BIS INT.docx

8
1. Nilai tukar terhadap US Dollar terus menguat. Buatlah tanggapan dan analisisnya a. Dampak menguat dan melemahnya pada APBDN/APBN (fiskal & moneter) b. investor asing c. pengusaha menengah d. eksportir & importir e. apakah kurs menguat terhadap rupiah dan prediksi kurs valas akhir januari 2015? 2. PT Garuda merugi 500% jadi 2,4 triliun di triwulan III 2014. Agar diberikan tanggapan dan analisis a. Dampak naik turunnya kurs rupiah terhadap utang Garuda, karna utang Garuda USD b. Berapa komposisi pendapatan USD yang anda ketahui (40% & 60%) c. Bagaimana dampak hutang pembelian pesawat dalam kontraknya USD sedangkan pendapatannya rupiah 60% d. Apa solusi setelah memahami teori bursa valas? 3. a. Pengertian & kegunaan hedging c. Pengertian L/C & yang harus diperhatikan dalam L/C e. 2 kelompok kebijakan makro (kebijakan fiskal & moneter). Sebutkan dan jelaskan 1. a. Menguatnya kurs dolar berpengaruh signifikan terhadap utang luar negeri pemerintah. Besarnya pengaruh langsung kurs dolar terhadap utang luar negeri pemerintah adalah sebesar 8,6 persen, sedangkan pengaruh total kurs dolar terhadap utang luar negeri pemerintah adalah sebesar 26,3 persen. Jika kurs Rupiah (IDR) terhadap Dollar Amerika (USD) tidak stabil, akan cenderung mengganggu aktivitas perdagangan sebab dapat menimbulkan kerugian ekonomi karena kegiatan perdagangannya dinilai dengan mata uang Dollar Amerika (USD). Oleh karena itu, fenomena fluktuasi kurs memerlukan penanganan serius karena akan berpengaruh pada performa aktivitas ekonomi suatu negara yang turut mempengaruhi kondisi perekonomian di negara tersebut. Jika hutang-hutang ini dilakukan dalam bentuk Dolar AS, maka pengembaliannya pun harus dilakukan dengan mata uang yang sama, walaupun kurs Rupiah saat pengembalian hutang berbeda dengan saat pemberian hutang. Umpamakan perusahaan X berhutang 1 juta USD saat kurs Rupiah masih 12,000 per Dolar AS, perjanjiannya, satu tahun kemudian ia harus mengembalikan hutang 1 juta USD itu plus bunga 2% (20,000 USD). Tetapi bila saat jatuh tempo pengembalian hutang tiba ternyata kurs Rupiah melemah hingga 13,000 per Dolar AS, maka besar jumlah yang harus dikembalikan perusahaan X tersebut adalah 13 milyar Rupiah plus bunga 260 juta Rupiah. Atau dengan kata lain, beban hutangnya berlipat ganda dari pinjaman awal. Namun selama beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah lebih banyak berhutang dalam Rupiah, sehingga risiko krisis jadi lebih kecil. Walaupun demikian, sebagian hutang Pemerintah Indonesia masih ada yang berdenominasi Dolar AS, begitu pula banyak sekali hutang-hutang perusahaan swasta dalam mata uang tersebut, sehingga ketika kurs Rupiah melemah akan tetap terasa efeknya. pelemahan Rupiah juga berimbas pada peningkatan beban utang luar negeri baik swasta maupun pemerintah. Di sisi lain, nilai inflasi yang meningkat pasca penaikan BBM oleh Pemerintah membuat investor khususnya di sektor finansial cenderung khawatir akan kondisi makro ekonomi Indonesia. Tingginya ekspektasi inflasi tersebut membuat suku bunga (yield) obligasi pemerintah naik tajam. untuk obligasi tenor 10 tahun misalnya, naik hingga tiga persen dalam dua bulan terakhir. Akibatnya, beban APBN semakin berat

Transcript of BIS INT.docx

Page 1: BIS INT.docx

1. Nilai tukar terhadap US Dollar terus menguat. Buatlah tanggapan dan analisisnyaa. Dampak menguat dan melemahnya pada APBDN/APBN (fiskal & moneter)b. investor asingc. pengusaha menengahd. eksportir & importire. apakah kurs menguat terhadap rupiah dan prediksi kurs valas akhir januari 2015?

2. PT Garuda merugi 500% jadi 2,4 triliun di triwulan III 2014. Agar diberikan tanggapan dan analisisa. Dampak naik turunnya kurs rupiah terhadap utang Garuda, karna utang Garuda USDb. Berapa komposisi pendapatan USD yang anda ketahui (40% & 60%)c. Bagaimana dampak hutang pembelian pesawat dalam kontraknya USD sedangkan pendapatannya rupiah 60%d. Apa solusi setelah memahami teori bursa valas?

3. a. Pengertian & kegunaan hedgingc. Pengertian L/C & yang harus diperhatikan dalam L/Ce. 2 kelompok kebijakan makro (kebijakan fiskal & moneter). Sebutkan dan jelaskan

1. a. Menguatnya kurs dolar berpengaruh signifikan terhadap utang luar negeri pemerintah. Besarnya pengaruh langsung kurs dolar terhadap utang luar negeri pemerintah adalah sebesar 8,6 persen, sedangkan pengaruh total kurs dolar terhadap utang luar negeri pemerintah adalah sebesar 26,3 persen.Jika kurs Rupiah (IDR) terhadap Dollar Amerika (USD) tidak stabil, akan cenderung mengganggu aktivitas perdagangan sebab dapat menimbulkan kerugian ekonomi karena kegiatan perdagangannya dinilai dengan mata uang Dollar Amerika (USD). Oleh karena itu, fenomena fluktuasi kurs memerlukan penanganan serius karena akan berpengaruh pada performa aktivitas ekonomi suatu negara yang turut mempengaruhi kondisi perekonomian di negara tersebut.Jika hutang-hutang ini dilakukan dalam bentuk Dolar AS, maka pengembaliannya pun harus dilakukan dengan mata uang yang sama, walaupun kurs Rupiah saat pengembalian hutang berbeda dengan saat pemberian hutang.Umpamakan perusahaan X berhutang 1 juta USD saat kurs Rupiah masih 12,000 per Dolar AS, perjanjiannya, satu tahun kemudian ia harus mengembalikan hutang 1 juta USD itu plus bunga 2% (20,000 USD). Tetapi bila saat jatuh tempo pengembalian hutang tiba ternyata kurs Rupiah melemah hingga 13,000 per Dolar AS, maka besar jumlah yang harus dikembalikan perusahaan X tersebut adalah 13 milyar Rupiah plus bunga 260 juta Rupiah. Atau dengan kata lain, beban hutangnya berlipat ganda dari pinjaman awal.Namun selama beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah lebih banyak berhutang dalam Rupiah, sehingga risiko krisis jadi lebih kecil. Walaupun demikian, sebagian hutang Pemerintah Indonesia masih ada yang berdenominasi Dolar AS, begitu pula banyak sekali hutang-hutang perusahaan swasta dalam mata uang tersebut, sehingga ketika kurs Rupiah melemah akan tetap terasa efeknya.pelemahan Rupiah juga berimbas pada peningkatan beban utang luar negeri baik swasta maupun pemerintah. Di sisi lain, nilai inflasi yang meningkat pasca penaikan BBM oleh Pemerintah membuat investor khususnya di sektor finansial cenderung khawatir akan kondisi makro ekonomi Indonesia.  Tingginya ekspektasi inflasi tersebut  membuat suku bunga (yield) obligasi pemerintah naik tajam. untuk obligasi tenor 10 tahun misalnya, naik hingga tiga persen dalam dua bulan terakhir. Akibatnya, beban APBN semakin berat akibat sebagian besar pembiayaan defisit ditutupi dengan utang khususnya melalui penerbitan obligasi.

b. Nilai tukar atau kurs dolar Amerika terhadap rupiah memiliki pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apresiasi nilai tukar atau kurs dolar Amerika terhadap rupiah akan cenderung menurunkan minat investasi di pasar modal, investor akan cenderung melakukan investasi di valuta asing untuk menghindari resiko. Menguatnya nilai rupiah akan menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya dikarenakan semakin tinggi investasi akan menyebabkan harga saham jadi naik yang juga akan menyebabkan semakin tinggi permintaan uang dengan tingkat bunga yang semakin tinggi pula.Investasi asing yang masuk ke dalam negeri ini menyebabkan naiknya pendapatan nasional dan pendapatan masyarakat, hal ini membuat meningkatnya daya beli masyarakat , efeknya akan sangat baik untuk perkembangan perindustrian lokal maupun internasional. Pertumbuhan industri semakin banyak tentu akan berdampak positif terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri tersebut, akan tetapi banyaknya jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri belum tentu menambah kesejahteraan. Karena pendapatan ini tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyat karena adanya ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan. Pihak-pihak yang menikmati keuntungan ditimbulkan oleh pendapatan ini hanya terdiri dari segelintir kecil anggota masyarakat.Pengaruh Nilai Tukar terhadap Dollar Amerika (Kurs) terhadap Investasi Asing Langsungdan Investasi Portofolio AsingNilai tukar dapat mempengaruhi investasi asing langsung dalam berbagai cara, tergantung pada tujuan barang yang diproduksi. Jika investor bertujuan untuk melayani pasar lokal, maka pergerakan dari investasi asing langsung merupakan barang pengganti. Sehingga ketika terjadi apresiasi nilai tukar pada mata uang lokal, hal ini dapat meningkatkan investasi asing langsungkarena daya beli dari konsumen lokal menjadi lebih tinggi. Atau jika investasi asing langsung bertujuan memproduksi untuk mengekspor (melengkapi), maka apresiasi mata uang lokal akan mengurangi arus masuk investasi asing langsung melalui daya saing yang rendah karena biaya tenaga kerja menjadi lebih tinggi (Benassy-Quere, et al. 2001). Secara keseluruhan pilihan

Page 2: BIS INT.docx

penempatan investasi di luar negeri termotivasi dengan adanya biaya yang lebih rendah seperti: upah tenaga kerja dan biaya transportasi. Biaya transportasi yang rendah dapat mendorong lebih banyak output di negara tersebut (Benassy-Quere, et al. 2001).Sistem nilai kurs yang diberlakukan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang akan mempengaruhi aliran investasi portofolio asing ke Indonesia dan perubahan ini dapat dijelaskan melalui konsep penawaran atau permintaan mata uang asing (khususnya dollar AS). Jumlah dollar yang ditawarkan dipengaruhi oleh nilai tukar antara dollar dengan rupiah. Selain itu, dollar yang masuk juga akan dipengaruhi oleh jumlah ekspor Indonesia dan pemberian piutang oleh asing kepada masyarakat atau pemerintah Indonesia.

c. Dampak negatif penurunan nilai tukar adalah secara efektif akan menurunkan daya beli (permintaan) konsumen terutama masyarakat berpendapatan menengah dan rendah (miskin). Dampak penurunan permintaan ini akan mendorong menurunnya produksi barang dan jasa.Dari sudut produsen, krisis penurunan nilai tukar dan naiknnya bunga uang dan kandungan input impor cukup besar akan mendorong biaya produksi, sehingga harga barang naik. Besar kemungkinan tekanan inflasi terutama cost push inflation adalah bahaya yang datang menyelinap ke dalam ekonomi Indonesia. Apabila daya beli menurun serta harga barang dan jasa meningkat, maka kemungkinan besar perusahaan akan memotong jumlah produksi (output) yang dapat berdampak terhadap PHK tenaga kerja. Kalau ini terjadi maka urban and rural unemployed labor akan semakin meningkat. Ujung-ujungnya adalah keresahan sosial, dengan istilah yang lebih mengerikan lagi, setelah terjadi krisis finansial maka akan terjadichaos.Kalau perusahaan mengurangi output, maka jumlah pajak yang dikumpulkan pasti berkurang sehingga total penerimaan (anggaran belanja) yang bersumber dari pajak akan berkurang. Di sisi penawaran (supply) faktor pemotong anggaran belanja ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Ujungnya target pertumbuhan ekonomi yang tinggi (7-8% per tahun) akan sangat sukar dipertahankan. Krisis finansial 1997 telah menjungkirbalikkan prediksi yang optimis dari pengamat pada awal dan pertengahan tahun 1997. Faktor ini membuktikan bahwa sesungguhnya pertumbuhan ekonomi Indonesia senantiasa sukar diperkirakan (unpredictable) karena sifat ketidakpastian telah built-up dalam stuktur ekonomi Indonesia.Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar dipastikan berdampak terhadap sektor pertanian dan agribisnis. Bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan bahan bakunya dari dalam negeri, gejolak keuangan mungkin tidak berpengaruh demikian besar, dan apabila sebagian besar output diekspor, maka akan memiliki dampak positif. Namun, apabila perusahaan menggunakan bahan baku yang diimpor dari luar negeri, maka implikasi gejolak keuangan akan berpengaruh terhadap struktur biaya (meningkatkan biaya per unit input dan output) yang lebih besar. Apabila pasarnya dalam negeri, maka akan semakin suram. Dalam kondisi ini, gejolak keuangan berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan yang bersangkutan.

d. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan keatas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkatMeningkatkan Daya Saing Produk Made In Indonesia di Luar Negeri. Kurs Rupiah melemah, harga produk Indonesia akan makin murah bagi konsumen yang berdomisili di luar negeri. Secara teoritis, hal ini bisa meningkatkan pangsa pasar bagi produk-produk Made In Indonesia. Selain itu, perusahaan berorientasi ekspor menerima pembayaran dari luar negeri dalam bentuk Dolar AS yang nilainya semakin tinggi seiring melemahnya Rupiah. Dengan sendirinya, kondisi ini bisa meningkatkan ekspor Indonesia.Bagi barang-barang impor dari jenis barang konsumsi, mungkin bagus. Katakanlah harga buah-buahan impor naik, misalnya, maka orang mungkin akan tertarik untuk membeli buah-buahan lokal yang lebih murah dan segar. Jika masyarakat lebih suka buah lokal, maka impor buah pun akan turun. Pendapatan importir buah ikut anjlok, tetapi di saat yang bersamaan akan menggeser rejeki bagi petani dan pedagang buah lokal. Namun, kenaikan harga barang impor ini akan buruk sekali bagi industri yang berbahan baku impor, misalnya industri Tempe dan Tahu.Depresiasi dan Apresiasi nilai mata uang asing akan mengakibatkan perubahan pada ekspor maupun impor Negara Indonesia . Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Dan kurs dalam negeri mempunyai hubungan yang searah dengan volume impor. Dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan harga barang-barang impor menjadi lebih mahal. Barang konsumsi seperti pangan dan elektronik misalnya, mengalami kenaikan harga yang signifikan. Beban industri yang bergantung pada bahan baku dan barang modal impor seperti industri farmasi dan tekstil, juga semakin berat. Agar tetap untung mereka terpaksa menaikkan harga jual produk mereka. Inilah yang disebut dengan imported inflation, inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor. Yang terdampak negatif adalah industri berbasis impor, misalnya farmasi, automotif dan kimia karena sebagian besar bahan baku mereka haris diimpor

e. Prediksi Kurs Rupiah Pekan IniPrediksi kurs Rupiah pekan ini tidak jauh berbeda dengan pekan lalu. Dengan volatilitas rendah, range pergerakan kemungkinan akan menyempit ke zona 12,539-12,743 per Dolar AS. Tetapi, hati-hati pada kemungkinan perubahan drastis kurs Rupiah yang mungkin terjadi.USD/IDR dalam chart 4 jam dengan indikator EMA-20 (merah), EMA-60 (tosca), dan EMA-100 (coklat), Fibonacci Retracement, dan MACDPenyempitan range ke sekitar 12,539-12,743 per Dolar AS membuka peluang untuk terjadinya pergerakan besar di pertengahan pekan, baik melemah maupun menguat. Sebagaimana pekan lalu, tekanan Dolar AS terhadap Rupiah nampak sudah berkurang.

Page 3: BIS INT.docx

Akan tetapi pasar saat ini sepertinya dalam kondisi 'wait and see' untuk melihat perkembangan lebih lanjut, sehingga pergerakan keatas maupun kebawah berikutnya bisa cukup besar. Apabila gagal terkonsolidasi stabil di kisaran 12,539-12,743 per Dolar AS, maka Rupiah bisa menguat kearah 12,400an maupun berbalik melemah ke kisaran 12,743-12,869.Bank Indonesia (BI) menyatakan asumsi nilai tukar rupiah BI sepanjang 2015 yang berada di kisaran Rp 11.800-12.000 per dolar sudah memperhitungkan dinamik global maupun domestik, kenaikan suku bunga The Fed pada tahun depan. Indonesia juga harus memiliki fundamental ekonomi yang kuat untuk menghadapi tekanan dari eksternal tersebut, jika tidak maka dapat berdampak terhadap nilai tukar rupiah. yang eksternal itu kelihatan bahwa kalau seandainya terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi, kemudian peningkatan suku bunga di AS dan di China terjadi perlambatan, kemudian ada negara berkembang yang akan kena dampak dari krisis global dan berdampak pada negara-negara yang lain terkena risiko.Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat pada akhir tahun ini secara umum sudah jauh lebih stabil, diperkirakan berkisar Rp 12.300-Rp 12.500 per dollar AS. Permintaan dollar AS masih ada meski tidak signifikan. Kebutuhan dollar AS itu untuk membayar utang perusahaan swasta domestik dan badan usaha milik negara (BUMN).Utang luar negeri yang besar dari swasta, termasuk BUMN, mencapai 160 miliar dollar AS. Utang luar negeri pemerintah terkendali dengan baik. Terkait utang luar negeri swasta sudah ada peraturan BI untuk menjaga kesehatan utang luar negeri. Jika diimplementasikan dan disosialisasikan terkait kewajiban untuk melakukan lindung nilai, tentu utang luar negeri akan bisa terkendali.2009 9.447,00 2010 9.036,00 2011 9.113,00 2012 9.718,00 2013 12.250,00 2014 ~ 12.500,002. Pelemahan nilai tukar rupiah ke level terendah sejak krisis 2008 membuat kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tertekan.Direktur Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS berdampak buruk bagi perusahaan yang memiliki pendapatan rupiah. Komposisi pendapatan berkisar antara 50:50, sehingga setiap pelemahan Rp100 berkontribusi hingga US$10 juta kemerosotan laba bersih setelah pajak selama setahun."Namun demikian, penurunan 1 sen dolar AS avtur, akan memberikan dampak positif laba bersih setelah pajak sebesar US$17 juta dalam satu tahun," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (15/12/2014).Dari sisi beban biaya, sambungnya, pelemahan rupiah berdampak positif karena selalu sejalan dengan pelemahan harga minyak mentah serta avtur. Namun, dari sisi pendapatan, diperkirakan penguatan dolar AS dapat membuat pendapatan dari penerbangan luar negeri juga merosot.Kondisi demikian, diakuinya merupakan hal yang diluar kendali manajemen Garuda. Akan tetapi, dia memastikan jajaran direksi yang baru akan mengefisienkan biaya secara maksimal tanpa mengurangi pelayanan kepada pelanggan.Selain itu, pelemahan rupiah berdampak positif bagi pencatatan neraca karena laporan keuangan GIAA dibuat dalam nominal dolar AS. Alasannya, utang rupiah tercatat lebih kecil dan rasio biaya juga lebih kecil sehingga arus kas terpengaruh positif. Dia mengharapkan, nilai tukar rupiah akan lebih stabil seperti dengan keingan perusahaan-perusahaan sejenis yang memiliki pendapatan dalam bentuk rupiah. Pasalnya, EBITDA margin diperkirakan akan tergerus apabila terus terjadi pelemahan nilai tukar. “Industri airlines pada kondisi terbaik marginnya 3%, hampir semua airlines merugi sekarang,” katanya. Padahal, Garuda juga harus membantu pemerintah dalam hal ini ketika melayani penerbangan haji. Akan tetapi, harga avtur dari PT Pertamina (Persero) sebagai sesama BUMN justru masih diberikan lebih tinggi 15% dari harga di Singapura. Pengakuan Pendapatan. Menurut penjelasan Dalimante, pada perusahaan pelayanan penerbangan, pengakuan pendapatan tejadi bukan pada saat konsumen membeli tiket pesawat. Hal ini terjadi karena adanya forward sales dimana tiket pesawat dapat berlaku dalam jangka waktu 3 bulan dengan syarat dan ketentuan tertentu. Oleh sebab itu, pengakuan pendapatan pada GA dilakukan ketika konsumen flawn atau tengah menjalani penerbangan. Hal ini berbeda dengan penerbangan LCC (Low Cost Carrier), pengakuan pendapatan dilakukan ketika konsumen telah sampai di tempat tujuan. Perbedaan ini terjadi karena GA merupakan penerbangan non LCC dimana unsur safety diutamakan dan terjaga sehingga ketika konsumen flawn, diasumsikan konsumen sampai tempat tujuan dengan selamat dan kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat tipis. Sedangkan pada penerbangan LCC, pengakuan pendapatan baru dicatat ketika konsumen telah sampai di tempat tujuan dengan asumsi unsur safety kurang terjaga dan kemungkinan terjadinya kecelakaan cukup tinggi.Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa ada kekurangan pada PSAK kita. Rules seperti itu tidak tercantum pada standar yang dimiliki Indonesia, sehingga pihak GA mengambil langsung dari IFRS dengan referensi pendamping dari AICPA Guidelines chapter 3.2. Lease PesawatSelanjutnya, Dalimante menjelaskan bahwa pengadaan pesawat pada GA menggunakan sistem operating lease, dimana GA menyewa pesawat dari leasee asing dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran kredit dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut merupakan tindakan yang wajar dalam dunia bisnis, perbedaannya hanya terletak pada perjanjian pembayaran. Saat ini GA menggunakan contract forward dengan leasee tersebut. Berhubung leasee GA berasal dari luar negri, maka pembayarannya menggunakan dollar. Tiap hari nilai dollar terhadap rupiah mengalami perubahan karena berbagai faktor. Pada umumnya pembayaran sewa dilakukan dengan nilai dollar pada saat pembayaran, namun pada GA pembayaran dilakukan dengan negosiasi harga di awal perjanjian. Ilustrasinya adalah sebagai berikut. Misalnya untuk sewa sebuah pesawat, GA memerlukan uang sebesar US$ 10.000. Pada saat diadakan perjanjian, nilai dolar terhadap rupiah US$ 1 = IDR 9.000 sedangkan pada saat jatuh tempo nilai dolar terhadap rupiah US$ 1 = IDR 10.000. Pada umumnya jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan adalah sebesar IDR 100.000.000 beserta bunga, sedangkan pada GA, pihak GA dengan leasee mengadakan perjanjian terlebih dahulu yang diatur dalam contract forward. Pihak GA mengusulkan pembayaran dengan nilai tukar dolar terhadap rupiah adalah US$ 1 = IDR 9.500 apabila pihak leasee menyetujui maka pada saat jatuh tempo, tidak peduli berapapun nilai tukar dollar pada

Page 4: BIS INT.docx

saat itu, GA membayar sebesar IDR 95.000.000. Hal ini tentu saja menguntungkan pihak GA, namun adakalanya nilai tukar dollar menurun sehingga mendatangkan kerugian bagi pihak GA. Disinilah fungsi bagian Financial Analysist dari departemen keuangan sangat dibutuhkan untuk meramalkan trend di masa mendatang. Penjelasan tersebut dapat dilihat dalam pernyataan Dalimante. Itulah tugas dari bagian Financial Analysist. Jadi orang yangmengisi bagian tersebut harus pintar meramal trend.” Rules contract forward tersebut memiliki kriteria yang unikdan tidak terdapat dalam PSAK, sehingga GA mengadopsi langsung dari IFRS dan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.b. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyatakan biaya operasional persoran sebesar 70 persen menggunakan dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut menjadi kekhawatiran manajemen ketika nilai tukar Rupiah terhadap dolar terus mengalami pelemahan.Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengatakan, pendapatan Garuda Indonesia dalam Rupiah dan dolar yang komposisinya sama masih belum bisa menutupi kebutuhan Garuda sendiri dalam penggunaan dolar."Kita ini hampir setengah-setengeh pendapatan dalam dolar. Tapi biaya kita hampir 70 persen dalam dolar. Jadi terus terang. kalo Rupiah melemah, itu semua akan sangat berpengaruh pada kinerja karena pandapatan kita itu tidak akan cukup untuk menutupi kebutuhan kita terhadap dollar," kata Emir di Gran Hyatt, Jakarta, Jumat (10/10/2014).Emir menjelaskan, dalam kondisi nilai tukar yang tengan mengalami pelemahan jelas berdampak pada kinerja Garuda Indonesia. Bahkan, upaya untuk menutupi kerugian akibat nilai tukar tersebut dengan menaikan harga tiket pun tidak bisa dilakukan lantaran harga tiket sudah ada platfon-nya.Menurut Direktur Keuangan Garuda Handrito Hardjono, saat ini komposisi pendapatan Garuda sekitar 45 persen dalam bentuk valuta asing (valas) dan 55 persen dalam bentuk rupiah. Di lain sisi, 60 persen biaya operasional dalam bentuk valas dan 40 persen dalam rupiah. Itulah salah satu penyebab kerugian Garuda pada kuartal III-2013 yang mencapai Rp 220 miliar. "Masih untung kami memiliki revenue dalam valas. Tidak terbayang maskapai lain yang hanya mengandalkan pendapatan rupiah," kata Emirsyah.Pelemahan kurs memang menjadi momok, kata Handrito, karena pembelian avtur di-charge dalam dolar. Parkir pesawat untuk rute internasional juga dalam bentuk dolar. Demikian pula impor komponen pesawat dan pelumas. Pada kesempatan ini, Emirsyah juga mengusulkan agar pemerintah membebaskan bea masuk pelumas pesawat yang kebutuhannya sangat besar. "Malaysia saja membebaskan bea masuk impor oli pesawat," kata dia. Garuda pada Januari-September 2013 mengangkut 18,1 juta penumpang, naik 22 persen dibanding periode sama 2012 .Garuda meraih pendapatan US$ 22 miliar merugi Rp 220 juta. Garuda menguasai 27 persen pangsa pasar penerbangan domestik dan 25,5 persen penerbangan internasional. Maskapai peraih 55 award ini menduduki peringkat ke-11 di dunia. Garuda kini memiliki 102 armada (menjadi 159 pada 2015) dengan rata-rata usia pesawat lima tahun. Sedangkan Citilink, anak usaha Garuda mengoperasikan 29 pesawat. Untuk strategi ke depan, Garuda mengembangkan rute-rute baru ke pelosok, terutama Indonesia timur. Pengembangan rute juga mengacu pada cetak biru konektivitas MP3EI. Itulah sebabnya, Garuda memesan 25 pesawat turboprop (bermesin baling-baling) canggih tipe ATR 72-600 dari Prancis.

e. Demi menghindari dampak negatif atas pelemahan nilai tukar rupiah, Garuda Indonesia gandeng Bank Negara Indonesia dengan melakukan hedging senilai Rp 1 triliun. Berdasarkan ringkasan prospektus yang telah dipublikasikan PT Garuda Indonesia (Persero) pada kamis (15/01/2015) kemarin, telah terjadi transaksi cross currency swap (ccs) antara BNI dan maskapai penerbangan pelat merah tersebut. Opsi saling tukar mata uang tersebut merupakan transaksi afiliasi sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. "Langkah ini diambil untuk melindungi nilai transaksi pembayaran pinjaman perseroan atas sebagian obligasi yang diterbitkan perseroan sebesar Rp 1 triliun," tulis perseroan seperti dikutip dari prospektus. Perseroan menyebut manfaat yang diperoleh dari transaksi ini adalah lindung nilai risiko tingkat bunga, atau menukar aset atau kewajiban ke dalam mata uang lain sekaligus menukar tingkat suku bunga yang menjadi referensi dan risiko nilai tukar. Lebih lanjut, nilai perjanjian fasilitas kredit mencapai US$ 19,82 juta dan efektif pada 13 Januari 2015. Sementara referensi nilai tukar ditetapkan sebesar Rp 12.608 (JISDOR 13 Januari 2015) dengan tingkat bunga 3,20 persen per tahun. Sementara itu, mata uang tingkat bunga tetap sebesar Rp 250 miliar dengan pembayaran setiap triwulan dan dengan tingkat bunga 9,25 persen per tahun. Adapun jumlah penukaran akhir adalah Rp 250 miliar menjadi US$ 19,82 juta. Dari sisi kinerja, sepanjang Januari -September 2014, maskapai full service tersebut mengalami rugi sebesar US$ 219,54 juta atau sekitar Rp 2,65 triliun. Jumlah tersebut 1.362 persen lebih besar dibandingkan kerugian dari periode yang sama pada 2013 sebesar US$ 15,01 juta. Lindung nilai atau hedge dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sepakat untuk melakukan perkembangan baru, yaitu menjadi dua badan usaha milik negara (BUMN) pertama yang melakukan transaksi lindung nilai (hedging). Pasalnya, Garuda memperoleh kredit dalam mata uang Rupiah, sedangkan kebutuhan dan pendapatannya dalam mata uang dolar AS, sehingga terdapat potensi missmatch arus kas. Direktur Tresuri & IF PT BNI (Persero) Suwoko Singoastro mengatakan, BNI dan Garuda sepakat melakukan transaksi lindung nilai berupa Cross Currency Swap (CCS) senilai Rp500 miliar dengan jangka waktu tiga tahun, atas pokok utang dan bunga pinjaman."Kerjasama ini untuk mitigasi terhadap risiko fluktuasi nilai tukar atas mismatch," kata Suwoko saat acara Penyerahan Secara Simbolis Dokumen Perjanjian ISDA di Menara BNI46, Jakarta, Rabu (25/6/2014).Suwoko menuturkan, transaksi lindung nilai ini mendesak untuk dilakukan mengingat ketidakpastian di pasar keuangan internasional yang dapat memberi dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Tidak hanya itu, adanya ekspektasi bahwa

Page 5: BIS INT.docx

Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga kebijakan (Fed Funds) sehingga ada potensi penarikan keluar dana valas dari emerging markets.Oleh sebab itu, dalam rangka menghadapi kemungkinan terjadinya peningkatan volatilitas nilai tukar rupiah akibat repatriasi laba oleh investor asing tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengimbau agar BUMN dan perusahaan swasta melakukan transaksi lindung nilai (hedging). Imbauan Gubernur BI ini disampaikan mengingat Indonesia memiliki pinjaman luar negeri sekitar USD276,6 miliar per April 2014, dan sebanyak 25 persen dari utang luar negeri swasta belum dilakukan lindung nilai."Task Force Stabilisasi Valas BUMN, yang terdiri dari BI, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Bank BUMN dan beberapa perusahaan BUMN telah aktif mengkaji potensi transaksi lindung nilai," tambahnya.Dapat diketahui, pada tanggal 25 September 2013 dikeluarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai BUMN, yang diperkuat oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/8/PBI/2013 tentang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank pada tanggal 7 Oktober 2013. Namun, berdasarkan data BI, dari total 138 perusahaan BUMN baru 2 (dua) perusahaan BUMN yang telah melakukan lindung nilai. Adapun, dalam rangka mendukung langkah BI dan pemerintah, BNI telah membangun infrastruktur yang siap untuk melakukan transaksi lindung nilai dengan nasabah. Transaksi CCS dengan Garuda Indonesia ini adalah salah satu wujud komitmen BNI untuk menawarkan berbagai solusi lindung nilai kepada perusahaan BUMN.

Ketiga jurus yang diyakini bisa membawa maskapai nasional itu bangkit dari kerugian kuartal III 2014 yang mencapai USD 219,54 juta. Dimulai dari membangkitkan generator pendapatan perusahaan. “Penghasil uang kita harus benar-benar menghasilkan uang semaksimal mungkin,” ujarnya. Generator pendapatan itu, menurut Arif melingkupi banyak hal. Mulai sumber daya manusia (SDM) hingga alat-alat yang dipunya Garuda saat ini. Langkah kedua masih berkaitan dengan revenue generator, yaitu cost driver. Itu akan direstrukturisasi supaya maskapai tidak perlu mengeluarkan biaya percuma. Menjadi penting karena Arif menilai tahun depan ada stagnansi ekonomi yang bisa berakibat pada angkutan udara. Dia berharap naiknya pendapatan diikuti pengurangan cost driver. “Biaya-biaya value added akan dipotong. Nanti didetailkan, tunggu seminggu. Nanti akan dikasih tahu,” imbuhnya. Cara ketiga sepertinya bergantung pada kesuksesan revenue generator dan cost driver. Sebab, menurut mantan EVP Marketing dan Sales PT Garuda Indonesia ini, perusahaan butuh dana yang cukup untuk operasional dari enam bulan sampai setahun ke depan. “Yang paling penting adalah, kami pastikan secara finansial itu aman. Itu prioritas saya, metode banyak tapi salah satunya refinancing,” jelasnya. Saat disinggung apakah pemangkasan cost driver itu termasuk mengevaluasi rute yang tidak menguntungkan, Arif belum bisa menjawab.Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku setuju bila PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) meniru cara PT Garuda Indonesia dalam mengatasi hutang. Sebab, MNA memang terbelit hutang, sementara Garuda berhasil merekstruturisasi hutangnya. "Kalau direstrukturisasi dan dijadikan saham, saya setuju Merpati tiru Garuda," ucap Dahlan di kantornya, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (4/4). Sebelumnya, Dirut PT MNA Rudy Setiopurnomo menilai Garuda terbukti sukses melakukan restrukturisasi hutang hingga mampu menjadi perusahaan publik. "Jejak Garuda ini yang akan kami ikuti," kata Rudy di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/4). Menurutnya, saat ini perusahaan sedang menghadapi beban utang yang masih sangat tinggi mencapai sekitar Rp 5 triliun. "Itu utang warisan manajemen masa lalu, ini yang cukup memberatkan perusahaan," ujar Rudy. Selain itu, Merpati juga sedang mempelajari kemungkinan menempuh cara "debt to equity swap" (mengkonversi utang menjadi saham) dari para kreditur. Langkah-langkah tersebut pernah dilakukan Garuda ketika merestrukturisasi utang kepada kreditur yang mencapai di atas Rp 10 triliun. "Utang Garuda ditangani oleh satu lembaga yaitu Export Credit Agency (ECA), dan reschedulingnya berhasil. Ini yang merupakan salah satu poin penting Garuda," jelasnya.(chi/jpnn)