Budaya Politik Demokrasi Dan Mas Madani
-
Upload
alvian-jova-activa -
Category
Documents
-
view
186 -
download
0
Transcript of Budaya Politik Demokrasi Dan Mas Madani
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Bab II
Pembahasan
2.1Budaya Politik2.1.1 Pengertian Budaya Politik menurut beberapa pakar, sebagai berikut:
1. Menurut Samuel Beer, budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan
dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman pemerintahan seharusnya
dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah.
2. Menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik
adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap
sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap
peranan warga negara yang ada dalam sistem itu.
3. Menurut Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah
laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan plitik yang dihayati
oleh para anggota suatu sistem politik.
4. Menurut Mochtar Masud dan Colin McAndrews, budaya politik
adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan
pemerintahan negara dan politiknya.
5. Menurut Larry Diamond, budaya politik adalah keyakinan, sikap,
nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi suatu masyarakat tentang sistem
politik negara mereka dan peran masing-masing individu dalam sistem
itu.
6. Menurut Almond dan Powell ada 2 orientasi Politik yaitu tingkat
Masyarakat dan tingkat Individu:
1. Orientasi individu dalam system politik dapat dilihat dari 3
komponen:
a. Orientasi Kognitif berbagai keyakinan dan pengetahuan
seseorang tentang:
- sistem politik.
- tokoh pemerintahan
- kebijakan pemerintahan
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 3
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
- Simbol-simbol yang dimiliki oleh sistem politik seperti: ibukota
negara, lambang negara, kepala negara, batas negara, mata uang,
dll.
b. Orientasi Afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan
emosional individu pada sistem politik. Seperti – perasaan khusus
terhadap aspek sistem politik yang membuatnya menerima dan
menolak sistem politik. Orientasi afektif ini dipengaruhi oleh keluarga
dan lingkungan.
c. Orientasi Evaluatif berkaitan dengan penilaian moral seseorang
terhadap sistem politik, kinerja sistem politik, komitmen terhadap
nilai dan pertimbangan politik.
2. Orientasi Tingkat Masyarakat adalah pandangan dan sikap
sesama warga negara yang meliputi rasa percaya dan permusuhan antar individu, kelompok maupun golongan. Sikap saling percaya
menumbuhkan saling kerja sama sedangkan sikap permusuhan
menimbulkan konflik.
2.1.2 TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK (ciri-ciri) 1. Budaya Politik Parokial (parochial Political Culture):
Cirinya:
Lingkupnya sempit dan kecil
Masyarakatnya sederhana dan tradisional bahkan buta huruf.
Spesialisasi kecil belum berkembang.
Pemimpin politik biasanya berperan ganda bidang ekonomi,
agama dan budaya.
Masyarakatnya cenderung tidak menaruh minat terhadap objek
politik yang luas.
Masyarakatnya tinggal di desa terpencil di mana kontak dengan
sistem politik kecil.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 4
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
2. Budaya Politik Subjek (subject Political Culture):
Cirinya:
Orang secara pasif patuh pada pejabat pemerintahan dan
undang- undang.
Tidak melibatkan diri pada politik atau golput.
Masyarakat mempunyai minat, perhatian, kesadaran terhadap
sistem politik.
Sangat memperhatikan dan tanggap terhadap keputusan politik,
atau output.
Rendah dalam input kesadaran sebagai actor politik belum
tumbuh.
3. Budaya Politik Partisipan (participant Political culture):
Sebagai insan politik, kegiatan-kegiatan politik yang dapat
dilakukan sebagai wujud partisipasi politik, antara lain:
a) Membentuk organisasi politik atau menjadi anggota Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat mengontrol maupun
memberi input terhadap setiap kebijakan pemerintah.
b) Aktif dalam proses pemilu, seperti berkampanye, menjadi pemilih
aktif, dan menjadi anggota perwakilan rakyat.
c) Bergabung dalam kelompok-kelompok kepentingan kontemporer,
seperti unjuk rasa secara damai tidak anarkis atau merusak,
petisi, protes, dan demonstrasi.
Cirinya:
Kesadaran masyarakat bahwa dirinya dan orang lain anggota aktif
dalam kehidupan politik.
Melibatkan diri dalam sistem politik sangat berarti walaupun hanya
sekedar memberikan suara dalam pemilu.
Tidak menerima begitu saja terhadap keputusan, kebijakan sistem
politik
Dapat menilai dengan penuh kesadaran baik input maupun output
bahkan posisi dirinya sendiri.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 5
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Menurut Muhtar Masoed dan Colin MacAndrews ada 3 model
budaya politik:
a. Model masyarakat demokratis industrial Yang terdiri dari aktivis
politik, kritikus politik (Identik dengan budaya politik partisipan).
b. Model Sistem politik otoriter rakyat sebagai subyek yang pasif,
tunduk pada hukumnya tapi tidak melibatkan diri dalam urusan
politik dan pemerintahan (Identik dengan budaya politik subjek).
c. Model masyarakat sistem demokratis pra –industrial masyarakat
pedesaan, petani, buta huruf, kontak politik sangat kecil, (budaya politik Parokial).
2.1.3 BUDAYA POLITIK DI INDONESIA Menurut Herbert Feith, Indonesia memiliki 2 budaya politik yang
dominan:
1. Aristokrasi Jawa
2. Wiraswasta Islam
Menurut Clifford Geertz, Indonesia memiliki 3 sub-budaya yaitu:
1. Santri: pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari
pedagang di kota dan petani yang berkecukupan.
2. Abangan: yang terdiri dari petani kecil.
3. Priyayi: golongan yang masih memiliki pandangan hindu
buddha, yang kebanyakan dari golongan terpelajar, golongan
atas penduduk kota terutama golongan pegawai.
Menurut Afan Gaffar, budaya politik Indonesia memiliki 3 ciri dominan:1. Hirarki yang tegar/ketat: adanya pemilahan tegas antar
penguasa (wong Gedhe) dengan Rakyat kebanyakan (wong
cilik).
2. Kecendrungan Patronage (hubungan antara orang berkuasa
dan rakyat biasa) seperti majikan dengan buruh.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 6
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara
masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang
berkarakter patrimonial.
Menurut Max Weber, dalam negara yang patrimonialistik
penyelenggaraan pemerintahan berada dibawah kontrol langsung
pimpinan negara. Menurutnya karakteristik negara patrimonialistik
adalah:
a. Cenderung mempertukarkan sumber daya yang dimiliki
seseorang penguasa kepada teman-temannya.
b. Kebijakan sering kali lebih bersifat partikularistik dari pada
bersifat universalistik.
c. Rule of Law lebih bersifat sekunder bila dibandingkan dengan
kekuasaan penguasa (rule of man)
d. Penguasa politik sering kali mengaburkan antara kepentingan
umum dan kepentingan publik.
Di masa Orde Baru kekuasaan patrimonialistik telah
menyebabkan kekuasaan tak terkontrol sehingga negara menjadi sangat
kuat sehingga peluang tumbuhnya civil society terhambat. Contoh
budaya politik Neo Patrimonialistik adalah:
a. Proyek di pegang pejabat.
b. Promosi jabatan tidak melalui prosedur yang berlaku (surat
sakti).
c. Anak pejabat menjadi pengusaha besar, memanfaatkan
kekuasaan orang tuanya dan mendapatkan perlakuan
istimewa.
d. Anak pejabat memegang posisi strategis baik di pemerintahan
maupun politik
Menurut Nazarudin Samsudin, menyatakan dalam sebuah
budaya ciri utama yang menjadi identitas adalah sesuatu nilai atau
orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 7
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
keseluruhan. Jadi simbol yang selama ini telah diakui dan dikenal
masyarakat adalah Bhineka Tunggal Ika, maka budaya politik kita di
Indonesia adakah Bhineka Tunggal Ika.
2.1.4 SOSIALISASI POLITIK
1. Pengertian sosialisasi politik:
a. Menurut Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik adalah cara
bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
b. Menurut Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses
dimana sikap-sikap politik dan pola – pola tingkah laku diperoleh
atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk
menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik.
c. Menurut Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah pewarisan
pengetahuan, nilai dan pandangan politik dari orang tua, guru
dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak
dewasa.
d. Menurut Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk
mengganbarkan proses dimana seseorang mempelajari dan
menumbuhkan pandangannya tentang politik.
e. Menurut Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses
pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakatnya.
f. Menurut Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk
mengubah proses sosialisasi politik masyarakat, sehingga mereka
mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam
suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya:
1) Dalam lingkungan keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada
anak-anak beberapa cara tingkah laku politik tertentu. Melalui
obrolan politik ringan sehingga tak disadarai telah menanamkan
nilai-nilai politik kepada anak-anaknya.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 8
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
2) Di lingkungan sekolah, dengan memasukkan pendidikan
kewarganegaraan. Siswa dan guru bertukar informasi dan
berinteraksi dalam membahas topik tentang politik.
3) Di lIngkungan negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan
menanamkan ideologi-ideologi resminya.
4) Di Lingkungan Partai politik, salah satu fungsi partai politik adalah
dapat memainkan perannya sebagai sosioalisasi politik. Artinya
parpol itu telah merekrut anggota atau kader dan partisipannya
secara periodik. Partai politik harus mampu menciptakan kesan
atau image memperjuangkan kepentingan umum.
Menurut Ramlan Surbakti ada dua macam sosialisasi politik
dilihat dari metode penyampaian pesan:
a. Pendidikan Politik, yaitu proses dialogis diantara pemberi dan
penerima pesan. Dari sini anggota masyarakat mempelajari
simbol politik negaranya, norma maupun nilai politik.
b. Indoktrinasi Politik, yaitu proses sepihak ketika penguasa
memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk
menerima nilai, norma dan simbol yang dianggap pihak berkuasa
sebagai ideal dan baik.
Dalam upaya pengembangan budaya politik, sosialisasi politik
sangat penting karena dapat membentuk dan mentransmisikan
kebudayaan politik suatu bangsa, serta dapat memelihara kebudayaan
politik suatu bangsa, penyampaian dari generasi tua ke generasi muda,
dapat pula sosialisasi politik dapat mengubah kebudayaan politik.
Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk
dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa dan memelihara
kebudayaan politik suatu bangsa dengan bentuk penyampaian dari
generasi tua kepada generasi muda. Terdapat 6 sarana atau agen
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 9
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
sosialisasi politik menurut Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews,
adalah sebagai berikut:
a. Keluarga, yaitu lembaga pertama yang dijumpai sesorang individu
saat lahir. Dalam keluarga anak ditanamkan sikap patuh dan hormat
yang mungkin dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam sistem
politik setelah dewasa.
b. Sekolah, yaitu sekolah sebagai agen sosialisasi politik memberi
pengetahuan bagi kaum muda tentang dunia politik dan peranan
mereka di dalamnya. Di sekolah memberi kesadaran pada anak
tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara, cinta tanah
air.
c. Kelompok bermain, yaitu kelompok bermain masa anak-anak
yang dapat membentuk sikap politik seseorang, kelompok bermain
saling memiliki ikatan erat antar anggota bermain. Seseorang dapat
melakukan tindakan tertentu karena temannya melakukan hal itu.
d. Tempat kerja, yaitu organisasi formal maupun nonformal yang
dibentuk atas dasar pekerjaan seperti serikat kerja, sderikat buruh.
Organisasi seperti ini dapat berfungsi sebagai penyuluh di bidang
politik.
e. Media massa, yaitu informasi tentang peristiwa yang terjadi dimana
saja dengan cepat diketahui masyarakat sehingga dapat memberi
pengetahuan dan informasi tentang politik.
f. Kontak-kontak politik langsung yaitu pengalaman nyata yang
dirasakan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap sikap dan
keputusan politik seseorang. Seperti diabaikan partainya, ditipu, rasa
tidak aman, dll.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 10
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
2.1.5 BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
1. Menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik
partisipatif atau disebut juga budaya politik demokrasi adalah suatu
kumpulan sistem keyakinan, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya,
yang menopang terwujudnya partisipasi. Untuk terwujudnya partisipasi
itu warga negara harus yakin akan kompetensinya untukterlibat dalam
proses politik dan pemerintah memperhatikan kepentingan rakyat agar
rakyat tidak kecewa dan apatis terhadap pemerintah.
2. Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga
negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut
atau mempengaruhi hidupnya. Ciri-cirinya adalah :
a. Perilaku warga negara yang bisa diamati bukan batiniah (sikap
dan orientasi).
b. Perilaku atau kegiatan itu mem,pengaruhi pemerintah (pemegang
kebijakan)
c. Kegiatan atau prilaku yang gagal ataupun berhasil termasuk
partisipasi politik.
d. Kegiatan mempengaruhui pemerintah dapat dilakukan secara :
Langsung yaitu individu tidak menggunakan perantara dalam
memepengaruhi pemerintah.
Tak langsung yaitu menggunakan pihak lain yang dapat
meyakinkan pemerintah.
e. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan dengan
prosedur wajar (konvensional) tidak berupa kekerasan (nonviolence)
seperti ikut memilih dalam pemilihan umum, mengajukan petisi,
melakukan kontak tatap muka, menulis surat, dll, dan ada yang melalui
cara –cara diluar prosedur yang wajar (tidak Konvensional) dan berupa
kekerasan (violence), seperti demonstrasi (unjuk rasa),
pembangkangan halus (golput), hura-hura, mogok, serangan senjata,
gerakan-gerakan politik, revolusi, kudeta, makar, dll.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 11
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
3. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang dalam partai politik yang mencakup semua kegiatan
sukarela dimana seseorang turut dalam proses pemilihan pemimpin
politik dan turut langsung atau tidak langsung dalam pembentukan
kebijakan umum.
2.1.6 PARTAI POLITIK
1. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partai plitik adalah organisasi atau
golongan yang berusaha untuk memperoleh dan menggunakan
kekuasaan.
2. Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi tempat
kegiatan politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan
pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar
persaingan melawan suatu golongan atau golongan-golongan
lain yang tidak sepaham.
3. Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi
pimpinan partainya sehingga penguasaan itu memberikan
mamfaat kepada anggota partainya baik bersifat ideal maupun
material.
2.1.7 FUNGSI PARTAI POLITIK
1. Sarana komunikasi politik, yaitu penyalur aspirasi pendapat rakyat,
menggabungkan berbagai macam kepentingan dan merumuskan
kepentingan yang menjadi dasar kebijaksanaannya. Upaya Partai
politik dalah mencapai fungsi ini adalah:
Memperjuangkan aspirasi rakyat agar menjadi kebijaksanaan
umum oleh pemerintah
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 12
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijaksanaan
pemerintah
Perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide
Bagi pemerintah bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan
bagi warga masyarakat sebagai pengeras suara.
2. Sarana Sosialisasi Politik, yaitusarana untuk memmberikan
penanaman nilai-nilai, norma, dan sikap serta orientasi terhadap
fenomena politik tertentu. Upaya yang dilakukan untuk mencapai
fungsi ini adalah :
Penguasaan pemerintah dengan memenangkan setiap pemilu
Menciptakan image bahwa ia memperjuangkan kepentingan
umum
Menanamkan solidaritas dan tanggung jawab terhadap para
anggotanya maupun anggota lain
3. Sarana Rekrutmen Politik, yaitu mencari dan mengajakorang
berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan plitik. Dengan demikian
memperluas partisipasi politik. Upaya yang dilakukan parpol adalah :
Melalui kontak pribadi maupun persuasi
Menarik golongan muda untuk didddik menjadi kader di masa
depan
4. Sarana Pengatur Konflik, yaitu mengatasi berbagai macam konflik
yang muncul sebagai konsekuensi dari negara demokrasi yang di
dalamnya terdapat ersaingan dan perbedaan pendapat. Biasanya
masalah tersebut cukup mengganggu stabilitas nasional. Hal ini
mungkin saja dimunculkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan
popularitasnya. Upaya yang dilakukan partai politik adalah :
Bila anggota partai politik yang memberikan informasi justru
menimbulkan kegelisahan dan perpecahan masyarakat, pimpinan
partai politik harus segera klarifikasi atau diselesaikan dengan
baik.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 13
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Adanya kemungkinan anggota partai plitik lebih mengejar
kepentingan pribadi/golongannya, sehingga berakibat terjadi
pengkotakan politik atau konplik yang harus segera diselesaikan
dengan tuntas.
2.1.8 Wahana Politik Praktis
1. Sistem Pemilihan Umum (dari segi tujuan penyelenggaraannya) :
Sistem Pemilihan Langsung: pemilihan yang para pemilihnya
langsung memilih anggota-anggota Badan Perwakilan Rakyat
yang akan mewakilinya.
Sistem Pemilihan Bertingkat: Pemilihan yang dalam pemilihan
tahap pertama memilih wali pemilih, kemudian wakil pemilih itu
memilih anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Sistem Pemilihan Umum (dari segi tujuan pandangan rakyat):
Sistem Pemilihan Mekanis: pemilihan yang melihat rakyat sebagai
masa/kelompok individu yang mempunyai hubungan yang sama,
masing-masing individu dianggap sebagai satu-satunya
pengendalian hak pilih aktif, sama-sama mempunyai satu suara
dalam pemilihan.
Sistem Pemilihan Organis: pemilihan yang menempatkan rakyat
sebagai sejumlah individu, seperti halnya kelompok keluarga,
kelompok daerah/wilayah, kelompok cendekiawan, buruh, tani,
(lapisan sosial), lembaga-lembaga lainnya. Persekutuan itulah
yang diutamakan sebagai pengendali hak pilih.
Sistem pemilihan mekanis di tinjau dari rakyat pemilih pada umumnya
berkisar pada dua prinsip pokok yaitu distrik dimana satu daerah
pemilihan memilih satu wakil, proporsional berimbang yaitu satu
daerah pemilihan beberapa wakil.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 14
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
3. Sistem Distrik:
Dimana negara terbagi dalam dalam daerah-daerah bagian
(distrik). Dalam sistem distrik hanya diwakili oleh satu orang dengan
suara mayoritas.
No Kelebihan Sistem Distrik No Kekurangan Sistem Distrik
1 Rakyat mengenal dengan baik
orang yang mewakili daerah
(distriknya)
1 Suara dari eserta pemilu yang
kalah akan hilang, tidak dapat
digabungkan
2 Wakil setiap distrik sangat
mengenal daerah dan
kepentingan rakyat
2 Meskipun partai besar berkuasa,
jika satu distrik kalah dalam
pemilu, maka suaranya tidak
terwakili di distrik itu
3 Adanya hubungan yang erat
antara wakil distrik dengan
rakyatnya
3 Wakil rakyat yang menang
dalamsatu distrik lebih
memperhatikan distriknya,
terkadang mengabaikan
kepentingan nasional
4 Wakil distrik sangat
memperhatikan dan
memperjuangkan distriknya
4 Golongan minoritas kurang
terwakili
4. Sistem Proporsional:
Setiap organisasi peserta pemilu akan memperoleh sejumlah
kursi parlemen sesuai dengan jumlah suara pemilu yang di peroleh di
seluruh wilayah negara. Terbuka kemungkinan terjadi
penggabungan partai kecil (koalisi) untuk memperoleh kursi di
parlemen.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 15
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
No Kelebihan sistem prporsional No Kekurangan sistem proporsional
1 Lebih demokratis karena semua
partai dapat terwakili di parlemen
1 Peranan pemimpin partai sangat
menentukan dalam penetapan
daftar calon Badan Perwakilan
Rakyat
2 Tidak ada suara yang hilang
karena semua digabung secara
nasional
2 Calon-calon yang diikutsertakan
dalampemilu kurang atau tidak
dikenal oleh pemilih
3 Badan Perwakilan Rakyat benar-
benar menjadi wadah dan
aspirasi seluruh rakyat
3 Wakil-wakilrakyat yang duduk di
pusat kurang memahami dan
memperhatikan kepentingan
daerah
5. Sistem gabungan:
Mengabungkan antara sistem distrik dengan sistem
proporsional. Sistem ini membagi wilayah negara dalam beberapa
daerah pemilihan. Sisa suara pemilu tidak hilang melainkan
diperhitungkan dengan jumlah kursi yang dibagi.
2.1.9 Perilaku Politik
Perilaku politik adalah tingkah laku politik para aktor politik dan
warganegara atau interaksi antara pemerintah dan masyarakat, lembaga-
lembaga pemerintah, antara kelompok dan individu dalam masyarakat
dalam proses pembuatan, pelaksanaan dan penegakan keputusan politik.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 16
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Aktor politik ada dua macam:
a. Aktor bertipe pemimpin yang mempunyai tugas, tanggung jawab,
kewenangan untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik.
b. Warga negara biasa yang memiliki hak sarta kewajiban untuk
mengajukan tuntutan dan dukungan terhadap aktor yang bertipe
pemimpin.
Macam-macam perilaku politik:
a. Radikal adalah perilaku warga negara tidak puas terhadap keadaan
yang ada serta menginginkan perubahan yang cepat dan mendasar,
tidak kenal kompromi dan tidak mengindahkan orang lain cenderung
ingin menang sendiri.
b. Moderat adalah perilaku politik masyarakat yang telah cukup puas
dengan keadaan dan bersedia maju, tetapi tidak menerima
sepenuhnya perubahan apalagi perubahan yang serba cepat seperti
kelompok radikal.
c. Status Quo adalah sikap politik dari warga negara yang sudah puas
dengan keadaan yang ada/berlaku dan berusaha tetap
mempertahankan keadaan itu.
d. Konservatif adalah sikap perilaku politik masyarakat yang sudah
puas dengan keadaan yang sudah ada dan cenderung bertahan dari
perubahan.
e. Liberal adalah sikap perilaku politik masyarakat yang berpikir bebas
dan ingin maju terus. Menginginkan perubahan progresif dan cepat,
berdasarkan hukum atau kekuatan legal untuk mencapai tujuan.
2.1.10 KOMUNIKASI POLITIK
Bentuk-bentuk komunikasi politik ada 2 yaitu:
1. Posisi horizontal, Komunikator dan masyarakat terlibat
menerima dan memberi relatif seimbang sehingga terjadi
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 17
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
sharing. Momunikasi horizontal ini merefleksikan nilai
demokrasi.
2. Pola-pola linier, arus komunikasi politik satu arah yang
cenderung vertikal. Bentuk komuniukasi ini merefleksikan nilai
feodalistik dan pola kepemimpinan otoriter.
2.1.11 Debat Politik
Debat politik merupakan proses pendewasaan politik masyarakat
melalui tukar pikiran yang mengandung mnakna sebagai berikut:
1. Makna politis yaitu debat harus dapat menjadi wahana pendidikan
politik masyarakat.
2. Makna sosiologis yaitu debat politik harus mampu mewujudkan
kehidupan masyarakat yang semakin sadar hak dan
kewajibannya, memiliki perilaku politik santun, tidak anarkis, kooperatif
dll.
Dasar hukum debat politik adalah:
1. Pasal 28 UUD 1945, yaitu Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.
2. Pasal 28E ayat 3 UUD 1945, yaitu setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
3. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
pada pasal 19 menyatakan setiaporang berhak atas kemerdekaan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
4. UU Nomor 9 tahun 1998, kemerdekaan menyampaikan pendapat di
muka umum, disebutkan setiap warga negara secara perorangan atau
kelompok bebas menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak
dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 18
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
2.2Budaya Demokrasi2.2.1 PENGERTIAN BUDAYA DEMOKRASI
1. International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-
keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-
wakil yg dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka
melalui suatu proses pemilihan yg bebas.
2. Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat.
3. Giovanni Sartori, memandang demokrasi sebagai suatu sistem di
mana tak seorangpun dapat memilih dirinya sendiri, tak seorangpun
dapat menginvestasikan dia dengan kekuasaannya, kemudian tidak
dapat juga untuk merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak
terbatas dan tanpa syarat.
4. Kranenburg berpendapat bahwa demokrasi terbentuk dari dua pokok
kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu Demos (rakyat) dan
Kratein (memerintah) yang maknanya adalah “cara memerintah oleh
rakyat”.
5. Prof. Mr. Koentjoro Poerbopranoto, berpendapat demokrasi adalah
suatu Negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat.
Maksudnya, suatu sistem dimana rakyat akan diikutsertakan dalam
sistem pemerintahan Negara.
Sehingga dari pendapat para pakar tersebut demokrasi adalah suatu
paham yang menegaskan bahwa pemerintahan suatu Negara harus melalui
permusyawaratan dengan rakyat, karena pemerintahan tersebut pada
hakikatnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dapat juga
merupakan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak warga masyarakat yang
sejalan dengan nilai-nilai kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan antar
manusia yang berintikan kerjasama, saling percaya, menghargai
keanekaragaman, toleransi, kesamaderajatan, dan kompromi.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 19
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
2.2.2 Unsur-unsur budaya demokrasi adalah :
1. Kebebasan, adalah keleluasaan untuk membuat pilihan terhadap
beragam pilihan atau melakukan sesuatu yang bermamfaat untuk
kepentingan bersama atas kehendak sendiri tanpa tekanan dari
pihak manapun. Bukan kebebasan untuk melakukan hal tanpa
batas. Kebebasan harus digunakan untukhal yang bermamfaat bagi
masyarakat, dengan cara tidak melanggar aturan yang berlaku.
2. Persamaan, adalah Tuhan menciptakan manusia dengan harkat dan
martabat yang sama. Di dalam masyarakat manusia memiliki
kedudukan yang sama di depan hukum,politik, mengembangkan
kepribadiannya masing-masing, sama haknya untuk menduduki
jabatan pemerintahan.
3. Solidaritas, adalah kesediaan untuk memperhatikan kepentingan
dan bekerjasama dengan orang lain. Solidaritas sebagai perekat
bagi pendukung demokrasi agar tidak jatuh kedalam perpecahan.
4. Toleransi, adalah sikap atau sifat toleran. Toleran artinya bersikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dll) yang
bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
5. Menghormati Kejujuran, adalah keterbukaan untuk menyatakan
kebenaran, agar hubungan antar pihak berjalan baik dan tidak
menimbulkan benih-benih konplik di masa depan.
6. Menghormati penalaran, adalah penjelasan mengapa seseorang
memiliki pandangan tertentu, membela tindakan tertentu,dan
menuntut hal serupa dari orang lain. Kebiasaan member penalaran
akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada banyak alternatif sumber
informasi dan ada banyak cara untuk mencapai tujuan.
7. Keadaban, adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir-batin atau
kebaikan budi pekerti. Perilaku yang beradab adalah perilaku yang
mencerminkan penghormatan terhadap dan mempertimbangkan
kehadiran pihak lain yang tercermin dalam sopan santun, dan
beradab.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 20
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
2.2.3 Prinsip-prinsip demokrasi secara umum meliputi :
a. Kekuasaan suatu negara sebenarnya berada di tangan rakyat
atau kedaulatan ada di tangan rakyat.
b. Masing-masing orang bebas berbicara, mengeluarkan
pendapat, beda pendapat, dan tidak ada paksaan.
2.2.4 Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila adalah :
a. Kedaulatan di tangan rakyat
b. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
c. Pemerintahan berdasar hukuk (konstitusi)
d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
e. Pengambilan keputusan atas musyawarah
f. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik
g. Pemilu yang demkratis.
Ciri pemilu yang demokratis menurut Austin Ranney, adalah :
1. Hak pilih umum, pemilu disebut demokratis manakala semua warga
negara dewasa menikmati hak pilih pasif dan aktif. Hak pilih pasif,
yaitu hak warga negara untuk dapat dipilih menjadi wakil rakyat
yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Hak pilih aktif,
yaitu hak setiap warga negara untuk dapat memilih atau
menggunakan hak pilihnya dalam pemilu untuk memilih wakilnya
yang akan mewakilinya di lembaga perwakilan rakyat.
2. Kesetaraan bobot suara, suara tiap-tiapemilih diberi bobot yang
sama, artinya tidak boleh ada sekelompok warga negara, apapun
kedudukan, sejarah kehidupan, dan jasa-jasanya, yang
memperoleh lebih banyak wakil dari warga lainnya. Contoh bila
harga sebuah kursi parlemen adalah 420.000 suara, maka harus
ada jaminan bahwa tak ada sekelompok warga negarapun yang
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 21
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
kurang dari kuota tersebut mendapatkan satu atau bahkan lebih di
parlemen.
3. Tersedianya pilihan yang signifikan, para pemilih harus dihadapkan
pada pilihan-pilihan atau calon-calon wakil rakyat atau partai politik
yang berkualitas.
4. Kebebasan nominasi, Pilihan-pilihan itu harus datang dari rakyat
sendiri melalui organisasi atau partai politik yang telah diseleksi
untuk memdapatkan calon yang mereka pandang mampu
menerjemahkan kebijakan organisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara.
5. Persamaan hak kampanye, melalui kampanye mereka
memperkenalkan program kerja kepada rakyat pemilih, pemecahan
masalah yang ditawarkan, serta program kesejahteraan, dll.
6. Kebebasan dalam memberikan suara, para pemilih dapat
menentukan pilihannya secara bebas, mandiri, sesuai dengan
pertimbangan-pertimbangan hati nuraninya.
7. Kejujuran dalam penghitungan suara, kecurangan dalam
penghitungan suara akan menggagalkan upaya menjelmakan
rakyat ke dalam badan perwakilan rakyat. Pemantau independen
dapat menopang perwujudan kejujuran dalam penghitungan suara.
8. Penyelenggaraan secara periodik, pemilu tidak boleh dimajukan
atau diundurkan sekehendak hati penguasa. Pemilu tidak boleh
digunakan oleh penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya.
Tapi pemilu digunakan untuk sarana penggantian kekuasaan
secara damai dan terlembaga.
2.2.5 MACAM-MACAM DEMOKRASI
Dari segi ideologi, demokrasi ada 2 macam :
a. Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal), yaitu kekuasaan
pemerintahan terbatas dan tidak banyak campur tangan serta tidak
bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 22
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Kekuasaan dibatasi oleh konstitusi. Penganut demokrasi ini adalah
Negara-negara eropa barat, Amerika serikat, India, Pakistan,
Indonesia, Filipina, Singapura.
b. Demokrasi Rakyat (Proletar) adalah demokrasi yang berlandaskan
ajaran komunisme dan marxisme. Demokrasi ini tidak mengakui
hak asasi warga negaranya. Demokrasi ini bertentangan dengan
demokrasi konstitusional. Demokrasi ini mencita-citakan
kehidupan tanpa kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi.
Negara adalah alat untuk mencapai komunisme yaitu untuk
kepentingan kolektifisme.
Berdasarkan titik perhatiannya demokrasi ada 3 macam:
1. Demokrasi Formal (negara-negara liberal), demokrasi menjunjung
tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa upaya untuk
mengurangi kesenjangan ekonomi.
2. Demokrasi material (negara-negara komunis), menitikberatkan
pada upaya-upaya menghilangkan perbedaan pada bidang
ekonomi, kurang persamaan dalam bidang politik bahkan kadang
dihilangkan.
3. Demokrasi gabungan (negara-negara nonblok), demokrasi yang
menghilangkan kesenjangan ekonomi dan sosial, persamaan
dibidang politi maupun hukum.
Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas
Demokrasi Langsung Demokrasi Tidak Langsung
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 23
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI
Banyak negara mengaku sebagai negara demokrasi, tapi belum
tentu menerapkan prinsip demokrasi dengan baik dan benar. Prinsip-
prinsip demokrasi antar lain :
1. Adanya jaminan hak asasi manusianya, merupakan hak dasar yang
melekat sejak lahir merupakan anugerah Tuhan YME yang tidak
boleh dirampas oleh siapapu termasuk oleh negara.
2. Persamaan kedudukan di depan hukum, agar tidak tewrjadi
diskriminasi dan ketidakadilan, siapapun melanggar hukum harus
mendapat sanksi menurut hukum yang berlaku, dan sebaliknya.
3. Pengakuan terhadap hak-hak politik, seperti berkumpul, beroposisi,
berserikat dan mengeluarkan pendapat.
4. Pengawasan atau kontrol rakyat terhadap pemerintah, melalui
demokrasi itu sendiri.
5. Pemerintahan berdasar konstitusi, agar pemerintgah tidak menyalah
gunakan kekuasaan seweang-wenang terhadap rakyat.
6. Adanya saran atau kritik rakyat terhadap kinerja pemerintah melalui
media massa sebagai alat penyalur aspirasi rakyat.
7. Pemilihan umum yang bebas dan jujur serta adil.
8. Adanya kedaulatan rakyat.
2.2.6 PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
I. Masa Orde Lama :
a. Demokrasi parlementer / liberal (RIS dan UUDS 1950), pada
masa ini Indonesia memakai sistemdemokrasi parlementer. Cara
kerja:
Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPR, partai politik yang
menguasai suara mayoritas di DPR membentuk kabinet.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 24
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet/Dewan menteri
dibawah pimpinan Perdana menteri dan bertanggung jawab
pada parlemen.
Presiden hanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan
dipegang Perdana Menteri.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan pengadilan yang
bebas.
Jika DPR atau parlemen menilai kinerja menteri kurang bauik
maka parlemen mengajukan mosi tak percaya, maka menteri
harus meletakkan jabatannya.
Jika kabinet bubar maka presiden menunjuk formatur kabinet
untuk menyususn kabinet baru.
Jika DPR atau parlemen mengajukan mosi tak percaya pada
kabinet yang baru, maka DPR atau parlemen dibubarkan dan
diadakan pemilihan umum.
Hal-hal negatif yang terjadi selama berlakunya sistem parlementer:
1. Usia atau masa kerja kabinet rata-rata pendek, selama kurun
waktu 1950 -1959 telah terjadi tujuh kali pergantian kabinet.
2. Ketidakserasian hubungan antara dalam tubuh angkatan
bersenjata. Sebagian condong ke kabinet Wilopo sebagian
condong ke Presiden Soekarno.
3. Perdebatan terbuka antara Soekarno dengan tokoh Masyumi
yaitu Isa Anshary tentang penggantian dasar negara yang lebih
Islami apakah akan merugikan umat agama lain atau tidak.
4. Masa kampanye jadi panjang (1953-1955), sehingga
meningkatnya ketegangan di masyarakat.
5. Kebijakan beberapa perdana menteri cenderung
menguntungkan partainya.
6. Pemerintah pusat mendapat tantangan dari daerah seperti
pemberontakan Permesta dan PRRI.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 25
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Hal-hal positif yang terjadi dimasa demokrasi parlementer:
1. Badan peradilan menikmati kebebasannya dalam menjalankan
fungsinya.
2. Pers bebas dan banyak kritik di surat kabar.
3. Jumlah sekolah bertambah
4. Kabinet dan ABRI berhasil mengatasi pemberntakan RMS,
DI/TII
5. Sedikit ketegangan diantara umat beragama.
6. Minoritas Tionghoa mendapat perlindungan dari pemerintah.
7. Nama baik indonesia di Internasional dan berhasil
melaksanakan Konferensi Asia Afrika di Bandung April 1955.
II. Demokrasi Terpimpin 5 Juli 1959-1966:
Mulai dijalankan sejak dekrit presiden 5 Juli 1959, dengan
mamakai UUD 1945 oleh sebab itu demokrasi ini didasarkan atas
Pancasila dan UUD 1945. Pada waktu itu sesuai dengan UUD 1945
maka bentuk negara adalah Kesatuan,pemerintahannya adalah
Republik, sistem pemerintahannya adalah Demokrasi. Dalam UUD
1945 indonesia juga adalah negara hukum.
MPR harus berfungsi sebagai lembaga tertinggi negara yang
memilih dan mengangkat presiden, oleh karena itu presiden wajib
tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR. Presiden bersama
DPR membuat UU. Presiden dibantu para menteri dalam
menjalankan kekuasaan Eksekutif dan Kekuasaan Yudikatif
dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya
secara independen bebas dari pengaruh lembaga lainnya.
Dari kenyataannya demokrasi terpimpin ini menyimpang dari
prinsip negara hukum dan demokrasi berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Penyimpangan itu antara lain :
1. Pelanggaran prinsip kebebasan kekuasaan kehakiman : dimana
UU No. 19 tahun 1964 menyatakan demi kepentingan revolusi,
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 26
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Presiden berhak mencampuri proses peradilan. Dan hal ini
bertentangan dengan ketentuan UUD 1945. Sehingga peradilan
sering dijadikan untuk menghukum lawan politik dari
pemerintah.
2. Pengekangan hak di bidang politik yaitu berserikat, berkumpul,
dan mengeluarkan pendapat, yaitu ulasan surat kabar dibatasi
atau tidak boleh menentang kebijakan pemerintah.
3. Pelampauan batas wewenang presiden. Banyak hal yang
seharusnya diatur dalam UU namun hanya ditetapkan lewat
Penetapan Presiden.
4. Pembentukan lembaga negara Ekstrakonstitusional (diluar UUD
1945) seperti pembentukan Front Nasional yang dimamfaatkan
oleh partai komunis sebagai ajang mempersiapkan
pembentukan negara komunis Indonesia.
5. Pengutamaan fungsi Presiden seperti :
Pimpinan MPR, DPR dan lembaga lainnya di setarakan
dengan menteri dan berada di bawah Presiden.
Pembubaran DPR tahun 1960 oleh presiden setelah
menolak Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diusulkan pemerintah. Padahal dalam UUD
45 menyatakan Presiden tidak dapat membubarkan DR,
bila DPR tidak menyetujui angaran yang diajukan
pemerintah maka pemerintah menggunakan anggaran
tahun lalu.
Demokrasi tidak dipimpinhikmat kebijaksanaan, tetapi
dipimpin oleh presiden selaku panglima tertinggi ABRI.
Keberhasilan yang capai di masa Demokrasi terpimpin;
1. Berhasil menumpas pemberontakan DI/TII yang telah
berlangsung 14 tahun.
2. Berhasil menyatukan Irian Barat kepangkuan Indonesia dari
pihak Belanda.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 27
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
3. Demokrasi Pancasila di Masa Orde Baru 11 Maret 1966 - 21
Mei 1998
Peristiwa yang terjadi di masa orde baru
Pelaksanaan demokrasi di indonesia baik di masa Orde baru
maupun reformasi sermua menamakannya demokrasi Pancasila,
sebab demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh
pancasila terutama sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, ber Ketuhanan
Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adail dan beradab,
persatuan indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia.
Kehidupan politik di masa orde baru terjadi penyimpangan-
penyimpangan dari cita-cita Pancasila dan UUD 1945 antara lain :
1. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden, secara formal
kekuasaan negara dibagi ke beberapa lembaga negara seperti
MPR, DPR, MA, dll), taoi dalam praktiknya presiden dapat
mengendalikan lembaga tersebut. Anggota MPR yang
diangkat dari ABRI adalah dibawah presiden sebab presiden
sebagai panglima tertinggi ABRI. Anggota MPR dari Utusan
daerah dapat dikendalikan oleh presiden karena dipilih oleh
DPRD Tk. I yang merupakan bagian dari pemerintah daerah
sebagai bawahan presiden.
2. Pembatasan hak-hak politik rakyat, Sejak tahun 1973 jumlah
parpol di indonesia hanya 3 (PPP, Golkar, PDI), pers bebas
tetapi pemerintah dapat membreidel penerbitan Pers (Tempo,
Editor, Sinar Harapan, dll). Ada perlakuan diskriminatif
terhadap anak keturunan PKI. Pengkritik pemerintah
dikucilkan secara politik. Pegawai negeri dan ABRI harus
mendukung Golkar (partai penguasa).
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 28
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
3. Pemilu yang tidak demokratis, aparat borokrasi dan militer
melakukan cara-cara untuk memenangkan Golkar. Hak
parpol dan rakyat pemilih dimanipulasi untuk kemenangan
Golkar.
4. Pembentukan lembaga ektra konstitusional, untuk
melanggengkan kekuasaannya pemerintah membentuk
KOPKAMTIB (Komando Pengendalian Keamanan dan
Ketertiban), untuk mengamankan pihak-pinak yang pootensial
menjadi oposisi penguasa.
5. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Akibat penggunaan
kekuasaan yang terpusat dan tak terkontrol, maka KKN
meraja lela, rakyat sengsara, menjerumuskan rakyat kepada
krisis multidimensi berkepanjangan, krisis moral,
kepercayaan. Di masa orde baru ada upaya penanaman nilai
Pancasila kepada seluruh rakyat dengan cara indoktrinisasi
P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
III. Demokrasi Pancasila di masa transisi/reformasi 22 Mei- sekarang
Mundurnya Soeharto yang digantikan BJ. Habibie yang
memerintah sekitar 18 bulan. Pemuilu yang tertib dan bersih
berhasil dilaksanakan tanggal 7 Juni 1999 diikuti 48 partai politik dan
Gus Dur terpilih sebagai presiden dan dicopot tahun 2001 dari
presiden dan digantikan oleh Megawati.
PEMILU WUJUD BUDAYA DEMOKRASI DI INDONESIA
Penyelenggaraan pemilu tahun 2004 diatur dalam UU no 12
tahun 2003 tentang pemilu sebagai wujud pelaksanaan pasal 1 ayat
2 UUD 1945, yang dilaksanakan dengan Langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur dan adil. Tujuan pemilu adalah untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilna Daeara, DPRD.
Jumlah anggota DPR ditetapkan 550 kursi, DPRD TK I sekurang-
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 29
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
kurangnya 35 orang dan paling banyak 100 kursi, DPRD TK. II/ Kota
sekurang-kurangnya 20 kursi dan paling banyak 45 kursi.
Landasan Pemilu Di Indonesia :
1. Idiil : Panacasila
2. Konstitusinil : UUD 1945
3. Operasional : Tap MPR no III/MPR/1998, UU no. 31 tahun 2002
tentang Partai politik, UU No. 12 tahun 2003 tantang Pemilihan
Umum.
Pemilu adalah sarana untuk mewujudkan pelaksanaan UUD
pasal 1 ayat 2 yaitu kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan
menurut Undang-Undang. Dalam pemilu, rakyat memiliki hak pilih
aktif dan pasif. Aktif adalah hak rakyat untuk dapat memilih wakilnya
dalam pemilu, sedang hak pasif adalah hak warga negara dalam
pemilu untuk dapat dipilih menjadi anggota DPR/MPR. Sehubungan
denga hak pilih dan memilih, maka hendaknya masyarakat dapat :
a. Menggunakan hak memilih dan dipilih sebaik-baiknya.
b. Menghormati badan permusyawaratan/perwakilan.
c. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan yang telah
dilakukan secara demokratis, dengan itikad baik dan tanggung
jawab.
Menurut UU RI No. 22 Tahun 2003, tentang susunan dan
kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD disebutkan sebagai berikut:
1. DPR terdiri dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih
melalui pemilu :
a. Anggota DPR berjumlah 550 kursi
b. Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden
c. Anggota DPR berdomisili di ibukota negara RI
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 30
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
2. DPD terdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih melalui
pemilu :
a. Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 kursi
b. Jumlah seluruh anggota DPD tidak boleh melebihi sepertiga
anggota DPR.
c. Keanggotaan DPD diresmikan oleh keputusan Presiden
d. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya dan selama
bersidang bertempat di ibukota RI
3. DPRD Provinsi terdiri dari anggota partai politik peserta pemilu
yang dipilih berdasarkan hasil pemilu:
a. Anggota DPRD Provinsi berjumlah minimal 35 kursi dan
sebanyak-banyaknya 100 rang.
b. Keanggotaan DPRD diresmikan dengan keputusan Menteri
dalam Negeri atas nama presiden
c. Anggota DPRD provinsi berdomisili di ibukota provinsi.
4. DPRDD kabupaten/Kota terdiri atas anggota partai politik peserta
pemilu yang di[ilih melalui pemilu :
a. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berjumlah minimal 20 kursi
dan sebanyak-banyaknya 45 kursi.
b. Keanggotaanya diresmikan dengan keputusan Gubernur atas
nama presiden.
c. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdomisili di kota/kabupaten
yang bersangkutan.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 31
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Perbedaan Pemilu Sebelum dengan sesudah tahun 2004
No Pembeda Sebelum 2004 Setelah 2004
1 Tujuan Pemilu Memilih DPR,DPRD Provinsi
dan Kab./Kota
Memilih DPR, DPRD
Provinsi dan kota
ditambah DPD (Dewan
Perwakilan Daerah)
2 Sistem
Pemilihan
Proporsional dengan seleksi
daftar gambar (pilih/coblos
gambar partai politik)
Proporsional dengan
daftar calon terbuka
(pilih coblos gambar
partai politik dan nama
calon di bawah gambar
parpol yang dipilih.
3. Daerah
pemilihan
Didasarkan pada
kabupaten/kotamadya atau
provinsi
Didasarkan pada
jumlah pendudk yang
ada di wilayah tersebut
Dimana daerah
pemilihan untuk DPR
adalah provinsi, DPRD
Provinsi adalah
kabupaten/Kotamadya,
DPRD Kabupaten
adalah kecamatan atau
gabungan kecamatan.
4. Peserta Pemilu Partai politik Partai politik dan
perorangan /individu
5 Syarat partai
politik peserta
pemilu
Memiliki pengurus dan
sekretariat tetap di setengah
pada kabupaten/kotamadya
yang ada di provinsi
Memiliki pengurus dan
sekretariat di dua atau
tiga pada
kabupaten/kotamadya
yang ada diprovinsi
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 32
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
tersebut.
Serta memiliki anggota
1000 orang atau
seperseribu penduduk
di masing-masing
kabupaten/kotamadya
yang dibuktikan
dengan kartu tanda
penduduk.
6 Syarat
perseorangan
sebagai peserta
pemilu
Tidak ada Didukung minimal 1000
orang di provinsi yang
berpenduduk satu juta
orang dan minimal
5000 orang di
provinsiberpenduduk
kurang lebih 15 juta
orang.
2. Dukungan tersebut
tersebar di sekurang-
kurangnya di 25 % dari
jumlah
kabupaten/kotamadya
provinsi yang
bersangkutan
7
Panitia
penyelenggara
Jika di pusat kota
dilaksanakan oleh KPU dan
panitia pemilihan Indonesia
sebagai pelaksana pemilu.
Jika di daerah dilaksanakan
oleh panitia pemilihan daerah
(PPD)
Komisi pemilihan
umum (KPU) dari pusat
sampai daerah yang
bersifat non partisipan,
independen dan tetap
sampai 5 tahun.
8 Syarat calon
legislatif
Surat keterangan dari
pengurus parpol yang
Harus memiliki ijazah
SMA dan yang
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 33
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
menyatakan calon punya
pengalaman setaraf dengan
SMA
sederajat
9 Pelibatan
peremuan
Tidak ada Nominasi caleg
memperhatikan kuota
30 % perempuan
10 Perhitungan
perolehan kursi
Adanya stambus accord Menggunakan sistem
bilangan pembagi
pemilihan
11 Penegakan
hukum
Tidak ada ketentuan pidana Ada ketentuan pidana
beserta hukum
acaranya/prosedurnya
2.2.7 PELAKSANAAN BUDAYA DEMOKRASI
Di Lingkungan keluarga :
Masalah – masalah keluarga hendaknya diselesaikan dengan
musyawarah. Kepala keluarga selalu menyerap aspirasi dan pendapat
dari anggota keluarga untuk mencapai kata mufakat. Manfaat
musyawarah di lingkungan keluarga adalah :
1. Seluruh anggota keluarga merasa berarti atau berperanan.
2. Anggota keluarga ikut bertanggung jawab terhadap keputusan
bersama.
3. Tidak ada anggota keluarga yang merasa ditinggalkan
4. Menanamkan rasa semangat kekeluargaan dan kebersamaan
yang semakin kokoh.
Di lingkungan sekolah/belajar :
1. Menyusun tata tertib bersama
2. Menyusun kelompok piket kelas
3. Memilih ketua OSIS atau ketua kelas
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 34
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Di Lingkungan Masyarakat :
1. Pemilihan ketua RT
2. Musyawarah yang menyangkut kepentingan bersama, seperti
program pembangunan masyarakat dan lingkungan.
Di Lingkungan Negara :
1. Terlibat dalam pemilihan umum
2. Melalui wakil kita terlibat dalam penyusunan Undang-undang
3. Melakukan pengawasan baik terhadap wakil rakyat maupun
pemerintah melalui media massa.
2.3 Masyarakat Madani
2.3.1 Pengertian Masyarakat Madani
Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta masyarakat yang maju dalam
penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal tersebut merupakan
pengertian umum dari masyarakat madani, berikut ini ada beberapa
pengertian masyarakat madani menurut para ahli :
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 35
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat madani adalah
masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai, dan hukum
yang ditopang oleh penguasaan teknologi yang beradab, iman dan
ilmu.
Menurut Syamsudin Haris, masyarakat madani adalah suatu lingkup
interaksi sosial yang berada di luar pengaaruh negara dan model
yang tersusun dari lingkungan masyarakat paling akrab seperti
keluarga, asosiasi sukarela, gerakan kemasyarakatan dan berbagai
bentuk lingkungan komunikasi antar warga masyarakat.
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat
yang merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun Nabi
Muhammad SAW di Madinah, sebagai masyarakat kota atau
masyarakat berperadaban dengan ciri antara lain :
egaliteran(kesederajatan), menghargai prestasi, keterbukaan,
toleransi dan musyawarah.
Menurut Ernest Gellner, Civil Society atau Masyarakat Madani merujuk
pada mayarakat yang terdiri atas berbagai institusi non pemerintah
yang otonom dan cukup kuat untuk dapat mengimbangi Negara.
Menurut Cohen dan Arato, Civil Society atau Masyarakat
Madani adalah suatu wilayah interaksi sosial diantara wilayah
ekonomi, politik dan Negara yang didalamnya mencakup semua
kelompok-kelompok sosial yang bekerjasama membangun ikatan-
ikatan sosial diluar lembaga resmi, menggalang solidaritas
kemanusiaan, dan mengejar kebaikan bersama (public good).
Menurut Muhammad AS Hikam, Civil Society atau Masyarakat
Madani adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi
dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan
(self-generating), keswadayaan (self-supporing),dan kemandirian
yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan
norma-norma dan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
Menurut M. Ryaas Rasyid, Civil Society atau Masyarakat
Madani adalah suatu gagasan masyarakat yang mandiri yang
dikonsepsikan sebagai jaringan-jaringan yang produktif dari
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 36
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
kelompok-kelompok sosial yang mandiri, perkumpulan-perkumpulan,
serta lembaga-lembaga yang saling berhadapan dengan Negara.
2.3.2 Ciri-Ciri Masyarakat Madani
1. Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang oleh iman
dan teknologi.
2. Mempunyai peradaban yang tinggi ( beradab ).
3. Mengedepankan kesederajatan dan transparasi ( keterbukaan ).
4. Free public sphere (ruang publik yang bebas)
Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat
sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap
kegiatan publik, warga negara berhak melakukan kegiatan secara
merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul
serta mempublikasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta
mempublikasikan informasi kepada publik.
5. Demokratisasi
Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan dengan
wacana kritik rasional masyarakat yang secara ekspisit
mensyaratkan tumbuhnya demokrasi., dalam kerangka ini hanya
negara demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani.
Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar
demokrasi yang meliputi : 1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
2) Pers yang bebas 3) Supremasi hokum 4) Perguruan Tinggi 5)
Partai politik
6. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-
pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi
merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani
untuk menunjukan sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok
masyarakat yang lain yang berbeda.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 37
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
7. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan
disertai sikap tulus bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan
itu bernilai positif dan merupakan rahmat tuhan.
8. Keadilan Sosial (Social justice)
Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian
yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga dan
negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
9. Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa
merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani.
Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim
yang memunkinkan otonomi individu terjaga.
10.Supermasi hukum
Penghargaan terhadap supermasi hukum merupakan jaminan
terciptanya keadilan, keadilan harus diposisikan secara netral,
artinya tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di
atas hukum.
2.3.1 Pengertian Masyarakat Madani
Gagasan masyarakat madani sesungguhnya baru belakangan
popular sekitar awal tahun 90-an di Indonesia, dan karena itu barangkali
juga masih berbau “asing’’ bagi sebagian kita. Konsep ini pada awalnya,
sebenarnya mulai berkembang di Barat, memiliki akar sejarah awal dalam
peradaban masyarakat Barat, dan terakhir setelah sekian lama seolah-
olah terlupakan dalam perdebatan wacana ilmu sosial modern, kemudian
mengalami revitalisasi terutama ketika Eropa Timur dilanda gelombang
reformasi di tahun-tahun pertengahan 80-an hingga awal 90-an.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 38
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Selanjutnya, wacana ini oleh orang banyak bangsa dan
masyarakat di Negara berkembang, termasuk Indonesia, secara antusias
ikut dikaji, dikembangkan, dan dieliminasi, sebagaimana realitas empiris
yang dihadapi.
Kemudian dalam mendefinisikan terma Masyarakat Madani ini
sangat bergantung pada kondisi sosial-kultural suatu bangsa, karena
bagaimanapun konsep masyarakat madani merupakan bangunan terma
yang lahir dari sejarah pergulatan bangsa Eropa Barat. Sebagai titik tolak,
disini akan dikemukakan beberapa definisi masyarakat madani dari
berbagai pakar di berbagai Negara yang menganalisa dan mengkaji
fenomena masyarakat madani ini.
Pertama, definisi yang dikemukakan oleh Zbigniew Rau dengan
latar belakang kajiannya pada kawasan Eropa Timur dan Uni Soviet. Ia
mengatakan bahwa yang dimaksud masyarakat madani adalah sebuah
ruang yang bebas dari pengaruh keluarga dan kekuasaan Negara.
Tiadanya pengaruh keluarga dan kekuasaan Negara dalam masyarakat
madani ini diekspresikan dalam gambaran ciri-cirinya, yakni
individualisme,pasar (market ) dam pluralisme.
Kedua, yang digambarkan oleh Han Sung-joo dengan latar
belakang kasus Korea Selatan. Ia mengatakan bahwa masyarakat madani
merupakan sebuah kerangka hukum yang melindungi dan menjamin hak-
hak dasar individu, perkumpulan sukarela yang terbebas dari Negara,
suatu ruang publik yang mampu mengartikulasikan isu-isu politik,
gerakan warga Negara yang mampu mengendalikan diri dan independen,
yang secara bersama-sama mengakui norma-norma dan budaya yang
menjadi identitas dan solidaritas yang terbentuk serta pada akhirnya akan
terdapat kelompok inti dalam civil society ini.
Ketiga, definisi yang dikemukakan oleh Kim Sunhyuk, juga dalam
konteks Korea Selatan.Ia mengatakan bahwa yang dimaksud masyarakat
madani adalah suatu satuan yang terdiri dari kelompok-kelompok yang
secara mandiri menghimpun dirinya dan gerakan-gerakan dalam
masyarakat yang secara relative otonom dari Negara, yang merupakan
satuan-satuan dasar dari reproduksi dan masyarakat yang mampu
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 39
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
melakukan kegiatan poitik dalam suatu ruang public, guna menyatakan
kepedulian mereka dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka
menurut prinsip-prinsip pluralisme danpengelolaan yang mandiri.
Secara global dari ketiga definisi di atas dapat ditarik benang
emas, bahwa yang dimaksud masyarakat madani adalah suatu kelompok
atau tatanan masyarakat yang berdiri secara mandiri di hadapan
penguasa dan Negara, memiliki ruang publik (public sphere) dalam
mengemukakan pendapat, adanya lembaga-lembaga yang mandiri yang
dapat menyalurkan aspirasi dan kepentingan publik.
Di Indonesia, terma masyarakat madani mengalami
penerjemahan yang berbeda-beda dengan sudut pandang yang berbeda
pula, seperti masyarkat sipil, masyarakat kewargaan, masyarakat
berbudaya dan civil society (tanpa diterjemahkan).
Masyarakat Madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah
dari konsep civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar
Ibrahim dalam ceramahnya pada Simposium Nasional dalam rangka
Forum Ilmiah pada acara Festifal Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.
Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukan
masyarakat yang memiliki peradaban maju.
Mayarakat Sipil merupakan penurunan langsung dari terma civil
society. istilah ini banyak dikemukakan oleh Mansour Fakih untuk
menyebutkan prasyarat masyarakat dan Negara dalam rangka proses
penciptaan dunia secara mendasar baru dan lebih baik.
Masyarakat Kewargaan, konsep ini digulirkan oleh M. Ryas
Rasyid dengan tulisannya “Perkembangan Pemikiriran Masyarakat
Kewargaan’’. Konsep ini merupakan respon dari keinginan untuk
menciptakan warga Negara sebagai bagian integral Negara yang
mempunyai andil dalam setiap perkembangan dan kemajuan Negara
(state).
Mayarakat Berbudaya merupakan isilah yang paling popular dan
digandrungi di Indonesia untuk menerjemahkan istilah masyarakat
madani.Apa makna istilah ini? Tak pelak bahwa kata “madani’’ merujuk
pada Madinah sebuah kota yang sebelumnya bernama Yastrib di wilayah
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 40
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Arab, di mana masyarakat Islam di bawah kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW dimasa lalu pernah membangun peradaban tinggi.
Menurut Nurcholish Madjid, kata “madinah” berasal dari bahasa Arab
“madaniyah’’ yang berarti peradaban. Karena itu masyarakat madani
berasosiasi, “masyarakat beradab’’.
2.3.2 SEJARAH PERKEMBANGAN MASYARAKAT MADANI
Masyarakat madani merupakan konsep yang berasal dari
pergolakan politik dan sejarah masyarakat Eropa Barat yang mengalami
proses transformasi dari pola kehidupan feudal menuju kehidupan
masyarakat industri kapitalis. Jika dicari akar sejarahnya dari awal, maka
perkembangan wacana masyarakat madani dapat dirunut mulai darui
Cicero sampai Antonio Gramsci dan de’Tocquiveille.
Pada masa Aristoteles( 384-322), masyarakat madani dipahami
sebagai sistem kenegaraan dengan menggunakan istilah koinonia
politike,yakni sebuah komunitas politik tempat warga Negara dapat terlibat
langsung dalam berbagai percaturan ekonomi-politik dan pengambilan
keputusan.
Pada tahun 1767, wacana masyarakat madani ini dikembangkan
oleh Adam Ferguson, dengan mengambil konteks sosio-kultural dan politik
Skotlandia.Ia menekankan masyarakat madani pada sebuah visi etis dalam
kehidupan bermasyarakat. Pemahamannya ini digunakan untuk
mengantisipasi perubahan sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri
dan munculnya kapitalisme serta mencoloknya perbedaan antara publik
dan individu.
Kemudian pada tahun 1792, muncul wacana masyarakat madani
yang memiliki aksentuasi yang berbeda dengan sebelumnya. Konsep ini
dimunculkan oleh Thomas Paine (1737-1803) yang menggunakan istilah
masyarakat madani sebagai kelompok masyarakat yang memiliki posisi
secara diametral dengan Negara, bahkan dianggapnya sebagai anti tetis
dari Negara. Dengan demikian, maka Negara harus dibatasi sampai
sekecil-kecilnya dan ia merupakan perwujudan dari delegasi kekuasaan
yang diberikan oleh masyarakat demi terciptanya kesejahteraan umum.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 41
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Dengan demikian, maka masyarakat madani menurut Paine ini adalah
ruang di mana warga dapat mengembangkan kepribadian dan member
peluang bagi pemuasan kepentingannya secara bebas dan tanpa paksaan.
Selanjutnya perkembangan civil society dikembangkan oleh
G.W.F Hegel (1770-1831 M),Karl Mark (1818-1883 M) dan Antonio
Gramsci (1837-1891 M). Wacana masyarakat madani yang dikembangkan
oleh tiga tokoh ini menekankan pada masyarakat madani sebagai elemen
ideology kelas dominan. Menurut Hegel struktur sosial terbagi atas tiga
entitas, yakni keluarga, masyarakat madani, dan Negara. Keluarga
merupakan ruang sosialisasi pribadi sebagai anggota masyarakat yang
bercirikan keharmonisan. Masyarakat madani merupakan lokasi atau
tempat berlangsungnya peraturan berbagai kepentingan pribadi dan
golongan terutama kepentingan ekonomi. Sementara negara merupakan
representasi ide universal yang bertugas melindungi kepentingan politik
warganya dan berhak penuh untuk intervensi terhadap masyarakat madani.
Sedangkan Karl Mark memahami masyarakat madani sebagai
“masyarakat borjuis’’ dalam konteks hubungan produksi kapitalis,
keberadaanya merupakan kendala bagi pembebasan manusia dari
penindasan. Karenanya, maka ia harus dilenyapkan untuk mewujudkan
masyarakat tanpa kelas.
Pemahaman Gramsci memberikan tekanan pada kekuatan
cendekiawan yang merupakan actor utama dalam proses perubahan sosial
dan politik. Gramsci dengan demikian melihat adanya sifat kemandirian dan
politis pada masyarakat madani, sekalipun pada instasi terakhir ia juga
amat dipengaruhi oleh basis material (ekonomi)
Periode berikutnya, wacana masyarakat madani dikembangkan
oleh Alexix de’tocqueville (1805-1859 M) yang berdasarkan pada
pengalaman demokrasi Amerika, dengan mengembangkan teori
masyarakat madani sebagai entitas penyeimbang kekuatan
Negara.Baginya kekuatan politik dan, masyarakat madanilah yang
menjadikan demokrasi di Amerika mempunyai daya tahan. Dengan
terwujudnya pluralitas, kemandirian dan kapasitas politik di dalam
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 42
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
masyarakat madani, maka warga Negara akan mampu mengimbangi dan
mengontrol kekuatan Negara.[
Dari berbagai model pengembangan, masyarakat madani di atas,
model Gramsci dan Tocqueville-lah menginspirasi gerakan prodemokrasi di
Eropa Timur dan Tengah pada sekitar akhir dasawarsa 80-an.
Pengalaman Eropa Timur dan Tengah tersebut membuktikan bahwa
justeru dominasi Negara atas masyarakatlah yang melumpuhkan
kehidupan sosial mereka. Hal ini berarti bahwa gerakan membangun
masyarakat madani menjadi perjuangan untuk membangun harga diri
mereka sebagai warga Negara. Gagasan tentang masyarakat madani
kemudian menjadi senacam landasan ideologis untuk membebaskan diri
dari cengkraman Negara yang secara sistematis melemahkan daya kreasi
dan kemandirian masyarakat.
2.3.3 KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI
Penyebutan karakteristik masyarakat madani dimaksudkan untuk
menjelaskan bahwa dalam merealisasikan wacana masyarakat diperlukan
prasyarat-prasyarat yang menjadi nilai universal dalam penegakan
masyarakat madani. Prasyarat ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain
atau hanya mengambil salah satunya saja, melainkan merupakan satu
kesatuan yang integral yang menjadi dasar dan nilai bagi eksistensi
masyarakat madani. Karakteristik tersebut antara lain adalah adanya Free
Public Sphere, Demokratis, Toleransi, Pluralisme, Keadilan Sosial, dan
berkeadaban.
1. FREE PUBLIC SPHERE
Free Public Sphere yakni adanya ruang public yang bebas
sebagai sarana dalam mengemukakan pendapat. Pada ruang publik
yang bebaslah individu dalam posisinya yang setara mampu melakukan
transaksi-transaksi wacana dan praksis politik tanpa mengalami distorsi
dan kekhawatiran.Aksentuasi prasyarat ini dikemukakan oleh Arendt dan
Habermas. Lebih lanjut dikatakan bahwa ruang publik secara teoritis
bisa diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga
Negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan public. Warga
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 43
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam
menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan
informasi kepada publik.
2. DEMOKRATIS
Demokratis merupakan satu entitas yang menjadi penegak
wacana masyarakat madani, dimana dalam menjalani kehidupan, warga
Negara memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan aktivitas
kesehariannya, termasuk dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
3. TOLERAN
Toleran merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat
madani untuk menunjukan sikap saling menghargai dan menghormati
aktivitas yang dilakukan oleh orang lain. Toleran ini memungkinkan
adanya kesadaran masing-masing individu untuk menghargai dan
menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat lain yang berbeda.
Azyumardi Azra pun menyebutkan bahwa masyarakat madani
lebih dari sekedar gerakan-gerakan pro demokrasi.Masyarakat madani
juga mengacu ke kehidupan yang berkualitas dan tamaddun (civility).
Civilitas meniscayakan toleransi, yakni kesediaan individu-individu untuk
menerima pandangan-pandangan politik politik dan sikap sosial yang
berbeda
4. PLURALISME
Sebagai sebuah prasyarat penegakan masyarakat madani, maka
pluralisme harus dipahami secara mengakar dengan menciptakan
sebuah tatanan kehidupan yang menghargai dan menerima
kemajemukan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Pluralisme tidak
bisa dipahami hanya dengan sikap mengakui dan menerima kenyataan
masyarakat yang majemuk, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus
untuk menerima kenyataan pluralisme itu sebagai bernilai positif,
merupakan rahmat Tuhan.
Menurut Nurcholis Madjid, pluralisme adalah pertalian sejati
kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban.Bahkan pluralisme adalah
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 44
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
juga suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia antara lain
melalui mekanisme pengawasan dan pengimbangan.
5. KEADILAN SOSIAL
Keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan dan
pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga
Negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Hal ini
memungkinkan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan pada satu kelompok masyarakat . Secara esensial,
masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah ( penguasa ).
2.3.4 PILAR PENEGAK MASYARAKAT MADANI
Yang dimaksud dengan pilar penegak masyarakat madani adalah
institusi-institusi yang menjadi bagian social control yang berfungsi
mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Dalam penegakan
masyarakat madani, pilar-pilar tersebut menjadi prasyarat
mutlakterwujudnya kekuatan masyarakat madani. Pilar-pilar tersebut
antara lain LSM, Pers, Supremasi Hukum, Perguruan Tinggi dan Partai
Politik.
2.3.5 MASYARAKAT MADANI DAN DEMOKRATISASI
Hubungan antara masyarakat madani dengan demokrasi,menurut
Dawam bagaikan dua sisi mata uang, keduanya bersifat ko-eksistensi.
Hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat
ditegakan dengan baik dan hanya dalam suasana demokratislah civil
society dapat berkembang wajar.
Mayarakat madani merupakan “rumah” persemaian demokrasi.
Perlambang demokrasinya adalah pemilihan umum yang bebas dan
rahasia. Namun dmokrasi tidak hanya bersemayam dalam pemilu, sebab
jika demokrasi harus mempunyai “rumah”, maka rumahnya adalah
masyarakat madani.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 45
Politeknik Negeri Malang Makalah Kewarganegaraan
Dalam masyarakat madani terdapat nilai-nilai universal tentang
pluralisme yang kemudian menghilangkan segala bentuk kecenderungan
partikularisme dan sekterianisme. Hal ini dalam proses demokrasi menjadi
elemen yang sangat signifikan, di mana masing-masing individu, etnis dan
golongan mampu menhargai kebhuinekaan dan menghormati stiap
keputusan yang diambil oleh salah satu golongan atau individu.
Budaya Politik, budaya demokrasi, masyarakat madani 46