BRONKITIS AKUT

7

Click here to load reader

Transcript of BRONKITIS AKUT

Page 1: BRONKITIS AKUT

BRONKITIS AKUT

1. DefinisiBronkitis akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yang

ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3 minggu.

Sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak memerlukan antibiotik. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan.Antibiotik diperlukan apabila bronkitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri (pada sebagian kecil kasus bronkitis akut). Namun dokter masih sering memberikan antibiotik pada pengobatan bronkitis akut. Padahal antibiotik tidak mempercepat penyembuhan pada bronkitis akut tanpa komplikasi, dan justru pemberian antibiotik yang berlebihan dapat meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik.

2. EtiologiBronkitis akut dapat disebabkan oleh :- Infeksi virus 90% : adenovirus, influenza virus, parainfluenza virus, rhinovirus, dan

lain-lain.- Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus

influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionella)

- Jamur- Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.

3. Epidemiologi- Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lain

terlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronchitis kronik dapat mengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun.

- Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (di daerah tropis)

Page 2: BRONKITIS AKUT

- Mulai seperti ISNA biasa, lalu turun ke bawah sesudah 2 – 4 hari.

4. PatofisiologiBronchitis akut terjadi karena adanya respon inflamasi dari membrane mukosa bronkus.

Pada orang dewasa, bronchitis kronik terjadi akibat hipersekresi mucus dalam bronkus karena hipertrofi kelenjar submukosa dan penambahan jumlah sel goblet dalam epitel saluran nafas. Pada sebagian besar pasien, hal ini disebabkan oleh paparan asap rokok. Pembersihan mukosiliar menjadi terhambat karena produksi mucus yang berlebihan dan kehilangan silia, menyebabkan batuk produktif.

Pada anak-anak, bronchitis kronik disebabkan oleh respon endogen, trauma akut saluran pernafasan, atau paparan allergen atau iritan secara terus-menerus. Saluran nafas akan dengan cepat merespon dengan bronkospasme dan batuk, diikuti inflamasi, udem, dan produksi mucus.

Apabila terjadi paparan secara kronik terhadap epithelium pernafasan, seperti aspirasi yang rekuren atau infeksi virus berulang, dapat menyebabkan terjadinya bronchitis kronik pada anak-anak. Bakteri pathogen yang paling banyak menyebabkan infeksi salurang respirasi bagian bawah pada anak-anak adalah Streptococcus pneumoniae. Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis dapat pathogen pada balita (umur <5 tahun), sedangkan Mycoplasma pneumoniae pada anak usia sekolah (umur >5-18 tahun).

5. Manifestasi KlinisGejala utama bronkitis akut adalah batuk-batuk yang dapat berlangsung 2-3 minggu.

Batuk bisa atau tanpa disertai dahak. Dahak dapat berwarna jernih, putih, kuning kehijauan, atau hijau. Selain batuk, bronkitis akut dapat disertai gejala berikut ini :

1. Demam,2. Sesak napas,3. Bunyi napas mengi atau – ngik4. Rasa tidak nyaman di dada atau sakit dadaGejala bronkitis akut tidaklah spesifik dan menyerupai gejala infeksi saluran pernafasan

lainnya.

Page 3: BRONKITIS AKUT

Referensi lain: - Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan), sesak nafas ketika melakukan

olah raga atau aktivitas ringan, sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu), bengek, lelah, pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan, wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan, pipi tampak kemerahan, sakit kepala, gangguan penglihatan.

- Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidungberlendir, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.

- Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1 – 2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.

- Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3 – 5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.

- Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.- Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.- Bisa terjadi pneumonia

6. Diagnosis Banding- Epiglotitis- Bronkiolitis

7. Cara Diagnosis

A.Keluhan Pokok Gatal-gatal di kerongkongan Sakit di bawah sternum Batuk kering/batuk berdahak Sering merasa panas atau linuB. PemeriksaanFisik- Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea. Mungkin ada

nasofaringitis- Paru: ronki basah kasar yg tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk), wheezing dengan berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik) dan krepitasi (suara kretek-kretek dengan menggunakan stetoskop).Biasanya para dokter menegakkan diagnosa berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Itu sudah cukup.

C.Pemeriksaan LaboratoriumAdapun pemeriksaan dahak maupun rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. Bila penyebabnya bakteri, sputumnya akan seperti nanah- Untuk pasien anak yang diopname, dilakukan tes C-reactive protein, kultur pernafasan,

kultur darah, kultur sputum, dan tes serum agglutinin untuk membantu mengklasifikasikan penyebab infeksi apakah dari bakteri atau virus.

Page 4: BRONKITIS AKUT

- Untuk anak yang diopname dengan kemungkinan infeksi Chlamydia, mycoplasma, atau infeksi virus saluran pernafasan bawah, lakukan pemeriksaan sekresi nasofaringeal untuk membantu pemilihan antimikroba yang cocok. Serum IgM mungkin dapat membantu.

- Untuk anak yang telah diintubasi, ambil specimen dari secret pernafasan dalam untuk pewarnaan gram, tes antigen ahlamydia dan virus, dan kultur bakteri dan virus.- respon terhadap pemberian kortikosteroid dosis tinggi setiap hari dapat dipertimbangkan diagnose dan terapi untuk konfirmasi asma.

- Tes keringat yang negative dengan menggunakan pilocarpine iontophoresis dapat mengeluarkan kemungkinan fibrosis kistik.

- Untuk anak yang diduga mengalami imunodefisiensi, pengukuran serum immunoglobulin total, subkelas IgG, dan produksi antibodi spesifik direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis.

Tes Pencitraan Dapat dijumpai temuan abnormal seperti atelektasis, hiperinflasi, dan penebalan

peribronkial. Konsolidasi fokal biasanya tidak nampak

Tes LainnyaTes fungsi paru dapat memperlihatkan obstruksi jalan nafas yang reversible dengan menggunakan bronkodilator. 

8. Tata LaksanaSebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan).

Obat-obat yang lazim digunakan, yakni: Antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari.

Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli berpendapat bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak, maka antitusif dihentikan.

Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya: GG (glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.

Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya., digunakan jika penderita demam.

Bronkodilator (melongarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis. Selain itu, penderita hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator yang mungkin dialami oleh penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata

Page 5: BRONKITIS AKUT

mengalami efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis lain.

Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman berdasarkan pemeriksaan dokter.

DietMeningkatkan pemberian makanan secara oral pada pasien dengan demam.

AktivitasMinta pasien untuk beristirahat hingga demamnya turun

Terapi lanjutana. Jika terapi antiinflamasi sudah dimulai, lanjutkan terapi hingga gejala menghilang

paling kurang 1 minggu. Bronkodilator bisa diberikan jika diperlukan.b. Penatalaksanaan akut dapat dihentikan apabila gejala sudah menghilang, temuan normal

pada pemeriksaan fisik, dan fungsi paru normal.c. Pasien yang didiagnosis dengan asma dapat diberikan terapi “controller”, yaitu inhalasi

terapi kortikosteroid, antihistamin, dan inhibitor leukotrin setiap hari.d. Pasien dengan hipogammaglobulinemia memerlukan terapi pengganti.

9. PrognosisBonam

10. Komplikasi BronkopneumoniPneumoniPleuritisPenyakit-penyakit lain yang di perberat seperti :

Jantung Penyakit jantung rematik Hipertensi Bronkiektasis

11. KDU 4