Buku Prosidingopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/444fe-pro...i Buku Prosiding...
Transcript of Buku Prosidingopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/444fe-pro...i Buku Prosiding...
i
Buku Prosiding
SEMINAR UMUM FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN UNIVERSITAS PERTAHANAN
“Model Kepemimpin pada Era Revolusi Industri 4.0” 21 Februari 2019
UNIVERSITAS PERTAHANAN
Kawasan IPSC Sentul Sukahati Citereup Bogor 16730
2019
ii
Buku Prosiding
SEMINAR UMUM FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN UNIVERSITAS PERTAHANAN
“Model Kepemimpin pada Era Revolusi Industri 4.0” 21 Februari 2019
Penanggung Jawab:
Sulistiyanto,
at all.
Editor:
Yusuf Ali
Ikhwan syahtaria
Supandi
Sri Sundari
Dindin
iii
Riviewer:
Amarulla Octavian
Deni Ardiana
Akhmad Edhy Aruman
Yuni Pratikno
Design Cover & Layout:
Marcellinus Dicky Pradhana
Tri Adianto
ISBN : 9 786025 808289
x + 168 hlm.; 16x23 cm
Email : [email protected]
Mobile : +62-811-1493-465
Published by:
UNIVERSITAS PERTAHANAN
Kawasan IPSC, Sentul, Sukahati, Citeureup, Bogor, Jawa
Barat, Indonesia 16730
2019
iv
Daftar Isi
Halaman Sampul .......................................................... i
Halaman Judul ............................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................... iv
Sambutan Rektor Universitas Pertahanan ................... vi
Artikel Pertama : Kepemimpinan Organisasi Militer
pada Era Revolusi Industri 4.0 .......... 1
Artikel Kedua : Model Kepemimpinan Pemerintahan
di Era Revolusi Industri 4.0 ............... 49
Artikel Ketiga : Model Kepemimpinan di Organisasi
Non-Pemerintahan pada Era
Revolusi Industri 4.0 ......................... 62
Artikel Keempat : Leadership pada Korporasi di
Era Revolusi Industri 4.0 ................... 71
Biodata Moderator ........................................................ 89
Biodata Pemateri Pertama ........................................... 91
Biodata Pemateri Kedua .............................................. 93
Biodata Pemateri Ketiga ............................................... 95
Biodata Pemateri Keempat .......................................... 96
Organisasi Kepanitiaan ................................................ 97
A. Penasihat I ....................................................... 97
B. Penasihat II ...................................................... 100
C. Ketua ............................................................... 102
v
D. Koordinator ...................................................... 104
E. Sekertaris ........................................................ 105
F. Sie Perlengkapan ............................................ 106
G. Sie Acara ......................................................... 108
H. Sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi ....... 110
I. Notulen ............................................................ 113
J. Sie Perizinan ................................................... 116
K. Sie Konsumsi ................................................... 119
L. Master of Ceremony ........................................ 121
M. Penerima Tamu ............................................... 122
N. Liaison Officers ................................................ 125
Lampiran ...................................................................... 129
1. Slide Powerpoint Pemateri Pertama ................ 129
2. Slide Powerpoint Pemateri Kedua ................... 138
3. Slide Powerpoint Pemateri Ketiga ................... 143
4. Slide Powerpoint Pemateri Keempat ............... 154
vi
Sambutan
Rektor
Universitas Pertahanan
Letnan Jenderal TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP., MA
Seminar umum yang telah dilaksanakan oleh
Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan
pada hari ini, kamis, tanggal 21 Februari 2019, dengan
tema “Model Kepemimpinan pada Era Revolusi Industri 4.0
ini dilatar-belakangi oleh model kepemimpinan sebagai
suatu nilai, sikap, dan perilaku seseorang pemimpin.
Pengaruh perilaku pemimpin bertujuan untuk
pengembangan organisasi dalam mencapai tujuan.
vii
Kepemimpinan sangat berpengaruhi dalam rangka
peningkatan kinerja individu. Keterkaitan antara cara
kepemimpinan dengan perkembangan teknologi akan
meningkatkan kualitas dan mutu dari pencapaian kinerja,
pertumbuhan, serta keberhasilan.
Terlebih lagi saat ini indonesia sedang menghadapi
era Revolusi Industri 4.0 dimana teknologi merupakan
komponen utama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Revolusi Industri 4.0 banyak diikuti dengan
pembauran teknologi yang dapat mengintegrasi faktor-
faktor sumber daya manusia, instrumen produksi, dan
metode operasional untuk mencapai tujuan. Karakteristik
dari Revolusi Industri 4.0 yaitu penggabungan berbagai
teknologi terapan yang secara keseluruhan.
Kebijakan umum pertahanan negara menyebutkan
bahwa strategi pertahanan negara kesatuan republik
indonesia disusun dalam bentuk strategi penangkalan
yang memerlukan pengelolaan dari pemimpin yang
mampu menjawab tantangan dinamis abad 21 dengan
mensinergiskan komponen militer maupun non militer, baik
dari latar belakang skill maupun kultural dalam segala
aspek. Kepemimpinan selalu dibutuhkan dimanapun dan
kapanun sebagai solusi dari setiap permasalahan yang
ada. Seorang pemimpin dapat dinilai dari tingkah laku dan
viii
perbuatannya agar dapat menjadi teladan serta pribadi
yang arif bijaksana. Pemimpin juga sebaiknya senantiasa
dapat mengatasi segala sumber hambatan yang mengarah
kegagalan. Pemimpin juga diharapkan dapat berpikir
secara tepat, akurat, efektif dan efisien untuk menentukan
tindakan strategis dalam memberi saran dan masukan.
Revolusi Industri 4.0 di tandai dengan
perkembangan superkomputer, kendaraan tanpa
pengemudi robot pintar, editing genetik dan perkembangan
neuroteknologi yang memungkinkan manusia dapat lebih
mengoptimalkan fungsi otak. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia
sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan
sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh
kemunculan mesin.hal tersebut berhasil meningkatkan
perekonomian secara drastis dimana setelah revolusi
tersebut terjadi peningkatan pendapatan perkapita negara-
negara didunia menjadi berlipat ganda.
Saat ini kita telah memasuki Revolusi Industri 4.0
dan hal tersebut sangatlah berbeda dengan sebelumnya,
dimana kita dapat mendesain dunia dan mengubah realitas
disekitar kita, dengan perubahan secara nanoteknologi
ditambah dengan segala sesuatu di dunia yang terkoneksi
dengan internet.
ix
Revolusi Industri 4.0 merupakan peluang emas
dengan harapan supaya model kepemimpinan mampu
beradaptasi dan mengadaptasi skill dan mentalitas
baru.pemimpin yang tidak mampu beradaptasi dengan
cepat dari pemikiran tradisional maka akan
tertinggal.pemimpin harus terbuka terhadap perubahan,
terus belajar, semangat maju dengan mendaptasi
teknologi.
Globalisasi terutama kemajuan teknologi memang
telah menciptakan sebuah keterikatan diantara negara-
negara sekaligus menciptakan ancaman baru dan rasa
tidak aman bagi negara. Rasa tidak aman (insecurity)
negara tersebut merefleksikan sebuah kombinasi antara
ancaman-ancaman (threats) dan kerawanan
(vulnerabilitties) yang lahir dari fenomena globalisasi.
Pengaruh persaingan global yang semakin tajam,
dan seakan tidak mengenal batas-batas teritorial negara,
telah melanda ke seluruh aspek/bidang kehidupan,
termasuk pendidikan, yang menjadi medan juang unhan
dalam ikut andil untuk membangun kemajuan bangsa.
Kenyataan tersebut harus melahirkan berbagai pemikiran
strategis seorang pemimpin yang mampu merespon
perubahan zaman terutama perkembangan teknologi.
x
Unhan sebagai institusi pendidikan tinggi yang konsen
terhadap ilmu pertahanan melalui seminar umum ini
diharapkan melahirkan sebuah langkah strategis dalam
meningkatkan dan mengembangkan ranah keilmuan,
sehingga ilmu pertahanan yang dikembangkan di unhan
dinamis dan senantiasa merespon setiap fenomena
pertahanan dengan segenap instrumennya baik di dalam
maupun di luar negeri, sehingga eksis dalam
melaksanakan Tri Darma perguruan tinggi.
1
Artikel Pertama
Kepemimpinan Organisasi Militer pada Era
Revolusi Industri 4.0
Laksamana Muda T NI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc.,
D.E.S.D.
Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut
amarulla [email protected]
Abstrak:
Reputasi organisasi-organisasi militer terlihat sebagai
institusi yang kebal terhadap evolusi karena terkungkung
kebijakan doktrin dan prajurit bersenjata. Namun
munculnya perubahan teknologi yang drastis dan cepat
pada era Revolusi Industri 4.0, memaksa militer
beradaptasi lebih cepat dan berevolusi melakukan
perubahan besar. Perubahan tersebut juga menuntut
organisasi militer untuk menghadapi berbagai bentuk
ancaman dalam peperangan modern. Untuk
mempertahankan eksistensinya, militer juga dituntut
2
sepenuhnya mengeksploitasi semua sumber daya untuk
mendapatkan manfaat ekonomi dan teknologi yang
ditimbulkan oleh perubahan cepat dalam kemajuan
teknologi yang berlaku luas ini. Kepemimpinan militer
harus menganalisis hasil positif dan negatif Revolusi
Industri 4.0 sebagai kesiapan melaksanakan berbagai
bentuk peperangan modern melalui penyesuaian
kebutuhan organisasi dan kesiapan sumber daya manusia,
intelijen, logistik, dan operasi. Dihadapkan dinamika
lingkungan strategis dan perubahan geopolitik,
kemampuan militer harus dikembangkan berbasis
teknologi digital, big data, dan artificial intelligence untuk
menghadapi peluang dan tantangan era Revolusi Industri
4.0. Organisasi militer pada era Revolusi Industri 4.0
membutuhkan model strategic leadeship, agile leadership,
dan transformational leadership.
Kata kunci: revolusi industri 4.0, strategic leadership, agile
leadership, transformational leadership
3
1. Pendahuluan
Pengembangan kepemimpinan organisasi militer
tidak hanya cukup belajar dan paham konsep
kepemimpinan namun harus juga menguasai berbagai
teknik atau tools soft-skill yang relevan, disesuaikan
dengan posisi, situasi, dan tantangan yang dihadapie
Setiap orang memiliki potensi kepemimpinan dalam
dirinya, namun menghadapi konteks dan tantangan yang
semakin meningkat perlu pengembangan, artinya
kebutuhan dan kemauan belajar harus datang dari dalam
diri seseorang (horizontal) dan setiap pemimpin maupun di
atasnya harus akuntabel terhadap program kepemimpinan
(vertikal).
Pemahaman kepemimpinan pada masa kini, perlu
sinkronisasi dihadapkan pada jaman dan konteks teknologi
yang ada sehingga diperlukan peningkatan kapabilitas
yang lebih tinggi. Pengaruh global, situasi makro dan mikro
dalam era Revolusi Industri 4.0 membuat situasi semakin
kompleks, semakin sulit diprediksi dan berubah dengan
cepat. Tantangan kepemimpinan militer masa depan
adalah revolusi teknologi, generasi baru, revolusi ekonomi,
dan revolusi sosial karena berpengaruh pada bentuk
organisasi militer untuk menghadapi peperangan, dan
4
model kepemimpinan sesuai perkembangan Revolusi
Industri 4.0.
Untuk menyiasati situasi ini, diperlukan visi yang
kuat sesuai dengan konteks, penguasaan kekuatan
informasi agar memiliki pemahaman tinggi terhadap situasi
serta kreativitas dan inovasi dalam mencari solusi terbaik
sehingga gesit dan adaptif terhadap perubahan.
1.1. Pengertian Revolusi Industri.
Pada awalnya, istilah Revolusi Industri 4.0 berasal
dari sebuah proyek strategis teknologi canggih Pemerintah
Jerman yang mengutamakan komputerisasi pada semua
pabrik di negeri itu. Revolusi Industri 4.0 ini kemudian
dibahas kembali pada 2011 di Hannover Fair, Jerman.
Pada Oktober 2012, Working Group on Industri 4.0
memaparkan rekomendasi pelaksanaan Revolusi Industri
4.0 kepada Pemerintah Federal Jerman. Prof. Bob Gordon
dari Northwesten University, Illinois, Amerika Serikat1, juga
memberikan beberapa tanggapan mengenai Revolusi
Industri 4.0 yang dirangkum oleh Prof. Paul Krugman dari
1 Tony Prasetiantono, Revolusi Industri 4.0, dapat dilihat pada
https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20180410/281526521629699 diakses pada tanggal 6 Februari 2019 pukul 10.10 WIB.
5
Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat
(penerima Nobel Price on Economic) pada tahun 2008.
Sumber: Joachim von Heimburg, Industri 4.0 and the Internet-of-Things (IOT): Learning from the German Chemical Industri, http://www.innovation management.se/2016/12/29/industri-4-0-and-the-internet-of-things-iot/
Pada perkembangan berikutnya, April 2013, Prof.
Krugman2 mencatat beberapa hal tentang perkembangan
revolusi industri yang terjadi sejak abad ke-17:
1. Revolusi Industri Pertama (1750-1830) ditandai
dengan penemuan mesin uap dan kereta api.
Penggunaan mesin uap pada waktu itu
dimaksudkan untuk menggantikan tenaga manusia
dan hewan dalam produksi.
2 Adnan Canto, Peluang dan Tantangan Era RevolusI Industri
4.0, dapat dilihat pada http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/ peluang-dan-tantangan-era-revolusi-industri-40 diunduh pada tanggal 8 Februari 2019 pukul 15-35 WIB.
6
2. Revolusi Industri Kedua (1870-1900) ditandai
dengan penemuan listrik, alat komunikasi, bahan-
bahan kimia, dan minyak. Revolusi industri pada
tahap ini dapat digunakan untuk melaksanakan
konsep produksi massal.
3. Revolusi Industri Ketiga (1960 hingga sekarang)
ditandai dengan penemuan komputer, internet, dan
telepon genggam. Revolusi industri ketiga ini dapat
digunakan untuk otomatisasi proses produksi dalam
kegiatan industri.
4. Revolusi Industri Keempat atau Revolusi Industri 4.0
tetap bertopang pada Revolusi Industri 3.0. Revolusi
Industri 4.0 ditandai dengan bersatunya beberapa
teknologi sehingga kita melihat dan merasakan
suatu era baru yang terdiri atas tiga bidang ilmu
yang independen, yaitu fisika, digital, dan biologi.
Revolusi Industri 4.0 memiliki potensi
memberdayakan individu dan masyarakat karena revolusi
menciptakan peluang baru bagi ekonomi, sosial, maupun
pengembangan diri pribadi. Pada Sisi lain, Revolusi
Industri 4.0 juga bisa menyebabkan pengerdilan dan
marginalisasi beberapa kelompok dan dapat memperburuk
kepentingan sosial, serta dapat menciptakan risiko
7
keamanan dan dapat pula merusak interelasi
antarmanusia.
1.2. Dampaknya pada masyarakat umum dan dunia
militer.
Era revolusi industri 4.0 bercirikan dunia digital,
komputerisasi, serta teknologi artificial intelligence memiliki
banyak dampak positif, namun harus disikapi dengan
penuh kehati-hatian dan kebijakan. Atmosfer perubahan
hubungan antara manusia mengalami perubahan yang
cukup cepat dengan hadirnya perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi yang mampu merubah pola
hubungan antara manusia di segala aspek, seperti aspek
sosial, ekonomi, hukum, politik dan budaya serta
pertahanan dan keamanan. Perubahan dari sentuhan kulit
(face to face) menuju kepada sentuhan layar (screen to
screen), relasi virtual dengan berbagai macam window
dressing yang dijalankan secara otomatis dan robotik.
Masyarakat menerima dampak langsung dari
Revolusi Industri 4.0 di mana secara perlahan tenaga
manusia akan tergantikan dengan teknologi. Secara tidak
langsung, negara akan menerima limpahan dampak
Revolusi Industri 4.0, seperti meningkatnya jumlah
8
pengangguran, masalah-masalah sosial akibat pemutusan
hubungan kerja, dan berbagai dampak lainnya.
Menurut konsultan dunia terkemuka Deloitte,
Revolusi Industri 4.0 mampu meningkatkan derajat
kesiapan operasional militer.3 Kemajuan dalam teknologi
Revolusi Industri 4.0 sangat membantu organisasi
pertahanan negara meningkatkan kesiapan dan
keefektifan mereka. Berbagai Alutsista dan infrastruktur
militer penunjang telah menerapkan dan didukung dengan
teknologi Internet of Things (IOT) dan Big Data yang
sangat membantu dalam perencanaan tugas dan operasi
militer maupun untuk efektivitas anggaran militer. Deloitte
juga menyatakan bahwa pasukan pertahanan Amerika
Serikat mampu meningkatkan kesiapan mereka berkat
teknologi revolusi industri 40.4
1.3. Dampaknya pada Industri pertahanan.
Industri pertahanan harus bisa menyambut
penetrasi Revolusi Industri 4.0, yang kedatangannya
diharapkan tidak sekadar disambut oleh euforia yang
melenakan, tetapi merangsang kesadaran bahwa 3 Bimo Joga Sasongko, TNI dan Tantangan revolusi Industri 4.0,
dapat dilihat pada https://id.beritasatu.com/home/tni-dan-tantangan-revolusi-4.o/181299 diunduh pada tanggal 13 Februari 2019 pukul 10.00 WIB.
4 Ibid.
9
kesiapaan seluruh industri pertahanan untuk melibatkan
diri pada arus revolusi tersebut disertai dengan ‘pemberian
bekal’ yang baik agar menghindarkan diri terseret arus
globalisasi yang menenggelamkan.
Banyak analisis menyatakan bahwa keunggulan
kompetitif (competitive adventage) industri pertahanan
pada era Revolusi Industri 4.0 ini sesungguhnya
mengejawantah pada kemampuan mengintegrasikan
beragam sumber daya yang dimiliki agar memiliki
konektivitas pada penguasaan teknologi, komunikasi, dan
big data untuk menghasilkan 'smart product' dan 'smart
services', dan tidak sekadar pada produktivitas kerja yang
berskala besar semata. Di Sisi lain, Revolusi Industri 4.0
memberi dampak positif pada industri pertahanan ke arah
yang lebih maju dan berteknologi tinggi sehingga memiliki
daya saing.
Untuk menyikapi perkembangan tersebut, industri
pertahanan diharuskan melakukan investasi Alustsista
yang memiliki kemampuan sistem terintegrasi, pelatihan,
dan organisasi yang otonom, robot, dan solusi realitas
untuk lingkungan darat, laut, udara, dan ruang angkasa
serta ruang siber.
10
2. Organisasi Militer Era Revolusi Industri 4.0.
Perubahan lanskap ekonomi, politik, dan relasi
organisasi sebagai konsekuensi Revolusi Industri 4.0
menjadikan transformasi organisasi militer sebagai suatu
keniscayaan dalam berbagai skala, ruang lingkup, dan
kompleksitasnya. Transfonnasi organisasi pemerintah ini
menjadi kata kunci yang harus terus diupayakan sebagai
instrumen bagi petinggi militer dan pejabat negara lainnya
agar responsif terhadap perubahan.
Transformasi organisasi militer semakin relevan
untuk dipacu percepatannya bila kita merujuk pendapat
Klaus Schwab, Executive Chairman World Economic
Forum, yang memberikan hipotesis bahwa saat ini miliaran
orang telah terhubung dengan perangkat mobile,
penemuan kecepatan pemrosesan byte demi byte data
internet, yang telah meningkatkan kapasitas pengetahuan
manusia melebihi sistem konvensional.5 Perkembangan
era Revolusi Industri 4.0 membawa konsekuensi
meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparansi serta
respons yang tinggi dan cepat pada penyesuaian Alutsista
5 Sekretariat Kabinet, Revolusi Industri 4.0 dan Transformasi
Organisasi Pemerintah, dapat dilihat pada http://setkab.go.id/revolusi-industri-4-o-dan-transformasi-organisasi-pemerintah/ diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 13.15 WIB.
11
yang membawa perubahan paradigma pada desain
organisasi militer dan tuntutan kompetensi prajurit.
Organisasi militer dituntut lebih efektif dan efisien
dalam setiap operasi militer yang dilaksanakan. Efektifitas
output dan outcome suatu operasi militer harus selalu
terkait dengan impact dan benefit sehingga surnber daya
yang digunakan dapat lebih efisien. Beberapa parameter
dan setiap indikator yang merepresentasikan output,
outcome, impact, dan benefit harus dapat ditetapkan
secara terukur dan rasional. Dengan teknologi digital dan
dukungan big data, maka organisasi militer dapat
bertransfon-nasi menjadi organisasi yang lebih praktis dan
optimal (efektif dan efisien). Organisasi militer di masa
mendatang dapat dirancang untuk memenuhi tugas pokok
dan fungsi yang lebih kompatibel dengan tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai.
2.1. Alutsista Modern.
Alutsista merupakan salah satu elemen utama dari
arsitektur pertahanan militer yang dapat menghasilkan efek
penangkalan (deterrence effect) untuk mencegah niat
lawan melakukan penyerangan terhadap negara lain. Oleh
karena itu, pengembangan kekuatan pertahanan militer
harus memberikan perhatian khusus pada pengadaan
12
Alutsista, baik buatan dalam negeri maupun luar negeri.
Perubahan atau peningkatan kecanggihan teknologi
Alutsista berjalan sesuai dengan perubahan ancaman.
Perang generasi keempat (4GW) berbentuk asimetris dan
nonlinier yang menggunakan seluruh sarana, prasarana,
dan sistem senjata untuk menghancurkan niat bertempur
musuh. Pemanfaatan teknologi persenjataan yang modern
dan canggih menjadi salah satu pertimbangan penting bagi
suatu negara agar dapat memenangkan suatu
peperangan.
Peningkatan teknologi persenjataan yang semakin
cangggih, akurasi dan daya rusak, kapabilitas suatu
senjata meningkat berkali lipat di abad ke-21 ini. Tidaklah
mengherankan pada dewasa ini, faktor proteksi menjadi
salah satu perhatian dalam pembangunan kemampuan
Alutsista berkelas dunia. Tanpa proteksi yang baik,
kemungkinan memenangkan pertempuran menjadi sangat
kecil.
Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan Alutsista baru
berupa kendaraan tak berawak (unmanned vehicle), yaitu
kendaraan bertenaga yang tidak membawa operator
manusia dan dapat dioperasikan secara otonom
(autonomous) dari jarak jauh serta dapat membawa
muatan yang mematikan, seperti balistik atau semi-balistik,
13
rudal jelajah, proyektil artileri, torpedo, ranjau, satelit, dan
sensor.6 Teknologi unmanned vehicle meliputi unmanned
aerial vehicle (UAV), unmanned surface vehicle (USV),
dan unmanned sub-surface vehicle (USSV). Saat ini,
kendaraan tak berawak diprioritaskan memiliki
kemampuan pengintaian, melihat dan mengidentifikasi
sasaran, dan memeriksa senjata kimia, biologi, radiologi,
nuklir, dan bahan eksplosif (CBRNE).7 Perkembangan
teknologi cyberspace (dunia maya) sebagai infrastruktur
digital telah ditetapkan sebagai aset strategis nasional
untuk menyerang, menurunkan, dan mengganggu
komunikasi dan arus informasi. Cyberspace menargetkan
industri, akademisi, pemerintah, serta militer di wilayah
udara, darat, maritim, dan luar angkasa.8
Untuk itu, menjadi suatu keharusan bagi organisasi
militer melaksanakan pengembangan Alutsista berbasis
teknologi digital dan penggunaan teknologi big data
berdasarkan jenis teknologi yang menjadi pilar Industri 4.0
yang semakin bergerak cepat dan sulit dikuasai.
6 Department of Defense of the United States of America,
Unmanned Systems Roadmap 2007-2032 (Virginia: 2006), hal 15.
7 Ibid hal 37. 8 Sanjay Dhankar, Preparing Our Armed Forces for the Fifth
Generation of War (New York: Free Press Simon and Schuster Inc, 1991), hal 5.
14
2.2. Struktur Organisasi.
Pembenahan organisasi militer harus diarahkan
untuk mencapai efisiensi organisasi agar lebih responsif
menghadapi berbagai jenis ancaman mulai dari ancaman
militer, ancaman nonmiliter dan ancaman nirmiliter.
Organisasi militer harus dibenahi agar struktur dan
posturnya lebih tanggap mengantisipasi perkembangan
lingkungan strategis global, regional dan nasional.
Apabila teknologi berubah secara eksponensial,
namun organisasi masih tumbuh secara logaritma, maka
dapat berakibat terjadi gap pada suatu organisasi. Menjadi
tantangan besar bagi suatu organisasi untuk dalam waktu
singkat menemukan dan menciptakan personel yang
sesuai dengan perubahan zaman, selain organisasi itu
sendiri diharapkan segera beradaptasi.
Struktur organisasi modern didukung melalui
pengembangan pendidikan dan pelatihan reguler untuk
menguasai perkembangan bidang teknologi yang menjadi
pilar Industri 4.0 serta meningkatkan kerja sama dengan
negara maju.
2.3. Kompetensi Prajurit Militer.
Konsep pengelolaan personel berbasis kompetensi
merupakan pengintegrasian pengelolaan personel dengan
15
strategi organisasi secara keseluruhan. Konsep ini dapat
dicapai melalui penyediaan sarana bagi organisasi untuk
menilai dan mengembangkan kapasitas sumber daya
manusia (human capital) yang dimiliki, dibandingkan
dengan kebutuhan untuk mencapai visi, misi dan sasaran
organisasi. Konsep ini muncul dari kebutuhan untuk
menyelaraskan kemampuan sumber daya manusia
dengan tuntutan organisasi pada era informasi yang
kompleks dan serba cepat, mengingat konsep pengelolaan
personel sebelumnya dianggap tidak memadai dan tidak
dapat menjawab tantangan perubahan jaman. Konsep ini
pada dasarnya mengikuti suatu siklus, yang dimulai dari
pemetaan kompetensi, dilanjutkan dengan pengukuran,
perencanaan dan pengembangan kompetensi.
Kepemimpinan adalah interaksi irisan antara
kompetensi pengetahuan dan keahlian yang didapat dari
pendidikan dan karakter. Kompetensi prajurit meliputi
pengetahuan tentang teknologi informasi dan digital,
kepemimpinan dan social skill, learning skill, dan
kemampuan berkomunikasi. Sedangkan karakter sumber
daya manusia selaku personel pengawak organisasi militer
dibentuk berdasarkan norma-nornna dasar yang digali dari
kebudayaan nasional bangsa. Kompetensi kepemimpinan
militer merupakan kemampuan setiap prajurit yang
16
didapatkan dari proses pendidikan yang dapat diterapkan
untuk memengaruhi, memotivasi, dan membantu agar
prajurit yang lain dapat berkontribusi menghadapi
efektivitas organisasi.
3. Peperangan Modern Era Revolusi Industri 4.0.
Studi tentang peperangan selama ini sangat
bergantung pada penelitian pertempuran masa lalu untuk
melihat pelajaran yang belum tersentuh. Namun di dunia
sekarang ini, lensa sejarah harus ditambah dengan lensa
yang berfokus pada masa depan. Kajian akademik tentang
perang masa depan dapat membantu para pemikir militer
membebaskan diri dari hambatan mental yang ditimbulkan
oleh pemikiran linier dan mengidentifikasi dinamika,
ancaman, dan tantangan tak terduga dari medan perang
masa depan. Semua dapat membantu para pemimpin
militer kreatif membayangkan situasi yang tak
terbayangkan, dan memvisualisasikan bagaimana
pertempuran perang berikutnya dapat terjadi.
Mengadaptasi karakter perang yang berubah dalam
Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan monumental bagi
para pemimpin militer dunia. Keyakinan doktrinal yang
telah lama dipegang, pengalaman pertempuran pribadi,
dan persenjataan mahal mungkin perlu disisihkan untuk
17
menilai secara objektif bagaimana bertarung dan menang
di tahun-tahun mendatang.
Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan peperangan
modern di mana pertempuran tidak terjadi antara tentara
yang diorganisir dengan cara tradisional, tetapi dengan
beberapa elemen bersenjata yang bertindak secara diam-
diam dalam suatu populasi yang dimanipulasi oleh
organisasi khusus. Aspek-aspek paling licik (subtlest) dari
peperangan modern, seperti manipulasi populasi, telah
menjadi subjek penelitian. Beberapa metode digunakan
untuk mengonsolidasikan atas populasi yang ditaklukkan di
masa damai melalui pengaruh psikologis massa.9
Demikian pula perang asimetris yang muncul seusai
perang Teluk tahun 1991 sebagai bentuk perlawanan
kelompok lemah menyerang musuh yang lebih lengkap
dan modern serta ketika Rusia mengembangkan rudal anti
kapal permukaan memberikan keuntungan asimetris
karena dapat diluncurkan dari kapal, pesawat terbang,
kapal selam, atau baterai darat dengan jarak sejauh 300
km dengan yang menghindari ditembak jatuh.10
9 Roger Trinquier, Modern Warfare: A French View of Counterinsurgency (London: Pall Mall Press, 1985), hal 8. 10 Benjamin Sutherland, Modern Warfare, Intelligence and
Deterrence: The Technology That is Transforming Them (London: Profile Books Ltd, 2011), hal 12.
18
Masa depan sebuah medan peperangan modern
tidak dapat diprediksi secara tuntas. Loncatan teknologi
yang super cepat melahirkan ide-ide baru yang diterapkan
dalam sistem persenjataan yang penuh rahasia. Prediksi-
prediksi medan pertempuran rasionalitas kemungkinan
akan berubah format menjadi medan pertempuran yang
irasional dengan memanfaatkan instrumen teknologi yang
mutakhir dengan daya jangkau dan daya ledaknya di ruang
Siber yang sangat dahsyat. Kecanggihan senjata yang
diagung-agungkan selama ini bisa dibajak dengan mudah
dengan memanfaatkan jaringan komputer dan internet.
Pengambilalihan kendali tidak perlu menyusupkan orang
seperti dalam sistem pertahanan konvensional, tetapi
pengambilalihan kendali dapat dilakukan dari ruang siber.
Algoritma sasaran tembak bisa dengan mudah
dibelokkan untuk menghantam markas sendiri hanya
karena pembajakan sistem kendali yang diambil dari jarak
yang jauh. Dengan demikian, karena medan pertempuran
mengalami pergeseran area, model, dan formatnya, maka
mau tidak mau, siap tidak siap, strategi pertahanan akan
berubah, yang harus dijabarkan ke dalam persyaratan
kualitas sumber daya manusia serta kecanggihan
peralatan yang harus diadakan. Perubahan ini otomatis
merubah model perhitungan anggaran karena spesifikasi
19
personel dan pemilihan teknologi yang digunakan
mengalami perubahan dan penyesuaian.
Sinergi elemen-elemen Revolusi Industri 4.0
mengubah medan perang abad ke-21, dengan beberapa
cara berbeda, yaitu:
1. Space dan cyber. Pertempuran di ruang Siber
berpengaruh pada kemampuan tempur militer di
darat, laut, dan udara, karena sistem komunikasi
dan sistem pendukunglainnya bergantung pada
satelit ruang angkasa dan komputer jaringan.
2. Artificial intelligence, big data, machine learning,
autonomy, dan robotics merupakan instrumen-
instrumen yang membantu proses pengambilan
keputusan secara otonom (autonomous).
3. The return of mass and the defensive advantage
merupakan peralihan sistem senjata yang
sangat mahal ke arah senjata yang lebih kecil,
lebih cerdas, dan lebih murah,terutama massa
drone otonom dengan kekuatan destruktif yang
luar biasa.
4. A new generation of high tech weapons
merupakan penggabungan teknologi Revolusi
Industri 4.0 dalam serangkaian sistem senjata
baru yang inovatif, termasuk railgun (senjata
20
berbasis elektromagnetik), senjata energi
terarah, proyektil kecepatan tinggi, dan rudal
hipersonik.
5. The unknown x-factor merupakan penggunaan
teknologi rahasia yang dikeluarkan saat terjadi
perang besar, yang posisinya selalu
dirahasiakan.
3.1. Teknologi Digital.
Teknologi Digital adalah teknologi yang dilihat dari
pengoperasiannya tidak banyak lagi menggunakan tenaga
manusia, namun lebih cenderung pada sistem
pengoperasian otomatis dan canggih dengan sistem
komputerisasi atau format yang dapat dibaca oleh
komputer. Pada dasarnya, teknologi digital hanyalah
sistem menghitung sangat cepat yang memproses semua
bentuk-bentuk informasi sebagai nilai-nilai numeris. Pada
teknologi analog, gambar, dan suara diubah menjadi
gelombang radio, sedangkan teknologi digital menkonversi
gambar dan suara menjadi data digital yang terdiri dari
angka 1 dan 0. Dengan teknologi digital ini, gambar yang
ditampilkan memiliki kualitas warna lebih natural dan
resolusi lebih baik, tidak pecah atau turun kualitasnya jika
gambar ditampilkan di layar yang besar.
21
3.2. Big Data.
Big data adalah istilah umum untuk segala
kumpulan himpunan data dalam jumlah yang sangat besar
dan kompleks sehingga menjadikannya sulit untuk
ditangani atau diproses jika hanya menggunakan
manajemen basis data biasa atau aplikasi pemroses data
tradisional.11 Big data adalah istilah yang menggambarkan
volume yang besar, baik data yang terstruktur maupun
data yang tidak terstruktur. Big data dapat dianalisis untuk
wawasan yang mengarah pada pengambilan keputusan
strategis yang lebih baik. Big data menunjuk pada
teknologi dan inisiatif yang melibatkan data yang begitu
beragam, cepat berubah, atau berukuran super besar
sehingga terlalu sulit bagi teknologi, keahlian, maupun
infrastruktur konvensional untuk menanganinya secara
efektif. Dengan kata lain, big data memiliki ukuran
(volume), kecepatan (velocity), atau ragam (variety) yang
terlalu ekstrim untuk dikelola dengan teknik konvensional.
Data kini sudah menjadi sebuah sumber daya
berharga yang dapat digunakan untuk mendukung
berbagai sektor. Seiring perkembangan teknologi,
11 llham Efendi, Pengertjan Bjg Data, dapat dilihat pada
https://www.it-jurnal.com/pengertian-big-data/ diunduh pada tanggal 6 Februari 2019 pukul 13.15 WIB.
22
ancaman muncul dalam bentuk baru, seperti cyber war,
cyber terrorism, cyber espionage, dan lain sebagainya.
Sudah waktunya melakukan transformasi dari human
intelligence ke intelijen berbasis teknologi. Secara teori, big
data maupun data science dapat membantu memahami
perilaku terduga aksi terorisme, sebagai alat bantu untuk
mengidentifikasi, melacak, dan menghindari ancaman
terorisme.
Kemajuan analisis big data dapat digunakan untuk
mendukung pengambilan keputusan militer dalam berbagai
keadaan di tingkat strategis, operasional, dan taktis untuk
mendukung semua kemampuan militer di semua lanskap
pada dua kemampuan yaitu kesadaran situasional dan
komando pengendalian berdasarkan tahap OODA, yaitu
amati (obrserve), orientasi (orient), putuskan (decide), dan
aksi (act)12 karena Big data mampu menyimpan data skala
besar besar dari berbagai sumber data seperti kamera,
sensor, dan teknologi geospasial serta peralatan yang
mendukung web hingga penggunaan energi.13
Di sejumlah negara maju, big data sudah banyak
diaplikasikan oleh pemerintah, militer, maupun badan 12 J.A.P. Antoine Smallegange, Big Data and Artificial
Intelligence for Decision Making: Dutch Position Paper (NATO Science and Technology: 2018), hal 11.
13 Sanatan Kulshrestra, Big Data in Military Information and Intelligence, (New Delhi: IndraStra, 2015), hal 2.
23
intelijen. Data yang dikumpulkan seputar terduga teroris
dapat mengungkap latar belakang dan motivasi aksi
mereka. Bahkan, data tersebut dapat mengungkap
jaringannya, siapa infomannya, siapa yang mendanainya,
dan lain sebagainya.
3.3. Otomatisasi.
Otomatisasi adalah penggantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan
dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi
pengawasan manusia. Otomatisasi bertujuan (1)
menggabungkan dan menerapkan teknologi; (2)
memperbaharui proses pelaksanaan pekerjaan; (3)
meningkatkan produktifitas dan efektifitas pekerjaan; dan
(4) mengurangi pengeluaran biaya jasa pekerja.
Otomatisasi banyak diterapkan pada peralatan
peralatan militer dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
efektifitas menggunakan mesin, sistem kendali dan
teknologi informasi untuk mengoperasikan peralatan
tempur yang menghasilkan kualitas dan kuantitas lebih
produktif dibandingkan penggunaan tenaga kerja manusia
(konvensional).
24
3.4. Artificial Intelligence.
Menurut H.A. Simon (1987)14, artificial intelligence
merupakan kawasan penelitian, aplikasi, dan instruksi
yang terkait dengan pemrograman komputer untuk
melakukan sesuatu hal yang ‘dalam pandangan manusia’
adalah cerdas. Sedangkang menurut Rich dan Knight
(1991)15, kecerdasan buatan (Al) merupakan sebuah studi
tentang membuat komputer melakukan hal-hal dapat
dilakukan lebih baik oleh manusia pada saat ini.
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan buatan (Al) merupakan sebuah teknologi
komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan layaknya
manusia.
Keuntungan dari kecerdasan buatan (Al) adalah:
1. Al bersifat permanen yang berarti kecerdasan
mereka dapat digunakan berulang-ulang.
2. Al menawarkan kemudahan karena berbagai
data dari kecerdasan manusia telah disimpan di
Al sehingga mudah mengaksesnya lagi.
3. Al bersifat konsisten dan teliti karena kecerdasan
mereka tidak pernah berkurang. 14 Simon, H.A, Artificial intelligence. In R.J . Corsini (Ed.),
Concise encyclopedia of psychology. Second edition, (New York, NY: Wiley, 1987).
15 Rich, Elaine dan Knight, Kevin, Artificial intelligence. (New York: McGraw-Hill Inc, 1991).
25
4. Al dapat didokumentasi, disimpan, dan
diarsipkan ataupun dijadikan panduan untuk
generasi berikutnya.
Kerugian dari kecerdasan buatan (Al) adalah:
1. Al tidak memiliki common sense yang membuat
manusia tidak sekadar memproses informasi,
namun memahami makna informasi tersebut.
Pemahaman ini hanya dimiliki oleh manusia.
2. Al terbatas pada apa yang diberikan kepadanya
(terbatas pada program yang diberikan). Alat
teknologi artificial intelligence tidak dapat
mengolah informasi yang tidak ada dalam
sistemnya.
Al telah dipakai untuk militer setelah
mempertimbangkan Perang Dunia I dan ll. Nyawa manusia
lebih diperhatikan dalam perang sehingga terciptalah
berbagai jenis kendaraan dan senjata dengan bantuan Al
agar nyawa para prajurit lebih terlindungi. Contohnya pada
penggunaan unmanned aerial vehicle (UAV), unmanned
surface vehicle (USV), dan unmanned sub-surface vehicle
(USSV).
26
4. Model Kepemimpinan Militer.
Kepemimpinan dalam organisasi militer pada
umunya memiliki karakteristik yang spesifik karena
merangkum empat unsur, yaitu sumber daya manusia,
doktrin, organisasi dan sistem senjata. Karena itu,
karakter-karakter kepemimpinan yang dibangun di
lingkungan militer berorientasi kepada tujuh unsur
kepemimpinan pertahanan (defence leadership) yang
meliputi:
1. Integritas (Integrity), yaitu refleksi dari keberanian
moral serta kesetiaan terhadap nilai-nilai kebenaran
dan sifat perwira yang kesatria sehingga dapat
menginspirasi dan mewujudkan loyalitas serta
kepercayaan timbal balik antara pemimpin militer
dan para prajurit yang dipimpin secara konsisten.
2. Visi (Vision) adalah kemampuan para pemimpin
militer menciptakan visi bersama untuk mendukung
kesuksesan organisasi serta menggunakannya
untuk memperjelas batasan-batasan bagi diri dan
organisasi dalam rangka mewujudkannya.
3. Komunikasi (Communication) merupakan
kompetensi berkomunikasi, meliputi kemampuan
bernegosiasi, memengaruhi, membangun jaringan,
dan mentoring. Kemampuan komunikasi ditunjukkan
27
melalui berbagai media yang relevan, baik secara
lisan maupun tulisan, melalui sarana atau tatap
muka secara langsung.
4. Pengambilan keputusan (Decision making) adalah
kecermatan dalam mengambil keputusan, mampu
menangani kompleksitas ketidakpastian dan
ambiguitas, terutama dalam kondisi ekstrim di
daerah operasi. Pemimpin militer dengan karakter
ini dapat mengevaluasi semua informasi sebagai
dasar mengambil keputusan dilandasi kejernihan
pikiran, ketegasan, dan kebijaksanaan. Karakter ini
menyeimbangkan antara keberanian dengan
manajemen risiko dalam pengambilan keputusan
tepat dan cepat.
5. Inovatif (Innovative) merupakan kreativitas
mengelola situasi dan menyikapi dinamika yang
berkembang di berbagai medan penugasan, berani
mengambil risiko dan mendorong orang lain untuk
berani mengambil risiko juga. Pemimpin militer
dengan karakter ini selalu memiliki berbagai
pendekatan dan berbagai opsi cara bertindak.
6. Rendah hati (Humility) adalah cerminan seorang
pemimpin militer yang tidak boleh menganggap
dirinya paling penting atau arogan, apalagi
28
menunjukkan sikap meremehkan orang lain.
Pemimpin militer harus memperlakukan prajuritnya
dengan hormat dan tidak menganggap pangkat dan
jabatannya yang lebih tinggi berarti lebih mampu.
Pemimpin militer juga harus mengakui
kekurangannya dan tidak malu untuk belajar.
7. Profesional (Professional) adalah pemimpin militer
harus bijak menerapkan pengetahuan dan
pengalaman dalam konteks yang tepat serta
memahami akibat dari tindakan yang diterapkan,
baik bagi lingkungan maupun orang lain. Profesional
dalam terminologi yang tepat bagi seorang perwira
adalah individu yang tidak hanya memiliki
keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge)
namun juga sikap (attitude).
Pada jaman yang terkuasai oleh perkembangan
teknologi informasi yang sangat dinamis saat ini,
dibutuhkan model kepemimpinan militer yang strategis
(strategic leadership), tangkas (agile leadership) dan
trasnformasional (transformational leadership).
4.1. Strategic Leadership.
Kepemimpinan strategis (strategic leadership)
adalah kemampuan seseorang untuk mengantisipasi,
29
membayangkan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir
secara strategis, dan bekerja dengan orang lain untuk
melakukan perubahan yang menciptakan masa depan
yang layak bagi organisasi16. Menurut W. Glenn Rowell17,
strategic leader adalah seseorang yang dapat
mengartikulasi visi jangka panjang dan dapat terus
melakukan kegiatan operasional sehari-hari dengan detail.
Pemimpin dengan model strategic leadership harus
memiliki kemampuan yang andal dibanding seorang
pemimpin biasa. Menurut Kate Beatty18 ada tiga kekuatan
yang harus dimiliki oleh setiap strategic leader yaitu:
1. Strategic thinking membutuhkan pengetahuan
yang kompleks bagi organisasi dengan
lingkungannya untuk mengidentifikasi
permasalahan organisasi.
2. Strategic acting merupakan pelaksana dari
rencana yang sudah dibuat oleh organisasi.
16 Ireland, R. D., & Hitt, M. A. Achieving and maintaining
strategic competitiveness in the 21st century: The role of strategic leadership. (Academy of Management Executive, 13(1) 1999), hal 43.
17 W. Glenn Rowe. Strategic Leadership: Short-Term Stability and Long-term Stability. (Ivey Business Journal, 2009).
18 Kate Beatty (2010). The Three Strengths of a True Strategic Leader, https://www.forbes.com/2010/10/27/three-strengths-strategy-leadership-managjng-ccl.html#53af72185280 diunduh pada tanggal 9 Februari 2019 pukul 12.00 WIB.
30
Seorang pemimpin strategis harus dapat
membuat keputusan yang tepat pada saat yang
tidak tepat sekalipun tanpa mengorbankan visi
organisasi.
3. Strategic influencing adalah tentang pembuatan
komitmen dalam organisasi sesuai dengan arah
strategis organisasi yang mengikutsertakan
orang-orang di dalam dan di luar organisasi.
Sedangkan Paul J.H19 berpendapat bahwa essential
skills yang harus dimiliki oleh para pemimpin adalah:
1. Anticipate adalah langkah penting untuk melihat
risiko dan kesempatan dalam organisasi yang
dilakukan melalui pendekatan kepada
stakeholders, supplier, dan rekan lainnya. Selain
itu, dilaksanakan field research dan simulasi
untuk memahami kondisi kompetitor serta
medan yang kita masuki.
2. Challenge adalah melakukan perubahan dalam
melakukan keputusan. Jika biasanya dilakukan
sendiri, maka lakukanlah bersama rekan kerja
19 Paul J. H. Schoemaker (2013). Strategic Leadership: The
Essential Skills. Harvard Business School, dapat dilihat pada https://hbr.org/2013/01/strategic-leadership-the-esssential-skills diunduh pada tanggal 9 Februari 20.00 WIB.
31
yang lain. Walaupun awalnya terkesan sulit
namun akan ada lebih banyak inovasi yang
muncul dalam pemikiran bersama.
3. Interpret adalah seorang pemimpin yang dapat
mengutarakan isi dari pikirannya, bukan hanya
menerima masukan dan melaksanakannya
tanpa diolah terlebih dahulu.
4. Decide adalah pengambilan keputusan yang
dilakukan pada saat yang sulit dan tak terduga.
Pemimpin yang baik harus dapat mengambil
keputusan berdasarkan tingkat kepentingan dan
dapat membagi sebuah keputusan besar
menjadi beberapa bagian sehingga dapat terlihat
lebih jelas komponen apa saja yang dapat
terpengaruh dari pengambilan keputusan
tersebut.
5. Align adalah banyaknya faktor pendukung dalam
suatu proyek seperti stakeholders yang
memerlukan pengertian sama terhadap tujuan
proyek bagi setiap orang yang dilibatkan agar
memberikan dukungan penuh.
6. Learn adalah beberapa kesalahan yang harus
diperbaiki ketika akan menjalani proyek
selanjutnya. Diperlukan adanya audit dokumen
32
berkaitan dengan pengambilan keputusan dan
mempelajarinya kembali.
Dari kedua pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang strategic leader
dibutuhkan kesiapan mental yang cukup, terutama dalam
hal pengambilan keputusan pada situasi yang sulit. Faktor
penting lainnya, adalah learn yang harus memiliki tahap
untuk kembali me-review hasil pencapaian tugas dan
menerima masukan dari segala macam pihak terkait dan
untuk memperbaiki hal yang kurang pada tugas
sebelumnya.
Perang modern yang menggunakan seluruh
jaringan yang tersedia dalam bidang politik, ekonomi,
sosial dan militer untuk meyakinkan para pengambil
keputusan politik musuh bahwa tujuan strategis mereka
tidak bisa diraih atau terlalu mahal jika dibandingkan
dengan manfaat yang diharapkan. Perkembangan
teknologi telah melahirkan ancaman baru seperti cyber
war, cyber terrorism, cyber espionage, dan lain
sebagainya. Saat ini data sudah menjadi sebuah sumber
daya berharga yang dapat digunakan untuk mendukung
berbagai sektor dan sudah waktunya melakukan
transformasi dari human intelligence ke intelijen berbasis
33
teknologi. Informasi merupakan media yang mampu
mengubah pikiran seseorang. Karenanya, informasi
merupakan elemen kunci dalam strategi perang modern.
Untuk menghadapi tantangan di era disrupsi,
pemimpin harus mampu berpikir dan bertindak lebih cepat
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi melalui
pemanfaatan teknologi informasi digital. Dengan
melakukan transformasi dalam strategi dan operasionalnya
melalui pemanfaatan teknologi infon-nasi dan sistem
pengolahan data yang akurat. Keahlian dan agility dari
seorang pemimpin merupakan salah satu kunci dalam
menghadapi ancaman maupun kompetisi. Di era disrupsi
digital bukan lagi yang cepat mengalahkan yang lambat
tetapi yang cepat mengalahkan yang kurang cepat dan
bahkan yang instan dapat menjadi pemenang. Bermacam
Alutsista dan infrastruktur militer penunjang kini telah
menerapkan dan didukung dengan teknologi Internet of
Things (IOT) dan teknologi big data. Teknologi pilar industri
4.0 sangat membantu perencanaan tugas militer, operasi
militer maupun untuk efektivitas anggaran militer suatu
negara.
34
4.2. Agile Leadership.
Agile leadership adalah pemimpin yang tangkas,
lincah, gesit dan responsif dalam mengambil keputusan,
menangani krisis, dan memimpin. Pemimpin agile sangat
adaptif terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan
kerjanya. la tidak terpaku pada kebiasaan yang membatasi
dan peraturan yang kaku. la berfokus pada cara
memaksimalkan produktivitas kerja tim, terlepas dari
segala perubahan yang datang dan pergi. Agile leadership
patut dipertimbangkan untuk diterapkan karena dunia
berubah dengan sangat cepat. Kecenderungan hari ini,
bisa saja tenggelam dalam beberapa saat ke depan.
Perubahan yang sangat cepat ini menuntut kemampuan
membaca situasi dan respons yang adaptif juga. Jika
seorang pemimpin menolak perubahan, lama kelamaan ia
akan tertinggal dan berujung pada kemunduran.
Agile leadership harus mudah beradaptasi terhadap
perubahan, tekanan, dan krisis. Agile leadership harus bisa
tetap tenang dalam segala situasi. Pemimpin yang tenang
secara otomatis menenangkan bawahannya. Sikap tenang
juga akan membantu pemimpin dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam menanggapi situasi. Agile
leadership adalah pemimpin yang penuh inovasi. Ketika
terjadi perubahan, agile leadership tidak akan berdiam diri
35
dan membiarkan organisasinya tergulung dalam arus
perubahan. la akan berinovasi agar tidak tertinggal. Agile
leadership menuntut para pemimpin untuk memiliki inovasi
dalam mencari solusi untuk menghadapi perubahan, krisis
dan tekanan yang dapat datang kapan saja.
Senantiasa belajar dari pengalaman dan mencari
feedback juga merupakan ciri agile leadership.
Pengalaman adalah guru yang terbaik, namun seorang
pemimpin tidak boleh juga hanya terpaku pada
pemikirannya sendiri. la juga perlu mengumpulkan
feedback dari orang-orang sekitarnya sebagai bahan
pertimbangan. Ciri lain dari agile leadership adalah tidak
segan untuk membangun orang lain, meliputi keikhlasan
memotivasi dan menginspirasi orang yang dipimpinnya.
Banyak pemimpin militer yang tidak suka prajuritnya
berkembang melebihi dirinya karena dianggap sebagai
suatu ancaman atau pesaing. Agile leadership tidak
melihat ini sebagai suatu ancaman, melainkan sebagai
suatu keberhasilan dalam mengader pemimpin-pemimpin
berikutnya. Atribut seperti ini tidak dimiliki oleh orang yang
berpikiran sempit dan penuh dengan rasa tidak aman.
Revolusi industri 4.0 telah melahirkan teknologi
mutakhir, otomatisasi, digitalisasi hingga menciptakan
standardisasi dalam beberapa sektor termasuk dalam
36
sistem pertahanan. Otomatisasi telah terbukti mampu
meningkatkan efisiensi dan efektifitas menggunakan
mesin, sistem kendali dan teknologi informasi untuk
mengoperasikan peralatan tempur yang menghasilkan
kualitas dan kuantitas lebih produktif dibandingkan
penggunaan tenaga kerja manusia (konvensional). Untuk
mengurangi tenaga manusia dalam pengoperasian senjata
para ahli dan teknisi gencar membangun Alutsista yang
mampu bertugas di medan tempur tanpa campur tangan
manusia, yaitu senjata berbasis kecerdasan buatan (Al)
seperti drone, peluncur roket dan lain-lain.
Seorang pemimpin militer yang menerapkan agile
leadership mampu menguasai dan memanfaatkan
teknologi serta menerapkan strategi dalam pertempuran
sesuai kebutuhan dan tuntutan jaman, karena pemimpin
tersebut memiliki inovasi dalam menerapkan suatu strategi
pertempuran dalam menghadapi musuh yang dinamis.
Pemimpin tersebut akan selalu belajar dari pengalaman
dan mencari umpan balik atas keputusan yang diambil dari
stafnya sebagai bahan pertimbangan sehingga mampu
mengambil keputusan yang komprehensif.
37
4.3. Transformasional Leadership.
Kepemimpinan Transformasional berdasarkan teori
U yang dipicu oleh pemikiran untuk melakukan
transformasi pada level individu sampai organisasi dalam
membuat perubahan dan mendorong inovasi. Teori U
dikembangkan oleh Otto Scharmer setelah melihat
kecenderungan pada pemimpin ingin bergegas
menyelesaikan suatu masalah. Penyelesaian masalah
tidak tuntas dan bersifat temporer.
Teori U mengarahkan pemimpin untuk
bertransformasi melalui tiga inti gerakan, yaitu pengamatan
(observe), pelepasan dan pembersihan diri (retreat-reflect),
dan tindakan spontan (act in an instant). Gerakan
pengamatan (observe) adalah proses mengamati,
mendengar, dan merasakan masuk ke dalam diri bawahan
pada suatu organisasi. Proses ini memerlukan
keterbukaan pikiran yang lebih luas melalui dinamika
interaksi. Proses pelepasan dan pembersihan diri (retreat-
reflect) dari berbagai hal yang membatasi pikiran,
kepercayaan, maupun rintangan dari dalam diri. Refleksi
merupakan proses yang menghubungkan individu dengan
lapisan humanisme dan spiritual. Sedangkan tindakan
spontan (act in an instant) adalah proses dalam mencoba
dan menyempurnakan pendekatan baru untuk melakukan
38
perubahan dilandasi keberanian keluar dari zona nyaman
(comfort zone).
Sumber: Otto Schamer, Theory U, dapat dilihat
pada https://www.presencing.org/aboutus/
theory-u diunduh pada tanggal 10 Februari 2019
pada pukul 19.20 WIB
Tahapan teori U dalam membantu pemimpin
organisasi melakukan transformasi adalah co-initiating, co-
sensing, co-presencing, co-creating, dan co-evolving. Co-
initiating adalah keterbukaan pikiran mendengarkan secara
mendalam pada sistem sehingga menghilangkan
kebiasaan langsung menilai, menyimpulkan, dan bahkan
menghakimi apa yang terjadi. Co-sensing adalah
39
kemampuan untuk untuk ikut merasakan apa yang terjadi
dengan melibatkan empati dari dalarn hati. Co-presencing
adalah menyatunya proses merasakan, melihat, dan
mendengarkan sehingga dapat merasakan kebersihan dan
menjadi lebih baik sehingga mampu menjadi pemimpin
yang melayani berdasarkan kesamaan dan kesetaraan diri,
dan sebaliknya melepaskan rasa sebagai pemimpin yang
memegang kuasa, kendali, dan dominan. Co-creating
adalah keyakinan atas upaya bersama atas perubahan
atau inisiatif baru yang akan dilaksanakan berdasarkan
kepercayaan (trust) dan kolaborasi pemimpin membina
hubungan baik dengan bawahan sebagai satu tim,
sehingga masalah yang tadinya dianggap sebagai
tantangan yang amat sulit bisa menjadi ringan dan semua
pihak membantu merancang, menerapkan, dan
menyempurkan solusi. Co-evolving adalah penghayatan
skala penuh dari proses transformasi atau inovasi solusi
yang dijalankan dengan mereview dan memberi feedback
atas perubahan yang terjadi dalam organisasi yang
menyatukan intelegensi dan membutuhkan stamina serta
energi mental, emosional, spiritual, dan fisik dari seorang
pemimpin.
Kepemimpinan transformasional dengan
pendekatan Systems Thinking dan U-Theory
40
dikembangkan untuk mengakselerasi kemajuan dalam
mengatasi isu kompleks yang dihadapi organisasi militer
saat ini. Penguatan kapasitas pemimpin dirasakan penting
mengingat perubahan dunia dan transformasi teknologi
yang terjadi dengan pesat serta tantangan dalam
mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pemimpin
transformasional tidak hanya responsif terhadap
perubahan, tetapi juga tanggap dalam mengantisipasi
perubahan dengan mempersiapkan satuan dan seluruh
prajurit untuk menghadapi perubahan secara kolektif.
Organisasi militer bekerja secara teamwork didukung
dengan peningkatan sumber daya manusia yang unggul
dan mutu pendidikan yang tinggi.20 Gaya kepemimpinan
transformasional sangat efektif bila didukung prajurit yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga sangat
mudah menginspirasi perubahan positif para prajurit
menjadi lebih energik, antusias, dan bersemangat.21
20 Mia Chitra Dinisari, Seminar Revolusi Mental dan Menghadapi
Making Indonesia 4.0, dapat dilihat pada https://kabar24.bisnis.com/read/20180607/15/8 0405 8/seminar-revolusi-mental-dan-menghadapi-making-indonesia-4.0-dibuka-hari-ini diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 22.20 WIB.
21 Kendra Cherry, Transformational Leadership: A Closer Look at the Effects of Transformational Leadership, dapat dilihat pada diunduh pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 22.15 WIB.
41
5. Penutup.
5.1. Pemimpin militer harus menjadi scholar warrior.
Seorang pemimpin di dunia militer hendaknya
menjadi scholar warrior yaitu pemimpin yang bersedia
memperjuangkan apa yang mereka yakini juga dapat
secara artikulatif memperdebatkan prinsip-prinsipnya di
sebuah forum ilmiah. Kepemimpinan militer hendaknya
mengacu pada cara memimpin yang berhasil
menggerakkan prajuritnya melampaui kepentingan diri
secara langsung melalui pengaruh ideal (karisma),
inspirasi, stimulasi intelektual, atau pertimbangan
individual, sebagai berikut:
1. Karisma (charisma) adalah memberikan visi dan misi,
menanamkan rasa bangga, mendapatkan
penghormatan (respect) dan kepercayaan (trust).
Pemimpin militer terlihat karismatik dan mempunyai
suatu kekuatan dan pengaruh. Karisma umumnya
berkenaan dengan tindakan anak buah sebagai reaksi
atas perilaku komandannya. Pemimpin militer
membangkitkan dan memberi semangat prajuritnya
dengan sebuah visi dan sense of mission yang
mendorong prajurit untuk melakukan usaha yang lebih
(extra effort) dalam mencapai tujuan. Pemimpin militer
42
yang berkarisma akan sepenuhnya dihormati, memiliki
referent power, sehingga layak ditiru, memiliki standar
yang tinggi dan menetapkan tujuan yang menantang
bagi prajuritnya.
2. Inspirasional (inspiration) adalah mengomunikasikan
ekspektasi yang tinggi, menggunakan simbol untuk
memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan dengan
cara- cara yang sederhana. Perilaku pemimpin militer
dapat merangsang antusiasme prajuritnya terhadap
tugas dan dapat menumbuhkan kepercayaan prajurit
terhadap kemampuan menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan.
3. Stimulasi Intelektual (intelectual stimulation) adalah
menghargai ide-ide prajurit (promote intelligence),
mengembangkan rasionalitas, dan meiakukan
pemecahan masalah secara cermat. Pemimpin militer
mendorong prajuritnya untuk memikirkan kembali cara-
cara lama mereka dalam melakukan sesuatu atau
untuk merubah masa lalunya dengan ide-ide dan
pemikirannya. Mereka juga didorong untuk
mengembangkan rasionalitas dan mempertimbangkan
cara-cara kreatif dan inovatif untuk membangun dirinya.
4. Perhatian Individu (individualized consideration) adalah
memberikan perhatian pada pribadi, menghargai
43
perbedaan setiap individu, memberi nasehat, dan
pengarahan. Pemimpin militer memperlakukan secara
berbeda tetapi seimbang terhadap prajuritnya untuk
memelihara kontak hubungan dan komunikasi yang
terbuka. Perhatian secara individual merupakan
identifikasi awal terhadap potensi prajurit. Sedangkan
pengawasan dan pengarahan merupakan bentuk
perhatian individual yang ditunjukkan melalui tindakan
konsultasi, nasehat dan tuntunan yang diberikan oleh
pemimpin.
5.2. Pemimpin militer harus menjadi leader of change.
Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada
sumber daya manusia, yang berperan sebagai inisiator
dan pemimpin perubahan berkelanjutan (sustainable
leader of change), membentuk proses serta budaya secara
bersama meningkatkan kemampuan perubahan
organisasi. Sumber daya manusia yang ada dalam suatu
organisasi memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi.
Dengan diversitas yang cukup besar berarti kemampuan
sebagai ‘leader of change’ juga akan berbeda-beda.
Menjadi seorang pemimpin perubahan berarti menjadi
seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh
senantiasa untuk mencapai tingkat intelegensi yang lebih
44
tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi
maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi
seorang pemimpin. Kepemimpinan model ini dapat
dirangkum dalam tiga aspek penting, yakni (1) perubahan
karakter dari dalam diri (character change); (2) visi yang
jelas (clear vision); dan (3) kemampuan atau kompetensi
yang tinggi (competence).
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap
disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar
dan berkembang baik secara internal (pengembangan
kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis,
pengetahuan, dan lain-lain) maupun dalam hubungannya
dengan orang lain (pengembangan kemampuan
interpersonal dan metoda kepemimpinan). Kepemimpinan
militer bukan hanya sekadar jabatan atau pangkat,
melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang
perubahan dalam diri seorang. Ketika seorang prajurit
menemukan visi dan misi organisasinya dan membentuk
bangunan karakter perwira yang kokoh, ketika setiap
ucapan dan tindakannya memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong
perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seorang
pemimpin sejati lahir.
45
Referensi
Buku
Department of Defense of the United States of America.
(2006). Unmanned Systems Roadmap 2007-2032.
Virginia.
Dhankar, Sanjay. (1991). Preparing Our Armed Forces for
the Fifth Generation of War. New York: Free Press
Simon and Schuster Inc.
Ireland, R. D. , & Hitt, M. A. (1999). Achieving and
maintaining strategic competitiveness in the 21st
century: The role of strategic leadership. Academy
of Management Executive.
Kulshrestra, Sanatan (2015). Big Data in Military
Information and Intelligence. IndraStra.
Rich, Elaine dan Knight, Kevin (1991). Artificial
Intelligence. McGraw-Hill Inc, New York.
Simon, H.A. (1987). Artificial intelligence. In R.J. Corsini
(Ed.), Concise encyclopedia of psychology. Second
edition, New York, NY: Wiley.
Smallegange, J.A.P. Antoine. (2018). Big Data and
Artificial Intelligence for Decision Making: Dutch
Position Paper. NATO Science and Technology.
46
Sutherland, Benjamin. (2011). Modern Warfare,
Intelligence and Deterrence: The Technology That is
Transforming Them. London: Profile Books Ltd.
Trinquier, Roger. (1985). Modern Warfare: A French View
of Counterinsurgency. London: Pall Mall Press.
Jurnal
Rowe, W. Glenn (2009). “Strategic Leadership: Short-Term
Stability and Long-term Viability”. Ivey Business
Journal.
Online
Beatty, Kate (2010). The Three Strengths of a True
Strategic Leader, dapat dilihat pada
https://www.forbes.com/2010/10/27/three-strengths-
strategy-leadership-managing-
ccl.html#53af72185280 diunduh pada tanggal 9
Februari 2019 pukul 12.00 WIB.
Cherry, Kendra (2018). Transformational Leadership: A
Closer Look at the Effects of Transformational
Leadership, dapat dilihat pada
https://www.verywellmind.com/what-is-
transformational-leadership-2795313 diunduh pada
tanggal 14 Februari 2019 pukul 22.15 WIB.
47
Dinisari, Mia Chitra (2018). Seminar Revolusi Mental dan
Menghadapi Making Indonesia 4.0, dapat dilihat
pada
https://kabar24.bisnis.com/read/20180607/15/80405
8/seminar-revolusi-mental-dan-menghadapi-making-
indonesia-4.o-dibuka-hari-ini diunduh pada tanggal
14 Februari 2019 pukul 22.20 WIB.
Efendi, llham (2018). Pengertian Big Data, dapat dilihat
pada https://www.it-jurnal.com/pengertian-big-data/
diunduh pada tanggal 6 Februari 2019 pukul 13.15
WIB.
Ganto, Adnan (2018). Peluang dan Tantangan Era
Revolusi Industri 4.0, dapat dilihat pada
http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/peluang-
dan-tantangan-era-revolusi-industri-40 diunduh
pada tanggal 8 Februari 2019 pukul 15-35 WIB.
Heimburg, Joachim v. (2016). Industri 4.0 and the Internet-
of-Things (IOT): Learning from the German
Chemical Industri, dapat dilihat pada
http://www.innovationmanagement.se/2016/12/29/in
dustri-4-o-and-the-internet-of-things-iot/ diunduh
pada tanggal 13 Februari 2019 pukul 13.00 WIB.
Prasetiantono, Tony (2018). Revolusi Industri dapat dilihat
pada
48
https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/201
80410/281526521629699 diakses pada tanggal 6
Februari 2019 pukul 10.10 WIB.
Sasongko, Bimo Joga (2018). TNI dan Tantangan Revolusi
Industri 4.0 dapat dilihat pada diunduh
https://id.beritasatu.com/home/tni-dan-tantangan-
revolusi-4.o/181299 pada tanggal 13 Februari 2019
pukul 10.00 WIB.
Schamer, Otto (2018). Theory U, dapat dilihat pada
https://www.presencing.org/aboutus/theory-u
diunduh pada tanggal 10 Februari 2019 pada pukul
19.20 WIB.
Schoemaker, Paul J. H. (2013). Strategic Leadership: The
Essential Skills. Harvard Business School, dapat
dilihat pada https://hbr.org/2013/01/strategic-
leadership-the-esssential-skills diunduh pada
tanggal 9 Februari 20.00 WIB.
Sekretariat Kabinet, Revolusi Industri 4.0 dan Transformasi
Organisasi Pemerintah, dapat dilihat pada
http://setkab.go.id/revolusi-industri-4-o-dan-
transformasi-organisasi-pemerintah/ diunduh pada
tanggal 14 Februari 2019 pukul 13.15 WIB.
49
Artikel Kedua
Model Kepemimpinan Pemerintahan di Era
Revolusi Industri 4.0
Drs. Deni Ardiana
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Bogor
Revolusi Industri 4.0 menekankan pada
perkembangan teknologi. Dimana organisasi dituntut
menjadi lebih adaptif terhadap perubahan dan kebutuhan
pasar. Selain itu, Revolusi Industri 4.0 juga dianggap
sebagai sebuah digitalisasi manufaktur (Lee, 2013).
Dimana menurut Kagermann (2013), telah terjadi
perkembangan yang signifikan pada penggunaan teknologi
produksi massal yang fleksibel. Oleh karena itu, era ini
juga dikenal sebagai Era Revolusi Digital dan Era Disrupsi
Teknologi.
Perkembangan di era Revolusi Industri 4.0 ini telah
memberikan beberapa dampak bagi pemerintah Indonesia.
Dampak-dampak tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
50
1. Munculnya tuntutan transformasi pada sektor publik:
Pemanfaatan IT untuk pengembangan E-
Government, digitalisasi data dan informasi serta
layanan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
layanan yang telah dilakukan dengan menggunakan
bantuan internet atau alat elekronik. Sebagai
contoh: pelayanan pembuatan akta kelahiran,
perijian pembangunan atau pengadaan kegiatan,
pengelolaan keuangan atau akutansi.
Organisasi harus lebih kondusif, inovatif dan
terintegrasi. Hal ini dibuktikan adanya kegiatan
lomba inovasi daerah dan pusat yang dilakukan
sebagai upaya untuk menciptakan organisasi
pemerintahan daerah yang lwbih kondusif dan
inovatif.
Pengembangan pola kerja, budaya organisasi dan
nilai-nilai strategis. Hal ini dipraktekan dalam
pemerintahan dalam bentuk pembuatan laporan
kerja harian dan laporan kekayaan, serta
diberlakukannya sistem kehadiran elektronik.
2. Munculnya tuntutan masyarakat tentang:
Transparansi Informasi Publik
Akses terhadap pelayanan yang tinggi
51
Pelayanan yang ingin serba cepat dan mudah
Biaya pelayanan yang murah dan terjangkau bagi
masyarakat.
Oleh karena itu, terjadilah transformasi sektor publik pada
lingkungan pemerintah. Menurut Boon Siong Neo dan
Geraldine Chen (20), tranformasi tersebut menuntut
perubahan pada sistem pemerintahan agar menjadi:
1. Pemerintahan yang Adaptif, yaitu pemerintahan yang
mau mengerti kebutuhan rakyatnya secara progresif.
2. Pemerintahan yang Dinamis, yaitu pemerintahan yang
bertindak progresif & adaptif guna mewujudkan hasil
yang efektif bagi daerah dan masyarakat yang
dipimpinnya
3. Pemimpin yang mampu berpikir ke depan dan
antisipatif (think ahead), pemimpin yang mampu
mengkaji ulang hasil pemikiran (think again), dan
pemimpin yang mampu berpikir secara lateral,
horizontal serta lintas disiplin (think across).
Tranformasi ini diharapkan dapat membuat
perubahan pada kapabilitas organisasi yang ditandai
dengan muncul atau berkembangnya: able people, agile
processes, thinking ahead, thingking again & thinking
across, adaptif policy, dan inovasi. Selain itu, juga
52
diharapkan terjadi perubahan pada budaya organisasi,
sehingga menjadi organisasi yang: incorruptibility,
meritocracy, market, pragmatism dan multiracialism.
Saat ini, kualitas sistem pemerintahan daerah masih
sangat rendah. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya:
Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang gagap
teknologi dan tidak menguasai bahasa asing,
Jumlah Kualifikasi Pendidikan ASN yang masih SLTA
ke bawah. Catatan pemerintah daerah menunjukkan
bahwa terdapat 40% ASN masih berada dalam
kualifikasi ini.
Produktifitas Kerja ASN yang masih rendah.
Kondisi yang masih lemah ini dihadapkan pada tantangan
yang semakin kompleks, seperti: perkembanagan
teknologi informasi (ICT) yang semakin pesat, globalisasi,
AFTA, MEA, dynamic governance, kesenjangan
kompetensi, disiplin kerja, kesenjangan kualifikasi
pendidikan, dan minimnya pengalaman kerja. Oleh karena
itu, diperlukan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan
yang mempu mendukung perkembangan ASN di
Indonesia. Hal ini sebenarnya telah di atur dalam UU No.
5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa
seorang ASN harus memiliki berbagai kompetensi, seperti:
53
kompetensi manajerial, kompetensi teknis, dan kompetensi
sosial-kultural. Selain itu, dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah juga menyebutkan bahwa seorang ASN juga harus
memiliki kompetensi sebagai pemimpin pemerintah
daerah.
Untuk mewujudkan hal ini, maka pemerintah daerah
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 3 telah menentukan kriteria seorang
smart ASN yang diharapkan muncul dan berkembang
pada tahun 2019, yaitu:
1. Berwawasan Global
2. Menguasai IT/Digital dan Bahasa Asing
3. Daya Networking Tinggi
Dalam konteks ini dijelaskan lebih lanjut oleh UU No.
5/2014 bahwa seorang ASN yang profesional ditandai
dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Integritas
2. Profesional
3. Netral dan Bebas intervensi politik
4. Bebas dari praktek KKN
5. Mampu memberi pelayanan yang prima
6. Perekat NKRI
54
Seluruh aturan tersebut dibuat dalam rangka untuk
merealisasikan mandat yang tertuang dalam Perpres No.
81/2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 –
2025,
A. Sosok Aparatur Sipil Negara yang Ideal
Dalam menghadapi perubahan yang semakin
signifikan dalam era Revolusi Industri 4.0, maka
pemerintah telah menjelaskan bahwa sosok ASN yang
Ideal harus memiliki dua karakteristik utama dalam dirinya,
yaitu:
1. Profesional
Seorang ASN dianggap sebagai pribadi yang
profesional apabila memiliki kriteria sebagai berikut:
memiliki tingkat kompetensi yang tinggi,
memiliki hasil kinerja yang memuaskan,
mampu menyelesaikan pekerjaan yang semakin
kompleks, dan
memiliki tingkat pelanggaran disiplin yang rendah.
2. Integritas
Seorang ASN dianggap sebagai pribadi yang
memiliki integritas yang tinggi apabila memiliki sikap:
Jujur
Patuh terhadap Peraturan Perundang-Undangan
55
Mampu bekerjasama
Pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan
Negara
Untuk mencapai sosok ASN yang ideal tersebut,
maka seluruh pegawai pemerintahan harus memenuhi
syarat kompetensi yang telah ditentukan dalam UU No.
5/2014, yaitu:
1. Kompetensi Manajerial yang diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan
pengalaman kepemimpinan. Kompetensi ini dapat
dikembangkan melalui pengembangan integritas,
kerjasama, komunikasi, orientasi pada hasil, pelayanan
publik, pengembangan disi dan orang lain, mengelola
perubahan, pengambilan keputusan.
2. Kompetensi Teknis yang diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional,
dan pengalaman bekerja secara teknis. Kompetensi ini
dapat dikembangkan melalui pendidikan bahasa
inggris, teknologi informasi, dan kompetensi teknis
bidang tugas/fungsi.
3. Kompetensi Sosial Kultural yang diukur dari
pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya
56
sehingga memiliki wawasan kebangsaan. Dalam
konteks ini, ASN diharapkan dapat menjadi agen
perekat bangsa.
4. Kompetensi Pemerintahan yang di ukur melalui hasil
pengelolaan anggaran keuangan daerah, hubungan
pemerintah daerah dengan DPRD, serta etika
pemerintahan.
B. Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara
Proses pengembangan kompetensi ASN ini dapat
dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan latihan
sebagai berikut:
1. Kompetensi Manajerial
a. Diklat Kepemimpinan
Diklatpim Tk I
Diklatpim Tk II
Diklatpim Tk III
Diklatpim Tk IV
Reform Learder Academic (RLA)
Sekolah Kader
b. Pengalaman Kepemimpinan
Turn of Duty dan Turn of Area
57
2. Kompetensi Teknis
a. Tingkat dan Spesifikasi Pendidikan
Tugas Belajar : S1, S2, S3, PPDS
Izin Belajar : S1, S2, S3
b. Diklat Teknis
Diklat teknis
Short Course
Seminar
Penataran
In House Training
c. Diklat Fungsional
Diklat Calon Pemangku JFT
Diklat Penjenjangan JFT
3. Kompetensi Sosial Kultural
a. Pengalaman Kerja
On Job Training
4. Kompetensi Pemerintahan
a. Diklat Pimpinan Pemerintah Daerah
Diklat Pimpinan Pemerintah Daerah / Sertifikasi
Pada era Revolusi Industri 4.0, pemerintah daerah
kabupaten Bogor telah menerapkan sistem MERIT dalam
proses rekruitmen yang dilakukan melalui proses seleksi
kompetensi dasar dan seleksi kompetensi bidang. Kedua
58
proses ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari ASN
yang terbaik, memiliki kompetensi, produktif dalam kinerja
serta memiliki integritas dan sikap/perilaku yang santun.
Selain itu, sistem MERIT ini juga digunakan dalam proses
penempatan dalam jabatan yang dilakukan melalui seleksi
terbuka jabatan pimpinan tinggi dan assessment calon
pemangku jabatan pengawas dan administrator. Dalam
konteks ini, ada beberapa hal yang diperhatikan, yaitu:
standar kompetensi jabatan dan profil kompetensi
pegawai.
C. Persyaratan Untuk Menempati Jabatan
Berikut adalah persyaratan yang perlu dilengkapi
oleh setiap ASN yang ingin menempati jabatan:
Jabatan Pimpinan Tinggi PRATAMA:
a. memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah sarjana
atau diploma IV;
b. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
c. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas
yang terkait dengan Jabatan yang akan diduduki
secara kumulatif paling kurang selama lima tahun;
59
d. sedang atau pernah menduduki Jabatan
administrator atau JF jenjang ahli madya paling
singkat dua tahun;
e. memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, dan
moralitas yang baik;
f. usia paling tinggi lima puluh enam tahun; dan
g. sehat jasmani dan rohani.
Administrator:
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling
rendah sarjana atau diploma IV;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas
paling singkat tiga tahun atau JF yang setingkat
dengan Jabatan pengawas sesuai dengan bidang
tugas Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit
bernilai baik dalam dua tahun terakhir;
f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan
hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di
instansinya; dan
g. sehat jasmani dan rohani
60
Pengawas
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling
rendah diploma III atau yang setara;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman dalam Jabatan pelaksana
paling singkat empat tahun atau JF yang setingkat
dengan Jabatan pelaksana sesuai dengan bidang
tugas Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit
bernilai baik dalam dua tahun terakhir;
f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan
hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di
instansinya; dan
g. sehat jasmani dan rohani.
61
Referensi:
-------. (2010). Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010 – 2025. Jakarta.
-------. (2014). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta.
-------. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Jakarta.
Boon Siong Neo dan Geraldine Chen. (2007). Dynamic
Governance: Embedding Culture, Capabilities and
Change in Singapore. World Scientific Pub. Co. Inc.
Kagermann, H., Lukas, W.D., & Wahlster, W. (2013). Final
report: Recommendations for implementing the
strategic initiative INDUSTRIE 4.0. Industrie 4.0
Working Group.
Lee, J., Lapira, E., Bagheri, B., Kao, H., (2013). Recent
Advances and Trends in Predictive Manufacturing
Systems in Big Data Environment. Manuf. Lett. 1
(1), 38–41.
62
Artikel Ketiga
Model Kepemimpinan di Organisasi Non-
Pemerintah pada Era Revolusi Industri 4.0
Dr. Akhmad Edhy Aruman
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) merupakan
salah satu bentuk organisasi non-profit yang tidak
bergantung pada pemerintah dan sektor bisnis. Organisasi
ini lebih mementingkan untuk mempromosikan dan
melayani kepentingan publik daripada untuk mendapatkan
keuntungan atau memajukan kepentingan sekelompok
individu yang sempit. Kemandirian organisasi seperti ini
memungkinkan untuk memantau kinerja pemerintah dan
mengadvokasi perbaikan. Sehingga LSM yang memiliki
reputasi yang baik dan disegani oleh semua pihak akan
dapat membantu memediasi konflik atau menemukan
solusi untuk masalah kemasyarakatan. Hal ini disebabkan
oleh kemandirian LSM dari pemerintah, partai politik dan
lembaga keagamaan, sehingga memungkinkan LSM
63
tersebut lebih mudah dalam memobilisasi relawan dan
sumber daya lainnya untuk mencapai visi yang telah
ditentukan.
Dalam perkembangan LSM, terdapat dua hal
penting yang sangat berpengaruh, yaitu sistem
manajemen dan kepemimpinan yang diterapkan pada
organisasi tersebut. Dalam konteks ini, manajemen
membahas tentang sebuah struktur yang berfungsi untuk
mengatasi kompleksitas yang terjadi di dalam suatu
masyarakat. Sistem manajemen yang baik akan membawa
ketertiban dan konsistensi pada dimensi utama seperti
kualitas dan profitabilitas produk. Kondisi ini terjadi karena
manajemen yang baik akan senantiasa membuat sistem
dan teknologi berfungsi dengan baik pula. Sedangkan
kepemimpinan (leadership) membahas tentang cara
menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan.
Semakin banyak perubahan yangterjadi, maka akan
semakin menuntut lebih banyak perubahan dalam cara
pandang kepemimpinan. Kepemimpinan inilah yang
kemudian akan menciptakan suatu sistem dan
mengubahnya dengan cara memanfaatkan peluang dan
menghindari bahaya.
Dalam suatu organisasi non-profit, kepemimpinan
merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh beberapa
64
orang tertentu. Kemampuan ini dapat dilihat dari
kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain,
mendorong, memotivasi, atau memimpin mereka untuk
bertindak dengan cara tertentu yang disepakati.
Kepemimpinan ini sangat berkontribusi besar dalam
mencapai tujuan suatu organisasi.
Hingga saat ini, industri di dunia telah berkembang
sedemikian rupa. Diawali dengan Era Revolusi Industri 1.0
yang ditandai dengan pengenalan alat-alat mekanik dalam
fasilitas produksi, salah satunya adalah kemunculan mesin
tenun pertama pada tahun 1784. Perkembangan ini terus
berlanjut hingga Era Revolusi Industri 2.0 yang ditandai
dengan pembangian pekerja dan jumlah produksi dengan
bantuan energi listrik. Selanjutnya, Era Revolusi Industri
3.0 yang ditandai dengan pengunaan alat-alat elektronik
dan sistem informasi dan telekomunikasi yang lebih
mempermudah pekerjaan. Kini dunia sedang dihadapkan
pada Era Revolusi Industri 4.0 yang menggunakan sistem
siber.
Seiring dengan perkembangan dunia industri,
konsep tentang kepemimpinan pun mengalami
perkembangan yang hampir sama. Sebelum tahun 1900-
an, kepemimpinan hanya dipandang sebagai masalah
politik, agama dan militer. Namun setelah memasuki awal
65
tahun 1900-an, kepemimpinan mulai dikenal sebagai
sebuah sistem yang diperlukan dalam suatu organisasi.
Era ini dikenal sebagai Era Leadership 1.0. Era ini
berlangsung sejak tahun 1900 hingga tahun 1980. Era ini
ditandai oleh:
Pergeseran teknologi yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Pada tahun 1901, Marconi mengirimkan pesan
radio trans-Atlantik pertama;
2) Pada tahun 1903, Wright bersaudara melakukan
penerbangan bertenaga pertama; dan
3) Pada tahun 1908, Henry Ford mulai memproduksi
Model T. secara massal
Kemajuan dalam komunikasi, travel, dan otomatisasi,
Cara baru pengorganisasian dan kepemimpinan,
Organisasi menjadi semakin besar,
Perhatian utama para pemimpin mereka adalah sistem
dan operasi produksi yang efisien,
Memenuhi permintaan produk dan layanan yang terus
meningkat,
Organisasi cenderung sangat terstruktur dan piramidal,
Karyawan biasanya loyal terhadap organisasi, dan
Ketertiban, kepastian, dan keteguhan adalah semboyan
hari itu.
66
Sedangkan Era Leadership 2.0 dimulai pada awal
tahun 1980 hingga tahun 2000. Era ini ditandai dengan
adanya:
Persaingan internasional yang ketat, terutama dari
Jepang, yang mendorong pergeseran ke arah kualitas.
Perhatian utama para pemimpin adalah untuk
menciptakan produk dan layanan di atas rata- rata,
menghasilkan produk atau layanan terbaik, paling
murah, paling cepat, terkuat atau paling menarik.
Limbah, cacat, keterlambatan, dan ketidakefisienan
ditargetkan untuk dieliminasi seefisien mungkin.
Organisasi menjadi sangat matriks.
Sebagian besar karyawan memiliki manual untuk
meningkatkan proses dalam pekerjaan mereka.
Perampingan tak terelakkan sehingga terjadi banyak
pemutusan hubungan kerja.
Pereseran hubungan pekerja-majikan.
Selanjutnya, Era Leadership 3.0 dimulai sejak tahun
2000 hingga sekarang. Era ini ditandai dengan:
Berkembangnya alat untuk meningkatan produktivitas,
seperti: internet, email, dan media sosial.
Akses ke informasi dan jaringan, penetrasi pekerjaan
ke dalam kehidupan pribadi.
Peluang yang semakin berlimpah.
67
Perhatian utama para pemimpin saat ini adalah
bagaimana untuk memanfaatkan perubahan besar
dalam teknologi, kemampuan koneksi, dan
perdagangan.
Organisasi menjadi lebih cair dan menelurkan tim ad
hoc untuk mengejar peluang yang muncul.
Terakhir, Era Leadership 4.0 dimulai dari saat ini
hingga beberapa tahun ke depan di masa depan. Era ini
ditandai dengan adanya:
Akuisisi dan pengembangan talenta akan menjadi
keunggulan kompetitif paling tinggi,
Para pemimpin perlu mengandalkan talenta agar
mampu bersaing. Dalam hal ini nilai kreativitas dan
inovasi akan meningkatkan kesenjangan produktivitas.
Dimana pemimpin yang berkinerja tinggi diharapkan
dapat 10 kali lebih produktif daripada pekerja yang
lainnya.
Komunikasi tidak lagi dipandang sebagai kompetensi
tetapi menjadi identik dengan kepemimpinan. Sehingga
peran pemimpin akan memberikan makna dan tujuan
untuk membuat orang berpikir secara berbeda dan
bertindak bersama.
Inovasi akan menjadi bisnis semua orang. Dimana
setiap orang perlu menghasilkan produk baru,
68
meningkatkan layanan, mengidentifikasi aliran
pendapatan yang tidak konvensional, dan membawa
bakat kreatif mereka untuk bekerja.
Memimpin perubahan akan menjadi pekerjaan sehari-
hari. Dimana perubahan akan menjadi kondisi operasi
yang konstan, ketika para pemimpin menciptakan jalur,
berbagi keahlian, dan melatih orang lain.
Tren mikro menciptakan ancaman dan peluang di
industri atau sektor tertentu. Tren mikro tersebut
mempengaruhi banyak hal khususnya pemasok, pesaing,
pengganti, mitra, dan pelanggan utama atau pelanggan
potensial saat ini. Hal ini terjadi karena perubahan
paradigma masa depan yang berbeda dari masa lalu.
Dimana keberhasilan model bisnis peer-to-peer dan
"economy sharing" yang inovatif sangat dipengaruhi oleh
lingkungan budaya, hukum, sosial dan teknologi tempat
mereka beroperasi. Inovasi seperti streaming video atau
kencan online yang sebenarnya cukup tua dan hanya
berhasil ketika kondisi sosial ekonomi yang tepat muncul.
Perkembangan di era revolusi industri ini terus
berkembang hingga diperkirakan akan mencapai era
Revolusi Industri 5.0 yang dikenal sebagai “super smart
society”. Perkembangan ini dimulai dari masyarakat
69
berburu, masyarakat agraris, masyarakat industri, dan
masyarakat informasi. Masyarakat baru hasil transformasi
yang diakibatkan oleh inovasi ilmu dan teknologi inilah
yang kemudian menjadi super smart society yang dicirikan:
Kebutuhan masyarakat dibedakan dan dipenuhi
Produk dan layanan dideliver untuk orang-orang yang
membutuhkannya dan saat mereka membutuhkannya
Produk dan layanan yang diperlukan dideliver dalam
jumlah yang diperlukan
Tujuan dari organisasi ini adalah orang dapat menerima
layanan berkualitas tinggi dan menjalani kehidupan yang
nyaman dan penuh semangat, meski memiliki perbedaan
seperti usia, jenis kelamin, wilayah, atau bahasa.
Berikut adalah tujuh karakteristik leadership 4.0
yang akan membedakan pemimpin yang sukses dengan
pemimpin yang lain:
Responsibility
Results
Distribution of Information
Objectives and Assessments
Mistakes and Conflicts
Change
Innovation
70
Sedangkan dalam organisasi non-pemerintahan sedang
dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Paternalistic;
2) Activist;
3) Managerialist;
4) Catalytic
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan sebagai upaya
untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang berupa:
Gangguan teknologi dan persaingan lintas batas
negara yang keberlanjutan dan mempengaruhi
perusahaan di semua sektor dan industri, serta untuk
menciptakan tantangan kompetitif dan sosial baru.
Industri dan sektor juga terganggu oleh peraturan baru,
kebutuhan pelanggan baru dan teknologi baru yang
memaksa perusahaan mempertimbangkan kembali
keberlanjutan aset dan kegiatan dari model bisnis baru.
Perusahaan kecil dan besar lintas sektor harus
menempatkan inovasi antara prioritas strategis jika
tidak ingin menderita nasib seperti dinosaurus.
Mengembangkan kemampuan manajemen inovasi
untuk mengidentifikasi, memilih dan menangkap peluang
inovasi yang tepat, sejalan dengan ekosistem dan strategi
perusahaan.
71
Artikel Keempat
Leadership pada Korporasi di Era Revolusi
Industri 4.0
Dr. Drs. Yuni Pratikno, M.M., M.H
Wakil Ketua 1 Bidang Akademik STIMA IMMI
Staff Ahli Asosiasi ADPI
A. Pengantar Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri yang ditandai dengan kemunculan
superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi
cloud computing, sistem big data, rekayasa genetika dan
perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan
manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Revolusi
Industri ini berlangung secara bertahap sebagai berikut:
1. Revolusi industri pertama, berlangsung dari abad 18
hingga awal abad 19. Revolusi ini berhubungan dengan
penggunaan tenaga uap. Penemuan mesin uap,
mendorong munculnya kapal uap, kereta api uap,
mesin pabrik bertenaga uap, dll.
72
2. Revolusi industri kedua, berlangsung dari akhir abad
19 hingga pertengahan abad 20. Revolusi ini terkait
dengan pergantian tenaga uap dengan listrik.
Penemuan listrik dan assembly line ini telah
meningkatkan produksi barang pada era tersebut.
3. Revolusi industri ketiga berlangsung pada akhir abad
20. Revolusi ini ditandai dengan nunya mesin
penggerak otomatisasi.
4. Revolusi Industri ke-empat berlangsung pada abad ke
21 hngga sekarang. Revolusi ini ditandai dengan
kegiatan manufaktur yang mulai terintegrasi dengan
teknologi wireless dan big data secara masif. Selain itu
juga disusul dengan perkembangan robot pintar,
artificial intelligence, internet of things (IoT), mesin
virtual reality dan cloud computing.
Berlangsungnya era Revolusi Industri 4.0 ditandai
oleh beberapa hal yang dapat menjadi karakteristik dari
perkembangan industri sebagai berikut:
1. Kehadiran Disruptive Technology
Disruptive technology hadir begitu cepat dan
pesat sehingga memberi ancaman bagi industri-industri
raksasa. Teknologi baru menghapus teknologi lama.
73
2. Perubahan Ukuran Perusahaan
Di era yang baru ini, ukuran perusahaan tidak
perlu besar, namun perusahaan tersebut haruslah
‘lincah’ dalam memanfaatkan teknologi dan informasi.
Perubahan pada era revolusi industri ini
menyebabkan munculnya market place baru serta kegiatan
ekonomi yang semakin dimudahkan dengan keberadaan
jaringan internet dan berbasis teknologi modern. Contoh
dari hasil perubahan ini adalah munculna market place
seperi bukalapak.com, tokopedia, dan lain sebagainya.
Perkembangan dan otomatisasi yang terjadi pada
era Revolusi Industri 4.0 tidak semata-mata memberikan
keuntungan bagi seluruh masyarakat di duia. Namun disisi
lain, perkembangan tersebut juga menyebabkan
munculnya ancaman yang semakin kompleks bagi industri
di dunia. Ancaman dan peluang yang dimaksud di atas
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Threat.
Secara global, menurut Gerd Leonhard, era
industrialisasi digital telah menghilangkan sekitar 1-1,5
miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025. Hal ini
terjadi akibat adanya pergantian manusia dengan
mesin. Selain itu, menurut U.S. Department of Labor
74
juga aan terjadi perubahan pada tenaga kerja manusia
di nia industri. Setidaknya diestimasi terdapat 65%
murid sekolah dasar di dunia ini akan bekerja pada
pekerjaan yang belum pernah ada hari ini.
2. Oppurtunity.
Era digitalisasi berpotensi memberi peningkatan net
tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan hingga 2025.
Selain itu, menurut World Economic Forum, juga
terdapat potensi berkurangnya emisi karbon hingga 26
miliar metrik ton dari seluruh perusahaan industri di
dunia.
Revolusi industri 4.0 saat ini juga sedang
berlangsung di Indonesia. Hal ini ditandai dengan
terdampaknya beberapa model bisnis dan pekerjaan di
Indonesia akibat perkembangan arus digitalisasi. Model
bisnis/pekerjaan yang dimaksud adalah:
Toko konvensional yang mulai tergantikan dengan
online marketplace
Taksi dan ojek tradisional yang mulai digantikan
moda transportasi online, seperti gojek dan grab.
Ketua Apindo, Hariyadi Sukamdani, mengatakan bahwa:
Industri 4.0 tidak bisa dihindarkan karena sudah di
depan mata. Pengusaha kini sedang berusaha
mendukung program Making Indonesia 4.0.
75
Di Indonesia ada perusahaan yang sudah
menerapkan konsep industri 4.0, namun ada juga
perusahaan yang belum.
Ke depannya, Apindo berencana untuk membentuk
sebuah pusat teknologi informasi digitalisasi
bersama dengan pemerintah.
McKinsey mengemukakan bahwa terdapat enam
faktor yang menjadi tantangan bagi manajer atau
pemimpin perusahaan dalam menerapkan konsep industri
4.0 pada perusahaannya. Keenam faktor tersbut antara
lain:
1. Kesulitan dalam merancang dengan jelas peta jalan.
2. Data-data yang tersimpan secara terpisah sehingga
sulit dihubungkan.
3. Kekurangan orang-orang dengan kemampuan
digital untuk menjalankan peta jalan.
4. Kesulitan dalam mencari proyek percontohan
dengan nilai bisnis yang jelas.
5. Kekurangan pengetahuan dan sumber daya untuk
mengembangkan proyek infrastruktur.
6. Adanya kekhawatiran terhadap keamanan siber.
Keenam faktor di atas masih terus menjadi tantangan bagi
perusahaan dari dulu hingga saat ini.
76
B. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap
Leadership
Menurut Warren Bennis, John P Kotter, Peter
Drucker, dan Tom Peters, ada tiga hal yang wajib melekat
dalam diri seorang pemimpin atau leader, yaitu:
Inovasi atau terobosan.
Seorang pimpinan yang hanya
mempertahankan yang ada dan enggan melakukan
terobosan sesungguhnya belum bisa disebut
seorang leader. Oleh karena itu, seorang leader
seharusnya adalah individu yang memiliki
keterampilan dan tingkat inovasi yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan atau menyelesaikan masalah.
Memberi tantangan.
Seorang pimpinan biasanya disibukkan
memberi perintah dan instruksi kepada anggota
timnya. Sedangkan seorang leader sejati
menyibukkan diri memberi tantangan kepada orang
yang mereka pimpin. Ia tidak takut anak buahnya
salah atau keliru. Ia memberi kepercayaan penuh
kepada anggota timnya.
Membina dan membangun hubungan.
Seorang leader akan membina hubungan
dengan semua stakeholders yang terlibat dalam
77
bisnisnya. Seorang leader selalu aktif dalam
membangun hubungan bukan menghabiskan
waktunya di belakang meja dan terjebak dengan
analisa angka-angka.
Dalam rangka menjadi seorang pemimpin atau
leader yang handal, maka terdapat 4 faktor kunci yang
harus dipeomani dalam menjadi pemimpin bisnis di era
revolusi industri 4.0. Keempat faktor kunci tersebut adalah:
1. Dapat menyatukan dan memberikan arah tujuan
yang jelas,
2. Pemimpin atau leader yang memiliki kecepatan
dalam membuat keputusan,
3. Pemimpin atau leader yang dapat memilih dan
mengembangkan bakat anggota timnya, dan
4. Pemimpin atau leader yang beradaptasi dengan
cepat pada perubahan zaman.
Menurut riset yang telah dilakukan oleh Harvard
University, Carnegie Foundation dan Stanford Research
Center hanya ada 15% orang yang sukses dalam
pekerjaannya hanya dengan memanfaatkan skill dan
pengetahuan yang dimilikinya. Sedangkan 85% orang
berhasil dengan memanfaatkan soft skill yang
78
dikembangkan dengan. Kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua
faktor utama yang menyebabkan maslah tersebut terjadi di
dunia kerja, yaitu:
1. Lemahnya kemampuan kepemimpinan. Dimana bayk
pmimpin yang tenyata tidak di didik kepemimpinan
sebelum promosi atau lupa dididik setelah menduduk di
posisi tersebut. Padahal idealnya, untuk menjadi
seorang pemimpin harus mengikuti berbagai bentuk
pendidikan dan pelatihan, bik yang disediakan oleh
perusahaan atau tidak.
2. Lemahnya kemampuan Soft-skill. Tidak sedikit pula
pemimpin yang telah belajar konsep kepemimpinan
denga baik, namun tidak dilengkapi dengan tools
kepemimpinan yang diperlukan dalam mendukung
jalannya pekerjaa, seperti: influencing skill, persuasive
skill, assertive communication skill, coaching skill,
people skill dan lain sebagainya.
Menurut riset lain yang dilakukan oleh Aberdeen,
masalah tersebut muncul sebagai akibat dari:
1. Pemimpin baru yang di rekrut dari luar perusahaan,
sehingga menimbulkan 2 kali kemungkinan gagal
dibanding dengan orang yang dipromosikan menjadi
pemimpin secara internal. Hasil penelitian tersebut
79
menunjukkan bahwa 40% pemimpin baru yang berasal
dari luar mengalami kegagalan dalam kurun waktu 18
bulan pertama.
2. Sebagian besar perusahaan tidak memiliki program
pengembangan kepemimpinan yang baik. Namun
setidaknya hanya 2% perusahaan yang merasa telah
menerapkan program pengembangan kepemimpinan
yang baik. Seandainya ada program, ternyata hanya
mampu memenuhi 2/3 kebutuhan yang diperlukan oleh
pemimpin dimasa depan.
Pada era Revolusi Industri 4.0, terdapat 4 tren
transformasi yang terjadi dan berdampak langsung dengan
kinerja akuntan suatu perusahaan, yaitu:
1. Keberadaan Artificial Intelligence
Kodifikasi entri akun
Analisis kontrak
Identifikasi transaksi
2. Blockchain
Merubah penilaian ekonomi dari aset
Rekonsiliasi pembukuan tidak diperlukan lagi
3. Cyber Risk
Kontrol yang baru pada detection, response, dan
resilience
Pendekatan eksternal yang dinamis
80
4. Big Data Analytic
Menyediakan sumber baru data non-finansial
Membantu keputusan khusus dan menyediakan
penilaian
Hard Evidence
Menurut studi yang dilakukan oleh Mitrefinch,
terdapat 6 hal yang harus dilakukan leader untuk
mempersiapkan tim di 2019. Keenam hal tersebut adalah:
1. pengembangan keterampilan baru,
2. restruksturisasi tim,
3. mengakrabkan teknologi,
4. mengklarifikasi peran,
5. mendorong tim terus belajar sesuatu yang baru, dan
6. menjaga saluran komunikasi tetap jelas.
Selain keenam strategi di atas, hal penting yang tidak
boleh dilupakan oleh seorang leader adalah memastikan
bahwa seluruh anggota tim yang telah dibentuknya dapat
berkembang menjadi semakin cerdas dan gesit, serta
mahir berkolaborasi.
Seluruh upaya tersebut dilakukan dengan tujuan
agar semua anggota tim bersedia untuk bekerja sama
dalam mencapai keuntungan bersama dengan
mengintegrasikan perspektif yang berbeda dalam inovasi.
81
Hal itu juga dilakukan untuk merespon perkembangan
yang akan terjadi pada era Revolusi Industri 4.0 melalui
kegiatan berikut:
1. investasi pada pengembangan digital skills,
2. menerapkan prototype teknologi baru, learn by doing!,
3. pendidikan berbasis international certification dan
digital skills,
4. responsif terhadap industri, bisnis dan perkembangan
teknologi, dan
5. kurikulum dan pembelajaran berbasis human-digital
skills.
Oleh karena itu, seorang leader perlu melatih dirinya
secara terus-menerus agar dapat beradaptasi dengan
cepat terhadap hal-hal baru. Itulah mengapa mindsets
menjadi lebih bernilai daripada skillsets. Selanjutnya,
seorang leader jangan sampai tidak mampu membedakan
mana yang esensial dan mana yang tidak. Hal ini akan
menentukan titik fokus dari sebuah pekerjaan yang sedang
atau akan dilakukan kedepannya. Terakhir, seorang leader
harus terus merefleksikan pikiran dan emosinya secara
objektif tanpa harus terjebak dengan pola lama. Semakin
pemimpin tersebut mampu melakukannya, maka individu
tersebut akan semakin mampu dalam mempengaruhi
82
timnya agar tetap kuat dalam menghadapi perubahan yang
terjadi tanpa kehabisan energi untuk mengeksekusinya.
Berikut adalah beberapa faktor kunci yang perlu
dimiliki oleh seorang leader pada era Revolusi Industri 4.0:
1. harus dapat menyatukan dan memberikan arah
tujuan yang jelas,
2. harus memiliki kecepatan dalam membuat
keputusan, dan
3. harus dapat memilih dan men-develop talent.
Perusahaan yang bergerilya, terkoneksi, berkolaborasi,
terus belajar, terbuka akan perubahan, memiliki tim yang
bergairah dan semangat maju, memiliki dan mengadaptasi
teknologi atau cara yang lebih maju akan menjadi
pemimpin di bidang industrinya.
Revolusi industri terus bergulir. Karenanya,
kalangan pemimpin di Indonesia harus bersiap dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0 yang sangat berbeda
dengan sebelumnya. Berikut adalah beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
menyiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam
menghadapi era Revolusi Industri 4.0:
1. Mengembangkan sikap awareness
Hal ini perlu dilaksanakan agar sumber daya
manusia Indonesia menjadi lebih aware terhadap
83
perkembangan Revolusi Industri 4.0 dengan melihat
kesempatan yang akan muncul. Sehingga mereka akan
memanfaatkan segala kesempatan bisnis yang ada
untuk meningkatkan perekonomian negara.
2. Melaksanakan program Education & Traning
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi
tekanan pada institusi pendidikan untuk membuat
kurikulum yang relevan bagi mahasiswa/pegawai agar
dapat menyesuaikan diri dengan konektivitas digital
yang semakin berkembang.
3. Menyelenggarakan program Professional Development
Program ini perlu dilaksanakan dalam rangka untuk
meningkatkan kinerja organisasi profesi beserta
program-program pengembangan profesionalnya untuk
melakukan presentasi online maupun face-to-face
tentang perkembangan Revolusi Industri 4.0 dan
bagaimana hal tersebut dapat berdampak bagi anggota
organisasi profesi
4. Reaching Out
Tren pengembangan kepemimpinan tidak hanya
cukup belajar dan paham konsep kepemimpinan
namun harus juga menguasai berbagai teknik atau
tools soft-skill yang relevan, disesuaikan dengan posisi,
situasi dan tantangan yang dihadapi perusahaan.
84
Setiap orang sebenarnya memiliki potensi
kepemimpinan dalam dirinya. Namun untuk
menghadapi konteks dan tantangan yang semakin
meningkat perlu dilakukan pengembangan. Artinya
kebutuhan dan kemauan belajar harus datang dari
dalam diri seseorang (horizontal) dan setiap pemimpin
maupun diatasnya lagi akuntable terhadap program
kepemimpinan (vertikal).
C. Membangun Leader di Era Revolusi Industri 4.0
Dalam rangka untuk membangun leader di era
Revolusi Industri 4.0, maka perlu dilakukan pembangunan
pada sumber daya manusia terlebih dahulu. Hal ini
diperlukan karena manusialah yang akan memberikan
perintah kepada setiap mesin yang telah berkembang
pada era ini untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
bidang yang telah diprogramkan. Dalam hal ini, perlu
dilakukan pengembangan pada skill yang akan digunakan
dalam industri di masa depan. Skill-skill tersebut antara
lain adalah:
1. Complex Problem Solving, yaitu kemampuan untuk
memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui
solusinya di dalam dunia nyata.
85
2. Social Skill, yaitu kemampuan untuk melakukan
koordinasi, negosiasi, persuasi, mentoring, kepekaan
dalam memberikan bantuan hingga emotional
intelligence
3. Process Skill, yaitu kemampuan terdiri dari: active
listening, logical thinking, dan monitoring self and the
others
4. System Skill, yaitu kemampuan untuk dapat melakukan
judgement dan keputusan dengan pertimbangan cost-
benefit serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana
sebuah sistem dibuat dan dijalankan
5. Cognitive Abilities, yaitu skill yang terdiri dari: Cognitive
Flexibility, Creativity, Logical Reasoning, Problem
Sensitivity, Mathematical Reasoning, dan Visualization.
Trend digital di masa depan semakin penting. Hal ini
ditandai dengan:
1. Kurang bermanfaatnya technical skill tanpa soft skill.
2. Tidak berartinya pengetahuan yang besar tentang
suatu produk (product knowledge) tanpa dibarengi
dengan kemampuan komunikasi (communication skill)
yang mumpuni.
3. Soft skill lebih sulit dipelajari daripada technical skill,
namun lebih cepat terlihat hasilnya. Oleh karena itu,
86
seorang pemimpin harus sadar bahwa kemampuan soft
skill saat ini masih sangat dibutuhkan.
4. Lingkungan kerja modern membutuhkan soft skill
kolaborasi, networking, interaksi dan suasana yang
mendukung kreatifitas dan inovasi.
5. Customer membutuhkan soft skill dalam bersaing
dengan banyaknya perusahaan yang menawarkan
keunggulan produk dan harga murah, kedekatan
hubungan, trust, pelayanan yang berbeda..
6. Era digital semakin membutuhkan soft skill. Dimana
akan semakin banyak pekerjaan manual yang menjadi
otomatis dan diambil alih oleh teknologi. Sehingga soft
skill yang dimiliki oleh seorang pekerja merupakan
suatu pembeda dengan pekerja lainnya.
Seluruh hal tersebut memaksa seorang pemimpin untuk
menguasai kemampuan soft skill yang lebih berguna di era
digital ini. Skill yang dimaksud dalam hal ini adalah:
complex problem solving, critical thingking, creativity, serta
balance right & left brain function.
Selain itu, seorang pemimpin juga diharapkan untuk
memenuhi beberapa standar keterampilan berikut:
1. Standar keterampilan umum, seperti:
Kemampuan dalam menerapkan pemikiran logis,
kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
87
pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta
Kemampuan dalam menguasai teknik, prinsip, dan
pengetahuan proseduran tentang penggunaan
teknologi informasi.
2. Standar keterampilan khusus, seperti:
Mampu secara mandiri mendesain proses bisnis
dalam suatu sistem informasi akuntansi yang
mendukung penyediaan informasi berbasis
teknologi informasi untuk mendukung pengendalian
manajemen dan pengambilan keputusan dengan
pendekatan siklus pengembangan sistem (system
development life cycle).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Harvard &
Carnegie Foundation, akan terjadi sebuah pergeseran
konsep kepemimpinan di era digital saat ini dengan masa
depan. Sejak tahun 2015, konsep kepemimpinan yang
berkembang didunia ditandai dengan karakteristik sebagai
berikut:
1. Complex Problem solving,
2. Coordinating with others,
3. People Management,
4. Critical Thinking,
88
5. Negotiation,
6. Quality Control,
7. Service Orientation,
8. Judgment and Decision Making,
9. Active Listening, dan
10. Creativity.
Seluruh keterampilan pemimpin yang menjadi karakteristik
konsep kepemimpinan pada tahun 2015 tersebut di atas
akan mengalami pergeseran yang signifikan. Dimana pada
tahun 2020, diperkirakan karakteristik pemimpin yang
diperlukan dalam dunia industri adalah pemimpin yang
memiliki keterampilan seperti berikut:
1. Complex Problem Solving,
2. Critical Thinking,
3. Creativity,
4. People Management,
5. Coordinating with Others,
6. Emotional Intelligence,
7. Judgment and Decision Making,
8. Service Orientation,
9. Negotiation, dan
10. Cognitive Flexibility.
89
Biodata Moderator dan Pemateri
Berikut adalah biografi pemateri Seminar Umum
Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan,
pada Tahun 2019:
1. Moderator
Identitas Diri:
Nama : Dr. Aris Sarjito, S.T., M.AP
Pangkat : Kolonel Laut (T)
Tempat / Tgl Lahir : Klaten / 4 Juli 1964
Jenis Kelamin : Laki-laki
Informasi Kontak:
Alamat : Puri Taman Asri, Jl. Bougenville
B/10, Sidoarjo, Jawa Timur,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8213-9733-032
E-mail : [email protected]
90
Riwayat Pendidikan:
Pendidikan Umum: Tahun Lulus
S1 SITAL XXII / Teknik Industri 2001
S2 UHT / Administrasi Publik 2010
S3 Universitas Brawijaya 2013
Pendidikan Militer: Tahun Lulus
SEPAMILWA ABRI 1988
DIKLIHPA 1992
DIKLAPA 1 1994
DIK CAWAK KONDOR 1995
SESKOAL XLIII 2006
91
2. Pemateri Pertama
Identitas Diri:
Nama : Dr. Amarulla Octavian, S.T.,
M.Sc., D.E.S.D.
Pangkat : Laksamana Muda TNI
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan:
Pendidikan Umum: Tahun Lulus
S1 – STTAL 2001
S2 – Universitas Paris 2, Perancis 2006
S3 – Universitas Indonesia 2012
Lemhanas RI PPRA 54 2016
92
Pendidikan Militer: Tahun Lulus
Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) XXXIII 1988
Pendidikan Spesialisasi Anti Kapal Selam 1993
Royal Australian Navy Maritime
Studies Period 1995
Good Governance and Conflict Training
Course Belanda 2002
Sekolah Staff dan Komando TNI AL 2003
Collège Interarmées De Défense
di Perancis 2006
Combined Force Maritime Component
Commander Flag Officer Course
di Amerika Serikat 2014
Transnational Security Cooperation
Course Di Amerika Serikat 2017
93
3. Pemateri Kedua
Identitas Diri:
Nama : Drs. Deni Ardiana
NIP : 19650109 198503 1 006
Pangkat / Gol. : Pembina Utama Muda / IV/C
Instansi : Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten
Bogor
Tempat / Tgl Lahir : Bandung / 9 Januari 1965
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat Kantor : Jl. KSR Daddy Kusmayadi, Kel.
Tengah Kec. Cibinong, Kab.
Bogor, Indonesia.
Nomor Handphone : +62-8128-9325-590
E-mail : [email protected]
94
Riwayat Pendidikan:
Pendidikan Umum: Tahun Lulus
SD Argasari No. III 1976
SMP Negeri II Tasikmalaya 1980
SMA Muslimin I Kotamadya 1983
Akademi Pemerintahan Dalam Negeri
(APDN) Bandung 1986
Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta 1992
95
4. Pemateri Ketiga
Identitas Diri:
Nama : Dr. Akhmad Edhy Aruman
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Indonesia
Nomor Handphone : +62-8193-2476-499
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan:
Pendidikan Umum: Tahun Lulus
S1 – Institut Pertanian Bogor 1984
S2 – STIKOM – LSPR Jakarta
S3 – Institut Pertanian Bogor
96
5. Pemateri Keempat
Identitas Diri:
Nama : Dr. Drs. Yuni Pratikno, M.M., M.H
Tempat / Tgl Lahir : Yogyakarta / 10 Oktoer 1964
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Nomor Handphone : +62-8188-3572-0
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan:
Pendidikan Umum: Tahun Lulus
S1 – Universitas Sanata Dharma 1990
S2 – PPM Jakarta 2000
S2 – PPM Jakarta 2001
S2 – Universitas Jayabaya 2008
S3 – Universitas Negeri Jakarta 2013
97
Organisasi Kepanitiaan
Berikut adalah daftar panitia Seminar Umum
Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan
Tahun 2019:
A. Penasihat I
Identitas Diri:
Nama : Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc.,
P.S.C
Pangkat : Laksamana Muda TNI
Tempat / Tgl. Lahir : Yogyakarta / 02 Oktober 1961
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Raya Hankam, Gg. Rambutan
No.31, Jatimurni, Pd. Melati,
Bekasi, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8138-6117-550
E-mail : [email protected]
98
Riwayat Pendidikan:
Pendidikan Umum: Tahun Lulus
S1 – Universitas Krisnadwipayana 2014
S2 – Master of Science India 1998
S2 – Universitas Krisnadwipayana 2016
Pendidikan Militer: Tahun Lulus
AAL Angkatan 29 1984
Sus Paja 1984
Van Speykklase FF Course – Belanda 1986
NBCD dan Penyelamatan Umum
Belanda 1986
Long ASW Course – India 1990
Penataran P-4 PP 45 Jam 1990
Orpadnas 1992
Orsospol 1992
Penataran Amdal Mabesal 1992
Diklapa II Koum Angkatan Ke-6 1993
Scuba Diver 1993
DSSC India (Sesko) Angkatan ke-52 1997
Post Graduate Studies India 1997
Maritim Studies Australia 1998
Sus Kibi Calon Athan 2002
Sus Internet 2002
99
Sus Intelstart TK-1 2002
Sus Athan RI Angkatan ke-6 2003
Sesko TNI Angkatan ke-35 2008
Lat Pengadaan Barang dan Jasa 2009
Dikreg Lemhanas PPRA XLVI 2011
Sus Applied Approach 2017
100
B. Penasihat II
Identitas Diri:
Nama : Dr. Siswo Pudjiatmoko, S.E.,
M.Si (Han)
Pangkat : Marsekal Pertama TNI
Tempat / Tgl.Lahir : Jombang / 05 Agustus 1961
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Triloka III Blok D-1, RT. 001,
RW. 004, Panoran, Jakarta
Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8129-1853-00
E-mail : [email protected]
101
Riwayat Pendidikan:
Pendidikan Umum : Tahun Lulus
S1 – STIE IBMI 2008
S2 – Universitas Pertahanan 2011
S3 – Universitas Persada Indonesia Y.A.I 2018
Pendidikan Militer : Tahun Lulus
AKABRI Bagian Udara 1984
SEKKAU 1995
SESKOAU 2002
SESKO TNI 2008
102
C. Ketua
Identitas Diri:
Nama : Dr. Yusuf Ali, S.E., M.M.
Pangkat / Gol. : Kolonel Cba / IV C
NRP / NIDN : 33586 / 4703016501
Tempat / Tgl.Lahir : GD. Tataan / 03 Januari 1965
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Nirwana Golden Park, Blok C2
No.31, RT. 003, RW. 005, Kel.
Pakansari, Kec. Cibinong, Kab.
Bogor, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8111-4933-65
E-mail : [email protected]
103
Riwayat Pendidikan:
Pendidikan Umum : Tahun Lulus
D3 – Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang 1987
S1 – STIE PANCA BHAKTI 1994
S2 – UPN VETERAN 2005
S3 – Universitas Negeri Jakarta 2013
Pendidikan Militer : Tahun Lulus
SEPAMILWA ABRI GEL. I 1987
SUSLAPA II ANGKUTAN 1998
SESKOAD 2004
DIKSUS GUMIL ABITUREN SESKOAD 2004
DIKSUS DANYON MULTI CORPS 2005
SUS KIBI 2009
104
D. Koordinator
Identitas Diri:
Nama : Asa Bintang Kapiarsa
NIM : 120180201004
Tempat / Tgl. Lahir : Semarang / 14 September 1994
Jenis Kelamin : Laki-laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Bangkirai, No. 1125, Perum.
Plamongan Indah, RT. 03, RW.
14, Kel. Plamongan Sari, Kec.
Padurungan, Kota Semarang,
Jawa Tengah, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8574-1999-948
E-mail : [email protected]
105
E. Sekretaris
Identitas Diri:
Nama : Asyifa Widhi Kurnia
NIM : 120180201005
Tempat / Tgl. Lahir : Bekasi / 30 Agustus 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Sawunggaling IV, No. 20, RT.
01, RW. 04, Pedalangan,
Bayumanik, Semarang, Jawa
Tengah, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8522-6258-895
E-mail : [email protected]
106
F. Sie Perlengkapan
Identitas Diri:
Nama : M. Andriyas Rulloh
NIM : 120180201019
Tempat / Tgl. Lahir : Sidoarjo / 06 Maret 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Malik Ibrahim, RT. 06, RW. 03,
Ds. Kwangsan, Kec. Sedati, Kab.
Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8385-7472-473
E-mail : [email protected]
107
Identitas Diri:
Nama : Ciptandi Syahlavida
NIM : 120180201006
Tempat / Tgl. Lahir : Caracas, Venezuela /
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Villa Jatirasa, Gd. Dukuh II,
No. 49, RT. 01, RW. 07, Jatiasih,
Bekasi, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8211-2756-434
E-mail : [email protected]
108
G. Sie Acara
Identitas Diri:
Nama : Moh. Alif Imran
NIM : 120180201017
Tempat / Tgl. Lahir : Ujung Pandang/19 Oktober 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : BTN. Andi Tonro Permai B9 No.
2, RT. 004, RW. 008,
Paccinongang, Somba Opu, Kab.
Gowa, Sulawesi Selatan,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8229-2294-243
E-mail : [email protected]
109
Identitas Diri:
Nama : Ryaniraffiyadita
NIM : 120180201022
Tempat / Tgl. Lahir : Padang / 17 Oktober 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : Perum. Puspa Raya, Blok EC No.
07, Bojong Baru, Bojong Gede,
Kab. Bogor, Jawa Barat,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8136-5642-445
E-mail : [email protected]
110
H. Sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
Identitas Diri:
Nama : Marcellinus Dicki Pradhana
NIM : 120180201015
Tempat / Tgl. Lahir : Surabaya / 27 Juli 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Tanjung Raja I, No. 41, RT.
002, RW. 007, Perak Barat,
Krembangan, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8384-9031-989
E-mail : [email protected]
111
Identitas Diri:
Nama : Dijako Rizki Julistianto
NIM : 120180201008
Tempat / Tgl. Lahir : Palembang / 27 Juli 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Lrg. Muhajirin III, No. 1404, RT.
24, RW. 07, Kel. Lorok Pakjo,
Kec. Ilir Barat I, Palembang,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8221-0292-090
E-mail : [email protected]
112
Identitas Diri:
Nama : Gabriella Inri Fidelia Kasenda
NIM : 120180201011
Tempat / Tgl. Lahir : Bitung / 13 Mei 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : Rusun Klender, Blok 11, Lt. 2,
No. 6, RT. 005, RW. 002, Malaka
Jaya, Duren Sawit, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8111-2258-66
E-mail : [email protected]
113
I. Notulen
Identitas Diri:
Nama : Angga Prasongko
NIM : 120180201001
Tempat / Tgl.Lahir : Kediri / 15 Januari 1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Kelud, No. 46, RT. 002, RW.
001, Ds. Dawuhan Kidul, Kec.
Papar, Kab. Kediri, Jawa Timur,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8574-9440-446
E-mail : [email protected]
114
Identitas Diri:
Nama : Doly Andhika Putra
NIM : 120180201009
Tempat / Tgl. Lahir : Padang / 17 Desember 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Apel II, No. 103, RT. 003, RW.
015, Kel. Kuranji, Kec. Kuranji,
Kota Padang, Sumatera Barat,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8576-7809-839
E-mail : [email protected]
115
Identitas Diri:
Nama : Tri Adianto
NIM : 120180201024
Tempat / Tgl. Lahir : Lamasi / 05 Maret 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Dsn. Sambirejo, RT. 001, RW.
001, Ds. Setiarejo, Kec. Lamasi,
Kab. Luwu, Sulawesi Selatan,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8135-4304-412
E-mail : [email protected]
116
J. Sie Perizinan
Identitas Diri:
Nama : Aris Dianto
NIM : 120180201002
Tempat / Tgl. Lahir : Magelang / 13 Agustus 1979
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Mandiri Residence E4/3, Cluster
Tulips Krian, Sidoarjo, Jawa
Timur, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8136-4324-179
E-mail : [email protected]
117
Identitas Diri:
Nama : Puspa Mahening
NIM : 120180201020
Tempat / Tgl. Lahir : Purworejo / 02 November 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : Jln. Margonda Raya, (Apartemen
Margonda Residence, Tower C,
Lt. 4, Unit C406A), Depok,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8565-4194-523
E-mail : [email protected]
118
Identitas Diri:
Nama : Tihas Citra Buwana
NIM : 120180201023
Tempat / Tgl. Lahir : Semarang / 18 Desember 1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Rasamala Timur 2 No. 157,
Kec. Banyumanik, Kota
Semarang, Jawa Tengah,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8562-6570-77
E-mail : [email protected]
119
K. Sie Konsumsi
Identitas Diri:
Nama : Fitria Rahmawati A.R.
NIM : 120180201010
Tempat / Tgl. Lahir : Bandung / 13 Maret 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : RT. 06, RW. 04, Kel. Watebua,
Kabupaten Alor, NTT, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8123-7222-217
E-mail : [email protected]
120
Identitas Diri:
Nama : Marina Christmartha
NIM : 120180201016
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta / 08 April 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Sawo No. 50, Kelapa Dua,
Kebun Jeruk, Jakarta Barat,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8212-2228-890
E-mail : [email protected]
121
L. Master of Ceremony
Identitas Diri:
Nama : Rizki Febriyanto
NIM : 120180201021
Tempat / Tgl. Lahir : Pandeglang / 14 Februari 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Dsn. Sukajadi, RT. 019, RW. 008,
Ds. Sukajati, Kec. Haurgeulis,
Kab. Indramayu, Jawa Barat,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8531-9348-515
E-mail : [email protected]
122
M. Penerima Tamu
Identitas Diri:
Nama : Zsazsa Sarah Jasmine
NIM : 120180201025
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta / 23 Mei 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Sentosa Barat No. 7,
Kedamar, Komp. TNI AL, Kelapa
Gading, Jakarta Utara, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8578-2440-023
E-mail : [email protected]
123
Identitas Diri:
Nama : Arneildha Ditya Wijaya
NIM : 120180201003
Tempat / Tgl. Lahir : Ponorogo / 02 Juni 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : Sutorejo Prima Utara 2 PT 7/9,
RT 001, RW 009, Ds. Dukuh
Sutorejo, Kec. Mulyorejo,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8216-5689-345
E-mail : [email protected]
124
Identitas Diri:
Nama : Devy Pelansiani
NIM : 120180201007
Tempat / Tgl. Lahir : Pandeglang / 19 September 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Lintas Timur, Kp. Pasir Huni,
RT. 003, RW. 008, Ds.
Sukamanah, Kec. Kaduhejo, Kab.
Pandeglang–Banten, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8780-2218-65
E-mail : [email protected]
125
N. Liaison Officers
Identitas Diri:
Nama : Ghazalie
NIM : 120180201012
Tempat / Tgl. Lahir : Pagaralam / 29 Maret 1984
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Kp. Malang, RT. 001, RW. 006,
Ds. Gempol Sari, Kec. Sepatan
Timur, Kab. Tanggerang, Banten,
Indonesia
Nomor Handphone : +62-8780-2218-65
E-mail : [email protected]
126
Identitas Diri:
Nama : Hari Suyanto
NIM : 120180201013
Tempat / Tgl. Lahir : Kendal / 05 Januari 1978
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Rumdis TNI-AL Pasirangin B6
No. 01, Cileungsi, Bogor, Jawa
Barat, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8129-0473-93
E-mail : [email protected]
127
Identitas Diri:
Nama : Kamaruddin
NIM : 120180201014
Tempat / Tgl. Lahir : Makassar / 05 Oktober 1976
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Serdako Usman Ali, Kompleks
TNI AL Dewakang Tabaringan,
Kel. Totaka, Kec. Ujung Tanah,
Kota Makassar, Sulawesi
Selatan, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8211-0160-001
E-mail : [email protected]
128
Identitas Diri:
Nama : Muhamad Abduh
NIM : 120180201018
Tempat / Tgl.Lahir : Tegal / 04 Februari 1977
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Informasi Kontak:
Alamat : Jl. Rawa Baru III/55 Ujung, RT.
003, RW 006, Kec. Semampir,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Nomor Handphone : +62-8125-0718-434
E-mail : [email protected]
129
Lampiran
A. Slide Powerpoint Pemateri Pertama
130
131
132
133
134
135
136
137
138
B. Slide Powerpoint Pemateri Kedua
139
140
141
142
143
C. Slide Powerpoint Pemateri Ketiga
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
D. Slide Powerpoint Pemateri Keempat
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168