blabla

3
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, telah ada beberapa program yang berfokus biosolar seperti: 1. Gerakan penanaman pohon jarak oleh pemerintah menurut kebijakan pemerintah tentang Energi Baru Terbarukan (EBT) berdasarkan Inpres No.I/2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati(biofuel) sebagai bahan bakar lain dan PP No.5/2006 tentang kebijakan energi nasional. Hal ini mengalami kendala seperti produktivitas paling optimis 5 ton/ha/tahun. 2. Pembukaan lahan untuk kelapa sawit. Untuk mendukug program pengembangan bahan bakar nabati dan karena harga CPO yang tergolong tinggi di pasar dunia, pada tahun 2007 Menteri Pertanian menerbitkan Peraturan No.26/Permentan/OT,140/2007, yang menyatakan bahwa untuk perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua dapat dicadangkan lahan seluas dua kali lipat dari 100.000 ha (Guerin 2007). Menurut sebuah laporan, tanah masyarakat Papua bahkan sempat disewa selama 35 tahun seharga Rp 15.000-450.000 per hektar (AMDAL/Telapak 2009). Peraturan Mentri Pertanian ini diikuti oleh Keputusan Mentri Kehutanan No. P.22/Menhut-II/2009, yang memberikan landasan hukum bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk memilik hingga 100.000 ha atau bila di Papua, sampai 200.000 ha lahan (AFP 2008). Sewa dan ganti rugi yang sangat rendah telah menimbulkan masalah keadilan dan mengancam mata pencarian masyarakat yang hutannya terkena keputusan tersebut. Bukti dari hal ini adalah biaya hilangnya peluang (kesempatan untuk memperoleh pendapatan) atas tanah yang digadaikan sebagai perkebunan kelapa sawit selama 35 tahun Peningkatan biosolar dengan program penanaman pohon nyamplung Dengan adanya program penanaman pohon nyamplung ini, anak- anak dapat lebih peduli dan mengembangkan pemahaman mereka terhadap kondisi lingkungan. Selain itu terdapat beberapa kelebihan yaitu, ditinjau dari prospek pengembangan dan pemanfaatan lain, antara lain adalah tanaman nyamplung tumbuh dan tersebar merata secara alami di Indonesia; regenerasi mudah dan berbuah sepanjang tahun, menunjukkan daya survival yang tinggi terhadap lingkungan, tanaman relatif mudah

description

Untuk apa ji

Transcript of blabla

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, telah ada beberapa program yang berfokus biosolar seperti:1. Gerakan penanaman pohon jarak oleh pemerintah menurut kebijakan pemerintah tentang Energi Baru Terbarukan (EBT) berdasarkan Inpres No.I/2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati(biofuel) sebagai bahan bakar lain dan PP No.5/2006 tentang kebijakan energi nasional. Hal ini mengalami kendala seperti produktivitas paling optimis 5 ton/ha/tahun.

2. Pembukaan lahan untuk kelapa sawit. Untuk mendukug program pengembangan bahan bakar nabati dan karena harga CPO yang tergolong tinggi di pasar dunia, pada tahun 2007 Menteri Pertanian menerbitkan Peraturan No.26/Permentan/OT,140/2007, yang menyatakan bahwa untuk perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua dapat dicadangkan lahan seluas dua kali lipat dari 100.000 ha (Guerin 2007). Menurut sebuah laporan, tanah masyarakat Papua bahkan sempat disewa selama 35 tahun seharga Rp 15.000-450.000 per hektar (AMDAL/Telapak 2009). Peraturan Mentri Pertanian ini diikuti oleh Keputusan Mentri Kehutanan No. P.22/Menhut-II/2009, yang memberikan landasan hukum bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk memilik hingga 100.000 ha atau bila di Papua, sampai 200.000 ha lahan (AFP 2008). Sewa dan ganti rugi yang sangat rendah telah menimbulkan masalah keadilan dan mengancam mata pencarian masyarakat yang hutannya terkena keputusan tersebut. Bukti dari hal ini adalah biaya hilangnya peluang (kesempatan untuk memperoleh pendapatan) atas tanah yang digadaikan sebagai perkebunan kelapa sawit selama 35 tahunPeningkatan biosolar dengan program penanaman pohon nyamplung

Dengan adanya program penanaman pohon nyamplung ini, anak-anak dapat lebih peduli dan mengembangkan pemahaman mereka terhadap kondisi lingkungan. Selain itu terdapat beberapa kelebihan yaitu, ditinjau dari prospek pengembangan dan pemanfaatan lain, antara lain adalah tanaman nyamplung tumbuh dan tersebar merata secara alami di Indonesia; regenerasi mudah dan berbuah sepanjang tahun, menunjukkan daya survival yang tinggi terhadap lingkungan, tanaman relatif mudah budidayakan baik tanaman sejenis (monoculture) atau hutan campuran (mixed-forest), cocok di daerah beriklim kering, hampir seluruh bagian tanaman nyamplung berdayaguna dan menghasilkan bermacam produk yang memiliki nilai ekonomi; tegakan hutan Nyamplung berfungsi sebagai pemecah angin (wind breaker) untuk tanaman pertanian dan konservasi sempadan pantai; dan pemanfaatan biofuel nyamplung dapat menekan laju penebangan pohon hutan sebagai kayu bakar; produktivitas biji lebih tinggi dibandingkan jenis lain (Jarak pagar 5 ton/ha; sawit 6 ton/ha; nyamplung 20 ton/ha).

Beberapa keunggulan biodiesel yang dihasilkan dari nyamplung adalah rendemen minyak nyamplung tergolong tinggi dibandingkan jenis tanaman lain (jarak pagar 40-60%, Sawit 46-54 %; dan Nyamplung 40-73 %), sebagian parameter telah memenuhi standar kualitas biodiesel Indonesia, minyak biji nyamplung memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan minyak tanah. Selain itu program ini juga dapat menjadi sarana penghijauan lahan yang memiliki manfaat seperti kemampuan untuk menyerap dan menyimpan air. Dengan semakin banyaknya pohon yang ditanam akan semakin banyak pula air yang tersimpan dalam tanah baik untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup (termasuk manusia), cadangan air di musim kemarau, maupun mencegah terjadinya banjir. Penyerapan kadar CO2 yang meningkat dan menghasilakan kadar O2 yang lebih tinggi. SUMBER