bl 18

download bl 18

of 18

Transcript of bl 18

  • 7/26/2019 bl 18

    1/18

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik

    Oktarita G. Nenobais*

    Pendahuluan

    Kebiasaan merokok pada akhir-akhir ini merupakan hal yang makin marak di

    kalangan masyarakat.Terdapat berbagai penyakit berbahaya yang disebabkan oleh konsumsi

    rokok baik yang dirasakan dalam jangka waktu awal maupun jangka lama.Salah satu

    penyakit yang mungkin terjadi adalah Penyakit Paru Obstrukti Kronis !PPOK". Terdapat

    berbagai aktor predisposisi# gejala# dan patoisiologi maupun penatalaksanaan untuk tiap

    penyakit.$

    %alam kasus kali ini# seorang laki-laki &' tahun datang dengan keluhan sesak naas

    yang memberat dan terus-menerus sejak & jam yang lalu. Sejak ( hari yang lalu pasien

    mengalami batuk berdahak warna putih tanpa disertai demam. Keluhan seperti ini sebenarnya

    sudah beberapa kali timbul# sejak ( tahun terakhir pasien sudah merasa naas terasa berat

    terutama jika beraktiitas dan terutama bila dirinya sedang demam dan batuk. Pasien

    memiliki riwayat merokok sejak usia () tahun sebanyak $-+ bungkus,hari.

    Pembahasan

    Anamnesis

    namnesis dapat dilakukan kepada pasien seara langsung apabila kondisinya

    memungkinkan !auto-anamnesis"# namun dapat ditanyakan pula pada orang terdekat atau

    orang yang mengantar pasien ke dokter !allo-anamnesis". Sesuai dengan kasus# pertanyaan

    yang diajukan dapat meliputi identitas diri# keluhan utama# sejak kapan keluahan utama

    munul# keluhan lain yang mungkin dirasakan# riwayat penyakit yang diderita saat ini#

    riwayat penyakit dahulu# riwayat penyakit keluarga# riwayat pengobatan yang sudah

    dilakukan dan kondisi sosial ekonomi pasien.+

    /dentitas meliputi nama pasien# umur# tempat tanggal lahir# jenis kelamin# alamat#

    pekerjaan# suku bangsa dan agama.+

    Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien ke

    dokter atau menari pertolongan. %alam menulis keluhan utama harus disertai dengan waktu#

    berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut.+

    *" $)+)$($+0 1akultas Kedokteran 2ni3ersitas Kristen Krida 4aana# 5alan rjuna 2tara

    No. 0 5akarta 6arat# 7mail8 Grae.nenobais9yahoo.o.id

  • 7/26/2019 bl 18

    2/18

    :iwayat penyakit sekarang merupakan erita kronologis# terini dan jelas mengenai

    keadaaan kesehatan pasien sejak sebelum mengalami keluhan utama tersebut sampai datang

    berobat dan apakah ada keluhan tambahan.+

    :iwayat penyakit dahulu# apakah dahulu pasien pernah mengalami sakit seperti ini

    dan penggunaan obat-obat yang dapat memiu terjadinya keluhan tersebut.+

    :iwayat penyakit keluarga dan psikosaosial.+

    :iwayat kebiasaan dan ekonomi perlu ditanyakan apakah pasien memiliki kebiasaan

    meminum-minuman berakohol atau pun merokok.+

    %idapatkan hasil anamnesis dari pasien laki-laki tersebut adalah sebagai berikut8

    2sia 8 &' tahun

    Keluhan 2tama 8 Sesak naas yang memberat dan terus-menerus sejak & jam yang lalu. Sejak ( hari

    yang lalu pasien mengalami batuk berdahak

    warna putih tanpa disertai demam.

    :iwayat Penyakit %ahulu 8 Keluhan seperti ini sebenarnya sudah

    beberapa kali timbul# sejak ( tahun terakhir

    pasien sudah merasa naas terasa berat

    terutama jika beraktiitas dan terutama bila

    dirinya sedang demam dan batuk.

    :iwayat Kebiasaan 8 :iwayat merokok sejak usia () tahun

    sebanyak $-+ bungkus,hari.

    Pemeriksaan Fisik

    2rutan teknik pemeriksaan isik thoraks paru ialah inspeksi# auskultasi# palpasi dan

    perkusi agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum memberikan

    pengaruh terhadap abdomen dan pemeriksaan ini dilakukan pada thoraks anterior dan

    posterior.(

    Inspeksi

    Pada inspeksi pada thoraks anterior ini kita terlebih dahulu menjelaskan garis-

    garis imajiner pada thoraks anterior yang terdiri dari garis a;ilaris anterior kanan dan

    kiri# midla3iula kanan dan kiri# parasternalis kanan dan kiri# sternalis kanan dan kiri#

    serta garis midsternalis kanan dan kiri.

  • 7/26/2019 bl 18

    3/18

    Selain itu menjalaskan warna kulit# apakah ada lesi kulit# benjolan# dan

    pelebaran kapiler. Setelah itu melaporkan bentuk thoraks anterior apakah berbentuk

    normal# pectus excavatum atau berbentuk ekung# pectus carinium atau berbentuk

    menonjol dan barrel chestatau berbentuk seperti tong.

    Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah jenis pernaasan apakah

    pernaasan thorakal# abdominal# torakoabdominal# atau abdominalthorakal. %an juga

    kita mengamati gerakan dadanya saat bernaas apakah ada bagian yang tertinggal

    pada keadaan statis maupun dinamis. Pada bagian yang terakhir melaporkan ada atau

    tidakna retraksi sela iga dan pelebaran sela iga.

    Pada inspeksi thoraks posterior kita menjelaskan juga garis-garis imajiner pada

    thorkas posterior yang terdiri dari a;ilarir posterior kanan dan kiri# midsapularis

    kanan dan kiri dan sapularis kanan dan kiri. tripod> posisi untuk

    memudahkan menggerakkan sternokleidomastoid# sisi tak sama panjang# dan otot

    interkostal retraksi. Pasien dapat terlihat sianosis# terlihat di bibir dan kuku.

    Gambar 1. Garis /majiner %inding Thoraks(

    Auskultasi

    uskultasi merupakan pemeriksaan yang paling penting dalam menilai aliran

    udara melalui sitem trakeobronkial.(

    Suara napas pokok yang normal terdiri dari8(

    - =esikular8 suara napas pokok yang lembut dengan rekuensi rendah di

    mana ase inspirasi langsung diikuti dengan ase ekspirasi tanpa

  • 7/26/2019 bl 18

    4/18

    diselingi jeda# dengan perbandingan (8$. %apat didengarkan pada

    hampir kedua lapangan paru.

    - 6ronko3esikular8 suara napas pokok dengan intensitas dan rekuensi

    yang sedang di mana ase ekspirasi menjadi lebih panjang sehingga

    hampir menyamai ase inspirasi dan diantaranya kadang-kadang dapat

    diselingi jeda. %alam keadaan normal bisa didaptkan pada dinding

    anterior setinggi sela iga $ dan + serta daerah interskapula.

    - 6ronkial8 suara napas pokok yang keras dan berrekuensi tinggi# di

    mana ase ekspirasi menjadi lebih panjang dari ase inspirasi dan

    diantaranya diselingi jeda. Terjadi perubahan kualitas suara sehingga

    terdengar seperti tiupan dalam tabung. %alam keadaan normal dapat

    didengar pada daerah manubrium sterni.- Trakeal8 suara napas yang sangat keras dan kasar# dapat didengarkan

    pada daerah trakea.

    - morik8 suara napas yang didapatkan bila terdapat ka3itas besar yang

    letaknya perier dan berhubungan dengan bronkus# terdengar seperti

    tiupan dalam botol kosong.

    %alam keadaan normal suara napas 3esikular yang berasal dari al3eoli dapat

    didengar pada hampir seluruh lapangan paru. Sebaliknya suara napas bronkial tidak

    akan terdengar karena getaran suara yang berasal dari bronkus tersebut tidak dapat

    dihantarkan ke dinding dada karena dihambat oleh udara yang terdapat dalam al3eoli.

    %alam keadaan abnormal misalnya pneumonia di mana al3eoli terisi iniltrat maka

    udara di dalamnya akan berkurang atau menghilang. /niltrat yang merupakan

    penghantar getaran suara yang baik akan menghantarkan suara bronkial sampai ke

    dinding dada sehinggadapat terdengar sebagai suara napas bronko3esikular !bila

    hanya sebagian al3eoli yang terisi iniltrat" atau bronkial !bila seluruh al3eoli terisi

    iniltrat".?

    Suara naas tambahan terdiri dari8?

    - :onki basah !rakels atau rales"8 suara naas yang terputus-putus#

    bersiat nonmusial# dan biasanya terdengar pada saat inspirasi akibat

    udara yang melewati airan dalam saluran napas. :onki basah lebih

    lanjut dibagi menjadi ronki basah halus dan kasar tergantung besarnya

    bronkus yang terkena. :onki basah halus terjadi karena adanya airan

    pada bronkiolus# sedangkannyang halus lagi berasal dari al3eoli yang

    disebut krepitasi# akibat terbukanya al3eoli pada akhir inspirasi.

    Krepitasi terutama dapat didengar ibrosis paru. Siat ronki basah ini

  • 7/26/2019 bl 18

    5/18

    dapat bersiat nyaring !bila ada iniltrat misalnya pada pneumonia"

    ataupun tidak nyaring !pada edema paru".

    - :ongki kering8 suara napas kontinyu# yang bersiat musial# dengan

    rekuensi yang relati rendah# terjadi karena udara mengalir melalui

    saluran napas yang menyempit# misalnya akibat adanya sekret yang

    kental. 4hee@ing adalah ronki kering yang rekuensinya tinggi dan

    panjang yang biasanya terdengar pada serangan asma.

    - 6unyi gesekan pleura !pleural rition rub"8 terjadi karena pleura

    parietal dan 3iseral yang meradang saling bergesekan satu dengan yang

    lainnya. Pleura yang meradang akan menebal atau menjadi kasar.

    6unyi gesekan ini terdengar pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi.

    - Aipporates suussion8 suara airan pada rongga dada yang terdengar

    bila pasien digoyang-goyangkan. 6iasanya didaptkan pada pasien

    dengan hidropneumotoraks.

    - Pneumothora; lik8 bunyi yang bersiat ritmik dan sinkron dengan

    saat kontraksi jantung# terjadi bila didapatkan adanya udara di antara

    kedua lapisan pleura yang menyelimuti jantung.&

    Pada pasien PPOK pada pemeriksaan isik8&

    - Pasien biasanya tampak kurus dengan barel shaped hest !diameter

    anteroposterior dada meningkat".

    - 1remitus taktil dada berkurang atau tidak ada.- Perkusi dada hipersonor# peranjakan hati mengeil# batas paru hati

    lebih rendah# pekak jantung berkurang.

    - Suara naas berkurang dengan ekspirasi memanjang.

    Palpasi5

    Palpasi dalam keadaan statis !pemeriksaan KG6# pemeriksaan untuk menetukan

    posisi mediastinum !pemeriksaan trakea dan apeks jantung"# pemeriksaan kelainan

    dinding dada misalnya tumor# nyeri tekan pada dinding dada# krepitasi."

    Palpasi dalam keadaan dinamis.

    - Pemeriksaan ekspansi paru. %alam keadaan normal kedua sisi dada harus

    sama-sama mengembang selama inspirasi biasa maupun inspirasi maksimal.

    Pengembangan paru bagian atas dilakukan dengan mengamati kedua

    kla3ikula.

  • 7/26/2019 bl 18

    6/18

    - Pemeriksaan 3okal remitus. Pemeriksaan ini dilakukakan denga ara

    meletakakan kedua telapak tangan pada permukaan dinding dada# kemudian

    pasien diminta menyebutkan angka ''# sehingga getaran suara yang

    ditimbulkan akan lebih jelas. :asakan dengan teliti getaran suara yang

    ditimbulkan# pemriksaan ini disebut dengan remitus taktil. Aasil remitus ini

    dilaporkan sebagai normal# melemah atau mengeras. 1remitus yang melemah

    dilaporkan pada penyakit empiema# PPOK# hidrotoraks# atelektasis.

    Perkusi

    6erdasarkan patogenesisnya# bunyi ketokan yang terdengar dapat bermaam-

    maam yaitu8&

    - Kenali bunyi normal paru yaitu sonor ketika diketuk. 5ika munul bunyi yang lebih

    keras# lebih rendah dan berdurasi lebih lama daripada sonor !disebut juga

    hipersonor" maka bisa uriga adanya keadaan yang abnormal pada paru. Sonor

    !resonant"8 terjadi bila udara dalam paru !al3eoli" ukup banyak# terdapat pada paru

    yang normal.

    - Aipersonor !hiperresonant"8 terjadi bila udara dalam paru ,dada menjadi jauh lebih

    banyak# misalnya pada emisema paru# ka3itas besar yang letaknya superisial#

    pneumotoraks# dan bula yang besar.

    - :edup !dull"8 bila bagian yang padat lebih banyak daripada udara misalnya adanya

    iniltrat,konsolidasi.%ari hasil pemeriksaan isik pasien di dapatkan keadaan umum tampak sakit

    sedang# konjungti3a anemi !-"# ikterik !-"# mulut sianosis !-"# KG6 tidak terdapat

    perbesaran# tekanan darah $+),') mmAg# rekuensi nadi $));# rekuensi naas ();#

    suhu (0)B# inspeksi statis dan dinamis simetris# retraksi sela iga# 3okal renitus

    simetris# perkusi sonor kedua lapang paru# suara naas 3esikuler# whee@ing !C"# ronki

    kasar basah minimal !C"# bunyi jantung / dan // reguler# mur-mur !-"# galop !-"#

    abdomen datar# nyeri tekan !-"# bising usus normal# ekstremitas sianosis ringan pada

    jari tangan# klubbing inger !-"# akral hangat# perusi D( detik# dan udema !-".

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pada penderita PPOK hasil laboratorium tidak mengalami banyak perubahan dan bisa

    juga normal. Aasil pemeriksaan laboratorium yang didapat adalah Ab $0 g,d

  • 7/26/2019 bl 18

    7/18

    Pemeriksaan radiologi

    Meskipun kadang-kadang hasil pemeriksaan radiologis masih

    normal pada PPOK ringan tetapi pemeriksaan radiologis ini berfungsi

    juga untuk menyingkirkan diagnosis penyakit paru lainnya atau

    menyingkirkan diagnosis banding dari keluhan pasien. Gambaran

    radiologis pada PPOK dapat normal, adanya hyperaereted, corakan

    bronkovaskuler meningkat, dapat ditemukan adanya bulla, dapat

    tampak adanya cor penulum.,!

    Gambar !Gambaran :adiologi pada PPOK0

    "pirometri

    Pada pasien bronhitis kronik terdapat =7P $,17= $ !jumlah udara yang dapat

    dikeluarkan dalam waktu $ detik# karena ekspirasi memanjang"# dan K= !kapasitas 3ital

    paru-paru adalah 3olume udara maksimal yang bisa dihembuskan atau dikeluarkan

    seseorang setelah menghirup udara maksimum" yang menurun. =: !=olume residu8

    3olume udara yang masih tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan respirasi

    maksimum" yang bertambah dan KTP !kapasitas total paru ialah jumlah total udara yangditampung dalam paru-paru dan sama dengan kapasitas 3ital ditambah 3olume residual"

    yang normal.0

    Pada emisema paru terdapat penurunan =7P $# K= dan K7E !Keepatan rus

    7kspirasi Eaksimal"# kenaikan K:1 !Kapasitas residu ungsional F 3olume gas yang

    tersisa dalam paru pada saat akhir e;pirasi normal tanpa paksaan"# dan =:. Sedangkan

    KTP bertambah,normal.0

  • 7/26/2019 bl 18

    8/18

    Pada penderita PPOK terdapat gangguan mekanisme dan pertukaran gas di sistem

    pernapasan dan mengakibatkan menurunnya akti3itas isik pada kehidupan sehari-hari.

    Peningkatan 3olume paru dan tahanan aliran udara dalam saluran napas akan

    meningkatkan kerja pernapasan juga dapat menurunkan elastisitas parenkim paru#

    bertambahnya kelenjar mukus pada bronkus dan penebalan pada mukosa bronkus.

    kibatnya terjadi peningkatan tahanan saluran napas dan penurunan aal paru. Pada

    emisema paru kapasitas diuse menurun karena permukaan al3eoli untuk diuse

    berkurang# dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kapasitas diuss untuk BO !%

  • 7/26/2019 bl 18

    9/18

    6ronkiekstasis biasanya didapat pada masa anak-anak. Kerusakan bronkus pada

    penyakit ini hampir selalu disebabkan oleh ineksi. Penyebab ineksi tersering adalah A.

    /nluen@ae dan P. eruginosa. /neksi oleh bakteri lain# seperti Klebsiella dan

    Staphyolous aureus disebabkan oleh absen atau terlambatnya pemberian antibiotik

    pada pengobatan pneumonia. 6ronkiekstasis ditemukan pula pada pasien dengn ineksi

    A/= atau 3irus lain seperti adeno3irus atau 3irus inluen@a. 1aktor penyebab nonineksi

    yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah paparan substansi toksik# misalnya

    terhirupnya gas toksik !amonia# aspirasi asam dari airan lambung# dan lain-lain". +

    Gejala sering dimulai pada saat anak-anak# 0) gejala timbul sejak pasien berusia

    $) tahun. Gejala yang timbul tergantung dari luas# berat# lokasi serta ada atau tidaknya

    komplikasi. Gejala tersering adalah batuk kronik dengan sputum yang banyak. 6atuk dan

    pengeluaran sputum dialami paling sering pada pagi hari# setelah tiduran atau berbaring

    pada posisi yang berlawanan dengan sisi yang mengandung kelainan bronkiekstasi. Pada

    bronkiekstasis ringan mungkin tidak terdapat gejala. Kalau pun ada# biasanya abtuk

    bersputum yang menyertai batuk-pilek selama $-+ minggu. Pada bronkiekstasis berat#

    pasien mengalami batuk terus-menerus dengan sputum yang banyak !+))-()) ml" yang

    bertambah berat bila terjadi ineksi saluran napas atas. 6iasanya dapat diikuti dengan

    demam# tidak ada nasu makan# penurunan berat badan# anemia# nyeri pleura# dan lemah

    badan. Sesak naas dan sianosis timbul pada kelainan yang luas.(Pada pemeriksaan isik yang terpenting adalah terdapat ronki basah sedang sampai

    kasar pada daerah yang terkena dan menetap pada pemeriksan yang berulang. Kadang-

    kadang dapat ditemukan ronki kering dan bising mengi. %itemukan perkusi yang

    redupsuara napas yang melemah bila terdapat komplikasi empiema. Pada kasus yang berat

    mungkin terdapat sianosis dan tanda kor pulmonal.$

    ! Asma $ronkial

    "sma bronkiale adalah satu hiperreaksi dari bronkus dan trakea

    yang mengakibatkan penyempitan saluran napas yang bersifatreversible. "sma ini merupakan kelainan in#amasi kronik yang

    kambuhan ini ditandai oleh serangan bronkospasme yang paroksismal

    tapi reversibel pada saluran napas trakeobronkial$ serangan ini

    disebabkan oleh hiper-reaktivitas otot polos. %erjadinya serangan asma

    tidak terduga dan bisa terjadi kapan saja, terutama diperkirakan jika

    terkena alergen dan lingkungan pemicu.&ebenarnya penyebab pasti

    asma bronkiale masih belum diketahui secara pasti.Penyakit asma

  • 7/26/2019 bl 18

    10/18

    dapat dilihat menurut intensitas klinik, respon terhadap terapi dan agen

    pemicunya. &ecara pato'siologi dikenali ( tipe yang utama)*

    a. Asma atopik (alergik; reagin-mediated). Merupakan tipe yang sering

    ditemukan. %ipe asma ini dipicu oleh antigen lingkungan +misalnya

    debu, serbuk sari, makanan, perubahan cuaca, aktivitas dan sering

    disertai riayat atopi dalam keluarga. enih sering terjadi pada

    anak-anak.b. Asma nonatopik +nonreaginik, nonimun. Kerapkali dipicu oleh

    infeksi saluran napas, /at-/at iritan kimia atau obat-obatan,

    pengaruh isiologis seperti stress dan biasanya tanpa riayat

    keluarga dan tanpa keterlibatan 0g1 yang nyata. Penyebab

    peningkatan reaktivitas saluran napas tidak diketahui. enih sering

    mengenai orang deasa di atas usia 23 tahun.

    Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme

    otot bronkus, sumbatan mukus, edema dan in#amasi dinding bronkus.

    Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi, karena secara 'siologis

    saluran napas menyempit pada fase tersebut. 4al ini mengakibatkan

    udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa di ekspirasi.

    Penyempitan saluran napas dapat terjadi baik pada saluran napas yang

    besar, sedang, maupun kecil. Gejala mengi menandakan ada

    penyempitan di saluran napas besar, sedangkan pada saluran napas

    yang kecil gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding

    mengi.Penyempitan saluran napas ternyata tidak merata di seluruh

    bagian paru. "da daerah-daerah yang kurang mendapat ventilasi,

    sehingga darah kapiler yang melalui daerah tersebut mengalami

    hipoksemia. Penurunan O(mungkin merupakan kelainan pada asma sub

    klinis. 5ntuk mengatasi kekurangan oksigen, tubuh melakukan

    hiperventilasi, agar kebutuan tubuh terpenuhi. %etapi akibatnya

    pengeluaran 6O(menjadi berlebihan, sehingga tekanan 6O(menurun,

    yang kemudian menimbulkan alkalosis respiratorik. Pada serangan

    asma yang lebih berat lagi banyak saluran napas dan alveolus tertutup

    oleh mukus, sehingga tidak mungkin lagi terjadinya pertukaran gas.*

  • 7/26/2019 bl 18

    11/18

    4al ini menyebabkan hipoksemia dan kerja otot-otot pernapasan

    bertambah berat serta terjadi peningkatan produksi 6O(. Peningkatan

    produksi 6O( yang disertai dengan penurunan ventilasi alveolus,

    menyebabkan retensi 6O(+hiperkapnia dan terjadi asidosis respiratorikatau gagal napas. 4ipoksemia yang berlangsung lama menyebabkan

    asidosis metabolik dan kontriksi pembuluh darah paru yang kemudian

    menyebabkan shunting yaitu, peredaran darah tanpa melalui unit

    pertukaran gas yang baik, yang akibatnya memperburuk hiperkapnia.

    7engan demikian penympitan saluran napas pada asma akan

    menimbulkan gangguan ventilasi berupa hiperventilasi,

    ketidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak

    setara dengan sirkukasi darah paru, serta gangguan difusi gas di

    tingkat alveoli.Ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan terjadinya

    hipoksemia, hiperkapnia, asidosis respiratorik pada tahap yang

    lanjut.Gejala-gejala dari penyakit asma bronkiale, yaitu sesak napas

    yang diikuti suara mengi, ada umumnya disertai batuk dengan dahak

    yang lengket dan kental, gelisah dan cemas, serta napas terengah-

    engah dan rasa berat pada dada.8

    %! Aspergilosis

    Eerupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur spergilus. %i alam ini banyak

    dijumpai spesies aspergilus berupa konidia atau spora yang berhamburan di udara

    sehingga gampang dihirup melalui saluran napas. Hang paling sering menimbulkan ineksi

    pada manusia adalah A.fumigatus, A.niger, A.flavus, A.clavatus, dan A.nidulans. 5amur

    spergilus bukan jamur dimorik# tumbuh di jaringan sebagai hia sama seperti dalam

    media laboratorium. Spora jamur terhirup dan kolonisasi di permukaan mukosa. 5amurdapat menembus jaringan hanya bila ada gangguan sistem imun baik lokal atau sistemik.

    %engan demikian spergilus ini tidak dapat menembus jaringan pada orang normal.I

    Allergic bronchopulmonary aspergilosis !6P" banyak dijumpai pada pasien

    dengan asma. Patogenesis penyakit ini belum sepenuhnya dimengerti. Eungkin reaksi

    imunulogi tipe / dan /// mempunyai peranan. Eaniestasi klinis 6P sangat ber3ariasi#

    berupa bdan tidak enak# demam# sesak# sakit dada# whee@ing# dahak yang purulen dan

  • 7/26/2019 bl 18

    12/18

    batuk darah. %an juga sudah ada & maam staging 6P yaitu akut# remisi# eksaserbasi

    berulang# asma dependen# dan ibrosis paru.I

    Pada staging akut# munul demam# batuk# sesak# dan sulit mengelurakan dahak#

    peninggian serum /g7 dan eosinoilia# pada radiologis ditemukan iniltrat paru. Pada saat

    remisi# tidak ada gejala# penurunan serum /g7 dan eosinoil darah# pada radiologis ada

    resolusi iniltrat darah. Pada saat eksaserbasi berulang timbul gejala asma yang butuh

    kortikosteroid jangka panjang# peningkatan /g7# gambaran radiologis berubah-ubah. Pada

    staging ibrosis paru# pasien memberikan gejala sesak napas dan maniestasi ibrosis paru.

    1aal paru menunjukkan adanya obstruksi dan atau retriksi yang ire3ersibel. Peninggian

    /g7 menunjukkan akti3itas yang lanjut# hasil radiologis menunjukkan ibrosis paru dan

    diperlukan kortikosteroid jangka panjang.I

    &tiologi

    %erdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya PPOK,

    yaitu)2,

    a. Kebiasaan merokok.7alam pencatatan riayat merokok perlu diperhatikan apakah

    pasien merupakan perokok aktif, perokok pasif, ataupun bekas

    perokok. 4al ini berkaitan dengan peningkatan resiko terkena PPOK.b. 9iayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerjac. 7e'siensi alfa 8 antitripsin.

    &uatu kelainan herediter yang jarang ditemukan.ini merupakan

    predisposisi untuk berkembangnya PPOK dini. "lfa 8 antitripsin ini

    merupakan sejenis protein tubuh yang diproduksi oleh hati, dimana

    berfungsi dalam melindungi paru-paru dari kerusakan. 1n/im ini juga

    berfubgsi untuk menetralkan tripsin yang berasal dari rokok. :ika en/in

    ini rendah sedangkan asupan rokok tinggi maka akan mengganggu

    system kerja en/im tersebut, yang bisa mengakibatkan infeksi saluran

    pernapasan. 7e'siensi en/im ini menyebabkan em'sema pada usia

    muda, yaitu pada mereka yang tidak merokok +onsetnya sekitar usia

    ; tahun dan bagi mereka yang merokok sekitar 23 tahun.d. 4ipereaktivitas bronkus.

    "danya peningkatan respon saluran nafas terhadap berbagai

    stimulan.

  • 7/26/2019 bl 18

    13/18

    Patofisologi

    Pada bronkitis kronik maupun emisema terjadi penyempitan saluran napas.

    Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan sesak. pada

    bronkitis kronik# saluran pernapasan keil yang berdiameter kurang dari + mm menjadi lebih

    sempit# berkelok-kelok# dan berobliterasi. Penyempitan ini terjadi karena metaplasia sel

    goblet. Saluran napas besar juga menyempit karena hipertroi dan hiperplasia kelenjar mukus.

    Pada emisema paru penyempitan saluran napas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas

    paru-paru.$

    Eerokok menyebabkan hipertroi kelenjar mukus bronkial dan meningkatkan poduksi

    mukus# menyebabkan batuk produkti. Pada bronkitis kronis !Jbatuk produkti (

    bulan,tahun selama + tahun" perubahan awal terjadi pada saluran udara yang keil. Selain

    itu terjadi destruksi jaringan paru disertai dilatasi rongga udara distal !emisema" yangmenyebabkan hilangnya elasti reoil# hiperinlasi# terperangkapnya udara# dan peningkatan

    usaha untuk bernaas# sehingga terjadinya sesak napas.+

    %engan berkembangnya penyakit kadar BO+ meningkat dan dorongan respirasi

    bergeser dari BO+ ke hipoksemia. 5ika oksigen tambahan menghilangkan hipoksemia#

    dorongan pernapasan juga mungkin akan hilang# sehingga memiu terjadinya gagal napas.+

    &pidemiologi

    PPOK merupakan masalah kesehatan utama dimasyarakat yangmenyebabkan (!.333 kematian per tahun di 0nggris.Prevalensinya atuk Kronis

  • 7/26/2019 bl 18

    14/18

    >atuk kronis biasanya berdahak kadang episodik dan memberat

    aktu pagi hari. 7ahak biasanya mukoid tetapi bertambah purulen bila

    eksaserbasi.;. ?hee/ing

    Kontraksi otot polos, bersama dengan hipersekresi dan retensi

    mukus menyebabkan pengurangan kaliper saluran napas dan

    tuberlensi aliran darah yang berkepanjangan, yang menimbulkan

    mengi yang dapat didengar langsung atau dengan stetoskop. 0ntesitas

    mengi tidak berkolerasi baik dengan keparahan penyempitan saluran

    napas$ contohnya, pada obtruksi saluran napas ektrem, aliran udara

    dapat sedemikian berkurang, sehingga mengi mungkin sama sekali

    tidak terdengar. 9iayat hee/ing tidak jarang ditemukan pada PPOK

    dan ini menunjukan komponen reversibel penyakitnya.2. >atuk 7arah

    >isa dijumpai terutama aktu eksaserbasi."sal darah diduga dari

    saluran napas yang radang dan khasnya blood streaked purulen

    sputum.

    . "noreksia dan berat badan menurunPenurunan berat badan merupakan tanda progresif jelek.

    Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan PPOK bertujuan utama adalah untuk mengurangi obstruksi jalan pernaasan#

    yang masih mempunyai komponen yang re3ersibel meskipun sedikit. %engan pengurangan

    obstruksi sedikit saja# akan sangat membantu penderita.

    %apat dilakukan dengan8I

    a.Pemberian bronkodilator

    .

    Golongan teoilin

    Sejak dulu# obat golongan teoilin sering digunakan pada penderita bronkitis kronik

    dan emisema paru. 6iasanya diberikan dengan dosis $)L$& mg,kg 66 per oral.

    Konsentrasi dalam darah yang baik antara $)L$& mg,

  • 7/26/2019 bl 18

    15/18

    lebih kuat. 7ek samping utama adalah tremor# tetapi menghilang dengan pemberian

    yang agak lama. Aati-hati pula terhadap aritmia jantung. Terbutalin# suatu agonis 6 +#

    selain eek bronkodilator# juga mempunyai eek terhadap pengeluaran mukus#

    terutama bila diberikan seara aerosol. 6eberapa sarjana menganjurkan pemberian

    obat anti kolinergik# yaitu lprotropium bromid sebagai aerosol# dengan hasil baik.

    b! Pemberian kortikosteroid!

    Pada beberapa penderita# pemberian kortikosteroid akan berhasil mengurangi

    obstruksi saluran pernaasan.

    '! (eningkatkan sekresi mukus!

    2saha untuk mengeluarkan dan mengurangi mukus# merupakan pengobatan yang

    utama dan penting pada pengelolaan bronkitis kronik dan emisema paru. 2ntuk itu#

    dapat dilakukan dengan minum ukup# pemberian ekspektoran# yang sering digunakan

    adalah gliseril guaiakolat# kalium yodida# dan amonium klorida# nebulisasi dan

    humidiikasi dengan uap air menurunkan 3iskositas dan mengenerkan sputum.

    d! Fisioterapi dan rehabilitasi

    6erguna untuk 8

    - Eengeluarkan mukus dari saluran pernaasan.

    -Eemperbaiki eisiensi 3entilasi.

    - Eemperbaiki dan meningkatkan kekuatan isis.

    Postural drainage# perkusi dan 3ibrasi dada digunakan untuk mengeluarkan mukus.

    Sebaiknya dilakukan tiap pagi karena mukus tertimbun pada malam hari. 2ntuk

    memperbaiki eisiensi 3entilasi# penderita dapat dilatih bernaas tipe abdominal dan

    bernaas denganpurse lips.

    e! Pemberian Ojangka panjangPemberian O+ terus menerus dan jangka panjang telah terbukti berguna pada

    penderita-penderita bronkitis kronik dan emisema paru yang lanjut dengan hipoksia

    kronik. Aipoksia kronik dapat menyebabkan 3asospasme dan hipertensi pulmonal# serta

    polisitemia# sehingga terjadi kor pulmonal. Pemberian O+dalam jangka panjang akan

    memperbaiki hal-hal di atas# disertai kenaikan toleransi latihan.

    Komplikasi

  • 7/26/2019 bl 18

    16/18

    Komplikasi yang dapat ditemukan pada pasien PPOK bila tidak tidak

    ditangani secara lanjut antara lain)

    1. Hipoxemia4ipo@emia dide'nisikan sebagai penurunan nilai PaO( kurang dari

    mm4g, dengan nilai saturasi Oksigen A*B. Pada aalnya klien

    akan mengalami perubahan mood, penurunan konsentrasi dan pelupa.

    Pada tahap lanjut timbul cyanosis.*

    2. Asidosis respiratorik%imbul akibat dari peningkatan nilai Pa6O(+hiperkapnia. %anda

    yang muncul antara lain ) nyeri kepala, fatiCue, lethargi, di//ines,

    tachipnea.*

    3. Infeksi saluran pernapasan

    0nfeksi saluran pernapasan akut disebabkan karena peningkatan

    produksi mukus, peningkatan rangsangan otot polos bronchial dan

    edema mukosa. %erbatasnya aliran udara akan meningkatkan kerja

    napas dan timbulnya dyspnea.*

    4. Gagal jantung%erutama kor-pulmonal +gagal jantung kanan akibat penyakit paru,

    harus diobservasi terutama pada klien dengan dyspnea berat.

    Komplikasi ini sering kali berhubungan dengan bronchitis kronis, tetapi

    klien dengan em'sema berat juga dapat mengalami masalah ini.*

    Prognosis

    PPOK mempunyai prognosis yang buruk karena menurunnya ungsi isiologis tubuh

    menjelaskan bahwa pasien yang dirawat inap karena PPOK eksaserbasi akut mempunyai

    prognosis yang jelek. 1aktor-aktor yang diidentiikasi berhubungan dengan tingginya angka

    mortalitas adalah pemakaian kortikosteroid oral jangka panjang# PaBO+ yang tinggi# dan usia

    pasien yang tua.&

    Pre)entif

    Polusi udara luar

    Polusi udara dapat membuat PPOK buruk. /ni dapat meningkatkan risiko terjadinya

    lare-up# atau eksaserbasi PPOK# bila gejala bertambah buruk nda dengan epat dan

    tetap buruk. Bobalah untuk tidak berada di luar ketika tingkat polusi udara tinggi.

    $)

    5ika

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.health.com/health/library/mdp/0,,hw164243,00.html&usg=ALkJrhjXoL8LAf1B6v6tu6JJZaYxn3LkHA#hw164243-sechttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.health.com/health/library/mdp/0,,hw164243,00.html&usg=ALkJrhjXoL8LAf1B6v6tu6JJZaYxn3LkHA#hw164243-sec
  • 7/26/2019 bl 18

    17/18

    nda tidak dapat menghindari polusi udara# memakai masker polusi udara untuk

    meminimalkan paparan nda.$)

    Polusi udara dalam ruangan.

    Eemiliki 3entilasi yang baik di rumah nda untuk menghindari polusi udara dalam

    ruangan. 5auhkan karpet kering dan disedot seara rutin untuk membantu pengendalian

    debu.$)

    sap rokok.

    Easih belum diketahui apakah asap rokok dapat menyebabkan PPOK. Namun sebuah

    studi besar menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok lebih mungkin

    untuk mendapatkan emphysema dibandingkan dengan anak yang tidak terkena. %an

    orang-orang yang terpapar asap rokok untuk waktu yang lama yang lebih enderung

    memiliki masalah pernapasan dan penyakit pernapasan.

    6ahaya kerja.5ika pekerjaan nda menghadapkan nda untuk asap kimia atau debu# gunakan

    peralatan keselamatan untuk mengurangi jumlah asap dan debu yang nda hirup.$)

    Kesimpulan

    %ari skenario dikatakan bahwa pasien mengeluh adanya sesak naas yang memberat

    dan batuk. Setelah dibahas beberapa diagnosis banding yang sesuai untuk kasus ini# dapat

    dikatakan bahwa penderita menderita penyakit paru obstrukti kronik !PPOK". Penyakit ini

    apabila di tangani dengan epat dan tepat maka prognosisnya menjadi lebih baik.

  • 7/26/2019 bl 18

    18/18

    #aftar Pustaka

    $. Sudoyo 4# Setiyohadi 6# lwi /# Setiati S. /lmu penyakit dalam. ? thed. 5akarta8 1K2/M

    +))0.h.+&-I).

    +. Soeroso 5# /sbagio A# Kalim A# 6roto :# Pramudiyo :. 6uku ajar ilmu penyakit dalam.

    7disi ke-?. 5akarta8 7GBM +))0.h.?'&-I.(. Swart@ AE. 6uku jar %iagnostik 1isik. 5akarta8 Penerbit 7GBM +))&.h.+(I-&0

    ?. Eakmun %. 6uku jar /lmu Penyakit %alam 5ilid /. 7disi ke-&. 5akarta8 /nterna

    PublishingM +))I.h.?)-'.

    &. 6ikley S.