Block 2 Assignmen1

download Block 2 Assignmen1

of 14

description

sesuatu

Transcript of Block 2 Assignmen1

BLOCK 2 ASSIGNMENT

BLOCK 2 ASSIGNMENT

DR. TENAR CASE

EDI HARTONO

04071001044

FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF SRIWIJAYA

PALEMBANG

2007BLOCK 2 ASSIGNMENT

ETHICAL PROBLEM

CASE NO.ETHICAL PROBLEM

1Tenar menempatkan 2 tempat tidur pasien di ruang prakteknya yang dibatasi dengan kain sehingga dia dapat memeriksa pasien lebih mudah dari pasien 1 ke pasien yang lain.

23 pasien di berikan obat dan saran yang sama( dr. Tenar menganggap bahwa penyakit yang diderita 3 pasien tersebut sama, yaitu flu biasa), dengan cukup beristirahat, minum air yang cukup, dak makan buah-buahan.

3dr. Tenar merujuk pasiennya(wanita berusia 60 tahun) ke laboratorium klinik "Titrasi Cepat". di mana dr. Tenar akan mendapat hadiah dari laboratorium tersebut jika mengirim pasien ke laboratorium tersebut.

4Ada pasien yang mengaku sebagai teman SMP dr. Tenar, sehingga pasien tersebut tidak antri, dan perawatnya menyuruh pasien tersebut masuk ke Ruangan sebelah kiri pasien( hanya untuk pasien yang spesial). Dan pasien itu mengalami nanah di kelamin nya.

5wanita 60 tahun, setelah melihat nanah di celana pria, tidak ingin di suntik dalam keadaan berbaring di tempat pasien. Serta dokter itu telah berbohong kepada wanita tersebut.

6dr. Tenar melakukan pengobatan ke Modis tanpa memberitahukan hasil tes tekanan darah nya, dan dokter itu memeriksa nona Modis hanya sebentar. Dan mendapatkan resep obat dari infeksi saluran kencing yang dia alami 5 tahun yang lalu. Serta pemberian rekam medis dilakukan oleh asisten dokter.

7Dokter tidak memberitahukan hasil scanning pada Mrs. Menor, Dokter Merujuk Mrs. Menor ke bagian neurology di rumah sakit tanpa memberitahu kegunaannya terlebih dahulu.

8dr. Tenar merujuk tuan Garputala, seorang penjaga keamanan daerah, ke rumah sakit secepatnya tanpa pemberitahuan yang jelas kepada pasien. Dan pemberian obat oralit yang juga tanpa penjelasan terlebih dahulu tentang cara pemakaiannya.

9dr. Tenar mendahulukan pertolongan terhadap Mr. Malthus (dalam kondisi berdarah) pada saat giliran Ms. Rana diperiksa

10 dr. Tenar, yang telat, berbicara dengan berkeringat tentang tawaran dirinya sebagai mediator untuk membicarakan masalah aborsi teman nona Rana ke ayah nona Rana karena di sini nona Rana mengalami stress (karena mengambil uang ayahnya untuk membantu temannya melakukan aborsi).

ALTERNATIVE BASED ON VALUE SYSTEM

CASE NO.ALTERNATIVE BASED ON VALUE SYSTEM

1dia harus mehargai nilai dan martabat seorang manusia.

dia harus mengutamakan keuntungan pasien.

dia harus memaksimalkan kebahagiaan pasien.

dia harus menghargai hak pasien.

dia harus memaksimalkan kepuasan pasien.

2Dia harus memeriksa pasien terlebih dahulu baru memberikan obat

Mencegah pasien dari bahaya

dia harus menghormati hak pasien akan penyakit pasien.

3Dia harus mementingkan Altruism(menolong pasien tanpa melihat keuntungannya).

Dia harus menghargai pasien bukan hanya berdasarkan keuntungan dokter, tetapi keuntungan pasien juga.

Dia harus memaksimalkan kebahagiaan pasien.

4Dia harus memberika kesempatan yang sama kepada semua orang dalam kondisi yang sama.

Dia harus menghormati hak pasien yang lain.

Dia seharusnya tidak melakukan diskriminasi pada pasien.

5Dia harus menjaga rahasia pasien.

Dia harus menghargai kepercayaan yang telah pasien berikan pada dokter.

6Dia harus memandang pasien bukan sebagai objek.

Dia harus memeriksa pasien sewajarnya, sesuai dengan keluhan pasien.

Dia harus memberikan rekam medis pasien secara langsung.

Dia harus memberitahukan kepada pasien secara jujur tentang penyakitnya.

7Dia harus memberitahukan kepada pasien tentang apa yang diderita pasien, walaupun akan menyakitkan pasien.

Dia harus memberitahukan kegunaan dari rujukan ke rumah sakit.

Dia seharusnya tidak berbohong kepada pasien walaupun untuk kebaikan pasien.

8Dia harus menerapkan altruism.

Dia harus menghargai martabat dari seorang pasien.

Dia harus memberikan informasi yang jelas pada pasien.

Dia harus menghormati hak pasien dalam mendapatkan pengobatan.

Dia harus menemani pasien jika dia merujuk pasien yang emergency ke RS.

Dia harus memaksimalkan kebahagiaan pasien.

9Dia harus mengutamakan pasien yang emergency

Dia harus mencegah pasien dari bahaya

10Dia harus menghargai pasien/keluarga bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan.

Dia harus memaksimalkan kepuasaan pasien.

Dia seharusnya meminta maaf terlebih dahulu kepada pasien karena keterlambatannya

ALTERNATIVE DECISIONS

CASE NO.ALTERNATIVE DECISIONS

11. Dalam 1 ruangan hanya boleh ada 1 tempat tidur pasien.

2. Pisahkan dengan dinding sebagai pembatas ruangan.

3. Hanya 1 pasien yang boleh di obati dalam 1 ruangan. Tidak boleh sekaligus.

4. Buat ruangan yang mendukung dan nyaman bagi dr. Tenar dalam merawat pasien.

21. Melakukan anamnesis terlebih dahulu kepada pasien, agar didapat kepastian tentang penyakit yang diderita pasien.

2. Jangan memberikan obat hanya berdasarkan perkiraan saja.

3. dr. Tenar harus menerapkan pelayanan dengan standar yang tinggi yaitu dr. Tenar harus mengobati pasien secara berbeda.

4. dr. Tenar harus memeriksa pasien sesuai standar profesi (SP) dan standar operasional prosedur(SOP) diamana sebelum memberi resep

31. Tidak perlu merujuk pasien ke laboratorium hanya sekedar ingin mendapatkan uang/imbalan semata.

2. dr. Tenar harus menerapkan prinsip beneficence(menguntungkan pasien).

41. dr. Tenar harus menerapkan sistem antri kepada siapapun untunk kepentingan pasien.

2. dr.Tenar tidak seharusnya menempatkan pasien yang spesial di ruangan yang spesial.

3. dr. Tenar harus punya sikap adil kepada pasien(Justice).

51. Ruangan pasien di mana pasien tersebut mempunyai kondisi penyakit yang tertentu harus ditutup / dikunci.

2. Segala sesuatu yang dr. Tenar lihat dan dengar dalam prakteknya harus disimpan sebagai rahasia.

3. Wanita tersebut harus mentaati tata tertib umum( mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan dokter).

4. Biarkan asisten dokter yang menangani pasien yang melupakan sesuatu, jangan langsung biarkan pasien itu masuk tanpa permisi.

61. Dokter harus melakukan Holistic approach( dimana dokter dan pasien sama-sama aktif berbicara).

2. Dokter boleh menggunakan resep lama, tetapi dokter juga harus sadar akan penyakit yang diderita pasien sekarang.

3. Dokter harus mengikuti SOP yang ada.

4. Lakukan pengobatan pada pasien itu secara adil.

71. dr. Tenar harus menjelaskan kepada pasien tentang apa yang sebenarnya terjadi pada pasien.

2. Berikan informasi yang jelas dan di mengerti, menurut kesadarannya, umur, dan level edukasi nya.

3. Dalam memberi rujukan pada pasien, dokter harus memberitahu kepada pasien dan dokter yang akan dirujuk.

1. Pemberitahuan cara pemakaian obat kepada pasien.

82. dr. Tenar harus memberikan penjelasan kepada pasien tentang mengapa pasien itu harus dibawa ke Rumah Sakit.

2. Tanyakan pada pasien apakah dia ingin menginap di rumah sakit atau tidak.

3. dr. Tenar should stay calm to assure their patient that they are safe and in the right hand

4. Jika kondisi pasien itu buruk, dokter itu harus bertanggung jawab dengan ikur serta dengan pasien tersebut ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang lebih maksimal, atau apabila ada dokter lain yang mampu menangani penyakit ini.

9dr. Tenar harus menjelaskan secara singkat kepada Ms. Rana tentang kondisis Mr. Malthus yang butuh pertolongan segera dengan sopan.

dr. Tenar harus dapat mengontrol situasi agar tetap tenang dan tidak panic.

101. dr. Tenar harus merapikan diri dahulu sebelum menemui pasien.

2. dr. Tenar sebaiknya meminta maaf atas keterlambatannya dalam menangani pasien.

3. Sebaiknya dr. Tenar tidak ikut campur dalam masalah keluarga pasien.

SELF ASSESMENT

CASE NO.SELF ASSSESSMENT

1beneficence(berorientasi pada kebaikan pasien)

1. mengutamakan Altruisme ( - ).

2. Menjamin nilai pokok dan martabat manusia( - )

4. Mengusahakan agar kebaikan / manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya( - ).

8. Maksimalisasi kebahagiaan pasien( - )

9. Minimalisasi akibat buruk( - )

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan( - )

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan( - )

13 - maximize the fully satisfaction of patient ( - )

2non - maleficence(Tidak mencelakakan atau memperburuk keadaan pasien)

7. dr. Tenar tidak mengobati pasien secara proporsional ( - )

8. dr. Tenar tidak mencegah pasien dari bahaya ( - )

10. dr. Tenar beresiko membahayakan pasien karena kelalaian ( - )

3beneficence(berorientasi pada kebaikan pasien)

1 . Mengutamakan altruism( - )

3 . Memandang pasien tak hanya sehauh menguntungkan dokter( - )

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan( - )

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan( - )

4justice(Meniadakan Deskriminasi)

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama( - )

6. Menghargai hak orang lain( - )

16. Tidak membedakan [elauanan pasien atas dasar SARA, status sosial ( tidak ada diskriminasi) ( - )

5autonomy(Menghormati hak-hak pasien)

3. Berterus terang ( - )

4. Menghargai privasi ( - )

5 - Menjaga rahasia pasien( - )

6non - maleficence(Tidak mencelakakan atau memperburuk keadaan pasien)

6 . Tidak memandang pasien hanya sebagai objek( - )

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian ( - )

7autonomy(Menghormati hak-hak pasien)

3. Berterus terang( - )

7. Melaksanakan informed( - )

12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien( - )

8beneficence(berorientasi pada kebaikan pasien)

1 . Mengutamakan altruisme( - )

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia( - )

8. Maksimalisasi kebahagiaan pasien( - )

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan( - )

9non - maleficence(Tidak mencelakakan atau memperburuk keadaan pasien)

1. dr. Tenar menolong pasien emergency ( - )

2. (iii). Manfaat bagi pasien > kerugian dokter ( - )

7. dr. Tenar mengobati pasien secara proporsional ( - )

8. dr. Tenar mencegah pasien dari bahaya ( - )

10beneficence(berorientasi pada kebaikan pasien)

3. Memandang pasien tak hanya sehauh menguntungkan dokter( - )

8. Maksimalisasi kebahagiaan pasien( - )

16. Menerapkan Golden Rule Principle(standar tinggi) ( - )

CASE NO.VERIFICATION

1utilitarian

dr. Tenar tidak mengindahkan hak privacy pasien dan kewajibannya untuk menjaga kerahasiaannya pasien.

Dia hanya memikirkan tentang keuntungan yang dia dapat(dengan 2 tempat tidur pasien, dokter itu hanya mengejar jumlah pasien), bukan memikirkan perasaan pasien, keperluan pasien, dan hak pasien.

2individualisme

dr. Tenar menggunakannya hak dokternya secara paternalistic (pendekatan physician center diamana dokter seakan tahu segalanya) sehingga ketika dia mendengar pasien ketiga pasien memiliki keluhan sama mereka diberi obat dan nasehat yang sama.

3individualism

Dokter tersebut tidak menghargai hak dari seorang pasien untuk menentukan pilihannya sendiri.

4feminism

Di sini dokter melayani pasien hanya berdasarkan status.

5communitarian

Menolong pasien hanya mengutamakan teman SMP nya, tidak memperhatikan pasien lain.

6utilitarian

Dokter memikirkan keuntungan nya, bahwa pasien mengalami penyakit yang sama yang di alami nya 5 tahun yang lalu, dan juga jika dokter itu memberikan resep lain, tidak ada jaminan pasien itu akan sembuh.

7utilitarian

Dokter tidak memberikan informasi pada pasien karena dokter beranggapan akan terjadi pengaruh pada psikologis dan motivasi pasien untuk sembuh.

8utilitarian

Dokter dalam kasus ke 8 ini jelas dia tidak mau mengambil rugi nya, karena dokter sudah memprediksi bahwa panyakit yang dideritanya itu serius, dan pengobatan dr. Tenar akan menjadi tidak berguna.

9utilitarian

dr. Tenar meyakini bahwa hasilnya akan lebih menguntungkan bila ia menangani Mr. Malthus terlebih dahulu dibanding Ms. Rana sebab hal ini berhubungan dengan nyawa Mr. Malthus.

10communitarian

dr. Tenar disini mencampuri hak dari seorang pasien ( menawarkan diri menjadi mediator dalam penanganan masalah keluarga).

REASON

CASE NO. REASON

1Dalam 1 ruangan sebaiknya hanya ada 1 tempat tidur pasien, hal ini diperlukan untuk menjaga kerahasiaan dan untuk komunikasi yang lancar.

2Pemberian obat dan nasehat yang sama untuk pasien dengan gejala yang sama adalah tidak etis/tepat karena suatu obat atau terapi tidak akan bisa sesuai dengan semua pasien maka dari itu gejala yang sama bukanlah landasan yang kuat untuk menyamaratakan kondisi kesehatan seseorang.

3Dokter seharusnya tidak mengharuskan pasien ke klinik Titrasi Cepat, tetapi seharusnya dokter memberikan keputusan nya pada pasien, karena pasien mempunyai hak otonomi pasien.

4Dokter seharusnya menerima pasien yang berdasarkan urutan, tetapi jika dalam keadaan emergenci, ini diperbolehkan karena alasan kemanusiaan.

5Dokter harus bisa menjaga rahasia yang sudah dia lihat dan dengar dalam prakteknya. Jika dokter memberitahukannya kepada orang lain, maka dokter itu telah melanggar kode etik.

6Dokter harus memberitahukan hasil pemeriksaan pasien, jika pasien itu dalam keadaan depresi dan tidak ada permintaan dari pasien untuk menjaga rahasianya pada keluarganya, dokter bisa memberitahukan hasil pemeriksaan pada keluarga pasien. Selain itu dokter juga harus berunding dengan pasien tentang langkah pengobatan yang terbaik yang akan diambil pasien serta tentang rujukan pasien ke dokter lain.

7Dokter harus menghargai otonomi pasien yaitu dengan memberitahukan keadaan yang sebenarnya pada pasien.

8Dokter harus memberitahukan secara jelas tentang apa yang dialami pasien,yang seharuisnya dilakukan pasien dan berunding dengan pasien tentang apakah pasien tersebut mau dibawa ke rumah sakit atau tidak.

9Tindakan mengutamakan pertolongan terhadap pasien yang emergency adalah tepat karena sudah menupakan kewajiban seorang dokter dan adalah suatu landasan bertindak dokter untuk melakukan kewajibannya sesuai prinsip prima facie (mengedepankan yang terpenting bagi pasien).

10Dokter harus menentang aborsi yang dilakukan tanpa persetujuan medik. Dokter harus menjaga penampilannya agar penampilannya di mata masyarakat baik.

Tindakan dr. Tenar

Dokter Tenar adalah seorang dokter umum yang bekerja dengan membuka praktek sendiri, dia bekerja setiap hari termasuk hari sabtu dan minggu. Karena jadwal yang begitu padat itulah dokter Tenar mempunyai ide untuk menempatkan 2 tempat tidur pasien pada 1 ruangan yang hanya dibatasi oleh kain.

Dari segi etika, jelas sudah bahwa tindakan dokter ini tidaklah etis karen dokter Tenar telah melanggar kode etik kedokteran indonesia di mana seorang dokter harus menjaga rahasia pasien, dalam hal ini jelas bahwa pembicaraan dokter dengan pasien akan didengar oleh pasien di kamar sebelahnya. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa dokter ini hanya mengejar jumlah pasien, dia hanya memaksimalisasikan keuntungan pribadinya daripada keuntungan pasien.

Di sini dokter Tenar harus menempatkan satu tempat tidur pasien dengan begitu pemeriksaan dokter terhadap pasien lebih akurat, kerahasiaan pasien akan terjaga sehingga pasien dapat menjadi lebih terbuka pada dokter dan ini memudahkan terjadinya komunikasi yang baik. Hal komunikasi dokter-pasien ini sangatlah penting karena dengan komunikasi yang seperti ini lah dokter dapat mendapat informasi tentang riwayat penyakit pasien, fisik pasien serta mental pasien dalam menerima pengobatan.

Pada hari di mana dokter pada biasanya tidak membuka praktek, yaitu sabtu dan minggu, dokter Tenar justru membuka praktek dan menerima 10 pasien. Tiga pasien pertama datang dengan gejala yang sama yaitu flu biasa, sehingga dokter Tenar memberi ketiga pasien tersebut obat dan nasehat yang sama. Jika hal ini dipandang dari segi etika, tindakan dokter ini belum etis karena sebelum memberi obat, dokter harus bertanya kepada pasien apakah ada kecocokan pasien tersebut dengan obat yang diberikan.

Berbeda dengan pasien selanjutnya, yang di rujuk untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium, dr. Tenar dipengaruhi iming-imingan berupa hadiah yang akan dipersembahkan oleh pemilik lab, jika dokter Tenar mengirim pasien ke laboratorium tersebut. Tindakan ini dipandang tidak etis jika beliau sampai mengorbankan profesi kedokterannya. Mengorbankan dalam arti karena ingin meraih keuntungan semata dokter menjadi tidak rasional dalam merujuk pasien. Beliau bisa saja merujuk pasien tanpa alasan yang jelas, pasien yang semulanya tidak memerlukan pemeriksaan lab tetapi karena iming-iming mencapai target bonus beliau rujuk pasien untuk pemeriksaan lab. Oleh karena itu sebaiknya beliau memberikan semua informais mengenai semua lab yang ada dan lalu membimbing pasien untuk memilih lab yang terbaik bagi kepentingan pasien.

Pada saat pasien ke empat datang, pasien tersebut mengaku sebagai teman lama dokter Tenar, sehingga pseien ini tidak perlu antri, dan mendapatkan ruangan spesial di praktek dokter Tenar, di mana ruangan spesial itu untuk pasien-pasien yang spesial saja. Jelas tindakan ini tidak etis sebab dr. Tenar melanggar kewajibannya terhadap pasien untuk tidak dipengaruhi pertimbangan pribadi dalam melayani pasien. Semua pasien mempunyai hak yang sama, oleh karena itu dalam memeriksa pasien, dokter Tenar seharusnya tidak memetingkan kepentingan pribadinya, karena sebagai seorang dokter dia harus mementingkan kepentingan pasien di atas kepentingan dirinya.

Pasien kelima dr. Tenar adalah seorang wanita tua yang tanpa sengaja melihat seorang lelaki muda yang terdapat white-yellowfish (nanah) di celana dalamnya sewaktu mau memakai kembali celana sehingga wanita tua itu memilih untuk disuntik secara berdiri karena takut terinfeksi penyakit lelaki tadi. Dan juga dokter telah berbohong kepada wanita tua itu tentang penyakit yang di derita lelaki muda. Seharusnya dokter itu menjelaskan kepada wanita tua itu bahwa dokter Tenar tidak diperbolehkan untuk membeberkan semua yang dia lihat dan dengar dalam prakteknya, dan dia seharusnya juga tidak berbohong. Keinginan wanita tersebut tidak bisa disalahkan mengingat setiap pasien mempunyai hak untuk menolak hanya yang menjadi permasalahan etis adalah prosedur pelayanan dr. Tenar yang menyebabkan semua ini terjadi. Padahal adalah kewajiban dokter untuk menjaga rahasia penyakit pasien.

Oleh karena itu yang harus diubah oleh dr. Tenar adalah prosedurnya dalam melayani pasein. Beliau harus memanggil berdasarkan urutan daftar periksa dan mengusahakan agar membuat suasana dan kondisi yang dapat menjaga kerahasiaan pasien misalnya dengan cara membuat aturan bahwa pasien baru dapat masuk sesudah namanya dipanggil. Di sini walaupun wanita tua itu telah masuk sebelum pria itu dan wanita itu keluar, lalu masuk kembali untuk meminta suntik, seorang asisten atau perawat dokter Tenar seharusnya memberitahu kepada wanita tua tersebut untuk menunggu sebentar sementara dokter Tenar memeriksa pasien.

Pasien keenam dr. Tenar adalah nona Modis, di mana dokter memeriksa nona Modis hanya sebentar, hasil pemeriksaan tekanan darah tidak diberikan kepada pasien dan juga dokter menuliskan resep berdasarkan resep 5 tahun yang lalu. Dalam memeriksa pasien, seharusnya dokter menerapkan sistem komunikasi Holistic Approach di mana dengan komunikasi ini pasien dan dokter sama-sama merasa puas akan pelayanan yang diberikan dan didapat. Sementara itu dalam hak pasien kita tahu bahwa menerima hasil rekam medis atau mengetahui tentang pemeriksaan yang dilakukan dokter padanya merupakan hak pasien yang harus dipenuhi. Pemberian resep dari dokter pun harus melalui pemeriksaan, tidak berdasarkan pemeriksaan yang sudah lama.

Pasien ketujuh Nyonya Menor di mana Nyonya Menor datang ke dokter Tenar karena keraguan nyonya menor terhadap dokter-dokter yang telah dia kunjungi dan diperiksa. Nyonya Menor membawa hasil scanning kepalanya dan ditunjukkan ke dokter Tenar, tanpa menjelaskan terlebih dahulu apa hasil dari scanning kepala Nyonya Menor, dokter Tenar merujuk pasien ke Rumah sakit bagian neurology. Dari tindakan dokter Tenar kali ini, jelas dokter Tenar tidak memberikan informed yang jelas kepada Nyonya Menor, karena untuk mengetahui hasil pemeriksaan medis dari dokter adalah hak pasien. Dan pasien dirujuk tiba-tiba tanpa pemberitahuan kenapa pasien harus dirujuk, ini menandakan dokter Tenar melakukan tindakan yang tidak etis kepada pasien. Seharusnya dokter membicangkan kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya dan berunding dengan pasien tentang pengobatan medis yang akan diambil pasien.

Pada kasus pasien kedelapan ini, pasien bernama Garputala dirujuk ke rumah sakit karena menurut dokter, keadaan pasien ini telah parah. Dokter pun menyuruh perawatnya untuk mencarikan bajai untuk mengantarkan pasien tersebut ke rumah sakit dengan disertai pemberian obat oralit dan uang senilai 25.000 kepada pasien tersebut. Dalam menangani tindakan ini dokter telah dinilai benar, tetapi mengingat keadaan pasien ini dalam keadaan bahaya, seharusnya dokter ikut mendampingi pasien ke rumah sakit ( dengan memberitahukan kepada pasien yang sedang mengantri untuk menunggu sebenta), sehingga bila terjadi hal yang tak diinginkan di jalan, dokter dapat memberikan pertolongan pertama. Jika dokter berada dalam keadaan yang sibuk, dokter Tenar pun dapan meminta asistennya untuk mendampingi pasien. Dalam sikap dokter memberikan obat oralit dinilai kurang tepat karena pasien hanya diberi saja tanpa mendapat penjelasan tentang guna dan cara pembuatan obat oralit itu. Seharusnya dokter menyuruh asistennya untuk membuatkan obat oralit itu dan diberikan kepada Garputala.

Pasien terakhir dr. Tenar adalah Ms. Rana, pasien ini meminta dr. Tenar menjadi mediator untuk berbicara dan ayahnya. Tindakan ini adalah tidak etis secara nilai moral sebab tidak seharusnya ia membantu Rana untuk tidak menghadapi masalahnya sendiri di tambah lagi ia tidak ada hubungan keluarga atau kenalan dekat dengan keluarga pasein. Selain itu dari sudut etika kedokteran seharusnya dr. Tenar berusaha meyakinkan Ms. Rana untuk membujuk temannya membatalkan niat aborsi, yang dinila dari segi hukum, agama, etika adalah tindakan yang salah. Serta menjelaskan resiko medis terkait kesehatan orang yang melakukan aborsi mengingat peran dokter selain menyembuhkan pasein adalah juga sebagai pendidik sehingga tercapailah visi dan misi kedokteran yakni menyehatkan masyarakat secara fsik-mental-sosial.

Dilihat dari tindakan dokter Tenar ke semua pasiennya, dokter Tenar ini harus menyadari akan kesalahannya itu, dan memperbaikinya. Dokter Tenar juga harus menerapkan KODEKI, Sumpah Dokter, dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam praktik kedokteran seperti yang tertulis di Undang-Undang Praktik Kedokteran(UUPK) nomor 29 tahun 2004 Di sini dokter Tenar diharapkan dapat mengaplikasikan teori Aegroti Salus Lex Suprema atau kepentingan pasien adalah yang utama. Jadi dokter Tenar dalam melaksanakan praktiknya tidak boleh mengedepankan hal-hal yang menguntungkan dia sendiri tetapi merugikan pasien yang terkait. Serta dokter harus melakukan praktiknya sesuai dengan standar profesinya dan standar prosedur operasional yang terbaik bagi pasien dan pengambilan keputusan yang tepat, cermat yang berdasarkan kaidah dasar bioetika.