Booklet_Kemitraan.pdf
-
Upload
desi-aulia-umami -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of Booklet_Kemitraan.pdf
-
Diterbitkan Oleh :Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
Yuk...... Bermitra!!!!
-
KEMITRAANii
BAB I - Pendahuluan1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................11.2 Landasan Hukum .....................................................................................................................21.3 Asas dan Ketentuan Dasar ......................................................................................................4BAB II - Kemitraan PNPM Perkotaan2.1 Pengertian Kemitraan ..............................................................................................................72.2 Tujuan ......................................................................................................................................72.3. Strategi .....................................................................................................................................82.4 Pelaku Kemitraan .....................................................................................................................92.5. Bentuk penyertaan .................................................................................................................102.6. Ruang Lingkup Kemitraan ...................................................................................................... 10
Daftar Isi :
-
KEMITRAAN iii
BAB III - Menjual Potensi Lokal melalui Kemitraan 3.1. Memetakan kebutuhan masyarakat dengan tepat .................................................................. 113.2. Memetakan Potensi Lokal . ..................................................................................................... 123.3. Memetakan Mitra Potensial .................................................................................................... 153.4. Mempersiapkan Alat pemasaran sosial ................................................................................. 15
BAB IV - Langkah Mudah Bermitra4.1. Komunikasi Awal .................................................................................................................... 194.2. Pertemuan Lanjutan ...............................................................................................................204.3. Proposal Awal ..............................................................................................................214.4. Proposal Lengkap ........................................................................................................234.5. Menyusun instrumen monev program dan kegiatan ....................................................244.6. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Surat Perjanjian ......254.7. Pelaksanaan kerjasama ..............................................................................................254.8. Monitoring dan Evaluasi .............................................................................................264.9. Pelaporan Kegiatan .....................................................................................................26
-
KEMITRAANiv
-
KEMITRAAN 1
1.1 Latar Belakang Masih besarnya angka kemiskinan diten-gah berbagai upaya penanggulangannya merupakan sebuah fenomena yang ber-sifat paradoks dan kontraproduktif. Ber-bagai program yang telah dijalankan pe-merintah masih belum memberikan sum-bangsih yang signifikan. Disaat semakin banyak yang keluar dari kemiskinan, justru semakin banyak pula yang kembali dalam lingkaran kemiskinan itu sendiri. Untuk itu, terobosan-terobosan baru dalam upaya memberdayakan masyarakat miskin mut-lak diperlukan.
Salah satu terobosan tersebut adalah peran aktif berbagai pihak dalam percepa-tan nangkis. Pentingnya aktivasi berbagai
peran ini karena permasalahan kemiski-nan merupakan tanggungjawab bersama. Selain itu, keterlibatan berbagai pihak akan sangat mendukung dan melengkapi upaya-upaya percepatan penanggulan-gan kemiskinan. Dalam hal inilah, kemi-traan masyarakat dengan pemerintah dan stakeholder lain (badan/lembaga/institusi/perusahaan/perseorangan) dapat menjadi jalan tengah yang saling menguntungkan. Baik terhadap pihak penerima manfaat /demand, dalam hal ini adalah masyarakat , maupun pemberi /supply (badan/lemba-ga/institusi/perusahaan/perseorangan).
Pola dan model kemitraan yang berkem-bang di berbagai daerah bersama PNPM
Bab 1 - Pendahuluan
-
KEMITRAAN2
Mandiri Perkotaan menjadi salah satu terobosan dalam percepatan penanggu-langan kemiskinan. Pola kemitraan yang diimplementasikan melalui PAKET hingga saat ini mampu direplikasikan oleh pemer-intah kota/kabupaten dengan memperluas cakupan cakupan program. Hingga bu-lan Januari 2011, jumlah kota/kabupaten yang melaksanakan kegiatan kemitraan ini adalah 39 kota/kabupaten dengan nilai kegiatan sebesar RP. 82.833 milyar. Selain itu juga telah berkembang berbagai kemi-traan yang berupa channeling BKM den-gan berbagai pihak baik untuk pelaksan-aan Perencanaan Jangka Menengah Pro-gram Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis), RTPLP maupun untuk pen-guatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Melihat besarnya potensi yang dapat dikembangkan melalui kemitraan multipihak, maka disusunlah booklet Cara
Praktis Membangun Kemitraan sebagai buku panduan yang aplikatif dan mudah diadaptasikan sesuai dengan potensi lokal masing-masing
1.2 Landasan HukumPeran masyarakat dalam pelaksanaan program Kesejahteraan Sosial diatur da-lam UU Kesejahteraan Sosial No 11 th 2009 yang menyebutkan :
Pasal 38 :Masyarakat mempunyai kesem-(1) patan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Peran sebagaimana dimaksud (2) pada ayat (1) dapat dilakukan oleh:
perseorangan; a.
-
KEMITRAAN 3
keluarga; b. organisasi keagamaan; c. organisasi sosial ke-d. masyarakatan; lembaga swadaya e. masyarakat; organisasi profesi; f. badan usaha; g. lembaga kesejahteraan so-h. sial; dan lembaga kesejahteraan so-i. sial asing.
Peran sebagaimana dimaksud (3) pada ayat (2) dilakukan untuk men-dukung keberhasilan penyelengga-raan kesejahteraan sosial.
Pasal 39 : (1) Organisasi profesi sebagaimana di-maksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf f, terdiri atas :
a. ikatan pekerja sosial profesional; b. lembaga pendidikan pekerjaan sosial; dan c. lembaga kesejahteraan sosial. Untuk menjaga dan menegakkan (2) profesionalisme, organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan kode etik.
Pasal 40 Peran badan usaha sebagaimana di-maksud dalam Pasal 38 huruf g dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-un-dangan.
-
KEMITRAAN4
Pasal 41 Pemerintah memberikan penghargaan dan dukungan kepada masyarakat yang berperan dalam penyelengga-raan kesejahteraan sosial.
1.3 Asas dan Ketentuan DasarAdapun program dan kegiatan kemitraan yang dimaksudkan dalam booklet ini harus berpegang teguh terhadap asas dan ke-tentuan dasar berikut:
Berorientasi pada Masyarakat Mis- kin. Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
Prioritas Pemerintah dan masyarakat
harus memprioritaskan pe-menuhan kebutuhan untuk
menanggulangi kemiskinan dengan mendayagunakan
secara optimal berbagai sum-ber daya yang terbatas.
Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mem-punyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pem-bangunan dan dalam menikmati se-cara adil manfaat kegiatan pemban-
-
KEMITRAAN 5
gunan.
Memenuhi kelayakan dan kean- dalan teknik yang berlaku dengan mempertimbangkan indikator pem-bangunan berkelanjutan dan tang-gap bencana.
-
KEMITRAAN6
-
KEMITRAAN 7
2.1 Pengertian KemitraanKemitraan Program PNPM MP adalah bentuk kegiatan sinergis antara masyarakat, pemerintah daerah serta kelompok peduli yang berjalan secara terencana dan sistematis sebagai bentuk pembelajaran program P2KP/PNPM MP dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Program kemitraan penanggulangan kemiskinan PNPM MP dilaksanakan atas dasar komitmen dan inisiatif dari pelaku pembangunan baik dari pemerintah kabupaten/kota melalui
TKPKD, Forum BKM, BKM/LKM, UPL, UPS, maupun individu relawan peduli penanggulangan kemiskinan di wilayah sasaran PNPM MP dengan menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak ke tiga yang memiliki sumber daya.
2.2 TujuanTujuan yang ingin dicapai didalam pelaksanaan Program Kemitraan Penang gulangan Kemiskinan PNPM MP ini adalah sebagai berikut :
Bab 2 Kemitraan PNPM Perkotaan
-
KEMITRAAN8
TKPKD tingkat kota/kabupaten 1. mampu menjalankan peran dan fungsinya secara efektif dalam program percepatan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.
TKPKD tingkat kota/kabupaten 2. mampu menggalang kontribusi para pihak terkait (kelompok peduli dan CSR) dengan pola kemitraan untuk program percepatan penanggulangan kemiskinan
TKPKD mampu membuka akses 3. warga miskin melalui BKM/LKM untuk bermitra dengan para pihak (SKPD, kelompok peduli, dan CSR) dalam menjalankan program percepatan penanggulangan kemiskinannya.
2.3. Strategi Adapun strategi pelaksanaan program secara garis besar membidik dua sasaran dan pelaku yang berbeda, yaitu :
Tim Koordinasi Penanggulangan 1. Kemiskinan Daerah (TKPKD)Selaku kelompok kerja yang bertanggung jawab terhadap koordinasi seluruh program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, TKPKD diharapkan menjadi leading sector dan memainkan perannya secara maksimal di tingkat kota/kabupaten. Sehingga efektifitas dan sinkronisasi program dan kegiatan nangkis dapat dicapai. Selain itu, TKPKD juga diharapkan menjadi penggerak kemitraan ada tingkat kabupaten / kota agar pelaksanaan program dan kegiatan nangkis melalui kemitraan dapat dinamis.
-
KEMITRAAN 9
Masyarakat2. Masyarakat diharapkan menjadi komunitas yang kreatif, mampu berinisiatif dan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak serta mengeksplorasi potensi lingkungannya dalam program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Adapun strategi pelaksanaan program kemitraan penanggulangan kemiskinan PNPM MP dapat dilihat dalam bagan 1.1.
2.4 Pelaku KemitraanPelaku PNPM Mandiri Perkotaan1. Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan adalah struktural di pemerintahan, fungsional di konsultan, dan lembaga masyarakat yang dibentuk dalam rangka PNPM Mandiri Perkotaan (BKM, Kelompok Belajar Perkotaan, Forum Komunikasi BKM, dll);
-
KEMITRAAN10
Calon mitra 2. Calon mitra adalah perorangan dan/atau lembaga pemerintahan, lembaga usaha ekonomi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan lain sebagainya sesuai peraturan yang berlaku yang dapat melakukan jalinan kerja sama dengan masyarakat melalui BKM;
2.5.Bentuk penyertaan Bentuk penyertaan dari calon mitra dalam kemitraan dan channeling dapat berupa pendanaan, barang/material, pelatihan, sistem, dan bentuk lainnya yang tidak menyalahi hukum yang berlaku.
2.6. Ruang Lingkup KemitraanAdapun ruang lingkup kemitraan secara garis besar adalah :
Persiapan;a) Inisiasi Kemitraan; b) Pelaksanaan kerjasama;c) Pelaporan;d) Publikasi hasil pelaksanaan.e)
Booklet ini kemudian akan memberikan fokus terhadap topik ruang lingkup kemitraan yang menekankan pada langkah-langkah praktis yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan Kemitraan. Bagaimanapun, booklet ini hanyalah sebagai acuan dasar dan tidak menjadi aturan baku dalam pelaksanaan kemitraan. Adopsi, adaptasi dan kreatifitas dalam mengembangkan pola-pola kemitraan sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal mutlak diperlukan.
-
KEMITRAAN 11
Sebelum melaksanakan program kemitraan, terdapat beberapa langkah Pra-persiapan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Tahapan ini akan cukup banyak menyita waktu dan energi pelaku kemitraan. Secara garis besar tahapan tahapan ini adalah :
Memetakan kebutuhan masyarakat 1) dengan tepatMemetakan Potensi Lokal2) Memetakan Mitra Potensial3) Mempersiapkan Marketing Tools 4)
3.1.Memetakan kebutuhan masyarakat dengan tepatPemetaan kebutuhan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa program dan kegiatan yang akan dimitrakan adalah program yang memang dibutuhkan masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan serta memiliki nilai manfaat yang jelas kepada masyarakat. Pada tahapan ini, kebutuhan-kebutuhan masyarakat dapat dikategorikan sebagai :
Bab 3 Menjual Potensi Lokal
melalui Kemitraan
-
KEMITRAAN12
Kebutuhan Peningkatan Pendapatan 1) EkonomiKebutuhan Pendidikan dan Sosial2) Kebutuhan Peningkatan Kualitas 3) Lingkungan.
Asas partisipasi dan transparansi sangat diperlukan pada proses pemetaan kebutuhan ini.
3.2. Memetakan Potensi Lokal.Pemetaan potensi local perlu dilaksanakan untuk mengetahui sumberdaya yang telah dimiliki oleh lingkungan sekitarnya. Potensi local yang dimaksud adalah sumber daya- sumber daya yang dapat dimaksimalkan pemanfaatannya melalui kemitraan dengan berbagai pihak yang dapat berupa program-program dan kegiatan kegiatan yang telah dilaksanakan namun hasilnya belum maksimal atau sumber daya- sumber daya yang belum pernah di eksplorasi. Hasil pemetaan potensi local dapat berupa paket data dan informasi potensi yang kemudian menjadi data dasar (raw data) dalam pembuatan marketing tools. Adapun contoh formulir pemetaan potensi dapat dilihat dalam lampiran 1
-
KEMITRAAN 13
PROP
INSI
:KA
BUPA
TEN
:KE
LURA
HAN
:NA
MA K
SM:
ALAM
AT K
SM:
NAMA
ANG
GOTA
KSM
:AL
AMAT
ANG
GOTA
:
Jeni
s Usa
ha:
Indus
tri Ru
mah T
angg
a
..Ja
sa
Pe
rtania
n
Pe
terna
kan
Perd
agan
gan/d
istrib
usi
..
Pelat
ihan
yang
dip
erol
eh:
Ketra
mpila
n Hidu
p /Lif
e Skil
lsPe
masa
ran
Amini
stras
i/Keu
anga
nMo
tivas
iPr
oduk
si
..Ma
najer
ial
..
Perm
odala
n ya
ng te
lah
dipe
roleh
:P2
KP /P
NPM
Rp :
..Ba
nk / L
emba
ga K
eu.fo
rmal
Rp :
Pr
ogra
m Pe
mda
Rp :
Le
mbag
a Non
Pem
erint
ah
Rp :
Stat
us K
elem
baga
an:
Prak
oper
asi
Ba
dan H
ukum
Ko
pera
si
..
Peni
ngka
tan
Kapa
sitas
:Ke
tramp
ilan d
asar
/Life
Skills
Pema
sara
nAm
inistr
asi/K
euan
gan
Motiv
asi
Prod
uksi
..
Mana
jerial
..
Tekn
olog
i:
Desa
in Pr
oduk
Media
Pem
asar
anIno
vasi
Dive
rsifik
asi P
rodu
kPe
ngem
asan
(Pac
kagin
g)Pe
ralat
an P
rodu
ksi
.
Perm
odala
n:
1Re
ncan
a Lem
baga
Pem
injam
:Ba
nk
Prog
ram
NGO/
LSM
Kope
rasi
..Pr
ogra
m Pe
mda
.
2Ju
mlah
Nila
i:
500.0
00 -4
.000.0
004.0
00.00
0-10
.000.0
00>1
0.000
.000
..
3Re
ncan
a Pem
anfa
atan
Mod
al :
Pena
mbah
an P
rodu
ksi
Pena
mbah
an K
arya
wan
Pemb
elian
Per
alatan
.
Kabu
paten
/ Kota
:
.
* Core
t yang
tidak
perlu
(
..
..)
LEMB
AR IS
IAN
PENG
EMBA
NGAN
USA
HA M
IKRO
DAN
KEC
IL
CHAN
NELL
ING
P2KP
-ADV
ANCE
D 20
10
Ketua
BKM
KEBU
TUHA
N PE
NGEM
BANG
AN
KOND
ISI S
AAT
INI
..
/..../
..
-
KEMITRAAN14
PROP
INSI
:
..
KABU
PATE
N:
..
KELU
RAHA
N:
..
NAMA
KEG
IATA
N:
..
ALAM
AT/L
OKAS
I:
.
.
.
.
Bida
ng K
egiat
an:
Lingk
unga
n,Be
ntuk :
...
Sosia
l,Be
ntuk :
...
Ekon
omi,
Bentu
k :
...
..
Bentu
k :
...
Tuju
an P
emba
ngun
an
:
..
.
..
..
.
..
Pras
aran
a men
jadi A
set
:RT
/ RW
/ Kelu
raha
n / D
esa /
Pem
erint
ah K
ota / P
emer
intah
Kab
upate
n /
...*
Pene
rima M
anda
t Pe
ngelo
laan
:BK
M
Kelen
gkap
an P
endu
kung
:
Peng
elolah
an S
ampa
hPe
nera
ngan
MCK
..P
arki
r
..
Pene
rima M
anfa
at:
Juml
ah K
K :
(KK)
Caku
pan W
ilaya
h:
(RT/
RW/K
elura
han/D
esa/
Antar
Kelu
raha
n/ Ke
cama
tan/K
ab/K
ota)
Gam
bara
n Pe
man
faat
an
:Se
suai
Tujua
n,ka
rena
....Be
lum S
esua
i Tuju
an,k
aren
a
....Tid
ak S
esua
i Tuju
an,
kare
na
....
..
..
Gam
bara
n Pe
meli
hara
an:
Baik/
Cuku
p/Kur
ang *
Orga
nisas
i Pem
eliha
ra:
..Su
mber
Dan
a:
..Me
kanis
me P
emeli
hara
an:
..
Fisik
Pra
sara
na:
..
..
..
..
Pera
latan
:
..
..
..
..
Laya
nan
:
..
..
..
..
Kelen
gkap
an P
endu
kung
:
..
..
..
..
Kelem
baga
an:
Pemb
entuk
an/P
enge
mban
gan O
rgan
isasi
Peme
lihar
a, co
ntoh :
..
.
..
..
Kabu
paten
/ Kota
:
* Cor
et ya
ng tid
ak pe
rlu(
....
..
..
/..../
..Ke
tua B
KM
CHAN
NELI
NG K
MP P
2KP-
ADVA
NCED
KOND
ISI S
AAT
INI, P
EMAN
FAAT
AN D
AN P
EMEL
IHAR
AAN
KEBU
TUHA
N PE
NGEM
BANG
AN
LEMB
AR IS
IAN
PENG
EMBA
NGAN
(PRA
)SAR
ANA
HASI
L KE
GIAT
AN P
2KP,
REP
LIKA
SI P
2KP,
PAK
ET, C
HANN
ELIN
G, P
NPM
MPk,
PLP-
BK
-
KEMITRAAN 15
3.3.Memetakan Mitra PotensialMitra potensial adalah pihak-pihak yang dapat menjadi mitra program dan kegiatan berdasarkan kesamaan visi, misi dan tujuan program. Mitra potensial ini adalah pemerintah; BUMN; perseorangan; keluarga; organisasi keagamaan; organisasi sosial kemasyarakatan; lembaga swadaya masyarakat; organisasi profesi; badan usaha; lembaga kesejahteraan sosial; dan lembaga kesejahteraan sosial asing yang berpartisipasi dalam program dan kegiatan melalui bentuk penyertaan yang tidak melanggar hokum dan kearifan local. Hasil pemetaan mitra potensial ini adalah paket data dan informasi yang dapat menjadi acuan dalam memilih mitra itu sendiri. Adapun contoh form mitra potensial sebagaimana lampiran 2
3.4. Mempersiapkan Alat pemasaran sosial (Social Marketing Tools)Setelah bentuk kegiatan kemitraan dan calon mitra potensial ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membuat media pemasaran sosial. Karena melalui media itulah kita berkomunikasi dan mempengaruhi calon mitra untuk memberikan penyertaannya.Sebagai media komikasi awal, alat pemasaran social akan memberikan dampak penilaian pada kesan pertama terhadap performa kerja kelompok. Karena itu, alat pemasaran social harus memuat potensi sumber daya yang baik, akurat dan dikemas dengan menarik. Alat pemasaran social ini dapat berupa printing media
-
KEMITRAAN16
maupun dalam bentuk maksimalisai media elektronik seperti promosi dan interview di radio dan televisi lokal, VCD profil, file bahkan media yang menggunakan kearifan local seperti forum-forum adat, forum pertemuan public bahkan perayaan perayaan budaya setempat dll Hanya saja, printing media seperti mini prospectus, catalog, brosur dan leaflet lebih dianjurkan karena alasan kepraktisan.
Di dunia bisnis, marketing diartikan sebagai kegiatan bisnis-fenomena perdagangan . Se-dangkan, pemasaran sosial atau social marketing adalah aplikasi dari teknik pemasaran bisnis ke dalam analisis, perencanaan, eksekusi, dan eval-uasi program-program organisasi nirlaba yang telah didisain berdasarkan target individual dalam rangka meningkatkan kesejahteraan personal, serta memenuhi kebutuhan manusia secara sen-sitif dan memuaskan.
Pada dasarnya social marketing adalah strategi menjual gagasan untuk mengubah pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat. Berdasarkan pen-galaman, penerapan strategi pemasaran dalam dunia sosial terbukti dapat memberdayakan organisasi dalam memperoleh dukungan untuk melanjutkan hidupnya, antara lain dalam mem-peroleh sumber dana potensial yang berasal dari masyarakat secara luas (fund raising).Perbedaan mendasar antara pemasaran komer-sil dan pemasaran sosial, menurut Andreason, adalah pada prinsip 4 P yang dikenal sebagai marketing mix. Di dunia bisnis 4P, adalah pro-motion (promosi), price (harga), product (produk) dan place (tempat). Dalam pemasaran sosial ada dua hal lain yang membuat berbeda, yaitu adanya partnership (kemitraan) dan policy (kebijakan).Pada prinsipnya, praktik pemasaran sosial tak ada artinya apabila kemitraan tidak dijadikan tujuan organisasi. Demikian pula tak ada artinya upaya mengubah perilaku melalui pemasaran
-
KEMITRAAN 17
Ingat!!!Kemitraan PNPM MP bukan satu-satunya program pemberdayaan. Karena itu, kemaslah media pemasaran social dengan menarik, komprehensif dan sertakan alamat dan nomor kontak program yang jelas. Karena hal ini akan memudahkan calon mitra menghubungi anda untuk rencana tindak lanjut.
sosial apabila tidak diikuti atau dilanjutkan dengan upaya mendorong tersusunnya sebuah kebijakan. Yang jelas penerapan social marketing, tujuannya bukan semata-mata fund raising (memperoleh dana) karena dalam kenyataan social market-ing juga berarti menyampaikan gagasan secara efisien dan tepat.
Alat pemasaran social ini setidaknya berisi tentang profil dasar calon penerima manfaat, antara lain :
nama kelompok; nama anggota; jenis usaha (jika kelompok ekonomi); jenis kegiatan; rekam jejak kegiatan sebelumnya; laporan keuangan;
dokumentasi; daftar mitra sebelumnya Alamat secretariat, alamat e-mail dan nomor kontak person
Setelah beberapa persiapan persiapan tersebut dilakukan, langkah selanjutnya adalah malaksanakan kemitraan itu sendiri. Hal ini akan dimulai dengan melakukan inisiasi awal kemitraan.
-
KEMITRAAN18
-
KEMITRAAN 19
Setelah dilakukan pemetaan potensi, pemetaan kebutuhan dan pemetaan mitra potensial, maka saatnya segera memulai kemitraan itu sendiri. Pada dasarnya, tahapan pelaksanaan kemitraan terdiri dari serangkaian kegiatan pada berbagai tataran pelaku. Booklet ini ditujukan kepada masyarakat selaku poihak yang akan memitrakan potensi lingkungannya dengan berbagai pihak. Tahapan-tahapan dalam buku ini tidak bersifat mutlak dan kaku melainkan
sebagai prosedur standar yang bersifat fleksibel yang tergantung pada sifat kegiatan, kebutuhan dan cakupan wilayah penerima manfaat kemitraan itu sendiri.
4.1.Komunikasi Awal Membangun komunikasi awal dilakukan untuk
Bab 4Langkah Mudah Bermitra
-
KEMITRAAN20
m e n g h u b u n g k a n calon mitra potensial dan masyarakat. Pada umumnya, komunikasi awal dimulai dengan p e r b i n c a n g a n informal dalam
beberapa forum informal pula. Misalnya, dalam perayaan festival rakyat, masyarakat mengundang berbagai pihak seperti SKPD, Pimpinan BUMN, Pimpinan Perusahaan dll. Perkenalan awal dapat dilakukan dalam forum tersebut dan dilanjutkan dengan pertemuan lanjutan.
4.2.Pertemuan Lanjutan Pertemuan lanjutan antara masyarakat dengan diwakili atau difasilitasi BKM,KSM adalah dengan melakukan kunjungan awal pada calon mitra potensial. Pada tahapan ini sebaiknya a l a t pemasaran sosial telah disiapkan
sebaga i m e d i a
-
KEMITRAAN 21
komunikasi. Pertemuan ini menekankan hal-hal yg telah dilaksanakan oleh masyarakat, potensi yang dimiliki dan kemungkinan-kemungkian melakukan kerjasama pengembangan. Selain itu, pertemuan lanjutan ini diarahkan untuk menyepakati pokok-pokok kerjasama, irisan irisan kebutuhan, irisan kepentingan dan irisan penyertaan; Jika telah terjadi kesamaan visi-dan misi, maka segeralah menyusun proposal awal.
4.3.Proposal AwalProposal awal adalah proposal ringkas dengan arahan untuk memberikan gambaran kegiatan dan logical frame work
p r o g r a m dan kegiatan. Selain itu, d a l a m p r o p o s a l
r i n g k a s
-
KEMITRAAN22
tersebut harus ada ruang dan pengakuan akan pentingnya peran/dukungan dari calon mitra. Proposal ringkas tersebut juga h a r u s m e n u n j u k a n
adanya
kesan bahwa masyarakat sebagai pihak pengusul adalah fasilitator yang siap sedia untuk membantu. Contoh proposal awal dapat dilihat pada lampiran 4 booklet ini.
Proposal awal harus bersifat ringkas, p a d a t dan jelas. Beberapa a lasan
-
KEMITRAAN 23
diperlukannya proposal awal dan bukan proposal lengkap adalah:
Pe(1) ngambil keputusan dari calon mitra potensial biasanya memiliki dan mengalokasikan waktu lebih banyak untuk mengetahui hal yang detil. Karena itu, proposal awal sebaiknya hanya menampilkan inti dan garis besar dari kegiatan;
Para pengambil keputusan calon (2) mitra potensial mempersepsikan bahwa seluruh proposal standard dan serupa. Karena itu tampilkan proposal awal semenarik mungkin, dan tidak membosankan. Sertakan beberapa dokumen gambar untuk mempertegas ragam kegiatan sebelumnya.
Penyusunan proposal lengkap (3) cenderung akan lebih banyak memerlukan waktu dan energi sedangkan program dan kegiatan yang ditawarkan belum tentu disetujui oleh calon mitra tersebut.
Jika telah dicapai kesepakatan, terutama terkait penyertaan dan pembagian peran masing-masing pihak, maka segeralah menyusun proposal teknis yang sifatnya lebih detail dan memuat tata laksana program dan kegiatan.
4.4 Proposal Lengkap Proporsal lengkap disusun sesuai dengan pokok-pokok kesepakatan yang telah dimiliki sebelumnya, sebagaimana dalam proposal awal dan revisinya. Proposal ini lebih rinci dan memuat teknis atau tata
-
KEMITRAAN24
laksana kegiatan. Pembagian peran dan bentuk-bentuk penyertaan dari masing-masing pihak harus dituangkan dengan jelas agar tak terjadi saling lempar tanggung jawab di kemudian hari. Karena itu, daftar kebutuhan program dan kegiatan yang telah disepakati harus dilampirkan sebagai penguat.
Selain itu, komponen komponen program dan kegiatan harus digambarkan dengan jelas. Penggambaran daftar kebutuhan dan komponen-komponen program tidak dapat dilakukan melalui asumsi-asumsi umum saja. Melainkan harus melalui survey dan perbandingan dengan program dan kegiatan yang sejenis. Sehingga diharapkan, pengusul memperoleh gambaran yang sesuai fakta pelaksanaan program dan kegiatan sebelumnya.
4.5. Menyusun instrumen monev program dan kegiatanSebagai bentuk pengendalian, maka perlu disusun instrument monitoring dan evaluasi kegiatan mulai dari tahap pra-persiapan, persiapan, inisiasi, pelaksanaan dan monitoring & evaluasi yang dituangkan dalam laporan akhir. Penyusunan ini bersamaan dengan penyusunan proposal lengkap. Sehingga komponen-komponen dalam instrument monev sejalan dengan komponen program itu sendiri. Dalam penyusunannya, perlu ditentukan variable-variabel kegiatan, indicator pencapaian dan item target penyelesaian kegiatan.
-
KEMITRAAN 25
4.6 Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Surat Perjanjian KerjasamaTahapan selanjutnya adalah Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara pihak pengusul program dan kegiatan dengan calon mitra potensialnya. Beberapa poin dasar yang harus dimuat dalam MoU ini adalah :
Nama Kegiatan1. Definisi Kegiatan2. Cakupan Kegiatan3. Penanggung jawab Kegiatan4. Alur Pertanggungjawaban5. Pembagian Peran, hak dan 6. kewajiban Kedua Belah PihakJangka Waktu7.
Force Majer 8. Pembatalan Perjanjian9.
Tujuan utama dari MoU ini adalah mengikat masing-masing pihak dalam sebuah kegiatan yang legal dan berkekuatan hukum. Tujuan lain adalah kesepakatan dan keseragaman pemahaman kaidah adminstratif dan teknis pelaksanaan kemitraan oleh kedua belah pihak.
4.7.Pelaksanaan kerjasamaSetelah MoU ditandatangani, pelaksanaan kegiatan dapat dimulai. Tahapan tahapan kegiatan seharusnya mengikuti tahapan
-
KEMITRAAN26
kegiatan yang telah tertuang dalam TOR / proposal lengkap. Setiap perubahan kecil, sebaiknya dilaporkan dalam Berita Acara. Karena bagaimanapun, kegiatan ini melibatkan banyak pihak. Sehingga transparansi dan profesionalitas harus dijunjung tinggi. 4.8.Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi harus dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan berlangsung, sehingga setiap terdapat ketidaksesuaian antara perencanaan awal sebagaimana dalam TOR dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan dapat segera dideteksi. Hal ini untuk melaksanakan fungsi control yang maksimal. Karena itu, optimalisasi penggunaan instrument monev mutlak diperlukan.
4.9.Pelaporan KegiatanTidak terdapat sistematika laporan yang baku dalam pelaksanaan kegiatan ini. Hanya saja standart outline laporan pelaksanaan kegiatan yang melibatkan tanggung jawab social dunia usaha bidang pembangunan kesejahteraan social setidaknya mencakup unsure unsure :
Pastikan !!!Kontrol kegiatan adalah pondasi kualitas program. Monitoring dan Evaluasi harus dilakukan secara holistic dan komprehensif. Kepuasan Mitra terhadap pelaksanaan kegiatan adalah aset untuk keberlanjutan kerjasama
-
KEMITRAAN 27
Jumlah masyarakat yang memperoleh manfaat;Jumlah pelibatan sumber daya manusia;Jumlah anggaran yang dialokasikan dan yang terserap;Jumlah pekerja social yang terlibat dari berbagai stakeholder;Frame waktu p e l a k s a n a a n kegiatan;
-
KEMITRAAN28
Susunan penanggung jawab dan pengurus pasca pelaksanaan kegiatan (jika diperlukan).
Publikasi hasil pelaksanaan kerjasama diperlukan untuk mendukung keberhasilan manajemen pelaksanaan, transparansi, pembentukan citra positif dan mendapatkan dukungan berbagai pihak;
Laporan adalah cermin kinerja, setiap orang akan menilai performa kerja lembaga melalui laporan pertanggung jawabannya
PUBLIKASI ADALAH MEDIA PROMOSI SELURUH PIHAK
-
KEMITRAAN 29
Lampiran - Lampiran
-
KEMITRAAN30
1
SU
RA
T PE
RJA
NJI
AN
KE
RJA
SAM
A
AN
TAR
A
LEM
BA
GA
KE
SWA
DA
YAA
N M
ASY
AR
AK
AT
(LK
M) A
MPA
NG
SA
IYO
, K
ELU
RAH
AN
AM
PAN
G, K
OTA
PA
DAN
G,
PRO
VIN
SI S
UM
ATE
RA
BA
RA
T PT
BFI
FIN
ANC
E I
ND
ON
ESI
A T
bk.
DA
N
PT B
FI F
INA
NC
E I
ND
ON
ESIA
Tbk
.LEM
BA
GA
KE
SWA
DYA
AN
M
ASY
AR
AK
AT
(LK
M) A
MPA
NG
SA
IYO
, KE
LUA
RA
HA
N A
MPA
NG
, K
OTA
PA
DA
NG
, PR
OV
INSI
SU
MA
TER
A B
AR
AT
U
NTU
K
PE
MB
AN
GU
NA
N G
ED
UN
G P
USA
T K
EG
IATA
N M
ASY
AR
AK
AT
(CO
MM
UN
ITY
CEN
TER
) DI
KE
LUR
AH
AN
AM
PAN
G, K
OTA
PA
DA
NG
, PR
OVI
NSI
SU
MA
TER
A B
AR
AT
ME
LALU
I
PRO
GR
AM
PE
NA
NG
GU
LAN
GAN
KE
MIS
KIA
NA
N D
I PE
RK
OTA
AN
(P
2KP)
-AD
VA
NC
ED
Pada
har
i in
i, K
amis
Sen
in,
tan
ggal
23
22 D
esem
ber
2010
, be
rtem
pat
di J
akar
ta, y
ang
bert
anda
tan
gan
di b
awah
ini :
1.
Min
aldi
n G
indh
o,
SE
., M
.Pd.
: K
oord
inat
or
Lem
baga
K
esw
ada y
aan
M
asya
raka
t M
asya
rkat
(L
KM
) A
MPA
NG
S
AIY
O,
berk
edu
duka
n
di
Kel
ura
han
A
mpa
ng,
K
ota
Pada
ng,
Pr
ovin
si S
um
ater
a B
arat
, se
lan
jutn
ya
dise
but
PIH
AK
PE
RTA
MA
2.
Fran
cis
Lay
Sio
e H
o :
Pres
iden
D
irek
tur
PT.
BFI
FI
NA
NC
E
IND
ON
ES
IA
Tbk.
, be
rked
udu
kan
di
Ja
kart
a,
sela
nju
tnya
di
sebu
t PI
HA
K
KE
DU
APE
RTA
MA
PIH
AK
PE
RTA
MA
da
n
PIH
AK
K
ED
UA
at
as
kesa
ksia
n
Dir
ektu
r Pe
nat
aan
B
angu
nan
da
n
Lin
gku
nga
nK
epal
a S
atu
an
Ker
ja
Non
V
erti
kal
Tert
entu
(SN
VT)
Pen
angg
ula
nga
n K
emis
kin
an d
i Pe
rkot
aan
, K
emen
tria
n
Peke
rjaa
n
Um
um
be
rsep
akat
u
ntu
k m
elak
uka
n
kerj
asam
a u
ntu
k m
emba
ngu
n P
usa
t K
egia
tan
Bel
ajar
Mas
yara
kat
di
Kel
ura
han
Am
pan
g, K
ota
Pada
ng,
Pro
vin
si S
um
ater
a B
arat
, de
nga
n
pem
aham
an d
an k
eten
tuan
seb
agai
ber
iku
t :
logo
B
KM
Com
men
t [a
s1]:
22
-
KEMITRAAN 31
Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I
Contoh Proposal Awal
Kemitraan Pengolahan Sampah Pasar
1. Nama Usulan Kegiatan Kerjasama: Nama usulan kegiatan kerjasama disusun untuk memberi gambaran umum dan ringkas dari Pekerjaan/aktivitas, tujuan umum, dan keterangan tambahan berupa lokasi dan ciri khas dari usulan kegiatan. Dengan judul diatas sudah menggambarkan tujuan umum, aktivitas dan sasaran dari usulan kegiatan. Sebagai contoh : Judul juga sebaiknya disesuaikan dengan visi, misi, dari suatu organisasi calon mitra yang jadi sasaran proposal atau jika diketahui bisa disesuaikan dengan preferensi dari pengambil keputusan dari calon mitra atau contact person yang sudah dijalin. Misalnya untuk judul diatas jika calon mitra adalah International Labour Organization (ILO) atau Kementrian Tenaga Kerja bisa disesuaikan menjadi:
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Miskin melalui Pengelolaan dan Pengolahan sampah lingkungan rumah tangga di
Kelurahan X, Kota Y
Penciptaan Lapangan Pekerjaan bagi Masyarakat Miskin melalui Pengelolaan dan Pengolahan sampah lingkungan
rumah tangga di Kelurahan X, Kota Y
BKM PODO MORO- PEKALONGAN JAWA TENGAH
-
KEMITRAAN32
Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I
1. Mengapa kegiatan ini perlu dilakukan ? (Biasanya digunakan istilah Latar Belakang)
Sampaikan beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan ini dimulai dari hal-hal atau isu-isu umum sampai teknis. Sebagai contoh untuk judul diatas bisa disampaikan hal-hal terkait dengan :
Untuk mendukung gambaran diatas sebaiknya diberikan foto kondisi aslinya dan narasinya.
(1) Kemiskinan di Kelurahan X; (Paparkan sesuai dengan kondisi atau kekawatiran jika tidak ada solusi)
(2) Masalah sampah, kesehatan dan kemiskinan; (Paparkan hubungan antara masalah sampah dengan dengan kesehatan dan kemiskinan kemungkinan permasalahan yang lebih besar jika tidak ditangani).
(3) Teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah; (Paparkan perkembangan pendektan dan/atau atau teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah yang sedang berkembang dan bagaimana pendekatan dan/atau teknologi tersebut mempunyai potensi dalam mengatasi masalah);
(4) Potensi ekonomi pengelolaan dan pengolahan sampah; (Paparkan potensi ekonomi terkait dengan penyerapan tenaga kerja, peningkatan aktivitas ekonomi yang bisa diungkit, nilai ekonomis sampah yang sudah dikelola,)
-
KEMITRAAN 33
Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I
2. Manfaat dari Usulan Kegiatan (Biasanya digunakan istilah Tujuan Kegiatan) Setelah calon mitra mendapatkan gambaran alasan dari usulan kegiatan maka perlu dipertegas dengan menyampaikan manfaat jika usulan kegiatan tersebut dilaksanakan. Gambaran manfaat ini disampaikan dengan lebih definitif dan berupa rumusan redaksional diikuti penjelasan singkat mengapa usulan kegiatan dapat memberi manfaat sesuai dengan redaksi yang sudah disampaikan. Sebagai contoh untuk judul diatas adalah :
Manfaat yang didapat jika usulan kegiatan ini dilaksanakan adalah:
1. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin.
Kegiatan yang diusulkan akan mengorganisir dan memperkerjakan masyarakat miskin dalam kegiatan pengeloaan dan pengolahan sampah. Dari penilaian yang dilakukan, untuk mengelola sebanyak 2000 rumah tangga diseluruh Kelurahan X diperlukan tenaga sebanyak A orang sebagai tenaga pemungut, pemilah, pembersih, sampah dan pengelola/manjemen.
2. Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat miskin. Aktivitas pengelolaan sampah ini akan berlangsung kontinyu bersamaan dengan aktivitas masyrakat/tumah tangga. Pendapatan yang diperoleh dari pekerja yang terlibat akan mendorong terjadinya aktivitas belanja yang menggerakan ekonomi masyarakat dan selanjutnya diharapkan akan terjadi aktivitas menabung dan berinvestasi untuk sekala kecil. Sampah yang sudah melalui proses pengelolaan tersebut akan menjadi bernilai ekonomis untuk dimasukan dalam tahap proses pengolahan yang dlakukan oleh beberapa pabrik yang sudah teridentifikasi. Sampah organik yang terkumpul dari Tahap Pengelolaan akan dijadikan menjadi pupuk kompos dan sampah non-organik menjadi beberapa produk olahan. Diharapkan aktivitas Pengolahan sampah juga bisa dilakukan oleh Lembaga atau Kelompok Masyarakat setempat sehingga lebih meningkatkan pendaptan ekonomi masyrakat setempat;
-
KEMITRAAN34
Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I
Lanjutan.
3. Menciptakan lingkungan permukiman yang bersih dan sehat.
(Sampaikan penjelasan logisnya)
4. Menciptakan kemitraan masyrakat dan Pemda dalam pengelolaan dan/atau pengolahan sampah masyarakat; (Sampaikan penjelasan logisnya)
5. Menciptakan gerakan budaya masyarakat untuk hidup sehat dan berwirausaha;
(Sampaikan penjelasan logisnya)
-
KEMITRAAN 35
Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I
3. Langkah-langkah melaksanakan usulan kegiatan Penjelasan dari poin ini adalah untuk meyakinkan calon mitra bahwa untuk mencapai kemanfaatan kegiatan seperti yang sudah disampaikan dalam poin sebelumnya pengusul kegiatan sudah menyiapkan rencana yang matang dan taktis. Sampaikan berbagai (tahapan) pekerjaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan seperti tersebut diatas. Sebagai contoh untuk contoh usulan diatas adalah :
Untuk mencapai tujuan kegiatan dilakukan kegiatan-kegiatan utama sebagai berikut:
1. Focus Group Discussion (FGD).
FGD dilakukan untuk menjajagi akseptabilitas (kadar penerimaan dari stakeholder tentang rencana kegiatan. FGD sekaligus digunakan sebagai sosialisasi awal dan terbatas kepada beberapa personil kunci dari stakeholder. Diharapkan FGD juga memutuskan secara partisipatif terbentuknya Kelompok Kerja (Pokja) dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam melaksanakan rencana kegiatan;
2. Penerbitan Peraturan Desa.
Perdes yang akan diterbitkan untuk memberi legitimasi hukum untuk menguatkan legitimasi sosial yang sudah didapatkan dari FGD. Perdes antara lain berisi adanya pembentukan atau penunjukan organisasiyang akan mengelola kegiatan pengelolaan sampah;
-
KEMITRAAN36
Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I
3. Pengorganisasian.
Pengorganisasian dilakukan untuk menyusun Tim Kerja dan menyiapkan instrumen pendukung untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut yang sudah disusun.
4. Sosialiasi.
Tujuan sosialiasi adalah menyampaikan rencana kegiatan pengelolaan sampah terkait dasar hukum, mekanisme dan harapan dukungan sikap dan tindakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat. Sosialisasi akan menggunakan berbagai metode dan pendekatan untuk memastikan adanya pemahaman dan dukungan dari masyarakat seperti melalui forum-forum sosial, poster dan media elektronik (radio). Output dari kegiatan ini adalah dukungan dari masyarakat dan jika dimungkinkan munculnya indikasi dukungan ekonomi dari stakeholder lain berupa bantuan finansial, tekonogi, peralatan, pelatihan dan lain-lain dari seperti perusahaan, LSM dan lain sebagianya;
5. Pelaksanaan.
[Paparkan secara ringkas inti dari pelaksanaan kegiatan].
6. Monitoring dan Evaluasi.
[Paparkan rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan untuk mendukung proses manajerial, akuntabilitas dan transparansi]
-
KEMITRAAN 37
Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I
4. Keistimewaan Usulan; Poin ini memberi penekanan bahwa usulan kegiatan ini mempunyai nilai tambah (added value) atau keistimewaan dalam berbagai hal sehingga usulan kegiatan layak dilaksanakan karena memberi solusi dan menawarkan hal yang lebih menjamin tercapainya tujuan dan kemanfaatan. Sebagai contoh untuk usulan diatas adalah :
Usulan kegiatan ini mempunyai nilai lebih karena :
(1) Kegiatan akan didukung oleh masyarakat secara menyeluruh karena kegiatan diinisiasi oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang mempunyai legalitas, pengakuan, dan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dalam memotori kegiatan pembangunan ditingkat kelurahan;
(2) Usulan Kegiatan mempunyai legalitas dan dukungan Pemda untuk jangka panjang karena dilakukan berdasar Peraturan Desa;
(3) Manajemen yang akan diterapkan direncanakan secara matang dan menjamin pelaksanaan kegiatan yang akuntabel dan transparan;
-
KEMITRAAN38
Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I
5. Informasi lebih lanjut : Tuliskan Lembaga yang bertanggung jawab dan personal yang mudah dihubungi dan bisa memberi penjelasan secara langsung kepada pihak luar dan muda. Hal ini untuk menambah kepercayaan dan tidak membuat kecewa calon mitra yang mungkin akan menanggapi. Menunjukan hal-hal yang profesional seperti mencantumkan alamat email dan weblog atau website akan menambah kepercayaan dan calon mitra akan menilai bahwa usulan kegiatan adalah tidak main-main dan akan diurus oleh orang atau lembaga yang serius, Sebagai contoh :
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) AMANAH .. Badan Hukum : . Alamat :.. Telp : http://www.bkmamanah.blogspot.com Contact Person: [Nama] No. Telp : (F) 021-xxxxx; (M) 081x xxxxx Alamat email : [email protected]
-
KEMITRAAN 39
-
KEMITRAAN40
-
KEMITRAAN 41
-
KEMITRAAN42
-
KEMITRAAN 43
-
KEMITRAAN44
-
Blank PageBlank PageBlank PageBlank PageBlank PageBlank Page