل
هط عل
زجو ه لن جلقرر هول ز لوسا ): غن حا , ئى
لح ن , عل أ رح لن ذ لض عل ي ئى هللا )
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW menyiarkan kematian Najasyi pada hari kematiannya, beliau keluar bersama mereka ke tempat sholat, bershaf bersama mereka, dan sholat empat takbir untuknya.
لز رض هللا ع عي أذ ل صل هللا ) أى جلر
م جل هحش ف ف جل , عل ولن جلؿح
ن ن هي جلو ل ف ف ذ خلؼ ذ , كرل عل ح (أرذ ا هط عل
Dari Ibnu Abbas RA bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda : "Jika ada seorang muslim meninggal, lalu ada empat puluh orang yang tidak menyekutukan Alloh sholat atas jenazahnya niscaya Alloh akan menerima permohonan ampunan mereka untuknya.”
وح ع هللا عي جذي عرحا رض : وو ص جلر
هح هي رؾ ه لن ): صل هللا عل ولن قا
أرذ ى رؾلا , وش ل , فقم عل ؾحزض
ثاح , شلكى ذحلل ف (ئل ن هللا
ج ه لن ر
Samurah Ibnu Jundab RA berkata : Aku pernah sholat di belakang Nabi SAW atas jenazah seorang wanita yang meninggal pada saat darah nifasnya keluar. Beliau berdiri di tengahnya.
خ رض هللا ع حا عي وولز ذي ؾ :
ي صل هللا عل ولن عل جهلأز ) رج جلر ص صل
و ح , هحضص ف حوح (فقحم هط عل
'Aisyah RA berkata : Demi Alloh, Rosululloh SAW pernah menyolatkan jenazah dua anak Baidlo' (kulit putih) di dalam masjid.
ح حلص ع هللا عي عحتشس رض لق صل ): هللا ح ف ذ صل هللا عل ولن عل جذ روا هللا
ج ه لن (جلو ؿ ر
29
Abdurrahman Ibnu Abu Laila berkata : Zaid Ibnu Arqom RA biasanya bertakbir empat kali atas jenazah di antara kami, tetapi ia pernah bertakbir lima kali atas suatu jenazah. Lalu aku tanyakan hal itu padanya, ia menjawab: Rosululloh SAW bertakbir seperti ini.
ل حا قوي ذي أذ ل عي عر جلل ذي ): كحى ز
ح كرل عل ؾحزز , أر ن ريل عل ؾحت ح أرذ ا ئ ح صل هللا عل : ف ألط فقحا , خو ا كحى روا هللا
(ولن ريلح
جارذ س ج ه لن ر
Dari Ali RA bahwa dia bertakbir atas jenazah Sahal Ibnu Huzaif enam kali, dan dia berkata : Sesungguhnya dia adalah pahlawan perang Badar.
ي رض هللا ع عي عل ذي ) كرل عل و أ
ف وطاح ز : حا , ق ذ ر (ئ
ر ج و ذي ه ي . ر أصل ف جلر حر
Jabir RA berkata : Rosululloh SAW biasanya bertakbir empat kali atas jenazah dari kami dan membaca al-Fatihah setelah takbir pertama.
عي ؾحذل رض هللا ع حا :( كحى روا هللا
قلأ ح صل هللا عل ولن ريل عل ؾحت ح أرذ ا
(ذ حضكس جل طحخ ف جلط رلز جال
ي ذاوحو ض ف حف ج جلش ر
Tholhah Ibnu Abdullah Ibnu Auf RA berkata : Aku pernah sholat jenazah di belakang Ibnu Abbas, dia membaca al-Fatihah kemudian (setelah sholat) berkata : Agar mereka tahu bahwa itu sunnah Rasul.
ا حا ذي ع عي لكس ذي عر هللا :
ص خلف جذي عرحا عل ؾحزز ) فقلأ فحضكس , صل
ح وس : جل طحخ فقحا (لط لوج أ
ي ج جلر حر ر
Auf Ibnu Malik RA berkata : Rosululloh SAW sholat atas suatu jenazah dan aku hafal dari doanya: (artinya = Ya Alloh berilah ampunan, rahmat, keselamatan, dan maaf kepadanya, muliakanlah tempatnya, lapangkanlah tempat masuknya, cucilah ia dengan air, es, dan embun, bersihkanlah dia dari kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran, gantikanlah buatnya rumah yang lebih baik daripada rumahnya dan keluarga yang lebih baik daripada keluarganya, masukkanlah dia dalam syurga, dan peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa neraka).
ا ذي هحل رض هللا ع حا عي ع :
صل هللا عل ولن عل ؾحزز ) صل روا هللا
: فك ظص هي وعحت
ن ج ل ل , جلل عحف جرقو , جعف ع أكلم , ع ه خل , ل وي جلرلو , جلػلؽ ج ل ذحلوح ,
خ جاذ هي ص جلػ هي جل حح كوح ق قي ج هي وجر , جل لا ج خ أذ ل وجرا ج هي , لا لا خ أ ل أوخل جلؿس , أ ع جخ جلحر , فطس جلقرل )
ج ه لن ر
Abu Hurairah RA berkata : "Rosululloh SAW bila sholat jenazah berdoa: "(artinya = Ya Alloh ampunilah di antara kami orang yang masih hidup dan yang mati, yang hadir dan yang tidak, yang kecil dan besar, laki-laki dan perempuan. Ya Alloh terhadap orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkanlah ia atas islam dan terhadap orang yang Engkau wafatkan di antara kami, wafatkan ia atas iman. Ya Alloh janganlah Engkau jauhkan kami dari pahalanya dan Engkau sesatkan kami sepeninggalnya)."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل :
صل هللا عل ولن ئ ج صل عل ) كحى روا هللا
: ؾحزز قا
ح ن ج ل لكي هيطح, جلل ح, ح حترح, ,
ص لح كرلح, كلح, ػحح, أ ط , ن هي أق جلل
ولم عل ج عل , هح فأق ف ط هح فط ف هي ض وحى ن ل ضكلهح أؾل , ج ح ذ , جلل ل ض ل )
ج ه لن جارذ س , ر
30
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Bila kalian sholat atas mayit, maka ikhlaskan doa untuknya."
صل هللا عل ولن حا أى جلر ع :
عح ) طن عل جلويص فأخل ج ل جل ي (ئ ج صل
و ج أذ وج ك جذي قرحى, ر صك
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Bersegera dalam mengurus jenazah, karena jika ia baik maka engkau telah memajukan suatu kebaikan untuknya, dan jika tidak maka engkau menurunkan suatu kejelekan dari lehermu."
ي صل هللا لز رض هللا ع عي جلر عي أذ ل : عل ولن حا
هح , أولعج ذحلؿحزز ) ل ضق ي فاى ض صحلكسا ف
ل فشلز ض عي , ئل ئى ض و (ر حذ ن هط عل
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Barangsiapa mengurus jenazah sampai menyolatkannya maka baginya satu qirath dan barangsiapa mengurus jenazah sampai dimakamkan maka baginya dua qirath." Seorang bertanya: Apa itu dua qirath? Beliau bersabda : "Dua gunung besar." Muttafaq Alaihi. Dan menurut riwayat Muslim : "Sampai diletakkan dalam liang lahat."
حا ع صل هللا عل ولن : حا روا هللا
ح فل لج ) جلؿحزز قط ل عل , هي
ح قط ض في فل لج حى هي هح : . ي : جلقلج حى؟ حا ي جل ظو هط (هػ جلؿرل
. عل
لو لن (قط ضضع ف جللك ):
Dalam Bukhari : "Siapa mengikuti jenazah seorang
muslim karena iman dan mencari ridlo'-Nya, ia bersamanya sampai disholatkan dan selesai pemakamannya, maka ia telah pulang dengan dua qirath, tiap qirath seperti gunung Uhud”.
ي للر حر جقط حذاح ): , هي ضرع ؾحزز ه لن ئوحاح
لغ هي وفح فا ح كحى ه قط ل عل ي (ك ي لج هػ أق , لؾع ذقلج
Dari Salim dari ayahnya RA bahwa dia pernah
melihat Nabi SAW, Abu Bakar, dan Umar berjalan di depan jenazah.
عي وحلن رض هللا ع , )عي أذ رأ جلر أ
عول أذح ذ ل وشى أهحم , صل هللا عل ولن
(جلؿحزز
ك جذي قرحى صك ج جل و س ي , ر جل حت أعل روحا حت س ذح
Ummu Athiyyah RA berkata : Kami dilarang ikut mengantar jenazah, tetapi larangan itu tidak dikeraskan atas kami.
ح حلص ع هللا عي أمي ع س رض :
ح عي جضيرحا جلؿحت ) ح , لن م عل )
هط عل
Dari Abu Said bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Bila kalian melihat jenazah maka berdirilah, dan barangsiapa mengantarkannya hendaknya ia tidak duduk sampai jenazah itu diletakkan."
صل عي أذ و رض هللا ع أى روا هللا طن جلؿحزز فقهج ): هللا عل ولن حا فوي , ئ ج رأ
(ضر ح فل ؿل قط ضضع هط عل
Dari Abu Ishaq bahwa Abdullah Ibnu Yazid
memasukkan mayit dari arah dua kaki kuburan, dan ia berkata : Ini menurut sunnah.
عي أذ ئوكحا ذي رض هللا ع , أى عر هللا
حا ) جلقرل ج هي : أوخ جلويص هي ر رؾل
س و (جل ي أخلؾ أذ وج
31
Dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Bila engkau meletakkan mayitmu di kuburan, maka ucapkanlah : (Artinya = Dengan nama Alloh dan atas agama Rosululloh)."
وح ع هللا عي جذي عول رض ي صل هللا , عي جلر
ضحكن ف جلقرر ): عل ولن حا ض طن ه , ئ ج
: فقلج صل هللا عل , ذ ن هللا عل هلس روا هللا (ولن
و , أخلؾ أقو أذ وج ي , جل حت ك جذي , صك ف , قرحى ي ذحل جر جل أعل
Dari 'Aisyah bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Mematahkan tulang mayit adalah sama halnya dengan mematahkannya dalam keadaan hidup."
ح ع هللا عي عحتشس رض صل هللا ; أى روا هللا
قاح ): عل ولن حا (ك ل عظن جلويص ك ل
و ذاوحو عل ل ه لن ج أذ وج ر
Ibnu Majah menambahkan dari hadits Ummu Salamah RA : "Dalam dosanya."
هي ق ع أمي ولوس زجو جذي هحؾ غن ): (ف ج
Sa'ad Ibnu Abu Waqqash berkata : Galilah liang lahat untukku dan pancangkanlah batu-batu untukku, seperti yang telah dibuatkan untuk Rosululloh SAW.
حا رض هللا ع حا عي و ذي أذ :
ج ) رج عل جللري راح, ألك ج ل لك ا ج كوح ,
صل هللا عل ولن (. صع ذلوا هللا
ج ه لن ر
Menurut riwayat Baihaqi dari Jabir RA ada hadits semisal, dengan tambahan : Dan kuburannya ditinggikan sejengkal dari tanah.
ي عي ؾحذل ك ق للر زجو , :
رفع رل عي جار ر رل ) )
ك جذي قرحى صك
Dari Jabir RA menurut riwayat Muslim : Rosululloh SAW melarang untuk menembok kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya.
لو لن ع صل هللا عل ولن ): روا هللا
ص جلقرل , أى ؿ أى ق عل , أى ر عل )
Dari Amir Ibnu Rabiah RA bahwa Nabi SAW sholat di atas jenazah Utsman Ibnu Madh'un, beliau mendatangi kuburannya, dan menabur tanah di atas kuburannya tiga kali dengan berdiri.
عي عحهل ذي رذ س رض هللا ع
صل هللا عل ولن صل عل عػوحى ) أى جلر
أض جلقرل , ذي هظ ى غلظ قػحش , , فكػ عل
حتن ) جر ج جل ر
Dari Utsman RA bahwa Rosululloh SAW bila selesai pemakaman mayit, beliau berdiri di atasnya dan bersabda : "Mintalah ampunan untuk saudaramu dan mohonkan ketetapan hati untuknya sebab ia sekarang sedang di tanya."
عي عػوحى رض هللا ع حا :
صل هللا عل ولن ئ ج فلغ هي ) كحى روا هللا
حا ف عل ولج : وفي جلويص جوط لج اخ ن
ى أا , ل جلطػرص ج (فا
و ج أذ وج ك جلكحكن , ر صك
32
Dari Buraidah Ibnu al-Hushoib al-Islamy RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Dulu aku melarang kamu sekalian menziarahi kuburan, sekarang ziarahilah ia." Riwayat Muslim. Tirmidzi menambahkan : "Karena ia mengingatkan akan akhirat."
ي رض هللا ع ز ذي جلك د جاولو عي ذل صل هللا عل ولن : حا حا روا هللا
ط ن عي زحرز جلقرر ف رح ) )
ج ه لن ي . ر خلز ): زجو جلطيله ل ج ح ض كي (فا
Ibnu Majah dari hadits Ibnu Mas'ud menambahkan : "Dan akan mengurangi kecintaan terhadap dunia."
هي ق ع جذي ه و : زجو جذي هحؾ
ح ) ض ي ف جل ي )
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW melaknat wanita yang menziarahi kuburan.
لز رض هللا ع عي أذ ل
صل هللا عل ولن ل ي زجتلجش ) أى روا هللا
ي (جلقرر ك جذي قرحى , أخلؾ جلطيله صك .
Abu Said Al-Khudry RA berkata : Rosululloh SAW
melaknat wanita yang meratapi orang mati dan sengaja mendengarkannya.
ي رض هللا ع حا عي أذ و جل ر :
صل هللا عل ولن جلحتكس ) , ل ي روا هللا
جلو طو س و ( أخلؾ أذ وج
Ummu Athiyyah RA berkata : Rosululloh SAW
telah mengambil janji pada kami agar tidak meratapi kematian.
ح حلص ع هللا عي أمي ع س رض ح ): أخ عل
ـ صل هللا عل ولن أى ل (روا هللا
هط عل
Dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Mayit itu akan disiksa dalam kuburnya lantaran ratapan atasnya."
ي صل هللا عل عي عول رض هللا ع عي جلر ذوح ف ): ولن حا جلويص خ ف رل
(عل هط عل
Anas RA berkata : Aku menyaksikan putri Nabi SAW dimakamkan, Rosululloh SAW duduk di sisi kuburan, aku melihat kedua belah matanya meneteskan air mata.
عي أ رض هللا ع حا ي ): طاح للر ش ذ
صل هللا , صل هللا عل ولن ض في روا هللا ص ع جلقرل فلأ عل ولن ؾحل ع
(ض ه حى ج جلر حر ر
Dari Jabir RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Janganlah kamu sekalian menguburkan mayatmu pada waktu malam kecuali jika keadaan memaksamu." Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan asalnya dalam riwayat Muslim, namun ia berkata: Beliau melarang seseorang menguburkan mayat malam hari sebelum disholatkan terlebih dahulu.
صل هللا عل عي ؾحذل رض هللا ع أى جلر ئل أى ): ولن حا ضحكن ذحلل ل ض فج ه
ج أصل ف . أخلؾ جذي هحؾ (ض لي , "ه لن "
: ل ي حا ؾ ذحلل قط ل , زؾل أى قرل جلل
عل
33
Abdullah Ibnu Ja'far RA berkata: Ketika berita kematian Ja'far datang sewaktu ia terbunuh, Rosululloh SAW bersabda : "Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far karena telah datang sesuatu yang menyusahkan mereka."
وح حا ع هللا ذي ؾ ل رض عي عر هللا :
ؾ ل ) ح ؾح ي صل هللا - قي ط -لو حا جلر
ح"عل ولن ا ؾ ل حها فق أضحن هح , جص ج
, أخلؾ جل و س ("ش لن ئل جل حت
Sulaiman Ibnu Buraidah dari ayahnya RA berkata: Rosululloh SAW mengajari mereka bila keluar ke kuburan agar mengucapkan: (Artinya = Semoga sejahtera terlimpah atasmu wahai penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin, insyaAlloh kami akan menyusulmu, kami mohon kepada Alloh keselamatan bagi kami dan kamu sekalian).
حا ز عي أذ وحى ذي ذل عي ول : كحى روا هللا
: صل هللا عل ولن ليون ئ ج خلؾج ئل جلوقحذل
جلو لوي ) حر هي جلوإهي جل ي , جل لم عل أ
ذ ن للققى ئح ئى ح هللا ل ن , لح أوأا هللا
(جل حفس
ج ه لن ر
Ibnu Abbas berkata : "Rosululloh SAW pernah melewati kuburan Madinah, lalu beliau menghadapkan mukanya seraya mengucapkan: "(artinya = Semoga kesejahteraan terlimpahkan atasmu wahai penghuni kubur, semoga Alloh mengampuni kami dan kamu, kamu mendahului kami dan kami akan menyusul)."
وح حا ع هللا عي جذي عرحا رض :
صل هللا عل ولن ذقرر جلو س ) , هل روا هللا
فقحا ؾ ن ذ : فأ ر عل ن ح أ لم عل جل
ل ن , جلقرر لح كي , ل هللا طن ول ح أ
ي (ذحاغل ج جلطيله ق ي : حا , ر
Dari 'Aisyah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Janganlah mencaci maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai pada balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
ح حلص ع هللا عي عحتشس رض : حا روا هللا
جش )صل هللا عل ولن ج جاه ن , ل ض ري فا
ج ئل هح هج (أف ج جلر حر ر
Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa dari al-
Mughirah RA dengan tambahan: "Karena dengan begitu kamu menyakiti orang-orang yang masih hidup."
ي عي جلو لز ك جلطيله ر : ل ي حا ,
(فطإ ج جاقح )
34
MATERI 8
ADAB PERGAULAN REMAJA
(diambil dari : http://fattfatma.wordpress.com/2013/07/31/aturan-pergaulan-menurut-syariat-islam/, dengan
sedikit penambahan dan pengurangan)
Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan oleh Alloh SWT. Alloh SWT menciptakan manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia menjadi makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan Alloh SWT yang
lainnya, Alloh menciptakan manusia begitu sempurna karena manusia merupakan khalifah di muka bumi ini.
Ada dua jenis manusia yang diciptakan oleh Alloh SWT, yaitu laki – laki dan perempuan. Firman Alloh SWT
dalam Al-qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 :
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Alloh ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Alloh berfirman bahwa Ia menciptakan manusia berbangsa – bangsa dan bersuku-suku agar saling
mengenali. Artinya, Alloh SWT memerintahkan manusia untuk bersosialisasi dan saling bergaul satu dengan
yang lainnya, dan Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dengan apa yang dimiliki orang tersebut
karena sesungguhnya yang paling mulia dihadapan Alloh SWT adalah orang yang paling bertakwa.
Pergaulan merupakan suatu fitrah bagi manusia karena sesungguhnya manusia merupakan makhluk
sosial. Manusia juga memiliki sifat tolong-menolong dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Namun, di zaman sekarang ini banyak sekali remaja yang terjerembab dalam kemaksiatan akibat salah
pergaulan, seperti kenakalan remaja yang meresahkan, geng motor, dan berbagai perilaku menyimpang
lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pergaulan tidak dibentengi dengan iman yang kokoh sehingga mudah
tergoyahkan oleh arus pergaulan yang bersifat negatif.
Semakin maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja, mengharuskan para remaja belajar tentang
pergaulan yang benar secara islam dan sesuai syariat sejak dini. Sebenarnya tidak hanya pergaulan terhadap
lawan jenis yang saat ini sedang merebak di masyarakat tetapi hubungan antara anak dan orang tua juga
banyak penyimpangan seperti adanya pembunuhan seorang ibu oleh anaknya, hal itu juga disebabkan oleh
ketiadaan iman.
Al-Qur’an telah menjelaskan hubungan antara laki-laki dan perempuan, hubungan sesama jenis,
hubungan antara anak dan orang tua, hubungan antara muslim dan nonmuslim, dan masih banyak lagi yang
35
lainnya. Namun bagi mereka yang baru saja mengetahui peraturan ini cenderung merasa tertekan karena
pergaulan dalam islam dirasakan begitu kaku dan tidak seperti pergaulan yang umum ditemui di masyarakat.
A. Pergaulan antara lawan jenis
Sekiranya pergaulan itu berasaskan kepada tujuan mendesak ataupun keperluan, maka dibolehkan.
Walau bagaimanapun, dalam masa yang sama, perlu menjaga batas-batas pergaulan sebagaimana yang telah
digariskan Islam. Pandangan yang diberikan oleh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi di dalam Fatawa Muasyirah, Jilid 2
menyebutkan : “Pada prinsipnya, hubungan di antara lelaki dan wanita tidaklah ditolak secara total, malahan
dibolehkan jika atas dasar kebaikan dan atas perkara-perkara yang dibenarkan syariat. Dan wajib mematuhi
kehendak dan ajaran Islam serta memperhatikan tentang akhlak dan adab”.
Alloh SWT telah mengatur sedemikian rupa mengenai pergaulan antara lawan jenis dalam surat Al-
Israa ayat 32 :
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
Dalam ayat tersebut Alloh SWT telah jelas melarang manusia untuk mendekati zina karena
sesungguhnya zina merupakan perbuatan yang keji. Zina dapat disebabkan oleh kurang kokohnya iman
seorang manusia dan akhirnya terbawa dalam pergualan bebas.
Islam mengatur batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, batasan-batasan tersebut
dibuat bukan untuk mengekang kebebasan manusia, namun merupakan salah satu bentuk kasih sayang Alloh
SWT terhadap umat manusia sebagai makhluk yang mulia. Sebagai muslim yang beriman, seharusnya para
remaja memperhatikan beberapa adab pergaulan yang telah diatur didalam Al-Quran.
Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis secara
berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara bebas. Perhatikanlah firman
Alloh berikut ini,
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Alloh Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. 24:30)
Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Maka jagalah kedua biji mata ini agar terhindar dari
tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rosululloh bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu
pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama
itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud).
36
Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara berbusana islami agar
terhindar dari fitnah. Secara khusus bagi wanita Alloh SWT berfirman :
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau
putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Alloh, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (An-Nuur : ayat 31).
Ketentuan-ketentuan dalam berpakaian :
1. Batasan aurat untuk laki –laki antara pusat ke lutut, sedangkan untuk wanita, seluruh badan kecuali muka dan
tapak tangan
2. Berpakaian sopan menurut syara’, yaitu tidak tipis sehingga menampakkan warna kulit, tidak ketat sehingga
menampakkan bentuk badan dan kerudung ditutupkan melebihi dada. Tidak salah berpakaian apapun, asalkan
sesuai ketentuan busana Islami.
3. Jangan memakai pakaian yang tidak menggambarkan identitas kita sebagai seorang Islam.
Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17: 32) misalnya
berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Nabi bersabda, “Barangsiapa beriman
kepada Alloh dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya)
karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).
Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa ‘membangkitkan syahwat’. Berkaitan
dengan suara perempuan Ibnu Katsir menyatakan, “Perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki asing
(bukan muhrim) dengan ucapan lunak sebagaimana dia berbicara dengan suaminya.” (Tafsir Ibnu Katsir, jilid
3).
Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan sebagaimana
dicontohkan Nabi SAW, “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.” (HR. Malik, Tirmizi dan
Nasa’i). Hadits Nabi SAW : “Sesungguhnya kepala yang ditusuk besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum
yang bukan sejenis yang tidak halal baginya.” (Riwayat At-Tabrani dan Baihaqi).
Selain itu, dari Aisyah : ”Demi Alloh, tangan Rasululloh tidak pernah menyentuh tangan wanita sama
sekali meskipun saat membait.”(Riwayat Bukhari). Dalam keterangan lain disebutkan, “Tak pernah tangan
Rasululloh menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
37
Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan
preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syaitan. Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi
yang demikian tegas dalam hal ini, beliau bersabda: “Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya
dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani).
Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita dalam satu
tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, “Rasululloh SAW pernah keluar dari masjid dan pada saat itu
bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan
untuk kalian bagian tengah jalan ; bagian kalian adalah pinggir jalan (HR. Abu Dawud). Selain itu Ibnu Umar
berkata, “Rosululloh melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita.” (HR. Abu Daud).
B. Pergaulan Sejenis
Dalam hal menjaga aurat, Nabi pun menegaskan sebuah tata krama yang harus diperhatikan, beliau
bersabda: “Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak
boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkumpul dengan laki-laki lain dalam satu
kain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh berkumpul dengan sesama perempuan dalam satu kain.”
(HR. Muslim)
C. Pergaulan Seorang Muslim dengan Non Muslim
Dalam perkara-perkara umum (sosial) kita tetap menjalin hubungan yang baik dengan non muslim
sekalipun. Contoh baik : Nabi berdiri ketika iring-iringan jenazah non muslim melewati beliau. Kita perlu tahu
bahwa ada tiga jenis non muslim yaitu kafir harbi, kafir dzimmi, dan kafir mu’ahad. Masing-masing mendapat
perlakuan yang berbeda. Dalam masalah aqidah dan ‘ubudiyah, kita tegas terhadap non muslim. Seperti : kita
tidak boleh mengucapkan dan menjawab salam kepada mereka, tidak mengikuti ritual ibadah mereka, dan
semacamnya.
D. Pergaulan Sesama Muslim
Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu bangunan yang kokoh dan
saling mendukung antar bagiannya. Pergaulan sesama muslim dibalut dengan ukhuwah islamiyah. Derajat-
derajat ukhuwah islamiyah adalah alamatus shadr wal lisan wal yad, yuhibbu liakhihi maa yuhibbu linafsih.
Ada banyak hak saudara kita atas diri kita, diantaranya sebagaimana dalam hadits Nabi yaitu jika diberi
salam hendaknya menjawab, jika ada yang bersin hendaknya kita doakan, jika diundang hendaknya
menghadirinya, jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk, jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan
38
dan kita antar ke pemakamannya, dan jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya. Selain itu,
sesama muslim juga tidak saling mengghibah, tidak memfitnah, tidak menyebarkan aib, berusaha membantu
serta meringankan bebannya, dan sebagainya.
E. Pergaulan dengan Ortu dan Keluarga
Bersikap santun dan lemah lembut kepada ibu dan bapak, terutama jika telah lanjut usianya. Jangan
berkata ‘ah’ kepada keduanya. Terhadap keluarga, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan untuk
tetap taat kepada ajaran Islam.
F. Pergaulan dengan Tetangga
Tetangga harus kita hormati. Misalnya dengan tidak menzhalimi, menyakiti dan mengganggunya, tapi
dengan membantunya, dengan meminjaminya sesuatu yang dibutuhkan, memberinya bagian jika kita sedang
masak-masak.
Demikian beberapa tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai moral dan ajaran islam. Tata
cara tersebut hendaknya dijadikan pedoman bagi remaja dalam bergaul dengan yang lain.
39
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Kelas : IX Semester : 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami hukum Islam tentang
jinayat, hudud dan diyat - Menjelaskan tentang jinayat, hudud dan tata
cara diyat
- Mendemonstrasikan tata cara jinayat, hudud
dan diyat.
2. Menjauhi meminum minuman keras - Menjelaskan ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan minuman keras
- Mendemonstrasikan akibat-akibat orang yang
meminum minuman keras
3. Menjauhi perbuatan mencopet,
menjambret, mencuri, menyamun,
merampok dan merompak
- Menjelaskan perbedaan antara perbuatan
mencopet, menjambret, mencuri, menyamun,
merampok dan merompak
- Menjelaskan akibat orang yang melakukan
perbuatan mencopet, dll
- Mendemonstrasikan perbuatan-perbuatan
mencopet, dll
4. Menjauhi perbuatan zina - Menjelaskan hal-hal yang berhubungan
dengan zina
- Menjelaskan akibat orang yang berzina
5. Memahami undang-undang negara - Menjelaskan undang-undang negara
- Menjelaskan hukum membela tanah air
- Menghormati undang-undang negara
6. Memahami hukum Islam tentang
kewajiban-kewajiban warga negara
dan kewajiban dalam memilih
pemimpin
- Menjelaskan kewajiban sebagai hamba Alloh
baik yang berhubungan dengan hak Alloh atau
dengan hak adami
- Menjelaskan hukum mematuhi syariat
- Menjelaskan pola kepemimpinan Islam
- Mempraktekkan syariat Islam dalam
kehidupan sehari-hari
7. Membiasakan memelihara
lingkungan dan berperilaku yang
mencerminkan kepedulian sosial
- Menjelaskan tata cara memelihara lingkungan
- Menjelaskan tata cara meningkatkan
kesejahteraan sosial dan berperilaku yang
mencerminkan kepedulian sosial.
- Mempraktekkan tata cara memelihara
lingkungan dan berperilaku yang
mencerminkan kepedulian sosial.
40
MATERI 1
J I N A Y A H
Dari Ibnu Mas'ud RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan bahwa aku adalah Utusan Alloh, kecuali salah satu dari tiga orang : janda yang berzina, pembunuh orang dan orang yang meninggalkan agamanya berpisah dari jama'ah."
: عي جذي ه و رض هللا ع حا
صل هللا عل ولن ل ك ي وم ) حا روا هللا
; جهلب ه لن , ش أى ل ئل ئل هللا أي روا هللا ,
ج: ئل ذاق غلظ يد جل جل ذحل , جلػ ,
جلطحر ل (جلو حرا للؿوحعس ;
هط عل
Dari 'Aisyah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Tidak halal membunuh seorang muslim kecuali salah satu dari tiga hal : Orang yang telah kawin yang berzina, ia dirajam ; orang yang membunuh orang Islam dengan sengaja, ia dibunuh ; dan orang yang keluar dari agama Islam lalu memerangi Alloh dan Rasul-Nya, ia dibunuh atau disalib atau dibuang jauh dari negerinya."
ح ع هللا عي عحتشس رض صل , عي روا هللا
: هللا عل ولن حا
زجى : ل ك ي ط ه لن ئل ف ئق غلظ خ حا )
ج فقط , هك ي فلؾن ح هط وي ا رؾ قط ه لوا ,
رول ولم فكحرخ هللا رؾ لؼ هي ج ,
لد , فقط هي جار , أ (. أ
و ج أذ وج ي , ر جل حت ك جلكحكن , صك
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Masalah pertama yang akan diputuskan antara manusia pada hari kiamat ialah masalah darah."
ذي ه و رض هللا ع حا عي عر هللا :
صل هللا عل ولن ا هح ق ) حا روا هللا أ
هح م جلقحهس ف جل ي ي جلحا (ذ هط عل
Dari Samurah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Barangsiapa membunuh hambanya kami akan membunuhnya dan barangsiapa memotong hidung hambanya kami akan memotong hidungnya." Dalam riwayat Abu Dawud dan Nasa'i ada tambahan: "Dan barangsiapa mengebiri hambanya kami akan mengebirinya."
عي وولز رض هللا ع حا : حا روا هللا
هي ؾ ا , هي ط عر طلح )صل هللا عل ولن ج أقو (عر ؾ عح جارذ س , ر , ق
ي ي عي , جلطيله جس جلك ي جلر ل هي ر جس اذ , وولز ف ر ه جخطلف ف ووحعو ي , وج جل حت ح ): هي خ عر خ )
حوز جل ي ف جلكحكن صك
Umar Ibnu al-Khaththab RA berkata : Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda : "Seorang ayah tidak dituntut karena membunuh anaknya."
عي عول ذي جل حخ رض هللا ع حا وو ص :
صل هللا عل ولن قا : روا هللا
ل ) جل ذحل (ل قحو جل
ج أقو ي , ر جلطيله , جذي هحؾ ك جذي , صك ي ق جلر ي , جلؿحرو ه لخ : حا جلطيله ئ
41
Abu Juhaifah berkata : Aku bertanya kepada Ali : Adakah padamu sesuatu dari wahyu selain al-Qur'an?. Ia menjawab : Tidak. Demi Tuhan yang menumbuhkan biji dan menciptakan makhluk, kecuali pemahaman yang dianugerahkan Alloh kepada seseorang dalam memahami al-Qur'an dan apa yang terdapat dalam lembaran ini. Aku bertanya : Apa yang terdapat dalam lembaran ini? Ia berkata : Denda bunuh, membebaskan tawanan, dan orang muslim tidak boleh dibunuh karena membunuh orang kafir.
س حا عي أذ ؾك وح ): ع هللا ي رض : لص ل ل
ل جلقل ى ق هي جل كن ? ع
ذلأ جلي وس : حا جل فل جلكرس , ل ن ئل ف
رؾلا ف جلقل ى ك س لص , هللا جل هح ف هح : ك س جل ? ف
ف ح جاول , جل ق : حا ل قط ه ـلن ذ حفل , )
ي ج جلر حر ر
Ahmad, dll meriwayatkan dari jalan lain bahwa Ali RA berkata : Orang mukmin itu sama hak darahnya ; orang yang rendah di antara mereka boleh melakukan sesuatu atas tanggungan mereka ; mereka bagaikan satu tangan melawan orang lain ; orang mukmin tidak boleh dibunuh karena membunuh orang kafir demikian pula orang kafir yang masih terikat dengan perjanjiannya (ia tidak boleh dibunuh karena membunuh orang kafir).
أخلؾ أقو و , أذ وج ي , جل حت خل : ؾ هي
حا ف ي : عي عل
ن أوحن , جلوإهى ضط حفأ وهحؤن ) ط ذ ه ,
جن ن عل هي و ل قط هإهي ذ حفل , ل , ف ع ك جلكحكن ( ع صك
Dari Anas Ibnu Malik RA bahwa ada seorang gadis ditemukan kepalanya sudah retak di antara dua batu besar, lalu mereka bertanya kepadanya : Siapakah yang berbuat ini padamu ? Si Fulan ? atau Si Fulan ? Hingga mereka menyebut nama seorang Yahudi, gadis itu menganggukkan kepalanya. Lalu ditangkaplah orang Yahudi tersebut dan ia mengaku. Maka Rosululloh SAW memerintahkan untuk meretakkan kepalanya di antara dua batu besar itu.
عي أ ذي هحل رض هللا ع
ي ) ي قؿل ؾ رأوح ر ذ , أى ؾحرسا
فلى فلى قط كلج ? هي صع ذ ج: ف ألح
هأش ذلأوح. واح ي , فأ فأهل , فأ ل , فأخ جلو
ي صل هللا عل ولن أى ل رأو ذ روا هللا
ي (. قؿل
جلل لو لن , هط عل
Dari Amar Ibnu Syu'aib RA bahwa ada seseorang
menikam orang lain dengan tanduk di lututnya. Maka datanglah orang (yang luka) itu kepada Rosululloh SAW dan berkata : Berikan tindakan balasan untukku. Beliau bersabda : "(Tunggu) hingga engkau sembuh." Kemudian ia datang lagi dan berkata : Berikan tindakan balasan untukku. Maka Rosululloh SAW memberikan tindakan balasan untuknya. Kemudian ia datang lagi dan berkata : Wahai Rosululloh, aku jadi pincang. Beliau menjawab : "Aku telah melarangmu, namun engkau tidak menurut padaku. Maka Alloh memberikan kebinasaan padamu dan pincangmu tidak berguna lagi (untuk menuntutnya)". Kemudian Rosululloh SAW melarang karena suatu luka hingga ia sembuh.
د ذي عي عول , , عي أذ رض ; عي ؾ ي
هللا ع
( فؿح ئل , أى رؾلا ي رؾلا ذقلى ف ركرط
ي صل هللا عل ولن فقحا قط : فقحا . أ : جلر
فقحا , فأ حو , أ : ضرلأ غن ؾح ئل غن ؾح ئل
: فقحا ط : فقحا , علؾص ! ح روا هللا
ط , ف ذ علؾ غن روا , فأذ هللا ـ قط صل هللا عل ولن أى قطص هي ؾل هللا
(رلأ صحقر
ج أقو ي , ر جر جل روحا , أع ذح
42
Abu Hurairah berkata : Ada dua orang perempuan dari kabilah 'Udzail bertengkar. Salah seorang melempar dengan batu hingga ia dan anak dalam kandungannya mati. Lalu mereka mengajukan masalah itu kepada Rosululloh SAW. Beliau memutuskan bahwa denda janin dalam perut dibayar dengan memerdekakan budak laki-laki atau perempuan dan denda perempuan yang dibunuh diberikan kepada 'ashobah yang diwariskan ahli waris mereka. Berkatalah Hamal Ibnu Nabighah al-Hudzaly : Wahai Rosululloh, bagaimana janin yang tidak makan dan tidak minum, tidak bicara dan tidak bersuara, dibayar dengan denda. Hal itu mestinya dibebaskan. Lalu Rosululloh SAW bersabda : "Orang ini adalah dari saudara tukang tenung." Kelihatan dari omongan yang ia ucapkan.
لز رض هللا ع حا عي أذ ل :
( فلهص ئق جوح جاخل , ج ططلص جهلأضحى هي
هح ف ذ ح, ذكؿل فحخط وج ئل روا , فقطلطح
صل هللا صل هللا عل ولن فق روا هللا هللا
ز : عل ولن أى وس ؾح ل ز ; ل , عر أ
هي ل ح غح ر ذ س جلولأز عل عح لطح ي : ه ن فقحا قو ذي جلحذ س جل ل ! ح روا هللا
ف لم هي ل لخ ل أك , ك ل , ل , صل هللا , فوػ ل ي , جوط فقحا روا هللا
جى جل حى هي أؾ ; عل ولن ئوح ج هي ئخ
جل وؿع (.وؿ
هط عل
Dari Anas bahwa Rubayyi' Bintu Nadlar -saudara
perempuan ayahnya- telah meretakkan gigi depan seorang gadis. Lalu mereka meminta ampun, namun keluarga gadis menolak. Kemudian mereka menawarkan denda dan mereka tetap menolak kecuali qishash. Anas Ibnu Nadhlar berkata : Wahai Rosululloh, apakah gigi depan Rubayyi' diretakkan? Tidak, demi (Tuhan) yang telah mengutusmu dengan kebenaran, gigi depannya tidak akan diretakkan. Rosululloh SAW bersabda : "Wahai Anas, Kitabullah memerintahkan qishash." Maka relalah keluarga gadis dan mereka memberikan ampunan. Lalu Rosululloh SAW bersabda : "Sesungguhnya di antara hamba Alloh itu ada yang bersumpah dengan nama Alloh, ia akan melaksanakannya."
عي أ رض هللا ع
ص جل ل ) ذيع ذ ط -أى جللي , ك لش غس ؾحرس - عو
ح جل ج, ف لرج ئل ج, ف لضج جار , فأذ , فأذ
ج ئل أذ صل هللا عل ولن ج روا هللا فأض
صل هللا عل ولن , جلق حا فأهل روا هللا
: فقحا أ ذي جل ل , ذحلق حا ! ح روا هللا
ذيع جل ذ ػ ذحلك ي , ل ? أض ل غس جللي ل ض ل ,
صل هللا عل ولن ح أ , غطح ! فقحا روا هللا
م : كطحخ هللا جلق ج, جلق حا فلض فقحا , ف
صل هللا عل ولن هي : روا هللا ئى هي عرحو هللا
اذل أ ن عل هللا (ل
ي , هط عل جلل للر حر
Dari Ibnu Abbas RA bahwa Rosululloh SAW
bersabda : "Barangsiapa terbunuh dengan tidak diketahui pembunuhnya, atau terkena lemparan batu, atau kena cambuk, atau kena tongkat, maka dendanya ialah denda bunuh karena kekeliruan. Barangsiapa dibunuh dengan sengaja, maka dendanya hukum mati. Barangsiapa menghindar dari berlakunya hukuman itu, maka laknat Alloh padanya."
وح حا ع هللا عي جذي عرحا رض :
صل هللا عل ولن هي ط ف ) حا روا هللا
ح ذكؿل رهي ح أ , عوي و ح, أ ع ا عق , أ ف ل
و , جل ا ج ف هي ط عو ا هي قحا و , ل س هللا (ف ل
و ي , أخلؾ أذ وج جل حت , جذي هحؾ ي , ذاوحو
43
Dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Apabila ada seseorang memegang orang lain, kemudian ada orang lain membunuhnya, maka pembunuh itu harus dibunuh dan pemegang itu ditahan."
وح ع هللا عي جذي عول رض ي صل هللا , عي جلر
ؾ ): عل ولن حا ؾ جلل طل , ئ ج أه جللخل كر جل أه , قط جل ط , ج )
هلولا صلا ي ه جر ج جل ك جذي , ر صك رؾحل غقحش , جلق حى ف جلولو , رؾ ق ئل أى جلر
44
MATERI 2
D I Y A T
Dari Abu Bakar dari kakeknya RA bahwa Nabi SAW pernah mengirim surat kepada penduduk Yaman -dan dalam hadits itu disebutkan- "Bahwa barangsiapa yang secara nyata membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka ia harus dibunuh, kecuali ahli waris yang terbunuh rela; diyat (denda) membunuh jiwa ialah seratus unta; hidung yang dipotong habis ada diyatnya; dua buah mata ada diyatnya; lidah ada diyatnya; dua buah bibir ada diyatnya; kemaluan ada diyatnya; dua biji penis ada diyatnya; tulang belakang ada diyatnya; kaki sebelah diyatnya setengah; ubun-ubun diyatnya sepertiga; luka yang mendalam diyatnya sepertiga; pukulan yang menggeser tulang diyatnya lima belas unta; setiap jari-jari tangan dan kaki diyatnya sepuluh unta; gigi diyatnya lima unta; luka hingga tulangnya tampak diyatnya lima unta; laki-laki yang dibunuh karena membunuh seorang perempuan, bagi orang yang biasa menggunakan emas dapat membayar seribu dinar."
ذي ق م ذي عول , عي أذ ذ ل ذي هكو , عي أذ
صل هللا عل رض هللا ع أى جلر عي ؾ ي
جلوي ف كل جلك ع , ولن كطد ئل أ
ف س ): و , أى هي جعطر هإهاح طلا عي ذي , فا
لح جلوقطا س , ئل أى لض أ ئى ف جل جل ي ذ س , هحتسا هي ج ف ئ ج أعد ؾ ع جل ي ف جا ,
س ف جللي حى جل ي س , ي جل ي ف جلش ط كل , ف جل ي س س , جل ي ي جل ي ط ف جلر س , لد جل ي ف جل ي ف ,
س ي جل ي س , جل جق ز ف جل ي ؾ جل ف جللي ف , س س , جلوأههس غلع جل ي ف جلؿحت س غلع جل ي ف ,
ذ ف ك ي ئصرع هي , جلوقيلس خو عشلز هي ج ذ ؾ عشل هي ج جللي يي , أصحذع جل ف جل ي
ذ ف جلوضكس خو هي ج ذ , خو هي ج
ؾ قط ذحلولأز ئى جلل جل د ألف , عل أ (وحر
ي جل حت و ف جلولجو جذي , أخلؾ أذ وج وس جذي جلؿحرو , خ جذي قرحى , أقو , جخطل ج ,
ط ف صك
Dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi SAW bersabda : "Denda bagi yang membunuh karena kekeliruannya seperlima-seperlima dari 20 ekor hiqqah (unta yang memasuki tahun keempat), 20 ekor jadz'ah (unta yang memasuki tahun kelima), 20 ekor bintu labun (unta betina yang memasuki tahun ketiga), dan 20 ekor ibnu labun (unta jantan yang memasuki tahun ketiga).”
ي صل هللا عي جذي ه و رض هللا ع عي جلر ح ): عل ولن حا , عشلى ققسا : وس جل أ أخوحوا
عشلى ؾ عسا عشلى ذحش ه ح , ,
عشلى ذحش لرى عشلى ذ لرى , أخلؾ (
أخلؾ جارذ س ي جر عشلى ذ ): ذل , جل لرى : ) ذ ا , (ه ح ( ذ ا أ ئوحو جا
فاح خل ه ؾ رس هي أخلؾ جذي أذ , أصفي هي جلولفا
Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari jalan
Amar dan Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya RA dalam hadits marfu': "Diriwayatkan 30 ekor hiqqah, 30 ekor jadz'ah, dan 40 ekor unta bunting yang diperutnya ada anaknya.”
و أخلؾ أذ وج ي , جلطيله ذي : هي ل عول
د , رف , عي أذ س غلغى ققسا ): عي ؾ ي , جل ي
غلغى ؾ عسا لوح , أرذ ى خل سا ف ذ ح أ )
45
Dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya orang yang paling durhaka kepada Alloh ada tiga: Orang yang membunuh di tanah haram, orang yang membunuh orang yang tidak membunuh, dan orang yang membunuh karena balas dendam jahiliyyah."
وح ع هللا عي جذي عول رض ي صل , عي جلر
غلغس ): هللا عل ولن حا : ئى أعط جلحا عل هللا
, هي ط ف قلم هللا ل حضل ط ط ل ق , أ أ
لس (جلؿح
أصل ف ك أخلؾ جذي قرحى ف ق ع صك
ي هي ق ع جذي عرحا : جلر حر
Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Ketahuilah bahwa denda pembunuhan karena kekeliruan dan seperti disengaja -dengan cambuk atau tongkat- adalah seratus unta, empat puluh ekor di antaranya unta yang mengandung anak."
وح ع هللا ذي عول ذي جل حا رض عي عر هللا ;
صل هللا عل ولن حا أل ئى وس ): أى روا هللا
جل و جل ح-جل أ ر هحتس هي - هح كحى ذحل
ذ لوح , ج ح أرذ ى ف ذ ح أ (ه
و ي , أخلؾ أذ وج جل حت , جذي هحؾ ك , صك جذي قرحى
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW bersabda : "Ini
dan ini sama saja -yaitu jari kelingking dan ibu jari-." Riwayat Bukhari. Menurut riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi: "Denda jari sama-sama dan gigi-gigi juga sama; gigi depan dan geraham sama." Menurut Riwayat Ibnu Hibban: "Denda jari-jari kedua tangan dan kaki sama, sepuluh unta untuk setiap jari."
وح ع هللا عي جذي عرحا رض ي صل , عي جلر
ج ): هللا عل ولن حا و - :
ذحم ج ل (جل
جلطيله و اذ وج ي ج جلر حر وس جاصحذع ): ر
ج ج , و جاوحى و ج : لا و جل ي س (جلػ
لذي قرحى ج ): ي و ؾل جللي ي , وس أصحذع جل
ذ ل ي ئصرع (عشلز هي ج
Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya RA berkata: "Barangsiapa melayani pengobatan padahal ia tidak mengerti ilmu pengobatan, lalu mencelakakan satu jiwa atau kurang daripada itu, maka ia harus bertanggungjawab."
د عي عول ذي , رف حا , عي أذ : عي ؾ ي
لن ي ذحل يدي ه لفاح-هي ض رد ) ح - فأصحخ ا
ضحهي , فوح وح (ف
ي جر ك جلكحكن , أخلؾ جل صك أذ , ع و وح, وج ل ي جل حت ; ئل أى هي أرول أ
صل ي هو
Dari dia bahwa Nabi SAW bersabda : "Luka yang tulangnya tampak dendanya lima, yaitu lima ekor unta." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Ahmad menambahkan: "Dan jari-jari masing-masing sepuluh unta."
ع صل هللا عل ولن حا ; : أى جلر
جضف خو ) ذ , ف جلو ج (خو هي ج ر
جارذ س . أقو زجو أقو . ج ): جاصحذع و ,
ي عشل ذ , كلي وس (عشل هي ج ك جذي خ صك ,
جذي جلؿحرو
46
Dari dia RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Diyat kafir dzimmi (kafir yang keamanannya atas tanggung jawab pemerintah Islam) setengah diyat kaum muslimin." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Sedang lafadz menurut riwayat Abu Dawud: “Diyat kafir mu'ahad (yang terikat perjanjian dengan pemerintahan Islam) setengah diyat orang merdeka." Menurut Nasa'i: "Diyat perempuan setengah diyat laki-laki hingga sepertiga diyatnya." Hadits dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah.
حا ع صل هللا عل ولن : حا روا هللا
س ف عق جلو لوي ) ه جل ي ج أقو (عق أ ر
جارذ س و . ل أذ وج ف وس ): وس جلو ح
(جلكلي
ي للي حت ؾ ): قط رلغ , عق جلولأز هػ عق جلل
وس (جلػيلع هي وطح ك جذي خ صك
Ibnu Abbas RA berkata: Ada seorang laki-laki
membunuh laki-laki lain pada masa Rosululloh SAW Lalu Nabi SAW menentukan diyatnya dua belas ribu.
وح حا ع هللا : عي جذي عرحا رض
ي صل هللا عل ) جلر ط رؾ رؾلا عل ع
ي صل هللا عل ولن وط جغ ولن فؿ جلر
(عشل أل اح
ج جارذ س أذ قحضن ئروحل , ر ي ف جل حت رؾ
47
MATERI 3
K H O M E R
Dari Anas Ibnu Malik RA bahwa Nabi SAW pernah didatangkan seorang yang telah minum khomer, lalu memukulnya dengan dua pelepah kurma sekitar empat puluh kali. Perawi berkata : Abu Bakar juga melakukan demikian. Pada masa Umar, ia bermusyawarah dengan orang-orang, lalu Abdurrahman Ibnu 'Auf berkata : Hukuman paling ringan adalah delapan puluh kali. Kemudian Umar memerintahkan untuk melaksanakannya.
عي أ ذي هحل رض هللا ع
صل هللا عل ولن أض ذلؾ لخ ) أى جلر
أرذ ي , جل ول ي ك ف ل أذ : حا . فؿل ذؿل ض ح كحى عول جوطشحر جلحا , ذ ل فقحا عر , فلو
ا قوي ذي ع , أخف جلك و غوحى : جلل فأهل ذ
(عول
هط عل
Menurut Riwayat Muslim dari Ali RA -tentang kisah Walid Ibnu Uqbah : Nabi SAW mencambuknya empat puluh kali, Abu Bakar (mencambuk peminum) empat puluh kali, dan Umar mencambuk delapan puluh kali. Semuanya Sunnah dan ini (yang delapan puluh kali) lebih saya (Ali) sukai. Dalam suatu hadits disebutkan : Ada seseorang menyaksikan bahwa ia melihatnya (Walid Ibnu Uqbah) muntah-muntah khomer. Utsman berkata: Ia tidak akan muntah-muntah khomer sebelum meminumnya.
لو لن ي رض هللا ع : ل -عي عل س جل ف
ي صل هللا عل ولن أرذ ي )- ذي عقرس , ؾل جلر
أذ ذ ل أرذ ي عول غوحي , ك ز وس , ج , (أقدي . ئل
ف ج جلك ع ر طقأ ): أ عل أى رؾلا
لن طقأح قط لذح : فقحا عػوحى , جل ول (ئ
Dari Muawiyyah RA bahwa Nabi SAW bersabda
tentang peminum khomer : "Apabila ia minum, cambuklah dia; bila minum lagi, cambuklah dia; bila ia minum untuk yang ketiga kali, cambuklah dia; lalu bila ia masih minum untuk keempat kali, pukullah lehernya."
ي صل هللا س رض هللا ع عي جلر عي ه ح حا ف حرخ جل ول ئ ج لخ ): عل ولن أ
غن ئ ج , فحؾل (جلػحس )غن ئ ج لخ , فحؾل
جذ س فحضلذج , لخ جلػحلػس فحؾل غن ئ ج لخ جلل
(عق
ج ل ظ ي , أخلؾ أقو كل جلطيله جارذ س ل ه و , هح اي عل أ أخلؼ ل أذ وج ل ح عي جل ي صلكا
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW
bersabda : "Apabila salah seorang di antara kamu memukul, hendaknya ia menghindari (memukul) wajah."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل : حا روا هللا
ئ ج ضلخ أق كن فلط )صل هللا عل ولن
ؾ (جل
هط عل
Dari Ibnu Abbas RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Tidak diperbolehkan melaksanakan hukuman di dalam Masjid."
وح حا ع هللا عي جذي عرحا رض حا روا :
صل هللا عل ولن ل ضقحم جلك و ف )هللا
(جلو حؾ
ي ج جلطيله جلكحكن , ر
48
Anas RA berkata: Alloh telah menurunkan ayat yang mengharamkan khomer pada saat di Madinah tidak ada minuman keras yang diminum kecuali kurma.
عي أ رض هللا ع حا ضكلن ): ا هللا لق أ
هح ذحلو س لجخ شلخ ئل هي ضول , جل ول )
أخلؾ ه لن
Umar berkata : telah turun ayat yang
mengharamkan khomer yang terbuat dari lima (bahan), yaitu : anggur, kurma, madu, gandum dan sya'ir. Khomer ialah sesuatu yang dapat merubah pikiran (akal).
عي عول رض هللا ع حا , ا ضكلن جل ول ):
هي خو س جلطول , هي جل د : جل , ,
س جلك جل ول , ل جلش (هح خحهل جل ق :
هط عل
Dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Setiap yang memabukkan adalah khomer dan setiap yang memabukkan adalah haram."
وح ع هللا عي جذي عول رض ي صل هللا ; عي جلر
: عل ولن حا
ك ي ه ل قلجم , ك ي ه ل خول ) )
أخلؾ ه لن
Dari Jabir bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Sesuatu yang banyaknya memabukkan, sedikitnya pun haram."
صل هللا عي ؾحذل رض هللا ع أى روا هللا فقلل , هح أو ل كػل ): عل ولن حا
جارذ س , أخلؾ أقو (قلجم ك جذي قرحى. صك
Ibnu Abbas berkata : Rosululloh SAW selalu dibuatkan rendaman kismis dalam tempat minuman. Beliau meminumnya hari itu, esoknya dan esok lusanya. Bila pada sore hari ketiga masih ada, beliau meminumnya dan memberikannya kepada orang lain. Bila masih ada juga sisanya, beliau membuangnya.
وح حا ع هللا عي جذي عرحا رض :
ذد ) ر ل جل صل هللا عل ولن كحى روا هللا
قح ه , ف جل ي جل , فشلذ ذ جل , فا ج كحى ,
وقح لج , ه ح جلػحلػس لذ أ (فاى ف
أخلؾ ه لن
Dari Ummu Salamah RA bahwa Nabi SAW
bersabda : "Sesungguhnya Alloh tidak menjadikan obat penyembuhmu dalam apa yang diharamkan kepadamu."
ح ع هللا عي أمي ولوس رض ي صل هللا , عي جلر
م ): عل ولن حا لن ؿ ح كن فوح قل ئى هللا
ن ي (عل ق ك جذي قرحى , أخلؾ جلر صك
Dari Wail al-Hadlramy bahwa Thariq Ibnu Suwaid
RA bertanya kepada Nabi SAW tentang khomer yang dijadikan obat. Beliau bersabda : "Sesungguhnya ia bukanlah obat, namun ia penyakit."
ي جت جلك له عي ; رض أى حرا ذي و
وح ع صل هللا عل ولن عي )هللا وأا جلر
ج ج : فقحا ? جل ول ح لل ص ذ ح ل , ئ
ح وج ل )
لن و أذ وج أخلؾ ه لن
49
MATERI 4
P E N C U R I
Dari 'Aisyah bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Tidak boleh dipotong tangan seorang pencuri, kecuali sebesar seperempat dinar atau lebih." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim. Menurut Lafadz Bukhari: "Tangan seorang pencuri dipotong (jika mengambil sebesar seperempat dinar atau lebih." Menurut riwayat Ahmad: "Potonglah jika mengambil seperempat dinar dan jangan memotong jika mengambil lebih kurang daripada itu."
ح حلص ع هللا : عي عحتشس رض حا روا هللا
ل ضق ع وحرا ئل ف ): صل هللا عل ولن
ج (رذع وحر ف حع ا . هط عل
جلل لو لن ي . ل جلر حر ضق ع جل ف رذع :
جس اقو ج ج ف رذع ف ر ج وحر ف حع ا
أو هي ل , وحر ل ضق ج فوح
Dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW pernah memotong (tangan pencuri) karena mengambil sebual perisai seharga tiga dirham.
وح ع هللا عي جذي عول رض صل ): أى جلر
هللا عل ولن ع ف هؿي غو غلغس
ن (ورج هط عل
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Alloh melaknat pencuri yang mencuri telur kemudian dipotong tangannya, lalu mencuri tali dan dipotong tangannya."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل : حا روا هللا
حرا ؛ لا )صل هللا عل ولن جل ل ي هللا
لا جلكر فطق ع س فطق ع جلر
ح ( ا أ هط عل
Dari 'Aisyah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Apakah engkau akan memberikan pertolongan untuk membebaskan suatu hukuman dari hukum-hukum yang telah ditetapkan Alloh?". Kemudian beliau berdiri dan berkhutbah. Beliau bersabda : "Wahai manusia, orang-orang sebelummu binasa adalah karena jika ada seseorang yang terpandang di antara mereka mencuri, mereka membebaskannya, dan jika ada orang lemah di antara mereka mencuri, mereka menegakkan hukum padanya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim. Menurut riwayatnya dari jalan lain bahwa 'Aisyah RA berkata: Ada seorang perempuan meminjam barang lalu memungkirinya, maka Nabi SAW memerintahkan untuk memotong tangannya.
صل ح ؛ أى روا هللا ع هللا عي عحتشس رض : هللا عل ولن حا
؟ غن حم فحخط د ) أضش ع ف ق هي ق و هللا
ح جلحا : فقحا ن ! أي ئوح ل جل ي هي رل ن أ
ئ ج ولا ن جلشلف ضلك كحج ئ ج ولا ف
جلك ف أ حهج عل ن جل (ف
جلل لو لن . جلك ع هط عل ؾ ل هي
كحص جهلأز ض ط ل جلوطحا : عي عحتشس : خل
ي صل هللا عل ولن ذق ع ح ضؿك فأهل جلر
Dari Jabir RA bahwa Rosululloh SAW bersabda :
"Pengkhianat, pencopet, dan perampok tidak dikenakan hukuman potong."
ي صل هللا عي ؾحذل رض هللا ع عي جلر : عل ولن حا
ل ه طل ع ) د ط ل ه عل خحتي (لجذي قرحى ي ك جلطيله صك جارذ س ج أقو ر
50
Rafi' Ibnu Khodij RA berkata: Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda : "Tidak dipotong orang yang mencuri buah dan mayang kurma."
عي رجفع ذي خ ؽ رض هللا ع حا وو ص صل هللا عل ولن قا ل ع ف ): روا هللا
ل كػل (غول ج جلو كرى ي , ر ح جلطيله ا ك أ صك جذي قرحى,
Abu Umayyah al-Mahzumy RA berkata :
Dihadapkan kepada Rosululloh SAW seorang pencuri yang telah benar-benar mengaku, namun dia tidak membawa barang curiannya. Rosululloh SAW bersabda : "Aku tidak mengira engkau mencuri." Ia berkata: Benar. Beliau mengulanginya dua atau tiga kali. Lalu beliau memerintahkan untuk dihukum dan dipotonglah tangannya. Kemudian orang tersebut dihadapkan kepada beliau dan beliau bersabda : "Mintalah ampun kepada Alloh dan bertaubatlah kepada-Nya." Ia berkata : Aku mohon ampun kepada Alloh dan bertaubat kepada-Nya. Lalu beliau bersabda : "Ya Alloh, berilah taubat kepadanya -tiga kali."
ي رض هللا ع حا عي أذ أهس جلو ه :
ي صل هللا عل ولن ذلصي جعطلا ) جلر أض
صل لن ؾ ه هطحا فقحا روا هللا جعطلجفاح
: هللا عل ولن هح ئخحل ول ص حا ذل فأعحو عل
فق ع غلغاح فأهل ذ ي أ ض فقحا . هل ؾ ذ :
فقحا ضد ئل : جوط ل هللا أضخ ئل أوط ل هللا
غلغاح: فقحا ن ضد عل (جللرؾحل غقحش ي جل حت أقو جلل ل و أخلؾ أذ وج
Hakim meriwayatkannya dari hadits Abu Hurairah
RA, ia meriwayatkan hadits itu dengan makna yang sama, dan di dalamnya ada sabda beliau: "Bawalah dia dan potonglah tangannya, kemudian bakarlah (bekas potongannya)." al-Bazzar juga meriwayatkannya dan ia berkata: Sanadnya tidak ada yang berkomentar.
لز ف ح أخلؾ جلكحكن هي ق ع أذ ل حا ف : ذو ح
فح غن جق و ) جر (ج رج ذ أخلؾ جلر حا ح ا ل ذأا ذاوحو : أ
Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash RA bahwa
Rosululloh SAW pernah ditanya tentang kurma yang tergantung. Beliau bersabda : "Barangsiapa mengambil dengan mulutnya karena suatu keperluan, tanpa menyimpannya dalam baju, baginya tidak ada hukuman. Barangsiapa membawa sebagian keluar, ia wajib mengganti dan disiksa. Barangsiapa membawa sebagian keluar, setelah dibeber di tempat penjemuran, hingga mencapai harga perisai, maka ia harus dipotong."
هللا ذي عول ذي جل حا رض عي عر هللا صل هللا عل ولن ؛ وح عي روا هللا ع
وث عي جلطول جلو ل ؟ فقحا ) : أ هي أصحخ ذ
عل ل هط خرسا فل هي قحؾس
هي جل قذس جل لجهس ف ل ه هي خلؼ ذش جلؿلي فرلغ غوي ذ أى إ ه خلؼ ذش
جلق ع (جلوؿيي ف ل
ك جلكحكن صك ي جل حت و أخلؾ أذ وج
Dari Shofwan Ibnu Umayyah RA bahwa Nabi SAW bersabda ketika memerintahkan memotong orang yang mencuri selendangnya, lalu ia meminta kebebasan untuk sang pencuri: "Mengapa yang demikian itu tidak sebelum engkau membawanya kepadaku?".
صل س رض هللا ع أى جلر جى ذي أهي عي ص ح أهل ذق ع جل ولا هللا عل ولن حا ل لو
, روج ل كحى ل ر أى ضأض ): فش ع ف
(?ذجارذ س , أخلؾ أقو ك جذي جلؿحرو . صك جلكحكن ,
51
Jabir RA berkata: Ada seorang pencuri dihadapkan kepada Nabi SAW dan beliau bersabda : "Bunuhlah dia." Mereka berkata : Ia hanya mencuri wahai Rosululloh. Beliau bersabda : "Potonglah tangannya." Maka dipotonglah tangannya. Kemudian ia dihadapkan untuk yang kedua kali (karena mencuri lagi) dan beliau bersabda : "Bunuhlah ia." Mereka mengatakan sebagaimana sebelumnya. Lalu ia dihadapkan untuk ketiga kali, lalu mereka menyebut seperti sebelumnya. Kemudian ia dihadapkan untuk yang keempat kali, begitu juga. Lalu dihadapkan untuk yang kelima kali dan beliau bersabda : "Bunuhlah dia."
عي ؾحذل حا ي صل هللا : ؾ ذ حرا ئل جلر
: عل ولن فقحا
( ج : حا . ئوح ولا ! ج طل فقحلج ح روا هللا
جلػحس , فق ع غن , فقحا ج طل ف كل هػل , غن ؾ ذ
جذ س ك ل جلل جل حه س فقحا , ؾ ذ : غن ؾ ذ
(ج طل
و ي , أخلؾ أذ وج جلي حت ل, جوط
52
MATERI 5
Z I N A
Dari Abu Hurairah dan Zaid Ibnu Kholid al-Juhany bahwa ada seorang Arab Badui menemui Rosululloh SAW dan berkata: Wahai Rosululloh, dengan nama Alloh aku hanya ingin baginda memberi keputusan kepadaku dengan Kitabullah. Temannya berkata -dan ia lebih pandai daripada orang Badui itu-: Benar, berilah keputusan di antara kami dengan Kitabullah dan izinkanlah aku (untuk menceritakan masalah kami). Beliau bersabda : "Katakanlah." Ia berkata: Anakku menjadi buruh orang ini, lalu ia berzina dengan istrinya. Ada orang yang memberitahukan kepadaku bahwa ia harus dirajam, namun aku menebusnya dengan seratus ekor domba dan seorang budak wanita. Lalu aku bertanya kepada orang-orang alim dan mereka memberitahukan kepadaku bahwa puteraku harus dicambuk seratus kali dan diasingkan setahun, sedang istri orang ini harus dirajam. Maka Rosululloh SAW bersabda : "Demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, aku benar-benar akan memutuskan antara engkau berdua dengan Kitabullah. Budak wanita dan domba kembali kepadamu dan anakmu dihukum cambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun. Berangkatlah, wahai Anas, menemui istri orang ini. Bila ia mengaku, rajamlah ia."
ي ذي خحل جلؿ ز لز رض هللا ع عي أذ ل
عوح هللا رض
صل هللا ) أى رؾلا هي جاعلجخ أض روا هللا
: عل ولن فقحا ئل ! ح روا هللا ش ذحلل أ
ص ل ذ طحخ هللا خل , - فقحا ج أفق ه -
ح ذ طحخ هللا أ ى ل, ن فح ذ : حا : فقحا ,
ئي , ئى جذ كحى ع اح عل ج ف ذحهلأض ؾن ذوحتس حز , أخرلش أى عل جذ جلل ص ه فحفط
ل ز جل لن , : فأخرل, ف ألص أ أوح عل جذ
ض لد عحم ؾن , ؾل هحتس أى عل جهلأز ج جلل ,
جل صل هللا عل ولن فقحا روا ج لل
, ذ وح ذ طحخ هللا جل ن روز , ا ي ذ ل ز جل
ض لد عحم , عل عل جذ ؾل هحتس ج ح , ئل جهلأز ج (فاى جعطلفص فحرؾوح , أ
جلل لو لن, هط عل ج
Dari Ubadah Ibnu al-Shomit bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Ambillah (hukum) dariku. Ambillah (hukum) dariku. Alloh telah membuat jalan untuk mereka (para pezina). Jejaka berzina dengan gadis hukumannya seratus cambukan dan diasingkan setahun. Duda berzina dengan janda hukumannya seratus cambukan dan dirajam."
حهص رض هللا ع حا عي عرحوز ذي جل حا :
صل هللا عل ولن خ ج , خ ج عي )روا هللا لي ورلا , عي , جلر ل ذحلر ل ؾل هحتس , فق ؾ هللا
وس يد ؾل هحتس , يد ذحلػ جلػ ؾن , جلل ج ( ر
ه لن
53
Abu Hurairah RA berkata: Ada seorang dari kaum muslimin menemui Rosululloh SAW ketika beliau sedang berada di masjid. Ia menyeru beliau dan berkata: wahai Rosululloh, sungguh aku telah berzina. Beliau berpaling darinya dan orang itu berputar menghadap wajah beliau, lalu berkata: Wahai Rosululloh, sungguh aku telah berzina. Beliau memalingkan muka lagi, hingga orang itu mengulangi ucapannya empat kali. Setelah ia bersaksi dengan kesalahannya sendiri empat kali, Rosululloh SAW memanggilnya dan bersabda : "Apakah engkau gila?". Ia menjawab: Tidak. Beliau bertanya: "Apakah engkau sudah kawin?". Ia menjawab: Ya. Lalu Nabi SAW bersabda : "bawalah dia dan rajamlah."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل :
صل هللا عل ) أض رؾ هي جلو لوي روا هللا
ف جلو ؿ -ولن : فحوج فقحا - ! ح روا هللا
ص , ئي ز , فأعل ع ؾ ضلقح : فقحا , فطك
ص ! ح روا هللا , ئي ز قط غ , فأعل ع
جش أرذع هل عل, ل عل ح أرذع . فلو
صل هللا عل ولن فقحا . حوجش وعح روا هللا
ص : حا ل حا ? أذ ؾى ن : حا ? ف أق
صل هللا عل ولن ج رج ذ فقحا روا هللا
(فحرؾو
هط عل
Ibnu Abbas RA berkata: Ketika Ma'iz Ibnu Malik
menghadap Nabi SAW, beliau bertanya kepadanya: "Barangkali engkau cium, atau engkau raba, atau engkau pandang?". Ia berkata: Tidak, wahai Rosululloh. Kelanjutannya adalah: "Apakah engkau menyetubuhinya?" Kali ini Rosululloh tidak menggunakan kata majas. Ma'iz menjawab: Ya. maka Rosululloh memerintahkan agar ia dirajam.
وح حا ع هللا عي جذي عرحا رض :
ي صل هللا عل ) ح أض هحع ذي هحل ئل جلر لو
و ش , ل ل رلص : ولن حا ل ظلش , أ ? أ
: حا (ل ح روا هللا
ي ج جلر حر ر
Dari Umar Ibnu al-Khaththab RA bahwa ia
berkhutbah : Sesungguhnya Alloh mengutus Muhammad dengan kebenaran dan menurunkan Kitab kepadanya. Di antara yang Alloh turunkan kepadanya adalah ayat tentang rajam. Kita membacanya, menyadarinya, dan memahaminya. Rosululloh SAW melakukan rajam dan kita pun setelah itu melakukannya. Aku khawatir jika masa yang panjang telah terlewati manusia ada orang yang akan berkata : Kami tidak menemukan hukum rajam dalam Kitabulloh. Lalu mereka sesat dengan meninggalkan suatu kewajiban yang diturunkan Alloh. Dan sesungguhnya rajam itu benar-benar ada dalam Kitabulloh, yang ditimpakan pada orang yang berzina jika ia telah kawin, baik laki-laki maupun perempuan, terdapat bukti, atau hamil, atau dengan pengakuan.
عي عول ذي جل حخ رض هللا ع
خ د فقحا ) ج ذحلك ي : أ ذ ع هكو ا ا , ئى هللا أ جل طحخ ؾن , عل س جلل عل ا هللا . ف حى فوح أ
عقلحح حح ع صل , لأحح فلؾن روا هللا
رؾوح ذ فأخش ئى حا ذحلحا , هللا عل ولن
: زهحى أى قا حت ؾن ف كطحخ هللا , هح ؿ جلل
لح هللا ج ذطل فل س أ ؾن ق ز ف , ف لي ئى جلل عل هي ز ؾحا , كطحخ هللا ئ ج أق ي هي جللي
جلي ح س , كحى جلكر , ئ ج حهص جلري , أ أ
(جلعطلجا
هط عل
Dari Ali bahwa Rosululloh SAW bersabda :
"Laksanakan hukuman atas hamba-hamba yang engkau miliki."
ي رض هللا ع حا عي عل صل : حا روا هللا
أ وج جلك و عل هح هل ص )هللا عل ولن
وح ن و (أ ج أذ وج ا . ر ف ه لن ه
54
Dari Imran Ibnu Hushoin RA bahwa ada seorang perempuan dari Juhainah menemui Nabi SAW -dia sedang hamil karena zina- dan berkata: Wahai Nabi Alloh, aku harus dihukum, lakukanlah hukuman itu padaku. Lalu Rosululloh SAW memanggil walinya dan bersabda : "Berbuat baiklah padanya, apabila ia melahirkan, bawalah bayi itu kepadaku." Kemudian beliau menyolatkannya. Berkatalah Umar : Apakah baginda menyolatkannya wahai Nabi Alloh, padahal ia telah berzina? Beliau menjawab: "Ia benar-benar telah bertaubat yang sekiranya taubatnya dibagi antara tujuh puluh penduduk Madinah, niscaya cukup buat mereka. Apakah engkau mendapatkan seseorang yang lebih utama daripada ia menyerahkan dirinya karena Alloh?".
عي عولجى ذي ق ي رض هللا ع
صل هللا عل ) هللا س أضص ر أى جهلأزا هي ؾ
ح-ولن قرل هي جل ي : فقحلص - هللا ! ح ر
ج , أصرص ق ا صل هللا عل , فأ و عل ي هللا ف عح ر
ح ل ض ص فحتط : فقحا . ولن ح فا ج أق ي ئل
ح غحذح غن أهل ذح , ذح ف فأهل ذح فش ص عل
ح, فلؾوص ح : فقحا عول , غن صل عل أض لي عل
زص هللا وص : فقحا ? ح ر ي ذسا ل لق ضحذص ض
و طن جلو س ل ي ور ي هي أ ؾ ش , ذ (أف هي أى ؾحوش ذ ح لل
ج ه لن ر
Jabir Ibnu Abdullah berkata: Nabi SAW pernah
merajam seorang laki-laki dari Aslam, seorang laki-laki dari kaum Yahudi, dan seorang perempuan.
وح حا ع هللا رض عي ؾحذل ذي عر هللا رؾن ):
صل هللا عل ولن رؾلا هي أولن , روا هللا
رؾلا هي جلو جهلأزا , ج ه لن ( ر
Said Ibnu Sa'ad Ibnu Ubadah RA berkata : Di kampung kami ada seorang laki-laki kecil yang lemah telah berzina dengan salah seorang budak perempuan mereka. Lalu Sa'ad menuturkan hal itu kepada Rosululloh SAW dan beliau bersabda : "Pukullah ia sebagai hukumannya." Mereka berkata: Wahai Rosululloh, sesungguhnya dia tidak tahan dengan pukulan semacam itu. Beliau bersabda : "Ambillah pelepah kurma yang memiliki seratus ranting dan pukullah dengan itu sekali." Kemudian mereka melakukannya
وح حا ع هللا عي و ذي و ذي عرحوز رض :
ؿ ض ف ) ي أذحضح ر ف رع ذأهس هي , كحى ذ
ن صل هللا عل , ئهحت ف كل ل و للوا هللا
فقحلج: ولن فقحا : جضلذ ق ! ح روا هللا ئ
هحتس : "فقحا , أض ف هي ل خ ج عػ حلا ف
جق زا ف لج, ولجل ضلذسا (غن جضلذ ذ
ج أقو ي , ر جل حت , جذي هحؾ ئوحو ق ي , ئروحل صل ل ي جخطلف ف
Dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa mendapatkan seseorang melakukan seperti yang dilakukan kaum Luth, maka bunuhlah orang yang berbuat dan diperbuat; dan barangsiapa mendapatkan seseorang bersenggama dengan binatang maka bunuhlah orang itu dan binatang tersebut”. Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Para perawinya dapat dipercaya, namun masih ada perselisihan pendapat didalamnya.
وح ع هللا عي جذي عرحا رض صل ; أى جلر
م ): هللا عل ولن حا ؾ ضو و عو هي
, ل جلو ا ذ ع , فح طلج جل حع ؾ ضو هي وس وس , عل ذ ج طلج جلر (فح طل
جارذ س ج أقو غقى , ر رؾحل ه , ئل أى ف
جخطلفاح
55
Ibnu Abbas RA berkata: Rosululloh SAW melaknat laki-laki yang bertingkah laku wanita dan wanita yang bertingkah laku laki-laki. Beliau bersabda : "Usirlah mereka dari rumahmu."
وح حا ع هللا عي جذي عرحا رض ل ي روا :
ؾحا صل هللا عل ولن جلو ػي هي جللي , هللا
لش هي جلي ح جلوطلؾي أخلؾن هي ): حا ,
ي (ذض ن ج جلر حر ر
Sedang Baihaqi meriwayatkan dari Ali RA dengan ucapannya sendiri: Hindarilah hukuman-hukuman itu dengan data-data yang samar.
ي ق ج جلر ر ي رض هللا ع : (هي )عي عل ل
رحش ): ذل (جورأج جلك و ذحلشي
Dari Ibnu Umar bahwa Rosululloh SAW bersabda :
"Jauhilah kotoran-kotoran yang dilarang Alloh. Barangsiapa melakukannya hendaknya ia berlindung dengan lindungan Alloh dan bertaubat kepada-Nya. Barangsiapa menampakkan kepada kita lembaran (kesalahannya), kita tegakkan hukum Kitab Alloh kepadanya."
عي جذي عول حا صل هللا عل : حا روا هللا
ض حل )ولن جلقح رجش جلط هللا جؾطرج
ح ض حل, ع لطد , فوي ألن ذح فل ططل ذ طل هللا ض حل كطحخ , ئل هللا هي ر لح ص كط قن عل فا
ض حل (هللا
ج جلكحكن ذي , ر ا هي هلجو ز ف جلو أولن
'Aisyah berkata: Ketika turun ayat yang membebaskanku (dari tuduhan melakukan penyelewengan), Rosululloh SAW berdiri di atas mimbar. Lalu beliau menuturkan hal itu dan membaca al-Qur'an. Setelah turun beliau memerintahkan dua orang laki-laki dan seorang perempuan agar dipukul dengan cambuk.
ح حلص ع هللا : عي عحتشس رض
ح ا ع ر ) صل هللا عل , لو حم روا هللا
رل ضل جلقل ى , ولن عل جلو ح ا , ف كل ل فلو
جهلأز ف لذج جلك ي (أهل ذلؾل
جارذ س أخلؾ أقو
Anas Ibnu Malik berkata: Awal mula li'an dalam Islam ialah Syarik Ibnu Sahma' dituduh Hilal Ibnu Umayyah telah berzina dengan istrinya. Maka Nabi SAW bersabda : "Tunjukkan bukti (saksi) dan jika tidak bisa maka punggungmu akan dikenai hukuman."
عي أ ذي هحل رض هللا ع حا ا ل حى ): أ
لا ذي ولم أى ل ذي ووكح ف كحى ف ج
صل هللا عل ولن , أهس ذحهلأض فقحا ل روا هللا
ل ئل فك ز ف س (جلري
رؾحل غقحش , جلك ع أخلؾ أذ ل
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Barangsiapa menuduh hambanya berzina, ia akan dihukum pada hari kiamat, kecuali jika hamba itu melakukan sebagaimana yang ia katakan."
لز رض هللا ع حا عي أذ ل : حا روا هللا
)صل هللا عل ولن هي ا هولك قحم عل
م جلقحهس (ئل أى ى كوح حا , جلك ي هط عل
56
MATERI 6
H UKUM A N
Dari Abu Burdah al-anshori bahwa ia mendengar Nabi SAW bersabda : "Tidak boleh dicambuk lebih dari sepuluh cambukan, kecuali jika melanggar suatu had (hukuman) yang ditentukan Alloh Ta'ala."
ووع ي رض هللا ع أ حر عي أذ ذلوز جا
صل هللا عل ولن قا ا ): روا هللا ل ؿل ف
ج , عشلز أو (ئل ف ق ي هي ق و هللا
هط عل
Dari 'Aisyah RA bahwa Nabi SAW bersabda : "Ampunilah orang-orang yang baik dari ketergelinciran (berbuat salah yang tidak disengaja) mereka, kecuali melanggar had." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i dan Baihaqi. Ali RA berkata: Aku tidak menjalakan had kepada seseorang kemudian ia mati dan aku berduka cita, kecuali peminum khomer. Sesungguhnya jika ia mati, akan kubayar dendanya.
صل هللا عل ح أى جلر ع هللا عي عحتشس رض ن ئل ): ولن حا ثحش عػلجض جل أ لج
و (جلك و ج أذ وج ي , ر جل حت ي رض . عي عل ج ): هللا ع حا ص ا ن عل أق ق ا , فوش , هح ك
هحش ; ئل حرخ جل ول , فأؾ ف ل فا
ط و ي ( أخلؾ جلر حر
Dari Said Ibnu Zaid RA bahwa Rosululloh SAW
bersabda : "Barangsiapa terbunuh karena membela hartanya, ia mati syahid."
رض هللا ع حا عي و ذي ز حا روا :
صل هللا عل ولن )هللا ف هي ط وى هحل
ج جارذ س ( ي , ر ك جلطيله صك
Abdullah Ibnu Khobbab RA berkata: Aku mendengar ayahku berkata: Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda : "Akan ada fitnah-fitnah, maka jadilah engkau hamba Alloh yang terbunuh dan jadi pembunuh."
ذي خرحخ حا عي عر هللا وو ص أذ رض هللا :
صل هللا عل ولن : ع قا وو ص روا هللا
جلوقطا , ض ى فطي ): قا ل , ف ي فح عر هللا ي (ض ي جلقحض جر جل ػوس أخلؾ جذي أذ خ
57
MATERI 7
NEGARA & WARGA NEGARA
(diambil dari http://mimbarnet.8m.com/negara1.ht)
Tidak dinyatakannya istilah daulah di dalam teks al-Qur’an maupun al-Hadits bukan berarti tidak ada
perintah untuk mendirikan negara Islam. Sama halnya dengan reformasi yang kini kencang bergulir, bukankah
istilah "reformasi" tidak kita jumpai dalam UUD 1945 dan Pancasila? Demikian pula dengan istilah demokrasi,
restrukturisasi, masyarakat madani, dan lain-lain istilah yang belum populer pada saat negara ini berdiri.
Jika kita perhatikan teks al-Qur’an maupun al-Hadits secara teliti, mendalam, dan dengan pemikiran
yang jernih, kita akan mendapatkan indikasi-indikasi yang jelas tentang kewajiban mendirikan negara Islam.
Alloh SWT berfirman dalam Al Quran Surat An Nisaa : 59
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh, dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri dari kamu sekalian"
Ulil amri di sini berarti pemimpin yang berstatus penguasa, bukan sekedar pemimpin rumah tangga
atau pemimpin kelompok. Dalam tinjauan bahasa Arab, jika istilah ulil amri itu disisipi idiom min (dari/bagian)
menjadi ulil minal amri, maka artinya akan terspesifikasi menjadi pemimpin-pemimpin dalam lingkup yang
sempit (keluarga, organisasi, pengadilan, dll). Kewajiban pemimpin tersebut untuk hanya menerapkan syariat
Islam saja, tidak syariat yang lain, ditegaskan oleh Rosululloh saw dalam hadits riwayat Bukhari, Muslim,
Ahmad, an-Nasai, dan Ibnu Majah yang berasal dari Ubadah bin ash-Shamit:
"Kami membaiat Rasululloh SAW untuk mendengar dan mentaatinya dalam keadaan suka maupun terpaksa, dalam keadaan sempit maupun lapang, serta dalam hal yang tidak mendahulukan urusan kami (lebih dari
urusan agama), juga agar kami tidak merebut kekuasaan dari seorang pemimpin, kecuali (sabda Rosululloh): ‘Kalau kalian melihat kekufuran yang mulai nampak secara terang-terangan, yang dapat dibuktikan
berdasarkan keterangan dari Alloh’." Alloh SWT berfirman:
"Apakah hukum Jahilliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yanglebih baik daripada (hukum) Alloh bagi orang-orang yang yakin" (QS al-Maidah: 50)
"Maka putuskanlah perkara di antara manusia dengan apa yang telah diturunkan Alloh. Dan janganlah engkau menuruti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu"
(QS al-Maidah: 48)
Perintah untuk memutuskan semua perkara (termasuk urusan kenegaraan) menurut syariat Islam ini
tidak hanya ditujukan kepada Rasululloh SAW, tetapi juga ditujukan kepada seluruh umatnya karena tidak ada
ayat lain dalam al-Qur’an maupun al-Hadits yang mentakhsis (mengkhususkan) perintah tersebut hanya untuk
Nabi SAW. Dengan demikian jelaslah bahwa Islam menggariskan kewajiban untuk menegakkan kekuasaan
yang berlandaskan syariat Islam.
58
Dalam literatur-literatur klasik memang tidak akan kita jumpai tentang cara bagaimana mendirikan
suatu negara Islam. Kitab-kitab tersebut disusun ketika Kekhalifahan Islam masih berdiri dan dalam keadaan
jaya sehingga tidak terlintas sedikitpun di benak para penulisnya bahwa suatu saat kekhalifahan itu akan
runtuh dan diperlukan upaya untuk mendirikannya kembali. Literatur-literatur klasik seperti Ma’afiru al-
Inafah fi Ma’alim al-Khilafah karya Imam al-Qasysyandi, al-Ahkaamush Shulthaniyah karya Imam Mawardi, al-
Ahkaamush Shulthaniyah karya Abu Ya’la al-Faraa, dan al-Kharaj karya al-Qadli Abu Yusuf, banyak berbicara
tentang praktek kenegaraan Khilafah Islamiyah dan bukan cara mendirikannya. Tetapi yang jelas, literatur-
literatur tersebut menyajikan fakta tentang keberadaan suatu negara Islam.
Negara Islam pertama
Perdebatan seputar pertanyaan: apakah "Negara Madinah" itu benar-benar suatu negara definitif atau
sekedar institusi kemasyarakatan biasa, lebih dilandasi pada ketidakjelasan fakta-fakta seputar apa yang
terjadi di Madinah dan di seluruh wilayah kekuasaan Islam pada saat itu.
Ada beberapa definisi tentang negara. Menurut Roger Soltau, negara adalah alat (agency) atau
wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persolan-persoalan bersama atas nama
masyarakat. Menurut Harold J. Laski, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu. Definisi menurut Max Weber dan Robert MacIver
hampir senada dengan Harold Laski.
Negara jauh lebih kompleks dibanding masyarakat. Harold J. Laski mendefinisikan masyarakat sebagai
"sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-
keinginan bersama". Berdasarkan definisi tersebut, negara adalah metamorfosis lanjutan dari suatu bentuk
masyarakat yang membutuhkan instrumen hukum yang bersifat memaksa sehingga keinginan-keinginan
bersama tersebut tidak saling berbenturan satu sama lain. Dalam konsep Kontrak Sosial (Contract du Social),
penguasa "dikontrak" oleh rakyat untuk menjaga dan mengatur kepentingan-kepentingan mereka.
Dalam kitab al-Fikr al-Islami, Dr. Muhammad Ismail mengajukan 3 (tiga) kriteria yang harus dipenuhi
agar suatu komunitas dapat disebut sebagai masyarakat yang utuh, yaitu adanya pemikiran yang sama
(afkar), perasaan yang sama (masya’ir), dan hukum yang diterapkan di tengah komunitas tersebut (nizham).
Jika salahsatu kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka komunitas tersebut tidak layak disebut sebagai
masyarakat walaupun jumlahnya ratusan ribu; seperti penonton sepakbola di stadion yang memiliki keinginan
59
yang sama (ingin menonton bola) tetapi tidak diikat oleh hukum yang sama sehingga masing-masing dapat
berbuat sekehendak hatinya.
Berikut ini adalah beberapa fakta yang membuktikan bahwa yang dibentuk oleh Rasululloh SAW di
Madinah adalah sebuah negara:
1. Rosululloh saw menerima bai’at sebagai Kepala Negara, bukan sebagai Nabi.
Pengakuan seorang muslim kepada kenabian Muhammad SAW adalah dengan ucapan dua kalimat
syahadat, bukan dengan bai’at. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA yang
berkata: "Kami dahulu, ketika membai’at Rasululloh SAW untuk mendengar dan menaati perintah beliau,
beliau selalu mengatakan kepada kami : Fi Mastatha’ta’ (sesuai dengan kemampuanmu)"
Bai’at ini adalah pernyataan ketaatan kepada seorang Kepala Negara, bukan sebagai seorang muslim
kepada Nabinya. Indikasinya adalah penolakan Rasululloh SAW terhadap bai’at seorang anak kecil yang
belum baligh, yaitu Abdullah bin Hisyam. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Uqail Zahrah bin Ma’bad
bahwa kakeknya, Abdullah bin Hisyam, pernah dibawa pergi oleh ibunya, yaitu Zainab binti Humaid,
menghadap Rasululloh SAW. Ibunya berkata: "Wahai Rasululloh, terimalah bai’atnya." Kemudian Nabi
SAW menjawab: "Dia masih kecil." Beliau kemudian mengusap-usap kepala anak kecil itu dan
mendoakannya.
Jika bai’at itu berfungsi sebagai pengakuan atas kenabian Muhammad saw, beliau tidak mungkin
menolaknya walaupun datang dari seorang anak kecil yang belum baligh karena syariat Islam
menggariskan bahwa seorang anak telah terkena kewajiban agama yaitu membayar zakat yang
ditanggung oleh orangtuanya.
Dengan demikian jelaslah bahwa Rosululloh saw memegang jabatan Kepala Negara selain kedudukannya
sebagai Nabi.
2. Rasululloh SAW sebagai Kepala Negara mengirim surat kepada penguasa negara-negara besar untuk
tunduk di bawah kekuasaan Islam.
Tidak mungkin suatu masyarakat biasa memiliki strategi politik untuk meluaskan pengaruhnya ke wilayah-
wilayah sekitar, yang hanya dapat dilakukan oleh suatu negara yang memiliki serta mengemban
kepentingan eksternal yang dirumuskan dalam strategi politik luar negerinya.
Isi surat Rasululloh SAW tersebut adalah:
"Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim. Dari Muhammad bin Abdullah dan Rosul Alloh, kepada Heraklius
pemimpin Romawi. Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada siapapun yang mengikuti petunjuk.
Masuklah Islam, niscaya Anda akan selamat. Masuklah Islam, niscaya Alloh akan melimpahkan pahala
60
kepada Anda dua kali lipat. Namun jika Anda berpaling maka Anda akan menanggung dosa rakyat
Irisiyin." (HR Bukhari dalam Shahih Bukhari, juga al-Bidayah IV/226)
Surat senada juga disampaikan kepada Kisra (Raja Persia), Muqauqis (Raja Mesir), Najasyi (Raja Ethiopia),
al-Harith al-Ghassani (Raja Hirah), dan al-Harith al-Himyari (Raja Yaman).
Seruan ini bukan sekedar seruan moral untuk memeluk Islam, tetapi juga seruan politik untuk
menggabungkan wilayahnya di bawah kekuasan Islam walaupun dengan jalan perang. Rasululloh SAW
pernah berkirim surat kepada Uskup Najran yang isinya:
"Atas nama Tuhan Ibrahim, Ishaq, dan Yakub, dari Muhammad, Nabi dan Rosul Alloh, kepada Uskup
Najran. Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada kalian. Aku mengajak kalian untuk memuji Tuhan
Ibrahim, Ishaq, dan Yakub. Amma ba’d.
Aku mengajak kalian untuk menyembah Alloh dan meninggalkan penyembahan kepada hamba. Aku
mengajak kalian kepada kekuasan Alloh dan meninggalkan kekuasaan hamba. Jika kalian menolak
ajakanku ini, maka hendaklah kalian menyerahkan jizyah. Jika kalian menolak untuk menyerahkan jizyah,
berarti kalian telah memperkenankan peperangan. Wassalam." (Tafsir Ibnu Katsir I/139, al-Bidayah V/55)
Jizyah adalah hak yang diberikan Alloh SWT kepada kaum muslimin dari orang-orang non-muslim karena
adanya ketundukan mereka kepada pemerintahan Islam4 .
3. Adanya hukum yang bersifat mengikat dan memaksa.
Syariat Islam adalah hukum, bukan sekedar norma. Tindakan kriminal (jarimah) mendapat sanksi definitif
yang dijatuhkan oleh negara walaupun dimensi transendental dalam Islam mengaitkan penjatuhan sanksi
tersebut dengan alam akhirat.
Masyarakat awam sering membayangkan komunitas Madinah seperti masyarakat tingkat kelurahan atau
RT yang dalam proses penjatuhan sanksi sosial kepada anggota masyarakat yang melakukan kejahatan
ditentukan melalui musyawarah. Yang sering dijadikan dalil adalah ayat al-Qur’an surat an-Nisaa: 159 dan
asy-Syura: 38 yang memerintahkan Nabi untuk bermusyawarah mengenai suatu urusan.
Pengambilan dalil secara sepotong demi sepotong memang mengasyikkan karena hukum agama dapat
dibelok-belokkan sesuai keinginan kita. Tetapi harus diingat bahwa satu ayat tidak dapat terlepas dari
ayat lain maupun teks-teks al-Hadits. Ini berkaitan dengan nasakh-mansukh, takhsis, tabdil, taqyid, dan
lain-lain .
Rosululloh saw bermusyawarah dengan para Sahabat maupun dengan penduduk Madinah hanya untuk
masalah-masalah yang bersifat mubah/boleh dan tidak menyangkut wahyu. Misalnya ketika Perang Uhud,
beliau mengikuti pendapat mayoritas penduduk Madinah yang memilih menyambut musuh di luar kota
padahal Rosululloh dan sahabat-sahabat besar memilih menyambut dari dalam benteng.
61
Untuk hal-hal yang menyangkut wahyu dan ketetapan hukum, Rosululloh saw tidak meminta pendapat
siapapun selain mengikuti wahyu yang diturunkan kepada beliau. "Aku tidak mengikuti kecuali apa yang
diwahyukan kepadaku" (QS Yunus: 15)
"(Dan) tidaklah ia mengucapkan sesuatu berasal dari hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain adalah
wahyu yang diwahyukan" (QS an-Najm: 3-4)
Dalam kasus Perjanjian Hudaibiyah, Rosululloh saw mengabaikan pendapat para Sahabat yang
mengajukan protes terhadap kesediaan beliau menerima konsep perjanjian yang disodorkan oleh kaum
Quraisy Mekkah. Umar bin al-Khatthab menunjukkan rasa marah dan kecewanya atas sikap Nabi
tersebut, tetapi Rosululloh tidak bergeming sedikitpun karena sikap politik itu diambil atas perintah Alloh
SWT.
Dalam kapasitasnya sebagai Kepala Negara, Rasululloh SAW tidak melakukan negosiasi atau tawar-
menawar dalam penjatuhan sanksi kepada para pelaku tindakan kriminal. Beliau pernah menjatuhkan
hukuman mati kepada Ma’iz al-Aslami dan al-Ghamidiyah yang terbukti melakukan zina. Beliau pernah
pula mengusir kaum Yahudi bani Qainuqa’ dari Madinah karena dengan sengaja menghina kehormatan
seorang muslimah dengan menarik jilbabnya hingga terlepas. Semua sanksi hukum tersebut diambil tanpa
bermusyawarah atau tawar-menawar dengan siapapun.
Sebagaimana yang didefinisikan oleh Harold Laski bahwa negara mempunyai kekuatan memaksa, jelaslah
bahwa Rasululloh SAW menjalankan fungsi sebagai Kepala Negara.
4. Struktur Negara Islam pertama
Layaknya suatu negara, negara Islam yang dibentuk oleh Rasululloh SAW memiliki struktur yang khas dan
sistematik. Beliau mengangkat Abubakar dan Umar sebagai wakil Kepala Negara. Al-Hakim dan Tirmidzi
telah mengeluarkan hadits dari Abi Said al-Khudri bahwa Rosululloh saw bersabda: "Dua pembantuku dari
langit adalah Jibril dan Mikail, sedangkan dari bumi adalah Abubakar dan Umar"
Pada masa itu wilayah kekuasaan Islam mencakup seluruh Jazirah Arab. Untuk menjalankan roda
pemerintahan di daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan (Madinah), Rasululloh menunjuk para
wali untuk memimpin wilayah (setingkat propinsi). Wilayah terbagi atas beberapa imalah (setingkat
kabupaten) yang dipimpin oleh amil atau hakim.
Rasululloh menunjuk Utab bin Usaid sebagai wali Mekkah pasca-penaklukan, Badhan bin Sasan sebagai
wali Yaman, Muadz bin Jabal al-Khazraji sebagai wali al-Janad, Khalid bin Said bin al-Ash sebagai amil
San’a, Zaid bin Lubaid bin Tha’labah al-Anshari sebagai wali Hadramaut, Abu Musa al-Ashari sebagai wali
Zabid dan Aden, Amr bin al-Ash sebagai wali Oman, dan di dalam kota ditunjuk Abu Dujanah sebagai wali
Madinah.
62
Dalam urusan pengadilan (al-Qadla), Rasululloh SAW mengangkat beberapa qadli (hakim). Misalnya Ali
bin Abi Thalib sebagai hakim di Yaman, dimana Rasululloh pernah menasihatinya: "Apabila dua orang
yang berselisih datang menghadap kepadamu, jangan segera kau putuskan salah satu di antara mereka
sebelum engkau mendengar pengaduan dari pihak yang lain. Maka engkau akan tahu bagaimana engkau
harus memberi keputusan" (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Beliau juga mengangkat Muadz bin Jabal sebagai hakim di al-Janad, dan Rashid bin Abdullah sebagai qadli
madzalim yang mengadili kesewenang-wenangan penguasa terhadap rakyat.
Dalam urusan kesekretariatan negara (al-jihaz al-idari mashalih al-daulah), Rasululloh menunjuk Ali bin
Abi Thalib sebagai penulis perjanjian, Harits bin Auf sebagai pemegang stempel negara, Huzaifah bin al-
Yaman sebagai pencatat hasil pertanian daerah Hijaz, Zubair bin al-Awwam sebagai pencatat shadaqah,
Mughirah bin Shu’bah sebagai pencatat keuangan dan transaksi negara, dan Syarkabil bin Hasanah
sebagai penulis surat diplomatik ke berbagai negara.
Untuk memusyawarahkan hal-hal tertentu, Rosululloh membentuk Majelis Syura yang terdiri dari tujuh
orang Muhajirin dan tujuh orang Anshar, di antaranya adalah Hamzah, Abubakar, Ja’far, Umar, Ali, Ibnu
Mas’ud, Salman, Ammar, Huzaifah, Abu Dzarr, dan Bilal.
Untuk posisi panglima perang dipegang sendiri oleh Rosululloh, namun untuk perang-perang sarriyah
(tidak diikuti Nabi), beliau menunjuk orang-orang tertentu sebagai panglima perang, misalnya Hamzah bin
Abdul Muththalib, Muhammad bin Ubaidah bin al-Harits, dan Saad bin Abi Waqqash menghadapi tentara
Quraisy. Lalu Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah menghadapi tentara
Romawi. Demikianlah struktur negara Islam pertama secara garis besar.
Bentuk negara Islam
Rasululloh SAW bersabda:
"Dahulu bani Israil dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada nabi sesudahku. (Tetapi) nanti akan ada para
Khulafaa dan jumlahnya akan banyak sekali" (HR Bukhari dan Muslim)
Menurut pengertian bahasa Arab, khulafaa berarti pengganti. Berdasarkan penegasan Rasululloh
bahwa tidak ada nabi lagi sesudah beliau, maka pengganti di sini berfungsi menggantikan kedudukan beliau
sebagai Kepala Negara. Hal ini diperkuat oleh keputusan Abubakar yang menyandang gelar Khalifatur-
Rasulillah (pengganti Rosululloh sebagai Kepala Negara).
63
Mahmud Abdul Majid al-Khalidi menjelaskan pengertian Khalifah sebagai berikut : "Khalifah adalah
kepemimpinan umum bagi kaum muslimin secara keseluruhan di dunia untuk mendirikan/melaksanakan
hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia".
Imam Mawardi mengatakan : "Imamah (atau Khilafah) adalah suatu kedudukan yang diadakan untuk
mengganti peran kenabian dalam urusan memelihara agama (Islam) dan mengendalikan dunia".
Dalam masalah yang sama, Ibnu Khaldun menyatakan : "Hakikat Khalifah adalah Shahibus-Syari’ (yaitu
seseorang yang bertugas memelihara dan melaksanakan syariat) dalam memelihara urusan agama dan
mengelola dunia". Tentang bentuk negara Khilafah ini, Rosululloh saw telah menegaskannya dalam hadits
riwayat al-Bazzar : "...kemudian akan muncul (kembali) Khilafah yang mengikuti jejak kenabian...".
Berdasarkan penjelasan di atas, Islam mengenal bentuk negara Khilafah Islamiyyah, baik secara normatif
maupun praktis sebagaimana yang tercatat dalam lembaran sejarah sejak masa Nabi sampai runtuhnya
Khilafah Islamiyyah yang berpusat di Turki pada tahun 1924.
Membentuk "Masyarakat Madani"
Generasi Islam masa kini telah dijauhkan dari kekayaan khazanah peradaban Islam sehingga mereka
mengalami kesulitan besar ketika harus mendeskripsikan konsep kemasyarakatan Islam yang secara normatif
diyakini sebagai yang terbaik. Tak heran apabila generasi Islam masa kini lebih pas mendeskripsikan
Masyarakat Madinah dengan idiom-idiom yang ironisnya justru diadopsi dari peradaban Barat, seperti
demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan beragama, kedaulatan rakyat, sosialisme, dan lain-lain.
Salah satu dampak peracunan Barat (westoxification) terhadap benak kaum muslimin adalah
kecenderungan untuk menjauhkan pendekatan hukum dalam penegakan kehidupan Islam. Agama Islam
dianggap sebagai agama ritual dan kultural, yang penegakannya dalam sendi-sendi kehidupan cukup
dilakukan lewat budaya dan terlalu banyak toleransi.
Kebesaran peradaban Islam tidak dibangun semata-mata melalui pendekatan kultural. Jika pendekatan
model ini yang dipakai Rasululloh, niscaya beliau tidak akan memerangi Romawi dan negara-negara lain untuk
menundukkannya di bawah kekuasaan Islam. Bahkan sebelum berdirinya negara Islam di Madinahpun para
Sahabat sudah dididik dengan hukum-hukum Islam. Anas RA mengatakan : "Apabila mereka selesai shalat di
pagi hari, mereka duduk berkelompok membaca al-Qur’an dan mempelajari hukum-hukum yang wajib dan
yang sunnah".
Hal tersebut dilakukan terang-terangan oleh Nabi dan para Sahabat di depan hidung kaum kafir
Quraisy. Shuhaib meriwayatkan : "Bahwasanya ketika Umar masuk Islam, kami duduk berkelompok di sekitar
64
Baitullah". Maka jelaslah bahwa Rasululloh SAW selalu membina keterikatan para Sahabat dan seluruh kaum
muslimin saat itu kepada hukum Islam.
Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah penolakan aspek hukum dalam ajaran Islam dan lebih
menitikberatkan pada penerapan norma-norma atau yang sering diistilahkan dengan "nilai-nilai Islam". Hal ini
diakibatkan oleh sikap lemah dan menyerah dari kaum muslimin terhadap pola kehidupan saat ini. Mereka
merasa bahwa situasi saat ini sudah sangat sulit diubah sehingga upaya maksimal yang dapat dilakukan adalah
menyisipkan "nilai-nilai Islam" dalam praktek kehidupan bernegara dan bermasyarakat sembari menunggu
dan berharap suatu saat pola kehidupan saat ini akan ber-evolusi menjadi "lebih Islami".
Ajaran Islam tidak mungkin dapat diterapkan dengan cara tersebut. Ajaran Islam bersifat unik, berbeda
secara diametral dengan ideologi-ideologi besar lainnya (sosialisme dan kapitalisme), serta memiliki hubungan
yang erat antara al-fikrah (ide dasar) dengan at-thariqah (sistematika pelaksanaan). Mengambil ide dasar
Islam dengan meninggalkan sistematika pelaksanaannya yang telah diatur dalam Islam adalah tindakan sia-sia.
Sebagian ilmuwan Muslim terjebak pada stereotip Barat tentang keadilan, keterbukaan, dan
demokrasi. Gambaran masyarakat Barat masa kini diadopsi sebagai contoh ideal cita-cita "Masyarakat
Madani". Mulai dari Kongres Amerika Serikat yang mampu menurunkan presiden, sampai tabiat penduduk
kota Toronto yang membiarkan burung-burung merpati bebas berkeliaran di taman kota. Semuanya
dibenturkan dengan gambaran masyarakat Muslim di negeri-negeri Islam masa kini yang miskin, bodoh,
terbelakang, dan selalu terlibat konflik internal maupun eksternal dari masa ke masa.
Inilah hasil dari suatu proses berpikir yang tidak utuh : meletakkan ide dasar di satu sisi dan sistematika
pelaksanaan di sisi lain. Kaum muslimin tiba-tiba tergagap ketika harus mendeskripsikan sistematika Islam
untuk mewujudkan suatu masyarakat yang beradab. Kaum muslimin menjadi hilang kepercayaan dirinya
bahwa agamanya memiliki risalah lengkap dalam menyelesaikan problematika umat manusia ; bukan hanya
dalam tataran norma dan nilai-nilai tetapi bahkan sampai pada tataran pelaksanaan praktis.
Ide dasar tentang keterbukaan, misalnya. Dalam sistem Islam, rakyat didorong untuk berani melakukan
koreksi terhadap kekeliruan dan kezaliman penguasa. Rasululloh SAW bersabda : "Ketahuilah, demi Alloh,
hendaklah kalian melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mencegah penguasa melakukan kezaliman, memaksa
mereka agar mengikuti kebenaran (syariat Islam), dan membatasinya dengan hanya melaksanakan
kebenaran saja" (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Islam memberi kedudukan mulia terhadap seseorang yang berani mengoreksi penguasa. Rosululloh
saw bersabda : "Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muththalib, dan seorang laki-laki yang
berdiri di hadapan penguasa yang lalim, lalu ia menyuruhnya berbuat baik dan mencegahnya berbuat
munkar, lalu penguasa itu membunuhnya (karena marah)"
65
Sebaliknya, Islam mencela orang yang takut melakukan koreksi terhadap penguasa. Rosululloh saw
bersabda dalam sebuah hadits Qudsi:
"Alloh SWT pada Hari Kiamat akan bertanya kepada orang yang tidak berani menyampaikan kebenaran: ‘Apakah yang membuatmu tidak mau mengucapkan (kebenaran) terhadap keadaan ini dan itu?’ Orang
tersebut menjawab: ‘Karena takut (kemarahan) masyarakat!’ Maka (Dia) berfirman: ‘Akulah yang lebih baik kamu takuti!’ "
Islam merupakan agama langit yang diturunkan untuk penghuni bumi sehingga Islam tidak
membiarkan perintah-perintah di dalamnya berhenti pada tataran persuasif-moral. Islam menempuh
pendekatan hukum, memberikan reward dan punishment yang nyata di dunia selain pahala dan siksa di
akhirat. Untuk masalah koreksi terhadap penguasa, hadits-hadits yang mendorong kaum muslimin melakukan
koreksi terhadap penguasa tersebut ditunjang oleh instrumen hukum, yaitu Mahkamah Mazhalim yang
bertugas mengadili kezaliman penguasa Islam terhadap rakyatnya (muslim dan non-muslim). Mahkamah ini
berhak memecat Khalifah jika kezalimannya sampai pada tingkat tertentu.
Inilah ciri khas pendekatan Islam dalam mewujudkan masyarakat dan negaranya. Islam bukanlah
ajaran agama yang penuh dengan nasihat-nasihat dan anjuran-anjuran belaka. Orang tidak akan menjadi baik
dengan hanya disuapi nasihat dan petuah. Lihat, berapa banyak juru dakwah yang dihasilkan pesantren-
pesantren di Indonesia. Lomba kepiawaian berpidato pun digelar di mana-mana, mulai dari tingkat RT sampai
tingkat nasional. Para khatib berlomba-lomba menirukan logat Zainuddin MZ, Da’i Sejuta Umat. Cak Nur
berkali-kali menulis buku dan muncul di semua media massa selama bertahun-tahun. Tetapi bangsa ini tidak
berubah; tingkat korupsi tertinggi di Asia, birokrat yang lalim terhadap rakyatnya sendiri, rakyat yang keras
dan tidak mengenal kasih-sayang terhadap sesamanya, dan lain-lainnya yang terlalu banyak untuk
diungkapkan di sini.
Orang dapat menjadi baik jika dia hidup dalam suatu sistem yang baik. Suatu sistem yang memberi
ganjaran untuk prestasi kebaikan dan memberi hukuman untuk tindakan kriminal. Seorang pembunuh yang
ditempatkan di dalam sistem yang menetapkan hukuman qishash (nyawa dibayar nyawa) pasti berpikir sejuta
kali untuk mengulangi perbuatannya. Tetapi seorang pembunuh, biarpun diceramahi seribu da’i kondang,
selama dia hidup di tengah masyarakat dan sistem hukum yang membiarkan terhadap pembunuhan, dia pasti
akan mengulangi perbuatannya itu.
Rasululloh SAW tidak menceramahi satu per satu penduduk Madinah. Dari ribuan penduduk Madinah,
yang berbai’at langsung kepada beliau hanya berbilang puluhan orang (Bai’at Aqabah I dan II), dan harus
diingat bahwa penduduk Madinah tidak semuanya orang baik; ada pencuri, penzina, orang munafik, bahkan
para pengkhianat negara. Rasululloh menempuh cara praktis untuk menciptakan masyarakat yang baik, yaitu
66
dengan penerapan hukum Islam yang mengikat seluruh warga negara (muslim dan non-muslim). Rasululloh
memilih melakukan pendekatan sistem ketimbang pendekatan personal.
Pendekatan sistem adalah pendekatan yang paling efektif dalam rangka mewujudkan cita-cita suatu
masyarakat atas dasar ideologi tertentu. Walaupun diawali oleh pendekatan kultural dan personal, finishing
touch suatu perubahan selalu ditempuh melalui pendekatan sistem. Kita dapat menarik pelajaran dari
Revolusi Perancis dan Revolusi Bolshevik. Sebelum kedua revolusi besar yang mengubah dunia itu meletus, di
tengah masyarakat beredar ide-ide besar tentang gambaran suatu masyarakat ideal yang ditulis oleh para
cendekiawan masa itu. Ketika kesadaran masyarakat sudah terbentuk—mau tidak mau—terjadi perubahan
sistem secara radikal yang akhirnya mengubah peta geopolitik dan geokultur dunia; dan ide-ide besar hasil
pemikiran Montesquieu, Rosseau, Marx, Lenin, menemukan bentuk praktisnya dan tidak berhenti pada
tataran ide belaka.
Jika ide Masyarakat Madani dimaksudkan untuk mendeskripsikan Masyarakat Islam, maka keliru.
Masyarakat Islam adalah masyarakat hukum, masyarakat yang ketundukannya hanya kepada Musyari’
(Pembuat Hukum) yaitu Alloh SWT, yang demi ketundukan itu seseorang berani melakukan koreksi terhadap
penguasa. Masyarakat Islam adalah Negara Islam karena di dalamnya berlaku hukum yang mengikat seluruh
warga negara, yaitu Hukum Islam.
Dalam Negara Islam, nilai-nilai keadilan, keterbukaan, dan lain-lain, akan tumbuh di atas landasan
hukum. Orang berbuat adil karena menyadari hal itu sebagai kewajiban, bukan semata-mata sebagai suatu
nilai moral dan akhlak. Keadilan dalam sektor ekonomi akan terwujud hanya dengan penerapan hukum
ekonomi Islam yang mengatur barang tambang dan sarana umum sebagai milik umat, bukan milik suatu
perusahaan atau anak penguasa.
Miskinnya pengetahuan tentang gambaran Negara Islam hendaklah jangan menjadi alasan untuk
mencampuradukkan cita-cita Masyarakat Madani dengan gambaran masyarakat Barat yang "sedemikian
beradabnya" menurut pandangan sebagian intelektual Muslim. Hendaklah kita bersama-sama melakukan
tafaqquh fiddiin secara serius dengan fokus utama pada pengkajian instrumen-instrumen kenegaraan dan
kemasyarakatan Islam yang telah berlangsung selama 13 abad di bawah sistem Khilafah Islamiyyah. Wallohu
a’lam.
67
MATERI 9
LINGKUNGAN
(diambil dari : http://aiirm59.blogspot.com/2013/04/pengelolaan-lingkungan-hidup-dalam.html)
Dalam pandangan Islam, manusia ialah makhluk terbaik diantara semua ciptaan Tuhan dan berani
memegang tanggungjawab mengelola bumi, maka semua yang ada di bumi diserahkan untuk manusia. Oleh
karena itu manusia diangkat menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai makhluk terbaik, manusia diberikan
beberapa kelebihan diantara makhluk ciptaan-Nya, yaitu kemuliaan, diberikan fasilitas di daratan dan lautan,
mendapat rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang sempurna atas makhluk lainnya.
Bumi dan semua isi yang berada didalamnya diciptakan Alloh untuk manusia, segala yang manusia
inginkan berupa apa saja yang ada di langit dan bumi. Daratan dan lautan serta sungai-sungai, matahari dan
bulan, malam dan siang, tanaman dan buah-buahan, binatang melata dan binatang ternak.
Sebagai khalifah di bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya dan diperintah berbuat
kebajikan dan dilarang berbuat kerusakan. Selain konsep berbuat kebajikan terhadap lingkungan yang
disajikan Al-Qur’an seperti dipaparkan di atas, Rosululloh SAW memberikan teladan untuk
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diperhatikan dari Hadist-Hadist Nabi, seperti
Hadist tentang pujian Alloh kepada orang yang menyingkirkan duri dari jalan; dan bahkan Alloh akan
mengampuni dosanya, menyingkirkan gangguan dari jalan ialah sedekah, sebagian dari iman,dan merupakan
perbuatan baik.
Di samping itu Rosululloh melarang merusak lingkungan mulai dari perbuatan yang sangat kecil dan
remeh seperti melarang membuang kotoran (manusia) di bawah pohon yang sedang berbuah, di aliran sungai,
di tengah jalan, atau di tempat orang berteduh. Rosululloh juga sangat peduli terhadap kelestarian satwa,
sebagaimana diceritakan dalam Hadist riwayat Abu Dawud. Rosululloh pernah menegur salah seorang
sahabatnya yang pada saat perjalanan, mereka mengambil anak burung yang berada di sarangnya. Karena
anaknya dibawa oleh salah seorang dari rombongan Rosululloh tersebut, maka sang induk terpaksa mengikuti
terus kemana rombongan itu berjalan. Melihat yang demikian, Rosululloh lalu menegur sahabatnya tersebut
dengan mengatakan ”siapakah yang telah menyusahkan induk burung ini dan mengambil anaknya?
Kembalikan anak burung tersebut kepada induknya!”.
Dalam berinteraksi dan mengelola alam serta lingkungan hidup itu, manusia mengemban tiga amanat
dari Alloh :
Pertama, al-intifa’. Alloh mempersilahkan kepada umat manusia untuk mengambil manfaat dan
mendayagunakan hasil alam dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan.
68
Kedua, al-i’tibar. Manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan menggali rahasia di balik ciptaan
Alloh seraya dapat mengambil pelajaran dari berbagai kejadian dan peristiwa alam.
Ketiga, al-islah. Manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan itu.
Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan harus
dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati, dihargai, dan tidak
disakiti, lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia
dapat berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap
lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang
menyebabkan manusia memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya.
Kerusakan alam diakibatkan dari sudut pandang manusia yang anthroposentris, memandang bahwa manusia
adalah pusat dari alam semesta. Sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi hanya untuk
memuaskan keinginan manusia, hal ini telah disinggung oleh Alloh SWT dalam Al Quran surah Ar Ruum ayat
41:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi saat manusia berinteraksi dengan lingkungan hidup.
Berikut adalah prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam
berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku terhadap sesama
manusia yang berakibat tertentu terhadap alam:
1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature)
Di dalam Al Qur’an surat Al-Anbiya 107, Alloh SWT berfirman : Dan tiadalah kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi merupakan tujuan dari Islam itu sendiri. Sesuai
dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam
dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang
membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan dan
menghormati alam semesta yang mencakup jagat raya yang didalamya termasuk manusia, tumbuhan,
hewan, makhluk hidup lainnya, serta makhluk tidak hidup.
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta
seluruhnya. Seperti halnya, setiap anggota komunitas sosial mempunyai kewajiban untuk menghargai
kehidupan bersama (kohesivitas sosial), demikian pula setiap anggota komunitas ekologis harus
menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies dalam komunitas ekologis itu, serta
69
mempunyai kewajiban moral untuk menjaga kohesivitas dan integritas komunitas ekologis, alam
tempat hidup manusia ini. Sama halnya dengan setiap anggota keluarga mempunyai kewajiban untuk
menjaga keberadaan, kesejahteraan, dan kebersihan keluarga, setiap anggota komunitas ekologis juga
mempunyai kewajiban untuk menghargai dan menjaga alam ini sebagai sebuah rumah tangga.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature)
Terkait dengan prinsip hormat terhadap alam di atas adalah tanggung jawab moral terhadap alam,
karena manusia diciptakan sebagai khalifah (penanggung jawab) di muka bumi dan secara ontologis
manusia adalah bagian integral dari alam. Sesuai dengan firman Alloh dalam surah al Baqarah : 30,
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.
Kenyataan ini saja melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia mempunyai tanggung jawab baik
terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan
kelestariannya Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya
masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu,
manusia sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk menjaganya.
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Terkait dengan kedua prinsip moral tersebut adalah prinsip solidaritas. Sama halnya dengan kedua
prinsip itu, prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam
semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif ekofeminisme, manusia mempunyai kedudukan sederajat
dan setara dengan alam dan semua makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri
manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup
lain.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature)
Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah untuk mencintai,
menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa
dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama anggota
komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti,
dan dirawat. Sebagaimana dimuat dalam sebuah Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Shakhihain : Dari
Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak seorang pun muslim
70
yang menanam tumbuhan atau bercocok tanam, kemudian buahnya dimakan oleh burung atau
manusia atau binatang ternak, kecuali yang dimakan itu akan bernilai sedekah untuknya.”
Dalam hadis lain dijelaskan, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Jauhilah dua perbuatan yang mendatangkan laknat!” Sahabat-sahabat bertanya,
”Apakah dua perbuatan yang mendatangkan laknat itu?” Nabi menjawab, “Orang yang buang air besar
di jalan umum atau di tempat berteduh manusia
Islam adalah Diin yang Syaamil (Integral), Kaamil (Sempurna) dan Mutakaamil (Menyempurnakan
semua sistem yang lain), karena ia adalah sistem hidup yang diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui dan
Maha Bijaksana, hal ini didasarkan pada firman AllohH SWT : “Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu
agamamu dan AKU cukupkan atasmu nikmatku, dan Aku ridhai Islam sebagai aturan hidupmu.” (QS. 5 : 3).
Oleh karena itu aturan Islam haruslah mencakup semua sisi yang dibutuhkan oleh manusia dalam
kehidupannya. Demikian tinggi, indah dan terperinci aturan Sang Maha Rahman dan Rahim ini, sehingga
bukan hanya mencakup aturan bagi sesama manusia saja, melainkan juga terhadap alam dan lingkungan
hidupnya.
Pelestarian alam dan lingkungan hidup ini tak terlepas dari peran manusia, sebagai khalifah di muka
bumi, sebagaimana yang disebut dalam QS Al-Baqarah: 30 (“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.”…). Arti khalifah di sini adalah: “seseorang yang
diberi kedudukan oleh Alloh untuk mengelola suatu wilayah, ia berkewajiban untuk menciptakan suatu
masyarakat yang hubungannya dengan Alloh baik, kehidupan masyarakatnya harmonis, dan agama, akal dan
budayanya terpelihara”. Di samping itu, Surat Ar-Rahman, khususnya ayat 1-12, adalah ayat yang luar biasa
indah untuk menggambarkan penciptaan alam semesta dan tugas manusia sebagai khalifah.
Ayat ini ditafsirkan secara lebih spesifik oleh Sayyed Hossein Nasr, dosen studi Islam di George
Washington University, Amerika Serikat. dalam dua bukunya “Man and Nature (1990)” dan “Religion and the
Environmental Crisis (1993)”, yaitu : “……Man therefore occupies a particular position in this world. He is at the
axis and centre of the cosmic milieu at once the master and custodian of nature. By being taught the names of
all things he gains domination over them, but he is given this power only because he is the vicegerent
(khalifah.) of God on earth and the instrument of His Will. Man is given the right to dominate over nature only
by virtue of his theomorphic make up, not as a rebel against heaven.”
Jelaslah bahwa tugas manusia, terutama muslim/muslimah di muka bumi ini adalah sebagai khalifah
(pemimpin) dan sebagai wakil Alloh dalam memelihara bumi (mengelola lingkungan hidup).Alloh telah
memberikan tuntunan dalam Al-Quran tentang lingkungan hidup. Karena waktu perenungan, hanya beberapa
71
dalil saja yang diulas sebagai landasan untuk merumuskan teori tentang lingkungan hidup menurut ajaran
Islam.
Dua dalil pertama Bersumber pada Surat Al An’am 101 dan Al Baqarah 30.
1. Dalil pertama adalah: “Alloh pencipta langit dan bumi (alam semesta) dan hanya Dialah sumber
pengetahuannya”.
2. Dalil kedua menyatakan bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Perlu dijelaskan
bahwa menjadi khalifah di muka bumi itu bukan sesuatu yang otomatis didapat ketika manusia lahir ke bumi.
Manusia harus membuktikan dulu kapasitasnya sebelum dianggap layak untuk menjadi khafilah. Seperti
halnya dalil pertama,
3. Dalil ke tiga ini menyangkut tauhid. Hope dan Young (1994) berpendapat bahwa tauhid adalah salah satu
kunci untuk memahami masalah lingkungan hidup. Tauhid adalah pengakuan kepada ke-esa-an Alloh serta
pengakuan bahwa Dia-lah pencipta alam semesta ini. Perhatikan firman Alloh dalam Surat Al An’aam 79:
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan
cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan”
4. Dalil ke empat adalah mengenai keteraturan sebagai kerangka penciptaan alam semesta seperti firman Alloh
dalam Surat Al An’aam, dengan arti sebagai berikut, “Segala puji bagi Alloh yang telah menciptakan langit dan
bumi, dan mengadakan gelap dan terang..”
5. Dalil ke lima dapat ditemukan dalam Surat Hud 7 yang menjelaskan maksud dari penciptaan alam semesta,
“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,….Dia menguji siapakah diantara kamu
yang lebih baik amalnya.” Itulah salah satu tujuan penciptaan lingkungan hidup yaitu agar manusia dapat
berusaha dan beramal sehingga tampak diantara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Alloh.
6. Dalil ke enam adalah kewajiban bagi manusia untuk selalu tunduk kepada Alloh sebagai maha pemelihara
alam semesta ini. Perintah ini jelas tertulis dalam Surat Al An’aam 102 yaitu, “..Dialah Alloh Tuhan kamu; tidak
ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala
sesuatu”
7. Dalil ke tujuh adalah penjabaran lanjut dari dalil kedua yang mewajibkan manusia untuk melestarikan
lingkungan hidup. Adapun rujukan dari dalil ini adalah Surat Al A’raaf 56 diterjemahkan sebagai berikut ;
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Alloh) memperbaikinya dan berdoalah
kepadaNya……..”
8. Dalil ke delapan mengurai tugas lebih rinci untuk manusia, yaitu menjaga keseimbangan lingkungan hidup,
seperti yang difirmankanNya dalam surat Al Hijr 19, ”Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan
padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.”
9. Dalil ke sembilan menunjukkan bahwa proses perubahan diciptakan untuk memelihara keberlanjutan
(sustainability) bumi. Proses ini dikenal dalam literatur barat sebagai : siklus Hidrologi.
72
Dalil ini bersumber dari beberapa firman Alloh seperti Surat Ar Ruum 48, Surat An Nuur 43, Surat Al A’raaf 57,
Surat An Nabaa’ 14-16, Surat Al Waaqi’ah 68-70, dan beberapa Surat/Ayat lainnya. Penjelasan mengenai
siklus hidrologi dalam berbagai firman Alloh merupakan pertanda bahwa manusia wajib mempelajarinya.
Perhatikan isi Surat Ar Ruum: 48 dengan uraian siklus hidrologi berikut ini. Hujan seharusnya membawa
kegembiraaan karena menyuburkan tanah dan merupakan sumber kehidupan.
Surat Ar Ruum 48 --> Siklus hidrologi
Mencakup proses evaporasi, kondensasi, hujan, dan aliran air ke sungai/danau/laut, Al-Qur’an dengan
sangat jelas menjabarkannya. Evaporasi, adalah naiknya uap air ke udara. Molekul air tersebut kemudian
mengalami pendinginan yang disebut dengan kondensasi. Kemudian terjadi peningkatan suhu udara, yang
menciptakan hujan. Air hujan tersebut menyuburkan bumi dan kemudian kembali ke badan air (sungai, danau
atau laut. Ini dengan jelas digambarkan dalam Al-Qur’an surat ar-Ruum : 48 yang berbunyi;
“Alloh, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Alloh membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari
celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hambahamba-Nya yang dikehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.”
Sebagai khalifah, sudah tentu manusia harus bersih jasmani dan rohaninya. Inilah inti dari dalil ke
sepuluh bahwa kebersihan jasmani merupakan bagian integral dari kebersihan rohani.
Merujuk pada Surat Al-Baqarah 222; “….sesungguhnya Alloh senang kepada orang yang bertobat, dan senang
kepada orang yang membersihkan diri.” Serta Surat Al-Muddatstsir 4-5; “..dan bersihkan pakaianmu serta
tinggalkan segala perbuatan dosa.”
Dalil-dalil di atas adalah pondasi dari teori pengelolaan lingkungan hidup yang dikenal dengan nama
“Teorema Alim” yang dirumuskan sebagai berikut : Misi manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah
memelihara lingkungan hidup, dilandasi dengan visi bahwa manusia harus lebih mendekatkan diri pada Alloh.
Perangkat utama dari misi ini adalah kelembagaan, penelitian, dan keahlian. Adapun tolok ukur pencapaian
misi ini adalah mutu lingkungan.
Berdasarkan “Teorema Alim” ini, kerusakan lingkungkan adalah cerminan dari turunnya kadar
keimanan manusia. Dalam Islam, manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga kelestarian alam
(lingkungan hidup). Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap Tuhannya, manifestasi dari keimanan seseorang dapat dilihat
dari perilaku manusia, sebahai khalifah terhadap lingkungannya. Islam mempunyai konsep yang sangat detail
terkait pemeliharaan dan kelestarian alam (lingkungan hidup).