Budidaya Tanaman Padi Sawah

download Budidaya Tanaman Padi Sawah

of 10

description

Tugas Matakuliah Budidaya Tanaman Semusim bertema Budidaya Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.).Uploaded by: Rivandi Pranandita Putra, Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Transcript of Budidaya Tanaman Padi Sawah

Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia

TUGAS RESUME MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

KOMODITAS PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

Disusun oleh:

Rivandi Pranandita Putra

10/ 304773/ PN/ 12175PROGRAM STUDI AGRONOMI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan para petani dalam malakukan budi daya padi sawah diantaranya yaitu : persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian dan pemberantasan hama dan penyakit serta panen.

1. Persemaian

Persemaian dilakukan 25 hari sebelum masa tanam, persemaian dilakukan pada lahan yang sama atau berdekatan dengan petakan sawah yang akan ditanami, hal ini dilakukan agar bibit yang sudah siap dipindah, waktu dicabut dan akan ditanam mudah diangkut dan tetap segar. Bila lokasi jauh maka bibit yang diangkut dapat stress bahkan jika terlalu lama menunggu akan mati.

Benih yang dibutuhkan untuk ditanam pada lahan seluas 1 ha sebanyak 20 Kg. Benih yang hendak disemai sebelumnya harus direndam terlebih dahulu secara sempurna sekitar 2 x 24 jam, dalam ember atau wadah lainnya. Hal ini dilakukan agar benih dapat mengisap air yang dibutuhkan untuk perkecambahannya.Bedengan persemaian dibuat seluas 100 m2/20 Kg. lahan untuk persemaian ini sebelumnya harus diolah terlebih dahulu, pengolahan lahan untuk persemaian ini dilakukan dengan cara pencangkulan hingga tanah menjadi lumpur dan tidak lagi terdapat bongkahan tanah. Lahan yang sudah halus lumpurnya ini kemudian dipetak-petak dan antara petak-petak tersebut dibuat parit untuk mempernudah pengaturan air.

Benih yang sudah direndam selama 2 x 24 jam dan sudah berkecambah ditebar dipersemaian secara hati-hati dan merata, hal ini didimaksudkan agar benih yang tumbuh tidak saling bertumpukan. Selain itu benih juga tidak harus terbenam kedalam tanah karena dapat menyebabkan kecambah terinfeksi pathogen (penyebab penyakit tanaman) yang dapat menyebabkan busuknya kecambah. Pemupukan lahan persemaian dilakukan kira-kira pada umur satu minggu benih setelah ditanam (tabur). Kebutuhan pupuk yang digunakan yaitu, 2,5 Kg Urea, 2,5 Kg SP36 dan 1 Kg KCL.

2. Pengolahan Tanah

Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman. Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatankegiatan sebagai berikut:

a. Pembersihan

Galengan sawah dibersihkan dari rerumputan, diperbaiki, dan dibuat agak tinggi. Fungsi utama galengan disaat awal untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi.Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rerumputan. Kegiatan tersebut bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah dibersihkan sebelum tanah diolah.Jerami tersebut dapat dibakar atau diangkut ke tempat lain untuk pakan ternak, kompos, atau bahan bakar. Pembersihan sisasisa tanaman dapat dikerjakan dengan tangan dan cangkul.

b. Pencangkulan

Setelah dilakukan perbaikan galengan dan saluran, tahap berikutnya adalah pencangkulan. Sudutsudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah.

c. Pembajakan

Pembajakan dan penggaruan merupakan kegiatan yang berkaitan. Kedua kegiatan tersebut bertujuan agar tanah sawah melumpur dan siap ditanami padi. Pengolahan tanah dilakukan dengan dengan menggunakan mesin traktor. Sebelum dibajak, tanah sawah digenangi air agar gembur. Lama penggenangan sawah dipengaruhi oleh kondisi tanah dan persiapan tanam. Pembajakan biasanya dilakukan dua kali. Dengan pembajakan ini diharapkan gumpalangumpalan tanah terpecah menjadi kecilkecil. Gumpalan tanah tersebut kemudian dihancurkan dengan garu sehingga menjadi lumpur halus yang rata. Keuntungan tanah yang telah diolah tersebut yaitu air irigasi dapat merata. Pada petakan sawah yang lebar, perlu dibuatkan bedenganbedengan. Antara bedengan satu dengan bedeng lainnya berupa saluran kecil. Ujung saluran bertemu dengan parit kecil di tepi galengan yang berguna untuk memperlancar air irigasi.

3. Pelaksanaan Tanam

Setelah persiapan lahan beres maka bibit pun siap ditanam. Bibit biasanya dipindah saat umur 2025 hari. Ciri bibit yang siap dipindah ialah berdaun 5-6 helai, tinggi 22-25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas dari hama dan penyakit sehingga pertumbuhannya seragam.

Bibit ditanam dengan cara dipindah dari bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan cara bibit dicabut dari bedengan persemaian dengan menjaga agar bagian akarnya terbawa semua dan tidak rusak. Setelah itu bibit dikumpulkan dalam ikatan-ikatan lalu ditaruh disawah dengan sebagian akar terbenam ke air. Bibit ditanam dengan posisi tegak dan dalam satu lubang ditanam 2-3 bibit, dengan kedalaman tanam cukup 2 cm, karena jika kurang dari 2 cm bibit akan gampang hanyut. Jarak tanam padi biasanya 20 x 20 cm.

4. Pemupukan

Tanah yang dibudidayakan cenderung kekurangan unsur hara bagi tanaman, oleh karena itu diperlukan penambahan unsur hara yang berasal dari pupuk organik maupun pupuk anorganik. Dosis pupuk tanaman padi sawah sangat dipengaruhi oleh jenis dan tingkat kesuburan tanah, sejarah pemupukan yang diberikan dan jenis padi yang ditanam.Penggunaan dosis pupuk untuk padi sawah untuk lahan satu hektar adalah sebagai berikut Urea 200 Kg, SP36 200 Kg, dan KCL 100 Kg. Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali budidaya (produksi) padi sawah. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 12 hari dengan dosis pupuk sepertiga dari kebutuhan pupuk keseluruhan, sedangkan sisa pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada waktu tanaman berumur 40 hari.

5. Penyiangan (pengendalian gulma)

Perawatan dan pemelihraan tanaman sangat penting dalam pelaksanaan budidaya padi sawah. Hal-hal yang sering dilakukan oleh para petani adalah penyiangan (pengendalian gulma). Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang hidup bersama tanaman yang dibudidayakan. Penyiangan dilakukan 2 tahap, tahap pertama penyiangan dilakukan pada saat umur tanaman kurang lebih 15 hari dan tahap kedua pada saat umur tanaman berumur 30-35 hari. Penyiangan yang dilakukan adalah dengan cara mencabut gulma dan dimatikan dengan atau tanpa menggunakan alat, biasanya penyiangan ini dilakukan bersamaan dengan dengan kegiatan penyulaman.

6. Penyemprotan

Hama yang sering ditemukan menyerang tanaman padi sawah adalah penggerek batang padi, walang sangit, wereng dan belalang. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan para petani adalah dengan menggunakan pestisida untuk lahan seluas satu hektar petani hanya membutuhkan 2 orang tenaga kerja dan dalam waktu satu hari pemyemprotan tersebut dapat diselesaikan.

7. Panen

Hasil padi yang berkualitas tidak hanya diperoleh dari penanganan budi daya yang baik saja, tetapi juga didukung oleh penanganan panennya. Waktu panen padi yang tepat yaitu jika gabah telah tua atau matang. Waktu panen tersebut berpengaruh terhadap jumlah produksi, mutu gabah, dan mutu beras yang akan dihasilkan. Keterlambatan panen menyebabkan produksi menurun karena gabah banyak yang rontok. Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu gabah rendah, banyak beras yang pecah saat digiling, berbutir hijau, serta berbutir kapur.Panen padi untuk konsumsi biasanya dilakukan pada saat masak optimal. Adapun panen padi untuk benih memerlukan tambahan waktu agar pembentukan embrio gabah sempurna. Saat panen di lapangan dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti tinggi tempat, musim tanam, pemeliharaan, pemupukan, dan varietas. Pada musim kemarau, tanaman biasanya dapat dipanen lebih awal. Jika dipupuk dengan nitrogen dosis tinggi, tanaman cenderung dapat dipanen lebih lama dari biasa. Panen yang baik dilakukan pada saat cuaca terang. Secara umum, padi dapat di panen pada umur antara 110115 hari setelah tanam. Kriteria tanaman padi yang siap dipanen adalah sebagai berikut :

1)Umur tanaman tersebut telah mencapai umur yang tertera pada deskripsi varietas tersebut.2)Daun bendera dan 90% bulir padi telah menguning.3)Malai padi menunduk karena menopang bulir-bulir yang bernas.4) Butir gabah terasa keras bila ditekan.Apabila dikupas, tampak isi butir gabah berwarna putih dan keras bila di gigit.Biasanya gabah tersebut memiliki kadar air 22-25%.

Cara panen berbeda-beda tergantung kebiasan serta tingkat adopsi teknologi petani. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong batang berikut malainya. Batang padi dipotong pada bagian bawah, tengah, atau atas dengan menggunakan sabit (arit). Gabah hasil panen kemudian dirontokan di sawah. Keterlambatan perontokan dapat menunda kegiatan pengeringan dan dimungkinkan gabah berbutir kuning. Cara perontokan yang dipakai para petani dengan cara dihempaskan. Setahap demi setahap batang padi yang telah dipotong dihempas pada kayu atau kotak gebug agar gabah terlepas dari malai dan terkumpul di alas. Hempasan diulang 23 kali sehingga tidak ada gabah yang tertinggal di malai. Jerami kemudian ditumpuk di tempat yang lain

8. Umur panen

Ada beberapa cara untuk menentukan umur panen padi, yaitu berdasarkan: (1) Umur tanaman menurut diskripsi varietas, (2) Kadar air gabah, (3) Metode optimalisasi yaitu hari setelah berbunga rata, dan (4) Kenampakan malai.Waktu (umur) panen berdasarkan umur tanaman sesuai dengan diskripsi varietas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya varietas, iklim, dan tinggi tempat, sehingga umur panennya berbeda berkisar antara 5-10 hari. Berdasarkan kadar air, padi yang dipanen pada kadar air 21-26% memberikan hasil produksi optimum dan menghasilkan beras bermutu baik. Cara lain dalam penentuan umur panen yang cukup mudah dilaksanakan adalah metode optimalisasi.Dengan metode optimalisasi, padi dipanen pada saat malai berumur 30 35 hari setelah berbunga rata (HSB) sehingga dihasilkan gabah dan beras bermutu tinggi. Penentuan saat panen yang umum dilaksanakan petani adalah didasarkan kenampakan malai, yaitu 90 95 % gabah dari malai tampak kuning

9. Alat panen dan cara panen

Alat panen yang sering digunakan dalam pemanenan padi, adalah (1) ani ani, (2) sabit biasa dan (3) sabit bergerigi. Dengan diintroduksikannya varietas varietas unggul baru padi yang memiliki potensi hasil tinggi dan berpostur pendek, maka terjadi perubahan penggunaan alat panen dari ani-ani ke penggunaan sabit biasa/sabit bergerigi. Dalam pemanenan padi tersebut menyebabkan kehilangan hasil rendah.

10. Pengendalian Hama Tikus Secara Kimiawi

Umpan beracun. Cara pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan rodentisida, misalnya Ramortal, Dora, Klerat, Racumin, belerang, dan lainnya. Rodentisida yang dianjurkan sekarang adalah golongan anti koagulan yang bekerja lambat (tikus mati 2-14 hari setelah makan umpan beracun). Umumnya pelaksanaan pengendalian ini dengan memberikan umpan beracun kepada tikus. Namun sebelum dipasang umpan, perlu pemantauan tikus apakah populasinya tinggi atau belum. Tiap petakan sawah diberi sekitar 10 umpan, biasanya disediakan dulu umpan yang tidak beracun guna mengelabuhi tikus untuk tetap memakan umpan. Baru setelah beberapa lama, umpan beracun dipasang di sawah.

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan airnya harus terpenuhi. Oleh karena itu ada beberapa sistem budidaya yang dikenal di Indonesia, di antaranya

1. Bertanam padi di sawah tadah hujanDalam mengusahakan padi di sawah, soal yang terpenting adalah bidang tanah yang ditanami harus dapat:- Menanam air sehingga tanah itu dapat digenangi air. - Mudah memperoleh dan melepaskan air. Pematang atau galengan memegang peranan yang sangat penting, karena dalam sistem bertanam padi di sawah tadah hujan ini, pematang atau galengan ini harus kuat dan dirawat, karena bertanam padi di sawah tadah hujan memerlukan air, sehingga dengan galengan-galengan sawah ini air dapat bertanam di petakan sawah. Dan padi dengan sistem penanaman tadah hujan ini tidak dapat ditanam pada tanah yang datar. Penggarapan bertanam padi di sawah tadah hujan ini digarap secara basahan yaitu menunggu sampai musim hujan tiba dan dalam proses penanaman padi ini memakai bibit persemaian. Tetapi seringkali bibit sudah terlalu tua baru dapat ditanam karena jatuhnya hujan terlambat. Dalam penanaman padi sawah tadah hujan ini untuk menanam dan selama hidupnya membutuhkan air hujan cukup. Hal ini membawa resiko yang besar sekali karena musim hujan kadang datang terlambat, sementara padi sawah tadah hujan membutuhkan air hujan yang cukup. Maka seringkali terjadi puluhan ribu hektar tidak menghasilkan sama sekali atau hasilnya rendah akibat air hujan yang tidak mencukupi.

2. Bertanam Padi Gogo Rancah (lahan kering)Dalam mengusahakan padi di lahan kering atau ladang atau biasa disebut padi gogo ini, relatif lebih mudah dibandingkan dengan padi sawah tadah hujan. Dalam sistem penggarapan padi di lahan kering atau ladang ini biasa dikerjakan sebelum musim penghujan tiba. Sementara dalam proses pembibitan atau penanamannya, padi gogo rancah ini tidak memerlukan persemaian, sehingga benih dapat langsung ditanam di sawah sebelum atau pada permulaan musim hujan sehingga tidak ada resiko bibit menjadi terlalu tua. Padi gogo rancah ini tidak banyak memerlukan air hujan, pada permulaan selama 30 atau 40 hari. Hidup padi ini keringan bahkan bila kebanyakan air hujan, maka air tersebut harus dibuang. Sesudah itu bilamana air hujan cukup, maka padi gogo rancah ini dapat dijadikan padi sawah biasa. Tetapi kalau tidak ada hujan, dapat hidup kekeringan, maka resiko mati sangat kecil.

3. Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah (TOT)Meskipun disebut bertanam padi sawah ini tanpa olah tanah tetapi tidak berarti bahwa tak ada persiapan sama sekali. Sistem ini masih merupakan bagian pengolahan tanah konservasi yang melibatkan perbedaan mendasar dengan penanaman padi biasa. Pembajakan dan pencangkulan di dalam sistem TOT ini tidak ada dan dalam sistem TOT ini dilakukan penyemprotan herbisida terhadap sisa tanaman padi (singgang) atau gulma yang tumbuh.Secara umum kegiatan bertanam padi sawah tanpa olah tanah ini dapat diartikan sebagai penanaman padi di lahan sawah yang persiapan lahannya tanpa pengolahan tanah dan pelumpuran, tetapi cukup dengan bantuan herbisida dalam mengendalikan gulma dan singgangnya. Tanaman padi ini dapat tumbuh seperti pada lahan yang diolah biasa. Hal ini disebabkan karena singgang dan gulma yang membusuk akan melonggarkan tanah sehingga akar padi dapat berkembang dengan mudah dan tanaman padi dapat tumbuh seperti biasa. Bibit padi dari persemaian dapat langsung ditanam pada tanah tanpa olah yang sudah lunak karena digenang terlebih dahulu. Dapat juga benih ditebarkan langsung (tabela) atau ditabur dalam air yang sudah disediakan.Keuntungan menanam padi dengan sistem Tanpa Olah Tanam (TOT).a. Kualitas pertumbuhan tanaman dan hasil panen tidak berbeda dengan penanaman padi biasa.b. Menghemat biaya persiapan lahan 40% yang juga mengurangi biaya produksi.c. Menghemat waktu musim tanam sampai 1 bulan, artinya jumlah penanaman dalam satu tahun air ditingkatkan.d. Mengurangi pemakaian air lebih dari 20%e. Mempermudah kemungkinan penanaman secara serempak sehingga konsep pengendalian hama terpadu (PHT) padi sawah dapat diterapkan dan baik.f. Melestarikan kesuburan tanah, mengurani pencucian unsur hara dan jumlah sendimen terangkut.g. Mengurangi pencemaran perairan dan pendangkalan saluran air atau sungai.h. Mengurangi emisi metan sampai 40%.i. Memungkinkan peningkatan luas sawah garapan.j. Memberikan keuntungan bagi petani yang berarti membantu meningkatkan kualitas hidupnya.

Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Bertanam Padi1. AirAir diperlukan untuk pengolahan dan dalam penanaman padi di sawah adakalanya perlu pengaturan air secara baik. Saat tertentu air dimasukkan, tetapi saat lainnya air justru perlu ditambah. Pengaliran air secara terus menerus dari satu petakan ke petakan lain atau penggenangan dalam petakan sawah secara terus-menerus selain boros air juga berakibat kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman. Tetapi sebaliknya itu pengairan terlalu sedikit biasanya gulma akan tumbuh pesat dan produksi padi akan berkurang dan pemasukan air sangat penting pada masa-masa berikut:a. Awal tanamSeperti yang sudah dilakukan pada saat penanaman, air diberikan setinggi 2-5 cm dan permukaan tanah.

b. Pembentukan anakan (pertunasan)Dalam masa ini air dipertahankan setinggi 3-5 cm pemberian air lebih dari 5 cm dapat menghambat pembenihan anakan (tunas)c. Pembentukan tunas bulir (primordia) atau tanaman padi bunlingAir sangat dibutuhkan pada pembentukan calon. Calon bulir ini air dimasukkan setinggi 10 cm. Kekurangan air pada saat pembentukan akan mengakibatkan pembentukan anak (tunas) karena kekurangan air dapat menghambat pembentukan malai, pembuahan dan pembuangan yang dapat berakibat fatal yakni bulir padi yang dihasilkan hampa. d. PembungaanPada masa ini kebutuhan air mencapai puncaknya. Muka air dijaga setinggi 5-10 cm akibat kekurangan air juga dapat menyebabkan hampanya bulir padi tetapi bila tanaman padi telah mengeluarkan bunga, petakan untuk beberapa saat perlu dikeringkan agar terjadi pembungaan yang serempak.Air yang diberikan dalam jumlah cukup sebenarnya bermanfaat juga untuk mencegah pertumbuhan gulma, menghalau wereng yang bersembunyi di batang padi sehingga lebih mudah disemprot dengan pestisida, serta mengurangi serangan tikus-tikus.2. Pengeluaran airAda saat-saat tanaman padi tak perlu diberikan air, untuk itu petakan sawah dikeringkan pada waktu-waktu berikut:a. Sebelum tanaman buntingGunanya untuk mencegah anakan tanaman tidak mengeluarkan bulir.b. Awal pembungaanGunanya untuk membuat tanaman berbunga serempak.c. Awal pemasakan bijiAir perlu dikeringkan saat ini untuk menyeragamkan dan mempercepat pematangan padi.Tindakan pengeringan ini juga bermanfaat untuk memperbaiki aerosi tanah, memacu pertumbuhan anakan merangsang pembuangan dan mengurangi terjadinya serangan busuk akar.3. PemupukanPada penanaman padi di sawah, dosis pemupukan pada sawah tergantung pada jenis tanah, sejarah pemupukan dan varietas padi yang ditanam pada lokasi tersebut. Tetapi kendala pemupukan biasanya dialami petani karena petani biasanya pupuk diberikan pada dosis yang tidak sesuai. Pupuk diberikan 2 atau 3 kali selama musim tanam. Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan unsur yang paling penting dan harus tersedia adalah unsur N.P.K. Dosis pemupukan urea biasanya diberikan sepertiga bagian pada pemupukan pertama dan kedua pertiga bagian pada pemupukan kedua. Pupuk TSP dab KC biasanya diberikan sekaligus bersamaan dengan pemupukan urea pertama.Sewaktu melakukan pemupukan sebaiknya saluran pemasukan dan pembuangan air ditutup terlebih dahulu. Petakan sawah berada dalam kondisi berair, pupuk disebar merata pada permukaan tahan. Hati-hati sewaktu menyebar pupuk agar tidak mengenai daun tanaman karena dapat mengakibatkan daun terbakar.4. Pengendalian hama dan penyakitHama penyakit padi sawah biasanya rentan terhadap serangan hama dan penyakit di dalam tanaman padi sawah ada beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman padi dan hama yang cukup mengganggu antara lain walang sangit, ganjur, penggerek padi, wereng, tikus dan burung. Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman padi adalah hawar daun, bercak bakteri, hawar pelepah, busuk batang, bercak cokelat, blasi, tungro, kerdil hampa dan kerdil rumput.Dahulu petani sering melakukan tindakan gampang untuk memberantas hama dan penyakit yaitu dengan penyemprotan pestisida. Namun cara ini tidak dianjurkan karena pestisida dapat mencemari air irigasi atau sumber air di sekitarnya dan banyak jensi hama dan penyakit yang rentan atau tak mempan lagi disemprot.Pengendalian hama dan penyakit (PHT) merupakan sistem pengelolaan populasi hama dengan menggunakan seluruh teknik yang cocok dalam suatu cara yang terpadu untuk mengurangi populasi hama dan penyakit serta mempertahankannya pada tingkat di bawah jumlah yang dapat menimbulkan kerugian.5. Panen Bagi petani panen padi merupakan soal yang paling dinanti-nanti. Panen merupakan saat petani merasakan keberhasilan dari jerih payah menanam dan merawat tanaman.a. Saat panenPadi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah kemungkinan mendapatkan gabah berkualitas rendah yang masih banyak mengandung butir hijau dan butir kapur. Padi yang dipanen mudah jika digiling akan menghasilkan beras pecah. Saat panen padi dapat dipengaruhi oleh musim tanam. Pemeliharaan tanaman dan pertumbuhan, serta tergantung pula pada jenisnya. Secara umum padi dipanen saat berumur 80-110 hari apabila tanaman padi menunjukkan ciri-ciri berikut berarti tanaman sudah siap dipanen:- Bulir-bulir padi dan daun bendera sudah menguning.- Tangkai menunduk karena sarat menanggung butir-butir padi atau gabah yang bertambah berat.- Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi, jiak dikupas tidak berwarna kehijauan atau putih agak lembek seperti kapur.

b. Cara panenAlat panen yang tepat penting agar panen menjadi mudah dilakukan biasanya padi dipanen dengan ani-ani atau sabit.Ani-ani umumnya digunakan untuk memanen jenis padi yang sulit rontok sehingga dipanen beserta tangkainya, contohnya jenis padi bulu. Namun, alat ini tidak cocok digunakan untuk penanaman padi sawah.Sabit digunakan untuk memanen padi yang mudah rontok, misalnya padi coreh. Namun, karena alat ini dapat memungut hasil lebih cepat serta lebih gampang memotong batang padi maka alat ini kini lebih banyak digunakan untuk panen.c. PerontokanPerontokan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin perintih tresher, atau menggunakan perontok kaki pedal tresher. Selain itu perontokkan secara sederhana dapat dilakukan dengan memukulkan batangan padi ke kayu atau kotak gebuk dimana sebelumnya dihamparkan plastik untuk menampung butir padi yang berhamburan.d. PengeringanTujuan utama pengeringan ialah untuk menurunkan kadar air gabah dapat tahan lama disimpan. Selain itu gabah yang masih basah sulit diproses menjadi beras dengan baik.Bulir- bulir gabah daapt dijemur dengan cara dihamparkan di atas lantai semen yang bersih dapat pula dihamparkan di atas plastik. Dalam cuaca panas, sinar matahari mampu mengeringkan gabah dalam waktu 2-3 hari.e. Pemisahan kulit gabahTahap terakhir usaha bertanam padi ialah menghasilkan beras yang dapat ditanak menjadi nasi sebagai makanan pokok.Mula-mula gabah yang sudah dikeringkan perlu dipisahkan dengan gabah hampa atau kotoran yang mungkin terbawa selama perontokan atau pengeringan, caranya dapat dengan ditampi.Pemisahan kulit gabah dapat dilakukan dengan huller atau mesin, cara ini praktis dan cepat. Namun untuk daerah yang tidak memiliki huller, pemisahan dapat dilakukan dengan penumbuhan padi menggunakan alu dan lumpang.6. Sentra ProduksiPada tanaman padi sawah ini sangat luas daerah sentra produksinya diantaranya di daerah Jawa dan Sumatera. Hal ini karena padi adalah bahan dasar untuk beras dan nasi yang merupakan bahan makanan utama masyarakat Indonesia yang mengandung karbohidrat tinggi walaupun tidak semua daerah makanan pokoknya berupa beras atau nasi.