blok 29 Anak Pun Bisa Kena Hipertensi
-
Upload
aginnginna -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of blok 29 Anak Pun Bisa Kena Hipertensi
Anak Pun Bisa Kena Hipertensi
Jangan salah sangka. Hipertensi atau tekanan darah tinggi bukan cuma milik orang dewasa.
Gangguan kesehatan ini juga bisa menyerang anak-anak. Begitulah, hipertensi ternyata tak kenal
usia. Bayi merah yang baru lahir sampai kakek-nenek yang sudah rentan, bisa mengalaminya.
''Hanya saja, penyebabnya terkadang berbeda. Hipertensi yang disebabkan pengapuran misalnya,
itu tak ditemukan pada anak-anak,'' kata dr Najib Advani SpA(K), spesialis jantung anak dari
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Pada dasarnya, menurut Najib, hipertensi terbagi menjadi dua golongan yaitu primer dan
sekunder. Seperti apa hipertensi primer? ''Hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya, tahu-
tahu sudah menyerang. Sampai saat ini belum ada alat yang bisa mendeteksi penyebab hipertensi
primer,'' kata Najib.
Ini berbeda dengan hipertensi sekunder yang penyebabnya bisa diketahui. Hipertensi sekunder
90 persen ditimbulkan oleh penyakit lain, misalnya karena peradangan ginjal. Peradangan itu
bisa mengurangi kekuatan ginjal dalam penyaringan. Akibatnya, kadar cairan di dalam pembuluh
darah meningkat, sehingga tekanan darah pun meningkat. Hipertensi juga bisa terjadi karena
penyempitan pembuluh darah yang menuju ginjal.
Penyebab lain adalah adanya masalah hormonal atau tumor-tumor tertentu. Bisa juga karena
faktor neorologis, misalnya peningkatan tekanan di infrapranial dalam kepala karena adanya
tumor, infeksi, trauma, atau kecelakaan sehingga merusak sistem pengaturan di otak.
Obat-obatan juga bisa membuat tekanan darah naik. Banyak obat batuk pilek misalnya, termasuk
obat yang bisa meningkatkan tekanan darah, namun tidak terlalu tinggi. ''Kalau di-stop (berhenti
minum obat tersebut), tekanan darah akan turun lagi,'' kata Najib.
Hipertensi sekunder, bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Tapi pada anak, sering
kali tidak ada gejala. ''Kadang-kadang kalau sudah berat baru tumbuh gejala,'' tuturnya. Karena
itu, Najib menyarankan para orang tua untuk selalu waspada, utamanya bila anak memang
menderita penyakit ginjal atau penyakit jantung bawaan. ''Jika sudah terkena hipertensi,
gejalanya antara lain sakit kepala, muntah, mual, rewel, dan perubahan kepribadian. Itu terjadi
jika tekanan darahnya terlalu tinggi.''
Pencegahan
Mengukur tekanan darah secara berkala juga sangat disarankan pada anak-anak. Langkah ini
penting untuk mendeteksi secara dini kehadiran hipertensi. ''Untuk anak berusia tiga tahun ke
atas, periksakan tekanan darahnya minimal setahun sekali.''
Pemeriksaan tekanan darah juga perlu dilakukan pada bayi dengan kondisi tertentu, yakni bayi
yang lahir dengan berat badah rendah, prematur, juga bayi yang dalam pengobatan dengan obat-
obatan yang bisa meninggikan tekanan darah. ''Itu harus diperiksa,'' ujar Najib.
Untuk mencegah hipertensi pada anak, Najib memberikan sejumlah saran. Pertama, periksakan
tekanan darahnya secara berkala (setahun sekali). Kedua, olahraga atau melakukan aktivitas
fisik. ''Anak tidak boleh duduk terus,'' tuturnya. Anak yang lebih banyak duduk bisa menjadi
gemuk. Kegemukan sering menimbulkan tekanan darah tinggi.
Ketiga, orang tua harus hati-hati. Anak-anak jangan diberi makanan yang banyak mengandung
garam karena bisa menaikkan tekanan darah. Selain itu, anak di bawah umur satu tahun, jangan
pernah diberi makanan yang bergaram. Ini untuk mencegah serangan hipertensi saat dewasa.
Bagaimana menangani anak yang terserang hipertensi? Menurut Najib, hal yang pertama harus
dilakukan adalah berobat ke dokter dengan teratur. Selain itu, biarkan anak melakukan aktivitas
fisik yang cukup, misalnya olahraga ringan atau jalan-jalan. ''Tapi, jangan olahraga berlebihan
karena tekanan darah bisa naik.''
Hal lain adalah perhatikan asupan makanannya. Dalam hal ini, perbanyak konsumsi sayuran dan
buah-buahan. Di sisi lain, kurangi makanan yang mengandung garam, makanan berlemak, dan
berkalori tinggi. Tidak itu saja. Najib juga mengingatkan agar jangan sembarangan minum obat
darah rendah. Itu bisa berbahaya. Sebab kalau tekanan darah langsung turun hingga terlalu
rendah, anak bisa pingsan.
Satu hal lagi, Najib mengingatkan, perlu diagnosis terlebih dahulu untuk menyatakan seorang
anak menderita hipertensi. Dan ini harus dilakukan oleh dokter. Yang memberi obat juga dokter.
Prinsipnya, orang tua tidak bisa mendeteksi hipertensi. ''Jadi, jangan pernah menyimpulkan
sendiri.''
(bur )