BUDAYA DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA BANARAN...

135
1 BUDAYA DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA BANARAN KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2018-2019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: Eni Sofiah NIM: 23010150082 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of BUDAYA DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA BANARAN...

  • 1

    BUDAYA DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA

    BANARAN KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN

    TEMANGGUNG TAHUN 2018-2019

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    Oleh:

    Eni Sofiah

    NIM: 23010150082

    PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2019

  • 2

  • 3

  • 4

  • 5

    MOTTO

    “Selalu ada harapan bagi mereka yang selalu berdoa, dan selalu

    ada jalan bagi mereka yang mau berusaha”

    ما ُيَجاِهُد لِنَ َوَمْن َجاَهَد ْفِسهِ َفإنَّ

    “Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya itu adalah

    untuk dirinya sendiri’’(Q.S Al-Ankabut, ayat 6)

  • 6

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayah dan Ibunda tersayang, Bapak Ngadini dan Ibu Saparni. yang senantiasa

    memberikan dukungan moril maupun materil terhadapku serta selalu

    memberikan doa, kasih sayang, bimbingan, nasihat dan motivasi di dalam

    kehidupku.

    2. Alm. KH. Zoemri RWS dan bu Nyai Hj. Latifah Zoemri berserta keluarga yang

    mendidikki di PPTI Al-Falah, untuk menjadi orang yang lebih baik.

    3. Kepada Calon Imanku seseorang yang selalu memberi aku semangat, motifasi

    dan doa.

    4. Seluruh kelurga besar Simbah Mini dan Simbah Tumari yang senantiasa

    memberi dukungan serta doa.

    5. Semua santri PPTI Al-Falah

    6. Kepada sahab-sahabatku PPTI Al-Falah angkatan 2014 yang senantiasa

    memberi dukungan dan motivasi.

    7. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi serta memberi

    dukungan dan semangat motivasi.

    8. Ketua Jurusan PAI Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.

  • 7

    9. Semua teman KKN posko 1 Dusun Nabin Kulon Desa Purwerjo Kec.

    Candimulyo kalian luar biasa

    10. Keluarga besar mbak fina memberi motivasi dan dukungan serta doa

    11. Sahabat-sahabatku yang selalu sabar mendampingi, membantu,

    memyemangatiku, dan teman berbagi ketika susah dan senang. Teman-teman

    seperjuanganku angkatan PAI 2014 yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

    12. Teman-teman PPTI Al-Falah yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

    13. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya skripsi ini yang tidak bisa

    disebut satu persatu.

  • 8

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrohim

    Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah

    Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya

    kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    judul Budaya dan Pendidikan Agama Islam di Desa Banaran Kecamatan

    Gemawang Kabupaten Temanggung tahun 2018-2019, ini dengan baik dan

    lancar.

    Tidak lupa Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

    kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para

    pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana

    beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat

    manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni

    dengan ajarannya agama Islam.

    Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

    berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan

    skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih

    kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

  • 9

    2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga

    3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

    4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah

    membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan

    waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

    5. Kepada teman teman semua yang telah memberikan ide dan

    inspirasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    6. Kepada Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu

    pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat

    menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

    Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

    penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

    penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

  • 10

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL LUAR

    HALAMAN LOGO IAIN SALATIGA ....................................................... i

    HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................. ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ..................... v

    HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................ x

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii

    ABSTRAK ................................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 11

    B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 12

    C. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12

    D. Penegasan Istilah ................................................................................... 13

    E. Sistematika Penulisan ............................................................................ 15

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

  • 11

    A. LANDASAN TEORI ............................................................................. 18

    1. Budaya dan Pendidikan Islam ..........................................................18

    a. Budaya ......................................................................................... 18

    b. Manusia Sebagai Pencipta Budaya 27

    c. Etika dalam budaya............................................................. 23

    2. Pendidikan Agama Islam 24

    a. Tujuan Pendidikan Islam 27

    3. Kedudukan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional. 30

    a. Pendidikan Islam sebagai Lembag 30

    b. Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran 32

    c. Nilai-nilai Islam Dalam UU No.20 Tahun 2003 34

    d. Pendidikan Islam dalam pesantren ....................................... 35

    4. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung PAI.......................... 37

    a. Faktor –faktor yang mempengaruhi belajar........................... 37

    b. Faktor-faktor non sosial dalam belajar.................................. 37

    c. Faktor-faktor sosial dalam belajar........................................ 37

    d. Faktor fisiologis dalam belajar............................................. 38

    e. Faktor-faktor psikologis dalam belajar.................................. 38

    f. Motivasi............................................................................ 38

    g. Pemahaman terhadapa tingkat perkembangan keberagamaan....

    40

    B. Kajian Penelitian terdahulu 45

    BAB III METODE PENELITIAN

  • 12

    A. Pendekatan Jenis Penelitian .................................................................. 46

    B. Lokasi dan Waktu penelitian ................................................................. 47

    C. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 48

    D. Analisis Data ......................................................................................... 50

    E. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 51

    BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Latar Belakang dan Objek Penelitian.................................................... .53

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 53

    a. Keadaan Mata Pencaharian Masyarakat Desa Banaran.................54

    b. Tingkat Pendidikan Desa Banaran Kabupaten Temanggung..........55

    c. Tingkat pendidikan agama Islam (BTQ) di sekolah daerah Desa 59

    2. Berbagai Macam Budaya Desa Banaran 58

    a. Kesenian 58

    b. Mata Pencaharian Masyarakat Pengrajin Sapu Ijuk .....................60

    c. Tradisi sadranan............................................................................63

    d. Sesajen Perayaan Nikah................................................................65

    e. Gendong abayi..............................................................................65

    f. Wiwit ............................................................................................66

    3. Pendidikan Agama di Desa Banaran ....................................................67

    4. Nilai Agama dalam Tradisi di Desa banaran .......................................74

    C. Analisis Data .............................................................................................76

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 89

  • 13

    B. Saran ....................................................................................................... 90

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 93

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    LAMPIRAN

  • 14

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lembar Konsultasi

    2. Surat Ijin Penelitian

    3. Surat Keterangan Penelitian

    4. Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan

    5. Daftar Riwayat Hidup

    6. Foto Kegiatan

  • 15

    ABSTRAK

    Sofia, Eni. 2019. Budaya dan pendidikan agama Islam di Desa Banaran Kec.

    Gemawang Kab. Temanggung tahun 2018-2019. Skripsi. Jurusan

    Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

    Institut Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik

    Sriyanti, M. Si.

    Kata Kunci: Budaya, pendidikan agama Islam, nilai-nilai agama dalam tradisi.

    Penelitian ini bertujuan mengetahui adalah : (1) Bagaimana budaya dan

    pendidikan agama Islam ? (2) Bagaimana nilai-nilai agama dalam tradisi budaya

    ? (3) Bagaimana hambatan dan pendukung pendidikan agama Islam ?

    Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik

    pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode

    dokumentasi. Penelitian ini adalah Kepala Desa Banaran, toko agama Desa

    Banaran setiap Dusun, guru PAI setiap sekolah MI, SD, MTS, SMP, MA dan TPQ,

    sesepuh Desa Banaran, dan warga Desa Banaran. Data sekunder adalah data yang

    didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainya yang terdiri dari

    beberapa wawancara, foto-foto, dan lainya.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Desa Banaran merupakan Desa

    yang memiliki berbagai macam budaya yang masih melekat erat sampai sekarang,

    dan pendidikan agama Islam masih kurang maju, dari beberapa Desa, pendidikan

    Islam ada yang sudah berjalan maju, dan ada juga yang masih sangat rendah, dari

    beberapa dusun dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam di Desa Banaran

    masih menengah kebawah, meskipun sekarang udah mulai maju, dari pada tahun

    sebelumnya. (2) Nilai-nilai agama yang dapat dikuatkan melalui tradisi budaya

    sadranan, kesenian merupakan kuda lumping, dan ketropak, mata pencaharian

    sebagai pengrajin sapu, gendong bayi, wiwiwtan, sesajen perayaan nganten yaitu:

    gotong royong, peduli sosial, tanggung jawab, merekat tali persaudaraan,

    mengukuhkan budaya Islam, bersikap produktif, mengukuhkan hubungan kaum

    muslim. (3) Hambatan-hambatan pendidikan agama Islam yaitu kurangya

    pengawasan orang tua, kurangya kesadaran waktu, warga dalam mendidik anak,

    persepsi terhadap pendidikan Islam salah, faktor pendukung pengembangan

    pendidikan Islam terhadap anak dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh

    orang tua, semangat anak-anak berlajar TPQ, semangat ustad atau ustadzah

    mengajari TPQ, dukungan orang tua dan masyrakat untuk membangun TPQ.

  • 16

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan yang dilakukan tidaklah terbatas oleh tepat dan waktu.

    Kegiatan pendidikan dapat digunakan di mana saja kapan saja. Seperti

    tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang

    SISDIKNAS bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan di

    laksanakan di lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

    Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 4 di

    kemukakan sebagai berikut, Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan

    kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

    manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

    berbudi pakerti luhur, mengetahui pengetahuan dan trampilan kesehatan

    jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

    tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.( Direktorat Jendral

    Kelembagaan Agama Islam, 2002:5).

    Kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

    bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

    untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

    sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

    demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan hal yang

  • 17

    sangat penting bagi kehidupan masa yang akan datang karena dengan

    pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan mendapatkan pekerjaan yang

    lebih baik sehingga mampu dalam mengembangkan taraf hidupnya ( Umar

    Tirtarahardja, 2008:162).

    Pendidikan adalah tutunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.

    Adapun maksudnya yaitu menunutun segala kekuatan kodrat yang ada

    pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

    masyarakat dapatlah mencapai keslamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

    tingginya (Sudarto, 2018:43).

    Kelangsungan hidupnya dari faktor-faktor yang mempengaruhi di

    sekitarnya yaitu seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketika

    lingkungan sering disebut sebagai tripusat pendidikan yang akan

    mempengaruhi manusia secara bervariasi. Setiap bayi manusia di lahirkan

    di lingkungan keluarga tertentu, keluarga merupakan lingkungan

    pendidikan terpenting sampai anak mulai masuk taman kanak-kanak

    ataupun sekolah. Oleh karena itu, keluarga sering di pandang sebagai

    pendidikan pertama dan utama karena proses pendidikan terjadi sejak

    manusia lahir bahkan sejak masih dalam kandungan yang dapat

    mempengaruhi karakter anak. Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah

    penting untuk mendukung kelangsungan pendidikan anak baik dorongan

    moral maupun material bagi seorang anak untuk dapat mendorong

    pendidikan setinggi-tingginya. Kondisi sosial ekonomi keluarga dan

  • 18

    dorongan keluarga terhadap pendidikan akan berpengaruh pada pendidikan

    seseorang.

    Pemahaman peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai

    lingkungan pendidikan akan sangat penting dalam upaya membantu peserta

    didik yang optimal. Pemahaman itu bukan hanya tentang peranya masing-

    masing tetapi juga keterkaitan dan saling pengaruh antar ketiga dalam

    perkembangan manusia sebab pada hakikatnya peran ketiga pusat

    pendidikan itu selalu bersama-sama mempengaruhi manusia, meskipun

    dengan bobot pengaruh yang bervariasi sepanjang hidupnya.

    Pendidikan Islam adalah berorientasi masyarakatan, pandangan

    yang menganggap pendidikan sebagai sarana utama dalam menciptakan

    rakyat yang baik, baik untuk sistem pemerintahan demokratis, oligarkis

    maupun monarkis. Dan lebih berorientasi kepada individu yang lebih

    menfokuskan diri kepada kebutuhan, daya tampung, minat belajar (Hidayat

    Nuim, 2009:398).

    Pendidikan Islam berada pada tataran filofis yang melandasi segala

    muatan pendididkan yang di butuhkan oleh manusia di dalam kehidupan,

    berada pada tataran teknis operasional yang memuat aspek-aspek terbatas

    yaitu dari Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW. Sebagai sumber jaran

    Islam, kriteria pertama tampak pada kriteria yaitu iman, ilmu, amal, akhlak,

    dan sosial. Dengan kriteria tersebut pendidikan Islam merupakan

    pendidikan keimanan, ilmiah, amaliah, moral, dan sosial, semua kriteria

    tersebut terhimpun dalam firman Allah ketika menyikati kerugian manusia

  • 19

    yang menyimpan dari jalan pendidikan Islam, baik manusia sebagai

    individu, manusia sebagai jenis , manusia sebagai generasi, maupun umat

    manusia secara keseluruhan.

    ينَِِإ ّل ِِ-٢-ِرِ ُخسِِْلَف يِاْْل نَسانَِِإ نِ ِ-١-َِواْلَعْصرِ لُواِآَمُنواِال ذ ال َحاتِ َِوَعم ِب اْلَحقِ َِوَتَواَصْواِالص

    ْبرِ َِوَتَواَصْوا ِ-٣-ِب الص

    ”Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam

    kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,

    dan nasihat menasehati supaya mentati kebenaran dan nasihat tut kerja

    sama menasihati supaya menetapi kesabaran”(Q.s. al-‘Ashr, 103 :1-3).

    Firman sekaligus menunjukan bahwa proses pendidikan berpusat

    pada manusia sebagai sasaran taklif, dan merupakan proses sosial yang

    menuntut kerja sama masyarakat di berbagai lapangan kehidupa. (

    Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2002:34).

    Menurut Sir Edward B. Taylor, Budaya sama dengan kultur, yaitu

    keseluruh yang terbuntuk di dalam sejarah dan diteruskan dari generasi ke

    generasi melalui tradisi yang mencakup oraganisasi sosial, ekonomi, agama,

    kepercayaan, kebiaasaan, hukum,seni, teknik, dan ilmu. Bahwa kebudayaan

    mengcangkup rohani dan matarial,baik berupa potensi-potensi maupun

    ketrampilan, kebudayaan selalu bersikap sosial dan historik. Sosial karena

    tidak ada kebudayaan yang bersifat perseoranga, kebudayaan hanya

    meliputi kelompok manusia, suku, atau bangsa. Kebudayaan selalu

    berevolusi mengikuti perkembangana dan bahkan bisa terkena erosi juga

    berakuturasi.

  • 20

    Kebudayaan Islam merupakan salah satu bentuk perwujudan dari

    fungsi manusia sebagai hamba Allah. Dalam hal ini Islam sebagai agama

    merupakan sebagai sumber nilai yang memberikan corak kebudayaaan yang

    serat dengan pesan-pesan dan nilai-nilai Islam. Dengan demikian antara

    kebudayaan dan manusia tidak dapat dipisahkan, karena pada dasarnya

    sentral dari kebudayaan adalah manusia. Manusia memiliki potensi budaya

    karena diberi tugas oleh tuhan untuk mengelola bumi, baik dalam

    kapasitasnya sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat (Ida

    zusnani, 2012:62).

    Desa Banaran merupakan desa yang berada di Kecamatan

    Gemawang Kabupaten Temanggung. Desa Banaran memiliki pontesi besar

    dalam bidang pertanian yang terletak pada ketinggian 600 m dan berjarak

    1,5 km dari ibu kota kecamatan Gemawang 20 km dari ibu kota kabupaten.

    Banaran mencakup daerah seluas 655 ha yang terbagi atas lahan sawah (771

    ha) dan non sawah (584 ha). Lahan non sawah di pergunakan untuk

    bangunan, pekarangan ladang, tegalan, huma, hutan negara, perkebunan

    negara, rakyat dan lainya.

    Tabel 1.Mata Pencaharian Penduduk Desa Banaran Temanggung

    NO Mata Pencaharian Jumlah

    1 Petani 1102

    2 Karyawan Swasta 163

    3 Pedagang 30

    4 Wiraswasta 88

    5 Pegawai Negri Sipil 26

    6 Pelajar/Mahasisiwa 121

  • 21

    7 Buruh Harian Lepas 24

    8 Perangkat desa 9

    9 Guru 6

    10 Sopir 7

    12 PengurusRumah Tangga 346

    13 Pengrajin sapu ijuk 1, 296

    14 Dosen 1

    15 Bidan 1

    16 Perawat 1

    17 Tukang Batu 3

    Sumber : Balai Desa Banaran dalam angka, 2018

    Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Banaran sebagian besar

    bertumpu pada sektor pengrajin sapu dan juga buruh tani yang mereka

    tekuni sekitar 1,296 penduduk sebagai pengrajin sapu. Termasuk pekerjaan

    sebagai buruh tani.

    Secara keseluruhan penduduk Desa Banaran 2.786 jiwa terdiri dari jiwa

    laki-laki 1.412 dan jiwa perempuan 1.374. (Balai Desa Banaran dalam

    angka, 2018). Hasil pertanian di Daerah Banaran meningkat, menurun dan

    hasil panin seperti kopi, cengkih, jagung, ketela, padi dan lainya,

    masyarakat Desa Banaran mayoritas mendapatkan uang harus menunggu

    waktu panen tiba.

    Menambah penghasilan mayoritas Masyarakat Desa Banaran dalam

    memenuhi kebutuhan sehari-hari berpotensi sebagai pengrajian sapu ijuk

    yang pendapatanya lumayan tinggi, bisa didapatkan sebulan sekali bahkan

    seberapa lama penjualan sapu ijuk habis. Pekerjaan pengrajin sapu ijuk ini

    sudah merakyat hingga sekarang. pengrajin sapu yaitu pak Muryanto

    mengatakan bahwa setiap hari pengrajin sapu ijuk dilakoni hampir semua

  • 22

    ibu-ibu dan gadis remaja di Desa Banaran dengan sangat telaten, mereka

    merajut hingga terbentuk menjadi alat kebersihan yang sangat dibutuhkan

    dalam rumah tangga. Pekerjaan ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari

    masyarakat Desa Banaran, dan sudah budayanya masyarakat Desa Banaran

    setelah usai bersih-bersih rumah kami langsung berkerja memebuat sapu

    ijuk. Kesehariannya mengelola kebun, buruh tani dan pengrajin sapu ijuk,

    minoritas berkerja sebagai guru, dosen, bidan Pedagang dan lainya, bisa di

    hitung ada beberapa orang saja seperti tabel diatas.

    Menunjukan bahwa keluarga Desa Banaran masih tergolong kalangan

    menegah kebawah, dan masih banyak sekali kesadaran masyarakat akan

    pendidikan Agama masih rendah. Bahkan anak-anak pemuda di Desa

    Banaran lebih suka berkerja dari pada sekolah, maupun menuntut ilmu di

    pondok pesantren pada kenyataanya bekerja bisa memenuhi kebutuhanya.

    Desa Banaran merupakan desa yang beragama Islam 98% Mayoritas

    penduduk di Desa Banaran beragama Islam. Tetapi kesadaran terhadap

    pendidikan Agama Islam masih kurang, pengaruh kondisi lingkungan

    sekitar serta motivas dari orang tua danterlena oleh adat tradisi tanpa ada

    keinginan untuk mengganti kebiasaan yang masuk akal. Kurang minatnya

    untuk mempelajari pendidikan agama dan lebih memilih pendidikan umum

    untuk mecari pekerjaan.

    Pendidikan survei ke sekolah-sekolah SD, MI, MTs, SMP, MA,

    Desa Banaran Kecamatan Gemawang kabupaten Temanggung berapa

  • 23

    persen siswa masih belum bisa baca tulis Al-Qur’an dan perkembangan

    pendidikan Islam sekolah tersebut.

    Dari hasil wawancara oleh guru pendididkan Agama di sekolahan

    tersebut:

    NO Nama

    Sekolah

    Jumlah

    siswa

    Jumlah siswa

    lancar BTQ

    Keterangan

    1.

    SDN 1

    Banaran

    65%

    siwa siswinya bisa membaca

    Al-Qur’an, tapi belum bisa

    menerapkan tajwid

    tajwidnya.

    2. MI Mbiron 100 70% Siswa siswinya bisa membaca

    Al-Qur’an dengan

    menerapkan tajwidnya

    3. MTs 70% Siswa siswinya sudah bisa

    membaca tetapi masih ada

    beberapa siswa-siswi yang

    belum bisa menerapkan

    tajwidnya

    4. SMPN 1

    Gemawang

    60% Siswa-siswinya bisa

    membaca AL-Qur’an

    tajwid-tajwidnya

    5 MA

    Gemawang

    65% Bisa membaca Al-Qur’an

    sebagian bisa membaca

    dengan tajwidnya sebagian

    belum bisa membaca dengan

    tajwidnya

    Sumber: Data hasil wawancara oleh guru PAI di sekolahan tersebut.

  • 24

    Hasil survai tersebut dapat disimpulkan semua anak-anak yang

    masih sekolah dasar maupun di MI baca tulis Al-Qur’anya masih sangat

    mengandalkan ngaji di ruamh seperti di TPQ ujar pak/ibu Guru PAI.

    Sekolah tingkat SPM/MTS/MA karena kebanyakan siswa siswi

    belajar membaca di TPQ malu di karenakan sudah besar dan malu belajar

    dari awal maka apabila yg sudah bisa lancar akan seterusnya bisa dan yang

    belum lancar membaca Al-Qur’an karena malu untuk belajar maka

    seterusnya tidak bisa.

    Kelangsungan pendidikan tidak lepas dari faktor-faktor yang

    mempengaruhi di sekitarnya, salah satunya yaitu karakter masyarakat,

    kepercayaanya, politik masyarakat, sosial dan budaya masyarakat.

    Pendidikan Agama Islam dari berbagai pendidikan formal maupun

    non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya

    untuk kepentingan masyarakat, Bisa didapatkan pendidikan formal seperti

    MI, MTS, MA, juga bisa didapatkan pendidikan non formal sepeti di

    pengajian, masjid, TPQ.

    Sekolah yang berbasis Agama Islam MI, MTS, Desa Banaran

    kecamatan Gemawang berjumlah satu dari seluruh kecamatan. MA baru di

    didirikan 2 th yang lalu jumlah siswa sedikit, kebanyakan orang tua

    menyekolahkan di sekolahan umum seperti SD, SMP dan SMA. Pandangan

    orang tua masuk umum lebih bangga dan mudah mendapatkan pekerjaan.

    Kepercayaan masyarakat Desa Banaran masih kejawen, percaya

    dengan tradisi zaman dahulu seperti mriti desa, tradisi sadranan, kuda

  • 25

    lumping/ jaran kepang, ketoprak, mata pencaharian pengrajin sapu,

    gendong bayi, wiwitan dan mengadakan perayaan semisal nikahan supitan

    masih mengadakan sajen di pinggir jalan maupun di batu-batu yang yang

    dipercayai dari zaman dahulu, masyarakat masih percaya pada tradisi

    tersebut sampai sekarang.

    Kepercayaan dari zaman dahulu apabila acara tradisi sadranan tidak

    diiringi perayaan-perayaan seperti kuda lumping, kesenian-kesenian lainya

    dan maka akan terjadi bencana. Budaya Islam di masyarakat tersebut masih

    sangat minim, sehingga merubahan desa dengan sabar dan tidak bisa

    langsung berubah. Karakter masyarakat Desa Banaran masih kejawen.

    kepolitikan masyarakat, politik yaitu cara mendapatkan sesuatu. kepolitikan

    masyarakat secara pribadi, secara kelompok belum menyatu. Sehingga

    pendidikan agama Islam di masyarakat tersebut masih minim.

    kemudian pernikahan muda yang dilakukan oleh masyarakat masih

    tingkat tinggi, dari 2786 jiwa yang bersekolah maupun belajar di pondok

    pesantren dapat dihitung, sedangkan pernikah dini masih melekat di Desa

    Banaran, kebanyakan lulus SMP langsung nikah, pandangan orang tua

    terhadap nikah muda merasa bangga karena anaknya merasa lebih laku

    duluan. Belum sempet anak menimba pendidikan agama Islam, orang tuan

    lebih menikahkan atau menyuruhnya kerja. Pandangan orang tua terhadap

    pendidikan di pondok, takut anaknya tidak dapat berkerja dan menjadi

    penggangguran.

  • 26

    Dengan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, maka

    penulis bermaksud mengadakan penelitian Desa Banaran Kecamatan

    Gemawang Kabupaten Temanggung dengan judul “ Budaya Dan

    Pendidikan Agama Islam di Desa Banaran Kecamatan Gemawang

    Kabupaten Temanggung Tahun 2018/2019”.

    B. Fokus Penelitian

    Ada beberapa fokus penelitian yang peneliti bahas yaitu sebagai berikut:

    1. Bagaimana budaya dan pendidikan agama Islam di Desa Banaran

    Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung ?

    2. Bagaimana nilai-nilai agama dalam tradisi budaya di Desa Banaran

    Kecamatan Gemawang Kabupatan Temanggung?

    3. Bagaimana hambatan dan pendukung pendidikan agama Islam di Desa

    Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung?

  • 27

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, sebagai tujuan penelitian ini

    yaitu:

    1. Untuk mengetahui budaya dan pendidikan agama Islam di Desa Banaran

    Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung

    2. Untuk mengetahui nilai-nilai agama dalam tradisi budaya di Desa

    Banaran Kecamatan Gemawang Kabupatan Temanggung

    3. Untuk mengetahui apa saja hambatan dan pendukung pendidikan agama

    Islam di Desa Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat bermanfaaat bagi semua

    pihak, khususnya memberikan manfaat kepada seluruh warga Desa

    Banaran, Kecamatan Gemawang dan Kabupatean Temangguang. Adapun

    manfaat dari penelitian ini antara lain :

    1. Manfaat Teoritis

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis

    dan pembaca sebagai penambah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi

    masukan bagi semua pihak yang ingin mempelajari lebih lanjut

    mengenai budaya dan pendidikan agama Islam di Desa Banaran

    Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.

  • 28

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi orang tua, agar lebih dalam mengarahkan dan mendukung baik

    secara moral maupun material terhadap pendidikan agama anak-

    anaknya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

    Allah serta menjalankan hubungan individu, masyarakat dan umat

    manusia dengan al-Khaliq sehingga kehidupanya memiliki tujuan

    dan orientasi yang jelas di jalan yang benar menuju rida Allah dan

    berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,

    kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri

    serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

    b. Bagi masyarakat, menumbuhkan masyarakat akan pentingnya

    pendidikan agama Islam dan dapat memasukan nilai agama dalam

    tradisi kebudayaan.

    c. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan untuk menerpakan ilmu

    pengetahuan yang telah di dapat semasa kuliah.

    E. Penegasan Istilah

    1. Budaya

    Perwujudan seagala aktivitas yang terpola pada manusia dalam

    masyarakat. Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta

    perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai

    berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya

    gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar

  • 29

    daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan

    budaya dapat diperluas (Suratman, 2015:7).

    Tradisi budaya di Desa Banaran antara lain: tradisi sadranan,

    kesenian merupakan kuda lumping, dan ketropak, mata pencaharian

    sebagai pengrajin sapu, gendong bayi, wiwiwtan, sesajen perayaan

    nganten.

    2. Pendidikan Islam

    Pendidikan Islam dalam penelitian ini hambatan dan

    pendukung yang mempengaruhi pendidikan Islam masyarakat untuk

    menempuh pendidikan agama mereka. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi pendidikan yang dimaksud antara lain karakter

    masyarakat, kepercayaan, politik masyarakat, sosial masyarakat,

    budaya masyarakat dan kondisi sosial keluarga, kondisi ekonomi

    keluarga, motivasi masyarakat untuk bersekolah, motivasi orang tua,

    budaya, dan aksesibilitas.

    3. Masyarakat

    Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah warga

    masyarakat Desa Banaran Kec. Gemawang Kab. Temanggung mulai

    dari anak-anak hingga orang tua.

    F. Sistematika Penulisan

    Sistem penulisan yang di gunakan penulis skripsi ini adalah sebagai

    berikut :

  • 30

    BAB 1: PENDAHULUAN

    Bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan dalam

    bagian pertama ini akan di bahas beberpa sub bahasa, yaitu: latar belakang

    masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

    penegasan ilmiyah, sitematika penulisan.

    BAB II: KAJIAN PUSTAKA

    Kajian pustaka yang berisi:

    1. Landasana Teori

    Berisis tentang tinjauan umum tentang budaya dan pendidikan

    Agama Islam di Desa Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten

    Temanggung, keadaan mata pencaharin, Tingkat pendidikan, tingkat

    pendidikan agama Islam (BTQ) di sekolah, berbagai macam budaya

    Desa Banaran meliputi, kesenian, Ketoprak, mata pencaharian

    masyarakat pengrajin sapu ijuk, tradisi sadranan, sesajen perayaan

    nikah, gendong bayi, dan wiwitan.

    2. Kajian Penelitian Terdahulu

    Berisi tentang dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-

    temuan dari berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang

    kiranya perlu untuk di jadikan sebagai data acuan atau pendukung bagi

    peneliti

    BAB III: METODE PENELITIAN

  • 31

    Bab ini berisi tentang p: pendekatan penelitian, jenis penelitian,

    lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis

    data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

    BAB IV : PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

    Bab ini merupakan pengumpulan data yang meliputi gambaran umum

    Desa Banaran Kec. Gemawang Kab. Temanggung, yang berupa:

    A. Paparan Data

    1. Gambaran umum penelitian lokasi, yang berisi tentang keadaan

    tingkat mata pencaharin, Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan

    agama Islam (BTQ) di sekolah, jumlah penduduk.

    2. Berbagai macam budayaan meliputi, Kesenian, ketoprak, mata

    pencaharian masyarakat pengrajin sapu ijuk, tradisi sadranan,

    sesajen perayaan pernikahan, gendong bayi, wiwitan.

    B. Analisi Data

    Berisi tentang penulisan menguraikan gagasan peneliti,

    berdasarkan temuan peneliti sebagai mana telah diuraikan pada

    bagian sebelumya. Analisi ini mencakup budaya dan pendidikan

    agama Islam, nilai agama dalam tradisi budaya di Desa Banaran

    Kec. Gemawang Kab. Temanggung, dan hambatan dan pendukung

    pendidikan agama Islam di Desa Banaran Kec. Gemawang Kab.

    Temanggung.

  • 32

    BAB V : PENUTUP

    Merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana

    pada bagian ini berisi kesimpulan penulis dari seluruh pembahasan

    yang telah dikemukakan dalam skripsi dan saran peneliti.

    BAB II

  • 33

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Budaya dan Pendidikan Agama Islam

    a. Kebudayaan

    Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang

    berarti cipta, karsa, dan rasa. Maenurut E. B. Tylor, budaya adalah

    keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,

    keilmuan, hukum, adatistiadat, dan kesenian, moral, dan kemampuan

    yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota

    masyarakat. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut

    keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun

    nonmaterial. Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu

    tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam

    suku bangsa yang berbeda, tetapi kebudayaan mempunyai ciri atau

    sifat yang sama, semua kebudayaan manusia tanpa membedakan

    faktor rasa, lingkungan lama, atau pendidikan, yaitu sifat hakiki yang

    berlaku umum bagi semua budaya dimanapun seperti:

    a. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia

    b. Budaya telah ada terlebih dahulu dan tidak akan mati dengan

    habisnya usia generasi yang bersangkutan

    c. Budaya diperlukan oleh manusia dan di wujudkan dalam tingkah

    lakunya

  • 34

    d. Budaya mencakup aturan-aturan yang bersisikan kewajiban-

    kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan di tolak, tindakan-

    tindakan yang diijinkan ( Munir, Munir & Umi Salamah, 2015: 31).

    b. Manusia Sebagai Pencipta Budaya

    Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan

    mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.

    Penetahuan budaya dibatasi sebagai pengetahuan yang

    mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Kealian inipun

    dapat dibagi –bagi lagi ke dalam berbagai ilmu keahlian lain,

    seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dan lain-lain. Manusia

    adalah mahluk yang berbudaya artnya manusia mengalami

    dinamika evolitif dalam khazanah pembentukan diri menjadi

    pribadi yang berbudi pekerti. Pendidikan perlu di laksanakan

    berdasarkan nilai-nilai budaya sebab kebudayaan merupakan ciri

    khas manusia. Menurut Ki Hadjar Dewantara, kemanusiaan

    bukanlah suatau pemikiran yang statis. Kemanusiaan merupakan

    suatu onsep yang dinamis, evalutif, organis dan memahami

    kebudayaan selain sebahgai buah budi manusia, juga sebagai

    kemenangan atau hasil perjuangan hidup manusia, namun

    selaras engan keyakinan atas manusia sebagai mahluk dinamis,

    kebudayaa juga berkembang seirama dengan perkembangan dan

    kemajuan hidup manusia. Maka, kebudayaan tidak

    pernahmempunyai entuk yang abadi, tetapi terus-menerus

  • 35

    berganti-ganti wujudnya. Posisi kebudayaan bangsa Indonesia di

    tengah-tengah kebudayaan bangsa-bangsa lain di dunia, sebagai

    petunjuk arah dan pedoman untuk mencapai keharmonisan

    sosial di Indonesia (Budi Juliardi, 2014:3).

    Kebudayaan dalam pasal 32 UUD 19945 menekankan

    perlunya memelihara nilai-nilai dan bentuk-bentuk kebudayaan

    nasional, pasal ini secara tegas memeberi mandat kepada

    pemerintah Indonesia agar memajukan kebudayan nasional

    bangsa Indonesia. Kebudayaan nasional bangsa Indonesia

    adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya

    rakyat Indonesia seuruhnya, kebudayaan lama dan asli sebagai

    puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh

    Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha

    kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya dan

    persatuan,dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari

    kebudayaan asing yang dapat memperkembang atau

    memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi

    drajat kemanusiaan bangsa Indonesia (Anggota IKAPI,

    2013:86).

  • 36

    Kluckholn, dalam karyanya yang berjudul ”Universal

    categories of culture” (1953) mengemukakan bahwa budaya ada

    tujuh unsur kebudayaan yaitu:

    a. Sitem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi), dengan

    alat-alat pencitaana itulah manusia dapat lebih mampu

    mencukupi kebutuhan dibandingankan binatang.

    b. Sitem mata pencaharian hidup dan sitem ekonomi, perhatian

    para ilmuwan pada sistem mata pencaharian terfokus

    masslah-masalah pencaharian tradisional saja, diantaranya:

    berburu dan maramu, bertenak , bercocok tanam di ladang

    dan menangkap ikan.

    c. Sistem kemasyarakatan /kekerabatan atau organisasi sosial,

    sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama , manusia

    membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan

    tertentu yaang tidak dapat mereka capai sendiri.

    d. Bahasa, melalui bahasa manusia dapat menyesuaikan diri

    dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat

    dan sekaligus mudah membaur dirinya dengan segala bentuk

    masyarakat.

    e. Kesenian, manusia ukan lagi semata-mata memenuhi

    kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata

    yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat

    dipenuhi melalui kesenian.

  • 37

    f. Sitem pengetahuan, kemampuan manusia mengingat-ingat

    apa yang telah diketahui kemudian menyampaikanya kepada

    oarang lain melalui budaya, menyebabkan pengetahuan

    menyebar luas. Lebih-lebih jika pengetahuan dibukukan ,

    maka penyebaran dapat dilakukan dari satu generasi ke

    generasi lain.

    g. Sistem religi, masyarakat maupun individumanusia tidak

    dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada

    penguasa alam semesta.

    c. Etika dalam budaya

    Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ”ethos” yang artinya

    ajaran tentang baik dan buruk. Etika diperlukan untuk mencari

    tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Etika

    mencakup analisis dan penerapan konsep seperti bnar, salah,

    baik, buruk dan tanggung jawab, etika melihat dari sudut baik

    buruknya terhadap perbuatan manusia.

    Norma etika ditujukan kepada umat manusia agar terbentuk

    kebaikan akhlak pribadi guna menyempurnakan manusia dan

    melarang manusia melakukan perbuatan jahat, seperti embunuh,

    berzina, mencuri, dan sebagainya. Tidak di larang oleh norma

    kepercayaan atau keagamaan saja tetapi dirasakan juga

    bertentangan dengan (norma) kesusilaan dalam setiap hati nurani

    manusia.

  • 38

    Estatika sebagai ilmu pengetahuan berdasarkan pada

    kegiatan dari pengamatan yang dilakukan menggunakan panca

    indera, yaitu:

    a. Mata sebagai inders penglihatan

    b. Hidung sebagai indera pencium

    c. Telinga sebagai indera pendengar

    d. Lidah sebagai indera pengecap

    e. Kulit sebagai indera peraba

    Sesuatu yang indah bagi seorang belum tentu indah bagi orang

    lain. Misalnya dua orang memandang sebuah lukisan abstrak.

    Orang yang pertama akan mengakui keindahan yang terkandung

    dalam lukisan abstrak, namum bisa jadi orang kedua sama sekali

    tidak menemukan keindahan di lukisan tersebut karena

    dianggap sebagai coretan yang tiada tara ( Budi, Juliardi

    2014:48).

    Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapatkan

    kata sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi

    latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya

    ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan

    pikiran. Pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa

    Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

    kelompok dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

    pelatihan

  • 39

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

    mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

    dan Negara (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003: pasal 1).

    Manusia-manusia muda, jadipendidikantersebut dilakukan oleh

    manusia-manusia ( dewasa) dengan upaya-upaya yang sungguh-

    sungguh serta strategi yang dan siasat yang tepat demi keberhasilan

    pendidikan tersebut. Pelaksanaan pendidika berlangsung kluarga

    sebagai pendidikan informal di sekolahan sebagai pendidikan non

    formal serta berlangsung seumur hidup (Ary.H.Gunawan, 1986:1).

    Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan

    bantuan yang di berikan kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak

    itu, (atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan

    tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datanya dari orang dewasa seperti

    sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan ditunjukan

    kepada orang yang belum dewasa. Menurut Ki Hajar Dewantara

    menyatakan, bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan

    kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan

    sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keslametan dan

    kebahagiaan yang setinggi-tinginya (Anggota IKAPI, 2013: 75).

  • 40

    Di dalam buku yang lain, Ki Hajar Dewantara juga menyatakan

    bahwa pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,

    adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat

    yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai

    anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan

    stinggi-tingginya (Hasbullah, 2009:4).

    Jadipendidikanadalah sebuah upaya untuk memperbaiki diri.

    Untuk memperolah pengetahun melalui pengajaran, pelatihan dan

    proses memanusiakan manusia secara manusiawi.

    Islam adalah nama bagi agama yang disyariatkan Allah dan yang

    di sampaikan oleh seluruh nabi dan rosul yang di utus-Nya (QS. Ali’

    Imran 3:19). Penganut-penganut yang mengikuti tuntunan Allah itu

    dinamai oleh-Nya Muslimin ( QS. Al-Hajj22:78). Kata Islam seakar

    dengan kata salam/damai. Itu bearti ajaran Islam bercirikan kedamaian,

    yakni damai dengan Allah dan dengan mahluk-Nya baik manusia,

    binatang, tumbuhan, maupum alam semesta dan tentu damai juga

    dengan diri sendiri karena dapat memberikan kedamaian kepada pihak

    lain kalau yang bermaksud memberi tidak memiliki apa yang ingun di

    berikanya ( M. Quraish Shihab, 2016:1).

    Islam secara etimilogi yaitu tunduk dan damai. ia menundukan

    dirinya atau ia masuk kedamaian. Tunduk menyerah dengan percaya,

  • 41

    aktif, dengan kemerdekaan, terhadap keamanan suci, tanpa merupakan

    sikap masa bodoh atau kebudakan (Aminudin, 1999:16).

    b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Tujuan adalah dunia cita, yakni suasana ideal yang ingin di

    wujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak pada

    tujuan akhir. Tujuan akhit biasanya dirumuskan secara padat dan

    singkat, seperti terbentunya ”kepribadian muslim” dan kematengan

    serta integrasi kesempurnaan pribadi. Jadi tujuan pendidikan Islam

    adalah berkaitan dengan penciptaan manusidi muka bumi ini, yaitu

    membentuk manusia sejati, “manusia Abid” yang selalu mendekatkan

    diri kepada Allah, melekatkan sifat-sifat Allah dalam pribadinya dan

    menjalankan fungsi-fungsi kehidupanyasebagai “kholiifatullah fil ardi”

    (Nur Ahid, 2010:46).

    Menurut kurikulum 2004 pendidikan agama mempunyai tujuan

    yaitu pendidikan agama berfungsi membentuk manusia indonesia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

    mulia dan mampu menjaga kerukunan hubungan inter dan antrumat

    beragama dan bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta

    didik dalam memaham, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai

    agama yang menyerasikan penguasaanya dalam ilmu pengetahuan

    teknologi dan seni ( Mohamad Ali, 2007: 2).

    Secara umum pendidikan Agama Islam adalah untuk membentuk

    pesertadidik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta

  • 42

    berahlak mulia. Menurut tokohh pendidikan agama Islam Al-Attas

    (1979:1) tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadi manusia yang

    baik. Menurut pendapat Abdul Fattah Jalal dalam memberikan

    pengertian pendidikan Islam mengatakan , Islam memandag proses

    Ta’lim lebih universal di banding dengan proses Tarbiyah, sebab kekita

    mengajarkan Tilawatil Qur’an kepada kaum muslimin Rosullullah

    SAW tidak terbatas pada pembuatan mereka sekedar dapat membaca

    saja, melainkan membaca dengan amanah. Abdul Fattah Jalal

    mengemukakan pendapat merujuk pada surat AL-Baqarah: 151 untuk

    Ta’lim serta surat Al-Isra :24 dan surah Asy-syu’ara’:18 untuk tarbiyah

    yang bunyinya sebagai berikut:

    نُكمَِِْرُسوّلاِِف يُكمِِْأَْرَسْلَناَِكَما يُكمِِْآَيات َناَِعلَْيُكمَِِْيْتلُوِم َتابََِِوُيَعل ُمُكمَُِِوُيَزك ْكَمةَِِاْلك اَِوُيَعل ُمُكم َواْلح َِتْعلَُمونََِِتُكوُنواِِْلَمِِْم

    ١٥٢-َِتْكفُُرونِ َِوّلَِِل يَِواْشُكُرواِِْأَْذُكْرُكمَِِْفاْذُكُرون يِ-١٥١-

    ”Sebagaimana kamu telah mengutus kpepada kalian rosul

    di antara kalian yang membacakan ayat-ayat kami kepada kalian,

    menyucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian al-kitab dan al-

    Hikmah, serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian

    ketahuai”.

    نِِْف يَناَِولَب ْثتََِِول يدااِِف يَناُِنَرب كَِِلَمِْأََِِقالَِ كَِِم ن ينَُِِعُمر ١١-ِس -

    “Dan ucapkan ya Rabbi, kasihilah mereka berdua,

    sebagaimana (kekasihnya ) meraka berdua mendidik aku waktu

    kecil”.

    نِِْف يَناَِولَب ْثتََِِول يدااِِف يَناُِنَرب كَِِأَلَمَِِْقالَِ كَِعُِِم ن ينَُِِمر ١١-ِس -

    “ fir’aun menjawab: Bukanlah kami telah mendidikmu di

    dalam (kluarga) kami, waktu kami masih anak-anak dan kamu

  • 43

    tinggal bersama kami beberapa taun dari umuremu ( Nur Ahid,

    2010:13).

    Jadipendidikanagama Islam di setiap jenjang mempunyai

    kedudukan yang penting dalam sistem pendidikan nasional untuk

    memwujudkan siswa yang beriman yang bertakwa serta berakhlak

    mulia.

    1) Lanasan Pendidikan Agama Islam

    Setiap usaha, kegiatan dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan

    tertentu harus mempunyai landasan yang baik dan kuat. Demikian pula

    dengan pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia

    seutuhnya, juga harus mempunyai sebuah landasan yang digunakan

    dalam melaksanakan setiap tindakan. Pendidikan Islam bersumber pada

    enam hal yaitu :

    a) Al-Qur’an yaitu merupakan sumber utama dalam ajaran Islam

    b) As-Sunnah yaitu perkataan, perbuatan dan persatuan Nabi atas

    perkataan dan perbuatan para sahabat

    c) Ijma yaitu persepakatan para ulama

    d) Mashalih al-mursalah yaitu kemaslahatan umat

    e) Urf yaitu tradisi atau kebiasaan masyarakat

    f) Ijtihad yaitu hasil para ahli dalam Islam

    Keenam sumber trsebut disusun dan digunakan secara

    heararkis, artinya rujukan pendidikan Islam berurutan diawali dari

    sumber utama yakni Al-Qur’an dan dilanjutkan hingga sumber-

  • 44

    sumbe yang lain tidak menyalahi atau bertentangan dengan sumber

    utama (Sudarto, 2018:69).

    c. Kedudukan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan

    Nasional

    a. Pendidikan Islam sebagai Lembaga

    1). Lembaga pendidikan formal

    a). Pendidikan dasar (Pasal 17) menyebutkan :

    Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

    Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sedrajat

    serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan madrasah

    Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sedrajat.

    b). Pendidikan Menengah ( Pasal 18) :

    Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas

    (SMA), Madrasah Aliyah (MA),Sekolah Menengah

    Kejurusan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

    atau bentuk lain yang sedrajat.

    c). Pendidikan Tinggi (Pasal 20)

    Pendidikan tinggi da[at berbentuk akedemi, Politeknik,

    Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas.

    2). Lembaga Pendidikan Nonformal (Pasal 26)

  • 45

    Suatu pendidikan nonformal terdiri atas lembaga

    kursus, lembaga lompok belajar, pusat kegiatan belajar

    masyarakat, dan majlis taklim, sera satuan pendidikan

    sejenis.

    3). Lembaga Pendidikan Informal (Pasal 27)

    Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan keluarga dan

    erbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

    4). Pendidikan Usia Dini (Pasal 28)

    Usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman

    kanak-kanak (TK), Raydhatul Athfal (RA), atau bentuk lain

    yang sederajat.

    5). pendidikan Keagamaan (Pasal 30)

    a. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh

    pemerintah dan atau kelompok masyarakat dari

    pemeluk agama, sesuai denga peraturan perundang-

    undangan.

    b. Pendiikan keagamaan berfungsi mempersiapkan

    peserta didik menjadi anggota msyrakat yang

    memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran

    agamanya dan atau menjadi ahli agama.

  • 46

    c. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada

    jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.

    d. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan

    diniyah, pesantren, pasraman, pabhaya samena dan

    bentuk lain yang sejenis.

    e. Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagai

    dimaksud dalam aya (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat

    (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

    b. Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran

    Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam

    rangka negara kesatuan Republik Indonesia dengan

    memerhatikan:

    1) Pengingkatkan iman dan takwa

    2) Peningkatan akhlak mulia

    3) Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik

    4) Keragamaan potensi daerah dan lingkungan

    5) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

    6) Tuntutan dunia kerja

    7) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni

    agama

    8) Agama

    9) Dinamika perkembangan global

  • 47

    10) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan (Pasal 36 ayat

    3)

    Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:

    1) Pendidikan agama

    2) Pendidikan kawerganegaraan

    3) Bahasa

    4) Matematika

    5) Ilmu pengetahuan alam

    6) Ilmu pengetahuan sosial

    7) Seni dan budaya

    8) Pendidikan jasmani dan olahraga

    9) Ketampilan/kejuruan

    10) Memuat lokal (Pasal 1)

    Kurikulum pendidikan tinggi:

    1) Pendidikan agama

    2) Pendidikan kawerganegaraan

    3) Bahasa

    Dalam undang-undang ini juga disebut bahwa pendidikan

    agama hak pesrta didik , disebutkan; setiap peserta didik pada

    setiap satua pendidikan berhak mendapatkan pendidkan agama

    sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh

    pendidikan yang seagama (Pasal 12 ayat a). Dalam bagian

  • 48

    penjelasan di terangkan pula bahwa pendidikan atau guru agama

    tang seagama dengan peserta didik difasilitasi atau disediakan

    oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan

    sebagai mana di ataur pasal 41 ayat 3.

    c. Nilai-nilai Islam Dalam UU No.20 Tahun 2003

    Inti dari hakikat nilai-nilai Islam adalah nilai yang membawa

    kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk ( sesuai

    konsep rahmatan lil’alamin), demokratis, egalitarian dan

    humanis. Di antara nilai-nilau tersebut adalah

    1) Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan

    Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

    kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap

    tuntutan perubahan zaman

    2) Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

    dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

    bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

    bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

    menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

    Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,

    kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

    serta bertanggung jawab.

  • 49

    3) Pendidikan nasional bersifat demokratis dan berkeadilan serta

    tidak diskriminatif.

    4) Memberikan perhatian kepada peserta didik yang memiliki

    kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan memiliki potensi

    kecerdasan dan bakat istimewa.

    5) Menekankan pentingnya pendidikan kluarga merupakan

    salahsatu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

    pendidikan seumur hidup.

    6) Pendidikan merupakan kewajiban bersama antara orang tua,

    masyarakat dan pemerintah (Haidar Putra Daulay, 2006: 17).

    d. Pendidikan Islam dalam pesantren

    Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua di

    Indonesia, setelah rumah tangga. Menurut para ahli pesantren

    baru disebut pesanren disebut pesantren apabila memenuhi lima

    syarat yaitu:

    1) Kiai pesantren, mungkin mencakup ideal kiai untuk zaman

    kinidan nanti

    2) Pondok,akan mencakup syarat-syarat fisik dan nonfisik,

    pembiayaan, tempat, penjagaan dan lain-lain

    3) Masjid, cangkupanya akan sama dengan pondok

    4) Santri, melingkupi masalah syarat, sifat dan tugas santri.

    5) Kitab kuning,bila diluaskan akan mencakup kurikulum

    pesantren dalam arti yang luas.

  • 50

    Pesantren menjadi dua macam dilihat dari macam

    pengetahuan yang diajarkan yaitu pertama: pesantren salafi,

    yaitu pesantren yang mengajarkan kitab-kitab Islam klasik,

    sistem madrasah di terapkan untuk mempermudah teknik

    pengajaran sebagai pengganti metode sorogan, pada

    pesentren ini tidak di tidak diajarkan pengetahuan umum.

    Kedua: pesantren khalafi, selain memberikan pengajaran

    kitab Islam klasik juga membuka sistem sekolah umum di

    lingkungan dan di bawah tanggung jawab pesantren (Haidar

    Putra Daulay, 2006: 24).

    d. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan Agama

    Islam.

    b. Faktor –faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor –faktor

    yang berasal dari luar diri pelajara, dapat digolongkan menjadi dua

    golongan yaitu faktor-faktor nonsosial dan faktor-faktor sosial.

    c. Faktor-faktor non sosial dalam belajar, seperti : keadaan udara,

    suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam)

    tempat (letak , pergedungnya), alat-alat yang di pakai untuk

    belajar (seperti alat tulis –menulis, buku-buku, alat peraga, dan

    sebagainya yang bisa kita sebut alat-alat pelajaran). Semua

    faktor yang telah telah disebutkan diatas dan juga faktor-faktor

    lain yang belum di sebutkan harus kita atur sedemikian rupa,

    sehingga dapat membantu (mengungtungkan) preses/perbuatan

  • 51

    belaja secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar

    misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang

    tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai.

    d. Faktor-faktor sosial dalam belajar yang di maksud adalah faktor

    manusia sesama manusia , baik manusia itu ada ( hadir) maupu

    kehadiranya itu dapat disimpulkan, jadi kita tidak langsung hadir.

    Fasehingga perhatian tidak faktor- faktor terseut mengganggu

    konsentrasi, tidak dapat di tujukan kepada hal yang di pelajari atau

    aktivitas itu semata-mata. Dengan berbagai cara, faktor-faktor

    harus berlangsung supaya belajar dapat berlangsung dengan

    sebaik-baiknya.

    e. Faktor fisiologis dalam belajar dibedakan menjadi dua macam

    yaitu keadaan tonus jasmani pada umumnyakeadaan jasmani yang

    segar akan lain pengaruhnya keadaan jasmani yang kurang segar,

    keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi

    panca indra dapat dimialkan sebagai pitu gerbang masuknya

    pengaruh kedalam individu.

    f. Faktor-faktor psikologis dalam belajar

    1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih

    luas

    2) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan

    untuk selalu maju

  • 52

    3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua,

    guru dan teman-teman.

    4) Adanya kebutuhan fisik

    5) Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari

    masyarakat

    Suatu pendorong yang biasanya besar pengaruhnya

    dalam belajar anak-anak didik kita ialah cita-cita. Merupakan

    pusat dari macam-macam kebutuhan, kebutuhan-kebutuhsn

    biasanya disentralisasikan sehinga dorongan-dorongan terebut

    mampu membolisasikan energi psikis untuk belajar (Sumadi

    Suryabrata, 2014:233).

    g. Motivasi

    Motifasi adalah suatau kekuatan yang mejadi sumber serta

    alasan secara sadar bagi perilaku seseorang. Motivasi agama

    adalah sesuatu kekuatan yang menjadi sumber serta alasan bagi

    seseorang mengapa dan untuk apa dia menyakini kebenaran

    sesuatu agama, dari keyakinan itu muncul perilaku yang bersifat

    religius.

    Ada empat motif sebagai penyebab kelakuan beragama, yaitu:

    1) Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi

  • 53

    Keadaan frutasi dapat menimbulkan perilaku keagamaan,

    perilaku agama yang dilakukan saat seseorang sedang

    frustasi hanya akan berfungsi sebagai pembelokan saja dari

    perasaan frustasi mereka ada 4 macam frustsi yaitu: frustsi

    karena alam, frustsi sosial, frustsi moral dan frustsi karena

    maut.

    2) Agama sebagai sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata

    tertib masyarakat

    Secara fungsional agama memang dapat digunakan

    sebagai sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib

    dalam masyarakat. Hal itu dikarenakan dalam agama sendiri

    mengandung ajaran-ajaran etika. Agama Isla misalnya

    antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan bahkan Nabi

    Muhammad sendiri di uus adalah untuk menyempurnkan

    akhlak manusia. Kesempurnaan akhlak seseorang menjadi

    indikoator yag kuat sebagai kesempurnaan iman seseorang.

    3) Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelek yang ingin

    tahu

    Dalam arti tertentu agama memang memberi jawaban atas

    “kesukaran intelektuel kognitif” sejauh kesukaran ini di

    latarbelakangi dan diresapi olaeh keingainan dan kebutuhan

  • 54

    manusia akan orientasi dalam kehidupan untuk menempatkan

    diri secara berarti dan bermakna di tengah-tengah kejadian

    semesta alam. Dikemukakan pertanyaan-pertanyaan vital dan

    fundamental yang di ajukan manusi segala zaman: dari mana

    aku ini? Apa tujuanku? Mengapa aku ada? Sebagai contoh

    Islam menjawab atas pertanyaan“ dari mana aku ini” seperti

    yang terumat dalam Al-Qur’an firman Allah (Q.S. Assajdah :

    7-9).

    Sementara itu menjawab petanyaan yang kedua “apa

    sebenarnya tujuan hidup ini” Al-Qur’an menyebutnya “dan

    aku tuhan tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

    supaya mereka menyembah (mengabdi) kepedaku” (Q.S.

    Adzariyat : 56).

    Demikian juga dengan pertanyaan “ mengapa aku ada”

    Islam memberikan jawaban “Ingatlah ketika Tuhanmu

    berfirman kepada malaikat” sesungguhnya aku hendak

    menjadi seorang khalifah dimuka bumi ini”. Mereka berkata:

    mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu

    orang yang akan membuat kerusakan padanya dan

    menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

    dengan memuji engkau dan mensucikan engkau Firman Allah

    (Q.S. Al Baqarah : 30).

  • 55

    4) Agama sebagi sarana untuk mengatasi ketakutan

    Pada dasarnya ketakutan memang tidak bisa di

    pisahkan dari hidup dan kehidupan manusia, betapa kuatnya

    seseorang itu. Ketakutan akan lapar, miskin atau kehilangan

    orang-orang yang di cintai adalah kondisi yang bisa di alami

    siapa saja. Karena rasa takut yang dialami manusia

    membuktikan bahwa dirinya lemah, karenanya dia

    membutuhkan perlindungan dari yang dianggap maha kuasa.

    Kaitan antara raa takut dan agama ini setidaknya dijelaskan

    dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

    Artiya: Dan dialah (Allah) yang memberikan rasa aman

    pada mereka dari persaaan takut (Q.S. Al-Quraisy :4).

    R.H. Thoulles dalam bukunya “ An Introduction to The

    Psychology of religion”, tidak secara eksplisit menggunakan

    kata motivasi beragama. Dia menyebutkan berbagai, faktor

    yang dapat di pandang menghasilkan perilaku agama. Faktor-

    faktor tersebut:

    1. Faktor sosial, mencakup semua pengaruh sosial dalam

    perkembangan sikap keagamaan, seperti ajaran-ajaran, orang

    tua, tradisi dan opini lingkungan sekitar, faktor sosial adalah

  • 56

    salah satu sumber yang terpenting dalam membentuk perilaku

    agama.

    2. Faktor pengalaman, Tholes membagi faktor pengalaman ke

    dalam 3 pengalaman natural, pengalaman moral, dan

    pengalaman afektif contohnya dari pengalaman natural ialah

    perasaan adanya keindahan, keharmonisan. Pengalaman

    moral, merupakan pengalaman yang bersifat internal bagi

    setiap individu yang berupa konflik antara kecenderungan.

    Pengalaman afektif, merupakan emosional secara batin yang

    erat hubunganya deangan tuhan atau objek-objek lain dari

    sefat keagamaan.

    3. Faktor kebutuhan, Tholes mencontohkan beberapa

    kebutuhan manusia yang empengaruhi perilaku religius,

    kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta, kebutuhan

    akan harga diri, dan kebutuhan yang dihasilkan karena adanya

    kematian yang tidak bisa telakan.

    4. faktor berfikir (faktor intelektual), manusia adalah makhluk

    yang dapat berfikir salah satu dari hasil preoses berfikirnya

    dapat membantu menentukan kepercayaan mana yang dia

    tolak (Djami’atul Islamiyah, 2013:24).

    h. Pemahaman terhadapa tingkat perkembangan keberagamaan anak

    memiliki beberapa karakteristik antara lain :

  • 57

    1) ide-ide keagamaan anak diterima berasarkan otoritas, bahwa

    anak belum mampu berfikir secara abstrak, maka ide ide

    keagaam ia terima berdasarkan otoritas orang tuana atau

    keluarganya.

    2) Belum berdasarkan pemikiran, karena ide keagamaan

    diterima berdaarkan otoritas, maka pemikiran tentang ide-ide

    keagamaan jarang dijumpai dalam kehidupan anak.

    3) Egosantris, selalu berkaitan dengan kepentingan pribadi yang

    berupa perlindungan dan karunia tuhan.

    4) Anthropomorphis, diperoleh pengalaman dari orang lain,

    oleh karenanya eksplisit yang mula-mula dari anak-anak

    tentang tuhan ialah tumbuh secara langsung ayah dan ibuya

    di buat dalam image manusia.

    5) Imitatif, memperoleh pengalaman keagamaan lewat imitasi

    terhadap orang lain. Dalam hal ini orang tu dan keluarga

    merupakan model pertama bagi imitasi anak, hal ini di

    karenakan orang tua yang paling dekat dengan kehidupan

    anak.

    6) Penuh kekaguman, kekauman yang mampu membawa

    refleksi, kreatif atau pemikiran dala arti intelektual tetapi

    sebagai keasikan dalam menyasikan dunia yang terbuka di

    depanya. Diekspresikan dengan ketertarikan anak pada

    dongeng, tentang tuhan yang di ajarkan oleh orang tuanya (

  • 58

    atau yang lainya), khususnya ketika tuhan diajarkan sebagai

    pencipta matahari, bumi, planet, dengan keajaiban-ajaiban

    yang menarik perhatian.

    i. Perkembangan agama pada remaja

    Masa remaja adalah masa peralihan dan masa kanak-kanak,

    yang peneuh ketergantungan ke masa tang matang dan mandiri.

    Pandangan masyarakat dan pengaruh pada agama remaja,

    basanyaremaja tidak mendapatkan keduukan yang jelas dalam

    masyarakat akan menampakan sikap menarik diri dari masyarakat,

    acuh tak acu terhadap aktivitas-aktivitas keagamaan, bahkan

    kadang menentang adat kebiasaan dan nilai yang dianut oleh suatu

    masyarakat bahkan juga lembaga-lembaga keagamaan, sikap

    masyarakat yang kurang memberikan ststus yang jelas terhadap

    remaja misalnya adakalanya temaja di pandang seperti anak-anak,

    pendapat mereka kurang didenger terutama dalam aktivitas agama

    meraka di pandang masih belum matang, akan tetapi pada sisi lain

    masrakat memandang mereka telah dewasa, oleh karena itu

    mereka diharapkan dapat berperilaku yang matang seperti orang

    dewasa.

    Sikap dan interes remaja pada agama antara lain :

    1. Percaya ikut-ikutan, pada dasarnya remaja memeluk sustu

    agama adalah karena hasil didikan keluarganya.

  • 59

    2. Percaya dengan keadaran, kepercayaan tanpa pengertian patuh

    dan tunduk kepada ajaran tanpa komentar atau alasan tidak lagi

    memuaska mereka.

    3. Percaya tapi agak ragu, kebimbangan remaja terhadap agama

    berbeda satu sama lainya sesuai dengan kepribadian mereka

    masing-masing.

    4. Tidak percaya pada tuhan, setelah usia remaja dicapainya,

    tantangan itu akan terekspresi dalam bentuk menantang tuhan,

    bahkan menantang wujudNYA, ketidak percayaan yang

    sungguh-sunguh ini tidak terjadi sebelum umur 20 tahun.

    (Djami’atul Islamiyah, 2013:74)

    B. Kajian Penelitian Terdahulu

    Dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-temuan dari

    berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang kiranya perlu

    untuk dijadikan sebagai data untuk di acuan atau pendukung bagi

    penelitian ini. Hasil penelitian terdahulu yang hampir memiliki

    kesamaan topik dengan penelitian yang dilakukan penelitian.

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Jenis Penelitian

    Dari pelaksanaan pengumpulan data , ( field research) penelitian

    ini merupakan penelitian lapangan yang yang berlokasi di Desa Banaran

  • 60

    Kecamatan Gemawang dan Kabupaten Temanggung tahun 2018-2019.

    Penelitian lapangan adalah peneliti harus mudah memahami situasi dan

    kondisi lapangan peneliti, serta hendak berperilaku hendaknya

    menyesuaikan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, dan adat-istiadat

    setempat, dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti dapat menerapkan

    teknik pengamatan (observation), wawancara (interview), dengan

    menggunakan alat bantu srder, foto, slide dan seperti tape recoder dan

    sebagainya (Rasimin, Yogyakarta:100).

    Selanjutnya, peneliti ini menggunakan pendekatan deskriptif-

    analistis, data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara,

    hasil pemtretan analisis dokumen, catatan lapangan, disusun penelitian di

    lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka (Asmani,

    2017:75).

    Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini deskriptif

    adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,

    kejadian, yang terjadi saat sekarang. Penelitian diskriptif memusatkan

    perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagai mana adanya saat

    penelitian berlangsung. Memulai penelitian deskriptif, peneliti memulai

    mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi yang menjadi

    perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap pperistiwa

    tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih

    dan satu variabel.

  • 61

    Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif

    deskriptif, karena penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian

    deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengumpulkan informasi penelitian.

    data yang dikumpulkan akan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan

    gambar, kemudian kata-kata disusun dalam kalimat. Dengan digunakannya

    pendekatan deskriptif kualitatif, maka dapat dilakukan proses penelitian

    yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga dapat mengungkap

    fakta sesuai dengan situasi yang ada. Penelitian ini yang akan diteliti adalah

    faktor-faktor yang memepangaruhi rendahnya pendidikan agama Islam dan

    kebudayaan di Desa Banaran kecamatan Gemawang kabupaten

    Temanggung.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Desa Banaran Kecamatan Gemawang

    Kabupaten Temanggung.

    Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2018

    sampai Maret 2019.

    C. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat

    diperoleh (Suharsini Arikunto, 2014:172).

    a. Sumber Data Primer

  • 62

    Sumber data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti dengan

    maksud khusus untuk menyelesaikan masalah yang sedang

    ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

    sumber pertama atau tempat objek peneliti yang dilakukan. Sumber data

    primer ini diperoleh dari informan. Informan utama dalam penelitian ini

    adalah Kepala Desa Banaran, tokoh agama Desa Banaran setiap Dusun,

    guru PAI setiap sekolah MI, SD, MTS, SMP, MA, dan TPQ, sesepuh

    Desa Banaran, dan warga Desa Banaran

    b. Sumber data sekunder

    Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan

    berbagai macam sumber lainya yang terdiri dari beberapa wawancara,

    foto-foto, dan lainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk

    memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah

    dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan.

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data sesuai dengan bentuk pendekatan

    penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan yaitu dengan

    menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik

    pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Observasi

    Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi

    kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

  • 63

    seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

    penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecapan (Suharsimi Arikunto,

    2006:156).

    Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui

    gambaran awal dan mengamati secara langsung tentang hal-hal yang

    berkaitan dengan makna budaya dan pendidikan agama Islam di Desa

    Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. interaksi warga

    masyarakat Desa Banaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dan

    kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

    2. Wawancara

    Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengungkap

    kondisi sebenarnya Desa Banaran yang mayoritas pekerja pengrajin sapu

    ijuk dan petani, terhadap pendidikan agama Islam di Desa Banaran

    Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Untuk mengetahui

    melakukan wawancara Kepala Desa Banaran, tokoh agama Desa Banaran

    setiap Dusun, guru PAI setiap sekolah MI, SD, MTS, SMP, MA, TPQ Desa

    Banaran Kec. Gemawang Kab. Temanggung, sesepuh Desa Banaran, dan

    warga Desa Banaran.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang

    dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan data dari

    dokumen yang ada dalam lokasi penelitian. Dokumentasi ini dimaksudkan

  • 64

    untuk melengkapi data dari wawancara dan observasi. Dokumentasi dapat

    berupa surat-surat, gambar atau foto dan catatan lain yang berhubungan

    dengan penelitian.

    Dokumentasi dalam penelitian ini adalah gambaran umum keadaan Desa

    Banaran yang dapat dilihat dari data monografi desa, data-data dan foto-foto

    yang berkaitan dengan penelitian.

    E. Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian data kualitataif adalah mencari makna

    di balik data, melalui pengakuan subjek pelaku. Maka dari itu, agar peneliti

    menangkap pengakuan subjek pelaku secara objektif, maka peneliti harus

    terlibat dalam kehidupan subjek pelaku ( partisipant observastion) dan

    mengadakan interview mendalam (depth interview ( Moh Kasiram,

    2008:355).

    Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

    dikumpulkan, baik yang yang diperoleh melalui: wawancara, pengamatan

    yang sudah ditulis dalam catatan lapangan atau melalui data dokumen baik

    yang resmi maupun yang tidak resmi, setelah data di pellajari dan di telaah

    secara teliti, maka langkah berikutnya adalah melakukan redukasi data yang

    dilakukan dengan cara membuat abstraksi (Rasimin, 2017:140). Prosesnya

    sebagai berikut:

    1) Mencatet peristiwa yang ada di lapangan berupa catatan, kemudian diberi

    kode sehinnga sumber data dapat ditelusuri

  • 65

    2) Mengumpulkan, memilah-milah, melakukan klasifikasi, membuat

    ikhtisar, mensintesiskan, dan memberi indeks

    3) Berfikir untuk memperjelas katagori data sehingga data yang ada

    bermakna dengan mencari dan menemukan pola serta hubungan-

    hubungan dan membuat temuan-temuan umum.

    F. Pengecekan Keabsahan Data

    Penelitian kualitatif haruslah mengungkapkan kebenaran yang

    objektif. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan

    dengan trianggulasi. Adapun trianggulasi adalah teknik pemeriksaan

    keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk

    keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Moleong,

    2007:330).

    Teknik trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi

    langsung dan observasi tidak langsung. Observasi tidak langsung ini

    dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kejadian yang

    kemudian dari hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang

    menghubungkan di antara keduanya. Trianggulasi teknik ini dapat dicapai

    dengan cara:

    1. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

    2. Membandingkan data dari hasil pengamatan dengan data hasil

    wawancara.

  • 66

    3. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

    yang dikatakan secara pribadi.

    4. Membandingkan apa yang dikatakan dari berbagai sumber.

    BAB IV

    PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Paparan Data

  • 67

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Desa Banaran merupakan desa yang berada di Kecamatan

    Gemawang Kabupaten Temanggung. Desa Banaran memiliki pontesi

    besar dalam bidang pertanian yang terletak pada ketinggian 600 m dan

    berjarak 1,5 km dari ibu kota kecamatan Gemawang; 20 km dari ibu

    kota kabupaten. Banaran mencakup daerah seluas 655 ha yang terbagi

    atas lahan sawah (771 ha) dan non sawah (584 ha). Lahan non sawah

    digunakan untuk bangunan, pekarangan ladang, tegalan, huma, hutan

    negara, perkebunan negara, rakyat dan lainya. Secara keseluruhan

    penduduk Desa Banaran 2.786 jiwa terdiri dari jiwa laki-laki 1.412 dan

    jiwa perempuan 1.374. (Balai Desa Banaran dalam angka, 2018).

    Desa Banaran terdiri dari 5 (lima) Dusun yaitu antara lain Dusun

    Banaran, Kayu Taun, Kruwisan, Mbiron, Lembu jati. Dari 5 (lima)

    dusun tersebut saling berjejeran kecuali satu Dusun yaitu lembu jati

    lebih jauh dari Dusun lainya, profesipun pekerjaan beda antara Dusun

    lembu Jati dan Dusun lainya Dusun Lembu Jati umumnya pencaharian

    nya sebagai petani. Masyarakat Desa Banaran umunya pencaharianya

    (usaha) pengrajin sapu ijuk dan petani, dari hasil penelitian pengamatan

    yang saya dapet di Desa Banaran dari narasumber warga Desa Banaran

    yaitu pak Ngadini mengatakan bahwa hampir seluruh Desa Banaran

    perpotensi sebagai pengrajin sapu ijuk dari 5 (lima) Dusun kecuali 1 (

    satu) dusun yaitu Dusun Lembu Jati. Dalam bidang pertanian

    masyarakat Desa Banaran juga potensinya besar seperti pohon kopi,

  • 68

    cengkih, tanaman jagung, ketela, padi, dan lainya, masyarakat Desa

    Banaran mayoritas mendapatkan uang harus menunggu waktu panen

    tiba. masa panen tanaman yang setahun 1 (satu) kali seperti kopi,

    cengkih, dan ada yang setahu 2 (dua) kali seperti jagung padi dan lainya

    karena menunggu panen tiba lama untuk mendapatkan penghasilan

    memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka banyak warga masyarakat Desa

    Banaran nyambi membuat pengrajin sapu ijuk yang hasilnya bisa

    didapatkan memenuhi kebutuhan sehari- hari.

    Pengrajin sapu ijuk telah di tekuni kaum hawa di Desa tersebut

    secara turun temurun, mereka dilatih oleh nenek dan ibunya agar tradisi

    membuat sapu ijuk ini tidak berhenti sampai dimereka saja, latihan

    biasanya dilakukan usai pulang sekolah, semula anak-anak diminta

    hanya membantu-bantu orang tua, hingga kemudian disuruh kemudian

    disuruh buat secara utuh.

    a. Keadaan Mata Pencaharian Masyarakat Desa Banaran

    Di Desa Banaran kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung

    ini bermacam–macam mata pencaharian yang dilakukan oleh warga

    bukan hanya pengrajin sapu atau petani akan tetapi diantaranya :

    Tabel 1.Mata Pencaharian Penduduk Desa Banaran Kecamatan

    Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun 2018:

    NO Mata Pencaharian Jumlah

    1 Petani 1102

    2 Karyawan Swasta 163

    3 Pedagang 30

  • 69

    4 Wiraswasta 88

    5 Pegawai Negri Sipil 26

    6 Pelajar/Mahasisiwa 121

    7 Buruh Harian Lepas 24

    8 Perangkat desa 9

    9 Guru 6

    10 Sopir 7

    12 PengurusRumah Tangga 346

    13 Pengrajin sapu ijuk 1, 296

    14 Dosen 1

    15 Bidan 1

    16 Perawat 1

    17 Tukang Batu 3

    Sumber : Balai Desa Banaran dalam tahun, 2018.

    b. Tingkat Pendidikan Desa Banaran Kabupaten Temanggung

    NO Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan jumlah

    1. Tidak/Belum Sekolah 661 130 1.309

    2. Belum Tamat SD/Sederajat 455 448 903

    3. Tamat SD/Sederajat 379 349 728

    4. SLTP/Sederajat 146 142 228

    5. SLTA/ Sederajat 54 39 93

    6. Diploma I/II 6 5 11

    7. Akademi/Diploma

    III/S.MUDA

    2 3 5

    8. Diploma IV/Sastra 5 3 8

    9. Sasatra II 1 2 3

    10 Pesantren 70 70 140

    11 Ketrampilan 1296

    Sumber: Desa Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten

    Temangung 2019.

    Keadaan pendidikan di lingkumgan pengrajin sapu ijuk teryata

    masih sangatlah rendah. Dari data yang ada kebanyakan dari mereka

    adalah tamatan dari SLTP atau yang sederajat. Minimnya ekonomi juga

    sangat berpengaruh bagi bagi anak untuk meneruskan kejenjang yang

  • 70

    lebih tinggi, karena mereka berpendapat lebih baik menjadi pengrajin

    sapu ijuk dari pada membuang biaya banyak untuk bersekolah.

    c. Tingkat pendidikan agama Islam (BTQ) di sekolah daerah Desa

    Banaran Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanngung.

    Dari hasil wawancara oleh guru pendididkan Agama Islam di sekolahan

    tersebut:

    NO Nama

    Sekolah

    Jumlah

    siswa

    Jumlah siswa

    lancar BTQ

    Keterangan

    1.

    SDN 1

    Banaran

    300 65%

    siwa siswinya bisa membaca

    Al-Qur’an, tapi belum bisa

    menerapkan tajwid

    tajwidnya.

    2. MI Mbiron 100 70% Siswa siswinya bisa

    membaca Al-Qur’an dengan

    menerapkan tajwidnya

    3. MTs 400 70% Siswa siswinya sudah bisa

    membaca tetapi masih ada

    beberapa siswa-siswi yang

    belum bisa menerapkan

    tajwidnya

    4. SMPN 1

    Gemawang

    500 60% Siswa-siswinya bisa

    membaca AL-Qur’an

    tajwid-tajwidnya

    5 MA

    Gemawang

    100 65% Bisa membaca Al-Qur’an

    sebagian bisa membaca

    dengan tajwidnya sebagian

    belum bisa membaca dengan

    tajwidnya

    Sumber: Data hasil wawancara oleh guru PAI di sekolahan tersebut.

  • 71

    Dari beberapa siswa yang sudah diteliti semua anak-anak yang

    masih sekolah dasar maupun di MI baca tulis Al-Qur’anya masih sangat

    mengandalkan ngaji di rumah seperti di TPQ dan bimbingan orang tua.

    Sekolah tingkat SPM/MTS/MA karena kebanyakan siswa siswi belajar

    membaca di TPQ malu di karenakan sudah besar dan malu belajar dari

    awal maka apabila yg sudah bisa membaca lancar akan seterusnya bisa,

    dan yang belum lancar membaca Al-Qur’an karena malu untuk belajar

    maka seterusnya tidak bisa.

    d. Jumlah Penduduk Desa Banaran Kec. Gemawang Kab. Temanggung

    Serta Penduduk Menurut Agamanya.

    Penduduk yang berada di lingkungan mayoritas pengrajin sapu ijuk dan

    petani, banyak jumlahnya mencapai ribuan. Diantaranya adalah laki-laki

    1.412 dan jiwa perempuan 1.374. dari sekian jumlah penduduk

    berjumlah 2.786 semua warga negara Indonesia.

    Banyaknya penduduk yang ada di lingkungan pengrajin sapu ijuk dan

    petani bermacam-macam agama yang dianutnya. Tetapi mayoritas

    adalah Aga ma Islam. Yang memeluk Agama Islam berjumlah 1.372,

    yang menganut agama hindu ada 2 orang.

    Dari sini jelas sudah di lingkungan pengrajin saapu ijuk dan petani

    Desa Banaran ini banyak yang menganut Agama Islam berati sistim

    pendidikan Agama Islam di lingkungan pengrajin sapu ijuk dan petani

    di Desa Banaran sudah ternanam lumayan baik meskipun berapa persen

    ada yang cuma Islam KTP saja.

  • 72

    2. Berbagai Macam Budaya Desa Banaran

    Temanggung merupakan salah satu kebupaten yang kebudayan

    jawa terbanyak yang masih melekat erat, tetapi yang kami bahas

    sekarang adalah budaya yang berada di Desa Banaran, Desa Banaran

    merupakan Desa yang memiliki berbagai macam budaya antara lain:

    a. Kesenian

    a. Kuda lumping atau Jaran kepang

    Desa Banaran memiliki budaya kuda lumping atau disebut jaran

    kepang merupakan tarian tradisional jawa yang dilakukan oleh laki-

    laki dan perempuan mulai dari anak-anak, pemuda bahkan orang tua

    semua ikut berpatisipasi untuk menghidupkan budaya yang sudah

    ada dari dulu. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu

    di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, anyaman kuda ini

    dihiasi dengan berbagai warna cat. Biasanya dilakukan ketika dusun

    mengadakan suatu acara seperti mriti desa sadranan dan hari

    kemerdekaan.

    b. Ketoprak

    Ketoprak biasanya dilakukan oleh masyarakat Desa Banaran, di

    saat hari-hari tertent