bioookkkiiiimmm

44
METODE STERILISASI Saat ini informasi yang diperoleh dari bidang mikrobiologi memberikan sumbangan yang sangat besar, khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel.Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme. Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme. Mikroorganisme banyak dipelajari di laboratorium untuk banyak tujuan. Derajat perinciannya untuk mempelajari itu tergantung kepada maksud pemerikasaan laboratories tersebut. Tersedianya pula teknik untuk menentukan ukuran,bentuk, danstruktur sel- sel individu serta beberapa prosedur untuk menumbuhkan (membiakkan) mikroorganisme di laboratorium. Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untukmembebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan atau yang biasannya dikenal dengan istilah sterilisasi.Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993). Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

description

jsdjsf

Transcript of bioookkkiiiimmm

Page 1: bioookkkiiiimmm

METODE STERILISASI

Saat ini informasi yang diperoleh dari bidang mikrobiologi memberikan sumbangan yang

sangat besar, khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme

telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada

bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang

diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan

teknologi yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan

perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas

sel.Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme. Jadi, bidang mikrobiologi tidak

hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas hayati

mikroorganisme.

Mikroorganisme banyak dipelajari di laboratorium untuk banyak tujuan. Derajat perinciannya

untuk mempelajari itu tergantung kepada maksud pemerikasaan laboratories tersebut.

Tersedianya pula teknik untuk menentukan ukuran,bentuk, danstruktur sel-sel individu serta

beberapa prosedur untuk menumbuhkan (membiakkan) mikroorganisme di laboratorium.

Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untukmembebaskan suatu

bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan atau yang biasannya dikenal dengan istilah

sterilisasi.Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang

teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu

penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia

(etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo,

1993).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan

kimiawi.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang berpori sangat

kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.

Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan

antibiotik.

Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan

mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang digunakan adalah dengan cara

mekanik, misalnya dengan saringan. Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling

Page 2: bioookkkiiiimmm

banyak digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus misalntya filter berkefeld, filter

chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan

dan benda yang akan disaring.

Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan

penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan

ukuran tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan

steril. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi

mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh karena itu,

sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi dalam otoklaf. Penyaringan dilakukan

untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas seperti serum,enzim,toksin

kuman,ekstrak sel,dsb.

 Menyaring cairan

Hal dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti saringan Seitz, yang menggunakan

saringan asbestos sebagai alat penyaringannya; saringan berkefeld, yang mempergunakan

filter yang terbuat dari tanah diatom; saringan chamberland, yang mempergunakan filter yang

terbuat dari porselen; dan fritted glass filter, yang mempergunakan filter yang terbuat dari

serbuk gelas. Saringan asbes lebih mudah dan lebih murah daripada saringan porselen.

Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselen terlalu mahal bila

dibuang, tetapi terlalu sulit untuk dibersihkan.

 Menyaring udara

Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh mikroba atau untuk

menjaga agar suatu biakan kuman tidak tercemar oleh kuman yang lain, maka alat-alat

tersebut harus ditutup denagn kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat

menahan mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh karena kapas

yang basah memungkinkan kuman menembus kedalam. Untuk mencegah pencemaran oleh

kuman-kuman udara pada waktu menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang

disebut laminar flow bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring terlebih dahulu

dengan suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas waktu pemakaiannya dan harus diganti

dengan yang baru apabila sudah tidak berfungsi lagi.

2. Sterilisasi secara fisik

Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

· Pemanasan

Page 3: bioookkkiiiimmm

a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :

jarum inokulum, pinset, batang L, dll.

b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok

untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.

c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat

menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.

d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

· Penyinaran dengan UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh

mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV

3. Sterilisaisi secara kimiawi

Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.

Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol.

Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang

sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya

disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik

untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu

toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.

Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek

yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan

kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain

yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu

kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.

Berbagai prosedur umum kerja dalam mikrobiologi yang membutuhkan teknik

 Desinfeksi meja kerja

a. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja

b. Semprotkan meja kerja denga alkohol 70 % beberapa kali hingga merata

c. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada tlapak tangan

Page 4: bioookkkiiiimmm

d. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan semprotkan kembali

alkohol pada semua peralatan.

e. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke seluruh permukaan

tangan ketika hendak mulai bekerja.

f. Letakkan pembakar spiritus lalu biarkan.

 Memindahkan Biakan secara Aseptis

a. Persiapkam alat dan bahan seperti spirirtus,jarum inokulum(jarum ose),rak tabung dan dua

buah tabung tertutup yang berisi biakan bakteri/virus.

b. Bakarlah ujung hingga pangkal jarum inokulum dengan pembakar spirirtus.

c. Buka tutup kedua tabung dan bakar mulut kedua buah tabung tersebut dengan pembakar

spiritus agar kontaminan mati.

d. Ambil satu ulasan pada tabung pertama dengan jarum inokulum kemudian masukkan jarum

tadi pada tabung kedua dengan teknik spread zig-zag.

e. Bakar kembali mulut tabing agar kontamina pada proses transfer mati.

f. Tutup kembali tabung tersebut, dan bakar ujung jarum inokulum untuk memebunuh sisa

bakteri yang ada.

 Memindahkan Biakan dari Cawan

a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Bakar mulut cawan bagian tepi dengan memutarnya di atas api, serta pijarkan jarum

inokulum dan di dinginkan.

c. Buka mulut cawan yang berisi biakan koloni dan ambil koloni tunggalnya dengan

menempelkan jarum inokulum loop.

d. Kemudian tanamkan kembali koloni yang sudah diambil tadi pada media yang baru dengan

teknik spread kontinyu.

Page 5: bioookkkiiiimmm

e. Panaskan kembali mulut cawan dan tutup rapat serta panaskanjarum inokulum yang telah

digunakan.

 Memindahkan Cairan dengan pipet

a. Persiapkan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.

b. Lepaskan bungkus pipat dan panaskan ujung pipet pada pembakar spiritus. (Usahakan

daerah ujung pipet berdekatan dengan api).

c. Ambil dua buah tabung dan buka tutpnya untuk dipanaskan bagian ujung mulut tabung.

d. Pipet cairan pada tabung pertama dengan menekan tombol S pada filter dengan volume

tertentu. Kemudian pindahkan ke tabung lainnya dan keluarkan cairan tersebut dengan

menekan E pada filter.

e. Setelah itu bakar kedua mulut tabung tadi dan tutup kembali dengan rapat.

 Menuangkan Media

a. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.

b. Panaskan mulut erlenmeyer yang berisi media pertumuhan mikroorganisme.

c. Tuangkan media dalam erlemneyer ke cawan petri yang berisi biakan murni.

d. Ratakan dengan menggoyangkan cawan.

Prinsip cara kerja autoklaf

Autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan

tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 1210C.

Untuk cara kerja penggunaan autoklaf telah disampaikan di depan.

Page 6: bioookkkiiiimmm

Cara Penggunaan :

1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf.Jika air kurang

dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil

destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.

2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus

dikendorkan.

3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang

keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.

4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.

5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan

terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan

tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.

6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga

sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka

nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan

kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya

untuk mesterilkan media digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa)

selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih

pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di

permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang

diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada

suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak

pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf

diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya

tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika

dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan

uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam

autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam

autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi

dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber

Page 7: bioookkkiiiimmm

panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak

boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.

Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba

pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus,

lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore

strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu

ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja

dengan baik.

Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :

- Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim

- Paelarut organik, seperti fenol

- Buffer engan kandungan detergen, seperti SDS

Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya

substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :

- Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat

- Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa garam

mineral lain.

- Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar

- Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf

- Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0

Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya, sisa ruang dibirkan

kosong. Jika mensterilkan media 1L yang ditampung pada erlenmeyer 2L maka sterilisasi

diatur dengan waktu 30 menit.

Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi)

Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yagn mudah rusak jika

terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu

Page 8: bioookkkiiiimmm

saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter

yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.

Tyndalisasi

Konsep kerja metode ini merip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak

tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang

disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan

pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.

Cara kerja :

 Bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer atau botol dan ditutup rapat dengan sumbat atau

aluminium foil.

 Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan kedalam alat sterilisasi (alat standar

menggunakan Arnold Steam Sterilizen atau dandang).

 Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga termometer menunjukkan suhu 1000C kemudian

hitung waktu mundur hingga 30 menit (uap panas yang terbentuk akan mematikan mikroba).

 Setelah selesai alat sterilisasi dimatikan dan bahan yang steril dikeluarkan.

 Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan lagi dengan cara yang sama, sedang waktu ini

dimaksudkan untuk memberi kesempatan spora atau sel vegetatif yang belum mati untuk

tumbuh sehingga mudah dibunuh.

Sterilisasi dengan udara panas ( Dry heat sterilization )

Sterilisasi dengan metode ini biasanya digunakan untuk peralatan gelas seperti cawan petri,

pipet ukur dan labu erlenmyer. Alat gelas yang disterilisasi dengan udara panas tidak akan

timbul kondensasi sehingga tidak ada tetes air (embun) didalam alat gelas.

· Bungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil

· Atur pengatur suhu oven menjadi 1800C dan alat disterilkan selama 2-3 jam.

Prinsip kerja   Biological Saferty Cabinet

Page 9: bioookkkiiiimmm

Biological Safety Cabinet merupakan kabinet kerja yang sterilkan untuk kerja mikrobiologi.

BSC memiliki suatu pengatur aliran udara yang menciptakan aliran udara kotor

(dimungkinkan ada kontaminan) untuk disaring dan diresirkulasi melalui filter.

BSC juga disebut biosafety hood, dan juga dikenal dengan Laminar flowhood atau Class II

vertical flow cabinet yang menyediakan alat filtrasi dan aliran udara yang bersirkulasi

didalam ruang kerja. Aliran udara diatur untuk menghambat udara luar masuk dan udara di

dalam keluar, untuk mencegah kontaminasi dari luar dan pencemaran bakteri dari ruang BSC.

Udara yang keluar disaring melewati penyaring sehingga sel-sel yang berbahaya tidak lepas

keluar ke ruangan lain.

Berbagai kelas Biological Safety Cabinet.

BSC yang dimiliki Lab mikrobiologi merupakan BSC kelas II yang memiliki konfigurasi

udara seperti gambar disamping ini. Udara yang berasal dari luar kabinet akan langsung

terserap masuk kesaluran bawah yang bergabung dengan udara dari meja kerja yang

dimungkinkan mengandung bakteri yang digunakan untuk kerja. Udara dari meja kerja

disedot dari depan meja kerja. Kemudian udara kotor ini disaring oleh penyaring HEPA dan

disirkulasikan keluar kabinet atau kembali lagi ke meja kerja sebagai udara bersih.

Sterilisasi dan Metode SterilisasiIlmu Farmasi : Artikel ini akan membahas mengenai sterilisasi dan metode sterilisasi atau macam macam sterilisasi, jenis jenis sterilisasi (seterilisasi panas lembab, sterilisasi panas kering, sterilisasi ultraviolet/EM, sterilisasi gas, filterisasi dan sterilisasi pengion/sinar gamma)

Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self, tidak terdapat/tercemar mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang menyatakan sediaan tersebut steril. Sterilisasi adalahtahapan atau proses yang bertujuan sediaan tersebut menjadi steril.

Page 10: bioookkkiiiimmm

Secara umum metode pembuatan sediaan steril dibagi menjadi 2 : metode sterilisasi akhir dan metode aseptis. Pemilihan metode disesuaikan dengan stabilitas zat aktif, formula dan metode sterilisasi yang digunakan.1. Metode sterilisasi akhirMetode sterilisasi akhir merupakan proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan selesai dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi, jenis metode sterilisasi yang sering digunakan adalah metode sterilisasi panas lembab menggunakan autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat dilakukan dengan berbagai metode (panas kering, filterisasi, EM, pengion, gas, dsb), pertimbangan untuk memilih metode sterilisasi yang sesuai adalah dengan mempertimbangkan kestabilan bahan dan zat yang terhadap panas atau kelembaban (Stabilitas, Kompatibilitas dan Efektifitas serta Efisiensi).2. Cara aseptikCara aseptik bukan termasuk metode sterilisasi. Cara aseptik hanya bisa dilakukan khusus untuk zat aktif yang tidak tahan/rusak terhadap suhu tinggi, antibiotik dan beberapa hormon merupakan contoh sediaan dengan perlakuan metode aseptis.Cara aseptis pada prinsipnya adalah cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan cara mencegh kontaminasi jasad renik/partikel asing kedalam sediaan. Proses cara aseptisnya adalah melakukan sterilisasi pada semua bahan sediaan (pada awal sebelum pembuatan sediaan) sesuai dengan sifat dari bahan yang digunakan. kemudian dilanjutkan pada proses pembuatan dan pengemasan dalam ruang steril atau didalam laminar air flow untuk mencegah kontaminasi. Pada proses aseptis masih terdapat celah terjadinya kontaminasi, sehingga apabila metode sterilisasi akhir bisa dilakukan maka metode aseptis tidak perlu dilakukan.

Macam Macam Metode Sterilisasia. Sterilisasi Panas/thermalsterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling efektif, tetapi kelemahannya tidak bisa diaplikasikan pada zat aktif yang tidak tahan panas/rusak karna panas, sterilisasi panas dibagi menjadi 2 : Sterilisasi Panas Lembab : Sterilisasi panas lembab adalah sterilisasi dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan berlangsung didalam autoklaf, umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 30 menit dengan suhu 115 C - 116 C, lama dan suhu tergantung bahan yang disterilisasi, untuk mengetahuinya lihat farmakope indonesia

Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan oven pada suhu160-170 C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan untuk pengukuran (Bukan alat ukur)b. Sterilisasi RadiasiSterilisasi radiasi dibagi menjadi 2 :

Radiasi elektromagnetik (EM) adalah sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV). sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi. keterbatasannya sterilisasi cara ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak bisa menembuh bahan padat.

Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan sinar gamma untuk merusak DNA mikroorganisme, kelebihannya bisa menembus zat padat

c. Sterilisasi Gas

Page 11: bioookkkiiiimmm

Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air.

d. Sterilisasi FiltrasiSterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.

1. Sterilisasi Panas/thermal

Sterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling efektif, tetapi

kelemahannya tidak bisa diaplikasikan pada zat aktif yang tidak tahan

panas/rusak karna panas, sterilisasi panas dibagi menjadi dua :

o Sterilisasi Panas Lembab : Sterilisasi panas lembab adalah sterilisasi

dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan berlangsung di

dalam autoklaf, umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu

30 menit dengan suhu 115 C - 116 C, lama dan suhu tergantung

bahan yang di sterilisasi, untuk mengetahui nya lihat farmakope

indonesia

o Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan

oven pada suhu 160-170 C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi

panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak stabil

terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan

untuk pengukuran (Bukan alat ukur)

2. Sterilisasi Radiasi

Sterilisasi radiasi dibagi menjadi dua :

o Radiasi elektromagnetik (EM) adalah sterilisasi menggunakan sinar

ultraviolet (UV). sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme

sehingga ekspresi DNA tidak terjadi. keterbatasannya sterilisasi

cara ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak bisa menembus

bahan padat.

o Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan sinar

gamma untuk merusak DNA mikroorganisme, kelebihannya bisa

menembus zat padat

Page 12: bioookkkiiiimmm

3. Sterilisasi Gas

Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah

terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat

residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi cara gas biasanya pilihan akhir

bila zat tidak tahan panas ataupun uap air.

4. Sterilisasi Filtrasi

Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan

penyaring/filter matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10 nm

untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.

Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari

segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba. Alat-alat dan medium yang steril

sangat diperlukan dalam praktek mikrobiologi.Adanya pertumbuhan mikroorganisme

menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan proses sterilisasi

tidak sempurna. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang

merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba diluluhkan. Proses sterilisasi

ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sterilisasi dengan udara kering

(oven) dan sterilisasi dengan uap panas bertekan dengan autoclave.

Dalam praktek sterilisasi alat-alat dan atau medium dapat dikerjakan secara mekanik

(misalnya penyaringan), secara kimia (misalnya dengan disinfektan), maupun secara

fisik (misalnya dengan pemanasan, sinar UV, sinar X). cara sterilisasi yang dapat

dipakai tergantung pada macamnya bahan dan sifat bahan yang disterilkan, seperti

ketahanan terhadap panas, bentuk bahan : padat, cair, atau gas.

Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai. Sterilisasi

dengan pemanasan dibedakan atas 4 macam, yaitu :

1. Sterilisasi dengan pemijaran

2. Sterilisasi dengan udara panas (kering); biasanya dipakai oven

Pensterilisasian dengan menggunakan oven dilakukan selama 2 ajm dengan suhu

1700C

1. Sterilisasi dengan uap air panas; biasanya dipakai steamer

Page 13: bioookkkiiiimmm

1. Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan;

menggunakan autoclave.

Pensterilisasian dengan menggunakan oven dilakukan selama 15 menit dengan suhu

1210C dan tekanan 2 atm.

Sterilisasi Dengan Autoclave(dengan uap panas bertekanan)

Metode yang umum untuk sterilisasi yaitu dengan menggunakan panas. Untuk alat-alat

seperti pipet, cawan petri dan alat gelas lainnya digunakan sterilisasi udara panas,

terutama dengan uap air panas bertekanan yaitu menggunakan autoclave. Sterilisasi

bagi berbagai media-media atau bahan-bahan lain yang dapat rusak oleh pemanasan

tinggi dan kering dapat dilakukan sterilisasi dengan uap panas bertekanan yaitu

menggunakan autoclave dengan kondisi suhu 1210C selama 15 menit.

Autoclave ini biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan serta alat-alat yang

dipakai dalam melakukan penelitian-penelitian atau praktikum mikrobiologi. Pada

prinsipnya sterilisasi dengan autoclave adalah membunuh mikroba dengan

menggunakan panas dan tekanan dalam keadaan basah. Panas dapat diperoleh

dengan cara memanaskan dengan api gas atau dengan listrik, sedangkan kondisi basah

diperoleh dengan mengalirkan uap air atau memanaskan air dalam autoclave.

Adapun cara sterilisasi dengan autoclave adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan disterilkan seperti pipet, cawan petri, beacker

glass dan tabung reaksi.

2. Menyumbat mulut alat-alat seperti tabung Erlenmeyer yang akan disterilkan dengan

kapas (sumbat harus banyak supaya tidak ada rongga pada mulut). Untuk tabung

erlenmeyer setelah disumbat ditutup lagi atasnya dengan kertas kemudian ikat

sekencang mungkin.

3. Untuk alat-alat seperti pipet dan cawan petri dibungkus sedemikian rupa dengan

kertas pembungkus sehingga tidak ada rongga udara yang dapat menembus masuk ke

alat tadi. “Kalau menggunakan kertas bekas, yang berisi tulisan, berada di luar sehingga

yang bersih tanpa tulisan yang di dalam.

Page 14: bioookkkiiiimmm

4. Autoclave yang telah disediakan tadi diisi dengan air kira-kira setengah dari rangsang.

5. Memasukkan alat-alat tadi yang akan disterilisasi dan menyusunnya dengan rapi.

6. Mengencangkan semua sekrup, menyalakan kompor dan membiarkan katup

pengatur uap terbuka sampai uap air banyak yang keluar. “Membuka katup pengatur

uap diusahakan tidak secara langsung tapi perlahan dan dipertahankan selama

beberapa menit”. Membuka katup ini dapat dengan menggunakan penjepit kayu dimana

katup uap ini tegak lurus bila terbuka, diusahakan konstan, jangan dengan tiba-tiba

menutup katup pengatur uap ini.

7. Setelah uap banyak yang keluar kemudian menutup katup uap ini sehingga tekanan

perlahan akan naik hingga mencapai 2 atm dan suhu mencapai 1210C selama 15 menit.

Petunjuk suhu dapat dilihat secara langsung pada thermometer. Dimana thermometer

ini biasanya bersatu dengan alat pengatur tekanan uap air, sehingga besar tekanan dan

suhu segera terbaca pada alat yang sama.

8. Setelah 15 menit, matikan kompor, membiarkannya dingin beberapa saat kemudian

melonggarkan sekrup.

Maka alat-alat yang disterilisasi tadi siap dipakai dalam praktikum mikrobiologi terutama

untuk membiakan mikroba.

* Prinsip kerja menggunakan autoclave.

Membunuh segala macam bentuk hidup dari mikroba dengan menggunakan uap air

panas dan tekanan.

Tekanan sebenarnya tidak mempunyai efek apa-apa, hanya untuk mempertahankan

suhu uap air di atas 1000C. Panas/suhu yang biasanya digunakan untuk dapat

membunuh mikroba dapat tercapai bila disertai tekanan uap. Suhu 1210C merupakan

batas yang baik bila dipertahankan beberapa saat. Waktu diperlukan untuk memberi

kesempatan pada uap air agar meresap ke dalam sel/ bahan yang akan disterilkan.

Udara yang tersisa dalam rongga sterilisasi beratnya lebih dari 2 kali berat uap air pada

suhu sterilisasi.

 

Sterilisasi dengan udara kering (oven), dengan cara:

Page 15: bioookkkiiiimmm

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan disterilisasikan

2. Menyumbat mulut alat-alat yang akan disterilkan dengan kapas atau

tutup sekrup.

3. Meletakkan di atas rak dengan rapi.

4. Meletakkan di atas rak dengann rapi.

5. Menutup rapat dengan mengencangkan sekrup, menekan tombol “on”,

menunggu sampai suhu naik secara perlahan.

6. Apabila suhu telah mencapai 170˚C, mengatur tombol “timer” pada

angka 2 (yang berarti 2 jam).

 

Kultur dan Teknik Isolasi

Kultur dan Teknik IsolasiBoedhy Rahardjo, Lab. Bakteriologi DIII Analis Medis-FK UNAIR

PendahuluanMikroorganisme harus memiliki suplai gizi konstan jika mereka ingin bertahan hidup.

Organisme yang hidup bebas memperoleh nutrisi dari lingkungan sedangkan organisme

parasit memperoleh nutrisi dari tuan rumah mereka. Ketika kita mencoba untuk

menumbuhkan mikroba di laboratorium harus disediakan gizi yang memadai dalam

media buatan. Mungkin media cair (kaldu) atau padat (agar). Gizi yang dikehendaki

dapat dimasukkan ke dalam kaldu atau media agar  (ekstrak dari rumput laut) yang

meleleh pada 100 o C dan membeku di sekitar 42 o C. Kebanyakan bakteri patogen lebih

suka tumbuh pada 37 o C sehingga agar memungkinkan untuk digunakan sebagai media

padat pada suhu inkubator.   Agar tetap padat hingga mencapai 100 o C, media padat

masih bisa digunakan untuk Bakteri thermophiles   yang lebih suka tumbuh pada suhu

diatas 50 o C . Bila Organisme ditumbuhkan  dalam media kaldu akan menimbulkan

kekeruhan, atau tampak seperti kabut dalam kaldu. Pada media agar, massa sel, yang

dikenal sebagai koloni, muncul setelah masa inkubasi. Teknik-teknik tertentu akan

memungkinkan sel-sel bakteri tumbuh secara terpisah pada media

agar   sehingga   koloni akan dapat dipisahkan dari koloni lain dan dapat dipelajari

karakteristik pertumbuhannya.   Koloni berasal dari satu sel bakteri, semua sel dalam

satu koloni berasal dari spesies yang sama. Koloni yang Terisolasi/terpisah   diasumsikan

sebagai kultur murni   

PrinsipKultur atau biakan campuran mengandung dua atau lebih spesies bakteri   dan dapat

dengan mudah dipisahkan berdasarkan karakteristik koloni atau dengan uji biokimia.  .  

Secara berkala organisme harus dipindahkan ke media segar supaya bisa terus hidup.

Teknik Kultur   tidak hanya menyediakan organisme    tetapi juga memungkinkan untuk

pemisahan sel-sel bakteri untuk mendapatkan koloni terisolasi. Prosedur kultur ini

dikenal sebagai teknik isolasi.

Page 16: bioookkkiiiimmm

Streak pada lempeng agar   memungkinkan untuk pertumbuhan koloni terisolasi pada

permukaan agar. Koloni terisolasi adalah koloni yang tidak menyentuh koloni lainnya dan

lainnya diasumsikan sebagai kultur murni

Koloni ini dapat diakses dengan mudah untuk melakukan pewarnaan dan

Identifikasi.   Morfologi koloni sangat berguna dalam mengidentifikasi organisme.   Saat

organisme dapat tumbuh secara berbeda pada berbagai media, jenis media yang

digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari morfologi kolonial. Unsur-unsur lain

deskripsi kolonial koloni meliputi warna, hemolisis (jika ditanam di agar darah), bentuk,

elevasi dan margin.    

Bentuk mengacu pada penampilan keseluruhan koloni. Elevasi adalah ketinggian

yang  dicapai koloni   pada permukaan agar.  Tepi koloni disebut sebagai margin.

Prosedur Transfer Secara Aseptis  Berikut sebuah panduan untuk mencegah terjadinya kontaminasi    organisme yang berasal dari   lingkungan 

TRANSFER  PLATE-to-TUBE  Perhatikan gambar secara seksama :

A. Sterilisasi loop dengan api bunzen sampai merah membara

B. Dinginkan loop dengan tanpa menyentuh apapun (termasuk menyentuh pada tepi

media agar plate), ambil koloni bakteri yang terisolasi.

C. Inokulasikan kedalam media dalam tabung.

Perhatikan posisi tangan dalam memegang loop, membuka plate / tutup tabung.

Sterilkan kembali loop setelah digunakan.

TRANSFER   TUBE-to-TUBE  

Page 17: bioookkkiiiimmm

      

Inoculating loop disterilkan di api sampai  kawat   merah-membara.  .

Tabung ( dua tabung) dipegang dalam posisi miring dan tutup ditarik keluar (seperti

yang ditunjukkan) dengan tangan yang memegang inoculating loop.

Lewatkan mulut tabung di atas api secara singkat. Celupkan loop steril pada

biakan  dalam media tabung dan transfer inokulum ke tabung lain berisi kaldu/media

Loop   yang mengandung organisme harus disterilkan kembali sebelum disimpan. 

Lewatkan mulut di atas api  dan pasang kembali tutup tabung 

STREAK-PLATE 

Page 18: bioookkkiiiimmm

Metode  streak pada media plate   merupakan teknik sederhana   dalam menebar sel-sel

di atas permukaan media. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan koloni yang

terisolasi dengan baik         sehingga dapat diperoleh suatu biakan murni dari masing-

masing spesies dalam suatu specimen atau biakan campuran. Meskipun teknik tampak

sederhana namun sangat diperlukan keahlian   dari ahli bakteriologi.

Inoculating loop adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan streak. Periksa

kawat loop, gunakan loop yang sudah dikalibrasi.

Siapkan   specimen / suspensi sel     Sterilkan loop (Setelah   kawat loop merah

membara,  biarkan sampai dingin tanpa menyentuh apa pun),  lemudian celupkan loop

dalam specimen/biakan campuran. 

Keberhasilan dalam memperoleh koloni terisolasi adalah tergantung dari jumlah dan

kepadatan inokulum  dan teknik streak.  Prosedur menjadi lebih merupakan seni

daripada sains, dan konsisten keberhasilan dicapai dengan latihan. Dua pola dasar

diilustrasikan pada gambar di atas. Pola tiga tahap streak   dianjurkan bagi pemula,

karena kemungkinan besar akan memberikan hasil yang memuaskan dengan suspensi

yang memiliki beragam kepadatan mikroba  .

Buka tutup atas hanya cukup untuk memungkinkan masuknya loop dari kanan (dari arah

yang berlawanan jika Anda kidal). Lihat gambar  pola streak di atas. Dengan gerakan

Page 19: bioookkkiiiimmm

pergelangan tangan,   goreskan loop bolak-balik di atas permukaan medium, mulai dari

yang paling kiri (dari arah yang berlawanan jika Anda kidal) dan bergerak menuju pusat

plate.   Goreskan dengan tekanan sangat lembut. Setiap ayunan Loop harus serapat

mungkin   ketika bergerak di permukaan medium. Dalam pola streak multiphase, loop

disterilkan setelah tahap pertama selesai, didinginkan, dan (plate diputar  ke 90

° )    streak lagi dari tepi kiri menuju pusat dengan menyentuhkan beberapa kali di atas

goresan/streak tahap pertama (Jangan memasukkan/mengambil lagi dari specimen atau

biakan campuran). Ini diulang untuk setiap fase-fase berikutnya.   Ganti tutup segera bila

Anda sudah selesai men-streak, dan sterilkan loop setelah selesai digunakan.

TEKNIK aseptis untuk menuangkan ke PLATE

 Buka tutup plate secukupnya ,    dalam hal ini tutup dibuka hanya untuk memungkinkan

masuknya mulut botol atau  tabung.

Page 20: bioookkkiiiimmm

Catatan :

Untuk   semua situasi transfer,  ujung inoculating loop dan jarum harus dibakar sampai

merah membara (red hot sterilization) . Perhatikan bahwa penutup cawan petri dibuka

hanya cukup untuk memungkinkan masuknya jarum. Selalu ketika inoculating tabung,

tutup atau plug diperlakukan seperti ditunjukkan pada gambar dimana jari kelingking

membuka dan menahan tutup tabung sementara jari lainnya pada tangan yang sama

mengoperasikan loop atau jarum, dan tabung selalu dipegang dalam posisi miring ,   -

tidak lurus ke atas atau ke bawah atau berdiri di rak tabung reaksi.

Prosedur Inokulasi dari Biakan CairBahan

Kultur campuran dalam kaldu

Inoculating loop

Bacticinerator

Inkubator

Hara kaldu steril 

Siswa bekerja secara individu.

1. Label media kaldu steril   dengan sumber kultur dan inisial anda.

2.  sterilkan loop.

3.  gunakan teknik aseptik yang tepat, ambil  kultur campuran dari media kaldu

dengan  menggunakan loop/ose  .

4. Masukkan loop ke dalam tabung kaldu steril   dan  putar perlahan.  Sterilkan loop.

5. Inkubasi  kaldu pada 37 o C selama 24-48 jam.

6. Perhatikan kekeruhan kaldu  . Catat hasilnya  dalam tabel di bagian akhir prosedur  .

Inoculating Pada Agar SlantBahan

Kultur campuran dalam kaldu           

Inoculating loop

Bacticinerator

Inkubator

Media   agar miring steril

Siswa bekerja secara individu.

1. Label media   agar miring steril dengan sumber kultur dan inisial.

2.  sterilkan loop.

3.  gunakan teknik aseptik yang tepat, ambil biakan campuran pada media kaldu

dengan  menggunakan loop/ose.  

4. Masukkan loop ke media agar miring steril, mulai dari dasar slant, tarik ke atas dengan

membuat lingkaran-lingkaran  

 . Jangan sampai merobek agar.  sterilkan loop.

5. Inkubasi media agar  miring pada 37 o C selama 24-48 jam.

Page 21: bioookkkiiiimmm

6. Perhatikan kemiringan untuk pertumbuhan. Catat hasil dalam tabel di akhir bagian

prosedur.

Streak PlateBahan

Kultur campuran dalam kaldu

Inoculating loop

Bacticinerator

Inkubator

Plate agar steril 

Siswa bekerja secara individu.

1. Label media agar plate steril   dengan sumber kultur dan inisial.

2.  sterilkan loop.

3.  gunakan teknik aseptik yang tepat, Dengan menggunakan loop/ose, ambil kuman

campuran dari  biakan kaldu  .

4. Angkat tutup plate agar hingga  setengah terbuka. Goreskan ose pada permukaan

media agar.  Loop harus sejajar dengan

    permukaan untuk mencegah supaya media agar tidak tercongkel  

5. Tutup kembali plate  ,.  sterilkan loop. Angkat plate agar dan  buat satu lapisan ke

bagian plate  yang diinokulasi   .  .

6. Tutup kembali plate  .  sterilkan loop. Angkat plate agar dan  buat satu lapisan  ke dua

pada

    bagian plate yang diinokulasi  . Sterilkan loop/ose

7. Tutup kembali plate, inkubasi 37 o C   selama 24-48 jam. Amati pertumbuhan

dan  catat hasil

    Anda dalam tabel yang disediakan di akhir bagian prosedur.  

Pour PlateBahan

Kultur campuran dalam kaldu

Inoculating loop

Bacticinerator

Inkubator

Nurient Agar Cair

Cawan petri steril

Pipet steril

Siswa bekerja berpasangan.

1. Label bagian bawah piring petri steril dengan sumber kultur dan inisial. Balikkan tutup

piring

    sehingga menghadap ke atas.

2. Nutrient agar direbus (100 o C) untuk mencairkan agar. Agar pada temperatur ini akan

membunuh bakteri, maka dinginkan agar sampai 60 o C , masukkan dalam bak air untuk

Page 22: bioookkkiiiimmm

menjaga suhu. Demikian ini supaya tidak membunuh bakteri ketika mereka

dituangi   cairan agar dan juga akan mengurangi jumlah kondensasi yang akan

menempel pada tutup cawan petri.

3. Bekerjalah  dengan cepat, karena   agar akan memadat pada  42 o C.  Masukkan 1 ml

kaldu yang berisi biakan campuran ke dalam petridish steril, kemudian tuangi dengan

agar cair bersuhu kira-kira 60oC. Tutup Goyangkan Lembut cawan petri dalam angka

delapan untuk benar-benar menutupi bagian bawah petri dengan agar.

4. Biarkan agar untuk mrmadat. Tambahkan ke pelabelan jumlah kultur campuran yang

digunakan dalam agar. Sebuah mililiter berisi sekitar 20 tetes. Dua tetes   kira-kira 0,1 ml

dan 1 tetes akan menjadi sekitar 0,05 ml.

5. Inkubasi pada 37 o C selama 24-48 jam. Periksa petri untuk pertumbuhan dan catat

hasilnya dalam tabel di bawah ini.

 Pour plate yang digunakan untuk menghitung organisme dalam suatu larutan. Volume

larutan standar dicampur dalam agar yang dicairkan. Setiap organisme dalam larutan

dipisahkan satu sama lain. Ketika agar membeku, sel  terjebak dalam agar dan

berkembang menjadi  koloni. Setiap koloni dapat dihitung dan mewakili satu sel  aslinya

dalam larutan. Jika mililiter larutan dicampur dalam agar maka jumlah koloni mewakili

jumlah organisme per mililiter larutan. Biasanya sebagian dari mililiter yang dicampur

dalam agar-agar sedemikian rupa sehingga jumlah koloni yang dihitung harus dikalikan

dengan faktor pengenceran untuk menentukan jumlah organisme dalam mililiter larutan.

Apabila   koloni pada agar-agar lebih dari 300 koloni akan sulit dihitung   secara

akurat   Sedangkan bila kurang dari 30 koloni pada plate dianggap secara statistik tidak

signifikan.    Artinya, plate yang distribusi koloninya berjumlah antara 30 – 300 koloni

adalah yang memenuhi syarat untuk dievaluasi/dihitung,  kemudian jumlah dikalikan

dengan faktor pengenceran.

 . 

Metode ini digunakan untuk mengevaluasi jumlah organisme dalam susu, air minum, dan

bahkan

air di pantai. 

Meskipun sel-sel tumbuh dan terisolasi   satu sama lain dalam media agar plate , mereka

tidak akan menghasilkan morfologi koloni  khas   dan tidak mudah diakses untuk

pengujian lebih lanjut. 

Review Pertanyaan

Bagaimana Anda bisa tahu pertumbuhan telah terjadi dalam biakan kaldu?

Apa  fungsi ‘agar’ pada media?

Pada suhu berapa agar mencair ?

Pada suhu berapa agar membeku/memadat?

Mengapa agar cair   didinginkan sampai 60 o C sebelum menambahkan organisme?

Sebutkan dua metode untuk mendapatkan koloni terisolasi.

Apa tujuan utama dari   streak plate?

Page 23: bioookkkiiiimmm

Berapa banyak jenis koloni yang Anda amati di   streak plate?

 Gambarkan jenis setiap koloni diamati dengan menggunakan istilah standar.

Apa tujuan utama dari pour plate?  

Berapa banyak koloni yang Anda amati di   pour plate 0,1 ml?

Berapa banyak koloni yang Anda amati di pour plate 0,05 ml  ?

Mungkinkah menentukan jumlah organisme dalam kultur campuran dari media kaldu?

Faktor pengenceran 0,1 ml adalah 10 dan untuk 0,05 ml faktor pengenceran adalah 20.

Apa rumus umum untuk menentukan jumlah organisme dalam suatu larutan dengan

menggunakan

sebuah pour plate?

Pengenceran serial   dari susu. Diperoleh Informasi data sebagai berikut :.

Pengenceran                         Jumlah Koloni

1:100                                       312

1:1000                     262

1:10000                     22

Berapa banyak organisme berada dalam mililiter susu yang diuji?  

Dalam melakukan perbenihan, dibutuhkan prinsip dasar perbenihan agar hasil perbenihan sesuai yang diharapkan. Dasar dari praktikum ini adalah perbenihan, inokulai, pemindahan bakteri dan sterilisasi alat. Jika kita mengikuti prinsip kerja perbenihan, hasil yang tercapai akan  tidak sebagus di banding dengan perbenihan sesuai standar, kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada perbenihan ini diantaranya, mikroba terkontaminasi mikroba lain yang bukan onjek perbenihan, media yang di pakai tidak sesuai dengan objek perbenihan, pH dan tekanan osmosis tidak sesuai dengan lingkungan hidup mikroba, dan alat yang tidak steril.Media perbenihan adalah kumpulan bahan organik maupun anorganik yang dibutuhkan oleh mikroba sebagai nutrisi untuk tumbuh kembangnya dengan syarat tertentu. Pada saat perbenihan di usahakan di lakukan dekat dengan api radius 20 cm, sebagai area abiotik, meja praktikum pun harus dalam keadaan steril, kita bisa membersihkan meja praktikum dengan menyemprotkan alkohol dan mengelapnya.Berbagai analisis di laboraturium mikrobiologi memerlukan media untuk tujuan perbenihan atau pembiakan, isolasi, identifikasi, produksi sel mikroba dan pengujian-pengujian mekrobiologi lainnya. Media tersebut contohnya, media cair (kaldu pepton), media padat (Nutrient agar) dengan bentuk lempeng, tegak dan miring sesuai fungsinya masing-masing. Media pun di sesuaikan dengan jenis mikroba yan gakan di inokulasiPada umumnya media untuk tumbuh kembang mikroba mengandung air, nitrogen, hidrogen, mineral dan vitamin. Perbenihan biasanya digunakan untuk melakukan isolasi dan pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimia mikroba. Dengan mempelajari teknik perbenihan dalam praktikum ini, kita dapat menentukan macam dan jenis mikroba serta media yang tepat untuk medianya, sebagai contoh McConkey Agar dan Eosin Methylen Blue agar untuk E.Coli.

I.2     Tujuan Praktikuma.       Melakukan teknik-teknik dasar perbenihan mikroba.

Page 24: bioookkkiiiimmm

b.      Melakukan prosedur kerja dan pemindahan mikroba dari satu media ke media lain secara aseptik.I.3     Manfaat PraktikumSetelah melakukan praktikum teknik dasar menanam dan memindahkan organisme, kita diharapkan mampu melakukan teknik-teknik dasar dalam perbenihan mikroba tanpa bantuan pembimbing, dimana penanaman mikroba harus sesuai dengan jenis mikroba yang akan dijadikan objek penanaman. Kita juga harus bisa memindahkan mikroba dari media satu ke media lainnya dengan prosedur agar didapat hasil yang diinginkan. Bila terjadi kesalahan atau praktikum tidak sesuai prosedur, mikroba yang kita tanam bisa saja tidak tumbuh, atau bahkan objek terkontaminasi oleh mikroba lain. Oleh karena itu, dibutuhkan prosedur kerja yang benar dan tepat.

BAB IISTUDI PUSTAKA

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yangakan digunakan pada saat prakek inokulasi harus dalam keadaan steril atau bebas dari kehidupan lain, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :

1.      Menyiapkan  ruangan,  ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca.

2.      Dalam melakukuan penanaman bakteri, kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja, setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala.

Salah satu metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu metode gores. Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik, teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium, tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempengan media, cara menggores dapat dilihat seperti gambar di bawah ini,Ada beberapa teknik inokulasi, diantaranya:

a.       Inokulasi dalam media cair

Page 25: bioookkkiiiimmm

Bila inokula dalam bentuk cair, inokulasi sebaiknya menggunakan pipet, sedangkan bila inokula berasal dari media padat, lebih baik menggunakan jarum Ose, dimana jarum Ose digunakan untuk mengambil bakteri kemudian di celupkan lalu dikocok ke dalam media cair hingga semua masa inokula masuk dan tersebar dalam media cair tersebut.

b.      Inokulasi dalam media padat  Cara gores (streak Method)

Bila media berupa agr miring, inokulasi dilakukan dengan cara goresan rapat memakai jarum Ose bundar, dimulai dari bagian bawah, di gores secara zig-zag berangsur-angsur hingga sampai bagian atas.

  Cara tusuk (stab Method)Bila media berupa agar tegak dalam tabung reaksi, inokulasi dilakukan dengan cara memasukkan jarum Ose bentuk lurus tepat pada poros tengah tabung sampai mendekati dasar tabunng, kemudian angkat perlahan.

  Cara Sebar (Spread Method)Inokulasi pada media agar denan cara sebar di lakukan dengan cara menggoreskan jarum Ose bundar ke permukaan agar yang padat dalam cawan petri.

  Cara tuang (Pour Method)Inokulasi dengan cara tuang dilakukan dengan cara menuangkan sampel ke dalam media agar yang masih cair dalam cawan petri kemudian di homogenkan dengan cara menggoyangkan cawan petri tersebut.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

      I.            Alat dan Bahana.      Alat  Tabung reaksi  Cawan petri  Jarum Ose bulat dan lurus  Pembakar api spirtus  Rak tabung  Inkubatorb.      Bahan dan media yang di gunakan  Suspensi biakan bakteri dan jamur  Perbenihan kaldu pepton  Nutrient agar (untuk bakteri)  Kaldu pepton

Page 26: bioookkkiiiimmm

   II.            Cara kerja1.      Inokulasi pada media padat         Alat-alat di sterilkan dahulu sebelum digunakan         Panaskan Ose bentuk bulat hingga merah membara         Ambil tabung reaksi berisi bakteri, buka penutup kapasnya, panaskan sekitar mulut tabung

dengan api sebentar.         Tusukkan jarum Ose, ambil bagian putih yang berisi bakteri.         Ambil cawan petri yang berisi media padat, panaskan mulut cawan sebelum di buka.         Buka cawan dengan ibu jari dan telunjuk sedikit saja, goreskan jarum Ose bulat ke media

padat dengan goresan seperti gambar di bawah  ini.

2.      Inokulasi pada media cair         Panaskan jarum Ose hingga merah membara         Ambil tabung reaksi berisi bakteri, buka penutup kapasnya, panaskan sekitar mulut tabung

dengan api sebentar.         Tusukkan jarum Ose, ambil bagian putih yang berisi bakteri.         Ambil tabung berisi media cair, panaskan mulut tabung.         Tusukkan jarum Ose hingga hampir ke dasar tabung, angkat perlahan.         Panaskan mulut tabung sebelum di tutup kapas.         Sterilkan jarum Ose dengan bara api hingga merah membara.

BAB IVHASIL dan PEMBAHASAN

IV.1  Hasil perbenihan mikroba Staphylococcus aureus setelah 24 jamNama Mikroba Uji

1.      Bakteri            : Staphylococcus aureus

NamaMedia

Jenis Media MetodeInokulasi

Gambar Morfologi dan/atau Pola pertumbuhan

Page 27: bioookkkiiiimmm

Nutrient agar Agar tegak Stab method *terlampir Pola:Morfologi: tidak

beraturan

Agar miring Streak method *terlampir Pola: echinulateMorfologi: beraturan

Agar lempeng Spread method *terlampir Pola: arborescentMorfologi: tidak

beraturan

Kaldu pepton Cair Stab method *terlampir Pola: turbidityMorfologi: flokulen

IV.2  PembahasanSetelah 24 jam, hasil pengamatan menunjukkan setiap teknik perbenihan akan menghasilkan koloni mikroba dengan pola yang berbeda yaitu; pola filiform, arborscent, beaded, effuse, rhizoid, echinulate, blangko, pelikel, endapan, turbidity, dan flokulen.  

BAB VKESIMPULAN

Setelah praktikum dan media di inokulasikan selama 24 jam, hasil yang di dapat masing-masing media berbeda pola tergantung pada media perbenihan, jarum Ose dan goresan hingga terbentuk koloni dengan pola yang berbeda. Dari satu mikroba, bila di inokulasi pada media yang sesuai dan mengandung cukup nutrisi, dalam 24 jam akan berkembang biak menjadi jutaan mikroba berbentuk koloni.

BAB VIDAFTAR PUSTAKA

Page 28: bioookkkiiiimmm

  Pelczar dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 1. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.

  Ermila, Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.  Maksum,radji. Buku Ajar MIKROBIOLOGI Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)

LAMPIRAN

media              : Nutrient Agarjenis media      : Agar tegakSifat fisik        : KeruhMetode inokulasi : stab methodPola                 : ~Morfologi        : tidak beraturan

                                                            Keterangan      : berkembang biak

media              : Nutrient Agarjenis media      : Agar miringSifat fisik        : KeruhMetode inokulasi : Streak  MethodPola                 : echinolate

                                                            Morfologi        : beraturan                                                           Keterangan       : berkembang biak      

Page 29: bioookkkiiiimmm

 

media              : Nutrient Agarjenis media      : Agar miringSifat fisik        : KeruhMetode inokulasi : Streak  MethodPola                 : arborscent

                                                            Morfologi        : tidak beraturan                                                           Keterangan       : berkembang biak      

 

media              : Nutrient Agarjenis media      : Agar lempengSifat fisik        : KeruhMetode inokulasi : Spread  MethodPola                 : filamen

                                                            Morfologi        : tidak beraturan                                                           Keterangan       : berkembang biak

media              : kaldu peptonjenis media      : cairSifat fisik        : KeruhMetode inokulasi : stab  MethodPola                 : turbidity

                                                            Morfologi        : flokulen                                                           Keterangan       : berkembang biak

Page 30: bioookkkiiiimmm

Untuk menanam mikroba diperlukan alat dan bahan yang steril agar pertumbuhan

mikroba tidak terganggu. Pada penanaman ini sebagai suspensi mikroba adalah air

kolam yang diencerkan dengan aquadest dan dihomogenkan.

 

1. 1.      Metode Goresan

Dalam hal proses penanaman mikroba dengan menggunakan goresan ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan yaitu sterilisasi medium biakan, alat mengambil biakan dan

tempat penanaman. Pada metode ini terlebih dahulu kawat inokulasi dipijarkan dengan

api spiritus, dinginkan di dekat api lalu dimasukkan ke dalam suspensi mikroba dan

digoreskan pada medium agar yang sudah steril dalam cawan petri secara zig zag.

Kemudian memijarkan kembali kawat inokulasi serta mendinginkan dan

mengoreskannya pada sisi yang lain, tetapi dengan goresan yang lebih renggang.

Setelah itu melakukan hal yang sama pada sisi yang lainnya, tetapi dengan goresan

yang lebih renggang lagi sebagai pengisolasian mikroba. Pemijaran kawat tersebut

bertujuan agar kawat menjadi steril. Pada saat menggoreskan suspensi diusahakan

cawan petri tidak dibuka dalam waktu yang lama, karena dikhawatirkan akan

terkontaminasi oleh lingkungan di sekitarnya.

Setelah selesai, kemudian pada bagian sisi sekeliling cawan petri dipanaskan dengan

api spiritus, kemudian membungkusnya dengan kertas pembungkus dengan posisi

cawan petri yang terbalik. Setelah itu cawan petri beserta medium dan biakan mikroba

yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam oven selama 1-3 hari dengan suhu kamar

yaitu 37ºC. Dengan  menggunakan cara demikian diperoleh koloni-koloni yang

menggerombol dan koloni-koloni yang memencil. Piaraan ini disebut piaraan lempengan

(plate atau steak culture).

 

 

1. 2.      Metode Tuang

Dalam proses penanaman mikroba dengan metode tuang bakteri yang digunakan dapat

diperoleh dari piaraan medium cair atau dari suatu koloni pada medium padat. Apabila

Page 31: bioookkkiiiimmm

digunakan bakteri dari suatu koloni pada medium padat maka sampel yang diambil dari

koloni itu perlu diencerkan dulu dalam air steril sehingga terjadi suatu suspensi.

Penanaman mikroba dengan metode ini lebih rumit dari pada dengan metode goresan.

Begitu juga apabila digunakan bakteri dari suatu koloni pada medium cair, pertama-tama

menyediakan 3 tabung reaksi, tabung reaksi pertama berisi aquadest 9 ml dengan air

kolam sebanyak 1 ml, tabung reaksi kedua berisi 9 ml aquadest juga, tetapi disini

cairannya berasal dari tabung reaksi pertama tetapi diambil sama ukurannya yaitu I ml,

tabung reaksi ketiga hampir sama dengan perlakuan kedua tetapi cairannya diambil dari

tabung reaksi kedua. Kemudian dengan menggunakan pipet tetes volumetrik mengambil

campuran yang ada di tabung reaksi ketiga, memasukkannya kedalam cawan petri yang

sudah disterilkan selanjutnya masukkan juga Na agar yang ada dalam labu erlenmeyer 

(untuk labu erlenmeyer ini tutupnya disterilkan dengan lampu spritus terlebih dahulu).

Cawan petri yang berisi campuran tadi disterilkan juga dengan lampu spritus agar steril

dan terhindar dari kontaminasi, setelah itu lalu di aduk silang angka delapan supaya

suspensi bercampur dengan medium dan dibungkus dengan kertas dan terakhir

masukkan di dalam oven dan di inkubasi selama 1-3 hari dengan suhu kamar 370C. Jika

bakteri-bakteri sudah tumbuh merupakan koloni-koloni.

.

 

 

 

 

3.Metode Tusuk

Dalam proses penanaman mikroba dengan metode tusuk yang perlu diperhatikan

adalah lesterilan jarum ose yang akan digunakan.Jarum harus dalam keadaan

steril,maka jarum terlebih dahulu dipanaskan pada api diatas pembakar spiritus hingga

merah menyala.

Kemudian dinginkan sesaat agar tidak terlalu panas saat penusukan dilakukan.Lalu 

jarum dirusukkan pada medium yang telah disiapkan dengan perlahan dan jangan

Page 32: bioookkkiiiimmm

sampai mengenai dasar medium, atau dengan kata lain cukup setengahnya

saja.panaskan kembali jarum ose,dan bungkus medium dengan kertas yang telah

disediakan.

Inkubasi selama 1-3 hari pada suhu 37ºC.

 

 ACARA IV

PENANAMAN KULTUR MIKROBIA DENGAN METODE ASEPTIS

Tujuan Praktikum

            Tujuan praktikum penanaman kultur mikrobia dengan metode aseptis adalah untuk

mempelajari cara menanam kultur mikrobia secara aseptis.

Tinjauan Pustaka

Saat bekerja dengan mikrobia hal yang paling penting adalah sterilisasi. Sterilisasi

merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu

benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas

(pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam

perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Plezar dan Chan, 2005).

 Menurut Suriawiria (2005), sterilisasi merupakan hal yang penting dalm melakukan

aktivitas laboratorium terutama yang melibatkan mikrobia. Karena pada umumnya

percobaan yang dilakukan menggunakan kultur murni. Seandainya sterilisasi tidak

dikerjakan maka mikroba kantaminan akan tumbuh dan hasil yang seharusnya diperoleh

dari percobaan menggunakan kultur murni akan menimpang. Sterilisasi yang umum

dilakukan dapat berupa sterilisasi secara fisik, kimia dan mekanik, Sterilisasi secara fisik

(pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa

kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan

tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat bejana atau ruang panas (oven dengan

temperatur 170osampai 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya

untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan,

larutan alkohol, larutan formalin).  Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa

bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan,

misalnya adalah dengan saringan atau filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain

adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah

mikroba)

            Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau

mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi

kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial

dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak

melakukan analisis mikrobiologi  (Pelczar dan Chan, 2005).

Page 33: bioookkkiiiimmm

Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari

kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan

sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya,

untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik

aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut

merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi  (Oram,

2001).

Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan

ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari

kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan

komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam

bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat

beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti

pengisolasian. (Pelczar dan Chan, 2005).

Materi dan Metode

Materi

            Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum metode aseptis  adalah ose bermata,

ose jarum dan lampu spiritus.

            Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kultur jamur benang

yaitu Aspergillus niger, Saccharomyces cerevisiae; kultur bakteri yaitu Lactobacillus

bulgaricus. Media bakteri dan jamur yatitu MRS(de Man Rogosa and Sharpe) , MEA (Malt

Extract Agar).  dan PDA (Potato Dextrosa Agar).

Metode

            Penanaman Kultur Bakteri. Media, kultur dan alat yang akan dipakai disiapkan.

Alat yang akan digunakan diseterilisasi. Ose dipegang dengan tangan kanan, tabung

dipegang dengan tangan kiri. Ose dibakar pada api spiritus sampai ose berwarna merah

membara. Bakteri dipindahkan pada media tegak menggunakan ose jarum dengan cara

ditusukan 3 kali kedalam media ¾ dari permukaan. Mulut tabung dibakar sebelum dan

sesudah memasukan ose.  kapas dan mulut tabung dipanaskan di atas api spiritus. Tabung

kultur dan tabung media ditutup kembali. Tabung media yang sudah diinokulasi kemudian

diinkubasi.

            Penanaman Kultur Jamur. Media, kultur dan alat yang akan dipakai disiapkan. Alat

yang akan digunakan diseterilisasi. Ose dipegang dengan tangan kanan, tabung dipegang

dengan tangan kiri. Ose dibakar pada api spiritus sampai ose berwarna merah membara.

Jamur dipindahkan pada media miring menggunakan ose cincin dengan cara dirakatan

secara zig-zag pada medium sebanya 2 kali. Mulut tabung dibakar sebelum dan sesudah

Page 34: bioookkkiiiimmm

memasukan ose. Kapas dan mulut tabung dipanaskan di atas api spiritus. Tabung kultur dan

tabung media ditutup kembali. Tabung media yang sudah diinokulasi kemudian diinkubasi.

Hasil dan Pembahasan

            Media yang digunakan pada percobaan adalah MRS (de Man Rogosa and Sharpe),

PDA (Potato Dextrosa Agar), dan MEA (Malt Extract Agar). Media MRS untuk penanaman

bakteri Lactobacillus bulgaricus, PDA untuk penanaman jamurAspergillus niger dan MEA

untuk penanaman jamur Saccharomyces cerevisiae. Media MEA dilakukan dengan teknik

media tegak. Media MEA dilakukan dengan teknik media tegak. Media MRS dan PDA

dilakukan dengan teknik media miring. 

            Penanaman Kultur Bakteri. Hal yang harus diperhatikan pada saat menanam

bakteri adalah harus dilakukan secara aseptis. Aseptis adalah menjaga kondisi lingkungan

dan kultur tetap steril. Memindahkan kultur pada media yang pertama dilakukan adalah

menyemprotkan alkohol pada lingkungan termasuk pada tangan. Menurut Suriawiria (2005),

salah satu cara sterilisasi adalah dengan sterilisasi secara kimia misalnya dengan

penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin. Larutan alkohol akan mencegah

bakteri untuk tumbuh. Hal selanjutnya yaitu memegang kedua tabung pada tangan kiri dan

ose pada tangan kanan, kedua tutup tabung dibuka dan dijepitkan pada jari tangan kiri.

Menurut margono et al (1993) dalam Adji (2007)  Alkohol yang umum dipakai untuk

sterilisasi adalah konsentrasi 70%% karena efektif memecah protein yang ada dalam

mikroorganisme.

 Ose yang digunakan  adalah ose jarum. Ose dibakar terlebih dahulu. Ose dibakar

hingga merah membara dan mendinginkanya sebelum digunakan untuk mengambil bakteri

dari kultur. Pemindahan kultur juga harus membakar mulut tabung sebelum dan sesudah

memasukan Ose. Menurut Anonim (2013), proses pembakaran bertujuan  untuk

mesterilisasi kawat menggunakan api langsung dari bunsen sebelum dan sesudah

ose digunakan. Ose harus dipanaskan sampai merah panas untuk memastikan bahwa tidak

terdapat spora bakteri. Gagang osedipegang seperti memegang pena. Jari kelingking bebas

untuk bebas untuk mengambil atau memedang penutup tabung.

Saat melakukan pemindahan hal-hal yang harus diperhatikan menurut anonim

(2013)  adalah jangan berbicara. Bekerjalah di dekat api (pembakar bunsen) dan di dalam

Laminar Air Flow. Bukalah tabung atau cawan di atas api dan jauhkan dari hidung dan mulut

anda. Usahakan jangan meletakkan tutup (kapas penutup) tabung reaksi di atas lantai/alas

meja atau laminar. Penanaman pada cawan petri sebaiknya miringkan tutup cawan petri

yang akan dibuka sebagai penghalang antara kultur dengan mulut dan hidung anda. Jangan

buka tutup cawan petri terlalu lebar dan terlalu lama. Bekerjalah dengan cepat.

Dari praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut :

Page 35: bioookkkiiiimmm

Gambar 1 : Media MRS Lactobacillus bulgaricus 

Menurut litelatur sebagai berikut :   Gambar 2 : Lactobacillus bulgaricus 

            Gambar 1 merupakan Lactobacillus bulgaricus yang ditanam setelah 3 hari dan

gambar 2 merupakan gambar dari literatur. Bakteri tumbuh dengan baik pada medium MRS,

terlihat pada bagian permukaan dan Ose bakteri berwarna putih merata. Metode aseptis

yang dilakukan telah benar terbukti bahwa tidak ada kontaminan. Menurut  Plezar dan Chan

(2005), Lactobacillus bulgaricusmerupakan salah satu bakteri asam laktat. Salah satu faktor

penting dalam pertumbuhan bakteri adalah nilai pH. Apabila pH dalam suatu medium atau

lingkungan tidak optimal, maka akan mengganggu kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh

bakteri sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan bakteri itu sendiri

            Penutup kapas berfungsi mencegar terdapatnya oksigen didalam tabung. Terlihat

bahwa Lactobacilus bulgaricus merupakan bakteri anaerob yang dapat tumbuh dengan baik

pada bagian dalam media yang ditusuk jarum. Bakteri anaerob adalah bakteri yang hanya

mampu hidup pada lingkungan tidak ada oksigen karena pada bakteri ini oksigen bersifat

toksik (racun) yang dapat membuat bakteri mati (Suriawiria 2005). Kemampuan bakteri

anaerob hidup dalam suasana non-oksik membuat bakteri ini menggunakan akseptor

elektron selain oksigen (nitrat atau fumarat) untuk dapat menghasilkan energi dan

melangsungkan proses metabolisme (Purwoko,1999).

            Penanaman Kultur Jamur. Jamur yang digunakan pada percobaan adalah jeniis

jamur Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae. Media yang digunakan adalah

media miring.Memindahkan kultur jamur menggunakan ose bermata atau ose

cincin. Menurut Suharjo (2007), bahwa inokulasi jamurmenggunakan ose bermata atau ose

cincin karena hifa yang berbentuk seperti benang mudah diambil dengan ose cincin.

            Berikut ini adalah gambar hasil penanaman setelah 3 hari. Gambar 3 merupakan

hasil percobaan Saccharomyces cerevisiae pada media MAE dan gambar 5 merupakan

gambar dari literatur. Metode aseptis yang dilakukan telah baik terlihat bakteri tumbuh

merata pada bagian permukaan dan tidak terdapat kontaminan.

Page 36: bioookkkiiiimmm

Gambar 4: Media PDA Aspergilus niger

Gambar 3: Media MEA Saccharomyces cerevisiae

           

            Berikut ini gambar jamur menurut literatur. Hasil percobaan dan literature

menunjukan kesamaan bakteri tumbuh tanpa kontaminan.

Gambar 6: Aspergilus

niger

Gambar 5 : Saccharomyces cereviceae

Gambar 4 merupakan aspergillus niger dengan media PDA Potato Dextrosa hasil

percobaan setelah ditanam selama 3 hari Agar menunjukan bahwa jamur dapat tumbuh

dengan baik  diatas permukaan media. Warna dari jamur ini adalah hitam. Jamur tumbuh

memenuhi di seluruh permukaan agar miring. Jamur tumbuh secara berkoloni. Metode

aseptis yang dilakukan telah benar karena tidak terlihat kontaminan pada media. Menurut

Fardiaz (1992) dalam Wuryanti (2008)Ciri–ciri Aspergillus niger yaitu mempunyai kepala

konidia yang besar, bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya

kasar dan mengandung pigmen, hifa septat dan miselium bercabang. Konidiofora

membengkak membentuk vesikel pada ujungnya membawa sterigmata dimana tumbuh

konidia.Konidia membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam, Jamur ini tumbuh baik

pada suhu kamar dan pada medium pH asam.        

            Jamur dapat tumbuh karena medium mengandung yang dibutuhkan untuk

tumbuh.  Menurut suriawiria ( 2005) Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,

hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau

kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga

pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada

lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba

sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Jamur tersebut dapat

tumbuh karena kondisi anaerob. Organisme anaerob obligat hanya dapat hidup dalam

lingkungan bebas oksigen. Bagi organism ini oksigen bersifat toksik.

Page 37: bioookkkiiiimmm
Page 38: bioookkkiiiimmm

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sterilisasi

dan metode aseptic dilakukan agar dalam proses penanaman bakteri tidak terjadi

kontaminan atau bakteri lain yang tumbuh. Bakteri dan jamur dapat tumbuh pada media

yang mengandung nutrisi dan kondisi udara sesuai dengan jenisnya yaitu aerob atau

anaerob.