BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK...

24
ISI Press BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK II Harijadi Tri Putranto Penerbit: ISI PRESS

Transcript of BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK...

Page 1: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

i

Daftar Isi

ISI P

ress

Penerbit :

BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIKPEDALANGAN GAYA POKOK II

Harijadi Tri Putranto

Penerbit:ISI PRESS

Page 2: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

ii

Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

Sanksi pelanggaran pasal 72 Undang-undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002)1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksudkan dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2)dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulandan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), ataupidana paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyakRp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ataumenjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran HakCipta sebagaimana diumumkan dalam ayat (1), dipidana dengan pidanapenjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyakRp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIKPEDALANGAN GAYA POKOK II

Cetakan Pertama: November 2018x + 177Ukuran: 15,5 x 23

Penulis:Harijadi Tri Putranto, S.Kar., M.Hum

Tata Letak:Josef Tedjo Sulistijo

Desain Sampul:Nur Rokhim, S.Sn., M.Sn

ISBN: 978-602-5573-37-8

Anggota APTI:Nomor: 003.043.1.05.2018

ISI PRESSJl. Ki Hadjar Dewantara 19, Kentingan, Jebres, Surakarta 57126

Telp. (0271) 647658, Fax. (0271) 646175

All rights reserved© 2018, Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Dilarang keras menterjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis.

Page 3: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

iii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esaatas limpahan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, sehinggapenyusunan Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya PokokII dapat tersusun sebagai pegangan dalam proses pembelajaran.Penyusunan Buku Ajar ini dibiayai oleh DIPA, Kemeneterian Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui LPPMPP ISI Surakarta.Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkanbanyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginyakepada Rektor ISI Surakarta, Kepala LPPMPP, Kepala P3AI, danDekan ISI Surakarta yang telah memberi kesempatan untukmenyusun Buku Ajar ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada reviewer yangtelah bersedia sebagai konsultan dalam kegiatan ini.

Kepada Penyusun Naskah Lakon Wahyu Purbasejati, danpara Dosen Jurusan Pedalangan seperti Purbo Asmoro dan BlaciusSubono juga diucapkan banyak terima kasih, karena peran sertanyasebagai pengedit dan melengkapi naskah ini, sehingga menjadi lebihbaik dan sangat bermanfaat khususnya bagi para Dosen danMahasiswa Jurusan Pedalangan ISI Surakarta pada umumnya.

Kepada semua fihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,yang telah membantu kegiatan ini juga diucapkan banyak terimakasih; semoga amal baiknya mendapat imbalan dari Tuhan YangMaha Esa.

Penyusun Buku Ajar ini menyadari masih banyakkekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan. Mudah-mudahan Buku Ajar ini dapat bermanfaat kepada yangmembutuhkan, terutama para Dosen dan Mahasiswa di FakultasSeni Pertunjukan Jurusan Pedalangan ISI Surakarta.

Surakarta, 1 Oktober 2018

Penyusun

Page 4: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

iv

Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

PRAKATA

Buku Ajar merupakan pegangan seorang dosen untukmemudahkan proses pembelajaran Mahasiswa dalam mata kuliahtertentu. Materi ajar dalam mata kuliah Praktik Pedalangan GayaPokok II adalah Pakeliran bentuk semalam garap klasik, naskahsusunan Ki Mujoko Joko Raharjo yang telah diedit beberapa kalioleh Dosen dan staf Pengajar Jurusan Pedalangan ISI Surakarta,seperi Purbo Asmoro, Blacius Subono, Ki Manteb Sudarsono,Widodo, dan lain-lain.

Pakeliran bentuk semalam garap klasik merupakan dasar-dasar garap pakeliran yang perlu difahami secara maximal, sebagaibekal melangkah pada garap bentuk lain seperti garap bentukPakeliran Ringkas, Pakeliran Padat dan sebagainya.Dalam garapan pakeliran ini, aspek atau unsur yang ditampilkan(sabet, catur, dan karawitan pakelirannya), digarap sesuai denganwaton-waton, pakem, dan pola-pola tradisi pakeliran, yang hidupdan berkembang sampai sekarang. Melalui garapan pakeliran secaraklasik ini, diharapkan bisa memberi bekal dan memberi pacu kepadamahasiswa Jurusan Pedalangan ISI Surakarta, sebagai dasar dalammengembangkan kreativitasnya.

Proses pembelajaran ini akan dilaksanakan denganpengelolaan potensi mahasiswa dalam kelas untuk lebih aktif dankreatif dalam belajar. Sistem yang akan dilakukan adalah sebagaiberikut: 1). Pengajar menyampaikan atau menjelaskan rencanaperkuliahan dalam satu semester; 2). Pengajar menerangkan danmemberi contoh garapan dari berbagai unsur yakni meliputi sabet,catur dan karawitan pakeliran secara utuh pada setiap adegan dalamsuatu lakon; 3). Pengajar memberi tugas memahami teks ataunaskah, karawitan pakeliran , dan menguasai sabet serta sulukan,dodogan dan keprakan, sehingga mampu mendemonstrasikansecara benar; 4). Pengajar mengevaluasi terhadap materi yang telahdiberikan, dimulai pada tengah semester, dan evaluasi berikutnyadilaksanakan pada akhir semester secara utuh dalam satu lakon,untuk mengetahui capaian kompetensi belajarnya dalam satusemester.

Buku Ajar ini bertujuan untuk memudahkan prosespembelajaran mahasiswa, dalam meningkatkan kemampuanpenguasaan materi Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok.

Page 5: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

v

Tinjauan Mata Kuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

TINJAUAN MATA KULIAHPRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK II

Pendahuluan

Seperti yang telah diketahui, bahwa Pakeliran Gaya Surakartaterdapat tiga jenis garap bentuk pakeliran yakni Pakeliran BentukSemalam, Pakeliran Ringkas, dan Pakeliran Padat. Ke tiga bentukpakeliran ini harus difahami oleh semua mahasiswa, yangpemahamanya diberikan secara berurutan, dan merupakanmatakuliah wajib, mulai dari semester I,II,III,IV,V, dan semester VI.

Mata Kuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok I memberi bekalkemampuan dasar garap pakeliran bentuk semalam, denganpenekanan garap sabet, sedangkan catur dan karawitan pakeliranmenyesuaikan. Mata Kuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok IImemberi bekal kemampuan garap pakeliran konvensional bentuksemalam. Mata Kuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok III memberibekal kemampuan garap pakeliran bentuk semalam garappengembangan. Mata Kuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok IVmemberi bekal kemampuan teknik garap Pamijen pakeliran bentuksemalam, dengan menekankan pada adegan-adegan yang tidaklazim ditampilkan dalam pakeliran semalam antara lain AdeganSarapada, Gleyongan, Perang Macan, Perang Alus, dan sebagainya.Mata Kuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok V, memberi bekalkemampuan pakeliran ringkas. Sedangkan Mata Kuliah PraktikPedalangan Gaya Pokok VI memberi bekal kemampuan PakeliranPadat.

Pembelajaran Praktik Pedalangan Gaya Pokok II tidak hanyamampu meragakan pakeliran semalam secara utuh, tetapi lebihdiutamakan pada kepekaan Mahasiswa terhadap penguasaan dasar-dasar pakeliran melalui materi yang diberikan. Sehingga kemandirianMahasiswa sangat dibutuhkan, diharapkan mereka akan mampubelajar secara mandiri terhadap materi yang telah ditentukan dalamBuku Ajar.

Strategi pembelajaran perlu ditingkatkan melalui berbagaimodel/metode seperti demonstrasi, interpretasi, dan evaluasi.Dalam proses pembelajaran yang perlu dilakukan antara lain: 1).Dosen memberikan penjelasan tentang pengertian adegan, suasana,karakteristik tokoh, tema lakon, dan lain-lain. 2). Dosen memberi

Page 6: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

vi

Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

petunjuk tentang langkah dan teknik belajar untuk lebih mudahmenguasai materi dalam Buku Ajar.3). Dosen memberikan contohperagaan baik secara langsung mau secara teknik, selajutnyaMahasiswa merespon dan mendemonstrasikan materi yangdicontohkan.

Pengelolakan dalam kelas proses pembelajaran PraktikPedalangan Gaya Pokok II menggunakan metode ceramah dandemonstrasi dengan tujuan lebih memudahkan dosen dalammemberikan penjelasan kepada Mahasiswa.

Unsur Garap Pakeliran

Sabet adalah semua gerak wayang pada layar atau kelir yangdisajikan oleh seorang dalang dalam pertunjukan wayang. Gerak-gerak tersebut meliputi cepengan, solah, bedholan, entas-entasan,cancut, capeng, trap jamang, seblak, jogetan, kiprahan, wayangperang, koprol, memukul, terbang dan lain sebagainya.

Dalam sabet seorang dalang diwajibkan menampilkan gerakwayang harus bersih, hidup, terampil, benar dalam teknik memegangwayang, krasa dan mantab sesuai dengan karakternya masing-masing. Untuk menguasai hal tersebut Mahasiswa dibutuhkan latihansecara rutin dan terus menerus agar bisa menampilkan secaramaximal.

Catur yang dimaksud disini adalah segala percakapan dalangmeliputi janturan, pocapan, antawacana dan atau ginem, selanjutnyaakan dijelaskan tentang pengertian, jenis, dan fungsi, serta contohcatur dalam pertunjukan wayang khususnya pada pakeliran bentuksemalam secara klasik.

Karawitan Pakeliran yang dimaksud adalah semua gending,suara, vokal, sulukan, dodogan, keprakan dan lain sebagainya, jugaakan dijelaskan tentang pengertian, ragam, fungsi, dan kedudukanya,serta akan diberi contoh-contohnya, baik teknik penyuaraan,penampilan maupun peragaannya.

Dengan demikian setelah mengikuti perkuliahan nantiMahasiswa diharapkan dapat mendemonstrasikan sabet, catur, dankarawitan pakeliran secara benar dan resik.

Deskripsi Matakuliah

Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II merupakanmatakuliah praktik pakeliran gaya Surakarta yang memiliki bobot 4

Page 7: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

vii

Tinjauan Mata Kuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

sks. Matakuliah ini dilaksanakan 4 kali tatap atau pertemuan dalamsatu minggu.Durasi waktu yang dibutuhkan setiap tatap muka 100menit, sehingga dalam seminggu membutuhkan waktu 400 menit.

Materi ajar untuk Matakuliah Pratik Pedalangan Gaya Pokok IIadalah naskah Pakeliran Semalam Lakon Wahyu Purba Sejatisusunan Ki Mujoko Joko Raharjo. Naskah ini telah diedit oleh stafPengajar di Jurusan Pedalangan ISI Surakarta seperti BlaciusSubono, Purbo Asmoro, Sriyanto, dan lain-lain, selanjutnyadigunakan sebagai materi ajar Mata Kuliah Praktik Pedalangan GayaPokok II, karena secara keseluruhan naskah ini, baik garap catur,sabet,maupun karawitan pakelirannya masih menggunakan garapklasik, sehingga sangat tepat jika digunakan untuk membekalimahasiswa pada semester tingkat awal.

Manfaat MatakuliahMatakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II diharapkan: 1)

dapat menambah perbendaharaan Mahasiswa dalam penguasaanunsur garap pakeliran yang meliputi sabet, catur, dan karawitanpakelira; 2) sebagai dasar untuk menempuh matakuliah praktikpedalangan berikutnya, maka pola-pola adegan dalam pakeliranbentuk semalam garap klasik ini harus benar-benar dikuasai olehMahasiswa; 3) sebagai pedoman garap dari berbagai unsur pakeliranseperti berbagai ragam sabet, teknik penyuaraan catur, strukturgending, dhodhogan dan keprakan dari ragam bentuk gending, sertapenguasaan berbagai jenis sulukan; 4) merupakan awal bagiMahasiswa untuk menerapkan teknik dasar-dasar pakeliran dariberbagai unsur yakni teknik sabet, catur, dan karawitan pakeliranyang diperoleh pada semester I, diaplikasikan dalam pakeliranbentuk semalam.

Page 8: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

viii

Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................... iKATA PENGANTAR ...................................................... iiiPRAKATA ......................................................................... ivTINJAUAN MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGANGAYA POKOK II ............................................................. v

Pendahuluan ............................................................ vUnsur Garap Pakeliran .............................................. viDeskripsi Mata Kuliah ............................................... viManfaat Mata Kuliah ................................................. vii

DAFTAR ISI ..... ............................................................... viii

LAKON WAHYU PURBA SEJATIBAB IJEJER DARAWATI (Adegan Babak Unjal, AdeganBadhol Jejer) ................................................................... 1

A. Pendahuluan ........................................................ 1B. Penyajian ............................................................. 1C. Penutup ................................................................ 14

BAB IIADEGAN GAPURAN ..................................................... 15

A. Pendahuluan ........................................................ 15B. Penyajian ............................................................. 15C. Penutup ................................................................ 18

BAB IIIADEGAN KEDATONAN ................................................ 19

A. Pendahuluan ........................................................ 19B. Penyajian ............................................................. 19C. Penutup ................................................................ 24

BAB IVADEGAN PASEBAN JAWI (Adegan Budalan,Kapalan) ......................................................................... 25

A. Pendahuluan ........................................................ 25B. Penyajian ............................................................. 25

Page 9: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

ix

Daftar Isi

C. Penutup ................................................................ 30

BAB VADEGAN GAJAH (Baladewa Naik Gajah) .................. 31

A. Pendahuluan ........................................................ 31B. Penyajian ............................................................. 31C. Penutup ................................................................ 33

BAB VIADEGAN PRANG AMPYAK .......................................... 34

A. Pendahuluan ........................................................ 34B. Penyajian ............................................................. 34C. Penutup ................................................................ 36

BAB VIIADEGAN TAWANG GANTUNGAN (BudalanSabrang) ......................................................................... 37

A. Pendahuluan ........................................................ 37B. Penyajian ............................................................. 37C. Penutup ................................................................ 42

BAB VIIIADEGAN PERANG GAGAL ........................................... 43

A. Pendahuluan ........................................................ 43B. Penyajian ............................................................. 43C. Penutup ................................................................ 47

BAB IXADEGAN SAPTAHARGA (Adegan Bambangan MlampahAlas-alasan) ..................................................................... 48

A. Pendahuluan ........................................................ 48B. Penyajian ............................................................. 48C. Penutup ................................................................ 57

BAB XADEGAN JANGKRIK GENGGONG ............................. 58

A. Pendahuluan ........................................................ 58B. Penyajian ............................................................. 58C. Penutup ................................................................ 61

BAB XIADEGAN PERANG KEMBANG .................................... 62

Page 10: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

x

Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

A. Pendahuluan ........................................................ 62B. Penyajian ............................................................. 62C. Penutup ................................................................ 72

BAB XIIADEGAN NGAMARTA .................................................. 73

A. Pendahuluan ........................................................ 73B. Penyajian ............................................................. 73C. Penutup ................................................................ 79

BAB XIIIADEGAN KAHYANGAN ............................................... 80

A. Pendahuluan ........................................................ 80B. Penyajian ............................................................. 80C. Penutup ................................................................ 87

BAB XIVADEGAN KENDALISADA ............................................ 88

A. Pendahuluan ........................................................ 88B. Penyajian ............................................................. 88C. Penutup ................................................................ 94

BAB XVADEGAN ASTANA GADAMADANA ............................ 95

A. Pendahuluan ........................................................ 95B. Penyajian ............................................................. 95C. Penutup ................................................................ 107

BAB XVIADEGAN PERANG LAKON (Adegan CandaanKresna) ............................................................................. 108

A. Pendahuluan ........................................................ 108B. Penyajian ............................................................. 108C. Penutup ................................................................ 114

BAB XVIIPENUTUP ......................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 116

LAMPIRAN 1 ....... ............................................................. 117

LAMPIRAN 2 ....... ............................................................. 175

Page 11: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

1

Jejer Darawati

Harijadi Tri Putranto

BAB IJEJER DARAWATI

A. PendahuluanJejer adalah adegan pertama dalam pakeliran bentuk

semalam dengan menggunakan pedoman atau pakem yang berlakudalam pakeliran Gaya Surakarta. Dalam Jejer meliputi beberapaadegan yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkanyaitu adegan Babak Unjal, dan bedhol jejer. Jejer Darawatimenceritakan tentang persiapan mengadakan ziarah ke Astana ataumakam Prabu Basudewa di Gadamadana. Pada bab inimempelajari dhodhogan gendhing, sabet (gerak wayang), dan catur(dialog). Dhodhogan terdiri dari sasmita (tanda) minta gendhing,sirepan, dan dhodhogan suwuk gendhing yakni Ayak-ayakan larassledro pathet manyura, gendhing Karawitan kethuk papat arang,dan kombangan Ladrang Karawitan, serta sulukan Pathet NemAgeng dilanjutkan Ada-ada Girisa, pathet Nem Jugag, dan sendhonPananggalan.

Bagian sabet yang dipelajari adalah teknik memegang dancara menggerakan wayang parekan, Kresna, Samba, dan Setiyakiyang meliputi penampilan, bayangan, solah, sembah, ungak-ungak,berjalan, membalik, tancepan dan lain sebagainya. Sedangkan caturyang dipelajari adalah janturan, pocapan, antawacana dan atauginem meliputi teknik penyuaraan, volume, nada janturan, tekanan,penyuaran dialog antara wayang yang satu dengan lainya yangdisesuaikan dengan tokoh dan suasana adegan.

B. Penyajian

Keterangan: Dhodhogan sasmita minta Gending Ayak-ayakan laras slendro

pathet nem, dilanjutkan bedhol kayon, penampilan Parekan,Kresna, Samba, dan Setyaki.

Gendhing Ayak-ayakan suwuk beralih menjadi gendhingKarawitan, kethuk papat arang, laras sléndro pathet nem,disertai kombangan.

Gending sesegan, kemudian sirep dilanjutkan janturan

Page 12: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

2

Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

Harijadi Tri Putranto

Gambar 1.

Swuh rep data pitana, hanenggih negari pundi ta kang kaékahadi dasa purwa. Éka ateges sawiji, hadi linuwih, dasa sepuluh,purwa wiwitan. Sanadyan kathah titahing déwa ingkang kasonganakasa kasangga ing pratiwi kaapit samodra, kathah kang samyaanggana raras nanging datan kadi ing nagari Dwarawati, sinebutDwaraka ya Maheralaya.

Sinebut Dwarawati satuhu dadi palawanganing jagad,Dwaraka papan pambuka wenganing rahsa, Maheralaya, maherasorot laya pati, pranyata dadya pepadhang urip sepisan nganti tekanjaman delahan. Mila kinarya bebukaning carita, ngupaya satus tanantuk kalih sewu tan jangkep sedasa.

Pranyata Dwaraka negara kang panjang, punjung, pasir,wukir, loh, jinawi, gemah, ripah, karta, tata, tur raharja. Panjang:dawa pocapané, punjung: luhur kawibawané, pasir: samodra,wukir: gunung. Tuhu negara kang ngungkuraké paredèn,nengen­­­aken pasabinan, ngéringaken benawi miwah ngayunakenbandaran agung. Loh: subur kang tinandur. Jinawi: mirah kangtinuku. Gemah: para dagang lelayaran lumintir tan ana kendhaté,labet kalis sambékalaning marga. Ripah: janma ingkang samidedunung salebeting praja katingal jejel apipit, tepung cukit, abentaritis, mila papan jembar katingal rupak saking raharjaning nagari.Karta: para kawula datan kekirangan sandhang boga, tata: racaksami tentrem atiné. Tebih durjana juti tan ana cecengilan céda-cinéda tansah mungkul marang jejibahané. Raharja: tebih parang

Page 13: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

3

Jejer Darawati

Harijadi Tri Putranto

muka, miwah para mantri bupati kang samya bijaksana, limpat ingkawruh putus wajib pangolahing praja sarta tansah hambudi dayamrih wewahing kaluhuraning nata. Temah Dwarawati wenangsinebut padhang jagadé, jero tancebé, dhuwur kukusé, adohkuncarané. Dhasar amba jajahané, boten ngémungaken kanankering, ngantos dumugi jawining rangkah kathah para raja narpatiingkang sami nungkul datan sarana ginebag ing prang, labetkayungyun pepoyaning kautaman, bebasan kang tebih manglung,celak mantiyung ing ri kalamangsa asok glondhong pengarèng-areng, pèni-pèni, guru bakal guru dadi.

Mangkana jejuluking sang nata. Naréndra ing Dwarawatijejuluk prabu Sri Bathara Kresna, Padmanaba, Késawa, Danardana,Janardana, Narayana, Wasudéwa, Harimurti, Wisnumurti. Hamilajejuluk Sri Bathara Kresna: labet cemeng sarirané trus balungsungsum ludirané, upama sesotya kena kinarya sarana Sri Kresnadadya jayaning Pandhawa. Padmanaba:ateges sekar sumorot,nyata sang nata hanggadhuh wijaya kusuma panguripe wongsabumi. Késawa: ateges panah linuwih, lamun wus winatégmantram triwikramané bisa awarna kalamartyu saharga siwi gengé.Danardana:tan kendhat dènira paring dana, lumintu yayah iliningnarmada. Janardana: wong sugih dadi sacipta­né, ana kangsinedya, teka kang kinarsakaké. Narayana:tukang damelpepadhang. Wasudéwa: dadi warananing déwa. Harimurti:pintermanjing ajur-ajèr.Wisnumurti:tuhu Wisnu sawantah. Sang HyangWisnu panitisé binelah dados kalih, manjing Sri Kresna lan Arjuna,upama kembang lan sariné, geni lan urubé sarta madu lan manisé.

Kontab kautamaning katong labet hanetepi bèrbudi bawaleksana. Bèrbudi tansah hanggeganjar sarta ngawula wisudha,katitik anggung paring sandhang wong kawudan, awèh panganwong kaluwèn, asung payung wong kodanan, paring teken wongkalunyon, karya sukaning kang nandhang prihatin, amaluyakakenwong sakit. Déné bawaleksana hanetepi pangandika kang wuskawijil. Miwah lampahing pengadilan nindakaken, sama, béda,dana, dhendha. Liré lampah dana wesiasat, sayekti wus tan bahukapiné, yèn wus leresé kapidana tan tolih kadang garwa lan sentana,ugi kapatrapan wewaton jejeging pangadilan. Kawimbuhan migunaingaguna, luhur tan hangungkuli andhap tan kena kaungkulan.Marma katon mancorong prabané, sesotya bludiré tan kena pinidak

Page 14: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

4

Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

Harijadi Tri Putranto

wewayangané. Dhasar sinihan ing déwa kinamulan pra widadarikinacèk sesamaning titah. Tinutugna wiyaring jajahan miwahpambeganing nata tuhu tan ana pedhoté.

Nuju ri sajuga sang nata miyos tinangkil ing sitinggilbanaturata lenggah dhampar dhenta pinalipit kencana pinathikkumala, lelèmèk kasur babut prang wedani sinebaran sari-sari,ginanda wida jebat kasturi temah kongas hangambar praptengpangurakan. Ginarebeg biyada manggung-ketanggung, embancèthi, jaka palara-lara miwah pawongan ingkang ngampil upacara;banyak dhalang sawung galing harda walika, kendhi pratala miwahdwipangga kang sarwa kencana. Ugi kinebutan lar badhakmunggwing kanan kéring, temah sirna kamanungsané yayah sangHyang Wisnu hangéjawantah.

Rep sidhem premanem, tan ana sabawané walang alisik, ron-ronan tan ébah samirana datan lumampah, hamung kapirengswantening ocèh-ocèhan ing saluhuring waringin, binarungswantening kriya pandhé gendhing, gemblak myang kemasaningkang sami hanambut karya, kapiyarsa pating carengklang tingcarengkling imbal ganti lir mandaraga, teka amewahi asriningpaséwakan.

Déné ingkang kepareng hangadhep, lah ta punika putra Nata,satriya ing Paranggarudha kekasih Radèn Samba, ya Wisnubrata.Bagus warnané mbranyak pasemoné, wasis yèn micara, limpatpasang ing grahita, dhasar bangkit leladi keparenging nata, marmahanggung cinaket siang ratri. Sinambung ing wuntat pasébaningsatriya ing Swalabumi, kekasih Radèn Setyaki, ya Singamulangjaya,Wresniwira, Warsiniputra, Tambakyuda, Bimakunthing, yaYuyudana. Tuhu dadi gul-aguling praja, marma hanggung ginala-gala ing agulik.

Ing paséban jawi andhèr para bupati, nayakaning prajamiwah kang sami suméwa, tan anggothangaken paséban, ngantikaya ndhoyong-ndoyongna pancaksujining alun-alun, ingkangtinindhihan Rekyana Patih Udawa ya Sang Kresnèngkara. Ing alun-alun pepanjen umbul-umbul bandera lelayu, payung agung bawattinon hangendhanu pindha mendhung. Ing pagedhongan Sangnata, tansah menggalih tumrap tata raharjaning praja miwahkamulyaning para kawula. Dupi mulat para nayakaning praja wuspadha sumahap mangarsa, sigra-sigra sang nata murwani micara.

Page 15: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

5

Jejer Darawati

Harijadi Tri Putranto

Keterangan: Gending udhar inggah ladrang disertai kombangan, gendhing

suwuk, suluk Pathet Nem Ageng, dilanjutkan suluk Ada-adaGirisa kemudian dialog.

KRESNA:Kulup Samba, apa ora dadi guguping atinira, sira ingsun piji marakmangarsa?

SAMBA:Kawula nuwun, sareng tampi dhawuh timbalanipun Kanjeng Dewaji,sanget guguping manah. Nalika wonten ing jawi raosing manahkados sinamber gelap lepat, tinubruk mong tuna, upami sumerepgebyaring caleret boten mangertos dhawahing gelap. Dahatkumepyur kados panjang putra dhumawahing sela kumalasa, upamikambengan salamba kapanjer madyaning alun-alun katiyubingsamirana sakalangkung kumejot kumitir carub mor maras. Nangingsareng dumugi ngarsanipun Kanjeng Dewaji, asreping manah pindhasiniram ing tirta marta, kawula nuwun, nuwun.

KRESNA:Kulup, apa darunane dene sira darbe atur kang mangkono?

SAMBA:Kawula nuwun, nalika wonten ing njawi sumelanging manah, sarengwonten ing ngarsanipun Kanjeng Dewaji datan darbe raos maras,upami pun Samba nandhanga dosa, kanjeng dewaji ingkang pantesparing pidana. Sampun ingkang siang, sanadyan ing wanci dalupejah gesang kawula sumangga ing asta kekalih, tembung tadhahwadana, suka kakurepna ing abahan, kapanduka warastra ingkanglungit, kawula nuwun, nuwun.

KRESNA:Kulup, kajeron panampa kaya wong nandhang dedosan, ngaturakepati urip. Iya sadurung lan sawise banget ing panarimaningsun awitanggonira hanjunjung kapraboningsun. Ana bebasan sagalak-galakemacan ora kolu mangsa marang anake dhewe. Apa manehpanjenenganingsun kaya durung tahu hangukum wong kang tanpadosa. Sapa ta kang kawogan ing Praja Dwarawati, pantes ngoboripepeteng, hambabati rerungkut, kajaba among sira. Marma haywakaduk ati bela panampa, aja katenta ingsun piji nampani ganjaran

Page 16: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

6

Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

Harijadi Tri Putranto

mas sesotya sarwa retna, myang busana edi endah, ora pisanbebasan adoh lintang waluku sinawat ing balang kayu, cepak cupete,tangeh kenane.

SAMBA:Kawula nuwun, sadrahing angin pinara sapta, sarikma pinara sasra,yen tilema boten supena, kula hangajeng-ajeng ganjaran. Tebihsampun tuwuk, celak malah boten kuwawi nampi, ingkang prasasatboten wonten kendhatipun pindha ilinining narmada. Botenlangkung kawula hamung nyenyadhang dhawuhing nata, sukakakarsakna nggayuh ingkang tebih, ngrangsang ingkang inggil,kawula nuwun-nuwun.

KRESNA:Iya kulup ndadekake bombing rasaning tyas pun bapa.KulupSamba, kajaba saka iku paran pawartane para wadyabala, parakawula ing karang padesan apa kabeh padha raharja?

SAMBA:Kawula nuwun kanjeng dewaji, kawontenaning para wadyabalaboten wonten ingkang sami pasulayan, sadaya samya sayuk rukunsahiyeg saeka kapti, sirna ingkang lampah cecengilan. Wontenipunmong-kinemong, bantu-binantu, mila sadaya pakaryaning prajasaged tulus lampahipun. Semanten ugi para kawula ing padhusunansami karaharjan, tulus ingkang tinandur, sempulurpanggesanganipun sampun boten kirang boga tuwin wastra.

KRESNA:Kulup Samba lan Yayi Setyaki, seje kang sun rembug kawruhana,yektine nadyan adeging Praja Dwarawati wus kasusra, kuncara,mung wae lamun sun rasa kadya datan mantra-mantra sampurna,luhur, miwah wibawane. Nadyan ingsun wus sembada angayomipara kawula, nanging titi mangsa iki kaya kasurung keketeging rasatansah kepengin amulat lekasing kanjeng rama swargi PrabuBasudewa ing reh pangembat panataning adil sarta wimbuhingkatentreman.

SAMBA:Dhuh Kanjeng Dewaji, kaluhuran dhawuh paduka, singit wingitingpangaribawanipun Kanjeng Eyang Prabu Basudewa pranyatakalangkung, katanda sahingga ing mangke goteking akathah tansahangluhuraken asmanipun kanjeng eyang swargi.

Page 17: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

7

Jejer Darawati

Harijadi Tri Putranto

SETYAKI:Kaluhuran aturipun anakmas ing Paranggarudha. Kaka Prabu,namung emanipun nalika samanten rumaos kula dereng tutukanggenipun ngasta pusaraning praja, Wa Prabu Basudewa sampunngrumiyini kundur wonten ing kasidanjati kaka prabu.

Keterangan: Kresna sampir manggaran, suluk Sendhon Pananggalan

dilanjutkan Ayak-ayakan, sirep kemudian janturan.

Reg-horeg gendering pasewakan solahing janma kaya gabah deninteri, pyak ngarsa tangkeb ing wuri, pating bleber kaya jebugsinebaraken. Wiwit pangurakan dumugi alun-alun saloring waringinsengkeran katon bleduk mangampak-ampak kadya kukusingsendhawa, salah tarka kinira ana parangmuka kang anempuh. Kangsamya sumewa pating kalesik pating kaleset sami sabawa. TanggapSang Nindyamantri mandhap saking sitibentar sigra anitipriksa kangakarya gedering pasewakan.

Keterangan: Dhodhogan singget, beralih irama dadi, janturan diteruskan.

Lejar jroning penggalih Sang Nindyamantri dupi uninga nalendraMandura Prabu Baladewa ingkang prapta, sigra minggah ing sitinggilunjuk uninga mring sang katong.

Keterangan: Gending udhar, Udawa tampil, sembah kemudian tancep di

depan Samba pada debog bawah, gendhing suwuk,dilanjutkan dialog.

KRESNA:Udawa, apa kang gawe gedering pasewakan. Apa ana jaran ngeratpandengan. Liman medhot wantilan, macan babal saka krangkeng?

UDAWA:Kawula nuwun, satuhu boten wonten kelangenan paduka ingkangmiruda, kawuningana menawi ingkang damel gedering pasewakanpunika raka paduka sinuwun ing Mandura ingkang rawuh.

Page 18: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

8

Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

Harijadi Tri Putranto

KRESNA:I ya jagad Dewa Bathara. Kaya ana sulak pepadhang rawuhekakaprabu. Kulup Samba. Mara age aturana wakira ing Manduralaju munggah ing sitinggil.

SAMBA:Kawula nuwun inggih sendika.

Keterangan:Suluk Pathet Nem Jugag, Udawa dan Samba dientas ke kiri,kemudian dilanjutkan pocapan.

Mangkana Raden Samba sigra mangsah atur sembah, lajungaturaken sadaya pangandikaning kang rama. Suka marwata sutatyase Prabu Baladewa dupi ingaturan minggah ing sitinggil.Sumengkaning wardaya yayah hanyabrang samodra.

Keterangan : Gendhing Sobrang, laras slendro pathet nem, menjelang gong

pertama Setiyaki dibedhol, sembah, dientas ke kiri. Kenong ke 2 gending Sabrang, ndhodhog kotak, Sesegan,

Baladewa tampil dari kiri, saling berpelukan dengan Kresna. Gending sirep, kemudian dialog

Page 19: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

9

Jejer Darawati

Harijadi Tri Putranto

Gambar: 2

BALADEWA:Yayi prabu, haywa kagyat rakapara kang prapta.

KRESNA:Kakaprabu, ndadosaken bombonging manah rawuh paduka wontening Dwarawati sasat jawata ngejawantah.

BALADEWA:I ha, ha, ha. Semono uga rakapara, sukaning tyas tanpa pepindhan,dene yayi prabu mangguh basuki winantu ing kamulyan.

KRESNA:Sadaya kalawau awit saking pangestunipun kakaprabu. Suwawikakaprabu kula dherekaken lenggah ingkang prayogi.

Keterangan: Gending udar, Samba dan setyaki tampi, sembah, tancep di

tempat semula.. Kenong ke 2 ndhodhog kotak, Gending sesegan sirep,

kemudian janturan.

Wus satata lenggah sri narendra kekalih samya senen-sinenenan.Senene nata ing Dwarawati pindha kencana sinangling. Senenenata ing Mandura yayah swasa binabar. Tinon saking mandrawaprasasat Sang Hyang Bathara Wisnu papanggihan arsa maluyabumi. Tambuh-tambuh sang nata mulat praptaning kang raka, sajak

Page 20: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

10

Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

Harijadi Tri Putranto

ana prekawis kang wigati. Bawane narendra kang wicaksana kangdatan kewran ing saniskara. Tidhem kang samya sumewa tan anakang nglucita labet kaprabawan dayaning narendra kekalih.

Keterangan Gending udhar, suwuk, dilanjutkan suluk Pathet Nem Wantah,

kemudian dialog.

KRESNA:Kaka prabu, dèrèng dangu rawuh paduka, kula ngaturakenpasegahan panakrama, konjuk ing sahandhap pepada paduka.

BALADÉWA:Iii ... hla dala ... Iya yayi, dak tampa tangan loro, kapetekaké ingpranaja, sumusupa ing wardaya manjing rah daging, amimbuhanakayuwanané pun kakang. Hamung pudyastutiningsun tumrapa yayiprabu.

KRESNA:Dahat kalingga murda, pangastutining kaka prabu sageda amewahibawa leksana ri paduka. Kaka prabu, rawuh paduka satuhu adamelagenging manah tanpa upami. Anempuh bebasan, yayah lumampahing wanci panglong kapapak obor sèwu. Labet rawuh padukaprasasat kanjeng rama ingkang sampun lenggah ing tepet suci,kepareng ngéjawantah nedya haparing pe­padhang mring ri paduka.

BALADÉWA:I I I, Hla dala, ha ha ha ha ha, babar pisan ora ngira menawapraptaning pun kakang akarya suka renaning tyas yayi prabu.

KRESNA:Gandhèng sampun aring kanang huswa sarta asating reriwé, daya-daya nyuwun katrangan, déné rawuh paduka kawistingal sumengkapangawak bajra, menawi tanpa sangsaya sarta kénging kawedaring akathah, mugi keparenga paring dhawuh, ‘ri paduka tansahnganglungaken jangga nilingaken karna.

BALADÉWA:Yayi prabu, yèn ingsun rasa temah saya karasa, yèn digagas sayahangranuhi. Duk ratrining sukra mancawarna, jroning layap ingngaluyup, pun kakang midhanget suara kang tanpa wujud, kangisine, bisa pinardawa kamulyaningsun, kalamun bisa hamundhikanugrahan aran wahyu PURBA SEJATI, ingkang bakal tumurun

Page 21: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

11

Jejer Darawati

Harijadi Tri Putranto

anèng Astana Gadamadana. Yayi prabu, kang mangkono iku klebuwarsitaning déwa apa mung sabab tuwuh saka mungkaringpancadriya ingkang kasurung adrenging hawa napsu. Hé yayi, punkakang ora lingsem, pancèn prakara iki dakrumangsani kurangpratitis. Mula aja nganti grusa-grusu dimèn ora kasluru, yayi prabukeparenga paring katrangan.

KRESNA:Jagad déwa bathara ora jagad pangèstungkara ... Kaka prabu, botennama rebah-rebah pisang ingkang sampun kadhawuhaken.Èstunipun ‘ri paduka inggih mentas nampi wisik cundhuk ingkangpaduka dhawuhaken dhasar nunggil wanci nalika ratrining Sukramancawarna. Saking pa­nginten kula nyata punika dhawuhing déwaingkang satuhu badhé hambabar kanugrahan.

BALADÉWA:I lha dala, Yayi prabu kadangé pun kakang, rumangsa lega atiku,wiwit mungkasi pangandikaning yayi prabu samendhang datankarempit. Malah babar pisan pun kakang minta pituduh, paranprayogané laku murih hambabar padhang jingglang ingkangkasandhang.

KRESNA:Mugi wonten parenging galih, paduka kaka prabu kula dhèrèkakentetinjo mring Astana Gadamadana, kejawi mulyakaken candhiningsawargi rama prabu ugi lajeng dhedhagan ing mriku.

BALADÉWA:Hiya yayi, kang mangkono dhapur kapasang yogya dhasaré wissawetara pun kakang ora sowan ana candhining rama prabu.Panjalukku marang yayi prabu, adhimu Bratajaya kanthinen, kajabadimèn mèlu tumandang nggoné bakal mulyakaké candhining ramaprabu, ngiras pantes supaya ngerti carané dhedhagan, pamrihé ajanganti ketungkul nggoné ngrasakaké kamuktèn, sukur bisa antuknugraha kang bakal tumurun.

KRESNA:Inggih kaka prabu, ‘ri paduka dahat rumojong kepareng paduka.Sa­lajeng­ipun cumadhong dhawuh, bénjang punapa keparengipunbidhal?

Page 22: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

12

Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

Harijadi Tri Putranto

BALADÉWA:Ora kétang peteng sambung obor, bésuk ngentèni apa? Dina ikiana lilaning atimu dakkanthi budhal.

KRESNA:Sendika ngèstokaken dhawuh, namung sakdèrèngipun kaka prabukula dhèrèkaken kondur dhatulaya, kejawi pinanggih yayi ratusaketiganipun, kula kepéngin ndhèrèkaken paduka kaka prabusakwetawis kembul bujana.

BALADÉWA:Yayi, labet saka notoling rasaku daya-daya kepengin sapatemonklawan sentananing praja Dwarawati, marma kang gedhe ingpangapura, paripaksa ora mituruti, malah kapara minta pamit.

KRESNA:Inggih kaka prabu makaten kados langkung prayogi, ri padukasawatawis badhé tata-tata, sarta anganthi ingkang rayi Bratajaya.

BALADÉWA:Hiya yayi.

Katerangan Suluk Ada-ada Girisa, Samba dan Setyaki dientas ke kiri. Baladewa dibedhol sembah karna, diantar Kresna sampai

pada gawang kiri, Baladewa dientas ke kiri, Kresna ulap-ulapsambil mundur kemudian tancep di tempat semula.

Samba dan Setyaki tampil satu persatu, tancep di sebelahkiri pada debog bawah kemudian dialog.

KRESNA:Kulup, Samba.

SAMBA:Nuwun kula wonten dhawuh, rama déwaji animbali putra padukaing Paranggarudha.

KRESNA:Pangiraku, ora tumpang suh nggonira mirengaké ingsun imbalpang­andikan lawan kaka prabu.

SAMBA:Inggih rama, putra paduka cumadhong dhawuh, jejibahan punapaingkang kedah kula sangkul?

Page 23: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

13

Jejer Darawati

Harijadi Tri Putranto

KRESNA:Pundhutna pamit marang kakang Patih Hudawa, sarta kinènrumeksa katentremaning praja, awit ora bisa netepaké kapankonduringsun.

SAMBA:Sendika ngèstokaken dhawuh. Punapa ingkang putra boten rinilanhumiring paduka rama déwaji?

KRESNA:Sira kang dakpasrahi hamakili lenggah siniwaka samangsajengkaringsun.

SAMBA:Nuwun inggih sendika, boten suwala angemban dhawuh. Amungpang­èstu paduka ingkang kula suwun, mrih hambabarkayuwananing Praja Dwarawati.

KRESNA:Hiya Samba. Aja nganti pegat kaprayitnan lahir lan batin. DhimasSetyaki!

SETYAKI:Kawula nuwun, wonten dhawuh punapa hamiji ‘ri padukaSwalabumi.

KRESNA:Tumuli tata-tataa si adhi dakkanthi, sarta dhawuhna para wadya,kinèn nguntapaké pun kakang umiring kaka prabu tedhak mringGada­madana. Sakpérangan wadya rumeksa praja, ingkangsakgolongan kanthinen teka njaban kutha, kajaba asungpakurmatan, ngiras pajang pesisiran aniti bawah, aja nganti anapakartining liyan kang hambebidho api rowang.

SETYAKI:Prastawa dhawuh paduka, boten kirang trawaca anggèn kulamidhanget­aken, purwa madya wasana sampun kacakup. ‘Ri padukaamit madal pasilan nyuwun pangèstu.

KRESNA:Hiya yayi, deduga lan prayoga kudu tansah digawa, wewékané ajalali, kang mangkono bakal bakal aweh katentreman.

Page 24: BUKU AJAR MATAKULIAH PRAKTIK PEDALANGAN GAYA POKOK IIrepository.isi-ska.ac.id/3230/2/PRAKTIK PEDALANGAN GAYA... · 2019. 4. 30. · Buku Ajar Matakuliah Praktik Pedalangan Gaya Pokok

14

Praktik Pedalangan Gaya Pokok II

Harijadi Tri Putranto

SETYAKI:Sendika amundi dhawuh.

KRESNA:Ngiras pantes bubarna kang padha tinangkil, pun kakang kondurdhatulaya, handhèrèkaké kaka prabu ing Mandura.

Katerangan Dhodhogan tetegan singget, dilanjutkan pocapan.

Risaksana duk ing mangke, wus telas pangandikaning nata, yayahwé kresna tumètès ing delancang seta, tuhu tan barébah. Sangnata arsa kondur dhatulaya, gya sasmita mring emban cèthi lanpawongan ingkang angampil upacara nata. Tindaké sang nataakarya horeging panangkilan, lamun cinadra yayah temantenbinayang-bayang karé.

C. Penutup

Materi ini dipelajari selama 3 minggu atau 12 kali tatap muka.Mengingat banyaknya materi yang harus dikuasai mahasiswa, dandurasi waktu yang terbatas, maka Dosen memberikan tugas kepadamahasiswa untuk mulai membaca naskah atau teks secara rutin,kombangan, sulukan, dan lain lain. Dalam penguasaan materi inibaru secara benar dan resik, belum pada tingkat kemantaban.

Proses pembelajaran ini menggunakan model atau metodeyang biasa dilakukan Blacius Subono, misalnya mahasiswa sedangmendemonstrasikan suatu adegan tertentu, khususnya bagiandialog dilakukan secara bergantian atau dubbing, dengan maksudagar mahasiswa yang tidak maju tetap konsentrasi danmemperhatikan terhadap materi yang sedang dipelajari.