Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

10
Buku: Buku: DESENTRALISASI FISKAL DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974- Politik dan Perubahan Kebijakan 1974- 2004 2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo Oleh: Wahyudi Kumorotomo Penerbit: Prenada Media Penerbit: Prenada Media Tahun: 2008 Tahun: 2008 Jumlah halaman: 426 Jumlah halaman: 426

description

Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo Penerbit: Prenada Media Tahun: 2008 Jumlah halaman: 426. INSTRUMEN DESENTRALISASI FISKAL. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Page 1: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Buku:Buku:

DESENTRALISASI FISKALDESENTRALISASI FISKALPolitik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004

Oleh: Wahyudi KumorotomoOleh: Wahyudi Kumorotomo

Penerbit: Prenada MediaPenerbit: Prenada MediaTahun: 2008Tahun: 2008

Jumlah halaman: 426Jumlah halaman: 426

Page 2: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

INSTRUMEN DESENTRALISASI INSTRUMEN DESENTRALISASI FISKALFISKAL

1.1. Revenue sharing: pusat membagikan sebagian Revenue sharing: pusat membagikan sebagian penerimaan pemerintah (biasanya dalam penerimaan pemerintah (biasanya dalam bentuk hasil ekstraksi SDA, konsesi, dsb) bentuk hasil ekstraksi SDA, konsesi, dsb) kepada daerahkepada daerah

2.2. Fiscal sharing: pusat membagi kewenangan Fiscal sharing: pusat membagi kewenangan memungut pajak dan belanja publik kepada memungut pajak dan belanja publik kepada daerah. daerah.

3.3. Pemberian subsidi (Pemberian subsidi (grantsgrants) kepada pemerintah ) kepada pemerintah daerah:daerah:

a.a. General grantsGeneral grantsb.b. Specific grantsSpecific grantsc.c. Matching grantsMatching grants

Page 3: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Ketimpangan Vertikal Ketimpangan Vertikal Pada Masa Orde BaruPada Masa Orde Baru

Figure 3.1. Central and Local Government Revenue, 1969/70 – 1988/89 (billion Rp)

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

69/70 74/75 79/80 83/84 88/89

Central GovernmentRevenue

Local GovernmentRevenue

Source: BPS (various publications); Ranis & Stewart (1994); Ministry of Finance (1997).

Page 4: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

PenerimaanPenerimaan PusatPusat ProvProv Kab. Phsl.Kab. Phsl. Kab. Lain Kab. Lain dlm Provdlm Prov

Kab. Lain Kab. Lain di di

IndonesiaIndonesiaA.MigasA.Migas1. Minyak bumi1. Minyak bumi 8585 33 66 66 --2. Gas alam2. Gas alam 7070 66 1212 1212 --B. Non MigasB. Non Migas1. 1.

PertambanPertambangangan

- Sewa tanah Sewa tanah 2020 1616 6464 --- RoyaltyRoyalty 2020 1616 3232 32322. Kehutanan2. Kehutanan- PSDHPSDH 2020 1616 3232 3232- IHPHIHPH 2020 1616 6464 --- Dana Dana

reboisasireboisasi6060 -- 4040 --

3. Perikanan3. Perikanan 2020 -- -- -- 80 80 (merata)(merata)

Pembagian Pendapatan Pemerintah Menurut UU 33/2004

Page 5: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Tabel 6.2 Perubahan Kebijakan Mengenai Pendapatan Pemerintah Daerah

Pasal 55:Pendapatan pemerintah daerah:1. Pendapatan Asli Daerah (PAD):

UU No.5/1974UU No.25/1999

Pajak daerah Retribusi Laba perusahaan daerah Pendapatan lain-lain yang sah2. Pendapatan dari bantuan pemerintah yang lebih tinggi: SDO Bantuan Inpres 3. Pendapatan lain-lain:Bagian pajak

Pasal 3:Pendapatan pemerintah daerah:1.Pendapatan Asli Daerah (PAD):

Pajak daerahRetribusi Laba perusahaan daerah Pendapatan lain-lain yang sah

2.Perimbangan keuangan:Bagian dari PBBBagian dari BPHTBBagian dari pendapatan sumberdaya alam Dana Alokasi Umum DAU)Dana Alokasi Khusus (DAK)

3.Pinjaman Daerah4.Pendapatan lain-lain

Sumber: Disesuaikan dari ketentuan undang-undang.

Page 6: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Masalah Masalah DataData

1.1. Perjanjian kontrak pertambangan yg tidak seragam. Misal: Perjanjian kontrak pertambangan yg tidak seragam. Misal: equity share equity share pertambangan minyak bumi berlain-lainanpertambangan minyak bumi berlain-lainan

2.2. Perhitungan NOI untuk migas tidak jelas. Kontraktor sering Perhitungan NOI untuk migas tidak jelas. Kontraktor sering mencantumkan biaya terlalu besar sehingga angka NOI mencantumkan biaya terlalu besar sehingga angka NOI sangat kecil.sangat kecil.

3.3. Penerimaan SDA dikumpulkan berdasarkan letak kantor Penerimaan SDA dikumpulkan berdasarkan letak kantor perusahaan, bukan lokasi eksploitasiperusahaan, bukan lokasi eksploitasi

4.4. Lokasi penambangan Lokasi penambangan off-shoreoff-shore belum diatur jelas dalam belum diatur jelas dalam undang-undang (?).undang-undang (?).

5.5. Ada banyak departemen yg terlibat dalam penerimaan SDA, Ada banyak departemen yg terlibat dalam penerimaan SDA, sulit dikontrol akurasinya.sulit dikontrol akurasinya.

6.6. Cara penarikan dan tarif iuran tidak seragam. Misal: di sektor Cara penarikan dan tarif iuran tidak seragam. Misal: di sektor kehutanan, iuran ada yang dipungut berdasarkan wilayah, kehutanan, iuran ada yang dipungut berdasarkan wilayah, jenis kayu, volume, atau terkadang berat. jenis kayu, volume, atau terkadang berat.

Page 7: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Data Referensi Perhitungan DBHSDA

Minyak Bumi dan Gas Alam:1.Angka “lifting” bagian pemerintah2.Komponen pajak / pungutan3.Perhitungan penerimaan migas pemerintah (net of tax) dengan mengurangkan butir (1) dengan (2)4.Pengelompokan berdasarkan lokasi kontraktor (untuk tingkat provinsi)5.Penetapan bagian daerah sesuai UU No. 33/2004

Kehutanan:1.Data realisasi bagi hasil (IHH dan IHPH)2.Rujukan peraturan Departemen Kehutanan

Pertambangan Umum:•Data realisasi bagi hasil (royalty & landrent)

Page 8: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Proporsi Belanja Publik Dalam APBDProporsi Belanja Publik Dalam APBD

73,569,166,9 69,2 68,7

79,1

31,230,128,1

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2001 2002 2003

Tahun Anggaran

Pe

rse

n

DAU

Gaji Pegawai Negeri

Belanja Pembangunan

Page 9: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Tantangan Pemanfaatan APBDTantangan Pemanfaatan APBD

Kutai KartanegaraKutai Kartanegara SlemanSleman

Penduduk (2005)Penduduk (2005) 547.000 jiwa547.000 jiwa 905.000 jiwa905.000 jiwa

APBD APBD Rp 4Rp 4,7,7 triliun triliun Rp 698,5 miliarRp 698,5 miliar

PegawaiPegawai 14.20014.200 8.3008.300

Penduduk miskinPenduduk miskin 55.00055.000 146.500146.500

Page 10: Buku: DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan 1974-2004 Oleh: Wahyudi Kumorotomo

Sentralisasi

Desentralisasi