Blefaritis.docx

18
Blefaritis I. Anatomi Palpebra Kelopak mata atau palpebra di bagian depan memiliki lapisan kulit yang tipis, sedang di bagian belakang terdapat selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada kelopak terdapat bagian-bagian berupa kelenjar-kelenjar dan otot. Kelenjar yang terdapat pada kelopak mata di antaranya adalah kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeiss pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus yang bermuara pada margo palpebra. Sedangkan otot yang terdapat pada kelopak adalah M. Orbikularis Okuli dan M. Levator Palpebra. Palpebra diperdarahi oleh Arteri Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas berasal dari ramus frontal n. V, sedangkan kelopak mata bawah dipersarafi oleh cabang ke II n. V.

description

makalah blefaritis soca

Transcript of Blefaritis.docx

Page 1: Blefaritis.docx

Blefaritis

I. Anatomi Palpebra

Kelopak mata atau palpebra di bagian depan memiliki lapisan kulit yang tipis, sedang

di bagian belakang terdapat selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada

kelopak terdapat bagian-bagian berupa kelenjar-kelenjar dan otot. Kelenjar yang terdapat

pada kelopak mata di antaranya adalah kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeiss

pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus yang bermuara pada margo palpebra.

Sedangkan otot yang terdapat pada kelopak adalah M. Orbikularis Okuli dan M. Levator

Palpebra. Palpebra diperdarahi oleh Arteri Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas

berasal dari ramus frontal n. V, sedangkan kelopak mata bawah dipersarafi oleh cabang ke II

n. V.

1. Kelenjar :

a. Kelenjar Sebasea

b. Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat

c. Kelenjar Zeis pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan juga

menghasilkan sebum

Page 2: Blefaritis.docx

d. Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis) terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini menghasilkan

sebum (minyak).

2. Otot-otot Palpebra:

a. M. Orbikularis Okuli

Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit

kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut

sebagai M. Rioland. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N.

Fasialis.

b. M. Levator Palpebra

Bererigo pada Anulus Foramen Orbita dan berinsersi pada Tarsus Atas dengan sebagian

menembus M. Orbikularis Okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Otot ini

dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka

mata.

Terdapat 3 gerakan palpebra

1. Menutup mata

dilakukan oleh m. orbicularis oculi dipersarafi oleh N. VII dan relaksasi oleh m. levator

palpebra superior.

M.riolani menahan bagian belakang palpebra terhadap dorongan bola mata.

2. Membuka mata

kontraksi m.levator palpebra superior (N.III).

Page 3: Blefaritis.docx

M.Muller mempertahankan mata tetap terbuka

3. Proses Berkedip

refleks (didahului stimuli) dan spontan (tdk didahului stimuli) → kontraksi m. orbicularis

oculi pars palpebralis.

 3. Di dalam kelopak mata terdapat :

a. Tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom

yang bermuara pada margo palpebra

b. Septum Orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan

pembatas isi orbita dengan kelopak depan

c. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran

pembukaan rongga orbita. Tarsus (tediri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan

penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak mata atas dan 20 buah

di kelopak bawah)

d. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah A. Palpebrae

e. Persarafan sensorik kelopak mata atas dapat dibedakan dari remus frontal N. V, sedang

kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V (N. V2).

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan

melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.

Konjungtiva merupakan membrane mukosa yang mempunyai sel goblet yang menghasilkan

musin.

AIR MATA

Diproduksi oleh sistem kelenjar air mata :

1.  Glandula lacrimalis asesorius Krause

     dan Wolfring (sekresi dasar)

2.  Glandula lakrimalis utama mayor

     (sekresi refleks).

Fungsi air mata :

1 Melicinkan permukaan optik bola mata

Page 4: Blefaritis.docx

2. Media pelepasan sel ‘desquamasi’.

3. Suplai oksigen ke kornea

4. Antimikroba

5. Lubrikasi pergesekan palpebra dan kornea

6. Mencegah pengeringan permukaan luar bola mata. 

Lapisan air mata :

1. Lapisan lipid (atas), diproduksi oleh glandula meibom. 

     Memperlambat menguapan air mata

    Mempertahankan barier hidrofobik

    Mempertahankan tear meniskus

2. Lapisan akuous (tengah), diproduksi oleh kelejar Krause Wolfring.

    Suplai oksigen

    Antimikroba

    Meratakan permukaan kornea

    Membersihkan kotoran

    Mengatur fungsi sel-sel epitel kornea

3. Lapisan mucin (bawah), diproduksi oleh sel-sel goblet

    Mengubah sifat hibrofobik ke hidrofilik epitel kornea

    Menyediakan lubikasi untuk palpebra

Tes fungsi Air Mata dinamakan Schirmer Test

2. Status oftamologi:

LAPORAN KASUS

I. Identitas

Nama : Tn. S.R

Umur : 78 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Suku : Minahasa

Pekerjaan : petani

Alamat : Likupang

Agama : Kristen Protestan

Page 5: Blefaritis.docx

Tanggal pemeriksaan: 11 april 2013

II. Anamnesis

Keluhan utama : Gatal dan nyeri pada kedua kelopak mata.

Riwayat Penyakit Sekarang : Gatal dan nyeri pada kedua kelopak mata dialami pasien

sejak kurang lebih 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien juga merasa panas

pada kedua kelopak mata. Pada pagi hari mata terasa lengket disertai banyak kotoran

putih kekuningan di tepi kelopak mata serta bulu mata sering rontok. Pasien juga

mengeluh kelopak mata sedikit bengkak Benjolan pada kelopak mata (-), mata berair

(-), tak tahan cahaya (-).

III. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis : Dalam batas normal

Status Oftalmologis :

VOD : 6/30

VOS : 6/30

TIOD : 13,4 mmHg (N: 15-20)

TIOS : 17,3 mmHg (N: 15-20)

Segmen anterior ODS:

Palpebra : Edema (+), hiperemis (+), krusta (+) kekuningan.

Konjungtiva palpebra:Hiperemis (+)

Sklera : Tidak ada kelainan

Kornea : Jernih

COA : Dalam

Iris : Tidak ada kelainan

Pupil : Bulat ishokor diameter 3 mm

Lensa : Jernih

Segmen posterior ODS :

Refleks fundus (+), uniform, papil bulat batas tegas.

Makula refleks fovea (+)

Retina : ateosklerosis (-), perdarahan (-), eksudat (-)

IV. Diagnosis : Blefaritis okulus dekstra et sinistra

V. Terapi : Eyelied hygiene

Doksisiklin 2 x 100 mg

chloramphenicol zalf 3x1 app ODS

VI. Prognosis : dubia ad bonam

Page 6: Blefaritis.docx

Contoh dari makalah mtht

OD OS

Visus 6/10 CC C-0,75 aksis 135o 6/6 6/6

Interpretasi Pada pemeriksaan visus

dengan Snellen chart

didapatkan visus pasien 6/10

(dapat meilhat objek pada

jarak 6 meter, sedangkan pada

orang normal dapat melihat

pada jarak 10 meter), Cum

Correctione (CC)/ setelah

dikoreksi dengan lensa

silindris 0,75 aksis 135o

didapatkan visus 6/6.

Disimpulkan pasien menderita

astigmatisme.

Contoh lain: Kalo CC S berarti

koreksi oleh lensa Spheris, kalo

lensa spheris (+) berarti

hipermetrop (titik fokus

dibelakang retina). Kalo lensa

spheris (-) berarti miopis (di

depan retina).

Gerak bola mata

Interpretasi Normal, pasien dapat

menggerakkan mata ke segala

arah

Normal

TIO n/p n/p

Interpretasi Normal Normal

Palpebra Normal Normal

Konjungtiva bulbi Massa/ jaringan fibrovaskular

(bagian nasal) berbentuk segitiga

dengan puncak di kornea,

hiperemis.

Massa/ jaringan fibrovaskular

(bagian nasal) berbentuk segitiga

dengan puncak di limbus kornea,

hiperemis.

Interpretasi Jaringan fibrovaskular

(ptirigium) karena paparan

debu dan sinar UV

Jaringan fibrovaskular

(ptirigium) karena paparan

debu dan sinar UV

Page 7: Blefaritis.docx

Kornea Jernih, tampak puncak massa

fibrovaskular pada tepi pupil

jernih.

Jernih.

Interpretasi Puncak pterigium telah

mencapai tepi pupil

Normal

COA Dalam Dalam

Iris/Pupil Bulat, isokor, RC +/+ Bulat, isokor, RC +/+

Interpretasi Bentuk normal, refleks cahaya

normal

Bentuk normal, refleks cahaya

normal

Lensa Jernih Jernih

Vitreus Jernih Jernih

Fundus Papil bulat, warna vital, batas

tegas, CDR (Cup Disc Ratio) 0.3

aa/vv (ratio arteri:vena) 2/3,

retina baik, refleks makula +

Papil bulat, warna vital, batas

tegas, CDR 0.3 aa/vv 2/3, retina

baik, refleks makula +

Interpretsi Normal Normal

BLEFARITIS (pembahasan)

2.1.1   Definisi

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi

kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata, biasanya

melibatkan folikel dan kelenjar rambut.

Blefaritis adalah peradangan bilateral sub akut/menahun pada tepi kelopak mata (margo

palpebra).

Blefaritis adalah inflamasi pada pinggir kelopak mata biasanya disebabkan oleh

sthopilokokus.

Ada 2 macam blefaritis :

a.   Infeksi yang terjadi pada kelopak mata

Pada kasus ini bulu mata rontok dan tidak diganti oleh yang baru karena ada destriksi folikel

rambut. Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata.

Palpebra merah (mata”bertepi merah”)

b.  Blefaritis seborrheik

Inflamasi kelenjar kulit didalam bulu mata/kelenjar bulu mata. Pada kasus ini bulu mata cepat

Page 8: Blefaritis.docx

jatuh tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi folikel rambut. Didapatkan

skuama (sisik berminyak) tepian palpebra tidak begitu merah.

2.1.2  Epidemiologi

Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5%

berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis

menurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42

tahun dan biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik

umumnya terjadi pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering

pada 33% kasus, sedangkan pada blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita

pada usia rata-rata 50 tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.

2.1.3   Etiologi

Berdasarkan penyebabnya blefaritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Blefaritis Ulseratif

Penyebabnya adalah staphylococcus aureus (stafilikokus epidermis).

2. Blefaritis Non-Ulseratif

Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusponem ovale.

Secara umum :

Infeksi/alergi yang biasanya berjalan kronik/akibat disfungsi kelenjar meibom. Contoh :

Debu, asap, bahan kimia, iritatif/bahan kosmetik.

Infeksi bakteri stafilokok, streptococcus alpha/beta hemolyticus, pnemokok, psedomonas,

demodex folliculorum, hingga pityrosporum ovale. Infeksi oleh virus disebabkan herpes

zoster, herpes simplex, vaksinia dan sebagainya

Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphlococcus, dermatitis seboroik, gangguan kelenjar

meibom, atau gangguan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi

staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien yang menderita blefaritis, tapi

hanya 10% orang yang tidak memberikan gejala blefaritis namun ditemukan bakteri

staphylococcus. Infeksi staphylococcus epidermis didapatkan sekitar 95% pasien. Blefaritis

Page 9: Blefaritis.docx

seboroik serupa dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis (meibomian blefaritis)

disebabkan gangguan kerja kelenjar meibom. Kelenjar meibom yang ada sepanjang batas

kelopak mata, dibelakang batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan

konjungtiva. Kelenjar ini disekresikan dari lapisan luar air mata yang bisa menghambat

penguapan air mata, dan membuat permukaan mata menjadi tetap halus, serta membantu

menjaga struktur dan keadaan mata. Sekresi protein pada pasien yang menderita kelainan

kelenjar meibom berbeda komposisi dan kuantitas dari orang dengan mata normal. Ini

menjelaskan kenapa pada pasien dengan kelainan kelenjar meibom jarang menderita sindrom

mata kering. Kelenjar meibom berasal dari glandula sebasea.

2.1.5   Faktor Predisposisi

Sebenarnya yang mempengaruhi untuk terjadinya blefaritis, khususnya Staphylococcus

Aureus, Stafilokokus epidermis ada faktor lainnya yaitu :

1. Kelainan metabolisme

2. Jamur pitirusporum ovale

3. Sebosea/ketombe

4. Kurangnya mengkonsumsi vitamin

5. Hygiene yang buruk

2.1.6 Klasifikasi

1.  BLEFARITIS BAKTERIAL

a.  Blefaritis Superfisial

Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan yang

terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum

pemberian antibiotik, krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun

maka dilakukan penekanan manual kelenjar meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar

meibom (Meibormianitis), yang biasanya menyertai.

b.  Blefaritis Seboroik

Merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki

usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya

adalah sekret yang keluar dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral,

Page 10: Blefaritis.docx

hiperemia, dan hipertropi pupil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion,

hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng. Pengobatannya adalah dengan

membersihkan menggunakan kapas lidi hangat. Kompres hangat sela 5-10 menit. Kelenjar

meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampo bayi.

c.  Blefaritis Skumosa

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai adanya skuama atau krusta pada pangkal bulu

mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan

tepi kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada

orang yang berambut minyak. Penyebabnya adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.

Pasien dengan  blefaritis skuamosa akan terasa gatal dan panas. Pada blefaritis skuamosa

terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik

ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan pendarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa

ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampo bayi, salep mata, dan steroid

setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.

d.   Blefaritis Ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi

staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang

bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata.

Pada blefaritis ulseratif, skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat

akan terjadi luka dngan disertai pendarahan. Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang

baik sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau

basitrasin. Apabila ulseratif mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik

sistemik dan diberi roboransia.

e.  Blefaritis Angularis

Merupakan infeksi staphlococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis

angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat

mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan oleh

Staphylococcus aureus. Kelainan ini biasanya bersifat rekuren. Befaritis angularis diobati

dengan sulfa, tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit pada punctum lakrimal bagian medial sudut

mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.

f.   Blefaritis Meibomianitis

Merupakan infeksi pada kelenjar meibom yang akan mengakibatkan tanda peradangan lokal

pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan

dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal.

Page 11: Blefaritis.docx

2.  BLEFARITIS VIRUS

a.   Herpes Zoster

Virus ini dapat memberikan infeksi pada ganglion saraftrigeminus Biasanya virus ini akan

mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yag terkena ganglion cabang oftalmik maka akan

terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan

melampaui garis medin kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit

pada daerah yang terkena dan badan terasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan

infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus

superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.

      

b.  Herpes Simplex

Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada bibir

merupakan tanda herpes simplex kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simplex yang merupakan

radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata,

yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.

3.  BLEFARITIS JAMUR

1.   Infeksi superfisial

2.   Infeksi jamur dalam

3.  Blefaritis pedikulosis : kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan

dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

Gambaran klinik

Gejala :

Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng

atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak

mata terasa gatal, panas, dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan

beberapa helai bulu mata rontok.

Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa juga terbentuk keropeng

yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi pendarahan.

Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.

Tanda :

Page 12: Blefaritis.docx

    Skuama pada tepi kelopak

    Jumlah bulu mata berkurang

    Obstruksi dan sumbatan duktus meibom

    Sekresi Meibom keruh

    Infeksi pada tepi kelopak

    Abnormalitas film air mata.

Patofisiologi Blefaritis

Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini mengakibatkan

invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan sistem imun atau kerusakan

yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi

kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi

kelenjar meibom.

Patofisiologi

Antigen bakteri, virus, jamur, alergen

Ditangkap makrofag sebagai Antigen Presenting Cell

Reaksi radang, pengluaran mediator inflamasi oleh sel-sel imun (sitokin, histamin, bradikinin)

Permeabilitas kepiler naik

Protein vaskular ke intertisial, kemudian menarik air

Dilatasi arteriol

Aliran darah meningkat

merangsang saraf sensorik nyeri

Dolor (Nyeri)

Perubahan biokimia dan pH

migrasi leukosit ke tempat radang

Page 13: Blefaritis.docx

Penatalaksanaan

Terapi dan prognosis

I. Simptomatik : analgesik, antipiretikII. Antibiotik, antivirus, antijamur: tergantung etiologi

III. Kompres hangat : agar vasodilatasi (mempercepat radang) dan dilatasi kelenjar biar pus keluar

IV. Insisi : kalo ada penumpukan pus

Prognosis : ad vitam dan functionam baik. ad sanationam baik bila menjaga higienis, buruk kalo karena alergi

Eksudat

Tumor (Bengkak)

Rubor dan Kalor (merah dan panas)