bronkitis kronis

3
Bronkitis Kronik merupakan suatu penyakit paru yang merupakan bagian dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD). Bronkitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai pembentukan mukus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam 2 tahun berturut turut. Bronkitis kronik berhubungan dengan hipertrofi dari kelenjar penghasil mukus pada mukosa jalan nafas. Definisi tidak mencakup penyakit-penyakit seperti bronkiektasis maupun tuberkulosis yang juga menghasilkan mukus yang banyak dan batuk kronik. Pemicu bronkitis bisa berupa agen infeksius, seperti bakteri atau virus, atau agen noninfeksius, seperti merokok atau inhalasi dari polutant kimiawi atau debu. Asma dapat salah diagnosa menjadi bronkitis bronkitis akut jika pasien tidak mempunyai riwayat asma sebelumnya. Bronkitis Akut bermanifestasi sebgaia batuk batuk dan kadang kadang produksi sputum yang tidak lebih dari 3 minggu. ETIOLOGI Pada bronkitis kronik merokok merupakan salah satu penyebab dominan. Faktor resiko pada serangan akut bronkitis kronik adalah bertambahnya usia dan nilai FEV (forced expiratory volume) yang rendah. Estimasi menunjukkan bahwa merokok dapat meyebabkan 85-90 % bronkitis kronik dan COPD. Merokok juga merusak pergerakan dari silia mukosa pernapasan, menghambat kinerja makrofag alveolar dan akan menginduksi hipertrofi dan hiperplasia dari kelenjar penghasil mukus pada jalan nafas. Merokok juga dapat meningkatkan resistensi jalan nafas melalui konstriksi otot polos bronchiolus. Jadi tindakan pertama pada penderita bronkitis kronik adalah berhenti merokok bagi mereka yang merokok. PATOFISIOLOGI Bronkitis Kronik berhubungan dengan berlebihnya mukus trakeobronkial, cukup membuat batuk dengan dahak selama 3 bulan dalam setahun sekurangnya 2 tahun berurutan. Gambaran histopatologinya menunjukkan hipertrofi kelenjar mukosa bronkial dan peradangan peribronkial yang menyebabkan kerusakan lumen bronkus berupa metaplasia skuamos, silia yang abnormal, hiperplasia sel otot polos saluran pernapasan, peradangan dan penebalan mukosa bronkus. Ditemukan banyak sel neutrofil pada

Transcript of bronkitis kronis

Page 1: bronkitis kronis

Bronkitis Kronik merupakan suatu penyakit paru yang merupakan bagian dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD). Bronkitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai pembentukan mukus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam 2 tahun berturut turut. Bronkitis kronik berhubungan dengan hipertrofi dari kelenjar penghasil mukus pada mukosa jalan nafas. Definisi tidak mencakup penyakit-penyakit seperti bronkiektasis maupun tuberkulosis yang juga menghasilkan mukus yang banyak dan batuk kronik.Pemicu bronkitis bisa berupa agen infeksius, seperti bakteri atau virus, atau agen noninfeksius, seperti merokok atau inhalasi dari polutant kimiawi atau debu. Asma dapat salah diagnosa menjadi bronkitis bronkitis akut jika pasien tidak mempunyai riwayat asma sebelumnya. Bronkitis Akut bermanifestasi sebgaia batuk batuk dan kadang kadang produksi sputum yang tidak lebih dari 3 minggu.

ETIOLOGIPada bronkitis kronik merokok merupakan salah satu penyebab dominan. Faktor resiko pada serangan akut bronkitis kronik adalah bertambahnya usia dan nilai FEV (forced expiratory volume) yang rendah. Estimasi menunjukkan bahwa merokok dapat meyebabkan 85-90 % bronkitis kronik dan COPD. Merokok juga merusak pergerakan dari silia mukosa pernapasan, menghambat kinerja makrofag alveolar dan akan menginduksi hipertrofi dan hiperplasia dari kelenjar penghasil mukus pada jalan nafas. Merokok juga dapat meningkatkan resistensi jalan nafas melalui konstriksi otot polos bronchiolus. Jadi tindakan pertama pada penderita bronkitis kronik adalah berhenti merokok bagi mereka yang merokok.

PATOFISIOLOGIBronkitis Kronik berhubungan dengan berlebihnya mukus trakeobronkial, cukup membuat batuk dengan dahak selama 3 bulan dalam setahun sekurangnya 2 tahun berurutan. Gambaran histopatologinya menunjukkan hipertrofi kelenjar mukosa bronkial dan peradangan peribronkial yang menyebabkan kerusakan lumen bronkus berupa metaplasia skuamos, silia yang abnormal, hiperplasia sel otot polos saluran pernapasan, peradangan dan penebalan mukosa bronkus. Ditemukan banyak sel neutrofil pada lumen bronkus dan infiltrat neutrofil pada submukosa.Terjadi peradangan hebat pada bronkiolus respiratorius,banyak sel mononuklear,sumbatan mukus. Semua hal diatas menyebabkan obstruksi saluran pernapasan. Infiltrat neutrofil dan perubahan fibrotik peribronkial merupakan aksi dari interleukin 8, colony-stimulating factor, dan kemotaktik lainnya serta sitokin-sitokin inflamasi. Sel epitel pada saluran pernapasan melepaskan mediator mediator inflamasi sebagai respon dari zat toksik,infeksi, ditambah lagi berkurangnya pelepasan dari produk regulatori seperti ACE (angiotensin-converting enzym) dan neutral endopeptidase.

Bronkitis kronik dapat dikategorikan sebagai bronkitis kronik sederhana, bronkitis kronik mukopurulent, atau bronkitis kronik dengan obstruksi. Bronkitis kronik dengan ditandai oleh produksi mucoid sputum. Produksi sputum yang tetap atau berulang tanpa adanya penyakit supuratif seperti bronkiektasis mengarah pada bronkitis kronik mukopurulen.

Bronkitis kronik harus dapat dibedakan dengan asma. Perbedaannya didasarkan pada riwayat penyakit sebelumnya: pasien yang menderita bronkitis kronik mengalami batuk produktif yang

Page 2: bronkitis kronis

lama dan mengi atau wheezing yang muncul setelahnya,sedangkan pasien dengan asma mengalami mengi yang lama dan diikuti oleh batuk produktif. Bronkitis kronik bisa akibat dari serangkaian serangan akut dari bronkitis akut.