BUKU ABSTRAK -...
Transcript of BUKU ABSTRAK -...
#
BUKU ABSTRAK
Buku abstrak ini diproduksi sebagai sumber informasi dan panduan bagi pemakalah/peserta yang dapat
digunakan selama acara berlangsung. Buku ini memuat abstrak pemakalah yang diterima hingga Mei
. Seluruh perubahan yang diterima oleh panitia setelah tanggal Mei akan diperbaharui
informasinya di website simposium. Untuk mengunduh buku abstrak ini dan untuk mendapatkan informasi
lainnya mengenai Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, silahkan kunjungi
www.simnas .konservasi-perairan.org.
Auditorium Gd. Mina Bahari IVKe e te ia Kelauta da Pe ika a
JAKARTA9- Mei 7
SIMPOSIUM NASIONALKONSERVASI PERAIRAN PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL 2017
Simposium Nasional
Konservasi Perairan Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil 2017
). Latar Belakang
Kekayaan laut )ndonesia harus bisa bermanfaat bagi masyarakat )ndonesia. Perairan laut
)ndonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar, dan menjadi sumber
penghidupan utama bagi juta penduduk )ndonesia yang tinggal di pesisir Burke et al., .
Namun pemanfaatan sumber daya laut harus memperhatikan aspek berkelanjutan agar bisa terus
dimanfaatkan antar generasi. Meski saat ini sebagian besar sumber daya laut mendapat tekanan,
namun upaya pelestarian dan perlindungan juga semakin intensif didorongkan oleh pemerintah,
mitra dan masyarakat. Kementerian Kelautan dan Perikanan KemenKP dan Kementerian
Lingkungan (idup dan Kehutanan KL(K berupaya untuk melindungi keanekaragaman jenis
biota laut melalui pembentukan Kawasan Konservasi Perairan KKP /Kawasan Konservasi Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil KKP K dan Taman Nasional Laut di )ndonesia. Selain itu, organisasi
masyarakat dan pihak swasta juga turut serta dalam beberapa kegiatan pro-lingkungan untuk
menjaga dan memperbaiki lingkungan sekitarnya.
Sejalan dengan tahun upaya konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia,
diperlukan strategi untuk mengoptimalkan efektivitas pengelolaannya agar dapat
memaksimalkan manfaat perlindungan keanekaragaman hayati dan mendorong perikanan
berkelanjutan. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan WWF-)ndonesia akan
mengadakan Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk
mengupas pembelajaran dan hasil nyata dari pembentukan, manfaat dan strategi pengelolaan
konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia. Simposium ini ditujukan untuk
para akademisi, peneliti dan praktisi dari pemerintahan, universitas, dan LSM untuk turut serta
dalam upaya meningkatkan efektivitas pengelolaan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau
kecil di )ndonesia.
S)MPOS)UM NAS)ONAL
KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L
Jakarta, - Mei ,
Gedung Mina Bahari )V, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta
www.simnas .konservasi-perairan.org
Daftar isi
Tentang S)MPOS)UM NAS)ONAL KONSERVAS)
PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L
Agenda
Abstrak Pembicara Kunci
Abstrak Topik ;
Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Abstrak Topik ;
Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak Topik ;
Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak Poster
). Latar Belakang
Kekayaan laut )ndonesia harus bisa bermanfaat bagi masyarakat )ndonesia. Perairan laut
)ndonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar, dan menjadi sumber
penghidupan utama bagi juta penduduk )ndonesia yang tinggal di pesisir Burke et al., .
Namun pemanfaatan sumber daya laut harus memperhatikan aspek berkelanjutan agar bisa terus
dimanfaatkan antar generasi. Meski saat ini sebagian besar sumber daya laut mendapat tekanan,
namun upaya pelestarian dan perlindungan juga semakin intensif didorongkan oleh pemerintah,
mitra dan masyarakat. Kementerian Kelautan dan Perikanan KemenKP dan Kementerian
Lingkungan (idup dan Kehutanan KL(K berupaya untuk melindungi keanekaragaman jenis
biota laut melalui pembentukan Kawasan Konservasi Perairan KKP /Kawasan Konservasi Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil KKP K dan Taman Nasional Laut di )ndonesia. Selain itu, organisasi
masyarakat dan pihak swasta juga turut serta dalam beberapa kegiatan pro-lingkungan untuk
menjaga dan memperbaiki lingkungan sekitarnya.
Sejalan dengan tahun upaya konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia,
diperlukan strategi untuk mengoptimalkan efektivitas pengelolaannya agar dapat
memaksimalkan manfaat perlindungan keanekaragaman hayati dan mendorong perikanan
berkelanjutan. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan WWF-)ndonesia akan
mengadakan Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk
mengupas pembelajaran dan hasil nyata dari pembentukan, manfaat dan strategi pengelolaan
konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia. Simposium ini ditujukan untuk
para akademisi, peneliti dan praktisi dari pemerintahan, universitas, dan LSM untuk turut serta
dalam upaya meningkatkan efektivitas pengelolaan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau
kecil di )ndonesia.
S)MPOS)UM NAS)ONAL
KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L
Jakarta, - Mei ,
Gedung Mina Bahari )V, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta
www.simnas .konservasi-perairan.org
Daftar isi
Tentang S)MPOS)UM NAS)ONAL KONSERVAS)
PERA)RAN PES)S)R DAN PULAU-PULAU KEC)L
Agenda
Abstrak Pembicara Kunci
Abstrak Topik ;
Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Abstrak Topik ;
Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak Topik ;
Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak Poster
)). Tujuan
Tujuan dari kegiatan simposium ini adalah:
. Mere leksikan perjalanan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil termasuk upaya
peningkatan status efektivitas pengelolaannya
. Mendokumentasikan cerita sukses terkait pembelajaran mengenai manfaat Konservasi
Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dari berbagai daerah di )ndonesia
. Menentukan strategi pembentukan dan pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil yang adaptif di )ndonesia
. Memformulasikan rencana aksi untuk peningkatan efektivitas pengelolaan Konservasi
Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia
. Menyediakan data termutakhir terkait pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
))). Luaran simposium
Luaran atau output yang diharapkan setelah pelaksanaan simposium ini adalah:
. Rekomendasi Rencana Aksi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di
)ndonesia
(asil pembelajaran yang diperkuat dengan berbagai terobosan ilmu pengetahuan serta tukar
pendapat antar peneliti dalam kegiatan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi rencana
aksi terhadap pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia
dalam upaya untuk meningkatkan efektivitasnya.
. Prosiding yang memuat berbagai informasi mengenai perjalanan pembentukan Konservasi
Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia beserta pembelajaran dan terobosan
strategi pengelolaannya.
)nformasi dalam prosiding diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan
dalam menentukan berbagai kebijakan terkait pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil.
)V. Tema dan Topik simposium
Tema dari simposium nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tahun
adalah Kawasan Konservasi Perairan untuk Perlindungan Keanekaragaman (ayati dan
Perikanan Berkelanjutan . Sesuai dengan tema tersebut, terdapat tiga topik makalah yang akan
didiskusikan, yaitu:
. Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Makalah yang akan disajikan dalam topik ini adalah berbagai pembelajaran dari lapangan
mengenai manfaat ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya yang dirasakan oleh masyarakat
sebagai dampak dari adanya kawasan lindung pesisir dan perairan di wilayahnya. Kawasan
lindung di sini tidak terbatas pada konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
disahkan oleh pemerintah, tetapi juga kawasan lindung secara tradisional yang dimiliki oleh
masyarakat secara turun temurun.
Sebagaimana diketahui bahwa konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki
peranan penting secara ekologi sebagai penyedia stok larva berbagai biota untuk area di
sekitarnya. Lebih luas, serta memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat lokal.
Beberapa daerah di )ndonesia memiliki kearifan lokal berupa kawasan lindung musiman
buka-tutup maupun kawasan lindung permanen tempat keramat yang diakui secara adat
dan dipatuhi oleh masyarakat. Meskipun sedikit yang menyadari, namun sesungguhnya
konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil non formal ini memiliki kontribusi dalam
kelestarian lingkungan. Selain kawasan lindung yang dikelola secara tradisional atau adat,
materi yang dapat diangkat dalam topik ini adalah keuntungan yang diperoleh masyarakat dari
sisi peningkatan nilai ekonomi, sosial dan budaya yang disumbang dari sektor perikanan,
budidaya, pariwisata dan transportasi. Materi lainnya yang dapat disajikan adalah manfaat
konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk perlindungan habitat dan
keanekaragaman hayati serta praktek-praktek bijak pengelolaan konservasi perairan pesisir
dan pulau-pulau kecil atau biasa disebut dengan Better Management Practices BMP dan
pendanaan berkelanjutan yang dipraktekkan di dalam konservasi perairan pesisir dan pulau-
pulau kecil.
Dengan mengangkat kisah-kisah sukses dari pengelolaan konservasi perairan
pesisir dan pulau-pulau kecil yang berhasil diharapkan dapat memberikan
inspirasi bagi masyarakat yang lebih luas sekaligus bukti bahwa konservasi
perairan pesisir dan pulau-pulau kecil dalam bentuk formal maupun non formal
memiliki manfaat bagi masyarakat. Dalam topik ini diharapkan ada perwakilan
dari praktisi, masyarakat lokal, dan Civil Society Organization CSO yang bekerja di
masyarakat.
. Strategi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Makalah yang akan dipresentasikan dalam topik ini adalah berbagai penelitian atau
pembelajaran mengenai strategi pengelolaan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam pembuatan desain konservasi perairan pesisir dan
pulau-pulau kecil maupun pengelolaan sumber daya perikanan dalam konservasi perairan
pesisir dan pulau-pulau kecil.
)). Tujuan
Tujuan dari kegiatan simposium ini adalah:
. Mere leksikan perjalanan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil termasuk upaya
peningkatan status efektivitas pengelolaannya
. Mendokumentasikan cerita sukses terkait pembelajaran mengenai manfaat Konservasi
Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dari berbagai daerah di )ndonesia
. Menentukan strategi pembentukan dan pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil yang adaptif di )ndonesia
. Memformulasikan rencana aksi untuk peningkatan efektivitas pengelolaan Konservasi
Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia
. Menyediakan data termutakhir terkait pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
))). Luaran simposium
Luaran atau output yang diharapkan setelah pelaksanaan simposium ini adalah:
. Rekomendasi Rencana Aksi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di
)ndonesia
(asil pembelajaran yang diperkuat dengan berbagai terobosan ilmu pengetahuan serta tukar
pendapat antar peneliti dalam kegiatan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi rencana
aksi terhadap pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia
dalam upaya untuk meningkatkan efektivitasnya.
. Prosiding yang memuat berbagai informasi mengenai perjalanan pembentukan Konservasi
Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di )ndonesia beserta pembelajaran dan terobosan
strategi pengelolaannya.
)nformasi dalam prosiding diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan
dalam menentukan berbagai kebijakan terkait pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil.
)V. Tema dan Topik simposium
Tema dari simposium nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tahun
adalah Kawasan Konservasi Perairan untuk Perlindungan Keanekaragaman (ayati dan
Perikanan Berkelanjutan . Sesuai dengan tema tersebut, terdapat tiga topik makalah yang akan
didiskusikan, yaitu:
. Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Makalah yang akan disajikan dalam topik ini adalah berbagai pembelajaran dari lapangan
mengenai manfaat ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya yang dirasakan oleh masyarakat
sebagai dampak dari adanya kawasan lindung pesisir dan perairan di wilayahnya. Kawasan
lindung di sini tidak terbatas pada konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
disahkan oleh pemerintah, tetapi juga kawasan lindung secara tradisional yang dimiliki oleh
masyarakat secara turun temurun.
Sebagaimana diketahui bahwa konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki
peranan penting secara ekologi sebagai penyedia stok larva berbagai biota untuk area di
sekitarnya. Lebih luas, serta memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat lokal.
Beberapa daerah di )ndonesia memiliki kearifan lokal berupa kawasan lindung musiman
buka-tutup maupun kawasan lindung permanen tempat keramat yang diakui secara adat
dan dipatuhi oleh masyarakat. Meskipun sedikit yang menyadari, namun sesungguhnya
konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil non formal ini memiliki kontribusi dalam
kelestarian lingkungan. Selain kawasan lindung yang dikelola secara tradisional atau adat,
materi yang dapat diangkat dalam topik ini adalah keuntungan yang diperoleh masyarakat dari
sisi peningkatan nilai ekonomi, sosial dan budaya yang disumbang dari sektor perikanan,
budidaya, pariwisata dan transportasi. Materi lainnya yang dapat disajikan adalah manfaat
konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk perlindungan habitat dan
keanekaragaman hayati serta praktek-praktek bijak pengelolaan konservasi perairan pesisir
dan pulau-pulau kecil atau biasa disebut dengan Better Management Practices BMP dan
pendanaan berkelanjutan yang dipraktekkan di dalam konservasi perairan pesisir dan pulau-
pulau kecil.
Dengan mengangkat kisah-kisah sukses dari pengelolaan konservasi perairan
pesisir dan pulau-pulau kecil yang berhasil diharapkan dapat memberikan
inspirasi bagi masyarakat yang lebih luas sekaligus bukti bahwa konservasi
perairan pesisir dan pulau-pulau kecil dalam bentuk formal maupun non formal
memiliki manfaat bagi masyarakat. Dalam topik ini diharapkan ada perwakilan
dari praktisi, masyarakat lokal, dan Civil Society Organization CSO yang bekerja di
masyarakat.
. Strategi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Makalah yang akan dipresentasikan dalam topik ini adalah berbagai penelitian atau
pembelajaran mengenai strategi pengelolaan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam pembuatan desain konservasi perairan pesisir dan
pulau-pulau kecil maupun pengelolaan sumber daya perikanan dalam konservasi perairan
pesisir dan pulau-pulau kecil.
Untuk mencapai konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang efektif diperlukan
desain kawasan yang tepat dan strategi pengelolaan kawasan yang adaptif. Saat ini banyak
pendekatan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh intitusi pendidikan maupun praktisi
untuk membantu mengambil keputusan di mana lokasi terbaik konservasi perairan pesisir dan
pulau-pulau kecil. Namun, belum banyak pihak yang memanfaatkan ilmu pengetahuan ini
dalam menentukan kawasannya. Selain penentuan lokasi, strategi pengelolaan konservasi
perairan pesisir dan pulau-pulau kecil juga berperan penting dalam meningkatkan
efektivitasnya. Strategi pengelolaan yang dimaksud di sini antara lain adalah penegakan
hukum, kelembagaan, serta kearifan lokal yang ada dalam masyarakat yang dapat mendukung
konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Selain dua hal di atas, faktor yang tidak kalah pentingnya adalah strategi pengelolaan perikanan.
Strategi pengelolaan perikanan diperlukan untuk memastikan stok yang ada di alam tetap
terjaga untuk memperkuat ketahanan pangan dan perkeonomian masyarakat. Pemanfaatan
ilmu pengetahuan dalam pengelolaan perikanan dalam konservasi perairan pesisir dan pulau-
pulau kecil dapat berupa pemanfaatan perikanan, pendekatan-pendekatan ilmiah untuk
membantu mengatur pemanfaatan perikanan dari sisi alat, jumlah, jenis dan atau lokasi
tangkapan.
. Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Makalah yang akan disajikan dalam topik ini mengenai berbagai informasi terbaru mengenai
status ekosistem pesisir di berbagai lokasi di )ndonesia, dampak dari aktivitas manusia
terhadap kondisi ekologi dan sosial serta dampak perubahan iklim terhadap kondisi ekologi.
Laju pembangunan yang tinggi di wilayah pesisir disadari atau tidak akan berpengaruh
terhadap kondisi ekosistem di pesisir. Aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan mangrove
menjadi peruntukan lain lahan terbangun atau tambak , penambangan karang, penangkapan
ikan menggunakan bom dan bahan beracun, pembabatan lamun untuk keperluan wisata, dan
lain-lain akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan secara bertahap.
Selain aktivitas manusia, ancaman berikutnya berasal dari perubahan iklim global seperti
peningkatan suhu rata-rata permukaan laut, kenaikan muka air laut dan perubahan pola arus
karena peningkatan intensitas El Nino dan La Nina So ian et al, . Ancaman perubahan
iklim ini pun mempengaruhi ekosistem pesisir seperti abrasi, pemutihan karang, dan lain-lain.
Kondisi-kondisi yang terjadi, dampak dan adaptasinya perlu didokumentasikan dengan baik
agar dapat menjadi pembelajaran bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
Dalam kelompok bahasan ini diharapkan muncul berbagai informasi terbaru mengenai status
ekosistem pesisir di berbagai lokasi di )ndonesia, informasi mengenai jenis ancaman yang
terjadi serta dampaknya terhadap kondisi ekologi dan sosial.
Simposium Nasional Konservasi Perairan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jakarta, – Mei
Hari/Jam Deskripsi Kegiatan Narasumber/Moderator/Notulen
Selasa, 9 Mei 2017
08.00 -
08.30
Registrasi
08.30 -
09.00
Pembukaan
Lagu Indonesia Raya (5 menit)
Pertiwi Aprianty - KKHL
Berdoa (5 menit)
Laporan Ketua Panitia (10 menit)
Ir. Andi Rusandi, M.SiDirektur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut - KemenKP
Kata Sambutan (10 menit)
Wawan RidwanDirektur Program Coral Triangle WWF - Indonesia
09.00 - 10.15
Key Note Speech 1 (30 menit)
Tema: Status dan ancaman ekosistem pesisir di Indonesia dan peran konservasi dalam perlindungan keanekaragaman hayati laut
Udhi Eko Hernawan Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Key Note Speech 2 (30 menit)
Pembelajaran Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat
Dasril, S.Sos
Kepala Dinas Perikanan Kota Pariaman
Tanya jawab (15 menit) Moderator: Anton Wijonarno - WWF Notulen: Eddy Setiawan - WWF - Indonesia
10.15 - 10.45 Sesi poster 1 Panitia akan menyediakan cemilan
dan minuman pada saat sesi poster
10.45 - 12.00
Sesi Paralel 1
Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Moderator: Taufik Alansar - WWF Notulen: Ervin - KKHL
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Moderator: Prayekti Ningtias
Notulen: Desita Anggraeni - WWF
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Moderator: Muhammad Subhan WattiheluwNotulen: Ririn Widiastutik - KKHL
12.00 - 13.30
Ishoma
13.30 - 14.45
Key Note Speech 3 (30 menit)
Tema: Peran provinsi dalam pengelolaan konservasi pasca UU 23: studi kasus Provinsi Jawa Barat
TBC
Key Note Speech 4 (30 menit)
Tema: Implementasi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil dengan Memanfaatkan CSR di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kabupaten Sukabumi
Ahman Kurniawan
Kepala Balai Pengawasan dan
Konservasi Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan Wilayah Selatan
Tanya jawab (15 menit) Moderator: Syamsul Bahri Lubis - KKHL
Notulen: Fikri Firmansyah - WWF
AGENDA
Muhammad Subhan Wattiheluw
Untuk mencapai konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil yang efektif diperlukan
desain kawasan yang tepat dan strategi pengelolaan kawasan yang adaptif. Saat ini banyak
pendekatan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh intitusi pendidikan maupun praktisi
untuk membantu mengambil keputusan di mana lokasi terbaik konservasi perairan pesisir dan
pulau-pulau kecil. Namun, belum banyak pihak yang memanfaatkan ilmu pengetahuan ini
dalam menentukan kawasannya. Selain penentuan lokasi, strategi pengelolaan konservasi
perairan pesisir dan pulau-pulau kecil juga berperan penting dalam meningkatkan
efektivitasnya. Strategi pengelolaan yang dimaksud di sini antara lain adalah penegakan
hukum, kelembagaan, serta kearifan lokal yang ada dalam masyarakat yang dapat mendukung
konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Selain dua hal di atas, faktor yang tidak kalah pentingnya adalah strategi pengelolaan perikanan.
Strategi pengelolaan perikanan diperlukan untuk memastikan stok yang ada di alam tetap
terjaga untuk memperkuat ketahanan pangan dan perkeonomian masyarakat. Pemanfaatan
ilmu pengetahuan dalam pengelolaan perikanan dalam konservasi perairan pesisir dan pulau-
pulau kecil dapat berupa pemanfaatan perikanan, pendekatan-pendekatan ilmiah untuk
membantu mengatur pemanfaatan perikanan dari sisi alat, jumlah, jenis dan atau lokasi
tangkapan.
. Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Makalah yang akan disajikan dalam topik ini mengenai berbagai informasi terbaru mengenai
status ekosistem pesisir di berbagai lokasi di )ndonesia, dampak dari aktivitas manusia
terhadap kondisi ekologi dan sosial serta dampak perubahan iklim terhadap kondisi ekologi.
Laju pembangunan yang tinggi di wilayah pesisir disadari atau tidak akan berpengaruh
terhadap kondisi ekosistem di pesisir. Aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan mangrove
menjadi peruntukan lain lahan terbangun atau tambak , penambangan karang, penangkapan
ikan menggunakan bom dan bahan beracun, pembabatan lamun untuk keperluan wisata, dan
lain-lain akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan secara bertahap.
Selain aktivitas manusia, ancaman berikutnya berasal dari perubahan iklim global seperti
peningkatan suhu rata-rata permukaan laut, kenaikan muka air laut dan perubahan pola arus
karena peningkatan intensitas El Nino dan La Nina So ian et al, . Ancaman perubahan
iklim ini pun mempengaruhi ekosistem pesisir seperti abrasi, pemutihan karang, dan lain-lain.
Kondisi-kondisi yang terjadi, dampak dan adaptasinya perlu didokumentasikan dengan baik
agar dapat menjadi pembelajaran bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
Dalam kelompok bahasan ini diharapkan muncul berbagai informasi terbaru mengenai status
ekosistem pesisir di berbagai lokasi di )ndonesia, informasi mengenai jenis ancaman yang
terjadi serta dampaknya terhadap kondisi ekologi dan sosial.
Simposium Nasional Konservasi Perairan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jakarta, – Mei
Hari/Jam Deskripsi Kegiatan Narasumber/Moderator/Notulen
Selasa, 9 Mei 2017
08.00 - 08.30 Registrasi
08.30 - 09.00 Pembukaan
Lagu Indonesia Raya (5 menit) Pertiwi Aprianty - KKHL
Berdoa (5 menit)
Laporan Ketua Panitia (10 menit) Ir. Andi Rusandi, M.SiDirektur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut - KemenKP
Kata Sambutan (10 menit) Wawan RidwanDirektur Program Coral Triangle WWF - Indonesia
09.00 - 10.15
Key Note Speech 1 (30 menit) Tema: Status dan ancaman ekosistem pesisir di Indonesia dan peran konservasi dalam perlindungan keanekaragaman hayati laut
Udhi Eko Hernawan Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Key Note Speech 2 (30 menit)
Pembelajaran Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat
Dasril, S.Sos
Kepala Dinas Perikanan Kota Pariaman
Tanya jawab (15 menit) Moderator: Anton Wijonarno - WWF Notulen: Eddy Setiawan - WWF
10.15 - 10.45 Sesi poster 1 Panitia akan menyediakan cemilan
dan minuman pada saat sesi poster
10.45 - 12.00
Sesi Paralel 1
Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Moderator: Taufik Alansar - WWF Notulen: Ervin - KKHL
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Moderator: Irfan Yulianto - WCS Notulen: Desita Anggraeni - WWF
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Moderator: Muhammad Subhan WattiheluwNotulen: Ririn Widiastutik - KKHL
12.00 - 13.30
Ishoma
13.30 - 14.45
Key Note Speech 3 (30 menit)
Tema: Peran provinsi dalam pengelolaan konservasi pasca UU 23: studi kasus Provinsi Jawa Barat
TBC
Key Note Speech 4 (30 menit)
Tema: Implementasi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil dengan Memanfaatkan CSR di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kabupaten Sukabumi
Ahman Kurniawan
Kepala Balai Pengawasan dan
Konservasi Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan Wilayah Selatan
Tanya jawab (15 menit) Moderator: Syamsul Bahri Lubis - KKHL
Notulen: Fikri Firmansyah - WWF
AGENDA
Muhammad Subhan Wattiheluw - KKHL
14.45 - 16.00 Key Note Speech 7 (30 menit)
Tema: Kawasan Konservasi Perairan: Investasi cerdas untuk perlindungan keanekaragaman hayati laut dan membangun perikanan Indonesia
Wawan RidwanDirektur Program Coral Triangle WWF-
Indonesia
Key Note Speech 8 (30 menit)
Tema: Kebijakan
konservasi perairan untuk
perikanan berkelanjutan sebagai salah satu pilar pembangunan perikanan di Indonesia
Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut - KemenKP
Tanya jawab (15 menit) Moderator: Veda Santiadji - WWFNotulen: Deti Triani - RARE
16.00 - 17.00 Kesimpulan simposium (15 menit) Ir. Andi Rusandi, M.Si Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut - KemenKP
Pemenang kompetisi presentasi mahasiswa (15 menit)
Wawan Ridwan Direktur Program Coral Triangle WWF -Indonesia
Penutupan Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T Direktur Jenderal Pengelolaan
Ruang Laut - KemenKP
Komunikasi dan Dokumentasi : Dwi Aryo Tjiptohandono - WWF dan Biro Kerjasama, Humas dan Pelayanan PRL
14.45 - 15.45 Sesi Paralel 2
Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Moderator: Handoko Susanto - RARE Notulen: Leni Dwihastuty - KKHL
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan
Moderator: Imran Amrin - TNC (tbd) Notulen: Christian Handayani - WWF
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Amehr Hakim - KKHL Notulen: Hadi Yoga Dewanto - KKHL
15.45 - 16.00 Coffee break
16.00 - 17.00 Sesi Paralel 3 Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan
Moderator: Anita Setianingsih - KKHL Notulen: Ignatia Dyahapsari - WWF
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Moderator: Agus Widayanto - KKHL Notulen: Adella Adiningtyas - WWF
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Saefudin - KKHL
Notulen: Yusuf Arief Afandy - KKHL
Komunikasi dan Dokumentasi : Dwi Aryo Tjiptohandono - WWF dan Biro Kerjasama, Humas dan
Pelayanan PRL
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
08.30 - 10.00Key Note Speech 5 (30 menit)
Tema: MPAs for fisheries: from policy to
implementation
Prof. Peter MumbyUniversity of Queensland
Key Note Speech 6 (30 menit)
Tema: Peran penelitian dalam mendukung konservasi perairan pesisir dan pulau - pulau kecil untuk perikanan berkelanjutan
Dr.Ir. Toni Ruchimat, M.Sc Kepala Pusat Riset Perikanan -
KemenKP
Tanya jawab (30 menit) Moderator: Firdaus Agung - KKHLNotulen: Fikri Firmansyah - WWF
10.00 - 10.30 Sesi poster 2
Panitia akan menyediakan cemilan dan minuman pada saat sesi poster
10.30 - 12.00 Sesi Paralel 4
Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Moderator: Subianto - CTC (tbd)Notulen: Nara Wisesa - WWF
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan
Moderator: Ronny Megawanto - CI (tbd)Notulen: Prabowo - KKHL
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Sarmintohadi - KKHL Notulen: Muschan Ashari - KKHL
12.00 - 13.00 Ishoma
13.00 - 14.30 Sesi Pararel 5
Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan
Moderator: Sukendi - KKHL Notulen: Imanda Pradana - RARE
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan Moderator: Ihsan Ramli - KKHL
Notulen: Ahmad Sofiullah - KKHL
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Rudyanto - GIZ (tbd) Notulen: Ignatia Dyahapsari - WWF
14.30 - 14.45 Coffee break
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Rabu, 10 Mei 2017
14.45 - 16.00 Key Note Speech 7 (30 menit)
Tema: Kawasan Konservasi Perairan: Investasi cerdas untuk perlindungan keanekaragaman hayati laut dan membangun perikanan Indonesia
Wawan RidwanDirektur Program Coral Triangle WWF-
Indonesia
Key Note Speech 8 (30 menit)
Tema: Kebijakan
konservasi perairan untuk
perikanan berkelanjutan sebagai salah satu pilar pembangunan perikanan di Indonesia
Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut - KemenKP
Tanya jawab (15 menit) Moderator: Veda Santiadji - WWF Notulen: Deti Triani - RARE
16.00 - 17.00
Kesimpulan simposium (15 menit)
Ir. Andi Rusandi, M.Si Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut - KemenKP
Pemenang kompetisi presentasi mahasiswa
(15 menit)
Wawan Ridwan Direktur Program Coral Triangle WWF -Indonesia
Penutupan
Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T Direktur Jenderal Pengelolaan
Ruang Laut - KemenKP
Komunikasi dan Dokumentasi : Dwi Aryo Tjiptohandono - WWF dan Biro Kerjasama, Humas dan Pelayanan PRL
14.45 - 15.45 Sesi Paralel 2
Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan
Moderator: Handoko Susanto - RARE Notulen: Leni Dwihastuty - KKHL
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan
Moderator: Imran Amrin - TNC (tbd) Notulen: Christian Handayani - WWF
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Amehr Hakim - KKHL Notulen: Hadi Yoga Dewanto - KKHL
15.45 - 16.00 Coffee break
16.00 - 17.00 Sesi Paralel 3 Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan
Moderator: Anita Setianingsih - KKHL Notulen: Ignatia Dyahapsari - WWF
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Moderator: Agus Widayanto - KKHL Notulen: Adella Adiningtyas - WWF
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Saefudin - KKHL
Notulen: Yusuf Arief Afandy - KKHL
Komunikasi dan Dokumentasi : Dwi Aryo Tjiptohandono - WWF dan Biro Kerjasama, Humas dan
Pelayanan PRL
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
08.30 - 10.00Key Note Speech 5 (30 menit)
Tema: MPAs for fisheries: from policy to
implementation
Prof. Peter MumbyUniversity of Queensland
Key Note Speech 6 (30 menit)
Tema: Peran penelitian dalam mendukung konservasi perairan pesisir dan pulau - pulau kecil untuk perikanan berkelanjutan
Dr.Ir. Toni Ruchimat, M.Sc
Kepala Pusat Riset Perikanan -
KemenKP
Tanya jawab (30 menit)
Moderator: Firdaus Agung - KKHLNotulen: Fikri Firmansyah - WWF
10.00 - 10.30
Sesi poster 2
Panitia akan menyediakan cemilan dan minuman pada saat sesi poster
10.30 - 12.00
Sesi Paralel 4
Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan Moderator: Subianto - CTC (tbd)
Notulen: Nara Wisesa - WWF
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan
Moderator: Ronny Megawanto - CI (tbd)Notulen: Prabowo - KKHL
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi
Moderator: Sarmintohadi - KKHL Notulen: Muschan Ashari - KKHL
12.00 - 13.00
Ishoma
13.00 - 14.30
Sesi Pararel 5
Topik 1. Manfaat Konservasi Perairan
Moderator: Sukendi - KKHL Notulen: Imanda Pradana - RARE
Topik 2. Strategi Konservasi Perairan
Moderator: Ihsan Ramli - KKHL
Notulen: Ahmad Sofiullah - KKHL
Topik 3. Status dan Ancaman Konservasi Moderator: Rudyanto - GIZ (tbd) Notulen: Ignatia Dyahapsari - WWF
14.30 - 14.45 Coffee break
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Perairan Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
Rabu, 10 Mei 2017
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit
. - . menit SN PM Dinamika Perubahan Budaya
Masyarakat di Kawasan Konservasi
Perairan: studi kasus di Bentang Laut
Kepala Burung Papua
Joice Pangulimang, Fitryanti
Pakiding, Michael Mascia, Louise
Glew, Albertus Girik Allo, Kezia
Salloso, Fadli Zainuddin, Marjan
Bato
. - . menit SN PM Kontribusi Pengelolaan Akses Area
Perikanan di Kawasan Konservasi
terhadap Sustainable Development Goal Kehidupan bawah laut
)manda (ikmat Pradana,
Arwandrija Rukma, (andoko Adi
Susanto, Galuh Sekar Arum, Deti
Triani
. - . menit BY MA)L Keterkaitan Antara Sistem Zonasi
dengan Dinamika Status Ekosistem
Terumbu Karang di Taman Nasional
Wakatobi
Fikri Firmansyah, Adib Mustofa,
Estradivari, Adrian Damora,
Christian (andayani, Gabby
Ahmadia, Jill (arris, Amkietiela,
Klaas J. Teule, Sugiyanta, Veda
Santiadji, Anton Wijonarno,
Muhammad Yusuf
. - . menit SN PM Rumah belajar sebagai komponen
penting konservasi penyu belimbing di
Distrik Abun Papua Barat
Alberto Y. T. Allo, Fitryanti
Pakiding, Deasy Lontoh, Kartika
Zohar
. - . menit
Pembukaan oleh Moderator
Ringkasan dari moderator
Topik . Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , Ruang Nila
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Manfaat Daerah Perlindungan Laut
DPBL : Kajian Terhadap Kelimpahan
Kerang di Padang Lamun
Sam Wouthuyzen, Jonas Lorwens
. - . menit SN PM Manfaat Kawasan Konservasi Pesisir
dan Pulau Kecil KKP K Pulau Koon
dan Perairan Sekitarnya Bagi
Peningkatan Kejehteraan Masyarakat
(ellen Nanlohy, Natelda Timisela,
)gnatia Dyahapsari, Rizal
. - . menit SN PM Pengaruh Jenis Pekerjaan Terhadap
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di
Kawasan Konservasi Perairan Bentang
Laut Kepala Burung
Maya Paembonan, Fitryani
Pakiding, Louise Glew, Michael
Mascia, Dariani Matualage, Yori
Turu Toja, Albertus Girik Allo
. . . menit SN PM Manfaat Kawasan Konservasi
Mangrove di Pesisir Desa Bengkak
Kabupaten Banyuwangi
Yanuar Rustrianto Buwono
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit
. - . menit SN PM Analisis Pengaruh Kawasan Konservasi
Laut Terhadap Produksi Perikanan
Tangkap di )ndonesia
Prabowo, Widyono Soetjipto
. - . menit SN PM Efaktivitas Pengelolaan Ekosistem
Mangrove Pulau Bunaken, Taman
Nasional Bunaken Provinsi Sulawesi
Utara
Joshian N.W Schaduw
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Ekowisata Pesisir
Di Taman Nasional Baluran dengan
Metode Multidimensional Scaling
MDS
Nike )ka Nuzula, Daniel M.
Rosyid, (aryo D. Armono
. - . menit
Pembukaan oleh Moderator
Ringkasan dari moderator
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit
. - . menit SN PM Kawasan Konservasi Perairan dan
Pengentasan Kemiskinan: Dampak
Sosial Jangka Pendek di Bentang Laut
Kepala Burung Papua
Fitryanti Pakiding, Louise E.
Glew, Michael Mascia
. - . menit SN PM Efektivitas Sub Zona Perlindungan
Setasea di Kawasan Konservasi
Perairan Taman Nasional Laut Sawu,
NTT
Mujiyanto, Riswanto, Adriani Sri
Nastiti
. - . menit BY MA)L Jejaring kawasan konservasi perairan:
studi kasus Provinsi Maluku
Estradivari, Christian Novia N.
(andayani, Dirga Daniel, Adib
Mustofa
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Taman Pulau Kecil
Pulau Panjang, Kabupaten Jepara
Munasik, Rudhi Pribadi, )ta
Riniatsih
. - . menit BY MA)L Ketahanan Pangan Masyarakat Pemilik
(ak Sumber Daya Perairan di Bentang
Laut Kepala Burung Papua
Dariani Matualage, Fitryanti
Pakiding, Michael Mascia, Louise
Glew, Yori Turu Toja, Albertus
Girik Allo, Kezia Salloso, Fadli
Zainuddin, Marjan Bato
. - . menit
Rabu, Mei
Sesi Paralel . - .
Pembukaan oleh Moderator
Ringkasan dari moderator
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit
. - . menit SN PM Konservasi Penyu Belimbing di
Bentang Laut Kepala Burung Papua
Melalui Pemberdayaan Perekonomian
Masyarakat Pemilik Pantai Peneluran
Deasy Lontoh, Fitryanti Pakiding,
Kartika Zohar
. - . menit SN PM Pemantauan Kesehatan Terumbu
Karang Guna Efektivitas Pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan Berbasis
Zonasi
Evi Nurul )hsan
. - . menit SN PM DPL Vs KKPD : Menguji efektivitas
pengelolaan Kawasan Konservasi
Telaah Kasus Kondisi Terumbu
Karang Perairan Kabupaten Buton
Pasca COREMAP ))
Ma'ruf Kasim
. - . menit SN PM Dampak KepMen KP Nomor
Kep. /MEN/ Tentang Penetapan
Status Perlindungan Terbatas Jenis
)kan Terubuk Tenualosa macrura
Deni E izon
. - . menit SN PM Tantangan Pengelolaan Taman Wisata
Perairan Gili Matra, Nusa Tenggara
Barat, )ndonesia
A. Boby Yefry Adi Rianto
. - . menit SN PM Kajian Pembentukan Daerah
Perlindungan Laut DPL Pulo Aceh,
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh
Munawar Khalil, Zul ikar,
Muhammad Rusdi
. - . menit
Pembukaan oleh Moderator
Ringkasan dari moderator
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit
. - . menit SN PM Dinamika Perubahan Budaya
Masyarakat di Kawasan Konservasi
Perairan: studi kasus di Bentang Laut
Kepala Burung Papua
Joice Pangulimang, Fitryanti
Pakiding, Michael Mascia, Louise
Glew, Albertus Girik Allo, Kezia
Salloso, Fadli Zainuddin, Marjan
Bato
. - . menit SN PM Kontribusi Pengelolaan Akses Area
Perikanan di Kawasan Konservasi
terhadap Sustainable Development Goal Kehidupan bawah laut
)manda (ikmat Pradana,
Arwandrija Rukma, (andoko Adi
Susanto, Galuh Sekar Arum, Deti
Triani
. - . menit BY MA)L Keterkaitan Antara Sistem Zonasi
dengan Dinamika Status Ekosistem
Terumbu Karang di Taman Nasional
Wakatobi
Fikri Firmansyah, Adib Mustofa,
Estradivari, Adrian Damora,
Christian (andayani, Gabby
Ahmadia, Jill (arris, Amkietiela,
Klaas J. Teule, Sugiyanta, Veda
Santiadji, Anton Wijonarno,
Muhammad Yusuf
. - . menit SN PM Rumah belajar sebagai komponen
penting konservasi penyu belimbing di
Distrik Abun Papua Barat
Alberto Y. T. Allo, Fitryanti
Pakiding, Deasy Lontoh, Kartika
Zohar
. - . menit
Pembukaan oleh Moderator
Ringkasan dari moderator
Topik . Manfaat Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , Ruang Nila
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Manfaat Daerah Perlindungan Laut
DPBL : Kajian Terhadap Kelimpahan
Kerang di Padang Lamun
Sam Wouthuyzen, Jonas Lorwens
. - . menit SN PM Manfaat Kawasan Konservasi Pesisir
dan Pulau Kecil KKP K Pulau Koon
dan Perairan Sekitarnya Bagi
Peningkatan Kejehteraan Masyarakat
(ellen Nanlohy, Natelda Timisela,
)gnatia Dyahapsari, Rizal
. - . menit SN PM Pengaruh Jenis Pekerjaan Terhadap
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di
Kawasan Konservasi Perairan Bentang
Laut Kepala Burung
Maya Paembonan, Fitryani
Pakiding, Louise Glew, Michael
Mascia, Dariani Matualage, Yori
Turu Toja, Albertus Girik Allo
. . . menit SN PM Manfaat Kawasan Konservasi
Mangrove di Pesisir Desa Bengkak
Kabupaten Banyuwangi
Yanuar Rustrianto Buwono
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit
. - . menit SN PM Analisis Pengaruh Kawasan Konservasi
Laut Terhadap Produksi Perikanan
Tangkap di )ndonesia
Prabowo, Widyono Soetjipto
. - . menit SN PM Efaktivitas Pengelolaan Ekosistem
Mangrove Pulau Bunaken, Taman
Nasional Bunaken Provinsi Sulawesi
Utara
Joshian N.W Schaduw
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Ekowisata Pesisir
Di Taman Nasional Baluran dengan
Metode Multidimensional Scaling
MDS
Nike )ka Nuzula, Daniel M.
Rosyid, (aryo D. Armono
. - . menit
Pembukaan oleh Moderator
Ringkasan dari moderator
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit
. - . menit SN PM Kawasan Konservasi Perairan dan
Pengentasan Kemiskinan: Dampak
Sosial Jangka Pendek di Bentang Laut
Kepala Burung Papua
Fitryanti Pakiding, Louise E.
Glew, Michael Mascia
. - . menit SN PM Efektivitas Sub Zona Perlindungan
Setasea di Kawasan Konservasi
Perairan Taman Nasional Laut Sawu,
NTT
Mujiyanto, Riswanto, Adriani Sri
Nastiti
. - . menit BY MA)L Jejaring kawasan konservasi perairan:
studi kasus Provinsi Maluku
Estradivari, Christian Novia N.
(andayani, Dirga Daniel, Adib
Mustofa
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Taman Pulau Kecil
Pulau Panjang, Kabupaten Jepara
Munasik, Rudhi Pribadi, )ta
Riniatsih
. - . menit BY MA)L Ketahanan Pangan Masyarakat Pemilik
(ak Sumber Daya Perairan di Bentang
Laut Kepala Burung Papua
Dariani Matualage, Fitryanti
Pakiding, Michael Mascia, Louise
Glew, Yori Turu Toja, Albertus
Girik Allo, Kezia Salloso, Fadli
Zainuddin, Marjan Bato
. - . menit
Rabu, Mei
Sesi Paralel . - .
Pembukaan oleh Moderator
Ringkasan dari moderator
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit
. - . menit SN PM Konservasi Penyu Belimbing di
Bentang Laut Kepala Burung Papua
Melalui Pemberdayaan Perekonomian
Masyarakat Pemilik Pantai Peneluran
Deasy Lontoh, Fitryanti Pakiding,
Kartika Zohar
. - . menit SN PM Pemantauan Kesehatan Terumbu
Karang Guna Efektivitas Pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan Berbasis
Zonasi
Evi Nurul )hsan
. - . menit SN PM DPL Vs KKPD : Menguji efektivitas
pengelolaan Kawasan Konservasi
Telaah Kasus Kondisi Terumbu
Karang Perairan Kabupaten Buton
Pasca COREMAP ))
Ma'ruf Kasim
. - . menit SN PM Dampak KepMen KP Nomor
Kep. /MEN/ Tentang Penetapan
Status Perlindungan Terbatas Jenis
)kan Terubuk Tenualosa macrura
Deni E izon
. - . menit SN PM Tantangan Pengelolaan Taman Wisata
Perairan Gili Matra, Nusa Tenggara
Barat, )ndonesia
A. Boby Yefry Adi Rianto
. - . menit SN PM Kajian Pembentukan Daerah
Perlindungan Laut DPL Pulo Aceh,
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh
Munawar Khalil, Zul ikar,
Muhammad Rusdi
. - . menit
Pembukaan oleh Moderator
Ringkasan dari moderator
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Model Sebaran Larva Karang di
Kawasan Konservasi Taman Wisata
Perairan Kapoposang dan Laut
Sekitarnya
Zul ikar Afandy, Ario Damar,
Syamsul Bahri Agus
. - . menit SN PM Lesson Learned Dalam Perencanaan
Tata Ruang Kelautan di Ekoregion
Sunda Kecil
Putu Oktavia, Uly Faoziyah, B.
Kombaitan, Djoko Santoso Abi
Suroso, Andi Oetomo
. - . menit SN PM Urgensi Perikanan Karang di Selayar Lisda ( (anaruddin
. - . menit SN PM Ecotourism and Mangrove
Conservation EMC : Strategi )novatif
Pelestarian Biodiversitas (utan
Mangrove Berbasis Ecotourism di
Pulau Sapudi
Bachtiar Rivai, Syahlaini
Nasution
. - . menit SN PM Pengelolaan Kawasan Konservasi
Perairan Daerah di Provinsi Aceh
Berbasis Kearifan Lokal (ukum Adat
Laot
Teuku Muttaqin Mansur, Marzuki
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Peran Kelembagaan Panglima Laot di
Kota Sabang dalam Mewujudkan
Perikanan Tangkap yang Berkelanjutan
Baskoro Pakusadewo, Akhmad
Solikhin, Ernani Lubis
. - . menit SN PM Konsep Konservasi Berbasis Kawasan
dalam Rangka Pemulihan Populasi
Endemik Banggai Cardinal ish
Pterapogon kauderni
Abigail Mary Moore, Samliok
Ndobe, Jamaluddin Jompa
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Ekosistem
Mangrove di Baros Melalui
Pertimbangan Jasa Ekosistem Menurut
Perspektif Masyarakat Pengguna Jasa
Mochammad Yenny
. - . menit BY MA)L Pembelajaran Proses (armonisasi
Pengelolaan Kawasan Konservasi di
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tasrif Kartawijaya, Fajar
Ardiyansyah, Adi Triana
Mihardja, (ernawati
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit BY MA)L Alternatif Rejim Pengelolaan Kawasan
Konservasi Penyu dengan Pendekatan
Pembayaran Jasa Ekosistem Payment
for Ecosystem Services - PES Studi
Kasus Kawasan Konservasi Taman
Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan
Sukabumi
Leny Dwihastuty, Luky Adrianto,
Fredinan Yulianda
. - . menit SN PM Pemanfaatan Kearifan Lokal Sasi dalam
Sistem Zonasi Kawasan Konservasi
Perairan Di Raja Ampat
Paulus Boli
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Kawasan
Konservasi Perairan )ndrapurwa Lhok
Peukan Bada Berbasis (ukum Adat
Laot
Rika Astuti
. - . menit SN PM Pemodelan Perilaku Nelayan Pada
Program Konservasi Penyu di Taman
Nasional Karimunjawa
Susi Sumaryati, Kuswadi
Topik . Strategi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , Ruang Tuna
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Dukungan Kearifan Lokal (oholok/Papadak dalam Pengelolaan
TNP Laut Sawu Berbasis Masyarakat di
Kabupaten Rote Ndao, NTT
Rahmad (idayat, )kram M.
Sangdji, )mam Fauzi
. - . menit BY MA)L Analisis Zonasi Sembilan Kawasan
Konservasi Perairan Daerah di
Provinsi Sulawesi Tenggara
Desita Anggraeni, Christian
Novia N. (andayani, Dirga
Daniel, Tarlan Subarno, Zul ikar
Afandy, Dyah Rahmatika, Agus
Wahyudi, Fikri Firmansyah,
Estradivari
. - . menit SN PM )denti ikasi Kemunculan (iu Karang di
Perairan Meko Dalam Mendukung
Upaya Pengelolaan di KKPD Flores
Timur
Ranny Ramadhani Yuneni, Dwi
Ariyogagautama, Casandra
Tania
. - . menit SN PM Membangun Jejaring Kawasan
Konservasi Perairan Bentang Laut Kepala Burung Bird’s (ead Seascape -
B(S : Konektivitas Bio- isik
Roni Bawole, Rony Megawanto
. - . menit BY MA)L Protokol Kajian Cepat: Perangkat
pengumpulan informasi sosio-ekologi
untuk survei dengan ketersediaan
waktu dan aksesibilitas yang terbatas
Nara Wisesa, Estradivari,
Christian Novia N.(andayani,
)gnatia Dyahapsari, Adrian
Damora, Amkieltiela, Louise
Glew, Gabby Ahmadia
. - . menit SN PM Melawan Destructive Fishing,
Menumbuhkan Usaha Keramba: Belajar
dari Nelayan Pulau Bontosua Kep.
Spermonde, Sulawesi Selatan
Munsi Lampe
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit BY MA)L )denti ikasi Lokasi Prioritas
Konservasi di )ndonesia Berdasarkan
Konektivitas Darat-Laut
Christian Novia N (andayani,
Estradivari, Dirga Daniel, Khairil
Fahmi Faisal, Dicky Sucipto, Oki
(adian, Puteri Maulida
. - . menit SN PM Pengelolaan Sumber Daya Laut
Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan
Konservasi Pulau Kei Kabupaten
Maluku Tenggara
Natelda R. Timisela, (ellen
Nanlohy, Estradivari, )gnatia
Dyahapsari, Rizal
. - . menit SN PM Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut
Daerah KKLD Berbasis Kearifan
Lokal di Teluk Mayalibit Kabupaten
Raja Ampat
Endang Gunaisah
. - . menit SN PM Upaya Pengelolaan Pesisir dan Laut
Berkelanjutan melalui Pendidikan
Konservasi Sejak Dini di Pulau Pari,
Kepulauan Seribu
Sarah Rosemery Megumi
Wouthuyzen
. - . menit BY MA)L Model )ntegrasi Efektivitas
Pengelolaan Kawasan Konservasi dan
Kasus Status Pengelolaan Perikanan:
Kasus Taman Pulau Kecil Kei Kecil
James Abrahamsz, To ik Alansar,
Tau ik Abdillah, Marvin M.
Makailipessy, Mozart Thenu
. - . menit SN PM Pengaruh kepemimpinan lingkungan
dan kemampuan kognitif tentang
kelautan dan perikanan terhadap
kemampuan pegawai dalam
pengambilan keputusan
Simon Boyke Sinaga, ) Made
Putrawan, Nadiroh
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
Rabu, Mei
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Model Sebaran Larva Karang di
Kawasan Konservasi Taman Wisata
Perairan Kapoposang dan Laut
Sekitarnya
Zul ikar Afandy, Ario Damar,
Syamsul Bahri Agus
. - . menit SN PM Lesson Learned Dalam Perencanaan
Tata Ruang Kelautan di Ekoregion
Sunda Kecil
Putu Oktavia, Uly Faoziyah, B.
Kombaitan, Djoko Santoso Abi
Suroso, Andi Oetomo
. - . menit SN PM Urgensi Perikanan Karang di Selayar Lisda ( (anaruddin
. - . menit SN PM Ecotourism and Mangrove
Conservation EMC : Strategi )novatif
Pelestarian Biodiversitas (utan
Mangrove Berbasis Ecotourism di
Pulau Sapudi
Bachtiar Rivai, Syahlaini
Nasution
. - . menit SN PM Pengelolaan Kawasan Konservasi
Perairan Daerah di Provinsi Aceh
Berbasis Kearifan Lokal (ukum Adat
Laot
Teuku Muttaqin Mansur, Marzuki
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Peran Kelembagaan Panglima Laot di
Kota Sabang dalam Mewujudkan
Perikanan Tangkap yang Berkelanjutan
Baskoro Pakusadewo, Akhmad
Solikhin, Ernani Lubis
. - . menit SN PM Konsep Konservasi Berbasis Kawasan
dalam Rangka Pemulihan Populasi
Endemik Banggai Cardinal ish
Pterapogon kauderni
Abigail Mary Moore, Samliok
Ndobe, Jamaluddin Jompa
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Ekosistem
Mangrove di Baros Melalui
Pertimbangan Jasa Ekosistem Menurut
Perspektif Masyarakat Pengguna Jasa
Mochammad Yenny
. - . menit BY MA)L Pembelajaran Proses (armonisasi
Pengelolaan Kawasan Konservasi di
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tasrif Kartawijaya, Fajar
Ardiyansyah, Adi Triana
Mihardja, (ernawati
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit BY MA)L Alternatif Rejim Pengelolaan Kawasan
Konservasi Penyu dengan Pendekatan
Pembayaran Jasa Ekosistem Payment
for Ecosystem Services - PES Studi
Kasus Kawasan Konservasi Taman
Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan
Sukabumi
Leny Dwihastuty, Luky Adrianto,
Fredinan Yulianda
. - . menit SN PM Pemanfaatan Kearifan Lokal Sasi dalam
Sistem Zonasi Kawasan Konservasi
Perairan Di Raja Ampat
Paulus Boli
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Kawasan
Konservasi Perairan )ndrapurwa Lhok
Peukan Bada Berbasis (ukum Adat
Laot
Rika Astuti
. - . menit SN PM Pemodelan Perilaku Nelayan Pada
Program Konservasi Penyu di Taman
Nasional Karimunjawa
Susi Sumaryati, Kuswadi
Topik . Strategi Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , Ruang Tuna
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Dukungan Kearifan Lokal (oholok/Papadak dalam Pengelolaan
TNP Laut Sawu Berbasis Masyarakat di
Kabupaten Rote Ndao, NTT
Rahmad (idayat, )kram M.
Sangdji, )mam Fauzi
. - . menit BY MA)L Analisis Zonasi Sembilan Kawasan
Konservasi Perairan Daerah di
Provinsi Sulawesi Tenggara
Desita Anggraeni, Christian
Novia N. (andayani, Dirga
Daniel, Tarlan Subarno, Zul ikar
Afandy, Dyah Rahmatika, Agus
Wahyudi, Fikri Firmansyah,
Estradivari
. - . menit SN PM )denti ikasi Kemunculan (iu Karang di
Perairan Meko Dalam Mendukung
Upaya Pengelolaan di KKPD Flores
Timur
Ranny Ramadhani Yuneni, Dwi
Ariyogagautama, Casandra
Tania
. - . menit SN PM Membangun Jejaring Kawasan
Konservasi Perairan Bentang Laut Kepala Burung Bird’s (ead Seascape -
B(S : Konektivitas Bio- isik
Roni Bawole, Rony Megawanto
. - . menit BY MA)L Protokol Kajian Cepat: Perangkat
pengumpulan informasi sosio-ekologi
untuk survei dengan ketersediaan
waktu dan aksesibilitas yang terbatas
Nara Wisesa, Estradivari,
Christian Novia N.(andayani,
)gnatia Dyahapsari, Adrian
Damora, Amkieltiela, Louise
Glew, Gabby Ahmadia
. - . menit SN PM Melawan Destructive Fishing,
Menumbuhkan Usaha Keramba: Belajar
dari Nelayan Pulau Bontosua Kep.
Spermonde, Sulawesi Selatan
Munsi Lampe
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit BY MA)L )denti ikasi Lokasi Prioritas
Konservasi di )ndonesia Berdasarkan
Konektivitas Darat-Laut
Christian Novia N (andayani,
Estradivari, Dirga Daniel, Khairil
Fahmi Faisal, Dicky Sucipto, Oki
(adian, Puteri Maulida
. - . menit SN PM Pengelolaan Sumber Daya Laut
Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan
Konservasi Pulau Kei Kabupaten
Maluku Tenggara
Natelda R. Timisela, (ellen
Nanlohy, Estradivari, )gnatia
Dyahapsari, Rizal
. - . menit SN PM Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut
Daerah KKLD Berbasis Kearifan
Lokal di Teluk Mayalibit Kabupaten
Raja Ampat
Endang Gunaisah
. - . menit SN PM Upaya Pengelolaan Pesisir dan Laut
Berkelanjutan melalui Pendidikan
Konservasi Sejak Dini di Pulau Pari,
Kepulauan Seribu
Sarah Rosemery Megumi
Wouthuyzen
. - . menit BY MA)L Model )ntegrasi Efektivitas
Pengelolaan Kawasan Konservasi dan
Kasus Status Pengelolaan Perikanan:
Kasus Taman Pulau Kecil Kei Kecil
James Abrahamsz, To ik Alansar,
Tau ik Abdillah, Marvin M.
Makailipessy, Mozart Thenu
. - . menit SN PM Pengaruh kepemimpinan lingkungan
dan kemampuan kognitif tentang
kelautan dan perikanan terhadap
kemampuan pegawai dalam
pengambilan keputusan
Simon Boyke Sinaga, ) Made
Putrawan, Nadiroh
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
Rabu, Mei
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Aplikasi DPS)R Framework Berbasis
Spasial pada Degradasi Lahan di
Kawasan Warisan Geologi Gumuk
Pasir Pesisir Parangtritis
Mega Darma Putra
. - . menit BY MA)L Status Keberlanjutan Pemanfaatan
Sumber Daya )kan Pasca Penetapan
Kawasan Konservasi Perairan di Pulau
Koon dan Sekitarnya
Adrian Damora, Aliana Nafsal,
Tau ik Abdillah
. - . menit SN PM Status Pemutihan Karang akibat
Meningkatnya Suhu Permukaan Air
Laut di )ndonesia tahun
Derta Prabuning
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Wisata Bahari
minat khusus (iu Paus Rhincodon
typus dan Daya Dukung Kawasan di
Taman
Donny Juliandri Prihadi
. - . menit SN PM Analisis Perubahan dan Strategi
Pengelolaan Kawasan (utan Mangrove
di Taman Nasional Gunung Palung,
Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan
Barat
Nurul ichsan fauzy
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Upaya Perlindungan (iu Apendiks
C)TES )) Di Timur )ndonesia
Zarlin Rikola
. - . menit SN PM Pemantauan Partisipatif Kondisi,
Ancaman, dan Persepsi Masyarakat
terhadap Cetacean di Perairan Pantai
Wawaran dan Tawang Pacitan
Nurul Kusuma Dewi
. - . menit SN PM Mengurangi Resiko Pencemaran Air
Laut Akibat Pembuangan Air Pendingin
Mesin Diesel Kapal Nelayan di
Wakatobi
Ari Kuncoro
. - . menit SN PM Kajian Potensi Bio isik TWP Selat
Tiworo
Al Furkan
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Perilaku Masyarakat Lokal Kampung
Menawi Terhadap Rusaknya Terumbu
Karang di Perairan Teluk Samiri,
Kabupaten Yapen
Zelvyanie
. - . menit SN PM )denti ikasi Ancaman terhadap
Kawasan Konservasi Perairan Taman
Wisata Perairan Laut Banda, Pulau
(atta, dan Pulau Ay
Julham MS Palupessy
. - . menit SN PM Ancaman Kerusakan (abitat Lamun Di
Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi
Nanda Radhitia Prasetiawan
. - . menit SN PM Status dan ancaman terhadap
mikrohabitat ikan endemik terancam
punah Banggai Cardinal ish
Pterapogon kaudemi
Samliok Ndobe
Topik . Status dan Ancaman Terhadap Ekosistem Pesisir
Selasa, Mei , Ruang Gabus
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Karakteristik Pesisir Pulau Kecil untuk
Pengembangan Ekowisata Bahari di
Kabupaten Maluku Tengah
)lham marasabessy
. - . menit SN PM Analisis Spatial )dentifikasi Lokasi
Kawasan Konservasi Perairan yang
)deal di Kota Tual, Provinsi Maluku
Taufik Abdillah, Christian Novia
N. (andayani, Dirga Daniel
⁰ . - . menit SN PM Studi Kerusakan Ekosistem Terumbu
Karang di Kawasan Wisata Bahari
Pulau Liukang Loe Kabupaten
Bulukumba
Nirwan
¹ . - . menit BY MA)L Status Kondisi Sosial, Pemanfaatan
Sumber Daya Laut dan (abitat Pesisir
di Teluk Sawai
)gnatia Dyahapsari, Fikri
Firmansyah, Nara Wisesa
. - . menit SN PM Pemanfaatan Citra Landsat untuk
Upaya Konservasi di Pulau-Pulau Kecil
dan Terluar Studi Kasus: Pulau Tikus,
Bengkulu
Adhitya Wisnu Nugraha
. - . menit SN PM Pemodelan Numerik Sebaran DO
Estuari Wonorejo, Surabaya dan
Dampaknya terhadap Ekosistem
Perairan Estuari
Wazirotus Sakinah
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Evaluasi Konservasi Penyu (ijau
Chelonia mydas Pantai Goa Cemara
Sebagai Entitas Ekosistem Pesisir dg
Analisis CASM
Bernike (endarastuti
. - . menit BY MA)L Status Terumbu Karang Kawasan
Perairan Di Bentang Laut Sunda Banda
Amkieltiela, Fikri Firmansyah,
Estradivari
. - . menit SN PM Kesehatan Terumbu Karang Taman
Nasional Komodo
Andi Kefy
. - . menit BY MA)L Daya Dukung Fisik Kunjungan
Wisatawan ke Poncan Marine Resort,
Pulau Poncan Gadang Kota Sibolga
(amzah Lubis
. - . menit SN PM Karakteristik populasi hiu paus dan
pola perilaku tinggalnya di pantai
botubarani, bone bolango, Gorontalo
Kris (andoko
. - . menit SN PM Status Pemutihan Karang di
Karangasem - Bali dan Gili Matra -
Nusa Tenggara Barat.
Ayub
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
Rabu, Mei
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Aplikasi DPS)R Framework Berbasis
Spasial pada Degradasi Lahan di
Kawasan Warisan Geologi Gumuk
Pasir Pesisir Parangtritis
Mega Darma Putra
. - . menit BY MA)L Status Keberlanjutan Pemanfaatan
Sumber Daya )kan Pasca Penetapan
Kawasan Konservasi Perairan di Pulau
Koon dan Sekitarnya
Adrian Damora, Aliana Nafsal,
Tau ik Abdillah
. - . menit SN PM Status Pemutihan Karang akibat
Meningkatnya Suhu Permukaan Air
Laut di )ndonesia tahun
Derta Prabuning
. - . menit SN PM Strategi Pengelolaan Wisata Bahari
minat khusus (iu Paus Rhincodon
typus dan Daya Dukung Kawasan di
Taman
Donny Juliandri Prihadi
. - . menit SN PM Analisis Perubahan dan Strategi
Pengelolaan Kawasan (utan Mangrove
di Taman Nasional Gunung Palung,
Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan
Barat
Nurul ichsan fauzy
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Upaya Perlindungan (iu Apendiks
C)TES )) Di Timur )ndonesia
Zarlin Rikola
. - . menit SN PM Pemantauan Partisipatif Kondisi,
Ancaman, dan Persepsi Masyarakat
terhadap Cetacean di Perairan Pantai
Wawaran dan Tawang Pacitan
Nurul Kusuma Dewi
. - . menit SN PM Mengurangi Resiko Pencemaran Air
Laut Akibat Pembuangan Air Pendingin
Mesin Diesel Kapal Nelayan di
Wakatobi
Ari Kuncoro
. - . menit SN PM Kajian Potensi Bio isik TWP Selat
Tiworo
Al Furkan
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Perilaku Masyarakat Lokal Kampung
Menawi Terhadap Rusaknya Terumbu
Karang di Perairan Teluk Samiri,
Kabupaten Yapen
Zelvyanie
. - . menit SN PM )denti ikasi Ancaman terhadap
Kawasan Konservasi Perairan Taman
Wisata Perairan Laut Banda, Pulau
(atta, dan Pulau Ay
Julham MS Palupessy
. - . menit SN PM Ancaman Kerusakan (abitat Lamun Di
Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi
Nanda Radhitia Prasetiawan
. - . menit SN PM Status dan ancaman terhadap
mikrohabitat ikan endemik terancam
punah Banggai Cardinal ish
Pterapogon kaudemi
Samliok Ndobe
Topik . Status dan Ancaman Terhadap Ekosistem Pesisir
Selasa, Mei , Ruang Gabus
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Karakteristik Pesisir Pulau Kecil untuk
Pengembangan Ekowisata Bahari di
Kabupaten Maluku Tengah
)lham marasabessy
. - . menit SN PM Analisis Spatial )dentifikasi Lokasi
Kawasan Konservasi Perairan yang
)deal di Kota Tual, Provinsi Maluku
Taufik Abdillah, Christian Novia
N. (andayani, Dirga Daniel
⁰ . - . menit SN PM Studi Kerusakan Ekosistem Terumbu
Karang di Kawasan Wisata Bahari
Pulau Liukang Loe Kabupaten
Bulukumba
Nirwan
¹ . - . menit BY MA)L Status Kondisi Sosial, Pemanfaatan
Sumber Daya Laut dan (abitat Pesisir
di Teluk Sawai
)gnatia Dyahapsari, Fikri
Firmansyah, Nara Wisesa
. - . menit SN PM Pemanfaatan Citra Landsat untuk
Upaya Konservasi di Pulau-Pulau Kecil
dan Terluar Studi Kasus: Pulau Tikus,
Bengkulu
Adhitya Wisnu Nugraha
. - . menit SN PM Pemodelan Numerik Sebaran DO
Estuari Wonorejo, Surabaya dan
Dampaknya terhadap Ekosistem
Perairan Estuari
Wazirotus Sakinah
No Waktu Lama sesi Nomer
Registrasi
Judul Nama Presenter
. - . menit SN PM Evaluasi Konservasi Penyu (ijau
Chelonia mydas Pantai Goa Cemara
Sebagai Entitas Ekosistem Pesisir dg
Analisis CASM
Bernike (endarastuti
. - . menit BY MA)L Status Terumbu Karang Kawasan
Perairan Di Bentang Laut Sunda Banda
Amkieltiela, Fikri Firmansyah,
Estradivari
. - . menit SN PM Kesehatan Terumbu Karang Taman
Nasional Komodo
Andi Kefy
. - . menit BY MA)L Daya Dukung Fisik Kunjungan
Wisatawan ke Poncan Marine Resort,
Pulau Poncan Gadang Kota Sibolga
(amzah Lubis
. - . menit SN PM Karakteristik populasi hiu paus dan
pola perilaku tinggalnya di pantai
botubarani, bone bolango, Gorontalo
Kris (andoko
. - . menit SN PM Status Pemutihan Karang di
Karangasem - Bali dan Gili Matra -
Nusa Tenggara Barat.
Ayub
Sesi Paralel . - .
Sesi Paralel . - .
Rabu, Mei
Status dan Ancaman Ekosistem Pesisir di )ndonesia dan Peran
Konservasi dalam perlindungan Keanekaragaman (ayati Laut
Udhi Eko (ernawan
Staf Pusat Penelitian Oseanogra i, Lembaga )lmu Pengetahuan )ndonesia P O-L)P)
ABSTRAK
Selasa, Mei , . - .
Tentang Pembicara:
Udhi Eko (ernawan merupakan pria kelahiran Pati, Mei . )a telah menempuh pendidikan
sarjana di bidang Biologi di Universitas Sebelas Maret - , master di bidang Biologi Laut
di Universitas Groningen Nijenborgh - , dan doktor di bidang Ekologi Laut di
Universitas Edith-Cowan - . Karirnya dimulai sejak dan hingga sekarang menjabat
sebagai staff peneliti di Pusat Penelitian Oseanogra i, Lembaga )lmu Pengetahuan )ndonesia P O-
L)P) .
)nformasi lebih lengkap tentang Udhi Eko (ernawan dapat mengunjungi:
h ps://schola .google.co .au/cita o s?use =i_y uHMAAAAJ&hl=e
Abstrak Pembicara Kunci
Status dan Ancaman Ekosistem Pesisir di )ndonesia dan Peran
Konservasi dalam perlindungan Keanekaragaman (ayati Laut
Udhi Eko (ernawan
Staf Pusat Penelitian Oseanogra i, Lembaga )lmu Pengetahuan )ndonesia P O-L)P)
ABSTRAK
Selasa, Mei , . - .
Tentang Pembicara:
Udhi Eko (ernawan merupakan pria kelahiran Pati, Mei . )a telah menempuh pendidikan
sarjana di bidang Biologi di Universitas Sebelas Maret - , master di bidang Biologi Laut
di Universitas Groningen Nijenborgh - , dan doktor di bidang Ekologi Laut di
Universitas Edith-Cowan - . Karirnya dimulai sejak dan hingga sekarang menjabat
sebagai staff peneliti di Pusat Penelitian Oseanogra i, Lembaga )lmu Pengetahuan )ndonesia P O-
L)P) .
)nformasi lebih lengkap tentang Udhi Eko (ernawan dapat mengunjungi:
h ps://schola .google.co .au/cita o s?use =i_y uHMAAAAJ&hl=e
Abstrak Pembicara Kunci
Wilayah geografis yang luas dengan mozaik ribuan pulau yang membentuk garis pantai sepanjang lebih dari 90.000 km membuat )ndonesia kaya dengan ekosistem pesisir, terutama terumbu karang, padang lamun, dan mangrove. Ekosistem pesisir ini memberikan jasa yang besar bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Namun demikian, monitoring yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi menunjukkan bahwa sebagian besar terumbu karang dan padang lamun di )ndonesia berada dalam tekanan kehilangan habitat habitat loss . Pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir, ditambah dengan perubahan iklim global, mengancam kelestarian ekosistem pesisir dan sumber daya hayati yang hidup di dalamnya. Pemulihan kondisi dan perlindungan habitat diperlukan untuk menjaga pesisir dan laut )ndonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia sekaligus sumber kehidupan untuk jutaan orang.
Selasa, Mei , : – :
)mplementasi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
dengan Memanfaatkan CSR di Taman Pesisir Pantai Penyu
Pangumbahan Kabupaten Sukabumi
Ahman Kurniawan
Kepala Balai Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan
Pangumbahan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat
ABSTRAK
Lingkungan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil kondisinya saat ini sudah cukup memprihatinkan.
Telah terjadi banyak kerusakan ekosistem laut dan pesisir akibat ulah dan keserakahan manusia
yang hanya memikirkan dan meraih keuntungan sesaat untuk kepentingan dirinya sendiri.
Rusaknya ekosistem di laut dan pesisir akan sangat merugikan masyarakat yang terdampak
langsung, juga berimplikasi pada ekosistem di darat yang dapat mengganggu siklus kehidupan dan
pada akhirnya merugikan umat manusia. Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil yang efektif adalah solusi untuk mencegah dan menanggulangi rusaknya ekosistem laut dan
pesisir. Pengelolaan Konservasi yang efektif adalah dengan melaksanakan gerakan konservasi
berbasis masyarakat dengan menggunakan strategi kemitraan. Pemerintah sebaiknya lebih
mengoptimalkan diri selaku regulator dan fasilitator dan dalam implementasinya menerapkan
kemitraan antara Pemerintah dengan masyarakat luas Kelompok Masyarakat, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Lembaga Pendidikan dan Dunia Usaha sesuai dengan proporsinya masing-masing.
Tentang Pembicara:
Lahir di Jakarta tanggal Oktober . Tamat dari Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bogor
pada tahun , kemudian bekerja pada Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan Bali. Tahun
mendapatkan gelar Sarjana Perikanan dari Universitas Warmadewa Denpasar Bali setelah
mengikuti kuliah selama , tahun. Pada tahun pindah ke Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat selaku Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan Budidaya. Pada bulan Juni dimutasi untuk menduduki jabatan Kepala UPTD
Konservasi Penyu Pangumbahan. Kemudian sejak Januari hingga saat ini menjadi Kepala
Balai Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan
Pangumbahan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.
Selasa, Mei , : - :
Pembelajaran Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di
Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat
Dasril, S.Sos
Kepala Dinas Perikanan Kota Pariaman
ABSTRAK
Kota Pariaman, berada pada pesisir Barat Pulau Sumatera, mempunyai panjang garis pantai ,
Km yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi seperti, hamparan pantai yang landai
disepanjang pantai dan pasir putih di pulau-pulau kecil, ekosistem terumbu karang, mangrove,
habitat penyu, dll. Sebagai upaya pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, Pemerintah Kota
Pariaman telah menetapkan beberapa kebijakan tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut meliputi kegiatan
perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia dalam
memanfaatkan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta proses alamiah secara
berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu potensi kawasan
ini adalah sebagai destinasi wisata pesisir dan pulau-pulau kecil baik untuk wisatawan lokal
maupun internasional. Sektor wisata telah membuka lapangan kerja kurang lebih bagi Kepala
Keluarga KK dengan jumlah pengunjung perbulannya kurang lebih . orang. Keuntungan
dari sektor wisata diperkirakan mencapat Rp . . . /tahun. Oleh karena itu, untuk
melindungi kawasan agar tetap bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata dan juga agar sejalan
dengan kebijakan Pemerintah Kota Pariaman, maka Kota Pariaman dicadangkan sebagai Kawasan
Konservasi Perairan Kota Pariaman seluas . , (a berdasarkan Keputusan Walikota
Pariaman Nomor / /
Selasa, Mei , : – :
)mplementasi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
dengan Memanfaatkan CSR di Taman Pesisir Pantai Penyu
Pangumbahan Kabupaten Sukabumi
Ahman Kurniawan
Kepala Balai Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan
Pangumbahan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat
ABSTRAK
Lingkungan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil kondisinya saat ini sudah cukup memprihatinkan.
Telah terjadi banyak kerusakan ekosistem laut dan pesisir akibat ulah dan keserakahan manusia
yang hanya memikirkan dan meraih keuntungan sesaat untuk kepentingan dirinya sendiri.
Rusaknya ekosistem di laut dan pesisir akan sangat merugikan masyarakat yang terdampak
langsung, juga berimplikasi pada ekosistem di darat yang dapat mengganggu siklus kehidupan dan
pada akhirnya merugikan umat manusia. Pengelolaan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil yang efektif adalah solusi untuk mencegah dan menanggulangi rusaknya ekosistem laut dan
pesisir. Pengelolaan Konservasi yang efektif adalah dengan melaksanakan gerakan konservasi
berbasis masyarakat dengan menggunakan strategi kemitraan. Pemerintah sebaiknya lebih
mengoptimalkan diri selaku regulator dan fasilitator dan dalam implementasinya menerapkan
kemitraan antara Pemerintah dengan masyarakat luas Kelompok Masyarakat, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Lembaga Pendidikan dan Dunia Usaha sesuai dengan proporsinya masing-masing.
Tentang Pembicara:
Lahir di Jakarta tanggal Oktober . Tamat dari Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bogor
pada tahun , kemudian bekerja pada Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan Bali. Tahun
mendapatkan gelar Sarjana Perikanan dari Universitas Warmadewa Denpasar Bali setelah
mengikuti kuliah selama , tahun. Pada tahun pindah ke Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat selaku Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan Budidaya. Pada bulan Juni dimutasi untuk menduduki jabatan Kepala UPTD
Konservasi Penyu Pangumbahan. Kemudian sejak Januari hingga saat ini menjadi Kepala
Balai Pengawasan dan Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan
Pangumbahan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.
Selasa, Mei , : - :
Pembelajaran Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di
Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat
Dasril, S.Sos
Kepala Dinas Perikanan Kota Pariaman
ABSTRAK
Kota Pariaman, berada pada pesisir Barat Pulau Sumatera, mempunyai panjang garis pantai ,
Km yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi seperti, hamparan pantai yang landai
disepanjang pantai dan pasir putih di pulau-pulau kecil, ekosistem terumbu karang, mangrove,
habitat penyu, dll. Sebagai upaya pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, Pemerintah Kota
Pariaman telah menetapkan beberapa kebijakan tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut meliputi kegiatan
perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia dalam
memanfaatkan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta proses alamiah secara
berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu potensi kawasan
ini adalah sebagai destinasi wisata pesisir dan pulau-pulau kecil baik untuk wisatawan lokal
maupun internasional. Sektor wisata telah membuka lapangan kerja kurang lebih bagi Kepala
Keluarga KK dengan jumlah pengunjung perbulannya kurang lebih . orang. Keuntungan
dari sektor wisata diperkirakan mencapat Rp . . . /tahun. Oleh karena itu, untuk
melindungi kawasan agar tetap bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata dan juga agar sejalan
dengan kebijakan Pemerintah Kota Pariaman, maka Kota Pariaman dicadangkan sebagai Kawasan
Konservasi Perairan Kota Pariaman seluas . , (a berdasarkan Keputusan Walikota
Pariaman Nomor / /
Rabu, Mei , : - :
Peran Penelitian dalam Mendukung Konservasi Perairan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil untuk Perikanan Berkelanjutan
Dr. )r. Toni Ruchimat, M.Sc
Kepala Pusat Riset Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan
ABSTRAK
Tentang Pembicara:
Selasa, Mei , : - :
Optimalisasi Desain Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
di )ndonesia untuk Mendukung Perikanan Berkelanjutan
Prof. Peter Mumby
University of Queensland
ABSTRAK
MPAs have diversi ied from a conservation tool into a means of helping managing and rebuilding
isheries. Their application is particularly important in areas where illegal and unregulated
isheries predominate, including many tropical coasts. But the design of MPAs – or more speci ically
no-take reserves core zones – differs between conservation action and isheries management.
(ere ) begin by considering overall policy questions concerning the use of reserves to rebuild and
sustain isheries. ) argue that %- % of habitat can be set aside to provide optimal support for
rebuilding isheries. Moreover, ) show that adequate resourcing of reserves e.g., staff,
enforcement is vital to obtain favourable outcomes for people. Once an MPA policy has been
established ) then describe how it can be designed using state-of-the-art data on the connectivity
ish populations via ocean currents. This is illustrated with examples from )ndonesia. ) close by
discussing some of the key needs to advance MPA implementation.
Tentang Pembicara:
Peter Mumby began his career designing MPAs in Belize and realized how little science was
available to guide the process. (e then switched into a research career with the goal of providing
solutions to common management challenges. (e obtained his PhD in from the University of
Shef ield UK . (e then moved to the Universities of Newcastle and eventually Exeter on NERC and
Royal Society research fellowships. Peter was promoted to Professor in . )n , the call of
better weather led Peter to move to the University of Queensland and take up a prestigious ARC
Laureate Fellowship. Peter's research group look at questions concerning the ecology of coral reefs,
the resilience of ecosystems, the design and functioning of MPAs, the connectivity of ecosystems,
and the incorporation of ecosystem services into management design. Peter has published >
journal articles, is a Pew Fellow in Marine Conservation, and was the inaugural mid-career award
winner for contributions to coral reef science from the )nternational Society for Reef Studies. (e is
happiest with a camera on a coral reef and at a depth of around m.
Rabu, Mei , : - :
Peran Penelitian dalam Mendukung Konservasi Perairan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil untuk Perikanan Berkelanjutan
Dr. )r. Toni Ruchimat, M.Sc
Kepala Pusat Riset Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan
ABSTRAK
Tentang Pembicara:
Selasa, Mei , : - :
Optimalisasi Desain Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
di )ndonesia untuk Mendukung Perikanan Berkelanjutan
Prof. Peter Mumby
University of Queensland
ABSTRAK
MPAs have diversi ied from a conservation tool into a means of helping managing and rebuilding
isheries. Their application is particularly important in areas where illegal and unregulated
isheries predominate, including many tropical coasts. But the design of MPAs – or more speci ically
no-take reserves core zones – differs between conservation action and isheries management.
(ere ) begin by considering overall policy questions concerning the use of reserves to rebuild and
sustain isheries. ) argue that %- % of habitat can be set aside to provide optimal support for
rebuilding isheries. Moreover, ) show that adequate resourcing of reserves e.g., staff,
enforcement is vital to obtain favourable outcomes for people. Once an MPA policy has been
established ) then describe how it can be designed using state-of-the-art data on the connectivity
ish populations via ocean currents. This is illustrated with examples from )ndonesia. ) close by
discussing some of the key needs to advance MPA implementation.
Tentang Pembicara:
Peter Mumby began his career designing MPAs in Belize and realized how little science was
available to guide the process. (e then switched into a research career with the goal of providing
solutions to common management challenges. (e obtained his PhD in from the University of
Shef ield UK . (e then moved to the Universities of Newcastle and eventually Exeter on NERC and
Royal Society research fellowships. Peter was promoted to Professor in . )n , the call of
better weather led Peter to move to the University of Queensland and take up a prestigious ARC
Laureate Fellowship. Peter's research group look at questions concerning the ecology of coral reefs,
the resilience of ecosystems, the design and functioning of MPAs, the connectivity of ecosystems,
and the incorporation of ecosystem services into management design. Peter has published >
journal articles, is a Pew Fellow in Marine Conservation, and was the inaugural mid-career award
winner for contributions to coral reef science from the )nternational Society for Reef Studies. (e is
happiest with a camera on a coral reef and at a depth of around m.
Membangun Sektor Maritim, Kelautan, dan Perikanan di )ndonesia:
Tantangan dan Kesempatan
Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan
ABSTRAK
Laut dan perairan )ndonesia selama ini telah menjadi bagian utama dari sendi-sendi kehidupan
masyarakat )ndonesia. Laut merupakan / tutupan wilayah tanah air )ndonesia. Laut dan
perairan telah menyediakan sumberdaya dan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan,
transportasi, rekreasi, dan bahkan religi. Secara global masyarakat dunia juga memberikan
perhatian dan komitmen yang sangat kuat pada upaya keberlanjutan pembangunan di laut dan
konservasi keanekaragaman hayatinya. The big ive dari kesepakatan konservasi keanekaragaman
hayati tersebut adalah Konvensi Keanekaragaman (ayati CBD , Konvensi Perdagangan
)nternasional Flora dan Fauna terancam punah Cites ,Konvensi perlindungan ekosistem lahan
basah Ramsar , Konvensi warisan dunia World (eritage Convention , dan Konvensi Spesies
Migrasi CMS . Secara spesi ik target-target internasional juga sudah ditetapkan seperti target
perlindungan % perairan laut sebagai kawasan konservasi dan menurunnya trend kepunahan
spesies. Untuk menjawab tantangan kebutuhan pangan, sumberdaya, ruang, serta menghadapi
perubahan iklim sebagaimana kondisi tersebut di atas, maka terdapat isu besar dalam konteks
pembangunan maritim, kelautan, dan perikanan secara nasional dan global, yaitu menjaga
keseimbangan antara tiga kepentingan, yaitu: Konservasi keanekaragaman hayati perairan;
Pembangunan perikanan tangkap dan budidaya berkelanjutan; dan Pengentasan kemiskinan dan
ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.
Rabu, Mei , : - :Rabu, Mei , : - :
Kawasan Konservasi Perairan: )nvestasi Cerdas untuk Perlindungan
Keanekaragaman (ayati Laut dan Membangun Perikanan )ndonesia
Wawan Ridwan
Direktur Program Coral Triangle WWF-)ndonesia
ABSTRAK
Laut )ndonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia, namun saat ini ancaman
terhadap habitat pesisir masih terus terjadi secara intensif dan menyebar. (ampir seluruh %
ekosistem terumbu karang )ndonesia terancam oleh berbagai kegiatan antropogenik dan
perubahan iklim, dan bahkan % diantaranya memiliki tingkat ancaman yang tinggi atau sangat
tinggi Burke, et al., . Sebagai solusinya, WWF-)ndonesia mendorongkan konsep pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan untuk Perikanan Berkelanjutan untuk diadaptasi oleh pemerintah
nasional, akademisi, mitra, pelaku bisnis dan kelompok masyarakat untuk melindungi
keanekaragaman hayati laut dan mendorong perikanan berkelanjutan di )ndonesia. Konsep ini
dibangun berdasarkan berbagai kajian ilmiah, serta pembelajaran dan cerita sukses dari kegiatan
konservasi perairan yang dilakukan oleh WWF-)ndonesia dalam beberapa dekade belakangan.
Terdapat delapan pendekatan saling terintegrasi yang harus diimplementasikan secara
menyeluruh, yaitu: mengoptimalkan desain Kawasan Konservasi Perairan KKP ,
membangun jejaring KKP, menerapkan strategi pemanfaatan perikanan di setiap KKP,
memberikan hak eksklusif perikanan untuk masyarakat dan nelayan lokal ,
mengimplementasikan praktek pengelolaan yang lebih baik, membangun mekanisme
pendanaan berkelanjutan, mendorong transformasi perikanan, dan melakukan
pemantauan dan evaluasi secara berkala. Penerapan delapan pendekatan ini merupakan investasi
cerdas dan efektif untuk melindungi ekosistem laut sekaligus mengelola stok perikanan, dengan
biaya pengelolaan yang minimal. Perikanan yang sehat dan berkelanjutan bisa memutar roda
perekonomian nasional dan menjamin ketahanan pangan laut untuk sebagian besar masyarakat
)ndonesia.
Tentang Pembicara:
Wawan Ridwan merupakan lulusan Fakultas Kehutanan )PB dan langsung meniti karir sebagai staff
perencanaan di TN Ujung Kulon. Selanjutnya selama tahun, Wawan berkecimpung di pemerintahan, yaitu
sebagai Kepala Seksi Rencana Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam Jangka Menengah , Kepala
TN Komodo – , TN Kerinci Seblat , TN Bromo Tengger Semeru – , dan terakhir
sebagai Direktur Wisata Alam di Jakarta - . Kiprah Wawan di WWF-)ndonesia dimulai pada Tahun
sebagai Project Leader Propossed New Protected Areas of Sebuku Sembakung; kemudian Project
Leader TN Betung Kerihun ; dan Project Leader TN Laut Wakatobi . Tahun sampai saat ini,
Wawan dipromosikan sebagai Direktur Marine and Fisheries Program WWF-)ndonesia yang sejak Tahun
berganti nama menjadi Direktur Coral Triangle. Tanggung jawab Wawan adalah mengembangkan
program kelautan dan perikanan WWF-)ndonesia dengan mengacu kepada WWF Global Marine Strategy dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pemerintah )ndonesia dalam sektor kelautan dan perikanan.
Membangun Sektor Maritim, Kelautan, dan Perikanan di )ndonesia:
Tantangan dan Kesempatan
Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan
ABSTRAK
Laut dan perairan )ndonesia selama ini telah menjadi bagian utama dari sendi-sendi kehidupan
masyarakat )ndonesia. Laut merupakan / tutupan wilayah tanah air )ndonesia. Laut dan
perairan telah menyediakan sumberdaya dan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan,
transportasi, rekreasi, dan bahkan religi. Secara global masyarakat dunia juga memberikan
perhatian dan komitmen yang sangat kuat pada upaya keberlanjutan pembangunan di laut dan
konservasi keanekaragaman hayatinya. The big ive dari kesepakatan konservasi keanekaragaman
hayati tersebut adalah Konvensi Keanekaragaman (ayati CBD , Konvensi Perdagangan
)nternasional Flora dan Fauna terancam punah Cites ,Konvensi perlindungan ekosistem lahan
basah Ramsar , Konvensi warisan dunia World (eritage Convention , dan Konvensi Spesies
Migrasi CMS . Secara spesi ik target-target internasional juga sudah ditetapkan seperti target
perlindungan % perairan laut sebagai kawasan konservasi dan menurunnya trend kepunahan
spesies. Untuk menjawab tantangan kebutuhan pangan, sumberdaya, ruang, serta menghadapi
perubahan iklim sebagaimana kondisi tersebut di atas, maka terdapat isu besar dalam konteks
pembangunan maritim, kelautan, dan perikanan secara nasional dan global, yaitu menjaga
keseimbangan antara tiga kepentingan, yaitu: Konservasi keanekaragaman hayati perairan;
Pembangunan perikanan tangkap dan budidaya berkelanjutan; dan Pengentasan kemiskinan dan
ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.
Rabu, Mei , : - :Rabu, Mei , : - :
Kawasan Konservasi Perairan: )nvestasi Cerdas untuk Perlindungan
Keanekaragaman (ayati Laut dan Membangun Perikanan )ndonesia
Wawan Ridwan
Direktur Program Coral Triangle WWF-)ndonesia
ABSTRAK
Laut )ndonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia, namun saat ini ancaman
terhadap habitat pesisir masih terus terjadi secara intensif dan menyebar. (ampir seluruh %
ekosistem terumbu karang )ndonesia terancam oleh berbagai kegiatan antropogenik dan
perubahan iklim, dan bahkan % diantaranya memiliki tingkat ancaman yang tinggi atau sangat
tinggi Burke, et al., . Sebagai solusinya, WWF-)ndonesia mendorongkan konsep pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan untuk Perikanan Berkelanjutan untuk diadaptasi oleh pemerintah
nasional, akademisi, mitra, pelaku bisnis dan kelompok masyarakat untuk melindungi
keanekaragaman hayati laut dan mendorong perikanan berkelanjutan di )ndonesia. Konsep ini
dibangun berdasarkan berbagai kajian ilmiah, serta pembelajaran dan cerita sukses dari kegiatan
konservasi perairan yang dilakukan oleh WWF-)ndonesia dalam beberapa dekade belakangan.
Terdapat delapan pendekatan saling terintegrasi yang harus diimplementasikan secara
menyeluruh, yaitu: mengoptimalkan desain Kawasan Konservasi Perairan KKP ,
membangun jejaring KKP, menerapkan strategi pemanfaatan perikanan di setiap KKP,
memberikan hak eksklusif perikanan untuk masyarakat dan nelayan lokal ,
mengimplementasikan praktek pengelolaan yang lebih baik, membangun mekanisme
pendanaan berkelanjutan, mendorong transformasi perikanan, dan melakukan
pemantauan dan evaluasi secara berkala. Penerapan delapan pendekatan ini merupakan investasi
cerdas dan efektif untuk melindungi ekosistem laut sekaligus mengelola stok perikanan, dengan
biaya pengelolaan yang minimal. Perikanan yang sehat dan berkelanjutan bisa memutar roda
perekonomian nasional dan menjamin ketahanan pangan laut untuk sebagian besar masyarakat
)ndonesia.
Tentang Pembicara:
Wawan Ridwan merupakan lulusan Fakultas Kehutanan )PB dan langsung meniti karir sebagai staff
perencanaan di TN Ujung Kulon. Selanjutnya selama tahun, Wawan berkecimpung di pemerintahan, yaitu
sebagai Kepala Seksi Rencana Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam Jangka Menengah , Kepala
TN Komodo – , TN Kerinci Seblat , TN Bromo Tengger Semeru – , dan terakhir
sebagai Direktur Wisata Alam di Jakarta - . Kiprah Wawan di WWF-)ndonesia dimulai pada Tahun
sebagai Project Leader Propossed New Protected Areas of Sebuku Sembakung; kemudian Project
Leader TN Betung Kerihun ; dan Project Leader TN Laut Wakatobi . Tahun sampai saat ini,
Wawan dipromosikan sebagai Direktur Marine and Fisheries Program WWF-)ndonesia yang sejak Tahun
berganti nama menjadi Direktur Coral Triangle. Tanggung jawab Wawan adalah mengembangkan
program kelautan dan perikanan WWF-)ndonesia dengan mengacu kepada WWF Global Marine Strategy dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pemerintah )ndonesia dalam sektor kelautan dan perikanan.
D)NAM)KA PERUBA(AN BUDAYA MASYARAKAT D) KAWASAN KONSERVAS)
PERA)RAN: Studi Kasus di Bentang Laut Kepala Burung Papua
a* a b c aJoice Pangulimang , Fitryanti Pakiding , Michael Mascia , Louise Glew , Albertus Girik Allo ,
a a aKezia Salloso , Fadli Zainuddin , Marjan Bato
a Universitas Papua
b Conservation )nternational
c WWF-US
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Bentang Laut Kepala Burung BLKB Papua memiliki ekosistem terumbu karang yang
merupakan salah satu yang terbaik di dunia yang menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies ikan.
Dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang potensial ini, maka dibentuklah Kawasan
Konservasi Perairan KKP di wilayah BLKB. Upaya pelestarian sumberdaya perairan merupakan
salah satu tujuan pengelolaan KKP. Berbagai program dilakukan untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat yang hidup di wilayah BLKB terhadap pentingnya pelestarian sumberdaya laut yang
dimilikinya. Sayangnya, sampai saat ini belum ada kajian yang mendokumentasi perubahan
kepedulian masyarakat terhadap wilayah perairannya. Oleh karena itu, secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji tingkat perubahan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian wilayah
perairan di sekitar BLKB dan juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kepedulian tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, kami mengunjungi rumah tangga sepanjang
tahun sampai di KKP Teluk Mayalibit, Selat Dampier, Kaimana, Taman Teluk
Cenderawasih, Ko iau dan Misool dan mencatat keterikatan emosi mereka terhadap sumberdaya
lautnya dengan menggunakan index keterikatan emosi terhadap laut place attachment index .
Disamping itu, kami juga mengukur pengetahuan responden mengenai upaya-upaya menjaga
kelestarian wilayah lautnya, lama tinggal di wilayah BLKB dan jenis pekerjaan masyarakat. (asil
penelitian kami menunjukkan bahwa keterikatan emosi terhadap laut dipengaruhi oleh
pengetahuan responden terhadap wilayah laut, lama tinggal di wilayah BLKB dan jenis pekerjaan
masyarakat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji bahwa tingginya kepedulian
masyarakat terhadap wilayah perairan merupakan dampak positif dari KKP di wilayah BLKB.
Kata kunci: Bentang Laut Kepala Burung, Place Attachment )ndex, Pengetahuan Lingkungan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Abstrak Topik
D)NAM)KA PERUBA(AN BUDAYA MASYARAKAT D) KAWASAN KONSERVAS)
PERA)RAN: Studi Kasus di Bentang Laut Kepala Burung Papua
a* a b c aJoice Pangulimang , Fitryanti Pakiding , Michael Mascia , Louise Glew , Albertus Girik Allo ,
a a aKezia Salloso , Fadli Zainuddin , Marjan Bato
a Universitas Papua
b Conservation )nternational
c WWF-US
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Bentang Laut Kepala Burung BLKB Papua memiliki ekosistem terumbu karang yang
merupakan salah satu yang terbaik di dunia yang menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies ikan.
Dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang potensial ini, maka dibentuklah Kawasan
Konservasi Perairan KKP di wilayah BLKB. Upaya pelestarian sumberdaya perairan merupakan
salah satu tujuan pengelolaan KKP. Berbagai program dilakukan untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat yang hidup di wilayah BLKB terhadap pentingnya pelestarian sumberdaya laut yang
dimilikinya. Sayangnya, sampai saat ini belum ada kajian yang mendokumentasi perubahan
kepedulian masyarakat terhadap wilayah perairannya. Oleh karena itu, secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji tingkat perubahan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian wilayah
perairan di sekitar BLKB dan juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kepedulian tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, kami mengunjungi rumah tangga sepanjang
tahun sampai di KKP Teluk Mayalibit, Selat Dampier, Kaimana, Taman Teluk
Cenderawasih, Ko iau dan Misool dan mencatat keterikatan emosi mereka terhadap sumberdaya
lautnya dengan menggunakan index keterikatan emosi terhadap laut place attachment index .
Disamping itu, kami juga mengukur pengetahuan responden mengenai upaya-upaya menjaga
kelestarian wilayah lautnya, lama tinggal di wilayah BLKB dan jenis pekerjaan masyarakat. (asil
penelitian kami menunjukkan bahwa keterikatan emosi terhadap laut dipengaruhi oleh
pengetahuan responden terhadap wilayah laut, lama tinggal di wilayah BLKB dan jenis pekerjaan
masyarakat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji bahwa tingginya kepedulian
masyarakat terhadap wilayah perairan merupakan dampak positif dari KKP di wilayah BLKB.
Kata kunci: Bentang Laut Kepala Burung, Place Attachment )ndex, Pengetahuan Lingkungan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Abstrak Topik
KETERKA)TAN ANTARA S)STEM ZONAS) DENGAN D)NAM)KA STATUS EKOS)STEM
TERUMBU KARANG D) TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)
a* a a a aFikri Firmansyah , Adib Mustofa , Estradivari , Adrian Damora , Christian N. (andayani , Gabby b b a a c a aAhmadia , Jill (arris , Amkietiela , Klaas J. Teule , Sugiyanta , Veda Santiadji , Anton Wijonarno ,
aMuhammad Yusuf
aWWF-)ndonesia, Gedung Graha Simatupang, Tower Unit C, Lantai , Jalan Letjen TB Simatupang Kav. ,
Jakarta Selatan bWWF-US, th Street, N.W., Washington, DC
cWWF-SESS Program, Jl. Jendral Sudirman, Dusun Mandati )), Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten
Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Email: f [email protected]
ABSTRAK
Wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun . Lima tahun kemudian, area ini
dibagi menjadi beberapa zona yang terdiri dari Zona )nti Z) , Zona Perlindungan Bahari ZPB ,
Zona Pariwisata ZPr , Zona Pemanfaatan Lokal ZPL , Zona Pemanfaatan Umum ZPU dan Zona
Khusus atau Daratan. Evaluasi zonasi dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi pada
kondisi ekosistem dan sosial yang terjadi di Taman Nasional Wakatobi TNW . Studi ini membagi
Enam zona TNW menjadi dua area yaitu area larang ambil Z), ZPB, ZPr dan area pemanfaatan
ZPL, ZPU dengan tujuan mengukur dampak sistem zonasi yang berlaku di TNW antara tahun
– terhadap ekosistem terumbu karang. Tiga parameter yaitu persentase penutupan
substrat/bentik, kelimpahan dan biomassa ikan diukur dengan menggunakan metode transek
garis menyinggung P)T dan underwater visual census UVC . Berdasarkan analisis tersebut,
diketahui bahwa kondisi habitat terumbu karang berubah dalam kurun waktu tersebut tutupan
karang keras antara – % , area pemanfaatan dan area larang ambil memiliki rata-rata tutupan
karang keras yang tidak berbeda signi ikan F= , , df= , P= , . Kelimpahan ikan karnivor
F= , , df= , P= , dan herbivor F= , , df= , P= , tidak berbeda nyata di kedua kategori
area. Pengeboman dan pembiusan ikan merupakan dua ancaman terbesar di TNW sampai di tahun
. Namun saat ini , penambangan pasir dan pengelolaan sampah menjadi isu terbesar.
Efekvitas pengelolaan yang tertuang dalam wadah zonasi dapat tercermin salah satunya dari status
sosial dan ekosistem kurun waktu tertentu. Untuk mendukung pengelolaan TNW,
direkomendasikan beberapa hal diantaranya menerapkan pengendalian hasil tangkapan,
melakukan patroli reguler dan meningkatkan kapasitas masyarakat.
Kata kunci: Penutupan bentik, Kelimpahan ikan, Biomassa ikan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
KONTR)BUS) PENGELOLAAN AKSES AREA PER)KANAN D) KAWASAN KONSERVAS)
TER(ADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOAL KE()DUPAN BAWA( LAUT
a* a a a)manda (ikmat Pradana , Arwandrija Rukma , (andoko Adi Susanto , Galuh Sekar Arum ,
aDeti Triani
a Rare
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Sebagai pembaharu dari Millenium Development Goals yang dijalankan pada tahun - ,
Sustainable Development Goals SDG yang dihasilkan dari pertemuan akbar di markas PBB di New
York pada Agustus telah menargetkan sebanyak target yang terkait dengan
pembangunan yang berkelanjutan hingga . Salah satu dari target tersebut adalah target
yang berfokus terhadap kehidupan bawah laut dimana dunia ditantang untuk dapat melestarikan
dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan
pembangunan yang berkelanjutan. )mplikasinya terhadap pembangunan nasional adalah
perubahan dalam paradigma dimana )ndonesia yang terdiri dari % lautan dituntut agar dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam bentuk riil yang bisa diterima oleh masyarakat luas. Lebih
lanjut, PAAP yang merupakan kepanjangan dari 'Pengelolaan Akses Area Perikanan' adalah suatu
upaya pengelolaan dimana nelayan kecil dan masyarakat sekitar kawasan mendapatkan hak
khusus untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya secara bertanggung jawab dan
berkelanjutan. Studi ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar keterkaitan antara upaya
PAAP dengan SDG . (asil analisis deskriptif menyatakan bahwa PAAP berkontribusi ke dalam
dari total sub-target SDG . Di lokasi dimana PAAP dikembangkan di seluruh )ndonesia,
berbagai keberhasilan yang menjanjikan telah tercapai. Beberapa contoh dari capaian PAAP yang
terkait dengan SDG adalah kerapatan terumbu karang yang rata-rata meningkat sebesar %,
peningkatan tingkat kesadaran berperilaku sebesar percentage point, jumlah effort yang
berkurang sebanyak , kapal/hari, serta Catch per Unit Effort CPUE yang meningkat dari ,
kg/jam menjadi , kg/jam.
Kata kunci: Pengelolaan Akses Area Perikanan, Sustainable Development Goal, Kawasan Konservasi
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
KETERKA)TAN ANTARA S)STEM ZONAS) DENGAN D)NAM)KA STATUS EKOS)STEM
TERUMBU KARANG D) TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)
a* a a a aFikri Firmansyah , Adib Mustofa , Estradivari , Adrian Damora , Christian N. (andayani , Gabby b b a a c a aAhmadia , Jill (arris , Amkietiela , Klaas J. Teule , Sugiyanta , Veda Santiadji , Anton Wijonarno ,
aMuhammad Yusuf
aWWF-)ndonesia, Gedung Graha Simatupang, Tower Unit C, Lantai , Jalan Letjen TB Simatupang Kav. ,
Jakarta Selatan bWWF-US, th Street, N.W., Washington, DC
cWWF-SESS Program, Jl. Jendral Sudirman, Dusun Mandati )), Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten
Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Email: f [email protected]
ABSTRAK
Wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun . Lima tahun kemudian, area ini
dibagi menjadi beberapa zona yang terdiri dari Zona )nti Z) , Zona Perlindungan Bahari ZPB ,
Zona Pariwisata ZPr , Zona Pemanfaatan Lokal ZPL , Zona Pemanfaatan Umum ZPU dan Zona
Khusus atau Daratan. Evaluasi zonasi dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi pada
kondisi ekosistem dan sosial yang terjadi di Taman Nasional Wakatobi TNW . Studi ini membagi
Enam zona TNW menjadi dua area yaitu area larang ambil Z), ZPB, ZPr dan area pemanfaatan
ZPL, ZPU dengan tujuan mengukur dampak sistem zonasi yang berlaku di TNW antara tahun
– terhadap ekosistem terumbu karang. Tiga parameter yaitu persentase penutupan
substrat/bentik, kelimpahan dan biomassa ikan diukur dengan menggunakan metode transek
garis menyinggung P)T dan underwater visual census UVC . Berdasarkan analisis tersebut,
diketahui bahwa kondisi habitat terumbu karang berubah dalam kurun waktu tersebut tutupan
karang keras antara – % , area pemanfaatan dan area larang ambil memiliki rata-rata tutupan
karang keras yang tidak berbeda signi ikan F= , , df= , P= , . Kelimpahan ikan karnivor
F= , , df= , P= , dan herbivor F= , , df= , P= , tidak berbeda nyata di kedua kategori
area. Pengeboman dan pembiusan ikan merupakan dua ancaman terbesar di TNW sampai di tahun
. Namun saat ini , penambangan pasir dan pengelolaan sampah menjadi isu terbesar.
Efekvitas pengelolaan yang tertuang dalam wadah zonasi dapat tercermin salah satunya dari status
sosial dan ekosistem kurun waktu tertentu. Untuk mendukung pengelolaan TNW,
direkomendasikan beberapa hal diantaranya menerapkan pengendalian hasil tangkapan,
melakukan patroli reguler dan meningkatkan kapasitas masyarakat.
Kata kunci: Penutupan bentik, Kelimpahan ikan, Biomassa ikan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
KONTR)BUS) PENGELOLAAN AKSES AREA PER)KANAN D) KAWASAN KONSERVAS)
TER(ADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOAL KE()DUPAN BAWA( LAUT
a* a a a)manda (ikmat Pradana , Arwandrija Rukma , (andoko Adi Susanto , Galuh Sekar Arum ,
aDeti Triani
a Rare
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Sebagai pembaharu dari Millenium Development Goals yang dijalankan pada tahun - ,
Sustainable Development Goals SDG yang dihasilkan dari pertemuan akbar di markas PBB di New
York pada Agustus telah menargetkan sebanyak target yang terkait dengan
pembangunan yang berkelanjutan hingga . Salah satu dari target tersebut adalah target
yang berfokus terhadap kehidupan bawah laut dimana dunia ditantang untuk dapat melestarikan
dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan
pembangunan yang berkelanjutan. )mplikasinya terhadap pembangunan nasional adalah
perubahan dalam paradigma dimana )ndonesia yang terdiri dari % lautan dituntut agar dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam bentuk riil yang bisa diterima oleh masyarakat luas. Lebih
lanjut, PAAP yang merupakan kepanjangan dari 'Pengelolaan Akses Area Perikanan' adalah suatu
upaya pengelolaan dimana nelayan kecil dan masyarakat sekitar kawasan mendapatkan hak
khusus untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya secara bertanggung jawab dan
berkelanjutan. Studi ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar keterkaitan antara upaya
PAAP dengan SDG . (asil analisis deskriptif menyatakan bahwa PAAP berkontribusi ke dalam
dari total sub-target SDG . Di lokasi dimana PAAP dikembangkan di seluruh )ndonesia,
berbagai keberhasilan yang menjanjikan telah tercapai. Beberapa contoh dari capaian PAAP yang
terkait dengan SDG adalah kerapatan terumbu karang yang rata-rata meningkat sebesar %,
peningkatan tingkat kesadaran berperilaku sebesar percentage point, jumlah effort yang
berkurang sebanyak , kapal/hari, serta Catch per Unit Effort CPUE yang meningkat dari ,
kg/jam menjadi , kg/jam.
Kata kunci: Pengelolaan Akses Area Perikanan, Sustainable Development Goal, Kawasan Konservasi
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
MANFAAT DAERA( PERL)NDUNGAN LAUT DPBL : KAJ)AN TER(ADAP
KEL)MPA(AN KERANG D) PADANG LAMUN
a* bSam Wouthuyzen , Jonas Lorwens
a UPT LPKSDMO, P O- L)Pi, Pulau Pari
b UPT Loka Konservasi Biota Laut, P O-L)P), Bosnik-Biak
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Wilayah pesisir indonesia memiliki ekosistem tropika mangrove, lamun dan koral yang unik,
sangat luas, lengkap serta produktif, dan telah terbukti memberikan barang dan jasa lingkungan
yang sangat penting dan berharga bagi masyarakat pesisir. Meskipun demikian, ekosistem pesisir
di hampir seluruh wilayah )ndonesia mengalami tekanan berat dari pengembangan wilayah,
berbagai bentuk pencemaran serta pemanfaatan sumber daya yang sangat berlebih dengan cara
tidak ramah lingkungan, sehingga berdampak pada penurunan drastis fungsi ekosistem serta
sumber daya hayati pesisir. Oleh karena itu, pengelolaan berkelanjutan harus segera dilakukan.
Salah satu cara adalah mendirikan Daerah Perlindungan Laut DPL . Kajian ini menganalisa
manfaat DPL dalam mengkonservasi kerang-kerangan di ekosistem lamun Pulau Pari, Kepulauan
Seribu sejak tahun hingga sekarang. Metode"Tag and release", terhadap kerang kere
Gafrarium tumindum menunjukkan bahwa populasi meningkat , kali dalam tahun -
, sedangkan hasil tangkapan per satuan upaya CPUE rata-rata di DPL , kali lebih tinggi
dibandingkan di luar DPL. Kerang muda yang berukuran kecil juga lebih sering terlihat di DPL.
Kesimpulan menunjukkan bahwa DPL ektif dan berfungsi mengkonservasi kerang-kerangan
walaupun DPL hanya berukuran kecil , ha Kecenderungan serupa juga ditunjukkan oleh
kerang buluh Anadara antiquata pada DPL di Pulau Pai, Kepulauan Padaido, Papua. Pendirian
DPL di banyak lokasi pesisir )ndonesia perlu dilakukan pada waktu yang dekat sesuait dengan
target Menteri Perikanan dan Kelauatan yang akan mendirikan juta hektar hingga tahun .
Kata kunci: Daerah Perlindungan Laut, Padang lamun, Populasi/stok
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
RUMA( BELAJAR SEBAGA) KOMPONEN PENT)NG KONSERVAS) PENYU
BEL)MB)NG D) D)STR)K ABUN PAPUA BARAT
a* a a a aAlberto Y. T. Allo , Fitryanti Pakiding , Deasy Lontoh , Kartika Zohar , Sinus Keroman
aLPPM UN)PA Divisi CoE untuk Pembangunan Berkelanjutan
*e-mail: jhntn @gmail.com
ABSTRAK
Pantai Jamursba Medi dan Wermon di Distrik Abun, Papua Barat adalah salah satu pantai peneluran
yang tersisa bagi Penyu belimbing Dermochelys coriacea di Pasi ik Barat. Setiap tahunnya pantai-
pantai ini menjadi tempat bertelur bagi % populasi penyu belimbing di wilayah Pasi ik yang
populasinya menurun hampir - % sejak tahun . Masyarakat lokal yang tinggal di dekat
pantai tersebut memainkan peran penting dalam upaya pelestarian satwa ini. Sayangnya, data
menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kampung ini tergolong sebagai masyarakat dengan
tingkat kemiskinan tinggi. Kemampuan anak-anak usia sekolah dalam membaca, menulis, dan
berhitung sangat rendah dibandingkan dengan anak-anak seusia mereka di kabupaten lainnya di
)ndonesia. Rendahnya kapasitas ini, menjadi salah satu penghalang keterlibatan mereka dalam
upaya konservasi yang dilakukan. Oleh karena itu, Universitas Papua UN)PA menginisiasi
program pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat konservasi penyu belimbing melalui
peningkatan kapasitas masyarakat terutama kapasitas pendidikan bagi anak-anak. Rumah Belajar
didirikan untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Rumah Belajar
dibuka setiap hari sesudah waktu sekolah dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh anak-anak
untuk belajar lebih banyak. Pendekatan secara persuasif dilakukan kepada masyarakat untuk
mendorong keterlibatan dalam kegiatan tersebut. (asil yang telah diperoleh dari kegiatan tersebut
yaitu terjadi peningkatan kesadaran partisipasi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak
mereka. Pada periode tahun - terjadi peningkatan anak-anak yang berkategori dapat
membaca dengan baik sebesar , %, peningkatan menulis sebesar , %, dan peningkatan
berhitung sebesar , %. Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung,
diharapkan dapat membuka jendela informasi bagi masyarakat terutama generasi muda yang akan
memegang tongkat estafet upaya konservasi penyu belimbing di Abun.
Kata kunci: rumah belajar, penyu belimbing, konservasi.
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
MANFAAT DAERA( PERL)NDUNGAN LAUT DPBL : KAJ)AN TER(ADAP
KEL)MPA(AN KERANG D) PADANG LAMUN
a* bSam Wouthuyzen , Jonas Lorwens
a UPT LPKSDMO, P O- L)Pi, Pulau Pari
b UPT Loka Konservasi Biota Laut, P O-L)P), Bosnik-Biak
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Wilayah pesisir indonesia memiliki ekosistem tropika mangrove, lamun dan koral yang unik,
sangat luas, lengkap serta produktif, dan telah terbukti memberikan barang dan jasa lingkungan
yang sangat penting dan berharga bagi masyarakat pesisir. Meskipun demikian, ekosistem pesisir
di hampir seluruh wilayah )ndonesia mengalami tekanan berat dari pengembangan wilayah,
berbagai bentuk pencemaran serta pemanfaatan sumber daya yang sangat berlebih dengan cara
tidak ramah lingkungan, sehingga berdampak pada penurunan drastis fungsi ekosistem serta
sumber daya hayati pesisir. Oleh karena itu, pengelolaan berkelanjutan harus segera dilakukan.
Salah satu cara adalah mendirikan Daerah Perlindungan Laut DPL . Kajian ini menganalisa
manfaat DPL dalam mengkonservasi kerang-kerangan di ekosistem lamun Pulau Pari, Kepulauan
Seribu sejak tahun hingga sekarang. Metode"Tag and release", terhadap kerang kere
Gafrarium tumindum menunjukkan bahwa populasi meningkat , kali dalam tahun -
, sedangkan hasil tangkapan per satuan upaya CPUE rata-rata di DPL , kali lebih tinggi
dibandingkan di luar DPL. Kerang muda yang berukuran kecil juga lebih sering terlihat di DPL.
Kesimpulan menunjukkan bahwa DPL ektif dan berfungsi mengkonservasi kerang-kerangan
walaupun DPL hanya berukuran kecil , ha Kecenderungan serupa juga ditunjukkan oleh
kerang buluh Anadara antiquata pada DPL di Pulau Pai, Kepulauan Padaido, Papua. Pendirian
DPL di banyak lokasi pesisir )ndonesia perlu dilakukan pada waktu yang dekat sesuait dengan
target Menteri Perikanan dan Kelauatan yang akan mendirikan juta hektar hingga tahun .
Kata kunci: Daerah Perlindungan Laut, Padang lamun, Populasi/stok
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
RUMA( BELAJAR SEBAGA) KOMPONEN PENT)NG KONSERVAS) PENYU
BEL)MB)NG D) D)STR)K ABUN PAPUA BARAT
a* a a a aAlberto Y. T. Allo , Fitryanti Pakiding , Deasy Lontoh , Kartika Zohar , Sinus Keroman
aLPPM UN)PA Divisi CoE untuk Pembangunan Berkelanjutan
*e-mail: jhntn @gmail.com
ABSTRAK
Pantai Jamursba Medi dan Wermon di Distrik Abun, Papua Barat adalah salah satu pantai peneluran
yang tersisa bagi Penyu belimbing Dermochelys coriacea di Pasi ik Barat. Setiap tahunnya pantai-
pantai ini menjadi tempat bertelur bagi % populasi penyu belimbing di wilayah Pasi ik yang
populasinya menurun hampir - % sejak tahun . Masyarakat lokal yang tinggal di dekat
pantai tersebut memainkan peran penting dalam upaya pelestarian satwa ini. Sayangnya, data
menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kampung ini tergolong sebagai masyarakat dengan
tingkat kemiskinan tinggi. Kemampuan anak-anak usia sekolah dalam membaca, menulis, dan
berhitung sangat rendah dibandingkan dengan anak-anak seusia mereka di kabupaten lainnya di
)ndonesia. Rendahnya kapasitas ini, menjadi salah satu penghalang keterlibatan mereka dalam
upaya konservasi yang dilakukan. Oleh karena itu, Universitas Papua UN)PA menginisiasi
program pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat konservasi penyu belimbing melalui
peningkatan kapasitas masyarakat terutama kapasitas pendidikan bagi anak-anak. Rumah Belajar
didirikan untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Rumah Belajar
dibuka setiap hari sesudah waktu sekolah dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh anak-anak
untuk belajar lebih banyak. Pendekatan secara persuasif dilakukan kepada masyarakat untuk
mendorong keterlibatan dalam kegiatan tersebut. (asil yang telah diperoleh dari kegiatan tersebut
yaitu terjadi peningkatan kesadaran partisipasi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak
mereka. Pada periode tahun - terjadi peningkatan anak-anak yang berkategori dapat
membaca dengan baik sebesar , %, peningkatan menulis sebesar , %, dan peningkatan
berhitung sebesar , %. Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung,
diharapkan dapat membuka jendela informasi bagi masyarakat terutama generasi muda yang akan
memegang tongkat estafet upaya konservasi penyu belimbing di Abun.
Kata kunci: rumah belajar, penyu belimbing, konservasi.
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
PENGARU( JEN)S PEKERJAAN TER(ADAP T)NGKAT KESEJA(TERAAN
MASYARAKAT D) KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN BENTANG
BENTANG LAUT KEPALA BURUNG
a* a b c aMaya Paembonan , Fitryani Pakiding , Louise Glew , Michael Mascia , Dariani Matualage ,
a aYori Turu Toja , Albertus Girik Allo
a Universitas Papua
b WWF-US
c Conservational )ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Bentang Laut Kepala Burung BLKB Papua memiliki ekosistem terumbu karang yang
merupakan salah satu yang terbaik di dunia yang menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies ikan.
Dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang potensial ini, maka dibentuklah Kawasan
Konservasi Perairan KKP di wilayah BLKB. Selain upaya pelestarian sumberdaya perairan,
pengelolaan KKP juga ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang hidup dan
bergantung pada sumberdaya perairan di sekitarnya. Walaupun proses penetapan KKP telah
berlangsung sejak tahun terutama di jejaring KKP Raja Ampat , informasi mengenai manfaat
ekonomi keberadaan KKP terhadap kesejahteraan masyarakat di wilayah KKP masih sangat minim.
Data awal menunjukkan bahwa masyarakat yang hidup di wilayah jejaring KKP-BLKB memiliki
beragam pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini
berfokus pada upaya untuk mengkaji pengaruh pekerjaan masyarakat terhadap tingkat
kesejahteraan ekonomi keluarganya. Pada tahun , kami mengunjungi . rumah tangga di
wilayah KKP Kaimana, Dampier, Teluk Mayalibit dan Taman Nasional Teluk Cenderawasih untuk
menguji hipotesa bahwa keluarga yang pekerjaan utamanya melaut memiliki tingkat kesejahteraan
ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. )ndex kepemilikan aset rumah
tangga digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan ekonomi dan kami mendapati bahwa
jenis pekerjaan memiliki dampak yang signi ikan terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga. (asil
uji lanjut juga menunjukkan bahwa keluarga dengan penghasilan utama melaut memiliki tingkat
kesejahteraan ekonomi yang secara signi ikan lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga dengan
sumber penghasilan lainnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji bahwa tingginya
tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga nelayan ini merupakan dampak ekonomi positif yang
ditimbulkan oleh keberadaan KKP di wilayah BLKB.
Kata kunci: Konservasi, Bentang Laut Kepala Burung, Teluk Cendrawasih
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
MANFAAT KAWASAN KONSERVAS) PES)S)R DAN PULAU KEC)L KKP K
PULAU KOON DAN PERA)RAN SEK)TARNYA BAG) PEN)NGKATAN
KESEJA(TERAAN MASYARAKAT
a* a b a(ellen Nanlohy , Natelda Timisela , )gnatia Dyahapsari , Rizal
a Universitas Pattimura
b WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengelolaan sumber daya laut seharusnya dikelola secara efektif dan bekelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakatterutama masyarakat lokal yang bermukin di wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil. Penelitian bertujuan untuk mengkajimanfaat kawasan konservasi perairanbagi
kesejahteraan masyarakat. Metode yang digunakan adalah studi kasusdengan pendekatan survei
lapangan melalui diskusi kelompok terarah dan kemudian wawancara dengan informan kunci.
Penelitian ini berlokasi di Konservasi Pesisir dan Pulau Kecil KKP K Taman Pulau Kecil-Pulau
Koon, Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Responden dalam penelitian adalah pemerintah desa, tokoh masyarakat serta nelayan yang
memanfaatkan laut di sekitar kawasan konservasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif kualitatif. (asil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pesisir yang berada di
sekitar kawasan konservasi mengetahui bahwa kawasan konservasi merupakan zona pelarangan
pemanfaatan penangkapan ikan. Masyarakat hanya dapat memanfaatkan laut di luar zona tersebut.
Penetapan kawasan konservasi ini memberikan manfaat penting bagi masyarakat pesisir
khususnya nelayan karena dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan sebelum penetapan
kawasan konservasi. Jenis-jenis ikan yang terbanyak di lokasi penelitian adalah jenis-jenis ikan
demersal yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Penetapan kawasan konservasi merupakan upaya
perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut dalam rangka menjamin
keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya laut untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kawasan konservasi secara langsung melindungi habitat yang sangat
penting bagi perkembangbiakan sumber daya laut. Kawasan konservasi juga menyediakan tempat
berlindung ikan secara berkesinambungan, dan yang terpenting dapat mensejahterakan
masyarakat sekitarnya.
Kata kunci: Manfaat, Kawasan, Konservasi
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
PENGARU( JEN)S PEKERJAAN TER(ADAP T)NGKAT KESEJA(TERAAN
MASYARAKAT D) KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN BENTANG
BENTANG LAUT KEPALA BURUNG
a* a b c aMaya Paembonan , Fitryani Pakiding , Louise Glew , Michael Mascia , Dariani Matualage ,
a aYori Turu Toja , Albertus Girik Allo
a Universitas Papua
b WWF-US
c Conservational )ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Bentang Laut Kepala Burung BLKB Papua memiliki ekosistem terumbu karang yang
merupakan salah satu yang terbaik di dunia yang menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies ikan.
Dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang potensial ini, maka dibentuklah Kawasan
Konservasi Perairan KKP di wilayah BLKB. Selain upaya pelestarian sumberdaya perairan,
pengelolaan KKP juga ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang hidup dan
bergantung pada sumberdaya perairan di sekitarnya. Walaupun proses penetapan KKP telah
berlangsung sejak tahun terutama di jejaring KKP Raja Ampat , informasi mengenai manfaat
ekonomi keberadaan KKP terhadap kesejahteraan masyarakat di wilayah KKP masih sangat minim.
Data awal menunjukkan bahwa masyarakat yang hidup di wilayah jejaring KKP-BLKB memiliki
beragam pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini
berfokus pada upaya untuk mengkaji pengaruh pekerjaan masyarakat terhadap tingkat
kesejahteraan ekonomi keluarganya. Pada tahun , kami mengunjungi . rumah tangga di
wilayah KKP Kaimana, Dampier, Teluk Mayalibit dan Taman Nasional Teluk Cenderawasih untuk
menguji hipotesa bahwa keluarga yang pekerjaan utamanya melaut memiliki tingkat kesejahteraan
ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. )ndex kepemilikan aset rumah
tangga digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan ekonomi dan kami mendapati bahwa
jenis pekerjaan memiliki dampak yang signi ikan terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga. (asil
uji lanjut juga menunjukkan bahwa keluarga dengan penghasilan utama melaut memiliki tingkat
kesejahteraan ekonomi yang secara signi ikan lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga dengan
sumber penghasilan lainnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji bahwa tingginya
tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga nelayan ini merupakan dampak ekonomi positif yang
ditimbulkan oleh keberadaan KKP di wilayah BLKB.
Kata kunci: Konservasi, Bentang Laut Kepala Burung, Teluk Cendrawasih
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
MANFAAT KAWASAN KONSERVAS) PES)S)R DAN PULAU KEC)L KKP K
PULAU KOON DAN PERA)RAN SEK)TARNYA BAG) PEN)NGKATAN
KESEJA(TERAAN MASYARAKAT
a* a b a(ellen Nanlohy , Natelda Timisela , )gnatia Dyahapsari , Rizal
a Universitas Pattimura
b WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengelolaan sumber daya laut seharusnya dikelola secara efektif dan bekelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakatterutama masyarakat lokal yang bermukin di wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil. Penelitian bertujuan untuk mengkajimanfaat kawasan konservasi perairanbagi
kesejahteraan masyarakat. Metode yang digunakan adalah studi kasusdengan pendekatan survei
lapangan melalui diskusi kelompok terarah dan kemudian wawancara dengan informan kunci.
Penelitian ini berlokasi di Konservasi Pesisir dan Pulau Kecil KKP K Taman Pulau Kecil-Pulau
Koon, Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Responden dalam penelitian adalah pemerintah desa, tokoh masyarakat serta nelayan yang
memanfaatkan laut di sekitar kawasan konservasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif kualitatif. (asil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pesisir yang berada di
sekitar kawasan konservasi mengetahui bahwa kawasan konservasi merupakan zona pelarangan
pemanfaatan penangkapan ikan. Masyarakat hanya dapat memanfaatkan laut di luar zona tersebut.
Penetapan kawasan konservasi ini memberikan manfaat penting bagi masyarakat pesisir
khususnya nelayan karena dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan sebelum penetapan
kawasan konservasi. Jenis-jenis ikan yang terbanyak di lokasi penelitian adalah jenis-jenis ikan
demersal yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Penetapan kawasan konservasi merupakan upaya
perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut dalam rangka menjamin
keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya laut untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kawasan konservasi secara langsung melindungi habitat yang sangat
penting bagi perkembangbiakan sumber daya laut. Kawasan konservasi juga menyediakan tempat
berlindung ikan secara berkesinambungan, dan yang terpenting dapat mensejahterakan
masyarakat sekitarnya.
Kata kunci: Manfaat, Kawasan, Konservasi
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
ANAL)S)S PENGARU( KAWASAN KONSERVAS) LAUT TER(ADAP
PRODUKS) PER)KANAN TANGKAP D) )NDONES)A
a* aPrabowo , Widyono Soetjipto
a MPKP FEB U)
e-mail: bowo @yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh kawasan konservasi laut KKL
terhadap produksi perikanan tangkap di )ndonesia. Metode yang digunakan adalah analisis regresi
data panel dari provinsi di )ndonesia selama periode - . (asil penelitian menunjukkan
bahwa rasio luas KKL/laut secara signi ikan berpengaruh positif terhadap produksi perikanan
tangkap di )ndonesia dengan nilai elastisitas sebesar , . Selain rasio luas KKL/laut, variabel
yang secara signi ikan berpengaruh positif adalah variabel perahu, rumah tangga perikanan, alat
penangkapan ikan, dan trip. Pengaruh rasio luas KKL/laut dan variabel lain yang signi ikan bersifat
inelastis dengan kondisi skala hasil yang menurun.
Kata kunci: KKL, Produksi Perikanan Tangkap, Elastisitas
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
MANFAAT KAWASAN KONSERVAS) MANGROVE D) PES)S)R DESA
BENGKAK KABUPATEN BANYUWANG)
Yanuar Rustrianto Buwono Balai Pendidikan Pelatihan Perikanan Banyuwangi
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan pesisir Bengkak merupakan salah satu pesisir yang menjadi kegiatan perikanan laut
dengan ekosistem mangrove alami seluas ± (a berbatasan dengan mangrove Alas Buluh dan
berseberangan dengan mangrove TN. Bali Barat. Kawasan ini memiliki peran penting sebagai
habitat penting biota daratan dan lautan, namun adanya gangguan masyarakat seperti
pengambilan kayu mangrove menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan mangrove tidak
optimal bahkan mati. Adanya tekanan lingkungan di pesisir Desa Bengkak menyebabkan abrasi
pantai pada saat air laut pasang tinggi sehingga dalam tahun terakhir ini dilakukan
pengembangan kegiatan konservasi , meliputi reboisasi mangrove dan cemara laut secara
berkelanjutan dengan peningkatan pendapatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
(asil konservasi diwujudkan sebagai kawasan ekowisata Mangrove Centre Bengkak MCB yang
digagas Pokmaswas Tirtawangi berkerjasama dengan pemda, akademisi, dan praktisi. Aspek
penting dalam pengembangan dan perlindungan Mangrove secara berkelanjutan dirasakan dalam
segi ekonomi seperti pedagang, penyewaan alat snorkle dan jasa wisata Pulau Tabuhan dan Pulau
Menjangan, ekologi seperti perlindungan habitat fauna darat/teresterial dan laut
denganpengambilan biota laut di daerah lain yang sudah disepakati, sosial budaya seperti hidup
bermasyarakat membangun wisata mangrove dengan spot-spot menarik dari pertumbuhan
mangrove yang semakin meluas. Kesadaran masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove di
Kawasan Pesisir mendapat dukungan pemerintah dengan dibuatnya Peraturan Desa No. Tahun
tentang Daerah Perlindungan Pesisir Desa Bengkak. Keanekaragaman hayati vegetasi
mangrove mempunyai jenis yang bervariasi yaitu A. marina, R. apiculata, R. mucronata, S. alba dan
C. equisetifolia. Namun perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan lebih lanjut tentang pemanfaatan
olahan buah mangrove untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir Desa Bengkak
Kata kunci: Pesisir, Konservasi, Mangrove
Selasa, Mei , . . .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
ANAL)S)S PENGARU( KAWASAN KONSERVAS) LAUT TER(ADAP
PRODUKS) PER)KANAN TANGKAP D) )NDONES)A
a* aPrabowo , Widyono Soetjipto
a MPKP FEB U)
e-mail: bowo @yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh kawasan konservasi laut KKL
terhadap produksi perikanan tangkap di )ndonesia. Metode yang digunakan adalah analisis regresi
data panel dari provinsi di )ndonesia selama periode - . (asil penelitian menunjukkan
bahwa rasio luas KKL/laut secara signi ikan berpengaruh positif terhadap produksi perikanan
tangkap di )ndonesia dengan nilai elastisitas sebesar , . Selain rasio luas KKL/laut, variabel
yang secara signi ikan berpengaruh positif adalah variabel perahu, rumah tangga perikanan, alat
penangkapan ikan, dan trip. Pengaruh rasio luas KKL/laut dan variabel lain yang signi ikan bersifat
inelastis dengan kondisi skala hasil yang menurun.
Kata kunci: KKL, Produksi Perikanan Tangkap, Elastisitas
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
MANFAAT KAWASAN KONSERVAS) MANGROVE D) PES)S)R DESA
BENGKAK KABUPATEN BANYUWANG)
Yanuar Rustrianto Buwono Balai Pendidikan Pelatihan Perikanan Banyuwangi
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan pesisir Bengkak merupakan salah satu pesisir yang menjadi kegiatan perikanan laut
dengan ekosistem mangrove alami seluas ± (a berbatasan dengan mangrove Alas Buluh dan
berseberangan dengan mangrove TN. Bali Barat. Kawasan ini memiliki peran penting sebagai
habitat penting biota daratan dan lautan, namun adanya gangguan masyarakat seperti
pengambilan kayu mangrove menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan mangrove tidak
optimal bahkan mati. Adanya tekanan lingkungan di pesisir Desa Bengkak menyebabkan abrasi
pantai pada saat air laut pasang tinggi sehingga dalam tahun terakhir ini dilakukan
pengembangan kegiatan konservasi , meliputi reboisasi mangrove dan cemara laut secara
berkelanjutan dengan peningkatan pendapatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
(asil konservasi diwujudkan sebagai kawasan ekowisata Mangrove Centre Bengkak MCB yang
digagas Pokmaswas Tirtawangi berkerjasama dengan pemda, akademisi, dan praktisi. Aspek
penting dalam pengembangan dan perlindungan Mangrove secara berkelanjutan dirasakan dalam
segi ekonomi seperti pedagang, penyewaan alat snorkle dan jasa wisata Pulau Tabuhan dan Pulau
Menjangan, ekologi seperti perlindungan habitat fauna darat/teresterial dan laut
denganpengambilan biota laut di daerah lain yang sudah disepakati, sosial budaya seperti hidup
bermasyarakat membangun wisata mangrove dengan spot-spot menarik dari pertumbuhan
mangrove yang semakin meluas. Kesadaran masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove di
Kawasan Pesisir mendapat dukungan pemerintah dengan dibuatnya Peraturan Desa No. Tahun
tentang Daerah Perlindungan Pesisir Desa Bengkak. Keanekaragaman hayati vegetasi
mangrove mempunyai jenis yang bervariasi yaitu A. marina, R. apiculata, R. mucronata, S. alba dan
C. equisetifolia. Namun perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan lebih lanjut tentang pemanfaatan
olahan buah mangrove untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir Desa Bengkak
Kata kunci: Pesisir, Konservasi, Mangrove
Selasa, Mei , . . .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
STRATEG) PENGELOLAAN EKOW)SATA PES)S)R D) TAMAN NAS)ONAL
BALURAN DENGAN METODE MULT)D)MENS)ONAL SCAL)NG MDS
a* a aNike )ka Nuzula , Daniel M. Rosyid , (aryo D. Armono
a )nstitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Sumber daya pesisir Taman Nasional Baluran telah digunakan untuk aktivitas laut dan ekowisata
pesisir. Adanya peningkatan jumlah wisatawan telah menyebabkan peningkatan aktivitas
pariwisata dan aktivitas yang terkait. Kondisi ini akan mempengaruhi habitat pesisir dan kualitas
air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen yang efektif didasarkan pada dimensi
ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan pada ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran.
Analisis data menggunakan metode multidimensional scaling MDS . (asil penelitian
menunjukkan bahwa indeks keefektifan pengelolaan ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran
saat ini berada pada kategori cukup efektif , % . Secara parsial, dimensi ekologi , %
berada pada kategori efektif, sedangkan dimensi sosial , % , dimensi ekonomi , % dan
dimensi kelembagaan , % berada pada kategori cukup efektif. Beberapa atribut penting yang
mempengaruhi nilai efektivitas pengelolaan ekowisata di TNB adalah kesesuaian ekowisata pesisir
adalah: i diversi ikasi kegiatan ekowisata pesisir, ii harga produk ekowisata bahari, iii perbuahan
kualitas hidup masyarakat lokal dan pengetahuan terkait ekowisata pesisir, iv kenyamanan
wisatawan dan masyarakat lokal, dan v penggunaan dana konservasi bagi pengelola Taman
Nasional Baluran. (asil simulasi menunjukkan bahwa diperlukan strategi pengelolaan ekowisata
pesisir yang menerapkan kebijakan terpadu antara program konservasi sumber daya ekowisata
pesisir, optimasi kegiatan ekowisata pesisir yang berbasis mangrove, terumbu karang dan budaya,
peningkatan kenyamanan antara wisatawan dengan masyarakat lokal dan peningkatan
penyediaan infrastruktur penunjang ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran.
Kata kunci: Strategi Ekowisata, Taman Nasional Baluran, Multidimensional scaling
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN EKOS)STEM MANGROVE PULAU
BUNAKEN TAMAN NAS)ONAL BUNAKEN PROV)NS) SULAWES) UTARA
Joshian N.W Schaduw
Universitas Sam Ratulangi
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk menganalisa efektivitas pengelolaan ekosistem mangrove Pulau
Bunken, yang masuk dalam kawasan Taman Nasioanl Bunaken di Kota Manado Provinsi Sulawesi
Utara. Kajian ini menggunakan metode penelitian antara lain survei lapangan, sampling, dan studi
literatur pada beberapa kompenen yang membutuhkan data berkala. Analsis data menggunakan
multy dimensional scalling MDS dan Rapid Apraisal of mangrove ecosystem sustainability
RAPMECS . Data yang didapatkan untuk menganalisa efektivitas dimensi ekologi, sosial-ekonomi,
dan kelembagaan yang mempengaruhi ekosistem mangrove. Pada dimensi ekologi terindikasi
keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Pulau Bunaken kurang baik, sedangkan pada
dimensi sosial ekonomi dan kelembagaan kurang baik. (al utama yang membuat keberlanjutan
pengelolaan pada dimensi ekologi kurang baik adalah kemiringan lereng pulau dan luasan dari
ekosistem mangrove. Akibat dari rendahnya efekti itas mangrove sebagai buffer zone membuat
pulau ini rentan terhadap aksi laut yaitu arus dan gelombang. Strategi yang dapat dilakukan
meminimalkan kerentanan pulau ini antara lain adalah penambahan luasan ekosistem mangrove,
peningkatan kesadaran dan partisipatif masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, dan
peningkatan infrastruktur pendukung dalam kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove.
Kata kunci: Pengelolaan, Mangrove, Bunaken
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
STRATEG) PENGELOLAAN EKOW)SATA PES)S)R D) TAMAN NAS)ONAL
BALURAN DENGAN METODE MULT)D)MENS)ONAL SCAL)NG MDS
a* a aNike )ka Nuzula , Daniel M. Rosyid , (aryo D. Armono
a )nstitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Sumber daya pesisir Taman Nasional Baluran telah digunakan untuk aktivitas laut dan ekowisata
pesisir. Adanya peningkatan jumlah wisatawan telah menyebabkan peningkatan aktivitas
pariwisata dan aktivitas yang terkait. Kondisi ini akan mempengaruhi habitat pesisir dan kualitas
air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen yang efektif didasarkan pada dimensi
ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan pada ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran.
Analisis data menggunakan metode multidimensional scaling MDS . (asil penelitian
menunjukkan bahwa indeks keefektifan pengelolaan ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran
saat ini berada pada kategori cukup efektif , % . Secara parsial, dimensi ekologi , %
berada pada kategori efektif, sedangkan dimensi sosial , % , dimensi ekonomi , % dan
dimensi kelembagaan , % berada pada kategori cukup efektif. Beberapa atribut penting yang
mempengaruhi nilai efektivitas pengelolaan ekowisata di TNB adalah kesesuaian ekowisata pesisir
adalah: i diversi ikasi kegiatan ekowisata pesisir, ii harga produk ekowisata bahari, iii perbuahan
kualitas hidup masyarakat lokal dan pengetahuan terkait ekowisata pesisir, iv kenyamanan
wisatawan dan masyarakat lokal, dan v penggunaan dana konservasi bagi pengelola Taman
Nasional Baluran. (asil simulasi menunjukkan bahwa diperlukan strategi pengelolaan ekowisata
pesisir yang menerapkan kebijakan terpadu antara program konservasi sumber daya ekowisata
pesisir, optimasi kegiatan ekowisata pesisir yang berbasis mangrove, terumbu karang dan budaya,
peningkatan kenyamanan antara wisatawan dengan masyarakat lokal dan peningkatan
penyediaan infrastruktur penunjang ekowisata pesisir di Taman Nasional Baluran.
Kata kunci: Strategi Ekowisata, Taman Nasional Baluran, Multidimensional scaling
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN EKOS)STEM MANGROVE PULAU
BUNAKEN TAMAN NAS)ONAL BUNAKEN PROV)NS) SULAWES) UTARA
Joshian N.W Schaduw
Universitas Sam Ratulangi
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk menganalisa efektivitas pengelolaan ekosistem mangrove Pulau
Bunken, yang masuk dalam kawasan Taman Nasioanl Bunaken di Kota Manado Provinsi Sulawesi
Utara. Kajian ini menggunakan metode penelitian antara lain survei lapangan, sampling, dan studi
literatur pada beberapa kompenen yang membutuhkan data berkala. Analsis data menggunakan
multy dimensional scalling MDS dan Rapid Apraisal of mangrove ecosystem sustainability
RAPMECS . Data yang didapatkan untuk menganalisa efektivitas dimensi ekologi, sosial-ekonomi,
dan kelembagaan yang mempengaruhi ekosistem mangrove. Pada dimensi ekologi terindikasi
keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Pulau Bunaken kurang baik, sedangkan pada
dimensi sosial ekonomi dan kelembagaan kurang baik. (al utama yang membuat keberlanjutan
pengelolaan pada dimensi ekologi kurang baik adalah kemiringan lereng pulau dan luasan dari
ekosistem mangrove. Akibat dari rendahnya efekti itas mangrove sebagai buffer zone membuat
pulau ini rentan terhadap aksi laut yaitu arus dan gelombang. Strategi yang dapat dilakukan
meminimalkan kerentanan pulau ini antara lain adalah penambahan luasan ekosistem mangrove,
peningkatan kesadaran dan partisipatif masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, dan
peningkatan infrastruktur pendukung dalam kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove.
Kata kunci: Pengelolaan, Mangrove, Bunaken
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
EFEKT)V)TAS SUB ZONA PERL)NDUNGAN SETASEA D) KAWASAN
KONSERVAS) PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL LAUT SAWU, NTT
a* a aMujiyanto , Riswanto , Adriani Sri Nastiti
a Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya )kan
e-mail: antomj @gmail.com
ABSTRAK
Program Kementerian Kelautan Perikanan yang tertuang dalam Kep.Men.Nomor /KEPMEN-
KP/ dengan beberapa butir kegiatan yang direncanakan dalam tahap pertama tahun -
, disebutkan rencana pengelolaan dan zonasi dalam Kawasan Konservasi Perairan di Taman
Nasional TNP Laut Sawu dapat ditinjau sekurang-kurangnya tahun sekali. TNP Laut Sawu
memiliki total luas keseluruhan ± . . , ha, dengan posisi perairan langsung berbatasan
dengan Samudera (india. Laut Sawu tergolong perairan dinamik memiliki perubahan suhu dan
salinitas permukaan yang signi ikan. Dinamika perubahan kondisi perairan tersebut berdampak
terhadap terjadinya upwelling. Bagi kehidupan setasea, upwelling memberikan manfaat bagi
kelimpahan plankton dan peningkatan suhu air laut menjadi hangat. Penelitian ini bertujuan
menganalisis efektivitas sub zona perlindungan setasea di TNP Laut Sawu. Lokasi penelitian
meliputi wilayah perairan di dalam dan luar TNP Laut Sawu. Penelitian dilakukan pada tahun
dan , metode pengumpulan data kemunculan setasea dengan metode distance sampling dan
single observer platform. (asil yang ditemukan adalah pada sub zona perlindungan setasea di
wilayah sekitar sekitar Sumba Barat Daya dan Sumba Barat dan Daratan Timor perlu ditinjau ulang
jika mengacu pada luasan zonasi saat ini. Luasan sub zona untuk melindungai keberlanjutan
setasea perlu disesuaikan dengan penambahan dan perubahan dari zona perikanan yang ada. Sub
zona di wilayah perairan sekitar Sumba Barat Daya dan Sumba Barat seluas ± . ha dan
Daratan Timor seluas ± . ha. Peninjauan ulang luasan sub zona setasea dimaksudkan
untuk meminimalisir terjadinya kon lik kepentingan antara kebutuhan nelayan akan hasil
tangkapan dengan migrasi setasea.
Kata kunci: Efektivitas, Sub Zona, Setasean
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN DAN PENGENTASAN KEM)SK)NAN:
DAMPAK SOS)AL JANGKA PENDEK D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG
PAPUA
a* b cFitryanti Pakiding , Louise E. Glew , Michael Mascia
a Universitas Papua
b WWF-US
c Conservation )nternational
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan konservasi perairan KKP adalah komponen integral dari strategi lokal, nasional, dan
internasional untuk konservasi keanekaragaman hayati, akan tetapi dampak strategi ini terhadap
kesejahteraan manusia masih dipertanyakan. Pendukung konsep ini menyatakan bahwa KKP
adalah strategi menang-menang untuk koservasi dan pengentasan kemiskinan, sementara
penentang konsep ini berargumen bahwa KKP lebih mementingkan konservasi sumberdaya alam
laut dibandingkan kesejahteraan komunitas nelayan miskin. Untuk menyumbangkan pemikiran
terhadap debat kedua kelompok ini, kami memonitor dampak sosial dari enam KKP di wilayah
Bentang Laut Kepala Burung BLKB . Kami menggunakan desain quasi-eksperimental, dimana
kami menguji dampak sosial KKP dalam lima indikator sosial: kesejahteraan ekonomi, kesehatan,
pemberdayaan politik, pendidikan, dan budaya. Data awal mengenai dampak dari enam KKP dan
wilayah kontrolnya memberikan pandangan pada dampak jangka pendek penetapan KKP terhadap
kesejahteraan rumah tangga. Kami juga mendapati bahwa dampak sosial dari KKP sangat beragam
dengan tingkat dan arah pengaruh dampak beragam diantara kelompok sosial, kategori sosial, dan
diantara KKP. Selain memberikan informasi mengenai dampak KKP pada manajemen pengelolaan
tingkat lokal, dampak sosial penetapan KKP di BLKB menekankan pada perlunya pendekatan yang
lebih beragam dalam mengevaluasi dampak sosial dari intervensi konservasi sebagai dasar untuk
menganalisis hubungan antara daerah perlindungan alam dengan kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci: Kawasan Konservasi Perairan, Dampak Sosial, Bentang Laut Kepala Burung Papua
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
EFEKT)V)TAS SUB ZONA PERL)NDUNGAN SETASEA D) KAWASAN
KONSERVAS) PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL LAUT SAWU, NTT
a* a aMujiyanto , Riswanto , Adriani Sri Nastiti
a Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya )kan
e-mail: antomj @gmail.com
ABSTRAK
Program Kementerian Kelautan Perikanan yang tertuang dalam Kep.Men.Nomor /KEPMEN-
KP/ dengan beberapa butir kegiatan yang direncanakan dalam tahap pertama tahun -
, disebutkan rencana pengelolaan dan zonasi dalam Kawasan Konservasi Perairan di Taman
Nasional TNP Laut Sawu dapat ditinjau sekurang-kurangnya tahun sekali. TNP Laut Sawu
memiliki total luas keseluruhan ± . . , ha, dengan posisi perairan langsung berbatasan
dengan Samudera (india. Laut Sawu tergolong perairan dinamik memiliki perubahan suhu dan
salinitas permukaan yang signi ikan. Dinamika perubahan kondisi perairan tersebut berdampak
terhadap terjadinya upwelling. Bagi kehidupan setasea, upwelling memberikan manfaat bagi
kelimpahan plankton dan peningkatan suhu air laut menjadi hangat. Penelitian ini bertujuan
menganalisis efektivitas sub zona perlindungan setasea di TNP Laut Sawu. Lokasi penelitian
meliputi wilayah perairan di dalam dan luar TNP Laut Sawu. Penelitian dilakukan pada tahun
dan , metode pengumpulan data kemunculan setasea dengan metode distance sampling dan
single observer platform. (asil yang ditemukan adalah pada sub zona perlindungan setasea di
wilayah sekitar sekitar Sumba Barat Daya dan Sumba Barat dan Daratan Timor perlu ditinjau ulang
jika mengacu pada luasan zonasi saat ini. Luasan sub zona untuk melindungai keberlanjutan
setasea perlu disesuaikan dengan penambahan dan perubahan dari zona perikanan yang ada. Sub
zona di wilayah perairan sekitar Sumba Barat Daya dan Sumba Barat seluas ± . ha dan
Daratan Timor seluas ± . ha. Peninjauan ulang luasan sub zona setasea dimaksudkan
untuk meminimalisir terjadinya kon lik kepentingan antara kebutuhan nelayan akan hasil
tangkapan dengan migrasi setasea.
Kata kunci: Efektivitas, Sub Zona, Setasean
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN DAN PENGENTASAN KEM)SK)NAN:
DAMPAK SOS)AL JANGKA PENDEK D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG
PAPUA
a* b cFitryanti Pakiding , Louise E. Glew , Michael Mascia
a Universitas Papua
b WWF-US
c Conservation )nternational
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan konservasi perairan KKP adalah komponen integral dari strategi lokal, nasional, dan
internasional untuk konservasi keanekaragaman hayati, akan tetapi dampak strategi ini terhadap
kesejahteraan manusia masih dipertanyakan. Pendukung konsep ini menyatakan bahwa KKP
adalah strategi menang-menang untuk koservasi dan pengentasan kemiskinan, sementara
penentang konsep ini berargumen bahwa KKP lebih mementingkan konservasi sumberdaya alam
laut dibandingkan kesejahteraan komunitas nelayan miskin. Untuk menyumbangkan pemikiran
terhadap debat kedua kelompok ini, kami memonitor dampak sosial dari enam KKP di wilayah
Bentang Laut Kepala Burung BLKB . Kami menggunakan desain quasi-eksperimental, dimana
kami menguji dampak sosial KKP dalam lima indikator sosial: kesejahteraan ekonomi, kesehatan,
pemberdayaan politik, pendidikan, dan budaya. Data awal mengenai dampak dari enam KKP dan
wilayah kontrolnya memberikan pandangan pada dampak jangka pendek penetapan KKP terhadap
kesejahteraan rumah tangga. Kami juga mendapati bahwa dampak sosial dari KKP sangat beragam
dengan tingkat dan arah pengaruh dampak beragam diantara kelompok sosial, kategori sosial, dan
diantara KKP. Selain memberikan informasi mengenai dampak KKP pada manajemen pengelolaan
tingkat lokal, dampak sosial penetapan KKP di BLKB menekankan pada perlunya pendekatan yang
lebih beragam dalam mengevaluasi dampak sosial dari intervensi konservasi sebagai dasar untuk
menganalisis hubungan antara daerah perlindungan alam dengan kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci: Kawasan Konservasi Perairan, Dampak Sosial, Bentang Laut Kepala Burung Papua
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
STRATEG) PENGELOLAAN TAMAN PULAU KEC)L PULAU PANJANG,
KABUPATEN JEPARA
a* a aMunasik , Rudhi Pribadi , )ta Riniatsih
a Departemen )lmu Kelautan, FP)K Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Konservasi Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Kabupaten Jepara memiliki potensi
ekosistem pesisir terbaik di Semenanjung Muria, Jawa Tengah. Pulau Panjang adalah pulau kecil
yang dikelilingi terumbu karang tepi dan ditumbuhi komunitas lamun pada sebagian rataan
terumbunya. Sebagai pulau kecil yang berdekatan dengan pesisir kota Jepara, ancaman utama
adalah penurunan kualitas perairan serta banyaknya pemanfaatan yang saling tumpang tindih,
seperti kegiatan perikanan tradisional, wisata bahari dan peanfaatan alur pelayaran. Akibatnya,
daya dukung lingkungan menurun terlebih lagi dengan menigkatnya praktek perikanan yang tidak
ramah lingkungan. Melalui Surat Keputusan Bupati Jepara No. . . / Tahun telah
diputuskan pencadangan Pulau Panjang sebagai Kawasan Konservasi Taman Pulau Kecil
Kabupaten Jepara dan dikelola oleh suatu kelompok kerja. Pengelolaan kawasan konservasi ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas nilai dan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil serta
mengurangi ancaman kelestariannya. Untuk mengefekti kan pengelolaan maka telah dipraktekkan
pengelolaan kolaboratif melalui partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan yaitu
masyarakat nelayan, akademisi, pemerintah dan perusahaan. Restorasi ekosistem pesisir dan
praktek perikanan berkelanjutan dilakukan oleh kelompok nelayan dengan dukungan teknologi
yang dikembangkan oleh perguruan tinggi terdekat sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat dengan dukungan CSR tanggung jawab sosial perusahaan yang berdekatan dengan
pulau. Restorasi terumbu karang dan lamun serta rehabilitasi cemara laut bertujuan untuk
menciptakan habitat baru dan melindungi pantai dari abrasi sehingga akan mendukung
perwujudan ekowisata di kawasan konservasi ini. Program pengelolaan perikanan berkelanjutan
telah mendorong kesadaran kelompok nelayan untuk melakukan restocking rajungan di kawasan
ini. Pengelolaan kolaboratif kawasan P. Panjang ini akan mendorong pada kemandirian, karena
masyarakat nelayan telah mendapatkan keuntungan ekonomi berupa meningkatnya pendapatan
dan mata pencaharian alternatif. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan program pengelolaan ini
untuk pembelajaran dan pengembangan )PTEK konservasi laut sedangkan perusahaan dapat
mengimplementasikan program perlindungan keanekaragaman hayati untuk kepentingan
kepatuhan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.
Kata kunci: Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Pengelolaan
Kolaboratif
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
JEJAR)NG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN: STUD) KASUS PROV)NS)
MALUKU
Estradivari, Christian Novia N. (andayani, Dirga Daniel, Adib Mustofa
Coral Triangle Directorate, WWF-)ndonesia
email: est adi a i@ f.id
ABSTRAK
Membangun jejaring Kawasan Konservasi Perairan KKP merupakan salah satu langkah efektif
untuk memaksimalkan manfaat positif dari KKP individu. Semenjak dikeluarkan Peraturan
Menteri No. / mengenai jejaring KKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai
menginisiasi pembentukan jejaring KKP di beberapa lokasi di )ndonesia. Kajian ini dilakukan untuk
memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai desain jejaring KKP di Provinsi Maluku
yang dapat memaksimalkan fungsi ekologi, melindungi habitat kritis dan mengelola stok
perikanan. Berbagai analisa spasial dan pemodelan konektivitas larva dilakukan menggunakan
data terbaik yang tersedia untuk tingkat provinsi. (ingga Desember , Provinsi Maluku baru
memiliki KKP dengan total luasan , hektar. Ketujuh KKP yang telah ada memiliki
keterulangan habitat dan spesies penting yang baik, namun keterwakilan habitat kritis yang sudah
dilindungi masih sangat kecil , % dibandingkan target minimum yang optimum % . Selain
itu, baru dari KKP yang saling terkoneksi dengan jarak di bawah km, sementara dua KKP
lainnya terletak terisolir dari KKP lainnya. Provinsi Maluku juga memiliki beberapa simpul
konektivitas larva yang kuat. Berdasarkan hasil kajian, jejaring KKP di Provinsi Maluku sangat
potensial dibangun di Provinsi Maluku dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:
membangun KKP di beberapa lokasi seperti diantaranya Pulau Buru, Maluku Barat Daya,
Kepulauan Aru, dll, memperluas KKP yang sudah ada khususnya KKP yang berukuran sangat
kecil, dan memperkuat peran dan fungsi lembaga pengelola di setiap KKP dan mendorongkan
pembuatan rencana pengelolaan secara bersama dan terintegrasi antar KKP.
Kata Kunci : Jejaring Kawasan Konservasi Perairan, Provinsi Maluku, K Keterulangan,
Keterwakilan, Konektivitas , Konektivitas Larva
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
STRATEG) PENGELOLAAN TAMAN PULAU KEC)L PULAU PANJANG,
KABUPATEN JEPARA
a* a aMunasik , Rudhi Pribadi , )ta Riniatsih
a Departemen )lmu Kelautan, FP)K Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Konservasi Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Kabupaten Jepara memiliki potensi
ekosistem pesisir terbaik di Semenanjung Muria, Jawa Tengah. Pulau Panjang adalah pulau kecil
yang dikelilingi terumbu karang tepi dan ditumbuhi komunitas lamun pada sebagian rataan
terumbunya. Sebagai pulau kecil yang berdekatan dengan pesisir kota Jepara, ancaman utama
adalah penurunan kualitas perairan serta banyaknya pemanfaatan yang saling tumpang tindih,
seperti kegiatan perikanan tradisional, wisata bahari dan peanfaatan alur pelayaran. Akibatnya,
daya dukung lingkungan menurun terlebih lagi dengan menigkatnya praktek perikanan yang tidak
ramah lingkungan. Melalui Surat Keputusan Bupati Jepara No. . . / Tahun telah
diputuskan pencadangan Pulau Panjang sebagai Kawasan Konservasi Taman Pulau Kecil
Kabupaten Jepara dan dikelola oleh suatu kelompok kerja. Pengelolaan kawasan konservasi ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas nilai dan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil serta
mengurangi ancaman kelestariannya. Untuk mengefekti kan pengelolaan maka telah dipraktekkan
pengelolaan kolaboratif melalui partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan yaitu
masyarakat nelayan, akademisi, pemerintah dan perusahaan. Restorasi ekosistem pesisir dan
praktek perikanan berkelanjutan dilakukan oleh kelompok nelayan dengan dukungan teknologi
yang dikembangkan oleh perguruan tinggi terdekat sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat dengan dukungan CSR tanggung jawab sosial perusahaan yang berdekatan dengan
pulau. Restorasi terumbu karang dan lamun serta rehabilitasi cemara laut bertujuan untuk
menciptakan habitat baru dan melindungi pantai dari abrasi sehingga akan mendukung
perwujudan ekowisata di kawasan konservasi ini. Program pengelolaan perikanan berkelanjutan
telah mendorong kesadaran kelompok nelayan untuk melakukan restocking rajungan di kawasan
ini. Pengelolaan kolaboratif kawasan P. Panjang ini akan mendorong pada kemandirian, karena
masyarakat nelayan telah mendapatkan keuntungan ekonomi berupa meningkatnya pendapatan
dan mata pencaharian alternatif. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan program pengelolaan ini
untuk pembelajaran dan pengembangan )PTEK konservasi laut sedangkan perusahaan dapat
mengimplementasikan program perlindungan keanekaragaman hayati untuk kepentingan
kepatuhan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.
Kata kunci: Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Pengelolaan
Kolaboratif
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
JEJAR)NG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN: STUD) KASUS PROV)NS)
MALUKU
Estradivari, Christian Novia N. (andayani, Dirga Daniel, Adib Mustofa
Coral Triangle Directorate, WWF-)ndonesia
email: est adi a i@ f.id
ABSTRAK
Membangun jejaring Kawasan Konservasi Perairan KKP merupakan salah satu langkah efektif
untuk memaksimalkan manfaat positif dari KKP individu. Semenjak dikeluarkan Peraturan
Menteri No. / mengenai jejaring KKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai
menginisiasi pembentukan jejaring KKP di beberapa lokasi di )ndonesia. Kajian ini dilakukan untuk
memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai desain jejaring KKP di Provinsi Maluku
yang dapat memaksimalkan fungsi ekologi, melindungi habitat kritis dan mengelola stok
perikanan. Berbagai analisa spasial dan pemodelan konektivitas larva dilakukan menggunakan
data terbaik yang tersedia untuk tingkat provinsi. (ingga Desember , Provinsi Maluku baru
memiliki KKP dengan total luasan , hektar. Ketujuh KKP yang telah ada memiliki
keterulangan habitat dan spesies penting yang baik, namun keterwakilan habitat kritis yang sudah
dilindungi masih sangat kecil , % dibandingkan target minimum yang optimum % . Selain
itu, baru dari KKP yang saling terkoneksi dengan jarak di bawah km, sementara dua KKP
lainnya terletak terisolir dari KKP lainnya. Provinsi Maluku juga memiliki beberapa simpul
konektivitas larva yang kuat. Berdasarkan hasil kajian, jejaring KKP di Provinsi Maluku sangat
potensial dibangun di Provinsi Maluku dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:
membangun KKP di beberapa lokasi seperti diantaranya Pulau Buru, Maluku Barat Daya,
Kepulauan Aru, dll, memperluas KKP yang sudah ada khususnya KKP yang berukuran sangat
kecil, dan memperkuat peran dan fungsi lembaga pengelola di setiap KKP dan mendorongkan
pembuatan rencana pengelolaan secara bersama dan terintegrasi antar KKP.
Kata Kunci : Jejaring Kawasan Konservasi Perairan, Provinsi Maluku, K Keterulangan,
Keterwakilan, Konektivitas , Konektivitas Larva
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
KONSERVAS) PENYU BEL)MB)NG D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG
PAPUA MELALU) PEMBERDAYAAN PEREKONOM)AN MASYARAKAT
PEM)L)K PANTA) PENELURAN
a* b aDeasy Lontoh , Fitryanti Pakiding , Kartika Zohar
a Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua
b Fakultas Teknologi Pertanian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Masyarakat Abun adalah pemilik Jamursba Medi dan Wermon, dua pantai peneluran penting bagi
penyu belimbing di Pasi ik. Walau berada di pesisir, mata pencaharian utama penduduk di Abun
adalah petani, dan kelapa dan pisang adalah komoditi utama. Pemasaran hasil pertanian dan
buruan menjadi kendala utama dalam pertumbuhan ekonomi lokal karena lokasi kampung yang
terisolasi dengan akses transportasi yang sangat terbatas dan jadwal yang tidak menentu. Upaya
yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memperpanjang umur simpan
produk hasil pertanian melalui proses pengolahan yang sederhana. Proses pengolahan mengarah
ke orientasi industri skala mikro maupun kecil sehingga dengan demikian dapat meningkatkan
pendapatan keluarga. Kami menempatkan pendamping pengolahan di tiga kampung yang bertugas
untuk melatih masyarakat membuat minyak kelapa dan kripik pisang secara higienis. Antara Juni
dan Maret , pendamping pengolahan kami bersama masyarakat menghasilkan kg
kripik pisang dan liter minyak kelapa. Di Manokwari, produk-produk tersebut kemudian
dikemas, diberikan label, dan dipasarkan oleh pendamping pemasaran. - % produk berhasil
dipasarkan. Dalam periode tersebut, masyarakat lokal mendapatkan penghasilan tambahan
sekitar juta rupiah dari pembelian bahan baku, pembayaran jasa parut kelapa dan jasa
transportasi menggunakan perahu masyarakat . Para pendamping pengolahan membeli bahan
baku atau menggunakan jasa parut dari keluarga yang berbeda-beda dalam setiap proses produksi
supaya keuntungan dari program ini dirasakan masyarakat luas. Masyarakat yang berpartisipasi
mendapatkan paket berisi kebutuhan keluarga seperti gula, teh, kopi, dan deterjen. Dengan kondisi
perekonomian keluarga yang lebih baik, diharapkan peran serta masyarakat dalam program
konservasi penyu belimbing pun akan semakin meningkat.
Kata kunci: Pemberdayaan perekonomian, Pemberdayaan perekonomian, Bentang Laut Kepala
Burung
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
KETA(ANAN PANGAN MASYARAKAT PEM)L)K (AK SUMBERDAYA
PERA)RAN D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG PAPUA
a* a b c dDariani Matualage , Fitryanti Pakiding , Michael Mascia , Louise Glew , Yori Turu Toja ,
e d d dAlbertus Girik Allo , Kezia Salloso , Fadli Zainuddin , Marjan Bato
aCenter of Excellence untuk Pembangunan Berkelanjutan CoE LP M , Universitas Negeri Papua
bConservation )nternational
cWWF-US
dFakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Negeri Papua
eFakultas Ekonomi, Universitas Negeri Papua
*email: [email protected]
ABSTRAK
Bentang laut kepala burung BLKB Papua terletak di segitiga karang dunia dan merupakan pusat
keanekaragaman hayati laut tertinggi dunia. Kekayaan sumberdaya laut ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut terutama bagi masyarakat yang memiliki hak atas
sumberdaya perairan untuk mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan serta sumber protein
untuk kelangsungan hidupnya. Namun, pada tahun Badan Ketahanan Pangan )ndonesia
BKP) mengkategorikan masyarakat di wilayah BLKB dalam kategori rawan pangan. BKP)
mengkategorikan status ketahanan pangan berdasarkan informasi agregat sehingga informasi
mengenai status ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga masih belum tersedia. Sebagai
contoh, masyarakat di Papua memiliki struktur sosial yang membedakan hak pemanfaatan
sumberdaya alam di antara warga masyarakat. Semakin tinggi hak kepemilikan sumberdaya alam
maka kemampuan untuk menyediakan sumberdaya alam seharusnya menjadi lebih tinggi.
Penelitian ini berupaya untuk mengkaji bagaimana fenomena ini berkembang di antara masyarakat
yang hidup di kawasan konservasi perairan KKP -BLKB. Mengadaptasi modul survei ketahanaan
pangan rumah tangga USA, kami melakukan survei terhadap status ketahanan pangan rumah
tangga dengan melakukan survei lebih dari rumah tangga di seluruh bentang laut kepala
burung. (asil yang diperoleh adalah masyarakat yang memiliki hak untuk melarang orang lain
mengakses sumberdaya perairan maupun masyarakat yang memiliki hak untuk menjual atau
menyewakan haknya terhadap sumberdaya perairan yang memiliki status ketahanan pangan yang
paling rendah dibandingkan dengan masyarakat yang tidak memiliki hak tersebut. Pengkajian
lebih dalam diperlukan untuk mengetahui bagaimana KKP berkontribusi terhadap hasil tersebut
dan faktor-faktor sosial yang membentuk kesimpulan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Bentang Laut Kepala Burung, pemilik hak sumberdaya perairan, pangan
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
KONSERVAS) PENYU BEL)MB)NG D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG
PAPUA MELALU) PEMBERDAYAAN PEREKONOM)AN MASYARAKAT
PEM)L)K PANTA) PENELURAN
a* b aDeasy Lontoh , Fitryanti Pakiding , Kartika Zohar
a Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua
b Fakultas Teknologi Pertanian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Papua
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Masyarakat Abun adalah pemilik Jamursba Medi dan Wermon, dua pantai peneluran penting bagi
penyu belimbing di Pasi ik. Walau berada di pesisir, mata pencaharian utama penduduk di Abun
adalah petani, dan kelapa dan pisang adalah komoditi utama. Pemasaran hasil pertanian dan
buruan menjadi kendala utama dalam pertumbuhan ekonomi lokal karena lokasi kampung yang
terisolasi dengan akses transportasi yang sangat terbatas dan jadwal yang tidak menentu. Upaya
yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memperpanjang umur simpan
produk hasil pertanian melalui proses pengolahan yang sederhana. Proses pengolahan mengarah
ke orientasi industri skala mikro maupun kecil sehingga dengan demikian dapat meningkatkan
pendapatan keluarga. Kami menempatkan pendamping pengolahan di tiga kampung yang bertugas
untuk melatih masyarakat membuat minyak kelapa dan kripik pisang secara higienis. Antara Juni
dan Maret , pendamping pengolahan kami bersama masyarakat menghasilkan kg
kripik pisang dan liter minyak kelapa. Di Manokwari, produk-produk tersebut kemudian
dikemas, diberikan label, dan dipasarkan oleh pendamping pemasaran. - % produk berhasil
dipasarkan. Dalam periode tersebut, masyarakat lokal mendapatkan penghasilan tambahan
sekitar juta rupiah dari pembelian bahan baku, pembayaran jasa parut kelapa dan jasa
transportasi menggunakan perahu masyarakat . Para pendamping pengolahan membeli bahan
baku atau menggunakan jasa parut dari keluarga yang berbeda-beda dalam setiap proses produksi
supaya keuntungan dari program ini dirasakan masyarakat luas. Masyarakat yang berpartisipasi
mendapatkan paket berisi kebutuhan keluarga seperti gula, teh, kopi, dan deterjen. Dengan kondisi
perekonomian keluarga yang lebih baik, diharapkan peran serta masyarakat dalam program
konservasi penyu belimbing pun akan semakin meningkat.
Kata kunci: Pemberdayaan perekonomian, Pemberdayaan perekonomian, Bentang Laut Kepala
Burung
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
KETA(ANAN PANGAN MASYARAKAT PEM)L)K (AK SUMBERDAYA
PERA)RAN D) BENTANG LAUT KEPALA BURUNG PAPUA
a* a b c dDariani Matualage , Fitryanti Pakiding , Michael Mascia , Louise Glew , Yori Turu Toja ,
e d d dAlbertus Girik Allo , Kezia Salloso , Fadli Zainuddin , Marjan Bato
aCenter of Excellence untuk Pembangunan Berkelanjutan CoE LP M , Universitas Negeri Papua
bConservation )nternational
cWWF-US
dFakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Negeri Papua
eFakultas Ekonomi, Universitas Negeri Papua
*email: [email protected]
ABSTRAK
Bentang laut kepala burung BLKB Papua terletak di segitiga karang dunia dan merupakan pusat
keanekaragaman hayati laut tertinggi dunia. Kekayaan sumberdaya laut ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut terutama bagi masyarakat yang memiliki hak atas
sumberdaya perairan untuk mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan serta sumber protein
untuk kelangsungan hidupnya. Namun, pada tahun Badan Ketahanan Pangan )ndonesia
BKP) mengkategorikan masyarakat di wilayah BLKB dalam kategori rawan pangan. BKP)
mengkategorikan status ketahanan pangan berdasarkan informasi agregat sehingga informasi
mengenai status ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga masih belum tersedia. Sebagai
contoh, masyarakat di Papua memiliki struktur sosial yang membedakan hak pemanfaatan
sumberdaya alam di antara warga masyarakat. Semakin tinggi hak kepemilikan sumberdaya alam
maka kemampuan untuk menyediakan sumberdaya alam seharusnya menjadi lebih tinggi.
Penelitian ini berupaya untuk mengkaji bagaimana fenomena ini berkembang di antara masyarakat
yang hidup di kawasan konservasi perairan KKP -BLKB. Mengadaptasi modul survei ketahanaan
pangan rumah tangga USA, kami melakukan survei terhadap status ketahanan pangan rumah
tangga dengan melakukan survei lebih dari rumah tangga di seluruh bentang laut kepala
burung. (asil yang diperoleh adalah masyarakat yang memiliki hak untuk melarang orang lain
mengakses sumberdaya perairan maupun masyarakat yang memiliki hak untuk menjual atau
menyewakan haknya terhadap sumberdaya perairan yang memiliki status ketahanan pangan yang
paling rendah dibandingkan dengan masyarakat yang tidak memiliki hak tersebut. Pengkajian
lebih dalam diperlukan untuk mengetahui bagaimana KKP berkontribusi terhadap hasil tersebut
dan faktor-faktor sosial yang membentuk kesimpulan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Bentang Laut Kepala Burung, pemilik hak sumberdaya perairan, pangan
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
DPL VS KKPD : MENGUJ) EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVAS) TELAA( KASUS KOND)S) TERUMBU KARANG PERA)RAN
KABUPATEN BUTON PASCA COREMAP ))
Ma'ruf Kasim Universitas (alu Oleo
e-mail: maru [email protected]
ABSTRAK
Peranan Kawasan Konservasi Perairan sangat strategis dalam mengelola pemanfaatan dan
kelestarian sumberdaya laut. )ronisnya Sampai saat ini pemulihan kondisi sumberdaya perairan
khususnya terumbu karang tidak memberikan gambaran yang cukup signi ikan. Penetapan
Daerah Perlindungan Laut DPL sejak program COREMAP )) di )ndonesia belum membarikan
pemulihan kondisi terumbu karang yang cukup berarti. Studi kasus di Kabupaten Buton, rata-rata
kondisi terumbu karang sejak tahun , dan . (anya bergerak diantara . %,
. %, dan . %, berturut turut. Jumlah populasi ikan pada tahun yang sama hanya berkisar
, , jenis pada seluruh DPL. Pada tahun Kabupaten Buton telah menetapkan
Kawasan Konservasi Perairan KKPD melalui SK Bupati Buton No. Tahun . Dari (asil
survey tahun yang kami lakukan dibeberapa DPL di Kabupaten Buton terlihat bahwa rata-rata
penutupan karang hidup berkisar . %. Sementara dari penelitian L)P) tahun terlihat
bahwa rata-rata penutupan terumbu karang adalah . %, dan jumlah ikan karang berkisar
jenis. Penetapan DPL yang terlihat bottom up belum sepenunya efektif dalam mengembalikan
presentase penutupan terumbu karang. Sementara penetapan KKPD yang terkesan Top down juga
memiliki beberapa permasalahan serius dari sisi pengawasan yang efektif. Pengelolaan kawasan
konservasi harusnya dilihat secara holistik dan penyatuan yang saling menghormati antara
pemerintah pusat, daerah dan kearifan lokal yang ada di tiap daerah. (al ini karena masyarakatlah
yang dapat menjaga terumbu karang secara penuh dan terus menerus. Masyarakat memiliki
kehidupan di laut untuk keluarganya dan pemerintah serta para pihak mensuport sepenuhnya agar
sumberdaya laut terus terjaga.
Kata kunci: Terumbu Karang, KKPD, DPL
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
PEMANTAUAN KESE(ATAN TERUMBU KARANG UNTUK MEL)(AT
EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN
BERBAS)S ZONAS)
a* b b c c dEvi Nurul )hsan , Estradivari ,Amkieltiela , La (amid , Mulyadi , Purwanto dan Dedi
e aParenden dan Juswono Budisetiawan
aWWF )ndonesia Site Taman nasional Teluk Cenderawasih –Jln (untap )riati Lorong sebelah Kiri, Teluk Wondama
Papua barat, )ndonesia. bWWF )ndonesia – Gedung Graha Simatupang Tower Unit C lantai – Jln Letjen TB Simatupang Kav. Jakarta
Selatan , )ndonesia. cBalai Besar Taman Nasional Teluk cenderawasih – jln Drs Essau Sesa, Sowi Gunung Manokwari, Papua Barat )ndonesia.
dThe nature Conservancy Coastsand Ocean program – Raja Ampat, Jln Rawa )ndah Km. Klawuyuk, Sorong Papua
Barat, )ndonesia.eFakultas Perikanan dan )lmu Kelautan Universitas Papua - Jln Gunung Salju Amban, Manokwari Papua Barat,
)ndonesia.
*Email : eihsa @ f.id
ABSTRAK
KKP Kawasan Konservasi Perairan di )ndonesia umumnya dikelola dengan menggunakan sistem
Zonasi dengan berbagai peruntukan yang berbeda dengan perencanaan pengelolaan untuk
melindungi sumberdaya dan habitatnya yang berada di dalam KKP tersebut. Untuk melihat dan
mengukur keberhasilan dari sistem yang dibangun dan digunakan dalam Kawasan konservasi laut
tersebut. Kami melakukan pemantauan ekologi terumbu karang secara rutin pada titik didalam
kawasan TNTC Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang mewakili berbagai zonasi untuk
melihat efektivitas pengelolaan KKP. Tim mengumpulkan data komunitas bentik, kelimpahan dan
biomasa ikan dengan menggunakan metode titik garis menyinggung, sensus visual bawah air dan
estimasi panjang ikan. Komunitas bentik di TNTC dalam kondisi yang relatif baik dengan tutupan
karang yang cukup tinggi , % ± . . Namun ditemukan dua tanda-tanda perbaikan ekosistem
yaitu peningkatan yang signi ikan dalam tutupan karang lunak . % ± . % dan di crustose
koralin alga . % ± . % . Meskipun, pecahan karang tetap tinggi di TNTC sebesar , % ± . .
Secara keseluruhan biomassa ikan di TNTC relatif stabil antara tahun dan , kelompok
ikan herbivora , kg / ha dan kelompok ikan bernilai ekonomis tinggi , kg / ha .
Penurunan nilai biomasa ikan didominasi pada kelompok ikan kerapu dan bibir tebal.
KATA KUNC) : Biomassa )kan, Karang, )kan Terumbu, KKP
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
DPL VS KKPD : MENGUJ) EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVAS) TELAA( KASUS KOND)S) TERUMBU KARANG PERA)RAN
KABUPATEN BUTON PASCA COREMAP ))
Ma'ruf Kasim Universitas (alu Oleo
e-mail: maru [email protected]
ABSTRAK
Peranan Kawasan Konservasi Perairan sangat strategis dalam mengelola pemanfaatan dan
kelestarian sumberdaya laut. )ronisnya Sampai saat ini pemulihan kondisi sumberdaya perairan
khususnya terumbu karang tidak memberikan gambaran yang cukup signi ikan. Penetapan
Daerah Perlindungan Laut DPL sejak program COREMAP )) di )ndonesia belum membarikan
pemulihan kondisi terumbu karang yang cukup berarti. Studi kasus di Kabupaten Buton, rata-rata
kondisi terumbu karang sejak tahun , dan . (anya bergerak diantara . %,
. %, dan . %, berturut turut. Jumlah populasi ikan pada tahun yang sama hanya berkisar
, , jenis pada seluruh DPL. Pada tahun Kabupaten Buton telah menetapkan
Kawasan Konservasi Perairan KKPD melalui SK Bupati Buton No. Tahun . Dari (asil
survey tahun yang kami lakukan dibeberapa DPL di Kabupaten Buton terlihat bahwa rata-rata
penutupan karang hidup berkisar . %. Sementara dari penelitian L)P) tahun terlihat
bahwa rata-rata penutupan terumbu karang adalah . %, dan jumlah ikan karang berkisar
jenis. Penetapan DPL yang terlihat bottom up belum sepenunya efektif dalam mengembalikan
presentase penutupan terumbu karang. Sementara penetapan KKPD yang terkesan Top down juga
memiliki beberapa permasalahan serius dari sisi pengawasan yang efektif. Pengelolaan kawasan
konservasi harusnya dilihat secara holistik dan penyatuan yang saling menghormati antara
pemerintah pusat, daerah dan kearifan lokal yang ada di tiap daerah. (al ini karena masyarakatlah
yang dapat menjaga terumbu karang secara penuh dan terus menerus. Masyarakat memiliki
kehidupan di laut untuk keluarganya dan pemerintah serta para pihak mensuport sepenuhnya agar
sumberdaya laut terus terjaga.
Kata kunci: Terumbu Karang, KKPD, DPL
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
PEMANTAUAN KESE(ATAN TERUMBU KARANG UNTUK MEL)(AT
EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN
BERBAS)S ZONAS)
a* b b c c dEvi Nurul )hsan , Estradivari ,Amkieltiela , La (amid , Mulyadi , Purwanto dan Dedi
e aParenden dan Juswono Budisetiawan
aWWF )ndonesia Site Taman nasional Teluk Cenderawasih –Jln (untap )riati Lorong sebelah Kiri, Teluk Wondama
Papua barat, )ndonesia. bWWF )ndonesia – Gedung Graha Simatupang Tower Unit C lantai – Jln Letjen TB Simatupang Kav. Jakarta
Selatan , )ndonesia. cBalai Besar Taman Nasional Teluk cenderawasih – jln Drs Essau Sesa, Sowi Gunung Manokwari, Papua Barat )ndonesia.
dThe nature Conservancy Coastsand Ocean program – Raja Ampat, Jln Rawa )ndah Km. Klawuyuk, Sorong Papua
Barat, )ndonesia.eFakultas Perikanan dan )lmu Kelautan Universitas Papua - Jln Gunung Salju Amban, Manokwari Papua Barat,
)ndonesia.
*Email : eihsa @ f.id
ABSTRAK
KKP Kawasan Konservasi Perairan di )ndonesia umumnya dikelola dengan menggunakan sistem
Zonasi dengan berbagai peruntukan yang berbeda dengan perencanaan pengelolaan untuk
melindungi sumberdaya dan habitatnya yang berada di dalam KKP tersebut. Untuk melihat dan
mengukur keberhasilan dari sistem yang dibangun dan digunakan dalam Kawasan konservasi laut
tersebut. Kami melakukan pemantauan ekologi terumbu karang secara rutin pada titik didalam
kawasan TNTC Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang mewakili berbagai zonasi untuk
melihat efektivitas pengelolaan KKP. Tim mengumpulkan data komunitas bentik, kelimpahan dan
biomasa ikan dengan menggunakan metode titik garis menyinggung, sensus visual bawah air dan
estimasi panjang ikan. Komunitas bentik di TNTC dalam kondisi yang relatif baik dengan tutupan
karang yang cukup tinggi , % ± . . Namun ditemukan dua tanda-tanda perbaikan ekosistem
yaitu peningkatan yang signi ikan dalam tutupan karang lunak . % ± . % dan di crustose
koralin alga . % ± . % . Meskipun, pecahan karang tetap tinggi di TNTC sebesar , % ± . .
Secara keseluruhan biomassa ikan di TNTC relatif stabil antara tahun dan , kelompok
ikan herbivora , kg / ha dan kelompok ikan bernilai ekonomis tinggi , kg / ha .
Penurunan nilai biomasa ikan didominasi pada kelompok ikan kerapu dan bibir tebal.
KATA KUNC) : Biomassa )kan, Karang, )kan Terumbu, KKP
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
TANTANGAN PENGELOLAAN TAMAN W)SATA PERA)RAN G)L) MATRA,
NUSA TENGGARA BARAT, )NDONES)A
A. Boby Yefry Adi Rianto
Wilker Pengelola TWP Gili Matra - BKKPN Kupang
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang pengelolaan Taman Wisata Perairan TWP Gili Matra sebagai
kawasan konservasi perairan nasional. Tujuan penelitian adalah untuk mengulas tantangan
pengelolaan TWP Gili dan memberikan rekomendasi kepada unit pengelola dalam menghadapi
tantangan pengelolaan tersebut. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada
responden di desa Gili )ndah pada tahun dan wisatawan mancanegara pada tahun , thasil
resources use monitoring pada tahun – , wawancara mendalam dan korespondensi
secara terus menerus dengan pengelola TWP Gili Matra dari kurun waktu - . Sedangkan
data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, draft Rencana Pengelolaan dan Zonasi untuk
TWP Gili Matra, laporan pemantauan yang berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi di TWP Gili
Matra, dan data penunjang lain dari )nternet. Data kemudian diolah secara kualitatif. (asil kajian
menunjukkan bahwa TWP Gili Matra belum dikelola dengan baik karena terbatasnya kapasitas
lembaga pengelola dalam hal sumberdaya manusia, sarana prasarana pengeleloaan, dan anggaran.
Selain itu, adanya ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya perairan di dalam kawasan
TWP Gili Matra menimbulkan pemanfaatan yang berlebih terhadap sumberdaya tersebut yang
pada akhirnya berakibat pada degradasi sumberdaya perairan di dalam kawasan. Kerangka kerja
pengelolaan yang tidak memadai untuk mengidenti ikasi dan mengendalikan penggunaan sumber
daya, sentralisasi yang berlebihan dalam pengelolaan, dan rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat lokal memberi andil dalam menghambat pengeloaan TWP Gili Matra secara efektif.
Oleh karena itu, kebijakan nasional dan peraturan yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan
dan Perikanan, pemerintah daerah dan lembaga pemerintah lainnya terkait pengelolaan TWP Gili
Matra harus diselaraskan. Di sisi lain, dalam pengelolaan kawasan perlu juga mendorong
keterlibatan
Kata kunci: Gili Matra, Pengelolaan, Konservasi
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
DAMPAK KEPMEN KP NOMOR KEP. /MEN/ TENTANG PENETAPAN
STATUS PERL)NDUNGAN TERBATAS JEN)S )KAN TERUBUK Tenualosa
macrura DALAM MEN)NGKATKAN POPULAS) )KAN TERUBUK D) PROV)NS)
R)AU
Deni E izon Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
)kan terubuk Tenualosa macrura merupakan salah satu spesies dari lima spesies ikan terubuk
yang ada di dunia. )kan ini merupakan ikan kebanggaan masyarakat Provinsi Riau, khususnya
Bengkalis, namun populasinya terancam kepunahan. Dua hal penyebab penurunan populasi ikan
ini adalah . Penangkapan yang dilakukan pada saat ikan ini melakukan ruaya untuk memijah dan
. Penurunan kualitas lingkungan perairan. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan,
berbagai upaya penyelamatan telah dilakukan. Salah satunya adalah dengan terbitnya beberapa
regulasi, yaitu Peraturan Bupati Bengkalis Nomor Tahun , SK. Men KP Nomor
Kep. /MEN/ dan Peraturan Gubernur Riau Nomor Tahun dalam melindungan ikan
terubuk. Sebelum regulasi ada, ikan terubuk tertangkap oleh nelayan - ekor/nelayan, bahkan ada
nelayan yang tidak memperoleh ikan sama sekali, namun setelah dua tahun regulasi terbit, yaitu
pada tahun - dari hasil monitoring yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan hasil
tangkap nelayan, Pada tahun ikan terubuk tertangkap - ekor/nelayan, tahun ikan
terubuk tertangkap - ekor/nelayan, dan tahun ikan terubuk tertangkap -
ekor/nelayan. Peningkatan populasi ini disebabkan oleh mulai munculnya kesadaran nelayan
dalam mengindahkan aturan-aturan yang tertuang dalam regulasi tersebut walaupun belum
seluruhnya, ditambah beberapa upaya lain yang dilakukan diantaranya membuat mata pencarian
alternatif terutama pada waktu pelarangan, sosialisasi secara intensif, melakukan ivent-ivent
daerah pada waktu musim pelarangan dan lain-lain.
Kata kunci: Dampak, Populasi, Terubuk
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
TANTANGAN PENGELOLAAN TAMAN W)SATA PERA)RAN G)L) MATRA,
NUSA TENGGARA BARAT, )NDONES)A
A. Boby Yefry Adi Rianto
Wilker Pengelola TWP Gili Matra - BKKPN Kupang
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang pengelolaan Taman Wisata Perairan TWP Gili Matra sebagai
kawasan konservasi perairan nasional. Tujuan penelitian adalah untuk mengulas tantangan
pengelolaan TWP Gili dan memberikan rekomendasi kepada unit pengelola dalam menghadapi
tantangan pengelolaan tersebut. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada
responden di desa Gili )ndah pada tahun dan wisatawan mancanegara pada tahun , thasil
resources use monitoring pada tahun – , wawancara mendalam dan korespondensi
secara terus menerus dengan pengelola TWP Gili Matra dari kurun waktu - . Sedangkan
data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, draft Rencana Pengelolaan dan Zonasi untuk
TWP Gili Matra, laporan pemantauan yang berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi di TWP Gili
Matra, dan data penunjang lain dari )nternet. Data kemudian diolah secara kualitatif. (asil kajian
menunjukkan bahwa TWP Gili Matra belum dikelola dengan baik karena terbatasnya kapasitas
lembaga pengelola dalam hal sumberdaya manusia, sarana prasarana pengeleloaan, dan anggaran.
Selain itu, adanya ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya perairan di dalam kawasan
TWP Gili Matra menimbulkan pemanfaatan yang berlebih terhadap sumberdaya tersebut yang
pada akhirnya berakibat pada degradasi sumberdaya perairan di dalam kawasan. Kerangka kerja
pengelolaan yang tidak memadai untuk mengidenti ikasi dan mengendalikan penggunaan sumber
daya, sentralisasi yang berlebihan dalam pengelolaan, dan rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat lokal memberi andil dalam menghambat pengeloaan TWP Gili Matra secara efektif.
Oleh karena itu, kebijakan nasional dan peraturan yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan
dan Perikanan, pemerintah daerah dan lembaga pemerintah lainnya terkait pengelolaan TWP Gili
Matra harus diselaraskan. Di sisi lain, dalam pengelolaan kawasan perlu juga mendorong
keterlibatan
Kata kunci: Gili Matra, Pengelolaan, Konservasi
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
DAMPAK KEPMEN KP NOMOR KEP. /MEN/ TENTANG PENETAPAN
STATUS PERL)NDUNGAN TERBATAS JEN)S )KAN TERUBUK Tenualosa
macrura DALAM MEN)NGKATKAN POPULAS) )KAN TERUBUK D) PROV)NS)
R)AU
Deni E izon Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
)kan terubuk Tenualosa macrura merupakan salah satu spesies dari lima spesies ikan terubuk
yang ada di dunia. )kan ini merupakan ikan kebanggaan masyarakat Provinsi Riau, khususnya
Bengkalis, namun populasinya terancam kepunahan. Dua hal penyebab penurunan populasi ikan
ini adalah . Penangkapan yang dilakukan pada saat ikan ini melakukan ruaya untuk memijah dan
. Penurunan kualitas lingkungan perairan. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan,
berbagai upaya penyelamatan telah dilakukan. Salah satunya adalah dengan terbitnya beberapa
regulasi, yaitu Peraturan Bupati Bengkalis Nomor Tahun , SK. Men KP Nomor
Kep. /MEN/ dan Peraturan Gubernur Riau Nomor Tahun dalam melindungan ikan
terubuk. Sebelum regulasi ada, ikan terubuk tertangkap oleh nelayan - ekor/nelayan, bahkan ada
nelayan yang tidak memperoleh ikan sama sekali, namun setelah dua tahun regulasi terbit, yaitu
pada tahun - dari hasil monitoring yang dilakukan menunjukkan ada peningkatan hasil
tangkap nelayan, Pada tahun ikan terubuk tertangkap - ekor/nelayan, tahun ikan
terubuk tertangkap - ekor/nelayan, dan tahun ikan terubuk tertangkap -
ekor/nelayan. Peningkatan populasi ini disebabkan oleh mulai munculnya kesadaran nelayan
dalam mengindahkan aturan-aturan yang tertuang dalam regulasi tersebut walaupun belum
seluruhnya, ditambah beberapa upaya lain yang dilakukan diantaranya membuat mata pencarian
alternatif terutama pada waktu pelarangan, sosialisasi secara intensif, melakukan ivent-ivent
daerah pada waktu musim pelarangan dan lain-lain.
Kata kunci: Dampak, Populasi, Terubuk
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak Topik
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
KAJ)AN PEMBENTUKAN DAERA( PERL)NDUNGAN LAUT DPL PULO
ACE(, KABUPATEN ACE( BESAR PROV)NS) ACE(
a* a bMunawar Khalil , Zul ikar , Muhammad Rusdi
a Universitas Malikussaleh, Aceh
b Universitas Syiah Kuala, Aceh
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan zona Daerah Perlindungan Laut DPL di
Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh menggunakan input dari analisis status bioekologi
kawasan, status sosial ekonomi budaya dan dipadukan melalui Sistem )nformasi Geogra is. Fokus
kajian ini adalah untuk memetakan zonasi kawasan yang akan dijadikan sebagai daerah
perlindungan laut. Luas teritori daratan dan laut Pulo Aceh yang dapat diusulkan menjadi kawasan
DPL adalah , . hektar. Zonasi DPL Polu Aceh dibagi kedalam tiga zona yaitu zona inti, zona
pemanfaatan dan zona penyangga. Zona )nti DPL mencakup luasan , ha atau , % dari total
luasan DPL, zona pemanfaatan mencakup areal , . ha atau , % dari total luasan DPL dan
zona penyangga mencakup , . ha atau , % dari total kawasan DPL. Zona inti merupakan
zona tertutup untuk segala aktivitas manusia, hanya kegiatan penelitian dan konservasi yang
diperbolehkan. Zona pemanfaatan kemudian dibagi menjadi area untuk pariwisata, penggunaan
tradisional, penggunaan pelagis, penelitian, pelatihan dan permukiman tradisional. Kegiatan
pemanfaatan sumberdaya alam pada zona ini dapat diperbolehkan melalui proses analisis dampak
lingkungan. Zona penyangga dapat dipergunakan untuk kegiatan penangkapan dan budidaya ikan
maupun aktivitas ekonomi lainnya, namun melalui pengawasan dan pembatasan ketat.
Pembentukan daerah perlindungan laut di Pulo Aceh merupakan langkah manajemen sumberdaya
yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya laut dan ekosistem laut dapat dilestarikan
serta berefek kepada keberlanjutan.
Kata kunci: Konservasi Sumber daya Laut, Zonasi, Keberlanjutan
Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak Topik
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Nila
Topik . Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
KAJ)AN PEMBENTUKAN DAERA( PERL)NDUNGAN LAUT DPL PULO
ACE(, KABUPATEN ACE( BESAR PROV)NS) ACE(
a* a bMunawar Khalil , Zul ikar , Muhammad Rusdi
a Universitas Malikussaleh, Aceh
b Universitas Syiah Kuala, Aceh
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan zona Daerah Perlindungan Laut DPL di
Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh menggunakan input dari analisis status bioekologi
kawasan, status sosial ekonomi budaya dan dipadukan melalui Sistem )nformasi Geogra is. Fokus
kajian ini adalah untuk memetakan zonasi kawasan yang akan dijadikan sebagai daerah
perlindungan laut. Luas teritori daratan dan laut Pulo Aceh yang dapat diusulkan menjadi kawasan
DPL adalah , . hektar. Zonasi DPL Polu Aceh dibagi kedalam tiga zona yaitu zona inti, zona
pemanfaatan dan zona penyangga. Zona )nti DPL mencakup luasan , ha atau , % dari total
luasan DPL, zona pemanfaatan mencakup areal , . ha atau , % dari total luasan DPL dan
zona penyangga mencakup , . ha atau , % dari total kawasan DPL. Zona inti merupakan
zona tertutup untuk segala aktivitas manusia, hanya kegiatan penelitian dan konservasi yang
diperbolehkan. Zona pemanfaatan kemudian dibagi menjadi area untuk pariwisata, penggunaan
tradisional, penggunaan pelagis, penelitian, pelatihan dan permukiman tradisional. Kegiatan
pemanfaatan sumberdaya alam pada zona ini dapat diperbolehkan melalui proses analisis dampak
lingkungan. Zona penyangga dapat dipergunakan untuk kegiatan penangkapan dan budidaya ikan
maupun aktivitas ekonomi lainnya, namun melalui pengawasan dan pembatasan ketat.
Pembentukan daerah perlindungan laut di Pulo Aceh merupakan langkah manajemen sumberdaya
yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya laut dan ekosistem laut dapat dilestarikan
serta berefek kepada keberlanjutan.
Kata kunci: Konservasi Sumber daya Laut, Zonasi, Keberlanjutan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
LESSON LEARNED DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KELAUTAN D)
EKOREG)ON SUNDA KEC)L
a* a a a aPutu Oktavia , Uly Faoziyah , B. Kombaitan , Djoko Santoso Abi Suroso , Andi Oetomo
a )nstitut Teknologi Bandung
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Ekoregion Sunda Kecil memiliki Kawasan Konservasi Perairan KKP terluas di )ndonesia dan
memiliki nilai kritis bagi konservasi laut. Kawasan ini juga sangat berkembang kegiatan
ekonominya. Upaya pengembangan potensi ekonomi yang terdapat di wilayah ini berpeluang
memunculkan friksi dengan upaya konservasi yang telah berjalan. Terobosan yang bersifat kreatif
dan inovatif sangat diperlukan mengingat pentingnya kedudukan Ekoregion Sunda Kecil sebagai
kawasan yang perlu dipertahankan kelestarian lingkungannya, serta mengingat tingginya
pertumbuhan kegiatan ekonomi kawasan yang mulai mengarah kepada kerusakan dan penurunan
daya dukung lingkungan. Perencanaan tata ruang laut Ekoregion Sunda Kecil menggunakan
pendekatan ecosystem-based management dengan memperhatikan potensi dan keunggulan
sumberdaya alam dan kegiatan ekonomi di wilayah ini. Dengan pendekatan ini, ruang kelautan
dibagi menjadi tiga klaster Bali, Lombok, dan Sumbawa - NTT yang mere leksikan kesamaan
sensitivitas, keunikan, kondisi eksisting, dan nilai jasa lingkungan. Kemudian, performance based
zoning diterapkan untuk mendorong integrasi antar berbagai kegiatan di ruang laut dengan
memperhatikan keterkaitan ruang darat - pesisir - laut. Ada berbagai tantangan dalam penyusunan
rencana tata ruang Dalam konteks )ndonesia, nilai strategis dari penataan ruang laut telah
tercantum secara legal dalam berbagai peraturan perundangan. Namun, pendekatan pengelolaan
ruang laut )ndonesia yang belum didasarkan pada batasan ekosistem berpotensi menimbulkan
masalah. Kajian ini menyimpulkan perlunya mengakomodasi konsep ekoregion dalam penataan
ruang laut di )ndonesia, perlunya pengakuan terhadap hak dan kewajiban institusi di tingkat lokal,
perlunya pendekatan yang adaptif dan kolaboratif dalam pengelolaan ruang laut, perlunya
melengkapi data dan informasi, serta membangun kolaborasi dan konsensus antarstakeholder
dalam berbagai tingkatan skala.
Kata kunci: Sunda Kecil, Ekoregion, Marine Spatial Planning
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
MODEL SEBARAN LARVA KARANG D) KAWASAN KONSERVAS) TAMAN
W)SATA PERA)RAN KAPOPOSANG DAN LAUT SEK)TARNYA
a* a aZul ikar Afandy , Ario Damar , Syamsul Bahri Agus
a )nstitut Pertanian Bogor
e-mail: zul [email protected]
ABSTRAK
Salah satu kunci dalam pengelolaan terumbu karang adalah tersedianya informasi mengenai pola
konektivitas antara terumbu, mengidenti ikasi pola konektivitas dalam bentuk dinamika sebaran
larva karang sangat penting, karena terumbu karang tergantung dengan input eksternal yang harus
dikelola untuk mendukung kesinambungan suplai larva karang. Tujuan penelitian ini adalah
membuat model sebaran larva karang pada kawasan konservasi TWP Kapoposang dan memetakan
pola konektivitas pada TWP Kapoposang. Pemodelan sebaran larva karang dilakukan dengan
menggunakan pemodelan bio isik yang memadukan antara faktor biologi dan isika untuk
mendapatkan skenario penyebaran larva. Dalam simulasi digunakan obyek larva karang dengan
Pelagic Larval Duration PLD selama hari, pelepasan larva dilakukan pada saat purnama pada
musim barat dan musim timur pada lokasi di TWP Kapoposang. (asil dari model sebaran larva
mengindikasikan bahwa proses penyebaran larva karang di TWP Kapoposang dipengaruhi oleh
arus dan variasi angin pada musim barat dan timur. Pemetaan pola konektivitas karang di TWP
Kapoposang, didapatkan lokasi-lokasi yang berperan dalam pola konektivitas, lokasi yang
berfungsi sebagai source yaitu Gondongbali dan Suranti. Sementara lokasi yang berfungsi sebagai
sink dengan menerima larva dari beberapa sumber yaitu Gondongbali, Kapoposang, Taka
Pallawangan dan Taka Palekko.
Kata kunci: Terumbu Karang, Sebaran Larva, TWP Kapoposang
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
LESSON LEARNED DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KELAUTAN D)
EKOREG)ON SUNDA KEC)L
a* a a a aPutu Oktavia , Uly Faoziyah , B. Kombaitan , Djoko Santoso Abi Suroso , Andi Oetomo
a )nstitut Teknologi Bandung
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Ekoregion Sunda Kecil memiliki Kawasan Konservasi Perairan KKP terluas di )ndonesia dan
memiliki nilai kritis bagi konservasi laut. Kawasan ini juga sangat berkembang kegiatan
ekonominya. Upaya pengembangan potensi ekonomi yang terdapat di wilayah ini berpeluang
memunculkan friksi dengan upaya konservasi yang telah berjalan. Terobosan yang bersifat kreatif
dan inovatif sangat diperlukan mengingat pentingnya kedudukan Ekoregion Sunda Kecil sebagai
kawasan yang perlu dipertahankan kelestarian lingkungannya, serta mengingat tingginya
pertumbuhan kegiatan ekonomi kawasan yang mulai mengarah kepada kerusakan dan penurunan
daya dukung lingkungan. Perencanaan tata ruang laut Ekoregion Sunda Kecil menggunakan
pendekatan ecosystem-based management dengan memperhatikan potensi dan keunggulan
sumberdaya alam dan kegiatan ekonomi di wilayah ini. Dengan pendekatan ini, ruang kelautan
dibagi menjadi tiga klaster Bali, Lombok, dan Sumbawa - NTT yang mere leksikan kesamaan
sensitivitas, keunikan, kondisi eksisting, dan nilai jasa lingkungan. Kemudian, performance based
zoning diterapkan untuk mendorong integrasi antar berbagai kegiatan di ruang laut dengan
memperhatikan keterkaitan ruang darat - pesisir - laut. Ada berbagai tantangan dalam penyusunan
rencana tata ruang Dalam konteks )ndonesia, nilai strategis dari penataan ruang laut telah
tercantum secara legal dalam berbagai peraturan perundangan. Namun, pendekatan pengelolaan
ruang laut )ndonesia yang belum didasarkan pada batasan ekosistem berpotensi menimbulkan
masalah. Kajian ini menyimpulkan perlunya mengakomodasi konsep ekoregion dalam penataan
ruang laut di )ndonesia, perlunya pengakuan terhadap hak dan kewajiban institusi di tingkat lokal,
perlunya pendekatan yang adaptif dan kolaboratif dalam pengelolaan ruang laut, perlunya
melengkapi data dan informasi, serta membangun kolaborasi dan konsensus antarstakeholder
dalam berbagai tingkatan skala.
Kata kunci: Sunda Kecil, Ekoregion, Marine Spatial Planning
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
MODEL SEBARAN LARVA KARANG D) KAWASAN KONSERVAS) TAMAN
W)SATA PERA)RAN KAPOPOSANG DAN LAUT SEK)TARNYA
a* a aZul ikar Afandy , Ario Damar , Syamsul Bahri Agus
a )nstitut Pertanian Bogor
e-mail: zul [email protected]
ABSTRAK
Salah satu kunci dalam pengelolaan terumbu karang adalah tersedianya informasi mengenai pola
konektivitas antara terumbu, mengidenti ikasi pola konektivitas dalam bentuk dinamika sebaran
larva karang sangat penting, karena terumbu karang tergantung dengan input eksternal yang harus
dikelola untuk mendukung kesinambungan suplai larva karang. Tujuan penelitian ini adalah
membuat model sebaran larva karang pada kawasan konservasi TWP Kapoposang dan memetakan
pola konektivitas pada TWP Kapoposang. Pemodelan sebaran larva karang dilakukan dengan
menggunakan pemodelan bio isik yang memadukan antara faktor biologi dan isika untuk
mendapatkan skenario penyebaran larva. Dalam simulasi digunakan obyek larva karang dengan
Pelagic Larval Duration PLD selama hari, pelepasan larva dilakukan pada saat purnama pada
musim barat dan musim timur pada lokasi di TWP Kapoposang. (asil dari model sebaran larva
mengindikasikan bahwa proses penyebaran larva karang di TWP Kapoposang dipengaruhi oleh
arus dan variasi angin pada musim barat dan timur. Pemetaan pola konektivitas karang di TWP
Kapoposang, didapatkan lokasi-lokasi yang berperan dalam pola konektivitas, lokasi yang
berfungsi sebagai source yaitu Gondongbali dan Suranti. Sementara lokasi yang berfungsi sebagai
sink dengan menerima larva dari beberapa sumber yaitu Gondongbali, Kapoposang, Taka
Pallawangan dan Taka Palekko.
Kata kunci: Terumbu Karang, Sebaran Larva, TWP Kapoposang
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
ECOTOURISM AND MANGROVE CONSERVATION EMC : STRATEG)
)NOVAT)F PELESTAR)AN B)OD)VERS)TAS (UTAN MANGROVE BERBAS)S
ECOTOURISM D) PULAU SAPUD)
a* bBachtiar Rivai , Syahlaini Nasution
a Universitas Brawijaya, Malang
b Universitas Padjajaran, Bandung
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengembangan wilayah pesisir dan kepulauan merupakan isu krusial yang menjadi perhatian
global. Pulau Sapudi merupakan salah satu pulau di Kabupaten Sumenep yang memiliki berbagai
potensi sumber daya perikanan dan kelautan. Salah satu potensi tersebut adalah ekosistem
alamnya, yakni ekosistem mangrove. Terdapat lima jenis mangrove dipulau Sapudi yaitu Sonneratia
alba, Avecennia lanata, Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculata, dan Lumitzera racemosa.
Namun, kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap manfaat dan pengembangan
ekosistem ini membuat kekayaan ini cenderung tidak memberikan manfaat bahkan tidak jarang
untuk dirusak. Pada tahun banyak terjadi penebangan pohon mangrove yang mengakibatkan
penurunan vegetasi mangrove dan hasil tangkapan ikan yang secara habitat berlindung dan
mencari makan dibawah akar-akar pohon mangrove. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu upaya
terobosan terbaru berupa usaha konkrit untuk melestarikan varietas pohon mangrove di Pulau
Sapudi. Konservasi mangrove merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian pohon mangrove
melalui pembibitan dan penanaman Mangrove. EMC Ecotourism and Mangrove Conservation
adalah strategi pengelolaan kawasan konservasi berbasis Ecotourism untuk menjaga kekayaan
biodiversitas pohon mangrove. EMC bergerak dalam melakukan pengidenti ikasian potensi
ekosistem mangrove dan pengelolaan ekowisata mangrove. Selain itu pengembangan ekowisata
dapat ditunjang dengan pembentukan Learning Centre Mangrove LCM . Dari hasil evaluasi yang
pernah dilakuakan dalam sosialisasi ekosistem mangrove di Pulau Sapudi menunjukkan bahwa
awal sebelum sosialisasi % menganggap penting ekosistem mangrove, % menganggap tidak
penting dan % menganggap sangat tidak penting namun sesudah sosialisasi % menganggap
penting, % menganggap tidak penting dan % menganggap sangat tidak penting. Sehingga
dengan adanya EMC ini semoga membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem
mangrove.
Kata kunci: EMC, Pulau Sapudi, Ecotourism
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
URGENCY ON S()FT)NG F)S()NG GROUND FROM CORAL REEF F)S(ERY
TO PELAG)C )N SELAYAR
a* a bLisda ( (anaruddin , Jamaluddin Jompa , Peter J Mumby
a Faculty of Marine Science and Fishery, (asanuddin University , )ndonesia
b Marine Spatial Ecology Lab School of Biological Sciences University of Queensland St.
Lucia Brisbane
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to understand and determine the urgency on shift ing ishing
ground from coral reef ishery to pelagic. The research was conducted in six different
villages from the north, east, west and south of Selayar Barugaia, Benteng utara,
Bontoborusu, Bontosunggu, Kahu-Kahu and Parak and began at the end of and
early . This research used qualitative and quantitative methods. The respondent
criteria were selected using snowball sampling by choosing only the coral reef ishers
and the results were analyzed using R.
The results showed the urgency shifting to pelagic indicated by the decline in the
estimated number of catches from year to year. This condition is exacerbated by the
increasing of distance moved of the reef ishes ishing ground from - thus
results were not followed by the increase in the number of catches.
Keywords: Reef ishery, pelagic ishery, catch decline, distance moved
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
ECOTOURISM AND MANGROVE CONSERVATION EMC : STRATEG)
)NOVAT)F PELESTAR)AN B)OD)VERS)TAS (UTAN MANGROVE BERBAS)S
ECOTOURISM D) PULAU SAPUD)
a* bBachtiar Rivai , Syahlaini Nasution
a Universitas Brawijaya, Malang
b Universitas Padjajaran, Bandung
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengembangan wilayah pesisir dan kepulauan merupakan isu krusial yang menjadi perhatian
global. Pulau Sapudi merupakan salah satu pulau di Kabupaten Sumenep yang memiliki berbagai
potensi sumber daya perikanan dan kelautan. Salah satu potensi tersebut adalah ekosistem
alamnya, yakni ekosistem mangrove. Terdapat lima jenis mangrove dipulau Sapudi yaitu Sonneratia
alba, Avecennia lanata, Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculata, dan Lumitzera racemosa.
Namun, kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap manfaat dan pengembangan
ekosistem ini membuat kekayaan ini cenderung tidak memberikan manfaat bahkan tidak jarang
untuk dirusak. Pada tahun banyak terjadi penebangan pohon mangrove yang mengakibatkan
penurunan vegetasi mangrove dan hasil tangkapan ikan yang secara habitat berlindung dan
mencari makan dibawah akar-akar pohon mangrove. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu upaya
terobosan terbaru berupa usaha konkrit untuk melestarikan varietas pohon mangrove di Pulau
Sapudi. Konservasi mangrove merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian pohon mangrove
melalui pembibitan dan penanaman Mangrove. EMC Ecotourism and Mangrove Conservation
adalah strategi pengelolaan kawasan konservasi berbasis Ecotourism untuk menjaga kekayaan
biodiversitas pohon mangrove. EMC bergerak dalam melakukan pengidenti ikasian potensi
ekosistem mangrove dan pengelolaan ekowisata mangrove. Selain itu pengembangan ekowisata
dapat ditunjang dengan pembentukan Learning Centre Mangrove LCM . Dari hasil evaluasi yang
pernah dilakuakan dalam sosialisasi ekosistem mangrove di Pulau Sapudi menunjukkan bahwa
awal sebelum sosialisasi % menganggap penting ekosistem mangrove, % menganggap tidak
penting dan % menganggap sangat tidak penting namun sesudah sosialisasi % menganggap
penting, % menganggap tidak penting dan % menganggap sangat tidak penting. Sehingga
dengan adanya EMC ini semoga membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem
mangrove.
Kata kunci: EMC, Pulau Sapudi, Ecotourism
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
URGENCY ON S()FT)NG F)S()NG GROUND FROM CORAL REEF F)S(ERY
TO PELAG)C )N SELAYAR
a* a bLisda ( (anaruddin , Jamaluddin Jompa , Peter J Mumby
a Faculty of Marine Science and Fishery, (asanuddin University , )ndonesia
b Marine Spatial Ecology Lab School of Biological Sciences University of Queensland St.
Lucia Brisbane
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to understand and determine the urgency on shift ing ishing
ground from coral reef ishery to pelagic. The research was conducted in six different
villages from the north, east, west and south of Selayar Barugaia, Benteng utara,
Bontoborusu, Bontosunggu, Kahu-Kahu and Parak and began at the end of and
early . This research used qualitative and quantitative methods. The respondent
criteria were selected using snowball sampling by choosing only the coral reef ishers
and the results were analyzed using R.
The results showed the urgency shifting to pelagic indicated by the decline in the
estimated number of catches from year to year. This condition is exacerbated by the
increasing of distance moved of the reef ishes ishing ground from - thus
results were not followed by the increase in the number of catches.
Keywords: Reef ishery, pelagic ishery, catch decline, distance moved
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
PERAN KELEMBAGAAN PANGL)MA LAOT D) KOTA SABANG DALAM
MEWUJUDKAN PER)KANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN
a* a aBaskoro Pakusadewo , Akhmad Solikhin , Ernani Lubis
a )nstitut Pertanian Bogor, Bogor
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengelolaan perikanan merupakan upaya penting dalam menjaga keseimbangan sumberdaya, di
antaranya melalui peran masyarakat lokal. Salah satu bentuk pengelolaan perikanan berbasis
masyarakat yang ada di )ndonesia adalah Panglima Laot/hukom adat laot di Aceh. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan sejarah Panglima Laot dan menganalisis sistem pengaturan Panglima
Laot yang berlaku di )boih, Kota Sabang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode triangulasi. Pengumpulan data menggunakan metode purpossive sampling dan snowball
sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis yuridis normatif dan analisis deskriptif. (asil
yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain: penerapan sistem closed area di kawasan Lhok
)boih yang ditujukan sebagai kawasan konservasi dan wisata bahari; sistem aturan Panglima
Laot terdiri dari larangan terhadap penggunaan alat penangkapan dan metode penangkapan yang
merusak lingkungan, hari pantang melaut, larangan mengambil ikan hias, pembentukan zona
larang tangkap, dan larangan melakukan kegiatan yang merusak lingkungan; sistem sanksi
Panglima Laot terdiri atas pembayaran denda dalam bentuk uang ataupun hewan ternak, penyitaan
seluruh sarana penangkapan, melakukan kenduri ulang; sistem hak Panglima Laot terdiri atas
hak individu dan hak komunitas; sistem otoritas Panglima Laot antara lain: orang penasehat,
orang Panglima Laot, orang wakil Panglima Laot, orang sekretaris, orang bendahara dan
beberapa petugas keamanan adat; . sistem monitoring dan evaluasi secara umum melibatkan
seluruh masyarakat nelayan di )boih dan secara khusus dilakukan oleh POKMASWAS.
Kata kunci: Panglima Laot, Sistem Kelembagaan, Pengelolaan Perikanan
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN DAERA( D)
PROV)NS) ACE( BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL (UKUM ADAT LAOT
a* bTeuku Muttaqin Mansur , Marzuki
a Fakultas (ukum Universitas Syiah Kuala
b Yayasan Lamjabat
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD di Provinsi Aceh telah mulai diinisiasi
oleh berbagai lembaga Non Government Organization NGO pada tahun . Selanjutnya, pada
tahun , Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi Aceh mengukuhkan Kabupaten/Kota
sebagai KKPD, namun hingga tahun baru kawasan KKPD yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik )ndonesia, yakni KKPD Pesisir Timur Kota Sabang. Sementara
kawasan lainnya, antara lain KKPD Aceh Besar, Aceh Jaya dan Simeulue baru sampai tahapan
pencadangan kawasan dengan beberapa kekurangan dokumen persyaratan. Selebihnya kawasan
yaitu KKPD Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan Aceh Singkil masih dalam proses inisiasi.
Selama ini, konsep KKPD di Aceh belum sepenuhnya mengakomodir kearifan lokal wilayah adat
laut (ukum Adat Laot yang dimiliki Aceh, padahal potensi peng-integrasian KKPD dengan konsep
kearifan wilayah adat laut menjadi kekuatan dalam menjaga wilayah konservasi. Makalah ini
bertujuan menawarkan konsep peng-integrasian pengelolaan KKPD berbasis kearifan lokal
wilayah adat laut di Aceh. Data diperoleh dengan menggunakan metode empiris. (asil kajian
menunjukkan bahwa, konsep KKPD hampir mirip dengan konsep pengelolaan berbasis kearifan
lokal (ukum Adat Laot di Aceh, di mana dalam kearifan lokal adat laut juga memiliki zonasi-
zonasi adat yang ditetapkan sebagai wilayah yang boleh dan wilayah larangan penangkapan ikan.
Diharapkan kepada Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota untuk mengadopsi konsep pengelolaan
wilayah adat laut sebagai salah satu konsep Pengelolaan KKPD.
Kata kunci: Pengelolaan, KKPD, Kearifan Lokal
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
PERAN KELEMBAGAAN PANGL)MA LAOT D) KOTA SABANG DALAM
MEWUJUDKAN PER)KANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN
a* a aBaskoro Pakusadewo , Akhmad Solikhin , Ernani Lubis
a )nstitut Pertanian Bogor, Bogor
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengelolaan perikanan merupakan upaya penting dalam menjaga keseimbangan sumberdaya, di
antaranya melalui peran masyarakat lokal. Salah satu bentuk pengelolaan perikanan berbasis
masyarakat yang ada di )ndonesia adalah Panglima Laot/hukom adat laot di Aceh. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan sejarah Panglima Laot dan menganalisis sistem pengaturan Panglima
Laot yang berlaku di )boih, Kota Sabang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode triangulasi. Pengumpulan data menggunakan metode purpossive sampling dan snowball
sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis yuridis normatif dan analisis deskriptif. (asil
yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain: penerapan sistem closed area di kawasan Lhok
)boih yang ditujukan sebagai kawasan konservasi dan wisata bahari; sistem aturan Panglima
Laot terdiri dari larangan terhadap penggunaan alat penangkapan dan metode penangkapan yang
merusak lingkungan, hari pantang melaut, larangan mengambil ikan hias, pembentukan zona
larang tangkap, dan larangan melakukan kegiatan yang merusak lingkungan; sistem sanksi
Panglima Laot terdiri atas pembayaran denda dalam bentuk uang ataupun hewan ternak, penyitaan
seluruh sarana penangkapan, melakukan kenduri ulang; sistem hak Panglima Laot terdiri atas
hak individu dan hak komunitas; sistem otoritas Panglima Laot antara lain: orang penasehat,
orang Panglima Laot, orang wakil Panglima Laot, orang sekretaris, orang bendahara dan
beberapa petugas keamanan adat; . sistem monitoring dan evaluasi secara umum melibatkan
seluruh masyarakat nelayan di )boih dan secara khusus dilakukan oleh POKMASWAS.
Kata kunci: Panglima Laot, Sistem Kelembagaan, Pengelolaan Perikanan
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN DAERA( D)
PROV)NS) ACE( BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL (UKUM ADAT LAOT
a* bTeuku Muttaqin Mansur , Marzuki
a Fakultas (ukum Universitas Syiah Kuala
b Yayasan Lamjabat
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD di Provinsi Aceh telah mulai diinisiasi
oleh berbagai lembaga Non Government Organization NGO pada tahun . Selanjutnya, pada
tahun , Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi Aceh mengukuhkan Kabupaten/Kota
sebagai KKPD, namun hingga tahun baru kawasan KKPD yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik )ndonesia, yakni KKPD Pesisir Timur Kota Sabang. Sementara
kawasan lainnya, antara lain KKPD Aceh Besar, Aceh Jaya dan Simeulue baru sampai tahapan
pencadangan kawasan dengan beberapa kekurangan dokumen persyaratan. Selebihnya kawasan
yaitu KKPD Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan Aceh Singkil masih dalam proses inisiasi.
Selama ini, konsep KKPD di Aceh belum sepenuhnya mengakomodir kearifan lokal wilayah adat
laut (ukum Adat Laot yang dimiliki Aceh, padahal potensi peng-integrasian KKPD dengan konsep
kearifan wilayah adat laut menjadi kekuatan dalam menjaga wilayah konservasi. Makalah ini
bertujuan menawarkan konsep peng-integrasian pengelolaan KKPD berbasis kearifan lokal
wilayah adat laut di Aceh. Data diperoleh dengan menggunakan metode empiris. (asil kajian
menunjukkan bahwa, konsep KKPD hampir mirip dengan konsep pengelolaan berbasis kearifan
lokal (ukum Adat Laot di Aceh, di mana dalam kearifan lokal adat laut juga memiliki zonasi-
zonasi adat yang ditetapkan sebagai wilayah yang boleh dan wilayah larangan penangkapan ikan.
Diharapkan kepada Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota untuk mengadopsi konsep pengelolaan
wilayah adat laut sebagai salah satu konsep Pengelolaan KKPD.
Kata kunci: Pengelolaan, KKPD, Kearifan Lokal
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
STRATEG) PENGELOLAAN EKOS)STEM MANGROVE D) BAROS MELALU)
PERT)MBANGAN JASA EKOS)STEM MENURUT PERSPEKT)F
MASYARAKAT PENGGUNA JASA
Mochammad Yenny
Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kebijakan pengelolaan ekosistem merupakan hal yang kompleks dan rentan menimbulkan kon lik
sosial karena dihadapkan pada ketidakpastian dan banyak kepentingan. Kebijakan pengelolaan
tanpa mempertimbangkan jasa ekosistem mangrove juga dipercaya sebagai salah satu faktor
utama penyebab terjadinya kerusakan ekosistem mangrove. Penelitian ini bermaksud
merumuskan strategi pengelolaan dengan mempertimbangkan jenis jasa ekosistem mangrove
yang penting menurut perspektif masyarakat pengguna jasa. Sebanyak responden dilibatkan
didalam survey dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. (asil analisa
Principal component analysis menunjukan bahwa ada tiga komponen utama yang terbentuk, yakni
fungsi ekologis isik, eduwisata serta hasil hutan dan perikanan. Komponen utama yang terbentuk
dapat dimaknai sebagai suatu prioritas yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan strategi
pengelolaan. Oleh karena itu, strategi pengelolaan yang sesuai untuk diterapkan berdasarkan
prioritas tersebut adalah menyelaraskan fungsi ekologis dan manfaat isik dari proses yang
berlangsung di ekosistem mangrove dengan pemanfaatan wisata berbasis pendidikan.
Kata kunci: Strategi Pengelolaan, Jasa Ekosistem, Masyarakat Pengguna Jasa
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
KONSEP KONSERVAS) BERBAS)S KAWASAN DALAM RANGKA
PEMUL)(AN POPULAS) ENDEM)K BANGGA) CARD)NALF)S(
Pterapogon kauderni
a* b cAbigail Mary Moore , Samliok Ndobe , Jamaluddin Jompa
a Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin, Makassar
b Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah
c Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin, Makassar
e-mail: abigail @yahoo.com
ABSTRAK
Salah satu spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah )kan endemik Banggai Kardinal
Pterapogon kauderni . )kan ini berstatus terancam punah pada Red List )UCN, pada CoP C)TES ke-
tahun . Oleh karena itu, )ndonesia berkomitment untuk menjamin kelestariannya. Tujuan
penelitian adalah untuk mengembangkan suatu konsep konservasi berbasis kawasan yang tepat
secara bioekologi maupun sosio-ekonomi. (al ini didasarkan pada sifat bioekologis yang khas pada
ikan tersebut, antara lain: i telur yang telah dibuahi dierami dalam mulut ikan jantan lalu menetas
dan berkembang dalam mulut sampai fase larva berakhir; hal ini dapat menyebabkan stok yang
terisolasi secara reproduktif dengan variasi stok genetik; ii ketergantungan tinggi terhadap
habitat, khususnya simbiosisnya dengan organisme yang berperan sebagai mikro-habitat
pelindung. Metode yang digunakan adalah review dan kajian terhadap literatur ilmiah maupun
data yang belum terpublikasi, termasuk hasil analisa dengan menggunakan software Marxan. (asil
yang diperoleh berupa sejumlah rekomendasi kebijakan maupun penelitian lanjutan, antara lain:
i konservasi termasuk pemanfaatan berkelanjutan sangat penting dilaksanakan berbasis sub-
unit populasi stok ; ii pentingnya mengidenti ikasi sejumlah sub-unit stock dan
mengembangkan zona-zona spesi ik termasuk zona perlindungan khusus )kan Banggai Kardinal;
zona rehabilitiasi, dan lainnya dalam Kawasan Konservasi Daerah KKPD di Kepulauan Banggai
Kabupaten Banggai Laut dan Kabupaten Bangga Kepulauan iii konsep "BCF gardens" yaitu
pengembangan pola pemulihan dan pemanfaatan berkelanjutan populasi P. kauderni melalui
pemulihan mikrohabitat pada skala kecil, berbasis masyarakat, didukung oleh program riset ilmiah
secara bertahap. (asil kajian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan
berkelanjutanikan Banggai Kardinal baik secara ekologis maupun ekonomis khususnya dalam
konteks strategi pengembangan KKPD secara efektif.
Kata kunci: Stok genetik, Pemulihan habitat, Konservasi berbasis masyarakat
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
STRATEG) PENGELOLAAN EKOS)STEM MANGROVE D) BAROS MELALU)
PERT)MBANGAN JASA EKOS)STEM MENURUT PERSPEKT)F
MASYARAKAT PENGGUNA JASA
Mochammad Yenny
Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kebijakan pengelolaan ekosistem merupakan hal yang kompleks dan rentan menimbulkan kon lik
sosial karena dihadapkan pada ketidakpastian dan banyak kepentingan. Kebijakan pengelolaan
tanpa mempertimbangkan jasa ekosistem mangrove juga dipercaya sebagai salah satu faktor
utama penyebab terjadinya kerusakan ekosistem mangrove. Penelitian ini bermaksud
merumuskan strategi pengelolaan dengan mempertimbangkan jenis jasa ekosistem mangrove
yang penting menurut perspektif masyarakat pengguna jasa. Sebanyak responden dilibatkan
didalam survey dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. (asil analisa
Principal component analysis menunjukan bahwa ada tiga komponen utama yang terbentuk, yakni
fungsi ekologis isik, eduwisata serta hasil hutan dan perikanan. Komponen utama yang terbentuk
dapat dimaknai sebagai suatu prioritas yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan strategi
pengelolaan. Oleh karena itu, strategi pengelolaan yang sesuai untuk diterapkan berdasarkan
prioritas tersebut adalah menyelaraskan fungsi ekologis dan manfaat isik dari proses yang
berlangsung di ekosistem mangrove dengan pemanfaatan wisata berbasis pendidikan.
Kata kunci: Strategi Pengelolaan, Jasa Ekosistem, Masyarakat Pengguna Jasa
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
KONSEP KONSERVAS) BERBAS)S KAWASAN DALAM RANGKA
PEMUL)(AN POPULAS) ENDEM)K BANGGA) CARD)NALF)S(
Pterapogon kauderni
a* b cAbigail Mary Moore , Samliok Ndobe , Jamaluddin Jompa
a Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin, Makassar
b Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah
c Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin, Makassar
e-mail: abigail @yahoo.com
ABSTRAK
Salah satu spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah )kan endemik Banggai Kardinal
Pterapogon kauderni . )kan ini berstatus terancam punah pada Red List )UCN, pada CoP C)TES ke-
tahun . Oleh karena itu, )ndonesia berkomitment untuk menjamin kelestariannya. Tujuan
penelitian adalah untuk mengembangkan suatu konsep konservasi berbasis kawasan yang tepat
secara bioekologi maupun sosio-ekonomi. (al ini didasarkan pada sifat bioekologis yang khas pada
ikan tersebut, antara lain: i telur yang telah dibuahi dierami dalam mulut ikan jantan lalu menetas
dan berkembang dalam mulut sampai fase larva berakhir; hal ini dapat menyebabkan stok yang
terisolasi secara reproduktif dengan variasi stok genetik; ii ketergantungan tinggi terhadap
habitat, khususnya simbiosisnya dengan organisme yang berperan sebagai mikro-habitat
pelindung. Metode yang digunakan adalah review dan kajian terhadap literatur ilmiah maupun
data yang belum terpublikasi, termasuk hasil analisa dengan menggunakan software Marxan. (asil
yang diperoleh berupa sejumlah rekomendasi kebijakan maupun penelitian lanjutan, antara lain:
i konservasi termasuk pemanfaatan berkelanjutan sangat penting dilaksanakan berbasis sub-
unit populasi stok ; ii pentingnya mengidenti ikasi sejumlah sub-unit stock dan
mengembangkan zona-zona spesi ik termasuk zona perlindungan khusus )kan Banggai Kardinal;
zona rehabilitiasi, dan lainnya dalam Kawasan Konservasi Daerah KKPD di Kepulauan Banggai
Kabupaten Banggai Laut dan Kabupaten Bangga Kepulauan iii konsep "BCF gardens" yaitu
pengembangan pola pemulihan dan pemanfaatan berkelanjutan populasi P. kauderni melalui
pemulihan mikrohabitat pada skala kecil, berbasis masyarakat, didukung oleh program riset ilmiah
secara bertahap. (asil kajian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan
berkelanjutanikan Banggai Kardinal baik secara ekologis maupun ekonomis khususnya dalam
konteks strategi pengembangan KKPD secara efektif.
Kata kunci: Stok genetik, Pemulihan habitat, Konservasi berbasis masyarakat
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
ALTERNAT)F REJ)M PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PENYU
DENGAN PENDEKATAN PEMBAYARAN JASA EKOS)STEM
PAYMENT FOR ECOSYSTEM SERVICES - PES
STUD) KASUS KAWASAN KONSERVAS) TAMAN PES)S)R PANTA) PENYU
PANGUMBA(AN SUKABUM)
a* b bLeny Dwihastuty , Luky Adrianto Fredinan Yulianda
a Mahasiswa Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan – FP)K, )PB
bDosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan - FP)K, )PB
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pembayaran Jasa Ekosistem atau Payments for Ecosystem Services PES telah diadopsi secara luas
di seluruh dunia sebagai inisiatif baru dalam pengelolaan konservasi dan lingkungan. Di )ndonesia
beberapa inisiatif PES ada yakni pada daerah aliran sungai. Namun demikian, mengembangkan
dan mengelola program PES di )ndonesia masih menjadi kendala karena kompleksitas dari
pengaturan kelembagaan PES masih lemah. Penelitian ini bertujuan membahas program PES di
KKTP S dan kelembagaan PES mana yang dipilih. Penelitian ini dilaksanakan di KKTP S yang
dilakukan pada bulan Oktober dan Desember . Berdasarkan hasil analisis PES diperoleh
bahwa pola pengelolaan oleh pemerintah daerah melalui Badan Layanan Umum Daerah BLUD
adalah yang memungkinkan saat ini diterapkan di KKTP S. Pola ini cukup e isien, hal ini
disebabkan melalui penerapan pola ini dana pengelolaan sebagai pendapatan yang benar benar
dapat dipergunakan sebagai dana untuk pelestarian, pemeliharaan, kebersihan lingkungan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya disekitar lokasi obyek jasa ekosistem di KKTP S.
Kata kunci: Pembayaran, Ekosistem, Jasa, Konservasi, Pendanaan
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PEMBELAJARAN PROSES (ARMON)SAS) PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVAS) D) PROV)NS) NUSA TENGGARA BARAT
a* b b aTasrif Kartawijaya , Fajar Ardiyansyah , Adi Triana Mihardja , (ernawati
a Wildlife Conservation Society – )ndonesia Program, Bogor
b Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Undang-Undang Nomor Tahun tentang Pemerintahan Daerah pasal menyebutkan
bahwa kewenangan daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut paling jauh
dua belas mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.
Kewenangan pemerintah provinsi untuk mengelola sumber daya alam laut mencakup: eksplorasi,
eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas bumi, pengaturan
administratif, dan pengaturan tata ruang . Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
proses harmonisasi pengalihan kewenangan pengelolaan kawasan konservasi dari pemerintah
kabupaten ke pemerintah provinsi. Proses pengalihan kewenangan dilakukan sejak Bulan Februari
hingga September melalui pertemuan kelompok kerja, identi ikasi dan inventarisasi status
pengelolaan kawasan konservasi, fucus group discussion dan konsultasi publik. Keluaran dari
proses harmonisasi ini berupa pengalihan status hukum pengelolaan kawasan konservasi dari
kabupaten ke provinsi dan pengesahan rencana pengelolaan dan zonasi ditingkat provinsi.
Terdapat beberapa pembelajaran yang harus diperhatikan dalam proses pengalihan kewenangan
dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi yaitu data dan informasi status pengelolaan
kawasn konservasi, evaluasi status efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, pengealihan status
hukum pencadangan dan kelembagaan pengelola kawasan konservasi.
Kata kunci: Provinsi Nusa Tenggara Barat, kewenangan daerah provinsi, kawasan konservasi,
pembelajaran proses harmonisasi
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
ALTERNAT)F REJ)M PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PENYU
DENGAN PENDEKATAN PEMBAYARAN JASA EKOS)STEM
PAYMENT FOR ECOSYSTEM SERVICES - PES
STUD) KASUS KAWASAN KONSERVAS) TAMAN PES)S)R PANTA) PENYU
PANGUMBA(AN SUKABUM)
a* b bLeny Dwihastuty , Luky Adrianto Fredinan Yulianda
a Mahasiswa Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan – FP)K, )PB
bDosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan - FP)K, )PB
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pembayaran Jasa Ekosistem atau Payments for Ecosystem Services PES telah diadopsi secara luas
di seluruh dunia sebagai inisiatif baru dalam pengelolaan konservasi dan lingkungan. Di )ndonesia
beberapa inisiatif PES ada yakni pada daerah aliran sungai. Namun demikian, mengembangkan
dan mengelola program PES di )ndonesia masih menjadi kendala karena kompleksitas dari
pengaturan kelembagaan PES masih lemah. Penelitian ini bertujuan membahas program PES di
KKTP S dan kelembagaan PES mana yang dipilih. Penelitian ini dilaksanakan di KKTP S yang
dilakukan pada bulan Oktober dan Desember . Berdasarkan hasil analisis PES diperoleh
bahwa pola pengelolaan oleh pemerintah daerah melalui Badan Layanan Umum Daerah BLUD
adalah yang memungkinkan saat ini diterapkan di KKTP S. Pola ini cukup e isien, hal ini
disebabkan melalui penerapan pola ini dana pengelolaan sebagai pendapatan yang benar benar
dapat dipergunakan sebagai dana untuk pelestarian, pemeliharaan, kebersihan lingkungan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya disekitar lokasi obyek jasa ekosistem di KKTP S.
Kata kunci: Pembayaran, Ekosistem, Jasa, Konservasi, Pendanaan
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PEMBELAJARAN PROSES (ARMON)SAS) PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVAS) D) PROV)NS) NUSA TENGGARA BARAT
a* b b aTasrif Kartawijaya , Fajar Ardiyansyah , Adi Triana Mihardja , (ernawati
a Wildlife Conservation Society – )ndonesia Program, Bogor
b Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Undang-Undang Nomor Tahun tentang Pemerintahan Daerah pasal menyebutkan
bahwa kewenangan daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut paling jauh
dua belas mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.
Kewenangan pemerintah provinsi untuk mengelola sumber daya alam laut mencakup: eksplorasi,
eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas bumi, pengaturan
administratif, dan pengaturan tata ruang . Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
proses harmonisasi pengalihan kewenangan pengelolaan kawasan konservasi dari pemerintah
kabupaten ke pemerintah provinsi. Proses pengalihan kewenangan dilakukan sejak Bulan Februari
hingga September melalui pertemuan kelompok kerja, identi ikasi dan inventarisasi status
pengelolaan kawasan konservasi, fucus group discussion dan konsultasi publik. Keluaran dari
proses harmonisasi ini berupa pengalihan status hukum pengelolaan kawasan konservasi dari
kabupaten ke provinsi dan pengesahan rencana pengelolaan dan zonasi ditingkat provinsi.
Terdapat beberapa pembelajaran yang harus diperhatikan dalam proses pengalihan kewenangan
dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi yaitu data dan informasi status pengelolaan
kawasn konservasi, evaluasi status efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, pengealihan status
hukum pencadangan dan kelembagaan pengelola kawasan konservasi.
Kata kunci: Provinsi Nusa Tenggara Barat, kewenangan daerah provinsi, kawasan konservasi,
pembelajaran proses harmonisasi
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
STRATEG) PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN
)NDRAPURWA L(OK PEUKAN BADA BERBAS)S (UKUM ADAT LAOT
Rika Astuti
Universitas Teuku Umar
e-mail: rika.astuti @yahoo.com
ABSTRAK
Kawasan Konservasi Perairan KKP merupakan suatu kawasan perairan laut yang dilindungi.
Salah satu tujuan penetapan KKP adalah melestarikan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber
daya ikan di sekitar kawasan konservasi perairan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat. Adanya peran Lembaga Panglima Laot dan masyarakat setempat yang bekerjasama
dengan pemerintah dalam mengelola kawasan konservasi ini menjadikan wilayah tersebut
menarik untuk dikaji. Untuk mempelajari sistem pengelolaan yang sedang berjalan diperlukan
kajian yang komprehensif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi
pengelolaan pembentukan KKP )ndrapurwa Lhok Peukan Bada berbasis hukum adat laot, serta
untuk mengetahui dampak dari aspek sosial dan ekonomi terhadap penetapan KKP )ndrapurwa di
Lhok Peukan Bada. Penelitian ini dilakukan di Lhok Peukan Bada, Aceh Besar, Provinsi Aceh mulai
bulan Februari sampai dengan Juni melalui beberapa tahapan, yakni: Pendekatan studi
literatur melalui pengumpulan data sekunder dari )nstansi pemerintah dan berbagai pihak lainnya
yang mendukung penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion
FGD , dengan cara penyebaran kuisioner dan wawancara langsung. Analisis SWOT digunakan
untuk mengetahui kondisi KKP )ndrapurwa untuk merumuskan strategi pengelolaan KKP berbasis
hukum adat laot. (asil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang tepat dalam melakukan
pengelolaan KKP )ndrapurwa melalui perlindungan dan rehabilitasi sumberdaya dengan cara
penerapan aturan adat laut, yakni penguatan lembaga adat dan Panglima laot Lhok Lamtengoh,
Lamteh, dan Ujong Pancu. Mata pencaharian alternatif nelayan setempat juga sangat berpengaruh
terhadap pembentukan kawasan konservasi di daerah ini. Keterlibatan para pihak untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan KKP )ndrapurwa melalui kerjasama dengan berbagai pihak
dalam melakukan monitoring dan pengawasan.
Kata kunci: Kawasan Konservasi, Peukan Bada, Strategi Pengelolaan
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PEMANFAATAN KEAR)FAN LOKAL SAS) DALAM S)STEM ZONAS)
KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) RAJA AMPAT
Paulus Boli
Universitas Papua
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Keberhasilan pengelolaan dengan mengadopsi pendekatan pengelolaan tradisional sumberdaya
laut ke dalam konservasi modern telah berhasil memperbaiki kondisi terumbu karang di negara-
negara Oseanik Aswani et al. . Berdasarkan fakta tersebut di atas, Pemda Raja Ampat
berupaya menghidupkan kembali budaya sasi untuk diimplementasikan sebagai salah satu model
zonasi dalam pengelolaan kawasan konservasi laut di perairan laut Raja Ampat. Tujuan penelitian
ini adalah mendeksripsikan sasi yang berlaku di Raja Ampat dan menjelaskan pemanfaatan sasi
dalam sistem zonasi kawasan konservasi perairan daerah KKPD di Raja Ampat. Lokasi penelitian
dilaksanakan pada Pulau Waigeo, Pulau Batanta dan Pulau Salawati serta pulau-pulau kecil. Lokasi
tersebut merupakan kawasan kepemilikan adat dari suku-suku: Biak-Beteu, Bantanta, Tepin, Fiat,
Domu, Waili dan Moi-Maya. Penelitian dilaksanakan April-Juli . Metode pengambilan data
dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap para informan. Selain itu, digunakan
penelusuran sejarah pengelolaan kawasan konservasi, opini masyarakat tentang kelembagaan
adat dan kawasan konservasi. (asil penelitian memperlihatkan bahwa jenis-jenis zona yang
diberlakukan dalam KKPD di Raja Ampat terdiri atas: zona inti, zona ketahanan pangan dan
pariwisata, zona perikanan berkelanjutan dan budidaya perikanan, zona jalur pelayaran
kapal, zona sasi dan pemanfaatan tradisonal, zona pemanfaatan lainnya. Adapun zona yang
memanfaatkan kearifan lokal sasi dalam sistem zonasi ini adalah zona ketahanan pangan dan
pariwisata dan zona sasi dan pemanfaatan tradisional. Pengelolaan konservasi di Raja Ampat
menerapkan pendekatan kombinasi antara pemanfaatan terbatas dan larang ambil terhadap
sumber daya laut. Keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan kawasan konservasi di Raja
Ampat menjadi kunci keberhasilan mencapai tujuan pengelolaan.
Kata kunci: Sasi, Zonasi, Kawasan Konservasi
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
STRATEG) PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN
)NDRAPURWA L(OK PEUKAN BADA BERBAS)S (UKUM ADAT LAOT
Rika Astuti
Universitas Teuku Umar
e-mail: rika.astuti @yahoo.com
ABSTRAK
Kawasan Konservasi Perairan KKP merupakan suatu kawasan perairan laut yang dilindungi.
Salah satu tujuan penetapan KKP adalah melestarikan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber
daya ikan di sekitar kawasan konservasi perairan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat. Adanya peran Lembaga Panglima Laot dan masyarakat setempat yang bekerjasama
dengan pemerintah dalam mengelola kawasan konservasi ini menjadikan wilayah tersebut
menarik untuk dikaji. Untuk mempelajari sistem pengelolaan yang sedang berjalan diperlukan
kajian yang komprehensif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi
pengelolaan pembentukan KKP )ndrapurwa Lhok Peukan Bada berbasis hukum adat laot, serta
untuk mengetahui dampak dari aspek sosial dan ekonomi terhadap penetapan KKP )ndrapurwa di
Lhok Peukan Bada. Penelitian ini dilakukan di Lhok Peukan Bada, Aceh Besar, Provinsi Aceh mulai
bulan Februari sampai dengan Juni melalui beberapa tahapan, yakni: Pendekatan studi
literatur melalui pengumpulan data sekunder dari )nstansi pemerintah dan berbagai pihak lainnya
yang mendukung penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion
FGD , dengan cara penyebaran kuisioner dan wawancara langsung. Analisis SWOT digunakan
untuk mengetahui kondisi KKP )ndrapurwa untuk merumuskan strategi pengelolaan KKP berbasis
hukum adat laot. (asil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang tepat dalam melakukan
pengelolaan KKP )ndrapurwa melalui perlindungan dan rehabilitasi sumberdaya dengan cara
penerapan aturan adat laut, yakni penguatan lembaga adat dan Panglima laot Lhok Lamtengoh,
Lamteh, dan Ujong Pancu. Mata pencaharian alternatif nelayan setempat juga sangat berpengaruh
terhadap pembentukan kawasan konservasi di daerah ini. Keterlibatan para pihak untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan KKP )ndrapurwa melalui kerjasama dengan berbagai pihak
dalam melakukan monitoring dan pengawasan.
Kata kunci: Kawasan Konservasi, Peukan Bada, Strategi Pengelolaan
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PEMANFAATAN KEAR)FAN LOKAL SAS) DALAM S)STEM ZONAS)
KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) RAJA AMPAT
Paulus Boli
Universitas Papua
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Keberhasilan pengelolaan dengan mengadopsi pendekatan pengelolaan tradisional sumberdaya
laut ke dalam konservasi modern telah berhasil memperbaiki kondisi terumbu karang di negara-
negara Oseanik Aswani et al. . Berdasarkan fakta tersebut di atas, Pemda Raja Ampat
berupaya menghidupkan kembali budaya sasi untuk diimplementasikan sebagai salah satu model
zonasi dalam pengelolaan kawasan konservasi laut di perairan laut Raja Ampat. Tujuan penelitian
ini adalah mendeksripsikan sasi yang berlaku di Raja Ampat dan menjelaskan pemanfaatan sasi
dalam sistem zonasi kawasan konservasi perairan daerah KKPD di Raja Ampat. Lokasi penelitian
dilaksanakan pada Pulau Waigeo, Pulau Batanta dan Pulau Salawati serta pulau-pulau kecil. Lokasi
tersebut merupakan kawasan kepemilikan adat dari suku-suku: Biak-Beteu, Bantanta, Tepin, Fiat,
Domu, Waili dan Moi-Maya. Penelitian dilaksanakan April-Juli . Metode pengambilan data
dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap para informan. Selain itu, digunakan
penelusuran sejarah pengelolaan kawasan konservasi, opini masyarakat tentang kelembagaan
adat dan kawasan konservasi. (asil penelitian memperlihatkan bahwa jenis-jenis zona yang
diberlakukan dalam KKPD di Raja Ampat terdiri atas: zona inti, zona ketahanan pangan dan
pariwisata, zona perikanan berkelanjutan dan budidaya perikanan, zona jalur pelayaran
kapal, zona sasi dan pemanfaatan tradisonal, zona pemanfaatan lainnya. Adapun zona yang
memanfaatkan kearifan lokal sasi dalam sistem zonasi ini adalah zona ketahanan pangan dan
pariwisata dan zona sasi dan pemanfaatan tradisional. Pengelolaan konservasi di Raja Ampat
menerapkan pendekatan kombinasi antara pemanfaatan terbatas dan larang ambil terhadap
sumber daya laut. Keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan kawasan konservasi di Raja
Ampat menjadi kunci keberhasilan mencapai tujuan pengelolaan.
Kata kunci: Sasi, Zonasi, Kawasan Konservasi
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
DUKUNGAN KEAR)FAN LOKAL (O(OLOK/PAPADAK DALAM
PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU BERBAS)S MASYARAKAT D)
KABUPATEN ROTE NDAO, NTT
a* a aRahmad (idayat , )kram M. Sangdji , )mam Fauzi
a Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional BKKPN Kupang
e-mail: matthidayat @gmail.com
ABSTRAK
Salah satu strategi pengelolaan TNP Laut Sawu adalah melestarikan kearifan lokal, adat dan budaya
masyarakat pesisir. Terdapat kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pesisir
TNP Laut Sawu yang mendukung pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan, salah
satunya adalah (oholok/Papadak di Kab. Rote Ndao. Kearifan lokal (oholok/Papadak sudah
diterapkan secara turun menurun oleh masyarakat untuk wilayah darat, seperti sawah, kebun,
hutan, dan sekarang atas kesepakatan bersama yang diprakarsai oleh tokoh adat, diterapkan di
wilayah pesisir dan laut dalam rangka mendukung pengelolaan TNP Laut Sawu. Penulisan ini ingin
menjawab, yakni bagaimana proses kearifan ini diterapkan wilayah pesisir dan laut? Apa saja faktor
yang mempengaruhi kearifan lokal ini dapat diterima oleh masyarakat? Bagaimana kearifan lokal
ini dapat mendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan TNP Laut Sawu? Pendekatan yang
digunakan adalah bersifat kualitatif deskriptif, yakni kajian yang menghasilkan data deskriptif
berdasarkan fenomena yang dikaji. Penerapan kearifan ini dilaksanakan di Nusak kerajaan ,
yakni Denka, Termanu dan Landu. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses penerapan
kearifan ini sudah melalui proses sosialisasi tingkat kabupaten dan nusak, FGD, pembentukan
lembaga, perumusan aturan, konsultasi publik dan pengukuhan adat, dan proses ini melibatkan
semua pihak terkait. Faktor diterimanya kearifan ini adalah adanya kerusakan ekosistem, seperti
terumbu karang, dan mangrove akibat aktivitas penangkapan ikan yang merusak. Dukungan
kearifan ini terhadap pengelolaan TNP Laut Sawu adalah adanya komitmen dan kesadaran
masyarakat, peraturan dan sanksi adat bagi yang melanggar aturan adat, penguatan kelembagaan
adat dan pengembangan pengawasan berbasis masyarakat, serta peningkatan partisipasi
masyarakat.
Kata kunci: Kearifan Lokal, (oholok, Nusak
PEMODELAN PER)LAKU NELAYAN PADA PROGRAM KONSERVAS) PENYU
D) TAMAN NAS)ONAL KAR)MUNJAWA
a* aSusi Sumaryati , Kuswadi
a Balai Taman Nasional Karimunjawa
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Taman Nasional Karimunjawa merupakan kawasan konservasi dengan luas . (a. Kepulauan
Karimunjawa menjadi tempat singgah bagi tiga jenis penyu : penyu sisik Eretmochelys imbricata,
penyu hijau Chelonia mydas, penyu lekang Lepidochelys olivaceae. Lebih dari % temuan sarang
merupakan sarang penyu sisik. Lokasi peneluran tersebar di lokasi menjadi tantangan dalam
konservasi penyu. Pemindahan sarang ke sarang semi alami merupakan salah satu cara untuk
menyelamatkan telur penyu dari predator alami dan manusia.
Data temuan sarang menunjukkan nelayan pelapor sarang mengalami peningkatan yang signi ikan.
Nelayan setempat memiliki kemampuan untuk mencari sarang penyu. Penelitian ini betujuan
untuk memberikan ilustrasi bagaimana perbedaan kemampuan nelayan yang terlibat pada upaya
konservasi. Pemodelan dengan menggunakan pendekatan teori permainan untuk
menggambarkan kon lik antara nelayan. Pemodelan tersebut dibuat berdasarkan asumsi :
kemampuan nelayan, biaya dan probabilitas temuan sarang. Nelayan dapat memilih level upaya
untuk meningkatkan probabilitas temuan sarang dengan mempertimbangkan, kebutuhan biaya,
dan kemampuan nelayan lain. Pertama, dibuat formulasi probabilitas temuan sarang. Kedua,
dibuat formulasi biaya sebagai faktor pembatas. Ketika nelayan meningkatkan level upayanya,
maka probabilitas untuk menemukan sarang juga akan meningkat sehingga biaya yang
dikeluarkan akan meningkat secara eksponensial. Respon terbaik nelayan ditentukan dengan
memaksimalkan perbedaaan antara kurva probabilitas dengan kurva biaya. Perbedaan kurva
probabilitas dan kurva biaya maksimal pada bagian tengah. Ketika upaya nelayan lain telah
ditentukan, nelayan dapat menentukan respon terbaik. Dari pemodelan tersebut didapatkan
gambaran, saat kesenjangan kemampuan diantara nelayan melebar, nelayan tidak akan
menggunakan respon terbaiknya untuk mencari sarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa
peningkatan kemampuan nelayan untuk keberlanjutan program konservasi penyu.
Kata kunci: Konservasi, Pemodelan, Perilaku
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
DUKUNGAN KEAR)FAN LOKAL (O(OLOK/PAPADAK DALAM
PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU BERBAS)S MASYARAKAT D)
KABUPATEN ROTE NDAO, NTT
a* a aRahmad (idayat , )kram M. Sangdji , )mam Fauzi
a Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional BKKPN Kupang
e-mail: matthidayat @gmail.com
ABSTRAK
Salah satu strategi pengelolaan TNP Laut Sawu adalah melestarikan kearifan lokal, adat dan budaya
masyarakat pesisir. Terdapat kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pesisir
TNP Laut Sawu yang mendukung pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan, salah
satunya adalah (oholok/Papadak di Kab. Rote Ndao. Kearifan lokal (oholok/Papadak sudah
diterapkan secara turun menurun oleh masyarakat untuk wilayah darat, seperti sawah, kebun,
hutan, dan sekarang atas kesepakatan bersama yang diprakarsai oleh tokoh adat, diterapkan di
wilayah pesisir dan laut dalam rangka mendukung pengelolaan TNP Laut Sawu. Penulisan ini ingin
menjawab, yakni bagaimana proses kearifan ini diterapkan wilayah pesisir dan laut? Apa saja faktor
yang mempengaruhi kearifan lokal ini dapat diterima oleh masyarakat? Bagaimana kearifan lokal
ini dapat mendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan TNP Laut Sawu? Pendekatan yang
digunakan adalah bersifat kualitatif deskriptif, yakni kajian yang menghasilkan data deskriptif
berdasarkan fenomena yang dikaji. Penerapan kearifan ini dilaksanakan di Nusak kerajaan ,
yakni Denka, Termanu dan Landu. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses penerapan
kearifan ini sudah melalui proses sosialisasi tingkat kabupaten dan nusak, FGD, pembentukan
lembaga, perumusan aturan, konsultasi publik dan pengukuhan adat, dan proses ini melibatkan
semua pihak terkait. Faktor diterimanya kearifan ini adalah adanya kerusakan ekosistem, seperti
terumbu karang, dan mangrove akibat aktivitas penangkapan ikan yang merusak. Dukungan
kearifan ini terhadap pengelolaan TNP Laut Sawu adalah adanya komitmen dan kesadaran
masyarakat, peraturan dan sanksi adat bagi yang melanggar aturan adat, penguatan kelembagaan
adat dan pengembangan pengawasan berbasis masyarakat, serta peningkatan partisipasi
masyarakat.
Kata kunci: Kearifan Lokal, (oholok, Nusak
PEMODELAN PER)LAKU NELAYAN PADA PROGRAM KONSERVAS) PENYU
D) TAMAN NAS)ONAL KAR)MUNJAWA
a* aSusi Sumaryati , Kuswadi
a Balai Taman Nasional Karimunjawa
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Taman Nasional Karimunjawa merupakan kawasan konservasi dengan luas . (a. Kepulauan
Karimunjawa menjadi tempat singgah bagi tiga jenis penyu : penyu sisik Eretmochelys imbricata,
penyu hijau Chelonia mydas, penyu lekang Lepidochelys olivaceae. Lebih dari % temuan sarang
merupakan sarang penyu sisik. Lokasi peneluran tersebar di lokasi menjadi tantangan dalam
konservasi penyu. Pemindahan sarang ke sarang semi alami merupakan salah satu cara untuk
menyelamatkan telur penyu dari predator alami dan manusia.
Data temuan sarang menunjukkan nelayan pelapor sarang mengalami peningkatan yang signi ikan.
Nelayan setempat memiliki kemampuan untuk mencari sarang penyu. Penelitian ini betujuan
untuk memberikan ilustrasi bagaimana perbedaan kemampuan nelayan yang terlibat pada upaya
konservasi. Pemodelan dengan menggunakan pendekatan teori permainan untuk
menggambarkan kon lik antara nelayan. Pemodelan tersebut dibuat berdasarkan asumsi :
kemampuan nelayan, biaya dan probabilitas temuan sarang. Nelayan dapat memilih level upaya
untuk meningkatkan probabilitas temuan sarang dengan mempertimbangkan, kebutuhan biaya,
dan kemampuan nelayan lain. Pertama, dibuat formulasi probabilitas temuan sarang. Kedua,
dibuat formulasi biaya sebagai faktor pembatas. Ketika nelayan meningkatkan level upayanya,
maka probabilitas untuk menemukan sarang juga akan meningkat sehingga biaya yang
dikeluarkan akan meningkat secara eksponensial. Respon terbaik nelayan ditentukan dengan
memaksimalkan perbedaaan antara kurva probabilitas dengan kurva biaya. Perbedaan kurva
probabilitas dan kurva biaya maksimal pada bagian tengah. Ketika upaya nelayan lain telah
ditentukan, nelayan dapat menentukan respon terbaik. Dari pemodelan tersebut didapatkan
gambaran, saat kesenjangan kemampuan diantara nelayan melebar, nelayan tidak akan
menggunakan respon terbaiknya untuk mencari sarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa
peningkatan kemampuan nelayan untuk keberlanjutan program konservasi penyu.
Kata kunci: Konservasi, Pemodelan, Perilaku
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
)DENT)F)KAS) KEMUNCULAN ()U KARANG D) PERA)RAN MEKO DALAM
MENDUKUNG UPAYA PENGELOLAAN D) KKPD FLORES T)MUR
a* aRanny Ramadhani Yuneni , Casandra Tania
a WWF )ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pulau Adonara merupakan salah satu pulau besar dari Kabupaten Kepulauan Flores Timur yang
memiliki luas daratan sekitar , km . Berdasarkan survey bycatch WWF pada Januari ,
diketahui bahwa , % hiu tertangkap tanpa sengaja di Perairan Flores Timur. Teridenti ikasi juga
dalam penelitian awal tersebut bahwa perairan Meko merupakan daerah dengan tingkat
tangkapan sampingan hiu cukup tinggi di Pulau Adonara dibandingkan wilayah lainnya. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi terkait jenis, sebaran, dan habitat
penting hiu di perairan Meko, kabupaten Flores Timur. Metode yang digunakan adalah underwater
visual census dengan long swim dengan penentuan lokasi berdasarkan metode sarang bertingkat
dengan total penyelaman titik yang dibagi menjadi klaster yaitu zona semi hotspot, hotspot
dan kontrol. Survei ini menemukan jenis hiu yaitu jenis hiu karang sirip hitam Carcharinus
melanopterus sebesar , % dengan total hiu yaitu kemunculan dan hiu sirip karang putih
triaenodon obesus dengan total kemunculan , % . Rata-rata ukuran pada zona hotspot
yaitu , cm dan zona kontrol yaitu , cm. Sedangkan hiu karang sirip hitam ditemukan
pada rata-rata cm pada zona semi hotspot dan , cm pada zona hotspot, serta hiu dengan
rata-rata , cm pada zona kontrol. Tim mencatat sekitar % kemunculaan hiu ditemukan pada
tipe terumbu Fringing dengan jumlah kemunculan paling banyak di zona kontrol yaitu sebanyak
kemunculan hiu. (asil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal dalam merumuskan
rekomendasi terkait pengelolaan perikanan hiu di KKPD Flores Timur.
Kata kunci: (iu Meko, KKPD Flores Timur, Kemunculan (iu
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
ANAL)S)S ZONAS) SEMB)LAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN
DAERA( D) PROV)NS) SULAWES) TENGGARA
a* a a cDesita Anggraeni , Christian Novia N. (andayani , Dirga Daniel , Tarlan Subarno , Zul ikar
d e b a aAfandy , Dyah Rahmatika , Agus Wahyudi , Fikri Firmansyah , Estradivari
aWWF-)ndonesia
bDepartemen )lmu dan Teknologi Kelautan, )nstitut Pertanian Bogor
cDepartemen )lmu dan Teknologi Kelautan, FP)K- )nstitut Pertanian BogordDepartemen Manajemen Sumberdaya Perairan, )nstitut Pertanian Bogor
eUniversitas Muhammadiyah Surakarta
email: [email protected]
ABSTRAK
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Sunda Banda Seascape dan menempati
kawasan Coral Triangle yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan menjadi habitat penting
bagi biota di dalamnya. Salah satu cara untuk melindungi area dengan nilai ekologi tinggi adalah
dengan membentuk Kawasan Konservasi Perairan KKP . PP No. / pasal menyebutkan
bahwa pengelolaan KKP dilakukan dengan sistem zonasi. Saat ini sembilan KKPD di Provinsi
Sulawesi Tenggara belum memiliki sistem zonasi. Tujuan kajian ini adalah untuk menemukan area
potensial untuk direkomendasikan sebagai zona inti, zona pemanfaatan dan zona perikanan
berkelanjutan atau zona lainnya. Analisis Marxan merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mengidenti ikasi lokasi potensial penempatan zona inti dan zona pemanfaatan. Target konservasi
lokasi ini adalah untuk melindungi habitat terumbu karang, lamun dan mangrove. Proporsi target
yang digunakan dalan skenario Marxan untuk ketiga habitat tersebut adalah %, % dan %.
(asil analisis zonasi KKPD di Sulawesi Tenggara menghasilkan beberapa rekomendasi antara
lain: zona inti KKPD Muna Barat % dan % sedangkan zona pemanfaatan %; zona inti KKPD
Bombana , % dan , % sedangkan zona pemanfaatan , % dan , %; zona inti KKPD Kolaka %
dan % sedangkan zona pemanfaatan %; zona inti KKPD Buton Tengah % dan % sedangkan
zona pemanfaatan %; zona inti KKPD Buton Selatan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan
, %; zona inti KKPD Muna % dan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan %; zona inti
KKPD Kolaka Utara % dan % sedangkan zona pemanfaatan % dan %; zona inti KKPD Buton
, % dan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan , %.
Kata Kunci : Sunda Banda Seascape, Marxan, Coral Triangle
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
)DENT)F)KAS) KEMUNCULAN ()U KARANG D) PERA)RAN MEKO DALAM
MENDUKUNG UPAYA PENGELOLAAN D) KKPD FLORES T)MUR
a* aRanny Ramadhani Yuneni , Casandra Tania
a WWF )ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pulau Adonara merupakan salah satu pulau besar dari Kabupaten Kepulauan Flores Timur yang
memiliki luas daratan sekitar , km . Berdasarkan survey bycatch WWF pada Januari ,
diketahui bahwa , % hiu tertangkap tanpa sengaja di Perairan Flores Timur. Teridenti ikasi juga
dalam penelitian awal tersebut bahwa perairan Meko merupakan daerah dengan tingkat
tangkapan sampingan hiu cukup tinggi di Pulau Adonara dibandingkan wilayah lainnya. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi terkait jenis, sebaran, dan habitat
penting hiu di perairan Meko, kabupaten Flores Timur. Metode yang digunakan adalah underwater
visual census dengan long swim dengan penentuan lokasi berdasarkan metode sarang bertingkat
dengan total penyelaman titik yang dibagi menjadi klaster yaitu zona semi hotspot, hotspot
dan kontrol. Survei ini menemukan jenis hiu yaitu jenis hiu karang sirip hitam Carcharinus
melanopterus sebesar , % dengan total hiu yaitu kemunculan dan hiu sirip karang putih
triaenodon obesus dengan total kemunculan , % . Rata-rata ukuran pada zona hotspot
yaitu , cm dan zona kontrol yaitu , cm. Sedangkan hiu karang sirip hitam ditemukan
pada rata-rata cm pada zona semi hotspot dan , cm pada zona hotspot, serta hiu dengan
rata-rata , cm pada zona kontrol. Tim mencatat sekitar % kemunculaan hiu ditemukan pada
tipe terumbu Fringing dengan jumlah kemunculan paling banyak di zona kontrol yaitu sebanyak
kemunculan hiu. (asil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal dalam merumuskan
rekomendasi terkait pengelolaan perikanan hiu di KKPD Flores Timur.
Kata kunci: (iu Meko, KKPD Flores Timur, Kemunculan (iu
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
ANAL)S)S ZONAS) SEMB)LAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN
DAERA( D) PROV)NS) SULAWES) TENGGARA
a* a a cDesita Anggraeni , Christian Novia N. (andayani , Dirga Daniel , Tarlan Subarno , Zul ikar
d e b a aAfandy , Dyah Rahmatika , Agus Wahyudi , Fikri Firmansyah , Estradivari
aWWF-)ndonesia
bDepartemen )lmu dan Teknologi Kelautan, )nstitut Pertanian Bogor
cDepartemen )lmu dan Teknologi Kelautan, FP)K- )nstitut Pertanian BogordDepartemen Manajemen Sumberdaya Perairan, )nstitut Pertanian Bogor
eUniversitas Muhammadiyah Surakarta
email: [email protected]
ABSTRAK
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Sunda Banda Seascape dan menempati
kawasan Coral Triangle yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan menjadi habitat penting
bagi biota di dalamnya. Salah satu cara untuk melindungi area dengan nilai ekologi tinggi adalah
dengan membentuk Kawasan Konservasi Perairan KKP . PP No. / pasal menyebutkan
bahwa pengelolaan KKP dilakukan dengan sistem zonasi. Saat ini sembilan KKPD di Provinsi
Sulawesi Tenggara belum memiliki sistem zonasi. Tujuan kajian ini adalah untuk menemukan area
potensial untuk direkomendasikan sebagai zona inti, zona pemanfaatan dan zona perikanan
berkelanjutan atau zona lainnya. Analisis Marxan merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mengidenti ikasi lokasi potensial penempatan zona inti dan zona pemanfaatan. Target konservasi
lokasi ini adalah untuk melindungi habitat terumbu karang, lamun dan mangrove. Proporsi target
yang digunakan dalan skenario Marxan untuk ketiga habitat tersebut adalah %, % dan %.
(asil analisis zonasi KKPD di Sulawesi Tenggara menghasilkan beberapa rekomendasi antara
lain: zona inti KKPD Muna Barat % dan % sedangkan zona pemanfaatan %; zona inti KKPD
Bombana , % dan , % sedangkan zona pemanfaatan , % dan , %; zona inti KKPD Kolaka %
dan % sedangkan zona pemanfaatan %; zona inti KKPD Buton Tengah % dan % sedangkan
zona pemanfaatan %; zona inti KKPD Buton Selatan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan
, %; zona inti KKPD Muna % dan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan %; zona inti
KKPD Kolaka Utara % dan % sedangkan zona pemanfaatan % dan %; zona inti KKPD Buton
, % dan % sedangkan zona pemanfaatan , % dan , %.
Kata Kunci : Sunda Banda Seascape, Marxan, Coral Triangle
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
PROTOKOL KAJ)AN CEPAT: PERANGKAT PENGUMPULAN )NFORMAS)
SOS)O-EKOLOG) UNTUK SURVE) DENGAN KETERSED)AAN WAKTU DAN
AKSES)B)L)TAS YANG TERBATAS
a* a a aNara Wisesa , Estradivari , Christian Novia N.(andayani , )gnatia Dyahapsari , Adrian
a a b bDamora , Amkieltiela , Louise Glew , Gabby Ahmadia
aWWF-)ndonesia
bWWF-US
email: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia banyak yang terletak di lokasi-lokasi terpencil
dengan aksesibilitas yang rendah. Kondisi ini menjadi tantangan dalam pengumpulan informasi
dan data sosio-ekologi, yang menyebabkan kesenjangan data dan informasi di banyak lokasi-lokasi
terpencil di )ndonesia. Sebagai bagian dari strategi untuk mengisi kekosongan informasi tersebut,
WWF-)ndonesia bersama mitra mengembangkan sebuah Protokol Kajian Cepat yang dirancang
untuk mengumpulkan data dan informasi sosio-ekologi sebanyak dan selengkap mungkin dari
lokasi-lokasi yang sulit dikunjungi dan/atau hanya bisa dikunjungi dalam jangka waktu terbatas.
Protokol ini telah diterapkan dalam empat kegiatan survei cepat di lokasi-lokasi yang memiliki
keterbatasan informasi sosio-ekologi, yaitu di Pulau Kei Besar Maluku Tenggara , Yamdena
Maluku Tenggara Barat , Maluku Barat Daya, dan Teluk Sawai Seram Bagian Utara . Kajian ini
memberikan gambaran lengkap mengenai metode-metode pengambilan data yang digunakan
dalam protokol ini, yaitu mengkombinasikan metode Wawancara )nforman Kunci K)) , Diskusi
Kelompok Terarah FGD , Pemetaan Sumber Daya bersama masyarakat, Survei Perikanan, dan bila
memungkinkan bisa dilengkapi juga dengan Survei Ekologi dan (abitat Perairan . Kajian ini juga
menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam menganalisis data yang terkumpul, dan juga
pengalaman/pembelajaran yang selama ini didapat dari proses aplikasi protokol ini di lapangan.
Selain itu kajian ini juga akan menjelaskan bagaimana protokol ini telah digunakan untuk
melengkapi data dan informasi dalam mendukung proses pencadangan Kawasan Konservasi
Perairan di Maluku Tenggara Barat, dan akan digunakan dalam proses serupa di Maluku Barat Daya
dan Seram Bagian Utara; sementara informasi dari Pulau Kei Besar telah digunakan dalam proses
seleksi lokasi pendampingan )CCA )ndigenously Conserved Community Area di pulau tersebut.
Kata Kunci : protokol, survei, sosio-ekologi
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
MEMBANGUN JEJAR)NG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) BIRD'S
HEAD SEASCAPE - B(S : KONEKT)V)TAS M)GRAS) SPES)ES DAN
GENET)K.
*Roni Bawole dan Rony Megawanto
Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju, Amban, Manokwari , Papua Barat,
)ndonesia. Tel./Fax.: + - - / , email: [email protected] Conservation )nternational )ndonesia. Jl Pejaten Barat No. A, Kemang, Jakarta
email: [email protected]
ABSTRAK
Pembentukan jejaring KKP di wilayah Bird (ead's Seascape B(S Kawasan Konservasi Perairan
Papua secara umum adalah melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya laut agar
ketersediaanya tetap terjamin secara berkesinambungan. jejaring yang Jejaring KKP merupakan
melibatkan kerja sama pengelolaan dua atau lebih KKP Kaimana, Fakfak, Bintuni, Raja Ampat,
Sorong, Tambrauw dan Teluk Wondama secara sinergis memiliki keterkaitan bio isik dan
konektivitas genetik. Dari aspek bio isik, B(S dicirikan oleh migrasi dan habitat spesi ik spesies
kharismatik yang terancam punah serta konektivitas genetik. Migrasi di wilayah B(S dapat dilihat
dari migrasi penyu, hiu, hiu-paus, pari manta dan cetacean paus dan lumba-lumba . Species yang
terancam punah tersebut memberi kekhasan tersendiri bagi B(S dan menggunakan wilayah B(S
baik sebagai jalur migrasi maupun sebagai daerah agregasi. Pantai peneluran penyu belimbing
leatherback turtle terbesar di dunia juga terdapat di B(S, termasuk tempat peneluran penyu jenis
lain, seperti penyu hijau green turtle , penyu lekang olive ridley turtle , dan penyu sisik hawksbill
turtle . Species kharismatik lain yang sering ditemukan di wilayah B(S adalah pari manta, hiu paus,
dugong, dan berbagai jenis ikan endemik lain. Wilayah B(S merupakan cetacean hotspot yang
mendukung populasi spesies yang dilindungi oleh )UCN Red List. Dari spesies cetacean yang
tercatat di )ndonesia, spesies ditemukan di B(S. (iu-paus dapt pula bermigrasi dari Teluk
Cenderawasih hingga Perairan Raja Ampat. Pari manta sering dijumpai di Raja Ampat, Pulau
Yapen, dan Teluk Cenderawasih. Diperlukan kerjasama yang baik dalam melindungi species dan
memahami fenomena oseanogra i yang berhunbungan dengan migrasi dan konektivitas genetik
organismen.
Kata kunci: Jejaring KKP, aspek bio- isik, migrasi species, konektivitas genetik, Bird's (ead Seascape.
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
PROTOKOL KAJ)AN CEPAT: PERANGKAT PENGUMPULAN )NFORMAS)
SOS)O-EKOLOG) UNTUK SURVE) DENGAN KETERSED)AAN WAKTU DAN
AKSES)B)L)TAS YANG TERBATAS
a* a a aNara Wisesa , Estradivari , Christian Novia N.(andayani , )gnatia Dyahapsari , Adrian
a a b bDamora , Amkieltiela , Louise Glew , Gabby Ahmadia
aWWF-)ndonesia
bWWF-US
email: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia banyak yang terletak di lokasi-lokasi terpencil
dengan aksesibilitas yang rendah. Kondisi ini menjadi tantangan dalam pengumpulan informasi
dan data sosio-ekologi, yang menyebabkan kesenjangan data dan informasi di banyak lokasi-lokasi
terpencil di )ndonesia. Sebagai bagian dari strategi untuk mengisi kekosongan informasi tersebut,
WWF-)ndonesia bersama mitra mengembangkan sebuah Protokol Kajian Cepat yang dirancang
untuk mengumpulkan data dan informasi sosio-ekologi sebanyak dan selengkap mungkin dari
lokasi-lokasi yang sulit dikunjungi dan/atau hanya bisa dikunjungi dalam jangka waktu terbatas.
Protokol ini telah diterapkan dalam empat kegiatan survei cepat di lokasi-lokasi yang memiliki
keterbatasan informasi sosio-ekologi, yaitu di Pulau Kei Besar Maluku Tenggara , Yamdena
Maluku Tenggara Barat , Maluku Barat Daya, dan Teluk Sawai Seram Bagian Utara . Kajian ini
memberikan gambaran lengkap mengenai metode-metode pengambilan data yang digunakan
dalam protokol ini, yaitu mengkombinasikan metode Wawancara )nforman Kunci K)) , Diskusi
Kelompok Terarah FGD , Pemetaan Sumber Daya bersama masyarakat, Survei Perikanan, dan bila
memungkinkan bisa dilengkapi juga dengan Survei Ekologi dan (abitat Perairan . Kajian ini juga
menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam menganalisis data yang terkumpul, dan juga
pengalaman/pembelajaran yang selama ini didapat dari proses aplikasi protokol ini di lapangan.
Selain itu kajian ini juga akan menjelaskan bagaimana protokol ini telah digunakan untuk
melengkapi data dan informasi dalam mendukung proses pencadangan Kawasan Konservasi
Perairan di Maluku Tenggara Barat, dan akan digunakan dalam proses serupa di Maluku Barat Daya
dan Seram Bagian Utara; sementara informasi dari Pulau Kei Besar telah digunakan dalam proses
seleksi lokasi pendampingan )CCA )ndigenously Conserved Community Area di pulau tersebut.
Kata Kunci : protokol, survei, sosio-ekologi
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
MEMBANGUN JEJAR)NG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) BIRD'S
HEAD SEASCAPE - B(S : KONEKT)V)TAS M)GRAS) SPES)ES DAN
GENET)K.
*Roni Bawole dan Rony Megawanto
Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Papua. Jl. Gunung Salju, Amban, Manokwari , Papua Barat,
)ndonesia. Tel./Fax.: + - - / , email: [email protected] Conservation )nternational )ndonesia. Jl Pejaten Barat No. A, Kemang, Jakarta
email: [email protected]
ABSTRAK
Pembentukan jejaring KKP di wilayah Bird (ead's Seascape B(S Kawasan Konservasi Perairan
Papua secara umum adalah melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya laut agar
ketersediaanya tetap terjamin secara berkesinambungan. jejaring yang Jejaring KKP merupakan
melibatkan kerja sama pengelolaan dua atau lebih KKP Kaimana, Fakfak, Bintuni, Raja Ampat,
Sorong, Tambrauw dan Teluk Wondama secara sinergis memiliki keterkaitan bio isik dan
konektivitas genetik. Dari aspek bio isik, B(S dicirikan oleh migrasi dan habitat spesi ik spesies
kharismatik yang terancam punah serta konektivitas genetik. Migrasi di wilayah B(S dapat dilihat
dari migrasi penyu, hiu, hiu-paus, pari manta dan cetacean paus dan lumba-lumba . Species yang
terancam punah tersebut memberi kekhasan tersendiri bagi B(S dan menggunakan wilayah B(S
baik sebagai jalur migrasi maupun sebagai daerah agregasi. Pantai peneluran penyu belimbing
leatherback turtle terbesar di dunia juga terdapat di B(S, termasuk tempat peneluran penyu jenis
lain, seperti penyu hijau green turtle , penyu lekang olive ridley turtle , dan penyu sisik hawksbill
turtle . Species kharismatik lain yang sering ditemukan di wilayah B(S adalah pari manta, hiu paus,
dugong, dan berbagai jenis ikan endemik lain. Wilayah B(S merupakan cetacean hotspot yang
mendukung populasi spesies yang dilindungi oleh )UCN Red List. Dari spesies cetacean yang
tercatat di )ndonesia, spesies ditemukan di B(S. (iu-paus dapt pula bermigrasi dari Teluk
Cenderawasih hingga Perairan Raja Ampat. Pari manta sering dijumpai di Raja Ampat, Pulau
Yapen, dan Teluk Cenderawasih. Diperlukan kerjasama yang baik dalam melindungi species dan
memahami fenomena oseanogra i yang berhunbungan dengan migrasi dan konektivitas genetik
organismen.
Kata kunci: Jejaring KKP, aspek bio- isik, migrasi species, konektivitas genetik, Bird's (ead Seascape.
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
)DENT)F)KAS) LOKAS) PR)OR)TAS KONSERVAS) D) )NDONES)A
BERDASARKAN KONEKT)V)TAS DARAT-LAUT
a* a a a aChristian Novia N. (andayani , Estradivari , Dirga Daniel , Khairil Fahmi Faisal , Dicky Sucipto , a aOki (adian , Puteri Maulida
aWWF-)ndonesia
email: cha daya i@ f.id
ABSTRAK
Lingkungan pesisir dan laut sangat dipengaruhi oleh sungai dan kanal yang mengalir dari hulu di
daratan. Kualitas lingkungan daratan di sekitar sungai dan kanal tersebut dapat mempengaruhi
kesehatan ekosistem pesisir dan biota yang hidup di dalamnya. Secara empiris, terdapat
keterkaitan ekologi antar ekosistem di dalam kawasan pesisir maupun antara kawasan pesisir
dengan daratan lahan di atasnya dan laut lepas. Terkait dengan hal tersebut, perencanaan ruang
di laut sebaiknya mempertimbangkan setiap perubahan bentang alam daratan di atasnya. Tujuan
dari kajian ini adalah menemukan lokasi yang bernilai konservasi tinggi berdasarkan potensi
konektivitas antara darat dan laut. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis
spasial menggunakan pendekatan perencanaan konservasi sistematis dengan Marxan sebagai alat
bantu pengambil keputusan. Marxan bekerja berdasarkan skenario yang dibangun oleh perancang.
Kajian ini menggunakan dua skenario utama, yang pertama dengan mempertimbangkan kawasan
konservasi yang sudah ada, kedua tidak mempertimbangkan kawasan konservasi yang sudah ada
untuk mengidenti ikasi gap lokasi prioritas. Data-data yang digunakan dalam kajian ini adalah
data-data spasial dasar, ekologi, dan biodiversitas dari berbagai sumber. Area kajian adalah seluruh
)ndonesia, proses analisis dilakukan per pulau. (asil kajian berdasarkan skenario kedua
menunjukkan terdapat dua puluh enam lokasi di )ndonesia yang teridenti ikasi sebagai area
dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi. Jika ke depan para pemangku kepentingan ingin
melakukan intervensi lebih dibidang konservasi maka keduapuluh enam lokasi tersebut dapat
dipertimbangkan.
Kata kunci: Analisis spasial, Marxan, Konservasi
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
MELAWAN DESTRUCTIVE FISHING, MENUMBU(KAN USA(A KERAMBA
BELAJAR DAR) NELAYAN PULAU BONTOSUA KEP. SPERMONDE,
SULAWES) SELATAN
Munsi Lampe
Departemen Antropologi F)S)P Universitas (asanuddin
e-mail: munsilampe @gmail.com
ABSTRAK
Tidak mudah menemukan komunitas nelayan etnik Bugis dan Makassar serta Bajo dari atau di
Sulawesi Selatan yang secara kolektif memiliki kesadaran lingkungan dan bersikap menolak
praktik destructive ishing. (al ini disebabkan masyarakat maritim dari etnis-etnis tersebut pada
umumnya memahami dan memperlakukan laut dan isinya sebagai lapangan dan sumber daya
terbuka. Namun demikian, penelitian sosial-budaya pada beberapa komunitas nelayan di Kep.
Spermonde Kab. Pangkep dan Pulau Sembilan di Teluk Bone Kab. Sinjai membuktikan adanya
kesadaran lingkungan secara kolektif dan sikap melawan terhadap praktik destructive ishing
penggunaan bahan peledak, bius beracun, dan cantram mini-trawl, Danish Purse Seine . Tulisan
ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan secara empirik dinamika praktik ekonomi
nelayan produktif dan ramah lingkungan Usaha Gae, Pancing Cumi, Usaha Keramba dari nelayan
Bontosua Pangkep dalam konteks kesadaran kolektif lingkungan dan sosial-budaya internal dan
eksternalnya. Dukungan pemerintah terhadap dan keterlibatan berbagai stakeholders dalam
pengembangan usaha-usaha nelayan terutama usaha Keramba yang baru akan berkontribusi
terhadap efektivitas program konservasi terumbu karang ke depan.
Kata kunci: Kesadaran Lingkungan, Melawan Praktik destructive ishing, Konservasi Terumbu
Karang
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
)DENT)F)KAS) LOKAS) PR)OR)TAS KONSERVAS) D) )NDONES)A
BERDASARKAN KONEKT)V)TAS DARAT-LAUT
a* a a a aChristian Novia N. (andayani , Estradivari , Dirga Daniel , Khairil Fahmi Faisal , Dicky Sucipto , a aOki (adian , Puteri Maulida
aWWF-)ndonesia
email: cha daya i@ f.id
ABSTRAK
Lingkungan pesisir dan laut sangat dipengaruhi oleh sungai dan kanal yang mengalir dari hulu di
daratan. Kualitas lingkungan daratan di sekitar sungai dan kanal tersebut dapat mempengaruhi
kesehatan ekosistem pesisir dan biota yang hidup di dalamnya. Secara empiris, terdapat
keterkaitan ekologi antar ekosistem di dalam kawasan pesisir maupun antara kawasan pesisir
dengan daratan lahan di atasnya dan laut lepas. Terkait dengan hal tersebut, perencanaan ruang
di laut sebaiknya mempertimbangkan setiap perubahan bentang alam daratan di atasnya. Tujuan
dari kajian ini adalah menemukan lokasi yang bernilai konservasi tinggi berdasarkan potensi
konektivitas antara darat dan laut. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis
spasial menggunakan pendekatan perencanaan konservasi sistematis dengan Marxan sebagai alat
bantu pengambil keputusan. Marxan bekerja berdasarkan skenario yang dibangun oleh perancang.
Kajian ini menggunakan dua skenario utama, yang pertama dengan mempertimbangkan kawasan
konservasi yang sudah ada, kedua tidak mempertimbangkan kawasan konservasi yang sudah ada
untuk mengidenti ikasi gap lokasi prioritas. Data-data yang digunakan dalam kajian ini adalah
data-data spasial dasar, ekologi, dan biodiversitas dari berbagai sumber. Area kajian adalah seluruh
)ndonesia, proses analisis dilakukan per pulau. (asil kajian berdasarkan skenario kedua
menunjukkan terdapat dua puluh enam lokasi di )ndonesia yang teridenti ikasi sebagai area
dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi. Jika ke depan para pemangku kepentingan ingin
melakukan intervensi lebih dibidang konservasi maka keduapuluh enam lokasi tersebut dapat
dipertimbangkan.
Kata kunci: Analisis spasial, Marxan, Konservasi
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
MELAWAN DESTRUCTIVE FISHING, MENUMBU(KAN USA(A KERAMBA
BELAJAR DAR) NELAYAN PULAU BONTOSUA KEP. SPERMONDE,
SULAWES) SELATAN
Munsi Lampe
Departemen Antropologi F)S)P Universitas (asanuddin
e-mail: munsilampe @gmail.com
ABSTRAK
Tidak mudah menemukan komunitas nelayan etnik Bugis dan Makassar serta Bajo dari atau di
Sulawesi Selatan yang secara kolektif memiliki kesadaran lingkungan dan bersikap menolak
praktik destructive ishing. (al ini disebabkan masyarakat maritim dari etnis-etnis tersebut pada
umumnya memahami dan memperlakukan laut dan isinya sebagai lapangan dan sumber daya
terbuka. Namun demikian, penelitian sosial-budaya pada beberapa komunitas nelayan di Kep.
Spermonde Kab. Pangkep dan Pulau Sembilan di Teluk Bone Kab. Sinjai membuktikan adanya
kesadaran lingkungan secara kolektif dan sikap melawan terhadap praktik destructive ishing
penggunaan bahan peledak, bius beracun, dan cantram mini-trawl, Danish Purse Seine . Tulisan
ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan secara empirik dinamika praktik ekonomi
nelayan produktif dan ramah lingkungan Usaha Gae, Pancing Cumi, Usaha Keramba dari nelayan
Bontosua Pangkep dalam konteks kesadaran kolektif lingkungan dan sosial-budaya internal dan
eksternalnya. Dukungan pemerintah terhadap dan keterlibatan berbagai stakeholders dalam
pengembangan usaha-usaha nelayan terutama usaha Keramba yang baru akan berkontribusi
terhadap efektivitas program konservasi terumbu karang ke depan.
Kata kunci: Kesadaran Lingkungan, Melawan Praktik destructive ishing, Konservasi Terumbu
Karang
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) LAUT DAERA( KKLD BERBAS)S
KEAR)FAN LOKAL D) TELUK MAYAL)B)T KABUPATEN RAJA AMPAT
Endang Gunaisah
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi laut
daerah KKLD di Teluk Mayalibit . ha , ditujukan untuk meyakinkan masyarakat akan
manfaat dan pentingnya perlindungan kawasan tersebut. Model pengelolaan yang
mempertimbangkan aspek kelestarian sumberdaya alam ini dikenal dan dipraktekkan dari
generasi ke generasi secara turun temurun. Salah satu kearifan lokal di Teluk Mayalibit terkenal
dengan istilah sasi. Sasi merupakan pranata sosial yang dibina atas dasar pengetahuan, tingkah
laku budaya dan didasari atas sistem religi yang mereka yakini. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis bentuk-bentuk kearifan lokal di Teluk Mayalibit yang dilestarikan oleh masyarakat
guna pengelolaan perairan di wilayah KKLD. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif
dengan teknik pengambilan data secara purposive kepada narasumber dan tokoh-tokoh kunci.
meliputi data primer dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, pengamatan langsung dan data
sekunder bersumber dari tulisan-tulisan terdahulu, jurnal-jurnal, buku-buku dan dokumen. hasil
penelitian menguraikan bentuk-bentuk kearifan lokal masyarakat Teluk Mayalibit Raja Ampat. Sasi
diterapkan untuk pengelolaan perikanan lestari khususnya pengelolaan KKLD, yang disadari dan
dipahami oleh masyarakat setempat secara turun temurun untuk pelestarian lingkungan.
Sehingga pengelolaan KKLD berbasis kearifan lokal merupakan salah satu alternatif pengelolaan
sumberdaya alam patut mendapat perhatian pemerintah daerah dan pusat secara nasional.
Kata kunci: Pengelolaan, Kosnervasi, Teluk Mayalibit Raja Ampat
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL D)
KAWASAN KONSERVAS) PULAU KE) KABUPATEN MALUKU TENGGARA
a* b c c cNatelda R. Timisela , (ellen Nanlohy , Estradivari , )gnatia Dyahapsari , Rizal
a Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon
b Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon
c WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut dan
strategi pengelolaan kawasan konservasi dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan melakukan wawancara mendalam dan
diskusi kelompok terarah. Lokasi penelitian bertempat di kawasan konservasi Pulau Kei, Pulau-
Pulau dan perairan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara. Data dianalisis secara deskriptif
kualitatif dengan mendeskripsikan semua variabel yang diteliti secara jelas dan akurat. (asil
penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut yang dilakukan
antara lain pelarangan terhadap penggunaan alat-alat tangkap yang merusak sumber daya laut
trawl, pukat harimau, dan akar tuba , penggunaan bahan peledak dan bahan kimia lainnya,
pelarangan pengrusakkan terumbu karang dan pelarangan pengambilan beberapa spesies penting
yang dilindungi. Strategi pengelolaan kawasan dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat
dilakukan secara turun-temurun yakni budaya sasi laut, budaya makan bersama, penangkapan
ikan secara tradisional dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Kearifan lokal yang
dijalankan selama ini sangat mendukung penetapan kawasan konservasi Pulau Kei, Pulau-Pulau
Kecil dan Perairan sekitarnya. Bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut di kawasan konservasi
masih mengacu pada aturan-aturan adat, aturan secara formal dan informal. Seluruh peraturan
yang dibuat harus dilaksanakan dan apabila masyarakat melanggar aturan tersebut maka akan
dikenakan sanksi Adat, sanksi Gereja atau Masjid. Ancaman terhadap kelestarian sumber daya laut
perlu diwaspadai melalui pengawasan secara terpadu oleh pemerintah agar keberlangsungan
sumber daya laut tetap terlindungi, lestari dan berkelanjutan.
Kata kunci: Pengelolaan, kawasan konservasi, kearifan lokal
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVAS) LAUT DAERA( KKLD BERBAS)S
KEAR)FAN LOKAL D) TELUK MAYAL)B)T KABUPATEN RAJA AMPAT
Endang Gunaisah
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi laut
daerah KKLD di Teluk Mayalibit . ha , ditujukan untuk meyakinkan masyarakat akan
manfaat dan pentingnya perlindungan kawasan tersebut. Model pengelolaan yang
mempertimbangkan aspek kelestarian sumberdaya alam ini dikenal dan dipraktekkan dari
generasi ke generasi secara turun temurun. Salah satu kearifan lokal di Teluk Mayalibit terkenal
dengan istilah sasi. Sasi merupakan pranata sosial yang dibina atas dasar pengetahuan, tingkah
laku budaya dan didasari atas sistem religi yang mereka yakini. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis bentuk-bentuk kearifan lokal di Teluk Mayalibit yang dilestarikan oleh masyarakat
guna pengelolaan perairan di wilayah KKLD. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif
dengan teknik pengambilan data secara purposive kepada narasumber dan tokoh-tokoh kunci.
meliputi data primer dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, pengamatan langsung dan data
sekunder bersumber dari tulisan-tulisan terdahulu, jurnal-jurnal, buku-buku dan dokumen. hasil
penelitian menguraikan bentuk-bentuk kearifan lokal masyarakat Teluk Mayalibit Raja Ampat. Sasi
diterapkan untuk pengelolaan perikanan lestari khususnya pengelolaan KKLD, yang disadari dan
dipahami oleh masyarakat setempat secara turun temurun untuk pelestarian lingkungan.
Sehingga pengelolaan KKLD berbasis kearifan lokal merupakan salah satu alternatif pengelolaan
sumberdaya alam patut mendapat perhatian pemerintah daerah dan pusat secara nasional.
Kata kunci: Pengelolaan, Kosnervasi, Teluk Mayalibit Raja Ampat
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL D)
KAWASAN KONSERVAS) PULAU KE) KABUPATEN MALUKU TENGGARA
a* b c c cNatelda R. Timisela , (ellen Nanlohy , Estradivari , )gnatia Dyahapsari , Rizal
a Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon
b Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon
c WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut dan
strategi pengelolaan kawasan konservasi dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan melakukan wawancara mendalam dan
diskusi kelompok terarah. Lokasi penelitian bertempat di kawasan konservasi Pulau Kei, Pulau-
Pulau dan perairan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara. Data dianalisis secara deskriptif
kualitatif dengan mendeskripsikan semua variabel yang diteliti secara jelas dan akurat. (asil
penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut yang dilakukan
antara lain pelarangan terhadap penggunaan alat-alat tangkap yang merusak sumber daya laut
trawl, pukat harimau, dan akar tuba , penggunaan bahan peledak dan bahan kimia lainnya,
pelarangan pengrusakkan terumbu karang dan pelarangan pengambilan beberapa spesies penting
yang dilindungi. Strategi pengelolaan kawasan dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat
dilakukan secara turun-temurun yakni budaya sasi laut, budaya makan bersama, penangkapan
ikan secara tradisional dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Kearifan lokal yang
dijalankan selama ini sangat mendukung penetapan kawasan konservasi Pulau Kei, Pulau-Pulau
Kecil dan Perairan sekitarnya. Bentuk-bentuk pengelolaan sumber daya laut di kawasan konservasi
masih mengacu pada aturan-aturan adat, aturan secara formal dan informal. Seluruh peraturan
yang dibuat harus dilaksanakan dan apabila masyarakat melanggar aturan tersebut maka akan
dikenakan sanksi Adat, sanksi Gereja atau Masjid. Ancaman terhadap kelestarian sumber daya laut
perlu diwaspadai melalui pengawasan secara terpadu oleh pemerintah agar keberlangsungan
sumber daya laut tetap terlindungi, lestari dan berkelanjutan.
Kata kunci: Pengelolaan, kawasan konservasi, kearifan lokal
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
MODEL )NTEGRAS) EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVAS) DAN STATUS PENGELOLAAN PER)KANAN: KASUS TAMAN
PULAU KEC)L KE) KEC)L
a* b b cJames Abrahamsz , Tou ik Alansar , Tau ik Abdillah , Marvin M. Makailipessy , Mozart
cThenu
aLearning Center EAFM, Universitas Pattimura
bWWF-)ndonesia
cPoliteknik Perikanan Tual
email: [email protected]
ABSTRAK
Kebutuhan alternatif pengelolaan kawasan konservasi Taman Pulau Kecil Kei Kecil dan perbaikan
pengelolaan perikanannya, berawal dari pertanyaan apakah kawasan konservasi dapat
memperbaiki pengelolaan perikanan. Keraguan tentang manfaat kawasan konservasi dalam
mengatasi masalah pengelolaan perikanan, serta lemahnya perencanaan, pemantauan dan
evaluasi, berpotensi menciptakan disinsentif dan rendahnya ekspektasi kekuatan instrumen
pengelolaan. Kajian ini bertujuan menilai efektivitas pengelolaan Taman Pulau Kecil, menilai status
pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem, serta merumuskan model integrasi
perbaikan pengelolaan kawasan konservasi dan pengelolaan perikanan. Efektivitas pengelolaan
kawasan konservasi berada pada % tingkat ) inisiasi , % tingkat )) didirikan , % tingkat
))) kelola minimum , % tingkat )V kelola optimum , dan % tingkat V kelola mandiri , berarti
kawasan konservasi berperingkat merah. Selama dua tahun, perkembangan status ini tergolong
lambat akibat pengaruh transisi pelimpahan kewenangan pengelolaan dari Kabupaten ke Provinsi
saat implementasi UU Tahun . Status pengelolaan perikanan pada kategori sedang,
walaupun pemetaan kobe plot merekomendasikan pengelolaan dengan mempertahankan strategi
eksisting. Domain teknik penangkapan ikan dan ekonomi tergolong ketegori buruk, dan
berpengaruh terhadap status pengelolaan perikanan secara agregat. Skenario perbaikan
pengelolaan melalui penetapan % indikator berada pada kondisi baik, berpeluang mencapai
status pengelolaan baik dalam waktu - tahun. Walaupun efektivitas pengelolaan kawasan
konservasi rendah, namun pengelolaan perikanan cukup baik. Pada kondisi ini, model integrasi
membuktikan penilaian efektivitas secara bertingkat memiliki kelemahan dalam menjawab
keterkaitannya dengan status pengelolaan perikanan. (al ini dibuktikan dengan kekuatan model
integrasi yang terbentuk dari pengelompokan tujuan pengelolaan berdasarkan sistem pengelolaan
berkelanjutan, meliputi: pemuliaan ekologi, penguatan sosial dan sistem tata kelola yang dinamis
dan akomodatif.
Kata Kunci : Taman Pulau Kecil, Pengelolaan, Efektivitas, Status, Model )ntegrasi
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
UPAYA PENGELOLAAN PES)S)R DAN LAUT BERKELANJUTAN MELALU)
PEND)D)KAN KONSERVAS) SEJAK D)N) D) PULAU PAR),
KEPULAUAN SER)BU
Sarah Rosemery Megumi Wouthuyzen
Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Usaha memberikan wawasan konservasi pesisir sumber daya hayati pesisir kepada anak-anak
sejak dini dirasakan penting di banding pada usia dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah
memperkenalkan pendidikan konservasi sumber daya hayati pesisir SD(P serta mengkaji
persepsi pada siswa usia - tahun di SDN pagi Pulau Pari dan orang tua siswa dalam mengelola
SD(P secara berkelanjutan di masa depan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,
instrumen tes pretest dan postest dan non tes lembar observasi akti itas siswa, akti itas guru,
wawancara orang tua dan informan kunci . Analisa data deskriptif dipakai dalam penelitian ini.
(asil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendidikan konservasi SD(P pada siswa usia -
tahun terbukti meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya konservasi dan
pengelolaan wilayah pesisir dan laut. (asil penelitian ini menyimpulkan bahwa anak usia - tahun
kelas SD sangat efektif menerima pendidikan konservasi SD(P, diharapkan kedepannya
menjadi agen perubahan dalam pengelolaan pesisir yang berkelanjutan, seiring mereka tumbuh
menjadi dewasa.
Kata kunci: Pendidikan konservasi SD(P, Siswa usia - tahun, Pulau Pari
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
MODEL )NTEGRAS) EFEKT)V)TAS PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVAS) DAN STATUS PENGELOLAAN PER)KANAN: KASUS TAMAN
PULAU KEC)L KE) KEC)L
a* b b cJames Abrahamsz , Tou ik Alansar , Tau ik Abdillah , Marvin M. Makailipessy , Mozart
cThenu
aLearning Center EAFM, Universitas Pattimura
bWWF-)ndonesia
cPoliteknik Perikanan Tual
email: [email protected]
ABSTRAK
Kebutuhan alternatif pengelolaan kawasan konservasi Taman Pulau Kecil Kei Kecil dan perbaikan
pengelolaan perikanannya, berawal dari pertanyaan apakah kawasan konservasi dapat
memperbaiki pengelolaan perikanan. Keraguan tentang manfaat kawasan konservasi dalam
mengatasi masalah pengelolaan perikanan, serta lemahnya perencanaan, pemantauan dan
evaluasi, berpotensi menciptakan disinsentif dan rendahnya ekspektasi kekuatan instrumen
pengelolaan. Kajian ini bertujuan menilai efektivitas pengelolaan Taman Pulau Kecil, menilai status
pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem, serta merumuskan model integrasi
perbaikan pengelolaan kawasan konservasi dan pengelolaan perikanan. Efektivitas pengelolaan
kawasan konservasi berada pada % tingkat ) inisiasi , % tingkat )) didirikan , % tingkat
))) kelola minimum , % tingkat )V kelola optimum , dan % tingkat V kelola mandiri , berarti
kawasan konservasi berperingkat merah. Selama dua tahun, perkembangan status ini tergolong
lambat akibat pengaruh transisi pelimpahan kewenangan pengelolaan dari Kabupaten ke Provinsi
saat implementasi UU Tahun . Status pengelolaan perikanan pada kategori sedang,
walaupun pemetaan kobe plot merekomendasikan pengelolaan dengan mempertahankan strategi
eksisting. Domain teknik penangkapan ikan dan ekonomi tergolong ketegori buruk, dan
berpengaruh terhadap status pengelolaan perikanan secara agregat. Skenario perbaikan
pengelolaan melalui penetapan % indikator berada pada kondisi baik, berpeluang mencapai
status pengelolaan baik dalam waktu - tahun. Walaupun efektivitas pengelolaan kawasan
konservasi rendah, namun pengelolaan perikanan cukup baik. Pada kondisi ini, model integrasi
membuktikan penilaian efektivitas secara bertingkat memiliki kelemahan dalam menjawab
keterkaitannya dengan status pengelolaan perikanan. (al ini dibuktikan dengan kekuatan model
integrasi yang terbentuk dari pengelompokan tujuan pengelolaan berdasarkan sistem pengelolaan
berkelanjutan, meliputi: pemuliaan ekologi, penguatan sosial dan sistem tata kelola yang dinamis
dan akomodatif.
Kata Kunci : Taman Pulau Kecil, Pengelolaan, Efektivitas, Status, Model )ntegrasi
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
UPAYA PENGELOLAAN PES)S)R DAN LAUT BERKELANJUTAN MELALU)
PEND)D)KAN KONSERVAS) SEJAK D)N) D) PULAU PAR),
KEPULAUAN SER)BU
Sarah Rosemery Megumi Wouthuyzen
Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Usaha memberikan wawasan konservasi pesisir sumber daya hayati pesisir kepada anak-anak
sejak dini dirasakan penting di banding pada usia dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah
memperkenalkan pendidikan konservasi sumber daya hayati pesisir SD(P serta mengkaji
persepsi pada siswa usia - tahun di SDN pagi Pulau Pari dan orang tua siswa dalam mengelola
SD(P secara berkelanjutan di masa depan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,
instrumen tes pretest dan postest dan non tes lembar observasi akti itas siswa, akti itas guru,
wawancara orang tua dan informan kunci . Analisa data deskriptif dipakai dalam penelitian ini.
(asil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendidikan konservasi SD(P pada siswa usia -
tahun terbukti meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya konservasi dan
pengelolaan wilayah pesisir dan laut. (asil penelitian ini menyimpulkan bahwa anak usia - tahun
kelas SD sangat efektif menerima pendidikan konservasi SD(P, diharapkan kedepannya
menjadi agen perubahan dalam pengelolaan pesisir yang berkelanjutan, seiring mereka tumbuh
menjadi dewasa.
Kata kunci: Pendidikan konservasi SD(P, Siswa usia - tahun, Pulau Pari
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak Topik
T(E EFFECT OF ENV)RONMENTAL LEADERS()P AND EMPLOYEE'S
COGN)T)VE AB)L)TY ABOUT MAR)NE AND F)S(ER)ES: A COMPARAT)VE
ANALYS)S OF T(E)R EFFECT ON EMPLOYEE'S DEC)S)ON MAK)NG
a* b bSimon Boyke Sinaga , ) Made Putrawan , Nadiroh
a Kementerian kelauatan dan Perikanan
b Universitas Negeri Jakarta
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
The differences of employees Decision Making is brought about the effect of Environmental
Leadership and employee's Cognitive ability about marine and isheries is a research problem. An
expost facto method with x factorial designs has been applied which each cell consisted of
sample. All instruments measured by scale which respectively their reliability was . , . , and
. for Environmental Leadership, Cognitive ability, and Decision Making. Data has been analyzed
by two-way ANOVA. Research results showed that there was signi icant differences of employee's
decision making between those employees who perceived their leaders have transformational style
compared to others who perceived transactional style.There was a signi icant interaction effect between Environmental Leadership and cognitive ability
on employee's decision making.
Keywords: Sustainable Fisheries, Environmental Leadership, Cognitive ability
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak Topik
T(E EFFECT OF ENV)RONMENTAL LEADERS()P AND EMPLOYEE'S
COGN)T)VE AB)L)TY ABOUT MAR)NE AND F)S(ER)ES: A COMPARAT)VE
ANALYS)S OF T(E)R EFFECT ON EMPLOYEE'S DEC)S)ON MAK)NG
a* b bSimon Boyke Sinaga , ) Made Putrawan , Nadiroh
a Kementerian kelauatan dan Perikanan
b Universitas Negeri Jakarta
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
The differences of employees Decision Making is brought about the effect of Environmental
Leadership and employee's Cognitive ability about marine and isheries is a research problem. An
expost facto method with x factorial designs has been applied which each cell consisted of
sample. All instruments measured by scale which respectively their reliability was . , . , and
. for Environmental Leadership, Cognitive ability, and Decision Making. Data has been analyzed
by two-way ANOVA. Research results showed that there was signi icant differences of employee's
decision making between those employees who perceived their leaders have transformational style
compared to others who perceived transactional style.There was a signi icant interaction effect between Environmental Leadership and cognitive ability
on employee's decision making.
Keywords: Sustainable Fisheries, Environmental Leadership, Cognitive ability
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Tuna
Topik . Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
STATUS KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA )KAN PASCA
PENETAPAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) PULAU KOON DAN
SEK)TARNYA
a* a bAdrian Damora , Aliana Nafsal , Tau ik Abdillah
aWWF-)ndonesia
bWWF-)BAS
email: [email protected]
ABSTRAK
Pulau Koon dan pulau-pulau kecil sekitarnya telah menerapkan pengelolaan berbasis kearifan
lokal melalui kawasan lindung musimam yang dikenal dengan ngam. Ngam dikelola dengan batas-
batas wilayah kekuasaan kerajaan lokal yang disebut petuanan. Kearifan lokal ini kemudian
menginisiasi pencadangan kawasan perairan Pulau Koon dan sekitarnya menjadi Taman Pulau
Kecil Pulau koon, Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya sejak tahun . Penetapan ini
dilanjutkan dengan dikeluarkannya marine conservation agreement, dimana ditetapkan zona
larang tangkap di kawasan yang diidenti ikasi sebagai penyedia stok larva ikan. Evaluasi penetapan
pencadangan kawasan konservasi perairan KKP ini diperlukan sebagai bentuk penilaian
kebermanfaatan KKP terhadap aspek perikanan. Data penangkapan ikan telah dikumpulkan pada
periode tahun - , kemudian dilengkapi dengan data rekonstruksi penangkapan sejak
pertama kali penangkapan ikan dilakukan. Tren hasil tangkapan per upaya tangkap CPUE dari
dua famili ikan karang, Lethrinidae dan Scaridae, menunjukkan tren yang stabil, meskipun telah
terjadi penurunan CPUE untuk famili Scaridae di tahun . Tren CPUE untuk famili Serranidae
terus mengalami penurunan sejak tahun . Model dinamis biomassa telah digunakan untuk
menganalisis data CPUE ketiga famili ikan karang. (asil analisis menunjukkan status pemanfaatan
over ished kelimpahan stok lebih rendah dari angka acuan, Bt < BMSY dan over ishing laju
penangkapan lebih tinggi daripada angka acuan, Ft > FMSY untuk famili Serranidae dan
Lethrinidae. Famili Scaridae hanya berada pada status pemanfaatan over ished. Kaidah
pengendalian penangkapan dengan angka acuan sasaran di titik % BMSY menunjukkan
pemulihan stok ikan terjadi dalam kurun waktu - tahun dengan skenario kontrol upaya tangkap
sebagai skenario yang terbaik.
Kata Kunci : CPUE, MSY, kaidah pengendalian penangkapan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
APL)KAS) DPS)R FRAMEWORK BERBAS)S SPAS)AL PADA DEGRADAS) LA(AN D)
KAWASAN WAR)SAN GEOLOG) GUMUK PAS)R PES)S)R PARANGTR)T)S
a* b c dMega Dharma Putra , Etik Siswanti , Theresia Retno Wulan , Edwin Maulana , Farid
e f g h)brahim , Anggara Setyabawana Putra , Fajrun Wahidil Muharram , Gianova Andika Putri ,
a iDwi Sri Wahyuningsih , Bernike (endrastuti
a Parangtritis Geomaritime Science Park
b Program Studi Geogra i dan )lmu Lingkungan, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada
c Badan )nformasi Geospasial
d Program Studi Magister Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada
e Program Studi Geogra i, Fakultas Geogra i, Universitas Muhammadiyah Surakarta
f Program Studi Statistika, Fakultas M)PA, Universitas )slam )ndonesia
g Program Studi Kartogra i dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada
h Program Studi Pemanfaatan Perikanan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
i Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Statusnya sebagai ekosistem langka dunia mengukuhkan gumuk pasir pesisir di Daerah )stimewa
Yogyakarta D)Y sebagai kawasan warisan geologi lewat Surat Keputusan Kepala Badan Geologi
Nomor .K/ /BGL/ tanggal Oktober tentang Penentuan Kawasan Cagar Alam
Geologi D)Y. Ekosistem gumuk pasir pesisir juga menghasilkan jasa ekosistem yang penting namun
degradasi lingkungan akibat alih fungsi lahan menjadi ancaman. (ingga September ,
ekosistem gumuk pasir pesisir seluas ha didominasi vegetasi , % dan lahan terbangun
, % . Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti ikasi permasalahan pengelolaan ekosistem
gumuk pasir pesisir secara terpadu beserta solusinya. Metode penelitian yang digunakan adalah
Drivers, Pressures, State, )mpact, Responses DPS)R Framework. Metode ini dipilih karena
terstruktur dan memadukan unsur ekologi dan sosial secara bersamaan. Tahapan awal yang
dilakukan adalah mengidenti ikasi masalah yang ada dalam komponen ekologi dan sosial
ekosistem gumuk pasir pesisir. Tahap selanjutnya adalah mengintegrasikan komponen-komponen
tersebut dengan matriks korelasi DPS)R Framework sehingga dihasilkan solusi yang mengakar
pada permasalahannya. Agar lebih efektif, analisis juga dilengkapi dengan pendekatan spasial
karena setiap zona di ekosistem gumuk pasir pesisir memiliki potensi dan tantangan yang berbeda-
beda. (asil matriks korelasi menunjukkan bahwa tindakan terbaik yang dapat diterapkan di
kawasan konservasi Zona )nti berbeda dengan kawasan budidaya Zona Penunjang dan Zona
Terbatas . Zona )nti membutuhkan perhatian pada pengelolaan wisata, khususnya
mengembangkan atraksi wisata yang memperhatikan segmentasi pasar, dan membentuk
lembaga pengelola yang mampu mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang ada di ekosistem
gumuk pasir pesisir. Pengembangan yang dapat dilakukan di Zona Terbatas dan Zona Penunjang
adalah berfokus pada peningkatan amenitas dan revitalisasi objek wisata.
Kata kunci: DPS)R Framework, Gumuk Pasir Pesisir, Parangtritis
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
STATUS KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA )KAN PASCA
PENETAPAN KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D) PULAU KOON DAN
SEK)TARNYA
a* a bAdrian Damora , Aliana Nafsal , Tau ik Abdillah
aWWF-)ndonesia
bWWF-)BAS
email: [email protected]
ABSTRAK
Pulau Koon dan pulau-pulau kecil sekitarnya telah menerapkan pengelolaan berbasis kearifan
lokal melalui kawasan lindung musimam yang dikenal dengan ngam. Ngam dikelola dengan batas-
batas wilayah kekuasaan kerajaan lokal yang disebut petuanan. Kearifan lokal ini kemudian
menginisiasi pencadangan kawasan perairan Pulau Koon dan sekitarnya menjadi Taman Pulau
Kecil Pulau koon, Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya sejak tahun . Penetapan ini
dilanjutkan dengan dikeluarkannya marine conservation agreement, dimana ditetapkan zona
larang tangkap di kawasan yang diidenti ikasi sebagai penyedia stok larva ikan. Evaluasi penetapan
pencadangan kawasan konservasi perairan KKP ini diperlukan sebagai bentuk penilaian
kebermanfaatan KKP terhadap aspek perikanan. Data penangkapan ikan telah dikumpulkan pada
periode tahun - , kemudian dilengkapi dengan data rekonstruksi penangkapan sejak
pertama kali penangkapan ikan dilakukan. Tren hasil tangkapan per upaya tangkap CPUE dari
dua famili ikan karang, Lethrinidae dan Scaridae, menunjukkan tren yang stabil, meskipun telah
terjadi penurunan CPUE untuk famili Scaridae di tahun . Tren CPUE untuk famili Serranidae
terus mengalami penurunan sejak tahun . Model dinamis biomassa telah digunakan untuk
menganalisis data CPUE ketiga famili ikan karang. (asil analisis menunjukkan status pemanfaatan
over ished kelimpahan stok lebih rendah dari angka acuan, Bt < BMSY dan over ishing laju
penangkapan lebih tinggi daripada angka acuan, Ft > FMSY untuk famili Serranidae dan
Lethrinidae. Famili Scaridae hanya berada pada status pemanfaatan over ished. Kaidah
pengendalian penangkapan dengan angka acuan sasaran di titik % BMSY menunjukkan
pemulihan stok ikan terjadi dalam kurun waktu - tahun dengan skenario kontrol upaya tangkap
sebagai skenario yang terbaik.
Kata Kunci : CPUE, MSY, kaidah pengendalian penangkapan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
APL)KAS) DPS)R FRAMEWORK BERBAS)S SPAS)AL PADA DEGRADAS) LA(AN D)
KAWASAN WAR)SAN GEOLOG) GUMUK PAS)R PES)S)R PARANGTR)T)S
a* b c dMega Dharma Putra , Etik Siswanti , Theresia Retno Wulan , Edwin Maulana , Farid
e f g h)brahim , Anggara Setyabawana Putra , Fajrun Wahidil Muharram , Gianova Andika Putri ,
a iDwi Sri Wahyuningsih , Bernike (endrastuti
a Parangtritis Geomaritime Science Park
b Program Studi Geogra i dan )lmu Lingkungan, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada
c Badan )nformasi Geospasial
d Program Studi Magister Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada
e Program Studi Geogra i, Fakultas Geogra i, Universitas Muhammadiyah Surakarta
f Program Studi Statistika, Fakultas M)PA, Universitas )slam )ndonesia
g Program Studi Kartogra i dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada
h Program Studi Pemanfaatan Perikanan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
i Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Statusnya sebagai ekosistem langka dunia mengukuhkan gumuk pasir pesisir di Daerah )stimewa
Yogyakarta D)Y sebagai kawasan warisan geologi lewat Surat Keputusan Kepala Badan Geologi
Nomor .K/ /BGL/ tanggal Oktober tentang Penentuan Kawasan Cagar Alam
Geologi D)Y. Ekosistem gumuk pasir pesisir juga menghasilkan jasa ekosistem yang penting namun
degradasi lingkungan akibat alih fungsi lahan menjadi ancaman. (ingga September ,
ekosistem gumuk pasir pesisir seluas ha didominasi vegetasi , % dan lahan terbangun
, % . Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti ikasi permasalahan pengelolaan ekosistem
gumuk pasir pesisir secara terpadu beserta solusinya. Metode penelitian yang digunakan adalah
Drivers, Pressures, State, )mpact, Responses DPS)R Framework. Metode ini dipilih karena
terstruktur dan memadukan unsur ekologi dan sosial secara bersamaan. Tahapan awal yang
dilakukan adalah mengidenti ikasi masalah yang ada dalam komponen ekologi dan sosial
ekosistem gumuk pasir pesisir. Tahap selanjutnya adalah mengintegrasikan komponen-komponen
tersebut dengan matriks korelasi DPS)R Framework sehingga dihasilkan solusi yang mengakar
pada permasalahannya. Agar lebih efektif, analisis juga dilengkapi dengan pendekatan spasial
karena setiap zona di ekosistem gumuk pasir pesisir memiliki potensi dan tantangan yang berbeda-
beda. (asil matriks korelasi menunjukkan bahwa tindakan terbaik yang dapat diterapkan di
kawasan konservasi Zona )nti berbeda dengan kawasan budidaya Zona Penunjang dan Zona
Terbatas . Zona )nti membutuhkan perhatian pada pengelolaan wisata, khususnya
mengembangkan atraksi wisata yang memperhatikan segmentasi pasar, dan membentuk
lembaga pengelola yang mampu mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang ada di ekosistem
gumuk pasir pesisir. Pengembangan yang dapat dilakukan di Zona Terbatas dan Zona Penunjang
adalah berfokus pada peningkatan amenitas dan revitalisasi objek wisata.
Kata kunci: DPS)R Framework, Gumuk Pasir Pesisir, Parangtritis
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Gabus
STRATEG) PENGELOLAAN W)SATA BA(AR) M)NAT K(USUS ()U PAUS Rhincodon
typus DAN DAYA DUKUNG KAWASAN D) TAMAN NAS)ONAL TELUK CENDRAWAS)(
Donny Juliandri Prihadi
Universitas Padjajaran, Bandung
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Perairan Kwatisore, Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Kabupaten
Nabire untuk mengetahui strategi pengelolaan wisata bahari minat khusus (iu Paus dan
mengetahui kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan dalam mendukung pengembangan
wisata hiu paus Rhincodon typus di perairan Kwatisore. Penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan metode cross section dimana data bersumber dari data primer yakni data
dikumpulkan melalui observasi di lapangan dan data sekunder yang bersumber dari pengelola
wisata dan instansi terkait. Pengambilan data primer dilakukan di stasiun berdasarkan titik
kemunculan hiu paus selama tahun – . (asil analisis kesesuaian kawasan untuk wisata
melihat hiu paus menunjukkan bahwa stasiun , , , , dan termasuk dalam kriteria S atau
sangat sesuai sedangkan stasiun , , , dan termasuk S atau sesuai sebagai lokasi melihat hiu
paus. Strategi pengelolaan yang sangat cocok agar kawasan taman nasional Teluk Cendrawasih
perlu dibentuk lokal group wisata bahari dari berbagai elemen masyarakat lokal dan didukung oleh
peraturan daerah, dukungan pemerintah pusat, yaitu Kementrian Kehutanan. (asil perhitungan
nilai daya dukung kawasan DDK wisata hiu paus di perairan Kwatisore mencapai
wisatawan/hari. Nilai DDK tersebut menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan ke perairan
Kwatisore masih kurang dan diharapkan dapat meningkat setiap tahunnya.
Kata kunci: (iu Paus, Wisata Bahari, Daya Dukung Kawasan
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
STATUS PEMUT)(AN KARANG AK)BAT MEN)NGKATNYA SU(U
PERMUKAAN A)R LAUT D) )NDONES)A TA(UN
a* b bDerta Prabuning , M Firdaus Agung , (adi Yoga Dewanto
a Reef Check )ndonesia
b Kementerian Kelautan Perikanan
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Saat ini perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar pada terumbu karang di seluruh
dunia, melalui pemutihan karang terkait meningkatnya suhu permukaan air laut. Tahun telah
diprediksi terjadi pemutihan karang yang luas dan parah oleh NOAA Coral Reef Watch. Dalam
memantau kejadian pemutihan karang dan bagaimana terumbu terdampak, timing adalah hal yang
sangat penting. Reef Check )ndonesia mendorong Kementerian Kelautan Perikanan untuk
mengambil peran aktif, salah satunya dengan penyebaran informasi peringatan kemungkinan
terjadinya pemutihan karang, yang didistribusikan tidak terbatas kepada mitra pengelola kawasan
konservasi maupun kalayak umum. Peringatan ini bersifat awal, ditanggapi secara cepat dan
memberikan pertimbangan lebih lanjut. Berdasarkan respon cepat tersebut, karang di )ndonesia
terlapor mulai mengalami pemutihan karang pada akhir bulan Januari dan memuncak pada bulan
April-Juni . Dari provinsi yang terpantau, provinsi terlapor mengalami pemutihan
karang dengan tingkat keparahan dan kerusakan berbeda, dengan satu-satunya provinsi yang
terlapor tidak mengalami pemutihan karang adalah Papua Barat. Setidaknya terdapat kawasan
konservasi yang terlapor mengalami pemutihan karang. (asil tersebut didapat dari data-log
akti itas di air, yaitu selam, snorkeling dan pengamatan dari permukaan. Terdapat pengamat di
seluruh )ndonesia dengan pengamat merupakan pemandu selam atau penyelam profesional.
Dari total pengamat tercatat organisasi/institusi, yang umumnya adalah Penyedia Jasa
Penyelaman Dive Operator Selam . Dengan tersebarnya kejadian pemutihan karang di seluruh
)ndonesia dan diprediksinya pemutihan karang akan semakin sering terjadi akibat meningkatnya
suhu permukaan laut, diperlukan kerja keras lebih lagi dalam menanggapi secara aktif pengelolaan
terumbu karang, yaitu pengelolaan yang lebih "mengakomodir" perubahan iklim dalam rencana
pengelolaanya.
Kata kunci: Terumbu Karang, Pemutihan Karang, Perubahan )klim
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Gabus
STRATEG) PENGELOLAAN W)SATA BA(AR) M)NAT K(USUS ()U PAUS Rhincodon
typus DAN DAYA DUKUNG KAWASAN D) TAMAN NAS)ONAL TELUK CENDRAWAS)(
Donny Juliandri Prihadi
Universitas Padjajaran, Bandung
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Perairan Kwatisore, Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Kabupaten
Nabire untuk mengetahui strategi pengelolaan wisata bahari minat khusus (iu Paus dan
mengetahui kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan dalam mendukung pengembangan
wisata hiu paus Rhincodon typus di perairan Kwatisore. Penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan metode cross section dimana data bersumber dari data primer yakni data
dikumpulkan melalui observasi di lapangan dan data sekunder yang bersumber dari pengelola
wisata dan instansi terkait. Pengambilan data primer dilakukan di stasiun berdasarkan titik
kemunculan hiu paus selama tahun – . (asil analisis kesesuaian kawasan untuk wisata
melihat hiu paus menunjukkan bahwa stasiun , , , , dan termasuk dalam kriteria S atau
sangat sesuai sedangkan stasiun , , , dan termasuk S atau sesuai sebagai lokasi melihat hiu
paus. Strategi pengelolaan yang sangat cocok agar kawasan taman nasional Teluk Cendrawasih
perlu dibentuk lokal group wisata bahari dari berbagai elemen masyarakat lokal dan didukung oleh
peraturan daerah, dukungan pemerintah pusat, yaitu Kementrian Kehutanan. (asil perhitungan
nilai daya dukung kawasan DDK wisata hiu paus di perairan Kwatisore mencapai
wisatawan/hari. Nilai DDK tersebut menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan ke perairan
Kwatisore masih kurang dan diharapkan dapat meningkat setiap tahunnya.
Kata kunci: (iu Paus, Wisata Bahari, Daya Dukung Kawasan
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
STATUS PEMUT)(AN KARANG AK)BAT MEN)NGKATNYA SU(U
PERMUKAAN A)R LAUT D) )NDONES)A TA(UN
a* b bDerta Prabuning , M Firdaus Agung , (adi Yoga Dewanto
a Reef Check )ndonesia
b Kementerian Kelautan Perikanan
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Saat ini perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar pada terumbu karang di seluruh
dunia, melalui pemutihan karang terkait meningkatnya suhu permukaan air laut. Tahun telah
diprediksi terjadi pemutihan karang yang luas dan parah oleh NOAA Coral Reef Watch. Dalam
memantau kejadian pemutihan karang dan bagaimana terumbu terdampak, timing adalah hal yang
sangat penting. Reef Check )ndonesia mendorong Kementerian Kelautan Perikanan untuk
mengambil peran aktif, salah satunya dengan penyebaran informasi peringatan kemungkinan
terjadinya pemutihan karang, yang didistribusikan tidak terbatas kepada mitra pengelola kawasan
konservasi maupun kalayak umum. Peringatan ini bersifat awal, ditanggapi secara cepat dan
memberikan pertimbangan lebih lanjut. Berdasarkan respon cepat tersebut, karang di )ndonesia
terlapor mulai mengalami pemutihan karang pada akhir bulan Januari dan memuncak pada bulan
April-Juni . Dari provinsi yang terpantau, provinsi terlapor mengalami pemutihan
karang dengan tingkat keparahan dan kerusakan berbeda, dengan satu-satunya provinsi yang
terlapor tidak mengalami pemutihan karang adalah Papua Barat. Setidaknya terdapat kawasan
konservasi yang terlapor mengalami pemutihan karang. (asil tersebut didapat dari data-log
akti itas di air, yaitu selam, snorkeling dan pengamatan dari permukaan. Terdapat pengamat di
seluruh )ndonesia dengan pengamat merupakan pemandu selam atau penyelam profesional.
Dari total pengamat tercatat organisasi/institusi, yang umumnya adalah Penyedia Jasa
Penyelaman Dive Operator Selam . Dengan tersebarnya kejadian pemutihan karang di seluruh
)ndonesia dan diprediksinya pemutihan karang akan semakin sering terjadi akibat meningkatnya
suhu permukaan laut, diperlukan kerja keras lebih lagi dalam menanggapi secara aktif pengelolaan
terumbu karang, yaitu pengelolaan yang lebih "mengakomodir" perubahan iklim dalam rencana
pengelolaanya.
Kata kunci: Terumbu Karang, Pemutihan Karang, Perubahan )klim
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
UPAYA PERL)NDUNGAN ()U APEND)KS C)TES )) D) T)MUR )NDONES)A
Zarlin Rikola
Loka PSPL Sorong
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
)ndonesia dengan luas perairan yang lebih besar dari pada daratan membuat )ndonesia memiliki
beranekaragam jenis ikan. Terdapat jenis hiu yang masuk dalam Apendiks C)TES )), diantaranya
ada di )ndonesia seperti: (iu Koboi Carcharhinus longimanus , (iu Martil Sphyrna lewini, Sphyrna
mokarran, Sphyrna zygaena . (iu merupakan puncak rantai makanan dilaut sehingga hiu sangat
penting menjaga keseimbangan ekosistem. (al ini yang menyebabkan banyak regulasi-regulasi
yang melindungi hiu baik secara lokal dalam PERDA Kabupaten Raja Ampat Nomor tahun ,
secara nasional dalam PERMEN KP Nomor /MEN-KP/ , KEPMEN Nomor /KEPMEN-
KP/ , PERMEN KP Nomor PER. /MEN/ , dan secara )nternasional dalam Apendiks
C)TES. Berdasarkan data dari Loka PSPL Sorong, pemanfaatan hiu dan derivat-derivatnya sejak
tahun yang berfokus di Kota Sorong dan tahun s/d dibeberapa tempat yaitu Papua,
Papua Barat, Maluku, Maluku Utara. Pada tahun mencapai . ton sirip, . ton daging, dan
ton kulit. Pada tahun , . ton sirip apendiks, . ton sirip non apendiks, ton daging,
, ton kulit, dan . ton tulang. Pada tahun Triwulan ) pemanfaatan hiu lebih beragam
dari tahun-tahun sebelumnya seperti: satu ekor hiu hidup jenis Stegostoma fasciatum dengan
berat . kg, hiu tanpa kepala ton, hiu tanpa kepala, ekor, dan sirip ton, sirip apendiks . ton,
sirip non apendiks , ton, daging . ton, kulit . ton, dan tulang . ton. Bisa dilihat
bahwa pemanfaatan hiu tiap tahunnya mengalami peningkatan. Produk-produk hiu ini dikirim ke
Surabaya, Jakarta, Probolinggo, dan Makassar.
Kata kunci: (iu, Perlindungan, Pemanfaatan
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
ANAL)S)S PERUBA(AN DAN STRATEG) PENGELOLAAN KAWASAN
(UTAN MANGROVE D) TAMAN NAS)ONAL GUNUNG PALUNG KAB.
KAYONG UTARA, KAL)MANTAN BARAT
Nurul )hsan Fawzi
Alam Sehat Lestari
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
)nventarisasi kehilangan hutan mangrove secara global mencapai % dari tahun - ,
dengan luas saat ini yang tersisa hanya , juta hektare. Penyebab utama deforestasi hutan
mangrove secara global tersebut adalah untuk pertanian % , tambak % , dan menjadi
wilayah perkotaan % . Pada kawasan Taman Nasional Gunung Palung, deforestasi hutan
mangrove terjadi akibat konversi menjadi lahan pertanian. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui perubahan hutan mangrove pada kawasan taman nasional dan
sekitarnya dan mengevaluasi strategi untuk restorasi hutan mangrove. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan pemetaan kawasan hutan mangrove menggunakan citra
penginderaan jauh. Data yang digunakan adalah citra Citra Landsat TM direkam tanggal
September dan Oktober , citra Landsat ETM+ direkam tanggal Juni , Juli
, dan Agustus , serta citra Landsat OL) direkam tanggal Maret dan
September . (asil pemetaan digunakan sebagai acuan untuk validasi lapangan. Untuk menilai
perubahan hutan mangrove, metode yang digunakan adalah metode subtraksi citra dan untuk
evaluasi perubahan yang terjadi, digunakan analisis deskriftif kualitatif dan analisis SWOT untuk
menghasilkan perencanaan pengelolaan yang sesuai. )nterpretasi citra Landsat menghasilkan
distribusi dan luas hutan mangrove pada masing-masing tahun pengamatan. (utan mangrove di
kawasan Taman Nasional Gunung Palung mengalami penurunan, yakni luas masing-masing pada
tahun , , dan adalah , ha, , ha, dan , ha. Pada tahun dan
hutan mangrove tidak mengalami perubahan, dan tahun terjadi deforestasi seluas , ha.
Untuk analisis lebih luas pada buffer km dari batas taman nasional, luas pada masing-masing
tahun , , dan adalah . , ha, . , ha, dan . , ha; atau telah terjadi
deforestasi seluas , ha. Penyebab deforestasi yang utama adalah konversi menjadi lahan
pertanian yang terjadi dalam kawasan taman nasional dan sekitarnya. Pada kawasan taman
nasional, penyebab konversi adalah akibat kon lik tenurial antara Taman Nasional Gunung Palung
dan masyarakat. Strategi penyelesaian kon lik dan pengelolaannya adalah dengan pengelolaan
hutan bersama dengan memperhatikan nilai-nilai konservasi yang disepakati. Termasuk upaya
inventatisasi dan perlindungan yang lebih maksimal terhadap mangrove yang tersisa pada area ini.
Kata kunci: Perubahan Mangrove, Pengelolaan Mangrove, Taman Nasional Gunung Palung
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
UPAYA PERL)NDUNGAN ()U APEND)KS C)TES )) D) T)MUR )NDONES)A
Zarlin Rikola
Loka PSPL Sorong
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
)ndonesia dengan luas perairan yang lebih besar dari pada daratan membuat )ndonesia memiliki
beranekaragam jenis ikan. Terdapat jenis hiu yang masuk dalam Apendiks C)TES )), diantaranya
ada di )ndonesia seperti: (iu Koboi Carcharhinus longimanus , (iu Martil Sphyrna lewini, Sphyrna
mokarran, Sphyrna zygaena . (iu merupakan puncak rantai makanan dilaut sehingga hiu sangat
penting menjaga keseimbangan ekosistem. (al ini yang menyebabkan banyak regulasi-regulasi
yang melindungi hiu baik secara lokal dalam PERDA Kabupaten Raja Ampat Nomor tahun ,
secara nasional dalam PERMEN KP Nomor /MEN-KP/ , KEPMEN Nomor /KEPMEN-
KP/ , PERMEN KP Nomor PER. /MEN/ , dan secara )nternasional dalam Apendiks
C)TES. Berdasarkan data dari Loka PSPL Sorong, pemanfaatan hiu dan derivat-derivatnya sejak
tahun yang berfokus di Kota Sorong dan tahun s/d dibeberapa tempat yaitu Papua,
Papua Barat, Maluku, Maluku Utara. Pada tahun mencapai . ton sirip, . ton daging, dan
ton kulit. Pada tahun , . ton sirip apendiks, . ton sirip non apendiks, ton daging,
, ton kulit, dan . ton tulang. Pada tahun Triwulan ) pemanfaatan hiu lebih beragam
dari tahun-tahun sebelumnya seperti: satu ekor hiu hidup jenis Stegostoma fasciatum dengan
berat . kg, hiu tanpa kepala ton, hiu tanpa kepala, ekor, dan sirip ton, sirip apendiks . ton,
sirip non apendiks , ton, daging . ton, kulit . ton, dan tulang . ton. Bisa dilihat
bahwa pemanfaatan hiu tiap tahunnya mengalami peningkatan. Produk-produk hiu ini dikirim ke
Surabaya, Jakarta, Probolinggo, dan Makassar.
Kata kunci: (iu, Perlindungan, Pemanfaatan
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
ANAL)S)S PERUBA(AN DAN STRATEG) PENGELOLAAN KAWASAN
(UTAN MANGROVE D) TAMAN NAS)ONAL GUNUNG PALUNG KAB.
KAYONG UTARA, KAL)MANTAN BARAT
Nurul )hsan Fawzi
Alam Sehat Lestari
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
)nventarisasi kehilangan hutan mangrove secara global mencapai % dari tahun - ,
dengan luas saat ini yang tersisa hanya , juta hektare. Penyebab utama deforestasi hutan
mangrove secara global tersebut adalah untuk pertanian % , tambak % , dan menjadi
wilayah perkotaan % . Pada kawasan Taman Nasional Gunung Palung, deforestasi hutan
mangrove terjadi akibat konversi menjadi lahan pertanian. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui perubahan hutan mangrove pada kawasan taman nasional dan
sekitarnya dan mengevaluasi strategi untuk restorasi hutan mangrove. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan pemetaan kawasan hutan mangrove menggunakan citra
penginderaan jauh. Data yang digunakan adalah citra Citra Landsat TM direkam tanggal
September dan Oktober , citra Landsat ETM+ direkam tanggal Juni , Juli
, dan Agustus , serta citra Landsat OL) direkam tanggal Maret dan
September . (asil pemetaan digunakan sebagai acuan untuk validasi lapangan. Untuk menilai
perubahan hutan mangrove, metode yang digunakan adalah metode subtraksi citra dan untuk
evaluasi perubahan yang terjadi, digunakan analisis deskriftif kualitatif dan analisis SWOT untuk
menghasilkan perencanaan pengelolaan yang sesuai. )nterpretasi citra Landsat menghasilkan
distribusi dan luas hutan mangrove pada masing-masing tahun pengamatan. (utan mangrove di
kawasan Taman Nasional Gunung Palung mengalami penurunan, yakni luas masing-masing pada
tahun , , dan adalah , ha, , ha, dan , ha. Pada tahun dan
hutan mangrove tidak mengalami perubahan, dan tahun terjadi deforestasi seluas , ha.
Untuk analisis lebih luas pada buffer km dari batas taman nasional, luas pada masing-masing
tahun , , dan adalah . , ha, . , ha, dan . , ha; atau telah terjadi
deforestasi seluas , ha. Penyebab deforestasi yang utama adalah konversi menjadi lahan
pertanian yang terjadi dalam kawasan taman nasional dan sekitarnya. Pada kawasan taman
nasional, penyebab konversi adalah akibat kon lik tenurial antara Taman Nasional Gunung Palung
dan masyarakat. Strategi penyelesaian kon lik dan pengelolaannya adalah dengan pengelolaan
hutan bersama dengan memperhatikan nilai-nilai konservasi yang disepakati. Termasuk upaya
inventatisasi dan perlindungan yang lebih maksimal terhadap mangrove yang tersisa pada area ini.
Kata kunci: Perubahan Mangrove, Pengelolaan Mangrove, Taman Nasional Gunung Palung
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
MENGURANG) RES)KO PENCEMARAN A)R LAUT AK)BAT PEMBUANGAN
A)R PEND)NG)N MES)N D)ESEL KAPAL NELAYAN D) WAKATOB)
a* a a Ari Kuncoro , Ma'muri , Susilo Wisnugroho
a Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan
e-mail: arikuncoro @yahoo.co.id
ABSTRAK
Wakatobi terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, )ndonesia, dengan luas wilayah km dan
berpenduduk . jiwa pada tahun . Wakatobi merupakan salah satu kawasan taman
nasional yang dilindungi dengan luas , juta hektar. Di Wakatobi, kerusakan ekosistem bisa
terjadi karena pemanfaatan sumber daya yang berlebihan seperti penangkapan ikan di daerah
terumbu karang menggunakan racun dan bom, konversi lahan pesisir untuk penambangan pasir
laut, pertanian/perkebunan dan pemukiman, serta pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan
pembuangan zat-zat yang berbahaya dari kapal. Penduduk di Wakatobi yang bermata pencaharian
sebagai nelayan sekitar % atau . jiwa yang terdiri dari nelayan tangkap, budidaya dan
rumput laut. Sekitar % atau . nelayan tangkap menggunakan mesin sebagai penggerak
kapal untuk menangkap ikan. Mesin yang digunakan ada yang berupa mesin diesel, yang
menggunakan air laut sebagai media pendingin mesin, di mana air laut sebagai pendingin, langsung
dibuang ke laut tanpa adanya system ilter sehingga tidak ramah lingkungan. Air buangan dari
pendingin tersebut, mengandung senyawa korosi, kerak dan minyak pelumas yang merembes dari
mesin. Dengan banyaknya kapal nelayan yang menggunakan mesin diesel, dikhawatirkan dapat
menimbulkan pencemaran di perairan Wakatobi, sehingga bisa mengancam kelestarian
ekosistemnya. Solusi yang bisa digunakan untuk mengurangi zat-zat berbahaya yang dihasilkan
dari pembuangan pendingin mesin diesel kapal nelayan, yaitu dengan menggunakan alat yang
mampu mengurangi zat-zat berbahaya tersebut tercampur ke laut, seperti ilter blaster dan bak
penampungan air pendingin. Solusi ini diharapkan mampu mengurangi pencemaran akibat dari
zat-zat berbahaya yang dikandung oleh buangan air pendingin mesin diesel kapal nelayan di
perairan Wakatobi.
Kata kunci: Ekosistem, Pencemaran, Filter Blaster
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PEMANTAUAN PART)S)PAT)F KOND)S), ANCAMAN, DAN PERSEPS) MASYARAKAT
TER(ADAP CETACEAN D) PERA)RAN PANTA) WAWARAN DAN TAWANG PAC)TAN
Nurul Kusuma Dewi
Universitas PGR) Madiun
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Cetacean adalah kelompok mamalia laut yang telah beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi awal tentang Cetacean paus dan lumba-
lumba dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya laut tersebut di Perairan Pantai Wawaran
dan Tawang Pacitan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan
dan kondisi kelompok Cetacean di Perairan Wawaran dan Tawang sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya laut di wilayah tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap nelayan Pantai Wawaran
dan nelayan Pantai Tawang Pacitan menggunakan kuesioner tangkapan/tangkapan sampingan
dugong yang terstandarisasi dari UNEP/CMS. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang meliputi
latar belakang narasumber, tangkapan/tangkapan sampingan dugong, persepsi, informasi
perikanan, tangkapan/tangkapan sampingan penyu, dan tangkapan/tangkapan sampingan
Cetacean. Pantai Wawaran dan Tawang merupakan habitat bagi Cetacean. Seluruh responden
menyatakan pernah melihat Cetacean jenis paus dan lumba-lumba. Mereka melihat Cetacean
ketika memancing dan ketika menuju lokasi memancing, Menurut responden, lumba-lumba yang
mungkin hidup di lokasi ini berjumlah ribuan, sedangkan paus berada dalam jumlah yang lebih
sedikit. Seluruh responden juga menyatakan melihat lumba-lumba hampir setiap hari. Rata-rata
responden mengetahui bahwa paus dan lumba-lumba merupakan hewan dilindungi. Disisi lain,
responden juga dapat menjadi ancaman karena mereka menganggap lumba-lumba sebagai
pengganggu. Lumba-lumba sering merusak jaring dan menghabiskan ikan di dalamnya. Selain itu,
populasinya yang melimpah menyebabkan responden berpikir bahwa keberadaan Cetacean tidak
penting. Perlu dilakukan pendampingan kepada nelayan-nelayan di Pantai Wawaran dan Tawang
agar memahami dan ikut menjaga keberadaan sumber daya laut tersebut.
Kata kunci: Pemantauan Partisipatif, Cetacean, Pesisir Pacitan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
MENGURANG) RES)KO PENCEMARAN A)R LAUT AK)BAT PEMBUANGAN
A)R PEND)NG)N MES)N D)ESEL KAPAL NELAYAN D) WAKATOB)
a* a a Ari Kuncoro , Ma'muri , Susilo Wisnugroho
a Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan
e-mail: arikuncoro @yahoo.co.id
ABSTRAK
Wakatobi terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, )ndonesia, dengan luas wilayah km dan
berpenduduk . jiwa pada tahun . Wakatobi merupakan salah satu kawasan taman
nasional yang dilindungi dengan luas , juta hektar. Di Wakatobi, kerusakan ekosistem bisa
terjadi karena pemanfaatan sumber daya yang berlebihan seperti penangkapan ikan di daerah
terumbu karang menggunakan racun dan bom, konversi lahan pesisir untuk penambangan pasir
laut, pertanian/perkebunan dan pemukiman, serta pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan
pembuangan zat-zat yang berbahaya dari kapal. Penduduk di Wakatobi yang bermata pencaharian
sebagai nelayan sekitar % atau . jiwa yang terdiri dari nelayan tangkap, budidaya dan
rumput laut. Sekitar % atau . nelayan tangkap menggunakan mesin sebagai penggerak
kapal untuk menangkap ikan. Mesin yang digunakan ada yang berupa mesin diesel, yang
menggunakan air laut sebagai media pendingin mesin, di mana air laut sebagai pendingin, langsung
dibuang ke laut tanpa adanya system ilter sehingga tidak ramah lingkungan. Air buangan dari
pendingin tersebut, mengandung senyawa korosi, kerak dan minyak pelumas yang merembes dari
mesin. Dengan banyaknya kapal nelayan yang menggunakan mesin diesel, dikhawatirkan dapat
menimbulkan pencemaran di perairan Wakatobi, sehingga bisa mengancam kelestarian
ekosistemnya. Solusi yang bisa digunakan untuk mengurangi zat-zat berbahaya yang dihasilkan
dari pembuangan pendingin mesin diesel kapal nelayan, yaitu dengan menggunakan alat yang
mampu mengurangi zat-zat berbahaya tersebut tercampur ke laut, seperti ilter blaster dan bak
penampungan air pendingin. Solusi ini diharapkan mampu mengurangi pencemaran akibat dari
zat-zat berbahaya yang dikandung oleh buangan air pendingin mesin diesel kapal nelayan di
perairan Wakatobi.
Kata kunci: Ekosistem, Pencemaran, Filter Blaster
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PEMANTAUAN PART)S)PAT)F KOND)S), ANCAMAN, DAN PERSEPS) MASYARAKAT
TER(ADAP CETACEAN D) PERA)RAN PANTA) WAWARAN DAN TAWANG PAC)TAN
Nurul Kusuma Dewi
Universitas PGR) Madiun
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Cetacean adalah kelompok mamalia laut yang telah beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi awal tentang Cetacean paus dan lumba-
lumba dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya laut tersebut di Perairan Pantai Wawaran
dan Tawang Pacitan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan
dan kondisi kelompok Cetacean di Perairan Wawaran dan Tawang sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya laut di wilayah tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap nelayan Pantai Wawaran
dan nelayan Pantai Tawang Pacitan menggunakan kuesioner tangkapan/tangkapan sampingan
dugong yang terstandarisasi dari UNEP/CMS. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang meliputi
latar belakang narasumber, tangkapan/tangkapan sampingan dugong, persepsi, informasi
perikanan, tangkapan/tangkapan sampingan penyu, dan tangkapan/tangkapan sampingan
Cetacean. Pantai Wawaran dan Tawang merupakan habitat bagi Cetacean. Seluruh responden
menyatakan pernah melihat Cetacean jenis paus dan lumba-lumba. Mereka melihat Cetacean
ketika memancing dan ketika menuju lokasi memancing, Menurut responden, lumba-lumba yang
mungkin hidup di lokasi ini berjumlah ribuan, sedangkan paus berada dalam jumlah yang lebih
sedikit. Seluruh responden juga menyatakan melihat lumba-lumba hampir setiap hari. Rata-rata
responden mengetahui bahwa paus dan lumba-lumba merupakan hewan dilindungi. Disisi lain,
responden juga dapat menjadi ancaman karena mereka menganggap lumba-lumba sebagai
pengganggu. Lumba-lumba sering merusak jaring dan menghabiskan ikan di dalamnya. Selain itu,
populasinya yang melimpah menyebabkan responden berpikir bahwa keberadaan Cetacean tidak
penting. Perlu dilakukan pendampingan kepada nelayan-nelayan di Pantai Wawaran dan Tawang
agar memahami dan ikut menjaga keberadaan sumber daya laut tersebut.
Kata kunci: Pemantauan Partisipatif, Cetacean, Pesisir Pacitan
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
PER)LAKU MASYARAKAT LOKAL KAMPUNG MENAW) TER(ADAP
RUSAKNYA TERUMBU KARANG D) PERA)RAN TELUK SAM)R),
KABUPATEN YAPEN
a* bDolvina Lea Ansanay , Zhelvyanie
a SMA Gabungan Jayapura
b Universitas Cenderawasih
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut yang menjadi tempat hidup ribuan jenis hewan dan
tumbuhan yang beraneka ragam bentuk, warna dan keunikannya sehingga menjadi panorama di
dasar laut sebagai pariwisata bahari. Namun pemandangan bawah laut teluk Samiri di kampung
Menawi, kabupaten kepulauan Yapen sudah jarang dijumpai karena sebagian besar terumbu
karang telah hancur dan kekayaan bahari yang ada di dalamnya telah rusak akibat ulah masyarakat
sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan
masyarakat lokal terhadap terumbu karang. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif,
observasi secara langsung pada tempat penelitian dan melakukan wawancara yang dipadukan
dengan menggunakan angket kuesioner . Masyarakat lokal mengenal terumbu karang Kamirang :
bahasa lokal dari orangtua sejak kecil yaitu biota laut dan mengetahui pentingnya terumbu karang.
% kerusakan terumbu karang diakibat oleh tingginya aktivitas penangkapan ikan dengan
menggunakan bahan peledak/bom ikan dopis dan penggunaan bahan lain seperti linggis, martil
dan tombak untuk mencari kerang dan ikan karang sebesar %. (al yang sudah menjadi tradisi
selama puluhan tahun secara turun temurun adalah pemanfaatan terumbu karang oleh masyarakat
lokal untuk kebutuhan seperti bahan bangunan dan jalan, perhiasan dan lain-lain kapur sirih, pot
bunga, jimat . Kerusakan terumbu karang mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan ikan,
hilangnya biota lain yang pernah ada di perairan ini dan berkurang pula pelindung kawasan pantai
dari hempasan gelombang. Adanya persoalan ini menunjukkan tingginya eksploitasi terumbu
karang dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk lebih ramah terhadap lingkungan kearifan
lokal , sehingga diperlukan keterlibatan berbagai pihak baik tokoh masyarakat, pemerintah dan
pihak berwajib.
Kata kunci: Kerusakan Terumbu Karang , Perilaku Masyarakat, Teluk Samiri
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
KAJ)AN POTENS) B)OF)S)K TWP SELAT T)WORO
a* a aAl Furkan , Muh. (amsir Lasikada , Fajar )zas
a Fisheries Diving Club Universitas (asanudin, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan Universitas (asanuddin
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Keanekaragaman hayati yang dimiliki Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKLD Selat Tiworo
terbilang tinggi yang potensial untuk dikembangkan. Namun beberapa tahun terakhir,
pemanfaatan potensi tersebut mulai mengarah pada pengrusakan lingkungan akibat penggunaan
alat tangkap destruktif. Maka dari itu diperlukan kajian mengenai bio isik yang dapat memberikan
gambaran dan kondisi yang terjadi dengan tujuan untuk menyediakan data informasi mengenai
kondisi terumbu karang, ikan karang, mangrove, padang lamun, biota langka/ endemik dan kondisi
sosial ekonomi serta penyebab kerusakan ekosistem perairan. Metode yang digunakan untuk
pengambilan data dilapangan adalah dengan cara observasi, wawancara serta studi pustaka.
Pengamatan tutupan karang dan benthos menggunakan metode Point )ntercept Transect P)T
sedangkan ikan karang menggunakan underwater visual census UVC . Metode transek kuadrat
digunakan untuk pengamatan ekosistem lamun dan mangrove. Sedangkan kondisi sosial ekonomi
dilakukan dengan teknik survey wawancara. (asil pengamatan menunjukkan kondisi karang KKLD
Selat Tiworo dalam kategori sedang dengan rerata persentase karang hidup %. Persentase
karang hidup terendah terletak di Stasiun Pulau Mandike % dan tertinggi Stasiun Pulau
)ndo % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Jumlah individu ikan karang sebanyak
. individu/m dan jenis benthos yang mendominasi adalah bulu babi. Kerapatan pohon
mangrove tertinggi sebesar pohon/ ha dan terendah pohon/ ha. Jenis lamun teramati
adalah Thallasia hemprichi dan Enhalus acroides. Masyarakat pada umumnya memiliki mata
pencaharian sebagai penangkap ikan nelayan dengan alat tangkap jaring gill net dan bagan
tancap
Kata kunci: Ekosistem Perairan, KKLD, Selat Tiworo
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
PER)LAKU MASYARAKAT LOKAL KAMPUNG MENAW) TER(ADAP
RUSAKNYA TERUMBU KARANG D) PERA)RAN TELUK SAM)R),
KABUPATEN YAPEN
a* bDolvina Lea Ansanay , Zhelvyanie
a SMA Gabungan Jayapura
b Universitas Cenderawasih
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut yang menjadi tempat hidup ribuan jenis hewan dan
tumbuhan yang beraneka ragam bentuk, warna dan keunikannya sehingga menjadi panorama di
dasar laut sebagai pariwisata bahari. Namun pemandangan bawah laut teluk Samiri di kampung
Menawi, kabupaten kepulauan Yapen sudah jarang dijumpai karena sebagian besar terumbu
karang telah hancur dan kekayaan bahari yang ada di dalamnya telah rusak akibat ulah masyarakat
sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan
masyarakat lokal terhadap terumbu karang. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif,
observasi secara langsung pada tempat penelitian dan melakukan wawancara yang dipadukan
dengan menggunakan angket kuesioner . Masyarakat lokal mengenal terumbu karang Kamirang :
bahasa lokal dari orangtua sejak kecil yaitu biota laut dan mengetahui pentingnya terumbu karang.
% kerusakan terumbu karang diakibat oleh tingginya aktivitas penangkapan ikan dengan
menggunakan bahan peledak/bom ikan dopis dan penggunaan bahan lain seperti linggis, martil
dan tombak untuk mencari kerang dan ikan karang sebesar %. (al yang sudah menjadi tradisi
selama puluhan tahun secara turun temurun adalah pemanfaatan terumbu karang oleh masyarakat
lokal untuk kebutuhan seperti bahan bangunan dan jalan, perhiasan dan lain-lain kapur sirih, pot
bunga, jimat . Kerusakan terumbu karang mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan ikan,
hilangnya biota lain yang pernah ada di perairan ini dan berkurang pula pelindung kawasan pantai
dari hempasan gelombang. Adanya persoalan ini menunjukkan tingginya eksploitasi terumbu
karang dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk lebih ramah terhadap lingkungan kearifan
lokal , sehingga diperlukan keterlibatan berbagai pihak baik tokoh masyarakat, pemerintah dan
pihak berwajib.
Kata kunci: Kerusakan Terumbu Karang , Perilaku Masyarakat, Teluk Samiri
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
KAJ)AN POTENS) B)OF)S)K TWP SELAT T)WORO
a* a aAl Furkan , Muh. (amsir Lasikada , Fajar )zas
a Fisheries Diving Club Universitas (asanudin, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan Universitas (asanuddin
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Keanekaragaman hayati yang dimiliki Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKLD Selat Tiworo
terbilang tinggi yang potensial untuk dikembangkan. Namun beberapa tahun terakhir,
pemanfaatan potensi tersebut mulai mengarah pada pengrusakan lingkungan akibat penggunaan
alat tangkap destruktif. Maka dari itu diperlukan kajian mengenai bio isik yang dapat memberikan
gambaran dan kondisi yang terjadi dengan tujuan untuk menyediakan data informasi mengenai
kondisi terumbu karang, ikan karang, mangrove, padang lamun, biota langka/ endemik dan kondisi
sosial ekonomi serta penyebab kerusakan ekosistem perairan. Metode yang digunakan untuk
pengambilan data dilapangan adalah dengan cara observasi, wawancara serta studi pustaka.
Pengamatan tutupan karang dan benthos menggunakan metode Point )ntercept Transect P)T
sedangkan ikan karang menggunakan underwater visual census UVC . Metode transek kuadrat
digunakan untuk pengamatan ekosistem lamun dan mangrove. Sedangkan kondisi sosial ekonomi
dilakukan dengan teknik survey wawancara. (asil pengamatan menunjukkan kondisi karang KKLD
Selat Tiworo dalam kategori sedang dengan rerata persentase karang hidup %. Persentase
karang hidup terendah terletak di Stasiun Pulau Mandike % dan tertinggi Stasiun Pulau
)ndo % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Jumlah individu ikan karang sebanyak
. individu/m dan jenis benthos yang mendominasi adalah bulu babi. Kerapatan pohon
mangrove tertinggi sebesar pohon/ ha dan terendah pohon/ ha. Jenis lamun teramati
adalah Thallasia hemprichi dan Enhalus acroides. Masyarakat pada umumnya memiliki mata
pencaharian sebagai penangkap ikan nelayan dengan alat tangkap jaring gill net dan bagan
tancap
Kata kunci: Ekosistem Perairan, KKLD, Selat Tiworo
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
ANCAMAN KERUSAKAN (AB)TAT LAMUN D) PULAU WANG)-WANG),
WAKATOB)
Nanda Radhitia Prasetiawan
Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan - BRSDM KP
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Ekosistem lamun secara global berada dalam tekanan dan terus mengalami penurunan luasan dari
waktu ke waktu. Ancaman degradasi tersebut juga terjadi di )ndonesia termasuk pada Pulau Wangi-
Wangi yang merupakan pulau dengan populasi penduduk terbesar yang berada di wilayah Taman
Nasional Wakatobi. Di Pulau Wangi-Wangi sedikitnya terdapat jenis lamun. Pengukuran tutupan
lamun dengan metode transek kuadrat dilakukan pada habitat lamun di sekeliling pulau. (abitat
lamun pada beberapa bagian di Selatan pulau tergolong dalam kondisi rusak dengan tutupan
rendah, berkeanekaragaman rendah dan mengalami tekanan dari aktivitas manusia terkait
penambangan pasir dan budidaya rumput laut yang berpengaruh terhadap penetrasi cahaya,
turbiditas, perubahan substrat dasar, peningkatan tutupan alga, pertumbuhan epi it, dan
sedimentasi yang menutupi lamun. Spesies lamun berukuran besar dan tinggi seperti E. Acoroides
masih dapat bertahan dengan tinggi kanopi yang lebih rendah, sedangkan lamun berukuran kecil
seperti (alodule dan (alophila mulai jarang ditemui disekitar garis pantai. Pada bagian lain pulau
aktivitas reklamasi, pengerukan dan konstruksi bangunan pantai menyebabkan hilangnya lamun
serta berdampak pada penurunan tutupan lamun pada perairan di sekitarnya. Kerusakan habitat
lamun yang terus terjadi dapat berdampak pada penurunan produktivitas perairan. Oleh
karenanya peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat habitat lamun dan resiko akan
kerusakannya penting dalam pengelolaan kawasan konservasi.
Kata kunci: Ancaman Kerusakan, (abitat Lamun, Pulau Wangi-Wangi
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
)DENT)F)KAS) ANCAMAN TER(ADAP KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN
TAMAN W)SATA PERA)RAN LAUT BANDA, PULAU (ATTA, DAN PULAU AY
Julham MS Palupessy
Satker TWP Laut Banda, BKKPN - KKP
e-mail: am. [email protected]
ABSTRAK
Kawasan konservasi perairan merupakan bentuk upaya yang dilakukan dalam perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya perairan secara berkelanjutan. Kawasan konservasi
perairan sangat rentan terhadap kerusakan, karena memiliki daya tarik dan potensi sumberdaya
alam. Kepulauan Banda memiliki tiga kawasan konservasi perairan KKP yang sudah ditetapkan
berdasarkan aturan dan kesepakatan yang berlaku, yaitu Taman Wisata Perairan TWP Laut
Banda, KKP Pulau (atta, dan KKP Pulau Ay. Penurunan kualitas dan kelestarian potensi
sumberdaya pesisir dan laut menjadi perhatian utama pengelola KKP di Kepulauan Banda.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, makalah ini bertujuan untuk melakukan identi ikasi
ancaman terhadap KKP laut di TWP Laut Banda, Pulau (atta, dan Pulau Ay, Kepulauan Banda.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis situasi, untuk mendapatkan gambaran
status dan ancaman pada KKP Kepulauan Banda. Potensi ancaman yang terjadi pada KKP
Kepulauan Banda antara lain degradasi ekosistem terumbu karang yang diduga karena
pengambilan karang dan pasir sebagai bahan bangunan; penangkapan ikan yang dilindungi seperti
ikan Napoleon, (iu, Kima dan Penyu; penurunan stok ikan diduga karena penggunaan alat tangkap
yang tidak ramah lingkungan yaitu jaring karang; dan kon lik pemanfaatan daerah tangkap antara
jaring mini pureseine dan nelayan pancing; serta kon lik terkait penarikan retribusi antara pelaku
wisata dan pengelola konservasi di Negeri Administratif. Salah satu alternatif strategi dalam
mengatasi ancaman di KKP Kepulauan Banda adalah membuat jejaring kawasan antara kawasan
konservasi dan membangun sistem pelayanan satu pintu untuk penarikan retribusi pariwisata dan
mengembalikan adat dan budaya. Kerjasama antara masyarakat dan pemangku kepentingan juga
sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di KKP Kepulauan Banda.
Kata kunci: Konservasi Perairan, Kepualauan Banda, )denti ikasi Ancaman
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
ANCAMAN KERUSAKAN (AB)TAT LAMUN D) PULAU WANG)-WANG),
WAKATOB)
Nanda Radhitia Prasetiawan
Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan - BRSDM KP
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Ekosistem lamun secara global berada dalam tekanan dan terus mengalami penurunan luasan dari
waktu ke waktu. Ancaman degradasi tersebut juga terjadi di )ndonesia termasuk pada Pulau Wangi-
Wangi yang merupakan pulau dengan populasi penduduk terbesar yang berada di wilayah Taman
Nasional Wakatobi. Di Pulau Wangi-Wangi sedikitnya terdapat jenis lamun. Pengukuran tutupan
lamun dengan metode transek kuadrat dilakukan pada habitat lamun di sekeliling pulau. (abitat
lamun pada beberapa bagian di Selatan pulau tergolong dalam kondisi rusak dengan tutupan
rendah, berkeanekaragaman rendah dan mengalami tekanan dari aktivitas manusia terkait
penambangan pasir dan budidaya rumput laut yang berpengaruh terhadap penetrasi cahaya,
turbiditas, perubahan substrat dasar, peningkatan tutupan alga, pertumbuhan epi it, dan
sedimentasi yang menutupi lamun. Spesies lamun berukuran besar dan tinggi seperti E. Acoroides
masih dapat bertahan dengan tinggi kanopi yang lebih rendah, sedangkan lamun berukuran kecil
seperti (alodule dan (alophila mulai jarang ditemui disekitar garis pantai. Pada bagian lain pulau
aktivitas reklamasi, pengerukan dan konstruksi bangunan pantai menyebabkan hilangnya lamun
serta berdampak pada penurunan tutupan lamun pada perairan di sekitarnya. Kerusakan habitat
lamun yang terus terjadi dapat berdampak pada penurunan produktivitas perairan. Oleh
karenanya peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat habitat lamun dan resiko akan
kerusakannya penting dalam pengelolaan kawasan konservasi.
Kata kunci: Ancaman Kerusakan, (abitat Lamun, Pulau Wangi-Wangi
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
)DENT)F)KAS) ANCAMAN TER(ADAP KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN
TAMAN W)SATA PERA)RAN LAUT BANDA, PULAU (ATTA, DAN PULAU AY
Julham MS Palupessy
Satker TWP Laut Banda, BKKPN - KKP
e-mail: am. [email protected]
ABSTRAK
Kawasan konservasi perairan merupakan bentuk upaya yang dilakukan dalam perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya perairan secara berkelanjutan. Kawasan konservasi
perairan sangat rentan terhadap kerusakan, karena memiliki daya tarik dan potensi sumberdaya
alam. Kepulauan Banda memiliki tiga kawasan konservasi perairan KKP yang sudah ditetapkan
berdasarkan aturan dan kesepakatan yang berlaku, yaitu Taman Wisata Perairan TWP Laut
Banda, KKP Pulau (atta, dan KKP Pulau Ay. Penurunan kualitas dan kelestarian potensi
sumberdaya pesisir dan laut menjadi perhatian utama pengelola KKP di Kepulauan Banda.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, makalah ini bertujuan untuk melakukan identi ikasi
ancaman terhadap KKP laut di TWP Laut Banda, Pulau (atta, dan Pulau Ay, Kepulauan Banda.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis situasi, untuk mendapatkan gambaran
status dan ancaman pada KKP Kepulauan Banda. Potensi ancaman yang terjadi pada KKP
Kepulauan Banda antara lain degradasi ekosistem terumbu karang yang diduga karena
pengambilan karang dan pasir sebagai bahan bangunan; penangkapan ikan yang dilindungi seperti
ikan Napoleon, (iu, Kima dan Penyu; penurunan stok ikan diduga karena penggunaan alat tangkap
yang tidak ramah lingkungan yaitu jaring karang; dan kon lik pemanfaatan daerah tangkap antara
jaring mini pureseine dan nelayan pancing; serta kon lik terkait penarikan retribusi antara pelaku
wisata dan pengelola konservasi di Negeri Administratif. Salah satu alternatif strategi dalam
mengatasi ancaman di KKP Kepulauan Banda adalah membuat jejaring kawasan antara kawasan
konservasi dan membangun sistem pelayanan satu pintu untuk penarikan retribusi pariwisata dan
mengembalikan adat dan budaya. Kerjasama antara masyarakat dan pemangku kepentingan juga
sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di KKP Kepulauan Banda.
Kata kunci: Konservasi Perairan, Kepualauan Banda, )denti ikasi Ancaman
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
KARAKTER)ST)K PES)S)R PULAU KEC)L UNTUK PENGEMBANGAN EKOW)SATA
BA(AR) D) KABUPATEN MALUKU TENGA(
)lham Marasabessy )nstitut Pertanian Bogor, Bogor
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pesisir dan pulau-pulau kecil PPK dihadapkan pada berbagai tantangan yang signi ikan.
Kecenderungan wilayah ini sangat besar mengalami kerusakan habitat, perubahan pada proses
alami ekosistem dan pencemaran. Wilayah pesisir dan PPK semakin komplek sering terjadinya
kon lik kepentingan secara internal dalam masyarakat dan pada tingkatan pemerintahan. Untuk itu
aktivitas yang akan ditempatkan pada suatu ruang di wilayah pesisir dan PPK harus
memperhatikan kesesuaian antara kebutuhan dan kemampuan suatu kawasan dalam
menyediakan sumberdaya. Ketersediaan sumberdaya di wilayah pesisir dan PPK merupakan
indikator bagi daya dukung kawasan untuk menopang seluruh aktivitas yang dialokasikan. Adanya
kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan yang tepat, diharapkan dapat benar-benar berpihak
kepada rakyat, membuka kesempatan kerja serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
dengan tetap mengedepankan aspek keberlanjutan sumberdaya alam. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik pulau kecil yang tidak berpenduduk untuk pengelolaan ekowisata
bahari. Penelitian ini dilakukan melalui metode suvei secara deskriptif evaluasi untuk memperoleh
data primer, sedangkan data citra satelit kemudian diolah dengan menggunakan analisis spasial
dengan bantuan aplikasi Sistem )nformasi Geogra is ArcG)S . Potensi ekowisata bahari yang
terdapat pada pulau ini ialah wisata diving dan snorkeling, tracking mangrove dan wisata pantai.
Luas hamparan terumbu karang berdasarkan analisis citra satelit sekitar . Km , dominansi
dari jenis Acropora Branching. Total luas penutupan hutan mangrove sekitar . Km
ha , dominansi jenis mangrove Rhizopora dan Brugueira serta ada beberapa jenis termasuk
mangrove endemik. Pantai dengan tipe berpasir putih yang luas. Panjang pantai sekitar meter.
Kata kunci: Karakteristik Pulau Kecil, Pulau Tidak Berpenduduk, Ekowisata
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
STATUS DAN ANCAMAN TER(ADAP M)KRO(AB)TAT )KAN ENDEM)K
TERANCAM PUNA( BANGGA) CARD)NALF)S( Pterapogon kauderni
a* b cSamliok Ndobe , Jamaluddin Jompa , Abigail Mary Moor
a Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako
b Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin
c Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu spesies biota perairan dari spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah ikan hias
endemik Banggai cardinal ish Pterapogon kauderni . Berstatus Endangered species spesies
terancam punah pada Red List )UCN, dan pada CoP C)TES ke- tahun )ndonesia
berkomitmen untuk menjamin kelestariannya, proses penyusunan kebijakan perlindungan sedang
berlangsung. Pterapogon kauderni bersimbiosis dengan biota lain yang berperan sebagai
mikrohabitatnya, terutama bulubabi Diadema sp., anemone laut dan karang keras bercabang.
Ketersediaan mikrohabitat dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan dinamika
populasi P. kauderni di alam. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji data terkini mengenai status
dan ancaman mikrohabitat P. kauderni, termasuk dalam konteks perubahan iklim. Data
primer,yang diperoleh dengan metode survei Coral-Watch serta swim survey pada bleaching event
berskala global tahun , dibanding dengan data hasil survei yang dilakukan sejak . (asil
yang diperoleh antara lain bahwa kelimpahan populasi Diadema sp. mengalami penurunan sangat
drastis dan kelimpahan anemone laut menurun akibat tangkap lebih untuk dimanfaatkan sebagai
konsumsi makanan masyarakat pesisir. Mikrohabitat lainnya seperti terumbu karang, mengalami
kerusakan yang meningkat akibat aktivitas bersifat destruktif berskala lokal , maupun sebagai
dampak perubahan iklim, khususnya coral bleaching. Pada lokasi dimana mikrohabitat telah
menurun tajam, populasi P. kauderni sangat berkurang, termasuk pada lokasi dengan maupun
tanpa penangkapan ikan tersebut. Perlindungan dan pemulihan mikrohabitat dipandang sebagai
kondisi mutlak yang mendesak dilakukan untuk keberhasilan upaya pelestarian populasi P.
kauderni. (asil penelitian diharapkan sebagai salah satu dasar ilmiah perencanaan dan penerapan
pengelolaan lestari populasi ikan hias endemik P. kauderni beserta habitatnya.
Kata kunci: Endangered species, Mikrohabitat, Simbiosis
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
KARAKTER)ST)K PES)S)R PULAU KEC)L UNTUK PENGEMBANGAN EKOW)SATA
BA(AR) D) KABUPATEN MALUKU TENGA(
)lham Marasabessy )nstitut Pertanian Bogor, Bogor
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pesisir dan pulau-pulau kecil PPK dihadapkan pada berbagai tantangan yang signi ikan.
Kecenderungan wilayah ini sangat besar mengalami kerusakan habitat, perubahan pada proses
alami ekosistem dan pencemaran. Wilayah pesisir dan PPK semakin komplek sering terjadinya
kon lik kepentingan secara internal dalam masyarakat dan pada tingkatan pemerintahan. Untuk itu
aktivitas yang akan ditempatkan pada suatu ruang di wilayah pesisir dan PPK harus
memperhatikan kesesuaian antara kebutuhan dan kemampuan suatu kawasan dalam
menyediakan sumberdaya. Ketersediaan sumberdaya di wilayah pesisir dan PPK merupakan
indikator bagi daya dukung kawasan untuk menopang seluruh aktivitas yang dialokasikan. Adanya
kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan yang tepat, diharapkan dapat benar-benar berpihak
kepada rakyat, membuka kesempatan kerja serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
dengan tetap mengedepankan aspek keberlanjutan sumberdaya alam. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik pulau kecil yang tidak berpenduduk untuk pengelolaan ekowisata
bahari. Penelitian ini dilakukan melalui metode suvei secara deskriptif evaluasi untuk memperoleh
data primer, sedangkan data citra satelit kemudian diolah dengan menggunakan analisis spasial
dengan bantuan aplikasi Sistem )nformasi Geogra is ArcG)S . Potensi ekowisata bahari yang
terdapat pada pulau ini ialah wisata diving dan snorkeling, tracking mangrove dan wisata pantai.
Luas hamparan terumbu karang berdasarkan analisis citra satelit sekitar . Km , dominansi
dari jenis Acropora Branching. Total luas penutupan hutan mangrove sekitar . Km
ha , dominansi jenis mangrove Rhizopora dan Brugueira serta ada beberapa jenis termasuk
mangrove endemik. Pantai dengan tipe berpasir putih yang luas. Panjang pantai sekitar meter.
Kata kunci: Karakteristik Pulau Kecil, Pulau Tidak Berpenduduk, Ekowisata
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
STATUS DAN ANCAMAN TER(ADAP M)KRO(AB)TAT )KAN ENDEM)K
TERANCAM PUNA( BANGGA) CARD)NALF)S( Pterapogon kauderni
a* b cSamliok Ndobe , Jamaluddin Jompa , Abigail Mary Moor
a Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako
b Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin
c Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu spesies biota perairan dari spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah ikan hias
endemik Banggai cardinal ish Pterapogon kauderni . Berstatus Endangered species spesies
terancam punah pada Red List )UCN, dan pada CoP C)TES ke- tahun )ndonesia
berkomitmen untuk menjamin kelestariannya, proses penyusunan kebijakan perlindungan sedang
berlangsung. Pterapogon kauderni bersimbiosis dengan biota lain yang berperan sebagai
mikrohabitatnya, terutama bulubabi Diadema sp., anemone laut dan karang keras bercabang.
Ketersediaan mikrohabitat dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan dinamika
populasi P. kauderni di alam. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji data terkini mengenai status
dan ancaman mikrohabitat P. kauderni, termasuk dalam konteks perubahan iklim. Data
primer,yang diperoleh dengan metode survei Coral-Watch serta swim survey pada bleaching event
berskala global tahun , dibanding dengan data hasil survei yang dilakukan sejak . (asil
yang diperoleh antara lain bahwa kelimpahan populasi Diadema sp. mengalami penurunan sangat
drastis dan kelimpahan anemone laut menurun akibat tangkap lebih untuk dimanfaatkan sebagai
konsumsi makanan masyarakat pesisir. Mikrohabitat lainnya seperti terumbu karang, mengalami
kerusakan yang meningkat akibat aktivitas bersifat destruktif berskala lokal , maupun sebagai
dampak perubahan iklim, khususnya coral bleaching. Pada lokasi dimana mikrohabitat telah
menurun tajam, populasi P. kauderni sangat berkurang, termasuk pada lokasi dengan maupun
tanpa penangkapan ikan tersebut. Perlindungan dan pemulihan mikrohabitat dipandang sebagai
kondisi mutlak yang mendesak dilakukan untuk keberhasilan upaya pelestarian populasi P.
kauderni. (asil penelitian diharapkan sebagai salah satu dasar ilmiah perencanaan dan penerapan
pengelolaan lestari populasi ikan hias endemik P. kauderni beserta habitatnya.
Kata kunci: Endangered species, Mikrohabitat, Simbiosis
Selasa, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
STUD) KERUSAKAN EKOS)STEM TERUMBU KARANG D) KAWASAN
W)SATA BA(AR) PULAU L)UKANG LOE KABUPATEN BULUKUMBA
a* a aNirwan , Muhammad Syahdan , Da iuddin Salim
a Universitas Lambung Mangkurat
e-mail: nirwankla @gmail.com
ABSTRAK
Kerusakan terumbu karang diakibatkan dua faktor yakni aktivitas manusia dan proses alami.
Aktivitas manusia yang mengancam ekosistem terumbu karang yakni penggunaan bahan peledak,
jala tarik, dan racun dan juga wisata bahari. Sementara proses alami seperti bleaching, penyakit,
pemanansan global, pemangsaan dan eutro ikasi. Salah satu metode yang efektif untuk
menentukan tingkat kerusakan terumbu karang yaitu Underwater Photo Transek UPT kemudian
dianalis menggunakan aplikasi Coral Point Count with Excel extensions CPCe . Penelitian ini
dilaksanakan di perairan daerah wisata bahari Pulau Liukang Loe Kabupaten Bulukumba Provinsi
Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat dan penyebab kerusakan terumbu
karang. (asil penelitian menunjukkan telah terjadi kerusakan tingkat Sedang dengan tutupan
rata-rata karang mati pada kedalaman meter , % dan kedalaman meter , %.
Kerusakan ini disebabkan berbagai macam akti itas manusia seperti kegiatan wisata snorkeling
dan diving, pengeboman ikan, pelemparan jangkar kapal, dan pembiusan. Adapun kerusakan
akibat proses alami yakni penyakit dan pemanasan global.
Kata kunci: Terumbu Karang, Kerusakan, Wisata Bahari
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
ANAL)S)S SPATIAL )DENT)F)KAS) LOKAS) KAWASAN KONSERVAS)
PERA)RAN YANG )DEAL D) KOTA TUAL, PROV)NS) MALUKU
a* a a Tau ik Abdillah , Christian Novia N. ( , Dirga Daniel
a WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kota Tual merupakan salah satu dari sebelas kabupaten/kota yang ada di Provinsi Maluku. Kota ini
termasuk kota kepulauan, memiliki pulau yang dibagi menjadi gugus pulau, meliputi gugus
pulau-pulau Kur, Tayando Tam dan Dullah. Luas laut mencapai . Km sedangkan luas darat
. Km . Besarnya luasan laut di daerah ini menandakan tingginya potensi pemanfaatan baik
sektor perikanan maupun pariwisata. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut yang efektif, salah satunya dengan mengembangkan kawasan
konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kota Tual berinisiatif untuk mengalokasikan
sebagian daerahnya untuk dicadangkan menjadi kawasan konservasi perairan. Target
pembentukan kawasan konservasi perairan Kota Tual yaitu perlindungan terhadap habitat laut
penting terdiri dari terumbu karang, lamun dan mangrove, pantai peneluran penyu dan larva
connectivity. Kajian ini dilakukan guna mendapatkan lokasi potensial kawasan konservasi perairan
yang memiliki nilai konservasi yang tinggi. Analisis data spatial menggunakan analisis Marxan.
Analisis ini dipilih karena memberikan solusi terbaik untuk menentukan lokasi yang memiliki nilai
konservasi yang tinggi. (asil kajian menunjukkan bahwa luas lokasi frekuensi terpilih tinggi yaitu
. hektar, sedang . hektar dan rendah . hektar. Lokasi frekuensi tinggi terpilih
berada di gugus pulau-pulau Kur, Tayando Tam dan di perairan sebelah utara Pulau Mas dan Bair.
Berdasarkan kajian ini, gugus pulau-pulau Kur dan Tayando Tam menjadi lokasi rekomendasi yang
memerlukan adanya pengelolaan kawasan konservasi perairan karena memiliki keterwakilan dari
seluruh target konservasi.
Kata kunci: Kawasan Konservasi Perairan, Marxan, Kota Tual
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
STUD) KERUSAKAN EKOS)STEM TERUMBU KARANG D) KAWASAN
W)SATA BA(AR) PULAU L)UKANG LOE KABUPATEN BULUKUMBA
a* a aNirwan , Muhammad Syahdan , Da iuddin Salim
a Universitas Lambung Mangkurat
e-mail: nirwankla @gmail.com
ABSTRAK
Kerusakan terumbu karang diakibatkan dua faktor yakni aktivitas manusia dan proses alami.
Aktivitas manusia yang mengancam ekosistem terumbu karang yakni penggunaan bahan peledak,
jala tarik, dan racun dan juga wisata bahari. Sementara proses alami seperti bleaching, penyakit,
pemanansan global, pemangsaan dan eutro ikasi. Salah satu metode yang efektif untuk
menentukan tingkat kerusakan terumbu karang yaitu Underwater Photo Transek UPT kemudian
dianalis menggunakan aplikasi Coral Point Count with Excel extensions CPCe . Penelitian ini
dilaksanakan di perairan daerah wisata bahari Pulau Liukang Loe Kabupaten Bulukumba Provinsi
Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat dan penyebab kerusakan terumbu
karang. (asil penelitian menunjukkan telah terjadi kerusakan tingkat Sedang dengan tutupan
rata-rata karang mati pada kedalaman meter , % dan kedalaman meter , %.
Kerusakan ini disebabkan berbagai macam akti itas manusia seperti kegiatan wisata snorkeling
dan diving, pengeboman ikan, pelemparan jangkar kapal, dan pembiusan. Adapun kerusakan
akibat proses alami yakni penyakit dan pemanasan global.
Kata kunci: Terumbu Karang, Kerusakan, Wisata Bahari
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
ANAL)S)S SPATIAL )DENT)F)KAS) LOKAS) KAWASAN KONSERVAS)
PERA)RAN YANG )DEAL D) KOTA TUAL, PROV)NS) MALUKU
a* a a Tau ik Abdillah , Christian Novia N. ( , Dirga Daniel
a WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kota Tual merupakan salah satu dari sebelas kabupaten/kota yang ada di Provinsi Maluku. Kota ini
termasuk kota kepulauan, memiliki pulau yang dibagi menjadi gugus pulau, meliputi gugus
pulau-pulau Kur, Tayando Tam dan Dullah. Luas laut mencapai . Km sedangkan luas darat
. Km . Besarnya luasan laut di daerah ini menandakan tingginya potensi pemanfaatan baik
sektor perikanan maupun pariwisata. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut yang efektif, salah satunya dengan mengembangkan kawasan
konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kota Tual berinisiatif untuk mengalokasikan
sebagian daerahnya untuk dicadangkan menjadi kawasan konservasi perairan. Target
pembentukan kawasan konservasi perairan Kota Tual yaitu perlindungan terhadap habitat laut
penting terdiri dari terumbu karang, lamun dan mangrove, pantai peneluran penyu dan larva
connectivity. Kajian ini dilakukan guna mendapatkan lokasi potensial kawasan konservasi perairan
yang memiliki nilai konservasi yang tinggi. Analisis data spatial menggunakan analisis Marxan.
Analisis ini dipilih karena memberikan solusi terbaik untuk menentukan lokasi yang memiliki nilai
konservasi yang tinggi. (asil kajian menunjukkan bahwa luas lokasi frekuensi terpilih tinggi yaitu
. hektar, sedang . hektar dan rendah . hektar. Lokasi frekuensi tinggi terpilih
berada di gugus pulau-pulau Kur, Tayando Tam dan di perairan sebelah utara Pulau Mas dan Bair.
Berdasarkan kajian ini, gugus pulau-pulau Kur dan Tayando Tam menjadi lokasi rekomendasi yang
memerlukan adanya pengelolaan kawasan konservasi perairan karena memiliki keterwakilan dari
seluruh target konservasi.
Kata kunci: Kawasan Konservasi Perairan, Marxan, Kota Tual
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
PEMANFAATAN C)TRA LANDSAT UNTUK UPAYA KONSERVAS) D) PULAU-
PULAU KEC)L TERLUAR STUD) KASUS: PULAU T)KUS, BENGKULU
Adhitya Wisnu Nugraha
Universitas Diponegoro
e-mail: adhitya. [email protected]
ABSTRAK
)ndonesia merupakan Negara Kepulauan Archipelagic State terbesar di dunia yang terbentang
luas dari Sabang sampai Merauke. Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia berjumlah
. pulau. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan bagi pemerintah dalam upaya melindungi
dan mengkonservasi pulau-pulau kecil dan terluar agar tidak hilang tergerus oleh kondisi alam
maupun akibat ulah manusia. Pengindraan Jauh merupakan sebuah ilmu dan teknologi terapan
yang dapat diterapkan untuk mendeteksi dan mengidenti ikasi pulau-pulau kecil dan terluar.
Tujuan dari penelitian ini adalah upaya konservasi luas daerah akibat abrasi di Pulau Tikus, Kota
Bengkulu dengan menggunakan citra Landsat MMS dan Landsat . Metode yang digunakan adalah
analisa spasial perubahan luas area dari Citra Landsat MMS dan Landsat yang diakuisisi pada
tahun dan . Berdasarkan metode tersebut luas wilayah Pulau Tikus, Kota Bengkulu
mengalami penyusutan dari ± (a menjadi ± , (a. Sehingga diperlukan penanganan berupa
membentuk gugusan karang baru agar laju sedimentasi semakin besar dan mengubah sistem alur
pelayaran dan bongkar muat kapal disekitar pulau.
Kata kunci: Pengindraan Jauh, Konservasi, Pulau-Pulau Kecil
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
STATUS KOND)S) SOS)AL, PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT DAN
(AB)TAT PES)S)R D) TELUK SAWA)
a* a a)gnatia Dyahapsari , Fikri Firmansyah , Nara Wisesa
aWWF-)ndonesia
email: [email protected]
ABSTRAK
Teluk Sawai yang terletak di Kabupaten Maluku Utara teridenti ikasi sebagai area dengan tingkat
konektivitas larva yang tinggi. Survei cepat dilakukan di desa pesisir untuk mendapatkan
informasi kondisi sosial, pemanfaatan sumber daya laut dan habitat pesisir sebagai upaya
mendukung pengelola dalam menyusun rencana pengelolaan. Teluk Sawai memiliki struktur adat
dengan adanya negeri adat yang mengatur area petuanan. Dengan kondisi daratan yang subur,
masyarakat lebih banyak bergantung dari sektor perkebunan dibandingkan sektor perikanan.
)nfrastruktur yang tersedia di dalam desa masih terbatas baik dari pendidikan, kesehatan, dan
transportasi. Di area Teluk Sawai terdapat beberapa macam pemanfaatan sumber daya laut
termasuk perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pariwisata. Berdasarkan hasil survei cepat,
sektor perikanan didominasi oleh perikanan tangkap dan dikonsumsi secara subsisten. (asil
tangkapan lebih banyak dipasarkan di dalam desa, hal ini berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki
oleh desa. Sementara itu, pariwisata hanya terfokus pada beberapa desa yang sudah menjadi
destinasi pariwisata yang dikenal termasuk Pantai Ora. Walaupun masih dapat ditemui, spesies
penting seperti paus, dugong, atau ikan konsumsi, populasinya diprediksi semakin berkurang
akibat degradasi habitat dan pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Melihat potensi dan
ancaman sumber daya laut maka pengelolaan yang direkomendasikan berupa Kawasan Konservasi
Maritim dengan mempertimbangkan kelembagaan adat di Teluk Sawai yang masih kuat.
Kata Kunci : Kawasan konservasi perairan, Teluk Sawai, Pantai Ora
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
PEMANFAATAN C)TRA LANDSAT UNTUK UPAYA KONSERVAS) D) PULAU-
PULAU KEC)L TERLUAR STUD) KASUS: PULAU T)KUS, BENGKULU
Adhitya Wisnu Nugraha
Universitas Diponegoro
e-mail: adhitya. [email protected]
ABSTRAK
)ndonesia merupakan Negara Kepulauan Archipelagic State terbesar di dunia yang terbentang
luas dari Sabang sampai Merauke. Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di )ndonesia berjumlah
. pulau. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan bagi pemerintah dalam upaya melindungi
dan mengkonservasi pulau-pulau kecil dan terluar agar tidak hilang tergerus oleh kondisi alam
maupun akibat ulah manusia. Pengindraan Jauh merupakan sebuah ilmu dan teknologi terapan
yang dapat diterapkan untuk mendeteksi dan mengidenti ikasi pulau-pulau kecil dan terluar.
Tujuan dari penelitian ini adalah upaya konservasi luas daerah akibat abrasi di Pulau Tikus, Kota
Bengkulu dengan menggunakan citra Landsat MMS dan Landsat . Metode yang digunakan adalah
analisa spasial perubahan luas area dari Citra Landsat MMS dan Landsat yang diakuisisi pada
tahun dan . Berdasarkan metode tersebut luas wilayah Pulau Tikus, Kota Bengkulu
mengalami penyusutan dari ± (a menjadi ± , (a. Sehingga diperlukan penanganan berupa
membentuk gugusan karang baru agar laju sedimentasi semakin besar dan mengubah sistem alur
pelayaran dan bongkar muat kapal disekitar pulau.
Kata kunci: Pengindraan Jauh, Konservasi, Pulau-Pulau Kecil
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
STATUS KOND)S) SOS)AL, PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT DAN
(AB)TAT PES)S)R D) TELUK SAWA)
a* a a)gnatia Dyahapsari , Fikri Firmansyah , Nara Wisesa
aWWF-)ndonesia
email: [email protected]
ABSTRAK
Teluk Sawai yang terletak di Kabupaten Maluku Utara teridenti ikasi sebagai area dengan tingkat
konektivitas larva yang tinggi. Survei cepat dilakukan di desa pesisir untuk mendapatkan
informasi kondisi sosial, pemanfaatan sumber daya laut dan habitat pesisir sebagai upaya
mendukung pengelola dalam menyusun rencana pengelolaan. Teluk Sawai memiliki struktur adat
dengan adanya negeri adat yang mengatur area petuanan. Dengan kondisi daratan yang subur,
masyarakat lebih banyak bergantung dari sektor perkebunan dibandingkan sektor perikanan.
)nfrastruktur yang tersedia di dalam desa masih terbatas baik dari pendidikan, kesehatan, dan
transportasi. Di area Teluk Sawai terdapat beberapa macam pemanfaatan sumber daya laut
termasuk perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pariwisata. Berdasarkan hasil survei cepat,
sektor perikanan didominasi oleh perikanan tangkap dan dikonsumsi secara subsisten. (asil
tangkapan lebih banyak dipasarkan di dalam desa, hal ini berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki
oleh desa. Sementara itu, pariwisata hanya terfokus pada beberapa desa yang sudah menjadi
destinasi pariwisata yang dikenal termasuk Pantai Ora. Walaupun masih dapat ditemui, spesies
penting seperti paus, dugong, atau ikan konsumsi, populasinya diprediksi semakin berkurang
akibat degradasi habitat dan pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Melihat potensi dan
ancaman sumber daya laut maka pengelolaan yang direkomendasikan berupa Kawasan Konservasi
Maritim dengan mempertimbangkan kelembagaan adat di Teluk Sawai yang masih kuat.
Kata Kunci : Kawasan konservasi perairan, Teluk Sawai, Pantai Ora
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
EVALUAS) KONSERVAS) PENYU ()JAU Chelonia mydas PANTA) GOA CEMARA
SEBAGA) ENT)TAS EKOS)STEM PES)S)R DENGAN ANAL)S)S CASM
a* b c cBernike (endrastuti , Theresia Retno Wulan , Edwin Maulana , Farid )brahim , Mega
c c a dDharma Putra , Fajrun Wahidil Muharram , Dwi Sri Wahyuningsih , Gianova Andika Putri
a Parangtritis Geomaritime Science Park
b Badan )nformasi Geospasial
c Universitas Gajah Mada
d Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penyu hijau merupakan spesies yang banyak ditemui di )ndonesia. Penyu hijau sudah dimanfaatkan
oleh masyarakat )ndonesia untuk diambil daging dan telurnya. (al ini merupakan suatu penyebab
saat ini spesies penyu hijau berstatus Endangered menurut )UCN. Pemulihan spesies penyu hijau
diperlukan agar tetap lestari, salah satunya di Pantai Goa Cemara Bantul. Tujuan penelitian ini
adalah mengevaluasi kegiatan konservasi penyu hijau Chelonia mydas di Pantai Goa Cemara
dengan analisis CASM. Metode yang digunakan adalah analisis CASM yaitu pendekatan Capability,
Availability, Suitability, dan Managementbility. Metode ini sebenarnya digunakan untuk
pendekatan perencanaan restorasi. Pada penelitian ini, analisis CASM diujikan untuk melihat
evaluasi konservasi penyu karena dapat menjelaskan aspek bio isik meliputi kondisi bio isik
wilayah Capability , ketersediaan lahan untuk konservasi Availability , kesesuaian lahan untuk
konservasi Suitability , dan pengelolaan Managibility . (asil evaluasi konservasi penyu di Pantai
Goa Cemara sudah baik. (al ini dapat dilihat dari hasil analisis CASM. Secara Capability, Pantai Goa
Cemara mempunyai hamparan pasir yang sangat luas, dengan suhu optimal. Pantai Goa Cemara
juga mempunyai lahan yang tersedia Available untuk kegiatan konservasi penyu selain untuk
wisata pantai dan berdagang. Pantai Goa Cemara memiliki jenis pasir hitam dengan suhu optimal
untuk menetaskan telur-telur penyu Suitable . Pengelolaan konservasi penyu didukung penuh
oleh masyarakat di sekitar Pantai Goa Cemara dan BKSDA D)Y, dengan adanya pelepasan tukik ke
pantai secra rutin. m terumbu karang bisa menjaga biodiversitas ekosistem terumbu karang di
lautan )ndonesia.
Kata kunci: Konservasi Penyu, Pantai Goa Cemara, Analisis CASM
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PEMODELAN NUMER)K SEBARAN DO ESTUAR) WONOREJO, SURABAYA
DAN DAMPAKNYA TER(ADAP EKOS)STEM PERA)RAN ESTUAR)
Wazirotus Sakinah
Universitas Abdurachman Saleh
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Estuari Wonorejo merupakan estuari yang cukup besar di Surabaya yang juga merupakan kawasan
konservasi. Namun banyaknya konversi lahan mangrove menjadi tambak dengan air buangannya
yang mengalir di estuari Wonorejo hingga pencemaran yang pekat di sungai sebelah estuari
Wonorejo memunculkan masalah kualitas air terutama untuk parameter DO di perairan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran DO di muara sungai
Wonorejo, mengetahui apakah parameter kualitas air di muara sungai Wonorejo tersebut sudah
memenuhi standar baku mutu air laut, dan mengetahui pengaruhnya di muara sungai Wonorejo
terhadap ekosistem estuari. Model hidrodinamika dan kualitas air dengan menggunakan
perangkat lunak M)KE modul hidrodinamika dan ECO Lab digunakan untuk meneliti sebaran DO
di estuari Wonorejo. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruhnya terhadap ekosistem perairan
estuari. (asil yang diperoleh adalah konsentrasi DO memiliki rentang , - , mg/L saat pasang
dan , - , mg/L saat surut, berdasarkan literatur konsentrasi ini dapat menyebabkan
pertumbuhan udang terganggu. Konsentrasi parameter kualitas air tersebut masih belum
melewati batas baku mutu untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh KEPMEN L( No. Tahun
.
Kata kunci: DO, Estuari Wonorejo, M)KE
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
EVALUAS) KONSERVAS) PENYU ()JAU Chelonia mydas PANTA) GOA CEMARA
SEBAGA) ENT)TAS EKOS)STEM PES)S)R DENGAN ANAL)S)S CASM
a* b c cBernike (endrastuti , Theresia Retno Wulan , Edwin Maulana , Farid )brahim , Mega
c c a dDharma Putra , Fajrun Wahidil Muharram , Dwi Sri Wahyuningsih , Gianova Andika Putri
a Parangtritis Geomaritime Science Park
b Badan )nformasi Geospasial
c Universitas Gajah Mada
d Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penyu hijau merupakan spesies yang banyak ditemui di )ndonesia. Penyu hijau sudah dimanfaatkan
oleh masyarakat )ndonesia untuk diambil daging dan telurnya. (al ini merupakan suatu penyebab
saat ini spesies penyu hijau berstatus Endangered menurut )UCN. Pemulihan spesies penyu hijau
diperlukan agar tetap lestari, salah satunya di Pantai Goa Cemara Bantul. Tujuan penelitian ini
adalah mengevaluasi kegiatan konservasi penyu hijau Chelonia mydas di Pantai Goa Cemara
dengan analisis CASM. Metode yang digunakan adalah analisis CASM yaitu pendekatan Capability,
Availability, Suitability, dan Managementbility. Metode ini sebenarnya digunakan untuk
pendekatan perencanaan restorasi. Pada penelitian ini, analisis CASM diujikan untuk melihat
evaluasi konservasi penyu karena dapat menjelaskan aspek bio isik meliputi kondisi bio isik
wilayah Capability , ketersediaan lahan untuk konservasi Availability , kesesuaian lahan untuk
konservasi Suitability , dan pengelolaan Managibility . (asil evaluasi konservasi penyu di Pantai
Goa Cemara sudah baik. (al ini dapat dilihat dari hasil analisis CASM. Secara Capability, Pantai Goa
Cemara mempunyai hamparan pasir yang sangat luas, dengan suhu optimal. Pantai Goa Cemara
juga mempunyai lahan yang tersedia Available untuk kegiatan konservasi penyu selain untuk
wisata pantai dan berdagang. Pantai Goa Cemara memiliki jenis pasir hitam dengan suhu optimal
untuk menetaskan telur-telur penyu Suitable . Pengelolaan konservasi penyu didukung penuh
oleh masyarakat di sekitar Pantai Goa Cemara dan BKSDA D)Y, dengan adanya pelepasan tukik ke
pantai secra rutin. m terumbu karang bisa menjaga biodiversitas ekosistem terumbu karang di
lautan )ndonesia.
Kata kunci: Konservasi Penyu, Pantai Goa Cemara, Analisis CASM
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
PEMODELAN NUMER)K SEBARAN DO ESTUAR) WONOREJO, SURABAYA
DAN DAMPAKNYA TER(ADAP EKOS)STEM PERA)RAN ESTUAR)
Wazirotus Sakinah
Universitas Abdurachman Saleh
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Estuari Wonorejo merupakan estuari yang cukup besar di Surabaya yang juga merupakan kawasan
konservasi. Namun banyaknya konversi lahan mangrove menjadi tambak dengan air buangannya
yang mengalir di estuari Wonorejo hingga pencemaran yang pekat di sungai sebelah estuari
Wonorejo memunculkan masalah kualitas air terutama untuk parameter DO di perairan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran DO di muara sungai
Wonorejo, mengetahui apakah parameter kualitas air di muara sungai Wonorejo tersebut sudah
memenuhi standar baku mutu air laut, dan mengetahui pengaruhnya di muara sungai Wonorejo
terhadap ekosistem estuari. Model hidrodinamika dan kualitas air dengan menggunakan
perangkat lunak M)KE modul hidrodinamika dan ECO Lab digunakan untuk meneliti sebaran DO
di estuari Wonorejo. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruhnya terhadap ekosistem perairan
estuari. (asil yang diperoleh adalah konsentrasi DO memiliki rentang , - , mg/L saat pasang
dan , - , mg/L saat surut, berdasarkan literatur konsentrasi ini dapat menyebabkan
pertumbuhan udang terganggu. Konsentrasi parameter kualitas air tersebut masih belum
melewati batas baku mutu untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh KEPMEN L( No. Tahun
.
Kata kunci: DO, Estuari Wonorejo, M)KE
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
KESE(ATAN TERUMBU KARANG TAMAN NAS)ONAL KOMODO
a* b a b bJensi Sartin , Khai in , Amkieltiela , Andi Ke i , Jackson Benu
a Yayasan WWF-)ndonesia
b Balai Taman Nasional Komodo
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Taman Nasional Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki sekitar spesies karang,
. spesies ikan, termasuk dugong, paus, lumba-lumba, penyu, dan sejumlah biota dilindungi
lainnya. Namun, kawasan ini juga terancam pemanfaatan yang merusak dan berlebih serta
perubahan iklim. Untuk menilai dampak pengelolaan kawasan konservasi terhadap kondisi
kesehatan terumbu karang, Balai Taman Nasional Komodo, WWF-)ndonesia bersama Yayasan Taka
melakukan Pengamatan Kesehatan Terumbu Karang yang mencakup data bentik serta biomassa
dan kelimpahan ikan karang sesuai dengan Protokol Pemantauan Kesehatan Terumbu Karang di
Kawasan Konservasi Perairan WWF-)ndonesia. Pengamatan ini dilakukan di lokasi di dalam dan
di luar Taman Nasional Komodo dari tanggal November - Desember . (asil pengamatan
menunjukkan rata-rata tutupan karang keras tertinggi ditemukan di Zona Pemanfaatan yaitu
sebesar + %, namun tutupan pecahan karang cukup tinggi juga ditemukan di Zona
Pemanfaatan dan Luar Taman Nasional, yaitu berturut-turut % dan %. Analisa famili ikan
target menunjukkan rata-rata kelimpahan dan biomassa ikan tertinggi ditemukan di Luar Taman
Nasional + ind/ha & + kg/ha , lalu Zona Larang Tangkap + ind/ha &
+ kg/ha , dan Zona Pemanfaatan + ind/ha & + kg/ha . Rekomendasi yang
dihasilkan adalah peningkatan pengawasan di dalam kawasan taman nasional, penambahan
alternatif penggunaan jangkar misalnya dengan penggunaan mooring buoy, dan menstabilkan
substrat untuk mendukung prosers perekrutan karang baru.
Kata kunci: Taman Nasional Komodo, Terumbu Karang, )kan Target
STATUS TERUMBU KARANG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D)
BENTANG LAUT SUNDA BANDA
a* a aAmkieltiela , Fikri Firmansyah , Estradivari
aWWF-)ndonesia
email: [email protected]
ABSTRAK
Bentang Laut Sunda Banda SBS merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati laut yang
tinggi dan terletak di kawasan Segitiga Terumbu Karang Coral Triangle . Kawasan ini memiliki
kawasan konservasi yang tersebar di provinsi. Namun sayangnya, informasi terkait kondisi
terumbu karang masih sangat minim, padahal informasi ini merupakan salah satu indikator untuk
mengukur efektivitas pengelolaan. Sebagai upaya memperbaharui informasi status terumbu
karang di kawasan SBS, penelitian dilakukan di kawasan konservasi KK yang tersebar di tiga
provinsi Sulawesi Tenggara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur . Pengambilan data dilakukan pada
kedalaman meter dengan menggunakan dua metode, yaitu Titik Garis Menyinggung Point
)ntersect Transect – P)T, x meter untuk tutupan karang dan Underwater Visual Census UVC,
x meter untuk biomassa dan kelimpahan ikan karang. Secara total, transek untuk tutupan
karang dan transek untuk ikan karang telah terdata sepanjang penelitian. Rata-rata tutupan
karang keras, biomassa ikan karang, dan kelimpahan ikan karang di SBS berturut-turut adalah ,
+ , %; , + , kg/ha; dan . + individu/ha. Jika dibandingkan dengan rata-rata di
SBS, KK memiliki rata-rata tutupan karang keras lebih tinggi dari rata-rata, KK memiliki rata-
rata biomassa lebih tinggi dari rata-rata, dan KK memiliki rata-rata kelimpahan ikan karang yang
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata. (anya Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD
Pulau Koon dan Pulau Neiden yang memiliki rata-rata terumbu karang , + , % , biomassa
ikan . , + , kg/ha , dan kelimpahan ikan . + individu/ha ikan karang yang
lebih tinggi dari rata-rata di SBS.
Kata Kunci : Pemantauan, Reef (ealth Monitoring, Coral Triangle
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
KESE(ATAN TERUMBU KARANG TAMAN NAS)ONAL KOMODO
a* b a b bJensi Sartin , Khai in , Amkieltiela , Andi Ke i , Jackson Benu
a Yayasan WWF-)ndonesia
b Balai Taman Nasional Komodo
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Taman Nasional Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki sekitar spesies karang,
. spesies ikan, termasuk dugong, paus, lumba-lumba, penyu, dan sejumlah biota dilindungi
lainnya. Namun, kawasan ini juga terancam pemanfaatan yang merusak dan berlebih serta
perubahan iklim. Untuk menilai dampak pengelolaan kawasan konservasi terhadap kondisi
kesehatan terumbu karang, Balai Taman Nasional Komodo, WWF-)ndonesia bersama Yayasan Taka
melakukan Pengamatan Kesehatan Terumbu Karang yang mencakup data bentik serta biomassa
dan kelimpahan ikan karang sesuai dengan Protokol Pemantauan Kesehatan Terumbu Karang di
Kawasan Konservasi Perairan WWF-)ndonesia. Pengamatan ini dilakukan di lokasi di dalam dan
di luar Taman Nasional Komodo dari tanggal November - Desember . (asil pengamatan
menunjukkan rata-rata tutupan karang keras tertinggi ditemukan di Zona Pemanfaatan yaitu
sebesar + %, namun tutupan pecahan karang cukup tinggi juga ditemukan di Zona
Pemanfaatan dan Luar Taman Nasional, yaitu berturut-turut % dan %. Analisa famili ikan
target menunjukkan rata-rata kelimpahan dan biomassa ikan tertinggi ditemukan di Luar Taman
Nasional + ind/ha & + kg/ha , lalu Zona Larang Tangkap + ind/ha &
+ kg/ha , dan Zona Pemanfaatan + ind/ha & + kg/ha . Rekomendasi yang
dihasilkan adalah peningkatan pengawasan di dalam kawasan taman nasional, penambahan
alternatif penggunaan jangkar misalnya dengan penggunaan mooring buoy, dan menstabilkan
substrat untuk mendukung prosers perekrutan karang baru.
Kata kunci: Taman Nasional Komodo, Terumbu Karang, )kan Target
STATUS TERUMBU KARANG KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN D)
BENTANG LAUT SUNDA BANDA
a* a aAmkieltiela , Fikri Firmansyah , Estradivari
aWWF-)ndonesia
email: [email protected]
ABSTRAK
Bentang Laut Sunda Banda SBS merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati laut yang
tinggi dan terletak di kawasan Segitiga Terumbu Karang Coral Triangle . Kawasan ini memiliki
kawasan konservasi yang tersebar di provinsi. Namun sayangnya, informasi terkait kondisi
terumbu karang masih sangat minim, padahal informasi ini merupakan salah satu indikator untuk
mengukur efektivitas pengelolaan. Sebagai upaya memperbaharui informasi status terumbu
karang di kawasan SBS, penelitian dilakukan di kawasan konservasi KK yang tersebar di tiga
provinsi Sulawesi Tenggara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur . Pengambilan data dilakukan pada
kedalaman meter dengan menggunakan dua metode, yaitu Titik Garis Menyinggung Point
)ntersect Transect – P)T, x meter untuk tutupan karang dan Underwater Visual Census UVC,
x meter untuk biomassa dan kelimpahan ikan karang. Secara total, transek untuk tutupan
karang dan transek untuk ikan karang telah terdata sepanjang penelitian. Rata-rata tutupan
karang keras, biomassa ikan karang, dan kelimpahan ikan karang di SBS berturut-turut adalah ,
+ , %; , + , kg/ha; dan . + individu/ha. Jika dibandingkan dengan rata-rata di
SBS, KK memiliki rata-rata tutupan karang keras lebih tinggi dari rata-rata, KK memiliki rata-
rata biomassa lebih tinggi dari rata-rata, dan KK memiliki rata-rata kelimpahan ikan karang yang
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata. (anya Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD
Pulau Koon dan Pulau Neiden yang memiliki rata-rata terumbu karang , + , % , biomassa
ikan . , + , kg/ha , dan kelimpahan ikan . + individu/ha ikan karang yang
lebih tinggi dari rata-rata di SBS.
Kata Kunci : Pemantauan, Reef (ealth Monitoring, Coral Triangle
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
KARAKTER)ST)K POPULAS) ()U PAUS DAN POLA PER)LAKU
T)NGGALNYA D) PANTA) BOTUBARAN), BONE BOLANGO, GORONTALO
a* b cKris (andoko , Mahardika R. (imawan , Casandra Tania
a BPSPL Makassar – KKP
b Whale Shark )ndonesia Project
c WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu lokasi kemunculan hiu paus di )ndonesia berada di Pantai Botubarani, Bone Bolango,
Gorontalo akibat pemberian makanan melalui wisata. Studi bertujuan untuk mengetahui
karakteristik populasi dan pola perilaku tinggal hiu paus periode bulan April -Februari .
Photo )denti ication Photo )D , pemeriksaan jenis kelamin serta pengukuran panjang total
dilakukan pada setiap kemunculan hiu paus. Pola perilaku tinggal dianalisa dengan menghitung
jumlah kemunculan individu periode studi dan pemasangan empat penanda akustik. Pencatatan
jumlah makanan kepada hiu paus dilakukan untuk mendukung analisa perilaku. Sebanyak
)ndividu jantan dan juvenil dengan panjang total tubuh > m teridenti ikasi dengan individu
muncul dan bertahan selama hari bulan April , individu selama hari bulan Oktober
, individu selama hari bulan November dan individu selama hari bulan Feruari-
maret . Keberadaan stok dan pemberian kulit dan kepala udang diduga menjadi faktor utama
muncul dan kembalinya hiu paus di Pantai Botubarani.
Kata kunci: (iu Paus, Photo )D, Penanda Akustik
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
DAYA DUKUNG F)S)K KUNJUNGAN W)SATAWAN KE PONCAN MAR)NE RESORT,
PULAU PONCAN GADANG KOTA S)BOLGA
(amzah Lubis
(akim Adhoc Perikanan
e-mail: hamzahlubis @gmail.com
ABSTRAK
Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara menjadikan pariwisata sebagai salahsatu sektor ekonomi
unggulan dengan obyek wisata utama adalah Poncan Marine Resort, Pulau Poncan Gadang.
Kunjungan wisatan ke Poncan Marine Resort . orang per tahun, kunjungan tertinggi bulan
Oktober orang dan terendah bulan April orang. Kegiatan wisatawa yang ditawarkan
jalan-jalan di pantai, snorkling dan berenang, menyelam dan penjelahan alam.
Perundang-undangan mengharuskan pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan berdasarkan
daya dukung. Daya dukung isik adalah jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan yang dapat
diakomodir tanpa menyebabkan kerusakan sumberdaya alam. Daya dukung berdasarkan Bouilon
dalam Soebagio adalah: X = A/a. F. hasil penelitian untuk daya dukung jalan-jalan di pantai
untuk wisatawan kelas rendah . orang, wisatawan menengah orang, wisatawan mewah
orang dan wisatawan istimewa orang. Daya dukung snorkling . orang/hari. Daya dukung
menyelam . orang perhari. Daya dukung penjelajahan trail alam . orang. Kunjungan
rata-rata wisatawan jalan pantai orang perhari, snorkling orang/hari, menyelam
orang/hari dan trail alam orang/hari. Karena jumlah wisatawan lebih kecil dari daya dukung,
maka pemanfaatan sumberdaya alam Poncan Marine Resot memenuhi daya dukung lingkungan.
Kata kunci: -
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
KARAKTER)ST)K POPULAS) ()U PAUS DAN POLA PER)LAKU
T)NGGALNYA D) PANTA) BOTUBARAN), BONE BOLANGO, GORONTALO
a* b cKris (andoko , Mahardika R. (imawan , Casandra Tania
a BPSPL Makassar – KKP
b Whale Shark )ndonesia Project
c WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu lokasi kemunculan hiu paus di )ndonesia berada di Pantai Botubarani, Bone Bolango,
Gorontalo akibat pemberian makanan melalui wisata. Studi bertujuan untuk mengetahui
karakteristik populasi dan pola perilaku tinggal hiu paus periode bulan April -Februari .
Photo )denti ication Photo )D , pemeriksaan jenis kelamin serta pengukuran panjang total
dilakukan pada setiap kemunculan hiu paus. Pola perilaku tinggal dianalisa dengan menghitung
jumlah kemunculan individu periode studi dan pemasangan empat penanda akustik. Pencatatan
jumlah makanan kepada hiu paus dilakukan untuk mendukung analisa perilaku. Sebanyak
)ndividu jantan dan juvenil dengan panjang total tubuh > m teridenti ikasi dengan individu
muncul dan bertahan selama hari bulan April , individu selama hari bulan Oktober
, individu selama hari bulan November dan individu selama hari bulan Feruari-
maret . Keberadaan stok dan pemberian kulit dan kepala udang diduga menjadi faktor utama
muncul dan kembalinya hiu paus di Pantai Botubarani.
Kata kunci: (iu Paus, Photo )D, Penanda Akustik
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
DAYA DUKUNG F)S)K KUNJUNGAN W)SATAWAN KE PONCAN MAR)NE RESORT,
PULAU PONCAN GADANG KOTA S)BOLGA
(amzah Lubis
(akim Adhoc Perikanan
e-mail: hamzahlubis @gmail.com
ABSTRAK
Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara menjadikan pariwisata sebagai salahsatu sektor ekonomi
unggulan dengan obyek wisata utama adalah Poncan Marine Resort, Pulau Poncan Gadang.
Kunjungan wisatan ke Poncan Marine Resort . orang per tahun, kunjungan tertinggi bulan
Oktober orang dan terendah bulan April orang. Kegiatan wisatawa yang ditawarkan
jalan-jalan di pantai, snorkling dan berenang, menyelam dan penjelahan alam.
Perundang-undangan mengharuskan pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan berdasarkan
daya dukung. Daya dukung isik adalah jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan yang dapat
diakomodir tanpa menyebabkan kerusakan sumberdaya alam. Daya dukung berdasarkan Bouilon
dalam Soebagio adalah: X = A/a. F. hasil penelitian untuk daya dukung jalan-jalan di pantai
untuk wisatawan kelas rendah . orang, wisatawan menengah orang, wisatawan mewah
orang dan wisatawan istimewa orang. Daya dukung snorkling . orang/hari. Daya dukung
menyelam . orang perhari. Daya dukung penjelajahan trail alam . orang. Kunjungan
rata-rata wisatawan jalan pantai orang perhari, snorkling orang/hari, menyelam
orang/hari dan trail alam orang/hari. Karena jumlah wisatawan lebih kecil dari daya dukung,
maka pemanfaatan sumberdaya alam Poncan Marine Resot memenuhi daya dukung lingkungan.
Kata kunci: -
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak POSTER
STATUS PEMUT)(AN KARANG D) KARANGASEM BAL) DAN G)L) MATRA
NUSA TENGGARA BARAT
Ayub
Yayasan Reef Check )ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Perubahan iklim salah satu ancaman terbesar terumbu karang di dunia. Di beberapa tempat
masyarakat menggantungkan mata pencaharian pada ekosistem terumbu karang. Berdasarkan
informasi Peringatan Adanya Pemutihan Karang dari Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian
Kelautan Perikanan, bulan Mei – Juni terjadi peningkatan suhu air laut sebesar - D(W di
hampir seluruh perairan )ndonesia. D(W tertinggi di perairan Nusa Tenggara Barat, D(W.
Tujuan Survei untuk melihat dampak kerusakan akibat terjadinya pemutihan karang. Survei
dilakukan di dua kawasan, yaitu Perairan Karangasem, Bali lokasi dan Gili Matra, NTB lokasi
selama periode puncak dan pasca pemutihan pada kedalaman - m dan - m . (asil survei
menunjukkan bahwa pemutihan karang terjadi di kedua kawasan. Dari tiga lokasi di
Karangasem, karang terdampak pemutihan berkisar antara , - , % sedangkan yang tidak
terdampak sebesar , - , %. Dari lima lokasi di Gili Matra karang terdampak pemutihan
berkisar antara , - , % sedangkan yang tidak terdampak sebesar , - , %. (asil
survei pasca pemutihan, ditemukan banyak karang mengalami kematian di kedua kawasan.
Tertinggi ditemukan di Lipah , % untuk Karangasem dan Sunset Reef , % untuk Gili
Matra. Kematian karang di Lipah Karangasem merupakan baru ditumbuhi alga dan di Gili Matra
berkisar > %. Pemutihan karang menyebabkan menurunya tutupan karang keras di dua lokasi.
Kata kunci: Pemutihan Karang, D(W, Survei
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstrak POSTER
STATUS PEMUT)(AN KARANG D) KARANGASEM BAL) DAN G)L) MATRA
NUSA TENGGARA BARAT
Ayub
Yayasan Reef Check )ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Perubahan iklim salah satu ancaman terbesar terumbu karang di dunia. Di beberapa tempat
masyarakat menggantungkan mata pencaharian pada ekosistem terumbu karang. Berdasarkan
informasi Peringatan Adanya Pemutihan Karang dari Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian
Kelautan Perikanan, bulan Mei – Juni terjadi peningkatan suhu air laut sebesar - D(W di
hampir seluruh perairan )ndonesia. D(W tertinggi di perairan Nusa Tenggara Barat, D(W.
Tujuan Survei untuk melihat dampak kerusakan akibat terjadinya pemutihan karang. Survei
dilakukan di dua kawasan, yaitu Perairan Karangasem, Bali lokasi dan Gili Matra, NTB lokasi
selama periode puncak dan pasca pemutihan pada kedalaman - m dan - m . (asil survei
menunjukkan bahwa pemutihan karang terjadi di kedua kawasan. Dari tiga lokasi di
Karangasem, karang terdampak pemutihan berkisar antara , - , % sedangkan yang tidak
terdampak sebesar , - , %. Dari lima lokasi di Gili Matra karang terdampak pemutihan
berkisar antara , - , % sedangkan yang tidak terdampak sebesar , - , %. (asil
survei pasca pemutihan, ditemukan banyak karang mengalami kematian di kedua kawasan.
Tertinggi ditemukan di Lipah , % untuk Karangasem dan Sunset Reef , % untuk Gili
Matra. Kematian karang di Lipah Karangasem merupakan baru ditumbuhi alga dan di Gili Matra
berkisar > %. Pemutihan karang menyebabkan menurunya tutupan karang keras di dua lokasi.
Kata kunci: Pemutihan Karang, D(W, Survei
Rabu, Mei , . - .Sesi Pararel . Ruang Gabus
Topik . Status dan Ancaman Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
SN PM
Kerangka Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Laut
Menggunakan Pendekatan Resiliensi Sosial-Ekologi dan Spatial System
Dynamics: Studi Kasus KKPD Pulo Pasi Gusung, Kabupaten Kepulauan
Selayar, Sulawesi Selatan
a* a a bSuryo Kusumo , Luky Adrianto , Mennofatria Boer dan Suharsono
a Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, )PBb Pusat Penelitian Oseanogra i L)P)
ABSTRAK
Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas
kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada
bagi masa depan KKJ) . Penetapan kawasan konservasi perairan laut tidak hanya
mempertimbangkan keberlanjutan sumberdaya yang ada, terutama ekosistem terumbu karang,
padang lamun, mangrove, biota yang dilindungi, habitat serta daerah pemijahan ikan dan biota
lainnya. Yang perlu dipertimbangkan juga adalah akti itas masyarakat lokal yang memanfaatkan
sumberdaya tersebut. Tingkat resiliensi terumbu karang hendaknya merupakan salah satu
komponen yang penting didalam pemilihan kawasan konservasi terumbu karang. Terumbu karang
yang memiliki tingkat resiliensi lebih tinggi lebih berharga untuk dikonservasi daripada yang
resiliensinya rendah. Penurunan hasil tangkapan ikan karang disebabkan karena menurunnya
kualitas terumbu karang sebagai habitat ikan terumbu akibat over ishing tangkap lebih , praktek
perikanan yang merusak, terutama penggunaan sianida, serta minimnya mata pencaharian
alternatif masih terjadi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD Pulo Pasi Gusung.
Pemilihan kawasan konservasi terumbu karang sebagian besar masih dilakukan secara
konvensional didasarkan pada kelimpahan dan keanekaragaman komunitas karang dan komunitas
ikan. Tetapi terumbu karang yang tutupannya baik dan jumlah spesies karang tinggi belum tentu
mencerminkan resiliensi yang tinggi. Terumbu karang yang mempunyai nilai resiliensi tinggi dan
resiko tinggi mendapatkan prioritas yang tinggi didalam pengelolaan Bachtiar . Selain
menetapkan kawasan konservasi perairan laut dengan pendekatan resiliensi, dibutuhkan juga
kajian terhadap pengelolaan kawasan tersebut secara spasial dan temporal. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan adalah pengelolaan kawasan konservasi perairan menggunakan pendekatan
Spatial System Dynamics SSD . Pemodelan resiliensi sosial-ekologi terumbu karang secara spasial
dan temporal diharapkan dapat memberikan gambaran perilaku sumberdaya terumbu karang dan
manusia yang mempengaruhi resiliensi terumbu karang. Pendekatan spasial-temporal resiliensi
terumbu karang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan didalam mendesain suatu kawasan
konservasi perairan laut didalam kerangka pengelolaan ekosistem terumbu karang dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci: konservasi perairan laut, resiliensi sosial-ekologi, spatial system dynamics
SN PM
S)STEM PENGETA(UAN LOKAL MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO
KABUPATEN BONE TER(ADAP KONSERVAS) EKOS)STEM PES)S)R
DALAM PERSPEKT)F ETNOGRAF)
Muhammad Ansarullah S. Tabbu
Universitas Negeri Malang
e-mail: ansarullahmuhammad @gmail.com
ABSTRAK
Komunitas Bajo yang mendiami pesisir pantai Teluk Bone merupakan masyarakat berkebudayaan
maritim dan mempunyai sistem pengetahuan lokal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber
daya laut. Dalam hal pemanfaatan sumberdaya hayati laut, masyarakat Bajo sangat adaptif dengan
lingkungannya. Seperti menjaga terumbu karang sebagai tempat tinggal ikan, bertelur dan tempat
makan ikan. Masyarakat Bajo pun memiliki kesadaran konservasi cukup baik. Olehnya itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengetahuan lokal masyarakat nelayan suku Bajo
dalam konservasi ekosistem pesisir. Tujuan tersebut kemudian di terjemahkan kedalam fokus
penelitian. Adapun (asil penelitian ini menunjukkan orang-orang suku Bajo memiliki karakteristik
yang sama walaupun mereka menyebar dan menetap diberbagai daerah di )ndonesia, nelayan suku
Bajo memahami laut dengan berbagai sudut pandang, yaitu; laut sebagai sehe sahabat , laut
sebagai tabar obat , laut sebagai anudinta' makanan , laut sebagai lalang {prasarana
tranportasi , laut sebagai patambangang tempat tinggal , laut sebagai pamtmang ala' baka
raha' sumber kebaikan dan keburukan , dan laut sebagai patambangan umbo ma'dllao tempat
leluhur orang Bajo yang menguasai laut . Pengetahuan lokal masyarakat nelayan suku bajo terbagi
menjadi; Pengetahuan lokal yang berkenaan dengan ruang/tempat lokasi , pengetahuan
lokal yang berkenaan dengan biota laut, pengetahuan lokal yang berkenaan alat tangkap ramah
lingkungan. Adapun faktor yang mempengaruhi bertahannya kearifan lokal masyarakat Bajo yakni,
faktor ekonomi, faktor pengalaman experienced dan kepercayaan religi dan faktor pendidikan.
Kata kunci: Sistem Pengetahuan Lokal, Nelayan Bajo
SN PM
Kerangka Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Laut
Menggunakan Pendekatan Resiliensi Sosial-Ekologi dan Spatial System
Dynamics: Studi Kasus KKPD Pulo Pasi Gusung, Kabupaten Kepulauan
Selayar, Sulawesi Selatan
a* a a bSuryo Kusumo , Luky Adrianto , Mennofatria Boer dan Suharsono
a Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, )PBb Pusat Penelitian Oseanogra i L)P)
ABSTRAK
Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas
kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada
bagi masa depan KKJ) . Penetapan kawasan konservasi perairan laut tidak hanya
mempertimbangkan keberlanjutan sumberdaya yang ada, terutama ekosistem terumbu karang,
padang lamun, mangrove, biota yang dilindungi, habitat serta daerah pemijahan ikan dan biota
lainnya. Yang perlu dipertimbangkan juga adalah akti itas masyarakat lokal yang memanfaatkan
sumberdaya tersebut. Tingkat resiliensi terumbu karang hendaknya merupakan salah satu
komponen yang penting didalam pemilihan kawasan konservasi terumbu karang. Terumbu karang
yang memiliki tingkat resiliensi lebih tinggi lebih berharga untuk dikonservasi daripada yang
resiliensinya rendah. Penurunan hasil tangkapan ikan karang disebabkan karena menurunnya
kualitas terumbu karang sebagai habitat ikan terumbu akibat over ishing tangkap lebih , praktek
perikanan yang merusak, terutama penggunaan sianida, serta minimnya mata pencaharian
alternatif masih terjadi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah KKPD Pulo Pasi Gusung.
Pemilihan kawasan konservasi terumbu karang sebagian besar masih dilakukan secara
konvensional didasarkan pada kelimpahan dan keanekaragaman komunitas karang dan komunitas
ikan. Tetapi terumbu karang yang tutupannya baik dan jumlah spesies karang tinggi belum tentu
mencerminkan resiliensi yang tinggi. Terumbu karang yang mempunyai nilai resiliensi tinggi dan
resiko tinggi mendapatkan prioritas yang tinggi didalam pengelolaan Bachtiar . Selain
menetapkan kawasan konservasi perairan laut dengan pendekatan resiliensi, dibutuhkan juga
kajian terhadap pengelolaan kawasan tersebut secara spasial dan temporal. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan adalah pengelolaan kawasan konservasi perairan menggunakan pendekatan
Spatial System Dynamics SSD . Pemodelan resiliensi sosial-ekologi terumbu karang secara spasial
dan temporal diharapkan dapat memberikan gambaran perilaku sumberdaya terumbu karang dan
manusia yang mempengaruhi resiliensi terumbu karang. Pendekatan spasial-temporal resiliensi
terumbu karang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan didalam mendesain suatu kawasan
konservasi perairan laut didalam kerangka pengelolaan ekosistem terumbu karang dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci: konservasi perairan laut, resiliensi sosial-ekologi, spatial system dynamics
SN PM
S)STEM PENGETA(UAN LOKAL MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO
KABUPATEN BONE TER(ADAP KONSERVAS) EKOS)STEM PES)S)R
DALAM PERSPEKT)F ETNOGRAF)
Muhammad Ansarullah S. Tabbu
Universitas Negeri Malang
e-mail: ansarullahmuhammad @gmail.com
ABSTRAK
Komunitas Bajo yang mendiami pesisir pantai Teluk Bone merupakan masyarakat berkebudayaan
maritim dan mempunyai sistem pengetahuan lokal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber
daya laut. Dalam hal pemanfaatan sumberdaya hayati laut, masyarakat Bajo sangat adaptif dengan
lingkungannya. Seperti menjaga terumbu karang sebagai tempat tinggal ikan, bertelur dan tempat
makan ikan. Masyarakat Bajo pun memiliki kesadaran konservasi cukup baik. Olehnya itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengetahuan lokal masyarakat nelayan suku Bajo
dalam konservasi ekosistem pesisir. Tujuan tersebut kemudian di terjemahkan kedalam fokus
penelitian. Adapun (asil penelitian ini menunjukkan orang-orang suku Bajo memiliki karakteristik
yang sama walaupun mereka menyebar dan menetap diberbagai daerah di )ndonesia, nelayan suku
Bajo memahami laut dengan berbagai sudut pandang, yaitu; laut sebagai sehe sahabat , laut
sebagai tabar obat , laut sebagai anudinta' makanan , laut sebagai lalang {prasarana
tranportasi , laut sebagai patambangang tempat tinggal , laut sebagai pamtmang ala' baka
raha' sumber kebaikan dan keburukan , dan laut sebagai patambangan umbo ma'dllao tempat
leluhur orang Bajo yang menguasai laut . Pengetahuan lokal masyarakat nelayan suku bajo terbagi
menjadi; Pengetahuan lokal yang berkenaan dengan ruang/tempat lokasi , pengetahuan
lokal yang berkenaan dengan biota laut, pengetahuan lokal yang berkenaan alat tangkap ramah
lingkungan. Adapun faktor yang mempengaruhi bertahannya kearifan lokal masyarakat Bajo yakni,
faktor ekonomi, faktor pengalaman experienced dan kepercayaan religi dan faktor pendidikan.
Kata kunci: Sistem Pengetahuan Lokal, Nelayan Bajo
SN PM
PENGELOLAAN BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL D) KKP PULAU KOON DAN
PULAU NE)DEN
Rizal
WWF )ndonesia )nner Banda Arc Sub-seascape
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pulau Koon dan Pulau Naiden merupakan pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian
Timur yang memiliki sumber daya perikanan yang melimpah. Oleh sebab itu kawasan tersebut
dikonservasi wilayah perairan lautnya. Survei sosial ini bertujuan untuk mendapatkan data dan
informasi mengenai kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dan untuk menilai dampak
dari pengelolaan berbasis kearifan lokal di KKP Pulau Koon dan Pulau Neiden terhadap kondisi
sosial-ekonomi masyarakat. Pelaksanan kegiatan Survei Sosial Ekonomi berlangsung pada bulan
Oktober-November . Kegiatan ini pada desa yang terdiri dari desa KKP dan desa Kontrol.
(asil penelitian menunjukkan bahwa selama ini masyarakat telah meninggalkan aturan sasi laut
namun adanya aturan Adat yang disepakai bersama oleh keseluruhan perangkat adat dalam
pemanfaatan dan pengelolaan wilayah laut untuk menjaga laut dari praktek penangkapan tidak
ramah lingkungan menimbulkan kesadaran kembali dari masyarakat. Kegiatan masyarakat di
kawasan Pulau Koon dan Neiden di laut cukup baik. Masyarakat di Kepulauan Gorom mengetahui
dengan jelas kawasan konservasi Pulau Koon dan Pulau Neiden. Pengelolaan kawasan laut
dilakukan melalui pembentukan kelembagaan adat antar desa, dusundan antar pulau. Pengelolaan
wilayah laut dengan sumberdaya lautnya diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir.
Pembagian zona-zona petuanan laut sesuai adat dan pengetahuan lokal tentang kelautan serta pola
pemanfaatannya harus dipakai sebagai modal dasar pemanfaatan sumberdaya laut oleh
pemerintah maupun swasta dalam membantu berkembangnya lembaga adat.
Kata kunci: Sasi, Konservasi, Sumber Daya Laut
SN PM
EGEK, KONSERVAS) YANG MEMBANGUNKAN MALAUMKARTA
a* a aWiwit (andayani , Jaquolina Ania Kusaly , Arief Reza Fahlevi
a Loka pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut PSPL sorong
e-mail: w w th nd y n @gmail.com
ABSTRAK
Egek, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Moi ini sedikit banyak telah mengubah wajah
Kampung Malaumkarta. Egek, yang berarti larangan, mengatur tentang larangan penggunaan alat
tangkap selain pancing, tombak dan panah di zona egek serta larangan menangkap biota egek
meliputi teripang, lola dan lobster selama egek berlangsung. Dengan dukungan penuh dari Loka
PSPL Sorong, beberapa tokoh masyarakat berusaha memasukan biota yang dilindungi berdasarkan
hukum positif ke dalam biota egek penyu dan dugong . Seperti halnya sasi di wilayah timur, egek
pun mengenal masa buka dan tutup egek yang dilakukan melalui serangkaian upacara adat dan
peribadatan gereja. keterlibatan otoritas gereja turut mengukuhkan penegakkan egek secara
sistem karena mampu membangunkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sekaligus
menjaga alam agar mendapatkan berkah dari Tuhan. (asil yang di dapatkan dari penjualan biota
egek saat egek dibuka diserahkan seluruhnya kepada gereja untuk dikelola, sementara masyarakat
baru diperbolehkan menikmati hasil penjualan sepenuhnya beberapa minggu menjelang tutup
egek. Selain manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat, dana yang didapatkan dari
penerapan sistem egek ini dimanfaatkan untuk membangun sarana peribadatan berupa gereja dan
rumah pastorial. Di bidang pendidikan, dana egek digunakan untuk membantu biaya pendidikan
anak-anak malaumkarta yang melanjutkan pendidikan di kota sorong. Bahkan saat ini tengah
berlangsung proses pembangunan asrama di kota sorong sebagai salah satu fasilitas penunjang
pendidikan mereka. Malaumkarta merupakan bukti, bahwa konservasi tidak hanya mampu
membangunkan kesadaran pikir masyarakat, tetapi juga infrastruktur sekaligus sumberdaya
manusianya.
Kata kunci: Egek, Konservasi, Suku Moi
SN PM
PENGELOLAAN BERBAS)S KEAR)FAN LOKAL D) KKP PULAU KOON DAN
PULAU NE)DEN
Rizal
WWF )ndonesia )nner Banda Arc Sub-seascape
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pulau Koon dan Pulau Naiden merupakan pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian
Timur yang memiliki sumber daya perikanan yang melimpah. Oleh sebab itu kawasan tersebut
dikonservasi wilayah perairan lautnya. Survei sosial ini bertujuan untuk mendapatkan data dan
informasi mengenai kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dan untuk menilai dampak
dari pengelolaan berbasis kearifan lokal di KKP Pulau Koon dan Pulau Neiden terhadap kondisi
sosial-ekonomi masyarakat. Pelaksanan kegiatan Survei Sosial Ekonomi berlangsung pada bulan
Oktober-November . Kegiatan ini pada desa yang terdiri dari desa KKP dan desa Kontrol.
(asil penelitian menunjukkan bahwa selama ini masyarakat telah meninggalkan aturan sasi laut
namun adanya aturan Adat yang disepakai bersama oleh keseluruhan perangkat adat dalam
pemanfaatan dan pengelolaan wilayah laut untuk menjaga laut dari praktek penangkapan tidak
ramah lingkungan menimbulkan kesadaran kembali dari masyarakat. Kegiatan masyarakat di
kawasan Pulau Koon dan Neiden di laut cukup baik. Masyarakat di Kepulauan Gorom mengetahui
dengan jelas kawasan konservasi Pulau Koon dan Pulau Neiden. Pengelolaan kawasan laut
dilakukan melalui pembentukan kelembagaan adat antar desa, dusundan antar pulau. Pengelolaan
wilayah laut dengan sumberdaya lautnya diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir.
Pembagian zona-zona petuanan laut sesuai adat dan pengetahuan lokal tentang kelautan serta pola
pemanfaatannya harus dipakai sebagai modal dasar pemanfaatan sumberdaya laut oleh
pemerintah maupun swasta dalam membantu berkembangnya lembaga adat.
Kata kunci: Sasi, Konservasi, Sumber Daya Laut
SN PM
EGEK, KONSERVAS) YANG MEMBANGUNKAN MALAUMKARTA
a* a aWiwit (andayani , Jaquolina Ania Kusaly , Arief Reza Fahlevi
a Loka pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut PSPL sorong
e-mail: w w th nd y n @gmail.com
ABSTRAK
Egek, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Moi ini sedikit banyak telah mengubah wajah
Kampung Malaumkarta. Egek, yang berarti larangan, mengatur tentang larangan penggunaan alat
tangkap selain pancing, tombak dan panah di zona egek serta larangan menangkap biota egek
meliputi teripang, lola dan lobster selama egek berlangsung. Dengan dukungan penuh dari Loka
PSPL Sorong, beberapa tokoh masyarakat berusaha memasukan biota yang dilindungi berdasarkan
hukum positif ke dalam biota egek penyu dan dugong . Seperti halnya sasi di wilayah timur, egek
pun mengenal masa buka dan tutup egek yang dilakukan melalui serangkaian upacara adat dan
peribadatan gereja. keterlibatan otoritas gereja turut mengukuhkan penegakkan egek secara
sistem karena mampu membangunkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sekaligus
menjaga alam agar mendapatkan berkah dari Tuhan. (asil yang di dapatkan dari penjualan biota
egek saat egek dibuka diserahkan seluruhnya kepada gereja untuk dikelola, sementara masyarakat
baru diperbolehkan menikmati hasil penjualan sepenuhnya beberapa minggu menjelang tutup
egek. Selain manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat, dana yang didapatkan dari
penerapan sistem egek ini dimanfaatkan untuk membangun sarana peribadatan berupa gereja dan
rumah pastorial. Di bidang pendidikan, dana egek digunakan untuk membantu biaya pendidikan
anak-anak malaumkarta yang melanjutkan pendidikan di kota sorong. Bahkan saat ini tengah
berlangsung proses pembangunan asrama di kota sorong sebagai salah satu fasilitas penunjang
pendidikan mereka. Malaumkarta merupakan bukti, bahwa konservasi tidak hanya mampu
membangunkan kesadaran pikir masyarakat, tetapi juga infrastruktur sekaligus sumberdaya
manusianya.
Kata kunci: Egek, Konservasi, Suku Moi
SN PM
STRATEG) EKOFEM)N)SME DALAM KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R
)NDONES)A YANG BERKELANJUTAN
a* aNova Scorviana ( , Shahibah Yuliani
a Universitas Negeri Jakarta
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kajian tentang Konservasi Kawasan Perairan KKP yang selanjutnya membentuk sejumlah
Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP K di )ndonesia, tentu sudah dilakukan.
Namun hingga tahun pengelolaannya baru mencapai persen saja Susanto, et al., .
Untuk itu diperlukan pendekatan lain dalam mengejar ketertinggalan target yang ingin dicapai.
Paradigma ekofeminisme digunakan untuk melihat siasat kaum perempuan dalam memandang
dan memperlakukan alam, termasuk kawasan perairan pesisir. Pendekatan ini juga dimaksudkan
untuk mengkaji sejauh mana keterlibatan perempuan dalam pengelolaan KKP dan KKP K,
terurama dengan kearifan lokal yang mereka miliki dalam melindungi keanekaragaman hayati laut
yang mengedapankan penyelamatan lingkungan, dengan mengintgrasikan aspek ekonomi dan
kesejahteraan secara berkelanjutan melalui pengelolaan KKP/KKP K yang efektif. Dalam karya ini
penulis mengkaji keterlibatan kaum perempuan dalam pengelolaan kawasan perairan pesisir yang
ada di )ndonesia. Tujuan penulisan Call For Papers ini, di antaranya: untuk mengetahui kearifan
lokal yang dimiliki kaum perempyan dalam mengelola kawasan perairan pesisir yang ada di
)ndonesia; mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum perempuan dalam pengelolaan
KKP/KKP K; dan mengungkap seberapa besar dari keterlibatan kaum perempuan dalam
kontribusinya terhadap peningkatan ekonomi keluarga dan ketahanan pangan hasil laut. (asil
penulisan Call For Papers ini berupa dukungan inisiatif pelestarian kawasan perairan pesisir yang
efektif dan mengedepankan penyelamatan lingkungan, yang bersumber dari strategi
ekofeminisme kaum perempuan dalam mengelola alam. Dengan demikian keanekaragaman hayati
dan perikanan berkelanjutan pun tetap terjaga.
Kata kunci: Ekofeminisme, Kearifan Lokal Perempuan, Konservasi Perairan Pesisir
PEN)LA)AN KESESUA)AN LA(AN PADA KAWASAN KONSERVAS) MANGROVE
BAROS MUARA SUNGA) OPAK SEBAGA) PENCADANGAN TAMAN PES)S)R
a* b c dFarid )brahim , Lufti Gita )riani , Fiqih Astriani , Theresia Retno Wulan , Mega Dharma
e b e fPutra , Edwin Maulana , Dwi Sri Wahyuningsih , Fajrun Wahidil Muharram , Gianova
g h iAndika Putri , Bernike (endrastuti , Tau ik Walinono
a Parangtritis Geomaritime Science Park
b Geo-)nformation for Spatial Planning and Disaster Risk Management, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
c Program Studi Geogra i, Fakultas Geogra i, Universitas Muhammadiyah Surakarta
d Badan )nformasi Geospasial
e Program Studi Geogra i dan )lmu Lingkungan, Fakultas Geogra i, Uniersitas Gadjah Mada
f Program Studi Kartogra i dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geogra i, Univrsitas Gadjah Mada
g Program Studi Pemanfaatan Perikanan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
h Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
i Program Studi Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Keputusan Bupati Bantul Nomor. Tahun tanggal April tentang Pencadangan
Kawasan Konservasi Taman Pesisir menunjukkan perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten
Bantul terkait pemanfaatan kawasan konservasi perairan. Peraturan ini juga mengindikasikan
keberhasilan masyarakat kawasan konservasi mangrove Baros dalam membina kawasan muara
Sungai Opak. Kawasan ini menjadi menarik terutama ditinjau dari segi morfologi. Pada umumnya
kawasan mangrove berada di pantai dengan tipologi berlumpur, sedangkan kawasan mangrove
Baros berada pada morfologi berpasir yang menghadap langsung dengan laguna Opak. Kawasan
Mangrove Baros merupakan hasil rekayasa budidaya dengan asal mula bentuk lahan spit dan rawa
belakang dengan tekstur berpasir menjadi kawasan mangrove yang subur. Pada Keputusan Bupati
Bantul tersebut, kawasan pencadangan ditargetkan terdiri dari Zona inti seluas (a, (a Zona
lainnya dan (a Zona Pemanfaatan Terbatas. Namun demikian, eksiting mangrove yang tumbuh
di zona inti hanya mencapai , (a. Jenis vegetasi yang tumbuh di kawasan ini terdiri dari Avicenia
sp dengan persentase %, Rizhopora % disusul Burguirea dan Nipha % dari luas , (a.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan kesesuaian lahan konservasi sebagai
cadangan Taman Pesisir Bantul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scorring
kesesuaian lahan yang di turunkan berdasarkan data foto udara format kecil kawasan Muara Opak
sebagai data primer. Pengukuran lapangan menjadi data primer lainnya untuk melihat kondisi
mangrove serta data sekunder lainnya dengan melakukan indepth interview pada pengelola
kawasan. (asil skor dan pembobotan menunjukkan bahwa perlu adanya pengayaan jenis
mangrove, baik mangrove primer maupun mangrove asosiasi di lokasi-lokasi tertentu sesuai
dengan zonasi.
Kata kunci: Mangrove, Taman Pesisir, Konservasi
SN PM
SN PM
STRATEG) EKOFEM)N)SME DALAM KONSERVAS) PERA)RAN PES)S)R
)NDONES)A YANG BERKELANJUTAN
a* aNova Scorviana ( , Shahibah Yuliani
a Universitas Negeri Jakarta
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kajian tentang Konservasi Kawasan Perairan KKP yang selanjutnya membentuk sejumlah
Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP K di )ndonesia, tentu sudah dilakukan.
Namun hingga tahun pengelolaannya baru mencapai persen saja Susanto, et al., .
Untuk itu diperlukan pendekatan lain dalam mengejar ketertinggalan target yang ingin dicapai.
Paradigma ekofeminisme digunakan untuk melihat siasat kaum perempuan dalam memandang
dan memperlakukan alam, termasuk kawasan perairan pesisir. Pendekatan ini juga dimaksudkan
untuk mengkaji sejauh mana keterlibatan perempuan dalam pengelolaan KKP dan KKP K,
terurama dengan kearifan lokal yang mereka miliki dalam melindungi keanekaragaman hayati laut
yang mengedapankan penyelamatan lingkungan, dengan mengintgrasikan aspek ekonomi dan
kesejahteraan secara berkelanjutan melalui pengelolaan KKP/KKP K yang efektif. Dalam karya ini
penulis mengkaji keterlibatan kaum perempuan dalam pengelolaan kawasan perairan pesisir yang
ada di )ndonesia. Tujuan penulisan Call For Papers ini, di antaranya: untuk mengetahui kearifan
lokal yang dimiliki kaum perempyan dalam mengelola kawasan perairan pesisir yang ada di
)ndonesia; mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum perempuan dalam pengelolaan
KKP/KKP K; dan mengungkap seberapa besar dari keterlibatan kaum perempuan dalam
kontribusinya terhadap peningkatan ekonomi keluarga dan ketahanan pangan hasil laut. (asil
penulisan Call For Papers ini berupa dukungan inisiatif pelestarian kawasan perairan pesisir yang
efektif dan mengedepankan penyelamatan lingkungan, yang bersumber dari strategi
ekofeminisme kaum perempuan dalam mengelola alam. Dengan demikian keanekaragaman hayati
dan perikanan berkelanjutan pun tetap terjaga.
Kata kunci: Ekofeminisme, Kearifan Lokal Perempuan, Konservasi Perairan Pesisir
PEN)LA)AN KESESUA)AN LA(AN PADA KAWASAN KONSERVAS) MANGROVE
BAROS MUARA SUNGA) OPAK SEBAGA) PENCADANGAN TAMAN PES)S)R
a* b c dFarid )brahim , Lufti Gita )riani , Fiqih Astriani , Theresia Retno Wulan , Mega Dharma
e b e fPutra , Edwin Maulana , Dwi Sri Wahyuningsih , Fajrun Wahidil Muharram , Gianova
g h iAndika Putri , Bernike (endrastuti , Tau ik Walinono
a Parangtritis Geomaritime Science Park
b Geo-)nformation for Spatial Planning and Disaster Risk Management, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
c Program Studi Geogra i, Fakultas Geogra i, Universitas Muhammadiyah Surakarta
d Badan )nformasi Geospasial
e Program Studi Geogra i dan )lmu Lingkungan, Fakultas Geogra i, Uniersitas Gadjah Mada
f Program Studi Kartogra i dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geogra i, Univrsitas Gadjah Mada
g Program Studi Pemanfaatan Perikanan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
h Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
i Program Studi Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Keputusan Bupati Bantul Nomor. Tahun tanggal April tentang Pencadangan
Kawasan Konservasi Taman Pesisir menunjukkan perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten
Bantul terkait pemanfaatan kawasan konservasi perairan. Peraturan ini juga mengindikasikan
keberhasilan masyarakat kawasan konservasi mangrove Baros dalam membina kawasan muara
Sungai Opak. Kawasan ini menjadi menarik terutama ditinjau dari segi morfologi. Pada umumnya
kawasan mangrove berada di pantai dengan tipologi berlumpur, sedangkan kawasan mangrove
Baros berada pada morfologi berpasir yang menghadap langsung dengan laguna Opak. Kawasan
Mangrove Baros merupakan hasil rekayasa budidaya dengan asal mula bentuk lahan spit dan rawa
belakang dengan tekstur berpasir menjadi kawasan mangrove yang subur. Pada Keputusan Bupati
Bantul tersebut, kawasan pencadangan ditargetkan terdiri dari Zona inti seluas (a, (a Zona
lainnya dan (a Zona Pemanfaatan Terbatas. Namun demikian, eksiting mangrove yang tumbuh
di zona inti hanya mencapai , (a. Jenis vegetasi yang tumbuh di kawasan ini terdiri dari Avicenia
sp dengan persentase %, Rizhopora % disusul Burguirea dan Nipha % dari luas , (a.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan kesesuaian lahan konservasi sebagai
cadangan Taman Pesisir Bantul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scorring
kesesuaian lahan yang di turunkan berdasarkan data foto udara format kecil kawasan Muara Opak
sebagai data primer. Pengukuran lapangan menjadi data primer lainnya untuk melihat kondisi
mangrove serta data sekunder lainnya dengan melakukan indepth interview pada pengelola
kawasan. (asil skor dan pembobotan menunjukkan bahwa perlu adanya pengayaan jenis
mangrove, baik mangrove primer maupun mangrove asosiasi di lokasi-lokasi tertentu sesuai
dengan zonasi.
Kata kunci: Mangrove, Taman Pesisir, Konservasi
SN PM
SN PM
BERGURU PADA PENGELOLAAN KONSERVAS) PERA)RAN PULAU
KAMB)NG BULUKUMBA WUJUD PENGAWASAN BERBAS)S
MASYARAKAT BERMOT)F EKONOM) BERDAMPAK EKOLOG)
Yusli Sandi
Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba
e-mail: yuce @yahoo.com
ABSTRAK
Pulau Kambing merupakan wilayah Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba, terletak
antara O . '- o . ' Lintang Selatan dan . '- ' bujur timur. Pulau
Kambing dinamakan Kambing oleh penduduk setempat karena pulau ini merupakan tempat
pelepasan/pemeliharaan kambing oleh para penduduk Kab. Bulukumba. Pelepasan kambing ini
dilakukan secara teratur dan diatur sedemikian rupa oleh Kelompok Masyarakat, kambing yang
dilepas di Pulau ini akan dilepas begitu saja dan dibiarkan survive dan berkembang biak sendiri.
Ketika masyarakat melakukan hajatan pesta , maka mereka berhak untuk mengambil kambing
pada pulau dimaksud. (asil penjualan ini akan diserahkan ke kelompok yang nantinya akan
digunakan untuk aktiftas pengawasan pulau dan juga termasuk pembelian kembali induk kambing.
Akti itas pelepasan kambing di Pulau ini sudah berlangsung secara turun temurun dan
berlangsung dalam kurun waktu yang sudah sangat lama. Pengelolaan pulau oleh masyarakat lokal
ini merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan, karena selain menguntungkan dari segi
ekonomi juga menguntungkan dari segi Ekologi. Menguntungkan dari segi ekologi karena dengan
diawasinya pulau ini dari para pencuri kambing juga menyebabkan para pembom ikan takut untuk
melaksanakan penangkapan merusak disana. Akhirnya perairan pulau ini menjadi daerah
konservasi meski belum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. Metode penulisan yang
digunakan dalam studi ini yaitu analisis deskriptif dengan studi literatur. (asil penulisan
menjelaskan bahwa pengawasan kambing oleh penduduk berdampak positif terhadap kondisi
terumbu karang di wilayah perairan pulau.
Kata kunci: Kearifan lokal, Ekonomi dan Ekologi, Terumbu Karang
WANAM)NA, UPAYA PENGOPT)MALAN KAWASAN KONSERVAS)
MANGROVE SEBAGA) LA(AN BUD)DAYA UDANG Litopenaeus
vannamei D) PAR)G), PANGANDARAN
a* a aSiti Rahmania Sari , )kfa Permatasari , Baihaqi Wisnumurti Wiharno
a Universitas Padjadjaran, Bandung
e-mail: sitirahmania @gmail.com
ABSTRAK
Ekosistem mangrove di Kabupaten Ciamis tersebar di daerah Majingklak-Kalipucang hingga Parigi.
Teridenti ikasi mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis adalah , (a sedangkan pada
tahun luas hutan mangrove di wilayah kecamatan menyusut menjadi sekitar , ha
dengan kondisi + % dalam keadaan rusak. Konservasi mangrove di daerah ini dimulai pada
tahun yang merupakan hasil dari bakti mahasiswa Universitas Pasundan Bandung. (ingga
saat ini kawasan konservasi mangrove di Parigi hanya dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat
untuk memancing )kan Balanak. Fungsi ekologis yang dimiliki ekosistem mangrove salah satunya
sebagai nursery ground karena pada kawasan ini kaya akan nutrien yang dibutuhkan oleh
organisme yang hidup di ekosistem ini. Dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dikenal istilah
silvo ishery atau wanamina yang merupakan suatu pola agroforesti. Prinsip wanamina ini adalah
memasukkan mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya. Sehingga dengan adanya sistem ini
tidak perlu dilakukan alih fungsi dari hutan mangrove menjadi tambak budidaya. Jadi, untuk
optimalisasi wilayah konservasi mangrove di Parigi diperlukan adanya tindakan khusus seperti
wanamina sehingga kawasan ini tidak hanya sekedar kawasan konservasi dan tempat
pemancingan ikan, tetapi dapat dijadikan lahan budidaya udang vanname Litopenaeus vannamei
yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Terdapat simbiosis mutualisme antara mangrove jenis
Rhizopora sp. dan udang vanname berdasarkan kebutuhan makanan udang vanname dan
kebutuhan nutrien mangrove, selain itu wanamina ini mendatangkan keuntungan ekonomis untuk
nelayan. (al ini yang memungkinkan wanamina dapat diaplikasikan untuk membudidaya udang
vanname di kawasan konservasi mangrove.
Kata kunci: Budi daya, Litopenaeus vannamei, Rhizopora sp.
SN PM
SN PM
BERGURU PADA PENGELOLAAN KONSERVAS) PERA)RAN PULAU
KAMB)NG BULUKUMBA WUJUD PENGAWASAN BERBAS)S
MASYARAKAT BERMOT)F EKONOM) BERDAMPAK EKOLOG)
Yusli Sandi
Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba
e-mail: yuce @yahoo.com
ABSTRAK
Pulau Kambing merupakan wilayah Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba, terletak
antara O . '- o . ' Lintang Selatan dan . '- ' bujur timur. Pulau
Kambing dinamakan Kambing oleh penduduk setempat karena pulau ini merupakan tempat
pelepasan/pemeliharaan kambing oleh para penduduk Kab. Bulukumba. Pelepasan kambing ini
dilakukan secara teratur dan diatur sedemikian rupa oleh Kelompok Masyarakat, kambing yang
dilepas di Pulau ini akan dilepas begitu saja dan dibiarkan survive dan berkembang biak sendiri.
Ketika masyarakat melakukan hajatan pesta , maka mereka berhak untuk mengambil kambing
pada pulau dimaksud. (asil penjualan ini akan diserahkan ke kelompok yang nantinya akan
digunakan untuk aktiftas pengawasan pulau dan juga termasuk pembelian kembali induk kambing.
Akti itas pelepasan kambing di Pulau ini sudah berlangsung secara turun temurun dan
berlangsung dalam kurun waktu yang sudah sangat lama. Pengelolaan pulau oleh masyarakat lokal
ini merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan, karena selain menguntungkan dari segi
ekonomi juga menguntungkan dari segi Ekologi. Menguntungkan dari segi ekologi karena dengan
diawasinya pulau ini dari para pencuri kambing juga menyebabkan para pembom ikan takut untuk
melaksanakan penangkapan merusak disana. Akhirnya perairan pulau ini menjadi daerah
konservasi meski belum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. Metode penulisan yang
digunakan dalam studi ini yaitu analisis deskriptif dengan studi literatur. (asil penulisan
menjelaskan bahwa pengawasan kambing oleh penduduk berdampak positif terhadap kondisi
terumbu karang di wilayah perairan pulau.
Kata kunci: Kearifan lokal, Ekonomi dan Ekologi, Terumbu Karang
WANAM)NA, UPAYA PENGOPT)MALAN KAWASAN KONSERVAS)
MANGROVE SEBAGA) LA(AN BUD)DAYA UDANG Litopenaeus
vannamei D) PAR)G), PANGANDARAN
a* a aSiti Rahmania Sari , )kfa Permatasari , Baihaqi Wisnumurti Wiharno
a Universitas Padjadjaran, Bandung
e-mail: sitirahmania @gmail.com
ABSTRAK
Ekosistem mangrove di Kabupaten Ciamis tersebar di daerah Majingklak-Kalipucang hingga Parigi.
Teridenti ikasi mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis adalah , (a sedangkan pada
tahun luas hutan mangrove di wilayah kecamatan menyusut menjadi sekitar , ha
dengan kondisi + % dalam keadaan rusak. Konservasi mangrove di daerah ini dimulai pada
tahun yang merupakan hasil dari bakti mahasiswa Universitas Pasundan Bandung. (ingga
saat ini kawasan konservasi mangrove di Parigi hanya dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat
untuk memancing )kan Balanak. Fungsi ekologis yang dimiliki ekosistem mangrove salah satunya
sebagai nursery ground karena pada kawasan ini kaya akan nutrien yang dibutuhkan oleh
organisme yang hidup di ekosistem ini. Dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dikenal istilah
silvo ishery atau wanamina yang merupakan suatu pola agroforesti. Prinsip wanamina ini adalah
memasukkan mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya. Sehingga dengan adanya sistem ini
tidak perlu dilakukan alih fungsi dari hutan mangrove menjadi tambak budidaya. Jadi, untuk
optimalisasi wilayah konservasi mangrove di Parigi diperlukan adanya tindakan khusus seperti
wanamina sehingga kawasan ini tidak hanya sekedar kawasan konservasi dan tempat
pemancingan ikan, tetapi dapat dijadikan lahan budidaya udang vanname Litopenaeus vannamei
yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Terdapat simbiosis mutualisme antara mangrove jenis
Rhizopora sp. dan udang vanname berdasarkan kebutuhan makanan udang vanname dan
kebutuhan nutrien mangrove, selain itu wanamina ini mendatangkan keuntungan ekonomis untuk
nelayan. (al ini yang memungkinkan wanamina dapat diaplikasikan untuk membudidaya udang
vanname di kawasan konservasi mangrove.
Kata kunci: Budi daya, Litopenaeus vannamei, Rhizopora sp.
SN PM
SN PM
PEREBUTAN RUANG PUBL)K : PEMBANGUNAN PELABU(AN, TRACKING
MANGROVE, DAN MARG)NAL)SAS) NELAYAN
Danial
Universitas (alu Oleo
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Berangkat dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam membangun pelabuhan dan Pemerintah Daerah
dengan membuat Kawasan tracking mangrove dalam upaya melindungi kawasan mangrove yang
tersisa. Namun, karena pembangunan itu belum melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari
tahap perencanaan sampai pada desain dan kebijakannya maka masyarakat nelayan di pesisir dan
sekitar proyek menjadi korban pertama karena mengalami penyusutan dan peminggiran wilayah
kelola nelayan. Makalah ini tumpang tindih kebijakan berakibat pada peminggiran dan pemiskinan
nelayan akibat terbatas dan hilangnya akses pada resources utama mereka. Berdasarkan hasil
pengamatan terlibat pada nelayan Pulau Bungkutoko, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Metode
kualitatif dengan melakukan pengumpulan data dari berbagai dokumentasi, observasi, dan
wawancara. Temuan penelitian, bahwa keberhasilan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kendari
membangun Kawasan Tracking Mangrove akan menjadi Kawasan Konservasi telah menuai
kon lik dengan beberapa orang pemilik wilayah. Karena negosiasi awal gagal, sehingga sebagian
masyarakat membabat pohon mangrove jauh lebih luas dibanding Kawasan Tracking Mangrove.
Persoalan semakin rumit dengan kebijakan Pemerintah Daerah dalam membangun pelabuhan
kontainer, mengambil sebagian wilayah Kawasan Tracking Manggrove. Tergesernya nelayan Pulau
Bungkutoko yang sebagian besar bergantung pada hasil laut, akhirnya sebagian dari mereka
beralih profesi lain. (al ini menjadi kontradiktif karena berada di lokasi yang sama.
Kata kunci: Perebutan, Tracking Mangrove, Nelayan
GENETIC DIVERSITY, POPULATION STRUCTURE AND
PHYLOGEOGRAPHY OF BIGEYE TUNA FOR SUSTAINABLE
RESOURCE AND FISH BASED MANAGEMENT CONSERVATION IN
MOLLUCAS SEAS, INDONESIA
a* a b bNebuchadnezzar Akbar , Muhammad Aris , Neviaty P Zamani , (awis ( Madduppa
a Universitas Khairun
b )nstitut Pertanian Bogor
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to understand and determine the urgency on shifting ishing ground from coral reef
ishery to pelagic. The research was conducted in six different villages from the north, east, west and
south of Selayar Barugaia, Benteng utara, Bontoborusu, Bontosunggu, Kahu-Kahu and Parak and
began at the end of and early . This research used qualitative and quantitative methods.
The respondent criteria were selected using snowball sampling by choosing only the coral reef
ishers and the results were analyzed using R. The results showed the urgency shifting to pelagic
indicated by the decline in the estimated number of catches from year to year. This condition is
exacerbated by the increasing of distance moved of the reef ishes ishing ground from -
thus results were not followed by the increase in the number of catches.
Keywords: Thunnus obesus, Polymerase Chain Reaction PCR , haplotype diversity
SN PM
SN PM
PEREBUTAN RUANG PUBL)K : PEMBANGUNAN PELABU(AN, TRACKING
MANGROVE, DAN MARG)NAL)SAS) NELAYAN
Danial
Universitas (alu Oleo
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Berangkat dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam membangun pelabuhan dan Pemerintah Daerah
dengan membuat Kawasan tracking mangrove dalam upaya melindungi kawasan mangrove yang
tersisa. Namun, karena pembangunan itu belum melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari
tahap perencanaan sampai pada desain dan kebijakannya maka masyarakat nelayan di pesisir dan
sekitar proyek menjadi korban pertama karena mengalami penyusutan dan peminggiran wilayah
kelola nelayan. Makalah ini tumpang tindih kebijakan berakibat pada peminggiran dan pemiskinan
nelayan akibat terbatas dan hilangnya akses pada resources utama mereka. Berdasarkan hasil
pengamatan terlibat pada nelayan Pulau Bungkutoko, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Metode
kualitatif dengan melakukan pengumpulan data dari berbagai dokumentasi, observasi, dan
wawancara. Temuan penelitian, bahwa keberhasilan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kendari
membangun Kawasan Tracking Mangrove akan menjadi Kawasan Konservasi telah menuai
kon lik dengan beberapa orang pemilik wilayah. Karena negosiasi awal gagal, sehingga sebagian
masyarakat membabat pohon mangrove jauh lebih luas dibanding Kawasan Tracking Mangrove.
Persoalan semakin rumit dengan kebijakan Pemerintah Daerah dalam membangun pelabuhan
kontainer, mengambil sebagian wilayah Kawasan Tracking Manggrove. Tergesernya nelayan Pulau
Bungkutoko yang sebagian besar bergantung pada hasil laut, akhirnya sebagian dari mereka
beralih profesi lain. (al ini menjadi kontradiktif karena berada di lokasi yang sama.
Kata kunci: Perebutan, Tracking Mangrove, Nelayan
GENETIC DIVERSITY, POPULATION STRUCTURE AND
PHYLOGEOGRAPHY OF BIGEYE TUNA FOR SUSTAINABLE
RESOURCE AND FISH BASED MANAGEMENT CONSERVATION IN
MOLLUCAS SEAS, INDONESIA
a* a b bNebuchadnezzar Akbar , Muhammad Aris , Neviaty P Zamani , (awis ( Madduppa
a Universitas Khairun
b )nstitut Pertanian Bogor
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to understand and determine the urgency on shifting ishing ground from coral reef
ishery to pelagic. The research was conducted in six different villages from the north, east, west and
south of Selayar Barugaia, Benteng utara, Bontoborusu, Bontosunggu, Kahu-Kahu and Parak and
began at the end of and early . This research used qualitative and quantitative methods.
The respondent criteria were selected using snowball sampling by choosing only the coral reef
ishers and the results were analyzed using R. The results showed the urgency shifting to pelagic
indicated by the decline in the estimated number of catches from year to year. This condition is
exacerbated by the increasing of distance moved of the reef ishes ishing ground from -
thus results were not followed by the increase in the number of catches.
Keywords: Thunnus obesus, Polymerase Chain Reaction PCR , haplotype diversity
SN PM
SN PM
STRATEG) PENGELOLAAN W)SATA BA(AR) BERBAS)S KONSERVAS)
PENYU D) KKP K KEPULAUAN DERAWAN DAN PERA)RAN SEK)TARNYA
a* bMeriussoni Zai , Nofri Yani
a Yayasan Cahaya Maritimb Universitas Bung (atta
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya
KKP K Derawan terletak di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan dengan
Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. /KEPMEN-KP/ . KKP K Derawan
merupakan lokasi pendaratan dan peneluran Penyu (ijau terbesar di Asia Tenggara dan terbesar
ke- di Dunia. Sejak tahun - upaya konservasi penyu dan habitatnya telah dilaksanakan di
Pulau Sangalaki, Pulau Derawan, Pulau Mataha dan Pulau Bilang-Bilangan. Upaya konservasi penyu
yang dilaksanakan telah mampu melindungi sarang penyu sebanyak . sarang hingga tahun
. Berdasarkan analisa selama melaksanakan program konservasi penyu di KKP K Derawan
pada tahun - , dapat diketahui bahwa zona pemanfaatan terbatas dan zona lainnya dalam
KKP K Derawan dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari berbasis konservasi penyu.
Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan arahan strategi pengelolaan wisata bahari berbasis
konservasi penyu dalam mendorong optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi. Metoda yang
digunakan berupa Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat , guna mendapatkan
identi ikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengelolaan lebih lanjut.
Makalah ini akan menjabarkan hasil analisis berupa tahapan yang perlu dilakukan berupa
koordinasi program, penyusunan grand design wisata bahari berbasis konservasi penyu,
peningkatan sumber daya manusia sebagai pengelola, peningkatan peran lembaga lokal sebagai
pengelola wisata bahari berbasis konservasi penyu, pembentukan lembaga pengelola, peningkatan
peran serta masyarakat sekitar, sosialisasi penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, sosialisasi
penanganan penyu hasil samping by catch , program penanganan sampah plastik dan penghijauan
daerah pantai di pulau-pulau kecil yang menjadi habitat peneluran penyu.
Kata kunci: Wisata, Bahari, Penyu
SN PM
MODEL PENGELOLAAN KONSERVAS) ()U PAUS BERBAS)S MASYARAKAT
D) DESA BOTUBARAN), BONE BOLANGO, GORONTALO
a* b cKris (andoko , Mahardika R. (imawan , Casandra Tania
a BPSPL Makassar - KKP
b Whale Shark )ndonesia Project
c WWF-)ndonesia
e-mail: bpsplmakassar @gmail.com
ABSTRAK
Kemunculan (iu Paus di Botubarani menjadi obyek wisata masal sejak April . Tercatat .
orang pengunjung datang pada periode Mei-Juli . Aktivitas wisata tidak ramah seperti
menyentuh dan memberi makan (iu Paus serta banyaknya jumlah perahu di lokasi kemunculan
terjadi di Botubarani. Dampaknya, terjadi perubahan perilaku dan timbulnya luka tubuh pada (iu
Paus. Pengelolaan konservasi berbasis masyarakat diupayakan untuk melakukan perlindungan (iu
Paus terhadap aktivitas wisata. Pelibatan masyarakat dalam upaya penetapan dan penerapan
model pengelolaan dilakukan pada Bulan April-Mei . Tim kelompok sadar wisata dan
monitoring (iu Paus terbentuk melalui upaya tersebut. Tim Kelompok sadar wisata membentuk
dan mengawasi tata cara berwisata. Penerapan zona interaksi x m dilakukan dengan jumlah
aktivitas maksimal perahu, snorkeler dan penyelam dalam satu waktu. Tim monitoring
melakukan pemantauan dengan membuat kalender kemunculan (iu Paus. Aktivitas yang
dilakukan oleh dua tim tersebut menjadi model pengelolaan konservasi (iu Paus yang efektif di
Pantai Botubarani.
Kata kunci: Konservasi (iu Paus, Pelibatan Masyarakat, Botubarani
SN PM
STRATEG) PENGELOLAAN W)SATA BA(AR) BERBAS)S KONSERVAS)
PENYU D) KKP K KEPULAUAN DERAWAN DAN PERA)RAN SEK)TARNYA
a* bMeriussoni Zai , Nofri Yani
a Yayasan Cahaya Maritimb Universitas Bung (atta
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya
KKP K Derawan terletak di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan dengan
Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. /KEPMEN-KP/ . KKP K Derawan
merupakan lokasi pendaratan dan peneluran Penyu (ijau terbesar di Asia Tenggara dan terbesar
ke- di Dunia. Sejak tahun - upaya konservasi penyu dan habitatnya telah dilaksanakan di
Pulau Sangalaki, Pulau Derawan, Pulau Mataha dan Pulau Bilang-Bilangan. Upaya konservasi penyu
yang dilaksanakan telah mampu melindungi sarang penyu sebanyak . sarang hingga tahun
. Berdasarkan analisa selama melaksanakan program konservasi penyu di KKP K Derawan
pada tahun - , dapat diketahui bahwa zona pemanfaatan terbatas dan zona lainnya dalam
KKP K Derawan dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari berbasis konservasi penyu.
Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan arahan strategi pengelolaan wisata bahari berbasis
konservasi penyu dalam mendorong optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi. Metoda yang
digunakan berupa Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat , guna mendapatkan
identi ikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengelolaan lebih lanjut.
Makalah ini akan menjabarkan hasil analisis berupa tahapan yang perlu dilakukan berupa
koordinasi program, penyusunan grand design wisata bahari berbasis konservasi penyu,
peningkatan sumber daya manusia sebagai pengelola, peningkatan peran lembaga lokal sebagai
pengelola wisata bahari berbasis konservasi penyu, pembentukan lembaga pengelola, peningkatan
peran serta masyarakat sekitar, sosialisasi penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, sosialisasi
penanganan penyu hasil samping by catch , program penanganan sampah plastik dan penghijauan
daerah pantai di pulau-pulau kecil yang menjadi habitat peneluran penyu.
Kata kunci: Wisata, Bahari, Penyu
SN PM
MODEL PENGELOLAAN KONSERVAS) ()U PAUS BERBAS)S MASYARAKAT
D) DESA BOTUBARAN), BONE BOLANGO, GORONTALO
a* b cKris (andoko , Mahardika R. (imawan , Casandra Tania
a BPSPL Makassar - KKP
b Whale Shark )ndonesia Project
c WWF-)ndonesia
e-mail: bpsplmakassar @gmail.com
ABSTRAK
Kemunculan (iu Paus di Botubarani menjadi obyek wisata masal sejak April . Tercatat .
orang pengunjung datang pada periode Mei-Juli . Aktivitas wisata tidak ramah seperti
menyentuh dan memberi makan (iu Paus serta banyaknya jumlah perahu di lokasi kemunculan
terjadi di Botubarani. Dampaknya, terjadi perubahan perilaku dan timbulnya luka tubuh pada (iu
Paus. Pengelolaan konservasi berbasis masyarakat diupayakan untuk melakukan perlindungan (iu
Paus terhadap aktivitas wisata. Pelibatan masyarakat dalam upaya penetapan dan penerapan
model pengelolaan dilakukan pada Bulan April-Mei . Tim kelompok sadar wisata dan
monitoring (iu Paus terbentuk melalui upaya tersebut. Tim Kelompok sadar wisata membentuk
dan mengawasi tata cara berwisata. Penerapan zona interaksi x m dilakukan dengan jumlah
aktivitas maksimal perahu, snorkeler dan penyelam dalam satu waktu. Tim monitoring
melakukan pemantauan dengan membuat kalender kemunculan (iu Paus. Aktivitas yang
dilakukan oleh dua tim tersebut menjadi model pengelolaan konservasi (iu Paus yang efektif di
Pantai Botubarani.
Kata kunci: Konservasi (iu Paus, Pelibatan Masyarakat, Botubarani
SN PM
URGENS) DATA SPAS)AL RESOLUS) T)NGG) UNTUK KONSERVAS)
KAWASAN KEPES)S)RAN Studi Kasus: Pemotretan Udara Kawasan
Pesisir Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul, D)Y
a* b bTheresia Retno Wulan , Guridno Bintar Saputro , Mone )ye Cornelia Marchiavelli , Edwin
c d c cMaulana , Anggara Setyabawana Putra , Farid )brahim , Mega Dharma Putra , Dwi Sri
c cWahyunigsih , Fajrun Wahidill Muharam
a Program Doktoral, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
b Badan )nformasi Geospasial
c Parangtritis Geomaritime Science Park
d Statistika Menejemen Kebencanaan, Universitas )slam )ndonesia, Yogyakarta
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan kepesisiran merupakan kawasan dengan karakteristik yang unik dan berbeda dengan
habitat lainya. Berbagai akti itas alam terjadi di kawasan pesisir yang mengancam kelestarian
lingkungan kepesisiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan Uji Akuisisi data foto
udara untuk konservasi wilayah kepesisiran. Pemotretan udara dilakukan dengan menggunakan
wahana UAV tipe ixed wing dan multirotor. UAV dengan tipe ixed wing dan multirotor memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing, pada saat dilakukan pemotretan udara di kawasan
kepesisiran. UAV dengan tipe ixedwing cenderung lebih rentan terhadap gangguan angin,
sedangkan UAV tipe multirotor cenderung lebih tahan terhadap gangguan angin. UAV tipe
ixedwing memiliki daya jelajah yang lebih tinggi, sehingga dalam waktu bersamaan, pemotretan
dengan menggunakan ixedwing dapat mengcover daerah yang lebih luas. (asil dari pemotretan
udara menunjukkan bahwa Ground Square Distance GSD kurang dari cm. Data tersebut dapat
dipergunakan untuk perencanaan tata ruang maupun konservasi hingga level tapak
Kata kunci: UAV, Konservasi, Foto Udara
TEKANAN (AB)TAT PADA KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN BERBAS)S
MASYARAKAT D) PES)S)R SELAT BAL), KABUPATEN BANYUWANG),
PROV)NS) JAWA T)MUR
a* a b aDhira Khurniawan Saputra , Arief Darmawan , Anthon Andrimida , Ma'ruf Mulya Satria ,
aSulastri Arsad
a FP)K Universitas Brawijaya
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Selat Bali di Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa lokasi KKP berbasis masyarakat.
Selain memberikan dampak positif secara ekologi, terdapat juga tekanan yang harus diwaspadai
oleh pengelola agar dijadikan perhatian dalam kegiatan pengelolaan. Penelitian ini
menggambarkan tekanan yang dihadapi oleh dari beberapa KKP berbasis masyarakat di
Banyuwangi itur konservasi penyu Pantai Cemara , Mangrove Pantai Bengkak dan terumbu
karang ZPB Bangsring . Metode observasi lingkungan dan wawancara yang dilakukan kepada
pengelola menunjukkan bahwa tekanan pada kawasan pantai Cemara dan Pantai Bengkak lebih
didominasi oleh tekanan alami, sedangkan pada Bangsring, aktivitas wisatawan memiliki nilai
paling besar. Upaya untuk meminimalisir ancaman dilakukan dengan cara pemindahan sarang
alami dan pembuatan sarang semi-alami yang ternaungi Pantai Cemara , sedangkan pada
Bangsring dapat dibuat aturan berkunjung dan peningkatan kegiatan sosiaslisasi pada wisatawan.
Pada Pantai Bengkak, pembuatan saluran keluar pada ekosistem mangrove dan penambahan area
rehabilitasi cemara dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Adanya pemetaan
ancaman dan dampak pada masing-masing KKP tersebut dapat dijadikan bahan masukan untuk
perbaikan dalam kegiatan pengelolaan berkelanjutan di masing-masing wilayah.
Kata kunci: Terumbu Karang, Ekowisata, POKMASWAS
SN PM
SN PM
URGENS) DATA SPAS)AL RESOLUS) T)NGG) UNTUK KONSERVAS)
KAWASAN KEPES)S)RAN Studi Kasus: Pemotretan Udara Kawasan
Pesisir Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul, D)Y
a* b bTheresia Retno Wulan , Guridno Bintar Saputro , Mone )ye Cornelia Marchiavelli , Edwin
c d c cMaulana , Anggara Setyabawana Putra , Farid )brahim , Mega Dharma Putra , Dwi Sri
c cWahyunigsih , Fajrun Wahidill Muharam
a Program Doktoral, Fakultas Geogra i, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
b Badan )nformasi Geospasial
c Parangtritis Geomaritime Science Park
d Statistika Menejemen Kebencanaan, Universitas )slam )ndonesia, Yogyakarta
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan kepesisiran merupakan kawasan dengan karakteristik yang unik dan berbeda dengan
habitat lainya. Berbagai akti itas alam terjadi di kawasan pesisir yang mengancam kelestarian
lingkungan kepesisiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan Uji Akuisisi data foto
udara untuk konservasi wilayah kepesisiran. Pemotretan udara dilakukan dengan menggunakan
wahana UAV tipe ixed wing dan multirotor. UAV dengan tipe ixed wing dan multirotor memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing, pada saat dilakukan pemotretan udara di kawasan
kepesisiran. UAV dengan tipe ixedwing cenderung lebih rentan terhadap gangguan angin,
sedangkan UAV tipe multirotor cenderung lebih tahan terhadap gangguan angin. UAV tipe
ixedwing memiliki daya jelajah yang lebih tinggi, sehingga dalam waktu bersamaan, pemotretan
dengan menggunakan ixedwing dapat mengcover daerah yang lebih luas. (asil dari pemotretan
udara menunjukkan bahwa Ground Square Distance GSD kurang dari cm. Data tersebut dapat
dipergunakan untuk perencanaan tata ruang maupun konservasi hingga level tapak
Kata kunci: UAV, Konservasi, Foto Udara
TEKANAN (AB)TAT PADA KAWASAN KONSERVAS) PERA)RAN BERBAS)S
MASYARAKAT D) PES)S)R SELAT BAL), KABUPATEN BANYUWANG),
PROV)NS) JAWA T)MUR
a* a b aDhira Khurniawan Saputra , Arief Darmawan , Anthon Andrimida , Ma'ruf Mulya Satria ,
aSulastri Arsad
a FP)K Universitas Brawijaya
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Kawasan Selat Bali di Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa lokasi KKP berbasis masyarakat.
Selain memberikan dampak positif secara ekologi, terdapat juga tekanan yang harus diwaspadai
oleh pengelola agar dijadikan perhatian dalam kegiatan pengelolaan. Penelitian ini
menggambarkan tekanan yang dihadapi oleh dari beberapa KKP berbasis masyarakat di
Banyuwangi itur konservasi penyu Pantai Cemara , Mangrove Pantai Bengkak dan terumbu
karang ZPB Bangsring . Metode observasi lingkungan dan wawancara yang dilakukan kepada
pengelola menunjukkan bahwa tekanan pada kawasan pantai Cemara dan Pantai Bengkak lebih
didominasi oleh tekanan alami, sedangkan pada Bangsring, aktivitas wisatawan memiliki nilai
paling besar. Upaya untuk meminimalisir ancaman dilakukan dengan cara pemindahan sarang
alami dan pembuatan sarang semi-alami yang ternaungi Pantai Cemara , sedangkan pada
Bangsring dapat dibuat aturan berkunjung dan peningkatan kegiatan sosiaslisasi pada wisatawan.
Pada Pantai Bengkak, pembuatan saluran keluar pada ekosistem mangrove dan penambahan area
rehabilitasi cemara dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Adanya pemetaan
ancaman dan dampak pada masing-masing KKP tersebut dapat dijadikan bahan masukan untuk
perbaikan dalam kegiatan pengelolaan berkelanjutan di masing-masing wilayah.
Kata kunci: Terumbu Karang, Ekowisata, POKMASWAS
SN PM
SN PM
POTENS) DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT D) KKP K KE) KEC)L
DAN SEK)TARNYA
a* a b bRa ika Puspita Army , Rizal , (ellen Nanlohy , Natelda Timisela
a WWF )ndonesia )nner Banda Arc Sub-seascape
b Universitas Pattimura
e-mail: ra [email protected]
ABSTRAK
Kepulauan Kei Kecil adalah salah satu bagian dari Kabupaten Maluku Tenggara. Sumber daya laut
yang melimpah digunakan masyarakat setempat untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka.
Survei sosial ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kondisi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil KKP K . Pelaksanan kegiatan survei sosial berlangsung pada bulan Februari-Mei .
Pengambilan data menggunakan prinsip metode survei cepat terintegrasi melalui pendekatan
survei lapangan, wawancara dengan informan kunci di lapangan, dan melakukan diskusi kelompok
terarah terhadap tata kelola sumber daya laut di Kepulauan Kei Kecil. Pengambilan data dilakukan
pada desa yang terdiri dari desa di dalam KKP K dan desa di luar KKP K. (asil penelitian
menunjukkan bahwa kawasan perairan di Kei Kecil terdiri dari ishing ground dan no take zone.
Pemanfaatan sumber daya laut Kei Kecil diatur dalam peraturan formal dan informal, namun
hingga saat ini peraturan formal yang diterapkan masih minim. Kon lik-kon lik yang berkaitan
dengan pemanfaatan sumber daya laut terjadi beberapa kali dalam setahun. Kesadaran
masyarakat yang masih rendah serta terkikisnya budaya sasi laut menyebabkan pemanfaatan
sumber daya laut tidak terkontrol. (al tersebut menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan
terumbu karang dan pencemaran laut yang diakibatkan oleh penggunan bahan-bahan kimia
berbahaya pada kegiatan penangkapan. Pengelolaan wilayah laut dengan sumber daya lautnya
harus diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pembagian zona-zona petuanan
laut sesuai adat dan pengetahuan lokal masyarakat sebagai modal dasar.
Kata kunci: Konservasi, Sumber daya laut, Tata kelola
KEBERADAAN PENYU DAN UPAYA PELESTAR)ANNYA D) PANTA) PALO(,
KABUPATEN SAMBAS, PROV)NS) KAL)MANTAN BARAT
Dinda Rizky�
Magister )lmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah.
Salah satu tempat habitat bertelur penyu adalah Pantai Paloh yang terdapat di Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat. Saat ini populasi penyu di Pantai Paloh mulai terancam keberadaanya. Fluktuasi
pendaratan penyu di Pantai Paloh terjadi cukup signi ikan, pada tahun penyu mendarat
berjumlah ekor. Pada tahun jumlah pendaratan induk mengalami penurunan hingga
ekor. Pada tahun berikutnya, tahun dan mengalami jumlah pendaratan yang paling
rendah yaitu secara berurut sebesar dan ekor. Penurunan populasi penyu di Pantai Paloh
disebabkan oleh berbagai hal, yaitu faktor alam dan faktor anthropogenic. Faktor alami yaitu
perubahan lingkungan yang terjadi secara alamiah seperti: abrasi, perubahan suhu, dan predator
alami. Sedangkan faktor anthropogenic adalah ancaman yang berhubungan dengan adanya
akti itas manusia, baik laju pembangunan yang tinggi di wilayah pesisir dan pemanfaatan terhadap
pantai habitat peneluran maupun pemanfaatan terhadap spesies penyu, misalnya: pemanfaatan
penyu dan telur penyu serta kegiatan perikanan tangkap yang menggunakan alat tangkap yang
tidak selektif sehingga penyu ikut terjaring pada saat nelayan menangkap ikan. Beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk melindungi spesies penyu dalam upaya pelestarian adalah pengelolaan,
perlindungan wilayah pendaratan dan peneluran penyu laut. Salah satu penelitian yang penting
dilakukan adalah mengenai tempat habitat peneluran penyu yang mencangkup karakteristik
pantai. Karakteristik pantai tersebut antara lain: suhu sarang, kelembaban sarang, lebar pantai,
kemiringan pantai, kadar air substrat, ukuran dan tekstur substrat, vegetasi pantai.
Kata kunci: Penyu, habitat peneluran, karakteristik isik
Dinda Rizky
SN PM
POTENS) DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT D) KKP K KE) KEC)L
DAN SEK)TARNYA
a* a b bRa ika Puspita Army , Rizal , (ellen Nanlohy , Natelda Timisela
a WWF )ndonesia )nner Banda Arc Sub-seascape
b Universitas Pattimura
e-mail: ra [email protected]
ABSTRAK
Kepulauan Kei Kecil adalah salah satu bagian dari Kabupaten Maluku Tenggara. Sumber daya laut
yang melimpah digunakan masyarakat setempat untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka.
Survei sosial ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kondisi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil KKP K . Pelaksanan kegiatan survei sosial berlangsung pada bulan Februari-Mei .
Pengambilan data menggunakan prinsip metode survei cepat terintegrasi melalui pendekatan
survei lapangan, wawancara dengan informan kunci di lapangan, dan melakukan diskusi kelompok
terarah terhadap tata kelola sumber daya laut di Kepulauan Kei Kecil. Pengambilan data dilakukan
pada desa yang terdiri dari desa di dalam KKP K dan desa di luar KKP K. (asil penelitian
menunjukkan bahwa kawasan perairan di Kei Kecil terdiri dari ishing ground dan no take zone.
Pemanfaatan sumber daya laut Kei Kecil diatur dalam peraturan formal dan informal, namun
hingga saat ini peraturan formal yang diterapkan masih minim. Kon lik-kon lik yang berkaitan
dengan pemanfaatan sumber daya laut terjadi beberapa kali dalam setahun. Kesadaran
masyarakat yang masih rendah serta terkikisnya budaya sasi laut menyebabkan pemanfaatan
sumber daya laut tidak terkontrol. (al tersebut menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan
terumbu karang dan pencemaran laut yang diakibatkan oleh penggunan bahan-bahan kimia
berbahaya pada kegiatan penangkapan. Pengelolaan wilayah laut dengan sumber daya lautnya
harus diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pembagian zona-zona petuanan
laut sesuai adat dan pengetahuan lokal masyarakat sebagai modal dasar.
Kata kunci: Konservasi, Sumber daya laut, Tata kelola
KEBERADAAN PENYU DAN UPAYA PELESTAR)ANNYA D) PANTA) PALO(,
KABUPATEN SAMBAS, PROV)NS) KAL)MANTAN BARAT
Dinda Rizky�
Magister )lmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah.
Salah satu tempat habitat bertelur penyu adalah Pantai Paloh yang terdapat di Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat. Saat ini populasi penyu di Pantai Paloh mulai terancam keberadaanya. Fluktuasi
pendaratan penyu di Pantai Paloh terjadi cukup signi ikan, pada tahun penyu mendarat
berjumlah ekor. Pada tahun jumlah pendaratan induk mengalami penurunan hingga
ekor. Pada tahun berikutnya, tahun dan mengalami jumlah pendaratan yang paling
rendah yaitu secara berurut sebesar dan ekor. Penurunan populasi penyu di Pantai Paloh
disebabkan oleh berbagai hal, yaitu faktor alam dan faktor anthropogenic. Faktor alami yaitu
perubahan lingkungan yang terjadi secara alamiah seperti: abrasi, perubahan suhu, dan predator
alami. Sedangkan faktor anthropogenic adalah ancaman yang berhubungan dengan adanya
akti itas manusia, baik laju pembangunan yang tinggi di wilayah pesisir dan pemanfaatan terhadap
pantai habitat peneluran maupun pemanfaatan terhadap spesies penyu, misalnya: pemanfaatan
penyu dan telur penyu serta kegiatan perikanan tangkap yang menggunakan alat tangkap yang
tidak selektif sehingga penyu ikut terjaring pada saat nelayan menangkap ikan. Beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk melindungi spesies penyu dalam upaya pelestarian adalah pengelolaan,
perlindungan wilayah pendaratan dan peneluran penyu laut. Salah satu penelitian yang penting
dilakukan adalah mengenai tempat habitat peneluran penyu yang mencangkup karakteristik
pantai. Karakteristik pantai tersebut antara lain: suhu sarang, kelembaban sarang, lebar pantai,
kemiringan pantai, kadar air substrat, ukuran dan tekstur substrat, vegetasi pantai.
Kata kunci: Penyu, habitat peneluran, karakteristik isik
Dinda Rizky
SN PM
PEMODELAN NUMER)K SEBARAN DO ESTUAR) WONOREJO, SURABAYA
DAN DAMPAKNYA TER(ADAP EKOS)STEM PERA)RAN ESTUAR)
Wazirotus Sakinah
Universitas Abdurachman Saleh
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Estuari Wonorejo merupakan estuari yang cukup besar di Surabaya yang juga merupakan kawasan
konservasi. Namun banyaknya konversi lahan mangrove menjadi tambak dengan air buangannya
yang mengalir di estuari Wonorejo hingga pencemaran yang pekat di sungai sebelah estuari
Wonorejo memunculkan masalah kualitas air terutama untuk parameter DO di perairan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran DO di muara sungai
Wonorejo, mengetahui apakah parameter kualitas air di muara sungai Wonorejo tersebut sudah
memenuhi standar baku mutu air laut, dan mengetahui pengaruhnya di muara sungai Wonorejo
terhadap ekosistem estuari. Model hidrodinamika dan kualitas air dengan menggunakan
perangkat lunak M)KE modul hidrodinamika dan ECO Lab digunakan untuk meneliti sebaran DO
di estuari Wonorejo. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruhnya terhadap ekosistem perairan
estuari. (asil yang diperoleh adalah konsentrasi DO memiliki rentang , - , mg/L saat pasang
dan , - , mg/L saat surut, berdasarkan literatur konsentrasi ini dapat menyebabkan
pertumbuhan udang terganggu. Konsentrasi parameter kualitas air tersebut masih belum
melewati batas baku mutu untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh KEPMEN L( No. Tahun
.
Kata kunci: DO, Estuari Wonorejo, M)KE
PEMANTAUAN PART)S)PAT)F KOND)S), ANCAMAN, DAN PERSEPS)
MASYARAKAT TER(ADAP CETACEAN D) PERA)RAN PANTA) WAWARAN
DAN TAWANG PAC)TAN
Nurul Kusuma Dewi
Universitas PGR) Madiun
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Cetacean adalah kelompok mamalia laut yang telah beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi awal tentang Cetacean paus dan lumba-
lumba dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya laut tersebut di Perairan Pantai Wawaran
dan Tawang Pacitan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan
dan kondisi kelompok Cetacean di Perairan Wawaran dan Tawang sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya laut di wilayah tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap nelayan Pantai Wawaran
dan nelayan Pantai Tawang Pacitan menggunakan kuesioner tangkapan/tangkapan sampingan
dugong yang terstandarisasi dari UNEP/CMS. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang meliputi
latar belakang narasumber, tangkapan/tangkapan sampingan dugong, persepsi, informasi
perikanan, tangkapan/tangkapan sampingan penyu, dan tangkapan/tangkapan sampingan
Cetacean. Pantai Wawaran dan Tawang merupakan habitat bagi Cetacean. Seluruh responden
menyatakan pernah melihat Cetacean jenis paus dan lumba-lumba. Mereka melihat Cetacean
ketika memancing dan ketika menuju lokasi memancing, Menurut responden, lumba-lumba yang
mungkin hidup di lokasi ini berjumlah ribuan, sedangkan paus berada dalam jumlah yang lebih
sedikit. Seluruh responden juga menyatakan melihat lumba-lumba hampir setiap hari. Rata-rata
responden mengetahui bahwa paus dan lumba-lumba merupakan hewan dilindungi. Disisi lain,
responden juga dapat menjadi ancaman karena mereka menganggap lumba-lumba sebagai
pengganggu. Lumba-lumba sering merusak jaring dan menghabiskan ikan di dalamnya. Selain itu,
populasinya yang melimpah menyebabkan responden berpikir bahwa keberadaan Cetacean tidak
penting. Perlu dilakukan pendampingan kepada nelayan-nelayan di Pantai Wawaran dan Tawang
agar memahami dan ikut menjaga keberadaan sumber daya laut tersebut.
Kata kunci: Pemantauan Partisipatif, Cetacean, Pesisir Pacitan
SN PM
SN PM
PEMODELAN NUMER)K SEBARAN DO ESTUAR) WONOREJO, SURABAYA
DAN DAMPAKNYA TER(ADAP EKOS)STEM PERA)RAN ESTUAR)
Wazirotus Sakinah
Universitas Abdurachman Saleh
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Estuari Wonorejo merupakan estuari yang cukup besar di Surabaya yang juga merupakan kawasan
konservasi. Namun banyaknya konversi lahan mangrove menjadi tambak dengan air buangannya
yang mengalir di estuari Wonorejo hingga pencemaran yang pekat di sungai sebelah estuari
Wonorejo memunculkan masalah kualitas air terutama untuk parameter DO di perairan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran DO di muara sungai
Wonorejo, mengetahui apakah parameter kualitas air di muara sungai Wonorejo tersebut sudah
memenuhi standar baku mutu air laut, dan mengetahui pengaruhnya di muara sungai Wonorejo
terhadap ekosistem estuari. Model hidrodinamika dan kualitas air dengan menggunakan
perangkat lunak M)KE modul hidrodinamika dan ECO Lab digunakan untuk meneliti sebaran DO
di estuari Wonorejo. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruhnya terhadap ekosistem perairan
estuari. (asil yang diperoleh adalah konsentrasi DO memiliki rentang , - , mg/L saat pasang
dan , - , mg/L saat surut, berdasarkan literatur konsentrasi ini dapat menyebabkan
pertumbuhan udang terganggu. Konsentrasi parameter kualitas air tersebut masih belum
melewati batas baku mutu untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh KEPMEN L( No. Tahun
.
Kata kunci: DO, Estuari Wonorejo, M)KE
PEMANTAUAN PART)S)PAT)F KOND)S), ANCAMAN, DAN PERSEPS)
MASYARAKAT TER(ADAP CETACEAN D) PERA)RAN PANTA) WAWARAN
DAN TAWANG PAC)TAN
Nurul Kusuma Dewi
Universitas PGR) Madiun
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Cetacean adalah kelompok mamalia laut yang telah beradaptasi sepenuhnya dengan kehidupan air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi awal tentang Cetacean paus dan lumba-
lumba dan persepsi masyarakat terhadap sumber daya laut tersebut di Perairan Pantai Wawaran
dan Tawang Pacitan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan
dan kondisi kelompok Cetacean di Perairan Wawaran dan Tawang sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya laut di wilayah tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap nelayan Pantai Wawaran
dan nelayan Pantai Tawang Pacitan menggunakan kuesioner tangkapan/tangkapan sampingan
dugong yang terstandarisasi dari UNEP/CMS. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang meliputi
latar belakang narasumber, tangkapan/tangkapan sampingan dugong, persepsi, informasi
perikanan, tangkapan/tangkapan sampingan penyu, dan tangkapan/tangkapan sampingan
Cetacean. Pantai Wawaran dan Tawang merupakan habitat bagi Cetacean. Seluruh responden
menyatakan pernah melihat Cetacean jenis paus dan lumba-lumba. Mereka melihat Cetacean
ketika memancing dan ketika menuju lokasi memancing, Menurut responden, lumba-lumba yang
mungkin hidup di lokasi ini berjumlah ribuan, sedangkan paus berada dalam jumlah yang lebih
sedikit. Seluruh responden juga menyatakan melihat lumba-lumba hampir setiap hari. Rata-rata
responden mengetahui bahwa paus dan lumba-lumba merupakan hewan dilindungi. Disisi lain,
responden juga dapat menjadi ancaman karena mereka menganggap lumba-lumba sebagai
pengganggu. Lumba-lumba sering merusak jaring dan menghabiskan ikan di dalamnya. Selain itu,
populasinya yang melimpah menyebabkan responden berpikir bahwa keberadaan Cetacean tidak
penting. Perlu dilakukan pendampingan kepada nelayan-nelayan di Pantai Wawaran dan Tawang
agar memahami dan ikut menjaga keberadaan sumber daya laut tersebut.
Kata kunci: Pemantauan Partisipatif, Cetacean, Pesisir Pacitan
SN PM
STATUS DAN ANCAMAN TER(ADAP M)KRO(AB)TAT )KAN ENDEM)K
TERANCAM PUNA( BANGGA) CARD)NALF)S( Pterapogon kauderni
a* b cSamliok Ndobe , Jamaluddin Jompa , Abigail Mary Moor
a Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako
b Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin
c Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu spesies biota perairan dari spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah ikan hias
endemik Banggai cardinal ish Pterapogon kauderni . Berstatus Endangered species spesies
terancam punah pada Red List )UCN, dan pada CoP C)TES ke- tahun )ndonesia
berkomitmen untuk menjamin kelestariannya, proses penyusunan kebijakan perlindungan sedang
berlangsung. Pterapogon kauderni bersimbiosis dengan biota lain yang berperan sebagai
mikrohabitatnya, terutama bulubabi Diadema sp., anemone laut dan karang keras bercabang.
Ketersediaan mikrohabitat dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan dinamika
populasi P. kauderni di alam. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji data terkini mengenai status
dan ancaman mikrohabitat P. kauderni, termasuk dalam konteks perubahan iklim. Data
primer,yang diperoleh dengan metode survei Coral-Watch serta swim survey pada bleaching event
berskala global tahun , dibanding dengan data hasil survei yang dilakukan sejak . (asil
yang diperoleh antara lain bahwa kelimpahan populasi Diadema sp. mengalami penurunan sangat
drastis dan kelimpahan anemone laut menurun akibat tangkap lebih untuk dimanfaatkan sebagai
konsumsi makanan masyarakat pesisir. Mikrohabitat lainnya seperti terumbu karang, mengalami
kerusakan yang meningkat akibat aktivitas bersifat destruktif berskala lokal , maupun sebagai
dampak perubahan iklim, khususnya coral bleaching. Pada lokasi dimana mikrohabitat telah
menurun tajam, populasi P. kauderni sangat berkurang, termasuk pada lokasi dengan maupun
tanpa penangkapan ikan tersebut. Perlindungan dan pemulihan mikrohabitat dipandang sebagai
kondisi mutlak yang mendesak dilakukan untuk keberhasilan upaya pelestarian populasi P.
kauderni. (asil penelitian diharapkan sebagai salah satu dasar ilmiah perencanaan dan penerapan
pengelolaan lestari populasi ikan hias endemik P. kauderni beserta habitatnya.
Kata kunci: Endangered species, Mikrohabitat, Simbiosis
SN PM
STATUS POPULAS) SUMBER DAYA K)MA Bivalvia, Cardiidae,
Tridacninae D) PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)
a* a aMuhammad Nur Findra , )sdradjad Setyobudiandi , Nurlisa A. Butet , Dedy Duryadi
bSolihin
a Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FP)K )nstitut Pertanian Bogor
b Departemen Biologi, FM)PA )nstitut Pertanian Bogor
e-mail: muhammad. [email protected]
ABSTRAK
Kima merupakan salah satu sumber daya hayati perairan pesisir yang populasinya telah menurun
sehingga memerlukan upaya pengolaan. Pengelolaan sumber daya perairan membutuhkan
informasi dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan mengkaji populasi kima di perairan Taman
Nasional Wakatobi yang meliputi komposisi jenis, kepadatan populasi dan variasi ukurannya.
Taman Nasional Wakatobi merupakan kawasan konservasi yang dikelola dengan sistem zonasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei di sekitar Pulau Wangi-wangi, Kaledupa
dan Tomia menggunakan transek kuadrat. Penentuan lokasi pengamatan secara purposive
sampling yang didasarkan pada keberadaan kima. Terdapat empat jenis kima di lokasi penelitian
yang terdiri atas genus Tridacna dan (ippopus, yaitu T. crocea, T. squamosa, T. maxima dan (.
hippopus. Kepadatan populasi yang rendah ditemukan pada zona pemanfaatan kawasan P. Wangi-
wangi sedangkan kepadatan populasi yang lebih tinggi umumnya ditemukan pada zona pariwisata
sebagian kawasan P. Kaledupa dan P. Tomia . Di kawasan Wangi-wangi kepadatan populasi T.
crocea, T. maxima, T. squamosa dan (. hippopus masing-masing adalah ind/ m , ind/ m ,
ind/ m dan ind/ m , di kawasan Kaledupa masing-masing sebanyak ind/ m ,
ind/ m , ind/ m dan ind/ m , sedangkan di kawasan Tomia masing-masing
sebanyak ind/ m , ind/ m , ind/ m dan ind/ m . Ukuran kima yang
ditemukan bervariasi antar jenis dan lokasi penelitian, kebanyakan kima yang ditemukan masih
berukuran kecil sedangkan yang besar sudah menunjukkan kelangkaan. Perbedaan kepadatan
populasi dan ukuran kima yang ditemukan diduga berkaitan dengan masih adanya eksploitasi oleh
masyarakat lokal pada zona pemanfaatan. (al ini mengindikasikan bahwa zonasi pengelolaan
kawasan konservasi turut mempengaruhi keberadaan populasi kima di kawasan tersebut.
Kata kunci: Kima, Populasi, Taman Nasional Wakatobi
SN PM
STATUS DAN ANCAMAN TER(ADAP M)KRO(AB)TAT )KAN ENDEM)K
TERANCAM PUNA( BANGGA) CARD)NALF)S( Pterapogon kauderni
a* b cSamliok Ndobe , Jamaluddin Jompa , Abigail Mary Moor
a Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako
b Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin
c Program Studi S )lmu Perikanan, Fakultas )lmu Kelautan dan Perikanan, Universitas (asanuddin
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu spesies biota perairan dari spesies prioritas konservasi di )ndonesia adalah ikan hias
endemik Banggai cardinal ish Pterapogon kauderni . Berstatus Endangered species spesies
terancam punah pada Red List )UCN, dan pada CoP C)TES ke- tahun )ndonesia
berkomitmen untuk menjamin kelestariannya, proses penyusunan kebijakan perlindungan sedang
berlangsung. Pterapogon kauderni bersimbiosis dengan biota lain yang berperan sebagai
mikrohabitatnya, terutama bulubabi Diadema sp., anemone laut dan karang keras bercabang.
Ketersediaan mikrohabitat dipandang sebagai faktor penentu dalam keberhasilan dinamika
populasi P. kauderni di alam. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji data terkini mengenai status
dan ancaman mikrohabitat P. kauderni, termasuk dalam konteks perubahan iklim. Data
primer,yang diperoleh dengan metode survei Coral-Watch serta swim survey pada bleaching event
berskala global tahun , dibanding dengan data hasil survei yang dilakukan sejak . (asil
yang diperoleh antara lain bahwa kelimpahan populasi Diadema sp. mengalami penurunan sangat
drastis dan kelimpahan anemone laut menurun akibat tangkap lebih untuk dimanfaatkan sebagai
konsumsi makanan masyarakat pesisir. Mikrohabitat lainnya seperti terumbu karang, mengalami
kerusakan yang meningkat akibat aktivitas bersifat destruktif berskala lokal , maupun sebagai
dampak perubahan iklim, khususnya coral bleaching. Pada lokasi dimana mikrohabitat telah
menurun tajam, populasi P. kauderni sangat berkurang, termasuk pada lokasi dengan maupun
tanpa penangkapan ikan tersebut. Perlindungan dan pemulihan mikrohabitat dipandang sebagai
kondisi mutlak yang mendesak dilakukan untuk keberhasilan upaya pelestarian populasi P.
kauderni. (asil penelitian diharapkan sebagai salah satu dasar ilmiah perencanaan dan penerapan
pengelolaan lestari populasi ikan hias endemik P. kauderni beserta habitatnya.
Kata kunci: Endangered species, Mikrohabitat, Simbiosis
SN PM
STATUS POPULAS) SUMBER DAYA K)MA Bivalvia, Cardiidae,
Tridacninae D) PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)
a* a aMuhammad Nur Findra , )sdradjad Setyobudiandi , Nurlisa A. Butet , Dedy Duryadi
bSolihin
a Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FP)K )nstitut Pertanian Bogor
b Departemen Biologi, FM)PA )nstitut Pertanian Bogor
e-mail: muhammad. [email protected]
ABSTRAK
Kima merupakan salah satu sumber daya hayati perairan pesisir yang populasinya telah menurun
sehingga memerlukan upaya pengolaan. Pengelolaan sumber daya perairan membutuhkan
informasi dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan mengkaji populasi kima di perairan Taman
Nasional Wakatobi yang meliputi komposisi jenis, kepadatan populasi dan variasi ukurannya.
Taman Nasional Wakatobi merupakan kawasan konservasi yang dikelola dengan sistem zonasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei di sekitar Pulau Wangi-wangi, Kaledupa
dan Tomia menggunakan transek kuadrat. Penentuan lokasi pengamatan secara purposive
sampling yang didasarkan pada keberadaan kima. Terdapat empat jenis kima di lokasi penelitian
yang terdiri atas genus Tridacna dan (ippopus, yaitu T. crocea, T. squamosa, T. maxima dan (.
hippopus. Kepadatan populasi yang rendah ditemukan pada zona pemanfaatan kawasan P. Wangi-
wangi sedangkan kepadatan populasi yang lebih tinggi umumnya ditemukan pada zona pariwisata
sebagian kawasan P. Kaledupa dan P. Tomia . Di kawasan Wangi-wangi kepadatan populasi T.
crocea, T. maxima, T. squamosa dan (. hippopus masing-masing adalah ind/ m , ind/ m ,
ind/ m dan ind/ m , di kawasan Kaledupa masing-masing sebanyak ind/ m ,
ind/ m , ind/ m dan ind/ m , sedangkan di kawasan Tomia masing-masing
sebanyak ind/ m , ind/ m , ind/ m dan ind/ m . Ukuran kima yang
ditemukan bervariasi antar jenis dan lokasi penelitian, kebanyakan kima yang ditemukan masih
berukuran kecil sedangkan yang besar sudah menunjukkan kelangkaan. Perbedaan kepadatan
populasi dan ukuran kima yang ditemukan diduga berkaitan dengan masih adanya eksploitasi oleh
masyarakat lokal pada zona pemanfaatan. (al ini mengindikasikan bahwa zonasi pengelolaan
kawasan konservasi turut mempengaruhi keberadaan populasi kima di kawasan tersebut.
Kata kunci: Kima, Populasi, Taman Nasional Wakatobi
SN PM
SN PM
PEMETAAN DAN KOND)S) PADANG LAMUN D) PERA)RAN
KAL)MANTAN SELATAN
a* aDa iuddin Salim , Baharuddin
a Universitas Lambung Mangkurat
e-mail: da [email protected]
ABSTRAK
Ekosistem padang lamun merupakan komunitas tumbuhan yang dominan berada di perairan
dangkal Kalimantan Selatan dan memiiliki peranan penting sebagai habitat untuk ikan dan
krustasea serta memberikan sumber makanan utama bagi dugong dan penyu. )nformasi data
ekosistem padang lamun di perairan Kalimantan Selatan belum didiskusikan oleh para peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran, kondisi dan ancaman ekosistem lamun di
perairan Kalimantan Selatan. Pemetaan padang lamun dilakukan secara in-situ dengan
menggunakan GPS Global Positioning System dan dianalisis dengan menggunakan program
ArcGis. Pengambilan data penutupan dan jenis lamun dilakukan dengan cara penyelaman dan
snorkeling pada transek kuadrat , m x , m. (asil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran
lamun di perairan Kalimantan Selatan hanya didapatkan di perairan Kabupaten Tanah Bumbu dan
Kabupaten Kotabaru. Sebaran lamun di wilayah perairan Kabupaten Tanah Bumbu meliputi
Tanjung Kandang (aur, Pulau Burung, Pulau Tampakan sebelah timur, Pulau Suwangi sebelah
selatan, Karang Penyulingan, Karang Katoang. Adapun sebaran lamun di wilayah perairan
Kabupaten Kotabaru ditemukan di Tanjung Pelayar, Teluk Kemuning, Pulau Titipan )ndah, Pulau
Kerayaan, Pulau Anak Kerayaan, Pulau Kerumputan, Pulau Serudung dan Pulau Marabatuan. Secara
keseluruhan, ada delapan jenis lamun di perairan Kalimantan Selatan yang didapatkan. Kondisi
penutupan lamun yang terukur di lapangan pada Tanjung Kandang (aur, Pulau Anak Kerayaan,
Pulau Kerayaan dan Pulau Marabatuan secara berturut-turut adalah adalah %, %, % dan ,
%. (asil ini menunjukkan kondisi lamun yang didapatkan tergolong Baik Kaya/Sehat pada
perairan Tanjung Kandang (aur dan Rusak dengan kondisi Miskin dan Kurang Sehat.
Kata kunci: Pemetaan, Lamun, Kalimantan Selatan
F)LOGEOGRAF) B)OTA LAUT UNTUK KONSERVAS) B)RD'S (EAD
SEASCAPE, PAPUA
Abdul (amid A. Toha
a Universitas Papua
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Adanya krisis dan kehilangan cepat keragaman hayati laut dan pesisir global saat ini telah
mendorong usaha untuk mendaftarkan semua keragaman hayati di bumi dan melakukan usaha
konservasi termasuk di bentang laut kepala burung atau Bird's (ead Seascape B(S , Papua.
Filogeogra i adalah bidang kajian yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan proses yang
mengatur distribusi geogra is dan garis keturunan silsilah, khususnya di tingkat intraspesi ik dan
dapat digunakan termasuk memberikan rekomendasi konservasi biota laut. Penelitian ilogeogra i
di B(S ini dilakukan pada berbagai spesies laut seperti bulu babi Tripneustes gratilla, lobster
Panulirus versicolor, gurita Octopus cyanea, hiu paus Rhincodon typus, koral Seriatopora hystrix dan
Pocillopora damicornis, Cacing Spirobranchus corniculatus, S. gaymardii dan S. cruciger, Tuna Auxis
thazard, Euthynnus af inis, cakalang Katsuwonus pelamis, kembung Rastrelliger kanagurta, Tenggiri
Scomberomorus commerson, serta kima Tridacna crocea, T. maxima, dan T. squamosa. (asil
penelitian mengungkap tingginya keragaman genetik dan variasi struktur genetik biota laut di B(S.
Struktur genetik biota laut terutama teridenti ikasi di Teluk Cenderawasih sedangkan daerah lain
terkoneksi satu dengan yang lain. (asil ini memberikan rekomendasi pengelolaan dan koservasi
biota laut secara bervariasi baik antar spesies maupun antar kawasan di B(S. Kawasan konservasi
laut yang ada perlu direvitalisasi termasuk pembentukan jaringan baru kawasan konservasi laut
khususnya di Teluk Cenderawasih.
Kata kunci: Filogeogra i, Konservasi, Bird's (ead Seascape
SN PM
SN PM
PEMETAAN DAN KOND)S) PADANG LAMUN D) PERA)RAN
KAL)MANTAN SELATAN
a* aDa iuddin Salim , Baharuddin
a Universitas Lambung Mangkurat
e-mail: da [email protected]
ABSTRAK
Ekosistem padang lamun merupakan komunitas tumbuhan yang dominan berada di perairan
dangkal Kalimantan Selatan dan memiiliki peranan penting sebagai habitat untuk ikan dan
krustasea serta memberikan sumber makanan utama bagi dugong dan penyu. )nformasi data
ekosistem padang lamun di perairan Kalimantan Selatan belum didiskusikan oleh para peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran, kondisi dan ancaman ekosistem lamun di
perairan Kalimantan Selatan. Pemetaan padang lamun dilakukan secara in-situ dengan
menggunakan GPS Global Positioning System dan dianalisis dengan menggunakan program
ArcGis. Pengambilan data penutupan dan jenis lamun dilakukan dengan cara penyelaman dan
snorkeling pada transek kuadrat , m x , m. (asil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran
lamun di perairan Kalimantan Selatan hanya didapatkan di perairan Kabupaten Tanah Bumbu dan
Kabupaten Kotabaru. Sebaran lamun di wilayah perairan Kabupaten Tanah Bumbu meliputi
Tanjung Kandang (aur, Pulau Burung, Pulau Tampakan sebelah timur, Pulau Suwangi sebelah
selatan, Karang Penyulingan, Karang Katoang. Adapun sebaran lamun di wilayah perairan
Kabupaten Kotabaru ditemukan di Tanjung Pelayar, Teluk Kemuning, Pulau Titipan )ndah, Pulau
Kerayaan, Pulau Anak Kerayaan, Pulau Kerumputan, Pulau Serudung dan Pulau Marabatuan. Secara
keseluruhan, ada delapan jenis lamun di perairan Kalimantan Selatan yang didapatkan. Kondisi
penutupan lamun yang terukur di lapangan pada Tanjung Kandang (aur, Pulau Anak Kerayaan,
Pulau Kerayaan dan Pulau Marabatuan secara berturut-turut adalah adalah %, %, % dan ,
%. (asil ini menunjukkan kondisi lamun yang didapatkan tergolong Baik Kaya/Sehat pada
perairan Tanjung Kandang (aur dan Rusak dengan kondisi Miskin dan Kurang Sehat.
Kata kunci: Pemetaan, Lamun, Kalimantan Selatan
F)LOGEOGRAF) B)OTA LAUT UNTUK KONSERVAS) B)RD'S (EAD
SEASCAPE, PAPUA
Abdul (amid A. Toha
a Universitas Papua
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Adanya krisis dan kehilangan cepat keragaman hayati laut dan pesisir global saat ini telah
mendorong usaha untuk mendaftarkan semua keragaman hayati di bumi dan melakukan usaha
konservasi termasuk di bentang laut kepala burung atau Bird's (ead Seascape B(S , Papua.
Filogeogra i adalah bidang kajian yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan proses yang
mengatur distribusi geogra is dan garis keturunan silsilah, khususnya di tingkat intraspesi ik dan
dapat digunakan termasuk memberikan rekomendasi konservasi biota laut. Penelitian ilogeogra i
di B(S ini dilakukan pada berbagai spesies laut seperti bulu babi Tripneustes gratilla, lobster
Panulirus versicolor, gurita Octopus cyanea, hiu paus Rhincodon typus, koral Seriatopora hystrix dan
Pocillopora damicornis, Cacing Spirobranchus corniculatus, S. gaymardii dan S. cruciger, Tuna Auxis
thazard, Euthynnus af inis, cakalang Katsuwonus pelamis, kembung Rastrelliger kanagurta, Tenggiri
Scomberomorus commerson, serta kima Tridacna crocea, T. maxima, dan T. squamosa. (asil
penelitian mengungkap tingginya keragaman genetik dan variasi struktur genetik biota laut di B(S.
Struktur genetik biota laut terutama teridenti ikasi di Teluk Cenderawasih sedangkan daerah lain
terkoneksi satu dengan yang lain. (asil ini memberikan rekomendasi pengelolaan dan koservasi
biota laut secara bervariasi baik antar spesies maupun antar kawasan di B(S. Kawasan konservasi
laut yang ada perlu direvitalisasi termasuk pembentukan jaringan baru kawasan konservasi laut
khususnya di Teluk Cenderawasih.
Kata kunci: Filogeogra i, Konservasi, Bird's (ead Seascape
SN PM
SN PM
STUD) POLA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT D) TAMAN NAS)ONAL
KAR)MUNJAWA SEBAGA) TA(APAN PENGALOKAS)AN (AK AKSES
MASYARAKAT
a* b aPuji Prihatinningsih , Raymond jacob , Yusuf Syaifudin
a Balai Taman Nasional Karimunjawa
b RARE
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu karakteristik kawasan konservasi di )ndonesia adalah keberadaan masyarakat yang ada
di sekitar kawasan. Tak terkecuali dengan kawasan Taman Nasional Karimunjawa dimana terdapat
desa di sekitar kawasan yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan, Desa Parang dan Desa Nyamuk.
Sejak lama sumber daya perairan dianggap sebagai sumber daya yang dapat secara bebas diakses
oleh siapa saja atau dikenal sebagai 'Open Pool Common Resources . Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pola pemanfaatan sumber daya laut yang ada di dalam kawasan Taman Nasional
Karimunjawa oleh masyarakat yang hidup di sekitar kawasan. Dalam kegiatan ini metode yang
digunakan adalah metode survei. Survei pemanfaatansumber daya dilakukan setiap bulan pada
tahun - di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Responden survei adalah
nelayan yang ditemui sedang menangkap ikan di dalam kawasan. Data yang diambil adalah hasil
tangkapan ikan, jenis alat tangkap dan lokasi penangkapan. Dilakukan pula survei Partisipatory
Rural Apprisal yang bertujuan untuk menggali secara langsung pendapat masyarakat secara
partisipatif. Survei dilakukan di desa di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa. (asil
survei menunjukkan bahwa masyarakat desa di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa
memanfaatkan seluruh kawasan untuk menangkap ikan. Tiap desa mempunyai karakteristik
pemanfaatan sumber daya yang berbeda satu sama lain. Masyarakat Karimunjawa menangkap ikan
di seluruh kawasan tanpa memperhatikan jenis dan alat tangkap yang digunakan. Masyarakat Desa
Parang dan Nyamuk memilih menangkap ikan jauh diluar kawasan dan selektif memilih jenis.
Sedangkan masyarakat Kemujan lebih suka menangkap ikan di sekitar wilayah desanya. (ampir
semua masyarakat berkeinginan untuk mengelola sumber daya laut di sekitarnya secara
berkelanjutan.
Kata kunci: (ak akses, Taman Nasional, Masyarakat
SN PM
RAJA AMPAT SEBAGA) NO TAKE ZONE PER)KANAN ()U D) W)LAYA(
LAUT )NDONES)A T)MUR
Gulam Arafat
Loka Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut sorong
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Usaha perikanan hiu di kota sorong mulai tercatat pada tahun . Berdasarkan PERMEN KP
Nomor /MEN-KP/ sebagai bentuk pengelolaan jenis ikan, tahun Loka PSPL Sorong
melakukan Pelayanan Rekomendasi komoditas (iu. Tercatat jumlah total pengiriman komoditas
hiu sebanyak ton tahun , ton tahun dan tahun hingga bulan maret telah
mencapai ton. Pengajuan permohonan rekomendasi komoditas hiu terus meningkat. Komoditas
hiu ini berasal dari berbagai wilayah antara lain Sorong, Manokwari, Teluk Bintuni dan Biak
Numfor. Berbeda dengan Kota Sorong, Raja Ampat melakukan upaya konservasi pada perikanan
hiu. Raja Ampat merupakan kabupaten bahari yang memiliki kawasan konservasi. Upaya
konservasi hiu dilakukan sejak tahun melalui surat edaran Bupati nomor / / .
Salah satu poin menyebutkan melarang menangkap ikan hiu. lalu pada tahun , diterbitkan
Perda Nomor / tentang larangan penangkapan (iu, Pari manta dan jenis-jenis ikan tertentu
di perairan laut Raja Ampat. Namun, rentang tahun - ditemukan upaya penangkapan hiu
di kawasan konservasi Raja Ampat. dicurigai, nelayan menangkap hiu di raja ampat kemudian
menjualnya ke kota sorong. Untuk mencegah kejadian tersebut, perlu upaya pengelolaan oleh
Pemda Kota Sorong dan Pemda Raja Ampat. Bagi Pemda Kota Sorong, beberapa kebijakan perlu
diterapkan bagi pelaku usaha perikanan hiu antara lain melakukan registrasi nelayan dan
pengusaha, mewajibkan pendaratan hiu dalam bentuk utuh dan setiap transaksi oleh nelayan
kepada pengusaha didata melalui mekanisme stock opname. bagi Pemda Raja Ampat, agar
memaksimalkan pengawasan wilayah perairan bekerjasama dengan mitra pelaku wisata untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan perikanan hiu yang ditemukan di Raja Ampat.
Kata kunci: Perikanan (iu, Kawasan Konservasi, Upaya Pengelolaan
SN PM
STUD) POLA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT D) TAMAN NAS)ONAL
KAR)MUNJAWA SEBAGA) TA(APAN PENGALOKAS)AN (AK AKSES
MASYARAKAT
a* b aPuji Prihatinningsih , Raymond jacob , Yusuf Syaifudin
a Balai Taman Nasional Karimunjawa
b RARE
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu karakteristik kawasan konservasi di )ndonesia adalah keberadaan masyarakat yang ada
di sekitar kawasan. Tak terkecuali dengan kawasan Taman Nasional Karimunjawa dimana terdapat
desa di sekitar kawasan yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan, Desa Parang dan Desa Nyamuk.
Sejak lama sumber daya perairan dianggap sebagai sumber daya yang dapat secara bebas diakses
oleh siapa saja atau dikenal sebagai 'Open Pool Common Resources . Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pola pemanfaatan sumber daya laut yang ada di dalam kawasan Taman Nasional
Karimunjawa oleh masyarakat yang hidup di sekitar kawasan. Dalam kegiatan ini metode yang
digunakan adalah metode survei. Survei pemanfaatansumber daya dilakukan setiap bulan pada
tahun - di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Responden survei adalah
nelayan yang ditemui sedang menangkap ikan di dalam kawasan. Data yang diambil adalah hasil
tangkapan ikan, jenis alat tangkap dan lokasi penangkapan. Dilakukan pula survei Partisipatory
Rural Apprisal yang bertujuan untuk menggali secara langsung pendapat masyarakat secara
partisipatif. Survei dilakukan di desa di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa. (asil
survei menunjukkan bahwa masyarakat desa di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa
memanfaatkan seluruh kawasan untuk menangkap ikan. Tiap desa mempunyai karakteristik
pemanfaatan sumber daya yang berbeda satu sama lain. Masyarakat Karimunjawa menangkap ikan
di seluruh kawasan tanpa memperhatikan jenis dan alat tangkap yang digunakan. Masyarakat Desa
Parang dan Nyamuk memilih menangkap ikan jauh diluar kawasan dan selektif memilih jenis.
Sedangkan masyarakat Kemujan lebih suka menangkap ikan di sekitar wilayah desanya. (ampir
semua masyarakat berkeinginan untuk mengelola sumber daya laut di sekitarnya secara
berkelanjutan.
Kata kunci: (ak akses, Taman Nasional, Masyarakat
SN PM
RAJA AMPAT SEBAGA) NO TAKE ZONE PER)KANAN ()U D) W)LAYA(
LAUT )NDONES)A T)MUR
Gulam Arafat
Loka Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut sorong
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Usaha perikanan hiu di kota sorong mulai tercatat pada tahun . Berdasarkan PERMEN KP
Nomor /MEN-KP/ sebagai bentuk pengelolaan jenis ikan, tahun Loka PSPL Sorong
melakukan Pelayanan Rekomendasi komoditas (iu. Tercatat jumlah total pengiriman komoditas
hiu sebanyak ton tahun , ton tahun dan tahun hingga bulan maret telah
mencapai ton. Pengajuan permohonan rekomendasi komoditas hiu terus meningkat. Komoditas
hiu ini berasal dari berbagai wilayah antara lain Sorong, Manokwari, Teluk Bintuni dan Biak
Numfor. Berbeda dengan Kota Sorong, Raja Ampat melakukan upaya konservasi pada perikanan
hiu. Raja Ampat merupakan kabupaten bahari yang memiliki kawasan konservasi. Upaya
konservasi hiu dilakukan sejak tahun melalui surat edaran Bupati nomor / / .
Salah satu poin menyebutkan melarang menangkap ikan hiu. lalu pada tahun , diterbitkan
Perda Nomor / tentang larangan penangkapan (iu, Pari manta dan jenis-jenis ikan tertentu
di perairan laut Raja Ampat. Namun, rentang tahun - ditemukan upaya penangkapan hiu
di kawasan konservasi Raja Ampat. dicurigai, nelayan menangkap hiu di raja ampat kemudian
menjualnya ke kota sorong. Untuk mencegah kejadian tersebut, perlu upaya pengelolaan oleh
Pemda Kota Sorong dan Pemda Raja Ampat. Bagi Pemda Kota Sorong, beberapa kebijakan perlu
diterapkan bagi pelaku usaha perikanan hiu antara lain melakukan registrasi nelayan dan
pengusaha, mewajibkan pendaratan hiu dalam bentuk utuh dan setiap transaksi oleh nelayan
kepada pengusaha didata melalui mekanisme stock opname. bagi Pemda Raja Ampat, agar
memaksimalkan pengawasan wilayah perairan bekerjasama dengan mitra pelaku wisata untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan perikanan hiu yang ditemukan di Raja Ampat.
Kata kunci: Perikanan (iu, Kawasan Konservasi, Upaya Pengelolaan
SN PM
KRAKATAU )SLAND MAR)NE RESERVE VS ANT(ROPOGEN)C
ACT)V)T)ES: AN ECOLOG)CAL PO)NT OF V)EW AND RECOMMENDAT)ON
Singgih A ifa Putra
LPPPTK KPTK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R)
e-mail: singgih.a [email protected]
ABSTRACT
The Krakatau )slands from a group of isolated, uninhabited, but accessible volcanic islands in the
Sunda Strait between Sumatra and Java )ndonesia Archipelago . The Krakatau Volcanic Complex
was designated as a Natural Reserves and Nature land Reserve. Their ecological growth and
development are well documented as well as the terrestrial biodiversity, but neither to marine
biodiversity. The present report provide suggestions concerning their marine biodiversity and
conservation management in relation to natural and anthropogenic disturbances. The result
showed the ongoing impact of the anthropogenic disturbances i.e. destructive recreational
activities on coral communities in the area will continue to lead to degradation in the future unless
the utilization of the area will become more controlled.
Keywords: Krakatau, Marine Reserve, Anthropogenic acitivities
STRUKTUR KOMUN)TAS PADANG LAMUN D) PERA)RAN PULAU SEMAK
DAUN, KEPULAUAN SER)BU
a* a a a a aRatri Cahyani , Agathis Noor L , Sri Lestari , Fitria (ana , Kutriyani , Vivi Yuliana , Bondan
aWisnu A
a Universitas Jenderal Soedirman
e-mail: ratricahyani @gmail.com
ABSTRAK
Lamun Seagrass merupakan tumbuhan berbunga Angiospermae yang hidup dan tumbuh di laut
dangkal dan jernih. Ekosistem lamun memiliki peranan utama di wilayah pesisir karena berperan
langsung sebagai habitat untuk berbagai jenis organisme laut. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Agustus di perairan pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu dengan tujuan untuk
mengetahui struktur komunitas padang lamun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif eksploratif. Pengamatan lamun meliputi identi ikasi jenis-jenis lamun,
menghitung jumlah tegakan/individu, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks
dominansi. (asil penelitian memperlihatkan bahwa jenis lamun yang ditemukan di perairan Pulau
Semak Daun terdapat delapan jenis yaitu Cymodocea rotundata, Cymodcea serulata, Syringodium
isoetifolium, Thalassia hemprichii, (alodule uninervis, (alophila minor, (alophila ovalis dan
Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun yang paling banyak ditemukan yaitu Cymodocea rotundata.
Nilai indeks keanekaragaman berkisar , - , tergolong keanekaragaman sedang; indeks
keseragaman berkisar , - , dikategorikan keseragaman tinggi dan dominansi berkisar , -
, tergolong dominansi rendah. Berdasarkan perhitungan indeks tersebut kondisi padang lamun
tergolong cukup baik dan kondisi kualitas perairan secara umum baik untuk menunjang kehidupan
lamun.
Kata kunci: Struktur komunitas, Padang Lamun, Pulau Semak Daun
SN PM
SN PM
KRAKATAU )SLAND MAR)NE RESERVE VS ANT(ROPOGEN)C
ACT)V)T)ES: AN ECOLOG)CAL PO)NT OF V)EW AND RECOMMENDAT)ON
Singgih A ifa Putra
LPPPTK KPTK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R)
e-mail: singgih.a [email protected]
ABSTRACT
The Krakatau )slands from a group of isolated, uninhabited, but accessible volcanic islands in the
Sunda Strait between Sumatra and Java )ndonesia Archipelago . The Krakatau Volcanic Complex
was designated as a Natural Reserves and Nature land Reserve. Their ecological growth and
development are well documented as well as the terrestrial biodiversity, but neither to marine
biodiversity. The present report provide suggestions concerning their marine biodiversity and
conservation management in relation to natural and anthropogenic disturbances. The result
showed the ongoing impact of the anthropogenic disturbances i.e. destructive recreational
activities on coral communities in the area will continue to lead to degradation in the future unless
the utilization of the area will become more controlled.
Keywords: Krakatau, Marine Reserve, Anthropogenic acitivities
STRUKTUR KOMUN)TAS PADANG LAMUN D) PERA)RAN PULAU SEMAK
DAUN, KEPULAUAN SER)BU
a* a a a a aRatri Cahyani , Agathis Noor L , Sri Lestari , Fitria (ana , Kutriyani , Vivi Yuliana , Bondan
aWisnu A
a Universitas Jenderal Soedirman
e-mail: ratricahyani @gmail.com
ABSTRAK
Lamun Seagrass merupakan tumbuhan berbunga Angiospermae yang hidup dan tumbuh di laut
dangkal dan jernih. Ekosistem lamun memiliki peranan utama di wilayah pesisir karena berperan
langsung sebagai habitat untuk berbagai jenis organisme laut. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Agustus di perairan pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu dengan tujuan untuk
mengetahui struktur komunitas padang lamun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif eksploratif. Pengamatan lamun meliputi identi ikasi jenis-jenis lamun,
menghitung jumlah tegakan/individu, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks
dominansi. (asil penelitian memperlihatkan bahwa jenis lamun yang ditemukan di perairan Pulau
Semak Daun terdapat delapan jenis yaitu Cymodocea rotundata, Cymodcea serulata, Syringodium
isoetifolium, Thalassia hemprichii, (alodule uninervis, (alophila minor, (alophila ovalis dan
Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun yang paling banyak ditemukan yaitu Cymodocea rotundata.
Nilai indeks keanekaragaman berkisar , - , tergolong keanekaragaman sedang; indeks
keseragaman berkisar , - , dikategorikan keseragaman tinggi dan dominansi berkisar , -
, tergolong dominansi rendah. Berdasarkan perhitungan indeks tersebut kondisi padang lamun
tergolong cukup baik dan kondisi kualitas perairan secara umum baik untuk menunjang kehidupan
lamun.
Kata kunci: Struktur komunitas, Padang Lamun, Pulau Semak Daun
SN PM
SN PM
TA(UN PERJALANAN REEF C(ECK KAR)MUNJAWA DENGAN
PERSPEKT)F : ZONA )NT) DAN ZONA PEMANFAATAN W)SATA BA(AR)
a* a a a bM. Danie Al Malik , Jibriel Firman S , Sukron Al i , (adi Al-Kharis , )sai Yusidarta , Derta
c d ePrabuning , (arris Sukandar , Munasik
a Marine Diving Club, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
b Balai Taman Nasional Karimunjawa
c Yayasan Reef Check )ndonesia
d Yayasan TAKA
e Departemen )lmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
e-mail: daniealmalik @gmail.com
ABSTRAK
Kepulauan Karimunjawa mengalami perubahan zonasi sebagai dasar pengelolaan yaitu tahun
, , dan . Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesehatan terumbu karang dengan
protokol Reef Check melalui perbedaan zonasi. Zona inti meliputi perairan Taka Malang, dan zona
pemanfaatan wisata bahari meliputi perairan Cemara Besar, Menjangan Besar, Menjangan Kecil,
dan Tanjung Gelam. Penelitian dilakukan monitoring ditahun - pada kedalaman yaitu
dan meter. (asil zona inti meter mengalami penurunan kemunculan (ard coral (C ditahun
yaitu , % sejak dengan (C sebesar %, sedangkan meter penurunan
kemunculan (C ditahun dengan , % sejak sebesar %. Kedalaman meter
terdapat kelimpahan ikan pemakan alga terbanyak ditahun dan yaitu Parrot ish ,
individu/transek, dan kedalaman meter ditahun ditemukan Parrot ish individu/transek,
tahun mengalami penurunan kelimpahan ikan konsumsi seperti Snapper ,
individu/transek sejak sebanyak , individu/transek. Zona pemanfaatan wisata bahari
kedalaman dan meter mengalami penurunan kemunculan (C ditahun setiap site yaitu
terendah diCemara Besar dengan , % kedalaman meter sejak sebesar % dan , %
pada meter sejak sebesar %. Tahun kedalaman meter ditemukan ikan pemakan
alga parrot ish sebanyak , individu/transek dan hanya ditemukan ikan konsumsi grouper
sebanyak , inidvidu/transek, kedalaman meter tidak ditemukannya ikan pemakan alga
namun terdapat kelimpahan ikan konsumsi seperti Snapper dengan , individu/transek, dan
Grouper dengan individu/transek. Penurunan (C di zona inti tidak signi ikan dibandingkan
dengan zona pemanfaatan wisata bahari. Terjaganya ikan pemakan alga disuatu lokasi dapat
memberikan kestabilan terumbu karang.
Kata kunci: Karimunjawa, Zona )nti, Zona Pemanfaatan Wisata Bahari
DAMPAK SHIP GROUNDING TER(ADAP TERUMBU KARANG KAWASAN
KONSERVAS) D) )NDONES)A
a* b c dSyafyudin Yusuf , Amiruddin , B. Sadarun , Paulus Boli
a Universitas (asanuddin, Makassar
b )ndonesian Coral Reef Action Network
c Universitas (alu Oleo, Kendari
d Universitas (alu Oleo, Kendari
e-mail: s.yusuf @gmail.com
ABSTRAK
Kecelakaan kapal menabrak dan menduduki hamparan dasar laut dangkal ship grounding telah
berdampak serius terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang di )ndonesia. Tidak kurang dari
kasus ship grounding telah diketahui oleh masyarakat dan para pemerhati terumbu karang,
namun sangat sedikit yang diadili dan mengganti kerugian lingkungan dan sosial. Beberapa
diantaranya terjadi di dalam kawasan konservasi perairan. Paper ini bertujuan mengungkap
berbagai kasus dan mencari model penanganan ship grounding di )ndonesia. Data dan informasi
ship grounding diperoleh dari pengalaman pribadi peneliti dan tim saat penanganan ship grounding
di pulau-pulau Kota Makassar, Buton dan Taman Nasional Karimunjawa dan pengalaman para
informan dari berbagai lokasi di )ndonesia. Contoh dampak ship grounding terhadap terumbu
karang diperoleh dari berbagai sumber bacaan jurnal ilmiah dan informasi dari berbagai
narasumber dan masyarakat lokal atau para penyelam. Cukup banyak kasus ship grounding
namun sangat sedikit yang diketahui dan dipublikasikan. Sebanyak kasus yang saat ini tercatat
mulai dari tahun an hingga . Jumlah tersebut sedianya masih lebih banyak, namun sangat
sedikit yang diungkap dan dilaporkan. Sejak zaman dinasti hingga perang dunia pertama dan
kedua, ratusan kapal karam telah dijadikan cagar harta karun dan wisata penyelaman. Lalu siapa
yang mengurus dan menangani kecelakaan kapal karam dan klaim terhadap kerusakan terumbu
karang yang rusak? Dibutuhkan tim khusus dari pemerintah untuk penanganan dan perhitungan
kerugian serta mekanisme pembiayaan restorasi ekosistem dan sosial. Kerusakan terumbu karang
akibat ship grounding cukup parah dan membutuhkan penanganan yang serius dan menyeluruh
dari berbagai pihak dengan menerapkan pola penanganan reaksi cepat ship grounding.
Kata kunci: Ship Grounding, Kawasan Konservasi, Kerusakan Terumbu Karang
SN PM
SN PM
TA(UN PERJALANAN REEF C(ECK KAR)MUNJAWA DENGAN
PERSPEKT)F : ZONA )NT) DAN ZONA PEMANFAATAN W)SATA BA(AR)
a* a a a bM. Danie Al Malik , Jibriel Firman S , Sukron Al i , (adi Al-Kharis , )sai Yusidarta , Derta
c d ePrabuning , (arris Sukandar , Munasik
a Marine Diving Club, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
b Balai Taman Nasional Karimunjawa
c Yayasan Reef Check )ndonesia
d Yayasan TAKA
e Departemen )lmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, Universitas Diponegoro
e-mail: daniealmalik @gmail.com
ABSTRAK
Kepulauan Karimunjawa mengalami perubahan zonasi sebagai dasar pengelolaan yaitu tahun
, , dan . Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesehatan terumbu karang dengan
protokol Reef Check melalui perbedaan zonasi. Zona inti meliputi perairan Taka Malang, dan zona
pemanfaatan wisata bahari meliputi perairan Cemara Besar, Menjangan Besar, Menjangan Kecil,
dan Tanjung Gelam. Penelitian dilakukan monitoring ditahun - pada kedalaman yaitu
dan meter. (asil zona inti meter mengalami penurunan kemunculan (ard coral (C ditahun
yaitu , % sejak dengan (C sebesar %, sedangkan meter penurunan
kemunculan (C ditahun dengan , % sejak sebesar %. Kedalaman meter
terdapat kelimpahan ikan pemakan alga terbanyak ditahun dan yaitu Parrot ish ,
individu/transek, dan kedalaman meter ditahun ditemukan Parrot ish individu/transek,
tahun mengalami penurunan kelimpahan ikan konsumsi seperti Snapper ,
individu/transek sejak sebanyak , individu/transek. Zona pemanfaatan wisata bahari
kedalaman dan meter mengalami penurunan kemunculan (C ditahun setiap site yaitu
terendah diCemara Besar dengan , % kedalaman meter sejak sebesar % dan , %
pada meter sejak sebesar %. Tahun kedalaman meter ditemukan ikan pemakan
alga parrot ish sebanyak , individu/transek dan hanya ditemukan ikan konsumsi grouper
sebanyak , inidvidu/transek, kedalaman meter tidak ditemukannya ikan pemakan alga
namun terdapat kelimpahan ikan konsumsi seperti Snapper dengan , individu/transek, dan
Grouper dengan individu/transek. Penurunan (C di zona inti tidak signi ikan dibandingkan
dengan zona pemanfaatan wisata bahari. Terjaganya ikan pemakan alga disuatu lokasi dapat
memberikan kestabilan terumbu karang.
Kata kunci: Karimunjawa, Zona )nti, Zona Pemanfaatan Wisata Bahari
DAMPAK SHIP GROUNDING TER(ADAP TERUMBU KARANG KAWASAN
KONSERVAS) D) )NDONES)A
a* b c dSyafyudin Yusuf , Amiruddin , B. Sadarun , Paulus Boli
a Universitas (asanuddin, Makassar
b )ndonesian Coral Reef Action Network
c Universitas (alu Oleo, Kendari
d Universitas (alu Oleo, Kendari
e-mail: s.yusuf @gmail.com
ABSTRAK
Kecelakaan kapal menabrak dan menduduki hamparan dasar laut dangkal ship grounding telah
berdampak serius terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang di )ndonesia. Tidak kurang dari
kasus ship grounding telah diketahui oleh masyarakat dan para pemerhati terumbu karang,
namun sangat sedikit yang diadili dan mengganti kerugian lingkungan dan sosial. Beberapa
diantaranya terjadi di dalam kawasan konservasi perairan. Paper ini bertujuan mengungkap
berbagai kasus dan mencari model penanganan ship grounding di )ndonesia. Data dan informasi
ship grounding diperoleh dari pengalaman pribadi peneliti dan tim saat penanganan ship grounding
di pulau-pulau Kota Makassar, Buton dan Taman Nasional Karimunjawa dan pengalaman para
informan dari berbagai lokasi di )ndonesia. Contoh dampak ship grounding terhadap terumbu
karang diperoleh dari berbagai sumber bacaan jurnal ilmiah dan informasi dari berbagai
narasumber dan masyarakat lokal atau para penyelam. Cukup banyak kasus ship grounding
namun sangat sedikit yang diketahui dan dipublikasikan. Sebanyak kasus yang saat ini tercatat
mulai dari tahun an hingga . Jumlah tersebut sedianya masih lebih banyak, namun sangat
sedikit yang diungkap dan dilaporkan. Sejak zaman dinasti hingga perang dunia pertama dan
kedua, ratusan kapal karam telah dijadikan cagar harta karun dan wisata penyelaman. Lalu siapa
yang mengurus dan menangani kecelakaan kapal karam dan klaim terhadap kerusakan terumbu
karang yang rusak? Dibutuhkan tim khusus dari pemerintah untuk penanganan dan perhitungan
kerugian serta mekanisme pembiayaan restorasi ekosistem dan sosial. Kerusakan terumbu karang
akibat ship grounding cukup parah dan membutuhkan penanganan yang serius dan menyeluruh
dari berbagai pihak dengan menerapkan pola penanganan reaksi cepat ship grounding.
Kata kunci: Ship Grounding, Kawasan Konservasi, Kerusakan Terumbu Karang
SN PM
SN PM
KOMUN)TAS DAN PENGUATAN RES)L)ENS) KAWASAN KONSERVAS)
PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)
Kasmiati
Universitas (alu Oleo
e-mail: kasmiati. [email protected]
ABSTRAK
Taman Nasional Wakatobi salah satu Kawasan Konservasi Laut KKL atau marine protected area
MPA yang terletak diantara Laut Flores di sebelah Selatan dan Laut Banda di sebelah Timur
tepatnya pada . – . Lintang Selatan dan . - . Bujur Timur. Akti itas
manusia di kawasan ini salah satu hal yang perlu dikontrol untuk memastikan penjagaan terhadap
kawasan konservasi perairan. Mengingat penduduk di Kabuapten Wakatobi terus mengalami
peningkatan, sementara luas wilayah, terutama daratan sangat kecil hanya sekitar % dari total
luas wilayah adminstrasi Kabupaten Wakatobi. Selebihnya didominasi oleh laut yang telah dibagi
dalam beberapa zonasi. Saat ini kawasan Taman Nasional TN Wakatobi menghadapi berbagai
masalah. TNC , menyatakan bahwa ancaman utama terhadap TN Wakatobi adalah
penangkapan dan eksploitasi yang berlebih terhadap sumberdaya terumbu karang. Daya tahan
resilience kawasan konservasi perairan TN Wakatobi perlu dikuatkan baik secara sosial maupun
isik. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah melibatkan peran serta komunitas lokal. Namun
seberapa jauh komunitas mampu memberikan penguatan, apakah efektif dan komunitas seperti
apa yang paling tepat menjadi trajectory penguatan resiliensi merupakan pertanyaan mendasar
dalam makalah ini. Analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk menjawap pertanyaan diatas.
(asil analisis memperlihatkan bahwa komunitas yang dibentuk secara formal oleh pemerintah
tidak bekerja secara efektif, dibandingkan komunitas yang lahir dari gagasan kelompok anak muda
yang sadar akan lingkungan tempat mereka tumbuh jauh lebih bisa diandalkan untuk
berkontribusi dalam melakukan perubahan dan perbaikan namun mempunyai kendala terhadap
informasi dan akses pembiayaan kegiatan.
Kata kunci: Komunitas, Resiliensi, Konservasi
SN PM
PENDUGAAN N)LA) DAYA DUKUNG W)SATA ()U DAN MANTA D) SPOT-
SPOT PENYELAMAN D) LABUAN BAJO, KAB. MANGGARA) BARAT
a* bAhmad Bahar , Dwi Ariyoga Gautama
a Universitas (asanuddin, Makassar
b WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pendugaan nilai daya dukung carrying capacity adalah salah satu konsep dalam
mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan, termasuk pembangunan di sektor pariwisata
bahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung penyelam di spot-spot wisata (iu
dan Manta di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. (asil penelitian diharapkan
memberikan masukan kepada Balai Taman Nasional Komodo dalam mengelola wisatawan yang
berkunjung ke spot-spot penyelaman di Kepulauan Komodo. Penelitian ini menggunakan data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan spot-spot penyelaman ,
penggalian informasi dari responden menggunakan kuesioner dan wawancara. Data sekunder
diperoleh dari penelusuran literatur, instansi teknis, dan laporan penelitian. Pendugaan nilai daya
dukung penyelam rekreasi hiu dan manta dilakukan dengan mengembangkan formulasi sendiri
yang merujuk kepada Davis dan Tisdel , Coccossis et al , dan Rios-Jara et al .
(asil analisis data diperoleh nilai daya dukung spot penyelaman (iu yang diamati berkisar
antara - orang per hari pada musim puncak dan antara - orang per hari saat kurang
(iu di lokasi penyelaman. Daya dukung spot penyelaman Manta berkisar antara – orang per
hari di lokasi spot Manta yang diamati.
Kata kunci: Daya dukung, Wisata, Manta
SN PM
KOMUN)TAS DAN PENGUATAN RES)L)ENS) KAWASAN KONSERVAS)
PERA)RAN TAMAN NAS)ONAL WAKATOB)
Kasmiati
Universitas (alu Oleo
e-mail: kasmiati. [email protected]
ABSTRAK
Taman Nasional Wakatobi salah satu Kawasan Konservasi Laut KKL atau marine protected area
MPA yang terletak diantara Laut Flores di sebelah Selatan dan Laut Banda di sebelah Timur
tepatnya pada . – . Lintang Selatan dan . - . Bujur Timur. Akti itas
manusia di kawasan ini salah satu hal yang perlu dikontrol untuk memastikan penjagaan terhadap
kawasan konservasi perairan. Mengingat penduduk di Kabuapten Wakatobi terus mengalami
peningkatan, sementara luas wilayah, terutama daratan sangat kecil hanya sekitar % dari total
luas wilayah adminstrasi Kabupaten Wakatobi. Selebihnya didominasi oleh laut yang telah dibagi
dalam beberapa zonasi. Saat ini kawasan Taman Nasional TN Wakatobi menghadapi berbagai
masalah. TNC , menyatakan bahwa ancaman utama terhadap TN Wakatobi adalah
penangkapan dan eksploitasi yang berlebih terhadap sumberdaya terumbu karang. Daya tahan
resilience kawasan konservasi perairan TN Wakatobi perlu dikuatkan baik secara sosial maupun
isik. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah melibatkan peran serta komunitas lokal. Namun
seberapa jauh komunitas mampu memberikan penguatan, apakah efektif dan komunitas seperti
apa yang paling tepat menjadi trajectory penguatan resiliensi merupakan pertanyaan mendasar
dalam makalah ini. Analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk menjawap pertanyaan diatas.
(asil analisis memperlihatkan bahwa komunitas yang dibentuk secara formal oleh pemerintah
tidak bekerja secara efektif, dibandingkan komunitas yang lahir dari gagasan kelompok anak muda
yang sadar akan lingkungan tempat mereka tumbuh jauh lebih bisa diandalkan untuk
berkontribusi dalam melakukan perubahan dan perbaikan namun mempunyai kendala terhadap
informasi dan akses pembiayaan kegiatan.
Kata kunci: Komunitas, Resiliensi, Konservasi
SN PM
PENDUGAAN N)LA) DAYA DUKUNG W)SATA ()U DAN MANTA D) SPOT-
SPOT PENYELAMAN D) LABUAN BAJO, KAB. MANGGARA) BARAT
a* bAhmad Bahar , Dwi Ariyoga Gautama
a Universitas (asanuddin, Makassar
b WWF-)ndonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pendugaan nilai daya dukung carrying capacity adalah salah satu konsep dalam
mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan, termasuk pembangunan di sektor pariwisata
bahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung penyelam di spot-spot wisata (iu
dan Manta di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. (asil penelitian diharapkan
memberikan masukan kepada Balai Taman Nasional Komodo dalam mengelola wisatawan yang
berkunjung ke spot-spot penyelaman di Kepulauan Komodo. Penelitian ini menggunakan data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan spot-spot penyelaman ,
penggalian informasi dari responden menggunakan kuesioner dan wawancara. Data sekunder
diperoleh dari penelusuran literatur, instansi teknis, dan laporan penelitian. Pendugaan nilai daya
dukung penyelam rekreasi hiu dan manta dilakukan dengan mengembangkan formulasi sendiri
yang merujuk kepada Davis dan Tisdel , Coccossis et al , dan Rios-Jara et al .
(asil analisis data diperoleh nilai daya dukung spot penyelaman (iu yang diamati berkisar
antara - orang per hari pada musim puncak dan antara - orang per hari saat kurang
(iu di lokasi penyelaman. Daya dukung spot penyelaman Manta berkisar antara – orang per
hari di lokasi spot Manta yang diamati.
Kata kunci: Daya dukung, Wisata, Manta
#