Bro

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kecamatan Lasusua dan Pakue Kabupaten Kolaka Utara, Disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kolaka, Disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tirawuta Kecamatan mowewe adalah daerah lembah yang dikelilingi bukit-bukit dan ini termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin laut sehingga curah hujan cukup tinggi dan merata setiap tahunnya beragam antara 1.000 - 2.500 milimeter. Suhu udara beragam antara 20°Celcius - 30°Celcius. Dengan kondisi fisik seperti tersebut di atas, beberapa kawasan ini mempunyai ciri sebagai kawasan yang rawan terhadap bencana, antara lain seperti longsor, banjir, dan kebakaran hutan. Lahan di kecamatan Mowewe sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, dan daerah ini juga punya potensi pengembangan pertambangan, dan industri. Selain itu, di propinsi tersebut masih terdapat potensi yang cukup besar untuk pengembangan pertanian atau perkebunan dengan jenis Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 1

description

KP

Transcript of Bro

Page 1: Bro

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kecamatan Lasusua dan Pakue Kabupaten Kolaka Utara, Disebelah

Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kolaka, Disebelah Timur berbatasan

dengan Kecamatan Tirawuta

Kecamatan mowewe adalah daerah lembah yang dikelilingi bukit-bukit

dan ini termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin laut sehingga curah

hujan cukup tinggi dan merata setiap tahunnya beragam antara 1.000 - 2.500

milimeter. Suhu udara beragam antara 20°Celcius - 30°Celcius. Dengan

kondisi fisik seperti tersebut di atas, beberapa kawasan ini mempunyai ciri

sebagai kawasan yang rawan terhadap bencana, antara lain seperti longsor,

banjir, dan kebakaran hutan.

Lahan di kecamatan Mowewe sebagian besar telah dimanfaatkan untuk

kegiatan pertanian, dan daerah ini juga punya potensi pengembangan

pertambangan, dan industri. Selain itu, di propinsi tersebut masih terdapat

potensi yang cukup besar untuk pengembangan pertanian atau perkebunan

dengan jenis tanaman yang tahan akan derah yang punya tingkat kelembaban

yang cukup tinggi sepeti kopi dan teh serta sayur-sayuran.

Kecamatan Mowewe dihuni oleh 3.076 KK. Jumlah keseluruhan

penduduk Kecamatan Mowewe adalah 13.152 orang dengan jumlah

penduduk laki-laki 6.626 orang dan penduduk perempuan 6.526 orang

dengan kepadatan penduduk mencapai 30 jiwa/km2. Sebagian besar

penduduk Kecamatan Mowewe adalah petani. Dari data monografi

kecamatan tercatat 5.222 orang atau 87,87% penduduk Kecamatan Mowewe

bekerja di sektor pertanian.

Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 1

Page 2: Bro

1.2. TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN

1. Untuk mengetahui potensi geologi daerah mowewe

2. Untuk mengetahui daerah potensi bencana geologi

1.3. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH

Dapat memberikan mahasiswa pengetahuan tentang kondisi sebuah

wilayah baik dari segi potensi sumberdaya alam maupun potensi rawan

bencana alam.

BAB II

KONDISI WILAYAH

Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 2

Page 3: Bro

Gambar Peta Administratif Kec. Mowewe

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Kecamatan Mowewe terletak di bagian Timur ibu kota Kabupaten

Kolaka. Kecamatan Mowewe mencakup jazirah daratan karena terletak di

pedalaman Kabupaten Kolaka dengan luas daratan sebesar 404,42 Km2.

Desa/Kelurahan di wilayah administrasi Kecamatan Mowewe

No Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk

Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 3

Page 4: Bro

1 Horodopi

2 Watupute

3 Inebenggi

4 Waitombo

5 Puoso

6 Nelombu

7 Ulu Mowewe

8 Lambotua

9 Sabisabila

10 Lapangisi

Total Keseluruhan

2.2. DEMOGRAFI DAERAH KECAMATAN MOWEWE

2.2.1. Keadaan geografis

Wilayah Kecamatan Mowewe berbatasan masing-masing dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Uluiwoi

Disebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lasusua dan Pakue

Kabupaten Kolaka Utara

Disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kolaka

Disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tirawuta

Kecamatan Mowewe memiliki sungai diantaranya sungai Morowe

dan sungan mowewe yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai

sumber kebutuhan rumah tangga dan irigasi.

Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 4

Page 5: Bro

2.2.2. Keadaan Iklim

Musim kecamatan mowewe memiliki dua musim, yaitu

musim kemarau dan penghujan. musim kemarau terjadi antara

bulan mei dan oktober, dimana angin timur yang bertiup dari

australia tidak banyak mengandung uap air, sehingga

mengakibatkan musim kemarau. sebaliknya musim hujan terjadi

antara bulan november dan maret, dimana angin barat yang

bertiup dari benua asia dan samudera pasifik banyak

mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Khusus pada

bulan april arah angin tidak menentu, demikian pula curah hujan

sehingga pada bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba. curah

hujan curah hujan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, orografi

dan perputaran/pertemuan arus udara. hal ini menimbulkan

adanya perbedaan curah hujan menurut bulan dan letak stasiun

pengamat. di wilayah kecamatan mowewe, curah hujan mencapai

rata-rata 1.580,50 mm pertahun.

BAB III

POTENSI WILAYAH

Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 5

Page 6: Bro

3.1. POTENSI SUMBERDAYA GEOLOGI

Daerah kawasan mowewe memilki potensi geologi yang meliputi pasir

besi dan batu kapur yang terletak di daerah masing-maing yaitu kel. Horodopi

dan

3.2. POTENSI BENCANA GEOLOGI

Melihat letak dari kecamatan mowewe yang berbentuk lembah dan

dikelilingi oleh bukit dan gunung serta keterdapatan sungai besar maka

daerah tersebut sangatlah rawan terhadap bencana banjir dan longsor.

Bencana ini sangat potensi terjadi pada pusat kecamatan dan dapat

mengancam pemukiman penduduk. Mengingat hal tersebut maka pemerintah

kolaka timur haruslah cepat tanggap dalam menyelesaikan persoalan tersebut

utamanya dalam hal penataan ruang wilayah kecamatan mowewe.

Mengingat Bencana geologi tidak dapat dihilangkan sebab dia adalah

fenomena alam yang dapat terjadi karena factor-faktor eksternal maupun

internal maka yang dapat dilakukan hanyanlah mencoba untuk mengurangi

atau memperkecil dampak yang akan ditimbulkan oleh bencana tersebut.

Misalnya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana

banjir dapat dikurangi dengan membangun bendungan-bendungan untuk

menahan peningkatan volume air sungai atau dengan membuat system

drainase yang baik dan terjaga sehingga air yang masuk kedalam permukiman

dapat langsung dialirkan kesungai.

Begitupula dengan bencana longsor yang dapat diantisipasi dengan

melakukan reboisasi pada hutan-hutan atau lahan-lahan yang gundul sehingga

tanaman-tanaman yang berada pada lahan tersebut dapat menjadi penahan air

yang mengalir diprmukaan lahan tersebut. Hal ini juga akan meningkatkan

potensi hidrogeologi jika termaksimalkan sehingga masyarakat mudah

mendapatkan air bersih untuk pemenuhan kebutuhannya.

Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 6

Page 7: Bro

Yang paling penting harus dilakukan pemerintah kabupaten kolaka timur

khususnya kecamatan mowewe untuk mencegah terjadinya korban-korban

yang diakibatkan oleh bencana alam yaitu dengan melakukan perencanaan

tata ruang wilayah sehingga pemerintah dapat mengarahkan pembangunan

pemukiman kedaerah-daerah yang cenderung aman dari bencana geologi.

BAB IV

PENUTUP

Makalah ini berisi tentang gambaran umum kondisi wilayah kacamatan

mowewe kabupaten kolaka timur Sulawesi tenggara. Dalam isi pembahasan

makalah ini memuat tentang berbagai aspek yang dimiliki oleh kecamatan kolaka

timur khususnya pada aspek potensi sumberdaya geologi dan potensi geologi.

Makalah ini disusun berdasarkan berbagai literatur yang terkait sesuai dengan

judul makalah, disamping itu makalah ini juga menguat tentang potensi-potensi

yang dapat dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

hidup dalam lingkup kecamatan mowewe.

Sebagai harapan penulis sebelum menutup pembahasan ini yaitu agar kiranya

pemerintah kabupaten kolaka timur terkhusus kecamatan mowewe dapat

memberikan kontribusi yang jelas dan terarah untuk memanfaatkan segala potensi

Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 7

Page 8: Bro

yang dapat memberikan efek phositif terhadap masyrakat khususnya yang berada

di kecamatan mowewe dan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Keller, E.A. (1982). Environmental Geology. Ed.3. Charles E. Neriil Publishing Comp. USA

Brown, GC, E. Skapesey. (1986). Energy Resources Geology, Supply And Demand. Open Univercity Prees USA.

Darman, H., and Sidi, F.H. (eds), 2000, Anoutline of the Geology of Indonesia,

Jakarta, IAGI

Makalah Geologi Tata Lingkungan Page 8