BO-4
-
Upload
ageng-pranata -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of BO-4
Sukarsono. ISSN 0216 - 3128 17
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
REVIEW TEKNOLOGI PELAPISAN PARTIKEL TERLAPIS UNTUK
BAHAN BAKAR REAKTOR SUHU TINGGI
Sukarsono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN
ABSTRAK
REVIEW TEKNOLOGI PELAPISAN PARTIKEL TERLAPIS UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR SUHU
TINGGI, Telah dilakukan review terhadap teknologi pelapisan bahan bakar reaktor suhu tinggi. Reaktor
suhu tinggi merupakan reaktor yang mempunyai inherent safety dan reaktivitas negatif sehingga reaktor
mati dengan sendirinya apabila terjadi kecelakaan nuklir. Reaktor suhu tinggi mempunyai prospek yang
cerah untuk dibangun di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dengan kebutuhan energy kecil. Proses
pelapisan memegang peranan penting dalam pembuatan bahan bakar reaktor suhu tinggi karena unjuk
kerja bahan bakar sangat ditentukan dari pembuatan partikel terlapis. Lapisan pada partikel TRISO terdiri
dari 2 macam yaitu pirokarbon dan silika karbida. Silika karbida, untuk ketahanan terhadap suhu yang
lebih tinggi, dapat diganti dengan zirkonium karbida. Lapisan pirokarbon sendiri ada dua macam yaitu
pirokarbon densitas rendah atau sering disebut buffer yang berfungsi untuk penampungan hasil fisi
mempunyai densitas 1,1 g/cm3 dan pirokarbon densitas tinggi yang mempunyai densitas 1,7-1,9 g/cm3.
Pirokarbon densitas tinggi terdiri dari pirokarbon bagian dalam dan bagian luar berfungsi untuk
mengungkung hasil fisi tidak keluar dari kernel terlapis. Silika karbida berfungsi untuk menahan tekanan
dari gas-gas hasil fisi yang tertampung pada buffer. Dalam makalah ini disajikan data-data penelitian
tentang proses pelapisan, cara pembuatan lapisan pirokarbon dan silika karbida/zirkonium karbida,
hubungan antara konsentrasi gas pereaksi dan suhu terhadap hasil lapisan yang diperoleh. Dalam makalah
ini juga dibahas tentang mikrostruktur dan densitas dari lapisan pirokarbon maupun silika karbida, serta
peralatan yang diperlukan untuk analisis performen bahan bakar RST. Data-data tersebut bermanfaat
untuk pembuatan bahan bakar reaktor suhu tinggi terutama pada proses pelapisan pembuatan partikel
terlapis. Dari data pelapisan pirokarbon buffer dan lapisan pirokarbon, kecepatan deposisi pirokarbon
menentukan porositas lapisan. Kecepatan deposisi lambat menghasilkan densitas yang besar karena pori -
pori pirokarbon kecil. Demikian juga sebaliknya, kecepatan deposisi tinggi menyebabkan densitas lapisan
yang rendah karena banyak pori-pori yang terbentuk. Kecepatan deposisi juga dipengarui oleh konsentrasi
pereaksi. Konsentrasi pereaksi kecil menyebabkan kecepatan deposisi yang kecil pula.
Kata Kunci: review, kernel, partikel terlapis, reaktor suhu tinggi
ABSTRACT
REVIEW OF COATED PARTICLES COATING PROCESSES TECHNOLOGY FOR HIGH TEMPERATURE
REACTOR, Review of the technology coating for high temperature reactor has been done. High temperature
reaktor is one of the reaktor which has a inherent safety and negative reactivity, so, it can be shutdown itself
if any nuclear accident happen. High Temperature Reaktor has the good prospect to build in Indonesia,
which has many islands with small energy demand. Coating process has a much contribution in preparation
of HTR’s fuel, because performance of the fuel, depend of coated particle preparation. Layer of the coated
particle has 2 types, one was pyrocarbon and the second was silica carbide. Silica carbide can be replaced
by zirconium carbide for thermal endurance of fuel. Pyrocarbon layer in the buffer layer used for collecting
fission products, has low density about 1.1 g/cm3 and for pyrocarbon for locking the fission product has
high density about 1.7-1.9 g/cm3. The high density of pyrocarbon divided to inner pyrocarbon and outer
pyrocarbon, which have function for locking the fission product not release to cooler reactor. Silica carbide
has the fungtion as pressure-vessel from gas produced by fission reaction. The paper showed the
experimental data of coating processes, coating preparation, the relation between gas reactant and
temperature versus performance of coated layer formed. In this paper also discussed the microstructure and
density of coated layer in the coated particles and equipment used for performance analysis of coating
layer. All of the data was necessary to use in high temperature fuel preparation especially for coating
processes. From the coating process data of the buffer and pyrocarbon coating, was found that, deposition
rate has an effect to the porosity of the layer. The slower deposition rate produced higher density of layer
because of porosity was lower. In the other side, higher deposition rate caused layer density lower since
porosity was higher. The deposition rate was influenced too by reactant consentration. The lower
consentration of reactant, caused lower deposition rate of layer.
Key word : review, kernel, coated particles, high temperature reactor
18 ISSN 0216 - 3128 Sukarsono.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
PENDAHULUAN
eaktor suhu tinggi merupakan reaktor nuklir
yang yang mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan reaktor reaktor yang sekarang
dipergunakan dalam Pusat Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN). Reaktor yang sekarang banyak digunakan
untuk melayani PLTN adalah pressurized water
reaktor(PWR) atau boiling water reaktor (BWR).
Kecelakaan reaktor PWR Fukushima, yang terkena
gempa bumi hebat dan disusul dengan sunami,
menyebabkan kegagalan pompa pendingin karena
terkena tsunami dan pendinginan reaktor mendapat
masalah besar[1]. Dalam reaktor PWR, panas sisa
dari reaktor yang sudah mati secara otomatis tidak
dapat hilang tanpa pendinginan paksa menggunakan
air pendingin. Kegagalan catu listrik menyebabkan
pendingin tidak bisa dipompa dan panas sisa
memanaskan sekeliling reaktor termasuk bahan
bakar bekas yang disimpan disekeliling reaktor.
Kejadian tersebut tidak akan terjadi kalau reaktor
yang digunakan adalah reaktor suhu tinggi yang
mempunyai pendinginan inherent dan reaktifitas
negative. Reaktor dapat dingin dengan sendirinya
tanpa dilakukan pendinginan menggunakan air
pendingin[2]. Reaktor suhu tinggi (RST) yang
beroperasi pada suhu sekitar 1000oC, apabila mati
mendadak dan ada kegagalan pendingin, suhu akan
naik sampai 1600oC tanpa melelehkan bahan bakar,
yang kemudian akan turun tanpa campur tangan
manusia[3]
. Keunggulan lain dari RST adalah
reaktornya modular sehingga dapat dibangun sesuai
dengan kebutuhan energy setempat sehingga cocok
untuk daerah yang terpencil.
Salah satu kegiatan dalam pembuatan
bahan bakar RST adalah proses pelapisan. Proses
pelapisan sangat penting dalam pembuatan bahan
bakar reaktor suhu tinggi dan diperlukan data
tentang bahan bakar RST agar dapat digunakan
untuk pengembangan bahan bakar RST di
Indonesia. Dalam makalah ini direview proses
pelapisan bahan bakar nuklir RST sampai saat ini.
Inti bahan bakar RST merupakan partikel terlapis
dengan diameter kurang dari 1 mm yang mempunyai
4 lapisan dengan 3 lapisan isotropic yang sering
disebut TRISO (tristructural isotropic). Pada
bagian paling dalam dari partikel terlapis adalah
uranium dioksida, atau bahan fisil lain seperti Pu
atau campuran U-Pu/ U-Th dengan diameter 0,5
mm. Lapisan lapisan dalam bahan bakar RST yang
pertama adalah buffer pirokarbon densitas rendah
dengan ketebalan 95 mikron berupa karbon berpori
mengelilingi kernel, Lapisan-lapisan dibentuk
dengan tujuan untuk menyesuaikan perubahan
karena pembentukan hasil fisi dan untuk
mengakomodasi penumpukan gas internal dan
perubahan dimensi partikel. Lapisan luar terdiri dari
lapisan pirokarbon dalam (IPyC), lapisan silikon
karbida (SiC), dan pirokarbon luar (OPyC) lapisan.
Lapisan PyC adalah karbon pirolitik relatif padat,
biasanya sekitar 90% dari densitas teoritis mereka
(TD) sebesar 2,2 g/cm3. Lapisan SiC bertindak
sebagai penahan tekanan utama (pressure vessel)
dari partikel yang menahan tekanan karena
penumpukan gas internal dan sumber-sumber lain,
dan berfungsi menyediakan penghalang difusi untuk
mencegah pelepasan produk fisi gas dan logam (FP).
Lapisan PyC melindungi lapisan SiC dari serangan
kimia selama operasi partikel TRISO. Lapisan SiC
juga bertindak sebagai penghalang difusi tambahan
untuk FP, dan melindungi IPyC kernel bahan bakar
dari gas korosif digunakan untuk deposit lapisan SiC
[4]. Gambar lapisan partikel terlapis dapat dilihat
dalam Gambar 1.
Tabel 1 menunjukkan ukuran partikel
TRISO Jerman yang digunakan dalam reaktor suhu
tinggi di Jerman. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa variasi dalam metode dan proses manufaktur
dapat menghasilkan perbedaan drastis dalam kualitas
dan kemampuan TRISO partikel yang dihasilkan
[4].
Tabel 1. Parameter nominal partikel TRISO UO2,
Jerman[4]
Lapisan Densitas (kg/m3) Ketebalan
(µm)
Radius
(µm) Aktual Teoritis
Kernel 10,96 - 250
Bufer 1,1 2,2 95 345
PyC 1,7 2,2 40 385
SiC 3,2 3,2 35 420
PyC 1,7 2,2 40 460
Gambar 1. Partikel terlapis TRISO
Perilaku Bahan Bakar
Fenomena partikel bahan bakar TRISO
yang mengalami iradiasi, merupakan hal penting
untuk pembuatan bahan bakar yang sesuai dengan
persyaratan reaktor RST. Disain bahan bakar
mengikuti disain reaktor yang menggunakan bahan
bakar tersebut. Aspek-aspek yang terjadi pada
bahan bakar perlu difahami untuk disain bahan bakar
yang baik. Hal-hal yang menjadi pertimbahan dalam
membuat bahan bakar nuklir diantaranya adalah
mekanisme perpindahan panas, produksi dan
R
Sukarsono. ISSN 0216 - 3128 19
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
transportasi produk fisi, pelepasan oksigen dari
bahan bakar kernel, penumpukan tekanan internal
gas, efek iradiasi pada bahan TRISO, dan
variabilitas dalam partikel TRISO selama proses
pembuatan[4]. Perpindahan panas keluar ke
pendingin merupakan akibat langsung bahan bakar
nuklir karena produksi panas yang dihasilkan oleh
reaksi fisi. Distribusi dan gradien suhu partikel
mempengaruhi fenomena lain yang berhubungan
dengan sifat material. Reaksi fisi yang disertai
dengan perpindahan produk fisi (FP) merupakan
perilaku yang penting dalam bahan bakar TRISO.
Produk fisi gas yang dominan, yaitu Xe dan Kr
terbentuk di dalam partikel kernel dan masuk buffer
menyebabkan tekanan pada lapisan PyC dan SiC.
Beberapa FP yang dapat bermigrasi keluar dari
kernel melewati lapisan PyC dan lapisan SiC
berpotensi menjadi sumber radiasi dalam matriks
dan pendingin yang berbahaya bagi keselamatan
operasional reaktor. Atom Oksigen yang dilepaskan
dari kernel bahan bakar ke daerah buffer, baik
karena panas maupun reaksi atom logam berat
dalam kernel, dapat menyebabkan pembentukan CO
atau gas CO2 melalui reaksi sebagai berikut [4]:
O2 + C 2CO (1)
dan
2CO CO2 + C (2)
Pembentukan gas CO dan CO2 dapat
meningkatkan tekanan internal partikel. Tekanan
parsial gas CO, CO2, dan O2 harus dikendalikan
secara termodinamika dan dipengaruhi oleh
komposisi hasil belah bahan bakar. Gas CO dan CO2
yang menumpuk dalam pori-pori buffer,
memberikan tekanan keluar pada lapisan. Tekanan
gas internal ini bertambah dari waktu ke waktu dan
berpotensi menyebabkan kegagalan bahan bakar
partikel TRISO. Pembentukan gas CO selama
iradiasi tidak diinginkan karena beberapa alasan
berikut:
a) Mendominasi tekanan internal gas yang harus
ditahan oleh system lapisan.
b) Menjadi penyebab terjadinya migrasi kernel
dalam oksida kernel.
c) Dapat menimbulkan korosi lapisan SiC pada
suhu tinggi dalam kecelakaan yang memanaskan
inti bahan bakar. Produk fisi yang dapat lolos
melalui kernel bahan bakar keluar melalui lapisan
buffer, lapisan pirokarbon dan silika karbida, dan
kemudian melalui yang matriks grafit, berpotensi
menjadi sumber kontaminasi dalam pendingin
primer
Lapisan PyC yang disinari dengan neutron
cepat (didefinisikan dalam naskah ini sebagai
neutron dengan energi di atas 0,1 MeV) awalnya
menyusut dan kemudian membengkak, SiC juga
mengalami perubahan volumetrik karena induksi
iradiasi, meskipun umumnya dapat diabaikan karena
dibandingkan dengan perilaku degradasi lain di PyC
dan SiC sangat kecil[4].
Tegangan dan regangan dalam lapisan
kernel berasal dari fenomena yang telah diuraikan di
atas, ditambah abibat dari pergerakan (creep) karena
iradiasi dan ekspansi termal diferensial pada masing-
masing lapisan. Perpindahan lapisan antarmuka
terjadi karena regangan dan pengbengkaan akibat
produk fisi padatan di dalam kernel bahan bakar.
Hubungan perpindahan tegangan-regangan harus
dipahami agar desain bahan bakar TRISO
mempunyai kinerja yang handal dan dampak
tekanam gas tidak melebihi batas kemampuan
tekanan SiC[4].
Gambar 2. Ilustrasi perilaku bahan bakar yang di
netralisir oleh SiC.
Sifat material (misalnya, konduktivitas
termal dan Young modulus) setiap lapisan bervariasi
selama operasi. Sifat ini bervariasi tergantung pada
suhu, porositas, akumulasi flux netron cepat, tingkat
burnup dan bahan bakar.
Hal lain yang juga mempengaruhi kinerja
bahan bakar RST adalah dimensi dan kerapatan
setiap lapisan dari partikel TRISO yang bervariasi
dari partikel ke partikel yang lain. Variabilitas ini
terjadi dalam proses pembuatan. Toleransi terhadap
variasi dalam pembuatan yang diperbolehkan untuk
desain partikel TRISO tertentu diperoleh dari
perhitungan sejauh mana variabilitas mempengaruhi
terhadap kinerja reaktor[5].
Sebagai perbandingan terhadap spesifikasi
yang diperlukan pada pembuatan bahan bakar kernel
terutama pada proses pelapisan, dapat disebutkan
spesifikasi yang dipakai untuk membuat kernel dari
Sirocco Perancis, yang digunakan untuk bahan
bakar RST prismatik. Spesifikasi bahan bakar
Sirocco dapat dilihat dalam Tabel 3 [5].
Dari spesifikasi TRISO dalam Tabel 3
dibandingkan dengan TRISO Tabel 1 bahan bakar
kerbel bentuk bola dari Jerman, bahan bakar untuk
prismatik sedikit lebih besar. Densitas buffer lebih
kecil yaitu < 1,05 g/cm3 sedang Jerman 1,1 g/cm
3
dan densitas pirokarbon lebih besar karena antara
1,85 – 2 g/cm3 sedang untuk TRISO Jerman 1,7
g/cm3.
20 ISSN 0216 - 3128 Sukarsono.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
Tabel 3. Spesifikasi bahan bakar RST prismatic dari
Sirocco
Proses Pelapisan Kernel
Kernel terlapis mempunyai 2 macam
lapisan yaitu pirokarbon dan silika karbida
(zirkonium karbida). Pirokarbon yang dibuat adalah
pirokarbon densitas rendah (buffer) dan pirokarbon
densitas tinggi. Pirokarbon densitas rendah atau
yang disebut buffer berfungsi untuk dapat
menampung gas-gas hasil belah yang dihasilkan dari
reaksi fisi. Karena itu buffer mempunyai pori-pori
yang relatif banyak dan densitas yang rendah.
Densitas buffer adalah sekitar 1,1 g/cm3. Lapisan
pirokarbon dengan spesifikasi tertentu ini dibuat
melalui proses pelapisan dengan kondisi yang
tertentu. Demikian juga untuk memperoleh hasil
lapisan dengan kondisi densitas yang lebih besar dan
pori-pori yang kecil, kondisi operasi pelapisan harus
disesuaikan[6].
Proses pelapisan dengan bermacam-macam
kondisi dan bahan pereaksi ini dilakukan pada alat
yang sama yang dilengkapi dengan pengatur suhu
dan masukan gas pereaksi. Diagram alir proses
pelapisan kernel UO2 dapat dilihat dalam Gambar 3.
Pada pelapisan buffer, digunakan asetilen dengan
gas pembawa adalah argon dan dioperasikan pada
suhu 1100-1400oC. Pada pelapisan pirokarbon
densitas tinggi baik lapisan dalam maupun lapisan
luar, digunakan propilen dengan suhu operasi 1350-
1450oC. Sedangkan untuk pelapisan silika karbida
digunakan pereaksi metil tri khloro silan (MTS)
yang dicampur dengan hydrogen dan argon untuk
menghasilkan lapisan silika karbida. Silika karbida
berfungsi sebagai penahan tekanan dari gas-gas hasil
reaksi fisi yang tertampung pada buffer.
Chemical Vapor Deposition
Deposisi Uap Kimia (Chemical Vapor
deposition) adalah suatu metode pelapisan bahan
dengan cara deposisi dari uap kimia yang berasal
dari pereaksi uap kimia. Deposisi uap kimia ini
banyak digunakan dalam proses fabrikasi
semikonduktor, termasuk produksi lapisan tipis
amorf dan polikristalin (seperti silikon polikristalin),
endapan SiO2 (CVD SiO2) dan silikon nitrida, yang
berkembang dari lapisan silikon kristal tunggal
epitaxial. Proses CVD pada dasarnya meliputi
langkah-langkah berikut: 1) Campuran gas reaktan
dan pengencer gas inert dialirkan pada laju alir
tertentu ke dalam ruang reaksi, 2) spesies gas
pindah ke substrat atau bahan yang akan dilapisi, 3)
reaktan teradsorpsi pada permukaan substrat, 4)
reaktan mengalami reaksi kimia dengan substrat
untuk membentuk film; dan 5) gas produk
sampingan dari reaksi terdesorbsi dan keluar
reaktor[7].
Gambar 3. Diagram Proses Pelapisan Kernel
Selama proses pengendapan uap kimia,
gas-gas reaktan tidak hanya bereaksi dengan bahan
yang akan dilapisi, tetapi juga dalam fasa gas di
dalam reaktor. Reaksi yang terjadi pada permukaan
kernel yang akan dilapisi dikenal sebagai reaksi
heterogen. Reaksi hiterogen hanya pada bahan yang
Sukarsono. ISSN 0216 - 3128 21
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
dipanasi dan membentuk lapisan pada permukaan
bahan. Reaksi yang terjadi dalam fasa gas yang
dikenal sebagai reaksi homogen. Reaksi homogen
juga menghasilkan bahan-bahan lain yang jumlahnya
banyak. Reaksi homogen fasa gas juga membentuk
bahan yang juga akan terdeposisi pada permukaan
dan pada saat yang sama membentuk lapisan pada
permukaan bahan yang dilapis[10,11].
Peralatan CVD yang digunakan untuk
proses pelapisan dilengkapi dengan kelengkapan
sbb: a) sumber dan aliran pemasukan gas; b) alat
control dan pengukur aliran gas ke dalam sistem; c)
ruang terjadinya reaksi atau reaktor, d) sistem untuk
pemanasan bahan yang akan dilapisi dan e) sensor
suhu[7]. Mekanisme proses CVD dapat dilihat
dalam Gambar 4[7].
Gambar 4. Skema proses deposisi uap kimia.
Dari uraian di atas terlihat bahwa proses
deposisi uap kimia dapat dirinci menjadi beberapa
step sbb: 1). Transport dalam fase gas (konveksi,
difusi dan perpindahan panas); 2). Reaksi fase gas;
3). Difusi dari gas ke permukaan bahan; 4).
Adsorbsi di permukaan benda; 5); Difusi pada
permukaan dan reaksi; 6). Pemadatan dan penyatuan
padatan membentuk lapisan dan 7). Desorbsi gas
volatile. Proses di atas berjalan terus-menerus
sehingga proses pelapisan dihentikan.
Proses pelapisan dimulai dari proses
pirolisa hidrokarbon yang terurai menjadi
hidrokarbon lain yang jenisnya banyak sekali.
Sebagian dari hidrokarbon tersebut berubah menjadi
padatan yang terdeposisi pada permukaan substrak
dalam yang hal ini substaknya adalah partikel UO2.
Proses pemecahan hidrokarbon menjadi hidrokarbon
dan pirokarbon tersebut mudah tidaknya
dipengaruhi olah bahan organiknya. Hidrokarbon
dengan perbendingan Cjumlah atom H terhadap C
yang rendah, hidrokarbon lebih mudah terurai dan
kecepatan deposisinya tinggi. Kecepatan tinggi
deposisi pirokarbon ternyata menghasilkan padatan-
padatan yang besar sehingga pori-pori pirokarbon
besar. Proses pelapisan yang dibedakan dari
perbedaan kecepatan deposisi dapat juga
diilustrasikan dengan gambar 5. Gambar 5
menggambarkan deposisi yang terbentuk
tergantunmg dengan dengan kecepatan deposisi
yang berbeda
Gambar 5. Ilustrasi Proses Deposisi dengan
Deposisi Uap Kimia. a. Deposisi
kecepatan rendah, b. deposisi
kecepatan tinggi
Pelapisan Pirokarbon
Pelapisan pirokarbon dilakukan dalam
reaktor fluidisasi dengan bahan pereaksi
hidrokarbon yang diencerkan dengan argon atau
helium. Proses pelapisan pirokarbon secara fluidisasi
memerlukan bahan gas fluidisasi yang relatif banyak
untuk memfluidisasikan kernel UO2 yang akan
dilapis. Pada pelapisan pirokarbon bagian dalam,
digunakan gas pereaksi propilen dan gas pembawa
yaitu argon yang dicampur dan dialirkan ke dalam
reaktor fluidisasi. Gas campuran kemudian
memfluidisasi kernel di dalam reaktor pelapisan.
Reaktor yang dipanaskan sampai suhu tertentu,
menyebabkan gas propilen ikut panas dan
terdekomposisi menjadi hidrokarbon lain yang
banyak jenisnya. Menurut Becker[10-11]
, hidrokarbon
hasil dekomposisi hidrokarbon dapat menghasilkan
hibrokarbon lain yang jumlahnya mencapai ratusan
dan melibatkan puluhan reaksi kimia. Hidrokarbon
tersebut ada beberapa macam yang merupakan gas
22 ISSN 0216 - 3128 Sukarsono.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
dominan hasil dekomposisi hidrokarbon. Disamping
terjadi proses dekomposisi propilen, beberapa
senyawa hasil dekomposisi, teradsorbsi pada
permukaan kernel UO2 dan kemudian terdeposisi
menjadi pirokarbon dan menempel di permukaan
kernel.
Pelapisan pirokarbon dipengaruhi oleh jenis
gas, komposisi gas, suhu proses pelapisan. Jenis gas
perbedaannya terletak pada perbandingan jumlah C
dan H pada senyawa pereaksi. Senyawa dengan
jumlah H yang besar dibandingkan dengan atam C,
akan cenderung lebih lambat kecepatan deposisinya
sebab pada waktu deposisi pirokarbon banyak atom
H terbentuk bersamaan dengan deposisi padatan
Pelapisan pirokarbon dilakukan dengan
pengaturan suhu 1300-1400oC dan dengan gas C2H2
atau C3H6. Untuk densitas rendah PyC buffer,
diperoleh dari dekomposisi asetilen (C2H2), densitas
lapisan dipengaruhi oleh fraksi dan suhu
dekomposisi. Untuk pirokarbon densitas tinggi baik
dalam maupun luar, adalah lapisan isotropi dengan
densitas tinggi suhu mengontrol proses pelapisan.
Pirokarbon ini diperoleh dari pelapisan dengan
kecepatan rendah dibandingkan dengan pelapisan
buffer, efisiensi pelapisan dapat mencapai antara 50-
70%, menggunakan campuran asetilen dan propilen
lebih baik dan dipertahankan pada suhu konstan[13],
Pelapisan silika karbida dilakukan pada
suhu sekitar 1600oC. Pereaksi yang digunakan
adalah metil tri khloro silan (MTS) yang dibawa
dalam aliran hidrogen. Aliran MTS dikontrol dengan
aliran H2 pada suhu dan tekanan yang tepat.
Parameter yang berpengaruh pada pelapisan ini
adalah suhu, kecepatan alir total dan gas inert.
Pelapisan pada suhu antara 1500-1600oC
mempunyai efisiensi mendekati 100%. Denstitas
lapisan silika karbida juga mendekati densitas
teoritis 3,2 g/cm3. Permukaan yang halus dengan
efek metalik diperoleh pada pelapisan suhu 1600oC
dengan efisiensi 93%. Sedang lapisan yang aspek
kusam diperoleh pada pelapisan 1500-1550oC,
sehingga untuk mendapatkan SiC dengan formasi
hexagonal dipilih suhu antara 1550-1600oC.
Pelapisan yang dilakukan oleh Honorato
[13] dalam tabung diameter 3,5 cm dengan
memvariasi propilen dan helium dengan kecepatan
10 liter/menit dengan konsentrasi 20% sampai 40%
suhu 1300oC. Variabel suhu dilakukan dengan
variasi suhu pada komposisi propilen 20% dan
pelapisan pada suhu 1500oC pada konsentrasi yang
lebih tinggi dan propilen lebih rendah dari 20%.
Penelitian Honorato[13] menunjukkan
pengaruh suhu dan konsentrasi deposisi pereaksi
pada densitas PyC. Secara umum, dapat diamati
bahwa konsentrasi pereaksi dan suhu deposisi
meningkat, akan menyebabkan densitas PyC
berkurang. Kenaikan konsentrasi acetylene juga
mengurangi kepadatan PyC. Namun, pengaruh
konsentrasi ini tampaknya kurang signifikan bila
dibandingkan dengan pengaruh suhu. Pada titik
tertentu (fraksi volume 70% ), konsentrasi
prekursor ini efektif dalam mengurangi kepadatan
PyC, walaupun pada 1450oC justru malah lebih
besar. Hasil penelitian Honoroto dapat dilihat dalam
Gambar 6-12.
Gambar 6. Efek suhu dan konsentrasi asetilen pada
densitas PyC pada deposisi PyC
Gambar 7. Distribusi ukuran pori pada deposisi Py
1400oC dengan konsentrasi asetilen
Gambar 8. Distribusi ukuran butir pada suhu
berbeda dengan konsentrasi asetilen
50%
Analisis Lapisan PyC
Sifat yang penting dari lapisan adalah
densitas. Densitas lapisan dapat diketahui dengan
cara sebagai berikut: Densitas lapisan karbon diukur
Sukarsono. ISSN 0216 - 3128 23
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
dengan menghancurkan lapisan partikel, kemudian
potongan direndam dalam campuran dari
bromoform dan metil alkohol, Pengukuran
dilakukan dalam kolom pengukur densitas dan
memvariasikan densitas cairan dengan
menambahkan bahan yang akan dihitung densitasnya
sampai lapisan potongan-potongan tersuspensi
dalam cairan. Hasil dibandingkan dengan standar
yang diketahui densitasnya. Dengan demikian
densitas lapisan dapat ditentukan oleh berat pada
volume tertentu dari grafit tersebut
Jenis deposisi anisotropik, pada pirokarbon
yaitu laminar, granular-kolumnar, dan struktur
karbon isotropik [15]. Jenis tsb diikuti dengan
usulan Lieberman dan Pierson yang mengusulkan
pada 1970-an, sebuah klasifikasi struktural yang
diperoleh dari pengamatan mikroskop optik pada
substrak padat berpori. Dari analisisis optik
terpolarisasi, mereka mengusulkan 3 macam
mikrostruktur utama yaitu laminar-halus (smooth
laminar -SL), laminar kasar (rough laminar RL)
dan isotropic (ISO) karbon. Berdasarkan bentuk
dan kontras pada foto mikrograf optik dari
komposit karbon, diantara antara mikro-struktur
laminer mulus dan isotropik juga diamati sebagai
granular atau karbon laminar gelap. Kita perlu
menentukan ukuran struktur pada skala yang
berbeda, dengan menggunakan difraksi X-ray, dan
mikroscopi optik dan elektronik[15].
Gambar 9. Efek deposisi suhu (a,b) dan konsentrasi
asetilen (c,d) pada fraktur permukaan
PyC
Gambar 11. Efek konsentrasi asetilen/propilen dan
suhu dekomposisi pada densitas PyC
Gambar 12. Distribusi ukuran pori lapisan PyC dari
campuran asetilen/propilen pada suhu
berbeda
Sifat anisotropi penting untuk pengujian
pirokarbon karena berkaitan dengan struktur dan
sifat bahan. Perubahan struktur karbon yang terjadi
karena iradiasi netron bahan bakar di reaktor perlu
diperhatikan karena berhubungan dengan
keselamatan reaktor. Dalam partikel TRISO (tri
isotropic structural ) ada dua jenis pirokarbon yaitu
pirokarbon yang sangat poreus (buffer) dan
pirokarbon densitas tinggi. Idealnya keduanya
adalah isotropic karena lapisan isotropic akan
menyesuaikan lebih baik dengan adanya densifikasi,
penyusutan dan penggeseran sehingga meningkatkan
kinerja bahan bakar. Perubahan dimensi, kenaikan
anisoptopi, pengembangan ukuran sangat
tergantung dari nilai anisotropi awal, sehingga
anisotropi dan struktur mikro kernel perlu diteliti
sejak awal[16]. Peralatan yang digunakan untuk
analisis anisotropi, antara lain adalah: X ray atau
interaksi dengan cahaya terpolarisasi yang i dapat
menbedakan lapisan laminar kasar (teksture tinggi
atau laminar halus (tekstrur rendah), digital
fotometri untuk memperbaiki gambar digital,
metode lain yang umum adalah melalui Bacon faktor
anisotropi (BAF) yang diperoleh dari variasi
intensitas difraksi X-ray Debye-Scherer di ring
{0002}, Mikroscopy scaning elektron, Raman
spektroskopi mengukur anisotropi untuk tekstur
menengah dan rendah dari karbon. Dan difraksi
24 ISSN 0216 - 3128 Sukarsono.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
elektron digabungkan dengan analisa citra dapat
memberikan data kuantitatif struktur dengan
resolusi spasial tinggi.
Gambar 10. Permukaan luar lapisan PyC pada suhu
berbeda (a,b) dan konsentrasi berbeda
(c,d)
PEMBAHASAN
Pembuatan bahan bakar reaktor suhu tinggi
yang salah satu step penting adalah pelapisan
partikel terlapis, perlu dilakukan dengan teliti dan
dengan kondisi operasi yang baik untuk
menghasilkan partikel terlapis yang memenuhi syarat
sebagai bahan bakar reaktor suhu tinggi. Dari alat
pelapisan yang digunakan harus dapat
menyelenggarakan reaksi dekomposisi gas dan
reaksi deposisi pada kernel menjadi kernel terlapis.
Suhu furnace yang memanaskan reaktor fluidisasi
harus dapat menyediakan panas sampai 1700oC.
Suhu maksimum itu dipilih agar penggunaan suhu di
bawah kapasitas suhu furnace dapat dilakukan dan
untuk menjaga supaya suhu dalam reaktor sesuai
dengan suhu yang dikehendaki. Reaktor juga hasrus
dilengkapi dengan saluran gas-gas masuk yang
terukur dan saluran pengeluaran gas untuk
ditreatmen lebih lanjut. Lapisan buffer dibuat untuk
menghasilkan lapisan pirokarbon densitas rendah
dengan densitas paling besar 1,1 g/cm3. Denstitas
lebih besar dikawatirkan tidak dapat menampung
gas hasil fisi. Dari data grafik Honoroto dapat
diperkirakan dapat dicapai apabila konsentrasi
asetilen dinaikkan dari 70%. Toleransi ketebalan
buffer 20 µm. Pada pirokarbon dengan densitas
tinggi, baik bagian dalam maupun bagian luar
densitas minimum adalah 1,7 g/cm3. Semakin tinggi
densitas pirokarbon ini semakin baik karena akan
menaikan daya reaktor disamping kemampuan
menahan hasil fisi lebih baik. Densitas pirokarbon ini
dapat sampai 2 g/cm3. Untuk mencapai densitas
pirokarbon dengan densitas diatas 1,7 g/cm3 lebih
mudah dicapai dengan menggunakan konsentrasi
gas propilen yang kecil. Untuk membuat lapisan
pirokarbon dengan densitas tinggi dapat digunakan
propilen saja maupun campuran asetilen dan
propilen. Pada pelapisan silika karbida mudah untuk
mendekati densitas teoritis SiC yaitu 3,2 g/cm3.
Hanya yang perlu mendapat perhatian adalah sifat
MTS yang sangat beracun. Kecocoran gas ini harus
dihindari agar tidak membahayakan operator alat
pelapisan. Disamping itu gas-gas keluar dari reaktor
juga perlu di treatmen dengan proses penyerapan
agar kalau masih ada gas yang tidak terdekomposisi
dapat diserap pada cairan penyerap.
KESIMPULAN
Proses pelapisan telah digunakan untuk
membuat partikel terlapis (TRISO) yang akan
dipakai untuk bahan bakar reaktor suhu tinggi.
Pelapisan meliputi 4 tahap pelapisan yaitu pelapisan
pirokarbon densitas rendah sebagai buffer, pelapisan
pirokarbon densitas tinggi bagian dalam, pelapisan
silika karbida, dan pelapisan pirokarbon densitas
tinggi. Pelapisan pirokarbon dilakukan dalam
reaktor fluidisasi dengan menggunakan metode
deposisi uap kimia (chemical vapor deposition).
Pereaksi yang digunakan untuk pelapisan buffer
adalah asetilen dengan suhu pelapisan antara 1100-
1400oC. Untuk pelapisan pirokarbon densitas tinggi
baik dalam maupun luar digunakan proplen atau
campuran asetilen dan propilen pada suhu 1350-
1450oC. Pelapisan silika karbida digunakan pereaksi
metal tri kloro silan pada suhu pelapisan 1500-
1550oC. Pada prinsipnya pelapisan dengan
konsentrasi dan suhu yang lebih tinggi menurunkan
densitas dari lapisan yang terbentuk. Pada
konsentrasi pereaksi rendah kecepatan deposisi
rendah, member kesempatan padatan pirokarbon
yang terdeposisi untuk menata diri dalam
pembentukan molekul sehingga dihasilkan
pirokarbon dengan porositas tinggi.
Sukarsono. ISSN 0216 - 3128 25
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 19 Juli 2011
DAFTAR PUSTAKA
1. BARRY BROOK, Fukushima Nuclear Accident
– a simple and accurate explanation,
BraveNewClimate,
http://bravenewclimate.com/2011/03/13/fukushi
ma-simple-explanation, 2011.
2. CARRÉ, F., AT ALL,, Generation IV Roadmap,
Description of Candidate Gas-cooled Reaktor
Systems Report, Nuclear Energy Research
Advisory Committee and the Generation IV
International Forum, Gas-Cooled Reaktor
Systems Technical Working Group, GIF-016-
00, 2002
3. BALL, S, Sensitivity Studies of Modular High-
Temperature Gas-Cooled Reaktor (MHTGR)
Postulated Accidents, 2nd International Topical
Meeting on HTR Technology (HTR-2004),
INET, Beijing, China, 2004
4. POWERS. J. J., AND WIRTH, B. D., A review
of TRISO fuel performance models, Journal of
Nuclear Materials Volume 405, Issue 1,, Pages
74-82, 2010
5. CHAROLLAIS, F., FONQUERNIE, S,
PERRAIS C., AND PEREZ, M, CEA and
AREVA R&D on HTR fuel fabrication and
presentation of the CAPRI experimental
manufacturing line, Science Direct, 2005
6. ZHOU, X. W. AND TANG, C.H., Review
Current status and future development of coated
fuel particles for high temperature gas-cooled
reaktors, Institute of Nuclear and New Energy
Technology, Tsinghua University, Beijing
100084, China, ScienceDirect, 2011
http://www.elsevier.com/locate/pnucene
7. INGLE., N. and KUECH, T., TISCHLER,
M.A., Chemical Vapor Deposition, University of
Winconsin, Madison, 2011.
8. SILICONFAREEAST.COM, Chemical Vapor
Deposition (CVD), 2011,
http://www.siliconfareast.com/cvd.htm
9. RICHTER PRECISION INC, What is CVD
coating?
http://www.richterprecision.com/faq.html
10. BECKER. A. AND HUNTTINGER. K. J.,
Chemistry and Kinetic of Chemical Vapor
Deposition of Pyrocarbon-II Pyrocarbon
Deposition from Ethylene, Acetylene and 1,3 –
Butadiene in the low Temperature Regime,
Institute fur Chemische Technik, Universitat
Karlsruhe, Karlsruhe, Carbon Vol 36,No 3, 1998
11. BECKER. A. AND HUNTTINGER. K. J.,
Chemistry and Kinetic of Chemical Vapor
Deposition of Pyrocarbon-III Pyrocarbon
Deposition from Propylene and Benzene in the
Temperature Regime., Institute fur Chemische
Technik, Universitat Karlsruhe, Karlsruhe,
Carbon Vol 36, 1998
12. KAAE, J. L., THE MECHANISM OF THE
DEPOSITION OF PYROLYTIC CARBONS,
Pergamon Pres Ltd., San Diego, Carbon Vol 23,
No. 6, pp. 665-673. 1985
13. HONORATO, E. L., MEADOWS, P. J. AND
XIAO, P., Fluidized bed chemical vapor
deposition of pyrolytic carbon – I. Effect of
deposition conditions on microstructure,
Materials Science Centre, School of Materials,
TheUniversity of Manchester, Grosvenor
St.,Manchester ScienceDirect, 2011,
http://www.elsevier.com/locate/pnucene
14. DELHAES, P., Review Chemical vapor
deposition and infiltration processes of carbon
Materials Centre de Recherche Paul Pascal
(CNRS and University of Bordeaux 1), Avenue
Albert Schweitzer, F-33600 Pessac Cedex,
France, Carbon 40 (2002) 641–657
15. MEADOWS, P. J., HONORATO, H. L. and
XIAO, P., Fluidized bed chemical vapor
deposition of pyrolytic carbon – II. Effect of
deposition conditions on anisotropy, Materials
Science Centre, School of Materials, University
of Manchester, Grosvenor Street, Manchester
M1 7HS, UK, Journal of Nuclear Materials 373
(2008) 150–156, Http://www.sciencedirect.com
16. HE´LARY H., DUGNE, B, BOURRAT, A.,
Advanced characterization techniques for SiC
and PyC coatings on high-temperature reaktor
fuel particles, Journal of Nuclear Materials 373
(2008) 150–156, Science Direct, 2008. Http://
www.sciencedirect.com
TANYA JAWAB
Sri Rinanti S.
Apakah pada pelapisan kernel nantinya diameter
kernel yang akan dilapisi harus sama agar
distribusi ketebalan pelapisan sama, apa yang
terjadi seandainya kernel yang akan terlapisi tidak
sama diameternya?
Sukarsono
Ukuran kernel dan bentuk fisik lain seperti
densitas dan sebagainya sangat berhubungan
dengan desain reactor. Untuk menjaga
kinerja reactor sesuai dengan desain
diperkenankan variabilitas diameter tidak
terlalu lebar jadi intinya harus dengan
variabilitas yang tertentu (misalnya ± 5%)