Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

17
TEKNIK BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE 1. PENDAHULUAN Budidaya perairan atau aquaculture adalah rekayasa manusia dengan menambahkan input dan energi untuk meningkatkan produksi organisme akuatik yang bermanfaat dengan memanipulasi tingkat pertumbuhan, mortalitas, dan reproduksinya. Budidaya perairan dapat pula didefinisikan sebagai kegiatan pemeliharaan ikann dalam arti luas dimana didalamnya diterapkan kegiatan pertanian dan peternakan. Aspek pengelolaan tanah dan air pada kegiatan budidaya perairan melibatkan penggunaan pupuk organik dan anorganik untuk menumbuhkan phytoplankton, pada dasarnya sama dengan kegiatan pertanian. Sedangkan pemeliharaan ikan seperti pemberian pakan, perawatan kesehatan ikan dan manipulasi reproduksinya, mirip dengan kegiatan peternakan. Kegiatan budidaya ikan ini dikatakan unik karena yang dipelihara adalah hewan berdarah dingin dan hidup dalam media air. Sebetulnya kegiatan budidaya perairan sudah dikenal sejak lebih kurang 2000 tahun yang lalu, namun baru disadari pentingnya akhir-akhir ini setelah tekanan sumberdaya lahan: terjadinya over

description

perairan

Transcript of Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

Page 1: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

TEKNIK BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE

1. PENDAHULUAN

Budidaya perairan atau aquaculture adalah rekayasa manusia dengan

menambahkan input dan energi untuk meningkatkan produksi organisme

akuatik yang bermanfaat dengan memanipulasi tingkat pertumbuhan,

mortalitas, dan reproduksinya. Budidaya perairan dapat pula didefinisikan

sebagai kegiatan pemeliharaan ikann dalam arti luas dimana didalamnya

diterapkan kegiatan pertanian dan peternakan.

Aspek pengelolaan tanah dan air pada kegiatan budidaya perairan

melibatkan penggunaan pupuk organik dan anorganik untuk menumbuhkan

phytoplankton, pada dasarnya sama dengan kegiatan pertanian. Sedangkan

pemeliharaan ikan seperti pemberian pakan, perawatan kesehatan ikan dan

manipulasi reproduksinya, mirip dengan kegiatan peternakan. Kegiatan

budidaya ikan ini dikatakan unik karena yang dipelihara adalah hewan

berdarah dingin dan hidup dalam media air.

Sebetulnya kegiatan budidaya perairan sudah dikenal sejak lebih

kurang 2000 tahun yang lalu, namun baru disadari pentingnya akhir-akhir ini

setelah tekanan sumberdaya lahan: terjadinya over fishing dan berkurangnya

stok ikan karena penvemaran perairan, serta kurangnya protein hewani untuk

mencukupi kebutuhan penduduk dunia yang semakin meningkat.

Ada beberapa alasan mengapa perkembangan kegiatan budidaya

perairan tidak sepesat perkembangan kegiatan pertanian, antara lain karena

keberadaan / kandungan makanan dalam danau, sungai dan laut sangat

melimpah sehingga dianggap tidak penting

untuk mempelajari cara budidayanya. Jika ditinjau dari segi usahanya,

kegiatan budidaya perairan pada saat ini bertujuan untuk:

Memproduksi makanan bagi manusia ,

Page 2: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

Meningkatkan stok alami melalui rekrutmen buatan dan transplantasi,

Memproduksi ikan untuk kegiatan olah raga ( pancingan )

Memproduksi ikan hias,

Memproduksi umpan hidup untuk kegiatan penangkapan,

Mendaur ulang limbah organik, memproduksi ikan untuk bahan baku

pabrik pengolahan ikan atau produk perikanan lainnya ( missal

budidaya udang untuk memproduksi terasi ).

2. PERMASALAHAN

Page 3: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

Permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini sebagai

berikut:

1. Hal-hal apa saja yang di perlukan dalam kegiatan budidaya tersebut ?

2. Bagaimana teknik budidaya ikan lele yang baik dan benar ?

Page 4: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

3. PEMBAHASAN MASALAH

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum

melakukan budidaya ikan lele adalah sebagai berikut:

3.1. Spesies dan Kondisi Lingkungan Lokasi Budidaya

Pemilihan spesies untuk budidaya dan sistem budidaya yang akan

dilakukan terngantug pada tujuan budidayanya: apakah untuk: konsumsi lokal

atau untuk eksport olah raga ( pemancingan ), umpan hidup, restocking

perairan umum, daur ulang limbah dan sebagainya. Menentukan jenis atau

spesies yang akan dipelihara dan sistem budidaya yang akan diterapkan harus

berdasarkan pendugaan tentang kebutuhan nasional akan produk budidaya.

Kondisi ekologi dan sosial ekonomi daerah juga perlu diperhatikan. Iklim,

terutama variasi temperatur dan curah hujan, kualitas air serta kondisi lokasi

yang tersedia untuk kegiatan budidaya [enting untuk diperhatikan dalam

membuat keputusan. 1

3.2. Lokasi Budidaya

Perkiraan kasar tentang lokasi yang tersedia untuk budidaya

diperlukan untuk menentukan jenis kegiatan yang dapat dikembangkan.

Dalam hal ini, survei pemilihan lokasi perlu dilakukan sebelum menentukan

tempat yang akan digunakan untuk pengembangan budidaya. Informasi

tentang sumber air dan biaya untuk instalasi pengaliran air ( jika diperlukan )

sangat perlu diperhatikan.

Jika kegiatan budidaya perairan tergantung pada pemupukan atau

pakan alami, maka diperlukan data tentang ketersediaan pupuk organik dan

anorganik serta harganya. Selain itu, jika pemberian pakan buatan dalam

budidaya akan diterapkan, maka diperlukan data tentang pabrik pakan buatan

dalam negeri serta ketersediaan bahan bakunya.2

1 Rejeki, Sri, Pengantar Budidaya Perairan, ( Semarang : Universitas Diponegoro ), 2001, hal. 11.2 Ibid., hal. 11.

Page 5: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

3.3. Estimasi Kebutuhan untuk Pasar Lokal dan Ekspor

Pada prinsipnya, data awal yang diperlukan untuk perkembangan

budidaya perairan tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Namun demikian ada beberapa data dasar yang secara umum diperlukan

untuk membuat keputusan. Estimasi total kebutuhan konsumsi domestik atau

kebutuhan eksport produk perikanan merupakan data awal untuk perencanaan

kegiatan budidaya. Data produk perikanan ini merupakan data produksi

realistis yang baik yang berasal dari hasil penangkapan maupun dari

budidaya.3

3.4. Kesukaan Konsumen

Kegiatan budidaya merupakan tantangan untuk menerapkan konsep

modern tentang market oriented product. Oleh karena itu, sebelum kegiatan

budidaya dimulai diperlukan data tentang kesukaan ( demand ) konsumen

baik di pasar local maupun internasional.

Budidaya ikan lokal yang digemari masyarakat setempat perlu

diutamakan jika tujuan kegiatannya adalah untuk meningkatkan produksi

makanan serta meningkatkan gizi masyarakat di daerah tersebut. Oleh karena

itu, informasi tentang biologi umum ikan lokal yang akan dibudidayakan

merupakan data awal yang di perlukan dalam perencanaan.

Pemilihan lokasi pada kegiatan budidaya perairan skala industri

memegang peranan yang sangat penting, karena kegagalan kegiatan budidaya

seringkali disebabkan oleh lokasi tidak tepat peruntukannya. Faktor-faktor

yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi, antara lain:

1) Pasok dan kualitas air

2) Topografi dan tipe tanah

3 Ibid., hal. 12.

Page 6: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

3) Kriteria lingkungan

4) Fasilitas penunjang ( infrastruktur ), legal aspek dan keamanan. 4)

3.5. Sumber Air

Air yang digunakan untuk pengairan ada empat, yaitu : air hujan (

precipitation ), air embun ( dew ), air permukaan ( surface water ), dan air

tanah ( ground water ). Dari keempat jenis air tersebut, hanya air permukaan

yang lazim untuk budidaya. Air permukaan selain kaya akan unsur hara,

debitnya juga tetap, seperti air sungai, air waduk, dan air danau. Air sungai

walaupun banyak mengandung unsur hara karena perjalanannya cukup

panjang, tetapi air sungai juga banyak mengandung waled ( endapan ). Waled

sangat potensial mendangkalkan kolam. Oleh karena itu, sebelum air sungai di

gunakan, lebih dahulu difilter, dengan cara mengalirkan air tersebut kedalam

bak pengendapan dan setelah beberapa hari di bak pengendapan baru air

dialirkan ke dalam kolam atau bak pemeliharaan.5

3.6. Kuantitas Air

Sumber air yang jelas dan memadai berarti memperjelas kuantitas

(jumlah) air. Sumber air dan kuantitas air dijadikan ukuran untuk memilih

wadah yang tepat untuk digunakan. Air yang dalam seperti di waduk dan

danau dapat dilakukan pemeliharaan suatu kultivan dengan menggunakan

wadah sangkar atau keramba. Sedangkan perairan yang dangkal seperti pada

saluran irigasi dan sungai dangkal sangat cocok untuk pemeliharaan ikan

sisrem keramba. Pada bagian sungai yang dekat muara yang biasanya agak

dalam cocok untuk penerapan system sangkar.

Sedangkan untuk kolam, sumber air yang cocok adalah sungai atau

saluran pengairan lainnya. Idealnya, untuk membangun kolam, air harus

4 Ibid., hal. 12.5 Ghufran, Muhammad, Budidaya Lele Keli, ( Jakarta : Asdi Mahasatya ), 2004, hal. 15.

Page 7: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

tersedia sepanjang tahun. Sedapat mungkin air ini juga mudah di alirkan ke

kolam tanpa memerlukan alat bantu, karena bila menggunakan alat bantu

seperti pompa, tentu akan menambah biaya operasional maupun

pemeliharaan.6

3.7. Kualitas Air

Selain sumber dan kuantitas (jumlah) harus memadai, air yang

digunakan untuk pemeliharaan ikan juga harus memenuhi kebutuhan optimal

ikan. Dengan kata lain, air yang digunakan kualitasnya harus baik. Ada

beberapa faktor yang dapat dijadikan parameter dalam menilai kualitas suatu

perairan, sebagai berikut:

Oksigen 4-6 ppm. Pada kandungan oksigen 2 ppm lele keli masih

dapat bertahan, tetapi beberapa penyakit mudah berkembang.

Kandungan karbondioksida terlarut maksimal 25 ppm

pH air antara 6,7 – 8,6

Daya Menggabung Asam (DMA) antara 2 – 4,5

Kandungan ammonia kurang dari 0,1 ppm

Kandungan asam belerang (H2S) kurang dari 0,1 ppm

Kesadahan 3-8 Dgh

Suhu air antara 25 – 30o C

Kecerahan lebih dari 40 cm

Ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut.

Muatan suspensi 20-400 ppm

Tidak tercemar limbah non-organik.7

Cara Budidaya ikan lele

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan budidaya ikan lele adalah sebagai berikut:

6 Ibid., hal. 17.7 Ibid., hal. 19.

Page 8: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

1. Pelepasan Bibit

Bibit yang dipelihara dalam Pendederan I berukuran sangat kecil, rentan stres, dan

cidera, sehingga pelepasannya harus dilakukan secara hati-hati. Yang penting untuk

diperhatikan adalah kepadatan bibit, yaitu antara 500-750 ekor/m2. Itu berarti kolam

berukuran 2 x 3 m (6m2) dapat diisi 3000-4500 bibit lele.

2. Pengaturan Air

Kualitas air yang digunakan untuk memelihara ikan pada masa Pendederan I

sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kesehatan ikan. Air kolam harus

dijaga sedemikian rupa sehingga tetap bersih. Penggunaan air mengalir dengan sistem

pipa paralon adalah yang paling baik dan efektif karena air kolam yang keluar

langsung diganti dengan air yang bersih. Apabila kolam belum dilengkapi pipa untuk

keluar masuk air, air harus diganti secara manual 2-3 hari sekali, atau sesuai

kebutuhan.

3. Pemberian Pakan

Bibit berukuran 1-3 cm tentu saja belum dapat makan pelet butiran. Pakan

yang diberikan kepada bibit lele ini harus mengandung cukup banyak protein untuk

mendukung pertumbuhannya. Selama minggu pertama, bibit hanya diberi pakan

alami berupa kutu air (Daphnia sp.) dan cacing sutra (Tubifex sp.). Baru pada minggu

kedua bibit lele  mulai diberi pellet 581. Pellet ini berbentuk seperti tepung.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Selain menjaga kualitas air dan memberi pakan, pembudi daya lele juga harus

mencegah masuknya hama dan panyakit. Hama yang sering memakan bibit lele

antara lain ular, burung pemakan ikan, kadal, dan katak. Bilamana hama tersebut

berhasil masuk ke dalam kolam maka dapat dipastikan akan ada banyak bibit yang

hilang.

5. Seleksi Bibit

Page 9: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

Bibit yang telah dipelihara selama 2,5 minggu akan diseleksi untuk yang

pertama kali dengan menggunakan ayakan bibit ukuran 3-5 cm. Bibit-bibit yang telah

mencapai ukuran 3-5 cm dapat dipanen untuk dibesarkan pada Pendederan II, atau 

bahkan dapat langsung dijual. Bibit lele yang didapat dari seleksi pertama disebut

Bibir Saringan I. Bibit ini merupakan bibit berkualitas tinggi karena memiliki

keceptatan pertumbuhan yang baik.8

6. Persiapan Induk

Teknik pemijahan intensif sebaiknya dilakukan terhadap induk betina yang

telah memiliki kedewasaan optimal (umur sudah lebih dari 18 bulan) dan memiliki

ukuran yang cukup besar. Dengan teknik pemijahan ini, ikan tidak akan menjalani

pembuahan alami, tetapi pemijahan akan dilakukan secara buatan. Induk betina yang

akan dipijahkan setidaknya pernah dipijahkan selama 2 bulan terakhir. Sementara

untuk induk jantan, persyaratannya tidak berbeda dengan persyaratan induk untuk

pemijahan alami.

7. Persiapan Kolam Penetasan

Pada teknik pemijahan intensif, telur dapat ditempatkan pada kolam penetasan

seperti  pada teknik konvensional dan semi-intesif. Bedanya, tidak diperlukan

kakaban atau ijuk. Ukuran kolam penetasan juga sama, yaitu sekitar 2 x 3 m, 2 x 4 m,

atau 3 x 3 m. Ketinggian kolam sekitar 60 cm, diisi air setinggi 30-40 cm.

8. Penyuntikan Induk dengan Hipofisa/HCG

Induk yang sudah memenuhi syarat segera disuntikan dengan kelenjar

hipofisa atau HCG (ovaprim). Metode penyuntikannya sama dengan metode

pemijahan konvensional. Induk yang disuntik tidak perlu yang benar-benar telah siap

memijah, karena dengan menyuntikanya menggunakan hipofisa maupun ovaprim, hal

8 http://perikananindonesia.com/cara-budidaya-lele-pendederan-i/#ixzz2HGvwMfRS

Page 10: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

kematangan gonad akan terjadi dengan cepat sehingga induk segera siap memijah.

Setelah disuntik, induk kembali dilepaskan ke kolam induk.

9. Stripping dan Pembuahan Telur

Proses strpping pada induk betina dapat dilakukan beberapa jam setelah

penyuntikan. Selang waktu antara penyuntikan dan stripping sangat tergantung suhu

air, jika suhu air cukup hangat (30 °C), stripping dapat dilakukan 7 jam setelah

penyuntikan. Sedangkan apabila suhu air cukup dingin (20 °C), selang waktu antara

penyuntikan dan stripping sekitar 21 jam. Jika suhu terlalu rendah (<20 °C) atau

terlalu tinggi  (>30 °C), penyuntikan hipofisa/ovaprim mungkin akan mengalami

kegagalan.9

10. Pemeliharaan Larva

Larva yang baru menetas harus dipelihara di dalam kolam dengan menggunakan

air yang bersih dan dengan aerasi yang baik. Hal itu karena larva masih sangat rentan

terhadap serangan penyakit. Regulator air sebaiknya dipasang dalam kolam

pemeliharaan larva bilamana tidak ada pembaruan air. Ujung selang penyedot

regulator air ditutup dengan kain kassa untuk menghindari tersedotnya larva ke dalam

regulator.10

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari dari rumusan permasalahan ini adalah

sebagai berikut:

9 http://perikananindonesia.com/cara-budidaya-lele-teknik-pemijahan-intesif-bagian- 1/#ixzz2HGzvTtsM

10 http://perikananindonesia.com/cara-budidaya-lele-teknik-pemijahan-intesif-bagian-2/#ixzz2HGz5VXVa

Page 11: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memulai kegiatan budidaya

perairan, antara lain :

Spesies dan kondisi lingkungan budidaya

Lokasi budidaya

Estimasi kebutuhan untuk pasar lokal dan ekspor

Kesukaan konsumen

Sumber air

Kuantitas air, dan

Kualitas air

Cara – cara budidaya ikan lele, antara lain :

Pelepasan bibit

Pengaturan air

Pemberian pakan

Pengendalian hama dan penyakit

Seleksi bibit

Persiapan induk

Persiapan kolam penetasan

Penyuntikan induk dengan Hipofisa / HCG

Stripping dan pembuahan telur, dan

Pemeliharaan larva

DAFTAR PUSTAKA

Ghufran, Muhammad. 2004. Budi Daya Lele Keli. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Page 12: Budidaya Perairan Sebagai Peluang Usaha Yang Benar

Rejeki, Sri. 2001. Pengantar Budidaya Perairan. Semarang : Universitas Diponegoro.

http://perikananindonesia.com/cara-budidaya-lele-pendederan-i/#ixzz2HGvwMfRS

http://perikananindonesia.com/cara-budidaya-lele-teknik-pemijahan-intesif-bagian-

1/#ixzz2HGzvTtsM

http://perikananindonesia.com/cara-budidaya-lele-teknik-pemijahan-intesif-bagian-

2/#ixzz2HGz5VXVa