boby.docx
-
Upload
bobby-asukma-jaya -
Category
Documents
-
view
26 -
download
2
Transcript of boby.docx
BAB 2RAMBU LALU LINTAS
6.1 Aturan Umum
Alat yang dapat mengendalikan lalu lintas, khususnya untuk mening-
katkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan maka marka dan rambu lalu
lintas merupakan obyek fisik yang dapat menyampaikan informasi (perintah,
peringatan, dan petunjuk) kepada pemakai jalan serta dapat mempengaruhi
penggunaan jalan.
Ada 3 jenis informasi yang digunakan yaitu:
a) Yang bersifat perintah dan larangan yang harus dipatuhi.
b) Peringatan terhadap suatu bahaya
c) Petunjuk, berupa arah, identifikasi tempat, fasilitas-fasilitas
Apabila alat pengendali lalu lintas itu tidak terlihat atau kurangnya
pengetahuan si pengemudi maka alat pengendali lalu lintas tersebut harus:
a) Memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
b) Dapat terlihat dengan jelas.
c) Memaksakan perhatian.
d) Menyampaikan suatu maksud yang jelas dan sederhana.
e) Perintahnya dihormati dan dipatuhi secara penuh oleh para pemakai jalan.
f) Memberikan waktu yang cukup untuk menanggapinya/bereaksi.
6.2 Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas mengandung berbagai fungsi yang masing-masing
memiliki konsekuensi hukum sebagai berikut:
a) Perintah
Yaitu bentuk pengaturan yang jelas dan tegas tanpa ada interpretasi lain
yang wajib dilaksanakan oleh pengguna jalan. Karena sifatnya perintah, maka
tidak benar bila ada berbagai tambahan yang membuka peluang munculnya
interpretasi lain. Misalnya: rambu belok kiri yang disertai kalimat belok kiri boleh
terus adalah bentuk yang keliru. Penggunaan kata boleh dan terus mengandung
makna ganda dan dengan demikian mengurangi makna perintah menjadi makna
pilihan. Yang benar adalah belok kiri langsung. Dengan demikian, pelanggar atas
perintah ini dapat dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b) Larangan
Yaitu bentuk pengaturan yang dengan tegas melarang para pengguna
jalan untuk melakukan hal-hal tertentu, tidak ada pilihan lain kecuali tidak boleh
dilakukan. Rambu larangan berbentuk lingkaran dengan warna dasar putih dan
lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah. Rambu larangan khusus
berbentuk segi delapan sama sisi.
c) Peringatan
Menunjukkan kemungkinan adanya bahaya di jalan yang akan dilalui.
Rambu peringatan berbentuk bujur sangkar berwarna dasar kuning dengan
lambang atau tulisan berwarna hitam. Rambu pemberi jalan berbentuk segitiga
sama sisi dengan titik sudutnya ditumpulkan.
d) Anjuran
Yaitu bentuk pengaturan yang bersifat mengimbau, boleh dilakukan boleh
pula tidak. Pengemudi yang melakukan atau tidak melakukan anjuran tersebut
tidak dapat disalahkan, dan tidak dapat dikenai sanksi.
e) Petunjuk
Yaitu memberi petunjuk mengenai jurusan, keadaan jalan, situasi, kota
berikutnya, keberadaan fasilitas, dan lain-lain. Rambu petunjuk berbentuk
persegi panjang. Keterangan tambahan dapat dipasang di bawah rambu utama
dengan maksud melengkapi informasi tentang pesan yang tertera pada rambu
utama.
Persyaratan Bentuk dan Warna
Bentuk dan warna digunakan untuk membedakan antara kategori-
kategori rambu yang berbeda, di mana dapat:
a) Meningkatkan kemudahan pengenalan bagi pengemudi
b) Membuat pengemudi dapat lebih cepat untuk bereaksi
c) Menciptakan reaksi-reaksi standar terhadap situasi-situasi yang standar
Secara khusus bentuk dan warna yang digunakan pada perambuan lalu
lintas:
a) Warna:
Merah menunjukkan bahaya,
Kuning menunjukkan peringatan,
Biru menunjukkan aman (perintah),
Hijau menunjukkan informasi umum.
b) Bentuk:
Bulat menunjukkan larangan,
Segi empat pada sumbu diagonal menunjukkan peringatan bahaya dan
petunjuk.
Ukuran Huruf
Kemudahan membaca ditentukan oleh ukuran huruf, dan lebar dari kete-
balan huruf. Ratio (perbandingan) tinggi : lebar biasanya antara 1 : 1 dan 2 : 1.
Rasio tinggi: lebar ketebalan huruf biasanya antara 9:1 dan 5:1.
Ukuran huruf dapat dihitung dari Rumus 6.1.
H L
201
2 tg V 1 S / tan A
201Rumus 6.1
dengan:
H = tinggi huruf kecil yang diperlukan (tinggi huruf besar = 1,33 H)
L = Jarak dari titik rambu mulai dibaca sampai ke rambu tersebut
1 = Kemudahan membaca (legibility)
V1 = Kecepatan awal
S = tinggi rambu
A = sudut ketinggian rambu dari titik pembacaan rambu yang paling
dekat
Tikungan Kanan Belok Kanan Tikungan Kiri
Belok Kiri Menikung Zigzag Kanan
Simpang Tiga Simpang Empat Zigzag Kiri
Gambar 6.1 rambu lalu lintas jenis peringatan (informasi)
Dilarang
k
Masuk Dilarang Menyiap
Dilarang BelokKiri
Pejalan KakiDilarang Masuk
Berhenti Dilarang Masuk Dilarang Belok UKe Kiri
Mobil Dilarang Dilarang BelokKanan
Truk DilarangMasuk
Sepeda DilarangMasuk
Mobil dan SepedaMotor Dilarang Masuk
Sepeda MotorDilarang Masuk
Dilarang MembunyikanKlakson
Gambar 6.2 Rambu jenis larangan
Jalan Bebas Hambatan
Berakhir
Arah Jalan Kiri Arah Jalan Lurus
Jalan Untuk Mobil Rumah Makan TempatPenyeberangan
Tangga Turun Tangga Naik Jalur Hewan Rumah Sakit
Jalan Bebas Jalur Bus Telepon Umum Stasiun PengisianHambatan
Parkir Tempat Bermain Kecepatan Maksimum80 km/jam
Bahan Bakar
Batasan Kecepatanberakhir
Gambar 6.3 Rambu jenis petunjuk (berlanjut)
dan
Arah Jalan ke Kanan
Arah Kiri yangharus diambil
Arah Kanan yangharus diambil
Bundaran
Tikungan Kiri
Arah jalan Lurusdan ke kanan
Arah Jalan Lurus
Arah Jalan Ke Kiridan Ke Kanan
Tikungan Kanan
Gambar 6.3 Rambu jenis petunjuk
Banyak anak kecil Ada penyeberang
jalan Ada pejalan kaki Ada lampu lalu lintas
Ada antriankendaraan
Jalan menyempitsebelah kiri
Jalan menyempiutkanan kiri
Jalan menyempitsebelah kanan
Ada Longsor Ada Orang Bekerja Ada Gundukan Rel kereta api
Hati-hati Stasiun Lapangan Terbang Sepeda
Bus Hewan Hewan Awas Jalan Licin
Gambar 6.3 Rambu Peringatan/Informasi (bahaya)
Gambar 6.4 Rambu Informasi Umum (petunjuk)
Penyelenggara Rambu
Perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan rambu dilakukan oleh Direk-
tur Jenderal Perhubungan Darat atau pejabat yang ditunjuk untuk jalan nasional
dan jalan tol kecuali jalan nasional yang berada dalam ibukota kabupaten daerah
tingkat II atau yang berada dalam kotamadya daerah tingkat II, untuk jalan
propinsi kecuali jalan propinsi yang berada dalam ibukota kabupaten daerah
tingkat II dan kotamadya daerah tingkat II oleh Pemerintah daerah tingkat I,
sedang untuk jalan kabupaten oleh Pemerintah daerah tingkat II Kabupaten, dan
jalan Propinsi yang berada dalam ibukota kabupaten daerah tingkat II oleh
Pemda tingkat II Kabupaten dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah Ting-
kat I serta jalan Nasional yang berada dalam ibukota kabupaten daerah tingkat II
oleh Pemda tingkat II Kabupaten dengan persetujuan Direktur Jenderal, demi-
kian halnya untuk Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya.
Kekuatan Hukum Rambu
Pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan atau larangan yang
berupa rambu lalu lintas ditetapkan dengan:
a) Keputusan Dirjen atau pejabat yang ditunjuk untuk pengaturan lalu lintas
pada jalan nasional dan jalan tol, kecuali jalan nasional yang terletak di
Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dan Kotamadya Daerah Tingkat II,
serta diumumkan dalam Berita Negara.
b) Peraturan Daerah Tingkat I, untuk pengaturan pada jalan propinsi kecuali
jalan propinsi yang berada dalam ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II dan
jalan propinsi yang beradadalam Kotamadya Daerah Tingkat II, serta
diumumkan dalam Berita Daerah.
c) Peraturan Daerah Tingkat II, untuk pengaturan lalu lintas pada jalan kabu-
paten/kotamadya, jalan nasional dan jalan propinsi serta diumumkan dalam
Berita Daerah.
BAB 3Marka Jalan
Marka jalan adalah tanda berupa garis, gambar, anak panah, dan lam-
bang pada permukaan jalan yang berfungsi mengarahkan arus lalu lintas dan
membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Posisi marka jalan adalah membujur,melintang, dan serong. Tentang marka jalan diatur dalam PP No. 43 Tahun 1993
tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.
Fungsi marka jalan adalah untuk mengatur lalu lintas atau memperingat-
kan atau menuntun pengguna jalan dalam berlalu lintas di jalan. Marka jalan
mengandung pesan perintah, peringatan, maupun larangan.
Marka membujur, berupa:
a) Garis utuh, berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan untuk melintasi garis
tersebut;
b) Garis putus-putus, merupakan pembatas lajur yang berfungsi mengarahkan
lalu lintas dan atau memperingatkan akan ada Marka Membujur yang berupa
garis utuh di depan;
c) Garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan Garis putus-putus, menyatakan
bahwa kendaraan yang berada sisi garis utuh dilarang melintasi garis ganda
tersebut, sedangkan kendaraan yang berada pada sisi garis putus-putus
dapat melintasi garis ganda tersebut;
d) Garis ganda yang terdiri dari dua garis utuh, dinyatakan bahwa kendaraan
dilarang melintasi garis ganda tersebut.
Marka Serong
Marka serong berupa garis utuh dilarang dilintasi kendaraan dan untuk
menyatakan pemberitahuan awal atau akhir pemisahan jalan, pengarah lalu
lintas dan pulau lalu lintas, sedang marka serong yang dibatasi dengan rangka
garis utuh digunakan untuk menyatakan daerah yang tidak boleh dimasuki
kendaraan dan sebagai pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalu lintas.
Tetapi marka serong yang dibatasi dengan garis putus-putus digunakan untuk
menyatakan kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut sampai mendapat
kepastian selamat.
Marka Lambang
Marka lambang berupa panah, segitiga atau tulisan digunakan untuk
mengulangi maksud dari rambu-rambu lalu lintas atau untuk memberi tahu
pemakai jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu lalu lintas. Marka lambang
seperti dinyatakan di atas digunakan khusus untuk menyatakan pemberhentian
Mobil, Bus untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, di samping itu pula
menyatakan pemisahan arus lalu lintas sebelum mendekati persimpangan yang
ada tanda lambangnya berbentuk panah.
Marka Lainnya
Marka lainnya diantaranya adalah marka untuk penyeberangan pejalan
kaki yang dinyatakan dengan Zebra Cross yaitu Marka berupa garis-garis utuh
yang membujur tersusun melintang jalur lalu lintas dan marka berupa dua garis
utuh melintang jalur lalu lintas sedang untuk menyatakan tempat penyeberangan
sepeda dipergunakan dua garis putus-putus berbentuk bujur sangkar atau belah
ketupat dan paku jalan yang memantulkan cahaya dapat disebut dengan marka
lainnya.
Fasilitas Pendukung Marka Jalan dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Paku Jalan (Road Studs) dapat dari logam plastik atau keramik. Paku jalan
terutama digunakan sebagai tanda garis tengah jalan chevron, karena dapat
mengganggu kestabilan pengendara sepeda motor jika dipasang pada lokasi-
lokasi yang lain maka paku jalan ini tidak boleh menonjol 15 milimeter di atas
permukaan jalan apabila dilengkapi dengan reflektor maksimal tingginya
adalah 40 milimeter di atas permukaan jalan. Alat pemantul (reflector) agar
dapat terlihat pada malam hari. Paku jalan ini biasanya digunakan pada mar-
ka garis membujur sebagai batas pemisah lajur ataupun sebagai batas kiri
dan kanan badan jalan.
b) Delineator Dibuat dari bahan plastik atau fiberglass, digunakan sebagai tanda
pembatas tepi jalan biasanya berbentuk lempengan tiang-tiang dan memper-
gunakan cat berwarna merah atau putih yang memantulkan cahaya saat
terkena cahaya lampu kendaraan di malam hari.
c) Traffic Cones merupakan alat pengendali lalu lintas yang bersifat sementara
yang berbentuk kerucut berwarna merah dan dilengkapi dengan alat
pemantul cahaya (reflector).
Garis putih tunggal, putus-putus
Garis yang membagi arus lalu lintas dan dapat dilintasi
oleh kendaraan untuk menyalip.
Garis putih ganda, putus-putus dan utuh
Kendaraan pada sisi garis utuh dilarang melintas garis
tersebut.
Garis putih ganda, utuh
Kendaraan dilarang melintasi garis tersebut untuk
melewati kendaraan lain, untuk membelok, tidak pula
untuk parkir berhadapan dengan garis tersebut.