BUDAYA BELAJAR SISWA MA ISLAMIYAH SAWANGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh:

AHMAD RIPAI

204018203241

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2009 M

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH

DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

(STUDI KASUS PADA MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK

AREN)

DISUSUN OLEH :

SITI NURLAELA

104018200640

JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK..................................................................................................................V

KATA PENGANTAR.................................................................................................... VII

DAFTAR ISI............................................................................................................... IX

DAFTAR TABEL.........................................................................................................X

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................XII

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................ 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ................................................ 4

C. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH........................ 5

D. MANFAAT PENELITIAN ................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR 7

A. KAJIAN TEORI ..............................................................

7

1. KONSEP PERSEPSI ................................................... 7

A. HAKIKAT PERSEPSI ............................................ 7

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI10

2. KONSEP KINERJA .................................................... 10

A. HAKIKAT KINERJA.............................................. 10

B. SISTEM PENILAIAN KINERJA................................ 12

C. TUJUAN PENILAIAN KINERJA................................ 13

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA. 14

3. KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN

PENDIDIKAN DI SEKOLAH ..................................

14

A. DEFINISI KEPALA SEKOLAH................................. 14

B. FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN

PENDIDIKAN.....................................................

....................................................................... 15

C. KETERAMPILAN KEPALA SEKOLAH....................... 20

B. KERANGKA BERFIKIR ................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 24

A. TUJUAN PENELITIAN...................................................... 24

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN .................................. 24

C. METODE PENELITIAN ................................................... 24

D. POPULASI DAN SAMPEL ................................................. 25

E. TEHNIK PENGUMPULAN DATA ........................................ 25

F. TEHNIK ANALISIS DATA ................................................. 25

G. KISI-KISI DEFINISI KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL ......... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 31

A. GAMBARAN UMUM MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN .. 31

B. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA ................................. 36

BAB V PENUTUP............................................................................ 54

A. KESIMPULAN ............................................................... 54

B. SARAN ........................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

1. KISI-KISI PERTANYAAN ANGKET KINERJA KEPALA

SEKOLAH…………………………………29

2. MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG METODE, PROSES, PROSEDUR DAN

TEKNIK UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KHUSUS............................... ................…………36

3. MELIBATKAN GURU DAN STAF LAINNYA DALAM MERANCANG METODE, PROSES,

PROSEDUR DAN TEKNIK UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KHUSUS

…………37

4. MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMANFAATKAN SERTA MENDAYAGUNAKAN

SARANA, PERALATAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENDUKUNG KEGIATAN YANG

BERSIFAT KHUSUS …………37

5. MENGGANTI SARANA DAN PERALATAN YANG RUSAK DENGAN YANG BARU

…………38

6. MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU MANUSIA DAN PROSES

KERJA

SAMA……........................................................................................................

.............39

7. IKUT MELAKSANAKAN KERJA BAKTI DI SEKOLAH

…………39

8. SELALU MENGHORMATI ORANG LAIN KHUSUSNYA PARA GURU DAN STAF DI

SEKOLAH

…………40

9. SANGAT MENGHARGAI KEPUTUSAN ORANG LAIN

…………40

10. MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK BERKOMUNIKASI SECARA JELAS DAN EFEKTIF ...........…………41

11. DALAM MENYAMPAIKAN INFORMASI MUDAH DIFAHAMI DAN DIMENGERTI

OLEH PARA GURU DAN STAF LAINNYA

…………41

12. MAMPU MENCIPTAKAN KERJA SAMA YANG EFEKTIF, KOOPERATIF, PRAKTIS

DAN DIPLOMATIS……………………………………………………………………………42

13. MENDAPATKAN DUKUNGAN YANG BAGUS DALAM MENCIPTAKAN KERJA SAMA

YANG EFEKTIF, KOOPERATIF, PRAKTIS DAN

DIPLOMATIS…………………………………………………...42

14. MEMILIKI PERILAKU YANG BAIK, SOPAN DAN DAPAT DITERIMA OLEH ORANG

LAIN …………43

15. SELALU MEMBERIKAN CONTOH PERILAKU YANG BAIK, SOPAN DAN DAPAT

DITERIMA OLEH ORANG LAIN KEPADA PARA GURU DAN STAF

…………43

16. MEMILIKI KEMAMPUAN MENGANALISIS YANG BAIK

…………44

17. MAMPU MENGANALISIS SUATU PERKARA DAHULU SEBELUM MENGAMBIL

TINDAKAN YANG MATANG

…………44

18. MEMILIKI KEMAMPUAN BERFIKIR RASIONAL

…………45

19. SELALU BERFIKIR RASIONAL DALAM MEMECAHKAN PERMASALAHAN DI

SEKOLAH

…………45

20. AHLI ATAU CAKAP DALAM BERBAGAI MACAM KONSEPSI

…………46

21. SELALU MEMBUAT KONSEP SEKOLAH SENDIRI TANPA BANTUAN ORANG LAIN .............…………46

22. MAMPU MENGANALISIS BERBAGAI KEJADIAN, SERTA MAMPU MEMAHAMI

BERBAGAI KECENDERUNGAN

…………47

23. DALAM MENGATASI MASALAH YANG ADA SELALU MENGUTAMAKAN

MENGANALISISNYA TERLEBIH DAHULU DAN MEMAHAMI BERBAGAI

KECENDERUNGANNYA

…………48

24. MAMPU MENGANTISIPASIKAN SUATU PERINTAH

…………48

25. DALAM KONDISI APAPUN KEPALA SEKOLAH SELALU BISA MENGANTISIPASIKAN

PERINTAH KEPADA PARA GURU DAN STAF LAIN KHUSUSNYA

…………49

26. MAMPU MENGENAL MACAM-MACAM KESEMPATAN DAN PROBLEM-PROBLEM

SOSIAL……….49

27. SELALU MENGIKUTSERTAKAN MASYARAKAT DALAM BERBAGAI MACAM

KEGIATAN SOSIAL………50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

SEKOLAH ADALAH LEMBAGA YANG BERSIFAT KOMPLEKS DAN UNIK.

BERSIFAT KOMPLEKS KARENA SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI DI DALAMNYA

TERDAPAT BERBAGAI DIMENSI YANG SATU SAMA LAIN SALING BERKAITAN DAN

SALING MENENTUKAN. SEDANG BERSIFAT UNIK, MENUNJUKKAN BAHWA SEKOLAH

SEBAGAI ORGANISASI MEMILIKI CIRI-CIRI TERTENTU YANG TIDAK DIMILIKI OLEH

ORGANISASI-ORGANISASI LAIN. CIRI-CIRI YANG MENEMPATKAN SEKOLAH

MEMILIKI KARAKTER TERSENDIRI, DI MANA TERJADI PROSES BELAJAR MENGAJAR,

TEMPAT TERSELENGGARANYA PEMBUDAYAAN KEHIDUPAN UMAT MANUSIA.

KARENA SIFATNYA YANG KOMPLEKS DAN UNIK TERSEBUTLAH, SEKOLAH SEBAGAI

ORGANISASI MEMERLUKAN TINGKAT KOORDINASI YANG TINGGI. KEBERHASILAN

SEKOLAH ADALAH KEBERHASILAN KEPALA SEKOLAH.

KEPALA SEKOLAH DIANGGAP BERHASIL KINERJANYA APABILA MEREKA

MEMAHAMI KEBERADAAN SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI YANG KOMPLEKS DAN

UNIK, SERTA MAMPU MELAKSANAKAN PERANAN SEBAGAI SESEORANG YANG DIBERI

TANGGUNG JAWAB UNTUK MEMIMPIN SEKOLAH.1

SEKOLAH JUGA BISA DIKATAKAN SEBAGAI SATUAN KELOMPOK KERJA (UNIT

KERJA), DAN KEPALA SEKOLAH MERUPAKAN PENANGGUNG JAWAB UTAMANYA

(PEMIMPIN). EFEKTIF ATAU TIDAKNYA SUATU UNIT KERJA TERGANTUNG PADA

BERBAGAI MACAM FAKTOR, MISALNYA ANGGOTA KELOMPOK, PEMIMPIN

KELOMPOK, FASILITAS / SARANA DAN PRASARANA, KEJELASAN TUJUAN, KETEPATAN

TUGAS, DAN SEBAGAINYA.

SECARA UMUM, EFEKTIFITAS SUATU UNIT KERJA AKAN DITENTUKAN OLEH

TIGA FAKTOR, YAITU: 1. MANUSIA ATAU SUMBER DAYA MANUSIA. 2. TUJUAN, GOAL,

ATAU SASARAN.

3. PROSES PENCAPAIAN TUJUAN.2

KEPALA SEKOLAH ADALAH PEMIMPIN PENDIDIKAN YANG MEMPUNYAI

PERANAN SANGAT BESAR DALAM MENGEMBANGKAN MUTU PENDIDIKAN DI

SEKOLAH. BERKEMBANGNYA SEMANGAT KERJA, KERJA SAMA YANG HARMONIS,

MINAT TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN, SUASANA KERJA YANG

MENYENANGKAN DAN PERKEMBANGAN MUTU PROFESIONAL DI ANTARA PARA

GURU BANYAK DITENTUKAN OLEH KUALITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH.

1 ISJONI, SAATNYA PENDIDIKAN KITA BANGKIT, (YOGYAKARTA:

PUSTAKA PELAJAR, 2007) CET. 1, H. 63-64

2 Theo Riyanto dan Martinus Th, Kelompok Kerja Yang Efektif, (Yogyakarta: Kanisius,

2008), h. 8

SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN KEPALA SEKOLAH HARUS MAMPU

MENOLONG STAFNYA UNTUK MEMAHAMI TUJUAN BERSAMA YANG AKAN DICAPAI.

IA HARUS MEMBERI KESEMPATAN KEPADA STAF UNTUK SALING BERTUKAR

PENDAPAT DAN GAGASAN SEBELUM MENETAPKAN TUJUAN.3

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN YAITU

MERUPAKAN PERSONEL SEKOLAH YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP

SELURUH KEGIATAN-KEGIATAN SEKOLAH. IA MEMPUNYAI WEWENANG DAN

TANGGUNG JAWAB PENUH UNTUK MENYELENGGARAKAN SELURUH KEGIATAN

PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH YANG DI PIMPINNYA DENGAN DASAR

PANCASILA DAN BERTUJUAN UNTUK : MENINGKATKAN KETAKWAAN TERHADAP

TUHAN YANG MAHA ESA, MENINGKATKAN KECERDASAN DAN KETERAMPILAN,

MEMPERTINGGI BUDI PEKERTI, MEMPERKUAT KEPRIBADIAN, MEMPERTEBAL

SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR.

KEPALA SEKOLAH TIDAK HANYA BERTANGGUNG JAWAB ATAS KELANCARAN

JALANNYA SEKOLAH SECARA TEKNIS AKADEMIS SAJA, AKAN TETAPI SEGALA

KEGIATAN, KEADAAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN KONDISI DAN SITUASINYA

SERTA HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT SEKITARNYA MERUPAKAN TANGGUNG

JAWABNYA PULA.

APA YANG DIKEMUKAKAN DI ATAS MENJADI LEBIH PENTING SEJALAN

DENGAN SEMAKIN KOMPLEKSNYA TUNTUTAN TUGAS KEPALA SEKOLAH, YANG

MENGHENDAKI DUKUNGAN KINERJA YANG SEMAKIN EFEKTIF DAN EFISIEN. DI

SAMPING ITU PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI DAN

BUDAYA YANG DITERAPKAN DALAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH JUGA CENDERUNG

BERGERAK MAJU SEMAKIN PESAT, SEHINGGA MENUNTUT PENGUASAAN SECARA

PROFESIONAL. MENYADARI HAL TERSEBUT, KEPALA SEKOLAH DIHADAPKAN PADA

TANTANGAN UNTUK MELAKSANAKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SECARA

TERARAH, BERENCANA, DAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS PENDIDIKAN.

DENGAN DEMIKIAN KEPALA SEKOLAH BERKEWAJIBAN UNTUK SELALU

MEMBINA DALAM ARTI BERUSAHA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN

PENGELOLAAN PENDIDIKAN BAIK DARI SEGI PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK,

PROSES BELAJAR, SARANA DAN PRASARANA, KEUANGAN SEKOLAH DAN

SEBAGAINYA. DENGAN CARA MEMBERIKAN MOTIVASI TERHADAP GURU DAN STAF

AGAR MEREKA TERUS SEMANGAT BEKERJA DAN MENGHASILKAN KARYA YANG

BERGUNA DAN BERMUTU DENGAN CARA MENGELOLA KINERJA BAIK KINERJA

INDIVIDU ATAU KINERJA TIM UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN YANG TELAH

DITENTUKAN SESUAI DENGAN VISI DAN MISI LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM

PENGELOLAAN PENDIDIKAN.

3 Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius,

1994) h. 60

TUNTUTAN KINERJA KEPALA SEKOLAH YANG SEMAKIN KOMPLEKS,

MERUPAKAN HAL YANG SANGAT WAJAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN SAAT INI,

DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN FUNGSINYA TENTU SEORANG KEPALA

SEKOLAH INGIN NAMPAK SEMPURNA MENJALANKANNYA. BEGITU PULA HALNYA

DENGAN PARA GURU MEREKA PUN INGIN MENDAPATKAN PERHATIAN YANG

SEMPURNA DARI PIMPINANNYA AGAR APA YANG MENJADI TUGASNYA DAPAT

DIKETAHUI OLEH KEPALA SEKOLAH GUNA KEMAJUAN PROFESI YANG DIJALANINYA.

NAMUN KENYATAANNYA TIDAK SEMUA KEPALA SEKOLAH DAPAT MENJALANKAN

DAN MEMENUHI SEMUA KEINGINAN PARA GURU TERSEBUT, KARENA BERDASARKAN

PENELITIAN YANG TELAH DILAKUKAN PENELITI DI MTS UNWAANUNNAJAH INI,

KEPALA SEKOLAHNYA SERING BERADA DI LUAR DAN TIDAK DAPAT SEPENUHNYA

BERADA DI MTS UNWAANUNNAJAH INI KARENA MEMILIKI PROFESI LAIN SELAIN DI

MTS UNWAANUNNAJAH. HAL INILAH YANG MENJADI SUATU KEPRIHATINAN BAGI

PENULIS DAN SESUATU YANG MEMBUAT PENULIS INGIN MENELITI PERMASALAHAN

YANG TERJADI DI MTS UNWAANUNNAJAH.

PADA AWAL PENELITIAN PENELITI MELIHAT BAHWA KINERJA KEPALA

SEKOLAH MTS UNWAANUNNAJAH INI SUDAH CUKUP BAIK BILA DILIHAT DARI HUMAN

SKILL (KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ATAU MENJALIN HUBUNGAN) DENGAN PARA

GURU DAN STAF LAINNYA DI SEKOLAH. NAMUN, PARA GURU MEMPERSEPSIKAN

BAHWA KINERJA KEPALA SEKOLAH MASIH KURANG / BELUM MAKSIMAL KARENA

SERINGNYA BERADA DI LUAR SEKOLAH DAN JARANG BERADA DI MTS

UNWAANUNNAJAH, TAPI PARA GURU DAN STAF LAINNYA DAPAT MEMAKLUMI

KEADAAN BELIAU KARENA WALAUPUN BELIAU LEBIH SERING BERADA DI INSTANSI

LAIN KARENA MEMILIKI JABATAN GANDA SELAIN DI MTS UNWAANUNNAJAH, BELIAU

SELALU MEMANTAU KONDISI ATAU PERKEMBANGAN MTS INI MELALUI WAKILNYA

YANG SELALU SIAP MENGGANTIKAN POSISINYA BILA BELIAU SEDANG TIDAK ADA DI

SEKOLAH. INFORMASI MELALUI WAKILNYA INILAH KEMUDIAN BELIAU MENINDAK

LANJUTI HAL-HAL APA SAJA YANG PERLU DI BAHAS UNTUK DIPERBAIKI DEMI

MAJUNYA MTS UNWAANUNNAJAH TERSEBUT.

KONDISI KINERJA KEPALA SEKOLAH YANG BELUM MAKSIMAL TERSEBUT

TERJADI KETIKA PENELITI MELAKUKAN PENELITIAN PERTAMA YAITU PADA SAAT

PPKT, AKAN TETAPI SETELAH BEBERAPA BULAN KEMUDIAN PENELITI MELAKUKAN

PENELITIAN YANG KEDUA YAITU SETELAH PPKT PADA BULAN APRIL NAMUN

KONDISI KINERJA KEPALA SEKOLAH SUDAH SANGAT BAIK, HAL INI TERLIHAT SALAH

SATUNYA DENGAN KEADAAN SARANA DAN PRASARANA YANG SEMAKIN MEMBAIK

DAN GEDUNGNYA PUN TELAH MENGALAMI PEROMBAKAN. DAN KETIKA AWAL

PENELITIAN KEDUA PENELITI MELAKUKAN INTERVIUW SEMENTARA KEPADA

BEBERAPA GURU SEBELUM MENYEBARKAN ANGKET, PARA GURU MENJAWAB BAHWA

PERSEPSI MEREKA TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN

PENDIDIKAN SUDAH SANGAT BAIK.

DARI LATAR BELAKANG INILAH, MAKA PENULIS MENGANGKAT

PERMASALAHAN INI DALAM PENULISAN SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERSEPSI GURU

TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN”. (STUDI KASUS DI

MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN).

B. Identifikasi Masalah

A. KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN FUNGSINYA

DI SEKOLAH BELUM TERLAKSANA SECARA OPTIMAL.

B. KURANGNYA PERHATIAN DARI KEPALA SEKOLAH SEHINGGA GURU TIDAK

KONSENTRASI DALAM MENGAJARNYA.

C. SERINGNYA KEPALA SEKOLAH BERADA DI LUAR SEHINGGA DALAM

MENCIPTAKAN BUDAYA KERJA DI SEKOLAH BELUM BERJALAN SECARA

OBJEKTIF.

D. KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENJALIN HUBUNGAN DENGAN

MASYARAKAT UNTUK MENYAMPAIKAN HARAPAN DAN KEINGINANNYA

MASIH BELUM TERLAKSANA DENGAN BAIK.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. PEMBATASAN MASALAH

AGAR PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN INI TIDAK TERLALU LUAS DAN

DAPAT MENYIMPULKAN SUATU PERSEPSI SERTA LEBIH TERARAH TERHADAP

PERMASALAHAN YANG DIKAJI MAKA DIPERLUKAN ADANYA PEMBATASAN MASALAH.

DENGAN PERTIMBANGAN IDENTIFIKASI MASALAH SEPERTI BELUM

TERLAKSANANYA TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DENGAN OPTIMAL,

KURANGNYA PERHATIAN DARI KEPALA SEKOLAH SEHINGGA GURU TIDAK

KONSENTRASI DALAM MENGAJARNYA, SERINGNYA KEPALA SEKOLAH BERADA DI

LUAR SEHINGGA DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA KERJA BELUM BERJALAN SECARA

OBJEKTIF, DAN BELUM TERLAKSANANYA DENGAN BAIK DALAM MENJALIN

HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT UNTUK MENYAMPAIKAN HARAPAN DAN

KEINGINANNYA, MAKA PENULIS MEMBATASI PENGERTIAN PERMASALAHAN

PENELITIAN INI PADA KINERJA KEPALA SEKOLAH YANG MELIPUTI TECHNICAL

SKILL, HUMAN SKILL, DAN CONCEPTUAL SKILL.

2. PERUMUSAN MASALAH

BERDASARKAN PEMBATASAN MASALAH DI ATAS, MAKA PERUMUSAN

MASALAH PENELITIAN INI ADALAH “BAGAIMANA PERSEPSI GURU TENTANG

KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN YANG MELIPUTI

TECHNICAL SKILL, HUMAN SKILL, DAN CONCEPTUAL SKILL?

D. Manfaat Penelitian

1. SECARA AKADEMIK, PENELITIAN INI DAPAT MENAMBAH WAWASAN

MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM

PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH, KHUSUSNYA DI MTS

UNWAANUNNAJAH. SELAIN ITU, PENELITIAN INI SEBAGAI PERSYARATAN

DALAM MENYELESAIKAN PROSES PERKULIAHAN STRATA 1 (S1).

2. SECARA PRAKTIS, HASIL PENELITIAN INI DAPAT MENAMBAH

PERBENDAHARAAN KEPUSTAKAAN BAGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA, KHUSUSNYA MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA

KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN.

3. SECARA PRAGMATIS, HASIL PENELITIAN INI DAPAT DIJADIKAN REFERENSI

BAGI PARA MAHASISWA, KHUSUSNYA MAHASISWA KI-MP DAN MAHASISWA

PADA UMUMNYA YANG INGIN MENGADAKAN PENELITIAN MENGENAI

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM

PENGELOLAAN PENDIDIKAN.

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR

A. KAJIAN TEORI

1. Konsep Persepsi

A. HAKIKAT PERSEPSI

KATA PERSEPSI MENURUT POERWADARMINTA DALAM KAMUS BESAR

BAHASA INDONESIA ADALAH “PROSES SESEORANG MENGETAHUI BEBERAPA HAL

MELALUI PANCAINDERANYA”.4 SEDANGKAN MENURUT DEFINISI PARA AHLI BANYAK

MENGEMUKAKAN PENDAPAT MASING-MASING BERBEDA SATU SAMA LAIN

MENGENAI PERSEPSI.

MENURUT ZIKRI NENI ISKA, PERSEPSI ADALAH “PROSES INDIVIDU

MENGENALI OBJEK-OBJEK DAN FAKTA-FAKTA OBYEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN

ALAT INDERA”.5

MENURUT SARLITO W. SARWONO PERSEPSI ADALAH “KEMAMPUAN UNTUK

MEMBEDA-BEDAKAN, MENGELOMPOKKAN, MEMFOKUSKAN, DAN

MENGORGANISASIKAN”.6

W.R. NORD DALAM BUKUNYA J. WINARDI MENYATAKAN BAHWA PERSEPSI

MERUPAKAN “PROSES KOGNITIF, DI MANA SEORANG INDIVIDU MEMBERIKAN ARTI

KEPADA LINGKUNGAN”. MENGINGAT BAHWA MASING-MASING ORANG MEMBERI

ARTINYA SENDIRI TERHADAP STIMULI, MAKA DAPAT DIKATAKAN BAHWA INDIVIDU-

INDIVIDU YANG BERBEDA, “MELIHAT” HAL SAMA DENGAN CARA-CARA YANG

BERBEDA.7

4 W.J.S., Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan, 1998), h. 675 5 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), h. 54 6 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003),

Cet. Ke-9 h. 41 7 J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2004), ed. Revisi, Cet.

Ke-2, h. 203-204.

JALALUDDIN RAKHMAT MENYATAKAN BAHWA PERSEPSI ADALAH

“PENGALAMAN TENTANG OBJEK, PERISTIWA, ATAU HUBUNGAN-HUBUNGAN YANG

DIPEROLEH DENGAN MENYIMPULKAN INFORMASI DAN MENAFSIRKAN PESAN”.8

MENURUT MIFTAH THOHA PERSEPSI PADA HAKIKATNYA ADALAH “PROSES

KOGNITIF YANG DIALAMI OLEH SETIAP ORANG DI DALAM MEMAHAMI INFORMASI

TENTANG LINGKUNGANNYA, BAIK LEWAT PENGLIHATAN, PENDENGARAN,

PENGHAYATAN, PERASAAN, DAN PENCIUMAN”.9

ALISUF SOBRI MENYATAKAN BAHWA PERSEPSI ADALAH “PROSES DIMANA

INDIVIDU DAPAT MENGENALI OBJEK-OBJEK DAN FAKTA-FAKTA OBYEKTIF DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT-ALAT INDERA”.10

BERARTI PERSEPSI ITU DIDAHULUI OLEH PROSES PENGINDERAAN. PROSES

INDIVIDU MENGENALI OBJEK-OBJEK DENGAN ALAT PENGINDERAANNYA SEHINGGA

INDIVIDU TERSEBUT MENYADARI APA YANG IA LIHAT, APA YANG IA DENGAR, DAN

SEBAGAINYA, KEMUDIAN INDIVIDU TERSEBUT MENGALAMI PERSEPSI.

SEDANGKAN MENURUT VEITHZAL RIVAI PERSEPSI ADALAH “SUATU PROSES

YANG DITEMPUH INDIVIDU UNTUK MENGORGANISASIKAN DAN MENAFSIRKAN

KESAN-KESAN INDERA MEREKA AGAR MEMBERIKAN MAKNA BAGI LINGKUNGAN

MEREKA”.11

MENURUT HAROLD J. LEAVIT PERSEPSI (PERCEPTION) DALAM ARTI SEMPIT

IALAH “PENGLIHATAN, BAGAIMANA CARA SESEORANG MELIHAT SESUATU,

SEDANGKAN DALAM ARTI LUAS IALAH PANDANGAN ATAU PENGERTIAN, YAITU

BAGAIMANA SESEORANG MEMANDANG ATAU MENGARTIKAN SESUATU”.12

MENURUT BIMO WALGITO, “PERSEPSI MERUPAKAN PROSES

PENGORGANISASIAN, PENGINTERPRETASIAN TERHADAP STIMULUS YANG

DITERIMA SEHINGGA MERUPAKAN AKTIVITAS YANG INTERGRATED DALAM DIRI

INDIVIDU”.13

NINA DAN FAUZI MENGARTIKAN PERSEPSI ADALAH “CARA KITA

MENGINTERPRETASIKAN ATA MENGETI PESAN YANG TELAH DIPROSES OLEH

SYSTEM INDERAWI KITA ATAU DENGAN KATA LAIN PERSEPSI ADALAH PROSES

8 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

ed. Revisi, cet. Ke-dua, h. 51

6 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), h. 141-142.

7 Alisuf Sobri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu,

1993), h. 46

8 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), Edisi Kedua, h. 359. 12

Harolad J. Leavitt, Penerjemah Dra. Muslichah Zarkasi, Psikologi Manajemen,

(Jakarta: Erlangga, 1997), edisi keempat, h. 27 13

Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2002), h. 46

PEMBERIAN MAKNA PADA SENSASI, DENGAN MELAKUKAN PERSEPSI MANUSIA

MEMPEROLEH PENGETAHUAN BARU”.14

BERDASARKAN DEFINISI-DEFINISI DI ATAS, PENULIS DAPAT

MENYIMPULKAN PERSEPSI ADALAH PROSES PENERIMAAN, PENYELEKSIAN,

PENGORGANISASIAN, DAN PENAFSIRAN DARI STIMULUS YANG DITERIMA INDIVIDU

MELALUI ALAT-ALAT INDERANYA. ADA BEBERAPA SYARAT YANG PERLU DIPENUHI

AGAR INDIVIDU DAPAT MENYADARI DAN MENGADAKAN PERSEPSI YAITU ADANYA

OBJEK YANG DI PERSEPSIKAN, ALAT INDERA UNTUK MENERIMA STIMULUS DAN

ADANYA PERHATIAN DARI INDIVIDU ITU SENDIRI, KARENA TANPA PERHATIAN

TIDAK AKAN TERJADI PERSEPSI.

DALAM PENGERTIAN PERSEPSI TERSEBUT TERCAKUP BEBERAPA PROSES,

DIANTARANYA:

A. PROSES MENERIMA RANGSANGAN, PROSES PERTAMA DALAM PERSEPSI

IALAH MENERIMA RANGSANGAN ATAU DATA DARI BERBAGAI SUMBER,

KEBANYAKAN DATA YANG DITERIMA MELALUI PANCA INDERA.

B. PROSES MENYELEKSI RANGSANGAN, SETELAH DITERIMA RANGSANGAN

ATAU DATA DISELEKSI DEMI MENGHEMAT PERHATIAN YANG DIGUNAKAN,

RANGSANGAN-RANGSANGAN ITU DISARING DAN DISELEKSI UNTUK PROSES

LEBIH LANJUT. MENURUT UDAI PAREEK “ADA DUA FAKTOR YANG

MENENTUKAN SELEKSI RANGSANGAN YAITU FAKTOR INTERN DAN FAKTOR

EKSTERN”. FAKTOR INTERN MELIPUTI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS, LATAR

BELAKANG, PENGALAMAN, KEPRIBADIAN, DAN PENERIMAAN DIRI. DAN

FAKTOR EKSTERN MELIPUTI INTENSITAS, UKURAN, KONTRAS, GERAKAN,

DAN ULANGAN.

C. PROSES PENGORGANISASIAN, DATA ATAU RANGSANGAN YANG TELAH

DITERIMA SELANJUTNYA DIORGANISASIKAN DALAM SUATU BENTUK. DATA

ATAU RANGSANGAN YANG TELAH DITERIMA SELANJUTNYA DISUSUN DAN

DIKELOMPOKKAN KE DALAM SUATU BENTUK.

D. PROSES PENAFSIRAN, SETELAH DATA ATAU RANGSANGAN YANG TELAH

DITERIMA DIATUR, SI PENERIMA LALU MENAFSIRKAN DATA ITU DENGAN

BERBAGAI CARA. DIKATAKAN TELAH TERJADI PERSEPSI PADA POKOKNYA

MEMBERIKAN ARTI KEPADA BERBAGAI DATA DAN INFORMASI YANG TELAH

DITERIMA.

E. PROSES PENGECEKAN, SETELAH DATA DITERIMA DAN DITAFSIRKAN, SI

PENERIMA MENGAMBIL BEBERAPA TINDAKAN UNTUK MENGECEK APAKAH

PENAFSIRANNYA BENAR ATAU SALAH. PENGECEKAN INI DAPAT DILAKUKAN

DARI WAKTU KE WAKTU UNTUK MENEGASKAN APAKAH PENAFSIRAN ATAU

PERSEPSI DIBENARKAN OLEH DATA BARU.

F. PROSES REAKSI, TAHAP AKHIR DARI PROSES PERSEPTUAL IALAH BERTINDAK

SEHUBUNGAN DENGAN APA YANG TELAH DISERAP. HAL INI BIASANYA

DILAKUKAN JIKA SESEORANG BERBUAT SESUATU DENGAN PERSEPSI YANG

BAIK ATAU BURUK YANG TELAH DIBENTUKNYA. LINGKARAN PERSEPSI ITU

BELUM SEMPURNA SEBELUM MENIMBULKAN SUATU TINDAKAN. TINDAKAN

ITU BISA TERSEMBUNYI, BISA TERBUKA. TINDAKAN TERSEMBUNYI BISA

BERUPA PEMBENTUKAN PENDAPAT ATAU SIKAP, SEDANGKAN TINDAKAN

YANG TERBUKA BERUPA TINDAKAN NYATA SEHUBUNGAN DENGAN

PERSEPSINYA ITU.15

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

14

Nina Mutmainnah dan M. Fauzi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Universitas Terbuka,

1999), cet. Ke-2, h. 71 15 Udai Pareek, Perilaku Organisasi,(Jakarta: PT. Ikrar Mandiri, 1996), cet. Ke-3, h. 14-

26

KARENA PERSEPSI LEBIH BERSIFAT PSIKOLOGIS DARIPADA MERUPAKAN

PROSES PENGINDERAAN SAJA MAKA ADA BEBERAPA FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI. MENURUT ABDUL RAHMAN SHALEH FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERSEPSI DIANTARANYA:

A. PERHATIAN YANG SELEKTIF

DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SETIAP SAAT AKAN MENERIMA BANYAK

SEKALI RANGSANG DARI LINGKUNGANNYA. MESKIPUN DEMIKIAN, IA TIDAK

HARUS MENANGGAPI SEMUA RANGSANG YANG DITERIMANYA UNTUK ITU,

INDIVIDUNYA MEMUSATKAN PERHATIANNYA PADA RANGSANG-RANGSANG

TERTENTU SAJA. DENGAN DEMIKIAN, OBJEK-OBJEK ATAU GEJALA LAIN

TIDAK AKAN TAMPIL KE MUKA SEBAGAI PENGAMATAN.

B. CIRI-CIRI RANGSANG

RANGSANG YANG BERGERAK DI ANTARA RANGSANG YANG DIAM AKAN

LEBIH MENARIK PERHATIAN. DEMIKIAN JUGA RANGSANG YANG PALING

BESAR DI ANTARA YANG KECIL, YANG KONTRAS DENGAN LATAR

BELAKANGNYA DAN INTENSITAS RANGSANGNYA PALING KUAT.

C. NILAI DAN KEBUTUHAN INDIVIDU

SEORANG SENIMAN TENTU PUNYA POLA DAN CITA RASA YANG BERBEDA

DALAM PENGAMATANNYA DIBANDING SEORANG BUKAN SENIMAN.

PENELITIAN JUGA MENUNJUKKAN, BAHWA ANAK-ANAK DARI GOLONGAN

EKONOMI RENDAH MELIHAT UANG LOGAM LEBIH BESAR DARIPADA ANAK-

ANAK ORANG KAYA.

D. PENGALAMAN DAHULU

PENGALAMAN-PENGALAMAN TERDAHULU SANGAT MEMPENGARUHI

BAGAIMANA SESEORANG MEMPERSEPSI DUNIANYA. CERMIN BAGI KITA

TENTU BUKAN BARANG BARU, TETAPI LAIN HALNYA BAGI ORANG-ORANG

MENTAWAI DI PEDALAMAN SIBERUT ATAU SAUDARA KITA DI PEDALAMAN

IRIAN.16

2. Konsep Kinerja

A. HAKIKAT KINERJA

BANYAK BATASAN YANG DIBERIKAN OLEH PARA AHLI MENGENAI ISTILAH

KINERJA, WALAUPUN BERBEDA DALAM PERUMUSANNYA NAMUN SECARA PRINSIP

TAMPAKNYA SEJALAN MENGENAI PROSES PENCAPAIAN HASIL. MENURUT FRISTA

ARTMANDA W, DALAM KAMUS LENGKAP BAHASA INDONESIA MENGEMUKAKAN

BAHWA KINERJA ADALAH “SESUATU YANG DICAPAI, PRESTASI YANG

DIPERLIHATKAN DAN KEMAMPUAN KERJA SESEORANG”.17

MENURUT WIBOWO “KINERJA BERASAL DARI PENGERTIAN

PERFORMANCE”. ADA PULA YANG MEMBERIKAN PENGERTIAN PERFORMANCE

SEBAGAI HASIL KERJA ATAU PRESTASI KERJA. NAMUN, SEBENARNYA KINERJA

MEMPUNYAI MAKNA YANG LEBIH LUAS, BUKAN HANYA HASIL KERJA, TETAPI

TERMASUK BAGAIMANA PROSES PEKERJAAN BERLANGSUNG.

16

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2008), h. 128-129

17 Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media), h.

648

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan

kontribusi pada ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998: 15). Dengan demikian,

kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan

tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara

mengerjakannya.18

MENURUT E. MULYASA KINERJA ATAU PERFORMANSI DAPAT DIARTIKAN

SEBAGAI “PRESTASI KERJA, PELAKSANAAN KERJA, PENCAPAIAN KERJA, HASIL KERJA

ATAU UNJUK KERJA (LAN, 1997: 3)”.19

DEMIKIAN PULA MENURUT RIVAI KINERJA (PERFORMANCE) ADALAH

“KEGIATAN YANG DILAKUKAN UNTUK MEMBERIKAN MASUKAN UNTUK KEPUTUSAN

PENTING, SEPERTI PROMOSI, TRANSFER DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA”.20

SEDANGKAN MENURUT YASLIS ILYAS KINERJA ADALAH “PENAMPILAN HASIL

KARYA PERSONEL DALAM SUATU ORGANISASI. KINERJA DAPAT MERUPAKAN

PENAMPILAN INDIVIDU MAUPUN KELOMPOK KERJA PERSONEL. PENAMPILAN HASIL

KARYA TIDAK TERBATAS KEPADA PERSONEL YANG MEMANGKU JABATAN

FUNGSIONAL MAUPUN STRUKTURAL, TETAPI JUGA KEPADA KESELURUHAN JAJARAN

PERSONEL DI DALAM ORGANISASI”.21

MENURUT ABDUL RAHMAN SHALEH “KINERJA ADALAH BAGAIMANA

KARYAWAN MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN SUATU

PEKERJAAN, JABATAN, ATAU PERANAN DALAM PERUSAHAAN”.22

MENURUT WAHJOSUMIDJO DALAM BUKUNYA MERUMUSKAN PENGERTIAN

KINERJA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH ADALAH “PRESTASI ATAU SUMBANGAN

YANG DIBERIKAN OLEH KEPEMIMPINAN SEORANG KEPALA SEKOLAH, BAIK SECARA

KUANTITATIF MAUPUN KUALITATIF YANG TERUKUR DALAM RANGKA MEMBANTU

TERCAPAINYA TUJUAN KELOMPOK DALAM SUATU UNIT KERJA”.23

DARI BEBERAPA PENGERTIAN DI ATAS DAPAT DISIMPULKAN BAHWA

KINERJA DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI KEMAUAN DAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI

SESEORANG DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN SEHINGGA TERLIHAT PRESTASI

PEKERJAANNYA, DALAM USAHA PENERAPAN KONSEP, GAGASAN, IDE DENGAN

EFEKTIF DAN EFISIEN SEHINGGA TERCAPAI TUJUAN YANG DITETAPKAN OLEH

18 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 7 19

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005) Cet. Ke-6, h. 136. 20

Veithzal Rivai, Kepemimpinan …. h. 426 21

Yaslis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi

Kesehatan, 2002), cet. Ke-3, h. 87 22

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press 2006), cet. 1, h. 58 23 Wahjosumidjo, kepemimpinan kepala sekolah tinjauan teoritik dan permasalahannya

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 431

ORGANISASI ATAU LEMBAGA. TETAPI KEMAMPUAN INI BUKAN HANYA PADA

KEMAMPUAN MENGELOLA, TETAPI MEMIMPIN DAN MENGAPLIKASIKAN SEMUA

KEMAMPUAN YANG ADA DALAM DIRINYA. UNTUK MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH

DITETAPKAN BERSAMA DALAM SUATU UNIT LEMBAGA.

DENGAN DEMIKIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH BERARTI PRESTASI ATAU

KONTRIBUSI YANG DIBERIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SERTA FUNGSINYA SEBAGAI PEMIMPIN DAN

MENGATUR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH.

B. SYSTEM PENILAIAN KINERJA

PENILAIAN KINERJA ADALAH PROSES MENILAI HASIL KARYA PERSONEL

DALAM SUATU ORGANISASI MELALUI INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA.

MELALUI PENILAIAN INI KITA DAPAT MENGETAHUI APAKAH PEKERJAAN ITU

SUDAH SESUAI ATAU BELUM DENGAN URAIAN PEKERJAAN YANG TELAH DISUSUN

SEBELUMNYA. DENGAN MELAKUKAN PENILAIAN DEMIKIAN, SEORANG PIMPINAN

AKAN MENGGUNAKAN URAIAN PEKERJAAN SEBAGAI TOLOK UKUR. BILA

PELAKSANAAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN ATAU MELEBIHI URAIAN PEKERJAAN,

BERARTI PEKERJAAN ITU BERHASIL DILAKSANAKAN DENGAN BAIK. BILA DI BAWAH

URAIAN PEKERJAAN, MAKA BERARTI PELAKSANAAN PEKERJAAN TERSEBUT KURANG.

PENILAIAN KINERJA MENCAKUP FAKTOR-FAKTOR ANTARA LAIN:

1) PENGAMATAN, YANG MERUPAKAN PROSES MENILAI DAN MENILIK

PERILAKU YANG DITENTUKAN OLEH SYSTEM PEKERJAAN.

2) UKURAN, YANG DIPAKAI UNTUK MENGUKUR PRESTASI KERJA SEORANG

PERSONEL DIBANDINGKAN, DENGAN URAIAN PEKERJAAN YANG TELAH

DITETAPKAN UNTUK PERSONEL TERSEBUT.

3) PENGEMBANGAN, YANG BERTUJUAN UNTUK MEMOTIVASI PERSONEL

MENGATASI KEKURANGANNYA DAN MENDORONG YANG

BERSANGKUTAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN

POTENSI YANG ADA PADA DIRINYA.24

PENILAIAN KINERJA BIASANYA DILAKSANAKAN SEKALI SETAHUN. CARA

PENILAIANNYA ADALAH DENGAN MEMBANDINGKAN HASIL PEKERJAAN YANG

TELAH DILAKSANAKAN ITU DENGAN URAIAN PEKERJAAN ATAU DENGAN PEKERJAAN

SEJENIS LAINNYA YANG TELAH DILAKSANAKAN OLEH PERSONEL LAINNYA DALAM

JANGKA WAKTU SATU TAHUN.

C. TUJUAN PENILAIAN KINERJA

PENILAIAN KINERJA PADA DASARNYA MEMPUNYAI DUA TUJUAN UTAMA, YAITU:

1. PENILAIAN KEMAMPUAN PERSONEL

MERUPAKAN TUJUAN YANG MENDASAR DALAM RANGKA PENILAIAN

PERSONEL SECARA INDIVIDUAL, YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI

INFORMASI UNTUK PENILAIAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA.

2. PENGEMBANGAN PERSONEL

24

Yaslis Ilyas, Kinerja:Teori…. h. 87-88

SEBAGAI INFORMASI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK

PENGEMBANGAN PERSONEL SEPERTI: PROMOSI, MUTASI, ROTASI,

TERMINASI, DAN PENYESUAIAN KOMPENSASI.

SECARA SPESIFIK PENILAIAN KINERJA BERTUJUAN ANTARA LAIN UNTUK:

A. MENGENALI SDM YANG PERLU DILAKUKAN PEMBINAAN.

B. MENENTUKAN KRITERIA TINGKAT PEMBERIAN KOMPENSASI.

C. MEMPERBAIKI KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN.

D. BAHAN PERENCANAAN MANAJEMEN PROGRAM SDM MASA DATANG.

E. MEMPEROLEH UMPAN BALIK ATAS HASIL PRESTASI PERSONEL.25

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

ADA BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA DIANTARANYA:

1. FAKTOR KEMAMPUAN (ABILITY)

SECARA PSIKOLOGIS, KEMAMPUAN PEGAWAI TERDIRI DARI

KEMAMPUAN POTENSI (IQ) DAN KEMAMPUAN REALITY (KNOWLEDGE + SKILL). ARTINYA, PEGAWAI YANG MEMILIKI IQ DI ATAS RATA-RATA (IQ

110-120) DENGAN PENDIDIKAN YANG MEMADAI UNTUK JABATANNYA

DAN TERAMPIL DALAM MENGERJAKAN PEKERJAAN SEHARI-HARI, MAKA

IA AKAN LEBIH MUDAH MENCAPAI KINERJA YANG DIHARAPKAN. OLEH

KARENA ITU, PEGAWAI PERLU DITEMPATKAN PADA PEKERJAAN YANG

SESUAI DENGAN KEAHLIANNYA (THE RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE, THE RIGHT MAN ON THE RIGHT JOB).

2. FAKTOR MOTIVASI (MOTIVATION)

MOTIVASI TERBENTUK DARI SIKAP (ATTITUDE) SEORANG PEGAWAI

DALAM MENGHADAPI SITUASI KERJA. MOTIVASI MERUPAKAN KONDISI

YANG MENGGERAKKAN DIRI PEGAWAI YANG TERARAH UNTUK

MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI (TUJUAN KERJA).26

E. Kinerja Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Pendidikan di Sekolah

A. DEFINISI KEPALA SEKOLAH

MENURUT WAHJOSUMIDJO BAHWA ADA DUA BUAH KATA KUNCI UNTUK

MEMAHAMI DEFINISI DARI KEPALA SEKOLAH, KEDUA KATA TERSEBUT ADALAH

‘KEPALA’ DAN ‘SEKOLAH’. KATA ‘KEPALA’ DAPAT DIARTIKAN ‘KETUA’ ATAU

‘PEMIMPIN’ DALAM SUATU ORGANISASI ATAU SEBUAH LEMBAGA. SEDANG

‘SEKOLAH’ ADALAH SEBUAH LEMBAGA DI MANA MENJADI TEMPAT MENERIMA DAN

MEMBERI PELAJARAN.

DENGAN DEMIKIAN SECARA SEDERHANA KEPALA SEKOLAH DAPAT

DIDEFINISIKAN SEBAGAI “SEORANG TENAGA FUNGSIONAL GURU YANG DIBERI

TUGAS UNTUK MEMIMPIN SUATU SEKOLAH DI MANA DISELENGGARAKAN PROSES

25

Yaslis Ilyas, Kinerja:Teori…. h. 87-88 26 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2004), h. 67-68

BELAJAR MENGAJAR, ATAU TEMPAT DI MANA TERJADI INTERAKSI ANTARA GURU

YANG MEMBERI PELAJARAN DAN MURID YANG MENERIMA PELAJARAN”.27

MENURUT MULYASA KEPALA SEKOLAH MERUPAKAN SALAH SATU

KOMPONEN PENDIDIKAN YANG PALING BERPERAN DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS PENDIDIKAN, SEPERTI DIUNGKAPKAN SUPRIADI (1998: 346) YANG DIKUTIP

OLEH MULYASA BAHWA: ERAT HUBUNGANNYA ANTARA MUTU KEPALA SEKOLAH

DENGAN BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN SEKOLAH SEPERTI DISIPLIN SEKOLAH,

IKLIM BUDAYA SEKOLAH, DAN MENURUNNYA PERILAKU NAKAL PESERTA DIDIK.

DALAM PADA ITU, KEPALA SEKOLAH BERTANGGUNG JAWAB ATAS MANAJEMEN

PENDIDIKAN SECARA MIKRO, YANG SECARA LANGSUNG BERKAITAN DENGAN

PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH.28

SEBAGAI PEMIMPIN FORMAL, KEPALA SEKOLAH BERTANGGUNG JAWAB

ATAS TERCAPAINYA TUJUAN PENDIDIKAN MELALUI UPAYA PENINGKATAN

PROFESIONALISME TENAGA KEPENDIDIKAN KEARAH PENINGKATAN BELAJAR

PESERTA DIDIK. UNTUK ITU, KEPALA SEKOLAH BERTUGAS MELAKSANAKAN FUNGSI-

FUNGSI KEPEMIMPINAN, BAIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN TUJUAN

PENDIDIKAN, MAUPUN PENCIPTAAN IKLIM SEKOLAH YANG KONDUSIF BAGI

TERLAKSANANYA PROSES PENGELOLAAN PENDIDIKAN SECARA EFEKTIF DAN

EFISIEN. DALAM HAL INI STRATEGI KEPEMIMPINAN YANG DILAKSANAKAN

MENJADI SANGAT PENTING, KARENA LAJU PERKEMBANGAN KEGIATAN ATAU

PROGRAM PENDIDIKAN YANG ADA PADA SETIAP SEKOLAH DITENTUKAN OLEH

ARAHAN, BIMBINGAN SERTA VISI YANG INGIN DI CAPAI SEKOLAH.

B. FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

PIHAK SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN UNTUK MENGGAPAI

VISI DAN MISI PENDIDIKAN PERLU DITUNJANG OLEH KEMAMPUAN KEPALA

SEKOLAH DALAM MENJALANKAN RODA KEPEMIMPINANNYA. DALAM

PERKEMBANGAN SELANJUTNYA, SESUAI DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN

PERKEMBANGAN ZAMAN, KEPALA SEKOLAH SEDIKITNYA HARUS MAMPU

BERFUNGSI SEBAGAI EDUKATOR, MANAJER, ADMINISTRATOR, SUPERVISOR, LEADER,

INNOVATOR, DAN MOTIVATOR.

1) KEPALA SEKOLAH SEBAGAI EDUKATOR

DALAM MELAKUKAN FUNGSINYA SEBAGAI EDUKATOR, KEPALA SEKOLAH

HARUS MEMILIKI STRATEGI YANG TEPAT UNTUK MENINGKATKAN

PROFESIONALISME TENAGA KEPENDIDIKAN DI SEKOLAHNYA. MENCIPTAKAN

IKLIM SEKOLAH YANG KONDUSIF, MEMBERIKAN NASEHAT KEPADA WARGA

SEKOLAH, MEMBERIKAN DORONGAN KEPADA SELURUH GURU DAN STAF, SERTA

MELAKSANAKAN MODEL PEMBELAJARAN YANG MENARIK, SEPERTI TEAM

TEACHING, MOVING CLASS, DAN MENGADAKAN PROGRAM AKSELERASI

(ACCELERATION) BAGI PESERTA DIDIK YANG CERDAS DI ATAS NORMAL.

MENURUT E. MULYASA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

KINERJANYA SEBAGAI EDUKATOR, KEPALA SEKOLAH DAPAT MELAKUKAN UPAYA-

27 Wahjosumidjo, Kepemimpinan …. h. 83 28

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 24-25

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KINERJANYA, KHUSUSNYA UNTUK MENINGKATKAN

KINERJA TENAGA PENDIDIK DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK, YAITU:

A) MENGIKUT SERTAKAN GURU-GURU DALAM PENATARAN-PENATARAN UNTUK

MENAMBAH WAWASAN PARA GURU. KEPALA SEKOLAH JUGA HARUS

MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA GURU-GURU UNTUK MENINGKATKAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILANNYA DENGAN BELAJAR KE JENJANG

PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI.

B) KEPALA SEKOLAH HARUS BERUSAHA MENGGERAKKAN TIM EVALUASI HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK UNTUK LEBIH GIAT BEKERJA, KEMUDIAN HASILNYA

DIUMUMKAN SECARA TERBUKA DAN DIPERLIHATKAN DIPAPAN

PENGUMUMAN. HAL INI BERMANFAAT UNTUK MEMOTIVASI PESERTA DIDIK

AGAR LEBIH GIAT BELAJAR DAN MENINGKATKAN PRESTASINYA.

C) MENGGUNAKAN WAKTU BELAJAR SECARA EFEKTIF DI SEKOLAH, DENGAN

CARA MENDORONG PARA GURU UNTUK MEMULAI DAN MENGAKHIRI

PEMBELAJARAN SESUAI WAKTU YANG TELAH DITENTUKAN, SERTA

MEMANFAATKANNYA SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN UNTUK KEPENTINGAN

PEMBELAJARAN.29

SELAIN UPAYA-UPAYA DI ATAS, KEPALA SEKOLAH SEBAGAI EDUKATOR JUGA

HARUS MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMBIMBING GURU, MEMBIMBING

TENAGA KEPENDIDIKAN NONGURU, MEMBIMBING PESERTA DIDIK,

MENGEMBANGKAN TENAGA KEPENDIDIKAN, MENGIKUTI PERKEMBANGAN IPTEK

DAN MEMBERI CONTOH MENGAJAR.

2) KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER

MENURUT HANDOKO, PADA DASARNYA MANAJEMEN DAPAT DIDEFINISIKAN

SEBAGAI “BEKERJA DENGAN ORANG-ORANG UNTUK MENENTUKAN,

MENGINTERPRETASIKAN DAN MENCAPAI TUJUAN-TUJUAN ORGANISASI DENGAN

PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI PERENCANAAN (PLANNING), PENGORGANISASIAN

(ORGANIZING), PENYUSUNAN PERSONALIA ATAU KEPEGAWAIAN (STAFFING), PENGARAHAN DAN KEPEMIMPINAN (LEADING) DAN PENGAWASAN (CONTROLLING)”. MANAJEMEN PADA HAKIKATNYA MERUPAKAN SUATU PROSES

MERENCANAKAN, MENGORGANISASIKAN, MELAKSANAKAN, MEMIMPIN DAN

MENGENDALIKAN USAHA PARA ANGGOTA ORGANISASI SERTA MENGGUNAKAN

SELURUH SUMBER-SUMBER DAYA ORGANISASI DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN

YANG TELAH DITETAPKAN.30

DALAM RANGKA MELAKUKAN PERAN DAN FUNGSINYA SEBAGAI MANAJER,

KEPALA SEKOLAH HARUS MEMILIKI STRATEGI YANG TEPAT UNTUK

MEMBERDAYAKAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI KERJASAMA ATAU

KOOPERATIF, MEMBERI KESEMPATAN KEPADA PARA TENAGA KEPENDIDIKAN

UNTUK MENINGKATKAN PROFESINYA, DAN MENDORONG KETERLIBATAN SELURUH

TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM BERBAGAI KEGIATAN YANG MENUNJANG

PROGRAM SEKOLAH.

MENURUT E. MULYASA, FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER

ANTARA LAIN:

A) MEMBERDAYAKAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI KERJASAMA

ATAU KOOPERATIF, DALAM HAL INI KEPALA SEKOLAH HARUS

MEMENTINGKAN KERJASAMA DENGAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN

29 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 100 30

T. Hani Handoko, Manajemen 2, (Yogyakarta: BPFE, 1995) Cet. Ke-9, h. 10

PIHAK LAIN YANG TERKAIT DALAM MELAKSANAKAN SETIAP

KEGIATAN.

B) MEMBERI KESEMPATAN KEPADA PARA TENAGA KEPENDIDIKAN

UNTUK MENINGKATKAN PROFESINYA, DALAM HAL INI KEPALA

SEKOLAH HARUS BERSIKAP DEMOKRATIS DAN MEMBERIKAN

KESEMPATAN KEPADA SELURUH TENAGA KEPENDIDIKAN UNTUK

MENGEMBANGKAN POTENSINYA SECARA OPTIMAL.

C) MENDORONG KETERLIBATAN SELURUH TENAGA KEPENDIDIKAN,

KEPALA SEKOLAH HARUS BERUSAHA UNTUK MENDORONG

KETERLIBATAN SEMUA TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM SETIAP

KEGIATAN DI SEKOLAH (PARTISIPATIF), DALAM HAL INI KEPALA

SEKOLAH BISA BERPEDOMAN PADA ASAS TUJUAN, ASAS KEUNGGULAN,

ASAS MUFAKAT, ASAS KESATUAN, ASAS PERSATUAN, ASAS EMPIRISME,

ASAS KEAKRABAN DAN ASAS INTEGRITAS.31

3) KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR MEMILIKI HUBUNGAN YANG

SANGAT ERAT DENGAN BERBAGAI AKTIFITAS PENGELOLAAN ADMINISTRASI YANG

BERSIFAT PENCATATAN, PENYUSUNAN DAN PENDOKUMENAN SELURUH PROGRAM

SEKOLAH. SECARA SPESIFIK KEPALA SEKOLAH HARUS MEMILIKI KEMAMPUAN

UNTUK MENGELOLA KURIKULUM, ADMINISTRASI PESERTA DIDIK, ADMINISTRASI

PERSONALIA, SARANA DAN PRASARANA, KEARSIPAN, DAN MENGELOLA

ADMINISTRASI KEUANGAN. KEGIATAN TERSEBUT PERLU DILAKUKAN SECARA

EFEKTIF DAN EFISIEN AGAR DAPAT MENUNJANG PRODUKTIVITAS SEKOLAH. UNTUK

ITU, KEPALA SEKOLAH HARUS MAMPU MENJABARKAN KEMAMPUAN DI ATAS DALAM

TUGAS-TUGAS OPERASIONAL KEGIATAN SEKOLAH.32

4) KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR

SUPERVISI SESUNGGUHNYA DAPAT DILAKSANAKAN OLEH KEPALA SEKOLAH

YANG BERPERAN SEBAGAI SUPERVISOR, TETAPI DALAM SYSTEM ORGANISASI

PENDIDIKAN MODERN DIPERLUKAN SUPERVISOR KHUSUS YANG LEBIH

INDEPENDEN, DAN DAPAT MENINGKATKAN OBJEKTIFITAS DALAM PEMBINAAN

DAN PELAKSANAAN TUGASNYA.

JIKA SUPERVISI DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH, MAKA IA HARUS

MAMPU MELAKUKAN BERBAGAI PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN UNTUK

MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN. PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN INI MERUPAKAN KONTROL AGAR KEGIATAN PENDIDIKAN

DISEKOLAH TERARAH PADA TUJUAN YANG TELAH DITETAPKAN. PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN JUGA MERUPAKAN TINDAKAN PREVENTIF UNTUK MENCEGAH AGAR

TENAGA KEPENDIDIKAN TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN PENYIMPANGAN DAN

LEBIH BERHATI-HATI DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAANNYA.33

DALAM PELAKSANAANNYA, KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR HARUS

MEMPERHATIKAN PRINSIP-PRINSIP: HUBUNGAN KONSULTATIF, KOLEGAL, DAN

31

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 103 32 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 107 33

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 111

BUKAN HIRARKIS, DILAKSANAKAN SECARA DEMOKRATIS, BERPUSAT PADA TENAGA

KEPENDIDIKAN, DILAKUKAN BERDASARKAN KEBUTUHAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DAN MERUPAKAN BANTUAN PROFESIONAL.

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DAPAT DILAKUKAN SECARA

EFEKTIF ANTARA LAIN MELALUI DISKUSI KELOMPOK, KUNJUNGAN KELAS,

PEMBICARAAN INDIVIDUAL DAN SIMULASI PEMBELAJARAN.

5) KEPALA SEKOLAH SEBAGAI LEADER

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI LEADER HARUS MAMPU MEMBERIKAN PETUNJUK

DAN PENGAWASAN, MENINGKATKAN KEMAUAN TENAGA KEPENDIDIKAN,

MEMBUKA KOMUNIKASI DUA ARAH, DAN MENDELEGASIKAN TUGAS.

WAHJOSUMIDJO MENGEMUKAKAN BAHWA “KEPALA SEKOLAH SEBAGAI

LEADER HARUS MEMILIKI KARAKTER KHUSUS YANG MENCAKUP KEPRIBADIAN,

KEAHLIAN DASAR, PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN PROFESIONAL, DIKLAT DAN

KETERAMPILAN PROFESIONAL SERTA PENGETAHUAN ADMINISTRASI DAN

PENGAWASAN”.

KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI LEADER AKAN TERCERMIN

DALAM SIFAT-SIFAT: JUJUR, PERCAYA DIRI, TANGGUNG JAWAB, BERANI

MENGAMBIL RESIKO DAN KEPUTUSAN, BERJIWA BESAR, EMOSI YANG STABIL,

TELADAN.

PENGETAHUAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP TENAGA KEPENDIDIKAN AKAN

TERCERMIN DALAM KEMAMPUAN: MEMAHAMI KONDISI TENAGA KEPENDIDIKAN

(GURU DAN NON GURU), MEMAHAMI KONDISI DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK,

MENYUSUN PROGRAM PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN, MENERIMA

MASUKAN, SARAN DAN KRITIKAN DARI BERBAGAI PIHAK UNTUK MENINGKATKAN

KEPEMIMPINANNYA.34

6) KEPALA SEKOLAH SEBAGAI INNOVATOR

DALAM RANGKA MELAKUKAN PERAN DAN FUNGSINYA SEBAGAI

INNOVATOR, KEPALA SEKOLAH HARUS MEMILIKI STRATEGI YANG TEPAT DALAM

MENJALIN HUBUNGAN YANG HARMONIS DENGAN LINGKUNGAN, MENCARI

GAGASAN BARU, MENGINTEGRASIKAN SETIAP KEGIATAN, MEMBERIKAN TELADAN

KEPADA SELURUH TENAGA KEPENDIDIKAN DI SEKOLAH, DAN MENGEMBANGKAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG INOVATIF.

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI INNOVATOR AKAN TERCERMIN DARI CARA-

CARA IA MELAKUKAN PEKERJAANNYA SECARA KONSTRUKTIF, KREATIF,

DELEGATIF, INTEGRATIF, RASIONAL DAN OBJEKTIF, PRAGMATIS, KETELADANAN,

DISIPLIN, SERTA ADAPTABEL DAN FLEKSIBEL.35

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI INNOVATOR HARUS MAMPU MENCARI,

MENEMUKAN, DAN MELAKSANAKAN BERBAGAI PEMBAHARUAN DI SEKOLAH.

34 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 115 35

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 118

GAGASAN BARU TERSEBUT MOVING CLASS. MOVING CLASS ADALAH MENGUBAH

STRATEGI PEMBELAJARAN DARI POLA KELAS TETAP MENJADI KELAS BIDANG STUDI,

SEHINGGA SETIAP BIDANG STUDI MEMILIKI KELAS TERSENDIRI, YANG DILENGKAPI

DENGAN ALAT PERAGA DAN ALAT-ALAT LAINNYA.36

7) KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR

SEBAGAI MOTIVATOR, KEPALA SEKOLAH HARUS MEMILIKI STRATEGI YANG

TEPAT UNTUK MEMBERIKAN MOTIVASI KEPADA PARA TENAGA KEPENDIDIKAN

DALAM MELAKUKAN BERBAGAI TUGAS DAN FUNGSINYA. MOTIVASI INI DAPAT

DITUMBUHKAN MELALUI PENGATURAN LINGKUNGAN FISIK, PENGATURAN SUASANA

KERJA, DISIPLIN, DORONGAN, PENGHARGAAN SECARA EFEKTIF, DAN PENYEDIAAN

BERBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT SUMBER BELAJAR

(PSB).37

C. KETERAMPILAN KEPALA SEKOLAH

ADA TIGA KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH KEPALA SEKOLAH

SEBAGAI MANAJER, YAITU:

(1) TECHNICAL SKILLS 1) MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG METODE, PROSES, PROSEDUR

DAN TEKNIK UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KHUSUS.

2) KEMAMPUAN UNTUK MEMANFAATKAN SERTA MENDAYAGUNAKAN

SARANA, PERALATAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENDUKUNG

KEGIATAN YANG BERSIFAT KHUSUS TERSEBUT.

(2) HUMAN SKILLS 1) KEMAMPUAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU MANUSIA DAN PROSES

KERJA SAMA.

2) KEMAMPUAN UNTUK MEMAHAMI ISI HATI, SIKAP DAN MOTIF

ORANG LAIN, MENGAPA MEREKA BERKATA DAN BERPERILAKU.

3) KEMAMPUAN UNTUK BERKOMUNIKASI SECARA JELAS DAN EFEKTIF.

4) KEMAMPUAN MENCIPTAKAN KERJA SAMA YANG EFEKTIF,

KOOPERATIF, PRAKTIS DAN DIPLOMATIS.

5) MAMPU BERPERILAKU YANG DAPAT DITERIMA.

(3) CONCEPTUAL SKILLS 1) KEMAMPUAN ANALISIS.

2) KEMAMPUAN BERFIKIR RASIONAL.

3) AHLI ATAU CAKAP DALAM BERBAGAI MACAM KONSEPSI.

4) MAMPU MENGANALISIS BERBAGAI KEJADIAN, SERTA MAMPU

MEMAHAMI BERBAGAI KECENDERUNGAN.

5) MAMPU MENGANTISIPASIKAN PERINTAH.

6) MAMPU MENGENAL MACAM-MACAM KESEMPATAN DAN PROBLEM-

PROBLEM SOSIAL.38

SEDANGKAN MENURUT SUDARWAN DANIM, ADA TIGA KETERAMPILAN YANG

HARUS DIMILIKI KEPALA SEKOLAH YAITU:

A. KETERAMPILAN TEKNIS MERUPAKAN KATERAMPILAN YANG PALING

PENTING BAGI ADMINISTRATOR LEVEL BAWAH ATAU SEKOLAH

36

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 119 37 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 120 38

Wahjosumidjo, Kepemimpinan …. h. 101-102

(SERGIOVANNI DKK., 1987). KETERAMPILAN INI MENURUT SERGIOVANNI

DKK. (1987) ANTARA LAIN MENCAKUP PEMAHAMAN MENYELURUH SEORANG

KEPALA SEKOLAH DAN KEPIAWAIANNYA DALAM HAL METODE, PROSES,

PROSEDUR, DAN TEKNIK-TEKNIK PENDIDIKAN.

B. KETERAMPILAN HUBUNGAN MANUSIAWI, KEPALA SEKOLAH DITUNTUT

DAPAT BEKERJA SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN DENGAN ORANG LAIN, BAIK

SECARA ORANG-SEORANG MAUPUN DALAM SITUASI KELOMPOK. MENURUT

SERGIOVANNI DKK. (1987), “KETERAMPILAN INI MENSYARATKAN

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN YANG HATI-HATI AKAN PEMAHAMAN DIRI

SENDIRI, PENERIMAAN ATAU APRESIASI, EMPATI, DAN PERTIMBANGAN

KEPADA YANG LAIN”.

C. KETERAMPILAN KONSEPTUAL, YAITU BERKAITAN DENGAN CARA KEPALA

SEKOLAH MEMANDANG SEKOLAH, KETERKAITAN SEKOLAH DENGAN

STRUKTUR DI ATASNYA DAN DENGAN PRANATA-PRANATA

KEMASYARAKATAN, SERTA PROGRAM KERJA SEKOLAH SECARA

KESELURUHAN. BAGI SEORANG KEPALA SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH, HAL INI MENGANDUNG MAKNA BAHWA PEKERJAAN KEPALA

SEKOLAH BANYAK DI ANTARANYA BERTUMPU PADA KEMAMPUAN KONSEP.39

B. KERANGKA BERFIKIR

FUNGSI KERANGKA BERFIKIR ADALAH UNTUK MENYIMPULKAN KAJIAN

TEORI YANG BERADA PADA BAB 2 DALAM SKRIPSI INI SEPERTI BERIKUT INI.

BERDASARKAN LANDASAN TEORI YANG TELAH DIKEMUKAKAN DI ATAS,

BAGAIMANA PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM

PENGELOLAAN PENDIDIKAN, PADA HAKIKATNYA PERSEPSI ADALAH PROSES

PENERIMAAN, PENGORGANISASIAN, DAN PENAFSIRAN DARI STIMULUS YANG

DITERIMA INDIVIDU MELALUI ALAT-ALAT INDERANYA. ADA BEBERAPA SYARAT

YANG PERLU DIPENUHI AGAR INDIVIDU DAPAT MENYADARI DAN MENGADAKAN

PERSEPSI YAITU ADANYA OBJEK YANG DIPERSEPSIKAN, ALAT INDERA UNTUK

MENERIMA STIMULUS DAN ADANYA PERHATIAN DARI INDIVIDU ITU SENDIRI,

KARENA TANPA PERHATIAN TIDAK AKAN TERJADI PERSEPSI.

PADA SKRIPSI INI MAKSUD DARI PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA

SEKOLAH ADALAH BAGAIMANA TANGGAPAN, PENAFSIRAN DARI GURU TENTANG

KINERJA KEPALA SEKOLAH MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN DARI SEGI

KEMAMPUAN DAN KONTRIBUSI KEPALA SEKOLAH DALAM MENJALANKAN TUGAS

DAN TANGGUNG JAWAB SERTA FUNGSINYA SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI MTS

UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN.

PADA HAKIKATNYA KINERJA DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI KEMAUAN DAN

KEMAMPUAN YANG DIMILIKI SESEORANG DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN

SEHINGGA TERLIHAT PRESTASI PEKERJAANNYA, DALAM USAHA PENERAPAN

KONSEP, GAGASAN DAN IDE DENGAN EFEKTIF DAN EFISIEN SEHINGGA TERCAPAI

TUJUAN YANG DITETAPKAN OLEH ORGANISASI ATAU LEMBAGA. TETAPI

KEMAMPUAN INI BUKAN HANYA PADA KEMAMPUAN MENGELOLA, TETAPI

39 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h.134-136

MEMIMPIN DAN MENGAPLIKASIKAN SEMUA KEMAMPUAN YANG ADA DALAM

DIRINYA. UNTUK MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH DITETAPKAN BERSAMA DALAM

SUATU UNIT LEMBAGA.

DENGAN DEMIKIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH BERARTI PRESTASI ATAU

KONTRIBUSI YANG DIBERIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SERTA FUNGSINYA SEBAGAI PEMIMPIN DALAM

MENGATUR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN.

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH TIDAK CUKUP

DILAKUKAN DALAM KAPASITAS KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN (SCHOOL

LEADER), MELAINKAN JUGA HANYA DILAKUKAN OLEH MEREKA YANG MEMILIKI

SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN (SCHOOL LEADERSHIP). HANYA KEPALA SEKOLAH YANG

MEMILIKI SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINANLAH YANG MAMPU BEKERJA DENGAN ATAU

MELALUI ORANG LAIN. JIKA TIDAK SEPERTI ITU, MAKA SEORANG KEPALA SEKOLAH

AKAN BEKERJA SENDIRI SELAYAKNYA TUKANG ATAU BURUH TANI YANG SEWA

KELOLA. APA-APA YANG MENJADI TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA DIKERJAKAN

SENDIRI, TIDAK MAMPU MEMBERDAYAKAN GURU DAN STAF, DAN ANGGOTA

KOMUNITAS SEKOLAH SECARA KESELURUHAN. PRAKTIK KERJA SEPERTI INI HANYA

DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH YANG OTORITER, TIDAK MEMILIKI

KEPERCAYAAN TERHADAP GURU DAN STAF.

MENURUT E. MULYASA DALAM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN KINERJA

TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KUALITAS SEKOLAH, MAKA KEPALA SEKOLAH

PROFESSIONAL HARUS MEMPERHATIKAN HAL-HAL BERIKUT:

1. MEMPUNYAI VISI ATAU DAYA PANDANG YANG MENDALAM TENTANG

MUTU YANG TERPADU BAGI LEMBAGA/SEKOLAHNYA.

2. MEMBUAT STRUKTUR ORGANISASI YANG MENGGAMBARKAN TANGGUNG

JAWAB YANG JELAS.

3. MEMPUNYAI KOMITMEN YANG JELAS PADA PROSES PENINGKATAN

KUALITAS.

4. MENGKOMUNIKASIKAN PESAN YANG BERKAITAN DENGAN KUALITAS.

5. MENDUKUNG PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN.

6. MEMBANGUN TIM KERJA YANG EFEKTIF.

7. MELAKUKAN INOVASI TERHADAP LEMBAGA/SEKOLAH.

8. MENJAMIN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK SEBAGAI PERHATIAN KEGIATAN

DAN KEBIJAKAN LEMBAGA/SEKOLAH.

9. MEYAKINKAN TERHADAP PARA PELANGGAN (PESERTA DIDIK, ORANG

TUA, MASYARAKAT), BAHWA PENDAPAT “CHANNEL” COCOK UNTUK

MENYAMPAIKAN HARAPAN DAN KEINGINANNYA.

10. TIDAK MENYALAHKAN PIHAK LAIN JIKA ADA MASALAH YANG MUNCUL

TANPA DILANDASI BUKTI YANG KUAT.

11. MENGEMBANGKAN KOMITMEN UNTUK MENCOBA MENGHILANGKAN

SETIAP PENGHALANG, BAIK YANG BERSIFAT ORGANISASIONAL, MAUPUN

BUDAYA.

12. MENGEMBANGKAN MEKANISME YANG COCOK UNTUK MELAKUKAN

MONITORING DAN EVALUASI.40

40 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …. h. 86

DENGAN DEMIKIAN KEPALA SEKOLAH BERKEWAJIBAN UNTUK SELALU

MEMBINA GURU, STAF, DAN MENINGKATKAN PELAYANAN PENDIDIKAN DALAM

ARTI BERUSAHA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN

PENDIDIKAN, DENGAN CARA MENGELOLA KINERJA SECARA EFEKTIF BAIK KINERJA

INDIVIDU ATAU KINERJA TIM UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN YANG TELAH

DITENTUKAN SESUAI DENGAN VISI DAN MISI LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM

PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

a. Tujuan Penelitian

TUJUAN PENELITIAN INI ADALAH UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN

PENDIDIKAN DI MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

PENELITIAN DILAKSANAKAN SELAMA DUA MINGGU PADA TANGGAL 18-25

APRIL 2009. ADAPUN TEMPAT PENELITIAN ADALAH DI MTS UNWAANUNNAJAH

PONDOK AREN.

C. METODE PENELITIAN

PENELITIAN INI MENGGUNAKAN METODOLOGI KUALITATIF DESKRIPTIF

ANALISIS YAITU DENGAN MENJELASKAN DAN MENGGAMBARKAN SECARA

SISTEMATIS, FAKTUAL, DAN AKURAT MENGENAI FAKTA-FAKTA DAN SIFAT-SIFAT

OBJEK PENELITIAN. OBJEK PENELITIAN INI MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG

KINERJA KEPALA SEKOLAH MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN.

D. POPULASI DAN SAMPEL

ADAPUN POPULASI DALAM PENELITIAN INI ADALAH SEMUA GURU MTS

UNWAANUNNAJAH. DALAM PENELITIAN INI PENULIS MENETAPKAN SEMUA GURU

SEBAGAI SAMPEL, HAL INI DIKARENAKAN JUMLAH GURU YANG ADA DI MTS

UNWAANUNNAJAH KURANG DARI 100 ORANG YAITU HANYA BERJUMLAH 20 ORANG

GURU.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

UNTUK MEMPEROLEH DATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH YANG

AKAN DIBAHAS, MAKA PENULIS MELAKUKAN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN

BEBERAPA CARA SEBAGAI BERIKUT:

1. WAWANCARA

MELAKUKAN PENGAMATAN DAN PENCATATAN YANG SISTEMATIS

TERHADAP GEJALA-GEJALA YANG DI TELITI DAN MELIHAT PADA OBJEK

YANG SEBENARNYA DENGAN MENGAJUKAN PERTANYAAN-PERTANYAAN

KEPADA KEPALA SEKOLAH.

2. ANGKET

DAFTAR PERNYATAAN ATAU PERTANYAAN YANG DIKIRIMKAN KEPADA

RESPONDEN BAIK SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

PENELITIAN INI MENGGUNAKAN ANALISIS KUALITATIF YAITU SUATU

TEKNIK ANALISIS DATA YANG ANALISISNYA DILAKUKAN DENGAN MEMBERI

GAMBARAN PERISTIWA YANG TERJADI YANG BERKAITAN DENGAN PERSEPSI GURU

TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN,

KEMUDIAN DATA YANG TERKUMPUL DIANALISIS, SECARA INTENSIF SESUDAH

MENINGGALKAN LOKASI PENELITIAN.

SEBAGAIMANA TELAH DIJELASKAN DI ATAS BAHWA UNTUK MENDAPATKAN

DATA-DATA, PENELITI MENGADAKAN OBSERVASI, WAWANCARA, DAN

MENYEBARKAN ANGKET MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA

SEKOLAH KEPADA 20 GURU MTS UNWAANUNNAJAH. KEMUDIAN PENELITI

MENGOLAH HASIL DATA ANGKET MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA

KEPALA SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS:

P = F × 100 %

N

KET :

F : FREKUENSI YANG SEDANG DICARI PRESENTASE

P : ANGKA PRESENTASE

N : NUMBER OF CASES (BANYAKNYA INDIVIDU)

ADAPUN UNTUK MENDAPATKAN DATA-DATA DALAM PENELITIAN

KUALITATIF, PENULIS MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH:

1. STUDI PENDAHULUAN: MENJAJAKI KEADAAN DI LAPANGAN, MASALAH

APAKAH YANG KIRANYA LAYAK DAN PENTING UNTUK DI TELITI DI MTS

UNWAANUNNAJAH.

2. PEMBUATAN PROPOSAL SKRIPSI: MENENTUKAN TEORI MANA YANG DAPAT

DIJADIKAN PEGANGAN SEMENTARA UNTUK SELANJUTNYA TEORI ITU DI

KEMBANGKAN SEHINGGA MENGHASILKAN TEORI BARU.

3. SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI: SETELAH PROPOSAL SKRIPSI DIBUAT MAKA

PERLU DISEMINARKAN UNTUK MENDAPATKAN UMPAN BALIK TERHADAP

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPATKAN PERBAIKAN.

4. MEMASUKI LAPANGAN: SETELAH PROPOSAL SKRIPSI MENDAPATKAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING, BARULAH PENELITI TERJUN KE LAPANGAN

UNTUK MENGUMPULKAN DATA YANG RELEVAN. HAL-HAL YANG HARUS

DIPERHATIKAN DALAM MEMASUKI LAPANGAN ADALAH: MENGADAKAN

HUBUNGAN FORMAL DAN INFORMAL, MENDAPATKAN IZIN, MEMUPUK RASA

SALING MENGHORMATI DAN MEMPERCAYAI SERTA MENGIDENTIFIKASI

RESPONDEN SEBAGAI INFORMAN.

5. PENGUMPULAN DATA: DATA-DATA YANG DIKUMPULKAN MELIPUTI TEMPAT

ATAU RUANG DITINJAU DARI PENAMPILAN FISIKNYA, PELAKU YAITU SEMUA

ORANG YANG TERLIBAT DALAM SITUASI DAN KEGIATAN YAITU APA YANG

DILAKUKAN ORANG DALAM SITUASI ITU, OBJEK YAITU BENDA-BENDA YANG

TERDAPAT DI TEMPAT ITU, PERBUATAN YAITU TINDAKAN-TINDAKAN

TERTENTU, KEJADIAN ATAU PERISTIWA YAITU RANGKAIAN KEGIATAN,

WAKTU YAITU URUTAN KEGIATAN, TUJUAN YAITU SESUATU YANG INGIN

DICAPAI ORANG BERDASARKAN MAKNA PERBUATAN ORANG, DAN

PERASAAN ATAU EMOSI YANG DIRASAKAN DAN DINYATAKAN.

6. ANALISIS DATA: SETELAH DATA DIKUMPULKAN KEMUDIAN DIANALISIS DAN

DITUANGKAN DALAM BENTUK LAPORAN LAPANGAN. TUJUAN ANALISIS DATA

ADALAH UNTUK MENGUNGKAPKAN DATA-DATA APA YANG MASIH PERLU

DICARI. PERTANYAAN APA YANG MASIH PERLU DIJAWAB, METODE APA

YANG HARUS DI GUNAKAN UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI BARU DAN

KESALAHAN APA YANG HARUS SEGERA DI PERBAIKI.

G. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN INI ADALAH DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK SKALA LIKERT YAITU TEKNIK YANG MEMBERIKAN SUATU

NILAI SKALA UNTUK TIAP ALTERNATIF JAWABAN LIMA KATEGORI. DENGAN

DEMIKIAN INSTRUMEN ITU AKAN MENGHASILKAN TOTAL SKOR BAGI TIAP

RESPONDEN. BERDASAR SUDUT PANDANGAN TERTENTU, SEMUA PERTANYAAN YANG

MEMILIH ALTERNATIF-ALTERNATIF DI BAWAH INI DIBERI SKOR SEBAGAI BERIKUT:

MISALNYA SANGAT SETUJU NILAINYA 5, SETUJU NILAINYA 4, TIDAK

MENJAWAB/MEMUTUSKAN NILAINYA 3, TIDAK SETUJU NILAINYA 2, DAN SANGAT

TIDAK SETUJU NILAINYA 1.

SUHARSIMI ARIKUNTO MENGATAKAN BAHWA BOLEH MEMILIH ALTERNATIF

PILIHAN HANYA EMPAT SAJA JIKA ADA KELEMAHAN DENGAN LIMA ALTERNATIF

KARENA RESPONDEN CENDERUNG MEMILIH ALTERNATIF YANG ADA DI TENGAH

(KARENA DIRASA AMAN DAN PALING GAMPANG KARENA HAMPIR TIDAK BERPIKIR)

DAN ALASAN ITU MEMANG ADA BENARNYA.

SEPERTI PADA INSTRUMEN ANGKET YANG SAYA GUNAKAN SEBAGAI

BERIKUT: SELALU = 4, SERING = 3 KADANG-KADANG = 2, TIDAK PERNAH = 1

UNTUK PERTANYAAN POSITIF, KEEMPAT ALTERNATIF JAWABAN TERSEBUT

MEMILIKI BOBOT:

SELALU (SL) = 4

SERING (S) = 3

KADANG-KADANG (KK) = 2

TIDAK PERNAH (TP) = 1

RESPONDEN HANYA MEMILIH SATU DARI EMPAT ALTERNATIF JAWABAN

TERSEBUT, SESUAI DENGAN PENDAPAT / KEADAAN SEBENARNYA.

ANGKET INI DISUSUN ATAS DASAR INDIKATOR-INDIKATOR YANG DAPAT

DILIHAT PADA TABEL DI BAWAH INI

TABEL I

KISI-KISI PERTANYAAN ANGKET KINERJA KEPALA SEKOLAH

FOKUS

PENELITI

AN

DIMENSI INDIKATOR NO

BUTI

R

PERSEPSI

GURU

TENTANG

KINERJA

KEPALA

SEKOLAH

DALAM

PENGELO

LAAN

PENDIDIK

AN

TECHNICAL

SKILLS

HUMAN SKILLS

- MENGUASAI PENGETAHUAN

TENTANG METODE, PROSES,

PROSEDUR DAN TEKNIK

UNTUK MELAKSANAKAN

KEGIATAN KHUSUS.

- KEMAMPUAN UNTUK

MEMANFAATKAN SERTA

MENDAYAGUNAKAN SARANA,

PERALATAN YANG

DIPERLUKAN DALAM

MENDUKUNG KEGIATAN

YANG BERSIFAT KHUSUS

TERSEBUT.

- KEMAMPUAN UNTUK

MEMAHAMI PERILAKU

MANUSIA DAN PROSES KERJA

SAMA.

1-2

3-4

5-6

7-8

9-10

11-12

CONCEPTUAL SKILLS

- KEMAMPUAN UNTUK

MEMAHAMI ISI HATI, SIKAP

DAN MOTIF ORANG LAIN,

MENGAPA MEREKA BERKATA

DAN BERPERILAKU.

- KEMAMPUAN UNTUK

BERKOMUNIKASI SECARA

JELAS DAN EFEKTIF.

- KEMAMPUAN MENCIPTAKAN

KERJA SAMA YANG EFEKTIF,

KOOPERATIF, PRAKTIS DAN

DIPLOMATIS.

- MAMPU BERPERILAKU YANG

DAPAT DITERIMA.

- KEMAMPUAN ANALISIS.

- KEMAMPUAN BERFIKIR

RASIONAL.

- AHLI ATAU CAKAP DALAM

BERBAGAI MACAM KONSEPSI.

- MAMPU MENGANALISIS

BERBAGAI KEJADIAN, SERTA

MAMPU MEMAHAMI

BERBAGAI KECENDERUNGAN.

- MAMPU MENGANTISIPASIKAN

PERINTAH.

- MAMPU MENGENAL MACAM-

MACAM KESEMPATAN DAN

PROBLEM-PROBLEM SOSIAL.

13-14

15-16

17-18

19-20

21-22

23-24

25-26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

h. Tujuan Penelitian

TUJUAN PENELITIAN INI ADALAH UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN

PENDIDIKAN DI MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN.

I. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

PENELITIAN DILAKSANAKAN SELAMA DUA MINGGU PADA TANGGAL 18-25

APRIL 2009. ADAPUN TEMPAT PENELITIAN ADALAH DI MTS UNWAANUNNAJAH

PONDOK AREN.

J. METODE PENELITIAN

PENELITIAN INI MENGGUNAKAN METODOLOGI KUALITATIF DESKRIPTIF

ANALISIS YAITU DENGAN MENJELASKAN DAN MENGGAMBARKAN SECARA

SISTEMATIS, FAKTUAL, DAN AKURAT MENGENAI FAKTA-FAKTA DAN SIFAT-SIFAT

OBJEK PENELITIAN. OBJEK PENELITIAN INI MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG

KINERJA KEPALA SEKOLAH MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN.

K. POPULASI DAN SAMPEL

ADAPUN POPULASI DALAM PENELITIAN INI ADALAH SEMUA GURU MTS

UNWAANUNNAJAH. DALAM PENELITIAN INI PENULIS MENETAPKAN SEMUA GURU

SEBAGAI SAMPEL, HAL INI DIKARENAKAN JUMLAH GURU YANG ADA DI MTS

UNWAANUNNAJAH KURANG DARI 100 ORANG YAITU HANYA BERJUMLAH 20 ORANG

GURU.

L. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

UNTUK MEMPEROLEH DATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH YANG

AKAN DIBAHAS, MAKA PENULIS MELAKUKAN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN

BEBERAPA CARA SEBAGAI BERIKUT:

3. WAWANCARA

MELAKUKAN PENGAMATAN DAN PENCATATAN YANG SISTEMATIS

TERHADAP GEJALA-GEJALA YANG DI TELITI DAN MELIHAT PADA OBJEK

YANG SEBENARNYA DENGAN MENGAJUKAN PERTANYAAN-PERTANYAAN

KEPADA KEPALA SEKOLAH.

4. ANGKET

DAFTAR PERNYATAAN ATAU PERTANYAAN YANG DIKIRIMKAN KEPADA

RESPONDEN BAIK SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG.

M. TEKNIK ANALISIS DATA

PENELITIAN INI MENGGUNAKAN ANALISIS KUALITATIF YAITU SUATU

TEKNIK ANALISIS DATA YANG ANALISISNYA DILAKUKAN DENGAN MEMBERI

GAMBARAN PERISTIWA YANG TERJADI YANG BERKAITAN DENGAN PERSEPSI GURU

TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN,

KEMUDIAN DATA YANG TERKUMPUL DIANALISIS, SECARA INTENSIF SESUDAH

MENINGGALKAN LOKASI PENELITIAN.

SEBAGAIMANA TELAH DIJELASKAN DI ATAS BAHWA UNTUK MENDAPATKAN

DATA-DATA, PENELITI MENGADAKAN OBSERVASI, WAWANCARA, DAN

MENYEBARKAN ANGKET MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA

SEKOLAH KEPADA 20 GURU MTS UNWAANUNNAJAH. KEMUDIAN PENELITI

MENGOLAH HASIL DATA ANGKET MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA

KEPALA SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS:

P = F × 100 %

N

KET :

F : FREKUENSI YANG SEDANG DICARI PRESENTASE

P : ANGKA PRESENTASE

N : NUMBER OF CASES (BANYAKNYA INDIVIDU)

ADAPUN UNTUK MENDAPATKAN DATA-DATA DALAM PENELITIAN

KUALITATIF, PENULIS MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH:

7. STUDI PENDAHULUAN: MENJAJAKI KEADAAN DI LAPANGAN, MASALAH

APAKAH YANG KIRANYA LAYAK DAN PENTING UNTUK DI TELITI DI MTS

UNWAANUNNAJAH.

8. PEMBUATAN PROPOSAL SKRIPSI: MENENTUKAN TEORI MANA YANG DAPAT

DIJADIKAN PEGANGAN SEMENTARA UNTUK SELANJUTNYA TEORI ITU DI

KEMBANGKAN SEHINGGA MENGHASILKAN TEORI BARU.

9. SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI: SETELAH PROPOSAL SKRIPSI DIBUAT MAKA

PERLU DISEMINARKAN UNTUK MENDAPATKAN UMPAN BALIK TERHADAP

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPATKAN PERBAIKAN.

10. MEMASUKI LAPANGAN: SETELAH PROPOSAL SKRIPSI MENDAPATKAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING, BARULAH PENELITI TERJUN KE LAPANGAN

UNTUK MENGUMPULKAN DATA YANG RELEVAN. HAL-HAL YANG HARUS

DIPERHATIKAN DALAM MEMASUKI LAPANGAN ADALAH: MENGADAKAN

HUBUNGAN FORMAL DAN INFORMAL, MENDAPATKAN IZIN, MEMUPUK RASA

SALING MENGHORMATI DAN MEMPERCAYAI SERTA MENGIDENTIFIKASI

RESPONDEN SEBAGAI INFORMAN.

11. PENGUMPULAN DATA: DATA-DATA YANG DIKUMPULKAN MELIPUTI TEMPAT

ATAU RUANG DITINJAU DARI PENAMPILAN FISIKNYA, PELAKU YAITU SEMUA

ORANG YANG TERLIBAT DALAM SITUASI DAN KEGIATAN YAITU APA YANG

DILAKUKAN ORANG DALAM SITUASI ITU, OBJEK YAITU BENDA-BENDA YANG

TERDAPAT DI TEMPAT ITU, PERBUATAN YAITU TINDAKAN-TINDAKAN

TERTENTU, KEJADIAN ATAU PERISTIWA YAITU RANGKAIAN KEGIATAN,

WAKTU YAITU URUTAN KEGIATAN, TUJUAN YAITU SESUATU YANG INGIN

DICAPAI ORANG BERDASARKAN MAKNA PERBUATAN ORANG, DAN

PERASAAN ATAU EMOSI YANG DIRASAKAN DAN DINYATAKAN.

12. ANALISIS DATA: SETELAH DATA DIKUMPULKAN KEMUDIAN DIANALISIS DAN

DITUANGKAN DALAM BENTUK LAPORAN LAPANGAN. TUJUAN ANALISIS DATA

ADALAH UNTUK MENGUNGKAPKAN DATA-DATA APA YANG MASIH PERLU

DICARI. PERTANYAAN APA YANG MASIH PERLU DIJAWAB, METODE APA

YANG HARUS DI GUNAKAN UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI BARU DAN

KESALAHAN APA YANG HARUS SEGERA DI PERBAIKI.

N. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN INI ADALAH DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK SKALA LIKERT YAITU TEKNIK YANG MEMBERIKAN SUATU

NILAI SKALA UNTUK TIAP ALTERNATIF JAWABAN LIMA KATEGORI. DENGAN

DEMIKIAN INSTRUMEN ITU AKAN MENGHASILKAN TOTAL SKOR BAGI TIAP

RESPONDEN. BERDASAR SUDUT PANDANGAN TERTENTU, SEMUA PERTANYAAN YANG

MEMILIH ALTERNATIF-ALTERNATIF DI BAWAH INI DIBERI SKOR SEBAGAI BERIKUT:

MISALNYA SANGAT SETUJU NILAINYA 5, SETUJU NILAINYA 4, TIDAK

MENJAWAB/MEMUTUSKAN NILAINYA 3, TIDAK SETUJU NILAINYA 2, DAN SANGAT

TIDAK SETUJU NILAINYA 1.

SUHARSIMI ARIKUNTO MENGATAKAN BAHWA BOLEH MEMILIH ALTERNATIF

PILIHAN HANYA EMPAT SAJA JIKA ADA KELEMAHAN DENGAN LIMA ALTERNATIF

KARENA RESPONDEN CENDERUNG MEMILIH ALTERNATIF YANG ADA DI TENGAH

(KARENA DIRASA AMAN DAN PALING GAMPANG KARENA HAMPIR TIDAK BERPIKIR)

DAN ALASAN ITU MEMANG ADA BENARNYA.

SEPERTI PADA INSTRUMEN ANGKET YANG SAYA GUNAKAN SEBAGAI

BERIKUT: SELALU = 4, SERING = 3 KADANG-KADANG = 2, TIDAK PERNAH = 1

UNTUK PERTANYAAN POSITIF, KEEMPAT ALTERNATIF JAWABAN TERSEBUT

MEMILIKI BOBOT:

SELALU (SL) = 4

SERING (S) = 3

KADANG-KADANG (KK) = 2

TIDAK PERNAH (TP) = 1

RESPONDEN HANYA MEMILIH SATU DARI EMPAT ALTERNATIF JAWABAN

TERSEBUT, SESUAI DENGAN PENDAPAT / KEADAAN SEBENARNYA.

ANGKET INI DISUSUN ATAS DASAR INDIKATOR-INDIKATOR YANG DAPAT

DILIHAT PADA TABEL DI BAWAH INI

TABEL I

KISI-KISI PERTANYAAN ANGKET KINERJA KEPALA SEKOLAH

FOKUS

PENELITI

AN

DIMENSI INDIKATOR NO

BUTI

R

PERSEPSI

GURU

TENTANG

KINERJA

KEPALA

SEKOLAH

DALAM

PENGELO

LAAN

PENDIDIK

AN

TECHNICAL

SKILLS

HUMAN SKILLS

- MENGUASAI PENGETAHUAN

TENTANG METODE, PROSES,

PROSEDUR DAN TEKNIK

UNTUK MELAKSANAKAN

KEGIATAN KHUSUS.

- KEMAMPUAN UNTUK

MEMANFAATKAN SERTA

MENDAYAGUNAKAN SARANA,

PERALATAN YANG

DIPERLUKAN DALAM

MENDUKUNG KEGIATAN

YANG BERSIFAT KHUSUS

TERSEBUT.

- KEMAMPUAN UNTUK

MEMAHAMI PERILAKU

MANUSIA DAN PROSES KERJA

SAMA.

1-2

3-4

5-6

7-8

9-10

11-12

CONCEPTUAL SKILLS

- KEMAMPUAN UNTUK

MEMAHAMI ISI HATI, SIKAP

DAN MOTIF ORANG LAIN,

MENGAPA MEREKA BERKATA

DAN BERPERILAKU.

- KEMAMPUAN UNTUK

BERKOMUNIKASI SECARA

JELAS DAN EFEKTIF.

- KEMAMPUAN MENCIPTAKAN

KERJA SAMA YANG EFEKTIF,

KOOPERATIF, PRAKTIS DAN

DIPLOMATIS.

- MAMPU BERPERILAKU YANG

DAPAT DITERIMA.

- KEMAMPUAN ANALISIS.

- KEMAMPUAN BERFIKIR

RASIONAL.

- AHLI ATAU CAKAP DALAM

BERBAGAI MACAM KONSEPSI.

- MAMPU MENGANALISIS

BERBAGAI KEJADIAN, SERTA

MAMPU MEMAHAMI

BERBAGAI KECENDERUNGAN.

- MAMPU MENGANTISIPASIKAN

PERINTAH.

- MAMPU MENGENAL MACAM-

MACAM KESEMPATAN DAN

PROBLEM-PROBLEM SOSIAL.

13-14

15-16

17-18

19-20

21-22

23-24

25-26

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM MTS UNWAANUNNAJAH

PROFIL KEPALA SEKOLAH

BAPAK ALAM SYAHRUDIN ADALAH SEORANG KEPALA SEKOLAH DI MTS

UNWAANUNNAJAH YANG LAHIR DI TANGERANG PADA TANGGAL 27 FEBRUARI TAHUN

1964, SEKARANG BERDOMISILI DI PAMULANG BARAT RT 05 KEC. PAMULANG

TANGERANG SELATAN. BELIAU PERNAH MENGENYAM PENDIDIKAN DI MI

SAADATUDDARAIN TAHUN 1978, MTS DAARUL HIKMAH, DAN ALIYAHNYA DI MAN 3

CIPUTAT TAHUN 1985, KEMUDIAN BELIAU MELANJUTKAN PENDIDIKAN

TERAKHIRNYA DENGAN MENGAMBIL JURUSAN SARJANA AGAMA DI PERGURUAN

TINGGI IAIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PADA TAHUN 1990.

AWAL KARIRNYA, BELIAU MENGAJAR DINIYAH DI MADRASAH

SAADATUDDARAIN PAMULANG PADA TAHUN 1985-1986, SELANJUTNYA DI TAHUN 1987

BELIAU MENGAJAR MI DI MADRASAH SAADATUDDARAIN PAMULANG, KEMUDIAN DI

TAHUN 1989 BELIAU BERHENTI MENGAJAR DAN BELIAU MENDAFTAR SEBAGAI CPNS,

KETIKA MENDAFTAR CPNS BELIAU MENGGUNAKAN IJAZAH ALIYAH KARENA BELUM

MEMILIKI IJAZAH S1 MAKA SK NYA PUN DI K.U.A.

DARI TAHUN 1989-1996 BELIAU MENGAJAR DI MI SAADATUDDARAIN

KEMUDIAN TAHUN 1996 HINGGA SEKARANG, BELIAU DIPILIH SEBAGAI KEPALA

SEKOLAH DI MTS UNWAANUNNAJAH.

MENGINGAT SAAT ITU YAYASAN HANYA MEMILIKI MADRASAH IBTIDAIYAH,

KEMUDIAN BAPAK ALAM SYAHRUDIN MENGUSULKAN UNTUK MENDIRIKAN

MADRASAH TSANAWIYAH UNWAANUNNAJAH, DAN ATAS KESEPAKATAN SEMUA PIHAK

YAKNI KETUA YAYASAN, GURU MADRASAH IBTIDAIYAH, DAN MASYARAKAT SEKITAR

MAKA BERDIRILAH MTS UNWAANUNNAJAH. NAMUN BERDIRINYA MTS

UNWAANUNNAJAH MASIH MENGINDUK PADA MADRASAH IBTIDAIYAH DAN BELUM

MEMILIKI KEPALA SEKOLAH SENDIRI. SETELAH MENGALAMI PERKEMBANGAN,

MAKA BAPAK ALAM SYAHRUDIN DIPILIH SEBAGAI KEPALA SEKOLAH MTS

UNWAANUNNAJAH BERDASARKAN HASIL MUSYAWARAH RAPAT KERJA, DAN ATAS

DASAR PERTIMBANGAN SENIORITAS (BELIAU MEMANG LEBIH BERPENGALAMAN

DALAM BIDANG PENDIDIKAN, DAN USIANYA LEBIH TUA DARI YANG LAIN). BELIAU

DIPILIH SEBAGAI KEPALA SEKOLAH MEMANG MURNI DARI HASIL RAPAT DAN

MUSYAWARAH PARA DEWAN GURU, STAF DAN WARGA SETEMPAT.

1. VISI DAN MISI MTS UNWAANUNNAJAH

MTS UNWAANUNNAJAH MEMILIKI VISI DAN MISI SEBAGAI BERIKUT, YAITU:

VISI: MENJADIKAN MADRASAH SEBAGAI SUMBER PENGKAJIAN ILMU

PENGETAHUAN DAN PEMANFAATAN AQIDAH ISLAMIYAH MENUJU INSAN KAMIL.

MISI: MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN YANG BERMUTU BAIK SECARA

MORAL, MAUPUN SOSIAL SEHINGGA MAMPU MENYIAPKAN DAN MENGEMBANGKAN

SUMBER DAYA MANUSIA.

2. LETAK GEOGRAFIS MTS UNWAANUNNAJAH

MTS UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN TERLETAK DI DAERAH

PERKAMPUNGAN, NAMUN WALAUPUN LETAKNYA DI DAERAH PERKAMPUNGAN,

TETAPI LOKASINYA STRATEGIS KARENA DEKAT DENGAN JALAN RAYA DAN DEKAT

DENGAN ANGKUTAN KOTA SESUAI DENGAN LETAK RUMAH PARA GURU DAN SISWA

TERSEBUT. JADI, SISWA ATAU GURU TIDAK PERLU KESULITAN MENCARI KENDARAAN

YANG LANGSUNG MENUJU RUMAH MEREKA.

3. KEADAAN SARANA DAN PRASARANA

TANAH

A. LUAS TANAH YANG TERSEDIA 1060 M2

B. LUAS TANAH YANG SUDAH DIBANGUN 620 M2

C. LUAS TANAH YANG MASIH BISA DIBANGUN 440 M2

GEDUNG

BANGUNAN GEDUNG YANG TERSEDIA :

A. RUANG KELAS 8 LOKAL

B. RUANG GURU 1 RUANGAN

C. RUANG KEPALA SEKOLAH 1 LOKAL

D. RUANG TATA USAHA 1 LOKAL

E. RUANG BIMBINGAN KONSELING 1 LOKAL

F. RUANG LAB. KOMPUTER 1 LOKAL

G. RUANG KAMAR MANDI 3 RUANGAN

H. RUANG MUSHOLLA 1 RUANGAN

6. KEADAAN GURU DAN KARYAWAN

1. JUMLAH SELURUH PERSONALIA SEKOLAH BERJUMLAH 20 ORANG

A. JUMLAH SEMUA GURU ADA 20 ORANG: 15 GURU LAKI-LAKI DAN 5

GURU PEREMPUAN

B. PENDIDIKAN TERAKHIR : RATA-RATA SARJANA / STRATA 1.

2. JUMLAH TENAGA ADMINISTRASI

A. PEGAWAI ADMINISTRASI 3 ORANG

B. KEPALA SEKOLAH 1 ORANG

C. PEMBIMBING EKSTRAKURIKULER 1 ORANG

D. PENJAGA SEKOLAH 1 ORANG

3. JUMLAH SISWA

JUMLAH KESELURUHAN SISWA MTS UNWAANUNNAJAH 325 SISWA

YANG MELIPUTI :

A. SISWA KELAS 1 : 130 SISWA

B. SISWA KELAS II : 109 SISWA

C. SISWA KELAS III : 86 SISWA

SELAIN MEMILIKI SARANA DAN PRASARANA, KEADAAN GURU DAN

KARYAWAN, DAN LAIN-LAIN SEPERTI YANG TELAH DISEBUTKAN DI ATAS, MTS

UNWAANUNNAJAH JUGA MEMILIKI STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI BERIKUT:

STRUKTUR ORGANISASI MTS UNWAANUN NAJAH

B. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

KEPSEK

ALAM SYAHRUDIN,

S,AG

KOMITE

SEKOLAH

H. RIHILI

TU

1. ENTIN

KURNIASIH

2. NUR AINI

WAKA

KURIKULUM

SAMAN RIDWAN,

WAKA

KESISWAAN

ABD. RAHMAN,

WAKA

KESISWAAN

ABD. RAHMAN,

WAKA

KESISWAAN

ABD. RAHMAN,

WALI KLS

IA

WALI

KELAS IB

WALI

KELAS IC

WALI

KELAS IIA

WALI KELAS

II B

WALI KELAS

III A

WALI KELAS

III B

GURU

SISWA

1. ANALISIS DATA

SESUAI DENGAN INSTRUMEN YANG DISUSUN MAKA HASIL PENELITIANNYA

SEBAGAI BERIKUT:

1. TECHNICAL SKILLS

TABEL 2

KEPALA SEKOLAH MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG METODE, PROSES,

PROSEDUR DAN TEKNIK UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KHUSUS.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

10

9

1

0

50%

45%

5%

0%

JUMLAH 20 100%

DARI TABEL DI ATAS DAPAT DIKETAHUI BAHWA RESPONDEN YANG

MENJAWAB SELALU SEBESAR 10 RESPONDEN (50%), SEDANGKAN YANG MENJAWAB

SERING KECIL SEBESAR 9 RESPONDEN (45%), YANG MENJAWAB KADANG-KADANG

CUKUP KECIL YAITU SEBESAR 1 (5%), DAN YANG MENJAWAB TIDAK PERNAH 0%.

DENGAN DEMIKIAN DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH SELALU

MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG METODE, PROSES, PROSEDUR DAN TEKNIK

UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KHUSUS.

TABEL 3

KEPALA SEKOLAH MELIBATKAN GURU DAN STAF LAINNYA DALAM MERANCANG

METODE, PROSES, PROSEDUR DAN TEKNIK UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN

KHUSUS.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1. SANGAT SETUJU 8 40%

2.

3.

4.

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

12

0

0

60%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA SEBESAR 8 RESPONDEN (40%)

MENJAWAB SELALU, KEMUDIAN 12 RESPONDEN (60%) MENJAWAB SERING DI

LIBATKAN DALAM MERANCANG METODE, PROSES, PROSEDUR DAN TEKNIK UNTUK

MELAKSANAKAN KEGIATAN KHUSUS. SEDANGKAN TIDAK ADA YANG MENJAWAB

KADANG-KADANG DAN TIDAK PERNAH (0%). HAL INI MENUNJUKKAN BAHWA

KETERLIBATAN GURU DAN STAF DALAM MERANCANG METODE, PROSES, PROSEDUR

DAN TEKNIK UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KHUSUS TELAH TERLAKSANA

DENGAN BAIK YAKNI DENGAN BANYAKNYA YANG MENJAWAB SERING.

TABEL 4

KEPALA SEKOLAH MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMANFAATKAN SERTA

MENDAYAGUNAKAN SARANA, PERALATAN YANG DIPERLUKAN DALAM

MENDUKUNG KEGIATAN YANG BERSIFAT KHUSUS.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

5

14

1

0

25%

70%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA SEBESAR 5 RESPONDEN (25%)

MENJAWAB SELALU, 14 RESPONDEN (70%) MENJAWAB SERING, 1 RESPONDEN (5%)

MENJAWAB KADANG-KADANG DAN YANG MENJAWAB TIDAK PERNAH (0%). DAPAT

DISIMPULKAN BAHWA KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MEMANFAATKAN

SERTA MENDAYAGUNAKAN SARANA, PERALATAN YANG DIPERLUKAN DALAM

MENDUKUNG KEGIATAN YANG BERSIFAT KHUSUS SANGAT BAIK.

TABEL 5

KEPALA SEKOLAH MENGGANTI SARANA DAN PERALATAN YANG RUSAK DENGAN

YANG BARU.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1. SANGAT SETUJU 4 20%

2.

3.

4.

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

4

12

0

20%

60%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA YANG MENJAWAB SELALU DAN

SERING HANYA 4 (20%), SEDANGKAN YANG MENJAWAB KADANG-KADANG SEBESAR

12 RESPONDEN (60%) DAN YANG MENJAWAB TIDAK PERNAH TIDAK ADA YAITU 0%.

HAL INI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH DALAM MENGGANTI

SARANA DAN PERALATAN YANG RUSAK DENGAN YANG BARU KADANG-KADANG SAJA

TIDAK TERLALU SERING.

KESIMPULANNYA : DARI HASIL ANGKET DIATAS DAPAT DIAMBIL

KESIMPULAN BAHWA KEPALA SEKOLAH MEMILIKI TECHNICAL SKILLS CUKUP BAIK.

HAL INI DIDASARKAN PADA KETIGA ALTERNATIF JAWABAN RESPONDEN YANG

MENJAWAB SELALU DAN SERING CUKUP BANYAK, SEDANGKAN KEPALA SEKOLAH

DALAM MENGGANTI SARANA DAN PERALATAN YANG RUSAK DENGAN YANG BARU

KADANG-KADANG SAJA. HAL INI DAPAT DILIHAT DARI RESPONDEN YANG

MENJAWAB KADANG-KADANG ADA 60% ATAU 12 RESPONDEN.

2. HUMAN SKILLS

TABEL 6

KEPALA SEKOLAH MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU MANUSIA

DAN PROSES KERJA SAMA.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

4

14

2

0

20%

70%

10%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA YANG MENJAWAB SELALU YAITU

SEBESAR 4 RESPONDEN (20%), SEDANGKAN YANG MENJAWAB SERING LEBIH BESAR

YAITU 14 RESPONDEN (70%), DAN YANG MENJAWAB KADANG-KADANG KECIL YAITU

2 RESPONDEN (10%), DAN ADAPULA YANG MENJAWAB TIDAK PERNAH YAITU 0%.

DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MEMAHAMI

PERILAKU MANUSIA DAN PROSES KERJA SAMA SANGAT BAIK KARENA DILIHAT DARI

BANYAKNYA RESPONDEN YANG MENJAWAB SERING.

TABEL 7

KEPALA SEKOLAH IKUT MELAKSANAKAN KERJA BAKTI DI SEKOLAH.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

5

7

8

0

25%

35%

40%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA YANG MENJAWAB SELALU YAITU

SEBESAR 5 RESPONDEN (25%), YANG MENJAWAB SERING YAITU 7 RESPONDEN (35%),

SEDANGKAN YANG MENJAWAB KADANG-KADANG LEBIH BESAR YAITU SEBANYAK 8

RESPONDEN (40%), DAN YANG MENJAWAB TIDAK PERNAH TIDAK ADA (0%).

TABEL 8

KEPALA SEKOLAH SELALU MENGHORMATI ORANG LAIN KHUSUSNYA PARA GURU

DAN STAF DI SEKOLAH.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

11

8

0

0

55%

40%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA 11 RESPONDEN (55%) MENJAWAB

SELALU, 8 RESPONDEN (40%) MENJAWAB SERING, SEDANGKAN YANG MENJAWAB

KADANG-KADANG DAN TIDAK PERNAH YAITU SEBESAR 0%. HAL INI DAPAT

DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH SELALU MENGHORMATI ORANG LAIN

KHUSUSNYA PARA GURU DAN STAF DI SEKOLAH KARENA BANYAKNYA RESPONDEN

YANG MENJAWAB SELALU.

TABEL 9

KEPALA SEKOLAH SANGAT MENGHARGAI KEPUTUSAN ORANG LAIN.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

13

7

0

0

65%

35%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS SEBAGIAN BESAR YANG MENGATAKAN

BAHWA KEPALA SEKOLAH SANGAT MENGHARGAI KEPUTUSAN ORANG LAIN

SEBANYAK 13 RESPONDEN (65%), YANG MENJAWAB SERING YAITU 7 (35%), DAN

YANG MENJAWAB KADANG-KADANG DAN TIDAK PERNAH 0%. HAL INI DAPAT

DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH SANGAT MENGHARGAI KEPUTUSAN ORANG

LAIN.

TABEL 10

KEPALA SEKOLAH MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK BERKOMUNIKASI

SECARA JELAS DAN EFEKTIF.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

10

10

0

0

50%

50%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA 10 RESPONDEN (50%) MENJAWAB

SELALU DAN SERING, SEDANGKAN 0% MENJAWAB KADANG-KADANG DAN TIDAK

PERNAH. HAL INI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA 50% KEPALA SEKOLAH MEMILIKI

KEMAMPUAN UNTUK BERKOMUNIKASI SECARA JELAS DAN EFEKTIF.

TABEL 11

KEPALA SEKOLAH DALAM MENYAMPAIKAN INFORMASI MUDAH DIFAHAMI DAN

DIMENGERTI OLEH PARA GURU DAN STAF LAINNYA.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

12

8

0

60%

40%

0%

4. TIDAK SETUJU 0 0%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS DAPAT DIKATAKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH

DALAM MENYAMPAIKAN INFORMASI MUDAH DIFAHAMI DAN MUDAH DIMENGERTI

OLEH PARA GURU DAN STAF. HAL INI DAPAT DILIHAT DARI BANYAKNYA RESPONDEN

YANG MENJAWAB SELALU YAITU SEBESAR 12 RESPONDEN (60%), 8 (40%) MENJAWAB

SERING, SEDANGKAN 0% MENJAWAB KADANG-KADANG DAN TIDAK PERNAH.

TABEL 12

KEPALA SEKOLAH MAMPU MENCIPTAKAN KERJA SAMA YANG EFEKTIF,

KOOPERATIF, PRAKTIS DAN DIPLOMATIS.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

10

10

0

0

50%

50%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS DAPAT DIKETAHUI BAHWA KEPALA SEKOLAH

MAMPU MENCIPTAKAN KERJA SAMA YANG EFEKTIF, KOOPERATIF, PRAKTIS, DAN

DIPLOMATIS. HAL INI DAPAT DILIHAT DARI 50% RESPONDEN MENJAWAB SELALU

DAN SERING, DAN 0% MENJAWAB KADANG-KADANG DAN TIDAK PERNAH.

TABEL 13

KEPALA SEKOLAH MENDAPATKAN DUKUNGAN YANG BAGUS DALAM MENCIPTAKAN

KERJA SAMA YANG EFEKTIF, KOOPERATIF, PRAKTIS DAN DIPLOMATIS.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

8

11

1

0

40%

55%

5%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA 8 RESPONDEN (40%) MENJAWAB

SELALU, KEMUDIAN 11 RESPONDEN (55%) MENJAWAB SERING, SEDANGKAN YANG

MENJAWAB KADANG-KADANG LEBIH KECIL YAITU 1 RESPONDEN (5%), DAN YANG

MENJAWAB TIDAK PERNAH 0%. HAL INI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KEPALA

SEKOLAH SERING MENDAPATKAN DUKUNGAN YANG BAGUS DALAM MENCIPTAKAN

KERJA SAMA YANG EFEKTIF, KOOPERATIF, PRAKTIS DAN DIPLOMATIS.

TABEL 14

KEPALA SEKOLAH MEMILIKI PERILAKU YANG BAIK, SOPAN, DAN DAPAT DITERIMA

OLEH ORANG LAIN.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

12

7

1

0

60%

35%

5%

0%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS BAHWASANNYA KEPALA SEKOLAH SELALU

MEMILIKI PERILAKU YANG BAIK, SOPAN, DAN DAPAT DITERIMA OLEH ORANG

LAIN. HAL INI DIKARENAKAN BANYAKNYA RESPONDEN YANG MENJAWAB SELALU

LEBIH BANYAK YAITU SEBESAR 12 RESPONDEN (60%), DAN YANG MENJAWAB SERING

KECIL YAITU SEBANYAK 7 RESPONDEN YAITU SEBESAR (35%), SEDANGKAN YANG

MENJAWAB KADANG-KADANG LEBIH KECIL YAITU SEBANYAK 1 RESPONDEN (5%),

DAN 0% MENJAWAB TIDAK PERNAH.

TABEL 15

KEPALA SEKOLAH SELALU MEMBERIKAN CONTOH PERILAKU YANG BAIK, SOPAN

DAN DAPAT DITERIMA OLEH ORANG LAIN KEPADA PARA GURU DAN STAF.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

11

9

0

0

55%

45%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA 11 RESPONDEN (55%) MENJAWAB

SELALU, KEMUDIAN 9 RESPONDEN (45%) MENJAWAB SERING, SEDANGKAN YANG

MENJAWAB KADANG-KADANG DAN TIDAK PERNAH 0%. HAL INI DAPAT

DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH SELALU MEMBERIKAN CONTOH PERILAKU

YANG BAIK, SOPAN, DAN DAPAT DITERIMA OLEH ORANG LAIN KEPADA PARA GURU

DAN STAF.

KESIMPULANNYA: BERDASARKAN HASIL ANGKET DAN TABEL DI ATAS DAPAT

DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH MEMILIKI HUMAN SKILLS YANG CUKUP

BAGUS. HAL INI DILIHAT DARI BANYAKNYA RESPONDEN YANG MENJAWAB SELALU

DAN SERING PADA TABLE 5,7-14. SEDANGKAN SEBANYAK 40% ATAU 8 RESPONDEN

MENJAWAB KADANG-KADANG PADA ITEM PERTANYAAN KEPALA SEKOLAH IKUT

MELAKSANAKAN KERJA BAKTI DI SEKOLAH.

3. CONCEPTUAL SKILLS

TABEL 16

KEPALA SEKOLAH MEMILIKI KEMAMPUAN MENGANALISIS YANG BAIK.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

7

11

2

0

35%

55%

10%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA 7 RESPONDEN (35%) MENJAWAB

SELALU, KEMUDIAN 11 RESPONDEN (55%) MENJAWAB SERING, SEDANGKAN YANG

MENJAWAB KADANG-KADANG 2 (10%) DAN TIDAK PERNAH 0%. HAL INI DAPAT

DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH MEMILIKI KEMAMPUAN MENGANALISIS

YANG BAIK, KARENA BANYAKNYA RESPONDEN YANG MENJAWAB SERING.

TABEL 17

KEPALA SEKOLAH MAMPU MENGANALISIS SUATU PERKARA DAHULU SEBELUM

MENGAMBIL TINDAKAN YANG MATANG.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

11

8

1

0

55%

40%

5%

0%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS BAHWASANNYA YANG MENJAWAB SELALU

ADA 11 RESPONDEN (55%), 8 RESPONDEN (40%) MENJAWAB SERING, SEDANGKAN 1

RESPONDEN (5%) MENJAWAB KADANG-KADANG DAN 0% MENJAWAB TIDAK PERNAH.

HAL INI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH SELALU MENGANALISIS

SUATU PERKARA TERLEBIH DAHULU SEBELUM MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG

MATANG.

TABEL 18

KEPALA SEKOLAH MEMILIKI KEMAMPUAN BERFIKIR RASIONAL.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

9

11

0

0

45%

55%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

DARI TABEL DI ATAS DAPAT DILIHAT BAHWA RESPONDEN YANG MENJAWAB

SELALU SEBANYAK 9 (45%), SEDANGKAN YANG MENJAWAB SERING LEBIH BANYAK

YAITU SEBESAR 11 RESPONDEN (55%), DAN YANG MENJAWAB KADANG-KADANG DAN

TIDAK PERNAH 0%. JADI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH MEMANG

MEMILIKI KEMAMPUAN BERFIKIR RASIONAL.

TABEL 19

KEPALA SEKOLAH SELALU BERFIKIR RASIONAL DALAM MEMECAHKAN

PERMASALAHAN DI SEKOLAH.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

9

11

0

0

45%

55%

0%

0%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS DAPAT DIUNGKAPKAN BAHWA KEPALA

SEKOLAH SERING BERFIKIR SECARA RASIONAL. HAL INI DAPAT DILIHAT DARI

BANYAKNYA RESPONDEN YANG MENJAWAB SELALU SEBESAR 9 (45%), SEDANGKAN

YANG MENJAWAB SERING LEBIH BANYAK YAITU 11 (55%), DAN SEBANYAK 0%

MENJAWAB KADANG-KADANG DAN TIDAK PERNAH.

TABEL 20

KEPALA SEKOLAH AHLI ATAU CAKAP DALAM BERBAGAI MACAM KONSEPSI.

NO ALTERNATIF FREKUENSI PROSENTASE

JAWABAN

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

7

12

1

0

35%

60%

5%

0%

JUMLAH 20 100%

DARI TABEL DI ATAS DAPAT DILIHAT BAHWA RESPONDEN YANG MENJAWAB

SELALU SEBANYAK 7 (35%), SEDANGKAN YANG MENJAWAB SERING LEBIH BANYAK

YAITU SEBESAR 12 RESPONDEN (60%), DAN YANG MENJAWAB KADANG-KADANG 1

RESPONDEN (5%) DAN TIDAK PERNAH 0%. JADI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA

KEPALA SEKOLAH MEMANG AHLI ATAU CAKAP DALAM BERBAGAI MACAM

KONSEPSI.

TABEL 21

KEPALA SEKOLAH SELALU MEMBUAT KONSEP SEKOLAH SENDIRI TANPA BANTUAN

ORANG LAIN.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

0

3

16

1

0%

15%

80%

5%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS DAPAT DIUNGKAPKAN BAHWA KEPALA

SEKOLAH KADANG-KADANG MEMBUAT KONSEP SEKOLAH SENDIRI TANPA BANTUAN

ORANG LAIN. HAL INI DAPAT DILIHAT DARI BANYAKNYA RESPONDEN YANG

MENJAWAB SELALU SEBESAR 0%, SEDANGKAN YANG MENJAWAB SERING HANYA 3

RESPONDEN (15%), DAN YANG MENJAWAB KADANG-KADANG LEBIH BESAR YAITU

SEBANYAK 16% DAN 1 RESPONDEN (5%) TIDAK PERNAH.

TABEL 22

KEPALA SEKOLAH MAMPU MENGANALISIS BERBAGAI KEJADIAN, SERTA MAMPU

MEMAHAMI BERBAGAI KECENDERUNGAN.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

3

15

2

15%

75%

10%

4. TIDAK SETUJU 0 0%

JUMLAH 20 100%

DARI TABEL DI ATAS DAPAT DILIHAT BAHWA RESPONDEN YANG MENJAWAB

SELALU SEBANYAK 3 (15%), SEDANGKAN YANG MENJAWAB SERING LEBIH BANYAK

YAITU SEBESAR 15 RESPONDEN (75%), DAN YANG MENJAWAB KADANG-KADANG

LEBIH KECIL HANYA SEBANYAK 2 RESPONDEN (10%) DAN TIDAK PERNAH 0%. JADI

DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH MAMPU MENGANALISIS BERBAGAI

KEJADIAN, SERTA MAMPU MEMAHAMI BERBAGAI KECENDERUNGAN.

TABEL 23

KEPALA SEKOLAH DALAM MENGATASI MASALAH YANG ADA MENGUTAMAKAN

MENGANALISISNYA TERLEBIH DULU DAN MEMAHAMI BERBAGAI

KECENDERUNGANNYA.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

7

11

2

0

35%

55%

10%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA 7 RESPONDEN (35%) MENJAWAB

SELALU, KEMUDIAN 11 RESPONDEN (55%) MENJAWAB SERING, SEDANGKAN YANG

MENJAWAB KADANG-KADANG 2 RESPONDEN (10%) DAN YANG MENJAWAB TIDAK

PERNAH YAITU 0%. HAL INI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KARENA BANYAKNYA

RESPONDEN YANG MENJAWAB SERING LEBIH BESAR MAKA SEBELUM MEMUTUSKAN

PERKARA YANG ADA, KEPALA SEKOLAH LEBIH MENGUTAMAKAN

MENGANALISISNYA DAN MEMAHAMI BERBAGAI KECENDERUNGANNYA.

TABEL 24

KEPALA SEKOLAH MAMPU MENGANTISIPASIKAN SUATU PERINTAH.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

5

13

2

0

25%

65%

10%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA SEBAGIAN RESPONDEN MENJAWAB

SELALU SEBANYAK 5 RESPONDEN (25%), DAN SEBAGIAN BESAR MENJAWAB SERING

YAITU 13 RESPONDEN (65%), SEDANGKAN SEBAGIAN KECIL MENJAWAB KADANG-

KADANG YAITU SEBANYAK 2 RESPONDEN (10%), DAN 0% MENJAWAB TIDAK PERNAH.

HAL INI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH MAMPU

MENGANTISIPASIKAN PERINTAH.

TABEL 25

DALAM KONDISI APAPUN KEPALA SEKOLAH SELALU BISA MENGANTISIPASIKAN

PERINTAH KEPADA PARA GURU DAN STAF LAIN KHUSUSNYA.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

8

11

1

0

40%

55%

5%

0%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS KEPALA SEKOLAH MEMANG SELALU BISA

MENGANTISIPASIKAN PERINTAH KEPADA PARA GURU DAN STAF DALAM KONDISI

APAPUN. HAL INI TERLIHAT DARI BANYAKNYA RESPONDEN YANG MENJAWAB

SELALU SEBESAR 8 RESPONDEN (40%), 11 RESPONDEN (55%) MENJAWAB SERING,

SEDANGKAN 1 RESPONDEN (5%) MENJAWAB KADANG-KADANG, DAN 0% MENJAWAB

TIDAK PERNAH.

TABEL 26

KEPALA SEKOLAH MAMPU MENGENAL MACAM-MACAM KESEMPATAN DAN

PROBLEM-PROBLEM SOSIAL.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

4

13

3

0

20%

65%

15%

0%

JUMLAH 20 100%

BERDASARKAN TABEL DI ATAS DAPAT DIUNGKAPKAN BAHWA KEPALA

SEKOLAH MAMPU MENGENAL MACAM-MACAM KESEMPATAN DAN PROBLEM-

PROBLEM SOSIAL. HAL INI DAPAT DILIHAT DARI BANYAKNYA RESPONDEN YANG

MENJAWAB SELALU SEBESAR 4(20%), SEDANGKAN YANG MENJAWAB SERING LEBIH

BESAR YAITU SEBANYAK 13 RESPONDEN (65%), DAN YANG MENJAWAB KADANG-

KADANG LEBIH KECIL YAITU SEBANYAK 3 RESPONDEN (15%) DAN 0% RESPONDEN

MENJAWAB TIDAK PERNAH.

TABEL 27

KEPALA SEKOLAH SELALU MENGIKUTSERTAKAN MASYARAKAT DALAM BERBAGAI

MACAM KEGIATAN SOSIAL.

NO ALTERNATIF

JAWABAN

FREKUENSI PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

SANGAT SETUJU

SETUJU

KURANG SETUJU

TIDAK SETUJU

8

9

3

0

40%

45%

15%

0%

JUMLAH 20 100%

TABEL DI ATAS MENUNJUKKAN BAHWA 8 RESPONDEN (40%) MENJAWAB

SELALU, 9 RESPONDEN (45%) MENJAWAB SERING, SEDANGKAN 3 RESPONDEN (15%)

MENJAWAB KADANG-KADANG DAN 0% MENJAWAB TIDAK PERNAH. MAKA DAPAT

DISIMPULKAN BAHWA KEPALA SEKOLAH SERING MENGIKUTSERTAKAN

MASYARAKAT DALAM BERBAGAI MACAM KEGIATAN SOSIAL.

KESIMPULANNYA: DARI TABEL DI ATAS DAPAT DISIMPULKAN BAHWA

KEPALA SEKOLAH MEMANG MEMILIKI CONCEPTUAL SKILLS CUKUP BAIK. HAL INI

DAPAT DILIHAT DARI BANYAKNYA RESPONDEN YANG MENJAWAB SERING DAN

SELALU PADA SETIAP ITEM PERTANYAAN. DAN RESPONDEN YANG LEBIH BANYAK

MENJAWAB KADANG-KADANG HANYA ADA PADA BUTIR PERTANYAAN KEPALA

SEKOLAH SELALU MEMBUAT KONSEP SENDIRI TANPA BANTUAN ORANG LAIN.

2. INTERPRETASI DATA

UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI DARI PROSENTASE HASIL ANGKET

YANG DIPEROLEH DIGUNAKAN PEDOMAN INTERPRETASI SEBAGAI BERIKUT:

A. SANGAT BAIK, JIKA NILAI YANG DIPEROLEH BERADA PADA INTERVAL 76-

100%

B. BAIK, JIKA NILAI YANG DIPEROLEH BERADA PADA INTERVAL 51-75%

C. TIDAK BAIK, JIKA NILAI YANG DIPEROLEH BERADA PADA INTERVAL 26-

50%

D. SANGAT TIDAK BAIK, JIKA NILAI YANG DIPEROLEH BERADA PADA

INTERVAL 0-25%

UNTUK MENENTUKAN PROSENTASE, DIGUNAKAN PERHITUNGAN

SEDERHANA DENGAN LANGKAH-LANGKAH:

A. MENENTUKAN NILAI HARAPAN (NH). NILAI INI DAPAT DIKETAHUI

DENGAN MENGALIKAN JUMLAH ITEM PERNYATAAN DENGAN SKOR

TERTINGGI.

B. MENGETAHUI NILAI SKOR (NS). NILAI INI MERUPAKAN NILAI RATA-RATA

SEBENARNYA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENELITIAN.

C. MENENTUKAN KATEGORI, YAITU DENGAN MENGGUNAKAN

RUMUS : NS X 100%

NH

BERDASARKAN SKOR PENILAIAN YANG ADA, MAKA DAPAT DISAJIKAN

ANALISIS DESKRIPTIF SECARA TERPERINCI BERDASARKAN INDIKATOR PENILAIAN,

TABELNYA DAPAT DILIHAT DI BAWAH INI SEBAGAI BERIKUT:

NILAI RATA-RATA SKOR PENILAIAN BERDASARKAN INDIKATOR

VARIABEL INDIKATOR

NILAI

HARAPAN

(NH)

NILAI

SKOR

(NS) NH

NSX100%

KATEGO

RI

MENGUASAI

PENGETAHUAN

TENTANG METODE,

PROSES, PROSEDUR,

DAN TEKNIK UNTUK

MELAKSANAKAN

KEGIATAN KHUSUS

2X4 = 8 135:20 =

6,75 %1008

75,6X

= 84,375%

SANGAT

BAIK

TECHNIC

AL SKILLS

KEMAMPUAN UNTUK

MEMANFAATKAN

SERTA

MENDAYAGUNAKAN

SARANA, PERALATAN

YANG DIPERLUKAN

DALAM

MENDAPATKAN

KEGIATAN YANG

BERSIFAT KHUSUS.

2X4 = 8 116:20 =

5,8 %1008

8,5x

= 72,5%

BAIK

KEMAMPUAN UNTUK

MEMAHAMI PERILAKU

MANUSIA DAN PROSES

KERJA SAMA.

2X4 = 8 121:20 =

6,05 %1008

05,6x

= 75,625%

BAIK HUMAN

SKILLS

KEMAMPUAN UNTUK

MEMAHAMI ISI HATI,

SIKAP DAN MOTIF

2X4 = 8 144:20 =

7,2 %1008

2,7x

SANGAT

BAIK

ORANG LAIN,

MENGAPA MEREKA

BERKATA DAN

BERPERILAKU.

= 90%

KEMAMPUAN UNTUK

BERKOMUNIKASI

SECARA JELAS DAN

EFEKTIF.

2X4 = 8 142:20 =

7,1

75,88

%1008

1,7

=

x

SANGAT

BAIK

KEMAMPUAN

MENCIPTAKAN KERJA

SAMA YANG EFEKTIF,

KOOPERATIF, PRAKTIS

DAN DIPLOMATIS.

2X4 = 8 137:20 =

6,85

%625,85

%1008

85,6

=

x

SANGAT

BAIK

MAMPU BERPERILAKU

YANG DAPAT

DITERIMA.

2X4 = 8 142:20 =

7,1%

%75,88

%1008

1,7

=

x

SANGAT

BAIK

KEMAMPUAN ANALISIS. 2X4 = 8 135:20 =

6,75%

%375,84

%1008

75,6

=

x

SANGAT

BAIK

KEMAMPUAN BERFIKIR

RASIONAL.

2X4 = 8 138:20 =

6,9

%25,86

%1008

9,6

=

x

SANGAT

BAIK

AHLI / CAKAP DALAM

BERBAGAI MACAM

KONSEPSI.

2X4 = 8 108:20 =

5,4

%5,67

%1008

4,5

=

x

BAIK

MAMPU

MENGANALISIS

BERBAGAI KEJADIAN,

SERTA MAMPU

MEMAHAMI BERBAGAI

KECENDERUNGAN.

2X4 = 8 126:20 =

6,3

%75,78

%1008

3,6

=

x

BAIK

MAMPU

MENGANTISIPASIKAN

PERINTAH.

2X4 = 8 130:20 =

6,5

%25,81

%1008

5,6

=

x

SANGAT

BAIK

CONCEPT

UAL

SKILLS

MAMPU MENGENAL

MACAM-MACAM

KESEMPATAN DAN

PROBLEM-PROBLEM

SOSIAL.

2X4 = 8 126:20 =

6,3

%75,78

%1008

3,6

=

x

BAIK

NILAI RATA-RATA SKOR PENILAIAN

VARIABEL

NILAI

HARAPAN

(NH)

NILAI SKOR (NS)

NH

NSX 100%

KATEGORI

TECHNICAL

SKILLS

4X4 = 16 251:20 = 12,55

BAIK

HUMAN

SKILLS

10X4 = 40 686:20 = 34,3

%75,85

%10040

3,34

=

x

SANGAT

BAIK

CONCEPTUAL

SKILLS

12X4 = 48 763:20 = 38,15

%44,79

%10048

15,38

=

x

BAIK

JUMLAH

3

67,243

= 81,22%

SANGAT

BAIK

44,78

%10016

55,12

====

X

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

BERDASARKAN DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA DAPAT DISIMPULKAN BAHWA

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN

PENDIDIKAN DI MTS UNWAANUNNAJAH SUDAH CUKUP BAIK.

DARI TABEL DATA PENGHITUNGAN HASIL PENELITIAN DIATAS DAPAT

DIKETAHUI BAHWA PADA ASPEK TECHNICAL SKILLS, DIMANA KEGIATAN DI

DALAMNYA SEPERTI ADALAH MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG METODE,

PROSES, PROSEDUR DAN TEKNIK UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KHUSUS DAPAT

DIKUASAI DENGAN BAIK YAITU DENGAN HASIL PROSENTASE 78,44%. DAN PADA

ASPEK HUMAN SKILLS, YANG SALAH SATU KEGIATAN DI DALAMNYA SEPERTI

KEMAMPUAN UNTUK MEMAHAMI PERILAKU MANUSIA DAN PROSES KERJA SAMA

DAPAT DI TERAPKAN DENGAN SANGAT BAIK. HAL INI DAPAT DILIHAT DARI HASIL

PROSENTASE 85,75%. SEDANGKAN PADA ASPEK CONCEPTUAL SKILLS YANG

KEGIATAN DI DALAMNYA MAMPU MENGANALISIS DAPAT DIMILIKI DENGAN BAIK

BERDASARKAN DARI HASIL PROSENTASE 79,48%. DAN KESIMPULAN DARI PERSEPSI

GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

ADALAH SANGAT BAIK KARENA DILIHAT DARI BANYAKNYA NILAI RATA-RATA YAITU

SEBESAR 81,22%.

DENGAN DEMIKIAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MTS

UNWAANUNNAJAH SECARA KESELURUHAN SUDAH BERJALAN CUKUP BAIK, KEPALA

SEKOLAH BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN DALAM MENJALANKAN TUGASNYA

SEBAGAI PEMIMPIN, DAN USAHA YANG DILAKUKANNYA MENDAPATKAN

TANGGAPAN POSITIF DARI PARA GURU YANG MERUPAKAN FAKTOR PENDUKUNG

UTAMA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH.

DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DAN STAF DI SEKOLAH MTS

UNWAANUNNAJAH INI, KEPALA SKOLAH SELALU MENGADAKAN USAHA-USAHA

PERBAIKAN AGAR TUGASNYA DAPAT BERJALAN DENGAN BAIK SEHINGGA DAPAT

MEMBERIKAN IMPLIKASI YANG SANGAT BAIK TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

GURU SERTA SELALU MEMBERIKAN BIMBINGAN DAN MOTIVASI KEPADA STAFNYA

SEHINGGA SELURUH RENCANA DAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN

BERJALAN DENGAN BAIK.

DENGAN DEMIKIAN DAPAT DIKATAKAN BAHWA KEGIATAN PENGELOLAAN

PENDIDIKAN DI MTS UNWAANUNNAJAH TERGANTUNG KEPADA KEPALA SEKOLAH

SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN ATAU MANAJER / PENGELOLA LEMBAGA

PENDIDIKAN, YANG MAMPU MENJALANKAN TUGASNYA DALAM

MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN.

B. SARAN

TINGGI RENDAHNYA KUALITAS SEKOLAH DITENTUKAN OLEH BANYAK

FAKTOR YAITU SEPERTI KURIKULUM, SARANA DAN PRASARANA, METODE

PENGAJARAN DAN KEPALA SEKOLAH JUGA MERUPAKAN SALAH SATU KOMPONEN

YANG PALING BERPERAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN,

BERKAITAN DENGAN HAL ITU PENELITI MENYARANKAN :

1. BAGI KEPALA SEKOLAH

A. KEPALA SEKOLAH SEYOGYANYA MENGEMBANGKAN TERUS MENERUS

KEMAMPUAN DIRINYA YANG DIDALAMNYA TERCAKUP PENGALAMAN,

KETERAMPILAN, DAN PENGETAHUAN.

B. KEPALA SEKOLAH HENDAKNYA DAPAT TERUS MENERUS

MENINGKATKAN KERJA SAMA DENGAN PARA GURU DAN PEGAWAINYA

SERTA BERUSAHA MENINGKATKAN KEMAMPUAN UNTUK MENJADIKAN

GURU AGAR DAPAT SELALU MENINGKATKAN KUALITAS KINERJANYA.

C. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN BANYAK TERLIBAT LANGSUNG

DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN, DIHARAPKAN DAPAT

MENDORONG DAN MEMBIMBING GURU-GURU DAN PEGAWAINYA

SECARA TERUS MENERUS AGAR TUJUAN YANG DIHARAPKAN DAPAT

TERCAPAI.

D. SEBAGAI PELAKSANA PENDIDIKAN DI LAPANGAN, KEPALA SEKOLAH

SANGAT MENENTUKAN TERCAPAINYA TUJUAN PENDIDIKAN DAN MUTU

PENDIDIKAN. OLEH KARENA ITU KEPALA SEKOLAH PERLU

MENINGKATKAN DISIPLIN KERJANYA AGAR KINERJANYA LEBIH BAIK

LAGI.

2. BAGI GURU

GURU SEBAGAI PERAN UTAMA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR,

HENDAKNYA GURU SELALU MENGGALI ILMU DAN MENAMBAHKAN

WAWASAN AGAR DAPAT MEMBIMBING SISWA DENGAN BAIK SERTA DAPAT

MENINGKATKAN PROGRAM PEMBELAJARAN SUPAYA TIDAK MENIMBULKAN

SIFAT KEJENUHAN BAGI SISWA DALAM MELAKSANAKAN PROSES BELAJAR

MENGAJAR.

3. BAGI ORANG TUA DAN MASYARAKAT

PARTISIPASI ORANG TUA DAN MASYARAKAT SANGAT DIHARAPKAN OLEH

PIHAK MADRASAH, KARENA UNTUK MENCAPAI KEBERHASILAN ANAK DIDIK

DORONGAN DARI LUAR ORANG TUA MAUPUN DARI MASYARAKAT MAKA

ORANG TUA DAN MASYARAKAT DIHARAPKAN BERPERAN AKTIF DALAM

MENGEMBANGKAN DAN MEMBIMBING ANAK DALAM PROSES BELAJAR

MENGAJAR.

4. BAGI PEMERINTAH

PEMERINTAH YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PENGELOLAAN

PENDIDIKAN HENDAKNYA MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN-KEBUTUHAN BAGI

GURU, TERUTAMA SUMBANGAN DANA, KARENA DENGAN IMBALAN YANG

TIDAK MEMADAI AKAN BERAKIBAT TIDAK KONSENTRASI DALAM

MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAI GURU, SEHINGGA HAL TERSEBUT AKAN

MENJADI HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN.