BRP mahasiswa.docx

25
PENGANTAR Buku rancangan pengajaran (BRP) Modul Empati & Bioetik untuk Pengembangan Pribadi & Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora dengan pembelajaran Komunikasi dan bermuatan sosial budaya, disingkat EBPPPKH atau selanjutnya dipakai nama EBP3KH, merupakan modul dalam kurikulum pendidikan dokter FKUI yang diintegrasikan dengan modul-modul lainnya sejak semester pertama sampai semester terakhir, secara simultan, komprehensif dan bersinambung. Dalam perkembangan selanjutnya agar dapat bekerja sebagai dokter yang professional, mahasiswa program studi kedokteran tidak cukup hanya mempelajari ilmu biomedik serta ilmu aplikasi biomedik di klinik dan komunitas saja, namun mahasiswa juga harus belajar dan berlatih berperilaku sesuai dengan profesi kedokteran. Modul EBKP3KH merupakan modul yang secara terstruktur mengemban sebagian besar tugas institusi pendidikan dokter untuk memperkenalkan, mengajarkan, melatih dan menguji perilaku mahasiswa agar pada akhir pembelajarannya dapat berperilaku sesuai kepribadian dan profesi seorang dokter. Disadari bahwa upaya pengembangan pribadi dan profesi kedokteran bagi mahasiswa bukanlah sesuatu yang mudah. Hampir seluruh substansi pembelajaran merupakan ranah afektif. Oleh karena itu modul ini merupakan modul berkelanjutan yang dimulai sejak semester 1 hingga semester terakhir. Selain berada dalam Modul PDPT dan tampil sebagai modul yang berdiri sendiri pada semester 1 sebagai pengantar, Modul EBP3KH selalu memasukkan muatannya untuk dilatihkan terus-menerus pada tahap pembelajaran ilmu kedokteran (semester 2-6) dan tahap pembelajaran klinik (semester 7-10). Dengan bermuatan Empati, Bioetik, Komunikasi dalam lingkup sosial budaya dan humaniora, maka modul ini merupakan modul integrasi untuk berbagai kompetensi yang akan dijabarkan satu-persatu di dalam pembelajaran modul. Metoda pembelajaran yang digunakan dalam modul ini sangat beragam, mulai dari kuliah interaktif, diskusi kelompok, pleno, belajar mandiri, demontrasi, tutorial, simulasi, permainan peran, PBL, pelatihan keterampilan hingga kunjungan dan praktik lapangan. Penayangan film dan video simulasi serta kritik film juga merupakan metode andalan dari modul ini. Lapangan pendidikan selain di kampus juga di rumahsakit, pusat pelayanan kesehatan primer, beberapa institusi kesehatan serta rumah kediaman penduduk. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menilai proses pembelajaran serta hasil akhir kompetensi mahasiswa. Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 1

Transcript of BRP mahasiswa.docx

Page 1: BRP mahasiswa.docx

PENGANTAR

Buku rancangan pengajaran (BRP) Modul Empati & Bioetik untuk Pengembangan Pribadi & Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora dengan pembelajaran Komunikasi dan bermuatan sosial budaya, disingkat EBPPPKH atau selanjutnya dipakai nama EBP3KH, merupakan modul dalam kurikulum pendidikan dokter FKUI yang diintegrasikan dengan modul-modul lainnya sejak semester pertama sampai semester terakhir, secara simultan, komprehensif dan bersinambung.Dalam perkembangan selanjutnya agar dapat bekerja sebagai dokter yang professional, mahasiswa program studi kedokteran tidak cukup hanya mempelajari ilmu biomedik serta ilmu aplikasi biomedik di klinik dan komunitas saja, namun mahasiswa juga harus belajar dan berlatih berperilaku sesuai dengan profesi kedokteran.Modul EBKP3KH merupakan modul yang secara terstruktur mengemban sebagian besar tugas institusi pendidikan dokter untuk memperkenalkan, mengajarkan, melatih dan menguji perilaku mahasiswa agar pada akhir pembelajarannya dapat berperilaku sesuai kepribadian dan profesi seorang dokter.Disadari bahwa upaya pengembangan pribadi dan profesi kedokteran bagi mahasiswa bukanlah sesuatu yang mudah. Hampir seluruh substansi pembelajaran merupakan ranah afektif. Oleh karena itu modul ini merupakan modul berkelanjutan yang dimulai sejak semester 1 hingga semester terakhir. Selain berada dalam Modul PDPT dan tampil sebagai modul yang berdiri sendiri pada semester 1 sebagai pengantar, Modul EBP3KH selalu memasukkan muatannya untuk dilatihkan terus-menerus pada tahap pembelajaran ilmu kedokteran (semester 2-6) dan tahap pembelajaran klinik (semester 7-10).Dengan bermuatan Empati, Bioetik, Komunikasi dalam lingkup sosial budaya dan humaniora, maka modul ini merupakan modul integrasi untuk berbagai kompetensi yang akan dijabarkan satu-persatu di dalam pembelajaran modul.Metoda pembelajaran yang digunakan dalam modul ini sangat beragam, mulai dari kuliah interaktif, diskusi kelompok, pleno, belajar mandiri, demontrasi, tutorial, simulasi, permainan peran, PBL, pelatihan keterampilan hingga kunjungan dan praktik lapangan. Penayangan film dan video simulasi serta kritik film juga merupakan metode andalan dari modul ini. Lapangan pendidikan selain di kampus juga di rumahsakit, pusat pelayanan kesehatan primer, beberapa institusi kesehatan serta rumah kediaman penduduk.Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menilai proses pembelajaran serta hasil akhir kompetensi mahasiswa.Mudah-mudahan modul EBKP3KH ini dapat dilaksanakan dengan baik, dengan harapan terjadinya peningkatan kualitas dokter lulusan FKUI yang memenuhi persyaratan the five star doctor yang beriman dan bertakwa serta mampu bersaing dengan lulusan fakultas kedokteran di dalam maupun di luar negeri dalam era globalisasi.

Tim Penyusun Modul EBP3KH

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 1

Page 2: BRP mahasiswa.docx

PENDAHULUAN

Mengacu pada visi dan misi FKUI, rencana strategik (RENSTRA) FKUI 2009, Standar Kompetensi Dokter Indonesia Konsil Kedokteran Indonesia 2006, serta Kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2005 (KURFAK FKUI 2005), diinginkan lulusan FKUI yang berkualitas serta memiliki kemampuan akademik dan profesi yang tinggi, senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri sebagai manusia penalar yang aktif mandiri sehingga memiliki wawasan yang luas, berperasaan, berpikiran, dan bertindak sesuai ciri manusia yang berbudaya dan bertanggungjawab secara ilmiah. Tujuan tersebut sesuai dengan harapan dunia internasional bahwa seorang dokter harus memiliki predikat keterampilan the five star doctor, salah satunya adalah dokter sebagai seorang komunikator dan menangani pasien secara holistik, sebagai manusia seutuhnya. Hal tersebut berarti bahwa seorang dokter, selain sebagai seorang ilmuwan kedokteran yang berpengetahuan luas di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan, juga harus memiliki budi pekerti luhur, berkepribadian baik, memiliki empati yang tinggi, serta mampu berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan yang penuh keberagaman.Modul Empati dan Bioetik untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora dengan pembelajaran komunikasi dan bermuatan sosial budaya (EBP3KH) dirancang sebagai salah satu modul agar lulusan FKUI dapat memenuhi hal tersebut. Ilmu yang diperoleh dari modul EBP3KH seyogyanya dapat menjadi landasan kokoh bagi seorang mahasiswa, untuk selanjutnya dikembangkan agar menjadi seorang dokter yang menjadi harapan masyarakat.

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 2

Page 3: BRP mahasiswa.docx

KARAKTERISTIK MAHASISWA

Prasyarat

Karakteristik mahasiswa peserta modul EBP3KH pada semester 1 adalah: peserta program studi dokter yang baru memasuki tahun pertama, lulus dari Sekolah Menengah Atas.

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 3

Page 4: BRP mahasiswa.docx

TUJUAN MODUL

Modul EBP3KH secara kesatuan dan keseluruhan bertujuan agar mahasiswa yang telah memperoleh pembelajaran EBP3KH secara lengkap, akan mempunyai karakteristik:Profesionalitas Luhur1. Berke-Tuhanan (Yang Maha Kuasa/Yang Maha Esa)

Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhanan dalam praktik kedokteran Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran merupakan

upaya maksimal2. Berperilaku profesional

Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional Mengutamakan keselamatan pasien Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistim

kesehatan nasional dan global 3. Bermoral, beretika dan disiplin

Bersikap dan perilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur dalam praktik kedokteran

Bersikap yang sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan Kode Etik Kedokteran Indonesia

Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

4. Sadar dan taat hukum Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan

memberikan saran cara pemecahannya Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang terkait pelayanan

kedokteran5. Berwawasan sosial budaya

Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama, usia, gender, etnis, difabilitas, vulnerable dan status sosial-budaya-ekonomi

Melindungi kelompok rentan (vulnerable) Mengenal masyarakat yang dilayani dengan menghormati status sosial-

budaya-ekonomi Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang

berkembang di masyarakat multikulturMawas Diri dan Pengembangan Diri1. Menerapkan mawas diri

Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial dan budaya diri sendiri

Tanggap terhadap tantangan profesinya Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang lebih

mampu Menerima dan merespon positif umpan balik dari pihak lain untuk

pengembangan diri2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajar untuk mengatasi kelemahannya

Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi3. Mengembangkan pengetahuan

Melakukan penelitian ilmiah sesuai dengan masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat.

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 4

Page 5: BRP mahasiswa.docx

Menyebarluaskan hasil penelitian kepada masyarakat ilmiah dan awam.

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 5

Page 6: BRP mahasiswa.docx

Komunikasi Efektif1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

Membangun hubungan melalui komunikasi verbal maupun non verbal Berempati secara verbal dan non-verbal Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat

dimengerti Mendengar aktif untuk menggali dan memecahkan masalah kesehatan

secara holistik dan komprehensif Menyampaikan informasi dengan jujur dan benar Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (mengabarkan berita

buruk, memperoleh informed consent) dan melakukan konseling, dengan cara yang baik dan benar

Menunjukkan kepekaan terhadap aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual pasien dan keluarga

2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain) Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak

hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media masa dan pihak lainnya jika diperlukan

Menyusun makalah ilmiah dan mempresentasikannya dengan efektif Menulis rekam medik, instruksi pengelolaan pasien dan resep yang dapat

dibaca dengan mudah 3. Berkomunikasi dengan masyarakat

Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersama-sama

Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran1. Menerapkan ilmu humaniora, kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga

pada masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Menerapkan prinsip-prinsip ilmu humaniora, kedokteran komunitas dan

kedokteran keluarga pada kegiatan promosi kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu humaniora, kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga pada kegiatan pencegahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu humaniora, kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga bila timbul masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu humaniora, kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga untuk menentukan prioritas masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat

Mempertimbangkan faktor mediko-antropologi dalam mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga dan komunitas

Mengembangkan strategi untuk mengelola secara efektif masalah kesehatan individu, keluarga dan komunitas

Menggunakan landasan ilmiah dalam menentukan diagnosis dan penatalaksanaan masalah kesehatan, melalui proses perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

Mempertimbangkan kemampuan dan keinginan pasien (patient preference), bukti ilmiah kedokteran (medical evidence), dan keterbatasan sumber daya dalam pelayanan kesehatan (health care resources constraint) dalam pengambilan keputusan

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 6

Page 7: BRP mahasiswa.docx

Keterampilan Klinis1. Melakukan prosedur diagnosis

Melakukan auto- dan hetero-anamnesis Menyampaikan fakta dan gagasan

2. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang komprehensif dan holistik Menyampaikan kabar buruk Memberikan informasi sesuai kebutuhan dan situasi pasien dan

keluarganya Melakukan konseling Memperoleh informed consent Melakukan edukasi

Pengelolaan Masalah Kesehatan1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat

Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai keragaman budaya

2. Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan Mengenali faktor bio-psiko-sosio-kultural-spiritual dan faktor lingkungan

yang berpengaruh pada masalah kesehatan masyarakat. Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah

kesehatannya dan mencari pemecahannya.Berdasarkan tujuan pendidikan dokter FKUI, mahasiswa FKUI sejak semester awal diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, belajar mandiri, mawas diri dan belajar sepanjang hayat, serta memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama manusia, baik individu sehat atau sakit, dan senantiasa mempertimbangkan individu sebagai bagian dari keluarga dan komunitasnya serta latar belakang sosial-budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemahaman mengenai humaniora, perilaku dan kepribadian, dan hubungan antar manusia akan dipelajari dan dipraktikkan dalam modul EBP3KH bersamaan dengan empati, kaidah dasar bioetik dan komunikasi efektif. Penerapan keilmuan tersebut di lapangan berbentuk pengalaman belajar lapangan untuk memberi mahasiswa kesempatan mengenal masyarakat dalam satu unit keluarga.

Mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2006, dan sehubungan dengan keterampilan klinis yang harus dicapai pada akhir modul ini, maka tingkat kemampuan klinis yang dicapai mahasiswa sesuai dengan tingkat kemampuan menurut piramida Miller sebagai berikut:Tingkat kemampuan 1 Mengetahui dan menjelaskanLulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul, dan sebagainya.Tingkat kemampuan 2 Pernah melihat atau pernah didemonstrasikanLulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya).Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah mendapat demonstrasiketerampilan ini.Tingkat kemampuan 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisiLulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya).Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi.Tingkat kemampuan 4 Mampu melakukan secara mandiri

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 7

Page 8: BRP mahasiswa.docx

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya).Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri.

TUJUAN PEMBELAJARAN EBP3KH PADA MODUL PDPTPada akhir pembelajaran, mahasiswa memahami pengertian:1. Bioetika, dan dapat membedakan etika keseharian, etika sebagai mahasiswa

dan etika dalam dunia kedokteran2. Humaniora, dan melatih diri untuk mempertajam rasa humaniora melalui

beberapa pilihan kesenian3. Empati, dan dapat membedakannya dengan non empati dan simpati4. Profesionalism, dan melatih diri untuk menjadi mahasiswa yang profesional,

baik sebagai individu maupun bagian dari kelompok, dan sebagai pimpinan dalam kelompok

5. Komunikasi, dan melatih diri untuk memulai komunikasi dan membangun rapport dengan lawan bicara

6. Kompetensi budaya dalam pelayanan kesehatan, dan melatih diri agar sensitif terhadap perbedaan sosialbudaya

TUJUAN PEMBELAJARAN MODUL EBP3KH (SEMESTER 1)Pada akhir pembelajaran 2 minggu, mahasiswa dapat menunjukkan kemampuannya dalam:1. mendemonstrasikan langkah-langkah komunikasi efektif dengan etika yang

benar pada saat berhadapan dengan teman, guru, dan profesi lain dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, baik secara lisan maupun tulisan

2. mendemonstrasikan langkah-langkah komunikasi efektif dengan berempati dan memperhatikan latarbelakang sosial budaya pasien pada saat berhadapan dengan pasien simulasi

3. mendemonstrasikan langkah-langkah komunikasi efektif dengan berempati pada saat berhadapan dengan individu dan keluarga untuk melakukan wawancara keadaan kesehatan keluarga

4. mendemonstrasikan langkah-langkah komunikasi efektif dan mengutamakan prinsip promosi kesehatan dalam melakukan penyuluhan kelompok pada keluarga

5. mendemonstrasikan 5 qualities of mind dalam memecahkan kasus-kasus yang berhubungan dengan kesehatan

6. menjelaskan pengaruh general system theory terhadap kesehatan bio-psiko-sosio-kultur-spiritual

7. menjelaskan kaidah dasar bioetik dalam hubungannya dengan kasus-kasus kesehatan yang dipelajari

8. mengenal diri sendiri dan kebutuhannya akan belajar serta metoda belajar yang terbaik bagi dirinya

TUJUAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BUDAYA MENOLONG PADA SEMESTER 1Pada akhir semester 1, mahasiswa telah mampu:1. Berempati2. Memulai komunikasi, membina hubungan dan menutup sesi 3. Menerima dan merespon positif umpan balik dari pihak lain untuk

pengembangan diri 4. Menghargai semua individu dengan memperhatikan perbedaan gaya hidup,

karakter individu, sosial, ekonomi dan budaya5. Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh faktor sosial budaya

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 8

Page 9: BRP mahasiswa.docx

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 9

Page 10: BRP mahasiswa.docx

LINGKUP BAHASAN

1. Empati & hubungan antar manusia• Pengertian empati• Empati sebagai dasar hubungan interpersonal• Compassion (rasa belas kasih)

2. Humanity in medicine Konsep dasar humanities Humanity sebagai paradigma dasar dalam kedokteran Five qualities of mind

3. Aspek perilaku & kepribadian Konsep umum kepribadian Fleksibilitas & rigiditas kepribadian Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian

4. Profesionalisme Pengertian profesional Bersikap profesional sebagai mahasiswa kedokteran Bersikap profesional sebagai dokter

5. Leadership Pengertian kepemimpinan Ciri-ciri pemimpin Pentingnya kepemimpinan bagi seorang dokter Mengembangkan kepemimpinan

6. Critical Thinking Berfikir kritis sebagai bagian dari masyarakat Berfikir kritis sebagai bagian dari sivitas akademika Berfikir kritis dalam menangani pasien

7. Kaidah dasar bioetik Beneficience Non-maleficence Autonomy Justice Prima Facie Aspek medikolegal dalam praktik kedokteran

8. Komunikasi Komunikasi efektif Komunikasi verbal dan non-verbal Komunikasi lisan baik langsung atau melalui telepon, dan tulisan Komunikasi massa Komunikasi dalam kelompok Komunikasi interpersonal

o Komunikasi dengan pasien dan atau keluarga Konsultasi masalah kesehatan Menyampaikan kabar buruk Konseling individu Konseling keluarga Memperolehinformed consent

o Komunikasi antar petugas kesehatan Komunikasi antar sejawat Komunikasi dengan mitra kerja

9. Advokasi

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 10

Page 11: BRP mahasiswa.docx

• Pengertian advokasi• Advokasi kesehatan• Peranan dokter dalam advokasi kesehatan• Langkah advokasi

10.Aspek keselamatan pasien Pengertian keselamatan pasien Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan pasien Peranan dokter dalam menjaga keselamatan pasien

11.Group interaction 12.Active participation13.Reasoning skills14.Independent study15.Mawas diri

Self awareness Strengths, skills and preferences Capabilities and applications Areas for development or weaknesses Development activities, new strategies

16.Kompetensi Budaya Pemahaman perspektif pasien mengenai penyakit yang dialaminya akibat

latarbelakang pasien Pengembangan sikap berdasarkan nilai-nilai sosial budaya Komunikasi lintas budaya Penatalaksanaan berdasarkan dinamika keberagaman hasil dari

mempelajari budaya di sekitarnya Adaptasi terhadap perbedaan dalam konteks budaya individu dan

komunitas yang dilayani

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 11

Page 12: BRP mahasiswa.docx

LINGKUP BAHASAN

POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN

1. Empati & hubungan antar manusia

Pengertian empati Human values Contoh-contoh

hubungan berdasarkan empati

General system theory

Dasar hubungan antar manusia yg adekuat

Arti dan perbedaan empati dan simpati

Pentingnya nilai-nilai manusia (human values), a.l.: nilai keagamaan

Perbedaan antara menjadi moralist danmoralizer

Perbedaan antara ”exclusive we” dan ”inclusive we”

Contoh-contoh hubungan antar manusia yg adekuat berdasarkan empati

Pengertian general system theory

Pentingnya general system theory serta pengaruhnya terhadap hubungan antar manusia

Empati sebagai dasar hubungan antar manusia yg adekuat

1. Mangindaan L. Empati, hubungan antar manusia dan kesehatan jiwa. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI, 2011

2. Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (Pegangan bagi kader kesehatan). Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2003; 5-24

3. Buber M. I and thou: a new translation by Walter Kaufman. New York: Charles Scribner’s Sons 1970; 53-68

2. Aspek perilaku & kepribadian dalam bidang kedokteran

Konsep umum kepribadian Fleksibilitas dan rigiditas kepribadian Faktor-faktor yg mempengaruhi

pembentukan kepribadian

Pengaruh sifat-sifat kepribadian dalam menumbuhkan empati

Pengaruh faktor-faktor bio-psiko-sosial dalam pembentukan kepribadian

Jenis kepribadian tertentu yang memadai untuk menjadi dokter

Pentingnya mengetahui kepribadian sendiri/sadar diri sebagai bagian dari 5 qualities of

1. Agus Purwodianto. Aspek perilaku & kepri-badian dalam bidang kedokteran. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI

2. Suseno FM. Etika dasar: masalah-masalah pokok filsafat moral. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993

3. WHO Document. Doctors for health: the 5 star doctor. Geneve: WHO 1996; 1-23

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 12

Page 13: BRP mahasiswa.docx

LINGKUP BAHASAN

POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN

mind Pentingnya mengetahui

kepribadian sendiri dan orang lain utk membangun empati dan rapport agar terbentuk hubungan antar manusia yg adekuat sehingga mencapai tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup sesuai definisi kesehatan jiwa (WHO)

·

3. Professionalism & Leadership

Pengertian Memiliki sikap profesional Bersikap profesional sebagai

mahasiswa kedokteran Bersikap profesional sebagai dokter Pengertian kepemimpinan Ciri-ciri pemimpin Pentingnya kepemimpinan bagi

seorang dokter Mengembangkan kepemimpinan

1. Akmal Taher. Profesionalisme & Kepemimpinan. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI

2. Medical Professionalism. In the milennium: A Physician Charter. European Federation of Internal Medicine.

4. Critical thinking Berfikir kritis sebagai bagian dari masyarakat

Berfikir kritis sebagai bagian dari sivitas akademika

Berfikir kritis dalam menangani pasien

5. Kaidah dasar bioetik dan prima facie

Kaidah dasar bioetik Prima facie Aspek medikolegal dalam praktik

kedokteran

Beneficence Nonmaleficence Autonomy Justice Prima Facie Aspek medikolegal dalam praktik

kedokteran Hak asasi manusia

1. Budiningsih Y, Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik & prima facie. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI,

2. Beauchamp TL & Childress JF. Principle of Biomedical Ethics. NewYork: Oxford University Press. 1994

6. Komunikasi efektif Fungsi komunikasi interpersonal Definisi komunikasi 1. Basuki E. Komuni-kasi efektif. Bahan

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 13

Page 14: BRP mahasiswa.docx

LINGKUP BAHASAN

POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN

dalam pekerjaan dokter Hambatan komunikasi

Definisi komunikasi interpersonal Penerapan komunikasi inter-

personal dalam praktik kedokteran

Definisi komunikasi efektif Hambatan komunikasi

kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI

2. Tate P. The doctor’s commu-nication hand-book. Radcliffe Medical Press, 1995.

3. Northhouse LL, Northouse PG. Health communi-cation: Strategies for health profes-sionals. Stamford (Co): Appleton & Lange; 1998. p.1-30.

4. Covey SR. Tujuh kebiasaan manu-sia yang sangat efektif. Binarupa Aksara, 1994. Bab V.

5. Gregg J,Saha S. Commnicative Competence: A framework understanding language barriers in health care. J Gen Intern Med 22(Suppl 2):368–70

6. Perloff RM et al. Doctor-Patient Communication, cultural competence and minority health: Theoritical and Empirical Prespective. The American Behavioral Scientist; Feb 2006;49;6;ABI/INFORM Global pg.835

Komunikasi verbal pengirim penerima media lingkungan

Komunikasi non-verbal Komunikasi verbal: membuat klien merasa nyaman, menga-jukan pertanyaan, mendengar aktif, memberikan informasi, mendorong klien bicara, menanggapi

Komunikasi non-verbal: ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, suara

Mengamati komunikasi verbal dan non-verbal lawan bicara

Pengamatan gerak-gerik, bahasa tubuh, wajah, suara

Pengamatan kalimat yang diucapkan lawan bicara

Empati sebagai salah satu variabel dalam pelayanan kesehatan

Definisi empati Aplikasi empati dalam pelayanan

kesehatan empati dilihat dari sudut

pandang pasien

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 14

Page 15: BRP mahasiswa.docx

LINGKUP BAHASAN

POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN

Pembinaan/komunikasi dengan keluarga

empati dilihat dari sudut pandang provider

Penerapan langkah-langkah komunikasi efektif

Pengisian berkas keluarga Dinamika keluarga dan faktor-

faktor dalam kehidupan keluarga Masalah kesehatan yang ada

pada keluarga dan aspek dalam keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan

Lingkungan biopsikososial keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan

Penyusunan rencana intervensi terhadap kesehatan keluarga

Media komunikasi untuk keluarga Perencanaan dan indikator

keberhasilan Penerapan komunikasi dalam

penyuluhan kesehatan pada keluarga

Evaluasi pada saat berlangsungnya komunikasi

Evaluasi hasil penyuluhan (hasil komunikasi dan interaksi) dengan keluarga

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 15

Page 16: BRP mahasiswa.docx

LINGKUP BAHASAN

POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN

7. Konsep sehat - sakit Konsep sehat & sakit Tingkat pencegahan & riwayat

alamiah penyakit Pengertian keluarga dan fungsinya Pengertian kedokteran komunitas &

kedokteran keluarga

Pengertian sehat menurut WHO, NKRI

Faktor-faktor yg mempengaruhi kesehatan menurut teori epidemiologi

Peran komunikasi efektif dan empati dalam usaha menyembuhkan pasien, keluarga atau masyarakat

Kaitan pencegahan penyakit terhadap riwayat perjalanan penyakit

Fungsi keluarga Pengaruh penyakit terhadap

kesehatan keluarga Pengaruh keluarga terhadap

kesehatan anggota keluarga

1. Budiningsih S. Konsep sehat-sakit. Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI

2. Mausnar JS, Kramers S. Epidemiology: An introduction text, WB Saunders, 2004. Chap. 1

3. Leavell & Clark. Preventive medi-cine for the doctor in his community. McGraw Hill, 1965. Chap. 2

4. Kark SL. Epide-miology and Community Medi-cine. Appleton Century Crofts. 1974. Chap. 8

5. Seely JC. Working with the family in Primary Care: A Systems Approach to Health and illness. Praeger Special Studies. 1983. Chap. 3 & 5

8. Advokasi Pengertian advokasi Advokasi kesehatan Peranan dokter dalam advokasi

kesehatan Langkah advokasi

9. Patient safety Pengertian keselamatan pasien Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap keselamatan pasien Peranan dokter dalam menjaga

keselamatan pasien

10. Group interaction11. Active participation12. Reasoning skills13. Independent study

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 16

Page 17: BRP mahasiswa.docx

LINGKUP BAHASAN

POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN

14. Mawas diri Self awarness Strengths, skills and preferences Capabilities and applications Areas for development or

weaknesses Development activities, new

strategies

Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri secara akurat

Proses seumur hidup, terjadi bertahap, membantu meningkatkan mawas diri

Mengerti kekuatan, ketrampilan diri dan kesenangan

Meliputi kemampuan, kesenangan dan motivasi:

Yang diketahui ttg diri Dapat mengerjakan dan

berpotensi hal yang menarik dan memotivasi Cara bekerja dan berhubungan

dengan orang lain Memikirkan cara mengaplikasikan Membuat pilihan karir Membuat nyata kemampuan yang

ada Identifikasi kemampuan yang

akan dikembangkan

1. Ni Retno Setyoningrum dr., Sp.M. Mawas Diri dan Pengembangan Diri.Bahan kuliah Modul EBP3KH semester 1 FKUI,

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 17

Page 18: BRP mahasiswa.docx

LINGKUP BAHASAN

POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN

15. Kompetensi Budaya Pemahaman budaya Perbedaan persepsi kesehatan Stereotiping Pemahaman keragaman kesehatan Komunikasi lintas budaya

mengembangkan kewaspadaan diri mengenai keberagaman dan toleransi perbedaan

mengembangkan kewaspadaan perbedaan yang datang dari individu, institusi maupun budaya barat

pemahaman tantangan yang timbul akibat perbedaan persepsi antar dokter dan pasien

menghargai perbedaan persepsi inter dan antar budaya

menghindari stereotyping dan generalisasi

mempelajari budaya dirisendiri dan oranglain

memanfaatkan budaya sebagai sumberdaya positif dalam meningkatkan kesehatan

pemahaman perspektif pasien mengenai penyakit yang dialaminya akibat latarbelakang pasien,

pengembangan sikap berdasarkan nilai-nilai sosial budaya

penatalaksanaan berdasarkan dinamika keberagaman hasil dari mempelajari budaya di sekitarnya

adaptasi terhadap perbedaan dan konteks budaya individu dan komunitas yang dilayani

1. Denberg T, Welch M, Feldman, MD. Cross-Cultural Communication.  In: Feldman M, Chriesten JF, editors. Behavioral Medicine in Primary Care, A Practical Guide. 2nd ed. Lange Medical Book/Mc Graw Hill, 103-112. USA: 2003.

2. Association of American Medical Colleges, Cultural Competence Education, AAMC Tomorow’s Doctor Tomorrow’s Cures, 2005. [cited September 5, 2009]. www.aamc.org/meded/tacct/culturalcomped.pdf

3. The Joint Commission: Advancing Effective Communication, Cultural Competence, and Patient- and Family-Centered Care: A Roadmap for Hospitals. Oakbrook Terrace, IL: The Joint Commission, 2010.

4. Association of American Medical Colleges, Cultural Competence Education, AAMC Tomorow’s Doctor Tomorrow’s Cures, 2005 PDF document

5. Kelley, Michele A. "Cultural Competency." Encyclopedia of Health Services Research. 2009. SAGE Publications. 13 Apr. 2010

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 18

Page 19: BRP mahasiswa.docx

DAFTAR TILIK KAIDAH DASAR BIOETIK

Yang diharapkan dilakukan mahasiswa:

Beneficence

No

Kriteria beneficence (berbuat baik) Ada Tidak ada

1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain, amar ma’ruf)

2. Menjamin nilai utama harkat dan martabat manusia3. Memandang pasien/keluarga pasien /sesuatu tak hanya sejauh

menguntungkan dokter4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak darpada

keburukannya5. Paternalisme, namun bertanggung jawab/berkasih sayang6. Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia7. Pembatasan semata-mata ”asal tujuan tercapai” (goal based)8. Maksimalisasi normatif/secara umum pemuasan

kebahagiaan/kepuasan pasien9. Minimalisasi akibat buruk10.

Kewajiban normatif menolong pasien gawat-darurat

11.

Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12.

Tidak menarik honorarium di luar kepantasan

13.

Mengembangkan profesi secara terus-menerus

14.

Memberikan obat berkhasiat namun murah

15.

Menerapkan Golden Rule Principle

16.

Lain-lain: .................................................................................. ..................................................................................(spesifikasi, dikembangkan sendiri)

Non-maleficence

No Kriteria non-maleficence Ada Tidak ada

1. Menolong pasien gawat daruratKondisi untuk menggambarkan kriteria ini:a. Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)/berisiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat)b. Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebutc. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektifd. Manfaat bagi pasien lebih besar daripada kerugian dokter (dokter hanya mengalami risiko minimum)

2. Tidak memanfaatkan pasien untuk keuntungan pribadi atau memperlakukan pasien sebagai obyek

3. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan eutanasia)4. Tidak menghina/mencaci maki pasien/keluarganya5. Menenggang/mempertimbangkan kerentanan khusus pasien6. Tidak melayani/mengobati pasien secara tidak proporsional7. Tidak mencegah pasien dari bahaya8. Menghindari pengelabuan terhadap pasien9. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian10. Kurang/tidak mendorong semangat hidup pasien11. Tidak melindungi pasien dari serangan phak luar

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 19

Page 20: BRP mahasiswa.docx

12. Tidak melakukan “kejahatan profesional” dalam bidang kesehatan/kerumah-sakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya

13. Lain-lain: ................................................................................ ................................................................................(spesifikasi, dikembangkan sendiri)

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 20

Page 21: BRP mahasiswa.docx

Autonomy

No Kriteria autonomy (menghargai otonomi) Ada Tidak ada

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi

elektif)3. Berterus terang4. Menghargai privacy5. Menjaga rahasia pasien6. Menghargai rasionalitas pasien7. Melaksanakan informed consent8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan,

termasuk keluarga pasien sendiri11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non-

darurat12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien13. Menjaga hubungan (menghormati kontrak) dengan pasien

JUSTICE

No Kriteria Ada Tidak ada

1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah dilakukan3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi

yang sama4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility,

availability, quality)5. Menghargai hak hukum pasien6. Menghargai hak orang lain7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan)8. Tidak melakukan penyalahgunaan9. Bijak dalam makro alokasi

10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban,

sanksi) secar adil13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan

kepada yang kompeten14. Tidak memberikan beban berat secara tidak merata tanpa alasan

sah/tepat15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/

gangguan kesehatan16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status

sosial, dll

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), FK UI-FK UNTAN Modul EBP3KH 2013/2014 21