BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

25
BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik Antaranews.com Kulon Progo (ANTARA News) - Tim gabungan Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil sampel air yang diduga tercemar limbah cair sisa pewarnaan industri batik di daerah itu. Kasubid Penaatan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY, Ruruh Haryata di Kulon Progo, Senin, mengatakan, sampel yang diambil dari beberapa titik, berupa limbah cair langsung dari lokasi industri batik serta di sungai. "Untuk melihat potensi pencemaran yang mungkin terjadi karena melihat secara fisik ada dugaan limbah belum dikelola dengan baik. Hasilnya dua minggu sampai satu bulan," kata Ruruh. Dia mengatakan, dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh BLH DIY akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk segera membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Industri batik, kata dia, merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang baru berkembang dan bangkit setelah sempat stagnan. "Untuk itu, menurut kami pemerintah kabupaten segera mencarikan solusi yang cepat untuk mengatasi pembuangan limbah industri batik ini," katanya. Dia mengatakan, seluruh pabrik batik di DIY memiliki IPAL, khususnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Namun, industri batik yang paling bermasalah di Kabupaten Kulon Progo. "Hampir seluruh pabrik di DIY, kecuali Kulon Progo memiliki IPAL. Ini harus menjadi perhatian pemerintah Kulon Progo untuk segera dicarikan masalah. Sejauh ini, kami belum mendapatkan adanya laporan dari masyarakat terkait pencamaran limbah industri batik," katanya. Kepala KLH Kulon Progo Heri Purnomo mengatakan bahwa indikasi terjadinya pencemaran lingkungan sampai ke sungai dari limbah industri batik di Kecamatan Lendah tersebut berdasarkan adanya laporan masyarakat. Ada sekitar lima warga yang mengalami iritasi gatal-gatal di bagian

description

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc

Transcript of BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Page 1: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batikAntaranews.com

Kulon Progo (ANTARA News) - Tim gabungan Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil sampel air yang diduga tercemar limbah cair sisa pewarnaan industri batik di daerah itu.

Kasubid Penaatan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY, Ruruh Haryata di Kulon Progo, Senin, mengatakan, sampel yang diambil dari beberapa titik, berupa limbah cair langsung dari lokasi industri batik serta di sungai. 

"Untuk melihat potensi pencemaran yang mungkin terjadi karena melihat secara fisik ada dugaan limbah belum dikelola dengan baik. Hasilnya dua minggu sampai satu bulan," kata Ruruh.

Dia mengatakan, dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh BLH DIY akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk segera membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).

Industri batik, kata dia, merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang baru berkembang dan bangkit setelah sempat stagnan.

"Untuk itu, menurut kami pemerintah kabupaten segera mencarikan solusi yang cepat untuk mengatasi pembuangan limbah industri batik ini," katanya.

Dia mengatakan, seluruh pabrik batik di DIY memiliki IPAL, khususnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Namun, industri batik yang paling bermasalah di Kabupaten Kulon Progo.

"Hampir seluruh pabrik di DIY, kecuali Kulon Progo memiliki IPAL. Ini harus menjadi perhatian pemerintah Kulon Progo untuk segera dicarikan masalah. Sejauh ini, kami belum mendapatkan adanya laporan dari masyarakat terkait pencamaran limbah industri batik," katanya.

Kepala KLH Kulon Progo Heri Purnomo mengatakan bahwa indikasi terjadinya pencemaran lingkungan sampai ke sungai dari limbah industri batik di Kecamatan Lendah tersebut berdasarkan adanya laporan masyarakat. 

Ada sekitar lima warga yang mengalami iritasi gatal-gatal di bagian kaki setelah mencari rumput di Sungai Rowo Jembangan.

"Diduga karena limbah batik, airnya cokelat-coklat, juga ditemukan ada ikan mati yang ususnya keluar. Warga yang gatal-gatal itu kemudian meminta dilakukan penelitian di perairan itu," katanya. 

Menurut Heri, dalam industri batik, pewarna yang mengandung zat-zat kimia memang sering kali digunakan, seperti adanya kandungan HCL, Nitrit, dan soda kostik. Bahkan dikhawatirkan ada juga kandungan logam berat yang bisa membahayakan kesehatan, seperti menyebabkan kanker.

"Secara peraturan seharusnya setiap pengusaha yang menggunakan zat kimia wajib berizin. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah memiliki IPAL. Akan tetapi, di sini semua belum berizin, juga belum mempunyai IPAL," katanya. (STR/D007)

Page 2: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Pengelolaan limbah batik

Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pendidikan, juga dikenal sebagai kota budaya.  Sebagai kota budaya, Yogyakarta banyak menyimpan peninggalan-peninggalan bersejarah juga kesenian-kesenian yang mempunyai nilai seni yang tinggi.  Salah satu karya seni yang sangat terkenal dari Yogyakarta adalah kain batik, sehingga di Yogyakarta banyak dijumpai industri kerajinan batik, baik dalam skala besar maupun kecil.

Seperti yang kita ketahui bersama, batik mempunyai nilai yang sangat tinggi. Banyak juga yang menyebut batik itu mewah, gaul, fashionable, budaya Indonesia, dan sebagainya. Tapi, dibalik keindahannya ternyata batik menghasilkan limbah yang berbahaya. Limbah ini tidak hanya dari hasil produksinya, tapi dari proses pembuatan batik itu sendiri. Penyebabnya adalah bahan pewarna kimia, zat organik, zat tersuspensi, garam-garam terlarut, lilin, soda dan naftol. Setelah proses pewarnaan, batik akan mengalami proses pencucian.  Kebanyakan pengrajin batik akan membuang hasil cucian tersebut ke sungai ataupun selokan air. Dari kegiatan tersebut limbah batik atau zat kimia mulai menyebar.

Dari kunjungan yang telah kami lakukan (mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta) pada semester III (tahun 2011), kami melakukan pengambilan sampel limbah batik yang berada di kawasan Bantul, kemudian melakukan pengolahan sederhana di laboratorium rekayasa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Jogja untuk mengetahui karakteristik limbah batik, kami diharapkan mampu menentukan kadar koagulan atau tawas untuk limbah industri batik, dan mampu melakukan pengolahan limbah cair dari ekualisasi, sedimentasi, aerasi sampai tahap filtrasi.

proses pembuatan batik di salah satu industri di Bantul, Yogyakarta

limbah mengalir dari bak koagulasi ke bak sedimentasi

Page 4: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

sementara limbah mengalami pengolahan, mahasiswa (saya) menyiapkan campuran limbah dan koagulan untuk mengantisipasi apabila kurang

limbah batik mengalir dari bak ekualisasi ke bak koagulasi

Bagan Pengolahan Limbah Batik Sederhana

Diposkan oleh yohana maria di 20.00

Stop Limbah Batik Warisan Dunia!REP | 02 October 2013 | 17:12  Dibaca: 431     Komentar: 6     1

Deretan mobil bernomer polisi luar kota berjajar terparkir di halaman rumah kerajinan Batik Soga, Laweyan, Surakarta. Mobil-mobil berplat nomer polisi Jakarta, Bandung, Surabaya, bahkan BK Medan, kini menjadi pemandangan umum di Kampoeng Batik Laweyan. Salah satu tempat tujuan wisata di Kota Solo ini lebih ramai lagi dikunjungi saat musim liburan tiba. Tidak hanya industri rumahan batik yang meraup keuntungan. Industri produk makanan skala rumahan khas Solo, perhotelan, hingga pengemudi becak dan tukang parkir ikut menikmati rejeki dari industri ini.

Batik memang tengah menjadi primadona. Bahkan pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu, Badan Kebudayaan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) UNESCO telah mengakui batik sebagai warisan budaya dunia khas Indonesia. Tidak heran jika Kota Solo, selain Pekalongan dan Yogyakarta, yang menjadi icon Kota Batik, terus menggenjot produksi batik. Sentra industri kerajinan batik tradisional yang pernah gulung tikar dihidupkan kembali.

Guna mendongkrak popularitas Batik Solo, Pemerintah Kota Solo menggelar Karnaval Batik Solo atau Solo Batik Carnival (SBC). Event tahunan ini diadakan setiap bulan Juni sejak

Page 5: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

tahun 2008. SBC juga kerap ditampilkan dalam karnaval-karnaval yang dilaksanakan di Kota Solo.

Bak gayung bersambut, dukungan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada ‘Intangible Cultural Heritage’ ini pun sangat besar. Dua tahun lalu, Presiden meresmikan pembukaan ‘World Batik Summit 2011’ di Jakarta Convention Center. Dalam acara bertema Indonesia Global Home of Batik ini, Presiden mengingatkan bahwa setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Oleh geliat promosi dan dukungan dari pelbagai kalangan, para muda kini tidak malu lagi mengenakan batik. Aktifitas membatik dari puluhan pengrajin rumahan mampu meraup omset hingga ratusan juga rupiah per harinya.

Namun, di tengah gencarnya dukungan pada batik, sungai yang mengalir di sisi selatan Kampoeng Batik Laweyan justru menjadi rusak keberadaannya. Sungai itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah kerajinan Batik Soga Laweyan. Jika Anda berniat mampir, berbalik  badanlah. Berjalanlah ke arah selatan masuk Gang Trubus yang berada persis di seberang jalan rumah batik tersebut. Anda akan melihat bagaimana buruknya kondisi sungai.

Persis di samping jembatan yang menghubungkan Kota Surakarta dengan Kabupaten Sukoharjo itu terdapat aliran selokan yang menjadi jalur pembuangan limbah batik. Warna airnya kerapkali berganti. Terkadang airnya seperti bercampur dengan semen atau tepung. Pertemuan arus kecil itu menimbulkan buih dan busa. Kondisi ini diperparah oleh sampah-sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke sungai.

Dari arah hulu, sungai yang mengalir ke arah Baron, Tipes, hingga ke Gading dan bermuara bermuara ke Sungai Bengawan Solo ini telah berwarna pekat. Sepintas melihat kondisi airnya, hampir dipastikan tidak ada makluk yang bisa bertahan hidup, kecuali jentik-jentik nyamuk yang hidup di air genangan limbah rumah tangga. Hanya ikan sapu-sapu yang bisa bertahan hidup dan bahkan semakin berkembang biak di air limbah tersebut. Ikan, udang, yuyu, dan binatang lain telah lenyap dari jejaring kehidupan sungai. Jika hidung sedang tidak mampet, bau busuk sungai yang mengalir di sebelah selatan Kampoeng Batik Laweyan ini tercium hingga jarak 300 meter. Kondisi air semakin buruk, pekat, dan busuk di musim kemarau seperti sekarang. Nyamuk di rumah-rumah warga sepanjang sungai pun luar biasa banyaknya.

Kontras jika libur lebaran tiba. Biasanya, beberapa hari aliran air sungai terlihat jernih walau kehijauan. Bebatuan di dasar sungai tampak jelas tidak seperti hari biasa. Hal ini mengingatkan saya pada masa lebih dari 15 tahun lalu. Anak-anak masih bisa bermain di jernihnya air sungai. Bersama teman-teman sebaya, selepas pulang sekolah menjaring udang dan ikan. Di sepanjang sungai terdapat sumber air ‘belik’ yang sangat jernih. Menurut Pakdhe Hadi ‘Tempe’ yang pernah menjadi juragan tempe, dahulu kedelai yang hendak dibuat tempe dicuci di sungai ini. Hampir semua warga yang tinggal di pinggir kali memanfaatkan belik untuk mandi. Saat ini, tidak dilarangpun anak-anak wegah bermain walau hanya di pinggiran sungai karena baunya menusuk hidung.

Lebih ke hilir lagi, kondisi sungai lebih parah. Semasa kanak-kanak, PT Batik Keris yang berada di Kabupaten Sukoharjo langsung membuang limbahnya yang masih panas ‘mongah-mongah’ lewat parit selebar dan setinggi sekitar satu meter. Warna air yang keluar dari lubang-lubang selokan pabrik itu berwarna-warni. Sebagian warga di sekitar pabrik sering

Page 6: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

memanfaatkan parit air limbah menjadi tempat buang hajat, termasuk saya yang kanak-kanak saat itu.

Meskipun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sudah dibangun di kawasan Kampoeng Batik Laweyan pada tahun 2008, upaya ini masih kurang optimal. Diakui atau tidak, industri-industri besar di luar Kota Surakarta turut menyumbangkan limbahnya mengalir hingga ke Sungai Bengawan Solo yang masyur itu.

Upaya pengolahan limbah ramah lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Surakarta. Pengolahan limbah batik agar lebih ramah lingkungan harus menjadi perhatian bersama. Perlu perhatian dan kerjasama semua pihak, baik Kabupaten atau Kota yang berbatasan dengan Kota Surakarta, serta pemerintah pusat untuk mencari solusi bersama mengelola limbah batik lebih ramah lingkungan.

Pelestarian batik oleh Pemerintah Kota Surakarta sangat penting diapresiasi dan didukung. Namun, stigma yang menyebut bahwa selain menjadi warisan budaya dunia, limbah batik juga menjadi warisan dunia harus segera dihentikan.

*Warga pinggir kali yang terpapar limbah batik

Mahasiswa UNS Ciptakan Alat Pengolah Limbah BatikSelasa, 15 Januari 2013 13:59 WIB

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan

TRIBUNJOGJA.COM, SOLO - Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan alat pengolah limbah

batik. Lewat alat itu, limbah batik berupa cairan keruh dan bau berubah

Page 7: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

menjadi air bening.

Alat tersebut dinamakan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia

atau disingkat menjadi UPAL RE. Alat ini mulai dikembangkan sejak tahun

2009. Menurut Budi Utomo, ketua tim riset, saat kali pertama dikembangkan,

alat hanya sebatas digunakan untuk praktik di laboratorium.

"Saat itu kapasistasnya hanya 4 liter," kata Budi, Selasa (15/1/2013). Alat

kemudian dikembangkan untuk skala lebih besar dan sempurna pada tahun

ini. Setelah dimodifikasi menjadi portable, alat itu mampu mengolah air limbah

sebanyak 250 liter.

Selasa siang, alat yang sekilas mirip alat angkut itu dipraktikan. Bak dari

logam yang di dalamnya terdapat lempengan besi dan alumunium diguyur

limbah cair batik 10 jeriken. Lempengan tadi sudah dialiri listrik. 

"Saat dinyalakan, lempengan tadi akan mengeluarkan gelembung yang

mengikat zat kimia pada limbah," kata Budi.

Setelah beberapa menit dinyalakan, alat mulai bekerja. Gelembung kecil-kecil

mulai muncul di permukaan air. Semakin lama, gelembung busa semakin

banyak. Saat disentuh, gelembung itu mengandung zat warna yang

mengental. 

"Ini namanya flog. Flog adalah gumpalan zat kimia batik dibawa oleh

gelembung," kata Budi lagi.

Saat air limbah dikeluarkan lewat keran, air yang keluar sudah mulai jernih.

Sekitar 30 menit, air kembali dicek. Hasilnya air yang keluar jauh lebih jernuh

dan tak berbau. 

"Kandungan zat kimia sudah menjadi flog. Limbah pun menjadi bening dan

layak aman dibuang ke sungai," ujar Budi.

Page 8: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Alat itu diperuntukkan bagi industri batik rumahan. Namun alat juga bisa

dikembangkan untuk pabrik batik skala besar. Berapa besar biaya yang

dibutuhkan, Budi masih belum bisa menghitung. 

"Jadi kalau pakai alat ini, limbah yang dibuang ke sungai lebih aman, tak

mencemari lingkungan," terang Budi. (*)

Pengolahan Limbah Batik dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt)

 

Rizqi Amaliasani

12513044

[email protected]

Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan,

Universitas Islam Indonesia

Jalan Kaliurang Km 14.4, Sleman, Yogyakarta, 55584

Abstrak

Page 9: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dariproses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan, pada umumnya polutan yang terkandung dalam limbah industri batik dapat berupa logam berat, padatan tersuspensi, atau zat organic. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang berwarna keruh dan pekat, apabila limbah batik ini dialirkan langsung ke lingkungan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, maka akan menurunkan kualitas lingkungan dan merusak kehidupan yang ada di lingkungan tersebut. Karena potensinya yang cukup besar, maka perlu adanya usaha pengelolaan

limbah dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum. Sehingga limbah yang di buang ke saluran air adalah limbah yang aman bagi lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase yang mampu menunjang perkembangan industri batik. Sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan.

Kata kunci : batik, tekstil, limbah, sintetik, polutan, drainase

1.                                    Pendahuluan

  Indonesia   merupakan   salah   satu   dari   sekian   banyak   negara   di   dunia   yang kaya  akan  kebudayaan.  Batik merupakan salah satu dari kebudayaan Indonesia yang berupa kain bermotif.   Hingga   sekarang   pesona   batik   disukai   baik   di   dalam   negeri   maupun   di   luar negeri.  Keindahan dan kecantikan batik Indonesia terletak pada begitu banyaknya perubahan dan motif yang muncul dalam perbedaan kebudayaan.  Batik sebagai kekayaan Indonesia memiliki nilai seni   yang   tinggi.  Jenis,   corak,  motif   batik   tradisional  maupun  modern   tergolong   amat   banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam.  Potensi Industri batik secara ekonomi cukup memberikan pendapatan yang besar kepada negara,   baik   dari   segi   penyerapan   tenaga   kerja   maupun   pemasukan   devisa   dan pajak.  Permintaan  pasar untuk konsumsi lokal dan luar negeri terbuka luas sehingga memberikan peluang yang besar untuk perkembangan industri ini.

Batik   Indonesia   sebagai   keseluruhan teknik, teknologi,   serta   pengembangan motif dan budaya  yang   terkait,  oleh UNESCO telah  ditetapkan   sebagai Warisan  Kemanusiaan  untuk  Budaya Lisan   dan  Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)   sejak 2 Oktober, 2009. Industri  batik  nasional  semakin  berkembang  akibat  semakin banyaknya  permintaan   terhadap  batik.  Sejak  dicanangkan  hari  batik  nasional  pada  tanggal  2   Oktober  2009  omzet pengusaha  batik  naik  hingga  50%  (Suhendra,  2009).  Pada  beberapa  daerah   mulai   muncul kampung   batik   sebagai   sentra   batik   khas   daerah  masing   –  masing.   Hal   ini   dibuktikan  dengan meningkatnya   jumlah  penjualan   Batik  di   Yogyakarta  sebanyak 30%  di  bulan   Desember  2009 dibandingkan sebelumnya dan peminat  Batik mulai  meluas  dari  orang tua  hingga  kaum remaja. Euforia  Batik  pun  menjadi  tampak  sangat  jelas  di  masyarakat.  Semua sekolah  mewajibkan  siswa-siswinya  memakai seragam  Batik  di  hari  tertentu.   Karyawan   bank, pegawai   negeri,   penyiar   televisi,   hingga   instansi-instansi   swasta   pun   memakai   Batik. Peminat  batik  pun  tidak  lagi  orang-orang  tua,  namun  juga   remaja   kini   mulai   memakai   batik. 

Page 10: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Ditambah  lagi   baju   Batik tidak   hanya   dipakai   disaat   acara  resmi,   bahkan   waktu   santai   pun menggunakan batik.

Pada mulanya pembuatan batik diproduksi  secara tradisional,  namun sekarang beberapa industri batik sudah menggunakan teknologi modern dalam produksi maupun rancangannya.  Akan tetapi pembuatan batik secara tradisional masih menjadi usaha sebagian besar masyarakat di daerah penghasil batik seperti Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Jabar, dan daerah-daerah lain di luar Jawa.

Industri batik merupakan industri yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dalam proses produksinya, batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Industri batik   banyak   meggunakan   bahan-bahan   kimia   dan   air. Bahan  kimia  ini  biasanya  digunakan  pada  proses  pewarnaan  atau pencelupan.  Pada  umumnya polutan  yang  terkandung  dalam  limbah  industri  batik  dapat  berupa  logam  berat,  padatan tersuspensi,  atau  zat  organik.    Proses  pembatikan  secara  garis  besar  terdiri  dari  pemolaan, pembatikan  tulis,   pewarnaan/pencelupan,   pelodoran/penghilangan  lilin,   dan   penyempurnaan (Purwaningsih,  2008)

Pada   proses   pewarna   batik,   baik   pewarna   dasar   ataupun   pewarna   lanjut   diindikasikan menggunakan campuran kimia yang sangat beracun dan berbahaya. Umumnya limbah batik akan langsung   dibuang   ke   sungai  melalui drainage air   hujan.   Industri   batik  merupakan   industri   yang potensial   mengandung   logam   berat   yang   merupkan   limbah   berbahaya,   sehingga   dapat menyebabkan   rusaknya   lingkungan.   Agar  memenuhi   batas   aman   pembuangan   limbah   batik   ke lingkungan   yang  ditetapkan  maka  harus dilakukan  pengolahan terhadap  limbah  ini  sebelum  dibuang  ke   sungai.  Salah  satu  alternatif  pengolahan  yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt). Pt  merupakan   logam   inert   yang   sangat  baik   sebagai   elektrokatalis   dan   tahan   terhadap   kondisi larutan. Metode ini merupakan metode yang efektif, selektif, ekonomis, bebas polutan dan sangat sesuai untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik. Sehingga limbah yang di buang ke saluran air adalah limbah yang aman bagi lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase  yang mampu menunjang perkembangan industri batik. Sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan.

2.                                    Studi Pustaka

Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dari proses pewarnaan.   Selain   kandungan   zat   warnanya   tinggi,   limbah   industri   batik   dan   tekstil   juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai,  akan dihasilkan  limbah cair  yang berwarna keruh dan pekat.  Biasanya  warna air   limbah tergantung pada zat warna yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang menyebabkan masalah   terhadap   lingkungan.   Limbah   zat  warna   yang  dihasilkan  dari   industri   tekstil   umumnya 

Page 11: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

merupakan senyawa organik non-biodegradable, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama   lingkungan   perairan.   Senyawa   zat   warna   di   lingkungan   perairan   sebenarnya   dapat mengalami dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini berlangsung relatif lambat, karena intensitas cahaya UV yang sampai ke permukaan bumi relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan atau tanah lebih cepat daripada fotodegradasinya (Dae-Hee et al. 1999 dan Al-kdasi 2004)

 

Gambar 2.1. Alur Proses Pembuatan Batik Beserta Limbahnya

(Sumber : Anonim, 1997 dalam Purwaningsih, 2008).

Limbah  adalah  buangan  yang  dihasilkan  dari   suatu  proses  produksi  baik   industri  maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan 

Page 12: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh  limbah tergantung pada  jenis  dan karakteristik  limbah. Karakteristik limbah adalah berukuran mikro, dinamis,  penyebarannya berdampak luas dan antar generasi akan berdampak dalam jangka panjang. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah (Anonim,2009)

Berdasarkan karakteristiknya,   limbah industri  dapat digolongkan menjadi  4 bagian yaitu :   limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, serta limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Untuk mengatasi  limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah   ini   dapat   dibedakan  menjadi   pengolahan  menurut  tingkatan  perlakuan  dan  pengolahan menurut karakteristik limbah (Anonim,2009)

Kualitas limbah cair industri batik sangat tergantung jenis proses yang dilakukan,

pada    umumnya limbah cair bersifat basa dan kadar organik yang tinggi yang

disebabkan oleh sisa-sisa pembatikan. Pada proses pencelupan (pewarnaan) umumnya

merupakan penyumbang sebagian kecil limbah organik, namun menyumbang wama

yang kuat, yang mudah terdeteksi, dan hal ini dapat mengurangi keindahan sungai

maupun perairan. Pada proses persiapan, yaitu proses nganji atau penganjian,

menyumbang zat organik yang banyak mengandung zat padat tersuspensi. Zat padat

tersuspensi apabila tidak segera diolah akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan

dapat digunakan untuk menilai kandungan COD dan BOD.

Kebanyakan penggunaan bahan pencelup dengan struktur molekul organik yang

stabil tidak dapat dihancurkan dengan proses biologis, untuk menghilangkan warna air

limbah yang efisien dan efektif adalah dengan perlakuan secara biologis, fisik dan kimia

(Alaerts, 1984 dalam Purwaningsih, 2008).

Karakteristik Air limbah Batik

Karakteristik air limbah dapat digolongkan dalam sifat fisika, kimia dan biologi.

Dengan mengetahui jenis polutan yang terdapat dalam air limbah, dapat ditentukan unit

proses yang dibutuhkan.

a.             Karakter Fisika

Karakter fisika air limbah meliputi temperatur, bau, warna, dan padatan. Temperatur

menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang diterakan kedalam skala. Bau

merupakan parameter yang subyektif. Pengukuran bau tergantung pada sensitivitas

indera penciuman seseorang. Adanya bau yang lain pada air limbah, menunjukkan

adanya komponen-komponen lain di dalam air tersebut. Misalnya, bau seperti telur

busuk menunjukkan adanya hidrogen sulfida. Pada air limbah, warna biasanya

disebabkan oleh adanya materi disolved, suspended, dan senyawa-senyawa koloidal,

yang dapat dilihat dari spektrum warna yang terjadi. Padatan yang terdapat di dalam air

limbah dapat diklasifikasikan menjadi floating, settleable, suspended atau dissolved.

b.      Karakter kimia

Page 13: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Karakter kimia air limbah meliputi senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa

organik adalah karbon yang dikombinasi dengan satu atau lebih elemen-elemen lain (O,

N, P, H). Saat ini terdapat lebih dari dua juta senyawa organik yang telah diketahui.

Senyawa anorganik terdiri atas semua kombinasi elemen yang bukan tersusun dari

karbon organik. Karbon anorganik dalam air limbah pada umumnya terdiri

atas sand, grit, dan mineral-mineral, baik suspended maupun dissolved. Misalnya:

klorida, ion hidrogen, nitrogen, fosfor, logam berat dan asam.

c.       Karakter Biologis

Mikroorganisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dalam semua

bentuk air limbah, biasanya dengan konsentrasi 105-108 organisme/ml. Kebanyakan

merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses

kehidupan (tumbuh, metabolisme, dan reproduksi). Secara tradisional, mikroorganisme

dibedakan menjadi binatang dan tumbuhan. Namun, keduanya sulit dibedakan. Oleh

karena itu, mikroorganisme kemudian dimasukkan kedalam kategori protista, status

yang sama dengan binatang ataupun tumbuhan. Virus diklasifikasikan secara terpisah.

Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan kunci efisiensi proses

biologis. Bakteri juga berperan penting untuk mengevaluasi kualitas air(Purwaningsih,

2008).

Pengaruh Limbah Industri Batik Terhadap Lingkungan

Pengelolaan lingkungan adalah usaha atau upaya agar tanah, air dan udara tidak

tercemar oleh air buangan, sehingga tidak menimbulkan pencemaran potensial lebih

lanjut pada penderita pencemaran potensial yaitu manusia dan mahluk hidup lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan lingkungan adalah terkendalinya

dan terpeliharanya kesehatan secara menyeluruh (Sumarwoto,

1993 dalam Purwaningsih, 2008).

Lingkungan hidup adalah kesatuan dengan kesemua benda, daya, keadaan dan

makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

hidup dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Rusidana,

2006 dalamPurwaningsih, 2008).

Air bekas cucian pembuatan batik yang menggunakan bahan-bahan kimia banyak

mengandung zat pencemar/racun yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap

lingkungan, kehidupan manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Zat warna dapat

mengakibatkan penyakit kulit dan yang sangat membahayakan adalah dapat

mengakibatkan kanker kulit (Sugiharto, 1987 dalamPurwaningsih, 2008).

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, akan

menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut dalam air. Hal ini mengakibatkan

matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air, juga dapat menimbulkan kerusakan pada

tanaman atau tumbuhan air, sehingga proses self purification yang seharusnya dapat

terjadi pada air limbah menjadi terhambat (Sugiharto, 1987 dalam Purwaningsih, 2008).

Semakin banyak zat organik dalam perairan akan mengalami pembusukan akibat

selanjutnya adalah timbulnya bau hasil penguraian zat organik. Di samping bau yang

Page 14: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

ditimbulkannya, maka menumpuknya ampas akan memerlukan tempat yang banyak dan

mengganggu keindahan tempat di sekitarnya. Dan selain bau dan tumpukan ampas yang

mengganggu, maka warna air limbah yang kotor akan menimbulkan gangguan

pemandangan (Purwaningsih, 2008).

Kita semua tentunya tahu dan mengerti, bahwa manusia sebenarnya dapat hidup

secara harmonis dengan alam, seandainya manusia memperlakukan alam dengan baik,

dan tidak memanfaatkan sumber daya alam yang dikandung tidak berlebihan. Usaha-

usaha untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan mempertahankan kwalitas

lingkungan hidup yang seimbang dalam segala bentuk belumlah mencapai hasil yang

memuaskan. Kualitas lingkungan dan kehidupan manusia terus menurun akibat ulahnya

sendiri.

Salah satu penyebab ulah manusia yang tidak peduli itu, adalah ketidaktahuannya mengenai peran keanekaragaman  hayati  dan  perlunya  pelestarian   lingkungan  hidup  untuk  menopang  kehidupan manusia.

Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan

memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk lingkungan.

Selain kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-Nya, khususnya manusia.

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).

1.      Memakmurkan Bumi

Manusia   mempunyai   kewajiban   kolektif   yang   dibebankan   Allah   SWT.   Manusia   harus mengeksplorasi   kekayaan   bumi   bagi   kemanfaatan   seluas-luasnya   umat   manusia.   Maka sepatutnyalah hasil  eksplorasi  itu dapat dinikmati secara adil  dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.

2.      Memelihara Bumi

Melihara  bumi  dalam arti   luas   termasuk   juga  memelihara   akidah  dan  akhlak  manusianya sebagai   SDM  (sumber   daya  manusia).  Memelihara   dari   kebiasaan   jahiliyah,   yaitu  merusak   dan menghancurkan  alam demi   kepentingan   sesaat.   Karena   sumber  daya  manusia   yang   rusak   akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas,   yakni   dijadikan   sebagai   khalifah   atau   penguasa   (pengatur)   bumi.   Maksudnya,   manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).

Allah memerintahkan umat nabi  Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari  kerusakan karena   sesungguhnya   manusia   lebih   banyak   yang   membangkang   dibanding   yang   benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal  ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang 

Page 15: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan  dalam  firmannya  dalam   surat   Al   Isra   ayat   4   yang  Artinya   : dan   telah   Kami   tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4)

Sebagai   seorang  muslim   dan   hamba  Allah   yang   taat   tentu   kita   akan  menjalankan   fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang Artinya : dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan   Allah   kepadamu   (kebahagiaan)   negeri   akhirat,   dan   janganlah   kamu  melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah   berbuat   baik,   kepadamu,   dan   janganlah   kamu   berbuat   kerusakan   di   (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL Qashash : 7)

3.                     Metodelogi Penulisan

Metode Pengumpulan Data

Penulis  dalam mengumpulkan data dalam daftar pustaka menggunakan metode pengumpulan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsumg diperoleh penulis dari subjeknya. Data   sekunder   biasanya   berwujud   data   laporan   yang   tersedia.   Dalam   hal   ini,   data   sekunder dioeroleh melalui buku, jurnal dan artikel.

Metode Analisis Data

Metode yang penulis gunakan dalam analisis data adalah metode deskriptif yaitu menyajikan data secara sistematis agar mudah untuk dimengerti.

4.                     Pembahasan Laporan

Dalam makalah  ini  peneliti menemukan metode baru untuk mengolah  limbah batik dengan menggunakan metode elektrolisis  dengan anoda dan katoda platinum (Pt).  Pt  merupakan logam inert   yang   sangat   baik   sebagai   elektrokatalis   dan   tahan   terhadap   kondisi   larutan.  Metode   ini merupakan  metode   yang   efektif,   selektif,   ekonomis,   bebas   polutan   dan   sangat   sesuai   untuk menghancurkan   senyawa-senyawa   organik.   Hasil   akhirnya   adalah   air   dan   gas   karbon   dioksida. Penemuan  baru  dalam  mengolah   limbah  batik  dengan  menggunakan  metode  elektrolisis   dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Page 16: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Gambar 2. Rangkaian alat yang digunakan untuk mengolah limbah batik

Gambar 3. Rangkaian alat yang digunakan untuk mengolah limbah batik di laboratorium

Page 17: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Cara Kerja Alat

1.     Limbah batik dimasukkan dalam bak elektrolisis,  kemudian ditambah 0,25 kg untuk setiap 100 L limbah batik, kemudian dimasukkan elektroda, katoda dan anoda masing-masing berbahan platinum dan dilengkapi dengan pengaduk.

2.     Kedua   elektroda   dihubungkan   dengan   sumber   arus   DC   melalui   voltmeter   dengan   potensial maksimum 5 Volt.

3.     Elektrolisis   limbah   batik   dijalankan   dengan  memasukkan   potensial   sebesar   5   V   dan   elektrolisis dihentikan jika larutan sudah menjadi jernih.

4.     Hasil elektrolisis limbah batik merupakan limbah yang berwarna jernih, kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, COD dan logam berat dengan AAS.

Hasil Uji Coba Alat

a.            Hasil analisis limbah batik setelah dielektrolisis dengan spektrofotometer UV-Vis

Page 18: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

Gambar 2. Hasil analisis dengan spektrofotometer UV-Vis

Berdasarkan gambar di atas limbah batik yang semual berwarna biru (warna hitam) setelah diolah dengan elektrolisis berubah menjadi jernih (warna merah) dalam waktu 15 menit dan dengan bantuan garam dapur dengan penambahan garam dapur.

b.      Hasil analisis COD dan analisis logam berat dengan AAS

Hasil   analisis   komponen   komponen   limbah   disesuaikan   dengan   baku   mutu   limbah   cair berdasarkan PP No 20 tahun 1990 ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Parameter Hasil Analisis PP No.20 tahun 1990

(Air Golongan D)

COD 39,8 mg/L 100 mg/L

Cr-Total 0,05 mg/L 1,0 mg/L

Pb-Total 0,03 mg/L 1,0 mg/L

Cd-Total 0,03 mg/L 0,01 mg/L

As-Total 0,01 mg/L 1,0 mg/L

Hg-Total 0,002 mg/L 0,005 mg/L

Berdasarkan hasil analisis limbah batik setelah diolah dengan teknik elektrolisis menghasilkan larutan jernih dan setelah dianalisis sangat aman untuk digunakan sebagai air minum, air keperluan rumah tangga, industri dan pertanian. Air yang telah diolah dapat langsung dibuang ke lingkungan.

5.                     Kesimpulan dan Saran

Page 19: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui proses analisis dan sistesis masalah, maka kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut :

1.     Terciptanya   pemahaman   bahwa   di   samping   produk   yang   dihasilkan,   terdapat   limbah   yang menimbulkan dampak negatif di mana hal tersebut tidak bisa dianggap remeh.

2.     Limbah pewarna yang dihasilkan oleh kegiatan produksi pada industri pembuatan kain batik biasanya terjadi  pada proses  pencelupan  dan pewarnaan.  Umumnya  limbah cair  bersifat  basa  dan kadar organik   yang   tinggi   yang   disebabkan   oleh   sisa-sisa pembatikan.Salah  satu  alternatif  pengolahan  yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode elektrolisis  dengan anoda dan katoda platinum (Pt).  Pt  merupakan logam inert  yang sangat baik sebagai  elektrokatalis  dan   tahan  terhadap  kondisi   larutan.  Metode   ini  merupakan metode yang efektif,   selektif,   ekonomis,   bebas   polutan   dan   sangat   sesuai   untuk  menghancurkan   senyawa-senyawa  organik. Sehingga   limbah  yang  di  buang  ke   saluran  air   adalah   limbah  yang  aman  bagi lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase  yang mampu menunjang perkembangan industri batik. Sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan.

5.2 Saran

Pada dasarnya segala sesuatu yang terlalu banyak dan berlebihan akan membuka peluang besar timbulnya  permasalahan,  maka  diperlukan  suatu   langkah   sedini  mungkin   terhadap   limbah batik sebagai antisipasi timbulnya masalah yang lebih besar. Dengan memandang bahwa limbah adalah suatu   hasil   yang   bukan  merupakan   tujuan   utama   dari   sebuah   proses,  maka   akan   terkandung pengertian bahwa bukan tidak terdapat sisi manfaat pada barang tersebut.

Teknik pengolahan limbah batik dengan elektrolisis merupakan teknik yang lebih mudah, murah dan efisien dan mudah untuk dioperasikan, tidak memerlukan keahlian tinggi dan sederhana. Teknik ini tidak menghasilkan limbah baru sehingga aman untuk lingkungan. Teknik ini juga tidak  memerlukan dana yang tinggi karena hanya memerlukan arus listrik yang rendah dan garam dapur yang murah.

Daftar Pustaka

Anonim. (2009). Batik. Didownload dari http://id.wikipedia.org/wiki/Batik

Setyaningsih, H. 2007. Pengolahan limbah batik dengan proses kimia dan adsorpsi karbon aktif.Tesis Program Pasca Sarjana UI. Jakarta.

Wardhana, W. A., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi

Limbah Cair Industri Batik di download di http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/29480/2/Pemetaan-Limbah-Cair-Industri-Batik-(kandungan-Logam)-di-Kabupaten-Bangkalan-dengan-Sistem-Informasi-Geografis-(SIG).pdf

Page 20: BLH Yogyakarta ambil sampel limbah industri batik.docx

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/02/20/137468/Limbah-Sablon-dan-Batik-Mengkhawatirkan

Penemuan Teknik baru Untuk pengolahan Limbah Batik, di download di http://bappeda.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2012/03/PENEMUAN-TEKNIK-BARU-UNTUK-PENGOLAHAN-LIMBAH-BATIK.

Peran Manusia Sebagai  Khalifah,  di  download dari  http://sitinuralfiah.wordpress.com/bahan-ajar-2/manusia-sebagai-