BUDAYA DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA BANARAN...
Transcript of BUDAYA DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA BANARAN...
-
1
BUDAYA DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA
BANARAN KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN 2018-2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Eni Sofiah
NIM: 23010150082
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
-
2
-
3
-
4
-
5
MOTTO
“Selalu ada harapan bagi mereka yang selalu berdoa, dan selalu
ada jalan bagi mereka yang mau berusaha”
ما ُيَجاِهُد لِنَ َوَمْن َجاَهَد ْفِسهِ َفإنَّ
“Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya itu adalah
untuk dirinya sendiri’’(Q.S Al-Ankabut, ayat 6)
-
6
PERSEMBAHAN
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah dan Ibunda tersayang, Bapak Ngadini dan Ibu Saparni. yang senantiasa
memberikan dukungan moril maupun materil terhadapku serta selalu
memberikan doa, kasih sayang, bimbingan, nasihat dan motivasi di dalam
kehidupku.
2. Alm. KH. Zoemri RWS dan bu Nyai Hj. Latifah Zoemri berserta keluarga yang
mendidikki di PPTI Al-Falah, untuk menjadi orang yang lebih baik.
3. Kepada Calon Imanku seseorang yang selalu memberi aku semangat, motifasi
dan doa.
4. Seluruh kelurga besar Simbah Mini dan Simbah Tumari yang senantiasa
memberi dukungan serta doa.
5. Semua santri PPTI Al-Falah
6. Kepada sahab-sahabatku PPTI Al-Falah angkatan 2014 yang senantiasa
memberi dukungan dan motivasi.
7. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi serta memberi
dukungan dan semangat motivasi.
8. Ketua Jurusan PAI Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
-
7
9. Semua teman KKN posko 1 Dusun Nabin Kulon Desa Purwerjo Kec.
Candimulyo kalian luar biasa
10. Keluarga besar mbak fina memberi motivasi dan dukungan serta doa
11. Sahabat-sahabatku yang selalu sabar mendampingi, membantu,
memyemangatiku, dan teman berbagi ketika susah dan senang. Teman-teman
seperjuanganku angkatan PAI 2014 yang tidak bisa saya sebut satu persatu.
12. Teman-teman PPTI Al-Falah yang tidak bisa saya sebut satu persatu.
13. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya skripsi ini yang tidak bisa
disebut satu persatu.
-
8
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Budaya dan Pendidikan Agama Islam di Desa Banaran Kecamatan
Gemawang Kabupaten Temanggung tahun 2018-2019, ini dengan baik dan
lancar.
Tidak lupa Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para
pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana
beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni
dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga
-
9
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan
waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Kepada teman teman semua yang telah memberikan ide dan
inspirasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat
menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.
-
10
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR
HALAMAN LOGO IAIN SALATIGA ....................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ..................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
ABSTRAK ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 11
B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 12
C. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12
D. Penegasan Istilah ................................................................................... 13
E. Sistematika Penulisan ............................................................................ 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
-
11
A. LANDASAN TEORI ............................................................................. 18
1. Budaya dan Pendidikan Islam ..........................................................18
a. Budaya ......................................................................................... 18
b. Manusia Sebagai Pencipta Budaya 27
c. Etika dalam budaya............................................................. 23
2. Pendidikan Agama Islam 24
a. Tujuan Pendidikan Islam 27
3. Kedudukan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional. 30
a. Pendidikan Islam sebagai Lembag 30
b. Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran 32
c. Nilai-nilai Islam Dalam UU No.20 Tahun 2003 34
d. Pendidikan Islam dalam pesantren ....................................... 35
4. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung PAI.......................... 37
a. Faktor –faktor yang mempengaruhi belajar........................... 37
b. Faktor-faktor non sosial dalam belajar.................................. 37
c. Faktor-faktor sosial dalam belajar........................................ 37
d. Faktor fisiologis dalam belajar............................................. 38
e. Faktor-faktor psikologis dalam belajar.................................. 38
f. Motivasi............................................................................ 38
g. Pemahaman terhadapa tingkat perkembangan keberagamaan....
40
B. Kajian Penelitian terdahulu 45
BAB III METODE PENELITIAN
-
12
A. Pendekatan Jenis Penelitian .................................................................. 46
B. Lokasi dan Waktu penelitian ................................................................. 47
C. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 48
D. Analisis Data ......................................................................................... 50
E. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 51
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Latar Belakang dan Objek Penelitian.................................................... .53
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 53
a. Keadaan Mata Pencaharian Masyarakat Desa Banaran.................54
b. Tingkat Pendidikan Desa Banaran Kabupaten Temanggung..........55
c. Tingkat pendidikan agama Islam (BTQ) di sekolah daerah Desa 59
2. Berbagai Macam Budaya Desa Banaran 58
a. Kesenian 58
b. Mata Pencaharian Masyarakat Pengrajin Sapu Ijuk .....................60
c. Tradisi sadranan............................................................................63
d. Sesajen Perayaan Nikah................................................................65
e. Gendong abayi..............................................................................65
f. Wiwit ............................................................................................66
3. Pendidikan Agama di Desa Banaran ....................................................67
4. Nilai Agama dalam Tradisi di Desa banaran .......................................74
C. Analisis Data .............................................................................................76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 89
-
13
B. Saran ....................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 93
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
-
14
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan
5. Daftar Riwayat Hidup
6. Foto Kegiatan
-
15
ABSTRAK
Sofia, Eni. 2019. Budaya dan pendidikan agama Islam di Desa Banaran Kec.
Gemawang Kab. Temanggung tahun 2018-2019. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik
Sriyanti, M. Si.
Kata Kunci: Budaya, pendidikan agama Islam, nilai-nilai agama dalam tradisi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui adalah : (1) Bagaimana budaya dan
pendidikan agama Islam ? (2) Bagaimana nilai-nilai agama dalam tradisi budaya
? (3) Bagaimana hambatan dan pendukung pendidikan agama Islam ?
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode
dokumentasi. Penelitian ini adalah Kepala Desa Banaran, toko agama Desa
Banaran setiap Dusun, guru PAI setiap sekolah MI, SD, MTS, SMP, MA dan TPQ,
sesepuh Desa Banaran, dan warga Desa Banaran. Data sekunder adalah data yang
didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainya yang terdiri dari
beberapa wawancara, foto-foto, dan lainya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Desa Banaran merupakan Desa
yang memiliki berbagai macam budaya yang masih melekat erat sampai sekarang,
dan pendidikan agama Islam masih kurang maju, dari beberapa Desa, pendidikan
Islam ada yang sudah berjalan maju, dan ada juga yang masih sangat rendah, dari
beberapa dusun dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam di Desa Banaran
masih menengah kebawah, meskipun sekarang udah mulai maju, dari pada tahun
sebelumnya. (2) Nilai-nilai agama yang dapat dikuatkan melalui tradisi budaya
sadranan, kesenian merupakan kuda lumping, dan ketropak, mata pencaharian
sebagai pengrajin sapu, gendong bayi, wiwiwtan, sesajen perayaan nganten yaitu:
gotong royong, peduli sosial, tanggung jawab, merekat tali persaudaraan,
mengukuhkan budaya Islam, bersikap produktif, mengukuhkan hubungan kaum
muslim. (3) Hambatan-hambatan pendidikan agama Islam yaitu kurangya
pengawasan orang tua, kurangya kesadaran waktu, warga dalam mendidik anak,
persepsi terhadap pendidikan Islam salah, faktor pendukung pengembangan
pendidikan Islam terhadap anak dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh
orang tua, semangat anak-anak berlajar TPQ, semangat ustad atau ustadzah
mengajari TPQ, dukungan orang tua dan masyrakat untuk membangun TPQ.
-
16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang dilakukan tidaklah terbatas oleh tepat dan waktu.
Kegiatan pendidikan dapat digunakan di mana saja kapan saja. Seperti
tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan di
laksanakan di lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 4 di
kemukakan sebagai berikut, Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pakerti luhur, mengetahui pengetahuan dan trampilan kesehatan
jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.( Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam, 2002:5).
Kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan hal yang
-
17
sangat penting bagi kehidupan masa yang akan datang karena dengan
pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik sehingga mampu dalam mengembangkan taraf hidupnya ( Umar
Tirtarahardja, 2008:162).
Pendidikan adalah tutunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.
Adapun maksudnya yaitu menunutun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keslamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya (Sudarto, 2018:43).
Kelangsungan hidupnya dari faktor-faktor yang mempengaruhi di
sekitarnya yaitu seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketika
lingkungan sering disebut sebagai tripusat pendidikan yang akan
mempengaruhi manusia secara bervariasi. Setiap bayi manusia di lahirkan
di lingkungan keluarga tertentu, keluarga merupakan lingkungan
pendidikan terpenting sampai anak mulai masuk taman kanak-kanak
ataupun sekolah. Oleh karena itu, keluarga sering di pandang sebagai
pendidikan pertama dan utama karena proses pendidikan terjadi sejak
manusia lahir bahkan sejak masih dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi karakter anak. Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah
penting untuk mendukung kelangsungan pendidikan anak baik dorongan
moral maupun material bagi seorang anak untuk dapat mendorong
pendidikan setinggi-tingginya. Kondisi sosial ekonomi keluarga dan
-
18
dorongan keluarga terhadap pendidikan akan berpengaruh pada pendidikan
seseorang.
Pemahaman peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan akan sangat penting dalam upaya membantu peserta
didik yang optimal. Pemahaman itu bukan hanya tentang peranya masing-
masing tetapi juga keterkaitan dan saling pengaruh antar ketiga dalam
perkembangan manusia sebab pada hakikatnya peran ketiga pusat
pendidikan itu selalu bersama-sama mempengaruhi manusia, meskipun
dengan bobot pengaruh yang bervariasi sepanjang hidupnya.
Pendidikan Islam adalah berorientasi masyarakatan, pandangan
yang menganggap pendidikan sebagai sarana utama dalam menciptakan
rakyat yang baik, baik untuk sistem pemerintahan demokratis, oligarkis
maupun monarkis. Dan lebih berorientasi kepada individu yang lebih
menfokuskan diri kepada kebutuhan, daya tampung, minat belajar (Hidayat
Nuim, 2009:398).
Pendidikan Islam berada pada tataran filofis yang melandasi segala
muatan pendididkan yang di butuhkan oleh manusia di dalam kehidupan,
berada pada tataran teknis operasional yang memuat aspek-aspek terbatas
yaitu dari Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW. Sebagai sumber jaran
Islam, kriteria pertama tampak pada kriteria yaitu iman, ilmu, amal, akhlak,
dan sosial. Dengan kriteria tersebut pendidikan Islam merupakan
pendidikan keimanan, ilmiah, amaliah, moral, dan sosial, semua kriteria
tersebut terhimpun dalam firman Allah ketika menyikati kerugian manusia
-
19
yang menyimpan dari jalan pendidikan Islam, baik manusia sebagai
individu, manusia sebagai jenis , manusia sebagai generasi, maupun umat
manusia secara keseluruhan.
ينَِِإ ّل ِِ-٢-ِرِ ُخسِِْلَف يِاْْل نَسانَِِإ نِ ِ-١-َِواْلَعْصرِ لُواِآَمُنواِال ذ ال َحاتِ َِوَعم ِب اْلَحقِ َِوَتَواَصْواِالص
ْبرِ َِوَتَواَصْوا ِ-٣-ِب الص
”Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
dan nasihat menasehati supaya mentati kebenaran dan nasihat tut kerja
sama menasihati supaya menetapi kesabaran”(Q.s. al-‘Ashr, 103 :1-3).
Firman sekaligus menunjukan bahwa proses pendidikan berpusat
pada manusia sebagai sasaran taklif, dan merupakan proses sosial yang
menuntut kerja sama masyarakat di berbagai lapangan kehidupa. (
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2002:34).
Menurut Sir Edward B. Taylor, Budaya sama dengan kultur, yaitu
keseluruh yang terbuntuk di dalam sejarah dan diteruskan dari generasi ke
generasi melalui tradisi yang mencakup oraganisasi sosial, ekonomi, agama,
kepercayaan, kebiaasaan, hukum,seni, teknik, dan ilmu. Bahwa kebudayaan
mengcangkup rohani dan matarial,baik berupa potensi-potensi maupun
ketrampilan, kebudayaan selalu bersikap sosial dan historik. Sosial karena
tidak ada kebudayaan yang bersifat perseoranga, kebudayaan hanya
meliputi kelompok manusia, suku, atau bangsa. Kebudayaan selalu
berevolusi mengikuti perkembangana dan bahkan bisa terkena erosi juga
berakuturasi.
-
20
Kebudayaan Islam merupakan salah satu bentuk perwujudan dari
fungsi manusia sebagai hamba Allah. Dalam hal ini Islam sebagai agama
merupakan sebagai sumber nilai yang memberikan corak kebudayaaan yang
serat dengan pesan-pesan dan nilai-nilai Islam. Dengan demikian antara
kebudayaan dan manusia tidak dapat dipisahkan, karena pada dasarnya
sentral dari kebudayaan adalah manusia. Manusia memiliki potensi budaya
karena diberi tugas oleh tuhan untuk mengelola bumi, baik dalam
kapasitasnya sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat (Ida
zusnani, 2012:62).
Desa Banaran merupakan desa yang berada di Kecamatan
Gemawang Kabupaten Temanggung. Desa Banaran memiliki pontesi besar
dalam bidang pertanian yang terletak pada ketinggian 600 m dan berjarak
1,5 km dari ibu kota kecamatan Gemawang 20 km dari ibu kota kabupaten.
Banaran mencakup daerah seluas 655 ha yang terbagi atas lahan sawah (771
ha) dan non sawah (584 ha). Lahan non sawah di pergunakan untuk
bangunan, pekarangan ladang, tegalan, huma, hutan negara, perkebunan
negara, rakyat dan lainya.
Tabel 1.Mata Pencaharian Penduduk Desa Banaran Temanggung
NO Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 1102
2 Karyawan Swasta 163
3 Pedagang 30
4 Wiraswasta 88
5 Pegawai Negri Sipil 26
6 Pelajar/Mahasisiwa 121
-
21
7 Buruh Harian Lepas 24
8 Perangkat desa 9
9 Guru 6
10 Sopir 7
12 PengurusRumah Tangga 346
13 Pengrajin sapu ijuk 1, 296
14 Dosen 1
15 Bidan 1
16 Perawat 1
17 Tukang Batu 3
Sumber : Balai Desa Banaran dalam angka, 2018
Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Banaran sebagian besar
bertumpu pada sektor pengrajin sapu dan juga buruh tani yang mereka
tekuni sekitar 1,296 penduduk sebagai pengrajin sapu. Termasuk pekerjaan
sebagai buruh tani.
Secara keseluruhan penduduk Desa Banaran 2.786 jiwa terdiri dari jiwa
laki-laki 1.412 dan jiwa perempuan 1.374. (Balai Desa Banaran dalam
angka, 2018). Hasil pertanian di Daerah Banaran meningkat, menurun dan
hasil panin seperti kopi, cengkih, jagung, ketela, padi dan lainya,
masyarakat Desa Banaran mayoritas mendapatkan uang harus menunggu
waktu panen tiba.
Menambah penghasilan mayoritas Masyarakat Desa Banaran dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari berpotensi sebagai pengrajian sapu ijuk
yang pendapatanya lumayan tinggi, bisa didapatkan sebulan sekali bahkan
seberapa lama penjualan sapu ijuk habis. Pekerjaan pengrajin sapu ijuk ini
sudah merakyat hingga sekarang. pengrajin sapu yaitu pak Muryanto
mengatakan bahwa setiap hari pengrajin sapu ijuk dilakoni hampir semua
-
22
ibu-ibu dan gadis remaja di Desa Banaran dengan sangat telaten, mereka
merajut hingga terbentuk menjadi alat kebersihan yang sangat dibutuhkan
dalam rumah tangga. Pekerjaan ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari
masyarakat Desa Banaran, dan sudah budayanya masyarakat Desa Banaran
setelah usai bersih-bersih rumah kami langsung berkerja memebuat sapu
ijuk. Kesehariannya mengelola kebun, buruh tani dan pengrajin sapu ijuk,
minoritas berkerja sebagai guru, dosen, bidan Pedagang dan lainya, bisa di
hitung ada beberapa orang saja seperti tabel diatas.
Menunjukan bahwa keluarga Desa Banaran masih tergolong kalangan
menegah kebawah, dan masih banyak sekali kesadaran masyarakat akan
pendidikan Agama masih rendah. Bahkan anak-anak pemuda di Desa
Banaran lebih suka berkerja dari pada sekolah, maupun menuntut ilmu di
pondok pesantren pada kenyataanya bekerja bisa memenuhi kebutuhanya.
Desa Banaran merupakan desa yang beragama Islam 98% Mayoritas
penduduk di Desa Banaran beragama Islam. Tetapi kesadaran terhadap
pendidikan Agama Islam masih kurang, pengaruh kondisi lingkungan
sekitar serta motivas dari orang tua danterlena oleh adat tradisi tanpa ada
keinginan untuk mengganti kebiasaan yang masuk akal. Kurang minatnya
untuk mempelajari pendidikan agama dan lebih memilih pendidikan umum
untuk mecari pekerjaan.
Pendidikan survei ke sekolah-sekolah SD, MI, MTs, SMP, MA,
Desa Banaran Kecamatan Gemawang kabupaten Temanggung berapa
-
23
persen siswa masih belum bisa baca tulis Al-Qur’an dan perkembangan
pendidikan Islam sekolah tersebut.
Dari hasil wawancara oleh guru pendididkan Agama di sekolahan
tersebut:
NO Nama
Sekolah
Jumlah
siswa
Jumlah siswa
lancar BTQ
Keterangan
1.
SDN 1
Banaran
65%
siwa siswinya bisa membaca
Al-Qur’an, tapi belum bisa
menerapkan tajwid
tajwidnya.
2. MI Mbiron 100 70% Siswa siswinya bisa membaca
Al-Qur’an dengan
menerapkan tajwidnya
3. MTs 70% Siswa siswinya sudah bisa
membaca tetapi masih ada
beberapa siswa-siswi yang
belum bisa menerapkan
tajwidnya
4. SMPN 1
Gemawang
60% Siswa-siswinya bisa
membaca AL-Qur’an
tajwid-tajwidnya
5 MA
Gemawang
65% Bisa membaca Al-Qur’an
sebagian bisa membaca
dengan tajwidnya sebagian
belum bisa membaca dengan
tajwidnya
Sumber: Data hasil wawancara oleh guru PAI di sekolahan tersebut.
-
24
Hasil survai tersebut dapat disimpulkan semua anak-anak yang
masih sekolah dasar maupun di MI baca tulis Al-Qur’anya masih sangat
mengandalkan ngaji di ruamh seperti di TPQ ujar pak/ibu Guru PAI.
Sekolah tingkat SPM/MTS/MA karena kebanyakan siswa siswi
belajar membaca di TPQ malu di karenakan sudah besar dan malu belajar
dari awal maka apabila yg sudah bisa lancar akan seterusnya bisa dan yang
belum lancar membaca Al-Qur’an karena malu untuk belajar maka
seterusnya tidak bisa.
Kelangsungan pendidikan tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi di sekitarnya, salah satunya yaitu karakter masyarakat,
kepercayaanya, politik masyarakat, sosial dan budaya masyarakat.
Pendidikan Agama Islam dari berbagai pendidikan formal maupun
non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya
untuk kepentingan masyarakat, Bisa didapatkan pendidikan formal seperti
MI, MTS, MA, juga bisa didapatkan pendidikan non formal sepeti di
pengajian, masjid, TPQ.
Sekolah yang berbasis Agama Islam MI, MTS, Desa Banaran
kecamatan Gemawang berjumlah satu dari seluruh kecamatan. MA baru di
didirikan 2 th yang lalu jumlah siswa sedikit, kebanyakan orang tua
menyekolahkan di sekolahan umum seperti SD, SMP dan SMA. Pandangan
orang tua masuk umum lebih bangga dan mudah mendapatkan pekerjaan.
Kepercayaan masyarakat Desa Banaran masih kejawen, percaya
dengan tradisi zaman dahulu seperti mriti desa, tradisi sadranan, kuda
-
25
lumping/ jaran kepang, ketoprak, mata pencaharian pengrajin sapu,
gendong bayi, wiwitan dan mengadakan perayaan semisal nikahan supitan
masih mengadakan sajen di pinggir jalan maupun di batu-batu yang yang
dipercayai dari zaman dahulu, masyarakat masih percaya pada tradisi
tersebut sampai sekarang.
Kepercayaan dari zaman dahulu apabila acara tradisi sadranan tidak
diiringi perayaan-perayaan seperti kuda lumping, kesenian-kesenian lainya
dan maka akan terjadi bencana. Budaya Islam di masyarakat tersebut masih
sangat minim, sehingga merubahan desa dengan sabar dan tidak bisa
langsung berubah. Karakter masyarakat Desa Banaran masih kejawen.
kepolitikan masyarakat, politik yaitu cara mendapatkan sesuatu. kepolitikan
masyarakat secara pribadi, secara kelompok belum menyatu. Sehingga
pendidikan agama Islam di masyarakat tersebut masih minim.
kemudian pernikahan muda yang dilakukan oleh masyarakat masih
tingkat tinggi, dari 2786 jiwa yang bersekolah maupun belajar di pondok
pesantren dapat dihitung, sedangkan pernikah dini masih melekat di Desa
Banaran, kebanyakan lulus SMP langsung nikah, pandangan orang tua
terhadap nikah muda merasa bangga karena anaknya merasa lebih laku
duluan. Belum sempet anak menimba pendidikan agama Islam, orang tuan
lebih menikahkan atau menyuruhnya kerja. Pandangan orang tua terhadap
pendidikan di pondok, takut anaknya tidak dapat berkerja dan menjadi
penggangguran.
-
26
Dengan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, maka
penulis bermaksud mengadakan penelitian Desa Banaran Kecamatan
Gemawang Kabupaten Temanggung dengan judul “ Budaya Dan
Pendidikan Agama Islam di Desa Banaran Kecamatan Gemawang
Kabupaten Temanggung Tahun 2018/2019”.
B. Fokus Penelitian
Ada beberapa fokus penelitian yang peneliti bahas yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana budaya dan pendidikan agama Islam di Desa Banaran
Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung ?
2. Bagaimana nilai-nilai agama dalam tradisi budaya di Desa Banaran
Kecamatan Gemawang Kabupatan Temanggung?
3. Bagaimana hambatan dan pendukung pendidikan agama Islam di Desa
Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung?
-
27
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, sebagai tujuan penelitian ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui budaya dan pendidikan agama Islam di Desa Banaran
Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung
2. Untuk mengetahui nilai-nilai agama dalam tradisi budaya di Desa
Banaran Kecamatan Gemawang Kabupatan Temanggung
3. Untuk mengetahui apa saja hambatan dan pendukung pendidikan agama
Islam di Desa Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat bermanfaaat bagi semua
pihak, khususnya memberikan manfaat kepada seluruh warga Desa
Banaran, Kecamatan Gemawang dan Kabupatean Temangguang. Adapun
manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca sebagai penambah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi
masukan bagi semua pihak yang ingin mempelajari lebih lanjut
mengenai budaya dan pendidikan agama Islam di Desa Banaran
Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.
-
28
2. Manfaat Praktis
a. Bagi orang tua, agar lebih dalam mengarahkan dan mendukung baik
secara moral maupun material terhadap pendidikan agama anak-
anaknya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Allah serta menjalankan hubungan individu, masyarakat dan umat
manusia dengan al-Khaliq sehingga kehidupanya memiliki tujuan
dan orientasi yang jelas di jalan yang benar menuju rida Allah dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Bagi masyarakat, menumbuhkan masyarakat akan pentingnya
pendidikan agama Islam dan dapat memasukan nilai agama dalam
tradisi kebudayaan.
c. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan untuk menerpakan ilmu
pengetahuan yang telah di dapat semasa kuliah.
E. Penegasan Istilah
1. Budaya
Perwujudan seagala aktivitas yang terpola pada manusia dalam
masyarakat. Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta
perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai
berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya
gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar
-
29
daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan
budaya dapat diperluas (Suratman, 2015:7).
Tradisi budaya di Desa Banaran antara lain: tradisi sadranan,
kesenian merupakan kuda lumping, dan ketropak, mata pencaharian
sebagai pengrajin sapu, gendong bayi, wiwiwtan, sesajen perayaan
nganten.
2. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam penelitian ini hambatan dan
pendukung yang mempengaruhi pendidikan Islam masyarakat untuk
menempuh pendidikan agama mereka. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pendidikan yang dimaksud antara lain karakter
masyarakat, kepercayaan, politik masyarakat, sosial masyarakat,
budaya masyarakat dan kondisi sosial keluarga, kondisi ekonomi
keluarga, motivasi masyarakat untuk bersekolah, motivasi orang tua,
budaya, dan aksesibilitas.
3. Masyarakat
Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah warga
masyarakat Desa Banaran Kec. Gemawang Kab. Temanggung mulai
dari anak-anak hingga orang tua.
F. Sistematika Penulisan
Sistem penulisan yang di gunakan penulis skripsi ini adalah sebagai
berikut :
-
30
BAB 1: PENDAHULUAN
Bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan dalam
bagian pertama ini akan di bahas beberpa sub bahasa, yaitu: latar belakang
masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan ilmiyah, sitematika penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka yang berisi:
1. Landasana Teori
Berisis tentang tinjauan umum tentang budaya dan pendidikan
Agama Islam di Desa Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten
Temanggung, keadaan mata pencaharin, Tingkat pendidikan, tingkat
pendidikan agama Islam (BTQ) di sekolah, berbagai macam budaya
Desa Banaran meliputi, kesenian, Ketoprak, mata pencaharian
masyarakat pengrajin sapu ijuk, tradisi sadranan, sesajen perayaan
nikah, gendong bayi, dan wiwitan.
2. Kajian Penelitian Terdahulu
Berisi tentang dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-
temuan dari berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang
kiranya perlu untuk di jadikan sebagai data acuan atau pendukung bagi
peneliti
BAB III: METODE PENELITIAN
-
31
Bab ini berisi tentang p: pendekatan penelitian, jenis penelitian,
lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis
data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV : PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
Bab ini merupakan pengumpulan data yang meliputi gambaran umum
Desa Banaran Kec. Gemawang Kab. Temanggung, yang berupa:
A. Paparan Data
1. Gambaran umum penelitian lokasi, yang berisi tentang keadaan
tingkat mata pencaharin, Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan
agama Islam (BTQ) di sekolah, jumlah penduduk.
2. Berbagai macam budayaan meliputi, Kesenian, ketoprak, mata
pencaharian masyarakat pengrajin sapu ijuk, tradisi sadranan,
sesajen perayaan pernikahan, gendong bayi, wiwitan.
B. Analisi Data
Berisi tentang penulisan menguraikan gagasan peneliti,
berdasarkan temuan peneliti sebagai mana telah diuraikan pada
bagian sebelumya. Analisi ini mencakup budaya dan pendidikan
agama Islam, nilai agama dalam tradisi budaya di Desa Banaran
Kec. Gemawang Kab. Temanggung, dan hambatan dan pendukung
pendidikan agama Islam di Desa Banaran Kec. Gemawang Kab.
Temanggung.
-
32
BAB V : PENUTUP
Merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana
pada bagian ini berisi kesimpulan penulis dari seluruh pembahasan
yang telah dikemukakan dalam skripsi dan saran peneliti.
BAB II
-
33
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Budaya dan Pendidikan Agama Islam
a. Kebudayaan
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang
berarti cipta, karsa, dan rasa. Maenurut E. B. Tylor, budaya adalah
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
keilmuan, hukum, adatistiadat, dan kesenian, moral, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut
keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun
nonmaterial. Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu
tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam
suku bangsa yang berbeda, tetapi kebudayaan mempunyai ciri atau
sifat yang sama, semua kebudayaan manusia tanpa membedakan
faktor rasa, lingkungan lama, atau pendidikan, yaitu sifat hakiki yang
berlaku umum bagi semua budaya dimanapun seperti:
a. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
b. Budaya telah ada terlebih dahulu dan tidak akan mati dengan
habisnya usia generasi yang bersangkutan
c. Budaya diperlukan oleh manusia dan di wujudkan dalam tingkah
lakunya
-
34
d. Budaya mencakup aturan-aturan yang bersisikan kewajiban-
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan di tolak, tindakan-
tindakan yang diijinkan ( Munir, Munir & Umi Salamah, 2015: 31).
b. Manusia Sebagai Pencipta Budaya
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan
mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
Penetahuan budaya dibatasi sebagai pengetahuan yang
mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Kealian inipun
dapat dibagi –bagi lagi ke dalam berbagai ilmu keahlian lain,
seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dan lain-lain. Manusia
adalah mahluk yang berbudaya artnya manusia mengalami
dinamika evolitif dalam khazanah pembentukan diri menjadi
pribadi yang berbudi pekerti. Pendidikan perlu di laksanakan
berdasarkan nilai-nilai budaya sebab kebudayaan merupakan ciri
khas manusia. Menurut Ki Hadjar Dewantara, kemanusiaan
bukanlah suatau pemikiran yang statis. Kemanusiaan merupakan
suatu onsep yang dinamis, evalutif, organis dan memahami
kebudayaan selain sebahgai buah budi manusia, juga sebagai
kemenangan atau hasil perjuangan hidup manusia, namun
selaras engan keyakinan atas manusia sebagai mahluk dinamis,
kebudayaa juga berkembang seirama dengan perkembangan dan
kemajuan hidup manusia. Maka, kebudayaan tidak
pernahmempunyai entuk yang abadi, tetapi terus-menerus
-
35
berganti-ganti wujudnya. Posisi kebudayaan bangsa Indonesia di
tengah-tengah kebudayaan bangsa-bangsa lain di dunia, sebagai
petunjuk arah dan pedoman untuk mencapai keharmonisan
sosial di Indonesia (Budi Juliardi, 2014:3).
Kebudayaan dalam pasal 32 UUD 19945 menekankan
perlunya memelihara nilai-nilai dan bentuk-bentuk kebudayaan
nasional, pasal ini secara tegas memeberi mandat kepada
pemerintah Indonesia agar memajukan kebudayan nasional
bangsa Indonesia. Kebudayaan nasional bangsa Indonesia
adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya
rakyat Indonesia seuruhnya, kebudayaan lama dan asli sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha
kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya dan
persatuan,dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkembang atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi
drajat kemanusiaan bangsa Indonesia (Anggota IKAPI,
2013:86).
-
36
Kluckholn, dalam karyanya yang berjudul ”Universal
categories of culture” (1953) mengemukakan bahwa budaya ada
tujuh unsur kebudayaan yaitu:
a. Sitem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi), dengan
alat-alat pencitaana itulah manusia dapat lebih mampu
mencukupi kebutuhan dibandingankan binatang.
b. Sitem mata pencaharian hidup dan sitem ekonomi, perhatian
para ilmuwan pada sistem mata pencaharian terfokus
masslah-masalah pencaharian tradisional saja, diantaranya:
berburu dan maramu, bertenak , bercocok tanam di ladang
dan menangkap ikan.
c. Sistem kemasyarakatan /kekerabatan atau organisasi sosial,
sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama , manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yaang tidak dapat mereka capai sendiri.
d. Bahasa, melalui bahasa manusia dapat menyesuaikan diri
dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat
dan sekaligus mudah membaur dirinya dengan segala bentuk
masyarakat.
e. Kesenian, manusia ukan lagi semata-mata memenuhi
kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata
yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat
dipenuhi melalui kesenian.
-
37
f. Sitem pengetahuan, kemampuan manusia mengingat-ingat
apa yang telah diketahui kemudian menyampaikanya kepada
oarang lain melalui budaya, menyebabkan pengetahuan
menyebar luas. Lebih-lebih jika pengetahuan dibukukan ,
maka penyebaran dapat dilakukan dari satu generasi ke
generasi lain.
g. Sistem religi, masyarakat maupun individumanusia tidak
dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada
penguasa alam semesta.
c. Etika dalam budaya
Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ”ethos” yang artinya
ajaran tentang baik dan buruk. Etika diperlukan untuk mencari
tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti bnar, salah,
baik, buruk dan tanggung jawab, etika melihat dari sudut baik
buruknya terhadap perbuatan manusia.
Norma etika ditujukan kepada umat manusia agar terbentuk
kebaikan akhlak pribadi guna menyempurnakan manusia dan
melarang manusia melakukan perbuatan jahat, seperti embunuh,
berzina, mencuri, dan sebagainya. Tidak di larang oleh norma
kepercayaan atau keagamaan saja tetapi dirasakan juga
bertentangan dengan (norma) kesusilaan dalam setiap hati nurani
manusia.
-
38
Estatika sebagai ilmu pengetahuan berdasarkan pada
kegiatan dari pengamatan yang dilakukan menggunakan panca
indera, yaitu:
a. Mata sebagai inders penglihatan
b. Hidung sebagai indera pencium
c. Telinga sebagai indera pendengar
d. Lidah sebagai indera pengecap
e. Kulit sebagai indera peraba
Sesuatu yang indah bagi seorang belum tentu indah bagi orang
lain. Misalnya dua orang memandang sebuah lukisan abstrak.
Orang yang pertama akan mengakui keindahan yang terkandung
dalam lukisan abstrak, namum bisa jadi orang kedua sama sekali
tidak menemukan keindahan di lukisan tersebut karena
dianggap sebagai coretan yang tiada tara ( Budi, Juliardi
2014:48).
Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapatkan
kata sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya
ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran. Pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan
-
39
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003: pasal 1).
Manusia-manusia muda, jadipendidikantersebut dilakukan oleh
manusia-manusia ( dewasa) dengan upaya-upaya yang sungguh-
sungguh serta strategi yang dan siasat yang tepat demi keberhasilan
pendidikan tersebut. Pelaksanaan pendidika berlangsung kluarga
sebagai pendidikan informal di sekolahan sebagai pendidikan non
formal serta berlangsung seumur hidup (Ary.H.Gunawan, 1986:1).
Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan
bantuan yang di berikan kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak
itu, (atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datanya dari orang dewasa seperti
sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan ditunjukan
kepada orang yang belum dewasa. Menurut Ki Hajar Dewantara
menyatakan, bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keslametan dan
kebahagiaan yang setinggi-tinginya (Anggota IKAPI, 2013: 75).
-
40
Di dalam buku yang lain, Ki Hajar Dewantara juga menyatakan
bahwa pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
stinggi-tingginya (Hasbullah, 2009:4).
Jadipendidikanadalah sebuah upaya untuk memperbaiki diri.
Untuk memperolah pengetahun melalui pengajaran, pelatihan dan
proses memanusiakan manusia secara manusiawi.
Islam adalah nama bagi agama yang disyariatkan Allah dan yang
di sampaikan oleh seluruh nabi dan rosul yang di utus-Nya (QS. Ali’
Imran 3:19). Penganut-penganut yang mengikuti tuntunan Allah itu
dinamai oleh-Nya Muslimin ( QS. Al-Hajj22:78). Kata Islam seakar
dengan kata salam/damai. Itu bearti ajaran Islam bercirikan kedamaian,
yakni damai dengan Allah dan dengan mahluk-Nya baik manusia,
binatang, tumbuhan, maupum alam semesta dan tentu damai juga
dengan diri sendiri karena dapat memberikan kedamaian kepada pihak
lain kalau yang bermaksud memberi tidak memiliki apa yang ingun di
berikanya ( M. Quraish Shihab, 2016:1).
Islam secara etimilogi yaitu tunduk dan damai. ia menundukan
dirinya atau ia masuk kedamaian. Tunduk menyerah dengan percaya,
-
41
aktif, dengan kemerdekaan, terhadap keamanan suci, tanpa merupakan
sikap masa bodoh atau kebudakan (Aminudin, 1999:16).
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah dunia cita, yakni suasana ideal yang ingin di
wujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak pada
tujuan akhir. Tujuan akhit biasanya dirumuskan secara padat dan
singkat, seperti terbentunya ”kepribadian muslim” dan kematengan
serta integrasi kesempurnaan pribadi. Jadi tujuan pendidikan Islam
adalah berkaitan dengan penciptaan manusidi muka bumi ini, yaitu
membentuk manusia sejati, “manusia Abid” yang selalu mendekatkan
diri kepada Allah, melekatkan sifat-sifat Allah dalam pribadinya dan
menjalankan fungsi-fungsi kehidupanyasebagai “kholiifatullah fil ardi”
(Nur Ahid, 2010:46).
Menurut kurikulum 2004 pendidikan agama mempunyai tujuan
yaitu pendidikan agama berfungsi membentuk manusia indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia dan mampu menjaga kerukunan hubungan inter dan antrumat
beragama dan bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta
didik dalam memaham, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai
agama yang menyerasikan penguasaanya dalam ilmu pengetahuan
teknologi dan seni ( Mohamad Ali, 2007: 2).
Secara umum pendidikan Agama Islam adalah untuk membentuk
pesertadidik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta
-
42
berahlak mulia. Menurut tokohh pendidikan agama Islam Al-Attas
(1979:1) tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadi manusia yang
baik. Menurut pendapat Abdul Fattah Jalal dalam memberikan
pengertian pendidikan Islam mengatakan , Islam memandag proses
Ta’lim lebih universal di banding dengan proses Tarbiyah, sebab kekita
mengajarkan Tilawatil Qur’an kepada kaum muslimin Rosullullah
SAW tidak terbatas pada pembuatan mereka sekedar dapat membaca
saja, melainkan membaca dengan amanah. Abdul Fattah Jalal
mengemukakan pendapat merujuk pada surat AL-Baqarah: 151 untuk
Ta’lim serta surat Al-Isra :24 dan surah Asy-syu’ara’:18 untuk tarbiyah
yang bunyinya sebagai berikut:
نُكمَِِْرُسوّلاِِف يُكمِِْأَْرَسْلَناَِكَما يُكمِِْآَيات َناَِعلَْيُكمَِِْيْتلُوِم َتابََِِوُيَعل ُمُكمَُِِوُيَزك ْكَمةَِِاْلك اَِوُيَعل ُمُكم َواْلح َِتْعلَُمونََِِتُكوُنواِِْلَمِِْم
١٥٢-َِتْكفُُرونِ َِوّلَِِل يَِواْشُكُرواِِْأَْذُكْرُكمَِِْفاْذُكُرون يِ-١٥١-
”Sebagaimana kamu telah mengutus kpepada kalian rosul
di antara kalian yang membacakan ayat-ayat kami kepada kalian,
menyucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian al-kitab dan al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian
ketahuai”.
نِِْف يَناَِولَب ْثتََِِول يدااِِف يَناُِنَرب كَِِلَمِْأََِِقالَِ كَِِم ن ينَُِِعُمر ١١-ِس -
“Dan ucapkan ya Rabbi, kasihilah mereka berdua,
sebagaimana (kekasihnya ) meraka berdua mendidik aku waktu
kecil”.
نِِْف يَناَِولَب ْثتََِِول يدااِِف يَناُِنَرب كَِِأَلَمَِِْقالَِ كَِعُِِم ن ينَُِِمر ١١-ِس -
“ fir’aun menjawab: Bukanlah kami telah mendidikmu di
dalam (kluarga) kami, waktu kami masih anak-anak dan kamu
-
43
tinggal bersama kami beberapa taun dari umuremu ( Nur Ahid,
2010:13).
Jadipendidikanagama Islam di setiap jenjang mempunyai
kedudukan yang penting dalam sistem pendidikan nasional untuk
memwujudkan siswa yang beriman yang bertakwa serta berakhlak
mulia.
1) Lanasan Pendidikan Agama Islam
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu harus mempunyai landasan yang baik dan kuat. Demikian pula
dengan pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia
seutuhnya, juga harus mempunyai sebuah landasan yang digunakan
dalam melaksanakan setiap tindakan. Pendidikan Islam bersumber pada
enam hal yaitu :
a) Al-Qur’an yaitu merupakan sumber utama dalam ajaran Islam
b) As-Sunnah yaitu perkataan, perbuatan dan persatuan Nabi atas
perkataan dan perbuatan para sahabat
c) Ijma yaitu persepakatan para ulama
d) Mashalih al-mursalah yaitu kemaslahatan umat
e) Urf yaitu tradisi atau kebiasaan masyarakat
f) Ijtihad yaitu hasil para ahli dalam Islam
Keenam sumber trsebut disusun dan digunakan secara
heararkis, artinya rujukan pendidikan Islam berurutan diawali dari
sumber utama yakni Al-Qur’an dan dilanjutkan hingga sumber-
-
44
sumbe yang lain tidak menyalahi atau bertentangan dengan sumber
utama (Sudarto, 2018:69).
c. Kedudukan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan
Nasional
a. Pendidikan Islam sebagai Lembaga
1). Lembaga pendidikan formal
a). Pendidikan dasar (Pasal 17) menyebutkan :
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sedrajat
serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan madrasah
Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sedrajat.
b). Pendidikan Menengah ( Pasal 18) :
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA),Sekolah Menengah
Kejurusan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
atau bentuk lain yang sedrajat.
c). Pendidikan Tinggi (Pasal 20)
Pendidikan tinggi da[at berbentuk akedemi, Politeknik,
Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas.
2). Lembaga Pendidikan Nonformal (Pasal 26)
-
45
Suatu pendidikan nonformal terdiri atas lembaga
kursus, lembaga lompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, dan majlis taklim, sera satuan pendidikan
sejenis.
3). Lembaga Pendidikan Informal (Pasal 27)
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan keluarga dan
erbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
4). Pendidikan Usia Dini (Pasal 28)
Usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman
kanak-kanak (TK), Raydhatul Athfal (RA), atau bentuk lain
yang sederajat.
5). pendidikan Keagamaan (Pasal 30)
a. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh
pemerintah dan atau kelompok masyarakat dari
pemeluk agama, sesuai denga peraturan perundang-
undangan.
b. Pendiikan keagamaan berfungsi mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota msyrakat yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan atau menjadi ahli agama.
-
46
c. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.
d. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan
diniyah, pesantren, pasraman, pabhaya samena dan
bentuk lain yang sejenis.
e. Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagai
dimaksud dalam aya (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat
(4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
b. Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
rangka negara kesatuan Republik Indonesia dengan
memerhatikan:
1) Pengingkatkan iman dan takwa
2) Peningkatan akhlak mulia
3) Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik
4) Keragamaan potensi daerah dan lingkungan
5) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
6) Tuntutan dunia kerja
7) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
agama
8) Agama
9) Dinamika perkembangan global
-
47
10) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan (Pasal 36 ayat
3)
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
1) Pendidikan agama
2) Pendidikan kawerganegaraan
3) Bahasa
4) Matematika
5) Ilmu pengetahuan alam
6) Ilmu pengetahuan sosial
7) Seni dan budaya
8) Pendidikan jasmani dan olahraga
9) Ketampilan/kejuruan
10) Memuat lokal (Pasal 1)
Kurikulum pendidikan tinggi:
1) Pendidikan agama
2) Pendidikan kawerganegaraan
3) Bahasa
Dalam undang-undang ini juga disebut bahwa pendidikan
agama hak pesrta didik , disebutkan; setiap peserta didik pada
setiap satua pendidikan berhak mendapatkan pendidkan agama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh
pendidikan yang seagama (Pasal 12 ayat a). Dalam bagian
-
48
penjelasan di terangkan pula bahwa pendidikan atau guru agama
tang seagama dengan peserta didik difasilitasi atau disediakan
oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan
sebagai mana di ataur pasal 41 ayat 3.
c. Nilai-nilai Islam Dalam UU No.20 Tahun 2003
Inti dari hakikat nilai-nilai Islam adalah nilai yang membawa
kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk ( sesuai
konsep rahmatan lil’alamin), demokratis, egalitarian dan
humanis. Di antara nilai-nilau tersebut adalah
1) Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman
2) Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
-
49
3) Pendidikan nasional bersifat demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif.
4) Memberikan perhatian kepada peserta didik yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.
5) Menekankan pentingnya pendidikan kluarga merupakan
salahsatu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan seumur hidup.
6) Pendidikan merupakan kewajiban bersama antara orang tua,
masyarakat dan pemerintah (Haidar Putra Daulay, 2006: 17).
d. Pendidikan Islam dalam pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua di
Indonesia, setelah rumah tangga. Menurut para ahli pesantren
baru disebut pesanren disebut pesantren apabila memenuhi lima
syarat yaitu:
1) Kiai pesantren, mungkin mencakup ideal kiai untuk zaman
kinidan nanti
2) Pondok,akan mencakup syarat-syarat fisik dan nonfisik,
pembiayaan, tempat, penjagaan dan lain-lain
3) Masjid, cangkupanya akan sama dengan pondok
4) Santri, melingkupi masalah syarat, sifat dan tugas santri.
5) Kitab kuning,bila diluaskan akan mencakup kurikulum
pesantren dalam arti yang luas.
-
50
Pesantren menjadi dua macam dilihat dari macam
pengetahuan yang diajarkan yaitu pertama: pesantren salafi,
yaitu pesantren yang mengajarkan kitab-kitab Islam klasik,
sistem madrasah di terapkan untuk mempermudah teknik
pengajaran sebagai pengganti metode sorogan, pada
pesentren ini tidak di tidak diajarkan pengetahuan umum.
Kedua: pesantren khalafi, selain memberikan pengajaran
kitab Islam klasik juga membuka sistem sekolah umum di
lingkungan dan di bawah tanggung jawab pesantren (Haidar
Putra Daulay, 2006: 24).
d. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan Agama
Islam.
b. Faktor –faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor –faktor
yang berasal dari luar diri pelajara, dapat digolongkan menjadi dua
golongan yaitu faktor-faktor nonsosial dan faktor-faktor sosial.
c. Faktor-faktor non sosial dalam belajar, seperti : keadaan udara,
suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam)
tempat (letak , pergedungnya), alat-alat yang di pakai untuk
belajar (seperti alat tulis –menulis, buku-buku, alat peraga, dan
sebagainya yang bisa kita sebut alat-alat pelajaran). Semua
faktor yang telah telah disebutkan diatas dan juga faktor-faktor
lain yang belum di sebutkan harus kita atur sedemikian rupa,
sehingga dapat membantu (mengungtungkan) preses/perbuatan
-
51
belaja secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar
misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang
tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai.
d. Faktor-faktor sosial dalam belajar yang di maksud adalah faktor
manusia sesama manusia , baik manusia itu ada ( hadir) maupu
kehadiranya itu dapat disimpulkan, jadi kita tidak langsung hadir.
Fasehingga perhatian tidak faktor- faktor terseut mengganggu
konsentrasi, tidak dapat di tujukan kepada hal yang di pelajari atau
aktivitas itu semata-mata. Dengan berbagai cara, faktor-faktor
harus berlangsung supaya belajar dapat berlangsung dengan
sebaik-baiknya.
e. Faktor fisiologis dalam belajar dibedakan menjadi dua macam
yaitu keadaan tonus jasmani pada umumnyakeadaan jasmani yang
segar akan lain pengaruhnya keadaan jasmani yang kurang segar,
keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi
panca indra dapat dimialkan sebagai pitu gerbang masuknya
pengaruh kedalam individu.
f. Faktor-faktor psikologis dalam belajar
1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
luas
2) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk selalu maju
-
52
3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua,
guru dan teman-teman.
4) Adanya kebutuhan fisik
5) Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari
masyarakat
Suatu pendorong yang biasanya besar pengaruhnya
dalam belajar anak-anak didik kita ialah cita-cita. Merupakan
pusat dari macam-macam kebutuhan, kebutuhan-kebutuhsn
biasanya disentralisasikan sehinga dorongan-dorongan terebut
mampu membolisasikan energi psikis untuk belajar (Sumadi
Suryabrata, 2014:233).
g. Motivasi
Motifasi adalah suatau kekuatan yang mejadi sumber serta
alasan secara sadar bagi perilaku seseorang. Motivasi agama
adalah sesuatu kekuatan yang menjadi sumber serta alasan bagi
seseorang mengapa dan untuk apa dia menyakini kebenaran
sesuatu agama, dari keyakinan itu muncul perilaku yang bersifat
religius.
Ada empat motif sebagai penyebab kelakuan beragama, yaitu:
1) Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi
-
53
Keadaan frutasi dapat menimbulkan perilaku keagamaan,
perilaku agama yang dilakukan saat seseorang sedang
frustasi hanya akan berfungsi sebagai pembelokan saja dari
perasaan frustasi mereka ada 4 macam frustsi yaitu: frustsi
karena alam, frustsi sosial, frustsi moral dan frustsi karena
maut.
2) Agama sebagai sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata
tertib masyarakat
Secara fungsional agama memang dapat digunakan
sebagai sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib
dalam masyarakat. Hal itu dikarenakan dalam agama sendiri
mengandung ajaran-ajaran etika. Agama Isla misalnya
antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan bahkan Nabi
Muhammad sendiri di uus adalah untuk menyempurnkan
akhlak manusia. Kesempurnaan akhlak seseorang menjadi
indikoator yag kuat sebagai kesempurnaan iman seseorang.
3) Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelek yang ingin
tahu
Dalam arti tertentu agama memang memberi jawaban atas
“kesukaran intelektuel kognitif” sejauh kesukaran ini di
latarbelakangi dan diresapi olaeh keingainan dan kebutuhan
-
54
manusia akan orientasi dalam kehidupan untuk menempatkan
diri secara berarti dan bermakna di tengah-tengah kejadian
semesta alam. Dikemukakan pertanyaan-pertanyaan vital dan
fundamental yang di ajukan manusi segala zaman: dari mana
aku ini? Apa tujuanku? Mengapa aku ada? Sebagai contoh
Islam menjawab atas pertanyaan“ dari mana aku ini” seperti
yang terumat dalam Al-Qur’an firman Allah (Q.S. Assajdah :
7-9).
Sementara itu menjawab petanyaan yang kedua “apa
sebenarnya tujuan hidup ini” Al-Qur’an menyebutnya “dan
aku tuhan tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah (mengabdi) kepedaku” (Q.S.
Adzariyat : 56).
Demikian juga dengan pertanyaan “ mengapa aku ada”
Islam memberikan jawaban “Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada malaikat” sesungguhnya aku hendak
menjadi seorang khalifah dimuka bumi ini”. Mereka berkata:
mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji engkau dan mensucikan engkau Firman Allah
(Q.S. Al Baqarah : 30).
-
55
4) Agama sebagi sarana untuk mengatasi ketakutan
Pada dasarnya ketakutan memang tidak bisa di
pisahkan dari hidup dan kehidupan manusia, betapa kuatnya
seseorang itu. Ketakutan akan lapar, miskin atau kehilangan
orang-orang yang di cintai adalah kondisi yang bisa di alami
siapa saja. Karena rasa takut yang dialami manusia
membuktikan bahwa dirinya lemah, karenanya dia
membutuhkan perlindungan dari yang dianggap maha kuasa.
Kaitan antara raa takut dan agama ini setidaknya dijelaskan
dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
Artiya: Dan dialah (Allah) yang memberikan rasa aman
pada mereka dari persaaan takut (Q.S. Al-Quraisy :4).
R.H. Thoulles dalam bukunya “ An Introduction to The
Psychology of religion”, tidak secara eksplisit menggunakan
kata motivasi beragama. Dia menyebutkan berbagai, faktor
yang dapat di pandang menghasilkan perilaku agama. Faktor-
faktor tersebut:
1. Faktor sosial, mencakup semua pengaruh sosial dalam
perkembangan sikap keagamaan, seperti ajaran-ajaran, orang
tua, tradisi dan opini lingkungan sekitar, faktor sosial adalah
-
56
salah satu sumber yang terpenting dalam membentuk perilaku
agama.
2. Faktor pengalaman, Tholes membagi faktor pengalaman ke
dalam 3 pengalaman natural, pengalaman moral, dan
pengalaman afektif contohnya dari pengalaman natural ialah
perasaan adanya keindahan, keharmonisan. Pengalaman
moral, merupakan pengalaman yang bersifat internal bagi
setiap individu yang berupa konflik antara kecenderungan.
Pengalaman afektif, merupakan emosional secara batin yang
erat hubunganya deangan tuhan atau objek-objek lain dari
sefat keagamaan.
3. Faktor kebutuhan, Tholes mencontohkan beberapa
kebutuhan manusia yang empengaruhi perilaku religius,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta, kebutuhan
akan harga diri, dan kebutuhan yang dihasilkan karena adanya
kematian yang tidak bisa telakan.
4. faktor berfikir (faktor intelektual), manusia adalah makhluk
yang dapat berfikir salah satu dari hasil preoses berfikirnya
dapat membantu menentukan kepercayaan mana yang dia
tolak (Djami’atul Islamiyah, 2013:24).
h. Pemahaman terhadapa tingkat perkembangan keberagamaan anak
memiliki beberapa karakteristik antara lain :
-
57
1) ide-ide keagamaan anak diterima berasarkan otoritas, bahwa
anak belum mampu berfikir secara abstrak, maka ide ide
keagaam ia terima berdasarkan otoritas orang tuana atau
keluarganya.
2) Belum berdasarkan pemikiran, karena ide keagamaan
diterima berdaarkan otoritas, maka pemikiran tentang ide-ide
keagamaan jarang dijumpai dalam kehidupan anak.
3) Egosantris, selalu berkaitan dengan kepentingan pribadi yang
berupa perlindungan dan karunia tuhan.
4) Anthropomorphis, diperoleh pengalaman dari orang lain,
oleh karenanya eksplisit yang mula-mula dari anak-anak
tentang tuhan ialah tumbuh secara langsung ayah dan ibuya
di buat dalam image manusia.
5) Imitatif, memperoleh pengalaman keagamaan lewat imitasi
terhadap orang lain. Dalam hal ini orang tu dan keluarga
merupakan model pertama bagi imitasi anak, hal ini di
karenakan orang tua yang paling dekat dengan kehidupan
anak.
6) Penuh kekaguman, kekauman yang mampu membawa
refleksi, kreatif atau pemikiran dala arti intelektual tetapi
sebagai keasikan dalam menyasikan dunia yang terbuka di
depanya. Diekspresikan dengan ketertarikan anak pada
dongeng, tentang tuhan yang di ajarkan oleh orang tuanya (
-
58
atau yang lainya), khususnya ketika tuhan diajarkan sebagai
pencipta matahari, bumi, planet, dengan keajaiban-ajaiban
yang menarik perhatian.
i. Perkembangan agama pada remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dan masa kanak-kanak,
yang peneuh ketergantungan ke masa tang matang dan mandiri.
Pandangan masyarakat dan pengaruh pada agama remaja,
basanyaremaja tidak mendapatkan keduukan yang jelas dalam
masyarakat akan menampakan sikap menarik diri dari masyarakat,
acuh tak acu terhadap aktivitas-aktivitas keagamaan, bahkan
kadang menentang adat kebiasaan dan nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat bahkan juga lembaga-lembaga keagamaan, sikap
masyarakat yang kurang memberikan ststus yang jelas terhadap
remaja misalnya adakalanya temaja di pandang seperti anak-anak,
pendapat mereka kurang didenger terutama dalam aktivitas agama
meraka di pandang masih belum matang, akan tetapi pada sisi lain
masrakat memandang mereka telah dewasa, oleh karena itu
mereka diharapkan dapat berperilaku yang matang seperti orang
dewasa.
Sikap dan interes remaja pada agama antara lain :
1. Percaya ikut-ikutan, pada dasarnya remaja memeluk sustu
agama adalah karena hasil didikan keluarganya.
-
59
2. Percaya dengan keadaran, kepercayaan tanpa pengertian patuh
dan tunduk kepada ajaran tanpa komentar atau alasan tidak lagi
memuaska mereka.
3. Percaya tapi agak ragu, kebimbangan remaja terhadap agama
berbeda satu sama lainya sesuai dengan kepribadian mereka
masing-masing.
4. Tidak percaya pada tuhan, setelah usia remaja dicapainya,
tantangan itu akan terekspresi dalam bentuk menantang tuhan,
bahkan menantang wujudNYA, ketidak percayaan yang
sungguh-sunguh ini tidak terjadi sebelum umur 20 tahun.
(Djami’atul Islamiyah, 2013:74)
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-temuan dari
berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang kiranya perlu
untuk dijadikan sebagai data untuk di acuan atau pendukung bagi
penelitian ini. Hasil penelitian terdahulu yang hampir memiliki
kesamaan topik dengan penelitian yang dilakukan penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Jenis Penelitian
Dari pelaksanaan pengumpulan data , ( field research) penelitian
ini merupakan penelitian lapangan yang yang berlokasi di Desa Banaran
-
60
Kecamatan Gemawang dan Kabupaten Temanggung tahun 2018-2019.
Penelitian lapangan adalah peneliti harus mudah memahami situasi dan
kondisi lapangan peneliti, serta hendak berperilaku hendaknya
menyesuaikan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, dan adat-istiadat
setempat, dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti dapat menerapkan
teknik pengamatan (observation), wawancara (interview), dengan
menggunakan alat bantu srder, foto, slide dan seperti tape recoder dan
sebagainya (Rasimin, Yogyakarta:100).
Selanjutnya, peneliti ini menggunakan pendekatan deskriptif-
analistis, data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara,
hasil pemtretan analisis dokumen, catatan lapangan, disusun penelitian di
lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka (Asmani,
2017:75).
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini deskriptif
adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian, yang terjadi saat sekarang. Penelitian diskriptif memusatkan
perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagai mana adanya saat
penelitian berlangsung. Memulai penelitian deskriptif, peneliti memulai
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi yang menjadi
perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap pperistiwa
tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih
dan satu variabel.
-
61
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif, karena penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengumpulkan informasi penelitian.
data yang dikumpulkan akan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan
gambar, kemudian kata-kata disusun dalam kalimat. Dengan digunakannya
pendekatan deskriptif kualitatif, maka dapat dilakukan proses penelitian
yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga dapat mengungkap
fakta sesuai dengan situasi yang ada. Penelitian ini yang akan diteliti adalah
faktor-faktor yang memepangaruhi rendahnya pendidikan agama Islam dan
kebudayaan di Desa Banaran kecamatan Gemawang kabupaten
Temanggung.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Banaran Kecamatan Gemawang
Kabupaten Temanggung.
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2018
sampai Maret 2019.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh (Suharsini Arikunto, 2014:172).
a. Sumber Data Primer
-
62
Sumber data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti dengan
maksud khusus untuk menyelesaikan masalah yang sedang
ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat objek peneliti yang dilakukan. Sumber data
primer ini diperoleh dari informan. Informan utama dalam penelitian ini
adalah Kepala Desa Banaran, tokoh agama Desa Banaran setiap Dusun,
guru PAI setiap sekolah MI, SD, MTS, SMP, MA, dan TPQ, sesepuh
Desa Banaran, dan warga Desa Banaran
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainya yang terdiri dari beberapa wawancara,
foto-foto, dan lainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk
memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah
dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sesuai dengan bentuk pendekatan
penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan yaitu dengan
menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
-
63
seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecapan (Suharsimi Arikunto,
2006:156).
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui
gambaran awal dan mengamati secara langsung tentang hal-hal yang
berkaitan dengan makna budaya dan pendidikan agama Islam di Desa
Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. interaksi warga
masyarakat Desa Banaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dan
kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengungkap
kondisi sebenarnya Desa Banaran yang mayoritas pekerja pengrajin sapu
ijuk dan petani, terhadap pendidikan agama Islam di Desa Banaran
Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Untuk mengetahui
melakukan wawancara Kepala Desa Banaran, tokoh agama Desa Banaran
setiap Dusun, guru PAI setiap sekolah MI, SD, MTS, SMP, MA, TPQ Desa
Banaran Kec. Gemawang Kab. Temanggung, sesepuh Desa Banaran, dan
warga Desa Banaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan data dari
dokumen yang ada dalam lokasi penelitian. Dokumentasi ini dimaksudkan
-
64
untuk melengkapi data dari wawancara dan observasi. Dokumentasi dapat
berupa surat-surat, gambar atau foto dan catatan lain yang berhubungan
dengan penelitian.
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah gambaran umum keadaan Desa
Banaran yang dapat dilihat dari data monografi desa, data-data dan foto-foto
yang berkaitan dengan penelitian.
E. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian data kualitataif adalah mencari makna
di balik data, melalui pengakuan subjek pelaku. Maka dari itu, agar peneliti
menangkap pengakuan subjek pelaku secara objektif, maka peneliti harus
terlibat dalam kehidupan subjek pelaku ( partisipant observastion) dan
mengadakan interview mendalam (depth interview ( Moh Kasiram,
2008:355).
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
dikumpulkan, baik yang yang diperoleh melalui: wawancara, pengamatan
yang sudah ditulis dalam catatan lapangan atau melalui data dokumen baik
yang resmi maupun yang tidak resmi, setelah data di pellajari dan di telaah
secara teliti, maka langkah berikutnya adalah melakukan redukasi data yang
dilakukan dengan cara membuat abstraksi (Rasimin, 2017:140). Prosesnya
sebagai berikut:
1) Mencatet peristiwa yang ada di lapangan berupa catatan, kemudian diberi
kode sehinnga sumber data dapat ditelusuri
-
65
2) Mengumpulkan, memilah-milah, melakukan klasifikasi, membuat
ikhtisar, mensintesiskan, dan memberi indeks
3) Berfikir untuk memperjelas katagori data sehingga data yang ada
bermakna dengan mencari dan menemukan pola serta hubungan-
hubungan dan membuat temuan-temuan umum.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Penelitian kualitatif haruslah mengungkapkan kebenaran yang
objektif. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan
dengan trianggulasi. Adapun trianggulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk
keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Moleong,
2007:330).
Teknik trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi
langsung dan observasi tidak langsung. Observasi tidak langsung ini
dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kejadian yang
kemudian dari hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang
menghubungkan di antara keduanya. Trianggulasi teknik ini dapat dicapai
dengan cara:
1. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
2. Membandingkan data dari hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
-
66
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
4. Membandingkan apa yang dikatakan dari berbagai sumber.
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
-
67
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Banaran merupakan desa yang berada di Kecamatan
Gemawang Kabupaten Temanggung. Desa Banaran memiliki pontesi
besar dalam bidang pertanian yang terletak pada ketinggian 600 m dan
berjarak 1,5 km dari ibu kota kecamatan Gemawang; 20 km dari ibu
kota kabupaten. Banaran mencakup daerah seluas 655 ha yang terbagi
atas lahan sawah (771 ha) dan non sawah (584 ha). Lahan non sawah
digunakan untuk bangunan, pekarangan ladang, tegalan, huma, hutan
negara, perkebunan negara, rakyat dan lainya. Secara keseluruhan
penduduk Desa Banaran 2.786 jiwa terdiri dari jiwa laki-laki 1.412 dan
jiwa perempuan 1.374. (Balai Desa Banaran dalam angka, 2018).
Desa Banaran terdiri dari 5 (lima) Dusun yaitu antara lain Dusun
Banaran, Kayu Taun, Kruwisan, Mbiron, Lembu jati. Dari 5 (lima)
dusun tersebut saling berjejeran kecuali satu Dusun yaitu lembu jati
lebih jauh dari Dusun lainya, profesipun pekerjaan beda antara Dusun
lembu Jati dan Dusun lainya Dusun Lembu Jati umumnya pencaharian
nya sebagai petani. Masyarakat Desa Banaran umunya pencaharianya
(usaha) pengrajin sapu ijuk dan petani, dari hasil penelitian pengamatan
yang saya dapet di Desa Banaran dari narasumber warga Desa Banaran
yaitu pak Ngadini mengatakan bahwa hampir seluruh Desa Banaran
perpotensi sebagai pengrajin sapu ijuk dari 5 (lima) Dusun kecuali 1 (
satu) dusun yaitu Dusun Lembu Jati. Dalam bidang pertanian
masyarakat Desa Banaran juga potensinya besar seperti pohon kopi,
-
68
cengkih, tanaman jagung, ketela, padi, dan lainya, masyarakat Desa
Banaran mayoritas mendapatkan uang harus menunggu waktu panen
tiba. masa panen tanaman yang setahun 1 (satu) kali seperti kopi,
cengkih, dan ada yang setahu 2 (dua) kali seperti jagung padi dan lainya
karena menunggu panen tiba lama untuk mendapatkan penghasilan
memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka banyak warga masyarakat Desa
Banaran nyambi membuat pengrajin sapu ijuk yang hasilnya bisa
didapatkan memenuhi kebutuhan sehari- hari.
Pengrajin sapu ijuk telah di tekuni kaum hawa di Desa tersebut
secara turun temurun, mereka dilatih oleh nenek dan ibunya agar tradisi
membuat sapu ijuk ini tidak berhenti sampai dimereka saja, latihan
biasanya dilakukan usai pulang sekolah, semula anak-anak diminta
hanya membantu-bantu orang tua, hingga kemudian disuruh kemudian
disuruh buat secara utuh.
a. Keadaan Mata Pencaharian Masyarakat Desa Banaran
Di Desa Banaran kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung
ini bermacam–macam mata pencaharian yang dilakukan oleh warga
bukan hanya pengrajin sapu atau petani akan tetapi diantaranya :
Tabel 1.Mata Pencaharian Penduduk Desa Banaran Kecamatan
Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2018:
NO Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 1102
2 Karyawan Swasta 163
3 Pedagang 30
-
69
4 Wiraswasta 88
5 Pegawai Negri Sipil 26
6 Pelajar/Mahasisiwa 121
7 Buruh Harian Lepas 24
8 Perangkat desa 9
9 Guru 6
10 Sopir 7
12 PengurusRumah Tangga 346
13 Pengrajin sapu ijuk 1, 296
14 Dosen 1
15 Bidan 1
16 Perawat 1
17 Tukang Batu 3
Sumber : Balai Desa Banaran dalam tahun, 2018.
b. Tingkat Pendidikan Desa Banaran Kabupaten Temanggung
NO Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan jumlah
1. Tidak/Belum Sekolah 661 130 1.309
2. Belum Tamat SD/Sederajat 455 448 903
3. Tamat SD/Sederajat 379 349 728
4. SLTP/Sederajat 146 142 228
5. SLTA/ Sederajat 54 39 93
6. Diploma I/II 6 5 11
7. Akademi/Diploma
III/S.MUDA
2 3 5
8. Diploma IV/Sastra 5 3 8
9. Sasatra II 1 2 3
10 Pesantren 70 70 140
11 Ketrampilan 1296
Sumber: Desa Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten
Temangung 2019.
Keadaan pendidikan di lingkumgan pengrajin sapu ijuk teryata
masih sangatlah rendah. Dari data yang ada kebanyakan dari mereka
adalah tamatan dari SLTP atau yang sederajat. Minimnya ekonomi juga
sangat berpengaruh bagi bagi anak untuk meneruskan kejenjang yang
-
70
lebih tinggi, karena mereka berpendapat lebih baik menjadi pengrajin
sapu ijuk dari pada membuang biaya banyak untuk bersekolah.
c. Tingkat pendidikan agama Islam (BTQ) di sekolah daerah Desa
Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanngung.
Dari hasil wawancara oleh guru pendididkan Agama Islam di sekolahan
tersebut:
NO Nama
Sekolah
Jumlah
siswa
Jumlah siswa
lancar BTQ
Keterangan
1.
SDN 1
Banaran
300 65%
siwa siswinya bisa membaca
Al-Qur’an, tapi belum bisa
menerapkan tajwid
tajwidnya.
2. MI Mbiron 100 70% Siswa siswinya bisa
membaca Al-Qur’an dengan
menerapkan tajwidnya
3. MTs 400 70% Siswa siswinya sudah bisa
membaca tetapi masih ada
beberapa siswa-siswi yang
belum bisa menerapkan
tajwidnya
4. SMPN 1
Gemawang
500 60% Siswa-siswinya bisa
membaca AL-Qur’an
tajwid-tajwidnya
5 MA
Gemawang
100 65% Bisa membaca Al-Qur’an
sebagian bisa membaca
dengan tajwidnya sebagian
belum bisa membaca dengan
tajwidnya
Sumber: Data hasil wawancara oleh guru PAI di sekolahan tersebut.
-
71
Dari beberapa siswa yang sudah diteliti semua anak-anak yang
masih sekolah dasar maupun di MI baca tulis Al-Qur’anya masih sangat
mengandalkan ngaji di rumah seperti di TPQ dan bimbingan orang tua.
Sekolah tingkat SPM/MTS/MA karena kebanyakan siswa siswi belajar
membaca di TPQ malu di karenakan sudah besar dan malu belajar dari
awal maka apabila yg sudah bisa membaca lancar akan seterusnya bisa,
dan yang belum lancar membaca Al-Qur’an karena malu untuk belajar
maka seterusnya tidak bisa.
d. Jumlah Penduduk Desa Banaran Kec. Gemawang Kab. Temanggung
Serta Penduduk Menurut Agamanya.
Penduduk yang berada di lingkungan mayoritas pengrajin sapu ijuk dan
petani, banyak jumlahnya mencapai ribuan. Diantaranya adalah laki-laki
1.412 dan jiwa perempuan 1.374. dari sekian jumlah penduduk
berjumlah 2.786 semua warga negara Indonesia.
Banyaknya penduduk yang ada di lingkungan pengrajin sapu ijuk dan
petani bermacam-macam agama yang dianutnya. Tetapi mayoritas
adalah Aga ma Islam. Yang memeluk Agama Islam berjumlah 1.372,
yang menganut agama hindu ada 2 orang.
Dari sini jelas sudah di lingkungan pengrajin saapu ijuk dan petani
Desa Banaran ini banyak yang menganut Agama Islam berati sistim
pendidikan Agama Islam di lingkungan pengrajin sapu ijuk dan petani
di Desa Banaran sudah ternanam lumayan baik meskipun berapa persen
ada yang cuma Islam KTP saja.
-
72
2. Berbagai Macam Budaya Desa Banaran
Temanggung merupakan salah satu kebupaten yang kebudayan
jawa terbanyak yang masih melekat erat, tetapi yang kami bahas
sekarang adalah budaya yang berada di Desa Banaran, Desa Banaran
merupakan Desa yang memiliki berbagai macam budaya antara lain:
a. Kesenian
a. Kuda lumping atau Jaran kepang
Desa Banaran memiliki budaya kuda lumping atau disebut jaran
kepang merupakan tarian tradisional jawa yang dilakukan oleh laki-
laki dan perempuan mulai dari anak-anak, pemuda bahkan orang tua
semua ikut berpatisipasi untuk menghidupkan budaya yang sudah
ada dari dulu. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu
di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, anyaman kuda ini
dihiasi dengan berbagai warna cat. Biasanya dilakukan ketika dusun
mengadakan suatu acara seperti mriti desa sadranan dan hari
kemerdekaan.
b. Ketoprak
Ketoprak biasanya dilakukan oleh masyarakat Desa Banaran, di
saat hari-hari tertent