aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3)...

23

Transcript of aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3)...

Page 1: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat
Page 2: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat
Page 3: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat
Page 4: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat
Page 5: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

i

KATA PENGANTAR

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah mempengaruhi proses pemasaran produk-produk pangan dan pertanian. Kemudahan akses pasar menjadi salah satu tujuan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran produk-produk pangan dan pertanian.

Untuk membantu kemudahan akses pasar produk perkebunan, Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perkebunan mengembangkan pelayanan informasi pasar produk perkebunan melalui Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN). Aplikasi SIPASBUN dibuat untuk mempermudah pelaku pasar untuk mengakses dan mendapatkan informasi pasar produk perkebunan.

Buku Petunjuk Teknis Pelayanan Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan dibuat untuk mempermudah petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) pusat dan daerah dalam menyampaikan informasi pasar produk-produk perkebunan.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan

Ir. Dedi Junaedi, MSc

Page 6: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat
Page 7: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................... iii DAFTAR TABEL .................................................................................... iii I. PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1. Latar Belakang ........................................................................1 1.2. Tujuan ....................................................................................2

II. SISTEM INFORMASI PASAR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN ........3 2.1. Metode Pengumpulan Data ....................................................3

2.1.1. Jenis Data yang dikumpulkan .......................................3 2.1.2. Komoditas atau Produk Perkebunan ............................6 2.1.3. Responden dan waktu pengambilan data .....................8

2.2. Pengiriman, Penyebarluasan dan Pelaporan Data ................ 11 2.2.1. Pengiriman data ........................................................ 11 2.2.2. Penyebarluasan data dan informasi ........................... 12 2.2.3. Pelaporan data dan informasi .................................... 13

2.3. Sumber Daya Manusia .......................................................... 13 2.4. SumberDana ........................................................................ 13

III. PENUTUP ...................................................................................... 14

DAFTAR TABEL Tabel 1. Jenis Komoditas/Produk Unggulan maupun Spesifik Daerah. .. 7

Page 8: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat
Page 9: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pesatnya kemajuan dunia digital telah mempengaruhi segala

aspek kehidupan masyarakat termasuk pemasaran produk pertanian. Pemasaran produk pertanian saat ini mulai lebih banyak dilakukan melalui media online. Istilah marketing onlinemulai sering terdengar, sektor pemasaran yang satu ini pun terus berkembang. Tak hanya memanfaatkan tulisan, video pun kini mulai banyak dilirik sebagai media untuk menyampaikan pesan atau promosi. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat memungkinkan komunikasi menjadi lebih lancar dan cepat sampai ke sasaran tujuan dan bisa menjangkau banyak orang. Informasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemasaran produk.

Dalam rangka penyediaan data dan informasi yang cepat, tepat, akurat, kontinu dan terbarukan (up to date) maka diperlukan suatu sistem yang terintegrasi antara pusat dan daerah yang sifatnya nasional. Data yang diperoleh perlu diolah supaya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemangku kepentingan terkait. Informasi pasar produk perkebunan diperlukan oleh petani produsen untuk memberikan motivasi dalam upaya meningkatkan kualitas produknya. Selain mengetahui harga yang berlaku secara nasional, bagi konsumen informasi pasar diperlukan dalam mempertimbangkan pembeliannya kepada produsen, informasi pasar juga merupakan data dasar untuk merancang suatu kebijakan dalam upaya meningkatkan perdagangan (kebijakan tarifikasi, tata niaga, dll).

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan disebutkan bahwa Pemerintah Pusat berkewajiban menciptakan kondisi yang menghasilkan harga komoditas perkebunan yang menguntungkan bagi pelaku usaha perkebunan. Kebijakan yang diambil antara lain dengan melakukan penetapan harga untuk komoditi perkebunan tertentu, penetapan kebijakan pajak dan tarif, pengaturan kelancaran distribusi hasil perkebunan dan penyebarluasan informasi perkembangan harga komoditas perkebunan, termasuk pengumpulan informasi pasar.

Menindaklanjuti amanah Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan, maka dalam rangka pengembangan pemasaran produk perkebunan sebagai upaya memperkuat daya saing produk

Page 10: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

2

pertanian di pasar dalam dan luar negeri, sangat dibutuhkan informasi pasar yang cepat, tepat, akurat, lengkap, kontinu dan terbarukan.

Untuk mengatasi permasalahan pengembangan pemasaran produk perkebunan unggulan khususnya dalam penyediaan informasi pasar maka perlu dilakukan inovasi dalam pengembangan pemasaran hasil perkebunan melalui terobosan membangun Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN).

1.2. Tujuan Tujuan penyusunan pedoman teknis Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan ini adalah : • Memberikan panduan teknis tentang tatacara pelaksanaan kegiatan

Pelayanan Informasi Pasar produk perkebunan di pusat maupun daerah. • Sebagai bahan acuan dalam mengembangakan sistem pengumpulan data

dan informasi pasar yang disesuaikan dengan kondisi komoditi dan masing-masing daerah.

• Menciptakan sistem informasi pasar produk perkebunan unggulan yang cepat, tepat, kontinu, terbarukan dan dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh para pengguna informasi.

Page 11: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

3

II. SISTEM INFORMASI PASAR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN

Penyelenggaraan Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan

Unggulan (SIPASBUN) terdiri dari 3 (tiga) subsistem yaitu: metode, sumber daya manusia (SDM) dan sumber dana. Metode SIPASBUN terdiri dari pengumpulan, pengolahan, pengiriman, penganalisaan serta penyebarluasan data dan informasi pasar.

Sumber Daya Manusia SIPASBUN adalah Petugas Pelayanan Informasi Pasar atau Pejabat Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian (APHP) tingkat terampil dan ahli baik di provinsi maupun kabupaten yang mempunyai tugas pokok menyiapkan, melaksanakan, menganalisa dan mengkaji kebijakan dan mengembangkan pelayanan di bidang pemasaran hasil pertanian.

Sumber dana adalah biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan SIPASBUN baik dari APBN maupun APBD atau sumber pendanaan lain yang tidak mengikat. Berikut akan diuraikan secara rinci metoda pelaksanaan Pelayanan Informasi Pasar melaluiSIPASBUN yaitu: 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Jenis Data yang dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dalam mendukung pelayanan informasi pasar adalah data harga komoditi perkebunan unggulan dan spesifik daerah, data potensi produk perkebunan, data pelaku usaha agribisnis baik gapoktan/pelaku usaha binaan maupun pedagang besar/eksportir yang siap dimitrakan dengan gapoktan/pelaku usaha binaan.

Data Harga yang dikumpulkan terdiri dari data harga tingkat produsen/pekebun, data harga tingkat pedagang pengumpul, data harga tingkat pedagang pengecer, data harga tingkat pedagang besar/eksportir, data harga pembelian TBS pekebun, data harga bokar tingkat UPPB dan data harga produk perkebunan berbasis indikasi geografis.

Data dan informasiterkait pelaku usaha/gapoktan binaan meliputi jenis produk, lokasi, kontak person, potensi produksi, tujuan pasar dan deskripsi produk.Data dan informasi terkait pedagang besar/eksportir terdiri dari informasi perusahaan, kontak person,

Page 12: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

4

produk yang diperdagangkan dan lain-lain sesuai form aplikasi yang disediakan SIPASBUN.

Kabupaten sentra produksi terpilih adalah beberapa kabupaten yang produksinya terbesar berdasarkan data produksi yang tersedia pada Dinas yang membidangi Perkebunan. Dari kabupaten sentra terpilih kemudian ditentukan 2-3 kecamatan sentra.

Data Harga produk perkebunan unggulan maupun spesifik daerah yang dikumpulkan oleh petugas PIP Kabupaten adalah harga penjualan tingkat petani/produsen dan tingkat pedagang pengumpul sesuai dengan jenis komoditi dan produk yang sudah disediakan dalam aplikasi SIPASBUN.

Data Harga produk perkebunan unggulan maupun spesifik daerah yang dikumpulkan oleh petugas PIP Provinsi adalah harga penjualan tingkat pedagang pengecer dan data harga penjualan pedagang besar/eksportir sesuai dengan jenis komoditi dan produk yang sudah disedikan dalam aplikasi SIPASBUN a. Harga Tingkat Produsen /Pekebun

Pencatatan harga tingkat produsen dilakukan didaerah sentra produksi pada masing-masing kabupaten yaitu di tempat-tempat perdagangan (seperti pasar pengumpul desa/kecamatan), rumah/gudang pedagang pengumpul, pinggir jalan, atau tempat lain yang biasa dipergunakan sebagai lokasi transaksi jual beli.

Harga tingkat produsen/harga jual petani adalah harga penjualan petani kepada pedagang pengumpul atau sebaliknya merupakan harga pembelian pedagang pengumpul kepada petani.

Khusus data harga TBS, petugas PIP kabupaten sentra mengumpulkan data harga penjualan tingkat pekebun bukan hasil penetapan harga pembelian TBS . b. Harga Tingkat Pedagang Pengumpul

Harga penjualan tingkat pedagang pengumpul dikumpulkan dari lokasi pedagang pengumpul kabupaten. Lokasi pasar merupakan tempat transaksi/jualbeli produk pertanian secara borongan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul antar daerah.Harga tingkat pengumpul yaitu harga penjualan pedagang pengumpul kepada pedagang besar atau industri pengolahan. Data Harga tingkat pengumpul dikumpulkan oleh petugas PIP Kabupaten secara mingguan dan dikirim melalui aplikasi SIPASBUN.

Page 13: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

5

c. Harga Tingkat Pedagang Pengecer Harga tingkat pedagang pengecer merupakan harga

penjualan pedagangpengecer kepada ke konsumen di pasar tradisional tingkat provinsi. Harga tingkat pedagang pengecer dikumpulkan oleh petugas PIP propinsi secara mingguan dan dikirim melalui aplikasi SIPASBUN.

d. Harga Tingkat Pedagang Besar/Eksportir

Harga tingkat pedagang besar/eksportir merupakan harga penjualan pedagang besar/eksportir kepada pabrik pengolahan maupun untuk tujuan ekspor. Harga tingkat pedagang besar dikumpulkan oleh petugas PIP propinsi secara mingguan dan dikirim melalui aplikasi SIPABSUN.

e. Penetapan harga pembelian TBS di Provinsi Data harga pembelian TBS merupakan harga yang ditetapkan

Tim penetapan harga pembelian TBS. Harga ini dikirim oleh petugas PIP Provinsi sesuai dengan waktu pelaksanaan penetapan harga TBS di provinsinya. Aplikasi Sistem Informasi Pasar produk perkebunan unggulan telah menyediakan menu khusus untuk penetapan harga pembelian TBS pekebun yang dapat dimanfaat oleh TIM penetapan harga secara online untuk menghitung besarnya harga pembelian TBS pekebun. Setelah besaran indeks K, Harga CPO dan PK ditetapkan, data tersebut langsung diinput kedalam aplikasi SIPASBUN maka harga pembelian TBS menurut umur tanaman akan terekap otomatis di database SIPASBUN.

f. Harga Bokar Tingkat UPPB Data Harga Bokar merupakan harga rata rata mingguan

bokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) baik melalui pasar lelang maupun kemitraan.Namunmengingat keterbatasan fasilitasi kegiatan PIP di daerah, untuk Kabupaten yang sudah memiliki UPPB (baik sudah register maupun belum) maka data harga rata-rata penjualan bokar mingguan tingkat UPPB di Kabupaten tersebut dikumpulkan dan dikirim petugas PIP Provinsi.

Page 14: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

6

g. Harga Produk Perkebunan berbasis Indikasi Geografis tingkat MPIG Data Harga Produk Perkebunan yang sudah memiliki

sertifikat Indikasi Geografis merupakan harga penjualan rata rata mingguan produk perkebunan di tingkat Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) sesuai dengan jenis produk yang sudah ditentukan dalam aplikasi SIPASBUN.

h. Data pelaku usaha/Gapoktan Data pelaku usaha/gapoktan binaan yang sudah melakukan

agribisnis bidang perkebunan meliputi profil pelaku usaha dan produk yang dihasilkan sesuai form yang disediakan dalam aplikasi SIPASBUN. Data pelaku usaha/Gapoktan binaan diinput oleh petugas PIP Provinsi dan Kabupaten.

i. Data pedagang besar/eksportir

Data pedagang besar/eksportir adalah data perusahaan yang melakukan perdagangan produk produk perkebunan unggulan maupun spesifik daerah. Adapun data yang dikumpulkan meliputi profil perusahaan, kontak person, tujuan pasar sesuai form yang disediakan dalam aplikasi SIPASBUN. Data pedagang besar diinput oleh petugas PIP Provinsi dan dapat dimutakhirkan bila diperlukan.

j. Data dan informasi Promosi online (e-promosi) Menu e-promosi dimaksudkan untuk melakukan promosi

produk perkebunan unggulan secara online dan sebagai sarana bagi pedagang yang membutuhkan bahan baku dari pekebun/pelaku usaha. Data dan informasi yang dibutuhkan meliputi deskripsi usaha dan produk serta gambar produk sedangkan untuk pembeli dibutuhkan data dan informasi produk yang dibutuhkan. Sementara e-promosi diinput oleh petugas pusat dan provinsi.

2.1.2. Komoditas atau Produk Perkebunan

Jenis komoditas/produk dalam Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan unggulan adalah komoditas yang merupakan unggulan dan spesifik provinsi atau kabupaten/kota, dengan kriteria sebagai berikut : a. Komoditas yang banyak dihasilkan di daerah sentra produksi secara

kontinu b. Komoditas spesifik daerah

Page 15: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

7

c. Komoditas yang memiliki sertifikat indikasi geografis d. Jumlah komoditas relatifbesar e. Komoditas sudah diperdagangkan antar daerah (antar

kabupaten atau antar kecamatan)

Tabel 1. Jenis Komoditas/Produk Unggulan maupun Spesifik Daerah.

No Komoditi Produk Keterangan

1 Kelapa Kelapa bulat ± 1 kg/butir

Kopra

2 Kakao Fermentasi

Non Fermentasi

3 Karet Lump

Slab Tebal

4 Kelapa Sawit TBS 10 – 20 tahun

5 Kopi Arabika Green Bean

Robusta Green Bean

Organik Green Bean

6 Tebu Tebu

Gula merah tebu

7 Aren Gula batok

Gula Semut

Gula semut organik

8 Kayu Manis Kulit kering/Stick

9 Cengkeh Bunga Cengkeh kering

10 Gambir Getah Kering

11 Jambu Mete Gelondong

Kupas Kering

12 Kemenyan Getah Kering

Page 16: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

8

No Komoditi Produk Keterangan

13 Nilam Daun kering

Minyak nilam

14 Pala Biji Kupas Kering

Fully

Minyak Pala

15 Vanili Vanili Kering

16 Pinang Kupas Kering

17 Sagu Tepung Kering

Tepung Basah

18 Sereh Wangi Minya Sereh

19 Teh Teh pucuk basah

20 Tembakau Daun kering

Rajang kering

21 Kemiri Kemiri Biji

Kemiri Kupas Kering

Catatan: harga seluruh komoditas dalam satuan Rp/Kg, kecuali kelapa dalam satuan Rp/butir.

Untuk produk perkebunan yang sudah memiliki sertifikat indikasi geografis jenis produk sesuai dengan yang ditentukan dalam aplikasi SIPASBUN. Jenis dan jumlah komoditi produk perkebunan akan diudate secara berkala sesuai dengan perkembangan usaha serta kebutuhan data dan informasi pasar produk perkebunan. 2.1.3. Responden dan waktu pengambilan data

Seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan, maka responden yang dijadikan sebagai sumber informasi tersebut adalah sebagai berikut:

• Petani (harga penjualan kepada pedagang pengumpul atau perusahaan pengolahan hasil).

• Pedagang pengumpul (harga penjualan kepada pedagang besar)

Page 17: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

9

• Pedagang eceran (harga penjualan kepada konsumen) • Pedagang Besar/Eksportir (harga penjualan kepada pabrik

pengolahan atau tujuan ekspor ) Jumlah responden yang diambil untuk setiap komoditi sebanyak 5 orang. Metode penentuan harganya adalah metoda rata-rata tanpa nilai ekstrim yaitu dengan menghilangkan nilai ekstrim tinggi dan rendah. Sebagai contoh: Responden ARp. 11.000,- Responden BRp. 9.500,- Responden CRp.11.500,- Responden DRp.12.000,- Responden ERp. 15.000, Harga yang terjadi adalah :(11.000+11.500+12.000) : 3 = 11.500

Waktu pencatatan data harga adalah pada saat

transaksijual beli paling ramai, denganfrekuensi pengumpulan data setiap hari kerja (Senin sampai Jumat).

1. Responden untuk harga produsen adalah: a. Pekebun (harga penjualan kepada pedagang pengumpul) b. Pedagang pengumpul (harga pembelian dari pekebun)

2. Responden untuk harga pedagang pengumpul adalah: a. pedagang pengumpul (harga penjualan kepada

pedagang besar). b. pedagang besar (harga pembelian dari pedagang

pengumpul).

Jumlah responden yang diambil untuk setiap komoditi adalah 5 orang. Metode penentuan harganya adalah metoda rata-rata tanpa nilai ekstrim yaitu dengan menghilangkan nilai ekstrim tinggi dan rendah. Sebagai contoh: Responden A Rp. 11.000,- Responden B Rp. 9.500, Responden C Rp.11.500,- Responden D Rp.12.000,-

Page 18: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

10

Responden E Rp. 15.000, Harga yang terjadi adalah :(11.000 + 11.500 + 12.000) : 3 = 11.500

Waktu pencatatan data harga adalah pada saat

transaksijual beli paling ramai, denganfrekuensi pengumpulan data setiap minggu.

3. Responden untuk harga pedagang eceran adalah:

a. Pedagang eceran di provinsi b. Konsumen langsung

Pedagang eceran di provinsiyang menjual produknya

langsung kepada konsumen atau harga pembelian konsumen kepada pedagang eceran di provinsi. Sebagai contoh: Responden A Rp. 11.000,- Responden B Rp. 9.500, Responden C Rp.11.500,- Responden D Rp.12.000,- Responden E Rp. 15.000, Harga yang terjadi adalah :(11.000 + 11.500 + 12.000) : 3 = 11.500 4. Responden untuk harga pedagang besar adalah:

Pedagang besaryang menjual produknya kepada pabrik pengolahan. Jumlah responden yang diambil untuk setiap komoditi adalah 5 orang. Metode penentuan harganya adalah metoda rata-rata tanpa nilai ekstrim yaitu dengan menghilangkan nilai ekstrim tinggi dan rendah. Sebagai contoh: Responden A Rp. 11.000,- Responden B Rp. 9.500, Responden C Rp.11.500,- Responden D Rp.12.000,- Responden E Rp. 15.000, Harga yang terjadi adalah :(11.000 + 11.500 + 12.000) : 3 = 11.500

Waktu pencatatan data harga adalah pada saat transaksi jual beli paling ramai, dengan frekuensi pengumpulan data sekali

Page 19: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

11

seminggu.

5. Responden harga Bokar tingkat UPPB Harga Bokar tingkat UPPB adalah harga rata rata mingguan

penjualan bokar ke pedagang besar/pabrik crumb rubber tingkat UPPB di kabupaten tersebut, sehingga respondennya diwakili pengurus UPPB dan apabila di kabupaten tersebut hanya ada 1 UPPB maka cukup 1 responden.

Metode penentuan harganya adalah metoda rata-rata tanpa nilai ekstrim yaitu dengan menghilangkan nilai ekstrim tinggi dan rendah. Waktu pencatatan data harga adalah pada saat transaksijual beli paling ramai, dengan frekuensi pengumpulan data sekali seminggu dan merupakan harga rata-rata mingguan tingkat UPPB.

6. Responden data harga produk Indikasi Geografis

Harga produk perkebunan berbasis indikasi geografis merupakan harga rata-rata penjualan produk ke pedagang besar/eksportir di tingkat MPIG, contoh : Harga kopi arabika Kintamani Bali merupakan harga penjualan Kopi arabika green bean dan kopi bubuk kemasan ( 1 kg) ke pedagang besar/eksportir bukan harga eceran tingkat MPIG sehingga responden data harga produk perkebunan berbasis IG juga diwakili oleh pengurus MPIG

Metode penentuan harganya adalah metoda rata-rata tanpa nilai ekstrim yaitu dengan menghilangkan nilai ekstrim tinggi dan rendah. Waktu pencatatan data harga adalah pada saat transaksijual beli paling ramai, dengan frekuensi pengumpulan data sekali seminggu dan merupakan harga rata-rata mingguan tingkat MPIG.

2.2. Pengiriman, Penyebarluasan dan Pelaporan Data 2.2.1. Pengiriman data

Pengiriman data dan informasi pasar produk perkebunan unggulan ke aplikasi SIPASBUN dengan alamat website http://aplikasi2.pertanian.go.id/sipasbun oleh petugas PIP Provinsi dan Kabupaten. Pembina PIP bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi terhadap pengiriman data oleh petugas PIP Provinsi dan Kabupaten. Frekuensi pengiriman data dan informasi sebagai berikut :

Page 20: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

12

Data harga tingkat produsendi sentra produksi(kabupaten/kota) untuk komoditi/produkdilakukansetiaphari

Data harga tingkat pengumpul di sentra produksi (kabupaten/kota) dikirimkan setiap minggu oleh petugas PIP Kabupaten melalui aplikasi SIPASBUN.

Data harga tingkat pedagang eceran di ibukota provinsi untuk komoditi/produk yang dikembangkan pada aplikasi SIPASBUN dikirimkan setiap minggu melalui aplikasi SIPASBUN

Data harga tingkat pedagang besar/eksportir di ibukota provinsi untuk komoditi/produk yang dikembangkan pada aplikasi SIPASBUN dikirimkan setiap minggu melalui aplikasi SIPASBUN.

Data harga TBS pekebun sesuai penetapan harga TBS provinsi dikirim sesuai hasil penetapan harga pembelian TBS pekebun pada periode tersebut.

Data harga Bokar tingkat UPPB dikirimkan setiap minggu melalui aplikasi SIPASBUN

Data harga produk perkebunan berbasis indikasi geografis dikirimkan setiap minggu melalui aplikasi SIPASBUN.

Data dan informasi pelaku usaha/gapoktan binaan, data pedagang/eksportir dan data untuk promosi online dapat dikirimkan setiap saat.

Input data dan informasi pasar produk perkebunan unggulan melalui web form (format pengirimanlebih lanjut akan disampaikan dalam manual book aplikasi SIPASBUN). 2.2.2. Penyebarluasan data dan informasi

Ditingkat provinsi, data dan informasi harga produsen, pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan pedagang besar/eksportir produk perkebunan unggulan dan spesifik daerah disebarluaskan secara kontinu melalui berbagai media daerahyaitu:

Radio (RRI, Radio Pemda dan atau Radio Swasta)

Televisi

SuratKabar,Tabloid,ataumajalah

PapanHarga

Website

Media sosial

Di tingkat pusat, data harga yang diterima dari Dinas Propinsi

Page 21: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

13

dan Kabupaten disebarluaskan secara kontinu melalui website kementan dan media sosial : 2.2.3. Pelaporan data dan informasi

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa seluruh petugas PIP harus melaporkan data harga tingkat produsen secara harian, data harga tingkat pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan pedagang besar dilaporkan secara mingguan. Data harga bokar tingkat UPPB dan data harga produk perkebunan yang sudah memiliki sertifikat Indikasi Geografis dilaporkan secara mingguan. Informasi pelaku usaha /Gapoktan dan pedagang besar/eksportir serta informasi promosi produk secara online dilaporkan melalui aplikasi SIPASBUN dan diupdate sesuai kebutuhan data dan informasi pasar.

Laporan perkembangan harga bulanan disampaikan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan sedangkan laporan tahun disampaikan oleh PIP Provinsi disampaikan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan ke Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan cq Subdit pemasaran hasil, email : [email protected].

2.3. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dalam Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan adalah Petugas Pelayanan Informasi Pasar atau Pejabat Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian (APHP) tingkat terampil dan ahli baik di provinsi maupun kabupaten yang mempunyai tugas pokok menyiapkan, melaksanakan, menganalisa dan mengkaji kebijakan dan mengembangkan pelayanan di bidang pemasaran hasilpertanian.

2.4. SumberDana

Sumber dana kegiatan Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan untuk Petugas Pelayanan Informasi Pasarberasal dari APBN APBD.

Page 22: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

14

III. PENUTUP Pedoman Teknis Pelayanan Informasi Pasar dengan Sistem

Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN) merupakan acuan dalam melaksanakan kegiatan PIP pada Dinas lingkup Pertanian baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini dapat menyamakan persepsi para petugas dan pembina PIP sehingga tercipta sistem pelayanan informasi pasar yang cepat, tepat, akurat, lengkap, kontinu dan up to date.

Informasi pasar produk perkebunan diperlukan oleh petani produsen untuk memberikan motivasi dalam upaya meningkatkan kualitas produknya, disamping mengetahui harga berlaku secara nasional sedangkan bagi konsumen informasi pasar diperlukan dalam mempertimbangkan pembeliannya kepada produsen, informasi pasar juga merupakan data dasar untuk merancang suatu kebijakan dalam upaya meningkatkan perdagangan.

Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat saat ini dituntut komunikasi yang lebih lancar dan cepat sampai ke sasaran tujuan dan bisa menjangkau banyak orang.

Sistem Informasi Produk Perkebunan Unggulan akan dapat memberikan penyediaan data dan informasi yang cepat, tepat, akurat, kontinu dan up to date yang terintegrasi antara pusat dan daerah dan sifatnya nasional sehingga dapat mendorong peningkatan kegiatan pemasaran produk perkebunan bagi masyarakat luas khususnya stake holder terkait.

Page 23: aplikasi2.pertanian.go.idbokar dalam bentuk lump dan slab tebal dengan kadar karet kering (K3) 50-55% dan 56-60%. Data harga bokar diambil dari rata-rata harga penjualan Bokar di tingkat

Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (SIPASBUN)

15