Blp Materi Pelatihan

16
MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DENGAN MEMBANGUN KAPASITAS BELAJAR (BUILDING LEARNING POWER) Disajikan oleh: Drs. Margono, M.Pd A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional strategi dasar kebijakan pendidikan mencakup empat aspek yaitu: pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, relevansi pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, dan efisiensi pendidikan. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Secara internasional pada umumnya ada dua hal yang dijadikan indikator kualitas pendidikan pada suatu negara, yaitu human development index (HDI) dan hasil dari programme for international student assessment (PISA). Pengukuran terhadap HDI disponsori oleh United Nations Development Program (UNDP) yang mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu: (1)hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran, (2)pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa dan kombinasi pendidikan dasar dan menengah , atas gross enrollment ratio, dan (3) standar kehidupan yang layak diukur dengan gross domestic product per kapita / produk domestik bruto kekuatan beli dalam dollar Amerika Serikat. Pengukuran terhadap capaian PISA dilakukan oleh negara-negara yang tergabung dalam organization for economic cooperation and development (OECD) meliputi 30 negara yaitu Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, the Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, dan United States. PISA mengukur kemampuan membaca, matematika, sains, dan problem-solving untuk usia sekitar 15 tahun. Posisi Indonesia dilihat dari capaian HDI tahun 2000 menempati urutan 109 dari 174 negara, data tahun 2007 berdasarkan list of countries by human development index (HDI) Indonesia

description

sampaian BLP yang disampaikan pak Margono

Transcript of Blp Materi Pelatihan

Page 1: Blp Materi Pelatihan

MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DENGAN MEMBANGUN KAPASITAS BELAJAR

(BUILDING LEARNING POWER)Disajikan oleh: Drs. Margono, M.Pd

A. Latar BelakangBerdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional strategi dasar kebijakan pendidikan mencakup empat aspek yaitu: pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, relevansi pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, dan efisiensi pendidikan.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Secara internasional pada umumnya ada dua hal yang dijadikan indikator kualitas pendidikan pada suatu negara, yaitu human development index (HDI) dan hasil dari programme for international student assessment (PISA).

Pengukuran terhadap HDI disponsori oleh United Nations Development Program (UNDP) yang mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu: (1)hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran, (2)pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa dan kombinasi pendidikan dasar dan menengah , atas gross enrollment ratio, dan (3) standar kehidupan yang layak diukur dengan gross domestic product per kapita / produk domestik bruto kekuatan beli dalam dollar Amerika Serikat. Pengukuran terhadap capaian PISA dilakukan oleh negara-negara yang tergabung dalam organization for economic cooperation and development (OECD) meliputi 30 negara yaitu Australia, Austria, Belgium,  Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece,  Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, the Netherlands, New Zealand,  Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, dan United States. PISA mengukur kemampuan membaca, matematika, sains, dan problem-solving untuk usia sekitar 15 tahun.

Posisi Indonesia dilihat dari capaian HDI tahun 2000 menempati urutan 109 dari 174 negara, data tahun 2007 berdasarkan list of countries by human development index (HDI) Indonesia berada pada urutan 107 dari 178 negara dengan index 0,728 di bawah Vietnam yang berada pada peringkat 105 dengan index 0, 733 (http://wikipedia.org), sedangkan berdasarkan data yang dipublikasikan pada bulan Oktober 2009 posisi Indonesia berada pada peringkat 111 dari 182 negara dengan index 0,734. (http://wikipedia.org). Peringkat sepuluh besar HDI ditempati oleh Norway, Australia, Iceland, Canada, Ireland, Netherlands, Sweden, France,  Switzerland, dan Japan.

Posisi Indonesia berdasarkan hasil pengukuran PISA tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei, Indonesia menempati peringkat ke 38 untuk bidang IPA, sementara untuk matematika dan kemampuan membaca menempati urutan ke 39 sedangkan problem solving menempati urutan 40 (Renstra Depdiknas 2005-2009:39).

Data tahun 2006 hasil pengukuran PISA dari 57 negara yang disurvey, Indonesia berada pada peringkat 50 untuk IPA, peringkat 44 untuk membaca, peringkat 49 untuk matematika, dan peringkat 52 untul problem solving (http://www.oecd.org/dataoecd)

Negara yang oleh OECD dipandang sebagai negara paling berhasil dalam penyelenggaraan pendidikan dikaitkan dengan hasil penilaian tentang PISA adalah Finlandia, dengan capaian prestasi sebagai berikut ; (1) dalam kemampuan membaca menduduki peringkat pertama dalam tahun 2000 dan 2003, dan peringkat kedua pada tahun

Page 2: Blp Materi Pelatihan

2

2006, (2)dalam bidang matematika menempati peringkat ke empat pada tahun 2000, peringkat pertama pada tahun 2003 dan tahun 2006, (3) dalam bidang kecakapan problem-solving menempati peringkat ke dua tahun 2003, tahun 2000 tidak terukur, (4)pada tahun 2006 Finlandia memperoleh hasil paling baik dalam beberapa bidang yang disurvey tentang PISA. (http://www.oecd.org/dokument/39)

Apabila dikaji lebih lanjut keberhasilan Finlandia sebagai negara yang kualitas pendidikannya terbaik dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu : Equel opportunites, Comprehensiveness of education, competent teachers, student counselling and special needs education, encouraging evaluation, significance of education in society, A flexible system based on empowerment, co-operation, a student-oriented, active conception of learning. (http://news.bbc.co.uk).

Keberhasilan Finlandia erat kaitannya dengan kerangka pemberdayaan potensi manusia sebagaimana yang dikembangkan oleh Prof. Guy Claxton dari Inggris yang dikenal dengan Building Learning Power (BLP)

SMP Negeri 1 Sidoarjo sebagai salah satu Rintisan sekolah bertaraf internasional mencoba mengembangkan konsep BLP sebagai salah satu upaya untuk mengejar ketertinggalan dibidang pendidikan.

Apabila dikaitkan dengan pendidikan karakter, penulis berpendapat bahwa di dalam BLP terjadi pembentukan karakter, bahkan karakter yang diperlukan sebagai orang sukses di segala hal dalam konteks global. Sukses di bidang pendidikan dan juga sukses di bidang kehidupan karena BLP membangun karakter orang sukses yang pada umumnya memiliki karakter Tangguh (Resilience), Cerdas (Resourcefulness), Cerdik (Reflectiveness), dan Kesanggupan bekerjasama (Reciprocity). Selanjutnya di sebut 4R

Dalam pelaksanaannya di SMP 1 Sidoarjo 4R terjilma dalam pengembangan visi sekolah yaitu: Berakhlak, kreatif, dan berprestasi. Di dalam komponen berakhlak dikembangkan indikator tertib, peduli, dan santun. Di dalam komponen kreatif dikembangkan indikator disiplin, dedikasi, dan daya juang, sedangkan dalam komponen berprestasi dikembangkan indikator capaian KKM, nilai ujian, prosentase diterima di SLTA favorit , dan kejuaraan dalam lomba.

B. Building Learning Power dalam Konsep

Building learning Power (BLP) adalah suatu gagasan, suatu konsep, suatu model, suatu kerangka. Suatu penyelidikan untuk meningkatkan kemampuan pelajar untuk dapat belajar dengan baik secara nyata. Pengertian belajar dalam kontek BLP adalah penyesuaian diri terhadap situasi baru dimanapun pelajar berada.

Pada intinya BLP mempunyai 4 aspek bagi siswa yang ' baik' dalam belajar. Empat kapasitasbelajar tersebut adalah: Resilience (ketangguhan), Resourcefulness (kecerdasan), Reflectiveness(kecerdikan), dan Reciprocity (kesantunan).

Ketangguhan mengandung konsep tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu terus belajar. Ketangguhan disusun oleh empat komponen : (1) Tekun , untuk belajar dengan baik, pelajar telah lebih dulu terlibat dengan obyek pelajaran dan memelihara perhatian tanpa bermaksud menguasai, (2)Mengelola gangguan, ada sejumlah hal dapat menimbulkan gangguan, seperti rasa lapar, kecemasan, dan kelelahan. BLP bertujuan untuk membantu pelajar menjadi sadar akan sumber gangguan yang mungkin dan bagaimana mereka dapat menguranginya, (3)Perhatian, pelajar yang baik adalah trampil dalam memperhatikan. Mereka mempunyai suatu kemampuan untuk memperhatikan hal yang penting secara detil, (4)Usaha keras , ciri ini secara sederhana menuju ke suatu kemampuan pelajar untuk memahami bahwa sesuatu tidak datang dengan mudah dan bahwa sesuatu kesulitan pada umumnya berhadiah sukses pada akhirnya

Page 3: Blp Materi Pelatihan

3

Kecerdasan mengandung konsep tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu belajar dalam cara yang berbeda. Kecerdasan tersusun oleh lima komponen : (1) Keingintahuan, dalam hal ini pelajar yang baik mempunyai kemampuan untuk bertanya secara baik dan bekerja secara spesifik, (2) Membuat hubungan, pemikiran di sini adalah pelajar yang baik bisa membuat hubungan antara yang telah mereka ketahui dengan pengalaman baru, (3)Imajinasi, pelajar yang baik bisa melihat cara berfikir yang berbeda. Mereka menggunakan imajinasinya untuk mendukung pelajaran dengan membuat skenario dalam pikiran mereka dengan jalan menghubungkan gambaran itu kepada pelajaran mereka, (4)Penalaran, penelitian menyatakan bahwa pendidikan menengah belum seluruhnya sukses dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir secara logis di dalam kehidupan nyata, (5)Sumber daya, secara sederhana, pelajar yang baik terbiasa dan nyaman dengan penggunaan sejumlah sumber daya pada penyelesaian untuk menopang belajar mereka.

Kecerdikan mengandung konsep tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu menjadi lebih strategis dalam belajar. Kecerdikan tersusun oleh empat komponen : (1)Perencanaan, pelajar yang baik mengatur proses belajar dengan serangkaian teknik, seperti membuat stok suatu masalah, mengukur sumber daya yang tersedia, membuat suatu perkiraan waktu belajar yang akan diambil, dan mengantisipasi permasalahan atau rintangan yang muncul, (2)Meninjau ulang, pelajar memiliki harapan yang tak diduga. Oleh karena itu, pelajar yang baik memiliki kemungkinan untuk berubah arah jika diperlukan, (3)Menyaring, ini melibatkan berpikir tentang pengalaman sendiri maupun dalam diskusi dengan orang lain, dan melihat pelajaran secara penuh atau generalisasi, hal itu dapat bermanfaat untuk diterapkan dalam situasi baru, (4)Meta belajar, ini adalah perluasan dari menyaring. Ini adalah suatu proses pelajar yang baik menuju pembicaraan secara konstruktif tentang proses belajar dan untuk membicarakan bagaimana pekerjaan belajar.

Kemandirian, mengandung konsep tentang kondisi pelajar yang siap, rela dan mampu belajar sendiri atau dengan orang lain. Pelajar yang baik mempunyai kemampuan untuk mendengarkan, mengambil giliran dan memahami sudut pandang orang lain. Kesantunan tersusun oleh empat komponen: (1)Saling ketergantungan, pelajar yang baik mengetahui bagaimana cara mengatur keseimbangan antara saling berinteraksi dan sendiri dalam belajar, (2)Kerja sama, ini yang disarankan secara nyata - menjadi mampu bekerja berpasangan atau dalam kelompok dalam suatu skenario di mana tak seorangpun mengetahui semua jawaban, (3)Empati dan Mendengarkan, ketrampilan mendengar yang baik dapat diajarkan, tetapi ini adalah bagian penting dari wajah pelajar yang baik, (4)Peniruan, kita belajar dengan mempelajari dari yang lain. Jika kita melihat seseorang mengerjakan sesuatu yang baik kita mengenali ini.

C. Building Learning Power dalam Praktik

Pengajaran untuk kapasitas belajar berangkat dari suatu kepastian bahwa BLP harus ada dalam pikiran para guru, ketika mereka menjelaskan pendekatan kepada para siswa, merencanakan aktivitas mereka, menafsirkan capaian siswa, dan mempertunjukkan empat R di dalam hidup mereka sendiri. Suatu pertanyaan penting adalah " Bagaimana aku membantu mengembangkan daya tahap, kecerdikan, kemampuan refleksi dan kesantunan dari para siswa ku dengan menjelaskan, mengomentari, mengorkestra dan modeling?" Pada intinya suatu kerangka bagaimana tutor dapat secara baik berkomunikasi, mendiskusikan, mendorong, membujuk, menekankan, menyediakan, memimpin, mengatur dan akhirnya memberi pengajaran para siswa mereka bagaimana cara membangun kapasitas belajar mereka. Proses ini disusun dari empat persyaratan: menjelaskan, mengomentari, mengorkestra, dan pemodelan.

Page 4: Blp Materi Pelatihan

4

Menjelaskan, menyampaikan kepada para siswa secara langsung dan dengan tegas tentang kapasitas belajar. Di dalam menjelaskan ada empat kegiatan yang dilakukan: (1)Memberitahu, para siswa harus mengetahui apa kapasitas belajar. Para siswa harus mengetahui apa yang dimaksudkan oleh guru tentang nilai-nilai, (2)Mengingatkan, guru harus selalu mengingatkan kepada siswa tentang apa BLP dan apa yang menjadi prioritas, (3)Mendiskusikan, guru yang baik mendorong siswanya untuk mendiskusikan BLP, intisarinya dan mempertanyakannya, (4)Pelatihan, seperti halnya menjelaskan dan mendiskusikan BLP, guru adalah wajah untuk isyarat manfaat, teknik dan tips yang mereka lakukan untuk para siswa.

Mengomentari, menyampaikan pesan tentang kapasitas belajar melalui pembicaraan informal dan evaluasi informal dan formal. Di dalam mengomentari ada empat hal yang dapat dilakukan: (1)Menyentuh, setelah para siswa menghadapi tantangan dan berminat melakukan kegiatan , guru BLP saling berhubungan dengan mereka bersama-sama, mengomentari tidak hanya pada hasil tetapi pada metoda dan proses pelajaran mereka, (2)Menjawab, bagaimana para guru bereaksi terhadap pertanyaan, gagasan dan usul yang yang diajukan siswa tentang pengaruh pengembangan kapasitas belajar dengan mantap, guru harus secara penuh menyambut kontribusi dan pertanyaan siswa, (3)Evaluasi, suatu isyarat bagi seorang siswa bahwa mereka sedang berjuang oleh karena suatu ketiadaan kemampuan dan kamu mungkin juga menertawakan untuk mencoba. (4)Menelusuri jejak, semacam penilaian kumulatif yang mendorong kepercayaan dan komunikasi dengan sesama di mana siswa dapat melihat bahwa ia sudah lebih baik.

Mengorkestra, pemilihan aktivitas dan mengatur lingkungan. Di dalam mengorkestra ada empat hal yang dapat dilakukan: (1)Pemilihan, ini mempunyai dua aspek. Pemilihan topik untuk memberi pengajaran dan merancang aktivitas sesuai dengan topik yang diajarkan, (2)Penyusunan, seperti halnya semua pelajar yang baik, guru BLP meyakinkan bahwa para siswa menghargai niat di balik aktivitas yang mereka berikan, (3)Menentukan target, para siswa mungkin memutuskan dengan para guru membantu ke arah fokus berikutnya untuk meningkatkan disposisi dan ketrampilan mereka di dalam masing-masing dari 4R. Guru BLP dapat membantu siswa untuk mengingat-ingat target mereka di dalam berbagai cara, (4)Pengaturan, bagian ini mempertimbangkan lingkungan kelas. Lakukan gambaran dan pesan yang menguatkan perhatian dengan kapsitas belajar. Mengatur mebel yang mendorong beragam interaksi pelajaran yang benar.

Modeling, menunjukkan apa maknanya menjadi seorang pelajar yang efektif. Di dalam modeling ada empat hal yang dapat dilakukan: (1)Bereaksi, bagaimana guru merespon ketika hal yang tak diduga terjadi di dalam kelasbanyak siswa berbincang tentang kapasitas belajar para guru, (2)Pelajaran dengan tegas, ini mengacu pada kemampuan mereka untuk memberi model kepada para siswa semacam memproses pikiran ( dan emosional) bahwa pelajar itu berhasil, pada umumnya dengan diam-diam. Belajar dengan tegas peluang untuk disajikan kepada mereka dalam konteks bereaksi terhadap peristiwa tak diduga ketika terjadi pada mereka, (3)Demonstrasi, salah satu permasalahan dari sekolah konvensional bahwa menyampaikan pengetahuan kepada siswa betapapun pelajaran yang menarik telah berlangsung dan betapapun ketidak-pastian, perbedaan paham dan kegiatan mencoba-coba telah ditekan tidak dilibatkan, (4)Berbagi, guru harus menunjukkan ciri humanis mereka. Sekali pengajar mulai berpikir tentang pelajaran sebagai hal kehidupan riil yang berkesinambungan dan tidak hanya sesuatu yang memerlukan guru, buku dan kelas, mereka menemukan tidak ada kekurangan tentang sesuatu yang mungkin mereka perbincangkan.

Page 5: Blp Materi Pelatihan

5

D. Tujuan Kegiatan

Peningkatan kualitas pendidikan berbasis BLP ini bertujuan untuk :

1. Mengembangkan potensi siswa secara utuh (kognitif, afektif, Psikomotor) dan tanpa batas, bahkan dapat melampaui potensi rata-rata yang diperkirakan selama ini.

2. Mengubah paradigma pembelajaran dari mentransformasikan ilmu pengetahuan menjadi pengembangan potensi manusia, karena pada dasarnya setiap orang memiliki potensi yang sangat luar biasa dan bisa dikembangkan dengan cara-cara tertentu. Salah satu caranya adalah dengan cara membangun kapasitas belajarnya.

3. Pada akhirnya peningkatan kualitas pendidikan berbasis BLP ini bertujuan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang kualitas manusia terutama jika dibandingkan dengan negara-negara OECD, sehingga secara bertahap dapat meningkatkan capaian skor PISA dan HDI.

E. Persiapan Pelaksanaan1. Mendikusikan konsep BLP dengan semua warga sekolah terutama guru dan siswa.

Dalam tahap ini diperoleh kesepakatan bersama bahwa pembelajaran BLP dipandang sebagai pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan perlu segera dilaksanakan di sekolah.

2. Merumuskan pengalaman belajar siswa menuju pembelajaran berbasis BLP, diperoleh rumusan sebagai berikut :

No Komponen Sub Komponen Contoh Pengalaman Belajar Siswa

1

Devout/ Berakhlaq(Berfikir positif)

Tertib Beribadah, berpakaian, kehadiranPeduli Diri sendiri, sesame, lingkunganSantun Perkataan, perbuatan

2 Resilience /Ketangguhan

Tekun Mempresentasikan hasil belajarnyaMengelola gangguan Selalu menyelesaikan kegiatan tepat waktuPerhatian scr ditail Membuat skema/ resume hasil belajarUsaha keras Berdiskusi dengan teman sejawat

3Resourceful-ness/Kecerdasan

Keingintahuan Membuat pertanyaan tertulis setiap akan melakukan kegiatan

Memb. hubungan Mengaitkan antar materi pembelajaran

Imajinasi Membuat laporan tertulis setiap melakukan kegiatan

Penalaran Menyusun karya tulis sederhanaSumber daya Melakukan praktikum/proyek

4 Reflectiveness/kecerdikan

Perencanaan Membuat jadwal dan mengatur jam belajarMeninjau ulang Mengubah dan mengevaluasi cara belajarMenyaring Melakukan refleksi setiap akhir kegiatan

Meta belajar Mencoba dan menentukan cara belajar yang baik dan tepat

5 Reciprocity/kemandirian

Saling ketergantungan

Mengerjakan tugas yang hanya dapat diselesaikan dalam kelompok

Kerja sama Melakukan kegiatan/penelitian bersamaEmpati dan Mendengarkan

Pelatihan menjadi pendengar yang baik dan penuh empati

Peniruan Meneladani perilaku hidup sukses dari orang lain

Page 6: Blp Materi Pelatihan

6

3. Merumuskan kegiatan guru menuju pembelajaran berbasis BLP. Dari kegiatan ini diperoleh rumusan sebagai berikut :

No Komponen Sub Komponen Uraian

1 Menjelaskan

Memberitahu Menjelaskan tentang BLP dan nilai-nilaiMengingatkan Mengingatkan BLP dan prioritasnyaMendiskusikan Mendiskusikan BLP dengan siswaPelatihan Menunjukkan manfaat BLP kepada siswa

2 Mengomentari

Menyentuh Mengomentari hasil, metode, dan proses BLP

Menjawab Menjawab pertanyaan siswa tentang pelaksanaan BLP

Mengevaluasi Mengevaluasi secara terus menerus perjuangan siswa

Menelusuri jejak Menilai perkembangan yang telah dicapai siswa

3 Mengorkestra

Pemilihan Pemilihan topik dan rancangan aktivitas sesuai konsep BLP

Penyusunan Menghargai usaha siswa yang baikMenentukan target

Membantu siswa dalam menentukan target

Pengaturan Mengatur mebel dan lain-lain yang mendukung BLP

4 Modeling

Bereaksi Merespon tentang penilaian siswa thd BLP guru

Pelajaran dengan tegas

Memberi respon thd peristiwa yang tak diduga

Demonstrasi Menjadi contoh penerapan BLPBerbagi Menunjukkan sikap bersahabat

4. Menyiapkan form evaluasi diri untuk setiap siswa, setiap kelas, dan setiap hari yang berkaitan dengan perkembangan akhlak, kreativitas, dan prestasi, seperti terdapat dalam lampiran:

5. Menyiapkan form pelaporan setiap siswa yang disebut dengan learning power progress report seperti terdapat dalam lampiran :

F. Tahap Pelaksanaan1. Kegiatan guru(termasuk orang tua) meliputi :

a. Menjelaskan BLP kepada siswab. Mengomentari tentang pelaksanaan BLP siswac. Mengorkestra kelas sesuai dengan rancangan pembelajarand. Menjadi model dalam pelaksanaan BLP di sekolahe. Mengambil form evaluasi diri yang telah diisi oleh siswa dan menggantinya

dengan form baru pada setiap hari Sabtuf. Mengolah data evaluasi diri siswa setiap hari Sabtug. Menganalisis perkembangan kapasitas belajar siswah. Mengomentari perkembangan BLP siswa

2. Kegiatan Siswa meliputi:a. Mendiskusikan tentang pentingnya BLP dalam kehidupanb. Melakukan evaluasi diri tentang BLP masing-masing siswa setiap hari

Page 7: Blp Materi Pelatihan

7

c. Membuat pertanyaan bekualitas setiap hari setiap mata pelajarand. Mengisi refleksi yang berupa jurnal learning loge. Mengikuti keseluruhan program sekolah berkaitan dengan BLP baik yang

melekat pada pembelajaran maupun yang bersifat pembiasaan.3. Tahap Pelaporan

a. Menyusun laporan bulanan dan memasukkan data progres kapasitas belajar siswa ke dalam website sekolah

b. Menyusun laporan semester untuk diserahkan kepada orang tua siswa. c. Menyusun laporan tentang progres siswa secara keseluruhan, untuk menjadi

bahan analisis.

G. Contoh Prestasi SekolahDengan penerpan pembelajaran berbasisi BLP ini terjadi perkembangan kualitas

pendidikan yang signifikan baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor sebagai berikut:

1. Kepribadian Siswa

No KOMPONENPERKEMBANGAN INDEK AKHLAQ

TH. 2007/2008 TH. 2008/2009 TH. 2009/2010SMT 1 SMT 2 SMT 1 SMT2 SMT 1 SMT2

1 Ketertiban 0,734 0,861 0,838 0,8922 Kepedulian 0,737 0,860 0,838 0,8913 Kesantunan 0,735 0,868 0,840 0,8904 Rata-rata Akhlaq 0,735 0,863 0,839 0,891

2. Kreativitas

No KOMPONENPERKEMBANGAN INDEK KREATIVITAS

TH. 2007/2008 TH. 2008/2009 TH. 2009/2010SMT 1 SMT 2 SMT 1 SMT2 SMT 1 SMT2

1 Disiplin 0,725 0,861 0,808 0,8872 Dedikasi 0,724 0,850 0,807 0,8843 Daya Juang 0,729 0,856 0,808 0,8834 Rata-rata

Kreativitas 0,726 0,856 0,808 0,885

3. Perkembangan Rata-rata Nilai UN

NO MATA PELAJARAN 2005/2006 2006/200

7 2007/2008 2008/2009 2009/2010

1 Matematika 9,05 8,80 8,91 9,64 9,252 Bhs. Indonesia 8,46 8,60 8,51 8,85 8,593 Bhs. Inggris 9,15 9,00 9,02 9,35 9,034 IPA - - 8,80 9,24 8,855 Rata-rata 8,89 8,80 8,81 9,27 8,93

Page 8: Blp Materi Pelatihan

8

4. Diterima di SLTA pilihan

NO SEKOLAH 05/06 06/07 07/08 08/09 09/101 SMAN 1 SIDOARJO 52 41 (61)sbi +40 (74)sbi+26 90 sbi2 SMAN 2 SIDOARJO 19 24 22 12 183 SMAN 3 SIDOARJO 41 45 47 43 514 SMAN 4 SIDOARJO 32 38 40 22 145 SMAN GEDANGAN 15 10 7 13 156 SMAN WARU 3 10 7 5 47 SMAN TAMAN 8 1 2 2 18 SMAN WONOAYU 3 5 3 4 99 SMAN PORONG 7 7 5 1 010 SMAN KREMBUNG 0 0 0 0 011 SMKN SIDOARJO 4 5 6 3 412 MAN SIDOARJO 2 2 1 2 013 SMAN SURABAYA 9 10 7 21 414 SMA TN MGL 1 2 4 1 815 SMA TELKOM MLG 3 016 SMAN 4 PASURUAN 1 017 SMAN 10 MALANG 1 118 SMAN 3 MALANG 1 019 SMAN 1 KRIAN 3 sbi20 SMAN 28 JAKARTA 1 sbi20 SMA SWASTA 92 88 36 47 65

JUMLAH 288

5. Prestasi Akademik

6.

Prestasi Non A6. Prestasi Non Akademika. Bidang Olah Raga

NO BIDANG 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010

1 Siswa Berprestasi

Juara 1 Kabupaten

Juara 1 Kabupaten

Juara 1 Kabupaten

- Jr.3 Kab

2 OSN Fisika - - Juara 2 Kabupaten

-

3 Cerdas Cermat - Juara 1 Kabupaten

- -

5 OSN Astronomi

- - Juara 3 Kabupaten

-

6 OSNMatematika

Juara 2 Kabupaten

- - -

7 Story Telling Jr.1 Kab Jr.1 Kab Jr.1 Kab8 KIR Jr.3Kab9 OSN IPS Jr.1Prov10 OSN Biologi Jr.1Kab

Page 9: Blp Materi Pelatihan

9

NO Cabang 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/20101 Sepatu Roda Jr.1 Kab Jr.1 Kab Jr.1 Kab Jr.1 Kab2 Renang Jr.1 Kab Jr.1 Prov Jr. 1 Prov Jr. 3 Nas3 Pencak Silat Jr. 1 Kab Jr. 1 Kab Jr. 1 Prov4 Karate Jr. 1 Kab Jr. 1 Kab Jr. 1 Prov Jr. 1 Prov Jr.1Kab5 Catur Jr. 2 Kab Jr. 1 Kab Jr. 1 Kab6 Selam Jr. 1 Prov Jr. 3 Nas7 Basket Jr. 1 Kab Jr. 1 Kab Jr.3DBL8 Cheer Leader Jr. 1 Prov Jr.1 Sby9 Tenis lapangan Jr. 1 Kab Jr. 1 Kab11 Bridge Jr. 1 Prov Jr.2 Kab12 Senam Jr.1Kab13 Anggar Jr.1Kab14

b. Bidang Seni

NO Cabang 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/20101 Baca Puisi Jr. 1 Kab Jr. 1 Kab Jr. 1 Kab2 Vokal Group Jr. 1 Kab Jr. 1 Kab Hrp 2 Nas Jr.2 Prov3 Lomba gambar Jr. 1 Kab Jr.1 Kab4 Band Jr. 1 Prov Jr. 1 Prov Jr.1 Kab5 Lomba Lukis Jr.1 Kab6 Tari Jr.1 Kab Jr. 1 Kab7 Musik

TradisionalJr. 1 Kab 5 terbaik

Prov.5terbaik Prov

8 Lomba Teater Jr. 1 Kab9 Lomba Poster Jr. 1 Kab10 Yel Basket

DBLJr. 1 Prov

11 Drama 5terbaik Prov

12 Cipta Lagu Jr.2 Kab

c. Bidang Pengembangan Kepribadian

NO

BIDANG 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010

1 Pramuka Jr. 1 Kab J.Um Kab2 PMR Jr.1Lompamar

Page 10: Blp Materi Pelatihan

10

CONTOH FORM EVALUASI DIRI(PEMANTAUAN PERILAKU SISWA)

NO VISI INDIKATOR

1 BerakhlaqTertib (beribadah, pakaian, kehadiran)Peduli (diri sendiri, sesama, lingkungan)Santun (perkataan, perbuatan)

2 Kreatif Disiplin (tekun belajar, membuat pertanyaan dan refleksi)Daya juang (bekerja keras, mandiri,fleksibel)

3 BerprestasiPenilaian harian Sesuai KKMPenilaian Semester /Ujian Minimal 8Memiliki Kejuaraan..........................

KELAS: MINGGU KE : BULAN: TAHUN:

No Nama Senin Selasa Rabu ……. JumlahT P S D J T P S D J T P S D J T P S D J

1234567891011121314151617181920212223

Page 11: Blp Materi Pelatihan

11

2425

Keterangan :T : TertibP : PeduliS : SantunD : DisiplinJ : Daya Juang