BSM Tersandung Fraud Di Bogor

5
1 BSM Tersandung Fraud di Bogor 24 October 2013 15:05 WIB Temuan kepolisian akan pembobolan dana lewat pembiayaan fiktif senilai Rp102 miliar, diklaim pihak BSM merupakan pengembangan dari inisiatif perseroan yang memberikan laporan.  Paulus Yoga Jakarta  – PT Bank Syariah Mandiri (BSM) tersangkut kasus  fraud  yang dilakukan tiga pejabat Kantor Cabang Utama Bogor, setelah pihak kepolisian menetapkan adanya pembobolan dana lewat pembiayaan fiktif dari anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tersebut. “Yang pasti pelaporan ini merupakan inisiatif BSM untuk melaporkan mantan pegawainya dalam rangka menegakkan tata kelola perusahaan yang baik (  good corporate governance ),” ujar Sekretaris Perusahaan BSM Taufik Machrus, kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2013. Menurutnya, perseroan sedang melakukan koreksi terkait kerugian dalam kasus ini, apakah memang terjadi kerugian. Koordinasi terus dilakukan untuk mengklarifikasi kasus tersebut. Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie bilang, tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka pembobolan uang BSM lewat kredit fiktif tersebut adalah Kepala Cabang Utama Bank Syariah Mandiri Bogor M. Agustinus Masrie, Kepala Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri Bogor Chaerulli Hermawan, dan Accaounting Officer Bank Syariah Mandiri Bogor John Lopulisa. Menurut Franky, data sementara menyebutkan terjadi penyimpangan pemberian fasilitas  pembiayaan terhadap 197 nasabah secara fiktif dengan total dana mencapai Rp102 miliar, dengan potensi kerugian Rp59 miliar. Tiga tersangka yang sudah diringkus dikenakan pasal 63 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah serta pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Sumber: http://www.infobanknews.com/2013/10/bsm-tersandung-fraud-di-bogor/

description

ccc

Transcript of BSM Tersandung Fraud Di Bogor

5

BSM Tersandung Fraud di Bogor24 October 2013 15:05 WIB Temuan kepolisian akan pembobolan dana lewat pembiayaan fiktif senilai Rp102 miliar, diklaim pihak BSM merupakan pengembangan dari inisiatif perseroan yang memberikan laporan. Paulus YogaJakartaPT Bank Syariah Mandiri (BSM) tersangkut kasus fraud yang dilakukan tiga pejabat Kantor Cabang Utama Bogor, setelah pihak kepolisian menetapkan adanya pembobolan dana lewat pembiayaan fiktif dari anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tersebut.Yang pasti pelaporan ini merupakan inisiatif BSM untuk melaporkan mantan pegawainya dalam rangka menegakkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), ujar Sekretaris Perusahaan BSM Taufik Machrus, kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2013. Menurutnya, perseroan sedang melakukan koreksi terkait kerugian dalam kasus ini, apakah memang terjadi kerugian. Koordinasi terus dilakukan untuk mengklarifikasi kasus tersebut.Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie bilang, tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka pembobolan uang BSM lewat kredit fiktif tersebut adalah Kepala Cabang Utama Bank Syariah Mandiri Bogor M. Agustinus Masrie, Kepala Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri Bogor Chaerulli Hermawan, dan Accaounting Officer Bank Syariah Mandiri Bogor John Lopulisa.Menurut Franky, data sementara menyebutkan terjadi penyimpangan pemberian fasilitas pembiayaan terhadap 197 nasabah secara fiktif dengan total dana mencapai Rp102 miliar, dengan potensi kerugian Rp59 miliar.Tiga tersangka yang sudah diringkus dikenakan pasal 63 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah serta pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).Sumber: http://www.infobanknews.com/2013/10/bsm-tersandung-fraud-di-bogor/Kronologi Kasus Kredit Fiktif Rp102 M di Bank Syariah Mandiri BogorJum'at, 25 Oktober 2013, 14:49 Anggi Kusumadewi, Erick Tanjung

VIVAnews Badan Reserse Kriminal Mabes Polri membeberkan kronologi serta modus korupsi dan pencucian uang kredit fiktif Rp102 miliar di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Bogor, Jumat 25 Oktober 2013. Kasus itu bermula dari pengajuan kredit seorang pengusaha properti bernama Iyan Permana tahun 2011.

Direktur Tindak Pindana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, Iyan awalnya ingin mengajukan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk dia sendiri. Namun dalam proses pengajuannya, Iyan dan tiga pegawai BSM Bogor melakukan penyimpangan kredit.

Developer (Iyan) mengajukan kredit senilai Rp1 miliar kepada BSM Bogor. Kemudian berkembang ide itu (kredit fiktif), kata Arief. Iyan dan tiga pegawai BSM Bogor kemudian membuat nasabah palsu untuk dikucuri fasilitas pendanaan KPR. Mereka memanipulasi sejumlah dokumen mulai dari surat tanah sampai KTP palsu, dan tidak menjalani prosedur perbankan yang seharusnya dalam mengajukan kredit.

Ketiga pegawai BSM Bogor itu juga menerima hadiah dari debitur. Ada yang dapat uang tunai Rp3-4 miliar, dan ada yang terima mobil, ujar Arief. Kepolisian masih mendalami siapa di antara empat tersangka yang mempunyai ide untuk membuat kredit fiktif. Keempat tersangka yang kini ditahan Mabes Polri adalah M Agustinus Masrie selaku Kepala Cabang Utama BSM Bogor, Haerulli Hermawan selaku Kepala Cabang Pembantu BSM Bogor, John Lopulisa selaku accounting officer BSM Bogor, dan Iyan selaku pengembang properti.

BSM Pusat telah memecat tiga pegawainya itu. John Lopulisa di-PHK November 2012, Haerulli Hermawan di-PHK 1 Desember 2012, dan Agustinus Masrie di-PHK 4 Oktober 2013, kata Senior Vice President Human Capital BSM Ahmad Fauzi.

Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/453908-kronologi-kasus-kredit-fiktif-rp102-m-di-bank-syariah-mandiri-bogorDua Tersangka Baru Kasus Kredit Fiktif BSM Bogor DitangkapSenin, 4 November 2013, 21:44

VIVAnews- Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Senin 4 November 2013 menyampaikan bahwa pihaknya berhasil menangkap dua tersangka baru dalam kasus dugaan pencucian uang terkait kredit fiktif di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Bogor.

Kedua tersangka itu ditangkap kemarin, Minggu pagi, 3 November 2013, di rumah mereka masing-masing.

"Kemarin, kami menangkap dua tersangka baru lagi atas nama Hen Hen Gunawan dan Rizky Adiansyah," kata Brigjen Pol Arief Sulistyanto, Direktur Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri di kantornya, Jakarta.

Hen Hen ditangkap Minggu dini hari di rumahnya, Jalan Hasyim Ashari 59, Ciledug, Tangerang. Beberapa jam kemudian, penyidik kembali menangkap Rizky Adiansyah yang berprofesi sebagai dokter di kediamannya di Perumahan Telaga Kahuripan Bukit Indra Prasta Blok D-2 No 8, Kemang, Parung, Bogor.

Arief menjelaskan, tersangka Hen Hen diduga terlibat mengajukan pembiayaan kredit dengan menggunakan KTP karyawan secara bertahap dengan total Rp12,24 miliar. Sedangkan Rizky, mengajukan pembiayaan sebesar Rp12,2 miliar dengan menggunakan KTP fiktif.

"Jadi, dalam kasus ini kami telah menetapkan enam tersangka, di antaranya Iyan, John, Haeruli, Agus M, Hen Hen, dan Rizky. Aset-aset mereka juga telah kami sita, termasuk harta tidak bergerak," terangnya.

Atas perbuatannya, para tersangka terancam dikenakan Pasal 63 UU Nomer 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan Pasal 3 ayat 5 UU TPPU Tahun 2010.

Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/456177-dua-tersangka-baru-kasus-kredit-fiktif-bsm-bogor-ditangkap

Analisis Kasus Dengan 5W 2H1. Apa sifat atau jenis fraud yang dilakukan?Dalam kasus Bank Mandiri Syariah cabang Bogor dicurigai terjadi kasus korupsi dan pencucian uang kredit fiktif2. Mengapa bisa dicurigai terjadinya fraud?Proses pencairan kredit itu tidak melewati mekanisme perbankan yang semestinya. Pihak perbankan, yang seharusnya melakukan cross-check terhadap data yang diberikan debitor, meniadakan hal tersebut.3. Kapan diketahuinya fraud?Pada 2012, tim audit internal BSM menemukan pelanggaran tindak pidana perbankan yang dilakukan pegawainya. Hasil audit internal ini kemudian dilaporkan ke Mabes Polri pada September 2012. Proses pengajuan dan pencairan kredit tersebut terjadi antara Juli 2011 - Mei 2012 dengan plafon kredit antara Rp 100 juta - Rp 200 juta. Pencairan kredit tersebut diajukan untuk pembiayaan perumahan. Tersangka Iyan Permana4. Dimana dicurigai terjadinya fraud?Fraud dicurigai terjadi pada dana pengajuan kredit di Bank Syariah Mandiri cabang Bogor.5. Siapa yang menjadi pelaku fraud?Ketujuh tersangka adalah Kepala Cabang BSM Bogor M Agustinus Masrie, Kepala Cabang Pembantu BSM Bogor Chaerulli Hermawan, Accounting Officer BSM cabang pembantu Bogor John Lopulisa, notaris Al Murabahah Sri Dewi. Kemudian tiga orang debitur, yaitu Iyan Permana, Hen Hen Gunawan dan Rizky Adiansyah.6. Bagaimana fraud tersebut dilakukan?Terjadi persengkongkolan antara Iyan dengan tiga pegawai BSM cabang Bogor. Dimana awalnya Iyan sebagai debitur mengajukan permohonan kredit pembiayaan akad mudharabah untuk pembiayaan pembangunan rumah. Namun selama proses pengajuan tersebut Iyan dan tiga pegawai bank BSM melakukan penyimpangan kredit. Mereka memanipulasi sejumlah dokumen mulai dari surat tanah sampai KTP palsu dan tidak menjalani prosedur perbankan yang seharusnya dalam mengajukan kredit.7. Berapa banyak jumlah yang telah raib?Dari 197 pengajuan kredit, 113 di antaranya fiktif. Akibat kredit fiktif itu, BSM sudah menggelontorkan dana sebesar Rp102 Miliar, namun Rp50 Miliar diantaranya sudah dikembalikan ke BSM. Sehingga total kerugian saat ini sekitar Rp52 MilyarAlat Bukti: Ditemukan barang bukti berupa 10 mobil mewah dan satu motor besar. Mobil mewah yang disita adalah Mercy E300 putih B 741 NDH, Mercy SLK 300 dua pintu berwana kuning B 1 ADG, Jeep Hummer H3 hitam B 741 FKD, Honda Jazz putih F 39 A, Honda CRV hitam F 1288 L, Toyota Alphard Vellfire putih B 1650 RL, Honda Freed putih F 639 CW, Toyota Fortuner putih F 1030 DO, Toyota Altis hitam F 1649 DK, dan motor besar merk Honda Goldwing F6B. Polisi juga menyita beberapa tanah dan property namun tidak dijelaskan secara rinci dimana saja property dan tanah tersebut berada. (Viva News, Jumat 25 Oktober 2013) Uang sebesar Rp 25 Milyar di rekening istri Haerulli Hermawan, sang istri mengaku pernah menyerahkan KTP kepada suaminya namun tidak tahu soal uang itu. (Viva News, 8 November 2013). Terdapat dari 197 pengajuan kredit, 113 merupakan kredit fiktif.