BUKU ABSTRAK -...

132

Transcript of BUKU ABSTRAK -...

Page 1: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -
Page 2: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

#

BUKU ABSTRAK

Buku abstrak ini diproduksi sebagai sumber informasi dan panduan bagi pemakalah/peserta yang dapat

digunakan selama acara berlangsung. Buku ini memuat abstrak pemakalah yang diterima hingga Mei

. Seluruh perubahan yang diterima oleh panitia setelah tanggal Mei akan diperbaharui

informasinya di website simposium. Untuk mengunduh buku abstrak ini dan untuk mendapatkan informasi

lainnya mengenai Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, silahkan kunjungi

www.simnas .konservasi-perairan.org.

Auditorium Gd. Mina Bahari IVKe e te ia Kelauta da Pe ika a

JAKARTA9- Mei 7

SIMPOSIUM NASIONALKONSERVASI PERAIRAN PESISIR

DAN PULAU-PULAU KECIL 2017

Simposium Nasional

Konservasi Perairan Pesisir

dan Pulau-pulau Kecil 2017

Page 3: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

). Latar Belakang

Kekayaan laut )ndonesia harus bisa bermanfaat bagi masyarakat )ndonesia. Perairan laut

)ndonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar, dan menjadi sumber

penghidupan utama bagi juta penduduk )ndonesia yang tinggal di pesisir Burke et al., .

Namun pemanfaatan sumber daya laut harus memperhatikan aspek berkelanjutan agar bisa terus

dimanfaatkan antar generasi. Meski saat ini sebagian besar sumber daya laut mendapat tekanan,

namun upaya pelestarian dan perlindungan juga semakin intensif didorongkan oleh pemerintah,

mitra dan masyarakat. Kementerian Kelautan dan Perikanan KemenKP dan Kementerian

Lingkungan (idup dan Kehutanan KL(K berupaya untuk melindungi keanekaragaman jenis

biota laut melalui pembentukan Kawasan Konservasi Perairan KKP /Kawasan Konservasi Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil KKP K dan Taman Nasional Laut di )ndonesia. Selain itu, organisasi

masyarakat dan pihak swasta juga turut serta dalam beberapa kegiatan pro-lingkungan untuk

menjaga dan memperbaiki lingkungan sekitarnya.

Sejalan dengan tahun upaya konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia,

diperlukan strategi untuk mengoptimalkan efektivitas pengelolaannya agar dapat

memaksimalkan manfaat perlindungan keanekaragaman hayati dan mendorong perikanan

berkelanjutan. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan WWF-)ndonesia akan

mengadakan Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk

mengupas pembelajaran dan hasil nyata dari pembentukan, manfaat dan strategi pengelolaan

konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia. Simposium ini ditujukan untuk

para akademisi, peneliti dan praktisi dari pemerintahan, universitas, dan LSM untuk turut serta

dalam upaya meningkatkan efektivitas pengelolaan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau

kecil di )ndonesia.

S)MPOS)UM NAS)ONAL

KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L

Jakarta, - Mei ,

Gedung Mina Bahari )V, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta

www.simnas .konservasi-perairan.org

Daftar isi

Tentang S)MPOS)UM NAS)ONAL KONSERVAS)

PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L

Agenda

Abstrak Pembicara Kunci

Abstrak Topik ;

Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Abstrak Topik ;

Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Abstrak Topik ;

Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Abstrak Poster

Page 4: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

). Latar Belakang

Kekayaan laut )ndonesia harus bisa bermanfaat bagi masyarakat )ndonesia. Perairan laut

)ndonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar, dan menjadi sumber

penghidupan utama bagi juta penduduk )ndonesia yang tinggal di pesisir Burke et al., .

Namun pemanfaatan sumber daya laut harus memperhatikan aspek berkelanjutan agar bisa terus

dimanfaatkan antar generasi. Meski saat ini sebagian besar sumber daya laut mendapat tekanan,

namun upaya pelestarian dan perlindungan juga semakin intensif didorongkan oleh pemerintah,

mitra dan masyarakat. Kementerian Kelautan dan Perikanan KemenKP dan Kementerian

Lingkungan (idup dan Kehutanan KL(K berupaya untuk melindungi keanekaragaman jenis

biota laut melalui pembentukan Kawasan Konservasi Perairan KKP /Kawasan Konservasi Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil KKP K dan Taman Nasional Laut di )ndonesia. Selain itu, organisasi

masyarakat dan pihak swasta juga turut serta dalam beberapa kegiatan pro-lingkungan untuk

menjaga dan memperbaiki lingkungan sekitarnya.

Sejalan dengan tahun upaya konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia,

diperlukan strategi untuk mengoptimalkan efektivitas pengelolaannya agar dapat

memaksimalkan manfaat perlindungan keanekaragaman hayati dan mendorong perikanan

berkelanjutan. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan WWF-)ndonesia akan

mengadakan Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk

mengupas pembelajaran dan hasil nyata dari pembentukan, manfaat dan strategi pengelolaan

konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia. Simposium ini ditujukan untuk

para akademisi, peneliti dan praktisi dari pemerintahan, universitas, dan LSM untuk turut serta

dalam upaya meningkatkan efektivitas pengelolaan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau

kecil di )ndonesia.

S)MPOS)UM NAS)ONAL

KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L

Jakarta, - Mei ,

Gedung Mina Bahari )V, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta

www.simnas .konservasi-perairan.org

Daftar isi

Tentang S)MPOS)UM NAS)ONAL KONSERVAS)

PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L

Agenda

Abstrak Pembicara Kunci

Abstrak Topik ;

Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Abstrak Topik ;

Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Abstrak Topik ;

Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Abstrak Poster

Page 5: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

)). Tujuan

Tujuan dari kegiatan simposium ini adalah:

. Mere leksikan perjalanan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil termasuk upaya

peningkatan status efektivitas pengelolaannya

. Mendokumentasikan cerita sukses terkait pembelajaran mengenai manfaat Konservasi

Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dari berbagai daerah di )ndonesia

. Menentukan strategi pembentukan dan pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil yang adaptif di )ndonesia

. Memformulasikan rencana aksi untuk peningkatan efektivitas pengelolaan Konservasi

Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia

. Menyediakan data termutakhir terkait pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil

))). Luaran simposium

Luaran atau output yang diharapkan setelah pelaksanaan simposium ini adalah:

. Rekomendasi Rencana Aksi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di

)ndonesia

(asil pembelajaran yang diperkuat dengan berbagai terobosan ilmu pengetahuan serta tukar

pendapat antar peneliti dalam kegiatan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi rencana

aksi terhadap pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia

dalam upaya untuk meningkatkan efektivitasnya.

. Prosiding yang memuat berbagai informasi mengenai perjalanan pembentukan Konservasi

Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia beserta pembelajaran dan terobosan

strategi pengelolaannya.

)nformasi dalam prosiding diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan

dalam menentukan berbagai kebijakan terkait pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil.

)V. Tema dan Topik simposium

Tema dari simposium nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tahun

adalah Kawasan Konservasi Perairan untuk Perlindungan Keanekaragaman (ayati dan

Perikanan Berkelanjutan . Sesuai dengan tema tersebut, terdapat tiga topik makalah yang akan

didiskusikan, yaitu:

. Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Makalah yang akan disajikan dalam topik ini adalah berbagai pembelajaran dari lapangan

mengenai manfaat ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya yang dirasakan oleh masyarakat

sebagai dampak dari adanya kawasan lindung pesisir dan perairan di wilayahnya. Kawasan

lindung di sini tidak terbatas pada konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang

disahkan oleh pemerintah, tetapi juga kawasan lindung secara tradisional yang dimiliki oleh

masyarakat secara turun temurun.

Sebagaimana diketahui bahwa konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki

peranan penting secara ekologi sebagai penyedia stok larva berbagai biota untuk area di

sekitarnya. Lebih luas, serta memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat lokal.

Beberapa daerah di )ndonesia memiliki kearifan lokal berupa kawasan lindung musiman

buka-tutup maupun kawasan lindung permanen tempat keramat yang diakui secara adat

dan dipatuhi oleh masyarakat. Meskipun sedikit yang menyadari, namun sesungguhnya

konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil non formal ini memiliki kontribusi dalam

kelestarian lingkungan. Selain kawasan lindung yang dikelola secara tradisional atau adat,

materi yang dapat diangkat dalam topik ini adalah keuntungan yang diperoleh masyarakat dari

sisi peningkatan nilai ekonomi, sosial dan budaya yang disumbang dari sektor perikanan,

budidaya, pariwisata dan transportasi. Materi lainnya yang dapat disajikan adalah manfaat

konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk perlindungan habitat dan

keanekaragaman hayati serta praktek-praktek bijak pengelolaan konservasi perairan pesisir

dan pulau-pulau kecil atau biasa disebut dengan Better Management Practices BMP dan

pendanaan berkelanjutan yang dipraktekkan di dalam konservasi perairan pesisir dan pulau-

pulau kecil.

Dengan mengangkat kisah-kisah sukses dari pengelolaan konservasi perairan

pesisir dan pulau-pulau kecil yang berhasil diharapkan dapat memberikan

inspirasi bagi masyarakat yang lebih luas sekaligus bukti bahwa konservasi

perairan pesisir dan pulau-pulau kecil dalam bentuk formal maupun non formal

memiliki manfaat bagi masyarakat. Dalam topik ini diharapkan ada perwakilan

dari praktisi, masyarakat lokal, dan Civil Society Organization CSO yang bekerja di

masyarakat.

. Strategi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Makalah yang akan dipresentasikan dalam topik ini adalah berbagai penelitian atau

pembelajaran mengenai strategi pengelolaan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil

dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam pembuatan desain konservasi perairan pesisir dan

pulau-pulau kecil maupun pengelolaan sumber daya perikanan dalam konservasi perairan

pesisir dan pulau-pulau kecil.

Page 6: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

)). Tujuan

Tujuan dari kegiatan simposium ini adalah:

. Mere leksikan perjalanan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil termasuk upaya

peningkatan status efektivitas pengelolaannya

. Mendokumentasikan cerita sukses terkait pembelajaran mengenai manfaat Konservasi

Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dari berbagai daerah di )ndonesia

. Menentukan strategi pembentukan dan pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil yang adaptif di )ndonesia

. Memformulasikan rencana aksi untuk peningkatan efektivitas pengelolaan Konservasi

Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia

. Menyediakan data termutakhir terkait pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil

))). Luaran simposium

Luaran atau output yang diharapkan setelah pelaksanaan simposium ini adalah:

. Rekomendasi Rencana Aksi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di

)ndonesia

(asil pembelajaran yang diperkuat dengan berbagai terobosan ilmu pengetahuan serta tukar

pendapat antar peneliti dalam kegiatan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi rencana

aksi terhadap pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia

dalam upaya untuk meningkatkan efektivitasnya.

. Prosiding yang memuat berbagai informasi mengenai perjalanan pembentukan Konservasi

Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia beserta pembelajaran dan terobosan

strategi pengelolaannya.

)nformasi dalam prosiding diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan

dalam menentukan berbagai kebijakan terkait pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil.

)V. Tema dan Topik simposium

Tema dari simposium nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tahun

adalah Kawasan Konservasi Perairan untuk Perlindungan Keanekaragaman (ayati dan

Perikanan Berkelanjutan . Sesuai dengan tema tersebut, terdapat tiga topik makalah yang akan

didiskusikan, yaitu:

. Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Makalah yang akan disajikan dalam topik ini adalah berbagai pembelajaran dari lapangan

mengenai manfaat ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya yang dirasakan oleh masyarakat

sebagai dampak dari adanya kawasan lindung pesisir dan perairan di wilayahnya. Kawasan

lindung di sini tidak terbatas pada konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang

disahkan oleh pemerintah, tetapi juga kawasan lindung secara tradisional yang dimiliki oleh

masyarakat secara turun temurun.

Sebagaimana diketahui bahwa konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki

peranan penting secara ekologi sebagai penyedia stok larva berbagai biota untuk area di

sekitarnya. Lebih luas, serta memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat lokal.

Beberapa daerah di )ndonesia memiliki kearifan lokal berupa kawasan lindung musiman

buka-tutup maupun kawasan lindung permanen tempat keramat yang diakui secara adat

dan dipatuhi oleh masyarakat. Meskipun sedikit yang menyadari, namun sesungguhnya

konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil non formal ini memiliki kontribusi dalam

kelestarian lingkungan. Selain kawasan lindung yang dikelola secara tradisional atau adat,

materi yang dapat diangkat dalam topik ini adalah keuntungan yang diperoleh masyarakat dari

sisi peningkatan nilai ekonomi, sosial dan budaya yang disumbang dari sektor perikanan,

budidaya, pariwisata dan transportasi. Materi lainnya yang dapat disajikan adalah manfaat

konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk perlindungan habitat dan

keanekaragaman hayati serta praktek-praktek bijak pengelolaan konservasi perairan pesisir

dan pulau-pulau kecil atau biasa disebut dengan Better Management Practices BMP dan

pendanaan berkelanjutan yang dipraktekkan di dalam konservasi perairan pesisir dan pulau-

pulau kecil.

Dengan mengangkat kisah-kisah sukses dari pengelolaan konservasi perairan

pesisir dan pulau-pulau kecil yang berhasil diharapkan dapat memberikan

inspirasi bagi masyarakat yang lebih luas sekaligus bukti bahwa konservasi

perairan pesisir dan pulau-pulau kecil dalam bentuk formal maupun non formal

memiliki manfaat bagi masyarakat. Dalam topik ini diharapkan ada perwakilan

dari praktisi, masyarakat lokal, dan Civil Society Organization CSO yang bekerja di

masyarakat.

. Strategi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Makalah yang akan dipresentasikan dalam topik ini adalah berbagai penelitian atau

pembelajaran mengenai strategi pengelolaan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil

dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam pembuatan desain konservasi perairan pesisir dan

pulau-pulau kecil maupun pengelolaan sumber daya perikanan dalam konservasi perairan

pesisir dan pulau-pulau kecil.

Page 7: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Untuk mencapai konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang efektif diperlukan

desain kawasan yang tepat dan strategi pengelolaan kawasan yang adaptif. Saat ini banyak

pendekatan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh intitusi pendidikan maupun praktisi

untuk membantu mengambil keputusan di mana lokasi terbaik konservasi perairan pesisir dan

pulau-pulau kecil. Namun, belum banyak pihak yang memanfaatkan ilmu pengetahuan ini

dalam menentukan kawasannya. Selain penentuan lokasi, strategi pengelolaan konservasi

perairan pesisir dan pulau-pulau kecil juga berperan penting dalam meningkatkan

efektivitasnya. Strategi pengelolaan yang dimaksud di sini antara lain adalah penegakan

hukum, kelembagaan, serta kearifan lokal yang ada dalam masyarakat yang dapat mendukung

konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Selain dua hal di atas, faktor yang tidak kalah pentingnya adalah strategi pengelolaan perikanan.

Strategi pengelolaan perikanan diperlukan untuk memastikan stok yang ada di alam tetap

terjaga untuk memperkuat ketahanan pangan dan perkeonomian masyarakat. Pemanfaatan

ilmu pengetahuan dalam pengelolaan perikanan dalam konservasi perairan pesisir dan pulau-

pulau kecil dapat berupa pemanfaatan perikanan, pendekatan-pendekatan ilmiah untuk

membantu mengatur pemanfaatan perikanan dari sisi alat, jumlah, jenis dan atau lokasi

tangkapan.

. Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Makalah yang akan disajikan dalam topik ini mengenai berbagai informasi terbaru mengenai

status ekosistem pesisir di berbagai lokasi di )ndonesia, dampak dari aktivitas manusia

terhadap kondisi ekologi dan sosial serta dampak perubahan iklim terhadap kondisi ekologi.

Laju pembangunan yang tinggi di wilayah pesisir disadari atau tidak akan berpengaruh

terhadap kondisi ekosistem di pesisir. Aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan mangrove

menjadi peruntukan lain lahan terbangun atau tambak , penambangan karang, penangkapan

ikan menggunakan bom dan bahan beracun, pembabatan lamun untuk keperluan wisata, dan

lain-lain akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan secara bertahap.

Selain aktivitas manusia, ancaman berikutnya berasal dari perubahan iklim global seperti

peningkatan suhu rata-rata permukaan laut, kenaikan muka air laut dan perubahan pola arus

karena peningkatan intensitas El Nino dan La Nina So ian et al, . Ancaman perubahan

iklim ini pun mempengaruhi ekosistem pesisir seperti abrasi, pemutihan karang, dan lain-lain.

Kondisi-kondisi yang terjadi, dampak dan adaptasinya perlu didokumentasikan dengan baik

agar dapat menjadi pembelajaran bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Dalam kelompok bahasan ini diharapkan muncul berbagai informasi terbaru mengenai status

ekosistem pesisir di berbagai lokasi di )ndonesia, informasi mengenai jenis ancaman yang

terjadi serta dampaknya terhadap kondisi ekologi dan sosial.

Simposium Nasional Konservasi Perairan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Jakarta, – Mei

Hari/Jam Deskripsi Kegiatan Narasumber/Moderator/Notulen

Selasa, 9 Mei 2017

08.00 -

08.30

Registrasi

08.30 -

09.00

Pembukaan

Lagu Indonesia Raya (5 menit)

Pertiwi Aprianty - KKHL

Berdoa (5 menit)

Laporan Ketua Panitia (10 menit)

Ir. Andi Rusandi, M.SiDirektur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut - KemenKP

Kata Sambutan (10 menit)

Wawan RidwanDirektur Program Coral Triangle WWF - Indonesia

09.00 - 10.15

Key Note Speech 1 (30 menit)

Tema: Status dan ancaman ekosistem pesisir di Indonesia dan peran konservasi dalam perlindungan keanekaragaman hayati laut

Udhi Eko Hernawan Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Key Note Speech 2 (30 menit)

Pembelajaran Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat

Dasril, S.Sos

Kepala Dinas Perikanan Kota Pariaman

Tanya jawab (15 menit) Moderator: Anton Wijonarno - WWF Notulen: Eddy Setiawan - WWF - Indonesia

10.15 - 10.45 Sesi poster 1 Panitia akan menyediakan cemilan

dan minuman pada saat sesi poster

10.45 - 12.00

Sesi Paralel 1

Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Moderator: Taufik Alansar - WWF Notulen: Ervin - KKHL

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Moderator: Prayekti Ningtias

Notulen: Desita Anggraeni - WWF

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Moderator: Muhammad Subhan WattiheluwNotulen: Ririn Widiastutik - KKHL

12.00 - 13.30

Ishoma

13.30 - 14.45

Key Note Speech 3 (30 menit)

Tema: Peran provinsi dalam pengelolaan konservasi pasca UU 23: studi kasus Provinsi Jawa Barat

TBC

Key Note Speech 4 (30 menit)

Tema: Implementasi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil dengan Memanfaatkan CSR di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kabupaten Sukabumi

Ahman Kurniawan

Kepala Balai Pengawasan dan

Konservasi Sumber Daya Kelautan

dan Perikanan Wilayah Selatan

Tanya jawab (15 menit) Moderator: Syamsul Bahri Lubis - KKHL

Notulen: Fikri Firmansyah - WWF

AGENDA

Muhammad Subhan Wattiheluw

Page 8: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Untuk mencapai konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang efektif diperlukan

desain kawasan yang tepat dan strategi pengelolaan kawasan yang adaptif. Saat ini banyak

pendekatan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh intitusi pendidikan maupun praktisi

untuk membantu mengambil keputusan di mana lokasi terbaik konservasi perairan pesisir dan

pulau-pulau kecil. Namun, belum banyak pihak yang memanfaatkan ilmu pengetahuan ini

dalam menentukan kawasannya. Selain penentuan lokasi, strategi pengelolaan konservasi

perairan pesisir dan pulau-pulau kecil juga berperan penting dalam meningkatkan

efektivitasnya. Strategi pengelolaan yang dimaksud di sini antara lain adalah penegakan

hukum, kelembagaan, serta kearifan lokal yang ada dalam masyarakat yang dapat mendukung

konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Selain dua hal di atas, faktor yang tidak kalah pentingnya adalah strategi pengelolaan perikanan.

Strategi pengelolaan perikanan diperlukan untuk memastikan stok yang ada di alam tetap

terjaga untuk memperkuat ketahanan pangan dan perkeonomian masyarakat. Pemanfaatan

ilmu pengetahuan dalam pengelolaan perikanan dalam konservasi perairan pesisir dan pulau-

pulau kecil dapat berupa pemanfaatan perikanan, pendekatan-pendekatan ilmiah untuk

membantu mengatur pemanfaatan perikanan dari sisi alat, jumlah, jenis dan atau lokasi

tangkapan.

. Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Makalah yang akan disajikan dalam topik ini mengenai berbagai informasi terbaru mengenai

status ekosistem pesisir di berbagai lokasi di )ndonesia, dampak dari aktivitas manusia

terhadap kondisi ekologi dan sosial serta dampak perubahan iklim terhadap kondisi ekologi.

Laju pembangunan yang tinggi di wilayah pesisir disadari atau tidak akan berpengaruh

terhadap kondisi ekosistem di pesisir. Aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan mangrove

menjadi peruntukan lain lahan terbangun atau tambak , penambangan karang, penangkapan

ikan menggunakan bom dan bahan beracun, pembabatan lamun untuk keperluan wisata, dan

lain-lain akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan secara bertahap.

Selain aktivitas manusia, ancaman berikutnya berasal dari perubahan iklim global seperti

peningkatan suhu rata-rata permukaan laut, kenaikan muka air laut dan perubahan pola arus

karena peningkatan intensitas El Nino dan La Nina So ian et al, . Ancaman perubahan

iklim ini pun mempengaruhi ekosistem pesisir seperti abrasi, pemutihan karang, dan lain-lain.

Kondisi-kondisi yang terjadi, dampak dan adaptasinya perlu didokumentasikan dengan baik

agar dapat menjadi pembelajaran bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Dalam kelompok bahasan ini diharapkan muncul berbagai informasi terbaru mengenai status

ekosistem pesisir di berbagai lokasi di )ndonesia, informasi mengenai jenis ancaman yang

terjadi serta dampaknya terhadap kondisi ekologi dan sosial.

Simposium Nasional Konservasi Perairan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Jakarta, – Mei

Hari/Jam Deskripsi Kegiatan Narasumber/Moderator/Notulen

Selasa, 9 Mei 2017

08.00 - 08.30 Registrasi

08.30 - 09.00 Pembukaan

Lagu Indonesia Raya (5 menit) Pertiwi Aprianty - KKHL

Berdoa (5 menit)

Laporan Ketua Panitia (10 menit) Ir. Andi Rusandi, M.SiDirektur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut - KemenKP

Kata Sambutan (10 menit) Wawan RidwanDirektur Program Coral Triangle WWF - Indonesia

09.00 - 10.15

Key Note Speech 1 (30 menit) Tema: Status dan ancaman ekosistem pesisir di Indonesia dan peran konservasi dalam perlindungan keanekaragaman hayati laut

Udhi Eko Hernawan Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Key Note Speech 2 (30 menit)

Pembelajaran Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat

Dasril, S.Sos

Kepala Dinas Perikanan Kota Pariaman

Tanya jawab (15 menit) Moderator: Anton Wijonarno - WWF Notulen: Eddy Setiawan - WWF

10.15 - 10.45 Sesi poster 1 Panitia akan menyediakan cemilan

dan minuman pada saat sesi poster

10.45 - 12.00

Sesi Paralel 1

Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Moderator: Taufik Alansar - WWF Notulen: Ervin - KKHL

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Moderator: Irfan Yulianto - WCS Notulen: Desita Anggraeni - WWF

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Moderator: Muhammad Subhan WattiheluwNotulen: Ririn Widiastutik - KKHL

12.00 - 13.30

Ishoma

13.30 - 14.45

Key Note Speech 3 (30 menit)

Tema: Peran provinsi dalam pengelolaan konservasi pasca UU 23: studi kasus Provinsi Jawa Barat

TBC

Key Note Speech 4 (30 menit)

Tema: Implementasi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil dengan Memanfaatkan CSR di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kabupaten Sukabumi

Ahman Kurniawan

Kepala Balai Pengawasan dan

Konservasi Sumber Daya Kelautan

dan Perikanan Wilayah Selatan

Tanya jawab (15 menit) Moderator: Syamsul Bahri Lubis - KKHL

Notulen: Fikri Firmansyah - WWF

AGENDA

Muhammad Subhan Wattiheluw - KKHL

Page 9: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

14.45 - 16.00 Key Note Speech 7 (30 menit)

Tema: Kawasan Konservasi Perairan: Investasi cerdas untuk perlindungan keanekaragaman hayati laut dan membangun perikanan Indonesia

Wawan RidwanDirektur Program Coral Triangle WWF-

Indonesia

Key Note Speech 8 (30 menit)

Tema: Kebijakan

konservasi perairan untuk

perikanan berkelanjutan sebagai salah satu pilar pembangunan perikanan di Indonesia

Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut - KemenKP

Tanya jawab (15 menit) Moderator: Veda Santiadji - WWFNotulen: Deti Triani - RARE

16.00 - 17.00 Kesimpulan simposium (15 menit) Ir. Andi Rusandi, M.Si Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut - KemenKP

Pemenang kompetisi presentasi mahasiswa (15 menit)

Wawan Ridwan Direktur Program Coral Triangle WWF -Indonesia

Penutupan Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T Direktur Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut - KemenKP

Komunikasi dan Dokumentasi : Dwi Aryo Tjiptohandono - WWF dan Biro Kerjasama, Humas dan Pelayanan PRL

14.45 - 15.45 Sesi Paralel 2

Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Moderator: Handoko Susanto - RARE Notulen: Leni Dwihastuty - KKHL

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan

Moderator: Imran Amrin - TNC (tbd) Notulen: Christian Handayani - WWF

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Amehr Hakim - KKHL Notulen: Hadi Yoga Dewanto - KKHL

15.45 - 16.00 Coffee break

16.00 - 17.00 Sesi Paralel 3 Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan

Moderator: Anita Setianingsih - KKHL Notulen: Ignatia Dyahapsari - WWF

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Moderator: Agus Widayanto - KKHL Notulen: Adella Adiningtyas - WWF

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Saefudin - KKHL

Notulen: Yusuf Arief Afandy - KKHL

Komunikasi dan Dokumentasi : Dwi Aryo Tjiptohandono - WWF dan Biro Kerjasama, Humas dan

Pelayanan PRL

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

08.30 - 10.00Key Note Speech 5 (30 menit)

Tema: MPAs for fisheries: from policy to

implementation

Prof. Peter MumbyUniversity of Queensland

Key Note Speech 6 (30 menit)

Tema: Peran penelitian dalam mendukung konservasi perairan pesisir dan pulau - pulau kecil untuk perikanan berkelanjutan

Dr.Ir. Toni Ruchimat, M.Sc Kepala Pusat Riset Perikanan -

KemenKP

Tanya jawab (30 menit) Moderator: Firdaus Agung - KKHLNotulen: Fikri Firmansyah - WWF

10.00 - 10.30 Sesi poster 2

Panitia akan menyediakan cemilan dan minuman pada saat sesi poster

10.30 - 12.00 Sesi Paralel 4

Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Moderator: Subianto - CTC (tbd)Notulen: Nara Wisesa - WWF

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan

Moderator: Ronny Megawanto - CI (tbd)Notulen: Prabowo - KKHL

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Sarmintohadi - KKHL Notulen: Muschan Ashari - KKHL

12.00 - 13.00 Ishoma

13.00 - 14.30 Sesi Pararel 5

Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan

Moderator: Sukendi - KKHL Notulen: Imanda Pradana - RARE

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan Moderator: Ihsan Ramli - KKHL

Notulen: Ahmad Sofiullah - KKHL

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Rudyanto - GIZ (tbd) Notulen: Ignatia Dyahapsari - WWF

14.30 - 14.45 Coffee break

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Rabu, 10 Mei 2017

Page 10: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

14.45 - 16.00 Key Note Speech 7 (30 menit)

Tema: Kawasan Konservasi Perairan: Investasi cerdas untuk perlindungan keanekaragaman hayati laut dan membangun perikanan Indonesia

Wawan RidwanDirektur Program Coral Triangle WWF-

Indonesia

Key Note Speech 8 (30 menit)

Tema: Kebijakan

konservasi perairan untuk

perikanan berkelanjutan sebagai salah satu pilar pembangunan perikanan di Indonesia

Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut - KemenKP

Tanya jawab (15 menit) Moderator: Veda Santiadji - WWF Notulen: Deti Triani - RARE

16.00 - 17.00

Kesimpulan simposium (15 menit)

Ir. Andi Rusandi, M.Si Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut - KemenKP

Pemenang kompetisi presentasi mahasiswa

(15 menit)

Wawan Ridwan Direktur Program Coral Triangle WWF -Indonesia

Penutupan

Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T Direktur Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut - KemenKP

Komunikasi dan Dokumentasi : Dwi Aryo Tjiptohandono - WWF dan Biro Kerjasama, Humas dan Pelayanan PRL

14.45 - 15.45 Sesi Paralel 2

Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan

Moderator: Handoko Susanto - RARE Notulen: Leni Dwihastuty - KKHL

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan

Moderator: Imran Amrin - TNC (tbd) Notulen: Christian Handayani - WWF

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Amehr Hakim - KKHL Notulen: Hadi Yoga Dewanto - KKHL

15.45 - 16.00 Coffee break

16.00 - 17.00 Sesi Paralel 3 Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan

Moderator: Anita Setianingsih - KKHL Notulen: Ignatia Dyahapsari - WWF

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Moderator: Agus Widayanto - KKHL Notulen: Adella Adiningtyas - WWF

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Saefudin - KKHL

Notulen: Yusuf Arief Afandy - KKHL

Komunikasi dan Dokumentasi : Dwi Aryo Tjiptohandono - WWF dan Biro Kerjasama, Humas dan

Pelayanan PRL

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

08.30 - 10.00Key Note Speech 5 (30 menit)

Tema: MPAs for fisheries: from policy to

implementation

Prof. Peter MumbyUniversity of Queensland

Key Note Speech 6 (30 menit)

Tema: Peran penelitian dalam mendukung konservasi perairan pesisir dan pulau - pulau kecil untuk perikanan berkelanjutan

Dr.Ir. Toni Ruchimat, M.Sc

Kepala Pusat Riset Perikanan -

KemenKP

Tanya jawab (30 menit)

Moderator: Firdaus Agung - KKHLNotulen: Fikri Firmansyah - WWF

10.00 - 10.30

Sesi poster 2

Panitia akan menyediakan cemilan dan minuman pada saat sesi poster

10.30 - 12.00

Sesi Paralel 4

Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Moderator: Subianto - CTC (tbd)

Notulen: Nara Wisesa - WWF

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan

Moderator: Ronny Megawanto - CI (tbd)Notulen: Prabowo - KKHL

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi

Moderator: Sarmintohadi - KKHL Notulen: Muschan Ashari - KKHL

12.00 - 13.00

Ishoma

13.00 - 14.30

Sesi Pararel 5

Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan

Moderator: Sukendi - KKHL Notulen: Imanda Pradana - RARE

Topik 2. Strategi Konservasi Perairan

Moderator: Ihsan Ramli - KKHL

Notulen: Ahmad Sofiullah - KKHL

Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Rudyanto - GIZ (tbd) Notulen: Ignatia Dyahapsari - WWF

14.30 - 14.45 Coffee break

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil

Rabu, 10 Mei 2017

Page 11: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit

. - . menit SN PM Dinamika Perubahan Budaya

Masyarakat di Kawasan Konservasi

Perairan: studi kasus di Bentang Laut

Kepala Burung Papua

Joice Pangulimang, Fitryanti

Pakiding, Michael Mascia, Louise

Glew, Albertus Girik Allo, Kezia

Salloso, Fadli Zainuddin, Marjan

Bato

. - . menit SN PM Kontribusi Pengelolaan Akses Area

Perikanan di Kawasan Konservasi

terhadap Sustainable Development Goal Kehidupan bawah laut

)manda (ikmat Pradana,

Arwandrija Rukma, (andoko Adi

Susanto, Galuh Sekar Arum, Deti

Triani

. - . menit BY MA)L Keterkaitan Antara Sistem Zonasi

dengan Dinamika Status Ekosistem

Terumbu Karang di Taman Nasional

Wakatobi

Fikri Firmansyah, Adib Mustofa,

Estradivari, Adrian Damora,

Christian (andayani, Gabby

Ahmadia, Jill (arris, Amkietiela,

Klaas J. Teule, Sugiyanta, Veda

Santiadji, Anton Wijonarno,

Muhammad Yusuf

. - . menit SN PM Rumah belajar sebagai komponen

penting konservasi penyu belimbing di

Distrik Abun Papua Barat

Alberto Y. T. Allo, Fitryanti

Pakiding, Deasy Lontoh, Kartika

Zohar

. - . menit

Pembukaan oleh Moderator

Ringkasan dari moderator

Topik . Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Selasa, Mei , Ruang Nila

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Manfaat Daerah Perlindungan Laut

DPBL : Kajian Terhadap Kelimpahan

Kerang di Padang Lamun

Sam Wouthuyzen, Jonas Lorwens

. - . menit SN PM Manfaat Kawasan Konservasi Pesisir

dan Pulau Kecil KKP K Pulau Koon

dan Perairan Sekitarnya Bagi

Peningkatan Kejehteraan Masyarakat

(ellen Nanlohy, Natelda Timisela,

)gnatia Dyahapsari, Rizal

. - . menit SN PM Pengaruh Jenis Pekerjaan Terhadap

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di

Kawasan Konservasi Perairan Bentang

Laut Kepala Burung

Maya Paembonan, Fitryani

Pakiding, Louise Glew, Michael

Mascia, Dariani Matualage, Yori

Turu Toja, Albertus Girik Allo

. . . menit SN PM Manfaat Kawasan Konservasi

Mangrove di Pesisir Desa Bengkak

Kabupaten Banyuwangi

Yanuar Rustrianto Buwono

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit

. - . menit SN PM Analisis Pengaruh Kawasan Konservasi

Laut Terhadap Produksi Perikanan

Tangkap di )ndonesia

Prabowo, Widyono Soetjipto

. - . menit SN PM Efaktivitas Pengelolaan Ekosistem

Mangrove Pulau Bunaken, Taman

Nasional Bunaken Provinsi Sulawesi

Utara

Joshian N.W Schaduw

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Ekowisata Pesisir

Di Taman Nasional Baluran dengan

Metode Multidimensional Scaling

MDS

Nike )ka Nuzula, Daniel M.

Rosyid, (aryo D. Armono

. - . menit

Pembukaan oleh Moderator

Ringkasan dari moderator

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit

. - . menit SN PM Kawasan Konservasi Perairan dan

Pengentasan Kemiskinan: Dampak

Sosial Jangka Pendek di Bentang Laut

Kepala Burung Papua

Fitryanti Pakiding, Louise E.

Glew, Michael Mascia

. - . menit SN PM Efektivitas Sub Zona Perlindungan

Setasea di Kawasan Konservasi

Perairan Taman Nasional Laut Sawu,

NTT

Mujiyanto, Riswanto, Adriani Sri

Nastiti

. - . menit BY MA)L Jejaring kawasan konservasi perairan:

studi kasus Provinsi Maluku

Estradivari, Christian Novia N.

(andayani, Dirga Daniel, Adib

Mustofa

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Taman Pulau Kecil

Pulau Panjang, Kabupaten Jepara

Munasik, Rudhi Pribadi, )ta

Riniatsih

. - . menit BY MA)L Ketahanan Pangan Masyarakat Pemilik

(ak Sumber Daya Perairan di Bentang

Laut Kepala Burung Papua

Dariani Matualage, Fitryanti

Pakiding, Michael Mascia, Louise

Glew, Yori Turu Toja, Albertus

Girik Allo, Kezia Salloso, Fadli

Zainuddin, Marjan Bato

. - . menit

Rabu, Mei

Sesi Paralel . - .

Pembukaan oleh Moderator

Ringkasan dari moderator

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit

. - . menit SN PM Konservasi Penyu Belimbing di

Bentang Laut Kepala Burung Papua

Melalui Pemberdayaan Perekonomian

Masyarakat Pemilik Pantai Peneluran

Deasy Lontoh, Fitryanti Pakiding,

Kartika Zohar

. - . menit SN PM Pemantauan Kesehatan Terumbu

Karang Guna Efektivitas Pengelolaan

Kawasan Konservasi Perairan Berbasis

Zonasi

Evi Nurul )hsan

. - . menit SN PM DPL Vs KKPD : Menguji efektivitas

pengelolaan Kawasan Konservasi

Telaah Kasus Kondisi Terumbu

Karang Perairan Kabupaten Buton

Pasca COREMAP ))

Ma'ruf Kasim

. - . menit SN PM Dampak KepMen KP Nomor

Kep. /MEN/ Tentang Penetapan

Status Perlindungan Terbatas Jenis

)kan Terubuk Tenualosa macrura

Deni E izon

. - . menit SN PM Tantangan Pengelolaan Taman Wisata

Perairan Gili Matra, Nusa Tenggara

Barat, )ndonesia

A. Boby Yefry Adi Rianto

. - . menit SN PM Kajian Pembentukan Daerah

Perlindungan Laut DPL Pulo Aceh,

Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh

Munawar Khalil, Zul ikar,

Muhammad Rusdi

. - . menit

Pembukaan oleh Moderator

Ringkasan dari moderator

Sesi Paralel . - .

Page 12: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit

. - . menit SN PM Dinamika Perubahan Budaya

Masyarakat di Kawasan Konservasi

Perairan: studi kasus di Bentang Laut

Kepala Burung Papua

Joice Pangulimang, Fitryanti

Pakiding, Michael Mascia, Louise

Glew, Albertus Girik Allo, Kezia

Salloso, Fadli Zainuddin, Marjan

Bato

. - . menit SN PM Kontribusi Pengelolaan Akses Area

Perikanan di Kawasan Konservasi

terhadap Sustainable Development Goal Kehidupan bawah laut

)manda (ikmat Pradana,

Arwandrija Rukma, (andoko Adi

Susanto, Galuh Sekar Arum, Deti

Triani

. - . menit BY MA)L Keterkaitan Antara Sistem Zonasi

dengan Dinamika Status Ekosistem

Terumbu Karang di Taman Nasional

Wakatobi

Fikri Firmansyah, Adib Mustofa,

Estradivari, Adrian Damora,

Christian (andayani, Gabby

Ahmadia, Jill (arris, Amkietiela,

Klaas J. Teule, Sugiyanta, Veda

Santiadji, Anton Wijonarno,

Muhammad Yusuf

. - . menit SN PM Rumah belajar sebagai komponen

penting konservasi penyu belimbing di

Distrik Abun Papua Barat

Alberto Y. T. Allo, Fitryanti

Pakiding, Deasy Lontoh, Kartika

Zohar

. - . menit

Pembukaan oleh Moderator

Ringkasan dari moderator

Topik . Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Selasa, Mei , Ruang Nila

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Manfaat Daerah Perlindungan Laut

DPBL : Kajian Terhadap Kelimpahan

Kerang di Padang Lamun

Sam Wouthuyzen, Jonas Lorwens

. - . menit SN PM Manfaat Kawasan Konservasi Pesisir

dan Pulau Kecil KKP K Pulau Koon

dan Perairan Sekitarnya Bagi

Peningkatan Kejehteraan Masyarakat

(ellen Nanlohy, Natelda Timisela,

)gnatia Dyahapsari, Rizal

. - . menit SN PM Pengaruh Jenis Pekerjaan Terhadap

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di

Kawasan Konservasi Perairan Bentang

Laut Kepala Burung

Maya Paembonan, Fitryani

Pakiding, Louise Glew, Michael

Mascia, Dariani Matualage, Yori

Turu Toja, Albertus Girik Allo

. . . menit SN PM Manfaat Kawasan Konservasi

Mangrove di Pesisir Desa Bengkak

Kabupaten Banyuwangi

Yanuar Rustrianto Buwono

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit

. - . menit SN PM Analisis Pengaruh Kawasan Konservasi

Laut Terhadap Produksi Perikanan

Tangkap di )ndonesia

Prabowo, Widyono Soetjipto

. - . menit SN PM Efaktivitas Pengelolaan Ekosistem

Mangrove Pulau Bunaken, Taman

Nasional Bunaken Provinsi Sulawesi

Utara

Joshian N.W Schaduw

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Ekowisata Pesisir

Di Taman Nasional Baluran dengan

Metode Multidimensional Scaling

MDS

Nike )ka Nuzula, Daniel M.

Rosyid, (aryo D. Armono

. - . menit

Pembukaan oleh Moderator

Ringkasan dari moderator

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit

. - . menit SN PM Kawasan Konservasi Perairan dan

Pengentasan Kemiskinan: Dampak

Sosial Jangka Pendek di Bentang Laut

Kepala Burung Papua

Fitryanti Pakiding, Louise E.

Glew, Michael Mascia

. - . menit SN PM Efektivitas Sub Zona Perlindungan

Setasea di Kawasan Konservasi

Perairan Taman Nasional Laut Sawu,

NTT

Mujiyanto, Riswanto, Adriani Sri

Nastiti

. - . menit BY MA)L Jejaring kawasan konservasi perairan:

studi kasus Provinsi Maluku

Estradivari, Christian Novia N.

(andayani, Dirga Daniel, Adib

Mustofa

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Taman Pulau Kecil

Pulau Panjang, Kabupaten Jepara

Munasik, Rudhi Pribadi, )ta

Riniatsih

. - . menit BY MA)L Ketahanan Pangan Masyarakat Pemilik

(ak Sumber Daya Perairan di Bentang

Laut Kepala Burung Papua

Dariani Matualage, Fitryanti

Pakiding, Michael Mascia, Louise

Glew, Yori Turu Toja, Albertus

Girik Allo, Kezia Salloso, Fadli

Zainuddin, Marjan Bato

. - . menit

Rabu, Mei

Sesi Paralel . - .

Pembukaan oleh Moderator

Ringkasan dari moderator

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit

. - . menit SN PM Konservasi Penyu Belimbing di

Bentang Laut Kepala Burung Papua

Melalui Pemberdayaan Perekonomian

Masyarakat Pemilik Pantai Peneluran

Deasy Lontoh, Fitryanti Pakiding,

Kartika Zohar

. - . menit SN PM Pemantauan Kesehatan Terumbu

Karang Guna Efektivitas Pengelolaan

Kawasan Konservasi Perairan Berbasis

Zonasi

Evi Nurul )hsan

. - . menit SN PM DPL Vs KKPD : Menguji efektivitas

pengelolaan Kawasan Konservasi

Telaah Kasus Kondisi Terumbu

Karang Perairan Kabupaten Buton

Pasca COREMAP ))

Ma'ruf Kasim

. - . menit SN PM Dampak KepMen KP Nomor

Kep. /MEN/ Tentang Penetapan

Status Perlindungan Terbatas Jenis

)kan Terubuk Tenualosa macrura

Deni E izon

. - . menit SN PM Tantangan Pengelolaan Taman Wisata

Perairan Gili Matra, Nusa Tenggara

Barat, )ndonesia

A. Boby Yefry Adi Rianto

. - . menit SN PM Kajian Pembentukan Daerah

Perlindungan Laut DPL Pulo Aceh,

Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh

Munawar Khalil, Zul ikar,

Muhammad Rusdi

. - . menit

Pembukaan oleh Moderator

Ringkasan dari moderator

Sesi Paralel . - .

Page 13: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Model Sebaran Larva Karang di

Kawasan Konservasi Taman Wisata

Perairan Kapoposang dan Laut

Sekitarnya

Zul ikar Afandy, Ario Damar,

Syamsul Bahri Agus

. - . menit SN PM Lesson Learned Dalam Perencanaan

Tata Ruang Kelautan di Ekoregion

Sunda Kecil

Putu Oktavia, Uly Faoziyah, B.

Kombaitan, Djoko Santoso Abi

Suroso, Andi Oetomo

. - . menit SN PM Urgensi Perikanan Karang di Selayar Lisda ( (anaruddin

. - . menit SN PM Ecotourism and Mangrove

Conservation EMC : Strategi )novatif

Pelestarian Biodiversitas (utan

Mangrove Berbasis Ecotourism di

Pulau Sapudi

Bachtiar Rivai, Syahlaini

Nasution

. - . menit SN PM Pengelolaan Kawasan Konservasi

Perairan Daerah di Provinsi Aceh

Berbasis Kearifan Lokal (ukum Adat

Laot

Teuku Muttaqin Mansur, Marzuki

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Peran Kelembagaan Panglima Laot di

Kota Sabang dalam Mewujudkan

Perikanan Tangkap yang Berkelanjutan

Baskoro Pakusadewo, Akhmad

Solikhin, Ernani Lubis

. - . menit SN PM Konsep Konservasi Berbasis Kawasan

dalam Rangka Pemulihan Populasi

Endemik Banggai Cardinal ish

Pterapogon kauderni

Abigail Mary Moore, Samliok

Ndobe, Jamaluddin Jompa

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Ekosistem

Mangrove di Baros Melalui

Pertimbangan Jasa Ekosistem Menurut

Perspektif Masyarakat Pengguna Jasa

Mochammad Yenny

. - . menit BY MA)L Pembelajaran Proses (armonisasi

Pengelolaan Kawasan Konservasi di

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tasrif Kartawijaya, Fajar

Ardiyansyah, Adi Triana

Mihardja, (ernawati

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit BY MA)L Alternatif Rejim Pengelolaan Kawasan

Konservasi Penyu dengan Pendekatan

Pembayaran Jasa Ekosistem Payment

for Ecosystem Services - PES Studi

Kasus Kawasan Konservasi Taman

Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan

Sukabumi

Leny Dwihastuty, Luky Adrianto,

Fredinan Yulianda

. - . menit SN PM Pemanfaatan Kearifan Lokal Sasi dalam

Sistem Zonasi Kawasan Konservasi

Perairan Di Raja Ampat

Paulus Boli

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Kawasan

Konservasi Perairan )ndrapurwa Lhok

Peukan Bada Berbasis (ukum Adat

Laot

Rika Astuti

. - . menit SN PM Pemodelan Perilaku Nelayan Pada

Program Konservasi Penyu di Taman

Nasional Karimunjawa

Susi Sumaryati, Kuswadi

Topik . Strategi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Selasa, Mei , Ruang Tuna

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Dukungan Kearifan Lokal (oholok/Papadak dalam Pengelolaan

TNP Laut Sawu Berbasis Masyarakat di

Kabupaten Rote Ndao, NTT

Rahmad (idayat, )kram M.

Sangdji, )mam Fauzi

. - . menit BY MA)L Analisis Zonasi Sembilan Kawasan

Konservasi Perairan Daerah di

Provinsi Sulawesi Tenggara

Desita Anggraeni, Christian

Novia N. (andayani, Dirga

Daniel, Tarlan Subarno, Zul ikar

Afandy, Dyah Rahmatika, Agus

Wahyudi, Fikri Firmansyah,

Estradivari

. - . menit SN PM )denti ikasi Kemunculan (iu Karang di

Perairan Meko Dalam Mendukung

Upaya Pengelolaan di KKPD Flores

Timur

Ranny Ramadhani Yuneni, Dwi

Ariyogagautama, Casandra

Tania

. - . menit SN PM Membangun Jejaring Kawasan

Konservasi Perairan Bentang Laut Kepala Burung Bird’s (ead Seascape -

B(S : Konektivitas Bio- isik

Roni Bawole, Rony Megawanto

. - . menit BY MA)L Protokol Kajian Cepat: Perangkat

pengumpulan informasi sosio-ekologi

untuk survei dengan ketersediaan

waktu dan aksesibilitas yang terbatas

Nara Wisesa, Estradivari,

Christian Novia N.(andayani,

)gnatia Dyahapsari, Adrian

Damora, Amkieltiela, Louise

Glew, Gabby Ahmadia

. - . menit SN PM Melawan Destructive Fishing,

Menumbuhkan Usaha Keramba: Belajar

dari Nelayan Pulau Bontosua Kep.

Spermonde, Sulawesi Selatan

Munsi Lampe

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit BY MA)L )denti ikasi Lokasi Prioritas

Konservasi di )ndonesia Berdasarkan

Konektivitas Darat-Laut

Christian Novia N (andayani,

Estradivari, Dirga Daniel, Khairil

Fahmi Faisal, Dicky Sucipto, Oki

(adian, Puteri Maulida

. - . menit SN PM Pengelolaan Sumber Daya Laut

Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan

Konservasi Pulau Kei Kabupaten

Maluku Tenggara

Natelda R. Timisela, (ellen

Nanlohy, Estradivari, )gnatia

Dyahapsari, Rizal

. - . menit SN PM Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut

Daerah KKLD Berbasis Kearifan

Lokal di Teluk Mayalibit Kabupaten

Raja Ampat

Endang Gunaisah

. - . menit SN PM Upaya Pengelolaan Pesisir dan Laut

Berkelanjutan melalui Pendidikan

Konservasi Sejak Dini di Pulau Pari,

Kepulauan Seribu

Sarah Rosemery Megumi

Wouthuyzen

. - . menit BY MA)L Model )ntegrasi Efektivitas

Pengelolaan Kawasan Konservasi dan

Kasus Status Pengelolaan Perikanan:

Kasus Taman Pulau Kecil Kei Kecil

James Abrahamsz, To ik Alansar,

Tau ik Abdillah, Marvin M.

Makailipessy, Mozart Thenu

. - . menit SN PM Pengaruh kepemimpinan lingkungan

dan kemampuan kognitif tentang

kelautan dan perikanan terhadap

kemampuan pegawai dalam

pengambilan keputusan

Simon Boyke Sinaga, ) Made

Putrawan, Nadiroh

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

Rabu, Mei

Page 14: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Model Sebaran Larva Karang di

Kawasan Konservasi Taman Wisata

Perairan Kapoposang dan Laut

Sekitarnya

Zul ikar Afandy, Ario Damar,

Syamsul Bahri Agus

. - . menit SN PM Lesson Learned Dalam Perencanaan

Tata Ruang Kelautan di Ekoregion

Sunda Kecil

Putu Oktavia, Uly Faoziyah, B.

Kombaitan, Djoko Santoso Abi

Suroso, Andi Oetomo

. - . menit SN PM Urgensi Perikanan Karang di Selayar Lisda ( (anaruddin

. - . menit SN PM Ecotourism and Mangrove

Conservation EMC : Strategi )novatif

Pelestarian Biodiversitas (utan

Mangrove Berbasis Ecotourism di

Pulau Sapudi

Bachtiar Rivai, Syahlaini

Nasution

. - . menit SN PM Pengelolaan Kawasan Konservasi

Perairan Daerah di Provinsi Aceh

Berbasis Kearifan Lokal (ukum Adat

Laot

Teuku Muttaqin Mansur, Marzuki

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Peran Kelembagaan Panglima Laot di

Kota Sabang dalam Mewujudkan

Perikanan Tangkap yang Berkelanjutan

Baskoro Pakusadewo, Akhmad

Solikhin, Ernani Lubis

. - . menit SN PM Konsep Konservasi Berbasis Kawasan

dalam Rangka Pemulihan Populasi

Endemik Banggai Cardinal ish

Pterapogon kauderni

Abigail Mary Moore, Samliok

Ndobe, Jamaluddin Jompa

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Ekosistem

Mangrove di Baros Melalui

Pertimbangan Jasa Ekosistem Menurut

Perspektif Masyarakat Pengguna Jasa

Mochammad Yenny

. - . menit BY MA)L Pembelajaran Proses (armonisasi

Pengelolaan Kawasan Konservasi di

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tasrif Kartawijaya, Fajar

Ardiyansyah, Adi Triana

Mihardja, (ernawati

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit BY MA)L Alternatif Rejim Pengelolaan Kawasan

Konservasi Penyu dengan Pendekatan

Pembayaran Jasa Ekosistem Payment

for Ecosystem Services - PES Studi

Kasus Kawasan Konservasi Taman

Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan

Sukabumi

Leny Dwihastuty, Luky Adrianto,

Fredinan Yulianda

. - . menit SN PM Pemanfaatan Kearifan Lokal Sasi dalam

Sistem Zonasi Kawasan Konservasi

Perairan Di Raja Ampat

Paulus Boli

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Kawasan

Konservasi Perairan )ndrapurwa Lhok

Peukan Bada Berbasis (ukum Adat

Laot

Rika Astuti

. - . menit SN PM Pemodelan Perilaku Nelayan Pada

Program Konservasi Penyu di Taman

Nasional Karimunjawa

Susi Sumaryati, Kuswadi

Topik . Strategi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Selasa, Mei , Ruang Tuna

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Dukungan Kearifan Lokal (oholok/Papadak dalam Pengelolaan

TNP Laut Sawu Berbasis Masyarakat di

Kabupaten Rote Ndao, NTT

Rahmad (idayat, )kram M.

Sangdji, )mam Fauzi

. - . menit BY MA)L Analisis Zonasi Sembilan Kawasan

Konservasi Perairan Daerah di

Provinsi Sulawesi Tenggara

Desita Anggraeni, Christian

Novia N. (andayani, Dirga

Daniel, Tarlan Subarno, Zul ikar

Afandy, Dyah Rahmatika, Agus

Wahyudi, Fikri Firmansyah,

Estradivari

. - . menit SN PM )denti ikasi Kemunculan (iu Karang di

Perairan Meko Dalam Mendukung

Upaya Pengelolaan di KKPD Flores

Timur

Ranny Ramadhani Yuneni, Dwi

Ariyogagautama, Casandra

Tania

. - . menit SN PM Membangun Jejaring Kawasan

Konservasi Perairan Bentang Laut Kepala Burung Bird’s (ead Seascape -

B(S : Konektivitas Bio- isik

Roni Bawole, Rony Megawanto

. - . menit BY MA)L Protokol Kajian Cepat: Perangkat

pengumpulan informasi sosio-ekologi

untuk survei dengan ketersediaan

waktu dan aksesibilitas yang terbatas

Nara Wisesa, Estradivari,

Christian Novia N.(andayani,

)gnatia Dyahapsari, Adrian

Damora, Amkieltiela, Louise

Glew, Gabby Ahmadia

. - . menit SN PM Melawan Destructive Fishing,

Menumbuhkan Usaha Keramba: Belajar

dari Nelayan Pulau Bontosua Kep.

Spermonde, Sulawesi Selatan

Munsi Lampe

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit BY MA)L )denti ikasi Lokasi Prioritas

Konservasi di )ndonesia Berdasarkan

Konektivitas Darat-Laut

Christian Novia N (andayani,

Estradivari, Dirga Daniel, Khairil

Fahmi Faisal, Dicky Sucipto, Oki

(adian, Puteri Maulida

. - . menit SN PM Pengelolaan Sumber Daya Laut

Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan

Konservasi Pulau Kei Kabupaten

Maluku Tenggara

Natelda R. Timisela, (ellen

Nanlohy, Estradivari, )gnatia

Dyahapsari, Rizal

. - . menit SN PM Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut

Daerah KKLD Berbasis Kearifan

Lokal di Teluk Mayalibit Kabupaten

Raja Ampat

Endang Gunaisah

. - . menit SN PM Upaya Pengelolaan Pesisir dan Laut

Berkelanjutan melalui Pendidikan

Konservasi Sejak Dini di Pulau Pari,

Kepulauan Seribu

Sarah Rosemery Megumi

Wouthuyzen

. - . menit BY MA)L Model )ntegrasi Efektivitas

Pengelolaan Kawasan Konservasi dan

Kasus Status Pengelolaan Perikanan:

Kasus Taman Pulau Kecil Kei Kecil

James Abrahamsz, To ik Alansar,

Tau ik Abdillah, Marvin M.

Makailipessy, Mozart Thenu

. - . menit SN PM Pengaruh kepemimpinan lingkungan

dan kemampuan kognitif tentang

kelautan dan perikanan terhadap

kemampuan pegawai dalam

pengambilan keputusan

Simon Boyke Sinaga, ) Made

Putrawan, Nadiroh

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

Rabu, Mei

Page 15: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Aplikasi DPS)R Framework Berbasis

Spasial pada Degradasi Lahan di

Kawasan Warisan Geologi Gumuk

Pasir Pesisir Parangtritis

Mega Darma Putra

. - . menit BY MA)L Status Keberlanjutan Pemanfaatan

Sumber Daya )kan Pasca Penetapan

Kawasan Konservasi Perairan di Pulau

Koon dan Sekitarnya

Adrian Damora, Aliana Nafsal,

Tau ik Abdillah

. - . menit SN PM Status Pemutihan Karang akibat

Meningkatnya Suhu Permukaan Air

Laut di )ndonesia tahun

Derta Prabuning

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Wisata Bahari

minat khusus (iu Paus Rhincodon

typus dan Daya Dukung Kawasan di

Taman

Donny Juliandri Prihadi

. - . menit SN PM Analisis Perubahan dan Strategi

Pengelolaan Kawasan (utan Mangrove

di Taman Nasional Gunung Palung,

Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan

Barat

Nurul ichsan fauzy

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Upaya Perlindungan (iu Apendiks

C)TES )) Di Timur )ndonesia

Zarlin Rikola

. - . menit SN PM Pemantauan Partisipatif Kondisi,

Ancaman, dan Persepsi Masyarakat

terhadap Cetacean di Perairan Pantai

Wawaran dan Tawang Pacitan

Nurul Kusuma Dewi

. - . menit SN PM Mengurangi Resiko Pencemaran Air

Laut Akibat Pembuangan Air Pendingin

Mesin Diesel Kapal Nelayan di

Wakatobi

Ari Kuncoro

. - . menit SN PM Kajian Potensi Bio isik TWP Selat

Tiworo

Al Furkan

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Perilaku Masyarakat Lokal Kampung

Menawi Terhadap Rusaknya Terumbu

Karang di Perairan Teluk Samiri,

Kabupaten Yapen

Zelvyanie

. - . menit SN PM )denti ikasi Ancaman terhadap

Kawasan Konservasi Perairan Taman

Wisata Perairan Laut Banda, Pulau

(atta, dan Pulau Ay

Julham MS Palupessy

. - . menit SN PM Ancaman Kerusakan (abitat Lamun Di

Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi

Nanda Radhitia Prasetiawan

. - . menit SN PM Status dan ancaman terhadap

mikrohabitat ikan endemik terancam

punah Banggai Cardinal ish

Pterapogon kaudemi

Samliok Ndobe

Topik . Status dan Ancaman Terhadap Ekosistem Pesisir

Selasa, Mei , Ruang Gabus

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Karakteristik Pesisir Pulau Kecil untuk

Pengembangan Ekowisata Bahari di

Kabupaten Maluku Tengah

)lham marasabessy

. - . menit SN PM Analisis Spatial )dentifikasi Lokasi

Kawasan Konservasi Perairan yang

)deal di Kota Tual, Provinsi Maluku

Taufik Abdillah, Christian Novia

N. (andayani, Dirga Daniel

⁰ . - . menit SN PM Studi Kerusakan Ekosistem Terumbu

Karang di Kawasan Wisata Bahari

Pulau Liukang Loe Kabupaten

Bulukumba

Nirwan

¹ . - . menit BY MA)L Status Kondisi Sosial, Pemanfaatan

Sumber Daya Laut dan (abitat Pesisir

di Teluk Sawai

)gnatia Dyahapsari, Fikri

Firmansyah, Nara Wisesa

. - . menit SN PM Pemanfaatan Citra Landsat untuk

Upaya Konservasi di Pulau-Pulau Kecil

dan Terluar Studi Kasus: Pulau Tikus,

Bengkulu

Adhitya Wisnu Nugraha

. - . menit SN PM Pemodelan Numerik Sebaran DO

Estuari Wonorejo, Surabaya dan

Dampaknya terhadap Ekosistem

Perairan Estuari

Wazirotus Sakinah

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Evaluasi Konservasi Penyu (ijau

Chelonia mydas Pantai Goa Cemara

Sebagai Entitas Ekosistem Pesisir dg

Analisis CASM

Bernike (endarastuti

. - . menit BY MA)L Status Terumbu Karang Kawasan

Perairan Di Bentang Laut Sunda Banda

Amkieltiela, Fikri Firmansyah,

Estradivari

. - . menit SN PM Kesehatan Terumbu Karang Taman

Nasional Komodo

Andi Kefy

. - . menit BY MA)L Daya Dukung Fisik Kunjungan

Wisatawan ke Poncan Marine Resort,

Pulau Poncan Gadang Kota Sibolga

(amzah Lubis

. - . menit SN PM Karakteristik populasi hiu paus dan

pola perilaku tinggalnya di pantai

botubarani, bone bolango, Gorontalo

Kris (andoko

. - . menit SN PM Status Pemutihan Karang di

Karangasem - Bali dan Gili Matra -

Nusa Tenggara Barat.

Ayub

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

Rabu, Mei

Page 16: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Aplikasi DPS)R Framework Berbasis

Spasial pada Degradasi Lahan di

Kawasan Warisan Geologi Gumuk

Pasir Pesisir Parangtritis

Mega Darma Putra

. - . menit BY MA)L Status Keberlanjutan Pemanfaatan

Sumber Daya )kan Pasca Penetapan

Kawasan Konservasi Perairan di Pulau

Koon dan Sekitarnya

Adrian Damora, Aliana Nafsal,

Tau ik Abdillah

. - . menit SN PM Status Pemutihan Karang akibat

Meningkatnya Suhu Permukaan Air

Laut di )ndonesia tahun

Derta Prabuning

. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Wisata Bahari

minat khusus (iu Paus Rhincodon

typus dan Daya Dukung Kawasan di

Taman

Donny Juliandri Prihadi

. - . menit SN PM Analisis Perubahan dan Strategi

Pengelolaan Kawasan (utan Mangrove

di Taman Nasional Gunung Palung,

Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan

Barat

Nurul ichsan fauzy

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Upaya Perlindungan (iu Apendiks

C)TES )) Di Timur )ndonesia

Zarlin Rikola

. - . menit SN PM Pemantauan Partisipatif Kondisi,

Ancaman, dan Persepsi Masyarakat

terhadap Cetacean di Perairan Pantai

Wawaran dan Tawang Pacitan

Nurul Kusuma Dewi

. - . menit SN PM Mengurangi Resiko Pencemaran Air

Laut Akibat Pembuangan Air Pendingin

Mesin Diesel Kapal Nelayan di

Wakatobi

Ari Kuncoro

. - . menit SN PM Kajian Potensi Bio isik TWP Selat

Tiworo

Al Furkan

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Perilaku Masyarakat Lokal Kampung

Menawi Terhadap Rusaknya Terumbu

Karang di Perairan Teluk Samiri,

Kabupaten Yapen

Zelvyanie

. - . menit SN PM )denti ikasi Ancaman terhadap

Kawasan Konservasi Perairan Taman

Wisata Perairan Laut Banda, Pulau

(atta, dan Pulau Ay

Julham MS Palupessy

. - . menit SN PM Ancaman Kerusakan (abitat Lamun Di

Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi

Nanda Radhitia Prasetiawan

. - . menit SN PM Status dan ancaman terhadap

mikrohabitat ikan endemik terancam

punah Banggai Cardinal ish

Pterapogon kaudemi

Samliok Ndobe

Topik . Status dan Ancaman Terhadap Ekosistem Pesisir

Selasa, Mei , Ruang Gabus

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Karakteristik Pesisir Pulau Kecil untuk

Pengembangan Ekowisata Bahari di

Kabupaten Maluku Tengah

)lham marasabessy

. - . menit SN PM Analisis Spatial )dentifikasi Lokasi

Kawasan Konservasi Perairan yang

)deal di Kota Tual, Provinsi Maluku

Taufik Abdillah, Christian Novia

N. (andayani, Dirga Daniel

⁰ . - . menit SN PM Studi Kerusakan Ekosistem Terumbu

Karang di Kawasan Wisata Bahari

Pulau Liukang Loe Kabupaten

Bulukumba

Nirwan

¹ . - . menit BY MA)L Status Kondisi Sosial, Pemanfaatan

Sumber Daya Laut dan (abitat Pesisir

di Teluk Sawai

)gnatia Dyahapsari, Fikri

Firmansyah, Nara Wisesa

. - . menit SN PM Pemanfaatan Citra Landsat untuk

Upaya Konservasi di Pulau-Pulau Kecil

dan Terluar Studi Kasus: Pulau Tikus,

Bengkulu

Adhitya Wisnu Nugraha

. - . menit SN PM Pemodelan Numerik Sebaran DO

Estuari Wonorejo, Surabaya dan

Dampaknya terhadap Ekosistem

Perairan Estuari

Wazirotus Sakinah

No Waktu Lama sesi Nomer

Registrasi

Judul Nama Presenter

. - . menit SN PM Evaluasi Konservasi Penyu (ijau

Chelonia mydas Pantai Goa Cemara

Sebagai Entitas Ekosistem Pesisir dg

Analisis CASM

Bernike (endarastuti

. - . menit BY MA)L Status Terumbu Karang Kawasan

Perairan Di Bentang Laut Sunda Banda

Amkieltiela, Fikri Firmansyah,

Estradivari

. - . menit SN PM Kesehatan Terumbu Karang Taman

Nasional Komodo

Andi Kefy

. - . menit BY MA)L Daya Dukung Fisik Kunjungan

Wisatawan ke Poncan Marine Resort,

Pulau Poncan Gadang Kota Sibolga

(amzah Lubis

. - . menit SN PM Karakteristik populasi hiu paus dan

pola perilaku tinggalnya di pantai

botubarani, bone bolango, Gorontalo

Kris (andoko

. - . menit SN PM Status Pemutihan Karang di

Karangasem - Bali dan Gili Matra -

Nusa Tenggara Barat.

Ayub

Sesi Paralel . - .

Sesi Paralel . - .

Rabu, Mei

Page 17: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Status dan Ancaman Ekosistem Pesisir di )ndonesia dan Peran

Konservasi dalam perlindungan Keanekaragaman (ayati Laut

Udhi Eko (ernawan

Staf Pusat Penelitian Oseanogra i, Lembaga )lmu Pengetahuan )ndonesia P O-L)P)

ABSTRAK

Selasa, Mei , . - .

Tentang Pembicara:

Udhi Eko (ernawan merupakan pria kelahiran Pati, Mei . )a telah menempuh pendidikan

sarjana di bidang Biologi di Universitas Sebelas Maret - , master di bidang Biologi Laut

di Universitas Groningen Nijenborgh - , dan doktor di bidang Ekologi Laut di

Universitas Edith-Cowan - . Karirnya dimulai sejak dan hingga sekarang menjabat

sebagai staff peneliti di Pusat Penelitian Oseanogra i, Lembaga )lmu Pengetahuan )ndonesia P O-

L)P) .

)nformasi lebih lengkap tentang Udhi Eko (ernawan dapat mengunjungi:

h ps://schola .google.co .au/cita o s?use =i_y uHMAAAAJ&hl=e

Abstrak Pembicara Kunci

Page 18: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Status dan Ancaman Ekosistem Pesisir di )ndonesia dan Peran

Konservasi dalam perlindungan Keanekaragaman (ayati Laut

Udhi Eko (ernawan

Staf Pusat Penelitian Oseanogra i, Lembaga )lmu Pengetahuan )ndonesia P O-L)P)

ABSTRAK

Selasa, Mei , . - .

Tentang Pembicara:

Udhi Eko (ernawan merupakan pria kelahiran Pati, Mei . )a telah menempuh pendidikan

sarjana di bidang Biologi di Universitas Sebelas Maret - , master di bidang Biologi Laut

di Universitas Groningen Nijenborgh - , dan doktor di bidang Ekologi Laut di

Universitas Edith-Cowan - . Karirnya dimulai sejak dan hingga sekarang menjabat

sebagai staff peneliti di Pusat Penelitian Oseanogra i, Lembaga )lmu Pengetahuan )ndonesia P O-

L)P) .

)nformasi lebih lengkap tentang Udhi Eko (ernawan dapat mengunjungi:

h ps://schola .google.co .au/cita o s?use =i_y uHMAAAAJ&hl=e

Abstrak Pembicara Kunci

Wilayah geografis yang luas dengan mozaik ribuan pulau yang membentuk garis pantai sepanjang lebih dari 90.000 km membuat )ndonesia kaya dengan ekosistem pesisir, terutama terumbu karang, padang lamun, dan mangrove. Ekosistem pesisir ini memberikan jasa yang besar bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Namun demikian, monitoring yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi menunjukkan bahwa sebagian besar terumbu karang dan padang lamun di )ndonesia berada dalam tekanan kehilangan habitat habitat loss . Pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir, ditambah dengan perubahan iklim global, mengancam kelestarian ekosistem pesisir dan sumber daya hayati yang hidup di dalamnya. Pemulihan kondisi dan perlindungan habitat diperlukan untuk menjaga pesisir dan laut )ndonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia sekaligus sumber kehidupan untuk jutaan orang.

Page 19: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , : – :

)mplementasi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

dengan Memanfaatkan CSR di Taman Pesisir Pantai Penyu

Pangumbahan Kabupaten Sukabumi

Ahman Kurniawan

Kepala Balai Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan

Pangumbahan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat

ABSTRAK

Lingkungan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil kondisinya saat ini sudah cukup memprihatinkan.

Telah terjadi banyak kerusakan ekosistem laut dan pesisir akibat ulah dan keserakahan manusia

yang hanya memikirkan dan meraih keuntungan sesaat untuk kepentingan dirinya sendiri.

Rusaknya ekosistem di laut dan pesisir akan sangat merugikan masyarakat yang terdampak

langsung, juga berimplikasi pada ekosistem di darat yang dapat mengganggu siklus kehidupan dan

pada akhirnya merugikan umat manusia. Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil yang efektif adalah solusi untuk mencegah dan menanggulangi rusaknya ekosistem laut dan

pesisir. Pengelolaan Konservasi yang efektif adalah dengan melaksanakan gerakan konservasi

berbasis masyarakat dengan menggunakan strategi kemitraan. Pemerintah sebaiknya lebih

mengoptimalkan diri selaku regulator dan fasilitator dan dalam implementasinya menerapkan

kemitraan antara Pemerintah dengan masyarakat luas Kelompok Masyarakat, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Lembaga Pendidikan dan Dunia Usaha sesuai dengan proporsinya masing-masing.

Tentang Pembicara:

Lahir di Jakarta tanggal Oktober . Tamat dari Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bogor

pada tahun , kemudian bekerja pada Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan Bali. Tahun

mendapatkan gelar Sarjana Perikanan dari Universitas Warmadewa Denpasar Bali setelah

mengikuti kuliah selama , tahun. Pada tahun pindah ke Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Sukabumi Jawa Barat selaku Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan

Perikanan Budidaya. Pada bulan Juni dimutasi untuk menduduki jabatan Kepala UPTD

Konservasi Penyu Pangumbahan. Kemudian sejak Januari hingga saat ini menjadi Kepala

Balai Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan

Pangumbahan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.

Selasa, Mei , : - :

Pembelajaran Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di

Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat

Dasril, S.Sos

Kepala Dinas Perikanan Kota Pariaman

ABSTRAK

Kota Pariaman, berada pada pesisir Barat Pulau Sumatera, mempunyai panjang garis pantai ,

Km yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi seperti, hamparan pantai yang landai

disepanjang pantai dan pasir putih di pulau-pulau kecil, ekosistem terumbu karang, mangrove,

habitat penyu, dll. Sebagai upaya pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, Pemerintah Kota

Pariaman telah menetapkan beberapa kebijakan tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut meliputi kegiatan

perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia dalam

memanfaatkan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta proses alamiah secara

berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu potensi kawasan

ini adalah sebagai destinasi wisata pesisir dan pulau-pulau kecil baik untuk wisatawan lokal

maupun internasional. Sektor wisata telah membuka lapangan kerja kurang lebih bagi Kepala

Keluarga KK dengan jumlah pengunjung perbulannya kurang lebih . orang. Keuntungan

dari sektor wisata diperkirakan mencapat Rp . . . /tahun. Oleh karena itu, untuk

melindungi kawasan agar tetap bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata dan juga agar sejalan

dengan kebijakan Pemerintah Kota Pariaman, maka Kota Pariaman dicadangkan sebagai Kawasan

Konservasi Perairan Kota Pariaman seluas . , (a berdasarkan Keputusan Walikota

Pariaman Nomor / /

Page 20: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , : – :

)mplementasi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

dengan Memanfaatkan CSR di Taman Pesisir Pantai Penyu

Pangumbahan Kabupaten Sukabumi

Ahman Kurniawan

Kepala Balai Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan

Pangumbahan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat

ABSTRAK

Lingkungan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil kondisinya saat ini sudah cukup memprihatinkan.

Telah terjadi banyak kerusakan ekosistem laut dan pesisir akibat ulah dan keserakahan manusia

yang hanya memikirkan dan meraih keuntungan sesaat untuk kepentingan dirinya sendiri.

Rusaknya ekosistem di laut dan pesisir akan sangat merugikan masyarakat yang terdampak

langsung, juga berimplikasi pada ekosistem di darat yang dapat mengganggu siklus kehidupan dan

pada akhirnya merugikan umat manusia. Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil yang efektif adalah solusi untuk mencegah dan menanggulangi rusaknya ekosistem laut dan

pesisir. Pengelolaan Konservasi yang efektif adalah dengan melaksanakan gerakan konservasi

berbasis masyarakat dengan menggunakan strategi kemitraan. Pemerintah sebaiknya lebih

mengoptimalkan diri selaku regulator dan fasilitator dan dalam implementasinya menerapkan

kemitraan antara Pemerintah dengan masyarakat luas Kelompok Masyarakat, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Lembaga Pendidikan dan Dunia Usaha sesuai dengan proporsinya masing-masing.

Tentang Pembicara:

Lahir di Jakarta tanggal Oktober . Tamat dari Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bogor

pada tahun , kemudian bekerja pada Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan Bali. Tahun

mendapatkan gelar Sarjana Perikanan dari Universitas Warmadewa Denpasar Bali setelah

mengikuti kuliah selama , tahun. Pada tahun pindah ke Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Sukabumi Jawa Barat selaku Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan

Perikanan Budidaya. Pada bulan Juni dimutasi untuk menduduki jabatan Kepala UPTD

Konservasi Penyu Pangumbahan. Kemudian sejak Januari hingga saat ini menjadi Kepala

Balai Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan

Pangumbahan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.

Selasa, Mei , : - :

Pembelajaran Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di

Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat

Dasril, S.Sos

Kepala Dinas Perikanan Kota Pariaman

ABSTRAK

Kota Pariaman, berada pada pesisir Barat Pulau Sumatera, mempunyai panjang garis pantai ,

Km yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi seperti, hamparan pantai yang landai

disepanjang pantai dan pasir putih di pulau-pulau kecil, ekosistem terumbu karang, mangrove,

habitat penyu, dll. Sebagai upaya pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, Pemerintah Kota

Pariaman telah menetapkan beberapa kebijakan tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut meliputi kegiatan

perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia dalam

memanfaatkan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta proses alamiah secara

berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu potensi kawasan

ini adalah sebagai destinasi wisata pesisir dan pulau-pulau kecil baik untuk wisatawan lokal

maupun internasional. Sektor wisata telah membuka lapangan kerja kurang lebih bagi Kepala

Keluarga KK dengan jumlah pengunjung perbulannya kurang lebih . orang. Keuntungan

dari sektor wisata diperkirakan mencapat Rp . . . /tahun. Oleh karena itu, untuk

melindungi kawasan agar tetap bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata dan juga agar sejalan

dengan kebijakan Pemerintah Kota Pariaman, maka Kota Pariaman dicadangkan sebagai Kawasan

Konservasi Perairan Kota Pariaman seluas . , (a berdasarkan Keputusan Walikota

Pariaman Nomor / /

Page 21: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , : - :

Peran Penelitian dalam Mendukung Konservasi Perairan Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil untuk Perikanan Berkelanjutan

Dr. )r. Toni Ruchimat, M.Sc

Kepala Pusat Riset Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

ABSTRAK

Tentang Pembicara:

Selasa, Mei , : - :

Optimalisasi Desain Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

di )ndonesia untuk Mendukung Perikanan Berkelanjutan

Prof. Peter Mumby

University of Queensland

ABSTRAK

MPAs have diversi ied from a conservation tool into a means of helping managing and rebuilding

isheries. Their application is particularly important in areas where illegal and unregulated

isheries predominate, including many tropical coasts. But the design of MPAs – or more speci ically

no-take reserves core zones – differs between conservation action and isheries management.

(ere ) begin by considering overall policy questions concerning the use of reserves to rebuild and

sustain isheries. ) argue that %- % of habitat can be set aside to provide optimal support for

rebuilding isheries. Moreover, ) show that adequate resourcing of reserves e.g., staff,

enforcement is vital to obtain favourable outcomes for people. Once an MPA policy has been

established ) then describe how it can be designed using state-of-the-art data on the connectivity

ish populations via ocean currents. This is illustrated with examples from )ndonesia. ) close by

discussing some of the key needs to advance MPA implementation.

Tentang Pembicara:

Peter Mumby began his career designing MPAs in Belize and realized how little science was

available to guide the process. (e then switched into a research career with the goal of providing

solutions to common management challenges. (e obtained his PhD in from the University of

Shef ield UK . (e then moved to the Universities of Newcastle and eventually Exeter on NERC and

Royal Society research fellowships. Peter was promoted to Professor in . )n , the call of

better weather led Peter to move to the University of Queensland and take up a prestigious ARC

Laureate Fellowship. Peter's research group look at questions concerning the ecology of coral reefs,

the resilience of ecosystems, the design and functioning of MPAs, the connectivity of ecosystems,

and the incorporation of ecosystem services into management design. Peter has published >

journal articles, is a Pew Fellow in Marine Conservation, and was the inaugural mid-career award

winner for contributions to coral reef science from the )nternational Society for Reef Studies. (e is

happiest with a camera on a coral reef and at a depth of around m.

Page 22: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , : - :

Peran Penelitian dalam Mendukung Konservasi Perairan Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil untuk Perikanan Berkelanjutan

Dr. )r. Toni Ruchimat, M.Sc

Kepala Pusat Riset Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

ABSTRAK

Tentang Pembicara:

Selasa, Mei , : - :

Optimalisasi Desain Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

di )ndonesia untuk Mendukung Perikanan Berkelanjutan

Prof. Peter Mumby

University of Queensland

ABSTRAK

MPAs have diversi ied from a conservation tool into a means of helping managing and rebuilding

isheries. Their application is particularly important in areas where illegal and unregulated

isheries predominate, including many tropical coasts. But the design of MPAs – or more speci ically

no-take reserves core zones – differs between conservation action and isheries management.

(ere ) begin by considering overall policy questions concerning the use of reserves to rebuild and

sustain isheries. ) argue that %- % of habitat can be set aside to provide optimal support for

rebuilding isheries. Moreover, ) show that adequate resourcing of reserves e.g., staff,

enforcement is vital to obtain favourable outcomes for people. Once an MPA policy has been

established ) then describe how it can be designed using state-of-the-art data on the connectivity

ish populations via ocean currents. This is illustrated with examples from )ndonesia. ) close by

discussing some of the key needs to advance MPA implementation.

Tentang Pembicara:

Peter Mumby began his career designing MPAs in Belize and realized how little science was

available to guide the process. (e then switched into a research career with the goal of providing

solutions to common management challenges. (e obtained his PhD in from the University of

Shef ield UK . (e then moved to the Universities of Newcastle and eventually Exeter on NERC and

Royal Society research fellowships. Peter was promoted to Professor in . )n , the call of

better weather led Peter to move to the University of Queensland and take up a prestigious ARC

Laureate Fellowship. Peter's research group look at questions concerning the ecology of coral reefs,

the resilience of ecosystems, the design and functioning of MPAs, the connectivity of ecosystems,

and the incorporation of ecosystem services into management design. Peter has published >

journal articles, is a Pew Fellow in Marine Conservation, and was the inaugural mid-career award

winner for contributions to coral reef science from the )nternational Society for Reef Studies. (e is

happiest with a camera on a coral reef and at a depth of around m.

Page 23: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Membangun Sektor Maritim, Kelautan, dan Perikanan di )ndonesia:

Tantangan dan Kesempatan

Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan

ABSTRAK

Laut dan perairan )ndonesia selama ini telah menjadi bagian utama dari sendi-sendi kehidupan

masyarakat )ndonesia. Laut merupakan / tutupan wilayah tanah air )ndonesia. Laut dan

perairan telah menyediakan sumberdaya dan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan,

transportasi, rekreasi, dan bahkan religi. Secara global masyarakat dunia juga memberikan

perhatian dan komitmen yang sangat kuat pada upaya keberlanjutan pembangunan di laut dan

konservasi keanekaragaman hayatinya. The big ive dari kesepakatan konservasi keanekaragaman

hayati tersebut adalah Konvensi Keanekaragaman (ayati CBD , Konvensi Perdagangan

)nternasional Flora dan Fauna terancam punah Cites ,Konvensi perlindungan ekosistem lahan

basah Ramsar , Konvensi warisan dunia World (eritage Convention , dan Konvensi Spesies

Migrasi CMS . Secara spesi ik target-target internasional juga sudah ditetapkan seperti target

perlindungan % perairan laut sebagai kawasan konservasi dan menurunnya trend kepunahan

spesies. Untuk menjawab tantangan kebutuhan pangan, sumberdaya, ruang, serta menghadapi

perubahan iklim sebagaimana kondisi tersebut di atas, maka terdapat isu besar dalam konteks

pembangunan maritim, kelautan, dan perikanan secara nasional dan global, yaitu menjaga

keseimbangan antara tiga kepentingan, yaitu: Konservasi keanekaragaman hayati perairan;

Pembangunan perikanan tangkap dan budidaya berkelanjutan; dan Pengentasan kemiskinan dan

ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.

Rabu, Mei , : - :Rabu, Mei , : - :

Kawasan Konservasi Perairan: )nvestasi Cerdas untuk Perlindungan

Keanekaragaman (ayati Laut dan Membangun Perikanan )ndonesia

Wawan Ridwan

Direktur Program Coral Triangle WWF-)ndonesia

ABSTRAK

Laut )ndonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia, namun saat ini ancaman

terhadap habitat pesisir masih terus terjadi secara intensif dan menyebar. (ampir seluruh %

ekosistem terumbu karang )ndonesia terancam oleh berbagai kegiatan antropogenik dan

perubahan iklim, dan bahkan % diantaranya memiliki tingkat ancaman yang tinggi atau sangat

tinggi Burke, et al., . Sebagai solusinya, WWF-)ndonesia mendorongkan konsep pengelolaan

Kawasan Konservasi Perairan untuk Perikanan Berkelanjutan untuk diadaptasi oleh pemerintah

nasional, akademisi, mitra, pelaku bisnis dan kelompok masyarakat untuk melindungi

keanekaragaman hayati laut dan mendorong perikanan berkelanjutan di )ndonesia. Konsep ini

dibangun berdasarkan berbagai kajian ilmiah, serta pembelajaran dan cerita sukses dari kegiatan

konservasi perairan yang dilakukan oleh WWF-)ndonesia dalam beberapa dekade belakangan.

Terdapat delapan pendekatan saling terintegrasi yang harus diimplementasikan secara

menyeluruh, yaitu: mengoptimalkan desain Kawasan Konservasi Perairan KKP ,

membangun jejaring KKP, menerapkan strategi pemanfaatan perikanan di setiap KKP,

memberikan hak eksklusif perikanan untuk masyarakat dan nelayan lokal ,

mengimplementasikan praktek pengelolaan yang lebih baik, membangun mekanisme

pendanaan berkelanjutan, mendorong transformasi perikanan, dan melakukan

pemantauan dan evaluasi secara berkala. Penerapan delapan pendekatan ini merupakan investasi

cerdas dan efektif untuk melindungi ekosistem laut sekaligus mengelola stok perikanan, dengan

biaya pengelolaan yang minimal. Perikanan yang sehat dan berkelanjutan bisa memutar roda

perekonomian nasional dan menjamin ketahanan pangan laut untuk sebagian besar masyarakat

)ndonesia.

Tentang Pembicara:

Wawan Ridwan merupakan lulusan Fakultas Kehutanan )PB dan langsung meniti karir sebagai staff

perencanaan di TN Ujung Kulon. Selanjutnya selama tahun, Wawan berkecimpung di pemerintahan, yaitu

sebagai Kepala Seksi Rencana Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam Jangka Menengah , Kepala

TN Komodo – , TN Kerinci Seblat , TN Bromo Tengger Semeru – , dan terakhir

sebagai Direktur Wisata Alam di Jakarta - . Kiprah Wawan di WWF-)ndonesia dimulai pada Tahun

sebagai Project Leader Propossed New Protected Areas of Sebuku Sembakung; kemudian Project

Leader TN Betung Kerihun ; dan Project Leader TN Laut Wakatobi . Tahun sampai saat ini,

Wawan dipromosikan sebagai Direktur Marine and Fisheries Program WWF-)ndonesia yang sejak Tahun

berganti nama menjadi Direktur Coral Triangle. Tanggung jawab Wawan adalah mengembangkan

program kelautan dan perikanan WWF-)ndonesia dengan mengacu kepada WWF Global Marine Strategy dan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pemerintah )ndonesia dalam sektor kelautan dan perikanan.

Page 24: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Membangun Sektor Maritim, Kelautan, dan Perikanan di )ndonesia:

Tantangan dan Kesempatan

Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan

ABSTRAK

Laut dan perairan )ndonesia selama ini telah menjadi bagian utama dari sendi-sendi kehidupan

masyarakat )ndonesia. Laut merupakan / tutupan wilayah tanah air )ndonesia. Laut dan

perairan telah menyediakan sumberdaya dan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan,

transportasi, rekreasi, dan bahkan religi. Secara global masyarakat dunia juga memberikan

perhatian dan komitmen yang sangat kuat pada upaya keberlanjutan pembangunan di laut dan

konservasi keanekaragaman hayatinya. The big ive dari kesepakatan konservasi keanekaragaman

hayati tersebut adalah Konvensi Keanekaragaman (ayati CBD , Konvensi Perdagangan

)nternasional Flora dan Fauna terancam punah Cites ,Konvensi perlindungan ekosistem lahan

basah Ramsar , Konvensi warisan dunia World (eritage Convention , dan Konvensi Spesies

Migrasi CMS . Secara spesi ik target-target internasional juga sudah ditetapkan seperti target

perlindungan % perairan laut sebagai kawasan konservasi dan menurunnya trend kepunahan

spesies. Untuk menjawab tantangan kebutuhan pangan, sumberdaya, ruang, serta menghadapi

perubahan iklim sebagaimana kondisi tersebut di atas, maka terdapat isu besar dalam konteks

pembangunan maritim, kelautan, dan perikanan secara nasional dan global, yaitu menjaga

keseimbangan antara tiga kepentingan, yaitu: Konservasi keanekaragaman hayati perairan;

Pembangunan perikanan tangkap dan budidaya berkelanjutan; dan Pengentasan kemiskinan dan

ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.

Rabu, Mei , : - :Rabu, Mei , : - :

Kawasan Konservasi Perairan: )nvestasi Cerdas untuk Perlindungan

Keanekaragaman (ayati Laut dan Membangun Perikanan )ndonesia

Wawan Ridwan

Direktur Program Coral Triangle WWF-)ndonesia

ABSTRAK

Laut )ndonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia, namun saat ini ancaman

terhadap habitat pesisir masih terus terjadi secara intensif dan menyebar. (ampir seluruh %

ekosistem terumbu karang )ndonesia terancam oleh berbagai kegiatan antropogenik dan

perubahan iklim, dan bahkan % diantaranya memiliki tingkat ancaman yang tinggi atau sangat

tinggi Burke, et al., . Sebagai solusinya, WWF-)ndonesia mendorongkan konsep pengelolaan

Kawasan Konservasi Perairan untuk Perikanan Berkelanjutan untuk diadaptasi oleh pemerintah

nasional, akademisi, mitra, pelaku bisnis dan kelompok masyarakat untuk melindungi

keanekaragaman hayati laut dan mendorong perikanan berkelanjutan di )ndonesia. Konsep ini

dibangun berdasarkan berbagai kajian ilmiah, serta pembelajaran dan cerita sukses dari kegiatan

konservasi perairan yang dilakukan oleh WWF-)ndonesia dalam beberapa dekade belakangan.

Terdapat delapan pendekatan saling terintegrasi yang harus diimplementasikan secara

menyeluruh, yaitu: mengoptimalkan desain Kawasan Konservasi Perairan KKP ,

membangun jejaring KKP, menerapkan strategi pemanfaatan perikanan di setiap KKP,

memberikan hak eksklusif perikanan untuk masyarakat dan nelayan lokal ,

mengimplementasikan praktek pengelolaan yang lebih baik, membangun mekanisme

pendanaan berkelanjutan, mendorong transformasi perikanan, dan melakukan

pemantauan dan evaluasi secara berkala. Penerapan delapan pendekatan ini merupakan investasi

cerdas dan efektif untuk melindungi ekosistem laut sekaligus mengelola stok perikanan, dengan

biaya pengelolaan yang minimal. Perikanan yang sehat dan berkelanjutan bisa memutar roda

perekonomian nasional dan menjamin ketahanan pangan laut untuk sebagian besar masyarakat

)ndonesia.

Tentang Pembicara:

Wawan Ridwan merupakan lulusan Fakultas Kehutanan )PB dan langsung meniti karir sebagai staff

perencanaan di TN Ujung Kulon. Selanjutnya selama tahun, Wawan berkecimpung di pemerintahan, yaitu

sebagai Kepala Seksi Rencana Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam Jangka Menengah , Kepala

TN Komodo – , TN Kerinci Seblat , TN Bromo Tengger Semeru – , dan terakhir

sebagai Direktur Wisata Alam di Jakarta - . Kiprah Wawan di WWF-)ndonesia dimulai pada Tahun

sebagai Project Leader Propossed New Protected Areas of Sebuku Sembakung; kemudian Project

Leader TN Betung Kerihun ; dan Project Leader TN Laut Wakatobi . Tahun sampai saat ini,

Wawan dipromosikan sebagai Direktur Marine and Fisheries Program WWF-)ndonesia yang sejak Tahun

berganti nama menjadi Direktur Coral Triangle. Tanggung jawab Wawan adalah mengembangkan

program kelautan dan perikanan WWF-)ndonesia dengan mengacu kepada WWF Global Marine Strategy dan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pemerintah )ndonesia dalam sektor kelautan dan perikanan.

Page 25: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

D)NAM)KA PERUBA(AN BUDAYA MASYARAKAT D) KAWASAN KONSERVAS)

PERA)RAN: Studi Kasus di Bentang Laut Kepala Burung Papua

a* a b c aJoice Pangulimang , Fitryanti Pakiding , Michael Mascia , Louise Glew , Albertus Girik Allo ,

a a aKezia Salloso , Fadli Zainuddin , Marjan Bato

a Universitas Papua

b Conservation )nternational

c WWF-US

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Bentang Laut Kepala Burung BLKB Papua memiliki ekosistem terumbu karang yang

merupakan salah satu yang terbaik di dunia yang menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies ikan.

Dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang potensial ini, maka dibentuklah Kawasan

Konservasi Perairan KKP di wilayah BLKB. Upaya pelestarian sumberdaya perairan merupakan

salah satu tujuan pengelolaan KKP. Berbagai program dilakukan untuk meningkatkan kepedulian

masyarakat yang hidup di wilayah BLKB terhadap pentingnya pelestarian sumberdaya laut yang

dimilikinya. Sayangnya, sampai saat ini belum ada kajian yang mendokumentasi perubahan

kepedulian masyarakat terhadap wilayah perairannya. Oleh karena itu, secara umum penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji tingkat perubahan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian wilayah

perairan di sekitar BLKB dan juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

kepedulian tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, kami mengunjungi rumah tangga sepanjang

tahun sampai di KKP Teluk Mayalibit, Selat Dampier, Kaimana, Taman Teluk

Cenderawasih, Ko iau dan Misool dan mencatat keterikatan emosi mereka terhadap sumberdaya

lautnya dengan menggunakan index keterikatan emosi terhadap laut place attachment index .

Disamping itu, kami juga mengukur pengetahuan responden mengenai upaya-upaya menjaga

kelestarian wilayah lautnya, lama tinggal di wilayah BLKB dan jenis pekerjaan masyarakat. (asil

penelitian kami menunjukkan bahwa keterikatan emosi terhadap laut dipengaruhi oleh

pengetahuan responden terhadap wilayah laut, lama tinggal di wilayah BLKB dan jenis pekerjaan

masyarakat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji bahwa tingginya kepedulian

masyarakat terhadap wilayah perairan merupakan dampak positif dari KKP di wilayah BLKB.

Kata kunci: Bentang Laut Kepala Burung, Place Attachment )ndex, Pengetahuan Lingkungan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Abstrak Topik

Page 26: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

D)NAM)KA PERUBA(AN BUDAYA MASYARAKAT D) KAWASAN KONSERVAS)

PERA)RAN: Studi Kasus di Bentang Laut Kepala Burung Papua

a* a b c aJoice Pangulimang , Fitryanti Pakiding , Michael Mascia , Louise Glew , Albertus Girik Allo ,

a a aKezia Salloso , Fadli Zainuddin , Marjan Bato

a Universitas Papua

b Conservation )nternational

c WWF-US

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Bentang Laut Kepala Burung BLKB Papua memiliki ekosistem terumbu karang yang

merupakan salah satu yang terbaik di dunia yang menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies ikan.

Dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang potensial ini, maka dibentuklah Kawasan

Konservasi Perairan KKP di wilayah BLKB. Upaya pelestarian sumberdaya perairan merupakan

salah satu tujuan pengelolaan KKP. Berbagai program dilakukan untuk meningkatkan kepedulian

masyarakat yang hidup di wilayah BLKB terhadap pentingnya pelestarian sumberdaya laut yang

dimilikinya. Sayangnya, sampai saat ini belum ada kajian yang mendokumentasi perubahan

kepedulian masyarakat terhadap wilayah perairannya. Oleh karena itu, secara umum penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji tingkat perubahan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian wilayah

perairan di sekitar BLKB dan juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

kepedulian tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, kami mengunjungi rumah tangga sepanjang

tahun sampai di KKP Teluk Mayalibit, Selat Dampier, Kaimana, Taman Teluk

Cenderawasih, Ko iau dan Misool dan mencatat keterikatan emosi mereka terhadap sumberdaya

lautnya dengan menggunakan index keterikatan emosi terhadap laut place attachment index .

Disamping itu, kami juga mengukur pengetahuan responden mengenai upaya-upaya menjaga

kelestarian wilayah lautnya, lama tinggal di wilayah BLKB dan jenis pekerjaan masyarakat. (asil

penelitian kami menunjukkan bahwa keterikatan emosi terhadap laut dipengaruhi oleh

pengetahuan responden terhadap wilayah laut, lama tinggal di wilayah BLKB dan jenis pekerjaan

masyarakat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji bahwa tingginya kepedulian

masyarakat terhadap wilayah perairan merupakan dampak positif dari KKP di wilayah BLKB.

Kata kunci: Bentang Laut Kepala Burung, Place Attachment )ndex, Pengetahuan Lingkungan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Abstrak Topik

Page 27: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

KETERKA)TAN ANTARA S)STEM ZONAS) DENGAN D)NAM)KA STATUS EKOS)STEM

TERUMBU KARANG D) TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)

a* a a a aFikri Firmansyah , Adib Mustofa , Estradivari , Adrian Damora , Christian N. (andayani , Gabby b b a a c a aAhmadia , Jill (arris , Amkietiela , Klaas J. Teule , Sugiyanta , Veda Santiadji , Anton Wijonarno ,

aMuhammad Yusuf

aWWF-)ndonesia, Gedung Graha Simatupang, Tower Unit C, Lantai , Jalan Letjen TB Simatupang Kav. ,

Jakarta Selatan bWWF-US, th Street, N.W., Washington, DC

cWWF-SESS Program, Jl. Jendral Sudirman, Dusun Mandati )), Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten

Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Email: f [email protected]

ABSTRAK

Wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun . Lima tahun kemudian, area ini

dibagi menjadi beberapa zona yang terdiri dari Zona )nti Z) , Zona Perlindungan Bahari ZPB ,

Zona Pariwisata ZPr , Zona Pemanfaatan Lokal ZPL , Zona Pemanfaatan Umum ZPU dan Zona

Khusus atau Daratan. Evaluasi zonasi dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi pada

kondisi ekosistem dan sosial yang terjadi di Taman Nasional Wakatobi TNW . Studi ini membagi

Enam zona TNW menjadi dua area yaitu area larang ambil Z), ZPB, ZPr dan area pemanfaatan

ZPL, ZPU dengan tujuan mengukur dampak sistem zonasi yang berlaku di TNW antara tahun

– terhadap ekosistem terumbu karang. Tiga parameter yaitu persentase penutupan

substrat/bentik, kelimpahan dan biomassa ikan diukur dengan menggunakan metode transek

garis menyinggung P)T dan underwater visual census UVC . Berdasarkan analisis tersebut,

diketahui bahwa kondisi habitat terumbu karang berubah dalam kurun waktu tersebut tutupan

karang keras antara – % , area pemanfaatan dan area larang ambil memiliki rata-rata tutupan

karang keras yang tidak berbeda signi ikan F= , , df= , P= , . Kelimpahan ikan karnivor

F= , , df= , P= , dan herbivor F= , , df= , P= , tidak berbeda nyata di kedua kategori

area. Pengeboman dan pembiusan ikan merupakan dua ancaman terbesar di TNW sampai di tahun

. Namun saat ini , penambangan pasir dan pengelolaan sampah menjadi isu terbesar.

Efekvitas pengelolaan yang tertuang dalam wadah zonasi dapat tercermin salah satunya dari status

sosial dan ekosistem kurun waktu tertentu. Untuk mendukung pengelolaan TNW,

direkomendasikan beberapa hal diantaranya menerapkan pengendalian hasil tangkapan,

melakukan patroli reguler dan meningkatkan kapasitas masyarakat.

Kata kunci: Penutupan bentik, Kelimpahan ikan, Biomassa ikan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

KONTR)BUS) PENGELOLAAN AKSES AREA PER)KANAN D) KAWASAN KONSERVAS)

TER(ADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOAL KE()DUPAN BAWA( LAUT

a* a a a)manda (ikmat Pradana , Arwandrija Rukma , (andoko Adi Susanto , Galuh Sekar Arum ,

aDeti Triani

a Rare

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Sebagai pembaharu dari Millenium Development Goals yang dijalankan pada tahun - ,

Sustainable Development Goals SDG yang dihasilkan dari pertemuan akbar di markas PBB di New

York pada Agustus telah menargetkan sebanyak target yang terkait dengan

pembangunan yang berkelanjutan hingga . Salah satu dari target tersebut adalah target

yang berfokus terhadap kehidupan bawah laut dimana dunia ditantang untuk dapat melestarikan

dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan

pembangunan yang berkelanjutan. )mplikasinya terhadap pembangunan nasional adalah

perubahan dalam paradigma dimana )ndonesia yang terdiri dari % lautan dituntut agar dapat

melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam bentuk riil yang bisa diterima oleh masyarakat luas. Lebih

lanjut, PAAP yang merupakan kepanjangan dari 'Pengelolaan Akses Area Perikanan' adalah suatu

upaya pengelolaan dimana nelayan kecil dan masyarakat sekitar kawasan mendapatkan hak

khusus untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya secara bertanggung jawab dan

berkelanjutan. Studi ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar keterkaitan antara upaya

PAAP dengan SDG . (asil analisis deskriptif menyatakan bahwa PAAP berkontribusi ke dalam

dari total sub-target SDG . Di lokasi dimana PAAP dikembangkan di seluruh )ndonesia,

berbagai keberhasilan yang menjanjikan telah tercapai. Beberapa contoh dari capaian PAAP yang

terkait dengan SDG adalah kerapatan terumbu karang yang rata-rata meningkat sebesar %,

peningkatan tingkat kesadaran berperilaku sebesar percentage point, jumlah effort yang

berkurang sebanyak , kapal/hari, serta Catch per Unit Effort CPUE yang meningkat dari ,

kg/jam menjadi , kg/jam.

Kata kunci: Pengelolaan Akses Area Perikanan, Sustainable Development Goal, Kawasan Konservasi

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 28: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

KETERKA)TAN ANTARA S)STEM ZONAS) DENGAN D)NAM)KA STATUS EKOS)STEM

TERUMBU KARANG D) TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)

a* a a a aFikri Firmansyah , Adib Mustofa , Estradivari , Adrian Damora , Christian N. (andayani , Gabby b b a a c a aAhmadia , Jill (arris , Amkietiela , Klaas J. Teule , Sugiyanta , Veda Santiadji , Anton Wijonarno ,

aMuhammad Yusuf

aWWF-)ndonesia, Gedung Graha Simatupang, Tower Unit C, Lantai , Jalan Letjen TB Simatupang Kav. ,

Jakarta Selatan bWWF-US, th Street, N.W., Washington, DC

cWWF-SESS Program, Jl. Jendral Sudirman, Dusun Mandati )), Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten

Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Email: f [email protected]

ABSTRAK

Wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun . Lima tahun kemudian, area ini

dibagi menjadi beberapa zona yang terdiri dari Zona )nti Z) , Zona Perlindungan Bahari ZPB ,

Zona Pariwisata ZPr , Zona Pemanfaatan Lokal ZPL , Zona Pemanfaatan Umum ZPU dan Zona

Khusus atau Daratan. Evaluasi zonasi dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi pada

kondisi ekosistem dan sosial yang terjadi di Taman Nasional Wakatobi TNW . Studi ini membagi

Enam zona TNW menjadi dua area yaitu area larang ambil Z), ZPB, ZPr dan area pemanfaatan

ZPL, ZPU dengan tujuan mengukur dampak sistem zonasi yang berlaku di TNW antara tahun

– terhadap ekosistem terumbu karang. Tiga parameter yaitu persentase penutupan

substrat/bentik, kelimpahan dan biomassa ikan diukur dengan menggunakan metode transek

garis menyinggung P)T dan underwater visual census UVC . Berdasarkan analisis tersebut,

diketahui bahwa kondisi habitat terumbu karang berubah dalam kurun waktu tersebut tutupan

karang keras antara – % , area pemanfaatan dan area larang ambil memiliki rata-rata tutupan

karang keras yang tidak berbeda signi ikan F= , , df= , P= , . Kelimpahan ikan karnivor

F= , , df= , P= , dan herbivor F= , , df= , P= , tidak berbeda nyata di kedua kategori

area. Pengeboman dan pembiusan ikan merupakan dua ancaman terbesar di TNW sampai di tahun

. Namun saat ini , penambangan pasir dan pengelolaan sampah menjadi isu terbesar.

Efekvitas pengelolaan yang tertuang dalam wadah zonasi dapat tercermin salah satunya dari status

sosial dan ekosistem kurun waktu tertentu. Untuk mendukung pengelolaan TNW,

direkomendasikan beberapa hal diantaranya menerapkan pengendalian hasil tangkapan,

melakukan patroli reguler dan meningkatkan kapasitas masyarakat.

Kata kunci: Penutupan bentik, Kelimpahan ikan, Biomassa ikan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

KONTR)BUS) PENGELOLAAN AKSES AREA PER)KANAN D) KAWASAN KONSERVAS)

TER(ADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOAL KE()DUPAN BAWA( LAUT

a* a a a)manda (ikmat Pradana , Arwandrija Rukma , (andoko Adi Susanto , Galuh Sekar Arum ,

aDeti Triani

a Rare

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Sebagai pembaharu dari Millenium Development Goals yang dijalankan pada tahun - ,

Sustainable Development Goals SDG yang dihasilkan dari pertemuan akbar di markas PBB di New

York pada Agustus telah menargetkan sebanyak target yang terkait dengan

pembangunan yang berkelanjutan hingga . Salah satu dari target tersebut adalah target

yang berfokus terhadap kehidupan bawah laut dimana dunia ditantang untuk dapat melestarikan

dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan

pembangunan yang berkelanjutan. )mplikasinya terhadap pembangunan nasional adalah

perubahan dalam paradigma dimana )ndonesia yang terdiri dari % lautan dituntut agar dapat

melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam bentuk riil yang bisa diterima oleh masyarakat luas. Lebih

lanjut, PAAP yang merupakan kepanjangan dari 'Pengelolaan Akses Area Perikanan' adalah suatu

upaya pengelolaan dimana nelayan kecil dan masyarakat sekitar kawasan mendapatkan hak

khusus untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya secara bertanggung jawab dan

berkelanjutan. Studi ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar keterkaitan antara upaya

PAAP dengan SDG . (asil analisis deskriptif menyatakan bahwa PAAP berkontribusi ke dalam

dari total sub-target SDG . Di lokasi dimana PAAP dikembangkan di seluruh )ndonesia,

berbagai keberhasilan yang menjanjikan telah tercapai. Beberapa contoh dari capaian PAAP yang

terkait dengan SDG adalah kerapatan terumbu karang yang rata-rata meningkat sebesar %,

peningkatan tingkat kesadaran berperilaku sebesar percentage point, jumlah effort yang

berkurang sebanyak , kapal/hari, serta Catch per Unit Effort CPUE yang meningkat dari ,

kg/jam menjadi , kg/jam.

Kata kunci: Pengelolaan Akses Area Perikanan, Sustainable Development Goal, Kawasan Konservasi

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 29: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

MANFAAT DAERA( PERL)NDUNGAN LAUT DPBL : KAJ)AN TER(ADAP

KEL)MPA(AN KERANG D) PADANG LAMUN

a* bSam Wouthuyzen , Jonas Lorwens

a UPT LPKSDMO, P O- L)Pi, Pulau Pari

b UPT Loka Konservasi Biota Laut, P O-L)P), Bosnik-Biak

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Wilayah pesisir indonesia memiliki ekosistem tropika mangrove, lamun dan koral yang unik,

sangat luas, lengkap serta produktif, dan telah terbukti memberikan barang dan jasa lingkungan

yang sangat penting dan berharga bagi masyarakat pesisir. Meskipun demikian, ekosistem pesisir

di hampir seluruh wilayah )ndonesia mengalami tekanan berat dari pengembangan wilayah,

berbagai bentuk pencemaran serta pemanfaatan sumber daya yang sangat berlebih dengan cara

tidak ramah lingkungan, sehingga berdampak pada penurunan drastis fungsi ekosistem serta

sumber daya hayati pesisir. Oleh karena itu, pengelolaan berkelanjutan harus segera dilakukan.

Salah satu cara adalah mendirikan Daerah Perlindungan Laut DPL . Kajian ini menganalisa

manfaat DPL dalam mengkonservasi kerang-kerangan di ekosistem lamun Pulau Pari, Kepulauan

Seribu sejak tahun hingga sekarang. Metode"Tag and release", terhadap kerang kere

Gafrarium tumindum menunjukkan bahwa populasi meningkat , kali dalam tahun -

, sedangkan hasil tangkapan per satuan upaya CPUE rata-rata di DPL , kali lebih tinggi

dibandingkan di luar DPL. Kerang muda yang berukuran kecil juga lebih sering terlihat di DPL.

Kesimpulan menunjukkan bahwa DPL ektif dan berfungsi mengkonservasi kerang-kerangan

walaupun DPL hanya berukuran kecil , ha Kecenderungan serupa juga ditunjukkan oleh

kerang buluh Anadara antiquata pada DPL di Pulau Pai, Kepulauan Padaido, Papua. Pendirian

DPL di banyak lokasi pesisir )ndonesia perlu dilakukan pada waktu yang dekat sesuait dengan

target Menteri Perikanan dan Kelauatan yang akan mendirikan juta hektar hingga tahun .

Kata kunci: Daerah Perlindungan Laut, Padang lamun, Populasi/stok

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

RUMA( BELAJAR SEBAGA) KOMPONEN PENT)NG KONSERVAS) PENYU

BEL)MB)NG D) D)STR)K ABUN PAPUA BARAT

a* a a a aAlberto Y. T. Allo , Fitryanti Pakiding , Deasy Lontoh , Kartika Zohar , Sinus Keroman

aLPPM UN)PA Divisi CoE untuk Pembangunan Berkelanjutan

*e-mail: jhntn @gmail.com

ABSTRAK

Pantai Jamursba Medi dan Wermon di Distrik Abun, Papua Barat adalah salah satu pantai peneluran

yang tersisa bagi Penyu belimbing Dermochelys coriacea di Pasi ik Barat. Setiap tahunnya pantai-

pantai ini menjadi tempat bertelur bagi % populasi penyu belimbing di wilayah Pasi ik yang

populasinya menurun hampir - % sejak tahun . Masyarakat lokal yang tinggal di dekat

pantai tersebut memainkan peran penting dalam upaya pelestarian satwa ini. Sayangnya, data

menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kampung ini tergolong sebagai masyarakat dengan

tingkat kemiskinan tinggi. Kemampuan anak-anak usia sekolah dalam membaca, menulis, dan

berhitung sangat rendah dibandingkan dengan anak-anak seusia mereka di kabupaten lainnya di

)ndonesia. Rendahnya kapasitas ini, menjadi salah satu penghalang keterlibatan mereka dalam

upaya konservasi yang dilakukan. Oleh karena itu, Universitas Papua UN)PA menginisiasi

program pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat konservasi penyu belimbing melalui

peningkatan kapasitas masyarakat terutama kapasitas pendidikan bagi anak-anak. Rumah Belajar

didirikan untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Rumah Belajar

dibuka setiap hari sesudah waktu sekolah dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh anak-anak

untuk belajar lebih banyak. Pendekatan secara persuasif dilakukan kepada masyarakat untuk

mendorong keterlibatan dalam kegiatan tersebut. (asil yang telah diperoleh dari kegiatan tersebut

yaitu terjadi peningkatan kesadaran partisipasi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak

mereka. Pada periode tahun - terjadi peningkatan anak-anak yang berkategori dapat

membaca dengan baik sebesar , %, peningkatan menulis sebesar , %, dan peningkatan

berhitung sebesar , %. Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung,

diharapkan dapat membuka jendela informasi bagi masyarakat terutama generasi muda yang akan

memegang tongkat estafet upaya konservasi penyu belimbing di Abun.

Kata kunci: rumah belajar, penyu belimbing, konservasi.

Page 30: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

MANFAAT DAERA( PERL)NDUNGAN LAUT DPBL : KAJ)AN TER(ADAP

KEL)MPA(AN KERANG D) PADANG LAMUN

a* bSam Wouthuyzen , Jonas Lorwens

a UPT LPKSDMO, P O- L)Pi, Pulau Pari

b UPT Loka Konservasi Biota Laut, P O-L)P), Bosnik-Biak

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Wilayah pesisir indonesia memiliki ekosistem tropika mangrove, lamun dan koral yang unik,

sangat luas, lengkap serta produktif, dan telah terbukti memberikan barang dan jasa lingkungan

yang sangat penting dan berharga bagi masyarakat pesisir. Meskipun demikian, ekosistem pesisir

di hampir seluruh wilayah )ndonesia mengalami tekanan berat dari pengembangan wilayah,

berbagai bentuk pencemaran serta pemanfaatan sumber daya yang sangat berlebih dengan cara

tidak ramah lingkungan, sehingga berdampak pada penurunan drastis fungsi ekosistem serta

sumber daya hayati pesisir. Oleh karena itu, pengelolaan berkelanjutan harus segera dilakukan.

Salah satu cara adalah mendirikan Daerah Perlindungan Laut DPL . Kajian ini menganalisa

manfaat DPL dalam mengkonservasi kerang-kerangan di ekosistem lamun Pulau Pari, Kepulauan

Seribu sejak tahun hingga sekarang. Metode"Tag and release", terhadap kerang kere

Gafrarium tumindum menunjukkan bahwa populasi meningkat , kali dalam tahun -

, sedangkan hasil tangkapan per satuan upaya CPUE rata-rata di DPL , kali lebih tinggi

dibandingkan di luar DPL. Kerang muda yang berukuran kecil juga lebih sering terlihat di DPL.

Kesimpulan menunjukkan bahwa DPL ektif dan berfungsi mengkonservasi kerang-kerangan

walaupun DPL hanya berukuran kecil , ha Kecenderungan serupa juga ditunjukkan oleh

kerang buluh Anadara antiquata pada DPL di Pulau Pai, Kepulauan Padaido, Papua. Pendirian

DPL di banyak lokasi pesisir )ndonesia perlu dilakukan pada waktu yang dekat sesuait dengan

target Menteri Perikanan dan Kelauatan yang akan mendirikan juta hektar hingga tahun .

Kata kunci: Daerah Perlindungan Laut, Padang lamun, Populasi/stok

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

RUMA( BELAJAR SEBAGA) KOMPONEN PENT)NG KONSERVAS) PENYU

BEL)MB)NG D) D)STR)K ABUN PAPUA BARAT

a* a a a aAlberto Y. T. Allo , Fitryanti Pakiding , Deasy Lontoh , Kartika Zohar , Sinus Keroman

aLPPM UN)PA Divisi CoE untuk Pembangunan Berkelanjutan

*e-mail: jhntn @gmail.com

ABSTRAK

Pantai Jamursba Medi dan Wermon di Distrik Abun, Papua Barat adalah salah satu pantai peneluran

yang tersisa bagi Penyu belimbing Dermochelys coriacea di Pasi ik Barat. Setiap tahunnya pantai-

pantai ini menjadi tempat bertelur bagi % populasi penyu belimbing di wilayah Pasi ik yang

populasinya menurun hampir - % sejak tahun . Masyarakat lokal yang tinggal di dekat

pantai tersebut memainkan peran penting dalam upaya pelestarian satwa ini. Sayangnya, data

menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kampung ini tergolong sebagai masyarakat dengan

tingkat kemiskinan tinggi. Kemampuan anak-anak usia sekolah dalam membaca, menulis, dan

berhitung sangat rendah dibandingkan dengan anak-anak seusia mereka di kabupaten lainnya di

)ndonesia. Rendahnya kapasitas ini, menjadi salah satu penghalang keterlibatan mereka dalam

upaya konservasi yang dilakukan. Oleh karena itu, Universitas Papua UN)PA menginisiasi

program pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat konservasi penyu belimbing melalui

peningkatan kapasitas masyarakat terutama kapasitas pendidikan bagi anak-anak. Rumah Belajar

didirikan untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Rumah Belajar

dibuka setiap hari sesudah waktu sekolah dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh anak-anak

untuk belajar lebih banyak. Pendekatan secara persuasif dilakukan kepada masyarakat untuk

mendorong keterlibatan dalam kegiatan tersebut. (asil yang telah diperoleh dari kegiatan tersebut

yaitu terjadi peningkatan kesadaran partisipasi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak

mereka. Pada periode tahun - terjadi peningkatan anak-anak yang berkategori dapat

membaca dengan baik sebesar , %, peningkatan menulis sebesar , %, dan peningkatan

berhitung sebesar , %. Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung,

diharapkan dapat membuka jendela informasi bagi masyarakat terutama generasi muda yang akan

memegang tongkat estafet upaya konservasi penyu belimbing di Abun.

Kata kunci: rumah belajar, penyu belimbing, konservasi.

Page 31: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

PENGARU( JEN)S PEKERJAAN TER(ADAP T)NGKAT KESEJA(TERAAN

MASYARAKAT D) KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN BENTANG

BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

a* a b c aMaya Paembonan , Fitryani Pakiding , Louise Glew , Michael Mascia , Dariani Matualage ,

a aYori Turu Toja , Albertus Girik Allo

a Universitas Papua

b WWF-US

c Conservational )ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Bentang Laut Kepala Burung BLKB Papua memiliki ekosistem terumbu karang yang

merupakan salah satu yang terbaik di dunia yang menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies ikan.

Dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang potensial ini, maka dibentuklah Kawasan

Konservasi Perairan KKP di wilayah BLKB. Selain upaya pelestarian sumberdaya perairan,

pengelolaan KKP juga ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang hidup dan

bergantung pada sumberdaya perairan di sekitarnya. Walaupun proses penetapan KKP telah

berlangsung sejak tahun terutama di jejaring KKP Raja Ampat , informasi mengenai manfaat

ekonomi keberadaan KKP terhadap kesejahteraan masyarakat di wilayah KKP masih sangat minim.

Data awal menunjukkan bahwa masyarakat yang hidup di wilayah jejaring KKP-BLKB memiliki

beragam pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini

berfokus pada upaya untuk mengkaji pengaruh pekerjaan masyarakat terhadap tingkat

kesejahteraan ekonomi keluarganya. Pada tahun , kami mengunjungi . rumah tangga di

wilayah KKP Kaimana, Dampier, Teluk Mayalibit dan Taman Nasional Teluk Cenderawasih untuk

menguji hipotesa bahwa keluarga yang pekerjaan utamanya melaut memiliki tingkat kesejahteraan

ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. )ndex kepemilikan aset rumah

tangga digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan ekonomi dan kami mendapati bahwa

jenis pekerjaan memiliki dampak yang signi ikan terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga. (asil

uji lanjut juga menunjukkan bahwa keluarga dengan penghasilan utama melaut memiliki tingkat

kesejahteraan ekonomi yang secara signi ikan lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga dengan

sumber penghasilan lainnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji bahwa tingginya

tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga nelayan ini merupakan dampak ekonomi positif yang

ditimbulkan oleh keberadaan KKP di wilayah BLKB.

Kata kunci: Konservasi, Bentang Laut Kepala Burung, Teluk Cendrawasih

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

MANFAAT KAWASAN KONSERVAS) PES)S)R DAN PULAU KEC)L KKP K

PULAU KOON DAN PERA)RAN SEK)TARNYA BAG) PEN)NGKATAN

KESEJA(TERAAN MASYARAKAT

a* a b a(ellen Nanlohy , Natelda Timisela , )gnatia Dyahapsari , Rizal

a Universitas Pattimura

b WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengelolaan sumber daya laut seharusnya dikelola secara efektif dan bekelanjutan untuk

kesejahteraan masyarakatterutama masyarakat lokal yang bermukin di wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil. Penelitian bertujuan untuk mengkajimanfaat kawasan konservasi perairanbagi

kesejahteraan masyarakat. Metode yang digunakan adalah studi kasusdengan pendekatan survei

lapangan melalui diskusi kelompok terarah dan kemudian wawancara dengan informan kunci.

Penelitian ini berlokasi di Konservasi Pesisir dan Pulau Kecil KKP K Taman Pulau Kecil-Pulau

Koon, Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.

Responden dalam penelitian adalah pemerintah desa, tokoh masyarakat serta nelayan yang

memanfaatkan laut di sekitar kawasan konservasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

deskriptif kualitatif. (asil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pesisir yang berada di

sekitar kawasan konservasi mengetahui bahwa kawasan konservasi merupakan zona pelarangan

pemanfaatan penangkapan ikan. Masyarakat hanya dapat memanfaatkan laut di luar zona tersebut.

Penetapan kawasan konservasi ini memberikan manfaat penting bagi masyarakat pesisir

khususnya nelayan karena dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan sebelum penetapan

kawasan konservasi. Jenis-jenis ikan yang terbanyak di lokasi penelitian adalah jenis-jenis ikan

demersal yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Penetapan kawasan konservasi merupakan upaya

perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut dalam rangka menjamin

keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya laut untuk dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kawasan konservasi secara langsung melindungi habitat yang sangat

penting bagi perkembangbiakan sumber daya laut. Kawasan konservasi juga menyediakan tempat

berlindung ikan secara berkesinambungan, dan yang terpenting dapat mensejahterakan

masyarakat sekitarnya.

Kata kunci: Manfaat, Kawasan, Konservasi

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 32: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

PENGARU( JEN)S PEKERJAAN TER(ADAP T)NGKAT KESEJA(TERAAN

MASYARAKAT D) KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN BENTANG

BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

a* a b c aMaya Paembonan , Fitryani Pakiding , Louise Glew , Michael Mascia , Dariani Matualage ,

a aYori Turu Toja , Albertus Girik Allo

a Universitas Papua

b WWF-US

c Conservational )ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Bentang Laut Kepala Burung BLKB Papua memiliki ekosistem terumbu karang yang

merupakan salah satu yang terbaik di dunia yang menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies ikan.

Dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang potensial ini, maka dibentuklah Kawasan

Konservasi Perairan KKP di wilayah BLKB. Selain upaya pelestarian sumberdaya perairan,

pengelolaan KKP juga ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang hidup dan

bergantung pada sumberdaya perairan di sekitarnya. Walaupun proses penetapan KKP telah

berlangsung sejak tahun terutama di jejaring KKP Raja Ampat , informasi mengenai manfaat

ekonomi keberadaan KKP terhadap kesejahteraan masyarakat di wilayah KKP masih sangat minim.

Data awal menunjukkan bahwa masyarakat yang hidup di wilayah jejaring KKP-BLKB memiliki

beragam pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini

berfokus pada upaya untuk mengkaji pengaruh pekerjaan masyarakat terhadap tingkat

kesejahteraan ekonomi keluarganya. Pada tahun , kami mengunjungi . rumah tangga di

wilayah KKP Kaimana, Dampier, Teluk Mayalibit dan Taman Nasional Teluk Cenderawasih untuk

menguji hipotesa bahwa keluarga yang pekerjaan utamanya melaut memiliki tingkat kesejahteraan

ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. )ndex kepemilikan aset rumah

tangga digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan ekonomi dan kami mendapati bahwa

jenis pekerjaan memiliki dampak yang signi ikan terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga. (asil

uji lanjut juga menunjukkan bahwa keluarga dengan penghasilan utama melaut memiliki tingkat

kesejahteraan ekonomi yang secara signi ikan lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga dengan

sumber penghasilan lainnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji bahwa tingginya

tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga nelayan ini merupakan dampak ekonomi positif yang

ditimbulkan oleh keberadaan KKP di wilayah BLKB.

Kata kunci: Konservasi, Bentang Laut Kepala Burung, Teluk Cendrawasih

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

MANFAAT KAWASAN KONSERVAS) PES)S)R DAN PULAU KEC)L KKP K

PULAU KOON DAN PERA)RAN SEK)TARNYA BAG) PEN)NGKATAN

KESEJA(TERAAN MASYARAKAT

a* a b a(ellen Nanlohy , Natelda Timisela , )gnatia Dyahapsari , Rizal

a Universitas Pattimura

b WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengelolaan sumber daya laut seharusnya dikelola secara efektif dan bekelanjutan untuk

kesejahteraan masyarakatterutama masyarakat lokal yang bermukin di wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil. Penelitian bertujuan untuk mengkajimanfaat kawasan konservasi perairanbagi

kesejahteraan masyarakat. Metode yang digunakan adalah studi kasusdengan pendekatan survei

lapangan melalui diskusi kelompok terarah dan kemudian wawancara dengan informan kunci.

Penelitian ini berlokasi di Konservasi Pesisir dan Pulau Kecil KKP K Taman Pulau Kecil-Pulau

Koon, Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.

Responden dalam penelitian adalah pemerintah desa, tokoh masyarakat serta nelayan yang

memanfaatkan laut di sekitar kawasan konservasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

deskriptif kualitatif. (asil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pesisir yang berada di

sekitar kawasan konservasi mengetahui bahwa kawasan konservasi merupakan zona pelarangan

pemanfaatan penangkapan ikan. Masyarakat hanya dapat memanfaatkan laut di luar zona tersebut.

Penetapan kawasan konservasi ini memberikan manfaat penting bagi masyarakat pesisir

khususnya nelayan karena dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan sebelum penetapan

kawasan konservasi. Jenis-jenis ikan yang terbanyak di lokasi penelitian adalah jenis-jenis ikan

demersal yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Penetapan kawasan konservasi merupakan upaya

perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut dalam rangka menjamin

keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya laut untuk dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kawasan konservasi secara langsung melindungi habitat yang sangat

penting bagi perkembangbiakan sumber daya laut. Kawasan konservasi juga menyediakan tempat

berlindung ikan secara berkesinambungan, dan yang terpenting dapat mensejahterakan

masyarakat sekitarnya.

Kata kunci: Manfaat, Kawasan, Konservasi

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 33: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

ANAL)S)S PENGARU( KAWASAN KONSERVAS) LAUT TER(ADAP

PRODUKS) PER)KANAN TANGKAP D) )NDONES)A

a* aPrabowo , Widyono Soetjipto

a MPKP FEB U)

e-mail: bowo @yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh kawasan konservasi laut KKL

terhadap produksi perikanan tangkap di )ndonesia. Metode yang digunakan adalah analisis regresi

data panel dari provinsi di )ndonesia selama periode - . (asil penelitian menunjukkan

bahwa rasio luas KKL/laut secara signi ikan berpengaruh positif terhadap produksi perikanan

tangkap di )ndonesia dengan nilai elastisitas sebesar , . Selain rasio luas KKL/laut, variabel

yang secara signi ikan berpengaruh positif adalah variabel perahu, rumah tangga perikanan, alat

penangkapan ikan, dan trip. Pengaruh rasio luas KKL/laut dan variabel lain yang signi ikan bersifat

inelastis dengan kondisi skala hasil yang menurun.

Kata kunci: KKL, Produksi Perikanan Tangkap, Elastisitas

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

MANFAAT KAWASAN KONSERVAS) MANGROVE D) PES)S)R DESA

BENGKAK KABUPATEN BANYUWANG)

Yanuar Rustrianto Buwono Balai Pendidikan Pelatihan Perikanan Banyuwangi

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan pesisir Bengkak merupakan salah satu pesisir yang menjadi kegiatan perikanan laut

dengan ekosistem mangrove alami seluas ± (a berbatasan dengan mangrove Alas Buluh dan

berseberangan dengan mangrove TN. Bali Barat. Kawasan ini memiliki peran penting sebagai

habitat penting biota daratan dan lautan, namun adanya gangguan masyarakat seperti

pengambilan kayu mangrove menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan mangrove tidak

optimal bahkan mati. Adanya tekanan lingkungan di pesisir Desa Bengkak menyebabkan abrasi

pantai pada saat air laut pasang tinggi sehingga dalam tahun terakhir ini dilakukan

pengembangan kegiatan konservasi , meliputi reboisasi mangrove dan cemara laut secara

berkelanjutan dengan peningkatan pendapatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

(asil konservasi diwujudkan sebagai kawasan ekowisata Mangrove Centre Bengkak MCB yang

digagas Pokmaswas Tirtawangi berkerjasama dengan pemda, akademisi, dan praktisi. Aspek

penting dalam pengembangan dan perlindungan Mangrove secara berkelanjutan dirasakan dalam

segi ekonomi seperti pedagang, penyewaan alat snorkle dan jasa wisata Pulau Tabuhan dan Pulau

Menjangan, ekologi seperti perlindungan habitat fauna darat/teresterial dan laut

denganpengambilan biota laut di daerah lain yang sudah disepakati, sosial budaya seperti hidup

bermasyarakat membangun wisata mangrove dengan spot-spot menarik dari pertumbuhan

mangrove yang semakin meluas. Kesadaran masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove di

Kawasan Pesisir mendapat dukungan pemerintah dengan dibuatnya Peraturan Desa No. Tahun

tentang Daerah Perlindungan Pesisir Desa Bengkak. Keanekaragaman hayati vegetasi

mangrove mempunyai jenis yang bervariasi yaitu A. marina, R. apiculata, R. mucronata, S. alba dan

C. equisetifolia. Namun perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan lebih lanjut tentang pemanfaatan

olahan buah mangrove untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir Desa Bengkak

Kata kunci: Pesisir, Konservasi, Mangrove

Selasa, Mei , . . .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 34: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

ANAL)S)S PENGARU( KAWASAN KONSERVAS) LAUT TER(ADAP

PRODUKS) PER)KANAN TANGKAP D) )NDONES)A

a* aPrabowo , Widyono Soetjipto

a MPKP FEB U)

e-mail: bowo @yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh kawasan konservasi laut KKL

terhadap produksi perikanan tangkap di )ndonesia. Metode yang digunakan adalah analisis regresi

data panel dari provinsi di )ndonesia selama periode - . (asil penelitian menunjukkan

bahwa rasio luas KKL/laut secara signi ikan berpengaruh positif terhadap produksi perikanan

tangkap di )ndonesia dengan nilai elastisitas sebesar , . Selain rasio luas KKL/laut, variabel

yang secara signi ikan berpengaruh positif adalah variabel perahu, rumah tangga perikanan, alat

penangkapan ikan, dan trip. Pengaruh rasio luas KKL/laut dan variabel lain yang signi ikan bersifat

inelastis dengan kondisi skala hasil yang menurun.

Kata kunci: KKL, Produksi Perikanan Tangkap, Elastisitas

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

MANFAAT KAWASAN KONSERVAS) MANGROVE D) PES)S)R DESA

BENGKAK KABUPATEN BANYUWANG)

Yanuar Rustrianto Buwono Balai Pendidikan Pelatihan Perikanan Banyuwangi

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan pesisir Bengkak merupakan salah satu pesisir yang menjadi kegiatan perikanan laut

dengan ekosistem mangrove alami seluas ± (a berbatasan dengan mangrove Alas Buluh dan

berseberangan dengan mangrove TN. Bali Barat. Kawasan ini memiliki peran penting sebagai

habitat penting biota daratan dan lautan, namun adanya gangguan masyarakat seperti

pengambilan kayu mangrove menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan mangrove tidak

optimal bahkan mati. Adanya tekanan lingkungan di pesisir Desa Bengkak menyebabkan abrasi

pantai pada saat air laut pasang tinggi sehingga dalam tahun terakhir ini dilakukan

pengembangan kegiatan konservasi , meliputi reboisasi mangrove dan cemara laut secara

berkelanjutan dengan peningkatan pendapatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

(asil konservasi diwujudkan sebagai kawasan ekowisata Mangrove Centre Bengkak MCB yang

digagas Pokmaswas Tirtawangi berkerjasama dengan pemda, akademisi, dan praktisi. Aspek

penting dalam pengembangan dan perlindungan Mangrove secara berkelanjutan dirasakan dalam

segi ekonomi seperti pedagang, penyewaan alat snorkle dan jasa wisata Pulau Tabuhan dan Pulau

Menjangan, ekologi seperti perlindungan habitat fauna darat/teresterial dan laut

denganpengambilan biota laut di daerah lain yang sudah disepakati, sosial budaya seperti hidup

bermasyarakat membangun wisata mangrove dengan spot-spot menarik dari pertumbuhan

mangrove yang semakin meluas. Kesadaran masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove di

Kawasan Pesisir mendapat dukungan pemerintah dengan dibuatnya Peraturan Desa No. Tahun

tentang Daerah Perlindungan Pesisir Desa Bengkak. Keanekaragaman hayati vegetasi

mangrove mempunyai jenis yang bervariasi yaitu A. marina, R. apiculata, R. mucronata, S. alba dan

C. equisetifolia. Namun perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan lebih lanjut tentang pemanfaatan

olahan buah mangrove untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir Desa Bengkak

Kata kunci: Pesisir, Konservasi, Mangrove

Selasa, Mei , . . .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 35: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

STRATEG) PENGELOLAAN EKOW)SATA PES)S)R D) TAMAN NAS)ONAL

BALURAN DENGAN METODE MULT)D)MENS)ONAL SCAL)NG MDS

a* a aNike )ka Nuzula , Daniel M. Rosyid , (aryo D. Armono

a )nstitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Sumber daya pesisir Taman Nasional Baluran telah digunakan untuk aktivitas laut dan ekowisata

pesisir. Adanya peningkatan jumlah wisatawan telah menyebabkan peningkatan aktivitas

pariwisata dan aktivitas yang terkait. Kondisi ini akan mempengaruhi habitat pesisir dan kualitas

air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen yang efektif didasarkan pada dimensi

ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan pada ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran.

Analisis data menggunakan metode multidimensional scaling MDS . (asil penelitian

menunjukkan bahwa indeks keefektifan pengelolaan ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran

saat ini berada pada kategori cukup efektif , % . Secara parsial, dimensi ekologi , %

berada pada kategori efektif, sedangkan dimensi sosial , % , dimensi ekonomi , % dan

dimensi kelembagaan , % berada pada kategori cukup efektif. Beberapa atribut penting yang

mempengaruhi nilai efektivitas pengelolaan ekowisata di TNB adalah kesesuaian ekowisata pesisir

adalah: i diversi ikasi kegiatan ekowisata pesisir, ii harga produk ekowisata bahari, iii perbuahan

kualitas hidup masyarakat lokal dan pengetahuan terkait ekowisata pesisir, iv kenyamanan

wisatawan dan masyarakat lokal, dan v penggunaan dana konservasi bagi pengelola Taman

Nasional Baluran. (asil simulasi menunjukkan bahwa diperlukan strategi pengelolaan ekowisata

pesisir yang menerapkan kebijakan terpadu antara program konservasi sumber daya ekowisata

pesisir, optimasi kegiatan ekowisata pesisir yang berbasis mangrove, terumbu karang dan budaya,

peningkatan kenyamanan antara wisatawan dengan masyarakat lokal dan peningkatan

penyediaan infrastruktur penunjang ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran.

Kata kunci: Strategi Ekowisata, Taman Nasional Baluran, Multidimensional scaling

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN EKOS)STEM MANGROVE PULAU

BUNAKEN TAMAN NAS)ONAL BUNAKEN PROV)NS) SULAWES) UTARA

Joshian N.W Schaduw

Universitas Sam Ratulangi

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk menganalisa efektivitas pengelolaan ekosistem mangrove Pulau

Bunken, yang masuk dalam kawasan Taman Nasioanl Bunaken di Kota Manado Provinsi Sulawesi

Utara. Kajian ini menggunakan metode penelitian antara lain survei lapangan, sampling, dan studi

literatur pada beberapa kompenen yang membutuhkan data berkala. Analsis data menggunakan

multy dimensional scalling MDS dan Rapid Apraisal of mangrove ecosystem sustainability

RAPMECS . Data yang didapatkan untuk menganalisa efektivitas dimensi ekologi, sosial-ekonomi,

dan kelembagaan yang mempengaruhi ekosistem mangrove. Pada dimensi ekologi terindikasi

keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Pulau Bunaken kurang baik, sedangkan pada

dimensi sosial ekonomi dan kelembagaan kurang baik. (al utama yang membuat keberlanjutan

pengelolaan pada dimensi ekologi kurang baik adalah kemiringan lereng pulau dan luasan dari

ekosistem mangrove. Akibat dari rendahnya efekti itas mangrove sebagai buffer zone membuat

pulau ini rentan terhadap aksi laut yaitu arus dan gelombang. Strategi yang dapat dilakukan

meminimalkan kerentanan pulau ini antara lain adalah penambahan luasan ekosistem mangrove,

peningkatan kesadaran dan partisipatif masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, dan

peningkatan infrastruktur pendukung dalam kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove.

Kata kunci: Pengelolaan, Mangrove, Bunaken

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 36: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

STRATEG) PENGELOLAAN EKOW)SATA PES)S)R D) TAMAN NAS)ONAL

BALURAN DENGAN METODE MULT)D)MENS)ONAL SCAL)NG MDS

a* a aNike )ka Nuzula , Daniel M. Rosyid , (aryo D. Armono

a )nstitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Sumber daya pesisir Taman Nasional Baluran telah digunakan untuk aktivitas laut dan ekowisata

pesisir. Adanya peningkatan jumlah wisatawan telah menyebabkan peningkatan aktivitas

pariwisata dan aktivitas yang terkait. Kondisi ini akan mempengaruhi habitat pesisir dan kualitas

air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen yang efektif didasarkan pada dimensi

ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan pada ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran.

Analisis data menggunakan metode multidimensional scaling MDS . (asil penelitian

menunjukkan bahwa indeks keefektifan pengelolaan ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran

saat ini berada pada kategori cukup efektif , % . Secara parsial, dimensi ekologi , %

berada pada kategori efektif, sedangkan dimensi sosial , % , dimensi ekonomi , % dan

dimensi kelembagaan , % berada pada kategori cukup efektif. Beberapa atribut penting yang

mempengaruhi nilai efektivitas pengelolaan ekowisata di TNB adalah kesesuaian ekowisata pesisir

adalah: i diversi ikasi kegiatan ekowisata pesisir, ii harga produk ekowisata bahari, iii perbuahan

kualitas hidup masyarakat lokal dan pengetahuan terkait ekowisata pesisir, iv kenyamanan

wisatawan dan masyarakat lokal, dan v penggunaan dana konservasi bagi pengelola Taman

Nasional Baluran. (asil simulasi menunjukkan bahwa diperlukan strategi pengelolaan ekowisata

pesisir yang menerapkan kebijakan terpadu antara program konservasi sumber daya ekowisata

pesisir, optimasi kegiatan ekowisata pesisir yang berbasis mangrove, terumbu karang dan budaya,

peningkatan kenyamanan antara wisatawan dengan masyarakat lokal dan peningkatan

penyediaan infrastruktur penunjang ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran.

Kata kunci: Strategi Ekowisata, Taman Nasional Baluran, Multidimensional scaling

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN EKOS)STEM MANGROVE PULAU

BUNAKEN TAMAN NAS)ONAL BUNAKEN PROV)NS) SULAWES) UTARA

Joshian N.W Schaduw

Universitas Sam Ratulangi

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk menganalisa efektivitas pengelolaan ekosistem mangrove Pulau

Bunken, yang masuk dalam kawasan Taman Nasioanl Bunaken di Kota Manado Provinsi Sulawesi

Utara. Kajian ini menggunakan metode penelitian antara lain survei lapangan, sampling, dan studi

literatur pada beberapa kompenen yang membutuhkan data berkala. Analsis data menggunakan

multy dimensional scalling MDS dan Rapid Apraisal of mangrove ecosystem sustainability

RAPMECS . Data yang didapatkan untuk menganalisa efektivitas dimensi ekologi, sosial-ekonomi,

dan kelembagaan yang mempengaruhi ekosistem mangrove. Pada dimensi ekologi terindikasi

keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Pulau Bunaken kurang baik, sedangkan pada

dimensi sosial ekonomi dan kelembagaan kurang baik. (al utama yang membuat keberlanjutan

pengelolaan pada dimensi ekologi kurang baik adalah kemiringan lereng pulau dan luasan dari

ekosistem mangrove. Akibat dari rendahnya efekti itas mangrove sebagai buffer zone membuat

pulau ini rentan terhadap aksi laut yaitu arus dan gelombang. Strategi yang dapat dilakukan

meminimalkan kerentanan pulau ini antara lain adalah penambahan luasan ekosistem mangrove,

peningkatan kesadaran dan partisipatif masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, dan

peningkatan infrastruktur pendukung dalam kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove.

Kata kunci: Pengelolaan, Mangrove, Bunaken

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 37: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

EFEKT)V)TAS SUB ZONA PERL)NDUNGAN SETASEA D) KAWASAN

KONSERVAS) PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL LAUT SAWU, NTT

a* a aMujiyanto , Riswanto , Adriani Sri Nastiti

a Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya )kan

e-mail: antomj @gmail.com

ABSTRAK

Program Kementerian Kelautan Perikanan yang tertuang dalam Kep.Men.Nomor /KEPMEN-

KP/ dengan beberapa butir kegiatan yang direncanakan dalam tahap pertama tahun -

, disebutkan rencana pengelolaan dan zonasi dalam Kawasan Konservasi Perairan di Taman

Nasional TNP Laut Sawu dapat ditinjau sekurang-kurangnya tahun sekali. TNP Laut Sawu

memiliki total luas keseluruhan ± . . , ha, dengan posisi perairan langsung berbatasan

dengan Samudera (india. Laut Sawu tergolong perairan dinamik memiliki perubahan suhu dan

salinitas permukaan yang signi ikan. Dinamika perubahan kondisi perairan tersebut berdampak

terhadap terjadinya upwelling. Bagi kehidupan setasea, upwelling memberikan manfaat bagi

kelimpahan plankton dan peningkatan suhu air laut menjadi hangat. Penelitian ini bertujuan

menganalisis efektivitas sub zona perlindungan setasea di TNP Laut Sawu. Lokasi penelitian

meliputi wilayah perairan di dalam dan luar TNP Laut Sawu. Penelitian dilakukan pada tahun

dan , metode pengumpulan data kemunculan setasea dengan metode distance sampling dan

single observer platform. (asil yang ditemukan adalah pada sub zona perlindungan setasea di

wilayah sekitar sekitar Sumba Barat Daya dan Sumba Barat dan Daratan Timor perlu ditinjau ulang

jika mengacu pada luasan zonasi saat ini. Luasan sub zona untuk melindungai keberlanjutan

setasea perlu disesuaikan dengan penambahan dan perubahan dari zona perikanan yang ada. Sub

zona di wilayah perairan sekitar Sumba Barat Daya dan Sumba Barat seluas ± . ha dan

Daratan Timor seluas ± . ha. Peninjauan ulang luasan sub zona setasea dimaksudkan

untuk meminimalisir terjadinya kon lik kepentingan antara kebutuhan nelayan akan hasil

tangkapan dengan migrasi setasea.

Kata kunci: Efektivitas, Sub Zona, Setasean

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN DAN PENGENTASAN KEM)SK)NAN:

DAMPAK SOS)AL JANGKA PENDEK D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

PAPUA

a* b cFitryanti Pakiding , Louise E. Glew , Michael Mascia

a Universitas Papua

b WWF-US

c Conservation )nternational

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan konservasi perairan KKP adalah komponen integral dari strategi lokal, nasional, dan

internasional untuk konservasi keanekaragaman hayati, akan tetapi dampak strategi ini terhadap

kesejahteraan manusia masih dipertanyakan. Pendukung konsep ini menyatakan bahwa KKP

adalah strategi menang-menang untuk koservasi dan pengentasan kemiskinan, sementara

penentang konsep ini berargumen bahwa KKP lebih mementingkan konservasi sumberdaya alam

laut dibandingkan kesejahteraan komunitas nelayan miskin. Untuk menyumbangkan pemikiran

terhadap debat kedua kelompok ini, kami memonitor dampak sosial dari enam KKP di wilayah

Bentang Laut Kepala Burung BLKB . Kami menggunakan desain quasi-eksperimental, dimana

kami menguji dampak sosial KKP dalam lima indikator sosial: kesejahteraan ekonomi, kesehatan,

pemberdayaan politik, pendidikan, dan budaya. Data awal mengenai dampak dari enam KKP dan

wilayah kontrolnya memberikan pandangan pada dampak jangka pendek penetapan KKP terhadap

kesejahteraan rumah tangga. Kami juga mendapati bahwa dampak sosial dari KKP sangat beragam

dengan tingkat dan arah pengaruh dampak beragam diantara kelompok sosial, kategori sosial, dan

diantara KKP. Selain memberikan informasi mengenai dampak KKP pada manajemen pengelolaan

tingkat lokal, dampak sosial penetapan KKP di BLKB menekankan pada perlunya pendekatan yang

lebih beragam dalam mengevaluasi dampak sosial dari intervensi konservasi sebagai dasar untuk

menganalisis hubungan antara daerah perlindungan alam dengan kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci: Kawasan Konservasi Perairan, Dampak Sosial, Bentang Laut Kepala Burung Papua

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 38: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

EFEKT)V)TAS SUB ZONA PERL)NDUNGAN SETASEA D) KAWASAN

KONSERVAS) PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL LAUT SAWU, NTT

a* a aMujiyanto , Riswanto , Adriani Sri Nastiti

a Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya )kan

e-mail: antomj @gmail.com

ABSTRAK

Program Kementerian Kelautan Perikanan yang tertuang dalam Kep.Men.Nomor /KEPMEN-

KP/ dengan beberapa butir kegiatan yang direncanakan dalam tahap pertama tahun -

, disebutkan rencana pengelolaan dan zonasi dalam Kawasan Konservasi Perairan di Taman

Nasional TNP Laut Sawu dapat ditinjau sekurang-kurangnya tahun sekali. TNP Laut Sawu

memiliki total luas keseluruhan ± . . , ha, dengan posisi perairan langsung berbatasan

dengan Samudera (india. Laut Sawu tergolong perairan dinamik memiliki perubahan suhu dan

salinitas permukaan yang signi ikan. Dinamika perubahan kondisi perairan tersebut berdampak

terhadap terjadinya upwelling. Bagi kehidupan setasea, upwelling memberikan manfaat bagi

kelimpahan plankton dan peningkatan suhu air laut menjadi hangat. Penelitian ini bertujuan

menganalisis efektivitas sub zona perlindungan setasea di TNP Laut Sawu. Lokasi penelitian

meliputi wilayah perairan di dalam dan luar TNP Laut Sawu. Penelitian dilakukan pada tahun

dan , metode pengumpulan data kemunculan setasea dengan metode distance sampling dan

single observer platform. (asil yang ditemukan adalah pada sub zona perlindungan setasea di

wilayah sekitar sekitar Sumba Barat Daya dan Sumba Barat dan Daratan Timor perlu ditinjau ulang

jika mengacu pada luasan zonasi saat ini. Luasan sub zona untuk melindungai keberlanjutan

setasea perlu disesuaikan dengan penambahan dan perubahan dari zona perikanan yang ada. Sub

zona di wilayah perairan sekitar Sumba Barat Daya dan Sumba Barat seluas ± . ha dan

Daratan Timor seluas ± . ha. Peninjauan ulang luasan sub zona setasea dimaksudkan

untuk meminimalisir terjadinya kon lik kepentingan antara kebutuhan nelayan akan hasil

tangkapan dengan migrasi setasea.

Kata kunci: Efektivitas, Sub Zona, Setasean

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN DAN PENGENTASAN KEM)SK)NAN:

DAMPAK SOS)AL JANGKA PENDEK D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

PAPUA

a* b cFitryanti Pakiding , Louise E. Glew , Michael Mascia

a Universitas Papua

b WWF-US

c Conservation )nternational

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan konservasi perairan KKP adalah komponen integral dari strategi lokal, nasional, dan

internasional untuk konservasi keanekaragaman hayati, akan tetapi dampak strategi ini terhadap

kesejahteraan manusia masih dipertanyakan. Pendukung konsep ini menyatakan bahwa KKP

adalah strategi menang-menang untuk koservasi dan pengentasan kemiskinan, sementara

penentang konsep ini berargumen bahwa KKP lebih mementingkan konservasi sumberdaya alam

laut dibandingkan kesejahteraan komunitas nelayan miskin. Untuk menyumbangkan pemikiran

terhadap debat kedua kelompok ini, kami memonitor dampak sosial dari enam KKP di wilayah

Bentang Laut Kepala Burung BLKB . Kami menggunakan desain quasi-eksperimental, dimana

kami menguji dampak sosial KKP dalam lima indikator sosial: kesejahteraan ekonomi, kesehatan,

pemberdayaan politik, pendidikan, dan budaya. Data awal mengenai dampak dari enam KKP dan

wilayah kontrolnya memberikan pandangan pada dampak jangka pendek penetapan KKP terhadap

kesejahteraan rumah tangga. Kami juga mendapati bahwa dampak sosial dari KKP sangat beragam

dengan tingkat dan arah pengaruh dampak beragam diantara kelompok sosial, kategori sosial, dan

diantara KKP. Selain memberikan informasi mengenai dampak KKP pada manajemen pengelolaan

tingkat lokal, dampak sosial penetapan KKP di BLKB menekankan pada perlunya pendekatan yang

lebih beragam dalam mengevaluasi dampak sosial dari intervensi konservasi sebagai dasar untuk

menganalisis hubungan antara daerah perlindungan alam dengan kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci: Kawasan Konservasi Perairan, Dampak Sosial, Bentang Laut Kepala Burung Papua

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 39: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

STRATEG) PENGELOLAAN TAMAN PULAU KEC)L PULAU PANJANG,

KABUPATEN JEPARA

a* a aMunasik , Rudhi Pribadi , )ta Riniatsih

a Departemen )lmu Kelautan, FP)K Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Konservasi Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Kabupaten Jepara memiliki potensi

ekosistem pesisir terbaik di Semenanjung Muria, Jawa Tengah. Pulau Panjang adalah pulau kecil

yang dikelilingi terumbu karang tepi dan ditumbuhi komunitas lamun pada sebagian rataan

terumbunya. Sebagai pulau kecil yang berdekatan dengan pesisir kota Jepara, ancaman utama

adalah penurunan kualitas perairan serta banyaknya pemanfaatan yang saling tumpang tindih,

seperti kegiatan perikanan tradisional, wisata bahari dan peanfaatan alur pelayaran. Akibatnya,

daya dukung lingkungan menurun terlebih lagi dengan menigkatnya praktek perikanan yang tidak

ramah lingkungan. Melalui Surat Keputusan Bupati Jepara No. . . / Tahun telah

diputuskan pencadangan Pulau Panjang sebagai Kawasan Konservasi Taman Pulau Kecil

Kabupaten Jepara dan dikelola oleh suatu kelompok kerja. Pengelolaan kawasan konservasi ini

bertujuan untuk meningkatkan kualitas nilai dan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil serta

mengurangi ancaman kelestariannya. Untuk mengefekti kan pengelolaan maka telah dipraktekkan

pengelolaan kolaboratif melalui partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan yaitu

masyarakat nelayan, akademisi, pemerintah dan perusahaan. Restorasi ekosistem pesisir dan

praktek perikanan berkelanjutan dilakukan oleh kelompok nelayan dengan dukungan teknologi

yang dikembangkan oleh perguruan tinggi terdekat sebagai bentuk pengabdian kepada

masyarakat dengan dukungan CSR tanggung jawab sosial perusahaan yang berdekatan dengan

pulau. Restorasi terumbu karang dan lamun serta rehabilitasi cemara laut bertujuan untuk

menciptakan habitat baru dan melindungi pantai dari abrasi sehingga akan mendukung

perwujudan ekowisata di kawasan konservasi ini. Program pengelolaan perikanan berkelanjutan

telah mendorong kesadaran kelompok nelayan untuk melakukan restocking rajungan di kawasan

ini. Pengelolaan kolaboratif kawasan P. Panjang ini akan mendorong pada kemandirian, karena

masyarakat nelayan telah mendapatkan keuntungan ekonomi berupa meningkatnya pendapatan

dan mata pencaharian alternatif. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan program pengelolaan ini

untuk pembelajaran dan pengembangan )PTEK konservasi laut sedangkan perusahaan dapat

mengimplementasikan program perlindungan keanekaragaman hayati untuk kepentingan

kepatuhan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.

Kata kunci: Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Pengelolaan

Kolaboratif

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

JEJAR)NG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN: STUD) KASUS PROV)NS)

MALUKU

Estradivari, Christian Novia N. (andayani, Dirga Daniel, Adib Mustofa

Coral Triangle Directorate, WWF-)ndonesia

email: est adi a i@ f.id

ABSTRAK

Membangun jejaring Kawasan Konservasi Perairan KKP merupakan salah satu langkah efektif

untuk memaksimalkan manfaat positif dari KKP individu. Semenjak dikeluarkan Peraturan

Menteri No. / mengenai jejaring KKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai

menginisiasi pembentukan jejaring KKP di beberapa lokasi di )ndonesia. Kajian ini dilakukan untuk

memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai desain jejaring KKP di Provinsi Maluku

yang dapat memaksimalkan fungsi ekologi, melindungi habitat kritis dan mengelola stok

perikanan. Berbagai analisa spasial dan pemodelan konektivitas larva dilakukan menggunakan

data terbaik yang tersedia untuk tingkat provinsi. (ingga Desember , Provinsi Maluku baru

memiliki KKP dengan total luasan , hektar. Ketujuh KKP yang telah ada memiliki

keterulangan habitat dan spesies penting yang baik, namun keterwakilan habitat kritis yang sudah

dilindungi masih sangat kecil , % dibandingkan target minimum yang optimum % . Selain

itu, baru dari KKP yang saling terkoneksi dengan jarak di bawah km, sementara dua KKP

lainnya terletak terisolir dari KKP lainnya. Provinsi Maluku juga memiliki beberapa simpul

konektivitas larva yang kuat. Berdasarkan hasil kajian, jejaring KKP di Provinsi Maluku sangat

potensial dibangun di Provinsi Maluku dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:

membangun KKP di beberapa lokasi seperti diantaranya Pulau Buru, Maluku Barat Daya,

Kepulauan Aru, dll, memperluas KKP yang sudah ada khususnya KKP yang berukuran sangat

kecil, dan memperkuat peran dan fungsi lembaga pengelola di setiap KKP dan mendorongkan

pembuatan rencana pengelolaan secara bersama dan terintegrasi antar KKP.

Kata Kunci : Jejaring Kawasan Konservasi Perairan, Provinsi Maluku, K Keterulangan,

Keterwakilan, Konektivitas , Konektivitas Larva

Page 40: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

STRATEG) PENGELOLAAN TAMAN PULAU KEC)L PULAU PANJANG,

KABUPATEN JEPARA

a* a aMunasik , Rudhi Pribadi , )ta Riniatsih

a Departemen )lmu Kelautan, FP)K Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Konservasi Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Kabupaten Jepara memiliki potensi

ekosistem pesisir terbaik di Semenanjung Muria, Jawa Tengah. Pulau Panjang adalah pulau kecil

yang dikelilingi terumbu karang tepi dan ditumbuhi komunitas lamun pada sebagian rataan

terumbunya. Sebagai pulau kecil yang berdekatan dengan pesisir kota Jepara, ancaman utama

adalah penurunan kualitas perairan serta banyaknya pemanfaatan yang saling tumpang tindih,

seperti kegiatan perikanan tradisional, wisata bahari dan peanfaatan alur pelayaran. Akibatnya,

daya dukung lingkungan menurun terlebih lagi dengan menigkatnya praktek perikanan yang tidak

ramah lingkungan. Melalui Surat Keputusan Bupati Jepara No. . . / Tahun telah

diputuskan pencadangan Pulau Panjang sebagai Kawasan Konservasi Taman Pulau Kecil

Kabupaten Jepara dan dikelola oleh suatu kelompok kerja. Pengelolaan kawasan konservasi ini

bertujuan untuk meningkatkan kualitas nilai dan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil serta

mengurangi ancaman kelestariannya. Untuk mengefekti kan pengelolaan maka telah dipraktekkan

pengelolaan kolaboratif melalui partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan yaitu

masyarakat nelayan, akademisi, pemerintah dan perusahaan. Restorasi ekosistem pesisir dan

praktek perikanan berkelanjutan dilakukan oleh kelompok nelayan dengan dukungan teknologi

yang dikembangkan oleh perguruan tinggi terdekat sebagai bentuk pengabdian kepada

masyarakat dengan dukungan CSR tanggung jawab sosial perusahaan yang berdekatan dengan

pulau. Restorasi terumbu karang dan lamun serta rehabilitasi cemara laut bertujuan untuk

menciptakan habitat baru dan melindungi pantai dari abrasi sehingga akan mendukung

perwujudan ekowisata di kawasan konservasi ini. Program pengelolaan perikanan berkelanjutan

telah mendorong kesadaran kelompok nelayan untuk melakukan restocking rajungan di kawasan

ini. Pengelolaan kolaboratif kawasan P. Panjang ini akan mendorong pada kemandirian, karena

masyarakat nelayan telah mendapatkan keuntungan ekonomi berupa meningkatnya pendapatan

dan mata pencaharian alternatif. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan program pengelolaan ini

untuk pembelajaran dan pengembangan )PTEK konservasi laut sedangkan perusahaan dapat

mengimplementasikan program perlindungan keanekaragaman hayati untuk kepentingan

kepatuhan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.

Kata kunci: Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Pengelolaan

Kolaboratif

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

JEJAR)NG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN: STUD) KASUS PROV)NS)

MALUKU

Estradivari, Christian Novia N. (andayani, Dirga Daniel, Adib Mustofa

Coral Triangle Directorate, WWF-)ndonesia

email: est adi a i@ f.id

ABSTRAK

Membangun jejaring Kawasan Konservasi Perairan KKP merupakan salah satu langkah efektif

untuk memaksimalkan manfaat positif dari KKP individu. Semenjak dikeluarkan Peraturan

Menteri No. / mengenai jejaring KKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai

menginisiasi pembentukan jejaring KKP di beberapa lokasi di )ndonesia. Kajian ini dilakukan untuk

memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai desain jejaring KKP di Provinsi Maluku

yang dapat memaksimalkan fungsi ekologi, melindungi habitat kritis dan mengelola stok

perikanan. Berbagai analisa spasial dan pemodelan konektivitas larva dilakukan menggunakan

data terbaik yang tersedia untuk tingkat provinsi. (ingga Desember , Provinsi Maluku baru

memiliki KKP dengan total luasan , hektar. Ketujuh KKP yang telah ada memiliki

keterulangan habitat dan spesies penting yang baik, namun keterwakilan habitat kritis yang sudah

dilindungi masih sangat kecil , % dibandingkan target minimum yang optimum % . Selain

itu, baru dari KKP yang saling terkoneksi dengan jarak di bawah km, sementara dua KKP

lainnya terletak terisolir dari KKP lainnya. Provinsi Maluku juga memiliki beberapa simpul

konektivitas larva yang kuat. Berdasarkan hasil kajian, jejaring KKP di Provinsi Maluku sangat

potensial dibangun di Provinsi Maluku dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:

membangun KKP di beberapa lokasi seperti diantaranya Pulau Buru, Maluku Barat Daya,

Kepulauan Aru, dll, memperluas KKP yang sudah ada khususnya KKP yang berukuran sangat

kecil, dan memperkuat peran dan fungsi lembaga pengelola di setiap KKP dan mendorongkan

pembuatan rencana pengelolaan secara bersama dan terintegrasi antar KKP.

Kata Kunci : Jejaring Kawasan Konservasi Perairan, Provinsi Maluku, K Keterulangan,

Keterwakilan, Konektivitas , Konektivitas Larva

Page 41: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

KONSERVAS) PENYU BEL)MB)NG D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

PAPUA MELALU) PEMBERDAYAAN PEREKONOM)AN MASYARAKAT

PEM)L)K PANTA) PENELURAN

a* b aDeasy Lontoh , Fitryanti Pakiding , Kartika Zohar

a Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua

b Fakultas Teknologi Pertanian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Masyarakat Abun adalah pemilik Jamursba Medi dan Wermon, dua pantai peneluran penting bagi

penyu belimbing di Pasi ik. Walau berada di pesisir, mata pencaharian utama penduduk di Abun

adalah petani, dan kelapa dan pisang adalah komoditi utama. Pemasaran hasil pertanian dan

buruan menjadi kendala utama dalam pertumbuhan ekonomi lokal karena lokasi kampung yang

terisolasi dengan akses transportasi yang sangat terbatas dan jadwal yang tidak menentu. Upaya

yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memperpanjang umur simpan

produk hasil pertanian melalui proses pengolahan yang sederhana. Proses pengolahan mengarah

ke orientasi industri skala mikro maupun kecil sehingga dengan demikian dapat meningkatkan

pendapatan keluarga. Kami menempatkan pendamping pengolahan di tiga kampung yang bertugas

untuk melatih masyarakat membuat minyak kelapa dan kripik pisang secara higienis. Antara Juni

dan Maret , pendamping pengolahan kami bersama masyarakat menghasilkan kg

kripik pisang dan liter minyak kelapa. Di Manokwari, produk-produk tersebut kemudian

dikemas, diberikan label, dan dipasarkan oleh pendamping pemasaran. - % produk berhasil

dipasarkan. Dalam periode tersebut, masyarakat lokal mendapatkan penghasilan tambahan

sekitar juta rupiah dari pembelian bahan baku, pembayaran jasa parut kelapa dan jasa

transportasi menggunakan perahu masyarakat . Para pendamping pengolahan membeli bahan

baku atau menggunakan jasa parut dari keluarga yang berbeda-beda dalam setiap proses produksi

supaya keuntungan dari program ini dirasakan masyarakat luas. Masyarakat yang berpartisipasi

mendapatkan paket berisi kebutuhan keluarga seperti gula, teh, kopi, dan deterjen. Dengan kondisi

perekonomian keluarga yang lebih baik, diharapkan peran serta masyarakat dalam program

konservasi penyu belimbing pun akan semakin meningkat.

Kata kunci: Pemberdayaan perekonomian, Pemberdayaan perekonomian, Bentang Laut Kepala

Burung

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

KETA(ANAN PANGAN MASYARAKAT PEM)L)K (AK SUMBERDAYA

PERA)RAN D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG PAPUA

a* a b c dDariani Matualage , Fitryanti Pakiding , Michael Mascia , Louise Glew , Yori Turu Toja ,

e d d dAlbertus Girik Allo , Kezia Salloso , Fadli Zainuddin , Marjan Bato

aCenter of Excellence untuk Pembangunan Berkelanjutan CoE LP M , Universitas Negeri Papua

bConservation )nternational

cWWF-US

dFakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Negeri Papua

eFakultas Ekonomi, Universitas Negeri Papua

*email: [email protected]

ABSTRAK

Bentang laut kepala burung BLKB Papua terletak di segitiga karang dunia dan merupakan pusat

keanekaragaman hayati laut tertinggi dunia. Kekayaan sumberdaya laut ini sangat bermanfaat bagi

masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut terutama bagi masyarakat yang memiliki hak atas

sumberdaya perairan untuk mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan serta sumber protein

untuk kelangsungan hidupnya. Namun, pada tahun Badan Ketahanan Pangan )ndonesia

BKP) mengkategorikan masyarakat di wilayah BLKB dalam kategori rawan pangan. BKP)

mengkategorikan status ketahanan pangan berdasarkan informasi agregat sehingga informasi

mengenai status ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga masih belum tersedia. Sebagai

contoh, masyarakat di Papua memiliki struktur sosial yang membedakan hak pemanfaatan

sumberdaya alam di antara warga masyarakat. Semakin tinggi hak kepemilikan sumberdaya alam

maka kemampuan untuk menyediakan sumberdaya alam seharusnya menjadi lebih tinggi.

Penelitian ini berupaya untuk mengkaji bagaimana fenomena ini berkembang di antara masyarakat

yang hidup di kawasan konservasi perairan KKP -BLKB. Mengadaptasi modul survei ketahanaan

pangan rumah tangga USA, kami melakukan survei terhadap status ketahanan pangan rumah

tangga dengan melakukan survei lebih dari rumah tangga di seluruh bentang laut kepala

burung. (asil yang diperoleh adalah masyarakat yang memiliki hak untuk melarang orang lain

mengakses sumberdaya perairan maupun masyarakat yang memiliki hak untuk menjual atau

menyewakan haknya terhadap sumberdaya perairan yang memiliki status ketahanan pangan yang

paling rendah dibandingkan dengan masyarakat yang tidak memiliki hak tersebut. Pengkajian

lebih dalam diperlukan untuk mengetahui bagaimana KKP berkontribusi terhadap hasil tersebut

dan faktor-faktor sosial yang membentuk kesimpulan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Bentang Laut Kepala Burung, pemilik hak sumberdaya perairan, pangan

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 42: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

KONSERVAS) PENYU BEL)MB)NG D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

PAPUA MELALU) PEMBERDAYAAN PEREKONOM)AN MASYARAKAT

PEM)L)K PANTA) PENELURAN

a* b aDeasy Lontoh , Fitryanti Pakiding , Kartika Zohar

a Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua

b Fakultas Teknologi Pertanian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Masyarakat Abun adalah pemilik Jamursba Medi dan Wermon, dua pantai peneluran penting bagi

penyu belimbing di Pasi ik. Walau berada di pesisir, mata pencaharian utama penduduk di Abun

adalah petani, dan kelapa dan pisang adalah komoditi utama. Pemasaran hasil pertanian dan

buruan menjadi kendala utama dalam pertumbuhan ekonomi lokal karena lokasi kampung yang

terisolasi dengan akses transportasi yang sangat terbatas dan jadwal yang tidak menentu. Upaya

yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memperpanjang umur simpan

produk hasil pertanian melalui proses pengolahan yang sederhana. Proses pengolahan mengarah

ke orientasi industri skala mikro maupun kecil sehingga dengan demikian dapat meningkatkan

pendapatan keluarga. Kami menempatkan pendamping pengolahan di tiga kampung yang bertugas

untuk melatih masyarakat membuat minyak kelapa dan kripik pisang secara higienis. Antara Juni

dan Maret , pendamping pengolahan kami bersama masyarakat menghasilkan kg

kripik pisang dan liter minyak kelapa. Di Manokwari, produk-produk tersebut kemudian

dikemas, diberikan label, dan dipasarkan oleh pendamping pemasaran. - % produk berhasil

dipasarkan. Dalam periode tersebut, masyarakat lokal mendapatkan penghasilan tambahan

sekitar juta rupiah dari pembelian bahan baku, pembayaran jasa parut kelapa dan jasa

transportasi menggunakan perahu masyarakat . Para pendamping pengolahan membeli bahan

baku atau menggunakan jasa parut dari keluarga yang berbeda-beda dalam setiap proses produksi

supaya keuntungan dari program ini dirasakan masyarakat luas. Masyarakat yang berpartisipasi

mendapatkan paket berisi kebutuhan keluarga seperti gula, teh, kopi, dan deterjen. Dengan kondisi

perekonomian keluarga yang lebih baik, diharapkan peran serta masyarakat dalam program

konservasi penyu belimbing pun akan semakin meningkat.

Kata kunci: Pemberdayaan perekonomian, Pemberdayaan perekonomian, Bentang Laut Kepala

Burung

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

KETA(ANAN PANGAN MASYARAKAT PEM)L)K (AK SUMBERDAYA

PERA)RAN D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG PAPUA

a* a b c dDariani Matualage , Fitryanti Pakiding , Michael Mascia , Louise Glew , Yori Turu Toja ,

e d d dAlbertus Girik Allo , Kezia Salloso , Fadli Zainuddin , Marjan Bato

aCenter of Excellence untuk Pembangunan Berkelanjutan CoE LP M , Universitas Negeri Papua

bConservation )nternational

cWWF-US

dFakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Negeri Papua

eFakultas Ekonomi, Universitas Negeri Papua

*email: [email protected]

ABSTRAK

Bentang laut kepala burung BLKB Papua terletak di segitiga karang dunia dan merupakan pusat

keanekaragaman hayati laut tertinggi dunia. Kekayaan sumberdaya laut ini sangat bermanfaat bagi

masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut terutama bagi masyarakat yang memiliki hak atas

sumberdaya perairan untuk mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan serta sumber protein

untuk kelangsungan hidupnya. Namun, pada tahun Badan Ketahanan Pangan )ndonesia

BKP) mengkategorikan masyarakat di wilayah BLKB dalam kategori rawan pangan. BKP)

mengkategorikan status ketahanan pangan berdasarkan informasi agregat sehingga informasi

mengenai status ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga masih belum tersedia. Sebagai

contoh, masyarakat di Papua memiliki struktur sosial yang membedakan hak pemanfaatan

sumberdaya alam di antara warga masyarakat. Semakin tinggi hak kepemilikan sumberdaya alam

maka kemampuan untuk menyediakan sumberdaya alam seharusnya menjadi lebih tinggi.

Penelitian ini berupaya untuk mengkaji bagaimana fenomena ini berkembang di antara masyarakat

yang hidup di kawasan konservasi perairan KKP -BLKB. Mengadaptasi modul survei ketahanaan

pangan rumah tangga USA, kami melakukan survei terhadap status ketahanan pangan rumah

tangga dengan melakukan survei lebih dari rumah tangga di seluruh bentang laut kepala

burung. (asil yang diperoleh adalah masyarakat yang memiliki hak untuk melarang orang lain

mengakses sumberdaya perairan maupun masyarakat yang memiliki hak untuk menjual atau

menyewakan haknya terhadap sumberdaya perairan yang memiliki status ketahanan pangan yang

paling rendah dibandingkan dengan masyarakat yang tidak memiliki hak tersebut. Pengkajian

lebih dalam diperlukan untuk mengetahui bagaimana KKP berkontribusi terhadap hasil tersebut

dan faktor-faktor sosial yang membentuk kesimpulan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Bentang Laut Kepala Burung, pemilik hak sumberdaya perairan, pangan

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 43: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

DPL VS KKPD : MENGUJ) EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN

KONSERVAS) TELAA( KASUS KOND)S) TERUMBU KARANG PERA)RAN

KABUPATEN BUTON PASCA COREMAP ))

Ma'ruf Kasim Universitas (alu Oleo

e-mail: maru [email protected]

ABSTRAK

Peranan Kawasan Konservasi Perairan sangat strategis dalam mengelola pemanfaatan dan

kelestarian sumberdaya laut. )ronisnya Sampai saat ini pemulihan kondisi sumberdaya perairan

khususnya terumbu karang tidak memberikan gambaran yang cukup signi ikan. Penetapan

Daerah Perlindungan Laut DPL sejak program COREMAP )) di )ndonesia belum membarikan

pemulihan kondisi terumbu karang yang cukup berarti. Studi kasus di Kabupaten Buton, rata-rata

kondisi terumbu karang sejak tahun , dan . (anya bergerak diantara . %,

. %, dan . %, berturut turut. Jumlah populasi ikan pada tahun yang sama hanya berkisar

, , jenis pada seluruh DPL. Pada tahun Kabupaten Buton telah menetapkan

Kawasan Konservasi Perairan KKPD melalui SK Bupati Buton No. Tahun . Dari (asil

survey tahun yang kami lakukan dibeberapa DPL di Kabupaten Buton terlihat bahwa rata-rata

penutupan karang hidup berkisar . %. Sementara dari penelitian L)P) tahun terlihat

bahwa rata-rata penutupan terumbu karang adalah . %, dan jumlah ikan karang berkisar

jenis. Penetapan DPL yang terlihat bottom up belum sepenunya efektif dalam mengembalikan

presentase penutupan terumbu karang. Sementara penetapan KKPD yang terkesan Top down juga

memiliki beberapa permasalahan serius dari sisi pengawasan yang efektif. Pengelolaan kawasan

konservasi harusnya dilihat secara holistik dan penyatuan yang saling menghormati antara

pemerintah pusat, daerah dan kearifan lokal yang ada di tiap daerah. (al ini karena masyarakatlah

yang dapat menjaga terumbu karang secara penuh dan terus menerus. Masyarakat memiliki

kehidupan di laut untuk keluarganya dan pemerintah serta para pihak mensuport sepenuhnya agar

sumberdaya laut terus terjaga.

Kata kunci: Terumbu Karang, KKPD, DPL

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

PEMANTAUAN KESE(ATAN TERUMBU KARANG UNTUK MEL)(AT

EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN

BERBAS)S ZONAS)

a* b b c c dEvi Nurul )hsan , Estradivari ,Amkieltiela , La (amid , Mulyadi , Purwanto dan Dedi

e aParenden dan Juswono Budisetiawan

aWWF )ndonesia Site Taman nasional Teluk Cenderawasih –Jln (untap )riati Lorong sebelah Kiri, Teluk Wondama

Papua barat, )ndonesia. bWWF )ndonesia – Gedung Graha Simatupang Tower Unit C lantai – Jln Letjen TB Simatupang Kav. Jakarta

Selatan , )ndonesia. cBalai Besar Taman Nasional Teluk cenderawasih – jln Drs Essau Sesa, Sowi Gunung Manokwari, Papua Barat )ndonesia.

dThe nature Conservancy Coastsand Ocean program – Raja Ampat, Jln Rawa )ndah Km. Klawuyuk, Sorong Papua

Barat, )ndonesia.eFakultas Perikanan dan )lmu Kelautan Universitas Papua - Jln Gunung Salju Amban, Manokwari Papua Barat,

)ndonesia.

*Email : eihsa @ f.id

ABSTRAK

KKP Kawasan Konservasi Perairan di )ndonesia umumnya dikelola dengan menggunakan sistem

Zonasi dengan berbagai peruntukan yang berbeda dengan perencanaan pengelolaan untuk

melindungi sumberdaya dan habitatnya yang berada di dalam KKP tersebut. Untuk melihat dan

mengukur keberhasilan dari sistem yang dibangun dan digunakan dalam Kawasan konservasi laut

tersebut. Kami melakukan pemantauan ekologi terumbu karang secara rutin pada titik didalam

kawasan TNTC Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang mewakili berbagai zonasi untuk

melihat efektivitas pengelolaan KKP. Tim mengumpulkan data komunitas bentik, kelimpahan dan

biomasa ikan dengan menggunakan metode titik garis menyinggung, sensus visual bawah air dan

estimasi panjang ikan. Komunitas bentik di TNTC dalam kondisi yang relatif baik dengan tutupan

karang yang cukup tinggi , % ± . . Namun ditemukan dua tanda-tanda perbaikan ekosistem

yaitu peningkatan yang signi ikan dalam tutupan karang lunak . % ± . % dan di crustose

koralin alga . % ± . % . Meskipun, pecahan karang tetap tinggi di TNTC sebesar , % ± . .

Secara keseluruhan biomassa ikan di TNTC relatif stabil antara tahun dan , kelompok

ikan herbivora , kg / ha dan kelompok ikan bernilai ekonomis tinggi , kg / ha .

Penurunan nilai biomasa ikan didominasi pada kelompok ikan kerapu dan bibir tebal.

KATA KUNC) : Biomassa )kan, Karang, )kan Terumbu, KKP

Page 44: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

DPL VS KKPD : MENGUJ) EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN

KONSERVAS) TELAA( KASUS KOND)S) TERUMBU KARANG PERA)RAN

KABUPATEN BUTON PASCA COREMAP ))

Ma'ruf Kasim Universitas (alu Oleo

e-mail: maru [email protected]

ABSTRAK

Peranan Kawasan Konservasi Perairan sangat strategis dalam mengelola pemanfaatan dan

kelestarian sumberdaya laut. )ronisnya Sampai saat ini pemulihan kondisi sumberdaya perairan

khususnya terumbu karang tidak memberikan gambaran yang cukup signi ikan. Penetapan

Daerah Perlindungan Laut DPL sejak program COREMAP )) di )ndonesia belum membarikan

pemulihan kondisi terumbu karang yang cukup berarti. Studi kasus di Kabupaten Buton, rata-rata

kondisi terumbu karang sejak tahun , dan . (anya bergerak diantara . %,

. %, dan . %, berturut turut. Jumlah populasi ikan pada tahun yang sama hanya berkisar

, , jenis pada seluruh DPL. Pada tahun Kabupaten Buton telah menetapkan

Kawasan Konservasi Perairan KKPD melalui SK Bupati Buton No. Tahun . Dari (asil

survey tahun yang kami lakukan dibeberapa DPL di Kabupaten Buton terlihat bahwa rata-rata

penutupan karang hidup berkisar . %. Sementara dari penelitian L)P) tahun terlihat

bahwa rata-rata penutupan terumbu karang adalah . %, dan jumlah ikan karang berkisar

jenis. Penetapan DPL yang terlihat bottom up belum sepenunya efektif dalam mengembalikan

presentase penutupan terumbu karang. Sementara penetapan KKPD yang terkesan Top down juga

memiliki beberapa permasalahan serius dari sisi pengawasan yang efektif. Pengelolaan kawasan

konservasi harusnya dilihat secara holistik dan penyatuan yang saling menghormati antara

pemerintah pusat, daerah dan kearifan lokal yang ada di tiap daerah. (al ini karena masyarakatlah

yang dapat menjaga terumbu karang secara penuh dan terus menerus. Masyarakat memiliki

kehidupan di laut untuk keluarganya dan pemerintah serta para pihak mensuport sepenuhnya agar

sumberdaya laut terus terjaga.

Kata kunci: Terumbu Karang, KKPD, DPL

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

PEMANTAUAN KESE(ATAN TERUMBU KARANG UNTUK MEL)(AT

EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN

BERBAS)S ZONAS)

a* b b c c dEvi Nurul )hsan , Estradivari ,Amkieltiela , La (amid , Mulyadi , Purwanto dan Dedi

e aParenden dan Juswono Budisetiawan

aWWF )ndonesia Site Taman nasional Teluk Cenderawasih –Jln (untap )riati Lorong sebelah Kiri, Teluk Wondama

Papua barat, )ndonesia. bWWF )ndonesia – Gedung Graha Simatupang Tower Unit C lantai – Jln Letjen TB Simatupang Kav. Jakarta

Selatan , )ndonesia. cBalai Besar Taman Nasional Teluk cenderawasih – jln Drs Essau Sesa, Sowi Gunung Manokwari, Papua Barat )ndonesia.

dThe nature Conservancy Coastsand Ocean program – Raja Ampat, Jln Rawa )ndah Km. Klawuyuk, Sorong Papua

Barat, )ndonesia.eFakultas Perikanan dan )lmu Kelautan Universitas Papua - Jln Gunung Salju Amban, Manokwari Papua Barat,

)ndonesia.

*Email : eihsa @ f.id

ABSTRAK

KKP Kawasan Konservasi Perairan di )ndonesia umumnya dikelola dengan menggunakan sistem

Zonasi dengan berbagai peruntukan yang berbeda dengan perencanaan pengelolaan untuk

melindungi sumberdaya dan habitatnya yang berada di dalam KKP tersebut. Untuk melihat dan

mengukur keberhasilan dari sistem yang dibangun dan digunakan dalam Kawasan konservasi laut

tersebut. Kami melakukan pemantauan ekologi terumbu karang secara rutin pada titik didalam

kawasan TNTC Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang mewakili berbagai zonasi untuk

melihat efektivitas pengelolaan KKP. Tim mengumpulkan data komunitas bentik, kelimpahan dan

biomasa ikan dengan menggunakan metode titik garis menyinggung, sensus visual bawah air dan

estimasi panjang ikan. Komunitas bentik di TNTC dalam kondisi yang relatif baik dengan tutupan

karang yang cukup tinggi , % ± . . Namun ditemukan dua tanda-tanda perbaikan ekosistem

yaitu peningkatan yang signi ikan dalam tutupan karang lunak . % ± . % dan di crustose

koralin alga . % ± . % . Meskipun, pecahan karang tetap tinggi di TNTC sebesar , % ± . .

Secara keseluruhan biomassa ikan di TNTC relatif stabil antara tahun dan , kelompok

ikan herbivora , kg / ha dan kelompok ikan bernilai ekonomis tinggi , kg / ha .

Penurunan nilai biomasa ikan didominasi pada kelompok ikan kerapu dan bibir tebal.

KATA KUNC) : Biomassa )kan, Karang, )kan Terumbu, KKP

Page 45: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

TANTANGAN PENGELOLAAN TAMAN W)SATA PERA)RAN G)L) MATRA,

NUSA TENGGARA BARAT, )NDONES)A

A. Boby Yefry Adi Rianto

Wilker Pengelola TWP Gili Matra - BKKPN Kupang

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Makalah ini membahas tentang pengelolaan Taman Wisata Perairan TWP Gili Matra sebagai

kawasan konservasi perairan nasional. Tujuan penelitian adalah untuk mengulas tantangan

pengelolaan TWP Gili dan memberikan rekomendasi kepada unit pengelola dalam menghadapi

tantangan pengelolaan tersebut. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada

responden di desa Gili )ndah pada tahun dan wisatawan mancanegara pada tahun , thasil

resources use monitoring pada tahun – , wawancara mendalam dan korespondensi

secara terus menerus dengan pengelola TWP Gili Matra dari kurun waktu - . Sedangkan

data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, draft Rencana Pengelolaan dan Zonasi untuk

TWP Gili Matra, laporan pemantauan yang berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi di TWP Gili

Matra, dan data penunjang lain dari )nternet. Data kemudian diolah secara kualitatif. (asil kajian

menunjukkan bahwa TWP Gili Matra belum dikelola dengan baik karena terbatasnya kapasitas

lembaga pengelola dalam hal sumberdaya manusia, sarana prasarana pengeleloaan, dan anggaran.

Selain itu, adanya ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya perairan di dalam kawasan

TWP Gili Matra menimbulkan pemanfaatan yang berlebih terhadap sumberdaya tersebut yang

pada akhirnya berakibat pada degradasi sumberdaya perairan di dalam kawasan. Kerangka kerja

pengelolaan yang tidak memadai untuk mengidenti ikasi dan mengendalikan penggunaan sumber

daya, sentralisasi yang berlebihan dalam pengelolaan, dan rendahnya tingkat partisipasi

masyarakat lokal memberi andil dalam menghambat pengeloaan TWP Gili Matra secara efektif.

Oleh karena itu, kebijakan nasional dan peraturan yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan

dan Perikanan, pemerintah daerah dan lembaga pemerintah lainnya terkait pengelolaan TWP Gili

Matra harus diselaraskan. Di sisi lain, dalam pengelolaan kawasan perlu juga mendorong

keterlibatan

Kata kunci: Gili Matra, Pengelolaan, Konservasi

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

DAMPAK KEPMEN KP NOMOR KEP. /MEN/ TENTANG PENETAPAN

STATUS PERL)NDUNGAN TERBATAS JEN)S )KAN TERUBUK Tenualosa

macrura DALAM MEN)NGKATKAN POPULAS) )KAN TERUBUK D) PROV)NS)

R)AU

Deni E izon Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

)kan terubuk Tenualosa macrura merupakan salah satu spesies dari lima spesies ikan terubuk

yang ada di dunia. )kan ini merupakan ikan kebanggaan masyarakat Provinsi Riau, khususnya

Bengkalis, namun populasinya terancam kepunahan. Dua hal penyebab penurunan populasi ikan

ini adalah . Penangkapan yang dilakukan pada saat ikan ini melakukan ruaya untuk memijah dan

. Penurunan kualitas lingkungan perairan. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan,

berbagai upaya penyelamatan telah dilakukan. Salah satunya adalah dengan terbitnya beberapa

regulasi, yaitu Peraturan Bupati Bengkalis Nomor Tahun , SK. Men KP Nomor

Kep. /MEN/ dan Peraturan Gubernur Riau Nomor Tahun dalam melindungan ikan

terubuk. Sebelum regulasi ada, ikan terubuk tertangkap oleh nelayan - ekor/nelayan, bahkan ada

nelayan yang tidak memperoleh ikan sama sekali, namun setelah dua tahun regulasi terbit, yaitu

pada tahun - dari hasil monitoring yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan hasil

tangkap nelayan, Pada tahun ikan terubuk tertangkap - ekor/nelayan, tahun ikan

terubuk tertangkap - ekor/nelayan, dan tahun ikan terubuk tertangkap -

ekor/nelayan. Peningkatan populasi ini disebabkan oleh mulai munculnya kesadaran nelayan

dalam mengindahkan aturan-aturan yang tertuang dalam regulasi tersebut walaupun belum

seluruhnya, ditambah beberapa upaya lain yang dilakukan diantaranya membuat mata pencarian

alternatif terutama pada waktu pelarangan, sosialisasi secara intensif, melakukan ivent-ivent

daerah pada waktu musim pelarangan dan lain-lain.

Kata kunci: Dampak, Populasi, Terubuk

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 46: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

TANTANGAN PENGELOLAAN TAMAN W)SATA PERA)RAN G)L) MATRA,

NUSA TENGGARA BARAT, )NDONES)A

A. Boby Yefry Adi Rianto

Wilker Pengelola TWP Gili Matra - BKKPN Kupang

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Makalah ini membahas tentang pengelolaan Taman Wisata Perairan TWP Gili Matra sebagai

kawasan konservasi perairan nasional. Tujuan penelitian adalah untuk mengulas tantangan

pengelolaan TWP Gili dan memberikan rekomendasi kepada unit pengelola dalam menghadapi

tantangan pengelolaan tersebut. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada

responden di desa Gili )ndah pada tahun dan wisatawan mancanegara pada tahun , thasil

resources use monitoring pada tahun – , wawancara mendalam dan korespondensi

secara terus menerus dengan pengelola TWP Gili Matra dari kurun waktu - . Sedangkan

data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, draft Rencana Pengelolaan dan Zonasi untuk

TWP Gili Matra, laporan pemantauan yang berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi di TWP Gili

Matra, dan data penunjang lain dari )nternet. Data kemudian diolah secara kualitatif. (asil kajian

menunjukkan bahwa TWP Gili Matra belum dikelola dengan baik karena terbatasnya kapasitas

lembaga pengelola dalam hal sumberdaya manusia, sarana prasarana pengeleloaan, dan anggaran.

Selain itu, adanya ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya perairan di dalam kawasan

TWP Gili Matra menimbulkan pemanfaatan yang berlebih terhadap sumberdaya tersebut yang

pada akhirnya berakibat pada degradasi sumberdaya perairan di dalam kawasan. Kerangka kerja

pengelolaan yang tidak memadai untuk mengidenti ikasi dan mengendalikan penggunaan sumber

daya, sentralisasi yang berlebihan dalam pengelolaan, dan rendahnya tingkat partisipasi

masyarakat lokal memberi andil dalam menghambat pengeloaan TWP Gili Matra secara efektif.

Oleh karena itu, kebijakan nasional dan peraturan yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan

dan Perikanan, pemerintah daerah dan lembaga pemerintah lainnya terkait pengelolaan TWP Gili

Matra harus diselaraskan. Di sisi lain, dalam pengelolaan kawasan perlu juga mendorong

keterlibatan

Kata kunci: Gili Matra, Pengelolaan, Konservasi

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

DAMPAK KEPMEN KP NOMOR KEP. /MEN/ TENTANG PENETAPAN

STATUS PERL)NDUNGAN TERBATAS JEN)S )KAN TERUBUK Tenualosa

macrura DALAM MEN)NGKATKAN POPULAS) )KAN TERUBUK D) PROV)NS)

R)AU

Deni E izon Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

)kan terubuk Tenualosa macrura merupakan salah satu spesies dari lima spesies ikan terubuk

yang ada di dunia. )kan ini merupakan ikan kebanggaan masyarakat Provinsi Riau, khususnya

Bengkalis, namun populasinya terancam kepunahan. Dua hal penyebab penurunan populasi ikan

ini adalah . Penangkapan yang dilakukan pada saat ikan ini melakukan ruaya untuk memijah dan

. Penurunan kualitas lingkungan perairan. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan,

berbagai upaya penyelamatan telah dilakukan. Salah satunya adalah dengan terbitnya beberapa

regulasi, yaitu Peraturan Bupati Bengkalis Nomor Tahun , SK. Men KP Nomor

Kep. /MEN/ dan Peraturan Gubernur Riau Nomor Tahun dalam melindungan ikan

terubuk. Sebelum regulasi ada, ikan terubuk tertangkap oleh nelayan - ekor/nelayan, bahkan ada

nelayan yang tidak memperoleh ikan sama sekali, namun setelah dua tahun regulasi terbit, yaitu

pada tahun - dari hasil monitoring yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan hasil

tangkap nelayan, Pada tahun ikan terubuk tertangkap - ekor/nelayan, tahun ikan

terubuk tertangkap - ekor/nelayan, dan tahun ikan terubuk tertangkap -

ekor/nelayan. Peningkatan populasi ini disebabkan oleh mulai munculnya kesadaran nelayan

dalam mengindahkan aturan-aturan yang tertuang dalam regulasi tersebut walaupun belum

seluruhnya, ditambah beberapa upaya lain yang dilakukan diantaranya membuat mata pencarian

alternatif terutama pada waktu pelarangan, sosialisasi secara intensif, melakukan ivent-ivent

daerah pada waktu musim pelarangan dan lain-lain.

Kata kunci: Dampak, Populasi, Terubuk

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

Page 47: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Abstrak Topik

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

KAJ)AN PEMBENTUKAN DAERA( PERL)NDUNGAN LAUT DPL PULO

ACE(, KABUPATEN ACE( BESAR PROV)NS) ACE(

a* a bMunawar Khalil , Zul ikar , Muhammad Rusdi

a Universitas Malikussaleh, Aceh

b Universitas Syiah Kuala, Aceh

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan zona Daerah Perlindungan Laut DPL di

Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh menggunakan input dari analisis status bioekologi

kawasan, status sosial ekonomi budaya dan dipadukan melalui Sistem )nformasi Geogra is. Fokus

kajian ini adalah untuk memetakan zonasi kawasan yang akan dijadikan sebagai daerah

perlindungan laut. Luas teritori daratan dan laut Pulo Aceh yang dapat diusulkan menjadi kawasan

DPL adalah , . hektar. Zonasi DPL Polu Aceh dibagi kedalam tiga zona yaitu zona inti, zona

pemanfaatan dan zona penyangga. Zona )nti DPL mencakup luasan , ha atau , % dari total

luasan DPL, zona pemanfaatan mencakup areal , . ha atau , % dari total luasan DPL dan

zona penyangga mencakup , . ha atau , % dari total kawasan DPL. Zona inti merupakan

zona tertutup untuk segala aktivitas manusia, hanya kegiatan penelitian dan konservasi yang

diperbolehkan. Zona pemanfaatan kemudian dibagi menjadi area untuk pariwisata, penggunaan

tradisional, penggunaan pelagis, penelitian, pelatihan dan permukiman tradisional. Kegiatan

pemanfaatan sumberdaya alam pada zona ini dapat diperbolehkan melalui proses analisis dampak

lingkungan. Zona penyangga dapat dipergunakan untuk kegiatan penangkapan dan budidaya ikan

maupun aktivitas ekonomi lainnya, namun melalui pengawasan dan pembatasan ketat.

Pembentukan daerah perlindungan laut di Pulo Aceh merupakan langkah manajemen sumberdaya

yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya laut dan ekosistem laut dapat dilestarikan

serta berefek kepada keberlanjutan.

Kata kunci: Konservasi Sumber daya Laut, Zonasi, Keberlanjutan

Page 48: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Abstrak Topik

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila

Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan

KAJ)AN PEMBENTUKAN DAERA( PERL)NDUNGAN LAUT DPL PULO

ACE(, KABUPATEN ACE( BESAR PROV)NS) ACE(

a* a bMunawar Khalil , Zul ikar , Muhammad Rusdi

a Universitas Malikussaleh, Aceh

b Universitas Syiah Kuala, Aceh

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan zona Daerah Perlindungan Laut DPL di

Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh menggunakan input dari analisis status bioekologi

kawasan, status sosial ekonomi budaya dan dipadukan melalui Sistem )nformasi Geogra is. Fokus

kajian ini adalah untuk memetakan zonasi kawasan yang akan dijadikan sebagai daerah

perlindungan laut. Luas teritori daratan dan laut Pulo Aceh yang dapat diusulkan menjadi kawasan

DPL adalah , . hektar. Zonasi DPL Polu Aceh dibagi kedalam tiga zona yaitu zona inti, zona

pemanfaatan dan zona penyangga. Zona )nti DPL mencakup luasan , ha atau , % dari total

luasan DPL, zona pemanfaatan mencakup areal , . ha atau , % dari total luasan DPL dan

zona penyangga mencakup , . ha atau , % dari total kawasan DPL. Zona inti merupakan

zona tertutup untuk segala aktivitas manusia, hanya kegiatan penelitian dan konservasi yang

diperbolehkan. Zona pemanfaatan kemudian dibagi menjadi area untuk pariwisata, penggunaan

tradisional, penggunaan pelagis, penelitian, pelatihan dan permukiman tradisional. Kegiatan

pemanfaatan sumberdaya alam pada zona ini dapat diperbolehkan melalui proses analisis dampak

lingkungan. Zona penyangga dapat dipergunakan untuk kegiatan penangkapan dan budidaya ikan

maupun aktivitas ekonomi lainnya, namun melalui pengawasan dan pembatasan ketat.

Pembentukan daerah perlindungan laut di Pulo Aceh merupakan langkah manajemen sumberdaya

yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya laut dan ekosistem laut dapat dilestarikan

serta berefek kepada keberlanjutan.

Kata kunci: Konservasi Sumber daya Laut, Zonasi, Keberlanjutan

Page 49: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

LESSON LEARNED DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KELAUTAN D)

EKOREG)ON SUNDA KEC)L

a* a a a aPutu Oktavia , Uly Faoziyah , B. Kombaitan , Djoko Santoso Abi Suroso , Andi Oetomo

a )nstitut Teknologi Bandung

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Ekoregion Sunda Kecil memiliki Kawasan Konservasi Perairan KKP terluas di )ndonesia dan

memiliki nilai kritis bagi konservasi laut. Kawasan ini juga sangat berkembang kegiatan

ekonominya. Upaya pengembangan potensi ekonomi yang terdapat di wilayah ini berpeluang

memunculkan friksi dengan upaya konservasi yang telah berjalan. Terobosan yang bersifat kreatif

dan inovatif sangat diperlukan mengingat pentingnya kedudukan Ekoregion Sunda Kecil sebagai

kawasan yang perlu dipertahankan kelestarian lingkungannya, serta mengingat tingginya

pertumbuhan kegiatan ekonomi kawasan yang mulai mengarah kepada kerusakan dan penurunan

daya dukung lingkungan. Perencanaan tata ruang laut Ekoregion Sunda Kecil menggunakan

pendekatan ecosystem-based management dengan memperhatikan potensi dan keunggulan

sumberdaya alam dan kegiatan ekonomi di wilayah ini. Dengan pendekatan ini, ruang kelautan

dibagi menjadi tiga klaster Bali, Lombok, dan Sumbawa - NTT yang mere leksikan kesamaan

sensitivitas, keunikan, kondisi eksisting, dan nilai jasa lingkungan. Kemudian, performance based

zoning diterapkan untuk mendorong integrasi antar berbagai kegiatan di ruang laut dengan

memperhatikan keterkaitan ruang darat - pesisir - laut. Ada berbagai tantangan dalam penyusunan

rencana tata ruang Dalam konteks )ndonesia, nilai strategis dari penataan ruang laut telah

tercantum secara legal dalam berbagai peraturan perundangan. Namun, pendekatan pengelolaan

ruang laut )ndonesia yang belum didasarkan pada batasan ekosistem berpotensi menimbulkan

masalah. Kajian ini menyimpulkan perlunya mengakomodasi konsep ekoregion dalam penataan

ruang laut di )ndonesia, perlunya pengakuan terhadap hak dan kewajiban institusi di tingkat lokal,

perlunya pendekatan yang adaptif dan kolaboratif dalam pengelolaan ruang laut, perlunya

melengkapi data dan informasi, serta membangun kolaborasi dan konsensus antarstakeholder

dalam berbagai tingkatan skala.

Kata kunci: Sunda Kecil, Ekoregion, Marine Spatial Planning

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

MODEL SEBARAN LARVA KARANG D) KAWASAN KONSERVAS) TAMAN

W)SATA PERA)RAN KAPOPOSANG DAN LAUT SEK)TARNYA

a* a aZul ikar Afandy , Ario Damar , Syamsul Bahri Agus

a )nstitut Pertanian Bogor

e-mail: zul [email protected]

ABSTRAK

Salah satu kunci dalam pengelolaan terumbu karang adalah tersedianya informasi mengenai pola

konektivitas antara terumbu, mengidenti ikasi pola konektivitas dalam bentuk dinamika sebaran

larva karang sangat penting, karena terumbu karang tergantung dengan input eksternal yang harus

dikelola untuk mendukung kesinambungan suplai larva karang. Tujuan penelitian ini adalah

membuat model sebaran larva karang pada kawasan konservasi TWP Kapoposang dan memetakan

pola konektivitas pada TWP Kapoposang. Pemodelan sebaran larva karang dilakukan dengan

menggunakan pemodelan bio isik yang memadukan antara faktor biologi dan isika untuk

mendapatkan skenario penyebaran larva. Dalam simulasi digunakan obyek larva karang dengan

Pelagic Larval Duration PLD selama hari, pelepasan larva dilakukan pada saat purnama pada

musim barat dan musim timur pada lokasi di TWP Kapoposang. (asil dari model sebaran larva

mengindikasikan bahwa proses penyebaran larva karang di TWP Kapoposang dipengaruhi oleh

arus dan variasi angin pada musim barat dan timur. Pemetaan pola konektivitas karang di TWP

Kapoposang, didapatkan lokasi-lokasi yang berperan dalam pola konektivitas, lokasi yang

berfungsi sebagai source yaitu Gondongbali dan Suranti. Sementara lokasi yang berfungsi sebagai

sink dengan menerima larva dari beberapa sumber yaitu Gondongbali, Kapoposang, Taka

Pallawangan dan Taka Palekko.

Kata kunci: Terumbu Karang, Sebaran Larva, TWP Kapoposang

Page 50: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

LESSON LEARNED DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KELAUTAN D)

EKOREG)ON SUNDA KEC)L

a* a a a aPutu Oktavia , Uly Faoziyah , B. Kombaitan , Djoko Santoso Abi Suroso , Andi Oetomo

a )nstitut Teknologi Bandung

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Ekoregion Sunda Kecil memiliki Kawasan Konservasi Perairan KKP terluas di )ndonesia dan

memiliki nilai kritis bagi konservasi laut. Kawasan ini juga sangat berkembang kegiatan

ekonominya. Upaya pengembangan potensi ekonomi yang terdapat di wilayah ini berpeluang

memunculkan friksi dengan upaya konservasi yang telah berjalan. Terobosan yang bersifat kreatif

dan inovatif sangat diperlukan mengingat pentingnya kedudukan Ekoregion Sunda Kecil sebagai

kawasan yang perlu dipertahankan kelestarian lingkungannya, serta mengingat tingginya

pertumbuhan kegiatan ekonomi kawasan yang mulai mengarah kepada kerusakan dan penurunan

daya dukung lingkungan. Perencanaan tata ruang laut Ekoregion Sunda Kecil menggunakan

pendekatan ecosystem-based management dengan memperhatikan potensi dan keunggulan

sumberdaya alam dan kegiatan ekonomi di wilayah ini. Dengan pendekatan ini, ruang kelautan

dibagi menjadi tiga klaster Bali, Lombok, dan Sumbawa - NTT yang mere leksikan kesamaan

sensitivitas, keunikan, kondisi eksisting, dan nilai jasa lingkungan. Kemudian, performance based

zoning diterapkan untuk mendorong integrasi antar berbagai kegiatan di ruang laut dengan

memperhatikan keterkaitan ruang darat - pesisir - laut. Ada berbagai tantangan dalam penyusunan

rencana tata ruang Dalam konteks )ndonesia, nilai strategis dari penataan ruang laut telah

tercantum secara legal dalam berbagai peraturan perundangan. Namun, pendekatan pengelolaan

ruang laut )ndonesia yang belum didasarkan pada batasan ekosistem berpotensi menimbulkan

masalah. Kajian ini menyimpulkan perlunya mengakomodasi konsep ekoregion dalam penataan

ruang laut di )ndonesia, perlunya pengakuan terhadap hak dan kewajiban institusi di tingkat lokal,

perlunya pendekatan yang adaptif dan kolaboratif dalam pengelolaan ruang laut, perlunya

melengkapi data dan informasi, serta membangun kolaborasi dan konsensus antarstakeholder

dalam berbagai tingkatan skala.

Kata kunci: Sunda Kecil, Ekoregion, Marine Spatial Planning

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

MODEL SEBARAN LARVA KARANG D) KAWASAN KONSERVAS) TAMAN

W)SATA PERA)RAN KAPOPOSANG DAN LAUT SEK)TARNYA

a* a aZul ikar Afandy , Ario Damar , Syamsul Bahri Agus

a )nstitut Pertanian Bogor

e-mail: zul [email protected]

ABSTRAK

Salah satu kunci dalam pengelolaan terumbu karang adalah tersedianya informasi mengenai pola

konektivitas antara terumbu, mengidenti ikasi pola konektivitas dalam bentuk dinamika sebaran

larva karang sangat penting, karena terumbu karang tergantung dengan input eksternal yang harus

dikelola untuk mendukung kesinambungan suplai larva karang. Tujuan penelitian ini adalah

membuat model sebaran larva karang pada kawasan konservasi TWP Kapoposang dan memetakan

pola konektivitas pada TWP Kapoposang. Pemodelan sebaran larva karang dilakukan dengan

menggunakan pemodelan bio isik yang memadukan antara faktor biologi dan isika untuk

mendapatkan skenario penyebaran larva. Dalam simulasi digunakan obyek larva karang dengan

Pelagic Larval Duration PLD selama hari, pelepasan larva dilakukan pada saat purnama pada

musim barat dan musim timur pada lokasi di TWP Kapoposang. (asil dari model sebaran larva

mengindikasikan bahwa proses penyebaran larva karang di TWP Kapoposang dipengaruhi oleh

arus dan variasi angin pada musim barat dan timur. Pemetaan pola konektivitas karang di TWP

Kapoposang, didapatkan lokasi-lokasi yang berperan dalam pola konektivitas, lokasi yang

berfungsi sebagai source yaitu Gondongbali dan Suranti. Sementara lokasi yang berfungsi sebagai

sink dengan menerima larva dari beberapa sumber yaitu Gondongbali, Kapoposang, Taka

Pallawangan dan Taka Palekko.

Kata kunci: Terumbu Karang, Sebaran Larva, TWP Kapoposang

Page 51: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

ECOTOURISM AND MANGROVE CONSERVATION EMC : STRATEG)

)NOVAT)F PELESTAR)AN B)OD)VERS)TAS (UTAN MANGROVE BERBAS)S

ECOTOURISM D) PULAU SAPUD)

a* bBachtiar Rivai , Syahlaini Nasution

a Universitas Brawijaya, Malang

b Universitas Padjajaran, Bandung

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengembangan wilayah pesisir dan kepulauan merupakan isu krusial yang menjadi perhatian

global. Pulau Sapudi merupakan salah satu pulau di Kabupaten Sumenep yang memiliki berbagai

potensi sumber daya perikanan dan kelautan. Salah satu potensi tersebut adalah ekosistem

alamnya, yakni ekosistem mangrove. Terdapat lima jenis mangrove dipulau Sapudi yaitu Sonneratia

alba, Avecennia lanata, Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculata, dan Lumitzera racemosa.

Namun, kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap manfaat dan pengembangan

ekosistem ini membuat kekayaan ini cenderung tidak memberikan manfaat bahkan tidak jarang

untuk dirusak. Pada tahun banyak terjadi penebangan pohon mangrove yang mengakibatkan

penurunan vegetasi mangrove dan hasil tangkapan ikan yang secara habitat berlindung dan

mencari makan dibawah akar-akar pohon mangrove. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu upaya

terobosan terbaru berupa usaha konkrit untuk melestarikan varietas pohon mangrove di Pulau

Sapudi. Konservasi mangrove merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian pohon mangrove

melalui pembibitan dan penanaman Mangrove. EMC Ecotourism and Mangrove Conservation

adalah strategi pengelolaan kawasan konservasi berbasis Ecotourism untuk menjaga kekayaan

biodiversitas pohon mangrove. EMC bergerak dalam melakukan pengidenti ikasian potensi

ekosistem mangrove dan pengelolaan ekowisata mangrove. Selain itu pengembangan ekowisata

dapat ditunjang dengan pembentukan Learning Centre Mangrove LCM . Dari hasil evaluasi yang

pernah dilakuakan dalam sosialisasi ekosistem mangrove di Pulau Sapudi menunjukkan bahwa

awal sebelum sosialisasi % menganggap penting ekosistem mangrove, % menganggap tidak

penting dan % menganggap sangat tidak penting namun sesudah sosialisasi % menganggap

penting, % menganggap tidak penting dan % menganggap sangat tidak penting. Sehingga

dengan adanya EMC ini semoga membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem

mangrove.

Kata kunci: EMC, Pulau Sapudi, Ecotourism

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

URGENCY ON S()FT)NG F)S()NG GROUND FROM CORAL REEF F)S(ERY

TO PELAG)C )N SELAYAR

a* a bLisda ( (anaruddin , Jamaluddin Jompa , Peter J Mumby

a Faculty of Marine Science and Fishery, (asanuddin University , )ndonesia

b Marine Spatial Ecology Lab School of Biological Sciences University of Queensland St.

Lucia Brisbane

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to understand and determine the urgency on shift ing ishing

ground from coral reef ishery to pelagic. The research was conducted in six different

villages from the north, east, west and south of Selayar Barugaia, Benteng utara,

Bontoborusu, Bontosunggu, Kahu-Kahu and Parak and began at the end of and

early . This research used qualitative and quantitative methods. The respondent

criteria were selected using snowball sampling by choosing only the coral reef ishers

and the results were analyzed using R.

The results showed the urgency shifting to pelagic indicated by the decline in the

estimated number of catches from year to year. This condition is exacerbated by the

increasing of distance moved of the reef ishes ishing ground from - thus

results were not followed by the increase in the number of catches.

Keywords: Reef ishery, pelagic ishery, catch decline, distance moved

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 52: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

ECOTOURISM AND MANGROVE CONSERVATION EMC : STRATEG)

)NOVAT)F PELESTAR)AN B)OD)VERS)TAS (UTAN MANGROVE BERBAS)S

ECOTOURISM D) PULAU SAPUD)

a* bBachtiar Rivai , Syahlaini Nasution

a Universitas Brawijaya, Malang

b Universitas Padjajaran, Bandung

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengembangan wilayah pesisir dan kepulauan merupakan isu krusial yang menjadi perhatian

global. Pulau Sapudi merupakan salah satu pulau di Kabupaten Sumenep yang memiliki berbagai

potensi sumber daya perikanan dan kelautan. Salah satu potensi tersebut adalah ekosistem

alamnya, yakni ekosistem mangrove. Terdapat lima jenis mangrove dipulau Sapudi yaitu Sonneratia

alba, Avecennia lanata, Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculata, dan Lumitzera racemosa.

Namun, kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap manfaat dan pengembangan

ekosistem ini membuat kekayaan ini cenderung tidak memberikan manfaat bahkan tidak jarang

untuk dirusak. Pada tahun banyak terjadi penebangan pohon mangrove yang mengakibatkan

penurunan vegetasi mangrove dan hasil tangkapan ikan yang secara habitat berlindung dan

mencari makan dibawah akar-akar pohon mangrove. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu upaya

terobosan terbaru berupa usaha konkrit untuk melestarikan varietas pohon mangrove di Pulau

Sapudi. Konservasi mangrove merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian pohon mangrove

melalui pembibitan dan penanaman Mangrove. EMC Ecotourism and Mangrove Conservation

adalah strategi pengelolaan kawasan konservasi berbasis Ecotourism untuk menjaga kekayaan

biodiversitas pohon mangrove. EMC bergerak dalam melakukan pengidenti ikasian potensi

ekosistem mangrove dan pengelolaan ekowisata mangrove. Selain itu pengembangan ekowisata

dapat ditunjang dengan pembentukan Learning Centre Mangrove LCM . Dari hasil evaluasi yang

pernah dilakuakan dalam sosialisasi ekosistem mangrove di Pulau Sapudi menunjukkan bahwa

awal sebelum sosialisasi % menganggap penting ekosistem mangrove, % menganggap tidak

penting dan % menganggap sangat tidak penting namun sesudah sosialisasi % menganggap

penting, % menganggap tidak penting dan % menganggap sangat tidak penting. Sehingga

dengan adanya EMC ini semoga membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem

mangrove.

Kata kunci: EMC, Pulau Sapudi, Ecotourism

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

URGENCY ON S()FT)NG F)S()NG GROUND FROM CORAL REEF F)S(ERY

TO PELAG)C )N SELAYAR

a* a bLisda ( (anaruddin , Jamaluddin Jompa , Peter J Mumby

a Faculty of Marine Science and Fishery, (asanuddin University , )ndonesia

b Marine Spatial Ecology Lab School of Biological Sciences University of Queensland St.

Lucia Brisbane

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to understand and determine the urgency on shift ing ishing

ground from coral reef ishery to pelagic. The research was conducted in six different

villages from the north, east, west and south of Selayar Barugaia, Benteng utara,

Bontoborusu, Bontosunggu, Kahu-Kahu and Parak and began at the end of and

early . This research used qualitative and quantitative methods. The respondent

criteria were selected using snowball sampling by choosing only the coral reef ishers

and the results were analyzed using R.

The results showed the urgency shifting to pelagic indicated by the decline in the

estimated number of catches from year to year. This condition is exacerbated by the

increasing of distance moved of the reef ishes ishing ground from - thus

results were not followed by the increase in the number of catches.

Keywords: Reef ishery, pelagic ishery, catch decline, distance moved

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 53: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

PERAN KELEMBAGAAN PANGL)MA LAOT D) KOTA SABANG DALAM

MEWUJUDKAN PER)KANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN

a* a aBaskoro Pakusadewo , Akhmad Solikhin , Ernani Lubis

a )nstitut Pertanian Bogor, Bogor

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengelolaan perikanan merupakan upaya penting dalam menjaga keseimbangan sumberdaya, di

antaranya melalui peran masyarakat lokal. Salah satu bentuk pengelolaan perikanan berbasis

masyarakat yang ada di )ndonesia adalah Panglima Laot/hukom adat laot di Aceh. Penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan sejarah Panglima Laot dan menganalisis sistem pengaturan Panglima

Laot yang berlaku di )boih, Kota Sabang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode triangulasi. Pengumpulan data menggunakan metode purpossive sampling dan snowball

sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis yuridis normatif dan analisis deskriptif. (asil

yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain: penerapan sistem closed area di kawasan Lhok

)boih yang ditujukan sebagai kawasan konservasi dan wisata bahari; sistem aturan Panglima

Laot terdiri dari larangan terhadap penggunaan alat penangkapan dan metode penangkapan yang

merusak lingkungan, hari pantang melaut, larangan mengambil ikan hias, pembentukan zona

larang tangkap, dan larangan melakukan kegiatan yang merusak lingkungan; sistem sanksi

Panglima Laot terdiri atas pembayaran denda dalam bentuk uang ataupun hewan ternak, penyitaan

seluruh sarana penangkapan, melakukan kenduri ulang; sistem hak Panglima Laot terdiri atas

hak individu dan hak komunitas; sistem otoritas Panglima Laot antara lain: orang penasehat,

orang Panglima Laot, orang wakil Panglima Laot, orang sekretaris, orang bendahara dan

beberapa petugas keamanan adat; . sistem monitoring dan evaluasi secara umum melibatkan

seluruh masyarakat nelayan di )boih dan secara khusus dilakukan oleh POKMASWAS.

Kata kunci: Panglima Laot, Sistem Kelembagaan, Pengelolaan Perikanan

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN DAERA( D)

PROV)NS) ACE( BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL (UKUM ADAT LAOT

a* bTeuku Muttaqin Mansur , Marzuki

a Fakultas (ukum Universitas Syiah Kuala

b Yayasan Lamjabat

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD di Provinsi Aceh telah mulai diinisiasi

oleh berbagai lembaga Non Government Organization NGO pada tahun . Selanjutnya, pada

tahun , Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi Aceh mengukuhkan Kabupaten/Kota

sebagai KKPD, namun hingga tahun baru kawasan KKPD yang telah ditetapkan oleh Menteri

Kelautan dan Perikanan Republik )ndonesia, yakni KKPD Pesisir Timur Kota Sabang. Sementara

kawasan lainnya, antara lain KKPD Aceh Besar, Aceh Jaya dan Simeulue baru sampai tahapan

pencadangan kawasan dengan beberapa kekurangan dokumen persyaratan. Selebihnya kawasan

yaitu KKPD Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan Aceh Singkil masih dalam proses inisiasi.

Selama ini, konsep KKPD di Aceh belum sepenuhnya mengakomodir kearifan lokal wilayah adat

laut (ukum Adat Laot yang dimiliki Aceh, padahal potensi peng-integrasian KKPD dengan konsep

kearifan wilayah adat laut menjadi kekuatan dalam menjaga wilayah konservasi. Makalah ini

bertujuan menawarkan konsep peng-integrasian pengelolaan KKPD berbasis kearifan lokal

wilayah adat laut di Aceh. Data diperoleh dengan menggunakan metode empiris. (asil kajian

menunjukkan bahwa, konsep KKPD hampir mirip dengan konsep pengelolaan berbasis kearifan

lokal (ukum Adat Laot di Aceh, di mana dalam kearifan lokal adat laut juga memiliki zonasi-

zonasi adat yang ditetapkan sebagai wilayah yang boleh dan wilayah larangan penangkapan ikan.

Diharapkan kepada Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota untuk mengadopsi konsep pengelolaan

wilayah adat laut sebagai salah satu konsep Pengelolaan KKPD.

Kata kunci: Pengelolaan, KKPD, Kearifan Lokal

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 54: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

PERAN KELEMBAGAAN PANGL)MA LAOT D) KOTA SABANG DALAM

MEWUJUDKAN PER)KANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN

a* a aBaskoro Pakusadewo , Akhmad Solikhin , Ernani Lubis

a )nstitut Pertanian Bogor, Bogor

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengelolaan perikanan merupakan upaya penting dalam menjaga keseimbangan sumberdaya, di

antaranya melalui peran masyarakat lokal. Salah satu bentuk pengelolaan perikanan berbasis

masyarakat yang ada di )ndonesia adalah Panglima Laot/hukom adat laot di Aceh. Penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan sejarah Panglima Laot dan menganalisis sistem pengaturan Panglima

Laot yang berlaku di )boih, Kota Sabang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode triangulasi. Pengumpulan data menggunakan metode purpossive sampling dan snowball

sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis yuridis normatif dan analisis deskriptif. (asil

yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain: penerapan sistem closed area di kawasan Lhok

)boih yang ditujukan sebagai kawasan konservasi dan wisata bahari; sistem aturan Panglima

Laot terdiri dari larangan terhadap penggunaan alat penangkapan dan metode penangkapan yang

merusak lingkungan, hari pantang melaut, larangan mengambil ikan hias, pembentukan zona

larang tangkap, dan larangan melakukan kegiatan yang merusak lingkungan; sistem sanksi

Panglima Laot terdiri atas pembayaran denda dalam bentuk uang ataupun hewan ternak, penyitaan

seluruh sarana penangkapan, melakukan kenduri ulang; sistem hak Panglima Laot terdiri atas

hak individu dan hak komunitas; sistem otoritas Panglima Laot antara lain: orang penasehat,

orang Panglima Laot, orang wakil Panglima Laot, orang sekretaris, orang bendahara dan

beberapa petugas keamanan adat; . sistem monitoring dan evaluasi secara umum melibatkan

seluruh masyarakat nelayan di )boih dan secara khusus dilakukan oleh POKMASWAS.

Kata kunci: Panglima Laot, Sistem Kelembagaan, Pengelolaan Perikanan

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN DAERA( D)

PROV)NS) ACE( BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL (UKUM ADAT LAOT

a* bTeuku Muttaqin Mansur , Marzuki

a Fakultas (ukum Universitas Syiah Kuala

b Yayasan Lamjabat

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD di Provinsi Aceh telah mulai diinisiasi

oleh berbagai lembaga Non Government Organization NGO pada tahun . Selanjutnya, pada

tahun , Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi Aceh mengukuhkan Kabupaten/Kota

sebagai KKPD, namun hingga tahun baru kawasan KKPD yang telah ditetapkan oleh Menteri

Kelautan dan Perikanan Republik )ndonesia, yakni KKPD Pesisir Timur Kota Sabang. Sementara

kawasan lainnya, antara lain KKPD Aceh Besar, Aceh Jaya dan Simeulue baru sampai tahapan

pencadangan kawasan dengan beberapa kekurangan dokumen persyaratan. Selebihnya kawasan

yaitu KKPD Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan Aceh Singkil masih dalam proses inisiasi.

Selama ini, konsep KKPD di Aceh belum sepenuhnya mengakomodir kearifan lokal wilayah adat

laut (ukum Adat Laot yang dimiliki Aceh, padahal potensi peng-integrasian KKPD dengan konsep

kearifan wilayah adat laut menjadi kekuatan dalam menjaga wilayah konservasi. Makalah ini

bertujuan menawarkan konsep peng-integrasian pengelolaan KKPD berbasis kearifan lokal

wilayah adat laut di Aceh. Data diperoleh dengan menggunakan metode empiris. (asil kajian

menunjukkan bahwa, konsep KKPD hampir mirip dengan konsep pengelolaan berbasis kearifan

lokal (ukum Adat Laot di Aceh, di mana dalam kearifan lokal adat laut juga memiliki zonasi-

zonasi adat yang ditetapkan sebagai wilayah yang boleh dan wilayah larangan penangkapan ikan.

Diharapkan kepada Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota untuk mengadopsi konsep pengelolaan

wilayah adat laut sebagai salah satu konsep Pengelolaan KKPD.

Kata kunci: Pengelolaan, KKPD, Kearifan Lokal

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 55: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

STRATEG) PENGELOLAAN EKOS)STEM MANGROVE D) BAROS MELALU)

PERT)MBANGAN JASA EKOS)STEM MENURUT PERSPEKT)F

MASYARAKAT PENGGUNA JASA

Mochammad Yenny

Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kebijakan pengelolaan ekosistem merupakan hal yang kompleks dan rentan menimbulkan kon lik

sosial karena dihadapkan pada ketidakpastian dan banyak kepentingan. Kebijakan pengelolaan

tanpa mempertimbangkan jasa ekosistem mangrove juga dipercaya sebagai salah satu faktor

utama penyebab terjadinya kerusakan ekosistem mangrove. Penelitian ini bermaksud

merumuskan strategi pengelolaan dengan mempertimbangkan jenis jasa ekosistem mangrove

yang penting menurut perspektif masyarakat pengguna jasa. Sebanyak responden dilibatkan

didalam survey dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. (asil analisa

Principal component analysis menunjukan bahwa ada tiga komponen utama yang terbentuk, yakni

fungsi ekologis isik, eduwisata serta hasil hutan dan perikanan. Komponen utama yang terbentuk

dapat dimaknai sebagai suatu prioritas yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan strategi

pengelolaan. Oleh karena itu, strategi pengelolaan yang sesuai untuk diterapkan berdasarkan

prioritas tersebut adalah menyelaraskan fungsi ekologis dan manfaat isik dari proses yang

berlangsung di ekosistem mangrove dengan pemanfaatan wisata berbasis pendidikan.

Kata kunci: Strategi Pengelolaan, Jasa Ekosistem, Masyarakat Pengguna Jasa

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

KONSEP KONSERVAS) BERBAS)S KAWASAN DALAM RANGKA

PEMUL)(AN POPULAS) ENDEM)K BANGGA) CARD)NALF)S(

Pterapogon kauderni

a* b cAbigail Mary Moore , Samliok Ndobe , Jamaluddin Jompa

a Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin, Makassar

b Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah

c Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin, Makassar

e-mail: abigail @yahoo.com

ABSTRAK

Salah satu spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah )kan endemik Banggai Kardinal

Pterapogon kauderni . )kan ini berstatus terancam punah pada Red List )UCN, pada CoP C)TES ke-

tahun . Oleh karena itu, )ndonesia berkomitment untuk menjamin kelestariannya. Tujuan

penelitian adalah untuk mengembangkan suatu konsep konservasi berbasis kawasan yang tepat

secara bioekologi maupun sosio-ekonomi. (al ini didasarkan pada sifat bioekologis yang khas pada

ikan tersebut, antara lain: i telur yang telah dibuahi dierami dalam mulut ikan jantan lalu menetas

dan berkembang dalam mulut sampai fase larva berakhir; hal ini dapat menyebabkan stok yang

terisolasi secara reproduktif dengan variasi stok genetik; ii ketergantungan tinggi terhadap

habitat, khususnya simbiosisnya dengan organisme yang berperan sebagai mikro-habitat

pelindung. Metode yang digunakan adalah review dan kajian terhadap literatur ilmiah maupun

data yang belum terpublikasi, termasuk hasil analisa dengan menggunakan software Marxan. (asil

yang diperoleh berupa sejumlah rekomendasi kebijakan maupun penelitian lanjutan, antara lain:

i konservasi termasuk pemanfaatan berkelanjutan sangat penting dilaksanakan berbasis sub-

unit populasi stok ; ii pentingnya mengidenti ikasi sejumlah sub-unit stock dan

mengembangkan zona-zona spesi ik termasuk zona perlindungan khusus )kan Banggai Kardinal;

zona rehabilitiasi, dan lainnya dalam Kawasan Konservasi Daerah KKPD di Kepulauan Banggai

Kabupaten Banggai Laut dan Kabupaten Bangga Kepulauan iii konsep "BCF gardens" yaitu

pengembangan pola pemulihan dan pemanfaatan berkelanjutan populasi P. kauderni melalui

pemulihan mikrohabitat pada skala kecil, berbasis masyarakat, didukung oleh program riset ilmiah

secara bertahap. (asil kajian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan

berkelanjutanikan Banggai Kardinal baik secara ekologis maupun ekonomis khususnya dalam

konteks strategi pengembangan KKPD secara efektif.

Kata kunci: Stok genetik, Pemulihan habitat, Konservasi berbasis masyarakat

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 56: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

STRATEG) PENGELOLAAN EKOS)STEM MANGROVE D) BAROS MELALU)

PERT)MBANGAN JASA EKOS)STEM MENURUT PERSPEKT)F

MASYARAKAT PENGGUNA JASA

Mochammad Yenny

Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kebijakan pengelolaan ekosistem merupakan hal yang kompleks dan rentan menimbulkan kon lik

sosial karena dihadapkan pada ketidakpastian dan banyak kepentingan. Kebijakan pengelolaan

tanpa mempertimbangkan jasa ekosistem mangrove juga dipercaya sebagai salah satu faktor

utama penyebab terjadinya kerusakan ekosistem mangrove. Penelitian ini bermaksud

merumuskan strategi pengelolaan dengan mempertimbangkan jenis jasa ekosistem mangrove

yang penting menurut perspektif masyarakat pengguna jasa. Sebanyak responden dilibatkan

didalam survey dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. (asil analisa

Principal component analysis menunjukan bahwa ada tiga komponen utama yang terbentuk, yakni

fungsi ekologis isik, eduwisata serta hasil hutan dan perikanan. Komponen utama yang terbentuk

dapat dimaknai sebagai suatu prioritas yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan strategi

pengelolaan. Oleh karena itu, strategi pengelolaan yang sesuai untuk diterapkan berdasarkan

prioritas tersebut adalah menyelaraskan fungsi ekologis dan manfaat isik dari proses yang

berlangsung di ekosistem mangrove dengan pemanfaatan wisata berbasis pendidikan.

Kata kunci: Strategi Pengelolaan, Jasa Ekosistem, Masyarakat Pengguna Jasa

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

KONSEP KONSERVAS) BERBAS)S KAWASAN DALAM RANGKA

PEMUL)(AN POPULAS) ENDEM)K BANGGA) CARD)NALF)S(

Pterapogon kauderni

a* b cAbigail Mary Moore , Samliok Ndobe , Jamaluddin Jompa

a Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin, Makassar

b Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah

c Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin, Makassar

e-mail: abigail @yahoo.com

ABSTRAK

Salah satu spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah )kan endemik Banggai Kardinal

Pterapogon kauderni . )kan ini berstatus terancam punah pada Red List )UCN, pada CoP C)TES ke-

tahun . Oleh karena itu, )ndonesia berkomitment untuk menjamin kelestariannya. Tujuan

penelitian adalah untuk mengembangkan suatu konsep konservasi berbasis kawasan yang tepat

secara bioekologi maupun sosio-ekonomi. (al ini didasarkan pada sifat bioekologis yang khas pada

ikan tersebut, antara lain: i telur yang telah dibuahi dierami dalam mulut ikan jantan lalu menetas

dan berkembang dalam mulut sampai fase larva berakhir; hal ini dapat menyebabkan stok yang

terisolasi secara reproduktif dengan variasi stok genetik; ii ketergantungan tinggi terhadap

habitat, khususnya simbiosisnya dengan organisme yang berperan sebagai mikro-habitat

pelindung. Metode yang digunakan adalah review dan kajian terhadap literatur ilmiah maupun

data yang belum terpublikasi, termasuk hasil analisa dengan menggunakan software Marxan. (asil

yang diperoleh berupa sejumlah rekomendasi kebijakan maupun penelitian lanjutan, antara lain:

i konservasi termasuk pemanfaatan berkelanjutan sangat penting dilaksanakan berbasis sub-

unit populasi stok ; ii pentingnya mengidenti ikasi sejumlah sub-unit stock dan

mengembangkan zona-zona spesi ik termasuk zona perlindungan khusus )kan Banggai Kardinal;

zona rehabilitiasi, dan lainnya dalam Kawasan Konservasi Daerah KKPD di Kepulauan Banggai

Kabupaten Banggai Laut dan Kabupaten Bangga Kepulauan iii konsep "BCF gardens" yaitu

pengembangan pola pemulihan dan pemanfaatan berkelanjutan populasi P. kauderni melalui

pemulihan mikrohabitat pada skala kecil, berbasis masyarakat, didukung oleh program riset ilmiah

secara bertahap. (asil kajian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan

berkelanjutanikan Banggai Kardinal baik secara ekologis maupun ekonomis khususnya dalam

konteks strategi pengembangan KKPD secara efektif.

Kata kunci: Stok genetik, Pemulihan habitat, Konservasi berbasis masyarakat

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 57: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

ALTERNAT)F REJ)M PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PENYU

DENGAN PENDEKATAN PEMBAYARAN JASA EKOS)STEM

PAYMENT FOR ECOSYSTEM SERVICES - PES

STUD) KASUS KAWASAN KONSERVAS) TAMAN PES)S)R PANTA) PENYU

PANGUMBA(AN SUKABUM)

a* b bLeny Dwihastuty , Luky Adrianto Fredinan Yulianda

a Mahasiswa Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan – FP)K, )PB

bDosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan - FP)K, )PB

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pembayaran Jasa Ekosistem atau Payments for Ecosystem Services PES telah diadopsi secara luas

di seluruh dunia sebagai inisiatif baru dalam pengelolaan konservasi dan lingkungan. Di )ndonesia

beberapa inisiatif PES ada yakni pada daerah aliran sungai. Namun demikian, mengembangkan

dan mengelola program PES di )ndonesia masih menjadi kendala karena kompleksitas dari

pengaturan kelembagaan PES masih lemah. Penelitian ini bertujuan membahas program PES di

KKTP S dan kelembagaan PES mana yang dipilih. Penelitian ini dilaksanakan di KKTP S yang

dilakukan pada bulan Oktober dan Desember . Berdasarkan hasil analisis PES diperoleh

bahwa pola pengelolaan oleh pemerintah daerah melalui Badan Layanan Umum Daerah BLUD

adalah yang memungkinkan saat ini diterapkan di KKTP S. Pola ini cukup e isien, hal ini

disebabkan melalui penerapan pola ini dana pengelolaan sebagai pendapatan yang benar benar

dapat dipergunakan sebagai dana untuk pelestarian, pemeliharaan, kebersihan lingkungan dan

pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya disekitar lokasi obyek jasa ekosistem di KKTP S.

Kata kunci: Pembayaran, Ekosistem, Jasa, Konservasi, Pendanaan

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PEMBELAJARAN PROSES (ARMON)SAS) PENGELOLAAN KAWASAN

KONSERVAS) D) PROV)NS) NUSA TENGGARA BARAT

a* b b aTasrif Kartawijaya , Fajar Ardiyansyah , Adi Triana Mihardja , (ernawati

a Wildlife Conservation Society – )ndonesia Program, Bogor

b Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Undang-Undang Nomor Tahun tentang Pemerintahan Daerah pasal menyebutkan

bahwa kewenangan daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut paling jauh

dua belas mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.

Kewenangan pemerintah provinsi untuk mengelola sumber daya alam laut mencakup: eksplorasi,

eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas bumi, pengaturan

administratif, dan pengaturan tata ruang . Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran

proses harmonisasi pengalihan kewenangan pengelolaan kawasan konservasi dari pemerintah

kabupaten ke pemerintah provinsi. Proses pengalihan kewenangan dilakukan sejak Bulan Februari

hingga September melalui pertemuan kelompok kerja, identi ikasi dan inventarisasi status

pengelolaan kawasan konservasi, fucus group discussion dan konsultasi publik. Keluaran dari

proses harmonisasi ini berupa pengalihan status hukum pengelolaan kawasan konservasi dari

kabupaten ke provinsi dan pengesahan rencana pengelolaan dan zonasi ditingkat provinsi.

Terdapat beberapa pembelajaran yang harus diperhatikan dalam proses pengalihan kewenangan

dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi yaitu data dan informasi status pengelolaan

kawasn konservasi, evaluasi status efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, pengealihan status

hukum pencadangan dan kelembagaan pengelola kawasan konservasi.

Kata kunci: Provinsi Nusa Tenggara Barat, kewenangan daerah provinsi, kawasan konservasi,

pembelajaran proses harmonisasi

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 58: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

ALTERNAT)F REJ)M PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PENYU

DENGAN PENDEKATAN PEMBAYARAN JASA EKOS)STEM

PAYMENT FOR ECOSYSTEM SERVICES - PES

STUD) KASUS KAWASAN KONSERVAS) TAMAN PES)S)R PANTA) PENYU

PANGUMBA(AN SUKABUM)

a* b bLeny Dwihastuty , Luky Adrianto Fredinan Yulianda

a Mahasiswa Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan – FP)K, )PB

bDosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan - FP)K, )PB

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pembayaran Jasa Ekosistem atau Payments for Ecosystem Services PES telah diadopsi secara luas

di seluruh dunia sebagai inisiatif baru dalam pengelolaan konservasi dan lingkungan. Di )ndonesia

beberapa inisiatif PES ada yakni pada daerah aliran sungai. Namun demikian, mengembangkan

dan mengelola program PES di )ndonesia masih menjadi kendala karena kompleksitas dari

pengaturan kelembagaan PES masih lemah. Penelitian ini bertujuan membahas program PES di

KKTP S dan kelembagaan PES mana yang dipilih. Penelitian ini dilaksanakan di KKTP S yang

dilakukan pada bulan Oktober dan Desember . Berdasarkan hasil analisis PES diperoleh

bahwa pola pengelolaan oleh pemerintah daerah melalui Badan Layanan Umum Daerah BLUD

adalah yang memungkinkan saat ini diterapkan di KKTP S. Pola ini cukup e isien, hal ini

disebabkan melalui penerapan pola ini dana pengelolaan sebagai pendapatan yang benar benar

dapat dipergunakan sebagai dana untuk pelestarian, pemeliharaan, kebersihan lingkungan dan

pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya disekitar lokasi obyek jasa ekosistem di KKTP S.

Kata kunci: Pembayaran, Ekosistem, Jasa, Konservasi, Pendanaan

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PEMBELAJARAN PROSES (ARMON)SAS) PENGELOLAAN KAWASAN

KONSERVAS) D) PROV)NS) NUSA TENGGARA BARAT

a* b b aTasrif Kartawijaya , Fajar Ardiyansyah , Adi Triana Mihardja , (ernawati

a Wildlife Conservation Society – )ndonesia Program, Bogor

b Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Undang-Undang Nomor Tahun tentang Pemerintahan Daerah pasal menyebutkan

bahwa kewenangan daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut paling jauh

dua belas mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.

Kewenangan pemerintah provinsi untuk mengelola sumber daya alam laut mencakup: eksplorasi,

eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas bumi, pengaturan

administratif, dan pengaturan tata ruang . Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran

proses harmonisasi pengalihan kewenangan pengelolaan kawasan konservasi dari pemerintah

kabupaten ke pemerintah provinsi. Proses pengalihan kewenangan dilakukan sejak Bulan Februari

hingga September melalui pertemuan kelompok kerja, identi ikasi dan inventarisasi status

pengelolaan kawasan konservasi, fucus group discussion dan konsultasi publik. Keluaran dari

proses harmonisasi ini berupa pengalihan status hukum pengelolaan kawasan konservasi dari

kabupaten ke provinsi dan pengesahan rencana pengelolaan dan zonasi ditingkat provinsi.

Terdapat beberapa pembelajaran yang harus diperhatikan dalam proses pengalihan kewenangan

dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi yaitu data dan informasi status pengelolaan

kawasn konservasi, evaluasi status efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, pengealihan status

hukum pencadangan dan kelembagaan pengelola kawasan konservasi.

Kata kunci: Provinsi Nusa Tenggara Barat, kewenangan daerah provinsi, kawasan konservasi,

pembelajaran proses harmonisasi

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 59: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

STRATEG) PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN

)NDRAPURWA L(OK PEUKAN BADA BERBAS)S (UKUM ADAT LAOT

Rika Astuti

Universitas Teuku Umar

e-mail: rika.astuti @yahoo.com

ABSTRAK

Kawasan Konservasi Perairan KKP merupakan suatu kawasan perairan laut yang dilindungi.

Salah satu tujuan penetapan KKP adalah melestarikan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber

daya ikan di sekitar kawasan konservasi perairan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat. Adanya peran Lembaga Panglima Laot dan masyarakat setempat yang bekerjasama

dengan pemerintah dalam mengelola kawasan konservasi ini menjadikan wilayah tersebut

menarik untuk dikaji. Untuk mempelajari sistem pengelolaan yang sedang berjalan diperlukan

kajian yang komprehensif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi

pengelolaan pembentukan KKP )ndrapurwa Lhok Peukan Bada berbasis hukum adat laot, serta

untuk mengetahui dampak dari aspek sosial dan ekonomi terhadap penetapan KKP )ndrapurwa di

Lhok Peukan Bada. Penelitian ini dilakukan di Lhok Peukan Bada, Aceh Besar, Provinsi Aceh mulai

bulan Februari sampai dengan Juni melalui beberapa tahapan, yakni: Pendekatan studi

literatur melalui pengumpulan data sekunder dari )nstansi pemerintah dan berbagai pihak lainnya

yang mendukung penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion

FGD , dengan cara penyebaran kuisioner dan wawancara langsung. Analisis SWOT digunakan

untuk mengetahui kondisi KKP )ndrapurwa untuk merumuskan strategi pengelolaan KKP berbasis

hukum adat laot. (asil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang tepat dalam melakukan

pengelolaan KKP )ndrapurwa melalui perlindungan dan rehabilitasi sumberdaya dengan cara

penerapan aturan adat laut, yakni penguatan lembaga adat dan Panglima laot Lhok Lamtengoh,

Lamteh, dan Ujong Pancu. Mata pencaharian alternatif nelayan setempat juga sangat berpengaruh

terhadap pembentukan kawasan konservasi di daerah ini. Keterlibatan para pihak untuk

meningkatkan efektivitas pengelolaan KKP )ndrapurwa melalui kerjasama dengan berbagai pihak

dalam melakukan monitoring dan pengawasan.

Kata kunci: Kawasan Konservasi, Peukan Bada, Strategi Pengelolaan

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PEMANFAATAN KEAR)FAN LOKAL SAS) DALAM S)STEM ZONAS)

KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) RAJA AMPAT

Paulus Boli

Universitas Papua

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Keberhasilan pengelolaan dengan mengadopsi pendekatan pengelolaan tradisional sumberdaya

laut ke dalam konservasi modern telah berhasil memperbaiki kondisi terumbu karang di negara-

negara Oseanik Aswani et al. . Berdasarkan fakta tersebut di atas, Pemda Raja Ampat

berupaya menghidupkan kembali budaya sasi untuk diimplementasikan sebagai salah satu model

zonasi dalam pengelolaan kawasan konservasi laut di perairan laut Raja Ampat. Tujuan penelitian

ini adalah mendeksripsikan sasi yang berlaku di Raja Ampat dan menjelaskan pemanfaatan sasi

dalam sistem zonasi kawasan konservasi perairan daerah KKPD di Raja Ampat. Lokasi penelitian

dilaksanakan pada Pulau Waigeo, Pulau Batanta dan Pulau Salawati serta pulau-pulau kecil. Lokasi

tersebut merupakan kawasan kepemilikan adat dari suku-suku: Biak-Beteu, Bantanta, Tepin, Fiat,

Domu, Waili dan Moi-Maya. Penelitian dilaksanakan April-Juli . Metode pengambilan data

dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap para informan. Selain itu, digunakan

penelusuran sejarah pengelolaan kawasan konservasi, opini masyarakat tentang kelembagaan

adat dan kawasan konservasi. (asil penelitian memperlihatkan bahwa jenis-jenis zona yang

diberlakukan dalam KKPD di Raja Ampat terdiri atas: zona inti, zona ketahanan pangan dan

pariwisata, zona perikanan berkelanjutan dan budidaya perikanan, zona jalur pelayaran

kapal, zona sasi dan pemanfaatan tradisonal, zona pemanfaatan lainnya. Adapun zona yang

memanfaatkan kearifan lokal sasi dalam sistem zonasi ini adalah zona ketahanan pangan dan

pariwisata dan zona sasi dan pemanfaatan tradisional. Pengelolaan konservasi di Raja Ampat

menerapkan pendekatan kombinasi antara pemanfaatan terbatas dan larang ambil terhadap

sumber daya laut. Keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan kawasan konservasi di Raja

Ampat menjadi kunci keberhasilan mencapai tujuan pengelolaan.

Kata kunci: Sasi, Zonasi, Kawasan Konservasi

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 60: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

STRATEG) PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN

)NDRAPURWA L(OK PEUKAN BADA BERBAS)S (UKUM ADAT LAOT

Rika Astuti

Universitas Teuku Umar

e-mail: rika.astuti @yahoo.com

ABSTRAK

Kawasan Konservasi Perairan KKP merupakan suatu kawasan perairan laut yang dilindungi.

Salah satu tujuan penetapan KKP adalah melestarikan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber

daya ikan di sekitar kawasan konservasi perairan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat. Adanya peran Lembaga Panglima Laot dan masyarakat setempat yang bekerjasama

dengan pemerintah dalam mengelola kawasan konservasi ini menjadikan wilayah tersebut

menarik untuk dikaji. Untuk mempelajari sistem pengelolaan yang sedang berjalan diperlukan

kajian yang komprehensif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi

pengelolaan pembentukan KKP )ndrapurwa Lhok Peukan Bada berbasis hukum adat laot, serta

untuk mengetahui dampak dari aspek sosial dan ekonomi terhadap penetapan KKP )ndrapurwa di

Lhok Peukan Bada. Penelitian ini dilakukan di Lhok Peukan Bada, Aceh Besar, Provinsi Aceh mulai

bulan Februari sampai dengan Juni melalui beberapa tahapan, yakni: Pendekatan studi

literatur melalui pengumpulan data sekunder dari )nstansi pemerintah dan berbagai pihak lainnya

yang mendukung penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion

FGD , dengan cara penyebaran kuisioner dan wawancara langsung. Analisis SWOT digunakan

untuk mengetahui kondisi KKP )ndrapurwa untuk merumuskan strategi pengelolaan KKP berbasis

hukum adat laot. (asil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang tepat dalam melakukan

pengelolaan KKP )ndrapurwa melalui perlindungan dan rehabilitasi sumberdaya dengan cara

penerapan aturan adat laut, yakni penguatan lembaga adat dan Panglima laot Lhok Lamtengoh,

Lamteh, dan Ujong Pancu. Mata pencaharian alternatif nelayan setempat juga sangat berpengaruh

terhadap pembentukan kawasan konservasi di daerah ini. Keterlibatan para pihak untuk

meningkatkan efektivitas pengelolaan KKP )ndrapurwa melalui kerjasama dengan berbagai pihak

dalam melakukan monitoring dan pengawasan.

Kata kunci: Kawasan Konservasi, Peukan Bada, Strategi Pengelolaan

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PEMANFAATAN KEAR)FAN LOKAL SAS) DALAM S)STEM ZONAS)

KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) RAJA AMPAT

Paulus Boli

Universitas Papua

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Keberhasilan pengelolaan dengan mengadopsi pendekatan pengelolaan tradisional sumberdaya

laut ke dalam konservasi modern telah berhasil memperbaiki kondisi terumbu karang di negara-

negara Oseanik Aswani et al. . Berdasarkan fakta tersebut di atas, Pemda Raja Ampat

berupaya menghidupkan kembali budaya sasi untuk diimplementasikan sebagai salah satu model

zonasi dalam pengelolaan kawasan konservasi laut di perairan laut Raja Ampat. Tujuan penelitian

ini adalah mendeksripsikan sasi yang berlaku di Raja Ampat dan menjelaskan pemanfaatan sasi

dalam sistem zonasi kawasan konservasi perairan daerah KKPD di Raja Ampat. Lokasi penelitian

dilaksanakan pada Pulau Waigeo, Pulau Batanta dan Pulau Salawati serta pulau-pulau kecil. Lokasi

tersebut merupakan kawasan kepemilikan adat dari suku-suku: Biak-Beteu, Bantanta, Tepin, Fiat,

Domu, Waili dan Moi-Maya. Penelitian dilaksanakan April-Juli . Metode pengambilan data

dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap para informan. Selain itu, digunakan

penelusuran sejarah pengelolaan kawasan konservasi, opini masyarakat tentang kelembagaan

adat dan kawasan konservasi. (asil penelitian memperlihatkan bahwa jenis-jenis zona yang

diberlakukan dalam KKPD di Raja Ampat terdiri atas: zona inti, zona ketahanan pangan dan

pariwisata, zona perikanan berkelanjutan dan budidaya perikanan, zona jalur pelayaran

kapal, zona sasi dan pemanfaatan tradisonal, zona pemanfaatan lainnya. Adapun zona yang

memanfaatkan kearifan lokal sasi dalam sistem zonasi ini adalah zona ketahanan pangan dan

pariwisata dan zona sasi dan pemanfaatan tradisional. Pengelolaan konservasi di Raja Ampat

menerapkan pendekatan kombinasi antara pemanfaatan terbatas dan larang ambil terhadap

sumber daya laut. Keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan kawasan konservasi di Raja

Ampat menjadi kunci keberhasilan mencapai tujuan pengelolaan.

Kata kunci: Sasi, Zonasi, Kawasan Konservasi

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 61: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

DUKUNGAN KEAR)FAN LOKAL (O(OLOK/PAPADAK DALAM

PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU BERBAS)S MASYARAKAT D)

KABUPATEN ROTE NDAO, NTT

a* a aRahmad (idayat , )kram M. Sangdji , )mam Fauzi

a Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional BKKPN Kupang

e-mail: matthidayat @gmail.com

ABSTRAK

Salah satu strategi pengelolaan TNP Laut Sawu adalah melestarikan kearifan lokal, adat dan budaya

masyarakat pesisir. Terdapat kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pesisir

TNP Laut Sawu yang mendukung pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan, salah

satunya adalah (oholok/Papadak di Kab. Rote Ndao. Kearifan lokal (oholok/Papadak sudah

diterapkan secara turun menurun oleh masyarakat untuk wilayah darat, seperti sawah, kebun,

hutan, dan sekarang atas kesepakatan bersama yang diprakarsai oleh tokoh adat, diterapkan di

wilayah pesisir dan laut dalam rangka mendukung pengelolaan TNP Laut Sawu. Penulisan ini ingin

menjawab, yakni bagaimana proses kearifan ini diterapkan wilayah pesisir dan laut? Apa saja faktor

yang mempengaruhi kearifan lokal ini dapat diterima oleh masyarakat? Bagaimana kearifan lokal

ini dapat mendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan TNP Laut Sawu? Pendekatan yang

digunakan adalah bersifat kualitatif deskriptif, yakni kajian yang menghasilkan data deskriptif

berdasarkan fenomena yang dikaji. Penerapan kearifan ini dilaksanakan di Nusak kerajaan ,

yakni Denka, Termanu dan Landu. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses penerapan

kearifan ini sudah melalui proses sosialisasi tingkat kabupaten dan nusak, FGD, pembentukan

lembaga, perumusan aturan, konsultasi publik dan pengukuhan adat, dan proses ini melibatkan

semua pihak terkait. Faktor diterimanya kearifan ini adalah adanya kerusakan ekosistem, seperti

terumbu karang, dan mangrove akibat aktivitas penangkapan ikan yang merusak. Dukungan

kearifan ini terhadap pengelolaan TNP Laut Sawu adalah adanya komitmen dan kesadaran

masyarakat, peraturan dan sanksi adat bagi yang melanggar aturan adat, penguatan kelembagaan

adat dan pengembangan pengawasan berbasis masyarakat, serta peningkatan partisipasi

masyarakat.

Kata kunci: Kearifan Lokal, (oholok, Nusak

PEMODELAN PER)LAKU NELAYAN PADA PROGRAM KONSERVAS) PENYU

D) TAMAN NAS)ONAL KAR)MUNJAWA

a* aSusi Sumaryati , Kuswadi

a Balai Taman Nasional Karimunjawa

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Taman Nasional Karimunjawa merupakan kawasan konservasi dengan luas . (a. Kepulauan

Karimunjawa menjadi tempat singgah bagi tiga jenis penyu : penyu sisik Eretmochelys imbricata,

penyu hijau Chelonia mydas, penyu lekang Lepidochelys olivaceae. Lebih dari % temuan sarang

merupakan sarang penyu sisik. Lokasi peneluran tersebar di lokasi menjadi tantangan dalam

konservasi penyu. Pemindahan sarang ke sarang semi alami merupakan salah satu cara untuk

menyelamatkan telur penyu dari predator alami dan manusia.

Data temuan sarang menunjukkan nelayan pelapor sarang mengalami peningkatan yang signi ikan.

Nelayan setempat memiliki kemampuan untuk mencari sarang penyu. Penelitian ini betujuan

untuk memberikan ilustrasi bagaimana perbedaan kemampuan nelayan yang terlibat pada upaya

konservasi. Pemodelan dengan menggunakan pendekatan teori permainan untuk

menggambarkan kon lik antara nelayan. Pemodelan tersebut dibuat berdasarkan asumsi :

kemampuan nelayan, biaya dan probabilitas temuan sarang. Nelayan dapat memilih level upaya

untuk meningkatkan probabilitas temuan sarang dengan mempertimbangkan, kebutuhan biaya,

dan kemampuan nelayan lain. Pertama, dibuat formulasi probabilitas temuan sarang. Kedua,

dibuat formulasi biaya sebagai faktor pembatas. Ketika nelayan meningkatkan level upayanya,

maka probabilitas untuk menemukan sarang juga akan meningkat sehingga biaya yang

dikeluarkan akan meningkat secara eksponensial. Respon terbaik nelayan ditentukan dengan

memaksimalkan perbedaaan antara kurva probabilitas dengan kurva biaya. Perbedaan kurva

probabilitas dan kurva biaya maksimal pada bagian tengah. Ketika upaya nelayan lain telah

ditentukan, nelayan dapat menentukan respon terbaik. Dari pemodelan tersebut didapatkan

gambaran, saat kesenjangan kemampuan diantara nelayan melebar, nelayan tidak akan

menggunakan respon terbaiknya untuk mencari sarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa

peningkatan kemampuan nelayan untuk keberlanjutan program konservasi penyu.

Kata kunci: Konservasi, Pemodelan, Perilaku

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 62: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

DUKUNGAN KEAR)FAN LOKAL (O(OLOK/PAPADAK DALAM

PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU BERBAS)S MASYARAKAT D)

KABUPATEN ROTE NDAO, NTT

a* a aRahmad (idayat , )kram M. Sangdji , )mam Fauzi

a Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional BKKPN Kupang

e-mail: matthidayat @gmail.com

ABSTRAK

Salah satu strategi pengelolaan TNP Laut Sawu adalah melestarikan kearifan lokal, adat dan budaya

masyarakat pesisir. Terdapat kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pesisir

TNP Laut Sawu yang mendukung pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan, salah

satunya adalah (oholok/Papadak di Kab. Rote Ndao. Kearifan lokal (oholok/Papadak sudah

diterapkan secara turun menurun oleh masyarakat untuk wilayah darat, seperti sawah, kebun,

hutan, dan sekarang atas kesepakatan bersama yang diprakarsai oleh tokoh adat, diterapkan di

wilayah pesisir dan laut dalam rangka mendukung pengelolaan TNP Laut Sawu. Penulisan ini ingin

menjawab, yakni bagaimana proses kearifan ini diterapkan wilayah pesisir dan laut? Apa saja faktor

yang mempengaruhi kearifan lokal ini dapat diterima oleh masyarakat? Bagaimana kearifan lokal

ini dapat mendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan TNP Laut Sawu? Pendekatan yang

digunakan adalah bersifat kualitatif deskriptif, yakni kajian yang menghasilkan data deskriptif

berdasarkan fenomena yang dikaji. Penerapan kearifan ini dilaksanakan di Nusak kerajaan ,

yakni Denka, Termanu dan Landu. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses penerapan

kearifan ini sudah melalui proses sosialisasi tingkat kabupaten dan nusak, FGD, pembentukan

lembaga, perumusan aturan, konsultasi publik dan pengukuhan adat, dan proses ini melibatkan

semua pihak terkait. Faktor diterimanya kearifan ini adalah adanya kerusakan ekosistem, seperti

terumbu karang, dan mangrove akibat aktivitas penangkapan ikan yang merusak. Dukungan

kearifan ini terhadap pengelolaan TNP Laut Sawu adalah adanya komitmen dan kesadaran

masyarakat, peraturan dan sanksi adat bagi yang melanggar aturan adat, penguatan kelembagaan

adat dan pengembangan pengawasan berbasis masyarakat, serta peningkatan partisipasi

masyarakat.

Kata kunci: Kearifan Lokal, (oholok, Nusak

PEMODELAN PER)LAKU NELAYAN PADA PROGRAM KONSERVAS) PENYU

D) TAMAN NAS)ONAL KAR)MUNJAWA

a* aSusi Sumaryati , Kuswadi

a Balai Taman Nasional Karimunjawa

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Taman Nasional Karimunjawa merupakan kawasan konservasi dengan luas . (a. Kepulauan

Karimunjawa menjadi tempat singgah bagi tiga jenis penyu : penyu sisik Eretmochelys imbricata,

penyu hijau Chelonia mydas, penyu lekang Lepidochelys olivaceae. Lebih dari % temuan sarang

merupakan sarang penyu sisik. Lokasi peneluran tersebar di lokasi menjadi tantangan dalam

konservasi penyu. Pemindahan sarang ke sarang semi alami merupakan salah satu cara untuk

menyelamatkan telur penyu dari predator alami dan manusia.

Data temuan sarang menunjukkan nelayan pelapor sarang mengalami peningkatan yang signi ikan.

Nelayan setempat memiliki kemampuan untuk mencari sarang penyu. Penelitian ini betujuan

untuk memberikan ilustrasi bagaimana perbedaan kemampuan nelayan yang terlibat pada upaya

konservasi. Pemodelan dengan menggunakan pendekatan teori permainan untuk

menggambarkan kon lik antara nelayan. Pemodelan tersebut dibuat berdasarkan asumsi :

kemampuan nelayan, biaya dan probabilitas temuan sarang. Nelayan dapat memilih level upaya

untuk meningkatkan probabilitas temuan sarang dengan mempertimbangkan, kebutuhan biaya,

dan kemampuan nelayan lain. Pertama, dibuat formulasi probabilitas temuan sarang. Kedua,

dibuat formulasi biaya sebagai faktor pembatas. Ketika nelayan meningkatkan level upayanya,

maka probabilitas untuk menemukan sarang juga akan meningkat sehingga biaya yang

dikeluarkan akan meningkat secara eksponensial. Respon terbaik nelayan ditentukan dengan

memaksimalkan perbedaaan antara kurva probabilitas dengan kurva biaya. Perbedaan kurva

probabilitas dan kurva biaya maksimal pada bagian tengah. Ketika upaya nelayan lain telah

ditentukan, nelayan dapat menentukan respon terbaik. Dari pemodelan tersebut didapatkan

gambaran, saat kesenjangan kemampuan diantara nelayan melebar, nelayan tidak akan

menggunakan respon terbaiknya untuk mencari sarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa

peningkatan kemampuan nelayan untuk keberlanjutan program konservasi penyu.

Kata kunci: Konservasi, Pemodelan, Perilaku

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 63: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

)DENT)F)KAS) KEMUNCULAN ()U KARANG D) PERA)RAN MEKO DALAM

MENDUKUNG UPAYA PENGELOLAAN D) KKPD FLORES T)MUR

a* aRanny Ramadhani Yuneni , Casandra Tania

a WWF )ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pulau Adonara merupakan salah satu pulau besar dari Kabupaten Kepulauan Flores Timur yang

memiliki luas daratan sekitar , km . Berdasarkan survey bycatch WWF pada Januari ,

diketahui bahwa , % hiu tertangkap tanpa sengaja di Perairan Flores Timur. Teridenti ikasi juga

dalam penelitian awal tersebut bahwa perairan Meko merupakan daerah dengan tingkat

tangkapan sampingan hiu cukup tinggi di Pulau Adonara dibandingkan wilayah lainnya. Tujuan

dari penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi terkait jenis, sebaran, dan habitat

penting hiu di perairan Meko, kabupaten Flores Timur. Metode yang digunakan adalah underwater

visual census dengan long swim dengan penentuan lokasi berdasarkan metode sarang bertingkat

dengan total penyelaman titik yang dibagi menjadi klaster yaitu zona semi hotspot, hotspot

dan kontrol. Survei ini menemukan jenis hiu yaitu jenis hiu karang sirip hitam Carcharinus

melanopterus sebesar , % dengan total hiu yaitu kemunculan dan hiu sirip karang putih

triaenodon obesus dengan total kemunculan , % . Rata-rata ukuran pada zona hotspot

yaitu , cm dan zona kontrol yaitu , cm. Sedangkan hiu karang sirip hitam ditemukan

pada rata-rata cm pada zona semi hotspot dan , cm pada zona hotspot, serta hiu dengan

rata-rata , cm pada zona kontrol. Tim mencatat sekitar % kemunculaan hiu ditemukan pada

tipe terumbu Fringing dengan jumlah kemunculan paling banyak di zona kontrol yaitu sebanyak

kemunculan hiu. (asil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal dalam merumuskan

rekomendasi terkait pengelolaan perikanan hiu di KKPD Flores Timur.

Kata kunci: (iu Meko, KKPD Flores Timur, Kemunculan (iu

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

ANAL)S)S ZONAS) SEMB)LAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN

DAERA( D) PROV)NS) SULAWES) TENGGARA

a* a a cDesita Anggraeni , Christian Novia N. (andayani , Dirga Daniel , Tarlan Subarno , Zul ikar

d e b a aAfandy , Dyah Rahmatika , Agus Wahyudi , Fikri Firmansyah , Estradivari

aWWF-)ndonesia

bDepartemen )lmu dan Teknologi Kelautan, )nstitut Pertanian Bogor

cDepartemen )lmu dan Teknologi Kelautan, FP)K- )nstitut Pertanian BogordDepartemen Manajemen Sumberdaya Perairan, )nstitut Pertanian Bogor

eUniversitas Muhammadiyah Surakarta

email: [email protected]

ABSTRAK

Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Sunda Banda Seascape dan menempati

kawasan Coral Triangle yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan menjadi habitat penting

bagi biota di dalamnya. Salah satu cara untuk melindungi area dengan nilai ekologi tinggi adalah

dengan membentuk Kawasan Konservasi Perairan KKP . PP No. / pasal menyebutkan

bahwa pengelolaan KKP dilakukan dengan sistem zonasi. Saat ini sembilan KKPD di Provinsi

Sulawesi Tenggara belum memiliki sistem zonasi. Tujuan kajian ini adalah untuk menemukan area

potensial untuk direkomendasikan sebagai zona inti, zona pemanfaatan dan zona perikanan

berkelanjutan atau zona lainnya. Analisis Marxan merupakan alat bantu yang digunakan untuk

mengidenti ikasi lokasi potensial penempatan zona inti dan zona pemanfaatan. Target konservasi

lokasi ini adalah untuk melindungi habitat terumbu karang, lamun dan mangrove. Proporsi target

yang digunakan dalan skenario Marxan untuk ketiga habitat tersebut adalah %, % dan %.

(asil analisis zonasi KKPD di Sulawesi Tenggara menghasilkan beberapa rekomendasi antara

lain: zona inti KKPD Muna Barat % dan % sedangkan zona pemanfaatan %; zona inti KKPD

Bombana , % dan , % sedangkan zona pemanfaatan , % dan , %; zona inti KKPD Kolaka %

dan % sedangkan zona pemanfaatan %; zona inti KKPD Buton Tengah % dan % sedangkan

zona pemanfaatan %; zona inti KKPD Buton Selatan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan

, %; zona inti KKPD Muna % dan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan %; zona inti

KKPD Kolaka Utara % dan % sedangkan zona pemanfaatan % dan %; zona inti KKPD Buton

, % dan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan , %.

Kata Kunci : Sunda Banda Seascape, Marxan, Coral Triangle

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 64: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

)DENT)F)KAS) KEMUNCULAN ()U KARANG D) PERA)RAN MEKO DALAM

MENDUKUNG UPAYA PENGELOLAAN D) KKPD FLORES T)MUR

a* aRanny Ramadhani Yuneni , Casandra Tania

a WWF )ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pulau Adonara merupakan salah satu pulau besar dari Kabupaten Kepulauan Flores Timur yang

memiliki luas daratan sekitar , km . Berdasarkan survey bycatch WWF pada Januari ,

diketahui bahwa , % hiu tertangkap tanpa sengaja di Perairan Flores Timur. Teridenti ikasi juga

dalam penelitian awal tersebut bahwa perairan Meko merupakan daerah dengan tingkat

tangkapan sampingan hiu cukup tinggi di Pulau Adonara dibandingkan wilayah lainnya. Tujuan

dari penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi terkait jenis, sebaran, dan habitat

penting hiu di perairan Meko, kabupaten Flores Timur. Metode yang digunakan adalah underwater

visual census dengan long swim dengan penentuan lokasi berdasarkan metode sarang bertingkat

dengan total penyelaman titik yang dibagi menjadi klaster yaitu zona semi hotspot, hotspot

dan kontrol. Survei ini menemukan jenis hiu yaitu jenis hiu karang sirip hitam Carcharinus

melanopterus sebesar , % dengan total hiu yaitu kemunculan dan hiu sirip karang putih

triaenodon obesus dengan total kemunculan , % . Rata-rata ukuran pada zona hotspot

yaitu , cm dan zona kontrol yaitu , cm. Sedangkan hiu karang sirip hitam ditemukan

pada rata-rata cm pada zona semi hotspot dan , cm pada zona hotspot, serta hiu dengan

rata-rata , cm pada zona kontrol. Tim mencatat sekitar % kemunculaan hiu ditemukan pada

tipe terumbu Fringing dengan jumlah kemunculan paling banyak di zona kontrol yaitu sebanyak

kemunculan hiu. (asil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal dalam merumuskan

rekomendasi terkait pengelolaan perikanan hiu di KKPD Flores Timur.

Kata kunci: (iu Meko, KKPD Flores Timur, Kemunculan (iu

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

ANAL)S)S ZONAS) SEMB)LAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN

DAERA( D) PROV)NS) SULAWES) TENGGARA

a* a a cDesita Anggraeni , Christian Novia N. (andayani , Dirga Daniel , Tarlan Subarno , Zul ikar

d e b a aAfandy , Dyah Rahmatika , Agus Wahyudi , Fikri Firmansyah , Estradivari

aWWF-)ndonesia

bDepartemen )lmu dan Teknologi Kelautan, )nstitut Pertanian Bogor

cDepartemen )lmu dan Teknologi Kelautan, FP)K- )nstitut Pertanian BogordDepartemen Manajemen Sumberdaya Perairan, )nstitut Pertanian Bogor

eUniversitas Muhammadiyah Surakarta

email: [email protected]

ABSTRAK

Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Sunda Banda Seascape dan menempati

kawasan Coral Triangle yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan menjadi habitat penting

bagi biota di dalamnya. Salah satu cara untuk melindungi area dengan nilai ekologi tinggi adalah

dengan membentuk Kawasan Konservasi Perairan KKP . PP No. / pasal menyebutkan

bahwa pengelolaan KKP dilakukan dengan sistem zonasi. Saat ini sembilan KKPD di Provinsi

Sulawesi Tenggara belum memiliki sistem zonasi. Tujuan kajian ini adalah untuk menemukan area

potensial untuk direkomendasikan sebagai zona inti, zona pemanfaatan dan zona perikanan

berkelanjutan atau zona lainnya. Analisis Marxan merupakan alat bantu yang digunakan untuk

mengidenti ikasi lokasi potensial penempatan zona inti dan zona pemanfaatan. Target konservasi

lokasi ini adalah untuk melindungi habitat terumbu karang, lamun dan mangrove. Proporsi target

yang digunakan dalan skenario Marxan untuk ketiga habitat tersebut adalah %, % dan %.

(asil analisis zonasi KKPD di Sulawesi Tenggara menghasilkan beberapa rekomendasi antara

lain: zona inti KKPD Muna Barat % dan % sedangkan zona pemanfaatan %; zona inti KKPD

Bombana , % dan , % sedangkan zona pemanfaatan , % dan , %; zona inti KKPD Kolaka %

dan % sedangkan zona pemanfaatan %; zona inti KKPD Buton Tengah % dan % sedangkan

zona pemanfaatan %; zona inti KKPD Buton Selatan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan

, %; zona inti KKPD Muna % dan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan %; zona inti

KKPD Kolaka Utara % dan % sedangkan zona pemanfaatan % dan %; zona inti KKPD Buton

, % dan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan , %.

Kata Kunci : Sunda Banda Seascape, Marxan, Coral Triangle

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 65: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

PROTOKOL KAJ)AN CEPAT: PERANGKAT PENGUMPULAN )NFORMAS)

SOS)O-EKOLOG) UNTUK SURVE) DENGAN KETERSED)AAN WAKTU DAN

AKSES)B)L)TAS YANG TERBATAS

a* a a aNara Wisesa , Estradivari , Christian Novia N.(andayani , )gnatia Dyahapsari , Adrian

a a b bDamora , Amkieltiela , Louise Glew , Gabby Ahmadia

aWWF-)ndonesia

bWWF-US

email: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia banyak yang terletak di lokasi-lokasi terpencil

dengan aksesibilitas yang rendah. Kondisi ini menjadi tantangan dalam pengumpulan informasi

dan data sosio-ekologi, yang menyebabkan kesenjangan data dan informasi di banyak lokasi-lokasi

terpencil di )ndonesia. Sebagai bagian dari strategi untuk mengisi kekosongan informasi tersebut,

WWF-)ndonesia bersama mitra mengembangkan sebuah Protokol Kajian Cepat yang dirancang

untuk mengumpulkan data dan informasi sosio-ekologi sebanyak dan selengkap mungkin dari

lokasi-lokasi yang sulit dikunjungi dan/atau hanya bisa dikunjungi dalam jangka waktu terbatas.

Protokol ini telah diterapkan dalam empat kegiatan survei cepat di lokasi-lokasi yang memiliki

keterbatasan informasi sosio-ekologi, yaitu di Pulau Kei Besar Maluku Tenggara , Yamdena

Maluku Tenggara Barat , Maluku Barat Daya, dan Teluk Sawai Seram Bagian Utara . Kajian ini

memberikan gambaran lengkap mengenai metode-metode pengambilan data yang digunakan

dalam protokol ini, yaitu mengkombinasikan metode Wawancara )nforman Kunci K)) , Diskusi

Kelompok Terarah FGD , Pemetaan Sumber Daya bersama masyarakat, Survei Perikanan, dan bila

memungkinkan bisa dilengkapi juga dengan Survei Ekologi dan (abitat Perairan . Kajian ini juga

menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam menganalisis data yang terkumpul, dan juga

pengalaman/pembelajaran yang selama ini didapat dari proses aplikasi protokol ini di lapangan.

Selain itu kajian ini juga akan menjelaskan bagaimana protokol ini telah digunakan untuk

melengkapi data dan informasi dalam mendukung proses pencadangan Kawasan Konservasi

Perairan di Maluku Tenggara Barat, dan akan digunakan dalam proses serupa di Maluku Barat Daya

dan Seram Bagian Utara; sementara informasi dari Pulau Kei Besar telah digunakan dalam proses

seleksi lokasi pendampingan )CCA )ndigenously Conserved Community Area di pulau tersebut.

Kata Kunci : protokol, survei, sosio-ekologi

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

MEMBANGUN JEJAR)NG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) BIRD'S

HEAD SEASCAPE - B(S : KONEKT)V)TAS M)GRAS) SPES)ES DAN

GENET)K.

*Roni Bawole dan Rony Megawanto

Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju, Amban, Manokwari , Papua Barat,

)ndonesia. Tel./Fax.: + - - / , email: [email protected] Conservation )nternational )ndonesia. Jl Pejaten Barat No. A, Kemang, Jakarta

email: [email protected]

ABSTRAK

Pembentukan jejaring KKP di wilayah Bird (ead's Seascape B(S Kawasan Konservasi Perairan

Papua secara umum adalah melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya laut agar

ketersediaanya tetap terjamin secara berkesinambungan. jejaring yang Jejaring KKP merupakan

melibatkan kerja sama pengelolaan dua atau lebih KKP Kaimana, Fakfak, Bintuni, Raja Ampat,

Sorong, Tambrauw dan Teluk Wondama secara sinergis memiliki keterkaitan bio isik dan

konektivitas genetik. Dari aspek bio isik, B(S dicirikan oleh migrasi dan habitat spesi ik spesies

kharismatik yang terancam punah serta konektivitas genetik. Migrasi di wilayah B(S dapat dilihat

dari migrasi penyu, hiu, hiu-paus, pari manta dan cetacean paus dan lumba-lumba . Species yang

terancam punah tersebut memberi kekhasan tersendiri bagi B(S dan menggunakan wilayah B(S

baik sebagai jalur migrasi maupun sebagai daerah agregasi. Pantai peneluran penyu belimbing

leatherback turtle terbesar di dunia juga terdapat di B(S, termasuk tempat peneluran penyu jenis

lain, seperti penyu hijau green turtle , penyu lekang olive ridley turtle , dan penyu sisik hawksbill

turtle . Species kharismatik lain yang sering ditemukan di wilayah B(S adalah pari manta, hiu paus,

dugong, dan berbagai jenis ikan endemik lain. Wilayah B(S merupakan cetacean hotspot yang

mendukung populasi spesies yang dilindungi oleh )UCN Red List. Dari spesies cetacean yang

tercatat di )ndonesia, spesies ditemukan di B(S. (iu-paus dapt pula bermigrasi dari Teluk

Cenderawasih hingga Perairan Raja Ampat. Pari manta sering dijumpai di Raja Ampat, Pulau

Yapen, dan Teluk Cenderawasih. Diperlukan kerjasama yang baik dalam melindungi species dan

memahami fenomena oseanogra i yang berhunbungan dengan migrasi dan konektivitas genetik

organismen.

Kata kunci: Jejaring KKP, aspek bio- isik, migrasi species, konektivitas genetik, Bird's (ead Seascape.

Page 66: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

PROTOKOL KAJ)AN CEPAT: PERANGKAT PENGUMPULAN )NFORMAS)

SOS)O-EKOLOG) UNTUK SURVE) DENGAN KETERSED)AAN WAKTU DAN

AKSES)B)L)TAS YANG TERBATAS

a* a a aNara Wisesa , Estradivari , Christian Novia N.(andayani , )gnatia Dyahapsari , Adrian

a a b bDamora , Amkieltiela , Louise Glew , Gabby Ahmadia

aWWF-)ndonesia

bWWF-US

email: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia banyak yang terletak di lokasi-lokasi terpencil

dengan aksesibilitas yang rendah. Kondisi ini menjadi tantangan dalam pengumpulan informasi

dan data sosio-ekologi, yang menyebabkan kesenjangan data dan informasi di banyak lokasi-lokasi

terpencil di )ndonesia. Sebagai bagian dari strategi untuk mengisi kekosongan informasi tersebut,

WWF-)ndonesia bersama mitra mengembangkan sebuah Protokol Kajian Cepat yang dirancang

untuk mengumpulkan data dan informasi sosio-ekologi sebanyak dan selengkap mungkin dari

lokasi-lokasi yang sulit dikunjungi dan/atau hanya bisa dikunjungi dalam jangka waktu terbatas.

Protokol ini telah diterapkan dalam empat kegiatan survei cepat di lokasi-lokasi yang memiliki

keterbatasan informasi sosio-ekologi, yaitu di Pulau Kei Besar Maluku Tenggara , Yamdena

Maluku Tenggara Barat , Maluku Barat Daya, dan Teluk Sawai Seram Bagian Utara . Kajian ini

memberikan gambaran lengkap mengenai metode-metode pengambilan data yang digunakan

dalam protokol ini, yaitu mengkombinasikan metode Wawancara )nforman Kunci K)) , Diskusi

Kelompok Terarah FGD , Pemetaan Sumber Daya bersama masyarakat, Survei Perikanan, dan bila

memungkinkan bisa dilengkapi juga dengan Survei Ekologi dan (abitat Perairan . Kajian ini juga

menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam menganalisis data yang terkumpul, dan juga

pengalaman/pembelajaran yang selama ini didapat dari proses aplikasi protokol ini di lapangan.

Selain itu kajian ini juga akan menjelaskan bagaimana protokol ini telah digunakan untuk

melengkapi data dan informasi dalam mendukung proses pencadangan Kawasan Konservasi

Perairan di Maluku Tenggara Barat, dan akan digunakan dalam proses serupa di Maluku Barat Daya

dan Seram Bagian Utara; sementara informasi dari Pulau Kei Besar telah digunakan dalam proses

seleksi lokasi pendampingan )CCA )ndigenously Conserved Community Area di pulau tersebut.

Kata Kunci : protokol, survei, sosio-ekologi

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

MEMBANGUN JEJAR)NG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) BIRD'S

HEAD SEASCAPE - B(S : KONEKT)V)TAS M)GRAS) SPES)ES DAN

GENET)K.

*Roni Bawole dan Rony Megawanto

Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju, Amban, Manokwari , Papua Barat,

)ndonesia. Tel./Fax.: + - - / , email: [email protected] Conservation )nternational )ndonesia. Jl Pejaten Barat No. A, Kemang, Jakarta

email: [email protected]

ABSTRAK

Pembentukan jejaring KKP di wilayah Bird (ead's Seascape B(S Kawasan Konservasi Perairan

Papua secara umum adalah melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya laut agar

ketersediaanya tetap terjamin secara berkesinambungan. jejaring yang Jejaring KKP merupakan

melibatkan kerja sama pengelolaan dua atau lebih KKP Kaimana, Fakfak, Bintuni, Raja Ampat,

Sorong, Tambrauw dan Teluk Wondama secara sinergis memiliki keterkaitan bio isik dan

konektivitas genetik. Dari aspek bio isik, B(S dicirikan oleh migrasi dan habitat spesi ik spesies

kharismatik yang terancam punah serta konektivitas genetik. Migrasi di wilayah B(S dapat dilihat

dari migrasi penyu, hiu, hiu-paus, pari manta dan cetacean paus dan lumba-lumba . Species yang

terancam punah tersebut memberi kekhasan tersendiri bagi B(S dan menggunakan wilayah B(S

baik sebagai jalur migrasi maupun sebagai daerah agregasi. Pantai peneluran penyu belimbing

leatherback turtle terbesar di dunia juga terdapat di B(S, termasuk tempat peneluran penyu jenis

lain, seperti penyu hijau green turtle , penyu lekang olive ridley turtle , dan penyu sisik hawksbill

turtle . Species kharismatik lain yang sering ditemukan di wilayah B(S adalah pari manta, hiu paus,

dugong, dan berbagai jenis ikan endemik lain. Wilayah B(S merupakan cetacean hotspot yang

mendukung populasi spesies yang dilindungi oleh )UCN Red List. Dari spesies cetacean yang

tercatat di )ndonesia, spesies ditemukan di B(S. (iu-paus dapt pula bermigrasi dari Teluk

Cenderawasih hingga Perairan Raja Ampat. Pari manta sering dijumpai di Raja Ampat, Pulau

Yapen, dan Teluk Cenderawasih. Diperlukan kerjasama yang baik dalam melindungi species dan

memahami fenomena oseanogra i yang berhunbungan dengan migrasi dan konektivitas genetik

organismen.

Kata kunci: Jejaring KKP, aspek bio- isik, migrasi species, konektivitas genetik, Bird's (ead Seascape.

Page 67: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

)DENT)F)KAS) LOKAS) PR)OR)TAS KONSERVAS) D) )NDONES)A

BERDASARKAN KONEKT)V)TAS DARAT-LAUT

a* a a a aChristian Novia N. (andayani , Estradivari , Dirga Daniel , Khairil Fahmi Faisal , Dicky Sucipto , a aOki (adian , Puteri Maulida

aWWF-)ndonesia

email: cha daya i@ f.id

ABSTRAK

Lingkungan pesisir dan laut sangat dipengaruhi oleh sungai dan kanal yang mengalir dari hulu di

daratan. Kualitas lingkungan daratan di sekitar sungai dan kanal tersebut dapat mempengaruhi

kesehatan ekosistem pesisir dan biota yang hidup di dalamnya. Secara empiris, terdapat

keterkaitan ekologi antar ekosistem di dalam kawasan pesisir maupun antara kawasan pesisir

dengan daratan lahan di atasnya dan laut lepas. Terkait dengan hal tersebut, perencanaan ruang

di laut sebaiknya mempertimbangkan setiap perubahan bentang alam daratan di atasnya. Tujuan

dari kajian ini adalah menemukan lokasi yang bernilai konservasi tinggi berdasarkan potensi

konektivitas antara darat dan laut. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis

spasial menggunakan pendekatan perencanaan konservasi sistematis dengan Marxan sebagai alat

bantu pengambil keputusan. Marxan bekerja berdasarkan skenario yang dibangun oleh perancang.

Kajian ini menggunakan dua skenario utama, yang pertama dengan mempertimbangkan kawasan

konservasi yang sudah ada, kedua tidak mempertimbangkan kawasan konservasi yang sudah ada

untuk mengidenti ikasi gap lokasi prioritas. Data-data yang digunakan dalam kajian ini adalah

data-data spasial dasar, ekologi, dan biodiversitas dari berbagai sumber. Area kajian adalah seluruh

)ndonesia, proses analisis dilakukan per pulau. (asil kajian berdasarkan skenario kedua

menunjukkan terdapat dua puluh enam lokasi di )ndonesia yang teridenti ikasi sebagai area

dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi. Jika ke depan para pemangku kepentingan ingin

melakukan intervensi lebih dibidang konservasi maka keduapuluh enam lokasi tersebut dapat

dipertimbangkan.

Kata kunci: Analisis spasial, Marxan, Konservasi

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

MELAWAN DESTRUCTIVE FISHING, MENUMBU(KAN USA(A KERAMBA

BELAJAR DAR) NELAYAN PULAU BONTOSUA KEP. SPERMONDE,

SULAWES) SELATAN

Munsi Lampe

Departemen Antropologi F)S)P Universitas (asanuddin

e-mail: munsilampe @gmail.com

ABSTRAK

Tidak mudah menemukan komunitas nelayan etnik Bugis dan Makassar serta Bajo dari atau di

Sulawesi Selatan yang secara kolektif memiliki kesadaran lingkungan dan bersikap menolak

praktik destructive ishing. (al ini disebabkan masyarakat maritim dari etnis-etnis tersebut pada

umumnya memahami dan memperlakukan laut dan isinya sebagai lapangan dan sumber daya

terbuka. Namun demikian, penelitian sosial-budaya pada beberapa komunitas nelayan di Kep.

Spermonde Kab. Pangkep dan Pulau Sembilan di Teluk Bone Kab. Sinjai membuktikan adanya

kesadaran lingkungan secara kolektif dan sikap melawan terhadap praktik destructive ishing

penggunaan bahan peledak, bius beracun, dan cantram mini-trawl, Danish Purse Seine . Tulisan

ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan secara empirik dinamika praktik ekonomi

nelayan produktif dan ramah lingkungan Usaha Gae, Pancing Cumi, Usaha Keramba dari nelayan

Bontosua Pangkep dalam konteks kesadaran kolektif lingkungan dan sosial-budaya internal dan

eksternalnya. Dukungan pemerintah terhadap dan keterlibatan berbagai stakeholders dalam

pengembangan usaha-usaha nelayan terutama usaha Keramba yang baru akan berkontribusi

terhadap efektivitas program konservasi terumbu karang ke depan.

Kata kunci: Kesadaran Lingkungan, Melawan Praktik destructive ishing, Konservasi Terumbu

Karang

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 68: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

)DENT)F)KAS) LOKAS) PR)OR)TAS KONSERVAS) D) )NDONES)A

BERDASARKAN KONEKT)V)TAS DARAT-LAUT

a* a a a aChristian Novia N. (andayani , Estradivari , Dirga Daniel , Khairil Fahmi Faisal , Dicky Sucipto , a aOki (adian , Puteri Maulida

aWWF-)ndonesia

email: cha daya i@ f.id

ABSTRAK

Lingkungan pesisir dan laut sangat dipengaruhi oleh sungai dan kanal yang mengalir dari hulu di

daratan. Kualitas lingkungan daratan di sekitar sungai dan kanal tersebut dapat mempengaruhi

kesehatan ekosistem pesisir dan biota yang hidup di dalamnya. Secara empiris, terdapat

keterkaitan ekologi antar ekosistem di dalam kawasan pesisir maupun antara kawasan pesisir

dengan daratan lahan di atasnya dan laut lepas. Terkait dengan hal tersebut, perencanaan ruang

di laut sebaiknya mempertimbangkan setiap perubahan bentang alam daratan di atasnya. Tujuan

dari kajian ini adalah menemukan lokasi yang bernilai konservasi tinggi berdasarkan potensi

konektivitas antara darat dan laut. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis

spasial menggunakan pendekatan perencanaan konservasi sistematis dengan Marxan sebagai alat

bantu pengambil keputusan. Marxan bekerja berdasarkan skenario yang dibangun oleh perancang.

Kajian ini menggunakan dua skenario utama, yang pertama dengan mempertimbangkan kawasan

konservasi yang sudah ada, kedua tidak mempertimbangkan kawasan konservasi yang sudah ada

untuk mengidenti ikasi gap lokasi prioritas. Data-data yang digunakan dalam kajian ini adalah

data-data spasial dasar, ekologi, dan biodiversitas dari berbagai sumber. Area kajian adalah seluruh

)ndonesia, proses analisis dilakukan per pulau. (asil kajian berdasarkan skenario kedua

menunjukkan terdapat dua puluh enam lokasi di )ndonesia yang teridenti ikasi sebagai area

dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi. Jika ke depan para pemangku kepentingan ingin

melakukan intervensi lebih dibidang konservasi maka keduapuluh enam lokasi tersebut dapat

dipertimbangkan.

Kata kunci: Analisis spasial, Marxan, Konservasi

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

MELAWAN DESTRUCTIVE FISHING, MENUMBU(KAN USA(A KERAMBA

BELAJAR DAR) NELAYAN PULAU BONTOSUA KEP. SPERMONDE,

SULAWES) SELATAN

Munsi Lampe

Departemen Antropologi F)S)P Universitas (asanuddin

e-mail: munsilampe @gmail.com

ABSTRAK

Tidak mudah menemukan komunitas nelayan etnik Bugis dan Makassar serta Bajo dari atau di

Sulawesi Selatan yang secara kolektif memiliki kesadaran lingkungan dan bersikap menolak

praktik destructive ishing. (al ini disebabkan masyarakat maritim dari etnis-etnis tersebut pada

umumnya memahami dan memperlakukan laut dan isinya sebagai lapangan dan sumber daya

terbuka. Namun demikian, penelitian sosial-budaya pada beberapa komunitas nelayan di Kep.

Spermonde Kab. Pangkep dan Pulau Sembilan di Teluk Bone Kab. Sinjai membuktikan adanya

kesadaran lingkungan secara kolektif dan sikap melawan terhadap praktik destructive ishing

penggunaan bahan peledak, bius beracun, dan cantram mini-trawl, Danish Purse Seine . Tulisan

ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan secara empirik dinamika praktik ekonomi

nelayan produktif dan ramah lingkungan Usaha Gae, Pancing Cumi, Usaha Keramba dari nelayan

Bontosua Pangkep dalam konteks kesadaran kolektif lingkungan dan sosial-budaya internal dan

eksternalnya. Dukungan pemerintah terhadap dan keterlibatan berbagai stakeholders dalam

pengembangan usaha-usaha nelayan terutama usaha Keramba yang baru akan berkontribusi

terhadap efektivitas program konservasi terumbu karang ke depan.

Kata kunci: Kesadaran Lingkungan, Melawan Praktik destructive ishing, Konservasi Terumbu

Karang

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 69: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) LAUT DAERA( KKLD BERBAS)S

KEAR)FAN LOKAL D) TELUK MAYAL)B)T KABUPATEN RAJA AMPAT

Endang Gunaisah

Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi laut

daerah KKLD di Teluk Mayalibit . ha , ditujukan untuk meyakinkan masyarakat akan

manfaat dan pentingnya perlindungan kawasan tersebut. Model pengelolaan yang

mempertimbangkan aspek kelestarian sumberdaya alam ini dikenal dan dipraktekkan dari

generasi ke generasi secara turun temurun. Salah satu kearifan lokal di Teluk Mayalibit terkenal

dengan istilah sasi. Sasi merupakan pranata sosial yang dibina atas dasar pengetahuan, tingkah

laku budaya dan didasari atas sistem religi yang mereka yakini. Tujuan penelitian ini adalah

menganalisis bentuk-bentuk kearifan lokal di Teluk Mayalibit yang dilestarikan oleh masyarakat

guna pengelolaan perairan di wilayah KKLD. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif

dengan teknik pengambilan data secara purposive kepada narasumber dan tokoh-tokoh kunci.

meliputi data primer dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, pengamatan langsung dan data

sekunder bersumber dari tulisan-tulisan terdahulu, jurnal-jurnal, buku-buku dan dokumen. hasil

penelitian menguraikan bentuk-bentuk kearifan lokal masyarakat Teluk Mayalibit Raja Ampat. Sasi

diterapkan untuk pengelolaan perikanan lestari khususnya pengelolaan KKLD, yang disadari dan

dipahami oleh masyarakat setempat secara turun temurun untuk pelestarian lingkungan.

Sehingga pengelolaan KKLD berbasis kearifan lokal merupakan salah satu alternatif pengelolaan

sumberdaya alam patut mendapat perhatian pemerintah daerah dan pusat secara nasional.

Kata kunci: Pengelolaan, Kosnervasi, Teluk Mayalibit Raja Ampat

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL D)

KAWASAN KONSERVAS) PULAU KE) KABUPATEN MALUKU TENGGARA

a* b c c cNatelda R. Timisela , (ellen Nanlohy , Estradivari , )gnatia Dyahapsari , Rizal

a Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon

b Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon

c WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut dan

strategi pengelolaan kawasan konservasi dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan melakukan wawancara mendalam dan

diskusi kelompok terarah. Lokasi penelitian bertempat di kawasan konservasi Pulau Kei, Pulau-

Pulau dan perairan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara. Data dianalisis secara deskriptif

kualitatif dengan mendeskripsikan semua variabel yang diteliti secara jelas dan akurat. (asil

penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut yang dilakukan

antara lain pelarangan terhadap penggunaan alat-alat tangkap yang merusak sumber daya laut

trawl, pukat harimau, dan akar tuba , penggunaan bahan peledak dan bahan kimia lainnya,

pelarangan pengrusakkan terumbu karang dan pelarangan pengambilan beberapa spesies penting

yang dilindungi. Strategi pengelolaan kawasan dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat

dilakukan secara turun-temurun yakni budaya sasi laut, budaya makan bersama, penangkapan

ikan secara tradisional dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Kearifan lokal yang

dijalankan selama ini sangat mendukung penetapan kawasan konservasi Pulau Kei, Pulau-Pulau

Kecil dan Perairan sekitarnya. Bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut di kawasan konservasi

masih mengacu pada aturan-aturan adat, aturan secara formal dan informal. Seluruh peraturan

yang dibuat harus dilaksanakan dan apabila masyarakat melanggar aturan tersebut maka akan

dikenakan sanksi Adat, sanksi Gereja atau Masjid. Ancaman terhadap kelestarian sumber daya laut

perlu diwaspadai melalui pengawasan secara terpadu oleh pemerintah agar keberlangsungan

sumber daya laut tetap terlindungi, lestari dan berkelanjutan.

Kata kunci: Pengelolaan, kawasan konservasi, kearifan lokal

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 70: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) LAUT DAERA( KKLD BERBAS)S

KEAR)FAN LOKAL D) TELUK MAYAL)B)T KABUPATEN RAJA AMPAT

Endang Gunaisah

Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi laut

daerah KKLD di Teluk Mayalibit . ha , ditujukan untuk meyakinkan masyarakat akan

manfaat dan pentingnya perlindungan kawasan tersebut. Model pengelolaan yang

mempertimbangkan aspek kelestarian sumberdaya alam ini dikenal dan dipraktekkan dari

generasi ke generasi secara turun temurun. Salah satu kearifan lokal di Teluk Mayalibit terkenal

dengan istilah sasi. Sasi merupakan pranata sosial yang dibina atas dasar pengetahuan, tingkah

laku budaya dan didasari atas sistem religi yang mereka yakini. Tujuan penelitian ini adalah

menganalisis bentuk-bentuk kearifan lokal di Teluk Mayalibit yang dilestarikan oleh masyarakat

guna pengelolaan perairan di wilayah KKLD. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif

dengan teknik pengambilan data secara purposive kepada narasumber dan tokoh-tokoh kunci.

meliputi data primer dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, pengamatan langsung dan data

sekunder bersumber dari tulisan-tulisan terdahulu, jurnal-jurnal, buku-buku dan dokumen. hasil

penelitian menguraikan bentuk-bentuk kearifan lokal masyarakat Teluk Mayalibit Raja Ampat. Sasi

diterapkan untuk pengelolaan perikanan lestari khususnya pengelolaan KKLD, yang disadari dan

dipahami oleh masyarakat setempat secara turun temurun untuk pelestarian lingkungan.

Sehingga pengelolaan KKLD berbasis kearifan lokal merupakan salah satu alternatif pengelolaan

sumberdaya alam patut mendapat perhatian pemerintah daerah dan pusat secara nasional.

Kata kunci: Pengelolaan, Kosnervasi, Teluk Mayalibit Raja Ampat

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL D)

KAWASAN KONSERVAS) PULAU KE) KABUPATEN MALUKU TENGGARA

a* b c c cNatelda R. Timisela , (ellen Nanlohy , Estradivari , )gnatia Dyahapsari , Rizal

a Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon

b Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon

c WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut dan

strategi pengelolaan kawasan konservasi dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan melakukan wawancara mendalam dan

diskusi kelompok terarah. Lokasi penelitian bertempat di kawasan konservasi Pulau Kei, Pulau-

Pulau dan perairan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara. Data dianalisis secara deskriptif

kualitatif dengan mendeskripsikan semua variabel yang diteliti secara jelas dan akurat. (asil

penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut yang dilakukan

antara lain pelarangan terhadap penggunaan alat-alat tangkap yang merusak sumber daya laut

trawl, pukat harimau, dan akar tuba , penggunaan bahan peledak dan bahan kimia lainnya,

pelarangan pengrusakkan terumbu karang dan pelarangan pengambilan beberapa spesies penting

yang dilindungi. Strategi pengelolaan kawasan dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat

dilakukan secara turun-temurun yakni budaya sasi laut, budaya makan bersama, penangkapan

ikan secara tradisional dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Kearifan lokal yang

dijalankan selama ini sangat mendukung penetapan kawasan konservasi Pulau Kei, Pulau-Pulau

Kecil dan Perairan sekitarnya. Bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut di kawasan konservasi

masih mengacu pada aturan-aturan adat, aturan secara formal dan informal. Seluruh peraturan

yang dibuat harus dilaksanakan dan apabila masyarakat melanggar aturan tersebut maka akan

dikenakan sanksi Adat, sanksi Gereja atau Masjid. Ancaman terhadap kelestarian sumber daya laut

perlu diwaspadai melalui pengawasan secara terpadu oleh pemerintah agar keberlangsungan

sumber daya laut tetap terlindungi, lestari dan berkelanjutan.

Kata kunci: Pengelolaan, kawasan konservasi, kearifan lokal

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 71: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

MODEL )NTEGRAS) EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN

KONSERVAS) DAN STATUS PENGELOLAAN PER)KANAN: KASUS TAMAN

PULAU KEC)L KE) KEC)L

a* b b cJames Abrahamsz , Tou ik Alansar , Tau ik Abdillah , Marvin M. Makailipessy , Mozart

cThenu

aLearning Center EAFM, Universitas Pattimura

bWWF-)ndonesia

cPoliteknik Perikanan Tual

email: [email protected]

ABSTRAK

Kebutuhan alternatif pengelolaan kawasan konservasi Taman Pulau Kecil Kei Kecil dan perbaikan

pengelolaan perikanannya, berawal dari pertanyaan apakah kawasan konservasi dapat

memperbaiki pengelolaan perikanan. Keraguan tentang manfaat kawasan konservasi dalam

mengatasi masalah pengelolaan perikanan, serta lemahnya perencanaan, pemantauan dan

evaluasi, berpotensi menciptakan disinsentif dan rendahnya ekspektasi kekuatan instrumen

pengelolaan. Kajian ini bertujuan menilai efektivitas pengelolaan Taman Pulau Kecil, menilai status

pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem, serta merumuskan model integrasi

perbaikan pengelolaan kawasan konservasi dan pengelolaan perikanan. Efektivitas pengelolaan

kawasan konservasi berada pada % tingkat ) inisiasi , % tingkat )) didirikan , % tingkat

))) kelola minimum , % tingkat )V kelola optimum , dan % tingkat V kelola mandiri , berarti

kawasan konservasi berperingkat merah. Selama dua tahun, perkembangan status ini tergolong

lambat akibat pengaruh transisi pelimpahan kewenangan pengelolaan dari Kabupaten ke Provinsi

saat implementasi UU Tahun . Status pengelolaan perikanan pada kategori sedang,

walaupun pemetaan kobe plot merekomendasikan pengelolaan dengan mempertahankan strategi

eksisting. Domain teknik penangkapan ikan dan ekonomi tergolong ketegori buruk, dan

berpengaruh terhadap status pengelolaan perikanan secara agregat. Skenario perbaikan

pengelolaan melalui penetapan % indikator berada pada kondisi baik, berpeluang mencapai

status pengelolaan baik dalam waktu - tahun. Walaupun efektivitas pengelolaan kawasan

konservasi rendah, namun pengelolaan perikanan cukup baik. Pada kondisi ini, model integrasi

membuktikan penilaian efektivitas secara bertingkat memiliki kelemahan dalam menjawab

keterkaitannya dengan status pengelolaan perikanan. (al ini dibuktikan dengan kekuatan model

integrasi yang terbentuk dari pengelompokan tujuan pengelolaan berdasarkan sistem pengelolaan

berkelanjutan, meliputi: pemuliaan ekologi, penguatan sosial dan sistem tata kelola yang dinamis

dan akomodatif.

Kata Kunci : Taman Pulau Kecil, Pengelolaan, Efektivitas, Status, Model )ntegrasi

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

UPAYA PENGELOLAAN PES)S)R DAN LAUT BERKELANJUTAN MELALU)

PEND)D)KAN KONSERVAS) SEJAK D)N) D) PULAU PAR),

KEPULAUAN SER)BU

Sarah Rosemery Megumi Wouthuyzen

Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Usaha memberikan wawasan konservasi pesisir sumber daya hayati pesisir kepada anak-anak

sejak dini dirasakan penting di banding pada usia dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah

memperkenalkan pendidikan konservasi sumber daya hayati pesisir SD(P serta mengkaji

persepsi pada siswa usia - tahun di SDN pagi Pulau Pari dan orang tua siswa dalam mengelola

SD(P secara berkelanjutan di masa depan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,

instrumen tes pretest dan postest dan non tes lembar observasi akti itas siswa, akti itas guru,

wawancara orang tua dan informan kunci . Analisa data deskriptif dipakai dalam penelitian ini.

(asil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendidikan konservasi SD(P pada siswa usia -

tahun terbukti meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya konservasi dan

pengelolaan wilayah pesisir dan laut. (asil penelitian ini menyimpulkan bahwa anak usia - tahun

kelas SD sangat efektif menerima pendidikan konservasi SD(P, diharapkan kedepannya

menjadi agen perubahan dalam pengelolaan pesisir yang berkelanjutan, seiring mereka tumbuh

menjadi dewasa.

Kata kunci: Pendidikan konservasi SD(P, Siswa usia - tahun, Pulau Pari

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 72: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

MODEL )NTEGRAS) EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN

KONSERVAS) DAN STATUS PENGELOLAAN PER)KANAN: KASUS TAMAN

PULAU KEC)L KE) KEC)L

a* b b cJames Abrahamsz , Tou ik Alansar , Tau ik Abdillah , Marvin M. Makailipessy , Mozart

cThenu

aLearning Center EAFM, Universitas Pattimura

bWWF-)ndonesia

cPoliteknik Perikanan Tual

email: [email protected]

ABSTRAK

Kebutuhan alternatif pengelolaan kawasan konservasi Taman Pulau Kecil Kei Kecil dan perbaikan

pengelolaan perikanannya, berawal dari pertanyaan apakah kawasan konservasi dapat

memperbaiki pengelolaan perikanan. Keraguan tentang manfaat kawasan konservasi dalam

mengatasi masalah pengelolaan perikanan, serta lemahnya perencanaan, pemantauan dan

evaluasi, berpotensi menciptakan disinsentif dan rendahnya ekspektasi kekuatan instrumen

pengelolaan. Kajian ini bertujuan menilai efektivitas pengelolaan Taman Pulau Kecil, menilai status

pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem, serta merumuskan model integrasi

perbaikan pengelolaan kawasan konservasi dan pengelolaan perikanan. Efektivitas pengelolaan

kawasan konservasi berada pada % tingkat ) inisiasi , % tingkat )) didirikan , % tingkat

))) kelola minimum , % tingkat )V kelola optimum , dan % tingkat V kelola mandiri , berarti

kawasan konservasi berperingkat merah. Selama dua tahun, perkembangan status ini tergolong

lambat akibat pengaruh transisi pelimpahan kewenangan pengelolaan dari Kabupaten ke Provinsi

saat implementasi UU Tahun . Status pengelolaan perikanan pada kategori sedang,

walaupun pemetaan kobe plot merekomendasikan pengelolaan dengan mempertahankan strategi

eksisting. Domain teknik penangkapan ikan dan ekonomi tergolong ketegori buruk, dan

berpengaruh terhadap status pengelolaan perikanan secara agregat. Skenario perbaikan

pengelolaan melalui penetapan % indikator berada pada kondisi baik, berpeluang mencapai

status pengelolaan baik dalam waktu - tahun. Walaupun efektivitas pengelolaan kawasan

konservasi rendah, namun pengelolaan perikanan cukup baik. Pada kondisi ini, model integrasi

membuktikan penilaian efektivitas secara bertingkat memiliki kelemahan dalam menjawab

keterkaitannya dengan status pengelolaan perikanan. (al ini dibuktikan dengan kekuatan model

integrasi yang terbentuk dari pengelompokan tujuan pengelolaan berdasarkan sistem pengelolaan

berkelanjutan, meliputi: pemuliaan ekologi, penguatan sosial dan sistem tata kelola yang dinamis

dan akomodatif.

Kata Kunci : Taman Pulau Kecil, Pengelolaan, Efektivitas, Status, Model )ntegrasi

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

UPAYA PENGELOLAAN PES)S)R DAN LAUT BERKELANJUTAN MELALU)

PEND)D)KAN KONSERVAS) SEJAK D)N) D) PULAU PAR),

KEPULAUAN SER)BU

Sarah Rosemery Megumi Wouthuyzen

Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Usaha memberikan wawasan konservasi pesisir sumber daya hayati pesisir kepada anak-anak

sejak dini dirasakan penting di banding pada usia dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah

memperkenalkan pendidikan konservasi sumber daya hayati pesisir SD(P serta mengkaji

persepsi pada siswa usia - tahun di SDN pagi Pulau Pari dan orang tua siswa dalam mengelola

SD(P secara berkelanjutan di masa depan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,

instrumen tes pretest dan postest dan non tes lembar observasi akti itas siswa, akti itas guru,

wawancara orang tua dan informan kunci . Analisa data deskriptif dipakai dalam penelitian ini.

(asil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendidikan konservasi SD(P pada siswa usia -

tahun terbukti meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya konservasi dan

pengelolaan wilayah pesisir dan laut. (asil penelitian ini menyimpulkan bahwa anak usia - tahun

kelas SD sangat efektif menerima pendidikan konservasi SD(P, diharapkan kedepannya

menjadi agen perubahan dalam pengelolaan pesisir yang berkelanjutan, seiring mereka tumbuh

menjadi dewasa.

Kata kunci: Pendidikan konservasi SD(P, Siswa usia - tahun, Pulau Pari

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 73: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Abstrak Topik

T(E EFFECT OF ENV)RONMENTAL LEADERS()P AND EMPLOYEE'S

COGN)T)VE AB)L)TY ABOUT MAR)NE AND F)S(ER)ES: A COMPARAT)VE

ANALYS)S OF T(E)R EFFECT ON EMPLOYEE'S DEC)S)ON MAK)NG

a* b bSimon Boyke Sinaga , ) Made Putrawan , Nadiroh

a Kementerian kelauatan dan Perikanan

b Universitas Negeri Jakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

The differences of employees Decision Making is brought about the effect of Environmental

Leadership and employee's Cognitive ability about marine and isheries is a research problem. An

expost facto method with x factorial designs has been applied which each cell consisted of

sample. All instruments measured by scale which respectively their reliability was . , . , and

. for Environmental Leadership, Cognitive ability, and Decision Making. Data has been analyzed

by two-way ANOVA. Research results showed that there was signi icant differences of employee's

decision making between those employees who perceived their leaders have transformational style

compared to others who perceived transactional style.There was a signi icant interaction effect between Environmental Leadership and cognitive ability

on employee's decision making.

Keywords: Sustainable Fisheries, Environmental Leadership, Cognitive ability

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 74: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Abstrak Topik

T(E EFFECT OF ENV)RONMENTAL LEADERS()P AND EMPLOYEE'S

COGN)T)VE AB)L)TY ABOUT MAR)NE AND F)S(ER)ES: A COMPARAT)VE

ANALYS)S OF T(E)R EFFECT ON EMPLOYEE'S DEC)S)ON MAK)NG

a* b bSimon Boyke Sinaga , ) Made Putrawan , Nadiroh

a Kementerian kelauatan dan Perikanan

b Universitas Negeri Jakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

The differences of employees Decision Making is brought about the effect of Environmental

Leadership and employee's Cognitive ability about marine and isheries is a research problem. An

expost facto method with x factorial designs has been applied which each cell consisted of

sample. All instruments measured by scale which respectively their reliability was . , . , and

. for Environmental Leadership, Cognitive ability, and Decision Making. Data has been analyzed

by two-way ANOVA. Research results showed that there was signi icant differences of employee's

decision making between those employees who perceived their leaders have transformational style

compared to others who perceived transactional style.There was a signi icant interaction effect between Environmental Leadership and cognitive ability

on employee's decision making.

Keywords: Sustainable Fisheries, Environmental Leadership, Cognitive ability

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna

Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 75: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

STATUS KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA )KAN PASCA

PENETAPAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) PULAU KOON DAN

SEK)TARNYA

a* a bAdrian Damora , Aliana Nafsal , Tau ik Abdillah

aWWF-)ndonesia

bWWF-)BAS

email: [email protected]

ABSTRAK

Pulau Koon dan pulau-pulau kecil sekitarnya telah menerapkan pengelolaan berbasis kearifan

lokal melalui kawasan lindung musimam yang dikenal dengan ngam. Ngam dikelola dengan batas-

batas wilayah kekuasaan kerajaan lokal yang disebut petuanan. Kearifan lokal ini kemudian

menginisiasi pencadangan kawasan perairan Pulau Koon dan sekitarnya menjadi Taman Pulau

Kecil Pulau koon, Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya sejak tahun . Penetapan ini

dilanjutkan dengan dikeluarkannya marine conservation agreement, dimana ditetapkan zona

larang tangkap di kawasan yang diidenti ikasi sebagai penyedia stok larva ikan. Evaluasi penetapan

pencadangan kawasan konservasi perairan KKP ini diperlukan sebagai bentuk penilaian

kebermanfaatan KKP terhadap aspek perikanan. Data penangkapan ikan telah dikumpulkan pada

periode tahun - , kemudian dilengkapi dengan data rekonstruksi penangkapan sejak

pertama kali penangkapan ikan dilakukan. Tren hasil tangkapan per upaya tangkap CPUE dari

dua famili ikan karang, Lethrinidae dan Scaridae, menunjukkan tren yang stabil, meskipun telah

terjadi penurunan CPUE untuk famili Scaridae di tahun . Tren CPUE untuk famili Serranidae

terus mengalami penurunan sejak tahun . Model dinamis biomassa telah digunakan untuk

menganalisis data CPUE ketiga famili ikan karang. (asil analisis menunjukkan status pemanfaatan

over ished kelimpahan stok lebih rendah dari angka acuan, Bt < BMSY dan over ishing laju

penangkapan lebih tinggi daripada angka acuan, Ft > FMSY untuk famili Serranidae dan

Lethrinidae. Famili Scaridae hanya berada pada status pemanfaatan over ished. Kaidah

pengendalian penangkapan dengan angka acuan sasaran di titik % BMSY menunjukkan

pemulihan stok ikan terjadi dalam kurun waktu - tahun dengan skenario kontrol upaya tangkap

sebagai skenario yang terbaik.

Kata Kunci : CPUE, MSY, kaidah pengendalian penangkapan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

APL)KAS) DPS)R FRAMEWORK BERBAS)S SPAS)AL PADA DEGRADAS) LA(AN D)

KAWASAN WAR)SAN GEOLOG) GUMUK PAS)R PES)S)R PARANGTR)T)S

a* b c dMega Dharma Putra , Etik Siswanti , Theresia Retno Wulan , Edwin Maulana , Farid

e f g h)brahim , Anggara Setyabawana Putra , Fajrun Wahidil Muharram , Gianova Andika Putri ,

a iDwi Sri Wahyuningsih , Bernike (endrastuti

a Parangtritis Geomaritime Science Park

b Program Studi Geogra i dan )lmu Lingkungan, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada

c Badan )nformasi Geospasial

d Program Studi Magister Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada

e Program Studi Geogra i, Fakultas Geogra i, Universitas Muhammadiyah Surakarta

f Program Studi Statistika, Fakultas M)PA, Universitas )slam )ndonesia

g Program Studi Kartogra i dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada

h Program Studi Pemanfaatan Perikanan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

i Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Statusnya sebagai ekosistem langka dunia mengukuhkan gumuk pasir pesisir di Daerah )stimewa

Yogyakarta D)Y sebagai kawasan warisan geologi lewat Surat Keputusan Kepala Badan Geologi

Nomor .K/ /BGL/ tanggal Oktober tentang Penentuan Kawasan Cagar Alam

Geologi D)Y. Ekosistem gumuk pasir pesisir juga menghasilkan jasa ekosistem yang penting namun

degradasi lingkungan akibat alih fungsi lahan menjadi ancaman. (ingga September ,

ekosistem gumuk pasir pesisir seluas ha didominasi vegetasi , % dan lahan terbangun

, % . Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti ikasi permasalahan pengelolaan ekosistem

gumuk pasir pesisir secara terpadu beserta solusinya. Metode penelitian yang digunakan adalah

Drivers, Pressures, State, )mpact, Responses DPS)R Framework. Metode ini dipilih karena

terstruktur dan memadukan unsur ekologi dan sosial secara bersamaan. Tahapan awal yang

dilakukan adalah mengidenti ikasi masalah yang ada dalam komponen ekologi dan sosial

ekosistem gumuk pasir pesisir. Tahap selanjutnya adalah mengintegrasikan komponen-komponen

tersebut dengan matriks korelasi DPS)R Framework sehingga dihasilkan solusi yang mengakar

pada permasalahannya. Agar lebih efektif, analisis juga dilengkapi dengan pendekatan spasial

karena setiap zona di ekosistem gumuk pasir pesisir memiliki potensi dan tantangan yang berbeda-

beda. (asil matriks korelasi menunjukkan bahwa tindakan terbaik yang dapat diterapkan di

kawasan konservasi Zona )nti berbeda dengan kawasan budidaya Zona Penunjang dan Zona

Terbatas . Zona )nti membutuhkan perhatian pada pengelolaan wisata, khususnya

mengembangkan atraksi wisata yang memperhatikan segmentasi pasar, dan membentuk

lembaga pengelola yang mampu mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang ada di ekosistem

gumuk pasir pesisir. Pengembangan yang dapat dilakukan di Zona Terbatas dan Zona Penunjang

adalah berfokus pada peningkatan amenitas dan revitalisasi objek wisata.

Kata kunci: DPS)R Framework, Gumuk Pasir Pesisir, Parangtritis

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 76: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

STATUS KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA )KAN PASCA

PENETAPAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) PULAU KOON DAN

SEK)TARNYA

a* a bAdrian Damora , Aliana Nafsal , Tau ik Abdillah

aWWF-)ndonesia

bWWF-)BAS

email: [email protected]

ABSTRAK

Pulau Koon dan pulau-pulau kecil sekitarnya telah menerapkan pengelolaan berbasis kearifan

lokal melalui kawasan lindung musimam yang dikenal dengan ngam. Ngam dikelola dengan batas-

batas wilayah kekuasaan kerajaan lokal yang disebut petuanan. Kearifan lokal ini kemudian

menginisiasi pencadangan kawasan perairan Pulau Koon dan sekitarnya menjadi Taman Pulau

Kecil Pulau koon, Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya sejak tahun . Penetapan ini

dilanjutkan dengan dikeluarkannya marine conservation agreement, dimana ditetapkan zona

larang tangkap di kawasan yang diidenti ikasi sebagai penyedia stok larva ikan. Evaluasi penetapan

pencadangan kawasan konservasi perairan KKP ini diperlukan sebagai bentuk penilaian

kebermanfaatan KKP terhadap aspek perikanan. Data penangkapan ikan telah dikumpulkan pada

periode tahun - , kemudian dilengkapi dengan data rekonstruksi penangkapan sejak

pertama kali penangkapan ikan dilakukan. Tren hasil tangkapan per upaya tangkap CPUE dari

dua famili ikan karang, Lethrinidae dan Scaridae, menunjukkan tren yang stabil, meskipun telah

terjadi penurunan CPUE untuk famili Scaridae di tahun . Tren CPUE untuk famili Serranidae

terus mengalami penurunan sejak tahun . Model dinamis biomassa telah digunakan untuk

menganalisis data CPUE ketiga famili ikan karang. (asil analisis menunjukkan status pemanfaatan

over ished kelimpahan stok lebih rendah dari angka acuan, Bt < BMSY dan over ishing laju

penangkapan lebih tinggi daripada angka acuan, Ft > FMSY untuk famili Serranidae dan

Lethrinidae. Famili Scaridae hanya berada pada status pemanfaatan over ished. Kaidah

pengendalian penangkapan dengan angka acuan sasaran di titik % BMSY menunjukkan

pemulihan stok ikan terjadi dalam kurun waktu - tahun dengan skenario kontrol upaya tangkap

sebagai skenario yang terbaik.

Kata Kunci : CPUE, MSY, kaidah pengendalian penangkapan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

APL)KAS) DPS)R FRAMEWORK BERBAS)S SPAS)AL PADA DEGRADAS) LA(AN D)

KAWASAN WAR)SAN GEOLOG) GUMUK PAS)R PES)S)R PARANGTR)T)S

a* b c dMega Dharma Putra , Etik Siswanti , Theresia Retno Wulan , Edwin Maulana , Farid

e f g h)brahim , Anggara Setyabawana Putra , Fajrun Wahidil Muharram , Gianova Andika Putri ,

a iDwi Sri Wahyuningsih , Bernike (endrastuti

a Parangtritis Geomaritime Science Park

b Program Studi Geogra i dan )lmu Lingkungan, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada

c Badan )nformasi Geospasial

d Program Studi Magister Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada

e Program Studi Geogra i, Fakultas Geogra i, Universitas Muhammadiyah Surakarta

f Program Studi Statistika, Fakultas M)PA, Universitas )slam )ndonesia

g Program Studi Kartogra i dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada

h Program Studi Pemanfaatan Perikanan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

i Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Statusnya sebagai ekosistem langka dunia mengukuhkan gumuk pasir pesisir di Daerah )stimewa

Yogyakarta D)Y sebagai kawasan warisan geologi lewat Surat Keputusan Kepala Badan Geologi

Nomor .K/ /BGL/ tanggal Oktober tentang Penentuan Kawasan Cagar Alam

Geologi D)Y. Ekosistem gumuk pasir pesisir juga menghasilkan jasa ekosistem yang penting namun

degradasi lingkungan akibat alih fungsi lahan menjadi ancaman. (ingga September ,

ekosistem gumuk pasir pesisir seluas ha didominasi vegetasi , % dan lahan terbangun

, % . Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti ikasi permasalahan pengelolaan ekosistem

gumuk pasir pesisir secara terpadu beserta solusinya. Metode penelitian yang digunakan adalah

Drivers, Pressures, State, )mpact, Responses DPS)R Framework. Metode ini dipilih karena

terstruktur dan memadukan unsur ekologi dan sosial secara bersamaan. Tahapan awal yang

dilakukan adalah mengidenti ikasi masalah yang ada dalam komponen ekologi dan sosial

ekosistem gumuk pasir pesisir. Tahap selanjutnya adalah mengintegrasikan komponen-komponen

tersebut dengan matriks korelasi DPS)R Framework sehingga dihasilkan solusi yang mengakar

pada permasalahannya. Agar lebih efektif, analisis juga dilengkapi dengan pendekatan spasial

karena setiap zona di ekosistem gumuk pasir pesisir memiliki potensi dan tantangan yang berbeda-

beda. (asil matriks korelasi menunjukkan bahwa tindakan terbaik yang dapat diterapkan di

kawasan konservasi Zona )nti berbeda dengan kawasan budidaya Zona Penunjang dan Zona

Terbatas . Zona )nti membutuhkan perhatian pada pengelolaan wisata, khususnya

mengembangkan atraksi wisata yang memperhatikan segmentasi pasar, dan membentuk

lembaga pengelola yang mampu mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang ada di ekosistem

gumuk pasir pesisir. Pengembangan yang dapat dilakukan di Zona Terbatas dan Zona Penunjang

adalah berfokus pada peningkatan amenitas dan revitalisasi objek wisata.

Kata kunci: DPS)R Framework, Gumuk Pasir Pesisir, Parangtritis

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 77: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Gabus

STRATEG) PENGELOLAAN W)SATA BA(AR) M)NAT K(USUS ()U PAUS Rhincodon

typus DAN DAYA DUKUNG KAWASAN D) TAMAN NAS)ONAL TELUK CENDRAWAS)(

Donny Juliandri Prihadi

Universitas Padjajaran, Bandung

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Perairan Kwatisore, Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Kabupaten

Nabire untuk mengetahui strategi pengelolaan wisata bahari minat khusus (iu Paus dan

mengetahui kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan dalam mendukung pengembangan

wisata hiu paus Rhincodon typus di perairan Kwatisore. Penelitian dilaksanakan dengan

menggunakan metode cross section dimana data bersumber dari data primer yakni data

dikumpulkan melalui observasi di lapangan dan data sekunder yang bersumber dari pengelola

wisata dan instansi terkait. Pengambilan data primer dilakukan di stasiun berdasarkan titik

kemunculan hiu paus selama tahun – . (asil analisis kesesuaian kawasan untuk wisata

melihat hiu paus menunjukkan bahwa stasiun , , , , dan termasuk dalam kriteria S atau

sangat sesuai sedangkan stasiun , , , dan termasuk S atau sesuai sebagai lokasi melihat hiu

paus. Strategi pengelolaan yang sangat cocok agar kawasan taman nasional Teluk Cendrawasih

perlu dibentuk lokal group wisata bahari dari berbagai elemen masyarakat lokal dan didukung oleh

peraturan daerah, dukungan pemerintah pusat, yaitu Kementrian Kehutanan. (asil perhitungan

nilai daya dukung kawasan DDK wisata hiu paus di perairan Kwatisore mencapai

wisatawan/hari. Nilai DDK tersebut menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan ke perairan

Kwatisore masih kurang dan diharapkan dapat meningkat setiap tahunnya.

Kata kunci: (iu Paus, Wisata Bahari, Daya Dukung Kawasan

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

STATUS PEMUT)(AN KARANG AK)BAT MEN)NGKATNYA SU(U

PERMUKAAN A)R LAUT D) )NDONES)A TA(UN

a* b bDerta Prabuning , M Firdaus Agung , (adi Yoga Dewanto

a Reef Check )ndonesia

b Kementerian Kelautan Perikanan

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Saat ini perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar pada terumbu karang di seluruh

dunia, melalui pemutihan karang terkait meningkatnya suhu permukaan air laut. Tahun telah

diprediksi terjadi pemutihan karang yang luas dan parah oleh NOAA Coral Reef Watch. Dalam

memantau kejadian pemutihan karang dan bagaimana terumbu terdampak, timing adalah hal yang

sangat penting. Reef Check )ndonesia mendorong Kementerian Kelautan Perikanan untuk

mengambil peran aktif, salah satunya dengan penyebaran informasi peringatan kemungkinan

terjadinya pemutihan karang, yang didistribusikan tidak terbatas kepada mitra pengelola kawasan

konservasi maupun kalayak umum. Peringatan ini bersifat awal, ditanggapi secara cepat dan

memberikan pertimbangan lebih lanjut. Berdasarkan respon cepat tersebut, karang di )ndonesia

terlapor mulai mengalami pemutihan karang pada akhir bulan Januari dan memuncak pada bulan

April-Juni . Dari provinsi yang terpantau, provinsi terlapor mengalami pemutihan

karang dengan tingkat keparahan dan kerusakan berbeda, dengan satu-satunya provinsi yang

terlapor tidak mengalami pemutihan karang adalah Papua Barat. Setidaknya terdapat kawasan

konservasi yang terlapor mengalami pemutihan karang. (asil tersebut didapat dari data-log

akti itas di air, yaitu selam, snorkeling dan pengamatan dari permukaan. Terdapat pengamat di

seluruh )ndonesia dengan pengamat merupakan pemandu selam atau penyelam profesional.

Dari total pengamat tercatat organisasi/institusi, yang umumnya adalah Penyedia Jasa

Penyelaman Dive Operator Selam . Dengan tersebarnya kejadian pemutihan karang di seluruh

)ndonesia dan diprediksinya pemutihan karang akan semakin sering terjadi akibat meningkatnya

suhu permukaan laut, diperlukan kerja keras lebih lagi dalam menanggapi secara aktif pengelolaan

terumbu karang, yaitu pengelolaan yang lebih "mengakomodir" perubahan iklim dalam rencana

pengelolaanya.

Kata kunci: Terumbu Karang, Pemutihan Karang, Perubahan )klim

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 78: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Gabus

STRATEG) PENGELOLAAN W)SATA BA(AR) M)NAT K(USUS ()U PAUS Rhincodon

typus DAN DAYA DUKUNG KAWASAN D) TAMAN NAS)ONAL TELUK CENDRAWAS)(

Donny Juliandri Prihadi

Universitas Padjajaran, Bandung

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Perairan Kwatisore, Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Kabupaten

Nabire untuk mengetahui strategi pengelolaan wisata bahari minat khusus (iu Paus dan

mengetahui kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan dalam mendukung pengembangan

wisata hiu paus Rhincodon typus di perairan Kwatisore. Penelitian dilaksanakan dengan

menggunakan metode cross section dimana data bersumber dari data primer yakni data

dikumpulkan melalui observasi di lapangan dan data sekunder yang bersumber dari pengelola

wisata dan instansi terkait. Pengambilan data primer dilakukan di stasiun berdasarkan titik

kemunculan hiu paus selama tahun – . (asil analisis kesesuaian kawasan untuk wisata

melihat hiu paus menunjukkan bahwa stasiun , , , , dan termasuk dalam kriteria S atau

sangat sesuai sedangkan stasiun , , , dan termasuk S atau sesuai sebagai lokasi melihat hiu

paus. Strategi pengelolaan yang sangat cocok agar kawasan taman nasional Teluk Cendrawasih

perlu dibentuk lokal group wisata bahari dari berbagai elemen masyarakat lokal dan didukung oleh

peraturan daerah, dukungan pemerintah pusat, yaitu Kementrian Kehutanan. (asil perhitungan

nilai daya dukung kawasan DDK wisata hiu paus di perairan Kwatisore mencapai

wisatawan/hari. Nilai DDK tersebut menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan ke perairan

Kwatisore masih kurang dan diharapkan dapat meningkat setiap tahunnya.

Kata kunci: (iu Paus, Wisata Bahari, Daya Dukung Kawasan

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

STATUS PEMUT)(AN KARANG AK)BAT MEN)NGKATNYA SU(U

PERMUKAAN A)R LAUT D) )NDONES)A TA(UN

a* b bDerta Prabuning , M Firdaus Agung , (adi Yoga Dewanto

a Reef Check )ndonesia

b Kementerian Kelautan Perikanan

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Saat ini perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar pada terumbu karang di seluruh

dunia, melalui pemutihan karang terkait meningkatnya suhu permukaan air laut. Tahun telah

diprediksi terjadi pemutihan karang yang luas dan parah oleh NOAA Coral Reef Watch. Dalam

memantau kejadian pemutihan karang dan bagaimana terumbu terdampak, timing adalah hal yang

sangat penting. Reef Check )ndonesia mendorong Kementerian Kelautan Perikanan untuk

mengambil peran aktif, salah satunya dengan penyebaran informasi peringatan kemungkinan

terjadinya pemutihan karang, yang didistribusikan tidak terbatas kepada mitra pengelola kawasan

konservasi maupun kalayak umum. Peringatan ini bersifat awal, ditanggapi secara cepat dan

memberikan pertimbangan lebih lanjut. Berdasarkan respon cepat tersebut, karang di )ndonesia

terlapor mulai mengalami pemutihan karang pada akhir bulan Januari dan memuncak pada bulan

April-Juni . Dari provinsi yang terpantau, provinsi terlapor mengalami pemutihan

karang dengan tingkat keparahan dan kerusakan berbeda, dengan satu-satunya provinsi yang

terlapor tidak mengalami pemutihan karang adalah Papua Barat. Setidaknya terdapat kawasan

konservasi yang terlapor mengalami pemutihan karang. (asil tersebut didapat dari data-log

akti itas di air, yaitu selam, snorkeling dan pengamatan dari permukaan. Terdapat pengamat di

seluruh )ndonesia dengan pengamat merupakan pemandu selam atau penyelam profesional.

Dari total pengamat tercatat organisasi/institusi, yang umumnya adalah Penyedia Jasa

Penyelaman Dive Operator Selam . Dengan tersebarnya kejadian pemutihan karang di seluruh

)ndonesia dan diprediksinya pemutihan karang akan semakin sering terjadi akibat meningkatnya

suhu permukaan laut, diperlukan kerja keras lebih lagi dalam menanggapi secara aktif pengelolaan

terumbu karang, yaitu pengelolaan yang lebih "mengakomodir" perubahan iklim dalam rencana

pengelolaanya.

Kata kunci: Terumbu Karang, Pemutihan Karang, Perubahan )klim

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 79: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

UPAYA PERL)NDUNGAN ()U APEND)KS C)TES )) D) T)MUR )NDONES)A

Zarlin Rikola

Loka PSPL Sorong

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

)ndonesia dengan luas perairan yang lebih besar dari pada daratan membuat )ndonesia memiliki

beranekaragam jenis ikan. Terdapat jenis hiu yang masuk dalam Apendiks C)TES )), diantaranya

ada di )ndonesia seperti: (iu Koboi Carcharhinus longimanus , (iu Martil Sphyrna lewini, Sphyrna

mokarran, Sphyrna zygaena . (iu merupakan puncak rantai makanan dilaut sehingga hiu sangat

penting menjaga keseimbangan ekosistem. (al ini yang menyebabkan banyak regulasi-regulasi

yang melindungi hiu baik secara lokal dalam PERDA Kabupaten Raja Ampat Nomor tahun ,

secara nasional dalam PERMEN KP Nomor /MEN-KP/ , KEPMEN Nomor /KEPMEN-

KP/ , PERMEN KP Nomor PER. /MEN/ , dan secara )nternasional dalam Apendiks

C)TES. Berdasarkan data dari Loka PSPL Sorong, pemanfaatan hiu dan derivat-derivatnya sejak

tahun yang berfokus di Kota Sorong dan tahun s/d dibeberapa tempat yaitu Papua,

Papua Barat, Maluku, Maluku Utara. Pada tahun mencapai . ton sirip, . ton daging, dan

ton kulit. Pada tahun , . ton sirip apendiks, . ton sirip non apendiks, ton daging,

, ton kulit, dan . ton tulang. Pada tahun Triwulan ) pemanfaatan hiu lebih beragam

dari tahun-tahun sebelumnya seperti: satu ekor hiu hidup jenis Stegostoma fasciatum dengan

berat . kg, hiu tanpa kepala ton, hiu tanpa kepala, ekor, dan sirip ton, sirip apendiks . ton,

sirip non apendiks , ton, daging . ton, kulit . ton, dan tulang . ton. Bisa dilihat

bahwa pemanfaatan hiu tiap tahunnya mengalami peningkatan. Produk-produk hiu ini dikirim ke

Surabaya, Jakarta, Probolinggo, dan Makassar.

Kata kunci: (iu, Perlindungan, Pemanfaatan

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

ANAL)S)S PERUBA(AN DAN STRATEG) PENGELOLAAN KAWASAN

(UTAN MANGROVE D) TAMAN NAS)ONAL GUNUNG PALUNG KAB.

KAYONG UTARA, KAL)MANTAN BARAT

Nurul )hsan Fawzi

Alam Sehat Lestari

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

)nventarisasi kehilangan hutan mangrove secara global mencapai % dari tahun - ,

dengan luas saat ini yang tersisa hanya , juta hektare. Penyebab utama deforestasi hutan

mangrove secara global tersebut adalah untuk pertanian % , tambak % , dan menjadi

wilayah perkotaan % . Pada kawasan Taman Nasional Gunung Palung, deforestasi hutan

mangrove terjadi akibat konversi menjadi lahan pertanian. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui perubahan hutan mangrove pada kawasan taman nasional dan

sekitarnya dan mengevaluasi strategi untuk restorasi hutan mangrove. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan pemetaan kawasan hutan mangrove menggunakan citra

penginderaan jauh. Data yang digunakan adalah citra Citra Landsat TM direkam tanggal

September dan Oktober , citra Landsat ETM+ direkam tanggal Juni , Juli

, dan Agustus , serta citra Landsat OL) direkam tanggal Maret dan

September . (asil pemetaan digunakan sebagai acuan untuk validasi lapangan. Untuk menilai

perubahan hutan mangrove, metode yang digunakan adalah metode subtraksi citra dan untuk

evaluasi perubahan yang terjadi, digunakan analisis deskriftif kualitatif dan analisis SWOT untuk

menghasilkan perencanaan pengelolaan yang sesuai. )nterpretasi citra Landsat menghasilkan

distribusi dan luas hutan mangrove pada masing-masing tahun pengamatan. (utan mangrove di

kawasan Taman Nasional Gunung Palung mengalami penurunan, yakni luas masing-masing pada

tahun , , dan adalah , ha, , ha, dan , ha. Pada tahun dan

hutan mangrove tidak mengalami perubahan, dan tahun terjadi deforestasi seluas , ha.

Untuk analisis lebih luas pada buffer km dari batas taman nasional, luas pada masing-masing

tahun , , dan adalah . , ha, . , ha, dan . , ha; atau telah terjadi

deforestasi seluas , ha. Penyebab deforestasi yang utama adalah konversi menjadi lahan

pertanian yang terjadi dalam kawasan taman nasional dan sekitarnya. Pada kawasan taman

nasional, penyebab konversi adalah akibat kon lik tenurial antara Taman Nasional Gunung Palung

dan masyarakat. Strategi penyelesaian kon lik dan pengelolaannya adalah dengan pengelolaan

hutan bersama dengan memperhatikan nilai-nilai konservasi yang disepakati. Termasuk upaya

inventatisasi dan perlindungan yang lebih maksimal terhadap mangrove yang tersisa pada area ini.

Kata kunci: Perubahan Mangrove, Pengelolaan Mangrove, Taman Nasional Gunung Palung

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 80: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

UPAYA PERL)NDUNGAN ()U APEND)KS C)TES )) D) T)MUR )NDONES)A

Zarlin Rikola

Loka PSPL Sorong

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

)ndonesia dengan luas perairan yang lebih besar dari pada daratan membuat )ndonesia memiliki

beranekaragam jenis ikan. Terdapat jenis hiu yang masuk dalam Apendiks C)TES )), diantaranya

ada di )ndonesia seperti: (iu Koboi Carcharhinus longimanus , (iu Martil Sphyrna lewini, Sphyrna

mokarran, Sphyrna zygaena . (iu merupakan puncak rantai makanan dilaut sehingga hiu sangat

penting menjaga keseimbangan ekosistem. (al ini yang menyebabkan banyak regulasi-regulasi

yang melindungi hiu baik secara lokal dalam PERDA Kabupaten Raja Ampat Nomor tahun ,

secara nasional dalam PERMEN KP Nomor /MEN-KP/ , KEPMEN Nomor /KEPMEN-

KP/ , PERMEN KP Nomor PER. /MEN/ , dan secara )nternasional dalam Apendiks

C)TES. Berdasarkan data dari Loka PSPL Sorong, pemanfaatan hiu dan derivat-derivatnya sejak

tahun yang berfokus di Kota Sorong dan tahun s/d dibeberapa tempat yaitu Papua,

Papua Barat, Maluku, Maluku Utara. Pada tahun mencapai . ton sirip, . ton daging, dan

ton kulit. Pada tahun , . ton sirip apendiks, . ton sirip non apendiks, ton daging,

, ton kulit, dan . ton tulang. Pada tahun Triwulan ) pemanfaatan hiu lebih beragam

dari tahun-tahun sebelumnya seperti: satu ekor hiu hidup jenis Stegostoma fasciatum dengan

berat . kg, hiu tanpa kepala ton, hiu tanpa kepala, ekor, dan sirip ton, sirip apendiks . ton,

sirip non apendiks , ton, daging . ton, kulit . ton, dan tulang . ton. Bisa dilihat

bahwa pemanfaatan hiu tiap tahunnya mengalami peningkatan. Produk-produk hiu ini dikirim ke

Surabaya, Jakarta, Probolinggo, dan Makassar.

Kata kunci: (iu, Perlindungan, Pemanfaatan

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

ANAL)S)S PERUBA(AN DAN STRATEG) PENGELOLAAN KAWASAN

(UTAN MANGROVE D) TAMAN NAS)ONAL GUNUNG PALUNG KAB.

KAYONG UTARA, KAL)MANTAN BARAT

Nurul )hsan Fawzi

Alam Sehat Lestari

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

)nventarisasi kehilangan hutan mangrove secara global mencapai % dari tahun - ,

dengan luas saat ini yang tersisa hanya , juta hektare. Penyebab utama deforestasi hutan

mangrove secara global tersebut adalah untuk pertanian % , tambak % , dan menjadi

wilayah perkotaan % . Pada kawasan Taman Nasional Gunung Palung, deforestasi hutan

mangrove terjadi akibat konversi menjadi lahan pertanian. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui perubahan hutan mangrove pada kawasan taman nasional dan

sekitarnya dan mengevaluasi strategi untuk restorasi hutan mangrove. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan pemetaan kawasan hutan mangrove menggunakan citra

penginderaan jauh. Data yang digunakan adalah citra Citra Landsat TM direkam tanggal

September dan Oktober , citra Landsat ETM+ direkam tanggal Juni , Juli

, dan Agustus , serta citra Landsat OL) direkam tanggal Maret dan

September . (asil pemetaan digunakan sebagai acuan untuk validasi lapangan. Untuk menilai

perubahan hutan mangrove, metode yang digunakan adalah metode subtraksi citra dan untuk

evaluasi perubahan yang terjadi, digunakan analisis deskriftif kualitatif dan analisis SWOT untuk

menghasilkan perencanaan pengelolaan yang sesuai. )nterpretasi citra Landsat menghasilkan

distribusi dan luas hutan mangrove pada masing-masing tahun pengamatan. (utan mangrove di

kawasan Taman Nasional Gunung Palung mengalami penurunan, yakni luas masing-masing pada

tahun , , dan adalah , ha, , ha, dan , ha. Pada tahun dan

hutan mangrove tidak mengalami perubahan, dan tahun terjadi deforestasi seluas , ha.

Untuk analisis lebih luas pada buffer km dari batas taman nasional, luas pada masing-masing

tahun , , dan adalah . , ha, . , ha, dan . , ha; atau telah terjadi

deforestasi seluas , ha. Penyebab deforestasi yang utama adalah konversi menjadi lahan

pertanian yang terjadi dalam kawasan taman nasional dan sekitarnya. Pada kawasan taman

nasional, penyebab konversi adalah akibat kon lik tenurial antara Taman Nasional Gunung Palung

dan masyarakat. Strategi penyelesaian kon lik dan pengelolaannya adalah dengan pengelolaan

hutan bersama dengan memperhatikan nilai-nilai konservasi yang disepakati. Termasuk upaya

inventatisasi dan perlindungan yang lebih maksimal terhadap mangrove yang tersisa pada area ini.

Kata kunci: Perubahan Mangrove, Pengelolaan Mangrove, Taman Nasional Gunung Palung

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 81: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

MENGURANG) RES)KO PENCEMARAN A)R LAUT AK)BAT PEMBUANGAN

A)R PEND)NG)N MES)N D)ESEL KAPAL NELAYAN D) WAKATOB)

a* a a Ari Kuncoro , Ma'muri , Susilo Wisnugroho

a Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan

e-mail: arikuncoro @yahoo.co.id

ABSTRAK

Wakatobi terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, )ndonesia, dengan luas wilayah km dan

berpenduduk . jiwa pada tahun . Wakatobi merupakan salah satu kawasan taman

nasional yang dilindungi dengan luas , juta hektar. Di Wakatobi, kerusakan ekosistem bisa

terjadi karena pemanfaatan sumber daya yang berlebihan seperti penangkapan ikan di daerah

terumbu karang menggunakan racun dan bom, konversi lahan pesisir untuk penambangan pasir

laut, pertanian/perkebunan dan pemukiman, serta pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan

pembuangan zat-zat yang berbahaya dari kapal. Penduduk di Wakatobi yang bermata pencaharian

sebagai nelayan sekitar % atau . jiwa yang terdiri dari nelayan tangkap, budidaya dan

rumput laut. Sekitar % atau . nelayan tangkap menggunakan mesin sebagai penggerak

kapal untuk menangkap ikan. Mesin yang digunakan ada yang berupa mesin diesel, yang

menggunakan air laut sebagai media pendingin mesin, di mana air laut sebagai pendingin, langsung

dibuang ke laut tanpa adanya system ilter sehingga tidak ramah lingkungan. Air buangan dari

pendingin tersebut, mengandung senyawa korosi, kerak dan minyak pelumas yang merembes dari

mesin. Dengan banyaknya kapal nelayan yang menggunakan mesin diesel, dikhawatirkan dapat

menimbulkan pencemaran di perairan Wakatobi, sehingga bisa mengancam kelestarian

ekosistemnya. Solusi yang bisa digunakan untuk mengurangi zat-zat berbahaya yang dihasilkan

dari pembuangan pendingin mesin diesel kapal nelayan, yaitu dengan menggunakan alat yang

mampu mengurangi zat-zat berbahaya tersebut tercampur ke laut, seperti ilter blaster dan bak

penampungan air pendingin. Solusi ini diharapkan mampu mengurangi pencemaran akibat dari

zat-zat berbahaya yang dikandung oleh buangan air pendingin mesin diesel kapal nelayan di

perairan Wakatobi.

Kata kunci: Ekosistem, Pencemaran, Filter Blaster

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PEMANTAUAN PART)S)PAT)F KOND)S), ANCAMAN, DAN PERSEPS) MASYARAKAT

TER(ADAP CETACEAN D) PERA)RAN PANTA) WAWARAN DAN TAWANG PAC)TAN

Nurul Kusuma Dewi

Universitas PGR) Madiun

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Cetacean adalah kelompok mamalia laut yang telah beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan air.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi awal tentang Cetacean paus dan lumba-

lumba dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya laut tersebut di Perairan Pantai Wawaran

dan Tawang Pacitan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan

dan kondisi kelompok Cetacean di Perairan Wawaran dan Tawang sehingga dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya laut di wilayah tersebut. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap nelayan Pantai Wawaran

dan nelayan Pantai Tawang Pacitan menggunakan kuesioner tangkapan/tangkapan sampingan

dugong yang terstandarisasi dari UNEP/CMS. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang meliputi

latar belakang narasumber, tangkapan/tangkapan sampingan dugong, persepsi, informasi

perikanan, tangkapan/tangkapan sampingan penyu, dan tangkapan/tangkapan sampingan

Cetacean. Pantai Wawaran dan Tawang merupakan habitat bagi Cetacean. Seluruh responden

menyatakan pernah melihat Cetacean jenis paus dan lumba-lumba. Mereka melihat Cetacean

ketika memancing dan ketika menuju lokasi memancing, Menurut responden, lumba-lumba yang

mungkin hidup di lokasi ini berjumlah ribuan, sedangkan paus berada dalam jumlah yang lebih

sedikit. Seluruh responden juga menyatakan melihat lumba-lumba hampir setiap hari. Rata-rata

responden mengetahui bahwa paus dan lumba-lumba merupakan hewan dilindungi. Disisi lain,

responden juga dapat menjadi ancaman karena mereka menganggap lumba-lumba sebagai

pengganggu. Lumba-lumba sering merusak jaring dan menghabiskan ikan di dalamnya. Selain itu,

populasinya yang melimpah menyebabkan responden berpikir bahwa keberadaan Cetacean tidak

penting. Perlu dilakukan pendampingan kepada nelayan-nelayan di Pantai Wawaran dan Tawang

agar memahami dan ikut menjaga keberadaan sumber daya laut tersebut.

Kata kunci: Pemantauan Partisipatif, Cetacean, Pesisir Pacitan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 82: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

MENGURANG) RES)KO PENCEMARAN A)R LAUT AK)BAT PEMBUANGAN

A)R PEND)NG)N MES)N D)ESEL KAPAL NELAYAN D) WAKATOB)

a* a a Ari Kuncoro , Ma'muri , Susilo Wisnugroho

a Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan

e-mail: arikuncoro @yahoo.co.id

ABSTRAK

Wakatobi terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, )ndonesia, dengan luas wilayah km dan

berpenduduk . jiwa pada tahun . Wakatobi merupakan salah satu kawasan taman

nasional yang dilindungi dengan luas , juta hektar. Di Wakatobi, kerusakan ekosistem bisa

terjadi karena pemanfaatan sumber daya yang berlebihan seperti penangkapan ikan di daerah

terumbu karang menggunakan racun dan bom, konversi lahan pesisir untuk penambangan pasir

laut, pertanian/perkebunan dan pemukiman, serta pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan

pembuangan zat-zat yang berbahaya dari kapal. Penduduk di Wakatobi yang bermata pencaharian

sebagai nelayan sekitar % atau . jiwa yang terdiri dari nelayan tangkap, budidaya dan

rumput laut. Sekitar % atau . nelayan tangkap menggunakan mesin sebagai penggerak

kapal untuk menangkap ikan. Mesin yang digunakan ada yang berupa mesin diesel, yang

menggunakan air laut sebagai media pendingin mesin, di mana air laut sebagai pendingin, langsung

dibuang ke laut tanpa adanya system ilter sehingga tidak ramah lingkungan. Air buangan dari

pendingin tersebut, mengandung senyawa korosi, kerak dan minyak pelumas yang merembes dari

mesin. Dengan banyaknya kapal nelayan yang menggunakan mesin diesel, dikhawatirkan dapat

menimbulkan pencemaran di perairan Wakatobi, sehingga bisa mengancam kelestarian

ekosistemnya. Solusi yang bisa digunakan untuk mengurangi zat-zat berbahaya yang dihasilkan

dari pembuangan pendingin mesin diesel kapal nelayan, yaitu dengan menggunakan alat yang

mampu mengurangi zat-zat berbahaya tersebut tercampur ke laut, seperti ilter blaster dan bak

penampungan air pendingin. Solusi ini diharapkan mampu mengurangi pencemaran akibat dari

zat-zat berbahaya yang dikandung oleh buangan air pendingin mesin diesel kapal nelayan di

perairan Wakatobi.

Kata kunci: Ekosistem, Pencemaran, Filter Blaster

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PEMANTAUAN PART)S)PAT)F KOND)S), ANCAMAN, DAN PERSEPS) MASYARAKAT

TER(ADAP CETACEAN D) PERA)RAN PANTA) WAWARAN DAN TAWANG PAC)TAN

Nurul Kusuma Dewi

Universitas PGR) Madiun

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Cetacean adalah kelompok mamalia laut yang telah beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan air.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi awal tentang Cetacean paus dan lumba-

lumba dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya laut tersebut di Perairan Pantai Wawaran

dan Tawang Pacitan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan

dan kondisi kelompok Cetacean di Perairan Wawaran dan Tawang sehingga dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya laut di wilayah tersebut. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap nelayan Pantai Wawaran

dan nelayan Pantai Tawang Pacitan menggunakan kuesioner tangkapan/tangkapan sampingan

dugong yang terstandarisasi dari UNEP/CMS. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang meliputi

latar belakang narasumber, tangkapan/tangkapan sampingan dugong, persepsi, informasi

perikanan, tangkapan/tangkapan sampingan penyu, dan tangkapan/tangkapan sampingan

Cetacean. Pantai Wawaran dan Tawang merupakan habitat bagi Cetacean. Seluruh responden

menyatakan pernah melihat Cetacean jenis paus dan lumba-lumba. Mereka melihat Cetacean

ketika memancing dan ketika menuju lokasi memancing, Menurut responden, lumba-lumba yang

mungkin hidup di lokasi ini berjumlah ribuan, sedangkan paus berada dalam jumlah yang lebih

sedikit. Seluruh responden juga menyatakan melihat lumba-lumba hampir setiap hari. Rata-rata

responden mengetahui bahwa paus dan lumba-lumba merupakan hewan dilindungi. Disisi lain,

responden juga dapat menjadi ancaman karena mereka menganggap lumba-lumba sebagai

pengganggu. Lumba-lumba sering merusak jaring dan menghabiskan ikan di dalamnya. Selain itu,

populasinya yang melimpah menyebabkan responden berpikir bahwa keberadaan Cetacean tidak

penting. Perlu dilakukan pendampingan kepada nelayan-nelayan di Pantai Wawaran dan Tawang

agar memahami dan ikut menjaga keberadaan sumber daya laut tersebut.

Kata kunci: Pemantauan Partisipatif, Cetacean, Pesisir Pacitan

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 83: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

PER)LAKU MASYARAKAT LOKAL KAMPUNG MENAW) TER(ADAP

RUSAKNYA TERUMBU KARANG D) PERA)RAN TELUK SAM)R),

KABUPATEN YAPEN

a* bDolvina Lea Ansanay , Zhelvyanie

a SMA Gabungan Jayapura

b Universitas Cenderawasih

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut yang menjadi tempat hidup ribuan jenis hewan dan

tumbuhan yang beraneka ragam bentuk, warna dan keunikannya sehingga menjadi panorama di

dasar laut sebagai pariwisata bahari. Namun pemandangan bawah laut teluk Samiri di kampung

Menawi, kabupaten kepulauan Yapen sudah jarang dijumpai karena sebagian besar terumbu

karang telah hancur dan kekayaan bahari yang ada di dalamnya telah rusak akibat ulah masyarakat

sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan

masyarakat lokal terhadap terumbu karang. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif,

observasi secara langsung pada tempat penelitian dan melakukan wawancara yang dipadukan

dengan menggunakan angket kuesioner . Masyarakat lokal mengenal terumbu karang Kamirang :

bahasa lokal dari orangtua sejak kecil yaitu biota laut dan mengetahui pentingnya terumbu karang.

% kerusakan terumbu karang diakibat oleh tingginya aktivitas penangkapan ikan dengan

menggunakan bahan peledak/bom ikan dopis dan penggunaan bahan lain seperti linggis, martil

dan tombak untuk mencari kerang dan ikan karang sebesar %. (al yang sudah menjadi tradisi

selama puluhan tahun secara turun temurun adalah pemanfaatan terumbu karang oleh masyarakat

lokal untuk kebutuhan seperti bahan bangunan dan jalan, perhiasan dan lain-lain kapur sirih, pot

bunga, jimat . Kerusakan terumbu karang mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan ikan,

hilangnya biota lain yang pernah ada di perairan ini dan berkurang pula pelindung kawasan pantai

dari hempasan gelombang. Adanya persoalan ini menunjukkan tingginya eksploitasi terumbu

karang dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk lebih ramah terhadap lingkungan kearifan

lokal , sehingga diperlukan keterlibatan berbagai pihak baik tokoh masyarakat, pemerintah dan

pihak berwajib.

Kata kunci: Kerusakan Terumbu Karang , Perilaku Masyarakat, Teluk Samiri

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

KAJ)AN POTENS) B)OF)S)K TWP SELAT T)WORO

a* a aAl Furkan , Muh. (amsir Lasikada , Fajar )zas

a Fisheries Diving Club Universitas (asanudin, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan Universitas (asanuddin

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Keanekaragaman hayati yang dimiliki Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKLD Selat Tiworo

terbilang tinggi yang potensial untuk dikembangkan. Namun beberapa tahun terakhir,

pemanfaatan potensi tersebut mulai mengarah pada pengrusakan lingkungan akibat penggunaan

alat tangkap destruktif. Maka dari itu diperlukan kajian mengenai bio isik yang dapat memberikan

gambaran dan kondisi yang terjadi dengan tujuan untuk menyediakan data informasi mengenai

kondisi terumbu karang, ikan karang, mangrove, padang lamun, biota langka/ endemik dan kondisi

sosial ekonomi serta penyebab kerusakan ekosistem perairan. Metode yang digunakan untuk

pengambilan data dilapangan adalah dengan cara observasi, wawancara serta studi pustaka.

Pengamatan tutupan karang dan benthos menggunakan metode Point )ntercept Transect P)T

sedangkan ikan karang menggunakan underwater visual census UVC . Metode transek kuadrat

digunakan untuk pengamatan ekosistem lamun dan mangrove. Sedangkan kondisi sosial ekonomi

dilakukan dengan teknik survey wawancara. (asil pengamatan menunjukkan kondisi karang KKLD

Selat Tiworo dalam kategori sedang dengan rerata persentase karang hidup %. Persentase

karang hidup terendah terletak di Stasiun Pulau Mandike % dan tertinggi Stasiun Pulau

)ndo % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Jumlah individu ikan karang sebanyak

. individu/m dan jenis benthos yang mendominasi adalah bulu babi. Kerapatan pohon

mangrove tertinggi sebesar pohon/ ha dan terendah pohon/ ha. Jenis lamun teramati

adalah Thallasia hemprichi dan Enhalus acroides. Masyarakat pada umumnya memiliki mata

pencaharian sebagai penangkap ikan nelayan dengan alat tangkap jaring gill net dan bagan

tancap

Kata kunci: Ekosistem Perairan, KKLD, Selat Tiworo

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 84: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

PER)LAKU MASYARAKAT LOKAL KAMPUNG MENAW) TER(ADAP

RUSAKNYA TERUMBU KARANG D) PERA)RAN TELUK SAM)R),

KABUPATEN YAPEN

a* bDolvina Lea Ansanay , Zhelvyanie

a SMA Gabungan Jayapura

b Universitas Cenderawasih

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut yang menjadi tempat hidup ribuan jenis hewan dan

tumbuhan yang beraneka ragam bentuk, warna dan keunikannya sehingga menjadi panorama di

dasar laut sebagai pariwisata bahari. Namun pemandangan bawah laut teluk Samiri di kampung

Menawi, kabupaten kepulauan Yapen sudah jarang dijumpai karena sebagian besar terumbu

karang telah hancur dan kekayaan bahari yang ada di dalamnya telah rusak akibat ulah masyarakat

sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan

masyarakat lokal terhadap terumbu karang. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif,

observasi secara langsung pada tempat penelitian dan melakukan wawancara yang dipadukan

dengan menggunakan angket kuesioner . Masyarakat lokal mengenal terumbu karang Kamirang :

bahasa lokal dari orangtua sejak kecil yaitu biota laut dan mengetahui pentingnya terumbu karang.

% kerusakan terumbu karang diakibat oleh tingginya aktivitas penangkapan ikan dengan

menggunakan bahan peledak/bom ikan dopis dan penggunaan bahan lain seperti linggis, martil

dan tombak untuk mencari kerang dan ikan karang sebesar %. (al yang sudah menjadi tradisi

selama puluhan tahun secara turun temurun adalah pemanfaatan terumbu karang oleh masyarakat

lokal untuk kebutuhan seperti bahan bangunan dan jalan, perhiasan dan lain-lain kapur sirih, pot

bunga, jimat . Kerusakan terumbu karang mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan ikan,

hilangnya biota lain yang pernah ada di perairan ini dan berkurang pula pelindung kawasan pantai

dari hempasan gelombang. Adanya persoalan ini menunjukkan tingginya eksploitasi terumbu

karang dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk lebih ramah terhadap lingkungan kearifan

lokal , sehingga diperlukan keterlibatan berbagai pihak baik tokoh masyarakat, pemerintah dan

pihak berwajib.

Kata kunci: Kerusakan Terumbu Karang , Perilaku Masyarakat, Teluk Samiri

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

KAJ)AN POTENS) B)OF)S)K TWP SELAT T)WORO

a* a aAl Furkan , Muh. (amsir Lasikada , Fajar )zas

a Fisheries Diving Club Universitas (asanudin, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan Universitas (asanuddin

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Keanekaragaman hayati yang dimiliki Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKLD Selat Tiworo

terbilang tinggi yang potensial untuk dikembangkan. Namun beberapa tahun terakhir,

pemanfaatan potensi tersebut mulai mengarah pada pengrusakan lingkungan akibat penggunaan

alat tangkap destruktif. Maka dari itu diperlukan kajian mengenai bio isik yang dapat memberikan

gambaran dan kondisi yang terjadi dengan tujuan untuk menyediakan data informasi mengenai

kondisi terumbu karang, ikan karang, mangrove, padang lamun, biota langka/ endemik dan kondisi

sosial ekonomi serta penyebab kerusakan ekosistem perairan. Metode yang digunakan untuk

pengambilan data dilapangan adalah dengan cara observasi, wawancara serta studi pustaka.

Pengamatan tutupan karang dan benthos menggunakan metode Point )ntercept Transect P)T

sedangkan ikan karang menggunakan underwater visual census UVC . Metode transek kuadrat

digunakan untuk pengamatan ekosistem lamun dan mangrove. Sedangkan kondisi sosial ekonomi

dilakukan dengan teknik survey wawancara. (asil pengamatan menunjukkan kondisi karang KKLD

Selat Tiworo dalam kategori sedang dengan rerata persentase karang hidup %. Persentase

karang hidup terendah terletak di Stasiun Pulau Mandike % dan tertinggi Stasiun Pulau

)ndo % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Jumlah individu ikan karang sebanyak

. individu/m dan jenis benthos yang mendominasi adalah bulu babi. Kerapatan pohon

mangrove tertinggi sebesar pohon/ ha dan terendah pohon/ ha. Jenis lamun teramati

adalah Thallasia hemprichi dan Enhalus acroides. Masyarakat pada umumnya memiliki mata

pencaharian sebagai penangkap ikan nelayan dengan alat tangkap jaring gill net dan bagan

tancap

Kata kunci: Ekosistem Perairan, KKLD, Selat Tiworo

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 85: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

ANCAMAN KERUSAKAN (AB)TAT LAMUN D) PULAU WANG)-WANG),

WAKATOB)

Nanda Radhitia Prasetiawan

Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan - BRSDM KP

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Ekosistem lamun secara global berada dalam tekanan dan terus mengalami penurunan luasan dari

waktu ke waktu. Ancaman degradasi tersebut juga terjadi di )ndonesia termasuk pada Pulau Wangi-

Wangi yang merupakan pulau dengan populasi penduduk terbesar yang berada di wilayah Taman

Nasional Wakatobi. Di Pulau Wangi-Wangi sedikitnya terdapat jenis lamun. Pengukuran tutupan

lamun dengan metode transek kuadrat dilakukan pada habitat lamun di sekeliling pulau. (abitat

lamun pada beberapa bagian di Selatan pulau tergolong dalam kondisi rusak dengan tutupan

rendah, berkeanekaragaman rendah dan mengalami tekanan dari aktivitas manusia terkait

penambangan pasir dan budidaya rumput laut yang berpengaruh terhadap penetrasi cahaya,

turbiditas, perubahan substrat dasar, peningkatan tutupan alga, pertumbuhan epi it, dan

sedimentasi yang menutupi lamun. Spesies lamun berukuran besar dan tinggi seperti E. Acoroides

masih dapat bertahan dengan tinggi kanopi yang lebih rendah, sedangkan lamun berukuran kecil

seperti (alodule dan (alophila mulai jarang ditemui disekitar garis pantai. Pada bagian lain pulau

aktivitas reklamasi, pengerukan dan konstruksi bangunan pantai menyebabkan hilangnya lamun

serta berdampak pada penurunan tutupan lamun pada perairan di sekitarnya. Kerusakan habitat

lamun yang terus terjadi dapat berdampak pada penurunan produktivitas perairan. Oleh

karenanya peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat habitat lamun dan resiko akan

kerusakannya penting dalam pengelolaan kawasan konservasi.

Kata kunci: Ancaman Kerusakan, (abitat Lamun, Pulau Wangi-Wangi

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

)DENT)F)KAS) ANCAMAN TER(ADAP KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN

TAMAN W)SATA PERA)RAN LAUT BANDA, PULAU (ATTA, DAN PULAU AY

Julham MS Palupessy

Satker TWP Laut Banda, BKKPN - KKP

e-mail: am. [email protected]

ABSTRAK

Kawasan konservasi perairan merupakan bentuk upaya yang dilakukan dalam perlindungan,

pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya perairan secara berkelanjutan. Kawasan konservasi

perairan sangat rentan terhadap kerusakan, karena memiliki daya tarik dan potensi sumberdaya

alam. Kepulauan Banda memiliki tiga kawasan konservasi perairan KKP yang sudah ditetapkan

berdasarkan aturan dan kesepakatan yang berlaku, yaitu Taman Wisata Perairan TWP Laut

Banda, KKP Pulau (atta, dan KKP Pulau Ay. Penurunan kualitas dan kelestarian potensi

sumberdaya pesisir dan laut menjadi perhatian utama pengelola KKP di Kepulauan Banda.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, makalah ini bertujuan untuk melakukan identi ikasi

ancaman terhadap KKP laut di TWP Laut Banda, Pulau (atta, dan Pulau Ay, Kepulauan Banda.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis situasi, untuk mendapatkan gambaran

status dan ancaman pada KKP Kepulauan Banda. Potensi ancaman yang terjadi pada KKP

Kepulauan Banda antara lain degradasi ekosistem terumbu karang yang diduga karena

pengambilan karang dan pasir sebagai bahan bangunan; penangkapan ikan yang dilindungi seperti

ikan Napoleon, (iu, Kima dan Penyu; penurunan stok ikan diduga karena penggunaan alat tangkap

yang tidak ramah lingkungan yaitu jaring karang; dan kon lik pemanfaatan daerah tangkap antara

jaring mini pureseine dan nelayan pancing; serta kon lik terkait penarikan retribusi antara pelaku

wisata dan pengelola konservasi di Negeri Administratif. Salah satu alternatif strategi dalam

mengatasi ancaman di KKP Kepulauan Banda adalah membuat jejaring kawasan antara kawasan

konservasi dan membangun sistem pelayanan satu pintu untuk penarikan retribusi pariwisata dan

mengembalikan adat dan budaya. Kerjasama antara masyarakat dan pemangku kepentingan juga

sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di KKP Kepulauan Banda.

Kata kunci: Konservasi Perairan, Kepualauan Banda, )denti ikasi Ancaman

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 86: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

ANCAMAN KERUSAKAN (AB)TAT LAMUN D) PULAU WANG)-WANG),

WAKATOB)

Nanda Radhitia Prasetiawan

Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan - BRSDM KP

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Ekosistem lamun secara global berada dalam tekanan dan terus mengalami penurunan luasan dari

waktu ke waktu. Ancaman degradasi tersebut juga terjadi di )ndonesia termasuk pada Pulau Wangi-

Wangi yang merupakan pulau dengan populasi penduduk terbesar yang berada di wilayah Taman

Nasional Wakatobi. Di Pulau Wangi-Wangi sedikitnya terdapat jenis lamun. Pengukuran tutupan

lamun dengan metode transek kuadrat dilakukan pada habitat lamun di sekeliling pulau. (abitat

lamun pada beberapa bagian di Selatan pulau tergolong dalam kondisi rusak dengan tutupan

rendah, berkeanekaragaman rendah dan mengalami tekanan dari aktivitas manusia terkait

penambangan pasir dan budidaya rumput laut yang berpengaruh terhadap penetrasi cahaya,

turbiditas, perubahan substrat dasar, peningkatan tutupan alga, pertumbuhan epi it, dan

sedimentasi yang menutupi lamun. Spesies lamun berukuran besar dan tinggi seperti E. Acoroides

masih dapat bertahan dengan tinggi kanopi yang lebih rendah, sedangkan lamun berukuran kecil

seperti (alodule dan (alophila mulai jarang ditemui disekitar garis pantai. Pada bagian lain pulau

aktivitas reklamasi, pengerukan dan konstruksi bangunan pantai menyebabkan hilangnya lamun

serta berdampak pada penurunan tutupan lamun pada perairan di sekitarnya. Kerusakan habitat

lamun yang terus terjadi dapat berdampak pada penurunan produktivitas perairan. Oleh

karenanya peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat habitat lamun dan resiko akan

kerusakannya penting dalam pengelolaan kawasan konservasi.

Kata kunci: Ancaman Kerusakan, (abitat Lamun, Pulau Wangi-Wangi

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

)DENT)F)KAS) ANCAMAN TER(ADAP KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN

TAMAN W)SATA PERA)RAN LAUT BANDA, PULAU (ATTA, DAN PULAU AY

Julham MS Palupessy

Satker TWP Laut Banda, BKKPN - KKP

e-mail: am. [email protected]

ABSTRAK

Kawasan konservasi perairan merupakan bentuk upaya yang dilakukan dalam perlindungan,

pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya perairan secara berkelanjutan. Kawasan konservasi

perairan sangat rentan terhadap kerusakan, karena memiliki daya tarik dan potensi sumberdaya

alam. Kepulauan Banda memiliki tiga kawasan konservasi perairan KKP yang sudah ditetapkan

berdasarkan aturan dan kesepakatan yang berlaku, yaitu Taman Wisata Perairan TWP Laut

Banda, KKP Pulau (atta, dan KKP Pulau Ay. Penurunan kualitas dan kelestarian potensi

sumberdaya pesisir dan laut menjadi perhatian utama pengelola KKP di Kepulauan Banda.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, makalah ini bertujuan untuk melakukan identi ikasi

ancaman terhadap KKP laut di TWP Laut Banda, Pulau (atta, dan Pulau Ay, Kepulauan Banda.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis situasi, untuk mendapatkan gambaran

status dan ancaman pada KKP Kepulauan Banda. Potensi ancaman yang terjadi pada KKP

Kepulauan Banda antara lain degradasi ekosistem terumbu karang yang diduga karena

pengambilan karang dan pasir sebagai bahan bangunan; penangkapan ikan yang dilindungi seperti

ikan Napoleon, (iu, Kima dan Penyu; penurunan stok ikan diduga karena penggunaan alat tangkap

yang tidak ramah lingkungan yaitu jaring karang; dan kon lik pemanfaatan daerah tangkap antara

jaring mini pureseine dan nelayan pancing; serta kon lik terkait penarikan retribusi antara pelaku

wisata dan pengelola konservasi di Negeri Administratif. Salah satu alternatif strategi dalam

mengatasi ancaman di KKP Kepulauan Banda adalah membuat jejaring kawasan antara kawasan

konservasi dan membangun sistem pelayanan satu pintu untuk penarikan retribusi pariwisata dan

mengembalikan adat dan budaya. Kerjasama antara masyarakat dan pemangku kepentingan juga

sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di KKP Kepulauan Banda.

Kata kunci: Konservasi Perairan, Kepualauan Banda, )denti ikasi Ancaman

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 87: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

KARAKTER)ST)K PES)S)R PULAU KEC)L UNTUK PENGEMBANGAN EKOW)SATA

BA(AR) D) KABUPATEN MALUKU TENGA(

)lham Marasabessy )nstitut Pertanian Bogor, Bogor

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pesisir dan pulau-pulau kecil PPK dihadapkan pada berbagai tantangan yang signi ikan.

Kecenderungan wilayah ini sangat besar mengalami kerusakan habitat, perubahan pada proses

alami ekosistem dan pencemaran. Wilayah pesisir dan PPK semakin komplek sering terjadinya

kon lik kepentingan secara internal dalam masyarakat dan pada tingkatan pemerintahan. Untuk itu

aktivitas yang akan ditempatkan pada suatu ruang di wilayah pesisir dan PPK harus

memperhatikan kesesuaian antara kebutuhan dan kemampuan suatu kawasan dalam

menyediakan sumberdaya. Ketersediaan sumberdaya di wilayah pesisir dan PPK merupakan

indikator bagi daya dukung kawasan untuk menopang seluruh aktivitas yang dialokasikan. Adanya

kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan yang tepat, diharapkan dapat benar-benar berpihak

kepada rakyat, membuka kesempatan kerja serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

dengan tetap mengedepankan aspek keberlanjutan sumberdaya alam. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui karakteristik pulau kecil yang tidak berpenduduk untuk pengelolaan ekowisata

bahari. Penelitian ini dilakukan melalui metode suvei secara deskriptif evaluasi untuk memperoleh

data primer, sedangkan data citra satelit kemudian diolah dengan menggunakan analisis spasial

dengan bantuan aplikasi Sistem )nformasi Geogra is ArcG)S . Potensi ekowisata bahari yang

terdapat pada pulau ini ialah wisata diving dan snorkeling, tracking mangrove dan wisata pantai.

Luas hamparan terumbu karang berdasarkan analisis citra satelit sekitar . Km , dominansi

dari jenis Acropora Branching. Total luas penutupan hutan mangrove sekitar . Km

ha , dominansi jenis mangrove Rhizopora dan Brugueira serta ada beberapa jenis termasuk

mangrove endemik. Pantai dengan tipe berpasir putih yang luas. Panjang pantai sekitar meter.

Kata kunci: Karakteristik Pulau Kecil, Pulau Tidak Berpenduduk, Ekowisata

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

STATUS DAN ANCAMAN TER(ADAP M)KRO(AB)TAT )KAN ENDEM)K

TERANCAM PUNA( BANGGA) CARD)NALF)S( Pterapogon kauderni

a* b cSamliok Ndobe , Jamaluddin Jompa , Abigail Mary Moor

a Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako

b Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin

c Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu spesies biota perairan dari spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah ikan hias

endemik Banggai cardinal ish Pterapogon kauderni . Berstatus Endangered species spesies

terancam punah pada Red List )UCN, dan pada CoP C)TES ke- tahun )ndonesia

berkomitmen untuk menjamin kelestariannya, proses penyusunan kebijakan perlindungan sedang

berlangsung. Pterapogon kauderni bersimbiosis dengan biota lain yang berperan sebagai

mikrohabitatnya, terutama bulubabi Diadema sp., anemone laut dan karang keras bercabang.

Ketersediaan mikrohabitat dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan dinamika

populasi P. kauderni di alam. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji data terkini mengenai status

dan ancaman mikrohabitat P. kauderni, termasuk dalam konteks perubahan iklim. Data

primer,yang diperoleh dengan metode survei Coral-Watch serta swim survey pada bleaching event

berskala global tahun , dibanding dengan data hasil survei yang dilakukan sejak . (asil

yang diperoleh antara lain bahwa kelimpahan populasi Diadema sp. mengalami penurunan sangat

drastis dan kelimpahan anemone laut menurun akibat tangkap lebih untuk dimanfaatkan sebagai

konsumsi makanan masyarakat pesisir. Mikrohabitat lainnya seperti terumbu karang, mengalami

kerusakan yang meningkat akibat aktivitas bersifat destruktif berskala lokal , maupun sebagai

dampak perubahan iklim, khususnya coral bleaching. Pada lokasi dimana mikrohabitat telah

menurun tajam, populasi P. kauderni sangat berkurang, termasuk pada lokasi dengan maupun

tanpa penangkapan ikan tersebut. Perlindungan dan pemulihan mikrohabitat dipandang sebagai

kondisi mutlak yang mendesak dilakukan untuk keberhasilan upaya pelestarian populasi P.

kauderni. (asil penelitian diharapkan sebagai salah satu dasar ilmiah perencanaan dan penerapan

pengelolaan lestari populasi ikan hias endemik P. kauderni beserta habitatnya.

Kata kunci: Endangered species, Mikrohabitat, Simbiosis

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 88: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

KARAKTER)ST)K PES)S)R PULAU KEC)L UNTUK PENGEMBANGAN EKOW)SATA

BA(AR) D) KABUPATEN MALUKU TENGA(

)lham Marasabessy )nstitut Pertanian Bogor, Bogor

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pesisir dan pulau-pulau kecil PPK dihadapkan pada berbagai tantangan yang signi ikan.

Kecenderungan wilayah ini sangat besar mengalami kerusakan habitat, perubahan pada proses

alami ekosistem dan pencemaran. Wilayah pesisir dan PPK semakin komplek sering terjadinya

kon lik kepentingan secara internal dalam masyarakat dan pada tingkatan pemerintahan. Untuk itu

aktivitas yang akan ditempatkan pada suatu ruang di wilayah pesisir dan PPK harus

memperhatikan kesesuaian antara kebutuhan dan kemampuan suatu kawasan dalam

menyediakan sumberdaya. Ketersediaan sumberdaya di wilayah pesisir dan PPK merupakan

indikator bagi daya dukung kawasan untuk menopang seluruh aktivitas yang dialokasikan. Adanya

kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan yang tepat, diharapkan dapat benar-benar berpihak

kepada rakyat, membuka kesempatan kerja serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

dengan tetap mengedepankan aspek keberlanjutan sumberdaya alam. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui karakteristik pulau kecil yang tidak berpenduduk untuk pengelolaan ekowisata

bahari. Penelitian ini dilakukan melalui metode suvei secara deskriptif evaluasi untuk memperoleh

data primer, sedangkan data citra satelit kemudian diolah dengan menggunakan analisis spasial

dengan bantuan aplikasi Sistem )nformasi Geogra is ArcG)S . Potensi ekowisata bahari yang

terdapat pada pulau ini ialah wisata diving dan snorkeling, tracking mangrove dan wisata pantai.

Luas hamparan terumbu karang berdasarkan analisis citra satelit sekitar . Km , dominansi

dari jenis Acropora Branching. Total luas penutupan hutan mangrove sekitar . Km

ha , dominansi jenis mangrove Rhizopora dan Brugueira serta ada beberapa jenis termasuk

mangrove endemik. Pantai dengan tipe berpasir putih yang luas. Panjang pantai sekitar meter.

Kata kunci: Karakteristik Pulau Kecil, Pulau Tidak Berpenduduk, Ekowisata

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

STATUS DAN ANCAMAN TER(ADAP M)KRO(AB)TAT )KAN ENDEM)K

TERANCAM PUNA( BANGGA) CARD)NALF)S( Pterapogon kauderni

a* b cSamliok Ndobe , Jamaluddin Jompa , Abigail Mary Moor

a Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako

b Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin

c Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu spesies biota perairan dari spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah ikan hias

endemik Banggai cardinal ish Pterapogon kauderni . Berstatus Endangered species spesies

terancam punah pada Red List )UCN, dan pada CoP C)TES ke- tahun )ndonesia

berkomitmen untuk menjamin kelestariannya, proses penyusunan kebijakan perlindungan sedang

berlangsung. Pterapogon kauderni bersimbiosis dengan biota lain yang berperan sebagai

mikrohabitatnya, terutama bulubabi Diadema sp., anemone laut dan karang keras bercabang.

Ketersediaan mikrohabitat dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan dinamika

populasi P. kauderni di alam. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji data terkini mengenai status

dan ancaman mikrohabitat P. kauderni, termasuk dalam konteks perubahan iklim. Data

primer,yang diperoleh dengan metode survei Coral-Watch serta swim survey pada bleaching event

berskala global tahun , dibanding dengan data hasil survei yang dilakukan sejak . (asil

yang diperoleh antara lain bahwa kelimpahan populasi Diadema sp. mengalami penurunan sangat

drastis dan kelimpahan anemone laut menurun akibat tangkap lebih untuk dimanfaatkan sebagai

konsumsi makanan masyarakat pesisir. Mikrohabitat lainnya seperti terumbu karang, mengalami

kerusakan yang meningkat akibat aktivitas bersifat destruktif berskala lokal , maupun sebagai

dampak perubahan iklim, khususnya coral bleaching. Pada lokasi dimana mikrohabitat telah

menurun tajam, populasi P. kauderni sangat berkurang, termasuk pada lokasi dengan maupun

tanpa penangkapan ikan tersebut. Perlindungan dan pemulihan mikrohabitat dipandang sebagai

kondisi mutlak yang mendesak dilakukan untuk keberhasilan upaya pelestarian populasi P.

kauderni. (asil penelitian diharapkan sebagai salah satu dasar ilmiah perencanaan dan penerapan

pengelolaan lestari populasi ikan hias endemik P. kauderni beserta habitatnya.

Kata kunci: Endangered species, Mikrohabitat, Simbiosis

Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 89: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

STUD) KERUSAKAN EKOS)STEM TERUMBU KARANG D) KAWASAN

W)SATA BA(AR) PULAU L)UKANG LOE KABUPATEN BULUKUMBA

a* a aNirwan , Muhammad Syahdan , Da iuddin Salim

a Universitas Lambung Mangkurat

e-mail: nirwankla @gmail.com

ABSTRAK

Kerusakan terumbu karang diakibatkan dua faktor yakni aktivitas manusia dan proses alami.

Aktivitas manusia yang mengancam ekosistem terumbu karang yakni penggunaan bahan peledak,

jala tarik, dan racun dan juga wisata bahari. Sementara proses alami seperti bleaching, penyakit,

pemanansan global, pemangsaan dan eutro ikasi. Salah satu metode yang efektif untuk

menentukan tingkat kerusakan terumbu karang yaitu Underwater Photo Transek UPT kemudian

dianalis menggunakan aplikasi Coral Point Count with Excel extensions CPCe . Penelitian ini

dilaksanakan di perairan daerah wisata bahari Pulau Liukang Loe Kabupaten Bulukumba Provinsi

Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat dan penyebab kerusakan terumbu

karang. (asil penelitian menunjukkan telah terjadi kerusakan tingkat Sedang dengan tutupan

rata-rata karang mati pada kedalaman meter , % dan kedalaman meter , %.

Kerusakan ini disebabkan berbagai macam akti itas manusia seperti kegiatan wisata snorkeling

dan diving, pengeboman ikan, pelemparan jangkar kapal, dan pembiusan. Adapun kerusakan

akibat proses alami yakni penyakit dan pemanasan global.

Kata kunci: Terumbu Karang, Kerusakan, Wisata Bahari

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

ANAL)S)S SPATIAL )DENT)F)KAS) LOKAS) KAWASAN KONSERVAS)

PERA)RAN YANG )DEAL D) KOTA TUAL, PROV)NS) MALUKU

a* a a Tau ik Abdillah , Christian Novia N. ( , Dirga Daniel

a WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kota Tual merupakan salah satu dari sebelas kabupaten/kota yang ada di Provinsi Maluku. Kota ini

termasuk kota kepulauan, memiliki pulau yang dibagi menjadi gugus pulau, meliputi gugus

pulau-pulau Kur, Tayando Tam dan Dullah. Luas laut mencapai . Km sedangkan luas darat

. Km . Besarnya luasan laut di daerah ini menandakan tingginya potensi pemanfaatan baik

sektor perikanan maupun pariwisata. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pengelolaan

sumberdaya pesisir dan laut yang efektif, salah satunya dengan mengembangkan kawasan

konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kota Tual berinisiatif untuk mengalokasikan

sebagian daerahnya untuk dicadangkan menjadi kawasan konservasi perairan. Target

pembentukan kawasan konservasi perairan Kota Tual yaitu perlindungan terhadap habitat laut

penting terdiri dari terumbu karang, lamun dan mangrove, pantai peneluran penyu dan larva

connectivity. Kajian ini dilakukan guna mendapatkan lokasi potensial kawasan konservasi perairan

yang memiliki nilai konservasi yang tinggi. Analisis data spatial menggunakan analisis Marxan.

Analisis ini dipilih karena memberikan solusi terbaik untuk menentukan lokasi yang memiliki nilai

konservasi yang tinggi. (asil kajian menunjukkan bahwa luas lokasi frekuensi terpilih tinggi yaitu

. hektar, sedang . hektar dan rendah . hektar. Lokasi frekuensi tinggi terpilih

berada di gugus pulau-pulau Kur, Tayando Tam dan di perairan sebelah utara Pulau Mas dan Bair.

Berdasarkan kajian ini, gugus pulau-pulau Kur dan Tayando Tam menjadi lokasi rekomendasi yang

memerlukan adanya pengelolaan kawasan konservasi perairan karena memiliki keterwakilan dari

seluruh target konservasi.

Kata kunci: Kawasan Konservasi Perairan, Marxan, Kota Tual

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 90: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

STUD) KERUSAKAN EKOS)STEM TERUMBU KARANG D) KAWASAN

W)SATA BA(AR) PULAU L)UKANG LOE KABUPATEN BULUKUMBA

a* a aNirwan , Muhammad Syahdan , Da iuddin Salim

a Universitas Lambung Mangkurat

e-mail: nirwankla @gmail.com

ABSTRAK

Kerusakan terumbu karang diakibatkan dua faktor yakni aktivitas manusia dan proses alami.

Aktivitas manusia yang mengancam ekosistem terumbu karang yakni penggunaan bahan peledak,

jala tarik, dan racun dan juga wisata bahari. Sementara proses alami seperti bleaching, penyakit,

pemanansan global, pemangsaan dan eutro ikasi. Salah satu metode yang efektif untuk

menentukan tingkat kerusakan terumbu karang yaitu Underwater Photo Transek UPT kemudian

dianalis menggunakan aplikasi Coral Point Count with Excel extensions CPCe . Penelitian ini

dilaksanakan di perairan daerah wisata bahari Pulau Liukang Loe Kabupaten Bulukumba Provinsi

Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat dan penyebab kerusakan terumbu

karang. (asil penelitian menunjukkan telah terjadi kerusakan tingkat Sedang dengan tutupan

rata-rata karang mati pada kedalaman meter , % dan kedalaman meter , %.

Kerusakan ini disebabkan berbagai macam akti itas manusia seperti kegiatan wisata snorkeling

dan diving, pengeboman ikan, pelemparan jangkar kapal, dan pembiusan. Adapun kerusakan

akibat proses alami yakni penyakit dan pemanasan global.

Kata kunci: Terumbu Karang, Kerusakan, Wisata Bahari

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

ANAL)S)S SPATIAL )DENT)F)KAS) LOKAS) KAWASAN KONSERVAS)

PERA)RAN YANG )DEAL D) KOTA TUAL, PROV)NS) MALUKU

a* a a Tau ik Abdillah , Christian Novia N. ( , Dirga Daniel

a WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kota Tual merupakan salah satu dari sebelas kabupaten/kota yang ada di Provinsi Maluku. Kota ini

termasuk kota kepulauan, memiliki pulau yang dibagi menjadi gugus pulau, meliputi gugus

pulau-pulau Kur, Tayando Tam dan Dullah. Luas laut mencapai . Km sedangkan luas darat

. Km . Besarnya luasan laut di daerah ini menandakan tingginya potensi pemanfaatan baik

sektor perikanan maupun pariwisata. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pengelolaan

sumberdaya pesisir dan laut yang efektif, salah satunya dengan mengembangkan kawasan

konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kota Tual berinisiatif untuk mengalokasikan

sebagian daerahnya untuk dicadangkan menjadi kawasan konservasi perairan. Target

pembentukan kawasan konservasi perairan Kota Tual yaitu perlindungan terhadap habitat laut

penting terdiri dari terumbu karang, lamun dan mangrove, pantai peneluran penyu dan larva

connectivity. Kajian ini dilakukan guna mendapatkan lokasi potensial kawasan konservasi perairan

yang memiliki nilai konservasi yang tinggi. Analisis data spatial menggunakan analisis Marxan.

Analisis ini dipilih karena memberikan solusi terbaik untuk menentukan lokasi yang memiliki nilai

konservasi yang tinggi. (asil kajian menunjukkan bahwa luas lokasi frekuensi terpilih tinggi yaitu

. hektar, sedang . hektar dan rendah . hektar. Lokasi frekuensi tinggi terpilih

berada di gugus pulau-pulau Kur, Tayando Tam dan di perairan sebelah utara Pulau Mas dan Bair.

Berdasarkan kajian ini, gugus pulau-pulau Kur dan Tayando Tam menjadi lokasi rekomendasi yang

memerlukan adanya pengelolaan kawasan konservasi perairan karena memiliki keterwakilan dari

seluruh target konservasi.

Kata kunci: Kawasan Konservasi Perairan, Marxan, Kota Tual

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 91: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

PEMANFAATAN C)TRA LANDSAT UNTUK UPAYA KONSERVAS) D) PULAU-

PULAU KEC)L TERLUAR STUD) KASUS: PULAU T)KUS, BENGKULU

Adhitya Wisnu Nugraha

Universitas Diponegoro

e-mail: adhitya. [email protected]

ABSTRAK

)ndonesia merupakan Negara Kepulauan Archipelagic State terbesar di dunia yang terbentang

luas dari Sabang sampai Merauke. Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia berjumlah

. pulau. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan bagi pemerintah dalam upaya melindungi

dan mengkonservasi pulau-pulau kecil dan terluar agar tidak hilang tergerus oleh kondisi alam

maupun akibat ulah manusia. Pengindraan Jauh merupakan sebuah ilmu dan teknologi terapan

yang dapat diterapkan untuk mendeteksi dan mengidenti ikasi pulau-pulau kecil dan terluar.

Tujuan dari penelitian ini adalah upaya konservasi luas daerah akibat abrasi di Pulau Tikus, Kota

Bengkulu dengan menggunakan citra Landsat MMS dan Landsat . Metode yang digunakan adalah

analisa spasial perubahan luas area dari Citra Landsat MMS dan Landsat yang diakuisisi pada

tahun dan . Berdasarkan metode tersebut luas wilayah Pulau Tikus, Kota Bengkulu

mengalami penyusutan dari ± (a menjadi ± , (a. Sehingga diperlukan penanganan berupa

membentuk gugusan karang baru agar laju sedimentasi semakin besar dan mengubah sistem alur

pelayaran dan bongkar muat kapal disekitar pulau.

Kata kunci: Pengindraan Jauh, Konservasi, Pulau-Pulau Kecil

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

STATUS KOND)S) SOS)AL, PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT DAN

(AB)TAT PES)S)R D) TELUK SAWA)

a* a a)gnatia Dyahapsari , Fikri Firmansyah , Nara Wisesa

aWWF-)ndonesia

email: [email protected]

ABSTRAK

Teluk Sawai yang terletak di Kabupaten Maluku Utara teridenti ikasi sebagai area dengan tingkat

konektivitas larva yang tinggi. Survei cepat dilakukan di desa pesisir untuk mendapatkan

informasi kondisi sosial, pemanfaatan sumber daya laut dan habitat pesisir sebagai upaya

mendukung pengelola dalam menyusun rencana pengelolaan. Teluk Sawai memiliki struktur adat

dengan adanya negeri adat yang mengatur area petuanan. Dengan kondisi daratan yang subur,

masyarakat lebih banyak bergantung dari sektor perkebunan dibandingkan sektor perikanan.

)nfrastruktur yang tersedia di dalam desa masih terbatas baik dari pendidikan, kesehatan, dan

transportasi. Di area Teluk Sawai terdapat beberapa macam pemanfaatan sumber daya laut

termasuk perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pariwisata. Berdasarkan hasil survei cepat,

sektor perikanan didominasi oleh perikanan tangkap dan dikonsumsi secara subsisten. (asil

tangkapan lebih banyak dipasarkan di dalam desa, hal ini berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki

oleh desa. Sementara itu, pariwisata hanya terfokus pada beberapa desa yang sudah menjadi

destinasi pariwisata yang dikenal termasuk Pantai Ora. Walaupun masih dapat ditemui, spesies

penting seperti paus, dugong, atau ikan konsumsi, populasinya diprediksi semakin berkurang

akibat degradasi habitat dan pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Melihat potensi dan

ancaman sumber daya laut maka pengelolaan yang direkomendasikan berupa Kawasan Konservasi

Maritim dengan mempertimbangkan kelembagaan adat di Teluk Sawai yang masih kuat.

Kata Kunci : Kawasan konservasi perairan, Teluk Sawai, Pantai Ora

Page 92: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

PEMANFAATAN C)TRA LANDSAT UNTUK UPAYA KONSERVAS) D) PULAU-

PULAU KEC)L TERLUAR STUD) KASUS: PULAU T)KUS, BENGKULU

Adhitya Wisnu Nugraha

Universitas Diponegoro

e-mail: adhitya. [email protected]

ABSTRAK

)ndonesia merupakan Negara Kepulauan Archipelagic State terbesar di dunia yang terbentang

luas dari Sabang sampai Merauke. Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia berjumlah

. pulau. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan bagi pemerintah dalam upaya melindungi

dan mengkonservasi pulau-pulau kecil dan terluar agar tidak hilang tergerus oleh kondisi alam

maupun akibat ulah manusia. Pengindraan Jauh merupakan sebuah ilmu dan teknologi terapan

yang dapat diterapkan untuk mendeteksi dan mengidenti ikasi pulau-pulau kecil dan terluar.

Tujuan dari penelitian ini adalah upaya konservasi luas daerah akibat abrasi di Pulau Tikus, Kota

Bengkulu dengan menggunakan citra Landsat MMS dan Landsat . Metode yang digunakan adalah

analisa spasial perubahan luas area dari Citra Landsat MMS dan Landsat yang diakuisisi pada

tahun dan . Berdasarkan metode tersebut luas wilayah Pulau Tikus, Kota Bengkulu

mengalami penyusutan dari ± (a menjadi ± , (a. Sehingga diperlukan penanganan berupa

membentuk gugusan karang baru agar laju sedimentasi semakin besar dan mengubah sistem alur

pelayaran dan bongkar muat kapal disekitar pulau.

Kata kunci: Pengindraan Jauh, Konservasi, Pulau-Pulau Kecil

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

STATUS KOND)S) SOS)AL, PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT DAN

(AB)TAT PES)S)R D) TELUK SAWA)

a* a a)gnatia Dyahapsari , Fikri Firmansyah , Nara Wisesa

aWWF-)ndonesia

email: [email protected]

ABSTRAK

Teluk Sawai yang terletak di Kabupaten Maluku Utara teridenti ikasi sebagai area dengan tingkat

konektivitas larva yang tinggi. Survei cepat dilakukan di desa pesisir untuk mendapatkan

informasi kondisi sosial, pemanfaatan sumber daya laut dan habitat pesisir sebagai upaya

mendukung pengelola dalam menyusun rencana pengelolaan. Teluk Sawai memiliki struktur adat

dengan adanya negeri adat yang mengatur area petuanan. Dengan kondisi daratan yang subur,

masyarakat lebih banyak bergantung dari sektor perkebunan dibandingkan sektor perikanan.

)nfrastruktur yang tersedia di dalam desa masih terbatas baik dari pendidikan, kesehatan, dan

transportasi. Di area Teluk Sawai terdapat beberapa macam pemanfaatan sumber daya laut

termasuk perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pariwisata. Berdasarkan hasil survei cepat,

sektor perikanan didominasi oleh perikanan tangkap dan dikonsumsi secara subsisten. (asil

tangkapan lebih banyak dipasarkan di dalam desa, hal ini berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki

oleh desa. Sementara itu, pariwisata hanya terfokus pada beberapa desa yang sudah menjadi

destinasi pariwisata yang dikenal termasuk Pantai Ora. Walaupun masih dapat ditemui, spesies

penting seperti paus, dugong, atau ikan konsumsi, populasinya diprediksi semakin berkurang

akibat degradasi habitat dan pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Melihat potensi dan

ancaman sumber daya laut maka pengelolaan yang direkomendasikan berupa Kawasan Konservasi

Maritim dengan mempertimbangkan kelembagaan adat di Teluk Sawai yang masih kuat.

Kata Kunci : Kawasan konservasi perairan, Teluk Sawai, Pantai Ora

Page 93: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

EVALUAS) KONSERVAS) PENYU ()JAU Chelonia mydas PANTA) GOA CEMARA

SEBAGA) ENT)TAS EKOS)STEM PES)S)R DENGAN ANAL)S)S CASM

a* b c cBernike (endrastuti , Theresia Retno Wulan , Edwin Maulana , Farid )brahim , Mega

c c a dDharma Putra , Fajrun Wahidil Muharram , Dwi Sri Wahyuningsih , Gianova Andika Putri

a Parangtritis Geomaritime Science Park

b Badan )nformasi Geospasial

c Universitas Gajah Mada

d Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penyu hijau merupakan spesies yang banyak ditemui di )ndonesia. Penyu hijau sudah dimanfaatkan

oleh masyarakat )ndonesia untuk diambil daging dan telurnya. (al ini merupakan suatu penyebab

saat ini spesies penyu hijau berstatus Endangered menurut )UCN. Pemulihan spesies penyu hijau

diperlukan agar tetap lestari, salah satunya di Pantai Goa Cemara Bantul. Tujuan penelitian ini

adalah mengevaluasi kegiatan konservasi penyu hijau Chelonia mydas di Pantai Goa Cemara

dengan analisis CASM. Metode yang digunakan adalah analisis CASM yaitu pendekatan Capability,

Availability, Suitability, dan Managementbility. Metode ini sebenarnya digunakan untuk

pendekatan perencanaan restorasi. Pada penelitian ini, analisis CASM diujikan untuk melihat

evaluasi konservasi penyu karena dapat menjelaskan aspek bio isik meliputi kondisi bio isik

wilayah Capability , ketersediaan lahan untuk konservasi Availability , kesesuaian lahan untuk

konservasi Suitability , dan pengelolaan Managibility . (asil evaluasi konservasi penyu di Pantai

Goa Cemara sudah baik. (al ini dapat dilihat dari hasil analisis CASM. Secara Capability, Pantai Goa

Cemara mempunyai hamparan pasir yang sangat luas, dengan suhu optimal. Pantai Goa Cemara

juga mempunyai lahan yang tersedia Available untuk kegiatan konservasi penyu selain untuk

wisata pantai dan berdagang. Pantai Goa Cemara memiliki jenis pasir hitam dengan suhu optimal

untuk menetaskan telur-telur penyu Suitable . Pengelolaan konservasi penyu didukung penuh

oleh masyarakat di sekitar Pantai Goa Cemara dan BKSDA D)Y, dengan adanya pelepasan tukik ke

pantai secra rutin. m terumbu karang bisa menjaga biodiversitas ekosistem terumbu karang di

lautan )ndonesia.

Kata kunci: Konservasi Penyu, Pantai Goa Cemara, Analisis CASM

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PEMODELAN NUMER)K SEBARAN DO ESTUAR) WONOREJO, SURABAYA

DAN DAMPAKNYA TER(ADAP EKOS)STEM PERA)RAN ESTUAR)

Wazirotus Sakinah

Universitas Abdurachman Saleh

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Estuari Wonorejo merupakan estuari yang cukup besar di Surabaya yang juga merupakan kawasan

konservasi. Namun banyaknya konversi lahan mangrove menjadi tambak dengan air buangannya

yang mengalir di estuari Wonorejo hingga pencemaran yang pekat di sungai sebelah estuari

Wonorejo memunculkan masalah kualitas air terutama untuk parameter DO di perairan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran DO di muara sungai

Wonorejo, mengetahui apakah parameter kualitas air di muara sungai Wonorejo tersebut sudah

memenuhi standar baku mutu air laut, dan mengetahui pengaruhnya di muara sungai Wonorejo

terhadap ekosistem estuari. Model hidrodinamika dan kualitas air dengan menggunakan

perangkat lunak M)KE modul hidrodinamika dan ECO Lab digunakan untuk meneliti sebaran DO

di estuari Wonorejo. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruhnya terhadap ekosistem perairan

estuari. (asil yang diperoleh adalah konsentrasi DO memiliki rentang , - , mg/L saat pasang

dan , - , mg/L saat surut, berdasarkan literatur konsentrasi ini dapat menyebabkan

pertumbuhan udang terganggu. Konsentrasi parameter kualitas air tersebut masih belum

melewati batas baku mutu untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh KEPMEN L( No. Tahun

.

Kata kunci: DO, Estuari Wonorejo, M)KE

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 94: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

EVALUAS) KONSERVAS) PENYU ()JAU Chelonia mydas PANTA) GOA CEMARA

SEBAGA) ENT)TAS EKOS)STEM PES)S)R DENGAN ANAL)S)S CASM

a* b c cBernike (endrastuti , Theresia Retno Wulan , Edwin Maulana , Farid )brahim , Mega

c c a dDharma Putra , Fajrun Wahidil Muharram , Dwi Sri Wahyuningsih , Gianova Andika Putri

a Parangtritis Geomaritime Science Park

b Badan )nformasi Geospasial

c Universitas Gajah Mada

d Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penyu hijau merupakan spesies yang banyak ditemui di )ndonesia. Penyu hijau sudah dimanfaatkan

oleh masyarakat )ndonesia untuk diambil daging dan telurnya. (al ini merupakan suatu penyebab

saat ini spesies penyu hijau berstatus Endangered menurut )UCN. Pemulihan spesies penyu hijau

diperlukan agar tetap lestari, salah satunya di Pantai Goa Cemara Bantul. Tujuan penelitian ini

adalah mengevaluasi kegiatan konservasi penyu hijau Chelonia mydas di Pantai Goa Cemara

dengan analisis CASM. Metode yang digunakan adalah analisis CASM yaitu pendekatan Capability,

Availability, Suitability, dan Managementbility. Metode ini sebenarnya digunakan untuk

pendekatan perencanaan restorasi. Pada penelitian ini, analisis CASM diujikan untuk melihat

evaluasi konservasi penyu karena dapat menjelaskan aspek bio isik meliputi kondisi bio isik

wilayah Capability , ketersediaan lahan untuk konservasi Availability , kesesuaian lahan untuk

konservasi Suitability , dan pengelolaan Managibility . (asil evaluasi konservasi penyu di Pantai

Goa Cemara sudah baik. (al ini dapat dilihat dari hasil analisis CASM. Secara Capability, Pantai Goa

Cemara mempunyai hamparan pasir yang sangat luas, dengan suhu optimal. Pantai Goa Cemara

juga mempunyai lahan yang tersedia Available untuk kegiatan konservasi penyu selain untuk

wisata pantai dan berdagang. Pantai Goa Cemara memiliki jenis pasir hitam dengan suhu optimal

untuk menetaskan telur-telur penyu Suitable . Pengelolaan konservasi penyu didukung penuh

oleh masyarakat di sekitar Pantai Goa Cemara dan BKSDA D)Y, dengan adanya pelepasan tukik ke

pantai secra rutin. m terumbu karang bisa menjaga biodiversitas ekosistem terumbu karang di

lautan )ndonesia.

Kata kunci: Konservasi Penyu, Pantai Goa Cemara, Analisis CASM

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PEMODELAN NUMER)K SEBARAN DO ESTUAR) WONOREJO, SURABAYA

DAN DAMPAKNYA TER(ADAP EKOS)STEM PERA)RAN ESTUAR)

Wazirotus Sakinah

Universitas Abdurachman Saleh

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Estuari Wonorejo merupakan estuari yang cukup besar di Surabaya yang juga merupakan kawasan

konservasi. Namun banyaknya konversi lahan mangrove menjadi tambak dengan air buangannya

yang mengalir di estuari Wonorejo hingga pencemaran yang pekat di sungai sebelah estuari

Wonorejo memunculkan masalah kualitas air terutama untuk parameter DO di perairan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran DO di muara sungai

Wonorejo, mengetahui apakah parameter kualitas air di muara sungai Wonorejo tersebut sudah

memenuhi standar baku mutu air laut, dan mengetahui pengaruhnya di muara sungai Wonorejo

terhadap ekosistem estuari. Model hidrodinamika dan kualitas air dengan menggunakan

perangkat lunak M)KE modul hidrodinamika dan ECO Lab digunakan untuk meneliti sebaran DO

di estuari Wonorejo. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruhnya terhadap ekosistem perairan

estuari. (asil yang diperoleh adalah konsentrasi DO memiliki rentang , - , mg/L saat pasang

dan , - , mg/L saat surut, berdasarkan literatur konsentrasi ini dapat menyebabkan

pertumbuhan udang terganggu. Konsentrasi parameter kualitas air tersebut masih belum

melewati batas baku mutu untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh KEPMEN L( No. Tahun

.

Kata kunci: DO, Estuari Wonorejo, M)KE

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 95: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

KESE(ATAN TERUMBU KARANG TAMAN NAS)ONAL KOMODO

a* b a b bJensi Sartin , Khai in , Amkieltiela , Andi Ke i , Jackson Benu

a Yayasan WWF-)ndonesia

b Balai Taman Nasional Komodo

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Taman Nasional Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki sekitar spesies karang,

. spesies ikan, termasuk dugong, paus, lumba-lumba, penyu, dan sejumlah biota dilindungi

lainnya. Namun, kawasan ini juga terancam pemanfaatan yang merusak dan berlebih serta

perubahan iklim. Untuk menilai dampak pengelolaan kawasan konservasi terhadap kondisi

kesehatan terumbu karang, Balai Taman Nasional Komodo, WWF-)ndonesia bersama Yayasan Taka

melakukan Pengamatan Kesehatan Terumbu Karang yang mencakup data bentik serta biomassa

dan kelimpahan ikan karang sesuai dengan Protokol Pemantauan Kesehatan Terumbu Karang di

Kawasan Konservasi Perairan WWF-)ndonesia. Pengamatan ini dilakukan di lokasi di dalam dan

di luar Taman Nasional Komodo dari tanggal November - Desember . (asil pengamatan

menunjukkan rata-rata tutupan karang keras tertinggi ditemukan di Zona Pemanfaatan yaitu

sebesar + %, namun tutupan pecahan karang cukup tinggi juga ditemukan di Zona

Pemanfaatan dan Luar Taman Nasional, yaitu berturut-turut % dan %. Analisa famili ikan

target menunjukkan rata-rata kelimpahan dan biomassa ikan tertinggi ditemukan di Luar Taman

Nasional + ind/ha & + kg/ha , lalu Zona Larang Tangkap + ind/ha &

+ kg/ha , dan Zona Pemanfaatan + ind/ha & + kg/ha . Rekomendasi yang

dihasilkan adalah peningkatan pengawasan di dalam kawasan taman nasional, penambahan

alternatif penggunaan jangkar misalnya dengan penggunaan mooring buoy, dan menstabilkan

substrat untuk mendukung prosers perekrutan karang baru.

Kata kunci: Taman Nasional Komodo, Terumbu Karang, )kan Target

STATUS TERUMBU KARANG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D)

BENTANG LAUT SUNDA BANDA

a* a aAmkieltiela , Fikri Firmansyah , Estradivari

aWWF-)ndonesia

email: [email protected]

ABSTRAK

Bentang Laut Sunda Banda SBS merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati laut yang

tinggi dan terletak di kawasan Segitiga Terumbu Karang Coral Triangle . Kawasan ini memiliki

kawasan konservasi yang tersebar di provinsi. Namun sayangnya, informasi terkait kondisi

terumbu karang masih sangat minim, padahal informasi ini merupakan salah satu indikator untuk

mengukur efektivitas pengelolaan. Sebagai upaya memperbaharui informasi status terumbu

karang di kawasan SBS, penelitian dilakukan di kawasan konservasi KK yang tersebar di tiga

provinsi Sulawesi Tenggara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur . Pengambilan data dilakukan pada

kedalaman meter dengan menggunakan dua metode, yaitu Titik Garis Menyinggung Point

)ntersect Transect – P)T, x meter untuk tutupan karang dan Underwater Visual Census UVC,

x meter untuk biomassa dan kelimpahan ikan karang. Secara total, transek untuk tutupan

karang dan transek untuk ikan karang telah terdata sepanjang penelitian. Rata-rata tutupan

karang keras, biomassa ikan karang, dan kelimpahan ikan karang di SBS berturut-turut adalah ,

+ , %; , + , kg/ha; dan . + individu/ha. Jika dibandingkan dengan rata-rata di

SBS, KK memiliki rata-rata tutupan karang keras lebih tinggi dari rata-rata, KK memiliki rata-

rata biomassa lebih tinggi dari rata-rata, dan KK memiliki rata-rata kelimpahan ikan karang yang

lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata. (anya Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD

Pulau Koon dan Pulau Neiden yang memiliki rata-rata terumbu karang , + , % , biomassa

ikan . , + , kg/ha , dan kelimpahan ikan . + individu/ha ikan karang yang

lebih tinggi dari rata-rata di SBS.

Kata Kunci : Pemantauan, Reef (ealth Monitoring, Coral Triangle

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 96: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

KESE(ATAN TERUMBU KARANG TAMAN NAS)ONAL KOMODO

a* b a b bJensi Sartin , Khai in , Amkieltiela , Andi Ke i , Jackson Benu

a Yayasan WWF-)ndonesia

b Balai Taman Nasional Komodo

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Taman Nasional Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki sekitar spesies karang,

. spesies ikan, termasuk dugong, paus, lumba-lumba, penyu, dan sejumlah biota dilindungi

lainnya. Namun, kawasan ini juga terancam pemanfaatan yang merusak dan berlebih serta

perubahan iklim. Untuk menilai dampak pengelolaan kawasan konservasi terhadap kondisi

kesehatan terumbu karang, Balai Taman Nasional Komodo, WWF-)ndonesia bersama Yayasan Taka

melakukan Pengamatan Kesehatan Terumbu Karang yang mencakup data bentik serta biomassa

dan kelimpahan ikan karang sesuai dengan Protokol Pemantauan Kesehatan Terumbu Karang di

Kawasan Konservasi Perairan WWF-)ndonesia. Pengamatan ini dilakukan di lokasi di dalam dan

di luar Taman Nasional Komodo dari tanggal November - Desember . (asil pengamatan

menunjukkan rata-rata tutupan karang keras tertinggi ditemukan di Zona Pemanfaatan yaitu

sebesar + %, namun tutupan pecahan karang cukup tinggi juga ditemukan di Zona

Pemanfaatan dan Luar Taman Nasional, yaitu berturut-turut % dan %. Analisa famili ikan

target menunjukkan rata-rata kelimpahan dan biomassa ikan tertinggi ditemukan di Luar Taman

Nasional + ind/ha & + kg/ha , lalu Zona Larang Tangkap + ind/ha &

+ kg/ha , dan Zona Pemanfaatan + ind/ha & + kg/ha . Rekomendasi yang

dihasilkan adalah peningkatan pengawasan di dalam kawasan taman nasional, penambahan

alternatif penggunaan jangkar misalnya dengan penggunaan mooring buoy, dan menstabilkan

substrat untuk mendukung prosers perekrutan karang baru.

Kata kunci: Taman Nasional Komodo, Terumbu Karang, )kan Target

STATUS TERUMBU KARANG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D)

BENTANG LAUT SUNDA BANDA

a* a aAmkieltiela , Fikri Firmansyah , Estradivari

aWWF-)ndonesia

email: [email protected]

ABSTRAK

Bentang Laut Sunda Banda SBS merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati laut yang

tinggi dan terletak di kawasan Segitiga Terumbu Karang Coral Triangle . Kawasan ini memiliki

kawasan konservasi yang tersebar di provinsi. Namun sayangnya, informasi terkait kondisi

terumbu karang masih sangat minim, padahal informasi ini merupakan salah satu indikator untuk

mengukur efektivitas pengelolaan. Sebagai upaya memperbaharui informasi status terumbu

karang di kawasan SBS, penelitian dilakukan di kawasan konservasi KK yang tersebar di tiga

provinsi Sulawesi Tenggara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur . Pengambilan data dilakukan pada

kedalaman meter dengan menggunakan dua metode, yaitu Titik Garis Menyinggung Point

)ntersect Transect – P)T, x meter untuk tutupan karang dan Underwater Visual Census UVC,

x meter untuk biomassa dan kelimpahan ikan karang. Secara total, transek untuk tutupan

karang dan transek untuk ikan karang telah terdata sepanjang penelitian. Rata-rata tutupan

karang keras, biomassa ikan karang, dan kelimpahan ikan karang di SBS berturut-turut adalah ,

+ , %; , + , kg/ha; dan . + individu/ha. Jika dibandingkan dengan rata-rata di

SBS, KK memiliki rata-rata tutupan karang keras lebih tinggi dari rata-rata, KK memiliki rata-

rata biomassa lebih tinggi dari rata-rata, dan KK memiliki rata-rata kelimpahan ikan karang yang

lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata. (anya Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD

Pulau Koon dan Pulau Neiden yang memiliki rata-rata terumbu karang , + , % , biomassa

ikan . , + , kg/ha , dan kelimpahan ikan . + individu/ha ikan karang yang

lebih tinggi dari rata-rata di SBS.

Kata Kunci : Pemantauan, Reef (ealth Monitoring, Coral Triangle

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 97: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

KARAKTER)ST)K POPULAS) ()U PAUS DAN POLA PER)LAKU

T)NGGALNYA D) PANTA) BOTUBARAN), BONE BOLANGO, GORONTALO

a* b cKris (andoko , Mahardika R. (imawan , Casandra Tania

a BPSPL Makassar – KKP

b Whale Shark )ndonesia Project

c WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu lokasi kemunculan hiu paus di )ndonesia berada di Pantai Botubarani, Bone Bolango,

Gorontalo akibat pemberian makanan melalui wisata. Studi bertujuan untuk mengetahui

karakteristik populasi dan pola perilaku tinggal hiu paus periode bulan April -Februari .

Photo )denti ication Photo )D , pemeriksaan jenis kelamin serta pengukuran panjang total

dilakukan pada setiap kemunculan hiu paus. Pola perilaku tinggal dianalisa dengan menghitung

jumlah kemunculan individu periode studi dan pemasangan empat penanda akustik. Pencatatan

jumlah makanan kepada hiu paus dilakukan untuk mendukung analisa perilaku. Sebanyak

)ndividu jantan dan juvenil dengan panjang total tubuh > m teridenti ikasi dengan individu

muncul dan bertahan selama hari bulan April , individu selama hari bulan Oktober

, individu selama hari bulan November dan individu selama hari bulan Feruari-

maret . Keberadaan stok dan pemberian kulit dan kepala udang diduga menjadi faktor utama

muncul dan kembalinya hiu paus di Pantai Botubarani.

Kata kunci: (iu Paus, Photo )D, Penanda Akustik

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

DAYA DUKUNG F)S)K KUNJUNGAN W)SATAWAN KE PONCAN MAR)NE RESORT,

PULAU PONCAN GADANG KOTA S)BOLGA

(amzah Lubis

(akim Adhoc Perikanan

e-mail: hamzahlubis @gmail.com

ABSTRAK

Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara menjadikan pariwisata sebagai salahsatu sektor ekonomi

unggulan dengan obyek wisata utama adalah Poncan Marine Resort, Pulau Poncan Gadang.

Kunjungan wisatan ke Poncan Marine Resort . orang per tahun, kunjungan tertinggi bulan

Oktober orang dan terendah bulan April orang. Kegiatan wisatawa yang ditawarkan

jalan-jalan di pantai, snorkling dan berenang, menyelam dan penjelahan alam.

Perundang-undangan mengharuskan pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan berdasarkan

daya dukung. Daya dukung isik adalah jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan yang dapat

diakomodir tanpa menyebabkan kerusakan sumberdaya alam. Daya dukung berdasarkan Bouilon

dalam Soebagio adalah: X = A/a. F. hasil penelitian untuk daya dukung jalan-jalan di pantai

untuk wisatawan kelas rendah . orang, wisatawan menengah orang, wisatawan mewah

orang dan wisatawan istimewa orang. Daya dukung snorkling . orang/hari. Daya dukung

menyelam . orang perhari. Daya dukung penjelajahan trail alam . orang. Kunjungan

rata-rata wisatawan jalan pantai orang perhari, snorkling orang/hari, menyelam

orang/hari dan trail alam orang/hari. Karena jumlah wisatawan lebih kecil dari daya dukung,

maka pemanfaatan sumberdaya alam Poncan Marine Resot memenuhi daya dukung lingkungan.

Kata kunci: -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 98: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

KARAKTER)ST)K POPULAS) ()U PAUS DAN POLA PER)LAKU

T)NGGALNYA D) PANTA) BOTUBARAN), BONE BOLANGO, GORONTALO

a* b cKris (andoko , Mahardika R. (imawan , Casandra Tania

a BPSPL Makassar – KKP

b Whale Shark )ndonesia Project

c WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu lokasi kemunculan hiu paus di )ndonesia berada di Pantai Botubarani, Bone Bolango,

Gorontalo akibat pemberian makanan melalui wisata. Studi bertujuan untuk mengetahui

karakteristik populasi dan pola perilaku tinggal hiu paus periode bulan April -Februari .

Photo )denti ication Photo )D , pemeriksaan jenis kelamin serta pengukuran panjang total

dilakukan pada setiap kemunculan hiu paus. Pola perilaku tinggal dianalisa dengan menghitung

jumlah kemunculan individu periode studi dan pemasangan empat penanda akustik. Pencatatan

jumlah makanan kepada hiu paus dilakukan untuk mendukung analisa perilaku. Sebanyak

)ndividu jantan dan juvenil dengan panjang total tubuh > m teridenti ikasi dengan individu

muncul dan bertahan selama hari bulan April , individu selama hari bulan Oktober

, individu selama hari bulan November dan individu selama hari bulan Feruari-

maret . Keberadaan stok dan pemberian kulit dan kepala udang diduga menjadi faktor utama

muncul dan kembalinya hiu paus di Pantai Botubarani.

Kata kunci: (iu Paus, Photo )D, Penanda Akustik

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

DAYA DUKUNG F)S)K KUNJUNGAN W)SATAWAN KE PONCAN MAR)NE RESORT,

PULAU PONCAN GADANG KOTA S)BOLGA

(amzah Lubis

(akim Adhoc Perikanan

e-mail: hamzahlubis @gmail.com

ABSTRAK

Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara menjadikan pariwisata sebagai salahsatu sektor ekonomi

unggulan dengan obyek wisata utama adalah Poncan Marine Resort, Pulau Poncan Gadang.

Kunjungan wisatan ke Poncan Marine Resort . orang per tahun, kunjungan tertinggi bulan

Oktober orang dan terendah bulan April orang. Kegiatan wisatawa yang ditawarkan

jalan-jalan di pantai, snorkling dan berenang, menyelam dan penjelahan alam.

Perundang-undangan mengharuskan pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan berdasarkan

daya dukung. Daya dukung isik adalah jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan yang dapat

diakomodir tanpa menyebabkan kerusakan sumberdaya alam. Daya dukung berdasarkan Bouilon

dalam Soebagio adalah: X = A/a. F. hasil penelitian untuk daya dukung jalan-jalan di pantai

untuk wisatawan kelas rendah . orang, wisatawan menengah orang, wisatawan mewah

orang dan wisatawan istimewa orang. Daya dukung snorkling . orang/hari. Daya dukung

menyelam . orang perhari. Daya dukung penjelajahan trail alam . orang. Kunjungan

rata-rata wisatawan jalan pantai orang perhari, snorkling orang/hari, menyelam

orang/hari dan trail alam orang/hari. Karena jumlah wisatawan lebih kecil dari daya dukung,

maka pemanfaatan sumberdaya alam Poncan Marine Resot memenuhi daya dukung lingkungan.

Kata kunci: -

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 99: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Abstrak POSTER

STATUS PEMUT)(AN KARANG D) KARANGASEM BAL) DAN G)L) MATRA

NUSA TENGGARA BARAT

Ayub

Yayasan Reef Check )ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Perubahan iklim salah satu ancaman terbesar terumbu karang di dunia. Di beberapa tempat

masyarakat menggantungkan mata pencaharian pada ekosistem terumbu karang. Berdasarkan

informasi Peringatan Adanya Pemutihan Karang dari Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian

Kelautan Perikanan, bulan Mei – Juni terjadi peningkatan suhu air laut sebesar - D(W di

hampir seluruh perairan )ndonesia. D(W tertinggi di perairan Nusa Tenggara Barat, D(W.

Tujuan Survei untuk melihat dampak kerusakan akibat terjadinya pemutihan karang. Survei

dilakukan di dua kawasan, yaitu Perairan Karangasem, Bali lokasi dan Gili Matra, NTB lokasi

selama periode puncak dan pasca pemutihan pada kedalaman - m dan - m . (asil survei

menunjukkan bahwa pemutihan karang terjadi di kedua kawasan. Dari tiga lokasi di

Karangasem, karang terdampak pemutihan berkisar antara , - , % sedangkan yang tidak

terdampak sebesar , - , %. Dari lima lokasi di Gili Matra karang terdampak pemutihan

berkisar antara , - , % sedangkan yang tidak terdampak sebesar , - , %. (asil

survei pasca pemutihan, ditemukan banyak karang mengalami kematian di kedua kawasan.

Tertinggi ditemukan di Lipah , % untuk Karangasem dan Sunset Reef , % untuk Gili

Matra. Kematian karang di Lipah Karangasem merupakan baru ditumbuhi alga dan di Gili Matra

berkisar > %. Pemutihan karang menyebabkan menurunya tutupan karang keras di dua lokasi.

Kata kunci: Pemutihan Karang, D(W, Survei

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 100: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

Abstrak POSTER

STATUS PEMUT)(AN KARANG D) KARANGASEM BAL) DAN G)L) MATRA

NUSA TENGGARA BARAT

Ayub

Yayasan Reef Check )ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Perubahan iklim salah satu ancaman terbesar terumbu karang di dunia. Di beberapa tempat

masyarakat menggantungkan mata pencaharian pada ekosistem terumbu karang. Berdasarkan

informasi Peringatan Adanya Pemutihan Karang dari Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian

Kelautan Perikanan, bulan Mei – Juni terjadi peningkatan suhu air laut sebesar - D(W di

hampir seluruh perairan )ndonesia. D(W tertinggi di perairan Nusa Tenggara Barat, D(W.

Tujuan Survei untuk melihat dampak kerusakan akibat terjadinya pemutihan karang. Survei

dilakukan di dua kawasan, yaitu Perairan Karangasem, Bali lokasi dan Gili Matra, NTB lokasi

selama periode puncak dan pasca pemutihan pada kedalaman - m dan - m . (asil survei

menunjukkan bahwa pemutihan karang terjadi di kedua kawasan. Dari tiga lokasi di

Karangasem, karang terdampak pemutihan berkisar antara , - , % sedangkan yang tidak

terdampak sebesar , - , %. Dari lima lokasi di Gili Matra karang terdampak pemutihan

berkisar antara , - , % sedangkan yang tidak terdampak sebesar , - , %. (asil

survei pasca pemutihan, ditemukan banyak karang mengalami kematian di kedua kawasan.

Tertinggi ditemukan di Lipah , % untuk Karangasem dan Sunset Reef , % untuk Gili

Matra. Kematian karang di Lipah Karangasem merupakan baru ditumbuhi alga dan di Gili Matra

berkisar > %. Pemutihan karang menyebabkan menurunya tutupan karang keras di dua lokasi.

Kata kunci: Pemutihan Karang, D(W, Survei

Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus

Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Page 101: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

Kerangka Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Laut

Menggunakan Pendekatan Resiliensi Sosial-Ekologi dan Spatial System

Dynamics: Studi Kasus KKPD Pulo Pasi Gusung, Kabupaten Kepulauan

Selayar, Sulawesi Selatan

a* a a bSuryo Kusumo , Luky Adrianto , Mennofatria Boer dan Suharsono

a Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, )PBb Pusat Penelitian Oseanogra i L)P)

ABSTRAK

Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas

kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada

bagi masa depan KKJ) . Penetapan kawasan konservasi perairan laut tidak hanya

mempertimbangkan keberlanjutan sumberdaya yang ada, terutama ekosistem terumbu karang,

padang lamun, mangrove, biota yang dilindungi, habitat serta daerah pemijahan ikan dan biota

lainnya. Yang perlu dipertimbangkan juga adalah akti itas masyarakat lokal yang memanfaatkan

sumberdaya tersebut. Tingkat resiliensi terumbu karang hendaknya merupakan salah satu

komponen yang penting didalam pemilihan kawasan konservasi terumbu karang. Terumbu karang

yang memiliki tingkat resiliensi lebih tinggi lebih berharga untuk dikonservasi daripada yang

resiliensinya rendah. Penurunan hasil tangkapan ikan karang disebabkan karena menurunnya

kualitas terumbu karang sebagai habitat ikan terumbu akibat over ishing tangkap lebih , praktek

perikanan yang merusak, terutama penggunaan sianida, serta minimnya mata pencaharian

alternatif masih terjadi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD Pulo Pasi Gusung.

Pemilihan kawasan konservasi terumbu karang sebagian besar masih dilakukan secara

konvensional didasarkan pada kelimpahan dan keanekaragaman komunitas karang dan komunitas

ikan. Tetapi terumbu karang yang tutupannya baik dan jumlah spesies karang tinggi belum tentu

mencerminkan resiliensi yang tinggi. Terumbu karang yang mempunyai nilai resiliensi tinggi dan

resiko tinggi mendapatkan prioritas yang tinggi didalam pengelolaan Bachtiar . Selain

menetapkan kawasan konservasi perairan laut dengan pendekatan resiliensi, dibutuhkan juga

kajian terhadap pengelolaan kawasan tersebut secara spasial dan temporal. Salah satu pendekatan

yang dapat digunakan adalah pengelolaan kawasan konservasi perairan menggunakan pendekatan

Spatial System Dynamics SSD . Pemodelan resiliensi sosial-ekologi terumbu karang secara spasial

dan temporal diharapkan dapat memberikan gambaran perilaku sumberdaya terumbu karang dan

manusia yang mempengaruhi resiliensi terumbu karang. Pendekatan spasial-temporal resiliensi

terumbu karang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan didalam mendesain suatu kawasan

konservasi perairan laut didalam kerangka pengelolaan ekosistem terumbu karang dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci: konservasi perairan laut, resiliensi sosial-ekologi, spatial system dynamics

SN PM

S)STEM PENGETA(UAN LOKAL MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO

KABUPATEN BONE TER(ADAP KONSERVAS) EKOS)STEM PES)S)R

DALAM PERSPEKT)F ETNOGRAF)

Muhammad Ansarullah S. Tabbu

Universitas Negeri Malang

e-mail: ansarullahmuhammad @gmail.com

ABSTRAK

Komunitas Bajo yang mendiami pesisir pantai Teluk Bone merupakan masyarakat berkebudayaan

maritim dan mempunyai sistem pengetahuan lokal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber

daya laut. Dalam hal pemanfaatan sumberdaya hayati laut, masyarakat Bajo sangat adaptif dengan

lingkungannya. Seperti menjaga terumbu karang sebagai tempat tinggal ikan, bertelur dan tempat

makan ikan. Masyarakat Bajo pun memiliki kesadaran konservasi cukup baik. Olehnya itu,

penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengetahuan lokal masyarakat nelayan suku Bajo

dalam konservasi ekosistem pesisir. Tujuan tersebut kemudian di terjemahkan kedalam fokus

penelitian. Adapun (asil penelitian ini menunjukkan orang-orang suku Bajo memiliki karakteristik

yang sama walaupun mereka menyebar dan menetap diberbagai daerah di )ndonesia, nelayan suku

Bajo memahami laut dengan berbagai sudut pandang, yaitu; laut sebagai sehe sahabat , laut

sebagai tabar obat , laut sebagai anudinta' makanan , laut sebagai lalang {prasarana

tranportasi , laut sebagai patambangang tempat tinggal , laut sebagai pamtmang ala' baka

raha' sumber kebaikan dan keburukan , dan laut sebagai patambangan umbo ma'dllao tempat

leluhur orang Bajo yang menguasai laut . Pengetahuan lokal masyarakat nelayan suku bajo terbagi

menjadi; Pengetahuan lokal yang berkenaan dengan ruang/tempat lokasi , pengetahuan

lokal yang berkenaan dengan biota laut, pengetahuan lokal yang berkenaan alat tangkap ramah

lingkungan. Adapun faktor yang mempengaruhi bertahannya kearifan lokal masyarakat Bajo yakni,

faktor ekonomi, faktor pengalaman experienced dan kepercayaan religi dan faktor pendidikan.

Kata kunci: Sistem Pengetahuan Lokal, Nelayan Bajo

Page 102: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

Kerangka Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Laut

Menggunakan Pendekatan Resiliensi Sosial-Ekologi dan Spatial System

Dynamics: Studi Kasus KKPD Pulo Pasi Gusung, Kabupaten Kepulauan

Selayar, Sulawesi Selatan

a* a a bSuryo Kusumo , Luky Adrianto , Mennofatria Boer dan Suharsono

a Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, )PBb Pusat Penelitian Oseanogra i L)P)

ABSTRAK

Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas

kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada

bagi masa depan KKJ) . Penetapan kawasan konservasi perairan laut tidak hanya

mempertimbangkan keberlanjutan sumberdaya yang ada, terutama ekosistem terumbu karang,

padang lamun, mangrove, biota yang dilindungi, habitat serta daerah pemijahan ikan dan biota

lainnya. Yang perlu dipertimbangkan juga adalah akti itas masyarakat lokal yang memanfaatkan

sumberdaya tersebut. Tingkat resiliensi terumbu karang hendaknya merupakan salah satu

komponen yang penting didalam pemilihan kawasan konservasi terumbu karang. Terumbu karang

yang memiliki tingkat resiliensi lebih tinggi lebih berharga untuk dikonservasi daripada yang

resiliensinya rendah. Penurunan hasil tangkapan ikan karang disebabkan karena menurunnya

kualitas terumbu karang sebagai habitat ikan terumbu akibat over ishing tangkap lebih , praktek

perikanan yang merusak, terutama penggunaan sianida, serta minimnya mata pencaharian

alternatif masih terjadi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD Pulo Pasi Gusung.

Pemilihan kawasan konservasi terumbu karang sebagian besar masih dilakukan secara

konvensional didasarkan pada kelimpahan dan keanekaragaman komunitas karang dan komunitas

ikan. Tetapi terumbu karang yang tutupannya baik dan jumlah spesies karang tinggi belum tentu

mencerminkan resiliensi yang tinggi. Terumbu karang yang mempunyai nilai resiliensi tinggi dan

resiko tinggi mendapatkan prioritas yang tinggi didalam pengelolaan Bachtiar . Selain

menetapkan kawasan konservasi perairan laut dengan pendekatan resiliensi, dibutuhkan juga

kajian terhadap pengelolaan kawasan tersebut secara spasial dan temporal. Salah satu pendekatan

yang dapat digunakan adalah pengelolaan kawasan konservasi perairan menggunakan pendekatan

Spatial System Dynamics SSD . Pemodelan resiliensi sosial-ekologi terumbu karang secara spasial

dan temporal diharapkan dapat memberikan gambaran perilaku sumberdaya terumbu karang dan

manusia yang mempengaruhi resiliensi terumbu karang. Pendekatan spasial-temporal resiliensi

terumbu karang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan didalam mendesain suatu kawasan

konservasi perairan laut didalam kerangka pengelolaan ekosistem terumbu karang dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci: konservasi perairan laut, resiliensi sosial-ekologi, spatial system dynamics

SN PM

S)STEM PENGETA(UAN LOKAL MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO

KABUPATEN BONE TER(ADAP KONSERVAS) EKOS)STEM PES)S)R

DALAM PERSPEKT)F ETNOGRAF)

Muhammad Ansarullah S. Tabbu

Universitas Negeri Malang

e-mail: ansarullahmuhammad @gmail.com

ABSTRAK

Komunitas Bajo yang mendiami pesisir pantai Teluk Bone merupakan masyarakat berkebudayaan

maritim dan mempunyai sistem pengetahuan lokal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber

daya laut. Dalam hal pemanfaatan sumberdaya hayati laut, masyarakat Bajo sangat adaptif dengan

lingkungannya. Seperti menjaga terumbu karang sebagai tempat tinggal ikan, bertelur dan tempat

makan ikan. Masyarakat Bajo pun memiliki kesadaran konservasi cukup baik. Olehnya itu,

penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengetahuan lokal masyarakat nelayan suku Bajo

dalam konservasi ekosistem pesisir. Tujuan tersebut kemudian di terjemahkan kedalam fokus

penelitian. Adapun (asil penelitian ini menunjukkan orang-orang suku Bajo memiliki karakteristik

yang sama walaupun mereka menyebar dan menetap diberbagai daerah di )ndonesia, nelayan suku

Bajo memahami laut dengan berbagai sudut pandang, yaitu; laut sebagai sehe sahabat , laut

sebagai tabar obat , laut sebagai anudinta' makanan , laut sebagai lalang {prasarana

tranportasi , laut sebagai patambangang tempat tinggal , laut sebagai pamtmang ala' baka

raha' sumber kebaikan dan keburukan , dan laut sebagai patambangan umbo ma'dllao tempat

leluhur orang Bajo yang menguasai laut . Pengetahuan lokal masyarakat nelayan suku bajo terbagi

menjadi; Pengetahuan lokal yang berkenaan dengan ruang/tempat lokasi , pengetahuan

lokal yang berkenaan dengan biota laut, pengetahuan lokal yang berkenaan alat tangkap ramah

lingkungan. Adapun faktor yang mempengaruhi bertahannya kearifan lokal masyarakat Bajo yakni,

faktor ekonomi, faktor pengalaman experienced dan kepercayaan religi dan faktor pendidikan.

Kata kunci: Sistem Pengetahuan Lokal, Nelayan Bajo

Page 103: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

PENGELOLAAN BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL D) KKP PULAU KOON DAN

PULAU NE)DEN

Rizal

WWF )ndonesia )nner Banda Arc Sub-seascape

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pulau Koon dan Pulau Naiden merupakan pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian

Timur yang memiliki sumber daya perikanan yang melimpah. Oleh sebab itu kawasan tersebut

dikonservasi wilayah perairan lautnya. Survei sosial ini bertujuan untuk mendapatkan data dan

informasi mengenai kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dan untuk menilai dampak

dari pengelolaan berbasis kearifan lokal di KKP Pulau Koon dan Pulau Neiden terhadap kondisi

sosial-ekonomi masyarakat. Pelaksanan kegiatan Survei Sosial Ekonomi berlangsung pada bulan

Oktober-November . Kegiatan ini pada desa yang terdiri dari desa KKP dan desa Kontrol.

(asil penelitian menunjukkan bahwa selama ini masyarakat telah meninggalkan aturan sasi laut

namun adanya aturan Adat yang disepakai bersama oleh keseluruhan perangkat adat dalam

pemanfaatan dan pengelolaan wilayah laut untuk menjaga laut dari praktek penangkapan tidak

ramah lingkungan menimbulkan kesadaran kembali dari masyarakat. Kegiatan masyarakat di

kawasan Pulau Koon dan Neiden di laut cukup baik. Masyarakat di Kepulauan Gorom mengetahui

dengan jelas kawasan konservasi Pulau Koon dan Pulau Neiden. Pengelolaan kawasan laut

dilakukan melalui pembentukan kelembagaan adat antar desa, dusundan antar pulau. Pengelolaan

wilayah laut dengan sumberdaya lautnya diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir.

Pembagian zona-zona petuanan laut sesuai adat dan pengetahuan lokal tentang kelautan serta pola

pemanfaatannya harus dipakai sebagai modal dasar pemanfaatan sumberdaya laut oleh

pemerintah maupun swasta dalam membantu berkembangnya lembaga adat.

Kata kunci: Sasi, Konservasi, Sumber Daya Laut

SN PM

EGEK, KONSERVAS) YANG MEMBANGUNKAN MALAUMKARTA

a* a aWiwit (andayani , Jaquolina Ania Kusaly , Arief Reza Fahlevi

a Loka pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut PSPL sorong

e-mail: w w th nd y n @gmail.com

ABSTRAK

Egek, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Moi ini sedikit banyak telah mengubah wajah

Kampung Malaumkarta. Egek, yang berarti larangan, mengatur tentang larangan penggunaan alat

tangkap selain pancing, tombak dan panah di zona egek serta larangan menangkap biota egek

meliputi teripang, lola dan lobster selama egek berlangsung. Dengan dukungan penuh dari Loka

PSPL Sorong, beberapa tokoh masyarakat berusaha memasukan biota yang dilindungi berdasarkan

hukum positif ke dalam biota egek penyu dan dugong . Seperti halnya sasi di wilayah timur, egek

pun mengenal masa buka dan tutup egek yang dilakukan melalui serangkaian upacara adat dan

peribadatan gereja. keterlibatan otoritas gereja turut mengukuhkan penegakkan egek secara

sistem karena mampu membangunkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sekaligus

menjaga alam agar mendapatkan berkah dari Tuhan. (asil yang di dapatkan dari penjualan biota

egek saat egek dibuka diserahkan seluruhnya kepada gereja untuk dikelola, sementara masyarakat

baru diperbolehkan menikmati hasil penjualan sepenuhnya beberapa minggu menjelang tutup

egek. Selain manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat, dana yang didapatkan dari

penerapan sistem egek ini dimanfaatkan untuk membangun sarana peribadatan berupa gereja dan

rumah pastorial. Di bidang pendidikan, dana egek digunakan untuk membantu biaya pendidikan

anak-anak malaumkarta yang melanjutkan pendidikan di kota sorong. Bahkan saat ini tengah

berlangsung proses pembangunan asrama di kota sorong sebagai salah satu fasilitas penunjang

pendidikan mereka. Malaumkarta merupakan bukti, bahwa konservasi tidak hanya mampu

membangunkan kesadaran pikir masyarakat, tetapi juga infrastruktur sekaligus sumberdaya

manusianya.

Kata kunci: Egek, Konservasi, Suku Moi

Page 104: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

PENGELOLAAN BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL D) KKP PULAU KOON DAN

PULAU NE)DEN

Rizal

WWF )ndonesia )nner Banda Arc Sub-seascape

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pulau Koon dan Pulau Naiden merupakan pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian

Timur yang memiliki sumber daya perikanan yang melimpah. Oleh sebab itu kawasan tersebut

dikonservasi wilayah perairan lautnya. Survei sosial ini bertujuan untuk mendapatkan data dan

informasi mengenai kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dan untuk menilai dampak

dari pengelolaan berbasis kearifan lokal di KKP Pulau Koon dan Pulau Neiden terhadap kondisi

sosial-ekonomi masyarakat. Pelaksanan kegiatan Survei Sosial Ekonomi berlangsung pada bulan

Oktober-November . Kegiatan ini pada desa yang terdiri dari desa KKP dan desa Kontrol.

(asil penelitian menunjukkan bahwa selama ini masyarakat telah meninggalkan aturan sasi laut

namun adanya aturan Adat yang disepakai bersama oleh keseluruhan perangkat adat dalam

pemanfaatan dan pengelolaan wilayah laut untuk menjaga laut dari praktek penangkapan tidak

ramah lingkungan menimbulkan kesadaran kembali dari masyarakat. Kegiatan masyarakat di

kawasan Pulau Koon dan Neiden di laut cukup baik. Masyarakat di Kepulauan Gorom mengetahui

dengan jelas kawasan konservasi Pulau Koon dan Pulau Neiden. Pengelolaan kawasan laut

dilakukan melalui pembentukan kelembagaan adat antar desa, dusundan antar pulau. Pengelolaan

wilayah laut dengan sumberdaya lautnya diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir.

Pembagian zona-zona petuanan laut sesuai adat dan pengetahuan lokal tentang kelautan serta pola

pemanfaatannya harus dipakai sebagai modal dasar pemanfaatan sumberdaya laut oleh

pemerintah maupun swasta dalam membantu berkembangnya lembaga adat.

Kata kunci: Sasi, Konservasi, Sumber Daya Laut

SN PM

EGEK, KONSERVAS) YANG MEMBANGUNKAN MALAUMKARTA

a* a aWiwit (andayani , Jaquolina Ania Kusaly , Arief Reza Fahlevi

a Loka pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut PSPL sorong

e-mail: w w th nd y n @gmail.com

ABSTRAK

Egek, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Moi ini sedikit banyak telah mengubah wajah

Kampung Malaumkarta. Egek, yang berarti larangan, mengatur tentang larangan penggunaan alat

tangkap selain pancing, tombak dan panah di zona egek serta larangan menangkap biota egek

meliputi teripang, lola dan lobster selama egek berlangsung. Dengan dukungan penuh dari Loka

PSPL Sorong, beberapa tokoh masyarakat berusaha memasukan biota yang dilindungi berdasarkan

hukum positif ke dalam biota egek penyu dan dugong . Seperti halnya sasi di wilayah timur, egek

pun mengenal masa buka dan tutup egek yang dilakukan melalui serangkaian upacara adat dan

peribadatan gereja. keterlibatan otoritas gereja turut mengukuhkan penegakkan egek secara

sistem karena mampu membangunkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sekaligus

menjaga alam agar mendapatkan berkah dari Tuhan. (asil yang di dapatkan dari penjualan biota

egek saat egek dibuka diserahkan seluruhnya kepada gereja untuk dikelola, sementara masyarakat

baru diperbolehkan menikmati hasil penjualan sepenuhnya beberapa minggu menjelang tutup

egek. Selain manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat, dana yang didapatkan dari

penerapan sistem egek ini dimanfaatkan untuk membangun sarana peribadatan berupa gereja dan

rumah pastorial. Di bidang pendidikan, dana egek digunakan untuk membantu biaya pendidikan

anak-anak malaumkarta yang melanjutkan pendidikan di kota sorong. Bahkan saat ini tengah

berlangsung proses pembangunan asrama di kota sorong sebagai salah satu fasilitas penunjang

pendidikan mereka. Malaumkarta merupakan bukti, bahwa konservasi tidak hanya mampu

membangunkan kesadaran pikir masyarakat, tetapi juga infrastruktur sekaligus sumberdaya

manusianya.

Kata kunci: Egek, Konservasi, Suku Moi

Page 105: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

STRATEG) EKOFEM)N)SME DALAM KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R

)NDONES)A YANG BERKELANJUTAN

a* aNova Scorviana ( , Shahibah Yuliani

a Universitas Negeri Jakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kajian tentang Konservasi Kawasan Perairan KKP yang selanjutnya membentuk sejumlah

Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP K di )ndonesia, tentu sudah dilakukan.

Namun hingga tahun pengelolaannya baru mencapai persen saja Susanto, et al., .

Untuk itu diperlukan pendekatan lain dalam mengejar ketertinggalan target yang ingin dicapai.

Paradigma ekofeminisme digunakan untuk melihat siasat kaum perempuan dalam memandang

dan memperlakukan alam, termasuk kawasan perairan pesisir. Pendekatan ini juga dimaksudkan

untuk mengkaji sejauh mana keterlibatan perempuan dalam pengelolaan KKP dan KKP K,

terurama dengan kearifan lokal yang mereka miliki dalam melindungi keanekaragaman hayati laut

yang mengedapankan penyelamatan lingkungan, dengan mengintgrasikan aspek ekonomi dan

kesejahteraan secara berkelanjutan melalui pengelolaan KKP/KKP K yang efektif. Dalam karya ini

penulis mengkaji keterlibatan kaum perempuan dalam pengelolaan kawasan perairan pesisir yang

ada di )ndonesia. Tujuan penulisan Call For Papers ini, di antaranya: untuk mengetahui kearifan

lokal yang dimiliki kaum perempyan dalam mengelola kawasan perairan pesisir yang ada di

)ndonesia; mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum perempuan dalam pengelolaan

KKP/KKP K; dan mengungkap seberapa besar dari keterlibatan kaum perempuan dalam

kontribusinya terhadap peningkatan ekonomi keluarga dan ketahanan pangan hasil laut. (asil

penulisan Call For Papers ini berupa dukungan inisiatif pelestarian kawasan perairan pesisir yang

efektif dan mengedepankan penyelamatan lingkungan, yang bersumber dari strategi

ekofeminisme kaum perempuan dalam mengelola alam. Dengan demikian keanekaragaman hayati

dan perikanan berkelanjutan pun tetap terjaga.

Kata kunci: Ekofeminisme, Kearifan Lokal Perempuan, Konservasi Perairan Pesisir

PEN)LA)AN KESESUA)AN LA(AN PADA KAWASAN KONSERVAS) MANGROVE

BAROS MUARA SUNGA) OPAK SEBAGA) PENCADANGAN TAMAN PES)S)R

a* b c dFarid )brahim , Lufti Gita )riani , Fiqih Astriani , Theresia Retno Wulan , Mega Dharma

e b e fPutra , Edwin Maulana , Dwi Sri Wahyuningsih , Fajrun Wahidil Muharram , Gianova

g h iAndika Putri , Bernike (endrastuti , Tau ik Walinono

a Parangtritis Geomaritime Science Park

b Geo-)nformation for Spatial Planning and Disaster Risk Management, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

c Program Studi Geogra i, Fakultas Geogra i, Universitas Muhammadiyah Surakarta

d Badan )nformasi Geospasial

e Program Studi Geogra i dan )lmu Lingkungan, Fakultas Geogra i, Uniersitas Gadjah Mada

f Program Studi Kartogra i dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geogra i, Univrsitas Gadjah Mada

g Program Studi Pemanfaatan Perikanan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

h Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada

i Program Studi Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Keputusan Bupati Bantul Nomor. Tahun tanggal April tentang Pencadangan

Kawasan Konservasi Taman Pesisir menunjukkan perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten

Bantul terkait pemanfaatan kawasan konservasi perairan. Peraturan ini juga mengindikasikan

keberhasilan masyarakat kawasan konservasi mangrove Baros dalam membina kawasan muara

Sungai Opak. Kawasan ini menjadi menarik terutama ditinjau dari segi morfologi. Pada umumnya

kawasan mangrove berada di pantai dengan tipologi berlumpur, sedangkan kawasan mangrove

Baros berada pada morfologi berpasir yang menghadap langsung dengan laguna Opak. Kawasan

Mangrove Baros merupakan hasil rekayasa budidaya dengan asal mula bentuk lahan spit dan rawa

belakang dengan tekstur berpasir menjadi kawasan mangrove yang subur. Pada Keputusan Bupati

Bantul tersebut, kawasan pencadangan ditargetkan terdiri dari Zona inti seluas (a, (a Zona

lainnya dan (a Zona Pemanfaatan Terbatas. Namun demikian, eksiting mangrove yang tumbuh

di zona inti hanya mencapai , (a. Jenis vegetasi yang tumbuh di kawasan ini terdiri dari Avicenia

sp dengan persentase %, Rizhopora % disusul Burguirea dan Nipha % dari luas , (a.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan kesesuaian lahan konservasi sebagai

cadangan Taman Pesisir Bantul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scorring

kesesuaian lahan yang di turunkan berdasarkan data foto udara format kecil kawasan Muara Opak

sebagai data primer. Pengukuran lapangan menjadi data primer lainnya untuk melihat kondisi

mangrove serta data sekunder lainnya dengan melakukan indepth interview pada pengelola

kawasan. (asil skor dan pembobotan menunjukkan bahwa perlu adanya pengayaan jenis

mangrove, baik mangrove primer maupun mangrove asosiasi di lokasi-lokasi tertentu sesuai

dengan zonasi.

Kata kunci: Mangrove, Taman Pesisir, Konservasi

SN PM

Page 106: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

STRATEG) EKOFEM)N)SME DALAM KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R

)NDONES)A YANG BERKELANJUTAN

a* aNova Scorviana ( , Shahibah Yuliani

a Universitas Negeri Jakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kajian tentang Konservasi Kawasan Perairan KKP yang selanjutnya membentuk sejumlah

Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP K di )ndonesia, tentu sudah dilakukan.

Namun hingga tahun pengelolaannya baru mencapai persen saja Susanto, et al., .

Untuk itu diperlukan pendekatan lain dalam mengejar ketertinggalan target yang ingin dicapai.

Paradigma ekofeminisme digunakan untuk melihat siasat kaum perempuan dalam memandang

dan memperlakukan alam, termasuk kawasan perairan pesisir. Pendekatan ini juga dimaksudkan

untuk mengkaji sejauh mana keterlibatan perempuan dalam pengelolaan KKP dan KKP K,

terurama dengan kearifan lokal yang mereka miliki dalam melindungi keanekaragaman hayati laut

yang mengedapankan penyelamatan lingkungan, dengan mengintgrasikan aspek ekonomi dan

kesejahteraan secara berkelanjutan melalui pengelolaan KKP/KKP K yang efektif. Dalam karya ini

penulis mengkaji keterlibatan kaum perempuan dalam pengelolaan kawasan perairan pesisir yang

ada di )ndonesia. Tujuan penulisan Call For Papers ini, di antaranya: untuk mengetahui kearifan

lokal yang dimiliki kaum perempyan dalam mengelola kawasan perairan pesisir yang ada di

)ndonesia; mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum perempuan dalam pengelolaan

KKP/KKP K; dan mengungkap seberapa besar dari keterlibatan kaum perempuan dalam

kontribusinya terhadap peningkatan ekonomi keluarga dan ketahanan pangan hasil laut. (asil

penulisan Call For Papers ini berupa dukungan inisiatif pelestarian kawasan perairan pesisir yang

efektif dan mengedepankan penyelamatan lingkungan, yang bersumber dari strategi

ekofeminisme kaum perempuan dalam mengelola alam. Dengan demikian keanekaragaman hayati

dan perikanan berkelanjutan pun tetap terjaga.

Kata kunci: Ekofeminisme, Kearifan Lokal Perempuan, Konservasi Perairan Pesisir

PEN)LA)AN KESESUA)AN LA(AN PADA KAWASAN KONSERVAS) MANGROVE

BAROS MUARA SUNGA) OPAK SEBAGA) PENCADANGAN TAMAN PES)S)R

a* b c dFarid )brahim , Lufti Gita )riani , Fiqih Astriani , Theresia Retno Wulan , Mega Dharma

e b e fPutra , Edwin Maulana , Dwi Sri Wahyuningsih , Fajrun Wahidil Muharram , Gianova

g h iAndika Putri , Bernike (endrastuti , Tau ik Walinono

a Parangtritis Geomaritime Science Park

b Geo-)nformation for Spatial Planning and Disaster Risk Management, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

c Program Studi Geogra i, Fakultas Geogra i, Universitas Muhammadiyah Surakarta

d Badan )nformasi Geospasial

e Program Studi Geogra i dan )lmu Lingkungan, Fakultas Geogra i, Uniersitas Gadjah Mada

f Program Studi Kartogra i dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geogra i, Univrsitas Gadjah Mada

g Program Studi Pemanfaatan Perikanan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

h Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada

i Program Studi Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Keputusan Bupati Bantul Nomor. Tahun tanggal April tentang Pencadangan

Kawasan Konservasi Taman Pesisir menunjukkan perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten

Bantul terkait pemanfaatan kawasan konservasi perairan. Peraturan ini juga mengindikasikan

keberhasilan masyarakat kawasan konservasi mangrove Baros dalam membina kawasan muara

Sungai Opak. Kawasan ini menjadi menarik terutama ditinjau dari segi morfologi. Pada umumnya

kawasan mangrove berada di pantai dengan tipologi berlumpur, sedangkan kawasan mangrove

Baros berada pada morfologi berpasir yang menghadap langsung dengan laguna Opak. Kawasan

Mangrove Baros merupakan hasil rekayasa budidaya dengan asal mula bentuk lahan spit dan rawa

belakang dengan tekstur berpasir menjadi kawasan mangrove yang subur. Pada Keputusan Bupati

Bantul tersebut, kawasan pencadangan ditargetkan terdiri dari Zona inti seluas (a, (a Zona

lainnya dan (a Zona Pemanfaatan Terbatas. Namun demikian, eksiting mangrove yang tumbuh

di zona inti hanya mencapai , (a. Jenis vegetasi yang tumbuh di kawasan ini terdiri dari Avicenia

sp dengan persentase %, Rizhopora % disusul Burguirea dan Nipha % dari luas , (a.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan kesesuaian lahan konservasi sebagai

cadangan Taman Pesisir Bantul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scorring

kesesuaian lahan yang di turunkan berdasarkan data foto udara format kecil kawasan Muara Opak

sebagai data primer. Pengukuran lapangan menjadi data primer lainnya untuk melihat kondisi

mangrove serta data sekunder lainnya dengan melakukan indepth interview pada pengelola

kawasan. (asil skor dan pembobotan menunjukkan bahwa perlu adanya pengayaan jenis

mangrove, baik mangrove primer maupun mangrove asosiasi di lokasi-lokasi tertentu sesuai

dengan zonasi.

Kata kunci: Mangrove, Taman Pesisir, Konservasi

SN PM

Page 107: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

BERGURU PADA PENGELOLAAN KONSERVAS) PERA)RAN PULAU

KAMB)NG BULUKUMBA WUJUD PENGAWASAN BERBAS)S

MASYARAKAT BERMOT)F EKONOM) BERDAMPAK EKOLOG)

Yusli Sandi

Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba

e-mail: yuce @yahoo.com

ABSTRAK

Pulau Kambing merupakan wilayah Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba, terletak

antara O . '- o . ' Lintang Selatan dan . '- ' bujur timur. Pulau

Kambing dinamakan Kambing oleh penduduk setempat karena pulau ini merupakan tempat

pelepasan/pemeliharaan kambing oleh para penduduk Kab. Bulukumba. Pelepasan kambing ini

dilakukan secara teratur dan diatur sedemikian rupa oleh Kelompok Masyarakat, kambing yang

dilepas di Pulau ini akan dilepas begitu saja dan dibiarkan survive dan berkembang biak sendiri.

Ketika masyarakat melakukan hajatan pesta , maka mereka berhak untuk mengambil kambing

pada pulau dimaksud. (asil penjualan ini akan diserahkan ke kelompok yang nantinya akan

digunakan untuk aktiftas pengawasan pulau dan juga termasuk pembelian kembali induk kambing.

Akti itas pelepasan kambing di Pulau ini sudah berlangsung secara turun temurun dan

berlangsung dalam kurun waktu yang sudah sangat lama. Pengelolaan pulau oleh masyarakat lokal

ini merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan, karena selain menguntungkan dari segi

ekonomi juga menguntungkan dari segi Ekologi. Menguntungkan dari segi ekologi karena dengan

diawasinya pulau ini dari para pencuri kambing juga menyebabkan para pembom ikan takut untuk

melaksanakan penangkapan merusak disana. Akhirnya perairan pulau ini menjadi daerah

konservasi meski belum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. Metode penulisan yang

digunakan dalam studi ini yaitu analisis deskriptif dengan studi literatur. (asil penulisan

menjelaskan bahwa pengawasan kambing oleh penduduk berdampak positif terhadap kondisi

terumbu karang di wilayah perairan pulau.

Kata kunci: Kearifan lokal, Ekonomi dan Ekologi, Terumbu Karang

WANAM)NA, UPAYA PENGOPT)MALAN KAWASAN KONSERVAS)

MANGROVE SEBAGA) LA(AN BUD)DAYA UDANG Litopenaeus

vannamei D) PAR)G), PANGANDARAN

a* a aSiti Rahmania Sari , )kfa Permatasari , Baihaqi Wisnumurti Wiharno

a Universitas Padjadjaran, Bandung

e-mail: sitirahmania @gmail.com

ABSTRAK

Ekosistem mangrove di Kabupaten Ciamis tersebar di daerah Majingklak-Kalipucang hingga Parigi.

Teridenti ikasi mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis adalah , (a sedangkan pada

tahun luas hutan mangrove di wilayah kecamatan menyusut menjadi sekitar , ha

dengan kondisi + % dalam keadaan rusak. Konservasi mangrove di daerah ini dimulai pada

tahun yang merupakan hasil dari bakti mahasiswa Universitas Pasundan Bandung. (ingga

saat ini kawasan konservasi mangrove di Parigi hanya dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat

untuk memancing )kan Balanak. Fungsi ekologis yang dimiliki ekosistem mangrove salah satunya

sebagai nursery ground karena pada kawasan ini kaya akan nutrien yang dibutuhkan oleh

organisme yang hidup di ekosistem ini. Dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dikenal istilah

silvo ishery atau wanamina yang merupakan suatu pola agroforesti. Prinsip wanamina ini adalah

memasukkan mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya. Sehingga dengan adanya sistem ini

tidak perlu dilakukan alih fungsi dari hutan mangrove menjadi tambak budidaya. Jadi, untuk

optimalisasi wilayah konservasi mangrove di Parigi diperlukan adanya tindakan khusus seperti

wanamina sehingga kawasan ini tidak hanya sekedar kawasan konservasi dan tempat

pemancingan ikan, tetapi dapat dijadikan lahan budidaya udang vanname Litopenaeus vannamei

yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Terdapat simbiosis mutualisme antara mangrove jenis

Rhizopora sp. dan udang vanname berdasarkan kebutuhan makanan udang vanname dan

kebutuhan nutrien mangrove, selain itu wanamina ini mendatangkan keuntungan ekonomis untuk

nelayan. (al ini yang memungkinkan wanamina dapat diaplikasikan untuk membudidaya udang

vanname di kawasan konservasi mangrove.

Kata kunci: Budi daya, Litopenaeus vannamei, Rhizopora sp.

SN PM

Page 108: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

BERGURU PADA PENGELOLAAN KONSERVAS) PERA)RAN PULAU

KAMB)NG BULUKUMBA WUJUD PENGAWASAN BERBAS)S

MASYARAKAT BERMOT)F EKONOM) BERDAMPAK EKOLOG)

Yusli Sandi

Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba

e-mail: yuce @yahoo.com

ABSTRAK

Pulau Kambing merupakan wilayah Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba, terletak

antara O . '- o . ' Lintang Selatan dan . '- ' bujur timur. Pulau

Kambing dinamakan Kambing oleh penduduk setempat karena pulau ini merupakan tempat

pelepasan/pemeliharaan kambing oleh para penduduk Kab. Bulukumba. Pelepasan kambing ini

dilakukan secara teratur dan diatur sedemikian rupa oleh Kelompok Masyarakat, kambing yang

dilepas di Pulau ini akan dilepas begitu saja dan dibiarkan survive dan berkembang biak sendiri.

Ketika masyarakat melakukan hajatan pesta , maka mereka berhak untuk mengambil kambing

pada pulau dimaksud. (asil penjualan ini akan diserahkan ke kelompok yang nantinya akan

digunakan untuk aktiftas pengawasan pulau dan juga termasuk pembelian kembali induk kambing.

Akti itas pelepasan kambing di Pulau ini sudah berlangsung secara turun temurun dan

berlangsung dalam kurun waktu yang sudah sangat lama. Pengelolaan pulau oleh masyarakat lokal

ini merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan, karena selain menguntungkan dari segi

ekonomi juga menguntungkan dari segi Ekologi. Menguntungkan dari segi ekologi karena dengan

diawasinya pulau ini dari para pencuri kambing juga menyebabkan para pembom ikan takut untuk

melaksanakan penangkapan merusak disana. Akhirnya perairan pulau ini menjadi daerah

konservasi meski belum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. Metode penulisan yang

digunakan dalam studi ini yaitu analisis deskriptif dengan studi literatur. (asil penulisan

menjelaskan bahwa pengawasan kambing oleh penduduk berdampak positif terhadap kondisi

terumbu karang di wilayah perairan pulau.

Kata kunci: Kearifan lokal, Ekonomi dan Ekologi, Terumbu Karang

WANAM)NA, UPAYA PENGOPT)MALAN KAWASAN KONSERVAS)

MANGROVE SEBAGA) LA(AN BUD)DAYA UDANG Litopenaeus

vannamei D) PAR)G), PANGANDARAN

a* a aSiti Rahmania Sari , )kfa Permatasari , Baihaqi Wisnumurti Wiharno

a Universitas Padjadjaran, Bandung

e-mail: sitirahmania @gmail.com

ABSTRAK

Ekosistem mangrove di Kabupaten Ciamis tersebar di daerah Majingklak-Kalipucang hingga Parigi.

Teridenti ikasi mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis adalah , (a sedangkan pada

tahun luas hutan mangrove di wilayah kecamatan menyusut menjadi sekitar , ha

dengan kondisi + % dalam keadaan rusak. Konservasi mangrove di daerah ini dimulai pada

tahun yang merupakan hasil dari bakti mahasiswa Universitas Pasundan Bandung. (ingga

saat ini kawasan konservasi mangrove di Parigi hanya dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat

untuk memancing )kan Balanak. Fungsi ekologis yang dimiliki ekosistem mangrove salah satunya

sebagai nursery ground karena pada kawasan ini kaya akan nutrien yang dibutuhkan oleh

organisme yang hidup di ekosistem ini. Dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dikenal istilah

silvo ishery atau wanamina yang merupakan suatu pola agroforesti. Prinsip wanamina ini adalah

memasukkan mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya. Sehingga dengan adanya sistem ini

tidak perlu dilakukan alih fungsi dari hutan mangrove menjadi tambak budidaya. Jadi, untuk

optimalisasi wilayah konservasi mangrove di Parigi diperlukan adanya tindakan khusus seperti

wanamina sehingga kawasan ini tidak hanya sekedar kawasan konservasi dan tempat

pemancingan ikan, tetapi dapat dijadikan lahan budidaya udang vanname Litopenaeus vannamei

yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Terdapat simbiosis mutualisme antara mangrove jenis

Rhizopora sp. dan udang vanname berdasarkan kebutuhan makanan udang vanname dan

kebutuhan nutrien mangrove, selain itu wanamina ini mendatangkan keuntungan ekonomis untuk

nelayan. (al ini yang memungkinkan wanamina dapat diaplikasikan untuk membudidaya udang

vanname di kawasan konservasi mangrove.

Kata kunci: Budi daya, Litopenaeus vannamei, Rhizopora sp.

SN PM

Page 109: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

PEREBUTAN RUANG PUBL)K : PEMBANGUNAN PELABU(AN, TRACKING

MANGROVE, DAN MARG)NAL)SAS) NELAYAN

Danial

Universitas (alu Oleo

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Berangkat dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam membangun pelabuhan dan Pemerintah Daerah

dengan membuat Kawasan tracking mangrove dalam upaya melindungi kawasan mangrove yang

tersisa. Namun, karena pembangunan itu belum melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari

tahap perencanaan sampai pada desain dan kebijakannya maka masyarakat nelayan di pesisir dan

sekitar proyek menjadi korban pertama karena mengalami penyusutan dan peminggiran wilayah

kelola nelayan. Makalah ini tumpang tindih kebijakan berakibat pada peminggiran dan pemiskinan

nelayan akibat terbatas dan hilangnya akses pada resources utama mereka. Berdasarkan hasil

pengamatan terlibat pada nelayan Pulau Bungkutoko, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Metode

kualitatif dengan melakukan pengumpulan data dari berbagai dokumentasi, observasi, dan

wawancara. Temuan penelitian, bahwa keberhasilan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kendari

membangun Kawasan Tracking Mangrove akan menjadi Kawasan Konservasi telah menuai

kon lik dengan beberapa orang pemilik wilayah. Karena negosiasi awal gagal, sehingga sebagian

masyarakat membabat pohon mangrove jauh lebih luas dibanding Kawasan Tracking Mangrove.

Persoalan semakin rumit dengan kebijakan Pemerintah Daerah dalam membangun pelabuhan

kontainer, mengambil sebagian wilayah Kawasan Tracking Manggrove. Tergesernya nelayan Pulau

Bungkutoko yang sebagian besar bergantung pada hasil laut, akhirnya sebagian dari mereka

beralih profesi lain. (al ini menjadi kontradiktif karena berada di lokasi yang sama.

Kata kunci: Perebutan, Tracking Mangrove, Nelayan

GENETIC DIVERSITY, POPULATION STRUCTURE AND

PHYLOGEOGRAPHY OF BIGEYE TUNA FOR SUSTAINABLE

RESOURCE AND FISH BASED MANAGEMENT CONSERVATION IN

MOLLUCAS SEAS, INDONESIA

a* a b bNebuchadnezzar Akbar , Muhammad Aris , Neviaty P Zamani , (awis ( Madduppa

a Universitas Khairun

b )nstitut Pertanian Bogor

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to understand and determine the urgency on shifting ishing ground from coral reef

ishery to pelagic. The research was conducted in six different villages from the north, east, west and

south of Selayar Barugaia, Benteng utara, Bontoborusu, Bontosunggu, Kahu-Kahu and Parak and

began at the end of and early . This research used qualitative and quantitative methods.

The respondent criteria were selected using snowball sampling by choosing only the coral reef

ishers and the results were analyzed using R. The results showed the urgency shifting to pelagic

indicated by the decline in the estimated number of catches from year to year. This condition is

exacerbated by the increasing of distance moved of the reef ishes ishing ground from -

thus results were not followed by the increase in the number of catches.

Keywords: Thunnus obesus, Polymerase Chain Reaction PCR , haplotype diversity

SN PM

Page 110: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

PEREBUTAN RUANG PUBL)K : PEMBANGUNAN PELABU(AN, TRACKING

MANGROVE, DAN MARG)NAL)SAS) NELAYAN

Danial

Universitas (alu Oleo

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Berangkat dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam membangun pelabuhan dan Pemerintah Daerah

dengan membuat Kawasan tracking mangrove dalam upaya melindungi kawasan mangrove yang

tersisa. Namun, karena pembangunan itu belum melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari

tahap perencanaan sampai pada desain dan kebijakannya maka masyarakat nelayan di pesisir dan

sekitar proyek menjadi korban pertama karena mengalami penyusutan dan peminggiran wilayah

kelola nelayan. Makalah ini tumpang tindih kebijakan berakibat pada peminggiran dan pemiskinan

nelayan akibat terbatas dan hilangnya akses pada resources utama mereka. Berdasarkan hasil

pengamatan terlibat pada nelayan Pulau Bungkutoko, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Metode

kualitatif dengan melakukan pengumpulan data dari berbagai dokumentasi, observasi, dan

wawancara. Temuan penelitian, bahwa keberhasilan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kendari

membangun Kawasan Tracking Mangrove akan menjadi Kawasan Konservasi telah menuai

kon lik dengan beberapa orang pemilik wilayah. Karena negosiasi awal gagal, sehingga sebagian

masyarakat membabat pohon mangrove jauh lebih luas dibanding Kawasan Tracking Mangrove.

Persoalan semakin rumit dengan kebijakan Pemerintah Daerah dalam membangun pelabuhan

kontainer, mengambil sebagian wilayah Kawasan Tracking Manggrove. Tergesernya nelayan Pulau

Bungkutoko yang sebagian besar bergantung pada hasil laut, akhirnya sebagian dari mereka

beralih profesi lain. (al ini menjadi kontradiktif karena berada di lokasi yang sama.

Kata kunci: Perebutan, Tracking Mangrove, Nelayan

GENETIC DIVERSITY, POPULATION STRUCTURE AND

PHYLOGEOGRAPHY OF BIGEYE TUNA FOR SUSTAINABLE

RESOURCE AND FISH BASED MANAGEMENT CONSERVATION IN

MOLLUCAS SEAS, INDONESIA

a* a b bNebuchadnezzar Akbar , Muhammad Aris , Neviaty P Zamani , (awis ( Madduppa

a Universitas Khairun

b )nstitut Pertanian Bogor

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to understand and determine the urgency on shifting ishing ground from coral reef

ishery to pelagic. The research was conducted in six different villages from the north, east, west and

south of Selayar Barugaia, Benteng utara, Bontoborusu, Bontosunggu, Kahu-Kahu and Parak and

began at the end of and early . This research used qualitative and quantitative methods.

The respondent criteria were selected using snowball sampling by choosing only the coral reef

ishers and the results were analyzed using R. The results showed the urgency shifting to pelagic

indicated by the decline in the estimated number of catches from year to year. This condition is

exacerbated by the increasing of distance moved of the reef ishes ishing ground from -

thus results were not followed by the increase in the number of catches.

Keywords: Thunnus obesus, Polymerase Chain Reaction PCR , haplotype diversity

SN PM

Page 111: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

STRATEG) PENGELOLAAN W)SATA BA(AR) BERBAS)S KONSERVAS)

PENYU D) KKP K KEPULAUAN DERAWAN DAN PERA)RAN SEK)TARNYA

a* bMeriussoni Zai , Nofri Yani

a Yayasan Cahaya Maritimb Universitas Bung (atta

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya

KKP K Derawan terletak di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan dengan

Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. /KEPMEN-KP/ . KKP K Derawan

merupakan lokasi pendaratan dan peneluran Penyu (ijau terbesar di Asia Tenggara dan terbesar

ke- di Dunia. Sejak tahun - upaya konservasi penyu dan habitatnya telah dilaksanakan di

Pulau Sangalaki, Pulau Derawan, Pulau Mataha dan Pulau Bilang-Bilangan. Upaya konservasi penyu

yang dilaksanakan telah mampu melindungi sarang penyu sebanyak . sarang hingga tahun

. Berdasarkan analisa selama melaksanakan program konservasi penyu di KKP K Derawan

pada tahun - , dapat diketahui bahwa zona pemanfaatan terbatas dan zona lainnya dalam

KKP K Derawan dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari berbasis konservasi penyu.

Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan arahan strategi pengelolaan wisata bahari berbasis

konservasi penyu dalam mendorong optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi. Metoda yang

digunakan berupa Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat , guna mendapatkan

identi ikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengelolaan lebih lanjut.

Makalah ini akan menjabarkan hasil analisis berupa tahapan yang perlu dilakukan berupa

koordinasi program, penyusunan grand design wisata bahari berbasis konservasi penyu,

peningkatan sumber daya manusia sebagai pengelola, peningkatan peran lembaga lokal sebagai

pengelola wisata bahari berbasis konservasi penyu, pembentukan lembaga pengelola, peningkatan

peran serta masyarakat sekitar, sosialisasi penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, sosialisasi

penanganan penyu hasil samping by catch , program penanganan sampah plastik dan penghijauan

daerah pantai di pulau-pulau kecil yang menjadi habitat peneluran penyu.

Kata kunci: Wisata, Bahari, Penyu

SN PM

MODEL PENGELOLAAN KONSERVAS) ()U PAUS BERBAS)S MASYARAKAT

D) DESA BOTUBARAN), BONE BOLANGO, GORONTALO

a* b cKris (andoko , Mahardika R. (imawan , Casandra Tania

a BPSPL Makassar - KKP

b Whale Shark )ndonesia Project

c WWF-)ndonesia

e-mail: bpsplmakassar @gmail.com

ABSTRAK

Kemunculan (iu Paus di Botubarani menjadi obyek wisata masal sejak April . Tercatat .

orang pengunjung datang pada periode Mei-Juli . Aktivitas wisata tidak ramah seperti

menyentuh dan memberi makan (iu Paus serta banyaknya jumlah perahu di lokasi kemunculan

terjadi di Botubarani. Dampaknya, terjadi perubahan perilaku dan timbulnya luka tubuh pada (iu

Paus. Pengelolaan konservasi berbasis masyarakat diupayakan untuk melakukan perlindungan (iu

Paus terhadap aktivitas wisata. Pelibatan masyarakat dalam upaya penetapan dan penerapan

model pengelolaan dilakukan pada Bulan April-Mei . Tim kelompok sadar wisata dan

monitoring (iu Paus terbentuk melalui upaya tersebut. Tim Kelompok sadar wisata membentuk

dan mengawasi tata cara berwisata. Penerapan zona interaksi x m dilakukan dengan jumlah

aktivitas maksimal perahu, snorkeler dan penyelam dalam satu waktu. Tim monitoring

melakukan pemantauan dengan membuat kalender kemunculan (iu Paus. Aktivitas yang

dilakukan oleh dua tim tersebut menjadi model pengelolaan konservasi (iu Paus yang efektif di

Pantai Botubarani.

Kata kunci: Konservasi (iu Paus, Pelibatan Masyarakat, Botubarani

Page 112: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

STRATEG) PENGELOLAAN W)SATA BA(AR) BERBAS)S KONSERVAS)

PENYU D) KKP K KEPULAUAN DERAWAN DAN PERA)RAN SEK)TARNYA

a* bMeriussoni Zai , Nofri Yani

a Yayasan Cahaya Maritimb Universitas Bung (atta

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya

KKP K Derawan terletak di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan dengan

Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. /KEPMEN-KP/ . KKP K Derawan

merupakan lokasi pendaratan dan peneluran Penyu (ijau terbesar di Asia Tenggara dan terbesar

ke- di Dunia. Sejak tahun - upaya konservasi penyu dan habitatnya telah dilaksanakan di

Pulau Sangalaki, Pulau Derawan, Pulau Mataha dan Pulau Bilang-Bilangan. Upaya konservasi penyu

yang dilaksanakan telah mampu melindungi sarang penyu sebanyak . sarang hingga tahun

. Berdasarkan analisa selama melaksanakan program konservasi penyu di KKP K Derawan

pada tahun - , dapat diketahui bahwa zona pemanfaatan terbatas dan zona lainnya dalam

KKP K Derawan dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari berbasis konservasi penyu.

Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan arahan strategi pengelolaan wisata bahari berbasis

konservasi penyu dalam mendorong optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi. Metoda yang

digunakan berupa Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat , guna mendapatkan

identi ikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengelolaan lebih lanjut.

Makalah ini akan menjabarkan hasil analisis berupa tahapan yang perlu dilakukan berupa

koordinasi program, penyusunan grand design wisata bahari berbasis konservasi penyu,

peningkatan sumber daya manusia sebagai pengelola, peningkatan peran lembaga lokal sebagai

pengelola wisata bahari berbasis konservasi penyu, pembentukan lembaga pengelola, peningkatan

peran serta masyarakat sekitar, sosialisasi penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, sosialisasi

penanganan penyu hasil samping by catch , program penanganan sampah plastik dan penghijauan

daerah pantai di pulau-pulau kecil yang menjadi habitat peneluran penyu.

Kata kunci: Wisata, Bahari, Penyu

SN PM

MODEL PENGELOLAAN KONSERVAS) ()U PAUS BERBAS)S MASYARAKAT

D) DESA BOTUBARAN), BONE BOLANGO, GORONTALO

a* b cKris (andoko , Mahardika R. (imawan , Casandra Tania

a BPSPL Makassar - KKP

b Whale Shark )ndonesia Project

c WWF-)ndonesia

e-mail: bpsplmakassar @gmail.com

ABSTRAK

Kemunculan (iu Paus di Botubarani menjadi obyek wisata masal sejak April . Tercatat .

orang pengunjung datang pada periode Mei-Juli . Aktivitas wisata tidak ramah seperti

menyentuh dan memberi makan (iu Paus serta banyaknya jumlah perahu di lokasi kemunculan

terjadi di Botubarani. Dampaknya, terjadi perubahan perilaku dan timbulnya luka tubuh pada (iu

Paus. Pengelolaan konservasi berbasis masyarakat diupayakan untuk melakukan perlindungan (iu

Paus terhadap aktivitas wisata. Pelibatan masyarakat dalam upaya penetapan dan penerapan

model pengelolaan dilakukan pada Bulan April-Mei . Tim kelompok sadar wisata dan

monitoring (iu Paus terbentuk melalui upaya tersebut. Tim Kelompok sadar wisata membentuk

dan mengawasi tata cara berwisata. Penerapan zona interaksi x m dilakukan dengan jumlah

aktivitas maksimal perahu, snorkeler dan penyelam dalam satu waktu. Tim monitoring

melakukan pemantauan dengan membuat kalender kemunculan (iu Paus. Aktivitas yang

dilakukan oleh dua tim tersebut menjadi model pengelolaan konservasi (iu Paus yang efektif di

Pantai Botubarani.

Kata kunci: Konservasi (iu Paus, Pelibatan Masyarakat, Botubarani

Page 113: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

URGENS) DATA SPAS)AL RESOLUS) T)NGG) UNTUK KONSERVAS)

KAWASAN KEPES)S)RAN Studi Kasus: Pemotretan Udara Kawasan

Pesisir Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul, D)Y

a* b bTheresia Retno Wulan , Guridno Bintar Saputro , Mone )ye Cornelia Marchiavelli , Edwin

c d c cMaulana , Anggara Setyabawana Putra , Farid )brahim , Mega Dharma Putra , Dwi Sri

c cWahyunigsih , Fajrun Wahidill Muharam

a Program Doktoral, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

b Badan )nformasi Geospasial

c Parangtritis Geomaritime Science Park

d Statistika Menejemen Kebencanaan, Universitas )slam )ndonesia, Yogyakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan kepesisiran merupakan kawasan dengan karakteristik yang unik dan berbeda dengan

habitat lainya. Berbagai akti itas alam terjadi di kawasan pesisir yang mengancam kelestarian

lingkungan kepesisiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan Uji Akuisisi data foto

udara untuk konservasi wilayah kepesisiran. Pemotretan udara dilakukan dengan menggunakan

wahana UAV tipe ixed wing dan multirotor. UAV dengan tipe ixed wing dan multirotor memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing, pada saat dilakukan pemotretan udara di kawasan

kepesisiran. UAV dengan tipe ixedwing cenderung lebih rentan terhadap gangguan angin,

sedangkan UAV tipe multirotor cenderung lebih tahan terhadap gangguan angin. UAV tipe

ixedwing memiliki daya jelajah yang lebih tinggi, sehingga dalam waktu bersamaan, pemotretan

dengan menggunakan ixedwing dapat mengcover daerah yang lebih luas. (asil dari pemotretan

udara menunjukkan bahwa Ground Square Distance GSD kurang dari cm. Data tersebut dapat

dipergunakan untuk perencanaan tata ruang maupun konservasi hingga level tapak

Kata kunci: UAV, Konservasi, Foto Udara

TEKANAN (AB)TAT PADA KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN BERBAS)S

MASYARAKAT D) PES)S)R SELAT BAL), KABUPATEN BANYUWANG),

PROV)NS) JAWA T)MUR

a* a b aDhira Khurniawan Saputra , Arief Darmawan , Anthon Andrimida , Ma'ruf Mulya Satria ,

aSulastri Arsad

a FP)K Universitas Brawijaya

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Selat Bali di Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa lokasi KKP berbasis masyarakat.

Selain memberikan dampak positif secara ekologi, terdapat juga tekanan yang harus diwaspadai

oleh pengelola agar dijadikan perhatian dalam kegiatan pengelolaan. Penelitian ini

menggambarkan tekanan yang dihadapi oleh dari beberapa KKP berbasis masyarakat di

Banyuwangi itur konservasi penyu Pantai Cemara , Mangrove Pantai Bengkak dan terumbu

karang ZPB Bangsring . Metode observasi lingkungan dan wawancara yang dilakukan kepada

pengelola menunjukkan bahwa tekanan pada kawasan pantai Cemara dan Pantai Bengkak lebih

didominasi oleh tekanan alami, sedangkan pada Bangsring, aktivitas wisatawan memiliki nilai

paling besar. Upaya untuk meminimalisir ancaman dilakukan dengan cara pemindahan sarang

alami dan pembuatan sarang semi-alami yang ternaungi Pantai Cemara , sedangkan pada

Bangsring dapat dibuat aturan berkunjung dan peningkatan kegiatan sosiaslisasi pada wisatawan.

Pada Pantai Bengkak, pembuatan saluran keluar pada ekosistem mangrove dan penambahan area

rehabilitasi cemara dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Adanya pemetaan

ancaman dan dampak pada masing-masing KKP tersebut dapat dijadikan bahan masukan untuk

perbaikan dalam kegiatan pengelolaan berkelanjutan di masing-masing wilayah.

Kata kunci: Terumbu Karang, Ekowisata, POKMASWAS

SN PM

Page 114: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

URGENS) DATA SPAS)AL RESOLUS) T)NGG) UNTUK KONSERVAS)

KAWASAN KEPES)S)RAN Studi Kasus: Pemotretan Udara Kawasan

Pesisir Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul, D)Y

a* b bTheresia Retno Wulan , Guridno Bintar Saputro , Mone )ye Cornelia Marchiavelli , Edwin

c d c cMaulana , Anggara Setyabawana Putra , Farid )brahim , Mega Dharma Putra , Dwi Sri

c cWahyunigsih , Fajrun Wahidill Muharam

a Program Doktoral, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

b Badan )nformasi Geospasial

c Parangtritis Geomaritime Science Park

d Statistika Menejemen Kebencanaan, Universitas )slam )ndonesia, Yogyakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan kepesisiran merupakan kawasan dengan karakteristik yang unik dan berbeda dengan

habitat lainya. Berbagai akti itas alam terjadi di kawasan pesisir yang mengancam kelestarian

lingkungan kepesisiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan Uji Akuisisi data foto

udara untuk konservasi wilayah kepesisiran. Pemotretan udara dilakukan dengan menggunakan

wahana UAV tipe ixed wing dan multirotor. UAV dengan tipe ixed wing dan multirotor memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing, pada saat dilakukan pemotretan udara di kawasan

kepesisiran. UAV dengan tipe ixedwing cenderung lebih rentan terhadap gangguan angin,

sedangkan UAV tipe multirotor cenderung lebih tahan terhadap gangguan angin. UAV tipe

ixedwing memiliki daya jelajah yang lebih tinggi, sehingga dalam waktu bersamaan, pemotretan

dengan menggunakan ixedwing dapat mengcover daerah yang lebih luas. (asil dari pemotretan

udara menunjukkan bahwa Ground Square Distance GSD kurang dari cm. Data tersebut dapat

dipergunakan untuk perencanaan tata ruang maupun konservasi hingga level tapak

Kata kunci: UAV, Konservasi, Foto Udara

TEKANAN (AB)TAT PADA KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN BERBAS)S

MASYARAKAT D) PES)S)R SELAT BAL), KABUPATEN BANYUWANG),

PROV)NS) JAWA T)MUR

a* a b aDhira Khurniawan Saputra , Arief Darmawan , Anthon Andrimida , Ma'ruf Mulya Satria ,

aSulastri Arsad

a FP)K Universitas Brawijaya

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kawasan Selat Bali di Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa lokasi KKP berbasis masyarakat.

Selain memberikan dampak positif secara ekologi, terdapat juga tekanan yang harus diwaspadai

oleh pengelola agar dijadikan perhatian dalam kegiatan pengelolaan. Penelitian ini

menggambarkan tekanan yang dihadapi oleh dari beberapa KKP berbasis masyarakat di

Banyuwangi itur konservasi penyu Pantai Cemara , Mangrove Pantai Bengkak dan terumbu

karang ZPB Bangsring . Metode observasi lingkungan dan wawancara yang dilakukan kepada

pengelola menunjukkan bahwa tekanan pada kawasan pantai Cemara dan Pantai Bengkak lebih

didominasi oleh tekanan alami, sedangkan pada Bangsring, aktivitas wisatawan memiliki nilai

paling besar. Upaya untuk meminimalisir ancaman dilakukan dengan cara pemindahan sarang

alami dan pembuatan sarang semi-alami yang ternaungi Pantai Cemara , sedangkan pada

Bangsring dapat dibuat aturan berkunjung dan peningkatan kegiatan sosiaslisasi pada wisatawan.

Pada Pantai Bengkak, pembuatan saluran keluar pada ekosistem mangrove dan penambahan area

rehabilitasi cemara dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Adanya pemetaan

ancaman dan dampak pada masing-masing KKP tersebut dapat dijadikan bahan masukan untuk

perbaikan dalam kegiatan pengelolaan berkelanjutan di masing-masing wilayah.

Kata kunci: Terumbu Karang, Ekowisata, POKMASWAS

SN PM

Page 115: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

POTENS) DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT D) KKP K KE) KEC)L

DAN SEK)TARNYA

a* a b bRa ika Puspita Army , Rizal , (ellen Nanlohy , Natelda Timisela

a WWF )ndonesia )nner Banda Arc Sub-seascape

b Universitas Pattimura

e-mail: ra [email protected]

ABSTRAK

Kepulauan Kei Kecil adalah salah satu bagian dari Kabupaten Maluku Tenggara. Sumber daya laut

yang melimpah digunakan masyarakat setempat untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka.

Survei sosial ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kondisi sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil KKP K . Pelaksanan kegiatan survei sosial berlangsung pada bulan Februari-Mei .

Pengambilan data menggunakan prinsip metode survei cepat terintegrasi melalui pendekatan

survei lapangan, wawancara dengan informan kunci di lapangan, dan melakukan diskusi kelompok

terarah terhadap tata kelola sumber daya laut di Kepulauan Kei Kecil. Pengambilan data dilakukan

pada desa yang terdiri dari desa di dalam KKP K dan desa di luar KKP K. (asil penelitian

menunjukkan bahwa kawasan perairan di Kei Kecil terdiri dari ishing ground dan no take zone.

Pemanfaatan sumber daya laut Kei Kecil diatur dalam peraturan formal dan informal, namun

hingga saat ini peraturan formal yang diterapkan masih minim. Kon lik-kon lik yang berkaitan

dengan pemanfaatan sumber daya laut terjadi beberapa kali dalam setahun. Kesadaran

masyarakat yang masih rendah serta terkikisnya budaya sasi laut menyebabkan pemanfaatan

sumber daya laut tidak terkontrol. (al tersebut menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan

terumbu karang dan pencemaran laut yang diakibatkan oleh penggunan bahan-bahan kimia

berbahaya pada kegiatan penangkapan. Pengelolaan wilayah laut dengan sumber daya lautnya

harus diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pembagian zona-zona petuanan

laut sesuai adat dan pengetahuan lokal masyarakat sebagai modal dasar.

Kata kunci: Konservasi, Sumber daya laut, Tata kelola

KEBERADAAN PENYU DAN UPAYA PELESTAR)ANNYA D) PANTA) PALO(,

KABUPATEN SAMBAS, PROV)NS) KAL)MANTAN BARAT

Dinda Rizky�

Magister )lmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah.

Salah satu tempat habitat bertelur penyu adalah Pantai Paloh yang terdapat di Kabupaten Sambas,

Kalimantan Barat. Saat ini populasi penyu di Pantai Paloh mulai terancam keberadaanya. Fluktuasi

pendaratan penyu di Pantai Paloh terjadi cukup signi ikan, pada tahun penyu mendarat

berjumlah ekor. Pada tahun jumlah pendaratan induk mengalami penurunan hingga

ekor. Pada tahun berikutnya, tahun dan mengalami jumlah pendaratan yang paling

rendah yaitu secara berurut sebesar dan ekor. Penurunan populasi penyu di Pantai Paloh

disebabkan oleh berbagai hal, yaitu faktor alam dan faktor anthropogenic. Faktor alami yaitu

perubahan lingkungan yang terjadi secara alamiah seperti: abrasi, perubahan suhu, dan predator

alami. Sedangkan faktor anthropogenic adalah ancaman yang berhubungan dengan adanya

akti itas manusia, baik laju pembangunan yang tinggi di wilayah pesisir dan pemanfaatan terhadap

pantai habitat peneluran maupun pemanfaatan terhadap spesies penyu, misalnya: pemanfaatan

penyu dan telur penyu serta kegiatan perikanan tangkap yang menggunakan alat tangkap yang

tidak selektif sehingga penyu ikut terjaring pada saat nelayan menangkap ikan. Beberapa hal yang

dapat dilakukan untuk melindungi spesies penyu dalam upaya pelestarian adalah pengelolaan,

perlindungan wilayah pendaratan dan peneluran penyu laut. Salah satu penelitian yang penting

dilakukan adalah mengenai tempat habitat peneluran penyu yang mencangkup karakteristik

pantai. Karakteristik pantai tersebut antara lain: suhu sarang, kelembaban sarang, lebar pantai,

kemiringan pantai, kadar air substrat, ukuran dan tekstur substrat, vegetasi pantai.

Kata kunci: Penyu, habitat peneluran, karakteristik isik

Dinda Rizky

Page 116: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

POTENS) DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT D) KKP K KE) KEC)L

DAN SEK)TARNYA

a* a b bRa ika Puspita Army , Rizal , (ellen Nanlohy , Natelda Timisela

a WWF )ndonesia )nner Banda Arc Sub-seascape

b Universitas Pattimura

e-mail: ra [email protected]

ABSTRAK

Kepulauan Kei Kecil adalah salah satu bagian dari Kabupaten Maluku Tenggara. Sumber daya laut

yang melimpah digunakan masyarakat setempat untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka.

Survei sosial ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kondisi sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil KKP K . Pelaksanan kegiatan survei sosial berlangsung pada bulan Februari-Mei .

Pengambilan data menggunakan prinsip metode survei cepat terintegrasi melalui pendekatan

survei lapangan, wawancara dengan informan kunci di lapangan, dan melakukan diskusi kelompok

terarah terhadap tata kelola sumber daya laut di Kepulauan Kei Kecil. Pengambilan data dilakukan

pada desa yang terdiri dari desa di dalam KKP K dan desa di luar KKP K. (asil penelitian

menunjukkan bahwa kawasan perairan di Kei Kecil terdiri dari ishing ground dan no take zone.

Pemanfaatan sumber daya laut Kei Kecil diatur dalam peraturan formal dan informal, namun

hingga saat ini peraturan formal yang diterapkan masih minim. Kon lik-kon lik yang berkaitan

dengan pemanfaatan sumber daya laut terjadi beberapa kali dalam setahun. Kesadaran

masyarakat yang masih rendah serta terkikisnya budaya sasi laut menyebabkan pemanfaatan

sumber daya laut tidak terkontrol. (al tersebut menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan

terumbu karang dan pencemaran laut yang diakibatkan oleh penggunan bahan-bahan kimia

berbahaya pada kegiatan penangkapan. Pengelolaan wilayah laut dengan sumber daya lautnya

harus diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pembagian zona-zona petuanan

laut sesuai adat dan pengetahuan lokal masyarakat sebagai modal dasar.

Kata kunci: Konservasi, Sumber daya laut, Tata kelola

KEBERADAAN PENYU DAN UPAYA PELESTAR)ANNYA D) PANTA) PALO(,

KABUPATEN SAMBAS, PROV)NS) KAL)MANTAN BARAT

Dinda Rizky�

Magister )lmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah.

Salah satu tempat habitat bertelur penyu adalah Pantai Paloh yang terdapat di Kabupaten Sambas,

Kalimantan Barat. Saat ini populasi penyu di Pantai Paloh mulai terancam keberadaanya. Fluktuasi

pendaratan penyu di Pantai Paloh terjadi cukup signi ikan, pada tahun penyu mendarat

berjumlah ekor. Pada tahun jumlah pendaratan induk mengalami penurunan hingga

ekor. Pada tahun berikutnya, tahun dan mengalami jumlah pendaratan yang paling

rendah yaitu secara berurut sebesar dan ekor. Penurunan populasi penyu di Pantai Paloh

disebabkan oleh berbagai hal, yaitu faktor alam dan faktor anthropogenic. Faktor alami yaitu

perubahan lingkungan yang terjadi secara alamiah seperti: abrasi, perubahan suhu, dan predator

alami. Sedangkan faktor anthropogenic adalah ancaman yang berhubungan dengan adanya

akti itas manusia, baik laju pembangunan yang tinggi di wilayah pesisir dan pemanfaatan terhadap

pantai habitat peneluran maupun pemanfaatan terhadap spesies penyu, misalnya: pemanfaatan

penyu dan telur penyu serta kegiatan perikanan tangkap yang menggunakan alat tangkap yang

tidak selektif sehingga penyu ikut terjaring pada saat nelayan menangkap ikan. Beberapa hal yang

dapat dilakukan untuk melindungi spesies penyu dalam upaya pelestarian adalah pengelolaan,

perlindungan wilayah pendaratan dan peneluran penyu laut. Salah satu penelitian yang penting

dilakukan adalah mengenai tempat habitat peneluran penyu yang mencangkup karakteristik

pantai. Karakteristik pantai tersebut antara lain: suhu sarang, kelembaban sarang, lebar pantai,

kemiringan pantai, kadar air substrat, ukuran dan tekstur substrat, vegetasi pantai.

Kata kunci: Penyu, habitat peneluran, karakteristik isik

Dinda Rizky

Page 117: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

PEMODELAN NUMER)K SEBARAN DO ESTUAR) WONOREJO, SURABAYA

DAN DAMPAKNYA TER(ADAP EKOS)STEM PERA)RAN ESTUAR)

Wazirotus Sakinah

Universitas Abdurachman Saleh

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Estuari Wonorejo merupakan estuari yang cukup besar di Surabaya yang juga merupakan kawasan

konservasi. Namun banyaknya konversi lahan mangrove menjadi tambak dengan air buangannya

yang mengalir di estuari Wonorejo hingga pencemaran yang pekat di sungai sebelah estuari

Wonorejo memunculkan masalah kualitas air terutama untuk parameter DO di perairan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran DO di muara sungai

Wonorejo, mengetahui apakah parameter kualitas air di muara sungai Wonorejo tersebut sudah

memenuhi standar baku mutu air laut, dan mengetahui pengaruhnya di muara sungai Wonorejo

terhadap ekosistem estuari. Model hidrodinamika dan kualitas air dengan menggunakan

perangkat lunak M)KE modul hidrodinamika dan ECO Lab digunakan untuk meneliti sebaran DO

di estuari Wonorejo. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruhnya terhadap ekosistem perairan

estuari. (asil yang diperoleh adalah konsentrasi DO memiliki rentang , - , mg/L saat pasang

dan , - , mg/L saat surut, berdasarkan literatur konsentrasi ini dapat menyebabkan

pertumbuhan udang terganggu. Konsentrasi parameter kualitas air tersebut masih belum

melewati batas baku mutu untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh KEPMEN L( No. Tahun

.

Kata kunci: DO, Estuari Wonorejo, M)KE

PEMANTAUAN PART)S)PAT)F KOND)S), ANCAMAN, DAN PERSEPS)

MASYARAKAT TER(ADAP CETACEAN D) PERA)RAN PANTA) WAWARAN

DAN TAWANG PAC)TAN

Nurul Kusuma Dewi

Universitas PGR) Madiun

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Cetacean adalah kelompok mamalia laut yang telah beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan air.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi awal tentang Cetacean paus dan lumba-

lumba dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya laut tersebut di Perairan Pantai Wawaran

dan Tawang Pacitan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan

dan kondisi kelompok Cetacean di Perairan Wawaran dan Tawang sehingga dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya laut di wilayah tersebut. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap nelayan Pantai Wawaran

dan nelayan Pantai Tawang Pacitan menggunakan kuesioner tangkapan/tangkapan sampingan

dugong yang terstandarisasi dari UNEP/CMS. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang meliputi

latar belakang narasumber, tangkapan/tangkapan sampingan dugong, persepsi, informasi

perikanan, tangkapan/tangkapan sampingan penyu, dan tangkapan/tangkapan sampingan

Cetacean. Pantai Wawaran dan Tawang merupakan habitat bagi Cetacean. Seluruh responden

menyatakan pernah melihat Cetacean jenis paus dan lumba-lumba. Mereka melihat Cetacean

ketika memancing dan ketika menuju lokasi memancing, Menurut responden, lumba-lumba yang

mungkin hidup di lokasi ini berjumlah ribuan, sedangkan paus berada dalam jumlah yang lebih

sedikit. Seluruh responden juga menyatakan melihat lumba-lumba hampir setiap hari. Rata-rata

responden mengetahui bahwa paus dan lumba-lumba merupakan hewan dilindungi. Disisi lain,

responden juga dapat menjadi ancaman karena mereka menganggap lumba-lumba sebagai

pengganggu. Lumba-lumba sering merusak jaring dan menghabiskan ikan di dalamnya. Selain itu,

populasinya yang melimpah menyebabkan responden berpikir bahwa keberadaan Cetacean tidak

penting. Perlu dilakukan pendampingan kepada nelayan-nelayan di Pantai Wawaran dan Tawang

agar memahami dan ikut menjaga keberadaan sumber daya laut tersebut.

Kata kunci: Pemantauan Partisipatif, Cetacean, Pesisir Pacitan

SN PM

Page 118: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

PEMODELAN NUMER)K SEBARAN DO ESTUAR) WONOREJO, SURABAYA

DAN DAMPAKNYA TER(ADAP EKOS)STEM PERA)RAN ESTUAR)

Wazirotus Sakinah

Universitas Abdurachman Saleh

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Estuari Wonorejo merupakan estuari yang cukup besar di Surabaya yang juga merupakan kawasan

konservasi. Namun banyaknya konversi lahan mangrove menjadi tambak dengan air buangannya

yang mengalir di estuari Wonorejo hingga pencemaran yang pekat di sungai sebelah estuari

Wonorejo memunculkan masalah kualitas air terutama untuk parameter DO di perairan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran DO di muara sungai

Wonorejo, mengetahui apakah parameter kualitas air di muara sungai Wonorejo tersebut sudah

memenuhi standar baku mutu air laut, dan mengetahui pengaruhnya di muara sungai Wonorejo

terhadap ekosistem estuari. Model hidrodinamika dan kualitas air dengan menggunakan

perangkat lunak M)KE modul hidrodinamika dan ECO Lab digunakan untuk meneliti sebaran DO

di estuari Wonorejo. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruhnya terhadap ekosistem perairan

estuari. (asil yang diperoleh adalah konsentrasi DO memiliki rentang , - , mg/L saat pasang

dan , - , mg/L saat surut, berdasarkan literatur konsentrasi ini dapat menyebabkan

pertumbuhan udang terganggu. Konsentrasi parameter kualitas air tersebut masih belum

melewati batas baku mutu untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh KEPMEN L( No. Tahun

.

Kata kunci: DO, Estuari Wonorejo, M)KE

PEMANTAUAN PART)S)PAT)F KOND)S), ANCAMAN, DAN PERSEPS)

MASYARAKAT TER(ADAP CETACEAN D) PERA)RAN PANTA) WAWARAN

DAN TAWANG PAC)TAN

Nurul Kusuma Dewi

Universitas PGR) Madiun

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Cetacean adalah kelompok mamalia laut yang telah beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan air.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi awal tentang Cetacean paus dan lumba-

lumba dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya laut tersebut di Perairan Pantai Wawaran

dan Tawang Pacitan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan

dan kondisi kelompok Cetacean di Perairan Wawaran dan Tawang sehingga dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya laut di wilayah tersebut. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap nelayan Pantai Wawaran

dan nelayan Pantai Tawang Pacitan menggunakan kuesioner tangkapan/tangkapan sampingan

dugong yang terstandarisasi dari UNEP/CMS. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang meliputi

latar belakang narasumber, tangkapan/tangkapan sampingan dugong, persepsi, informasi

perikanan, tangkapan/tangkapan sampingan penyu, dan tangkapan/tangkapan sampingan

Cetacean. Pantai Wawaran dan Tawang merupakan habitat bagi Cetacean. Seluruh responden

menyatakan pernah melihat Cetacean jenis paus dan lumba-lumba. Mereka melihat Cetacean

ketika memancing dan ketika menuju lokasi memancing, Menurut responden, lumba-lumba yang

mungkin hidup di lokasi ini berjumlah ribuan, sedangkan paus berada dalam jumlah yang lebih

sedikit. Seluruh responden juga menyatakan melihat lumba-lumba hampir setiap hari. Rata-rata

responden mengetahui bahwa paus dan lumba-lumba merupakan hewan dilindungi. Disisi lain,

responden juga dapat menjadi ancaman karena mereka menganggap lumba-lumba sebagai

pengganggu. Lumba-lumba sering merusak jaring dan menghabiskan ikan di dalamnya. Selain itu,

populasinya yang melimpah menyebabkan responden berpikir bahwa keberadaan Cetacean tidak

penting. Perlu dilakukan pendampingan kepada nelayan-nelayan di Pantai Wawaran dan Tawang

agar memahami dan ikut menjaga keberadaan sumber daya laut tersebut.

Kata kunci: Pemantauan Partisipatif, Cetacean, Pesisir Pacitan

SN PM

Page 119: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

STATUS DAN ANCAMAN TER(ADAP M)KRO(AB)TAT )KAN ENDEM)K

TERANCAM PUNA( BANGGA) CARD)NALF)S( Pterapogon kauderni

a* b cSamliok Ndobe , Jamaluddin Jompa , Abigail Mary Moor

a Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako

b Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin

c Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu spesies biota perairan dari spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah ikan hias

endemik Banggai cardinal ish Pterapogon kauderni . Berstatus Endangered species spesies

terancam punah pada Red List )UCN, dan pada CoP C)TES ke- tahun )ndonesia

berkomitmen untuk menjamin kelestariannya, proses penyusunan kebijakan perlindungan sedang

berlangsung. Pterapogon kauderni bersimbiosis dengan biota lain yang berperan sebagai

mikrohabitatnya, terutama bulubabi Diadema sp., anemone laut dan karang keras bercabang.

Ketersediaan mikrohabitat dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan dinamika

populasi P. kauderni di alam. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji data terkini mengenai status

dan ancaman mikrohabitat P. kauderni, termasuk dalam konteks perubahan iklim. Data

primer,yang diperoleh dengan metode survei Coral-Watch serta swim survey pada bleaching event

berskala global tahun , dibanding dengan data hasil survei yang dilakukan sejak . (asil

yang diperoleh antara lain bahwa kelimpahan populasi Diadema sp. mengalami penurunan sangat

drastis dan kelimpahan anemone laut menurun akibat tangkap lebih untuk dimanfaatkan sebagai

konsumsi makanan masyarakat pesisir. Mikrohabitat lainnya seperti terumbu karang, mengalami

kerusakan yang meningkat akibat aktivitas bersifat destruktif berskala lokal , maupun sebagai

dampak perubahan iklim, khususnya coral bleaching. Pada lokasi dimana mikrohabitat telah

menurun tajam, populasi P. kauderni sangat berkurang, termasuk pada lokasi dengan maupun

tanpa penangkapan ikan tersebut. Perlindungan dan pemulihan mikrohabitat dipandang sebagai

kondisi mutlak yang mendesak dilakukan untuk keberhasilan upaya pelestarian populasi P.

kauderni. (asil penelitian diharapkan sebagai salah satu dasar ilmiah perencanaan dan penerapan

pengelolaan lestari populasi ikan hias endemik P. kauderni beserta habitatnya.

Kata kunci: Endangered species, Mikrohabitat, Simbiosis

SN PM

STATUS POPULAS) SUMBER DAYA K)MA Bivalvia, Cardiidae,

Tridacninae D) PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)

a* a aMuhammad Nur Findra , )sdradjad Setyobudiandi , Nurlisa A. Butet , Dedy Duryadi

bSolihin

a Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FP)K )nstitut Pertanian Bogor

b Departemen Biologi, FM)PA )nstitut Pertanian Bogor

e-mail: muhammad. [email protected]

ABSTRAK

Kima merupakan salah satu sumber daya hayati perairan pesisir yang populasinya telah menurun

sehingga memerlukan upaya pengolaan. Pengelolaan sumber daya perairan membutuhkan

informasi dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan mengkaji populasi kima di perairan Taman

Nasional Wakatobi yang meliputi komposisi jenis, kepadatan populasi dan variasi ukurannya.

Taman Nasional Wakatobi merupakan kawasan konservasi yang dikelola dengan sistem zonasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei di sekitar Pulau Wangi-wangi, Kaledupa

dan Tomia menggunakan transek kuadrat. Penentuan lokasi pengamatan secara purposive

sampling yang didasarkan pada keberadaan kima. Terdapat empat jenis kima di lokasi penelitian

yang terdiri atas genus Tridacna dan (ippopus, yaitu T. crocea, T. squamosa, T. maxima dan (.

hippopus. Kepadatan populasi yang rendah ditemukan pada zona pemanfaatan kawasan P. Wangi-

wangi sedangkan kepadatan populasi yang lebih tinggi umumnya ditemukan pada zona pariwisata

sebagian kawasan P. Kaledupa dan P. Tomia . Di kawasan Wangi-wangi kepadatan populasi T.

crocea, T. maxima, T. squamosa dan (. hippopus masing-masing adalah ind/ m , ind/ m ,

ind/ m dan ind/ m , di kawasan Kaledupa masing-masing sebanyak ind/ m ,

ind/ m , ind/ m dan ind/ m , sedangkan di kawasan Tomia masing-masing

sebanyak ind/ m , ind/ m , ind/ m dan ind/ m . Ukuran kima yang

ditemukan bervariasi antar jenis dan lokasi penelitian, kebanyakan kima yang ditemukan masih

berukuran kecil sedangkan yang besar sudah menunjukkan kelangkaan. Perbedaan kepadatan

populasi dan ukuran kima yang ditemukan diduga berkaitan dengan masih adanya eksploitasi oleh

masyarakat lokal pada zona pemanfaatan. (al ini mengindikasikan bahwa zonasi pengelolaan

kawasan konservasi turut mempengaruhi keberadaan populasi kima di kawasan tersebut.

Kata kunci: Kima, Populasi, Taman Nasional Wakatobi

SN PM

Page 120: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

STATUS DAN ANCAMAN TER(ADAP M)KRO(AB)TAT )KAN ENDEM)K

TERANCAM PUNA( BANGGA) CARD)NALF)S( Pterapogon kauderni

a* b cSamliok Ndobe , Jamaluddin Jompa , Abigail Mary Moor

a Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako

b Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin

c Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu spesies biota perairan dari spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah ikan hias

endemik Banggai cardinal ish Pterapogon kauderni . Berstatus Endangered species spesies

terancam punah pada Red List )UCN, dan pada CoP C)TES ke- tahun )ndonesia

berkomitmen untuk menjamin kelestariannya, proses penyusunan kebijakan perlindungan sedang

berlangsung. Pterapogon kauderni bersimbiosis dengan biota lain yang berperan sebagai

mikrohabitatnya, terutama bulubabi Diadema sp., anemone laut dan karang keras bercabang.

Ketersediaan mikrohabitat dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan dinamika

populasi P. kauderni di alam. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji data terkini mengenai status

dan ancaman mikrohabitat P. kauderni, termasuk dalam konteks perubahan iklim. Data

primer,yang diperoleh dengan metode survei Coral-Watch serta swim survey pada bleaching event

berskala global tahun , dibanding dengan data hasil survei yang dilakukan sejak . (asil

yang diperoleh antara lain bahwa kelimpahan populasi Diadema sp. mengalami penurunan sangat

drastis dan kelimpahan anemone laut menurun akibat tangkap lebih untuk dimanfaatkan sebagai

konsumsi makanan masyarakat pesisir. Mikrohabitat lainnya seperti terumbu karang, mengalami

kerusakan yang meningkat akibat aktivitas bersifat destruktif berskala lokal , maupun sebagai

dampak perubahan iklim, khususnya coral bleaching. Pada lokasi dimana mikrohabitat telah

menurun tajam, populasi P. kauderni sangat berkurang, termasuk pada lokasi dengan maupun

tanpa penangkapan ikan tersebut. Perlindungan dan pemulihan mikrohabitat dipandang sebagai

kondisi mutlak yang mendesak dilakukan untuk keberhasilan upaya pelestarian populasi P.

kauderni. (asil penelitian diharapkan sebagai salah satu dasar ilmiah perencanaan dan penerapan

pengelolaan lestari populasi ikan hias endemik P. kauderni beserta habitatnya.

Kata kunci: Endangered species, Mikrohabitat, Simbiosis

SN PM

STATUS POPULAS) SUMBER DAYA K)MA Bivalvia, Cardiidae,

Tridacninae D) PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)

a* a aMuhammad Nur Findra , )sdradjad Setyobudiandi , Nurlisa A. Butet , Dedy Duryadi

bSolihin

a Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FP)K )nstitut Pertanian Bogor

b Departemen Biologi, FM)PA )nstitut Pertanian Bogor

e-mail: muhammad. [email protected]

ABSTRAK

Kima merupakan salah satu sumber daya hayati perairan pesisir yang populasinya telah menurun

sehingga memerlukan upaya pengolaan. Pengelolaan sumber daya perairan membutuhkan

informasi dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan mengkaji populasi kima di perairan Taman

Nasional Wakatobi yang meliputi komposisi jenis, kepadatan populasi dan variasi ukurannya.

Taman Nasional Wakatobi merupakan kawasan konservasi yang dikelola dengan sistem zonasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei di sekitar Pulau Wangi-wangi, Kaledupa

dan Tomia menggunakan transek kuadrat. Penentuan lokasi pengamatan secara purposive

sampling yang didasarkan pada keberadaan kima. Terdapat empat jenis kima di lokasi penelitian

yang terdiri atas genus Tridacna dan (ippopus, yaitu T. crocea, T. squamosa, T. maxima dan (.

hippopus. Kepadatan populasi yang rendah ditemukan pada zona pemanfaatan kawasan P. Wangi-

wangi sedangkan kepadatan populasi yang lebih tinggi umumnya ditemukan pada zona pariwisata

sebagian kawasan P. Kaledupa dan P. Tomia . Di kawasan Wangi-wangi kepadatan populasi T.

crocea, T. maxima, T. squamosa dan (. hippopus masing-masing adalah ind/ m , ind/ m ,

ind/ m dan ind/ m , di kawasan Kaledupa masing-masing sebanyak ind/ m ,

ind/ m , ind/ m dan ind/ m , sedangkan di kawasan Tomia masing-masing

sebanyak ind/ m , ind/ m , ind/ m dan ind/ m . Ukuran kima yang

ditemukan bervariasi antar jenis dan lokasi penelitian, kebanyakan kima yang ditemukan masih

berukuran kecil sedangkan yang besar sudah menunjukkan kelangkaan. Perbedaan kepadatan

populasi dan ukuran kima yang ditemukan diduga berkaitan dengan masih adanya eksploitasi oleh

masyarakat lokal pada zona pemanfaatan. (al ini mengindikasikan bahwa zonasi pengelolaan

kawasan konservasi turut mempengaruhi keberadaan populasi kima di kawasan tersebut.

Kata kunci: Kima, Populasi, Taman Nasional Wakatobi

SN PM

Page 121: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

PEMETAAN DAN KOND)S) PADANG LAMUN D) PERA)RAN

KAL)MANTAN SELATAN

a* aDa iuddin Salim , Baharuddin

a Universitas Lambung Mangkurat

e-mail: da [email protected]

ABSTRAK

Ekosistem padang lamun merupakan komunitas tumbuhan yang dominan berada di perairan

dangkal Kalimantan Selatan dan memiiliki peranan penting sebagai habitat untuk ikan dan

krustasea serta memberikan sumber makanan utama bagi dugong dan penyu. )nformasi data

ekosistem padang lamun di perairan Kalimantan Selatan belum didiskusikan oleh para peneliti.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran, kondisi dan ancaman ekosistem lamun di

perairan Kalimantan Selatan. Pemetaan padang lamun dilakukan secara in-situ dengan

menggunakan GPS Global Positioning System dan dianalisis dengan menggunakan program

ArcGis. Pengambilan data penutupan dan jenis lamun dilakukan dengan cara penyelaman dan

snorkeling pada transek kuadrat , m x , m. (asil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran

lamun di perairan Kalimantan Selatan hanya didapatkan di perairan Kabupaten Tanah Bumbu dan

Kabupaten Kotabaru. Sebaran lamun di wilayah perairan Kabupaten Tanah Bumbu meliputi

Tanjung Kandang (aur, Pulau Burung, Pulau Tampakan sebelah timur, Pulau Suwangi sebelah

selatan, Karang Penyulingan, Karang Katoang. Adapun sebaran lamun di wilayah perairan

Kabupaten Kotabaru ditemukan di Tanjung Pelayar, Teluk Kemuning, Pulau Titipan )ndah, Pulau

Kerayaan, Pulau Anak Kerayaan, Pulau Kerumputan, Pulau Serudung dan Pulau Marabatuan. Secara

keseluruhan, ada delapan jenis lamun di perairan Kalimantan Selatan yang didapatkan. Kondisi

penutupan lamun yang terukur di lapangan pada Tanjung Kandang (aur, Pulau Anak Kerayaan,

Pulau Kerayaan dan Pulau Marabatuan secara berturut-turut adalah adalah %, %, % dan ,

%. (asil ini menunjukkan kondisi lamun yang didapatkan tergolong Baik Kaya/Sehat pada

perairan Tanjung Kandang (aur dan Rusak dengan kondisi Miskin dan Kurang Sehat.

Kata kunci: Pemetaan, Lamun, Kalimantan Selatan

F)LOGEOGRAF) B)OTA LAUT UNTUK KONSERVAS) B)RD'S (EAD

SEASCAPE, PAPUA

Abdul (amid A. Toha

a Universitas Papua

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Adanya krisis dan kehilangan cepat keragaman hayati laut dan pesisir global saat ini telah

mendorong usaha untuk mendaftarkan semua keragaman hayati di bumi dan melakukan usaha

konservasi termasuk di bentang laut kepala burung atau Bird's (ead Seascape B(S , Papua.

Filogeogra i adalah bidang kajian yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan proses yang

mengatur distribusi geogra is dan garis keturunan silsilah, khususnya di tingkat intraspesi ik dan

dapat digunakan termasuk memberikan rekomendasi konservasi biota laut. Penelitian ilogeogra i

di B(S ini dilakukan pada berbagai spesies laut seperti bulu babi Tripneustes gratilla, lobster

Panulirus versicolor, gurita Octopus cyanea, hiu paus Rhincodon typus, koral Seriatopora hystrix dan

Pocillopora damicornis, Cacing Spirobranchus corniculatus, S. gaymardii dan S. cruciger, Tuna Auxis

thazard, Euthynnus af inis, cakalang Katsuwonus pelamis, kembung Rastrelliger kanagurta, Tenggiri

Scomberomorus commerson, serta kima Tridacna crocea, T. maxima, dan T. squamosa. (asil

penelitian mengungkap tingginya keragaman genetik dan variasi struktur genetik biota laut di B(S.

Struktur genetik biota laut terutama teridenti ikasi di Teluk Cenderawasih sedangkan daerah lain

terkoneksi satu dengan yang lain. (asil ini memberikan rekomendasi pengelolaan dan koservasi

biota laut secara bervariasi baik antar spesies maupun antar kawasan di B(S. Kawasan konservasi

laut yang ada perlu direvitalisasi termasuk pembentukan jaringan baru kawasan konservasi laut

khususnya di Teluk Cenderawasih.

Kata kunci: Filogeogra i, Konservasi, Bird's (ead Seascape

SN PM

Page 122: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

PEMETAAN DAN KOND)S) PADANG LAMUN D) PERA)RAN

KAL)MANTAN SELATAN

a* aDa iuddin Salim , Baharuddin

a Universitas Lambung Mangkurat

e-mail: da [email protected]

ABSTRAK

Ekosistem padang lamun merupakan komunitas tumbuhan yang dominan berada di perairan

dangkal Kalimantan Selatan dan memiiliki peranan penting sebagai habitat untuk ikan dan

krustasea serta memberikan sumber makanan utama bagi dugong dan penyu. )nformasi data

ekosistem padang lamun di perairan Kalimantan Selatan belum didiskusikan oleh para peneliti.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran, kondisi dan ancaman ekosistem lamun di

perairan Kalimantan Selatan. Pemetaan padang lamun dilakukan secara in-situ dengan

menggunakan GPS Global Positioning System dan dianalisis dengan menggunakan program

ArcGis. Pengambilan data penutupan dan jenis lamun dilakukan dengan cara penyelaman dan

snorkeling pada transek kuadrat , m x , m. (asil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran

lamun di perairan Kalimantan Selatan hanya didapatkan di perairan Kabupaten Tanah Bumbu dan

Kabupaten Kotabaru. Sebaran lamun di wilayah perairan Kabupaten Tanah Bumbu meliputi

Tanjung Kandang (aur, Pulau Burung, Pulau Tampakan sebelah timur, Pulau Suwangi sebelah

selatan, Karang Penyulingan, Karang Katoang. Adapun sebaran lamun di wilayah perairan

Kabupaten Kotabaru ditemukan di Tanjung Pelayar, Teluk Kemuning, Pulau Titipan )ndah, Pulau

Kerayaan, Pulau Anak Kerayaan, Pulau Kerumputan, Pulau Serudung dan Pulau Marabatuan. Secara

keseluruhan, ada delapan jenis lamun di perairan Kalimantan Selatan yang didapatkan. Kondisi

penutupan lamun yang terukur di lapangan pada Tanjung Kandang (aur, Pulau Anak Kerayaan,

Pulau Kerayaan dan Pulau Marabatuan secara berturut-turut adalah adalah %, %, % dan ,

%. (asil ini menunjukkan kondisi lamun yang didapatkan tergolong Baik Kaya/Sehat pada

perairan Tanjung Kandang (aur dan Rusak dengan kondisi Miskin dan Kurang Sehat.

Kata kunci: Pemetaan, Lamun, Kalimantan Selatan

F)LOGEOGRAF) B)OTA LAUT UNTUK KONSERVAS) B)RD'S (EAD

SEASCAPE, PAPUA

Abdul (amid A. Toha

a Universitas Papua

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Adanya krisis dan kehilangan cepat keragaman hayati laut dan pesisir global saat ini telah

mendorong usaha untuk mendaftarkan semua keragaman hayati di bumi dan melakukan usaha

konservasi termasuk di bentang laut kepala burung atau Bird's (ead Seascape B(S , Papua.

Filogeogra i adalah bidang kajian yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan proses yang

mengatur distribusi geogra is dan garis keturunan silsilah, khususnya di tingkat intraspesi ik dan

dapat digunakan termasuk memberikan rekomendasi konservasi biota laut. Penelitian ilogeogra i

di B(S ini dilakukan pada berbagai spesies laut seperti bulu babi Tripneustes gratilla, lobster

Panulirus versicolor, gurita Octopus cyanea, hiu paus Rhincodon typus, koral Seriatopora hystrix dan

Pocillopora damicornis, Cacing Spirobranchus corniculatus, S. gaymardii dan S. cruciger, Tuna Auxis

thazard, Euthynnus af inis, cakalang Katsuwonus pelamis, kembung Rastrelliger kanagurta, Tenggiri

Scomberomorus commerson, serta kima Tridacna crocea, T. maxima, dan T. squamosa. (asil

penelitian mengungkap tingginya keragaman genetik dan variasi struktur genetik biota laut di B(S.

Struktur genetik biota laut terutama teridenti ikasi di Teluk Cenderawasih sedangkan daerah lain

terkoneksi satu dengan yang lain. (asil ini memberikan rekomendasi pengelolaan dan koservasi

biota laut secara bervariasi baik antar spesies maupun antar kawasan di B(S. Kawasan konservasi

laut yang ada perlu direvitalisasi termasuk pembentukan jaringan baru kawasan konservasi laut

khususnya di Teluk Cenderawasih.

Kata kunci: Filogeogra i, Konservasi, Bird's (ead Seascape

SN PM

Page 123: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

STUD) POLA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT D) TAMAN NAS)ONAL

KAR)MUNJAWA SEBAGA) TA(APAN PENGALOKAS)AN (AK AKSES

MASYARAKAT

a* b aPuji Prihatinningsih , Raymond jacob , Yusuf Syaifudin

a Balai Taman Nasional Karimunjawa

b RARE

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu karakteristik kawasan konservasi di )ndonesia adalah keberadaan masyarakat yang ada

di sekitar kawasan. Tak terkecuali dengan kawasan Taman Nasional Karimunjawa dimana terdapat

desa di sekitar kawasan yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan, Desa Parang dan Desa Nyamuk.

Sejak lama sumber daya perairan dianggap sebagai sumber daya yang dapat secara bebas diakses

oleh siapa saja atau dikenal sebagai 'Open Pool Common Resources . Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pola pemanfaatan sumber daya laut yang ada di dalam kawasan Taman Nasional

Karimunjawa oleh masyarakat yang hidup di sekitar kawasan. Dalam kegiatan ini metode yang

digunakan adalah metode survei. Survei pemanfaatansumber daya dilakukan setiap bulan pada

tahun - di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Responden survei adalah

nelayan yang ditemui sedang menangkap ikan di dalam kawasan. Data yang diambil adalah hasil

tangkapan ikan, jenis alat tangkap dan lokasi penangkapan. Dilakukan pula survei Partisipatory

Rural Apprisal yang bertujuan untuk menggali secara langsung pendapat masyarakat secara

partisipatif. Survei dilakukan di desa di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa. (asil

survei menunjukkan bahwa masyarakat desa di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa

memanfaatkan seluruh kawasan untuk menangkap ikan. Tiap desa mempunyai karakteristik

pemanfaatan sumber daya yang berbeda satu sama lain. Masyarakat Karimunjawa menangkap ikan

di seluruh kawasan tanpa memperhatikan jenis dan alat tangkap yang digunakan. Masyarakat Desa

Parang dan Nyamuk memilih menangkap ikan jauh diluar kawasan dan selektif memilih jenis.

Sedangkan masyarakat Kemujan lebih suka menangkap ikan di sekitar wilayah desanya. (ampir

semua masyarakat berkeinginan untuk mengelola sumber daya laut di sekitarnya secara

berkelanjutan.

Kata kunci: (ak akses, Taman Nasional, Masyarakat

SN PM

RAJA AMPAT SEBAGA) NO TAKE ZONE PER)KANAN ()U D) W)LAYA(

LAUT )NDONES)A T)MUR

Gulam Arafat

Loka Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut sorong

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Usaha perikanan hiu di kota sorong mulai tercatat pada tahun . Berdasarkan PERMEN KP

Nomor /MEN-KP/ sebagai bentuk pengelolaan jenis ikan, tahun Loka PSPL Sorong

melakukan Pelayanan Rekomendasi komoditas (iu. Tercatat jumlah total pengiriman komoditas

hiu sebanyak ton tahun , ton tahun dan tahun hingga bulan maret telah

mencapai ton. Pengajuan permohonan rekomendasi komoditas hiu terus meningkat. Komoditas

hiu ini berasal dari berbagai wilayah antara lain Sorong, Manokwari, Teluk Bintuni dan Biak

Numfor. Berbeda dengan Kota Sorong, Raja Ampat melakukan upaya konservasi pada perikanan

hiu. Raja Ampat merupakan kabupaten bahari yang memiliki kawasan konservasi. Upaya

konservasi hiu dilakukan sejak tahun melalui surat edaran Bupati nomor / / .

Salah satu poin menyebutkan melarang menangkap ikan hiu. lalu pada tahun , diterbitkan

Perda Nomor / tentang larangan penangkapan (iu, Pari manta dan jenis-jenis ikan tertentu

di perairan laut Raja Ampat. Namun, rentang tahun - ditemukan upaya penangkapan hiu

di kawasan konservasi Raja Ampat. dicurigai, nelayan menangkap hiu di raja ampat kemudian

menjualnya ke kota sorong. Untuk mencegah kejadian tersebut, perlu upaya pengelolaan oleh

Pemda Kota Sorong dan Pemda Raja Ampat. Bagi Pemda Kota Sorong, beberapa kebijakan perlu

diterapkan bagi pelaku usaha perikanan hiu antara lain melakukan registrasi nelayan dan

pengusaha, mewajibkan pendaratan hiu dalam bentuk utuh dan setiap transaksi oleh nelayan

kepada pengusaha didata melalui mekanisme stock opname. bagi Pemda Raja Ampat, agar

memaksimalkan pengawasan wilayah perairan bekerjasama dengan mitra pelaku wisata untuk

melaporkan segala bentuk kegiatan perikanan hiu yang ditemukan di Raja Ampat.

Kata kunci: Perikanan (iu, Kawasan Konservasi, Upaya Pengelolaan

Page 124: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

STUD) POLA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT D) TAMAN NAS)ONAL

KAR)MUNJAWA SEBAGA) TA(APAN PENGALOKAS)AN (AK AKSES

MASYARAKAT

a* b aPuji Prihatinningsih , Raymond jacob , Yusuf Syaifudin

a Balai Taman Nasional Karimunjawa

b RARE

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu karakteristik kawasan konservasi di )ndonesia adalah keberadaan masyarakat yang ada

di sekitar kawasan. Tak terkecuali dengan kawasan Taman Nasional Karimunjawa dimana terdapat

desa di sekitar kawasan yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan, Desa Parang dan Desa Nyamuk.

Sejak lama sumber daya perairan dianggap sebagai sumber daya yang dapat secara bebas diakses

oleh siapa saja atau dikenal sebagai 'Open Pool Common Resources . Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pola pemanfaatan sumber daya laut yang ada di dalam kawasan Taman Nasional

Karimunjawa oleh masyarakat yang hidup di sekitar kawasan. Dalam kegiatan ini metode yang

digunakan adalah metode survei. Survei pemanfaatansumber daya dilakukan setiap bulan pada

tahun - di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Responden survei adalah

nelayan yang ditemui sedang menangkap ikan di dalam kawasan. Data yang diambil adalah hasil

tangkapan ikan, jenis alat tangkap dan lokasi penangkapan. Dilakukan pula survei Partisipatory

Rural Apprisal yang bertujuan untuk menggali secara langsung pendapat masyarakat secara

partisipatif. Survei dilakukan di desa di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa. (asil

survei menunjukkan bahwa masyarakat desa di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa

memanfaatkan seluruh kawasan untuk menangkap ikan. Tiap desa mempunyai karakteristik

pemanfaatan sumber daya yang berbeda satu sama lain. Masyarakat Karimunjawa menangkap ikan

di seluruh kawasan tanpa memperhatikan jenis dan alat tangkap yang digunakan. Masyarakat Desa

Parang dan Nyamuk memilih menangkap ikan jauh diluar kawasan dan selektif memilih jenis.

Sedangkan masyarakat Kemujan lebih suka menangkap ikan di sekitar wilayah desanya. (ampir

semua masyarakat berkeinginan untuk mengelola sumber daya laut di sekitarnya secara

berkelanjutan.

Kata kunci: (ak akses, Taman Nasional, Masyarakat

SN PM

RAJA AMPAT SEBAGA) NO TAKE ZONE PER)KANAN ()U D) W)LAYA(

LAUT )NDONES)A T)MUR

Gulam Arafat

Loka Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut sorong

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Usaha perikanan hiu di kota sorong mulai tercatat pada tahun . Berdasarkan PERMEN KP

Nomor /MEN-KP/ sebagai bentuk pengelolaan jenis ikan, tahun Loka PSPL Sorong

melakukan Pelayanan Rekomendasi komoditas (iu. Tercatat jumlah total pengiriman komoditas

hiu sebanyak ton tahun , ton tahun dan tahun hingga bulan maret telah

mencapai ton. Pengajuan permohonan rekomendasi komoditas hiu terus meningkat. Komoditas

hiu ini berasal dari berbagai wilayah antara lain Sorong, Manokwari, Teluk Bintuni dan Biak

Numfor. Berbeda dengan Kota Sorong, Raja Ampat melakukan upaya konservasi pada perikanan

hiu. Raja Ampat merupakan kabupaten bahari yang memiliki kawasan konservasi. Upaya

konservasi hiu dilakukan sejak tahun melalui surat edaran Bupati nomor / / .

Salah satu poin menyebutkan melarang menangkap ikan hiu. lalu pada tahun , diterbitkan

Perda Nomor / tentang larangan penangkapan (iu, Pari manta dan jenis-jenis ikan tertentu

di perairan laut Raja Ampat. Namun, rentang tahun - ditemukan upaya penangkapan hiu

di kawasan konservasi Raja Ampat. dicurigai, nelayan menangkap hiu di raja ampat kemudian

menjualnya ke kota sorong. Untuk mencegah kejadian tersebut, perlu upaya pengelolaan oleh

Pemda Kota Sorong dan Pemda Raja Ampat. Bagi Pemda Kota Sorong, beberapa kebijakan perlu

diterapkan bagi pelaku usaha perikanan hiu antara lain melakukan registrasi nelayan dan

pengusaha, mewajibkan pendaratan hiu dalam bentuk utuh dan setiap transaksi oleh nelayan

kepada pengusaha didata melalui mekanisme stock opname. bagi Pemda Raja Ampat, agar

memaksimalkan pengawasan wilayah perairan bekerjasama dengan mitra pelaku wisata untuk

melaporkan segala bentuk kegiatan perikanan hiu yang ditemukan di Raja Ampat.

Kata kunci: Perikanan (iu, Kawasan Konservasi, Upaya Pengelolaan

Page 125: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

KRAKATAU )SLAND MAR)NE RESERVE VS ANT(ROPOGEN)C

ACT)V)T)ES: AN ECOLOG)CAL PO)NT OF V)EW AND RECOMMENDAT)ON

Singgih A ifa Putra

LPPPTK KPTK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R)

e-mail: singgih.a [email protected]

ABSTRACT

The Krakatau )slands from a group of isolated, uninhabited, but accessible volcanic islands in the

Sunda Strait between Sumatra and Java )ndonesia Archipelago . The Krakatau Volcanic Complex

was designated as a Natural Reserves and Nature land Reserve. Their ecological growth and

development are well documented as well as the terrestrial biodiversity, but neither to marine

biodiversity. The present report provide suggestions concerning their marine biodiversity and

conservation management in relation to natural and anthropogenic disturbances. The result

showed the ongoing impact of the anthropogenic disturbances i.e. destructive recreational

activities on coral communities in the area will continue to lead to degradation in the future unless

the utilization of the area will become more controlled.

Keywords: Krakatau, Marine Reserve, Anthropogenic acitivities

STRUKTUR KOMUN)TAS PADANG LAMUN D) PERA)RAN PULAU SEMAK

DAUN, KEPULAUAN SER)BU

a* a a a a aRatri Cahyani , Agathis Noor L , Sri Lestari , Fitria (ana , Kutriyani , Vivi Yuliana , Bondan

aWisnu A

a Universitas Jenderal Soedirman

e-mail: ratricahyani @gmail.com

ABSTRAK

Lamun Seagrass merupakan tumbuhan berbunga Angiospermae yang hidup dan tumbuh di laut

dangkal dan jernih. Ekosistem lamun memiliki peranan utama di wilayah pesisir karena berperan

langsung sebagai habitat untuk berbagai jenis organisme laut. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Agustus di perairan pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu dengan tujuan untuk

mengetahui struktur komunitas padang lamun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode deskriptif eksploratif. Pengamatan lamun meliputi identi ikasi jenis-jenis lamun,

menghitung jumlah tegakan/individu, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks

dominansi. (asil penelitian memperlihatkan bahwa jenis lamun yang ditemukan di perairan Pulau

Semak Daun terdapat delapan jenis yaitu Cymodocea rotundata, Cymodcea serulata, Syringodium

isoetifolium, Thalassia hemprichii, (alodule uninervis, (alophila minor, (alophila ovalis dan

Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun yang paling banyak ditemukan yaitu Cymodocea rotundata.

Nilai indeks keanekaragaman berkisar , - , tergolong keanekaragaman sedang; indeks

keseragaman berkisar , - , dikategorikan keseragaman tinggi dan dominansi berkisar , -

, tergolong dominansi rendah. Berdasarkan perhitungan indeks tersebut kondisi padang lamun

tergolong cukup baik dan kondisi kualitas perairan secara umum baik untuk menunjang kehidupan

lamun.

Kata kunci: Struktur komunitas, Padang Lamun, Pulau Semak Daun

SN PM

Page 126: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

KRAKATAU )SLAND MAR)NE RESERVE VS ANT(ROPOGEN)C

ACT)V)T)ES: AN ECOLOG)CAL PO)NT OF V)EW AND RECOMMENDAT)ON

Singgih A ifa Putra

LPPPTK KPTK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R)

e-mail: singgih.a [email protected]

ABSTRACT

The Krakatau )slands from a group of isolated, uninhabited, but accessible volcanic islands in the

Sunda Strait between Sumatra and Java )ndonesia Archipelago . The Krakatau Volcanic Complex

was designated as a Natural Reserves and Nature land Reserve. Their ecological growth and

development are well documented as well as the terrestrial biodiversity, but neither to marine

biodiversity. The present report provide suggestions concerning their marine biodiversity and

conservation management in relation to natural and anthropogenic disturbances. The result

showed the ongoing impact of the anthropogenic disturbances i.e. destructive recreational

activities on coral communities in the area will continue to lead to degradation in the future unless

the utilization of the area will become more controlled.

Keywords: Krakatau, Marine Reserve, Anthropogenic acitivities

STRUKTUR KOMUN)TAS PADANG LAMUN D) PERA)RAN PULAU SEMAK

DAUN, KEPULAUAN SER)BU

a* a a a a aRatri Cahyani , Agathis Noor L , Sri Lestari , Fitria (ana , Kutriyani , Vivi Yuliana , Bondan

aWisnu A

a Universitas Jenderal Soedirman

e-mail: ratricahyani @gmail.com

ABSTRAK

Lamun Seagrass merupakan tumbuhan berbunga Angiospermae yang hidup dan tumbuh di laut

dangkal dan jernih. Ekosistem lamun memiliki peranan utama di wilayah pesisir karena berperan

langsung sebagai habitat untuk berbagai jenis organisme laut. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Agustus di perairan pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu dengan tujuan untuk

mengetahui struktur komunitas padang lamun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode deskriptif eksploratif. Pengamatan lamun meliputi identi ikasi jenis-jenis lamun,

menghitung jumlah tegakan/individu, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks

dominansi. (asil penelitian memperlihatkan bahwa jenis lamun yang ditemukan di perairan Pulau

Semak Daun terdapat delapan jenis yaitu Cymodocea rotundata, Cymodcea serulata, Syringodium

isoetifolium, Thalassia hemprichii, (alodule uninervis, (alophila minor, (alophila ovalis dan

Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun yang paling banyak ditemukan yaitu Cymodocea rotundata.

Nilai indeks keanekaragaman berkisar , - , tergolong keanekaragaman sedang; indeks

keseragaman berkisar , - , dikategorikan keseragaman tinggi dan dominansi berkisar , -

, tergolong dominansi rendah. Berdasarkan perhitungan indeks tersebut kondisi padang lamun

tergolong cukup baik dan kondisi kualitas perairan secara umum baik untuk menunjang kehidupan

lamun.

Kata kunci: Struktur komunitas, Padang Lamun, Pulau Semak Daun

SN PM

Page 127: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

TA(UN PERJALANAN REEF C(ECK KAR)MUNJAWA DENGAN

PERSPEKT)F : ZONA )NT) DAN ZONA PEMANFAATAN W)SATA BA(AR)

a* a a a bM. Danie Al Malik , Jibriel Firman S , Sukron Al i , (adi Al-Kharis , )sai Yusidarta , Derta

c d ePrabuning , (arris Sukandar , Munasik

a Marine Diving Club, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

b Balai Taman Nasional Karimunjawa

c Yayasan Reef Check )ndonesia

d Yayasan TAKA

e Departemen )lmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

e-mail: daniealmalik @gmail.com

ABSTRAK

Kepulauan Karimunjawa mengalami perubahan zonasi sebagai dasar pengelolaan yaitu tahun

, , dan . Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesehatan terumbu karang dengan

protokol Reef Check melalui perbedaan zonasi. Zona inti meliputi perairan Taka Malang, dan zona

pemanfaatan wisata bahari meliputi perairan Cemara Besar, Menjangan Besar, Menjangan Kecil,

dan Tanjung Gelam. Penelitian dilakukan monitoring ditahun - pada kedalaman yaitu

dan meter. (asil zona inti meter mengalami penurunan kemunculan (ard coral (C ditahun

yaitu , % sejak dengan (C sebesar %, sedangkan meter penurunan

kemunculan (C ditahun dengan , % sejak sebesar %. Kedalaman meter

terdapat kelimpahan ikan pemakan alga terbanyak ditahun dan yaitu Parrot ish ,

individu/transek, dan kedalaman meter ditahun ditemukan Parrot ish individu/transek,

tahun mengalami penurunan kelimpahan ikan konsumsi seperti Snapper ,

individu/transek sejak sebanyak , individu/transek. Zona pemanfaatan wisata bahari

kedalaman dan meter mengalami penurunan kemunculan (C ditahun setiap site yaitu

terendah diCemara Besar dengan , % kedalaman meter sejak sebesar % dan , %

pada meter sejak sebesar %. Tahun kedalaman meter ditemukan ikan pemakan

alga parrot ish sebanyak , individu/transek dan hanya ditemukan ikan konsumsi grouper

sebanyak , inidvidu/transek, kedalaman meter tidak ditemukannya ikan pemakan alga

namun terdapat kelimpahan ikan konsumsi seperti Snapper dengan , individu/transek, dan

Grouper dengan individu/transek. Penurunan (C di zona inti tidak signi ikan dibandingkan

dengan zona pemanfaatan wisata bahari. Terjaganya ikan pemakan alga disuatu lokasi dapat

memberikan kestabilan terumbu karang.

Kata kunci: Karimunjawa, Zona )nti, Zona Pemanfaatan Wisata Bahari

DAMPAK SHIP GROUNDING TER(ADAP TERUMBU KARANG KAWASAN

KONSERVAS) D) )NDONES)A

a* b c dSyafyudin Yusuf , Amiruddin , B. Sadarun , Paulus Boli

a Universitas (asanuddin, Makassar

b )ndonesian Coral Reef Action Network

c Universitas (alu Oleo, Kendari

d Universitas (alu Oleo, Kendari

e-mail: s.yusuf @gmail.com

ABSTRAK

Kecelakaan kapal menabrak dan menduduki hamparan dasar laut dangkal ship grounding telah

berdampak serius terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang di )ndonesia. Tidak kurang dari

kasus ship grounding telah diketahui oleh masyarakat dan para pemerhati terumbu karang,

namun sangat sedikit yang diadili dan mengganti kerugian lingkungan dan sosial. Beberapa

diantaranya terjadi di dalam kawasan konservasi perairan. Paper ini bertujuan mengungkap

berbagai kasus dan mencari model penanganan ship grounding di )ndonesia. Data dan informasi

ship grounding diperoleh dari pengalaman pribadi peneliti dan tim saat penanganan ship grounding

di pulau-pulau Kota Makassar, Buton dan Taman Nasional Karimunjawa dan pengalaman para

informan dari berbagai lokasi di )ndonesia. Contoh dampak ship grounding terhadap terumbu

karang diperoleh dari berbagai sumber bacaan jurnal ilmiah dan informasi dari berbagai

narasumber dan masyarakat lokal atau para penyelam. Cukup banyak kasus ship grounding

namun sangat sedikit yang diketahui dan dipublikasikan. Sebanyak kasus yang saat ini tercatat

mulai dari tahun an hingga . Jumlah tersebut sedianya masih lebih banyak, namun sangat

sedikit yang diungkap dan dilaporkan. Sejak zaman dinasti hingga perang dunia pertama dan

kedua, ratusan kapal karam telah dijadikan cagar harta karun dan wisata penyelaman. Lalu siapa

yang mengurus dan menangani kecelakaan kapal karam dan klaim terhadap kerusakan terumbu

karang yang rusak? Dibutuhkan tim khusus dari pemerintah untuk penanganan dan perhitungan

kerugian serta mekanisme pembiayaan restorasi ekosistem dan sosial. Kerusakan terumbu karang

akibat ship grounding cukup parah dan membutuhkan penanganan yang serius dan menyeluruh

dari berbagai pihak dengan menerapkan pola penanganan reaksi cepat ship grounding.

Kata kunci: Ship Grounding, Kawasan Konservasi, Kerusakan Terumbu Karang

SN PM

Page 128: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

TA(UN PERJALANAN REEF C(ECK KAR)MUNJAWA DENGAN

PERSPEKT)F : ZONA )NT) DAN ZONA PEMANFAATAN W)SATA BA(AR)

a* a a a bM. Danie Al Malik , Jibriel Firman S , Sukron Al i , (adi Al-Kharis , )sai Yusidarta , Derta

c d ePrabuning , (arris Sukandar , Munasik

a Marine Diving Club, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

b Balai Taman Nasional Karimunjawa

c Yayasan Reef Check )ndonesia

d Yayasan TAKA

e Departemen )lmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro

e-mail: daniealmalik @gmail.com

ABSTRAK

Kepulauan Karimunjawa mengalami perubahan zonasi sebagai dasar pengelolaan yaitu tahun

, , dan . Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesehatan terumbu karang dengan

protokol Reef Check melalui perbedaan zonasi. Zona inti meliputi perairan Taka Malang, dan zona

pemanfaatan wisata bahari meliputi perairan Cemara Besar, Menjangan Besar, Menjangan Kecil,

dan Tanjung Gelam. Penelitian dilakukan monitoring ditahun - pada kedalaman yaitu

dan meter. (asil zona inti meter mengalami penurunan kemunculan (ard coral (C ditahun

yaitu , % sejak dengan (C sebesar %, sedangkan meter penurunan

kemunculan (C ditahun dengan , % sejak sebesar %. Kedalaman meter

terdapat kelimpahan ikan pemakan alga terbanyak ditahun dan yaitu Parrot ish ,

individu/transek, dan kedalaman meter ditahun ditemukan Parrot ish individu/transek,

tahun mengalami penurunan kelimpahan ikan konsumsi seperti Snapper ,

individu/transek sejak sebanyak , individu/transek. Zona pemanfaatan wisata bahari

kedalaman dan meter mengalami penurunan kemunculan (C ditahun setiap site yaitu

terendah diCemara Besar dengan , % kedalaman meter sejak sebesar % dan , %

pada meter sejak sebesar %. Tahun kedalaman meter ditemukan ikan pemakan

alga parrot ish sebanyak , individu/transek dan hanya ditemukan ikan konsumsi grouper

sebanyak , inidvidu/transek, kedalaman meter tidak ditemukannya ikan pemakan alga

namun terdapat kelimpahan ikan konsumsi seperti Snapper dengan , individu/transek, dan

Grouper dengan individu/transek. Penurunan (C di zona inti tidak signi ikan dibandingkan

dengan zona pemanfaatan wisata bahari. Terjaganya ikan pemakan alga disuatu lokasi dapat

memberikan kestabilan terumbu karang.

Kata kunci: Karimunjawa, Zona )nti, Zona Pemanfaatan Wisata Bahari

DAMPAK SHIP GROUNDING TER(ADAP TERUMBU KARANG KAWASAN

KONSERVAS) D) )NDONES)A

a* b c dSyafyudin Yusuf , Amiruddin , B. Sadarun , Paulus Boli

a Universitas (asanuddin, Makassar

b )ndonesian Coral Reef Action Network

c Universitas (alu Oleo, Kendari

d Universitas (alu Oleo, Kendari

e-mail: s.yusuf @gmail.com

ABSTRAK

Kecelakaan kapal menabrak dan menduduki hamparan dasar laut dangkal ship grounding telah

berdampak serius terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang di )ndonesia. Tidak kurang dari

kasus ship grounding telah diketahui oleh masyarakat dan para pemerhati terumbu karang,

namun sangat sedikit yang diadili dan mengganti kerugian lingkungan dan sosial. Beberapa

diantaranya terjadi di dalam kawasan konservasi perairan. Paper ini bertujuan mengungkap

berbagai kasus dan mencari model penanganan ship grounding di )ndonesia. Data dan informasi

ship grounding diperoleh dari pengalaman pribadi peneliti dan tim saat penanganan ship grounding

di pulau-pulau Kota Makassar, Buton dan Taman Nasional Karimunjawa dan pengalaman para

informan dari berbagai lokasi di )ndonesia. Contoh dampak ship grounding terhadap terumbu

karang diperoleh dari berbagai sumber bacaan jurnal ilmiah dan informasi dari berbagai

narasumber dan masyarakat lokal atau para penyelam. Cukup banyak kasus ship grounding

namun sangat sedikit yang diketahui dan dipublikasikan. Sebanyak kasus yang saat ini tercatat

mulai dari tahun an hingga . Jumlah tersebut sedianya masih lebih banyak, namun sangat

sedikit yang diungkap dan dilaporkan. Sejak zaman dinasti hingga perang dunia pertama dan

kedua, ratusan kapal karam telah dijadikan cagar harta karun dan wisata penyelaman. Lalu siapa

yang mengurus dan menangani kecelakaan kapal karam dan klaim terhadap kerusakan terumbu

karang yang rusak? Dibutuhkan tim khusus dari pemerintah untuk penanganan dan perhitungan

kerugian serta mekanisme pembiayaan restorasi ekosistem dan sosial. Kerusakan terumbu karang

akibat ship grounding cukup parah dan membutuhkan penanganan yang serius dan menyeluruh

dari berbagai pihak dengan menerapkan pola penanganan reaksi cepat ship grounding.

Kata kunci: Ship Grounding, Kawasan Konservasi, Kerusakan Terumbu Karang

SN PM

Page 129: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

KOMUN)TAS DAN PENGUATAN RES)L)ENS) KAWASAN KONSERVAS)

PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)

Kasmiati

Universitas (alu Oleo

e-mail: kasmiati. [email protected]

ABSTRAK

Taman Nasional Wakatobi salah satu Kawasan Konservasi Laut KKL atau marine protected area

MPA yang terletak diantara Laut Flores di sebelah Selatan dan Laut Banda di sebelah Timur

tepatnya pada . – . Lintang Selatan dan . - . Bujur Timur. Akti itas

manusia di kawasan ini salah satu hal yang perlu dikontrol untuk memastikan penjagaan terhadap

kawasan konservasi perairan. Mengingat penduduk di Kabuapten Wakatobi terus mengalami

peningkatan, sementara luas wilayah, terutama daratan sangat kecil hanya sekitar % dari total

luas wilayah adminstrasi Kabupaten Wakatobi. Selebihnya didominasi oleh laut yang telah dibagi

dalam beberapa zonasi. Saat ini kawasan Taman Nasional TN Wakatobi menghadapi berbagai

masalah. TNC , menyatakan bahwa ancaman utama terhadap TN Wakatobi adalah

penangkapan dan eksploitasi yang berlebih terhadap sumberdaya terumbu karang. Daya tahan

resilience kawasan konservasi perairan TN Wakatobi perlu dikuatkan baik secara sosial maupun

isik. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah melibatkan peran serta komunitas lokal. Namun

seberapa jauh komunitas mampu memberikan penguatan, apakah efektif dan komunitas seperti

apa yang paling tepat menjadi trajectory penguatan resiliensi merupakan pertanyaan mendasar

dalam makalah ini. Analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk menjawap pertanyaan diatas.

(asil analisis memperlihatkan bahwa komunitas yang dibentuk secara formal oleh pemerintah

tidak bekerja secara efektif, dibandingkan komunitas yang lahir dari gagasan kelompok anak muda

yang sadar akan lingkungan tempat mereka tumbuh jauh lebih bisa diandalkan untuk

berkontribusi dalam melakukan perubahan dan perbaikan namun mempunyai kendala terhadap

informasi dan akses pembiayaan kegiatan.

Kata kunci: Komunitas, Resiliensi, Konservasi

SN PM

PENDUGAAN N)LA) DAYA DUKUNG W)SATA ()U DAN MANTA D) SPOT-

SPOT PENYELAMAN D) LABUAN BAJO, KAB. MANGGARA) BARAT

a* bAhmad Bahar , Dwi Ariyoga Gautama

a Universitas (asanuddin, Makassar

b WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pendugaan nilai daya dukung carrying capacity adalah salah satu konsep dalam

mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan, termasuk pembangunan di sektor pariwisata

bahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung penyelam di spot-spot wisata (iu

dan Manta di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. (asil penelitian diharapkan

memberikan masukan kepada Balai Taman Nasional Komodo dalam mengelola wisatawan yang

berkunjung ke spot-spot penyelaman di Kepulauan Komodo. Penelitian ini menggunakan data

primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan spot-spot penyelaman ,

penggalian informasi dari responden menggunakan kuesioner dan wawancara. Data sekunder

diperoleh dari penelusuran literatur, instansi teknis, dan laporan penelitian. Pendugaan nilai daya

dukung penyelam rekreasi hiu dan manta dilakukan dengan mengembangkan formulasi sendiri

yang merujuk kepada Davis dan Tisdel , Coccossis et al , dan Rios-Jara et al .

(asil analisis data diperoleh nilai daya dukung spot penyelaman (iu yang diamati berkisar

antara - orang per hari pada musim puncak dan antara - orang per hari saat kurang

(iu di lokasi penyelaman. Daya dukung spot penyelaman Manta berkisar antara – orang per

hari di lokasi spot Manta yang diamati.

Kata kunci: Daya dukung, Wisata, Manta

Page 130: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

SN PM

KOMUN)TAS DAN PENGUATAN RES)L)ENS) KAWASAN KONSERVAS)

PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)

Kasmiati

Universitas (alu Oleo

e-mail: kasmiati. [email protected]

ABSTRAK

Taman Nasional Wakatobi salah satu Kawasan Konservasi Laut KKL atau marine protected area

MPA yang terletak diantara Laut Flores di sebelah Selatan dan Laut Banda di sebelah Timur

tepatnya pada . – . Lintang Selatan dan . - . Bujur Timur. Akti itas

manusia di kawasan ini salah satu hal yang perlu dikontrol untuk memastikan penjagaan terhadap

kawasan konservasi perairan. Mengingat penduduk di Kabuapten Wakatobi terus mengalami

peningkatan, sementara luas wilayah, terutama daratan sangat kecil hanya sekitar % dari total

luas wilayah adminstrasi Kabupaten Wakatobi. Selebihnya didominasi oleh laut yang telah dibagi

dalam beberapa zonasi. Saat ini kawasan Taman Nasional TN Wakatobi menghadapi berbagai

masalah. TNC , menyatakan bahwa ancaman utama terhadap TN Wakatobi adalah

penangkapan dan eksploitasi yang berlebih terhadap sumberdaya terumbu karang. Daya tahan

resilience kawasan konservasi perairan TN Wakatobi perlu dikuatkan baik secara sosial maupun

isik. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah melibatkan peran serta komunitas lokal. Namun

seberapa jauh komunitas mampu memberikan penguatan, apakah efektif dan komunitas seperti

apa yang paling tepat menjadi trajectory penguatan resiliensi merupakan pertanyaan mendasar

dalam makalah ini. Analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk menjawap pertanyaan diatas.

(asil analisis memperlihatkan bahwa komunitas yang dibentuk secara formal oleh pemerintah

tidak bekerja secara efektif, dibandingkan komunitas yang lahir dari gagasan kelompok anak muda

yang sadar akan lingkungan tempat mereka tumbuh jauh lebih bisa diandalkan untuk

berkontribusi dalam melakukan perubahan dan perbaikan namun mempunyai kendala terhadap

informasi dan akses pembiayaan kegiatan.

Kata kunci: Komunitas, Resiliensi, Konservasi

SN PM

PENDUGAAN N)LA) DAYA DUKUNG W)SATA ()U DAN MANTA D) SPOT-

SPOT PENYELAMAN D) LABUAN BAJO, KAB. MANGGARA) BARAT

a* bAhmad Bahar , Dwi Ariyoga Gautama

a Universitas (asanuddin, Makassar

b WWF-)ndonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pendugaan nilai daya dukung carrying capacity adalah salah satu konsep dalam

mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan, termasuk pembangunan di sektor pariwisata

bahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung penyelam di spot-spot wisata (iu

dan Manta di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. (asil penelitian diharapkan

memberikan masukan kepada Balai Taman Nasional Komodo dalam mengelola wisatawan yang

berkunjung ke spot-spot penyelaman di Kepulauan Komodo. Penelitian ini menggunakan data

primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan spot-spot penyelaman ,

penggalian informasi dari responden menggunakan kuesioner dan wawancara. Data sekunder

diperoleh dari penelusuran literatur, instansi teknis, dan laporan penelitian. Pendugaan nilai daya

dukung penyelam rekreasi hiu dan manta dilakukan dengan mengembangkan formulasi sendiri

yang merujuk kepada Davis dan Tisdel , Coccossis et al , dan Rios-Jara et al .

(asil analisis data diperoleh nilai daya dukung spot penyelaman (iu yang diamati berkisar

antara - orang per hari pada musim puncak dan antara - orang per hari saat kurang

(iu di lokasi penyelaman. Daya dukung spot penyelaman Manta berkisar antara – orang per

hari di lokasi spot Manta yang diamati.

Kata kunci: Daya dukung, Wisata, Manta

Page 131: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -

#

Page 132: BUKU ABSTRAK - simnas2017.konservasi-perairan.orgsimnas2017.konservasi-perairan.org/uploads/Abstrak_SimNas_2017.pdf · KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L Jakarta, -