Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

109
PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Kurikulum Pendidikan Diploma III Keperawatan dapat terselesaikan. Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan Diploma III Keperawatan adalah penataan kurikulum secara terstandar. Kurikulum pendidikan Diploma III Keperawatan telah mengalami beberapa kali pengembangan sejak dikembangkan pada tahun 1984 dengan nama Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan tahun 1984, lalu Kurikulum tahun 1999, dan terakhir dikembangkan menjadi Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan tahun 2006. Buku ini disusun dengan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi yang diselaraskan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), diharapkan dapat memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja global. Mengacu pada regulasi yang ada yaitu Undang Undang No 12 tahun 2012 pasal 35 tentang Kurikulum dan PP 19 th 2005 Pasal 17 serta PP 17 th 2010, bahwa Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk setiap program studi. Sementara itu, Kepmendiknas nomor 045/U/2002 menyatakan bahwa, Kurikulum Inti dikembangkan oleh program studi sejenis, bersama masyarakat profesi dan pemangku kepentingan. Atas dasar kebijakan pemerintah ini dan mempertimbangkan pentingnya pengembangan kurikulum bagi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan, maka Institusi Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia yang dikordinir oleh Asosiasi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan Indonesia (AIPDiKI) menyusun Kurikulum Inti, selaras dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 5 (lima) bagi Pendidikan Diploma III Keperawatan (Perpres no 8 tahun 2012). Kurikulum ini disusun oleh Tim Kelompok Kerja Kurikulum AIPDiKI dan Tim Kelompok Kerja Kurikulum Pusdiklatnakes, Kemenkes RI, serta kontribusi dari perwakilan Institusi Pendidikan DIII Keperawatan Indonesia. Berbagai masukan dan arahan dari para pemangku kepentingan baik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Organisasi Profesi, dan pengguna lulusan DIII Keperawatan khususnya Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), kurikulum ini ditetapkan sebagai kurikulum inti, yang menjadi acuan bagi seluruh Institusi Pendidikan DIII Keperawatan di Indonesia. Untuk memperoleh pemahaman yang sama tentang implementasi kurikulum ini, maka AIPDiKI akan melakukan pembinaan terhadap anggota. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan Indonesia, Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PP-PPNI), Sekretaris Eksekutif Projek HPEQ-DIKTI, <KURIKULUM DIPLOMA III KEPERAWATAN DI INDONESIA 201 4

description

buku kurikulum d3 keperawatan terbaru

Transcript of Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Page 1: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Kurikulum Pendidikan Diploma III Keperawatan dapat terselesaikan. Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan Diploma III Keperawatan adalah penataan kurikulum secara terstandar. Kurikulum pendidikan Diploma III Keperawatan telah mengalami beberapa kali pengembangan sejak dikembangkan pada tahun 1984 dengan nama Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan tahun 1984, lalu Kurikulum tahun 1999, dan terakhir dikembangkan menjadi Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan tahun 2006. Buku ini disusun dengan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi yang diselaraskan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), diharapkan dapat memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja global.

Mengacu pada regulasi yang ada yaitu Undang Undang No 12 tahun 2012 pasal 35 tentang Kurikulum dan PP 19 th 2005 Pasal 17 serta PP 17 th 2010, bahwa Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk setiap program studi. Sementara itu, Kepmendiknas nomor 045/U/2002 menyatakan bahwa, Kurikulum Inti dikembangkan oleh program studi sejenis, bersama masyarakat profesi dan pemangku kepentingan. Atas dasar kebijakan pemerintah ini dan mempertimbangkan pentingnya pengembangan kurikulum bagi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan, maka Institusi Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia yang dikordinir oleh Asosiasi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan Indonesia (AIPDiKI) menyusun Kurikulum Inti, selaras dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 5 (lima) bagi Pendidikan Diploma III Keperawatan (Perpres no 8 tahun 2012).

Kurikulum ini disusun oleh Tim Kelompok Kerja Kurikulum AIPDiKI dan Tim Kelompok Kerja Kurikulum Pusdiklatnakes, Kemenkes RI, serta kontribusi dari perwakilan Institusi Pendidikan DIII Keperawatan Indonesia. Berbagai masukan dan arahan dari para pemangku kepentingan baik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Organisasi Profesi, dan pengguna lulusan DIII Keperawatan khususnya Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), kurikulum ini ditetapkan sebagai kurikulum inti, yang menjadi acuan bagi seluruh Institusi Pendidikan DIII Keperawatan di Indonesia. Untuk memperoleh pemahaman yang sama tentang implementasi kurikulum ini, maka AIPDiKI akan melakukan pembinaan terhadap anggota.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan Indonesia, Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PP-PPNI), Sekretaris Eksekutif Projek HPEQ-DIKTI, Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), dan para pemangku kepentingan, khususnya kepada kelompok kerja tim pengembangan Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan, sehingga pada akhirnya Kurikulum Diploma III Keperawatan ini dapat diselesaikan. Kami tetap mengharapkan masukan dari semua pihak agar dimasa depan kualitas pendidikan Diploma III Keperawatan dapat selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat baik pada tingkat Nasional maupun Internasional.

Jakarta, April 2014Ketua Umum AIPDiKI

Yupi Supartini, SKp. MSc.

<KURIKULUMDIPLOMA III KEPERAWATAN

DI INDONESIA

2014

Page 2: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

SAMBUTANA. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaB. Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan Badan

Pengembangan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

C. Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PP PPNI)

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PROFIL LULUSAN DIPLOMA III KEPERAWATAN

BAB III CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN

BAB IV BAHAN KAJIAN

BAB V MATA KULIAH DAN BEBAN KREDIT

BAB VI STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB VII EVALUASI PEMBELAJARAN

BAB VIII PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB IX PENUTUP

DAFTAR PUSTAKATIM PENYUSUN

Page 3: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Kurikulum Pendidikan Diploma III Keperawatan dapat diselesaikan. Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan Diploma III Keperawatan adalah penataan kurikulum secara terstandar. Kurikulum pendidikan Diploma III Keperawatan telah mengalami beberapa kali pengembangan sejak dikembangkan pada tahun 1984 dengan nama Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan tahun 1984, lalu Kurikulum tahun 1999, dan terakhir dikembangkan menjadi Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan tahun 2006. Buku ini disusun dengan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi yang diselaraskan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), diharapkan dapat memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja global.

Mengacu pada regulasi yang ada yaitu Undang Undang No 12 tahun 2012 pasal 35 tentang Kurikulum dan PP 19 th 2005 Pasal 17 serta PP 17 th 2010, bahwa Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk setiap program studi. Sementara itu, Kepmendiknas nomor 045/U/2002 menyatakan bahwa, Kurikulum Inti dikembangkan oleh program studi sejenis, bersama masyarakat profesi dan pemangku kepentingan. Atas dasar kebijakan pemerintah ini dan mempertimbangkan pentingnya pengembangan kurikulum bagi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan, maka Institusi Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia yang dikordinir oleh Asosiasi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan Indonesia (AIPDiKI) menyusun Kurikulum Inti, selaras dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 5 (lima) bagi Pendidikan Diploma III Keperawatan (Perpres no 8 tahun 2012).

Kurikulum ini disusun oleh Tim Kelompok Kerja Kurikulum AIPDiKI dan Tim Kelompok Kerja Kurikulum Pusdiklatnakes, Kemenkes RI, serta kontribusi dari perwakilan Institusi Pendidikan DIII Keperawatan Indonesia. Berbagai masukan dan arahan telah diberikan oleh para pemangku kepentingan baik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Organisasi Profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) dan pengguna lulusan DIII Keperawatan khususnya Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI). Selanjutnya kurikulum ini ditetapkan sebagai kurikulum inti, yang menjadi acuan bagi seluruh Institusi penyelenggara pendidikan DIII Keperawatan di Indonesia. Untuk memperoleh pemahaman yang sama tentang implementasi kurikulum ini, maka AIPDiKI akan melakukan pembinaan terhadap anggota melalui AIPDiKi regional, mulai dari regional I sampai regional XI.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan Indonesia, Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PP-PPNI), Sekretaris Eksekutif Projek HPEQ-DIKTI, Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), dan para pemangku kepentingan, khususnya kepada Konsultan dan Kelompok Kerja Tim Pengembangan Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan, sehingga pada akhirnya Kurikulum Diploma III Keperawatan ini dapat diselesaikan. Kami tetap mengharapkan masukan dari semua pihak agar dimasa depan kualitas pendidikan Diploma III Keperawatan dapat selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat baik pada tingkat Nasional maupun Internasional.

Jakarta, April 2014Ketua Umum AIPDiKI

Yupi Supartini, SKp. MSc.

Page 4: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Sambutan Direktur Pembelajaran dan KemahasiswaanDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Alhamdulillah, kami menyambut baik atas terselesaikannya buku tentang Kurikulum Program Diploma III Keperawatan untuk dipergunakan di Indonesia. Kami mengapresiasi kerja keras, kerja cerdas, kerja iklhas, dan kerja tuntas Tim ini, sehingga buku ini dapat diterbitkan untuk dibaca oleh lebih dari 494 prodi Diploma III Keperawatan di Indonesia. Dokumen seperti ini bukan dokumen statis yang dilestarikan isinya dari waktu ke waktu, namun lebih bersifat dinamis yang memerlukan pemantauan dalam pelaksanaannya, memerlukan kajian dan perbaikan dari tahun ke tahun, dan merupakan rujukan bagi para pengelola pendidikan, dosen dan mahasiswa.

Kurikulum memang senantiasa berubah mulai aspek orientasi, sampai kepada proses dan evaluasinya. Pada tahun 1994 kita semua mengenal Kurikulum Nasional, kemudian dengan bergesernya isu internal dan eksternal terutama masuknya isu globalisasi dan kemandirian perguruan tinggi, maka kurikulum merupakan otonomi perguruan tinggi. Pemerintah hanya memberi rambu-rambu dan pola piker dalam penyusunan, sehingga kurikulum perguruan tinggi setelah itu begeser ke arah kompetensi pada tahun 2002. Muatannya ada dua yaitu kompetensi inti dan kompetensi institusional. Diharapkan walaupun perguruan tinggi memiliki kompetensi yang berorientasi kearah insternasionalisasi, tetap memperhatikan kearifan lokal terutama untuk mewadahi keunikan dan kepakaran dalam bidang penelitian para dosen dan mahasiswanya. Sejak Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia diterbitkan melalui Peraturan Presiden No 8 tahun 2012, dan dikokohkan dengan dicantumkannya Kerangka Kualifikasi Nasional dalam Undang-Undang No 12 tahun 2012, maka kurikulum perguruan tinggi di Indonesia menyesuaikan dalam penyusunannya dengan pola pikir yang berkembang saat ini. Untuk itu, sebelum kurikulum disusun maka setiap program studi harus dapat menyusun terlebih dahulu Capaian Pembelajaran (CP)/(Learning outcomes (LO). Hal ini sangat penting karena spesifikasi dari kemampuan lulusan harus diketahui terlebih dahulu sebelum formulasi kurikulum berisi ramuan isi, proses, dan evaluasi pembelajaran ditentukan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada AIPDiKI semoga perjuangannya untuk mengedepankan mutu dan relevansi tetap terjaga walaupun pengurusnya silih berganti setiap periodenya. Hal yang paling penting yang harus dilakukan oleh asosiasi dalam menjaga kualitas pembelajaran di perguruan tinggi yaitu mendorong perguruan tinggi untuk memperhatian academic atmosphere yang terkadang pada dokumen kurikulum tidak akan terlihat. Academic atmosphere ini akan menentukan kualitas lulusan terutama karakter lulusan. Di dalamnya ada peran sikap dan perilaku dosen dan sarana –prasarana, serta peraturan akademik yang akan menentukan academic atmosphere tersebut.

Saya yakin jika kita mau pasti bisa. Jika kita mau bisa, maka harus bersama sama. Untuk ini saya berharap AIPDiKI dapat menaungi seluruh program studi Diploma III Keperawatan seluruh Indonesia tanpa pilih kasih. Mereka adalah penggiat kualitas sumberdaya manusia bidang kesehatan di Negara kita. Insya Allah kordinasi antara AIPDiKI dengan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan senantiasa dapat dilakukan secara baik.

Jakarta, April 2014

Direktur Pembelajaran dan KemahasiswaanDitjen Dikti-Kemdikbud

Illah Sailah

Page 5: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Sambutan Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Page 6: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Sambutan Ketua Umum Pengurus PusatPersatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Pengembangan keperawatan sebagai profesi tidak dapat terlepas dari upaya pemantapan tiga pilar utama profesi yaitu, pendidikan, pelayan, dan kehidupan keprofesian. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dilakukan salah satunya dengan mengembangkan kurikulum yang terstandar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan. Melalui pengembangan kurikulum, diharapkan lulusan yang dihasilkan mempunyai seperangkat kompetensi yang sesuai dengan tuntutan stakeholders dan kebutuhan pelayanan keperawatan di masyarakat.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi berperan dalam mengkawal penyelenggaraan pendidikan yang baik dan terstandar agar mutu lulusan berkualitas. PPNI memandang bahwa kurikulum pendidikan Diploma tiga Keperawatan merupakan salah satu komponen inti yang menjadi arah dalam menyelenggarakan pendidikan karena kurikulum memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan.

PPNI menyampaikan selamat dengan telah tersusunnya kurikulum pendidikan Program Diploma tiga keperawatan Di Indonesia ini. Selanjutnya, PPNI berharap agar kurikulum yang telah tersusun dapat disosialisasikan dan diterapkan sesuai dengan kaidah yang ada. Dalam mengimplementasikan kurikulum ini kiranya dapat ditunjang dengan berbagai aspek terutama kualitas dan kuantitas sumber daya (SDM, sarana dan prasarana, serta pembiayaan).

Semoga, seluruh institusi pendidikan keperawatan dapat menerapkan kurikulum ini dengan baik dan sungguh-sungguh sehingga kualitas perawat indonesia menjadi lebih baik.

Jakarta, April 2014

Ketua Umum,Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Dewi Irawaty MA, PhD.

Page 7: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB IPENDAHULUAN

Pendidikan Program Diploma III Keperawatan adalah pendidikan tinggi keperawatan yang menghasilkan lulusan Perawat Vokasional, memiliki sikap dan kemampuan dalam bidang keperawatan yang diperoleh melalui penerapan Kurikulum Pendidikan dengan berbagai bentuk pengalaman belajar, meliputi pengalaman belajar di kelas, laboratorium, klinik, dan lapangan, dilengkapi dengan fasilitas belajar yang menunjang tercapainya kemampuan yang harus dimiliki.

Hasil survey kegiatan Health Professional Education Quality (HPEQ), Dirjen Dikti Kemdikbud tahun 2010 di 33 propinsi, menemukan 70% menejemen isi atau proses pembelajaran masih rendah terutama dalam penerapan kurikulum. Dengan demikian, penataan situasi dan kondisi belajar perlu dioptimalkan agar peserta didik menguasai ilmu dan kiat keperawatan, menumbuhkan sikap dan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan asuhan keperawatan profesional. Guna menunjang situasi dan kondisi belajar tersebut, maka pendidikan keperawatan berorientasi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Pendidikan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi bermakna bahwa pendidikan keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan dan keperawatan. Pendidikan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat bermakna bahwa program pendidikan keperawatan diarahkan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat sekarang dan yang akan datang. Kurikulum pendidikan dikembangkan berdasarkan tujuan pendidikan yang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan dimasa datang dengan memperhatikan tuntutan profesi keperawatan. Dalam buku ini dikembangkan kurikulum inti yang memuat 70% dari kurikulum Program Diploma III Keperawatan dan harus ditambahkan 30% kurikulum yang dikembangkan oleh institusi sesuai kebutuhan pasar dan visi institusi yang bersangkutan.

A. Dasar HukumDasar hukum dan peraturan perundangan yang melandasi penyusunan kurikulum Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia adalah:1. Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen).2. Undang-Undang RI no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.3. Undang-Undang RI no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.4. Undang-Undang RI no. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 5. Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia.6. Peraturan Pemerintah RI no. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan. 7. Peraturan Pemerintah RI no. 14 tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan.8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan

Penyelenggaraan Pendidikan.9. Peraturan Pemerintah RI no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.10. Peraturan Pemerintah RI no. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.11. Peraturan Persiden No.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun

2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 73 tahun 2013 tentang Juklak

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti

Pendidikan Tinggi.15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional no. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan

Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.16. Keputusan Dirjen Dikti RI no.43/dikti/kep/2006 tentang rambu rambu pelaksanaan

kelompok mata kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Page 8: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

B. Landasan Konsep1. Falsafah Keperawatan

Keperawatan meyakini bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan dengan menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan sesuai dengan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945 (amandemen Tap. MPR Nomor 4 Tahun 2003). Bertolak dari pandangan ini disusun paradigma keperawatan yang terdiri atas empat konsep dasar yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan seperti yang diuraikan dibawah ini:

a. ManusiaManusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu kesatuan yang utuh dan unik sebagai cerminan tiga komponen body, mind, dan spirit yang saling berpengaruh. Untuk dapat melangsungkan kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara seimbang yang mencakup bio-psiko-sosio-kultural-spritual. Dalam kehidupan, manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat untuk mencapai keseimbangan sesuai dengan tahap tumbuh kembang. Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang dan memberi keturunan, kemampuan mengatasi perubahan dunia dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun didapat pada dasarnya bersifat biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural, kapasitas berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi, mengembangkan nilai dan budaya.

Manusia Indonesia adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (amandemen Tap. MPR Nomor 4 Tahun 2003), merupakan sumber daya pembangunan yang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Disamping itu manusia Indonesia berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan, dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Manusia beroerientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk mencapai tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya dan bersepon secara positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi dan memperbesar potensi untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya.

Manusia selalu mencoba mempertahankan kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi, keterbatasannya, untuk terlibat secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Dengan demikian manusia dalam keperawatan menjadi sasaran pelayanan keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang selalu dapat berubah untuk mencapai keseimbangan terhadap lingkungan disekitarnya melalui proses adaptasi.

b. LingkunganLingkungan dalam keperawatan adalah faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu sendiri mencakup faktor genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi, dan predisposisi terhadap penyakit, serta faktor perilaku. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan eksternal adalah lingkungan disekitar manusia mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural, dan spiritual. Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan

Page 9: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

perilaku manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit, cara-cara memelihara dan mempertahankan kesehatan serta menanggulangi penyakit.

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan secara dinamis dan mempunyai kemampuan berespon terhadap lingkungan yang akan mempengaruhi derajat kesehatannya. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk merespon secara adaptif terhadap pengaruh lingkungan agar dapat mempertahankan derajat kesehatannya. Ketidakmampuan manusia merespon terhadap pengaruh lingkungan internal maupun eksternal, akan mengakibatkan gangguan kesehatan atau pergeseran status kesehatan dalam rentang sehat-sakit.

c. SehatSehat adalah suatu keadaan dalam rentang sehat-sakit yang dapat diartikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi sesuai Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Sehat merupakan keadaan seimbang bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis yang memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri sehingga dapat berfungsi secara optimal guna memenuhi kebutuhan dasar melalui aktifitas hidup sehari – hari sesuai dengan tingkat tumbuh dan kembangnya.

Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya-upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau komunitas untuk membuat tujuan yang realistik serta kemampuan untuk menggerakkan energi serta sumber-sumber yang tersedia dalam mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat yaitu tingkat individu, keluarga, komunitas dan tingkat masyarakat.

d. KeperawatanKeperawatan adalah bentuk layanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia sejak fertilisasi sampai akhir hayat.

Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri. Bantuan keperawatan diberikan agar indvidu, keluarga, kelompok dan komunitas dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya sehingga mampu berfungsi secara optimal.

Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional bersifat humanistik terintegrasi didalam pelayanan kesehatan, dapat bersifat dependen, independen dan interdependen serta dilaksanakan dengan berorientasi kepada kebutuhan objektif pasien.

Lingkup keperawatan meliputi promosi kesehatan, mencegah sakit, memberi asuhan kepada orang sakit, dan yang mengalami ketidakmampuan serta mendampingi klien saat sakaratul maut dengan bermartabat. Peran kunci perawat lainnya adalah

Page 10: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

memberikan advokasi pada klien, memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan profesional melalui penelitian dan menggunakan hasil penelitian, berpartisipasi didalam kebijakan manajemen sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan menggunakan metodologi pemecahan masalah melalui pendekatan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya yang memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup kepada klien, keluarga dan komunitas guna pelaksanaan caring sepanjang hayat.

2. Kerangka KonsepDalam menghadapi masalah kesehatan, tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan dibidang kesehatan di masa datang kurikulum pendidikan keperawatan disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh yang mencakup:

a. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiSebagai pendidikan vokasi, dalam pendidikannya akan menumbuh-kembangkan peserta didik melalui kelompok keilmuan (body of knowledge) dan keterampilan profesional, mencakup keterampilan intelektual, teknikal dan keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk pelayanan/asuhan keperawatan kepada klien. Hal ini dilakukan secara bertahap dalam lingkungan belajar dengan sarana pendidikan yang cukup dan relevan dalam masyarakat serta iklim akademik yang menopang perubahan sikap dan kemampuan yang hendak dicapai.

b. Memecahkan MasalahKemampuan memecahkan masalah secara ilmiah merupakan landasan utama dalam menumbuh kembangkan kemampuan/penguasaan proses keperawatan, yaitu metoda utama yang digunakan oleh seorang perawat vokasi dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kemampuan ini ditumbuh kembangkan sejak awal proses pendidikan sampai tahap penerapan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar pengalaman (PBL).

c. Sikap, Tingkah Laku dan Kemampuan ProfesionalSikap, tingkah laku dan kemampuan profesional yang dijiwai prinsip-prinsip humaniora merupakan landasan utama pelayanan/asuhan keperawatan dengan kode etik keperawatan sebagai pedoman, ditumbuhkan dan dibina sejak awal proses pendidikan (kemampuan soft skill) serta berlangsung sepanjang masa pendidikan. Penumbuhan dan pembinaan berfikir, bersikap, berpandangan dan sesuai hakekat profesi keperawatan, merupakan proses panjang dan berkelanjutan dalam suatu komunitas profesional dengan lingkungan dan budaya profesional, serta sarat dengan model peran.

d. Belajar Aktif dan MandiriKemampuan dan kemauan belajar aktif dan mandiri serta mengarahkan belajar sendiri dan belajar berkelanjutan, ditumbuh kembangkan sejak awal proses pendidikan, menuju terbinanya sikap dan kemampuan belajar seumur hidup atau sepanjang hayat, seperti yang dituntut oleh profesi. Hasil ini dicapai melalui rangkaian pengalaman belajar yang disusun dan dilaksanakan dengan berorientasi kepada peserta didik.

e. Pendidikan di MasyarakatSikap dan kemampuan perawat dari seorang lulusan D III keperawatan yang dituntut untuk mengabdikan dirinya di masyarakat, ditumbuhkan dan dibina

Page 11: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

sepanjang proses pendidikannya melalui berbagai bentuk pengalaman belajar dalam tatanan nyata di masyarakat, khususnya tatanan pelayanan kesehatan terutama pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan (PBL). Pada tatanan ini peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berlatih bekerja di masyarakat melakukan sosialisasi profesional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan maju, serta memanfaatkan berbagai sumber dan kemampuan yang ada di masyarakat dibawah konsultasi perawat general.

Berdasarkan kerangka konsep pendidikan tersebut di atas, diharapkan penyusunan kurikulum pendidikan D III keperawatan akan lebih terarah kepada tuntutan kebutuhan masyarakat dan kemajuan ilmu dan tehnologi bidang kesehatan. Lulusan diharapkan mampu melaksanakan peran dan fungsi serta tanggungjawabnya sesuai tuntutan profesi kaperawatan.

Page 12: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB IIPROFIL LULUSAN PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN

Profil Lulusan Diploma III Keperawatan Indonesia adalah sebagai perawat pelaksana asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan kelompok khusus di tatanan klinik dan komunitas yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang meliputi aspek bio, psiko, sosio, kultural, dan spiritual dalam kondisi sehat, sakit serta kegawatdaruratan berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan dengan memegang teguh kode etik perawat.

Pendidikan keperawatan jenjang Diploma III diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dengan tujuan menghasilkan Ahli Madya Keperawatan. Dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menyebutkan bahwa lulusan pendidikan Diploma III berada pada jenjang kualifikasi 5 yakni:1. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari

beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur

2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural

3. Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.4. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggungjawab atas pencapaian

hasil kerja kelompok.

Hal ini berarti bahwa lulusan Diploma III Keperawatan berperan sebagai Perawat Terampil dalam menyelesaikan masalah prosedural keperawatan secara mandiri dan berkelompok yang direncanakan sesuai dengan standar asuhan keperawatan, dengan kemampuan menerima tanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan asuhan keperawatan profesional, sesuai dengan lingkup praktik dan hukum/peraturan perundangan. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dimaksud sesuai Peraturan Presiden nomor 8 Tahun 2012 sebagaimana dapat dilihat pada gambar-1.

Gambar-1.Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Indonesian Qualification Framework)

Sumber : Perpres nomor 8 Tahun 2012

Page 13: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB IIICAPAIAN PEMBELAJARAN

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN INDONESIA

Capaian pembelajaran lulusan program pendidikan Diploma Tiga Keperawatan merupakan kemampuan lulusan Pendidikan Diploma III Keperawatan yang diperoleh melalui internalisasi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Capaian pembelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan dicapai secara kurikuler, dan dapat ditambah secara kokurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Capaian pembelajaran program pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia meliputi sikap dan tata nilai, penguasaan pengetahuan/keilmuan, keterampilan kerja umum, keterampilan kerja khusus yang diuraikan sebagai berikut.

A. Sikap Dan Tata Nilai1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

agama,moral, dan etika;3. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme

serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta

pendapat atau temuan orisinal orang lain;6. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila;7. Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan

lingkungan;8. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;9. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;10. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara

mandiri.11. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan menerima

tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan;

12. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia;

13. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan,serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya.

B. Penguasaan Pengetahuan1. Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia , patologi dan patofisiologi kelainan

struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi.2. Menguasai prinsip fisika, biokimia, dan psikologi.3. Menguasai pengetahuan faktual tentang antropologi sosial.4. Menguasai konsep keperawatan sebagai landasan dalam memberikan asuhan

keperawatan secara holistic dan komprehensif.5. Menguasai konsep dan prinsip “Patient safety” 6. Menguasai konsep teoritis Kebutuhan dasar manusia.7. Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan

yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok.8. Menguasai konsep teoritis dan prosedur pencegahan penularan infeksi dan promosi

kesehatan, pemberian obat oral dan obat topikal, parenteral dan supositoria.9. Menguasai jenis, manfaat, dan manual penggunaan alat kesehatan.10. Menguasai konsep dan prinsip sterilitas dan desinfeksi alat.

Page 14: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

11. Menguasai konsep dan prinsip pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar pada situasi gawat darurat dan atau bencana,

12. Menguasai teknik pengumpulan, klasifikasi, dokumentasi, dan analisis data serta informasi asuhan keperawatan.

13. Menguasai konsep, prinsip dan teknik komunikasi terapeutik serta hambatannya yang sering ditemui dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

14. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan bagi klien.

15. Menguasai Kode Etik Perawat Indonesia, pengetahuan faktual tentang hukum dalam bidang keperawatan, prinsip prinsip otonomi, malpraktek, bioetik yang terkait pelayanan keperawatan.

16. Menguasai konsep teoritis penjaminan mutu asuhan keperawatan, konsep teoritis Praktek Keperawatan Berbasis Bukti (Evidence Based Practice).

C. Keterampilan Khusus1. Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, dan kelompok baik

sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia.

2. Mampu melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar (basic life support/BLS) pada situasi gawat darurat/bencana dengan memilih dan menerapkan metode yang tepat, sesuai standar dan kewenangannya.

3. Mampu memberikan (administering) dan mencatat obat oral, topikal, parenteral, dan supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan.

4. Mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.

5. Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah, merencanakan, mendokumentasikan, dan menyajikan informasi asuhan keperawatan.

6. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.

7. Mampu memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pola hidup sehat klien dan menurunkan angka kesakitan.

8. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan kuantitas yang terukur terhadap hasil kerja sendiri, tenaga kerja pendukung (support workers) yang menjadi tanggung jawab pengawasan di lingkup bidang kerjanya.

9. Mampu melakukan pencegahan penularan infeksi dan promosi kesehatan.

D. Keterampilan Umum1. Menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dengan menganalisis data serta metode yang

sesuai dan dipilih dari beragam metode yang sudah maupun belum baku dan dengan menganalisis data.

2. Menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.3. Memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang

keahlian terapannya, didasarkan pada pemikiran logis dan inovatif, dilaksanakan dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.

4. Menyusun laporan tentang hasil dan proses kerja dengan akurat dan sahih, mengomunikasikan secara efektif kepada pihak lain yang membutuhkannya.

5. Bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.6. Melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan

kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya.7. Melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah

tanggungjawabnya, dan mengelola pengembangan kompetensi kerja secara mandiri.8. Mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk

menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

Page 15: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB IVBAHAN KAJIAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN

Dalam rangka mewujudkan profil lulusan Diploma III Keperawatan, perlu ditetapkan capaian pembelajaran yang harus dikuasai. Dibawah ini dijabarkan capaian pembelajaran dan bahan kajian Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan.

No Capaian Pembelajaran Bahan KajianPengetahuan Ketrampilan khusus1 Menguasai konsep

anatomi fisiologi tubuh manusia , patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi.

1. Anatomi dan fisiologi sistem tubuh:a. Sistem kardiovaskulerb. Sistem pernafasanc. Sistem pencernaand. Sistem perkemihane. Sistem persarafan dan

neurobehaviourf. Sistem endokring. Sistem reproduksih. Sistem hematologi dan imunologii. Sistem sensoris (mata, telinga,

hidung, pengecapanj. Sistem muskuloskeletal

2. Gizi1. Konsep dasar nutrisi2. Pengaturan nutrisi3. Nutrisi pada Bayi dan anak4. Kebutuhan nutrisi bagi Remaja5. Kebutuha nutrisi bagi dewasa dan

lanjut usia6. Nutrisi pada Ibu hamil dan

menyusui7. Nutrisi sebagai terapi8. Pencegahan dan penanganan

kekurangan Vitamin, anemia dan cacingan, Kurang Kalori Protein (KKP)

9. Peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien.

3. Patofisiologia. Mekanisme adaptasi sel (Proses

cedera fisik, penyembuhan dan pemulihandan kematian jaringan /nekrosis sel meliputi : atropi,hipertropi,iskemik, trombosis,embolism)

b. Kelainan dan interaksi genetikc. Proses keganasand. Tahapan Perkembangan mental

dan perubahan kesehatan ( Perkembangan reproduksi, perkembangan anak, dewasa, orang tua/lansia)

e. Proses perubahan keseimbangan

Page 16: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

cairan, elektrolit dan Asam Basa, antara lain : Proses Odem, Hiper dan Hipo elektrolit, Asidosis dan Alkalosis)

f. Proses Infeksi,g. Prosesperadangan h. Proses Imunitasi. Proses degenaratifj. Proses terjadinya shock

4. Mikrobiologi dan Parasitologia. Siklus hidup mikrooganismeb. Kembang-biak mikroorganismec. Cara penularand. Jenis organisme parasite. Siklus hidup organisme parasitf. Cara berkembang biakg. Cara penularan

5. Farmakologi1. Konsep Farmakologi

1) Farmakokinetik2) Farmakodinamik3) Penggolongan obat4) Prinsip pemberian obat5) Bentuk kemasan obat

2. Peran perawat dalam pemberian obat

3. Cara pemberian obat4. Konsep dan prinsip pemberian

obat oral dan obat topikal, parenteral dan supositoria.

2 Menguasai prinsip fisika, biokimia, dan psikologi.

1. Fisikaa. Biomekanikb. Biolistrikc. Fluidad. Bio-optike. Bio-akustikf. Termofisika g. Penerapan fisika dalam

keperawatanh. Prinsip prinsip fisika dalam

pemeliharaan alat-alat keperawatan

2. Biokimiaa. Metabolisme tubuhb. Metabolisme karbohidrat,

protein, lemak, mineral, vitamin, dan air

c. Keseimbangan asam-basad. Mekanisme kerja hormone. Mekanisme kerja enzim

3. Psikologia. Konsep bio-psikologib. Perilaku manusiac. Perkembangan kepribadian

Page 17: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

d. Bio-psikologi dan proses sensori- motorik

e. Kesadaran dirif. Persepsi dan motivasig. Emosi, stres dan adaptasih. Proses berfikir dan

pemecahan masalahi. Konsep belajarj. Intelejensi dan kreatifitask. Gangguan perilakul. Pembentukan sikap

3 Menguasai pengetahuan faktual tentang antropologi sosial.

1. Konsep antropologi social2. Konsep antropologi kesehatan3. Proses sosial dan interaksi sosial4. Berbagai kelompok sosial-masyarakat5. Lapisan-lapisan sosial- masyarakat6. Ciri-ciri kelompok sosial dan

masyarakat7. Aturan / norma-norma dalam

kehidupan masyarakat8. Implikasi antropologi dalam praktik

keperawatan9. Implikasi transkultural dalam praktik

keperawatan4 Menguasai konsep

keperawatan sebagai landasan dalam memberikan asuhan Keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.

1. Sejarah keperawatan2. Falsafah dan paradigma keperawatan

(manusia, sehat-sakit, lingkungan, keperawatan)

3. Keperawatan sebagai Profesi4. Pengenalan Teori keperawatan5. Model Praktik Keperawatan 6. Tren keperawatan dimasa yang akan

datang7. Pengantar Sistem Pelayanan

Kesehatan 8. Peran fungsi tugas Perawat dalam

pelayanan kesehatan9. Berfikir kritis dan pengambilan

keputusan10. Tahapan Proses Keperawatan11. Pengkajian Keperawatan12. Diagnosa Keperawatan13. Perencanaan Keperawatan14. Implementasi / Tindakan

Keperawatan15. Evaluasi Keperawatan

5 Menguasai konsep dan prinsip “Patient safety”

1. Konsep dan prinsip “Patient safety” a. Komponen pasien safetyb. Sasaran pasien safety

2. Langkah langkah pelaksanaan “Patient safety” (RS Propinsi, Kab.,Puskesmas)

3. Standar Keselamatan Pasien4. Kriteria monitoring dan evaluasi

“Patient safety”

Page 18: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

5. Komunikasi antar anggota team kesehatan

6. Peran perawat dalam “Patient safety”7. Kebijakan yang mendukung

keselamatan pasien8. Monitoring dan evaluasi “Patient

safety”6 Menguasai konsep

teoritis Kebutuhan dasar manusia

1. Teori teori kebutuhan dasar manusia 2. Teori kebutuhan dasar manusia

menurut Abraham Maslow3. Konsep kebutuhan oksigen, 4. Konsep kebutuhan cairan5. Konsep kebutuhan nutrisi6. Konsep kebutuhan eliminasi7. Konsep kebutuhan aktifitas8. Konsep kebutuhan istirahat dan tidur9. Konsep keseimbangan suhu tubuh10. Konsep kebutuhan seksualitas11. Konsep kebutuhan rasa aman dan

nyaman:a. kehilangan dan berdukab. penyakit kronisc. terminald. kecemasan

12. Konsep kebutuhan memiliki dan dimiliki

13. Konsep kebutuhan harga diri : Konsep diri

14. Konsep kebutuhan aktualisasi diri15. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan 16. Berbagai prosedural keperawatan

dalam memenuhi kebutuhan pasien berhubungan dengan:a. Gangguankebutuhan oksigen:

a. Menghitung pernapasanb. Memposisikan pasien fowler

dan semifowlerc. Mengumpulkan sputum untuk

pemeriksaaand. Memberikan oksigen nasal

kanule. Melatih napas dalamf. Melatih batuk efektif

b. Gangguan kebutuhan cairan:a. Mengukur tekanan darahb. Menghitung nadic. Pemeriksaan Rumple-leadd. Memberi minum per orale. Mengumpulkan urin untuk

pemeriksaanf. Memasang kondomg. Menghitung keseimbangan

cairanh. Merawat luka infus

Page 19: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

i. Mengganti cairan infusj. Melepas infusk. Memonitor tetesan infusl. Merawat kateter urin

c. Gangguan kebutuhan nutrisi:1) Mengukur berat badan, tinggi

badan, lingkar lengan atas, lingkar paha

2) Menghitung Indeks Masa Tubuh

3) Memberikan makan per orald. Gangguan kebutuhan eliminasi:

1) Membantu pasien eliminasi bak/bab di atas tempat tidur

2) Memasang diapers/ popoke. Gangguan kebutuhan aktivitas:

a. Menerima pasien barub. Memindahkan pasien dari

Tempat Tidur ke kursic. Memindahkan pasien dari

Tempat Tidur ke Tempat Tidur lain

d. Memposisikan pasien: Posisi Fowler; Semi Fowler; Lithotomi; Dorsal recumbent; SIM (miring kanan/kiri) ; Trendelenberg; Supinasi; Pronasi;

e. Melatih berjalanf. Memandikan pasien di atas

Tempat tidurg. Merawat gigi dan mulut:

Menyikat gigi, merawat mulut dan gigi pada pasien yang tidak sadar.

h. Mengganti pakaianpasien diatas tempat tidur.

i. Mencuci rambutj. Menyisir rambut

f. Gangguan keseimbangan suhu tubuh:1) Mengukur suhu tubuh: oral,

aksilla dan rektal2) Memberikan kompres hangat3) Memberikan kompres dingin

g. Gangguan aman nyaman:1) Manajemen stres (Relaksasi,

relaksasi otot progresif, Nafas dalam, Guide imagery, latihan fisik)

2) Membersihkan lingkungan pasien3) Backrub4) Mencuci tangan aseptic dan

antiseptic5) Menggunakan alat pelindung diri

: barak scort, sarung tangan, penutup kepala,dll

Page 20: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

7 Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok.

1. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar askep dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia

1. Konsep dan perspektif keperawatan medikal bedah

2. Peran perawat medikal bedah dalam Kebijakan pelayanan kesehatan (nasional dan internasional)

3. Kajian penyakit tropis: Malaria, DHF, Thypoid, Filariasis

4. Kajian penyakit infeksi endemis: SARS, Flu Burung

5. Kajian penyakit HIV/AIDS6. Gangguan kebutuhan oksigen akibat

patologis sistem pernafasan dan cardiovaskuler: a. Anamnesa gangguan sistem

pernapasan dan cardiovaskulerb. Perekaman EKGc. Pengambilan specimen darah :

vena dan arterid. Pemeriksaan fisik:kecukupan

oksigen dan sirkulasi, perubahan irama napas dan irama jantung; bunyi napas dan bunyi jantung.

e. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan echocardiographi, treadmel test

f. Masalah perawatan pada ISPA, COPD, cor pulmonale, effusi pleura, TBC, gagal jantung dan penyakit jantung koroner, hipertensi, anemi, gangguan pembuluh darah perifer

g. Tindakan keperawatan: 1) Memberikan posisi fowler

dan semi fowler2) Memberikan oksigen simple

mask3) Melakukan Postural drainage4) Melakukan inhalasi

(nebulizer)5) Melakukan penghisapan

lendir6) Memasang dan memonitor

transfusi darah7) Memberikan obat sesuai

program terapih. Melaksanakan evaluasi kebutuhan

oksigen7. Gangguan kebutuhan cairan akibat

patologis sistem perkemihan dan metabolik endokrin a. Anamesa gangguan sistem

perkemihan dan endokrinb. Persiapan pasien dengan

BNO/IVP, USG ginjalc. Pemeriksaan fisik: dehidrasi,

Page 21: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

overload cairan/edema, kurang mineral

d. Masalah perawatan pada pielonepritis, glomerulonepritis, sindroma neprotik, batu saluran kemih, gagal ginjal, diabetes mellitus

e. Tindakan keperawatan: 1) Merawat infus 2) Merawat kateter3) Melaksanakan bladder

training4) Memberikan obat sesuai

program terapif. Melaksanakan evaluasi kebutuhan

cairan dan elektrolit8. Gangguan kebutuhan nutrisi akibat

patologis pencernaan dan metabolik endokrin a. Anamesa gangguan sistem

pencernaan dan metabolic endokrin

b. Persiapan pasien dengan barium meal/barium enema, USG abdomen dan endoskopi

c. Pemeriksaan fisik: kondisi saluran pencernaan, bentuk abdomen, kesulitan mengunyah dan menelan, bising usus

d. Masalah perawatan pada ulkus peptikum, gastroenteritis, thypus abdominalis, colitis, hemoroid, hepatitis, obstruksi intestinal, DM

e. Tindakan keperawatan:

1) Merawat NGT2) Memberi makan melalui NGT3) Memberikan obat sesuai

program terapif. Melaksanakan evaluasi kebutuhan

nutrisi9. Gangguan kebutuhan eliminasi akibat

patologis sistem pencernaan dan persarafana. Anamesa gangguan sistem

pencernaan dan persarafanb. Masalah perawatan pada

konstipasi, inkontinensia urin/alvic. Tindakan keperawatan pada

gangguan kebutuhan eliminasi1) Melakukan manual fekal2) Merawat kolostomi 3) Memberikan obat sesuai

program terapi d. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan eliminasi

Page 22: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

10. Gangguan kebutuhan aktifitas akibat patologis sistem muskuloskletal dan persarafan dan inderaa. Anamesa gangguan sistem

muskuloskletal dan persarafandan indera

b. Persiapan pasien dengan CT scan otak dan MS, MRI, Angografi cerebral. Pungsi lumbal

c. Pemeriksaan fisik: bentuk dan postur tubuh, gaya berjalan, fungsi sensorik, motorik, keseimbangan, pemeriksaan reflex, visus

d. Masalah perawatan pada osteomielitis, osteoporosis, fraktur, amputasi, stroke, enchepalitis, meningitis, trauma kepala, trauma medulla spinalis, polio, tetanus, katarak, glaukoma

e. Tindakan keperawatan:1) Melatih pasien menggunakan

alat bantu jalan: kursi roda, kruck, tripot

2) Melatih ROM3) Memberikan obat sesuai

program terapif. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan aktifitas11. Gangguan kebutuhan istirahat dan

tidur akibat patologis sistem persarafan dan neurobehaviora. Anamesa gangguan sistem

persarafan b. Masalah perawatan : nyeri,

ganggun tidurc. Tindakan keperawatan pada

gangguan pemenuhan istirahat dan tidur1) Membantu melaksanakan

ritual tidur2) Memberikan obat sesuai

program terapid. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan istirahat dan tidur12. Gangguan kebutuhan keseimbangan

suhu tubuh akibat patologis berbagai sistem tubuha. Anamesa riwayat infeksi sistem

tubuhb. Masalah perawatan pada pasien

dengan hipertermi dan hipotermic. Tindakan keperawatan:

1) Memasang cooler blanket2) Memasang warmer blanket4) Memberikan obat sesuai

Page 23: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

program terapid. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan keseimbangan suhu tubuh

13. Gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman akibat patologis sistem integumen dan sistem imunitasa. Anamesa gangguan sistem

integumen dan imunitasb. Anamesa tentang kondisi

psikologik-sosialc. Pemeriksaan fisik:terhadap

integritas kulit/jaringan, tanda infeksi/peradangan, tanda penurunan kesadaran

d. Pemeriksaan tanda kecemasane. Masalah perawatan pada luka

bakar, dermatitis, reaksi obat dan alergi, SLE, HIV AIDS

f. Tindakan keperawatan: 1) Merawat luka2) Memberi kompres pada luka3) Memasang restrain4) Melakukan test alergi hasil

kolaborasi5) Prosedur isolasi pasien6) Prosedur proteksi diri

perawat7) Memberikan obat sesuai

program terapig. Melaksanakan evaluasi kebutuhan

rasa aman dan nyaman14. Keperawatan Periopratif

a. Konsep perioperatifb. Aplikasi Asuhan Keperawatan

pada periopratifc. Tindakan keperawatan pre

operatif:1) Membersihkan daerah

operasi2) Mencukur daerah operasi3) Menyiapkan pelaksanaan

Informed consentd. Tindakan keperawatan post

operatif 1) Menyiapkan TempatTidur

aether bed2) Anamesa dan observasi

sirkulasi (TD, nadi, pernapasan dan suhu tubuh)

3) Mengobservasi perdarahan4) Pemeriksaan kesadaran5) Mengobservasi bising usus6) Membimbing latihan napas

dalam

Page 24: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

7) Membimbing batuk efektif8) Melatih ambulasi

14. Evaluasi asuhan keperawatan periopratif

15. Konsep neonatal esensial16. Konsep Keperawatan anak sehat17. Konsep tumbuh kembang anak18. Sistem perlindungan anak Indonesia19. Konsep keperawatan anak sakit20. Berbagai penyakit dan Masalah-

masalah kesehatan anak yang lazim 21. Konsep hospitalisasi22. Konsep bermain23. Pemeriksaan perkembangan anak

(Kuestioner Pre Skrening Perkembangan/KPSP dan Menejemen Terpadu Balita Sehat/MTBS)

24. Aplikasi Proses Keperawatan pada anak sehat, sakit

25. Tindakan keperawatan pada anak sehat: Imunisasi dasar; Bimbingan antisipasi (anticipatory guidance), memandikan bayi

26. Tindakan keperawatan pada anak sakit:Melakukan terapi bermain, Perawatan bayi dalam incubator, Perawatan bayi dengan fototerapi

27. Evaluasi asuhan keperawatan pada anak sehat dan anak sakit

28. Perspektif keperawatan maternitas, 29. Issue dan trend keperawatan

maternitas30. Peran dan fungsi perawat maternitas31. Konsep keperawatan ibu hamil 32. Konsep keperawatan ibu intranatal

dan bayi baru lahir33. Konsep Keperawatan ibu post partum34. Konsep inisiasi menyusui dini35. Konsep keperawatan ibu dengan

masalah reproduksi36. Ragam gangguan sistem Reproduksi:

PMS, infeksi, gangguan menstruasi, gangguan kehamilan.

37. Konsep perawatan ibu resiko HIV/AIDS

38. Aplikasi Asuhan keperawatan pada ibu hamil, post partum dan gangguan reproduksi:

39. Tindakan keperawatan pada Ibu hamil: a. ANCb. Pendidikan kesehatan pada ibu

hamil

Page 25: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

c. Senam hamil40. Tindakan keperawatan pada ibu post

partum:a. Pemantauan involusib. Perawatan vulvac. Perawatan luka episiotomid. Pendidikan kesehatan pada ibu post

partum (teknik menyusui, ASI eksklusif, penkes KB, perawatan bayi)

41. Tindakan keperawatan pada ibu dengan gangguan reproduksi:a. Pendidikan kesehatan tentang:

kesehatan reproduksi, haid dan permasalahannya, penyakit organ reproduksi.

b. Persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan papsmear

42. Evaluasi asuhan keperawatan pada ibu maternal

43. Perspektif keperawatan Jiwa44. Trend dan isu keperawatan jiwa45. Konsep Dasar kesehatan /

keperawatan jiwa46. Model konseptual keperawatan jiwa47. Konsep penatalaksanaan terapi

modalitas48. Penggolongan gangguan jiwa

(Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa/ PPDGJ dan Diagnostik and statistic manual of mental disorders IV/ DSM IV)

49. Aplikasi Asuhan Keperawatan pasien dengan : a. Kecemasanb. Kehilangan dan berdukac. Gangguan konsep dirid. HDR (Harga diri rendah)e. Isolasi sosialf. Halusinasig. Resiko Perilaku kekerasanh. Defisit perawatan dirii. Regimen terapetik

50. Tindakan Terapi modalitas (TAK dan Psikofarmaka)

51. Evaluasi asuhan keperawatan pada gangguan jiwa

52. Konsep Kesehatan pada Kelompok Khusus gerontik

53. Aplikasi asuhan Keperawatan pada kelompok khusus gerontik

54. Tindakan pada keperawatan gerontik : a. Terapi kognitifb. Terapi aktifitas

Page 26: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

c. Bantuan aktifitas sehari-hari (activity daily living – ADL) pada kelompok lansia

d. Senam lansia55. Evaluasi asuhan keperawatan pada

kelompok khusus gerontik56. Konsep Pelayanan Kesehatan Primer57. Konsep keluarga58. Model konseptual keperawatan

keluarga59. Trend dan issue dalam keperawatan

keluarga 60. Konsep asuhan keperawatan keluarga61. Manajemen sumberdaya keluarga 62. Aplikasi asuhan keperawatan keluarga 63. Tindakan keperawatan keluarga :

a. Pendidikan kesehatan pada keluarga

b. Merawat anggota keluarga yang sakit

c. Pemberdayaan keluarga64. Evaluasi asuhan keperawatan

keluarga 8 Menguasai konsep

teoritis dan prosedur pencegahan penularan infeksi dan promosi kesehatan, pemberian obat oral dan obat topikal, parenteral dan supositoria.

2. Mampu memberikan (administering) dan mencatat obat oral, topikal, parenteral, dan supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan

3. Mampu melakukan pencegahan penularan infeksi dan promosi kesehatan sesuai dengan SOP.

1. Konsep pencegahan penularan infeksi2. Tindakan pencegahan dan

pengendalian infeksi silang3. Konsep menejemen infeksi

nosokomial4. Prosedur perawatan pada tindakan

kolaboratifa. Memberikan obat oralb. Memberikan obat parenteral

(intrakutan, subkutan, intramuskuler, intravena),

c. Memberikan obat topical (Oles, tetes)

d. Memberikan obat prarektal/supositoria

5. Konsep Promosi kesehatan di Rumah sakit

6. Implementasi promosi kesehatan di tatanan rumah sakit

9 Menguasai jenis, manfaat, dan manual penggunaan alat kesehatan.

4. Mampu memilih dan mengunakan peralat dlm memberikan askep sesuai dg standar askep

1. Jenis, manfaat dan cara penggunaan alat kesehatan yang kerap digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.a. Jenis & type alat kesehatanb. Manfaat dan fungsi alat kesehatanc. Prinsip dan prosedur penggunaan

alatd. Perawatan dan penyimpanan alate. Kalibrasi alat : prinsip dan cara

pelaksanaan.2. Penyimpanan dan pemeliharaan alat:

Page 27: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

a. Membersihkan dan menyimpan alat

b. Prinsip aseptic dan antiseptic pada penggunaan alat kesehatan.

10 Menguasai konsep dan prinsip sterilitas dan desinfeksi alat.

1. Kosep sterilisasi2. Konsep desinfeksi3. Cara dan metoda sterilisasi4. Prinsip-prinsip yang mempengaruhi

keberhasilan sterilisasi dan desinfeksi11 Menguasai konsep dan

prinsip pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar pada situasi gawat darurat dan atau bencana,

5. Mampu melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar (basic life support/BLS) pada situasi gawat darurat/bencana dengan memilih dan menerapkan metode yang tepat, sesuai standar dan kewenangannya.

1. Persepktif keperawatan gawat darurat2. Konsep dan prinsip gawat darurat3. Konsep dan prinsip pelaksanaan

Bantuan Hidup Dasar 4. Prinsip utama pertolongan korban5. Langkah langkah penilaian

korban/TRIAGE6. Konsep pengkajian pada pasien

gawat darurat Circulation Airway Breathing (CAB)

7. Sistem pelayanan gawat darurat8. Konsep, prinsip Bencana dan

kejadian luar biasa9. Sistem Penanggulangan Bencana

terpadu 10. Prosedur bantuan hidup dasar:

a. Pemeriksaan tingkat kesadaran kuantitatif dan kualitatif

b. Pemeriksaan nadic. Pemeriksaan kepatenan jalan

nafasd. Pemeriksaan pernafasane. Tindakan resusitasi jantung paruf. Membuka jalan nafas ;dengan

alat (opa) dan tanpa alat ; g. Tindakan mengeluarkan benda

asingh. Pemasangan neck collari. Tindakan menghentikan

perdarahan (positioning & tourniquet)

11. Prosedur tindakan Bencanaa. Proses inisiasi awal pada Bencanab. Evakuasi dan transportasi korban

12 Menguasai teknik pengumpulan, klasifikasi, dokumentasi, dan analisis data serta informasi asuhan keperawatan.

5. Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah merencanakan, mendokumentasikan dan menyajikan informasi asuhan keperawatan

1. Konsep dokumentasi 2. Tehnik dokumentasi dan pelaporan3. Sistem Informasi Kesehatan4. Model pendokumentasian asuhan

keperawatan5. Teknik pendokumentasian asuhan

keperawatan 6. Model dokumentasi NANDA (NIC

dan NOC)7. Sistem dokumentasi (manual dan

elektronik)8. Aspek Legal Pendokumentasian

Page 28: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

13 Menguasai konsep, prinsip dan teknik komunikasi terapeutik serta hambatannya yang sering ditemui dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

6. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya

1. Konsep Dasar komunikasi2. Komunikasi terapeutik3. Prinsip komunikasi teraputik4. Teknik-teknik komunikasi teraputik 5. Strategi pelaksanaan (tahap-tahap)

komunikasi terapeutik 6. Hambatan komunikasi 7. Penerapan komunikasi berdasarkan

tingkat usia8. Komunikasi pada setiap tahap proses

keperawatan9. Komunikasi pada bayi dan anak10. Komunikasi pada remaja11. Komunikasi pada orang dewasa 12. Komunikasi pada lansia13. Komunikasi pada pasien dengan

kebutuhan khusus14. Komunikasi pada keluarga, kelompok

dan masyarakat15. Komunikasi pada pasien dengan fisik

dan gangguan jiwa14 Menguasai konsep,

prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan bagi klien.

7. Mampu memberikan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pola hidup sehat klien dan menurunkan angka kesakitan

1. Konsep, prinsip, dan teknik pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan bagi klien.a. Konsep pendidikan kesehatanb. Prinsip pendidikan kesehatan

2. Konsep pemberdayaan klien3. Upaya upaya kesehatan 4. Rencana Penyuluhan kesehatan5. Media penyuluhan kesehatan6. Penyuluhan kesehatan pada individu,

keluarga, dan kelompok khusus15 Menguasai Kode Etik

Perawat Indonesia, pengetahuan faktual tentang hukum dalam bidang keperawatan,prinsip prinsip otonomi, malpraktek, bioetik yang terkait pelayanan keperawatan.

1. Nilai, norma dan etika2. Prinsip-prinsip etik3. Konsep etik dan hukum kesehatan4. Peraturan, kebijakan dan perundang-

undangan yang berkaitan dalam praktik keperawatan

5. Kode etik keperawatan6. Issue etik7. Masalah etik8. Dilema etik dalam keperawatan9. Bio etik keperawatan10. Hak dan kewajiban pasien11. Aspek legal dalam praktik

keperawatan12. Keputusan etik

16 Menguasai konsep teoritis penjaminan mutu asuhan keperawatan , konsep teoritis Praktek Keperawatan Berbasis Bukti (Evidence Based Practice).

8. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan kuantitas yang terukur terhadap hasil kerja sendiri, tenaga kerja pendukung (support workers) yang

1. Konsep dan proses manajemen keperawatan

2. Menejemen perencanaan asuhan Keperawatan

3. Konsep supervisi, 4. Timbang terima pasien, pendelegasian

tugas5. Konsep Manajemen Konflik,

Page 29: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

menjadi tanggung jawab pengawasan di lingkup bidang kerjanya.

6. Konsep Kolaborasi dan Negosiasi7. Konsep Model Praktik Keperawatan

Profesional 8. Konsep Mutu Pelayanan Keperawatan9. Konsep teoritis penjaminan mutu

asuhan keperawatan , konsep teoritis Praktek Keperawatan Berbasis Bukti (Evidence Based Practice)

10. Indikator Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan

11. Kepuasan pelangggan12. Membuat rencana kerja sebagai

anggota tim13. Membuat laporan kerja

4. Menyusun laporan tentang hasil dap roses kerja dengan akurat dan sahih, mengomunikasikan secara efektif kpd pihak lain yg membutuhkannya

8. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

1. Konsep karyatulis ilmiah (definisi, jenis, ciri ciri)

2. Langkah langkah penulisan ilmiah3. Pengumpulan data ilmiah4. Sistematika penulisan5. Laporan Karya tulis ilmiah secara

sistematik

Page 30: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB VMATA KULIAH DAN BEBAN KREDIT

Pengelompokan mata kuliah dalam kurikulum ini disamping memuat mata kuliah wajib umum, juga berisi mata kuliah yang didasarkan pada kelompok keilmuan yang meliputi ilmu alam dasar dan biomedik dasar, humaniora, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan klinik, dan ilmu keperawatan komunitas, yakni sebagai berikut:

NO MATA KULIAH BOBOT T P L/KA Mata Kuliah Wajib Umum1 Agama 2 2 - -2 Pancasila 2 2 - -3 Kewarganegaraan 2 2 - -4 Bahasa Indonesia 2 1 1 -5 Kewirausahaan 2 2 - -

B Mata Kuliah Ilmu Alam Dasar dan Biomedik Dasar

1 Ilmu Biomedik Dasar (berisi kajian Fisika, Anatomi dan Fisiologi, Biokimia) 4 3 1 -

2 Gizi dan Diet 2 1 1 -3 Patofisiologi 2 2 - -4 Farmakologi 3 2 1 -C Mata Kuliah Humaniora1 Psikologi 2 2 - -2 Anthropologi Kesehatan 2 2 - -3 Etika Keperawatan 2 1 1 -D Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Dasar Keperawatan 2 2 - -2 Keperawatan Dasar 5 3 2 -3 Metodologi Keperawatan 2 1 1 -4 Dokumentasi Keperawatan 2 1 1 -

Page 31: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

5 Komunikasi 2 1 1 -6 Manajemen Keperawatan 2 1 1 -7 Manejemen Patient safety 2 1 1 -E Ilmu Keperawatan Klinik1 Praktik Klinik Keperawatan Dasar 3 - - 32 Keperawatan Medikal Bedah I 3 2 1 -3 Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I 2 - 24 Keperawatan Medikal Bedah II 3 2 1 -5 Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II 2 - - 26 Keperawatan Anak 3 1 1 1

NO MATA KULIAH BOBOT T P L/K7 Keperawatan Maternitas 3 1 1 18 Keperawatan Jiwa 3 1 1 1

9 Keperawatan Gawatdarurat dan Menejemen Bencana 2 1 - 1

F Ilmu Keperawatan Komunitas1 Keperawatan Keluarga 3 2 - 12 Keperawatan Gerontik 2 1 - 1G Tugas Akhir1 Karya Tulis Ilmiah 3 - - 3

Jumlah 76 43 17 16Beban kredit kurikulum inti adalah 70% dari 108 sks 30% 70%

Page 32: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB VISTRATEGI PEMBELAJARAN

A. Beban dan Lama StudiKurikulum disusun dengan Sistem Kredit Semester (SKS) sesuai Permendikbud tentang Standard Nasional Pendidikan Tinggi tahun 2014. Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem pembelajaran dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) sebagai takaran beban belajar mahasiswa, beban belajar suatu program studi, maupun beban tugas dosen dalam pembelajaran. Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit (sks). Beban normal belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari atau 48 (empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan 18 (delapan belas) sks per semester, sampai dengan 9 (Sembilan) jam per hari atau 54 jam per minggu setara dengan 20 (dua puluh) sks per semester. Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama 16 minggu efektif.

Pembelajaran dapat berbentuk kuliah, diskusi, responsi, tutorial, seminar, praktikum di laboratorium dan bengkel kerja serta praktik klinik atau praktik lapangan dan bentuk lain yang sesuai. Beban studi Program Studi D3 Keperawatan minimal 108 SKS dengan masa studi pendidikan selama 3-4 tahun. Kurikulum ini memiliki beban kredit sebesar 76 SKS (70%) sehingga institusi perlu mengembangkan kurikulum institusional sebesar 32 SKS (30%). Kurikulum institusional akan menjadi bagian penting dalam memberi warna dan keunggulan masing-masing institusi sesuai kondisi kedaerahan dan kearifan lokal serta visi dan misi institusi.

Satuan Kredit Semester (sks) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu. 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran,1. Kuliah, responsi dan tutorial mencakup:

a. Kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester;b. Kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 50 (lima puluh) menit per minggu per

semester danc. Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.

2. Seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis mencakup:a. Kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester;b. Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.

3. Praktikum, praktik studio, praktik studio, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan atau bentuk pembelajaran lain yang setara adalah 160 (seratus enam puluh) menit per minggu per semester.

Page 33: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

B. Strategi dan Metoda PembelajaranOptimalisasi implementasi kurikulum diupayakan melalui strategi pembelajaran yang tepat baik pada tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi. Proses pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, holistic, integrative, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa. Interaktif menyatakan pada capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen; holistic menyatakan bahwa proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional; integrative menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin ; saintifik menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik; kontekstual menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang diseesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya; tematik menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan; efektif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan menekankan pada internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu optimum; kolaboratif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama dengan melibatkan interaksi antar individu pembelajar; berpusat pada mahasiswa menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian dan kebutuhan mahasiswa serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.

1. Strategi PembelajaranStrategi pembelajaran diartikan sebagai serangkaian aktifitas pembelajaran yang terencana dengan mantap oleh seorang dosen atau fasilitator dalam menyampaikan dan memfasilitasi penguasaan materi belajar sehingga mempermudah mahasiswa dan mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan capaian pembelajaran dari seorang lulusan diploma tiga keperawatan. Capaian pembelajaran merupakan kemampuan kerja yang harus dimiliki seorang lulusan, sehingga perlu dilengkapi dengan sejumlah kemampuan, pengetahuan dan sikap serta tata nilai yang terukur. Kemampuan dibangun dari kecukupan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu terkait dan menjadi bahan kajian yang saling terkait dalam capaian pembelajaran. Dengan demikian capaian pembelajaran memiliki sekumpulan bahan kajian dari satu atau lebih bidang ilmu terkait dan terintegrasi dalam capaian pembelajaran.

Ada 2 strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan kurikulum ini yaitu:

a. Berbasis ModulPembelajaran dapat dibangun dalam satu kerangka pembelajaran modul. Modul berisikan bahan-bahan kajian yang terkait dengan capaian pembelajaran. Dalam implementasi model ini memerlukan perencanaan pembelajaran mencakup ketersediaan pemetaan bahan kajian dan mengelompokkannya ke dalam modul-modul tertentu, sehingga akan tergambarkan jumlah modul pembelajaran yang harus diselesaikan oleh seorang lulusan, blueprint modul disajikan dalam lampiran-1. Ketersediaan dosen dan sarana prasarana yang cukup akan sangat mendukung implementasi model ini sebab kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh dosen yang terlibat dan dalam kelompok kecil. Kesepakatan dalam pelaksanaan pembelajaran

Page 34: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

diantara dosen terkait dan dituangkan dalam pedoman pembelajaran, baik sebagai pegangan dosen dan juga pegangan mahasiswa.

Gambar : Perencanaan Model integrasi Kurikulum

Buku pegangan dosen sekurang-kurangnya berisi capaian pembelajaran, tugas mahasiswa dan skenario tutor. Buku pegangan mahasiswa berisikan capaian pembelajaran, kegiatan belajar, scenario, proses pemecahan masalah, lembar kerja mahasiswa, tata tertib, tim fasilitator, pembagian kelompok dan jadual pembelajaran.Model ini juga perlu dilengkapi dengan modul bahan ajar yang memuat deskripsi modul, capaian pembelajaran, pohon topic, strategi pembelajaran, penilaian, jadual pembelajaran dan daftar refrensi. Selengkapnya disajikan dalam lampiran-2.

Menetapkan tujuan Blok

Menyusun Topic tree

Metetapkan Modul

Menetapkan Learning Unit

Menyusun Skenario

Membuat Rekomendasi Sumber Belajar

Menetapkan Supporting learning activities

Menyusun Blok

Gambar : Kegiatan Dari Peta kurikulum Ke Buku Blok

Gambar : Keterikatan Blok dengan Capaian Pembelajaran

b. Berbasis Subjek Implementasi berbasis subjek atau mata kuliah dimana dosen atau tim pengampu membelajarkan bahan kajian yang menjadi pokok bahasan/sub pokok bahasan dalam mata kuliah. Perbedaan mendasar pada model ini adalah penggunaan mata kuliah sebagai wadah bahan kajian serumpun. Berbagai bahan kajian yang saling terkait dalam capaian pembelajaran dapat tersebar di beberapa mata kuliah dengan demikian satu mata kuliah terkait dengan 1 atau lebih mata kuliah yang diturunkan

Peta kurikulum Blok

Modul Blok/ Unit

Blue Print

Macro

Meso

Micro

Capaian Pembelajaran 1

Baham kajian yg terkait tema/ blok

Capaian Pembelajaran 2

Capaian Pembelajaran 3

Profil Lulusan

Tema blok semster/ tahun

Tema blok unit

Baham kajian yg terkait tema/ blok

Baham kajian yg terkait tema/ blok

Page 35: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

dari capaian pembelajaran tertentu. Keterkaitan satu mata kuliah dengan mata kuliah lain yang diturunkan dari capaian pembelajaran yang sama dinyatakan dalam jejaring mata kuliah. Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran, dosen dan mahasiswa mengaitkan setiap pokok bahasan yang dibelajarkan dengan capaian pembelajarannya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar-2.

Gambar-2 Keterkaitan Mata Kuliah dengan Capaian Pembelajaran

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam implementasi model ini antara lain:

a. Mengembangkan jejaring mata kuliahJejaring mata kuliah menunjukkan interaksi, interrelasi dan interdependensi dari dua atau lebih mata kuliah yang mendukung 1 (satu) atau lebih capaian pembelajaran Jejaring mata kuliah dimaksudkan agar terbangun komunikasi pembelajaran antar dosen yang membelajarkan bahan-bahan kajian yang ada di mata kuliahnya sehingga setiap mata kuliah menunjukkan kontribusi dalam capaian pembelajaran tertentu. Pada gambar-2 diatas diperlihatkan kemungkinan beberapa mata kuliah terkait dengan 1 capaian pempelajaran dan 1 mata kuliah terkait dengan 2 atau lebih capaian pembelajaran. Mata kuliah A dan B berjejaring dalam pencapaian pembelajaran 1. Mata kuliah C berkontribusi dalam capaian pembelajaran 1 dan 2 dan seterusnya. Jejaring dan komunikasi antara mata kuliah terkait merupakan hal yang sangat penting dalam pencapaian capaian pembelajaran lulusan oleh karenanya harus terbangun seawall mungkin dalam program pembelajaran.

b. Mengembangkan rencana pembelajaran semester (RPS) Rencana Pembelajaran Semester (RPS) atau bentuk lain adalah rencana kegiatan pembelajaran selama 1 semester, dirancang oleh dosen pengampu/tim dosen. Setiap mata kuliah memiliki RPS yang disepakati oleh tim dosen dan dikomunikasikan dengan mahasiswa. RPS sekurang-kurangnya memuat;1) Nama program studi, nama dank ode mata kuliah, semester, sks, nama dosen

pengampu;

Bahan kajian-Sub

bahan kajian

Mata Kuliah D

Berjejaring

Page 36: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

2) Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah3) Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran4) Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap

pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan5) Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai6) Metoda pembelajaran7) Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap

pembelajaran8) Pengalaman belajar yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus

dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester9) Kriteria, indikator dan bobot penilaian.10) Daftar referensi(Format RPS disajikan dalam lampiran-3)

c. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Dalam pelaksanaan aktifitas pembelajaran, setiap dosen membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terkait dengan bahan kajian yang dibelajarkan. Dalam RPP akan tergambarkan manfaat dan muara bahan kajian yang dibelajarkan mahasiswa terkait capaian pembelajaran. RPP memuat sekurang-kurangnya program studi, nama mata kuliah, jam pertemuan, bahan kajian, bentuk pembelajaran, indikator kelulusan dan bobot nilai. Selengkapnya disajikan dalam lampiran-4.

2. Metoda Pembelajaran. Secara umum metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah Kuliah tatap Muka,

Penugasan, Seminar, Laboratorium dan Klinik. Berikut ini diuraikan strategi dan metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh dosen.

a. Pembelajaran di KelasPembelajaran di kelas dapat menggunakan berbagai metoda seperti ceramah, diskusi kelompok, seminar, tutorial dan penugasan. Perhitungan waktu pembelajaran di kelas ditentukan oleh beban kredit mata kuliah. Metoda pembelajaran ditentukan oleh kemampuan akhir yang diharapkan dan keluasan serta kedalaman materi.

b. Pembelajaran Praktik LaboratoriumPembelajaran praktik laboratorium adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di laboratorium baik yang berada di kampus maupun di luar kampus (klinik maupun lapangan) yang memungkinkan mahasiswa memperoleh pengalaman nyata, menguji coba pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh sebelumnya dengan cara demonstrasi atau simulasi.

Proses pembelajaran di laboratorium dilaksanakan secara terstruktur maupun mandiri dengan pendekatan individual maupun kelompok. Metoda yang dapat digunakan dalam pembelajaran praktek laboratorium antara lain demonstrasi, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran berbasis masalah, role play, diskusi dan tutorial.

c. Pembelajaran Praktik Klinik atau lapangan.Pembelajaran praktik klinik atau lapangan adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di wahana praktik seperti rumah sakit, klinik, rumah bersalin, puskesmas, dan masyarakat.Tujuan Praktik Klinik/Lapangan adalah memberi kesempatan belajar bagi mahasiswa untuk mengalami dan mempraktekkan serta mencoba secara nyata pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh pada setiap tahap pendidikan disertai sikap profesional sesuai dengan profesinya. Metoda pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran klinik atau lapangan antara lain demonstrasi, konferensi , tutorial dan ronde keperawatan.

Page 37: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Pembelajaran sebagai suatu sistem instruksional merupakan interaksi antara mahasiswa dengan komponen yang lainnya. Dosen sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran hendaknya memikirkan dan mengupayakan terjadinya interaksi tersebut secara optimal sehingga proses pembelajaran akan berjalan secara efektif. Upaya yang dilakukan dosen dalam melaksanakan pembelajaran ini disebut strategi belajar mengajar. Dalam pembelajaran, strategi yang harus dikembangkan hendaknya dimulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaannya. Tahap perencanaan, dosen merumuskan secara jelas tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan persiapan diri. Pada tahap pelaksanaan terjadi interaksi antara mahasiswa dengan dosen untuk mencapai tujuan belajar. Dengan mempertimbangkan situasi lingkungan dan karakteristik mahasiswa, kegiatan pembelajaran harus berpusat kepada mahasiswa, belajar aktif , mengembangkan kemampuan sosial, keingin tahuan, imajinasi, keterampilan pemecahan masalah, kreativitas , penggunaan IPTEK, menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik dan keinginan belajar sepanjang hayat.

Metode pembelajaran memiliki peranan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak mahasiswa serta bertujuan untuk mengembangkan potensinya, sehingga dapat bersikap sebagaimana yang diharapkan. Berbagai metode pembelajaran yang dapat dipilih antara lain metode ceramah, demonstrasi, penampilan kerja, diskusi, studi mandiri, kegiatan instruksional terprogram, simulasi, praktikum, studi kasus, tutorial, dan Computer Asisted Learning (CAL).

Ceramah merupakan metoda yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran. Ceramah pada umumnya berbentuk penjelasan dosen kepada mahasiswa dan biasanya diikuti tanya jawab tentang materi pembelajaran yang belum dapat dimengerti dengan jelas oleh mahasiswa. Ceramah biasanya dilakukan didalam kelas dengan kapasitas lebih dari 20 mahasiswa.

Demonstrasi merupakan satu metoda yang mempersyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian dalam mendemonstrasikan tindakan atau kegiatan harus dimiliki oleh pengajar ataupun seorang instruktur. Selanjutnya kepada mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan latihan ketrampilan dengan dibawah bimbingan yang disebut re-demonstrasi. Demonstrasi dilaksanakan dalam kelompok yang memungkinkan ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan setting yang ada. Sedangkan untuk re-demonstrasi dilaksanakan secara individual atau kelompok kecil dengan jumlah peserta 5 - 8 orang. Kegiatan ini berlangsung tidak lebih dari 60 menit.

Penampilan Kerja berbentuk pelaksanaan praktik oleh mahasiswa dibawah supervisi dari dekat dengan dosen. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang telah diterima atau diamati mahasiswa. Penampilan kerja dilaksanakan oleh setiap mahasiswa dengan pengawasan dari seorang dosen.

Diskusi merupakan bentuk interaksi antara mahasiswa dengan dosen ataupun dengan sesama mahasiswa lainnya, untuk menganalisa, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Diskusi dapat dilaksanakan dalam kelas dengan jumlah peserta 40 orang atau dapat pula dalam kelompok kecil dengan jumlah peserta 5 – 8 0rang. Diskusi ini difasilitasi oleh dosen dan berlangsung tidak lebih dari 45 menit.

Page 38: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Studi Mandiri merupakan metoda berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh mahasiswa, tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Metoda ini dapat dilakukan dengan cara menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan, daftar bacaan yang dapat digunakan, serta mempersiapkan evaluasi untuk menilai keberhasilan mahasiswa.

Kegiatan instruksional terprogram menggunakan bahan instruksional yang disiapkan secara khusus. Isi pelajaran diuraikan dalam urutan-urutan tahapan yang harus diikuti dengan cermat dan dilengkapi dengan mekanisme umpan balik yang segera dapat diketahui oleh mahasiswa apabila melakukan kesalahan. Mahasiswa mendapat kebebasan untuk belajar menurut kecepatan masing-masing.

Simulasi merupakan metoda yang menampilkan simbol simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya. Terdapat beberapa bentuk simulasi:’peer teaching’, bermain peran (role play) dan sandiwara (game). Peer teaching yaitu latihan mengajar dengan menggunakan teman sendiri sebagai mahasiswa.

Bermain peran (Role Play) adalah latihan yang dilakukan dengan menyederhanakan peristiwa yang sesungguhnya kedalam ruang kuliah. Sedangkan permainan (game) dilakukan dengan suatu aturan bermain tertentu, dimana setiap pemain berkompetisi untuk meraih angka yang tertinggi

Praktikum berbentuk kegiatan yang dirancang agar mahasiswa berpraktik dengan mempergunakan peralatan ataupun instrumen tertentu dengan langkah-langkah tertentu pula dalam suatu laboratorium untuk melatih ketrampilan atau mencapai kesimpulan.

Studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian atau situasi tertentu, kemudian mahasiswa ditugaskan mencari alternatif pemecahannya. Metode ini digunakan untuk mengembangkan ketrampilan berfikir kritis dan mendapatkan persepsi baru dari suatu konsep dan masalah.

Tutorial menekankan pada pemberian bimbingan dan bantuan belajar oleh dosen atau sesama mahasiswa sehingga dapat saling memberi stimulus dan meningkatkan intensitas belajar. Penerapan model ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan materi melalui bimbingan belajar yang mampu menciptakan situasi belajar yang kondusif. Kelompok tutorial berkisar 3 – 15 orang. Jumlah anggota dapat disesuaikan dengan materi tutorial. Kegiatan ini berlangsung tidak lebih dari 45-90 menit.

Ronde Keperawatan ini terdiri atas observasi dan sering disertai wawancara dengan pasien atau beberapa pasien yang diikuti oleh kelompok. Melalui kunjungan langsung ke pasien, mahasiswa mampu mengobservasi kondisi pasien, menilai asuhan yang diberikan dan mengumpulkan informasi Pada saat ronde sering diikuti dengan demonstrasi tindakan keperawatan tertentu atau mengobservasi hasil intervensi bersama-sama dengan tim kesehatan. Sebelum melakukan ronde keperawatan, instruktur harus memperoleh izin dari pasien untuk melakukan ronde keperawatan karena ronde keperawatan sering kali menyebabkan privacy terganggu. Jumlah anggota kelompok untuk ronde keperawatan berkisar 3 – 5 orang dengn waktu kegiatan tidak lebih dari 15 – 30 menit.

Observasi Lapangan dan Kunjungan lapangan, merupakan tehnik dan strategi pembelajaran klinik yang pada prinsipnya menekankan pada aspek pengamatan pasien atau keluarga sebagai bahan diskusi dan evaluasi pencapaian target atau tujuan pembelajaran.

Page 39: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Konferensi, dapat dibagi menjadi dua yaitu Metoda “Nursing Care Conference” dan Metoda “Team teaching Conference”, yang pada prinsipnya merupakan metoda pembelajaran keperawatan klinik yang mengutamakan pada tehnik Konferensi. Metoda konferensi ini merupakan kelompok diskusi tentang aspek praktek klinik. Konferensi klinik membantu penyelesaian masalah belajar yang menekankan pada analisa kritis terhadap masalah dan menggali alternatif dan pendekatan yang kreatif.

Dalam pelaksanaannya, metoda ini dapat dilakukan dalam bentuk pre-conference dan post-conference. Pre-conference merupakan kegiatan diskusi yang dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran klinik dan laboratorium dimulai yang meliputi pengenalan masalah dan membuat rencana serta hasil evaluasi pembelajaran praktek. Post-conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran praktek yang meliputi kegiatan diskusi tentang tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, kendala yang dihadapi, cara mengatasi masalah, membandingkan masalah dan bertukar pengalaman di dalam kelompok. Waktu kegiatan tidak lebih dari 60 menit. Metoda dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan di klinik atau lapangan.

C. MahasiswaMahasiswa pada Prodi D III Keperawatan berasal dari lulusan SMA atau sederajat dan telah lulus seleksi penerimaan mahasiswa sesuai dengan aturan yang berlaku.

D. Kualifikasi Dosen dan Instruktur1. Dosen

Dosen program studi D-3 harus berkualifikasi akademik paling tendah lulusan magister atau magister terapan keperawatan dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi keperawatan dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan ) KKNI. Dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap.a. Dosen tetap adalah dosen berstatus tetap pada perguruan tinggi dan tidak menjadi

pegawai tetap pada satuan kerja atau satuan pendidikan di tempat lain. Dosen tetap wajib memiliki keahlian di bidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada program studi. Jumlah dosen tetap paling sedikit 75% dari jumlah seluruh dosen. Dalam menjalankan proses pembelajaran pada setiap program studi, dosen yang ditugaskan secara penuh paling sedikit 6 orang. dan tenaga pendidik yang berasal dari institusi sendiri dengan kualifikasi pendidikan S2 keperawatan / kesehatan atau S2 lain yang relevan dengan bidang yang diajarkan, mempunyai Surat Keputusan jabatan fungsional dan sertifikat pendidik dengan jumlah beban kerja minimal 12 sks (40 jam/minggu) per semester meliputi kegiatan pengajaran (PBM), melakukan penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat.

b. Dosen tidak tetap adalah dosen yang berasal dari instritusi lain yang memiliki kualifikasi sama dengan dosen tetap yang ditetapkan berdasarkan Surat keputusan pimpinan institusi yang bersangkutan.

Dalam melaksanakan tugasnya dosen wajib memenuhi standar-standar yaitu: (1) perencanaan proses pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) Penilaian hasil proses pembelajaran dan (4) pengendalian proses pembelajaran.Perhitungan beban kerja dosen didasarkan antara lain pada,

a. Kegiatan pokok dosen mencakup,1. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses pembelajaran2. Pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran3. Pembimbingan dan pelatihan4. Penelitian dan5. Pengabdian pada masyarakat

b. Kegiatan dalam bentuk pelaksanaan tugas tambahan dan

Page 40: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

c. Kegiatan penunjang

2. InstrukturInstruktur terdiri daria. Tenaga Instruktur laboratorium yang membimbing mahasiswa dalam kegiatan

praktikum yang memiliki kualifikasi pendidikan minimal Sarjana Sain Terapan atau Ners.

b. Tenaga Instruktur Klinik (CI) adalah pembimbing mahasiswa di RS yang memliki kualifikasi pendidikan minimal Sarjana Sain Terapan atau Ners.

Page 41: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB VIIEVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukan keadaan atau kondisi akhir saat ini (Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar peserta didik merupakan satu kesatuan yang integral antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Menurut SNPT No. 43 tahun 2014 pasal 18, standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup: (a). prinsip penilaian; (b). teknik dan instrumen penilaian; (c). mekanisme dan prosedur penilaian; (d). pelaksanaan penilaian; (e). pelaporan penilaian; dan (f.) kelulusan mahasiswa.

Prinsip penilaian sebagaimana dimaksud mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi. Prinsip edukatif merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu: (a). memperbaiki perencanaan dan cara belajar; dan (b). meraih capaian pembelajaran lulusan. Prinsip otentik merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Prinsip objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada stándar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai. Prinsip akuntabel merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa. Prinsip transparan merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

Teknik penilaian terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket. Pada teknik penilaian diperlukan instrumen penilaian terdiri atas penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain. Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi. Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagi teknik dan instrumen penilaian sebagaimana dimaksud di atas. Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.

Mekanisme penilaian, terdiri atas: menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran. Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, dan kriteria, indikator, serta bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian yang dijelaskan di atas.

Mahasiswa program diploma dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,76 (dua koma tujuh puluh enam), selain itu Kelulusan mahasiswa dari program diploma dinyatakan dengan predikat memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan kriteria: a. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai indeks prestasi

kumulatif (IPK) 3,00 (tiga koma nol);

Page 42: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

b. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau

c. Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma nol).

Memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa; dan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa didokumentasikan secara akuntabel dan transparan. Prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir serta dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.

Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran dapat dilakukan oleh: a. dosen pengampu atau tim dosen pengampu; b. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa;

dan/atau c. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku

kepentingan yang relevan.

Pelaporan penilaian berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran: a. huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik; b. huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik; c. huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup; d. huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau e. huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang.

Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS) dan hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK). Indeks prestasi semester (IPS) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang bersangkutan. Untuk menilai kemampuan akademik mahasiswa dilalukan evaluasi yang meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Page 43: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB VIIIPENGEMBANGAN KURIKULUM INSTITUSIONAL

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum Pendidikan Tinggi dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi dan Program Studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan.

Kurikulum program studi dikembangkan dan ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) tahun 2014. Pengembangan Kurikulum didasarkan pada hasil kajian berbagai perubahan yang terjadi dalam lingkungan internal maupun eksternal institusi. Perubahan lingkungan eksternal mencakup perkembangan iptek, kebutuhan masyarakat, kearifan lokal dan kebutuhan pasar kerja. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi acuan dalam menyelaraskan isi dan arah kurikulum disamping Undang-undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012,), dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 73 tahun 2013 tentang Juklak KKNI, serta Standar Nasional Pendidikan Tinggi menyempurnakan pengembangan kurikulum.

Kurikulum program studi diploma 3 keperawatan terdiri atas kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kurikulum inti menjadi acuan bagi seluruh institusi pendidikan penyelenggara diploma 3 keperawatan di Indonesia. Kurikulum institusional dikembangkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan sesuai kaedah-kaedah pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum institusional, institusi memiliki keleluasaan mengembangkan berbagai program inovatif sehingga para lulusannya memiliki sejumlah kompetensi tambahan yang membedakannya dengan lulusan program diploma 3 keperawatan lainnya. Kurikulum institusional dapat mengakomodir kebutuhan kompetensi lulusan yang belum terpenuhi dalam kurikulum inti, visi dan misi institusi, merespon pada isu global, kebutuhan khusus pada kelompok tertentu, kearifan lokal, dan Pendidikan Budaya Anti Korupsi (PBAK).

Dalam mengembangkan kurikulum institusional, institusi harus cermat mengkaji dan menilai berbagai aspek yang ada di lingkungan institusi baik internal dan eksternal. Aspek internal meliputi visi – misi prodi, kondisi SDM pendidikan dan kependidikan, sarana dan fasilitas pembelajaran dan kondisi mahasiswa. Aspek eksternal meliputi peraturan perundang-undangan terkait pendidikan, kesehatan dan keperawatan dan undang-undang lainnya, perkembangan IPTEKS, perkembangan pasar kerja dan kebutuhan pengguna lulusan.

A. Langkah Pengembangan

Beberapa langkah penting yang perlu dilakukan dalam pengembangan kurikulum institusional;

1. Analisis SituasiLangkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan kajian terhadap situasi dan kondisi institusi. Langkah ini bertujuan memperoleh gambaran berbagai aspek penting dalam institusi baik kelemahan/kekurangan ataupun kekuatan yang dimiliki. Berbagai aspek yang perlu dikaji antara lain mahasiswa, kurikulum, dosen, tenaga kependidikan,

Page 44: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

sarana dan fasilitas pembelajaran seperti laboratorium, wahana praktek, perpustakaan, administrasi dan keuangan, dan lain-lain. Kajian dapat dilakukan menggunakan analisis SWOT, dan tracer study terhadap berbagai komponen yang terkait langsung dengan pencapaian tujuan program. Menghadirkan para stakeholder dan pengguna lulusan dalam menjaring informasi terkait situasi dan kondisi lapangan, kebutuhan lapangan dan strategi yang perlu dikembangkan juga menjadi alternatif dalam memperoleh informasi dan masukan.

2. Mengidentifikasi Profil Lulusan

Profil adalah peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh para lulusan program studi di masyarakat atau dunia kerja. Dengan penetapan profil, institusi hendak menegaskan kepada para lulusan dan pengguna lulusan bahwa para mahasiswa sebagai calon lulusan akan menjalani serangkaian proses pembelajaran untuk mewujudkan peran yang diharapkan. Untuk memudahkan penetapan profil, dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan “ setelah para mahasiswa lulus, akan menjadi apa saja lulusan program studi ini nanti ? . Profil lulusan yang ditetapkan dalam kurikulum institusional menggambarkan kekhasan lulusan program studi .

3. Menetapkan Capaian Pembelajaran

Setelah profil lulusan ditetapkan, maka selanjutnya mengidentifikasi capaian pembelajaran (learning outcome) dari setiap profil. Capaian pempelajaran (CP) merupakan rumusan dari kemampuan atau kegiatan yang harus dilakukan calon lulusan sesuai profil. Dalam penetapan CP untuk setiap profil berpedoman pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang mencakup 4 (empat) aspek yaitu:a. Sikap dan tata nilaib. Penguasaan pengetahuanc. Ketrampilan khususd. Ketrampilan Umum

4. Menetapkan Bahan Kajian

Capaian pembelajaran yang telah diidentifikasi selanjutnya menetapkan bahan kajian. Bahan kajian menggambarkan bangunan ilmu, pengetahuan, tekhnologi atau seni, objek yang dipelajari yang menunjukkan ciri cabang ilmu tertentu atau inti keilmuan suatu program studi. Bahan kajian dapat pula merupakan pengetahuan yang akan dikembangkan atau yang potensial dikembangkan atau yang dibutuhkan oleh masyarakat di masa mendatang. Empat (4) pilar pendidikan UNESCO yaitu (1) Learning to Know (think), (2) Learning to do (Learn), (3) Learning to be dan (4) Learning to live together dapat dipedomani dalam mengidentifikasi bahan kajian. Setiap bahan kajian harus dapat dikategorikan ke dalam 4 pilar UNESCO tersebut. Tingkat keluasan dan kedalaman serta kerincian bahan kajian merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin ketercapaian CP lulusan. Bahan kajian bukanlah mata kuliah.

5. Menetapkan Mata Kuliah dan Bobot/Kredit

Bahan Kajian yang telah identifikasi selanjutnya dimasukkan ke dalam matriks untuk mengelompokkan bahan kajian yang sejenis atau serumpun. Pengelompokkan bahan kajian dapat dilakukan berdasarkan cabang keilmuan atau kesamaan metoda atau keduanya. Selanjutnya 1 atau lebih kelompok kajian dikonversi menjadi mata kuliah. Kerincian, kedalaman dan keluasan bahan kajian. Kerincian dan keleluasan bahan kajian baik kognitif, skill afektif dilakukan Perhitungan jumlah waktu dengan mempertimbangkan metode pembelajaran baik inclass, skilllab, tutorial, penugasan sehingga didapatkan jumlah jam yang diperlukan untuk pembelajaran serta menghasilkan bobot/kredit mata kuliah .

Page 45: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

B. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengembangan Kurikulum Institusional1. Kurikulum institusional dikembangkan sejak awal sebelum suatu kurikulum

diberlakukan dan merupakan bagian dari kurikulum pendidikan di institusi 2. Beban kredit minimal 32 SKS ( 30%) dari bobot kredit program diploma 3 (108 SKS).

Keseluruhan bobot kredit mata kuliah program studi ≥ 108 SKS. 3. Bobot kredit yang disediakan untuk kurikulum institusional dimaksudkan untuk

memberi ruang mengembangkan profil, CP dan bahan kajian tambahan di luar yang dikembangkan dalam kurikulum inti.

Page 46: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

BAB IXPENUTUP

Kurikulum sebagai perangkat pendidikan bersifat dinamis sehingga harus peka merespon berbagai perubahan. Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir, meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi. Evaluasi itu sendiri merupakan bagian yang terintegrasi yang bersifat mutlak karena berkaitan langsung dengan setiap komponen dalam sistem intruksional seluruh tahapan disain, sehingga mempunyai nilai yang berarti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengembangan dari Kurikulum DIII Keperawatan tahun 2006 kepada Kurikulum tahun 2014, mengalami perubahan yang sangat bermakna bagi Institusi Penyelenggara Pendidikan DIII Keperawatan dan menghadapi tantangan yang cukup besar dalam melaksanakannya, karena akan merubah “mind set” para pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran terutama dalam menggunakan pendekatan “student centre learning”. Keberhasilan menyiapkan semua perangkat yang diperlukan, sangat ditentukan oleh upaya para pendidik itu sendiri untuk melaksanakan dengan sungguh sungguh dan komitmen dari pihak manajemen dalam mendukung keterlaksanaannya.

Berbagai rujukan aturan yang berlaku dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, menunjukkan bahwa Pengembangan Kurikulum dan implementasinya merupakan bagian dari tanggung jawab Institusi pendidikan. Dengan demikian harus terus dikaji dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang ada serta perubahan berbagai kebijakan pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan koridor yang benar. Untuk itu, Institusi Pendidikan Diploma III Keperawatan melalui wadah organisasi Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan Indonesia (AIPDiKI) dengan dukungan dari semua pemangku kepentingan terus mengupayakan untuk mengkaji pelaksanaan pendidikan melalui penggunaan Kurikulum sebagai satu unsur pokok dalam penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum yang Berbasis pada Kompetensi (KBK) yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah satu bentuk penyesuaian terhadap perkembangan yang berlaku. Kesepakaatan bersama seluruh anggota, Kurikulum Inti adalah 70%, Kurikulum penciri institusi 30%.

Dengan adanya Buku Kurikulum Diploma III Keperawatan tahun 2014 ini, diharapkan dapat memandu setiap Institusi Pendidikan untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang baik dan benar sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, sehingga akan dapat berkontribusi pada upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di masyarakat melalui upaya peningkatan sumber daya keperawatan yang berkualitas.

Page 47: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Akademik (2008) Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah alternatif penyusunan kurikulum), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta

Depkes. BPPSDM Kesehatan, (2006) Kurikulum Nasional Pendidikan D3 Keperawatan, Jakarta

Gaberson, K. B., & Oermann, M.H.(1999) Clinical Teaching Strategies in Nursing Teaching of nursing. New York : Springer Publishing Company.

Morisson, Gary, R. Ross, Steven M. Kemp, Jerrold E. 2001. Designing Effective Instruction. 3rd

ed. USA : John Wiley & Sons, Inc

Morrow, K. (1984). Preceptorship in nursing staff development, in Kramer, M. (1993).

Munandir 1997. Rancangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.

NMC. (2002). Supporting nurse and midwives through lifelong learning.London : NMC

Prawiradilaga, Salma, Dewi. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Preceptorship ploicy : a tool for success, Jounal of Continuing Education in Nursing, 24 (6), 274-276

PPNI (2012) Standar Kumpetensi Perawat Indonesia, Jakarta

PPNI (2012)Telaah Standar Kompetensi Perawat Indonesia berdasarkan KKNI, Jakarta

Toolbox of Assessment Methods© 2000 Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME), and American Board of Medical Specialties (ABMS). Version 1.1

www.hpeq.dikti.go.id (2012) Draf Standar Pendidikan Perawat, Jakarta.

www.hpeq.dikti.go.id (2012) Draf Naskah Akademik Sistem Pendidikan Perawat, Jakarta

Page 48: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

TIM PENYUSUN

Pengarah1. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2. Kepala Bidang Pendidikan dan Kurikulum, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.3. Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PP-PPNI).

Kelompok Kerja1. Yupi Supartini, SKp., MSc. Poltekkes Kemenkes Jakarta III2. Miciko Umeda, SKp., M.Biomed. Universitas Muhammadiyah Jakarta3. Heru Supriyatno, MN. Poltekkes Kemenkes Semarang4. Heni Nurhaeni, SKp., MKM. Poltekkes Kemenkes Jakarta I5. Ahmad Farid Rivai, MPH. Akper Muhammadiyah Cirebon6. Dr. Hotma Rumahorbo, SKp., M.Epid. Poltekkes Kemenkes Bandung7. Tri Anjaswarni, SKp., M.Kep. Poltekkes Kemenkes Malang8. Setiadi, Ns. M.Kep. Stikes Hang Tuah Surabaya9. Neneng Rohwiati, SKp., M.Si. Akper Yaspen Jakarta10. Ridwan Setiawan, S.Kp., M.Kes. Poltekkes Kemenkes Bandung

Konsultan1. dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, M.A., M.Med.Ed., Ph.D.2. Mega Santoso, Ph.D.3. Ir. SP. Mursid, MSc.

Page 49: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Lampiran-1Keterkaitan Capaian Pembelajaran Bahan Kajian dan Mata Kuliah

Capaian PembelajaranBahan Kajian

Mata KuliahSikap dan Nilai*/

Pengetauan Umum Ketrampilan khusus sks

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;

2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika;

1. Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Filsafat ketuhanan3. Hakekat dan martabat

manusia4. Tanggung jawab manusia5. Taat hukum tuhan6. Fungsi profetik agama dalam

hukum7. Agama sebagai sumber moral8. Akhlak mulia dalam

kehidupan9. Iman, Ipteks dan amal10. Kewajiban menuntut dan

mengamalkan ilmu11. Tanggung jawab ilmuwan dan

seniman12. Kerukunan antar umat

beragama13. Masyarakat beradab dan

sejahtera14. Peran umat beragama dalam

mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera

15. HAM dan demokrasi16. Kontribusi agama dalam

kehidupan berpolitik17. Peran agama dalam

mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa

Agama

2 sks

3. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memilikinasionali

1. Pancasila sebagai idiologi bangsa dan Negara

2. Karakteristik Identitas Nasional

3. Wawasan kebangsaan4. Proses berbangsa dan

bernegara5. Sistem Konstitusi

Pancasila2 sks

Page 50: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

smeserta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

6. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila;

6. Sistem politik dan ketatanegaraan Indonesia

7. Konsep dan prinsip demokrasi

8. Demokrasi Indonesia9. Demokrasi dan pendidikan

demokrasi10. Hak asasi manusia

7. Bekerjasama dan memiliki kepekaan social serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;

8. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;

10. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.

1. Warga negara Indonesia2. Hak dan kewajiban warga

negara Indonesia3. Geopolitik Indonesia4. Otonomi Daerah5. Geostrategi Indonesia6. Konsep Wawasan Nusantara7. Konsep asta gatra8. Indonesia dan perdamaian

dunia

Kewarganegaraan2 sks

4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memilikinasionalismeserta rasa tanggungjawab pada negara dan

1. Bahasa Negara2. Bahasa persatuan3. Bahasa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni4. Fungsi bahasa5. Peran bahasa dalam

pembangunan bangsa6. Menulis makalah

Bahasa Indonesia2 sks

Page 51: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

bangsa; 7. Membuat rangkuman / ringkasan buku

8. Resensi buku9. Membaca tulisan / artikel

ilmiah10. Membaca tulisan popular11. Mengakses informasi melalui

internet12. Bicara13. Presentasi14. Seminar15. Berpidato dalam situasi

formal9. Menginternalisasi

semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;

1. Prinsip-prinsip kewirausahan2. Jenis-jenis wirausaha

dibidang kesehatan / keperawatan

3. Strategi kewirausahaan dalam bidang kesehatan / keperawatan

4. Konsep dasar kewirausahaan 5. Analisa kewirausahaan6. Faktor kewirausahaan7. Karakter kewirausahaan 8. Spirit kewirausahaan 9. Etika wirausaha10. Tanggung jawab wirausaha11. Strategi pemasaran12. Konsep Home Care13. Nursing center

Kewirausahaan 2 sks

1. Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia , patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi.

2. Menguasai prinsip fisika, biokimia, dan psikologi.

1. Anatomi dan fisiologi sistem tubuh:a. Sistem kardiovaskulerb. Sistem pernafasanc. Sistem pencernaand. Sistem perkemihane. Sistem persarafan dan

neurobehaviourf. Sistem endokring. Sistem reproduksih. Sistem hematologi dan

imunologii. Sistem sensoris (mata,

telinga, hidung, pengecapan

j. Sistem muskuloskeletal2. Fisika

a. Biomekanikb. Biolistrikc. Fluidad. Bio-optike. Bio-akustik

IImu Biomedik Dasar 4 sks

Page 52: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

f. Termofisika g. Penerapan fisika dalam

keperawatanh. Prinsip prinsip fisika

dalam pemeliharaan alat-alat keperawatan

3. Biokimiaa. Metabolisme tubuhb. Metabolisme

karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air

c. Keseimbangan asam-basad. Mekanisme kerja hormone. Mekanisme kerja enzim

1. Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia , patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi.

1. Konsep dasar nutrisi2. Pengaturan nutrisi3. Nutrisi pada Bayi dan anak4. Kebutuhan nutrisi bagi

Remaja5. Kebutuha nutrisi bagi dewasa

dan lanjut usia6. Nutrisi pada Ibu hamil dan

menyusui7. Nutrisi sebagai terapi8. Pencegahan dan penanganan

kekurangan Vitamin, anemia dan cacingan,KKP

9. Peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien.

Gizi Dan Diet2 sks

1. Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia , patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi.

1. Mekanisme adaptasi sel (Proses cedera fisik, penyembuhan dan pemulihan dan kematian jaringan /nekrosis sel meliputi : atropi,hipertropi,iskemik, trombosis,embolism)

2. Kelainan dan interaksi genetik3. Proses keganasan4. Tahapan Perkembangan

mental dan perubahan kesehatan ( Perkembangan reproduksi, perkembangan anak, dewasa, orang tua/lansia)

5. Proses perubahan keseimbangan cairan, elektrolit dan Asam Basa, antara lain : Proses Odem, Hiper dan Hipo elektrolit,

Patofisiologi2 sks

Page 53: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Asidosis dan Alkalosis)6. Proses Infeksi,7. Prosesperadangan 8. Proses Imunitas9. Proses degenaratif10. Proses terjadinya shock

1. Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia , patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi.

1. Konsep Farmakologia. Farmakokinetikb. Farmakodinamikc. Penggolongan obatd. Prinsip pemberian obate. Bentuk kemasan obat

2. Peran perawat dalam pemberian obat

3. Cara pemberian obat4. Konsep dan prinsip pemberian

obat oral dan obat topikal, parenteral dan supositoria.

Farmakologi2 sks

2. Menguasai prinsip fisika, biokimia, dan psikologi.

1. Konsep bio-psikologi2. Perilaku manusia3. Perkembangan kepribadian4. Bio-psikologi dan proses

sensori- motorik5. Kesadaran diri6. Persepsi dan motivasi7. Emosi, stres dan adaptasi8. Proses berfikir dan

pemecahan masalah9. Konsep belajar10. Intelejensi dan kreatifitas11. Gangguan perilaku12. Pembentukan sikap

Psikologi2 sks

3. Menguasai pengetahuan faktual tentang antropologi sosial.

1. Konsep antropologi sosial2. Konsep antropologi

kesehatan3. Proses social dan interaksi

social4. Berbagai kelompok sosial-

masyarakat5. Lapisan-lapisan sosial-

masyarakat6. Ciri-ciri kelompok sosial dan

masyarakat7. Aturan / norma-norma dalam

kehidupan masyarakat8. Implikasi antropologi dalam

praktik keperawatan9. Implikasi transkultural dalam

Antropologi Kesehatan

2 sks

Page 54: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

praktik keperawatan15. Menguasai Kode

Etik Perawat Indonesia, pengetahuan faktual tentang hukum dalam bidang keperawatan,prinsip prinsip otonomi, malpraktek, bioetik yang terkait pelayanan keperawatan.

1. Nilai, norma dan etika2. Prinsip-prinsip etik3. Konsep etik dan hukum

kesehatan4. Peraturan, kebijakan dan

perundang-undangan yang berkaitan dalam praktik keperawatan

5. Kode etik keperawatan6. Issue etik7. Masalah etik8. Dilema etik dalam

keperawatan9. Bio etik keperawatan10. Hak dan kewajiban pasien11. Aspek legal dalam praktik

keperawatan12. Keputusan etik

Etika Keperawatan2 sks

4. Menguasai konsep keperawatan sebagai landasan dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan komprehensif.

1. Sejarah keperawatan2. Falsafah dan paradigma

keperawatan (manusia, sehat-sakit, lingkungan, keperawatan)

3. Keperawatan sebagai Profesi4. Pengenalan Teori

keperawatan5. Model Praktik Keperawatan 6. Tren keperawatan dimasa

yang akan datang7. Sistem Pelayanan Kesehatan8. Peran, fungsi, dan tugas

Perawat dalam pelayanan kesehatan

Konsep Dasar Keperawatan

2 sks

6. Menguasai konsep teoritis Kebutuhan dasar manusia.

9. Menguasai jenis,manfaat, dan manual penggunaan alat kesehatan.

1. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar askep

1. Teori kebutuhan dasar manusia

2. Teori kebutuhan dasar manusia menurut Maslow

3. Konsep kebutuhan oksigen, 4. Konsep kebutuhan cairan5. Konsep kebutuhan nutrisi6. Konsep kebutuhan eliminasi7. Konsep kebutuhan aktifitas8. Konsep kebutuhan istirahat

dan tidur9. Konsep keseimbangan suhu

tubuh10. Konsep kebutuhan seksual11. Konsep kebutuhan rasa aman

dan nyamana. kehilangan dan berdukab. penyakit kronis

Keperawatan Dasar I/II

9 sks

Page 55: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia

4. Mampu memilih dan mengunakan peralat dlm memberikan askep sesuai dg standar askep

5. Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah, merencanakan, mendokumentasikan, dan menyajikan informasi asuhan keperawatan

1.

c. terminald. kecemasan

12. Konsep kebutuhan memiliki dan dimiliki

13. Konsep kebutuhan harga diri14. Konsep kebutuhan aktualisasi

diri15. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

16. Berbagai prosedural keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien berhubungan dengan:

17. Gangguankebutuhan oksigen:a. Menghitung pernapasanb. Memposisikan pasien

fowler dan semifowlerc. Mengumpulkan sputum

untuk pemeriksaaand. Memberikan oksigen nasal

kanule. Melatih napas dalamf. Melatih batuk efektif

18. Gangguan kebutuhan cairan:a. Mengukur tekanan darahb. Menghitung nadic. Pemeriksaan Rumple-

leadd. Memberi minum per orale. Mengumpulkan urin

untuk pemeriksaanf. Memasang kondomg. Menghitung

keseimbangan cairanh. Merawat luka infusi. Mengganti cairan infusj. Melepas infusk. Memonitor teteran

infusel. Merawat kateter urin

19. Gangguan kebutuhan nutrisi:a. Mengukur berat badan,

tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar paha

b. Menghitung Indeks Masa Tubuh

c. Memberikan makan per oral

Page 56: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

20. Gangguan kebutuhan eliminasi:a. Membantu pasien

eliminasi bak/bab di atas tempat tidur

b. Memasang diapers/ popok

21. Gangguan kebutuhan aktivitas:a. Menerima pasien barub. Memindahkan pasien dari

Tempat Tidur ke kursic. Memindahkan pasien dari

Tempat Tidur ke Tempat Tidur lain

d. Memposisikan pasien: Posisi Fowler; Semi Fowler; Lithotomi; Dorsal recumbent; SIM (miring kanan/kiri) ; Trendelenberg; Supinasi; Pronasi;

e. Melatih berjalanf. Memandikan pasien di

atas Tempat tidurg. Merawat gigi dan mulut:

Menyikat gigi, merawat mulut dan gigi pada pasien yang tidak sadar.

h. Mengganti pakaianpasien diatas tempat tidur.

i. Mencuci rambutj. Menyisir rambut

22. Gangguan keseimbangan suhu tubuh:a. Mengukur suhu tubuh:

oral, aksilla dan rektalb. Memberikan kompres

hangatc. Memberikan kompres

dingin

23. Gangguan aman nyaman:a. Manajemen stres

(Relaksasi, relaksasi otot progresif, Nafas dalam, Guide imagery, latihan fisik)

b. Membersihkan lingkungan pasien

Page 57: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

c. Backrubd. Mencuci tangan aseptic

dan antiseptice. Menggunakan alat

pelindung diri : barak scort, sarung tangan, penutup kepala,dll

24. Prosedur perawatan pada tindakan kolaboratifa. Memberikan obat oralb. Memberikan obat

parenteral(intrakutan, subkutan, intramuskuler, intravena),

c. Memberikan obat topical (Oles, tetes)

d. Memberikan obat prarektal/supositoria

25. Jenis, manfaat dan cara penggunaan alat kesehatan yang sering digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.a. Jenis &type

alatkesehatanb. Manfaat dan fungsi alat

kesehatanc. Prinsip dan prosedur

penggunaan alatd. Perawatan dan

penyimpanan alate. Kalibrasi alat: prinsip, dan

carapelaksanaan.

26. Penyimpanan dan pemeliharaan alat:a. Membersihkan dan

menyimpan alat b. Prinsip aseptic dan

antiseptic pada penggunaan alat kesehatan.

4. Menguasai konsep keperawatan sebagai landasan dalam memberikan asuhan

1. Berfikir kritis dan pengambilan keputusan

2. Tahapan Proses Keperawatan

3. Pengkajian Keperawatan4. Diagnosa Keperawatan5. Perencanaan Keperawatan

Metodologi Keperawatan

2 sks

Page 58: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

keperawatan secara holistic dan komprehensif.

6. Implementasi / Tindakan Keperawatan

7. Evaluasi Keperawatan

12. Menguasai teknik pengumpulan, klasifikasi, dokumentasi, dan analisis data serta informasi asuhan keperawatan.

5. Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah, merencanakan, mendokumentasikan, dan menyajikan informasi asuhan keperawatan

1. Konsep dokumentasi 2. Tehnik dokumentasi dan

pelaporan3. Sistem Informasi Kesehatan4. Model pendokumentasian

asuhan keperawatan5. Teknik pendokumentasian

asuhan keperawatan 6. Model dokumentasi NANDA

(NIC dan NOC)7. Sistem dokumentasi (manual

dan elektronik)1. Aspek Legal

Pendokumentasian

Dokumentasi Keperawatan

2 sks

13. Menguasai konsep, prinsip dan teknik komunikasi terapeutik serta hambatannya yang sering ditemui dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

14. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan bagi klien.

6. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya

7. Mampu memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pola hidup sehat klien dan menurunkan angka kesakitan

1. Konsep Dasar komunikasi2. Komunikasi terapeutik3. Prinsip komunikasi teraputik4. Teknik-teknik komunikasi

teraputik 5. Strategi pelaksanaan (tahap-

tahap) komunikasi terapeutik 6. Hambatan komunikasi 7. Penerapan komunikasi

berdasarkan tingkat usia8. Melakukankan komunikasi

pada setiap tahap proses keperawatan

9. Melakukan komunikasi pada bayi dan anak

10. Melakukan komunikasi pada remaja

11. Melakukan komunikasi pada orang dewasa

12. Melakukan komunikasi pada lansia

13. Melakukan komunikasipada pasien dengan kebutuhan khusus

14. Melakukan komunikasi pada keluarga, kelompok dan masyarakat

15. Melakukan komunikasi pada pasien dengan fisik dan gangguan jiwa

16. Konsep, prinsip, dan teknik pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan bagi klien.

Komunikasi2 sks

Page 59: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

c. Konsep pendidikan kesehatan

d. Prinsip pendidikan kesehatan

17. Konsep Promosi kesehatan di Rumah sakit

18. Implementasi promosi kesehatan di tatanan rumah sakit Konsep pemberdayaan klien

19. Upaya upaya kesehatan 20. Rencana Penyuluhan

kesehatan21. Media penyuluhan kesehatan22. Penyuluhan kesehatan pada

individu, keluarga, dan kelompok khusus

16. Menguasai konsep teoritis penjaminan mutu asuhan keperawatan , konsep teoritis Praktek Keperawatan Berbasis Bukti (Evidence Based Practice).

8. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan kuantitas yang terukur terhadap hasil kerja sendiri, tenaga kerja pendukung (support workers) yang menjadi tanggung jawab pengawasan di lingkup bidang kerjanya.

1. Konsep dan proses manajemen keperawatan

2. Menejemen perencanaan asuhan Keperawatan

3. Konsep supervisi, 4. Timbang terima pasien,

pendelegasian tugas5. Konsep Manajemen Konflik, 6. Konsep Kolaborasi dan

Negosiasi7. Konsep Model Praktik

Keperawatan Profesional 8. Konsep Mutu Pelayanan

Keperawatan9. Konsep teoritis penjaminan

mutu asuhan keperawatan , konsep teoritis Praktek Keperawatan Berbasis Bukti (Evidence Based Practice)

10. Indikator Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan

11. Kepuasan pelangggan12. Membuat rencana kerja

sebagai anggota tim13. Membuat laporan kerja

Menejemen Keperawatan

2 sks

15. Menguasai konsep dan prinsip “Patient safety”

1. Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia ,

1. Konsep dan prinsip “Patient safety” a. Komponen pasien safetyb. Sasaran pasien safety

2. Langkah langkah pelaksanaan “Patient safety” (RS Propinsi, Kab.,Puskesmas)

3. Standar Keselamatan Pasien

Manajemen Patient safety2 sks

Page 60: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi.

10. Menguasai konsep dan prinsip sterilitas dan desinfeksi alat.

4. Kriteria monitoring dan evaluasi “Patient safety”

5. Komunikasi antar anggota team kesehatan

6. Peran perawat dalam “Patient safety”

7. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien

8. Monitoring dan evaluasi “Patient safety”

9. Siklus hidup mikrooganisme10. Kembang-biak

mikroorganisme11. Cara penularan12. Jenis organisme parasit13. Siklus hidup organisme

parasit14. Cara berkembang biak15. Cara penularan16. Kosep sterilisasi17. Konsep desinfeksi18. Cara sterilisasi19. Macam desinfeksi20. Konsep pencegahan

penularan infeksi21. Tindakan pencegahan dan

pengendalian infeksi silang22. Konsep menejemen infeksi

nosokomial

7. Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok.

1. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar askep dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah

1. Konsep dan perspektif keperawatan medikal bedah

2. Peran perawat medikal bedah dalam Kebijakan pelayanan kesehatan (nasional dan internasional)

3. Kajian penyakit tropis: Malaria, DHF, Thypoid, Filariasis

4. Kajian penyakit infeksi endemis: SARS, Flu Burung

5. Kajian penyakit HIV/AIDS6. Gangguan kebutuhan oksigen

akibat patologis sistem pernafasan dan cardiovaskuler: a. Anamesa gangguan

sistem pernapasan dan cardiovaskuler

b. Perekaman EKGc. Pengambilan specimen

darah : vena dan arteri

Medikal Bedah I/II10 sks

Page 61: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

tersedia4. Mampu memilih

dan mengunakan peralat dlm memberikan askep sesuai dg standar askep

5. Mampu mengumpulkan data, menyusun, mendokumentasikan dan menyajikan informasi askep.

2.

d. Pemeriksaan fisik:kecukupan oksigen dan sirkulasi, perubahan irama napas dan irama jantung; bunyi napas dan bunyi jantung.

e. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan echocardiographi, treadmel test

f. Masalah perawatan pada ISPA, COPD, cor pulmonale, effusi pleura, TBC, CAD, dekompensasi kordis, hipertensi, anemi, gangguan pembuluh darah perifer, DHF

g. Tindakan keperawatan pada gangguan kebutuhan oksiegn: 1) Memberikan posisi

fowler dan semi fowler

2) Memberikan oksigen simple mask

3) Melakukan Postural drainage

4) Melakukan inhalasi (nebulizer)

5) Melakukan penghisapan lendir

6) Memasang dan memonitor transfusi darah

7) Memberikan obat sesuai program terapi

h. Melaksanakan evaluasi kebutuhan oksigen

7. Gangguan kebutuhan cairan akibat patologis sistem perkemihan dan metabolik endokrina. Anamesa gangguan sistem

perkemihan dan endokrinb. Persiapan pasien dengan

BNO/IVP, USG ginjalc. Pemeriksaan fisik:

dehidrasi, overload cairan/edema, kurang mineral

d. Masalah perawatan pada

Page 62: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

pielonepritis, glomerulonepritis, neprotik syndrome, batu saluran kemih, gagal ginjal, diabetes insipidus

e. Tindakan keperawatan pada gangguan kebutuhan cairan: 1) Merawat infus 2) Merawat kateter3) Melaksanakan

bladder training4) Memberikan obat

sesuai program terapif. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan cairan dan elektrolit

8. Gangguan kebutuhan nutrisi akibat patologis pencernaan dan metabolik endokrin a. Anamesa gangguan

sistem pencernaan dan metabolic endokrin

b. Persiapan pasien dengan barium meal/barium enema, USG abdomen dan endoskopi

c. Pemeriksaan fisik: kondisi saluran pencernaan, bentuk abdomen, kesulitan mengunyah dan menelan, bising usus

d. Masalah perawatan pada ulkus peptikum, gastroenteritis, thypus abdominalis, colitis, hemoroid, hepatitis, obstruksi intestinal, DM

e. Tindakan keperawatan: 1) Merawat NGT2) Memberi makan

melalui NGT3) Memberikan obat

sesuai program terapif. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan nutrisi

9. Gangguan kebutuhan eliminasi akibat patologis sistem pencernaan dan

Page 63: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

persarafana. Anamesa gangguan sistem

pencernaan dan persarafan

b. Masalah perawatan pada konstipasi, inkontinensia urin/alvi

c. Tindakan keperawatan 1) Melakukan manual

fekal2) Merawat kolostomi 3) Memberikan obat

sesuai program terapi d. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan eliminasi

10. Gangguan kebutuhan aktifitas akibat patologis sistem muskuloskletal dan persarafan dan inderaa. Anamnesa gangguan

sistem muskuloskletal dan persarafandan indera

b. Persiapan pasien dengan CT scan otak dan MS, MRI, Angografi cerebral. Pungsi lumbal

c. Pemeriksaan fisik: bentuk dan gait tubuh, fungsi sensorik, motorik, keseimbangan, pemeriksaan reflex, visus

d. Masalah perawatan pada osteomielitis, osteoporosis, fraktur, amputasi, stroke, enchepalitis, meningitis, trauma kepala, trauma medulla spinalis, polio, tetanus, katarak, glaukoma

e. Tindakan keperawatan:1) Melatih pasien

menggunakan alat bantu jalan: kursi roda, kruck, tripot

2) Melatih ROM3) Memberikan obat

sesuai program terapif. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan aktifitas

Page 64: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

11. Gangguan kebutuhan istirahat dan tidur akibat patologis sistem persarafan dan integumena. Anamesa gangguan

sistem persarafan dan sistem integumen

b. Masalah perawatan : nyeri, gangguan tidur

c. Tindakan keperawatan pada gangguan pemenuhan istirahat dan tidur1) Membantu

melaksanakan ritual tidur

2) Melaksanakan program terapi sesuai program terapi

d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan istirahat dan tidur

12. Gangguan kebutuhan keseimbangan suhu tubuh akibat patologis berbagai sistem tubuha. Anamesa riwayat infeksi

sistem tubuhb. Masalah perawatan pada

pasien denganhipertermi dan hipotermi

c. Tindakan keperawatan pada gangguan pemenuhan keseimbangan suhu tubuh:1) Memasang cooler

blanket2) Memasang warmer

blanket3) Memberikan obat

sesuai program terapie. Melaksanakan evaluasi

kebutuhan keseimbangan suhu tubuh

13. Gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman akibat patologis sistem integumen dan sistem immune a. Anamesa gangguan

Page 65: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

sistem integumen dan immune

b. Anamesa tentang kondisi psikologik-sosial

c. Pemeriksaan fisik:terhadap integritas kulit/jaringan, tanda infeksi/peradangan, tanda penurunan kesadaran

d. Pemeriksaan tanda kecemasan

e. Masalah perawatan pada luka bakar, dermatitis, reaksi obat dan alergi, SLE, AIDS

f. Tindakan keperawatan:1) Merawat luka2) Memberi kompres

pada luka3) Memasang restrain4) Melakukan test

alergi hasil kolaborasi

5) Memberikan obat sesuai program terapi

g. Melaksanakan evaluasi kebutuhan rasa aman dan nyaman

13. Keperawatan Periopratifa. Konsep perioperatifb. Aplikasi asuhan

Keperawatan periopratifc. Tindakan keperawatan

pre operatif:1) Membersihkan

daerah operasi2) Mencukur daerah

operasi3) Menyiapkan

pelaksanaan Informed consent

d. Tindakan keperawatan post operatif

1) Menyiapkan TT aether bed

2) Anamesa dan observasi sirkulasi (TD, nadi, pernapasan dan suhu tubuh)

Page 66: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

3) Mengobservasi perdarahan

4) Pemeriksaan kesadaran

5) Mengobservasi bising usus

6) Membimbing latihan napas dalam

7) Membimbing batuk efektif

8) Melatih ambulasie. Evaluasi asuhan

keperawatan periopratif7. Menguasai

teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok.

1. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar askep dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia

4. Mampu memilih dan mengunakan peralat dlm memberikan askep sesuai dg standar askep

5. Mampu mengumpulkan data, menyusun, mendokumentasikan dan menyajikan informasi askep.

3.

1. Konsep neonates esensial2. Konsep Keperawatan anak

sehat3. Konsep tumbuh kembang

anak4. Sistem perlindungan anak

Indonesia5. Konsep keperawatan anak

sakit6. Ragam Berbagai penyakit dan

Masalah-masalah kesehatan anak yang lazim

7. Konsep hospitalisasi8. Konsep bermain9. Pemeriksaan perkembangan

anak (KTSP dan MTBS)10. Aplikasi Proses Keperawatan

pada anak sehat, sakit :11. Tindakan keperawatan pada

anak sehat: Imunisasi dasar; Bimbingan antisipasi (anticipatory guidance), memandikan bayi

12. Tindakan keperawatan pada anak sakit:Melakukan terapi bermain, Perawatan bayi dalam incubator, Perawatan bayi dengan fototerapi

13. Evaluasi asuhan keperawatan pada anak sehat dan anak sakit

Keperawatan Anak3 sks

Page 67: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

7. Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok.

1. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar askep dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia

4. Mampu memilih dan mengunakan peralat dlm memberikan askep sesuai dg standar askep

5. Mampu mengumpulkan data, menyusun, mendokumentasikan dan menyajikan informasi askep.

4.

1. Perspektif keperawatan maternitas,

2. Issue dan trend keperawatan maternitas

3. Peran dan fungsi perawat maternitas

4. Konsep keperawatan ibu hamil

5. Konsep keperawatan ibu intranatal dan bayi baru lahir

6. Konsep Keperawatan ibu post partum

7. Konsep keperawatan ibu dengan masalah reproduksi

8. Ragam gangguan sistem Reproduksi: PMS, infeksi, gangguan menstruasi, gangguan kehamilan.

9. Aplikasi proses keperawatan pada ibu hamil, intra natal, post partum dan masalah reproduksi:

10. Tindakan keperawatan pada Ibu hamil:a. ANCb. Pendidikan kesehatan

pada ibu hamil c. Senam hamil

11. Tindakan keperawatan pada ibu dengan gangguan reproduksi:a. Pendidikan kesehatan

tentang: kesehatan reproduksi, haid dan permasalahannya, penyakit organ reproduksi.

b. Persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan papsmear

12. Tindakan keperawatan pada ibu dengan gangguan reproduksi:a. Pendidikan kesehatan

tentang: kesehatan reproduksi, haid dan permasalahannya, penyakit organ reproduksi.

b. Persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan

Keperawatan Maternitas

3 sks

Page 68: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

papsmear13. Evaluasi asuhan keperawatan

pada ibu maternal7. Menguasai

teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok.

1. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar askep dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia

4. Mampu memilih dan mengunakan peralat dlm memberikan askep sesuai dg standar askep

5. Mampu mengumpulkan data, menyusun, mendokumentasikan dan menyajikan informasi askep.

5.

1. Perspektif keperawatan Jiwa2. Trend dan isu keperawatan

jiwa3. Konsep Dasar kesehatan /

keperawatan jiwa4. Model konseptual

keperawatan jiwa5. Konsep penatalaksanaan

terapi modalitas6. Penggolongan gangguan jiwa

(Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa/ PPDGJ dan Diagnostik and statistic manual of mental disorders IV/ DSM IV)

7. Aplikasi Asuhan Keperawatan pasien dengan : a. Kecemasanb. Kehilangan dan berdukac. Gangguan konsep dirid. HDR (Harga diri rendah)e. Isolasi sosialf. Halusinasig. Resiko Perilaku kekerasanh. Defisit perawatan dirii. Regimen terapetik

8. Tindakan Terapi modalitas (TAK dan psikofarmaka)

9. Evaluasi asuhan keperawatan pada gangguan jiwa

Keperawatan Jiwa3 sks

11. Menguasai konsep dan prinsip pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar pada situasi gawat darurat dan atau bencana,

2. Mampu melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar (basic life support/BLS) pada situasi gawat darurat/bencan

1. Persepktif keperawatan gawat darurat

2. Konsep dan prinsip gawat darurat

3. Konsep dan prinsip pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar

4. Prinsip utama pertolongan korban

Keperawatan gawatdarurat dan

Bencana2 sks

Page 69: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

a dengan memilih dan menerapkan metode yang tepat, sesuai standar dan kewenangannya.

5. Langkah langkah penilaian korban/TRIAGE

6. Konsep pengkajian pada pasien gawat darurat Circulation Airway Breathing (CAB)

7. Sistem pelayanan gawat darurat

8. Konsep, prinsip Bencana dan kejadian luar biasa

9. Sistem Penanggulangan Bencana terpadu

10. Prosedur bantuan hidup dasar:a. Pemeriksaan tingkat

kesadaran kuantitatif dan kualitatif

b. Pemeriksaan nadic. Pemeriksaan kepatenan

jalan nafasd. Pemeriksaan pernafasane. Tindakan resusitasi

jantung paruf. Membuka jalan

nafas ;dengan alat (opa) dan tanpa alat ;

g. Tindakan mengeluarkan benda asing

h. Pemasangan neck collari. Tindakan menghentikan

perdarahan (positioning & tourniquet)

11. Prosedur tindakan Bencanaa. Proses inisiasi awal pada

Bencanab. Evakuasi dan transportasi

korban7. Menguasai

teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok.

1. Mampu memberika askep kpd individu keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin

1. Konsep Kesehatan pada Kelompok Khusus gerontik

2. Aplikasi asuhan Keperawatan pada kelompok khusus gerontik

3. Tindakan pada keperawatan gerontik : e. Terapi kognitiff. Terapi aktifitasg. Bantuan aktifitas sehari-

hari (activity daily living – ADL) pada kelompok lansia

h. Senam lansia4. Evaluasi asuhan keperawatan

Keperawatan Gerontik

2 sks

Page 70: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

keselamatan klien (patient safety), sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia

7. Mampu memberikan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pola hidup sehat klien dan menurunkan angka kesakitan

pada kelompok khusus gerontik

7. Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok.

1. Mampu memberika askep kpd individu keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia

7. Mampu memberikan penyuluhan kesehatan untuk

1. Konsep Pelayanan Kesehatan Primer

2. Konsep keluarga3. Model konseptual

keperawatan keluarga4. Trend dan issue dalam

keperawatan keluarga 5. Konsep asuhan keperawatan

keluarga6. Manajemen sumberdaya

keluarga 7. Aplikasi asuhan keperawatan

keluarga 8. Tindakan keperawatan

keluarga : a. Pendidikan kesehatan

pada keluargab. Merawat anggota

keluarga yang sakitc. Pemberdayaan keluarga

3. Evaluasi asuhan keperawatan keluarga

Keperawatan Keluarga

2 sks

Page 71: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

meningkatkan pola hidup sehat klien dan menurunkan angka kesakitan

5. Menyusun laporan tentang hasil dap roses kerja dengan akurat dan sahih, mengomunikasikan secara efektif kpd pihak lain yg membutuhkannya

2. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi

1. Konsep karyatulis ilmiah (definisi, jenis, ciri ciri)

2. Langkah langkah penulisan ilmiah

3. Pengumpulan data ilmiah4. Sistematika penulisan5. Laporan Karya tulis ilmiah

secara sistematik

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Nama Prodi D-3 KeperawatanNama Mata KuliahKodeSemesterBeban KreditDosen Pengampu Atau Tim Dosen

Page 72: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Deskripsi Mata Kuliah Boleh ada boleh tidak adaCapaian Pembelajaran 1.

2.

Metode Penilaian dan pembobotanDaftar Referensi 1.

2.3.

Jadual PembelajaranWakt

uTujuan Bahan

kajian/Sub Bahan Kajian

Metoda Media Dosen Indikator Penilaian

1. Pengetahuan1.2.1.3.

2. Keterampilan 2.1. 3. Sikap 3.1. 3.2.

Tugas-tugas yang harus diselesaikan mahasiswa:1. 2.Setiap tugas dideskripsikan dengan menggunakan pendekatan 5 W dan 1h

Page 73: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Lampiran 6 :

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Nama Mata KuliahKodeSemesterBeban KreditTim DosenDeskripsi Mata Kuliah

Capaian Pembelajaran Program

1.2.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

1.2.

Metode Penilaian dan pembobotan

Daftar Referensi 1.2.3.

Jadual PembelajaranTanggal/Jam Bahan

kajian/Sub Bahan Kajian

Metoda Media Dosen Indikator Penilaian

Tugas-tugas yang harus diselesaikan mahasiswa:1.2.

Page 74: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Lampiran 7 :

RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Semester :Capaian Pembelajaran : 123

NO

Minggu Ke

TUJUAN(Kemampua

n yg Diharapkan)

Bahan Kajian(Materi Ajar)

METODE (Bentuk

Pembelajaran)

Kriteria Penilaian (Indikator

)

BOBOT

NILAI(%)

Standar Kompeten

si Profesiona

l

Dosen,Nama Lengkap

Page 75: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

Lampiran 8

Distribusi Mata Kuliah Prodi D-III Keperawatan

SEMESTER I

NO MATA KULIAH BOBOTPENGALAMAN

BELAJARSKS T P K/L

1 Agama 2 2 - -2 Pancasila 2 2 - -3 Kewarganegaraan 2 2 - -4 Bahasa Indonesia 2 1 1 -5 Ilmu Biomedik Dasar 4 3 1 -6 Psikologi 2 2 - -7 Konsep Dasar Keperawatan 2 2 - -

Jumlah sks semester 1 16 14 2  jumlah jam/mg 20 14 6  

SEMESTER II

NO MATA KULIAH BOBOTPENGALAMAN

BELAJARSKS T P K/L

1 Farmakologi 3 2 1 -2 Patofisiologi 2 2  - -3 Anthropologi Kesehatan 2 2 -  -4 Etika Keperawatan 2 1 1 -5 Keperawatan Dasar 5 3 2 - 6 Gizi dan Diet 2 - -  -

Jumlah sks semester 2 16 10 4  jumlah jam/mg 22 10 12  

SEMESTER III

NO MATA KULIAH BOBOTPENGALAMAN

BELAJARSKS T P K/L

1 Metodologi Keperawatan 2 1 1 - 2 Dokumentasi Keperawatan 2 2  - - 3 Komunikasi 2 1 1  -4 Praktik Klinik Keperawatan dasar 3  - -  35 Menejemen Patient safety 2 2 -  - 6 Keperawatan Medikal Bedah I 3 2 1 - 

Jumlah sks semester 3 14 8 3 3jumlah jam/mg 29 8 9 12

Page 76: Buku Kurikulum Nasional 2014 Per 5 Juli 2014

SEMESTER IV

NO MATA KULIAH BOBOTPENGALAMAN

BELAJARSKS T P K/L

1 Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I 2  -  - 22 Keperawatan Anak 3 1 1 13 Keperawatan Maternitas 3 1 1 14 Keperawatan Gawatdarurat dan Menejemen

Bencana 2 1  - 1

Jumlah sks semester 4 10 3 2 5jumlah jam/mg 29 3 6 20

SEMESTER V

NO MATA KULIAH BOBOTPENGALAMAN

BELAJARSKS T P K/L

1 Keperawatan jiwa 3 1 1 12 Keperawatan Medikal Bedah II 3 2 1  -3 Keperawatan Keluarga 3 2  - 14 Keperawatan Gerontik 2 1  - 1

Jumlah sks semester 5 11 6 2 3jumlah jam/mg 24 6 6 12

SEMESTER VI

NO MATA KULIAH BOBOTPENGALAMAN

BELAJARSKS T P K/L

1 Kewirausahaan 2 2  -  -2 Karya Tulis Ilmiah 3  -  - 33 Manajemen Keperawatan 2 2  -  4 Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II 2  -  - 2

Jumlah sks semester 6 9 4   5jumlah jam/mg 24 4   20

Catatan :1. Beban atau jumlah SKS, disesuaikan dengan kurikulum 2. Kode bentuk kegiatan :

a. Teori = T b. Praktikum = Pc. Praktik Klinik = Kd. Praktik lapangan = L