Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

download Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

of 17

Transcript of Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    1/17

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA

    IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL,

    FENOL, DAN ASAM KARBOKSILAT

    Disusun Oleh:

    Bobby Ellyas Valas

    NPM: 260110120097

    LABORATORIUM ANALISIS FISIKOKIMIA

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2014

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    2/17

    REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN GOLONGAN ALKOHOL, FENOL,

    DAN ASAM KARBOKSILAT

    I.

    TUJUAN

    Mengetahui cara identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam

    karboksilat

    II. PRINSIP

    A. Prinsip reaksi identifikasi golongan alkohol :

    Terbentuk ester jika ditambahkan dengan asam karboksilat yang dapat di

    amati dari aromanya.

    B. Prinsip reaksi Identifikasi golongan fenol :

    Ditambah larutan 3terbentuk kompleks berwarna.

    Pengkopelan dengan reagensia diazotasi.

    Ditambah marquis terbentuk kompleks berwarna

    C.

    Prinsip reaksi identifikasi golongan asam karboksilat :

    Asam dapat memerahkan lakmus biru.

    Senyawa asam dapat tersublimasi jika dipanaskan.

    Asam dapat terseterifikasi dengan alkohol.

    III. DATA PENGAMATAN

    3.1. Golongan Alkohol

    3.1.1. Etanol

    No Perlakuan Hasil

    1. etanol + asam benzoat + 24lalu tabung disumbat dengan

    kapas atau tissue, kemudian

    dipanaskan di atas penangas air,

    dicium aroma ester

    Beraroma khas ester

    2. Etanol + NaOH + 2kemudian dipanaskan.

    Tidak terbentuk apa apa

    3 Etanol ditambahkan larutan

    jenuh 227 dalam 24

    Terbentuk larutan yang berwarna biru.

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    3/17

    50%. Diamati perubahan yang

    terjadi

    3.1.2. Gliserin

    No Perlakuan Hasil

    1 Gliserin + 1 tetes 4 +NaOH Diamati perubahan

    yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna biru muda

    yang pekat, dan panas

    2. Sampel dikisatkan di atas

    penangas air. Diamati perubahan

    yang terjadi.

    Tebentuk larutan yang lebih encer.

    3.1.3. Mentol

    No Perlakuan Hasil1. Mentol diletakkan di atas pelat

    tetes. Diamati perubahan yang

    terjadi.

    Terdapat bau mentol yang khas.

    2. Mentol + Asam Sulfat +

    salisiladehid. Diamati perubahan

    yang terjadi.

    Tidak terjadi perubahan dan berbau

    mentol yang khas.

    3.2. Golongan Fenol

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    4/17

    3.2.1. Fenol

    No Perlakuan Hasil

    1. Fenol + 3. Diamatiperubahan yang terjadi

    Terbentuk larutan yang berwarna

    hitam

    2. Fenol + p-DAB. Diamati

    perubahan yang terjadi

    Terbentuk larutan dengan dua fase

    3. Dilakukan uji Lieberman.

    Diamati perubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna kuning

    kecokelatan dan adanya bintik coklat

    tua.

    4. Dilakukan uji Kalium Dikromat

    metode I. diamati perubahan

    yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna coklat

    kemerahan.

    3.2.2. Nipagin

    No Perlakuan Hasil

    1. Larutan Nipagin + 3.Diamati perubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna ungu tua

    2. Di atas pelat tetets di dalam

    lemari asam :

    Nipagin + 3pekat. Diamatiperubahan yang terjadi.

    Endapan putih dan larutan bening

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    5/17

    3.2.3. Hidrokinon

    No Perlakuan Hasil

    1. Larutan Hidrokinon +

    (3

    )3. Diamati

    perubahan yang terjadi.

    Terbentuk endapan hitam

    2. Di atas pelat tetes :

    Sampel + 3. Diamatiperubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna hitam

    3. Di atas pelat tetes :

    Sampel + ( 3)2+

    4. Diamati perubahanyang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna coklat tua.

    Dengan endapan putih

    4. Di atas pelat tetes :

    Sampel + NaOH. Diamati

    perubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna coklat tua.

    3.2.4. Resersinol

    No Perlakuan Hasil

    1. Di atas pelat tetes :

    Larutan sampel + p-DAB

    Diamati perubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna pink.

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    6/17

    2. Sampel + 3. Diamatiperubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna biru tua

    kehitaman.

    3. Di atas pelat tetes :

    Sampel + Lieberman. Diamati

    perubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna

    4. Di dalam tabung reaksi :

    Larutan sampel + (3)3.Diamati perubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan hitam pekat

    3.3. Golongan Asam Karboksilat

    3.3.1. Asam Tartat

    No Perlakuan Hasil

    1. Sampel + 4+ NaOH Terbentuk larutan berwarna biru

    transparan

    2. Dilakukan reaksi sublimasi

    3.3.2. Sitrat

    No Perlakuan Hasil

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    7/17

    1. Dilakukan reaksi sublimasi terbentuk kristal asam sitrat

    3.3.3. Asam Benzoat

    No Perlakuan Hasil

    1. Sampel + 3. Diamatiperubahan yang terjadi.

    Terbentuk larutan berwarna orange

    2. Dilakukan reaksi sublimasi

    Terdapat kristal asam benzoat

    IV. REAKSI

    4.1. Golongan Alkohol

    4.1.1. Etanol

    Etanol + Asam Benzoat + C2H5OH + C6H5COOH H2SO4 C6H5COOC2H5+ H2O

    (Svehla, 1985)

    Mekanisme esterifikasi :

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    8/17

    (Fessenden, 1986).

    Etanol + K2Cr2O7

    3CH3CH2OH+2K2Cr2O7+8H2SO43CH3COOH+2Cr2(SO4)3+2K2SO4+11

    H2O

    (Svehla, 1985)

    4.1.2. Gliserin

    Gliserin + Tembaga Sulfat + NaOH

    (Petrucci, 1992).

    4.1.3. Mentol

    Menthol + H2SO4+ Salisaldehid

    (Svehla, 1985).

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    9/17

    4.2. Golongan Fenol

    4.2.1. Fenol

    Fenol + FeCl3

    (Svehla, 1985).

    Fenol + K2Cr2O7

    (Svehla, 1985)

    4.2.2. Nipagin

    Nipagin + FeCl3

    (Fessenden, 1986).

    Nipagin + HNO3

    (Fessenden, 1986).

    4.2.3. Hidrokinon

    Hidrokinon + FeCl3

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    10/17

    (Svehla, 1985).

    Hidrokinon + NaOH

    (Svehla, 1985)

    4.2.4. Resorsinol

    Resorsinol + FeCl3

    (Svehla, 1985)

    4.3. Golongan Asam Karboksilat

    4.3.1. Asam Tartat

    Asam Tartrat + CuSO4+NaOH

    (Svehla, 1985).

    4.3.2. Asam Benzoat

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    11/17

    Asam benzoat + FeCl3

    (Fessenden,1982)

    V. PEMBAHASAN

    Pada praktikum ini akan dilakukan uji identifikasi golongan alkohol, fenol dan

    golongan asam karboksilat, dimana golongan fenol merupakan golongan yang

    sama dengan alkohol sementara asam karboksilat merupakan golongan yang

    berbeda, yang membedakannya adalah gugus fungsi dari senyawa tersebut,

    alkohol itu memiliki gugus fungsih OH, sementara asam karboksilat memiliki

    gugus fungsih COOH. Untuk identifikasi alkohol biasanya yang paling mudah itu

    adalah dengan mereaksikannya dengan asam karboksilat, sehingga akan

    mengalami reaksi dan hasil akhirnya itu adalah esther, dimana ester merupakan

    senyawa yang memiliki aroma yang khas, sehingga reaksi identifikasi alkohol

    tersebut sangat spesifik dengan cara tersebut. Pada pengujian ini digunakan

    sampel etanol, direaksikan dengan asam salisilat atau dengan asam benzoat,

    dengan menggunakan katalisator H2SO4, asam sulfat dapat bekerja katalisator

    karena asam sulfat mudah mendonorkan H+ atau meminjamkan sehingga reaksi

    tersebut akan bekerja lebih cepat, pada asam benzoat akan tercium bau gandapura

    sementara salisilat berbau pisang.Lalu berikutnya dilakukan Uji Iodoform, uji ini dilakukan unuk mengetahui

    suatu zat positif mengandung senyawa golongan alcohol. Sampel dibasakan

    terlebih dahulu dengan NaOH, kemudian ditambahkan aquaiod dan dipanaskan.

    Hasilnya, larutan tidak mengalami perubahan warna. Ini terjadi karena seharusnya

    larutan iod (aquaiod) ditambahkan terlebih dahulu, lalu baru kemudian

    ditambahkan NaOH untuk menghilangkan warna iod dalam campuran dan karena

    itu, larutan menjadi bening karena sudah terbasakan terlebih dahulu oleh NaOH.

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    12/17

    Jika tidak ada yang terjadi pada kondisi dingin, maka campuran mungkin perlu

    dipanaskan dengan sangat perlahan. Hasil positif dari reaksi adalah timbulnya

    endapan triiodometana (sebelumnya disebut iodoform) yang berwarna kuning

    pucat pasi CHI3dan baunya yang khas mirip bau "obat". Namun, hasil ini tidak

    ditemukan dalam percobaan. Untuk reaksi ketiga, etanol ditambahkan dengan

    K2Cr2O7kemudian terjadi perubahan warna menjadi warna kuning oren. Warna

    kuning oren ini berasal dari kalium dikromat sehingga bukan merupakan reaksi

    spesifik, kalium dikromat sendiri disini berfungsi sebagai oksidator kuat untuk

    alkohol primer dan alkohol sekunder, dimana etanol termasuk alkohol primer

    sehingga penggunaan kalium dikromat dengan tujuan terjadi oksidasi akan

    tercapai. Setelah dioksida ersebut, kemungkinan terbentuk senyawa aldehid

    karena berdasarkan prinsip oksidasi pada alcohol primer, alcohol primer bila

    dioksidasi akan menghasilkan aldehid. Warna larutan menjadi oranye karena pada

    larutan tersebut terdapat ion ion kromium akibat tereduksi dari yang asalnya

    kalium dikromat. Selanjutnya ditambahkan asam sulfat yang digunakan sebagai

    katalis.

    Lalu berikutnya ditambahkan K2Cr2O7 (kalium dikromat) dapat

    mengoksidasi etanol menjadi asam etanoat. Penggunaan asam sulfat bertujuan

    untuk mengasamkan kalium dikromat. Asam sulfat juga berperan dalam

    pendehidrasi yang akan menghilangkan air yang terbentuk karena reaksi ini

    bersifat reversible. Dalam reaksi ini kalium dikromat berperan sebagai oksidator

    yang kemudian akan tereduksi menjadi ion kromium (Jim clark, 2003). Perubahan

    warna yang terjadi karena terjadinya reaksi oksidasi antara etanol dan kalium

    dikromat sehingga terbentuk larutan bewarna hijau.

    Pada reaksi antara gliserin, tembaga (II) sulfat dan natrium hidroksida, gliserindimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan tembaga sulfat.

    Kemudian ditambahkan natrium hidroksida, perubahan yang terjadi diamati.

    Berdasarkan hasil pengamatan, gliserin yang awalnya bening berubah menjadi

    warna biru ketika ditambahkan tembaga sulfat (warna biru berasal dari tembaga

    sulfat). Ketika ditambahkan natrium hidroksida berubah warna menjadi hijau.

    Gliserin dalam reaksi ini mencegah terbentuknya endapan (Sumardjo, 2006)

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    13/17

    sehingga reaksi antara tembaga (II) sulfat dan natrium hidroksida menghasilkan

    larutan berwarna hijau.

    Lalu percobaan kedua, gliserin dikisatkan (dipanaskan). Setelah dikisatkan

    maka akan terbentuk gel yang licin akibat penurunan viskositas dari gliserin. Hal

    ini terjadi karena pemanasan dapat menurunkan viskositas suatu cairan. Makin

    naik suhu, maka pergerakan partikel makin cepat sehingga tahanan (viskositas)

    cairan semakin turun

    2C3H8O3 + CuSO4 C3H5O3 Cu

    C3H8O3 + CuSO4 + NaOH [C3 H5 O3.CuNa]2 + 3H2O + H2SO4

    Atom pusat : Cu (atom pusat merupakan unsur transisi)

    Ligan : Na

    (Fessenden,1986).

    Yang terakhir adalah mentol, Pengujian golongan alcohol terhadap mentol

    dilakukan dengan organoleptis dan penambahan vanillin. Uji organoleptis

    merupakan pengujian dengan menggunakan bantuan alat indra berupa bentuk,

    bau dan rasa. Dilakukan uji organoleptis ini dikarenakan menthol mempunyai ciri

    khas yang khusus yaitu mempunyai bentuk seperti kristal jarum berwarna bening

    dengan memiliki bau pepermint yang khas. Untuk uji reaksi dilakukan reaksi

    antara menthol dengan vanilin dan asam sulfat. Dalam reaksi ini tidak terjadi

    perubahan warna, tetapi menurut literatur reaksi ini berwarna ungu karena

    Vanilin-asam sulfat dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa yang

    mempunyai gugus OH (terpenoid, fenol dan turunannya serta fenilpropan)

    dengan mekanisme abstraksi H+ sehingga terbentuk senyawa ikatan rangkap

    terkonjugasi, peristiwa ini tidak terjadi sekaligus tetapi satu persatu secara

    berurutan yang menyebabkan warnanya semakin lama semakin tidak stabil. Halini mungkin dikarenakan tidak terjadi dengan sempurnanya reaksi yang

    diinginkan, dan mungkin juga hal ini tidak mengalami perubahan karena asam

    sulfat yang digunakan merupakan asam sulfat yang terlalu encer dan tidak murni

    (sudah terkontaminasi) sehingga menthol kurang bisa bereaksi dengan vanilin.

    Selanjutnya adalah pengujian untuk golongan fenol, pengujian pertama

    dilakukan dengan menggunakan Fenol. Terdapat empat reaksi spesifik untuk

    golongan fenol, pertama yang paling sering dilakukan adalah pembentukan

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    14/17

    senyawa kompleks yang dilakukan oleh FeCl3. Fenol memiliki gugus fungsi OH

    yang melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka

    rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Selain itu karna sifat Fenol lebih

    asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi,

    dengan muatan negatifnya disebar (delokalissai) oleh cincin aromatik sehingga

    menghasilkan warna ungu. Reaksi ini dapat berlangsung pada suasana asam

    lemah atau netral, fenol termasuk asam lemah. Jika keadaan terlalu asam maka

    tidak akan terjadi reaksi sedangkan jika terlalu basa maka akan terbentuk warna

    cokelat Fe(OH)3. Pada uji ini didapatkan hasil berwarna hitam karena adanya

    pertukaran sturktur secara subtitusi.

    Proses ini dilakukan pada pelat tetes dikarenakan identifikasi ini bersifat

    kualitatif sehingga tidak diperlukan ketelitian dalam jumlah angka. Penambahan

    Fecl akan menyebabkan perubahan warna menjadi hitam. Hal ini dikarenakan

    fenol bersifat asam lemah yang dapat melepaskan atom hidroksinya sehingga

    terbentuk kompleks dengan Feclyang berwarna hitam.

    Identifikasi selanjutnya untuk fenol adalah dengan mereaksikannya pada

    p-DAB (p-Dimetilaminobenzaldehida), dimana larutan p-DAB ini terdiri dari 60

    bagian etanol dan 40 bagian asam sulfat. Dalam percobaan ini diperoleh hasil

    berupa terjadinya perubahan warna menjadi merah keorange-an. Warna yang

    terbentuk ini dikarenakan oleh berbagai senyawa yang cincinya tidak terikat

    dengan gugus konjugat lain.

    Percobaan selanjutnya untuk identifikasi fenol adalah dengan

    mereaksikannya dengn liebermann, yang mana liebermann ini adalah NaNO2

    dalam H2SO4. Pada reaksi ini menghasilkan larutan yang berwarna merah

    kehitaman.Percobaan lain yang dilakukan untuk identifikasi fenol adalah

    mereaksikannya dengan pereaksi kalium dikromat. Percobaan ini dilakukan

    dengan cara melarutkan fenol terlebih dahulu kemudian letakkan di pelat tetes dan

    tambahkan pereaksi kalium dikromat. Diperoleh hasil berupa perubahan warna

    menjadi orange. Hal tersebut dikarenakan K2Cr2O7merupakan pengoksidasi yang

    kuat sehingga fenol teroksidasi dan kemudian membentuk senyawa yang

    kompleks.

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    15/17

    Reaksi identifikasi pendahuluan golongan fenol yang dilakukan

    selanjutnya adalah rekasi pendahuluan terhadap sampel nipagin. Reaksi

    pendahuluan nipagin yang dilakukan yaitu reaksi dengan Fecldan HNO. Reaksi

    dengan Fecl dilakukan dengan cara pertama-tama nipagin dilarutkan dengan

    aquadest dalam tabung reaksi yang kemudian dipanaskan. Setelah dilakukan

    pemanasan lakukan pendinginan tabung reaksi tersebut sebelum direaksikan

    dengan Fecl. Proses pemanasan dilakukan bertujuan untuk mempercepat proses

    pelarutan nipagin, hal ini dikarenakan nipagin larut dalam 500 bagian air

    sedangkan dengan air mendidih larut pada 20 bagian air (FI III, 1979). Dalam

    reaksi ini diperoleh hasil berupa larutan berwarna ungu tua. Hal ini terbentuk

    dikarenakan terbentuk kompleks yang berupa fenolat besi sehingga terjadi

    perubahan warna. Proses reaksi ini dilakukan pada tabung rekasi dikarenakan

    dilakukan proses pemanasan, dimana tabung reaksi merupakan alat kaca yang

    tahan terhadap pemanasan yang bersifat kualitatif. Selanjutnya yang dilakukan

    adalah mereaksikan nipagin dengan HNO pekat pada pelat tetes. Asam nitrat

    pekat diambil pada ruang asam karena asam nitrat yang digunakan merupakan

    golongan asam kuat yang bersifat korosif. Dalam percobaan ini diperoleh hasil

    bening Hal ini dikarenakan gugus OH dari nipagin akan bereaksi dengan asam

    nitrat yang akan membentuk senyawa kompleks dan air.

    Reaksi identifikasi pendahuluan golongan fenol yang dilakukan selanjutnya

    adalah rekasi pendahuluan hidrokinon. Percobaan pertama yang dilakukan adalah

    meraksikan hidrokinon dengan FeCl. Percobaan ini dilakukan pada pelat tetes

    dimana hidrokinon diletakkan pada pelat tetes dan kemudian tambahkan Fecl .

    Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini berupa perubahan warna menjadi warna

    hitam (Endapan hitam) hal ini dikarenakan hidrokinon mudah dioksidasi, dimanadengan penambahan Fecl hidrokinon dioksidasi menjadi kuinon yang

    menyebabkan terjadinya perubahan warna. Reaksi selanjutnya yang dilakukan

    adalah reaksi hidrokinon dengan larutan perak nitrat amoniakal. Namun

    sebelumnya hidrokinon harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Pada

    percobaan ini menghasilkan larutan berwarna kehitaman.

    Reaksi identifikasi pendahuluan golongan fenol yang dilakukan selanjutnya

    adalah reaksi pendahuluan resorsinol. Reaksi pendahuluan resorsinol yang

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    16/17

    dilakukan yaitu reaksi dengan FeCl, pDAB, liebermann dan larutan perak nitrat

    amoniakal. Percobaan pertama yang dilakukan adalah mereaksikan resorsinol

    dengan Fecl. Percobaan ini dilakukan pada pelat tetes yang kemudian terbentuk

    hasil berupa perubahan warna larutan menjadi hitam. Perubahan warna terjadi

    akibat terjadinya reaksi oksidasi yang menghasilkan senyawa berupa fenolat besi.

    Selanjutnya reaksi yang dilakukan adalah mereaksikan resorsinol dengan pereaksi

    pDAB. Pertama-tama resorsinol ditambahkan aquadest, dimana hal ini bertujuan

    untuk melarutkan resorsinol dan kemudian tambahkan pDAB. Hasil yang

    diperoleh berupa perubahan warna yang tadinya berwarna pink menjadi warna

    putih. Reaksi selanjutnya yang dilakukan adalah mereaksikan resorsinol dengan

    pereaksi liebermann pada pelat tetes. Diperoleh hasil berupa perubahan warna

    kuning dengan agak pucat ditengah. Reaksi terakhir yang dilakukan untuk

    menguji pendahuluan resorsinol adalah mereaksikannya dengan perak nitrat

    amoniakal, yang mana pada reaksi ini menghasilkan larutan berwarna hitam

    pekat.

    Selanjutnya percobaan yang dilakukan adalah reaksi pendahuluan golongan

    asam karboksilat. Sampel yang digunakan dalam reaksi pendahuluan golongan

    asam karboksilat adalah asam benzoat , asetosal dan asam tatrat. Namun yang

    dapat praktikan lakukan hanyalah asam benzoat dan asam tartrat dikarenakan

    waktu yang tidak mencukupi. Reaksi pendahuluan golongan asam karboksilat

    yang pertama dilakukan adalah reaksi terhadap sampel asam benzoat. Reaksi

    pendahuluan asam benzoat menggunakan pereaksi FeCl. Percobaan ini dilakukan

    pada pelat tetes. Dalam percobaan ini diperoleh hasil berupa perubahan warna

    larutan menjadi kuning dengan endapan berwarna putih. Perubahan warna ini

    disebabkan oleh pembentukan ion kompleks menuju kesetimbangan, karenaterbentuk asam kuat yang menguraikan kompleks tersebut. Reaksi pendahuluan

    asam benzoat yang kedua adalah dengn cara asam benzoat dipanaskan diatas

    nyala api di objek glass dengan bantuan tabung kecil, dan dihasilkan proses

    sublimasi berwarna putih yang mengendap pada objek glass. Percobaan terakhir

    yang dilakukan adalah reaksi pendahuluan golongan asam karboksilat dengan

    sampel berupa asam tatrat yang direaksikan dengan CuSO yang kemudian

    ditambahkan NaOH. Fungsi dari penambahan NaOH berfungsi untuk memberi

  • 8/10/2019 Bobby Ellyas V. 260110120097 Modul 1,2,3

    17/17

    suasana basa pada lingkungan. Diperoleh hasil dalam percobaan berupa

    perubahan warna larutan menjadi biru hal ini dikarenakan terbentuk kompleks

    sehingga warna pada larutan mengalami perubahan.

    Pada proses sublimasi asam tartrat, asam sitrat dan asam benzoate, akan

    tertinggal butir Kristal yang bisa diidentifikasi bentuk kristalnya menggunakan

    mikroskop karena menurut reaksi kimia dan organoleptis senyawa karboksilat

    memiliki kemiripan hasil. Dari Kristal yang didapatkan dicocokan dengan

    literature yang telah ada seperti bentuknya lancip dan bertumpuk untuk asam

    sitrat, jarum yang bertumpuk untuk asam tartrat, dan Kristal asam benzoate

    berbentuk persegi prisma.

    VI. KESIMPULAN

    Senyawa golongan alkohol, fenol dan asam karboksilat bisa diketahui dengan

    dilakukan beberapa uji spesifik terhadap golongan tersebut dan menghasilkan

    perubahan (warna, bau) ketika sudah terjadi reaksi.

    VII.

    DAFTAR PUSTAKA

    Farmakope Indonesia 1979. Edisi III . Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia

    Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1982. Dasar-dasatr Kimia

    Organik. Bina Aksara. Jakarta.

    Jim, clark.2003. oksidasi alkohol. Available online at : http://www.chem-is-

    try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/oksidasi_alkohol/ (diakses tanggal 1 september 2014).

    Svehla, G. 1985. Vogel Bagian Satu Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro

    dan Semi Mikro Edisi Kelima. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka