BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

29

Click here to load reader

Transcript of BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

Page 1: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

1. INGGRIS

Thursday, September 13, 2007

Fenomena Animasi Mr. Bean: Sebuah Kritik Bagi Bangsawan Inggris

Fenomena Mr. Bean hadir sebagai bagian dari masyarakat Inggris dengan

karakternya yang kocak, kekanakan, melanggar dari tata karma, dan selalu ingin balas

dendam seolah memberi sindiran bagi masyarakat golongan tertentu di Inggris, terlebih

lagi jika dihadirkan melalui bentuk film animasi yang disusun dari sebuah khayalan yang

kemudian menjadi tidak terbatas.

Film animasi yang saat ini sedang menjadi tren dalam dunia hiburan merupakan

film yang memiliki cirri khas dibanding film lainnya. Film ini merupakan hasil dari

imajinasi pembuatnya yang terkadang terlihat tidak masuk akal jika hal itu benar-benar

terjadi di kehidupan nyata. Cirinya yang lain yaitu film ini dilukiskan untuk mempunyai

sifat menarik dan berkarakter yang biasanya cenderung bersifat komedi.

Maka setelah kesuksesan film nyata Mr Bean yang diperankan dan sekaligus

diproduseri oleh Rowan Atkinson, Perusahaan Tiger Aspect mengeluarkan Film Mr.

Bean dalam bentuk animasi. Mr. Bean sebagai tokoh sekaligus bagian dari masyarakat

Inggris seakan memberi kritikan tersembunyi terhadap golongan pemerintah dan

bangsawan Inggris yang notabene identik dengan aristokrasi, pembatasan-pembatasan

tata karma, Feodalis, dan symbol-simbol monarki yang dibawanya. Sosok Mr. Bean

sangat jelas diungkapkan bertolak belakang dengan tradisi kebangsawanan Inggris

tersebut. Oleh Mr. Bean segala aturan ini diputarbalikan dengan sentuhan komedi melalui

ekspresi wajah dan tingkah lakunya.

Keunikan inilah yang mendorong Triarani Susy Utami, mahasiswi jurusan Ilmu

Komunikasi UGM untuk mengambil penelitian ini dalam skripsinya yang berjudul “Mr.

Bean dan Representasi Perilaku Masyarakat Inggris” . Dalam skripsinya tersebut, ia

mengungkapkan bahwa sebuah film itu diciptakan untuk mampu menembus batas-batas

kelas dan mencapai banyak lapisan sosial, film memiliki kemampuan untuk

mempengaruji masyarakat berdasar pengaruh yang dibawanya. Namun pada realitas

masyarakat saat ini tidak sesederhana itu, jika film hanya mencerminkan kenyataan

1

Page 2: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

dalam masyarakat dimana film itu dibuat, maka film tidak akan memiliki kekuatan untuk

mempengaruhi masyarakat. Dalam film kita dipengaruhi untuk mempercayai apa yang

dihadirkan dalam film.

Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah film animasi Mr. Bean yang pertama

kali disiarkan di televise Inggris. Film yang tidak jauh berbeda dengan versi senyatanya

ini menggambarkan kehidupan sehari-hari Mr. Bean yang diwarnai humor, tingkah laku

aneh, jorok, menentang tata karma, dan seenaknya sendiri. Film ini telah dibuat 25

episode yang berdurasi 26 menit ( 13 menit / seri, sehingga ada 50 seri )selain telah

diputar di televise Inggris juga telah ditayangkan di stasiun televise di Indonesia, beredar

pula dalam bentuk DVD.

Dalam penelitian ini Triarani menggunakan pendekatan semiotic yaitu kajian

mengenai suatu tanda yang terus berkembang di masyarakat. Pendekatan ini melihat

objek penelitian sebagai media komunikasi yang didalamnya berjalan sebuah produksi

serta pertukaran makna oleh objek penelitian sebagai sebuah teks sekaligus hasil dari

kebudayaan yang terus berkembang.

Metode analisis wawancara dengan analisis semiotic juga digunakan dalam

penelitian ini. Semiotik adalah sebuah pembelajaran sistematis tentang tanda. Mengingat

objek penelitian merupakan suatu teks yang terdiri dari berbagai macam symbol yang

tergabung dalam suaru system maka metode ini digunakan untuk menelaah tanda-tanda

tersebut dan mengetahui makna apa yang terkandung di dalamnya. Dalam penelitian ini

digunakan dua teknik semiotic, yaitu teknik analisis semiotic menurut Saussure dan

Teknik analisis semiotic menurut Bartness agar dapat saling melengkapi. Pada analisis

semiotic Saussure mengungkapkan bahwa sebuah tanda terdiri dari petanda dan penanda,

petanda lebih bersifat material, fisik sedangkan penanda bersifat mental yang lebih luas

cakupannya. Berbeda pada teknik analisis menurut Bartnes, pemahamannya dengan

melihat hubungan antara latar belakang cultural pembaca yang dibagi dua yaitu konotasi

yaitu pemapanan data berupa tanda-tanda perfilman dan konotasi yang merupakan hasil

dari analisis data. Jenis penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif karena data dan

hasil penelitian diungkapkan dalam bentuk gambaran umum.

Dari hasil penelitian dan analisis datanya, diperoleh beberapa temuan mengenai

kisah cerita dan hal-hal yang dinilai menyimpang dengan kewajaran. Dalam film ini Mr.

2

Page 3: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

Bean digambarkan hidup disebuah rumah kost bersama seorang pemilik kost yang galak

dan menyebalkan beserta seekor kucingnya yang menyebalkan pula. Dari keadaan

tersebut maka tercipta sejumlah konflik mulai pada masalah tata karma, bersih-bersih

rumah, hingga kegiatan berbelanja, namun dengan semua itu Mr. Bean menjalani

semuanya dengan apa adanya bersama boneka teddy mungilnya. Suatu contoh pada satu

adegan film ketika makan di ruang makan cirri khas bangsawan, kondisi ruang makan itu

tidak terlalu terawatt baik karena melambangkan si nyonya bangsawan yang telah

ditinggal mati suaminya sibuk dengan hartanya, bagi kaum bangsawan harta adalah

segalanya. Dengan bentuk meja panjang dengan segala aturan yang mengatur berbagai

macam hal mulai dari cara memegang garpu dan pisau, cara mengunyah, menggunakan

lap hingga sikap tubuh saat makan, pada keadaan seperti itu Mr. Bean merasa kesulitan,

maka ia mengambil roti sekenanya dan memotongnya dengan gerakan kasar sehingga roti

yang keras itu jatuh terloncat, ini melambangkan bahwa di kehidupan bangsawan masih

ada makanan yang keras. Di pojok ruangan terdapat seekor kucing milik si nyonya yang

kurus dan hanya diberi sisa tulang ikan, hal ini melambangkan kaum bangsawan yang

pelit.

Dari hasil analisis contoh temuan kita dapat mengetahui tata krama apa saja yang

berlaku pada kehidupan institusi masyarakat Inggris khususnya pada bangsawan dan

kalangan elit di Inggris. Aturan ini menjadi suatu penentu perilaku dan kebiasaan bagi

golongan tersebut. Mr. Bean, dalam film ini ditembatkan sebagai tokoh yang terjebak

dalam perilaku tersebut. Inin berarti bahwa Mr. Bean seharusnya mengikuti segala aturan

dalam institusi tersebut, tetapi Mr. Bean sebagai tokoh yang eksentrik berhasil mengatasi

semua kondisi tersebut dengan caranya sendiri dan apa adanya. Mr. Bean menjadi tokoh

pendobrak bagi segala aturan tersebut meski ia tidak melakukannya dengan sengaja.

Dengan sentuhan humor, dan ejekan yang dihadirkan tentu dapat memberi hiburan yang

mampu membuat orang tertawa.

Dalam penelitian ini berhasil diungkap beberapa bentuk sindiran atas kekakuan

tata karma, kemunafikan golongan bangsawan yang berlindung di bawah aristokrasi, juga

merupakan symbol bahwa dalam hidup itu harus berjuang.

2. Singapura

3

Page 4: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

Mengunjungi Pengolahan Air Laut Menjadi Air Minum di New Water, Singapura

Pada hari kedua, Selasa (9/6), rombongan diajak mengunjungi pasar tradisional

masyarakat India di Singapura, yakni Pasar Mustopa. Untuk menuju tempat ini,

rombongan menaiki kereta api bawah tanah. Istilah sangat memaksimalkan lahan untuk

Singapura ternyata tidak berlebihan, mengingat stasiun kereta api bawah tanah ada sekitar

3 tingkat. Setiap tingkat terdapat kereta api yang menuju ke berbagai tempat di

Singapura.

Keberadaan kereta api bawah tanah ini begitu besar manfaatnya terutama bagi

pelajar. Hampir 70 persen penduduk Singapura menggukan transportasi ini untuk tujuan

yang berbeda-beda. Dan yang membuat rombongan kaget adalah kebiasaan masyarakat

Singapura yang berjalan cepat. Menurut pemandu rombongan Ara, masyarakat Sipangura

juga mengenal istilah bangun pagi sebelum didahului ayam berkokok untuk mendapat

rejeki dengan mudah.

Untuk masalah program jumlah penduduk Pemerintah Singapura berlainan

dengan Pemerintah Indonesia. Bila di Indonesia ada program 2 anak cukup, maka

pemerintah Singapura menggelar program wajib 4 anak. Beberapa keuntungan didapat

dari program 4 anak tersebut. Yaitu, apabila lahir anak ketiga maka keluarga tersebut

mendapat tunjungan sebesar 3000 dollar Singapura. Sedangkan untuk anak-anak yang

lahir selanjutnya juga mendapat tunjangan yang sama.

Bagi wisatawan yang berasal dari negara-negara yang belum memiliki atau

menetapkan aturan pembatasan merokok, berada di Singapura seperti berada di neraka

bagi kaum perokok. Hal ini mengingat untuk merokok mereka harus mencari tempat

sampah. Sesuai peraturan yang ada, merokok diperkenankan namun harus dekat dengan

tempat sampah. Padahal letak antara satu tempat sampah ke tempat sampah yang lain

sangat jauh.

Satu lagi keunggulan negara Singapura, yakni kemudahan mencari bantuan

apabila mobil mogok dan tidak tahu nama tempat tersebut. Pengendara hanya butuh

menghubungi emergency call, kemudian memberitahukan nomor tiang listrik terdekat

dari lokasi dia. Tidak sampai 10 menit mobil derek dan mekanik akan tiba di lokasi. Hal

4

Page 5: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

ini disebabkan setiap tiang listrik di Singapura selalu tertera nomor untuk memudahkan

siapa saja yang tersesat dan tidak tahu arah tujuannya.

Setelah mengunjungi Mustopa, rombongan kemudian mengunjungi tempat

pengolahan air limbah rumah tangga yakni New Water. New Water tidak ubahnya

PDAM di Kota Surabaya. Bedanya, adalah kualitas air yang disalurkan melalui pipa

ledeng ke rumah-rumah dan ke tempat lainnya. New Water juga menjual air kemasan

dalam botol 100 ml. New Water didirikan mulai tahun 1990 dengan tujuan membuat

sumber air layak minum mandiri. Ini dilakukan, mengingat selama ini Singapura selain

mengolah air laut menjadi air tawar. Singapura juga membeli bahan baku air dari

Malaysia untuk memenuhi kebutuhan air penduduknya.

Di New Water, air yang berasal dari pemukiman, perkantoran dan sebagainya

diolah memalui 4 tahapan. Tahapan pertama adalah tahapan penyaringan benda-benda

besar seperti plastik, tissue dan lain sebagainya. Kemudian disaring lagi dengan

menggunakan membran penyaring yang sangat kecil. Begitu kecilnya hingga virus tidak

bisa masuk. Tahapan ketiga, air yang sudah disaring tersebut kemudian di ozonisasi atau

pencampuran dengan zat ozon untuk menambah kadar oksigen di dalam air. Tahapan

terakhir disinari dengan Ultra Violet untuk memastikan tidak ada zat berbahaya yang

terkandung.

Setelah selesai mengunjungi New Water, perjalanan rombongan dilanjutkan

menuju ke kantor imigrasi Singapura untuk ke Malaysia dengan menggunakan jalur

darat. Selepas dari kantor imigrasi Singapura rombongan melanjutkan perjalanan menuju

kantor imigrasi Malaysia yang hanya berjarak sekitar 20 menit dari kantor imigrasi

Singapura. (Adetya Firmansyah).

5

Page 6: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

3.

4. Malaysia

Mengenal Sekilas Budaya/Tradisi Masyarakat Arab

Dalam batas-batas tertentu, pertemuan antara dunia luar dengan Indonesia lebih

berbentuk persaingan, konflik, dan perselisihan daripada saling mengerti, bersahabat, dan

kerja sama. Demikian juga antara dunia Arab dengan Indonesia. Bagi kebanyakana orang

Indonesia, Arab‘ selalu dihubungkan dengan kekayaan, kekerasan, kasar, dan pemarah.

Bagi orang Arab, ‘Indonesia‘ selalu dikaitkan dengan kelebihan penduduk, kemiskinan,

TKW/TKI dan ‘nriman‘.

Pada kedua belah pihak ada prasangka, ketidaktahuan, dan salah informasi.

Dan

lalu, sebagaimana dunia makin menjadi sempit karena kemajuan komunikasi,

ditambah lagi adanya usaha saling memperhatikan

yang lebih besar, kontak antara

Indonesia dan Arab menjadi semakin berkembang di segala lini kehidupan.

Atas dasar kenyataan di atas,

maka bagi setiap orang yang ingin berinteraksi dengan komunitas bangsa lain

dalam percaturan global,

termasuk dalam rangka tujuan melaksanakan ibadah haji

ke tanah suci Makkah, penting untuk memperhatikan hal-hal berikut, antara

lain:

6

Page 7: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

1. Bahasa Arab merupakan salah

satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh lebih dari 200 juta jiwa dan

digunakan secara resmi

di lebih dari 22 negara. Secara umum bahasa Arab

memiliki dua varietas, pertama bahasa Arab Fusha (bahasa Arab standar/baku)

dan

kedua bahasa Arab ‘Amiyyah (bahasa Arab pasaran). Varietas yang pertama umumnya

digunakan dalam komunikasi resmi

seperti dalam sekolah, kantor, seminar,

dilpomatik, berita, buku-buku, majalah, dokumen-dokumen resmi dan sebagainya.

Sedangkan

varietas kedua, sering digunakan untuk keperluan komunikasi atau

percakapan sehari-hari oleh warga kebanyakan dari segala

kalangan baik yang

terpelajar maupun yang buta huruf.

2. Komunikasi bisa berbentuk

verbal maupun non-verbal. Porsi komunikasi non-verbal berkisar antara 60 persen

(dalam budaya Barat)

hingga 90 persen (dalam budaya Timur) dari keseluruhan

komunikasi. Komunikasi verbal digunakan untuk menyampaikan gagasan,

informasi

atau pengetahuan, sedangkan komunikasi non-verbal digunakan untuk mengungkapkan

perasaan. Fakta, peristiwa, ciri-ciri

7

Page 8: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

sesuatu lebih mudah kita ungkapkan lewat

kata-kata, tetapi emosi seperti rasa sayang, rasa kagum, keterpesonaan, rasa

jengkel, rasa

benci, atau bahkan kemarahan seseorang tidak jarang diungkapkan

lewat isyarat tangan, sentuhan, postur tubuh, nada suara,

pandangan mata,

ekspresi wajah tertentu, jarak berbicara, penggunaan waktu, peggunaan benda

tertentu (busana, interior rumah,

kendaraan, perhiasan, jam tangan, dasi,

dsb.), bau-bauan dsb. Sepengetahuan saya, pola komunikasi orang Arab pada

umumnya

termasuk salah type komunikasi yang amat ekspressif yang memadukan

antara bahasa verbal dengan non-verbal sekaligus, seperti

dengan mimik,

gesture, dan pendukung non-verbal lainnya guna mayakinkan lawan bicaranya.

3. Meskipun warga Arab Saudi

umumnya beragama Islam (mungkin 100%), ini tidak berarti bahwa cara dan etika

mereka dalam

berkomunikasi selalu santun seperti diajarkan Al-quran dan Sunnah.

Sebagian dari cara mereka berkomunikasi bersifat kultural

semata-mata. Ini

penting dipahami oleh orang-orang yang akan berziarah/berkunjung ke Arab Saudi

baik untuk menunaikan ibadah

umrah dan haji, apalagi untuk bekerja sebagai

8

Page 9: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

diplomat, pebisnis, pegawai, teknisi, perawat, TKI atau TKW untuk mengatasi

mis-

komunikasi (kesalahpahaman) dan konflik

yang mungkin akan mereka/kita alami ketika berhubungan dengan orang Arab,

karena

bagaimanapun mereka akan lebih banyak berkomunikasi dengan warga

pribumi.

4. Gaya

komunikasi orang Arab, seperti gaya

komunikasi orang-orang Timur Tengah umumnya, bebeda dengan pembicara

orang-

orang Barat (Amerika atau Jerman) yang berbicara langsung dan lugas.

Dengan kata lain, orang Arab masih tidak berbicara apa

adanya, masih kurang

jelas dan kurang langsung. Umumnya orang Arab suka berbicara berlebihan dan

banyak basi-basi (mujamalah).

Misalnya, bila seorang Saudi bertemu temannya,

maka untuk sekedar tanya kabar, tak cukup sekali dengan satu ungkapan,

tapi

berkali-kali. Disamping itu bila seorang

Saudi mengatakan tepat seperti yang ia maksudkan tanpa pernyataan yang

diharapkan,

orang Saudi lainnya masih mengira yang dimaksudkannya adalah kebalikannya. Kata

sederhana ‘La‘ (dalam bahasa Arab

9

Page 10: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

‘Tidak‘) yang diucapkan tamu tidaklah cukup

untuk menjawab permohonan pribumi agar tamu menambah makan dan minum.

Agar

pribumi yakin bahwa tamunya memang betul-betul sudah kenyang, tamu itu harus

mengulangi ‘La‘ beberapa kali, ditambah

dengan sumpah seperti ‘Demi Allah‘ (‘Wallah‘).

5. Masih banyak isyarat

non-verbal khas Arab lainnya yang berbeda makna dengan isyarat non-verbal ala

Indonesia.

Misalnya,

sebagai pengganti kata-kata, ‘Tunggu sebentar!‘ atau ‘Sabar dong!‘

ketika dipanggil atau sedang menyeberangi jalan (sementara

kendaraan datang

mendekat), orang Arab akan menguncupkan semua jari-jari tangannya dengan

ujung-ujungnya menghadap ke atas.

Ketika bertemu dengan kawan akrab, mereka

terbiasa saling merangkul seraya mencium pipi mitranya dengan bibir. Ini suatu

perilaku

yang dianggap nyeleneh oleh orang lain umumnya, bahkan mungkin juga

oleh orang Indonesia. Orang lain yang tidak memahami

budaya Arab akan

menganggap perilaku tersebut sebagai perilaku homoseksual. Walhasil, jika kita

bersama orang Arab, kita harus

tahan berdekatan dengan mereka. Bila kita

10

Page 11: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

menjauh, orang Arab boleh jadi akan tersinggung karena Anda menyangka bahwa

kehadiran

fisiknya menjijikkan atau kita dianggap orang yang dingin dan tidak

berperasaan. Begitu lazimnya orang Arab saling

berdekatan dan bersentuhan

sehingga senggol menyenggol itu hal biasa di mana pun di Arab Saudi yang tidak

perlu mereka iringi

dengan permintaan maaf.

6. Sejak kanak-kanak orang Arab

dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan mereka apa adanya, misalnya dengan

menangis atau

berteriak. Orang Arab terbiasa bersuara keras untuk

mengekspresikan kekuatan dan ketulusan, apalagi kepada orang yang mereka

sukai.

Bagi orang Arab, suara lemah dianggap sebagai kelemahan atau tipu daya. Tetapi

suara keras mereka boleh jadi ditafsirkan

sebagai kemarahan oleh orang yang

tidak terbiasa mendengar suara keras mereka. Maka pasti akan banyak yang

mengira, kalau

bicaranya seperti marah ketika seorang pegawai Arab misalnya,

sedang memeriksa paspor, iqamah, dsb. Saya menduga banyak

TKI/TKW di Arab Saudi

yang belum memiliki pemahaman memadai tentang bahasa Arab boleh jadi

mengidentikkan suara majikan

mereka yang keras itu dengan kemarahan, meskipun

11

Page 12: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

majikan itu sesungguhnya tidak sedang marah. Sebaliknya, senyuman wanita

kita

(termasuk TKW) kepada orang Arab/majikan pria mereka yang mereka maksudkan

sebagai keramahtamahan atau kesopanan,

boleh jadi dianggap sebuah ‘godaan‘ oleh

majikan pria mereka. Kesalahpahaman antarbudaya semacam ini, bisa tidak

terhindarkan

meskipun majikan dan TKW sama-sama Muslim. Mungkinkah problem TKW

di Arab Saudi seputar terjadinya pelecehan seksual

sebagaimana sering kita baca

atau dengar, seperti kasus; ‘majikan Arab memerkosa atau menghamili TKW‘ dsb

berkaitan dengan

kesalahpahaman antarbudaya ini? Bisa jadi.

7. Budaya/tradisi Arab

mementingkan keramahtamahan terhadap tamu, kemurahan hati, keberanian,

kehormatan, dan harga-diri. Nilai

kehormatan orang Arab terutama melekat pada

anggota keluarganya, khususnya wanita, yang tidak boleh diganggu orang luar.

Di

Arab Saudi wanita adalah properti domestik. Di Saudi, adalah hal yang lazim

jika seorang pria tidak pernah mengenal atau bahkan

sekadar melihat wajah istri

atau anak perempuan dari sahabatnya, meskipun mereka telah lama bersahabat dan

12

Page 13: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

sering saling

mengunjungi. Juga tidak lazim bagi seorang pria untuk memberi

bingkisan kepada istri sahabat prianya itu atau anak perempuannya

yang sudah dewasa.

Karena itu saran saya, tak usahlah kita coba-coba sok ramah, berlama-lama

memandang, apalagi menggoda

atau mengganggu.

8. Aturan/rambu-rambu lalu lintas

yang berlaku di Arab Saudi berbeda 180º dengan aturan yang berlaku di negara

kita. Di

Indonesia, setiap pengguna jalan umum baik kendaraan pribadi maupun

kendaraan/angkutan umum semua wajib berada di jalur kiri

jalan (dan letak roda

kemudi mobil berada di bagian kanan). Demikian pula waktu menaikkan atau

menurunkan penumpang semua

berada di jalur kiri. Karena itu penumpang di

Indonesia jika ingin turun dari kendaraan umum, biasanya mereka bilang ‘Kiri

Pak Sopir !‘.

Hal ini berbeda sama

sekali dengan apa yang berlaku di Arab Saudi, semua pengguna jalan termasuk

waktu menaikkan maupun

menurunkan penumpang berada di jalur sebelah kanan

jalan. Demikian pula waktu menaikkan maupun menurunkan penumpang,

mereka wajib

13

Page 14: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

menepi ke sebelah kanan jalan. Apa jadinya jika tradisi lalu-lintas di negeri

sendiri ini tetap ‘kita pertahankan dan kita

bawa‘ saat kita berada di Arab

Saudi? Sebuah features yang dimuat di sebuah surat kabar Arab Saudi (1999)

pernah penulis baca:

‘Tingginya frekwensi kecelakaan lalu-lintas yang menimpa

sopir pemula asal Indonesia, diduga karena perbedaan rambu-rambu lalu-

lintas

yang berlaku di Arab Saudi. Sementara kecelakaan yang menimpa warga pribumi

Saudi, umumnya menimpa remaja usia 15-25

tahun disebabkan ugal-ugalan‘.

9. Ada kesan, pandangan orang

Saudi terhadap warga negara Indonesia agak ‘stereotif‘. Diantara bangsa-bangsa

yang datang

berkunjung ke Saudi Arabia apapun motif dan tujuannya, orang-orang

asal Indonesia termasuk yang paling mudah diidentifikasi, baik

dari segi fisik

(sebagaimana umumnya orang Asia Tenggara, orang Indonesia termasuk kelompok

bangsa yang berfisik tidak

tinggi

dan tidak besar), segi pakaian maupun cara berjalan. Mungkin karena begitu

banyaknya saudara-saudara kita yang muqim di

Saudi baik sebagai TKI maupun TKW,

maka kesan pukul rata (generalisasi) itu tidak jarang menimpa saudara kita jama‘ah

14

Page 15: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

haji.

Karena itu tidak usah dimasukkan di dalam hati jika suatu ketika ada di

antara kita yang ‘disangka TKI/TKW‘ dan merasa kurang

‘dihargai‘ sebagai tamu

Allah oleh orang Saudi ketika kita sedang di Arab Saudi, terutama di saat kita

berjalan-jalan tanpa kostum atau

identitas jama‘ah haji.

10. Bagi orang Saudi, rumah

betul-betul menjadi bagian privacy yang tak semua orang bisa mengakses ke dalam

dengan mudahnya,

sebagaimana kebiasaan kita di Indonesia. Desain rumah yang

umumnya ‘hanya‘ berbentuk segi empat bertingkat seolah-olah

menggambarkan

bangunan sebuah benteng yang sulit ditembus. Faktanya memang benar, setiap

rumah selalu ditutup dengan pagar

tembok tinggi, dengan pintu gerbang bisa

berlapis-lapis. Apa yang ada di balik tembok adalah sebuah privacy yang tidak

boleh

dikonsumsi oleh publik. Karena itu saya menyarankan untuk tidak tengak-tengok

atau tolah-toleh mengamati pintu di depan

rumah orang Saudi atau sekedar

melihat-lihat bangunan bagian atas. Sebab, umumnya mereka sangat tidak respek

dengan perilaku

seperti ini, bisa jadi mereka mengira kalau orang itu adalah ‘harami‘

15

Page 16: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

alias ‘maling‘ atau penculik yang sedang mengintai mangsa.

11. Tak lama setelah saya muqim

di Mekkah, suatu sore saya berjalan-jalan di kawasan pertokoan di Mekkah dengan

seorang kawan

laki-laki dari Indonesia (asal Gondanglegi – Malang). Sebagaimana

kebiasaan di Indonesia saya dan kawan saya berjalan

bergandeng tangan sambil

melihat-lihat barang yang ada di sepanjang pertokoan tersebut. Begitu melintasi

salah satu toko yang

dijaga oleh orang Arab, tiba-tiba kami ditegur si penjaga

toko: ‘Isy fak inta ya walad !…inta luthy walla eh,….haza aib, ya

walad…‘ (apa

yang kau lakukan itu, nak…kamu homo apa bagaimana? Itu aib..).

Wah…saya baru

tahu, ternyata

bergandengan tangan dengan sesama jenis di Saudi itu termasuk ‘aib‘

menurut mereka, sebab bisa dianggap sebagai pasangan

homo, tetapi jika yang

bergandengan tangan itu berlainan jenis (sebagaimana yang pernah saya lihat)

ternyata biasa-biasa saja,

sebab ‘diduga‘ itu pasangan suami istri.

16

Page 17: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

12. Busana orang Saudi hampir

semua sama. Mereka semua memakai pakaian putih yang biasa disebut ‘tsaub‘

dengan sorban motif

kotak-kotak kecil

berwarna putih-merah plus diikat dengan ‘igal‘ di kepala. Performance orang

Saudi yang demikian wibawa seringkali

membuat orang-orang Indonesia yang baru

melihat atau mengenalnya menjadi ciut nyali, minder, kurang percaya diri bahkan

takjarang yang menjadi takut, sehingga menimbulkan adanya semacam jarak

pemisah yang membatasi dalam pergaulan. Akibat

berikutnya yang biasanya menimpa

adalah adanya perasaan rendah diri di dalam perasaan orang-orang Indonesia

ketika berhadap-

hadapan dengan orang Saudi. Hal semacam ini seharusnya tidak

perlu terjadi, mengingat tak ada yang membedakan antara Arab

maupun bukan Arab,

kecuali hanya taqwanya. Saya menduga, kultur Jawa yang melekat kuat

mengiternalisasi di dalam pribadi orang-

orang kita kebanyakan, yang biasanya

terkenal sebagai orang yang nriman, ngalah, dan rendah hati memberi andil yang

kuat

terhadap munculnya perasaan rendah diri di hadapan bangsa lain seperti

ini. Dalam kasus-kasus tertentu kelemahan seperti ini justru

‘dimanfaatkan‘

oleh oknum orang Saudi untuk mem-pressure, menganiaya bahkan memperbudak

saudara-saudara kita di Saudi.

Idealnya kita tetap harus merasa berdiri sama

17

Page 18: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

tinggi dan duduk sama rendah, dengan tetap menjunjung tinggi etika pergaulan

global

yang egaliter dan jauh dari sifat arogan.

13. Sesungguhnya di berbagai

tempat-tempat pelaksanaan ibadah haji (seperti di Mina, Arafah apalagi di

Haram) telah dipasang

tulisan larangan keras mengambil foto. Namun umumnya,

para jama‘ah haji lebih-lebih saudara-saudara kita jama‘ah Haji asal

Indonesia,

selalu berusaha dengan cara mencuri-curi mengabadikan momentum-momentum

tersebut dengan camera dgtl, handycam,

HP maupun foto. Alasan pelarangan

tersebut, tak lain karena hal-hal semacam itu sangat berpotensi mengurangi

keikhlasan di dalam

melakukan ibadah haji. Oleh karenanya, menjadi tugas kita

bersama untuk menanamkan pemahaman bagi saudara-saudara kita

jama‘ah calon

hati, agar hati betul-betul harus terjaga, agar semua itu tidak

menjerumuskannya ke dalam perilaku ‘riya‘‘

Alhasil, aspek pengenalan dan pemahaman

terhadap budaya masyarakat Arab Saudi yang sesungguhnya tidak terkait

18

Page 19: BUDAYA DAN PERILAKU MASYARAKAT ASIA DAN EROPA

langsung

dengan rukun dan wajib haji merupakan elemen penting yang menjadi pendukung

terlaksananya kesempurnaan ibadah haji.

Semakin kita memahami budaya/tradisi

masyarakat Arab tempat kita bertamu ke ‘baitullah‘ idealnya akan semakin

berpengaruh

terhadap kenyamanan, ketenangan dan akhirnya kekhusu‘an ritual haji

kita yang berujung pada tercapainya haji mabrur. Amin.

Wallahu Waliyyuttaufiq.

___________________________

5.

19