BUDIDAYA-ARTEMIA

15
BUDIDAYA ARTEMIA UNTUK PAKAN ALAMI IKAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Artemia merupakan salah satu makanan hidup yang sampai saat ini paling banyak digunakan dalam usaha budidaya udang, khususnya dalam pengelolaan pembenihan. Sebagai makanan hidup, Artemia tidak hanya dapat digunakan dalam bentuk nauplius, tetapi juga dalam bentuk dewasanya. Bahkan jika dibandingkan dengan naupliusnya, nilai nutrisi Artemia dewasa mempunyai keunggulan, yakni kandungan proteinnya meningkat dari rata-rata 47 % pada nauplius menjadi 60 % pada Artemia dewasa yang telah dikeringkan. Selain itu kualitas protein Artemia dewasa juga meningkat, karena lebih kaya akan asam-asam amino essensial. Demikian pula jika dibandingkan dengan makanan udang lainnya, keunggulan Artemia dewasa tidak hanya pada nilai nutrisinya, tetapi juga karena mempunyai kerangka luar (eksoskeleton) yang sanga tipis,sehingga dapat dicerna seluruhnya oleh hewan pemangsa. Melihat keunggulan nutrisi Artemia dewasa dibandingkan dengan naupliusnya dan juga jenis makanan lainnya, maka Artemia dewasa merupakan makanan udang yang sangat baikjika digunakan sebagai makanan hidup maupun sumber protein utama makanan buatan. Untuk itulah kultur massal Artemia memegang peranan sangat penting dan dapat dijadikan usaha industri tersendiri dalam kaitannya dengan suplai makanan hidup maupun bahan dasar utama makanan buatan. Untuk dapat diperoleh biomassa Artemia dalam jumlah cukup banyak, harus dilakukan kultur terlebih dahulu. Produksi biomassa Artemia dapat dilakukan secara ekstensif pada tambak bersalinitas cukup tinggi yang sekaligus memproduksi Cyst (kista) dan dapat dilakukan secara terkendali pada bak-bak dalam kultur massal ini. (Ir. Sri Umiyati Sumeru ) Pernah ditemukan kista tertua oleh suatu prusahaan pemboran yang bekerja disekitar Danau “ Salt Great “. Kista tersebut diduga berusia sekitar lebih dari 10.000 tahunb ( berdasarkan metode carbon dating ). Setelah diuji, ternyata kista-kista tersebutvmasih bias menetas walaupun usianya 10.000 tahun .( Anonymous, 2008

Transcript of BUDIDAYA-ARTEMIA

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 1/15

BUDIDAYA ARTEMIA UNTUK PAKAN ALAMI IKAN

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Artemia merupakan salah satu makanan hidup yang sampai saat ini paling

banyak digunakan dalam usaha budidaya udang, khususnya dalam pengelolaan

pembenihan. Sebagai makanan hidup, Artemia tidak hanya dapat digunakan dalam

bentuk nauplius, tetapi juga dalam bentuk dewasanya. Bahkan jika dibandingkan

dengan naupliusnya, nilai nutrisi Artemia dewasa mempunyai keunggulan, yakni

kandungan proteinnya meningkat dari rata-rata 47 % pada nauplius menjadi 60 %

pada Artemia dewasa yang telah dikeringkan. Selain itu kualitas protein Artemia

dewasa juga meningkat, karena lebih kaya akan asam-asam amino essensial.

Demikian pula jika dibandingkan dengan makanan udang lainnya, keunggulan

Artemia dewasa tidak hanya pada nilai nutrisinya, tetapi juga karena mempunyai

kerangka luar (eksoskeleton) yang sanga tipis,sehingga dapat dicerna seluruhnya

oleh hewan pemangsa. Melihat keunggulan nutrisi Artemia dewasa dibandingkan

dengan naupliusnya dan juga jenis makanan lainnya, maka Artemia dewasa

merupakan makanan udang yang sangat baikjika digunakan sebagai makanan hidup

maupun sumber protein utama makanan buatan. Untuk itulah kultur massal Artemia

memegang peranan sangat penting dan dapat dijadikan usaha industri tersendiri

dalam kaitannya dengan suplai makanan hidup maupun bahan dasar utama makanan

buatan. Untuk dapat diperoleh biomassa Artemia dalam jumlah cukup banyak, harus

dilakukan kultur terlebih dahulu. Produksi biomassa Artemia dapat dilakukan secara

ekstensif pada tambak bersalinitas cukup tinggi yang sekaligus memproduksi Cyst

(kista) dan dapat dilakukan secara terkendali pada bak-bak dalam kultur massal ini.

(Ir. Sri Umiyati Sumeru )

Pernah ditemukan kista tertua oleh suatu prusahaan pemboran yang bekerja

disekitar Danau “ Salt Great “. Kista tersebut diduga berusia sekitar lebih dari 10.000

tahunb ( berdasarkan metode carbon dating ). Setelah diuji, ternyata kista-kista

tersebutvmasih bias menetas walaupun usianya 10.000 tahun .( Anonymous, 2008

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 2/15

Beberapa sifat artemia yang menunjang antara lain :

(a) Mudah dalam penanganan, karena tahan dalam bentuk kista untuk waktu

yang lama

(b) Mudah berada ptasi dalam kisaran salinitas lingkungan yang lebar.

(c) Makan dengan cara menyaring, sehingga memper mudah dalam penyedian

pakannya.

(d) Dapat tumbuh dengan baik pada tingkat padat penebaran tinggi. .

(e) Mempunyai nilai nutrisi tinggi, yaitu kandungan protein 40 – 60%.

(f)

Sekarang banyak pembudidaya ikan dan udang memakai pakan alami

Artaemia dalam pemberian pakan. Artemia sangat mudah untuk ditetaskan menjadi

larva sampai dewasa, tapi harga artemia sangat mahal bagi pembudidaya ikan

maupun udang. Biasanya artemia diberikan pada ikan pada saat ikan berumur 12-30

hari. Menurut INVE Aquaculture Belgia Artemia mengandung 56% protein yang

biasanya pada udang diberikan pada PL5 dan PL25. ( Anonymous, 2008 )

Gambar 1.1 Artemi salina 

1.2 Tujuan Makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses reproduksi Artemia dari

berbentuk kista sampai dewasa. Selain itu juga sebagai bahan informasi bagi para

pembudidaya ikan dan udang untuk mengetahui pakan alami yang baik diberikan untuk ikan

maupun udang yang akan dibudidayakan. Bagi para mahasiswa agar mengetahui apa itu

Artemia dan bagaimana proses reproduksinya dari mulai kista sampa dewasa

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 3/15

TINJAUAN PUSTAKA

Artemia atau “brine shrimp” merupakan salah satu jenis pakan alami yang sangat

diperlukan dalam kegiatan pembenihan udang dan ikan. Beberapa sifat artemia yang

menunjang antara lain :

(a) Mudah dalam penanganan, karena tahan dalam

bentuk kista untuk waktu yang lama.

(b) Mudah berada ptasi dalam kisaran salinitas

lingkungan yang lebar.

(c) Makan dengan cara menyaring, sehingga memper

mudah dalam penyedian pakannya

(d) Dapat tumbuh dengan baik pada tingkat padat

penebaran tinggi .

(e) Mempunyai nilai nutrisi tinggi, yaitu kandungan

protein 40 – 60%Klasifikasi dari Artemia:

Kingdom : Animalia.

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Crustacea

Class : Branchiopoda

Order : Anostraca

Family : Artemiidae

Grochowski, 1895

Genus : Artemia

Leach, 1819

( Anonymous, 2008 )

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 4/15

Bagian-bagian dari dari tubuh Artemia yaitu terlihat dari gambar 1.2 yangh terdapat di

bawah ini:

Gambar 1.2 bagian-bagian tubuh Artemia

( Anonymous, 2008 )

Proses reproduksi dari Artemia Siklus hidup Artemia bisa dimulai dari saat menetasnya kista atau telur. Setelah 15-20

 jam pada suhu 25 derajat celcius kista akan menetas menjadi embrio. Dalam waktu beberapa

 jam embrio ini masih akan tetap menempel pada kulit kista. Pada fase ini embrio akan tetap

menyelesaikan perkembanganya kemudian berubah menjadi naupli yang akan bisa berenang

bebas. Pada awalnya naupli aka berwarna orange kecoklatan akibat masih mengandung

kuning telur. Artemia yang baru menetas tidak akan makan, karena mulut dan anusnya

belum terbentuk dengan sempurna. Setelah 12 jam mereka akan ganti kulit dan memasukitahap larva kedua. Dalam fase ini mereka akan mulai makan, dengan pakan berupa mikro

alga, bakteri, dan detritus organic lainya. Pada dasarnya mereka tidak akan peduli (tidak

memilih) jenis pakan yang dikonsumsinya selama bahan tersebut tersedia dalam air dengan

ukuran yang sesuai. Naupli akan berganti kulit sebanyak 15 kali sebelum menjadi dewasa

dalam kurun waktu. 8 hari. Artemia dewasa rata-rata berukuran sekitar 8 cm, meskipun

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 5/15

demikian pada kondisi yang tepat mereka dapat mencapai ukuran sampai dengan 20 mm.

pada kondisi demikian biomasnya akan mencapai 500 kali dibandingkan biomas pada fase

naupli.

.Gambar 1.2 siklus hidup Artemia

Dalam tingkat salinitas rendah dan pakan yang optimal, betina Artemia bisa

menghasilkan naupli sebanyak 75 ekor perhari. Selama masa hidupnya (sekitar 50 hari)mereka bisa memproduksi naupli rata-rata sebanyak 10-11 kali. Dalam kondisi super ideal,

Artemia dewasa bisa hidup selama 3 bulan dan memproduksi naupli atau kista sebanyak 300

ekor(butir) per 4 hari. Kista akan terbentuk apabila lingkungnya berubah menjadi sangat salin

dan bahan pakan sangat kurang dengan fluktuasi oksigen sangat tinggi antara siang dan

malam. Artemia dewasa toleran terhadap selang -18 derajat hingga 40 derajat.. sedangkan

temperature optimal untuk penetasan kista dan pertumbuhan adalah 25-30oC. Meskipun

demikian hal ini akan ditentukan oleh strain masing-masing. Artemia menghendaki kadar

salinitas antara 30-35 ppt, dan mereka dapat hidup dalam air tawar selama 5 jam sebelumakhirnya mati. Variable lain yang penting adalah pH, cahaya, dan oksigen. pH dengan selang

8-9 merupakan selang yang paling baik, sedangkan pH di bawah 5 atau lebih tinggi dari 10

dapat membunuh Artemia. Cahaya minimal diperlukan dalam proses penetasan dan akan

sangat menguntungkan bagi perumbuhan mereka. Lampu standar grow-lite sudah cukup

untuk keperluan hidup Artemia. Kadar oksigen harus dijaga dengan baik untuk pertumbuhan

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 6/15

artemia. Artemia dengan supply oksigen yang baik, Artemia akan berwarna kuning atau

merah jambu. Warna ini bisa berubah menjadi kehijauan apabila mereka banyak

mengkonsumsi mikro algae.pada kondisi yang ideal seperti ini, Artemia akan tumbuh dah

beranak-pinak dengan cepat. Sehingga supply Artemia untuk ikan yang kita pelihara bisa

terus berlanjut secara kontinyu. Apabila kadar oksigen dalam air rendah dan air banyak

mengandung bahan organic, atau apabila salinitas meningkat, artemia akan memakan

bacteria, detritus, dan sel-sel kamir (yeast). Pada kondisi demikian mereka akan berwarna

merah atau orange. Apabila keadaan ini terus berlanjut mereka akan mulai memproduksi

kista. ( Anonymous, 2008 ).

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 7/15

PEMBAHASAN

1.1. Desain dan konstruksi Tambak

Petakan tambak untuk budidaya artemia umumnya terdiri atas 4 fungsi, yaitu petakan

reservoir, evaporasi, distribusi dan petakan budidaya. Selain itu ada pula petak kultur

plankton sebagai pelengkap. Petakan reservoir ada dua, petakan reservoir 1 sedalam 60 – 

100 cm untuk menampung air laut dengan salinitas 30 – 35 permil, sedangkan petakan

reservoir 2 sebagai penampung air bersalinitas tinggi (80 – 120 permil) dari petak evaporasi

untuk kemudian dialirkan kedalam petakan distribusi. Petakan evaporasi dibuat dangkal

(kedalaman 5 – 7 cm) dengan dasar petakan rata, padat dan miring kesalah satu sisi. Hal ini

untuk mempermudah proses evaporasi dan mempercepat aliran air. Dalam petakan ini

diharapkan salinitas meningkat sampai dengan 120 permil atau lebih. Petakan distribusi

berupa kanal keliling, berfungsi untuk memasok air bersalinitas tinggi (>120 permil) kedalam

petakan budidaya. Petakan distribusi dibuat dangkal ( ±5 cm ) untuk memungkinkan salinitas

air semakin tinggi. Petakan budidaya merupakan petakanpetakan seluas masing-masing

1.000 – 1.500 M2

dengan kedalaman sekitar 60 cm, dan dilengkapi dengan caren keliling sebagai tempat

belindung artemia dalam keadaan ektrim. Pada petakan budidaya inilah kegiatan produksi

kista artemia dilakukan dengan memanfaatkan sifat reproduksi ovivar. ( Dijen Perikanan,

2003 )

1.2. Pengelolaan Budidaya

Persiapan tambak dilakukan dengan maksud menghindari adanya kebocoran

pematang dan untuk penyediaan pakan alami (fitoplankton).

Kegiatan persiapan tambak terdiri atas :

1. Pengeringan dasar dan pemadatan pematang

2. Pengapuran 300 – 500 kg/Ha

3. Pemupukan dasar dengan pupuk organik 1.000 kg/ha, TSP 150 kg/ha, dan urea 300 kg/ha

4. Pengisian air salinitas tinggi hingga kedalaman mencapai 40 -50 cm.

5. Pemberantasan hama dengan saponin 10-20 ppm.

Penetasan Nauplii artemia yang ditebarkan berasal dari kista yang telah diteteskan

dengan cara dekapsulasi. Untuk penebaran sebaiknya digunakan nauplii instar I, karena

instar yang lebih tinggi lebih peka terhadap perubahan salinitas Umumnya penebaran

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 8/15

dilakukan sore hari dengan kepadatan 200 nauplii/liter dilakukan sore hari dengan kepadatan

200 nauplii/liter. ( Dirjen Perikanan, 2003 )

. 1.5 Prosedur Pemeliharaan

Untuk mendapatkan biomassa Artemia, nauplius Artemia dikultur dalam beberapa

hari. Lama pemeliharaan tergantung pada ukuran Artemia yang dikehendaki. Jika Artemia

digunakan sebagai makanan juvenil udang, maka lama pemeliharaan sekitar 7 hari,

sedangkan jika digunakan sebagai makanan udang dewasa maupun untuk diproses sebagai

bahan baku makanan buatan, maka lama pemeliharaan sekurang-kurangnya 15 hari.

Prosedur produksi Naupli Artemia inkubasi cyst dalam air laut

Cyst Artemia dilarutkan dalam air laut dan diaerasi

Suhu air untuk penetasan 30 C, pH : 8-9, DO dalam kondisi, kepadatan cyst < 10 g/L

Pemanenan awal : qualitas terbaik, kandungan kalori tertinggi, ukuran nauplii sesuai

Setelah moulting kedua (24 jam setelah menetas) : nilai kalori Artemia berkurang

hingga 27 %

Pemanenan dengan net ukuran 150 µm, dicuci untuk meghilangkan bahan organik

terlarut dan bakteri

Desinfektan : 100 ppm Iodin selama 10 menit.

Biomassa Artemia dapat langsung diberikan kepada udang yang disesuaikan dengan

ukurannya atau disimpan dalam bentuk segar (dalam freezer) maupun dikeringkan untuk

dibuat tepung Artemia.( Ir. Sri Umiyati Sumeru)

1.4 Pemeliharaan

Pemberian makan Artemia adalah dengan menyaring (Filter feeder ), maka diperlukan

makanan dengan ukuran partikel khusus, yaitu lebih kecil dari 60 mikron. Makanan yang

diberikan dapat berupa makanan buatan maupun makanan hidup atau plankton. Makanan

buatan yang memberikan hasil cukup baik dan mudah didapat adalah dedak halus. Cara

pemberiannya harus disaring terlebih dahulu dengan saringan 60 mikron. Sedangkan

plankton yang dapat digunakan sebagai makanan. Selain itu pakan buatan lain yang dapat

diberikan selama masa pemeliharaan adalah campuran bungkil kelapa dan tepung ikan

dengan perbandingan 1:1 dalam dosis 10 gr/ton/hari.

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 9/15

Artemia adalah jenis plankton yang juga digunakan sebagai makanan larva udang,

seperti Tetraselmis sp, Chaetoceros sp, Skeletonema sp. Oleh karena itu kultur Artemia

dengan plankton sebagai makanan alami lebih mudah dilakukan dalam suatu unit usaha

pembenihan udang.( Ir. Sri Umiyati Sumeru )

1.6 Pemungutan Hasil

Pemanenan kista diharapkan mulai berlangsung pada akhir minggu ketiga setelah

penebaran. Kista yang telah dilepaskan dan mengumpul di tepi petakan, dipanen dengan

menggunakan seser dari bahan nilon berukuran mata 150 mikron. Pemanenan dapat

dilakukan setiap hari, kista hasil pemanenan tersebut direndam dalam air bersalinitas tinggi

selama beberapa jam, kemudian dibersihkan untuk tujuan

pengeringan.( Dirjen Perikanan, 2003 )

1.6 Penanganan Pasca Panen

Penanganan pasca panen terdiri atas pencucian, penyimpanan pengepakan dan

pengangkutan. Untuk pencucian dan pembersihan dari kotoran, kista artemia dilewatkan tiga

seri saringan bermata 700; 350 dan 100 mikron. Saringan 700 mikron ditujukan untuk

memisahkan kotoran berukuran besar, sedangkan saringan 350 mikron untuk kotoran yang

lebih kecil. Pencucian tersebut dapat dilakukan di lapangan sehingga kotoran yang berukuran

lebih dari 350 mikron dan kurang dari 100 mikron dapat terbuang. Pencucian kemudian

dilanjutkan dengan merendam kista artemia dalam larutan garam jenuh untuk membersihkan

dari kotoran yang masih tinggal. Kotoran yang tertinggal (biasanya lumpur) akan tenggelam,

sementara kista artemia mengapung dalam larutan larutan garam, sehinggga mudah

memisahkannya. Kista artemia kemudian disimpan dengan cara merendamnya dalam larutan

garam jenuh yang bersih (salinitas 150 permil). dan disimpan dalam wadah tertutup. Pada

tahap ini, kista artemia akan terdehidrasi, yaitu mengganti sisa air dengan air garam. Setelah

24 jam, air garam diganti dan kista dapat disimpan selama sebulan. Disarankan, air garam

diganti setelah dua minggu, dan kista diaduk beberapa kali selama penyimpanan. Untuk

tujuan yang tidak terlalu jauh , artemia dapat didistribusikan secara basah dalam larutan

garam jenuh seperti ini. Pengepakan dapat dilakukan secara sederhana menggunakan

kantong plastic kapasitas 1 kg. Setelah kista dimasukkan kedalam kantong, udara dalam

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 10/15

kantong dikeluarkan dengan cara meremasnya keluar, kemudian kantong diikat erat dengan

karet. Kantong plastik dirangkap dengan cara yang sama. ( Dirjen Perikanan, 2003 ).

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 11/15

 

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapatkan dari makalah yang kami susun ini yaitu bahwa

budidaya Artemia dikalangan para pembudidaya harus ditingkatkan lagi sebab permintaan

akan Artemia sangat tinggi. Budidaya Artemia hanya bisa dilaksanakan pada lahan yang

mengandung kadar garam yang tinggi antara 30-35 ppt selain itu juga pH, cahaya, dan

oksigen antara 8-9. Budidaya Artemia harus dilaksanakan secara intensif.

Saran

Dalam malakukan budidaya artemia harus secra intensif dan harus memperhatikan

prosedur budidaya. Semoga makalah ini bermnafaat dan bisa diterapkan oleh pembudidaya

Artemia.

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 12/15

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous,2008a. http://sn2000.taxonomy.nl/Taxonomicon/TaxonTree.aspx?id=33062.

Diakses tanggal 15 November, 2008.

Anonymous, 2008b. http//www.google.com./ O-Fish: Artemia salina.com  /. diakses tanggal 15

November 2008.

Anonymous, 2008.http// www.google.com/ hasil penelusuran gambar/. Diakses tanggal 15

November 2008.

Dirjen,Perikanan, 2003. http// www.goggle.com/ Budidaya Artemia Di Tambak Garam.

Diakses tanggal 15 November 2008.

Sumeru, Sri Umiyati, Ir. 2008. http// www.gooogle.com./ Produksi Biomassa Artemia.. diakses

tangga;l 15 November 2008.

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 13/15

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang……………………………………………………………

1.2 Tujuan……………………………………………………………………..

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Rajungan………………………………………………………..

2.2 Budidaya Rajungan………………………………………………………

2.3 Pembenihan Rajungan (Portunis pelagicus )………………………..

2.4 Pengamatan Aspek Biologi Rajungan dalam Menunjang Teknik

Perbenihannya …………………………………………………………

2.5 Klasifikasi dan Morfologi Rajungan ………………………………….

2.6 Habitat Rajungan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 ……………………………………………….

3.2 Budidaya Rajungan……………………………………………………

3.3 Pembenihan Rajungan………………………………………………….

3.4 ……………………………………………………………..

3.5 Pemungutan Hasil………………………………………………………..

3.6 Penanganan Pasca Panen………………………………………………

PENUTUP

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….

4.2 Saran………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 14/15

 

BUDIDAYA ARTEMIA UNTUK PAKAN ALAMI IKAN

TUGAS MATA KULIAH

PENGANTAR ILMU KRLAUTAN DAN PERIKANAN 

OLEH

1. IRNA ARIANTI2. CARLES SUGARA

3. HAIDY EKA NOVIDAYANA

5/16/2018 BUDIDAYA-ARTEMIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/budidaya-artemia-55ab57806a746 15/15

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2008