blok3modul 1
description
Transcript of blok3modul 1
ABSTRACT
Human body contains many kinds of electrolytes and also nutrients which are needed by
the body to do the metabolism process. When the human body experiences dehydration or
bleeding, the physiological saline will be given about 0,9%. This amount is suitable to the
amount of the electrolyte which required by the body so that the liquid of electrolyte will be
back to the normal level.
Keywords: physiological saline, metabolism process
Kepentingan Cairan Elektrolit dan Cara Transportasinya
dalam Tubuh
Angela Mamporok (10.2011.427)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tubuh manusia mengandungi berbagai jenis elektrolit dan juga zat yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk melakukan proses metabolisme. Oleh itu, apabila tubuh manusia mengalami
dehidrasi atau pendarahan maka cairan garam fisiologis seperti NaCl sebanyak 0,9% akan
diberikan. Jumlah ini sesuai seperti jumlah elektrolit yang ada dalam tubuh agar cairan
elektrolit dalam tubuh kembali ke tingkat yang normal.
Kata kunci: cairan garam fisiologis, proses metabolisme
KASUS (Skenario A)
Adi usia 10 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengalami pendarahan, kemudian
dibawa ke RS. Oleh dokter Adi mendapat infuse cairan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Perlahan tapi pasti kondisi Adi berangsur membaik.
PENDAHULUAN
Apabila mengalami pendarahan, maka akan terjadi pengurangan jumlah cairan dalam
tubuh, cairan elektrolit maupun non-elektrolit1. Hal ini karena, dalam pembuluh darah, bukan
hanya terdapat darah sahaja tetapi juga zat-zat dalam bentuk cairan seperti air, protein,
glukosa dan mineral. Semua zat ini membantu dalam proses metabolisme tubuh agar tubuh
bisa memperoleh energi untuk menjalankan kerja-kerja seharian.
Pendarahan akan menyebabkan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh akan keluar. Ini
akan menyebabkan kesan yang negatif kepada tubuh manusia. Tubuh manusia akan berubah
dari kuat kepada lemah dan lebih parah lagi adalah kematian. Hal ini amat buruk terutama
kepada golongan anak-anak yang masih mengalami pembesaran seperti anak remaja dan anak
balita.
Oleh itu, makala ini akan mendiskusikan tentang kepentingan cairan tubuh manusia
dan cara transportasinya. Selain itu, akan dimasuki juga topik tentang membran sel agar lebih
paham tentang proses transportasinya bahan-bahan ke dalam tubuh manusia. Ini dapat
membantu untuk meningkatkan pengetahuan kita agar kondisi kehilangan elektrolit ini bisa
dielakkan pada masa depan.
PEMBAHASAN
1. Apakah itu cairan garam fisiologis NaCl?
Cairan NaCl merupakan sejenis cairan kimia yang diberikan kepada tubuh manusia
apabila tubuh tersebut mengalami pengurangan jumlah elektrolit atau zat dalam tubuhnya.
Pengurangan elektrolit ini bisa terjadi disebabkan oleh kondisi-kondisi seperti diare,
pendarahan, urine, keringat dan pernapasan.
Jika mencapai pengurangan cairan ini mencapai tingkat yang tinggi dan berisiko maka
suatu kondisi yang dikenal sebagai dehidrasi akan terjadi. Dehidrasi ke atas tubuh manusia
adalah sesuatu yang buruk karena ia akan mengakibatkan tubuh kita lemah secara fisik
maupun mental, malah lebih parah lagi akan mengakibatkan kematian.
Oleh itu, jika seseorang yang mengalami dehidrasi contohnya pasien diare ataupun
individu yang mengalami pendarahan akan di berikan infuse cairan garam fisiologis yaitu
NaCl sebanyak 0,9%. Cairan ini harus diberikan sebanyak ini karena ini merupakan jumlah
yang optimal yang boleh diterima oleh tubuh manusia karena jumlah ini sama dengan jumlah
cairan yang ada dalam plasma tubuh manusia. Cairan sebanyak ini dinamakan sebagai larutan
isotonik karena mempunyai osmolalitas dengan cairan dalam tubuh1.
2. Transportasi sel
Tubuh manusia memerlukan zat atau molekul untuk menjalankan proses metabolisme
agar dapat membentuk energi untuk menjalankan kerja-kerja seharian. Oleh itu, beberapa zat
ini perlu bergerak masuk ke dalam tubuih dan proses ini dikenali sebagai transportasi sel.
Transportasi sel ini dibahagi kepada dua yaitu transportasi pasif dan aktif. Transportasi
pasif adalah perpindahan zat-zat yang bergerak mengikuti aliran perbedaan konsentrasi.
Transportasi aktif pula adalah perpindahan zat-zat yang mengikuti aliran lawan perbedaan
konsentrasi dan memerlukan energi untuk menjalankan prosesnya2. Misalnya, jika
transportasi pasif adalah perpindahan zat mengikuti aliran konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah manakala transportasi aktif pula mengikuti aliran daripada konsentrasi rendah ke
tinggi. Energi tersebut dapat diperoleh dari ATP yang dihasilkan dari proses respirasi.
2.1 Transportasi pasif
Transportasi jenis ini terbahagi kepada tiga yaitu difusi, difusi terfasilitasi dan osmosis.
2.1.1 Difusi
Perpindahan molekul atau ion daripada bagian konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi
yang rendah. Proses ini terjadi melalui membran sel dan sering terjadi pada gas-gas,
contohnya oksigen, karbondioksida, nitrogen dan karbon monoksida karena non-polar. Difusi
ini terjadi akibat daripada gerak thermal yang meningkatkan entropi sehingga menyebabkan
campuran yang lebih acak3. Proses ini akan berlanjutan hingga mencapai keadaan yang
ekulibrium dan molekul-molekulnya tersebar dalam jumlah yang rata.
Proses difusi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, luas permukaan tempat
difusi terjadi, sifat molekul dan kecuraman ataupun perbedaan konsentrasi antara molekul.
Molekul yang berada di suhu yang tinggi akan bergerak lebih cepat karena mempunyai
tenaga kinetik yang lebih banyak. Oleh itu, difusi akan lebih banyak terjadi pada suhu yang
tinggi. Apabila luas permukaan besar pada bagian terjadinya difusi, maka akan lebih banyak
molekul yang dapat melalui lapisan tersebut dalam masa yang singkat. Maka kelajuan difusi
akan menjadi tinggi. Selanjutnya adalah saiz molekul. Molekul yang mempunyai saiz yang
besar akan bergerak dengan perlahan jika dibandingkan dengan molekul yang kecil. Oleh itu,
proses difusi pada molekul yang bersaiz besar akan menjadi perlahan.
Akhir sekali adalah kecuraman konsentrasi antara molekul. Ini juga dikenali sebagai
perbedaan konsentrasi antara molekul. Jika terdapat lebih banyak molekul pada satu bagian,
maka bagian itu molekulnya akan bergerak secara acak untuk mencapai keadaan yang
ekuilibrium antara dua bagian. Oleh itu, semakin tinggi perbedaan konsentrasi antara molekul
maka tingkat laju difusi akan meningkat.
2.1.2 Difusi terfasilitasi
Proses difusi terifasilitasi adalah berbeda dengan difusi karena proses ini memerlukan
protein pembawa. Hal ini karena molekul-molekul yang besar dan polar tidak bisa melalui
lapisan membran dengan proses difusi. Molekul-molekul ini akan berpindah dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Namun, terdapat keburukan pada proses ini karena, tingkat
kecepatannya tergantung dengan berapa banyak jumlah protein pembawa pada lapisan
membran.
2.1.3 Osmosis
Osmosis adalah suatu proses yang istimewa karena hanya melibatkan molekul air
sahaja3. Molekul-molekul air akan berpindah melalui selaput semipermabel dari konsentrasi
yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Cara perpindahannya juga dikatakan dari bagian yang
hipotonik ke hipertonik. Hal ini karena larutan hipotonik mengandung lebih banyak molekul
air berbanding larutan hipertonik. Walapun molekul air bersifat polar namun proses ini tidak
membutuhkan energi dari sel karena mendapat energi kinetik dari molekul-molekul yang
bergerak.
2.2 Transportasi aktif
Proses ini merupakan proses yang berlawanan dengan transportasi pasif karena arah
perpindahan molekulnya yang berbeda dan melawan gradien konsentrasi4. Transportasi aktif
membutuhkan protein pembawa dan juga energi. Maka, proses ini tidak terjadi secara spontan
seperti transportasi pasif. Ia juga bisa terjadi pada molekul yang ada di dalam atau luar sel dan
molekul yang berpindah menggunakan proses ini adalah molekul yang besar.
Ada dua jenis transportasi aktif yaitu dengan menggunakan protein pembawa ataupun
tidak. Pada proses yang menggunakan protein pembawa, molekul dari konsentrasi yang
rendah akan melekat pada ruangan di protein pembawa yang mempunyai bentuk yang sama
dengan molekul tersebut. Setelah itu, ATP akan digunakan sebagai sumber energi untuk
melepaskan molekul itu ke bagian yang konsentrasi tinggi.
Bagi transportasi aktif yang tidak membutuhkan protein pembawa pula terdapat empat
jenis yaitu endositosis, exositosis, pinositosis dan fagositosis. Endositosis adalah suatu proses
transportasi bahan-bahan ke dalam sel dengan melalui suatu vesikel. Endositosis dapat terjadi
dalam dua cara yaitu melalui fagositosis dan pinositosis. Fagositosis adalah proses untuk
membawa bahan-bahan yang padat ke dalam sel. Sel yang melakukan proses ini dikenal
sebagai fagosit. Contohnya adalah pencernaan bakteri oleh sel darah putih. Sel darah putih ini
akan mengelilingi bakteri dan membrane plasmanya akan bergabung dan menutupi bakteri
tersebut. bakteri ini kemudiaan akan masuk ke dalam sel darah putih. Di dalamnya, bakteri ini
dikelilingi oleh vesikel. Lisosom yang mengandungi ensim pencernaan akan bergabung
dengan vesikel tersebut dan mencernah bacteria didalamnya. Pinositosis pula adalah proses
yang melibatkan bahan-bahan yang lebih kecil atau droplet cairan untuk masuk ke dalam sel.
Prosesnya adalah sama dengan fagositosis yaitu dengan menghasilkan vesikel di keliling
bahan yang ingin dibawa masuk ke dalam sel. Exositosis pula adalah proses yang berlawanan
dengan endositosis karena ia merupakan proses untuk mengeluarkan bahan-bahan dari dalam
ke luar sel. Misalnya pada sekresi ensim pencernaan. Ensim yang telah dihasilkan di
kompleks golgi akan dikeluarkan dalam bentuk vesikel. Vesikel tersebut akan melekat pada
membran plasma dan mengeluarkan intinya yaitu ensim2,3.
3. Membran sel
Merupakan suatu pembungkus sel yang mempunyai struktur yang lembut, lentur dan
tipis. Ketebalannya hanya 7,5 sampai 10 nm5. Membran ini berfungsi sebagai pelindung yang
mengelilingi sel. Selain itu, ia juga akan menentukan molekul mana yang bisa masuk atau
tidak ke dalam sel. Membran sel yang dikenali juga sebagai membran plasma ini membantu
untuk memisahkan bahan-bahan kimia di dalam sel dengan lingkungan sekitarnya.
Membran sel terdiri daripada lipid, protein dan karbohidrat. Lapisan yang menbentuk
membran sel adalah dua lapis molekul-molekul fospolipid dan protein. Ia terbahagi kepada
tiga lapisan yaitu, lapisan luar atas, lapisan dalam dan lapisan luar bawah. Lapisan luar atas
dan bawah adalah dari protein yang bersifat hidrofilik(menarik air) dan lapisan dalam yaitu
lipid adalah bersifat hidrofobik(menolak air). Oleh itu, tidak semua bahan bisa bergerak
melewati membran ini. Sifat membran ini dipanggil sebagai selektif permeabel2.
Terdapat beberapa protein yang membantu dalam proses keluar masuk bahan tertentu
dari sel. Protein yang ada pada membran sel ada dua jenis yaitu protein integral dan protein
periferal. Protein-protein ini akan membantu dalam pergerakan zat-zat atau bahan-bahan
melewati membran sel.
Protein integral yang juga dikenali sebagai protein transmembran adalah protein yang
menembusi lapisan lipid dan terletak di bagian dalam membran yaitu daerah hidrofobik.
Protein ini berfungsi sebagai pori-pori atau kanal yang menghubungkan antara cairan
intraseluler dengan ekstraseluler. Bahan-bahan yang bisa bergerak lewat kanal ini adalah
bahan-bahan yang bisa larut dalam air, misalnya molekul air dan ion-ion. Kanal ini hanya
membenarkan difusi ion tertentu maka ia adalah bersifat selektif. Selain itu, protein integral
juga akan menjalankan peranannya sebagai protein pembawa dan enzim. Protein pembawa
seperti yang diterangkan sebelum ini adalah protein yang berfungsi dalam transportasi bahan-
bahan yang tidak dapat menembusi lapisan lipid yaitu lapisan yang hidrofobik seperti molekul
glukosa5. Terdapat dua kondisi yang berbeda yang akan dialami oleh protein pembawa. Jika
transportasinya adalah dari konsentrasi tinggi ke rendah adalah transportasi pasif tetapi jika
dari konsentrasi rendah ke tinggi dan membutuhkan energi, maka ia adalah transportasi aktif.
Selanjutnya, protein integral juga ada yang berfungsi sebagai reseptor substansi kimiawi yang
bisa larut dalam air. Misalnya, hormon peptida adalah sejenis hormon yang sulit untuk
menembus membran sel. Maka, protein ini berinteraksi dengan dengan ligan tertentu yang
terikat pada reseptor dan menyebakan perubahan konformasi dalam protein reseptor.
Perubahan tersebut akan mengaktivasi bagian intraseluler protein secara enzimatik dan
hormon ini akan bisa menembusi membran sel. Jadi protein integral ini dikatakan sebagai
pembawa informasi mengenai lingkungan sekitar sel ke dalam sel tersebut.
Seterusnya adalah protein periferal yaitu protein yang terletak pada satu sisi membran.
Protein ini akan menempel pada permukaan membran dan seringkali akan menempel pada
protein integral. Disebabkan penempelan protein ini adalah karena interaksi nonkovalen maka
bisa dilepaskan dengan adanya perubahan pada pH. Protein ini berfungsi sebagai enzim dan
membantu dalam transportasi molekul yang non-polar. Contoh protein periferal adalah
sitokrom.
KESIMPULAN
Membran sel mempunyai peranan yang penting dalam transportasi bahan-bahan atau
zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Membrane ini amat penting terutama mengawal
kemasukan bahan-bahan ke dalam sel tubuh dengan bersifat semi permeable. Oleh itu, cara
transportasi bahan-bahan ke dalam adalah berbeda karena setiap bahan mempunyai sifat yang
berbeda dan tidak semua bahan dibutuhkan oleh tubuh.
Berdasarkan kasus, infus cairan NaCl diberikan karena tubuh manusia membutuhkan
cairan ini untuk keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh terutama bagi pasien yang
mengalami pendarahan. pendarahan mengakibatkan pengurangan jumlah elektrolit dalam
cairan plasma tubuh manusia. Oleh itu, amat penting bagi jumlah cairan itu sebanyak 0,9%
diberikan karena jumlah ini adalah yang sesuai dengan cairan elektrolit yang ada pada plasma
di pembuluh darah manusia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Horne MM, Swearingen PL. Fluids, electrolyte, and acid-base balance. 2nd ed. Mosby
Year Book Inc.;1993.p.22-26. (Catatan: Diterjemahkan oleh Dewi LI, Ester M, Asih Y.
Keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa.Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 1995.hal.22-26)
2. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi: Organisasi
tingkat sel. PT Grafindo Media Pratama. Hal 10-14.
3. Jones M, Fosbery R, Taylor D, Gregory J. Biology: Cell membranes and transport. 2nd
ed. United Kingdom: Cambridge University Press;2007.p.50-59.
4. Sel dan bahan penyusunan sel. Cahyadi_blog_san. 18 Januari 2011. Diunduh dari:
http://cahyadiblogsan.blogspot.com/2011/01/sel-dan-bahan-penyusun-sel.html
5. Membran sel. Biomedical engineering. 10 April 2010. Diunduh dari:
http://biomeng.lecture.ub.ac.id/?p=20
Kerusakan pada amigdala akan mengakibatkan individu itu bisa mengingat semula imej atau
suatu memori tetapi tidak dapat mengekspresikan emosi yang sesuai dengan imej itu.
Contohnya, peristiwa seseorang yang mengalami sengatan listrik akan memberi respon seperti
keringatan dan tubuh bergegar karena terkejut dan takut. Bagi mereka yang mempunyai
amigdala yang normal, jika individu itu mengingat kembali peristiwa dia terkena sengatan
listrik, maka badannya akan mulai merespon seperti saat dia benar-benar terkena sengatan
listrik. Namun, jika mengalami kerusakan pada amigdala, maka badan tidak akan memberi
apa-apa respon walau teringat peristiwa tersebut. Oleh itu, dikatakan bahwa amigdala ini
merupakan struktur yang memicu emosi seseorang.
Kerusakan pada hipokampus pula akan memberikan kesan negatif terhadap memori
yang baru. Memori yang baru tidak akan mendapat ruang penyimpanan yang sepatutunya
disediakan oleh hipokampus. Hal ini berkait rapat dengan penyakit Alzheimer.