Blackbox Testing

12
BAB 2 METODE 2.1 Black Box Metode uji coba blackbox memfokuskan pada keperluan fungsional dari software. Oleh karena itu blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Ujicoba blackbox bukan merupakan alternatif dari ujicoba whitebox, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan whitebox. Uji coba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah: 1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang 2. Kesalahan interface 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan performa 5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi Ujicoba blackbox diaplikasikan di beberapa tahapan berikutnya, karena ujicoba blackbox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Ujicoba didesain untuk dapat menjawab pernyataan-pernyataan berikut: 1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji? 2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik? 3. Apakah system secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu? 4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

description

Blackbox testing,Analisis berorientasi objek,sistem dan perancangan ,

Transcript of Blackbox Testing

Page 1: Blackbox Testing

BAB 2

METODE

2.1 Black Box

Metode uji coba blackbox memfokuskan pada keperluan fungsional dari software. Oleh karena itu blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Ujicoba blackbox bukan merupakan alternatif dari ujicoba whitebox, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan whitebox.

Uji coba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah:

1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang2. Kesalahan interface3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal4. Kesalahan performa5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Ujicoba blackbox diaplikasikan di beberapa tahapan berikutnya, karena ujicoba blackbox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Ujicoba didesain untuk dapat menjawab pernyataan-pernyataan berikut:

1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?3. Apakah system secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Dengan mengaplikasikan ujicoba blackbox, diharapkan dapat menghasilkan sekumpulan kasus uji yang memenuhi kriteria berikut:

1. Kasus uji yang berulang, jika jumlahnya lebih dari 1 maka jumlah dari uji kasus tambahan harus didesain untuk mencapai ujicoba yang cukup beralasan.

2. Kasus uji yang memberitahukan sesuatu tentang keberadaan atau tidaknya satu jenis kesalahan, daripada kesalahan yang terhubung hanya dengan suatu ujicoba yang spesifik.

2.2 Type Testing

Page 2: Blackbox Testing

2.2.1 Security

Sebuah aplikasi harus aman digunakan, informasi yang bersifat privasi dan sensitif tidak boleh tersebar. Aplikasi harus dapat menjaga kepercayaan pengguna dengan memberi mereka keyakinan bahwa informasi pengguna berada pada kondisi yang aman.

Pada aplikasi ini tidak terdapat sistem security berupa login untuk masuk ke dalam sistem karena pada aplikasi ini tidak menggunakan database sehingga data yang telah diproses tidak disimpan.

2.2.2 Performa

Performa testing mengacu kepada pendekatan penilaian ‘CriterionReferenced Test’ atau acuan patokan, yaitu pengukuran keberhasilan yang didasarkan atas penafsiran dari tingkahlaku (performance) berdasarkan kriteria/standar penguasaan mutlak (relative tetap dan berlaku untuk semua testee).

Pada aplikasi ini performa yang didapat yakni pemrosesan data yang tidak banyak memakan waktu karena data yang disimpan hanya ditampung sementara (menggunakan array) sehingga pemrosesan untuk mendapatkan hasil lebih cepat dan mudah.

2.2.3 Usability, Functionality

Usability testing merupakan teknik yang digunakan untuk mengevaluasi suatu aplikasi dengan menguji pada sisi pengguna (user). Hal ini dapat dilihat dari kegunaan aplikasi tersebut bagi para pengguna, sehingga para pengguna perlu dilibatkan dalam proses pengujian.

Dalam Aplikasi ini pengevaluasian terhadap keseluruhan aplikasi telah dilakukan oleh pengguna dan hasil yang didapati yaitu tampilan program tidak telalu rumit dan mudah digunakan dalam pengoperasiannya. Sehingga user yang menggunakan aplikasi ini akan mengetahui tujuan dari pembuatan aplikasi tersebut.

Functionality testing merupakan gagasan fungsi yang diciptakan atas pembuatan suatu aplikasi .Dalam program ini fungsi utama yang ingin ditunjukkan kepada pengguna (user) adalah mendapatkan hasil akhir dari setiap nilai kuis, UTS dan nilai absensi. Yang hasilnya berupa hasil angka dan alphabet yang rangenya sudah di tentukan sebelumnya.

2.3 Data yang Digunakan

2.3.1 Equivalent Partitioning

Equivalence partioning merupakan metode ujicoba blackbox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus ujicoba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya : kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

Page 3: Blackbox Testing

Equivalence partioning berusaha untuk mendefinisikan kasus uji yang menemukan sejumlah jenis kesalahan, dan mengurangi jumlah kasus uji yang harus dibuat. Kasus uji yang didesain untuk Equivalence partioning berdasarkan pada evaluasi dari ekuivalensi jenis/class untuk kondisi input.

Class-class yang ekuivalen merepresentasikan sekumpulan keadaan valid dan invalid untuk kondisi input. Biasanya kondisi input dapat berupa spesifikasi nilai numerik, kisaran nilai, kumpulan nilai yang berhubungan atau kondisi boolean. Ekuivalensi class dapat didefinisikan dengan panduan berikut :Kondisi input menspesifikasikan kisaran/range, maka didefinisikan 1 yang valid dan 2 yang invalid untuk equivalence class

1. Kondisi input memerlukan nilai yang spesifik, maka didefinisikan 1 yang valid

dan 2 yang invalid untuk equivalence class.

2. Kondisi input menspesifikasikan anggota dari himpunan, maka didefinisikan 1

yang valid dan 1 yang invalid untuk equivalence class.

3. Kondisi input adalah boolean, maka didefinisikan 1 yang valid dan 1 yang invalid

untuk equivalence class.

2.4 Pengujian Program Menggunakan Metode Equivalence Partitioning

Pada metode pengujian blackbox berdasarkan Equivalence Partitioning,penulis menguji pada fitur penghitungan nilai rata kuis. Berikut ini pengujian yang dilakukan.

2.4.1 Pengujian Pada Fitur Login Admin

Program menerima masukan string user dan password. Lalu data masukannya di validasi/dicocokan dengan yang ada di database.

Page 4: Blackbox Testing

Gambar 2.1. Pengujian Fitur Login Admin

Pada gambar 2.1. menjelaskan pengujian pada fitur login admin dengan tanpa menginput nilai pada kolom username ataupun password, apabila admin menekan tombol login maka tampil label *Harus di isi.

1. Nilai diantara 0 dan 100

Pada pengujian pada kelas pertama ini data nilai 1, nilai 2 dan nilai 3, sebagai contoh

akan dimasukan data nilai 90. Hasil yang didapatkan dapat dilihat pada gambar 2.2.

Page 5: Blackbox Testing

.Gambar 2.2. Pengujian Fitur Menggunakan Equivalence Kelas 2

Pada gambar 2.2. menjelaskan pengujian pada fitur menghitung rata-rata kuis dengan input nilai 1, nilai 2, nilai 3 masing-masing bernilai 90, dihasilkan nilai rata kuis . Dapat disimpulkan dengan nilai input 90 merupakan inputan nilai VALID dan program menghasilkan output yang diharapkan.

2. Nilai lebih dari 100

Pada pengujian pada kelas pertama ini data nilai 1, nilai 2 dan nilai 3, sebagai contoh akan dimasukan data nilai 150. Hasil yang didapatkan dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Pengujian Fitur Menggunakan Equivalence Kelas 3

Page 6: Blackbox Testing

Pada gambar 2.3 menjelaskan pengujian pada fitur menghitung rata-rata kuis dengan input nilai 1, nilai 2, nilai 3 masing-masing bernilai 150, dihasilkan nilai rata kuis kosong. Dapat disimpulkan dengan nilai input 150 merupakan inputan nilai INVALID,namun program aplikasi tidak menghasilkan error.

2.4.2 Boundary Value

Boundary Value merupakan pilihan test case yang mengerjakan nilai yang sudah ditentukan, dengan teknik perancangan test case melengkapi test case equivalence partitioning yang fokusnya pada input masukan nilai. Boundary Value fokusnya pada domain output hasil range nilai.

Contoh penerapan pada nilai sementara mahasiswa

Gambar 2.4 Penerapan Nilai Sementara

Tes data input untuk batas bawah adalah { -1,0,1 } dan tes data input batas atas adalah { 99,100,101 }. Jadi tes data input disini untuk menentukan mana yang merupakan batas bawah suatu nilai dan mana pula batas atas suatu nilai.

2.5 Metode pengujian pada penghitungan fitur nilai rata kelas

Program menerima masukan nilai kuis 1 , nilai kuis 2, nilai kuis 3, nilai kuis 3 untuk menghasilkan nilai rata-rata kuis. Nilai rata-rata kuis dihasilkan dari nilai kuis 1 ditambahkan nilai kuis 2 ditambahkan nilai kuis 3 kemudian dibagi 3.

Data yang dapat dimasukan dari tiap-tiap 3 nilai di atas mempunyai range bernilai 0-100, sehingga dihasilkan 3 equivalence class sebagai berikut:

1. Nilai dari -1 dan 1

100

Page 7: Blackbox Testing

Pada percobaan range angka dari -1 dan 1 hasilnya INVALID, karena disini ada angka yang bernilai -1. Sedangkan range yang ditentukan untuk hasil yang valid itu hanya 0-100.

Page 8: Blackbox Testing

Gambar 2.5 Pengujian Pertama Boundary Value kelas 1

Gambar 2.6 Pengujian Kedua Boundary Value kelas 1

2. Nilai dari 99 dan 101

Pada percobaan range angka 99 dan 101 hasilnya yaitu INVALID, karena range

disini tidak seuai dengan range yang telah ditentukan untuk hasil yang valid yaitu 0-

100. Angka 101 disinilah yang menyebabkan hasilnya tidak INVALID.

Gambar 2.7 Pengujian Pertama Boundary Value kelas 2

Page 9: Blackbox Testing

Gambar 2.8 Pengujian Kedua Boundary Value kelas 2

2.5.1 Error Guessy

Error Guessy adalah pengujian berdasarkan intuisi dari sisi programmer. Dalam hal ini error guessy dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan error yang terjadi ketika program di uji coba.

Contoh error guessy pada aplikasi ini adalah programmer mencoba memasukkan (menginput) karakter secara acak berdasarkan intuisi programmer, misalnya dalam menghitung rata-rata nilai kuis dimasukkan inputan dalam bentuk huruf maupun karakter khusus begitu juga dalam menghitung nilai total.

Seperti contoh dibawah ini diuji dengan masukan berupa tanggal dan masukkan berupa kata.

Gambar 2.9 Pengujian Pertama Error Guessy

Gambar 2.10 Pengujian Kedua Error Guessy