Brainstem Evoked Response Audiometry

6
BRAINSTEM EVOKED RESPONSE AUDIOMETRY (BERA) Merupakan pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai integritas sistim auditorik yang bersifat objektif dan tidak invasive. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi, anak, dewasa, bahkan pasien koma. BERA mengukur evoked potential (aktifitas listrik yang dihasilkan CN VIII, pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respons terhadap stimulus auditorik. Stimulus bunyi yang digunakan berupa bunyi click atau toneburst yang diberikan melalui head-phone, insert probe, bone vibrator. Stimulus click merupakan impuls listrik dengan onset cepat dan durasi yang sangat singkat, menghasilkan pada average frequency 2000-4000 Hz. Toneburst juga stimulus berdurasi singkat namun memiliki frekuensi yang lebih spesifik. Evoked potential direkam melalui elektroda permukaan (surface electrode) yang ditempelkan pada kulit kepala (dahi dan prosesus mastoid), kemudian diproses melalui program computer dan ditmpilkan sebagai 5 gelombang. Komponen Bentuk Gelombang Gelombang I: Respon gelombang BERA I merupakan gambaran yang luas dari potensial aksi saraf auditori gabungan pada bagian distal dari nervus cranialis (CN) VIII. Respo tersebut dipercaya berasal dari aktivitas aferen dari

description

j;jhgf

Transcript of Brainstem Evoked Response Audiometry

BRAINSTEM EVOKED RESPONSE AUDIOMETRY (BERA)

Merupakan pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai integritas sistim auditorik yang bersifat objektif dan tidak invasive. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi, anak, dewasa, bahkan pasien koma. BERA mengukur evoked potential (aktifitas listrik yang dihasilkan CN VIII, pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respons terhadap stimulus auditorik.

Stimulus bunyi yang digunakan berupa bunyi click atau toneburst yang diberikan melalui head-phone, insert probe, bone vibrator. Stimulus click merupakan impuls listrik dengan onset cepat dan durasi yang sangat singkat, menghasilkan pada average frequency 2000-4000 Hz. Toneburst juga stimulus berdurasi singkat namun memiliki frekuensi yang lebih spesifik.

Evoked potential direkam melalui elektroda permukaan (surface electrode) yang ditempelkan pada kulit kepala (dahi dan prosesus mastoid), kemudian diproses melalui program computer dan ditmpilkan sebagai 5 gelombang.Komponen Bentuk GelombangGelombang I: Respon gelombang BERA I merupakan gambaran yang luas dari potensial aksi saraf auditori gabungan pada bagian distal dari nervus cranialis (CN) VIII. Respo tersebut dipercaya berasal dari aktivitas aferen dari serabut saraf CN VIII (neuron urutan pertama) saat meninggalkan cochlea dan masuk ke canalis auditori internal.Gelombang II: gelombang BERA II ditimbulkan oleh nervus VIII proksimal saat memasuki batang otak.Gelombang III: gelombang BERA III muncul dari aktivitas aktivitias saraf urutan kedua arises from (diluar CN VIII) di dalam atau di dekat nukleus cochlearis. Literatur menyatakan bahwa gelombang III ditimbulkan pada bagian caudal dari pons auditori. Nukleus cochlearis mengandung hampir 100,000 neuron, kebanykan dipersarafi oleh sembilan serabut saraf.Gelombang IV: gelombang BERA IV, yang sering memiliki puncak yang sama dengan gelombang V, diperkirakan muncul dari neuron urutan ketiga pontine yang kebanyakan terletak pada kompleks olivary superior, tetapi kontribusi tambahan untuk terbentuknya gelombang IV dapat datang dari nukleus cochlearis dan nukleus dari lemniskus lateral.Gelombang V: pembentukan gelombang V kemungkinan merupakan dari aktivitas dari struktur auditori anatomik multipel. Gelombang BERA V merupakan komponen yang paling sering di analisa pada aplikasi klinis BERA. Meskipun terdapat beberapa database mengenai hal yang tepat dalam pembentukan gelombang V, gelombang V dipercaya berasal dari sekitar colliculus inferior. Aktivitas neuron urutan kedua mungkin secara sekunder mempengaruhi beberapa hal dalam pembentukan gelombang V. Colliculus inferior merupakan sebuah struktur yang komplex, dengan lebih dari 99% akson dari regio auditori batang otak bawah melewati lemniskus lateral ke colliculus inferior.

Analisa gelombang BERA berdasarkan (1) morfologi gelombang, (2) masa laten dan (3) amplitude gelombang.

Berbagai kondisi yang dianjurkan untuk pemeriksaan BERA antara lain bayi baru lahir untuk mengantisipasi gangguan perkembangan bicara/bahasa. Jika ada anak yang mengalami gangguan atau lambat dalam berbicara, mungkin salah satu sebabnya karena anak tersebut tidak mampu menerima rangsangan suara karena adanya gangguan di telinga.BERA juga dapat dimanfaatkan untuk menentukan sumber gangguan pendengaran apakah di cochlea atau retro choclearis, mengevaluasi brainstem (batang otak), serta menentukan apakah gangguan pendengaran disebabkan karena psikologis atau fisik. Pemeriksaan ini relatif aman, tidak nyeri, dan tidak ada efek samping, sehingga bisa juga dimanfaatkan untuk screening medical check up.

Salah satu faktor penting dalam menganalisa gelombang BERA adalah menentukan masa laten, yaitu milidetik yang diperlukan sejak stimulus diberikan sampai terjadi EP untuk masing-masing gelombang. Dikenal 3 jenis masa laten: (1) masa laten absolut, ,. Masa laten absolut gelombang I adalah waktu yang dibutuhkan sejak pemberian stimulus sampai timbulnya gelombang I. (2) masa laten antar gelombang Masa laten antar gelombang adalah selisih waktu antar gelombang, misalnya masa laten antar gelombang I III.(3) masa laten antar telinga Masa laten antar telinga yaitu membandingkan maa laten absolut gelombang yang sama pada kedua telinga. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemanjangan masa laten fisiologik yang terjadi bila intensitas stimulus diperkecil.Terdapatnya pemanjangan masa laten pada beberapa frekuensi menunjukkan adanya suatu gangguan konduksi.

Perlu dipertimbangkan faktor maturitas jaras saraf auditorik pada bayi dan anak yang usia nya kurang dari 12-18 bulan, karena terdapat perbedaan masa laten, amplitude dan morfologi gelombang dibandingkan dengan anak yang lebih besar maupun orang dewasa.

Persiapan

Ruangan Tenang, tidak dipengaruhi medan magnet (tidak berdekatan dengan ruangan pemeriksaan CT SCAN atau MRI) Ruangan jangan terlalu terang dan hindari pemakaian lampu TL/neon Sebaiknya menggunakan AC (agar pasien lebih tenang dan nyenyak) Sedia tabung O2 dan pompa pemnghisapPasien Keluarga pasien telah diberikan penjelasan tentang segala hal yang berhubungan dengan pemeriksaan BERA dan telah mengisi form Informe Consent Keramas sebelum datang untuk diperiksa Pasien agar tidak tidur dalam perjalan menuju tempat pemeriksaan Untuk bayi berusia kurang dari 3 bulan: tanpa obat sedative, diatas usia 3 bulan sebaikanya diberikan sedative

Persiapan alat Gunakan alat BERA yang secara rutin dikalibrasi Pastikan mesin BERA, computer dan tempat tidur telah dibumikan (grounding) dengan baik Periksa kabel penghubung elektroda dan transduse dalam keadaan terhubung baik. Siapkan elektroda pad (disposable) dengan daya rekat baik. Pilih probe tip untuk transduser yang sesuai diameter liang telinga dan pastikan transuder dapat mengeluarkan stimulus bunyi (tidak tersumbat)