Bomber Cirebon Sering Ikut Demo · 80% antara pelaku dan Mu-hammad Syarif. Tapi pastinya tunggu...

1
MEMBERI dukungan bagi karyawan yang meledak marahnya akibat frustrasi lebih berdampak positif ke- timbang menjatuhkan sanksi. Itu hasil riset terbaru Temple Uni- versity’s Fox School of Business di Philadel- phia, AS. Menurut Kepala De- partemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Deanna Geddes, dukungan manajer atau rekan kerja akan mem- berikan suasana positif di lingkungan kantor. Sebaliknya, sikap tidak mengacuhkan ataupun pemberian sanksi justru tidak menghasilkan apa-apa. “Kebanyakan kode etik dalam dunia kerja mengatur apa yang para pekerja tidak boleh lakukan apabila sedang marah. Sedikit sekali yang mengatur peran atasan untuk mengatasinya. Kalau buku panduan itu ada, lingkungan kerja dapat memberi dukungan positif bagi karyawan yang frustrasi,” tulis tim peneliti seperti dilansir Health- Day News. Studi yang terbit pada jurnal Human Relations ini meli- batkan 194 orang sebagai sampel penelitian. Mereka terdiri dari orang-orang yang pernah menyaksikan rekan mereka meledak marah saat jam kerja. Ditemukan, pemecatan karyawan sama sekali tidak da- pat menyelesaikan permasalahan, justru memperparah. Pemberian dukungan moral dari para manajer ataupun rekan kerja, sebaliknya dapat memperbaiki ketegangan yang terjadi di lingkungan kantor. (SZ/X-9) PAUSE NURUL HIDAYAH J ATI diri pelaku peledakan bom bunuh diri di Masjid Al-Dzikra, Kantor Pol- resta Cirebon, Jawa Barat, mulai tersingkap. Pelaku diduga bernama Mu- hammad Syarif, 25, warga RT 03/RW 06, Astanagarif Utara, Kelurahan/Kecamatan Pekali- pan, Kota Cirebon. “Secara sik, ada kesamaan 80% antara pelaku dan Mu- hammad Syarif. Tapi pastinya tunggu hasil tes DNA,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bahrul Alam kepada Metro TV tadi malam. Pihak keluarga Syarif juga mengakui kesamaan tersebut. “Ya, mirip Syarif,” kata Elang Rasyid, 62, paman Syarif. Sang paman langsung menelepon istri Syarif di Majalengka, Sri Maliha. “Istrinya membenar- kan bahwa gambar itu adalah suaminya,” jelasnya. Polisi sudah mengambil sam- pel darah orang tua Syarif, Gofur, 60, dan Ratu Sri Mulat, 56, serta adiknya, Fathoni, pada Jumat (15/4). Menurut rencana, hari ini polisi akan mengumum- kan hasil pengujian sampel darah atau tes deoxyribonucleic acid (DNA). Selama ini Syarif dikenal sebagai aktivis unjuk rasa yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) dan Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) Kota Cirebon. Syarif sudah setahun pindah ke Maja- lengka karena menikahi gadis di sana. Ketua Gapas Cirebon Andi Mulya mengakui foto pelaku peledakan bom mirip Syarif. “Dia benar Muhammad Syarif. Meski sering ikut demo, dia bu- kan anggota resmi FUI ataupun Gapas. Dia sering ikut demo de- ngan keinginannya sendiri.” Andi mengenal Syarif dua ta- hun lalu saat petugas keamanan di Masjid At Taqwa, Kota Cire- bon, mengamankan Syarif kare- na ia menendangi orang-orang yang tengah tiduran di masjid. Syarif adalah sosok tempera- mental. Itu terlihat dalam rekam- an demonstrasi tentang kasus penodaan agama dan Ahmadi- yah di Cirebon dan Kuningan yang diputar Metro TV. Syarif terlihat menendang polisi dan menggebrak mobil tahanan. Andi tidak mengetahui apa kegiatan Syarif selain ikut un- juk rasa. Buron polisi Berdasarkan sumber di kepoli- sian, Muhammad Syarif adalah buron dalam kasus pembunuh- an Kopral Kepala Sutedjo. Anggota Babinsa Kodim 0620 Sumber, Cirebon, itu ditemukan tewas di saluran irigasi pada Sabtu (2/4) malam di Desa Ke- nanga, Kecamatan Kedawung, Cirebon. Saat itu di TKP ditemu- kan pula SIM C atas nama Mu- hammad Syarif. “Waktu itu polisi pernah mencari Syarif juga. Katanya terlibat kasus pembunuhan,” kata Supandi, Ketua RT 03/RW 06, Astanagarif Utara. Karena itu, ketika polisi kem- bali mencari Syarif, warga pun mengira bahwa kasus pembu- nuhan tersebut sudah terung- kap. Bom bunuh diri itu melukai 30 orang, 24 di antaranya polisi. Enam luka berat termasuk Ka- polres Kota Cirebon AKB Heru- koco. Sebagian korban yang dirawat di rumah sakit sudah diperkenankan pulang. Polisi menilai aksi teror di Cirebon tidak memiliki motif pribadi. Jaringan teroris sudah melakukan pencucian otak bahwa polisi adalah tentara setan. “Sehingga orang yang mampu membunuh polisi akan mendapat pahala,”ujar Anton Bahrul Alam. (San/AW/Nav/ AX/Bob/X-6) [email protected] Berita terkait hlm 3 Bomber Cirebon Sering Ikut Demo Dukungan dan Rasa Marah SETELAH PT Samudera Indonesia (SI) memberi pernyataan kesanggupan pembayaran tebusan US$3 juta, perlakuan perompak Somalia terhadap 20 anak buah kapal (ABK) ka- pal Sinar Kudus membaik. Meski pengawasan atas sandera masih ketat, komunikasi para bajak laut lebih lunak. Kapten kapal Sinar Kudus, Slamet Juari, melalui sam- bungan telepon internasional kepada Media Indonesia me- ngaku sebelumnya kawanan perompak yang berjumlah 35 orang sering bertengkar satu sama lain. Tingkah mereka kerap merisaukan para sandera. “Pagi ini kami dengar mereka berlari-larian dan berlatih senjata. Kami sempat sembunyi karena takut. Lalu para perompak bilang ‘no problem, kami hanya sedang latihan’. Otomatis, perlakuan mereka membaik,” tutur Slamet, kemarin. Saat ini, perompak Somalia yang dipimpin Mohamed Salah tengah menunggu realisasi pengiriman tebusan dari Jakarta. Mereka meminta percepatan pengiriman melalui penerbangan ke salah satu bandara di Dubai, Djibouti, atau Nairobi (Kenya), pekan depan. Secara umum, kondisi para ABK dilaporkan mulai membaik, termasuk Slamet Riyadi, 58, ABK yang sempat diare dan depresi be- rat. Detik-detik kepas- tian pembayaran tebusan sempat di- warnai kejengkelan perompak. Jumat (15/4) pukul 11.00 waktu Somalia (15.00 WIB), PT SI mengi- rim pernyataan ke- sanggupan memba- yar tebusan US$2,8 juta. Padahal, PT SI awalnya sepakat atas tuntutan US$3 juta dari bajak laut. Salah dan kawan-kawan jengkel dan langsung menaikkan uang tebusan menjadi US$3,050 juta. Baru pada pukul 15.00 waktu Somalia atau 19.00 WIB, PT SI melayangkan pernyataan kesanggupan kompensasi kembali ke US$3 juta. Setelah dibujuk para ABK, perompak Somalia akhirnya menyetujui jumlah tersebut. Direktur Komunikasi dan Informasi Kementerian Poli- tik, Hukum, dan Keamanan, Sagom Tamboen, kemarin mengatakan jika kapal Sinar Kudus beserta 20 awaknya sudah dibebaskan, Indonesia tidak akan menyerang para pembajak yang dipimpin Mohamed Salah. Sebelumnya, dua kapal perang Indonesia membawa pasukan khusus gabungan Korps Marinir dan Kopassus. Jumlah personel yang dikerahkan sebanyak 401 orang. “Kini, kita menunggu hasil kesepakatan PT SI dengan pembajak. Tentu kita sangat mengharapkan pembayaran tebusan kepada pembajak bisa terlaksana. Kapal dan ABK bisa dibebaskan,” ujar Sagom. (SZ/Nav/X-9) Pelaku diduga bernama Muhammad Syarif. Ia dikenal sering ikut unjuk rasa. Dia pun buron polisi untuk kasus pembunuhan. Ketika Logika Mencari Jawaban PELAKU BOM BUNUH DIRI: Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam menunjukkan wajah pelaku bom bunuh diri di RS Polri Sukanto, Jakarta, kemarin. MI/ ANGGA YUNIAR MI/ ANGGA YUNIAR MINGGU, 17 APRIL 2011 | NO.11000 | TAHUN XLII | 24 HALAMAN RAGAM GAYA SERBACERAH Polos atau bermotif, klasik atau rock’n roll, semua tampil dengan warna ceria dan kuat. Style, Hlm 13 KELOMPOK 78 TANTANG FIFA Ketua Normalisasi Agum Gumelar akan menemui Presiden FIFA Sepp Blatter di Swiss, Selasa (19/4). Sport, Hlm 4 MI/ RAMDANI Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Secara fisik, ada kesamaan 80% antara pelaku dan Muhammad Syarif.” Anton Bahrul Alam Kadiv Humas Polri Perompak Somalia Mulai Melunak Pengantar: Berbagai problem sosial yang ada di depan mata masyarakat urban sering membutakan logika. Untuk mencari jawaban yang jernih dan objektif, tidak jarang mereka men- datangi pusat-pusat kajian filsafat. Berikut laporannya di halaman 1 dan 10. S ENJA telah tiba dan keba- nyakan orang mulai ber- anjak pulang. Namun, hari itu, Senin, pukul 17.30 WIB, Toto Widyarsono, 50, tak lekas pulang. Selepas bekerja, Toto segera meluncur ke daerah Rawasari, tepatnya ke Sekolah Tinggi Fil- safat (STF) Driyarkara. Satu-dua orang juga mulai berdatangan. Dengan tertib mereka menda- tangi loket registrasi, menanda- tangani absensi, lalu mengambil makalah tipis berjudul Ateisme Atas Nama Penderitaan Manusia. Mereka merupakan peser- ta Extension Course Filsafat, sebuah kursus yang diadakan STF Driyarkara untuk masyara- kat umum. Pesertanya, tua dan muda, yang berasal dari profesi dan pendidikan yang beragam. “Sistemnya per semester. Satu semester ada 16 kali pertemuan yang membahas satu tema be- sar. Pertemuannya tiap satu minggu sekali di hari Senin,” kata Toto menjelaskan. Toto yang sehari-harinya be- kerja di bagian sistem informasi kearsipan mengaku sangat ter- tarik mengikuti kursus lsafat. “Saya bisa berpikir lebih kritis dan pikiran rasanya jadi terasah lagi,” katanya. Demikian juga peserta prog- ram lainnya Monica Wibisono, 25. Ia mengaku tertarik mengi- kuti kelas lsafat karena memi- liki banyak pertanyaan soal hidup, manusia, dan Tuhan. “Pertanyaan-pertanyaan itu ternyata sudah lama ada dan banyak lsuf yang coba men- jawabnya,” tutur perempuan yang bekerja di sebuah perusa- haan teknologi informasi itu. Meskipun pernyataan se- orang filsuf kadang tak bisa menjawab, lsafat setidaknya bisa mengurangi kegelisahan Monica akan pertanyaannya tentang hidup. “Belajar filsafat membuat wa- wasan saya lebih luas. Itu kemudian berpengaruh pada pe- mikiran dan perbuatan saya sehari-hari,” akunya. Tak jauh dari Rawa- sari, tepatnya di Teater Salihara, Ja- karta Selatan, seki- tar 150 lebih peserta memadati ruangan untuk mengikuti ke- giatan serupa. Tepat pukul 19.00 WIB, pembicara untuk hari itu Eddie S Riyadi Langgut-Terre, yang mem- bahas tema Manusia Politis menurut Hanna Arendt, Pertau- tan antara Tindakan dan Ruang Publik, Kebebasan dan Pluralitas, dan Upaya Memanusiawikan Kekuasaan, cukup menyedot perhatian. Beberapa peserta pun meng- ajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab. Sebagian langsung menarik contoh dari peristiwa nyata yang tengah atau belum lama terjadi. “Pembahasan seperti itu bisa menjawab keingintahuan saya terhadap esensi persoalan yang tengah terjadi. Pengetahuan yang saya dapat di kelas seperti ini sangat bermanfaat mem- bangun rasa toleransi di ru- ang publik sehingga kita tidak picik dalam me- mandang suatu per- soalan,” ujar Makbul, salah seorang peserta, seusai mengikuti kelas tersebut. (CE/CS/M-1) FREDY EBET ANTARA/ ANDIKA WAHYU Tentu kita sangat mengharapkan pembayaran tebusan dengan pembajak bisa terlaksana.” Sagom Tamboen Direktur Komunikasi dan Informasi Kementerian Polhukam

Transcript of Bomber Cirebon Sering Ikut Demo · 80% antara pelaku dan Mu-hammad Syarif. Tapi pastinya tunggu...

Page 1: Bomber Cirebon Sering Ikut Demo · 80% antara pelaku dan Mu-hammad Syarif. Tapi pastinya tunggu hasil tes DNA,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bahrul Alam kepada Metro TV tadi

MEMBERI dukungan bagi karyawan yang meledak marahnya akibat frustrasi lebih berdampak positif ke-timbang menjatuhkan sanksi. Itu hasil riset terbaru Temple Uni-versity’s Fox School of Business di Philadel-phia, AS.

Menurut Kepala De-partemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Deanna Geddes, dukungan manajer atau rekan kerja akan mem-berikan suasana positif di lingkungan kantor. Sebaliknya, sikap tidak mengacuhkan ataupun pemberian sanksi justru tidak menghasilkan apa-apa.

“Kebanyakan kode etik dalam dunia kerja mengatur apa yang para pekerja tidak boleh lakukan apabila sedang marah. Sedikit sekali yang mengatur peran atasan untuk mengatasinya. Kalau buku panduan itu ada, lingkungan kerja dapat memberi dukungan positif bagi karyawan yang frustrasi,” tulis tim peneliti seperti dilansir Health-Day News.

Studi yang terbit pada jurnal Human Relations ini meli-batkan 194 orang sebagai sampel penelitian. Mereka terdiri dari orang-orang yang pernah menyaksikan rekan mereka meledak marah saat jam kerja.

Ditemukan, pemecatan karyawan sama sekali tidak da-pat menyelesaikan permasalahan, justru memperparah.

Pemberian dukungan moral dari para manajer ataupun rekan kerja, sebaliknya dapat memperbaiki ketegangan yang terjadi di lingkungan kantor. (SZ/X-9)

PAUSE

NURUL HIDAYAH

JATI diri pelaku peledakan bom bunuh diri di Masjid Al-Dzikra, Kantor Pol-resta Cirebon, Jawa Barat,

mulai tersingkap. Pelaku diduga bernama Mu-

hammad Syarif, 25, warga RT 03/RW 06, Astanagarif Utara, Kelurahan/Kecamatan Pekali-pan, Kota Cirebon.

“Secara fi sik, ada kesamaan 80% antara pelaku dan Mu-hammad Syarif. Tapi pastinya tunggu hasil tes DNA,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bahrul Alam kepada Metro TV tadi malam.

Pihak keluarga Syarif juga mengakui kesamaan tersebut. “Ya, mirip Syarif,” kata Elang

Rasyid, 62, paman Syarif. Sang paman langsung menelepon istri Syarif di Majalengka, Sri Maliha. “Istrinya membenar-kan bahwa gambar itu adalah suaminya,” jelasnya.

Polisi sudah mengambil sam-pel darah orang tua Syarif, Gofur, 60, dan Ratu Sri Mulat, 56, serta adiknya, Fathoni, pada Jumat (15/4). Menurut rencana, hari ini polisi akan mengumum-kan hasil pengujian sampel darah atau tes deoxyribonucleic acid (DNA).

Selama ini Syarif dikenal sebagai aktivis unjuk rasa yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) dan Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) Kota Cirebon. Syarif sudah setahun pindah ke Maja-

lengka karena menikahi gadis di sana.

Ketua Gapas Cirebon Andi Mulya mengakui foto pelaku peledakan bom mirip Syarif. “Dia benar Muhammad Syarif. Meski sering ikut demo, dia bu-kan anggota resmi FUI ataupun Gapas. Dia sering ikut demo de-ngan keinginannya sendiri.”

Andi mengenal Syarif dua ta-hun lalu saat petugas keamanan di Masjid At Taqwa, Kota Cire-bon, mengamankan Syarif kare-na ia menendangi orang-orang yang tengah tiduran di masjid.

Syarif adalah sosok tempera-

mental. Itu terlihat dalam rekam-an demonstrasi tentang kasus penodaan agama dan Ahmadi-yah di Cirebon dan Kuningan yang diputar Metro TV. Syarif terlihat menendang polisi dan menggebrak mobil tahanan.

Andi tidak mengetahui apa kegiatan Syarif selain ikut un-juk rasa.

Buron polisi Berdasarkan sumber di kepoli-

sian, Muhammad Syarif adalah buron dalam kasus pembunuh-an Kopral Kepala Su tedjo.

Anggota Babinsa Kodim 0620 Sumber, Cirebon, itu ditemukan tewas di saluran irigasi pada Sabtu (2/4) malam di Desa Ke-nanga, Kecamatan Kedawung, Cirebon. Saat itu di TKP ditemu-kan pula SIM C atas nama Mu-hammad Syarif.

“Waktu itu polisi pernah mencari Syarif juga. Katanya terlibat kasus pembunuhan,”

kata Supandi, Ketua RT 03/RW 06, Astanagarif Utara.

Karena itu, ketika polisi kem-bali mencari Syarif, warga pun mengira bahwa kasus pembu-nuhan tersebut sudah terung-kap.

Bom bunuh diri itu melukai 30 orang, 24 di antaranya polisi. Enam luka berat termasuk Ka-polres Kota Cirebon AKB Heru-koco. Sebagian korban yang dirawat di rumah sakit sudah diperkenankan pulang.

Polisi menilai aksi teror di Cirebon tidak memiliki motif pribadi. Jaringan teroris sudah melakukan pencucian otak bahwa polisi adalah tentara setan. “Sehingga orang yang mampu membunuh polisi akan mendapat pahala,”ujar Anton Bahrul Alam. (San/AW/Nav/AX/Bob/X-6)

[email protected] terkait hlm 3

Bomber Cirebon Sering Ikut Demo

Dukungan dan Rasa Marah

SETELAH PT Samudera Indonesia (SI) memberi pernyataan kesanggupan pembayaran tebusan US$3 juta, perlakuan perompak Somalia terhadap 20 anak buah kapal (ABK) ka-pal Sinar Kudus membaik. Meski pengawasan atas sandera masih ketat, komunikasi para bajak laut lebih lunak.

Kapten kapal Sinar Kudus, Slamet Juari, melalui sam-bungan telepon internasional kepada Media Indonesia me-ngaku sebelumnya kawanan perompak yang berjumlah 35 orang sering bertengkar satu sama lain. Tingkah mereka kerap merisaukan para sandera. “Pagi ini kami dengar mereka berlari-larian dan berlatih senjata. Kami sempat sembunyi karena takut. Lalu para perompak bilang ‘no problem, kami hanya sedang latihan’. Otomatis, perlakuan mereka membaik,” tutur Slamet, kemarin.

Saat ini, perompak Somalia yang dipimpin Mohamed Salah tengah menunggu realisasi pengiriman tebusan dari Jakarta. Mereka meminta percepatan pengiriman melalui penerbangan ke salah satu bandara di Dubai, Djibouti, atau Nairobi (Kenya), pekan depan.

Secara umum, kondisi para ABK dilaporkan mulai membaik, termasuk Slamet Riyadi, 58, ABK yang sempat diare dan depresi be-rat.

Detik-detik kepas-t ian pembayaran tebusan sem pat di-warnai kejengkelan pe rompak. Jumat (15/4) pukul 11.00 waktu Somalia (15.00 WIB), PT SI mengi-rim pernyataan ke-sanggupan memba-yar tebusan US$2,8 juta. Padahal, PT SI awalnya sepakat atas tuntutan US$3 juta dari bajak laut. Salah dan kawan-kawan jengkel dan langsung

menaikkan uang tebusan menjadi US$3,050 juta.Baru pada pukul 15.00 waktu Somalia atau 19.00 WIB,

PT SI melayangkan pernyataan kesanggupan kompensasi kembali ke US$3 juta. Setelah dibujuk para ABK, perompak Somalia akhirnya menyetujui jumlah tersebut.

Direktur Komunikasi dan Informasi Kementerian Poli-tik, Hukum, dan Keamanan, Sagom Tamboen, kemarin mengatakan jika kapal Sinar Kudus beserta 20 awaknya sudah dibebaskan, Indonesia tidak akan menyerang para pembajak yang dipimpin Mohamed Salah.

Sebelumnya, dua kapal perang Indonesia membawa pasukan khusus gabungan Korps Marinir dan Kopassus. Jumlah personel yang dikerahkan sebanyak 401 orang. “Kini, kita menunggu hasil kesepakatan PT SI dengan pembajak. Tentu kita sangat mengharapkan pembayaran tebusan kepada pembajak bisa terlaksana. Kapal dan ABK bisa dibebaskan,” ujar Sagom. (SZ/Nav/X-9)

Pelaku diduga bernama Muhammad Syarif. Ia dikenal sering ikut unjuk rasa. Dia pun buron polisi untuk kasus pembunuhan.

Ketika Logika Mencari Jawaban

PELAKU BOM BUNUH DIRI: Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam menunjukkan wajah pelaku bom bunuh diri di RS Polri Sukanto, Jakarta, kemarin.

MI/ ANGGA YUNIARMI/ ANGGA YUNIAR

MINGGU, 17 APRIL 2011 | NO.11000 | TAHUN XLI I | 24 HALAMAN

RAGAM GAYA SERBACERAHPolos atau bermotif, klasik atau rock’n roll, semua tampil dengan warna ceria dan kuat.

Style, Hlm 13

KELOMPOK 78 TANTANG FIFAKetua Normalisasi Agum Gumelar akan menemui Presiden FIFA Sepp Blatter di Swiss, Selasa (19/4).

Sport, Hlm 4

MI/ RAMDANI

Pemasangan Iklan & Customer

Service:021 5821303

No Bebas Pulsa:08001990990

e-mail:[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

Secara fisik, ada kesamaan

80% antara pelaku dan Muhammad Syarif.”

Anton Bahrul AlamKadiv Humas Polri

Perompak Somalia Mulai Melunak

Pengantar: Berbagai problem sosial yang ada di depan mata masyarakat urban sering membutakan logika. Untuk mencari jawaban yang jernih dan objektif, tidak jarang mereka men-datangi pusat-pusat kajian filsafat. Berikut laporannya di halaman 1 dan 10.

SENJA telah tiba dan keba-nyakan orang mulai ber-anjak pulang. Namun,

hari itu, Senin, pukul 17.30 WIB, Toto Widyarsono, 50, tak lekas pulang.

Selepas bekerja, Toto segera meluncur ke daerah Rawasari, tepatnya ke Sekolah Tinggi Fil-safat (STF) Driyarkara. Satu-dua orang juga mulai berdatangan.

Dengan tertib mereka menda-tangi loket registrasi, menanda-tangani absensi, lalu mengambil makalah tipis berjudul Ateisme Atas Nama Penderitaan Manusia.

Mereka merupakan peser-ta Extension Course Filsafat, sebuah kursus yang diadakan

STF Driyarkara untuk masyara-kat umum. Pesertanya, tua dan muda, yang berasal dari profesi dan pendidikan yang beragam. “Sistemnya per semester. Satu semester ada 16 kali pertemuan yang membahas satu tema be-sar. Pertemuannya tiap satu minggu sekali di hari Senin,” kata Toto menjelaskan.

Toto yang sehari-harinya be-kerja di bagian sistem informasi kearsipan mengaku sangat ter-tarik mengikuti kursus fi lsafat. “Saya bisa berpikir lebih kritis dan pikiran rasanya jadi terasah lagi,” katanya.

Demikian juga peserta prog-ram lainnya Monica Wibisono, 25. Ia mengaku tertarik mengi-kuti kelas fi lsafat karena memi-liki banyak pertanyaan soal hidup, manusia, dan Tuhan. “Pertanyaan-pertanyaan itu ter nyata sudah lama ada dan ba nyak fi lsuf yang coba men-jawabnya,” tutur perempuan yang bekerja di sebuah perusa-haan teknologi informasi itu.

Meskipun pernyataan se-orang filsuf kadang tak bisa menjawab, fi lsafat setidaknya bisa mengurangi kegelisahan Monica akan pertanya annya tentang hidup. “Belajar filsafat membuat wa-wasan saya lebih luas. Itu kemudian berpe ngaruh pada pe-mikiran dan perbuatan saya sehari-hari,” akunya.

Tak jauh dari Rawa-sari, tepatnya di Teater Salihara, Ja-karta Selatan, seki-tar 150 lebih peserta memadati ruangan untuk mengikuti ke-giatan serupa.

Tepat pukul 19.00 WIB, pem bicara untuk hari itu Eddie S Riyadi Langgut-Terre, yang mem-bahas tema Manusia Politis menurut Hanna Arendt, Pertau-tan antara Tindakan dan Ruang Publik, Kebebasan dan Pluralitas, dan Upaya Memanusiawikan

Kekuasaan, cukup menyedot per hatian.

Beberapa peserta pun meng-ajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab. Sebagian langsung menarik contoh dari peristiwa nyata yang tengah atau belum lama terjadi.

“Pembahasan seperti itu bisa menjawab keingintahuan saya terhadap esensi per soalan yang tengah terjadi. Pengetahuan yang saya dapat di kelas seperti ini sangat bermanfaat mem-

bangun rasa toleran si di ru-ang publik sehingga kita

tidak picik dalam me-mandang suatu per-soalan,” ujar Makbul, salah seorang peserta,

seusai mengikuti kelas tersebut.

(CE/CS/M-1)

FREDY

EBET

ANTARA/ ANDIKA WAHYU

Tentu kita sangat mengharapkan

pembayaran tebusan dengan pembajak bisa terlaksana.”

Sagom TamboenDirektur Komunikasi dan Informasi Kementerian Polhukam