Booklet_Kemitraan.pdf

52

Transcript of Booklet_Kemitraan.pdf

  • Diterbitkan Oleh :Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum

    Yuk...... Bermitra!!!!

  • KEMITRAANii

    BAB I - Pendahuluan1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................11.2 Landasan Hukum .....................................................................................................................21.3 Asas dan Ketentuan Dasar ......................................................................................................4BAB II - Kemitraan PNPM Perkotaan2.1 Pengertian Kemitraan ..............................................................................................................72.2 Tujuan ......................................................................................................................................72.3. Strategi .....................................................................................................................................82.4 Pelaku Kemitraan .....................................................................................................................92.5. Bentuk penyertaan .................................................................................................................102.6. Ruang Lingkup Kemitraan ...................................................................................................... 10

    Daftar Isi :

  • KEMITRAAN iii

    BAB III - Menjual Potensi Lokal melalui Kemitraan 3.1. Memetakan kebutuhan masyarakat dengan tepat .................................................................. 113.2. Memetakan Potensi Lokal . ..................................................................................................... 123.3. Memetakan Mitra Potensial .................................................................................................... 153.4. Mempersiapkan Alat pemasaran sosial ................................................................................. 15

    BAB IV - Langkah Mudah Bermitra4.1. Komunikasi Awal .................................................................................................................... 194.2. Pertemuan Lanjutan ...............................................................................................................204.3. Proposal Awal ..............................................................................................................214.4. Proposal Lengkap ........................................................................................................234.5. Menyusun instrumen monev program dan kegiatan ....................................................244.6. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Surat Perjanjian ......254.7. Pelaksanaan kerjasama ..............................................................................................254.8. Monitoring dan Evaluasi .............................................................................................264.9. Pelaporan Kegiatan .....................................................................................................26

  • KEMITRAANiv

  • KEMITRAAN 1

    1.1 Latar Belakang Masih besarnya angka kemiskinan diten-gah berbagai upaya penanggulangannya merupakan sebuah fenomena yang ber-sifat paradoks dan kontraproduktif. Ber-bagai program yang telah dijalankan pe-merintah masih belum memberikan sum-bangsih yang signifikan. Disaat semakin banyak yang keluar dari kemiskinan, justru semakin banyak pula yang kembali dalam lingkaran kemiskinan itu sendiri. Untuk itu, terobosan-terobosan baru dalam upaya memberdayakan masyarakat miskin mut-lak diperlukan.

    Salah satu terobosan tersebut adalah peran aktif berbagai pihak dalam percepa-tan nangkis. Pentingnya aktivasi berbagai

    peran ini karena permasalahan kemiski-nan merupakan tanggungjawab bersama. Selain itu, keterlibatan berbagai pihak akan sangat mendukung dan melengkapi upaya-upaya percepatan penanggulan-gan kemiskinan. Dalam hal inilah, kemi-traan masyarakat dengan pemerintah dan stakeholder lain (badan/lembaga/institusi/perusahaan/perseorangan) dapat menjadi jalan tengah yang saling menguntungkan. Baik terhadap pihak penerima manfaat /demand, dalam hal ini adalah masyarakat , maupun pemberi /supply (badan/lemba-ga/institusi/perusahaan/perseorangan).

    Pola dan model kemitraan yang berkem-bang di berbagai daerah bersama PNPM

    Bab 1 - Pendahuluan

  • KEMITRAAN2

    Mandiri Perkotaan menjadi salah satu terobosan dalam percepatan penanggu-langan kemiskinan. Pola kemitraan yang diimplementasikan melalui PAKET hingga saat ini mampu direplikasikan oleh pemer-intah kota/kabupaten dengan memperluas cakupan cakupan program. Hingga bu-lan Januari 2011, jumlah kota/kabupaten yang melaksanakan kegiatan kemitraan ini adalah 39 kota/kabupaten dengan nilai kegiatan sebesar RP. 82.833 milyar. Selain itu juga telah berkembang berbagai kemi-traan yang berupa channeling BKM den-gan berbagai pihak baik untuk pelaksan-aan Perencanaan Jangka Menengah Pro-gram Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis), RTPLP maupun untuk pen-guatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Melihat besarnya potensi yang dapat dikembangkan melalui kemitraan multipihak, maka disusunlah booklet Cara

    Praktis Membangun Kemitraan sebagai buku panduan yang aplikatif dan mudah diadaptasikan sesuai dengan potensi lokal masing-masing

    1.2 Landasan HukumPeran masyarakat dalam pelaksanaan program Kesejahteraan Sosial diatur da-lam UU Kesejahteraan Sosial No 11 th 2009 yang menyebutkan :

    Pasal 38 :Masyarakat mempunyai kesem-(1) patan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Peran sebagaimana dimaksud (2) pada ayat (1) dapat dilakukan oleh:

    perseorangan; a.

  • KEMITRAAN 3

    keluarga; b. organisasi keagamaan; c. organisasi sosial ke-d. masyarakatan; lembaga swadaya e. masyarakat; organisasi profesi; f. badan usaha; g. lembaga kesejahteraan so-h. sial; dan lembaga kesejahteraan so-i. sial asing.

    Peran sebagaimana dimaksud (3) pada ayat (2) dilakukan untuk men-dukung keberhasilan penyelengga-raan kesejahteraan sosial.

    Pasal 39 : (1) Organisasi profesi sebagaimana di-maksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf f, terdiri atas :

    a. ikatan pekerja sosial profesional; b. lembaga pendidikan pekerjaan sosial; dan c. lembaga kesejahteraan sosial. Untuk menjaga dan menegakkan (2) profesionalisme, organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan kode etik.

    Pasal 40 Peran badan usaha sebagaimana di-maksud dalam Pasal 38 huruf g dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-un-dangan.

  • KEMITRAAN4

    Pasal 41 Pemerintah memberikan penghargaan dan dukungan kepada masyarakat yang berperan dalam penyelengga-raan kesejahteraan sosial.

    1.3 Asas dan Ketentuan DasarAdapun program dan kegiatan kemitraan yang dimaksudkan dalam booklet ini harus berpegang teguh terhadap asas dan ke-tentuan dasar berikut:

    Berorientasi pada Masyarakat Mis- kin. Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

    Prioritas Pemerintah dan masyarakat

    harus memprioritaskan pe-menuhan kebutuhan untuk

    menanggulangi kemiskinan dengan mendayagunakan

    secara optimal berbagai sum-ber daya yang terbatas.

    Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mem-punyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pem-bangunan dan dalam menikmati se-cara adil manfaat kegiatan pemban-

  • KEMITRAAN 5

    gunan.

    Memenuhi kelayakan dan kean- dalan teknik yang berlaku dengan mempertimbangkan indikator pem-bangunan berkelanjutan dan tang-gap bencana.

  • KEMITRAAN6

  • KEMITRAAN 7

    2.1 Pengertian KemitraanKemitraan Program PNPM MP adalah bentuk kegiatan sinergis antara masyarakat, pemerintah daerah serta kelompok peduli yang berjalan secara terencana dan sistematis sebagai bentuk pembelajaran program P2KP/PNPM MP dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Program kemitraan penanggulangan kemiskinan PNPM MP dilaksanakan atas dasar komitmen dan inisiatif dari pelaku pembangunan baik dari pemerintah kabupaten/kota melalui

    TKPKD, Forum BKM, BKM/LKM, UPL, UPS, maupun individu relawan peduli penanggulangan kemiskinan di wilayah sasaran PNPM MP dengan menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak ke tiga yang memiliki sumber daya.

    2.2 TujuanTujuan yang ingin dicapai didalam pelaksanaan Program Kemitraan Penang gulangan Kemiskinan PNPM MP ini adalah sebagai berikut :

    Bab 2 Kemitraan PNPM Perkotaan

  • KEMITRAAN8

    TKPKD tingkat kota/kabupaten 1. mampu menjalankan peran dan fungsinya secara efektif dalam program percepatan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.

    TKPKD tingkat kota/kabupaten 2. mampu menggalang kontribusi para pihak terkait (kelompok peduli dan CSR) dengan pola kemitraan untuk program percepatan penanggulangan kemiskinan

    TKPKD mampu membuka akses 3. warga miskin melalui BKM/LKM untuk bermitra dengan para pihak (SKPD, kelompok peduli, dan CSR) dalam menjalankan program percepatan penanggulangan kemiskinannya.

    2.3. Strategi Adapun strategi pelaksanaan program secara garis besar membidik dua sasaran dan pelaku yang berbeda, yaitu :

    Tim Koordinasi Penanggulangan 1. Kemiskinan Daerah (TKPKD)Selaku kelompok kerja yang bertanggung jawab terhadap koordinasi seluruh program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, TKPKD diharapkan menjadi leading sector dan memainkan perannya secara maksimal di tingkat kota/kabupaten. Sehingga efektifitas dan sinkronisasi program dan kegiatan nangkis dapat dicapai. Selain itu, TKPKD juga diharapkan menjadi penggerak kemitraan ada tingkat kabupaten / kota agar pelaksanaan program dan kegiatan nangkis melalui kemitraan dapat dinamis.

  • KEMITRAAN 9

    Masyarakat2. Masyarakat diharapkan menjadi komunitas yang kreatif, mampu berinisiatif dan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak serta mengeksplorasi potensi lingkungannya dalam program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan.

    Adapun strategi pelaksanaan program kemitraan penanggulangan kemiskinan PNPM MP dapat dilihat dalam bagan 1.1.

    2.4 Pelaku KemitraanPelaku PNPM Mandiri Perkotaan1. Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan adalah struktural di pemerintahan, fungsional di konsultan, dan lembaga masyarakat yang dibentuk dalam rangka PNPM Mandiri Perkotaan (BKM, Kelompok Belajar Perkotaan, Forum Komunikasi BKM, dll);

  • KEMITRAAN10

    Calon mitra 2. Calon mitra adalah perorangan dan/atau lembaga pemerintahan, lembaga usaha ekonomi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan lain sebagainya sesuai peraturan yang berlaku yang dapat melakukan jalinan kerja sama dengan masyarakat melalui BKM;

    2.5.Bentuk penyertaan Bentuk penyertaan dari calon mitra dalam kemitraan dan channeling dapat berupa pendanaan, barang/material, pelatihan, sistem, dan bentuk lainnya yang tidak menyalahi hukum yang berlaku.

    2.6. Ruang Lingkup KemitraanAdapun ruang lingkup kemitraan secara garis besar adalah :

    Persiapan;a) Inisiasi Kemitraan; b) Pelaksanaan kerjasama;c) Pelaporan;d) Publikasi hasil pelaksanaan.e)

    Booklet ini kemudian akan memberikan fokus terhadap topik ruang lingkup kemitraan yang menekankan pada langkah-langkah praktis yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan Kemitraan. Bagaimanapun, booklet ini hanyalah sebagai acuan dasar dan tidak menjadi aturan baku dalam pelaksanaan kemitraan. Adopsi, adaptasi dan kreatifitas dalam mengembangkan pola-pola kemitraan sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal mutlak diperlukan.

  • KEMITRAAN 11

    Sebelum melaksanakan program kemitraan, terdapat beberapa langkah Pra-persiapan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Tahapan ini akan cukup banyak menyita waktu dan energi pelaku kemitraan. Secara garis besar tahapan tahapan ini adalah :

    Memetakan kebutuhan masyarakat 1) dengan tepatMemetakan Potensi Lokal2) Memetakan Mitra Potensial3) Mempersiapkan Marketing Tools 4)

    3.1.Memetakan kebutuhan masyarakat dengan tepatPemetaan kebutuhan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa program dan kegiatan yang akan dimitrakan adalah program yang memang dibutuhkan masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan serta memiliki nilai manfaat yang jelas kepada masyarakat. Pada tahapan ini, kebutuhan-kebutuhan masyarakat dapat dikategorikan sebagai :

    Bab 3 Menjual Potensi Lokal

    melalui Kemitraan

  • KEMITRAAN12

    Kebutuhan Peningkatan Pendapatan 1) EkonomiKebutuhan Pendidikan dan Sosial2) Kebutuhan Peningkatan Kualitas 3) Lingkungan.

    Asas partisipasi dan transparansi sangat diperlukan pada proses pemetaan kebutuhan ini.

    3.2. Memetakan Potensi Lokal.Pemetaan potensi local perlu dilaksanakan untuk mengetahui sumberdaya yang telah dimiliki oleh lingkungan sekitarnya. Potensi local yang dimaksud adalah sumber daya- sumber daya yang dapat dimaksimalkan pemanfaatannya melalui kemitraan dengan berbagai pihak yang dapat berupa program-program dan kegiatan kegiatan yang telah dilaksanakan namun hasilnya belum maksimal atau sumber daya- sumber daya yang belum pernah di eksplorasi. Hasil pemetaan potensi local dapat berupa paket data dan informasi potensi yang kemudian menjadi data dasar (raw data) dalam pembuatan marketing tools. Adapun contoh formulir pemetaan potensi dapat dilihat dalam lampiran 1

  • KEMITRAAN 13

    PROP

    INSI

    :KA

    BUPA

    TEN

    :KE

    LURA

    HAN

    :NA

    MA K

    SM:

    ALAM

    AT K

    SM:

    NAMA

    ANG

    GOTA

    KSM

    :AL

    AMAT

    ANG

    GOTA

    :

    Jeni

    s Usa

    ha:

    Indus

    tri Ru

    mah T

    angg

    a

    ..Ja

    sa

    Pe

    rtania

    n

    Pe

    terna

    kan

    Perd

    agan

    gan/d

    istrib

    usi

    ..

    Pelat

    ihan

    yang

    dip

    erol

    eh:

    Ketra

    mpila

    n Hidu

    p /Lif

    e Skil

    lsPe

    masa

    ran

    Amini

    stras

    i/Keu

    anga

    nMo

    tivas

    iPr

    oduk

    si

    ..Ma

    najer

    ial

    ..

    Perm

    odala

    n ya

    ng te

    lah

    dipe

    roleh

    :P2

    KP /P

    NPM

    Rp :

    ..Ba

    nk / L

    emba

    ga K

    eu.fo

    rmal

    Rp :

    Pr

    ogra

    m Pe

    mda

    Rp :

    Le

    mbag

    a Non

    Pem

    erint

    ah

    Rp :

    Stat

    us K

    elem

    baga

    an:

    Prak

    oper

    asi

    Ba

    dan H

    ukum

    Ko

    pera

    si

    ..

    Peni

    ngka

    tan

    Kapa

    sitas

    :Ke

    tramp

    ilan d

    asar

    /Life

    Skills

    Pema

    sara

    nAm

    inistr

    asi/K

    euan

    gan

    Motiv

    asi

    Prod

    uksi

    ..

    Mana

    jerial

    ..

    Tekn

    olog

    i:

    Desa

    in Pr

    oduk

    Media

    Pem

    asar

    anIno

    vasi

    Dive

    rsifik

    asi P

    rodu

    kPe

    ngem

    asan

    (Pac

    kagin

    g)Pe

    ralat

    an P

    rodu

    ksi

    .

    Perm

    odala

    n:

    1Re

    ncan

    a Lem

    baga

    Pem

    injam

    :Ba

    nk

    Prog

    ram

    NGO/

    LSM

    Kope

    rasi

    ..Pr

    ogra

    m Pe

    mda

    .

    2Ju

    mlah

    Nila

    i:

    500.0

    00 -4

    .000.0

    004.0

    00.00

    0-10

    .000.0

    00>1

    0.000

    .000

    ..

    3Re

    ncan

    a Pem

    anfa

    atan

    Mod

    al :

    Pena

    mbah

    an P

    rodu

    ksi

    Pena

    mbah

    an K

    arya

    wan

    Pemb

    elian

    Per

    alatan

    .

    Kabu

    paten

    / Kota

    :

    .

    * Core

    t yang

    tidak

    perlu

    (

    ..

    ..)

    LEMB

    AR IS

    IAN

    PENG

    EMBA

    NGAN

    USA

    HA M

    IKRO

    DAN

    KEC

    IL

    CHAN

    NELL

    ING

    P2KP

    -ADV

    ANCE

    D 20

    10

    Ketua

    BKM

    KEBU

    TUHA

    N PE

    NGEM

    BANG

    AN

    KOND

    ISI S

    AAT

    INI

    ..

    /..../

    ..

  • KEMITRAAN14

    PROP

    INSI

    :

    ..

    KABU

    PATE

    N:

    ..

    KELU

    RAHA

    N:

    ..

    NAMA

    KEG

    IATA

    N:

    ..

    ALAM

    AT/L

    OKAS

    I:

    .

    .

    .

    .

    Bida

    ng K

    egiat

    an:

    Lingk

    unga

    n,Be

    ntuk :

    ...

    Sosia

    l,Be

    ntuk :

    ...

    Ekon

    omi,

    Bentu

    k :

    ...

    ..

    Bentu

    k :

    ...

    Tuju

    an P

    emba

    ngun

    an

    :

    ..

    .

    ..

    ..

    .

    ..

    Pras

    aran

    a men

    jadi A

    set

    :RT

    / RW

    / Kelu

    raha

    n / D

    esa /

    Pem

    erint

    ah K

    ota / P

    emer

    intah

    Kab

    upate

    n /

    ...*

    Pene

    rima M

    anda

    t Pe

    ngelo

    laan

    :BK

    M

    Kelen

    gkap

    an P

    endu

    kung

    :

    Peng

    elolah

    an S

    ampa

    hPe

    nera

    ngan

    MCK

    ..P

    arki

    r

    ..

    Pene

    rima M

    anfa

    at:

    Juml

    ah K

    K :

    (KK)

    Caku

    pan W

    ilaya

    h:

    (RT/

    RW/K

    elura

    han/D

    esa/

    Antar

    Kelu

    raha

    n/ Ke

    cama

    tan/K

    ab/K

    ota)

    Gam

    bara

    n Pe

    man

    faat

    an

    :Se

    suai

    Tujua

    n,ka

    rena

    ....Be

    lum S

    esua

    i Tuju

    an,k

    aren

    a

    ....Tid

    ak S

    esua

    i Tuju

    an,

    kare

    na

    ....

    ..

    ..

    Gam

    bara

    n Pe

    meli

    hara

    an:

    Baik/

    Cuku

    p/Kur

    ang *

    Orga

    nisas

    i Pem

    eliha

    ra:

    ..Su

    mber

    Dan

    a:

    ..Me

    kanis

    me P

    emeli

    hara

    an:

    ..

    Fisik

    Pra

    sara

    na:

    ..

    ..

    ..

    ..

    Pera

    latan

    :

    ..

    ..

    ..

    ..

    Laya

    nan

    :

    ..

    ..

    ..

    ..

    Kelen

    gkap

    an P

    endu

    kung

    :

    ..

    ..

    ..

    ..

    Kelem

    baga

    an:

    Pemb

    entuk

    an/P

    enge

    mban

    gan O

    rgan

    isasi

    Peme

    lihar

    a, co

    ntoh :

    ..

    .

    ..

    ..

    Kabu

    paten

    / Kota

    :

    * Cor

    et ya

    ng tid

    ak pe

    rlu(

    ....

    ..

    ..

    /..../

    ..Ke

    tua B

    KM

    CHAN

    NELI

    NG K

    MP P

    2KP-

    ADVA

    NCED

    KOND

    ISI S

    AAT

    INI, P

    EMAN

    FAAT

    AN D

    AN P

    EMEL

    IHAR

    AAN

    KEBU

    TUHA

    N PE

    NGEM

    BANG

    AN

    LEMB

    AR IS

    IAN

    PENG

    EMBA

    NGAN

    (PRA

    )SAR

    ANA

    HASI

    L KE

    GIAT

    AN P

    2KP,

    REP

    LIKA

    SI P

    2KP,

    PAK

    ET, C

    HANN

    ELIN

    G, P

    NPM

    MPk,

    PLP-

    BK

  • KEMITRAAN 15

    3.3.Memetakan Mitra PotensialMitra potensial adalah pihak-pihak yang dapat menjadi mitra program dan kegiatan berdasarkan kesamaan visi, misi dan tujuan program. Mitra potensial ini adalah pemerintah; BUMN; perseorangan; keluarga; organisasi keagamaan; organisasi sosial kemasyarakatan; lembaga swadaya masyarakat; organisasi profesi; badan usaha; lembaga kesejahteraan sosial; dan lembaga kesejahteraan sosial asing yang berpartisipasi dalam program dan kegiatan melalui bentuk penyertaan yang tidak melanggar hokum dan kearifan local. Hasil pemetaan mitra potensial ini adalah paket data dan informasi yang dapat menjadi acuan dalam memilih mitra itu sendiri. Adapun contoh form mitra potensial sebagaimana lampiran 2

    3.4. Mempersiapkan Alat pemasaran sosial (Social Marketing Tools)Setelah bentuk kegiatan kemitraan dan calon mitra potensial ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membuat media pemasaran sosial. Karena melalui media itulah kita berkomunikasi dan mempengaruhi calon mitra untuk memberikan penyertaannya.Sebagai media komikasi awal, alat pemasaran social akan memberikan dampak penilaian pada kesan pertama terhadap performa kerja kelompok. Karena itu, alat pemasaran social harus memuat potensi sumber daya yang baik, akurat dan dikemas dengan menarik. Alat pemasaran social ini dapat berupa printing media

  • KEMITRAAN16

    maupun dalam bentuk maksimalisai media elektronik seperti promosi dan interview di radio dan televisi lokal, VCD profil, file bahkan media yang menggunakan kearifan local seperti forum-forum adat, forum pertemuan public bahkan perayaan perayaan budaya setempat dll Hanya saja, printing media seperti mini prospectus, catalog, brosur dan leaflet lebih dianjurkan karena alasan kepraktisan.

    Di dunia bisnis, marketing diartikan sebagai kegiatan bisnis-fenomena perdagangan . Se-dangkan, pemasaran sosial atau social marketing adalah aplikasi dari teknik pemasaran bisnis ke dalam analisis, perencanaan, eksekusi, dan eval-uasi program-program organisasi nirlaba yang telah didisain berdasarkan target individual dalam rangka meningkatkan kesejahteraan personal, serta memenuhi kebutuhan manusia secara sen-sitif dan memuaskan.

    Pada dasarnya social marketing adalah strategi menjual gagasan untuk mengubah pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat. Berdasarkan pen-galaman, penerapan strategi pemasaran dalam dunia sosial terbukti dapat memberdayakan organisasi dalam memperoleh dukungan untuk melanjutkan hidupnya, antara lain dalam mem-peroleh sumber dana potensial yang berasal dari masyarakat secara luas (fund raising).Perbedaan mendasar antara pemasaran komer-sil dan pemasaran sosial, menurut Andreason, adalah pada prinsip 4 P yang dikenal sebagai marketing mix. Di dunia bisnis 4P, adalah pro-motion (promosi), price (harga), product (produk) dan place (tempat). Dalam pemasaran sosial ada dua hal lain yang membuat berbeda, yaitu adanya partnership (kemitraan) dan policy (kebijakan).Pada prinsipnya, praktik pemasaran sosial tak ada artinya apabila kemitraan tidak dijadikan tujuan organisasi. Demikian pula tak ada artinya upaya mengubah perilaku melalui pemasaran

  • KEMITRAAN 17

    Ingat!!!Kemitraan PNPM MP bukan satu-satunya program pemberdayaan. Karena itu, kemaslah media pemasaran social dengan menarik, komprehensif dan sertakan alamat dan nomor kontak program yang jelas. Karena hal ini akan memudahkan calon mitra menghubungi anda untuk rencana tindak lanjut.

    sosial apabila tidak diikuti atau dilanjutkan dengan upaya mendorong tersusunnya sebuah kebijakan. Yang jelas penerapan social marketing, tujuannya bukan semata-mata fund raising (memperoleh dana) karena dalam kenyataan social market-ing juga berarti menyampaikan gagasan secara efisien dan tepat.

    Alat pemasaran social ini setidaknya berisi tentang profil dasar calon penerima manfaat, antara lain :

    nama kelompok; nama anggota; jenis usaha (jika kelompok ekonomi); jenis kegiatan; rekam jejak kegiatan sebelumnya; laporan keuangan;

    dokumentasi; daftar mitra sebelumnya Alamat secretariat, alamat e-mail dan nomor kontak person

    Setelah beberapa persiapan persiapan tersebut dilakukan, langkah selanjutnya adalah malaksanakan kemitraan itu sendiri. Hal ini akan dimulai dengan melakukan inisiasi awal kemitraan.

  • KEMITRAAN18

  • KEMITRAAN 19

    Setelah dilakukan pemetaan potensi, pemetaan kebutuhan dan pemetaan mitra potensial, maka saatnya segera memulai kemitraan itu sendiri. Pada dasarnya, tahapan pelaksanaan kemitraan terdiri dari serangkaian kegiatan pada berbagai tataran pelaku. Booklet ini ditujukan kepada masyarakat selaku poihak yang akan memitrakan potensi lingkungannya dengan berbagai pihak. Tahapan-tahapan dalam buku ini tidak bersifat mutlak dan kaku melainkan

    sebagai prosedur standar yang bersifat fleksibel yang tergantung pada sifat kegiatan, kebutuhan dan cakupan wilayah penerima manfaat kemitraan itu sendiri.

    4.1.Komunikasi Awal Membangun komunikasi awal dilakukan untuk

    Bab 4Langkah Mudah Bermitra

  • KEMITRAAN20

    m e n g h u b u n g k a n calon mitra potensial dan masyarakat. Pada umumnya, komunikasi awal dimulai dengan p e r b i n c a n g a n informal dalam

    beberapa forum informal pula. Misalnya, dalam perayaan festival rakyat, masyarakat mengundang berbagai pihak seperti SKPD, Pimpinan BUMN, Pimpinan Perusahaan dll. Perkenalan awal dapat dilakukan dalam forum tersebut dan dilanjutkan dengan pertemuan lanjutan.

    4.2.Pertemuan Lanjutan Pertemuan lanjutan antara masyarakat dengan diwakili atau difasilitasi BKM,KSM adalah dengan melakukan kunjungan awal pada calon mitra potensial. Pada tahapan ini sebaiknya a l a t pemasaran sosial telah disiapkan

    sebaga i m e d i a

  • KEMITRAAN 21

    komunikasi. Pertemuan ini menekankan hal-hal yg telah dilaksanakan oleh masyarakat, potensi yang dimiliki dan kemungkinan-kemungkian melakukan kerjasama pengembangan. Selain itu, pertemuan lanjutan ini diarahkan untuk menyepakati pokok-pokok kerjasama, irisan irisan kebutuhan, irisan kepentingan dan irisan penyertaan; Jika telah terjadi kesamaan visi-dan misi, maka segeralah menyusun proposal awal.

    4.3.Proposal AwalProposal awal adalah proposal ringkas dengan arahan untuk memberikan gambaran kegiatan dan logical frame work

    p r o g r a m dan kegiatan. Selain itu, d a l a m p r o p o s a l

    r i n g k a s

  • KEMITRAAN22

    tersebut harus ada ruang dan pengakuan akan pentingnya peran/dukungan dari calon mitra. Proposal ringkas tersebut juga h a r u s m e n u n j u k a n

    adanya

    kesan bahwa masyarakat sebagai pihak pengusul adalah fasilitator yang siap sedia untuk membantu. Contoh proposal awal dapat dilihat pada lampiran 4 booklet ini.

    Proposal awal harus bersifat ringkas, p a d a t dan jelas. Beberapa a lasan

  • KEMITRAAN 23

    diperlukannya proposal awal dan bukan proposal lengkap adalah:

    Pe(1) ngambil keputusan dari calon mitra potensial biasanya memiliki dan mengalokasikan waktu lebih banyak untuk mengetahui hal yang detil. Karena itu, proposal awal sebaiknya hanya menampilkan inti dan garis besar dari kegiatan;

    Para pengambil keputusan calon (2) mitra potensial mempersepsikan bahwa seluruh proposal standard dan serupa. Karena itu tampilkan proposal awal semenarik mungkin, dan tidak membosankan. Sertakan beberapa dokumen gambar untuk mempertegas ragam kegiatan sebelumnya.

    Penyusunan proposal lengkap (3) cenderung akan lebih banyak memerlukan waktu dan energi sedangkan program dan kegiatan yang ditawarkan belum tentu disetujui oleh calon mitra tersebut.

    Jika telah dicapai kesepakatan, terutama terkait penyertaan dan pembagian peran masing-masing pihak, maka segeralah menyusun proposal teknis yang sifatnya lebih detail dan memuat tata laksana program dan kegiatan.

    4.4 Proposal Lengkap Proporsal lengkap disusun sesuai dengan pokok-pokok kesepakatan yang telah dimiliki sebelumnya, sebagaimana dalam proposal awal dan revisinya. Proposal ini lebih rinci dan memuat teknis atau tata

  • KEMITRAAN24

    laksana kegiatan. Pembagian peran dan bentuk-bentuk penyertaan dari masing-masing pihak harus dituangkan dengan jelas agar tak terjadi saling lempar tanggung jawab di kemudian hari. Karena itu, daftar kebutuhan program dan kegiatan yang telah disepakati harus dilampirkan sebagai penguat.

    Selain itu, komponen komponen program dan kegiatan harus digambarkan dengan jelas. Penggambaran daftar kebutuhan dan komponen-komponen program tidak dapat dilakukan melalui asumsi-asumsi umum saja. Melainkan harus melalui survey dan perbandingan dengan program dan kegiatan yang sejenis. Sehingga diharapkan, pengusul memperoleh gambaran yang sesuai fakta pelaksanaan program dan kegiatan sebelumnya.

    4.5. Menyusun instrumen monev program dan kegiatanSebagai bentuk pengendalian, maka perlu disusun instrument monitoring dan evaluasi kegiatan mulai dari tahap pra-persiapan, persiapan, inisiasi, pelaksanaan dan monitoring & evaluasi yang dituangkan dalam laporan akhir. Penyusunan ini bersamaan dengan penyusunan proposal lengkap. Sehingga komponen-komponen dalam instrument monev sejalan dengan komponen program itu sendiri. Dalam penyusunannya, perlu ditentukan variable-variabel kegiatan, indicator pencapaian dan item target penyelesaian kegiatan.

  • KEMITRAAN 25

    4.6 Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Surat Perjanjian KerjasamaTahapan selanjutnya adalah Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara pihak pengusul program dan kegiatan dengan calon mitra potensialnya. Beberapa poin dasar yang harus dimuat dalam MoU ini adalah :

    Nama Kegiatan1. Definisi Kegiatan2. Cakupan Kegiatan3. Penanggung jawab Kegiatan4. Alur Pertanggungjawaban5. Pembagian Peran, hak dan 6. kewajiban Kedua Belah PihakJangka Waktu7.

    Force Majer 8. Pembatalan Perjanjian9.

    Tujuan utama dari MoU ini adalah mengikat masing-masing pihak dalam sebuah kegiatan yang legal dan berkekuatan hukum. Tujuan lain adalah kesepakatan dan keseragaman pemahaman kaidah adminstratif dan teknis pelaksanaan kemitraan oleh kedua belah pihak.

    4.7.Pelaksanaan kerjasamaSetelah MoU ditandatangani, pelaksanaan kegiatan dapat dimulai. Tahapan tahapan kegiatan seharusnya mengikuti tahapan

  • KEMITRAAN26

    kegiatan yang telah tertuang dalam TOR / proposal lengkap. Setiap perubahan kecil, sebaiknya dilaporkan dalam Berita Acara. Karena bagaimanapun, kegiatan ini melibatkan banyak pihak. Sehingga transparansi dan profesionalitas harus dijunjung tinggi. 4.8.Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi harus dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan berlangsung, sehingga setiap terdapat ketidaksesuaian antara perencanaan awal sebagaimana dalam TOR dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan dapat segera dideteksi. Hal ini untuk melaksanakan fungsi control yang maksimal. Karena itu, optimalisasi penggunaan instrument monev mutlak diperlukan.

    4.9.Pelaporan KegiatanTidak terdapat sistematika laporan yang baku dalam pelaksanaan kegiatan ini. Hanya saja standart outline laporan pelaksanaan kegiatan yang melibatkan tanggung jawab social dunia usaha bidang pembangunan kesejahteraan social setidaknya mencakup unsure unsure :

    Pastikan !!!Kontrol kegiatan adalah pondasi kualitas program. Monitoring dan Evaluasi harus dilakukan secara holistic dan komprehensif. Kepuasan Mitra terhadap pelaksanaan kegiatan adalah aset untuk keberlanjutan kerjasama

  • KEMITRAAN 27

    Jumlah masyarakat yang memperoleh manfaat;Jumlah pelibatan sumber daya manusia;Jumlah anggaran yang dialokasikan dan yang terserap;Jumlah pekerja social yang terlibat dari berbagai stakeholder;Frame waktu p e l a k s a n a a n kegiatan;

  • KEMITRAAN28

    Susunan penanggung jawab dan pengurus pasca pelaksanaan kegiatan (jika diperlukan).

    Publikasi hasil pelaksanaan kerjasama diperlukan untuk mendukung keberhasilan manajemen pelaksanaan, transparansi, pembentukan citra positif dan mendapatkan dukungan berbagai pihak;

    Laporan adalah cermin kinerja, setiap orang akan menilai performa kerja lembaga melalui laporan pertanggung jawabannya

    PUBLIKASI ADALAH MEDIA PROMOSI SELURUH PIHAK

  • KEMITRAAN 29

    Lampiran - Lampiran

  • KEMITRAAN30

    1

    SU

    RA

    T PE

    RJA

    NJI

    AN

    KE

    RJA

    SAM

    A

    AN

    TAR

    A

    LEM

    BA

    GA

    KE

    SWA

    DA

    YAA

    N M

    ASY

    AR

    AK

    AT

    (LK

    M) A

    MPA

    NG

    SA

    IYO

    , K

    ELU

    RAH

    AN

    AM

    PAN

    G, K

    OTA

    PA

    DAN

    G,

    PRO

    VIN

    SI S

    UM

    ATE

    RA

    BA

    RA

    T PT

    BFI

    FIN

    ANC

    E I

    ND

    ON

    ESI

    A T

    bk.

    DA

    N

    PT B

    FI F

    INA

    NC

    E I

    ND

    ON

    ESIA

    Tbk

    .LEM

    BA

    GA

    KE

    SWA

    DYA

    AN

    M

    ASY

    AR

    AK

    AT

    (LK

    M) A

    MPA

    NG

    SA

    IYO

    , KE

    LUA

    RA

    HA

    N A

    MPA

    NG

    , K

    OTA

    PA

    DA

    NG

    , PR

    OV

    INSI

    SU

    MA

    TER

    A B

    AR

    AT

    U

    NTU

    K

    PE

    MB

    AN

    GU

    NA

    N G

    ED

    UN

    G P

    USA

    T K

    EG

    IATA

    N M

    ASY

    AR

    AK

    AT

    (CO

    MM

    UN

    ITY

    CEN

    TER

    ) DI

    KE

    LUR

    AH

    AN

    AM

    PAN

    G, K

    OTA

    PA

    DA

    NG

    , PR

    OVI

    NSI

    SU

    MA

    TER

    A B

    AR

    AT

    ME

    LALU

    I

    PRO

    GR

    AM

    PE

    NA

    NG

    GU

    LAN

    GAN

    KE

    MIS

    KIA

    NA

    N D

    I PE

    RK

    OTA

    AN

    (P

    2KP)

    -AD

    VA

    NC

    ED

    Pada

    har

    i in

    i, K

    amis

    Sen

    in,

    tan

    ggal

    23

    22 D

    esem

    ber

    2010

    , be

    rtem

    pat

    di J

    akar

    ta, y

    ang

    bert

    anda

    tan

    gan

    di b

    awah

    ini :

    1.

    Min

    aldi

    n G

    indh

    o,

    SE

    ., M

    .Pd.

    : K

    oord

    inat

    or

    Lem

    baga

    K

    esw

    ada y

    aan

    M

    asya

    raka

    t M

    asya

    rkat

    (L

    KM

    ) A

    MPA

    NG

    S

    AIY

    O,

    berk

    edu

    duka

    n

    di

    Kel

    ura

    han

    A

    mpa

    ng,

    K

    ota

    Pada

    ng,

    Pr

    ovin

    si S

    um

    ater

    a B

    arat

    , se

    lan

    jutn

    ya

    dise

    but

    PIH

    AK

    PE

    RTA

    MA

    2.

    Fran

    cis

    Lay

    Sio

    e H

    o :

    Pres

    iden

    D

    irek

    tur

    PT.

    BFI

    FI

    NA

    NC

    E

    IND

    ON

    ES

    IA

    Tbk.

    , be

    rked

    udu

    kan

    di

    Ja

    kart

    a,

    sela

    nju

    tnya

    di

    sebu

    t PI

    HA

    K

    KE

    DU

    APE

    RTA

    MA

    PIH

    AK

    PE

    RTA

    MA

    da

    n

    PIH

    AK

    K

    ED

    UA

    at

    as

    kesa

    ksia

    n

    Dir

    ektu

    r Pe

    nat

    aan

    B

    angu

    nan

    da

    n

    Lin

    gku

    nga

    nK

    epal

    a S

    atu

    an

    Ker

    ja

    Non

    V

    erti

    kal

    Tert

    entu

    (SN

    VT)

    Pen

    angg

    ula

    nga

    n K

    emis

    kin

    an d

    i Pe

    rkot

    aan

    , K

    emen

    tria

    n

    Peke

    rjaa

    n

    Um

    um

    be

    rsep

    akat

    u

    ntu

    k m

    elak

    uka

    n

    kerj

    asam

    a u

    ntu

    k m

    emba

    ngu

    n P

    usa

    t K

    egia

    tan

    Bel

    ajar

    Mas

    yara

    kat

    di

    Kel

    ura

    han

    Am

    pan

    g, K

    ota

    Pada

    ng,

    Pro

    vin

    si S

    um

    ater

    a B

    arat

    , de

    nga

    n

    pem

    aham

    an d

    an k

    eten

    tuan

    seb

    agai

    ber

    iku

    t :

    logo

    B

    KM

    Com

    men

    t [a

    s1]:

    22

  • KEMITRAAN 31

    Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I

    Contoh Proposal Awal

    Kemitraan Pengolahan Sampah Pasar

    1. Nama Usulan Kegiatan Kerjasama: Nama usulan kegiatan kerjasama disusun untuk memberi gambaran umum dan ringkas dari Pekerjaan/aktivitas, tujuan umum, dan keterangan tambahan berupa lokasi dan ciri khas dari usulan kegiatan. Dengan judul diatas sudah menggambarkan tujuan umum, aktivitas dan sasaran dari usulan kegiatan. Sebagai contoh : Judul juga sebaiknya disesuaikan dengan visi, misi, dari suatu organisasi calon mitra yang jadi sasaran proposal atau jika diketahui bisa disesuaikan dengan preferensi dari pengambil keputusan dari calon mitra atau contact person yang sudah dijalin. Misalnya untuk judul diatas jika calon mitra adalah International Labour Organization (ILO) atau Kementrian Tenaga Kerja bisa disesuaikan menjadi:

    Peningkatan Pendapatan Masyarakat Miskin melalui Pengelolaan dan Pengolahan sampah lingkungan rumah tangga di

    Kelurahan X, Kota Y

    Penciptaan Lapangan Pekerjaan bagi Masyarakat Miskin melalui Pengelolaan dan Pengolahan sampah lingkungan

    rumah tangga di Kelurahan X, Kota Y

    BKM PODO MORO- PEKALONGAN JAWA TENGAH

  • KEMITRAAN32

    Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I

    1. Mengapa kegiatan ini perlu dilakukan ? (Biasanya digunakan istilah Latar Belakang)

    Sampaikan beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan ini dimulai dari hal-hal atau isu-isu umum sampai teknis. Sebagai contoh untuk judul diatas bisa disampaikan hal-hal terkait dengan :

    Untuk mendukung gambaran diatas sebaiknya diberikan foto kondisi aslinya dan narasinya.

    (1) Kemiskinan di Kelurahan X; (Paparkan sesuai dengan kondisi atau kekawatiran jika tidak ada solusi)

    (2) Masalah sampah, kesehatan dan kemiskinan; (Paparkan hubungan antara masalah sampah dengan dengan kesehatan dan kemiskinan kemungkinan permasalahan yang lebih besar jika tidak ditangani).

    (3) Teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah; (Paparkan perkembangan pendektan dan/atau atau teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah yang sedang berkembang dan bagaimana pendekatan dan/atau teknologi tersebut mempunyai potensi dalam mengatasi masalah);

    (4) Potensi ekonomi pengelolaan dan pengolahan sampah; (Paparkan potensi ekonomi terkait dengan penyerapan tenaga kerja, peningkatan aktivitas ekonomi yang bisa diungkit, nilai ekonomis sampah yang sudah dikelola,)

  • KEMITRAAN 33

    Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I

    2. Manfaat dari Usulan Kegiatan (Biasanya digunakan istilah Tujuan Kegiatan) Setelah calon mitra mendapatkan gambaran alasan dari usulan kegiatan maka perlu dipertegas dengan menyampaikan manfaat jika usulan kegiatan tersebut dilaksanakan. Gambaran manfaat ini disampaikan dengan lebih definitif dan berupa rumusan redaksional diikuti penjelasan singkat mengapa usulan kegiatan dapat memberi manfaat sesuai dengan redaksi yang sudah disampaikan. Sebagai contoh untuk judul diatas adalah :

    Manfaat yang didapat jika usulan kegiatan ini dilaksanakan adalah:

    1. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin.

    Kegiatan yang diusulkan akan mengorganisir dan memperkerjakan masyarakat miskin dalam kegiatan pengeloaan dan pengolahan sampah. Dari penilaian yang dilakukan, untuk mengelola sebanyak 2000 rumah tangga diseluruh Kelurahan X diperlukan tenaga sebanyak A orang sebagai tenaga pemungut, pemilah, pembersih, sampah dan pengelola/manjemen.

    2. Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat miskin. Aktivitas pengelolaan sampah ini akan berlangsung kontinyu bersamaan dengan aktivitas masyrakat/tumah tangga. Pendapatan yang diperoleh dari pekerja yang terlibat akan mendorong terjadinya aktivitas belanja yang menggerakan ekonomi masyarakat dan selanjutnya diharapkan akan terjadi aktivitas menabung dan berinvestasi untuk sekala kecil. Sampah yang sudah melalui proses pengelolaan tersebut akan menjadi bernilai ekonomis untuk dimasukan dalam tahap proses pengolahan yang dlakukan oleh beberapa pabrik yang sudah teridentifikasi. Sampah organik yang terkumpul dari Tahap Pengelolaan akan dijadikan menjadi pupuk kompos dan sampah non-organik menjadi beberapa produk olahan. Diharapkan aktivitas Pengolahan sampah juga bisa dilakukan oleh Lembaga atau Kelompok Masyarakat setempat sehingga lebih meningkatkan pendaptan ekonomi masyrakat setempat;

  • KEMITRAAN34

    Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I

    Lanjutan.

    3. Menciptakan lingkungan permukiman yang bersih dan sehat.

    (Sampaikan penjelasan logisnya)

    4. Menciptakan kemitraan masyrakat dan Pemda dalam pengelolaan dan/atau pengolahan sampah masyarakat; (Sampaikan penjelasan logisnya)

    5. Menciptakan gerakan budaya masyarakat untuk hidup sehat dan berwirausaha;

    (Sampaikan penjelasan logisnya)

  • KEMITRAAN 35

    Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I

    3. Langkah-langkah melaksanakan usulan kegiatan Penjelasan dari poin ini adalah untuk meyakinkan calon mitra bahwa untuk mencapai kemanfaatan kegiatan seperti yang sudah disampaikan dalam poin sebelumnya pengusul kegiatan sudah menyiapkan rencana yang matang dan taktis. Sampaikan berbagai (tahapan) pekerjaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan seperti tersebut diatas. Sebagai contoh untuk contoh usulan diatas adalah :

    Untuk mencapai tujuan kegiatan dilakukan kegiatan-kegiatan utama sebagai berikut:

    1. Focus Group Discussion (FGD).

    FGD dilakukan untuk menjajagi akseptabilitas (kadar penerimaan dari stakeholder tentang rencana kegiatan. FGD sekaligus digunakan sebagai sosialisasi awal dan terbatas kepada beberapa personil kunci dari stakeholder. Diharapkan FGD juga memutuskan secara partisipatif terbentuknya Kelompok Kerja (Pokja) dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam melaksanakan rencana kegiatan;

    2. Penerbitan Peraturan Desa.

    Perdes yang akan diterbitkan untuk memberi legitimasi hukum untuk menguatkan legitimasi sosial yang sudah didapatkan dari FGD. Perdes antara lain berisi adanya pembentukan atau penunjukan organisasiyang akan mengelola kegiatan pengelolaan sampah;

  • KEMITRAAN36

    Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I

    3. Pengorganisasian.

    Pengorganisasian dilakukan untuk menyusun Tim Kerja dan menyiapkan instrumen pendukung untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut yang sudah disusun.

    4. Sosialiasi.

    Tujuan sosialiasi adalah menyampaikan rencana kegiatan pengelolaan sampah terkait dasar hukum, mekanisme dan harapan dukungan sikap dan tindakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat. Sosialisasi akan menggunakan berbagai metode dan pendekatan untuk memastikan adanya pemahaman dan dukungan dari masyarakat seperti melalui forum-forum sosial, poster dan media elektronik (radio). Output dari kegiatan ini adalah dukungan dari masyarakat dan jika dimungkinkan munculnya indikasi dukungan ekonomi dari stakeholder lain berupa bantuan finansial, tekonogi, peralatan, pelatihan dan lain-lain dari seperti perusahaan, LSM dan lain sebagianya;

    5. Pelaksanaan.

    [Paparkan secara ringkas inti dari pelaksanaan kegiatan].

    6. Monitoring dan Evaluasi.

    [Paparkan rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan untuk mendukung proses manajerial, akuntabilitas dan transparansi]

  • KEMITRAAN 37

    Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I

    4. Keistimewaan Usulan; Poin ini memberi penekanan bahwa usulan kegiatan ini mempunyai nilai tambah (added value) atau keistimewaan dalam berbagai hal sehingga usulan kegiatan layak dilaksanakan karena memberi solusi dan menawarkan hal yang lebih menjamin tercapainya tujuan dan kemanfaatan. Sebagai contoh untuk usulan diatas adalah :

    Usulan kegiatan ini mempunyai nilai lebih karena :

    (1) Kegiatan akan didukung oleh masyarakat secara menyeluruh karena kegiatan diinisiasi oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang mempunyai legalitas, pengakuan, dan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dalam memotori kegiatan pembangunan ditingkat kelurahan;

    (2) Usulan Kegiatan mempunyai legalitas dan dukungan Pemda untuk jangka panjang karena dilakukan berdasar Peraturan Desa;

    (3) Manajemen yang akan diterapkan direncanakan secara matang dan menjamin pelaksanaan kegiatan yang akuntabel dan transparan;

  • KEMITRAAN38

    Lampiran Panduan Menyusun Proposal Awal Inisiasi Kemitraan PNPM MP I

    5. Informasi lebih lanjut : Tuliskan Lembaga yang bertanggung jawab dan personal yang mudah dihubungi dan bisa memberi penjelasan secara langsung kepada pihak luar dan muda. Hal ini untuk menambah kepercayaan dan tidak membuat kecewa calon mitra yang mungkin akan menanggapi. Menunjukan hal-hal yang profesional seperti mencantumkan alamat email dan weblog atau website akan menambah kepercayaan dan calon mitra akan menilai bahwa usulan kegiatan adalah tidak main-main dan akan diurus oleh orang atau lembaga yang serius, Sebagai contoh :

    Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) AMANAH .. Badan Hukum : . Alamat :.. Telp : http://www.bkmamanah.blogspot.com Contact Person: [Nama] No. Telp : (F) 021-xxxxx; (M) 081x xxxxx Alamat email : [email protected]

  • KEMITRAAN 39

  • KEMITRAAN40

  • KEMITRAAN 41

  • KEMITRAAN42

  • KEMITRAAN 43

  • KEMITRAAN44

  • Blank PageBlank PageBlank PageBlank PageBlank PageBlank Page